3109105001_Chapter_1

4
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cikarang merupakan salah satu kota yang sedang berkembang dan memiliki peran besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Diantaranya banyak terdapat industri – industri yang dibangun di kota ini. Selain itu, kota Cikarang ini memiliki 2 kota satelit yaitu Jababeka dan Lippo Cikarang, keduanya terkenal sebagai kota industri. (untuk mengetahui lokasi proyek ada pada gambar 1.1). Kawasan industri Jababeka terdapat pelabuhan darat yang baru di resmikan Desember tahun 2009 berfungsi sebagai pengalihan administrasi terminal peti kemas Tanjung Priuk ke Cikarang yang dikarenakan terminal peti kemas Tanjung Priuk sudah melebihi faktor beban yang berakibat terjadinya penumpukan peti kemas. Dengan adanya pelabuhan darat diperlukan akses jalan untuk mempermudah pengiriman kontainer maka PT. Jababeka Infrastruktur merencanakan jalur jalan kontainer dari Cikarang Inland Port (CIP) ke Jalan Tol Jakarta – Cikampek. Proyek akses jalan kontainer terdiri dari bagian utama pekerjaan jalan dan Flyover Tarum Barat. Flyover ini digunakan untuk melintasi sungai irigasi kalimalang yang tinggi 8.7 m dari dasar sungai, panjang dari flyover ini 105 m yang memiliki 2 buah abutmen, dan 2 buah pilar yang memiliki ketinggian yang sama. Selain memiliki abutmen dan pilar juga terdapat jalan pendekat flyover (oprit), jalan pendekat ini memiliki konstruksi timbunan setinggi 8 m dengan kemiringan 1:2, dengan kondisi tersebut akan terjadi pemampatan dari timbunan dan lapisan tanah dibawah timbunan yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan perkerasan jalan, kelongsoran, serta pemanfaatan lahan adanya konstruksi lereng timbunan maka dibutuhkan dinding penahan

Transcript of 3109105001_Chapter_1

Page 1: 3109105001_Chapter_1

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Cikarang merupakan salah satu kota yang sedang berkembang dan memiliki peran besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Diantaranya banyak terdapat industri – industri yang dibangun di kota ini. Selain itu, kota Cikarang ini memiliki 2 kota satelit yaitu Jababeka dan Lippo Cikarang, keduanya terkenal sebagai kota industri. (untuk mengetahui lokasi proyek ada pada gambar 1.1).

Kawasan industri Jababeka terdapat pelabuhan darat yang baru di resmikan Desember tahun 2009 berfungsi sebagai pengalihan administrasi terminal peti kemas Tanjung Priuk ke Cikarang yang dikarenakan terminal peti kemas Tanjung Priuk sudah melebihi faktor beban yang berakibat terjadinya penumpukan peti kemas.

Dengan adanya pelabuhan darat diperlukan akses jalan untuk mempermudah pengiriman kontainer maka PT. Jababeka Infrastruktur merencanakan jalur jalan kontainer dari Cikarang Inland Port (CIP) ke Jalan Tol Jakarta – Cikampek.

Proyek akses jalan kontainer terdiri dari bagian utama pekerjaan jalan dan Flyover Tarum Barat. Flyover ini digunakan untuk melintasi sungai irigasi kalimalang yang tinggi 8.7 m dari dasar sungai, panjang dari flyover ini 105 m yang memiliki 2 buah abutmen, dan 2 buah pilar yang memiliki ketinggian yang sama. Selain memiliki abutmen dan pilar juga terdapat jalan pendekat flyover (oprit), jalan pendekat ini memiliki konstruksi timbunan setinggi 8 m dengan kemiringan 1:2, dengan kondisi tersebut akan terjadi pemampatan dari timbunan dan lapisan tanah dibawah timbunan yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan perkerasan jalan, kelongsoran, serta pemanfaatan lahan adanya konstruksi lereng timbunan maka dibutuhkan dinding penahan

Page 2: 3109105001_Chapter_1

2

tanah yang cukup tinggi dan kuat untuk menahan beban urugan timbunan dan beban lalu lintas (traffic).

Sebagai pemecahan permasalahan diatas, maka Tugas Akhir ini akan membahas bagaimana merencanakan ulang dinding penahan tanah pada oprit flyover dengan menggunakan 2 pemilihan alternatif yaitu dengan menggunakan dinding penahan tanah segmental dan sheet pile dengan menggunakan perkuatan geosintetik, menganalisa dari 2 alternatif tersebut ditinjau dari nilai faktor keamanan yang aman untuk digunakan, memperhitungkan biaya yang diperlukan dalam perencanaan dinding penahan tanah dari 2 alternatif tersebut, dan juga metode pelaksanaannya.

Gambar 1.1 Lokasi proyek

Page 3: 3109105001_Chapter_1

3

1.2 Perumusan Masalah Dari uraian diatas, beberapa permasalahan yang akan

dibahas dalam Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1. Berapa besar pemampatan yang terjadi akibat beban yang

bekerja diatas tanah dasar (tanah timbunan dan beban traffic) dan stabilitas timbunan ?

2. Bagaimana merencanakan dinding penahan tanah (sheet pile) dan geotextile pada oprit flyover ?

3. Bagaimana merencanakan dinding penahan tanah segmental (multiblock) dan geogrid pada oprit flyover ?

4. Berapa biaya yang dibutuhkan masing-masing alternatif tersebut serta metode pelaksanaan masing-masing alternatif ?

1.3 Tujuan

Dari permasalahan yang ada di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah :

1. Mengetahui besar pemampatan terjadi akibat beban yang bekerja diatas tanah dasar (tanah timbunan dan beban traffic) dan stabilitas timbunan.

2. Dapat merencanakan dinding penahan tanah (sheet pile) dan geotextile pada oprit flyover.

3. Dapat merencanakan dinding penahan tanah segmental (multiblock) dan geogrid pada oprit flyover.

4. Dapat menganalisa dan menghitung biaya yang dibutuhkan masing-masing alternatif tersebut serta mengetahui metode pelaksanaan masing-masing alternatif.

Page 4: 3109105001_Chapter_1

4

1.4 Batasan Masalah Beberapa batasan masalah yang didefinisikan dalam

pembuatan Tugas Akhir ini antara lain : 1. Tidak membahas perhitungan struktur atas flyover. 2. Tidak membahas perhitungan struktur pilar, dan abutmen. 3. Tidak membahas perhitungan geometrik jalan maupun

flyover. 4. Menggunakan perkerasan jalan yang sudah ada baik pada

jalan maupun flyover tersebut. 5. Tidak merencanakan drainase jalan dan flyover. 6. Tidak membandingkan dengan alternatif lain diluar

alternatif dalam Tugas Akhir ini. 1.5 Manfaat

1. Sebagai bahan acuan dalam perencanaan konstruksi dinding penahan tanah pada oprit yang memiliki kemiripan karakteristik dengan Flyover Tarum Barat.

2. Dapat dijadikan referensi bagi perencanaan konstruksi dinding penahan tanah berikutnya.