3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS...

14
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Pelaksanaan Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang telah dilakukan di Sumatera Barat dalam kurun waktu 2011 2015 cukup berdampak positif dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh pelaku usaha perikanan baik nelayan, pembudidaya ikan maupun pengolah hasil perikanan. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala- kendala dan permasalahan yang masih dihadapi, diantaranya : 1. Masih terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih berkualitas baik yang ada di Balai benih ikan maupun yang ada di unit pembenihan rakyat di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Hal ini menyebabkan produksi hasil perikanan budidaya belum optimal dan sesuai dengan harapan. 2. Keterbatasan armada dan alat tangkap masih menjadi dilema khususnya bagi nelayan tradisional. Kondisi ini menyebabkan sumberdaya kelautan dan perikanan belum dapat dimanfaatkan secara optimal. 3. Kemiskinan masyarakat pelaku usaha perikanan khususnya masyarakat pesisir. Masih merupakan tugas dan dilema besar bagi pemerintah khususnya sektor kelautan dan perikanan. Hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Dan banyak pihak yang harus terlibat secara bersama sama untuk mengatasi permasalahan ini. 4. Terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan yang memadai dalam mengatasi Ilegal Fishing, unregulated and reported fishing, terlebih lagi dengan adanya pelimpahan kewenangan sesuai dengan undang undang 23 tahun 2014. Hal ini menyebabkan terbatasnya operator pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.

Transcript of 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS...

Page 1: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

73

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PELAYANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pelaksanaan Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang telah dilakukan

di Sumatera Barat dalam kurun waktu 2011 – 2015 cukup berdampak positif dan

memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh pelaku usaha

perikanan baik nelayan, pembudidaya ikan maupun pengolah hasil perikanan.

Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala- kendala dan

permasalahan yang masih dihadapi, diantaranya :

1. Masih terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih berkualitas baik

yang ada di Balai benih ikan maupun yang ada di unit pembenihan rakyat

di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Hal ini menyebabkan produksi hasil

perikanan budidaya belum optimal dan sesuai dengan harapan.

2. Keterbatasan armada dan alat tangkap masih menjadi dilema khususnya

bagi nelayan tradisional. Kondisi ini menyebabkan sumberdaya kelautan dan

perikanan belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

3. Kemiskinan masyarakat pelaku usaha perikanan khususnya masyarakat

pesisir. Masih merupakan tugas dan dilema besar bagi pemerintah khususnya

sektor kelautan dan perikanan. Hal ini karena banyak faktor yang

mempengaruhi kondisi ini. Dan banyak pihak yang harus terlibat secara

bersama – sama untuk mengatasi permasalahan ini.

4. Terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan yang memadai dalam

mengatasi Ilegal Fishing, unregulated and reported fishing, terlebih lagi

dengan adanya pelimpahan kewenangan sesuai dengan undang – undang

23 tahun 2014. Hal ini menyebabkan terbatasnya operator pengawasan

sumberdaya kelautan dan perikanan.

Page 2: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

74

5. Infrastruktur pendukung dan akses permodalan ekonomi Kelautan yang

belum memadai. Keterbatasan pelaku usaha perikanan dalam mengakses

permodalan baik melalui lembaga keuangan maupun lembaga non bank

untuk melakukan pengembangan usaha. Hal ini menyebabkan usaha

masyarakat perikanan selalu bersifat tradisional dan skala kecil.

6. Masih rendahnya SDM pelaku usaha perikanan dalam hal penggunaan

teknologi sehingga pemanfaatan sumberddaya kelautan dan perikanan

belum optimal

7. Pemenuhan pasar dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas produk

kelautan

8. Konflik Kewenangan dan kepentingan dalam pengelolaan Sumberdaya

Kelautan dan Perikanan

Dinas kelautan dan Perikanan Provinsi bersama dengan Kabupaten/Kota

terus melakukan upaya – upaya untuk mengatasi permasalahan.

3.1.1. RUMUSAN PERMASALAHAN STRATEGIS YANG DIHADAPI MASA

KINI

Dari inventarisasi dan investigasi berbagai permasalahan yang dihadapi di

bidang kelautan dan perikanan sampai saat ini, beberapa hal strategis yang

dapat dikuantifisir antara lain ;

a. Masih terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih ikan yang

berkualitas yang ada di Sumatera Barat, baik yang ada pada Balai Benih

Ikan Sentral, Balai Benih Ikan Kabupaten/ Kota maupun Unit Pembenihan

Rakyat, sehingga produktifitas belum optimal dan merugikan keuntungan

yang diterima produsen masih rendah. Hal ini tentunya berdampak pada

kurangnya daya tarik/minat usaha perikanan ini bagi calon-calon pelaku

usaha lainnya sehingga pengembangan unit usaha dan jumlah pelaku/

tenaga kerja tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Page 3: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

75

b. Keterbatasan armada dan alat tangkap masih menjadi dilemma khususnya

bagi nelayan tradisional yang dihadapkan pada kompleksitas permasalahan

degradasi kualitas wilayah penangkapan di zona I pantai barat Pulau

Sumatera, perkembangan sektor lain yang memanfaatkan zona

penangkapan seperti transportasi, pariwisata dan sebagainya, dihadapkan

dengan tidak meningkatkan kuantitas dan kualitas alat tangkap yang

dimiliki nelayan tradisional. Hal ini tentunya lebih lanjut berdampak pada

tingkat pendapatan/ kesejahteraan nelayan, regenerasi nelayan dan

sebagainya.

c. Kurangnya enterprenuership khususnya di bidang kelautan dan perikanan

dapat dilihat perkembangan jumlah areal budidaya, jumlah armada

tangkap, jumlah unit pengolahan dan lain-lain yang diduga diakibatkan

karena kekurangtertarikan pelaku-pelaku pemula atau pelaku non

perikanan untuk mulai berusaha di bidang kelautan dan perikanan. Pola

budidaya, penangkapan, pengolahan dan pemasaran masih sangat

tradisional dan sudah bertahan dari beberapa generasi sebelumnya.

d. Terbatasnya sarana pengawasan SDI dibandingkan dengan 51.060,23 km2

perairan laut Sumatera Barat, sehingga yang sangat mungkin untuk diawasi

hanyalah wilayah zona I di Samudera Indonesia serta tidak optimalnya

pengawasan secara intensif yang dilakukan di wilayah perairan umum seperti

danau maninjau dan Singkarak dari aktifitas destructive fishing.

e. Kompetisi daerah tetangga seperti Riau, Jambi di bidang perikanan budidaya

perlu dianalisa baik dalam hal dukungan Pemerintah Daerahnya, tingkat

partisipasi masyarakatnya maupun efektifitas program dan kegiatannya,

seperti keberadaan wilayah minapolitan patin di Kab. Kampar Riau dan

pemanfaatan optimal dari BBAT Jambi oleh pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/ Kota se Provinsi Jambi menjadi tantangan potensial bagi

Sumatera Barat. Khusus bidang penangkapan, agresifitas nelayan Sumatera

Utara dan Bengkulu menjadi ancaman serius terlebih kurangnya perhatian

Page 4: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

76

Pemerintah untuk melakukan koordinasi dalam regulasi penangkapan di

wilayah pantai barat Pulau Sumatera.

f. Peningkatan permintaan ikan segar dan olahan baik dari regional Provinsi

tetangga, sub-regional Negara tetangga maupun pasar ekspor lainnya

menjadi permasalahan disaat kualifikasi mutu dan komitmen pasokan yang

diinginkan tidak dapat dipenuhi Sumatera Barat.

g. Invasi pelaku luar, baik yang diundang dalam rangka peningkatan motivasi

dan transfer tekhnologi seperti nelayan tuna dari Muara Baru, bali dan

Gorontalo, maupun dugaan praktek illegal fishing di wilayah ZEE luar

Mentawai akan tetap menjadi kerugian yang cenderung akan semakin

bertambah sekiranya tidak diambil langkah-langkah antisipasi dan solusi

konkritnya, baik karena bertambahnya kuantitas invasi tersebut pada suatu

sisi dan penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya ikan sisi lainnya.

h. Akses internasional terbatas dengan terbatasnya penerbangan langsung baik

khusus kargo maupun passanger carrier yang dapat mengangkut cargo hasil

perikanan telah menimbulkan kerugian baik karena kuantitas pengiriman

maupun karena faktor kualitas yang terdegradasi karena faktor waktu

pengiriman maupun kualitas produk perikanan. Hal diatas mengakibatkan

rendahnya nilai jual dan merosotnya imej produk Sumatera Barat di pasar

internasional.

3.1.2. RUMUSAN PERUBAHAN, KECENDRUNGAN MASA DEPAN YANG

BERPENGARUH PADA TUPOKSI DINAS KELAUTAN DAN

PERIKANAN

Beberapa rumusan yang diarahkan sebagai antisipasi perubahan dan

kecendrungan masa depan yang berpengaruh pada tugas pokok dan fungsi

Dinas kelautan dan Perikanan antara lain :

Page 5: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

77

a. Desain sistim pengawasan berbasis Informasi dan Tekhnologi yang ditujukan

untuk mensinergikan mekanisme pengawasan dengan aktifitas penangkapan

yang dilakukan oleh nelayan tradisional di wilayah Pantai Barat, dengan

pemberian fasilitas alat komunikasi bagi setiap kapal nelayan yang

terhubung secara integral dengan pusat-pusat pengawasan yang ada di

semua titik yang memungkinkan di wilayah pesisir dan Kab. Kepulauan

Mentawai.

b. Desain fasilitasi pembiayaan dan manajemen dengan pihak eksternal yang

ditujukan antara lain untuk; menyusunan mekanisme kerjasama pembiayaan

dan restrukturisasi manajemen dengan berbagai lembaga keuangan dan

pelaku usaha skala besar dengan pola bapak-anak-asuh dalam

pengembagan usaha kelautan dan perikanan.

c. Peningkatan jaringan “kampung-rantau” untuk sistim pemasaran KP dengan

desain sentra produksi yang terkoneksi dengan sentra pemasaran dalam satu

grup usaha yang dimiliki bersama antara pengusaha lokal yang berada di

rantau dengan mitra perantau yang ada diberbagai daerah di dalam dan

laur negeri.

d. Pengerahan tenaga penyuluh perikanan / pendamping pelaku usaha secara

intensif dan terarah di sentra dan kawasan produksi perikanan untuk

pemadu serasian sasaran program serta menumbuhkembangkan nilai-nilai

keunggulan lokal yang berorientasi pasar

3.1.3. RUMUSAN PERUBAHAN INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG

PERLU DILAKUKAN

Beberapa rumusan tentang perubahan internal dan eksternal yang perlu

dilakukan antara lain:

Page 6: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

78

A. Perubahan Internal :

a. Perlu diidentifikasi zona unggulan daerah yang benar benar berdasarkan

kajian yang objektif dan independen sehingga bisa menciptakan zonasi

produksi yang benar-benar lahir secara alami, bukan direkayasa dengan

tujuan apapun, sehingga dari titik-titik daerah unggulan tersebut

diharapkan lahir berbagai local brands baru sebagai produk unggulan yang

mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan

daerah lainnya.

b. Perlu dilakukan research and development tentang jenis ikan unggulan

daerah, baik dari sisi jenis spisies, produktifitas dan nilai jual yang diinginkan

pasar. Research dan development ini harus dilakukan sendiri oleh unsur

terkait di Sumatera Barat dengan berbagai indikator serta mekanisme dan

alat uji yang diakui secara internasional.

c. Perlu dilakukan pemetaan pelaku KP bedasarkan tipologi dan skala usaha

yang disinkronkan dengan pola dan mekanisme pemberdayaan intensif

secara integratif (mulai dari tekhnis produksi, penanganan paska panen,

pengolahan, pemasaran, kelembagaan, pembiayaan usaha, dan fasilitasi

manejerial) serta pola monitoring dan evaluasi yang berdasarkan catatan

masing-masing pelaku.

B. Perubahan Eksternal :

a. Maksimalisasi upaya fasilitasi dukungan pemerintah dan swasta untuk

peningkatan kualitas dan kuantitas alat tangkap yang diimbangi dengan

pengkajian dan penerapan desain inovasi penangkapan berbasis

sumberdaya lokal yang dikembangkan dari kearifan dan kemampuan

lokal daerah dan potensi masing-masing daerah.

b. Kerjasama “pasar dan produsen’ dalam pengembangan variasi pilihan

desain produk primer dan olahan dari Sumatera Barat, baik dalam hal jenis

dan mutu produk primer maupun olahan sekunder dengan basis “mutual

benefit networking” dimana pelaku pasar langsung memberikan

pemahaman, ilmu dan pengalamannya pada para petani pembudidaya

Page 7: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

79

ikan , nelayan dan pengolah dalam skema kerjasama yang saling dukung

dan saling untung. Dengan tipologi kerjasama sedemikian diharapkan akan

lahir produsen yang berorientasi pasar sehingga optimalisasi potensi yang

berkelanjutan akan terwujud sesuai mekanisme pasar

3.2. TELAAH VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi Gubernur Sumatera Barat merupakan gambaran kondisi masa depan

yang di cita-citakan dan dapat terwujud dalam kurun waktu lima tahun yaitu

2016 – 2021. Sebagai gambaran tentang apa yang diinginkan diwujudkan di

akhir periode perencanaan, maka visi tersebut sebagai visi provinsi Sumatera

Barat yang akan diwujudkan sampai akhir tahun 2021 untuk menggambarkan

tujuan utama penyelenggaraan pemerintah bersama pemerintah daerah, DPRD,

dunia usaha dan masyarakat pada umumnya. Misi Gubernur Sumatera Barat

pada dasarnya merupakan upaya umum yang ditetapkan bersama masyarakat

untuk dapat mewujudkan visi pembangunan daerah. Visi dan Misi menjadi

gambaran otentik Provinsi Sumatera Barat dalam 5 (lima) tahun mendatang

pada kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih untuk periode

RPJMD tahun 2016 – 2021.

Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, maka visi

pembangunan jangka menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 –

2021 adalah sebagai berikut :

TERWUJUDNYA SUMATERA BARAT YANG MADANI DAN SEJAHTERA

Visi pembangunan Provinsi Sumatera Barat ini diharapkan akan mewujudkan

keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Sumatera Barat dengan tetap

mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dan

Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Provinsi Sumatera Barat,

Page 8: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

80

memperhatikan RPJMN 2015 – 2019 dan RPJPD Provinsi Sumatera Barat Tahun

2005 – 2025. Untuk memahami visi Pembangunan Provinsi Sumatera Barat

tersebut dijelaskan pengertian sebagai berikut :

Madani

Sumatera Barat Madani adalah suatu masyarakat yang berperadaban tinggi

dan maju yang berbasis nilai – nilai, norma hukum, moral yang ditopang oleh

keimanan. Masyarakat madani menghormati pluratistis, bersifat terbuka dan

demoktaris serta selalu bergotong royong menjaga kedaulatan negara. Dengan

demikian, masyarakat madani tersebut pada dasarnya adalah masyarakat yang

agamais yang ditandai oleh adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan

akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan bathin serta material dan spiritual.

Sejahtera

Sumatera Barat Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi

kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak

kekerasan fisik maupun non fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam,

berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, mempunyai akses terhadap

informasi serta hiburan; terciptanya hubungan antar masyarakat yang dinamis,

saling menghargai, bantu membantu, saling pengertian serta tersedianya

prasarana publik terkait infrastruktur pelayanan publik, transparanasi dan

teknologi yang mencukupi, nyaman dan terpelihara dengan baik.

Untuk mencapai visi tersebut maka tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan

Perikanan Sumatera Barat terkait dalam pencapaian pada kata sejahtera.

Dimana Sejahtera dalam hal ini dimaksudkan adalah suatu kondisi masyarakat

yang sudah cukup makmur yang ditandai oleh pendapatan masyarakat yang

sudah dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan, tingkat pengangguran dan

kemiskinan sudah sangat rendah, pendidikan yang sudah cukup tinggi dan

berbadan sehat dan kuat. Disamping itu, pada masyarakat ini prasarana dan

sarana pembangunan sudah mencukupi, lingkungan pemukinan telah tertata

dengan baik serta terdapatnya kualitas lingkungan hidup yang baik, hijau, lestari

dengan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Tugas Dinas Kelautan dan

Page 9: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

81

Perikanan adalah bagaimana pendapatan masyarakat meningkat dengan

kedua misi diatas. Kondisi dimana mewujudkan ekonomi masyarakat yang

tanggung, produktif, berbasis kerakyatan, berdaya saing regional dan global

merupakan unsur penting untuk dapat mendorong kemajuan ekonomi dan

kemakmuran masyarakat, terutama dalam era globalisasi dewasa ini. Hal

tersebut diwujudkan melalui program-program kegiatan yang mengarah

kepada peningkatan produksi perikanan, pengembangan kawasan perikanan,

pemberdayaan masyarakat perikanan seperti nelayan, pembudidaya ikan dan

pengolah serta pemasar ikan.

3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

PERIKANAN

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan

diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan 4 Agenda / Nawacita yang

dirumuskan secara umum sebagai berikut:

1. Agenda/Nawacita ke -1

:

Sub Agenda : Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim

Implementasi dalam memperkuat jati diri sebagai negara maritim adalah

dengan menningkatkan pengawasan sumberdaya kelautan dan

perikanan secara terpadu dan terintegrasi, meningkatkan sarana dan

prasarana pengawasan yang representatif, mengintensifkan penegakan

hukum dan pengendalian Illegal fishing serta kegiatan yang merusak

sumberdaya kelautan dan perikanan.

2. Agenda/nawacita ke-4

:

Sub Agenda : Pemberantasan Perikanan Illegal /IUU Fishing

yang akan dilaksanakan dalam rangka pemberdantasan Illegal Fishing /

IUU Fishing adalah dengan meningkatkan koordinasi delam penangngan

tindak pidana perikanan, melakukan penguatan sarana sistem

Page 10: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

82

pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan , meningkatkan

penataan sistem perizinan usaha perikanan dan penertiban ketaatan

kapal di pelabuhan perikanan.

3. Agenda / Nawacita ke – 6

:

Sub Agenda : Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melalui peningkatan Hasil Perikanan

Upaya yang dilaksanakan adalah melalui peningkatan mutu dan kualitas

benih /induk, inovasi teknologi perikanan (budidaya, perikanan tangkap,

dan pengolahan hasil perikanan), melakukan pengelolaan perikanan yang

berkelanjutan, peningkatan SDM pelaku usaha perikanan dan fasilitasi

sarana dan prasarana perikanan.

4. Agenda/Nawa

cita ke-7 :

Sub Agenda : Peningkatan kedaulatan Pangan melalui peningkatan produksi perikanan

Implementasi yang akan dilakukan adalah meningkatkan faktor – faktor

produksi dan sarana prasarana pendukung produksi dan

mempertahankan setersediaan komoditi perikanan sebagai sumber

pangan dan ekonomi.

Sub Agenda : Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan.

Implementasi yang akan dilakukan adalah meningkatkan pemanfaatan

sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai sumber ekonomi

pembangunan dan sebagi sumber penigkatan SDM masyarakat kelautan

dan perikanan, menyediakan data dan informasi, meningkatkan harkat

dan taraf hidup masyarakat nelayan masyarakat perikanan.

Keempat Agenda tersebut diatas juga diimplementasikan dalam renstra Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, yang untuk pencapaiannya

tertuang dalam bentuk program dan kegiatan.

Page 11: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

83

3.4. SINERGITAS RENSTRA KP DENGAN KLHS PERDA RTRWP SUMATERA

BARAT

Keberadaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ditujukan untuk

memberikan muatan substantif aspek lingkungan hidup yang berkelanjutan

berupa sinergitas rencana dan program bagi dokumen Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah

(RTRW-D) dan Rencana Strategis (Renstra SKPD) Dinas Kelautan dan Perikanan

yang kemudian akan menjadi landasan atau platform bagi RPKM-D, RTRW-D

dan Rensta DKP Kabupaten/ Kota.

Penysunan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan ini telah disinkronkan

dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) dan disesuaikan dengan

RTRW Provinsi Sumatera Barat yang disusun oleh Dinas Pekerjaan Umum

Hasil identifikasi yang terkait dengan urusan atau bidang Kelautan dan

Perikanan yang dapat dirumuskan sebagai isu-isu pembengunan berkelanjutan

lingkungan hidup antara lain :

a. Isu yang memberikan dampak negatif seperti; perobahan penutupan hutan

karena penambahan sarana budidaya baru oleh masyarakat; ancaman

keanekaragaman hayati dalam hal degradasi kawasan perairan umum dan

laut; penurunan kualitas air; terganggunya keseimbangan tata air karena

pemanfaatan bersama lintas sektor dan ancaman bencana lingkungan

seperti abrasi.

b. Isu yang memberikan dampak positif seperti; peningkatan taraf hidup

pembudidaya, nelayan, pengolah dan pedagang hasil perikanan;

peningkatan pertumbuhan ekonomi karena kontribusi bidang kelautan dan

perikanan; serta peningkatan peluang kerja bagi masyarakat di bidang

kelautan dan perikanan.

Page 12: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

84

Beberapa kebijakan terkait yang menimbulkan konsekuensi negatif

seperti disparitas pembangunan wilayah utara dan selatan Sumatera Barat di

bidang kelutan dan perikanan yaitu pengembangan kegiatan sektor unggulan

pada kawasan andalan perikanan seperti kawasan sentra produksi, kawasan

unggulan perikanan budidaya dan perikanan tangkap serta minapolitan

dibeberapa daerah seperti di bahagian selatan yaitu Bungus Kota Padang

dengan Maninjau Kabupaten Agam di wilayah utara.

Kebijakan terkait lainnya adalah peningkatan kebutuhan air dan

pencemaran akibat aktifitas intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan perikanan

terutama bagi beberapa sentra perikanan budidaya di Kab. Agam, Kab.

Pasaman, Kab. Lima Puluh Kota, Kab. Tanah Datar dan Kab. Dharmasraya yang

membutuhkan pasokan air dalam jumlah besar bersamaan dengan penggunaan

langsung oleh masyarakat seperti aktifitas pribadi (MCK) dan aktifitas ekonomi

lainnya. Kasus lainnya adalah keberadaan sentra perikanan budaya laut baru

seperti sentra kerapu di Pesisir Selatan dan Pasaman Barat juga sangat

berpotensi untuk mempengaruhi tingkat pencemaran dan ekosistem sekitarnya.

Selanjutnya kebijakan yang berpengaruh dominan terhadap isu air

khususnya dampak terhadap kualitas air dan kebencanaan dapat dilihat dari

kasus pengembangan budidaya di danau Maninjau karena kesalahan penataan

ruang dan kurangnya regulasi dan sosialisasi tentang daya dukung (carrying

capacity) Danau Maninjau untuk pemanfaatan bidang perikanan yang dapat

berpengaruh terhadap kualitas air terhadap PLTA dan kebencanaan Up-

Wheeling karena kontaminasi kimia penumpukan sisa pakan di dasar danau.

Selanjutnya kebijakan yang berpengaruh terhadap bencana abrasi dapat

dilihat dari kasus berobahnya garis pantai pada beberapa daerah dan titik

pengembangan pembangunan yang selanjutnya mempengaruhi efektifitas

sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan-kawasan tersebut.

Pada beberapa daerah yang mempunyai sarana prasarana seperti Pelabuhan,

Pusat/ Tempat Pendaratan Ikan (PPI/ TPI) dan lain sebagainya di sepanjang

pantai barat, sebahagian besar tidak efektif dimanfaatkan sehingga tidak

memberikan kontribusi apapun bagi pembangunan daerah.

Page 13: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

85

Dari beberapa kasus diatas beberapa alternative kebijakan, rencana dan

program terkait yang dapat diformulasikan antara lain :

a. Pengurangan disparitas pembangunan dan perkembangan wilayah utara

dan selatan Sumatera Barat dengan rencana pengembangan sarana

parsarana dan rencana transportasi untuk pengembangan interaksi

kawasan, peningkatan akses kawasan budidaya/ sentra produksi yang

terencana sesuai dengan daya dukung geografis wilayah masing-masing.

b. Pengembangan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan perikanan

dengan meminimalkan dampak pengurangan luas tutupan hutan,

peningkatan kebutuhan air, penurunan kualitas air dan kebencanaan akibat

ekstensifikasi dan intensifikasi perikanan.

3.5. PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS

Berdasarkan hasil Identifikasi permasalahan dan telaahan visi, misi dan Renstra,

maka ditentukan Issu Strategis Kelautan dan Perikanan yang meliputi :

1. Masih rendahnya produksi induk unggul dan berkualitas.

Dalam rangka meningkatkan ketersediaan induk unggul dan benih ikan

yang berkualitas di Sumatera Barat dan memenuhi target produksi

perikanan budidaya secara nasional, maka Meningkatkan produksi induk

unggul dan benih ikan berkualitas dalam menjaga ketahanan pangan di

Sumatera Barat menjadi salah satu isu strategis.

2. Masih terbatasnya armada penangkapan sarana alat tangkap bagi nelayan.

Dalam upaya peningkatan produksi hasil dan kualitas tangkapan nelayan,

maka peningkatan armada perikanan baik sarana maupun prasarana

perikanan tangkap merupakan salah satu isu trategis.

3. Masih tingginya angka kemiskinan masyarakat perikanan di Sumatera

barat.

Peningkatan taraf hidup pembudidaya, nelayan dan pengolah/pemasaran

hasil perikanan yang dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan baik

ditingkat provinsi dan kabupaten kota serta instansi terkait .

Page 14: 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS ...dkp.sumbarprov.go.id/asset/file/download/Renstra_Bab...Rencana Strategis DKP Tahun 2016 -2021 73 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN

Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021

86

4. Belum optimalnya sarana dan prasarana pengawasan dan pengendalian

sumberdaya kelautan dan perikanan dalam mengurangi illegal fishing dan

pengrusakan sumberdaya kelautan dan perikanan.

5. Peningkatan kualitas SDM nelayan, pembudidaya dan pengolah/pemasaran

hasil perikanan.

6. Masih rendahnya mutu produk hasil perikanan yang berdaya saing dan

bernilai tambah dalam menghadapi MEA.