30
Transcript of 30
BUDAYA POLITIK KAMPUS STUDI TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA DI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Kamal Muasik
NIM : 1214000002
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Pada Hari : Rabu,
Tanggal : 3 Febuari 2005
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Drs. Siswanto. MM Drs. S.Suryana. MPd
NIP. 130515769 NIP. 131413203
Penguji Utama
Drs. Zudindarto. Bdh
NIP. 130345749
Anggota Penguji I Anggota Penguji II
Drs. Amin Yusuf M.Si Dr. Agus Salim . MS
NIP. 131967648 NIP. 131127082
ABSTRAK
Muasik, Kamal. 2004, “ BUDAYA POLITIK KAMPUS “ Studi terhadap
Aktivis Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan
Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Universitas Negeri Semarang adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri
yang mengemban tugas untuk merealisasikan cita-cita proklamasi kemerdekaan
RI dengan menyelenggarakan pendidikan tinggi guna mencerdaskan kehidupan
bangsa. Yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik kampus maupun realita politik yang
sedang terjadi, bagaimana implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis
mahasiswa UNNES (baik internal maupun eksternal) dalam menghidupkan
budaya politik kampus, dan faktor apa yang menghambat kegiatan mahasiswa
yang kearah politik kampus ?
Tujuan penelitian yakni untuk mendeskripsikan sikap mahasiswa terhadap
kehidupan politik kampus maupun politik yang terjadi di UNNES, dan
mendeskripsikan implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis mahasiswa
UNNES (baik internal maupun eksternal) dalam menghidupkan budaya politik
kampus, serta mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat kegiatan
mahasiswa yang kearah politik kampus.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara open ended maupun wawancara
mendalam. Dalam mengumpulkan data tidak diabaikan juga penggunaan sumber-
sumber non manusia seperti dokumen dan catatan-catatan yang tersedia.
Pengamatan deskriptif digunakan untuk melihat secara umum tentang kondisi
Universitas Negeri Semarang, setelah itu dilakukan pengamatan yang berfokus
pada objek yang diteliti. Proses selanjutnya dilakukan pengamatan secara selektif
untuk melihat sejauh mana kondisi dan keadaan Universitas dalam mendukung
pelaksanaan budaya politik kampus. Bersamaan dengan proses pengamatan
tersebut dilakukan pula wawancara open ended maupun wawancra mendalam
untuk memperoleh gambaran secara umum tentang budaya maupun kehidupan
politik yang terjadi di UNNES. Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka
membuktikan temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan.
Teknik-teknik yang digunakan untuk membuktikan kebenaran data dilakukan
melalui ketekunan pengamatan di lapangan, triangulasi sumber, triangulasi
metode, triangulasi peneliti. Bersamaan proses pengumpulan data dilakukan
analisis data dengan pengujian, pengkatagorian, pentabulasian maupun
pengominasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposi penelitian secara
umum dan menyeluruh dari suatu fokus permasalahan yang diteliti, analisis
dilaksanakan dengan perjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan analisi deret
waktu untuk mendeskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari
yang menjadi fokus penelitian.
Dari hasil penelitian ini,” Budaya Politik Kampus “ studi terhadap aktivis
mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang dapat dijelaskan melalui
gambaran umum Universitas Negeri Semarang, aspirasi mahasiswa terhadap
politik di kampus, dan gerakan realitas aktivis mahasiswa pasca reformasi sampai
sekarang. Hasil di lapangan diperoleh tentang budaya politik kampus di UNNES,
kehidupan politik di UNNES, pendidikan politik di UNNES, Organisasi lembaga
Kemahasiswaan di UNNES, dan dimensi gerakan, karakteristik gerakan, kekuatan
maupun kelemahan gerakan mahasiswa, serta faktor penghambat kegiatan aktivis
di UNNES.
Harapan yang harus dilakukan adalah Mengakomodir aspirasi mahasiswa
dan adanya pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan sistem kesadaran
individu tentang pentingnya politik dalam kehidupan sehari-hari serta
penyelenggaraan pendidikan politik di kampus harus ditingkatkan. Pelaksanaan
pergerakan mahasiswa perlu adanya rekontruksi kembali apa dan bagaimana
tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan agenda reformasi dengan cara
mensosialisasikan dan mengadakan kontrol terhadap perjalanan politik negara.
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Segalanya mengalir atas nama Allah, dengan
Pertolongan Allah dan kekuatan Allah semata,
Dan Ketahuilah Allah selalu mengabulkan
Permohonan dari hambanya serta jangan lupa
DUIT ( Doa, Usaha, Iktiar, Taqwa ).
Skripsi ini dengan penuh keiklasan
kupersembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapak yang senantiasa bahagia dan
sejahtera
2. Adik-adiku tercinta : Zaenal, Andi, dan yuli ,
yang tidak henti-hentinya mengucurkan
dukungan doa.
3. Rekan-rekan yang setia memberikan moril
dan dukungan serta rela bersusah payah
bersama
4. Teman-teman aktivis di UNNES maupun di
luar kampus yang seperjuangan dalam
menghadapi rintangan.
5. Almameter yang dengan sabar lebih
mendewasakan saya dan memberikan
sebuah kebanggaan
KATA PENGANTAR
Hanya karena rindha Allah SWT semata, penyusunan skripsi berjudul “
BUDAYA POLITIK KAMPUS” ; studi terhadap aktivis mahasiswa dilingkungan
Universitas Negeri Semarang ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu puji
syukur wajib penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, Al-
hamdu li Allahi rabbi al-alamin.
Selesainya skripsi yang memungkasi studi jenjang S1 ini, tidak lepas dari
motivasi dan bantuan yang mengalir dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dan
dukungan langsung maupun tidak langsung, bagi kelancaran studi dan skripsi ini.
Kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan izin dan Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi persetujuan
penulisan skripsi ini. Izin dan persetujuan tersebut memberikan peluang dan
kemudahan untuk menyelesaikan program ini.
Secara khusus, penulis menyampaikan terima kasih pula kepada Drs.
Suyono Mangun sebagai dosen wali, yang dengan sabar memberikan dukungan
dan doa. Kepada Drs. Amin Yusuf MSi, dosen pembimbing I, yang dengan sabar
membimbing selama ini. Kepada Dr. Agus Salim MS, sebagai pembimbing II.
kecermatan keduanya dalam memberikan bimbingan memungkinkan penulis lebih
memahami permasalahan skripsi ini. Juga kepada dosen-dosen jurusan Pendidikan
Luar Sekolah yang telah memberikan dasar pengetahuan. Adalah sebuah
keniscayaan kesulitan dalam menyusun skripsi pasti menghadang, jika tidak
ditopang dengan proses pembelajaran itu.
Para informan ( Usep, Saeful, Hariyoto, Siswanto, Wahyu ) yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan para ketua maupun pemimpin
Lembaga Kemahasiswaan baik ektra atau intra kampus yang telah mendukung
dan membantu penyelesaian penyusunan skripsi .
Dorongan ibu dan bapak, seperti suluh bagi jalan hidup penulis semoga
bapak dan ibu senantiasa sejatera, bahagia, dan dirindhoi Allah SWT. Demikian
pula adik-adik saya ( zaenal, Andi, Yuli) yang kepada mereka skripsi ini penulis
saya persembahkan, serta seseorang yang selalu mendampingi penulis baik dalam
suka dan duka, untuk skripsi ini penulis saya berikan.
Kepada teman-teman sekelas, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
angkatan 2000/2001, terima kasih atas dukungannya. Terutama teman
seperjuangan yang senangtiasa memberikan masukan, kritik, serta saran kepada
penulis. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberi banyak dukungan, motivasi, dan bantuan yang
penyusun butuhkan selama penyusunan skripsi ini.
Semarang, 2 Februari 2005
Penyusun,
Kamal Muasik
NIM.1214000002
PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : KAMAL MUASIK
NIM : 1214000002
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Skripsi disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Amin Yusuf M.Si. Drs. Agus Salim , M.Si.
NIP. 131967648 NIP. 131127082
Mengetahui,
Ketua Jurusan PLS FIP UNNES
Drs. Achmad Rifai RC., M.Pd.
NIP. 131413232
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah dosen pembimbing penulisan skripsi
mahasiswa:
Nama : Kamal Muasik
NIM : 12140000002
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas : Ilmu pendidikan
Meyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah selesai dibimbing dalam
menulis skripsi dengan judul: “BUDAYA POLITIK KAMPUS” Studi terhadap
aktivis mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang dan selanjutnya
siap untuk melaksanakan ujian.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Amin Yusuf Msi Drs. Agus Salim . MPd
NIP. 131967648 NIP. 131127082
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar sekolah
Universitas Negeri Semarang
Drs. Ahmad Rifai MSc
NIP. 131413232
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
ABSTRAK .............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Pembatasan masalah.................................................................... 6
C. Rumusan masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
F. Definisi operasional .................................................................... 9
G. Tata alur penulisan Skripsi ....................................................... 11
BAB II KERANGKA TEORITIK
A. Budaya Politik............................................................................. 12
1. Pengertian Budaya politik .............................................. 12
2. Budaya Politik Indonesia ................................................ 15
3. Strutur Politik ................................................................. 16
4. Fungsi politik .................................................................. 18
B. Masyarakat Madani..................................................................... 21
1. Pengertian Masyarakat Madani ...................................... 21
2. Konsep masyarakat madani ............................................ 22
C. Tinjauan politik Kampus ............................................................ 24
1. Budaya akademik ................................................................. 24
2. Peraturan mimbar akademik................................................ 24
3. Kebebasan akademik dan mimbar akademik ...................... 25
4. Pendidikan politik di kampus .............................................. 27
5. Organisasi Kampus............................................................... 28
6. Pergerakan politik mahasiswa ............................................. 31
D. Faktor penghambat...................................................................... 40
E. Kerangka berfikir ........................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 43
A. Sifat Penelitian ........................................................................... 43
B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 44
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 44
D. Fokus Penelitian ......................................................................... 45
E. Sumber Data Penelitian .............................................................. 46
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 47
G. Keabsahan Data .......................................................................... 50
H. Tehnik Analisis Data .................................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 53
A. Hasil Penelitian........................................................................ 53
1. Gambaran Umum Universitas Negeri Semarang.......... 53
2. Aspirasi Mahasiswa ....................................................... 71
3. Gerakan real aktivis mahasiswa...................................... 87
4. Hambatan politik............................................................. 92
B. Pembahasan
1. Budaya politik kampus.................................................... 93
2. Kehidupan politik............................................................ 93
3. Pendidikan Politik ........................................................... 96
4. Organisasi........................................................................ 98
5. Dimensi gerakan.............................................................. 100
6. Karateristik gerakan ........................................................ 102
7. Kekuatan dan kelemahan gerakan .................................. 103
8. Faktor penghambat.......................................................... 106
9. Sisi lain penelitian .......................................................... 109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 137
B. Saran............................................................................................ 142
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 144
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 147
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Penelitian ............................................................................ 147
2. Pedoman Wawancara .......................................................................... 151
3. Kisi-kisi Observasi .............................................................................. 158
4. Pedoman observasi.............................................................................. 160
5. Informan wahyu .................................................................................. 162
4. Informan Saeful................................................................................... 188
5. Informan Usep..................................................................................... 207
6. Informan Siswanto .............................................................................. 239
7. Informan Hariyoto............................................................................... 259
8. Tabel Hasil penelitian ......................................................................... 279
9. Hasil poling ........................................................................................ 292
10. Biodata Informan .............................................................................. 297
SURAT – SURAT
1. Surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang.
2. Surat Pernyataan sebagai informan penelitian dari subjek penelitian
3. Surat Keterangan setelah selesai melakukan penelitian
DAFTAR TABEL
1. Tabel Hasil penelitian ........................................................................ 81
2. Tabel Informan terhadap Budaya Politik Kampus.............................. 107
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 telah mengubah secara
bermakna sistem politik Indonesia. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
yang tadinya lembaga tertinggi negara dan diposisikan sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat, penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, dengan kekuasaan
tanpa batas, telah direposisi. Lembaga yang memiliki kekuasaan tertentu dan
terbatas. Presiden tidak lagi dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Selanjutnya pasangan presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat.
Sekarang ini, lembaga–lembaga negara hasil pemilihan umum telah
menyesuaikan diri dengan ketentuan–ketentuan baru pada Undang-Undang
Dasar 1945 (setelah Amandemen). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah
memegang kekuasaan membentuk Undang–Undang. Presiden telah meminta
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam mengangkat duta
besar. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah menyesuaiakan diri.
Sidang tahunan tidak lagi meminta laporan–laporan lembaga negara,
termasuk dari presiden untuk disikapi. Forum sidang tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah menjadi forum untuk mendengarkan
berbagai perkembangan dan permasalahan bangsa untuk sharing bersama.
Mahkamah Agung (MA) telah mulai berfungsi sebagai mahkamah kontitusi
dan penentuan hukum tertinggi di Indonesia.
Perubahan–perubahan itu pada dasarnya bermakna bahwa sistem
politik Indonesia telah dikonsolidasikan untuk mampu menerima beban
dinamika politik seraya terus melandasi proses demokrasi dan reformasi
berkelanjutan tanpa harus terjerumus dalam situasi kacau . Dengan perbaikan
sistem politik yang telah terjadi, kita bisa berharap bahwa gejolak politik
yang akan masih terjadi itu justru dapat berakibat positif yaitu sebagai proses
pembelajaran politik demokratis untuk semua pihak, guna memilah–milah
dan sekaligus membentuk budaya dan tradisi politik demokrasi di tengah
masyarakat.
Tahun 2004 ini, Indonesia telah mengalami sebuah proses pemilihan
umum anggota legislatif dan pemilihan langsung pasangan presiden dan
wakil presiden. Bila tidak, kita akan kehilangan momentum. Untuk itu,
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah harus bersama-sama
menyelesaikan paket Undang–Undang politik yang tersisa, termasuk
penyelesaian Undang–Undang pemilihan umum dan Undang–Undang tata
cara pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung tanpa ada
hambatan dan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu dibutuhkan sistem nilai budaya politik yang menjadi
landasan bagi berlangsungnya sebuah tatanan negara yang dikehendaki oleh
masyarakat itu sendiri. Hal itu sesuai dengan hipotesis Amalinda Savirani
( 2003: 6 ) tentang Merintis kajian budaya ilmu politik di Indonesia: bahwa
politik sesungguhnya sangat dekat dengan kajian budaya, bahkan bisa lebih
dekat ketimbang dengan ilmu politik sendiri. Sejarah perkembangan kajian
budaya adalah sejarah perlawanan terhadap dominasi atau kekuasaan sebuah
tradisi ilmu pengetahuan. Kajian budaya muncul dari pemikiran–pemikiran
sekelompok orang yang menyakini bahwa bangun teori adalah sebuah
praktek politik sehari–hari manusia .
Keberhasilan demokrasi adalah sebuah kebudayaan politik, satu
kajian khusus dalam ilmu politik. Kebudayaan bermakna orientasi, nilai dan
seperangkat yang dimiliki oleh warga negara. Hal tersebut jelas bahwa
kebudayaan bagi politik adalah suatu produk jadi.
Budaya politik kampus di antaranya dilakukan dan diperoleh dari
sebuah pemikiran–pemikiran mahasiswa yang ingin tahu perkembangan
politik yang terjadi. Oleh karena itu mahasiswa sebagai agen perubahan
(Agen of Change) harus mampu memberikan sebuah perubahan dan berperan
dalam proses penentuan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh birokrat
pemerintahan dan sekaligus mampu mengkontrol sebuah perjalanan sistem
politik yang sesuai dengan kontitusi yang berlaku. Dengan demikain peran
mahasiswa dalam berpolitik sangat diperlukan demi tercapainya demokrasi
dan reformasi dalam membangun sebuah negara yang adil, aman dan
tentram.
Mahasiswa selaku generasi kepemimpinan negara masa depan,
merupakan aset penting yang paling berharga bagi sebuah negara. Hebatnya
golongan mahasiswa akan menjanjikan mantapnya kepimpinan akan datang.
Begitulah sebaliknya. Di Indonesia, sejarah pergerakan mahasiswa bukanlah
perkara baru. Sejak tahun 60-an hingga kini banyak peristiwa penting yang
berlaku sama ada di peringkat kebangsaan maupun antar bangsa yang
melibatkan golongan mahasiswa. Penyertaan mahasiswa ini dilihat sebagai
suatu yang positif menangani berbagai isu yang berlaku di dalam negara.
( Akhi Masrawi, 2003: 20)
Dalam konteks transisi politik di Indonesia, pergerakan mahasiswa
telah memainkan peranan penting sebagai kekuatan yang secara nyata
mampu mendobrak rezim ortoritarian. Jika kita lihat pengalaman histories
perjuangan bangsa, kita akan menemukan bahwa mahasiswa selalu
memainkan peranan penting dalam setiap perjuangan. Demikian pula,
gerakan mahasiswa pada reformasi ini akan menjadi bagian yang terpenting
dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meskipun demikian, dari kenyataan di
lapangan harus diakui bahwa gerakan mahasiswa sebagai salah satu kekuatan
reformasi bukanlah kekuatan yang solid. Keragaman latar belakang, motivasi,
visi politik serta orientasi masing-masing kesatuan aksi telah menjadikan
gerakan mahasiswa tidak bisa dilihat sebagai identitas yang homogen.
Terciptanya Persatuan Aksi Mahasiswa dari berbagai elemen
organisasi mahasiswa merupakan bukti bahwa mahasiswa tidak bisa
dianggap remeh dalam dunia politik maupun dalam membawa aspirasi rakyat
kecil dan bawah. Hal tersebut terwujud dalam proses jatuhnya rezim orde
baru yang dipelopori oleh mahasiswa dan setiap ada permasalahan yang
merugikan rakyat, mahasiswa siap untuk membela dengan berunjukrasa demi
tercapainya tujuan yang adil dan sesuai dengan kontitusi.
Aktivis Mahasiswa Universitas Negeri Semarang mengharapkan
adanya sebuah perubahan yang signifikan supaya apa yang dicita-citakan atau
yang diharapkan dapat terwujud sesuai dengan demokrasi dan reformasi yang
kita junjung tinggi keberadaanya di negara Indonesia. Sikap mahasiswa
dalam berpolitik di lingkungan Universitas Negeri Semarang merupakan
wujud nyata dari sebuah lahirnya generasi muda yang demokrasi dan
reformis sejati yang ingin menjadi pembawa aspirasi rakyat kecil dan rakyat
bawah yang selalu dirugikan oleh para birokrat. Hal tersebut dilakukan oleh
mahasiswa dengan mengadakan kontrol terhadap kebijakan–kebijakan
pemerintah dan apabila tidak sesuai maka mahasiswa akan mengadakan
dialog maupun diskusi sampai berunjukrasa bersama.
Hal tersebut akan terwujud apabila kerjasama antara mahasiswa
dengan pihak birokrat berjalan dengan baik, akan tetapi birokrat membatasi
kegiatan–kegiatan yang berbentuk kearah politik dengan membuat peraturan–
peraturan yang tidak menguntungkan mahasiswa.
Bertitik tolak dari uraian di atas, ada beberapa alasan yang mendasari
peneliti memilih judul “BUDAYA POLITIK KAMPUS “ studi terhadap
Aktivis Mahasiswa di Lingkungan Universitas Negeri Semarang, adalah
sebagai berikut:
1. Melihat latar belakang aspirasi mahasiswa terhadap realita kehidupan dan
kegiatan politik di kampus sebagai awal pergerakan mahasiswa di tingkat
kampus.
2. Mengidentifikasi pemahaman unsur–unsur budaya politik kampus dan
sikap mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan politik di kampus. Dalam
hal ini, penting juga melihat karakteristik pergerakan mahasiswa, visi
politik serta perspektif demokrasi para aktivis yang mempelopori budaya
politik kampus.
3. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh pihak birokrat dalam
memberikan pembelajaran politik dan respon mahasiswa terhadap upaya
yang dilakukan pihak birokrat dalam pendidikan berpolitik di kampus.
4. Melihat latar belakang budaya politik mahasiswa di kampus yang
dilakukan dan diperoleh dari sebuah pemikiran–pemikiran mahasiswa
yang ingin tahu perkembangan politik yang terjadi.
5. Mengidentifikasi faktor kendala kegiatan mahasiswa dalam membangun
budaya politik di kampus.
Pembatasan permasalahan
Mengingat luasnya permasalahan dan supaya pembahasan
permasalahan–permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan teliti,
terpusat, dan mendalam, maka dilakukan pembatasan masalah penelitian,
yaitu ;
Budaya politik yang dibahas dalam penelitian ini adalah budaya politik di
kampus.
Kegiatan politik mahasiswa dibatasi pada kegiatan intra maupun ekstra yang
dilakukan oleh mahasiswa.
Guna mengetahui lebih dalam peran mahasiswa dalam berpolitik, maka di
lihat juga hambatan–hambatan pelaksanaan politik di kampus.
Kampus yang dijadikan sasaran penelitian ini adalah Universitas Negeri
Semarang.
Rumusan masalah
Berpijak dari latar belakang serta hal–hal tersebut di atas, maka
masalah yang dikaji di rumuskan sebagai berikut :
Bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik kampus maupun
realita politik yang sedang terjadi ?
Bagaimana implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis mahasiswa
UNNES (baik internal dan eksternal) dalam menghidupkan budaya politik
kampus ?
Faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa yang ke arah politik di
kampus ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
Aspirasi mahasiswa terhadap kehidupan politik kampus maupun realita
politik yang sedang terjadi di Universitas Negeri Semarang.
Implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis mahasiswa UNNES
(baik internal mapun eksternal) dalam menghidupkan budaya politik
kampus di lingkungan Universitas Negeri Semarang.
Faktor – faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa yang ke arah politik di
kampus Universitas Negeri Semarang.
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat teoritis, praktis, dan
administratif sebagi berikut :
Manfaat teoritis.
Manfaat secara teoritis dimaksudkan bahwa hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu tentang budaya politik
mahasiswa yang terjadi di kampus untuk menjelaskan apa dan
bagaimana sikap dan kemampuan mahasiswa dalam berpolitik ?
Manfaat Praktis.
1. Bagi masyarakat pengguna, penelitian dapat menjadi salah satu
sumber pengetahuan tentang budaya politik mahasiswa, khususnya
tetang proses, aspirasi, dan kemampuan mahasiswa berpolitik ?
2. Bagi lembaga masyarakat, LSM, FORKOT, aliansi mahasiswa dan
tentunya aktivis kampus, penelitian ini memaparkan budaya politik
mahasiswa, yang dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam literatur dan memberikan panduan.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi salah satu riferensi
untuk mengetahui sejauhmana perkembangan budaya politik
mahasiswa di kampus.
4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang
budaya politik yang terjadi di kampus Universitas Negeri semarang.
Definisi operasional
Berdasarkan judul di atas, maka untuk memperjeles dan menghindari
salah penafsiran serta perbedaan pendapat, ditetapkan definisi operasional
sebagai berikut :
Budaya
Kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya
manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan dicetuskan manusia
sesudah suatu proses belajar ( Koentjoro Ningrat , 1974: 44 )
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang
menajam dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu
bagian yang dianggap oleh masyarakat lebih tinggi atau lebih diinginkan.
( T.O . Ihromi : 1986 , 23 ).
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar ( Prof. Dr. Koentjoro Ningrat , 1998 :55)
Politik
Politik selalu diartikan sebagai persoalan kekuasaan atau lebih tepat
politik berbicara bagaimana mengelola dan mempertahankan kekuasaan (
Ag. Eka. W.W : politisasi, ekonomisasi, dan dunia sedang berubah, 18 feb
2004 ).
Politik mewujudkan keadilan sosial dan kebebasan, itulah politik partai
dan gerakan sosialis atau demokrasi sosial. Namun Anthony Giddens
dalam The Third Way:The Renewal of Social Democracy (Polity Press,
UK, 1998) dan dilanjutkan dengan The Third Way and its Critic (Polity
Press, UK, 2000) mencoba memodernisasi praktek politik demokrasi
sosial klasik tersebut, dan melampaui neoliberalisme (Thatcherism,
Reaganism, dan kanan-baru lainnya). Hal ini merupakan restrukturisasi
kerangka pemikiran dan pembentukan kebijakan demokrasi sosial baru
menghadapi lima dilema besar masyarakat kontemporer: globalisasi,
individualisme, signifikansi kiri atau kanan, pemeran politik baru dan isu
ekologi. Menurut Tony Blair, Perdana Menteri Inggris sekarang, dikutip
Giddens, bahwa The Third Way relevan mengatasi dominasi dua doktrin
politik: demokrasi sosial yang terlalu bertumpu pada negara dan
neoliberalisme yang terlalu bertumpu pada filsafat pasar bebas dan
menjawab bagaimana menerapkan nilai-nilai progresif secara global
dengan cara-cara baru. (M. Fadjroel Rahman; He Third Way and it’s
Critics “A.Giddens dan sosilisme kerakyatan: 12 februari 2004 )
Kampus
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi. Perguruan tinggi bisa berbentuk : akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Universitas adalah bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik ataupun pendidikan profesional dalam sejumlah
disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kesenian. (Darmanto
Djojodibroto, 2004: 65)
Tata Alur Penulisan Skripsi
Bagian pendahuluan terdiri atas : judul, Pegesahan, Abstrak, Motto, dan
persembahan, Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar lampiran.
Bagian isi Skripsi
Bab pertama, tentang pendahuluan, meliputi alasan pemilihan
judul, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, garis besar sitematika skripsi.
Bab kedua, kajian pustaka meliputi tentang budaya politik, politik
kampus, dan sikap mahasiswa dalam berpolitik di kampus.
Bab ketiga, tentang metodologi penelitian meliputi sifat penelitian,
lokasi penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik
analisis data.
Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan berisi: hasil
penelitian meliputi budaya politik kampus dilingkungan Universiats
Negeri Semarang.
Bab kelima, penutup berisi tentang simpulan dan saran
Bagian akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran
BAB II
KERANGKA TEORITIK
A. Budaya Politik
Perkembangan kajian budaya adalah perlawanan terhadap dominasi atau
kekuasaan sebuah tradisi ilmu pengetahuan. Kajian budaya muncul dari
pemikiran kelompok orang yang menyakini bahwa bangun teori adalah sebuah
praktek politik sehari - hari manusia
1) Budaya politik
Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para
anggota suatu sistem politik. (Dr Rusadi Kantaprawira, SH, 2002 :22) Persepsi budaya politik sering diberi arti sebagai
peradaban politik yang digandengkan dengan prestasi dalam bidang peradaban dan teknologi. Hal ini terlihat pula dari
lingkup budaya politik yang meliputi: pola orientasi individu, yang diperoleh dari pengetahuan yang luas maupun yang
sempit; orientasinya yang dipengaruhi oleh perasaan keterlibatan, keterlekatan ataupun penolakan; orientasi yang
bersifat menilai terhadap objek, dan peristiwa politik, hal tersebut dinilai sebagai peradaban daripada sebagai
kebudayaan. Oleh karena budaya politik merupakan persepsi manusia, pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik
dan peristiwa politik terbawa pula ke dalam pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun
pemerintah(an), karena sistem politik sendiri adalah interrelasi antara manusia yang menyangkut soal kekuasaan,
aturan, dan wewenang.
Hubungan budaya politik dengan perilaku politik menurut Robert K. carr (et.al) dirumuskan bahwa perilaku politik
adalah suatu telaah mengenai tindakan manusia dalam situasi politik . Situasi politik meliputi; pengertian repons
emosional berupa dukungan maupun simpati kepada pemerintah, respon terhadap perundang-undangan dan lain-lain.
Suatu model budaya politik tertentu tidak dapat dihubungkan secara kekar dengan suatu sistem politik tertentu. Budaya
politik dapat diklasifikasikan menjadi tiga: a). Budaya politik parokral ( parochial political culture) adalah
budaya politik yang terbatas pada wilayah atau lingkup yang kecil, sempit misalnya propinsial dan adanya kesadaran
anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau keuasaan politik dalam masyarakatnya, b). Budaya politik
kaula (subject political culture) adalah dimana anggota masyarakat mempunyai minat, perhatian, mungkin pula
kesadaran, terhadap sistem sebagai keseluruhan terutama terhadap segi output dan orientasi mereka yang nyata
terhadap objek politik dapat terlihat dari pernyataannya, baik berupa kebanggaan, ungkapan sikap mendukung maupun
sikap bermusuhan terhadap sistem, terutama terhadap aspek outputnya, dan c). Budaya politik partisipan (participant
political culture) adalah ditandai oleh adanya perilaku yang berbeda perilaku sebagai kaula dimana seseorang dengan
sendirinya menyadari setiap hak dan tanggung jawabnya (kewajibannya) dan dapat pula merealisasi dan
mempergunakan hak serta menaggung kewajibannya.
Agar dapat diperoleh pola yang cukup tepat dan petunjuk yang relevan mengenai orientasi seseorang terhadap
kehidupan politik, haruslah dikumpulkan berbagai informasi, yang meliputi antara lain: pengetahuan, keterlibatan, dan
penilaian seseorang terhadap salah satu obyek pokok orientasi politik. Yang meliputi keterlibatan seseorang terhadap:
a). Sistem politik secara keseluruhan, meliputi intensitas pengetahuan, ungkapan perasaan yang ditandai oleh apresiasi
terhadap sejarah, ukuran lingkup lokasi, persoalan kekuasaan, karakteristik kontitusional, negara atau sistem
politiknya. b). Proses input, meliputi : intensitas pengetahuan dan perbuatan tentang proses penyaluran segala tuntutan
yang diajukan atau diorganisasi oleh masyarakat, termasuk perkara untuk menterjemahkan atau menkonfersi tuntutan-
tuntutan tersebut sehingga menjadi kebijakan yang otoratif sifatnya. Dengan demikian proses input antara lain meliputi
pula pengamatan atas partai politik, kelompok kepentingan, dan alat komunikasi massa yang nyata berpengaruh dalam
politik sebagai alat (sarana) penampung berbagai tuntutan. c). Proses output, meliputi antara lain: intesitas pengetahuan
dan perbuatan tentang proses aktivitas berbagai cabang pemerintahan yang berkenaan dengan penerapan dan
pemaksaan keputusan-keputusan otoritatif. Singkatnya berkenaan dengan fungsi pembutan aturan atau perundang-
undangan oleh badan legislatif, fungsi pelaksanaan aturan eksekutif (termasuk birokrasi) dan fungsi peradilan. d). Diri
sendiri, meliputi antara lain: intensitas pengetahuan dan frekuensi perbuatan seseorang dalam mengambil peranan di
arena sistem politik. Dipersoalkan apakah yang menjadi hak, kekuasaan, dan kewajibannya. Apakah yang
bersangkutan dapat memasuki lingkungan orang atau kelompok yang mempunyai pengaruh atau bahkan bagaimana
caranya untuk meningkatkan pengaruhnya sendiri. Kemudian lebih lanjut dipersoalkan kriteria apakah yang dipakai
dalam membentuk pendapat dalam masyarakat atau dalam sistem politik sebagai keseluruhan.
Budaya politik sebagai salah satu unsur atau bagian kebudayaan merupakan satu diantara sekian jenis lingkungan yang
mengelilingi, mempengaruhi, dan menekan sistem politik. Dalam kultur politik itu sendiri berinteraksi antara lain
sejumlah sistem : sistem ekologi, sistem sosial, dan sistem kepribadian yang tergolong dalam kategori lingkungan
masyarakat, maupun lingkungan luar masyarakat, sebagai hasil kontak sistem politik dengan dunia luar.
2) Budaya politik Indonesia
Budaya dan struktur politik tidak pernah berada dalam keadaan diam
(stasioner) tetapi selalu bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Dengan
demikian, pembangunan politik Indonesia dapat pula diukur berdasarkan
keseimbangan atau harmoni yang dicapai antara lain oleh budaya politik
dengan pelembagaan politik yang ada atau akan ada. Perkembangan
budaya politik Indonesia, yang tentunya harus ditelaah dan dibuktikan
adalah dengan pengamatan tentang variabel sebagai berikut: a).
Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam dengan
ditanggulangi berkat usaha pembangunan bangsa dan pembangunan
karakter bangsa. b).Budaya politik Indonesia yang bersifat parokal-kaula
disatu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak: di satu segi masih
ketinggalan dalam menggunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab
politiknya yang mungkin disebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar,
pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, ikatan primodarial–sedang
di lain pihak kaum elitnya sungguh-sungguh merupakan partisipan yang
aktif–yang kira-kira disebabkan oleh pengaruh pendidikan modern (barat)
–kadang bersifat sekuler dalam arti relatif dapat membedakan faktor
penyebab disintegrasi seperti: agama, kesukuan, dan lain-lain. c). Sifat
ikatan primodial yang masih kuat berakar, yang dikenal melalui
indikatornya berupa sentimennya kedaerahan, kesukuan, keagamaan,
perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; puritanisme dan non
puritanisme dan lain-lain. d). Kecenderungan budaya politik Indonesia
yang masih mengukuhi sikap partenalisme dan sifat patrimonial; sebagai
indikator dapat disebutkan antara lain: ABS ( asal bapak senang). e).
Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala
konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar menjadi tradisi
dalam masyarakat.
Hasil penelitian para ahli yang dikenal denga pola-pola
masyarakatnya sendiri dapat dijadikan salah satu pengukuran dalam
membantu pembangunan politik dalam sistem politik Indonesia.
3) Struktur politik
Struktur adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-
komponen yang membentuk bangunan itu. Struktur politik sebagai salah
satu spesies struktur pada umumnya, selalu berkenaan dengan alokasi
nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi
serta penggunaan kekuasaan. Kekuasaan merupakan subtansi pokok
bahasan dalam ilmu politik. Kekuasaan harus diberi arti sebagai suatu
kapasitas, kapabilitas, atau kemampuan untuk mempengaruhi,
menyakinkan, mengendalikan, menguasai, dan memerintah orang lain.
Politik berkenaan dengan pencapaian tujuan masyarakat, bidang
tugasnya ialah keputusan yang menyangkut kepentingan seluruh
masyarakat dan bersifat dapat dipaksaan berlakunya. Wilayah inti politik
ialah wilayah keputusan yang mendapat paksaan dan esensi politik,
menurut Deutsch ialah koordinasi usaha manusia yang dapat diandalkan
untuk mencapai tujuan masyarakat. Politik ialah suatu proses dalam mana
masyarakat memutuskan bahwa aktivitas tertentu adalah lebih baik dari
yang lain dan harus dilaksanakan. Contoh-contoh konsep struktur politik
yaitu: a). Faktor-faktor yang bersifat informal (kurang resmi) yang dalam
kenyataan mempengaruhi cara kerja aparat masyarakat untuk
mengemukakan, menyalurkan, menerjemahkan, mengkonversi tuntutan,
dukungan, dan masalah tertentu dimana tersangkut keputusan yang
berhubungan dengan kepentingan umum. b). Lembaga yang dapat disebut
mesin politik formal atau resmi yang dengan absah mengidentifikasi
segala masalah, menentukan dan menjalankan segala keputusan yang
mengikat seluruh anggota masyarakat untuk mencapai kepentingan umum.
Untuk kemudahan analisis tentang struktur politik melalui pendekatan
sebagai berikut; 1. Pengelompokan masyarakat atas dasar persamaan sosial
ekonomi. 2. Pengelompokan masyarakat atas dasar perbedaan cara, gaya
di satu pihak, dan di lain pihak pengelompokan atas dasar kesadaran akan
adanya persamaan jenis-jenis tujuan. 3. Pengelompokan masyarakat atas
dasar kenyataan dalam kehidupan politik rakyat, yang satu sama lain
mengembangkan fungsi dan peranan politik tertentu, yang secara
konvensional dikenal dalam sistem politik.
4) Fungsi politik.
Fungsi politik adalah pemenuhan tugas dan tujuan struktur politik,
Struktur politik dapat dinyatakan berfungsi apabila sebagian atau seluruh
tugasnya terlaksana dan tujuannya tercapai. Oleh karena itu struktur politik
dibedakan atas infrastruktur politik yaitu struktur politik masyarakat atau
rakyat, suasana kehidupan politik masyarakat atau rakyat, sektor politik
masyarakat atau rakyat, dan suprastruktur politik yaitu struktur politik
pemerintahan sektor pemerintahan, suasana pemerintahan, sektor politik
pemerintahan. Fungsi yang ditunaikan oleh struktur politik masyarakat
meliputi; a). Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam
sistem politiknya. Sesuai dengan paham kedaulatan rakyatan atau
demokrasi, rakyat harus mampu menjalankan tugas partisipasi.
Arah pendidikan masyarakat guna meningkatkan daya pikir dan daya
tanggapnya dalam masalah politik sangat erat hubunganya dengan
kebudayaan dan orientasi politik. Pendidikan politik ini dapat
diselenggarakan antara lain melalui; 1. Bahan bacan seperti surat kabar,
majalah dan lain-lain . Bentuk publikasi massa yang biasa membentuk
pendapat umum. 2. Siaran radio dan televisi serta Film ( audio visual
media). 3. Lembaga atau asosiasi dalam masyarakat dan lembaga
pendidikan formal maupun informal. b). Mempertemukan kepentingan
yang beraneka ragam dan nyata hidup dalam masyarakat. Masyarakat
mempunyai pandangan, pendapat, kepentingan yang berbeda-beda,
tergantung kepada keadaan atau lingkungan yang mempengaruhinya.
Interaksi dalam masyarakat, selain dapat menjelma dalam bentuk
kerjasama, juga dapat terwujud dalam bentuk kompetisi, ketegangan,
persaingan, kontraversi dan konflik. (fungsi Artikulasi kepentingan). c).
Agresi kepentingan yaitu menyalurkan segala hasrat atau aspirasi dan
pendapat masyarakat kepada pemegang kekuasaan atau pemegang
kekuasaan yang berwenang agar tuntutan atau dukungan menjadi perhatian
dan menjadi keputusan politik. (fungsi agregatif). d). Seleksi
kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemelihan pemimpin dan calon
pemimpin bagi masyarakat. Penyelengaraan seleksi ini dilakukan secara
terencana dan teratur berdasarkan hukum kemasyarakatan dan norma serta
harapan masyarakat. Dalam kepustakaan ilmu politik, diuraikan tentang
sifat-sifat ideal seseorang pemimpin, dilukiskan oleh Herman Finner
sebagai berikut: 1. Kesadaran, berarti bahwa seseorang pemimpin harus
dapat menguasai fakta-fakta yakni pengetahuan yang dibutuhkan agar
mampu menjalankan jabatannya. 2. Kebulatan pandangan: adalah bersifat
esensial bahwa seseorang pemimpin harus mampu menghubungkan
berbagai cabang pengatahuan yang terpenting bagi kedudukannya. 3.
Ketetapan jiwa: …… dari seseorang pemimpin kita mengharapkan adanya
ketetapan jiwa emosi, kelakuan, sikap dimana dia akan selalu menguasai
setiap persoalan bila dibutuhkan, dan dia akan selalu mampu
menggunakan pikiranya secara tepat dalam setiap permasalahan yang
muncul. 4. Keyakinan: ….. artinya seseorang pemimpin mempunyai idea-
ide, imajinasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prinsip-prinsip, mempunyai
pola pandangan yang positif dan kontruktif tentang masyarakat yang baik
di dalam daya cipta yang diperjuangkan dengan gigih dan berketetapan. 5.
Kekreatifan: …. Artinya kemampuan dari seseorang pemimpin untuk
menemukan hal-hal yang baru dan menerapkan kebijaksanaanya dalam
situasi tertentu, menciptakan segala keyakinannya dalam kenyataan,
memikirkan jauh hari kedepan: karenanya pengatahuan, ketetapannya,
kebulatan pandangannya, keyakinan akan diterapkan terhadap berbagai
situasi yang belum pernah terjadi, tetapi telah terduga dan teramal
sebelumnya. 6. Kepekaan hati nurani: …… seseorang pemimpin
terpanggil oleh hati nurani dan oleh rasa tanggung jawabnya atas segala
kualitas yang telah terurai di atas dan malah hal-hal lainya yang harus
diperinci lebih lanjut. 7. Keberanian: …. Dia mingkin mempunyai musuh-
musuh dan menderita oleh segala bentuk ketidak beruntungan. Tetapi
seseorang pemimpin dengan hakekat kepemimpinannya harus menaggung
resiko dan tidak menyerah pada perasaan atau kepentingan subjektifnya. 9.
Kemampuan memukau: …. Kualitas yang dinamakan “daya pikat’ atau
kekuatan menawan hati rakyat melalui gaya pidato, pemunculan yang
tepat atau korek dan anjuran tindakan untuk melakukan sesuatu. 10.
Kepandaian: … kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang
banyak untuk bekerjasama guna suatu tujuan yang dijadikan keinginan
mereka. e). Komunikasi politik gunanya untuk menghubungkan
pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra golongan,
institut, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan
sektor pemerintahan. Komunikasi politik adalah proses dimana informasi
politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem-sistem politik
kepada bagian yang lainya, dan di antara system-sistem social dengan
system-sistem politik . maka komunikasi politik itu memainkan peranan
yang penting sekali dalam system politik: komunikasi politik menentukan
elemen dinamis, dan menjadi bagian menetukan dari sosialisasi politik,
partisipasi politik, dan pengrekrutan politik.
B. Tinjauan masyarakat madani
Pengertian Masyarakat Madani
Jean I. Cohen dan Andrew Arato (1992: 53) mendefinisikan
masyarakat madani sebagai wilayah interaksi sosial yang di dalamnya
mencakup semua kelompok sosial yang paling akrab ( khususnya
keluarga), asosiasi-asosiasi (khususnya yang bersifat sukarela), gerakan
kemasyarakatan, dan berbagai wadah komunikasi publik lainnya, yang
diciptakan melalui bentuk-bentuk pengaturan dan mobilisasi sendiri, dan
independen dalam kelembagaan ataupun kegiatannya.
Andre Gors (1992: 57) mendefinisikan masyarakat madani sebagai
jaringan hubungan sosial yang dibangun orang perorang diantara mereka
sendiri, dalam konteks kelompok atau komunitas, yang eksistensinya
tidak tergantung pada otoritas negara.
Adapun Ernes Gellner ( 1994: 55)mendefinisikan masyarakat
madani sebagai aktor di luar pemerintah yang mempunyai cukup
kekuatan mengimbangi negara. Mengimbangi berarti dapat mencegah
atau membendung negara dalam mendominasi atau memanipulasi
kehidupan masyarakat, namun demikian tidak mengingkari pula peran
negara sebagai penjaga perdamaian dan wasit di antara kepentingan besar
yang dapat menghancurkan tatanan sosial dan politik keseluruhan.
Berikutnya, Alfred Stepan ( 1978 : 31 )mendefinisikan masyarakat
madani sebagai arena tempat berbagai gerakan sosial (seperti himpunan
ketetanggaan, kelompok keagamaan, kelompok wanita, dan kelompok
intelektual), serta organisasi sipil dari semua kelas ( seperti ahli hukum,
wartawan, serikat buruh, dan usahawan) berusaha menyatakan diri
mereka dalam suatu himpunan, sehingga mereka dapat mengekspresikan
diri mereka sendiri dan memajukan berbagai kepentingan mereka.
Konsep Masyarakat Madani
Konsep masyarakat madani adalah mencakup intitusi-intitusi non-negara, yang berada di masyarakat yang secara
kongkrit mewujudkan diri dalam bentuk pengelompokan-pengelompokan atau perkumpulan-perkumpulan sosial dan
politik yang mandiri. Secara kongkrit sebagai pengejawantahan masyarakat madani adalah berbagai jaringan-jaringan
maupun pengelompokan-pengelompokan sosial yang mencakup nilai dari rumah tangga (Hausehold), organisasi-
organisasi sukarela seperti lembaga masyarakat (LSM), organisasi sosial dan keagamaan, panguyuban-panguyuban,
dan juga kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) yang diciptakan oleh masyarakat di luar pengaruh-
pengaruh negara. Bahkan, juga mencakup organisasi-organisasi yang mungkin pada awalnya dibentuk oleh negara,
tetapi melayani kepentingan masyarakat, yaitu sebagai perantara dari negara di satu pihak dan individu dengan
masyarakat di pihak lain.
Gagasan masyarakat madani pada dasarnya menyiratkan keniscayaan adanya kebebasan dan keterbukaan untuk
berserikat berkumpul dan mengeluarkan pendapat serta kesempatan yang sama dalam mempertahankan kepentingan-
kepentingan di depan umum.
Bahwa konsep masyarakat madani sebagai konsep politik adalah terkait dengan adanya kelompok-kelompok atau
asosiasi-asosiasi independen di luar negara, yang berupaya mempengaruhi proses politik terutama dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan kepentingan umum, di mana kelompok-kelompok tersebut mengagregasikan
tuntutan politik mereka dengan perantaraan masyarakat politik dan masyarakat ekonomi ( Adi Suryadi C.
2003. 59)
C. Tinjauan politik kampus
1) Budaya akademik
Pengembangan budaya akademik diarahkan guna menjamin iklim
yang kondusif bagi tumbuhnya masyarakat akademik yang makin dewasa,
pandangan serta pendapat perlu mendapat dukungan data dan informasi
yang akurat sebagai wujud masyarakat rasional yang mengutamakan
kebenaran dan tanggung jawab ilmiah. Iklim akademik tersebut perlu
mendapatkan kekayaan pendidikan moral yang religius. Oleh karena itu
keseimbangan jasmani dan rohani akan mendapat perhatian serius dengan
menumbuhkan rasa tanggung jawab ilmiah dengan dasar ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Peraturan dalam kebebasan mimbar atau kebebasan ilmiah yaitu;
Ketetapan MPRS. No. XXVII/1966, lampiran bab II, Pasal 6,
supaya di perguruan-perguruan tinggi diberikan kebebasan mimbar atau
kebebasan ilmiah seluas-luasnya, yang tidak menyimpang dari Undang-
Undang Dasar 1945 dan falsafah negara pancasila. Undang-Undang
tentang Perguruan Tinggi No. 22/1961, Pasal 4, “ Undang-undang ini pada
asasnya mengakui dan melindungi kebebasan seorang pengajar dan
penyelidik ilmiah pada perguruan tinggi untuk mengajarkan, mengatakan,
dan mengadakan penelitian supaya dengan demikian usaha dan
kegiatannya mencapai taraf dan perkembangan yang setinggi-tingginya
dan sempurna-sempurnanya”.
Keputusan Deputi menteri Perguruan Tinggi No. 1/ 1966 tentang
pedoman mengenai penggunaan dan pelaksanaan kebebasan ilmiah dan
kebebasan mimbar pada perguruan tinggi. Sebagai lembaga ilmiah,
perguruan tinggi hanya dapat mencapai taraf dan perkembangan yang
setinggi-tingginya dan sempurna-sempurnanya, apabila perguruan tinggi
tersebut mempunyai kebebasan ilmiah dan kebebasan mimbar. Pemberian
kebebasan tersebut pada perguruan tinggi adalah merupakan usaha
pengakuan dan pengamalan perikemanusiaan, dan perikeadilan yang
menjunjung tinggi rakyat Indonesia seperti yang ditegaskan dalam
pembukaan Undang-Undang dasar 1945.
Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 2002 yang sudah di
amandemen juga jelas menyatakan berlakunya kebebasan mimbar
akademik , dengan pernyataan yang dirumuskan dalam bagian tentang
pendidikan itu berbunyi: peranan perguruan tinggi dan lembaga
penelitiannya dalam menunjang kegiatan pembangunan makin
ditingkatkan, antara lain dengan memantapkan iklim yang menjamin
penggunaan kebebasan mimbar akademik secara kreatif, kontruktif dan
bertanggung jawab, sehingga mampu memberikan hasil pengkajian dan
penelitian yang bermutu dan bermanfaatbagi pebangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan bagi masyarakat yang sedang membangun.
3) Kebebasan akademik dan mimbar akademik.
Kemandirian ialah suatu modus keberadaan yang selalu melekat pada kesadaran bertanggung jawab, baik kepada diri
sendiri maupun kepada orang lain. Kemandirian adalah manifestasi keberadaan yang menjadi signifikan oleh
keterkaitannya dengan suatu kebersamaan. Kemandirian adalah penghayatan kebebasan dari suatu yang serentak
dengan kebebasan untuk sesuatu. Kemandirian adalah penjelamaan subjektifitas pribadi yang mengakui objektifitas
kebersaman sebagai kondisinya. Kesadaran dan penghayatan kebebasan untuk sesuatu sebagai kebebasan bertanggung
jawab.
Kebebasan akademik merupakan sesuatu modus kebebasan yang mempunyai kaidah-kaidah dan norma-normanya;
kebebasan akademik merupakan penjelmaan kebebasan yang terikat pada etika tertentu, maka kebebasan akademik
bukan kebebasan tuna-norma. Kebebasan akademik adalah hak dan tanggung jawab sebagai satu keutuhan tak
terpisahkan; manuggalnya hak dan tangung jawab ini menjadikan kebebasan akademik terikat pada susila akademik.
Menurut Prof.Dr Sartono Kartodirejo ( 1988 :15 )menegaskan bahwa: kebebasan mimbar adalah prinsip yang melekat
pada satu kebudayaan kepakaran di lingkungan Universitas, oleh sebab itu meskipun Universitas dituntut tidak menjadi
menara gading, tidak berarti landasan intergritas, otoritas, dan sifat otonom yang membawa pengembangan
kebudayaaan kepakaran dibenarkan untuk dimanfaaatkan demi kepentingan yang bersifat politik. Di dalam otoritas
itulah terletak tangggung jawab yang didasarkan atas integritas, yaitu bahwa selaku pelaku dalam bidang akademis
terikat kepada etika dalam menghayati ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu dalam upayanya menunju kebenaran ilmu
pengetahuan, integritas yang dimilikinya menjamin tidak akan menggunakan ilmu pengetahuan bagi kepentingan lain,
politik khususnya.
4) Pendidikan politik di kampus
Sistem pendidikan yang berlaku di Perguruan Tinggi saat ini
membuat kampus tak lebih dari sebuah pabrik yang memproduksi ahli
teknologi dan ahli ideologi, di mana peranannya dalam melanggengkan
struktur yang ada sangatlah diharapkan. Sebagai sebuah produsen bagi
tenaga kerja industri dan birokrasi maka kaum bourjuis memiliki
kepentingan yang cukup signifikan dalam menentukan kebijakan kampus.
Keadaan seperti itu telah menempatkan perguruan tinggi pada tiga posisi
penting, yakni: 1. Sebagai lembaga atau institusi yang berperan dalam
proses transformasi nilai-nilai dan tatanan masyarakat yang ada. 2.
Memiliki keharusan untuk tunduk pada kepentingan politik negara. 3.
Memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan pasar.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melakukan akselerasi
pencerahan moral dan politik di kalangan mahasiswa. Metode-metode ini
telah terbukti cukup ampuh membangun kesadaran dan daya kritis
mahasiswa pada masa lalu dan dirasa efektif untuk sekarang. Di
antaranya; 1. Menghidupkan kembali mimbar bebas di setiap kampus,
baik tingkat Universitas, Fakultas maupun Jurusan; 2. Menggalakkan
forum-forum diskusi tentang berbagai permasalahan dan isu-isu yang
berkembang di masyarakat. Forum diskusi ini bisa melakukan kajian
berdasarkan pandangan disiplin ilmu tertentu, ataupun interdisipliner
yang pesertanya berasal dari fakultas, jurusan maupun universitas
berbeda; 3. Mengintensifkan seminar-seminar tentang
gerakan moral mahasiswa; 4. Menghidupkan pers mahasiswa sebagai
sarana komunikasi, aktualisasi dan artikulasi gagasan-gagasan brilian
serta ide-ide cerdas mahasiswa untuk mencari solusi atas berbagai
permasalahan; 5. Optimalisasi kegiatan-kegiatan pengkaderan di
organisasi-organisasi kemahasiswaan yang diarahkan untuk mencetak
kader-kader mahasiswa dan calon pemimpin bangsa yang cerdas,
terampil, moralis, religius, kredibel, peduli terhadap permasalahan yang
terjadi di sekitar serta memiliki integritas diri yang diakui. 6.
Memperbanyak penelitian-penelitian ilmiah yang berkaitan dengan
problem-problem nyata di masyarakat; 7. Membangun organisasi-
organisasi kemahasiswaan yang layak disebut student government, yang
mandiri dalam menentukan sikap tanpa tekanan birokrat atau pihak mana
pun.
Ada dua faktor yang menyebabkan perilaku politik mahasiswa
dalam merespons fenomena yang ada. Pertama karena kondisi objektif
masyarakat yang penuh dengan ketidakadilan dan krisis sosial; dan kedua
karena sistem pendidikan yang dipratekkan di banyak perguruan tinggi
telah mengekang hak-hak demokrasi bagi mereka.
5) Organisasi kampus
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari kelompok orang yang
bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah (Melayu Hasibuan, 1996:
24). Organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri kearah perluasan wawasan dan
peningkatan kecedikiawan, serta integritas kepribadian mahasiswa. Hal ini penting untuk menyiapkan kader
masyarakat yang memilki kemampuan akademik dan profesional yang dapat mengembangkan iptek dan kesenian. (
UKM penerbitan 1998:1)
SK Mendikbud No. 155/U/ 1998 sebagai pengganti SK Mendikbud No.1457/u/1990, telah memberikan perubahan
yang sangat mendasar pada pengolahan lembaga kemahasiswaan di seluruh perguruan tinggi yaitu dengan bergulirnya
SK tersebut yang menjelaskan bahwa pengolahan maupun pembentukan lembaga kemahasiswaan diatur sepenuhnya
oleh mahasiswa, berkaitan dengan pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi kemahasiswaan
yang sebelumnya diatur secara garis besar oleh pemerintah.
Dalam perguruan tinggi organisasi kemahasiswaan terbagi atas:
a. Organisasi intra kampus yang meliputi
1. Konggres Keluarga Mahasiswa Universitas (KKMU) adalah
sebagai forum pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan
lembaga kemahasiswaan di tingkat Universitas.
2. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) adalah
lembaga tinggi legislative organisasi kemahasiswaan yang
berkedudukan dan bertugas di tingkat Universitas.
3. BEMU: singkatan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
adalah lembaga tinggi eksekutif organisasi lembaga
kemahasiswaan berkedudukan dan bertugas di tingkat Universitas.
4. UKM : singkatan Unit Kegiatan Mahasiswa adalah lembaga tinggi
kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa dalam kehidupan
kemahasiswaan.
5. Konggres Mahasiswa Fakultas (KMF) adalah lembaga pemegang
kedaulatan tertinggi dalam kehidupan organisasi kemahasiswaan
berkedudukan dan bertugas di tingkat fakultas.
6. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) adalah lembaga
tinggi legislative dalam kehidupan organisasi kemahasiswaan
berkedudukan dan bertugas di tingkat fakultas.
7. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) adalah sebagai
lembaga tinggi eksekutif dalam kehidupan organisasi
kemahasiswaan yang bertugas dan berkedudukan di tingkat
fakultas.
8. Keluarga Mahasiswa Jurusan (KMJ) adalah sebagai forum
pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan lembaga
kemahasiswaan berkedudukan dan bertugas di tingkat jurusan.
b. Organisasi ekstra kampus
9. KAMMI : singkatan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia
10. GMNI : singkatan dari Gerakan Mahasisiwa Nasional Indonesia.
11. PMII : singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia
12. HMI : singkatan dari Himpunan Mahasiswa Islam.
6) Pergerakan politik mahasiswa
a. Gerakan mahasiswa
Gerakan mahasiswa sebagai salah satu kekuatan sosial dan
politik yang bergerak di masyarakat, bagaimanapun akan menarik
perhatian sebagai pelaku sejarah. Gerakan mahasiswa hadir
merupakan faktum perubahan, hal ini disebabkan eksistensi
mahasiswa sesuai dengan predikat yang disandangnya, merupakan
sebuah elemen yang sangat strategis, setidaknya dilihat dari dua
dimensi utama sebagai berikut: Pertama , sebagai bagian dari lapisan
angkatan muda, terutama karena tingkat pendidikan tinggi yang
mereka miliki, mereka merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki
nasib negara dan bangsanya. Sebagai pelaku perubahan sosial, oleh
karena itu mahasiswa ingin melibatkan diri untuk menyelesaikan dan
mencari jalan keluar terhadap permasalahan-permasalahan yang
praktis yang dialami oleh masyarakat. Kedua, sesuai dengan jenjang
pendidikan yang mereka sedang jalani, mahasiswa merupakan
kelompok intelektual yang merasa keberadaannya dituntut untuk
memusatkan diri guna memikirkan ide dan masalah non-material
dengan menggunakan kemampuan penalaran ilmiahnya. ( Adi
Suryadi Culla, 2002: 233)
Istilah gerakan mahasiswa menjadi sangat populer setelah
terjadi fenomena monumental ditahun 1998. meskipun pada masa
sebelumnya, gerakan mahasiswa juga pernah secara aktif
mempelopori perubahan di tahun 1965, kesan yang muncul
kemudian menjadi sangat berbeda. Dalam bingkai sejarah, gerakan
mahasiswa pernah menjadi bagian dari sebuah gerakan pemuda
Indonesia. Mahasiswa pernah menjadi salah satu bagian dari gerakan
pemuda sebagaimana dilukiskan sebagai sosok yang paling dinamis.
Dan sebagai sosok yang dinamis ini, posisi pemuda yang didalamnya
termasuk mahasiswa, tidak bisa dipisahkan dengan proses
perjuangan bangsa, sejak terjadinya kebangkitan pemuda 1908.
Pemuda adalah pelopor pada zamannya, pada masa kebangkitan
nasional pemuda adalah bagian pendobrak cara pandangan kegelapan
dengan cara mengadopsi cara pikir Aufklaris dalam gagap gempita
modernisasi.
Pemuda memiliki posisi mitologis sebagai kekuatan yang
selalu tampil untuk menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai
kebenaran dan menentang segala bentuk ketidakadilan pada
zamannya. Dan dari perjalan sejarah pembentukan bangsa modern
sampai era reformasi ini, pemuda (mahasiswa) terbukti selalu
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa dan rakyat
Indonesia. Kesan herois ini di satu sisi memang tidak bisa ditolak
meskipun di sisi lain perlu dikritisi secara lebih mendalam.
Posisi pemuda dan mahasiswa paska tahun 1908 adalah
munculnya generasi gerakan di tahun 1966 yang diyakini berhasil
menumbangkan rezim orde lama dan menggantikan orde baru,
kemudian, gerakan mahasiswa angkatan 78 muncul sebagai kekuatan
menolak usaha-usaha deploitasi terhadap mahasiswa dengan
NKK/BKK. Sementara itu, angkatan 80-an muncul generasi gerakan
yang kritis dengan mengembangkan wacana-wacana yang berbeda
dengan yang dikembangkan negara. Generasi 80-an ini tidak
memunculkan gerakan yang masif, tetapi intensif dalam kelompok-
kelompok diskusi dan LSM yang bekerja secara langsung dengan
masyarakat basis.
Puncak gerakan mahasiswa terjadi pada angkatan 98 yang
diyakini berhasil menumbangkan orde baru. Gerakan yang dipelopori
oleh mahasiswa ini bersifat masif dan berhasil meruntuhkan
hegemoni dan kekuasaan riel negara. Bahkan militer yang berhasil
redupkan posisinya berkat kekuatan masa di bawah kepeloporan
mahasiswa. Berkaitan dengan keberhasilan gerakan mahasiswa
angkatan 98 ini, disadari oleh beberapa pihak bahwa keberhasilan
tidak terwujud apabila tidak ditopang oleh elemen-elemen lainnya
yang bersama-sama melakukan perubahan. Artinya dengan kata lain
ada sebuah kematangan struktural yang mengakibatkan posisi
gerakan mahasiswa penting dan berhasil melakukan perubahan.
Dalam bagian terdahulu sudah dijelaskan sebuah proses
perkembangan masyarakat yang akhirnya mampu menunjukan
sebuah kontek terjadinya kemacetan disegala bidang, sehingga
gerakan mahasiswa menemukan momentumnya yang paling tepat.
Munculnya gerakan mahasiswa yang telah berhasil melakukan
perombakan sangat dimungkinkan dengan adanya kondisi yang
semakin hari semakin parah, sehingga masyarakat berada pada titik
kulminasi dan sudah tidak memiliki pilihan lain kecuali harus
bangkit dan melakukan perlawanan demi suatu perubahan. Gerakan
tersebut sebenarnya adalah ungkapan idealis mereka akan suatu fakta
sejarah masyarakat yang dihadapinya, sehingga memunculkan suatu
bentuk koletifisme yang kuat dan mengakar dalam semangat untuk
melakukan perubahan.
Sampai pada penghujung proses gerakan paska turunya
Soeharto, masih terjadi perdebatan tentang posisi gerakan
mahasiswa sebagai bagian dari gerakan pemuda. Ada semacam
kerancuan yang menghadapi para pelaku perubahan itu sendiri dalam
memposisikan dirinya sebagai bagian dari gerakan mahasiswa
ataupun gerakan pemuda. Pada bagian analisis empiris terhadap
penelitian lapangan akan ditemukan bahwa ambiguitas posisi ini
menjadi salah satu pasal yang menimbulkan perbedaan pandangan
yang akhirnya mengakibatkan pemecahan dikalangan para aktivis
gerakan mahasiswa angkatan 98.
Kebingungan indetitas ini tentu saja terkait oleh suatu konteks
tertentu yang membedakannya dengan posisi gerakan mahasiswa
pada era sebelumya. Jika angkatan 66 dan 78 sangat bangga tentang
predikatnya sebagai gerakan mahasiswa, tidak begitu dengan
angkatan 98. Ada semacam pertanyaan kritis dari pihak mereka
sendiri tentang predikat tersebut, mengingat posisinya yang tidak lagi
terpisah dari gerakan massa rakyat pada umumnya.
Pertanyaan kritis terhadap predikat gerakan mahasiswa ini
muncul karena memang unsur inti dari gerakan mahasiswa angkatan
98 sudah menjadi bagian dari gerakan semesta rakyat Indonesia.
Artinya, bangunan paradigma yang dipasangkan oleh para tokoh inti
gerakan mahasiswa adalah cara pandang yang tidak lagi memisahkan
mahasiswa dari rakyat, sebagaimana selama rezim orde baru
berkuasa sengaja diciptakan jarak yang sangat jauh.
Gerakan mahasiswa angakatan 98 yang lahir dari generasi
angkatan 80-an telah akrab dengan rakyat, sebagai basis
pengorganisasian mereka, pertama kelompok studi yang tumbuh
subur di era 1980-an adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
proses penyatuan gerakan mahasiswa dengan gerakan rakyat. Dalam
kelompok studi inilah wacana yag menentang arus penghangusan
oleh rezim orde baru dibangun dan ditanamkan serta disosialisasikan
baik pada tingkatan masa mahasiswa maupun di tingkat gerakan
rakyat pada umumnya . Wacana hegemoni inilah yang
membangkitkan kesadaran di antara masa mahasiswa dan masa
rakyat pada umumnya dalam melakukan perlawanan terhadap rezim
orde baru.
Selain kelompok–kelompok studi yang tumbuh subur di tahun
1980-an, munculnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
semakin marak dipelopori oleh mahasiswa dan mantan mahasiswa
juga semakin mendekatkan relasi antara mahasiswa dan rakyat.
Posisi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada umumnya adalah
menjadi titik singgung yang menghubungkan dunia kampus dengan
dunia riel (nyata) dalam masyarakat, karena kebanyakan, karena
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mempunyai kaki di dua
tempat ini, dunia kampus dan basis masa rakyat. Dan melalui kerja-
kerja pengorganisasian masa rakyat ini, mahasiswa secara lambat
tapi pasti menjadi bagian masyarakat. Dan manakala terjadi
gelombang gerakan mahasiswa, ada sebagian pusat-pusat
pengorganisasian masa rakyat ini yang dijadikan basis penyatuan
masa mahasiswa dengan masa rakyat.
Dengan demikian, muncul terminologi yang semakin
berkembang antara gerakan mahasiswa, gerakan pemuda dan
gerakan rakyat. Terminologi terakhir ini muncul dan aktual pada
fenomena gerakan angkatan 98. dan inilah tipologi dan ciri khas
yang membedakan gerakan 98 dengan angkatan sebelumnya.
Pengorganisasian gerakan mahasiswa ini ternyata bukan sesuatu
yang relatif baku dan konstan untuk jangka waktu relatif lama,
karena dalam kenyataannya pengorganisasian tersebut belangsung
secara dinamis, yaitu masing-masing kelompok berubah nama dan
infilisasi secara relatif cepat. Hal ini terjadi karena memang terjadi
perkembangan yang terus menerus di lapangan, baik dalam hal
kepentingan, strategi, keprihatinan sampai lahirnya pemahaman yang
bersifat ideologis.
Munculnya organisasi gerakan mahasiswa sangat diwarnai oleh
pluraliritas yang ada dalam dunia gerakan dan dunia mahasiswa, akar
pengorganisasian bila dilacak dari angkatan 80-an yang sudah
memulai dengan melakukan gerakan alternatif sebagai eksperimen
perlawanan mahasiswa yang kemudian melahirkan paradigma baru
dalam gerakan mahasiswa.
Isu yang diangkat dari generasi mahasiswa 1998 merupakan
sebuah paradigma gerakan yang prinsipal sesuai dengan zamannya,
dan sekaligus membedakan gerakan mahasiswa sebelumnya. Mereka
menuntut reformasi menyeluruh disegala bidang; ekonomi, politik,
hukum.
b. Karateristik gerakan mahasiswa
Hariman Siregar (1998: 45)dalam bukunya "Gerakan
Mahasiswa, Pilar Ke-5 Demokrasi" menjelaskan ciri Gerakan
Mahasiswa, yaitu, 1. Bersifat spontanitas. Partisipasi mahasiswa
dalam gerakan merupakan respon spontan atas situasi sosial yang
tidak sehat, bukan atas ideologi tertentu, melainkan atas nilai-nilai
ideal. Namun hal ini bukan berarti tidak ada pendidikan publik di
kalangan mahasiswa; 2. Bercorak nonstruktural. Gerakan mahasiswa
tak dikendalikan oleh suatu organisasi tunggal, termasuk
kepemimpinan komando, melainkan bercorak organisasi cair, dengan
otonomi masing-masing basis kampus sangat besar. Agenda aksi
dibicarakan secara terbuka dan diputuskan serta diorganisasikan
secara kolektif; 3. Bukan agen politik di luar kampus. Gerakan
mahasiswa bersifat independen dari kelompok kepentingan tertentu,
tetapi tidak menutup kemungkinan ada langkah bersama. Ini bisa
terjadi lantaran sifat gerakan mahasiswa itu sendiri yang merupakan
reaktikulator kepentingan rakyat atau gerakan moral; 4. Memiliki
jaringan yang luas. Mengingat otonomi masing-masing kampus
begitu tinggi, pola gerakan mahasiswa terletak pada jaringan yang
dibinanya. Bentuk jaringan menjadi salah satu ciri dari
pengorganisasian gerakan mahasiswa. Jaringan yang terbentuk
biasanya luwes sehingga memudahkan untuk bermanuver serta tidak
mudah untuk di kooptasi oleh kelompok kepentingan yang
bertentangan dengan gerakan moral, termasuk pemerintah.
c. Kelemahan dan kekuatan gerakan mahasiswa
Kelemahan dari gerakan mahasiswa secara umum, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1. Ketidakmampuan mahasiswa
membina hubungan yang baik dengan masyarakat. 2. Ada motivasi
dari sekelompok mahasiswa yang hanya sekedar mencari kesenangan
atau hobi. 3. Pengorganisasian massa di basis gerakan yang lemah :
karena hanya berfokus pada aktivisme yang berciri heroisme,
gerakan mahasiswa secara umum lalai untuk melakukan
pengorganisasian. 4. Terkadang mahasiswa memakan agenda atau
masih masih terjebak untuk mengangkat isu-isu lama. 5. Mahasiswa
sekarang merupakan bagian dari produk orde baru. 6. Adanya jarak
antara mahasiswa dan rakyat. 7. Adanya perpecahan di tingkat
kesatuan aksi gerakan mahasiswa. 8. Mahasiswa terlalu arogan. 9.
Tidak arah dan tujuan yang pasti tentang proses reformasi yang
dikumandangkan oleh mahasiswa. 10. Menggagap masyarakat
sebagai objek tranformasi. 11. Gerakan bersifat reaktif keluar,
temporer, dan kemahasiswaan. 12. Gerakan kehilangan daya
reflektif.
Kekuatan gerakan mahasiswa, meliputi : 1. Merupakan gerakan
strategis dimana gerakan mahasiswa memainkan peranan yang
sangat penting dan posisinya sangat strategis. 2. Memiliki
kemampuan untuk berkembang karena banyaknya waktu yang di
dapat dipakai untuk belajar mengenai teori perubahan. 3. Sebagian
mahasiswa dapat mengkritisi situasi di dalam gerakan maupun di
masyarakat. 4. Pers mahasiswa membawa dampak yang baik, dapat
dengan cepat mensosialisasikan gerakan mahasiswa di masyarakat.
5. Gerakan mahasiswa bagian dari integral dari semesta gerakan
rakyat. 6. Dampak perubahan yang diberikan gerakan mahasiswa
sangat besar dan Mahasiswa bagian dari investasi perubahan dan
pembangunan ke depan. 7. Gerakan tidak dapat dimatikan oleh
kekuatan, kekuasaan manapun atau proses perubahan dan Mahasiswa
mengelola gerakan sendiri. 8. Mampu menjadi penghubung
masyarakat yang bermasalah dengan pihak yang berpengaruh.
D. Faktor penghambat perkembangan
budaya politik mahasiswa di kampus.
Adapun cara yang ditempuh untuk mengubur kekritisan mahasiswa,
pihak kampus dalam hal ini adalah rektorat, biasanya akan memperketat
kebijakan akademik dan membuat bagaimana mahasiswa merasa enjoy
dengan sejumlah aktivitas di kampus. Sejumlah acara seperti pertunjukan
musik atau acara yang bersifat entertainment akan menjadi suatu acara yang
pasti menyedot banyak mahasiswa. Ketika mereka berjingkrak-jingkrak
menikmati alunan musik, mereka lupa bahwa masyarakat di luar kampus
membutuhkan peranan mereka untuk bersama-sama melakukan perubahan
menuju iklim yang lebih baik.
Aktivitas-aktivitas yang sifatnya politis seperti demonstrasi, orasi
politik ilmiah dan aktivitas kritis lainnya selalu mendapat respons negatif dari
pihak birokrat. Eny Prihatiyani (2004: 5) mengemukakan ada lima macam
metode yang biasanya dilakukan oleh birokrat kampus untuk meredam
aktivitas kritis mahasiswa, yakni :
1. Memperketat absensi (kuantitas kehadiran mahasiswa) minimal
80%/semester. Jika dalam satu semester absensi mahasiswa di bawah
80%, mahasiswa tersebut dilarang untuk mengikuti ujian final.
2. Merepresi nilai bagi mahasiswa yang berseberangan pendapat dan
pemikiran dengan dosen atau mahasiswa yang kritis di kampusnya.
Biasanya birokrat kampus atau dosen memberikan nilai tidak objektif
terhadap mahasiswa yang kritis.
3. Membuat perjanjian tertulis diatas materai secara sepihak tanpa
didialogkan terlebih dahulu kepada mahasiswa. Salah satu isi
perjanjiannya tidak boleh terlibat dalam aktivitas politik praktis seperti
unjuk rasa tentang permasalahan kampus. Dengan alasan kampus adalah
wadah untuk mencari ilmu bukan sebagai tempat berpolitik.
4. Merepresi psikologis mahasiswa yang kritis dengan sanksi sepihak dan
memanggil orang tua wali. Dengan begitu kontradiksi yang dihadapi
mahasiswa menjadi luas. Yang tadinya hanya berkontradiksi dengan pihak
birokrat kampus meluas dengan keluarga. Sehingga banyak aktifis
mahasiswa yang terdemoralisasi, dengan sendirinya tidak menjadi kritis
lagi.
5. Pemecatan status kemahasiswaan secara sepihak (skorsing).
Kebijakan tersebut membuat tujuan pendidikan yang seharusnya
membebaskan manusia dari ketertindasan justru berlangsung sebaliknya.
Tidak mengherankan kalau dalam dua bulan terakhir mahasiswa banyak
turun ke jalan karena di samping kondisi objektif masyarakat dengan
kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Megawati terbukti merugikan
masyarakat bawah juga dipicu oleh sistem pendidikan yang banyak
mengekang kebebasan berekspresi di kampus
E. Kerangka berfikir
Budaya politik kampus Mahasiswa
Organisasi kampus
Organisasi Intra
Kampus : BEMU,
BEMF, HIMA
Budaya akdemik
Budaya politik internal
kampus
Organisasi ekstra kampus:
KAMMI, HMI, PMII,
GMINI
Budaya politik eksternal
kampus
Realita kehidupan
politik di indonesia
ASPIRASI PERGERAKAN
APLIKASI
POLITIK
FAKTOR
PENGHAMBAT
A
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Sifat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan cara memandang
objek kajian sebagai suatu system artinya objek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling
terkait dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada (Arikunto, 1998; 209). Penelitian diskriptif ini bertujuan
agar peneliti dapat mendiskripsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam dari focus
penelitian yaitu bagaimana sikap dan aplikasi aktivis mahasiswa terhadap realita politik yang terjadi dan bagaimana hal
tersebut dilakukan.
Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri
tertentu sebagaimana menurut Liancoln dan Guba dalam (lexy J Moleong, 2001; 4) yang meluas 11 ciri penelitian
kualitatif yaitu: (1) Dilakukan pada latar alamiah, (2) Manusia sebagai alat instrumen, (3) Metode Kualitatif,
(4)Analisis data secara induktif, (5) Arah Penyusunan teori berdasar dari bawah, (6) Bersifat deskriptif, (7)
Mementingkan proses dari pada hasil, (8) Menghendaki ditetapkannya batas dasar fokus, (9) Adanya kriteria khusus
untuk keabsahan data, (10) Desain bersifat sementara, dan (11) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Penelitian kualitatif ini dengan studi kasus, sebagai upaya studi kasus dapat memberi nilai tambah pada
pengetahuan kita secara unik tentang fenomena individual, organisasi, sosial, dan politik. Studi kasus memungkinkan
peneliti untuk mempertahankan karekteristik holistic dan bermakna dari peristiwa kehidupan nyata (Robert K.Yin,
2003: 4). Dalam hal ini, peneliti ingin mengatahui dan memahami sesuatu dibalik fenomena budaya politik kampus
yang dilakukan oleh para mahasiswa aktivis Universitas Negeri Semarang yang mengikuti kegiatan intra maupun
ekstra kampus, yang mana dibutuhkan suatu metode pengumpulan data secara mendalam, terbuka, tersektruktur, serta
mempertahankan karakteristik holistic dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata. Dari alasan ini peneliti
memandang bahwa jenis penelitian kualitatif sesuia bila digunakan dalam penelitian ini.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di lingkungan
Universitas Negeri Semarang. Dipilihnya Universitas Negeri Semarang
sebagai lokasi penelitian di karenakan; Pertama adalah tempat tersebut
memilki lembaga kemahasiswaan baik intern organisasi maupun ekstern
organisasi yang berpengaruh di tingkat lokal dan nasional serta regional,
kedua adalah para aktivis mahasiswa Universitas Negeri Semarang memilki
karekteristik yang unik sehingga mereka dipercaya dalam memimpin sebuah
jaringan aktivis mahasiswa.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian merupakan keseluruhan badan atau elemen yang
akan diteliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah para aktivis
mahasiswa yang tergabung pada lembaga intra kemahasiswaan meliputi
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas ( BEMU ) dan Badan Eksekuti
Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA)
maupun ekstra kemahasiswaan meliputi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), GMNI ( Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia), Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia
(PMII) dan informan tambahan dari mahasiswa non aktifis.
D. Fokus Penelitian
Pada penelitian pada dasarnya adalah masalah yang bersumber pada
pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang di perolehnya melalui
keputusan ilmiah ataupun keputusan lainnya (Moleong, 2001; 65). Rumusan
masalah atau fokus dalam penelitian kualitatif bersifat tentatife artinya
penyempurnaan fokus atau masalah tetap dilakukan sewaktu penelitian sudah
berada dilatar penelitian.
1. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana budaya politik kampus
tentang aspirasi dan aplikasi aktivis mahasiswa terhadap realita politik
yang terjadi.
2. Bagaimana faktor-faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa yang ke
arah politik di kampus.
E. Sumber Data Penelitian
Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam
sumber yaitu; dokumen, rekaman, arsip, wawancara, pengamatan langsung,
observasi partisipan dan perangkat fisisk. Penggunaan ke-enam sumber ini
memerlukan keterampilan dan prosedur metodologis yang berbeda-beda. (
Noeng Muhadjir, 1996: 98)
Sumber data penelitian terdiri dari: Informan utama: 5 orang aktivis
terdiri dari ketua dari lembaga kemahasiswaan baik intra kampus meliputi I
orang perwakilan dari Badan eksekutif mahasiswa Universitas (BEMU) dan I
orang perwakilan dari Badan eksekuti mahasiswa Fakultas (BEMF) dan ekstra
kemahasiswaan meliputi 2 orang aktivis dari; Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia) serta I Informan dari UKM BP2M ( Badan Penerbitan dan Penulisa
Mahasiswa). Selain informan utama peneliti juga menggali sumber data dari
pihak lain seperti: informan yang non aktivis mahasiswa serta pihak dosen
yang membina lembaga kemahasiswaan dan sumber-sumber lain yang tepat.
Selain sumber-sumber individual ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengumpulan data studi kasus, hal ini mencakup
penggunaan:
1. Berbagai sumber bukti yaitu bukti dari dua atau lebih sumber, tetapi
menyatu dengan serangkaian dengan fakta atau temuan yang sama.
2. Data dasar yaitu kumpulan formal bukti yang berlainan dari laporan akhir
studi kasus yang bersangkutan.
3. Serangkaian bukti yaitu keterkaitan yang eksplisit antara pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, data yang terkumpul dan konklusi-konklusi
yang ditarik ( Robert K. Yin, 2003:3001).
F. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi
kasus, yang dalam hal ini bisa mengambil beberapa bentuk. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan tipe yang paling umum, yaitu
wawancara studi kasus bertipe open ended, dimana peneliti dapat bertanya
kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping opini
mereka menganai peristiwa yang ada. Pada beberapa situasi, peneliti
bahkan bisa meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya
sendiri terhadap peristiwa tertentu dan bisa menggunakan proporsi tersebut
sebagai dasar penelitian selanjutnya. Informan kunci seringkali sangat
penting bagi keberhasilan studi kasus. ( Robert K. Yin, 2003:108-109 ).
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana
terjadi komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek
wawancara. Menurut Moleong (2001; 135) Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakuakan oleh dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai, yang
memberikan jawaban pertanyaan itu. Dalam penelitian ini menggunakan
wawancara mendalam karena peneliti ingin mengetahui secara menyeluruh
bagaimana Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana budaya politik
kampus tentang aspirasi dan aplikasi aktivis mahasiswa terhadap realita
politik yang terjadi. Bagaimana faktor-faktor yang menghambat kegiatan
mahasiswa yang ke arah politik di kampus.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa
responden atau informan. 5 orang aktivis terdiri dari ketua dari lembaga
kemahasiswaan baik intra kampus meliputi I orang perwakilan dari Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) dan 1 orang perwakilan dari
Badan Eksekuti Mahasiswa Fakultas ( BEMF) dan ekstra kemahasiswaan
meliputi 2 orang aktivis dari; Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan 1 aktivis
UKM BP2M (Badan Penerbitan Penulisan Mahasiswa). Selain informan
utama peneliti juga menggali sumber data dari pihak lain seperti: informan
yang non aktivis mahasiswa serta pihak dosen yang membina lembaga
kemahasiswaan dan sumber-sumber lain yang tepat.
b. Observasi
Metode observasi ini merupakan pengamatan atau mendengarkan
perilaku individu dalam situasi atau selang waktu tanpa manipulasi atau
mengontrol dimana perilaku itu ditampilkan. Dalam metode observasi ini
juga tidak mengabaikan kemungkinan menggunakan sumber-sumber non
manusia seperti dokumen dan catatan-catatan. Adapun observasi non
partisipan yang bertujuan untuk menjaring perilaku manusia sebagaimana
perilaku itu terjadi dalam kenyatan sebenarnya dan mendiskripsikan
kehidupan sosial yang sebenarnya. ( Dedy Mulyanan. 2001: 67)
Dalam penelitian ini, objek yang akan diobservasi oleh peneliti yaitu
budaya politik kampus ( studi aktivis mahasiswa di lingkungan Universitas
Negeri Semarang.)
c. Dokumentasi
Tipe informasi ini bisa menggunakan berbagai bentuk dan
hendaknya menjadi objek rencana-recana pengumpulan data yang eksplisit.
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dalam penelitian ini
dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan
observasi. Dokumentasi yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak
hanya dokumentasi resmi. Dokumentasi dapat berupa buku harian, surat
pribadi, laporan, catatan kasus dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan
budaya politik kampus tentang sikap dan aplikasi aktivis mahasiswa
terhadap realita politik yang terjadi dan faktor-faktor yang menghambat
kegiatan mahasiswa yang ke arah politik di kampus.
Untuk studi kasus, penggunaan dokumen yang paling penting adalah
mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain; Pertama
dokumen membantu penferifikasian ejaan dan judul atau nama benar dari
organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara; kedua
dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung
informasi dari sumber-sumber lainnya; ketiga inferensi dapat dibuat dari
dokumen-dokumen karena nilainya secara keseluruhan, dokumen
memainkan peran yang sangat penting dalam pengumpulan data studi
kasus. ( Robert K. Yin, 2003:103-104).
G. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan untuk membuktikan
temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan.
Pemeriksaan keabsahan data ini, didasarkan atas kriteria tertentu seperti yang
dikemukakan oleh Moleong ( 2001:173), yaitu : derajat kepercayaan (
credebility), keteralihan ( tranvebility), kebergantungan ( dependability) dan
kepastian ( confirbality). Pada penelitian ini untuk menjamin validitas dan
data temuan yang diperoleh, peneliti melakukan beberapa upaya disamping
menanyakan langsung kepada subyek, peneliti juga berupaya mencari jawaban
dari sumber lain. Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya
menggunakan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksa keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2001; 178).
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu. Densin ( dalam moleong, 2001:
178) membedakan trianggulasi menjadi empat macam yaitu: sumber, metode,
penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik
pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber, yang berarti
membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
H. Teknik Analisis Data
Analisis bukti (data) terdiri dari pengujian, pengkategorian,
pengtabulasian ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk
proposi awal suatu penelitian. Setiap penelitian hendaknya dimulai dengan
strategi analisis yang umum mengandung perioritas tentang apa yang akan
dianalisis. Dalam strategi seperti itu, tiga teknik analisis yang menetukan
hendakanya dipergunakan yaitu; perjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan
analisis deret waktu.
1. perjodohan pola
Untuk analisis studi kasus, salah satu strategi yang paling disenangi
adalah penggunaan logika perjodohan pola. Logika seperti itu
membandingkan pola yang didasarkan atas empiris dengan pola yang
diprediksikan ( atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua pola
ini ada persaamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi
kasus yang bersangkutan. Jika studi kasus yang bersangkutan eksploratis,
polanya mungkin berkaitan dengan variable-variabel dependen atau
independen dari penelitian yang bersangkutan. Jika studi kasus tersebut
deskriptif, perjodohan pola akan relevan dengan pola variabel-variabel
spesifik yang diprediksi dan ditentukan sebelum pengumpulan datanya.
2. Pembuatan eksplansi
Strategi analisis yang kedua ini pada dasarnya merupakan tipe
khusus perjodohan pola, tetapi prosedurnya lebih sulit dan karenanya patut
mendapat perhatian tersendiri. Disini, tujuannya adalah analisis data studi
kasus dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang
bersangkutan. Prosedur tersebut pada dasarnya relevan untuk studi kasus
eksplanotoris. Prosedur tersebut, bagi studi kasus eksplanotoris, umumnya
dipandang sebagai bagian dari proses pengembangan hipotesis ( Glaser
dan Starus 1967), namun tujuannya bukan untuk menyimpulkan suatu
penelitian melainkan mengembangkan gagasan-gagasan untuk penelitian
selanjutnya.
3. Analisis deret waktu
Strategi analisis ketiga adalah penyelenggaraan analisis deret waktu,
yang secara langsung analog dengan analisis deret waktu yang
diselengarakan dalam eksperimen dan kusai ekperimen. Analisis semacam
ini dapat mengikuti banyak pola sebagaimana telah menjadi judul di
beberapa buku teks dalam psikologi eksperintal dan klinis ( Kratochil,
1978).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Penelitian.
Universitas Negeri Semarang
1.1 Profil UNNES
Universitas Negeri Semarang diresmikan pada tahun 2000,
di mana asal mula Universitas Negeri Semarang adalah IKIP
(Institut Keguruan Ilmu Pendidikan) Semarang, terletak di dataran
tinggi kota Semarang yaitu di jalan raya Sekaran kecamatan
Gunungpati kabupaten Semarang. Dalam mengembangkan
perguruan tinggi yang ideal maka Universitas Negeri Semarang
menjalankan kerjasama dan pengembangan kampus yang meliputi
pembangunan sarana dan prasarana aktivitas kegiatan di kampus,
pengembangan para pendidik atau pengajar mahasiswa dan
karyawan serta peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan dan tujuan perguruan tinggi. Semua hal tersebut
dapat dilihat dari berbagai bidang yang ditingkatkan oleh UNNES
seperti bidang pembinaan tenaga akademik dan administrative,
bidang pendidikan dan pengajaran, bidang penelitian, bidang
pengabdian masyarakat, bidang pembinaan profesi keguruan,
bidang pembinaan profesi non keguruan, bidang sarana akademik,
dan bidang kerjasama.
a. Bidang pembinaan tenaga akademik dan administratif
Di lingkungan perguruan tinggi, dosen dan tenaga
akademik adalah penggerak utama kehidupan kampus, kualitas
suatu perguruan tinggi, sebagian besar sangat bergantung pada
kualitas tenaga akademiknya, disamping kualitas tenaga
administrasinya. UNNES memiliki dosen 813 tenaga akademik
dan 428 tenaga administrasi.
b. Bidang pendidikan dan pengajaran,
Tahun akademik 2003-2004, UNNES menyelenggarakan
pendidikan berdasarkan surat keputusan DIRJEN DIKTI,
UNNES menyelenggarakan 4 program studi S2, 26 program
studi S1 kependidikan, 13 program studi S1 non kependidikan,
dan 8 program diploma tiga non pendidikan, 3 program studi
diploma dua kependidikan.
c. Bidang penelitian,
Penelitian adalah dharma perguruan tinggi kedua yang
pelaksanaanya diorganisir oleh lembaga penelitian.
d. Bidang pengabdian masyarakat
Pengabdian masyarakat adalah dharma perguruan tinggi
ketiga, pelaksanaanya dikoordinasikan oleh lembaga pengabdian
pada masyarakat. Salah satu program pengabdian yang
dilaksanakan mahasiswa adalah dalam bentuk Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di berbagai daerah pedesaan.
e. Bidang pembinaan profesi keguruan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dalam bentuk praktek
mengajar di sekolah, latihan merupakan program pembinaan
profesi keguruan.
f. Bidang pembinaan profesi non keguruan,
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditangani oleh UPT PKL,
bertujuan untuk pembinaan profesi non keguruan.
g. Bidang sarana akademik
Meningkatakan lulusan UNNES dari tahun ketahun, baik
kuantitas mapun kualitas merupakan salah satu hasil nyata
program peningkatan mutu yang terus menerus dilakukan, baik
melalui system penerimaan mahasiswa baru, proses belajar-
mengajar, peningkatan mutu dosen, penyediaan sarana
akademik, budaya akademik, dan lain-lain.
h. Bidang kerjasama
Mulai tahun 2003 UNNES telah membangun jaringan
kerjasama, baik dengan instansi dalam negeri mapun luar negeri.
1.2 Tujuan pendidikan nasional
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yanag Maha
Esa, berahkhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap , mandiri dan menjadi
warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu perguruan tinggi berkewajiban
mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yanag Maha Esa, berakhlaq
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1.3 Paradikma perguruan tinggi
Globalisasi mendorong terjadinya perubahan-perubahan
pada berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk
dunia pendidikan tinggi. Oleh karena itu peran perguruan tinggi di
letakkan dalam kerangka konsep pemikiran atau paradikma baru
perguruan tinggi. Paradikma baru perguruan tinggi dimaksud
meliputi : (1) Daya saing bangsa, (2) Otonomi, (3) Organisasi yang
sehat.
1. Daya saing bangsa
Daya saing bangsa bisa dicapai dengan kerangka kerja dan karakter
kebangsaan yang kuat, di sini sistem pendidikan tinggi bertanggung jawab
untuk menyajikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih kepada para
mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik dan menuju hidup yang lebih
berarti.
2. Otonomi
Sistem pengaturan otonomi yang baik dapat mendukung cita-cita lembaga
pendidikan tinggi dan nilai-nilai yang membentuknya. Oleh karenanya hal ini
menjadi kebijaksanaan lembaga yang bersangkutan untuk merencanakan
sistem pengaturan otonomi di masa mendatang. Pengaturan otonomi yang baik
harus dapat mendukung kebebasan akademis dan mengakui hak–hak akdemis
guna membedakan bidang-bidang mereka dalam hal penelitian, pengajaran dan
publikasi. Dalam lingkungan system pendidikan tinggi yang terdesentralisasi,
system pengaturan otonomi memungkinkan pihak fakultas dan penyelenggara
menyuarakan kebijakan intitusi lembaga mereka, dengan demikian
desentralisasi dan otonomi yang lebih luas akan mendorong berkembangnya
potensi perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing bangsa .
3. Organisasi yang sehat
Organisasi yang sehat berkaitan dengan kondisi yang memungkinkan
suatu organisasi untuk melaksanakan visi dan misinya. Dalam konteks
akademik, ciri-ciri organisasi yang sehat adalah adanya kemampuan untuk
menciptakan kebebasan akademis. Inovasi dan kreatifitas yang tinggi
memberikan kesempatan setiap orang untuk menimba ilmu, bekerja demi
kesuksesan organisasi. Organisasi yang sehat bisa berkembang dalam system
yang sehat secara sistematis dapat menumbuhkan suatu pendekatan proaktif
guna mengatur setiap individu agar organisasi tersebut lebih efektf dan efisien
dengan kejelasan hak, tanggung jawab, dan akuntabilitas.
1.4 Tugas dan Fungsi Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang mempunyai tugas
menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau kesenian tertentu.
Untuk menyelengarakan tugas tersebut Universitas Negeri
Semarang mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi
b. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi atau dan kesenian.
c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dan hubungan
dengan lingkungan
e. Pelaksanaan kegiatan layanan administratif.
1.5 Visi dan Misi UNNES
a. Visi Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang adalah lembaga pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan , teknologi, olah raga, seni dan budaya, serta menghasilkan tenaga akademik profesional dalam bidang
kependidikan dan non kependidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
b. Misi Universitas Negeri Semarang.
Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan profesional di bidang pendidikan dan
non kependidikan dalam berbagai jenjang pendidikan serta
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, olah raga, seni dan budaya melalui penyelenggaraan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dibidang kemahasiswaaan, visi edukatif adalah
mengembangkan potensi mahasiswa dengan seperangkat aspek
kepribadiannya dalam koridor norma dan etika. Sedangkan visi
pengembangan adalah didasarkan kebutuhan, aspirasi dan
ekspektasi mahasiswa dan kepribadiannya untuk memberikan
kemudahan mahasiswa mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki secara komperehensip.
Sebagai dari serangkaian dari visi bidang kemahasiswaan
maka misi bidang kemahasiswaan adalah mendampingi,
membina, memfasilitasi dan menyalurkan perkembangan
potensi mahasiswa khususya dalam aspek pribadi agar seimbang
dengan perkembangan akdemika intelektualnya.
1.6 Etika mahasiswa Universitas Negeri Semarang
a. Etika akademik
Etika akademik merupakan seperangkat nilai yang
diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berbagai
aktivitas akademik seperti mengikuti perkuliahan, melakukan
kegiatan di laboratorium, mengadakan penelitian, berdikusi,
menempuh ujian dan sebagainya. Sebagai bagian dari
masyarakat ilmiah, mahasiswa memiliki kejujuran dan
tanggungjawab akademik dalam menggali informasi dan
menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
b. Etika pergaulan
Etika pergaulan merupakan seperangkat alat nilai yang
diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berinteraksi
dengan sesama warga civitas akademika dan masyarakat
sekitarnya. Dalam pergaulan antar civitas akademika,
mahasiswa mengembangkan kepribadian, sopan-santun, nilai-
nilai budaya dan agama, sebagai landasan utamanya. Mahasiswa
mampu bergaul secara baik dengan sesama mahasiswa, dosen
,karyawan, dan masyarakat sekitar kampus sebagai langkah
awal untuk menciptakan iklim kerjasama yang kondusif.
c. Etika berkreasi
Etika berkreasi merupakan seperangkat alat nilai yang
diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam penciptaan
karya dalam bentuk tulisan, gambar, poster, leaflet, tarian, puisi,
dan sebagainya. Pada dasarnya mahasiswa harus memiliki sikap
kreatif sebagai insan akademis.
d. Etika berekspresi
Etika berekspresi merupakan seperangkat nilai yang
diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berekspresi,
yakni mengemukakan pendapat, pandangan, ide atau gagasan,
serta konsep baik secara lisan maupun tertulis, sebagai bagian
dari upaya pengkajian ilmu pengatahuan sesuai dengan
bidangnya serta dalam fungsi sebagai kontrol social.
e. Etika berbusana
Etika berbusana merupakan seperangkat nilai yang
diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berpakaian
dan atau berdandan. Mahasiswa sebagai insan akademik
hendaknya membiasakan berbusana yang mencerminkan nilai-
nilai etis, estetis, dan religius, sehingga menampakan
keberadaannya sebagai warga sivitas akademika yang sopan dan
berbudaya.
1.7 Budaya politik
Budaya politik yang terjadi di UNNES sudah mengalami
perubahan dan pengembangan pendidikan politik dapat dilihat dari
bertambahnya partispasi mahasiswa dalam ikut serta dalam
berpolitik di kampus. Kehidupan politik yang terjadi di UNNES
masih dalam keadaan sederhana tetapi sudah memberikan warna
politik dalam peningkatan budaya politik kampus sehingga kampus
menjadi fasilitas dalam melakukan kegiatan politik dan menjadikan
kampus bebas dari politik praktis.
Lembaga kemahasiswaan
2.1 Kebijakan bidang kemahasiswaan
Kebijakan pengembangan bidang kemahasiswaan terdiri dari :
a. Restrukturisasi Lembaga Kemahasiswaan
b. Revitalisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi UKM
bidang; penalaran, kesejahteraan , bakat , minat dan kegemaran,
minat dan teknologi, seni dan olah raga.
c. Promosi prestasi
d. Menyiapkan fasilitas untuk kegiatan mahasiswa.
2.2 Organisasi kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi merupakan
kelengkapan non structural pada organsiasi perguruan tinggi. Di
UNNES terdiri dari :
a. Organisasi intra kampus
Organisasi Tingkat Universitas
Konggres Keluarga Mahasiswa Universitas ( KKMU)
Konggres Keluarga Mahasiswa Universitas adalah sebagai
forum pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan
lembaga kemahasiswaan di Universitas Negeri Semarang.
Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU)
Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas adalah lembaga
tinggi legislative organisasi mahasiswa di Universitas Negeri
Semarang.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU)
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas adalah lembaga
tinggi eksekutif organisasi kemahasiswaan di Universitas
Negeri Semarang berkedudukan di tingkat universitas.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Unit Kegiatan Mahasiswa adalah sebagai lembaga tinggi
ekstra kurikuler mahasiswa, berkedudukan di tingkat
universitas.
Organisasi Tingkat Fakultas
Konggres Mahasiswa Fakultas ( KMF)
Konggres Mahasiswa Fakultas adalah sebagai forum
pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan organisasi
kemahasiswaan fakultas di Universitas Negeri Semarang..
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF)
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas adalah lembaga
tinggi legislative organisasi mahasiswa fakultas di
Universitas Negeri Semarang.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas ( BEMF)
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas adalah lembaga tinggi
eksekutif organisasi kemahasiswaan di Universitas Negeri
Semarang berkedudukan di tingkat fakultas .
Organisasi Tingkat Jurusan
Keluarga Mahasiswa Jurusan (KMJ)
Keluarga Mahasiswa Jurusan adalah forum pemegang
kedaulatan tertinggi jurusan di Universitas Negeri
Semarang.
Himpunan Mahasiswa (HIMA)
Himpunan Mahasiswa adalah sebagai lembaga tinggi dalam
kehidupan lembaga kemahasiswaan tingkat jurusan atau
program studi di Universitas Negeri Semarang.
b. Organisasi ektra kampus
1. KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia )
Kesatuan Aksi Mahasiwa Indonesia adalah lembaga organisasi
ekstra kampus yang bergerak di bidang politik dan keagamaan.
2. GMNI ( Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia )
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia adalah lembaga
organisasi ekstra yang bergerak di bidang politik dan advokasi
pada rakyat.
3. HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam )
Himpunan Mahasiswa Indonesia adalah lembaga organisasi
ekstra yang bergerak di bidang politik dan agama.
4. PMII ( Persatuan Mahasiswa Muslim Indonesia )
Persatuan Mahasiswa Muslim Indonesia adalah lembaga
organisasi ekstra yang bergerak di bidang politik dan agama.
5. PMKRI (Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia )
Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia adalah lembaga
organisasi ekstra yang bergerak di bidang politik dan agama.
2.3 Keadan organisasi mahasiswa
Organisasi mahasiswa UNNES sudah mengalami
perkembangan walaupun proses perkembangan masih tahap
sederhana dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya dan perlu
adanya sosialisasi dan pendidikan politik sebagai kesadaran dalam
berpolitik sehingga tercipta sebuah dinamika politik yang dinamis
dengan pewarnaan kegiatan politik yang rasional , ilmiah , dan
religius. Hal tersebut sesuai dengan pendapat informan; Wahyu
mengatakan lambatnya proses dinamika politik di kampus, kurang
ada tanggapan atau peran yang harus dimainkan masing-masing
elemen politik kampus. Menurut pendapat Saeful mengatakan
kehidupan politik masih sangat kurang sehingga perlu adanya sebuah
pemikiran-pemikiran baru dan konsep-konsep baru. Menurut
pendapat Usep mengatakan saya melihatnya tidak begitu dinamis .
Organisasi intra kampus maupun ekstra kampus masih
mengalami diploma dengan adaptasi dengan lingkungan masyarakat
UNNES yang begitu religius dan masih sederhana sehingga
perkembangan politik di UNNES masih terpengaruh oleh lingkungan
di kampus.
Gerakan politik
3.1 Gerakan kampus
Gerakan mahasiswa di kampus dilaksanakan untuk
mengkontrol kebijakan pihak rektorat yang tidak memihak
mahasiswa maupun yang merugikan mahasiswa sehingga perjalanan
dinamika politik di UNNES terjadi secara dinamis dan sesuai
harapan dan tujuan dari pendidikan .
Gerakan tersebut dilakukan dalam rangka menyampaikan
aspirasi mahasiswa kepada pihak birokrat akan pentinggnya sebuah
perjalanan kampus yang bersih dan bebas dari KKN. Dengan adanya
pergerakan politik yang diwadahi oleh lembaga mahasiswa maka
mahasiswa harus kritis dan memberikan solusi penyelesaikan suatu
masalah yang terjadi di kampus bukan sebagai gerakan penggulingan
birokrat tanpa adanya proses penyelesaian dan hasil kegiatan.
3.2 Gerakan lokal
Gerakan local di daerah dilaksanakan untuk mengkontrol
para birokrat pemerintah yang tidak memihak pada rakyat maupun
yang merugikan rakyat dalam melakukan dan melaksanakan
kebijakan yang diambil untuk kepentingan kemajuan daerah.
Gerakan yang dilakukan mahasiswa di daerah dengan
mengerahkan massa sebagai wujud dan ikut serta dalam mengawal
rakyat untuk menyampaikan aspirasi rakyat . Gerakan itu dilakukan
dalam bentuk penyampaian aspirasi seperti pengerahan massa untuk
menolak peraturan daerah yang merugikan rakyat misalnya isu
kenaikan pajak yang tinggi, isu penggusuran tanpa ada peneyelesaian
yang baik.
Gerakan secara local dilakukan bersama gabungan
lembaga-lembaga lain maupun lembaga masyarakat dalam membela
kepentingan yang tidak sesuai dengan aturan dan wewenang yang
berlaku oleh karena itu mahasiswa bergerak apabila pemerintah tidak
sejalan dengan rakyat .
3.3 Gerakan nasional
Gerakan nasional di Indonesia dilakukan untuk mengontrol
para elit politik dan pemerintah yang tidak memihak rakyat maupun
yang merugikan rakyat dalam malakukan dan melaksanakan
kebijakan yang diambil untuk perkembangan dan kemajuan bangsa
dan negara.
Gerakan tersebut terwujud atas dukungan rakyat serta
elemen-elemen politik untuk mengadakan proses dinamika politik
yang bebas dari pelanggaran kontitusi, serta mengiginkan negara
yang besih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah
menjamur di Indonesia. Pergerakan mahasiswa di tingkat nasional
dilakukan dalam bentuk aksi turun kejalan dengan menyampaikan
aspirasi untuk membela rakyat misalnya aksi BEM se-Indonesia
yang mengiginkan reformasi , aksi tuntutan rakyat yang mengiginkan
bahan bakar dan minyak diturunkan, subsidi pendidikan dinaikan,
serta isu-isu nasional yang lainya.
3.4 Gerakan regional
Gerakan regional di seluruh dunia merupakan wujud
keprihatinan mahasiswa terhadap keadaan negara-negara yang
megalami konflik atau paraturan dan kebijakan yang tidak memihak
seluruh umat maupun seluruh warga di dunia.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengaspirasikan
seluruh kepentingan umat secara universal seperti kegiatan
pengerahan massa untuk anti perang dan kekerasan perang,
penolakan peraturan tidak diperbolehkan memakai jilbab, kegiatan
untuk gerakan bebas narkoba.
Elemen politik
4.1 Civitas akademika
Mahasiswa
Mahasiswa sebagai agen of change atau agen pembaru bukan agen politik
di kampus sehingga kehadiran mahasiswa sebagai pembawa dan pengawal
masyarakat untuk pembaharuan sangat dinantikan. Mahasiswa UNNES dalam
melakukan politik kampus sangat rendah dan masih sederhana berbeda jauh
dengan kampus yang lain sehingga perkembangan mahasiswa akan kesadaran
berpolitik sangat sedikit untuk itu semua elemen berperan penting dalam
pendidikan politik yang terjadi di kampus sebagai bekal mahasiswa untuk
terjun kemasyarakat dan menyikapi keadaan relita politik yang terjadi saat ini.
Dosen
Dosen adalah sebagai pendidik dalam proses kedewasaan dan kesadaran
untuk mengembangan yang dimiliki serta memberikan fasilitas kepada
mahasiswa untuk kebebasan berkembang lebih mandiri dan berfikir ilmiah
serta rasional. Dosen di UNNES dalam mengikuti perkembangan politik
dengan mengadakan diskusi dan seminar tentang politik kotemporer dan masih
hangat untuk di perbincangkan. Para dosen berperan sebagai fasilitator
mahasiswa dalam mengembangkan budaya politik di kampus , yang akan
natinya dibawa kemana, apakah sesuai dengan ideolgi atau mempunyai arah
yang lain.
Karyawan
Karyawan adalah bagian dari sebuah elemen politik untuk mewarnai
kampus dalam menjalankan proses dinamika politik yang bersih, dan bebas
dari KKN. Mereka adalah seseorang yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dalam politik, oleh karena itu karyawan mempunyai peranan dalam
politik sebagai fasilitator dalam mengembangkan budaya politik yang terjadi di
kampus.
4.2 Birokrat kampus
Rektor
Rektor adalah pimpinan tertinggi di Universitas sehingga
pemegang kebijakan dan keputusan ditentukan oleh rektor
sehingga rektor dapat menggunakan hak progratif dalam manilai
dan menentukan suatu kebijakan, rektor harus memperhatikan
kebijakan yang dapat menguntungkan Universitas serta
mahasiswa yang dijadikan objek di kampus.
Pembantu Rektor
Pembantu Rektor adalah seseorang yang membantu rektor
dalam melakukan aktivitas kegiatan di kampus sehingga
pembantu rektor melakukan aktivitas sesuai dengan bidang yang
dijabatnya. Oleh karena itu Pembantu Rektor harus pandai
memahami situasi dan kondisi serta keadaan UNNES dalam
mengembangkan kampus yang ideal sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Pembantu rektor berperan sebagai fasilitas mahasiswa
dalam melakukan aktivitas kegiatan akademik mapun non
akademik dikampus oleh sebab itu pembantu rektor harus
memperhatikan kebutuhan dan aspirasi dari mahsiswa.
Tata Usaha
Tata Usaha adalah pelayanan administrasi mahasiswa
dalam menunjang aktivitas kegiatan yang ada di kampus,
sehingga Tata Usaha berperan dalam mensukseskan dan
mendukung mahasiswa melakukan kegiatan yang lebih
menonjol dan lebih menantang untuk dijadikan agenda dalam
kegiatan kampus.
Dekan
Dekan adalah pimpinan tertinggi pada fakultas sehingga
kebijakan dan keputusan yang menyangkut permasalahan yang
terjadi di fakultas ditentukan oleh dekan. Oleh karena itu dekan
saling mengkritisi dan saling memberikan masukan kepada
mahasiswa dalam melakukan kegiatan atau aktivitas di kampus.
4.3 Masyarakat
Elemen yang terakhir adalah masyarakat yang mempunyai
posisi untuk dilaksanakannya sebuah kebijakan yang diambil oleh
para elit politik maupun pejabat yang mempunyai kepentingan
untuk penyampaian sebuah tujuan yang diharapkan dalam
pengembangan sebuah intitusi yang dikembangkannnya.
Aspirasi mahasiswa.
1. Aspirasi terhadap kampus
Berdasarkan hasil penelitian mengenai aspirasi mahasiswa
terhadap kampus diperoleh; Pendapat wahyu mengatakan ; lambatnya
proses dinamika politik di kampus sehingga kurang ada tanggapan
atau peran yang harus dimainkan masing-masing elemen politik
sehingga mahasiswa mencoba mengembangkan gagasan atau ide
pengembangan jaringan kamunikasi kampus dengan harapan atau
aspirasi positif yang diakomodir oleh mahasiswa sebagai tinjauan
untuk melaksanakan perubahan-perubahan positif dengan
mengedepankan nilai kebenaran dan keadilan secara universal
sehingga dapat diterima oleh semua umat. Saeful berpendapat bahwa
kehidupan politik masih sederhana sehingga perlu adanya sebuah
pemikiran-pemikiran baru, konsep-konsep baru dan sekaligus
kebijakan-kebijakan politik yang sesuai dengan aspirasi atau harapan
rakyat melalui pegembangan pendapat dan gagasan yang positif ,
normative, realities, dan rasional. Oleh karena, harapan mahasiswa
sebagai Agen of Change adalah harus mampu merubah dan
memberikan solusi dalam penyelesaian suatu masalah yang terjadi
pada rakyat. Pendapat Usep tentang kehidupan kampus adalah
penilaian objektif dalam menetukan politik yang dinamis dimana kita
harus tahu mana itu lawan atau musuh sehingga kita tidak
terperangkap oleh permainan politik. Harapan yang diperoleh yaitu
sebuah gagasan dan pemikiran yang rasional yang dapat diterima oleh
semua, semua rakyat, semua umat, serta sesuai dengan tujuan yang
diharapkan atau sesuai dengan kaidah yang ada. Oleh karena itu
aspirasi yang diharapkan adalah perlu adanya sebuah perubahan yang
positif dan rasional sehingga dapat diterima oleh semua. Pandangan
Siswanto mengenai kehidupan kampus yaitu keadaan yang perlu
adanya kesadaran dalam pendidikan politik sebagai langkah dalam
menghidupkan dinamika politik mahasiswa yang positif dan
mempunyai nilai lebih dimasyarakat. Oleh karena itu perlu adanya
sebuah gagasan atau ide dalam membangun kehidupan politik yang
sesuai dengan harapan dan tujuan yang diinggingkan bersama yang
meliputi kampus yang ideal dan independent dalam melaksanakan
kegiatan politik, memberikan kontribusi baik sebuah pemikiran atau
solusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Pendapat Hariyoto tentang kampus adalah masih perlu adanya sebuah
perbaikan system politik dengan di dukung oleh kesadaran dalam
pendidikan politik sebagai langkah menuju dinamika politik yang
dinamis melalui gagasan yang membangun kepentingan bersama
dengan melihat masing-masing tujuan yang ingin dicapai yaitu
membangun masyarakat yang adil dan demokratis dalam politik.
Dari pandangan dan pendapat informan diperoleh aspirasi dan
harapan yang diinginkan oleh mahasiswa adalah perlu adanya
perubahan yang positif dan rasional dan dapat diterima oleh semua
melalui perubahan ide atau gagasan baru, konsep-konsep baru, dan
kebijakan-kebijakan baru sebagai langkah menuju dinamika politik
yang dinamis sesuai dengan kebenaran dan keadilan universal atau
sesuai dengan kaidah yang ada dengan memetingkan kepentingan
umat dan rakyat.
Dan diperkuat dengan berdasarkan hasil poling jaringan
aspirasi “ UNNES apa adanya “ BEM UNNES 2004 diperoleh hasil
aspirasi mahasiswa terhadap kampus sebagai berikut :
a. Ketersediaan dan kualitas dosen di UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 139 orang menyatakan cukup, 237 orang menyatakan
kurang, 73 orang menyatakan kurang sekali, 28 orang
menyatakan tidak tahu, 17 orang menyatakan lainnya. Apabila
dilihat dan diperoleh hasil bahwa ketersediaan dan kualitas dosen
UNNES masih kurang dan belum memenuhi standar yang
diharapkan oleh Perguruan tinggi.
b. Aturan penilaian, cuti kuliah, dan pindah jurusan
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 14 orang menyatakan memuaskan, 211 orang
menyatakan kurang memuaskan, 84 orang menyatakan tidak
memuaskan, 159 orang menyatakan tidak tahu, 26 orang
menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa
aturan penilaian, cuti kuliah, dan pindah jurusan di UNNES
kurang memuaskan dan belum memenuhi standart yang
diharapkan oleh Perguruan tinggi.
c. Layanan dan sistem registrasi di UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 45 orang menyatakan memuaskan, 239 orang
menyatakan kurang memuaskan, 159 orang menyatakan tidak
memuaskan, 15 orang menyatakan tidak tahu, 36 orang
menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa
layanan dan system registrasi di UNNES kurang memuaskan
dan belum memenuhi standar yang diharapkan oleh Perguruan
tinggi.
d. Ketersediaan sarana penunjang perkuliahan di UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 22 orang menyatakan sudah lengkap, 309 orang
menyatakan kurang lengkap, 127 orang menyatakan sangat
kurang lengkap, 12 orang menyatakan tidak tahu, 24 orang
menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa
ketersediaan sarana penunjang perkuliahan di UNNES kurang
lengkap dan belum memenuhi standar yang diharapkan oleh
Perguruan tinggi.
e. Transparasi pengangkatan pegawai dan karyawan UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 34 orang menyatakan cukup bagus, 128 orang
menyatakan kurang layak, 94 orang menyatakan ada kejanggalan,
214 orang menyatakan tidak tahu, 24 orang menyatakan lainnya.
Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa transparasi
pengangkatan pegawai dan karyawan UNNES responden kurang
tahu dan adanya kejanggalan yang terjadi di Perguruan Tinggi.
f. Informasi, layanan, dan penghargaan mahasiswa prestasi
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 100 orang menyatakan bagus, 195 orang menyatakan
kurang, 84 orang menyatakan sangat kurang, 105 orang
menyatakan tidak tahu, 10 orang menyatakan lainnya. Apabila
dilihat dan diperoleh hasil bahwa informasi, layanan, dan
penghargaan mahasiswa prestasi di UNNES kurang dan belum
memenuhi standar yang diharapkan oleh Perguruan tinggi.
g. Pelayanan dan proporsionalitas beasiswa dan dana setia kawan
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 51 orang menyatakan bagus, 200 orang menyatakan
kurang, 121 orang menyatakan adanya kejanggalan, 100 orang
menyatakan tidak tahu, 22 orang menyatakan lainnya. Apabila
dilihat dan diperoleh hasil bahwa pelayanan dan proporsionalitas
beasiswa dan dana setia kawan di UNNES masih kurang dan
belum memenuhi standar yang diharapkan oleh Perguruan tinggi.
h. Sarana telekomunikasi dan informasi di sekitar UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 34 orang menyatakan baik, 269 orang menyatakan
kurang, 145 orang menyatakan kurang sekali, 22 orang
menyatakan tidak tahu, 24 orang menyatakan lainnya. Apabila
dilihat dan diperoleh hasil bahwa sarana telekomunikasi dan
informasi di UNNES masih kurang dan belum memenuhi standar
yang diharapkan oleh Perguruan tinggi.
i. Transparansi kebijakan birokrasi UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 27 orang menyatakan bagus, 175 orang menyatakan
kurang, 102 orang menyatakan ada kejanggalan, 169 orang
menyatakan tidak tahu, 21 orang menyatakan lainnya. Apabila
dilihat dan diperoleh hasil bahwa transparasi kebijakan birokrasi
UNNES masih kurang dan ada kejangglan di Perguruan tinggi.
j. Sikap karyawan dan birokrat UNNES
Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase
diperoleh; 51 orang menyatakan merakyat dan punya semangat
pelayanan, 83 orang menyatakan elitis dan berjiwa priyayi, 139
orang menyatakan sok tahu, 95 orang menyatakan tidak tahu,
126orang menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil
bahwa sikap karyawan dan birokrat UNNES adalah sok tahu
dan tak acuh terhadap mahasiswa.
k. Pernyataan sikap atas permasalahan yang terjadi di UNNES
Pernyataan sikap atas permasalahan yang terjadi di UNNES
sebagai berikut :
- Menuntut perbaikan kinerja birokrat UNNES menuju good and
clean governance guna membangun UNNES yang bermasa
depan. Hal ini diwujudkan pada poin-poin sebagai berikut :
a. Peningkatan transparansi dan informatifnya kebijakan.
Kebijakan yang diambil selama ini seakan-akan hanya
menguntungkan kepentingan sekelompok orang.
Kepentingan membangun UNNES seutuhnya dengan cara
terbaik adalah pilihan satu-satunya. Sehingga tranparansi
dan informatifnya kebijakan adalah hal yang harus
direalisasikan.
b. Peningkatan mutu kebijakan kemahasiswaan. Intervensi
dan arogansi kebijakan rektorat terhadap lembaga
kemahasiswaan harus ditiadakan. Jangan menggunakan
dalih ” kebersamaan” dan “keberaturan” untuk merusak
kedinamisan gerak kemahasiswaan yang telah tercipta.
c. Peningkatan pengembangan UNNES ke depan yang
terarah ( meliputi perencaan sampai evaluasi ). Kebijakan
pengembangan (khusunya gedung) mencerminkan
pembangunan yang tidak terencana dan menghambur-
hamburkan dana yang ada. Hal yang menjadi kebutuhan
malah tidak diperhatikan.
- Menuntut peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam
perumusan dan pelaksanaan arah kebijakan pengembangan
UNNES baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Mengajak segenap civitas akademika UNNES dan warga
UNNES seluruhnya untuk memberikan yang terbaik bagi
kemajuan dan masa depan kampus UNNES tercinta.
2. Aspirasi terhadap budaya politik
Menurut pendapat wahyu aspirasi yang saya harapkan adalah
terciptanya kampus ideal dan melakukan kegiatan pendidikan tanpa
ada suatu tekanan dan melakukan kegiatan politik sesuai dengan
kebebasan mimbar akademik. Menurut pendapat saeful adalah saya
mengingkan kampus netral dan bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta akan melakukan sebuah solusi perubahan untuk
menjalankan misi dan visi saya dalam melakukan politik kampus.
Menurut pendapat usep adalah saya menginginkan aspirasi
mahasiswa sebagai pertimbagngan dalam menentukan kebijakan
sebagai langkah untuk memberikan kebebasan demokrasi politik di
kampus. Menurut siswanto adalah saya megingkan adanya sebuah
perubahan yang positif di kampus untuk menata pelaksanaan
kebebasan demokrasi kampus. Menurut hariyoto adalah saya
menginginkan adanya kebebasan penyampaian pendapat politik dan
kebebasan dalam mengkritisi kebijakan tanpa deskriminasi dari
birokrat atau pemerintah.
Aspirasi mahasiswa terhadap kehidupan politik adalah
mewujudkan budaya politik yang bebas dan bersih dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme yang sudah menjadi akar budaya bangsa
Indonesia. Oleh karena itu mahasiswa di tuntut untuk mengawal dan
memberikan perubahan yang positif dalam mengedepankan
kepentingan rakyat dengan berfikir rasional dan ilmiah dalam
mewujudkan sebuah negara yang bersih dan bebas dari kegiatan
politik praktis.
Diberikan kebebasan untuk berpolitik tanpa adanya suatu
bentuk intimidasi dalam melakukan politik sehingga mahasiswa dapat
berkembang dalam kedewasaan berpolitik sesuai dengan tuntutan dan
harapan rakyat. Hal tersebut dapat dilaksanakan apabila kerjasama
dari berbagai elemen untuk menjalankan politik sesuai dengan aturan
dan wewenang yang sudah berlaku berdasarkan peruturan-peraturan
kehidupan berpolitik negara sebagai acuan dalam melakukan kegiatan
politik.
2. Realita aspirasi politik di UNNES
Raelita aspirasi politik menurut wahyu: sangat minim sekali,
lebih cenderung mereka tidak berfikir denga hal tersebut, menurut
saeful; masih kurang menurut saya, hanya bebrapa mahasiswa saja
yang sangat inten ikut berpartisipasi aktif dalam rangka
pengembangan politik kampus, menurut usep; realita saat ini masih
kurang misalkan pemilihan presiden dari enam belas ribuy mahasiswa
hanya berapa tiga ribu lima ratus atau empat ribu mahasiswa, itu
tanda aspirasi masih kurang. Pendapat menurut non aktifis; saya
kurang tahu tentang masalah organisasi dan saya tidak ikut organisasi
sehingga sama sekali tidak mengerti hal tersebut kalaupun ada
mungkin saya tidak mengikuti perkembangan politik dikampus.
Pelaksanaan kegiatan politik di UNNES masih sederhana dan
masih memerlukan proses panjang dalam membentuk budaya politik
kampus yang dinamis, bebas dan bersih dari KKN, sehingga
diperlukan sebuah kesadaran tentang pentinggnya pendidikan politik
bagi mahasiswa untuk itu perlu kerjasama dalam mewujudkan
kehidupan budaya politik kampus yang sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang sudah ada dalam kehidupan berpolitik negara yaitu
kebebasan akademik dan mimbar akademik.
Realita tersebut dapat dilihat dari pelaksanan pemilihan
presiden mahasiswa yang diselenggarakan setiap tahun, keadaan
mahasiswa yang kurang aktif, apatis, dan acuh tak acuh atau tidak
mau tahu tentang keadaan dan relita politik di kampus, dan mayoritas
mereka hanya melakukan kuliah tanpa mengikuti kegiatan kampus
Tabel. 1. HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK
KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
INFORMAN PENELITIAN N
O
BIDANG
PENELITIAN WAHYU
SAEFU
L
USEP SISWA
NTO
HARI
YOTO 1. Budaya politik
(Keterlibatan,
Penolakan,
Penilaian
terhadap
politik)
Hanya terlibat di
aktivitas politik
kampus dalam
bidang agama.
Unsur manfaat
kebijakan dalam
sistem. Gerakan
dalam skala
kegiatan yang lebih
sederhana
Terlibat dalam
menanamkan
kebebasan aktivitas
politik. Mengkritisi
kebijakan birokrat
yang tidak memihak
mahasiswa.
Mahasiswa adem
ayem, tentrem, dan
partisispasi politik
yang rendah
Terlibat dalam
menanamkan diri
dalam berbagai
situasi. Penolakan
secara frontal,
dilakukan dialog
dan diskusi dalam
penolakan. Dilihat
dari penguasa,
mahasiswa
Terlibat dalam
upaya membantu
rakyat dan wadah
berpolitik.
Penolakan
apabila tidak
sesuai dengan
realita. Dari
sudut pandang
birokrat,
mahasiswa,
media digunakan
Terlibat dalam
upaya
membrikan
warna politik.
Tidak bisa
menangapi lebih
jauh. Kurang
dinamis dan
masih stagnan
2. Kehidupan
politik (Sistem
politik
a. Sejarah masa
orde baru
b. Sejarah
politik
c. Lokasi
d. Kekuasaan
e. Aturan
f. Wewenang
g. Negara
- Proses input
Belum begitu
paham mengenai
asumsi itu dan
belum mengecek
dan hanya bisa
merasakan hal
tersebut
Sebagai
pewarnaaan dalam
kehidupan politik
Pengaruh dilihat
dari sosialisasi dan
pola pemikiran
mereka
Kekuasaan
mempunyai
kekuatan real dan
untuk mengarahkan
roda perubahan.
Dikotomi
organisasi dan
pemebatasan
pergerakan politik
Berperan sebagi
power kontrol
dalam kebijakan
Berpengaruh
terhadap kosolidasi
bem sebagai
gerakan
mahasiswa,
aspiarasi rakyat
Mencoba untuk
Bila terjadi
mengecewakan
kerena kampus
sebagai lembaga
independen dalam
mengkritis orang
yang berkuasa.
Partisipasi aktif
dalam politik rendah
dan bergerak tidak
dinamis
Lokasi berpengaruh
pada gerakan,
pegembangan
politik kampus.
Kekuasaan
berpengaruh dalam
kebijakan sebuah
keputusan
Kontitusi jauh dari
ideal
Berdasarkan kontitsi
dan patuh terhadap
hasil kongres.
Berpengaruh
terhadap kebebasan
berpendapat untuk
mengkritisi
kebijakan
Mencoba
Tidak banyak tahu,
karena semua pns
harus masuk ke
golkar sehingga
kebijakan
diperoleh dari
golkar
Tiga bagian ;
penguasa,
mahasiswa,
masyarakat
Berpengaruh,
politik di unnes
ketinggalan jauh
dengan pt lain.
Politik adalah
kekuasaan , politik
yaitu
mempertahankan
kekuasaan
Jelas, dilandasi
ilmiah dan sesuai
dengan kampus
wewenang
berdasarkan aturan
lembaga kampus
Berpengaruh
terhadap
pergerakan
mahasiswa dalam
politik
Tiga gerbong;
Kurang begitu
tahu tetapi wajar
karena orde baru
menetapkan
kebijakan
pegawai masuk
golkar
Tidak jauh dari
kampus lain dan
dimobilisasi oleh
kepentingan
Berpengarauh
terhadap
perkembangan
politik
Kekuasaan
otoriter dapat
mempengaruhi
kebijakan politik
Jauh dari ideal ,
dinamika
konngres kurang
berjalan
Wewenang
sesuai kontitusi
dan kebersamaan
Berpengaruh
terhadap
kebebasan
akademik dan
berpendapat
Melalui diskusi,
Dilihat dari
kekebasan
ekspresi dan
ilmiah itu tidak
benar karena
kampus harus
steril
Tidak jauh dari
sebelumnya
penuh intrik dan
perebutan posisi
Perbedaan antara
letak kota
dengan diluar
kota.
Kebijakan
terpengaruh oleh
penguasa.
Sudah jelas dan
belum berjalan
spenuhnya
Pers untuk
mengkritik
kebijakan
Berpengaruh
terhadap
kebebasan
beraspirasi
Melalui media
a. tuntutan
b. Pengamatan
c. Partai politik
d. Kelompok
kepentingan
e. Alat
komunikasi
- Proses out
put
a. Undang2
politik
b. Badan
Legislative
c. Badan
Eksekutif
d. Badan
peradilan
- diri sendiri
a. hak politik
b. kewajiban
politik
mengasah
ketajaman dalam
berplitik
Melalui kondisi
kegiatan berpolitik
Sebagai warga
bernegara dapat
menyalurkan
aspirasi lewat
partai
Kepentingan poltik
dakwah
Akses kedepan alat
komunikasi politik
diperlukan
Hanya menkontrol
hasil kebijakan-
kebijakan.
Pasif, terjadi
ketimpangan dalam
fungsinya dan
structural masih
tetap sama
Masih mandul, dan
apabila berjalan
sesuai penempatan
diri sebagai fungsi
itu baik
Belum ada dan
penting dalam
mentasi konflik
Sebatas
meggunakan hak
pilih di kampus.
Amanah visi
mahasiswa dan
melakukan
pendidikan politik.
meyelipkan misi
mengarah
kedewasaan
berpolitik
Melalui diskusi,
tukar informasi
Memimpin lembaga
mahasiswa harus
netral
Politik pasti ada
kepentingan.
Komunikasi sebagi
penopang tertinggi.
Patuh pada kontitusi
kelembagaan
mahasiswa
Kurang menonjol
dalam
mengakomodir
aspirasi dan konsep
kontitusi
Kurang, Berjalan
kuat apabila
dijalankan sesuai
funsinya sebagai
eksekutif body.
Belum ada dan
penting apabila ada
badan tersebut
Menggunakan hak
politik secara
maksimal
Menggunakan
kewajiban politik
secara optimal
lembaga,
mahasiswa, dan
birokrat
Pilar demokrasi
kampus ; media,
lemabaga, birokrat
Orang politikus,
sebagai simpatik
partai
Politik mempunyai
kepentingan
perlu dan efektif
dalam komunikasi
Patuh dan sesuai
dengan aturan
konggres
mahasiswa
Tidak berjalan dan
masih stagnan,
belum memiliki
kinerja yang jelas
Sedikit mengalami
perkembangan
tetapi mulai
berjalan baik
Sangat dinantikan
badan peradilan
tersebut
Menggunakan hak
olitik dengan baik
dan teratur
Melaksanakan
kewajiban penuh
kesadaran dan
tanggung jawab
hubungan kerja,
menggunakan
media
Pandangan
politik di kampus
dan ideologi
Tidak terlibat
karena
mahasiswa itu
netral
Kepentingan
secara universal
Komunikasi pers
sangat diperlukan
dalam informasi
Sesuai dengan
kontitusi berlaku
Mereka
mengalami
kemunduran
Banyak
dilakukan tetapi
advokasi belum
berjalan baik
Diperlukan
sebagai peradilan
pelanggaran
Menggunakan
hak politik sebaik
mungkin
Menjalankan
sepenuh hati dan
kaidah kebenaran
pers
Melalui kaca
mata pers dengan
data real
Tidak terlibat
karena ikut pers
dan harus netral
Kepentingan
ideology mereka
Komunikasi pers
sangat penting
Hanya formalitas
dan pelaksaan
nol
Mereka
memprihatinkan
Kurang, masih
menggalng
kekuatan dan
melakukan aksi
Sangat
diperlukan
Tidak
menggunakan
hak politik
Tidak melakukan
apapun
3. Pendidikan
politik
Penyelengaraan
a. Bahan
bacaan
b. Publikasi
masa
c. Media
Referensi referensi
pendidikan politik
dan buku politik
islam
Merupakan alat
komunikasi massa
dan sangat efektif
Melihat kegunaan
dan kapasistas
penggunaan media
dalam politik
Bacaan tentang
kemerdekaan dan
kebeasan tentang
berpolitik
Publikasi massa
penting dalam
kehidupan politik
Media dipergunakan
dalam
pengembangan
pendidikan politik.
Referensi politik
kotemporer dan
berita pergerakan
politik
Alat
pengembangan
informasi
Melihat manfaat
media, kegunaan
dan fungsinya
media tersebut
Referensi
referensi yang
posistif dalam
politik
Mengikuti
perkembangan
politik
Belum digunakan
karena fasilitas
minim
Referensi
kehidupan
politik dan berita
politik
Sebagai wacana
perang dinamika
politik
Belum banyak
digunakan
d. Penyelengga
ra
e. Lembaga
masyarakat
f. Lembaga
formal
g. Lembaga
non formal
- Pertemuan
kepentingan
a. Pandangan
b. Kepentingan
c. Gagasan
- Agresi
kepentingan
a. Aspirasi
b. Pendapat
c. Kesadaran
Kepemimpinan
a. Kesadaran
b. Kebulatan
tekat
c. Ketetapan
jiwa
d. Keyakinan
e. Kreatif
Diselenggarakan
oleh banyak
elemen dalam
pendidikan politik.
Terlibat sebagai
proses timbal balik
antara masyarakt
dengan mahasiswa
Terlibat dalam satu
bagian kehidupan
politik sebagai
sentralistik politik
Terlibat dalam
pemberian
keuntungan
pendidikan politik
Dinamika politik
kurang ada respon
perlu ada
pewarnaan wacana
pendidikan politik
Sebagai power of
kontrol
Gagasan yang
menguntungkan
dan evaluasi diri
Masih minim dan
tidak mau tahu ,
keegoisan seorang
mementingkan diri
Biasa, dinamika
konflik terjadi di
internal yang tidak
bermanfaat.
Dalam proses, dan
perlu adanya
perubahan
Pemimpin sebagai
top figure maka
kesadaran
politiknya tinggi
Kebulatan yang
positif dan
perubahan positif
Sikap Ketegasan
dan kedepan untuk
kebaikan bersama
Keyakinan pada
kebenaran
Inovasi-inovasi
dalam membrikan
jalan keluar
Diselenggrakan oleh
pemerintah, lembg
masyarakat, dan
para ahli politik
Lembaga
masyarakat terlibat
dalam pencapaian
kedewasaan politik
Lembaga formal
terlibat dalam
mewujudkan
demokrasi
Lembaga non
formal, lsm-lsm
terlibat dalam
pendidikan politik
Masih sederhana,
perlu adanya
konsep, pemikran
dan kebijakan baru
berpolitik.
Strategi dalam
menyikapi politik
Bersifat umum dan
universal untuk
kebenaran positif
Masih sederhana
dan mahasiswa
dituntut dapat
merubah politik.
Minimnya dalam
berpolitik dengan
bukti pasifnya
pemilu presma
Mulai berkembang
dalam kesdaran
berpolitik
Kesadaran berpolitik
wajib dan harus
sebagai contoh
kepada bawahan.
Kebulatan
bertanggung jawab
dan berkorban.
Ketegasan dalam
menentukan
keputusan
Keyakinan universal
dan yang utuh dalam
dasar-dasar
kehidupan
Kreatif dalam
melihat kondoisi ,
posisi dan situasi
yang ada .
Semua, penguasa,
birokrat, pejabat ,
mahasiswa, ormas
lembaga politik
Terlibat sebagai
peneyelenggara
dan mendesaian
politik
Terlibat sebatas
memeberikan
pendidikan dan
pembelajaran
Sama dengan
formal
Dinamika politik
belum dinamis dan
perlu perubahan
konsep dan
kebijakan
Kepentingan untuk
rakyat
Gagasan yang
rasional dan positif
serta alamiah
Pasif dan belum
aktif dalam
menggunakan
aspirasi
Masih pasif dan
perlu adanya
kesadaran politik
Tahap berkembang
dan masih perlu
sosialisasi
Kesadaran dalam
konsep berpolitik
untuk rakyat dan
bernegara
Kebulatan hakiki,
melalui kebenaran
dan kebaikan
Berprinsip dan
berwibawa
Keyakinan pada
kemampuan yang
dimilki
Kreatif dalam
menetukan
gagasan untuk
maju
Pihak-pihak yang
bergerak di
pendidikan
politik
Jelas terlibat,
secara tidak
langsung
Tanggung jawab
dan mewujudkan
demokrasi
Terlibat dalam
pelatihan
pendidikan
politik
Kurang dinamis
dan perlu konsep,
kebijakan dan
pemikiran baru
Kepentingan
melalui diskusi
Gagasan yang
membangun dan
tujuan bersama
Masih kurang
dan partisipasi
pasif dalam
politik
Belum banyak
berkembang
Digulirkannya
kesadaran
berpolitik
Kesadaran
dengan konsep
berpolitik yang
matang
Kebulatan
berkorban dan
tanggung resiko
Ketetapan dalam
ketegasan dan
disiplin
Keyakinan
terhadap diri
sendiri , percaya
diri
Kreatif dalam
memberikan
solusi atau
gagasan
Semua pihak
yang terkait di
pendidikan
politik
Jelas terlibat
Terlibat secara
tidak langsung
Sama dengan
formal
Politik stagnan
dan kurang
dinamis
Kepentingan
aspirasi rakyat
Sesuai dengan
aturan main dan
kreatifitas berita
Terakomodasi
dan masih sedikit
Stagnan dan
belum
berkembang
Sebagaian kecil,
yang lain ikut-
ikutan
Kesadaran
dengan aturan
main dan konsep
berpolitik
Kebulatan sesuai
kebenaran
Mempunyai
prinsip , tidak
terpengaruh
Keyakinan pada
diri sendiri
Kreatif dalam
mengembangkan
ide-ide
f. Keberanian
- Komunikasi
politik
a. Informasi
b. Perekrutan
c. Partispasi
Keberanian, tekat
menyampikan
kebenaran
Melalui media
tulis, gambar, dan
media visual
Proses kaderisasi,
dan mengadakan
penerimaan
Menagakomodir
dan menyampiakan
isu-isu politik
Keberanian untuk
tidak merugikan
orang lain.
Melalui media tulis,
gambar dan media
visual.
Mengunakan hak
preogratif seorang
pemimpin.
Menggunakan hak
suara dan hak politik
secar maksimal.
Keberanian sesuai
kepentingan dan
kebaikan
Bermacam cara
mendapatkan
informasi politik
Memberikan
peluang mereka
untuk gabung
Menggunakan hak
politik sesuai
aturan
Keberanian
berdasar situasi
dan kondisi
Melalui media
informasi
Menggunakan
ajakan dan
himbauan
Mengikuti
kegiatan yang
ada di kampus
Keberanian
berdasar hati
nurani
Melalui diskusi
dan media pers
Belum pernah
melakukan
Menempati
posisi stategis
4. Organisasi
- Hubungan /
keterkaitan
a. Mhs dgn
lembaga
kampus
b. Siapa yang
terkait dalam
lembaga
politik
c. Lembaga
intra dan
ekstra
d. Lembaga
mahasiswa
dengan
rektorat
e. Lembaga
mahasiswa
dengan
dekanat
f. mahasiswa
dengan
dosen.
- Burgaining
a. Mahasiswa-
mahasiswa
b. Mahasiswa
dengan
lembaga
kampus
c. Lembaga
mahasiswa
dengan
pemerintah
d. Lembaga
mahasiswa
dengan
partai politik
Hubungan informal
dan structural serat
harmonis antara
kedua lemabaga
Seluruh elemen
yang ada dalam
lemabaga politik.
Hubungan
kerjasama dan
forum diskusi
bersama
Mencoba
membangun
kerjasama dan
komunikasi
harmonis
Mencoba
kerjasama yang
baik
Saling berdikusi
dan bersilaturahmi
Posisi sama tetapi
aktivis mempunyai
nilai plus
Menilai kontribusi
lembaga tersebut,
terhadap individu
yang dipimpin
Di atas dan
merepresi kebijakan
pemerintah
Satu elemen
mengarah satu
tujuan, timbal balik
dan mensinergikan
sebagai kekuatan
Sangat erat tatapi
mahasiswa yang
studi oriented adaha
rugi.
Tanggung jawab
bersama, dan
sebagai wadah
dalam berpolitik
Saling mengisi dan
melengkapai dan
bergerak di bidang
kemahasiswaan
Saling memberikan
masukan dan kritrik
dalam kebijakan
politik.
Saling memebrikan
usul dan saran dari
aspirasi mahasiswa
Mahasiswa dapat
memposisikan diri
terhadap dosen,
karyawan kampus.
Aktivis mempunyai
nilai plus dan lebih
dalam organisasi.
Harus mempuyai
posisi tawar
terhadap lemabga
mahasiswa
Mempunyai posisi
tawar yang jelas dan
mengkrisi kebijakan
pemerintah.
Harus jelas dan
mengontrol,
memantau partai
politik dalam
aspirasi dan
Berhubungan
karena lembaga
adalah wadah
mahasiswa
Pemimpin, staf ,
anggota lembaga
politik
Memberikan
bantuan dan
dukungan untuk
persatuan
Memberikan
kontrol dan
memberikan
aspirasi politik
- memberikan
Aspirasi dan
masukan politik
Melihat situasi dan
kondisi
penempatan
mahasiswa
Sesama mahasiswa
tidak punya posisi
tawar
Bagus, dalam
mengkritis
kebijakan yang
bersebrangan
Di atas karena
presiden takut pada
mahasiswa
Kuat dalam
melakukan
konspirasi politik
dan menyataukan
aspirasi rakyat
Seperti mata
uang logam yang
salaing berkaitan
Semua civitas
akademika dan
elemen lembaga
politik
Saling memberi
aspirasi dan
bantuan dibidang
kemahasiswaan
Memcoba
menjalin
kerjasama sama
dengan rektorat
Sama dengan
rektorat
Aktivis
menempatkan
diri terhadap
semua dosen
Punya posisi dan
nilai lebih
terhadap lainnya
Kelayakan
terhadap nilai
mahasiswa
Posisi yang tetap
dan sebagai
kontrol
pemerintah
posisi yang jelas
terhadap partai
sebagai kekuatan
politik
Saling mengisi
satu dengan yang
lain
Elemen-elemen
lembaga politik
Saling memberi
dukungan
Memcoba
dengan skoci
dalam membuat
identitas
Sama dengan
rektorat
Punya pengaruh
dalm posisi
tawar
Aktivis punya
nilai lebih
Punya posisi
yang layak
Disegani karena
keberaniannya
Saling menegur
dan
mengingatkan
e. Lembaga
mahasiswa
dengan
organisasi
masyarakat.
- Kontrol
sosial
a. Cara kontrol
masyarakat
b. Kontrol
masyarakat
- Pengabdi
masyarakat
a. Pengabdi
b. Pelayan
politik
Bagaiman
kontribusi
masyarakat
terhadap
mahasiswa
Terlibat langsung
di masyarakat,
serta melakukan
penelitian dan
pengenalan .
Mengarahkan,
dapat berperilaku
beradab dan negara
berdaulat
Komunitas kecil
dan bagian dari
rakyat kerena
independenya dan
intelektualnya.
Proses advokasi
kepada masyarakat
dalam
penyampaian
aspirasi
kebijakan partai.
Hubungan saling
menguntungkan
dalam
pengembangan
politik
Melihat keadaan
real yang terjadi
dimasyarakt dan
aspiarsi masyarakat.
Dapat menjadi
warga yang baik dan
sadar hokum .
Karena mahasiswa
adalah rakyat yang
memepunyai nilai
lebih.
Mengawal
masyarakat
memberikan
aspiarsi.
Cikal bakal
organisasi
masyarakat dan
lahirnya generasi
baru
Melihat kebijakan,
relita masyarakt,
kondisi masyarakat
Mahasiswa adalah
aspirasi dari rakyat
Karena mahasiswa
adalah bagian dari
masyarakat
Mengadakan
presser pada
kebijakan yang
merugikan rakyat
Saling terkait
karena
mahasiswa terjun
ke masyarakat
Membuat
jaringan aspiarsi
rakyat atau
koalisi rakyat
Mengawal
masyarakat
dalam aspirasi
Mahasiswa
adalah bagian
dari rakyat
Kegiatan dan
berfikir maju
serta aspirasi
untuk rakyat
Lembaga
intelektual dan
nilai plus serta
berkaitan
Memberikan
pencerahan dan
mengadakan
diskusi
Tidak perlu
hanya diberi
pencerahan
Karena kita
terjun ke
masyarakat
Mensosilisasikan
ilmu dan
mendampingi
masyaraka
5. Dimensi
gerakan
- Angkatan
muda
a. Arti
b. Kegiatan
angkatan
muda
- Angkatan
intelektual
a. Arti
b. Harapan
angkatan
intelektual
Mahasiswa adalah
harapan besar
melakukan
perubahan
Meningkatkan
potensi ,
melakukan
evaluasi,
mengarahkan
masayarakat
Secara akademik
dan kompensasi
lebih kedepan
Gerakan monitor,
melakukan
perubahan fisik dan
non fisik
Masih muda dan
pemikiran muda
Memposisikan
negara sebagai alat
keadilan dan
persatuan.
Secara akademik
dan intelektual
mahasiswa lebih
mumpuni.
Aman dan berkiprah
secara maksimal
dalam demokrasi
dan berpolitik.
Keadaan fisik dan,
pengalaman muda
Melakukan kotrol
terhadap
pelaksanan
kebijakan politik
Cara berfikir
rasional dan ilmiah
dalam kegiatan
Melakukan
kebebasan
demokrasi dan
berpolitik
Pemikiran dan
pengalaman
muda
Membrikan
wacana dan
warna dalam
berpolitik
Belajar di
perguruan tinggi
secara ilmiah dan
rasional
Menyumbah
pemikiran
rasional dan
ilmiah
Dari usia muda,
pengalaman
muda
Melakukan
pembaharuan
dilandaskan
analisi rakyat
Berkecimpung di
dunia ilmu
pengetahuan
melakukan
pemabaharuan
dan demokrasi
6. Karakteristik
gerakan
- Spontanitas
a. Arti
b. Mendorong
spontanitas
Gerakan yang
bermisi dalam
proses perubahan
Melihat kondisi
temporal dan
iraksional rakyakat
Mahasiswa
berpolitik tidak
berfikir terlalu lama
apabila rakyat
tertindas.
Wujud kepedulian
terhadap kehidupan
politik
Pola piker mereka
paktis dan strategis
Melihat kondisi
rakyat yang
tertindas
Tidak berfikir
jauh dalam
melihat relita
politik
Melihat relita
politik yang
terjadi
Mengkritisi
dengan
spontanitas
Idealismen
mahasiswa
dalam politik
- Non structural
a. Pola gerakan
non structural
- Bukan agen
politik
a. Arti bukan
agen politik
- Jaringan yang
luas
a. Jaringan yang
dibangun
mahasiswa
b. Pengeloalaan
jaringan
mahasiswa
Belum melihat hal
tersebut
Mahasiswa adalah
egen perubah dan
agen golobal.
Jaringan yang
memasyarakat dan
jaringan
komunikasi tujuan
reformasi
Jaringan masa
bersifat pragmatis
dan bersifat
permanent
Dalam rangka
mewujudkan negara
demokratis , dinamis
dan religius.
Memeposisikan
sebagai
profesionalisme
dalam politik.
Jaringan yang
posistif dan
berkembang.
Melalui strategi dan
konsep pergerakan
dalam satu kesatuan.
Sebagai wahana
persatuan dan
kesatuan untuk
pergerakan
Mempunyai posisi
profesinalime dan
idealisme
Jaringan
pergerakan
mahasiswa
Membuat pos-pos
kesatuan dan
membrikan strategi
dan konsep politik
Dalam
membagun
jaringan gerkan
mahasiswa
Bersifat
independen dan
netral
Membangun
jaringan
pergerakan
politik
Pegerakan
dengan strategi
dan konsep
pergerakan
dalam satu tujuan
Semacam
lembag skoci dan
komunitas
tertentu
Mempunyai
posisi ganda dan
idealisme
Membangun
kekuatan dan
memberikan
tekanan kepada
pemerintah
Gerakan murni
dengan
pengelompokan
7. Kekuatan
gerakan
- Kemampuan
perubahan
a. Potensi
mahasiswa
- Mengkritis
aspiarsi
a. Mengkritisi
b. Perlakuan
- Sosialisasi
pers
a. Sosilisasi
b. Efektifitas
-Gerakan rakyat
- Dampak
perubahan
a. Harapan.
b. Pengaruh
- Pengelolaan
gerakan
a. Harapan
Kemamapuan
perubahan karena
agen perubahan
Kemampuan
membela
kebenaran dan
sesuai kontitusi
Mengkritisi
aspirasi yang
positif
Membandingkan
kelayakan dan
mengedepankan
kebenaran
Pers liris dan media
tulis serta media
gambar
Efektif dan
dikondisikan
dengan baik
Mahasiswa adalah
bagian rakyat
Perubahan yang
posistif dan
perbaikan kinerja
pemerintahan
Melihat kondisi
yang ada.
Memberikan
aspirasi dan
pewarnaan
dinamika politik
Merupakan agen
perubah dan
pembaharu dalam
kehidupan politik.
Dinamis, mengah
kedepan dan
perubahan positif.
Perlu dilakukan
kerena mahasiswa
adalah objek politik.
Sesuai dengan relita
yang terjadi
dikampus.
Wahana yang tepet
untuk sosialisasi.
Pers adalah media
untuk informasi dan
pendidikan politik
Mahasiswa adalah
bagian dari rakyat
Perubahan yang
dinamis, perubahan
kebenaran, berpihak
kepada rakyat.
Independen dan
dapat mengelola
sendiri.
Kebebasan gerakan
mahasiswa dalam
mengkritisi
kebijakan
Kemampuan
perubahan apabila
digunakan sebaik
mungkin
Perubahan yang
positif dan menuju
kemajuan
Keharusan yang
digunakan dalam
menilai kebijakan
Memenuhi aspirasi
yang bermanfaat
dan reliata
Sosilisasi pers
melalui seminar
dan diskusi
Efektif
pengembangan
politik
Mahasiswa adalah
rakyat
Perubahan yang
signifikan melalui
ketenagan dan
aman
Dipengaruhi oleh
klolusi, korupsi
dan nepotisme
Dinamika baik dan
lembaga yang
independen
Kemampuan
agen of change
dari untuk rakyat
Perubahan
mengarah positif
Memberikan
wacana
kebijakan politik
Mengkritisi yang
tidak sesuai
realita
Sosialisasi
media visual dan
non visual
Efektif dalam
informasi
Menyampaikan
aspirasi rakyat
Keadilan dan
menjunjung
tinggi demokrasi
Kurang
berpengaruh
krena independen
Kebebasan
menyampiakan
aspirasi
Kemampuan
signifikan kala
semua elem
bersatu
Kemampuan
didasari hati
nurani
Secara jernih dan
objektif dalam
aspirasi
Memenuhi
segala aspirasi
yang bermanfaat
Membuka publik
dialog dalam
pers
Efektif dalam
memberikan
pengetahuan
Membela rakyat
dan bagian
rakyat
Politik mapan
dengan
mengedepankan
rakyat
Dipengaruhi oleh
politik yang ada
Dinamika yang
sehat, sinergis
dan lembag yang
bersih
- Penghubung
rakyat
a. Arti
b. Kehendak
Mahasiswa
menyuarakan suara
rakyat
Mengedepankan
dan
memperjuangankan
perubahan yang
posistif
Dikaruniai
intelektual dan
keberanian.
Kesatuan dan
persatuan dan
memandang
Indonesia lebih baik.
Ketika bersuara
atas realita nama
rakyat
Rakyat mendapat
perhatian yang
lebih
Menyampaikan
aspiarsi rakyat
pelaku politik
memeperhatikan
rakyat kecil
Ketika bersuara
atas realita nama
rakyat
Rakyat mendapat
perhatian yang
lebih baik
8. Faktor
penghambat (
memperketat
absensi,
merepresi nilai,
perjanjian,
merepresi
psikologi,
pemecatan
status
tidak berpengaruh,
harus objektif dan
independensi
mahasiswa dengan
dosen, belum ada,
memepersulit ijin
dan memberiakan
aturan kuliah,
belum melihat
aktivis tidak
menghiraukan
absensi tetapai
mengunakan strategi
yang terokomodir,
Belum ada tetai
kalau ada kita bantu
dengan advokasi,
Kotrak kuliah tetapi
haraus pinter
memutar otak,
Belum ada, tetapai
kalau ada kita Bantu
dengan advokasi,
Belum ada, tetapai
kalau ada kita preser
birokrat.
Tidak terhambat
dan mempunyai
prisip kuliah
adalah no 1, tahu
penempatannya,
Belum ada,
menerima dengan
lapang dada dan
memperbaiki diri,
Lulus delapan
semester dan
kuliah terbaik,
Tekanan membuat
malas dan
mahasiswa harus
kuat, Belum
pernah dan bila
terjadi ditijau
terlebih dahulu
Tidak perlu takut
dan pandai dalam
argumen, Belum
pernah
mendengar,
Kontak kuliah
dan aturan dosen,
Membatasi
kegiatan dalam
politik , Belum
pernah
mendengar
Tidak
terpengaruh
karena ada jatah
25% tidak
kuliah, saya kira
tidak, kontak
kuliah untuk
selesai tepat
waktu, ancaman
do, tekanan-
tekanan fisik dan
moral, belum
pernah terjadi ,
dan melakukan
advokasi bila
terjadi
Gerakan real aktivis mahasiswa.
1. Gerakan pasca reformasi
Gerakan yang dilakukan mahasiswa pasca reformasi adalah
melakukan serangkaian kegiatan reformasi dan rekontruksi kembali
sebuah pemerintahan yang dinamis, stabil, bebas dan bersih dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Untuk menjaga perjalanan
pemerintahan yang diharapkan, mahasiswa melakukan aksi dan
diskusi dalam mengkritisi kebijakan maupun pelaksanaan agenda
reformasi yang tidak sesuai dengan harapan rakyat. Mahasiswa
mengadakan tuntutan kepada pemerintah untuk segera menjalankan
egenda politik reformasi sebagai jalan keluar dari masalah krisis
moneter yang terjadi sehingga masyarakat dapat menikmati harapan
yang diingingkan oleh rakyat.
Agenda yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
sebagai organisasi intern mahasiswa adalah mempersiapkan
serangkaian kegiataian Kontrol dan mengkritisi kebijakan pemerintah
seperti pelaksanaan kegiatan Sidang Istimewa Majelis
Permusyawaratan Rakyat (SI MPR), Menetapkan agenda reformasi
seperti penghapusan Dwi fungsi ABRI (Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia), Menuntut pelaksanaan pemilu dipercepat dan
jurdil, Menuntut pengadilan atas koruptor terutama Soeharto,
Mendukung eksistensi pemerintah Habibie secara kontitusi serta
Kabinet yang bersih dari Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).
Agenda kegiatanm yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa
Masional Indonesia sebagai organisasi ekstra adalah melakukan
serangkaian kegiatan kontrol terhadap Sidang Istimewa Majelis
Permusyawaratan Rakyat (SI MPR), Menetapkan agenda reformasi
seperti penghapusan Dwi fungsi ABRI ( Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia), Menuntut pelaksanaan pemilu dipercepat dan
jurdil, Menuntut pengusutan tuntas kasus Korupsi Kolusi Nepotisme
(KKN) dan pengadilan mantan Presiden Soeharto, Mendukung
eksistensi pemerintah Habibie secara kontitusi serta Kabinet yang
bersih dari Korupsi Kolusi Nepotime (KKN).
Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan
serangkaian kegiatan persrilis terhadap informasi perkembangan
pelaksanaan pemerintahan Habibie.
2 . Gerakan pada pemerintahan Abdurahman Wahid
Gerakan yang dilakukan mahasiswa pada pemerintahan
Abdurahman Wahid adalah melakukan sebuah konspirasi politik
terhadap pemerintah untuk segera melakukan pemulihan ekonomi dan
keadaan negara yang mengalami krisis ekonomi.
Agenda kegiatan yang dilakukan oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa sebagai organisasi intern mahasiswa adalah
Mempersiapkan serangkaian kegiatan kontrol dan mengkritisi
kebijakan pemerintah dalam menjalankan agenda reformasi,
Menuntut pemerintah untuk tidak melakukan kebohongan publik.
Agenda kegiatanm yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa
Masional Indonesia sebagai organisasi ekstara adalah melakukan
serangkaian kegiatan dengan menuntut pelaksanaan agenda refortmasi
dan pemerintahan yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme).
Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan
serangkaian kegiatan persrilis terhadap informasi perkembangan
pelaksanaan pemerintahan Abdurrahman Wahid ( Gusdur).
3 . Gerakan pada pemerintahan Megawati Soekarno Putri
Gerakan yang dilakukan pada pemerintahan Megawati
Soekarno Putri adalah gerakan untuk megadakan perubahan dan
menuntut megawati untuk melaksanakan agenda politik reformasi
serta mengadili para koruptor dan para elit politik yang melanggar
peraturan hukum.
Agenda yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
sebagai organisasi intern mahasiswa adalah mengadakan konggres
mahasiswa seluruh Indonesia di UNNES dengan mempersiapkan
serangkaian kegiatan kontrol dan mengkritisi kebijakan pemerintah.
Agenda kegiatan meliputi Menuntut pengadilan terhadap para
koruptor, mengkritisi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan
Tarif Dasar Listrik (TDL), Mengkritisi tentang Undang-Undang untuk
militer sebagai kekuatan pertahanan nasional..
Agenda kegiatanm yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa
Masional Indonesia sebagai organisasi ekstra adalah melakukan
serangkaian kegiatan mengkritisi pelaksanaan kebijakan
pemerintahan Megawati seperti kebijakan kenaikan bahan bakar
minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik ( TDL).
Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan
serangkaian kegiatan persrilis terhadap informasi perkembangan
pelaksanaan pemerintahan Megawati.
4. Gerakan pasca pemilu 2004.
Melakukan kontrak kerja dengan para elit politik dalam
menjalankan sebuah perjalanan pemerintahan yang bersih dan bebas
dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme sehingga diharapkan kinerja
pemerintah dapat terkontrol dengan baik sesuai dengan aturan dan
undang-undang yang berlaku, untuk itu mahasiswa harus berperan
sebagai power kontrol terhadap pemerintah dan masyarakat dalam
megurangi dan mencegah para elit politik untuk tidak melakukan
pelanggaran. Meneruskan dan meluruskan jalannya sebuah reformasi
untuk kepentingan bersama tanpa ada kepentingan golongan sehingga
perjalanan pemerintahan berjalan dengan baik tanpa ada gangguan
dan ancaman dalam pelaksaan kegiatan pemerintahan.
Agenda yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
sebagai organisasi intern mahasiswa adalah mempersiapkan
serangkaian kegiataian control dan mengkritisi kebijakan pemerintah
seperti; melakukan kontrak kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Kabinet Indonesia Bersatu, mengkritisi pelaksanaan
kegiatan 100 Hari Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono,
Agenda kegiatan yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa
Masional Indonesia sebagai organisasi ekstara adalah melakukan
serangkaian kegiatan agenda politik seperti; melakukan kontark kerja
dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta Kabinet Indonesia
Bersatu, mengkritisi pelaksanaan kebijakan pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono.
Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan
serangkaian kegiatan agenda politik dengan mempersiapkan persrilis
untuk mahasiswa sebagai informasi perkembangan politik yang
terjadi.
Hambatan politik kampus
1. Hambatan politik yang terjadi di kampus
Hambatan politik di kampus misalnya memperketat absensi
mahasiswa, merepresi nilai mahasiswa, melakukan perjanjian
kampus maupun kontrak kuliah, merepresi psikologi yang dilakukan
oleh dosen, serta pemecatan status yang sepihak apabila mahasiswa
melanggar peraturan kampus dengan melakukan kegiatan politik di
kampus.
2. Hambatan diluar kampus
Hambatan politik di luar kampus seperti ekonomi orang tua,
apabila orang tua mereka cukup maka mahasiswa tersebut dalam
melaksanakan kegiatan mahasiswa dapat maksimal dan
menggunakan kemampuannya secara optimal oleh karena itu
ekonomi keluarga berpengarauh terhadap kelancaran studi
mahasiswa. Tuntuntan keluarga supaya dapat lulus dengan cepat, hal
itu menjadi beban mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan karena
dituntut hal tersebut karena itu mahasiswa harus dapat membagi
kegiatan antara kuliah dengan lulus cepat terhadap kegiatan
kemahasiswaan.
Pembahasan
Budaya Politik Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan politik di kampus meliputi
bidang-bidang sosial dan agama yang dijadikan sebagai basis kegiatan
politik dan pewarnaan politik di kampus. Dalam melakukan penolakan
politik di kampus melihat unsur manfaat dan keuntungan kebijakan
tersebut serta melakukan penolakan secara frontal maupun melakukan
diskusi apabila tidak sesuai dengan realita serta melakukan presser dan
mengkritisi kebijakan-kebijakan yang merugikan mahasiswa. Penilaian
politik yang terjadi kampus UNNES masih sederhana, kurang dinamis,
dan masih stagnan, hal tersebut dilihat dari sudut pandang penguasa,
mahasiswa , media yang digunakan dalam politik serta partisipasi politik
yang rendah.
Kehidupan politik
Sejarah UNNES dijadikan politik golkar adalah tidak betul karena
UNNES sebagai lembaga kampus yang independen dan steril dari
kepentingan politik, hal tersebut dapat mempengaruhi kebebasan ekspresi
dan ilmiah kampus. Sejarah politik UNNES ditentukan oleh partisipasi
yang kurang aktif dan bergerak tidak dinamis yang dapat dilihat dari
penguasa, mahasiswa serta masyarakat yang ikut dalam pewarnaan
kehidupan politik kampus dan tidak jauh dari keadaan kampus-kampus
yang lain. Di mana lokasi berpengaruh terhadap perkembangan politik
sehingga UNNES menjadi lambat salah satunya adalah faktor lokasi
UNNES yang jauh dari pusat kota. Politik adalah mempertahankan
kekuasaan sehingga kekuaasaan mempuyai kekuatan dan pengaruh
terhadap kebijakan maupun perubahan kehidupan politik oleh karena itu
penguasa sangat dekat dengan kekuasaan serta aturan maupun kontitusi
ditentukan oleh dinamika dan pembatasan politik oleh penguasa.
Mahasiswa mempunyai wewenang sebagai power kontrol dalam kebijakan
yang disesuaikan dengan aturan maupun kontitusi yang ditentukan oleh
konggres dan negara terlibat dalam memberikan sebuah kekebasan
mimbar akademik kemudian mempunyai pengaruh terhadap gerakan
mahasiswa dalam melakukan kebebasan beraspirasi untuk rakyat.
Mahasiswa menjalankan tuntutan politik kampus dengan mencoba
untuk mendewasakan berpolitik secara rasional dan ilmiah, mencoba
menyelipkan visi dan misi agenda politik yang ditentukan dalam konggres
mahasiswa dengan melalui pengamatan kondisi politik, diskusi maupun
menentukan informasi perkembangan politik, serta menggunakan pilar
demokrasi kampus. Sebagai mahasiswa mempunyai kewajiban sebagai
pengawal rakyat yang diwadahi oleh lembaga kemahasiswaan dan sebagai
warga negara menyampaikan aspirasi melalui wadah partai politik maupun
LSM. Mahasiswa mempunyai kepentingan yang meliputi kepentingan
pribadi, kelompok , maupun untuk umat sehingga kepentingan tersebut
dapat terealisasikan sehingga Penggunaan alat komunikasi sangat
diperlukan sebagai penopang pengembangan kehidupan politik di kampus
dan sangat efektif dalam penyampaian isu mapun berita politik terbaru.
Pelaksanaan kontitusi maupun peraturan yang ada di kampus
UNNES masih dalam proses pengembangan sehingga pelaksanaan
kegiatan hanya mengacu pada peruturan yang sudah ditetapkan
berdasarkan keputusan konggres yang bersifat sementara hal ini membuat
lembaga kemahasiswa berjalan berdasarkan otonomi masing-masing
lembaga kampus. Badan legislatif di UNNES masih pasif dan kurang
menonjol dalam fungsi serta mengakomodir aspirasi konsep kontitusi
mahasiswa serta kondisi mereka sangat memprihatinkan. Badan Eksekutif
Mahasiswa sebagai eksekutif body dalam menjalankan kegiatan politik
masih dalam proses pengembangan sehingga perlu adanya sebuah
perbaikan sistem dan kontitusi supaya badan eksekutif dan badan legislatif
dapat berkembang sejalan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Badan
peradilan di UNNES diperlukan sebagai wadah mahasiswa untuk
mengadili maupun pengaduan advokasi mahasiswa yang dirugikan oleh
kebijakan-kebijakan birokrat maupun dosen.
Penggunaan hak politik di kampus, mahasiswa menggunakan hak
pilih dan hak politik secara maksimal dan sebaik mungkin sehingga
pelaksanaan kegiatan politik di kampus berjalan dengan lancar. Dalam
menjalankan kewajiban berpolitik mahasiswa menggunakan kewajiban
secara optimal dan bertanggung jawab serta sepenuh hati sesuai dengan
kaidah kebenaran sebagai pelaksanaan amanat dari mahasiswa dan
melakukan pendidikan politik.
Pendidikan politik
Pendidikan politik di kampus dilakukan dalam rangka untuk
menanamkan kesadaran berpolitik sehingga penyelenggaraan pendidikan
politik sangat diperlukan, untuk itu penyelengaraan pendidikan politik
diperlukan bahan bacaan-referensi politik kotemporer dan berita politik
yang positif serta permasalahan politik yang terbaru supaya dapat
mengikuti perkembangan politik. Penyelengaraan pendidikan politik
diperlukan publikasi masa sebagai alat yang efektif untuk
mengembangkan informasi politik dan wacana dinamika politi, dalam
mengembangkan pendidikan politik juga diperlukan media sebagai
pengembangan pendidikan politik karena manfaat kegunaan , dan fungsi
media dalam proses pengembangan pendidikan politik. Pendidikan politik
diselenggarakan oleh elemen-elemen dalam politik seperti lembaga-
lembaga pemerintah, lembaga mahasiswa, lembaga masyarakat dan para
pihak-pihak yang berpentingan maupun para ahli dalam politik. Lembaga
masyarakat terlibat dalam menyelengarakan pendidikan politik di
karenakan masyarakat adalah objek dari pelaku politik sebagai proses
pencapaian kedewasaan berpolitik. Lembaga formal dalam pendidikan
politik akan terlibat langsung dalam tanggung jawab beban moral untuk
mewujudkan demokrasi dan sebagai sentralisasi lembaga pendidikan
politik yang resmi. Lembaga non formal juga terlibat secara tidak langsung
meliputi pelaksanaan pelatihan pendididkan politik yang dilakukan oleh
ormas, LSM-LSM serta organisasi non formal lainnya.
Pandangan budaya politik di kampus UNNES masih sederhana,
perlu adanya konsep maupun pemikiran baru dalam melakukan kegiatan
politik, dinamika yang terjadi masih stagnan belum mengalami perubahan
yang baik hal ini dilihat dari respon mahsiswa yang ikut serta dalam
kegiatan kemahasiswaan serta perlu sebuah gagasan baru tentang dinamika
politik yang diharapkan oleh semua elemen politik di kampus. Dalam
menyampaikan kepentingan mahasiswa harus mempunyai strategi dan
konsep yang matang dalam berpolitik, untuk itu mahasiswa digunakan
sebagai powerkontrol terhadap kebijkan-kebijakan yang merugikan rakyat.
Dalam mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah gagasan yang bersifat
positif, universal rasional dan kebenaran dalam membangun kehidupan
politik bersama.
Aspirasi mahasiswa terhadap kehidupan politik kampus sekarang
masih sederhana dan masih pasif dalam menggunakan aspirasi sehingga
kehidupan dinamika politik di kampus UNNES belum mengalami
perubahan yang baik oleh karena itu pendapat mengenai kehidupan politik
di UNNES masih pasif dilihat dari partisipasi mahasiswa dalam pemilihan
presiden mahasiswa maupun kegiatan politik lainnya. Proses kesadaran
berpolitik di UNNES yang sudah mulai maka perlu ditunjang dengan
wadah maupun lembaga kemahasiswaan yang kridibel dan mampu
membawa mahasiswa berpolitik secara rasional dan ilmiah serta
dibutuhkan pemimpin yang memiliki kesadaran berpolitik dengan aturan
dan konsep matang, memiliki kebulatan tekat yang positif , bertanggung
jawab, dan mempertahankan kebenaran, memilki ketetapan jiwa ,
berprinsip, sikap ketegasan dan berwibawa, memiliki keyakinan universal
maupun kebenaran yang utuh, dan percaya pada diri sendiri, memiliki
kreatifitas dalam memberikan solusi maupun penyelesaian permasalahan
yang dihadapi serta memiliki keberanian dan tekad menyampaikan
kebenaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Dalam melakukan komunikasi politik mahasiswa dapat
memperoleh informasi melalui media informasi, diskusi, media pers dan
lain sebagainya. Dalam melakukan perekrutan maupun proses kaderisasi
pemimpin menggunakan hak preogratif dan memberikan peluang kepada
mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan mahasiswa sehingga
partisipasi mahasiswa dapat terakomodir dalam kegiatan yang positif
untuk menyampaikan aspirasi secara maksimal. Dengan adanya partisipasi
tersebut mahasiswa dapat menempatkan diri sebagai agen of change atau
perubah dan menempati posisi yang strategis.
Organisasi
Hubungan atau keterkaitan lembaga mahasiswa dengan mahasiswa
adalah ibarat mata uang logam yang tak dapat terpisahkan karena lembaga
mahasiswa adalah wadah mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan
ekspresi kegiatan dan bersifat saling mengisi satu dengan yang lain.
Elemen politik yang ada di kampus terlibat dalam proses pencapaian
tujuan budaya politik kampus yang diharapkan oleh karena itu hubungan
lembaga intra dan lembaga ekstra harus bekerjasama dan saling
memberikan dukungan dalam melakukan kegiatan maupun aksi
mahasiswa. Hubungan lembaga mahasiswa dengan pihak rektorat mapun
dekanat yaitu mencoba membangun kerjasama dan komunikasi dalam
memberikan masukan serta kritik dalam penentuan kebijakan yang akan
diambil. Hubungan mahasiswa dengan dosen adalah hubungan antara
pengajar dan anak didik yang berdikusi dan bersilaturahmi sehingga
mahasiswa dapat menempatkan posisinya sesuai dengan situasi dan
kondisi mahasiswa terhadap dosen.
Posisi tawar aktivis mahasiswa dengan mahasiswa lainnya adalah
aktivis mempunyai nilai plus atau lebih dalam menjalankan kegiatan serta
mempunyai posisi tawar terhadap lembaga kemahasiswaan yang layak
dalam menilai kontribusi terhadap kebijakan yang di ambil. Posisi tawar
lembaga kemahasiswaan dengan pemerintah yaitu mempunyai posisi tawar
diatas dikarenakan mahasiswa berani dalam mempreser dan mengkritisi
kebijakan pemerintah serta sebagai power kontral yang terjadi di
masyarakat. Posisi tawar lembaga mahasiswa dengan partai politik adalah
harus saling mengingatkan, memantau, mangontrol dan melakukan
konspirasi politik serta menyatukan aspirasi rakyat dalam mengarah pada
satu tujuan. Begitu juga dengan posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap
organisasi masyarakat yaitu sebagai cikal bakal atau lahirnya generasi baru
dalam mengembangkan politik yang saling menguntungkan dengan
menggunakan intelektual dalam berfikir ilmiah dan rasional.
Untuk mengontrol masyarakat, mahasiswa melakukan kajian
penelitian dan membuat jaringan aspirasi rakyat yang disesuaikan dengan
aspirasi rakyat dalam melihat keadaan realita kondisi dan situasi rakyat
maupun kebijakan kepada rakyat. Hal yang dilakukan mahasiswa dalam
kontrol masyarakat meliputi mengarahkan agar rakyat dapat sadar
tentang hukum dan berperilaku beradab, serta mengawal masyarakat
dalam manyampaikan aspirasi. Mahasiswa adalah bagian rakyat yang
mempunyai intelektual dan independen yang akan terjun ke masyarakat
maka mahasiswa melakukan preser terhadap kebijakan yang merugikan
rakyat dan melakukan advokasi kepada rakyat dalam penyampaian
aspirasi.
Dimensi gerakan
Mahasiswa adalah harapan besar untuk melakukan perubahan
dalam mewujudkan aspirasi rakyat oleh karena itu mahasiswa melakukan
peningkatan potensi intelektual, melakukan evaluasi, mengarahkan
masyarakat, melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan,
memberikan wacana dan warna dalam politik, serta memposisikan negara
sebagai alat keadilan dan persatuan. Mahasiswa sebagai angkatan
intelektual bertanggung jawab memberikan gagasan ide yang rasional dan
ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dari permasalahan untuk itu
mahasiswa mempunyai harapan melakukan perubahan gerakan, perubahan
fisik dan non fisik, melakukan kebebasan berpolitik dan demokrasi, dan
berkiprah secara maksimal dalam demokrasi dengan berfikir rasional dan
ilmiah.
Generasi muda atau mahasiswa mempunyai nilai maupun makna
yang bersifat ideologis, sosiologis dan cultural. Generasi muda adalah
bagian dari mahasiswa sebagai penentu dan tulang punggung bangsa.
Kehadiran generasi muda mempunyai makna dan arti tersendiri di mata
masyarakat, karena keberadaannya mempunyai gaung yang cukup besar
dan apresiasi yang cukup memadai, sehingga dimanapun ia berada selalu
mendapatkan ruang untuk berekspresi. Latar belakang masyarakat
menerima mahasiswa adalah Pertama, mahasiswa mempunyai makna dan
nilai yang strategis serta signifikan dalam menetukan masa depan bangsa.
Kedua, eksistensi mahasiswa selalu menjadi symbol progresifitas, pelopor,
penentu arah dinamika suatu bangsa. Ketiga, mahasiswa merupakan
prototip ideal sebagai generasi penerus, karena ia masih mempunyai
semangat, keteguhan cita-cita, ketegasan sikap, visi yang konsisten dan
jelas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Taufik Abdulah (1974), kehadiran
mahasiswa bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga sosiologis,
dan histories. Ia memandang mahasiswa bagian dari generasi muda tidak
hanya mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas
masyarakat, tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan
pada komunitas itu sendiri.
Karakteristik gerakan
Gerakan mahasiswa bersifat spontan karena mahasiswa
mempunyai pola pikir praktis dan strategis dalam menyikapi hal yang
tidak menguntungkan bagi rakyat. Hal yang mendorong mahasiswa
melakukan hal tersebut adalah melihat kondisi temporal dan iraksional
rakyat dalam mewujudkan kepedulian terhadap kehidupan politik.
Mahasiswa melakukan gerakan dalam rangka mewujudkan negara
demokratis, dinamis dan religius, dan sebagai wahana persatuan dan
kesatuan untuk pergerakan dalam membangun kehidupan politik yang
baik. Mahasiswa adalah agen perubah tetapi bukan agen politik maka
mahasiswa dapat memposisikan sebagai profesional dan idealisme dalam
politik sera bersifat independen dan netral.
Pembagunan jaringan gerakan mahasiswa dengan memperhatikan jaringan
yang positif dan berkembang, jaringan memasyarakat dan jaringan
komunikasi tujuan reformasi, jaringan gerakan mahasiswa dalam
membangun kekuatan dan basis dalam berpolitik. Pengelolaan jaringan
pergerakan mahasiswa dilakukan melalui strategi dan konsep pergerakan
dalam satu kesatuan yang bersifat pragmatis dan permanen dalam konsep
pergerakan dalam satu tujuan.
Kokohnya sebuah misi dan visi pergerakan mahasiswa untuk
melakukan otokritik terhadap kiprah sebagai generasi penerus bangsa
dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan ide dan gagasannya.
Mahasiswa sebagai entitas kaum muda juga dituntut mempunyai
keberanian untuk melakukan introspeksi dan evalusi kritis terhadap visi
dan corak gerakan yang selama ini kita banggakan dan yakini akan
kebenarannya. Dalam konteks ini mahasiswa dituntut kejujuran dan
kearifannya untuk melihat untuk melihat dan sekaligus mengakui
keberhasilan yang telah dicapai oleh mahasiswa terdahulu. Dalam
pergerakan mahasiswa mempunyai beberapa keunggulan kooperatif.
Pertama, adanya konsistensi visi untuk menumbuhkan kesadaran kolektif
bangsa atau nasionalisme sebagai langkah menuju reformasi. Mahasiswa
di persatukan oleh adanya kepedulian, keprihatinan, dan nasib yang sama
terhadap kondisi social, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya yang
berada dalam lingkungan. Kedua, pola gerakan yang mahasiswa tempuh
berdasarkan pijakan rasionalitas dan bukan emosionalitas semata, sehingga
aktivitas yang dilakukannya tidak bersifat sesaat dan terpecah-pecah,
melainkan bersifat menyeluruh serta berdimensi jangka panjang. Ketiga,
pembacaan terhadap realitas empiris yang menjadi fenomena kebangsaan
sangat diperhitungan. Maka tidak mengherankan jika mereka dapat
merekam kebutuhan dasar masyarakat yang kemudian yang diaplikasikan
dalam gerakan.
Kekuatan dan kelemahan gerakan
Mahasiswa adalan agen pembaru dalam kehidupan sehingga
kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam memberikan suatu gagasan
dan ide dalam pengembangan kehidupan politik sangat penting untuk itu
mahasiswa diharapkan mampu memberikan perubahan yang positif dan
membela kebenaran sesuai dengan kontitusi yang berlaku sehingga dalam
mengkritisi kebijakan maupun menilai kebijakan disesuaikan dengan nilai
kelayakan dan aspirasi rakyat yang bermanfaat untuk kepentingan umat.
Dalam mensosialisasikan politik diperlukan berbagai macam media
mulai dari media tulis hingga media elektronik sehingga penyampaian isu-
isu politik dapat tersosialisasikan langsung kepada rakyat untuk itu
efektifitas media dalam mensosialisasikan harus diperhatikan dengan baik.
Mahasiswa adalah bagian dari rakyat, yang lahir dari rakyat dan
kembali untuk rakyat oleh karena itu harapan mahasiswa tentang
perubahan yaitu perubahan yang positif, perbaikan kinerja pemerintah
untuk rakyat, menghendaki adanya rasa aman, tentram, keadilan dan
menjunjung tinggi demokrasi maupun kebenaran, adanya politik yang
mapan dengan mengedepankan rakyat serta pemerintah yang bebas dan
bersih dari KKN.
Harapan dari pergerakan mahasiswa adalah memberikan aspirasi
dan pewarnaan dinamika politik dalam melakukan kebebasan
menyampaikan aspirasi dan kebebasan dalam mengkritisi kebijakan serta
menjadikan lembaga yang bersih dan independent. Mahasiswa sebagai
penghubung rakyat dengan menyuarakan aspirasi rakyat maupun
kepentingan rakyat sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat oleh
karena itu kehendak yang dilakukan mahasiswa yaitu mengedepankan dan
memperjuangkan perubahan yang positif dan memberikan sebuah kesatuan
dan persatuan dalam kehidupan berpolitik sehingga rakyat dapat perhatian
yang layak dari para elit politik maupun pemerintah.
Nilai historis mahasiswa dijadikan pijakan dalam melakukan
refleksi terhadap realitas objektif organisasi mahasiswa yang sedang
menunjukan surutnya vitalitas dan keringnya spirit dalam melakukan
transformasi secara menyeluruh, baik dalam ranah kemasyarakatan,
kebangsaan maupun kemahasiswaan. Secara fenomenologis, eksistensi
gerakan organisasi mahasiswa menunjukan gejala adanya perpecahan,
pengentalan indentitas kelompok masing-masing dan bersifat primordial.
Hal ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, adanya kecenderungan bahwa
bangunan interaksi sosial-politik terpola berdasarkan pada moment, bukan
karena perjumpaan dan persamaan visi yang lebih mendasar. Kondisi ini
akan menyeret pada fenomena gerakan yang bersifat sesaat dan terpecah-
pecah. Kedua, adanya kecenderungan pragmatis dalam merumuskan visi
dan orientasi gerakan di kalangan aktivis organisasi mahasiswa.
Kecenderungan ini menyebabkan terkikisnya sikap independen dan
terkuburnya konsistensi sikap serta keringnya komitmen, sehingga tidak
dapat membaca realitas objektif secara kritis.
Kenyataan ini akhirnya melahirkan kondisi gerakan mahasiswa
yang terasing dan nilai-nilai luhur sejarah. Hal ini diperparah lagi dengan
adanya kecenderungan menonjolkan kepentingan kelompok sehingga
gerakan mahasiswa seolah tidak mempunyai visi yang dapat
mempertemukan berbagai kelompok dan kepentingan yang ada. Dalam
kondisi yang demikian, wajar jika gerakan mahasiswa saat ini tidak
mampu secara optimal dan menyeluruh dalam menterjemahkan dan
menerapkan nilai-nilai historis pergerakan nasional mahasiswa.
Meskipun demikian, memerlukan kontinuitas untuk mengawal
jalannya reformasi, memperdayakan masyarakat, mengatasi krisi
multidimensi serta membangun kemandirian bangsa. mengingat misi yang
begitu besar, maka pentingnya organisasi mahasiswa untuk memperkokoh
visi kebangsaan dalam kerangka untuk mempererat tali persatuan dan
kesatuan bangsa.
Faktor penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan para aktivis meliputi dengan
memperketat absensi sehingga mahasiswa dituntut hadir setiap ada
perkuliahan untuk itu aktivis mahasiswa dituntut kreatif dalam menyikapi
hal tersebut kemudian adanya peraturan harus hadir tujuh lima persen
untuk mengikuti kuliah maka aktivis dapat menggunakan kesempatan itu
untuk mengekspresikan aspirasinya.
Kontrak kuliah antara pihak kampus dengan mahasiswa yaitu
kontrak kelulusan dengan tepat waktu dengan delapan semester sehingga
para aktivis harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kontrak kuliah
tersebut sehingga dalam perjalanan kuliah tidak terjadi keterlambatan
untuk lulus.
Di UNNES belum pernah terjadi pemecatan status maupun
merepresi psikologi mahasiswa kalau itu terjadi maka mahasiswa harus
siap menghadapi tuntutan tersebut dengan melakukan advokasi dan
mempreser birokrat dan dosen agar tidak melakukan hal tersebut.
9. Informan terhadap budaya politik
Tabel 2. Informan terhadap budaya politik
No Komponen Wahyu Saeful Usep Siswanto Hariyoto
1. Latar belakang
a. Sifat
b. Ekonomi
c. Pendidikan
d. Agama
e. Pekerjaan
f. Suku / adapt
Religius,
demokratis
Sederhana,
cukup
Ibu: SMA
Ayah:SMA
Keluarga
Islam
Swasta
Jawa
Leadersip,
religius
mampu,
Sederhana
Ibu : SD
Ayah: SD
Keluarga
Islam
Swasta
Jawa , Islam
Dakwah,
demokrasi
Cukup,
sederhana
Ibu: SD
Ayah:SMU
Keluarga
Islam
Swasta
Sunda
Leadersip,
nasionalis
Mampu,
sederhana
Ibu : SLTP
Ayah: SMA
Keluarga
Islam
Swasta
Jawa, Islam
Idealis,
independen
Sederhana,
cukup
Ibu: SD
Ayah: SLTP
Keluarga
Islam
Swasta
Jawa,
2. Memori
(ingatan)
Untuk
mengedepa
nkan dan
memeperju
angkan
kepentinga
n rakyat
Berorganisa
si untuk
belajar
hidup
Untuk
mengadakan
presser
kepada
birokrat
dalam
kebijakan
Berorganisa
si untuk
aspirasi
rakyat dan
kepentingan
bersama
Untuk
idealime
dan
independen
mahasiswa
terhadap
realita
3. Intitusi
kegiatan
Lembaga
mahasiswa
ektra
(KAMMI)
Lembaga
mahasiswa
UNNES
Lembaga
mahasiswa
intra dan
ekstra
Lembaga
GMNI,
Ektra
UNNES
Unit
Kegiatan
mahasiswa
BP2M
4. Pengaruh
kekuasaan
(power)
Mengarahk
an roda
perubahan
dinamika
politik yang
terjadi
Penentuan
kebijakan
dengan
kehendak
dan
demokratis
Mempreser
kebijakan
yang tidak
memihak
mahasiswa
atau rakyat
Kekuasaan
untuk visi
dan misi
organisasi
dan harapan
demokrasi
Kekuasaan
untuk
mengkritisi
kebijakan
melalui
tulisan
5. Fakta sosial Kecakapan Kritis Memberika Aktif dalam Kecakapan
dalam
berorganisa
si
terhadap
lingkungan
n kontribusi
pendidikan
politik
kegiatan
ekstra ,
LSM
dalam lobi,
menulis
berita
a. Informan I ( Wahyu Triyuda)
Wahyu adalah seseorang yang berjiwa religius dan demokratis
dimana dia ikut dalam organisasi karena ingin mewujudkan harapan dan
cita-cita yang ingin dicapai yaitu amar ma’ruf nahi munkar oleh karena itu ia
dalam melaksanakan kegiatan dengan ihklas dan bertanggung jawab.
Ekonomi keluarganya adalah sederhana dan cukup karena ayah bekerja di
swasta sebagai buruh, oleh sebab itu ia dalam kuliah sering mengutamakan
kuliah dan dilanjutkan dengan kegiatan keagamaan untuk menunjang
kualitas disiplin ilmu yang dimilikinya. Pendidikan ke dua orang tuanya
adalah SMA sehingga pendidikan akan pengetahuan dan pengalaman orang
tua akan pendidikan lebih maju dan berorientasi positif tentang pendidikan.
Fasilitas yang dimiliki di kampus meliputi tempat kost dan buku kuliah,
sekretariat kegiatan dari organisasi KAMMI. Lingkungan yang ia tempati
adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya jawa karena berasal dari
pekalongan Sehingga tingkah laku maupun pola perilaku berdasarkan adat
ketimuran.
Motivasi ia ikut dalam organisasi lembaga kemahasiswaan ektra
seperti KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yaitu ingin
mencoba untuk mengasah ketajaman berfikir dalam politik, sehingga
diharapkan mampu menjadi kader-kader pemimpin yang berguna bagi diri
sendiri, agama, nusa dan bangsa. Memori yang mendorong wahyu ikut
dalam organisasi yaitu melihat kondisi temporal dan iraksional rakyat
terhadap gejolak permasalahan krisis moneter dan sistem politik yang tidak
kondusif dan dinamis sehingga ia melakukan dan ikut organisasi untuk
memperjuangkan dan mengedepankan kepentingan aspirasi rakyat menuju
perubahan yang positif.
Intitusi yang ia ikuti adalah lembaga kemahasiswaan ekstra seperti
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), lembaga dakwah
di kampus serta lembaga kemahasiswaan intra seperti HIMA EKONOMI (
Himpunan Mahasiswa Ekonomi). Orientasi bidang kegiatan yang dikuti oleh
wahyu yaitu bidang keagamaan dan dakwah sebagai jalan menjalankan
sebuah harapan dan cita-cita yang dingginkan olehnya.
Budaya politik yang dingingkan dikampus adalah kebebasan untuk
melakukan segala aktivitas kegiatan politik tanpa ada tekanan maupun
paksaan dari pihak birokrat maupun pemerintah dalam melaksanakan
kegiatan politik oleh karena itu harapan yang dingingkan agar terciptannya
stabilitas politik yang dinamis dan mengarah keperubahan yang positif.
Proses yang dilakukan oleh wahyu yaitu dengan mengikuti kegiatan politik
dengan berdakwah sebagai landasan menjalankan keingingan dan harapan
dari aspirasi mahasiswa dan rakyat.
Kekuasaan maupun power yang dimiliki oleh wahyu digunakan
untuk melakukan dan mengarahkan roda perubahan dinamika politik yang
terjadi. Dalam pelaksanaan ia lakukan dengan tanggung jawab serta
melakukan konsolidasi kepada mahasiswa dan masyarakat dalam
melakukan maupun menjalankan amanah dari aspirasi mahasiswa dan
rakyat.
Hasil yang dilakukan oleh wahyu yaitu mendapatkan keterampilan
dalam beroganisasi, kecakapan dalam memimpin, berfikir secara religius
dan rasional. Hal tersebut dilakukan untuk membangun pribadi yang sesuai
dengan ajaran agama islam dalam menjalankan aktivitas dakwah maupun
politik dengan memperhatikan kepentingan demokrasi.
b. Informan 2 ( Saeful Alim)
Saeful Alim adalah mahasiswa yang memiliki potensi dan
karekteristik leadership yang ditunjang dengan keagamaan sehingga dia ikut
serta dalam kegiatan kemahasiswaan maupun kegiatan pondok pesantren.
Hal tersebut dibuktikannya dengan ikut serta menjadi ketua BEM FIP
UNNES dalam melakukan visi dan misi yang ia ingin di capai serta harapan
akan kehidupan politik yang dinamis, dan bebas KKN. Ekonomi keluarga
dari keluarga yang mampu sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan
kemahasiswaan dengan penuh tanggung jawab dan tanpa ada hambatan
dalam masalah ekonomi maupun keuangan. Pendidikan orang tua keduanya
lulusan dari sekolah dasar sehingga mereka mendukung anak mereka untuk
belajar keperguruan tinggi dengan memberikan fasilitas sebuah kendaraan
dan perlengkapan kuliah. Lingkungan yang ia tinggali adalah lingkungan
agamis karena ia berasal dari kota demak yang penuh dengan ke Islaman dan
aturan keagamaan.
Motivasi Saeful Alim dalam melakukan kegiatan politik yaitu ingin
menyampaikan visi dan misi yang mengarah kedewasaan demokrasi dalam
politik sehingga aspirasi yang diperoleh dari rakyat dapat disampaikan
kepada pemerintah maupun elit politik. Ingatan Saeful tentang motivasi
dalam realita politik ketika melihat kondisi masyarakat yang mengalami
kegelisahan tentang masalah krisis moneter dan krisis moral sehingga ia
terdorong ikut dalam organisasi oleh karena itu saeful dituntut untuk
mengawal rakyat untuk menyampaikan keinginan rakyat. Belajar
berorganisasi untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman organisasi
sebagai jalan untuk belajar hidup bermasyarakat.
Intitusi yang diikuti saeful meliputi lembaga kemahasiswaan intra
kampus seperti HIMA BK (Himpunan Mahasiswa Bimbingan Konseling),
BEM FIP (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan), BEMU
(Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas), IPPNU ( Ikatan Pemuda-Pemudi
Nadlatul Ulama), maupun kegiatan keagamaan di pondok pesantren seperti
pengajian, dakwah, dan tadarus. Orientasi yang sering dilakukan dalam
organisasi adalah bidang keagamaan dan demokrasi politik di kampus.
Demokrasi politik kampus yang diingingkan oleh saeful adalah
kebebasan akademik, kebebasan dalam mengkritisi kebijakan dan perubahan
politik yang positif. Proses yang ia lakukan adalah dengan melakukan
kesadaran dalam berpolitik sehingga mahasiswa dapat melakukan politik
dengan sederhana dan dapat memposisikan mahasiswa sebagai agen perubah
sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.
Kekuasan yang di peroleh oleh saeful digunakan dalam
menjalankan visi dan misi yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan
hasil konggres yang ditentukan secara demokrasi dalam sidang konggres
mahasiswa tingkat fakultas maupun di tingkat universitas serta penentuan
kebijakan dengan demokrasi dan kehendak mahasiswa. Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik yang ia
laksanakan mengacu pada kegaiatan-kegiatan yang ia lakukan sebelumnya.
Hasil dari kegiatan yang ia lakukan dapat membimbing saeful
untuk berfikir kritis, rasional, dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan
dengan keahlian yang ia peroleh dalam melaksanakan kegiatan organisasi,
dapat membaca situasi dan kondisi realita kehidupan mahasiswa di kampus
maupun di masyarakat.
c. Infortman 3 (Usep Badruzaman)
Usep adalah sosok seorang pribadi yang penuh tanggung jawab
dan berjiwa pemimpin dan mampu memberikan tausiyah dan pengajian di
lingkungan kampus, sehingga di dalam melaksanakan kegiatan
kemahasiswaan ia lakukan dengan berpolitik secara demokratis dan
mengedepankan kepentingan umat, hal tersebut ditunjang dengan
keikutsertaan dalam BEM UNNES dan Organisasi Ekstra di bidang
keagaaman. Ekonomi keluarga usep adalah keluarga yang sederhana dan
dia membiayai kuliah dengan mandiri dengan penuh kesabaran dan keuletan.
Pendidikan orang tua adalah SMA sehingga kepentingan akan belajar
diperhatikan dalam keluarga untuk itu usep dituntut untuk kuliah dengan
serius dan lulus dengan predikat terbaik. Pekerjaan dari orang tua adalah
swasta yang bekerja di instansi perusahaan swasta sehingga kehidupan
mereka cukup dan sederhana. Fasilitas yang dimiliki oleh usep yaitu
sekretariat organisasi dan pondok pesantren untuk berdakwah. Lingkungan
usep adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya keislaman sehingga di
banyak berpedoman dalam melaksanakanan kegiatan dengan aturan
keislaman.
Motivasi usep dalam melakukan kegiatan organisasi yaitu
membawa gerbong yang meliputi gerbong mahasiswa, lembaga
kemahasiswaa, gerbong birokrat dengan upaya untuk pemasangan dalam
menjalankan politik di kampus oleh karena itu usep berharap dinamika
politik di kampus sejalan dengan aspirasi mahasiswa dengan memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan mahasiswa. Memori usep dalam menjalankan
politik yaitu melihat kondisi rakyat yang tertindas seperti penyalahgunaan
kekuasaan yang melibatkan rakyat menjadi sengsara dan aturan-aturan
kebijakan yang merugikan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah. Usep
belajar organisasi sebagai presser terhadap birokrat terhadap kebijakan yang
tidak memihak pada rakyat maupun mahasiswa dan sebagai wujud
kepedulian mahasiswa terhadap realita politik yang terjadi.
Intitusi yang diikuti oleh usep meliputi lembaga mahasiswa intra
seperti HIMA KIMIA ( Himpunan Mahasiswa Kimia ), BEMU (Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas), lembaga mahasiswa ektra seperti
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), Lembaga dakwah
kampus dan kegiatan LSM Qolbu Salim. Orientasi kegiatan yang dilakukan
meliputi bidang keagamaan, dakwah, politik, social dan pendidikan oleh
karena itu kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan berdasarkan situasi dan
kondisi tempat yang digunakan daam melakukan kegiatan.
Budaya politik yang diinginkan adalah dinamika politik yang
dinamis dan menuju lembaga independen tanpa ada unsur presser
pemerintah dalam melakukan kegiatan politik dan diharapkan rakyat
sejahtera ,rakyat menikmati kemerdekaanya ,rakyat menikmati kekayaanya,
rakyat menikmati bumi pertiwi ,itu yang menjadi pekerjaan rumah
mahasiswa, saatu saat ini rakyat tidak menikmati semua itu, karena terdapat
manipulasi ,dibohongi kalangan penguasa ,oleh orang orang yang saat ini
masih mencokol dan menjadi pejabat korup di Indonesia . Salah satu yang
dilakukan kita sebagai mahasiswa adalah belajar, persiapan, selalu
membiasakan diri bersih di berkondisi secara bersih sesuai dengan koridor
yang ada ya rapi, bersih, tidak kolusi , tidak korupsi, tidak nepotisme dan
sebagainya
Kekuasaaan yang diperoleh oleh usep digunakan untuk
mempertahankan kekuasaaan karena politik adalah kekuasaan sehingga
kekuasaan adalah untuk mempertahankan posisi atau jabatan di dalam
politik untuk menjalankan maupun mempreser kepentingan kepada
pemerintah atau birokrat. Dalam melaksanakan kegiatan ia mempergunakan
hak dan kewajiban dalam berorganisasi secara demokratis dan terpimpin
dengan satu tujuan kepentingan bersama atau umat tanpa membedakan
perbedaan yang ada serta memntingkan kebenaran untuk aspirasi mahasiswa
maupun rakyat.
Hasil kegiatan yang dilakukan oleh usep adalah memberikan
kontribusi kepada masyarakat akan arti penting politik sebagai akses untuk
menjalankan sebuah kekuasaan dan penentuan kebijakan. Memahami situasi
dan kondisi realitas masyarakat akan kebutuhan mereka karena mahasiswa
adalah rakyat dan untuk rakyat serta kembali ke rakyat.
d. Informan 4 (Siswanto)
Siswanto adalah mahasiswa yang mempunyai karakter seorang
pemimpin yang nasionalis dan berjiwa besar dalam ikut serta dalam
membela rakyat kecil yang merasa tertindas. Hal tersebut dilakukan dalam
rangka membela kepentingan rakyat dengan memimpin lembaga ekstra
kemahasiswaan yaitu GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).
Ekonomi keluarga ia adalah keluarga yang mampu dengan di fasilitasi orang
tua dalam melakukan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di kampus sehinga
ia dapat mengekspresikan kebebasan dengan leluasa tanpa memikirkan
keadaan ekonomi. Pendidikan kedua orang tuanya adalah SMA sehingga
tuntutan akan pendidikan diharapkan mampu menjadi seseorang yang
berguna bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara. Lingkungan yang di
tempati adalah lingkungan kalangan para aktivis yang berkecimpung di
daerah dengan mendirikan LSM maupun Partai sehingga ia banyak belajar
dari keadaan tersebut.
Motivasi siswanto mengkuti kegiatan organisasi yaitu membela
dan meangakomodir kepentingan mahasiswa atau rakyat dengan melakukan
kegiatan politik yang berdasarkan aspirasi dan kebutuhan mahasiswa.
Memori siswanto dalam realita politik yaitu melihat realita politik yang
terjadi sekarang dengan sudut pandang dibidang krisis ekonomi dan moral
terhadap mahasiswa dan rakyat yang mengalami proses kemunduran serta
mengalami krisis kepemimpinan dalam melakukan pergerakan mahasiswa
sebagai kekuatan gerakan rakyat. Belajar organisasi untuk menjalankan
kepentingan dan aspirasi mahasiswa dalam menentukan kebijakan dan
aturan yang sesuai dengan aspirasi mahasiswa dan kebutuhan mahasiswa.
Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk dapat memberikan kontribusi
maupun solusi dalam penyelesaiaan masalah kehidupan politik maupun
masalah yang lainnya.
Intitusi yang diikuti oleh siwanto meliputi lembaga kemahasiwaan
ekstra yang bergerak untuk kepentingan mahasiswa dan rakyat yaitu GMNI
(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang berorientasi dibidang
ekonomi, social dan budaya serta realita politik yang terjadi dengan
mengedepankan kepentingkan aspirasi mahasiswa dan rakyat.
Budaya politik yang diharapkan yaitu kebebasan dalam melakukan
kegiatan dengan memperoleh jaminan untuk tidak mendapat tekanan dari
birokrat atau pemerintah dan memperhatikan kepentingan aspirasi dan
kebutuhan mahasiswa. Proses yang dilakukan dengan mengadakan diskusi
maupun jaringan pergerakan bersama untuk menjalankan persepsi dan
tujuan bersama sebagai langkah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
serta keutuhan mahasiswa dan rakyat.oleh karena itu siswanto menghendaki
adanya proses pergerakan mahasiswa yang mempunyai nilai dan burgening
terhadap kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah atau
birokrat.
Kekuasaan yang diperoleh siswanto dipergunakan untuk menjalan
visi dan misi aspirasi mahasiswa dan rakyat dengan melibatkan diri dalam
kancah politik sehingga dapat mengikuti perkembangan politik yang terjadi.
Dalam melakukan dan majalankan visi ia melakukan serangkaian kegiatan
yang bertahap dan terkoordinir sesuai dengan perioritas kebutuhan yang
mendesak sebagai agenda jangka pendek dengan mempertimbangkan
agenda jangka panjang, asas demokrasi sebagai pilar dalam melakukan
kegiatan digunakan sebagai penyelesaiaan masalah yang terjadi perbedaan
pendapat maupun aspirasi.
Hasil kegiatan yang ikuti meliputi aktif dalam organisasi
mahasiswa ektra yaitu GMNI (gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) serta
LSM GRANAT (Gerakan Anti Narkoba), memberikan kontribusi pemikiran
yang rasional dan ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi, serta tidak meninggalkan demokrasi
untuk kepentingan bersama.
e. Informan 5 ( Hariyoto)
Hariyoto adalah sosok seorang mahasiswa dengan penuh idealis
dan mempunyai indepedensi yang cukup bagus, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan keikutsertaan ia dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Badan
Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M). Ekonomi keluarga hariyoto adalah
ekonomi keluarga yang cukup dengan membiayai kuliah melalui sebuah
tulisan lewat media-media. Pendidikan keluarga orang tua yaitu SMP
sehingga tuntutan akan pendidikan tidak begitu diperhatikan oleh karena itu
ia melakukan kuliah karena ia ingin harapan dan cita-cita untuk menjadi
wartawan dapat ia raih. Pekerjaan orang tua hariyoto yaitu bekerja dibidang
dagang atau toko sebagai penjual mapun pengecer bahan sembako di
lingkungan pasar tradisional dengan berpenghasilan cukup. Lingkungan dia
adalah lingkungan petani dan peternak sehingga dia dalam melaksanakan
kegaitan masih sederhana dan dalam tahap belajar.
Motivasi hariyoto mengikuti kegiatan organisasi yaitu idealisme
mahasiswa dalam melakukan kegiatan dan melakukan pembaharuan
dilandaskan analisa kebutuhan mahasiswa dan rakyat. Memori dalam relita
politik yang terjadi ketika melihat kondisi dan relita politik yang mengalami
sebuah krisis ekonomi dan moral sehingga hariyoto memberikan pers rilis
kepada birokrat sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap kehidupan
politik yang terjadi. Belajar berorganisasi sebagai wahana untuk belajar
memahami situasi dan kondisi realita kehidupan politik dengan menuangkan
tulisan maupun ide kreatif sebagai langkah untuk menyampaikan aspirasi
dan keprihatinan mahasiswa terhadap budaya politik.
Intitusi yang diikuti oleh hariyoto adalah UKM BP2M (Unit
Kegiatan Mahasiswa Badan Penerbitan Pers Mahasiswa), dan bekerja
sebagai wartawan lepas harian kompas. Orinetasi yang dilakukan dibidang
pencari informasi yang actual dan masih hangat untuk di perbincangkan
dengan segala bentuk berita yang ilmiah, tajam, dan dapat dipercaya
kebenarannya.
Budaya politik yang dingingkan yaitu budaya politik yang bersih
dari hal KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan mengaharapkan
pemerintahan maupun birokrat yang mengedepankan kepentingan
mahasiswa dan rakyat sebagai objek dalam melaksanakan pendidikan politik
dengan baik. Proses yang dilakukan adalah dengan membrikan kontribuis
tulisan maupun berita politik yang dapat dipahami dan dicerna oleh
mahasiswa maupun masyarakat sebagai pembaca oleh karena itu ia
melakukan dan mencari berita yang diharapkan mahasiswa atau rakyat
mampu memahami keadaan realitas politik yang terjadi. Kegiatan tersebut
dilakukan dalam rangka wujud kepedulian mahasiswa akan nasib mahasiswa
dan rakyat.
Kekuasaan yang diperoleh hariyoto dipergunakan untuk
mengkritisi kebijakan maupun keputusan yang dilakukan oleh penguasa
yang tidak memihak pada mahasiswa maupun rakyat melalui media pers
sebagai kritik dan saran akan aspirasi mahasiswa dan nasib rakyat
dikarenakan mahasiswa berbicara untuk rakyat dan kemabali ke rakyat.
Dalam melakukan kegiatan pers ia memperhatikan idealime dan
independensi serta kebenaran yang sesuai dengan realita yang ada, dan
menggunakan lobi yang baik serta memakai tulisan yang ilmiah dan rasional
sehingga mudah untuk dipahamai dan dicerna. Idealisme hariyoto digunakan
sebagai langkah untuk kenetralan dalam memihak suatu permasalah mapun
berita yang hangat untuk diperbincangkan.
Hasil dari kegiatan yaitu memberikan sebuah hasil karya tulisan
yang ilmiah, rasional dan dipahami oleh semua pihak, memberikan
kontribusi akan arti pentinggnya berita dalam memahami realita kehidupan
politik yang terjadi, serta dapat memberikan sebuah penghasilan melalui
tulisan sebagai matapencaharian dalam mencukupi kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat diperoleh pembahasan analisis tentang
asal maupun latar belakang informan terhadap politik atau kekuasaan yang
akan digunakan sebagai power of control indivisu dalam pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan. Bahwa budaya politik yang terjadi di UNNES
dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut :
1. Perbedaan antara individu informan satu dengan yang lain dipengaruhi
oleh latar belakang mereka dalam mengikuti kegiatan organisasi yang ia
ikuti. Latar belakang yang diperoleh dari lima informan yaitu , Wahyu
adalah seseorang yang berjiwa religius dan demokratis dimana ia ikut
dalam organisasi karena ingin mewujudkan harapan dan cita-cita yang
ingin dicapai yaitu amar ma’ruf nahi mungkar oleh karena itu ia dalam
melaksanakan kegiatan dengan iklas dan bertanggung jawab. Ekonomi
keluraganya adalah sederhana dan cukup karena ayah bekerja di swasta
menjadi buruh,oleh sebab itu ia dalam kuliah sering mengutamakan
kuliah dan dilanjutkan dengan keagamaan untuk menunjang kulitas
disiplin ilmu yang dimilikinya. Pendidikan ke dua orang tuanya adalah
SMA sehingga pendidikan akan pengetahuan dan pengalaman orang tua
akan pendidikan lebih maju dan berorientasi positif tentang pendidikan.
Fasilitas yang dimiliki di kampus meliputi tempat kost dan buku kuliah,
sekretariat kegiatan dari organisasi KAMMI. Lingkungan yang ia
tempati adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya jawa karena
berasal dari pekalongan Sehingga tingkah laku maupun pola perilaku
berdasarkan adat ketimuran. Saeful Alim adalah mahasiswa yang
memiliki potensi dan karekteristik leadership yang ditunjang dengan
keagamaan sehingga dia ikut serta dalam kegiatan kemahasiswaan
maupun kegiatan pondok pesantren. Hal tersebut dibuktikannya dengan
ikut serta menjadi ketua BEM FIP UNNES dalam melakukan visi dan
misi yang ia ingin di capai serta harapan akan kehidupan politik yang
dinamis, dan bebas KKN. Ekonomi keluarga dari keluarga yang mampu
sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dengan penuh
tanggung jawab dan tanpa ada hambatan dalam masalah ekonomi maupun
keuangan. Pendidikan orang tua keduanya lulusan dari sekolah dasar
sehingga mereka mendukung anak mereka untuk belajar keperguruan
tinggi dengan memberikan fasilitas sebuah kendaraan dan perlengkapan
kuliah. Lingkungan yang ia tinggali adalah lingkungan agamis karena ia
berasal dari kota demak yang penuh dengan ke Islaman dan aturan
keagamaan. Usep adalah sosok seorang pribadi yang penuh tanggung
jawab dan berjiwa pemimpin dan mampu memberikan tausiyah dan
pengajian di lingkungan kampus, sehingga di dalam melaksanakan
kegiatan kemahasiswaan ia lakukan dengan berpolitik secara demokratis
dan mengedepankan kepentingan umat, hal tersebut ditunjang dengan
keikutsertaan dalam BEM UNNES dan Organisasi Ekstra di bidang
keagaaman. Ekonomi keluarga usep adalah keluarga yang sederhana dan
dia membiayai kuliah dengan mandiri dengan penuh kesabaran dan
keuletan. Pendidikan orang tua adalah SMA sehingga kepentingan akan
belajar diperhatikan dalam keluarga untuk itu usep dituntut untuk kuliah
dengan serius dan lulus dengan predikat terbaik. Pekerjaan dari orang tua
adalah swasta yang bekerja di instansi perusahaan swasta sehingga
kehidupan mereka cukup dan sederhana. Fasilitas yang dimiliki oleh usep
yaitu sekretariat organisasi dan pondok pesantren untuk berdakwah.
Lingkungan usep adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya
keislaman sehingga di banyak berpedoman dalam melaksanakanan
kegiatan dengan aturan keIslaman. Siswanto adalah mahasiswa yang
mempunyai karakter seorang pemimpin yang nasionalis dan berjiwa besar
dalam ikut serta dalam membela rakyat kecil yang merasa tertindas. Hal
tersebut dilakukan dalam rangka membela kepentingan rakyat dengan
memimpin lembaga ekstra kemahasiswaan yaitu GMNI (Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia). Ekonomi keluarga ia adalah keluarga
yang mampu dengan di fasilitasi orang tua dalam melakukan kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan di kampus sehinga ia dapat mengekspresikan
kebebasan dengan leluasa tanpa memikirkan keadaan ekonomi.
Pendidikan kedua orang tuanya adalah SMA sehingga tuntutan akan
pendidikan diharapkan mampu menjadi seseorang yang berguna bagi diri
sendiri, keluarga, bangsa dan negara. Lingkungan yang di tempati adalah
lingkungan kalangan para aktivis yang berkecimpung di daerah dengan
mendirikan LSM maupun Partai sehingga ia banyak belajar dari keadaan
tersebut. Hariyoto adalah sosok seorang mahasiswa dengan penuh idealis
dan mempunyai indepedensi yang cukup bagus, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan keikutsertaan ia dalam Unit Kegiatan Mahasiswa
Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M). Ekonomi keluarga
hariyoto adalah ekonomi keluarga yang cukup dengan membiayai kuliah
melalui sebuah tulisan lewat media-media. Pendidikan keluarga orang tua
yaitu SMP sehingga tuntutan akan pendidikan tidak begitu diperhatikan
oleh karena itu ia melakukan kuliah karena ia ingin harapan dan cita-cita
untuk menjadi wartawan dapat ia raih. Pekerjaan orang tua hariyoto yaitu
bekerja dibidang dagang atau toko sebagai penjual mapun pengecer bahan
sembako di lingkungan pasar tradisional dengan berpenghasilan cukup.
Lingkungan dia adalah lingkungan petani dan peternak sehingga dia
dalam melaksanakan kegaitan masih sederhana dan dalam tahap belajar.
Dari hasil di atas dapat dilakukan penilaian terhadap individu
dengan kajian teori kepribadian . kepribadian adalah susunan unsur atau
akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang
individu ( yang berada pada setiap individu ). Bahwa seseorang memiliki
kepribadian ialah individu tersebut memiliki beberapa ciri watak yang
diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan
bahwa ia memiliki indentitas yang berbeda dari individu-individu
lainnya. ( Koentjaranigrat ,1974 : 99).
Sesuai dengan pengertian tersebut jelas bahawa individu seseorang
ditentukan oleh watak maupun jiea yang dimiliki oleh indivisu masing-
masing sehingga tingkah laku mereka dapat diartikan sebagai heterogen
dalam perlakukan kegiatan maupun keinginan kegiatan.
2. Ingatan memori mereka terhadap realita politik yang terjadi sehingga
mereka membawanya dalam aspirasi melalui wadah organisasi hal
tersebut dibuktikan dengan hasil temuan data yang diperoleh oleh peneliti
dilapangan melalui motivasi mereka mengikuti kegiatan kemahasiswaan
di kampus sehingga diperoleh data dari informan yaitu; Motivasi Wahyu
ia ikut dalam organisasi lembaga kemahasiswaan ektra seperti KAMMI
( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yaitu ingin mencoba
untuk mengasah ketajaman berfikir dalam politik, sehingga diharapkan
mampu menjadi kader-kader pemimpin yang berguna bagi diri sendiri,
agama, nusa dan bangsa. Memori yang mendorong wahyu ikut dalam
organisasi yaitu melihat kondisi temporal dan iraksional rakyat terhadap
gejolak permasalahan krisis moneter dan sistem politik yang tidak
kondusif dan dinamis sehingga ia melakukan dan ikut organisasi untuk
memperjuangkan dan mengedepankan kepentingan aspirasi rakyat
menuju perubahan yang positif. Motivasi Saeful Alim dalam melakukan
kegiatan politik yaitu ingin menyampaikan visi dan misi yang mengarah
kedewasaan demokrasi dalam politik sehingga aspirasi yang diperoleh
dari rakyat dapat disampaikan kepada pemerintah maupun elit politik.
Ingatan Saeful tentang motivasi dalam realita politik ketika melihat
kondisi masyarakat yang mengalami kegelisahan tentang masalah krisis
moneter dan krisis moral sehingga ia terdorong ikut dalam organisasi oleh
karena itu saeful dituntut untuk mengawal rakyat untuk menyampaikan
keinginan rakyat. Belajar berorganisasi untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman organisasi sebagai jalan untuk belajar hidup
bermasyarakat. Motivasi usep dalam melakukan kegiatan organisasi yaitu
membawa gerbong yang meliputi gerbong mahasiswa, lembaga
kemahasiswaa, gerbong birokrat dengan upaya untuk pemasangan dalam
menjalankan politik di kampus oleh karena itu usep berharap dinamika
politik di kampus sejalan dengan aspirasi mahasiswa dengan
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan mahasiswa. Memori usep
dalam menjalankan politik yaitu melihat kondisi rakyat yang tertindas
seperti penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan rakyat menjadi
sengsara dan aturan-aturan kebijakan yang merugikan masyarakat yang
dibuat oleh pemerintah. Usep belajar organisasi sebagai presser terhadap
birokrat terhadap kebijakan yang tidak memihak pada rakyat maupun
mahasiswa dan sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap realita
politik yang terjadi. Motivasi siswanto mengkuti kegiatan organisasi yaitu
membela dan meangakomodir kepentingan mahasiswa atau rakyat dengan
melakukan kegiatan politik yang berdasarkan aspirasi dan kebutuhan
mahasiswa. Memori siswanto dalam realita politik yaitu melihat realita
politik yang terjadi sekarang dengan sudut pandang dibidang krisis
ekonomi dan moral terhadap mahasiswa dan rakyat yang mengalami
proses kemunduran serta mengalami krisis kepemimpinan dalam
melakukan pergerakan mahasiswa sebagai kekuatan gerakan rakyat.
Belajar organisasi untuk menjalankan kepentingan dan aspirasi
mahasiswa dalam menentukan kebijakan dan aturan yang sesuai dengan
aspirasi mahasiswa dan kebutuhan mahasiswa. Oleh karena itu
mahasiswa dituntut untuk dapat memberikan kontribusi maupun solusi
dalam penyelesaiaan masalah kehidupan politik maupun masalah yang
lainnya. Motivasi hariyoto mengikuti kegiatan organisasi yaitu idealisme
mahasiswa dalam melakukan kegiatan dan melakukan pembaharuan
dilandaskan analisa kebutuhan mahasiswa dan rakyat. Memori dalam
relita politik yang terjadi ketika melihat kondisi dan relita politik yang
mengalami sebuah krisis ekonomi dan moral sehingga hariyoto
memberikan pers rilis kepada birokrat sebagai wujud kepedulian
mahasiswa terhadap kehidupan politik yang terjadi. Belajar berorganisasi
sebagai wahana untuk belajar memahami situasi dan kondisi realita
kehidupan politik dengan menuangkan tulisan maupun ide kreatif sebagai
langkah untuk menyampaikan aspirasi dan keprihatinan mahasiswa
terhadap budaya politik.
Dengan hasil tersebut dapat diperoleh sebuah argumen dengan teori
yang dapat memeprkuat hasil penelitian oleh kareana itu teori digunakan
sebagai kajian pertimbangan penelitian. Para ahli memandang ingatan
sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau, hal ini
menunjukan manusia mampu menerima, menyimpan, dan menimbulkan
kembali pengalaman-pengalaman yang telah lampau, dan ingatan itu
tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah
dialaminya saja, tetapi juga meliputi kemampuan untuk menerima,
menyimpan, dan menimbulkan kembali ( Prof. DR. Bimo Walgito ; 1997
: 116)
Dengan demikian maka skematis dapat dikemukakan bahwa
ingatan itu mencakup kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
Masukan mengeluarkan
kembali
(Learning) ( Remembering)
Menyimpan
(Retention)
Dari hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa ingatan
merupakan kemampuan pasikis untuk memasukan (learning), Menyimpan
(retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang
lampau.
Dengan demikian bahwa memori dari seorang informan
dapat dijadikan sebagai motivasi mendorong mereka melakukan sesuatu
atas kehendak dan realita yang terjadi pada waktu sekarang maupun yang
sudah terjadi dimasa lampau sehingga ingatan sangat berperan dalam
membangun individu untuk belajar dari mssa lampau sebagai evaluasi diri
dalam peningkatan kepribadian seseorang.
3. Intitusi kegiatan yang dilakukan adalah organisasi yang sesuai dengan
karakter dan keinginan aspirasi yang sejalan dengan ideologi mereka.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan yaitu; Intitusi yang Wahyu
ikuti adalah lembaga kemahasiswaan ekstra seperti KAMMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), lembaga dakwah di kampus serta
lembaga kemahasiswaan intra seperti HIMA EKONOMI ( Himpunan
Mahasiswa Ekonomi). Orientasi bidang kegiatan yang dikuti oleh wahyu
yaitu bidang keagamaan dan dakwah sebagai jalan menjalankan sebuah
harapan dan cita-cita yang dingginkan olehnya. Intitusi yang diikuti
saeful meliputi lembaga kemahasiswaan intra kampus seperti HIMA BK
(Himpunan Mahasiswa Bimbingan Konseling), BEM FIP (Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan), BEMU (Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas), IPPNU ( Ikatan Pemuda-Pemudi
Nadlatul Ulama), maupun kegiatan keagamaan di pondok pesantren
seperti pengajian, dakwah, dan tadarus. Orientasi yang sering dilakukan
dalam organisasi adalah bidang keagamaan dan demokrasi politik di
kampus. Intitusi yang diikuti oleh usep meliputi lembaga mahasiswa intra
seperti HIMA KIMIA ( Himpunan Mahasiswa Kimia ), BEMU (Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas), lembaga mahasiswa ektra seperti
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), Lembaga
dakwah kampus dan kegiatan LSM Qolbu Salim. Orientasi kegiatan yang
dilakukan meliputi bidang keagamaan, dakwah, politik, social dan
pendidikan oleh karena itu kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan
berdasarkan situasi dan kondisi tempat yang digunakan daam melakukan
kegiatan. Intitusi yang diikuti oleh siwanto meliputi lembaga
kemahasiwaan ekstra yang bergerak untuk kepentingan mahasiswa dan
rakyat yaitu GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang
berorientasi dibidang ekonomi, social dan budaya serta realita politik
yang terjadi dengan mengedepankan kepentingkan aspirasi mahasiswa
dan rakyat Intitusi yang diikuti oleh hariyoto adalah UKM BP2M (Unit
Kegiatan Mahasiswa Badan Penerbitan Pers Mahasiswa), dan bekerja
sebagai wartawan lepas harian kompas. Orinetasi yang dilakukan
dibidang pencari informasi yang actual dan masih hangat untuk di
perbincangkan dengan segala bentuk berita yang ilmiah, tajam, dan dapat
dipercaya kebenarannya..
Melihat keterangan di atas di peroleh konsep tentang organisasi
sebagai wadah untuk menyampiakan aspirasi dan pengembangan potensi
diri individu untuk berkembang menjadi jiwa yang mandiri dan dapat
bersosialisasi dengan berbagai keadaan kondisi dan situasi lingkungan
dimana mereka berada. Organisasi adalah sekumulan dua orang atau lebih
yang terorganisir dan memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama (
Artikel Amin Yusuf). Dengan demikian organisasi dapat menetukan
kemana seseorang akan belajar ideology yang sesuai dengan karakter
mereka yang inginkan.
4. Proses pembentukan karakteristik atau tempramen budaya politik
terhadap informan dilakukan dalam proses pelaksanaan kegiatan aktivis
untuk pengembangan poetnsi atau kemampuan indivisu dalam berpolitik
sehingga hasil yang diharapkan mampu membawa aspirasi dan
kepentingan yang dapat dikembangkan secara maksimal dan kegiatan
dilakukan secara optimal. Hal tersebut diperoleh dari data lapangan yaitu;
Budaya politik yang dingingkan oleh Wahyu di kampus adalah kebebasan
untuk melakukan segala aktivitas kegiatan politik tanpa ada tekanan
maupun paksaan dari pihak birokrat maupun pemerintah dalam
melaksanakan kegiatan politik oleh karena itu harapan yang dingingkan
agar terciptannya stabilitas politik yang dinamis dan mengarah
keperubahan yang positif. Proses yang dilakukan oleh wahyu yaitu
dengan mengikuti kegiatan politik dengan berdakwah sebagai landasan
menjalankan keingingan dan harapan dari aspirasi mahasiswa dan rakyat.
Demokrasi politik kampus yang diingingkan oleh Saeful adalah
kebebasan akademik, kebebasan dalam mengkritisi kebijakan dan
perubahan politik yang positif. Proses yang ia lakukan adalah dengan
melakukan kesadaran dalam berpolitik sehingga mahasiswa dapat
melakukan politik dengan sederhana dan dapat memposisikan mahasiswa
sebagai agen perubah sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.
Budaya politik yang diinginkan Usep adalah dinamika politik yang
dinamis dan menuju lembaga independen tanpa ada unsur presser
pemerintah dalam melakukan kegiatan politik dan diharapkan rakyat
sejahtera ,rakyat menikmati kemerdekaanya ,rakyat menikmati
kekayaanya, rakyat menikmati bumi pertiwi ,itu yang menjadi pekerjaan
rumah mahasiswa, saatu saat ini rakyat tidak menikmati semua itu, karena
terdapat manipulasi, dibohongi kalangan penguasa ,oleh orang orang
yang saat ini masih mencokol dan menjadi pejabat korup di Indonesia .
Salah satu yang dilakukan kita sebagai mahasiswa adalah belajar,
persiapan, selalu membiasakan diri bersih di berkondisi secara bersih
sesuai dengan koridor yang ada ya rapi, bersih, tidak kolusi , tidak
korupsi, tidak nepotisme dan sebagainya. Budaya politik yang
diharapkan oleh Siswanto yaitu kebebasan dalam melakukan kegiatan
dengan memperoleh jaminan untuk tidak mendapat tekanan dari birokrat
atau pemerintah dan memperhatikan kepentingan aspirasi dan kebutuhan
mahasiswa. Proses yang dilakukan dengan mengadakan diskusi maupun
jaringan pergerakan bersama untuk menjalankan persepsi dan tujuan
bersama sebagai langkah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta
keutuhan mahasiswa dan rakyat.oleh karena itu siswanto menghendaki
adanya proses pergerakan mahasiswa yang mempunyai nilai dan
burgening terhadap kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
pemerintah atau birokrat. Budaya politik yang dingingkan oleh hariyoto
yaitu budaya politik yang bersih dari hal KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme), dan mengaharapkan pemerintahan maupun birokrat yang
mengedepankan kepentingan mahasiswa dan rakyat sebagai objek dalam
melaksanakan pendidikan politik dengan baik. Proses yang dilakukan
adalah dengan membrikan kontribuis tulisan maupun berita politik yang
dapat dipahami dan dicerna oleh mahasiswa maupun masyarakat sebagai
pembaca oleh karena itu ia melakukan dan mencari berita yang
diharapkan mahasiswa atau rakyat mampu memahami keadaan realitas
politik yang terjadi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka wujud
kepedulian mahasiswa akan nasib mahasiswa dan rakyat.
Dari data di atas dapat diberikan pendapat tentang buday politik
adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan
politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik ( Dr. Rusadi
Kanta Prawira). Dengan demikian budaya politik yang diharapkan di
kampus adalah independent dalam melakukan segala pelaksaan kebijakan
politik yang menyangkut tentang kekuasaan dan kewenangan dalam
menjalankan politik kampus.
5. Pengaruh kekuasaan terhadap informan dari suatu kebijakan maupun
keputusan adalah suatu posisi tawar aktivis terhadap lembaga dimana
keterlibatan mereka diharapkan mampu memberikan kontribusi warna
dan solusi penyelesaian masalah, oleh karena itu pengaruh diperoleh dan
diakui apabila aktivis mempunyai nilai dan power kontrol terhadap suatu
keputusan maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh para birokrat
pemerintah maupun birokrat kampus. Dari data lapangan diperoleh
analisis tentang kuasaan maupun power yang dimiliki oleh Wahyu
digunakan untuk melakukan dan mengarahkan roda perubahan dinamika
politik yang terjadi. Dalam pelaksanaan ia lakukan dengan tanggung
jawab serta melakukan konsolidasi kepada mahasiswa dan masyarakat
dalam melakukan maupun menjalankan amanah dari aspirasi mahasiswa
dan rakyat. Kekuasan yang di peroleh oleh Saeful digunakan dalam
menjalankan visi dan misi yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan
hasil konggres yang ditentukan secara demokrasi dalam sidang konggres
mahasiswa tingkat fakultas maupun di tingkat universitas serta penentuan
kebijakan dengan demokrasi dan kehendak mahasiswa. Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik yang ia
laksanakan mengacu pada kegaiatan-kegiatan yang ia lakukan
sebelumnya. Kekuasaaan yang diperoleh oleh usep digunakan untuk
mempertahankan kekuasaaan karena politik adalah kekuasaan sehingga
kekuasaan adalah untuk mempertahankan posisi atau jabatan di dalam
politik untuk menjalankan maupun mempreser kepentingan kepada
pemerintah atau birokrat. Dalam melaksanakan kegiatan ia
mempergunakan hak dan kewajiban dalam berorganisasi secara
demokratis dan terpimpin dengan satu tujuan kepentingan bersama atau
umat tanpa membedakan perbedaan yang ada serta memntingkan
kebenaran untuk aspirasi mahasiswa maupun rakyat. Kekuasaan yang
diperoleh siswanto dipergunakan untuk menjalan visi dan misi aspirasi
mahasiswa dan rakyat dengan melibatkan diri dalam kancah politik
sehingga dapat mengikuti perkembangan politik yang terjadi. Dalam
melakukan dan majalankan visi ia melakukan serangkaian kegiatan yang
bertahap dan terkoordinir sesuai dengan perioritas kebutuhan yang
mendesak sebagai agenda jangka pendek dengan mempertimbangkan
agenda jangka panjang, asas demokrasi sebagai pilar dalam melakukan
kegiatan digunakan sebagai penyelesaiaan masalah yang terjadi
perbedaan pendapat maupun aspirasi. Kekuasaan yang diperoleh hariyoto
dipergunakan untuk mengkritisi kebijakan maupun keputusan yang
dilakukan oleh penguasa yang tidak memihak pada mahasiswa maupun
rakyat melalui media pers sebagai kritik dan saran akan aspirasi
mahasiswa dan nasib rakyat dikarenakan mahasiswa berbicara untuk
rakyat dan kemabali ke rakyat. Dalam melakukan kegiatan pers ia
memperhatikan idealime dan independensi serta kebenaran yang sesuai
dengan realita yang ada, dan menggunakan lobi yang baik serta memakai
tulisan yang ilmiah dan rasional sehingga mudah untuk dipahamai dan
dicerna. Idealisme hariyoto digunakan sebagai langkah untuk kenetralan
dalam memihak suatu permasalah mapun berita yang hangat untuk
diperbincangkan.
Dari keterangan di atas diperoleh pendapat tentang teori keuasaan
yang berhubungan dengan masalah politik yang terjadi sekarang ini,
menurut Max Waber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan
seseorang atau kelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan
kemauan-kemauan sendiri, sekaligus menerapkan terhadap tindakan-
tindakan perlawanan dari orang atau golongan tertentu. Hak milik dan
kedudukan adalah sumber keuasaan sehingga birokrasi merupakan
sumber keuasaan disamping kemampuan khusus di bidang ilmu
pengetahuan yang tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hokum
tertentu ( Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH.MA: 2002 :265)
Dengan demikian bahwa kekuasaan digunakan sebagai langkah
untuk menetukan strategi dalam mempengaruhi dan menjalankan
kehendak demi kepentigan pribadi maupun kepentingan golongan atau
kepentingan umat sehingga kekuasaan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan berjalannya suatu roda kehidupan dalam berorganisasi
maupun bernegara.
6. Realitas yang diperoleh dari aktivis adalah terbentuknya individu dengan
karakter leadership, kritis, solutif, aktif dan mampu mengawal dan
membawa aspirasi rakyat untuk kepentingan bersama mapun umat.
Berdasarkan data diperoleh hasil yaitu : wahyu mendapatkan
keterampilan dalam beroganisasi, kecakapan dalam memimpin, berfikir
secara religius dan rasional. Hal tersebut dilakukan untuk membangun
pribadi yang sesuai dengan ajaran agama islam dalam menjalankan
aktivitas dakwah maupun politik dengan memperhatikan kepentingan
demokrasi. Hasil dari kegiatan yang ia lakukan dapat membimbing saeful
untuk berfikir kritis, rasional, dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan
dengan keahlian yang ia peroleh dalam melaksanakan kegiatan
organisasi, dapat membaca situasi dan kondisi realita kehidupan
mahasiswa di kampus maupun di masyarakat. Hasil kegiatan yang
dilakukan oleh usep adalah memberikan kontribusi kepada masyarakat
akan arti penting politik sebagai akses untuk menjalankan sebuah
kekuasaan dan penentuan kebijakan. Memahami situasi dan kondisi
realitas masyarakat akan kebutuhan mereka karena mahasiswa adalah
rakyat dan untuk rakyat serta kembali ke rakyat. Hasil kegiatan yang ikuti
oleh siswanto meliputi aktif dalam organisasi mahasiswa ektra yaitu
GMNI (gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) serta LSM GRANAT
(Gerakan Anti Narkoba), memberikan kontribusi pemikiran yang rasional
dan ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dalam penyelesaian masalah
yang dihadapi, serta tidak meninggalkan demokrasi untuk kepentingan
bersama. Hasil dari kegiatan yaitu memberikan sebuah hasil karya tulisan
yang ilmiah, rasional dan dipahami oleh semua pihak, memberikan
kontribusi akan arti pentinggnya berita dalam memahami realita
kehidupan politik yang terjadi, serta dapat memberikan sebuah
penghasilan melalui tulisan sebagai matapencaharian dalam mencukupi
kehidupan sehari-hari.
Dari data diperoleh pendapat tentang teori pembelajaran sebagai
proses penetuan akhir atau hasil maupun out put kegiatan. Belajar adalah
berubah, belajar berarti usaha mengubah tingkah laku atau belajar sebagai
rangkaian jiwa raga, psikofisik untuk menuju keperkembangan pribadi
manusia seutuhnya yang berarti menyangkut cipta, rasa, karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengertian mengajar adalah sebagai
kegiatan mengorganisasi proses belajar.
Skema Proses pengajaran ;
Dari bagan di atas dapat diperoleh keterangan bahwa pembelajaran
adalah proses pengajaran, merupakan proses interakasi antara unsur raw
input (siswa Subjek Belajar), instrumental input (tenaga, fasilitas,
kurikulum, sistem adminitrasi) dan pengaruh lingkungan dengan
menghasilkan tingkah laku sesuai dengan materi atau bahan yang
dipelajarinya dengan hasil akhir perubahan cognitive, afektif,
psikomotorik ( Sardiman AM: 1997: 48). Dengan demikian hasil dari
proses pembelajaran adalah perubahan perilaku individu sesuai dengan
materi atau bahan yang diperoleh dari proses belajar mengajar.
Intrumental input
Proses
pengajaran
Hasil
langsung
Hasil akhir/
out put
Lingkungan
Raw Input /
masukan
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Budaya ilmu politik di Indonesia yaitu bahwa politik sesungguhnya
sangat dekat dengan kajian budaya, bahkan bisa lebih dekat ketimbang
dengan ilmu politik sendiri. Sejarah perkembangan kajian budaya adalah
sejarah perlawanan terhadap dominasi atau kekuasaan sebuah tradisi ilmu
pengetahuan. Kajian budaya muncul dari pemikiran–pemikiran sekelompok
orang yang menyakini bahwa bangun teori adalah sebuah praktek politik
sehari–hari manusia .
a. Budaya politik kampus
Budaya politik kampus diantaranya dilakukan dan diperoleh dari
sebuah pemikiran–pemikiran mahasiswa yang ingin tahu perkembangan
politik yang terjadi. Oleh karena itu mahasiswa sebagai social change
harus mampu memberikan sebuah perubahan dan berperan dalam proses
penentuan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh birokrat pemerintahan
dan sekaligus mampu mengkontrol sebuah perjalan sistem politik yang
sesuai dengan kontitusi yang berlaku. Dengan demikian peran mahasiswa
dalam berpolitik sangat diperlukan demi tercapainya demokrasi dan
reformasi dalam membangun sebuah negara yang adil, aman dan tentram.
b. Aspirasi Mahasiswa
Aspiarasi mahasiswa terhadap kehidupan politik adalah mewujudkan
budaya politik yang bebas dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme
yang sudah menjadi akar budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu
mahasiswa di tuntut untuk mengawal dan memberikan perubahan yang
positif dalam mengedepankan kepentingan rakyat dengan berfikir rasional
dan ilmiah dalam mewujudkan sebuah negara yang bersih dan bebas dari
kegiatan politik praktis.
Diberikan kebebasan untuk berpolitik tanpa adanya suatu bentuk
intimidasi dalam melakukan politik sehingga mahasiswa dapat
berkembang dalam kedewasaan berpolitik sesuai dengan tuntutan dan
harapan rakyat. Hal tersebut dapat dilaksanakan apabila kerjasama dari
berbagai elemen untuk menjalankan politik sesuai dengan aturan dan
wewenang yang sudah berlaku dan ada dalam peruturan-peraturan
kehidupan berpolitik negara sebagai acuan dalam melakukan kegiatan
politik.
Pelaksanaan kegiatan politik di UNNES masih sederhana dan masih
memerlukan proses panjang dalam membentuk budaya kehidupan politik
yang dinamis, bebas dan bersih dari KKN, sehingga diperlukan sebuah
kesadaran tentang pentinggnya pendidikan politik bagi mahasiswa, untuk
itu kita perlu kerjasama dalam mewujudkan kehidupan politik yang sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang sudah ada dalam kehidupan
berpolitik negara.
Mahasiswa adalah harapan besar untuk melakukan perubahan dalam
mewujudkan aspirasi rakyat oleh karena itu mahasiswa melakukan
peningkatan potensi intelektual, melakukan evaluasi, mengarahkan
masyarakat, melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan,
memberikan wacana dan warna dalam politik, serta memposisikan negara
sebagai alat keadilan dan persatuan. Mahasiswa sebagai angkatan
intelektual bertanggung jawab memberikan gagasan ide yang rasional dan
ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dari permasalahan untuk itu
mahasiswa mempunyai harapan melakukan perubahan gerakan, perubahan
fisik dan non fisik, melakukan kebebasan berpolitik dan demokrasi, dan
berkiprah secara maksimal dalam demokrasi dengan berfikir rasional dan
ilmiah.
c. Implikasi pergerakan mahasiswa
Harapan dari pergerakan mahasiswa adalah memberikan aspirasi dan
pewarnaan dinamika politik dalam melakukan kebebasan menyampaikan
aspirasi dan kebebasan dalam mengkritisi kebijakan serta menajadikan
lembaga yang bersih dan independent. Mahasiswa sebagai penghubung
rakyat dengan menyuarakan aspirasi rakyat maupun kepentingan rakyat
sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat, oleh karena itu kehendak
yang dilakukan mahasiswa yaitu mengedepankan dan memperjuangkan
perubahan yang positif dan memberikan sebuah kesatuan dan persatuan
dalam kehidupan berpolitik sehingga rakyat mendapat perhatian yang
layak dari para elit politik maupun pemerintah.
Gerakan politik yang dilakukan mahasiswa adalah gerakan nilai yang
memiliki agenda yang disesuaikan dengan realitas aspiarsi mahasiswa dan
rakyat. Apabila hal tersebut tidak tercapai maka mahasiswa melakukan
serangkaian kegiatan kritisasi kebijakan serta melakukan aksi pengerahan
masa turun ke jalan sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap
perjalanan pemerintahan serta kepedulihan terhadap rakyat kecil.
d. faktor penghambat
Faktor penghambat dari kegiatan para aktivis meliputi dengan
memperketat absensi sehingga mahasiswa dituntut hadir setiap ada
perkuliahan , untuk itu aktivis mahasiswa dituntut kreatif dalam menyikapi
hal tersebut , kemudian adanya peraturan harus hadir tujuh lima persen
untuk mengikuti kuliah maka aktivis dapat menggunakan kesempatan itu
untuk mengekspresikan aspiarsinya. Kontrak kuliah antara pihak kampus
dengan mahasiswa yaitu kontrak kelulusan dengan tepat waktu dengan
aturan lulus delapan semester sehingga para aktivis harus mempersiapkan
diri untuk menghadapi kontrak kuliah tersebut sehingga dalam perjalanan
kuliah tidak terjadi keterlambatan untuk lulus.
e. Sisi lain penelitian
pembahasan analisis tentang asal maupun latar belakang informan
terhadap politik atau kekuasaan yang akan digunakan sebagai power of
control indivisu dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Bahwa
budaya politik yang terjadi di UNNES dapat dilihat dari hasil penelitian
sebagai berikut :
1. Perbedaan antara individu informan satu dengan yang lain dipengaruhi
oleh latar belakang mereka dalam mengikuti kegiatan organisasi yang
ia ikuti.
2. Ingatan memori mereka terhadap realita politik yang terjadi sehingga
mereka membawanya dalam aspirasi melalui wadah organisasi
3. Intitusi kegiatan yang dilakukan adalah organisasi yang sesuai dengan
karakter dan keinginan aspirasi yang sejalan dengan ideologi mereka.
4. Proses pembentukan karakteristik atau tempramen budaya politik
terhadap informan dilakukan dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktivis untuk pengembangan poetnsi atau kemampuan indivisu dalam
berpolitik sehingga hasil yang diharapkan mampu membawa aspirasi
dan kepentingan yang dapat dikembangkan secara maksimal dan
kegiatan dilakukan secara optimal.
5. Pengaruh kekuasaan terhadap informan dari suatu kebijakan maupun
keputusan adalah suatu posisi tawar aktivis terhadap lembaga dimana
keterlibatan mereka diharapkan mampu memberikan kontribusi warna
dan solusi penyelesaian masalah, oleh karena itu pengaruh diperoleh
dan diakui apabila aktivis mempunyai nilai dan power kontrol terhadap
suatu keputusan maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh para birokrat
pemerintah maupun birokrat kampus.
6. Realitas yang diperoleh dari aktivis adalah terbentuknya individu
dengan karakter leadership, kritis, solutif, aktif dan mampu mengawal
dan membawa aspirasi rakyat untuk kepentingan bersama mapun umat.
SARAN
Pelaksanaan demokrasi maupun politik di kampus harusnya disesuaikan
dengan kontitusi konggres mahasiswa sehingga pelaksaan kegiatan
mahasiswa dapat maksimal dan optimal dengan selalu mengadakan
evaluasi dan perbaikan peraturan maupun kontitusi yang sudah ada.
Aspirasi mahasiswa di UNNES masih sederhana dan perlu adanya
pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan sistem kesadaran
individu tentang pentingnya politik dalam kehidupan sehari-hari serta
peneyelenggaraan pendidikan politik di kampus harus ditingkatkan.
Pelaksanaan pergerakan mahasiswa perlu adanya rekontruksi kembali apa dan
bagaimana tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan agenda
reformasi dengan cara mensosialisasikan dan mengadakan kontrol
terhadap perjalanan politik negara.
Lembaga mahasiswa sebagai wadah kegiatan mahasiswa harus dipertahankan
dari netralitas dan independesi dalam melakukan politik sehingga
mahasiswa sebagai pengawal rakyat dapat menyampaikan aspirasi dengan
baik oleh karena itu lembaga mahasiswa harus dapat memilah, menilai dan
mengembangkan isu-isu politik yang sedang terjadi.
Faktor penghambat dalam kegiatan berpolitik di UNNES masih belum
berpengaruh dalam kegiatan maupun pelaksanaan politik kampus sehingga
mahasiswa dapat melakukan kegiatan politik dengan bebas sesuai dengan
aspirasi yang dibawanya oleh karena itu antara pihak eleman politik
kampus harus bekerjasama.
Mengajak segenap civitas akademika UNNES dan warga UNNES seluruhnya
untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan masa depan kampus
UNNES tercinta
DAFTAR PUSTAKA
Amalinda Savirani , 2003. Artikel Kajian Budaya politik
Akhi Masrawi , 2003. Artikel Gerakan mahasiswa dan demokrasi Indonesia.
Koentjaraningrat: 1974 , Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT.
Gramedia. Jakarta .
Ihromi.T.O : 1986 , Pokok – pokok Antropologi Budaya : YOI – FIS Universitas
Indonesia , Jakarta.
Ag. Eka. W.W 2004, 2004. Artikel Politisasi, ekonomisasi, dan dunia sedang
berubah .
Rahman, M. Fadjroel : 2003 , artikel Pelopor dan Pengawal Refolusi Demokrasi
: gerkan mahsiswa sebagi gerakan politik nilai .
Djojodibroto, Darmanto. 2004, Tradisi Kehidupan Akademik, yogyakta, galang
press.
Kantaprawira, Rusadi. 2002, Sistem Politik Indonesia, Bandung, Sinar baru
Algensindo.
Jean I. Cohen dan Andrew Arato, Andre Gors, Ernes Gellner, Alfred Stepan,
2002. terj Tilaar, Prof. Dr. H.A.R. 1999. Pendidikan kebudayaan, dan
Masyarakat Madani Indonesia: Strategi reformasi pendidikan nasional.
PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Culla, Adi Suryadi , 2002, Masyarakat Madani; pemikiran, teori dan relevansinya
dengan cita-cita reformasi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Prof.Dr Sartono Kartodirejo , 1988. Kebebasan Mimbar Akademik. YOI. Jakarta.
Melayu Hasibuan, 1996. Terj Tom Bottomore. 1992. Sosiologi politik. Jakarta ,
Penerbit Rineka Cipta.
Culla, Adi Suryadi , 1999, Patah Tumbuh Tulang Berganti; Sketsa Pergolakan
Mahasiswa Dalam Politik dan Sejarahnya Indonesia ( 1908 –1998). PT.
Raja Garfindo Persada, Jakarta.
Hariman Siregar, 1998. "Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke-5 Demokrasi. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Prihatiyani, Eny : 2004, artikel Sistem Pendidikan dan Politik Mahasiswa.
Arikunto, 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta . PT Gramedia Pustaka
utama
Moleong, lexy j. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta ; Roesdakarya.
Yin, Robert K. 2003. Studi kasus desain Dan metode . PT Raja Grafindo persada.
Jakarta
Mulyanan, Deddy. 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif : paradigma baru ilmu
komunikasi dan ilmu sosial lainnya, Bandung , Remaja Roesdakarya.
Miles, Matthew B. Huberman, a, Michael, 1992 : Analisis data Kualitatif : Buku
sumber tentang metode- metode baru ( terj : Tjejep Rohendi Rohidi ).
Jakarta : Ui Pres.
Prof.Dr. Koentjaraningrat: 1998 , Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT.
Gramedia. Jakarta .
Walgito, prof.Dr. Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. PT.Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.
Soekanto, Prof.Dr. Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta .
Sardiman AM, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Harsojo, Prof. 1971. Pengantar Antropologi . Putra Arbadin, Bandung.
Edward Shils, penerjemah A Agus Nugroho, Etika Akademis, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta, 1993.
Tobing, Jakob. 2003 : Peralihan dan Sistem Politik , Suara Pembaharuan, Jakarta.
Rahman, M. fadjroel : 2004 , artikel Kepemimpinan politik kaum muda dan
revolusi demokrasi baru.
Kusumah, Indra : 2004 , artikel Pencerahan Moral dan Politik Mahasiswa.
Rahman, M.Fadjroel : 2003 , artikel He Third Way dan jalan baru.
Budianta, Melani : 2003 , artikel Sastra dan kajian budaya,.
A. Prasetyotoko, dkk, Gerakan mahasiswa dan demokrasi di indonesia. Bandung,
penerbit YHDS
Budiarjo, Prof Miriam. 2003. Dasar-Dasar Ilmu politik. Jakarta. PT Gramedia
Pustaka utama
Dr. Hariyatmoko. 2003. Etika politik dan kekuasaan, Jakarta , kompas
HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
I (satu)
Nama : WAHYU TRIYUDA
Alamat : SEKRETARIAT KAMMI UNNES
JL. RAYA SEKARAN NO 12 Gunung Pati.
Status : MAHASISWA/ KADEP KOSTRAT KAMMI
Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004
Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya
politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri
Semarang ).
1. Lingkup Budaya Politik
a. Orientasi individu
1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?
Jawab : untuk sampai saat ini kalau ditanyakan tentang individu
kebetulan keterlibatan saya berpolitik dikampus baru KAMMI,
kemudian lembaga-lembaga lainnya saya terlibat di akltivitas dakwah,
jadi di rohis fakultas kami organisasi politik yang asaskan dakwah .
2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?
Jawab : penolakan itu kita kaji sejauh mana nilai kemanfaatanya,
kemandorotannya bagi mahasiswa secara umum apakah kebijakan itu
memihak mahasiswa atau malah justru malah merugikan mahasiswa
sekarang ini banyak sekali keuangan mungkin dari spp,bangunaan
,dan kegiatan mahasiswa. Komunikasi yang menjadi hambatan elemen
mahasiswa.
3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?
Jawab : Sebagai gerakan mahasiswa yang saya geluti saat ini, gerakan
ekstra untuk politik di kampus di unnes di bandingkan politik-politik
yang lain misalnya UGM saat ini UNNES masih ketingalaan jauh
terkait dengan mungkin pola peledakan, pola pemikiran, paradikma
karena kita sering menonjolkan baju-baju individu kelompok. kita
belum mencari suatu wadah untuk menggusung isu bersama, sekarang
jangankan kualisi BEM mahasiswaatau ekstra dengan intra yang
cendrung agak mengkotak-kotakkan gerakan. Untuk itu sebuah
alamiah atau sebuah rekayasapolitik yang dilakukan seseorang.
Sekarang ini yang kami lakukan adalah mengandeng gerakan-gerakan
mahasiswa di ekstra. Kalau di ekstra nanti terjadi fitnah kita masih
sering melakukan komunikasi.
2. Kehidupan Politik
a. Sistem politik keseluruhan
1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES
dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde barau ?
Jawab : Sejarah IKKIP ke UNNES belum begitu paham ada asumsi di
UNNES merupakaan kampus miniatur dari Orba. Kita belum
mengecek sejauh mana opini itu betul apa tidak Cuma kita bisa rasakan
bersama kalau ada pemikiran bersama mengajak semua elemen ekstra
untuk merivisi kebijakaan tentang otonomi kampus karena konsepnya
belum jelas, sampai sejauh mana keterbukaanya pada mahasiswa.
2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES
?
Jawab : Untuk temen –temen aktivis dakwah kita lebih
mengedepankan dakwah sama satu terobosan yang bagus untuk politik
dakwah sendiri untuk masuk dalam jenjang lembaga publik, harapan
kami satuan mahasiswa atau rohis dapat memberikan pewarnaan-
pewarnaan terhadap politik di UNNES yang lebih baik kalau dulu
lebih cendrung tunduk pada birokrat-birokat UNNES, pejabat
walikota, kita lebih condong menekankan pada suatu gerakaan
mahasiswa yang independen, bersih norma-norma yang ada kita
junjung bersama siapapun itu.
3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik
di kampus ?
Jawab : Pengaruh sekali kalau dilihat dari kajian sosialisasinya
kehidupan di UNNES terutama input mahasiswanya itu bisa dilihat
dari ketidak kritisan mahasiswa tapi cenderung dilihat dari seberapa
besar ketertarikan mahasiswa pada kegiatan mahasiswa itu salah
satunya. Ketika diajak ke hal-hal yang bersifat ilmiah atau edukatif itu
cenderung sedikit. kamu yang fungsionaris pasti lebih tahu. kemudian
kalau ke hal-hal yang bersifat hedonis atau hura-hura itu bersifat akbar
sekali. Perbandingan yang tidak sebanding sangat curam sekali
perbedaanya itu mempengaruhi kondisi sosial politik di kampus sudah
bisa di tebak, lain dengan UGM, UI, teman-teman UGM. Studi
banding di UGM inputnya jelas berbeda dari sisi-sisi akademik,
walaupun di sana yang menguasai bukan teman-teman kami, tapi pola
pikir hampir sama dengan kebenaran universal itu yang kita
kedepankan untuk kemaslahataan umat itu kita dukung seperti yang di
BEM FIS saat ini calon dari kami gagal. Siapapun yang lebih
mementingkan umat itu kita dukung ketik itu melanggar itu kita tolak.
4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan
keputusan politik di kampus ?
Jawab : sangat berpengaruh karena kekuasaan merupakan simbol dan
mempunyai kekuataan riel dari elemen–elemen yang mendukungnya,
Kalau misalkan tanpa kekuasaan bukan merupakan gila kekuasaan tapi
merupakan sarana dalam islam disebut amar ma’ruf nahi mungkar itu
sarana untuk berdakwah, lewat itu ketika ada yang lainnya dalam
sebuah perebutan lomba politik itu kita tawarkan sisi itu. seperti halnya
yang dilakukan aktivis ketika mereka masuk dalam kekuasaan tidak
mutlak dari KAMI contoh halnya untuk penggabungan elemen yang
satu orientasi satu pemikiran pemahaman kita bisa jalan bersama yang
kita gandeng. Jadi kekuasaan itu mutlak untuk mengarahkan roda
perubahan minimal di kampus kita karena kalau kita mengikuti
reformasi yang berjalan secara normal kalau itu dipegang oleh orang
yang sama atau seperti orde barau jelas lain ceritanyya, makanya ada
istilah jangan titipkan reformasi .
5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di
kampus ?
Jawab : Lembaga ekstra sampai saat ini mungkin bukan hanya di
unnes seluruhnya ruang gerak di batasi mulai pengunaan fasilitas
gedung dan lain-lain yang sangat dirasakan adalah pengunaan fasilitas
gedung kalau mengusung independent Cuma keterbatasan mahasiswa
kita punya hak mengunakan fasilitas itu Cuma yang tidak piker sampai
pemasangan spanduk, pamlet dan demo ekspo bersama sampai
dipermasalahkan karena stepmen dari pimpinan rektor masuknya
elemen-elemen ekstra itu menghilangkan ekstra lembaga itu sendiri
justru lembaga intral merupakan sebuah wadah untuk konsulidasi
gerakan mahasiswa disitulah wadahnya. kebijakan-kebijakan yang
yang sampai saat ini dirasakan
isu yang mereka goreskan adalah dikotomi antara ekstra dan intara
itulah yang biasa terhadap pola pengembangaan secara umum .
6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?
Jawab : wewenang lembaga ekstra kalau memang kebijakan tidak
masuk dalam sistem kita memegang hak kita mempunyai peran power
kontrol sselagi kebijakan itu berpihak pada mahasiswa kita adakan
komunikasi kalau tidak kita bisa melakukan riset-riset biokrat baik itu
dosen maupun mahasiswa .
7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik
di kampus ?
Jawab : Pengaruh sekali karena dulu pada Orde Baru ada
NHKBKK(yaitu gerakan mahasiswa yang Orde Lama . Dikembalikan
sitasnya ke kampus dimana pemikiran nya berpengaruh pada
kehidupan saat ini kemudian NKKBK di cabut sistim di ubahnya
senat mahasiswa di ganti bem saat ini itu ada analisis yang
mengarahkan kalau dulu senat lebih cendrung kritis tapi kalAu BEM
lebih cendrung bagaimana mahasiswa di sibukkan dengan kegiatan-
kegiatan berantai berarti sehinga melupakan kebijakan yang itu kalau
kita kritis .tapi kalau kita ambil manfaatnya BEM dapat dijadikan
sebuah wadah konsolidasi gerakan mahasiswa itu dari segi positifnya
dari segi negatif lebih cendrung sibuk pada kegiatan-kegiatan sehinga
melupakan agenda-agenda nasional yang seharusnya menjadi amanat
mereka sebagai amanat masyarakat mahluk intelektual untuk
menyuarakan aspirasi masyarakat itu sendiri .
b. Proses input
1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?
Jawab : Unsuk input tentang politik nol karena studi di ekonomi tapi
dulu di SMA saya senang dengan pelajaran tata negara jadi ada
kecenderungan kesana. Kemarin pada waktu SPMB permintaan di
ekonomi hanya itu yang saya arahkan ke KAMMI yang ada sendi-
sendi politiknya tidak politik masjid dan nilai lebih di KAMMI nilai
politknya sama sajalah, wawancara semacam ini menjadi bekal saya
untuk mengasah ketajaman politik itu sendiri.
2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus
?
Jawab : Pengamatan kehidupan politik kampus biasanya kita terlibat di
kepanitiaan dan setidaknya lebih tahu persis apa yang ada di kondisi
diperpolitikan kampus sampai pada pemilu kita juga mengamati
sampai di situ yang setidaknya punya masukan lebih bagaiman
sosiolisai masyarakat seperti ini ,kemudian kultur masyarakat seperti
ini kemudian ada penilian-penilian dan mungkin suatu pemeriksa cita-
cita ke depan ingin merangkul seluruh elemen yang ada terutama yang
muslim walaupun tidak menutup yang non muslim lebih
mengedepankan itu .Kondisinya semoga punya harapan bersama atau
masih ada harapan untuk bersatu.
3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana
anda terlibat ?
Jawab : Secara pribadi sebagai mahasiswa kita juga punya hak politik
sebagai warga negara saya wajib menyalurkan aspirasi politik saya di
rumah saya tergabung di temen-temen IKA SEJAHTERA jadi kalau
banyak yang mengisukan IKA SEJAHTERA aktivitas secara
structural mamang tidak kita dilahirkan dalam lingkungan aktivitas
dakwah lingkup tarbiyah itu walaupun beda gerakan di sini masuk
gerakan mahasiswa walaupun pada suatu saat kami akan mengoreksi
pimpinan IKA SEJAHTERA walaupun aktivis kami, aktivis kita masih
muda, masih-masih awal jadi kita tidak bisa memisahkan, tapi secara
idialisme harus dipisahkan, temen-temen di unnes ini dulun kita
mengusung “cultur education “(pendidikan multi masyarakat) ketika
pemilu itu dipusingkan banyak kader yang ikut kampanye juga, kontra
disitu banyak idialisme sendiri.
4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di
kampus ? sebutkan dan jelaskan ?
Jawab : walaupun secara eksplisit tidak tapi yang jelas seseorang
punya kepentingan politik kalau kami temen-temen bagaimana kita
lembaga-lembaga intra ini, lembaga-lembaga ekstra ini sebagai motor
dakwah amar ma’ruf nahi mungkar tidak untuk kekuasaan atau apa
tapi yang jelas untuk kepentingan dakwah yang lainnya tidak tahu.
5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik
sangat di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?
Jawab : Kaau komunikasi seperti alat-alat modern sampai saat ini di
unnes belum begitu di butuhkan tapi untuk akses kedepan seperti akses
keluar dengan mahasiswa yang lain itu butuh karena kita keterbatasan
jangkauan kalu kita lingkup di unnes kita hanya butuh silaturrohmi
politik secara personal itu yang menumbuhkan kondisi politik yang
kondusif.
c. Proses out put
1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus
?
Jawab : Kalau menjalani undang-undang yang saya tahu karena saya
tidak masuk dalam lembaga intra, maaf tidak bisa memberikan
jawaban, maaf pelakunya bukan saya kalau sekedar mengawasi kalau
kalau kita sebagai mahasiswa sebagai rakyat hanya bisa mengontrol
hasil kebijakaan mereka kaya apa .
2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : Kalau dilingkup unnes badan legeslatif masih mandul,kalau
dulu badan legeslatif lebih tajam dari pada eksekutif harapan ke depan
badan legeslatif menempatkan diri pada fungsinya karena kemarin ikut
konggres KMU itu juga memposisikan DPR sebagaimana fungsinya
sebagai kontrol , sebagai pengawas dan sebagainya itu berfungsi secara
optimal ,kan sekarang badan legeslatif di unnes ke pontal-pontal
mengikuti gerakan dari eksekutif tapi bukan hanya eksekutif saja yang
di kontrol tapi juga kebijakaan universitas yang harus di suarakan
3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : Dikampus eksekutif ada 3 jajaran, jurusan sebagaimana
menguasai massa secara pasif bagaimana ia menyurakaan,
mengapdikan dirinaya bagaimana layaknya pemerintahan eksekutif
pada masa riel kemudian di fakultas harus bisa menempatkan
,menagani temen –temen eksekutif walaupun di jajaran jurusan
setidaknya ada pembagian tugas ..semacam ini masih ada kerancuan
walaupun secara structural berbeda tapi secara fungsional masih tetap
sama harapan besuk adalah perubahan di universitas bisa lebih keluar
kampus ,fungsinya sebagai mahasiswa lebih berfungsi ketimbang dia
hanya keluar hanya di intra kampus tapi ia mandul.
4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : Badan peradilan yang mengatasi politik kampus ,nantinya itu
bisa di fungsikan ketika ada konflik-konflik yang terjadi baik itu
sesama lembaga mahasiswa ataupun dengan birokarasi kampus
nantinya juga yang memutuskan ataupun seluruh itu tentang hal-hal
yang sebagai penengah karena jalur birokrasi kemudian hubungan
structural itu menjadikan kita tidak independent dalam memutuskan
sesuatu .bukan lembaga pengadilan tetapi fungsinya sebagai penengah
konflik atau sebagai wacana kedepan.
d. Diri sendiri
1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?
Jawab : Hak politik di kampus hanya sebatas pemilu itu yang saya
rasakan karena saya tidak terjun langsung ke politik praktis dalam
sebuah lembaga intra jadi yang bisa dirasakan hanya sebatas suara
pemilu kemudian kalau pemilu dalam artian yang has kita juga berhak
untuk mengadakan kegiatan dalam artian kita puya hak dan kewajiban
itu sudah bayar spp . kemudian saran akemahasiswaan harusnya
kegiatan mahasiswa menyuarakan suara mahasiswa itu sendiri .
2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?
Jawab : Kewajiban sampai saat ini yang saya rasakan terkait dengan
amanah yang ada hanya menyampaikan terkait dengan isu-isu yang
ada bik itu isu nasional maupun kedaerahan kepada mahasiswa secara
umum kkita melakukan visi kita ,melakukan pendidikan politik di
kampus ini tidak lebih dari itu untuk memotivasi temen –temen dari
intra
3. Pendidikan politik
a. Penyelengaraan.
1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi
aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?
Jawab : Banyak yang menjalani kehidupan politikterutama kehidupan
di KAMMI pda dakwah terutama yang saya baca bukunya pak Andi
Rahmat terkat dengan judulnya gerakan perlawanan dari mahasiswa di
kampus itu mengisahkan bagaimana gerakan KAMMIdiera-era tahun
1998 yang jadi inspirasi dan jatuh cinta KAMMI selamanya . semester
dua itu saya mendapat mata kuliah sosiologi politik , ekonomi ada
mata kuliah sosiologi politik ekonomi justru saya memperbanyak buku
itu ketimbang ekonominya ,ekonomi bukunya mahal-mahal .dasar –
dasar ilmu politik yang lainnya ilmu politik secara kapasitas atau ilmu
politik islam .
2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan
politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : Media merupakan salah satu alat untuk melakukan komunikasi
politik terhadap politik sanat berpengaruh
masa secara umum bukan hanya kiya yang mengkonsumsi tapi temen
–teman secara umum bisa mengkonsumsi secara sangat efektif
3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan
dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?
Jawab : Lebih ketulisanya ,tpi untuk fisiknya dilihat dari fungsi
lembaga fisual untuk lingkup UNNES kita lihat seberapa banyak
mereka yang mendengarkan juga walaupun juga tidak ditutup
kemungkinan bisa bermanfaaattapi kapasitas lebih besar dan cendrung
pada kapasitas fisualnya.
4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?
Jawab : banyak yang memberikan pandangan politik di kampus
sebagai kondisi dikampus itu secara dinamis , bergejolak dan
harapanya itu tidak sampai kebablasen walaupun itu dilakukan dengan
norma –norma yang ada tanpa harus melangar peraturan apapun bisa
dilakukan dan banyak yang dilawan .
5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : Lembaga ormas sampai saat ini ormas belum ormas bukan
karena mahaisiwa tapi dilihat dari perjalananya itu mahasiswa,harapan
agar masyarakat sekitar bisa memberikan pendidikan politik terhadap
mahasiswa walaupun ada timbal balik antara masyarakat ke
mahasiswa atau mahasiswa ke masyarakat menjadi suatu yang jelas
dan lebih bagus tapi untuk saat ini kondisi masyarakat sekitar belum
mengarah kesana
6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan
pendidikan politik ? jelasakan ?
Jawab : Untuk yang saya rasakan kemari itu wacana wacana dari
pemimpin rektorat kemudian fakultas mewacanakan bagaimana
pemilu kemudian berorganisasi lembaga lembaga instal itu tepat
waktunya . itu juga salah satu bagian kehidupan berpolitik untuk tetap
sesuai dengan jalur yang ada (sentrarlistik)jadi disitu .
7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : Setidaknya kalau non formal . itu yang bisa di harapkan untuk
memberikan keuntungan politik .tapi kesulitannya ,apakah pendidikan
politik mengarah pada hal hal yang bersifat positif atau sebaliknya
,karena kalau non formal ini tidak bisa di ambil siapa yang
bertanggung jawab ,akhirnya di formal kan lebih dahulu siapa yang
akan bertanggung jawab baru kita bisa mengkomunikasikan lebih
lanjut ,tindakan lanjut yang bagaimana ,itu yang lebih mudahnya
kalau .itu sangat sulit untuk memberikan kelanjutannya
b. Pertemuan kepentingan
1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?
Jawab : Sejauh ini kami memandang iya ,itu tadi lambatnya proses
dinamika politik di kampus sehingga kurang ada tanggapan
tanggapan atau peran peran yang harus dimainkan masing masing
elemen ,itu yang belum di lakukan .kalaupun ada hanya beberapa
teman teman kami ,yang muncul aja . kemusian di kami sekarang ada
13 atau sebuah komunitas politik itu nantinya ada perwacanaan
pendidikan multi politik bersama ,baik dilakukan PMI ,HMI dan
Ormas masyarakat lainnya
2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di
kampus ?
Jawab : Sangat sulit ,sangat sulit untuk kepentingan ini ,kepentingan
ini cukup luas ,kalau kami terus terang aja tidak punya kepentingan
politik indivindu ,kami lebih cenderung mengkondisikan dirinya
sebagai power of control ,kemudian sebagai orang pendidikan
,sebagai pendidik politik itu . jadi isu isu nasional yang kita
,bagaimanan kita membiasakan pada masyarakat
3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di
kampus ?
Jawab : Untuk ide atau gagasan pengembangan kampus kita coba
untuk lebih mengkomunikasikan ,komunikasi politik itu gagasan yang
sedang kita cari cari dengan ektra ,intra maupun dengan dunia
biokrasi yang sampai saat ini pun kami punya kelamahan seperti itu
.padahal kita masih terkesan exlusif walaupun secara individual kita
tidak mengenal seperti begitu itu harapanya mereka tahu apa yang
kami tahu dan kami tau apa yang mereka tau .nanti ada toleransi
sehingga kita paham
c. Agresi kepentingan
1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik
kampus atau relita politik saat ini ?
Jawab : Sangat minim sekali,lebih cenderung mereka tidak berfikir
artinya yang saya asumsikan lebih mudahnya saja seperti halnya
,saya tidak butuh Persiapan menjadi persiden ,tapi saya butuh ,saya
makan apapun ,itu bisa di asumsikan dalamkehidupan kampus ,siapa
ketua BEM ,siapa itu pemimpinnya ,yang penting saya suka ,apa yang
dengan saya laksanakan
2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus
sekarang ini ?
Jawab : Masih biasa ,ada yang dinamikannya masih begitu .di
UNNES lebih cenderung pada konflik konflik internal yang sangat
tidak bermanfaat bagi sebuah gerakan mahasiswa friksi friksi itu yang
dilakukan justru friksi golongan .tidak mengacuh isu bersama
,bagaimana melakukan proses perubahan melanjutkan transisi
demokrasi .bagaimana proses yang sebenarnyayang lebih baik ,itu
menjadi PR kita bersama bagi mahasiswa untuk lebih
mengkondisikan gerakan gerakan mahasiswa ini berfungsi sebagai
mana mestinya untuk mengontrol kebijaksanaan .apalagi besok ada
pemilusecara langsung .itu kita lakukan presen atau melakukan
kontrolpemerintah daerah atau nasional
3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah
mulai terjadi ? jelaskan ?
Jawab : Masih dalam proses ,semuanya masih dalam proses ,karena
tidak mungkin secara jlek .tapi ada proses pembelajaran baik mereka
aktifis yang ada di fakultas , jurusan maupun adminitrasi .tiap tahun
seharusnya ada perubahan biokrasinya
d. Seleksi kepemimpinan
1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran
tentang politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : Harus karena dia sebagai top figurenya ,dia sebagai
konseptator ,sebagai puncak pemimpin ,sebagai kuncinya
.dia harus mengerti apa yang diharapkan mahasiswa secara umum ,dia
harus mengerti kondisi secara umum masyarakat Indonesia .makanya
kesadaran politik terbangun dari politik itu sendiri yang diturunkan
oleh teman teman penceritanya .pemimpin yang diartikan kalau
ketua jauh daripemimpin lainnya .tiap individu adalah pemimpin bagi
dunia masing masing seluruhnya
2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan
oleh seorang pemimpin ?
Jawab : Kebulatan tekat yang harus dimiliki tentunya kebulatan tekat
yang mengarah pada hal positif pada proses perubahan positif dari
tahun ke tahun mahasiswa lebih cenderung membutuhkan proses
advokasi .yang diUNNES masih sangat minim prosesadvokasi yang
dilakukan di UNNES .ketika pemimpin UNNES mengenag perubahan
perubahan internal dikampus . adanya komunikasi politik ,kemudian
perubahan politikyang di inginkan itu harus terjalin dan kesolitan
3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang
diharapkan ?
Jawab : Kebulatan tekat sangat dibutuhkan kemantapan jiwa seseoran
pemimpin karena ketegasan dan lainya yang harus di sifat dan
perilaku yang mulia dan harus kedepan pula ,bukan asal tegas aja
.tegas tapi tidak terarah dengan nilai nilai kebaikan sama saja bohong
,ia berani menyuarakan ini lho rokok kemudian minuman keras dan
lain sebagainya baik di kampus ,kita nanti semacam itu bisa jadi
menerima sponsor dari angker bir .harapannya tidak semacam itu
4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ?
Jawab : keyakinan pada kebenaran
5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan
tugasnya ?
Jawab ; sangat penting sekali ,karena kita tidak mungkin memakan
buah yang sama atau suatu hal yang sama pula tahun ke tahun ,tapi
ada inovasi inovasi yang di lakukan oleh pemimpin
6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun
kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?
Jawab : bisa jadi seorang pemimpin harus mempunyai ketegasan
,keberanian ,inovasi ,seperti kalau dulu belum dilakukan ,besok kita
melakukan awalan awalan ,baik di butuhkan keberanian ,tekat
,seperti halnya saat ini kita belum pernah ,seperti mas kamal
mendemo dekan .kita bagaimana melakukan komunikasi atau presen
demokrasi ,salah satu contoh melakukan inovasi inovasi atau pun
proses advokasi kepada mahasiswa sampai saat ini masih kurang .itu
bisa di lakukan atau dengan hal hal lainya mungkin UNNES punya
desa binaan dan sebagainya itu bisa dilakukan .nantinya inovasi
inovasi mengarah pada proses proses perubahan dan perubahan itu
mengakar
e. Komunikasi politik
1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang
politik di kampus ?
Jawab : Kalau kita memandang politik di kampus itu terkait dengan
kegiatan dan lan sebagainya .semacam itu banyak kita lihat ada
madding dan lain sebagainya ,famlet terpampang pengumuman itu
bisa dilakukan ,tapi itu dari pihah pelaku sebegitu gencarnya
menyampaikan atau mengkomunikasikan urutan kehidupan di kampus
.respon yang sampai saat ini kita masih cari tahu .temen temen di intra
mencari tahu ,PR nya bagaimana ,solusinya bagaimana untuk
mengajak mereka aktif itu kehidupan di kampus ini ,kalau
politik praktis di kampus itu tergantung kecantikan masing masing
yang mengusungnya
2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di
kampus ?
Jawab : Seperti layaknya sebuah organisasi ,proses kadernisasi sangat
ya sama kita mengadakan drame kemudian kita ikut ,tidak ada yang
lebih semua sama ,di PMI ada MABA , .
3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan
kegiatan politik di kampus ?
Jawaban : Partisipasinya secara kelembagaan kita tidak
mengakomodasikan kader kader tidak untuk melakukan ini itu .yang
jelas misi kita menyebarkan isu isu yang kita usung itu bisa
tersampaikan secara personal ,monggo kita melepas kader kader kami
mau berpartisipasi dimana
4. Organisasi
a. Hubungan atau keterkaitan
1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan
mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?
Jawaban : Secara structural,hubungan dengan biokrasi baik jurusan
maupun fakultas itu secara kelembagaan masih harmonis baik
pimpinan jurusan dengan pimpinan hima ekonomi masih harmonis
,kita sering silaturami ,kadang banyak satu rombongan dan
hubungan informal kita jalin hubungan itu belum bisa membuahkan
sebuah kebijaksanaan yang aspiratif inputnya .bagaimana out putnya
,kita belum mengkaji sampai sana
2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di
kampus ? jelaskan ?
Jawaban : Semuanya seperti tadi ,seluruh elemen di lembaga intra
.pimpinan rektorat dengan pimpinan fakultas ,jurusan semua bisa
memperankannya masing masing
3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik
di kampus ?
Jawaban : Hubyang kita lakukan ,kalau di kami hanya sebatas forum
forum diskusi .hubungan bagaimana kita berkembang wacana ,ise
gagasan untuk ,pokoknya yang kita usung ,itu isu isu lokal ,nasional
atau daerah . bukan isu kampus ,isu isu masalah kampus kehidupan
lokal diUNNES itu terjalin dilingkup gerakan extra
4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )
terhadap rektorat ?
Jawaban : Masih jauh dari yang kita terangkan karena kita belum
membangun komunikasi yang harmonis yang bisa memunculkan
yang harus dimulai dari mana dulu .apakah dari pihak mahasiswa
,pemimpin rektorat sehinga ada kesadaran dari masing masing pihak
yang mengarahkan ke situ
5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )
terhadap pihak dekanat ?
Jawaban : sama dengan hubungan lembaga mahasiswa terhadap
rektorat yairu belum terbagun jaringan kerjasama yang baik.
6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun
kayawan Universitas ?
Jawaban : Dengan dosen kita secara personal ,sering bersilaturami
,berdiskusi dengan beberapa dosen .kita kemarin dengan dosen
fakultas ilmu sosial sering diajak diskusi ,dimana dosen diajak sebagai
pembicara ,bertukar wacana ,pikiran di forumdiskusi itu
b. Burgaining ( posisi tawar )
1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di
kampus ?
Jawaban : Posisi tawarnya semuanya punya potensi dan punya posisi
tawar yang sama .kadang tergantung dari kemantapan dari masing
masing aktifis itu sendiri .apakah dia lembagannya terbangun .
yang positif atau sebaliknya kalau kita walaupun teman teman di kami
tentunya ikut dankatakanlah biasa biasa saja kemudian .
2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di
kampus ?
Jawaban : Semua sangat berpengaruh di kehidupan dunia extra
.bagaimana kita punya aktifitas kontrubusi lebih dilembaga intra
tersebut ,karena kita tidak membawai lembaga tersebut .membawai
indivindu ketika indivindu itu punya kontribusi lebih di lembaga intra
maka kontribusi akan lebihwalaupun dia dari lembaga besar
,kontribusi dan manfaatnya tidak ada di lembaga intra maka yang di
harapkan punya
3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )
mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?
Jawaban : Kalau di kami posisi burgaining cukup di atas ,karena
beberapa kali kami melakukan prefting yang sekarang ini di
pemerintah jawa tengah (semarang)di anggota dewan kita meprefting
untuk bagaimana melakukan pembenahan APBDyang mereka lakukan
itu sangat memberatkan ,mengingat posisi kami sama dengan lembaga
lembaga exlusif maupun lesgilatif
4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?
Jawaban : Kalau mahasiswa dengan lembaga politik itu dua elemen
yang mengarah satu tujuan ,itu harus mempunyai timbal balik atau
setidaknya bisa mengsinergiskan sebagai kekuatan dua orang .dia
mempunyai fungsi yang harus dimainkan kalau lembaga partai politik
lebih cenderung menekan masalah internal sistem dan dimahasiswa
lebih secara non formal
5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi
masyarakat ?
Jawaban : Masyarakat tergantung itu saja .bagaimana dia melakukan
kontribusi terhadap masyarakat melakukan pendidikan ,pelayanan
.kami begitu
c. Kontrol sosial
1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat
yang luas dan majemuk ?
Jawab : Control kami yang dilakukan lebih cenderung terjun ke
masyarakat .beberapakah itu yang dilakukan kami diUNNES ke desa
desa melakukan penelitian ,pengenalan masyarakat
kalau control masih belum dapat dilaksanakan .hanya penggambaran
masyarakat itu sendiri
2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?
Jawab : Kalau itu bukan dikontrol,tapi lebih tepatnya mengarahkan
,karena misi dalam islam satu pembentukan pribadi yang soleh dan
soleha dankemudian terbinah keluarga yang sakinah ,masyarakat yang
berperilaku beradab dan nantinya terbentuklah negara yang berdaulat
sesuai dengan apa yang di contohkan pada
d. Pengabdi dan pelayan masyarakat
1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai
pengabdi dan pelayan masyarakat ?
Jawaban : Kalau mahasiswa ini lebih cenderung komunitas terkecil
dari elemen yang ada ,hanya ada beberapa yang bisa menikmati
pendidikan perguruan tinggi maka mahasiswa memanfaatkannya lebih
diharapkanketimbang elemen elemen lainnya karena independennya
,intelektualnya itu lebih mempengaruhi dan proses pembinan pribadi
itu lebih lama ,harapanitu lebih berada di mahasiswa itu sendiri
2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani
masyarakat ?
Jawaban : Pengabdian dan pelayanan itu lebih cenderung pada proses
proses advokasi yang dilakukan mahasiswa ,seperti kemarin aktifis
aktifis lingkungan .melakukan advokasi di buyat kasus itusebagian
kecil dan kemudian di peguruan UNNES advokasi di pendidikan dan
perjanjiannya adalah nilai lebih kita sebagai mahasiswa nilai positif
kepada masyarakat yang lebih kita kedepankan ,karena yang terbaik
5. Dimensi gerakan
a. Angkatan muda
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik
bernegara ? jelaskan ?
Jawaban : Kalau bisa dikatakan sebuah proses transisi sebuah proses
perubahaan .itu tentunya salah satu indikator juga merupakan
pergantian perilaku politik itu sendiri makanya kaum muda
,mahasiswa itu sendiri itu merupakan harapan besaruntuk melakukan
proses perubahan itu sendiri ,awalnya dari situ
2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian
politik negara ?
Jawaban : Tentunya yang pertama adalah meningkatkan potensi
diantara kalangan mahasiswa itu sendiri ,bagaimana mungkin kita
melakukan kontrol ,melakukan evaluasi ,melakukan demo ,dan
sebagainya tanpa mengarahkan sebuah solusi yang berarti .itu
nantinya kita sudah waktunya kita di pasrahi untuk memegang
puncuk pimpinan atau berada di exlusif atau legislatif .kita sebagai
pelakunya bukan sebagai baking controlnya .kita harus
mempunyainilai lebih dari yang sebelumnya
b. Angkatan intelektual
1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawaban : Angkatan intelektual lebih cenderung seperti komunitas
mereka yang ada dikampus ,sisi akademis ,intelektual lebih di
kedepankan karena setiap orang tentunya bekal ilmu ,kompensasi
,spesifikyang berbeda itu yang lebih diharapkan ,kita punya masalah
ekonomi ,mereka mereka yang ada di ekonomi bermunculan sebagai
tokoh tokoh ekonomi muda ,kita punya masalah kesehatan,tokoh
tokoh muda di kesehatan akan muncul
2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual
dalam perjalan politik sebuah negara?
Jawaban : Setidaknya kontribusi yang dimainkan atau peran peran
yang dimainkan sebagai tokoh intelektual .ketika menjadi mahasiswa
lebih cenderung pada penguatan kompensasi atau penguatan ilmu itu
sendiri dan ketika dihadapkan pada realita yang ada mereka bisa
berperan sebagai gerakan monitor .kita naik lagi sebagai
pelakunya,mereka bisa melakukan perubahan fisik
6. Karateristik gerakan
a. Spontanitas
1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas
dalam kegiatan politik ?
Jawaban : Kalau dikami lebih cenderung spotanitas .tapi kami lebih
pada membawa misi misi nilai nilai itu sendiri atau misi misi dakwa
itu. Jadi bukan gerakan reaksional tapi gerakan yang bermisi.kalau
visi kami merupakan mempercepat proses perubahan ,menghasilkan
konlik mental ,ke dalam sebuah wadah kami
2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat
spontanitas dalam kehidupan politik ?
Jawaban : Karena tergantung dari kondisi itu sendiri kondisi kondisi
temporal yang ada lebih cenderung mereka bersifat dramatis lebih
cenderung bersifat irreaksional .itu juga suatu hal bukannya
mahasiswa yang mengarahkan tetapi mahasiswa sendiri yang
terarahkan oleh kondisi kondisi temporal yang ada.
b. Non structural
1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non
structural dalam kehidupan politik ?
Jawaban : Yang di UNNES belum ,sampai saat ini belum untuk
gerakan non structural belum ada
c. Bukan agen politik diluar kampus
1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen
politik diluar kampus ?
Jawaban : Karena mahasiswa memang itu dibentuk sebagai agen
global bukan agen politik tapi agen perubah yang dihasilkan ,di godok
,di didikdan diperawat dalam proses pembinaan dalam kampus itu
sendiri .nantinya harapannya kedepanliam hingga sepuluh tahun
kedepan merekalah yang akan mengagntikan pemimpin yang
sekarnag yang ada jadi bukan agen-agen poltik agen praktisi di luar
kampus melainkan agen stock perubahan.
d. Memiliki jaringan yang luas
1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam
berpolitik ?
Jawaban : Jaringan yang sekarang lebih cenderung jaringan yang
harus memasarakat karena bahasa informasi lebih cenderung intelek
dan melangit dan sulit dipahamimi oleh masyarakt itu harapannya
yang harus menadi PR bedsar bagaiman kita mengkomunikasikan
tjuan-tjuan reformasi ini pada masyarakt natinya mereka ang
diperjuangkan itupunpaham siapa yang memprejuangkan jangan
sampai komuniksai itu terputus sehingga kelihatannya mahasiswa
yang memeprjuangkan tetapi masyarakt tidak merasa diperjuangkan
2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan
mahasiswa yang begitu luas ?
jawaban : Jaringan massaa yang dibangun saat ini lebih cenderung
jaringan jaringan yang bersifat pragmatis belaka jaringan jaringan
aliansi yang dibagun satau tujuan tertentu misalkan kami yang
dilakukan saat ini adalah arimgan masyarakt yang tergabung dala
faraksi-fraksi anti korupsi mempuanyai tujuan satu yaitu
pemberantasan korupsi legislatif dijawatengan dan kota semarang
belum ada jaringan mahasiswa atau jaringan yang ada bersifat
permanen biasanya yang bersifat permanen lebih cenderung pada
ikatan ideolgis saja
7. Kekuatan gerakan mahasiswa
a. Kemampuan perubahan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang
dimiliki mahasiswa ?
Jawaban : kemampuann yang harus dimiliki oleh mahaiswa adalah
kemampuan perubahan karena mahasiswa merupakan agen perubah
2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus
dimiliki mahasiswa ?
Jawaban : ya menurut saya adalah kemamapuan perubahan yang
membela kbenaran yang universal dan berjalan lurus sesuaia dengan
kontitusi dan ajaran agama yang di jalankannya.
b. Mengkritisi aspirasi
1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?
Jawaban : aspirasi yang sampai saat ini bukan dalam artian aspirasi
banyak sekali , ada aspirasi bernilai positif , aspirasi bernilai negatif .
Kita coba untuk mengakomodik mereka mereka yang mempunyai
aspirasi yang positif karena bukan , bisa saja mahasiswa secara
keseluruhan itu mengingikan proses perubahan yang justru bernilai
negatif . bisa saja , karena sebuah komunitas itu sangat menentukan
banyak sedikitnya kuantitas kita itu menentukan aspirasi itu sendiri
bisa dilaksanakan atau tidak , bisa jadi mereka di sebuah
lokalisasikan ngak mungkin adanya aspirasi yang secara kolektif itu
baik , mungkin misalkan semacam itu tapi kita coba untuk
mengakomodik atau lebih menyuarakan aspirasi aspirasi yang bersifat
secara positif yang bisa diterima semua kalangan
2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawaban : artinya kita pedoman untuk membandingkan aspirasi itu
apakah layak diaspirasikan atau tidak , pedoman kita makanya kita
lebih mengedepankan asset asset kebenaran secara universal dan
diterima di semua kalangan dan sumbernya itu bisa dari hukum itu
sendiri , norma norma yang ada .dan juga sebagai muslim kita lebih
mengedepankan apa yang menjadi pedoman kita
c. Sosialisasi pers
1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik
kepada mahasiswa ?
Jawaban : Yang di lakukan di kami hanya sebatas tugas pers riliis , itu
kita sering menyebarkan media kalau ditingkat daerah . kalau
ditingkatan kampus kita menyebarkan famlet ,filet , maupun madding
di dinding .lalu dibagikann secara orang persaorangan
2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan
kehidupan politik di kampus ?
Jawaban : sengat effektif setidaknya isu di bangun itu bisa
terlaksanahkan dengan baik , dikondisikan dengan baik ,arah arah apa,
tujuan – tujuan apa , mengapa kita melaksanakan itu dan nantinya
tidak muncul sebuah kecurigaan atau buruk sangkah di kalangan
mahasiswa atau kalangan sesama aktifis
d. Gerakan rakyat
1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawaban : dan mahasiswa memang bagian dari rakyat , kita tidak bisa
memisahkan realita mahasiswa adalah kaum tersendiri , kaum
terspesial dan sekarang seharusnya mahasiswa memang bagian rakyat
itu sendiri dan orang orang terpelajar tokoh tokoh intelektual . di awal
dari situ sudah selayaknya dan sewajibnya itu mahasiswa
menyuarakan apa yang menjadi penderitaan rakyat itu sendiri
e. Dampak perubahan
1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh
mahasiswa dalam kehidupan politik ?
Jawaban : tentunya perubahan yang mengarah pada proses perubahan
yang bersifat positif ,karena perubahan-perubahan itu bisa sama ,tidak
mengadukan atau perubahan yang lebih buruk lagi .itu yang kita
diharapkan pada proses pemilu besok.,artinya kita masih punya
harapan .bagaimana pemeritahan besok melakukan perubahan .
2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan
politik di kampus ?
Jawaban : sangat berpengaruh ketika sistem dibangun itu ,mempunyai
nilai perubahan atau masih tetap sama atau mungkin lebih buruk itu
sangat berpengaruh pada kegiatan kemahasiswaan .bisa jadi suatu saat
lembaga massa bisa dibekukan, bisa jadi itu suatu resiko yang ada
dikalangan aktifis mahasiswa
f. Pengelolaan gerakan
1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan
politik di kampus ?
Jawaban : yang diharapkan mahasiswa secara keseluruan ,harapannya
karena aspirasi itu banyak sekali ,komunitas itu banyak sekali ,masing
masing pergerakan memberikan perwarnaan tersendiri supaya bisa
punya kedepan khusus atau ciri khas ,setidaknya memberikan
dinamika politik bagi sebuah pendidikan politik yang ada di kampus
mahasiswa
g. Penghubung rakyat
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawaban : hampir sama dengan pertanyaan yang tadi karena
mahasiswa merupakan bagian rakyat dan tidak bisa dipisahkan dari
rakyat itu sendiri, tidak mungkin mahasiswa menyuarakan apa yang
tidak menjadi keluhan rakyat
2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat
dalam kehidupan berpolitik ?
Jawaban : yang dikendaki mahasiswa ,mahasiswa tentunya punya
potensi potensi yang lebih ,di situ tentunya harus mengedepankan atau
memperjuangkan perubahan perubahan yang nantinya bisa
berpengaruh secara sefifikan pada perubahan itu harus mengarah pada
perubahan yang baik
8. Faktor birokrat kampus
a. Memperketat absensi
1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi
terhambat ?
Jawaban : memperketat absensi sampai saat ini belum yang ada
difakultas peguruhan tinggi , kan mahasiswa masih mempunyai jatah
beberapa persen dari absensi yang ada .itu merupakan hak cipta untuk
beraktifitas , aktifitas lainnya dapat diperoleh diluar jam kuliah
2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?
Jawaban : tidak masalah karena yang kita kelolah bukan sebuah
aktifitas indivindu ,tapi aktifitas kolektif .kalau pun bukan tanpa
kehadiran individu saya,masih ada yang lainnya
b. Merepresi nilai
1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa
?
Jawaban : untuk pengalaman pribadi belum ,jadi ketika bentrok
dekan/dosen suatu saat iya
2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?
Jawaban : itu merupakan proses yang pembelajaran yang tidak baik
dalam lingkup ke akademisan ,keilmuan,keindependenan .itu sebuah
ketidak adilan yang muncul ,kalau dasen lebih mengutarahkan hal hal
yang obyektif dan ilmiah ,mahasiswa seharusnya begitu ketika
melihat yang buruk ,katakana buruk ,yang baik katakan baik
c. Membuat perjanjian
1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?
Jawaban ; belum ada
2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?
Jawaban : -
d. Merepsesi psikologi
1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam
politik kampus ?
Jawaban : saya mungkin kalau bisa tadi dengan nilai ,bisa tadi dengan
mempersulit hal hal berkaitan dengan keakademisan itu salah satu
bagian
2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?
Jawaban : di UNNES belum ada selantang itu .kalau dulu pak salah
satu ketua kami ,pernah di sel selama satu jam melakukan aksi demo
di pelantikan pak
e. Pemecatan status
1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang
melanggar peraturan kampus ?
Jawaban : untuk sementara belum ada di UNNES.
2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?
Jawaban : kalau hal itu terjadi tentunya masing msing pihak juga akan
memperjuangkan hahnya masing masing .bagi dikalangan mahasiswa
juga menuntut keadilan agar itu jelas sesuai dengan porsinya dan
dikendalikan dengan nilai nilai keadilan yang ada .tentunya di pihak
biokrat lain .kita juga akan memperjuangkan tujuan tujuannya mulus
,lancar sebuah bentuk kepimpinan yang otoriter ,sebuah prosesi yang
stabil dan aman
HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2 ( dua )
Nama : SAEFUL ALIM
Alamat : SEKRETARIAT PKM FIP UNNES
JL. RAYA KAMPUS SEKARAN FIP UNNES Gunung
Pati.
Status : MAHASISWA/ KETUA BEM FIP
Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004
Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya
politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri
Semarang ).
1. Lingkup Budaya Politik
a. Orientasi individu
1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?
Jawab : Keterlibatan saya dalam berpolitik kampus tentu saya sebagai
mahasiswa activis berusaha untuk mengedapan nilai-nilai kebebasan
berpendapat, berpendapat itu hal biasa, menanamkan kepada temen
semua bahwa tidak hanya apa itu kebesan saja tetapi aktivitas politik
sangat penting
2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?
Jawab : Kebijakan politik pimpinan sebenarnya, mahasiswa
mempunyai daya kritis yang harus digunakan , jadi mahasiswa tidak
hanya duduk saja kampus, diwarung, menggarap tugas tetapi fungsi
dari mahasiswa adalah mengkritisi kebijakan pimpinanan baik dari
pimpinanan fakultas mapun pimpinan rektorat tentunya kebijakan yang
tidak memihak kepada mahasiswa kita akan tolak dan kita kritisi yang
membangun.
3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?
Jawab : Di UNNES ini memang terkenal mahasiswa yang adem ayem
ini saya melihat dan sering diskusikan dari tetemn ketua bem bahwa
masih sangat rendah mahasiswa secara umum untuk mengikuti atau
berpartisi aktif dalam hal berpolitik ini di buktikan dari paertisipasi
aktifnya yang sangat kurang dalam kampanya maupun pemilihan ketua
bem baik presiden mahasiswa dan ketua bem fakultas beda dengan
aktivis bahwa aktivis itu sudah sedikit banyak mengetahui dan sedikit
banyak sudah berpartisipasi mulai dari pra dan kegiatan politik, hal
kegiatan sekedar diskusi mengenai dunia perpolitikan, kampanye di
kampus dan sebagainya .
2. Kehidupan Politik
a. Sistem politik keseluruhan
1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES
dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?
Jawab : Saya tidak tahu persis memang, untuk latar belakang UNNES
dijadikan kampus milik golkar pada zaman baru, tetapi itu memang
terjadi itu sangat mengecewakan tentunya, karena kampus sebagai
lembaga indenpen, sebagai lembaga pengkritis dari orang –orang yang
berkuasa bukan anti dengan partai, disisni lembaga pendidikan yang
harus ada jarak yang kelihatan antara partai dengan lembaga
pendidikan, bukan berarti kita tidak mau menerima partai di dalam
kampus, partai dari pada kepentingan yang ditonjolkan partai yang
harus kritis, propesional berkepntingan untuk negara.
2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?
Jawab : Saya tidak tahu begitu banyak karena saya belum bayak terlibat
dalam politik kampus yang terdahulu tetapi saya melihat bahwa
partisipasi mahasiswa dalam berpolitik seperti partissipasi dalam
pemilihan presiden mahasiswa dan ketua BEM fakultas, hal tersebut
sedikit kurang dari lima persen dari semua mahasiswa hal itu membuat
aktivis mahasiswa begerak tidak dinamis.
3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di
kampus ?
Jawab : Ya, sangat berpengaruh karena lokasi menetukan setiap gerakan
yang akan ditempuh masing-masing aktivis dalam mengolak pergerakan
massa dan mendapatkan informasi dalam penegmbangan politik
dikampus, begitu banyak saya melihat sangat berpengaruh.
4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan
keputusan politik di kampus ?
Jawab : ya memeng begitu kekuasan itu ya , kekuasaan , kebijakan,
keputusan merupakan satu rangkaian bagi orang yang berkuasa, bagi
orang yang memberikan kebijakan yang memberikan keputusan ada di
kampus bagaimanapun juga politik harus dikembangkan agar mahasiswa
tahu melek dengan politik dalam pengembangan pendidikan politik .
5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : Kontitusi di kampus ini masih jauh dari ideal terlihat dari
beberapa dinamika kongres yang kurang berjalan dengan bagus dan kita
sudah mulai mendiskusikan mendesain kontitusi lembaga
kemahasiswaan secara bagus ,kalau hari kemaren sudah tersiar isu
pemilihan presiden mahasiswa melalui partai, ini akan menarik kalau
bisa. Terkait dari garis intruksi dan kordinasi masih kabur sehingga
aturan kehidupan politik kampus masih rendah.
6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?
Jawab : Saya menjalankan wewenang di kampus sesuai dengan kontitusi
yang sekarang ini berlaku, ada garis intruksi ,ada garis kordinasi baik itu
dengan hima, maupun BEM universitas maupun dengan UKM. dengan
segala kelemahan yang ada dalam kontitusi iti karena merupakan
keeutusan konggres maka saya patuh dengan kontitusi yang sudah
berlaku.
7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di
kampus ?
Jawab : Menurut saya negara juga berpengaruh terhadap politik di
kampus. kebebasan berpendapat sekarang atau system sekarang ini
mengarah ke yang lebih baik. kebebasan berpendapat, kebebasan
melakukan aksi dan lain sebagainya. Hal itu merupakan bagian dari
aktivis untuk mengkkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah atau untuk
mengkritisi kebijakan-kebijakan para elit politik yang kadang tidak
memihak rakyat, siapa lagi kalau bukan mahasisiswa yang mau dan
mampu mendengungkan atau mengaspirasikan aspirasi rakyat.
b. Proses input
1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?
Jawab : Ada beberapa hal yang sebenaranya bisa dilakukan, yang
pertama saya mencoba menyelipkan beberapa misi-misi yang sengaja
saya masukan kepada temen untuk bisa menjadi aktifis yang tidak
kagetan. Ini akan mengarah kepada kedewaasaan berpolitik sehingga
kita ada isu perbedaan pendapat itu mnjadi hal biasa.
2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : Saya sebagai ketua bem melakukan pengamatan kehidupan
politik di kampus dengan cara diskusi dengan lain aktifis, diskusi
dengan mahasiswa lain secar umum, sejauhmana daya piker dan daya
serap mahasiswa mengenai politik di kampus ini.
3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana
anda terlibat ?
Jawab : Selama ini saya tidak terlibat dalam partai politik karena saya
melihat saya mempunyai prinsip, bukan karena saya tidak suka partai
politik tetapi karena saya memimpin lembaga kemahasiswa maka saya
harus netral tanpa memihak suatu partai dan malah mengkritisi
kebijakan yang ada.
4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di
kampus ? sebutkan dan jelaskan ?
Jawab : Jelas, setiap politik pasti mempunyai kepentingan begitu juga
politik kampus .
5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat
di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?
Jawab : sangat-sangat diperlukan karena bagaimanapun alat komuniksai
sebagai penopang tertinggi dari alat mengkomuniksikan bahasa-bahasa
yang disampaikan kepada audien.
c. Proses out put
1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus
?
Jawab : Saya menjalankan perundang-undangan kalau di UNNES
disebut dengan kontitusi lembaga kemahasiswaan UNNES itu saya
mencoba patuh pada kontitusi tersebut, sehingga garis intruktif, garis
koordinatif, garis komando dan sebagainya mencoba saya lakukan
dalam politik kampus.
2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : Sebenarnya di UNNES ada lembaga yang berperan penting
yaitu legislative sayang sebenarnya kurang menonjol dalam kiprahnya,
sebenarnya disinilah badan legislative harus mampu mengakomodir
beberapa pemikiran-pemikiran dan aspirasi-aspirasi dan dan lebih
khusus lagi dinamisasi lembaga kemahasiswaan dalam bentuk konsep
dan bedah-bedah kontitusi.
3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : BEM sebagai badan eksekutif tentu merupakan sebuah
lembaga pemerintahan yang itu dikatakan kuat apabila kehidupan
kampus di jalankan oleh bem sebagaimana fungsinya yaitu fungsi
pertama sebagai eksekutif burdy yaitu menjalan garis-garis besar
haluan kerja yang dihasilkan oleh kesepakatan konggres yang
didalamnnya terdapat para anggota-anggotanya.
4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : Di UNNES memang belum ada badan peradilan tetapi
menurut saya sangatlah penting apabila ada sehingga kasus
pelanggaran kontitusi mampu dipecahkan dan mampu dibuka secara
legal sehingga mana yang salah mana yang benar akan kelihatan.
d. Diri sendiri
1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?
Jawab : Saya sebagai warga kampus yang baik saya akan
menggunakan hak poltik saya secara maksimal.
2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?
Jawab : saya juga sebagai warga kampus yang baik saya berpatisipasi
dan akan menggunakan kewajiban politik secara optimal.
3. Pendidikan politik
a. Penyelengaraan.
1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi
aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?
Jawab : Bahan bacaan - bahan bacaan yang merdeka tentunya
sehingga bahan bacaan merdeka itu membuat pemikiran kita menjadi
bebas, membuat pikiran kita menjadi luas sehingga sisi-sisi lain
sebenaranya yang dimiliki oleh mahasiswa kita dapat lakukan untuk
menjadi aktivis kampus .
2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan
politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : Ya menurut saya memang publikasi masa itu sangat penting ,
bagaiamapun juga kehidupan politik tanpa publikasi masa sama saja
itu bohong.
3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan
dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?
Jawab : Di UNNES media visual sudah dilakukan dengan berbagai
pamflet, gambar-gambar untuk pengembangan dan peneyelengaraan
pendidikan politik.
4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?
Jawab : menurut saya yang menyelenggarakan politik tentu
pemerintah dan badan-badan lembaga swadaya masyarakat dan
orang–orang yang tahu banyak pendidikan politik sehingga mampu
dapat ditranfer kepada masyarakat.
5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : Ya, menurut saya lembaga masyarakat harus terlibat dalam
penddikan politik bagaimanapun juga kedewasaan berpolitik ini
harsus ada pada masyarakat secara utuh.
6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan
pendidikan politik ? jelasakan ?
Jawab : ya, menurut saya lembaga juga formal harus mempunyai atau
untuk terlibat dalam penyelengaaran pendidikan politik karena
bagaimanapun juga kedewaasan dalam berpolitik harus ada pada
masyarakat untuk mewujudkan negara demokrasi dengan cara semua
lemabag formal dan non formal dapat terlibat merupakan langkah
yang baik.
7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : Ya begitu juga lembaga non formal, LSM–LSM sangat
membantu dan terlibat dalam penyelenggaran pendidikan politik.
b. Pertemuan kepentingan
1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?
Jawab : menurut pandangan saya terhadap kehidupan politik masih
sangat kurang sehingga perlu adanya sebuah pemikiran-pemikiran
baru dan konsep-konsep baru dan sekaligus kebijakan-kebijakan baru
bagaimana pentingnya berpolitik untuk diketahui masayarakat dan
mahasiswa.
2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di
kampus ?
Jawab : Bebeicara kepentingan berarti harus ada strategi–strategi
tentang sebuah diskusi-diskusi, obrolan-obrolan yang terarah itu saya
tujukan untuk bagaimanan menyikapi tentang politik di kampus
3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di
kampus ?
Jawab : gagasan ini lebih bersifat umum artinya bahwa bebeda
pendapat atau pendapat yang tidak cocok itu hal yang wajar saja,
harus diskapi secara positif , normative dan sebagainya.
c. Agresi kepentingan
1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik
kampus atau relita politik saat ini ?
Jawab : Budaya politik kampus mahasiswa di UNNES masih kurang
menurut saya, hanya beberapa mahasiswa saja yang sangat inten ikut
berpartisipasi aktif dalam rangka pengembangan politik kampus, dan
ini harus dapat diubah bagaimanapun mahasiswa sebagai agen social
cahange harus mampu merubah keadaan-keadaan saat ini sehingga
dijadikan contoh kepada masyarakat.
2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus
sekarang ini ?
Jawab : Pendapat saya tentang kehidupan politik di kampus saat
sekarang ini saya melihat lebih spesifik di UNNES masih sangat
kurang kehidupan politiknya , ini terbukti sangat minimnya
mahasiswa dalam penggunaan hak suara dalam pemilihan ketua BEM
mapun presiden mahasiswa.
3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah
mulai terjadi ? jelaskan ?
Jawab : Ini lambat tahun sengaja kita gulirkan misi-misi itu , kita
gulirkan isu-isu kesadaran berpolitik sehingga mahasiswa tidak hanya
kuliah saja ada sisi-sisi lain yang harus diketahui dan digeluti
mahasiswa yaitu politik kampus.
d. Seleksi kepemimpinan
1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran
tentang politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : Menurut saya seorang pemimipin harus dan wajib memilki
kesadaran tentang politik , bagaimanapun juga pemimpin itu
merupakan contoh bagi semuannya ketika pemimpin memilki
kesadaran politik anak buah pun akan ikut.
2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan
oleh seorang pemimpin ?
Jawab : kebulatan tekat ini harus dimiliki seorang pemimpin,
pemimpin harsus berkorban dan menanggung resiko atas di
keputusannya
3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang
diharapkan ?
Jawab : Seorang pemimpin harus mampu mengatakan ya dan atau
tidak ini sangat sulit bagi pemimpin sehingga ketetapan jiwa
mengatakan ya atau tidak merupakan kewajiban seorang pemimpian.
4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ?
Jawab : Keyakinan yang universal tentunya dan yang utuh terhadap
dasar –dasar agama, dasar -dasar politik, dasar-dasar kehidupan
sehingga seorang pemimpin tidak akan goyah.
5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan
tugasnya ?
Jawab : jelas seorang pemimpin harus keratif ,harus mampu melihat
kondisi yang ada , melihat posisi dan situasi yang ada pula.
6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun
kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?
Jawab : Kebijakan maupun keputusan itu merupakan sebuah dinamika
yang ada dalam organisasi, tentu keberanian seorang pemimpin harus
dilakukan dengan cara melihat kondisi dan situasi secara tepat
sehingga analisis keputusan itu tidak merugikan orang banyak.
e. Komunikasi politik
1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang
politik di kampus ?
Jawab : Menurut saya mahasiswa mendapatkan informasi tentang
politik kampus sebenarnya sangat banyak informasi melalui pamflet,
media inframasi yang sekarang sudah ada , media pers mahasiswa,
apabila ada mahasiswa yang ketinggalan dengan inforamasi politik
kampus adalah kuper sekali.
2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di
kampus ?
Jawab : Perekrutan dalam organisasi, saya memang menggunakan hak
pregroatif saya sebagai ketua BEM untuk melakukan prekrutan
funsionaris dalam rangka menjalankan misi-misi politik yang ada
pada BEM itu sendiri.
3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan
kegiatan politik di kampus ?
Jawab : banyak sebenarnya apa yang dilakukan mahasiswa, yang
paling minimal adalah mengunakan hak suara dan hak politiknya
dalam pemilahan secara optimal.
4. Organisasi
a. Hubungan atau keterkaitan
1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan
mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?
Jawab : Mahasiswa dan lembaga politik atau lembaga dalam
berpolitik di kampus sebenaranya sangat erat hubungannya karena
mahasiswa harus bisa berpolitik kalau mahasiswa tidak bisa politik
hanya studi oriented saja hal itu adalah rugi.
2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di
kampus ? jelaskan ?
Jawab : Menurut saya kelembagaan politik di kampus merupakan
tanggung jawab mahasiswa, karena mahasiswa mempunyai lembaga
kemahasiswaan sebagai wadah dalam berpolitik di kampus.
3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : Hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik
kampus sebenarnya saling mengisi artinya ada sisi yang beda antara
ektra dan intra tetapi, ada persamanya, sama-sama dalam bergerak di
bidang mahasiswa.
4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )
terhadap rektorat ?
Jawab : hubungan (eksta dan intra) dengan rektorat sebenarnya saling
memberikan masukan dan kritikan sehingga badan intra mampu
mengkritisi dalam hal menyangkut kebijakan mahasiswa.
5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )
terhadap pihak dekanat ?
Jawab : Begitu juga hubungan lembaga kemahasiswa intra di bem
terhadap dekanat, mahasiswa memberikan usul dan saran dari
asapirasi mahasiswa terkait sarana dan prassarana, lembaga
kemahasiswaan ,akademiik dan lainya .
6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun
kayawan Universitas ?
Jawab : hubungan tidak hanya aktivis saja tetapi semua mahasiswa
harus bisa memposisikan diri terhadap dosen maupun karyawan
dimana kita harus bertemu, dimana berada, kita harus perhatikan.
b. Burgaining ( posisi tawar )
1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di
kampus ?
Jawab : Posisi tawar bagaimana mahasiswa dilihat oleh mahasiswa
secara umum antara mahasiswa aktivis dengan mahasiswa studi
oriented saja, ada nilai lebih yang dimiliki oleh mahasiswa aktivis.
2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di
kampus ?
Jawab : Begitu juga posisi tawar mahasiswa dengan lembaga-lembaga
di kampus ini tentunya aktivis mampunyai prinsip dan aktivis
memepunyai lembaga yaitu lembaga kemahasiswaan yaitu harus
mempunyai burgening atau memepuayai posisi tawar terhadap
lembaga-lembaga yang lain.
3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )
mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?
Jawab : itu juga kita harus mempunyai burgening posisi yang jelas
terhadap pemerintah dimana kebijakan-kebijakan yang tidak
memihak rakyat, segera kita harus kritisi.
4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?
Jawab : posisi tawar mahasiswa terhadap partai politik sangatlah harus
dilakukan sehingga partai politik tidak sebagai alat untuk memperkaya
diri tetapi partai politik harus mengaspirasikan aspirasi rakyat dan ini
lembaga mahasiswa harus mampu memantau kebijakan-kebijakan
partai poltik.
5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi
masyarakat ?
Jawab : begitu juga hubungan mahasiswa tehadap masyarakat ini
lebih kepada hubungan yang saling mengungtungkan antara lembaga
kemahasiswaan dengan masyarakat.
c. Kontrol sosial
1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat
yang luas dan majemuk ?
Jawab : Masyarakat yang sangat heteorgen yang ada di Indonesia
harus disikapi oleh aktivis secara dewasa ,ini tentunya harus melihat
secara reil keadaan yang ada di masyarakat, masyarakat petani tentu
meginginkan harga beras naik dan harga padi naik ini harus di lihat
dan kontrol oleh aktivis sehingga kalau tidak reil yang terjadi di
masyarakat petani dan harga menjadi anjlok maka aktivis yang
mampu mangawal untuk beraksi atau mengaspirasiksan kepada
peerintah.
2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?
Jawab : masyarakat memang harus di kontrol karena untuk menjadi
warga yang baik, untuk menjadi warga yang sadar hukum tentu harus
ada pemberitahuan-pemeberitahuan dan sosialisasi-sosialisasi
sehingga mewujudkan masyarakat yang dewasa.
d. Pengabdi dan pelayan masyarakat
1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai
pengabdi dan pelayan masyarakat ?
Jawab : mahasiswa sebagai pengabdi karena mahasiswa juga
masyarakat, sebagai pelayan masayarakat karena mahasiswa diberi
nilai lebih yaitu keberanian untuk menghadapi pemerintah.
2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani
masyarakat ?
Jawab : mengabdi dan melayani masyarakat bukan berati memberikan
uang kepada masyarakat tetapi untuk mengawal untuk memberikan
aspirasi kepada pemerintah, keluhan keluhan masyarakat, realita di
masyarakat di bawa mahasiswa untuk disamapaikan kepada
pemerintah
5. Dimensi gerakan
a. Angkatan muda
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik
bernegara ? jelaskan ?
Jawab : ya memang mahasiswa itu masih muda sehingga dikatakan
angkatan muda karena pemikiran pemikiran mahasiswa itu muda dan
mahasiswa secara fisik masih muda
2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian
politik negara ?
Jawab : yang dilakukan banyak sebenarnya salah satunya adalah
bagaimana kita memposisikan politik negara ini sebagai mana
mestinya yaitu sebagai alat penegakan keadilan dan perastuan di
negara ini
b. Angkatan intelektual
1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : mahasiswa sebagai salah satu unsur yang sangat penting
dikatakann sebagai angkatan intelektual karena memang secara
pendidikan dan akademik mahasiswa sedikit banyak mumpuni
menganai hal-hal yang telah ditempuhya.
2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual
dalam perjalan politik sebuah negara?
Jawab : diharapkan dari mahasiswa sebagai angakatan intelektual
adalah bahwa politik itu merupakan sebuah alat untuk bagsa Indonesia
lebih baik sehingga kaum intelektual berharap Indonesia lebih aman
sehingga dalam berkiprah dalam politik dapat secara maksima
6. Karateristik gerakan
a. Spontanitas
1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas
dalam kegiatan politik ?
Jawab : gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas dalam kegaitan
politik karena kadang mahasiswa tidak berpikir terlalu banyak dalam
kegiatan politik.
2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat
spontanitas dalam kehidupan politik ?
Jawab : ada beberapa aktivis yang memang melakukan kegiatan
seperti spontanitas itu sebagai wujud dari kepedulian aktivis terhadap
kehidupan berpolitik .
a. Non structural
1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non
structural dalam kehidupan politik ?
Jawab : pola gerakan yang bersifat non strukrtural ini dilakukan
dalam rangka untuk bagaimana kehidupan berpolitik berjalan sesuai
dengan yang diharapkan , sesuai dengan kaidah-kaidah yang
dibenarkan, dan mampu mengawal bangsa menjadi bangsa Indonesia
yang dinamis dan bangsa religius .
b. Bukan agen politik diluar kampus
2. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen
politik diluar kampus ?
Jawab : mahasiswa dengan karekteristiknya dengan agen sosial of
cahange yang disandangnya tentu mahasiswa harus bisa
memposisikan dengan baik yaitu dengan cara bertindak secara
professional, sebagai mahasiswa yang baik tentunya melihat partai
politik, melihat politik yang ada sekarang ini harus segera diawasi
dan di kontrol oleh mahasiswa sehingga bukan agen politik di luar
kampus.
c. Memiliki jaringan yang luas
1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam
berpolitik ?
Jawab : menurut saya jaringan yang dibangun oleh mahasiswa dalam
politik itu merupakan sesuatu yang wajar dan positif karena
bagaimanapun juga politik harus bisa memebuka jaringan.
2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan
mahasiswa yang begitu luas ?
jawab : pengelolaan jeringan memang sedikit banyak agak sulit dan
harus disertai dengan strategi-stratgi dan konsep-konsep yang matang
sehingga gerakan mahasiswa yang selama ini yang ada dapat terjaring
menjadi satu dan ada kasatuan dalam sebuah pemikiran.
7. Kekuatan gerakan mahasiswa
a. Kemampuan perubahan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : kemampuan yang dimiliki mahasiswa itu merupakan suatu
keharusan karena mahasiswa merupakan agen perubah
2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : tentu perubahan yang dinamis, perubahan yang mengarah
kedepan, dan perubahan yang positif
b. Mengkritisi aspirasi
1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?
Jawab : saya mengkritisi aspirasi politik sebagai sesuatu hal yang
harus dilakukan oleh aktivis mahasiswa karena dikampus ini tentu
sebagai objek adalah mahasiswa .
2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan
politik di kampus ?
jawab : mengkritisi aspirasi yang sesuai dengan real yang terjadi di
kampus itu.
c. Sosialisasi pers
1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik
kepada mahasiswa ?
Jawab : ada beberapa yang bisa dilakukan dalam mensosialisasikan
pers politik karena bagaimanapun juga pers politik itu merupakan
wahana yang tepat untuk mensosialisasikan politik mahsiswa.
2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan
kehidupan politik di kampus ?
Jawab : ya, karena pers adalah media , banyak orang membaca,
banyak orang mendengarkan sehingga sangat efektif.
d. Gerakan rakyat
1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : mahasiswa adalah rakyat dan mahsiswa dikatakan bagian dari
gerakan rakyat itu memang benar.
e. Dampak perubahan
1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh
mahasiswa dalam kehidupan politik ?
Jawab : dampak perubahan yang diharapkan oleh mahasiswa dalam
politik adalah dampak perubahan yang dinamis, perubahan yang
mengarah kepada kebenaran, dan perubahan yang mengarah berpihak
kepada rakyat.
2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan
politik di kampus ?
Jawab : saya kira tidak begitu berpengaruh terhadap kegiatan politik
kampus karena kampus merupakan sesuatu intitusi independen yang
mau dan mampu mengurusi lembaga kemahasiswaan.
f. Pengelolaan gerakan
2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan
politik di kampus ?
Jawab : diharapkan oleh mahasiswa dalam pengelolaan gerakan politik
adalah diberikan kebebasan terhadap gerakan mahasiswa untuk
mengktisi kebijakan pemerintah sehingga kita mamapu secara objektif
mengkritisi kebijakan – kebijakan pemerintahan
g. Penghubung rakyat
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : mahasiswa yang dikarunia nilai kebih yaitu intelektual dan keberanian
maka sudah pasa kitakan penghubung rakya karena mahasiswa adalah rakyat
2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat
dalam kehidupan berpolitik ?
Jawab : yang dikendaki mahasiswa cukup sederhana sebenaranya. Persatuan
dan kesatauan, hilangkan krisis moneter, mari kita bersama-sama untuk
mamandanag Indonesia lebih baik.
8. Faktor birokrat kampus
a. Memperketat absensi
1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi
terhambat ? Jawab : aktivis tidak terlalu menghiraukan absensi
sehingga memang kadang banyak yang tidak mau gabung organisasi
kemahasiswa karena tuntutan akademik yang terlalu berlibihan
sehingga ini harus disiskapai oleh pihak birokrat yang ada di kampus.
2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?
Jawab : megantisipasi perlu ada sterategi, ada jadwal yang terkoordinir
sehingga kapan harus masuk kuliah kapan tidak masuk kuliah, kapan
kita harus beroganisasi, kapan melakukan kegaiatan kemahasiswaan.
b. Merepresi nilai
1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa
?
Jawab : saya kira tidak .
2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?
jawab : saya melihat tersebut berarti mahasiswa harus mau
berkomunikasi dengan dosen yang bersangkutan sehingga mengapa
ini harus terjadi.
a. Membuat perjanjian
1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?
Jawab : perjanjian kegiatan, memang system yang ada harus
mewajibkan megikuti kuliah sampai selesai delapan semester.
2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?
Jawab : ya , bagaimana pinter-peintenya membuat strategi .
b. Merepsesi psikologi
1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam
politik kampus ?
Jawab : ya, dengan cara kebijakan yang tidak menguntungkan
mahasiswa .
2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?
Jawab : solusinya apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut pertama
tentu mahasiswa mempreser birokrat untuk mancabut sanksi tersebut.
c. Pemecatan status
1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang
melanggar peraturan kampus ?
Jawab : di unes belum perbah terjadi
2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?
Jawab : saya menyikapi , kalau memang terjadi suatu kesalahan yang
besar dan itu harus dipecat dan sesuai dengan mekanisme, ya nga
apa-apa , tapi kalau memang di plotisir maka mahasiswa harus mau
mempreser keputusan tersebut kepada birokrat.
HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
3 ( tiga )
Nama : USEP BADRUZAMAN
Alamat : SEKRETARIAT PKM BEM UNNES
JL. RAYA KAMPUS SEKARAN FIP UNNES Gunung
Pati.
Status : MAHASISWA/ KETUA BEM UNNES
Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004
Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya
politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri
Semarang ).
1. Lingkup Budaya Politik
a. Orientasi individu
1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?
Jawab : ya, menurut keterlibatan saya selama ini dalam politik kampus,
saya selalu menempatkan diri saya selalu berada di depan, selalau
berada di tengah selalau berada dibelakang, ketika saya di depan ya
harus didepan artinya memang itu menurut pemahaman sebagai
idealisme mahasiswa saya harus didepan maka saya harus didepan ,
suatu menurut saya sebagai mahasiswa, idesalismen mahasiswa ketika
saya di tengah maka saya akan ditengah, menurut saya sebagai
mahasiswa, idealismen mahasiswa dan pergerakan mahasiswa dalam
nilai dan moral ketika saya dibelakang maka saya akan dibelakang
artinya tidak terlalu banyak peran saya mungkin hanya sebagai peran
dibelakang layar, suatu saat kita di depan, ditengah dan di belakang.
2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?
Jawab : ya ada dua hal yang akan kita lakukan pertama kita
melaksanakan secara frontal ketika apa-apa yang dilaksanakan yang
berhubungan dengan politik tersebut berhubungan dengan kebijakan
ketika tidak bisa dilaksanakan kompromi artinya birokrat kampus
melaksanakan kebijakan tapi kebijakan itu tidak bisa dikompromikan
dengan kita maka melaksanakan secara frontal dengan pelaksanaan
cara demo jalanan tapi tidak tertutup kemungkinan mahasiswa adalah
orang ilmiah tetapi yang diutamakan dialaog, proses menemukan satu
dengan yang lainnya, proses menemukan jalan keluar secara ilmiah
dan diskusi tetapi kalau ngga ada itu kita lakukan secara frontal.
3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?
Jawab : saya melakukan penilaian terhadap politik di kampus meliahat
dari bebrapa segi pertama peguasa itu siapa, oh penguasanya itu
rector, kita mempunyai latar belakang , latar belakang apa, latar
belakangnya bergeraknya dimana, yang kedua dari birokrat sama, kita
akan melihat pembatu rector missal pembantu rector tiga , pembantu
rector tiga siapa dia , latar belakang siapa , asal muaranya siapa
biasanya kebijakan politik tidak akan jauh beda dari asal muaranya,
kita akan melihat dari mahasiswa , dimana kelompoknya gerakan
darimana dahulu itulah mahasiswa dimana mahasiswa kelompok besar
maka di situlah akan diwarnai kelompok yang besar semacam itu.
Ketika kita melihat peta politik kampus kita semuannya dimana saja
kita lihat oh UNNES itu petak politiknya seperti ini mulai dari
birokrat seperti ini , kampus seperti ini mahasiswa, serta
masyarakatnya, masyarakat kampus artinya masyarakat yang ditempati
itu masyarakat gunung pati, masyarakatnya seperti apa, politiknya
bagaimana . politik adalah seni meguasai atau mempertahankan
kekuasaan artinya politik identik dengan kekuasaan.
2. Kehidupan Politik
a. Sistem politik keseluruhan
1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES
dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?
Jawab : iya tidak terlalu banyak tahu , kalau dulu terbukti kalau memang
mingkin dikatakan politik golkar memang latar belakang golakr kareana
dulu semua penjabat dari
2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?
Jawab : kita akan membagi tiga bagian ,yang pertama kita melihat dari
penguasa pihak rektorat.sejarah di kampus UNNES bagaiman pun pihak
rektorat adalah orang orang itu harus netral,netral dari segala hal tapi
ternyata tidak bisa kecuali orang orang yang bisa sejarah politik di
kampus UNNES dulu itu katanya dulu UNNESitu sebelumnya ,sebelum
banyaknya ini UNNES itu masih IKKIP dulu ,itu rawan sekali ,saya
mendengar bahwa di UNNESitu sangat rawan mahasiswa itu dulu
terusdicegati,terus di todong ,terus di rampok atau di kompasir uang oleh
masyarakat sini .iya kebijakan yang dulu karena takut .mungkin
mahasiswa adalah dukungan ,pelindungan dari UNNES kebijaksanaan
dulu berkerja sama dengan orang orang kampung ini ,kerja sama ,orang
kampung sini dimasukan di UNNES tanpa melalui tes dan sebagainya
itu salah satu kerja sama nya atau juga banyak orang orang kampung
masuk UNNES itu jadi pegawai dan sebagainya .itu salah satu politik
kampus itu bagaimana memeperkuat kekuasaan dikampus UNNES
dengan cara itu tapi ternyata disana masih banyak kajangalan banyak
pencuriaan motor ,komputer secara politiknyabagaimana dulu dan arah
politiknya jelas berubah menjadi UNNES masih orde baru itu jelas itu
adalah salah satu partai besar bagi rezim ,setelah itu saya tahunya
sedikit dari pada ,emang ketika dulu dengan kondisi kebijakaan seperti
itu terkondisikan sehinga para masyarakat masa kampung juga terbagi
apalagi dangan adanya kost-kostan dan sebagainya . sekarang kondusif
tidak ada hal –hal semaacm itu walaupun humanisme mungkin juga
sering masuk .Padapelaksanaan yang kedua banyak kekurangan Karena
anak-anak orang kampung perlu di perhatikan saat ini , walaupun sama
rector ngak juga katanya mudah-mudahan sering di perhatikan lagi tapi
kalu secara poltik saya cendrung kelihatanya masih kesana terbukti kalu
mahasiswa bergerak masih ada keseriusan miaslkan takut UNNES
terceladsb dan kita harus tahu bahwa UNNESitu belum babas sebagai
UUES yang bener-bener punya wibawa Karena kita masih tunduk
dterhadap beberapa atiran dan kebijakan –kebijakan yang imposibel
yang saya tidak tahu dimana tapi kelihatanya kebijakan –kebijakan tidak
menutup pda kebijakan pendidikan tapi kelihatanya kebijakan politik
kelihatannya sehinga UNNES itu tidak akan berkembang kalau masih
melihat kebijakan poltik sat ini ,pembagian kekuasaan dsb ,wah sangat
sulit saya kalau nanti kebijakan –kebijakan pendidikan itu kalau
.sekarang oleh mahasiswa kita tahu pergerakan mahasiswa saat ini dulu
lebih banyak pada orang –oramg intra yang bergabung kalau mungkin
kebanyaakan orang HMI tapi dengan reformasi kampus UNNES
berkembang ada gerakan lain selain HMI ada KAMMIini mulai bergesr
ada intra ,ekstara belum masuk sehinga pola pemikiran politik lebih
canggih Karena bukan hanya berfikir masalah UNNES tetapi berfikir
masalah lainnya karena masalah pergerakan sehinga pada tahun-tahun
sekarang di pegang oleh orang –orang peergerakan orang –orang ekstra
sehinga lembaga ini dinamis yang kritis .dinamis karena gerakan di
pengaruhi oleh orang-orang yang pemikiran bagus masa politik
kebangasaan namun dikatakan kritis berbahaya kalu seandainya gerakan
politik terkontaminasi oleh kepentingan –kepentinagan ekstra itu yang di
hawatirkan tapi sekarang ini lembaga di kuasi oleh organsasi islam .
3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di
kampus ?sangat berpengaruh kalau kita membandingkan politik di
UNNES dengan politik selain di UNNES ketinggalan jauh, karena
manusia sangat tergantung terhadap lingkungan sama juga politik
tergantung sama lingkungan, lingkungan yang masih jauh dari
keramaian politik terkadang just one terhegemoni salah satu yang kuat
tapi kalau di kota tidak bisa karena sudah bebas dan rasional, mungkin
disisni irrasional masih kuat kalau di kampus kampus yang dekat kota
rasional .
4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan
keputusan politik di kampus ?
Jawab : jelas menurut saya, bahwa politik adalah kekuasaan, kalau kita
memahami bagaiman kebijakan politik dalam kekuasaan jelas bahwa
politik adalah mempertahankan kekuasaan. Sehingga kalau dikatakan
berpengaruh jelas sangat berpengaruh orang berkuasa akan
mempertahankan bagaimana dia akan berkuasa kembali, bagaiman
kebijakan-kebijakan politik itu mengarah agar dia berkuasa atau orang
kelompok berkuasa kembali.
5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : aturan kehidupan politik di kampus jelas bahwa kehidupan
politik di kampus kalau saya memahami bahwa politik kehidupan
kampus adalah politik yang di warnai oleh keadaan ilmiah dilandasi oleh
ilmiah dilandasi oleh bahasan bahsaan ilmiah artinya berpolitik sesuai
dengan nama kampus adalah lembaga inti sehingga kalau berfikir
jangan pakai dengkul tetapi dengan pakai otak. Pakai dengan rasional
jangan sampai dengkul yang bekerja. Salah satu dari orang orang
kampus ikut partai, ikut pada salah satu ormas jangan sampai kita
membawa nama label kampus untuk di jual pada masyarakat atau partai
tertentu karena kampus lembaga independen, etikanya adalah semuanya
boleh masuk partai tapi jangan samapai masuk partai dengan nama
identitas kita sebagai seorang unnes, kalau masuk boleh dengan
lembaganya, bem unnes partai ini , rektorat partai ini, ngga boleh tapi
kalau masih hanya ikut asalkan dengan ilmiah bukan dengan dengkul.
6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?
Jawab : wewenang politik kampus aturan aturan yang ada di kampus,
kode etik kampus sudah jelas , jadi wewenang politik kampus kita sesuai
dengan aturan-aturan lembaga politik kampus, mungkin sudah paham
semnua kode etik kampus , aturan-aturan seperti apa sehingga anda
paham yang jelas kalau kampus harus sesuai dengan system over budy
kita. Kecuali kita membahas wewenang saya di politik kampus
pegertianya bukan bagaimana saya memperjuangkan kampus unnes tapi
memeperjuangkan ormas saya, golongan saya wewenag politik sebagai
seorang ormas adalah saya menjalankan politik saya tidak memamaki
lembaga saya tetapi lemabaga saya sebagai pribadi saya kalau sebagai
mahasiswa bukan sebagai orang ketua lembaga semacam itu.
7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di
kampus ?
Jawab : negara sangat berpengarauh contoh orang kampus orang rasional
kalau misalkan negara kita . contoh investasi indosat yang cukup actual
dan sangat konsistik ini tidak akan diam kampus ini pasti kan bergerak
contoh mahasiwa bergerak karena tidak sesuai dengan menghancurkan
pemerintah tapi birokrat kampus adalah antek-antek pemerintah itu
sangat memepengarhi nanti mungkin BEMnya siapanya atau gerakannya
bikin trik-trik agaer bem hancur tidak bergerak biasa antek ini
mahasiswanya kacau gimana cara agar mahasiswa tidak kacau akhirnya
punya startegi lain yang berhubungan lagi.
b. Proses input
1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?
Jawab :saya menjalankan politik kampus saya harus membawa tiga
gerbong, gerbong pertama adalah gerbong lembaga kemahasiswaan
gerbong mahasiswa sebagai kekuasaan tertinggi di kampus yang ketiga
adalah birokrat kampus tiga gerbong ini kita gunakan untuk
pemasangan politik di kampus kalau seandainya di kampus ini ada hal
yang kita tidak kita ingingkan misalkan kebijakan kurang sesuai dengan
keinginan mahasiswa maka gunakan gerbong-gerbong, gunakan bem
sret, gunakan gerbong masa mahasiswa masudnya gunakan gerbong
pertama ini kita adakan proses kooperatif, proses diskusi dengan para
birokrat, ngga bisa gunakan yang kedua, bawa masaa mahasiswa ke
rektorat laksanakan demokrasi ngga berhasil juga cari birokrat kampus
yang kira-kira stuju dengan kita gabung sama kita masa tidak kuat,
masak kalah denga politik kalau itu terjadi salah satu cara untuk politik
kampus.
2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : saya mengamati kehidupan politik di kampus saya tetap
berpegang pada pilar demokrasi kampus salah satu diantaranya pilar
demokrasi di kampus adalah media, kedua lemabaga eksekutif, lemabag
legisalatif, kekempat lembaga peguasa atau birokrasinya , penguasanya
adalah presiden bemnya kira-kira pilar demokrasi lemabag
kemahasiswaan itu berjalan atau tidak . kalau berjalan proses politik
dikampus cukup dinamis , tapi kalau tidak berjalan , ya ini jadi bencana
kita harus jalani , itu cara mengamati gitu aja ngga usah sulit-sulit, kita
melihat rektorat di uunes, legislatifnya gimana, medianya dikekang
ngga kalau tidak dikekang bebas, terbuka ,bagus itu akan
mencerdasakan mahasiswa .
3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana
anda terlibat ?
Jawab : kalau saya mengatakan saya ikut partai politik sejauh saya
sebagai pribadi saya, saya harus ikut kalau saya adalah ornga politikus ,
orang yang harus berpolitik , sejauhmana saya berperan politik selama
ini peran saya selama ini hanya sebagai pendukung hanya sebagai
seorang promotor, kareana sesuai dengan kondisis saya sebagai orang
kebijakan publik dikampus ini tidak boleh orang publik memperlihatkan
bahwa saya dari partai ini , ini kacau dan selama ini saya sebagai
simpatik partai
4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di
kampus ? sebutkan dan jelaskan ?
Jawab : kelompok kepentingan itu pasti ada tidak bisa kita pungkiri
semua orang pasti memmpunyai kepentingan tapi kita lihat kepentingan
yang bagaimana kepentingan pribadi, kepentingan kelompok,
kepentingan secar keseluruhan orang itu banyak kepentingan tetapi kita
nngga , ini kepentingan siapa yang bermain , ini kepentingan umat atau
kepentingan hanya satu kelompok atau kepentinga pribadi, kita lihat
kebanyakan , ini ambil kepentingan pribadi, pingin apa, pinging
terkenal, dan ada lagi kepentinga ke dua , kepentinga kelompok saya
harus banyak uang hari ini , tapi kepentingan juga kepentingan umat
semau harus dilaksanakan, jelas tidak peranah ada penguasa tidak
punya kepentingan , kalau ngga punya kepentingan jangan berkuasa .
5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat
di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?
Jawab :sejauh memang apa adan, ya sangat perlu , efektifnya ya
dilaksanakan tapai tidak harus menutup kemungkinan bahwa alat
komunikasi harus dilaksanakan jangan sampai nga punya uang pakai
alat kaminikasi , artinya uang rakyat untuk membeli alat komunikasi
untuk melaksankan memang secar real butuh efektif tapi kalau tidak
punya kenapa pakai alat kominikasi dengan melaksanakan pertemuan,
kita mengadakan agenda –agenda yang perlu dan sebagainya, .
c. Proses out put
1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus
?
Jawab : menjalankan perundang undangan politik di kampus saya
batasi masalah mahasiswa, ketika saya menjadi presiden mahasiswa
saya menjalankan sesuai dengan apa yang dilaksanakan oleh konggres
mahasiswa unnes ketika saya dilantik saya laminating, saya ambil,
saya simpan di tempat saya , sumpah saya, saya suruh mengecek itu
sumapah sumpah itu agar kita melaksankan tidak melenceng dari
ketentuan, kedua undang-undang saya selalu membaca undang-undang
, mudah apa yang dilakukan tidak terlalu jauh dari undang undang.
Ketika menjlankan undang-undang tidak jauh dari undang undang
sehingga kita ketika melaksanakan lpj kita sudah siap karean kita
sudah banya argumen menyesuaikan kitab undang-undang. .
2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : : badan legislative dalam kehidupan politik di kampus ini cukup bagus,
sangat strategis, tapi kenyataanya badan mahasiswa ini tidak punya pamor, ini
saya mengamati beberapa dari dua-tiga tahun ini tidak ada kemampuan untuk
mengakui bahwa legislative, saat ini mahasiswa memandangnya eksekutive,
kerena apa ! karena orang-orang legislative tidak mau menjadikan dirinya
orang-orang eksekutive bahkan hanya lemah
3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : badan eksekutive tadi jelas, kebalikannya eksekutive dengan
organisasi legislative sebetulnya ya sama, peranannya adalah untuk
memberikan lembaga eksekutif mahasiswa eksekutive itu artinya
menjalankan perintah dari lesgilative, menjalankan perintah dari
konggres artinya kita legislative peranan di kampus sungguh luar
biasa, karena di kampus kita sebetulnya di kampus yang benar itu,
eksekutive kampus itu adalah yang menaungi mahasiswa jadi
mahasiswa ada apa, ada kejelekan, ada tindakan-tindakan yang tidak
sesuai kepada mahasiswa misalnya dizolimi dan sebagainya maka
eksekutive yang bergerak membela mahasiswa, maka itu salah satunya
jadi membela mahasiswa, yang kedua memaparkan mahasiswa, artinya
memberi pembelajaran kepada mahasiswa, karena eksekutif sebagai
ajang pembelajaran mahasiswa berpolitik di massa, agar mahasiswa
bisa menjadi seorang penguasa, karena siapa lagi besok bukan kita
yang menguasai, yang ketiga sebagai pemercepat atau mahasiswa unit
menjual nama baik UNNES dengan lembaga, karena kita harus sadar
bahwa kurikulum publik cukup besar, kelembagaan kemahasiswaan
harus bisa menghantarkan mahasiswa sejajar dengan ITB,sejajar
dengan UGM, kalau masalah pendidikan kita harus mengakui kita
belum sampai kesana, mudah mudahan sangat berakpreatif sekali
peranan lembaga eksekutive kampus besok sangat luar biasa, artinya
jangan di pegang dong politiknya mahasiswa agar mahasiswa bisa.
4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : badan peradilan dalam kehidupan politik sepamahaman saya
perananya cukup strategis, bagaimanapun peradilan seperti ini saya
kasih contoh kalau di kampus contohnya gugatan eksen popularis
yang dilaksanakan oleh indosat yang dilakukan oleh 135 (seratus tiga
puluh lima) tokoh yang dilaksanakan ke jaksaan hakim agung itu tidak
di gubris padahal kalau kita lihat data datanya itu luar biasa mosok
indosat di jual pada singapura , singapura itu siapa di belakangnya
vertex milik Israil kita semaunya seperti itu hanya dengan 65 (enam
puluh lima) triyun pada hal utang kita berapa 2125 (dua ribu seratus
dua puluh lima) triyun dengan dalih membayar utang itu tidak ada apa
apanya bahkan 3 (tiga) persenya dipotong yang entah di bawa oleh
siapa, ketika di gugat presesen tidak ada permasalahan atau tidak di
gubris sampai saat ini kita masih mengajukan naik banding artinya apa
di dalam politik itu peradilan sangat cukup penting jangan sampai,
itukan salah satunya inikan juga politik mereka berpolitik peranan
agar tetap dijual di kuasai itu hakimnya ini apa ya kuat walaupun
seolah olah tetep karena hakimnya di makan di kasih makan oleh
mereka.sehingga tetep aja mereka kuat kalah itu kebenaran, karena
peradilan ini di pakai politik
d. Diri sendiri
1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?
Jawab : saya mengunakan hak, ini dalam segi apa ! saya
mengunakan hak di kampus harus jelas ya saya harus seorang kampus
saya harus membangun sama sama kampus ke depan lebih baik yaitu
peran politik pertama saya mencari orang yang berkuasa saya harus
benar benar harus mencari orang orang yang benar benar bisa
membuat kampus ini baik, baik bagi mahasiswa bagi rektorat jadi saya
tidak akan pernah memilih, walaupun senat yang memilihnya, tapi bisa
peran politik kita mempengaruhinya ke sana bisa saja, memilih calon
yang baik yang bisa membawa UNNES ke depan lebih bagus, jadi itu
yang kita pilih, itu peranan yang bisa kita pilih, yang kedua ialah
memilih pemilu yang kedua ini atau saya sebagai mantan presiden,
berarti memberikan pengalaman .
2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?
Jawab : kewajiban politik di kampus tidak ada di saya ,saya
melaksanakan atau menegakan kebenaraan harus memberantas ke
mungkaraan walaupun itu di rasa berat
3. Pendidikan politik
a. Penyelengaraan.
1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi
aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?
Jawab : banyak bacaan yang harus di batasi yang pertama kita harus
baca sejarah perpolitikan bangsa, sejarah perjuangan, itu bagus sejarh
soekarno sejarah jendral sudirman sejarahnya siapalah sejarahnya cut
nyak dien misalkan, itu politik, kita bisa melihat atau budi utamo
misalnya jadi kita baca dahulu, jangan kita melihat serangannya,
kalau kita sudah menyatu, kita tahu sejarahnya, kita tahu
pergerakanya itu akan termotivasi kesana, kita coba lihat peran
spisifik untuk melihat beragam politik yang lain, misalnya perang
fasifik atau politik shun chu, misalkan adakan atau kita bagaimana
misalkan perang uni soviet atau pergerakan kontenporer yang harus
anda baca, banyak tuh baca-bacaan apa kebangkitan abad 2001dan
sebagainya atau selain itu sebagai seorang moderat tahu sedikit dari
SPPI ( sistem pendidik politik Indonesia) walaupun kita bukan dari
orang politik katakanlah kita baca SPPI misalkan, itu salah satu
bacaan yang lainnya banyak di internet ini banyak berita.kukira itu.
2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan
politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : publikasi massa penting, sangat penting jadi kalau seandainya
kita punya itu di kampus karena tidak ada publikasi massa ya ada
karena politik kita indetik dengan massa indetik dengan media, jadi
dua hal media dan massa, media berperan melalui pikiran massa
berperan melalui eksta parlementer langsung.
3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan
dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?
Jawab : saya mengatakan setuju media visual dan sangat besar
pengaruhnya media saat ini contoh misalkan sekarang apa banyak
pengaruhnya media visual contoh dulu audio apa sama audio
semacam macam pendengaran walaupun bung tomo bergerak tadi
ngak kelihatan bagi mahasiswa aksi ini memberikan semangat.
4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?
Jawab : semua terlibat mula mula dari linkungan, massa masyarakat,
kemudian obyek politik, misalkan kita mengatakan obyek politiknya
adalah mahasiswa, tapi bukan mahasiswa yang menjadi obyeknya,
melainkan yang menjalankannya adalah biokrat ,juga biokrat
menjalankanpendidikan kita,jangan salah politik menekan kita, itu
memberikan politik bagi kita, kalau kita berjiwa besar waktu itu bagus
sekali politik itu baik, pihak biokrat menekan kita itu bagus sekali
karena kita bisa kontak.
5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : Ya, menurut saya lembaga masyarakat harus terlibat dalam
penddikan politik bagaimanapun juga kedewasaan berpolitik ini
harsus ada pada masyarakat secara utuh.
6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan
pendidikan politik ? jelasakan ?
Jawab : ya lembaga masyarakat sangat terlibat, lembaga masyarakat di
sini, di kampus misalkan di sekaran misalkan lembaga karang taruna,
kelurahaan ataupun lembaga mayarakat lainnya seperti Nadulatul
Ulama sangat berperan dalam pendidikan kampus artinya pendidikan
politik kit lihat kodisi lingkungan seperti ini atau lingkunganya keras
kita akan berfikir-fikir harus melaksanakannya atau sebaliknya itu
salah satu cara berpolitik, cara mempertahankan kekuasaan kita harus
tahu kuncinya salah satu peranan mereka .
7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : ya jelas sekali lembaga formal dan non formal terutama di
kampus,misalnya lembaga formal adalah Universitas Negeri
Semarang ,membentuk karakteristik mahasiswa .lembaga non formal
contohnya pondok persantren ,UKMdi masyarakat itu sangat
membantu. Contoh misalkan saya jelaskan lembaga formal ini
lembaga formal seperti apa ! lembaga formal itu mahasiswa mampu
menilai sejauh mana,memberikan in put materi tentng masa politik di
lembaga kemahasiswaan dimana mahasiswa harus bergerak di sana
,meminit, mencoba berusaha mengaktualisasikan,membaca,
berinteraksi, dan segala tindakan-tindakannya terjun, lembaga non
formal kita lihat misalkan contohnya beda antara siswa di persantren
dengan yang tidak atau mahasiswa yang ikut pergerakan mahasiswa di
KAMMI dengan mahasiswa yang tidak ikut itu perilaku politiknya
berbeda .
b. Pertemuan kepentingan
1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?
Jawab : saya melihat saat ini kehidupan di kampus saya melihatnya
secara jujur saya harus obyektif saya melihatnya tidak begitu
dinamis,kelihatan kegiatan atau kiprah politik di kampus parameter
dinamis itu apa! parameter dinamis adalah ada kawan dan lawan
ketika kawan dan lawan berperan masing-masiang ,kawan itu
berfungsi sama sama kedua-duanya berfungsi kawan dengan lawan
misalkan kawan sebagai pengusaha,pengusaha yang baik sedangkan
lawan berperan sebagai lawan yang baik jika itu dilaksanakan dengan
dewasa itu akan membuat suatu organisasi politik yang akan
memojokan orang-orang mempunyai kemapuan politik yang lebih
kalau cuma satu nanti kemampuannya sulit nanti kaget kalau
bergerakdi masyarakat,di mayarakat ada dua yaitu lawan dan kawan.
2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di
kampus ?
Jawab : kalau saya mempunyai kepentingan di kampus ini
kepentingan pribadi saya atau kepentingan kelompok, saya biasanya
kepentingan pribadi saya !saya menyampai kepentingan pribadi
biasanya kepentingan pribadi saya tidak terluput dari kepentingan
bersama-sama, mudah-mudahan juga kepentingan mahasiswa
,kalaupun saya menyampaikan biasanya kepentingan pribadi saya
adalah kuliah, saya sampaikan ya kuliah kalau kepentingan kelompok
saya menengah, saya secara rasional dan diterima oleh semua, semua
masyarakat, semua lembaga, semua temen-teman saya apa lagi itu
untuk kepentingan umat jelas kita menyampaikan rasional apapun
kepentingan kita sampaikan secara rasional itu pun sesuai dengan
tujuan, biasanya sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.
3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di
kampus ?
Jawab : pengembangan politik saya mempunyai berbagai gagasan
pertama yang saya sampaikan tolonglah kampus ini di beri satu
kebebasan , bem itu eksekutif body artinya satu lemabag yang bebas
dari incara atau intruksi dari rektorat , artintya eksekutif body , badan
tersendiri artinya berhak untuk mengataur . bolehlah kalau dengan
rektorat dengan koordinasi artinya biarakan bem tumbuh dengan
sendirinya, kedua mahsiawanya , di unnes ini realita mahasiswanya
sulit reliata apatis terhadapa politik padaha siapa lagi yang yang
membangun manusia, mereka cenderung mereka sulit untuk politik,
lebih baik kita kuliah , bagaimana caranya , saya mangharapakan
forum diskusi dilaksanaka bukan hanya bem tetapi lembaga
kampusnya, misalkan unnes mempunyai labotorium politik , diskusi
penegembangan politik, dan lemabag politik bagaimana kita bisa
politik , dilaboratorium politik ini sehingga mahasiswa belajar bebas
berbicara, forum diskusi antara mahasiswa dengan ahli akdemik,
pakar politik seperti doktor, profersor, kumpul dengan mahasiswa
sehingga menemukan sebuah teori, mennemikan sebuah asumsi,
menemukan sebuah kesimpulan, sehainga mendapatkan hasil prakarsa
, bagus sekali itu.
c. Agresi kepentingan
1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik
kampus atau relita politik saat ini ?
Jawab : itu saya katakan aspirasi masing kurang tapi melihat
perkembangan zaman melihat perkembangan unnes sangat ini mau
menjadi kota apalagi digabung dengan srondol akan bagus tuh
berkembang tetapi relaita saat ini masih kurang contoh misalakan
pemilihan presiden dari enam belas ribu mahasiswa hanya berapa tiga
ribu lima ratus atau emapat ribu mahasiswa , itu tanda aspiarsi masih
kurang, atau contoh saat ini kondisi negara indonesia jelek yang demo
berapa hanya lima puluh sampai seratus mahasiswa artinya peranan
aspirasi politik masih rendah .
2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus
sekarang ini ?
Jawab : kehidupan kampus sekarang ini saya katakan masih relaitif
normal tidak ada haal yang menonjol menuju satu kepentingan politik
dan wajar-wajar saja.
3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah
mulai terjadi ? jelaskan ?
Jawab : kesadarannya dikatakan mulai ya sudah mulai tetapi belum
berkembang, kareana mulai tumbuh , unnes mulai bergerak , mulai
berbicara disana ada koalisi kebangsaan , disanalah politik akan
tumbuh , suatu kesadaran politik ada dan kalau dipupuk agar
berpolitik menjadi bagus.
d. Seleksi kepemimpinan
1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran
tentang politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : Menurut saya seorang pemimipin harus dan wajib memilki
kesadaran tentang politik , bagaimanapun juga pemimpin itu
merupakan contoh bagi semuannya ketika pemimpin memilki
kesadaran politik anak buah pun akan ikut.
2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan
oleh seorang pemimpin ?
Jawab : kebulatan tekad yang harus dipunyai seorang pemimpin
adalah tadi seorang pemimpin adalah orang harus bisa menegakan
mungkin sekali lagi ya negara dan keadilan, kalau seorang pemimpin
sudah bisa membuat tekad selain itu, tiga jangan mengungkit ulama
silakan turun dengan sendirinya pegangannya ini adalah keadilan dan
tanggung jawab itu adalah amanah di masyarakat, amanah mahasiswa
yang jelas seorang pemimpin itu bukan dia pingin tapi dipilih itu yang
harus kita perhatikan kenapa harus ada pemilihan karena pemimpin
pingin di pilih bukan di inginkan.
3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang
diharapkan ?
Jawab : seorang pemimpin harus mempunyai ketetapan jiwa yang
satria, tegas, tegar, dan idealis. Kalau kita seorang pemimpin tidak
idealis, jelas sekali banyak godaanya, luar biasa itu, uang-uang itu
wah-wah itu banyak sekali, kalau kita tidak idealis kedudukan kita
banyak.
4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ?
Jawab : keyakinan yang sesuai dengan agama, keyakinan yang sesuai
dengan hati nurani, kalau dilandasi akidah, dilandasi agama, dilandasi
keyakinan-keyakinan maka insyak Allah dia mampu melaksanakan
kepemimpin karena dalam agama itu di atur bagaimana dia
memimpin, keyakinan jelas itulah yang sesuai dengan agama masing
masing.
5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan
tugasnya ?
Jawab : ya, seorang pemimpin juga memang dituntut kreatif, tapi
bukan berarti seorang pemimpin itu, yang tidak kreatif tidak boleh
menjadi pemimpin, asalkan dia mampu memahami orang,
memenejemen orang, orang orang kreatif cukup di bawahnya itu bisa
kita sepakati.
6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun
kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?
Jawab : man bagi dakwa, bukan keberanian memikul resiko memikul
tanggung jawab, sebelum kita menghitung-hitung terlebih dahulu,
menganalisis terlebih dahulu, apa kelebihannya, apa kekuranganya
apa akibatnya yang terjadi, pertimbangannya itu jelas itu keberanian.
jangan keberanian yang ngak-ngak seperti anak TK
e. Komunikasi politik
1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang
politik di kampus ?
Jawab : dia mendapatkan informasi politik kampus itu, dia
mendapatkan dari banyak sumber karena mahasiswa itu bukan orang
buta, orang yang goib, dia bisa melihat, dia bisa mendengar, dia bisa
mendapatkan informasi politik dari apa yang dia lihat, dia dengar itu.
2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di
kampus ?
Jawab : kita menjalankan politik ada dua hal kita lakukan secara
lembaga, kedua kita melakukan secara pribadi, secara lembaga, kita
punya lembaga yang bisa kita gunakan merefedum misalnya BEM itu
kita gunakan kembali, kita gunakan merefedum masalahya mahasiwa
secara keseluruhan itu boleh ikut politik atau tidak, yang kedua adalah
pribadi kita ,kita bisa dengan membuka wacana, melaksanakan diskusi
itu, diskusi di situ dengan melaksanakanya kita menarik respon, satu
orang kita sadarkan, dua orang kita sadarkan akhirnya banyak orang
yang kita sadarkan semacam itulah.
3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan
kegiatan politik di kampus ?
Jawab : partisipasi yang paling dominan pada mahasiwa adalah dia
belajar untuk menjadi seorang politikus itu yang paling bagus, jadi
bukan menjadi seorang politikus tetapi dia belajar dari seorang
politikus artinya dia masanya lebih banyak belajar itu pada warga,
besok siapa lagi yang mendata selama ini mahasiswa bukan sebagai
pelaku politikdan hanya sebagai pelaku belajar
4. Organisasi
a. Hubungan atau keterkaitan
1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan
mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?
Jawab : melihat hubungan antara keterkaitan mahasiswa dengan
lembaga langsung itu antara dua mata uang artinya lembaga
kemahasiswaan satu mata uang dan satu lagi adalah mahasiswanya
adalah tidak bisa dipisahkan ,kalau tidak ada mahasiswamaka tidak
ada lembaga kemahasiswaanya satu hal yang tumpul mahasiswa tidak
bisa walaupun tidak semua mahasiswa berpartisipasi politik, tapi
sebetulnya partisipasi politik adalah pasif juga berpartisipasi.
2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di
kampus ? jelaskan ?
Jawab : yang terkait dalam kelembagaan politik di kampus yang
pertama lembaga kemahasiswaan, kira-kira demokrasi di kampuslah
,media kelembagaankemahasiswaan legislative,eksekutive dan UKM
,dan terus juga yang lain biokrasi kampus, juga dosen ,dan juga warga
masyarakat di depan kampus
3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik
di kampus ?
Jawab : hubungan lembaga intra dan ekstra, saya mengatakan intra
dan ekstra di sini hubungannya timbal balik kalau menurut saya kalau
saat ini saya katakan ekstra memberikan orang-orang atau kader-kader
yang besar ,karena otomatis berterima kasih juga ke ekstra, ekstra bisa
membangun orang-orang atau tokoh-tokoh politik dari kampus timbal
baliknya begini ekstra memberikan kadernya di kampus otomatis
sebalikannya dari kampus adalah bagaimana kampus membiarkan,
tidak merasa melarang ekstra, untuk juga memperkerut orang orang
kampus masuk kesini, itu timbal baliknya kita tidak melarang lembaga
ekstra.
4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap
rektorat ?
Jawab : hubungan lembaga mahasiswa sejauh ini kalau menurut saya,
kita hanya hubungan koordinatif jadi kita sadari kita bahwa kita
lembaga mahasiswa dengan rektorat sama hubungannya, oh tidah
lebih tinggi rektorat,jadi kita sama, misalkan mahasiswa dengan
rektorat samalah hubungannya,ya samalah dengan teman proses
koordinasi bukan sebagai anak dan bapak, atau guru dan murid, tetapi
lembaga sama, yaitu sama-sama berhak mengkritik
5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap
pihak dekanat ?
Jawab : Begitu juga hubungan lembaga kemahasiswa intra di bem
terhadap dekanat, mahasiswa memberikan usul dan saran dari
asapirasi mahasiswa terkait sarana dan prassarana, lembaga
kemahasiswaan ,akademiik dan lainya .
5. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun
kayawan Universitas ?
Jawab : hubungan mahasiswa saat ini saya melihat mungkin beberapa
sekian persennya itu sangat bagus sekali persennya tapi sebeberapa
persennya lagi yang besarnya misalkan dua persenya baik tetapi
selebihnya itu kelihatannya kurang bagus kelihatannya dosennya juga
tidak memberikan asperative terhadap apa yang bisa aktivis kampus
karena aktivis kampus memang tidak bisa menjadi suri teladan,
bolosan terus tapi tidak ngak pinter kayak sama seperti saya, lainya
ngak baik jadi suri teladan, ya oke-lah dosen itu merasakan
terhinakan, merasa dilecehkan oleh aktivis .
b. Burgaining ( posisi tawar )
1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di
kampus ?
Jawab :posisi tawar mahasiswa terhadap mahasiswa kita adalah
mahasiswa aktif mahasiswa adalah mahasiswa ada posisi tawarnya
saya katakan tidak ada posisi tawar mahasiswa ,mahaiswa itu sama
lah kita tidak punya prsi tawar sam –sanmalah gitu bagaimanapun
aktivis harus berterimakasih pada non aktivis karena tingkatan aktivis
ada yang tidak aktivis tidak punya porsi tawar .
2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di
kampus ?
Jawab : nah pada lembaga ini lembaga kampus misalkan mahasiswa
ini saya sempitkan dengan borokrat posisi tawearnya cukup bagus
misalkan bagaimana kondisinya kalau ada kebijakan-kebijakan ya dari
lembaga yang kurang bermanfaat atau kurang bersebrangan dengan
keinginan mahasiswa aktivis akan bergerak dan posisi tawarnya
tinggi kalau dulu pernah banyak aktivis di culik ,dan ditawari mau jadi
dosen ngak kan lumayan itu
3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )
mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?
Jawab : persiden itu takut pada mahasiswa tapi mahasiwa takut pada
dosen, dosen takut pada rector,rector takut pada presiden ,seperti
lingkaran setan ,posisi tawar mahaiswa sebagai oposisi abadi
kalaumau ditawar degan uang, oh banyak sekali uang yang akan
keluar mahaiswa aktivis yang gadungan –gadunga n dan opertinis
mudah –mudahan tidak ada mahasiswa yang begitu.
4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?
Jawab : Posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik
adalah sebagai akses untuk menjalankan sebuah konspirasi politik
dalam mnegembangkan maupun menyalurkan aspirasi rakyat.
Mempunyai askses yang kuat dalam menjalankan sebuah politik
sehingga mahasiswa dapat mengkontrol partai politik untuk tidak
menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri.
5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi
masyarakat ?
Jawab : posisi tawar masyarakat , mahasiswa akan terjun ke
masyarakat dikatakan posisi tawarnya bahwa mahasisiwa cikal bakal
organisasi masyarakat kalau organisasi mahasiswanya terbisa dengan
kkn ,kolusi ,nepotisme masuk msyarakat jadi seperti itu banyak
masyarakat kkn dan nepotisme jangan salahkan masyarakat .
c. Kontrol sosial
1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat
yang luas dan majemuk ?
Jawab : kita mengontrol masyarakat yang majemuk dan luas kita
melihat dengan cara yang pertama kita lihat pada kebijakan, apakah
kebijakan pemerintah sesuai ngak dengan masyarakat sehinga
peranan kita membela masyarakat kita mengonrolnya kesan aja
sehinga kita membela masyarakat dari kezaliman penguasa ,kedua
kita melihat kondisi masyarakat seperti apa secara majemuk kita
sudah mempuyai lembaga komunikasi kita punya lsm sebagi kontrol
masyarakat .
2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?
Jawab : masyarakat harus di kontrol, saya mengatakan bahwa
masyarakat perlu dikontrol karena masyarakat bagian dari kita, kita
berada di sini karena masyarakat contoh misalkan karena pajak-pajak
dilakukan oleh petani, pajak-pajak oleh pedagang, pajak-pajak oleh
desa, pajak-pajak oleh ojek, pajak-pajak oleh orang-orang pegawai
negeri, kita bisa sekolah,kita punya pengetahuan lebih, jelas kita
punya tanggung jawab besar dalam masyarakat
d. Pengabdi dan pelayan masyarakat
1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai
pengabdi dan pelayan masyarakat ?
Jawab : : kita sebagai pengabdi sekali lagi kita mahasiswa ada disini,
bukan karena kemampuan kita jelas ini walaupun orang tua kita kaya
jelas kontribusinya adalah masyarakat dari mulai dari anak jalan
masyarakat petani, pengusaha semuanya punya peranan karena semua
membayar pajak salah satu pengabdianyaatau caranya kita mengabdi
pada masyarakat itu kewajiban kita
2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani
masyarakat ?
Jawab : mengabdi dan melayani masyarakat sebagai mahasiswa saat
ini kita adalah selalu memberikan sebagai pengayom atau sebagai
kepanjang tangan dari masyarakat bila melihat masyarakat kesakitan
kita ikut kalau kita terjun ke masyarakat kita langsung saja terjun,
sebagai mahasiswa ya adalah panjang tangan
5. Dimensi gerakan
a. Angkatan muda
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik
bernegara ? jelaskan ?
Jawab : angkatan muda diakatakan sebagai angkatan muda karena
umur kita masih muda yang kedua pengalaman masih muda ketiga
orang muda diindentikan dengan idealis angkatan muda dengan
angkatan idelis yakni sama di masyarakat katakanlah angkatan muda
adalah angkatan yang diharapkan sebetulnya angkatan yang
sebetulnya diharapkan oleh generasi penerus walaupun dia udah tua
tetapi sepertinya dia punya harapan dia tetap muda itu jadi angkatan
muda karena masih punya harapan
2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian
politik negara ?
Jawab : salah satu yang dilakukan kita sebagai mahasiswa adalah
belajar, persiapan, selalu membiasakan diri bersih di berkondisi
secara bersih sesuai dengan koridor yang ada ya rapi, bersih, tidak
kolusi , tidak korupsi, tidak nepotisme dan sebagainya. diusahakan
walaupun itu banyak sekali cenderung-cenderung ke sana tadi di
biasakan sehingga kita menjadi angkatan muda yang benar .
b. Angkatan intelektual
1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : angkatan intelektual pengertian dari intelektual itu apa ? kita
mengunakan akal pikiran kita ya karena mahasiswa adalah selalu
mengunakan akal pikiran maka dikatakan orang-orang intelektual
adalah orang-orang yang berfikir bukan orang-orang berperasaan tapi
yang berfikir
2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual
dalam perjalan politik sebuah negara?
Jawab : sebagai orang intelektual yang diharap oleh kita adalah yang
pertama kita sangat diharap politik ini politik yang berawal dari hati
nurani artinya politik yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat kita tahu bahwa saat ini politik di Indonesia masih
berkepentingan golongan atau biokrat atau kepentingan salah satu
politiknya atau masyarakatnya saya mengatakan kedua-duanya bisa
politiknya yang memberikan kebebasaanatau memberikan kemudahan
kepada pelaku politik untuk berbuat zolim yang kedua orangnya
orang ya tidak bermoral sehingga harapan dari generasi kita kedepan
politik berbasis kepada intelektual dan moral, berbasis pada moralitas
hati nurani sehingga kita berpolitik membegingin masyarakat ketika
kita bisa kita bisa berbicara kemakmuran rakyat ketika kita bersama-
sama politik kita bisa berbicara masalah keadilan ketika kita bisa
bersama-sama politik kita bisa berbicara masalah penegakan hukum
ketika kita bisa kita bisa berbicara masalah bagaimana rakyat
Indonesia berada atau punya kekuatan,wibawa di hadapan negara itu
yang harus kita bicarakan bukan yang dibicarakan adalah kasus
korupsi lagi aduh gimana nih wah di Indonesia seperti itu sulit
6. Karateristik gerakan
a. Spontanitas
1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas
dalam kegiatan politik ?
Jawab : gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas ya karena memang
spotanitas ya hanya berapa umurnya mahasiswa di masyarakat
kampus paling cuma 4 (empat) tahun paling banyak 5 (lima) tahun
jadi spontan, gerakannya spontan karena tidak terstruktur tapi gerakan
mahasiswa adalah gerakan yang intinya minoritas kreatif dan dia
selalu bergejolak seperti itu seorang minoritas tidak akan pernah
berubah menjadi gerakan yang statis jadi ya spontan terus tapi karena
spontan ini gerakan mahasiswa gerakan yang bermoral, mempunyai
nilai, tidak ada unsur-unsur apa
2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat
spontanitas dalam kehidupan politik ?
Jawab : ada beberapa aktivis yang memang melakukan kegiatan
seperti spontanitas itu sebagai wujud dari kepedulian aktivis terhadap
kehidupan berpolitik dan idealisme mahasiswa .
b. Non structural
1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non
structural dalam kehidupan politik ?
Jawab : gerakan non structural adalah gerakan yang tidak sesuai
dengan sistem atau tidak mengarah pada sistem negara artinya
gerakan yang tidak akan pernah berhubungan dengan negara gerakan
yang tidak berada di salah satu pihak atau dikatakan gerakan berserak
atau gerakan parlementer atau gerakan jalanan itu misalnya dikatakan
gerakan non structural kalau gerakan structural mungkin gerakan
romen gerakan yang sudah kita gerakan yang sudah ada di
masyarakat .
c. Bukan agen politik diluar kampus
1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen
politik diluar kampus ?
Jawab : mahasiswa dengan karekteristiknya dengan agen sosial of
cahange yang disandangnya tentu mahasiswa harus bisa
memposisikan dengan baik yaitu dengan cara bertindak secara
professional, sebagai mahasiswa yang baik tentunya melihat partai
politik, melihat politik yang ada sekarang ini harus segera diawasi
dan di kontrol oleh mahasiswa sehingga bukan agen politik di luar
kampus.
d. Memiliki jaringan yang luas
1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam
berpolitik ?
Jawab : menurut saya jaringan yang dibangun oleh mahasiswa dalam
politik itu merupakan sesuatu yang wajar dan positif karena
bagaimanapun juga politik harus bisa memebuka jaringan.
2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan
mahasiswa yang begitu luas ?
jawab : pengelolaan jaringan gerakan mahasiswa yang begitu luas kita
selalu mengadakan beberapa pertemuan ada pertemuan BEM SI( S
Indonesia ) ada pertemuan BEM sejateng ,membangun sebuah gerakan
atau gerakan kordinasi lewat aksi masyarakat serempak atau aksi
parsial kita lakukan tiap-tiap wilayah kita melakukan itu dengan proses
kita punya beberapa kordinator wilayah misalkan contoh se Indonesia
memiliki koordinator kegiatan koordinator wilayah jogya koordinator
wilayahsumatra itu kita lakukan kita punya kontaknya.
7. Kekuatan gerakan mahasiswa
a. Kemampuan perubahan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : kemampuan perubahan yang dimiliki mahasiswa sebetulnya
mahasiswa ‘annas mustakim ’ adalah generasi perubah
kemampuanyaluar biasa dahsyat sukarno jatuh karena siapa,
mahasiswa .yang mengangkat dulu suharto karena siapa,
mahasiswa.yang meruntukan siapa mahasiswa yang
menyebabkangusdur naik siapa mahasiswa yang menurukan gusdur
siapa mahasiswa itu perubahan yang mengoncang-gancingkan
megawati siapa mahasiswa
2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : kemampuan perubahan yang membawa baik artinya perubahan
yang konstruktif ya memang selama ini yang kita nilai perubahan-
perubahan mahasiswa tidak konstruktif karena memang tidak ada jalan
yang lain jadi di hancurin aja ya gitu diturunin walaupun menurut
banyak ahli dikatakan bahwa di Indonesia itu di awal dengan sengsara
dan diakhiri dengan sengsara ynag sengasara itu siapa mahasiswaitu
yang harus dipikir memang harus seperti ini terus karena belum ada
pemimpin yang baik.
b. Mengkritisi aspirasi
1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?
Jawab : salah satu cara untuk mengkritisi aspirasi terhadap politik
kampus saya mengatakan bagaimana sih aspirasi itu bisa masuk atau
ngak kalu ngak berati aspirasi itu ngak sampai kita punya lembaga
aspirasi sampaikan ngak masuk buat kita atau itu tidak jalan ya itu
salah satu cara mengkrtisinya atau yang kedua cara mengkritisi
kampus sejauh mana aspirasi-aspirasi yang dilakukan di kampus
berperan berperan dalam perubahan, berperan kebijakan, kalau tidak
punya kebijakan bagi kita tidak punya padahal tadi diabaikan .
2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan
politik di kampus ?
jawab : mengkritisi aspirasi yang kira-kira aspirasi itu sesuai, sesuai
dengan tuntutan perubahan pada kebaikan atau mengkritisi aspirasi
yang menghancurkan yang akan menghancurkan tatanan tatanan
idealisme kita sebagai mahasiswa.
c. Sosialisasi pers
1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik
kepada mahasiswa ?
Jawab : sosialisasi press memang sangat efektif dalam kehidupan
politik kita jadi sekali lagi itu pilar demokrasi jadi saya katakan
sosialisasinya harus disosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat
atau mahasiswa salah satu pencerdasan masyarakat atau pencerdasan
mahasiswa adalah dengan media-media demokrasi.
2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan
kehidupan politik di kampus ?
Jawab : sangat efektif sekali, di kampus ini sekarang mulai bagus dan
sangat efektif dalam pengembangan politik kampus.
d. Gerakan rakyat
1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : karena sekali lagi mahasiswa adalah rakyat, siapa yang tidak
mengatakan mahasiswa itu bukan rakyat, mahasiswa itu rakyat, anak
rakyat, bagian dari rakyat.
e. Dampak perubahan
1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh
mahasiswa dalam kehidupan politik ?
Jawab : mahasiswa itu seperti air, air itu akan bergejolak terus bila
tidak bertemu dengan muara . muara itu tenang , kalau masih
bergejolak berarti belum ketemu dengan muaranya, kalau saat ini
masih bergerak terus menerus berati belum ada perubahan yang
signifikan, mahasiswa back to campus seandainya kita telah
menemukan muara , bahwa indonesia di pimpin orang – orang yang
baik, orang yang tidak zolim maka mahasiswa akan kembali
kekampus dan akan tenang kembali.
2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan
politik di kampus ?
Jawab : jelas, dampak perubahan akan mempegaruhi kinerja kita ,
politik kita sesuai dengan politik indonesia sesuai dengan hati nurani,
kita ngga usah pikir masalah nepotieme, penegakan hukum, tapi
bagaimana kita mnesejahterahkan rakyat, bagaiman indonesia
berwibawa dengan negara lain..
f. Pengelolaan gerakan
1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan
politik di kampus ?
Jawab : satu hal yang harus diperhatikan politik itu mo by mahasiswa
itu mo by bergerak terus menerus ,kita tidak pernah bisa menentukan
kapan masih setatis gerakaannya pegembangan berpolitik harus
berlandaskan pada sifat mahasiswa yang mo by sifat mahasiswa yang
kritis okelah pengelolaan yang dilakukanoleh mahasiswa adalah sesuai
dengan hal tersebut berarti yang melakukan kejanggalan misalkan kita
membuat gerakan politik atau misalkan lembagayang sifatnya tidak
strategis hanya mencetak saja karena kita biasanya pengelolan seperti
itu tidak bisa seperti itu
g. Penghubung rakyat
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : kerana hati nurani mahasiswa tidak pernah mengatas namakan
kepentingan mahasiswa ,pastilah atas kepentingan rakyat dan mereka
digerakan atas kepentingan rakyat biasanya seperti itu ,contoh semua yang
dilakukan oleh mahasiswa gerakan gerakan esklusif mahasiswa karena ada satu
hal ada satu kejanggalan ,adasatu kezaliman , kelalaian yang dilakukan oleh
masyarakat
2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat
dalam kehidupan berpolitik ?
Jawab : rakyat sejahtera ,rakyat menikmati kemerdekaanya ,rakyat menikmati
kekayaanya,rakyat menikmati bumi pertiwi ,itu yang menjadi kalangan
mahasiswa,satu saja saat ini rakyat tidak menikmati semua itu .karena ini
manipulasi ,dibohongi kalangan penguasa ,oleh orang orang yang saat ini
masih mencokol dan menjadi indonesia .
8. Faktor birokrat kampus
a. Memperketat absensi
1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi
terhambat ? Jawab : tidak terhambat ,ah tidak terhambat ,silakan saja
memperketat absensi .karena kita bergerak sesuai dengan gerakan kita
,sesuai dengan taimer kita,ataupokoknya kuliah ya kuliah,pokoknya
bergerak ya bergerak ,tapi kita punya profitas lebih ,ketika memang
rakyat butuh apa kita bisa mengangsumsikan ,mengapa kita takut
denngan hal ini kalau kita sudah bergerak ya bergerak ,kalau kita
sudah punya jiwa ,punya tanggung jawab ,punya amanat untuk
bergerak tidak apa apa kita bergerak karena untuk bergerak ,karena
apa.,nantinya nilai bisa diulang tapi tanggung jawab itu tidak bisa
diulang ,jelas semacam itu..
2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?
Jawab :cara saya mengantisipasinya ,saya selalu melakukan sesuatu
itu nomer satu kuliah nomer satu ,organisasi nomer satu artinya
kalaudi kuliah kita tidak berfikir organisasi kuliah ya kuliah walaupun
misalkan dikatakan nomer satu itu bukan berarti selalu kita harus absen
terus ,datang ngak sesuatu ketika datang kita harus benar benar nih
serius kuliahnya kita bisa bener bener mengejar bisa mengejar temen
temen yang pernah kuliah yang dikatakan saat ini begitu menurut
pengamatan saya ,kita tidak usah berfikir belajar saya tidak berfikirh
dan hanya belajar secara maksimal.
b. Merepresi nilai
1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa
?
Jawab : saya selala ini tidak menemukan kalau nilai jelek itu kesalahn
kita sebagai akativis yang malesan sehingga hasilnya jelek ya, terima
aja, saya tidak mau ketika aktivis untuk minta di perbaiki, nilai jelek
ya jelek udah terima aja. Dan insyaallah tidak ada mahasiswa seperti
itu.
2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?
jawab : sebagai mahasiswa, mahasiswa itu bukan mencari nilai tetapi
mnecari ilmu mencarai visi hidup, kalau ada seperti tanya dosesn buat
apa, dikuliah itu ada tiga yaitu cari nilai, cari ilmu, yang satu ngga
tahulah. Kalau dalam cari represi nilai tunujakn kalau kita bagaus,
kalau bisa menjukan bagus , nilanya jelek kita bisa tuntutan , mudah
sekali.
c. Membuat perjanjian
1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?
Jawab : kotrak kuliah tidak juga menurut saya, karena sekalai lagi
gerakan kita kalau di kampus masih gerakan pelajar bukan pelaku
politik tapi gerakan pelajar , anrtinya kontak kampus sampai bebrapa
tahun tidak masalah..
2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?
Jawab : ya , bagaimana pinter-peintenya membuat strategi .
d. Merepsesi psikologi
1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam politik
kampus ? dengan menggunakan tekanan tekana yang bisa membuat
mahasiswa malas untuk megikuti kuliah seperti tugas- tugas yang sulit
dan mencari bahan yang belum ada dalam mata kuliah tersebut.
2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?
Jawab : eh, ingat bahwa mahasiswa itu harus kuat dalam
mengahadapi segala hal terutama cobaan dalam bidang pembelaran
karena itu merupakan pelajaran hidup untuk lebih giat dan maju.
e. Pemecatan status
1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang
melanggar peraturan kampus ?
Jawab : selama saya belajar di unnes , saya belum pernah melihat hal
tersebut.
2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?
Jawab : ditinjau dulu baru diputuskan dalam menagani hal tersebut
tetapi kalu sepihak maka saya akan membantu dalam proses
pemebelaan terhadap mahasiswa tersebut..
HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Empat ( dua )
Nama : SISWANTO
Alamat : SEKRETARIAT GMNI I UNNES
JL. RAYA SEKARAN Gunung Pati SMG.
Status : MAHASISWA/ KADEP SOSPOL
Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004
Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya
politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri
Semarang ).
1. Lingkup Budaya Politik
a. Orientasi individu
1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?
Jawab : keterlibatan saya dibidang poltik ya baru diorganisasi GMNI
atau GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA unnes
yang mana telah memebrikan saya kesempatan berpolitik dengan
rakyat untuk memeperjuangkan nasib rakyat sebagai tujuan dari
organisasi yang saya geluti saat ini. GMNI merupakan wadah bagai
mahasiswa untuk meejalankan kegiatan politik dalam rangka
membagaun masayarakat Indonesia yang sejahatera, adil dan makmur.
2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?
Jawab : saya melakukan penolakan politik dikampus apabila ada hala
yang tidak sesuai dengan realita politik yang terjadi dilapangan
misanya kebijakan –kebijakan yang merugikan mahasiswa dan
peraturan-peratauran yang mengahabat mahasiswa dalam
mengekpresikan kegiatan politik secara bebas dan mengkritisi
kebijakan –kebijakan yang tidak memihak mahsiswa.
3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?
Jawab : saya melakukan penilaian politik di kampus disesuaikan
dengan darai mana sudut pandang yang kita ambil yaitu pertama dari
sudut pandang birokrat kampus dimana sekarang ini birokrat kampus
memiliki tugas dan fungsi politik sebagai penyelenggara dan
pendidikan politik bagi mahasiswa tetapi hal tersebut masih minim
dilakukan di kampus, dan kedua dari sudut pandang mahasiswa kalau
saya lihat sekarang ini mahasiswa unnes sangatlah kurang
berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik hal ini terlihat dari
keikutsertaan mahasiswa dalam pemelihan presiden mahasiswa
dikapus dan kurangnya minat mahasiswa untuk menjadi aktivis mapun
funsionaris lembaga-lemabag kemahasiswaan, dan yang ketiga adalah
dari sudut pandang media yang digunakan mahasiswa untuk
menjalankan sebuah informasi-informasi politik dikampus, hal ini saya
lihat masih kurang juga karena , ya tadi yaitu kurang minatnya
mahasiswa membaca berita tentang politik, dan yang terakhir yaitu
dari sudut pandang masyarakat yang ada disekita kampus yang masih
kental dengan budaya islamik dan agamanya sehingga berpengaruh
pada budaya yang akan dibawa mahsiswa dalam berpolitik.
2. Kehidupan Politik
a. Sistem politik keseluruhan
1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES
dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?
Jawab : saya kurang begitu tahu jelasnya tetapai akalu itu saya menilai
hal tersebut wajar-wajar saja karena pada masa rezim orde baru seluruh
lembaga pemerintah dan pegawai negeri di wajibkan untuk bergabung
dengan partai golkar untuk memobilisasi jalannnya sebuah pemerintahan
yang ideal bagi massa orde baru.
2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?
Jawab :. yang saya ketahui bahwa sejarah politik unnes dari mulai ikip
semarang sampai sekarang, mingkin sama dengan kamapus-kampus
yang lain seperti kampus yang dimobilisasi oleh kepentingan-
kepentingan kelompok tertentu sehingga kemurnian kampus sebagai
lembaga independen menjadi kurang baik tetapi itulah yang menjadi
arena dalam sebuah perjalanan politik di kampus.
3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di
kampus ?
Jawab : ya sangat berpengaruh, karena lokasi menentukan apa dan
bagaimana pergerakan mahasiswa dalam mengikuti perkembangan
politik. Misalnya kalau dekan denga wilayah kota setidaknya informasi
lebih cepat dan dapat diberitahukan secara langsung oleh mahasiswa dan
apabila diluar wilayah kota informasi terhambat dalam penyampainnya
sehingga lokasi sangat berpengaruh.
4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan
keputusan politik di kampus ?
Jawab : ya, berpengaruh : karena dengan kekuasaan yang ada, seseorang
pemimpin yang otoriter dalam sebuah lembaga akan dianut dari para
anggota dibawahnya sehingga mudah sekali dalam menaruh kebijakan
atau membuat sebuah keputusan.
5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : aturan di kampus ini masih jauh dari ideal terlihat dari beberapa
dinamika kongres yang kurang berjalan dengan bagus dan kita sudah
mulai mendiskusikan mendesain aturan lembaga kemahasiswaan secara
bagus . dalam aturan tersebut harus memihak mahasiswa untuk
mejalankan poliik sebenas-bebasnya tanpa ada tekanan dari pihak
manapun dengan disesuaikan kaidah dantauran yang sudah berlaku di
UNNES.
6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?
Jawab : saya menjalankan wewenang politik yang ada dikampus sesuai
dengan hasil kontitusi yang disepakati bersama dalam forum di rapat
tahunan dan pertanggung jawaban dalam satu periode sehingga
perjalanan politik organisasi dapat tercapai dan sesuai dengan harapan
dan tujuan dari organsiasi yang saya jalankan saat ini.
7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di
kampus ?
Jawab : Menurut saya negara juga berpengaruh terhadap politik di
kampus. kebebasan berpendapat maupuan kebebasan akademik di unnes
sekarang ini mengarah ke yang lebih baik dan mulai ada kesadaran
dalam politik sehingga kebebasan berpendapat, kebebasan melakukan
aksi, kebebasan berekpresi dan lain sebagainya dapat dilakukan di
kampus . Hal itu merupakan bagian dari aktivis untuk mengkkritisi
kebijakan-kebijakan pemerintah atau untuk mengkritisi kebijakan-
kebijakan para elit politik yang kadang tidak memihak rakyat, siapa
lagi kalau bukan mahasisiswa yang mau dan mampu mendengungkan
atau mengaspirasikan aspirasi rakyat.
b. Proses input
1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?
Jawab : saya menjalankan tuntutan politik dikampus melalaui berbagai
cara yaitu pertama dengan melakukan diskusi-diskusi tetang politik ,
yang kedua melakukan hubungan dengan apara aktivis dalam
mengembangkan sebuah informasi politik guna mengkritisi para elit
politik mapaun biroktrasi yang ada di kampus, yang ktiga dengan
menggunakan media informasi sebagi jembatan salaing tukan menukar
inforamsi dalam pergerakan politik yang ada di kampus.
2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : saya sebagai ketua GMNI yang bergerak kepada rakyat kecil ,
maka saya melakuakn pengamatan politik melalui pandangan
pandangan politik yang ada di kampus seperti sejauh mana keterlibatan
mahasiswa dalam berpolitik, siapa saja yang brepolitik , dan ideology
apa yang digunakan dalam berpolitik , dari hal tersebut dapat dilihat
dari perkembangan politik yang ada di kampus.
3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana
anda terlibat ?
Jawab : saya sebagai mahasiswa mencoba untuk tidak ikut partai tetapai
saya sebagi rakayat mencoba menyampaikan aspiarsi saya melalaui
sebuah paratai, jadi saya baru partisipasi dalam partai asalkan saya tidak
memabawa atribut nama UNNES dalam parati, karena perguruan tinggi
bersifat netral dan independen. Dan sejauh mana saya terlibat hanya
pada saya ikut serta dalam mengkampanyekan parati tertentu. .
4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di
kampus ? sebutkan dan jelaskan ?
Jawab : pasti ada kelompok kepentingan yang ada di kampus , kerana
orang yang memimpin atau yang berkuasa pasti mempunyai
kepentingan baik secara pribadi , kelompok mapun secara universal
dalam menjalankan politik kebenaran yang ada. Dan seorang pempin
akan menggunakan kepentingan untuk kemajuan bagi harapan dirinya
sendiri mapun kelompoknya..
5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat
di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?
Jawab : sangat-sangat diperlukan , pertama sebagai penyampaian
informasi politik, dan kedua sebagai proses dala menjalin hubungan
antara yanglemabag yang dengan yang lain sehingga bagaimanapun alat
komuniksai sebagai penopang tertinggi dari alat mengkomuniksikan
bahasa-bahasa yang disampaikan kepada audien.
c. Proses out put
1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus
?
Jawab : Saya menjalankan perundang-undangan yang ada sesuai
dengan kontitusi yang berlaku atau sesuai dengan hasil konggres
mapun rapat tahunan dan pertanggung jawaban yang sudah disepakati
bersama . kontiursi tersebut akan diperbarui apabila dilapangan terjadi
ketidaksesuaian dengan reliata yang ada dengan mengadang sidang
istimewa dalam organisasi.
2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : karena saya orang ektra maka saya berpendapat dilihat dari
kegiatan kegiatan kemaren , badan legislative yang ada di unnes tidak
mengalami perkembangan tetapi mengalami kemunduran karena funsi
badan legislati tidak berjalan sesuai dengan harapan yang ada di
kampus.
3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : kalau saya melihat dan memperhatikan , bahwa badan
legiaslatif di unnes yaitu bem sudah menjalankan kewajiban dan
peraturan konggres mahasiswa, sebagai badan eksekutif suadah
banyak yang dilakukan tetapi mengeani bidang-bidang advokasi
kepada mahasiswa kurang begitu bagus.
4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab :badan peradilan di unnes kayaknya belum ada tetapi kalaupun
itu ada sangat bagus sekali, setidaknya ada badan yang mengurus
kasus-kasus mahasiswa yang melanggar mapuan mahsiswa yang
mengadukan permasalahan yang dihadapinya.
d. Diri sendiri
1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?
Jawab : dalam menggunakan hak politik, saya akan gunakan
semaksimala mungkin dan sesuai dengan aturan yang ada di kampus.
2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?
Jawab : dalam melakukan kewajiban politik, saya akan mencoba
menjalankan sepenuh hati sesuai dengan hati nurani dan kaidah
kebenaran secara universal.
3. Pendidikan politik
a. Penyelengaraan.
1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi
aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?
Jawab :bacaan bacaan tentang politik tentunya, seperti halnya majalan
tentang politik mahasiswa dan pergerakannya, serta referensi referensi
yang positif dalam mengembangan palitik di kampus..
2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan
politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : memang penting karena dengan publikasi masa masyarakat
mapun mahasiswa dapat mengikuti perkembangan politik yang terjadi
di kampus.
3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan
dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?
Jawab : untuk semantara belum terjadi karena di kampus unnes ini
masih minin perlengkaannya..
4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?
Jawab : yang dapat menyelenggarakan pendidikan politik tentu saja
pemerintah dan badan-badan lembaga swadaya masyarakat dan
orang–orang yang peduli tentang pendidikan politik sehingga mampu
dapat ditranfer kepada masyarakat.
5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : betul , karena masyarakt bagaian dari sebuah poltik sehingga
secara tidak langsung pendidikan politik diberikan kepada
masyarakat.
6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan
pendidikan politik ? jelasakan ?
Jawab : betul , kareana lembaga formal harus juga mempunyai
tanggung jawab untuk terlibat dalam penyelengaaran pendidikan
politik karena bagaimanapun juga kedewaasan dalam berpolitik harus
ada pada masyarakat untuk mewujudkan negara demokrasi.
7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab : betul, lembaga non formal terlibat dalam pendidikan politik
seperti elatihan yang dilakukan oleh LSM, FORKOT, mapun aliasi-
aliansi yang ada pada rakyat..
b. Pertemuan kepentingan
1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?
Jawab : menurut pandangan saya terhadap kehidupan politik masih
sangat kurang sehingga perlu adanya sebuah pemikiran-pemikiran
baru dan konsep-konsep baru dan sekaligus kebijakan-kebijakan baru
bagaimana pentingnya berpolitik untuk diketahui masayarakat dan
mahasiswa.
2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di
kampus ?
Jawab : menurut saya dalam menyampaikan kepentingan, saya
gunakan berbagai macam cara seperti diskusi-diskusi, penulisan
melalui media, , forum pertemuan mahssiswa, dan lain sebagainya
3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di
kampus ?
Jawab : mungkin mengunakan gagasan yang membangun sebuah
kepentingan bersama dengan melihat masing masing tujuan yang
ingin kita capai bersama yaitu membangun masyarakat yang adail dan
demokratis dalam politik.
c. Agresi kepentingan
1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik
kampus atau relita politik saat ini ?
Jawab : Budaya politik kampus mahasiswa di UNNES masih kurang
menurut saya, hanya beberapa mahasiswa saja yang sangat inten ikut
berpartisipasi aktif dalam rangka pengembangan politik kampus, dan
ini harus dapat diubah bagaimanapun mahasiswa sebagai agen social
cahange harus mampu merubah keadaan-keadaan saat ini sehingga
dijadikan contoh kepada masyarakat.
2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus
sekarang ini ?
Jawab : menurut saya belum banyak mengalami perkembangan
karena unnes masih tahap membangun dan mengembangakan potensi
potensi yang ada pada kampus unnes ..
3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah
mulai terjadi ? jelaskan ?
Jawab : Ini lambat tahun sengaja kita gulirkan misi-misi itu , kita
gulirkan isu-isu kesadaran berpolitik sehingga mahasiswa tidak hanya
kuliah saja ada sisi-sisi lain yang harus diketahui dan digeluti
mahasiswa yaitu politik kampus.
d. Seleksi kepemimpinan
1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran
tentang politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : Menurut saya seorang pemimipin harus dan wajib memilki
kesadaran tentang politik , bagaimanapun juga pemimpin itu
merupakan contoh bagi semuannya ketika pemimpin memilki
kesadaran politik anak buah pun akan ikut.
2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan
oleh seorang pemimpin ?
Jawab : kebulatan tekat ini harus dimiliki seorang pemimpin,
pemimpin harsus berkorban dan menanggung resiko atas di
keputusannya
3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang
diharapkan ?
Jawab : Seorang pemimpin harus mampu mengatakan ya dan atau
tidak ini sangat sulit bagi pemimpin sehingga ketetapan jiwa
mengatakan ya atau tidak merupakan kewajiban seorang pemimpian.
4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ?
Jawab : Keyakinan yang universal tentunya dan yang utuh terhadap
dasar –dasar agama, dasar -dasar politik, dasar-dasar kehidupan
sehingga seorang pemimpin tidak akan goyah.
5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan
tugasnya ?
Jawab : jelas seorang pemimpin harus keratif ,harus mampu melihat
kondisi yang ada , melihat posisi dan situasi yang ada pula.
6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun
kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?
Jawab : Kebijakan maupun keputusan itu merupakan sebuah dinamika
yang ada dalam organisasi, tentu keberanian seorang pemimpin harus
dilakukan dengan cara melihat kondisi dan situasi secara tepat
sehingga analisis keputusan itu tidak merugikan orang banyak.
e. Komunikasi politik
1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang
politik di kampus ?
Jawab : Menurut saya mahasiswa mendapatkan informasi tentang
politik kampus sebenarnya sangat banyak informasi melalui pamflet,
media inframasi yang sekarang sudah ada , media pers mahasiswa,
apabila ada mahasiswa yang ketinggalan dengan inforamasi politik
kampus adalah kuper sekali.
2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di
kampus ?
Jawab :saya dalam melakukan prekrutan anggota , saya menggunkan
hak preogratif ketua untuk merekrut orang-orang yans sesuai dan
sepaham dengan saya dan sesuai dengan visi , misi organisasi GMNI.
.
3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan
kegiatan politik di kampus ?
Jawab : banyak sebenarnya apa yang dilakukan mahasiswa, yang
paling minimal adalah mengunakan hak suara dan hak politiknya
dalam pemilahan secara optimal.
4. Organisasi
a. Hubungan atau keterkaitan
1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan
mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?
Jawab : lembaga politik yang ada di kampus salah satunya adalah
lembaga kemahasiwaan sebagai wadah bagi mahasiwa untuk belajar
berpolitik dan berorgasnisasi sehingga ketrkaitan mahasiswa dengan
lembaga mahasiswa , ibarat mata uang yang tidak dapat terpisahkan..
2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di
kampus ? jelaskan ?
Jawab : menurut saya, semua civitas akademika dan elemen elemen
kelembagan yang ada dikampus, semuanya bertanggung jawab dalam
pengembangan dan pendidikan politik yang terjadi di kampus.
3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik
di kampus ?
Jawab : Hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik
kampus sebenarnya saling mengisi artinya ada sisi yang beda antara
ektra dan intra tetapi, ada persamanya, sama-sama dalam bergerak di
bidang mahasiswa.
4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap
rektorat ?
Jawab : selama ini belum terjalin hubungan baik antara pihak rektorat
dengan lembaga ekstra kampus dalam kerjasama berbagai macam
bidang kegiatan. Hanya sebatas proses izin untuk mahasiswa lemabag
ekstra dalam melakukan kegiatan di kampus.
5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap
pihak dekanat ?
Jawab : sama dengan pihak rektorat .
6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun
kayawan Universitas ?
Jawab : hubungan tidak hanya aktivis saja tetapi semua mahasiswa
harus bisa memposisikan diri terhadap dosen maupun karyawan
dimana kita harus bertemu, dimana berada, kita harus perhatikan.
b. Burgaining ( posisi tawar )
1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di
kampus ?
Jawab : menurut saya ada nilai lebih atau plus dari aktivis dari pada
mahasiswa yang hanya duduk manis, kuliah , makan, dan ke belakang
. kalau mahasiswa aktivis dapat belajar organsiasi yang akan nantinya
di gunakan dalam masyarakat..
2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di
kampus ?
Jawab : Begitu juga posisi tawar mahasiswa dengan lembaga-lembaga
di kampus ini tentunya aktivis mampunyai prinsip dan aktivis
memepunyai lembaga yaitu lembaga kemahasiswaan yaitu harus
mempunyai burgening atau memepuayai posisi tawar terhadap
lembaga-lembaga yang lain.
3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )
mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?
Jawab : lembaga mahasiswa harus mempunyai bergening posisi yang
jelas dengan pemerintah sehingga lembaga kemahasiswaan sebagai
kontrol dari para elit politi mapun pmerintah dapat menjalankan funsi
dan tusanya dengan baik.
4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?
Jawab : posisi tawar mahasiswa terhadap partai politik sangatlah harus
dilakukan sehingga partai politik tidak sebagai alat untuk memperkaya
diri tetapi partai politik harus mengaspirasikan aspirasi rakyat dan ini
lembaga mahasiswa harus mampu memantau kebijakan-kebijakan
partai poltik.
5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi
masyarakat ?
Jawab : posisi tawar lembaga masyarakat dengan lembaga mahasiswa
adalah tidak sebatas saling melengakapi dan menguntungkan bagi
rakyat tetapi bagaimana cara untuk mengembangan kerjasama dalam
berbagai macam bidang kegiatan .
c. Kontrol sosial
1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat
yang luas dan majemuk ?
Jawab : saya sebagai aktivis organisasi ekstra, pertama akan mencoba
untuk memberikan kontrol kepada rakyat dalam rangka melindungi
rakyat dari ketidak adilan para elit politik yang memberikan kebijakan
yang tidak memihak pada rakyat, dan kedua mencoba membuat
jaringan – jaringan aspirasi di kalangan masyarakat untuk membangun
sebuah gerakan arakyat pabiula pemerintah tidak sesuai dengaan apa
yang telah ditentukan oleh aspiasi rakyat.
2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?
Jawab : karena mahasiswa adalah sebagai kontrol masyarakat dan
apabila kebijakan politik yang ada tidak sessuai dengan apa yang telah
direncanakan dan disepakati bersama dalam kontrak politik maka
mahasiswa mengawal untuk memperjuangkan nasib rakyat. .
d. Pengabdi dan pelayan masyarakat
1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai
pengabdi dan pelayan masyarakat ?
Jawab : menurut saya dikatakan sebagai pengabdi karana mahsiswa
adalah bagian dari rakyat dan mahasiswa akan terjun kelingkungan
masyarakat sehingga mahsiswa adalah pengabdi dan pelayan
masyarakat.
2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani
masyarakat ?
Jawab : saya akan mencoba melakukan kegaiatan – kegiatan dalam
mengembangkan pendidikan di masyarakat untuk berfikir lebih maju
dan mencoba menyampaikan aspirasi mereka kepada para elit politik
yang duduk di pemerintahan.
5. Dimensi gerakan
a. Angkatan muda
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik
bernegara ? jelaskan ?
Jawab : karena memang mahasiswa itu mahasiswa secara fisik masih
muda sehingga dikatakan angkatan muda karena pemikiran pemikiran
mahasiswa itu muda .
2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian
politik negara ?
Jawab : saya akan mencoba memberikan warna dan wacana berpolitik
dengan baik sehingga tatanan demokrasi politik berjalan sesuai denga
peraturan yang berlakau dan sesuai dengan budaya politik yang ada.
b. Angkatan intelektual
1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : mahasiswa adalah warga negara yang belajar di perguruan
tinggi dan mampu berfikir secara ilmiah dan rasional dalam
memebrikan ide maupun gagasan pemecahan masalah-masalah yang
terjadi pada rakyat.
2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual
dalam perjalan politik sebuah negara?
Jawab : harapan mahasiswa sebagai angkatan intelektual adalah
menyumbangkan sebuah pemikiran- pemikiran yang rasional dan
ilmiah dalam berpolitik sehingga rakyat dapat belajar politik
demokrasi secara meneyeluruh dan berkesinambungan sebagai proses
pengembangan pendidikan politik di indonesia..
6. Karateristik gerakan
a. Spontanitas
1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas
dalam kegiatan politik ?
Jawab : karena mahasiswa tidak terlalu berfikir panjang apabila
melihat fenomena yang terjadi pada rakyat, dimana rakyat dirugikan
oleh peraturan dan kebijakan politik yang dilakukan oleh elit poltik.
2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat
spontanitas dalam kehidupan politik ?
Jawab : sebenaranya mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat
spontanistas apabila mahasiswa melihat rakyat kecil tertindas dan
para elit politik memebrikan kebijakan yang tidak memihak pada
rakyat.
.
b. Non structural
1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non
structural dalam kehidupan politik ?
Jawab : pola gerakan tersebut dilakukan dalam rangka untuk
membangun pergerakan berpolitik yang berjalan sesuai dengan yang
diharapkan , sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan, dan
mampu mengawal bangsa menjadi bangsa Indonesia yang adil,
makamur dan sentosa.
c. Bukan agen politik diluar kampus
1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen
politik diluar kampus ?
Jawab : karena mahasiswa dalam berkegiatan politik harus bersifat
netral dan independen sehingga dalam menjalankan sebuah
pergerakan politik ataupun aktivitas politik harus di jaga dari
pengarauh pihak – pihak yang berkepentingan untuk menggerakan
mahasiswa jauh dari rakyat.
d. Memiliki jaringan yang luas
1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam
berpolitik ?
Jawab : menurut saya jaringan yang dibangun oleh mahasiswa adalah
jaringan pergerakan politik yang bergerak dari kampus satu dengan
kampus yang lain dalam memberikan informasi politik dan
bekerjasama dengan lemabag – lembaga masyarakat .
2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan
mahasiswa yang begitu luas ?
jawab : menurut pendapat saya , dalam mengelola jaringan gerakan
mahasiswa di perlukan berbagai macam strategi dan konsep – konsep
pergerakan dalam sebuah politik sehingga hasil yang akan di capai
dapat terkodinir dan terakomodir . dengan pendirian pos – pos aliansi
dalam mengembangkan sebuah jaringan misalnya joglo semar, aliansi
bem jawa bali, dan sebagainya.
7. Kekuatan gerakan mahasiswa
a. Kemampuan perubahan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : mahasiswa adalah agen of change atau agen perubah sehingga
mahasiawa diharapakn mampu membrikan perubahan yang terjadi
pada masyarakat.
2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : menurut saya kemampuan perubahan yang mengarah positif
dan memihak rakyat.
b. Mengkritisi aspirasi
1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?
Jawab : saya mengkritisi aspirasi politik sebagai sesuatu hal yang
harus dilakukan oleh aktivis dalam memberikan sebuah wacana
kebijakan politik yang memihak mahasiswa dan saling
menguntungkan dari berbagai pihak. .
2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan
politik di kampus ?
jawab :mengkritisi aspiarsi yang tidak sesuai dengan relaiata mapaun
tauran yang ada dalam masyarakat bernegara. .
c. Sosialisasi pers
1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik
kepada mahasiswa ?
Jawab : dalam organsiasi saya dalam mensosialisaikan pers malaui
berbagai macam cara , pertama dengan media visual mapun media
cetak auat tulis, missal media cetak dengan memebrikan kritiakan
yang membangun kepada para elit politik, kemudian mendia visual
dengan gambar-gambar dengan misi politik yang akan disampaikan
oleh mahasiswa. .
2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan
kehidupan politik di kampus ?
Jawab : menurut saya sangat efektif sekali karena pers sangat baik
digunakan dalam peyampikan informasi politik kepada civitas
akademika yang ada di kampus..
d. Gerakan rakyat
1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab :karena mahasiswa merupakan bagian dari rakyat sehingga
dalam penyampaian aspirasi dilakukan oleh mahasiswa , jadi
mahasiswa adalah bagian dari gerakkan rakyat.
e. Dampak perubahan
1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh
mahasiswa dalam kehidupan politik ?
Jawab : saya kira yang diharapkan oleh mahasiswa dari dampak
perubahan politik saat ini adalah keadailan dan kebersamaan
menjunjung tinggi demokrasi di indonesia .
2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan
politik di kampus ?
Jawab : kurang begitu pengaruh karena masing masing lembaga
mempunyai tujuan dan visi yang dikehendaki oleh lemabag tersebut.
f. Pengelolaan gerakan
1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan
politik di kampus ?
Jawab : menurut saya yang diharapkan oleh mahasiswa dalam
pengeloalaan gerakan politik adalah bagaiman mahasiswa dapat
menyampaikan aspiarsi tanpa ada halangan suatu apauan sehingga
mahasiwa dapat mengelola gerakan ttersebut menjadi gerakan nilai dan
murni.
g. Penghubung rakyat
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : karaeana mahasiswa adalah rakayat jadi dikatakan penghubung rakayat
adalah betul, karena yang selalau menyampaikan aspiarasi rakyat adalah
mahasiswa.
2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat
dalam kehidupan berpolitik ?
Jawab : sebenaranya yang dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung
rakayat adalah supaya para elit politik memperhatikan rakyat kecil dan tidak
seenakanya saja memnggunakan kekuasaan dan kebijakan yang tidak memihak
rakyat kecil dan mengahrapakan masyarakat yang adil, makmur dan sentosa..
8. Faktor birokrat kampus
a. Memperketat absensi
1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi
terhambat ? Jawab : sebagai aktivis tidak perlu takut dengan hal
tersebut , karenakativis harus mempunyai argumen dalam melakaukan
kegiatan politik yang positif bagi perekambangan kehidupan politik
sekarang ini . dan suadah ada aturan tetang tidak mengikuti kulaih
selama dua lima persen dari perkulian yang masuk.
2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?
Jawab : megantisipasi perlu ada sterategi, ada jadwal yang terkoordinir
sehingga kapan harus masuk kuliah kapan tidak masuk kuliah, kapan
kita harus beroganisasi, kapan melakukan kegaiatan kemahasiswaan.
b. Merepresi nilai
1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa
?
Jawab : selama ini yang saya lihat belum ada.
2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?
jawab : kalau itu ada maka saya akan membela mahasiswa tersebut ,
mengenai apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut terkena represi
nilai..
c. Membuat perjanjian
1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?
Jawab : biasanya perjanjian tentang kontark kluiah dengan pihak
birokrat mapun pihak dosen..
2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?
Jawab : saya akan mencoba mencari startegi- strategi dalam
mengantisipasi hal tersebut..
d. Merepsesi psikologi
1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam politik
kampus ?
Jawab : mungkin dengan menggunakan tekanan-tekanan yang dapat
membatasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas politik atau dengan
menggunakan kebijakan mapupun peraturan yang ada di kampus..
2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?
Jawab : saya akan mencoba membantu dalam bidang advokasi supaya
mahasiswa tersebut tidak terkena sanksi..
e. Pemecatan status
1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang
melanggar peraturan kampus ?
Jawab : selama ini belum pernah terjadi
2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?
Jawab : apabila hal tersebut terjadi maka saya sebagai aktivis akan
mencoab memabantu dalam advokasi agar ditinjau kemabali lagi atau
menimbang bagaimana hal tersebut dapat terjadi dan sejauh mana
pelanggran yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut.
HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
5 ( lima )
Nama : HARYOTO
Alamat : SEKRETARIAT KOMPLEKS JOGLO UNNES
JL. KOMPLEK JOGLO UNNES SEKARAN Gunung
Pati.
Status : MAHASISWA/ KETUA REDAKSI KOMPAS
Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004
Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya
politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri
Semarang ).
1. Lingkup Budaya Politik
a. Orientasi individu
1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?
Jawab : kalau terlibat Semua aktivis baik di UKM maupun di BEM
terlibat dalam berpolitik, kalau UKM dalam sekup kegiatan mahasiswa
kalua BEM secara menyeluruh mahasiswa, kalau UKM tentang upaya-
upaya memberikan warna pada intitusinya ataupun melakukan upaya-
upaya strategis meningkatkan posisi tawarnya .Sekarang saya akan
memberikan penjelasan keterlibatan saya di wilayah eksekutif, kalau di
eksekutis sebagai tim sukses mahasiswa ali subhan, tapi gagal atau
kalah namun sebagai bentuk semacam rekonsiliasi melalui kekuatan
mendukung seseorang dalam perjalannya, sayanggnya di unnes ini
lucu karena prepektif politik yang kurang ideal . jelas – jelas yang
bermain di sana adalah kamunitas komunitas dari kelompok
kepentingan ekstra dan rohis. Sejak mulai dari kepemimpinan tafsir
sampai BEM sekarang komunitas rohis dan ekstra yang mendukung
dalam pemilihan presiden mahasiswa sehingga kemurnian politik
mejadi tidak demokrastis kerana didukung oleh komunitas yang kuat
seperti rohis dan itu saya anggap lucu.
2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?
Jawab : karena saya bukan orang lembaga intra atau eksekutif di
kampus tetapi pimpinan redaksi kompas atau pers mahasiswa oleh
karena itu saya tidak bisa menaggapi terlalu jauh.
3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?
Jawab : Di UNNES politiknya itu masih belum dinamis dan masih
stagnan yaitu berjalan di tempat dan belum banyak berkembang.
2. Kehidupan Politik
a. Sistem politik keseluruhan
1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES
dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?
Jawab : saya tidak UNNES saja tetapi semua intitusi yang berbau politik
karena massa itu golkar dan selalu dijadikan alat politik golkar, kalau
dilihat dari kaca mata politik sah-sah saja tetapai kalau dilihat dari kaca
mata kebeasan ekpresi dan ilmiah itu tidak benar karena kampus itu
steril dari politik praktis.
2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?
Jawab : kalau politik di UNNES tidak jauh dari yang dahulu atau sama–
sama penuh intrik – intrik dalam perebutan posisi jabatandan kekuasaan
, mulai dari bapak rasdi, pak at yang penuh intrik sama–sama kokohnya
dalam politik.
3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di
kampus ?
Jawab : jadi bedanya kalau lokasi politik di bawah di sorot oleh publik
media kalu di UNNES itu kurang tapi kalau masalah strategi itu
semuanya sama.
4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan
keputusan politik di kampus ?
Jawab : ya jelas berpengaruh ,kalau di rektorat itu jelas, di bem sendiri
pun berpengarauh kemana orientasi bem tersebut apakah kekiri atau
kekanan itukan ditentukan oleh kebijakan politik kampus.
5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : kalau aturan politik di kampus sudah jelas , mahasiswa masih
belum berjalan , namun ditataran civitas akademika, rektorat, sudah
berjalan bagus persoalannya kan aspirasi mahasiswa terkaver maximal
6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?
Jawab :kalau saya di bidang pers ini , ya saya menggunakn pers untuk
mengkritik – mengkritik reliata politik lewat tulisan dan sindiran yang
membangun..
7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di
kampus ?
Jawab : Jelas berpengaruh, negara di sini bukan yang tidak melayani
rakyat tetapi yang menjalankan system penerintahan negara totoliter
seperti zaman soeharto mungkin segala sesuatu yang di kampus itu
pengauasa tapi sekarang kan zaman demokratis yang lebih menghargai
aspirasi
b. Proses input
1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?
Jawab : Melalui media pers karena saya orang pers
2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?
Jawab : Pengamatan saya itu pada kacamata pers menekan data akurat
yang pasti dilakukan oleh seluruh pers .
3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana
anda terlibat ?
Jawab : Kalau partai politik jelas tidak, karena kita ikut partai politik
otomatis kita lagi bukan orang pers karena ada laranga bahwa pers
harus nertaral dan independent.
4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di
kampus ? sebutkan dan jelaskan ?
Jawab : Jelas, kepentingan itukan upaya mewarnai kampus ini dengan
ideologi mereka kalau dimahasiswa bem juga seperti itu yang
mewaranai ideology mereka, pertarungan ideolgi kami , hmi terhadap
setiap politik pasti mempunyai kepentingan begitu juga politik
kampus .
5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat
di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?
Jawab : Sangat di perlukan sekali , pada dasarnya media pers sangat
efektif dalam memeberiakan informasi politik dikampus.
c. Proses out put
1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus
?
Jawab : Kalau undang –undang UNNES saya piker sudah ada
kebebsanya tentang lembaga itu serta dengan kondisi situasi UNNES
terutama undang –undang yang di buat oleh temen –temen mahasiswa
UNNES belum ideal selanjutnya secara formalitas saja pelaksanaanya
nol
2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab :.
Mereka memperihatinkan
3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab :.
Badan eksekutif yang ada di UNNES saat ini tampaknya ,sebenarnya
walaupun mereka menolak idiologinya seperti itu dia melakukan aksi
dan pengalanggan kekuatan denagan siapa saja.
4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan
politik di kampus ?
Jawab : . Perlu sih , tapi di UNNES ini perlu di fikirkan kembali
d. Diri sendiri
1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?
Jawab : . Kebetulan saya tak mengunakan hak politik di kampus
2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?
Jawab : . Saya juga tidak melakukan apapun
3. Pendidikan politik
a. Penyelengaraan.
1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi
aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?
Jawab : . Semua bacaan tapi terutama yamh bisa menjadi referensi
seperti majalah tetang kehidupan politik dan berita-berita hangat yang
ditulis di suara kabar mapun pers.
2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan
politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab :. Penting tujuanya untuk perang dinamika politik di kampus
sendiri di UNNES kalau publikasi keluar sebagai wacana
3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan
dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?
Jawab :. Saat ini di UNNES belum
4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?
Jawab : Yang menyelengarakan ,jelas semua mahasiswa
.
5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab :. masyarakat jelas terlibat misalkan organisasi intara atau
pemerintahan
6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan
pendidikan politik ? jelasakan ?
Jawab :. Ya terlibat tapi secara tidak langsung karna tidak boleh
7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam
penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?
Jawab :. Sama
b. Pertemuan kepentingan
1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?
Jawab : politiknya satagnan dan diciptakan dinamika politik yang
belum dinamis misalkan ada suatu kepentingan kuat yang melatar
belakangi kegiatan politik tersebut. .
2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di
kampus ?
Jawab : saya dalam pers menyampaikan kepentinga sesuai dengan
kehedak yang di aspiarasikan oleh temen-temen pers.
3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di
kampus ?
Jawab :. Gagasan yang sesuai dengan aturan main dalam pers dalam
menyampaikan keratifitas dan berita actual dalam politik kampus.
c. Agresi kepentingan
1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik
kampus atau relita politik saat ini ?
Jawab : sudah terakomodasi tetapi persoalanya apakah aspirasi
meraka dapat diterima oleh semua kalangan.
2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus
sekarang ini ?
Jawab :. Satagnan dan belum banyak berkembang.
3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah
mulai terjadi ? jelaskan ?
Jawab : peranan kesadaran politik kalau di unnes sebagaian kecil saja,
yang lainya hanya ikuta-ikutan saja selebihnya duduk manis dan
kuliah saja.
d. Seleksi kepemimpinan
1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran
tentang politik di kampus ? jelaskan ?
Jawab : ya harus mempunyai kesadaran, pertama pemimpin harus
menguasai aturan main berpolitik dikampus dan yang kedua memiliiki
konsep yang matang dalam berpolitik.
2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan
oleh seorang pemimpin ?
Jawab : ya kebulatan tekat yang sesuai dengan kebenaran dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang
diharapkan ?
Jawab :. Dia harus mempunyai prinsip bahwa kampus adalah lembaga
netral dan independen sehinnga tidak terpengaruh oleh hal apapun.
4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ?
Jawab :.keyakinan yang ada pada dirinya sendiri tanpa pengaruh
orang lain mapun lingkungaannya.
5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan
tugasnya ?
Jawab :.ya jelas dituntut untuk kreatif sehingga anggota dapat
mengikuti dan mengembangkan ide-die meraka dalam bentuk tulisan.
6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun
kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?
Jawab :.keberanian yang berdasarkan hati nurani dan kontitusi yang
ada.
e. Komunikasi politik
1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang
politik di kampus ?
Jawab : dalam memberikan informasi politik dapat melalui dua jalaur
melalui tulisan-tulisan, diskusi-diskusi, pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan bem dan yang kedua melalui media pers kampus.
2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di
kampus ?
Jawab :. Kalau saya belum pernah melakukan perekrutan dalam
menjalankan politik.
3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan
kegiatan politik di kampus ?
Jawab :. Partisipasi dapat menempati posisi-posisi yang strategis ,
dengan posisi tersebut dapat memberikan warna ideolgi yang
dipegang mereka.
4. Organisasi
a. Hubungan atau keterkaitan
1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan
mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?
Jawab : saling mengisi satu dengan yang lainnya dan lembaga adalah
wadah untuk mahasiswa sehingga mahasiswa menyampaikan aspirasi
dengan wadah atau lemabag tersebut .
2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di
kampus ? jelaskan ?
Jawab :mahasiswa, lemabaga mahasiswa , birkkrat, serat masyarakat
yang ada di kampus.
3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik
di kampus ?
Jawab :.hubungan intra itu secara langsung kepada rektorat, birokrasi
serta mahsiawa, tetapi ekstra mewadai mahasiswa dalam berpolitik
dalan lingkup yang luas dan secara tidak langsung.
4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap
rektorat ?
Jawab : ekstar mempunyai semacam peran tetapi menggunakan skoci
misalkan membuat identitas-identitas tentunya mereka tidak
mengunakan ekstranya karena tidak boleh jadi dia harus mengunakan
skocing
5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap
pihak dekanat ?
Jawab : . sama juga dengan rektorat
6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun
kayawan Universitas ?
Jawab :. mahasiswa punya pengaruh dan keterlibatan tinggi akan
tetapi aktivitas mahasiswa itu pecundang dari posisi tawar
b. Burgaining ( posisi tawar )
1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di
kampus ?
Jawab :. Dimata mahasiswa punya nilai lebih walaupun mereka tidak
mengikuti arah pemikiranya juga mahasiswa umum itu mereka sedikit
penghargaan para aktivis
2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di
kampus ?
Jawab :. Itu sangat diperlukan sekali tapi kalau aktivis baik itu
walaupun yang layak kalau partisipasi secara setengah –setangah saja
ngak tahu
3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )
mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?
Jawab :. Lumayan di segani oleh lembaga pemerintahan karena di
lembaga politik itu kan tidak sama lembaga itu di segani kemudian
keakuratan
4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?
Jawab :. Posisi tawarnya kadang kalau partai politik itu juga lembaga
semacam legetimasi dari lembaga mahasiswa jadi ada sejumlah partai
politik yang menegur mahasiswa dalam bidang politik
5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi
masyarakat ?
Jawab :. Bagaimanapun juga lembaga yang intelektual dan nilai plus
c. Kontrol sosial
1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat
yang luas dan majemuk ?
Jawab : Aktivitas itu ngak bisa mengontrol hanya bisa hanya bisa
memberikan pencerahan pada masyarakat ,kalu aktivis itu hanya bisa
mengadakan diskusi-diskusi dan hasil itu sosialisasiakan kepada
mereka baik jalur formal maupun non formal kepada masyarakat.
2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?
Jawab :. Masyarakat tidak perlu di kontrol tapi kita hanya memberi
pencerahan karena kalau kita mengontrol ngak punya legitimasi yang
kuat
d. Pengabdi dan pelayan masyarakat
1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai
pengabdi dan pelayan masyarakat ?
Jawab :. Mahasiswa tidak sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat
tapi sebagiaan kecil kita sumbang dalam masyarakat .
2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani
masyarakat ?
Jawab : Kalau mahasiswa penagabdian nya adalah pengabdian
intelektul mensosialisasikan ilmu yang di miliki nya kemudian
mendampingi masyarakat yang membutuhkan memberi informasi
yang tepat pada masyarakat
5. Dimensi gerakan
a. Angkatan muda
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik
bernegara ? jelaskan ?
Jawab : Dari segi usia itu memang relatif muda ,pengalaman
mahaiswa itu masih muda perlu pematangan
2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian
politik negara ?
Jawab : idialnya bukan politik praktis tapi melaului intelektual ,kita
melalui jalur –jalur intelektual
b. Angkatan intelektual
1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab :. Karena mahasiswa berkecimpung di dunia ilmu yang
melaksanakan keilmuan
2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual
dalam perjalan politik sebuah negara?
Jawab : Diharapakan negara itu melakukan pembaharuan-
pembaharuan setiap saaat yang di landaskan ssatu analisah
masyarakat yang tepat.
6. Karateristik gerakan
a. Spontanitas
1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas
dalam kegiatan politik ?
Jawab :. Biasanya mahasiswa mengkritis situasi yng terjadi terkini di
negara dengankenaikan BBM spontanitas mahasiswa
2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat
spontanitas dalam kehidupan politik ?
Jawab : Idialisme mahasiswa ,idialisme yang bersifat menciptakan
masyarakat yang menyenagkan sejahtera.
.
b. Non structural
1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non
structural dalam kehidupan politik ?
Jawab : . Semcam lembaga –lembaga skoci itu bukan BEM,UKM
ekstara tapi semacam komunitas kecil untuk pengembangan
pelaksanaan saja
c. Bukan agen politik diluar kampus
1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen
politik diluar kampus ?
Jawab :. Kalau agen politik di luar kampus berarti mahasiswa itu
sudah sepaham ganda dia di satu sisi ingin idialisme tapi di jalur lain
ia harus mengikuti garis-garis partai politik tertentu.itu kalu terjadi
d. Memiliki jaringan yang luas
1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam
berpolitik ?
Jawab :. Tujuanyanuntuk membangun suatu kekuatan dan memberikan
tekanan kepada lembaga –lembaga masyarakat yang menyeleweng
atau menjaga terjadinya kasus penyelewenggan
2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan
mahasiswa yang begitu luas ?
jawab : . Kalau pengelompokan itu duatu komunikasi dan sama
persepsi kemudian ada semacam arah gerakan murni gerakan
mahasiswa
7. Kekuatan gerakan mahasiswa
a. Kemampuan perubahan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : Kemampuan itu cukup siknifikan mana kala semua elemen itu
bersatu dan memeilikai satu tujuan ,tujuan untuk melakukan suatu
perubahaan tanpa kepentingan politik
2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus
dimiliki mahasiswa ?
Jawab : Kemampuan yang di dasari oleh hati nurani ,tujuanya murni
untuk mencapai masyarakat madani
b. Mengkritisi aspirasi
1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?
Jawab : . Kita harus memantpkan secara jernih dan objektif dankita
harus melihat manfaat apa yang akan di peroleh dari aspirasi trsebut.
2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan
politik di kampus ?
jawab :. Kita harus memenuhi segala aspirasi yang bermanfaat tapi
kita berpikiran selalu paranoid atau tanpa perasaan curiga tanpa kita
lebih mendendam secara kompensif
c. Sosialisasi pers
1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik
kepada mahasiswa ?
Jawab :. Tentunya dengan membuka publik dialog politik yang di
hasilkan di kompas mahasiswa
2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan
kehidupan politik di kampus ?
Jawab : .Sangat efektif setidaknya dapat memberikan pengetahuan
baru kepada yang belum pernah bersingungan dengan politik atau
menambah referensi bagi temen-temen tentang politik
d. Gerakan rakyat
1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab :. Cap yang di berikan negara kepada mahasiswa dari awal –
awal munculnya mahasiswa terhadap pembelaan terhadap rakyat kecil
e. Dampak perubahan
1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh
mahasiswa dalam kehidupan politik ?
Jawab : Terjadinya suatu politik yang mapan dengan mengedepankan
masyarakat.
2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan
politik di kampus ?
Jawab :. Yang jelas mempengaruhi ,sebelum reformasi politik di
kampus sangat etrbelit dan sistem di kampus ini sama dengan
persurhan hinga minimal ada perbaikan demokrasi .setiap perguruan
tinggi punya kebebasan untuk kemahasiswaan ,nuansa yang ada di
sana penuh ekspresi.
f. Pengelolaan gerakan
1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan
politik di kampus ?
Jawab : Diharapkan ini terjadinya dinamika yang sehat ,sinergis di
kampus kemudian terjadinya pengelolaan lembaga mahasiswa secara
bersih
g. Penghubung rakyat
1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam
perjalan politik sebuah negara ?
Jawab : Mahasiswa itu ketika bersuara itu berdasarkan realita dan
rakyat .oleh negara itu terjadi karna lembaga peradilan tidak basa
berfungsi sehinga mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat
dengan negara.Nuansa itu lebih besar dari pada lembaga perwakilan
2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat
dalam kehidupan berpolitik ?
Jawab : rakyat itu mendapat perhatian yang lebih mendapat hak yang
lebih dari negara.
8. Faktor birokrat kampus
a. Memperketat absensi
1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi
terhambat ? Jawab :. sebenarnya tadak berpengaruh karna sebagai
mana kita bertanggung jawab saja kita kuliah tapi kemampuan
akademiknya kalah dengan yang tidak kuliah
2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?
Jawab :.karena sudah ada jatah 25 % untuk tidak masuk kuliah.
b. Merepresi nilai
1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa
?
Jawab : saya kira tidak .
2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?
jawab : tentang dengan sesama mahasiswa.
c. Membuat perjanjian
1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?
Jawab :. kotrak kuliah
2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?
Jawab : ya , bagaimana pinter-peintenya membuat strategi .
d. Merepsesi psikologi
1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam politik
kampus ?
Jawab : 1dengan ancaman-ancaman DO tekanan-takanan fisik
kadang ada juga pebubaran lebaga yang dimasuki penutupan dana
ancaman keras tidak seperti fisik
2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?
Jawab :. mimta atfokasi dari taman-taman yang lain kita membangun
suatu aliansi taman-taman sebagai pebelaan
e. Pemecatan status
1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang
melanggar peraturan kampus ?
Jawab : di unes belum perbah terjadi
2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?
Jawab : saya menyikapi , kalau memang terjadi suatu kesalahan yang
besar dan itu harus dipecat dan sesuai dengan mekanisme, ya nga
apa-apa , tapi kalau memang di plotisir maka mahasiswa harus mau
mempreser keputusan tersebut kepada birokrat.
HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS
STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
INFORMAN PENELITIAN NO BIDANG PENELITIAN
WAHYU SAEFUL USEP SISWANTO
1. Budaya politik
- Keterlibatan
- Penolakan
- penilaian terhadap
politik
- hanya terlibat di
aktivitas politik
kampus dalam
bidang agama
- unsur manfaat
kebijakan dalam
sistem
- gerakan dalam skala
kegiatan yang lebih
sederhana
- Terlibat dalam
menanamkan
kebebasan aktivitas
politik
- Mengkritisi
kebijakan birokrat
yang tidak memihak
mahasiswa
- Mahasiswa adem
ayem, tentrem, dan
partisispasi politik
yang rendah
- terlibat dalam
menanamkan diri
dalam berbagi
situasi
- penolakan secara
frontal, dilakukan
dialog dan diskusi
dalam penolakan
- dilihat dari
penguasa,
mahasiswa
- terlibat dalam
upaya membantu
rakyat dan wadah
berpolitik
- penolakan
apabila tidak
sesuai dengan
realita
- dari sudut
pandang birokrat,
mahasiswa,
media digunakan
2. Kehidupan politik
- sistem politik
h. sejarah masa orde
baru
i. sejarah politik
j. lokasi
k. kekuasaan
l. aturan
m. wewenang
- belum begitu paham
mengenai asumsi itu
dan belum mengecek
dan hanya bisa
merasakan hal
tersebut
- sebagai pewarnaaan
dalam kehidupan
politik
- pengaruh dilihat dari
sosialisasi dan pola
pemikiran mereka
- kekuasaan
mempunyai
kekuatan real dan
untuk mengarahkan
roda perubahan.
- Dikotomi organisasi
dan pemebatasan
pergerakan politik
- Berperan sebagi
power kontrol dalam
kebijakan
- bila terjadi
mengecewakan
kerena kampus
sebagai lembaga
independen dalam
mengkritis orang
yang berkuasa.
- Partisipasi aktif
dalam politik rendah
dan bergerak tidak
dinamis
- Lokasi berpengaruh
pada gerakan,
pegembangan
politik kampus.
- Kekuasaan
berpengaruh dalam
kebijakan sebuah
keputusan
- Kontitusi jauh dari
ideal
- Berdasarkan kontitsi
dan patuh terhadap
hasil kongres.
- tidak banyak tahu,
karena semua pns
harus masuk ke
golkar sehingga
kebijakan
diperoleh dari
golkar
- tiga bagian ;
penguasa,
mahasiswa,
masyarakat
- berpengaruh,
politik di unnes
ketinggalan jauh
dengan pt lain.
- politik adalah
kekuasaan ,
politik yaitu
mempertahankan
kekuasaan
- jelas, dilandasi
ilmiah dan sesuai
dengan kampus
- wewenang
berdasarkan
aturan lembaga
- Kurang begitu
tahu tetapi wajar
karena orde baru
meneapkan
kebijaka
masuk golkar
- Tidak jauh dari
kampus lain dan
dimobilisasi oleh
kepentingan
- Berpengarauh
terhadap
perkembangan
politik
- Kekuasaan
otoriter dapat
mempengaruhi
kebijakan politik
- Jauh dari ideal ,
dinamika
konngres kurang
berjalan
- Wewenang
sesuai hasi
kontitusi dan
n. negara
- proses input
f. tuntutan
g. pengamatan
h. partai politik
i. kelompok
kepentingan
j. alat komunikasi
- proses out put
e. undang-undang
politik
f. badan legislative
g. badan eksekutif
h. badan peradilan
- diri sendiri
c. hak politik
d. kewajiban politik
- Berpengaruh
terhadap kosolidasi
bem sebagai gerakan
mahasiswa, aspiarasi
rakyat
- mencoba untuk
mengasah ketajaman
dalam berplitik
- melalui kondisi
kegiatan berpolitik
- sebagai warga
bernegara dapat
menyalurkan aspirasi
lewat partai
- kepentingan poltik
dakwah
- akses kedepan alat
komunikasi politik
diperlukan
- hanya menkontrol
hasil kebijakan-
kebijakan.
- pasif, terjadi
ketimpangan dalam
fungsinya dan
structural masih
tetap sama
- masih mandul, dan
apabila berjalan
sesuai penempatan
diri sebagai
fungsinya akan baik
- belum ada dan
penting dalam
mentasi konflik
- sebatas meggunakan
hak pilih di kampus.
- Amanah visi
mahasiswa dan
melakukan
pendidikan politik.
- Berpengaruh
terhadap kebebasan
berpendapat untuk
mengkritisi
kebijakan
- mencobameyelipkan
misi mengarah
kedewasaan
berpolitik
- melalui diskusi,
tukar informasi
- memimpin lembaga
mahasiswa harus
netral
- politik pasti ada
kepentingan.
- Komunikasi sebagi
penopang tertinggi.
- Patuh pada kontitusi
kelembagaan
mahasiswa
- Kurang menonjol
dalam
mengakomodir
aspirasi dan konsep
kontitusi
- Kurang, Berjalan
kuat apabila
dijalankan sesuai
funsinya sebagai
eksekutif body.
- Belum ada dan
penting apabila ada
badan tersebut
- Menggunakan hak
politik secara
maksimal
- Menggunakan
kewajiban politik
secara optimal
kampus
- berpengaruh
terhadap
pergerakan
mahasiswa dalam
politik
- tiga gerbong;
lembaga,
mahasiswa, dan
birokrat
- pilar demokrasi
kampus ; media,
lemabaga,
birokrat
- orang politikus,
sebagai simpatik
partai
- politik
mempunyai
kepentingan
- perlu dan efektif
dalam komunikasi
- patuh dan sesuai
dengan aturan
konggres
mahasiswa
- tidak berjalan dan
masih stagnan,
belum memiliki
kinerja yang jelas
- sedikit mengalami
perkembangan
tetapi mulai
berjalan baik
- Sangat dinantikan
badan peradilan
tersebut
- Menggunakan hak
olitik dengan baik
dan teratur
- Melaksanakan
kebersamaan
- Berpengaruh
terhadap
kebebasan
akademik dan
berpendapat
- Melalui diskusi,
hubungan kerja,
menggunakan
media
- Pandangan
politik di kampus
dan ideologi
- Tidak terlibat
karena
mahasiswa itu
netral
- Kepentingan
secara universal
- Komuni
sangat diperlukan
dalam informasi
- Sesuai dengan
kontitusi berlaku
- Mereka
mengalami
kemunduran
- Banyak
dilakukan tetapi
advokasi belum
berjalan baik
- diperlukan
sebagai peradilan
pelanggaran
- menggunakan
hak politik sebaik
mungkin
- menjalankan
sepenuh hati dan
kaidah kebenaran
kewajiban penuh
kesadaran dan
tanggung jawab
3. Pendidikan politik
- Penyelengaraan
h. bahan bacaan
i. publikasi masa
j. media
k. penyelenggara
l. lembaga masyarakat
m. lembaga formal
n. lembaga non formal
- pertemuan kepentingan
d. pandangan
e. kepentingan
f. gagasan
- agresi kepentingan
d. aspirasi
- referensi referensi
pendidikan politik
dan buku politik
islam
- merupakan alat
komunikasi massa
dan sangat efektif
- melihat kegunaan
dan kapasistas
penggunaan media
dalam politik
- diselenggarakan oleh
banyak elemen
dalam pendidikan
politik.
- Terlibat sebagai
proses timbal balik
antara masyarakt
dengan mahasiswa
- Terlibat dalam satu
bagian kehidupan
politik sebagai
sentralistik politik
- Terlibat dalam
pemberian
keuntungan
pendidikan politik
- Dinamika politik
kurang ada respon
perlu ada pewarnaan
wacana pendidikan
politik
- Sebagai power of
kontrol
- Gagasan yang
menguntungkan dan
evaluasi diri
- Masih minim dan
tidak mau tahu ,
keegoisan seorang
mementingkan diri
- bacaan tentang
kemerdekaan dan
kebeasan tentang
berpolitik
- publikasi massa
penting dalam
kehidupan politik
- media dipergunakan
dalam
pengembangan
pendidikan politik.
- Diselenggrakan oleh
pemerintah, lembaga
masyarakat, dan
para ahli politik
- Lembaga
masyarakat terlibat
dalam pencapaian
kedewasaan politik
- Lembaga formal
terlibat dalam
mewujudkan
demokrasi
- Lembaga non
formal, lsm-lsm
terlibat dalam
pendidikan politik
- masih sederhana,
perlu adanya
konsep, pemikran
dan kebijakan baru
berpolitik.
- Strategi dalam
menyikapi politik
- Bersifat umum dan
universal untuk
kebenaran positif
- Masih sederhana
dan mahasiswa
dituntut dapat
merubah dalam
- referensi politik
kotemporer dan
berita pergerakan
politik
- alat
pengembangan
informasi
- melihat manfaat
media, kegunaan
dan fungsinya
media tersebut
- semua, penguasa,
birokrat, pejabat ,
mahasiswa, ormas
lembaga politik
- terlibat sebagai
peneyelenggara
dan mendesaian
politik
- terlibat sebatas
memeberikan
pendidikan dan
pembelajaran
- sama dengan
formal
- dinamika politik
belum dinamis
dan perlu
perubahan konsep
dan kebijakan
- kepentingan untuk
rakyat
- gagasan yang
rasional dan
positif serta
alamiah
- pasif dan belum
aktif dalam
menggunakan
- referensi
referensi yang
posistif dalam
politik
- mengikuti
perkembangan
politik
- belum digunakan
karena fasilitas
minim
- pihak-pihak yang
bergerak di
pendidikan
politik
- jelas terlibat,
secara tidak
langsung
- tanggung jawab
dan mewujudkan
demokrasi
- terlibat dalam
pelatihan
pendidikan
politik
- kurang dinamis
dan perlu konsep,
kebijakan dan
pemikiran baru
- kepentingan
melalui diskusi
- gagasan yang
membangun dan
tujuan bersama
- masih kurang dan
partisipasi p
dalam politik
e. pendapat
f. kesadaran
- seleksi kepemimpinan
g. kesadaran
h. kebulatan tekat
i. ketetapan jiwa
j. keyakinan
k. kreatif
l. keberanian
- komunikasi politik
d. informasi
e. perekrutan
f. partispasi
sendiri.
- Biasa, dinamika
konflik terjadi di
internal yang tidak
bermanfaat.
- Dalam proses, dan
perlu adanya
perubahan
- Pemimpin sebagai
top figure maka
kesadaran politiknya
tinggi
- Kebulatan yang
positif dan
perubahan positif
- Sikap Ketegasan dan
kedepan untuk
kebaikan bersama
- Keyakinan pada
kebenaran
- inovasi-inovasi
dalam memebrikan
jalan keluar
- keberanian, tekat
menyampikan
kebenaran
- melalui media tulis,
gambar, dan media
visual
- proses kaderisasi,
dan mengadakan
penerimaan anggota
- menagakomodir dan
menyampiakan isu-
isu politik
berpolitik.
- Minimnya dalam
berpolitik dengan
bukti pasifnya dalam
pemilu presma
- Mulai berkembang
dalam kesdaran
berpolitik
- Kesadaran berpolitik
wajib dan harus
sebagai contoh
kepada bawahan.
- Kebulatan
bertanggung jawab
dan berkorban.
- Ketegasan dalam
menentukan
keputusan
- Keyakinan universal
dan yang utuh dalam
dasar-dasar
kehidupan
- Kreatif dalam
melihat kondoisi ,
posisi dan situasi
yang ada .
- Keberanian untuk
tidak merugikan
orang lain.
- Melalui media tulis,
gambar dan media
visual.
- Mengunakan hak
preogratif seorang
pemimpin.
- Menggunakan hak
suara dan hak politik
secar maksimal.
aspirasi
- masih pasif dan
perlu adanya
kesadaran politik
- tahap berkembang
dan masih perlu
sosialisasi
- kesadaran dalam
konsep berpolitik
untuk rakyat dan
bernegara
- kebulatan hakiki,
melalui kebenaran
dan kebaikan
- berprinsip dan
berwibawa
- keyakinan pada
kemampuan yang
dimilki
- keratif dalam
menetukan
gagasan untuk
maju
- keberanian sesuai
kepentingan dan
kebaikan
- bermacam cara
mendapatkan
informasi politik
- memberikan
peluang mereka
untuk gabung
- menggunakan
hak politik sesuai
aturan
- belum banyak
berkembang
- digulirkannya
kesadaran
berpolitik
- kesadaran
dengan konsep
berpolitik yang
matang
- kebulatan
berkorban dan
tanggung resiko
- ketetapan dalam
ketegasan dan
disiplin
- keyakinan
terhadap diri
sendiri , percaya
diri
- keratif dalam
memberikan
solusi atau
gagasan
- keberanian
berdasar situasi
dan kondisi
- melalui media
informasi
- menggunakan
ajakan dan
himbauan
- mengikuti
kegiatan yang
ada di kampus
4. Organisasi
- hubungan / keterkaitan
g. mahasiswa dengan
lembaga politik
- hubungan informal
dan structural serat
harmonis antara
kedua lemabaga
- sangat erat tatpi
mahasiswa yang
studi oriented adaha
rugi.
- berhubungan
karena lembaga
adalah wadah
mahasiswa
- seperti mata uang
logam yang
salaing berkaitan
kampus
h. orang yang terkait
dalam lembaga
politik
i. lembaga intra dan
ekstra
j. lembaga
mahasiswa dengan
rektorat
k. lembaga
mahasiswa dengan
dekanat
l. mahasiswa dengan
dosen.
- Burgaining
f. mahasiswa dengan
mahasiswa
g. mahasiswa dengan
lembaga kampus
h. lembaga
mahasiswa dengan
pemerintah
i. lembaga
mahasiswa dengan
partai politik
j. lembaga
mahasiswa dengan
organisasi
masyarakat.
- seluruh elemen yang
ada dalam lemabaga
politik.
- Hubungan kerjasama
dan forum diskusi
bersama
- mencoba
membangunkerjasam
a dan komunikasi
harmonis
- mencoba kerjasama
yang baik
- saling berdikusi dan
bersilaturahmi
- posisi sama tetapi
aktivis mempunyai
nilai plus
- menilai kontribusi
lembaga tersebut,
terhadap individu
yang dipimpin
- diatas dan merepresi
kebijakan
pemerintah
- satu elemen
mengarah satu
tujuan, timbal balik
dan mensinergikan
sebagai kekuatan
politik
- bagaiman kontribusi
masyarakat terhadap
mahasiswa
- Terlibat langsung di
- Tanggung jawab
bersama, dan
sebagai wadah
dalam berpolitik
- Saling mengisi dan
melengkapai dan
bergerak di bidang
kemahasiswaan
- Saling memberikan
masukan dan kritrik
dalam kebijakan
politik.
- Saling memebrikan
usul dan saran dari
aspirasi mahasiswa
- Mahasiswa dapat
memposisikan diri
terhadap dosen,
karyawan kampus.
- Aktivis mempunyai
nilai plus dan lebih
dalam organisasi.
- Harus mempuyai
posisi tawar
terhadap lemabga
mahasiswa
- Mempunyai posisi
tawar yang jelas dan
mengkrisi kebijakan
pemerintah.
- Harus jelas dan
mengontrol,
memantau partai
politik dalam
aspirasi dan
kebijakan partai.
- Hubungan saling
menguntungkan
dalam
pengembangan
politik
- Melihat keadaan real
- pemimpin, staf ,
anggota lembaga
politik
- memberikan
bantuan dan
dukungan untuk
persatuan
- memberikan
kontrol dan
memberikan
aspirasi politik
- memberikan
aspirasi dan
masukan politik
- melihat situasi
dan kondisi
penempatan
mahasiswa
- sesama
mahasiswa tidak
punya posisi
tawar
- bagus, dalam
mengkritis
kebijakan yang
bersebrangan
- diatas karena
presiden takut
pada mahasiswa
- kuat dalam
melakukan
konspirasi politik
dan menyataukan
aspirasi rakyat
- cikal bakal
organisasi
masyarakat dan
lahirnya generasi
baru
- semua civitas
akademika dan
elemen lembaga
politik
- saling memberi
aspirasi dan
bantuan dibidang
kemahasiswaan
- memcoba
menjalin
kerjasama sama
dengan rektorat
- sama dengan
rektorat
- aktivis
menempatkan
diri terhadap
semua dosen
- punya pos
nilai lebih
terhadap lainnya
- kelayakan
terhadap nilai
mahasiswa
- posisi yang tetap
dan sebagai
kontrol
pemerintah
- posisi yang jelas
terhadap partai
sebagai kekuatan
politik
- saling terkait
karena
mahasiswa terjun
ke masyarakat
- membuat
- kontrol sosial
c. cara kontrol
masyarakat
d. kontrol masyarakat
- pengabdi masyarakat
c. pengabdi
d. pelayan
masyarakat, serta
melakukan
penelitian dan
pengenalan .
- Mengarahkan, dapat
berperilaku beradab
dan negara berdaulat
- Komunitas kecil dan
bagian dari rakyat
kerena independenya
dan intelektualnya.
- Proses advokasi
kepada masyarakat
dalam penyampaian
aspirasi
yang terjadi
dimasyarakt dan
aspiarsi masyarakat.
- Dapat menjadi
warga yang baik dan
sadar hokum .
- Karena mahasiswa
adalah rakyat yang
memepunyai nilai
lebih.
- Mengawal
masyarakat
memberikan
aspiarsi.
- melihat kebijakan,
relita masyarakt,
kondisi
masyarakat
- mahasiswa adalah
aspirasi dari
rakyat
- karena mahasiswa
adalah bagian dari
masyarakat
- mengadakan
presser pada
kebijakan yang
merugikan rakyat
jaringan
rakyat atau
koalisi rakyat
- mangawal
masyarakat
dalam aspirasi
- mahasiswa
adalah bagian
dari rakyat
- kegiatan dan
berfikir maju
serta aspirasi
untuk rakyat
5. Dimensi gerakan
- angkatan muda
c. arti angkatan muda
d. kegiatan angkatan
muda
- angkatan intelektual
c. arti angkatan
intelektual
d. harapan angkatan
intelektual
- mahasiswa adalah
harapan besar
melakukanperubahan
- meningkan potensi ,
melakukan evaluasi,
mengarahkan
masayarakat
- seacara akademik
dan kompensasi
lebih kedepan
- gerakan monitor,
melakukan
perubahan fisik dan
non fisik
- masih muda dan
pemikiran muda
- memposisikan
negara sebagai alat
keadilan dan
persatuan.
- Secara akademik
dan intelektual
mahasiswa lebih
mumpuni.
- Aman dan berkiprah
secara maksimal
dalam demokrasi
dan berpolitik.
- Keadaan fisisk
dan, pengalaman
muda
- Melakukan kotrol
terhadap
pelaksanan
kebijakan politik
- Cara berfikir
rasional dan
ilmiah dalam
kegiatan
- Melakukan
kebebasan
demokrasi dan
berpolitik
- pemikiran dan
pengalaman
muda
- membrikan
wacana dan
warna dalam
berpolitik
- belajar di
perguruan tinggi
secara ilmiah dan
rasional
- menyumbah
pemikiran
rasional dan
ilmiah
6. Karakteristik gerakan
- spontanitas
c. arti spontanitas
d. mendorong
spontanitas
- non structural
b. pola gerakan non
- gerakan yang
bermisi dalam proses
perubahan
- melihat kondisi
temporal dan
iraksional rakyakat
- belum melihat hal
tersebut
- mahasiswa
berpolitik tidak
berfikir terlalu lama
apabila rakyat
tertindas.
- Wujud kepedulian
terhadap kehidupan
politik
- Dalam rangka
mewujudkan negara
- pola piker mereka
paktis dan
strategis
- melihat kondisi
rakyat yang
tertindas
- sebagai wahana
persatuan dan
- tidak berfikir
jauh dalam
melihat relita
politik
- melihat re
politik yang
terjadi
- dalam
membagun
structural
- bukan agen politik
b. arti bukan agen
politik
- jaringan yang luas
c. jaringan yang
dibangun mahasiswa
d. pengeloalaan
jaringan mahasiswa
- mahaisswa adalah
egen perubah dan
agen golobal.
- jaringan yang
memasyarakat dan
jaringan komunikasi
tujuan reformasi
- jaringan masa
bersifat pragmatis
dan bersifat
permanen
demokratis , dinamis
dan religius.
- Memeposisikan
sebagai
profesionalisme
dalam politik.
- jaringan yang
posistif dan
berkembang.
- Melalui strategi dan
konsep pergerakan
dalam satu kesatuan.
kesatuan untuk
pergerakan
- mempunyai posisi
profesinalime dan
idealisme
- jaringan
pergerakan
mahasiswa
- membuat pos-pos
kesatuan dan
membrikan
strategi dan
konsep politik
jaringan gerkan
mahasiswa
- bersifat
independen dan
netral
- membangun
jaringan
pergerakan
politik
- gerakan dengan
strategi dan
konsep
pergerakan
dalam satu tujuan
7. Kekuatan gerakan
mahasiswa
- kemampuan perubahan
b. kemampuan
perubahan
c. potensi mahasiswa
- mengkritis aspiarsi
c. mengkritisi
d. perlakuan
- sosialisasi pers
c. sosilisasi
d. efektifitas
- gerakan rakyat
- dampak perubahan
c. harapan.
- kemamapuan
perubahan karena
agen perubah
- kemempuan
membela kebenaran
dan sesuai kontitusi
- mengkritisi aspirasi
yang positif
- membandingkan
kelayakan dan
mengedepankan
kebenaran
- pers liris dan media
tulis serta media
gambar
- efektif dan
dikondisikan dengan
baik
- mahasiswa adalah
bagian rakyat
- perubahan yang
posistif dan
perbaikan kinerja
- merupakan agen
perubah dan
pembaharu dalam
kehidupan politik.
- Dinamis, mengah
kedepan dan
perubahan positif.
- Perlu dilakukan
kerena mahasiswa
adalah objek politik.
- Sesuai dengan relita
yang terjadi
dikampus.
- Wahana yang tepet
untuk sosialisasi.
- Pers adalah media
untuk informasi dan
pendidikan politik
- Mahasiswa adalah
bagian dari rakyat
- perubahan yang
dinamis, perubahan
kebenaran, berpihak
- kemampuan
perubahan apabila
digunakan sebaik
mungkin
- perubahan yang
positif dan
menuju kemajuan
- keharusan yang
digunakan dalam
menilai kebijakan
- memenuhi
aspirasi yang
bermanfaat dan
reliata
- sosilisasi pers
melalui seminar
dan diskusi
- efektif
pengembangan
politik
- mahasiswa adalah
rakyat
- perubahan yang
signifikan melalui
- kemampuan agen
of change dari
untuk rakyat
- perubahan
mengarah positif
- memberikan
wacana
kebijakan politik
- mengkritisi yang
tidak sesuai
realita
- sosialisasi media
visual dan non
visual
- efektif dalam
informasi
- menyampaikan
aspirasi rakyat
- keadilan dan
menjunjung
tinggi demokrasi
d. Pengaruh
- pengelolaan gerakan
b. harapan
- penghubung rakyat
c. arti
d. kehendak
pemerintahan
- melihat kondisi yang
ada.
- memberikan aspirasi
dan pewarnaan
dinamika politik
- mahasiswa
menyuarakan suara
rakyat
- mengedepankan dan
memperjuangankan
perubahan yang
posistif
kepada rakyat.
- Independen dan
dapat mengelola
sendiri.
- Kebebasan gerakan
mahasiswa dalam
mengkritisi
kebijakan
- Dikaruniai
intelektual dan
keberanian.
- Kesatuan dan
persatuan dan
memandang
Indonesia lebih baik.
ketenagan dan
aman
- dipengaruhi oleh
klolusi, korupsi
dan nepotisme
- dinamika baik dan
lembaga yang
independen
- ketika bersuara
atas reaita nama
rakyat
- rakyat mendapat
perhatian yang
lebih
-
- kurang
berpengaruh
krena independen
- kebebasan
menyampiakan
aspirasi
- menyampikan
aspiarsi rakyat
- pelaku
memeperhatikan
rakyat kecil
8. Faktor penghambat
- memperketat absensi
- merepresi nilai
- perjanjian kampus
- merepresi psikologi
- pemecatan status
- tidak berpengaruh
- harus objektif dan
independensi
mahasiswa dengan
dosesn
- belum ada
- memepersulit ijin
dan memberiakan
aturan kuliah
- belum melihat
- aktivis tidak
menghiraukan
absensi tetapai
mengunakan strategi
yang terokomodir.
- Belum ada tetai
kalau ada kita bantu
dengan
- advokasi
- Kotrak kuliah tetapi
haraus pinter
memutar otak
- Belum ada, tetapai
kalau ada kita Bantu
dengan advokasi
- Belum ada, tetapai
kalau ada kita preser
birokrat.
- Tidak terhambat
dan mempunyai
prisip kuliah
adalah no 1, tahu
penempatannya
- Belum ada,
menerima dengan
lapang dada dan
memperbaiki diri
- Lulus delapan
semester dan
kuliah terbaik
- Tekanan
membuat malas
dan mahasiswa
harus kuat
- Belum pernah dan
bila terjadi ditijau
terlebih dahulu
- Tidak perlu takut
dan pandai dalam
argumen
- Belum pernah
mendengar
- Kontak kuliah
dan aturan dosen
- Membatasi
kegiatan dalam
politik
- Belum pernah
mendengar