30509642-PENGANTAR-AKUNTANSI-II

download 30509642-PENGANTAR-AKUNTANSI-II

If you can't read please download the document

Transcript of 30509642-PENGANTAR-AKUNTANSI-II

PENGANTAR AKUNTANSI II Oleh Arifin IdrusPertemuan 1

Kas dan BankPengendalian Intern. Kas biasa disebut juga Aktiva liquid (cair). Karena sifatnya sangat liquid maka sering menjadi sasaran kecurangan atau pencurian.Oleh karenanya maka dalam perusahaan Kas harus dibuatkan cara agar terhindar dari sasaran kecurangan dan pencurian tersebut yaitu dengan membuat prosedur-prosedur pengendalian intern Kas Dalam pengendalian internal yang baik terhadap kas,prosedur-prosedur penerimaan dan pengeluaran kas harus dirancang sedemikian rupa dan tepat. Karena itu ada 7 (Tujuh) prinsip pengendalian intern yang pokok perlu diketahui : 1. Penetapan tanggung jawab secara jelas 2. Penyelenggaraan pencatatan yang memadai 3. Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan 4. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva 5. Pemisahan tanggung jawab atas transakasi yang berkaitan 6. Pemakaian peralatan mekanis 7. Pelaksanaan pemeriksaan secara independent. Pengendalian intern terhadap kas dalam penerimaan maupun pengeluaran kas,hendaknya Memperhatikan tiga prinsip pokok yaitu : 1. Ada pemisahan tanggungjawab antara petugas yang menangani transaksi kas dan menyimpan Kas. 2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke Bank 3. Semua pengeluaran kas yang berjumlah besar hendaknya dilakukan dengan menggunakan Cek. Ada juga Bagian dari pada pelaksanaan pengendalian intern untuk kas dengan cara penyimpanan kas dalam Rekening Giro Bank. Jadi Kas tidak hanya dilihat hanya uang tunai saja,tetapi dapat meliputi Cek,poswesel, Simpanan di Bank dalam bentuk rekening giro. Sedangkan untuk pengawasan melalui Rekening giro Bank, Dokumen-dokumen yang perlu digunakan yaitu; Kartu tanda tangan (speciment), bukti setoran, cek, dan rekonsiliasi Bank. Laporan Bank diberikan kepada pemegang giro setiap akhir bulan yang memberikan keterangan tentang saldo giro serta daftar transakasi yang terjadi setiap bulan yang bersangkutan, antara lain : penyetoran dan penarikan nasabah giro.

Rekonsiliasi Bank. Karena perusahaan membuka rek.Giro diBank maka perusahaan akan mempunyai dua catatan yakni : Rekening Kas yang ada dalam pembukuan perusahaan dan laporan Bank yang diterima perusahaan dari Bank setiap akhir bulan. Tapi terkadang saldo pembukuan kas perusahaan berbeda dengan saldo laporan Bank. Karena itu harus akuntan menjelaskan mengapa terjadi perbedaan saldo-saldo tsb. Perbedaan saldo-saldo tersebut bisa terjadi karena a.l : 1.Bank belum mencatat transaksi tertentu : a. Setoran dalam perjalanan Perusahaan telah mencatat setoran kebank,tetapi bank belum mencatatnya. b. Cek dalam perjalanan Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatat. 2.Perusahaan belum mencatat transaksi tersebut a. Penerimaan kas melalui Bank b. Biaya administrasi bank c. Pendapatan bunga atau jasa giro d. Cek kosong dari konsumen dan debitur e. Cek dikembalikan kepada penyetor karena alas an lain mis: Cek sudah kadaluarsa, Tanda tangan tang tertera dalam cek tdk sah/meragukan,kesalahan dalam penulisan cek. 3.Bank atau perusahaan (kedua-duanya) telah melakukan kesalahan pencatatan. Tahap-tahap rekosiliasi Bank. Per Bank: Saldo .. Tambahkan: - Setoran dalam perjalanan - Koreksi kesalahan Bank Kurangi: - Cek dalam perjalanan Per Buku : Saldo .. Tambahkan : -Penerimaan wesel melalui Bank -Penadapatn bunga -Kesalahan pembukuan Kurangi : -Biaya Administrasi bank -Cek kosong.

Contoh Membuat rekonsiliasi Bank. Misalkan PT. Rajin Steel Trd Coy. Memiliki Rek.Giro Dibank BNI. Pada akhir bulan Januari Pt.Rajin Steel Trd Coy menerima laporan dari Bank BNI yang berisi informasi mengenai saldo awal bulan. Pertambahan dan pengurangan yang telah dilakukan Bank selama bulan januari atas rekening Giro PT.Rajin Steel Trd Coy dan saldo per 31 Jan. 2005. Menurut Laporan Bank BNI, saldo Giro PT Rajin Steel Trd Coy per 31 Januari 2005 sebesar Rp. 6.505.000. Menurut pembukuan PT.Rajin Steel Trd Coy.saldo Rek. Giro di Bank BNI adalah Rp 4.410.730. Setelah dilakukan pembandingan sesuai dengan Prosedur yang telah diuraikan diatas,ditentukan hal-hal sebagai berikut : 1.Setoran tgl. 30 Januari sebesar Rp 1.591.630- tidak tercantum dalam laporan Bank. 2.Bank telah melakukan kesalahan pembukuan, yaitu Cek yang ditarik olh PT.Sukses Sebesar Rp 100.000- (nomor cek 111) telah dikurangkan pada rekening Giro PT.Rajin Steel Trd Coy. 3.Lima lembar Cek yang ditarik pada akhir bulan Januari telah dicatat dalam jurnal pe ngeluaran kas oleh PT Rajin Steel Trd Coy, belum dibayar oleh Bank No,Cek Tanggal Jumlah 200 27 Januari Rp 286.000.201 27 Januari Rp 319.470,202 28 Januari Rp 83.000,203 29 Januari Rp 203.140,204 30 Januari Rp 458.530,4.Bank telah menerima pelunasan selembar wesel tagih milik PT.Rajin steel Trd Coy Sebesar Rp 2.114.000,- (Didalamnya termasuk pendapatan bunga Rp 214.000,-). Penerimaan pelunasan wesel ini belum dicatat dalam jurnal penerimaan kas oleh PT.Rajin Steel Trd.Coy. 5.Laporan Bank menunjukkan bahwa Bank telah memberi bunga pada PT.Rajin sebesar Rp 28.010,6.Cek nomor 233 sebesar Rp 150.000,- yang dibayarkan pada PT Cepat telah dicatat Dalam jurnal pengeluaran kas oleh PT Rajin dengan jumlah Rp.510.000,-sehingga Saldo per Buku menjadi terlalu tinggi Rp.360.000,7.Biaya Administrasi Bank bulan Januari adalah Rp 14.250,8.Laporan Bank menunjukkan adanya pengembalian Cek yang tidak cukup dananya (Cek Kosong) sebesar Rp.52.000,- Cek tersebut berasal dari PT.Sejahtera. Berdasarkan Data diatas PT.Rajin Steel Trd.Coy menyusun Laporan Rekonsiliasi Bank disertai jurnal yang diperlukan oleh perusahaan.

Jurnal : 4. Kas Rp 2.114.000.Piutang wesel Pendapatan Bunga (penerimaan wesel dr Bank) Rp. 28.010.Pendapatan Bunga (Pendapatan bunga atas saldo Giro) 6. 7. 8. Kas Rp. 360.000.Utang Dagang (Koreksi kesalahan) Rp. 28.010.Rp. 1.900.000.Rp. 214.000.-

5.

Kas

Rp. 360.000.Rp. 14.250.Rp. 52.000.-

Macam-macam Biaya Rp. 14.250.Kas ( Biaya administrasi Bank ) Piutang Dagang Rp. 52.000.Kas (Cek kosong yg dikembalikan oleh Bank)

Latihan di kelas. Pada tgl. 3 Nov 2005 PT.Randy menerima Laporan Bank (Bank Statement) Yang menginformasikan bahwa saldo Kas di Bank pada tgl 31 oktober 2005 berjumlah Rp 19.464.000.- Saldo Rekening kas per 31 Oktober 2005 menurut catatan perusahaan Berjumlah Rp 16.976.000.Setelah diteliti, ternyata perbedaan kedua saldo itu disebabkan oleh hal-hal sbb: a. Setoran sebesar Rp 4.400.000.- Belum dicatat oleh Bank sampai dengan tanggal 3 Nov.2005. b. Sebuah Cek yang diterima dari Ny. Wahyuni (Seorang pelanggan) senilai Rp 832.000, dikembalikan oleh Bank karena tidak ada dananya. c. Cek yang masih beredar s.d. tgl 3 November 2005 bernilai Rp 1.346.000.d. Biaya Administrasi Bank untuk bulan oktober 2005 sebesar Rp 26.000, Belum dicatat oleh perusahaan. e. Bank telah menagihkan piutang wesel perusahaan sebesar Rp. 6.400.000, (termasuk bunga wesel sebesar Rp 400.000). Transaksi ini belum dicatat oleh Perusahaan. Buatlah : 1. Rekonsiliasi Bank dan

2. Jurnal penyesuaian yang diperlukan. DANA KAS KECIL Kas kecil penting bagi perusahaan untuk mengantisipasi keperluan-keperluan insidentil perusahaan, misalnya pengeluaran kas untuk biaya-biaya operasional pembelian perlengkapan tertentu, biaya perjalanan dinas dsb. Karena itu pembentukan kas kecil perusahaan harus menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk suatu jangka waktu tertenu. (apakah seminggu atau serbulan). Dengan demikian perusahaan mengeluarkan sebuah cek dan menguangkannya di bank untuk mengisi dana kas kecil. Atas dikeluarkannya cek tersebut maka dibuat jurnal: Kas kecil Kas Rp xxx Rp xxx

Sebagai contoh, Misalkan pada tgl. 1 Pebruari 2005 PT.VINKA membentuk dana kas kecil sebesar Rp 50.000.000,Jurnalnya : Kas kecil Rp 50.000.000,Kas Rp 50.000.000, (Untuk mencatat pembentukan kas kecil)

Apabila Dana kas kecil tersebut misalnya sudah mencapai tingkat minimum, maka harus Diisi kembali. Caranya yaitu bagian pemegang kas kecil mengajukan permintaan ke bendahara perusahaan dengan melampirkan daftar pengeluaran (pemakaian) kas kecil disertai bukti-bukti pendukung . Sebagai contoh pada tgl 16 pebruari 2005 petugas kas kecil mengajukan permintaan kembali kas kecil sebesar Rp. 75.000.000,- yang dilampikan dengan dokumen-dokumen kas kecil berupa biaya perjalanan dinas Rp 15.000.000,-Biaya pembelian perlengkapan kantor Rp 50.000.000,- Biaya angkut pembelian Rp 2..000.000,Biaya Listrik dan telepon Rp 5.000.000,-, Biaya Air PAM Rp 3.000.000, Maka jurnal yang harus dibuat untuk pengisian kembali kas kecil adalah: 16 Pebruari 2005: Biaya perjalanan dinas Rp. 15.000.000Biaya perlengkapan kantor Rp 50.000.000Biaya angkut pembelian Rp. 2.000.000Biaya listrik & telepon Rp. 5.000.000Biaya PAM Rp. 3.000.000Kas Rp.75.000.000,(pengisian kembali dana kas kecil).

Pertemuan ke-2

PIUTANG

PIUTANG DAGANG : - Terjadi karena adanya penjualan Barang dan jasa secara kredit. - Jangka waktu pengembaliannya kurang dari 1 tahun dan dilapor kan dalam neraca. - Kalau pengembaliannya lebih dari 1 tahun maka dilaporkan dalam neraca sebagai piutang jangka panjang. ( Catatan: Barang yang dijual sehari-hari dlm kegiatan operasi perusahaan ) PIUTANG WESEL ATAU PIUTANG PENDAPATAN (Pendapatan yang masih harus diterima). Piutang ini terjadi karena : - Adanya penjualan barang - Bisa juga terjadi karena transaksi peminjaman uang,dengan jaminan. - Membuat suatu janji tertulis antara pihak Debitur (pihak yang harus membayar) dan pihak Kreditur (pihak yang menerima pembayaran) - Jangka waktu pengembaliannya pada umumnya 60 hari - Kalau lebih dari 1 tahun maka dilaporkan dalam Neraca piutang jk.panjang. ( Catatan: Barang yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari dan tidak dalam kegiatan operasi perusahaan ). MASALAH AKUNTANSI YANG BERKAITAN PIUTANG DAGANG

1.Pengakuan piutang dagangMis: Tgl.1 Mei 2005 PT.X. menjual barang kepada PT.Y. seharga Rp.1.000.000,dengan termyn 2/10,n/30. Tgl.5 Mei 2005 barang seharga Rp.100.000,- dikembalikan oleh PT.Y. ke PT.X. Tgl. 10 Mei 2005 PT.X. menerima pembayaran dari PT.Y. sebesar saldo Tagihannya, maka Jurnal yang harus dicatat atas transaksi-transaksi di atas untuk PT.X. adalah : 1 Mei 2005 : Piutang dagang Rp 1.000.000,Penjualan Rp 1.000.000,5 Mei 2005 : Retur & pot.Penjualan Piutang dagang 10 Mei 2005: Kas Pot.Penjualan Rp 100.000,Rp 100.000,-

Rp 72.000,Rp 18.000,-

Piutang Dagang

Rp 900.000,-

2.Penilaian piutang dagang.Menurut P.A.I : - Piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai neto kas yang bisa di realisasi/diterima. - Nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (Nilai) piutang yang tidak dapat diterima. - Apabila debitur tidak mampu membayar kewajibannya maka dalam akuntansi disebut : kerugian piutang. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan 2 metode : 1) Metode cadangan. 2) Metode penghapusan langsung 1.Metode Cadangan. Mis : PT.X. Th. 2005 melakukan penjualan kredit Rp 5.000.000. Dari jumlah Penjualan tersebut, terdapat piutang sebesar Rp 2.000.000 yang belum dapat ditagih s.d tgl. 31 Desember 2005. Manajer kredit memperkirakan bahwa dari piutang yang belum tertagih tsb, sebesar Rp 500.000 tidak mungkin dapat diterima. Jurnal: 31 Des. 2005 : Kerugian piutang Rp 500.000Cad.Ker.Piutang Rp 500.000-

(ini dicatat dlm Lap.R/L sebagai biaya penjualan) Jadi bila piutang dagang dilaporkan dalam neraca, hasilnya : Piutang dagang Rp. 2.000.000,Cad.Ker.Piutang (Rp. 500.000,-) Rp. 1.500.000,- (Jlh ini yg dilap.dlm neraca). ( Contoh di atas mencatat taksiran kerugian piutang) Pencatatan penghapusan langsung. Mis: Bagian penagihan PT.X. pada tgl 1 Mei 2005 memberikan persetujuan bahwa piutang pada PT.Y. sebesar Rp 250.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya. Jurnal : 1 Mei 2005 : Cad.Kerugian piutang Rp 250.000 Piutang dagang Rp 250.000,( Contoh diatas mencatat penghapusan piutang kepada PT.Y.)

Jadi setiap penghapusan piutang dicatat dengan mendebet rekening Cadangan dan bukan Rek. Piutang dagang. Kenapa demikian? Sebab ketika mendebet Rek. kerugian piutang maka akan menjadi tidak tepat karena biaya (kerugian) telah di catat melalui jurnal penyesuaian taksiran kerugian piutang. Meskipun penghapusan piutang akan mengurangi Rek. Piutang dagang maupun Rek.Cad Kerugiuan piutang akan tetapi nilai tunai yang dapat direalisasi dari piutang tetap tidak berubah. Sebelum Penghapusan Rp 2.000.000,Rp 500.000,Rp 1.500.000,=========== sesudah penghapusan Rp 1.750.000,Rp 250.000,Rp 1.500.000,===========

Piutang dagang Cadangan kerugian piutang Nilai tunai piutang

Penerimaan Kembali piutang yang telah dihapus Seandainya PT.Y. tgl 1 Juli 2005 melunasi kewajibannya di PT X. Maka jurnal yang dibuat oleh PT.X. adalah : 1 Juli 2005 : Piutang dagang Rp 500.000,Cad.Kerugian piutang Rp 500.000,( mencatat kembali piutang PT.Y. yang telah dihapus ) 1 Juli 2005 : Kas Rp 500.000,Piutang dagang Rp 500.000,( mencatat penerimaan kas dari PT.Y. ) DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM METODE CADANGAN (1) Persentase dari penjualan (2) Persentase dari piutang 1.Persentase dari penjualan Contoh : PT.Mawar menjual barang secara kredit Rp.1.000.000, pada PT.Dahlia dengan persentase 1% piutang dari penjualan bersih tidak akan tertagih. Jurnal : (Untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih ) Kerugian piutang Cad.Kerugian piutang Rp 10.000,Rp 10.000,-

2.Persentase dari piutang Dibuat daftar umur piutang/analisis umur piutang. __________________________________________________________ Nama Jlh saldo Belum jatuh Jlh.Hari lewat waktu Pelanggan piutang tempo 1-30 31-60 60-90 diatas 90 A Rp1000 Rp 0 500 0 300 200 B Rp 700 Rp 700 0 0 0 0 C Rp 500 Rp 300 0 0 200 0 D Rp 400 0 0 200 0 200 ___________________________________________________________ Jumlah Rp2.600 Rp1.000 500 200 500 400 ___________________________________________________________ Taksiran persentase 12,31 % 2% 4% 10% 20% 40% tak tertagih ___________________________________________________________ Total taksiran tak Rp 320 Rp 20 Rp 20 Rp 20 Rp100 Rp160 tertagih ___________________________________________________________ 2.Metode penghapusan langsung Mis: CV.Ani mempunyai piutang pada CV.Dewi sebesar Rp 500.000,Tgl.10 Des.2005, Manajer kredit CV.Ani memutuskan untuk meng hapus piutang CV.Dewi karena sudah tidak mungkin ditagih. Jurnal : Kerugian piutang Rp 500.000,Piutang dagang Rp 500.000,Metode ini tidak diakui untuk pelaporan keuangan (kecuali bila kerugian piutang kecil dialami perusahaan ). Alasannya : Karena yang dilaporkan dalam neraca hanya jumlah piutang brutonya,dan tidak memberi gambaran tentang nilai tunai piutang yang direalisasi.

3.Pengalihan piutang.Alasan : 1. Dalam situasi uang ketat perusahaan sulit mendapat pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kasnya,disamping bunga pinjaman cukup tinggi. 2. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang lama dan me-

merlukan biaya yang besar. 3. Di negara-negara telah berkembang, cara pengalihan piutang misalnya Penjualan piutang kepada lembaga keuangan,penggadaian piutang, dan Penjualan dengan kartu kredit. Penjualan dengan kartu kredit : Melibatkan : (1) Penjual (2) penerbit kartu kredit (3) Pembeli

Contoh : Restoran Melawai Jakarta menerima kartu pembayaran Bank ABC untuk transaksi penjualan. Ali dan temannya makan dan minum direstoran tsb. Sebesar Rp.500.000,- dengan menggunakan kartu credit Bank ABC. Jurnal mencatat transaksi ini: Penjualan Rp 500.000,Piutang dagang Rp 500.000,Seandainya biaya jasa ditetapkan 5% untuk perhitungan kartu kredit maka Bank ABC Akan membayar kepada restoran melawai sebesar Rp 475.000,- yang akan dicatat dalam pembukuan restoran melawai dengan, Jurnal : Kas Rp 475.000,-s Biaya jasa kartu kredit Rp 25.000,Piutang dagang Rp 500.000,-

Latihan di kelas.Pada akhir periode PT.MONALISA memiliki seldo piutang dagang sebesar Rp.150.000.000,- yang dikelompokkan berdasarkan umurnya yaitu sbb: UMUR PIUTANG Jatuh tempo hari ini 1 30 hari lewat jatuh tempo 31 60 hari lewat jatuh tempo 61 90 hari lewat jatuh tempo Lewat dari 90 hari JUMLAH Rp 84.000.000,Rp 22.500.000,Rp 16.500.000,Rp 19.500.000,Rp 7.500.000,% TDK TERTAGIH 1% 2% 3% 5% 10 %

Sebelum penyesuaian, Rekening cadangan kerugian piutang mempunyai saldo (kredit) sebesar Rp 600.000,Diminta : 1. Hitunglah jumlah piutang dagang yang diperkirakan tidak tertagih. 2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan

3. Hitunglah jumlah bersih piutang dagang yang dilaporkan dalam neraca Menghitung Tanggal jatuh wesel : Mis: Jangka waktu wesel 60 hari dengan tangal penarikan 17 Agustus adalah sbb : Jangka waktu wesel 60 hari Agustus (31-17) 14 September .30 44 hari Tanggal jatuh oktober 16 hari Menghitung wesel berbunga : Rumus : Nilai nominal Wesel x Tk.bunga x pertahun Jk.Waktu = Bunga

Contoh perhit.Bunga : Rp 800,- 16% 120 hr Rp 200,- 14% 6 bln Rp 5.000,- 12% 1 thn

Rp 800 x 16% x 120/360 = Rp 2.000 x 14% x 6/ 12 = .. Rp 5.000 x 12% x 1/1 =

Contoh perhitungan nilai wesel diskonto: PT.Mega mempunyai piutang wesel kepada PT.Kemas, yang ditarik pada tgl 20 oktober 2005. Nilai nominal wesel Rp 150.000,-,Bunga 10%,Jk.Waktu 90 hari. Ini berarti wesel tersebut akan jatuh pada tgl 18 jan 2006. pada tgl 9 Desember 2005 PT.Mega mendiskontokan wesel tersebut kepada Bank pelangi dengan diskonto 12%,tingkat diskonto ini lebih tinggi dari bunga wesel, karena bank ingin memperoleh pendapatan yang lebih besar. PT.Mega bersedia untuk menerima tarif diskonto yang lebih tinggi ini karena ingin memperoleh kas lebih cepat. Periode kasus ini adalah 40 hari (22hari di bulan Desember dan 18 hari pada bulan januari). Nilai wesel didiskonto (Discounted value) adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh PT Mega dari Bank. Penyelesaiannya : Nilai nominal wesel .. Rp 150.000,Ditambah : Bunga ( Rp 150.000 x 10% x 90/360 Rp 3.750,Nilai jatuh wesel Rp 153.750,Dikurangi: Diskonto (Rp 153.750 x 12% x 40/360) Rp 2.050,Harga jual wesel (nilai nominal diskonto) Rp 151.700,-

Jadi pada tgl jatuh tempo, Bank menerima Rp 153.750 dari pihak tertarik yang berarti memperoleh pendapatan sebesar Rp 2.050,Jurnal : PT.XYZ : kas Rp 151.700,Piutang wesel Rp 150.000,Piutang bunga Rp 1.700,-

Wesel adalah surat perintah untuk membayar. Contoh membuat surat wesel Makassar 1 September 2005 Rp 100.000.000,Sembilan puluh hari sesudah tgl tsb diatas, harap tuan membayar atas penyerahan surat wesel ini kepada Bank ABC Cab.Makassar. atau atas order, uang sejumlah ===== seratus juta rupiah ====== Kepada Yth. Tuan Amir Jl.Haji Bau 15 Mks. Materai Fulan

Pertemuan ke- 3 :

PERSEDIAAN.

Contoh : menghitung harga perolehan persediaan barang yang siap dijual Atau perhitungan fisik persediaan. Harga perolehan persediaan yang tersedia untuk dijual : Persediaan Awal : Rp 500.000,Pembelian : Rp 1.500.000,Tersedia u/dijual : Rp 2.000.000,Langkah I Persediaan Akhir : Unit : 5.000 Hp/unit Rp 50 Total = Rp 250.000 Langkah II Harga pokok penjualan Tersedia dijual . .Rp. 2.000.000 Persd. Akhir . . . Rp 250.000 H.P.P... RP 1.750.000============

ADA 2 (DUA) DASAR METODE PENETAPAN HARGA PEROLEHAN PERSEDIAAN :(1) Dasar Aliran Fisik sesungguhnya, dengan menggunakan metode

identififikasi khusus.Contoh: Toko ABC th.2005 membeli barang-barang elektronik berupa VCD berbagai type Merek sony dengan harga berbeda-beda, masing-masing : Rp 3.000.000,Rp 3.500.000, Rp.4.000.000, Rp.4.500.000, dan Rp 5.000.000,. Selama tahun tsb, tiga buah VCD telah terjual dengan harga masing-masing Rp 5.500.000,. pada tgl 31 Desemeber 2005 perusahaan tersebut melakukan perHitungan fisik, dan diketahui bahwa 2 buah VCD yang ada digudang memiliki Harga perolehan Rp.3.000.000 dan Rp.4.000.000, hal ini diketahui dari kartu yang Melekat pada masing-masing barang.

Jadi: Harga perolehan persediaan akhir VCD = Rp 7.000.000, (3 jt + 4 jt). Harga pokok penjualan = Rp.13.000.000, ( 3,5 jt + 4,5 jt + 5 jt ). Kalau ingin diketahui berapa laba kotornya, maka Penjualan = Rp 16.500.000, ( Rp 5.500.000 x 3 ) H.P.P = Rp 13.000.000, L.kotor = Rp 3.500.000,Metode ini biasanya diterapkan diperusahaan yang menjual barang dengan harga Mahal serta jumlah dan jenis barang terbatas.

(2) Dasar aliran Anggapan.1. FIFO ( FIRST IN, FIRST OUT ) ATAU M.P.K.P. 2. LIFO ( LAST IN, FIRST OUT ) ATAU M.T.K.P 3. HARGA PEROLEHAN RATA-RATA.

FIFO (FIRST IN, FIRST OUT) ATAU MPKP

Pada metode ini persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan perunit dari pembelian paling akhir dan bergerak mundur sampai semua unit dalam persediaan mendapat harga perolehan. ANGGAPAN FIFO : Barang yang dibeli lebih dahulu akan dijual lebih dahulu. CONTOH : PT CEMERLANG dengan pengallokasian harga perolehan Barang tersedia dijual sbb : Harga perolehan persediaannya tersedia untuk dijual TGL KETERANGAN 1/1/12005 Persd.Awal 14/4/2005 Pembelian 28/8/2005 Pembelian 30/11/2005 Pembelian UNIT HP/UNIT 200 Rp.20 400 Rp 21 600 Rp 22 800 Rp 23 ----J u m l a h . . . . .2.000 ==== TOTAL H.P Rp 4.000 Rp 8.400 Rp13.200 Rp18.400 -----------Rp44.000 =======

s

Selama tahun ini telah di jual 800 unit, dan persediaan pada tgl 31 Des. 2005 berjumlah 1200 unit LANGKAH 1 LANGKAH II

PERSEDIAAN AKHIR TGL UNIT H.P/UNIT RP 23 Rp 22 TOTAL

HARGA POKOK PENJUALAN

30/11/05 800 28/8/05 400 -----Jumlah 1.200

= RP 18.400 = Rp 8.800 -----------= Rp 27.200 ========

Tersdia dijual .. Rp 44.000,Persd akhir ..Rp 27.200,-------------H.P.P . Rp 16.800,=========

Unit barang yang telah dijual = 2.000 unit 1.200 unit = 800 unit. ====== TGL 1/1/05 14/4/05 28/8/05 Jumlah UNIT 200 400 200 ---800 H.P/UNIT Rp 20 Rp 21 Rp 22 TOTAL H.P = Rp. 4.000,= Rp 8.400,= Rp 4.400,---------------= Rp16.800,=========

* LIFO ( Last In, First Out) atau MTKP.Pada metode ini persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan perunit dari barang-barang yang dibeli paling awal dan kemudian bergerak maju sampai semua unit yang ada dalam persediaan mendapatkan harga perolehan. ANGGAPAN LIFO : Barang yang dibeli paling terakhir akan dijual lebih dahulu.

Harga perolehan persediaan yang tersedia untuk dijualTGL 1/1/05 14/4/05 28/8/05 30/11/05 KETERANGAN Persediaan awal Pembelian Pembelian Pembelian UNIT 200 400 600 800 ---Jumlah. 2.000 ==== H.P/UNIT Rp 20 Rp 21 Rp 22 Rp 23 TOTAL H.P = Rp 4.000,= Rp 8.400,= Rp 13.200,= Rp 18.400,--------------= Rp 44.000,=========

LANGKAH I

LANGKAH II

PERSEDIAAN AKHIR TGL UNIT 1/1/05 200 14/4/05 400 28/8/05 600 -----Jumlah 1.200 ==== HP/UNIT Rp 20 Rp 21 Rp 22 TOTAL H.P = Rp 4.000,= Rp 8.400,= Rp13.200,-------------=Rp25.600,=========

HARGA POKOK PENJUALAN Tersedia untuk dijual = Rp 44.000,Persediaan akhir = Rp 25.600,--------------H.P.P .. = Rp 18.400,========

Unit barang yang telah dijual = ( 2000 unit 1200 unit = 800 unit ) TGL UNIT 30/11/05 800 HP/UNIT Rp 23 TOTAL HP = Rp 18.400,======

*METODE RATA-RATAPada metode ini, pengalokasian harga perolehan barang yang tersdia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang. Rumus: HRG PEROLEHAN : BRG TERSD DIJUAL RP 44.000 JLH UNIT = RATA-RATA TERTIMBANG TERSD. DIJUAL PERUNIT 2.000 RP 22

Jadi pengallokasian harga perolehan barang tersedia dijual pada PT Cemerlang adalah : TGL 1/1/05 14/4/05 28/8/05 30/11/05 KETERANGAN Persd. Awal Pembelian Pembelian Pembelian UNIT 200 400 600 800 -----J u m l a h .. 2.000 ==== HP/UNIT Rp 20 Rp 21 Rp 22 Rp 23 TOTAL HP Rp 4.000,Rp 8.400,Rp13.200,Rp18.400,-------------Rp 44.000,=========

PERSEDIAAN AKHIR UNIT 1200 x HP/UNIT = TOTAL HP Rp 22 = Rp 26.400

HARGA POKOK PENJUALAN Yang siap u/dijual = Rp 44.000,Pers. Akhir = Rp 26.400,-----------------

H.P.P. . = Rp 17.600,========= Catatan : Harga rata-rata dapat juga ditentukan dengan cara lain yang disebut rata-rata Sederhana. Perhitungan rata-rata sederhana per unit diperoleh sbb: Rp20 + Rp 21 + Rp 22 + Rp 23 = Rp 86 --------------------------------------------4 4 = Rp 21,5 ---------

Metode rata-rata sederhana ini mempunyai 2 (dua) kelemahan yaitu : 1. Tidak memperhitungkan jumlah unit yang dibeli 2. Bisa dipengaruhi oleh harga beli perunit yang ekstrim tinggi atau ekstrim rendah Karenanya untuk harga rata-rata tertimbang dalam pencatatan akuntansinya lebih dianjurkan untuk tidak digunakan.

PENGARUH METODE HARGA PEROLEHAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN.MISALKAN : Dalam periode yang sama, PT Cemerlang telah menjual 800 Unit dengan harga Rp 12.000.000,Biaya operasional

Rp. 2.000.000 dan pajak penghasilan 15 %. PT.CEMERLANG RINGKASAN RUGI-LABA TAHUN 2005. FIFO LIFO RATA-RATA

Penjualan.........Rp 12.000.000 Rp 12.000.000 Rp 12.000.000 Persediaan awal...Rp PembelianRp H.P.Brg trsd.dujual Rp Persediaan akhir. Rp Harga Pokok PenjRp 4.000 40.000 44.000 16.800 27.200 Rp Rp Rp Rp Rp 4.000 40.000 44.000 25.600 18.400 Rp Rp Rp Rp Rp 4.000 40.000 44.000 26.400 17.600

Laba kotor Penj...Rp 11.972.800 Rp 11.981.600 Rp 11.982.400 Biaya operasionalRp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Laba sebelum pajak Rp 9.972.000 Rp 9.981.600 Rp 9.982.400 P.P.h ( 15 % ) Rp 1.495.800 Rp 1.497.240 Rp 1.497.360 Laba bersih..Rp 8.476.200 Rp 8.484.360 Rp 8.485.040 ========== ========== =========== Pemilihan metode harga perolehan meliputi tiga faktor : (1). Pengaruh terhadap neraca (2). Pengearuh terhadap Rugi Laba dan

(3). Pengaruh terhadap pajak.

SISTEM PERSEDIAAN PERPETUALPerusahaan yang menjual barang-barang dagangan dengan harga mahal biasanya menggunakn sistem persediaan perpetual. Untuk lebih mengetahui cara pemakaian sistem persediaan perpetual dan sekaligus membedakannya dengan sistem persediaan periodik kita lihat contoh dibawah ini. MIsalnya : PT.MELATI selama bulan Juni 2005 mempunyai datadata transaksi pembelian dan penjualan komputer sbb: 1 Juni 1 s/d 30 1 s/d 30 : Persediaan awal ( 5 Unit ) . RP 15.000,: Pembelian secara kredit (12 unit @ Rp 3.000) Rp 36.000,: Penjualan secara kredit (6 unit @ Rp 5.000) .. Rp 30.000,Harga pokok penjualan (6 unit @ Rp 3.000) .. Rp 18.000,: Persediaan akhir (11 unit @ Rp 3.000) Rp 33.000,-

30 Juni

Perbedaan Penjurnalan dalam mencatat transaksi di atas pada metode perpetual dan pada sistem periodik sbb :

Sistem PerpetualPersediaan Awal Rek.persediaan menunjukkan Rp 15.000,-

Sitem periodikRek.persd.menunjukkan Rp. 15.000,-

Mencatat pembelian Persediaan Rp 36.000 Utg.Dagang Rp36.000 Mencatat Penjualan Piutang dag.Rp30.000 Penjualan Rp30.000 H.P.P Rp 18.000 Persediaan Rp18.000 Pada akhir periode Tidak diperlukan jurnal Persediaan akhir Rp 33.000 (15.000 + 36.000 18.000) HPP Rp15.000 Persd. Rp15.000 HPP Rp36.000 Pembelian Rp 36.000 Persd. Rp33.000 HPP Rp33.000 Piut.Dag.Rp30.000 Penjualan Rp 30.000 _ Pemb. Rp 36.000 Utg.Dag. Rp 36.000

Perusahaan yang menggunakan sistem perpetual,rekeningkontrol persediaan dibuku besar biasanya dilengkapi dengan buku pembantu persediaan dan dicatat setiap hari Misalkan: PT.Melati dalam contoh diatas selama bulan juni 2005 mem beli komputer sbb : 5 20 12 23 Juni 2005 : Membeli komputer 10 unit Juni 2005 : Membeli komputer 2 unit Juni 2005 : Penjualan komputer 3 unit Juni 2005 : penjualan komputer 3 unit Jlh. Unit maksimum : Jlh. Unit minimum : PENJUALAN TOTAL SALDO

Nama barang ; Komputer Type : PEMBELIAN TGL. UNIT H.P 1/6 5/6 12/6 20/6 23/6 2 3.000 6.000 3 10 3.000 30.000 3

TOTAL UNIT H.P TOTAL UNIT H.P TOTAL 5 3.000 15.000

15 3.000 45.000 3.000 9.000 12 3.000 36.000 14 3.000 42.000 3.000 9.000 11 3.000 33.000

Penetapan Harga Perolehan Pada Sistem Perpetual

Metode penentuan harga perolehan pada sistem periodik yang sudah dijelaskan diatas, berlaku pula untuk metode perpetual. Hanya saja pada metode perpetual sebagaimana yang terlihat dalam ayat jurnal penyesuaian tersebut, dimana penentuan harga pokok penjualan (HPP) dilakukan pada saat penjualan terjadi, sehingga harga perolehan persediaan dapat diketahui pada saat itu juga.

FIFO: Barang yang dibeli lebih awal dianggap akan dijual lebih awal pula. Oleh karena itu, harga perolehan barang yang dibeli lebih awal akan dibebankan lebih dahulu sebagai HPP. Contoh : Untuk Sistem perpetual FIFO dan LIFO PT.BARUGA memiliki data bulan Maret 2005 mengenai barang dagangan berupa mesin cuci merek Toshiba sbb: TGL 2/3 12/3 25/3 29/3 PEMBELIAN 4.000 @ Rp 10 12.000 @ Rp 11 4.000 @ Rp 11,50 PENJUALAN 8.000 unit SALDO 4.000 16.000 8.000

Perpetual FIFO Tgl Pembelian Unit H.P Total 4.000 10 Penjualan Unit H.P Total 40.000 Unit Saldo H.P Total 4.000 Rp10 Rp

/////2/3 40.000

12/3 12.000 11 132.000

4.000 Rp10

12.000 Rp11 Rp172.000 25/3 29/3 4.000 10 4.000 11 84.000 8.000 Rp11 Rp 88.000 8.000 Rp11 4.000 11,5 Rp134.000

4.000 11,5 46.000

Jadi persediaan akhir adalah : Rp 134.000 dan H.P.P = Rp 84.000 {(4.000 x Rp 10) + (4.000 x Rp 11) LIFO :Barang yang dibeli lebih akhir akan dijual lebih dahulu. Oleh karena itu, harga perolehan persediaan akhir akan terdiri Dari harga perolehan barang-barang yang dibeli lebih awal. Perpetual LIFO h Tgl 2/3 Pembelian Unit H.P Total Total 4.000 10 40.000 Penjualan Unit H.P Total Unit Saldo H.P /

4.000 Rp10 Rp 40.000 4.000 Rp10 12.000 Rp11 Rp172.000 4.000 Rp10 4.000 Rp11 Rp 84.000 4.000 Rp10 4.000 Rp11 Rp130.000 4.000 Rp11.5

12/3 12.000 11 132.000

25/3

-

-

-

8.000 11 88.000 -

29/3 4.000 11,50 46.000

Jadi persediaan akhir adalah = Rp 130.000,-

Harga Pokok penjualan = Rp 88.000 ( Rp 8.000 x Rp 11)

Apabila digunakan metode : LIFO PERIODIK maka, Persediaan awal Pembelian selama bulan maret Tersedia dijual Penjualan selama bulan maret Persediaan akhir Dari pembelian 2/3 : 4.000 unit x Rp 10 Dari pembelian 12/3 : 8,000 unit x Rp 11 12.000 unit = 0 unit = 20.000 unit = 20.000 unit = 8.000 unit = 12.000 unit ========== = Rp 40.000 = Rp 88.000 = Rp128.000

Dengan demikian antara LIFO perpetual dengan LIFO periodik terdapat perbedaan sebesar = Rp 130.000 Rp 128.000 = Rp 2.000,-

METODE RATA-RATA BERGERAK Pada sistem periodik : seperti telah dibahas terdahulu Harga perolehan Rata-rata tertimbang yang perhitungannya dilaku kan setiap periode (akhir bulan/tahun). Pada sistem perpetual: harga perolehan rata-rata tidak dilakukan pada Akhir periode melainkan pada segtiap terjadi transaksi pembelian. Disebut rata-rata bergerak karena harga rata-rata pada sistem perpetual ini selalu berubah(bergerak) setiap terjadi transaksi pembelian dengan harga perolehan perunit yang tidak sama dengan harga rata-rata perunit sebelumnya. Pembelian Unit H.P Total 4000 10 40.000 Penjualan H.P Total Total Unit H.P Total 4.000 10 40.000

Tgl 2/3

Unit -

12/3 12.000 11 132.000 25/3 29/3 -

16.000 10,75 172.000 8.000 10.75 12.000 11 86.000 132.000

8.000 10,75 86.000 -

4.000 11,5 46.000

Ciri terpenting dalam sistem perpetual adalah : 1. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening per sediaan, bukan rekening pembelian.

2 Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi, dan dicatat dengan mendebet rekening H.P.P dan mengkredit Rek. Persediaan. 3. Persediaan merupakan rekening control dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk tiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan kualitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan. PENURUNAN HARGA Kemampuan barang menghasilkan pendapatan akan berkurang apabila harga jual barang menurun. Disaat seperti ini terkadang perusahaan menggunakan metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar (Lower Of Cost Of Market atau LCM) Contoh penerapan teori diatas : Harga Pokok Motor: Yamaha Honda Jumlah Harga pasar Perjenis Rp 10.000 Rp 12.000 Rp 24.000 Rp. 8.000 Rp. 6.000 Rp 14.000 Rp 36.000 Rp 38.000 Rp. 39.000 Perkelompok ( 000) Keseluruhan

Rp12.000 Rp 10.000 RP12.000 Rp 15.000 Rp24.000 Rp 25.000 Rp 8.000 Rp 6.000 Rp14.000 Rp 39.000

Elektronik: TV Rp10.000 DVD Rp 8.000 Jumlah Rp18.000 Jlh.Perse- Rp42.000 diaan.