3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah...

51
3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT

Transcript of 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah...

Page 1: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT

Page 2: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat
Page 3: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2.

Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat diusahakan sebagai

daerah pertanian, selebihnya berupa hutan lindung, sungai-su-

ngai, danau-danau, dan tanah tandus. Di samping tanah darat-

an, Sumatera Barat juga mempunyai daerah kepulauan, yaitu Ke-

pulauan Mentawai. Daerah ini didiami oleh suku terasing de-

ngan tingkat kehidupan ekonomi dan sosial budaya yang relatif

masih terkebelakang.

Penduduk Sumatera Barat pada tahun 1980 adalah sebanyak

3.406.816 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 2,23% per

tahun dan kepadatan penduduk 81 jiwa per /km2.

Propinsi Sumatera Barat terdiri dari 14 Daerah Tingkat

II, yaitu 8 kabupaten dan 6 kotamadya, 100 kecamatan, dan

3.518 desa.

Mata pencaharian penduduk yang utama adalah pertanian,

terutama pertanian pangan seperti padi, hortikultura, dan ka-

cang-kacangan, kemudian perkebunan yang menghasilkan komoditi

ekspor seperti kelapa, kayu manis, cengkeh, gambir dan lada.

Hasil pertanian lainnya ialah ikan, baik yang berasal dari

perairan umum, danau-danau maupun budidaya. Hasil kehutanan

juga cukup baik dan terdapat terutama di Kepulauan Mentawai.

Mata pencaharian lainnya ialah di sektor jasa, perdagangan,

dan industri yang akhir-akhir ini juga menunjukkan peranan

73

Page 4: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

yang semakin penting di dalam menunjang pertumbuhan ekonomi

penduduk. Di samping itu di Sumatera Barat terdapat potensi

bahan-bahan galian seperti batubara, marmer, batu silika, ka-

pur, trass dan lain sebagainya. Di samping itu Kepulauan Men-

tawai, Danau Maninjau, Danau Singkarak dan Bukittinggi meru-

pakan daerah pariwisata yang masih dapat dikembangkan, dan

mempunyai potensi untuk pengembangan tenaga pembangkit lis-

trik.

Dilihat dari komposisi Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Sumatera Barat tahun 1980, sumbangan sektor perta-

nian cukup besar, yaitu sebanyak Rp.99,1 milyar atau 34,5%

dari PDRB Sumatera Barat. Perkembangan PDRB Sumatera Barat

antara 1975 sampai dengan 1980 berdasarkan harga konstan 1975

adalah rata-rata 11,9% per tahun. Bila dibandingkan dengan

total PDRB seluruh Indonesia maka kontribusi PDRB daerah ini

pada tahun 1975 adalah 1,35%, dan pada tahun 1980 meningkat

menjadi 1,6%.

2. Masalah-masalah yang dihadapi

Propinsi Sumatera Barat sejak lama telah merupakan daerah

surplus pangan yang menjual kelebihannya kepada propinsi te-

tangganya. Tetapi daerah pertanian di propinsi ini mengalami

kekurangan tenaga kerja, sehingga upah menjadi tinggi, dan

oleh karena itu banyak daerah-daerah pertanian yang belum di-

usahakan. Di samping itu sarana dan prasarana angkutan ke pe-

desaan belum memadai dan hal ini menyebabkan belum adanya

sistim pemasaran hasil-hasil pertanian yang teratur.

Dari luas sawah daerah Sumatera Barat sebesar 210.725 ha,

yang berpengairan teknis adalah 5.769 ha, setengah teknis

74

Page 5: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

90.776 ha, sederhana 84.561 ha dan sawah tadah hujan 29.619

ha. Yang sudah terjangkau oleh kegiatan intensifikasi barulah

sawah yang berpengairan teknis dan setengah teknis. Di sam-

ping itu potensi untuk ekstensifikasi pertanian masih cukup

tersedia, yang dapat dilihat dari potensi irigasi teknis se-

luas 7.335 ha dan irigasi setengah teknis seluas 100.119 ha.

Masalah produksi pangan lainnya ialah belum selesainya pemba-

ngunan irigasi Panti Rio, Batang Tonggak, Batang Indrapura

dan irigasi Sei Dareh di Sitiung.

Hasil produksi perkebunan yang terbesar di Sumatera Barat

berasal dari perkebunan rakyat (98%), sedangkan perkebunan

besar swasta nasional yang berjumlah 27 buah dengan luas

50.007,82 ha masih amat kecil peranannya sebagai sumber de-

visa. Potensi lahan untuk perkebunan kayu manis, cengkeh,

gambir dan lada masih cukup luas dan terdapat di Kabupaten

Agam, Pasaman, Limapuluhkota, Tanah Datar, Solok, dan Pesisir

Selatan. Di samping itu berbagai upaya rehabilitasi bekas

perkebunan yang terlantar belum dapat diselesaikan seluruhnya

selama Repelita III.

Tingkat produksi ikan hingga kini masih rendah karena ma-

sih terbatasnya prasarana dan sarana produksi, dan masih ku-

rangnya modal, tenaga kerja, penyuluhan dan lain-lain seba-

gainya. Sampai tahun 1982 baru tercatat 1.001 buah perahu mo-

tor. Bila jumlah ini dibandingkan dengan jumlah yang ada pada

tahun 1978, maka sudah terjadi kenaikan sebesar 84,35%. Khu-

sus mengenai budidaya ikan maka luas kolam yang ada baru

4.041 ha, dan bila dibandingkan dengan luasnya pada tahun

1978, hanya terdapat kenaikan 7,64%. Sedangkan PPI (Pangkalan

Pendaratan Ikan) baru ada 5 buah yaitu di Bungus, Pariaman,

Tiku, Painan dan Gaung.

75

Page 6: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

Perbedaan pendapatan antara golongan ekonomi lemah dan

ekonomi kuat di pedesaan tidak jauh. Pendapatan petani rata-

rata masih rendah, tetapi yang mengusahakan tanaman keras

tingkat ekonominya berada di bawah petani yang menghasilkan

tanaman pangan, apalagi petani nelayan pendapatannya masih

lebih rendah daripada petani yang mengusahakan tanaman keras

atau petani perkebunan.

Untuk meningkatkan pendapatan petani dan untuk menampung

tenaga kerja akan diusahakan peningkatan kegiatan industri

yang mengolah hasil-hasil pertanian. Namun usaha-usaha ini

akan terhambat oleh kurangnya modal dan terbatasnya tenaga

kejuruan yang terampil. Di dalam rangka meningkatkan produksi

semen Indarung IV dan produksi batu bara, maka prasarana pe-

labuhan, jalan raya dan kereta api yang merupakan sarana

pendukung, pada Repelita I, II dan III telah ditingkatkan,

namun masih belum seimbang dengan meningkatnya volume pem-

bangunan itu sendiri, terutama dermaga Pelabuhan Teluk Bayur,

pergudangan dan lapangan terbuka.

Pada tahun-tahun yang lalu Sumatera Barat mengalami kele-

bihan tenaga guru dan mengirimkan kelebihannya ke daerah te-

tangga, tetapi sekarang Sumatera Barat sendiri mengalami ke-

kurangan tenaga guru dan guru untuk sekolah luar biasa. Di

samping itu daerah ini juga kekurangan tenaga kejuruan mene-

ngah, sedang tenaga-tenaga kejuruan yang ada belum siap pakai.

Lapangan Udara Tabing sudah tidak mungkin diperluas lagi,

sedangkan kebutuhan akan prasarana perhubungan udara semakin

meningkat.

Kebutuhan akan fasilitas rumah sakit di Sumatera Barat

semakin meningkat, karena yang memanfaatkan rumah sakit itu

76

Page 7: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

bukan hanya penduduk propinsi Sumatera Barat melainkan juga

penduduk propinsi-propinsi di sekitarnya, yaitu Jambi dan

Riau, sedang fasilitas yang ada kurang memadai.

II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-sional.

Sesuai dengan Pola Umum Jangka Panjang, daerah Sumatera

Barat maka dalam Repelita IV prioritas diberikan kepada pem-

bangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor perta-

nian yang terpadu dalam pembangunan daerah pedesaan, dalam

rangka mempertahankan kemantapan swasembada pangan, mening-

katkan hasil-hasil pertanian, meningkatkan industri yang men-

dukung sektor pertanian dan industri lainnya yang sesuai de-

ngan kondisi daerah, serta mengembangkan pariwisata.

Kebijaksanaan pembangunan industri diarahkan pada usaha-

usaha pembuatan mesin-mesin yang mengolah bahan mentah men-

jadi bahan baku dan barang jadi, khususnya hasil-hasil perta-

nian, baik yang berasal dari Sumatera Barat maupun dari dae-

rah sekitarnya. Di samping itu akan ditingkatkan industri

pengolahan hasil-hasil pertambangan dan bahan galian batuba-

ra, bahan baku semen, marmer, dan bahan galian lainnya. Dalam

hal ini perhatian utama akan diberikan pada usaha-usaha per-

luasan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha dan

peningkatan ekspor. Pembangunan industri juga diarahkan pada

pembangunan industri rumah tangga dan kerajinan yang sifatnya

padat karya. Dalam pembangunan industri diusahakan agar

industri besar, menengah dan kecil saling mengisi dengan me-

manfaatkan peranan koperasi industri kecil.

77

Page 8: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

Pengembangan pariwisata dilakukan dengan memanfaatkan ke-

kayaan kebudayaan lokal dan Cara hidup penduduk serta kein-

dahan alam. Bidang pariwisata mempunyai pusat kegiatan di Bu-

kittinggi, dan di samping itu dikembangkan obyek-obyek wisata

di berbagai lokasi. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan peme-

rataan pembangunan akan dilanjutkan konsep perwilayahan dan

akan disempurnakan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

Kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh dalam Repelita IV

adalah dengan menggunakan pendekatan pembangunan secara wila-

yah dan pembangunan secara sektoral. Untuk ini daerah Sumate-

ra Barat dibagi menjadi wilayah-wilayah pembangunan. Wilayah

Pembangunan I dengan pusat pengembangan Lubuk Sikaping meli-

puti Kabupaten Pasaman yang mempunyai ciri daerah pinggiran

yang mengutamakan produksi tanaman keras atau perkebunan dan

peternakan, di samping tetap memanfaatkan potensi yang terse-

dia dalam produksi tanaman pangan, terutama padi. Wilayah

Pembangunan II dengan pusat pengembangan Bukittinggi terdiri

dari Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluhkota, Kabupaten Ta-

nahdatar, Kotamadya Bukittinggi, Kotamadya Payakumbuh, dan

Kotamadya Padang Panjang yang mempunyai ciri sebagai daerah

penghasil bahan makanan beras dan sayuran dan di samping itu

turut pula dalam produksi hasil industri kerajinan dan pari-

wisata. Wilayah Pembangunan III dengan pusat pengembangan Pa-

dang terdiri dari Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesi-

sir Selatan, dan Kotamadya Padang yang mempunyai ciri kegiat-

an produksi dalam bidang perikanan, bahan makanan, industri

kimia dasar, industri kecil, dan aneka industri. Wilayah Pem-

bangunan IV dengan pusat pengembangan Solok terdiri dari ka-

bupaten Solok, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dan Kotamadya

Sawahlunto yang mempunyai ciri kegiatan produksi dalam bidang

78

Page 9: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

tanaman keras atau perkebunan, bahan makanan, dan hasil per-

tambangan. Wilayah Pembangunan V dengan pusat pengembangan

Sikakap meliputi Kepulauan Mentawai yang mempunyai ciri ke-

giatan produksi di bidang perkayuan, perikanan, dan tanaman

perkebunan.

Dalam Repelita IV daerah Sumatera Barat diperkirakan akan

tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 6% setahun.

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah

Kebijaksanaan yang ditempuh selama Repelita IV tidak akan

berbeda dengan kebijaksanaan dalam Repelita III, yaitu pe-

ningkatan sektor pertanian. Kalau pada Repelita III prioritas

utama ditekankan kepada sub sektor pangan, maka pada Repelita

IV yang diutamakan adalah sub sektor perkebunan sebagai peng-

hasil bahan ekspor. Namun demikian sektor pangan akan tetap

ditingkatkan baik dengan ekstensifikasi maupun intensifikasi

dan di samping itu akan ditingkatkan sarana penunjangnya se-

perti irigasi teknis, setengah teknis maupun sederhana.

Untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sektor non mi-

nyak yang dikaitkan dengan kesempatan atau lapangan kerja di

luar sektor pertanian, maka akan dibangun industri hulu de-

ngan padat modal yang mengolah hasil pertambangan dan bahan

galian, mengolah hasil-hasil pertanian menjadi barang jadi

dan di samping itu juga akan ditingkatkan industri kerajinan

dan rumah tangga dengan padat karya. Kecuali memberikan la-

pangan kerja, industri kerajinan ini juga merupakan faktor

pendukung untuk pengembangan program pariwisata.

79

Page 10: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan devisa

non minyak dikembangkan dengan menjadikan Bukittinggi sebagai

pusat kegiatan pariwisata. Untuk ini berbagai program prasa-

rana dan sarana dikembangkan secara bertahap dan berkelanjut-

an.

Pembangunan di Sumatera Barat baik pembangunan di bidang

ekonomi maupun di bidang sosial bukan hanya untuk Sumatera

Barat sendiri, melainkan juga untuk mengisi kebutuhan daerah

tetangga lainnya dan untuk kebutuhan pasar internasional.

Oleh karena itu peningkatan prasarana dan sarana perhubungan

mendapat tempat utama sebagai sarana penunjang, antara lain

yaitu peningkatan jalan yang menuju ke pedesaan dan ke pusat

pusat perkembangan, pembangunan Pelabuhan Laut/Teluk Bayur,

dan pemindahan Lapangan Udara Tabing ke Ketaping.

Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga yang menunjang in-

dustri hulu dan industri-industri lainnya, serta untuk keper-

luan irigasi, diperlukan tenaga penggerak seperti PLTA Manin-

jau, PLTU Ombilin dan PLTA Singkarak. Untuk memenuhi kebutuh-

an tenaga kerja di bidang industri baik industri ringan, in-

dustri berat maupun industri kerajinan dan rumah tangga, di-

perlukan tenaga-tenaga yang berpendidikan tinggi dan kejuruan

menengah yang akan diperoleh dengan meningkatkan sekolah ke-

juruan dan perguruan tinggi.

Untuk dapat melayani kebutuhan masyarakat di bidang kese-

hatan akan dididik 400 orang setiap tahun untuk berbagai ke-

ahlian yaitu tenaga medis, perawat, ahli gizi, dan penilik

kesehatan. Agar siswa-siswa tersebut dapat belajar dengan

baik akan dibangun kampusnya di Padang. Selanjutnya karena

Rumah Sakit Umum di Padang juga melayani propinsi-propinsi

80

Page 11: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

tetangga, maka Rumah Sakit Umum ini akan ditingkatkan menjadi

kelas B.

Kebijaksanaan khusus perlu pula dilakukan bagi daerah Ke-

pulauan Mentawai dan daerah yang berbatasan dengan propinsi

lainnya yang merupakan daerah "terpencil". Pembangunan Kepu-

lauan Mentawai dikaitkan dengan strategi pertahanan dan kea-

manan. Sehubungan dengan keadaan penduduk yang tipis maka

perlu dilancarkan program transmigrasi. Dengan adanya program

ini kepulauan tersebut akan menjadi daerah transmigrasi Sap-

tamarga. Program transmigrasi di Kepulauan Mentawai ini juga

diarahkan untuk dapat mendukung program peningkatan produksi

perikanan yang telah dirintis dalam Repelita III.

Rehabilitasi serta penyempurnaan prasarana dan sarana Pe-

labuhan Teluk Bayur dipadukan dengan jalan kereta api dan ja-

lan raya yang menghubungkan pelabuhan dengan kantong-kantong

produksi sehingga dapat menampung arus lalu-lintas barang dan

penumpang yang sepadan dengan lajunya pembangunan.

Untuk meningkatkan ekspor dan pendapatan petani nelayan,

terutama di pantai barat, akan dikembangkan areal tambak

udang di Kabupaten Pesisir Selatan.

Penyusunan rencana pembangunan kawasan industri di Kota-

madya Padang yang telah dijajaki pada Repelita III, akan di-

laksanakan pada Repelita IV.

III.KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV

Peningkatan produksi tanaman pangan akan dilaksanakan me-

lalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi selain

tanaman padi, palawija juga intensifikasi hortikultura akan

terus ditingkatkan.

81

Page 12: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

Untuk itu sarana pendukungnya seperti balai-balai benih,

balai-balai penyuluhan pertanian, usaha-usaha perlindungan

tanaman dan lain-lain akan terus ditingkatkan.

Untuk menunjang pembangunan dibidang pertanian tanaman

pangan akan ditingkatkan fasilitas yang mendukungnya yaitu

dengan pembangunan irigasi baru maupun peningkatan irigasi

yang sedang dikerjakan seperti irigasi Batang Tonggar, iriga-

si Indrapura, irigasi Sungai Dareh (Sitiung) dan irigasi Pan-

ti Rao dan di samping itu akan dilaksanakan pencetakan sa-

wah-sawah baru. Pencetakan sawah dilaksanakan pada lahan iri-

gasi sederhana di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Solok,

Sawahlunto/Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Agam, Li-

mapuluhkota; lahan irigasi sedang kecil di daerah Kabupaten:

Pesisir Selatan, Solok, dan Agam; dan lahan rawa sederhana

di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Limapuluhkota dan

Pasaman.

Di samping itu akan dilanjutkan usaha diversifikasi ta-

naman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman bernilai gizi

tinggi dari komoditi palawija dan hortikultura.

Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-

sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam-

an karat, kelapa, kelapa sawit, coklat, lada, cengkeh, tebu,

pala, cassiavera yang akan mencakup areal 57.695 ha, serta

intensifikasi dan rehabilitasi tanaman kelapa, lada, cengkeh,

tembakau seluas 21.988 ha. Selain usaha peningkatan produksi,

juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta per-

baikan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan

besar dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan peran-

serta koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan pola

82

Page 13: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

UPP, pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diusa-

hakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisional se-

perti linum, abaca, stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman

obat-obatan dan lain-lain.

Pembangunan peternakan dilaksanakan melalui usaha pokok

intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan sapi, kerbau, sa-

pi perah, kambing dan aneka ternak. Di samping itu akan di-

tingkatkan pusat pembibitan ternak sapi dan hijauan makanan

ternak di Padang Mangatas, penyidikan penyakit hewan di Bu-

kittinggi, pengembangan aneka ternak di beberapa kabupaten,

serta peningkatan kegiatan penyuluhan.

Di bidang perikanan peningkatan produksi perikanan akan

dilaksanakan dengan meningkatkan prasarana dan sarana produk-

si, permodalan, tenaga kerja dan penyederhanaan peraturan-pe-

raturan, penyuluhan dan pembinaan tani nelayan dalam hal per-

luasan tambak-tambak terutama udang.

Di samping itu akan dilakukan pula penyempurnaan

pelabuhan perikanan yakni di Bungus dan Sikakap dan

penyempurnaan BBI di Sicincin, Payakumbuh, dan Sijunjung.

Di bidang industri akan dilakukan usaha-usaha untuk me-

ningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi dan barang jadi, industri yang mengolah hasil

pertanian/perkebunan dan industri yang mengolah hasil pertam-

bangan. Guna mendorong pembangunan industri akan dipersiapkan

pembangunan kawasan industri.

Di bidang pertambangan kegiatan eksplorasi batubara akan

ditingkatkan pada daerah-daerah tambang antara lain Tanah Hi-

tam, Sawah Luhung, Sugar, Waringin, Parambahan dan lain-lain.

83

Page 14: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

Untuk meningkatkan produksi akan dilakukan penambahan dan re-

habilitasi peralatan tambang, hingga produksi batubara Ombi-

lin dan Sawahlunto pada akhir Repelita IV diharapkan dapat

mencapai 1,3 juta ton per tahun. Di samping itu pemetaan geo-

logi teknik akan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data

dasar geologi teknik untuk pengembangan wilayah.

Di bidang kelistrikan akan diusahakan peningkatan dengan

pembangunan PLTA Singkarak, PLTU Solok/Sawahlunto, PLTU Ombi-

lin, PLTA Danau Diatas dan Danau Dibawah, dan penyempurnaan

PLTA Maninjau.

Di bidang prasarana dan sarana perhubungan akan diting-

katkan fasilitas Pelabuhan Laut Teluk Bayur, serta akan di-

usahakan pemindahan Pelabuhan Udara Tabing ke Ketaping. Di

samping itu akan ditingkatkan rel kereta api antara Lubuka-

lung - Padangpanjang - Sawahlunto.

Pembangunan di bidang jalan akan diprioritaskan pada pro-

gram peningkatan jalan dan jembatan dengan pembukaan jalan

baru antara Sumatera Barat - Sumatera Utara, melanjutkan pem-

bangunan jalan Sumatera Barat - Jambi, yaitu antara Lubuk Se-

lasih - Lubuk Gadang - batas Kerinci, melanjutkan pembangunan

jalan untuk membuka daerah Solok Selatan yaitu antara Lubuk

Gadang - Abai Siat.

Dalam rangka mengembangkan kepariwisataan akan diusahakan

penyediaan fasilitas untuk pariwisata di Bukittinggi, Danau

Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah

serta Kepulauan Mentawai.

Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-

sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk

84

Page 15: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-

hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-

baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran

hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usa-

ha-usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam nege-

ri melalui pameran-pameran dagang dan penyebarluasan infor-

masi pasar, perlindungan konsumen serta peningkatan dan pe-

ngembangan peranan pedagang golongan ekonomi lemah melalui

penataran, penyuluhan dan pusat-pusat pembinaan/pelayanan pe-

ngusaha golongan ekonomi lemah. Usaha-usaha untuk meningkat-

kan ekspor non migas akan terus dilanjutkan dalam rangka pe-

ngembangan perdagangan luar negeri melalui penggarapan komo-

diti potensial, peningkatan koordinasi yang lebih terpadu an-

tar instansi dan penyuluhan eksportir.

Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-

an untuk tingkat sekolah dasar akan dibangun tambahan sekitar

4.520 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 2.620 gedung seko-

lah dasar dan TK yang ada. Pada tingkat SMTP, untuk SMP akan

dibangun sekitar 125 unit sekolah baru, penambahan sekitar

834 ruang kelas baru, rehabilitasi 89 sekolah, serta pengem-

bangan sejumlah SMTP Kejuruan dan Teknologi. Pada tingkat

SMTA akan dibangun sekitar 23 unit SMA baru, 2 STM dan 1 SMT

Pertanian, 2 SMEA, penambahan 308 ruang kelas baru untuk SMA

dan pengembangan 10 SPG, serta rehabilitasi 21 gedung SMA,

sekolah kejuruan dan teknologi negeri, 2 SGO serta sekolah

kejuruan dan teknologi swasta. Untuk pelaksanaan dan peman-

tapan wajib belajar akan dibangun kantor pengelolaan pembi-

naan pendidikan dasar pada 25 kecamatan.

Untuk meningkatkan mutu pada TK, SLB, SD, SMTP dan SMTA,

85

Page 16: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

akan disediakan buku pelajaran pokok, buku bidang studi, buku

perpustakaan, alat-alat pelajaran, alat peraga, dan alat ke-

terampilan. Di samping itu akan diadakan penataran guru, ke-

pala sekolah, dan pembina. Khusus pada tingkat SMTP dan SMTA

akan dibangun 115 ruang laboratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP

dan 24 ruang untuk SMA, ruang keterampilan 170 ruang untuk

SMP, dan 16 ruang untuk SMA. Dalam hal ini, penelusuran bakat

dan kemampuan siswa akan terus ditingkatkan.

Dalam rangka peningkatan pendidikan tinggi, Universitas

Andalas akan ditingkatkan dan dikembangkan dengan prioritas

bidang teknologi, sains, pertanian dan ekonomi. Untuk bidang

teknologi akan dibuka fakultas teknik, sedangkan untuk pro-

gram diploma akan didirikan diploma teknologi dan diploma

Pertanian (Agro politek). IKIP Padang akan ditingkatkan ter-

utama untuk pengadaan guru, guna memenuhi kebutuhan guru se-

kolah pembangunan. ASKI Padangpanjang akan dikembangkan dan

diarahkan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan

daerah melalui seni tari dan karawitan. Di samping itu pem-

binaan terhadap perguruan tinggi swasta akan ditingkatkan.

Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain

dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman mela-

lui pemugaran obyek kepurbakalaan, serta pemugaran dan peme-

liharaan berbagai situs kepurbakalaan; pengembangan permu-

seuman; serta pengembangan dan pembinaan bahasa daerah.

Di bidang agama akan disediakan kitab suci berbagai aga-

ma, diberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/re-

habilitasi 1.250 tempat ibadah berbagai agama dan pembangunan

30 balai nikah dan penasehatan perkawinan, serta perluasan

86

Page 17: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

sejumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor

urusan agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan wi-

layah.

Sebagai usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan di-

tingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan

pada madrasah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri

dan madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama nege-

ri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (terma-

suk madrasah ibtidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, pe-

nyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku

perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi. Di

samping itu IAIN Imam Bonjol akan terus ditingkatkan sesuai

dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Demikian pula penerangan

dan bimbingan hidup beragama terutama bagi masyarakat khusus.

Pembangunan di bidang hukum dalam Repelita IV, direnca-

nakan antara lain pembangunan sebuah gedung pengadilan nege-

ri, perluasan/rehabilitasi sejumlah pengadilan negeri dan

pembangunan beberapa tempat sidang di kota-kota kecil, pem-

bangunan 1 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 4 rumah tahan-

an Negara (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah penitipan ben-

da-benda sitaan negara (RUPBASAN); perubahan sejumlah lembaga

pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan 1 asrama tahanan

imigrasi dan sebuah pos imigrasi. Selain itu akan dibangun

pula 2 kantor kejaksaan negeri di Kabupaten Solok dan Limapu-

luhkota; serta rehabilitasi/ perluasan sejumlah kantor kejak-

saan Negeri.

Kegiatan penyuluhan hukum akan lebih ditingkatkan dalam

87

Page 18: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat. Sementara itu

dalam rangka memberikan kesempatan memperoleh keadilan dan

perlindungan hukum, penyelenggaraan bantuan hukum dan konsul-

tasi hukum terutama untuk golongan masyarakat yang kurang

mampu akan lebih dimantapkan.

Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum

akan lebih ditingkatkan pula.

Dalam rangka pengembangan yurisprudensi termasuk kasus

kasus hukum adat, akan lebih ditingkatkan kerjasama dengan

Universitas Andalas.

Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-

syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 15 Pus-

kesmas dan 8 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman

baru termasuk daerah transmigrasi dan daerah terpencil. Un-

tuk peningkatan pelayanan kesehatan di Kepulauan Mentawai

diusahakan pengadaan Puskesmas Keliling dalam bentuk perahu

bermotor. Untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan jang-

kauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan ditingkatkan

pula penyuluhan kesehatan dengan menggunakan pendekatan pem-

bangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD). Selain itu akan

ditingkatkan berbagai kegiatan yang ditujukan terutama kepada

kelompok ibu dan anak serta usaha kesehatan sekolah.

Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan akan

diusahakan peningkatan RSUP dr. Djamil, meningkatkan RSU dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi dari kelas C ke kelas B, mening-

katkan 1 buah RS kelas C menjadi kelas C+, 4 buah RS kelas D

menjadi kelas C dan 2 buah RS kelas D menjadi kelas D+ dan

peningkatan rumah sakit umum lainnya yang ada, serta pelayan-

88

Page 19: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

an kesehatan jiwa terutama melalui pelayanan rawat jalan dan

peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan.

Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distribu-

si obat pada unit-unit pelayanan kesehatan akan dibangun 8

buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.

Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular, serta peningkatan pengendali-

an, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat

kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga dilakukan pe-

ningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluar-

ga (UPGK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan kekura-

ngan vitamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok

endemik. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengelolaan program

gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikem-

bangkan. Di samping itu akan ditingkatkan kesehatan lingkung-

an semua penduduk dan dilakukan usaha untuk menambah berbagai

jenis sarana air bersih. Dalam rangka meningkatkan pembangun-

an sarana air bersih, terutama untuk penduduk pedesaan, akan

dibangun 35 buah penampungan air dengan perpipaan, 15 buah

sumur artesis, 40 buah perlindungan mata air, 1.200 buah pe-

nampungan air hujan, 17.964 buah sumur pompa tangan dangkal

dan dalam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya te-

naga paramedis akan dilakukan peningkatan jumlah lulusan te-

naga kesehatan, dengan cara melipatgandakan jumlah penerimaan

dengan membuka kelas paralel pada sekolah/akademi yang ada.

Di samping itu akan ditingkatkan sarana pendidikan serta akan

dibangun berbagai sekolah/akademi kesehatan sesuai keperluan-

89

Page 20: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

nya, ditingkatkan sekolah/akademi yang ada dan dilaksanakan

pendidikan pekarya kesehatan.

Di biding tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan

keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan

yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta

dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan

pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu

lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,

terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan

pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di

Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja

muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja Sukare-

la Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan terus dilanjutkan dan

disempurnakan.

Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk

mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di

kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah

perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah

yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang

menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan

dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.

Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka

penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan

dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksana-

kan penyiapan lahan seluas ± 6.518 ha untuk menampung sekitar

± 4.345 kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman trans-

migrasi yang terdiri dari transmigran umum, transmigran swa-

karsa dan pemukiman kembali.

90

Page 21: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan

organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya

peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-

mer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD) yang melaksanakan

usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, per-

ikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri

kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-

kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-

produksi masyarakat pedesaan Sumatera Barat. Lain dari pada

itu, mutu dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya

juga akan ditingkatkan.

Untuk mendukung upaya peningkatan di atas akan diusahakan

adanya penyempurnaan metoda, materi, dan penyelenggaraan pen-

didikan, penataran dan latihan keterampilan pengurus, badan

pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta penyempurnaan

cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik/terla-

tih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan dimak-

sud. Untuk menciptakan iklim masyarakat yang mendukung pe-

ngembangan koperasi yang sehat, maka penerangan dan penyuluh-

an perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha

yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing-

an, latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan

fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan

sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-

kan potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara

lain melalui program KIK dan KMKP.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan

antara lain: memberikan penyantunan dan pengentasan kepada

91

Page 22: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

para anak terlantar, lanjut usia, fakir miskin, korban benca-

na alam dan tuna sosial, dan para cacat serta meningkatkan

pembinaan organisasi yayasan-yayasan yang bergerak di bidang

sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial masyarakat. Un-

tuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan bidang kese-

jahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikembangkan dan di-

bina tenaga-tenaga pembimbing sosial masyarakat; demikian pu-

la karang taruna akan ditingkatkan dan kegiatannya akan dipa-

dukan dengan program pembinaan generasi muda dan di samping

itu akan ditingkatkan jumlah karang taruna baru. Peningkatan

peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk mena-

ngani masalah kesejahteraan sosial.

Pembangunan di bidang perumahan yang mencakup pembangunan

perumahan sederhana dan perumahan inti dan perintisan per-

baikan lingkungan perumahan kota akan dilakukan antara lain

di kota-kota Padang, Bukittinggi, Padangpanjang, Solok dan

Payakumbuh. Perintisan pemugaran perumahan desa akan dilaku-

kan pada kurang lebih 150 desa. Sedangkan perintisan pem-

buangan sampah dan pembangunan saluran air hujan (drainase)

akan dilakukan di Padang dan beberapa kota lainnya.

Kegiatan dalam program penyediaan air bersih akan dite

kankan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan yang telah dimulai

pada Repelita III serta perluasan dan peningkatan pelayanan

air bersih antara lain di kota Padang, Bukittinggi, Padang-

panjang, serta pelayanan air bersih untuk beberapa IKK (Ibu-

kota Kecamatan).

Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-

kan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga beren-

cana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang

92

Page 23: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

lebih 423.000 peserta baru dan sekitar 321.000 peserta les-

tari. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga

kelangsungan peserta program keluarga berencana yang sudah

ada.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-

rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-

manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pa-

meran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang

komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke

pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan

mengikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat.

Di samping itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan

stasiun RRI dan peningkatan siarannya serta pembangunan sta-

siun pemancar TV.

Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup

serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama da-

lam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan ke-

giatan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diuta-

makan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS Agam dan

Kuantan. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, baik

di desa maupun di perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-

hutan lindung, akan dilanjutkan.

Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-

naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-

lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh Pemerintah

maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata

ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana ko-

ta dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan

hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai pedoman

93

Page 24: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan

tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan

diberikan kepada kota-kota pusat pembangunan dan wilayah-wi-

layah yang berkembang dengan cepat.

Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan

di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan

program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-

sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-

rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan

Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kese-

hatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan

Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/

Pemugaran Pasar.

94

Page 25: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

TABELLUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN

KEPADATAN PENDUDUKDA6RAH TINGKAT I SUMATERA BARAT,

TAHUN 1980

Luas Jumlah Jumlah Desa/ Jumlah Kepadatan Pen-No. Kabupaten/Kotamadya Wilayah Kecamatan Kelurahan Penduduk duduk per km2

(km2) (1980) (1980)1. Kab. Pesisir Selatan 5.700,60 7 310 315.954 552. Kab. S o 1 o k 7.119,20 12 529 355.539 503. Kab. Sawahlunto/Si-

junjung6.371,10 9 281 244.446 38

4. Kab. Tanah Datar 1.336,00 10 386 319.632 2395. Kab. Padang Pariaman 7.419,50 13 475 459.666 626. Kab. A g a m 2.232,30 11 417 389.027 1747. Kab. Limapuluhkota 3.354,30 7 366 272.071 818. Kab. Pasaman 7.835,40 8 415 360.149 469. Kodya Padang 766,00 11 193 480.922 628

10. Kodya Solok 25,00 2 13 31.724 1.26911. Kodya Sawahlunto 6,30 2 20 13.561 2.15312. Kodya Padang Panjang 26,60 2 16 34.517 1.29813. Kodya Bukittinggi 24,90 3 24 105.288 4.22814. Kodya Payakumbuh 80,10 3 73 78.836 984

DAERAH TINGKAT I: 42.297,30 100 3.518 3.406.816 81

95

Page 26: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat
Page 27: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

PROPINSI S U M A T E R A BARAT

PUSAT WILAYAH PEMBANGUNAN

Page 28: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat

97

i

Page 29: 3 · Web view3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat