3 PERANCANGAN BANGUNAN 3 - dewey.petra.ac.id · Kondisi tapak yang berkontur juga menjadi...
Transcript of 3 PERANCANGAN BANGUNAN 3 - dewey.petra.ac.id · Kondisi tapak yang berkontur juga menjadi...
3 PERANCANGAN BANGUNAN
Dibuat sebagai pertanggungjawaban atas semua perancangan bangunan
yang telah dibuat dengan konsep awal sebelumnya. Isi dari bab ini meliputi hal-
hal sebagai berikut:
3.1 Perubahan program ruang
Perubahan terutama terjadi luas toilet yang semakin besar karena
digabungkan dengan kebutuhan toilet area pameran lantai 1 dan 2. Luas entrance
utama berkurang karena dalam perancangan entrance dipisah menjadi dua antara
fasilitas komersial dan non-komersial. Untuk sirkulasi pada fasilitas umum ini
dibedakan dengan sirkulasi perpustakaan sehingga menjadi lebih kecil daripada
luasan pada proposal.
Secara keseluruhan luas perpustakaan membengkak karena jumlah tempat
duduk yang bertambah. Pada proposal awal terdapat kesalahan perhitungan, yaitu
dalam menentukan kapasitas pengunjung hanya berdasarkan teori persentase dari
jumlah penduduk. Dalam perkembangannya dari studi banding perpustakaan
daerah di Surabaya yang jumlahnya jauh di bawah angka kebutuhan ideal, maka
diambil rata-rata kedua perhitungan sehingga kapasitas pengunjung pada
perpustakaan lebih realistis dan disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan sampai
tahun 2015, yaitu jangka waktu pelayanan perpustakaan yang diasumsikan selesai
pada tahun 2000. Peningkatan luas mencapai 60% dari luas semula.
Untuk kantor pengelola secara kesluruhan tidak terlalu banyak perubahan,
kecuali pada ruang-ruang penyimpanan buku yang membesar karena jumlah buku
12
yang meningkat dan adanya tambahan area foyer. Peningkatan luas hanya 10%
dari luas semula.
Fasilitas Informasi pendidikan dan penjualan buku tidak banyak mengalami
perubahan, sedangkan fasilitas yang disewakan semakin luas karena tambahan
fasilitas dengan pertimbangan untuk mengimbangi luas fasilitas non-komersial.
Fasilitas yang ditambahkan antara lain ruang-ruang kursus, ruang seminar menjadi
dua ruang, tambahan unit toko buku, dan adanya pujasera di samping kafeteria.
Peningkatan luas ruang mencapai 90% dari luasan semula.
Luas fasilitas pengelola dan fasilitas sevis - MEE secara keseluruhan tidak
berubah, sedangkan fasilitas parkir tertutup meluas mencapai 75% dari luas
semula, karena pertambahan luas dan fasilitas proyek. Secara keseluruhan
peningkatan luas mencapai hampir 50% dari perkiraan semula. Namun dari segi
kelayakan dan komersial bangunan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Program
ruang yang baru dilampirkan pada bagian akhir laporan.
3.2 Pola penataan massa bangunan
Ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: konsep, zonning, tapak, peraturan
bangunan, dan analisa. Bangunan utama terdiri atas dua bagian yang secara
fungsional terpisal, yaitu area non-komersial Perpustakaan dan area komersial
Fasilitas Pendidikan. Dalam hal ini keduanya bersifat sebagai sarana pendidikan
non-formal.
Konsep yang diterapkan adalah konsep umum berupa keseimbangan antara
pendidikan formal dan non-formal sebagai konsep utama penataan massa dan olah
tampak, untuk mengingatkan orang akan fungsi dan integrasi keduanya. Untuk itu
13
ada tiga massa utama, yaitu elemen vertikal masif yang menyatakan bentukan
formal dan dua elemen non-formal yang digabung sehingga tampak elemen-
elemen non-formal sebagai pendukung elemen formal yang diletakkan di tengah.
Bangunan dibuat dengan orientasi miring 7° dari jalan raya untuk
mendukung konsep sekuen pencapaian yang telah dijelaskan pada sub-bab
Pencapaian Tapak dan juga sesuai dengan kemiringan kontur eksisting tapak.
Pada area penangkap di sebelah Barat Daya tapak diletakkan elemen
melingkar yang bersifat void dengan fakade double-layer yang fungsional
sekaligus estetis sebagai daya tarik bangunan. Area pameran menjadi satu massa
dengan daerah perpustakaan walau secara fungsi dan struktur berbeda.
Bangunan parkir pada area timut laut tapak peletakaannya lebih disebabkan
oleh fungsi dan kemudahan akses menuju bagian bangunan utama dan agak
menjorok ke dalam agar tidak terlalu menonjol dan terpencil tanpa pemandangan.
Kondisi tapak yang berkontur juga menjadi pertimbangan dalam menentukan
akses menuju bangunan dan letak basement. Secara keseluruhan bangunan bagian
depan terletak di atas semacam landasan yang lebih tinggi dari permukaan tanah.
3.3 Bentuk dan penampilan bangunan
Olah Tampak paling banyak dilakukan di sisi Selatan dan Barat bangunan.
Pada sisi selatan (tampak depan) bangunan diciptakan kesan seimbang yang
didukung oleh letak elemen vertikal di bagian tengah. Keseimbangan yang
dimaksud adalah keseimbangan non-formal (sesuai sifat proyek) yang asimetri.
Pada bagian kiri sisi selatan didominasi elemen-elemen horisontal seperti jajaran
14
jendela dan fakade, sedangkan bagian kanan didominasi elemen-elemen vertikal
berupa fakade dan jajaran skylight.
Bentuk massa melingkar dengan fakade double layer horisontal
mencerminkan bagian halaman dari buku-buku yang tersimpan dalam
perpustakaan yang merupakan sarana utama penyebaran informasi kepada
masyarakat, sekaligus secara fungsional sebagai elemen pembayangan bagian
melingkar yang didominasi bahan kaca. Dalam prosesnya teknik layering ini
mengalami perkembangan disain, yaitu pada mulanya bentuk melingkar didisain
bertumpuk 4 dengan ukuran membesar ke atas, tetapi dengan pertimbangan bahwa
efek layering tidak terasa bagi pengunjung dalam bangunan maka diubah
berbentuk fakade double layer.
Gambar3.1 Desain Awal
Gambar 3.2 Perkembangan Desain
15
3.4 Konsep bangunan
Esensi perpustakaan adalah buku/ bahan pustaka. Sifat-sifat buku sebagai
elemen utama yang akan mengilhami proyek ini adalah antara lain: sumber
informasi, terbagi dalam bab/bagian, layering. Sedangkan perpustakaan itu sendiri
sebagai suatu wadah pendidikan non-formal yang non-komersial dalam proyek ini
akan berdampingan dengan fasilitas pendidikan yang sifatnya komersial, sehingga
sebagai landasan diambil pendidikan sebagai dasar yang bersifat umum dan
mencakup seluruh proyek.
Bentuk massa yang terjadi adalah paduan analisa terhadap tapak dan
lingkungan sekitar dengan konsep pembagian massa dengan pemikiran bahwa
adanya elemen formal yang ditunjang dengan elemen non-formal yang saling
berinteraksi sebagai sumber informasi. Pencahayaan alami dipakai agar dapat
masuk ke dalam bangunan (siang) sedangkan pada malam hari dipakai
pencahayaan buatan yang menyorot ke luar sebagai simbol sumber informasi.
Ilham diambil dari kegiatan pendidikan yang berkesinambungan antara menyerap
ilmu dan menyebarkannya kepada masyarakat. Konsep proyek sebagai pendidikan
non-formal diperkuat dengan pengolahan tampak dengan tampilan keseimbangan
asimetri sedangkan teknik double-layer diterapkan pada area yang menjadi pusat
perhatian utama/ space penangkap lalu lintas, agar bisa dirasakan dari luar
maupun dalam. Kemiringan bangunan 7 derajat dari axis jalan selain untuk
memperkuat posisi bangunan sehingga pandangan bertahap dari pencapaian lalu
lintas tercapai juga angka 7 adalah simbol seni/art pada susunan Dewey Decimal
Classification yang dipakai pada perpustakaan-perpustakaan secara internasional.
16
Pencapaian utama ke bangunan dengan sekuen berjenjang sebagai
implementasi proses pendidikan yang sifatnya bertahap. Empat jenjang yang
mengacu pada jenjang pendidikan formal yang ada di Indonesia mengingatkan
kedudukan perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan formal yang
diberikan pada sekolah dan perguruan tinggi.
Penerapan konsep late-modern pada bangunan didukung oleh beberapa
persamaan antara konsep dan gaya arsitektur, antara lain:
Ilmu pengetahuan dengan teknologi
- Berkesinambungan, maju terus dengan anti-histori (sejarah hanya sebagai
acuan untuk lebih maju)
- Non-formal dengan formalitas yang tidak menekan (diterapkan pada bentukan
massa dan tampak)
- Mengambil esensi dan pengolahan budaya dengan tidak bermaksud simbol
(tidak vulgar/tempelan)
3.5 Penataan ruang
Pola penataan ruang didasarkan pada fungsi yang meliputi pencapaian,
pemandangan, pengahawaan, kebisingan, pencahayaan, dan sebagainya; serta
estetika yang mengintegrasikan bagian dalam dan luar bangunan. Penataan ruang
bangunan umumnya geometris dengan grid kotak-kotak yang sesuai modul
struktur, kecuali pada bagian melingkar perpustakaan yang memiliki grid radial
dengan void di bagian tengah.
Penataan ruang dipisah secara fungsional sehingga terbagi menjadi 3
kelompok besar kegunaan, yaitu perpustakaan, fasilitas pendidikan, dan ruang
17
pameran. Untuk perpustakaan dan fasilitas pendidikan dibuat pintu masuk yang
berbeda pada bangunan karena perbedaan jam aktivitas dalam bangunan.
3.6 Pola struktur dan pemilihan bahan bangunan
Secara keseluruhan bangunan didukung oleh struktur kolom - balok beton
bertulang, kecuali pada bagian melingkar yang juga didukung oleh bearing wall
dengan ketebalan 15 cm menuju kolom-kolom radial.
Modul struktur ditentukan oleh fungsi ruang yang bersangkutan dan dipisah
secara struktural (delatasi), yaitu:
- Area Perpustakaan dan fasilitas pendidikan (modul 6 x 6 m tinggi per lantai
4,2 m, ukuran kolom lxl m dan balok prestressed 0,5 x 0,5 m)
- Area Pameran (modul 10 x 12 m tinggi per lantai 6,3 m sebanyak 2 tingkat
sisanya 4,2 m karena dipakai untuk perpustakaan; ukuran kolom .6x.6 m dan
balok 0.4x0.5 m)
- Area parkir mobil tertutup (modul 8 x 8 m tinggi per lantai 3 m dengan sistem
split, ukuran kolom 0,8x0,8 m dan balok 0,6x.0,7m )
- Area melingkar didukung oleh bearing wall melingkar tebal .15 m dengan
kolom-kolom radial bundar di bagian luar dengan diameter 0,6 m yng
dihubungkan dengan bearing wall. Bagian tengah berupa void sehingga tidak
perlu struktur pendukung. Ramp beton melingkar <10 derajat melekat pada
bearing wall sampai dengan lantai 4. Ketebalan lantai tetap 0.12 m pada tiap
area.
Area basemen dengan dinding beton tahan air setebal 20 cm yang dicapai dari
tangga di area parkir khusus untuk servis dan MEE serta hanya boleh
18
dimasuki karyawan gedung. Hoistway/ Gang vertikal lift dengan konstruksi
beton tahan api tebal 15 cm, demikian halnya dengan tangga-tangga darurat
dan shaft-shaft vertikal.
Akibat adanya perbedaan tinggi antar lantai antara bangunan utama dengan
bangunan parkir diberi tangga transisi untuk akses dari bangunan parkir ke
bangunan utama sampai dengan lantai 4.
Untuk perpustakaan dan fasilitas pendidikan besaran modul dianalisa
berdasarkan kemungkinan peletakan perabot yang paling efisien dan luasan per-
unit komersial yang ideal. Modul ruang pameran yang besar disebabkan
kebutuhannya akan ruang yang lapang walau dengan konsekuensi ukuran kolom-
balok yang besar. Modul parkir dianalisa berdasarkan kebutuhan parkir mobil dan
sirkulasi kendaraan yang efisien dan ketinggian 3 in yang berbeda dengan
bangunan utama sehingga ada tangga transisi menuju bangunan utama.
3.7 Perlengkapan pelayanan dan utilitas bangunan
3.7.1 Sistim distribusi air bersih
Air bersih didistribusikan untuk melayani toilet-toilet dan restoran (lantai 3)
serta kafetaria (lantai dasar), cadangan air untuk kebakaran, air untuk menyiram
tanaman (halaman), serta untuk cooling tower (halaman belakang).
Sistem distribusi air bersih yang dipilih adalah gabungan sistem down-feed
dan up-feed, dengan pertimbangan:
19
3.7.1.1 Sistem down-feed
Diterapkan pada massa bangunan 5-6 lantai yaitu area perpustakaan dan
pameran serta kantor-kantor pengelola, lebih aman terhadap kemungkinan listrik
padam dan kerusakan pompa karena kerja pompa tidak berlebihan, pipa distribusi
dari tandon atas ke ruang-ruang terbagi 2 yaitu dengan menggunakan pompa
booster dan yang tidak meinakai booster. Pompa booster dipakai untuk distribusi
air pada 2 lantai teratas (tekanan air <1 kg/cm2). PRV ( Pressure Reduction
Valve) tidak dipakai karena tekanan air tidak melebihi 4 kg/cm2.
3.7.1.2 Sistem up-feed
Diterapkan pada massa bangunan 4 lantai yaitu area fasilitas pendidikan,
tanpa tandon atas sehingga tidak ada shaft air yang menembus ruang teater yang
terletas di atasnya dan tidak membebani slruktur bangunan. Pompa untuk
menaikkan air ke tandon atas dan pompa untuk sistem up-feed harus dipisah dan
masing-masing memiliki pompa cadangan untuk berjaga-jaga bila ada kerusakan
atau listrik padam.
3.7.1.3 Sumur
Untuk area ruang luar dan parkir terbuka air berasal dari sumur buatan
dengan pompa untuk menyedot air sehingga tidak memakai air PDAM
(menghemat biaya).
2()
J=&
TanCrn ***
II II
KETERANGAN: Pipa mcrah -> distribusi air
dengan pompa. Pipa bim -> distribusi air tanpa
Pompa X -> Katup PU -> Pompa utama PC -^ Pompa cadangan M -> Mctcran air
Tfinoon Dawah
Gambar 3.3 Skema Sistem Distribusi Air Bersih
3.7 1.4 Perhitungan kebutuhan air bersih/hari:
Tabel3.1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH1
BERDASARKAN JUMLAH ORANG (ASUMSI 30% PENGGUNA)
JENIS RUANG
- Perpustakaan Gedung
perkumpulan R
Pameran R Seminar Pusat
informasi - SLTA & lebih tinggi
R. Kursus - Toko pengecer
Unit toko buku
- Restoran umum - Gedung kantor
JML ORANG
1070(321)
2000(600)
450(135) 100(30)
150(45)
200 (60)
160(48) 50(15)
PEMAKAIAN RATA2/ORG/
HARI (liter)
25
150-200
150-200 150-200
80
40
15 80
PERHITUNGAN TOTAL
KEBUTUHAN AIR (liter)
8025
90.000
20.250 4.500
3.600
2.400
720 1.200
TOTAL
JANGKA WKT PEMAKAIAN AtR
RATA2/HARI (jam)
6
Sewaktu-waktu
Sewaktu-waktu 7
7
7
7 7
130.695 1/hari
Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, Peranccmgan &pemeliharaan Sistem Plumbing, PT Pradnya Paramita, 1993, h. 48, tabel 3.12
21
Perhitungan kebutuhan air untuk cooling tower dengan mesin AC kapasitas
600 ton refrigerasi. Air yang disirkulasikan rata-rata 13 liter/inenit, lama kerja
mesin per hari 7 jam. Kehilangan air dalam menara 2% dari air yang
disirkulasikan, yaitu: 13 x 600 x 0,02 x 60 x 7 = 65.520 1/hari = 65,5 m3/hari
3.7.1.5 Perhitungan luas dan dimensi tandon
- Kapasitas tandon bawah:
Kebutuhan air/hari (=130,7 m3) + Cadangan 1 hari (= 130,7 m3) + Air PMK
50% (= 65,35 m3)+ Air cooling tower (= 65,5 m3), total = 392,25 m3.
Dimensi tandon bawah = 11,5 x 11,5 x 3,1 m = 410 m3.
- Kapasitas tandon atas:
Kebutuhan air/hari untuk area komersial 4 It (= 32,67 m3) , lama jam
pemakaian(= 7 jam), sehingga kebutuhan air/jam rata-rata (= 4,7 m3) dan
perhitungan kebutuhan pada jam puncak 150-200% (= 9,4 m3). Selang waktu
pompa = 2 jam, sehingga total kebutuhan= 18,8 m3. Dimensi tandon atas =
3x4x1,7 m = 20,4m3
Tandon bawah terletak di semi-basement, dekat dengan ruang-ruang MEE
lainnya dengan beberapa pompa untuk mengangkat air ke tandon atas pada
perpustakaan atau untuk sistem up-feed pada fasilitas pendidikan.
Tandon atas untuk melayani perpustakaan (6 lantai) terletak di penthouse dan
dihubungkan dengan pompa-pompa booster yang melayani lantai lima dan enam
sedangkan lantai-lantai lainnya tidak perlu pompa booster.
-it
fe: SEMI BA86UEWT
rei
IAHW1MW1
T
H-ifi-;r...
ra~
III
J p a
lANTAIt
Gambar3.4 Denah Tiap Lantai dengan Letak Toilet, Dapur, Wastafel dan Tandon Air
3.7.2 Sistim pembuangan
Yang termasuk sistem pembuangan adalah sistem pembungan air kotor
dan kotoran, drainase air hujan, dan pembuangan sampah.
3.7.2.1 Sistem pembuangan air kotor dan kotoran
Bahan buangan berupa air kotor dan kotoran yang berasal dari peturasan
toilet, wastafel, pantry, dan dapur. Volume buangan diperkirakan sama dengan
kebutuhan air bersih yaitu sekitar 130 m3 per hari. Dengan volume yang termasuk
besar ini maka penggunaan sistem pembuangan konvensional berupa septik tank
dan sumur resapan tidak memungkinkan di samping jenis tanah di daerah
Surabaya Barat yang sulit meresap air meskipun air tanah cukup dalam. Maka
dipilih sistem pengolahan limbah Sewage Treatment Plant (STP) dengan kapasitas
I50m3 per hari dengan perkiraan luas ruang yang dibutuhkan 52 m2. Hasil air
olahan STP ini cukup aman sehingga dapat langsung dialirkan ke saluran kota
melalui pipa pembuangan air kotor tertutup, tetapi sistem ini memerlukan
23
perawatan dan pengawasan sehingga perlu diperhatikan pencapaian karyawan ke
ruang STP.
Pembuangan air kotor menggunakan pipa-pipa vertikal dan horisontal
(kemiringan 1-2°) dalam shaft air di tiap KM/WC. Untuk mencegah keluarnya
bau dan saluran pembuangan dipasang pipa-pipa ven yang berhubungan dengan
udara luar min. 15 cm dari bidang atap. Pipa ven sebaiknya dibuat min. 150mm di
atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani sebelum dibelokkan
mendatar/ disambungkan pada cabang pipa ven.
Untuk membersihkan kotoran yang mengendap dan benda-benda yang dapat
menyumbat pipa maka perlu dipasang lubang pembersih di dalam gedung dan bak
kontrol pada riol gedung.2 Untuk ukuran pipa sampai dengan 100 mm ukuran
lubang pembersihnya sama dengan ukuran pipa; lebih besar dari itu maka ukuran
lubang pembersihnya dibuat 100 mm.
Untuk mengalirkan air hasil olahan STP ke saluran pematusan harus
menggunakan pompa air kotor vertikal karena letak STP di semi-basement, lalu
dilewatkan ke bak kontrol. Jarak antar bak kontrol sebaiknya tidak lebih dari 120
kali diameter dalam pipanya dan umumnya dipasang pada percabangan atau
belokan. Dari bak kontrol baru air kotor dialirkan ke saluran pematusan/riol kota.
2 Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 'I'erancangan dan Pemeliharaan Sislem Plambing', PT Pradnya Paramita, 1993, halaman 175-176
24
Ke saluran ! pematusan Bak kontrol
Gambar 3.5 Skema Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
3.7.2.2 Sistem drainase air hujan
Terdiri atas drainase air hujan pada bangunan dan ruang luar. Drainase
pada bangunan terbagi pada beberapa area atap yang dialirkan melalui talang atap
, talang horisontal, dan vertikal, untuk menerima dan menyalurkan air hujan ke
bawah. Air hujan diterima oleh bak kontrol untuk kemudian dialirkan masuk ke
dalam saluran pematusan menuju riol kota. Bak kontrol dipasang dimana pipa
bawah atnah membelok tajam, berubah diameternya, bercabang, atau pada lokasi-
lokasi yang mirip penempatan lubang pembersih.
Area atap fasilitas pendidikan (4 lantai) adalah atap baja galvalum dengan
kemiringan 7 derajat dan luas bidang penampang sekitar 750 m2 dan luas dinding
vertikal sekitar 250m2 (diperhitungkan 50%=120m2) sehingga total luas 870 m2
dibagi menjadi 4 bagian untuk dialirkan melalui talang vertikal (tiap bidang
±220m2). Sesuai dengan tabel beban maksimum yang diijinkan untuk talang atap
25
maka dipakai talang atap datar terbuka dari beton dengan kemiringan 1% ukuran
200mm / 8 inci. ' Ukuran Pipa tegak air hujan adalah 100 mm/ 4 inci.
Area atap dengan ketinggian 6 lantai adalah atap beton dengan kemiringan 2
derajat untuk pengaliran air hujan dengan luas penampang sekitar 1460 m2 dan
luas dinding vertikal ±150m2 sehingga total luas 1535 m2 dibagi menjadi 6
bagian masing-masing ±260m2. Sesuai tabel maka dipakai talang atap beton
terbuka dengan kemiringan 1% ukuran 200mm / 8 inci. Ukuran pipa tegak air
hujan adalah 100 mm/ 4 inci.
Area atap dengan ketinggian 5 lantai adalah atap beton dengan kemiringan 2
derajat dengan luas penampang sekitar 800m2 dan luas dinding vertikal 200m2
(diperhitungkan 50%=100 m2) sehingga total luas 900 m2 dibagi menjadi 4 (tiap
bidang 225m2), sehingga dipakai talang atap datar terbuka beton dengan
kemiringan 1% dan ukuran 200mm/8 inci. Ukuran pipa tegak air hujan adalah 100
mm/ 4 inci.
Area atap berbentuk melingkar adalah atap beton dengan luas penampang
sekitar 430 m2 dan luas dinding vertikal sekitar 150m2 (50%=75 m2) sehingga
total luas=505 m2 dibagi menjadi 2 bagian (tiap bagian 260 m2) maka dipakai
talang atap beton dengan kemiringan 1% ukuran 200 mm / 8 inci. Ukuran pipa
tegak air hujan adalah 100 mm/ 4 inci.
Area atap skylight adalah atap baja galvalum dengan kemiringan 30 derajat
dan luas penampang sekitar 400m2 dibagi 3 bagian (tiap bagian 100m2) sehingga
dipakai pipa datar pembuang air hujan dengan kemiringan 2% ukuran 65 mm / 2,5
inci. Ukuran pipa tegak air hujan adalah 65 mm/ 2,5 inci.
26
Area atap bangunan parkir adalah atap beton dengan luas penampang
sekitar 720 m2 dan luas dinding vertikal sekitar 300m2 (50%=150 m2) sehingga
total luas 870 m2 dibagi 4 bagian (tiap bagian 220 m2) atap maka dipakai talang
atap datar terbuka dari beton dengan kemiringan 1% ukuran 200mm / 8 inci.
Ukuran pipa tegak air hujan adalah 100 mm/ 4 inci.
Gambar3.6 Skema Lubang Pipa pada Area Atap Sisi Timur
Gambar3.7 Skema Lubang Pipa pada Area Atap Sisi Barat
27
3.7.2.3 Sistem pembuangan sampah
Menggunakan carry-out system dengan pertimbangan jumlah buangan
pada bangunan tidak besar dan jenis bungan yang tidak berbahaya. Jenis sampah
adalah sampah basah dan kering. Sampah basah berasal dari dapur restoran dan
kafeteria sedangkan sampah kering berasal dari ruang-ruang lainnya. Tempat
sampah diletakkan di tempat-tempat umum yang membutuhkan lalu disatukan
pada pembuangan sampah di lantai dasar oleh karyawan umum setiap hari untuk
diangkut oleh truk sampah dalam jangka waktu tertentu.
3.7.3 Sistem Pengkondisian Udara
Sistem penghawaan yang akan dipakai adalah sistem udara buatan yang
dilayani oleh sekelompok mesin AC (air conditioner) dan disalurkan menuju
ruang-ruang yang dikondisikan dengan jaringan ducting. Sistem yang dipakai
adalah "all-air system" yaitu variable air volume dengan pendingin mesin media
air (water cooled). Di tiap zona layanan dibutuhkan sebuah mesin pengatur udara
(Air Handling Unit) dan di tiap ruangan yang dikondisikan terdapat alat
pengontrol volume udara yaitu VA V Box.
Beberapa keuntungan sistem ini:
Mudah disesuaikan dengan skema zoning yang kompleks
Mudah mengontrol temperatur dan kelembaban secara akurat shg lebih
ekonomis.
Mudah menggunakan udara luar sebagai "fresh air" yang belum diolah.
Beberapa ,kerugian sistem ini:
2X
- Perlu pemikiran yang seksama tentang lokasi terminal unit untuk
memudahkan perawatan.
- Ukuran dakting relatif besar memerlukan pertimbangan yang teliti untuk jarak
lantai bangunan.
- Kadang sulit mencegah bunyi aliran udara dalam dakting.
- Seringkali sulit mengisolasi distribusi udara untuk pencegahan kebakaran.
Untuk area umum seperti lobby, selasar, hall, dll tidak perlu VAV Box di
tiap ruangan, tetapi diatur secara sentral dari AHU yang melayani. Untuk area
perkantoran, pertokoan, perpustakaan perlu diberi VAV Box di tiap ruangan.
Sedangkan untuk kantor pengelola umum yang waktu aktivitasnya diperkirakan
bisa melebihi jam buka gedung penghawaannya tidak sentral tetapi memakai unit
AC split dengan 1 outdoor unit tiap beberapa unit AC, sehingga bisa menghemat
pemakaian AC sentral. Kebutuhan air untuk cooling tower yang terletak di
halaman belakang gedung diambil dari tandon bawah dengan perhitungan
kebutuhan yang dicantumkan pada bab sistem distribusi air bersih.
ZONE 3
A.H.U ZONE !
Gambar 3.8 Skema Sistem VAV
29
COOJM3ICWEB
AREA PERPUSTAKAAN (6 LANTAI)
i n n r^Tx FBJPU5IAXAW
6 6 6 R.CtSttJa.TEAKRW
PSmJBWOMtN
6 6 6 R. M3LBC9 PETA fcAV KWIOR PENGaCLA
~"6~^~3~ F 9 f \ E M ( A W
K*Nio»p»iGaa>
FERftftAKAAN
». PAVWANLt.2
AMU k n n i—iN l t w "SfK) G a c " I 1 PWPU5WAAN
PBIRHAKAAN
inVS&,
-/ o«us V
AREA FASILITAS PENDIDIKAN (4 LANTAI)
j ~ A H U
ICOKSHASAR UnilASlBA
^ ^ 6 7 ^ _rf *HU [TF
6 6 6 6 UNUWTTCWD
6 6 6 6 PUSU M O M M
Gambar 3.9 Skema Distribusi Udara dalam Bangunan
3.7.4 Sistim listrik
Pengaturan sistem listrik yang dipakai adalah listrik dari PLN dibantu
sebagian oleh genset (sebagai beban) yang juga berfungsi sebagai cadangan bila
listrik mati. Untuk suplai listrik dari PLN disalurkan ke gardu listrik menuju trafo
dan panel PLN menuju ATS (Automatic Transfer Switch). Sedangkan listrik dari
genset dihubungkan dengan panel genset juga menuju ATS. Dari ATS listrik
disuplai menuju panel utama ke panel distribusi baru dibagi-bagi ke panel bagian.
Pembagian panel distribusi pada beberapa zona, yaitu:
- Zona Fasilitas Pendidikan (4 lantai) Zona Perpustakaan (6 lantai)
- Zona Ruang Pameran (2 lantai)
30
- Zona Parkir Tertutup (6 lantai)
- Zona Ruang Luar
3.7.4.1 Estimasi beban listrik
Tabel 3.2 PERHITUNGAN BEBAN LISTRIK
Jcnis Ruang
Galcry - R. Pamcrun
Auditorium - R. Seminar (2)
Cafeteria
Computer Area (Counter pddkn, area internet, r. sirk perpus, area info perpus)
Library - Perpustakaan
Office area (Kantor pgll per-pus, k.pgll umum, k.pgll pusat info, r. kursus)
Hall, closet, corridor -tanpa AC (WC, parkir tertutup) -ber-AC
Storage spaces (Mli, gudang, tangga kebakaran)
Shops - Unit-unit toko buku
Luas (m2)
2000
general™ 446,4
stage = 111,6
216
246
7693
2082,2
7995
1940,2
1195
468
Lighting (VA/sqft)
4,5
1,35 20
3,5
2
2,5
2,5
0,5
0,5
0,25
2,5
Misc. Power
(VA/sqft)
0,5
0,5
0,5
1,5
0,5
1,5
-
-
0,5
AC-Elec (VA/ sqft).
6
16
8
16
6
5,5
5,5
-
5,5
AC-Non-elec
(VA/ sqft)
2,6
6,5
3,5
6,5
2,7
1,85
1,85
-
1,85
Total Faktor
(VA/sqft)
13,6
23,85 20,5
15,5
26
11,7
11,35
0,5
7,85
0,25
10,35
Perhitung an
(VA/m2)
13,6 x 11,11x20
00=
23,85x11 ,11x446,
4= 20,5x11, 11x111,6
15,5x11, 11x216=
26x11,11 x246=
11,7x11, 11x7693
11,35x11 ,11x2082
,2=
0,5x11,1 1x7995 =
7,85x11, 11x1940,
2=
0,25x11, 11x1195
10,35x11 ,11x468=
Total (VA)
302.192
118.285 25.417,5
37.196,3
71.059,6
999.989
262.562,6
44.412,225
169.211,63
3319,1125
53.814,618
31
Total beban listrik = 2.087.459,586 VA - 2.087 kVA
Perkiraan pertambahan beban dalam 10 tahun (30%) = 2713,1 kVA
Beban total yang ditanggung oleh genset (sbg beban &cadangan)= 2.084.140,474
VA = 2084 kVA
Beban AC = 582.191.092 + 111.588,84 + 27.597,24 + 61.493,85 +
743.301+ 170.029,33+ 158.433,82 + 38.216,178 =1.892.851,35 VA
= 1.893 kVA
Luas 1 Genset 250 kVA -» 2,96 x 1,14 x sirk. 150% = 8,436 m2
Luas r. genset total = 2087 / 250 = 8,3 dibulatkan 9 genset (kcbutuhan sekarang)
2713,1 / 250 =10,85 dibulatkan 11 genset (estimasi
pertambahan beban dim 10 th)
Ditentukan 5 genset membantu beban listrik PLN sedangkan 4 sisanya cadangan
bila listrik padam.
3.7.5 Transportasi Vertikal
Dibagi menjadi 3 zona pelayanan, yaitu: zona perpustakaan, fasilitas
pendidikan, dan ruang pameran.
3.7.5.1 Zona Perpustakaan ( 6 lantai)
Perhitungan jumlah lift yang dibutuhkan:
PHC min. 15% (single purpose), I max. 45 detik (investment). Jumlah penghuni =
1070 orang. HC = 15% x 1070 = 160 orang / 5 menit. Rise = 6 lantai x 14 ft = 84
32
ft, lift kecepatan 500 fpm 3000 lb. Selisih 2 ft dari konversi tabel: 500/60 = 8,33
ft/dtk -> 1 ft = 1/8,33 detik. Jadi RT selisih= 5x2x1/8,33x0,4 = 0,48 detik. RT
total = 100 + 0,48 = 100,48 detik, H = 300xP / RT (P=16) = 300x16 / 100,48 =
46,7 dibulatkan 47 orang. N = IIC / h - 160/47 =3,4 lift. Disediakan : 2 lift
penumpang, I ramp, 1 lift servis.
3.7 5.2 Fasilitas Pendidikan ( 4 lantai)
Perhitungan jumlah lift yang dibutuhkan:
PHC min = 15%, I max = 45 detik. Jumlah pengunjung total = 1000 orang ->
karena disediakan eskalator antara lantai 1 & 2 maka perhitungan jumlah
pengunjung dikurangi menjadi 800 orang. HC = 15% x 800 = 120 orang / 5 menit.
Rise = 4 lantai x 14 ft = 56 ft. Lift kecepatan 500 fpm 4000 lb (medium retail
stores recommended)
RT = 100 + 0,48 = 100,48 detik. H= 300 x P / RT = 300 x 22 / 100,48 = 65,69
dibulatkan menjadi 66 orang. N = HC/h = 120/66 = 2 lift. Disediakan : 2 lift
penumpang, I eskalator, I lift servis.
3.7.5.3 Ruang Pameran
Untuk ruang pameran 2 lantai disediakan sepasang eskalator yang
memiliki kapasitas angkut besar dan 1 buah lift servis yang diletakkan
bersebelahan dengan gudang.