3. PENDAHULUAN kimia

6
Laporan Pratikum Kimia TINJAUAN PUSTAKA A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan berbagai macam larutan, misalnya larutan cuka, larutan sabun, larutan kapur, dan lain-lain. Untuk dapat mengetahui apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa maka dapat memeriksanya dengan indikator alami. Dengan melihat perubahan warna pada campuran larutan dapat diketahui bahwa larutan bersifat asam atau basa. Seperti larutan ekstrak mahkota bunga merah dicampurkan dengan larutan bersifat asam maka akan berwarna merah. Apabila larutan ekstrak mahkota bunga merah dicampurkan dengan larutan bersifat basa maka akan menjadi warna hijau. B. Rumusan Hipotesis Larutan ekstrak mahkota bunga merah, kunyit,dan kol ungu termasuk indikator asam basa. Larutan ekstrak daun pandan dan kulit terong ungu tidak termasuk indikator asam basa. C. Tujuan Penelitian Mengetahui perubahan warna yang terjadi pada larutan asam dan basa setelah dicampurkan dengan indikator alami dan mengetahui tumbuhan yang termasuk indikator alami. D. Kajian Teori Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai asam dan basa. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka.. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Warna-warni bunga di taman ada juga yang dipengaruhi keasaman atau kebasaan tanahnya. Dalam laboratorium larutan asam dan basa dapat dibedakan dengan melihat sifat-sifatnya. Larutan asam merupakan zat yang berasa asam, bersifat korosif, dapat menetralkan basa membentuk garam, dan dapat memerahkan indikator lakmus biru. Sedangkan larutan basa merupakan zat yang berasa Indikator Alami Asam Basa dan Perubahan Warnanya 1 of 6

description

hjkkm

Transcript of 3. PENDAHULUAN kimia

Page 1: 3. PENDAHULUAN kimia

Laporan Pratikum Kimia

TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang MasalahDalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan berbagai macam larutan, misalnya larutan

cuka, larutan sabun, larutan kapur, dan lain-lain.Untuk dapat mengetahui apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa maka dapat memeriksanya dengan indikator alami.Dengan melihat perubahan warna pada campuran larutan dapat diketahui bahwa larutan bersifat asam atau basa. Seperti larutan ekstrak mahkota bunga merah dicampurkan dengan larutan bersifat asam maka akan berwarna merah. Apabila larutan ekstrak mahkota bunga merah dicampurkan dengan larutan bersifat basa maka akan menjadi warna hijau.

B. Rumusan Hipotesis Larutan ekstrak mahkota bunga merah, kunyit,dan kol ungu termasuk indikator asam

basa. Larutan ekstrak daun pandan dan kulit terong ungu tidak termasuk indikator asam basa.

C. Tujuan PenelitianMengetahui perubahan warna yang terjadi pada larutan asam dan basa setelah dicampurkan

dengan indikator alami dan mengetahui tumbuhan yang termasuk indikator alami.

D. Kajian TeoriDalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai asam dan basa. Istilah asam (acid) berasal dari

bahasa Latin acetum yang berarti cuka.. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Warna-warni bunga di taman ada juga yang dipengaruhi keasaman atau kebasaan tanahnya. Dalam laboratorium larutan asam dan basa dapat dibedakan dengan melihat sifat-sifatnya. Larutan asam merupakan zat yang berasa asam, bersifat korosif, dapat menetralkan basa membentuk garam, dan dapat memerahkan indikator lakmus biru. Sedangkan larutan basa merupakan zat yang berasa pahit, terasa licin (kaustik), dapat menetralkan asam membentuk garam, dan bersifat alkali (bereaksi dengan protein didalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Kita dapat mengenali asam dan basa dengan dengan menggunakan indikator. Indikator adalah suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam dan basa sehingga akan menimbulkan perubahan warna. Dalam kegiatan ini kita akan mengamati perubahan warna pada larutan asam dan basa dengan indikator alami.

Indikator Alami Asam Basa dan Perubahan Warnanya 1 of 4

Page 2: 3. PENDAHULUAN kimia

Laporan Pratikum Kimia

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan TempatPenelitian ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 6 April 2010 dan bertempat di ruangan

Laboratorium Kimia Man 2 Model Banjarmasin.

B. Alat dan Bahan

No. Alat BahanLarutan Ekstrak

123456

Tabung Reaksi 6 buahPelat Tetes 1 buahPipet Tetes 2 buah

Gelas Kimia 2 buahBlender

Corong 1 buah

Larutan HCl 0,1 MLarutan NaOH 0,1 MAir Suling (Aquades)

Air CukaAir KapurAir Sabun

Mahkota Bunga Merah Kol Ungu

PandanKulit Terong Ungu

Kunyit

C. Cara Kerja Penelitian Pembuatan Ekstrak1. Blender mahkota bunga merah dengan air secukupnya. Saring filtratnya, kemudian

simpan dalam botol atau wadah. Sebaiknya memblendernya pagi hari agar pHnya tidak berkurang.

2. Dengan cara yang sama, blender kunyit, kol ungu, daun pandan, dan kulit terong ungu.

Tahap Pencampuran1. Siapkan semua alat dan bahan larutan dan ekstrak.2. Masukkan setiap larutan air suling, air cuka,air kapur, air sabun, HCl 0,1 M dan NaOH

0,1 M ke dalam ke-6 tabung reaksi secukupnya3. Teteskan filtrat mahkota bunga merah dengan pipet tetes ke dalam pelat tetes sebanyak 6

buah lekukan/lubang pelat tetes.4. Bersihkan pipet tetes dengan air dalam gelas kimia.5. Teteskan setiap lekukan/lubang pelat tetes yang berisi filtrat mahkota bunga merah

tersebut dengan 1 jenis larutan asam dan basa tersebut sebanyak ±2-3 tetes.6. Lakukan tahap pencampuran No. 2-5 tersebut dengan filtrat lainnya yaitu filtrat kunyit,

kol ungu, daun pandan dan kulit terong ungu.7. Lihat perubahan warna yang terjadi.8. Buat tabel pengamatan.

Indikator Alami Asam Basa dan Perubahan Warnanya 2 of 4

Page 3: 3. PENDAHULUAN kimia

Laporan Pratikum Kimia

DATA DAN PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Indikator Alami Asam Basa dan Perubahan Warnanya 3 of 4

Page 4: 3. PENDAHULUAN kimia

Laporan Pratikum Kimia

2. Analisa Data Pengamatan Pada beberapa percobaan dapat diketahui bahwa : Kunyit dalam suasana asam berubah menjadi warna kuning. Kunyit dalam suasana basa berubah menjadi warna orange/kuning kecoklatan. Mahkota bunga merah dalam suasana asam berubah menjadi warna merah. Mahkota bunga merah dalam suasana basa berubah menjadi warna hijau. Daun pandan dan kulit terong ungu tidak dapat dijadikan indikator asam basa karena

warnanya tidak ada perubahan yang berarti setelah ditetesi larutan asam atau basa.Dari percobaan tersebut dapat diketahui larutan-larutan yang bersifat : Asam => air cuka dan HCl Basa => air sabun, air kapur, dan NaOH Netral => air suling (Aquades)

Dan ternyata pada kajian teori di atas terbukti benar bahwa apabila larutan ekstrak mahkota bunga merah dicampurkan dengan larutan bersifat asam maka akan berwarna merah dan apabila larutan ekstrak mahkota bunga merah dicampurkan dengan larutan bersifat basa maka akan menjadi warna hijau. Dan pada hipotesis juga terbukti banar bahwa mahkota bunga, kunyit dan kol ungu dapat di jadikan indikator alam tetapi kunyit dan kulit terong ungu tidak dapat karena tidak terjadi perubahan warna yang berarti.

B. KesimpulanReaksi asam, basa dan garam dengan indikator sifat suatu larutan dpat ditunjukan dengan

menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat yang warnanya berbeda dalam larutan asam dan basa. Untuk mengidentifikasi sifat asam dan basa tidak hanya dapat menggunakan kertas lakmus saja tapi juga dapat menggunakan larutan indikator alami. Berbagai bahan tumbuhan yang berwarna seperti mahkota bunga, kunyit, kol ungu dan lain-lain dapat di gunakan sebagai indikator asam dan basa. Ekstrak bahan-bahan ini dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.

Ternyata pada hasil eksperimen bahwa tidak semua tumbuhan dapat dijadikan indikator perubahan warna yang dapat membedakan larutan asam dan basa. Contohnya daun pandan yang tidak dapat dijadikan indikator karena jika ditambahkan larutan apa pun tidak berubah warna yang berarti atau tetap.

Indikator Alami Asam Basa dan Perubahan Warnanya 4 of 4