3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai...

14
22 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Mei sampai Oktober 2009. Lokasi penelitian dan pengamatan dilakukan di Pulau Poncan Besar dan Pulau Poncan Kecil Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Gambar 3 Peta lokasi penelitian. Lokasi penelitian terletak di Perairan Teluk Tapian Nauli di daerah Kota Sibolga Provinsi Sumetara Utara. Ruang lingkup penelitian terdapat di Pulau Poncan Besar dan Pulau Poncan Kecil. Stasiun pengamatan terdiri dari 3 (tiga) titik stasiun untuk masing-masing Pulau Poncan. Diasumsikan masing-masing stasiun pengamatan menggambarkan keterwakilan dari lokasi penelitian.Dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) untuk memplot masing-masing titik pengamatan penelitian (Gambar 3).

Transcript of 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai...

Page 1: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

22

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Mei

sampai Oktober 2009. Lokasi penelitian dan pengamatan dilakukan di Pulau Poncan

Besar dan Pulau Poncan Kecil Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

Lokasi penelitian terletak di Perairan Teluk Tapian Nauli di daerah Kota

Sibolga Provinsi Sumetara Utara. Ruang lingkup penelitian terdapat di Pulau Poncan

Besar dan Pulau Poncan Kecil. Stasiun pengamatan terdiri dari 3 (tiga) titik stasiun

untuk masing-masing Pulau Poncan. Diasumsikan masing-masing stasiun

pengamatan menggambarkan keterwakilan dari lokasi penelitian.Dengan

menggunakan GPS (Global Positioning System) untuk memplot masing-masing titik

pengamatan penelitian (Gambar 3).

Page 2: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

23

Pemilihan lokasi penelitian mengacu pada penelitian Sitanggang (2006),

sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata di pesisir Kota

Sibolga (Gambar 4).

Gambar 4 Peta daerah pengembangan pariwisata di Sibolga.Sumber : Citra IKONOS (dalam Sitanggang, 2006)

3.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan

lapangan atau observasi. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh secara langsung di lapangan melalui pengukuran, pengamatan

terhadap parameter lingkungan dan kondisi terumbu karang, serta wawancara

terhadap masyarakat nelayan, pengunjung, pengelola wisata, pemerintah daerah

perguruan tinggi dan LSM dengan berpedoman pada kuisioner. Data sekunder

dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari instansi terkait sesuai dengan

kebutuhan penelitian ini.

Page 3: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

24

3.2.1. Data primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode

pengamatan lapangan, adapun data primer secara khusus terdiri dari :

1. Data ekologis

a). Parameter biologi : data terdiri dari kondisi terumbu karang dan ikan karang.

Metode yang digunakan untuk pengambilan data biota pengisi habitat dasar

adalah metode transek garis (Line Intercept Transect). Cara yang dilakukan yaitu

dengan membentangkan transek garis (roll meter) sepanjang 50 m dengan melakukan

ulangan sebanyak 3 (tiga) kali pada kedalaman antara 3-5 m. Pengamatan biota

pengisi habitat dasar didasarkan pada bentuk pertumbuhan (life form) yang memiliki

kode-kode tertentu (English et al. 994).

Pengambilan data ikan karang menggunakan metode Underwater Fish Visual

Census (UVC). Kemudian pencatat ikan karang mencatat seluruh spesies dan jumlah

ikan yang ditemukan dengan berenang sepanjang transek garis 50 m dengan lebar

area pengamatan 2,5 m ke kiri dan ke kanan transek garis.

b). Oseanografi kawasan : data diperoleh melalui hasil pengukuran parameter

fisika dan kimia perairan antara lain : kecerahan, salinitas, suhu permukaan,

kecepatan arus, kedalaman, panjang dan lebar pantai, material dasar dan tipe

pantai, gelombang serta kerusakan terumbu karang.

2. Data sosial dan ekonomi

a). Sumberdaya manusia : data diperoleh melalui wawancara terhadap reponden

yang terdiri dari pemerintah, masyarakaat nelayan, pengunjung, pengelola

wisata (PT. Sibolga Marine Resort) dan lembaga swadaya masyarakat.

b). Nilai ekonomi terumbu karang : merupakan data nilai pemanfaatan terumbu

karang yang terdiri dari manfaat langsung, manfaat tidak langsung serta

manfaat pilihan.

c) Sosial ekonomi masyarakat nelayan : data terdiri dari komposisi umur, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan serta pengeluaran masyarakat nelayan. Data

diperoleh melalui wawancara terhadap masyarakat nelayan.

Kegiatan wawancara ini bertujuan memperoleh informasi lebih lanjut tentang

kawasan penelitian. Pencatatan data dilakukan dengan penggunaan kuisioner dengan

wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar Pulau Poncan yang berada di

Page 4: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

25

Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga yang terkait dengan pengembangan

dan pengambil kebijakan di wilayah penelitian dan juga wawancara terhadap

pengunjung. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling dan insedentil sampling. Adapun jenis dan jumlah responden

dapt dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis responden dan Jumlah responden yang akan di wawancara

Jenis Responden Jumlah Responden (orang) Teknik SamplingPemerintah 5 PurposiveMasyarakat (nelayan) 20 Purposive / InsedentilPengelola wisata 5 PurposivePengunjung 20 Purposive / InsedentilPerguruan Tinggi 8 PurposiveLembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 2 Purposive

Total 60

Pertimbangan menggunakan metode purposive sampling karena metode

pengambilan sampel ini dengan sengaja memilih responden berdasarkan kebutuhan

data yang diinginkan, yaitu dengan ketentuan peran serta (partisipasi) masyarakat

dalam kegiatan ekowisata bahari yang ada. Pertimbangan lain adalah kemudahan

dalam melakukan wawancara dan kesediaan responden dalam memberikan informasi

yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian.

3.2.2. Data sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran berbagai pustaka yang ada

dan berbagai laporan yang diperoleh dari beberapa instansi antara lain : Dinas

Perikanan, Kelautan dan Peternakan, Dinas Pariwisata, BAPPEDA, TNI-AL, Dinas

Perhubungan, Kimpraswil, Biro Pusat Statistik, sesuai dengan kebutuhan dalam

penelitian ini. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan

seperti laporan hasil penelitian dan publikasi lainnya serta peta-peta yang tersedia.

Adapun data sekunder yang terdiri geofisik yaitu iklim, pasang surut dan topografi.

Data sosial ekonomi masyarakat antara lain kependudukan, sarana dan prasarana,

pendikan dan mata pencaharian, serta data pendukung lainnya.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Page 5: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

26

1. Parameter biologi

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan terumbu karang dan

ikan karang adalah peralatan SCUBA (Self Containing Underwater Breathing

Aparrarus) diving, roll meter, GPS (Global Positioning System), alat tulis

bawah air (sabak dan pensil), kamera underwater.

2. Parameter fisika dan kimia perairan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan beberapa parameter

kualitas air antara lain parameter fisika dan kimia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Parameter fisika dan kimia perairan

Parameter Satuan Alat yang digunakanKecerahan % Secchi diskSalinitas 0/00 RefraktometerSuhu permukaan oC TermometerKecepatan Arus cm/det Floating dredgePanjang Pantai m Roll MeterLebar Pantai m Roll Meter

3. Parameter sosial ekonomi

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data sosial ekonomi

antara lain kamera, alat tulis, dan kuisioner.

3.4. Analisis Data

3.4.1. Persentasi penutupan karang

Persen penutupan karang berdasarkan pada kategori dan persentasi karang

hidup (life form), semakin tinggi persen penutupan karang hidup maka kondisi

ekosistem terumbu karang semakin baik, dan semakin penting pula untuk dilindungi.

Data persen penutupan karang hidup yang diperoleh berdasarkan metode line

intersep transect dihitung berdasarkan persamaan yakni :

Ni

Dimana : Ni = Persen penutupan karang (%)li = Panjang total life form / jenis ke-i (m)L = Panjang transek (50 m)

Data kondisi penutupan terumbu karang yang diperoleh dari persamaan di

atas kemudian dikatrgorikan berdasarkan Gomez dan Yap (1988) yaitu :

Page 6: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

27

a. 75 - 100 % : Sangat baik c. 25 - 50 % : Sedangb. 50 - 75 % : Baik d. 0 - 25 % : Rusak

3.4.2. Kelimpahan ikan karang

Analisis kelimpahan ikan karang yang terdapat pada perairan Pulau Poncan

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Odum (1993), yaitu :

Kelimpahan Ikan = ind/m2

Dimana : Xi = Jumlah individu ikan karang pada stasiun ke-i (ind)L = Luas stasiun pengamatan (250 m2)

3.5. Analisis Matriks Kesesuaian untuk Snorkling, Selam dan Analisis IndeksKesesuaian Wisata

3.5.1. Matriks kesesuaian untuk snorkling

Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling mempertimbangkan tujuh

(7) parameter dengan empat (4) klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata

snorkling antara lain kecerahan perairan, tutupan karang, jenis life form, jenis ikan

karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamaparan datar

karang (Yulianda, 2007), (Tabel 4)

Tabel 4 Matriks kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling.

No. Parameter BobotKategori

S1Skor

KategoriS2

SkorKategori

S3Skor

KategoriN

Skor

1. Kecerahanperairan (%) 5 100 3

80 <100

220 - <

501 < 20 0

2. Tutupankomunitaskarang

5 > 75 3> 50 –

752 25 – 50 1 < 25 0

3. Jenis lifeform 3 > 12 3 < 7 -12 2 4 -7 1 < 4 04. Jenis ikan

karang3 > 50 3 30 – 50 2 10 - >30 1 > 10 0

5. Kecepatan arus(cm/det)

1 0 – 15 3>15 –

302

>30 –50

1 > 50 0

6. Kedalamanterumbu karang(m)

1 1 – 3 3 > 3 – 6 2 >6-10 1

> 10

< 1

0

7. Lebarhamparan datarkarang (m)

1 > 500 3> 100 -

5002 20 - 100 1 < 20 0

Sumber : Yulianda (2007)

Page 7: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

28

3.5.2. Matriks kesesuaian untuk selam

Wisata bahari di kelompokkan ke dalam dua kategori yaitu wisata selam,

wisata snorkling. Menurut Yulianda (2007), kesesuaian wisata bahari dalam kategori

wisata selam mempertimbangkan enam (6) parameter dengan empat (4) klasifikasi

penilaian. Parameter kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam antara lain

kecerahan perairan, tutupan komunitas karang (karang keras, karang lunak dan biota

lain), jenis 1ifeform, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu

karang (Tabel 5).

Tabel 5 Matriks kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam

No Parameter BobotKategori

S1Skor

KategoriS2

SkorKategori

S3Skor

KategoriN

Skor

1. Kecerahanperairan (%) 5 > 80 3 50 – 80 2

20 - <50

1 < 20 0

2. Tutupankomunitaskarang

5 > 75 3> 50 –

752 25 – 50 1 < 25 0

3. Jenis lifeform 3 > 12 3 < 7 -12 2 4 -7 1 < 4 04. Jenis ikan

karang3 > 100 3 50 – 100 2 20 - >50 1 < 20 0

5. Kecepatanarus (cm/det)

1 0 – 15 3>15 –

302

>30 –50

1 > 50 0

6. Kedalamanterumbukarang (m)

1 6 – 15 3

>15 - 20

3 – < 6

2>20 –

301

> 30

< 3

0

Sumber : Yulianda (2007)

3.5.3. Indeks kesesuaian wisata (IKW)

Analisa indeks kesesuaian wisata (IKW) merupakan lanjutan dari matriks

kesesuaian snorkling dan matriks kesesuaian selam. Rumus yang digunakan untuk

indeks kesesuaian wisata (Yulianda, 2007).

IKW = [Ni/Nmaks] x 100%

Keterangan:

Ni = Nilai parameter ke-iNmaks= Nilai maksimum dari suatu kategori wisataS1 = Sangat sesuai, dengan IKW 83-100 %S2 = Sesuai, dengan IKW 50 - < 83 %S3 = Sesuai bersyarat, dengan IKW 17 - < 50 %N = Tidak sesuai, dengan IKW < 17%

Page 8: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

29

3.6. Analisis Daya Dukung Kawasan

Menurut Yulianda (2007), konsep daya dukung ekowisata

mempertimbangkan dua hal, yaitu (1) kemampuan alam untuk mentolerir gangguan

atau tekanan dan manusia, dan (2) standar keaslian sumberdaya alam.

Analisis daya dukung ditujukan para pengembangan wisata bahari dengan

memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara

lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah

rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, sehingga perlu adanya penentuan

daya dukung kawasan.

Metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung pengembangan

ekowisata alam dengan menggunakan konsep daya dukung kawasan (DDK). Daya

dukung kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik

dapat ditampung dikawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan

gangguan pada alam dan manusia, dapat dilihat pada rumus:

DDK

Keterangan:

DDK = Daya dukung kawasan (orang)K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m)Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m)Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

(jam)Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

(jam)

Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis

kegiatan yang akan dikembangkan pada (Tabel 6). Luas suatu area yang dapat

digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam menolerir

pengunjung sehingga keaslian tetap terjaga. Setiap melakukan kegiatan ekowisata,

setiap pengunjung akan memerlukan ruang gerak yang cukup luas untuk melakukan

aktivitas seperti diving (menyelam) dan snorkling untuk menikmati keindahan

pesona alam bawah laut, sehingga perlu adanya prediksi waktu yang dibutuhkan

untuk setiap kegiatan wisata (Tabel 7).

Page 9: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

30

Tabel 6 Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)

Jenis kegiatan pengunjung (orang) Unit area (Lt) Keterangan

Snorkling 1 250 m2 Setiap 1 orang dalam 50 m x 5 mSelam 2 1000 m2 Setiap 2 orang dalam 100m x 10m

Sumber : Yulianda (2007)

Tabel 7 Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata

Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp-(jam) Total waktu 1 hari Wt-(jam)Snorkling 3 6

Selam 2 8

Sumber : Yulianda (2007)

3.7. Analisis Kerusakan Terumbu Karang

Menghitung kerusakan terumbu karang untuk masing-masing tingkat

penyebab kerusakannya berdasarkan jumlah stasiun yang terdapat kerusakannya

terhadap jumlah stasiun dalam suatu lokasi penelitian. Tingkat kerusakan terumbu

karang untuk penyebab kerusakan (x), dihitung dengan menggunakan rumus:

(CRITC COREMAP LIPI, 2006)

Jumlah stasiun dalam suatu lokasi yang memiliki tingkat kerusakan yang disebabkan kerusakan X × 100 %Jumlah seluruh stasiun dalam lokasi penelitian

Tingkat kerusakan untuk setiap penyebab kerusakan memiliki nilai berkisar

dari 0 – 3.

Keterangan :0 = tidak ada kerusakan1 = kerusakan rendah ( 1-5 % )2 = kerusakan sedang ( 6-25 % )3 = kerusakan tinggi (> 25 % )

3.8. Analisis Ekonomi Terumbu Karang

Analisis ini ditujukan untuk melihat nilai ekonomi terumbu karang di Pulau

Poncan. Analisis ekonomi dilakukan dengan mengetahui total nilai ekonomi (TEV)

berdasarkan nilai pemanfaatan yaitu manfaat langsung maupun manfaat tidak

langsung serta manfaat pilihan dari terumbu karang. dengan menggunakan rumus

(Barton, 1994) :

TEV = UV atau

TEV = DUV + IUV + OV

Page 10: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

31

Keterangan :TEV = Total Economic ValueUV = Use ValueDUV = Direct Use ValueIUV = Indirect Use ValueOV = Option Value

3.9. Analisis Deskriptif Pengembangan Ekowisata

Analisis data strategi pengembangan ekowisata ini bertujuan untuk

menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data kualitatif

yang diperoleh mengenai baik buruknya dari suatu atraksi alam, atraksi budaya,

akomodasi, aksesibilitas dan transportasi, informasi wisata, fasilitas kesehatan,

sumberdaya manusia, air, energi dan limbah, sumber pembiayaan, data dan informasi

pengunjung, organisasi dan kelembagaan diklasifikasikan menjadi data kuantitatif.

Data kualitatif yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif yang

tersajikan dalam bentuk tabel, gambar atau grafik.

3.10. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistemastis untuk merumuskan strategi (Rangkuti,

1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah

objek wisata secara sistematik atas faktor-faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan

(Weaknesses) dari faktor internal serta peluang (Opportunities) dan ancaman

(Threaths) dari faktor eksternal yang dihadapi. Analisis ini didasarkan asumsi bahwa

strategi yang efektif adalah memaksimalkan kekuatan dan kesempatan yang dimiliki

serta meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi. Metode analisis data

yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data

secara kualitatif adalah analisis yang digunakan terhadap faktor-faktor internal dan

faktor eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan

dan pemberian rating. Dalam menganalisis data yang dilakukan akan melibatkan

peran serta masyarakat dan instansi terkait, sehingga analisis SWOT yang dihasilkan

tidak bersifat subjektif akan tetapi bersifat objektif.

Page 11: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

32

3.10.1. Analisis matriks internal faktor evaluation (IFE) dan eksternal faktorevaluation (EF.E)

Penilaian faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kawasan ekowisata dengan cara

mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan. Penilaian faktor eksternal (EFE)

adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki oleh

sebuah kawasan ekowisata dengan cara mendaftarkan semua ancaman dan peluang.

Hasil dari kedua identifikasi faktor-faktor tersebut menjadi faktor penentu internal

dan eksternal yang selanjutnya akan diberikan bobot dan peringkat (rating).

3.10.2. Penentuan bobot setiap variabel

Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor

strategis internal dan eksternal. Penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala

1, 2, 3, dan 4 (David, 2002), yaitu:

1 : Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 : Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

4 : Jika indikator horizontal sangat penting dibandingkan indikator vertikal.

Bentuk pembobotan faktor strategis internal dapat dilihat pada Tabel 8 dan

bentuk pembobotan faktor strategis eksternal dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 8 Penilaian bobot faktor strategis internal

Faktor Strategis Internal A B C ...... N TotalABC

......N

Total

Sumber : David (2002)

Tabel 9 Penilaian bobot faktor strategis eksternal

Faktor Strategis Eksternal A B C ...... N TotalABC

......N

Total

Sumber : David (2002)

Page 12: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

33

3.10.3. Penentuan peringkat (rating)

Penentuan peringkat (rating) merupakan pengukuran terhadap pengaruh

masing-masing variabel yang menggunakan nilai peringkat dengan skala 1-4

terhadap masing-masing faktor strategis dimiliki objek wisata (Rangkuti, 1997).

Skala penilaian peringkat untuk matriks Internal Faktor Evaluation (IFE):

1 = Kekuatan yang kecil 3 = Kekuatan yang besar

2 = Kekuatan sedang 4 = Kekuatan yang sangat besar

Skala penilaian rating faktor strategis kelemahan, merupakan kebalikan dan

faktor strategis kekuatan, di mana:

1 = Kelemahan yang sangat berarti 3 = Kelemahan yang kurang berarti

2 = Kelemahan yang cukup berarti 4 = Kelemahan yang tidak berarti

Pemberian nilai peringkat untuk matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE)

untuk faktor peluang:

1 = Peluang rendah, respon kurang 3 = Peluang tinggi, respon diatas rata-rata

2 =Peluang sedang, respon rata-rata 4 = Peluang sangat tinggi, respon superior

Pemberian nilai peringkat untuk matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE)

untuk faktor ancaman merupakan kebalikan dan faktor peluang:

1 = Ancaman sangat besar 3 = Ancaman sedang

2 = Ancaman besar 4 = Ancaman kecil

Kemudian nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap

faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh

total skor pembobotan. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai dengan 4

dengan rata-rata 2.5.

Jika total skor pembobotan IFE dibawah 2.5 hal tersebut menyatakan bahwa

kondisi internal lemah. Jika berada diatas 2.5 maka menunjukkan kondisi internal

adalah kuat. Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 13: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

34

Tabel 10 Matrik IFE

Faktor Strategis Internal Bobot Rating SkorKekuatan1.........2..........10Kelemahan1........2.........10Total

Sumber : Rangkuti (1997)

Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

eksternal dengan melakukan klasifikasi terhadap peluang dan ancaman. Total skor

pembobotan EFE berkisar antara 1 sampai dengan 4 dengan rata-rata 2.5. Jika total

skor pembobotan EFE dibawah 2.5 hal tersebut menyatakan bahwa kondisi eksternal

lemah. Jika berada diatas 2.5 maka menunjukkan kondisi eksternal adalah kuat.

Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Matrik EFE

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating SkorPeluang1.........2..........10Ancaman1........2.........10Total

Sumber : Rangkuti (1997)

Keterkaitan faktor internal dan eksternal tersebut digambarkan dalam bentuk

matriks SWOT (Tabel 12). Matriks SWOT ini dapat disusun beberapa strategi

alternatif untuk menangani kelemahan dan ancaman.

Page 14: 3. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Ruang lingkup penelitian terdapat di ... sebagai pertimbangan dalam pengembangan daerah pariwisata ... Kecamatan Sibolga Kota dan lembaga-lembaga

35

Tabel 12 Matrik SWOT

STRENGHTS (S)S1S2Dst

WEAKNESS (W)W1W2Dst

OPPORTUNITIES (O)O1O2Dst

STRATEGI S-O(Strategi menggunakankekuatan untuk

memanfaatkan peluang)

STRATEGI W-O(Strategi meminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang)

THREATS (T)T1T2Dst

STRATEGI S-T(Strategi menggunakankekuatan untuk mengatasiancaman)

STRATEGI W-T(Strategi meminimalkankelemahan untukmenghindari ancaman)

Sumber : David (2002)

3.10.4. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi

Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan

memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan

menentukan rangking prioritas strategi dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang

untuk pengembangan kawasan ekowisata di Pulau Poncan.

Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor dari setiap faktor-faktor

strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor

terbesar sampai yang terkecil dan semua yang ada (Tabel 13).

Tabel 13 Rangking alternatif rencana strategi

No Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Skor RangkingSTRATEGI S-O

1 SO1S1,S2,....., SnO1,O2,....,On

2 SO2S1,S2,.....,SnO1,O2,.....,On

STRATEGI S-T

3 ST1S1,S2,....,SnT1,T2,.....,Tn

4 ST2S1,S2,....,SnT1,T2,.....,Tn

STRATEGI W-O

5 WO1W1,W2,....,WnO1,O2,.....,On

6 WO2W1,W2,....,WnO1,O2,.....,On

STRATEGI W-T

7 WT1W1,W2,....,WnT1,T2,.....,Tn

8 WT2W1,W2,....,WnT1,T2,.....,Tn

IFE

EFE