3. KONTRAK KRITIS

6
1. KONTRAK KRITIS 1.1 Kontrak dinyatakan kritis apabila: a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak ), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 15% dari rencana. b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak ), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana. 1.2 Penanganan kontrak kritis a. Rapat pembuktian (show cause meeting/ SCM) 1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM. 2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia jasa membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat proyek. 3) Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan SCM tingkat atasan langsung yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat atasan langsung. 4) Apabila penyedia jasa gagal pada ui coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM tingkat atasan yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dla berita acara SCM tingkat atasan. 5) Pada setiap uji coba yang gagal, pengguna jasa harus menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan. 6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka pengguna jasa dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak

Transcript of 3. KONTRAK KRITIS

  • 1. KONTRAK KRITIS 1.1 Kontrak dinyatakan kritis apabila: a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan

    0% - 70% dari kontrak ), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 15% dari rencana.

    b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak ), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana.

    1.2 Penanganan kontrak kritis a. Rapat pembuktian (show cause meeting/ SCM)

    1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM.

    2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia jasa membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat proyek.

    3) Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan SCM tingkat atasan langsung yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat atasan langsung.

    4) Apabila penyedia jasa gagal pada ui coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM tingkat atasan yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dla berita acara SCM tingkat atasan.

    5) Pada setiap uji coba yang gagal, pengguna jasa harus menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.

    6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka pengguna jasa dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak

  • atau memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

    b. Kesepakatan tiga pihak 1) Penyedia jasa masih bertanggung jawab

    atas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.

    2) Pengguna jasa menetapkan pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan meneyelesaikan sisa pekerjaan atau atas usulan penyedia jasa.

    3) Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan harga satuan kontrak. Dalam hal pihak ketiga mengusulkan harga satuan kontrak, maka selisih harga menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

    4) Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukan secara langsung.

    5) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar pembuatan amandemen kontrak.

    1.3 Dalam hal keerlambatan pada pasal 33.1c Pejabat Pembuat Komitmen setelah dilakukan rapat bersama atasan Pejabat Pembuat Komitmen sebelum tahun anggaran berakhir dapat langsung memutuskan kontrak sepihak dengan mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

  • KEMENTERIAN PEKER.JAAN UMUM

    DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

    BERITA ACARA SHOW CAUSE MEETING TANGGAL 30 OKTOBER 2012

    ,

    PAKET PEKERJAAN : PENINGKATAN STRUKTUR JALAN

    MAUKARO-NABE-KABUREA (PAKET SAL)

    NOMOR KONTRAK : HK.03.01/1S6/PPK.Bts.K.END-WWR/SPJN-

    WlLlV /NTf lVIII/lOll

    TANGGAL KONTRAK : 07 AGUSTUS lOll

    KONTRAKTOR : PT. FLOPINO RAYA BERSATU

    PT. AGOGO GOLDEN GROUP

    I

    TAHUN ANGGARAN 2012 BERITA ACARA SHOW CAUSE MEETING (SCM) TINGKAT I

  • PAKET:PENINGKATAN STRUKTUR JALAN KABUREA-MAU

    KARO-NABE (PAKET SAL)

    Pada hari ini, Selasa Tanggal Tiga Puluh Oktober Tahun Dua Ribu Dua sebelas, Kami

    yang bertanda tangan dibawah ini telah mengadakan Rapat Pembuktian

    Keterlambatan /Show Cause Meeting (SCM) Tingkat I,atas pelaksanaan :

    Nama Paket : Peningkatan Struktur Jalan Kaburea-Maukaro-

    Nabe

    Kon t rak : No.HK.02.03/159/PPK.Bts.K.END-WWR/SPJN-WIL

    IV/NTI/VII 1/2012 Tanggal 7 Agustus 2012

    Nilai Kon t rak : 9.963.999.000,00

    Waktu Pe laksanaan : 146 Hari Kalender

    Rencana PHO : 31 Desember 2012

    Kon t rak to r :

    Konsu l t a n Pengawas :

    I. DASAR PELAKSANAAN :

    1. Surat Perjanjian Kontrak No.HK.02.03/159/PPK.Bts.K.END-WWR/SPJN-

    WIL IV/NTT/VllI/2012, Tanggal 7 Agustus 2012

    2. Surat Pejabat Pembuat Komitmen No.PW.04.01/257/PJJ/EW/2012,

    Tanggal25 Oktober 2012

    3. Progres laporan Kemajuan Fisik Minggu ke 13 Tanggal 30 Oktober 2012

    II. RAPAT DILAKSANAKAN:

    Waktu dan Tempat :

    Hari/Tanggal : Selasa /30 Oktober 2012

    Tempat : Kantor PPK.13 Ruas Bts. Kota Ende-Wolowaru

    Jal an Gatot Subroto - Ende

    III. MATERI RAPAT :

  • Pembuktian Keterlambatan / Show Cause Meeting (SCM) Tingkat I.

    IV. PEMBAHASAN:

    Progres sd tanggal 30 Oktober 2012

    Rencana : 44,461 %

    Realisasi : 14,487 %

    Deviasi : -29,974 %

    Item Pekerjaan Yang Sudah dikerjakan :

    Galian Biasa = 5324,82 m3

    Gallan Cadas Muda = 750,00 m3

    Galian Batu = 573,36 m3

    Timbunan Pilihan = 990,00 m3

    Item Pekerjaan yang harus diselesaikan sampai dengan tanggal15 November 2012,

    dengan prediksi Kemajuan Pekerjaan yang akan dicapai adalah 45,45 % dengan

    uraian sebagai berikut

    No. Item Pekerjaan Volume Satuan Bobot (%)

    1. Galian Biasa

    2. Galian Batu

    3. T i m b u n a n Pilihan

    4 . Lapis P o n d a s i A g r e g a t

    5 . l a p i s P e r e k a t

    6. l a t a s t o n H R S -Base

    Untuk mencapai pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas maka kontraktor

    harus menyelesaikan dengan menambah peralatan dan tenaga kerja dengan

    perhitungan untuk item pekerjaan yang signifikan sebagai berikut :

    1. Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan volume 2020,00 m3.

    Asumsi:

    Rencana Waktu Test Case 14 Hari Kalender

    Jarak angkut dari Quarry ke lokasi Pekerjaan= 124 Km

    Kecepatan Rata-rata 30 km/jam

  • Kapasitas DT = 4,5 m3

    Kebutuhan Dump Truck> 2020/(4,5*14)::: 32 Unit

    2. lapis Pondasi Agregat Klas B dengan volume 2129,00 m3.

    Asumsi:

    Rencana Waktu Test case 14 Hari Kalender

    Jarak angkut dari Quarry ke lokasi Pekerjaan = 124 Km

    Kecepatan Rata-rata 30 km/jam

    Kapasitas DT = 4,5 m3

    Material on Site= 1300 m3

    Kebutuhan Dump Truck (2129-1300) /(4,5*14)::: 13 Unit

    3. Timbunan Pilihan Pada Badan Jalan

    Asumsi:

    Rencana Waktu Test case 14 Hari Kalender

    Jarak angkut dari Quarry ke Lokasi Pekerjaan> 4,5 Km

    Kecepatan Rata-rata 30 km/jam

    Kapasitas DT = 4,5 m3

    12 Rit perhari

    Kebutuhan Dump Truck = (2160) 1(4,5*14*12) = 3 Unit

    Kebutuhan kendaraan DT untuk angkutan material diatas adalah : 48

    unit. Dump Truck yang ada dilapangan 19 Unit. Jadi untuk memenuhi

    kebutuhan tersebut perlu penambahan DT : 29 Unit

    4. Pekerjaan Pasangan Batu/Dueker

    Sisa dueker yang belum dikerjakan 14 Buah Dueker

    1 Kelompok kerja menserjakan 2 Buah Dueker

    Kebutuhan Kelompok Kerja 14/2 = 7 Group

    Untuk 1kelompok/Group::: 8 orang

    V. KESIMPULAN

    1. Berdasarkan schedule maka disimpulkan bahwa progress yang

    harus dicapai sesuai test case SCM Tingkat I adalah sesuai dengan

    yang direncanakan diatas selama 2 minggu(14 Hari Kslender) terhitung

    tanggal 31 oktober sId 15 Nopember 2012