2._Pertemuan_ke3
-
Upload
jordy-budiang -
Category
Documents
-
view
13 -
download
1
description
Transcript of 2._Pertemuan_ke3
-
5
TEORI PELUANG
Teori peluang itu merupakan bagian yang erat kaitannya dengan ilmu statistik.
Dengan teori peluang dapat diperkirakan atau dihitung hasil pengamatan yang mungkin
diperoleh. Dengan menggunakan teori peluang, data statistik akan dapat berperan dalam
penentuan kesimpulan atau pengambilan keputusan. Penerapan teori peluang dalam
kenyataannya memerlukan pengumpulan dan pengolahan data yang merupakan bagian
ilmu statistik.
Peluang diperlukan untuk mengetahui ukuran atau derajat ketidakpastian suatu
peristiwa. Di dalam statistik, peluang dipakai antara lain terkait dengan cara pengambilan
sampel dari suatu populasi.
Mengundi dengan sebuah mata uang logam atau sebuah dadu, membaca temperatur
dengan termometer tiap hari, menghitung barang rusak yang dihasilkan tiap hari, mencatat
banyak kendaraan yang melalui pertigaan jalan tertentu setiap jam, dan masih banyak
contoh yang lain, merupakan eksperimen yang dapat diulangi. Semua hasil yang mungkin
terjadi bisa dicatat. Segala bagian yang mungkin didapat dari hasil ini dinamakan peristiwa.
1. BEBERAPA ISTILAH STATISTIK
Beberapa istilah yang lazim ditemui akan dijelaskan atau diberi definisinya yaitu :
Himpunan (set) adalah kumpulan benda-benda. Setiap benda yang menjadi anggota
himpunan itu disebut elemen.
Himpunan bagian (subset) dari suatu himpunan A, adalah suatu himpunan yang semua
elemennya adalah elemen himpunan A juga.
Himpunan nol atau himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mengandung
elemen.
Komplemen dari suatu himpunan bagian B, adalah himpunan bagian yang tidak
mengandung satupun elemen yang terdapat dalam B. Komplemen B dinyatakan
dengan .
Eksperimen adalah proses pengumpulan data yang berhubungan dengan suatu gejala
yang hasilnya bervariasi.
Ruang (space) atau semesta adalah himpunan induk yang besar.
Ruang sampel adalah ruang seluruh hasil yang saling berbeda dari suatu eksperimen.
-
6
Titik sampel (sample point) adalah elemen ruang sampel.
Peristiwa (event) adalah himpunan titik sampel yang dinyatakan memiliki sifat yang sama.
Percobaan adalah pelaksanaan tunggal sebuah eksperimen saling eksklusif , dua
himpunan A dan B saling eksklusif bila elemen masing-masingnya saling berbeda.
Peluang suatu peristiwa adalah bilangan perbandingan antara banyak kali munculnya
peristiwa tersebut terhadap banyak kalinya percobaan dalam eksperimen yang
berlanjut pada keadaan yang tetap sama.
Contoh 2.1
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) homogen yang bersisi angka
(A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel percobaan tersebut.
Contoh 2.2
Dua buah dadu homogen berbentuk kubus bermata 6 dilempar bersama-sama sebanyak
satu kali. Tentukan ruang sampel pada percobaan tersebut.
Contoh 2.3
Seperangkat kartu bridge dikocok, lalu diambil satu kartu secara acak. Tentukan ruang
sampel percobaan tersebut ?
2. PELUANG
Hasil yang saling berbeda dari suatu eksperimen merupakan elemen ruang sampel
S. Hasil suatu eksperimen yang telah didefinisikan dengan baik, haruslah terlebih dahulu
ditetapkan secara jelas pula. Himpunan bagian dari S disebut peristiwa (event). Ruang S
adalah peristiwa pasti, sedang himpunan kosong adalah peristiwa mustahil. Bila ruang S
terdiri atas n elemen, maka terdapat 2n himpunan bagian, tetapi tidak semuanya dapat
dinyatakan sebagai peristiwa. Suatu peristiwa yang terdiri atas satu elemen saja disebut
peristiwa elementer.
Percobaan (trial) adalah pelaksanaan tunggal sebuah eksperimen. Hasil suatu
percobaan, misalnya hi , adalah sebuah elemen dari ruang S yang juga elemen dari suatu
peristiwa katakanlah A. Pada suatu percobaan, peristiwa A akan terjadi bila salah satu
elemennya misalnya hi merupakan hasil percobaan tersebut. Semua peristiwa lainnya yang
-
7
mengandung hi sebagai elemennya juga terjadi. Jelas bahwa peristiwa S terjadi pada
setiap percobaan, dan bahwa peristiwa nol tidak pernah terjadi.
Untuk setiap peristiwa A dapat dituliskan sebagai bilangan P(A). Bila P(A)
memenuhi tiga syarat berikut ini, maka P(A) disebut peluang peristiwa A. Ketiga syarat itu
adalah :
1. P (A) > 0
2. P (S) = 1
3. Bila AB=0, maka P (A+B) = P(A) + P(B) ......................................(1)
Bila dua atau lebih peristiwa saling eksklusif maka kedua peristiwa tersebut tidak memiliki
titik sampel yang sama.
Peristiwa-peristiwa yang saling eksklusif dihubungkan dengan kata ATAU . Untuk itu
berlaku aturan: Jika k buah peristiwa E1, E2, E3, , Ek, saling eksklusif, maka peluang
untuk terjadinya E1 atau E2, atau atau Ek sama dengan jumlah peluang tiap peristiwa.
P(E1 atau E2 atau atau Ek) = P(E1 + E2 + E3 + + Ek).
Contoh 2.4
Sebuah kotak berisi 10 kelereng merah, 18 kelereng hijau, dan 22 kelereng kuning. Kecuali
warna, lain-lainnya identik. Bila semua kelereng dimasukkan ke dalam kotak dan diaduk-
aduk, maka berapakah peluang warna merah atau hijau yang terambil dari kotak jika
kelereng diambil secara acak dengan mata tertutup?
Selanjutnya dapat diperoleh :
P (0) = 0
P (A) + P( ) = 1
Contoh 2.5
a. Jika peluang muncul muka 6 pada pengundian dengan dadu adalah P(E) = P(6) = 1/6
maka peluang muncul bukan muka 6 adalah P(E) = ?
b. Jika peluang mendapat hadiah adalah P(Hadiah) = 0,61, maka peluang tidak mendapat
hadiah adalah P(Tidak dapat hadiah) =..?
-
8
Bila peristiwa A dan peristiwa B tidak saling eksklusif, B 0, maka:
P (A+B) = P(A) + P(B) P(A.B) ....................................................(2)
Hubungan yang ketiga adalah hubungan inklusif, yaitu atau A atau B atau kedua-
duanya terjadi.
Contoh 2.6:
Tumpukan kartu bridge ada 52 kartu terdiri dari 4 kartu hati, keriting, wajik, dan skop. Tiap
macam terdiri dari 13 kartu yang bernomor dari 2, 3, ..., 10, J, Q, K, dan AS. Peluang
menarik kartu hati, keriting, wajik, dan skop masing-masing 0,25. Tentukanlah Peluang
menarik kartu AS atau sebuah hati.
Supaya sesuai dengan pengertian sehari-hari, untuk bilangan penunjuk peluang tersebut
ditambahkan persyaratan, bahwa peluang peristiwa A kira-kira sama dengan frekuensi
relatif terjadinya, yaitu :
P (A) = nA / n .............................................................................(3)
nA adalah banyak kalinya peristiwa A terjadi dalam n kali percobaan.
Tidak terlalu sulit untuk menunjukkan bahwa dengan tambahan persyaratan ini, ketiga
persyaratan sebelumnya tetap terpenuhi.
Contoh 2.7
Sebuah kotak berisi 20 kelereng yang identik kecuali warnanya. Di dalam kotak tersebut
terdapat 5 kelereng warna merah, 12 warna kuning, dan sisanya warna hijau. Jika kelereng
dalam kotak di aduk-aduk dan diambil secara acak dengan mata tertutup, tentukanlah
peluang mengambil kelereng berwarna merah , peluang mengambil kelereng berwarna
kuning, dan peluang mengambil kelereng berwarna hijau.
3. PELUANG BERSYARAT
Peluang terjadinya kejadian B bila diketahui bahwa suatu kejadian lain A telah
terjadi disebut peluang bersyarat dan dilambangkan dengan P(B ). Lambang P(B )
-
9
dibaca peluang terjadinya B bila telah terjadi atau lebih singkat lagi peluang B bila
diketahui dituliskan :
P ( .B) = P ( ) . P(B ) .........................................................................(4)
4. PELUANG BEBAS
Bila peluang terjadi atau tidak terjadinya A tidak akan mempengaruhi peluang
terjadinya B, maka A dan B merupakan dua peristiwa yang independen atau bebas yang
dapat ditulis sbb :
P (A.B) = P (A) . P(B) ..................................................................(5)
dimana P( B) = P( ) dan P(B ) = P(B)
Contoh2.8
Jika dilakukan undian dengan sebuah mata uang sebanyak dua kali. Bila peristiwa A
adalah tampak muka dan peristiwa B juga tampak muka, maka peristiwa A dan B adalah
independen. Tentukanlah peluang peristiwa A dan peluang peristiwa B ?
Contoh2.9
A menyatakan si Y akan hidup dalam tempo 80 tahun, B menyatakan si Z akan hidup
dalam tempo juga 80 tahun. Jika diberikan P(A) = 0,65 dan P(B) = 0,52 ; Berapakah
peluang si Y dan si Z dua-duanya akan hidup dalam tempo 80 tahun?
5. PERMUTASI DAN KOMBINASI
Permutasi adalah banyaknya cara pengurutan atau pengaturan n benda yang
saling berbeda ke dalam himpunan yang terdiri atas r benda. Banyaknya permutasi r benda
dari n benda dinyatakan sebagai nPr. Rumus permutasi dituliskan sebagai :
( ) ( )
Kombinasi adalah banyaknya cara menghitung n benda yang saling berbeda ke
dalam himpunan yang terdiri atas r benda, tanpa memperhatikan urutan benda dalam
-
10
himpunan tersebut. Banyak kombinasi r benda dari n benda dinyatakan sebagai nCr .
Rumus kombinasi dituliskan sebagai :
( ) ( )
Contoh 2.10
Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang disediakan 4
kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk di kursi tertentu.
Contoh 2.11
Suatu kelompok belajar yang beranggotakan empat orang (A, B, C dan D) akan memilih
ketua dan wakil ketua kelompok. Ada berapa alternative susunan ketua dan wakil ketua
dapat dipilih.
Contoh 2.12 Bila ada 4 mahasiswa melamar untuk mendapatkan beasiswa, sedangkan beasiswa yang tersedia
untuk 2 orang, berapa kombinasi yang mungkin ? (2 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari
4 mahasiswa yang melamar) !
Contoh 2.13
a. Bila ada 3 fisikawan, berapa cara untuk memilih 1 fisikawan dari 3 fisikawan tersebut
b. Bila ada 4 kimiawan dan 3 fisikawan, ada berapa cara untuk membentuk panitia terdiri
dari 3 orang yang beranggotakan 2 kimiawan dan 1 fisikawan