repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/106/3/BAB 2.docx · Web viewBerdasarkan...
Transcript of repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/106/3/BAB 2.docx · Web viewBerdasarkan...
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTKA
2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1.1 Pengertian Bandar Udara
Bandar Udara merupakan sebuah sarana atau tempat untuk melakukan
pendartan (landing) dan penerbangan (take off) dan naik turun penumpang dan
barang serta kegiatan lainya menyangkut keamanan dan keselematan
transportasi kuhususnya dibidang penerbangan. Berdasarkan Kepmenhub
nomor 11 tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Bandar
udara adalah kawasan didaratan atau perairan dengan batas-batas tertentu yang
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, fasilitas pokok serta fasilitas penunjang lainnya, yang terdiri atas
bandar udara umum dan bandar udara khusus.
2.1.1.2 Pengertian Terminal Building atau Area
Sebagaimana Menurut Ashford dan Wright yang dikutip dalam Bismo
Anggoro, Ari Sandhyavitri, dan Sri Djuniati (2016 : 2) Terminal building
merupakan bagian dari prasarana transportasi di kawasan bandara menyatakan
terminal building bandara terdiri dari bangunan terminal penumpang dan
barang atau kargo
1) Terminal Penumpang
Sistem terminal penumpang merupakan penghubung utama dari jalan
masuk darat dengan pesawat. Tujuan sistem ini adalah untuk memberikan
daerah pertemuan antara penumpang dan cara masuk bandar udara, guna
memproses penumpang yang memulai ataupun mengakhiri suatu perjalanan
udara dan untuk mengangkut bagasi dan penumpang ke dan dari pesawat
Kebutuhan ruang dalam pada bangunan dalam kawasan bandar udara
8
2) Terminal Kargo
bandara yang besar dan mempunyai volume muatan yang tinggi, proses
muatan dilakukan disebuah terminal muatan (kargo) yang terpisah dari
terminal penumpang. Pengoperasian pesawat dengan kapasitas besar telah
meningkatkan aktivitas penumpang dan muatan barang (kargo). Hal ini
disebabkan pesawat tersebut mempunyai kapasitas mengangkut muatan yang
tinggi untuk mengangkut penumpang dan bagasi. Oleh karena itu, dalam
merencanakan daerah bangunan terminal kargo perlu memperhitungkan pintu
penanganan muatan. Sistem terminal penumpang di bandar udara terdiri dari
tiga komponen utama, yaitu akses masuk (access interface), pemrosesan
(processing), dan pertemuan dengan pesawat (flight interface).
a. Akses masuk (Access Interface)
Adalah akses masuk merupakan tempat perpindahan mode penumpang
dari akses perjalanan ke komponen pemrosesan penumpang. Kegiatan
dalam komponen ini meliputi sirkulasi, parkir, dan aktivitas bongkar
muat.
b. Pemrosesan (Processing)
Pemrosesan (Processing) merupakan proses penumpang untuk memulai,
mengakhiri, atau melanjutkan perjalanan udara. Sistem pemrosesan
merupakan penghubung antara sistem jalan masuk darat dengan sistem
transportasi udara. Fasilitas-fasilitas yang mencakup sistem pemrosesan
meliputi daerah lobi terminal, ruang penjualan dan pelayanan tiket,
keamanan, ruang tunggu keberangkatan, fasilitas pengambilan bagasi,
dan layanan inspeksi (CIQ).
c. Pertemuan dengan Pesawat (Flight Interface)
Adalah pertemuan dengan pesawat (flight interface) merupakan tempat
perpindahan penumpang dari komponen pemrosesan ke pesawat melalui
suatu pintu penghubung (gate). Jumlah gate yang dibutuhkan bergantung
pada jumlah pesawat yang akan dilayani berdasarkan waktu yang
dibutuhkan pesawat dalam menggunakan suatu gate. Waktu yang
9
dibutuhkan pesawat dalam menggunakan gate disebut waktu pemakaian
pintu penghubung (gate occupancy time), dimana waktu tersebut
bergantung pada ukuran pesawat dan tipe operasinya.
2.1.1.3 Pengertian Kargo dan Jenis-jenis Kargo
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan yang telah dituangkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis dalam operasional penerbangan
telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai Program Nasional Pengamanan
Penerbangan Sipil. Program Nasional Pengamanan Penerbangan Sipil
bertujuan untuk melindungi keselamatan, keteraturan dan efisiensi
penerbangan sipil di Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap
penumpang, awak pesawat udara, para petugas di darat, masyarakat, pesawat
udara, dan instalasi di bandar udara dari tindakan melawan hukum serta
memberikan perlindungan terhadap operator pesawat udara dari tindakan
melawan hukum.
Prosedur asional pengamanan penerbangan sipil ini ditetapkan untuk
memenuhi standar dan rekomendasi internasional yang tercantum dalam
Annex 17 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait sesuai
konvensi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) atau Organisasi
penerbangan sipil Internasional. Arus barang domestik dan internasional
dalam era globalisasi dan pasar bebas akan semakin meningkat karena
wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen akan barang dan produk yang
bermutu serta bersaing sudah tanpa batas. Bagi perusahaan jasa angkutan
udara kargo internasional, keadaan itu merupakan suatu peluang besar yang
tak terbatas. Perkembangan yang cepat dalam dunia kargo udara ini akan
melahirkan banyak perusahaan baru yang saling bersaing untuk
memperebutkan pangsa pasar yang semakin meningkat. Dengan semakin
banyaknya perusahaan yang terjun dalam bidang layanan kargo udara
internasional, persaingan akan semakin ketat karena lahan yang ada terbatas
jumlahnya. Dengan meningkatnya permintaan jasa angkutan layanan kargo
10
udara internasional antar negara ASEAN terkait dengan layanan kargo udara
internasional, maka pelaku usaha bisnis meminta pemerintah, dalam hal ini
Direktur Jenderal Perhubungan Udara segera mengeluarkan kebijakan yang
mengatur keamanan dan keselamatan penerbangan untuk layanan kargo udara
internasional guna memacu pendapatan dari sektor tersebut. Oleh karena itu,
bandar udara yang aman, efisien dan efektif tentu memerlukan kejelasan
regulasi bagi pelaku usaha bisnis, sehingga pelaku usaha bisnis akan menjadi
terpacu untuk melakukan transit di Bandar Ahmad Yani Semarang. Dalam
upaya mendukung layanan kargo udara internasional sebagai perlindungan
terhadap pelaku usaha bisnis layanan kargo udara internasional yang
mencakup aspek keamanan dan keselamatan penerbangan di bandar udara
Ahmad Yani Semarang, maka perlu dilakukan kajian layanan kargo udara
internasional sebagai tempat transit di Bandar udara Ahmad Yani Semarang
berdasarkan pemahaman dari sisi perdagangan kargo internasional atau
disebut juga sebagai barang yang di ekspor dan barang yang di impor
mempunyai pengertian yang berbeda. Dan pada suatu terminal bandara untuk
barang ekpor yang akan di kirim keluar ke suatu negara (Ekspor), harus
melalui pintu keluar bandara (Otgoing International) dan untuk barang yang
masuk kedalam suatu negara, juga harus melalui pintu kedatangan pada
terminal bandara (Incoming International). Menurut Undang Undang Nomor
1 Tahun 2009 tentang Penerbangan mengatakan kargo adalah barang muatan
pesawat udara yang dilengkapi Surat Kargo Udara (SKU) atau Surat Muatan
Udara (SMU) termasuk bagasi yang dikirim melalui prosedur pengiriman.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 29 Tahun 2005 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7047-2004 mengenai
terminal kargo bandar udara sebagai standar wajib dan di jelaskan maksud
dari Terminal kargo adalah salah satu fasilitas pokok pelayanan di dalam
Bandar Udara untuk memproses pengiriman dan penerimaan melalui udara,
domestik maupun internasional yang bertujuan untuk kelancaran proses kargo
serta memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan. IATA
11
(Air Cargo Regulation) mengelompokan beberapa jenis kargo ke dalam dua
golongan besar, yaitu :
1) General cargo, adalah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak
memerlukan penangan secara khusus, namun demikian tetap harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam hal pengepakan supaya
isinya dapat ditampung dalam cargo space.
2) Special cargo, adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penangan
secara khusus. Barang-barang, benda atau bahan yang termasuk dalam
kategori ini adalah : Live Animal (AVI), Dangerous Goods (DG), Human
Remain (HUM), Perishable Goods (PER), Perishable Fish (PES),
Perishable Meat (PEM), Heavy cargo (HEA), dan lain-lain.
a) Explosive Material, dengan kode REC, barang ini mudah meledak
karena mengandung zatzat kimia yang mudah meledak seperti :
amunisi, petasan, dan lain-lain
b) Non Flammable Compressed Gas (RNG), contoh film.
c) Valuable goods (VAL), barang-barang berharga dan mengandung unsur
kimia lainnya didalamnya. Contoh : logam mulia, perhiasan, kertas atau
dokumen berharga.
d) Flammable goods, barang ini mudah terbakar baik dalam bentuk gas
(RFG), padat (RFS) maupun dalam bentuk cair (RFL), Contoh: oxigent
e) Corrosive Material (RCM), barang ini dapat menimbulkan karat
seperti, air raksa dan zat asam
f) Irritant Material, barang atau bahan yang mengandung zat perangsang
atau dapat merangsang benda-benda lainnya, seperti alcohol, gas dan
spritus
g) Magnetized Material (MAG), barang yang mengandung unsure
magnetic, contoh: kompas, loudspeaker, dll
h) Oxidizing Material, barang yang mudah terbakar bila bereaksi dengan
O2, seperti: zat pemutih, nitrat dan peroksida
i) Fragile goods (FRG), barang-barang yang mudah pecah belah, contoh :
barang terbuat dari porselen, kaca gelas, dan lainnya
12
j) Poisonous Substances (RPS), barang-barang berupa racun,
pengankutannya harus ada izin dari yang berwenang. Contoh : cianida,
arsenic, dan lain-lain
k) Radio Active Material, barang-barang yang mengandung radio aktif
l) Wet Freight, golongan barang-barang yang terbentuk cairan atau barang
padat yang bercampur dengan cairan sehingga pemuatannya harus
dalam kontainer. Contoh: daging segar, udang basah, makanan, telur,
dan lain-lain
m)Perishable goods (PER), barang-barang yang diduga akan hancur dan
busuk selama perjalanan sehingga dalam pemuatannya harus ada bahan
pengawet supaya tahan lama dalam perjalanan/selama pengiriman.
Contoh: buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, tumbuhan hidup, bunga, dan
lain-lain
n) Dangerous When Wet, barang-barang yang berbahaya dan mudah
meledak bila basah atau lembab, seperti: karbit
o) Live Animal (AVI), pengangkutan hewan hidup lewat udara, seperti:
sapi, kuda, ikan hias, monyet, anjing, kucing, burung, dan lain-lain
p) Human Remains (HUM), pengangkutan jenazah manusia melalui udara
baik jenazah utuh (jasad), sudah dikremasi atau abu, dibalsem atau tidak
dibalsem
2.1.1.4 Pengertian Jasa
jasa merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat intangible yang
hanya bisa dirasakan penggunanya atau si pemesan jasa tersebut dan tidak ada
sifat kepemilikan dalam jasa, atau jasa dikatakan sebagai pemberian setiap
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain
yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. sebagaimana Menurut Kotler dan Keller (2012) yang
dikutip dalam Herry Widagdo dan Faradila (2018:3-4) menyatakan bahwa
“jasa adalah setiap aktifitas, manfaat atau performance yang ditawarkan oleh
satu pihak ke pihak lain yang bersifat intangible dan tidak menyebabkan
perpindahan kepemilikan apapun dimana dalam produksinya dapat terikat
13
maupun tidak dengan produk fisik”, Jasa mempunyai empat karakteristik
berbeda yang sangat mempengaeruhi program pemasaran yaitu tak berwujud
(intangibility), tak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variability) dan
dapat musnah (perishability)
1) Tak berwujud (Intangibility), tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat
dilihat, dirasakan, diraba, disengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli.
Perusahaan jasa dapat berusaha mendemonstrasikan kualitas jasa mereka
melalui bukti fisik dan presentasi. Pemasar jasa harus dapat
memstransformasikan jasa tak berwujud ke dalam manfaat konkret dan
pengalaman yang terdefinisi dengan baik
2) Tak terpisahkan (Inseparability), sementara barang fisik dibuat,
dimasukkan dalam persediaan, didistribusikan melalui berbagai perantara
dan dikonsumsi sekaligus. Jika seorang memberikan jasa, maka penyedia
menjadi bagian dari jasa itu. Karena konsumen juga sering hadir ketika
jasa itu dibuat, interaksi penyedia konsumen merupakan fitur khusus
dalam pemasaran jasa
3) Bervariasi (Variability), karena kualitas jasa tergantung pada siapa yang
menyediakan, kapan dan dimana dan kepada siapa, jasa sangat bervariasi.
Pembeli jasa menyadari variabilitas ini dan sering membicarakannya
dengan orang lain sebelum memilih penyedia jasa. Untuk menyakinkan
pelanggan, beberapa perusahaan menawarkan garansi jasa yang dapat
mengurangi presepsi konsumen tentang resiko
4) Dapat musnah (Perishability), jasa tidak dapat disimpan, jadi dapat
musnahnya jasa bisa menjadi masalah ketika permintaan berfluktuasi.
Contohnya perusahaan transportasi public harus memiliki peralatan yang
jauh lebih banyak karena permintaan pada jam sibuk dan bukan untuk
permintaan yang merata sepanjang hari.
2.1.1.5 Pengertian Krateristik Jasa Transportasi
Berikut empat karakteristik jasa angkutan udara menurut Suharto Abdul
Majid (2013:40) adalah sebagai berikut :
14
1) Padat Teknologi (Highly Tecnology Intensive)
Transportasi udara sangat peka terhadap teknologi maupun perubahan
teknologi itu sendiri. Teknologi dalam angkutan udara seperti, teknologi
pemasaran yaitu sistem reservasi menggunakan komputer dan teknologi
produksi seperti, pesawat, komunikasi (navigasi, pemetaan, manajemen
lalu lintas udara), serta pemeliharaan dan teknik
2) Padat Karya (Highly Labor Intensive)
Industri penerbangan merupakan bisnis yang padat karya oleh karena itu,
membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar (awak pesawat,
teknisi pesawat dan karyawan darat), banyaknya jumlah armada serta
jaringan rute penerbangannya. Sumber daya manusia dalam industri
penerbangan merupakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi
dan memiliki derajat tanggung jawab yang tinggi pula.
3) Padat Modal (Highly Capital Intensive)
Suatu penerbangan membutuhkan berbagai macam peralatan,
perlengkapan dan fasilitas yang mahal harganya. Mulai dari pesawat
terbang, simulator pesawat sampai dengan hanggar perawatan pesawat.
4) Padat Aturan (Strictly Regulation)
Penerbangan adalah dunia tanpa batas (karena langit dan ruang angkasa
yang menjadi batasannya). Faktor terpenting dalam dunia penerbangan
adalah keselamatan penumpang dan awak pesawatnya. Untuk mengatur
dan memastikan terciptanya dan tercapainya keselamatan, keamanan,
kenyamanan penerbangan, maka dibuatlah aturan yang wajib dipatuhi dan
dijalankan oleh seluruh perusahaan penerbangan didunia.
2.1.1.6 Pengertian Tarif
harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk
jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.
Harga merupakan faktor penentu yang mempengaruhi pilihan pembelian, hal
ini masih menjadi kenyataan di dikalangan kelompok-kelompok sosial yang
miskin, serta pada bahan bahan pokok sehari-hari. Namun dalam kurun
terakhir ini, faktor faktor lain selain harga telah beralih menjadi relatif lebih
15
penting dalam proses pembelian. Harga dapat menunjukkan kualitas merek
dari suatu produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga
yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik, pada umumnya harga
mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga
maka semakin tinggi kualitas.
Harga atau tarif adalah sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan
kekonsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang yang memiliki
manfaat serta penggunaannya. Sebagaimana menurut Gunawan yang dikutip
dalam dalam Ali Fathoni dan Hery Suprapto (2016 : 820 ) dijelaskan bahwa,
harga atau tarif jual suatu produk adalah salah satu elemen dalam bauran
pemasaran yang menghasilkan revenue penjualan, sedangkan elemen lain dari
bauran itu menghasilkan biaya-biaya. Harga jual produk juga mampu
mengkomunikasikan pada pasar tentang nilai positioning yang dimaksudkan
oleh perusahaan atau brand-nya. Dan kemudian menurut Kotler yang dikutip
dalam Aptaguna (2016:52) menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut. Indikator yang mencirikan harga menurut Kotler
yaitu :
1) Keterjangkauan harga
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3) Daya saing harga
4) Kesesuaian harga dengan manfaat produksi
5) Harga mempengaruhi daya beli beli konsumen
6) Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
Berdasarkan peraturan Menteri perhubungan Republik Indonesia nomor
pm 53 tahun 2017 tentang pengamanan kargo dan pos serta rantai pasok
(supply chain) bab vi pasal 4 tentang tarif, dijelaskan bahwa, kargo dan pos
yang diangkut dengan pesawat udara dijelaskan bahwa Pemeriksaan dan
pengendalian keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara
16
dikenakan tarif berdasarkan kesepakatan dengan pengguna jasa. Dalam
menetapkan besaran tarif sebagaimana dimaksud harus mempertimbangkan :
1) pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan yang diberikan
2) komponen yang terkait secara langsung dengan pelayanan jasa
pemeriksaan dan pengendalian keamanan yang diberikan dan tidak untuk
biaya-biaya lain yang tidak terkait
3) jenis dan jumlah volume kargo yang dilayani
4) tidak ada diskriminasi dalam penetapan tarif kepada setiap pengguna jasa
5) dalam hal adanya permintaan tambahan terhadap pelayanan jasa
pemeriksaan dan pengendalian keamanan dari pengguna jasa maka
tarifnya dibebankan kepada pengguna jasa.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat dikategorikan dua jenis tarif secara
garis besar dari penanganan kargo yaitu tarif kargo udara (Air freight)
dan tarif pergudangan. Menurut Abdul Majid & Warpani (2014:108-118)
untuk jenis tarif dalam proses penanganan kargo (cargo handling) ada
dua jenis yaitu :
1) Tarif kargo udara (Air freight)
Tarif kargo secara umum dikenal ada tiga jenis yaitu :
a) Normal Rate adalah rate yang dikenakan untuk biaya pengiriman
kargo secara normal.
b) Special Rate adalah rate yang dikenakan untuk biaya pengiriman
kargo dengan mendapatkan reduksi dan diskon
c) Surcharge adalah biaya tambahan yang dikenakan terhadap kargo
yang dikirim
Dalam peroses pengiriman kargo yang menjadi pertimbangan untuk
perhitungan tarif kargo yang akan dikirim adalah klasifikasi kargo, berat
barang dan jumlah, volumenya, dan media pembungkusnya.
2) Tarif gudang udara (warehous fee)
Tarif pergudangan ini dibayarkan oleh shpper atau consigne kepada
operator pergudangan pada saat akan mengirm dan atau mengambil,
pembayaran sewa gudang dan biaya lain-lain terkait dengan kargo
17
tersebut. Komponen tarif pergudangan tersebut adalah antara lian sewah
gudang (storage fee), Administrasi (administration fee), biaya dokumen
(document charge), jasa bongkar muat, dan Cargo charge
2.1.1.7 Pengertian Fasilitas
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam
menggunakan jasa perusahaan tersebut. Fasilitas merupakan segala sesuatu
yang memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak dibidang jasa,
maka segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain
interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama
yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara
langsung. Menurut Kotler & Keller yang kemudian dikutip oleh Edi Heryanto
(2013:721) mendefinisikan fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat
peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung
kenyamanan konsumen. Sebagaimana Menurut Tjiptono yang dikutip dalam
Edy Heryanto (2013 : 752-753) dijelaskan bahwa Fasilitas adalah sumber
daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada
konsumen, serta desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan
pembentukan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk
dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas
jasa tersebut dimata pelanggan. Factor-faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap desain fasilitas jasa adalah sebagai berikut:
1) Sifat dan tujuan organisasi
Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan desainnya.
Sebagai contoh desain rumah sakit perlu mempertimbangkan ventilasi
yang memada, ruang peralatan medis yang representative, ruang tunggu
pasien yang nyaman, kamar pasien yang bersih. Desain fasilitas yang baik
dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya perusahaan mudah
dikenali dan didesain interior bisa menjadi cirri khas atau petunjuk
mengenai sifat jasa didalamnya.
2) Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang atau tempat
18
Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan
fasilitas jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik diperlukan beberapa
faktor yaitu kemampuan finansial, peraturan pemerintah berkaitan dengan
kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain-lain
3) Fleksibelitas
Fleksibelitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering
berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko
keuangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus
dapat disesuaikan dengan kemungkinan perkembangan dimasa datang
4) Faktor Estetis
Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan sikap
positif pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap
pekerjaan dan motivasi kerjanya juga meningkat. Aspek – aspek yang
perlu ditata meliputi berbagai aspek. Misalnya tinggi langit-langit
bangunan, lokasi jendela dan pintu, bentuk pintu beraneka ragam dan
dekorasi interior
2.1.1.8 Pengertian Kepuasan Pengguna Jasa
Kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya.
Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang
atau jasa ataupun barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk
pemenuhan kebutuhan di bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi
harapan pelanggan. Sebagaimana menurut Fornell dalam Rambat Lopiyoadi
& A. Hamdani (2011:192) yang kemudian dikutip dalam Mia Audina
Meilinda dan Sri Langgeng Ratnasari (2017:92) menyatakan bahwa banyak
manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi. Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat
meningkakan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan,
mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya
kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh
meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan
19
meningkatkan reputasi bisnis. Menurut Kolter yang kemudian dikutip dalam
Edy Haryanto (2013 :753) memberikan arti dari kepuasan pelanggan yaitu
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan performansi (atau hasil)
yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Untuk dapat melakukan
sesuatu yang bernilai lebih tidak cukup hanya dengan sekedar memberikan
layanan, melainkan harus bisa memberikan kepuasan pada pelanggan.
Layanan pelanggan ditetapkan oleh pemasok atau penyedia layanan,
sedangkan kepuasan pelanggan ditetapkan oleh pelanggan. Meskipun kedua
hal tersebut perbedaannya tipis, namun amatlah penting. Memang benar
bahwa pelanggan tidak selamanya benar, namun bagaimanapun pelanggan
tetaplah pelanggan. Artinya memecahkan masalah seringkali lebih penting
ketimbang menentukan siapa yang benar.
2.1.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dijadikan sebagai dasar pedomaan dasar
pertimbangan maupun perbandingan bagi peneliti dalam upayah memperoleh
arah dan kerangka berfikir. Berikut adalah penelitian terdahulu yang dapat
dijadikan bahan acuan bagi penelitian ini :
Penelitian yang dilakukan oleh Edy Haryanto dan Emba (2103) dengan
judul “Kualitas Layanan, Fasilitas Dan Harga Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Pengguna Jasa Layanan Pada Kantor Samsat Manado” yang
kemudian akan dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya oleh penulis
dengan judul “Analisis Pengaruh, Tarif Kargo Udara, Tarif Pergudangan
Udara Dan Fasilitas Terminal Kargo Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Oleh
Terminal Kargo Bandara Ahmad Yani Semarang”. Dan lebih ringkasnya
disajikan dalam tebel dibawah ini:
Tabel 2.1
Rujukan Penelitian Variabel Fasilitas
Judul Kualitas Layanan, Fasilitas Dan Harga Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Layanan Pada Kantor
Samsat Manado
Peneliti Edy Haryanto, Jurnal EMBA 2013
20
Variabel
Penelitian
Variabel Independen adala :
X1 Kualitas Pelayanan
X1.1 Bukti Fisik
X1.2 Keandalan
X1.3 Ketanggapan
X1.4 Jaminan
X1.5 Empathy
X2 Fasilitas
X4.1 Kemudahan
X4.2 Kelancaran
X3 Demografi
X1.1 Jenis Kelamin
X1.2 Usia
X1.3 Pendidikan Terakhir
X1.4 Pekerjaan
Variabel Dependen :
Y Kepuasan Masyarakat
Y1.1 perasaan senang atau kecewa atas kinerja (hasil) yang
dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian assosiatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih
yang dalam hal ini mengetahui hubungan antara variable
kualitas layanan yang dapat dilihat dari indikator bukti
langsung, reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empati,
variable fasilitas dan harga terhadap kepuasan masyarakat
yang menjadi pengguna jasa layanan pada Kantor Samsat
Manado.
Hasil
Penelitian
dengan program SPSS dalam perhitungannya dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
Y = 0,070 X1 + 0, 684 X2 + 0,232 X3
Berdasarkan persamaan dapat diatas dapat diketahui bahwa:
21
a. Nilai koefisien regresi variable kualitas pelayanan sebesar
0,070 bernilai positif mempunyai arti bahwa jika persepsi
terhadap kualitas pelayanan semakin baik maka kepuasan
masyarakat selaku pengguna jasa layanan di kantor Samsat
Manado akan meningkat.
Hubungan
dengan
Penelitian Ini
Variabel Fasilitas yang dikrmukakan Edy Haryanto
digunakan sebagai rujukan penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Fadrinsyah Anwar 2015 dengan judul”
Analisis Kualitas Pelayanan Terminal Kargo Bandara Dengan Jaringan
Probabilistik”, yang kemudian akan dijadikan rujukan dalam penelitian
selanjutnya oleh penulis dengan judul “Analisis Pengaruh, Tarif Kargo Udara,
Tarif Pergudangan Udara Dan Fasilitas Terminal Kargo Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Terminal Kargo Bandara Ahmad Yani Semarang”, Dan lebih
ringkasnya disajikan dalam tebel dibawah ini:
Tabel 2.2
Rujukan Variabel Fasilitas
Judul Analisis Kualitas Pelayanan Terminal Kargo Bandara
Dengan Jaringan Probabilistik
Peneliti Fadrinsyah Anwar 2015
Variabel
Penelitian
Variabel Independen adala :
X1 Kinerja FASILITAS
X1.1 Fasilitas parkir
X1.2 Fasilitas Penyimpanan
X1.3 Peralatan Handling
X1.4 Pralatan Gudang
X1.5 Timbangan
X1.6 X Ray
X2 Kinerja SDM
X2.1 Keterampilan
22
X2.2 Perilaku
Variabel Dependen :
Y Keputusan Pembelian
Y1 Keamanan Keselamatan
Y2 Kenyamanan
Y3 Kewajaran Tarif
Y4 Los
Y5 pelaksanaan Penyimpanan
Y6 Proses Icomming
Y7 Proses Outgoing
Y8 Proses Administrasi
Metode
Penelitian
metode jaringan probabilistik atau sering disebut dengan
Bayesian Network (BN)
Hasil
Penelitian
peningkatan kinerja fasilitas dan kinerja SDM dapat
meningkatkan kinerja pelayanan di terminal kargo.
Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi
peningkatan kinerja PELAYANAN adalah fasilitas
penyimpanan barang, kelengkapan atau ketersediaan
peralatan penanganan barang di apron, dan keterampilan
kerja dan pengetahuan petugas terminal kargo.
Hubungan
dengan
Penelitian Ini
Variabel Fasilitas yang dikrmukakan Fadrinsyah Anwar
digunakan sebagai rujukan penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Agustini, Yarlina dan Murtadho Ali
(2015) dengan judul” Efektifitas dan Efisiensi Biaya Logistik Angkutan
Udara di Bandar Udara Soekarno Hatta”, yang kemudian akan dijadikan
rujukan dalam penelitian selanjutnya oleh penulis dengan judul “Analisis
Pengaruh, Tarif Kargo Udara, Tarif Pergudangan Udara Dan Fasilitas
Terminal Kargo Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Terminal Kargo Bandara
Ahmad Yani Semarang”, Dan lebih ringkasnya disajikan dalam tebel dibawah
ini:
23
Tabel 2.3
Rujukan Penelitian Variabel Tarif
Judul Efektifitas dan Efisiensi Biaya Logistik Angkutan Udara di
Bandar Udara SoekarnoHatta
PenelitiAgustini, Yarlina dan Murtadho Ali 2015
Variabel
Penelitian
Variabel Independen adala :
X1 Proses dan alu bongkar muat kargo
X1.1 Ruang Pemeriksaan
X1.2 Peralatan Pemeriksaan Kargo
X2 Tarif Kargo
X2.1 Ekspor
X2.2 Inpor
X2.3 Domestik Outgoing
X2.3 Domestik Incoming
Variabel Dependen :
Y Efektivitas dan efisien Pelayanan Kargo
Y1 daya tarik
Y2 pemilihan keputusan membeli atas dasar informasi
Y3 kemantapan membeli
Metode
Penelitian
Kuantitatif
Hasil
Penelitian
Efektifitas proses incoming kargo domestik sangat
tergantung pada kecepatan dankelengkapan dokumen
administrasi. Dari proses tersebut diatas maka cepat dan
lamanya pembayaran jasa gudang dan pengurusan
dokumen (bea cukai/karantina) menjadi kunci dalam
kecepatan pengambilan kargo. Dokumen yang tidak
lengkap akan mempengaruhi waktu
pengambilan/kecepatan pengambilan kargo. Efisiensi
proses incoming akan terjadi apabila logistik/kargo yang
sudah selesai di proses administrasi dan clear dari
24
dokumen kelengkapan segera diambil dan diangkut
melalui distribusi perusahaan angkutan logistik/kargo. In
efisiensi terjadi jika barang/kargo tidak segera diambil atau
menumpuk di gudang lebih dari 3 (tiga) hari maka per hari
akan dikenakan biaya tambahan sewa gudang Rp. 650
kg/hari.
Hubungan
dengan
Penelitian Ini
Variabel Tarif yang dikrmukakan Agustini, Yarlina dan
Murtadho Ali digunakan sebagai rujukan penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Aptaguna (2016) dengan judul”
Pengaruh Kualitas Layanan Dan Harga Terhadap Minat Beli Jasa Go-Jek”,
yang kemudian akan dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya oleh
penulis dengan judul “Analisis Pengaruh, Tarif Kargo Udara, Tarif
Pergudangan Udara Dan Fasilitas Terminal Kargo Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Terminal Kargo Bandara Ahmad Yani Semarang”, Dan lebih
ringkasnya disajikan dalam tebel dibawah ini:
Tabel 2.4
Rujukan Penelitian Variabel Harga
Judul Pengaruh Kualitas Layanan Dan Harga Terhadap Minat
Beli Jasa Go-Jek
Peneliti Aptaguna 2016
Variabel
Penelitian
Variabel Independen adala :
X1 Kualitas layanan
X1.1 Tangibles (bukti langsung)
X1.2 Reliability (keandalan)
X1.3 Responsiveness (daya tanggap)
X1.4 Assurance (jaminan)
X1.5 Emphaty (empati
X2 Harga
X2.1 Keterjangkauan harga.
25
X2.2 Kesesuaian harga dengan kualitas produk
X2.3 Daya saing harga.
X2.4 Kesesuaian harga dengan manfaat produksi
X2.5 Harga mempengaruhi daya beli beli konsumen
X2.6 Harga dapat mempengaruhi konsumen
Variabel Dependen :
Y Minat Beli
Y1.1 Minat transaksional
Y1.2 Minat refrensial
Y1.3 Minat preferensia
Y1.4 Minat eksploratif
Metode
Penelitian
Kuantitatif
Hasil
Penelitian
Hasil uji Uji hipotesis simultan (uji-F) P value sebesar
0,000 , yang jauh lebih kecil dari nilai a = 5%. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variabel kualitas layanan
dan variabel harga secara simultan mempengaruhi variabel
minat beli pada tingkat keyakinan 95%.
Hubungan
dengan
Penelitian Ini
Variabel Harga yang dikrmukakan Aptaguna digunakan
sebagai rujukan penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Herry Widagdo dan Faradila Meirisa,
Jurnal Keuangan dan Bisnis (2018) dengan judul” Analisis Kepuasan
Konsumen Terhadap Jasa Transportasi Brt Trans Musi Kota Palembang”,
yang kemudian akan dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya oleh
penulis dengan judul “Analisis Pengaruh, Tarif Kargo Udara, Tarif
Pergudangan Udara Dan Fasilitas Terminal Kargo Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Terminal Kargo Bandara Ahmad Yani Semarang”, Dan lebih
ringkasnya disajikan dalam tebel dibawah ini:
26
Tabel 2.5
Rujukan Penelitian Variabel Kepuasan Pengguna Jasa
Judul Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Jasa Transportasi
Brt Trans Musi Kota Palembang
Peneliti Herry Widagdo dan Faradila Meirisa, Jurnal Keuangan
dan Bisnis 2018
Variabel
Penelitian
Variable independen :
X1 Kualitas layanan
X1.1 Bukti Fisik
X1.2 Keandalan
X1.3 Ketanggapan
X1.4 Jaminan
X1.5 Empathy
Variabel Dependen :
Y Kepuasan Pengguna Jasa
Y1 Minat transaksional
Y2 Minat refrensial
Y3 Minat preferensial
Y4 Minat eksploratif
Metode
Penelitian
Analisis data kuantitatif dengan teknik analisis multiple
linear regresion
Hasil
Penelitian
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda,
Y=-3,376+(0,402X1)+(0,056X2) +(0,293X3) +(0,189X4)
+(0,345X5) Persamaan regresi linear berganda dapat
dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai konstanta (a) adalah -
3,376 yang artinya jika tangible,empaty, responsivenes,
reliability,dan assurance nilainya adalah 0 maka kepuasan
jasa BRT Trans Musi Palembang nilainya sebesar -3,376.
b. Nilai koefisien regresi pada variabel tangible (b1)
bernilai positif yaitu 0,402 yang artinya tangible dapat
meningkatkan kepuasan jasa BRT Trans Musi Palembang
sebesar 0,402 dengan asumsi satu variabel independen lain
27
nilainya tetap.
Hubungan
dengan
Penelitian ini
Variabel harga yang dikemukakan oleh Herry Widagdo
dan Faradila Meirisa di gunakan sebagai rujukan
penelitian ini.
Hubungan penelitian terdahulu dengan peneliti penulis sekarang adalah:
1) Edy Haryanto (2013) bahwa Kualitas pelayanan, fasilitas dan harga secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan penggujasa
layanan pada kantor Samsat Manado dan Kepuasan Layanan, Fasilitas, dan
Harga memiliki hubungan yang sangat erat dengan Pengguna Jasa
Layanan di Kantor Samsat Manado, dan dalam penelitian ini juga peneliti
mencoba mencari pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pengguna jasa
terminal kargo bandara Ahmad Yani Semarang.
2) Fadrinsyah Anwar bahwa Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah peningkatan kinerja fasilitas dan kinerja SDM dapat meningkatkan
kinerja pelayanan di terminal kargo. Adapun faktor-faktor penting yang
mempengaruhi peningkatan kinerja Pelayanan adalah fasilitas
penyimpanan barang, kelengkapan atau ketersediaan peralatan penanganan
barang di apron, dan keterampilan kerja dan pengetahuan petugas terminal
kargo. dan dalam penelitian ini juga peneliti mencoba mencari pengaruh
Fasilitas terhadap kepuasan pengguna jasa terminal kargo bandara Ahmad
Yani Semarang
3) Agustini, Yarlina dan Murtadho Ali bahwa Efektifitas proses incoming
kargo domestik sangat tergantung pada kecepatan dankelengkapan
dokumen administrasi. Dari proses tersebut diatas maka cepat dan lamanya
pembayaran jasa gudang dan pengurusan dokumen (bea cukai/karantina)
menjadi kunci dalam kecepatan pengambilan kargo. Dokumen yang tidak
lengkap akan mempengaruhi waktu pengambilan/kecepatan pengambilan
kargo. Efisiensi proses incoming akan terjadi apabila logistik/kargo yang
sudah selesai di proses administrasi dan clear dari dokumen kelengkapan
segera diambil dan diangkut melalui distribusi perusahaan angkutan
28
logistik/kargo. In efisiensi terjadi jika barang/kargo tidak segera diambil
atau menumpuk di gudang lebih dari 3 (tiga) hari maka per hari akan
dikenakan biaya tambahan sewa gudang Rp. 650 kg/hari. Dan dalam
penelitian ini juga peneliti mencoba mencari pengaruh Harga yang juga
berpengaruh terhadap kepuasan Pengguna jasa terminal kargo bandara
Ahmad Yani Semarang
4) Aptaguna 2016 bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa variabel kualitas layan dan harga secara simultan berpengaruh
signifikan terhadp minat beli. Variabel kualitas pelayanan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap minat beli sedangkan variabel harga
tidak berpengaruh secara signifikan terhapa minta beli, dan dalam
penelitian ini juga peneliti mencoba mencari pengaruh tarif terhadap
kepuasan Pengguna jasa terminal kargo bandara Ahmad Yani Semarang
5) Herry Widagdo dan Faradila Meirisa bahwa Kualitas pelayanan yang
terdiri dari variabel tangible, variabel empaty, variabel responsivenes,
variabel reliability, dan variabel assurance sangat berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen pada jasa BRT Trans Musi Palembang. Dalam
penelitian ini variabel tangible yang paling dominan terhadap kepuasan
pe konsumen pada jasa BRT Trans Musi Palembang. Variabel empaty
pada penelitian ini tidak mempengaruhi kepuasan konsumen pada jasa
BRT Trans Musi Palembang, dan dalam penelitian ini juga peneliti
mencoba mencari pengaruh fasilitas terhadap kepuasan Pengguna jasa
terminal kargo bandara Ahmad Yani Semarang
6) 2.2 Hipotesis
Hipotesis (Hypo = sebelum, thesisi = pernyataan, pendapat) adalah suatu
pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenaran.
Biasanya, dalam sebuah penelitian kita merumuskan suatu Hipotesis terhadap
masalah yang akan diteliti. Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor tarif
kargo udara (Air freight), Tarif Gudang Udara (Warahous Fee) dan Fasilitas
Terminal Kargo, yang berpengaruh Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa.
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
29
permasalahan-permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul Suharsimi Arikunto, (2010). Pada penelitian ini hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
H1 : Diduga Variabel Tarif Kargo Udara (Air Freight) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Terminal Kargo
Bandara Ahmad Yani Semarang
H2 : Diduga Variabel Tarif Gudang Udara (Warehouse Fee) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Terminal
Kargo Bandara Ahmad Yani Semarang
H3 : Diduga Variabel Fasilitas terminal kargo berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Terminal Kargo Bandara
Ahmad Yani Semarang
30
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Keterangan :
: Variabel : Pengukur
: Indikator : Pengukuran
H : Hipotesis
1) Penjelasan Indikator Variabel Tarif Kargo Udara (X1)
X1.1 : Pembayaran tarif berdsarkan klasifikasi kargo
X1.2 : Pembayaran tarif berdasarkan berat dan jumlah kargo
X1.3 : Pembayaran tarif berdasarkan kapasitas volume kargo
2) Penjelasan Indikator Variabel Tarif Pergudangan Udara (X2)
X1.1 : Pembayaran tarif gudang berdasarkan jumlah hari pengendapan
kargo di gudang
Kepuasan Pengguna Jasa
(Y)
Y3
X1.1
X1.2
X1.3
X2.1
X2.2
X3.1
X3.2
Tarif Kargo Udara (Air
freight)
Tarif Gudang (Warehous Fee)
(X2)
Fasilitas Terminal Kargo
(X3)
X3.3
Y1
Y2
X2.3
31
X1.2 : Pembayaran tarif gudang atas pengurusan administrasi gudang
X1.4 : Pembayaran tarif gudang atas jasa bongkar muat kargo di area truck
dan kade
3) Penjelasan Indikator Variabel Fasilitas Terminal Kargo (X3)
X2.1 : Fasilitas parkir yang luas untuk kegitan bongkar atau muat
X2.2 : Fasilitas ruang tunggu yang lengkap dan nyaman
X2.3 : Fasilitas gudang yang memadai untuk pemeriksaan dan
penyimpanan kargo
4) Penjelasan Indikator Variabel Kepuasan Pengguna Jasa (Y)
Y1 : Kepuasan Terhadap tarif kargo yang dibayar
Y2 : kepuasan terhadap tarif gudang yang dibayar
Y3 : Kenyaamanan pengguna jasa terhadap fasilitas yang digunakan
2.4 Diagram Alur Penelitian
Latar Belakang Masalah
32
(data tidak cukup/tidak Lengkap)
Gambar 2.2
Diagram Alur Penelitian
Landasan Teori
Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
Tarif Kargo Udara (Air Kargo)
(X1)
Tarif Gudang Udara (Warehous Fee)
(X2)
Kepuasan Pengguna Jasa
(Y)
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
Implikasi Manajerial
Fasilitas Terminal Kargo(X3)