2.ASKEP Diare Anak

16
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE 2.1. DEFINISI Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100- 200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501). 2.2. ETIOLOGI 1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans). 2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak). 3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein. 4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang. 5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas. 11

description

kesehatan

Transcript of 2.ASKEP Diare Anak

Page 1: 2.ASKEP Diare Anak

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

DIARE

2.1.DEFINISI

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair

/setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare

adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan

lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

2.2.ETIOLOGI

1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus

(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada

anak-anak).

3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.

4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran

dimasak kutang matang.

5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

11

Page 2: 2.ASKEP Diare Anak

2.3.PATOFISIOLOGI

faktor infeksi F malabsorbsi F makanan F. Psikologi

KH,Lemak,Protein

Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas

kembang dlm tik diserap

usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik

dan elektrolit elektrolit ke rongga

( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus

menyerap makanan

D I A R E

Frek. BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt integritas kulit

berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan

Gang. Oksigensi BB menurun

Gangg. Tumbang

12

Page 3: 2.ASKEP Diare Anak

2.4.PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun

pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.

Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini

membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih

besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.

Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric

menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga

berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir

saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5

hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari

(diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau

kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit

menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang

dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan

susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan

makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci

tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,

lingkungan tempat tinggal.

13

Page 4: 2.ASKEP Diare Anak

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg

(rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun

kedua dan seterusnya.

Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan

gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah

Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

b. Perkembangan

Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, mulai

menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal

dengan tubuhnya, tugas utamanya adalah latihan kebersihan,

perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata

sederhana, hubungna interpersonal, bermain).

Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak

toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario

kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan

orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua

terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka

anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya

perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul

dan mandiri : Umur 2-3 tahun :

berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2

hitungan (GK)

Meniru membuat garis lurus (GH)

Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

Melepasa pakaian sendiri (BM)

9. Pemeriksaan Fisik

a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan

mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,

b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada

anak umur 1 tahun lebih14

Page 5: 2.ASKEP Diare Anak

d. Mata : cekung, kering, sangat cekung

e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,

peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah,

minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus,

minum sedikit atau kelihatan bisa minum

f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena

asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)

g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi

menurun pada diare sedang .

h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu

meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),

capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/

24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami

stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap

tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan

kemudian menerima.

10. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium :

feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2

meningkat, HCO3 menurun )

Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

2.5.PENATALAKSANAAN DIARE

Rehidrasi

1. Jenis cairan

a. Cara rehidrasi oral

Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa)

seperti orali, pedyalit setiap kali diare.

Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)

b. Cara parenteral

Cairan I : RL dan NS

Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL

D5 : RL = 4 : 1 + KCL

15

Page 6: 2.ASKEP Diare Anak

D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL

HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada

diare usia > 3 bulan.

2. Jalan pemberian

a. Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)

b. Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)

3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :

a. Defisit ( derajat dehidrasi)

b. Kehilangan sesaat (concurrent less)

c. Rumatan (maintenance).

4. Jadwal / kecepatan cairan

a. Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat

badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :

BB (kg) x 50 cc

BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.

b. Terapi standar pada anak dengan diare sedang : + 50 cc/kg/3 jam

atau 5 tetes/kg/mnt

Terapi

1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg

klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari

2. onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide

3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Dietetik

1. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu

2. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi

elemen atau semi elemental formula.

Supportif

Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

2.6.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare

atau output berlebihan dan intake yang kurang

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan skunder terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder

terhadap diare

16

Page 7: 2.ASKEP Diare Anak

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi

diare.

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun

terus menerus.

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

2.7.INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

berhubungan dengan kehilangan cairan skunder

terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <

40 x/mnt )

Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB

tidak cekung.

Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

Rasionalisasi Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan

mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian

cairan segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan output

Rasionalisasi dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat

keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hari

Rasionalisasi mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama

dengan kehilangan cairan 1 lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

Rasionalisasi Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi :

- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

Rasionalisasi koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk

mengetahui faal ginjal (kompensasi).

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

Rasionalisasi mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

17

Page 8: 2.ASKEP Diare Anak

Rasionalisasi anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit

agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik

sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 :Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out

put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di

RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria : - Nafsu makan meningkat

BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat

tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

Rasionalisasi serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat

merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau

sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

Rasionalisasi situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

Rasionalisasi mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

Rasionalisasi mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah

makanan.

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. Terapi gizi : diet tktp rendah serat, susu

b. Obat-obatan atau vitamin ( a)

Rasionalisasi Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses

pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan

proses infeksi dampak sekunder dari diare

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak

terjadi peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor,

fungtio leasa)

18

Page 9: 2.ASKEP Diare Anak

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

Rasionalisasi deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi

tubuh ( adanya infeksi)

2) Berikan kompres hangat

Rasionalisasi merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan

produksi panas tubuh

3) Kolaborasi pemberian antipirektik

Rasionalisasi merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan

dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah

sakit integritas kulit tidak terganggu

Kriteria hasil : Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal

dengan baik dan benar

Intervensi :

1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

Rasionalisasi kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah

dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

Rasionalisasi mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh

karena kelebaban dan keasaman feces

3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

Rasionalisasi melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang

lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam,

klien mampu beradaptasi

Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang

dan tidak rewel

19

Page 10: 2.ASKEP Diare Anak

Intervensi :

1. Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

Rasionalisasi pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2. Hindari persepsi yang salah pada perawat dan rs

Rasionalisasi mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan

lingkungan rs

3. Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan

pengobatan

Rasionalisasi menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan

kemampuannya

4. Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal

maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

Rasionalisasi kasih saying serta pengenalan diri perawat akan

menunbuhkan rasa aman pada klien.

5. Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

REFERENSI

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.

EGC. Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.

Surabaya.

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

20