29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN
Transcript of 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN
![Page 1: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/1.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 1/11
KONSEP ILMU PENGETAHUAN
(Dalam Perspektif Islam dan Non Islam (Barat))
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam perkembangan kehidupan sosial manusia, terjadi konflik antara nilai-
nilai tradisional sebagai symbol kebesaran orang tua, berhadapan dengan nilai-nilai
baru sebagai idealisme generasi muda.Didalam konflik itu, meskipun nilai-nilai
tradisional sering tergeser dan bahkan menjadi tidak tampak, tetapi bagaimanapun
masih terasa tetap memberikan ncorak dan suasana dasar1.
Ilustrasi itu kiranya relevan untuk menggambarkan hubungan antara filsafat
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin khusus, praktis dan
bermacam-macam ini. Filsafat sebagai orang tua dan ilmu pengetahuan sebagai
anaknya.sebagai orang tua ilmu pengetahuan, ruang lingkup studi filsafat mencakup
semua hal yang ada (bahkan yang mungkin ada) menurut aspeknya yang mendasarberupa sifat hakikat atau substansinya.
Denan demikian, kehadiran filsafat ilmu pengetahuan di tengah-tengah
pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi ini menuntut suatu pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara interdispliner atau multi displiner, dan diamalkan
secara etis dan tidak bebas nilai. Upaya pengembangan dan pengamalan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian itu terarah kepada dua sasaran pokok, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan untuk menjaga kelestarianlingkungan
hidupdengan sumber daya alamnya. Kedua sasaran pokok ini bisa tercapai, jika
pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi diperdayakan secara interdisipliner atau
multidisipliner.
Untuk selajutnya, Filsafat Ilmu Pengetahuan masuk dan serta ke dalam setiap
kegiatanilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, filsafat ilmu pengetahuan
berkepentingan untuk mendoromg, memperkuat, menunjukkan jalan yang benar dan
tepat terutama dalam hal pengalamannya menurut prinsip nilai-nilai etis,
epistemologi, dan ontologi.
B. PEMBAHASAN
1.1 Hakekat ilmu
Filsafat berbeda dari ilmu-ilmu khusus dalam hal (1) generalitasnya yang lebuhbesar, (2) metodenya. Selain menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan yang berada
diluar wilayah ilmu-ilmu pengetahuan, filsafat juga menginvestigasi konsep-konsep
yang diyakini oleh berbagai ilmu pengetahuan yang berbeda.1
Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia
sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib.
Kini di satu pihak manusia memiliki sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan
1 A. C. Ewing, Persoalan-Persoalan Mendasar Filsafat (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003), hlm. 16
![Page 2: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/2.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 2/11
berbagai hipotesis yang telah dibuktikan kebenarannya secara sah, tetapi di pihak lain
sebagian mengenal pula aneka keterangan serba gaib yang tidak mungkin diuji sahnya
untuk menjelaskan untuk rangkaian peristiwa yang masih berada di luar jangkauan
pemahamannya. Di antara rentangan pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu
terdapatlah persoalan ilmiah yang merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji,
tetapi belum secara sah dibuktikan kebenarannya2
Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan, penyelidikan, usahamenemukan atau pencarian. Oleh karena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang
kali, maka dalam dunia ilmu kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk
aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru..
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran,
pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau
memperkembangkan pengetahuan yang ada. Metode yang berkaitan dengan
prosedural meliputi pengamatan, percobaan, pengukuran, survie, deduksi, induksi,
analisis dan lain-lain.
Adapun menurut Bahm (dalam Koento Wibisono, 1997) definisi ilmu
pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen, yaitu antara lain.
1. Masalah (Problem)
Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk mewujudkan bahwasuatu masalah bersifat scientific, yaitu communicabellity, the scientific
attidut, dan the scientific method. Communicability berarti masalah adalah
sesuatu untuk dikomunikasikan.The scientific attidute paling tidak
memenuhi karakteristik curiosity, speculativeness, willingnessto be
objective, willingness to suspend judgement, dan tentativity. The scientifitc
method berarti masalh harus dapat diuji (testabe).
1. Sikap (Attitude)
Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain:
Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentang bagaimana sesuatu itu ada,
bagaimana sifatnya, fungsinya, dan bagaimana sesuatu dihubungkan
dengan sesuatu yang lain. Speculativeness. Scientist harus mempunyai
usaha dan hasrat untuk mencoba untuk memecahkan masalah, melalui
hipotesis-hipotesis yang diusulkan. Willingness to be objective, hasrat dan
saling usaha untuk bersiakap dan bertindak objektif merupakan hal yang
penting bagi seorang scientist. Willingness to suspend judgement, ini
berarti bahwa seseorang scientist dituntut unuk bertindak sabar dalam
mengadakan observasi, dan bersikap bijaksana dalam menentukan
kebijakan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan karena apa yang
ditemukan masih serba tentative
2. Metode (Mecthod)
Sifat scientist method berkenaan dengan hipotesis yang kemudian diuji.
Esensi science terletak pada metodenya. Science sebagai teori, merupakan
sesuatu yang selalu berubah. Berkenaan denga sifat metode scientific, parascientist tidak selalu memilki ide yang"pasti" yang dapat ditunjukkan
sebagai sesuatu yang absolute atau abstrak.
3. Aktivutas (Activity)
Science adalah sesuatu lahan yang dikerjakan oleh para scientist, melalui
apa yang disebut scientific research, tediri atas dua aspek, yaitu individual
dan sosial.
2 Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 55-58
![Page 3: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/3.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 3/11
4. Kesimpulan (Conclusions)
Science lebih sering dipahami sebagai a body of knowledge. Body dari
ide-ide ini merupakan science itu sendiri. Kesipulan yang merupakan
pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan
dari science, yang diakhiri dengan pembenaran dari sikap, metode, dan
5. Sebagian dari apa yang dihasilkan melalui science pada gilirannya
memberi berbagai pengaruh. Pertimbangannya dibatasi oleh duapenekanaan, yaitu pertama, pengaruh ilmu terhadap ekologi, melalui apa
yang disebut dengan appliedscience, dan kedua, pengaruh terhadap atau
dalam masyarakat serta membudayakannya menjadi berbagai macam nilai.
Cakupan ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan manusia dan
masyarakatnya, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan ketuhanan. Oleh
karena itu, filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai objek penyelidikan yang sama,
yaitu sama-sama menyelidiki manusia, alam, dan Tuhan Sang Pencipta. Adapun
perbedaan terletak pada kualitas sasaran yang dituju. Ilmu pengetahuan mempelajari
jenis, bentuk, sifat dan susunan fisik menurut bagian-bagian tertentu secara terpisah-
pisah.3
Ilmu pengetahuan menyelidiki tentang manusia (antropologi), penyelidikannya
berhenti pada sifat-sifat fisis menurut jenis, bentuk dan susunan objek manusia itu.Karena sifat fisis manusia itu actual dalam berbagai wujud dan keadaan, maka
antropologi cenderung mempunyai berbagai jenis cabang.
Kecenderungan pluralitas ilmu pengetahuan tersebut, jika terlepas dari ikatan
filsafat, niscaya akan terjadi saling pemisah yang tajamantara yang satu dengan yang
lain. Akan tetapi, di dalam ikatan filsafat justru pluralitas ilmu pengetahuan itu
menggelar eksistensinya yang semakin lengkap dan fungsional. Artinya, setip cabang
ilmu pengetahuan saling berkorelasi secara kritis, kreatf, dan efektif demi kukuhnya
ilmu pengetahuan induk. Tetapi, jika masing-masing cabang tidak terikat hubungan
seperti itu, niscaya akan menghancurkan ilmu pengetahuan induknya. Jika ilmu
pengetahuan induk itu hancur, maka ilmu pengetahuan cabang pasti akan mudah
terseret ke dalam wujud berbagai tuntutan praktis-prakmatis yang semakin jauh dari
nilai-nilai ilmiah. Hal ini sangat membahayakan praktik pelaksanaan hidup manusia
dan masyarakat sehari-hari.
Dengan demikian, setiap ilmu pengetahuan memperoleh nilai ilmiah, universal
dari filsafat, yaitu berupa wawasan atau pandangan yang menyeluruh, luas dan
mendalam. Wawasan yang demikian sangat berguna bagi setiap ilmu pengetahuan
untuk selalu bersikap kritis terhadap lingkungan bidang studinya, sehingga tujuan
keilmuannya tetap manjadi pengarah kegiatan penyelidikannya. Oleh sebab itu,
filsafat ilmu pengetahuan akan berkembang secara metodologik, sistematik sehingga
mampu menemukan kebenaran yang ilmiah obyektif.
1.2 Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan
Beberapa filsuf seperti Bacon, Hobbes, dan Locke, menyatakan bahwa bukan
akal budi, melainkan pengalaman indrawilah yang menjadi sumber utama bagipengetahuan.
4
John Locke mengatakan bahwa seluruh ide-ide manusia berasal secara langsung
dari sensasi dan lewat refleksi terhadap ide-ide sensatif itu sendiri. Tidak ada satu pun
juga dalam akal budi manusia yang tidak berasal daripengalaman indriawi.
3 Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 118-1194
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hlm.39-40
![Page 4: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/4.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 4/11
Immanuel Kant, yang filsafatnya tidak sealiran dengan John Locke, juga
berpendapat bahwa seluruh ide konsep manusia bersifat apriori sehingga ada
kebenaran apriori, ide dan konsep itu hanya dapat diaplikasikan apabila ada
pengalaman. Tanpa pengalaman, seluruh ide dan konsep serta kebenaran apriori tidak
akan pernah dapat diaplikasikan. Dengan kata lain, Kant hendak mengatakan bahwa
akal budi manusia hanya dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila dihubugkan
dengan pengalaman. Dengan demikian, Kant memperdamaikan kedua pandangantersebut yang selama itu senantia saling bertentangan.
Ada beberapa sumber pengetahuan yang kita ketahui, yaitu: kepercayaan
yang berdasarkan tradisi, kebiasaan-kebiasaan dan agama, kesakstidak akan pernah
ian orang lain, pancaindra (pengalaman), akal pikiran, dan intuisi individual.5
pengetahuan itu diperoleh melalui cara mewarisi apa saja yang hidup dan
berlaku dalam adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan kehidupan keagamaan.
Biasanya, sumber ini kaya akan kandungan pengetahuan yang berupa pandangan
hidup sebagai norma-norma atau kaidah-kaidah untuk membentuk sikap, cara dan
tingkah laku hidup. Dengan pengetahuan, manusia dalam masyarakatnya bisa
menyelenggarakan hidup secara sederhana.
Tingkatan ini diperoleh dengan cara yang sangat sederhana tanpa
menggunakan pendekatan-pendekatan dan metode-metode apapun. Pengetahuandiperoleh secara langsung, dengan serta merta, yang secara naluriah diterima begitu
saja tanpa memerlukan alasan-alasan, pembuktian-pembuktian dan pengujian-
pengujian akan kebenarannya. Apa yang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya
harus diterima begitu saja tanpa kritik apa pun. Begitulah, didalam kehidupan sehari-
hari dapat ditemukan bermacam-macam tingkah laku yang mengandung pengetahuan
langsung yang bersumber dari adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan keagamaan .
Lain daripada itu, ada pengetahuan yang bersumber dari kesaksian orang
lain.pengetahuan ini masih tetap dalam suasana dengan yang terdahulu. Orang-orang
tertentu yang dapat dipercaya, karena sudah dianggap memilki pengetahuan yang
benar, lalu menjadi panutan yang andal bagi orang-orang pada umumnya dalam hal-
hal bagaimana memandang hidup ini, bersikap dan bercara hidup serta bagaimana
bertingkah laku. Adapun orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan yang
demikian adalah seperti guru, ulama, cendikiawan, guru menjadi sumber
pengetahuan bagi murid-muridnya, ulama menjadi kiblat bagi umatnya, cendikiawan
berpengaruh kuat terhadap kaum terdidik, para orang yang dituakan menjadi tempat
bertanya bagi masyarakat pada umumnya, para pemimpin ditaati oleh para
pengikutnya, dan sebagainya.
Pengetahuan yang diperoleh dan kesaksian orang lain ini juga secara langsung
diterima begitu saja kebenarannya. Segala alasan, pembuktian dan pengujinya
ditumpukan sepenuhnya kepada orang yang bersaksi itu.
Panca indra bagi manusia merupakan alat vital bagi penyelenggaraan
kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan bahwa hampir seluruh persoalan hidup sehari-
hari bisa diatasi dengan penggunaaan alat panca idera. Setiap kali kita melihat,mendengar, mencium, mengecap, dan meraba dengan mata, telinga, hidung, lidah,
dan kulit. Satu saja diantaranya tidak berfungsi, maka manusia akan berkurang
pengetahuaannya. Akan tetapi, jika semua indera itu tidak berfungsi, boleh jadi
manusia masih bisa hidup, walaupun jelas tidak bisa mangembangkann
kehidupannya. Jika demikian, manusia hanya bisa hidup dengan insting atau dengan
5Suparlan Suhartono, Dasar-Dasar Filsafat (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007), hlm. 59-64
![Page 5: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/5.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 5/11
nalurinya saja. Karena pada hakikatnya, pancaindera manusia itu aktivitasnya
berkaitan erat dengan akal pikiran, perasaan, dan kemauan.
g bertindak Daya kemampuan pancaindera dalam mengetahui memang sangat
terbatas. Namun demikian, pengetahuan idriawi ini tidak boleh diabaikan sama
sekali. Terutama sumbangannya kepada penyelenggaraan hidup sehari-hari dan
eksplorasi pengetahuan selanjutnya dalam rangka memperoleh kebenaran yang lebih
valid.Sumber pengetahuan terakhir adalah instuisi. Pada diri manusia, instuisi
menepati bagian kejiwaan yang sangt netral, sehingga benar-benar bersifat batiniah
sekali. Dengan kata lain, instuisi merupakan gejala batin yang sangat pribadi. Sebagai
sumber pengetahuan, instuisi memperoleh pengetahuan secara langsung, tetapi jelas,
dan pasti bagi orang tertentu. Namun demikian, apa yang diketahui secara instuitif
bagi seseorang belum tentu sama bagi orang lain. Orang serinberdassarkan
pengetahuan instuitifnya, dan sesering itu pula pengetahuannya benar. Oleh karena
itu, orang perlu melatih kepekaan instuisinya agar memperoleh peralatan yang lebih
lengkap, dan dengan demikian bisa memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap
pula. Banyak masalah hidup dan kehidupan ini yang tidak bisa dipecahkan dengan
akal pikiran.
Jika dilihat dari menyeluruh, sumber-sumber pengetahuan tersebut selarasbenar dan proses mendapatkan pengetahuan yang benar, seperti yang telah diuraikan
pada bagian sebelumnya. Pada saat orang mengagumi sesuatu, ia cenderung
menerima secara langsungpengetahuan yang diberikan oleh kepercayaan dan
kesaksian orang lain. Tetapi ketika seseorang menggunakan alat indera untuk
mendapatkan pengetahuan, maka ia mulai meraguka pengetahuan yang bersumber
dari kedua sunber tersebut. Ketika akal pikiran digunakan, maka seseorang telah
meninggalkan keraguan dan sudah memilki pemikiran dan pendapat, yang boleh jadi
merupakan kepastian.. kemudian, sumber instuisi juga merupakan pengetahuan yang
menyakinkan yang mempunyai relevansi dengan kenyakinan sebagai akibat dari
pengetahuan yang pasti.
2.3 Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Sebagaimana telah banyak disinggung, sasaran kajian filsafat adalah pola
pikir, termasuk pola pikir dibalik proses pengetahuan. Pola pikir inilah yang ternyata
banyak berperan dan menentukan corak pengetahuan yang dihasilkannya, bahkan juga
menentukan sikap dan perilaku seseorang. Dalam upaya memperoleh pengetahuan,
seseorang sudah tentu terlibat langsung dengan objeknya sehingga, tak sempat lagi
bagaimana kerangka pikirnya itu bekerja.6
Menurut John Hopers dalam bukunya An Introduction to philosophical Analisys
mengemukakan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
1. Pengalaman indera
2. Nalar
3. Otoritas4. Intuisi
5. Wahyu
6. Keyakinan
6Muhammad Muslim, Filsafat Ilmu Dalam Pemahaman Praktis (Yogyakarta: Belukar, 2005), hlm.29-
30
![Page 6: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/6.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 6/11
1. Pengalaman indera
Orang sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang paling vital dalam
memperoleh pengetahuan. Memang dalam hidup manusia tampaknya pengindraan
adalah satu-satunya alat untuk menyerap segala objek yang ada diluar diri manusia.
Karena terlalu menekankanpada kenyataan, paham demikian dalam filsafat disebut
realisme. Realisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat
diketahui hanya kenyataan. Jadi, pengetahuan bermula dari kenyataan yang dapatdiindrai. Tokoh pemula dari pandangan ini adalah Aristoteles, yang berpendapat
bahwa pengetahuan terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek, artinya
bentuk dari dunia luar meninggalkan bekas dari kehidupan batin. Jadi dapat di
simpulkan bahwa pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan berupa alat-alat
untuk menangkap objek dari luar diri manusia melalui kekuatan indra. Kekhilafan
akan terjadi apabila ada ketidaknormalan diantara alat itu.7
2. NalarNalar adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran
atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam masalah ini tentang asa-asas pemikiran, yaitu sebagai berikut:
a. Principium Identitas
Yaitu sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri. Asa ini biasa disebutasa keamanan
b. Principium Contradictionis
Yaitu apabila dua pendapat yang bertentangan, tidak kedua-duanya benar
dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain pada subjek yang sama
tidak mungkin terdapat dua predikat yang bertentangan pada satu waktu.
Asas ini biasa disebut asas pertentangan.
c.Prinncipium Tertii Exclusi
Yaitu apabila kedua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya
benar dan tidak mungkin keduanya salah. Kebenaran hanya terdapat satu
diantara kedua itu, tidak perlu ada pendapat ketiga. Asas ini biasa disebut
asas tidak adaanya kemungkinan ketiga (Surajiyo. 2007: 56).
3. Otoritas
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki seseorang dan diakuai oleh
kelompoknya. Pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas ini biasanya tanpa diuji
lagi karena orang yang telah menyampaikannya mempunyai kewibawaan tertentu.
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa pengetahuan karena adanya otoritas terjadi melalui
wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan .
Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui proses
kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan
berupa pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi tidak dapat
dibuktikan seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul tanpa
adanya pengetahuan lebih dahulu. Dengan demikian, peran intuisi sebagai sumber
pengetahuan adalah adanya kemampuan dalam diri manusia yang dapat melahirkanpernyataan-pernyataan berupa pengetahuan.
5. WahyuWahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk
kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu, karena ada
kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Seseorang yang mempunyai
7Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm. 55-57
![Page 7: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/7.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 7/11
pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik.
Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan.
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada umatnya
yaitu manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang
zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang
yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat
transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhiratnanti. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang gaib.
Kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan
kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara
penyampaian, merupakan dasar dri penyusunan pengetahuan ini. Kepercayaan
merupakan titik tolak dalam agama. Suatu pernyataan harus dipercaya dulu untuk
dapat diterima: pernyataan ini bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lain. Secara
rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataan yang terkandung di
dalamnya bersifat konsisten atau tidak. Di pihak lain, secara empiris, bisa
dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut atau tidak. Singkatnya,
agama dimulai dengan rasa percaya, dan lewat pengkajian selanjutnya kepercayaan
itu bisa meningkat atau menurun. Pengetahuan lain, seperti ilmu umpamanya, bertitik
tolak sebalikya. Ilmu dimulai dengan rasa tidak percaya, dan setelah memulai prosespengkajian ilmiah, kita bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian semula.
8
6. Keyakinan Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh dari
kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber pengetahuan berupa wahyu dan
keyakinan ini sangat sukar dibedakan secara jelas, karena keduanya menetapkan
bahwa alat lain yang dipergunakannya adalah kepercayaan. Perbedaannya barangkali
keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatik diikutinya adalah peraturan yang
berupa agama. Adapun keyakinan melalui kemampuan kejiwaan manusia merupakan
pematangan dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamik mampu
menyesuikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Sedangkan keyakinan itu sangat
static, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan cocok buat kepercayaannya.
2.4 Manfaat Ilmu Pengetahuan
Dasar aksiologi ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah
memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-
kekuatan alam. Dengan mempelajari atom kita dapat memanfaatkannya untuk sumber
energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini dapat menimbulkan malapetaka bagi
manusia.9
Landasan aksiologi dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan
hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan
untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuran hidup manusia .
Ada beberapa manfaat ilmu pengetahuan yaitu antara lain:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalambatasan nilai ontiligis. Dengan paradigma ontologis, diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu
mengatasi bahaya sekuralisme ilmu pengetahuan.
8Jujun S. Suriamantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: PT Pancaranintan Indahgraha,
2007), hlm. 549
Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta, 2007), hlm. 91-96
![Page 8: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/8.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 8/11
2. mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam
batasan nilai epistemologis. Dengan paradigma epistemologis, diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu
membentuk sikap ilmiah.
3. Mengenbangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam
batasan nilai etis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perilaku adil
yang mampu membentuk moral tanggung jawab, sehingga pemberdayaanilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian semata-mata untuk
kelangsungan kehidupan yang adil dan berkebudayaan. Ilmu pengetahuan
dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan hanya bagi kepentingan
subjek manusia saja, melainkan lebih dari pada itu, demi kepentingan objek
alam sebagai sumber kehidupan.
4. Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam peran
fungsionalnya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan perindistrrian
seperti itu, mendorong perguruan tinggi untuk kembali ke basis akademik
"tridarmaya". Karena akhir-akhir ini, orientasi ilmiah perguruan tinggi di
Indonesia terinfeksi krisis moral, akibat dari kecenderungan komersilisasi
disegala lini. Virus orientasi komersial ini mengakibatkan pemberdayaan
tridharma terpotong-potong dan tidak sistematis antara komponen dharmayang satu dengan yang lainnya. Sehingga posisi dan fungsinya sebagai
pembaru sosial hanya tertinggal di dalam isi pidato-pidato dalam acara-acara
resmi saja.10
Ilmu pengetahuan juga berguna dalam usaha menyingkap suatu kesatuan
komprehensif di dalam hukum-hukum alam. Sekarang ahli fisika terlibat di dalam
upaya mereduksi seluruh kekuatan alam yang tampaknya saling tak tergantung kepada
suatu kekuatan fundamental tunggal. Dan mereka telah meraih beberapa keberhasilan
di dalam bidang ini.11
Untuk mencapai tujuan ini, tampaknya tak dapat diletakkan bahwa prinsip-
prinsip ilmiah mutakhir harus diajarkan di pusat-pusat teologi. Dan dalam cara yang
sama, ilmu-ilmu agama harus diajarkan di universitas-universitas pada tahap lanjut
yang dikembangkan dengan sebanding. Ini akan menjadi alat dalam mengakrabkan
penyelidikan para sarjana peneliti muslim dengan pandangan islam. Lebih dari itu, ia
akan memberikan kesempatan kepada sekolah-sekolah teologi untuk menggunakan
penemuan-penemuan ilmiah dalam menerangkan isi hukum syariah.
2 5 Tujuan Ilmu PengetahuanMenurut penjelasan Webster tersebut, ada beberapa penekanan mengenai objek,
seperti sesuatu yang dapat dilihat, disentuh dan diindra, sesuatu yang dapat di disadari
secara mental, suatu tujuan akhir dari kegiatan atau usaha, dan suatu hal yang menjadi
masalah pokok suatu penyelidikan.
Jadi, dapatlah dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan objek adalah sasaran
pokok atau tujuan dari penyelidikan keilmuan. Pembicaraan mengenai objek, dikenalada dua jenis yaitu objek materi dan objek formal.
12
Adapun yang dimaksud dengan objek materi adalah sasaran pokok penyelidikan
berupamateri atau materi yang dihadirkan dalam suatu pemikiran atau penelitian.
Sedangkan yang terkandung di dalamnya bisa saja berupa benda-benda material dan
10 Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hlm. 36-3811 Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Quran (Bandung: Mizan Media Utama, 2001), hlm.6012
Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hlm.89-90
![Page 9: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/9.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 9/11
ataupun benda-benda yang non material. Bisa juga berupa, dan sebagainya. Jadi tidak
terbatas pada apakah ada di dalm realitas konkret ataukah di dalam realitas abstrak.
Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan
manusia. Dalam hal ini, ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalm
meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat.
Untuk kepentingan manusia tersebut pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan
disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti ilmumerupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setip orang berhak
memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Universitas berarti bahwa ilmu tidak
mempunyai konotasi ras, ideologi, atau agama.
Sejak dalam tahap-tahap pertama pertumbuhanya ilmu sudah dikaitkan dengan
tujuan perang. Ilmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan juga
untuk memerangi sesama manusia dan menguasai mereka. Teknologi tidak lagi
berfungsi sebagai sarana yang memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia
melainkan dia berada untuk tujuan eksistensinya sendiri. Manusia sering dihadapkan
dengan situasi yang tidak bersifat manusiawi, terpenjara dalam kisi-kisi teknologi,
yang merampas kemanusiaan dan kebahagiaannya.
2.6 Bebas NilaiPerkembangan dan kemajuan spektaler ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), sampai dengan awal abad ke-21 ini, tidak bisa disanggal lagi dan nyata
adanya. Hal ini dapat dibuktikan secara langsung bagaimana keberhasilan IPTEK dan
industrialisasi yuang berpengaruh kuat terhadap sistem perilaku manusia di dalam
kehidupan sosial. Kini, sistem kehidupan sosial didominasi oleh paham ekonomi
kapitalistik. Paham ini mendorong sifat kompetitif pragmatif perilaku manusia,
dengan sasaran memperoleh keuntungan material sebanyak mungkin. Watak
teknologi dan perindustrian yang berdaya produktivitas tinggi, berpadu dengan watak
keserakahan manusia, sehingga mendorong pola sikap dan perilaku secular
hedonestik. Persaingan yang bersifat monopilistik terlegitimasi baik secara formal
maupun cultural, sehingga secara dominant mewarnai perilaku manusia sehari-hari.
Kini, keserakahan okonomi mendorong terbentuknya keserakahan hukum, politik, dan
keserakahan sosial lainnya, sehingga mencemari setiap bidang kehidupan, khususnya
bidang pendidikan, kebudayaan, dan spiritual keagamaan.13
Bagi manusia modern kapitalistik, IPTEK dimanfaatkan secara objektif apa
adanya, dengan tanpa mempertimbangkan hakikat ontologism dan etis. Mereka
memanfaatkan IPTEK, menurut nafsu keserakahan kapitalistik, seolah-olah bebas
nilai, dalam artian bebas digunakan untuk keperluan yang dapat memuaskan. Di
dalam dirinya sendiri, kebenaran ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak bebas nilai.
Artinya terikat oleh komponen dasar pembentukannya, sehingga subjek tidak
berkemampuan bebas untuk melakukan penilaian. Selanjutnya di tangan manusia,
terlepas dari nilai-nilai objektif ilmu pengetahuan dan teknologi, bisa menjadi bebas
nilai. Artinya, tergantung sepenuhnya pada kehendak manusia dalam hal pengartiankemanfaatannya. Tetapi, sekali lagi perlu di ingat bahwa sikap kehendak seperti itu
membahayakan bagi kelangsungan eksistensi ini.
Rasionalisme ilmu pengetahuan terjadi sejak Rene Descartes dengan sikap
skeptif-metodisnya meragukan segala sesuatu, kecuali dirinya yang sedanng ragu-
ragu. Sikap ini berlanjut bpada masa Auf klarung,suatu era yang merupakan usaha
manusia untuk mencapai pemahaman rasional tentang dirinya dan alam.
13Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), 175-180
![Page 10: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/10.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 10/11
Persoalannya adalah ilmu-ilmu itu berkembang dengan pesat apakah bebas nilai
atau justru tidak bebas nilai. Bebas nilai yang dimaksudkan sebagaimana Josep
menyatakan bahwa bebas nilai , artinya tututan terhadap setiap kegiatan ilmiah agar
didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak
campur tangan eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Paling tidak ada tiga faktor sebagai indikator bahwa ilmu pengetahuan itu
bebas nilai, yaitu sebagai berikut:1. Ilmu harus bebas dari berbagai pengadaian, yakni bebas dari pengaruh
eksternal seperti factor politis, ideologis, agama, budaya, dan unsure
kemasyarakatan lainnya.
2. perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin.
Kebebasan itu menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
3. penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.
C. PENUTUP
3.1 KesimpulanCakupan ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan manusia dan
masyarakatnya, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan ketuhanan. Oleh
karena itu, filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai objek penyelidikan yang sama,
yaitu sama-sama menyelidiki manusia, alam, dan Tuhan Sang Pencipta. Adapun
perbedaan terletak pada kualitas sasaran yang dituju. Ilmu pengetahuan mempelajari
jenis, bentuk, sifat dan susunan fisik menurut bagian-bagian tertentu secara terpisah-
pisah.
Ilmu pengetahuan menyelidiki tentang manusia (antropologi), penyelidikannya
berhenti pada sifat-sifat fisis menurut jenis, bentuk dan susunan objek manusia itu.
Karena sifat fisis manusia itu actual dalam berbagai wujud dan keadaan, maka
antropologi cenderung mempunyai berbagai jenis cabang.
Dasar aksiologi ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah
memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-
kekuatan alam. Dengan mempelajari atom kita dapat memanfaatkannya untuk sumber
energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini dapat menimbulkan malapetaka bagi
manusia.
Landasan aksiologi dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan
hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan
untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuran hidup manusia.
Ada beberapa manfaat ilmu pengetahuan yaitu antara lain:
5. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustriandalam
batasan nilai ontiligis. Dengan paradigma ontologis, diharapkan dapatmendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu
mengatasi bahaya sekuralisme ilmu pengetahuan.
6. mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam
batasan nilai epistemologis. Dengan paradigma epistemologis, diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu
membentuk sikap ilmiah.
7. Mengenbangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam
batasan nilai etis,diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perilaku adil
![Page 11: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fe0249795991699a725c/html5/thumbnails/11.jpg)
5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 11/11
yang mampu membentuk moral tanggung jawab, sehingga pemberdayaan
ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustriansemata-mata untuk
kelangsungan kehidupan yang adil dn berkebudayaan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi dipertanggung jawabkan bukan hanya bagi kepentingan subjek
manusia saja, melainkan lebih dari padda itu, demi kepentingan objek
alamsebagai sumber kehidupan.
8. Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam dalam peranfungsionalnya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan perindistrrian
seperti itu, mendorong perguruan tinggi untuk kembali ke basis akademik
"tridarmaya". Karena akhir-akhir ini, orientasi ilmiah perguruan tinggi di
Indonesia terinfeksi krisis moral, akibat dari kecenderungan komersilisasi
disegala lini. Virus orientasi komersial ini mengakibatkan pemberdayaan
tridharma terpotong-potong dan tidak sistematis antara komponen dharma
yang satu dengan yang lainnya. Sehingga posisi dan fungsinya sebagai
pembaru sosial hanya tertinggal di dalam isi pidato-pidato dalam acara-acara
resmi saja.
3.2 SaranTak ada gading yang tak retak, makalah ini merupakan upaya untuk
menyadarkan kita sebagai orang muslim untuk bisa mengetahui tentang filsafat ilmusebagai pijakan melangkah kedepan. Sikap-sikap yang tidak akademis, seperti
menghujat tanpa pijakan yang jelas, apalagi lebih didomonasi oleh emosional
selayaknya yang harus dihindari.. Apa yang telah dipaparkan dalam makalah ini
semoga memberikan teladan intelektual yang representative. Karena tidak luput dari
kekurangan dan kelebihan, kritik dan saran anda terhadap makalah ini menjadi
sesuatu yang amat berharga bagi kami.