29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

11
 KONSEP ILMU PENGETAHUAN (Dalam Perspektif Islam dan Non Islam (Barat)) A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam perkembangan kehidupan sosial manusia, terjadi konflik antara nilai- nilai tradisional  sebagai symbol kebesaran orang tua, berhadapan dengan nilai-nilai baru sebagai idealisme generasi muda.Didalam konflik itu, meskipun nilai-nilai tradisional sering tergeser dan bahkan menjadi tidak tampak, tetapi bagaimanapun masih terasa tetap memberikan ncorak dan suasana dasar 1 . Ilustrasi itu kiranya relevan untuk menggambarkan hubungan antara  filsafat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin khusus, praktis dan bermacam-macam ini. Filsafat sebagai orang tua dan ilmu pengetahuan sebagai anaknya.sebagai orang tua ilmu pengetahuan, ruang lingkup studi filsafat mencakup semua hal yang ada (bahkan yang mungkin ada) menurut aspeknya yang mendasar berupa sifat hakikat atau substansinya. Denan demikian, kehadiran filsafat ilmu pengetahuan di tengah-tengah pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi ini menuntut suatu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara interdispliner atau multi displiner, dan diamalkan secara etis dan tidak bebas nilai. Upaya pengembangan dan pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian itu terarah kepada dua sasaran pokok, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan untuk menjaga kelestarianlingkungan hidupdengan sumber daya alamnya. Kedua sasaran pokok ini bisa tercapai, jika pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi diperdayakan secara interdisipliner atau multidisipliner. Untuk selajutnya, Filsafat Ilmu Peng etahuan masuk dan serta ke dalam setiap kegiatanilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, filsafat ilmu pengetahuan berkepentingan untuk mendoromg, memperkuat, menunjukkan jalan yang benar dan tepat terutama dalam hal pengalamannya menurut prinsip nilai-nilai etis, epistemologi, dan ontologi. B. PEMBAHASAN 1.1 Hakekat ilmu Filsafat berbeda dari ilmu-ilmu khusus dalam hal (1) generalitasnya yang lebuh besar, (2) metodenya. Selain menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan yang berada diluar wilayah ilmu-ilmu pengetahuan, filsafat juga menginvestigasi konsep-konsep yang diyakini oleh berbagai ilmu pengetahuan yang berbeda. 1  Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib. Kini di satu pihak manusia memiliki sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan 1  A. C. Ewing, Persoalan-Persoalan Mendasar Filsafat (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003), hlm. 16

Transcript of 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

Page 1: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 1/11

 

KONSEP ILMU PENGETAHUAN

(Dalam Perspektif Islam dan Non Islam (Barat))

A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam perkembangan kehidupan sosial manusia, terjadi konflik antara nilai-

nilai tradisional sebagai symbol kebesaran orang tua, berhadapan dengan nilai-nilai

baru sebagai idealisme generasi muda.Didalam konflik itu, meskipun nilai-nilai

tradisional sering tergeser dan bahkan menjadi tidak tampak, tetapi bagaimanapun

masih terasa tetap memberikan ncorak dan suasana dasar1.

Ilustrasi itu kiranya relevan untuk menggambarkan hubungan antara filsafat 

dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin khusus, praktis dan

bermacam-macam ini. Filsafat sebagai orang tua dan ilmu pengetahuan sebagai

anaknya.sebagai orang tua ilmu pengetahuan, ruang lingkup studi filsafat mencakup

semua hal yang ada (bahkan yang mungkin ada) menurut aspeknya yang mendasarberupa sifat hakikat atau substansinya.

Denan demikian, kehadiran filsafat ilmu pengetahuan di tengah-tengah

pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi ini menuntut suatu pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi secara interdispliner atau multi displiner, dan diamalkan

secara etis dan tidak bebas nilai. Upaya pengembangan dan pengamalan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang demikian itu terarah kepada dua sasaran pokok, yaitu

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan untuk menjaga kelestarianlingkungan

hidupdengan sumber daya alamnya. Kedua sasaran pokok ini bisa tercapai, jika

pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi diperdayakan secara interdisipliner atau

multidisipliner.

Untuk selajutnya, Filsafat Ilmu Pengetahuan masuk dan serta ke dalam setiap

kegiatanilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, filsafat ilmu pengetahuan

berkepentingan untuk mendoromg, memperkuat, menunjukkan jalan yang benar dan

tepat terutama dalam hal pengalamannya menurut prinsip nilai-nilai etis,

epistemologi, dan ontologi.

B. PEMBAHASAN

1.1 Hakekat ilmu

Filsafat berbeda dari ilmu-ilmu khusus dalam hal (1) generalitasnya yang lebuhbesar, (2) metodenya. Selain menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan yang berada

diluar wilayah ilmu-ilmu pengetahuan, filsafat juga menginvestigasi konsep-konsep

yang diyakini oleh berbagai ilmu pengetahuan yang berbeda.1 

Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia

sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib.

Kini di satu pihak manusia memiliki sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan

1 A. C. Ewing, Persoalan-Persoalan Mendasar Filsafat (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003), hlm. 16

Page 2: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 2/11

 

berbagai hipotesis yang telah dibuktikan kebenarannya secara sah, tetapi di pihak lain

sebagian mengenal pula aneka keterangan serba gaib yang tidak mungkin diuji sahnya

untuk menjelaskan untuk rangkaian peristiwa yang masih berada di luar jangkauan

pemahamannya. Di antara rentangan pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu

terdapatlah persoalan ilmiah yang merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji,

tetapi belum secara sah dibuktikan kebenarannya2 

Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan, penyelidikan, usahamenemukan atau pencarian. Oleh karena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang

kali, maka dalam dunia ilmu kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk 

aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru..

Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran,

pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau

memperkembangkan pengetahuan yang ada. Metode yang berkaitan dengan

prosedural meliputi pengamatan, percobaan, pengukuran, survie, deduksi, induksi,

analisis dan lain-lain.

Adapun menurut Bahm (dalam Koento Wibisono, 1997) definisi ilmu

pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen, yaitu antara lain.

1. Masalah (Problem)

Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk mewujudkan bahwasuatu masalah bersifat scientific, yaitu communicabellity, the scientific

attidut, dan the scientific method. Communicability berarti masalah adalah

sesuatu untuk dikomunikasikan.The scientific attidute paling tidak 

memenuhi karakteristik  curiosity, speculativeness, willingnessto be

objective, willingness to suspend judgement, dan tentativity. The scientifitc

method berarti masalh harus dapat diuji (testabe).

1.  Sikap (Attitude)

Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain:

Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentang bagaimana sesuatu itu ada,

bagaimana sifatnya, fungsinya, dan bagaimana sesuatu dihubungkan

dengan sesuatu yang lain. Speculativeness. Scientist harus mempunyai

usaha dan hasrat untuk mencoba untuk memecahkan masalah, melalui

hipotesis-hipotesis yang diusulkan. Willingness to be objective, hasrat dan

saling usaha untuk bersiakap dan bertindak objektif merupakan hal yang

penting bagi seorang scientist. Willingness to suspend judgement, ini

berarti bahwa seseorang scientist dituntut unuk bertindak sabar dalam

mengadakan observasi, dan bersikap bijaksana dalam menentukan

kebijakan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan karena apa yang

ditemukan masih serba tentative

2.  Metode (Mecthod)

Sifat scientist method berkenaan dengan hipotesis yang kemudian diuji.

Esensi science terletak pada metodenya. Science sebagai teori, merupakan

sesuatu yang selalu berubah. Berkenaan denga sifat metode scientific, parascientist tidak selalu memilki ide yang"pasti" yang dapat ditunjukkan

sebagai sesuatu yang absolute atau abstrak.

3.  Aktivutas (Activity)

Science adalah sesuatu lahan yang dikerjakan oleh para scientist, melalui

apa yang disebut scientific research, tediri atas dua aspek, yaitu individual

dan sosial.

2 Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 55-58

Page 3: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 3/11

 

4.  Kesimpulan (Conclusions)

Science lebih sering dipahami sebagai a body of knowledge. Body dari

ide-ide ini merupakan science itu sendiri. Kesipulan yang merupakan

pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan

dari science, yang diakhiri dengan pembenaran dari sikap, metode, dan

5.  Sebagian dari apa yang dihasilkan melalui science pada gilirannya

memberi berbagai pengaruh. Pertimbangannya dibatasi oleh duapenekanaan, yaitu pertama, pengaruh ilmu terhadap ekologi, melalui apa

yang disebut dengan appliedscience, dan kedua, pengaruh terhadap atau

dalam masyarakat serta membudayakannya menjadi berbagai macam nilai.

Cakupan ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan manusia dan

masyarakatnya, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan ketuhanan. Oleh

karena itu, filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai objek penyelidikan yang sama,

yaitu sama-sama menyelidiki manusia, alam, dan Tuhan Sang Pencipta. Adapun

perbedaan terletak pada kualitas sasaran yang dituju. Ilmu pengetahuan mempelajari

 jenis, bentuk, sifat dan susunan fisik menurut bagian-bagian tertentu secara terpisah-

pisah.3 

Ilmu pengetahuan menyelidiki tentang manusia (antropologi), penyelidikannya

berhenti pada sifat-sifat fisis menurut jenis, bentuk dan susunan objek manusia itu.Karena sifat fisis manusia itu actual dalam berbagai wujud dan keadaan, maka

antropologi cenderung mempunyai berbagai jenis cabang.

Kecenderungan pluralitas ilmu pengetahuan tersebut, jika terlepas dari ikatan

filsafat, niscaya akan terjadi saling pemisah yang tajamantara yang satu dengan yang

lain. Akan tetapi, di dalam ikatan filsafat justru pluralitas ilmu pengetahuan itu

menggelar eksistensinya yang semakin lengkap dan fungsional. Artinya, setip cabang

ilmu pengetahuan saling berkorelasi secara kritis, kreatf, dan efektif demi kukuhnya

ilmu pengetahuan induk. Tetapi, jika masing-masing cabang tidak terikat hubungan

seperti itu, niscaya akan menghancurkan ilmu pengetahuan induknya. Jika ilmu

pengetahuan induk itu hancur, maka ilmu pengetahuan cabang pasti akan mudah

terseret ke dalam wujud berbagai tuntutan praktis-prakmatis yang semakin jauh dari

nilai-nilai ilmiah. Hal ini sangat membahayakan praktik pelaksanaan hidup manusia

dan masyarakat sehari-hari.

Dengan demikian, setiap ilmu pengetahuan memperoleh nilai ilmiah, universal

dari filsafat, yaitu berupa wawasan atau pandangan yang menyeluruh, luas dan

mendalam. Wawasan yang demikian sangat berguna bagi setiap ilmu pengetahuan

untuk selalu bersikap kritis terhadap lingkungan bidang studinya, sehingga tujuan

keilmuannya tetap manjadi pengarah kegiatan penyelidikannya. Oleh sebab itu,

filsafat ilmu pengetahuan akan berkembang secara metodologik, sistematik sehingga

mampu menemukan kebenaran yang ilmiah obyektif.

1.2 Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan

Beberapa filsuf seperti Bacon, Hobbes, dan Locke, menyatakan bahwa bukan

akal budi, melainkan pengalaman indrawilah yang menjadi sumber utama bagipengetahuan.

John Locke mengatakan bahwa seluruh ide-ide manusia berasal secara langsung

dari sensasi dan lewat refleksi terhadap ide-ide sensatif itu sendiri. Tidak ada satu pun

 juga dalam akal budi manusia yang tidak berasal daripengalaman indriawi.

3 Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 118-1194

Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hlm.39-40 

Page 4: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 4/11

 

Immanuel Kant, yang filsafatnya tidak sealiran dengan John Locke, juga

berpendapat bahwa seluruh ide konsep manusia bersifat apriori sehingga ada

kebenaran apriori, ide dan konsep itu hanya dapat diaplikasikan apabila ada

pengalaman. Tanpa pengalaman, seluruh ide dan konsep serta kebenaran apriori tidak 

akan pernah dapat diaplikasikan. Dengan kata lain, Kant hendak mengatakan bahwa

akal budi manusia hanya dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila dihubugkan

dengan pengalaman. Dengan demikian, Kant memperdamaikan kedua pandangantersebut yang selama itu senantia saling bertentangan.

Ada beberapa sumber pengetahuan yang kita ketahui, yaitu: kepercayaan

yang berdasarkan tradisi, kebiasaan-kebiasaan dan agama, kesakstidak akan pernah

ian orang lain, pancaindra (pengalaman), akal pikiran, dan intuisi individual.5 

pengetahuan itu diperoleh melalui cara mewarisi apa saja yang hidup dan

berlaku dalam adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan kehidupan keagamaan.

Biasanya, sumber ini kaya akan kandungan pengetahuan yang berupa pandangan

hidup sebagai norma-norma atau kaidah-kaidah untuk membentuk sikap, cara dan

tingkah laku hidup. Dengan pengetahuan, manusia dalam masyarakatnya bisa

menyelenggarakan hidup secara sederhana.

Tingkatan ini diperoleh dengan cara yang sangat sederhana tanpa

menggunakan pendekatan-pendekatan dan metode-metode apapun. Pengetahuandiperoleh secara langsung, dengan serta merta, yang secara naluriah diterima begitu

saja tanpa memerlukan alasan-alasan, pembuktian-pembuktian dan pengujian-

pengujian akan kebenarannya. Apa yang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya

harus diterima begitu saja tanpa kritik apa pun. Begitulah, didalam kehidupan sehari-

hari dapat ditemukan bermacam-macam tingkah laku yang mengandung pengetahuan

langsung yang bersumber dari adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan keagamaan .

Lain daripada itu, ada pengetahuan yang bersumber dari kesaksian orang

lain.pengetahuan ini masih tetap dalam suasana dengan yang terdahulu. Orang-orang

tertentu yang dapat dipercaya, karena sudah dianggap memilki pengetahuan yang

benar, lalu menjadi panutan yang andal bagi orang-orang pada umumnya dalam hal-

hal bagaimana memandang hidup ini, bersikap dan bercara hidup serta bagaimana

bertingkah laku. Adapun orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan yang

demikian adalah seperti guru, ulama, cendikiawan, guru menjadi sumber

pengetahuan bagi murid-muridnya, ulama menjadi kiblat bagi umatnya, cendikiawan

berpengaruh kuat terhadap kaum terdidik, para orang yang dituakan menjadi tempat

bertanya bagi masyarakat pada umumnya, para pemimpin ditaati oleh para

pengikutnya, dan sebagainya.

Pengetahuan yang diperoleh dan kesaksian orang lain ini juga secara langsung

diterima begitu saja kebenarannya. Segala alasan, pembuktian dan pengujinya

ditumpukan sepenuhnya kepada orang yang bersaksi itu.

Panca indra bagi manusia merupakan alat vital bagi penyelenggaraan

kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan bahwa hampir seluruh persoalan hidup sehari-

hari bisa diatasi dengan penggunaaan alat panca idera. Setiap kali kita melihat,mendengar, mencium, mengecap, dan meraba dengan mata, telinga, hidung, lidah,

dan kulit. Satu saja diantaranya tidak berfungsi, maka manusia akan berkurang

pengetahuaannya. Akan tetapi, jika semua indera itu tidak berfungsi, boleh jadi

manusia masih bisa hidup, walaupun jelas tidak bisa mangembangkann

kehidupannya. Jika demikian, manusia hanya bisa hidup dengan insting atau dengan

5Suparlan Suhartono, Dasar-Dasar Filsafat (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007), hlm. 59-64 

Page 5: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 5/11

 

nalurinya saja. Karena pada hakikatnya, pancaindera manusia itu aktivitasnya

berkaitan erat dengan akal pikiran, perasaan, dan kemauan.

g bertindak Daya kemampuan pancaindera dalam mengetahui memang sangat

terbatas. Namun demikian, pengetahuan idriawi ini tidak boleh diabaikan sama

sekali. Terutama sumbangannya kepada penyelenggaraan hidup sehari-hari dan

eksplorasi pengetahuan selanjutnya dalam rangka memperoleh kebenaran yang lebih

valid.Sumber pengetahuan terakhir adalah instuisi. Pada diri manusia, instuisi

menepati bagian kejiwaan yang sangt netral, sehingga benar-benar bersifat batiniah

sekali. Dengan kata lain, instuisi merupakan gejala batin yang sangat pribadi. Sebagai

sumber pengetahuan, instuisi memperoleh pengetahuan secara langsung, tetapi jelas,

dan pasti bagi orang tertentu. Namun demikian, apa yang diketahui secara instuitif 

bagi seseorang belum tentu sama bagi orang lain. Orang serinberdassarkan

pengetahuan instuitifnya, dan sesering itu pula pengetahuannya benar. Oleh karena

itu, orang perlu melatih kepekaan instuisinya agar memperoleh peralatan yang lebih

lengkap, dan dengan demikian bisa memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap

pula. Banyak masalah hidup dan kehidupan ini yang tidak bisa dipecahkan dengan

akal pikiran.

Jika dilihat dari menyeluruh, sumber-sumber pengetahuan tersebut selarasbenar dan proses mendapatkan pengetahuan yang benar, seperti yang telah diuraikan

pada bagian sebelumnya. Pada saat orang mengagumi sesuatu, ia cenderung

menerima secara langsungpengetahuan yang diberikan oleh kepercayaan dan

kesaksian orang lain. Tetapi ketika seseorang menggunakan alat indera untuk 

mendapatkan pengetahuan, maka ia mulai meraguka pengetahuan yang bersumber

dari kedua sunber tersebut. Ketika akal pikiran digunakan, maka seseorang telah

meninggalkan keraguan dan sudah memilki pemikiran dan pendapat, yang boleh jadi

merupakan kepastian.. kemudian, sumber instuisi juga merupakan pengetahuan yang

menyakinkan yang mempunyai relevansi dengan kenyakinan sebagai akibat dari

pengetahuan yang pasti.

2.3 Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Sebagaimana telah banyak disinggung, sasaran kajian filsafat adalah pola

pikir, termasuk pola pikir dibalik proses pengetahuan. Pola pikir inilah yang ternyata

banyak berperan dan menentukan corak pengetahuan yang dihasilkannya, bahkan juga

menentukan sikap dan perilaku seseorang. Dalam upaya memperoleh pengetahuan,

seseorang sudah tentu terlibat langsung dengan objeknya sehingga, tak sempat lagi

bagaimana kerangka pikirnya itu bekerja.6 

Menurut John Hopers dalam bukunya An Introduction to philosophical Analisys

mengemukakan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1.  Pengalaman indera

2.  Nalar

3.  Otoritas4.  Intuisi

5.  Wahyu

6.  Keyakinan

6Muhammad Muslim, Filsafat Ilmu Dalam Pemahaman Praktis (Yogyakarta: Belukar, 2005), hlm.29-

30 

Page 6: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 6/11

 

1. Pengalaman indera

Orang sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang paling vital dalam

memperoleh pengetahuan. Memang dalam hidup manusia tampaknya pengindraan

adalah satu-satunya alat untuk menyerap segala objek yang ada diluar diri manusia.

Karena terlalu menekankanpada kenyataan, paham demikian dalam filsafat disebut

realisme. Realisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat

diketahui hanya kenyataan. Jadi, pengetahuan bermula dari kenyataan yang dapatdiindrai. Tokoh pemula dari pandangan ini adalah Aristoteles, yang berpendapat

bahwa pengetahuan terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek, artinya

bentuk dari dunia luar meninggalkan bekas dari kehidupan batin. Jadi dapat di

simpulkan bahwa pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan berupa alat-alat

untuk menangkap objek dari luar diri manusia melalui kekuatan indra. Kekhilafan

akan terjadi apabila ada ketidaknormalan diantara alat itu.7 

2. NalarNalar adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran

atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam masalah ini tentang asa-asas pemikiran, yaitu sebagai berikut:

a. Principium Identitas

Yaitu sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri. Asa ini biasa disebutasa keamanan

b. Principium Contradictionis 

Yaitu apabila dua pendapat yang bertentangan, tidak kedua-duanya benar

dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain pada subjek yang sama

tidak mungkin terdapat dua predikat yang bertentangan pada satu waktu.

Asas ini biasa disebut asas pertentangan.

c.Prinncipium Tertii Exclusi

Yaitu apabila kedua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya

benar dan tidak mungkin keduanya salah. Kebenaran hanya terdapat satu

diantara kedua itu, tidak perlu ada pendapat ketiga. Asas ini biasa disebut

asas tidak adaanya kemungkinan ketiga (Surajiyo. 2007: 56).

3. Otoritas

Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki seseorang dan diakuai oleh

kelompoknya. Pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas ini biasanya tanpa diuji

lagi karena orang yang telah menyampaikannya mempunyai kewibawaan tertentu.

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa pengetahuan karena adanya otoritas terjadi melalui

wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan .

Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui proses

kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan

berupa pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi tidak dapat

dibuktikan seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul tanpa

adanya pengetahuan lebih dahulu. Dengan demikian, peran intuisi sebagai sumber

pengetahuan adalah adanya kemampuan dalam diri manusia yang dapat melahirkanpernyataan-pernyataan berupa pengetahuan.

5. WahyuWahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk 

kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu, karena ada

kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Seseorang yang mempunyai

7Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi Aksara,

2007), hlm. 55-57 

Page 7: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 7/11

 

pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik.

Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan.

Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada umatnya

yaitu manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang

zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang

yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat

transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhiratnanti. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang gaib.

Kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan

kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara

penyampaian, merupakan dasar dri penyusunan pengetahuan ini. Kepercayaan

merupakan titik tolak dalam agama. Suatu pernyataan harus dipercaya dulu untuk 

dapat diterima: pernyataan ini bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lain. Secara

rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataan yang terkandung di

dalamnya bersifat konsisten atau tidak. Di pihak lain, secara empiris, bisa

dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut atau tidak. Singkatnya,

agama dimulai dengan rasa percaya, dan lewat pengkajian selanjutnya kepercayaan

itu bisa meningkat atau menurun. Pengetahuan lain, seperti ilmu umpamanya, bertitik 

tolak sebalikya. Ilmu dimulai dengan rasa tidak percaya, dan setelah memulai prosespengkajian ilmiah, kita bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian semula.

6. Keyakinan Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh dari

kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber pengetahuan berupa wahyu dan

keyakinan ini sangat sukar dibedakan secara jelas, karena keduanya menetapkan

bahwa alat lain yang dipergunakannya adalah kepercayaan. Perbedaannya barangkali

keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatik diikutinya adalah peraturan yang

berupa agama. Adapun keyakinan melalui kemampuan kejiwaan manusia merupakan

pematangan dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamik mampu

menyesuikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Sedangkan keyakinan itu sangat

static, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan cocok buat kepercayaannya.

2.4 Manfaat Ilmu Pengetahuan

Dasar aksiologi ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari

pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah

memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-

kekuatan alam. Dengan mempelajari atom kita dapat memanfaatkannya untuk sumber

energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini dapat menimbulkan malapetaka bagi

manusia.9 

Landasan aksiologi dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan

hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan

untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuran hidup manusia .

Ada beberapa manfaat ilmu pengetahuan yaitu antara lain:

1.  Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalambatasan nilai ontiligis. Dengan paradigma ontologis, diharapkan dapat

mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu

mengatasi bahaya sekuralisme ilmu pengetahuan.

8Jujun S. Suriamantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: PT Pancaranintan Indahgraha,

2007), hlm. 549

Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta:

Liberty Yogyakarta, 2007), hlm. 91-96 

Page 8: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 8/11

 

2.  mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam

batasan nilai epistemologis. Dengan paradigma epistemologis, diharapkan

dapat mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu

membentuk sikap ilmiah.

3.  Mengenbangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam

batasan nilai etis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perilaku adil

yang mampu membentuk moral tanggung jawab, sehingga pemberdayaanilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian semata-mata untuk 

kelangsungan kehidupan yang adil dan berkebudayaan. Ilmu pengetahuan

dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan hanya bagi kepentingan

subjek manusia saja, melainkan lebih dari pada itu, demi kepentingan objek 

alam sebagai sumber kehidupan.

4.  Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam peran

fungsionalnya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan perindistrrian

seperti itu, mendorong perguruan tinggi untuk kembali ke basis akademik 

"tridarmaya". Karena akhir-akhir ini, orientasi ilmiah perguruan tinggi di

Indonesia terinfeksi krisis moral, akibat dari kecenderungan komersilisasi

disegala lini. Virus orientasi komersial ini mengakibatkan pemberdayaan

tridharma terpotong-potong dan tidak sistematis antara komponen dharmayang satu dengan yang lainnya. Sehingga posisi dan fungsinya sebagai

pembaru sosial hanya tertinggal di dalam isi pidato-pidato dalam acara-acara

resmi saja.10

 

Ilmu pengetahuan juga berguna dalam usaha menyingkap suatu kesatuan

komprehensif di dalam hukum-hukum alam. Sekarang ahli fisika terlibat di dalam

upaya mereduksi seluruh kekuatan alam yang tampaknya saling tak tergantung kepada

suatu kekuatan fundamental tunggal. Dan mereka telah meraih beberapa keberhasilan

di dalam bidang ini.11

 

Untuk mencapai tujuan ini, tampaknya tak dapat diletakkan bahwa prinsip-

prinsip ilmiah mutakhir harus diajarkan di pusat-pusat teologi. Dan dalam cara yang

sama, ilmu-ilmu agama harus diajarkan di universitas-universitas pada tahap lanjut

yang dikembangkan dengan sebanding. Ini akan menjadi alat dalam mengakrabkan

penyelidikan para sarjana peneliti muslim dengan pandangan islam. Lebih dari itu, ia

akan memberikan kesempatan kepada sekolah-sekolah teologi untuk menggunakan

penemuan-penemuan ilmiah dalam menerangkan isi hukum syariah.

2 5 Tujuan Ilmu PengetahuanMenurut penjelasan Webster tersebut, ada beberapa penekanan mengenai objek,

seperti sesuatu yang dapat dilihat, disentuh dan diindra, sesuatu yang dapat di disadari

secara mental, suatu tujuan akhir dari kegiatan atau usaha, dan suatu hal yang menjadi

masalah pokok suatu penyelidikan.

Jadi, dapatlah dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan objek adalah sasaran

pokok atau tujuan dari penyelidikan keilmuan. Pembicaraan mengenai objek, dikenalada dua jenis yaitu objek materi dan objek formal.

12 

Adapun yang dimaksud dengan objek materi adalah sasaran pokok penyelidikan

berupamateri atau materi yang dihadirkan dalam suatu pemikiran atau penelitian.

Sedangkan yang terkandung di dalamnya bisa saja berupa benda-benda material dan

10 Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hlm. 36-3811  Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Quran (Bandung: Mizan Media Utama, 2001), hlm.6012

Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hlm.89-90 

Page 9: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 9/11

 

ataupun benda-benda yang non material. Bisa juga berupa, dan sebagainya. Jadi tidak 

terbatas pada apakah ada di dalm realitas konkret ataukah di dalam realitas abstrak.

Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan

manusia. Dalam hal ini, ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalm

meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat.

Untuk kepentingan manusia tersebut pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan

disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti ilmumerupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setip orang berhak 

memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Universitas berarti bahwa ilmu tidak 

mempunyai konotasi ras, ideologi, atau agama.

Sejak dalam tahap-tahap pertama pertumbuhanya ilmu sudah dikaitkan dengan

tujuan perang. Ilmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan juga

untuk memerangi sesama manusia dan menguasai mereka. Teknologi tidak lagi

berfungsi sebagai sarana yang memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia

melainkan dia berada untuk tujuan eksistensinya sendiri. Manusia sering dihadapkan

dengan situasi yang tidak bersifat manusiawi, terpenjara dalam kisi-kisi teknologi,

yang merampas kemanusiaan dan kebahagiaannya.

2.6 Bebas NilaiPerkembangan dan kemajuan spektaler ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK), sampai dengan awal abad ke-21 ini, tidak bisa disanggal lagi dan nyata

adanya. Hal ini dapat dibuktikan secara langsung bagaimana keberhasilan IPTEK dan

industrialisasi yuang berpengaruh kuat terhadap sistem perilaku manusia di dalam

kehidupan sosial. Kini, sistem kehidupan sosial didominasi oleh paham ekonomi

kapitalistik. Paham ini mendorong sifat kompetitif pragmatif perilaku manusia,

dengan sasaran memperoleh keuntungan material sebanyak mungkin. Watak 

teknologi dan perindustrian yang berdaya produktivitas tinggi, berpadu dengan watak 

keserakahan manusia, sehingga mendorong pola sikap dan perilaku secular

hedonestik. Persaingan yang bersifat monopilistik terlegitimasi baik secara formal

maupun cultural, sehingga secara dominant mewarnai perilaku manusia sehari-hari.

Kini, keserakahan okonomi mendorong terbentuknya keserakahan hukum, politik, dan

keserakahan sosial lainnya, sehingga mencemari setiap bidang kehidupan, khususnya

bidang pendidikan, kebudayaan, dan spiritual keagamaan.13

 

Bagi manusia modern kapitalistik, IPTEK dimanfaatkan secara objektif apa

adanya, dengan tanpa mempertimbangkan hakikat ontologism dan etis. Mereka

memanfaatkan IPTEK, menurut nafsu keserakahan kapitalistik, seolah-olah bebas

nilai, dalam artian bebas digunakan untuk keperluan yang dapat memuaskan. Di

dalam dirinya sendiri, kebenaran ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak bebas nilai.

Artinya terikat oleh komponen dasar pembentukannya, sehingga subjek tidak 

berkemampuan bebas untuk melakukan penilaian. Selanjutnya di tangan manusia,

terlepas dari nilai-nilai objektif ilmu pengetahuan dan teknologi, bisa menjadi bebas

nilai. Artinya, tergantung sepenuhnya pada kehendak manusia dalam hal pengartiankemanfaatannya. Tetapi, sekali lagi perlu di ingat bahwa sikap kehendak seperti itu

membahayakan bagi kelangsungan eksistensi ini.

Rasionalisme ilmu pengetahuan terjadi sejak Rene Descartes dengan sikap

skeptif-metodisnya meragukan segala sesuatu, kecuali dirinya yang sedanng ragu-

ragu. Sikap ini berlanjut bpada masa  Auf klarung,suatu era yang merupakan usaha

manusia untuk mencapai pemahaman rasional tentang dirinya dan alam.

13Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), 175-180

Page 10: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 10/11

 

Persoalannya adalah ilmu-ilmu itu berkembang dengan pesat apakah bebas nilai

atau justru tidak bebas nilai. Bebas nilai yang dimaksudkan sebagaimana Josep

menyatakan bahwa bebas nilai , artinya tututan terhadap setiap kegiatan ilmiah agar

didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak 

campur tangan eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu

sendiri. Paling tidak ada tiga faktor sebagai indikator bahwa ilmu pengetahuan itu

bebas nilai, yaitu sebagai berikut:1.  Ilmu harus bebas dari berbagai pengadaian, yakni bebas dari pengaruh

eksternal seperti factor politis, ideologis, agama, budaya, dan unsure

kemasyarakatan lainnya.

2.  perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin.

Kebebasan itu menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.

3.  penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding

menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.

C. PENUTUP

3.1 KesimpulanCakupan ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan manusia dan

masyarakatnya, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan ketuhanan. Oleh

karena itu, filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai objek penyelidikan yang sama,

yaitu sama-sama menyelidiki manusia, alam, dan Tuhan Sang Pencipta. Adapun

perbedaan terletak pada kualitas sasaran yang dituju. Ilmu pengetahuan mempelajari

 jenis, bentuk, sifat dan susunan fisik menurut bagian-bagian tertentu secara terpisah-

pisah.

Ilmu pengetahuan menyelidiki tentang manusia (antropologi), penyelidikannya

berhenti pada sifat-sifat fisis menurut jenis, bentuk dan susunan objek manusia itu.

Karena sifat fisis manusia itu actual dalam berbagai wujud dan keadaan, maka

antropologi cenderung mempunyai berbagai jenis cabang.

Dasar aksiologi ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari

pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah

memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-

kekuatan alam. Dengan mempelajari atom kita dapat memanfaatkannya untuk sumber

energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini dapat menimbulkan malapetaka bagi

manusia.

Landasan aksiologi dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan

hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan

untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuran hidup manusia.

Ada beberapa manfaat ilmu pengetahuan yaitu antara lain:

5.  Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustriandalam

batasan nilai ontiligis. Dengan paradigma ontologis, diharapkan dapatmendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu

mengatasi bahaya sekuralisme ilmu pengetahuan.

6.  mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam

batasan nilai epistemologis. Dengan paradigma epistemologis, diharapkan

dapat mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu

membentuk sikap ilmiah.

7.  Mengenbangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam

batasan nilai etis,diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perilaku adil

Page 11: 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN

5/12/2018 29772892-KONSEP-ILMU-PENGETAHUAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/29772892-konsep-ilmu-pengetahuan 11/11

 

yang mampu membentuk moral tanggung jawab, sehingga pemberdayaan

ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustriansemata-mata untuk 

kelangsungan kehidupan yang adil dn berkebudayaan. Ilmu pengetahuan dan

teknologi dipertanggung jawabkan bukan hanya bagi kepentingan subjek 

manusia saja, melainkan lebih dari padda itu, demi kepentingan objek 

alamsebagai sumber kehidupan.

8.  Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam dalam peranfungsionalnya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan perindistrrian

seperti itu, mendorong perguruan tinggi untuk kembali ke basis akademik 

"tridarmaya". Karena akhir-akhir ini, orientasi ilmiah perguruan tinggi di

Indonesia terinfeksi krisis moral, akibat dari kecenderungan komersilisasi

disegala lini. Virus orientasi komersial ini mengakibatkan pemberdayaan

tridharma terpotong-potong dan tidak sistematis antara komponen dharma

yang satu dengan yang lainnya. Sehingga posisi dan fungsinya sebagai

pembaru sosial hanya tertinggal di dalam isi pidato-pidato dalam acara-acara

resmi saja.

3.2 SaranTak ada gading yang tak retak, makalah ini merupakan upaya untuk 

menyadarkan kita sebagai orang muslim untuk bisa mengetahui tentang filsafat ilmusebagai pijakan melangkah kedepan. Sikap-sikap yang tidak akademis, seperti

menghujat tanpa pijakan yang jelas, apalagi lebih didomonasi oleh emosional

selayaknya yang harus dihindari.. Apa yang telah dipaparkan dalam makalah ini

semoga memberikan teladan intelektual yang representative. Karena tidak luput dari

kekurangan dan kelebihan, kritik dan saran anda terhadap makalah ini menjadi

sesuatu yang amat berharga bagi kami.