2633

67
  HUBUNGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS II TEKNIK OTOMOTIF SMK YAPIN BEKASI TAHUN AJARAN 2006/20 07 Skripsi Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Haryo Guntoro NIM : 5201906001 Program Studi : Pend. Teknik Mesin, S1 Tr Jurusan : Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Transcript of 2633

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS II TEKNIK OTOMOTIF SMK YAPIN BEKASI TAHUN AJARAN 2006/2007

Skripsi

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama NIM : Haryo Guntoro : 5201906001

Program Studi : Pend. Teknik Mesin, S1 Tr Jurusan : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

ABSTRAK Haryo Guntoro. 2007. Hubungan Prestasi Praktik Kerja Industri terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas II SMK Yapin Bekasi Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. UNNES. Pembimbing I. Drs. Boenasir, M.Pd, Pembimbing II. Drs. Murdani, M.Pd. Kata Kunci: Prestasi Praktik Kerja Industri, Minat Berwirausaha Pembelajaran di SMK Yapin Bekasi tidak hanya membekali peserta didiknya di dalam sekolah melalui praktik dan teori, namun dibekali pula praktik kerja industri yaitu terjun langsung di dunia industri agar siswa dapat berlatih mempraktikkan keahlian serta menambah keahlian baru yang dapat menjadi bekal nantinya untuk berwirausaha atau bekerja. Pemasalahan yang dikaji dalam penelitian ini: 1) bagaimana prestasi praktik kerja industri pada siswa? 2) bagaimana minat berwirausaha pada siswa? 3) adakah hubungan prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha siswa? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi praktik kerja industri siswa, minat berwirausaha siswa dan hubungan prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas II Teknik Otomotif SMK Yapin Bekasi Tahun Ajaran 2006/2007. Sampel sebanyak 55 siswa. Variabel yang diteliti meliputi prestasi praktik kerja industri sebagai variabel bebas dan minat berwirausaha sebagai variabel terikat. Data diperoleh dari dokumentasi dan angket. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa prestasi praktik kerja industri pada siswa kelas II SMK Yapin Bekasi tergolong baik dengan rata-rata 7,7. Minat berwirausaha siswa kelas II SMK Yapin Bekasi tergolong tinggi. Sebanyak 56% siswa memiliki minat yang tinggi dan 36% dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa secara psikologis sebagian besar siswa memiliki keinginan yang tinggi untuk berwirausaha dan didukung dengan usaha yang tinggi untuk menjaga kondisi fisik serta mendapat dorongan dari lingkungan baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Hasil analisis korelasi product moment diperoleh rxy = 0,502 > rtabel = 0,266, yang berarti ada hubungan prestasi praktik industri dengan minat berwirausaha siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan prestasi praktik industri dengan minat berwirasuaha siswa kelas II SMK Yapin Bekasi. Semakin tinggi prestasi praktik industri akan diikuti dengan peningkatan minat berwirausaha siswa. Disarankan agar diupayakan bimbingan dari pihak BK untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa seperti keberanian mengambil resiko sebagai kunci keberhasilan berwirausaha siswa. Adanya upaya dari guru olahraga untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk menjaga kesehatan fisik agar mendukung pelaksanaan pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah dan adanya upaya kerjasama antara sekolah dan keluarga untuk memberikan dorongan moral agar siswa berusaha merealisasikan cita-citanya sebagai wirausahawan yang sukses.

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, pada: Hari Tanggal : : Panitia Ujian, Ketua Sekretaris

Drs. Supraptono, M.Pd NIP.131125645 Pembimbing I

Basyirun, S.Pd, MT NIP.132094389 Penguji,

Drs. Boenasir, M.Pd NIP.130529946 Pembimbing II

1. Drs. Boenasir, M.Pd NIP. 130529946

Drs.Murdani, M.Pd NIP.130894848

2. Drs.Murdani, M.Pd NIP. 130894848

Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Yakinlah bahwa jalan hidupmu adalah yang terbaik untukmu, maka hadapilah dengan sikap terbaikmu. 2. Pergunakanlah kesempatan yang lima dengan sebaik-baiknya sebelum datang lima perkara yang lain, yaitu hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu senggangmu sebelum datang kesibukanmu, masa mudamu sebelum masa tuamu dan masa kayamu (berkecukupan) sebelum datang masa fakirmu (H.R. Ahmad, Hakim dan Baihaqi).

Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda yang sangat saya cintai 2. Kakakku tercinta. 3. Kekasihku yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, atas segala taufik, rahmat dan hidayah-Nyalah hingga peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan kali ini, peneliti dengan segala hormat dan kerendahan hati bermaksud menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Drs. Pramono, Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang 3. Bapak Drs. Boenasir, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 4. Bapak Drs. Murdani, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing, memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 5. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan, dan masukan dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Peneliti hanya dapat memohon semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, ya robbal alamin. Semarang, Juli 2007

Peneliti

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Alasan Pemilihan Judul ................................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................................ 4 C. Penegasan Istilah ........................................................................... 4 D. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 6 E. Sistematika Skripsi ....................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ....................................... 8 A. Landasan Teori .............................................................................. 8 B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 22 C. Hipotesis ........................................................................................ 23 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24 A. Populasi ......................................................................................... 24

vi

B. Sampel Penelitian .......................................................................... 24 C. Variabel Penelitian ........................................................................ 25 D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 26 E. Instrumen Penelitian...................................................................... 27 F. Pengujian Alat Pengambilan Data ................................................. 29 G. Metode Analisis Data .................................................................... 31 BAB IV HASIL PELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 35 A. Hasil Penelitian ............................................................................. 35 B. Pembahasan ................................................................................... 50 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 54 A. Simpulan ....................................................................................... 54 B. Saran ............................................................................................. 54 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56 LAMPIRAN......................................................................................................... 57

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Minat Berwirausaha Siswa Kelas II SMK Yapin Bekasi 37 Gambar 2. Diagram Batang tentang Tingkat Kesenangan Berwirausaha .....38 Gambar 3. Diagram Batang tentang Keinginan untuk Berwirausaha....40 Gambar 4. Diagram Batang tentang Usaha Meningkatkan Keterampilan.41 Gambar 5. Diagram Batang tentang Keberanian Mengambil Resiko ...43 Gambar 6. Diagram Batang tentang usaha siswa menjaga kondisi fisik.......44 Gambar 7. Diagram Batang tentang dorongan keluarga terhadap siswa.......46 Gambar 8. Diagram Batang tentang dorongan sekolah terhadap siswa ....47 Gambar 9. Diagram Batang tentang dukungan masyarakat terhadap siswa..48

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Pengambilan Jumlah Sampel ............................................................. 25 Kisi-Kisi Angket ................................................................................ 29 Kriteria Minat Berwirausaha .............................................................. 32 Kriteria Prestasi Praktik Kerja Industri .............................................. 32 Gambaran tentang Minat Berwirausaha ............................................. 36 Gambaran tentang tingkat kesenangan berwirausaha......................... 38 Gambaran tentang keinginan berwirausaha....................................39 Gambaran tentang usaha siswa meningkatkan keterampilan ............. 41 Gambaran tentang keberanian mengambil resiko .............................. 42

Tabel 10 Gambaran tentang usaha siswa menjaga kondisi fisik ....................... 44 Tabel 11 Gambaran tentang dorongan keluarga terhadap siswa ....................... 45 Tabel 12 Gambaran tentang dorongan sekolah terhadap siswa......................... 47 Tabel 13 Gambaran tentang Dukungan Masyarakat Terhadap Siswa............... 48 Tabel 14 Gambaran tentang Prestasi Praktik Kerja Industri ............................. 49

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9 Soal angket uji coba....................................................................... 58 Daftar responden uji coba instrumen............................................. 65 Perhitungan validitas angket.......................................................... 66 Hasil analisis uji coba soal ............................................................ 67 Hasil analisis uji validitas instrumen............................................. 68 Perhitungan reliabilitas angket ...................................................... 69 Hasil analisis reliabilitas angket .................................................... 70 Soal angket penelitian.................................................................... 71 Daftar responden ........................................................................... 78

Lampiran 10 Daftar Siswa Praktik Kerja Industri .............................................. 82 Lampiran 11 Daftar Nilai Praktik Kerja Industri ................................................ 85 Lampiran 12 Data Hasil Penelitian Minat Berwirausaha.................................... 87 Lampiran 13 Data Hasil Korelasi Product Moment............................................ 90 Lampiran 14 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ............................................ 92 Lampiran 15 Gambar Nomogram Harry King.................................................... 93 Lampiran 16 Gambar Penelitian ......................................................................... 94 Lampiran 17 Surat-Surat ijin penelitian.............................................................. 96

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Kesempatan kerja dengan orang yang mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Akibatnya jumlah pengangguran semakin besar yang berdampak pada kondisi perekonomian di indonesia. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguran pun semakin bertambah. Apabila orang tersebut mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri

(berwirausaha) yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, maka tidak usah mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah. Persaingan yang akan terus meningkat merupakan tantangan yang harus dihadapi bagi seorang wirausaha, tentunya dengan berbagai sarana dan pelayanan yang baik dengan tujuan agar dapat mengembangkan keberhasilan usahanya. Kekuatan untuk mencapai kemajuan adalah kemauan yang keras dan tidak mudah menyerah pada keadaan apapun resikonya. SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Bagi anak lulusan SMK 1

2

otomotif di sekolah telah dibekali pengetahuan dan keterampilan dibidang otomotif, hendaknya berani untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri misalnya dengan membuka bengkel motor atau mobil. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu ciri muatan yang dibelajarkan pada kurikulum SMK sekarang ini. Dengan diajarkannya mata pelajaran kewirausahaan maka akan semakin menambah pengetahuan siswa SMK tentang kewirausahaan. Hal ini diharapkan akan semakin menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha. Dengan diajarkannya kewirausahaan dan keterampilan di bidang otomotif, siswa jurusan otomotif diharapkan setelah lulus sekolah mampu mengembangkannya pada dunia usaha dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan keterampilannya masing-masing. Dengan demikian maka minat berwirausaha siswa SMK harus ditumbuh kembangkan. Program keahlian teknik otomotif harus bisa mengembangkan minat berwirausaha pada siswanya di bidang otomotif. Minat berwirausaha yaitu kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung macammacam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta belajar dari kegagalan. Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan

3

sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan belajar langsung didunia kerja terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu (Depdikbud dalam Indro, 2004:1). Dalam rangka merealisasikan pendidikan sistem ganda tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui praktik kerja industri yaitu suatu kegiatan pendidikan dan latihan kerja dengan mengembangkan kemampuan, keahlian dan profesi ditempat kerja sesuai dengan bidang studi atau jurusan masingmasing siswa. Kemampuan keahlian profesional sangat penting karena tuntutan kebutuhan akan tenaga kerja terampil dan produktif, maka program pendidikan dan latihan kerja perlu terus ditingkatkan. Pelaksanaan praktik kerja industri secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh pada saat melaksanakan praktik industri secara tidak langsung dapat mempercepat transisi siswa dari sekolah ke dunia industri, selain mempelajari cara mendapatkan pekerjaan juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minatnya. Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman yang didapat setelah melaksanakan praktik kerja industri, pengalaman kerja inilah yang akan menentukan minat siswa untuk berwirausaha karena didalam industri siswa diajarkan untuk bekerja dengan kemampuan sendiri sehingga mereka akan mandiri. Prestasi pengalaman praktik kerja industri tersebut diharapkan akan berhubungan terhadap minat siswa berwirausaha. Prestasi pengalaman yang didapat dan dipahami dengan baik akan memungkinkan tingginya minat berwirausaha, sebaliknya siswa yang prestasi pengalaman praktik kerja industrinya rendah memungkinkan rendahnya minat berwirausaha, jadi minat

4

berwirausaha tersebut akan timbul jika sebelumnya siswa memiliki prestasi pengalaman praktik kerja industri yang baik. B. Permasalahan Berdasarkan uraian pada alasan pemilihan judul di atas maka timbul beberapa permasalahan antara lain : 1. Bagaimana prestasi praktik kerja industri pada siswa? 2. Bagaimana minat berwirausaha pada siswa? 3. Adakah hubungan prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha siswa? C. Penegasan Istilah Ada beberapa istilah dalam judul di atas yang sekiranya perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu : a. Prestasi Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991:78). Prestasi praktik kerja industri adalah hasil yang dicapai siswa dari pengalaman praktik kerja industri. b. Minat Minat adalah sikap yang membuat orang senang terhadap obyek, situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaannya pun

berbeda-beda. Tingkat prestasi seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat. (Asad, 1995:7)

5

c. Wirausaha Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan. (Ating, 2004:15) d. Siswa Kelas II Program Keahlian Mekanik Otomotif Yang dimaksud siswa kelas II program keahlian mekanik otomotif adalah mereka yang sekarang yang menempuh pendidikan dijenjang kelas II sebagaimana tercatat dalam buku induk siswa. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas II program keahlian mekanik otomotif SMK Yapin Bekasi. e. SMK Yapin Bekasi SMK Yapin Bekasi adalah salah satu lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di Bekasi yang beralamat Jl. Raya Kalimalang Jembatan 3 no. 2 Desa Jatimulya Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi. f. Tahun Ajaran 2006 / 2007 Yang dimaksud dengan Tahun Ajaran 2006 / 2007 adalah periode waktu belajar mengajar selama satu tahun yang dimulai bulan juli 2006 dan berakhir bulan juni 2007.

6

D. Tujuan Penelitian Kegiatan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. 2. 3. Untuk mengetahui prestasi praktik kerja industri siswa. Untuk mengetahui minat berwirausaha siswa. Untuk mengetahui hubungan prestasi praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang minat berwirausaha pada siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan memberi informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan minat berwirausaha siswa setelah lulus sekolah. b. Bagi siswa penelitian ini dapat memberi masukan tentang pentingnya melaksanakan program pendidikan sistem ganda (PSG) sehingga dapat meningkatkan minat berwirausaha siswa.

7

F. Sistematika Skripsi Sistematika dari skripsi ini adalah: Bagian awal skripsi berisi tentang judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran. Bagian isi terdiri dari : BAB I Pendahuluan yang memuat alasan pemilihan judul, permasalahan, penegasan istilah, tujuan dan manfaat serta sistematika skripsi. BAB II Landasan Teori Dan Hipotesis yang memuat tentang teori-teori yang mendukung terhadap alasan pemilihan judul. BAB III Metode Penelitian yang memuat populasi dan sampel, variabel penelitian, metodologi pengumpulan data dan analisis data. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan yang memuat deskripsi data, dan pembahasan tentang hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. BAB V Penutup yang memuat kesimpulan dan saran.

Bagian akhir yang memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

B. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) 1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan belajar langsung didunia kerja terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu (Depdikbud dalam Indro, 2004:1). 2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda Setiap aktifitas tentu memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut biasanya spesifik sesuai kajian ilmunya. Adapun PSG bertujuan : a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan lapangan kerja. b. Memperoleh tenaga yang memiliki keahlian profesional. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional. d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

8

9

3. Pelaksanaan PSG Pelaksanaan PSG lokasinya berdasarkan atas kesepakatan antar lembaga yang dalam hal ini SMK dengan dunia usaha atau industri pasangannya. Adapun kriteria pemilihan tempat PSG adalah : a. Industri yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan khususnya dan pengembangan sumber daya manusia umumnya. b. Industri yang mau bekerja sama melaksanakan PSG. c. Industri yang relevan dengan program studi di SMK yang bersangkutan. d. Memiliki tenaga teknisi dan instruktur yang berpengalaman dan terdidik. e. Memiliki manajemen yang baik. f. Lokasi industri yang terjangkau oleh siswa. 4. Manfaat Pendidikan Sistem Ganda Kerja sama antara sekolah dengan dunia usaha/industri dilaksanakan dengan prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip tersebut, pendidikan sistem ganda memberi nilai tambah bagi pihak-pihak yang bekerja sama. a. Manfaat Bagi Industri / Perusahaan 1) Perusahaan dapat mengenal secara langsung kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja diperusahaannya. 2) Keikutsertaan peserta didik dalam proses produksi selama pendidikan akan lebih menguntungkan perusahaan.

10

3) Selama pendidikan melalui kerja industri peserta didik lebih mudah dikendalikan dalam hal kedisiplinan maupun kepatuhan terhadap perusahaan. 4) Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan perusahaan. 5) Memberi kepuasan bagi dunia usaha atau industri karena ikut berperan serta dalam menentukan hari depan bangsa melalui Pendidikan Sistem Ganda. b. Manfaat Bagi Lembaga atau Sekolah 1) Menjamin tercapainya tujuan pendidikan dalam rangka memberi keahlian profesional bagi peserta didik. 2) Memperingan tanggungan biaya pendidikan. 3) Ada relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. 4) Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan (sekolah) karena lulusannya terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk kepentingan tamatan, dunia kerja, maupun kepentingan bangsa. c. Manfaat Bagi Peserta Didik 1) Hasil belajar akan lebih bermakna karena setelah tamat akan benarbenar memiliki keahlian profesional sebagai bekal peningkatan taraf hidupnya.

11

2) Waktu pencapaian keahlian profesional akan lebih singkat. Setelah tamat sekolah dengan sistem ganda tidak memerlukan latihan lanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai. 3) Keahlian profesional yang diperoleh dari Pendidikan Sistem Ganda dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri. Selanjutnya akan memotivasi mereka untuk meningkatkan keahlian

profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi. C. Praktik Kerja Industri Menurut Depdikbud dalam Indro (2004:12) hal-hal yang terkait dengan praktik kerja industri sebagai berikut : 1. Tujuan Praktik Kerja Industri a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional. b. Memperoleh link and math antara sekolah dengan dunia kerja. c. Meningkatkan efisiensi prases pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional. d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja yang berkualitas profesional. 2. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Praktik kerja industri dilaksanakan oleh siswa kelas II semester 4 selama 3 bulan dengan didahului pembekalan. Praktik tersebut dapat dilaksanakan pada industri besar, menengah, kecil, home industri, ataupun unit produksi sekolah.

12

3. Keuntungan Praktik Kerja Industri a. Bagi Sekolah 1) Pemberian keahlian profesional siswa lebih terjamin. 2) Terdapat kesesuaian antara program pendidikan dengan lapangan pekerjaan. 3) Memberikan kepuasan bagi penyelenggara pendidikan,

kepentingan tamatannya, kepentingan dunia kerja dan kepentingan bangsa. b. Bagi Dunia Kerja 1) Mengenal lebih dini kualitas calon pegawai. 2) Memperoleh kertinganan pajak 3) Mempermudah perijinan pengembangan usaha. 4) Memberikan kepuasan bagi dunia usaha atau industri karena memperoleh pengakuan ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan dengan praktik industri. c. Evaluasi 1) Evaluasi dilaksanakan secara terpadu dari aspek yang dinilai. 2) Penilaian yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung meliputi persiapan, pelaksanaan, dan hasil kegiatan. 3) Aspek yang dinilai adalah sebagai berikut : a) Perilaku : kelakuan, kepatuhan, dan kerjasama b) Mutu kerja : kerapian, ketepatan waktu, ketepatan patokan. c) Daya kerja : kecermatan, partisipasi, konsentrasi.

13

D.

Hubungan antara PSG dengan Praktik Kerja Industri Praktik industri yang dilakukan oleh para siswa merupakan realisasi pelaksanaan PSG. PSG dengan berbagai komponennya merupakan konsepsi yang masih memerlukan tindak lanjut berupa pelaksanaan kerja dilapangan. Didepan telah peneliti sampaikan bahwa ada dua komponen dalam PSG, yaitu komponen kelembagaan yang dalam hal ini SMK dan komponen industri. PSG tanpa dunia usaha tidak akan berjalan. Disamping itu dengan PSG dunia usaha atau industri akan lebih diuntungkan baik dari segi penyiapan sumber daya manusia yang akan terjun diperusahaannya maupun dari segi efektifitas produk. Kemampuan dunia usaha atau industri untuk merespon keberadaan PSG melalui praktik industri akan memberikan andil besar bagi siswa, lembaga masyarakat, maupun perusahaan yang bersangkutan. Keterkaitan antara dunia dunia usaha atau industri dengan lembaga dalam

merencanakan, melaksanakan pendidikan dan memanfaatkan lulusan seoptimal mungkin sebagai upaya untuk mewujudkan keterkaitan dan kesepadanan (link and math) antara kualitas tamatan SMK dengan kebutuhan tenaga kerja (Depdikbud dalam Indro, 2004 : 15). E. Prestasi Praktik Kerja Industri Prestasi dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standart of excellent atau suatu nilai standar yang diunggulkan ( Soemanto, 1992 ), dalam hal ini adalah prestasi praktik kerja industri. Menurut Mc Clelland mengenai ciri-ciri orang yang ingin mengejar

14

prestasi menjadi enam ciri yaitu : (1). Orang tersebut menjadi bersemangat jika unggul, (2). Menentukan tujuan secara realistis dan mengambil resiko yang diperhitungkan, (3). Bertanggung jawab sendiri mengenai hasil usahanya, (4). Ia senang memilih tugas yang menantang dengan menunjukkan perilaku yang berinisiatif dari pada orang lain. (5). Tidak begitu percaya kepada nasib baik dan (6). Ingin segera mengetahui hasil usaha yang dicapainya. Orang seperti ini mempunyai prinsip bahwa bekerja itu bukan semata-mata untuk memperoleh uang atau kekuasaan, tetapi juga prestasi. Beberapa pendapat mengemukakan pengertian prestasi. W.S Wingkel (1991:162) mengatakan bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Berdasarkan beberapa pengertian bahwa prestasi merupakan bukti atau hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa setelah dilaksanakan suatu usaha yaitu mengikuti pendidikan atau latihan tertentu. Dari berbagai pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan prestasi praktik kerja industri adalah bukti usaha yang telah dicapai siswa yang diperoleh dari aktivitas atau kegiatan tertentu dalam arti kegiatan praktik kerja industri. Hasil ini diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka yang diberikan oleh guru praktik dan industri yang bersangkutan. Hasil praktik siswa yang berupa nilai merupakan cerminan dari kemampuan dan keterampilan yang diperoleh dari praktik kerja industri.

15

F.

Minat Berwirausaha 1. Pengertian Minat Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian minat yaitu: a. Minat adalah sikap yang membuat orang senang terhadap obyek, situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaannya pun berbeda-beda. Tingkat prestasi seseorang

ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat. (Asad, 1995:7) b. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (W.S. Winkel, 1991:30). c. Minat adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu. (Indryati,2003:62) Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan adanya keinginan. Keinginan yang timbul dalam diri individu tersebut dinyatakan dengan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap suatu obyek atau keinginan yang akan memuaskan kebutuhan.

16

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Nurwakhid (1995:12) minat bertalian erat dengan perhatian, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena dalam kondisi-kondisi tertentu minat bisa berubah-ubah, tergantung faktorfaktor yang mempengaruhinya, yang mempengaruhi minat secara garis besar ada tiga yaitu faktor fisik, psikis, dan lingkungan : a. Faktor Fisik. Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya saja individu memilih berwirausaha maka kondisi fisiknya harus benar-benar kuat karena berwirausaha adalah pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan individu. b. Faktor Psikis Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan. 1. Motif Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Menurut Bimo Walgito (1993:149) motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu.

17

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat timbul jika ada motif, dan motif bersifat alami sebagai akibat perkembangan individu sesuai dengan norma yang ada pada individu. Misalnya siswa merasa tertarik pada pelajaran praktik bongkar pasang mesin otomotif, karena ada dorongan dari dalam dirinya agar hasil bongkar pasangnya cepat dan benar maka ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. 2. Perhatian Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau kelompok obyek (Bimo Walgito,1993:56). Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami

keterlibatan dalam obyek. Misalnya dalam pelajaran bongkar pasang mesin bensin, sebelumnya siswa memperhatiokan komponen yang akan dipasang dan mengetahui letak

pemasangannya kemudian siswa mengalami keterlibatan dalam pemasangan komponen maka dalam diri siswa akan timbul minat untuk segera menyelesaikan proses oemasangan komponen dengan cepat dan benar. 3. Perasaan Perasaan adalah aktivitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek (W.S. Winkel,1991:30).

18

Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah sebagai berikut: Perasaan Sikap Minat

Perasaan senang akan menimbulkan minat yang akan diperkuat adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan. Sebagai contoh jika siswa mengikuti praktik industri mempunyai perasaan senang terhadap usaha tersebut, maka ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aktivitas dengan harapan memperoleh pengalaman dalam bidanag tersebut yang kemudian menumbuhkan minat untuk melakukan usaha sendiri atau berwirausaha. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. 1) Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, keluarga

19

merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh dan berkembangnya potensi yang dimiliki anak. 2) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk mendorong anak didik dalam perkembangan minat, misalnya di lingkungan sekolah memberi motivasi kepada siswanya untuk mandiri maka kemungkinan siswa tersebut juga akan punya minat untuk mandiri. 3) Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan ketiga yang turut mempengaruhi perkembangan minat. Misalnya lingkungan yang mayoritas berwirausaha maka kemungkinan besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat terhadap wirausaha. 3. Sifat-Sifat Minat Menurut Indryati (2003 : 65) ada beberapa sifat-sifat minat antara lain : a. Minat bersifat pribadi (individual) Ada perbedaan antara minat seseorang dengan minat orang lainnya. Misalnya saja, si ana berminat pada warna-warna cerah sedangkan si Brenda berminat pada wana-warna lembut. Minat seseorang merupakan karakteristik yang khas dari orang tersebut , yang membedakannya dari orang yang lain.

20

b. Minat berhubungan erat dengan motivasi Walaupun minat tidak langsung berhubungan dengan perilaku, namun minat erat kaitannya dengan motif dan motivasi. Karena motivasi merupakan sesuatu yang mendorong munculnya tingkah laku, maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa minat itu mempengaruhi tingkah laku. 4. Macam-macam Minat Menurut Nurwakhid (1995:20) membagi minat menjadi tiga macam yaitu: a. Minat yang diekspresikan (expreseed interest) Seseorang dapat mengungkapkan minat dengan kata tertentu misalnya ia tertarik mengumpulkan perangko. b. Minat yang diwujudkan (manifest interest) Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui katakata melainkan melakukan dengan tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu, misalnya ikut klub motor. c. Minat yang diinvestasikan (inventoried interest) Seseorang memiliki minat dapat di ukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau pilihan untuk kelompok aktivitas tertentu. Penelitian ini mengaju pada inventoried interest karena untuk mengetahui besar kecilnya minat siswa untuk berwirausaha peneliti

21

menggunakan pertanyaan dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan sehingga para siswa tinggal memilih jawaban yang sesuai keadaan sebenarnya. Hal ini berarti minat para siswa tersebut dapat di ukur dengan menjawab beberapa pertanyaan. 5. Wirausaha Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti berani, utama, dan berdiri sendiri. Kata usaha berarti kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas dimaksudkan keberanian dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (Wasty, Soemanto,1992:42-43). Berkaitan dengan siswa SMK jurusan otomotif, yang dimaksud wirausaha adalah keberanian siswa dalam memenuhi kebutuhan dan permasalahan yang berkaitan dengan mesin otomotif seperti keberanian untuk membuka bengkel. Menurut Buchari Alma (2006: 45), seorang wirausaha mempunyai ciri-ciri yaitu: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, mampu memimpin, orisinil, berorientasi ke masa depan dan kreativitas. Santoso (1993:19) menyatakan bahwa minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya dan orang lain. Menurut pengertian di atas maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu

22

melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan. G. Hubungan Prestasi Praktik Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Dalam rangka menumbuhkan minat siswa untuk berwirusaha diperlukan beberapa tahapan yang tidak dapat ditinggalkan adalah tatanan pendidikan yang harus dimiliki siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa merupakan modal dasar yang harus digunakan untuk berwirausaha, setelah selesai melaksanakan praktik kerja industri maupun setelah lulus sekolah nantinya. Kemauan dalam bekerja merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk minat siswa untuk berwirausaha. Dengan adanya praktik kerja industri diharapkan dapat melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang diperolah di sekolah sekaligus sebagai latihan kerja. Praktik kerja industri merupakan lahan pelatihan profesionalisme siswa yaitu dengan proses penguasaan kejujuran melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Bekerja bukan berarti harus mencari pekerjaan tetapi dapat juga melakukan pekerjaan secara mandiri dalam arti berwirausaha. Melalui praktik kerja industri siswa mempelajari berbagai kegiatan termasuk diantaranya siswa memperoleh keterampilan misalnya memperbaiki mesin yang rusak.

23

Kreatifitas dan inisiatif dalam bekerja di industri juga melatih siswa mengembangkan ide-idenya, semakin kreatif dan berinisiatif siswa dalam mengembangkan idenya akan semakin berminat untuk berwirausaha, karena dalam berwirausaha dituntut kreatifitas dan inisiatif yang tinggi dalam menghadapi persaingan di dunia industri. Prestasi dan tanggungjawab terhadap pekerjaan merupakan perilaku siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, siswa yang senantiasa memperhatikan prestasi dan tanggung jawab dalam bekerjanya maka akan meningkatkan minat untuk berwirausaha. H. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya (Hadi, Sutrisno,2004:210). Berdasarkan landasan teori diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis kerja (Ha), yaitu ada hubungan antara prestasi praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa kelas II Teknik Otomotif SMK Yapin Bekasi Tahun Ajaran 2006/2007.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Populasi Populasi merupakan semua individu untuk siapa kenyataankenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan (Sutrisno Hadi, 2004:71). Pendapat yang sama dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertianpengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti dengan sifat yang relatif sama. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas II Teknik Otomotif SMK Yapin Bekasi Tahun Ajaran 2006/2007. Jumlah populasi yang hendak diteliti berjumlah 77 siswa.

B.

Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk diselidiki (Sutrisno Hadi, 2004:75). Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto (2002: 109) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Teknik penentuan sampel berpedoman pada Harry King yang ditulis oleh Sugiyono (2004 : 64), mengemukakan bahwa apabila subyek kurang dari 2000 dengan taraf signifikasi 5%, maka ditarik suatu garis lurus dari jumlah subyek melalui 5% taraf signifikasi, maka akan didapat titik yang menunjukkan % untuk sampel. Dengan dasar tersebut untuk jumlah populasi 77 siswa diperoleh persentase sampel 75%

24

25

atau 55 siswa (lampiran 15 halaman 91). Pengambilan sampel diperlihatkan tabel berikut : Tabel 1. Pengambilan jumlah sampel No. Kelas 1. Kelas II Otomotif A 2. Kelas II Otomotif B 3. Kelas II Otomotif C Jumlah Jumlah 31 24 22 77 Sampel 75% 75/100 X 31 = 22 75/100 X 24 = 18 75/100 X 22 = 15 55

Sedangkan sampel untuk ujicoba yaitu sisa dari populasi yang telah diambil untuk sampel yaitu 77-55 = 22 siswa. C. Variabel penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,2002:96). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) Variabel Bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab (Suharsimi Arikunto,2002:97). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah prestasi praktik kerja industri. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel Terikat (Y) adalah akibat variabel yang dipengaruhi (Suharsimi Arikunto,2002:97). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha siswa kelas II teknik otomotif SMK Yapin.

26

D.

Metode Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk memperoleh data-data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula (Suharsimi Arikunto, 2002: 23). Agar terhindar dari kesalahan ini, peneliti berupaya mengkaji secara mendalam terhadap berbagai persoalan yang berkaitan erat dengan metode pengumpulan data. Pemilihan metode penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: objek penelitian, tujuan penelitian, sampel penelitian, lokasi, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti dan teknis analisis data yang digunakan. Ada beberapa metode atau teknik dalam mengumpulkan data-data penelitian yang dapat dipilih oleh seorang penulis. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada hal-hal yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002:135). Teknik atau metode

27

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang daftar identitas siswa. Penggunaan metode dokumentasi membutuhkan ketelitian. Agar pelaksanaan metode dokumentasi berjalan dengan baik, peneliti menggunakan pedoman (instrumen) dokumentasi berupa daftar identitas siswa. Nama-nama siswa yang termasuk dalam kategori ini dicatat dan didokumentasikan. Dari nama-nama siswa inilah angket akan diberikan. Adapun alasan penggunaan metode dokumentasi adalah : 1. Dapat memperoleh data konkrit yang dapat dievakuasi setiap saat. 2. Lebih efektif dan efisien untuk mengungkap data yang penulis harapkan. 3. Data yang akan diungkapkan berupa hal tertulis yang telah didokumentasikan. 2. Metode Kuesioner atau Angket Metode kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ingin ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128). Metode angket digunakan untuk memperoleh data mengenai minat berwirausaha pada siswa. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Adapun

angket yang disusun adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah

28

disediakan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih, dalam hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab. Pertanyaan dalam angket berpedoman pada indikator dari variabel penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir soal, semua butir soal dalam angket berupa pertanyaan obyektif sehingga responden tinggal memberi tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaannya. Dalam angket ini disediakan empat alternatif jawaban a. Sangat setuju, b. Setuju, c. Kurang setuju, d. Tidak setuju. Setiap butir soal diberi skor masing-masing yaitu skor untuk jawaban a = 4, b = 3, c = 2, d =1. Penyesuaian butir-butir angket didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah disesuaikan dengan landasan teori yang telah dikaji dan dikembangkan. Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diuji cobakan kepada sejumlah siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga dengan kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan. Pada penelitian ini angket ujicoba diuji cobakan pada siswa kelas II/MO.C, setelah diuji cobakan dan diketahui validitas dan reliabilitasnya angket tersebut diujikan pada kelas II/MO.A dan kelas II/MO.B.

29

Tabel 2. Kisi-kisi Pembuatan Instrumen Penelitian ( Angket ). Variabel Minat Berwirausaha Komponen Kondisi Psikis Indikator - Kesenangan terhadap wirausaha - Keinginan untuk berwirausaha - Meningkatkan keterampilan - Berani mengambil resiko Kondisi Fisik Kondisi Lingkungan -Lingkungan keluarga -Lingkungan sekolah -Lingkungan masyarakat 18,19,20,21,22 23,24,25,26 27,28,29,30 - Menjaga kesehatan 14,15 16,17 7,8,9,10,11,12,13 2,3,4,5,6 No. Soal 1

F.

Pengujian Alat Pengambilan Data Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat untuk mengambil data yang dapat dipertanggung jawabkan, yaitu alat ukur yang valid dan reliabel. 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

30

apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagaimana ditunjukkan dibawah ini :

rxy = Keterangan :

N .XY (X )(Y ) {( NX 2 ) (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 }

Rxy = koefisien korelasi antara X dan Y, N X Y = jumlah objek uji coba = nilai dari X (skor tiap item) = nilai dari Y (skor total item)

X2 = jumlah kuadrat nilai X Y2 = jumlah kuadrat nilai Y (Suharsimi Arikunto 2002:146) Selanjutnya harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikan 5% dengan apabila harga rhitung >dari rtabel .2. Reliabilitas Instrumen

rtabel dikatakan valid

Reliabilitas menunjuk pada keterandalan sesuatu instrumen. Instrumen penelitian harus realibel, sehingga instrumen tersebut cukup baik serta mampu mengungkap data yang dapat dipercaya (Suharsimi Arikunto, 2002:154).

31

Perhitungan reliabilitas uji coba instrumen variabel minat berwirausaha dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu :

k 2 b r11 = 1 (k 1) 2 t

Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen. k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

2 = jumlah varian butir b 2 = Varians total (Suharsimi Arikunto 2002:171) tHasil perhitungan reliabilitas (r11) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai r taraf signifikan 5%.3. Metode Analisis Data A. Analisis Deskriptif Prosentasetabel

dengan N (jumlah responden) dan

Analisis

ini

digunakan

untuk

mengetahui

gambaran

responden tentang minat berwirausaha. Berdasarkan skor-skor angket yang diperoleh, selanjutnya dijadikan dalam bentuk persentase skor yaitu jumlah skor berbanding skor ideal. Hasil persentase tersebut dikonsultasikan dengan kriteria yang ditentukan sebagai berikut : % maksimal % minimal = (4/4) x 100% = (3/4) x 100%

32

Rentang

= % maksimal - % minimal = 100% - 25% = 75%

Panjang interval

= rentang : banyak kelas interval = 75% : 4 = 18,75

Tabel 3. Kriteria Minat Berwirausaha Interval % 25.00 43.75 43.76 62.50 62.51 81.25 81.26 100.00 Kriteria minat berwirausaha Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat tinggi

( Maman Rachman. 1996 : 30 )

B. Kriteria Prestasi Praktik Kerja Industri

Tabel 4. Kriteria Prestasi Praktik Kerja Industri Interval9 < N < 10 7 r tabel. Dari 30 soal yang di ujicobakan ternyata ada 26 soal yang valid dan semua digunakan dalam penelitian.soal yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 ,11, 12,13,14 ,15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30. Hasil

35 35

36

pengujian validitas secara lengkap dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3 dan lampiran 4 halaman 64-66.b. Hasil Perhitungan Reliabilitas

Analisis perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha menghasilkan rhitung

sebesar

0,895.

hasil

tersebut

dikonsultasikan dengan r ternyata rhitung

tabel

yang besarnya 0,423. dari hasil tersebuttabel

lebih besar dari r

sehingga dapat dikatakan bahwa

instrumen tersebut reliabel atau dapat dipercaya sebagai pengambilan data dalam penelitian. Hasil pengujian reliabilitas dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 67-68.3. Hasil Penelitian a. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Minat Berwirausaha

Gambaran tentang minat berwirausaha siswa SMK Yapin Bekasi berdasarkan hasil analisis deskriptif dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Gambaran tentang Minat Berwirausaha No Interval 1 81,26 100,00 2 62,51 81,25 3 43,76 62,50 4 25,00 43,75 Jumlah Kriteria Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Rendah (R) Sangat Rendah (SR) Frekuensi Persentase 20 36 31 56 4 7 0 0 55 100

Terlihat pada tabel 5, sebanyak 56% siswa memiliki minat berwirausaha tinggi dan 36% memiliki minat yang sangat tinggi, meskipun masih ada 8% yang memiliki minat rendah untuk

37

berwirausaha. Lebih jelasnya dapat dilihat dari pie chart sebagai berikut.Minat Berwirausaha Siswa Kelas II SMK Yapin Bekasi

Tinggi 57%

Sangat tinggi 36%

Rendah 7%

Gambar 1. Minat Berwirausaha Siswa Kelas II SMK Yapin Bekasi Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa minat berwirasuaha siswa tergolong tinggi dalam arti memiliki kondisi psikis yang baik, kondisi fisik dan kondisi lingkungan yang mendukung untuk berwirausaha. Secara Psikis menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa senang dan berkeinginan berwirausaha serta meningkatkan keterampilan dan berani mengambil resiko. Secara fisik dilihat dari tingginya siswa dalam menjaga kesehatan serta ditunjang oleh kondisi keluarga, sekolah serta lingkangan masyakat.

38

1) Kondisi Psikis

Minat berwirausaha yang tinggi dapat dilihat dari kondisi psikis yang baik dalam arti memiliki kesenangan terhadap wirausaha, berkeinginan untuk berwirausaha, memiliki keberanian mengambil resiko serta berusaha meningkatkan keterampilan.a. Tingkat Kesenangan terhadap Wirausaha

Tingkat kesenangan siswa terhadap wirausaha tergolong tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Gambaran tentang Tingkat Kesenangan Berwirausaha No Interval Kriteria Frekuensi Persentase 1 81,26 100,00 Sangat Tinggi (ST) 17 31 2 62,51 81,25 Tinggi (T) 35 57 3 43,76 62,50 Rendah (R) 3 5 4 25,00 43,75 Sangat Rendah (SR 0 0 Jumlah 55 100 Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tingkat kesenangan berwirausaha seperti pada gambar 2 berikut :

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

57 31 5 Sangat Tinggi 0

Tingkat Kesenangan Berwirausaha

Tinggi Rendah Sangat Rendah

Gambar 2. Diagram batang tentang Tingkat Kesenangan Berwirausaha

39

Berdasarkan gambar di atas, sebanyak 57% siswa memiliki tingkat kesenangan yang tinggi dalam dunia wirausaha setelah melaksanakan praktik industri, bahkan 31% memiliki tingkat kesenangan yang sangat tinggi, hanya 5% saja yang kurang senang. SMK merupakan sekolah yang dipilih untuk mencetak tenaga ahli menengah yang siap pakai baik untuk bekerja atau berwirausaha sesuai dengan keahlian yang dipilihnya.b. Keinginan untuk Berwirausaha

Keinginan siswa untuk berwirasuaha tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari analisis deskriptif pada tabel 7. Tabel 7. Gambaran tentang Keinginan untuk Berwirausaha No Interval 1 81,26 100,00 2 62,51 81,25 3 43,76 62,50 4 25,00 43,75 Jumlah Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 30 21 4 0 55 Persentase 55 38 7 0 100

Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang keinginan untuk berwirausaha seperti pada gambar 3 berikut :

40

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

55 38

Keinginan untuk Berwirausaha

7 Sangat Tinggi Tinggi Rendah

0 Sangat Rendah

Gambar 3. Diagram Batang tentang Keinginan untuk Berwirausaha Terlihat dari gambar 3 di atas, sebanyak 30 siswa (55%) memiliki keinginan yang sangat tinggi dan 21 siswa (38%) memiliki keingian yang tinggi untuk berwirausaha. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki keinginan untuk berwirausaha agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka lebih banyak menganggap bahwa dengan berwirausaha lebih menjanjikan

keuntungan besar. Dengan berbekal ketekunan dan keuletan mereka merasa yakin dapat berwirausaha. Mereka berniat berwirausaha setelah lulus sekolah nantinya dan setelah praktik industri berwirausaha akan membuat barang yang lebih berguna.c. Meningkatkan Keterampilan

mereka ingin

Untuk

merealisasikan

keinginan

menjadi

wirausahawan

tersebut, sebagian besar siswa memiliki usaha yang tinggi dengan cara

41

meningkatkan keterampilan sebagai bekal nantinya. Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif berikut. Tabel 8. Gambaran tentang Usaha Siswa Meningkatkan Keterampilan No Interval Kriteria Frekuensi Persentase 1 81,26 100,00 Sangat Tinggi 29 53 2 62,51 81,25 Tinggi 20 36 3 43,76 62,50 Rendah 6 11 4 25,00 43,75 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 55 100 Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang keinginan untuk berwirausaha seperti pada gambar 4 berikut :

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

53 36 11 0 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Usaha Siswa Meningkatkan Keterampilan

Gambar 4. Diagram Batang tentang Usaha Meningkatkan Keterampilan Terlihat pada gambar 4, sebanyak 53% siswa memiliki usaha yang sangat tinggi untuk meningkatkan keterampilan dan 36% siswa memiliki usaha tinggi untuk meningkatkan keterampilan, meskipun masih ada 11% yang kurang berusaha untuk meningkatkan keterampilan guna mendukung wirausaha nantinya. Sebagian besar

42

siswa menganggap sangat perlu mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan kreativitas mengingat kesempatan memperoleh

pekerjaan sekarang sangat sulit. Dengan memiliki keterampilan yang cukup mereka merasa yakin dapat sebagai modal berwirausaha. Untuk meningkatkan keterampilan di samping dari mata pelajaran praktik otomotif, mereka memandang sangat perlu mengikuti kursus otomotif. Untuk mendukung pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, maka mereka bersuaha mengikuti perkembangan dunia otomotif. Hal ini ditunjukkan dari kebiasaan membaca artikel yang berhubungan dengan bidang otomotif. Mereka juga mengetahui tentang suka dukanya seseorang yang berwirausaha.d. Keberanian Mengambil Resiko

Keberanian mengambil resiko merupakan salah satu modal yang harus dimiliki sebagai seorang wirausaha. Berkaitan dengan hal tersebut sebagian besar siswa telah memiliki keberanian yang tinggi dalam mengambil resiko. Hal ini dapat dilihat dari analisis deskriptif pada tabel berikut. Tabel 9. Gambaran tentang Keberanian Mengambil Resiko No 1 2 3 4 Interval 81,26 100,00 62,51 81,25 43,76 62,50 25,00 43,75 Jumlah Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi Persentase 25 45 20 36 9 16 1 2 55 100

43

Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang keberanian mengambil resiko seperti pada gambar 5 berikut :100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

45 36 16 2 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Keberanian Mengambil Resiko

Gambar 5. Diagram Batang tentang Keberanian Mengambil Resiko Terlihat dari gambar 5, sebanyak 45% siswa memiliki keberanian yang sangat tinggi dalam mengambil resiko dan 36% tergolong tinggi, meskipun masih ada 16% yang belum memiliki keberanian dalam mengambil resiko. Dari data ini menunjukkan bahwa mereka memiliki tekad yang sangat tinggi untuk berwirausaha dan siap menanggung resiko karena itu merupakan pilihannya. Resiko apapun yang terjadai dalam berwirausaha sangat diperhatikan walaupun nilainya kecil.2) Kondisi Fisik

Kondisi fisik yang sehat, bugar menjadi faktor penting untuk merealisasikan usahanya menjadi wirausaha. Ketika belajar di sekolah maka kondisi fisik yang sehat merupakan hal yang penting agar dapat

44

mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Berdasarkan data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki usaha yang sangat tinggi untuk menjaga kondisi fisiknya dengan selalu berolahraga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Gambaran tentang usaha siswa menjaga kondisi fisik No Interval Kriteria Frekuensi Persentase 1 81,26 100,00 Sangat Tinggi 11 20 2 62,51 81,25 Tinggi 16 29 3 43,76 62,50 Rendah 11 20 4 25,00 43,75 Sangat Rendah 17 31 Jumlah 55 100 Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang usaha siswa menjaga kondisi fisik seperti pada gambar 6 berikut :

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

usaha siswa menjaga kondisi fisik 29 20 20 31

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat Rendah

Gambar 6. Diagram batang tentang usaha siswa menjaga kondisi fisik Terlihat dari gambar 6, sebanyak 20% siswa memiliki usaha yang sangat tinggi dan 29% memiliki usaha yang tinggi untuk menjaga kondisi fisiknya, meskipun masih ada 20% yang kurang berusaha

45

menjaga kondisi fisiknya dengan olahraga serta 31% siswa tergolong rendah. Mereka merasa perlu bahwa untuk menjaga kesehatan perlu olahraga dan untuk menjaga kebugaran tubuh maka perlu olahraga minimal 3 kali seminggu.3) Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat juga mendukung tumbuhnya minat berwirausaha siswa.a. Lingkungan Keluarga

Dukungan keluarga terhadap siswa untuk berwirausaha tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari analisis deskriptif berikut. Tabel 11. Gambaran tentang Dorongan Keluarga terhadap Siswa No 1 2 3 4 Interval 81,26 100,00 62,51 81,25 43,76 62,50 25,00 43,75 Jumlah Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi Persentase 17 31 23 42 12 22 3 5 55 100

Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang dorongan keluarga terhadap siswa seperti pada gambar 7 berikut :

46

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

42 31 22 5 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Dorongan Keluarga terhadap Siswa

Gambar 7. Diagram batang tentang dorongan keluarga terhadap siswa Tampak pada gambar 7, sebanyak 42% siswa merasa

mendapat dorongan yang tinggi dan 31% merasa mendapat dorongan yang sangat tinggi dari keluarganya untuk berwirausaha, namun demikian masih ada 22% yang kurang mendapat doroangan dari keluarga. Sebagian besar siswa mendapat dorongan dari orang tua maupun saudaranya untuk memiliki sekolah di SMK. Orang tua mereka sangat peduli terhadap studinya dan selalu menanyakan tentang cita-cita yang akan diraihnya. Sebagian besar keluarga siswa sangat mendukung jika ada keinginan untuk berwirausaha setelah lulus nantinya.b. Lingkungan Sekolah

Dukungan dari sekolah terhadap siswa untuk mewujudkan keinginan dalam berwirausaha tergolong tinggi. Dukungan yang diberikan berupa pengetahuan dan keterampilan dalam bidang otomotif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

47

Tabel 12. Gambaran tentang Dorongan Sekolah terhadap Siswa No 1 2 3 4 Interval 81,26 100,00 62,51 81,25 43,76 62,50 25,00 43,75 Jumlah Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi Persentase 27 49 15 27 11 20 2 4 55 100

Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang dorongan sekolah terhadap siswa seperti pada gambar 8 berikut :

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

49 27

Dorongan Sekolah terhadap Siswa 20 4

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat Rendah

Gambar 8. Diagram batang tentang dorongan sekolah terhadap siswa Terlihat dari gambar 8, sebanyak 49% siswa merasa mendapat dorongan yang sangat tinggi dari sekolah untuk mewujudkan citacitanya menjadi wirausaha dan 27% siswa merasa mendapat dukungan yang tinggi, namun demikian masih ada 20% yang merasa kurang mendapat dukungan secara baik. Sebagian besar siswa merasa yakin dengan berbekal mata pelajaran praktik yang didapat di sekolah dapat mendukung keberhasilan di masa depannya. Bagi mereka mata

48

pelajaran baik teori maupun praktik memberikan bekal kemampuan dan keterampilan baginya untuk berwirausaha dan mereka memiliki keinginan untuk memanfaatkan keterampilan yang diperoleh di sekolah untuk berwirausaha.c. Lingkungan Masyarakat

Dukungan dari masyarakat seperti dunia indutri terhadap siswa untuk mewujudkan keinginan dalam berwirausaha tergolong tinggi. Dukungan yang diberikan berupa kesempatan mengikuti praktik kerja industri. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Gambaran tentang Dukungan Masyarakat terhadap Siswa No 1 2 3 4 Interval Kriteria Frekuensi Persentase 81,26 100,00 Sangat Tinggi 21 38 62,51 81,25 Tinggi 26 47 43,76 62,50 Rendah 5 9 25,00 43,75 Sangat Rendah 3 5 Jumlah 55 100 Dari tabel tersebut, maka didapat gambar tentang dukungan

masyarakat terhadap siswa seperti pada gambar berikut :100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

47 38

Dukungan Masyarakat terhadap Siswa

9 Sangat Tinggi Tinggi Rendah

5 Sangat Rendah

Gambar 9. Diagram batang tentang dukungan masyarakat terhadap siswa

49

Terlihat dari gambar 9 di atas, sebanyak 47% siswa merasa mendapat dukungan yang tinggi dari masyarakat bahkan 38% siswa merasa mendapat dukungan sangat tinggi. Mereka memiliki keinginan untuk berwirausaha setelah melihat dunia usaha di sekitar tempat tinggal yang berhasil. Mereka memiliki keinginan untuk berwirausaha karena lingkungan tempat tinggal mereka sangat mendukung untuk berkreasi dan mereka yakin dan mampu jika harus bersaing dengan usaha lain yang makin menjamur di sekitarnya.b. Prestasi Praktik Kerja Industri

Rata-rata prestasi praktik kerja industri pada siswa kelas II SMK Yapin Bekasi mencapai 7,7 dalam kategori baik. Dari 55 siswa yang diteliti, seluruhnya mendapat prestasi praktik kerja industri dengan nilai antara 7-9 dalam kategori lulus baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Gambaran tentang Prestasi Praktik Kerja Industri Interval 9 < N < 10 7