260110140044_Nita sari_Tegangan Permukaan.pdf

download 260110140044_Nita sari_Tegangan Permukaan.pdf

of 16

Transcript of 260110140044_Nita sari_Tegangan Permukaan.pdf

  • LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

    TEGANGAN PERMUKAAN

    NAMA : NITA SARI

    NPM : 260110140044

    HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SELASA , 21 APRIL 2015

    ASISTEN : 1. IMAM HAFIZ RAHAYUDA

    2. KHOIRUNNISA ALFITRIA

    LABORATORIUM FARMASI FISIKA II

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2015

  • ABSTRAK

    Tegangan permukaan adalah gaya yang diperlukan untuk menarik atau

    memperluas permukaan sebesar satu satuan luas. Tegangan permukaan terjadi

    karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya

    tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara

    molekul air. Apabila dua cairan bercampur dengan sempurna, tegangan

    permukaan tidak akan terjadi. Surfaktan adalah zat yang dapat menurunkan

    tegangan pemukaan, sehingga penambahan surfaktan pada suatu zat dapat

    menurunkan tegangan permukaannya. Pada percobaan dilakukan uji tegangan

    permukaan dengan sampel olive oil dan penambahan surfkatan dengan berbagai

    variasi volume. Surfaktan yang digunakan adalah tween 80 . Dari percobaan dapat

    disimpulkan bahwa alat penentu tegangan permukaan dapat ditentukan dengan

    mengkalibrasi dengan menentukan titik nolnya, tegangan permukaan dapat

    ditentukan dengan metode lempengan wilhelmy, tegangan permukaan dapat

    ditentukan dengan menggunakan perbandingan antara gaya dengan dua kali luas

    pelat kaca. Penambahan surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan.

    Kata kunci : Tegangan permukaan, kohesi, metode lempengan wilhelmy,

    surfaktan,

  • ABSTRACT

    Surface tension is the force required to pull or expand the surface by one

    unit area. Surface tension occurs because the surface of the liquid tends to stiffen,

    so the surface looks like a thin membrane. This is influenced by the force of

    cohesive force between water molecules. If the two liquids mix perfectly, surface

    tension will not occur. Surfactants are substances that can lower the surface

    tension, so that the addition of surfactant to a substance can reduce the surface

    tension. In experiments conducted by the surface tension of the test sample olive

    oil and the addition of surfactant to the volume variations. The surfactant used is

    tween 80. From the experiments it can be concluded that the decisive tool surface

    tension can be determined by calibrating to determine the null point, the surface

    tension can be determined by the Wilhelmy plate method, the surface tension can

    be determined by using a comparison between the styles with twice the size of the

    glass plates. The addition of surfactant can lower the surface tension.

    Keywords: surface tension, cohesive force, Wilhelmy plate method, surfactants.

  • TEGANGAN PERMUKAAN

    I. TUJUAN

    1. Mengkalibrasi alat penentu tegangan permukaan

    2. Menentukan tegangan permukaan

    3. Menghitung tegangan permukaan dengan menggunakan alat

    tegangan permukaan.

    II. PRINSIP

    1. Tegangan Permukaan

    Tegangan permukaan adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk

    menarik atau memperluas permukaan sebesar satu satuan luas

    (Chang,2005).

    Rumus tegangan permukaan:

    =

    keterangan : = tegangan permukaan ( N/m atau dyne/cm)

    d = panjang permukaan ( m atau cm)

    ( Kamajaya,2007).

    2. Adhesi dan Kohesi

    Adhesi didefinisikan sebagai sebagai gaya tarik menarik antar

    partikel yang berbeda jenis. Kohesi didefinisikan sebagai gaya

    tarik menarik antar partikel sejenis (Febriyani,2014).

    3. Konsentrasi Misel Kritis

    Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak

    ada tetesan lemak. Misel hanya terbentuk diatas konsentrasi misel

    kritis (CMC) dan di atas temperatur kraft (Atkins, 1997).

    III. REAKSI

    -

  • IV. TEORI DASAR

    Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang

    terdapat pada antar muka dua fase cair yang tidak tercampur dan selalu

    lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adesif antara dua

    fase cair yang membentuk suatu antar muka adalah lebih besar

    daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama sama

    (Martin, 2008).

    Gaya tarik molekul molekul dalam cairan sama ke segala

    arah. Tetapi molekul molekul pada permukaan lebih menarik ke dalam

    cairan. Hal ini dikarenakan jumlah molekul molekul dalam fase uap

    lebih kecil daripada fase cair yang ada gelembung gas berbentuk bulat

    yang menyebabkan memiliki luas permukaan terkecil (Sukardjo,

    2002).

    Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam

    cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan

    di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan

    lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya,

    maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada

    di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di

    permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan

    bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang

    berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah,

    maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas

    permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang

    menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh

    selaput elastis yang tipis (Anief, 1993).

  • Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya per satuan

    panjang yang harus sejajar pada permukaan untuk mengimbangi

    tarikan ke dalam . Tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm ,

    dalam sistem cgs

    ( Martin,1990).

    Tegangan antar muka adalah gaya per satuan panjang yang

    terjadi pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur.

    Seperti tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar

    muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adesi antara

    dua fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adesi

    antara fase cair dan fase gas yang membentuk antar muka. Dengan

    demikian, jika dua macam zat cair dapat campur sempurna, maka tidak

    akan ada tegangan antar muka diantara mereka( Moechtar,1990).

    Bila dua cairan bercampur dengan sempurna tidak ada

    tegangan antar muka yang terjadi (Atkins, 1999).

    Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair

    cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti

    selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara

    molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya

    kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-

    adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering

    digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa

    kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler

    adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat

    cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya

    tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-

    menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi) (Ansel, 1985) .

    Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu

    antarmuka gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai dalam

    penentuan tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu

  • bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka

    pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting.

    Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat

    antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan

    permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan

    dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar

    bergerak diletakkan (Martin, 1990).

    Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai

    gugus polar dan non polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan

    dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka molekul-molekul

    surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan

    monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini

    mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi

    yang lebih tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air

    membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat

    misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada

    saat KMK ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak

    lagi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi misel kritik suatu

    surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan permukaan

    (Kosman, 2006).

    Pengukuran tegangan permukaan dan tegangan antar muka

    ada beberapa metode (cara) yang ada untuk mendapatkan tegangan

    permukaan dan antar muka yaitu metode kenaikan dan Du Noy Ring

    ( Ginting, 2002).

  • V. ALAT DAN BAHAN

    5.1 Alat 5.2 Bahan

    a. alat pengukur tegangan a. Minyak jarak

    permukaan ( oleum ricini)

    b. cawan petri b. Minyak wijen

    ( oleum sesami)

    c. gelas beaker c. Natrium lauril sulfat

    d. oleum olivarum ( olive oil)

    e. tween 80

    VI. PROSEDUR

    Percobaan dimulai dengan mengkalibrasi alat penentu tegangan

    permukaan . Titik nol ditentukan untuk mengkalibrasi alat penentu

    tegangan permukaan.

    Penentuan tegangan permukaan. Zat cair uji dituangkan ke wadah

    yang cocok ( cawan petri atau beaker glass). Bagian kaca dicelupkan

    tepat pada permukaan cairan. Beban diberikan hingga kawat atau pelat

    kaca lepas dari permukaan.

    Perhitungan tegangan permukaan. Tegangan permukaan dapat

    dihitung dengan kawat menggunakan rumus =

    . Atau dengan pelat

    kaca dengan rumus =

    .

  • VII. HASIL PENGAMATAN

    a. Tabel pengamatan

    Panjang kaca = 4,16 cm

    Tebal kaca = 0,50 cm

    NO Bahan Uji Surfaktan (ml) Bobot Beban ( mg) Rata Rata ( g) ( dyne/cm)

    1 20 ml 0 ml 4 mg

    0,0048 g 0,505 2 20 ml 0 ml 5,3 mg

    3. 20 ml 0 ml 5,1 mg

    1. 19,9 ml 0,1 ml 4,5 mg

    0,0047 g 0,494 2. 19,9 ml 0,1 ml 5 mg

    3. 19,9 ml 0,1 ml 4,6 mg

    1. 19,7 ml 0,3 ml 4,9 mg

    0,0043 g 0,452 2. 19,7 ml 0,3 ml 4 mg

    3. 19,7 ml 0,3 ml 4 mg

    1. 19,5 ml 0,5 ml 4,3 mg

    0,0039 g 0,410 2. 19,5 ml 0,5 ml 3,9 mg

    3. 19,5 ml 0,5 ml 3,6 mg

    1. 19,2 ml 0,8 ml 4 mg

    0,0041 g 0,431 2. 19,2 ml 0,8 ml 3,9 mg

    3. 19,2 ml 0,8 ml 4,5 mg

    1. 19 ml 1 ml 4,2 mg

    0,0043 g 0,452 2. 19 ml 1 ml 4,3 mg

    3. 19 ml 1 ml 4,5 mg

  • b. Perhitungan

    =

    1. =

    = 0,505 dyne/cm

    2. =

    = 0,494 dyne/cm

    3. =

    = 0,452 dyne/cm

    4. =

    = 0,410 dyne/cm

    5. =

    = 0,431 dyne/cm

    6. =

    = 0,452 dyne/cm

    c. Grafik

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0 0,1 0,3 0,5 0,8 1te

    gan

    gan

    pe

    rmu

    kaan

    (dyn

    e/c

    m)

    volume surfaktan (ml)

    GRAFIK TEGANGAN PERMUKAAN DENGAN

    VOLUME SURFAKTAN

  • VIII. PEMBAHASAN

    Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan tegangan permukaan

    dengan menggunakan metode wilhelmy. Metode ini menggunakan

    pelat kaca untuk menentukan tegangan permukaannya. Percobaan

    dilakukan untuk menentukan tegangan permukaan pada sampel olive

    oil. Sampel juga ditambahkan surfaktan dengan berbagai variasi

    volume surfaktan. Surfaktan yang digunakan adalah tween 80.

    Alat penentu tegangan permukaan sebelumnya dilakukan kalibrasi

    dengan menentukan titk nol dari alat penentu tegangan permukaan.

    Kalibrasi ini bertujuan agar alat yang digunakan benar benar telah

    akurat telah menunjukkan titik nol sehingga mempermudah dalam

    pengamatan.

    Percobaan tegangan permukaan menggunakan sampel olive oil.

    Selain olive oil juga dapat menggunakan oleum ricini,oleum

    sesami,parafin cair. Dan surfaktan yang digunakan adalah tween 80.

    Surfaktan adalah zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan.

    Selain tween 80 juga terdapat surfaktan lain yaitu natrium lauril sulfat.

    Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan

    ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan

    menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-

    ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat

    membentuk misel (micelles), suatu molekul sabun mengandung suatu

    rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari

    molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar,

    sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena

    adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan

    tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan

    tersuspensi di dalam air.

  • Cara kerja dari surfaktan sangatlah unik karena bagian yang

    hidrofilik akan masukkedalam larutan yang polar dan bagian yang

    hidrofilik akan masuk kedalam bagian yang non polar sehingga

    surfaktan dapat menggabungkan (walaupun sebenarnya tidak bergabun

    g )kedua senyawa yang seharusnya tidak dapat bergabung tersebut.

    Namun semua tergantung pada komposisi dari komposisi surfaktan

    tersebut. Jika bagian hidrofilik lebih dominandari hidrofobik maka ia

    akan melarut kedalam air, sedangkan jika ia lebih banyak

    bagianhidrofobiknya maka ia akan melarutdalam lemak dan keduanya

    tidak dapat berfungsi sebagaisurfaktan.Bagian liofilik molekul

    surfaktan adalah bagian nonpolar, biasanya terdiri

    dari persenyawaanhidrokarbon aromatik atau kombinasinya, baik jenu

    h maupun tidak jenuh.Bagian hidrofilik merupakan bagian polar

    dari molekul, seperti gugusan sulfonat, karboksilat,ammonium

    kuartener, hidroksil, amina bebas, eter, ester, amida. Biasanya,

    perbandingan bagian hidrofilik dan liofilik dapat diberi angka yang di

    sebut keseimbangan Hidrofilik dan Liofilik yang disingkat KHL, dari

    surfaktan.

    Dari data pengamatan diketahui bahwa 20 ml olive oil tanpa

    penambahan surfaktan memiliki tegangan permukaan sebesar 0,505

    dyne/cm. Penambahan surfaktan sebanyak 0,1 ml dalam olive oil

    sebanyak 19,9 ml memiliki tegangan permukaan sebesar 0,494

    dyne/cm. Penambahan surfaktan pertama ini menyebabkan penurunan

    tegangan permukaan. Penambahan surfaktan sebanyak 0,3 ml dalam

    olive oil 19,7 ml memiliki tegangan permukaan sebesar 0,452

    dyne/cm. Dari data ini juga tegangan permukaan mengalami

    penurunan dari penambahan surfaktan yang pertama. Penambahan

    surfaktan sebanyak 0,5 ml dalam olive oil sebanyak 19,5 ml memiliki

    tegangan permukaan sebesar 0,410 dyne/cm. Dari data tersebut

    tegangan permukaan mengalami penurunan dari semula dan bila

  • dibandingkan dengan penambahan surfaktan yang kedua. Penambahan

    surfaktan sebanyak 0,8 ml dalam olive oil sebanyak 19,2 ml memiliki

    tegangan permukaan sebesar 0,431dyne/cm. Dari data tersebut

    tegangan permukaan mengalami kenaikkan bila dibandingkan dengan

    penambahan surfaktan sebelumnya. Penambahan surfaktan sebanyak 1

    ml dalam 19 ml olive oil memiliki tegangan permukaan sebanyak

    0,452 dyne/cm. Dari data tersebut tegangan mengalami kenaikkan bila

    dibandingkan dengan penambahan surfaktan sebelumnya.

    Dari data pengamatan, dihasilkan grafik tegangan permukaan

    dengan volume surfaktan seperti pada data pengamatan. Grafik yang

    dihasilkan seharusnya menurun seiring dengan penambahan surfaktan.

    Grafik yang menurun seharusnya dihasilkan karena tegangan

    permukaan akan menurun ketika dilakukan penambahan pada volume

    surfaktan. Namun dalam percobaan terdapat sampel yang justru

    meningkat tegangan permukaanya. Hal ini dapat dikarenakan

    penambahan surfaktan yang kurang tepat seperti data yang seharusnya.

    Misalkan saja pada data ke lima yang seharusnya penambahan

    surfaktan 0,5 ml namun tegangan permukaan justru naik dibanding

    penambahan surfaktan sebelumnya. Hal ini dikarenakan volume

    surfaktan tersebut tidak tepat 0,5 ml atau kurang dari 0,3 ml sehingga

    tegangan permukaan mengalami kenaikkan dibanding sebelumnya.

    Volume yang hilang ini terjadi karena surfaktan masih tersisa pada

    gelas ukur sehingga volumenya berkurang.

    Variasi volume surfaktan pada percobaan bertujuan untuk

    mengetahui jumlah volume maksimal surfaktan yang diberikan

    sehingga dapat memepengaruhi tegangan permukaan. Dengan kata lain

    untuk mengetahui pada volume berapakah ketika terbentuk kmk atau

    konsentrasi mise kritis dimana penambahan surfaktan sebanyak

    apapun tidak akan memberikan pengaruh pada tegangan permukaan.

  • Pada suatu permukaan cairan, untuk menambah luas permukaan

    caira, diperlukan kerja untuk membawa molekul molekul bagian dalam

    dan melawan gay tariknya. Semakin besar luas permukaannya maka

    semakin besar pula energi permukaan .

    Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dalam

    mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada

    sediaan obat, penetrasi molekul melalui membrane

    biologis, pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel

    tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan

    suspensi. Tegangan muka ini dalam farmasi adalah faktor yang

    mempengaruhi adsorbsi obat dalam bentuk sediaan padat, penetrasi

    molekul melalui membrane biologi, penting pada sediaan emulsi dan

    stabilitasnya.

    IX. SIMPULAN

    1. Alat penentu tegangan permukaan dapat ditentukan dengan

    menentukan titik nolnya.

    2. Tegangan permukaan dapat ditentukan dengan metode lempengan

    Wilhelmy

    3. Tegangan permukaan dapat dihitung dengan rumus =

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anief, Moh.1993. Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta :UGM Press.

    Ansel, Howard C. 1985 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.

    Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga.

    Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

    Febriyani, Eka. 2014. Adhesi Kohesi. Avaible online at

    http://www.informasipendidikan.com/2014/12/kohesi-dan-adhesi.html?m=1

    [ 18 April 2015].

    Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga.

    Ginting, H dan Metti H. 2002. Tegangan Permukaan Cairan dengan Metode

    Dropout dan Metode Buble. Avaible online at

    http://library.usu.ac.id/download/ft/kimia-Hendia.3.pdf [ 19 April 2015].

  • Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Jakarta : Grafindo.

    Kosman, R. dkk. 2006. Bahan Ajar Farmasi Fisika . Makassar : Universitas

    Muslim Indonesia.

    Martin, A.S. dan Arthur C . 1990. Farmasi Fisik . Jakarta : UI Press.

    Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.

    Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta.