2468-8146-1-PB.docx
-
Upload
adi-wibowo -
Category
Documents
-
view
13 -
download
2
description
Transcript of 2468-8146-1-PB.docx
Pengaruh Susu Kedelai sebagai Pengganti Susu Skim Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Sosis Ayam.
Badriyah1), Y S.K.Dewi2) dan R.B,Lestari 3)
Mahasiswa 1) Dosen Pembimbing Pertama 2) Dosen Pembimbing Kedua 3)
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan volume susu kedelai terbaik sebagai pengganti susu skim dalam pembuatan sosis ayam berdasarkan sifat fisikokimia dan sensori. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari satu faktor perlakuan yaitu pengaruh penggunaan susu kedelai sebagai pengganti susu skim sebanyak enam taraf perbandingan susu kedelai : susu skim yaitu0,00ml : 157,50 g, 31,50 ml : 94,50 g , 63,00 ml : 63 g , 94,50 ml : 31,50 , 126,00 ml : 0 g dan 157,50ml : 0 g diulang sebanyak lima kali. Variabel pengamatan meliputi kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat dan uji sensori, jika perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNJ 5 %. Uji sensori menggunakan metode Kruskal-Wallis selanjutnya untuk mendapatkan perlakuan terbaik dilakukan uji indeks efektifitas. Hasil penelitian pembuatan sosis ayam dengan menggunakana susu kedelai sebagai pengganti susu skim menghasilkan formulasi terbaik dengan perlakuan volume 126. Sosis ayam yang dihasilkan memiliki karakter fisikokima : kadar air 30,60 %, kadar lemak 22,34%, protein 11,32%, kadar abu 3,48%, serat kasar 17,36 %, karbohidrat 24,36 % dan karakter sensori adalah kekenyalan 4,12 (sangat kenyal),warna 2,48 (krem), rasa 4,28 (enak), dan kesukaan 4,28 (sangat suka).
Kata kunci:susu kedelai, susu skim, sosis ayam
ABSTRACT
The study's goal is to get the best soy milk volume instead of skim milk in the manufacture of chicken sausages by the physicochemical properties and sensory. The research method used completely randomized design consisting of a single treatment factors that influence the use of soy milk instead of skim milk as much as six standard comparison soy milk: skim milk is 0.00 ml: 157.50 g, 31.50 ml: 94.50 g , 63.00 ml: 63 g, 94.50 ml: 31.50, 126.00 ml: 0 g and 157.50 ml: 0 g repeated five times. Observation variables include moisture content, fat content, protein content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and sensory testing, if significant treatment followed by 5% HSD test. Sensory test using Kruskal-Wallis method further to get the best treatment tested the effectiveness indices. The results using current manufacturing chicken sausage with soy milk instead of skim milk yield formulations with the treatment volume 126. The resulting chicken sausage character fisikokima: 30.60% moisture content, fat content of 22.34%, 11.32% protein, 3.48% ash, 17.36% crude fiber, 24.36% carbohydrate and sensory character elasticity is 4.12 (very chewy), 2.48 color (beige), flavor 4.28 (yummy), and liking 4.28 (really like).
Keywords: soy milk, skim milk, chicken sausage
1
2
PENDAHULUAN
Pesatnya peredaran sosis sebagai salah satu makanan yang cukup digemari
masyarakat, memancing para pelaku usaha untuk lebih banyak memproduksi sosis
dengan berbagai macam keanekaragaman bahan tambahan yang digunakan agar
menghasilkan sosis dengan kualitas tinggi. Semakin tinggi peminat makanan ini
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia menyukai makanan yang instan dan
memiliki rasa yang lezat. Sosis mudah didapat serta harganya relatif terjangkau
dari berbagai golongan masyarakat.
Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin calsus yang berarti digarami.
Secara harfiah, sosis diartikan daging yang diolah melalui proses penggaraman.
Definisi lainnya adalah daging giling yang dicampur dengan bumbu dan
dimasukkan ke dalam selongsong sebagai wadahnya (Dewi dkk., 2007). Sosis
pertama kali diperkenalkan sebagai suatu jenis makanan yang berbentuk silindris
atau bulat panjang, sebagai hasil pengolahan daging cincang yang dibumbui, dan
kemudian di masukkan kedalam wadah yang dibuat dari usus sapi, usus kambing
atau bahan lain yang dapat dimakan, sehingga berbentuk silindris atau bulat
panjang. Sosis merupakan salah satu produk makanan yang dapat digunakan
sebagai sumber protein hewani (Dewi dkk., 2007).
Sosis yang berkualitas baik, di perlukan bahan-bahan yang berkualitas
baik. Karakteristik sosis yang baik adalah teksturnya kenyal, tidak mengandung
bahan pengawet, bebas dari bahan kimia berbahaya dan tidak mengandung
pewarna buatan yang dapat membahayakan jika dikonsumsi (Anonim, 2009).
Bahan utama sosis yakni daging, hampir semua jenis daging dapat digunakan.
Bahan penunjangnya terdiri dari tepung terigu, maizena, tapioka, kentang, ubi,
dan susu skim (Santoso, 2005).
Susu skim sebagai salah satu bahan pengikat dalam pembuatan sosis,
peredarannya di Kalimantan Barat tergolong sedikit, sehingga sulit untuk
memperolehnya. Upaya menghasilkan produk olahan yang kualitasnya diharapkan
sama dengan produk olahan berbahan susu skim sangat diperlukan sehingga
ketersediaan susu tersebut dapat teratasai. Penggunaan susu kedelai sebagai
pengganti dari susu skim merupakan alternatif pengganti susu skim dalam
3
pembuatan sosis ayam. Susu kedelai dipilih karena memiliki kandungan gizi yang
hampir sama dengan susu skim, selain itu peredaran susu kedelai di Kalimantan
Barat sangat banyak, sehingga mudah didapat dan harganya relatif murah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan volume susu kedelai terbaik
sebagai pengganti susu skim dalam pembuatan sosis berdasarkan sifat fisikokimia
dan sensori.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakasanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura selama 6 bulan. Bahansosis ayam
yang digunakan dalam penelitian ini susu kedelai, susu skim, tepung terigu,
daging dada ayam, air es 200 ml, batu es 4 g, stpp, bawang putih, merica bubuk,
pala dan jahe. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini meliputi; HCl,
H2SO4, NaOH, asam boraks, katalis, aquades, aseton, dan alkohol 95%. Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, talenan, blender, penyaring,
oven pengering, sendok pengaduk, plastik es lilin, lemari pendingin, loyang,
penjepit, gelas ukur, erlenmeyer, timbangan analitik, alat tulis menulis, alat
dokumentasi, peralatan uji sensori, desikator, oven, botol timbang, labu ukur.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap yang terdiri
dari 1 faktor perlakuan yaitu perlakuan volume susu kedelai terhadap sosis ayam
yang terdiri dari 6 perlakuan dan 5 ulangan yaitu:
r0= 0,00 ml susu kedelai : 126,00 g susu skim
r1= 31,5 ml susu kedelai : 94,50g susu skim
r2= 63 ml susu kedelai : 63,00g susu skim
r3= 94,5 ml susu kedelai : 31,50 g susu skim
r4 = 126 ml susu kedelai : 0 ,00 g susu skim
r5= 157,5 ml susu kedelai : 0,00 g susu skim
Variabel pengamatan meliputi kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar
abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat dan uji organoleptik, jika perlakuan
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNJ 5 %. Uji sensori menggunakan
metode Kruskal-Wallis selanjutnya untuk mendapatkan perlakuan terbaik
4
dilakukan uji indeks efektifitas. Untuk menyatakan tingkat kecendrungan sistem
dilakukan uji regresi dan korelasi.
Masing-masing perlakuan dilakukan uji organoleptik dengan panelis
sebanyak 25 orang. Hasil uji organoleptik dianalisis dengan menggunakan metode
Kruskall-Wallis (Pudjirahaju dan Astutik, 1999). Selanjutnya, untuk menentukan
perlakuan terbaik dilakuakan uji Indeks Efektifitas (De Garmo et al., 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kandungan Nutrisi Susu Skim dan Susu Kedelai
Sosis dibuat menggunakan bahan pengikat susu skim dan susu kedelai.
Sebelum digunakan untuk penelitian bahan tersebut dianalisis terlebih dahulu.
Hasil analisis susu kedelai dan susu skim disajikan pada Tabel 1
Tabel 1. Hasil analisis susu skim dan susu kedelai dalam volume 100 ml dan 100 g bahanNo Komponen Kandungan *
Susu SkimSusu Kedelai
1 Protein (%) 35,6 3,62 Lemak (%) 1,00 2,03 Karbohidrat (%) 5,2 5,64 Serat Kasar (%) 0,85 1,85 Kadar Air (%) 3,5 876 Kadar Abu (%) 0,5 0,77 Vitamin C (%) 1 2
Keterangan : * Analisis dilakukan secara duplo
2. Karakteristik Fisikokimia Sosis Ayam
Tabel 2. Hasil Uji Fisikokimia Sosis AyamSusu kedelai
Kadar Air (%) (Rerata ±SD)
Protein (%) (Rerata±SD)
Lemak (%) (Rerata ±SD)
Karbohidrat (%) (Rerata ± SD)
Searat Kasar(%) (Rerata±SD)
Kadar Abu (%) (Rerata ±SD)
0,00 29,06 ±2,53 12,40c ± 0,14 19,69a ±0,89 17,65a± 243 11,95 ±4,96 2,10 ± 0,3231,50 29,09± 1,65 11,98bc± 0,20 20,53ab ±1,34 18,86b ± 2,18 13,79 ±2,20 2,38 ± 0,5463,00 29,24± 1,20 11,92b± 0,09 20,84ab ±0,74 19,29bc± 5,59 14,13± 3,07 3,28 ± 0,5194,50 30,44 ±3,27 11,60ab ± 0,24 21,93ab ±1,75 20,77c± 3,66 14,66± 4,07 3,40 ±0,43126,00 30,60 ±1,91 11,32a ±0,18 22,33b ±0,98 24,36d± 5,15 17,36±3,26 3,48 ± 1,61157,50 31,61± 3,78 11,42ab ±0,56 22,4b±1,22 24,81d± 2,77 17,58± 2,96 3,75 ± 1,68
5
2.1 Kadar airAir merupakan kandungan penting dalam bahan pangan. Kandungan air
dalam suatu bahan ikut menentukan kesegaran, daya tahan, serta sifat-sifat dari
bahan tersebut. Air dalam bahan pangan merupakan komponen penting yang
dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur serta cita rasa makanan (Sudarmadji
dkk, 1996).
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, diketahui F hit < F table 5%
menunjukkan bahwa penggunaan susu kedelai sebagai bahan pengganti susu skim
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air sosis ayam, sehingga tidak dilanjutkan
pada uji BNJ 5%. Rerata nilai kadar air sosia ayam ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 diketahui bahwa sosis ayam dengan susu kedelai sebagai
pengganti susu skim berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air sosis ayam. Hal
ini diduga pada taraf perlakuan yang diberikan yaitu dalam jumlah kecil sehingga
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Kadar air berkaitan dengan kadar serat
kasar dan kandungan pati, adanya susu kedelai sebagai pengganti susu skim
menyebabkan penyerapan air berbeda dari setiap perlakuan, dengan semakin
tinggi volume susu kedelai yang digunakan maka kadar air dan serat kasar
semakin meningkat.
Menurut Muchtadi dan Palupi (1992), semakin tinggi kandungan serat
kasar, maka kandungan kadar air pada sosis ayam semakin bertambah pula. Serat
memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga menambah kandungan air
pada sosis ayam. Nilai rata-rata kadar air sosis ayam adalah 29,06-31,61% dan
masih dinyatakan memenuhi persyaratan SNI-01-3820-1995 masih yaitu
maksimal kadar air 67%. Hal ini dapat dikatakan masih sesuai dengan kriteria
mutu sosis.
2.2 Kadar Protein
Analisis kandungan protein dilakukan untuk menentukan nilai gizi sosis
ayam, selain itu. Protein juga merupakan komponen utama dalam berbagai
makanan alami. Berdasarkan analisis sidik ragamnya, diketahui bahwa
penggunaan susu kedelai sebagai penganti susu skim berpengaruh nyata terhadap
6
7
kandungan protein sosis ayam yang dihasilkan sehingga dilanjutkan uji beda nyata
jujur 5%.
Pada Tabel 2. Menunjukkan bahwa sosis ayam dengan volume susu
kedelai 31,50-157,50 mengalami penurunan protein. Volume 157,50 ml susu
kedelai berbeda tidak nyata dengan volume 126,00 dan 94,50 ml, namun berbeda
sangat nyata dengan volume 31,50 dan 0,00 ml susu kedelai. Hal ini dikarenakan
susu skim memiliki kandungan protein lebih tinggi jika dibandingkan protein susu
kedelai, yaitu 35,60 % pratein susu skim dan 3,50 % protein susu kedelai,
sehingga semakin tinggi volume susu kedelai akan menyebabkan penurunan
kandungan protein sosis ayam.
Menurut Rohman dan Sumantri (2007), protein adalah sumber asam-asam
amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki karbohidrat dan
lemak. Nilai rerata kadar protein sosis ayam dengan susu kedelai sebagai
pengganti susu skim adalah 12,40-11,42 %. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Tantri (2009), kadar protein pada sosis ayam dengan penembahan tepung terigu
sebagai bahan pengikat berkisar antara 20,24-25,77%. Kadar protein sosis ayam
menurut SNI-01-3820-1995 yaitu maksimal 13 %, berarti kadar protein sosis yang
dihasilkan masih memenuhi kriteria mutu sosis.
2.3 Kadar lemak sosis ayam
Kandungan lemak dari sosis ditentukan dari kemampuan protein otot
daging atau ekstraksi protein dalam mengikat lemak yang menjadi faktor penting
dalam menentukan stabilitas emulsi dan kandungan lemak sosis.
Tabel 2, menunjukkan bahwa kadar lemak sosis ayam dengan
menggunakan susu kedelai sebagai pengganti susu skim cenderung meningkat.
Rerata kadar lemak sosis ayam yang dihasilkan adalah 19,69-22,45%. Nilai rerata
kadar lemak terkecil terdapat pada perlakuan susu kedelai 0,00 ml, sedangkan
tertinggi terdapat pada perlakuan dengan susu kedelai 157,50 ml. Volume 0,00 ml
tidak berbeda nyata dengan volume 31,50, 63,00 dan 94,50 ml, namun berbeda
sangat nyata dengan volume 126,00 dan 157,50 ml susu kedelai, dan volume
126,00 ml berbeda sangat nyata dengan volume 157,50 ml, hal ini disebabkan
lemak yang terdapat pada susu kedelai yang relatif tinggi yakni sebesar 2,5 %
8
(Hartoyo, 2005) sehingga semakin tinggi volume susu kedelai yang deberikan
cenderung meningkatkan kadar lemak sosis ayam.
Penelitian yang dilakukan Agus dkk. (2009), pengaruh substitusi labu
kuning pada sosis ayam meningkatkan kadar lemak berkisar antara 0,48-0,61 %.
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa rerata lemak sosis ayam memenuhi
kriteria mutu sosis ayam sesuai dengan SNI 01-3820-1995 yaitu maksimal kadar
lemak adalah 25%.
2.4 Kadar Karbohidrat Sosis Ayam
Kadar karbohidrat merupakan banyaknya karbohidrat yang terkandung
dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar karbohidrat dianalisis
menggunakan metode by difference yaitu nilai karbohidrat didapat dari
pengurangan total zat gizi yang terkandung dalam produk makanan yaitu air,
protein, lemak serat kasar dan kadar abu.
Pada Tabel 2menunjukkan bahwa susu kedelai yang digunakan sebagai
pengganti susu skim berpengaruh nyata terhadap kadar karbohidrat sosis ayam
dan rerata karbohidrat mengalami peningkatan pada setiap volume. Rerata
terendah terdapat pada perlakuan 0,00 ml susu kedelai dan rerata tertinggi terdapat
pada perlakuan 157,00 ml susu kedelai. Volume 0,00 ml susu kedelai berbeda
nyata dengan volume 31,50 ml dan 63,00 ml susu kedelai, namun berbeda sangat
nyata dengan perlakuan 94,50 ml, 126,00 ml dan 157,50 ml susu kedelai.
Peningkatan karbohidrat tersebut disebabkan kandungan karbohidrat susu
kedelai labih besar dibandingkan karbohidrat susu skim. Susu skim mengandung
5,2% dan susu kedelai mengandung 5,6%. Karbohidrat merupakan polimer yang
tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat
pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, dan selulosa
(Anonim, 2011). Karbohidrat dalam tubuh berguna mencegah timbulnya ketosis,
pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan membantu
metabolism lemak dan protein (Winarno, 1997). Berdasarkan Tabel 2
menunjukkan nilai rata-rata karbohidrat sosis ayam tidak memenuhi kriteria mutu
sosis ayam pada SNI-01-3820-1995 yakni maksimal 8%.
9
2.5 Kadar Serat Kasar
Analisis kadar serat kasar bertujuan untuk mengetahui besarnya
kandungan serat kasar yang terkandung dalam produk. Serat kasar merupaka serat
yang tidak larut dalam basa kuat maupun alkali kuat (Rohman dan Sumantri
2007).
Tabel 2, menunjukkan nilai rerata kadar serat kasar yang dihasilkan yaitu
11,95- 17,58 %. Rerata terkecil terdapat pada volume 0,00 ml yakni 11,95 % dan
rerata tertinggi terdapat pada volume susu kedelai 157, 50 ml yakni 17,58%.
Menurut Rukhmana (1996) serat kasar merupakan serat yang terdiri dari selulosa
dan hemiselulosa yang tidak dapat rusak oleh pemanasan. Berdasarkan Tabel 14
menunjukkan bahwa rerata serat kasar memenuhi kriteria mutu sosis ayam sesuai
dengan SNI-01-3820-1995 yaitu maksimal 25 %.
2.5 Kadar abu sosis ayam
Kadar abu merupakan banyaknya mineral yang terkandungan dalam bahan
atau produk yang dinyatakan dalam persen, berasal dari unsur mineral dan
komposisi yang tidak teruapkan selama proses pengabuan. Kadar abu dianalisis
menggunakan metode pengabuan cara kering.
Tabel 2 diketahui bahwa sosis ayam dengan susu kedelai sebagai
pengganti susu skim berpengaruh tidak nyata terhadap kadar abu sosis
ayam.Menurut Wijaya dkk. (2010), kadar abu berkaitan erat dengan kebersihan
dan kemurnian bahan, sehingga persyaratan kadar abu sangat penting untuk
mengetahui tingkat kebersihan dan kemurnian suatu bahan.Berdasarkan Tabel 2
menunjukkan rerata kadar abu sosis ayam adalah 2,1 - 3,75% dan masih
dinyatakan tidak memenuhi kriteria mutu sosis ayam yakni maksimal 3%
berdasarkan SNI 01-3820-1995.
3. Karakteristik Sensori Sosis Ayam
Uji karakteristik sensori yaitu uji kelayakan suatu produk olahan untuk
dikonsumsi, diterima atau tidaknya suatu produk olahan yang biasanya dinilai dari
rasa, warna ,kekenyalan, kesukaan tergantung jenis olahannya atau produk yang
dihasilkan. Uji karakteristik sensori sosis ayam meliputi rasa, warna, kekenyalan,
10
dan kesukaan. Hasil pengamatan karakteristik sensori sosis ayam disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. KarakteristikSensori sosis ayam
SusuKedelai (ml)
Kekenyalan (Rerata± SD)
Rasa(Rerata± SD)
Warna(Rerata± SD)
Kesukaan(Rerata± SD)
0,0031,5063,0094,50126,00157,50
2,48 ± 0,503,48 ± 0,573,40 ± 0,49 3,36 ± 0,624,12 ± 0,653,72 ± 0,53
2,48 ± 0,50 3,48 ± 0,57 3,40 ± 0,49 3,36± 0,624,28± 0,66 4,40 ± 0,49
3,92± 0,633,52 ± 0,50 3,40 ± 0,49 3,36 ± 0,62 2,48± 0,502,48 ± 0,50
3,28 ± 0,60 3,48± 0,57 3,40 ± 0,49 3,36± 0,62 4,28± 0,66 3,52± 0,94
x2 (6) =11,071 Kw= 51,62 Kw= 51,62 Kw= 62,78 Kw= 62,78
Hasil uji sensori menunjukkan bahwa Kw Kekenyalan = 51,62, x 2 11,07
maka Kw > x2 0,05 (6) atau 51,62 > 11,07 menunjukkan penggunaan susu kedelai
sebagai pengganti susu skim mempengaruhi kekenyalan sosis ayam. Kw rasa =
74,06, Kw > x2 0,05 (6) yaitu 74,06 > 11,071 menunjukkan bahwa penggunaan
susu kedelai sebagai pengganti susu skim mempengaruhi rasa sosis ayam. Kw
warna = 62,78, karena Kw > x2 0,05 (6) yaitu 62,78 > 11,071 menunjukkan
bahwa penggunaan susu kedelai mempengarhi warna sosis ayam. Kw kesukaan =
24, 35, karena Kw > x2 0,05 (6) yaitu 24,35 > 11,071 menunjukkan bahwa
penggunaan susu kedelai mempengaruhi kesukaan sosis ayam.
Berdasarkan hasil uji sensori diperoleh nilai kekenyalan sosis ayam 2,48-
4,12 (tidak kenyal sampai kenyal), nilai rerata rasa sosis ayam yaitu 2,48-4,40
(tidak enak sampai enak), rerata nilai warna 2,48-3,92(sangat krem sampai putih),
rerata nilai kesukaan yaitu 3,28-4,28 (sangat tidak suka sampai suka).
Berdasarkan hasil perhitungan Kruskall-Wallis pada uji sensori
penggunaan susu kedelai sebagai pengganti susu skim mempengaruhi kekenyalan
sosis ayam yaitu menurunkan sifat kekenyalan dari sosis ayam. Didukung oleh
hasil uji fisikokimia kandungan protein berpengaruh nyata terhadap sosis ayam.
Rerata nilai kesukaan panelis terhadap kekenyalan sosis yam berkisar antara 2,48-
4,40 (kenyal). Kekenyalan sosis ayam dari panelis terdapat pada perlakuan
konsentrasi 126 ml susu kedelai.
11
Berdasarkan hasil perhitungan Kruskall-Wallis pada uji sensori
penggunaan susu kedelai sebagai pengganti mempengaruhi sosis ayam. Rasa
merupakan salah satu faktor yang paling menentukan diterima atau tidaknya suatu
produk. Rasa dinilai oleh indra pengecap (lidah), dimana akhirnya kesatuan
interaksi antara sifat-sifat rasa dan tekstur merupakan penilaian keseluruhan rasa
makanan yang dinilai (Winarno, 1997).
Menurut Priyanto (1988), rasa suatu bahan pangan dapat berasal dari sifat
bahan itu sendiri atau karena adanya zat lain yang ditambahkan pada proses
pengolahannya, sehingga rasa asli berkurang atau mungkin menjadi lebih enak.
Hal ini sesuai dengan pengujian sifat fisikokimia sosis ayam yang meliputi protein
dan kadar lemak yang cenderung meningkat dengan penggunaa susu kedelai yang
semakin tinggi. Selain itu, perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan
disebabkan oleh rasa dasar susu kedelai yang memiliki rasa yang khas, sehingga
dengan penggunaan susu kedelai yang semakin tinggi, menyebabkan rasa makin
enak pada sosis ayam. Penambahan zat lain seperti garam, gula pasir, bawang
putih dan pala juga mempengaruhi rasa pada sosis ayam.
Penggunaan susu kedelai memberikan pengaruh pada warna sosis ayam.
Pada uji sensori, rerata nilai warna yaitu 2,48-3,92 (sangat krem sampai krem).
Warna sosis ayam adalah parameter pertama yang langsung ditangkap oleh indra
pelihat (mata). Warna memiliki peranan penting dalam menilai suatu produk
makanan yang dapat meningkatkan selera makan konsumen. Suatu produk
makanan yang dinilai bergizi, enak dan tekstur yang sangat baik tidak akan
dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang mata atau
memberikan kesan yang menyimpang dari warna seharusnya (Winarno, 1997).
Warna sosis ayam yang dihasilkan tidak begitu bervariasi karena hanya terdiri
dari sangat krem sampai krem. Sosis yang tidak menggunakan susu kedelai
berwarna agak krem, sedangkan sosis yang menggunakan 100% berwarna krem.
Hal ini terjadi karena warna dasar susu keelai yang krem sedangkan warna susu
skim putih, sehingga menyebabkan semakin tinggi penggunaan susu kedelai,
semakin krem sosis ayam yang dihasilkan. Warna yang semakin krem diduga juga
kandungan lemak yang semakin tinggi.
12
Berdasarkan hasil perhitungan Kruskall-Wallis pada uji sensori
penggunaan susu kedelai mempengaruhi kesukaan sosis ayam. Didukung oleh
hasil uji kandungan fisikokimia berpengaruh nyata terhadap sosis ayam. Kesukaan
panelis menentukan diterima atau tidaknya suatu produk. Rerata nilai terhadap
kesukaan sosis ayam berkisar antara 3,28-4,28 (agak suka sampai sangat suka).
Penilain kesukaan dilihat pada tingkat sensori lainnya berupa rasa, kekenyalan,
dan warna yang mempengaruhi dan mendukung hasil akhir dari penilaian panelis
terhadap kesukaan dari produk sosis ayam. Dan didukung oleh pendapat Winarno
dan Rahayu (1994), rasa,aroma, warna, penampilan serta kekenyalan makanan
akan mempengaruhi tingkat kesukaan masyarakat terhadap makanan.
4.Penentuan Perlakuan Terbaik dengan Uji Indeks Efektifitas
Berdasarkan karakteristik fisikokimia dan sesnsori sosis ayam hasil
penggunaan susu kedelai diatas, dilakukan analisis penentuan perlakuan terbaik
dengan uji indeks efektifitas (De Garmo dkk, 1984), hasil perhitungan indeks
efektifitas perlakuan terbaik ditunjukkan dengan nilai perlakuan (NP) Tertinggi
yang disajikan pada tabel 18.
Hasil analisis menunjukkan nilai perlakuan terbaik yaitu 0,66 terdapat
pada perbandingan 126 ml susu kedelai dan 0 g susu skim, oleh karena itu
hipotesis yang diajukan yang diajukan 126 ml susu kedelai dan 0 g susu skim
yang menghasilkan karakteristik fisikokimia dan sensori yang terbaik pada produk
sosis ayam dapat diterima.
Hasil analisis fisikokimia dari perbandingan 126 ml susu kedelai dan 0 g
susu skim adalah kadar air 30,60 %, abu 3,48 %, protein 11,92 %, lemak 22,34
%, serat kasar 17,36 %, dan karbohidrat 24,36 %. Hasil analisis sensori terbaik
yaitu kekenyalan 4,12 (sangat kenyal),warna 2,48 (krem), rasa 4,28 (enak), dan
kesukaan 4,28(sangat suka). Rangkuman hasil rerata uji fisikokimia dan sensori
sosis ayam disajikan pada Tabel 8 dan 9.
13
Tabel 4. Hasil Uji Sensori Sosis Ayam Volume Susu Kedelai
Kekenyalan (Rerata ± SD)
Rasa(Rerata ± SD)
Warna(Rerata ± SD)
Kesukaan (Rerata±SD)
0,00 2,48 ± 0,50 2,48 ± 0,50 3,92± 0,63 3,28 ± 0,6031,50 3,48 ± 0,57 3,48 ± 0,57 3,52 ± 0,50 3,48± 0,5763,00 3,40 ± 0,49 3,40 ± 0,49 3,40 ± 0,49 3,40 ± 0,4994,50 3,36 ± 0,62 3,36± 0,623,36 ± 3 3,6± 0,62 3,6 ± 0,62126,00 4,12 ± 0,65 4,28± 0,66 2,48± 0,50 4,28± 0,66157,50 3,72 ± 0,53 4,40 ± 0,49 2,48 ± 0,50 3,52± 0,94
14
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
penggunaan susu kedelai sebagai pengganti susu skim dengan volume 126 ml
terhadap sosis ayam adalah yang terbaik, dengan hasil analisis fisikokimia kadar
air 30,60 %, Kandungan protein 11,92 %, kandungan lemak 22,33 %, karbohidrat
24,36 %, serta kasar 17,36% dan kadar abu 3,48 %. Hasil sensori dari volume 126
ml susu kedelai adalah kekenyalan 4,12 (sangat kenyal), rasa 4,28 (enak), warna
2,48 (krem), dan kesukaan 4,28 (sangat suka)
5.2 SaranDalam pembuatan sosis dibutuhkan penambahan es batu pada proses
penggilingan daging, agar dapat menurunkan suhu selama proses penggilingan,
selain itu dalam proses pemberian bumbu-bumbu juga dibutuhkan es batu agar
menghasilkan adonan yan baik dan dapat mendistribusikan bumbu dengan baik,
dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui daya simpan dan
ketahanan sosis ayam dengan mengunakan susu kedelai sebagai pengganti susu
skim sehingga diketahui perubahan sifat fisikokimia selama penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S. 2008. Karakteristik Sosis Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus) Dengan Penambahan Isolat Protein Kedelai Dan Karagenan Pada Penyimpanan Suhu Chilling Dan Freezing. Universitas Pertanian Bogor. Bogor.
Anonim. 2009. Kandungan Gizi Susu Kedelai. http://www. healthiskesehatan.blogspot.com. Diakses 21 April 2011.
Anonim. 2012. Susu Dan Minuman Berbasis Susu. http//www. bioalami.blogspot.com. Diakses 30 Mei 2012.
De Garmo,E. P., W.G. Sullivan, dan C. R. Canada. 1984. Engineering Economi 7th Edition. Mc Milan Publ.Co. Now York.
15
Dewi, Y. S. K., Astina., Maherawati dan Kiswan. 2007. Pendampingan Usaha Pengolahan Hasil Peternakan Di Kota Singkawang Kalimantan Barat. Dinas Kehewanan Dan Peternakan KAL-BAR, Dan Universitas Tanjungpura Pontianak.
Dewi, Y. S. K. 2008. Teknologi Hasil Pertanian. Alfabeta. Bandung.
Hartoyo,T. 2005. Susu Kedelai dan Aplikasi Olahannya. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Hartoyo, A. 2010. Lesitin Tidak Hanya Penting Untuk Proses Pangan Tapi Juga untuk Kesehatan! http:/www. Duniapangankita.wordpress.com. Diakses 31 mei 2012.
Priyanto, G. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan, PAU Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pudjirahayu, A. dan Astutik. 1999. Penilaian Kualitas Makanan Secara Organoleptik. Universitas Brawijaya. Malang.
Muchji, M. 1987. Pengolahan Tepung Tapioka. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Muchtadi dan Palupi. 1992. Metode Biokimia dan Biologi Dalam Evaluasi Nilai Gizi Pangan Olahan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rohman dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta
Santoso. 2005. Teknologi Pengolahan Kedelai. Universitas Widyagama. Malang.
Sudarmadji, S.B. Haryono dan Suhardi.1986.Analisa Bahan Makanan Hasil Pertanian. Liberty. Yogyakarta
Winarno.F. G. 1997.Kimia Pangan Gizi Teknologi Dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno. F. Gdan Rahayu. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan Kontaminan. Pusaka Sinar Harapan. Jakarta
Wijaya, Hendra dan Nirwana. 2010. Kajian Tekhnis Standar Nasional Biskuit SNI 0129731992, Proseding PPI Standarisasi 2010. Banjarmasin
16
ARTIKEL ILMIAHJURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK
Nama : BadriyahNim :C01107075Prodi :AgronomiJudul Penelitian :Pengaruh Susu Kedelai sebagai Pengganti Susu
Skim Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Sosis Ayam
Dosen Pembimbing :1. Dr.Ir. Yohana S.K.D, MP 2. Ir. Retno Budi Lestari,S,M.sc
Dosen Penguji :1.Ir. Suko Priyono, MP2. Dwi Raharjo,STP. MP
Hari/ tanggal :Waktu :Ruang :Tempat :