2427
-
Upload
chenk-alie-patrician -
Category
Documents
-
view
1.961 -
download
7
description
Transcript of 2427
STUDI KOMPARASI ANTARA METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN
METODE TANYA JAWAB DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR EKONOMI MATERI POKOK PERMINTAAN, PENAWARAN,
DAN HARGA KESEIMBANGAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1
SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG TAHUN PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Ikah Apriyani
3301402018
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Joko Widodo, M.Pd Drs. St. Sunarto, MS NIP. 131961218 NIP. 130515743
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si NIP. 131993879
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang ujian skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji skripsi
Drs. F.X Sukardi
Nip. 130324048
Anggota I Anggota II
Dr. Joko Widodo, M.Pd Drs. St. Sunarto, MS
NIP. 131961218 NIP. 130515743
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si
NIP. 131658236
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Maret 2007
Ikah Apriyani Nim.3301402018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Berusaha dan berdoa merupakan kunci keberhasilan, yang terpenting “Tetap Semangat
dan Teguhkan Hati” dalam meraih mimpi.
Sesungguhnya sesudah kesusahan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah 6)
Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan
melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan
melenyapkan lelahnya jerih payah (Dr. Aidh Al-Qarni)
Kemarin adalah mimpi yang telah selesai. Esok adalah harapan yang indah. Sedangkan
hari ini adalah realitas yang nyata (Dr. Aidh Al-Qarni)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT
kupersembahkankarya sederhana ini kepada:
Bapak dan Ibuku yang mendidikku dalam takwa, merawatku dalam bingkai
sunnah, dan memotivasiku untuk mencintai keluhuran budi
Kedua adikku tersayang “Irma Ade Yupika dan Relita Melly Fransiska” yang
selalu menjadi lentera semangatku
Mbah Surni dan keluarga besar Ua Rahardjo (ka2 Eko, Ce2 Eti, Ce2 Eli n Ka2
Eko) yang ada di Sumatera, terimakasih atas doanya
Yekti N (Aw2), Feby, Asih, Ari, Cha2,Sury, mba Peni, wanita,mba Ima n Andi .
Terimakasih untuk masa indah kebersamaam kita.
Pendidikan Ekonomi Koperasi’ 02
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Studi Komparasi Metode Kooperatif Tipe JIGSAW Dengan
Metode Tanya Jawab Dalam Rangka Meningkakan Hasil Belajar Ekonomi Materi
Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan Pada Siswa Kelas X
Semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi ini
diajukan dalam rangka meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri
Semarang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat disusun tanpa adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNNES
3. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan UNNES
4. Dr. Joko Widodo, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. St. Sunarto, MS selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Drs. F.X Sukardi selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan
dan saran untuk perbaikan skripsi.
7. Dra. Indah Retnowati selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Bantarkawung
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
8. Endis Tagora, S.Pd selaku Guru Pamong kelas X SMA N 1 Bantarkawung
yang telah membantu dalam melakukan penelitian.
9. Siswa-siswi SMAN1 Bantarkawung, terimakasih untuk kerjasamanya
10. Teman-teman di Sabdaning Kost
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan, karena ini semua disebabkan
keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Amin.
Semarang, Maret 2007
Penulis
SARI
Ikah Apriyani. 2007. Studi Komparasi antara Metode Kooperatif Tipe JIGSAW dengan Metode Tanya Jawab dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. UNNES. Pembimbing I. Dr. Joko Widodo, M.Pd, Pembimbing II. Drs. ST. Sunarto, MS. Kata kunci: Kooperatif Tipe JIGSAW, Tanya Jawab, Hasil Belajar.
Hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bantarkawung Brebes masih tergolong rendah. Hal ini diduga karena pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah, dimana proses belajar mengajar didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya memfungsikan indera penglihatan dan pendengarannya saja, sehingga pembelajaran tidak efektif. Permasalahan yang diungkap: 1) adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab? 2) mana yang lebih baik di antara keduanya?
Populasi yang diteliti adalah semua siswa kelas X yang terbagi dalam 5 kelas. Sampel diambil dua kelas secara acak dan diperoleh kelas X-A sebagai kelompok kontrol (metode Tanya jawab) dan kelas X-C sebagai kelompok eksperimen (metode JIGSAW). Variabel yang diteliti adalah hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung yang diukur menggunakan tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan antara siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dan yang diajar menggunakan metode Tanya jawab, terbukti dari hasil uji t dengan nilai thitung = 5,478 > ttabel = 1,991. Hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan antara siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan metode Tanya jawab, terbukti dari rata-rata hasil belajar sebesar 7,49 pada kelompok eksperimen dan 6,80 pada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, sehingga pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang membutuhkan pemecahan masalah melalui diskusi.
Penelitian ini hanya mengkaji sisi kognitif semata, sedangkan aspek afektif dan psikomotor belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu perlu penelitian serupa dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotornya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Penegasan Istilah ........................................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10
E. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 11
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ......................................... 14
A. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem ....................................... 14
B. Konsep Dasar Tentang Metode Pembelajaran ............................. 20
C. Kedudukan Metode Dalam Sistem Pembelajaran Ekonomi ........ 23
D. Metode JIGSAW dan Implikasinya ............................................. 25
E. Metode Tanya Jawab dan Implikasinya ........................................ 35
F. Karakteristik Materi Pokok .......................................................... 41
G. Hasil Belajar Materi Pokok .......................................................... 53
H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ............................................. 55
I. Kerangka Berpikir ........................................................................ 57
J. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 61
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 62
A. Metode Penentuan Obyek Penelitian ....................................... 62
1. Populasi ............................................................................ 62
2. Sampel .............................................................................. 62
B. Variabel Penelitian ................................................................... 63
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 64
D. Analisis Uji Coba Instrumen.................................................... 65
1. Validitas ............................................................................ 65
2. Reliabilitas ........................................................................ 67
3. Indeks Kesukaran .............................................................. 68
4. Daya Pembeda ................................................................... 70
E. Rancangan Penelitian ............................................................... 72
F. Metode Analisis Data Penelitian ............................................. 73
1). Analisis Keadaan Awal .................................................... 73
a. Uji Normalitas Data ...................................................... 74
b. Uji Homogenitas Populasi ............................................ 74
c. Uji Kesamaan Keadaan Awal ...................................... 75
2). Analisis Tahap Akhir ....................................................... 76
a. Uji Normalitas Data ...................................................... 76
b. Uji Kesamaan Dua Varians........................................... 77
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata......................................... 78
d. Uji Ketuntasan Belajar .................................................. 79
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 80
A. Hasil Penelitian.............................................................................. 95
a. Pelaksanaan Penelitian......................................................... 80
b. Hasil Belajar......................................................................... 82
B. Pembahasan .................................................................................. 89
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97
A. Simpulan........................................................................................ 97
B. Saran ............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................... 100
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Permintaan Beras di Pasar ....................................................... 45
2. Daftar Penawaran Barang dan Jasa ................................................. 47
3. Surplus/ Defisit Permintaan dan Penawaran ................................... 50
4. Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Bantarkawung ................. 62
5. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ..................................................... 69
6. Rangkuman Indeks Kesukaran Hasil Soal Uji Coba ....................... 69
7. Kriteria Daya Pembeda Soal ........................................................... 71
8. Rangkuman Daya Pembeda Hasil Soal Uji Coba ............................ 71
9. Rancangan Penelitian ....................................................................... 72
10. Ringkasan Anava.............................................................................. 76
11. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar JIGSAW .............................. 81
12. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Tanya Jawab ........................ 82
13. Ringkasan Uji Normalitas Data........................................................ 84
14. Hasil Uji Analisis Varians Data ....................................................... 85
15. Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 86
16. Hasil Uji t ........................................................................................ 88
17. Hasil Uji Ketuntasan Belajar ........................................................... 88
18. Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................ 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Strategi Belajar Mengajar................................................................. 17
2. Kerangka Pembelajaran JIGSAW ................................................... 31
3. Kurva Permintaan Beras .................................................................. 45
4. Kurva Penawaran Barang dan Jasa .................................................. 48
5. Kurva Harga Keseimbangan ............................................................ 50
6. Excess Permintaan dan Excess Penawaran ..................................... 51
7. Pergeseran Titik Keseimbangan ...................................................... 52
8. Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 60
9. Pembentukkan Kelompok Asal ....................................................... 211
10. Pemecahan Materi dalam Kelompok Ahli ...................................... 211
11. Penularan Materi dalam Kelompok Asal ........................................ 212
12. Tes Individual .................................................................................. 212
13. Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru ........................................... 213
14. Siswa Mengerjakan Soal ................................................................. 213
15. Diskusi Kelompok ........................................................................... 214
16. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi .......................................... 214
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Uji Coba ...................................................................................... 100
2. Soal Tes Uji Coba ...................................................................................... 103
3. Lembar Jawaban Tes Uji Coba .................................................................. 115
4. Kunci Jawaban Tes Uji Coba .................................................................... 116
5. Analisis Soal Uji Coba .............................................................................. 117
6. Contoh Perhitungan Analisis Soal Uji Coba ............................................. 123
a. Validitas ........................................................................................... 123
b. Reliabilitas Instrumen....................................................................... 125
c. Tingkat Kesukaran Soal ................................................................... 126
d. Daya Pembeda Soal .......................................................................... 127
7. Daftar Nama Kelompok Eksperimen......................................................... 128
8. Daftar Nama Kelompok Kontrol .............................................................. 129
9. Daftar Anggota Kelompok Eksperimen ................................................... 130
10. Rencana Pembelajaran Kelompok Eksperimen ........................................ 131
11. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 147
12. Jawaban Lembar Kerja Siswa ................................................................... 151
13. Tugas Siswa ............................................................................................... 161
14. Rencana Pembelajaran Kelompok Kontrol................................................ 165
15. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 177
16. Daftar Pertanyaan ...................................................................................... 179
17. Jawaban Pertanyaan ................................................................................... 183
18. Tugas Rumah ............................................................................................. 191
19. Data Nilai Ulangan Harian Ekonomi Kelas X .......................................... 195
20. Analisis Data Awal ................................................................................... 196
a. Uji Normalitas .................................................................................. 196
b. Uji Homogenitas .............................................................................. 201
c. Uji Kesamaan Keadaan Awal (Analisis Varians) ............................ 202
21. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar................................................................. 204
22. Soal Tes Hasil Belajar................................................................................ 207
23. Daftar Nilai Hasil Belajar Ekonomi .......................................................... 219
24. Analisis Data Akhir.................................................................................... 220
a. Uji Normalitas ................................................................................. 220
b. Uji Kesamaan Dua Varians ............................................................. 222
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................................................ 223
d. Uji Ketuntasan Belajar ..................................................................... 224
25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa................................................................ 226
26. Tahap Pelaksanaan Metode JIGSAW dan Tanya Jawab .......................... 228
27. Daftar Tabel Nilai Chi Kuadrat.................................................................. 232
28. Daftar Tabel Luas Dibawah Lengkung Normal dari O ke Z .................... 233
29. Daftar Tabel Uji F ...................................................................................... 234
30. Daftar Kritik Uji t ...................................................................................... 235
31. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 236
32. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................................... 237
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat
penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di
Indonesia banyak mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan.
Dengan demikian cukup beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan
perhatian yang cukup serius, lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun
calon pendidik.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat
ditentukan oleh kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar
mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu
antara orang yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut
guru. Dalam proses belajar mengajar, guru akan menghadapi siswa yang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga guru dalam proses
belajar mengajar tidak akan lepas dengan masalah hasil belajar siswanya,
yang merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai
materi yang telah diajarkan.
Jadi inti dari proses pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu
menguasai materi pelajaran secara optimal. Penguasaan tersebut dapat
dilihat dari sejauh mana siswa menerima pelajaran dan seberapa jauh daya
serap serta kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut.
Karena hasil belajar banyak tergantung pada seberapa besar materi
pelajaran diserap oleh seorang siswa, sehingga siswa memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dan berguna untuk
mengembangkan kehidupannya dimasa yang akan datang.
Salah satu prasyarat yang harus diwujudkan selama proses
pembelajaran adalah bagaimana guru mampu meningkatkan atau
membangun partisipasi aktif siswa. Oleh karena itu aktifitas dan kreatifitas
guru dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam
pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan belajar dan lancarnya kegiatan belajar mengajar
tersebut, yang mana hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya
adalah materi pelajaran, tujuan pembelajaran, metode pengajaran, sarana
dan prasarana. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat. Alasannya
karena metode pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses
belajar mengajar dan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak
didik, akan ditentukan oleh penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan
standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode apa yang
cocok agar siswa dapat berfikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah
dengan terbuka, kreatif, dan inovatif serta tidak membosankan merupakan
pertanyaan yang tidak mudah dijawab, karena masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan merupakan
salah satu materi pokok yang dipelajari siswa Sekolah Menengah Atas
kelas X semester satu. Materi ini merupakan materi yang menyajikan
fakta-fakta tentang peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu dalam mempelajarinya siswa harus mampu mengerti dan
memahami konsep-konsep materi yang ada dalam pelajaran tersebut.
Materi ini tergolong dalam materi sulit, karena selain berupa hafalan juga
berupa hitungan.
Berdasar informasi yang didapat dari guru yang mengajar kelas X
mata pelajaran ekonomi SMA N 1 Bantarkawung mengatakan bahwa nilai
ulangan harian siswa tergolong rendah, khususnya pada materi pokok
permintaan, penawaran dan harga keseimbangan. Hasil belajar siswa tahun
lalu pada materi pokok ini belum seperti yang diharapkan, dimana nilai
rata-ratanya hanya 6,1 masih dibawah nilai ketuntasan belajar (6,5).
Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran ekonomi yang ada, khususnya pada materi
pokok permintaan, penawaran dan harga keseimbangan yang memerlukan
pemecahan materi. Hal ini terjadi karena selama ini metode yang
digunakan adalah metode ceramah yang bersifat memberikan informasi
saja dan kurang melibatkan siswanya dalam proses belajar mengajar.
Berdasar informasi dari salah satu siswa SMA Negeri 1
Bantarkawung yang telah mendapatkan materi pokok permintaan,
penawaran dan harga keseimbangan mengatakan bahwa pada saat
mendapatkan materi tersebut proses belajar mengajar yang berlangsung
didominasi oleh guru sepenuhnya. Padahal materi pokok tersebut
tergolong sulit karena didalamnya menggunakan hitungan dan pemecahan
masalah. Pada umumnya siswa hanya memfungsikan indera penglihatan
dan pendengarannya saja, selain itu menulisnya dibuku jika ada yang
dianggap penting. Akibatnya siswa cepat jenuh, kurang menunjukkan
antusias belajar, ngobrol sendiri sehingga suasana kelas menjadi ramai.
Hal ini juga dilihat berdasar rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh
guru ekonomi dimana metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode ceramah Menurut Hamalik (2004:
1) keadaan ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf
maksimal.
Agar pembelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang disukai dan
siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil yang
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, maka seorang pendidik
perlu mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan
inovatif, yang mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa dan
penguasaan konsep materi sesuai dengan tujuan pembelajaran serta
kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.
Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar
bermacam-macam dan penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan.
Salah satu metode pengajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa dan penguasaan konsep materi adalah metode
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas
akademik. Tujuan dibentuk kelompok kooperatif adalah agar memberi
kesempatan kepada siswa atau anak didik untuk terlibat secara aktif dalam
proses berfikir dan kegiatan belajar.
Menurut penelitian Budiningarti H (1998: 5) mengatakan bahwa
JIGSAW merupakan salah satu tipa model pembelajaran kooperatif yang
fleksibel. Metode pembelajaran JIGSAW adalah salah satu model
pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan
4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas penugasan materi belajar
dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim
lainnya (Arends, R.I dalam Hermin Budiningarti, 1998: 29).
Menurut Johnson & Johnson dalam anita Lie (2002: 7) dari
penelitian mengenai pembelajaran kooperatif, ternyata penggunaan metode
ini menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif,
dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar
yang penuh persaingan dan memisah-misahkan siswa.
Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW ini
diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik
dalam mata pelajaran ekonomi khususnya pada materi pokok permintaan,
penawaran, dan harga keseimbangan, sehingga hasil belajar siswa SMA N
1 Bantarkawung dapat meningkat. Dalam metode ini guru harus
memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membentuk siswa
mengaktifkannya agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna (Anita Lie,
2002:69)
Metode Tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah, dkk: 1996: 107).
Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran
konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat
merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses
pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur
atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah
dikuasai oleh siswa.
Metode Tanya jawab merupakan salah satu metode yang
memberikan motivasi kepada siswa agar bangkit penikirannya untuk
bertanya selama mendengarkan penjelasan atau siswa menjawab selama
guru mengajukan pertanyaan. Guru melontarkan metode Tanya jawab
dengan tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang
materi yang dipelajari dan mendorong siswa untuk melakukan penemuan
dalam rangka memperjelas masalah.
Dalam menyajikan bahan pelajaran metode Tanya jawab dapat
divariasikan dengan metode lain, misalnya metode ceramah, diskusi, dan
pemberian tugas. Sehingga dalam proses pembelajaran guru tidak hanya
mengandalkan pada metode ceramah saja yang selama ini digunakan.
Untuk melihat mana yang lebih baik antara metode kooperatif tipe
JIGSAW dengan metode Tanya jawab, maka perlu dilakukan penelitian.
Berangkat dari penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul tentang “Studi Komparasi antara Metode Kooperatif Tipe JIGSAW
dengan Metode Tanya Jawab dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan
pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun
Pelajaran 2006/2007”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar
dengan menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dengan
metode Tanya jawab pada materi pokok permintaan, penawaran,
dan harga keseimbangan pada siswa kelas X semester 1 SMA
Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007?
2. Jika terdapat perbedaan, manakah diantara metode pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab yang lebih
baik untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi pada materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pada siswa kelas
X semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran
2006/2007?
C. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak
terjadi salah tafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran
yang lebih jelas kepada pembaca. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Komparasi
Studi merupakan kajian, telaah, penelitian ilmiah, yang berasal dari
bahasa Inggris “Study” yang berarti belajar. Sedangkan komparatif
berkenaan dengan perbandingan (KBBI, 2002: 584).
Studi komparasi adalah suatu penyelidikan untuk membandingkan
dua perkara/ fenomena atau lebih yang ditinjau dari persamaan dan
perbedaan yang ada (Arikunto, 2000: 30). Perbandingan dalam
penelitian ini adalah membandingkan antara metode pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab terhadap
hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan
harga keseimbangan pada siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1
Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007?
2. Metode
Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki, atau cara yang konsisten untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna suatu tujuan yang ditentukan
(KBBI, 2001: 740).
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991: 72) metode adalah suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 2000: 760).
3. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa terarah kepada yang
lebih baik (Darsono, 2000: 24).
Metode kooperatif adalah metode yang mengelompokkan siswa ke
dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang
berbeda-beda untuk mengembangkan pemahaman konsep atau
subkonsep (Susanto, 2001: 1).
Metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW adalah salah satu
model pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen,
beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan harus mampu mengajarkan
bagian tersebut kepada anggota tim lainnya (Arends, R.I dalam
Hermin Budiningarti, 1998: 29).
4. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian palajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah, 1996: 107).
5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2001: 22).
Sedangkan hasil belajar ekonomi adalah hasil belajar akademik
pada mata pelajaran ekonomi yang ditunjukkan oleh nilai tes yang
merupakan hasil belajar berupa kemampuan kognitif siswa setelah
mengalami proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Hasil
belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh
siswa melalui pengalaman dan latihan mempelajari materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar ekonomi
materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan
antara siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe JIGSAW
dengan metode tanya jawab pada siswa kelas X semester 1 SMA
Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.
b. Untuk mengetahui manakah diantara metode kooperatif tipe
JIGSAW dengan metode tanya jawab yang lebih baik untuk
meningkatkan hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan,
penawaran, dan harga keseimbangan pada siswa kelas X semester
1 SMA Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat secara Teoritis
Untuk menambah referensi, literature tentang metode
pembelajaran pada umumnya, khususnya metode pembelajaran
ekonomi.
b. Manfaat secara Praktis
Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru
ekonomi khususnya dalam menciptakan proses pembelajaran
ekonomi yang berorientasi pada pendekatan kooperatif,
sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa.
Bagi Sekolah
Sebagai bahan pemberian alternatif metode mengajar pada
mata pelajaran ekonomi khususnya materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan guna
meningkatkan hasil belajar siswa
Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan/ gambaran bagi peneliti lain untuk dapat
mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup
yang lebih luas.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi ini merupakan garis besar penyusunan skripsi
yang bertujuan memudahkan jalan pemikiran dalam memahami
keseluruhan isi skripsi. Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari
lima bab, yaitu:
Bab satu, pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan sitematika penulisan skripsi.
Bab dua, landasan teori dan hipotesis. Dalam bab ini membahas
tentang belajar mengajar sebagai suatu sistem; konsep dasar tentang
metode pembelajaran; kedudukan metode dalam pembelajaran ekonomi;
metode JIGSAW dan implementasinya; metode Tanya jawab dan
implementasinya dalam pembelajaran ekonomi; karakteristik materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan; hasil belajar; penelitian
terdahulu yang relevan; kerangka berfikir; dan hipotesis.
Bab tiga, metode penelitian. Bab ini membahas tentang penentuan
obyek penelitian (populasi dan sampel); variabel penelitian; metode
pengumpulan data; metode analisis uji coba instrumen; rancangan
penelitian; metode analisis data yang terdiri dari dua tahap, yaitu analisis
tahap awal dan tahap akhir.
Bab empat, hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini membahas
tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan. Hasil pembahasan disini meliputi dua tahap pengujian, yaitu
analisis data tahap awal dan analisis tahap akhir. Pada analisis data tahap
awal ini diperoleh uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan
keadaan awal (analisis varians). Sedangkan pada analisis tahap akhir
meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-
rata, dan dilanjutkan dengan uji ketuntasan belajar.
Bab lima, penutup. Bab ini merupakan hasil akhir dari penulisan
skripsi, yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan pengajuan
saran-saran dari penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan
(Djamarah,dkk, 1996 : 1).
Belajar mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang
seksama dan sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis. Dalam
melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah
yang sistematis sehingga mencapai hasil belajar siswa yang optimal (Sudjana,
1989 : 3).
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama
lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi
komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan
evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu
guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen tertentu saja misalnya
metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen
secara keseluruhan.
14
Berbagai persoalan yang biasa dihadapi guru antara lain adalah: (1)
Tujuan-tujuan apa yang mau dicapai; (2) Materi apa yang diperlukan; (3)
Metode, alat mana yang harus dipakai; (4) Prosedur apa yang akan ditempuh
untuk melakukan evaluasi.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai
pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator,
dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek
pribadi anak didik seperti: (1) kecerdasan dan bakat khusus; (2) prestasi sejak
permulaan sekolah; (3) perkembangan jasmani dan kesehatannya; (4)
kecenderungan emosi dan karakternya; (5) sikap dan minat belajar; (6) cita-
cita; (7) kebiasaaan belajar dan bekerja; (8) hobi dan penggunaan waktu
senggang; (9) hubungan sosial di sekolah dan dirumah,; (10) latar belakang
keluarga; (11) lingkungan tempat tinggal; (12) sifat-sifat khusus dan kesulitan
anak didik
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evalusi.
Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar
para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, dan instansi yang terkait.
(Djamarah, 1996: 10-11).
Menurut Edi Suardi dalam bukunya Djamarah (1996 : 46), sebagai
suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri
sebagai berikut:
“ a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam perkembangan tertentu.
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggaapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
d. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan aktivitas anak didik, sehingga konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing,. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
f. Dalam proses belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola
tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
g. Ada batas waktu. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
h. Evaluasi. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.”
Penentuan strategi dan juga metode mengajar perlu diambil jauh-jauh
sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu perlu diperhatikan
beberapa factor penentu dalam penyusunan strategi belajar mengajar, seperti
(a) tujuan yang hendak dicapai, (b) keadaan dan kemampuan siswa, (c)
keadaan dan kemampuan guru, (d) lingkungan masyarakat dan sekolah, dan
beberapa faktor lain yang bersifat khusus. Dilihat sebagai suatu system,
masing-masing faktor ini merupakan faktor lain yang saling berkaitan dalam
keseluruhan proses belajar mengajar. Interaksi dari komponen-komponen itu
bisa digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 1. Sistem Belajar Mengajar
Dari bagan diatas bisa dilihat posisi penting yang diperankan oleh
unsur strategi dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu
sudah sewajarnya masalah ini perlu dikuasai benar-benar oleh seorang guru.
Dengan kata lain, guru yang berhasil adalah guru yang punya kemampuan
tinggi untuk memilih strategi yang tepat untuk bidang studinya.
Adapun peran guru dan siswa dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a. Peran dan Kompetensi Guru dalam pembelajaran
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru memiliki peran yang
sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran
yang dilaksanakannya. Demikian pula dalam upaya membelajarkan
siswa, guru dituntut memiliki multiperan sehingga mampu
menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
TUJUAN
STRATEGI METODE MEDIA
MATERI
LINGKUNGAN
SISWA GURU
Peran dan kompetensi guru dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya
dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang
dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa
Guru sebagai Pengelola Kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan
lingkungan belajar yang perlu diorganisasi.
Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar mengajar.
Guru sebagai Evaluator
Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan
tersebut dimaksudkan untukmengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan
sudah dikuasai atau belum, apakah metode yang digunakan sudah
cukup tepat.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau
keefektifan metode mengajar. Dengan penilaian guru juga dapat
mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok
siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya.
b. Peran siswa dalam pembelajaran
Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Sebab anak
didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan
perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi
faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala
sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Anak didik
sebagai subyek didik dalam proses belajar mengajar hendaknya:
- bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan
wawasan pendidikan seumur hidup
- memiliki potensi, baik fisik maupun psikologisnya, yang berbeda
sehingga masing-masing subyek didik merupakan insan yang unik
- memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi
- subyek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif
menghadapi lingkungan hidupnya.
Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan
pertama kali adalah siswa/ anak didik (anak berkonotasi dengan tujuan,
karena anak didiklah yang memiliki tujuan), bagaimana keadaan dan
kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang
lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk
bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu
harus disesuaikan dengan keadaan/ karakteristik siswa. Itulah sebabnya
siswa/ anak didik merupakan subyek belajar.
B. Konsep Dasar Tentang Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus
terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya
menggunakan metode bervariasi agar jalannya pengajaran tidak
membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Oleh karena itu, disinilah
kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Selain itu
metode mengajar sangat menentukan dan menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru.
Menurut Surakhmad (1998: )mengemukakan ada lima faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Perumusan tujuan akan mempengaruhi kemampuan pada diri anak didik,
proses pengajaran dan penyeleksian metode yang akan digunakan. Metode
yang dipilih harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik.
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Masing-masing
peserta didik mempunyai latar belakang, aspek biologis, intelektual dan
psikologis yang berbeda. Keadaan ini mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode yang akan digunakan untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian,
kematangan peserta didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pengajaran.
c. Situasi dengan Berbagai Keadaan
Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya
sama. Seorang guru harus dapat memilih metode mengajar yang sesuai
dengan situasi yang diciptakannya itu.
d. Fasilitas dengan Berbagai Kualitas dan Kuantitas
Fasilitas adalah kelengkapan penunjang belajar anak didik di sekolah,
lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode
mengajar.
e. Pribadi Guru serta Kemampuan Profesionalnya yang Berbeda
Setiap guru mempunyai kepribadian, latar belakang pendidikan dan
pengalaman mengajar yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana
pendidikan berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan. Jadi latar
belakang pendidikan dan pengalaman belajar adalah permasalahan intern
yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan mengajar.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.
(Darsono, 2002: 23). Adapun ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:
“a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa d. Pembelajaran dapat menggunakan alat Bantu belajar yang tepat dan
menarik e. Pembelajaran dapat suasana yang aman dan menyenangkan bagi siswa f. Pembelajaran dapat membuat membuat siswa siap menerima pelajaran,
baik secara fisik maupun secara psikologis. “
Proses belajar mengajar agar dapat tercapai dengan baik diperlukan
langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Hal yang
harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode yang cocok. Metode apa
yang cocok agar siswa dapat berfikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah
yang terbuka, kreatif dan inovatif serta tidak membosankan merupakan
pertanyaan yang tidak mudah dijawab, karena masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dengan
siswa didalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu
diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta sesuai dengan
kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.
C. Kedudukan Metode dalam Sistem Pembelajaran Ekonomi
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan unsur-unsur manusiawi
adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru
dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak
didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya guru gunakan untuk,
bagaimana mempersiapkan program pengajaran yang baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 1989:
76). Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar. Dengan penggunaan metode diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Metode mengajar sangat menentukan dan menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru. Apabila metode
mengajar yang digunakan tidak tepat, memungkinkan pelajaran yang semula
mudah bagi siswa menjadi sulit, sebaliknya metode yang tepat dalam
penyampaian materi yang dirasa sulit dapat menjadi mudah dan menarik. Bila
siswa tertarik dengan materi yang disampaikan, maka siswa akan lebih aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai interaksi edukatif dan
kondisi yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-
macam, dan penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar,
jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua
atau beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan dimaksudkan
untuk menggairahkan belajar anak didik, sehingga tujuan pengajaran dapat
tercapai.
Ekonomi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beraneka ragam dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan
produksi, konsumsi, dan distribusi. Mata pelajaran ekonomi berfungsi
membekali siswa dengan kompetensi dasar (pengetahuan dan keterampilan
dasar) agar mampu mengambil keputusan secara rasional dalam menentukan
berbagai pilihan. Oleh karena itu agar pembelajaran ekonomi menjadi
pelajaran yang disukai dan siswa terlibat aktif dalam belajar, maka diperlukan
metode pengajaran yang inovatif, yang mampu meningkatkan keaktifan
belajar siswa dan penguasaan konsep materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.
D. Metode Jigsaw dan Implementasinya dalam Pembelajaran Materi Pokok
Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan
Pembelajaran kooperatif merupakan metode yang mengelompokkan
siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang
berbeda untuk mengembangkan pemahaman konsep atau subkonsep (Susanto,
2001: 1). Setiap anggota kelompok bertangung jawab tidak hanya untuk
mempelajari konsep yang diajarkan, tetapi juga untuk bekerja sama dalam
belajar. Keberhasilan individu dalam belajar diorientasikan oleh keberhasilan
kelompok.
Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004 : 31)
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative
learning. Untuk mencapai hal yang maksimal, ada lima unsur model
pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan
mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok
adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dan sinergi
ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
d. Komunikasi antaranggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan
pendapatnya.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini
tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajaran terlibat dalam
kegiatan pembelajaran cooperative learning.
Adapun ciri-ciri dari kooperatif sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin berbeda-beda
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:
a. Hasil Belajar akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama
lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur
penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan Keterampilan Sosial
Pengembangan keterampilan sosial adalah untuk mengajarkan kepada
siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. (Ibrahim, 2000: 7-9).
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Teori Motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau struktur
pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan. Ada 3 macam
struktur pencapaian tujuan yaitu sebagai berikut:
a. Kooperatif dimana orientasi tujuan masing-masing membantu
pencapaian tujuan siswa lain.
b. Kompetitif dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan akan
menghalangi siswa lain dalam pencapaian tujuan.
c. Individualistik dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan tidak ada
hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut.
Berdasar tinjauan diatas, tujuan kooperatif adalah menciptakan
situasi dimana keberhasilan individu dipengaruhi keberhasilan kelompok.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok
harus membantu teman/anggota kelompoknya yang dapat membuat
variasi dalam metode belajar.
2. Teori Kognitif
Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri individu.
Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:
a. Teori Perkembangan
Dalam teori perkembangan kerjasama pada anak-anak yang berusia
sama akan bisa diarahkan oleh pendekatan perkembangan orang lain.
Vygotsky mendefinisikan zone of proximal development sebagai
jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang
dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu.
b. Teori Elaborasi Kognitif
Teori ini memiliki pandangan yang berbeda. Penelitian dalam
psikologi kognitif telah menemukan bahwa supaya informasi dapat
disimpan di dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah
ada dalam memori itu, maka siswa harus terlibat langsung dalam
kegiatan restruktur, atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Salah
satu elaborasi kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan materi
itu pada orang lain.
Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model
pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan 4-6
siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi
belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim
lainnya. (Arends, R.I dalam Hermin Budiningarti, 1998 : 29).
Jigsaw merupakan sebuah teknik dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (Group to
group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang
dipelajari dapat disingkat atau “dipotong” dan disaat tidak ada bagian yang
harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari
sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta
didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian
(Mel Silberman : 160).
Teknik mengajar Jigsaw dapat digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini menggabungkan kegiatan
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara (Anita Lie, 2002: 69).
Metode Jigsaw terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok asal dan
kelompok ahli (Saptono, 2003: 36). Hubungan antara kelompok asal dan
kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Kelompok Ahli
Gambar 2. Kerangka Pembelajaran Jigsaw
Keterangan:
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama
lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai,
para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula (asal) dan
berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada kelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi
kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.
Kerangka pelaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Pendahuluan merupakan tahap awal seorang guru sebelum proses
pembelajaran dilakukan, yaitu proses pembelajaran dengan metode
X X X
X X
X X X
X X
X X X
X X
X X X
X X
X X X
X X
X X X
X X
kooperatif tipe Jigsaw yang meliputi: (1)Review, apersepsi, motivasi; (2)
Penjelasan guru kepada siswa tentang metode pembelajaran yang dipakai
dan menjelaskan manfaatnya; (3) Pembentukan kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemapuan yang heterogen; (5)
Pembagian materi atau soal atau LKS pada setiap anggota kelompok
b. Tahap Penguasaan merupakan tahap pembekalan materi dimana setiap
siswa harus memiliki pemahaman mengenai materi yang diterimanya.
Adapun tahapannya meliputi: (1) Siswa dengan materi atau soal yang
sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi
sesuai dengan soal yang diterima; (2) Guru memberikan bantuan
seperlunya.
c. Tahap Penularan merupakan tahap dimana setiap siswa harus memiliki
kemampuan lebih dalam mengajarkan materi kepada temannya seperti
layaknya seorang guru. Adapun tahapannya sebagai berikut: (1) Setiap
siswa kembali ke kelompok asalnya; (2) Tiap siswa saling menularkan dan
menerima materi dari siswa lain; (3) Terjadi diskusi siswa dalam
kelompok asal dan dari diskusi diperoleh jawaban soal; (4) Guru
memonitoring kerja kelompok.
d. Tahap Penutup merupakan tahap akhir dari pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, meliputi: (1) Guru bersama siswa membahas soal/
LKS; (2) Tes individual dan pemberian penghargaan kepada kelompok
yang anggotanya memperoleh nilai tinggi; (3) Pemberian tugas.
Sebagai salah satu model pembelajaran yang kooperatif metode Jigsaw
mempunyai kebaikan-kebaikan sebagai berikut:
a. Dapat mengembangkan hubungan antara pribadi positif diantara siswa
yang memiliki kemampuan belajar berbeda
b. Menerangkan bimbingan sesama teman
c. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
d. Memperbaiki kehadiran
e. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
f. Sikap apatis berkurang
g. Pemahaman materi lebih mendalam
h. Meningkatkan motivasi belajar
Walaupun menurut penelitian Budiningarti, H (1998: 5) mengatakan
bahwa metode jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang fleksibel, namun metode ini juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu sebagai berikut:
a. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan
ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka
dikhawatirkan kelompok akan macet
b. Jika jumlah anggota kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada
anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
pasif dalam diskusi
c. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum
terkondisi dengan baik.
Materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan
merupakan materi yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah dimana
siswa diharapkan mampu menghadapi masalah ekonomi yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya materi tersebut, maka kualitas
pengajaran perlu ditingkatkan yaitu dengan memilih metode pembelajaran
yang tepat. Karena penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, padahal materi yang diajarkan sukar dipahami siswa. Salah satu
altenatif untuk membuat pembelajaran ekonomi materi pokok permintaan,
penawaran, dan harga keseimbangan yang lebih melibatkan peran aktif siswa
adalah dengan metode kooperatif tipe Jigsaw. Karena penggunaan metode ini
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengajarkan materi tersebut pada
anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung
antara satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan.
Menurut Johnson & Johnson dalam Lie (2002: 7) dari penelitian
mengenai pembelajaran kooperatif, ternyata penggunaan metode ini
menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan
penyesuaian psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh
dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.
E. Metode Tanya Jawab dan Implementasinya dalam Pembelajaran Materi
Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan.
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru. Metode ini merupakan metode yang tertua dan
banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun di sekolah. Dalam metode ini pemimpin pada umumnya
berusaha menanyakan apakah peserta telah mengetahui fakta tertentu yang
sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh peserta. Jadi
bukan sekedar kesempatan di mana peserta diperbolehkan menanyakan
sesuatu mengenai hal yang kurang jelas bagi mereka (Surakhmad, 1998 : 103).
Menurut Sudjana (2004: 78) mendefinisikan metode Tanya Jawab
adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru
menjawab. Sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru
dengan siswa.
Metode Tanya jawab sebagai sebuah bentuk interaksi edukatif,
mempunyai kebaikan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Diantara
sifatnya yang baik yaitu:
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang
kantuknya
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
Sedangkan kelemahan dari metode Tanya jawab adalah sebagai
berikut:
a. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa
untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan
akrab
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
dan mudah dipahami siswa
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai 2 atau 3 orang
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang
penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang
tepat akan:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang
sedang dibicarakan
c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu
sendiri adalah bertanya
d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik
e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
(Hasibuan dan Moedjiono, 2006: 14).
Langkah-langkah penggunaan metode Tanya jawab:
a. Merumuskan tujuan Tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan
berpusat pada tingkah laku anak didik
b. Mencari alasan pemilihan metode Tanya jawab
c. Menetapkan kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan
d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang
dari pokok persoalan
e. Menyediakan kesempatan bertanya oleh anak didik.
Berdasarkan langkah-langkah diatas, maka tindakan guru dalam
menggunakan metode Tanya jawab harus dipersiapkan secermat mungkin
dalam bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menyebutkan alasan penggunaan metode Tanya jawab
b. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai tujuan pembelajaran
khusus
c. Menyimpulkan jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang
belum dipahami
e. Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada
hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan
g. Menyimpulkan materi jawaban yang relevan
h. Pemberian tugas
Jelas bahwa untuk membuka komunikasi dua arah, pertanyaan tidak
dapat dibatasi datang hanya dari pengajar atau penceramah. Untuk tujuan
tertentu pertanyaan dari anak didiklah yang dapat memberi petunjuk telah
atau belum terciptanya komunikasi yang diharapkan. Terhadap hal yang
terakhir ini seorang pengajar harus selalu waspada dan peka
(Surakhmad,1998: 102).
Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara
mengajukannya tidak tepat akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
yang dikehendaki. Agar pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran
efektif maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Hal-hal yang perlu dilakukan
Perlu adanya kehangatan dan keantusiasan guru dalam mengajukan
pertanyaan dan merespons baik atas jawaban siswa, agar partisipasi
siswa dalam pembelajaran lebih baik
2. Hal-hal yang perlu dihindari
a) Mengulangi pertanyaan sendiri, yang menyebabkan menurunnya
perhatian dan partisipasi siswa
b) Mengulangi jawaban siswa, yang menyebabkan siswa tidak
memperhatikan jawaban temannya
c) Menjawab pertanyaan sendiri, yang membuat siswa frustasi
d) Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e) Mengajukan pertanyaan ganda yang mematahkan semangat
f) Menentukan siswa tertentu untuk menjawab sebelum pertanyaan
diajukan sehingga siswa lain tidak perlu menjawab.
3. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru perlu diungkapkan secara jelas dan singkat, dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa. Susunan kata-kata
dalam pertanyaan perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa.
4. Pemberian Acuan
Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa
informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan siswa.
Pemberian acuan ini memungkinkan siswa menggunakan informasi
tersebut untuk menemukan jawaban dan menolong siswa mengarahkan
pikirannya kepada topik yang sedang dibicarakan.
Rancangan pembelajaran Tanya jawab
a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dalam kelas. Pertanyaan
tersebut dimulai dengan pertanyaan berfokus luas, kemudian diikuti
dengan pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus terbatas sesuai
dengan tujuan yang telah diterapkan
b. Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, guru
memberikan waktu beberapa detik untuk siswa berpikir, kemudian salah
satu siswa menjawab dengan kesadaran sendiri atau guru menunjuk salah
satu siswa untuk menjawab
c. Salah satu siswa menjawab, guru memberikan kesempatan kepada siswa
lainnya untuk menyatakan persetujuan, penolakan, atau kolaborasi dengan
alasan-alasannya terhadap pandangan atau jawaban yang disampaikan oleh
temannya
d. Bila jawaban siswa belum tepat, guru memilih siswa meninjau kembali
jawaban yang telah dikemukakan siswa dengan pertanyaan khusus agar
jawaban siswa menjadi lebih akurat
e. Bila siswa memberikan jawaban salah/ tidak dapat memberikan jawaban,
guru memberikan tuntunan agar siswa dapat menemukan jawaban yang
benar.
Jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom dalam Hasibuan
(2006: 16-18) adalah sebagai berikut:
“ 1. Pertanyaan Pengetahuan ( Knowledge Question) Yaitu pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang siftnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya.
2. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question) Yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi yang pernah dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan membandingkan.
3. Pertanyaan Penerapan ( Application Question) Yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya.
4. Pertanyaan Analisis (Analysis Question)
Yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasi motif masalah, mencari bukti-bukti yang menunjang kesimpulan, dan menarik kesimpuln berdasar informasi yang ada.
5. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question) Yaitu pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya.
6. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question) Yaitu pertanyaan yang menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadp suatu issue yang ditampilkan.” Metode Tanya Jawab sebagai suatu metode yang digunakan dalam
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang datangnya dari dua pihak
baik dari guru maupun siswa. Penggunaan metode Tanya jawab dalam
pembelajaran ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga
keseimbangan dapat membangkitkan, mendorong, dan atau membimbing
pemikiran yang sistematis, kreatif dan kritis pada diri siswa. Metode ini juga
dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau
bahan pelajaran yang telah dikuasai siswa. Dengan demikian materi yang
disampaikan oleh guru akan lebih mudah dipahami siswa dan hasil belajar
siswa juga dapat meningkat khususnya pada pelajaran ekonomi materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan.
F. Karakteristik Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga
Keseimbangan.
Ekonomi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pelajaran ekonomi
berfungsi membekali siswa dengan kompetensi dasar (pengetahuan dan
keterampilan dasar) agar mampu mengambil keputusan secara rasional dalam
menentukan berbagai pilihan.
Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi
yang nyata. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak
terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan jumlahnya terbatas/ langka. Tidak terbatasnya kebutuhan manusia
dan kelangkaan sumber ekonomi tersebut dijumpai dimana-mana. Ilmu
ekonomi mampu menjelaskan gejala-gejala ekonomi tersebut, sebab ilmu
ekonomi dibangun dari dunia nyata.
Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori untuk
menjelaskan fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan
menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah
konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain memenuhi
persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan
yang lain yaitu obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.
Materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan
merupakan materi yang ada dikelas X semester satu. Materi pokok tersebut
meliputi: permintaan, penawaran, elastisitas permintaan dan penawaran, serta
harga keseimbangan. Materi tersebut merupakan materi yang menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Oleh karena itu dalam mempelajarinya
siswa harus mengerti dan memahami konsep-konsep yang ada dalam
pelajaran tersebut.
Adapun materi singkat permintaan, penawaran, dan harga
keseimbangan adalah sebagai berikut:
A. PERMINTAAN (DEMAND)
a. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah jumlah produk (barang atau jasa) yang diinginkan
dan mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga lama jangka
waktu tertentu dan hal itu dianggap konstan.
b. Macam-macam permintaan adalah sebagai berikut:
1) Permintaan Dilihat dari Daya Beli Konsumen
• Permintaan Efektif
Permintaan efektif adalah permintaan konsumen terhadap
suatu barang atau jasa yang disertai dengan daya beli.
• Permintaan Absolut
Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap
suatu barang atau jasa yang tidak disertai daya beli
• Permintaan Potensial
Permintaan potensial adalah permintaan konsumen tergadap
suatu barang atau jasa yang diserta daya beli tetapi belum
melaksanakan pembelian.
2) Permintaan Dilihat dari Pendapatan
• Permintaan Konsumen
• Permintaan Pengusaha
• Permintaan Pemerintah
• Permintaan Luar Negeri
3) Permintaan Dilihat dari Jumlah Pemintanya
• Permintaan Perorangan atau Individu
Permintaan perorangan adalah permintaan yang datang dari
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sifatnya
berbeda tiap individu, tergantung pada tingkat pendidikan dan
pendapatan seseorang.
• Permintaan Pasar atau kolektif
Permintaan pasar adalah permintaan yang dimiliki oleh suatu
masyarakat sebagai keseluruhan pada saat yang sama.
c. Hukum Permintaan
Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak barang
tersebut yang diminta. Sebaliknya, semakin tinggi harganya,
semakin sedikit permintaan akan barang tadi (dalam keadaan
ceteris paribus).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan yaitu: (1) Harga
Barang itu Sendiri, (2) Harga Barang Lain yang Terkait, (3)
Pendapatan Konsumen, (d) Selera, (e) Jumlah Penduduk, (5)
Ekspektasi.
e. Fungsi dan Kurva Permintaan
• Fungsi Permintaan
Q = -aP + b atau P = -½ Q + b/a
• Kurva Permintaan
Table 1. Data Permintaan Beras di Pasar
Harga per kilogram
(Rp) (P)
Jumlah yang diminta perhari
(kg) (Q)
3200 20
3000 30
2800 40
2600 50
2400 60
Dari daftar tabel tersebut,dapat kita gambarkan kurvanya seperti dibawah
ini:
Gambar 3. Kurva Permintaan Beras
10 20 30 40 50 60 Q
P 3200
3000
2800
2600
2400
2200
B. PENAWARAN (SUPPLY)
a. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh
penjual pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu.
b. Macam-macam penawaran yaitu:
1) Dilihat dari Realita Penawaran
• Persediaan, yaitu seluruh barang yang dimiliki produsen dan
siap ditawarkan pada berbagai pasar
• Penawaran Riil, yaitu jumlah barang yang benar-benar
ditawarkan untuk dijual di pasar dengan berbagai tingkat
harga.
2) Dilihat dari Jumlah Penyedia (supplier)
• Penawaran Individual, yaitu penawaran yang datang dari
seorang pengusaha atau produsen
• Penawaran Pasar (Kolektif), yaitu penawaran yang datang
dari beberapa pengusaha atau produsen di pasar
3) Dilihat dari Jenis Barang yang Ditawarkan
• Faktor Produksi, yaitu penawaran berupa tenaga, alat
produksi, modal, dan tanah yang datang dari masyarakat
untuk perusahaan
• Barang Konsumsi, yaitu hasil produksi yang ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Hukum Penawaran
Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin banyak jumlah
ditawarkan oleh pengusaha, ceteris paribus.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran, yaitu: Harga
Barang itu Sendiri, Biaya Produksi, Teknologi, Keuntungan,
Kebutuhan Uang, Harga Masa Depan, Tujuan Tertentu, Pajak dan
Subsidi, Jumlah Perusahaan dalam Industri, Perubahan Harga
Barang Lain, dan Keadaan Iklim dan Cuaca.
e. Fungsi dan Kurva Penawaran
• Fungsi Penawaran
Q = aP – b
• Kurva Penawaran
Table 2. Daftar Penawaran Barang dan Jasa
Harga per kwintal
(P)
Jumlah yang ditawarkan (Q)
80000 300
70000 250
60000 200
50000 150
40000 100
Dari tabel tersebut dapat dibuat dalam bentuk kurva berikut ini:
P
8000 S
70000
60000
50000
40000
0 100 150 200 250 300 Q
Gambar 4. Kurva Penawaran barang dan Jasa
C. ELASTISITAS
a) Elastisitas Permintaan
Elastisitas Permintaan adalah pengukuran kualitatif yang menunjukkan
sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan
permintaan.
Elastisitas Harga dari Permintaan
Ed = aPerubahanHPersentase
tagXyangDiumlahBaranPerubahanJPersentasearg
min
Macam-macam Elastisitas harga:
1. Elastis (Ep > 1)
2. Inelastis (Ep < 1)
3. Elastisitas Satuan (Ep = 1)
4. Elastis Tak Terhingga (Ep = ~)
5. Inelastis Sempurna (Ep = 0)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi elastisitas Harga
a. Ada Tidaknya Barang Substitusi
b. Intensitas Kebutuhan (desakan kebutuhan)
c. Pendapatan Konsumen
d. Waktu yang diperlukan untuk penyesuaian terhadap harga baru)
b) Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah tingkat atau derajat kepekaan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga.
Elastisitas penawaran
Es = aPerubahanHPersentase
tagXyangDiumlahBaranPerubahanJPersentasearg
min
Macam-macam Elastisitas harga:
1. Elastis (Es > 1)
2. Inelastis (Es < 1)
3. Elastisitas Satuan (Es = 1)
4. Elastis Tak Terhingga (Es = ~)
5. Inelastis Sempurna (Es = 0)
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga penawaran
meliputi: (a) Waktu; (b) Daya Tahan Produk; (c) Kapasitas Produksi.
D. HARGA KESEIMBANGAN
a. Pengertian harga Keseimbangan / Harga Pasar
Pengertian harga Keseimbangan / Harga Pasar adalah harga yang
terbentuk pada tingkat dimana jumlah yang diinginkan penjual maupun
pembeli adalah sama.
P S
P1
D
0 Q1 Q
Gambar 5. Kurva Harga Keseimbangan
b. Golongan Pembeli dan Penjual
− Golongan Pembeli
• Pembeli Marginal
• Pembeli Supermarginal
• Pembeli Submarginal
− Golongan Penjual
• Penjual Marginal
• Penjual Supermarginal
• Penjual Submarginal
C. Excess Permintaan dan Excess Penawaran
Tabel 3. Surplus / Defisit Permintan dan Penawaran
Harga per-
satuan
Jumlah yang
Diminta
Jumlah yang
ditawarkan
Keterangan
500,00 10 unit 50 unit Surplus 40 unit
400,00 20 unit 40 unit Surplus 20 unit
300,00 30 unit 30 unit Ekuilibrium
200,00 40 unit 20 unit Defisit 20 unit
100,00 50 unit 10 unit Defisit 40 unit
Apabila terjadi kenaikan harga dari Rp. 300,00 menjadi Rp. 400,00 jumlah
barang yang ditawarkan bertambah menjadi 40 unit, sedang jumlah yang
diminta berkurang menjadi 20 unit. Dengan demikian terjadi excess supply
sebanyak 20 unit. Apabila terjadi penurunan harga dari Rp. 300,00
menjadi Rp. 200,00 menyakibatkan barang yang ditawarkan turun menjadi
20 unit, sedang jumlah yang diminta bertambah menjadi 40 unit, sehingga
terjadi kelebihan permintaan atau excess demand.
P D S
500 Kelebihan Penawaran
400
300 E
200
100 Kelebihan Permintaan
0 Q
Gambar 6. Excess Permintaan dan Excess Penawaran
d. Pergeseran titik Keseimbangan
Pergeseran Kurva Permintaan
P S P S
E1 E
E D1 E1
D D1 D
0 Q Q1 Q 0 Q1 Q Q
Permintaan Bertambah Permintaan Berkurang
Pergeseran Kurva Penawaran
D S S1 D S1 S
P E P1 E1
P1 E1 P E
0 Q Q1 0 Q1 Q
Penawaran Bertambah Penawaran Berkurang
Gambar 7. Pergeseran Titik Keseimbangan
e. Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
Pengaruh Pajak terhadap Surplus Konsumen dan Produsen
Pajak yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang
mengakibatkan sebagai berikut:
a. kurva penawaran bergeser ke kiri, yaitu dari So ke S1
b. keseimbangan pasar bergeser dari titik E ke titik A
c. harga naik dari Po ke P1
d. jumlah barang yang diperdagangkan turun dari OQo menjadi OQ1
Pengaruh Subsidi terhadap Surplus Konsumen dan Produsen
Pengaruh subsidi tersebut adalah sebagai berikut:
e. Penawaran naik, kurva bergeser ke kanan atau dari So ke S1
f. Keseimbangan pasar bergeser dari titik E ke titik C
g. Harga turun dari Po ke P1
h. Jumlah barang meningkat dari OQo menjadi OQ1
G. Hasil Belajar Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga
Keseimbangan
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar
merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar yang suah dilakukan. Hasil
belajar dapat diketahui melalui evaluasi hasil belajar untuk mengatur dan
menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan
guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan
menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor
tersebut antara lain:
1. Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari diri siswa sendiri yang meliputi: a. Faktor fisiologi
Faktor fisiologi meliputi: penglihatan, pendengaran dan kondisi fisiologi seperti kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, sakit yang diderita, dll.
b. Faktor psikologi Faktor psikologi meliputi: 1. Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.
2. Bakat Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Seseorang yang belajar sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan memperbesar kemungkinan berhasil dalam belajar.
3. Minat Minat timbul bila ada perhatian sedangkan perhatian terhadap sesuatu kegiatan sangat erat hubungannya dengan rasa suka atau senang.
4. Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar.
5. Emosi Emosi dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
6. Kemampuan kognitif atau penalaran. Kemampuan penalaran yang tinggi akan memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik. Kemampuan kognitif tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya latihan.
2. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar. Adapun faktor-faktor eksternal tersebut antara lain: a. Faktor lingkungan
Yang tergolong faktor lingkungan adalah faktor lingkungan belajar di dalam sekolah dan di luar sekolah, meliputi: 1. Lingkungan alami, yaitu lingkungan kondisi awal yang dapat
berpangaruh tehadap proses belajar. 2. Lingkungan sosial, yaitu lingkungan yang berpengaruh langsung
terhadap proses belajar. b. Faktor Instrument
1. Kurikulum, yaitu sehumlah kegiatan yang diberikan pada siswa sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran
2. Program Dengan program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya, kegiatannya, dapat dilaksanakan dengan mudah akan membantu siswa dalam belajar.
3. Sarana dan fasilitas Dengan saran dan fasilitas yang lengkap memungkinkan siswa belajar dengan baik.
4. Tenaga pengajar Dalam kegiatan pengajaran guru merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan siswa, terutama pengajaran klasikal.
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan merupakan materi
yang dipelajari siswa Sekolah Menengah Atas. Berdasar pengalaman mengajar
guru ekonomi di SMA ini bahwa siswa dalam mempelajari materi pokok ini
masih banyak yang merasa kesulitan dalam memahami konsep materinya
terutama dalam membuat grafik atau kurva. Hasil belajar yang dicapai siswa
belum sesuai dengan yang diharapkan guru, masih banyak siswa yang
mendapat nilai dibawah standar ketuntasan yaitu >65, hal ini terjadi karena
metode yang digunakan masih bersifat memberikan informasi saja, sehingga
siswa hanya berperan pasif, apa yang diterima siswa bersifat verbal karena
pelajaran tidak dibuaat menantang dan kurang mengesankan.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan interaksi belajar
mengajar ekonomi di kelas terletak pada kemampuan guru, karena itu guru
dituntut untuk senantiasa mengembangkan metode-metode pembelajaran agar
siswa tertarik dan berminat untuk mempelajari ekonomi lebih jauh, yang salah
satunya dengan pemberian metode mengajar yang tepat. Dari uraian tersebut
maka penulis ingin membandingkan mana yang lebih baik antara metode
kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya Jawab yang kedua-duanya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
H. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu mengenai metode Jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Sulistyowati, Sri (2003). PerbandinganPrestasi Belajar Kimia antara
Siswa yang Diajar dengan Metode Kooperatif Tife Jigsaw dan Metode
Ceramah untuk Pokok Bahasan Perhitungan Kimia dan Termokimia
pada Siswa Kelas II Semester I di SMU N 1 Tunjungan Blora Tahun
Ajaran 2003/2004. Semarang : FMIPA UNNES.
Berdasar analisis dari skripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa yang
diajar dengan metode kooperatif tipe Jigsaw dan metode ceramah pada
pokok bahasan perhitungan kimia dan termokimia pada siswa kelas II
semester I di SMU N 1 Tuntungan Blora Tahun Ajaran 2003/ 2004 dan
pembelajaran menggunakan metode Jigsaw ternyata lebih baik
dibandingkan dengan metode tugas kooperatif, hal ini disebabkan oleh
metode Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain,
sehingga siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
juga mereka harus siap memberikan dan mengajarkannya kepada anggota
kelompok lain dalam kelompok asal. Besarnya rata-rata presteasi belajar
kimia siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe Jigsaw sebesar
75,00. sedang yang diajar dengan metode ceramah sebesar 69,82.
2. Kiptiyah, Siti Mariatul. 2005. Komparasi Hasil Belajar antara Model
Jigsaw dan Model Peta Konsep Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 1 Kaliwungu. FMIPA
UNNES.
Berdasar analisis dari skripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa (1)
ada perbedaan hasil belajar kimia antara model Jigsaw dengan peta
konsep pada pokok bahasan larutan elektrolit dan konsep redoks, hal ini
dapat dilihat dari rata-rata nilai yang berbeda yaitu model Jigsaw 7,50
sedang model peta konsep 6,62 dan dibuktikan dengan uji statistik yang
signifikan, (2) hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran model Jigsaw
lebih baik daripada dengan model peta konsep pokok bahasan larutan
elektrolit dan konsep redoks.
3. Astuti, Irene. 2005. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada
Pembelajaran matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas
II Semester 1 SMP Marsudi Utami Semarang Tahun Pelajaran 2005/
2006. FMIPA UNNES
Berdasarkan analisis skripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilaksanakan di kelas 2 semester 1 SMP
Marsudi Utami Semarang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan ketuntasan
klasikal. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
rata-rata kelas hanya 58,9 dengan ketuntasan klasikal 34%. Setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diperoleh nilai
rata-rata kelas pada siklus I adalah 59,8 dengan ketuntasan klasikal 48%.
Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 64,5 dengan ketuntasan
klasikal 69%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas adalah 66 dengan
ketuntasan klasikal 79%.
I. KERANGKA BERPIKIR
Kegiatan belajar mengajar merupakan keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan
dan pembaharuan dalam segala komponen-komponen pendidikan.
Perubahan dan pembaharuan tersebut misalnya kurikulum, sarana dan
prasarana, serta metode pengajaran yang digunakan. Segala komponen
itulah yang akan mendukung keberhasilan tujuan pendidikan.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Metode mempunyai andil yang cukup besar
dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu
metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan
dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar
keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar metode dipergunakan oleh guru
dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah
dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful
Bahri, 1991: 72)
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi
menarik perhatian anak didik. Metode pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu metode pengajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa. Dengan keaktifan siswa diharapkan proses belajar mengajar dapat
tercipta situasi kondusif dan menyenangkan, dan metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu alternative yang digunakan
dalam pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu
model pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen,
beranggoatakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada
anggota tim lainnya. Metode ini dapat memberikan solusi dan suasana baru
yang menarik dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran
ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan
yang memerlukan suatu pemahaman. Metode ini juga mengajarkan pada
siswa untuk bertanggungjawab atas kelompoknya terhadap penguasaan
materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tesebut
kepada anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasnya
setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk memahami suatu bahan
pelajaran. Dengan metode ini maka proses belajar mengajar menjadi lebih
efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 1
SMA N 1 Bantarkawung.
Metode Tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, baik dari guru kepada siswa maupun
dari siswa kepada guru. Metode ini merupakan salah satu metode yang dapat
membangkitkan minat , rasa ingin tahu dan memusatkan perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa termotivasi untuk
mengajukan pertanyaan.
Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dua metode
pembelajaran yaitu dengan membandingkan penerapan proses belajar
mengajar metode Jigsaw dan metode Tanya jawab dimana kedua hasil
pembelajaran tersebut dibandingkan.
Adapun mekanisme pembelajaran ini digambarkan sebagai berikut:
Penerapan
Gambar 8. Kerangka Berfikir Penelitian
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan
Metode Pembelajaran
Metode kooperatif tipe JIGSAW
Evaluasi Evaluasi
Ada perbedaan hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan
dengan menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab
J. HIPOTESIS PENELITIAN
Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan perlu
diberi dugaan sementara. Dugaan/ rumusan sementara itu lebih sering dikenal
dengan istilah hipotesis. Dengan demikian hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbuktinya data yang terkumpul (Suharsimi, 1998: 62).
Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan, maka
hipotesis yang penulis ajukan sebagai dugaan sementara adalah sebagai
berikut:
Ho = tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan,
penawaran, dan harga Keseimbangan antara siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan metode Tanya jawab pada
siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Bantarkawung tahun pelajaran
2006/2007.
Ha = hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga
keseimbangan untuk siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW lebih baik daripada siswa yang
diajar dengan menggunakan metode Tanya jawab pada siswa kelas X
semester 1 SMAN 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penentuan Obyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:
108). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X semester I di SMA Negeri 1 Bantarkawung Brebes tahun pelajaran
2006/2007 yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas X-A, X-B, X-C, X-D,
dan X-E sebanyak 199 siswa, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Bantarkawung Kelas Jumlah Siswa X-A X-B X-C X-D X-E
40 Siswa 41 Siswa 40 Siswa 38 Siswa 40 Siswa
Sumber : SMA Negeri 1 Bantarkawung 2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto. 2002:109). Pengambilan sampel dalam penelitian ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
representatif dalam arti segala karakteristik dari populasi hendaknya
tercermin pula dalam sampel yang diambil (Sudjana. 1996: 6). Dalam
penelitian ini digunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan
sampel secara random atau acak sesuai dengan kelas yang ada.
Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Siswa mendapat materi yang berdasarkan kurikulum yang sama
2. Siswa diampu oleh guru yang sama
3. Siswa yang duduk di kelas yang sama.
Hal ini dilakukan dengan mengundi 5 kelas yang ada kemudian
diambil 2 kelas secara acak, yaitu untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Berdasar hasil pengundian, maka diperoleh kelas
X-C sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan kelas X-A sebagai
kelompok kontrol dengan menggunakan metode Tanya jawab. Tahap
awal pelaksanaan teknik random sampling ini diadakan uji
homogenitas populasi. Data yang digunakan berupa nilai hasil ulangan
harian kelas X semester 1.
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau menjadi perhatian
(Arikunto. 2002: 99). Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas
Adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam
hal ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe
JIGSAW dengan metode Tanya jawab dalam pelajaran ekonomi di
SMA Negeri 1 Bantarkawung.
b. Variabel Terikat
Adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam hal ini variabel terikatnya
adalah hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran,
dan harga keseimbangan siswa kelas X semester 1 SMAN 1
Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nilai siswa
SMA N 1 Bantarkawung kelas X semester 1, juga untuk memperoleh
daftar nama siswa yang menjadi sampel penelitian. Selain itu juga
untuk mendapatkan nilai hasil ulangan harian mata pelajaran ekonomi
kelas X bidang studi ekonomi. Data ini digunakan untuk analisis tahap
awal yang bertujuan untuk menentukan sampel. Dari analisis tahap
awal dalam penelitian ini diperoleh kelas-kelas yang berdistribusi
normal dan mempunyai varians yang sama (homogen) serta
mempunyai rata-rata yang relatif sama.
2. Metode Tes
Dalam penelitian ini tes diberikan setelah perlakuan pada
sampel. Pengambilan data melalui metode tes ini bertujuan untuk
menentukan hasil belajar yang diperoleh antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda. Selain
itu juga untuk mengetahui kemampuan siswa, berangkat dari titik
tolak yang sama atau berbeda pada materi pokok permintaan,
penawaran dan harga keseimbangan. Tes yang digunakan berbentuk
obektif berupa pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Instrumen
yang baik harus memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, daya
pembeda soal dan taraf kesukaran. Untuk memenuhi syarat-syarat
tersebut maka tes harus diujicobakan terlebih dahulu pada kelas diluar
sampel yang telah mendapat materi pokok permintaan, penawaran dan
harga keseimbangan. Metode kooperatif JIGSAW dan metode tanya
jawab diukur dengan menggunakan keterangan mengenai keberhasilan
menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.
D. Analisis Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang
baik, maka instrumen tersebut harus diujicobakan pada kelas diluar
sampel. Instrumen yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat (Arikunto, 2002: 145). Agar perangkat tes valid,
maka dilakukan uji validitas sebagai berikut:
a. Validitas Isi (Content Validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2002: 67). Validitas isi
dilakukan dengan cara menelaah soal secara teoritis dengan ahli
bidang studi.
b. Validitas Butir
Validitas butir merupakan syarat utama supaya butir soal
tersebut dijadikan instrumen penelitian. Butir dikatakan valid
apabila memiliki peran/ dukungan yang besar terhadap jumlah
skor totalnya. Butir memiliki validitas yang tinggi jika skor pada
butir memiliki kesejajaran/ korelasi dengan skor totalnya,
sehingga perhitungan validitas butir menggunakan rumus
korelasi. Rumus ini digunakan untuk skala pengukuran variabel.
Dalam penelitian ini validitas butir soal ditentukan dengan
rumus Korelasi Biserial sebagai berikut :
rpbis= St
MtMp − x qp
Keterangan:
Rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Rata-rata skor dari subjek yang menjawab item soal
benar
Mt = Rata-rata skor total
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah
(Arikunto, 2002: 79).
Apabila dalam perhitungan diperoleh r > r tabel, maka butir soal
dinyatakan valid. Dengan N= 40 maka r tabel = 0,312.
Dari hasil perhitungan ujicoba terhadap 40 siswa kelas ujicoba
diperileh 50 soal valid semua. Hal itu dilakukan dengan
mengujicobakan terus menerus soal yang tidak valid sampai
menjadi valid semua. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran....
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Karena instrument
tersebut sudah baik (Arikunto, 2002: 154). Untuk mengetahui
reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus KR-21 yaitu:
R11 = ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
−1kk
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −−
kVtMkM )(1
Keterangan:
R11 = Realibilitas instrumen
K = Banyaknya butir soal
M = Skor rata-rata
Vt = Varian total
(Arikunto, 2002: 164)
Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel dengan
taraf signifikan 5 %. Jika nilai r > rtabel maka instrument tersebut
reliabel. Harga r11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
aturan penetapan reliabilitas sebagai berikut:
0,8 < rxy < 1,0 maka reliabilitas sangat tinggi
0,6 < rxy < 0,8 maka reliabilitas rendah
0,4 < rxy < 0,6 maka reliabilitas cukup
0,2 < rxy ≤ 0,4 maka reliabilitas tinggi
0,0 < rxy ≤ 0,2 maka reliabilitas sangat tinggi
(Suherman, 1990: 177).
Berdasar hasil analisis ujicoba instrumen diperoleh r11 sebesar
0,901 dengan taraf signifikan 5%dan N = 40. Harga ini menunjukkan
bahwa instrumen tersebut reliabel dan termasuk dalam kriteria sangat
tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran....
3. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah tarafkesukaran item soal yang
dinyatakan dengan indeks yang disimbolkan dengan P (proporsi).
Proporsi adalah perbandingan antara siswa yang menjawab soal secara
benar dengan seluruh siswa yang menjawab soal. Butir tes yang baik
adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Indeks kesukaran ini digunakan untuk mengetahui butir soal termasuk
sukar, sedang, atau mudah. Teknik perhitungannya adalah dengan
menghitung beberapa testee yang gagal manjawab benar atau
memperoleh skor nilai dibawah lulus untuk tiap-tiap soal. Rumus yang
digunakan untuk menguji indeks kesukaran adalah:
IK = BA
BA
JSJSJBJB
++
(Suherman, 1990: 213).
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JBA= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA= Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB= Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat apada tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval IK Kriteria
IK = 00.00 0.00 < IK ≤ 0.30 0.30 < IK ≤ 0.70 0.70 < IK < 1.00 IK = 1.00
Terlalu Sukar Sukar
Sedang Mudah
Terlalu Mudah ( Suherman,1990: 213).
Berdasar hasil ujicoba instrumen tes diperoleh dengan kriteria
sukar sebanyak 4 soal, sedang 35 soal, dan mudah 11 soal. Hasil
penelitian dapat dilihat pada lampiran.... dan terangkum pada tabel 6.
Tabel 6. Rangkuman Indeks Kesukaran Hasil Soal Ujicoba No Kriteria Nomor Soal Jumlah 1 Terlalu Sukar 0 2 Sukar 5, 6, 42, 46 4 3 Sedang 2, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17,
18,19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 50.
35
4 Mudah 1, 3, 4, 7, 13, 20, 27, 37, 39, 43, 48.
11
5 Sangat Mudah 0
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (kemampuan rendah). Untuk mengetahui
daya pembeda soal dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi
sampai yang terendah.
b. Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah.
c. Menghitung taraf kesukaran masing-masing kelompok
d. Daya pembeda soal diperoleh dari taraf kesukaran kelompok atas
dikurangi taraf kesukaran kelompok bawah.
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah :
DP = A
BA
JSJBJB −
(Suherman, 1990: 201).
Keterangan :
DP = Daya pembeda soal
JBA= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA= Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSA= JSB
Kriteria yang digunakan seperti pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Kriteria Daya Pembeda Soal Interval DP Kriteria
DP ≤ 0.00 0.00 < DP ≤ 0.20 0.20 < DP ≤ 0.40 0.40 < DP ≤ 0.70 0.70 < DP ≤ 1.00
Sangat Jelek Jelek
Cukup Baik
Sangat Baik (Suherman, 1990: 202).
Berdasar hasil ujicoba diperoleh soal yang mempunyai daya
pembeda dengan kriteria cukup sebanyak 46 soal dan baik sebanyak 4
soal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran....
dan terangkum pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Rangkuman Daya Pembeda hasil Soal Ujicoba No Kriteria Nomor Soal Jumlah 1 Sangat Jelek 0 2 Jelek 0 3 Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 ,9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36,37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50
46
4 Baik 23, 29, 35, 46 4 5 Sangat Baik 0
Berdasar hasil analisis ujicoba soal yang terdiri dari uji
validitas, reliabilitas, indeks kesukaran , dan daya pembeda diperoleh
kesimpulan bahwa 50 soal ujicoba layak untuk instrumen penelitian.
E. Rancangan Penelitian
Rancangan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Rancangan Penelitian
Sampel Kondisi Awal Perlakuan Tes Akhir Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
T1 T1
X Y
T2 T2
Keterangan :
X = Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe JIGSAW
Y = Pembelajaran dengan metode Tanya jawab
T1 = Nilai ulangan harian kelas X semester 1, yaitu materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan dimana nilai
tersebut digunakan untuk menguji normalitas distribusi sampel
T2 = Tes hasil belajar materi pokok permintaan, penawaran, dan harga
keseimbangan
Prosedur rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengambil data nilai ulangan harian kelas X semester 1 siswa SMA
Negeri 1 Bantarkawung.
b. Memilih dua kelas secara random sebagai sampel yang terdiri dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu juga
menentukan satu kelas untuk uji coba perangkat tes dikelas luar
sampel.
c. Menganalisis data nilai tes pada sampel penelitian pada 1) ujicoba
normalitas dan uji homogenitas.
d. Membuat kisi-kisi tes.
e. Menyusun instrumen tes ujicoba berdasar kisi-kisi yang ada.
f. Mengujicobakan instrumen tes ujicoba yang berbentuk pilihan ganda
dengan lima option pada kelas uji coba, yaitu kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Bantarkawung yang sebelumnya telah diajar materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan.
g. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
beda soal.
h. Memberi perlakuan pada kelas X-C sebagai kelompok eksperimen
dengan metode kooperatif JIGSAW dan kelas X-A sebagai
kelompok kontrol dengan metode Tanya jawab selama 6 x
pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
i. Memberi tes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
j. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar.
k. Menyusun laporan hasil penelitian.
F. Metode Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini analisis data terbagi menjadi 2 tahap, yaitu
analisis tahap awal dan tahap akhir. Analisis tahap awal digunakan untuk
melihat kondisi awal populasi yang digunakan sebagai pertimbangan
dalam pengambilan sampel. Pada tahap akhir digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan hasil belajar setelah pembelajaran dari kedua
kelompok sampel.
1). Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari
sampel antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk
analisa tahap awal dalam penelitian ini menggunakan nilai ulangan
harian ekonomi materi pokok permasalahan ekonomi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data pada
sampel yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk uji
normalitas adalah Chi kuadrat, dengan rumus sebagai berikut:
∑=
−=
k
i i
ii
EEO
x1
22 )(
Keterangan:
X = harga Chi kuadrat
K = banyaknya kelas interval
Oi = observation atau frekuensi pengamatan
Ei = expectation atau frekuensi yang diharapkan
dk = derajat kebebasan
Kriteria pengujian:
Data berdistribusi normal pada sampel apabila x2hitung < x2
tabel,
dengan derajat kebebasan (dk)= K-3 dengan taraf signifikan 5%.
Jika x2 hitung > x2
tabel data yang dianialisis tidak berdistribusi normal
(Sudjana, 2002: 273).
b. Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas bertujuan mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas untuk analisis adalah uji Bartlet, dengan rumus
sebagai berikut :
X2= ( ln 10) x (B-Σ(ni-1)log Si2
Dengan :
B= (log S2)Σ(ni-1)
S2= ∑∑
−
−
)1()1( 2
i
ii
nSn
Keterangan:
S2 = Varians gabungan dari semua sampel
Si2= Varians masing-masing kelompok atau kelas
X2tabel dengan dk= k-1 dan taraf signifikan 5% jika X2
hitung < X2tabel,
maka homogen (Sudjana, 2002: 263).
c. Uji Kesamaan Keadaan Awal (Analisis Varians)
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan rata-
rata dari kelima kelas anggota populasi, dengan menggunakan uji
anava satu arah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F = DA
Keterangan:
A = Varians antar kelompok
D = Varians dalam kelompok
Dengan kriteria jika harga Fhitung < F tabel maka Ho kedua kelompok
tidak mempunyai perbedaan rata-rata.
Adapun rangkuman Anava seperti tabel 10 berikut ini:
Tabel 10 Ringkasan Anava
Sumber Variasi dk JK KT F Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok
1 k-1
∑ (ni-1)
Ry Ay Dy
R = Ry / 1 A = Ay / (k-1) D = Dy / ∑ (ni-1)
A / D
Total ∑ ni ∑y2 - - Keterangan:
k = banyaknya kelas
ni = banyaknya siswa pada kelas ke-i
Sudjana, 2002 : 305)
2). Analisis Tahap Akhir
Analisis akhir ini merupakan analisis data yang diperoleh setelah
dilaksanakan penelitian, yaitu berupa keadaan tes. Data yang diperoleh
adalah data skor hasil dari masing-masing kelompok sampel, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis keadaan akhir ini
terdiri dari uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua
rata-rata dan dilanjutkan dengan uji ketuntasan belajar.
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data pada
sampel yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk uji
normalitas adalah Chi kuadrat, dengan rumus sebagai berikut:
∑=
−=
k
i i
ii
EEO
x1
22 )(
Keterangan:
X = harga Chi kuadrat
K = banyaknya kelas interval
Oi = observation atau frekuensi pengamatan
Ei = expectation atau frekuensi yang diharapkan
dk = derajat kebebasan
Kriteria pengujian:
Data berdistribusi normal pada sampel apabila x2hitung < x2
tabel,
dengan derajat kebebasan (dk)= K-3 dengan taraf signifikan 5%.
Jika x2 hitung > x2
tabel data yang dianialisis tidak berdistribusi normal
(Sudjana, 2002: 273).
c. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12 ≠ σ2
2
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F = kecilVariansteresarVarianterb
Jika harga Fhitung ≥ F ½ α (nb-1) (nk-1) dan α = 5% maka kedua
kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji ini merupakan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui
hasil akhir penelitian yaitu mengetahui ada tidaknya perbedaan
hasil belajar ekonomi antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dan benarkah kelompok eksperimen lebih baik dari
kelompok kontrol. Karena kedua kelompok sampel mempunyai
varians yang sama (σ1=σ2), maka rumus uji t yang digunakan
adalah menggunakan uji pihak kanan, dimana Hipotesis yang
diajukan:
H0 : μ1= μ2
Ha : μ1>μ2
Statistik t yang digunakan adalah :
=t
21
11
21
nn
XX
S +
−
dengan:
S 2= ( ) ( )
211
21
222
21
−+
−+−
nnsnsn
Keterangan :
X 1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen
X 2 = nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = banyaknya anggota kelompok eksperimen
n2 = banyaknya anggota kelompok kontrol
S12 = Varians kelompok eksperimen
S22 = Varians kelompok kontrol
S = Varians Gabungan (Sudjana, 2002: 239) Kriteria pengujian sebagai berikut :
Terima H0 jika = -t(1-1/2α) < thitung <t(1-1/2α), dimana harga t(1-1/2α)
dengan dk = (n1+n2 –2) dan peluang (1-1/2 α) dan taraf signifikan 5%.
Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak.
e. Uji Ketuntasan Belajar
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah mencapai
ketuntasan belajar. Dalam penelitian ini parameter tuntas yang
digunakan adalah jika rata-rata hasil belajar siswa ≥ 65. Hipotesis
yang diajukan adalah;
Ho : µ ≤ 65 (belum mencapai ketuntasan belajar)
Ha : µ > 65 (telah mencapai ketuntasan belajar)
Hipotesis diatas dapat diuji dengan menggunakan statistik t dengan
uji pihak kanan, dengan rumus sebagai berikut:
t =
ns
x μο−
Dimana ttabel = t(1-α) (n-1)
Keterangan:
μ = batas ketuntasan yang ditetapkan yaitu 65
x = rata-rata hasil belajar
s = simpangan baku
n = banyaknya siswa
( Sudjana, 2002: 227)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi
lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes setelah pembelajaran
dilakukan pada kedua kelompok dengan perlakuan yang berbeda.
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan
Desember 2006 pada siswa kelas X semester satu SMA Negeri 1
Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007 dengan materi pokok
permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan. Sebagai rujukan
untuk mengetahui pengetahuan awal pada penelitian ini adalah data nilai
ulangan harian kelas X semester 1 materi pokok permasalahan ekonomi.
Karena siswa belum diberi perlakuan maka untuk mengetahui
kemampuan awal digunakan data nilai ulangan harian tersebut,
kemudian ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sesuai dengan rancangan penelitian, pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik random sampling dimana
mengambil dua kelas secara acak dari lima kelas yang ada. Dari hasil
pengacakan diperoleh hasil yaitu kelas X-C sebagai kelompok
eksperimen dengan metode kooperatif JIGSAW dan kelas X-A sebagai
kelompok kontrol dengan metode Tanya jawab. Masing-masing kelas
mendapat materi pokok dan jumlah jam pelajaran yang sama yaitu 6 x
pertemuan (11 jam pelajaran) untuk satu materi pokok.
Adapun proses pelaksanaaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 11. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan
metode kooperatif JIGSAW.
Tanggal Kegiatan Waktu 2
November 2006
- Perkenalan - Penjelasan guru tentang metode
JIGSAW - Pemberian tugas rumah, yaitu
mempelajari sub materi pokok selanjutnya yaitu permintaan. Karena aturan pengajaran metode ini yaitu siswa terlebih dahulu harus mempelajari bahan pelajaran pada pertemuan selanjutnya.
1 x 40 menit
9 November
2006
- Penjelasan kembali tentang metode JIGSAW
- Pembentukkan kelompok asal dan persiapan diskusi terdiri dari 4 - 5 siswa
- Pembagian LKS dalam bentuk lembaran materi
- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.
- Tahap penularan materi dalam kelompok asal
- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual
- Pemberian tugas rumah, mempelajari sub materi pokok penawaran
2 x 40 menit
16 November
2006
- Guru membagi LKS dan materi pembelajaran penawaran pada kelompok asal
- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.
- Tahap penularan materi dalam kelompok asal
- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual
- Pemberian tugas rumah, mempelajari sub
2 x 40 menit
materi pokok elastisitas permintaan dan penawaran
23 November
2006
- Guru membagi LKS dan materi pembelajaran pada kelompok asal
- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.
- Tahap penularan materi dalam kelompok asal
- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual
- Pemberian tugas rumah, mempelajari sub materi pokok harga keseimbangan
2 x 40 menit
30 November
2006
- Guru membagi LKS dan materi pembelajaran pada kelompok asal
- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.
- Tahap penularan materi dalam kelompok asal
- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual
2 x 40 menit
7 Desember
2006
Evaluasi tes hasil belajar 2 x 40 menit
Tabel 12. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan
metode tanya jawab
Tanggal Kegiatan Waktu 1
November 2006
- Perkenalan - Penjelasan guru tentang metode tanya
jawab, tujuan pembelajaran dan cara penilaiannya.
1 x 40 menit
8 November
2006
- Penjelasan kembali tentang metode tanya jawab
- Penjelasan sub materi pokok permintaan dengan metode ceramah dilanjutkan penerapan metode tanya jawab.
- Memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis.
- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan
- Guru memberikan rangkuman materi dan
2 x 40 menit
memberikan tugas rumah 15
November 2006
- Guru menjelaskan sub materi pokok penawaran dengan metode ceramah
- Pemberian tugas individu dan meminta siswa secara acak untuk mempresentasikannya didepan kelas
- Menerapkan metode tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk berfikir.
- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan
- Guru memberikan rangkuman materi dan memberikan tugas rumah
2 x 40 menit
22 November
2006
- Guru menjelaskan sub materi pokok elastisitas permintaan dan penawaran dengan metode ceramah
- Diskusi kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa - Guru meminta setiap kelompok
mewakilkan salah satu anggotanya untuk untuk menuliskan kembali hasil kerja kelompoknya
- Menerapkan metode tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk berfikir.
- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan
- Guru memberikan rangkuman materi dan memberikan tugas rumah
2 x 40 menit
29 November
2006
- Guru menjelaskan sub materi pokok harga keseimbangan dengan metode ceramah dilanjutkan penerapan metode tanya jawab.
- Memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis
- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan
- Guru memberikan rangkuman materi
2 x 40 menit
6 Desember
2006
Evaluasi tes hasil belajar 2 x 40 menit
2. Hasil Belajar
Data diperoleh dari sumber melalui dokumen dan tes. Dokumen
digunakan untuk mengungkapkan data awal sampel penelitian yaitu
nilai ulangan harian ekonomi kelas X semester 1 dan metode tes
digunakan untuk mendapatkan data dari hasil belajar ekonomi siswa
setelah dilakukan pembelajaran. Metode statistika parametrik digunakan
dalam penelitian ini untuk menganalisis data. Syarat data dapat
dianalisis dengan statistik parametrik yaitu data berdistribusi normal.
1). Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Untuk menguji kenormalan distribusi sampel digunakan uji Chi
kuadrat. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas
distribusi sampel adalah nilai ulangan harian ekonomi kelas X
semester 1materi pokok permasalahan ekonomi. Hasil
perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 13 Ringkasan Uji Normalitas Data
Kelas Jumlah siswa X2hitung X2
tabel KriteriaX - A X – B X – C X – D X - E
40 41 40 38 40
5,0747 6,2952 6,4207 6,3870 7,2935
7,81 7,81 7,81 7,81 7,81
Normal
Berdasar hasil tersebut, terlihat bahwa data-data tersebut
mempunyai nilai X2hitung < X2
tabel (7,81), dengan dk = 3 dan
taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya
terdapat pada lampiran 20.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
dalam populasi homogen atau tidak, dengan menggunakan uji
Bartlet. Suatu populasi dikatakan homogen apabila X2hitung <
X2tabel, dari hasil perhitungan diperoleh X2
hitung sebesar 8,794
dan X2tabel sebesar 9,49. Karena X2
hitung < X2tabel maka populasi
dinyatakan homogen. Perhitungan selengkapnya terdapat pada
lampiran 20.
c. Uji Kesamaan Keadaan Awal (Analisis Varians)
Untuk menguji kesamaan rata-rata data nilai ulangan harian
ekonomi kelas X semester 1 pada materi pokok permasalahan
ekonomi antar anggota populasi. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis varians (Anava) yang hasilnya terlihat
dalam lampiran 20 dan pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Hasil Uji Analisis Varians Data
Sumber Variasi Dk JK KT F
F 5%
Rata-rata 1 7939.9447 7939.9447 Antar Kelompok 4 9.2683 2.3171Dalam Kelompok 194 533.9870 2.7525
0.8418 2.42
Total 199 8483.2000
Berdasar tabel tersebut, diperoleh Fhitung (0.8418) < Ftabel ( 2.42)
dengan dk (4:194) yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata
yang signifikan pada data nilai ulangan harian ekonomi
semester 1 pada materi pokok permasalahan ekonomi antar
anggota populasi. Dalam analisis ini menunjukkan bahwa
kelima kelompok anggota populasi mempunyai keadaan awal
yang relatif sama sebelum pembelajaran.
2). Analisis Tahap Akhir
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi
kuadrat dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 3.
Berdasarkan tabel kritik uji Chi kuadrat dengan dk = 3 dan α =
5% diperoleh χ2tabel sebesar 7,81. Apabila nilai Chi kuadrat
hasil perhitungan melebihi 7,81 menunjukkan bahwa data tidak
berdistribusi normal. Hasil uji Chi kuadrat selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 24 dan terangkum pada tabel 15 berikut:
Tabel 15 Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok χ2hitung Dk χ2
tabel Kriteria Eksperimen 6.870 3 7.81 Normal Kontrol 2.654 3 7.81 Normal
Terlihat dari tabel 15, nilai χ2 hitung untuk kelompok eksperimen
sebesar 6,870 dan untuk kelompok kontrol sebesar 2,654. Nilai
Chi kuadrat hasil perhitungan ternyata lebih kecil dari nilai Chi
kuadrat tabel, yang berarti bahwa data berdistibusi normal,
sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji t.
b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)
Berdasarkan perhitungan diperoleh S2 kelompok eksperimen
adalah 7.49 dan S2 kelompok kontrol adalah 6.80. Dari
perhitungan juga diperoleh Fhitung sebesar 1.823 untuk taraf
signifikan 5% dengan dk pembilang 39 dan dk penyebut 39
diperoleh F(0.025) (39:39) sebesar 1.89. Kriteria pengujian Ho
ditolak jika Fhitung < F(0.025) (39:39). Karena Fhitung < F(0.025) (39:39)
maka Ho ditolak yang berarti ada persamaan varians antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji kesamaan
dua varians data hasil belajar siswa selengkapnya ada pada
lampiran 24.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Berdasar perhitungan yang diperoleh harga X 1 adalah 7.49 dan
X 2 adalah 6.80 sedangkan S12 = 0.4039 dan S2
2 = 0.2215 serta
n1 = 40 dan n2 = 40. Data tersebut digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian ini dimana hipotesis yang diuji adalah
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh harga thitung sebesar
5.478 untuk ttabel dengan dk=5% dan dk=78 diperoleh t(0.975) (80)
sebesar 1.991. Kriteria pengujian Ho ditolak jika thitung > ttabel.
Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti ada
perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol dimana kelompok eksperimen lebih baik dari
pada kelompok kontrol.
Hasil uji t untuk menguji hipotesis dapat dilihat pada lampiran
24 dan terangkum pada tabel 16 berikut:
Tabel 16 Hasil Uji t
Kelompok Mean s2 N thitung ttabel Kriteria Eksperimen 7.49 0.4039 40 Kontrol 6.80 0.2215 40 5.478 1.991 Berbeda
nyata
Terlihat dari tabel di atas, nilai thitung = 5,478 > ttabel = 1,991
yang berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada perbedaan
hasil belajar siswa antara yang diajar menggunakan metode
kooperatif tipe JIGSAW dengan siswa yang diajar
menggunakan metode tanya jawab diterima.
d. Uji Ketuntasan Belajar
Hasil uji ketuntasan belajar dengan batas ketuntasan minimal
6,5 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Siswa
Kelompok Mean N Standar deviasi μo thitung ttabel Kriteria
Eksperimen 7.49 40 0.64 6.5 9.80 1.68 Tuntas Kontrol 6.80 40 0.47 6.5 4.03 1.68 Tuntas
Terlihat dari tabel di atas, diperoleh thitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 9.80 dan untuk kelompok kontrol sebesar 4.03.
pada taraf signifkansi 5% dengan dk = 40-1 = 39 diperoleh ttabel =
1.68. Karena thitung> ttabel dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol telah
mencapai ketuntasan belajar yaitu melebihi batas ketuntasan
minimal 6,5.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan hasil belajar
ekonomi antara siswa yang diajar dengan metode kooperatif JIGSAW dengan
siswa yang diajar dengan metode tanya jawab, yang kedua-duanya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini diambil dua kelas
sebagai sampel dari populasi yang ada, dan dipastikan kedua kelompok
tersebut berangkat dari kondisi awal yang sama. Pada analisis tahap awal
diperoleh bahwa kedua kelompok berdistribusi normal, mempunyai varians
yang homogen dan mempunyai rata-rata skor yang sama.
Setelah diketahui kedua kelompok berangkat dari kondisi awal yang
sama, kemudian kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Dan setelah
semua materi selesai diajarkan, kedua kelompok diberi tes atau evaluasi hasil
belajar dengan soal dan jumlah yang sama. Data yang diperoleh digunakan
untuk analisis tahap akhir atau untuk membuktikan hipotesis.
Berdasar dari analisis statistik, diperoleh bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian berarti rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
yang diberi pembelajaran dengan metode JIGSAW lebih baik dari kelompok
kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode tanya jawab pada materi
pokok permintaan, penawaran dan harga keseimbangan.
Hasil uji t menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol, meskipun kedua kelompok
sudah menunjukkan adanya ketuntasan belajar. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 18 berikut:
Tabel 18 Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Interval
Nilai Kriteria F % f %
> 65 Tuntas belajar 36 90 30 75 < 65 Belum tuntas 4 10 10 25 Mean 7.49 6.80 Varians 0.4039 0.2215 Standar deviasi 0.64 0.47 Nilai maksimal 8.6 7.6 Nilai minimal 6.0 5.6
Terlihat dari tabel di atas, pada kelompok eksperimen rata-rata hasil
belajarnya mencapai 7,49 dengan nilai tertinggi 8,6 dan nilai terendah 6,0.
Dari 40 siswa terdapat 36 siswa (90%) telah mencapai ketuntasan belajar
karena nilainya > 6,5. Rata-rata kelompok kontrol sebesar 6,80 dengan nilai
tertinggi 7,6 dan nilai terendah 5,6. Dari 40 siswa yang diteliti ternyata 30
siswa (75%) telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai > 6.5.
Perbedaan ini pada dasarnya karena perbedaan metode yang digunakan.
Pembelajaran pada kelompok eksperimen yaitu dengan metod JIGSAW. Pada
kelompok eksperimen dengan metode kooperatif tipe JIGSAW didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain sehingga siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota lain dalam kelompok asal. Menurut Johnson & Johnson
dalam Anita Lie, 2002 penggunaan metode ini dapat menghasilkan prestasi
yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologis
yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan
memisah-misahkan siswa.
Proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen
Pelaksanaan pada kelompok eksperimen dilakukan pada kelas X– C
dengan jumlah siswa 40. Pada pertemuan I, digunakan guru untuk perkenalan
dengan alokasi waktu 1 x 40 menit. Hasil dari perkenalan ini, selain siswa
menjadi lebih akrab dengan guru, siswa juga memperoleh pemahaman tentang
metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan metode JIGSAW.
Pertemuan selanjutnya guru mulai menerapkan metode pembelajaran
kooperatif JIGSAW. Pelaksanaan perlakuan pada kelompok eksperimen pada
awalnya mengalami hambatan. Pembelajaran baru bagi guru dan siswa
memerlukan waktu yang cukup lama untuk penyesuaian. Pada pembelajaran I
terjadi kegaduhan saat perpindahan kelompok, baik dari kelompok asal ke
kelompok ahli maupun sebaliknya. Kegaduhan tersebut menyita waktu
pembelajaran yang hanya 2 x 40 menit. Hal ini menyebabkan pembagian
waktu untuk tahapan pembelajaran selanjutnya menjadi berkurang.
Hambatan juga terjadi pada saat tahap penularan materi, karena proses
penguasaan materi atau pemecahan masalah pada kelompok ahli, aktivitas
siswa masih didominasi oleh siswa yang pandai dan sebagian siswa hanya
menyalin pekerjaan temannya sehingga penyampaian materi pada kelompok
asal dari masing-masing anggota kelompok kurang maksimal.
Hambatan-hambatan yang terjadi pada pembelajaran I dikarenakan
masih banyak siswa yang merasa kebingungan dengan tugas, tanggung jawab
dan metode pembelajaran yang diterapkan sehingga mengakibatkan
kegaduhan. Namun kegaduhan itu semakin lama semakin berkurang, rasa
tanggung jawab dan aktifitas siswa dalam bertanya, menjelaskan, bekerjasama
dan berdiskusi juga meningkat. Hal itu diikuti juga oleh meningkatnya rasa
percaya diri, kemampuan siswa menemukan ide-ide atau gagasan dalam
menyelesaikan masalah (soal) yang menjadi tugas setiap siswa, dan
kemampuan siswa dalam tahap penularan materi dan presentasi hasil karya.
Perpindahan siswa dari kelompok asal ke kelompok ahli dan sebaliknya tidak
lagi menimbulkan kegaduhan yang berarti karena siswa sudah mulai terbiasa
dengan tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab inilah yang
menyebabkan siswa merasa harus menguasai materi maupun hasil diskusi
untuk memberikan penjelasan kepada teman di kelompok asal.
Sesuai karakteristik materi permintaan, penawaran dan harga
keseimbangan yang lebih banyak membutuhkan pemahaman konsep,
perhitungan matematika, maka sangat perlu adanya kerjasama, diskusi yang
hidup untuk memecahkan masalah berkaitan dengan materi tersebut.
Pembelajaran kooperatif Tipe JIGSAW lebih cocok digunakan untuk situasi
tersebut, karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami konsep-
konsep yang sulit dengan berdiskusi dengan temannya. Melalui diskusi akan
terjalin komunikasi dan interaksi dengan siswa, saling berbagi ide atau
pendapat, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya, selain itu akan terjalin komunikasi elaborasi kognitif yang baik,
sehingga dapat meningkatkan daya nalar.
Meskipun dari motivasi dalam penelitian ini tidak diteliti, namun
berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada kelompok eksperimen
menunjukkan hasil yang lebih tinggi, dimana siswa lebih aktif bertanya,
menjelaskan, bekerjasama dan diskusi. Kondisi tersebut memberikan suasana
rileks, tidak kaku sehingga mendukung pembelajaran siswa yang tidak
membosankan. Motivasi inilah yang menyebabkan siswa memiliki semangat
yang lebih tinggi untuk tetap belajar yang berdampak positif terhadap hasil
yang dicapai.
Proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol
Pelaksanaan pada kelompok kontrol dilakukan pada kelas X- A dengan
jumlah siswa 40. Pertemuan I, seperti dengan kelompok eksperimen guru
gunakan untuk perkenalan dan menjelaskan mengenai metode pembelajaran
yang akan digunakan yaitu dengan metode tanya jawab, tujuan pembelajaran
dan cara penilaiannya. Pertemuan selanjutnya guru mulai menerapkan metode
tanya jawab. Pembelajaran pada kelompok kontrol ini meskipun dalam
pembelajarannya lebih mengedepankan pada aktivitas siswa untuk
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, berdiskusi, namun
pembelajarannya masih didominasi oleh guru. Proporsi guru memberikan
ceramah lebih banyak terjadi, sedangkan siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja dan menulisnya dibuku apabila ada materi yang
dianggap penting, sehingga untuk memahami konsep-konsep yang abstrak
siswa mengalami kesulitan dan daya pikir serta kreativitas siswa belum
tampak. Keberanian siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan
masih kurang, hanya siswa tertentu saja yang berani mengeluarkan
pendapatnya.
Pada saat melakukan diskusi kelompok siswa kurang memiliki
tanggung jawab atas dirinya karena tidak ada tuntutan untuk memberikan
penjelasan kepada orang lain. Hanya siswa yang pandai saja yang memberikan
penjelasan kepada temannya, sedang siswa yang kurang aktif hanya menulis
atau menyalin hasil kerja kelompoknya.
Namun pada pertemuan berikutnya, aktivitas siswa sudah mulai
tampak. Siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan dari guru, dan
keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat
walaupun belum seluruhnya. Tetapi dalam mengerjakan tugas individu masih
terdapat siswa yang melihat pekerjaan temannya, sehingga suasana kelas
kembali menjadi ramai. Begitu pula saat diskusi kelompok, aktivitas siswa
masih di dominasi oleh siswa yang pandai saja dan sebagian ada siswa hanya
menyalin pekerjaan temannya sehingga proses belajar mengajar masih kurang
maksimal.
Metode tanya jawab dapat merangsang siswa untuk berfikir dan
berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat
digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan
pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa. Selain itu metode Tanya jawab
juga dapat memberikan motivasi kepada siswa agar bangkit pemikirannya
untuk bertanya selama mendengarkan penjelasan atau siswa menjawab selama
guru mengajukan pertanyaan.
Tidak dipungkiri bahwa pada pembelajaran kelompok kontrol juga
efektif, karena dari setiap pertemuannya aktivitas siswa dalam bertanya dan
melontarkan pendapat dalam pembelajaran mengalami peningkatan, namun
tidak jarang siswa yang kurang aktif hanya sebagai pendengar. Dengan kata
lain pada pembelajaran ini hanya memfungsikan indera pendengaran dan
penglihatannnya saja. Hal ini berakibat kemampuan siswa tidak bisa
meningkat. Berbeda dengan kelompok eksperimen, guru sebagai fasilitator,
aktivititas lebih dominan, sehingga tidak hanya indera pendengaran dan
penglihatan saja yang digunakan, namun kemampuan bicara (verbal) dapat
lebih ditingkatkan melalui diskusi dan presentasi hasil diskusi di kelompok
asal maupun ahli.
Berdasar analisis hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Sri Sulistyowati (2003) yang
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa
yang diajar dengan metode kooperatif tipe JIGSAW dan metode ceramah
pada pokok bahasan perhitungan kimia dan termokimia pada siswa kelas II
semester I di SMU N 1 Tuntungan Blora Tahun Ajaran 2003/ 2004 dan
pembelajaran menggunakan metode JIGSAW ternyata lebih baik
dibandingkan dengan metode tugas kooperatif, hal ini disebabkan oleh metode
JIGSAW didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain. Siti Mariatul
Kiptiah (2005) yang memberikan hasil serupa yaitu ada perbedaan hasil
belajar kimia antara model JIGSAW dengan peta konsep pada pokok bahasan
larutan elektrolit dan konsep redoks.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan bahwa:
1. Ada perbedaaan hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan,
penawaran dan harga keseimbangan antara siswa yang diajar
menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dan yang diajar dengan
menggunakan metode tanya jawab, terbukti dari hasil uji t dengan nilai
thitung = 5,478 > ttabel = 1,991.
2. Hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan, penawaran dan
harga keseimbangan antara siswa yang diajar menggunakan metode
kooperatif tipe JIGSAW lebih baik daripada yang diajar dengan
menggunakan metode tanya jawab, terbukti dari rata-rata hasil belajar
sebesar 7,49 pada kelompok ekperimen dan 6,80 pada kelompok kontrol.
B. Saran
Beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini antara
lain:
1. Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dapat digunakan sebagai alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang
membutuhkan pemecahan masalah melalui diskusi. Namun tidak
dipungkiri bahwa metode tanya jawab juga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Penelitian ini lebih mengkaji sisi kognitif, sedangkan aspek afektif dan
psikomotor dikaji namun belum secara mendalam, oleh karena itu perlu
penelitian serupa dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotornya.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
________________. 2002. Dasar- dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hasibuan, dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya Hermin, Budiningarti. 1998. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Fisika di SMU. Surabaya: IKIP Surabaya Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
Press Kiptiyah, Siti Mariatul. 2005. Komparasi Hasil Belajar antara Model Jigsaw
dan Model Peta Konsep Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 1 Kaliwungu. FMIPA UNNES
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Silberman, Mel. 1998. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Yappendis Sudjana, Nana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Sinar Baru Sukwiaty, dkk. 2004. Ekonomi Kelas 1 SMA. Bandung: Yudhistira Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung:
Tarsito
98
Suherman, Erman. 1994. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: UT
Sulistyowati, Sri. 2003. PerbandinganPrestasi Belajar Kimia antara Siswa yang
Diajar dengan Metode Kooperatif Tife Jigsaw dan Metode Ceramah untuk Pokok Bahasan Perhitungan Kimia dan Termokimia pada Siswa Kelas II Semester I di SMU N 1 Tunjungan Blora Tahun Ajaran 2003/2004. Semarang : FMIPA UNNES