2427

114
STUDI KOMPARASI ANTARA METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN METODE TANYA JAWAB DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MATERI POKOK PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA KESEIMBANGAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ikah Apriyani 3301402018 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

description

 

Transcript of 2427

Page 1: 2427

STUDI KOMPARASI ANTARA METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN

METODE TANYA JAWAB DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR EKONOMI MATERI POKOK PERMINTAAN, PENAWARAN,

DAN HARGA KESEIMBANGAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1

SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ikah Apriyani

3301402018

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: 2427

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Joko Widodo, M.Pd Drs. St. Sunarto, MS NIP. 131961218 NIP. 130515743

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si NIP. 131993879

Page 3: 2427

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang ujian skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji skripsi

Drs. F.X Sukardi

Nip. 130324048

Anggota I Anggota II

Dr. Joko Widodo, M.Pd Drs. St. Sunarto, MS

NIP. 131961218 NIP. 130515743

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si

NIP. 131658236

Page 4: 2427

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar-

benar hasil karya saya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik

sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Maret 2007

Ikah Apriyani Nim.3301402018

Page 5: 2427

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Berusaha dan berdoa merupakan kunci keberhasilan, yang terpenting “Tetap Semangat

dan Teguhkan Hati” dalam meraih mimpi.

Sesungguhnya sesudah kesusahan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah 6)

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan

melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan

melenyapkan lelahnya jerih payah (Dr. Aidh Al-Qarni)

Kemarin adalah mimpi yang telah selesai. Esok adalah harapan yang indah. Sedangkan

hari ini adalah realitas yang nyata (Dr. Aidh Al-Qarni)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT

kupersembahkankarya sederhana ini kepada:

Bapak dan Ibuku yang mendidikku dalam takwa, merawatku dalam bingkai

sunnah, dan memotivasiku untuk mencintai keluhuran budi

Kedua adikku tersayang “Irma Ade Yupika dan Relita Melly Fransiska” yang

selalu menjadi lentera semangatku

Mbah Surni dan keluarga besar Ua Rahardjo (ka2 Eko, Ce2 Eti, Ce2 Eli n Ka2

Eko) yang ada di Sumatera, terimakasih atas doanya

Yekti N (Aw2), Feby, Asih, Ari, Cha2,Sury, mba Peni, wanita,mba Ima n Andi .

Terimakasih untuk masa indah kebersamaam kita.

Pendidikan Ekonomi Koperasi’ 02

Almamaterku

Page 6: 2427

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Studi Komparasi Metode Kooperatif Tipe JIGSAW Dengan

Metode Tanya Jawab Dalam Rangka Meningkakan Hasil Belajar Ekonomi Materi

Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan Pada Siswa Kelas X

Semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi ini

diajukan dalam rangka meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri

Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat disusun tanpa adanya

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Semarang.

2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNNES

3. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan UNNES

4. Dr. Joko Widodo, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan semangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. St. Sunarto, MS selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: 2427

6. Drs. F.X Sukardi selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan

dan saran untuk perbaikan skripsi.

7. Dra. Indah Retnowati selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Bantarkawung

yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

8. Endis Tagora, S.Pd selaku Guru Pamong kelas X SMA N 1 Bantarkawung

yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi SMAN1 Bantarkawung, terimakasih untuk kerjasamanya

10. Teman-teman di Sabdaning Kost

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak kekurangan, karena ini semua disebabkan

keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan

demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

pembaca. Amin.

Semarang, Maret 2007

Penulis

Page 8: 2427

SARI

Ikah Apriyani. 2007. Studi Komparasi antara Metode Kooperatif Tipe JIGSAW dengan Metode Tanya Jawab dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. UNNES. Pembimbing I. Dr. Joko Widodo, M.Pd, Pembimbing II. Drs. ST. Sunarto, MS. Kata kunci: Kooperatif Tipe JIGSAW, Tanya Jawab, Hasil Belajar.

Hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bantarkawung Brebes masih tergolong rendah. Hal ini diduga karena pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah, dimana proses belajar mengajar didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya memfungsikan indera penglihatan dan pendengarannya saja, sehingga pembelajaran tidak efektif. Permasalahan yang diungkap: 1) adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab? 2) mana yang lebih baik di antara keduanya?

Populasi yang diteliti adalah semua siswa kelas X yang terbagi dalam 5 kelas. Sampel diambil dua kelas secara acak dan diperoleh kelas X-A sebagai kelompok kontrol (metode Tanya jawab) dan kelas X-C sebagai kelompok eksperimen (metode JIGSAW). Variabel yang diteliti adalah hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung yang diukur menggunakan tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan antara siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dan yang diajar menggunakan metode Tanya jawab, terbukti dari hasil uji t dengan nilai thitung = 5,478 > ttabel = 1,991. Hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan antara siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan metode Tanya jawab, terbukti dari rata-rata hasil belajar sebesar 7,49 pada kelompok eksperimen dan 6,80 pada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, sehingga pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang membutuhkan pemecahan masalah melalui diskusi.

Penelitian ini hanya mengkaji sisi kognitif semata, sedangkan aspek afektif dan psikomotor belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu perlu penelitian serupa dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotornya.

Page 9: 2427

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

SARI................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Penegasan Istilah ........................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10

E. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ......................................... 14

A. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem ....................................... 14

B. Konsep Dasar Tentang Metode Pembelajaran ............................. 20

C. Kedudukan Metode Dalam Sistem Pembelajaran Ekonomi ........ 23

Page 10: 2427

D. Metode JIGSAW dan Implikasinya ............................................. 25

E. Metode Tanya Jawab dan Implikasinya ........................................ 35

F. Karakteristik Materi Pokok .......................................................... 41

G. Hasil Belajar Materi Pokok .......................................................... 53

H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ............................................. 55

I. Kerangka Berpikir ........................................................................ 57

J. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 61

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 62

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian ....................................... 62

1. Populasi ............................................................................ 62

2. Sampel .............................................................................. 62

B. Variabel Penelitian ................................................................... 63

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 64

D. Analisis Uji Coba Instrumen.................................................... 65

1. Validitas ............................................................................ 65

2. Reliabilitas ........................................................................ 67

3. Indeks Kesukaran .............................................................. 68

4. Daya Pembeda ................................................................... 70

E. Rancangan Penelitian ............................................................... 72

F. Metode Analisis Data Penelitian ............................................. 73

1). Analisis Keadaan Awal .................................................... 73

a. Uji Normalitas Data ...................................................... 74

b. Uji Homogenitas Populasi ............................................ 74

Page 11: 2427

c. Uji Kesamaan Keadaan Awal ...................................... 75

2). Analisis Tahap Akhir ....................................................... 76

a. Uji Normalitas Data ...................................................... 76

b. Uji Kesamaan Dua Varians........................................... 77

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata......................................... 78

d. Uji Ketuntasan Belajar .................................................. 79

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 80

A. Hasil Penelitian.............................................................................. 95

a. Pelaksanaan Penelitian......................................................... 80

b. Hasil Belajar......................................................................... 82

B. Pembahasan .................................................................................. 89

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97

A. Simpulan........................................................................................ 97

B. Saran ............................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 98

LAMPIRAN .................................................................................................... 100

Page 12: 2427

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Permintaan Beras di Pasar ....................................................... 45

2. Daftar Penawaran Barang dan Jasa ................................................. 47

3. Surplus/ Defisit Permintaan dan Penawaran ................................... 50

4. Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Bantarkawung ................. 62

5. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ..................................................... 69

6. Rangkuman Indeks Kesukaran Hasil Soal Uji Coba ....................... 69

7. Kriteria Daya Pembeda Soal ........................................................... 71

8. Rangkuman Daya Pembeda Hasil Soal Uji Coba ............................ 71

9. Rancangan Penelitian ....................................................................... 72

10. Ringkasan Anava.............................................................................. 76

11. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar JIGSAW .............................. 81

12. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Tanya Jawab ........................ 82

13. Ringkasan Uji Normalitas Data........................................................ 84

14. Hasil Uji Analisis Varians Data ....................................................... 85

15. Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 86

16. Hasil Uji t ........................................................................................ 88

17. Hasil Uji Ketuntasan Belajar ........................................................... 88

18. Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................ 90

Page 13: 2427

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Strategi Belajar Mengajar................................................................. 17

2. Kerangka Pembelajaran JIGSAW ................................................... 31

3. Kurva Permintaan Beras .................................................................. 45

4. Kurva Penawaran Barang dan Jasa .................................................. 48

5. Kurva Harga Keseimbangan ............................................................ 50

6. Excess Permintaan dan Excess Penawaran ..................................... 51

7. Pergeseran Titik Keseimbangan ...................................................... 52

8. Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 60

9. Pembentukkan Kelompok Asal ....................................................... 211

10. Pemecahan Materi dalam Kelompok Ahli ...................................... 211

11. Penularan Materi dalam Kelompok Asal ........................................ 212

12. Tes Individual .................................................................................. 212

13. Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru ........................................... 213

14. Siswa Mengerjakan Soal ................................................................. 213

15. Diskusi Kelompok ........................................................................... 214

16. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi .......................................... 214

Page 14: 2427

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Uji Coba ...................................................................................... 100

2. Soal Tes Uji Coba ...................................................................................... 103

3. Lembar Jawaban Tes Uji Coba .................................................................. 115

4. Kunci Jawaban Tes Uji Coba .................................................................... 116

5. Analisis Soal Uji Coba .............................................................................. 117

6. Contoh Perhitungan Analisis Soal Uji Coba ............................................. 123

a. Validitas ........................................................................................... 123

b. Reliabilitas Instrumen....................................................................... 125

c. Tingkat Kesukaran Soal ................................................................... 126

d. Daya Pembeda Soal .......................................................................... 127

7. Daftar Nama Kelompok Eksperimen......................................................... 128

8. Daftar Nama Kelompok Kontrol .............................................................. 129

9. Daftar Anggota Kelompok Eksperimen ................................................... 130

10. Rencana Pembelajaran Kelompok Eksperimen ........................................ 131

11. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 147

12. Jawaban Lembar Kerja Siswa ................................................................... 151

13. Tugas Siswa ............................................................................................... 161

14. Rencana Pembelajaran Kelompok Kontrol................................................ 165

15. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 177

16. Daftar Pertanyaan ...................................................................................... 179

17. Jawaban Pertanyaan ................................................................................... 183

Page 15: 2427

18. Tugas Rumah ............................................................................................. 191

19. Data Nilai Ulangan Harian Ekonomi Kelas X .......................................... 195

20. Analisis Data Awal ................................................................................... 196

a. Uji Normalitas .................................................................................. 196

b. Uji Homogenitas .............................................................................. 201

c. Uji Kesamaan Keadaan Awal (Analisis Varians) ............................ 202

21. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar................................................................. 204

22. Soal Tes Hasil Belajar................................................................................ 207

23. Daftar Nilai Hasil Belajar Ekonomi .......................................................... 219

24. Analisis Data Akhir.................................................................................... 220

a. Uji Normalitas ................................................................................. 220

b. Uji Kesamaan Dua Varians ............................................................. 222

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................................................ 223

d. Uji Ketuntasan Belajar ..................................................................... 224

25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa................................................................ 226

26. Tahap Pelaksanaan Metode JIGSAW dan Tanya Jawab .......................... 228

27. Daftar Tabel Nilai Chi Kuadrat.................................................................. 232

28. Daftar Tabel Luas Dibawah Lengkung Normal dari O ke Z .................... 233

29. Daftar Tabel Uji F ...................................................................................... 234

30. Daftar Kritik Uji t ...................................................................................... 235

31. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 236

32. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................................... 237

Page 16: 2427

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat

penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di

Indonesia banyak mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan.

Dengan demikian cukup beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan

perhatian yang cukup serius, lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun

calon pendidik.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam

keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat

ditentukan oleh kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar

mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu

antara orang yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut

guru. Dalam proses belajar mengajar, guru akan menghadapi siswa yang

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga guru dalam proses

belajar mengajar tidak akan lepas dengan masalah hasil belajar siswanya,

yang merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai

materi yang telah diajarkan.

Jadi inti dari proses pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu

menguasai materi pelajaran secara optimal. Penguasaan tersebut dapat

dilihat dari sejauh mana siswa menerima pelajaran dan seberapa jauh daya

Page 17: 2427

serap serta kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut.

Karena hasil belajar banyak tergantung pada seberapa besar materi

pelajaran diserap oleh seorang siswa, sehingga siswa memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dan berguna untuk

mengembangkan kehidupannya dimasa yang akan datang.

Salah satu prasyarat yang harus diwujudkan selama proses

pembelajaran adalah bagaimana guru mampu meningkatkan atau

membangun partisipasi aktif siswa. Oleh karena itu aktifitas dan kreatifitas

guru dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam

pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan

pencapaian tujuan belajar dan lancarnya kegiatan belajar mengajar

tersebut, yang mana hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya

adalah materi pelajaran, tujuan pembelajaran, metode pengajaran, sarana

dan prasarana. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa

adalah dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat. Alasannya

karena metode pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses

belajar mengajar dan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak

didik, akan ditentukan oleh penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan

standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode apa yang

cocok agar siswa dapat berfikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah

dengan terbuka, kreatif, dan inovatif serta tidak membosankan merupakan

Page 18: 2427

pertanyaan yang tidak mudah dijawab, karena masing-masing metode

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan merupakan

salah satu materi pokok yang dipelajari siswa Sekolah Menengah Atas

kelas X semester satu. Materi ini merupakan materi yang menyajikan

fakta-fakta tentang peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu dalam mempelajarinya siswa harus mampu mengerti dan

memahami konsep-konsep materi yang ada dalam pelajaran tersebut.

Materi ini tergolong dalam materi sulit, karena selain berupa hafalan juga

berupa hitungan.

Berdasar informasi yang didapat dari guru yang mengajar kelas X

mata pelajaran ekonomi SMA N 1 Bantarkawung mengatakan bahwa nilai

ulangan harian siswa tergolong rendah, khususnya pada materi pokok

permintaan, penawaran dan harga keseimbangan. Hasil belajar siswa tahun

lalu pada materi pokok ini belum seperti yang diharapkan, dimana nilai

rata-ratanya hanya 6,1 masih dibawah nilai ketuntasan belajar (6,5).

Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pemahaman

siswa terhadap mata pelajaran ekonomi yang ada, khususnya pada materi

pokok permintaan, penawaran dan harga keseimbangan yang memerlukan

pemecahan materi. Hal ini terjadi karena selama ini metode yang

digunakan adalah metode ceramah yang bersifat memberikan informasi

saja dan kurang melibatkan siswanya dalam proses belajar mengajar.

Page 19: 2427

Berdasar informasi dari salah satu siswa SMA Negeri 1

Bantarkawung yang telah mendapatkan materi pokok permintaan,

penawaran dan harga keseimbangan mengatakan bahwa pada saat

mendapatkan materi tersebut proses belajar mengajar yang berlangsung

didominasi oleh guru sepenuhnya. Padahal materi pokok tersebut

tergolong sulit karena didalamnya menggunakan hitungan dan pemecahan

masalah. Pada umumnya siswa hanya memfungsikan indera penglihatan

dan pendengarannya saja, selain itu menulisnya dibuku jika ada yang

dianggap penting. Akibatnya siswa cepat jenuh, kurang menunjukkan

antusias belajar, ngobrol sendiri sehingga suasana kelas menjadi ramai.

Hal ini juga dilihat berdasar rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh

guru ekonomi dimana metode yang digunakan dalam proses belajar

mengajar dengan menggunakan metode ceramah Menurut Hamalik (2004:

1) keadaan ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf

maksimal.

Agar pembelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang disukai dan

siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil yang

sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, maka seorang pendidik

perlu mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan

inovatif, yang mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa dan

penguasaan konsep materi sesuai dengan tujuan pembelajaran serta

kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.

Page 20: 2427

Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar

bermacam-macam dan penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan.

Salah satu metode pengajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa dan penguasaan konsep materi adalah metode

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat

kemampuan yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas

akademik. Tujuan dibentuk kelompok kooperatif adalah agar memberi

kesempatan kepada siswa atau anak didik untuk terlibat secara aktif dalam

proses berfikir dan kegiatan belajar.

Menurut penelitian Budiningarti H (1998: 5) mengatakan bahwa

JIGSAW merupakan salah satu tipa model pembelajaran kooperatif yang

fleksibel. Metode pembelajaran JIGSAW adalah salah satu model

pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan

4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas penugasan materi belajar

dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim

lainnya (Arends, R.I dalam Hermin Budiningarti, 1998: 29).

Menurut Johnson & Johnson dalam anita Lie (2002: 7) dari

penelitian mengenai pembelajaran kooperatif, ternyata penggunaan metode

ini menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif,

dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar

yang penuh persaingan dan memisah-misahkan siswa.

Page 21: 2427

Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW ini

diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik

dalam mata pelajaran ekonomi khususnya pada materi pokok permintaan,

penawaran, dan harga keseimbangan, sehingga hasil belajar siswa SMA N

1 Bantarkawung dapat meningkat. Dalam metode ini guru harus

memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membentuk siswa

mengaktifkannya agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna (Anita Lie,

2002:69)

Metode Tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam

bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa,

tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah, dkk: 1996: 107).

Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran

konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat

merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses

pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur

atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah

dikuasai oleh siswa.

Metode Tanya jawab merupakan salah satu metode yang

memberikan motivasi kepada siswa agar bangkit penikirannya untuk

bertanya selama mendengarkan penjelasan atau siswa menjawab selama

guru mengajukan pertanyaan. Guru melontarkan metode Tanya jawab

dengan tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang

Page 22: 2427

materi yang dipelajari dan mendorong siswa untuk melakukan penemuan

dalam rangka memperjelas masalah.

Dalam menyajikan bahan pelajaran metode Tanya jawab dapat

divariasikan dengan metode lain, misalnya metode ceramah, diskusi, dan

pemberian tugas. Sehingga dalam proses pembelajaran guru tidak hanya

mengandalkan pada metode ceramah saja yang selama ini digunakan.

Untuk melihat mana yang lebih baik antara metode kooperatif tipe

JIGSAW dengan metode Tanya jawab, maka perlu dilakukan penelitian.

Berangkat dari penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

judul tentang “Studi Komparasi antara Metode Kooperatif Tipe JIGSAW

dengan Metode Tanya Jawab dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar

Ekonomi Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan

pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun

Pelajaran 2006/2007”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar

dengan menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dengan

metode Tanya jawab pada materi pokok permintaan, penawaran,

dan harga keseimbangan pada siswa kelas X semester 1 SMA

Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007?

Page 23: 2427

2. Jika terdapat perbedaan, manakah diantara metode pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab yang lebih

baik untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi pada materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pada siswa kelas

X semester 1 SMA Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran

2006/2007?

C. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak

terjadi salah tafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran

yang lebih jelas kepada pembaca. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan

dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Komparasi

Studi merupakan kajian, telaah, penelitian ilmiah, yang berasal dari

bahasa Inggris “Study” yang berarti belajar. Sedangkan komparatif

berkenaan dengan perbandingan (KBBI, 2002: 584).

Studi komparasi adalah suatu penyelidikan untuk membandingkan

dua perkara/ fenomena atau lebih yang ditinjau dari persamaan dan

perbedaan yang ada (Arikunto, 2000: 30). Perbandingan dalam

penelitian ini adalah membandingkan antara metode pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab terhadap

hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan

Page 24: 2427

harga keseimbangan pada siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1

Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007?

2. Metode

Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

dikehendaki, atau cara yang konsisten untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna suatu tujuan yang ditentukan

(KBBI, 2001: 740).

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991: 72) metode adalah suatu

cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 2000: 760).

3. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa terarah kepada yang

lebih baik (Darsono, 2000: 24).

Metode kooperatif adalah metode yang mengelompokkan siswa ke

dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang

berbeda-beda untuk mengembangkan pemahaman konsep atau

subkonsep (Susanto, 2001: 1).

Metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW adalah salah satu

model pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen,

Page 25: 2427

beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas

penguasaan bagian materi belajar dan harus mampu mengajarkan

bagian tersebut kepada anggota tim lainnya (Arends, R.I dalam

Hermin Budiningarti, 1998: 29).

4. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian palajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,

tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah, 1996: 107).

5. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2001: 22).

Sedangkan hasil belajar ekonomi adalah hasil belajar akademik

pada mata pelajaran ekonomi yang ditunjukkan oleh nilai tes yang

merupakan hasil belajar berupa kemampuan kognitif siswa setelah

mengalami proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Hasil

belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh

siswa melalui pengalaman dan latihan mempelajari materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Page 26: 2427

a. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar ekonomi

materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan

antara siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe JIGSAW

dengan metode tanya jawab pada siswa kelas X semester 1 SMA

Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.

b. Untuk mengetahui manakah diantara metode kooperatif tipe

JIGSAW dengan metode tanya jawab yang lebih baik untuk

meningkatkan hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan,

penawaran, dan harga keseimbangan pada siswa kelas X semester

1 SMA Negeri 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat secara Teoritis

Untuk menambah referensi, literature tentang metode

pembelajaran pada umumnya, khususnya metode pembelajaran

ekonomi.

b. Manfaat secara Praktis

Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru

ekonomi khususnya dalam menciptakan proses pembelajaran

ekonomi yang berorientasi pada pendekatan kooperatif,

sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa.

Page 27: 2427

Bagi Sekolah

Sebagai bahan pemberian alternatif metode mengajar pada

mata pelajaran ekonomi khususnya materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan guna

meningkatkan hasil belajar siswa

Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan/ gambaran bagi peneliti lain untuk dapat

mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup

yang lebih luas.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi ini merupakan garis besar penyusunan skripsi

yang bertujuan memudahkan jalan pemikiran dalam memahami

keseluruhan isi skripsi. Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari

lima bab, yaitu:

Bab satu, pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan

manfaat penelitian, dan sitematika penulisan skripsi.

Bab dua, landasan teori dan hipotesis. Dalam bab ini membahas

tentang belajar mengajar sebagai suatu sistem; konsep dasar tentang

metode pembelajaran; kedudukan metode dalam pembelajaran ekonomi;

metode JIGSAW dan implementasinya; metode Tanya jawab dan

implementasinya dalam pembelajaran ekonomi; karakteristik materi pokok

Page 28: 2427

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan; hasil belajar; penelitian

terdahulu yang relevan; kerangka berfikir; dan hipotesis.

Bab tiga, metode penelitian. Bab ini membahas tentang penentuan

obyek penelitian (populasi dan sampel); variabel penelitian; metode

pengumpulan data; metode analisis uji coba instrumen; rancangan

penelitian; metode analisis data yang terdiri dari dua tahap, yaitu analisis

tahap awal dan tahap akhir.

Bab empat, hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini membahas

tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan. Hasil pembahasan disini meliputi dua tahap pengujian, yaitu

analisis data tahap awal dan analisis tahap akhir. Pada analisis data tahap

awal ini diperoleh uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan

keadaan awal (analisis varians). Sedangkan pada analisis tahap akhir

meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-

rata, dan dilanjutkan dengan uji ketuntasan belajar.

Bab lima, penutup. Bab ini merupakan hasil akhir dari penulisan

skripsi, yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan pengajuan

saran-saran dari penulis.

Page 29: 2427

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang

edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai

tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan

(Djamarah,dkk, 1996 : 1).

Belajar mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang

seksama dan sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis. Dalam

melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah

yang sistematis sehingga mencapai hasil belajar siswa yang optimal (Sudjana,

1989 : 3).

Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada

pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama

lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi

komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan

evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus

diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu

guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen tertentu saja misalnya

metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen

secara keseluruhan.

14

Page 30: 2427

Berbagai persoalan yang biasa dihadapi guru antara lain adalah: (1)

Tujuan-tujuan apa yang mau dicapai; (2) Materi apa yang diperlukan; (3)

Metode, alat mana yang harus dipakai; (4) Prosedur apa yang akan ditempuh

untuk melakukan evaluasi.

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai

pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator,

dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek

pribadi anak didik seperti: (1) kecerdasan dan bakat khusus; (2) prestasi sejak

permulaan sekolah; (3) perkembangan jasmani dan kesehatannya; (4)

kecenderungan emosi dan karakternya; (5) sikap dan minat belajar; (6) cita-

cita; (7) kebiasaaan belajar dan bekerja; (8) hobi dan penggunaan waktu

senggang; (9) hubungan sosial di sekolah dan dirumah,; (10) latar belakang

keluarga; (11) lingkungan tempat tinggal; (12) sifat-sifat khusus dan kesulitan

anak didik

Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evalusi.

Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar

para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, dan instansi yang terkait.

(Djamarah, 1996: 10-11).

Menurut Edi Suardi dalam bukunya Djamarah (1996 : 46), sebagai

suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri

sebagai berikut:

“ a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam perkembangan tertentu.

b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 31: 2427

c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggaapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.

d. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan aktivitas anak didik, sehingga konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing,. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.

f. Dalam proses belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola

tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

g. Ada batas waktu. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.

h. Evaluasi. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.”

Penentuan strategi dan juga metode mengajar perlu diambil jauh-jauh

sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu perlu diperhatikan

beberapa factor penentu dalam penyusunan strategi belajar mengajar, seperti

(a) tujuan yang hendak dicapai, (b) keadaan dan kemampuan siswa, (c)

keadaan dan kemampuan guru, (d) lingkungan masyarakat dan sekolah, dan

beberapa faktor lain yang bersifat khusus. Dilihat sebagai suatu system,

masing-masing faktor ini merupakan faktor lain yang saling berkaitan dalam

keseluruhan proses belajar mengajar. Interaksi dari komponen-komponen itu

bisa digambarkan dalam bagan berikut:

Page 32: 2427

Gambar 1. Sistem Belajar Mengajar

Dari bagan diatas bisa dilihat posisi penting yang diperankan oleh

unsur strategi dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu

sudah sewajarnya masalah ini perlu dikuasai benar-benar oleh seorang guru.

Dengan kata lain, guru yang berhasil adalah guru yang punya kemampuan

tinggi untuk memilih strategi yang tepat untuk bidang studinya.

Adapun peran guru dan siswa dalam proses belajar mengajar adalah

sebagai berikut:

a. Peran dan Kompetensi Guru dalam pembelajaran

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru memiliki peran yang

sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran

yang dilaksanakannya. Demikian pula dalam upaya membelajarkan

siswa, guru dituntut memiliki multiperan sehingga mampu

menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.

TUJUAN

STRATEGI METODE MEDIA

MATERI

LINGKUNGAN

SISWA GURU

Page 33: 2427

Peran dan kompetensi guru dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut:

Guru sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar,

guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran

yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya

dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang

dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar

yang dicapai oleh siswa

Guru sebagai Pengelola Kelas

Guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan

lingkungan belajar yang perlu diorganisasi.

Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan

proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru

hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya

berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses

belajar mengajar.

Guru sebagai Evaluator

Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan

tersebut dimaksudkan untukmengetahui apakah tujuan yang telah

Page 34: 2427

dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan

sudah dikuasai atau belum, apakah metode yang digunakan sudah

cukup tepat.

Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian

tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau

keefektifan metode mengajar. Dengan penilaian guru juga dapat

mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok

siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya.

b. Peran siswa dalam pembelajaran

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang

menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Sebab anak

didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan

perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang

ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin

mencapainya secara optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi

faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala

sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Anak didik

sebagai subyek didik dalam proses belajar mengajar hendaknya:

- bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan

wawasan pendidikan seumur hidup

- memiliki potensi, baik fisik maupun psikologisnya, yang berbeda

sehingga masing-masing subyek didik merupakan insan yang unik

- memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi

Page 35: 2427

- subyek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif

menghadapi lingkungan hidupnya.

Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan

pertama kali adalah siswa/ anak didik (anak berkonotasi dengan tujuan,

karena anak didiklah yang memiliki tujuan), bagaimana keadaan dan

kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang

lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk

bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu

harus disesuaikan dengan keadaan/ karakteristik siswa. Itulah sebabnya

siswa/ anak didik merupakan subyek belajar.

B. Konsep Dasar Tentang Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus

terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya

menggunakan metode bervariasi agar jalannya pengajaran tidak

membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Oleh karena itu, disinilah

kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Selain itu

metode mengajar sangat menentukan dan menunjang berhasilnya proses

belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru.

Menurut Surakhmad (1998: )mengemukakan ada lima faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:

Page 36: 2427

a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.

Perumusan tujuan akan mempengaruhi kemampuan pada diri anak didik,

proses pengajaran dan penyeleksian metode yang akan digunakan. Metode

yang dipilih harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik.

b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di

sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Masing-masing

peserta didik mempunyai latar belakang, aspek biologis, intelektual dan

psikologis yang berbeda. Keadaan ini mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode yang akan digunakan untuk menciptakan lingkungan

belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian,

kematangan peserta didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode pengajaran.

c. Situasi dengan Berbagai Keadaan

Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya

sama. Seorang guru harus dapat memilih metode mengajar yang sesuai

dengan situasi yang diciptakannya itu.

d. Fasilitas dengan Berbagai Kualitas dan Kuantitas

Fasilitas adalah kelengkapan penunjang belajar anak didik di sekolah,

lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode

mengajar.

Page 37: 2427

e. Pribadi Guru serta Kemampuan Profesionalnya yang Berbeda

Setiap guru mempunyai kepribadian, latar belakang pendidikan dan

pengalaman mengajar yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana

pendidikan berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan. Jadi latar

belakang pendidikan dan pengalaman belajar adalah permasalahan intern

yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan mengajar.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.

(Darsono, 2002: 23). Adapun ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:

“a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa d. Pembelajaran dapat menggunakan alat Bantu belajar yang tepat dan

menarik e. Pembelajaran dapat suasana yang aman dan menyenangkan bagi siswa f. Pembelajaran dapat membuat membuat siswa siap menerima pelajaran,

baik secara fisik maupun secara psikologis. “

Proses belajar mengajar agar dapat tercapai dengan baik diperlukan

langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Hal yang

harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode yang cocok. Metode apa

yang cocok agar siswa dapat berfikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah

yang terbuka, kreatif dan inovatif serta tidak membosankan merupakan

pertanyaan yang tidak mudah dijawab, karena masing-masing mempunyai

kelebihan dan kekurangan.

Metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dengan

siswa didalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu

Page 38: 2427

diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta sesuai dengan

kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.

C. Kedudukan Metode dalam Sistem Pembelajaran Ekonomi

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan unsur-unsur manusiawi

adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru

dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak

didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya guru gunakan untuk,

bagaimana mempersiapkan program pengajaran yang baik dan sistematis.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana

memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil

bagian dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 1989:

76). Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan

proses belajar mengajar. Dengan penggunaan metode diharapkan tumbuh

berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.

Metode mengajar sangat menentukan dan menunjang berhasilnya

proses belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru. Apabila metode

mengajar yang digunakan tidak tepat, memungkinkan pelajaran yang semula

mudah bagi siswa menjadi sulit, sebaliknya metode yang tepat dalam

penyampaian materi yang dirasa sulit dapat menjadi mudah dan menarik. Bila

siswa tertarik dengan materi yang disampaikan, maka siswa akan lebih aktif

Page 39: 2427

dalam proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai interaksi edukatif dan

kondisi yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran.

Penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-

macam, dan penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar,

jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua

atau beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan dimaksudkan

untuk menggairahkan belajar anak didik, sehingga tujuan pengajaran dapat

tercapai.

Ekonomi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beraneka ragam dan

berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan

produksi, konsumsi, dan distribusi. Mata pelajaran ekonomi berfungsi

membekali siswa dengan kompetensi dasar (pengetahuan dan keterampilan

dasar) agar mampu mengambil keputusan secara rasional dalam menentukan

berbagai pilihan. Oleh karena itu agar pembelajaran ekonomi menjadi

pelajaran yang disukai dan siswa terlibat aktif dalam belajar, maka diperlukan

metode pengajaran yang inovatif, yang mampu meningkatkan keaktifan

belajar siswa dan penguasaan konsep materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran serta kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.

Page 40: 2427

D. Metode Jigsaw dan Implementasinya dalam Pembelajaran Materi Pokok

Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan

Pembelajaran kooperatif merupakan metode yang mengelompokkan

siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang

berbeda untuk mengembangkan pemahaman konsep atau subkonsep (Susanto,

2001: 1). Setiap anggota kelompok bertangung jawab tidak hanya untuk

mempelajari konsep yang diajarkan, tetapi juga untuk bekerja sama dalam

belajar. Keberhasilan individu dalam belajar diorientasikan oleh keberhasilan

kelompok.

Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan

memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004 : 31)

mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative

learning. Untuk mencapai hal yang maksimal, ada lima unsur model

pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu sebagai berikut:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

Page 41: 2427

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan

mereka.

b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas

dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok

adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dan sinergi

ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antaranggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam

kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.

Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan

pendapatnya.

Page 42: 2427

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini

tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajaran terlibat dalam

kegiatan pembelajaran cooperative learning.

Adapun ciri-ciri dari kooperatif sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin berbeda-beda

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-

tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:

a. Hasil Belajar akademik

Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan

sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat

bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-

konsep yang sulit.

Page 43: 2427

b. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda

latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama

lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur

penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Pengembangan keterampilan sosial adalah untuk mengajarkan kepada

siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. (Ibrahim, 2000: 7-9).

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1. Teori Motivasi

Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran

kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau struktur

pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan. Ada 3 macam

struktur pencapaian tujuan yaitu sebagai berikut:

a. Kooperatif dimana orientasi tujuan masing-masing membantu

pencapaian tujuan siswa lain.

b. Kompetitif dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan akan

menghalangi siswa lain dalam pencapaian tujuan.

c. Individualistik dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan tidak ada

hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut.

Berdasar tinjauan diatas, tujuan kooperatif adalah menciptakan

situasi dimana keberhasilan individu dipengaruhi keberhasilan kelompok.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok

Page 44: 2427

harus membantu teman/anggota kelompoknya yang dapat membuat

variasi dalam metode belajar.

2. Teori Kognitif

Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri individu.

Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:

a. Teori Perkembangan

Dalam teori perkembangan kerjasama pada anak-anak yang berusia

sama akan bisa diarahkan oleh pendekatan perkembangan orang lain.

Vygotsky mendefinisikan zone of proximal development sebagai

jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan

sebagai kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang

dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu.

b. Teori Elaborasi Kognitif

Teori ini memiliki pandangan yang berbeda. Penelitian dalam

psikologi kognitif telah menemukan bahwa supaya informasi dapat

disimpan di dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah

ada dalam memori itu, maka siswa harus terlibat langsung dalam

kegiatan restruktur, atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Salah

satu elaborasi kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan materi

itu pada orang lain.

Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model

pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan 4-6

siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi

Page 45: 2427

belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim

lainnya. (Arends, R.I dalam Hermin Budiningarti, 1998 : 29).

Jigsaw merupakan sebuah teknik dipakai secara luas yang memiliki

kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (Group to

group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik

mengajarkan sesuatu ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang

dipelajari dapat disingkat atau “dipotong” dan disaat tidak ada bagian yang

harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari

sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta

didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian

(Mel Silberman : 160).

Teknik mengajar Jigsaw dapat digunakan dalam beberapa mata

pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini menggabungkan kegiatan

membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara (Anita Lie, 2002: 69).

Metode Jigsaw terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok asal dan

kelompok ahli (Saptono, 2003: 36). Hubungan antara kelompok asal dan

kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:

Page 46: 2427

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Kelompok Ahli

Gambar 2. Kerangka Pembelajaran Jigsaw

Keterangan:

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang

sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama

lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai,

para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula (asal) dan

berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka

dapatkan pada kelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi

kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.

Kerangka pelaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw adalah sebagai

berikut:

a. Tahap Pendahuluan merupakan tahap awal seorang guru sebelum proses

pembelajaran dilakukan, yaitu proses pembelajaran dengan metode

X X X

X X

X X X

X X

X X X

X X

X X X

X X

X X X

X X

X X X

X X

Page 47: 2427

kooperatif tipe Jigsaw yang meliputi: (1)Review, apersepsi, motivasi; (2)

Penjelasan guru kepada siswa tentang metode pembelajaran yang dipakai

dan menjelaskan manfaatnya; (3) Pembentukan kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemapuan yang heterogen; (5)

Pembagian materi atau soal atau LKS pada setiap anggota kelompok

b. Tahap Penguasaan merupakan tahap pembekalan materi dimana setiap

siswa harus memiliki pemahaman mengenai materi yang diterimanya.

Adapun tahapannya meliputi: (1) Siswa dengan materi atau soal yang

sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi

sesuai dengan soal yang diterima; (2) Guru memberikan bantuan

seperlunya.

c. Tahap Penularan merupakan tahap dimana setiap siswa harus memiliki

kemampuan lebih dalam mengajarkan materi kepada temannya seperti

layaknya seorang guru. Adapun tahapannya sebagai berikut: (1) Setiap

siswa kembali ke kelompok asalnya; (2) Tiap siswa saling menularkan dan

menerima materi dari siswa lain; (3) Terjadi diskusi siswa dalam

kelompok asal dan dari diskusi diperoleh jawaban soal; (4) Guru

memonitoring kerja kelompok.

d. Tahap Penutup merupakan tahap akhir dari pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw, meliputi: (1) Guru bersama siswa membahas soal/

LKS; (2) Tes individual dan pemberian penghargaan kepada kelompok

yang anggotanya memperoleh nilai tinggi; (3) Pemberian tugas.

Page 48: 2427

Sebagai salah satu model pembelajaran yang kooperatif metode Jigsaw

mempunyai kebaikan-kebaikan sebagai berikut:

a. Dapat mengembangkan hubungan antara pribadi positif diantara siswa

yang memiliki kemampuan belajar berbeda

b. Menerangkan bimbingan sesama teman

c. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi

d. Memperbaiki kehadiran

e. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar

f. Sikap apatis berkurang

g. Pemahaman materi lebih mendalam

h. Meningkatkan motivasi belajar

Walaupun menurut penelitian Budiningarti, H (1998: 5) mengatakan

bahwa metode jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran

kooperatif yang fleksibel, namun metode ini juga mempunyai kelemahan.

Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu sebagai berikut:

a. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan

ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka

dikhawatirkan kelompok akan macet

b. Jika jumlah anggota kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada

anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

pasif dalam diskusi

c. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum

terkondisi dengan baik.

Page 49: 2427

Materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan

merupakan materi yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah dimana

siswa diharapkan mampu menghadapi masalah ekonomi yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya materi tersebut, maka kualitas

pengajaran perlu ditingkatkan yaitu dengan memilih metode pembelajaran

yang tepat. Karena penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan

kebosanan, padahal materi yang diajarkan sukar dipahami siswa. Salah satu

altenatif untuk membuat pembelajaran ekonomi materi pokok permintaan,

penawaran, dan harga keseimbangan yang lebih melibatkan peran aktif siswa

adalah dengan metode kooperatif tipe Jigsaw. Karena penggunaan metode ini

didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengajarkan materi tersebut pada

anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung

antara satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan.

Menurut Johnson & Johnson dalam Lie (2002: 7) dari penelitian

mengenai pembelajaran kooperatif, ternyata penggunaan metode ini

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan

penyesuaian psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh

dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.

Page 50: 2427

E. Metode Tanya Jawab dan Implementasinya dalam Pembelajaran Materi

Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan.

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat

pula dari siswa kepada guru. Metode ini merupakan metode yang tertua dan

banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga,

masyarakat maupun di sekolah. Dalam metode ini pemimpin pada umumnya

berusaha menanyakan apakah peserta telah mengetahui fakta tertentu yang

sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh peserta. Jadi

bukan sekedar kesempatan di mana peserta diperbolehkan menanyakan

sesuatu mengenai hal yang kurang jelas bagi mereka (Surakhmad, 1998 : 103).

Menurut Sudjana (2004: 78) mendefinisikan metode Tanya Jawab

adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung

yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara

guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru

menjawab. Sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru

dengan siswa.

Metode Tanya jawab sebagai sebuah bentuk interaksi edukatif,

mempunyai kebaikan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Diantara

sifatnya yang baik yaitu:

a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun

ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang

kantuknya

Page 51: 2427

b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,

termasuk daya ingatan.

c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab

dan mengemukakan pendapat.

Sedangkan kelemahan dari metode Tanya jawab adalah sebagai

berikut:

a. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa

untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan

akrab

b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir

dan mudah dipahami siswa

c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan sampai 2 atau 3 orang

d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk

memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang

penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang

tepat akan:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang

sedang dibicarakan

c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu

sendiri adalah bertanya

Page 52: 2427

d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan

membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik

e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

(Hasibuan dan Moedjiono, 2006: 14).

Langkah-langkah penggunaan metode Tanya jawab:

a. Merumuskan tujuan Tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan

berpusat pada tingkah laku anak didik

b. Mencari alasan pemilihan metode Tanya jawab

c. Menetapkan kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan

d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang

dari pokok persoalan

e. Menyediakan kesempatan bertanya oleh anak didik.

Berdasarkan langkah-langkah diatas, maka tindakan guru dalam

menggunakan metode Tanya jawab harus dipersiapkan secermat mungkin

dalam bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menyebutkan alasan penggunaan metode Tanya jawab

b. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai tujuan pembelajaran

khusus

c. Menyimpulkan jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang

belum dipahami

Page 53: 2427

e. Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada

hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan

f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang

relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan

g. Menyimpulkan materi jawaban yang relevan

h. Pemberian tugas

Jelas bahwa untuk membuka komunikasi dua arah, pertanyaan tidak

dapat dibatasi datang hanya dari pengajar atau penceramah. Untuk tujuan

tertentu pertanyaan dari anak didiklah yang dapat memberi petunjuk telah

atau belum terciptanya komunikasi yang diharapkan. Terhadap hal yang

terakhir ini seorang pengajar harus selalu waspada dan peka

(Surakhmad,1998: 102).

Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara

mengajukannya tidak tepat akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan

yang dikehendaki. Agar pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran

efektif maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Hal-hal yang perlu dilakukan

Perlu adanya kehangatan dan keantusiasan guru dalam mengajukan

pertanyaan dan merespons baik atas jawaban siswa, agar partisipasi

siswa dalam pembelajaran lebih baik

2. Hal-hal yang perlu dihindari

a) Mengulangi pertanyaan sendiri, yang menyebabkan menurunnya

perhatian dan partisipasi siswa

Page 54: 2427

b) Mengulangi jawaban siswa, yang menyebabkan siswa tidak

memperhatikan jawaban temannya

c) Menjawab pertanyaan sendiri, yang membuat siswa frustasi

d) Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak

e) Mengajukan pertanyaan ganda yang mematahkan semangat

f) Menentukan siswa tertentu untuk menjawab sebelum pertanyaan

diajukan sehingga siswa lain tidak perlu menjawab.

3. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

Pertanyaan guru perlu diungkapkan secara jelas dan singkat, dengan

menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa. Susunan kata-kata

dalam pertanyaan perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangan siswa.

4. Pemberian Acuan

Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa

informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan siswa.

Pemberian acuan ini memungkinkan siswa menggunakan informasi

tersebut untuk menemukan jawaban dan menolong siswa mengarahkan

pikirannya kepada topik yang sedang dibicarakan.

Rancangan pembelajaran Tanya jawab

a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dalam kelas. Pertanyaan

tersebut dimulai dengan pertanyaan berfokus luas, kemudian diikuti

dengan pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus terbatas sesuai

dengan tujuan yang telah diterapkan

Page 55: 2427

b. Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, guru

memberikan waktu beberapa detik untuk siswa berpikir, kemudian salah

satu siswa menjawab dengan kesadaran sendiri atau guru menunjuk salah

satu siswa untuk menjawab

c. Salah satu siswa menjawab, guru memberikan kesempatan kepada siswa

lainnya untuk menyatakan persetujuan, penolakan, atau kolaborasi dengan

alasan-alasannya terhadap pandangan atau jawaban yang disampaikan oleh

temannya

d. Bila jawaban siswa belum tepat, guru memilih siswa meninjau kembali

jawaban yang telah dikemukakan siswa dengan pertanyaan khusus agar

jawaban siswa menjadi lebih akurat

e. Bila siswa memberikan jawaban salah/ tidak dapat memberikan jawaban,

guru memberikan tuntunan agar siswa dapat menemukan jawaban yang

benar.

Jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom dalam Hasibuan

(2006: 16-18) adalah sebagai berikut:

“ 1. Pertanyaan Pengetahuan ( Knowledge Question) Yaitu pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang siftnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya.

2. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question) Yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi yang pernah dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan membandingkan.

3. Pertanyaan Penerapan ( Application Question) Yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya.

Page 56: 2427

4. Pertanyaan Analisis (Analysis Question)

Yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasi motif masalah, mencari bukti-bukti yang menunjang kesimpulan, dan menarik kesimpuln berdasar informasi yang ada.

5. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question) Yaitu pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya.

6. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question) Yaitu pertanyaan yang menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadp suatu issue yang ditampilkan.” Metode Tanya Jawab sebagai suatu metode yang digunakan dalam

penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang datangnya dari dua pihak

baik dari guru maupun siswa. Penggunaan metode Tanya jawab dalam

pembelajaran ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga

keseimbangan dapat membangkitkan, mendorong, dan atau membimbing

pemikiran yang sistematis, kreatif dan kritis pada diri siswa. Metode ini juga

dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau

bahan pelajaran yang telah dikuasai siswa. Dengan demikian materi yang

disampaikan oleh guru akan lebih mudah dipahami siswa dan hasil belajar

siswa juga dapat meningkat khususnya pada pelajaran ekonomi materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan.

F. Karakteristik Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga

Keseimbangan.

Ekonomi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang upaya

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pelajaran ekonomi

Page 57: 2427

berfungsi membekali siswa dengan kompetensi dasar (pengetahuan dan

keterampilan dasar) agar mampu mengambil keputusan secara rasional dalam

menentukan berbagai pilihan.

Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi

yang nyata. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak

terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi

kebutuhan jumlahnya terbatas/ langka. Tidak terbatasnya kebutuhan manusia

dan kelangkaan sumber ekonomi tersebut dijumpai dimana-mana. Ilmu

ekonomi mampu menjelaskan gejala-gejala ekonomi tersebut, sebab ilmu

ekonomi dibangun dari dunia nyata.

Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori untuk

menjelaskan fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan

menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah

konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain memenuhi

persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan

yang lain yaitu obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.

Materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan

merupakan materi yang ada dikelas X semester satu. Materi pokok tersebut

meliputi: permintaan, penawaran, elastisitas permintaan dan penawaran, serta

harga keseimbangan. Materi tersebut merupakan materi yang menggunakan

pendekatan pemecahan masalah. Oleh karena itu dalam mempelajarinya

siswa harus mengerti dan memahami konsep-konsep yang ada dalam

pelajaran tersebut.

Page 58: 2427

Adapun materi singkat permintaan, penawaran, dan harga

keseimbangan adalah sebagai berikut:

A. PERMINTAAN (DEMAND)

a. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah jumlah produk (barang atau jasa) yang diinginkan

dan mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga lama jangka

waktu tertentu dan hal itu dianggap konstan.

b. Macam-macam permintaan adalah sebagai berikut:

1) Permintaan Dilihat dari Daya Beli Konsumen

• Permintaan Efektif

Permintaan efektif adalah permintaan konsumen terhadap

suatu barang atau jasa yang disertai dengan daya beli.

• Permintaan Absolut

Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap

suatu barang atau jasa yang tidak disertai daya beli

• Permintaan Potensial

Permintaan potensial adalah permintaan konsumen tergadap

suatu barang atau jasa yang diserta daya beli tetapi belum

melaksanakan pembelian.

2) Permintaan Dilihat dari Pendapatan

• Permintaan Konsumen

• Permintaan Pengusaha

• Permintaan Pemerintah

Page 59: 2427

• Permintaan Luar Negeri

3) Permintaan Dilihat dari Jumlah Pemintanya

• Permintaan Perorangan atau Individu

Permintaan perorangan adalah permintaan yang datang dari

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sifatnya

berbeda tiap individu, tergantung pada tingkat pendidikan dan

pendapatan seseorang.

• Permintaan Pasar atau kolektif

Permintaan pasar adalah permintaan yang dimiliki oleh suatu

masyarakat sebagai keseluruhan pada saat yang sama.

c. Hukum Permintaan

Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak barang

tersebut yang diminta. Sebaliknya, semakin tinggi harganya,

semakin sedikit permintaan akan barang tadi (dalam keadaan

ceteris paribus).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan yaitu: (1) Harga

Barang itu Sendiri, (2) Harga Barang Lain yang Terkait, (3)

Pendapatan Konsumen, (d) Selera, (e) Jumlah Penduduk, (5)

Ekspektasi.

e. Fungsi dan Kurva Permintaan

• Fungsi Permintaan

Q = -aP + b atau P = -½ Q + b/a

Page 60: 2427

• Kurva Permintaan

Table 1. Data Permintaan Beras di Pasar

Harga per kilogram

(Rp) (P)

Jumlah yang diminta perhari

(kg) (Q)

3200 20

3000 30

2800 40

2600 50

2400 60

Dari daftar tabel tersebut,dapat kita gambarkan kurvanya seperti dibawah

ini:

Gambar 3. Kurva Permintaan Beras

10 20 30 40 50 60 Q

P 3200

3000

2800

2600

2400

2200

Page 61: 2427

B. PENAWARAN (SUPPLY)

a. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh

penjual pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu.

b. Macam-macam penawaran yaitu:

1) Dilihat dari Realita Penawaran

• Persediaan, yaitu seluruh barang yang dimiliki produsen dan

siap ditawarkan pada berbagai pasar

• Penawaran Riil, yaitu jumlah barang yang benar-benar

ditawarkan untuk dijual di pasar dengan berbagai tingkat

harga.

2) Dilihat dari Jumlah Penyedia (supplier)

• Penawaran Individual, yaitu penawaran yang datang dari

seorang pengusaha atau produsen

• Penawaran Pasar (Kolektif), yaitu penawaran yang datang

dari beberapa pengusaha atau produsen di pasar

3) Dilihat dari Jenis Barang yang Ditawarkan

• Faktor Produksi, yaitu penawaran berupa tenaga, alat

produksi, modal, dan tanah yang datang dari masyarakat

untuk perusahaan

• Barang Konsumsi, yaitu hasil produksi yang ditawarkan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Page 62: 2427

c. Hukum Penawaran

Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin banyak jumlah

ditawarkan oleh pengusaha, ceteris paribus.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran, yaitu: Harga

Barang itu Sendiri, Biaya Produksi, Teknologi, Keuntungan,

Kebutuhan Uang, Harga Masa Depan, Tujuan Tertentu, Pajak dan

Subsidi, Jumlah Perusahaan dalam Industri, Perubahan Harga

Barang Lain, dan Keadaan Iklim dan Cuaca.

e. Fungsi dan Kurva Penawaran

• Fungsi Penawaran

Q = aP – b

• Kurva Penawaran

Table 2. Daftar Penawaran Barang dan Jasa

Harga per kwintal

(P)

Jumlah yang ditawarkan (Q)

80000 300

70000 250

60000 200

50000 150

40000 100

Page 63: 2427

Dari tabel tersebut dapat dibuat dalam bentuk kurva berikut ini:

P

8000 S

70000

60000

50000

40000

0 100 150 200 250 300 Q

Gambar 4. Kurva Penawaran barang dan Jasa

C. ELASTISITAS

a) Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan adalah pengukuran kualitatif yang menunjukkan

sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan

permintaan.

Elastisitas Harga dari Permintaan

Ed = aPerubahanHPersentase

tagXyangDiumlahBaranPerubahanJPersentasearg

min

Macam-macam Elastisitas harga:

1. Elastis (Ep > 1)

2. Inelastis (Ep < 1)

3. Elastisitas Satuan (Ep = 1)

4. Elastis Tak Terhingga (Ep = ~)

5. Inelastis Sempurna (Ep = 0)

Page 64: 2427

Faktor-faktor yang Mempengaruhi elastisitas Harga

a. Ada Tidaknya Barang Substitusi

b. Intensitas Kebutuhan (desakan kebutuhan)

c. Pendapatan Konsumen

d. Waktu yang diperlukan untuk penyesuaian terhadap harga baru)

b) Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran adalah tingkat atau derajat kepekaan perubahan

jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga.

Elastisitas penawaran

Es = aPerubahanHPersentase

tagXyangDiumlahBaranPerubahanJPersentasearg

min

Macam-macam Elastisitas harga:

1. Elastis (Es > 1)

2. Inelastis (Es < 1)

3. Elastisitas Satuan (Es = 1)

4. Elastis Tak Terhingga (Es = ~)

5. Inelastis Sempurna (Es = 0)

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga penawaran

meliputi: (a) Waktu; (b) Daya Tahan Produk; (c) Kapasitas Produksi.

D. HARGA KESEIMBANGAN

a. Pengertian harga Keseimbangan / Harga Pasar

Pengertian harga Keseimbangan / Harga Pasar adalah harga yang

terbentuk pada tingkat dimana jumlah yang diinginkan penjual maupun

pembeli adalah sama.

Page 65: 2427

P S

P1

D

0 Q1 Q

Gambar 5. Kurva Harga Keseimbangan

b. Golongan Pembeli dan Penjual

− Golongan Pembeli

• Pembeli Marginal

• Pembeli Supermarginal

• Pembeli Submarginal

− Golongan Penjual

• Penjual Marginal

• Penjual Supermarginal

• Penjual Submarginal

C. Excess Permintaan dan Excess Penawaran

Tabel 3. Surplus / Defisit Permintan dan Penawaran

Harga per-

satuan

Jumlah yang

Diminta

Jumlah yang

ditawarkan

Keterangan

500,00 10 unit 50 unit Surplus 40 unit

400,00 20 unit 40 unit Surplus 20 unit

300,00 30 unit 30 unit Ekuilibrium

200,00 40 unit 20 unit Defisit 20 unit

100,00 50 unit 10 unit Defisit 40 unit

Page 66: 2427

Apabila terjadi kenaikan harga dari Rp. 300,00 menjadi Rp. 400,00 jumlah

barang yang ditawarkan bertambah menjadi 40 unit, sedang jumlah yang

diminta berkurang menjadi 20 unit. Dengan demikian terjadi excess supply

sebanyak 20 unit. Apabila terjadi penurunan harga dari Rp. 300,00

menjadi Rp. 200,00 menyakibatkan barang yang ditawarkan turun menjadi

20 unit, sedang jumlah yang diminta bertambah menjadi 40 unit, sehingga

terjadi kelebihan permintaan atau excess demand.

P D S

500 Kelebihan Penawaran

400

300 E

200

100 Kelebihan Permintaan

0 Q

Gambar 6. Excess Permintaan dan Excess Penawaran

d. Pergeseran titik Keseimbangan

Pergeseran Kurva Permintaan

P S P S

E1 E

E D1 E1

D D1 D

0 Q Q1 Q 0 Q1 Q Q

Permintaan Bertambah Permintaan Berkurang

Page 67: 2427

Pergeseran Kurva Penawaran

D S S1 D S1 S

P E P1 E1

P1 E1 P E

0 Q Q1 0 Q1 Q

Penawaran Bertambah Penawaran Berkurang

Gambar 7. Pergeseran Titik Keseimbangan

e. Surplus Konsumen dan Surplus Produsen

Pengaruh Pajak terhadap Surplus Konsumen dan Produsen

Pajak yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang

mengakibatkan sebagai berikut:

a. kurva penawaran bergeser ke kiri, yaitu dari So ke S1

b. keseimbangan pasar bergeser dari titik E ke titik A

c. harga naik dari Po ke P1

d. jumlah barang yang diperdagangkan turun dari OQo menjadi OQ1

Pengaruh Subsidi terhadap Surplus Konsumen dan Produsen

Pengaruh subsidi tersebut adalah sebagai berikut:

e. Penawaran naik, kurva bergeser ke kanan atau dari So ke S1

f. Keseimbangan pasar bergeser dari titik E ke titik C

g. Harga turun dari Po ke P1

h. Jumlah barang meningkat dari OQo menjadi OQ1

Page 68: 2427

G. Hasil Belajar Materi Pokok Permintaan, Penawaran, dan Harga

Keseimbangan

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah

mengalami aktivitas belajar. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar

merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar yang suah dilakukan. Hasil

belajar dapat diketahui melalui evaluasi hasil belajar untuk mengatur dan

menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan

guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan

menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor

tersebut antara lain:

1. Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari diri siswa sendiri yang meliputi: a. Faktor fisiologi

Faktor fisiologi meliputi: penglihatan, pendengaran dan kondisi fisiologi seperti kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, sakit yang diderita, dll.

b. Faktor psikologi Faktor psikologi meliputi: 1. Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.

2. Bakat Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Seseorang yang belajar sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan memperbesar kemungkinan berhasil dalam belajar.

3. Minat Minat timbul bila ada perhatian sedangkan perhatian terhadap sesuatu kegiatan sangat erat hubungannya dengan rasa suka atau senang.

Page 69: 2427

4. Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar.

5. Emosi Emosi dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.

6. Kemampuan kognitif atau penalaran. Kemampuan penalaran yang tinggi akan memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik. Kemampuan kognitif tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya latihan.

2. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar. Adapun faktor-faktor eksternal tersebut antara lain: a. Faktor lingkungan

Yang tergolong faktor lingkungan adalah faktor lingkungan belajar di dalam sekolah dan di luar sekolah, meliputi: 1. Lingkungan alami, yaitu lingkungan kondisi awal yang dapat

berpangaruh tehadap proses belajar. 2. Lingkungan sosial, yaitu lingkungan yang berpengaruh langsung

terhadap proses belajar. b. Faktor Instrument

1. Kurikulum, yaitu sehumlah kegiatan yang diberikan pada siswa sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran

2. Program Dengan program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya, kegiatannya, dapat dilaksanakan dengan mudah akan membantu siswa dalam belajar.

3. Sarana dan fasilitas Dengan saran dan fasilitas yang lengkap memungkinkan siswa belajar dengan baik.

4. Tenaga pengajar Dalam kegiatan pengajaran guru merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan siswa, terutama pengajaran klasikal.

Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan merupakan materi

yang dipelajari siswa Sekolah Menengah Atas. Berdasar pengalaman mengajar

guru ekonomi di SMA ini bahwa siswa dalam mempelajari materi pokok ini

masih banyak yang merasa kesulitan dalam memahami konsep materinya

terutama dalam membuat grafik atau kurva. Hasil belajar yang dicapai siswa

Page 70: 2427

belum sesuai dengan yang diharapkan guru, masih banyak siswa yang

mendapat nilai dibawah standar ketuntasan yaitu >65, hal ini terjadi karena

metode yang digunakan masih bersifat memberikan informasi saja, sehingga

siswa hanya berperan pasif, apa yang diterima siswa bersifat verbal karena

pelajaran tidak dibuaat menantang dan kurang mengesankan.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan interaksi belajar

mengajar ekonomi di kelas terletak pada kemampuan guru, karena itu guru

dituntut untuk senantiasa mengembangkan metode-metode pembelajaran agar

siswa tertarik dan berminat untuk mempelajari ekonomi lebih jauh, yang salah

satunya dengan pemberian metode mengajar yang tepat. Dari uraian tersebut

maka penulis ingin membandingkan mana yang lebih baik antara metode

kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya Jawab yang kedua-duanya

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

H. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu mengenai metode Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Sulistyowati, Sri (2003). PerbandinganPrestasi Belajar Kimia antara

Siswa yang Diajar dengan Metode Kooperatif Tife Jigsaw dan Metode

Ceramah untuk Pokok Bahasan Perhitungan Kimia dan Termokimia

pada Siswa Kelas II Semester I di SMU N 1 Tunjungan Blora Tahun

Ajaran 2003/2004. Semarang : FMIPA UNNES.

Berdasar analisis dari skripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Page 71: 2427

Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa yang

diajar dengan metode kooperatif tipe Jigsaw dan metode ceramah pada

pokok bahasan perhitungan kimia dan termokimia pada siswa kelas II

semester I di SMU N 1 Tuntungan Blora Tahun Ajaran 2003/ 2004 dan

pembelajaran menggunakan metode Jigsaw ternyata lebih baik

dibandingkan dengan metode tugas kooperatif, hal ini disebabkan oleh

metode Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain,

sehingga siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi

juga mereka harus siap memberikan dan mengajarkannya kepada anggota

kelompok lain dalam kelompok asal. Besarnya rata-rata presteasi belajar

kimia siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe Jigsaw sebesar

75,00. sedang yang diajar dengan metode ceramah sebesar 69,82.

2. Kiptiyah, Siti Mariatul. 2005. Komparasi Hasil Belajar antara Model

Jigsaw dan Model Peta Konsep Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan

Konsep Redoks Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 1 Kaliwungu. FMIPA

UNNES.

Berdasar analisis dari skripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa (1)

ada perbedaan hasil belajar kimia antara model Jigsaw dengan peta

konsep pada pokok bahasan larutan elektrolit dan konsep redoks, hal ini

dapat dilihat dari rata-rata nilai yang berbeda yaitu model Jigsaw 7,50

sedang model peta konsep 6,62 dan dibuktikan dengan uji statistik yang

signifikan, (2) hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran model Jigsaw

lebih baik daripada dengan model peta konsep pokok bahasan larutan

elektrolit dan konsep redoks.

Page 72: 2427

3. Astuti, Irene. 2005. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada

Pembelajaran matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas

II Semester 1 SMP Marsudi Utami Semarang Tahun Pelajaran 2005/

2006. FMIPA UNNES

Berdasarkan analisis skripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilaksanakan di kelas 2 semester 1 SMP

Marsudi Utami Semarang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan ketuntasan

klasikal. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

rata-rata kelas hanya 58,9 dengan ketuntasan klasikal 34%. Setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diperoleh nilai

rata-rata kelas pada siklus I adalah 59,8 dengan ketuntasan klasikal 48%.

Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 64,5 dengan ketuntasan

klasikal 69%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas adalah 66 dengan

ketuntasan klasikal 79%.

I. KERANGKA BERPIKIR

Kegiatan belajar mengajar merupakan keseluruhan proses

pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan

dan pembaharuan dalam segala komponen-komponen pendidikan.

Perubahan dan pembaharuan tersebut misalnya kurikulum, sarana dan

Page 73: 2427

prasarana, serta metode pengajaran yang digunakan. Segala komponen

itulah yang akan mendukung keberhasilan tujuan pendidikan.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Metode mempunyai andil yang cukup besar

dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat

dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu

metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan

dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar

keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.

Dalam kegiatan belajar mengajar metode dipergunakan oleh guru

dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan

tugasnya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah

dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful

Bahri, 1991: 72)

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan

menggunakan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode

yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi

menarik perhatian anak didik. Metode pembelajaran kooperatif merupakan

salah satu metode pengajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa. Dengan keaktifan siswa diharapkan proses belajar mengajar dapat

tercipta situasi kondusif dan menyenangkan, dan metode pembelajaran

Page 74: 2427

kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu alternative yang digunakan

dalam pembelajaran kooperatif.

Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu

model pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen,

beranggoatakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan

bagian materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada

anggota tim lainnya. Metode ini dapat memberikan solusi dan suasana baru

yang menarik dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran

ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan

yang memerlukan suatu pemahaman. Metode ini juga mengajarkan pada

siswa untuk bertanggungjawab atas kelompoknya terhadap penguasaan

materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tesebut

kepada anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasnya

setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk memahami suatu bahan

pelajaran. Dengan metode ini maka proses belajar mengajar menjadi lebih

efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 1

SMA N 1 Bantarkawung.

Metode Tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam

bentuk pertanyaan yang harus dijawab, baik dari guru kepada siswa maupun

dari siswa kepada guru. Metode ini merupakan salah satu metode yang dapat

membangkitkan minat , rasa ingin tahu dan memusatkan perhatian siswa

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa termotivasi untuk

mengajukan pertanyaan.

Page 75: 2427

Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dua metode

pembelajaran yaitu dengan membandingkan penerapan proses belajar

mengajar metode Jigsaw dan metode Tanya jawab dimana kedua hasil

pembelajaran tersebut dibandingkan.

Adapun mekanisme pembelajaran ini digambarkan sebagai berikut:

Penerapan

Gambar 8. Kerangka Berfikir Penelitian

Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan

Metode Pembelajaran

Metode kooperatif tipe JIGSAW

Evaluasi Evaluasi

Ada perbedaan hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan

dengan menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dengan metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab

Page 76: 2427

J. HIPOTESIS PENELITIAN

Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan perlu

diberi dugaan sementara. Dugaan/ rumusan sementara itu lebih sering dikenal

dengan istilah hipotesis. Dengan demikian hipotesis dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbuktinya data yang terkumpul (Suharsimi, 1998: 62).

Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan, maka

hipotesis yang penulis ajukan sebagai dugaan sementara adalah sebagai

berikut:

Ho = tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan,

penawaran, dan harga Keseimbangan antara siswa yang diajar dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dengan

siswa yang diajar dengan menggunakan metode Tanya jawab pada

siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Bantarkawung tahun pelajaran

2006/2007.

Ha = hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran, dan harga

keseimbangan untuk siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW lebih baik daripada siswa yang

diajar dengan menggunakan metode Tanya jawab pada siswa kelas X

semester 1 SMAN 1 Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.

Page 77: 2427

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:

108). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

X semester I di SMA Negeri 1 Bantarkawung Brebes tahun pelajaran

2006/2007 yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas X-A, X-B, X-C, X-D,

dan X-E sebanyak 199 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Bantarkawung Kelas Jumlah Siswa X-A X-B X-C X-D X-E

40 Siswa 41 Siswa 40 Siswa 38 Siswa 40 Siswa

Sumber : SMA Negeri 1 Bantarkawung 2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto. 2002:109). Pengambilan sampel dalam penelitian ini harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang

representatif dalam arti segala karakteristik dari populasi hendaknya

tercermin pula dalam sampel yang diambil (Sudjana. 1996: 6). Dalam

penelitian ini digunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan

sampel secara random atau acak sesuai dengan kelas yang ada.

Page 78: 2427

Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Siswa mendapat materi yang berdasarkan kurikulum yang sama

2. Siswa diampu oleh guru yang sama

3. Siswa yang duduk di kelas yang sama.

Hal ini dilakukan dengan mengundi 5 kelas yang ada kemudian

diambil 2 kelas secara acak, yaitu untuk kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Berdasar hasil pengundian, maka diperoleh kelas

X-C sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan kelas X-A sebagai

kelompok kontrol dengan menggunakan metode Tanya jawab. Tahap

awal pelaksanaan teknik random sampling ini diadakan uji

homogenitas populasi. Data yang digunakan berupa nilai hasil ulangan

harian kelas X semester 1.

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau menjadi perhatian

(Arikunto. 2002: 99). Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas

Adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam

hal ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW dengan metode Tanya jawab dalam pelajaran ekonomi di

SMA Negeri 1 Bantarkawung.

Page 79: 2427

b. Variabel Terikat

Adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam hal ini variabel terikatnya

adalah hasil belajar ekonomi materi pokok permintaan, penawaran,

dan harga keseimbangan siswa kelas X semester 1 SMAN 1

Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nilai siswa

SMA N 1 Bantarkawung kelas X semester 1, juga untuk memperoleh

daftar nama siswa yang menjadi sampel penelitian. Selain itu juga

untuk mendapatkan nilai hasil ulangan harian mata pelajaran ekonomi

kelas X bidang studi ekonomi. Data ini digunakan untuk analisis tahap

awal yang bertujuan untuk menentukan sampel. Dari analisis tahap

awal dalam penelitian ini diperoleh kelas-kelas yang berdistribusi

normal dan mempunyai varians yang sama (homogen) serta

mempunyai rata-rata yang relatif sama.

2. Metode Tes

Dalam penelitian ini tes diberikan setelah perlakuan pada

sampel. Pengambilan data melalui metode tes ini bertujuan untuk

menentukan hasil belajar yang diperoleh antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda. Selain

Page 80: 2427

itu juga untuk mengetahui kemampuan siswa, berangkat dari titik

tolak yang sama atau berbeda pada materi pokok permintaan,

penawaran dan harga keseimbangan. Tes yang digunakan berbentuk

obektif berupa pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Instrumen

yang baik harus memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, daya

pembeda soal dan taraf kesukaran. Untuk memenuhi syarat-syarat

tersebut maka tes harus diujicobakan terlebih dahulu pada kelas diluar

sampel yang telah mendapat materi pokok permintaan, penawaran dan

harga keseimbangan. Metode kooperatif JIGSAW dan metode tanya

jawab diukur dengan menggunakan keterangan mengenai keberhasilan

menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.

D. Analisis Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang

baik, maka instrumen tersebut harus diujicobakan pada kelas diluar

sampel. Instrumen yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang

Page 81: 2427

diteliti secara tepat (Arikunto, 2002: 145). Agar perangkat tes valid,

maka dilakukan uji validitas sebagai berikut:

a. Validitas Isi (Content Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi

pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2002: 67). Validitas isi

dilakukan dengan cara menelaah soal secara teoritis dengan ahli

bidang studi.

b. Validitas Butir

Validitas butir merupakan syarat utama supaya butir soal

tersebut dijadikan instrumen penelitian. Butir dikatakan valid

apabila memiliki peran/ dukungan yang besar terhadap jumlah

skor totalnya. Butir memiliki validitas yang tinggi jika skor pada

butir memiliki kesejajaran/ korelasi dengan skor totalnya,

sehingga perhitungan validitas butir menggunakan rumus

korelasi. Rumus ini digunakan untuk skala pengukuran variabel.

Dalam penelitian ini validitas butir soal ditentukan dengan

rumus Korelasi Biserial sebagai berikut :

rpbis= St

MtMp − x qp

Keterangan:

Rpbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Rata-rata skor dari subjek yang menjawab item soal

benar

Page 82: 2427

Mt = Rata-rata skor total

St = Standar deviasi skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar

q = Proporsi siswa yang menjawab salah

(Arikunto, 2002: 79).

Apabila dalam perhitungan diperoleh r > r tabel, maka butir soal

dinyatakan valid. Dengan N= 40 maka r tabel = 0,312.

Dari hasil perhitungan ujicoba terhadap 40 siswa kelas ujicoba

diperileh 50 soal valid semua. Hal itu dilakukan dengan

mengujicobakan terus menerus soal yang tidak valid sampai

menjadi valid semua. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran....

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Karena instrument

tersebut sudah baik (Arikunto, 2002: 154). Untuk mengetahui

reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus KR-21 yaitu:

R11 = ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−1kk

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −−

kVtMkM )(1

Keterangan:

R11 = Realibilitas instrumen

K = Banyaknya butir soal

M = Skor rata-rata

Vt = Varian total

(Arikunto, 2002: 164)

Page 83: 2427

Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel dengan

taraf signifikan 5 %. Jika nilai r > rtabel maka instrument tersebut

reliabel. Harga r11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan

aturan penetapan reliabilitas sebagai berikut:

0,8 < rxy < 1,0 maka reliabilitas sangat tinggi

0,6 < rxy < 0,8 maka reliabilitas rendah

0,4 < rxy < 0,6 maka reliabilitas cukup

0,2 < rxy ≤ 0,4 maka reliabilitas tinggi

0,0 < rxy ≤ 0,2 maka reliabilitas sangat tinggi

(Suherman, 1990: 177).

Berdasar hasil analisis ujicoba instrumen diperoleh r11 sebesar

0,901 dengan taraf signifikan 5%dan N = 40. Harga ini menunjukkan

bahwa instrumen tersebut reliabel dan termasuk dalam kriteria sangat

tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran....

3. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah tarafkesukaran item soal yang

dinyatakan dengan indeks yang disimbolkan dengan P (proporsi).

Proporsi adalah perbandingan antara siswa yang menjawab soal secara

benar dengan seluruh siswa yang menjawab soal. Butir tes yang baik

adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

Indeks kesukaran ini digunakan untuk mengetahui butir soal termasuk

sukar, sedang, atau mudah. Teknik perhitungannya adalah dengan

menghitung beberapa testee yang gagal manjawab benar atau

Page 84: 2427

memperoleh skor nilai dibawah lulus untuk tiap-tiap soal. Rumus yang

digunakan untuk menguji indeks kesukaran adalah:

IK = BA

BA

JSJSJBJB

++

(Suherman, 1990: 213).

Keterangan :

IK = Indeks kesukaran

JBA= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA= Banyaknya siswa pada kelompok atas

JSB= Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat apada tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval IK Kriteria

IK = 00.00 0.00 < IK ≤ 0.30 0.30 < IK ≤ 0.70 0.70 < IK < 1.00 IK = 1.00

Terlalu Sukar Sukar

Sedang Mudah

Terlalu Mudah ( Suherman,1990: 213).

Berdasar hasil ujicoba instrumen tes diperoleh dengan kriteria

sukar sebanyak 4 soal, sedang 35 soal, dan mudah 11 soal. Hasil

penelitian dapat dilihat pada lampiran.... dan terangkum pada tabel 6.

Page 85: 2427

Tabel 6. Rangkuman Indeks Kesukaran Hasil Soal Ujicoba No Kriteria Nomor Soal Jumlah 1 Terlalu Sukar 0 2 Sukar 5, 6, 42, 46 4 3 Sedang 2, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17,

18,19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 50.

35

4 Mudah 1, 3, 4, 7, 13, 20, 27, 37, 39, 43, 48.

11

5 Sangat Mudah 0

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (kemampuan rendah). Untuk mengetahui

daya pembeda soal dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi

sampai yang terendah.

b. Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu

kelompok atas dan kelompok bawah.

c. Menghitung taraf kesukaran masing-masing kelompok

d. Daya pembeda soal diperoleh dari taraf kesukaran kelompok atas

dikurangi taraf kesukaran kelompok bawah.

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah :

DP = A

BA

JSJBJB −

(Suherman, 1990: 201).

Page 86: 2427

Keterangan :

DP = Daya pembeda soal

JBA= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA= Banyaknya siswa pada kelompok atas

JSA= JSB

Kriteria yang digunakan seperti pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Kriteria Daya Pembeda Soal Interval DP Kriteria

DP ≤ 0.00 0.00 < DP ≤ 0.20 0.20 < DP ≤ 0.40 0.40 < DP ≤ 0.70 0.70 < DP ≤ 1.00

Sangat Jelek Jelek

Cukup Baik

Sangat Baik (Suherman, 1990: 202).

Berdasar hasil ujicoba diperoleh soal yang mempunyai daya

pembeda dengan kriteria cukup sebanyak 46 soal dan baik sebanyak 4

soal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran....

dan terangkum pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Rangkuman Daya Pembeda hasil Soal Ujicoba No Kriteria Nomor Soal Jumlah 1 Sangat Jelek 0 2 Jelek 0 3 Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 ,9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36,37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50

46

4 Baik 23, 29, 35, 46 4 5 Sangat Baik 0

Page 87: 2427

Berdasar hasil analisis ujicoba soal yang terdiri dari uji

validitas, reliabilitas, indeks kesukaran , dan daya pembeda diperoleh

kesimpulan bahwa 50 soal ujicoba layak untuk instrumen penelitian.

E. Rancangan Penelitian

Rancangan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Rancangan Penelitian

Sampel Kondisi Awal Perlakuan Tes Akhir Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

T1 T1

X Y

T2 T2

Keterangan :

X = Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe JIGSAW

Y = Pembelajaran dengan metode Tanya jawab

T1 = Nilai ulangan harian kelas X semester 1, yaitu materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan dimana nilai

tersebut digunakan untuk menguji normalitas distribusi sampel

T2 = Tes hasil belajar materi pokok permintaan, penawaran, dan harga

keseimbangan

Prosedur rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengambil data nilai ulangan harian kelas X semester 1 siswa SMA

Negeri 1 Bantarkawung.

b. Memilih dua kelas secara random sebagai sampel yang terdiri dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu juga

menentukan satu kelas untuk uji coba perangkat tes dikelas luar

sampel.

c. Menganalisis data nilai tes pada sampel penelitian pada 1) ujicoba

normalitas dan uji homogenitas.

Page 88: 2427

d. Membuat kisi-kisi tes.

e. Menyusun instrumen tes ujicoba berdasar kisi-kisi yang ada.

f. Mengujicobakan instrumen tes ujicoba yang berbentuk pilihan ganda

dengan lima option pada kelas uji coba, yaitu kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Bantarkawung yang sebelumnya telah diajar materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan.

g. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

beda soal.

h. Memberi perlakuan pada kelas X-C sebagai kelompok eksperimen

dengan metode kooperatif JIGSAW dan kelas X-A sebagai

kelompok kontrol dengan metode Tanya jawab selama 6 x

pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat

i. Memberi tes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

j. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar.

k. Menyusun laporan hasil penelitian.

F. Metode Analisis Data Penelitian

Dalam penelitian ini analisis data terbagi menjadi 2 tahap, yaitu

analisis tahap awal dan tahap akhir. Analisis tahap awal digunakan untuk

melihat kondisi awal populasi yang digunakan sebagai pertimbangan

dalam pengambilan sampel. Pada tahap akhir digunakan untuk mengetahui

Page 89: 2427

ada tidaknya perbedaan hasil belajar setelah pembelajaran dari kedua

kelompok sampel.

1). Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari

sampel antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk

analisa tahap awal dalam penelitian ini menggunakan nilai ulangan

harian ekonomi materi pokok permasalahan ekonomi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data pada

sampel yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk uji

normalitas adalah Chi kuadrat, dengan rumus sebagai berikut:

∑=

−=

k

i i

ii

EEO

x1

22 )(

Keterangan:

X = harga Chi kuadrat

K = banyaknya kelas interval

Oi = observation atau frekuensi pengamatan

Ei = expectation atau frekuensi yang diharapkan

dk = derajat kebebasan

Kriteria pengujian:

Data berdistribusi normal pada sampel apabila x2hitung < x2

tabel,

dengan derajat kebebasan (dk)= K-3 dengan taraf signifikan 5%.

Page 90: 2427

Jika x2 hitung > x2

tabel data yang dianialisis tidak berdistribusi normal

(Sudjana, 2002: 273).

b. Uji Homogenitas Populasi

Uji homogenitas bertujuan mengetahui apakah sampel yang

diambil berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji

homogenitas untuk analisis adalah uji Bartlet, dengan rumus

sebagai berikut :

X2= ( ln 10) x (B-Σ(ni-1)log Si2

Dengan :

B= (log S2)Σ(ni-1)

S2= ∑∑

)1()1( 2

i

ii

nSn

Keterangan:

S2 = Varians gabungan dari semua sampel

Si2= Varians masing-masing kelompok atau kelas

X2tabel dengan dk= k-1 dan taraf signifikan 5% jika X2

hitung < X2tabel,

maka homogen (Sudjana, 2002: 263).

c. Uji Kesamaan Keadaan Awal (Analisis Varians)

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan rata-

rata dari kelima kelas anggota populasi, dengan menggunakan uji

anava satu arah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

F = DA

Page 91: 2427

Keterangan:

A = Varians antar kelompok

D = Varians dalam kelompok

Dengan kriteria jika harga Fhitung < F tabel maka Ho kedua kelompok

tidak mempunyai perbedaan rata-rata.

Adapun rangkuman Anava seperti tabel 10 berikut ini:

Tabel 10 Ringkasan Anava

Sumber Variasi dk JK KT F Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok

1 k-1

∑ (ni-1)

Ry Ay Dy

R = Ry / 1 A = Ay / (k-1) D = Dy / ∑ (ni-1)

A / D

Total ∑ ni ∑y2 - - Keterangan:

k = banyaknya kelas

ni = banyaknya siswa pada kelas ke-i

Sudjana, 2002 : 305)

2). Analisis Tahap Akhir

Analisis akhir ini merupakan analisis data yang diperoleh setelah

dilaksanakan penelitian, yaitu berupa keadaan tes. Data yang diperoleh

adalah data skor hasil dari masing-masing kelompok sampel, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis keadaan akhir ini

terdiri dari uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua

rata-rata dan dilanjutkan dengan uji ketuntasan belajar.

b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data pada

sampel yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Page 92: 2427

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk uji

normalitas adalah Chi kuadrat, dengan rumus sebagai berikut:

∑=

−=

k

i i

ii

EEO

x1

22 )(

Keterangan:

X = harga Chi kuadrat

K = banyaknya kelas interval

Oi = observation atau frekuensi pengamatan

Ei = expectation atau frekuensi yang diharapkan

dk = derajat kebebasan

Kriteria pengujian:

Data berdistribusi normal pada sampel apabila x2hitung < x2

tabel,

dengan derajat kebebasan (dk)= K-3 dengan taraf signifikan 5%.

Jika x2 hitung > x2

tabel data yang dianialisis tidak berdistribusi normal

(Sudjana, 2002: 273).

c. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol mempunyai varians yang sama atau tidak.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

Ho : σ12 = σ2

2

Ha : σ12 ≠ σ2

2

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

F = kecilVariansteresarVarianterb

Page 93: 2427

Jika harga Fhitung ≥ F ½ α (nb-1) (nk-1) dan α = 5% maka kedua

kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.

d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji ini merupakan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui

hasil akhir penelitian yaitu mengetahui ada tidaknya perbedaan

hasil belajar ekonomi antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dan benarkah kelompok eksperimen lebih baik dari

kelompok kontrol. Karena kedua kelompok sampel mempunyai

varians yang sama (σ1=σ2), maka rumus uji t yang digunakan

adalah menggunakan uji pihak kanan, dimana Hipotesis yang

diajukan:

H0 : μ1= μ2

Ha : μ1>μ2

Statistik t yang digunakan adalah :

=t

21

11

21

nn

XX

S +

dengan:

S 2= ( ) ( )

211

21

222

21

−+

−+−

nnsnsn

Keterangan :

X 1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen

X 2 = nilai rata-rata kelompok kontrol

n1 = banyaknya anggota kelompok eksperimen

n2 = banyaknya anggota kelompok kontrol

Page 94: 2427

S12 = Varians kelompok eksperimen

S22 = Varians kelompok kontrol

S = Varians Gabungan (Sudjana, 2002: 239) Kriteria pengujian sebagai berikut :

Terima H0 jika = -t(1-1/2α) < thitung <t(1-1/2α), dimana harga t(1-1/2α)

dengan dk = (n1+n2 –2) dan peluang (1-1/2 α) dan taraf signifikan 5%.

Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak.

e. Uji Ketuntasan Belajar

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah mencapai

ketuntasan belajar. Dalam penelitian ini parameter tuntas yang

digunakan adalah jika rata-rata hasil belajar siswa ≥ 65. Hipotesis

yang diajukan adalah;

Ho : µ ≤ 65 (belum mencapai ketuntasan belajar)

Ha : µ > 65 (telah mencapai ketuntasan belajar)

Hipotesis diatas dapat diuji dengan menggunakan statistik t dengan

uji pihak kanan, dengan rumus sebagai berikut:

t =

ns

x μο−

Dimana ttabel = t(1-α) (n-1)

Keterangan:

μ = batas ketuntasan yang ditetapkan yaitu 65

x = rata-rata hasil belajar

s = simpangan baku

n = banyaknya siswa

( Sudjana, 2002: 227)

Page 95: 2427

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi

lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes setelah pembelajaran

dilakukan pada kedua kelompok dengan perlakuan yang berbeda.

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan

Desember 2006 pada siswa kelas X semester satu SMA Negeri 1

Bantarkawung tahun pelajaran 2006/2007 dengan materi pokok

permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan. Sebagai rujukan

untuk mengetahui pengetahuan awal pada penelitian ini adalah data nilai

ulangan harian kelas X semester 1 materi pokok permasalahan ekonomi.

Karena siswa belum diberi perlakuan maka untuk mengetahui

kemampuan awal digunakan data nilai ulangan harian tersebut,

kemudian ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Sesuai dengan rancangan penelitian, pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik random sampling dimana

mengambil dua kelas secara acak dari lima kelas yang ada. Dari hasil

pengacakan diperoleh hasil yaitu kelas X-C sebagai kelompok

eksperimen dengan metode kooperatif JIGSAW dan kelas X-A sebagai

kelompok kontrol dengan metode Tanya jawab. Masing-masing kelas

Page 96: 2427

mendapat materi pokok dan jumlah jam pelajaran yang sama yaitu 6 x

pertemuan (11 jam pelajaran) untuk satu materi pokok.

Adapun proses pelaksanaaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 11. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan

metode kooperatif JIGSAW.

Tanggal Kegiatan Waktu 2

November 2006

- Perkenalan - Penjelasan guru tentang metode

JIGSAW - Pemberian tugas rumah, yaitu

mempelajari sub materi pokok selanjutnya yaitu permintaan. Karena aturan pengajaran metode ini yaitu siswa terlebih dahulu harus mempelajari bahan pelajaran pada pertemuan selanjutnya.

1 x 40 menit

9 November

2006

- Penjelasan kembali tentang metode JIGSAW

- Pembentukkan kelompok asal dan persiapan diskusi terdiri dari 4 - 5 siswa

- Pembagian LKS dalam bentuk lembaran materi

- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.

- Tahap penularan materi dalam kelompok asal

- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual

- Pemberian tugas rumah, mempelajari sub materi pokok penawaran

2 x 40 menit

16 November

2006

- Guru membagi LKS dan materi pembelajaran penawaran pada kelompok asal

- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.

- Tahap penularan materi dalam kelompok asal

- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual

- Pemberian tugas rumah, mempelajari sub

2 x 40 menit

Page 97: 2427

materi pokok elastisitas permintaan dan penawaran

23 November

2006

- Guru membagi LKS dan materi pembelajaran pada kelompok asal

- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.

- Tahap penularan materi dalam kelompok asal

- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual

- Pemberian tugas rumah, mempelajari sub materi pokok harga keseimbangan

2 x 40 menit

30 November

2006

- Guru membagi LKS dan materi pembelajaran pada kelompok asal

- Pembentukkan kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang sama.

- Tahap penularan materi dalam kelompok asal

- Pemberian pertanyaan secara acak, dilanjutkan dengan tes individual

2 x 40 menit

7 Desember

2006

Evaluasi tes hasil belajar 2 x 40 menit

Tabel 12. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan

metode tanya jawab

Tanggal Kegiatan Waktu 1

November 2006

- Perkenalan - Penjelasan guru tentang metode tanya

jawab, tujuan pembelajaran dan cara penilaiannya.

1 x 40 menit

8 November

2006

- Penjelasan kembali tentang metode tanya jawab

- Penjelasan sub materi pokok permintaan dengan metode ceramah dilanjutkan penerapan metode tanya jawab.

- Memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis.

- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan

- Guru memberikan rangkuman materi dan

2 x 40 menit

Page 98: 2427

memberikan tugas rumah 15

November 2006

- Guru menjelaskan sub materi pokok penawaran dengan metode ceramah

- Pemberian tugas individu dan meminta siswa secara acak untuk mempresentasikannya didepan kelas

- Menerapkan metode tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk berfikir.

- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan

- Guru memberikan rangkuman materi dan memberikan tugas rumah

2 x 40 menit

22 November

2006

- Guru menjelaskan sub materi pokok elastisitas permintaan dan penawaran dengan metode ceramah

- Diskusi kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa - Guru meminta setiap kelompok

mewakilkan salah satu anggotanya untuk untuk menuliskan kembali hasil kerja kelompoknya

- Menerapkan metode tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk berfikir.

- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan

- Guru memberikan rangkuman materi dan memberikan tugas rumah

2 x 40 menit

29 November

2006

- Guru menjelaskan sub materi pokok harga keseimbangan dengan metode ceramah dilanjutkan penerapan metode tanya jawab.

- Memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis

- Memberikan penghargaan kepada siswa yang berani melontarkan dan menjawab pertanyaan

- Guru memberikan rangkuman materi

2 x 40 menit

6 Desember

2006

Evaluasi tes hasil belajar 2 x 40 menit

Page 99: 2427

2. Hasil Belajar

Data diperoleh dari sumber melalui dokumen dan tes. Dokumen

digunakan untuk mengungkapkan data awal sampel penelitian yaitu

nilai ulangan harian ekonomi kelas X semester 1 dan metode tes

digunakan untuk mendapatkan data dari hasil belajar ekonomi siswa

setelah dilakukan pembelajaran. Metode statistika parametrik digunakan

dalam penelitian ini untuk menganalisis data. Syarat data dapat

dianalisis dengan statistik parametrik yaitu data berdistribusi normal.

1). Analisis Tahap Awal

a. Uji Normalitas

Untuk menguji kenormalan distribusi sampel digunakan uji Chi

kuadrat. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas

distribusi sampel adalah nilai ulangan harian ekonomi kelas X

semester 1materi pokok permasalahan ekonomi. Hasil

perhitungan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 13 Ringkasan Uji Normalitas Data

Kelas Jumlah siswa X2hitung X2

tabel KriteriaX - A X – B X – C X – D X - E

40 41 40 38 40

5,0747 6,2952 6,4207 6,3870 7,2935

7,81 7,81 7,81 7,81 7,81

Normal

Berdasar hasil tersebut, terlihat bahwa data-data tersebut

mempunyai nilai X2hitung < X2

tabel (7,81), dengan dk = 3 dan

taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data

Page 100: 2427

tersebut berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya

terdapat pada lampiran 20.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

dalam populasi homogen atau tidak, dengan menggunakan uji

Bartlet. Suatu populasi dikatakan homogen apabila X2hitung <

X2tabel, dari hasil perhitungan diperoleh X2

hitung sebesar 8,794

dan X2tabel sebesar 9,49. Karena X2

hitung < X2tabel maka populasi

dinyatakan homogen. Perhitungan selengkapnya terdapat pada

lampiran 20.

c. Uji Kesamaan Keadaan Awal (Analisis Varians)

Untuk menguji kesamaan rata-rata data nilai ulangan harian

ekonomi kelas X semester 1 pada materi pokok permasalahan

ekonomi antar anggota populasi. Dalam penelitian ini

menggunakan analisis varians (Anava) yang hasilnya terlihat

dalam lampiran 20 dan pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14

Hasil Uji Analisis Varians Data

Sumber Variasi Dk JK KT F

F 5%

Rata-rata 1 7939.9447 7939.9447 Antar Kelompok 4 9.2683 2.3171Dalam Kelompok 194 533.9870 2.7525

0.8418 2.42

Total 199 8483.2000

Page 101: 2427

Berdasar tabel tersebut, diperoleh Fhitung (0.8418) < Ftabel ( 2.42)

dengan dk (4:194) yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata

yang signifikan pada data nilai ulangan harian ekonomi

semester 1 pada materi pokok permasalahan ekonomi antar

anggota populasi. Dalam analisis ini menunjukkan bahwa

kelima kelompok anggota populasi mempunyai keadaan awal

yang relatif sama sebelum pembelajaran.

2). Analisis Tahap Akhir

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi

kuadrat dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 3.

Berdasarkan tabel kritik uji Chi kuadrat dengan dk = 3 dan α =

5% diperoleh χ2tabel sebesar 7,81. Apabila nilai Chi kuadrat

hasil perhitungan melebihi 7,81 menunjukkan bahwa data tidak

berdistribusi normal. Hasil uji Chi kuadrat selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 24 dan terangkum pada tabel 15 berikut:

Tabel 15 Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok χ2hitung Dk χ2

tabel Kriteria Eksperimen 6.870 3 7.81 Normal Kontrol 2.654 3 7.81 Normal

Terlihat dari tabel 15, nilai χ2 hitung untuk kelompok eksperimen

sebesar 6,870 dan untuk kelompok kontrol sebesar 2,654. Nilai

Chi kuadrat hasil perhitungan ternyata lebih kecil dari nilai Chi

Page 102: 2427

kuadrat tabel, yang berarti bahwa data berdistibusi normal,

sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji t.

b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Berdasarkan perhitungan diperoleh S2 kelompok eksperimen

adalah 7.49 dan S2 kelompok kontrol adalah 6.80. Dari

perhitungan juga diperoleh Fhitung sebesar 1.823 untuk taraf

signifikan 5% dengan dk pembilang 39 dan dk penyebut 39

diperoleh F(0.025) (39:39) sebesar 1.89. Kriteria pengujian Ho

ditolak jika Fhitung < F(0.025) (39:39). Karena Fhitung < F(0.025) (39:39)

maka Ho ditolak yang berarti ada persamaan varians antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji kesamaan

dua varians data hasil belajar siswa selengkapnya ada pada

lampiran 24.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Berdasar perhitungan yang diperoleh harga X 1 adalah 7.49 dan

X 2 adalah 6.80 sedangkan S12 = 0.4039 dan S2

2 = 0.2215 serta

n1 = 40 dan n2 = 40. Data tersebut digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian ini dimana hipotesis yang diuji adalah

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh harga thitung sebesar

5.478 untuk ttabel dengan dk=5% dan dk=78 diperoleh t(0.975) (80)

sebesar 1.991. Kriteria pengujian Ho ditolak jika thitung > ttabel.

Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti ada

Page 103: 2427

perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol dimana kelompok eksperimen lebih baik dari

pada kelompok kontrol.

Hasil uji t untuk menguji hipotesis dapat dilihat pada lampiran

24 dan terangkum pada tabel 16 berikut:

Tabel 16 Hasil Uji t

Kelompok Mean s2 N thitung ttabel Kriteria Eksperimen 7.49 0.4039 40 Kontrol 6.80 0.2215 40 5.478 1.991 Berbeda

nyata

Terlihat dari tabel di atas, nilai thitung = 5,478 > ttabel = 1,991

yang berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada perbedaan

hasil belajar siswa antara yang diajar menggunakan metode

kooperatif tipe JIGSAW dengan siswa yang diajar

menggunakan metode tanya jawab diterima.

d. Uji Ketuntasan Belajar

Hasil uji ketuntasan belajar dengan batas ketuntasan minimal

6,5 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Siswa

Kelompok Mean N Standar deviasi μo thitung ttabel Kriteria

Eksperimen 7.49 40 0.64 6.5 9.80 1.68 Tuntas Kontrol 6.80 40 0.47 6.5 4.03 1.68 Tuntas

Terlihat dari tabel di atas, diperoleh thitung untuk kelompok

eksperimen sebesar 9.80 dan untuk kelompok kontrol sebesar 4.03.

pada taraf signifkansi 5% dengan dk = 40-1 = 39 diperoleh ttabel =

Page 104: 2427

1.68. Karena thitung> ttabel dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol telah

mencapai ketuntasan belajar yaitu melebihi batas ketuntasan

minimal 6,5.

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan hasil belajar

ekonomi antara siswa yang diajar dengan metode kooperatif JIGSAW dengan

siswa yang diajar dengan metode tanya jawab, yang kedua-duanya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini diambil dua kelas

sebagai sampel dari populasi yang ada, dan dipastikan kedua kelompok

tersebut berangkat dari kondisi awal yang sama. Pada analisis tahap awal

diperoleh bahwa kedua kelompok berdistribusi normal, mempunyai varians

yang homogen dan mempunyai rata-rata skor yang sama.

Setelah diketahui kedua kelompok berangkat dari kondisi awal yang

sama, kemudian kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Dan setelah

semua materi selesai diajarkan, kedua kelompok diberi tes atau evaluasi hasil

belajar dengan soal dan jumlah yang sama. Data yang diperoleh digunakan

untuk analisis tahap akhir atau untuk membuktikan hipotesis.

Berdasar dari analisis statistik, diperoleh bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian berarti rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

yang diberi pembelajaran dengan metode JIGSAW lebih baik dari kelompok

Page 105: 2427

kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode tanya jawab pada materi

pokok permintaan, penawaran dan harga keseimbangan.

Hasil uji t menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok

eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol, meskipun kedua kelompok

sudah menunjukkan adanya ketuntasan belajar. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 18 berikut:

Tabel 18 Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Interval

Nilai Kriteria F % f %

> 65 Tuntas belajar 36 90 30 75 < 65 Belum tuntas 4 10 10 25 Mean 7.49 6.80 Varians 0.4039 0.2215 Standar deviasi 0.64 0.47 Nilai maksimal 8.6 7.6 Nilai minimal 6.0 5.6

Terlihat dari tabel di atas, pada kelompok eksperimen rata-rata hasil

belajarnya mencapai 7,49 dengan nilai tertinggi 8,6 dan nilai terendah 6,0.

Dari 40 siswa terdapat 36 siswa (90%) telah mencapai ketuntasan belajar

karena nilainya > 6,5. Rata-rata kelompok kontrol sebesar 6,80 dengan nilai

tertinggi 7,6 dan nilai terendah 5,6. Dari 40 siswa yang diteliti ternyata 30

siswa (75%) telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai > 6.5.

Perbedaan ini pada dasarnya karena perbedaan metode yang digunakan.

Pembelajaran pada kelompok eksperimen yaitu dengan metod JIGSAW. Pada

kelompok eksperimen dengan metode kooperatif tipe JIGSAW didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri

Page 106: 2427

dan juga pembelajaran orang lain sehingga siswa tidak hanya mempelajari

materi yang diberikan, tetapi harus siap memberikan dan mengajarkan materi

tersebut pada anggota lain dalam kelompok asal. Menurut Johnson & Johnson

dalam Anita Lie, 2002 penggunaan metode ini dapat menghasilkan prestasi

yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologis

yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan

memisah-misahkan siswa.

Proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen

Pelaksanaan pada kelompok eksperimen dilakukan pada kelas X– C

dengan jumlah siswa 40. Pada pertemuan I, digunakan guru untuk perkenalan

dengan alokasi waktu 1 x 40 menit. Hasil dari perkenalan ini, selain siswa

menjadi lebih akrab dengan guru, siswa juga memperoleh pemahaman tentang

metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan metode JIGSAW.

Pertemuan selanjutnya guru mulai menerapkan metode pembelajaran

kooperatif JIGSAW. Pelaksanaan perlakuan pada kelompok eksperimen pada

awalnya mengalami hambatan. Pembelajaran baru bagi guru dan siswa

memerlukan waktu yang cukup lama untuk penyesuaian. Pada pembelajaran I

terjadi kegaduhan saat perpindahan kelompok, baik dari kelompok asal ke

kelompok ahli maupun sebaliknya. Kegaduhan tersebut menyita waktu

pembelajaran yang hanya 2 x 40 menit. Hal ini menyebabkan pembagian

waktu untuk tahapan pembelajaran selanjutnya menjadi berkurang.

Page 107: 2427

Hambatan juga terjadi pada saat tahap penularan materi, karena proses

penguasaan materi atau pemecahan masalah pada kelompok ahli, aktivitas

siswa masih didominasi oleh siswa yang pandai dan sebagian siswa hanya

menyalin pekerjaan temannya sehingga penyampaian materi pada kelompok

asal dari masing-masing anggota kelompok kurang maksimal.

Hambatan-hambatan yang terjadi pada pembelajaran I dikarenakan

masih banyak siswa yang merasa kebingungan dengan tugas, tanggung jawab

dan metode pembelajaran yang diterapkan sehingga mengakibatkan

kegaduhan. Namun kegaduhan itu semakin lama semakin berkurang, rasa

tanggung jawab dan aktifitas siswa dalam bertanya, menjelaskan, bekerjasama

dan berdiskusi juga meningkat. Hal itu diikuti juga oleh meningkatnya rasa

percaya diri, kemampuan siswa menemukan ide-ide atau gagasan dalam

menyelesaikan masalah (soal) yang menjadi tugas setiap siswa, dan

kemampuan siswa dalam tahap penularan materi dan presentasi hasil karya.

Perpindahan siswa dari kelompok asal ke kelompok ahli dan sebaliknya tidak

lagi menimbulkan kegaduhan yang berarti karena siswa sudah mulai terbiasa

dengan tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab inilah yang

menyebabkan siswa merasa harus menguasai materi maupun hasil diskusi

untuk memberikan penjelasan kepada teman di kelompok asal.

Sesuai karakteristik materi permintaan, penawaran dan harga

keseimbangan yang lebih banyak membutuhkan pemahaman konsep,

perhitungan matematika, maka sangat perlu adanya kerjasama, diskusi yang

hidup untuk memecahkan masalah berkaitan dengan materi tersebut.

Page 108: 2427

Pembelajaran kooperatif Tipe JIGSAW lebih cocok digunakan untuk situasi

tersebut, karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami konsep-

konsep yang sulit dengan berdiskusi dengan temannya. Melalui diskusi akan

terjalin komunikasi dan interaksi dengan siswa, saling berbagi ide atau

pendapat, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya, selain itu akan terjalin komunikasi elaborasi kognitif yang baik,

sehingga dapat meningkatkan daya nalar.

Meskipun dari motivasi dalam penelitian ini tidak diteliti, namun

berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada kelompok eksperimen

menunjukkan hasil yang lebih tinggi, dimana siswa lebih aktif bertanya,

menjelaskan, bekerjasama dan diskusi. Kondisi tersebut memberikan suasana

rileks, tidak kaku sehingga mendukung pembelajaran siswa yang tidak

membosankan. Motivasi inilah yang menyebabkan siswa memiliki semangat

yang lebih tinggi untuk tetap belajar yang berdampak positif terhadap hasil

yang dicapai.

Proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol

Pelaksanaan pada kelompok kontrol dilakukan pada kelas X- A dengan

jumlah siswa 40. Pertemuan I, seperti dengan kelompok eksperimen guru

gunakan untuk perkenalan dan menjelaskan mengenai metode pembelajaran

yang akan digunakan yaitu dengan metode tanya jawab, tujuan pembelajaran

dan cara penilaiannya. Pertemuan selanjutnya guru mulai menerapkan metode

tanya jawab. Pembelajaran pada kelompok kontrol ini meskipun dalam

pembelajarannya lebih mengedepankan pada aktivitas siswa untuk

Page 109: 2427

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, berdiskusi, namun

pembelajarannya masih didominasi oleh guru. Proporsi guru memberikan

ceramah lebih banyak terjadi, sedangkan siswa hanya mendengarkan

penjelasan dari guru saja dan menulisnya dibuku apabila ada materi yang

dianggap penting, sehingga untuk memahami konsep-konsep yang abstrak

siswa mengalami kesulitan dan daya pikir serta kreativitas siswa belum

tampak. Keberanian siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan

masih kurang, hanya siswa tertentu saja yang berani mengeluarkan

pendapatnya.

Pada saat melakukan diskusi kelompok siswa kurang memiliki

tanggung jawab atas dirinya karena tidak ada tuntutan untuk memberikan

penjelasan kepada orang lain. Hanya siswa yang pandai saja yang memberikan

penjelasan kepada temannya, sedang siswa yang kurang aktif hanya menulis

atau menyalin hasil kerja kelompoknya.

Namun pada pertemuan berikutnya, aktivitas siswa sudah mulai

tampak. Siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan dari guru, dan

keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat

walaupun belum seluruhnya. Tetapi dalam mengerjakan tugas individu masih

terdapat siswa yang melihat pekerjaan temannya, sehingga suasana kelas

kembali menjadi ramai. Begitu pula saat diskusi kelompok, aktivitas siswa

masih di dominasi oleh siswa yang pandai saja dan sebagian ada siswa hanya

menyalin pekerjaan temannya sehingga proses belajar mengajar masih kurang

maksimal.

Page 110: 2427

Metode tanya jawab dapat merangsang siswa untuk berfikir dan

berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat

digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan

pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa. Selain itu metode Tanya jawab

juga dapat memberikan motivasi kepada siswa agar bangkit pemikirannya

untuk bertanya selama mendengarkan penjelasan atau siswa menjawab selama

guru mengajukan pertanyaan.

Tidak dipungkiri bahwa pada pembelajaran kelompok kontrol juga

efektif, karena dari setiap pertemuannya aktivitas siswa dalam bertanya dan

melontarkan pendapat dalam pembelajaran mengalami peningkatan, namun

tidak jarang siswa yang kurang aktif hanya sebagai pendengar. Dengan kata

lain pada pembelajaran ini hanya memfungsikan indera pendengaran dan

penglihatannnya saja. Hal ini berakibat kemampuan siswa tidak bisa

meningkat. Berbeda dengan kelompok eksperimen, guru sebagai fasilitator,

aktivititas lebih dominan, sehingga tidak hanya indera pendengaran dan

penglihatan saja yang digunakan, namun kemampuan bicara (verbal) dapat

lebih ditingkatkan melalui diskusi dan presentasi hasil diskusi di kelompok

asal maupun ahli.

Berdasar analisis hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar

siswa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Sri Sulistyowati (2003) yang

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa

yang diajar dengan metode kooperatif tipe JIGSAW dan metode ceramah

Page 111: 2427

pada pokok bahasan perhitungan kimia dan termokimia pada siswa kelas II

semester I di SMU N 1 Tuntungan Blora Tahun Ajaran 2003/ 2004 dan

pembelajaran menggunakan metode JIGSAW ternyata lebih baik

dibandingkan dengan metode tugas kooperatif, hal ini disebabkan oleh metode

JIGSAW didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain. Siti Mariatul

Kiptiah (2005) yang memberikan hasil serupa yaitu ada perbedaan hasil

belajar kimia antara model JIGSAW dengan peta konsep pada pokok bahasan

larutan elektrolit dan konsep redoks.

Page 112: 2427

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan bahwa:

1. Ada perbedaaan hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan,

penawaran dan harga keseimbangan antara siswa yang diajar

menggunakan metode kooperatif tipe JIGSAW dan yang diajar dengan

menggunakan metode tanya jawab, terbukti dari hasil uji t dengan nilai

thitung = 5,478 > ttabel = 1,991.

2. Hasil belajar ekonomi pada materi pokok permintaan, penawaran dan

harga keseimbangan antara siswa yang diajar menggunakan metode

kooperatif tipe JIGSAW lebih baik daripada yang diajar dengan

menggunakan metode tanya jawab, terbukti dari rata-rata hasil belajar

sebesar 7,49 pada kelompok ekperimen dan 6,80 pada kelompok kontrol.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini antara

lain:

1. Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dapat digunakan sebagai alternatif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang

membutuhkan pemecahan masalah melalui diskusi. Namun tidak

dipungkiri bahwa metode tanya jawab juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Penelitian ini lebih mengkaji sisi kognitif, sedangkan aspek afektif dan

psikomotor dikaji namun belum secara mendalam, oleh karena itu perlu

penelitian serupa dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar

kognitif, afektif dan psikomotornya.

97

Page 113: 2427

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

________________. 2002. Dasar- dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hasibuan, dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya Hermin, Budiningarti. 1998. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Fisika di SMU. Surabaya: IKIP Surabaya Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA

Press Kiptiyah, Siti Mariatul. 2005. Komparasi Hasil Belajar antara Model Jigsaw

dan Model Peta Konsep Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 1 Kaliwungu. FMIPA UNNES

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Silberman, Mel. 1998. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Yappendis Sudjana, Nana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina

Aksara Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Sinar Baru Sukwiaty, dkk. 2004. Ekonomi Kelas 1 SMA. Bandung: Yudhistira Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung:

Tarsito

98

Page 114: 2427

Suherman, Erman. 1994. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: UT

Sulistyowati, Sri. 2003. PerbandinganPrestasi Belajar Kimia antara Siswa yang

Diajar dengan Metode Kooperatif Tife Jigsaw dan Metode Ceramah untuk Pokok Bahasan Perhitungan Kimia dan Termokimia pada Siswa Kelas II Semester I di SMU N 1 Tunjungan Blora Tahun Ajaran 2003/2004. Semarang : FMIPA UNNES