23 JANUARI 2021 - farida.staff.gunadarma.ac.id
Transcript of 23 JANUARI 2021 - farida.staff.gunadarma.ac.id
Pendidikan Daring di Masa Pandemi Covid-19: Meta Analysis
BUDI HERMANA, FARIDA
UNIVERSITAS GUNADARMA
23 JANUARI 2021
1
Pendidikan Daring di Masa Pandemi Covid-19: Meta Analysis
Budi Hermana(1) dan Farida(2),
(1) Dosen program Studi Magister Manajemen, (2) Dosen Program Studi Sistem Informasi,
UNIVERSITAS GUNADARMA
Ringkasan
Pembelajaran daring di lembaga pendidikan menjadi keniscayaan di masa pandemi
Covid-19. Fenomena tersebut menjadi topik menarik yang banyak diteliti yang hasilnya
dipublikasikan di tingkat internasional. Artikel ini merpakan hasil kajian terhadap 17.
artikel ilmiah yang dipublikasi di jurnal internasional dalam kurun waktu pandemi
Covid-19. Sebagian besar konteks penelitiannya adalah pembelajaran daring yang
diterapkan mulai tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Model
penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif sebanyak empat artikel,
pendekatan kualitatif sebanyak 12 artikel, dan sati artikel menggunakan model model.
Model kuantitaf dengan Structural Equation Model sebanyak 2 Artikel, sedangkan
sisanya menggunakan analisis cho-square, cluster analysis, atau hanya statistika
deskriptif.. Variabel penelitian untuk model kuantitatif mengacu ke Model E-Serqual
dan Technolaogy Acceptance Model. Hasil kajian secara umum menunjukkan bahwa
penerapan pendidikan daring di masa pandemic Covid-19 memerlukan kesiapan
teknologi, sumber daya manusia, dan kesiapan pengelolaan lembaga pendidikan.
Kata kunci: Pendidikan, pandemi, e-learning, COVID19,
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19, yang dimulai pada akhir Desember 2019, telah menyebar ke lebih
dari 200 negara. (Noor, Guo, Shah, Viger & Nawaz, 2020), dan menyebabkan disrupsi
massif pada dunia akademik (Ismaili, 2020). Lembaga pendidikan berupaya untuk
tetap menjalankan fungsinya, namun tidak sedikit upaya tersebut belum memberikan
hasil yang diharapkan. Sejumlah Lembaga pendidikan mengalami penurunan kinerja,
bahkan terancam mengalami kebangkrutan. Mengacu ke laporan UNESCO (2020),
sampai akhir tahun 2020, jumlah pembelajar yang terdampak pandemic Covid-19
mencapai lebih dari 127 juta. Proses pembelajaran tradisional di sekolah atau kampus
tidak dapat dilakukan seperti masa sebelum pandemi. Tindakan isolasi yang ketat
sebagai respon terhadap pandemic membuat pelajar dan pendidik terkurung di rumah
sehingga kehidupan sosial terganggu dan pembelajaran di rumah membuat stres bagi
para siswa dan pendidik (Chandra, 2020).
Apa yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka sekarang dilakukan secara online
(Hall et al., 2020), dan bekerja atau belajar di ruang digital adalah hal baru bagi
2
masyarakat (Thata, 2020). Semua Lembaga pendidikan akhir bertransformasi ke dunia
digital dalam pelaksanaan pembelajaran, namun kemampuan transformasi digitalnya
pun berbeda-beda. Menurut Alhouti (2020), Respon suatu negara terhadap gangguan
pendidikan bervariasi dari satu negara ke negara lain, termasuk respon negara terhadap
penyebaran COVID-19. Sebagian besar sistem pendidikan tidak punya banyak waktu
untuk mempersiapkan pembelajaran dari ruma. (Sahlberg, 2020). Menurut Peterson,
Scharber, Thuesen & Baskin (2020), transisi ke pembelajaran jarak jauh tidak dapat
dikelola hanya dengan sekedar mendorong penggunaan alat-alat teknologi, terutama
yang baru, kepada siswa dan guru. Penggunaan teknologi pada dunia pendidikan
tersebut memerlukan tahap adopsi, mulai dari sosialisasi atau edukasi public tentang
penggunaan teknologi pendidikan yang bervariasi. Menurut Gautam & Gautam
(2020), teknologi pendidikan tidak hanya berfokus pada penggunaan perangkat
teknologi tetapi juga berkaitan dengan penerapan sistematis sumber daya yang secara
ilmiah menggabungkan pedagogi yang tepat untuk mentransformasikan pengetahuan
dan keterampilan secara efektif. Teknologi pendidikan menawarkan banyak pilihan
sehingga pengampu mata pelajaran harus kritis terhadap penerapannya dan
dampaknya pada pedagogi dan pembelajaran (Soccio, Tregloan, & Thompson, 2020).
Dunia pendidikan di masa pandemi merupakan peluang riset yang dapat dilakukan
sehingga dapat memahami berbagai prilaku individu maupun institusi. Penggunaan
perangkat digital atau adanya tekanan finansial di sektor pendidikan tinggi sendiri
bukanlah hal baru, namun fakta bahwa seluruh pengalaman universitas
bertransformasi menjadi pengalaman digital patut mendapatkan perhatian (Raaper &
Brown, 2020). Artikel ilmiah ini merupakan hasil kajian berbagai hasil penelitian
dalam konteks pandemi dan dunia pendidikan. Ruang lingkup artikelnya dibatasi pada
penggunaan teknologi pendidikan di dunia pendidikan selama kurun waktu pandemi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Lembaga Pendidikan
COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, ibu kota
provinsi Hubei China (Chandra, 2020). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
3
menyatakan virus tersebut sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada 31
Januari 2020 (WHO, 2020) dan dinyatakan sebagai pandemi. Penulis membuat
rangkuman kejadian penting terkait Covid-19 di dunia dan Indonesia berdasarkan
rekaman media online seperti disajikan pada gambar berikut.
Gambar 1. Linimasa COVID-19
Skala gangguan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 sangat besar
(Sahlberg, 2020). Gautam & Gautam menyatakan bahwa wabah COVID-19 telah
mengubah cara pengajaran terjadi di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 telah
menyebabkan krisis global di bidang pendidikan tinggi (Raaper & Brown, 2020).
Karena pandemi COVID-19, pemerintah di seluruh dunia telah menutup semua
institusi pendidikan untuk mengendalikan penyebaran penyakit, yang berdampak
langsung pada siswa, pendidik, dan institusi. (Chandra, 2020). Gambaran umum
dampak Pandemi Covid-19 terhadap sekolah dapat sampai akhir tahun 2020 dapat
dilihat pada gambar berikut.
4
Gambar 2. Status sekolah sebagai akibat Pandemi Covid-19 (Unesco, 2020)
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada pendidikan tinggi di seluruh dunia. Covid-
19 memaksa institusi pendidikan tinggi untuk menghentikan pembelajaran tradisional
secara langsung (Ho, Sivapalan, Pham, Nguyen, Pham, & Dinh, 2020). Kehidupan
semua siswa, pendidik, dan keluarga saat ini telah mengalami gangguan karena
penguncian nasional dan jarak sosial sebagai tindakan pencegahan COVID-19.
(Chandra, 2020). COVID-19 telah menciptakan realitas kerja dan pembelajaran jarak
jauh di institusi Pendidikan Tinggi yang mungkin bertahan lebih lama dari yang
dibayangkan. (Martzoukou, 2020).
COVID-19 menciptakan kondisi yang menghilangkan apresiasi secara psikis di
pembelajaran tradisional, melemahkan hubungan siswa-guru sehingga semakin
banyak siswa yang merasa bersekolah itu kurang menarik, pengamatan orang tua
tentang pengajaran online yang tidak diharapkan, serta para pendidik sulit
berkolaborasi (Hargreaves & Fullan, 2020). Tantangan terbesar yang dihadapi guru
dan sekolah dalam pandemi ini adalah bagaimana menjaga hubungan yang telah dibina
sebelumnya atau sebelum pandemi (Peterson etal., 2020). Dampak pandemic terhadap
dunia pendidikan dapat dilihat dari aspek finansial atau sosial. Menurut White (2020),
dampak finansial COVID19 pada institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia sangat
parah dengan ratusan pekerjaan lepas dan pekerjaan tetap hilang di setiap universitas,
5
serta kebutuhan, dalam banyak keadaan, untuk pemutusan hubungan kerja dan
tindakan pemotongan biaya lainnya.
2.2. Pendidikan Daring
Pandemi COVID-19 telah menempatkan pembelajaran daring sebagai "normal baru"
di Pendidikan Tinggi (Martzoukou, 2020). Pendidik di seluruh dunia tiba-tiba beralih
ke pengajaran jarak jauh secara darurat sebagai tanggapan atas pandemi yang muncul
(Galanti, Baker, Leong & Kraft, 2020). Transformasi mendadak menjadi pembelajaran
online dapat menimbulkan konsekuensi serius pada jaminan kualitas pendidikan tinggi
(Zuhairi, Raymundo, & Mir, 2020). Pengajaran daring terdiri dari tugas-tugas
kompleks yang membutuhkan investasi dalam solusi teknologi informasi yang efektif
dan efisien (Demir, Maroof, Khan, & Ali, 2020). Dukungan teknologi, ketersediaan
infrastruktur, serta persepsi dosen dan siswa memiliki hubungan yang signifikan
dengan keefektifan proses pembelajaran daring (Gautam & Gautam, 2020).
Penggunaan teknologi secara efektif untuk pengajaran daring bukan hanya sebatas
memahami fungsionalitas teknologi itu sendiri (Galanti et al., 2020). Materi kurikulum
perlu diubah atau setidaknya dimodifikasi agar sesuai untuk pengajaran yang
menggunakan teknologi (Anderson & Hira, 2020).
Adholay et al. (2018) menyebutkan bahwa: “Online learning has been
interchangeably used with a number of similar terms, including “elearning”,
“distance learning” and “blended learning”. Menurut Al-Rahmi, Othman, & Yusuf
(2015), “The electronic learning or e-learning refers to the action of knowledge
acquisition through computer network on the basis of the environment”. Allen &
Seaman (2008) menjelaskan definisi pendidkan atau pembelajaran daring berdasarkan
seberapa besar proporsi konten pembelajaran dikirimkan secara daring. Hubungan
antara proporsi tersebut dengan tipe pembelajaran, apakah daring atau luring, dapat
dilihat pada Tabel 1.
6
Tabel 1. Tipe pembelajaran (Allen & Seaman, 2008)
Pendekatan pembelajaran jarak jauh telah menjadi satu-satunya cara bagi institusi di
seluruh dunia untuk melanjutkan studi selama pandemi Covid-19 (Ismaili, 2020).
Pergeseran paksa besar-besaran ke pembelajaran jarak jauh yang diakibatkan oleh
penutupan sekolah selama pandemi telah mengungkap ketidakadilan mendalam terkait
akses keluarga ke teknologi (Power, Brown, & Wyatt, 2020). Pendidikan daring dalam
konteks teknologi informasi dan komunikasi berhubungan dengan konsep e-learning.
Penerapan pendidikan daring di Lembaga pendidikan memerlukan adaptasi di tingkat
institusi dan individu. Adaptasi tersebut diperlukan agar keberlangsungan proses
pendidikan tetap terjamin.
Kemampuan adaptasi atau perubahan perilaku di tingkat individual berbeda-beda
menjadi topik menarik untuk diteliti. Pendidikan jarak jauh dalam berbagai metode
pengiriman secara elektronik menunjukkan efektifitas dan efisiensi yang berbeda-
beda. Efektivitas kelas online, terutama dalam pandemi, bergantung pada hubungan
faktor triad yaitu infrastruktur spesifik, kekhususan siswa dan kekhususan pendidik.
(Gautam & Gautam, 2020). Perluasan pembelajaran online yang signifikan akan
membangun keterampilan yang dikembangkan oleh para pendidik dan siswa di masa
pandemic yang penuh gejolak, dan sebagai tanggapan atas tantangan yang muncul dan
transformasi struktural. (Soccio, Tregloan, & Thompson, 2020). Siswa dapat
7
menghadapi atau terlibat dengan masalah etika yang mungkin muncul dalam
pembelajaran dan ujian online. Hal tersebut akan membentuk persepsi kompleks
tentang sikap mereka terhadap integritas akademik dan rasionalisasi perilaku tidak
pantas (White, 2020).
Powers, Brown, & Wyatt (2020) menyatakan bahwa pergeseran paksa besar-besaran
ke pembelajaran jarak jauh yang diakibatkan oleh penutupan sekolah selama pandemi
telah mengungkap ketidakadilan dalam akses keluarga ke teknologi. Pergeseran ini
juga menyoroti batasan pembelajaran jarak jauh bagi banyak keluarga yang memiliki
akses ke teknologi tetapi berjuang untuk menyeimbangkan antara bekerja di dalam dan
di luar rumah selama pandemi serta mengawasi pendidikan anak-anak mereka.
Menurut Hargreaves & Fullan (2020), terjebak di rumah dengan sedikit dukungan
kadang-kadang, terutama di keluarga yang lebih miskin, bekerja terlalu keras dengan
sedikit ruang yang tersedia, membuat siswa terlibat menjadi sangat sulit. Rizvi & Nabi
(2020) menyatakan bahwa bandwidth yang tidak memadai dan konektivitas jaringan
yang buruk merupakan kendala utama selama pembelajaran daring. Tantangan lainnya
adalah lingkungan rumah yang tidak sesuai untuk menghadiri kelas online, perasaan
terisolasi dan kehilangan motivasi karena kurangnya interaksi tatap muka, serta
melihat layar computer yang berlebihan yang menyebabkan kelelahan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah meta-analisis deskriptif terhadap …. Artikel
yang dipublikasikan di jurnal internasional. Artikel tersebut dicari di Lembaga
penerbit Emerald dengan menggunakan beberapa kata kunci yaitu: “covid19 online
education”, “covid19 e-learning”, dan “covid19 online education”. Periode
publikasinya antara bulan Maret 2020 sampai Desember 2021. Jumlah artikel yang
memenuhi syarat sebanyak 17 artikel yang semuanya sudah dipublikasikan di jurnal
internasional. Aspek yang ditelaah adalah konteks penelitian, negara asal penulis,
responde atau subyek penelitian, metode penelitian, dan model penelitian yang
digunakan. Beberapa model berikut hasil penelitian juga direview untuk mendapatkan
best practices atau lesson learnt sesuai dengan konteks penelitiannya.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Konteks Penelitian
Hasil pemetaan terhadap 17 artikel dilihat dari konteks penelitian, yaitu negara,
jenjang pendidikan dan spektrum teknologi pembelajaran, disajikan pada Tabel
berikut.
Tabel 2. Rangkuman konteks penelitian
No. Penulis Negara Jenjang
Pendidikan
Spektrum
Teknologi
1. Anderson & Hira (2020) Amerika Serikat Sekolah Dasar Multiplatform
2. Chandra (2020) India Pendidikan Tinggi Online Education
3. Demir et al. (2020) Irak Pendidikan Tinggi Online Meeting
4. Eutsler et al. (2020) Amerika Serikat SMA Media Sosial
5. Galanti et al. (2020) Amerika Serikat Pendidikan Tinggi Online education
6. Gautam & Gautam (2020) Nepal Pendidikan Tinggi Online education
7. Hall et al. (2020) 6 negara di Eropa SMA & Perguruan
tinggi
Mobile learning
8. Ho et al. (2020) Vietnam Pendidikan Tinggi Online education
9. Ismaili (2020) Hungaria Pendidikan Tinggi Online education
10. Peterson et al. (2020) Amerika Serikat SMA Online education
11. Power et al. (2020) Amerika Serikat Sekolah Dasar Online education
12. Rapper&Brown (2020) Inggris Pendidikan Tinggi Social Network
Analysis
13. Rizvi & Nabi (2020) India Pendidikan Tinggi Online Education
14. Sahlberg (2020) Australia Sekolah Online education
15. Soccio et al. (2020) Australia Pendidikan Tinggi Online education
16. White (2020) Australia Pendidikan Tinggi Online education
17. Zuhairi et al. (2020) Filipina,
Indonesia,
Pakistan
Pendidikan Tinggi Online Education
Konteks teknologi yang diamati adalah teknologi informasi dan komunikasi yang
diterapkan di dunia pendidikan. Sebagian besar pendidikan pada semua jenjang
menggunakan pendidikan atau pembelajaran daring. Model atau platform untuk
pembelajaran daring itu bermacam-macam, termasuk media sosial pun dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran daring. Berbagai platform pembelajaraan
daring saat ini juga semakin ramah terhadap pengguna dan adaptif terhadap gaya
pembelajaran dari pembelajar. Akses sistem pembelajaran daring melalui seluler pun
menjadi pertimbangan para pengembang teknologi pembelajaran. Hall et al. (2020)
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis seluler atau mobile technology benar-benar
9
hanya dapat digunakan secara umum dan ada di mana-mana dalam dua puluh tahun
terakhir, melalui peningkatan konektivitas, fungsionalitas, dan portabilitas perangkat
seluler.
Dalam konteks pendidikan dasar atau menengah, hasil penelitian dari Anderson & Hira
(2020) sangat menarik yaitu para guru menghabiskan waktu dan upaya yang luar biasa
untuk merancang tugas-tugas kreatif dan membuat diri mereka tersedia bagi siswa
sepanjang waktu. Namun apakah perjuangan para pendidik tersebut betul-betul dapat
dirasakan atau tersampaikan ke siswanya? Jawabannya tentu tida mudah karena
konteks penelitian bisa berbeda-beda. Namun jika dikaitkan dengan kajian teoritis
sebelumnya, pembelajaran daring itu mencakup tiga aspek, yaitu aspek teknologi,
aspek atau perspektif pendidik, serta aspek atau perspektif siswa/pembelajar. Hasil
pengamatan Ismaili (2020) menunjukkan bahwa justru siswa menghadapi perasaan
campur aduk antara kebingungan, kesepian, ketidakpastian tentang apa yang akan
terjadi dengan kelas, ujian, kelulusan, dan aktivitas penting lainnya yang memengaruhi
jalur studi mereka; terlepas dari perjuangan sehari-hari mereka dengan aksesibilitas
yang sulit ke sarana elearning dan masalah kesehatan potensial pribadi (Ismaili, 2020).
4.2. Model Penelitian dan Teknik Analisis
Penelitian menggunakan dua model yang berbeda, yaitu kuantitaif dan kualitatif.
Rangkuman model, satuan pengamatan, dan Teknik analisisnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 3. Model Pendekatan, satuan pengamatan, dan teknis analisis
No. Penulis Model
Pendekatan
Satuan
Pengamatan
Teknik Analisis
1. Anderson & Hira (2020) Kualitatif Guru SD grounded iterative coding
2. Chandra (2020) Kuantitatif Mahasiswa Chi-square analysis
3. Demir et al. (2020) Kuantitatif Dosen SEM
4. Eutsler, Antonenko &
Mitchell (2020)
Kualitatif Siswa Content Analysis
5. Galanti et al. (2020) Kualitatif Guru TPACK Framework
6. Gautam & Gautam (2020) Kuantitatif-
Kualitatif
Lembaga Mixed method
10
7. Hall et al. (2020) Kualitatif Siswa&Mahasiswa Deskriptif kualitatif
8. Ho et al. (2020) Kuantitatif Mahasiswa SEM
9. Ismaili (2020) Kuantitatif Mahasiswa Analisis Korelasi
10. Peterson et al. (2020) Kualitatif Lembaga Studi Kasus
11. Power et al. (2020) Kualitatif Lembaga Studi kasus
12. Rapper&Brown (2020) Kualitatif Mahasiswa Deskriptif-teoritis
13. Rizvi & Nabi (2020) Kualitatif Mahasiswa Content Analysis
14. Sahlberg (2020) Kualitatif Lembaga Essay
15. Soccio et al. (2020) Kualitatif Lembaga Survey analysis
16. White (2020) Kualitatif Mahasiswa Fraud Triangle
framework
17. Zuhairi et al. (2020) Kualitatif Lembaga Deskriptif kualitatif
Sebagian besar penelitian menggunakan pendekatan atau metode kualitatif, yaitu
sebanyak 14 artikel, dan sisanya adalah kuantitatif dan mixed method. Satuan
pengamatan atau subyek yang paling dominan adalah siswa/mahasiswa, dikuti oleh
Lembaga pendidikan, dan guru/dosen. Penulis membahas dua metode atau teknik
analisis yaitu satu kerangka kerja yang digunakan untuk pendekatan kualitatif dan
model persamaan struktur yang digunakan oleh dua penelitian.
Galanti et al. (2020) menggunakan Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) framework. Kerangka kerja tersebut banyak diterapkan dalam konteks
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, termasuk teknologi informasi dan
komunikasi seperti e-learning. Dalam kerangka TPACK, ketiga domain pengetahuan
ini berpotongan menghasilkan tiga domain pengetahuan integratif baru, yaitu PCK,
pengetahuan konten teknologi (TCK) dan pengetahuan pedagogis teknologi (TPK).
Pengembangan dan penerapan TPACK dapat meningkatkan akses siswa ke
pengalaman konten yang bermakna dalam lingkungan pembelajaran online dengan
moda sinkron.
Eutsler, Antonenko & Mitchell (2020) menggunakan content analysis mengenai
diskusi siswa di media sosial yaitu Twitter. Data kualitatif diperoleh dari tweet, media
berita, situs web sekolah, dan organisasi pendidikan. Data tersebut dianalisis untuk
memberikan pemahaman yang lebih dalam dan pemahaman kontekstual yang lebih
baik tentang konten di media sosial yang diperbincangkan oleh para siswa. Topik
keberlanjutan pendidikan dititikberatkan pada pedagogi pengajaran online, dukungan
belajar di rumah, pembelajaran daring, hambatan pembelajaran jarak jauh, persepsi
11
siswa dan guru tentang pembelajaran online, pedoman pengajaran negara bagian, serta
perspektif pendidik.
Penelitian yang menggunakan Structural Equation Model (SEM) hanya dua artikel
yaitu Demir et al. (2020) dan Ho et al. (2020). Menurut Yeh & Li (2009), SEM adalah
teknik multivariat yang menggabungkan analisis regresi berganda dengan analisis
faktor konfirmatori untuk secara bersamaan memperkirakan serangkaian hubungan
ketergantungan yang saling terkait. Salah satu keunggulan SEM adalah dapat
menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung dari satu variabel ke beberapa
variabel lainnya menggunakan persamaan simultan atau persamaan structural. Contoh
SEM yang diterapkan dalam konteks Pandemi Covid-19 disajikan pada gambar
berikut.
.
Gambar 3. Model penelitian Demir et al. (2020)
Model penelitian di atas mengacu ke model e-servqual yang diterapkan pada prilaku
penggunaan platform diskusi daring atau clou meeting di kalangan pada dosen di
perguruan tinggi. Menurut Zeithaml, Parasuraman, & Malhotra (2002), e-service
quality as "the extent to which a website facilitates efficient and effective shopping,
purchasing, and delivery of products and services". Kualitas layanan elektronik secara
langsung mempengaruhi nilai yang dirasakan dan kepuasan tetapi tidak memiliki
pengaruh langsung pada kesediaan dosen untuk membayar platform konferensi daring
12
(Demir et al., 2020). Penelitian kedua yang menggunakan SEM dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 4. Adjusted technology adoption model (Ho et al., 2020)
Satuan pengamatan dari penelitian dengan model di atas adalah mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran daring. Model penelitiannya diadopsi dari Technology
Acceptance Model (TAM). TAM pertama kali dikemukan oleh Davis (1989) dengan
tujuan utama dari model tersebut adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran
pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna
teknologi. TAM menganggap bahwa 2 keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat
(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use),
merupakan pengaruh utama untuk perilaku penerimaan computer atau teknologi
informasi.
Hasil penelitian dari Ho et al, (2020) menunjukkan bahwa CSE memiliki dampak
positif pada persepsi mahasiswa tentang kemudahan penggunaan sistem pembelajaran
daring. Interaktivitas sistem juga berhubungan positif dengan kemudahan penggunaan
sistem pembelajaran daring. Hasil penelitian yang relatif di luar dugaan adalah
kemudahaan penggunaan sistem daring tidak berdampak signifikan terhadap sikap
siswa mengenai pembelajaran daring. Sikap tersebut hanya dipengaruhi oleh
interaktivitas sistem dan faktor sosial. Hasil penelitian pada konteks pandemi tersebut
menunjukkan pentingnya interaksi pada sistem sehingga pembelajar dan pendidik
dapat tetap berkomunikasi secara efektif melalui sistem daring. Selian itu, dukungan
13
sosial memegang peran penting agar sikap siswa atau mahasiswa dalam mengikuti
pembelajaran daring dapat mencapai tujuan atau capaian pembelajaran.
KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 memang telah merubah dunia pendidkan yang dipaksa menerapkan
pembelajaran dari rumah dengan menggunakan berbagai platform teknologi, namun
dari perspektif para pendidik dan peneliti, fenome tersebut merupakan topik riset yang
menarik. Pandemi saat ini menimbulkan kebutuhan dan kesempatan bagi kita sebagai
pendidik untuk mempertimbangkan cara terbaik mendukung pembelajaran siswa agar
meteka tetap berkembang di saat krisis, dan peran apa yang dimainkan oleh jaringan
dukungan siswa sebagai bagian dari hal ini (Raaper & Brown, 2020). Berbagai lesson
learnt atau best practices dalam pembelajaran daring diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran daring pasca pandemi karena model
pembelajaran daring tersebut akan tetap menjadi kecenderungan di masa depan.
Pembelajaran terpadu dapat menjadi fitur berkelanjutan di banyak ruang kelas saat
sekolah dibuka kembali (Power, Brown, & Wyatt, 2020). Dunia pendidikan pun
dituntut untuk berubah, dan perlu melakukan transformasi pada ekosistem pendidikan
di era daring. Reformasi pendidikan pascapandemi harus transformasional dan tidak
berupaya untuk kembali normal (Hargreaves & Fullan, 2020).
Hasil meta-analysis deskriptif menunjukkan bahwa model atau pendekatan penelitian
yang dominan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan content analysis,
framework referensi, grounded theory, atau studi kasus. Metode kualitatif tersebut
bersifat lebih mendalam sehingga pemahaman pembelajaran daring lebih
komprehensif dan kontekstual. Metode kuantitatif menggunakan analisis statistik
inferensial, dan dua penelitian di antaranya menggunakan model persamaam
struktural. Hasil penelitiannya secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran daring
melibatkan berbagai faktor yaitu faktor teknologi, factor manusia yaitu pendidik dan
pembelajar, serta faktoe kelembagaan pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai ke
perguruan tinggi. Muara akhirnya adalah tantangan tranformasi digital yang sudah
menjadi keharusan, baik selama pandemic Covid-19 maupun di masa depan.
14
Daftar Pustaka
Aldholay, A., Isaac, O., Abdullah, Z., Abdulsalam, R., and Al-Shibami, A.H. (2018).
An extension of Delone and McLean IS success model with self-efficacy: Online
learning usage in Yemen. The International Journal of Information and Learning
Technology, Vol. 35 Issue: 4, pp.285-304.
Allen, I.E. and Seaman, J. (2008), Staying the Course: Online Education in the United
States, The Sloan Consortium, Needham, MA.
Anderson, E. & A. Hira. (2020). Loss of brick-and-mortar schooling: how elementary
educators respond. Information and Learning Sciences, Vol. 121, No. 5/6, pp. 411-
418.
Alhouti, Ibrahim. (2020). Education during the pandemic: the case of Kuwait. Journal
of Professional Capital and Community, Vol. 5, No. 3/4, pp. 213-225.
Al-Rahmi, W.M., Othman, M.S., & Yusuf, L.M. (2015). Exploring the Factors that
Affect Student Satisfaction through Using E-Learning in Malaysian Higher Education
Institutions. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.6, No.4, pp. 299-310.
Chandra, Yamini. (2020). Online education during COVID-19: perception of
academic stress and emotional intelligence coping strategies among college students.
Asian Education and Development Studies, ©Emerald Publishing Limited.
Davis, Fred D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. Vol.13, no. 3, pp. 319.
Demir, A., L. Maroof, N.U.S. Khan & B.J. Ali. (2020). The role of E-service quality
in shaping online meeting platforms: a case study from higher education sector.
Journal of Applied Research in Higher Education, ©Emerald Publishing Limited.
Eutsler, L., P.D. Antonenko, & C. Mitchell. (2020). Initial response to COVID-19: a
mixed-methods analysis of media and school communications to identify pedagogical
implications for remote teaching. Interactive Technology and Smart Education,
©Emerald Publishing Limited.
Galanti, T.M., C.K. Baker, K.M. Leong, & T. Kraft. (2020). Enriching TPACK in
mathematics education: using digital interactive notebooks in synchronous online
learning environments. Interactive Technology and Smart Education, ©Emerald
Publishing Limited.
Gautam, D.K & P.K. Gautam. (2020). Transition to online higher education during
COVID-19 pandemic: turmoil and way forward to developing country of South Asia-
Nepal. Journal of Research in Innovative Teaching & Learning, ©Emerald Publishing
Limited.
15
Hall, T., C. Connolly, S. Gradaigh, K. Burden, M. Kearney, S. Schuck, J. Bottema, G.
Cazemier, W. Hustinx, M. Evens, T. Koenraad, E. Makridou, & P. Kosmas. (2020).
Education in precarious times: a comparative study across six countries to identify
design priorities for mobile learning in a pandemic. Information and Learning
Sciences, Vol. 121, No. 5/6, pp. 433-442.
Hargreaves, A. & M. Fullan. (2020). Professional capital after the pandemic: revisiting
and revising classic understandings of teachers’ work. Journal of Professional Capital
and Community, Vol. 5, No. 3/4, pp. 327-336.
Ho, N.T.T, S. Sivapalan, H.H. Pham, L.T.M. Nguyen, A.T.V. Pham & H.V. Dinh.
(2020). Students’ adoption of e-learning in emergency situation: the case of a
Vietnamese university during COVID-19. Interactive Technology and Smart
Education,© Emerald Publishing Limited.
Ismaili, Yassine. (2020). Evaluation of students’ attitude toward distance learning
during the pandemic (Covid-19): a case study of ELTE university. On the Horizon,
©Emerald Publishing Limited.
Martzoukou, Konstantina. (2020). Academic libraries in COVID-19: a renewed
mission for digital literacy. Library Management, ©Emerald Publishing Limited.
Noor, S., Y. Guo, S.H.H. Shah, P.V. Viger, & M.S. Nawaz. (2020). Analysis of public
reactions to the novel Coronavirus (COVID-19) outbreak on Twitter. Kybernetes,
©Emerald Publishing Limited.
Peterson, L., C. Scharber, A. Thuesen & K. Baskin. (2020). A rapid response to
COVID-19: one district’s pivot from technology integration to distance learning.
Information and Learning Sciences, Vol. 121, No. 5/6, pp. 461-469.
Powers, J.M., M. Brown & L.G. Wyatt. (2020). SPARK-ing innovation: a model for
elementary classrooms as COVID-19 unfolds. Journal of Professional Capital and
Community, Vol. 5 No. 3/4, pp. 307-320.
Raaper, R. & C. Brown. (2020). The Covid-19 pandemic and the dissolution of the
university campus: implications for student support practice. Journal of Professional
Capital and Community, Vol. 5, No. 3/4, pp. 343-349.
Rizvi, Y.S. & A. Nabi. (2020). Transformation of learning from real to virtual: an
exploratorydescriptive analysis of issues and challenges. Journal of Research in
Innovative Teaching & Learning, ©Emerald Publishing Limited.
Sahlberg, Pasi. (2020). Will the pandemic change schools? Journal of Professional
Capital and Community, Vol. 5, No. 3/4, pp. 359-365.
16
Soccio, P., K. Tregloan & J. Thompson. (2020). Well-coordinated: learner-focused
coordination tactics beyond the pandemergency. Archnet-IJAR: International Journal
of Architectural Research. © Emerald Publishing Limited.
Thata, Buhle Mbambo. (2020). Responding to COVID-19 in an African university: the
case the National University of Lesotho library. Digital Library Perspectives,
©Emerald Publishing Limited.
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organozation. Global Monitoring
of School Closures Caused by Covid-19.
https://en.unesco.org/covid19/educationresponse diakses 31 Desember 2020.
White, Amanda. (2020). May you live in interesting times: a reflection on academic
integrity and accounting assessment during COVID19 and online learning. Accounting
Research Journal, ©Emerald Publishing Limited.
Yeh, Y.S. and Y.M. Li. (2009). Building trust in m-commerce: contributions from
quality and satisfaction. Online Information Review, 33(6), 1066-1086, 2009.
Zeithaml, V.A., A. Parasuraman, and A. Malhotra. (2002). Service Quality
DeliveryThrough Web Sites: A Critical Review of Extant Knowledge. Journal of the
Academy of Marketing Science, 30 (4), 362-375, 2002.
Zuhairi, A., M.R.D.R. Raymundo & K. Mir. (2020). Implementing quality assurance
system for open and distance learning in three Asian open universities: Philippines,
Indonesia and Pakistan. Asian Association of Open Universities Journal, Vol. 15, No.
3, pp. 297-320.