22598074 Penilaian Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Obstetri Dan Ginekologi

download 22598074 Penilaian Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Obstetri Dan Ginekologi

of 66

Transcript of 22598074 Penilaian Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Obstetri Dan Ginekologi

  • TESIS

    Penilaian Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Obstetri dan Ginekologi di

    Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo

    Jakarta dan Faktor-faktor yang Berhubungan

    Oleh:

    Erni Nurrahmi Suprihatin Priatna

    Pembimbing:

    dr. Omo Abdul Madjid, SpOG (K)

    PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

    DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

    JAKARTA 2009

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Judul : Penilaian Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Obstetri dan Ginekologi

    di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo

    Jakarta dan Faktor-faktor yang Berhubungan

    Penulis : dr. Erni Nurrahmi Suprihatin Priatna

    Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing

    Pembimbing

    dr. Omo A. Madjid, SpOG(K)

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    i

    ABSTRAK

    Tujuan: mengetahui penilaian pasien mengenai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit dokter Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSUPNCM), urutan dimensi kualitas yang penting bagi pasien, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan penilaian pasien tentang kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di RSUPNCM. Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan pada 112 responden yang menerima pelayanan perawatan di ruang rawat Obstetri dan Ginekologi RSUPNCM pada Bulan Agustus 2009 yang dipilih secara consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner dari instrumen SERVQUAL yang berisi 26 pertanyaan mengenai harapan responden terhadap pelayanan dan persepsi responden tentang pelayanan yang telah didapatkan yang meliputi lima dimensi kualitas pelayanan (keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan keberwujudan). Responden diminta untuk menyatakan jawabannya dalam skala Likert yang berupa angka 1 sampai 7. Dihitung selisih skor persepsi dan skor harapan masing-masing responden, kualitas baik bila selisihnya nol atau positif, jika negatif maka kualitas pelayanan tidak baik. Hasil: dari 112 responden didapatkan 82 responden (73,2%) menilai pelayanan tidak baik, hanya 26,8% yang menilai baik. Dimensi keandalan mendapat skor harapan tertinggi diikuti oleh dimensi jaminan, daya tanggap, empati, dan keberwujudan dengan proporsi secara berurutan 21%, 20%, 20%, 20%, dan 19%. Kesenjangan antara persepsi dengan harapan terbesar didapatkan pada dimensi empati diikuti oleh daya tanggap, keandalan, jaminan, dan keberwujudan. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan penilaian kualitas pelayanan (p=0,036). Tidak terdapat hubungan antara usia, sumber informasi, masalah kesehatan, frekuensi kunjungan dan pengalaman sebelumnya dengan penilaian kualitas pelayanan. Simpulan: kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di RSUPNCM belum memenuhi harapan pasien. Perlu dilakukan perbaikan pelayanan pada faktor empati, keandalan, daya tanggap, dan jaminan. Kata kunci: harapan pasien, persepsi pasien, kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    ii

    ABSTRACT

    Objective: to evaluate patient asessment on service quality of obstetrics and gynecology at Cipto Mangunkusumo Hospital, the importance of each service quality dimension, and the relationship between quality asessment and several factors. Design and method: the research was performed to 112 patients who were hospitalized in obstetrics and gynecology ward in August 2009. We used questionarre which was developed from SERVQUAL instrument. This questionarre consist of 26 questions about patient expectation and perception on the service they recieved. It covered 5 service quality dimensions (reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible). Patients were asked to answer using Likert scale from 1 to 7. The gap between perception and expectation score was then calculated. If the gap was zero or positive it means the quality was good and if negative it means the quality was not good. Result: among 112 repondents, 82 respondents (73,2%) asess that the service quality was not good, only 26,8% who asess it as good. Reliability dimension had the highest expectation score followed by assurance, responsiveness, empathy, and tangible with proportion of dimensions importance are 21%, 20%, 20%, 20%, and 19% respectively. The sequence of the gap from the biggest to the smallest was empathy, responsiveness, reliability, assurance, and tangible. There was a significant relationship between education level with asessment of service quality (p=0,036). Conclusion: obstetrics and gynecology service quality at Cipto Mangunkusumo Hospital has not fulfil the patients expectation. Obstetrics ang Gynecology Department at this hospital needs to improve the service quality in order to fulfil the patient expectations. The dimensions that need to be improved are empathy, reliability, responsiveness, and assurance. Keywords: patient expectation, patient perception, obstetric and gynecology service quality

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    iii

    DAFTAR ISI Abstrak i Abstract ii Daftar Isi iii Daftar Gambar v Daftar tabel v Bab I Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Hipotesis 3 1.4. Tujuan Penelitian

    1.4.1. Tujuan Umum 4 1.4.2. Tujuan Khusus 4

    1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Akademis 4 1.5.2. Manfaat Penelitian 4 1.5.3. Manfaat Pelayanan 4

    Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi 5 2.2. Pelayanan Kesehatan Berkualitas 6 2.2.1. Komponen Pelayanan Kesehatan Berkualitas 8

    2.2.2. Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan 10 2.2.2.1. Penilaian Kualitas Pelayanan Medis 11 2.2.2.2. Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Sudut Pandang Pasien 13 2.3. Kerangka Teori 18 2.4. Kerangka Konsep 19 Bab III Metodologi Penelitian 3.1. Disain Penelitian 20 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 20 3.3. Populasi Penelitian 20 3.4. Sampel Penelitian 20 3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 20 3.6. Perkiraan Besar Sampel 21 3.7. Cara Pengambilan Sampel 21 3.8. Cara Kerja 21 3.9. Identifikasi Variabel 22 3.10. Definisi Operasional 23 3.11. Pengolahan dan Analisis Data 26 3.12. Masalah Etika 27 3.13. Penyusunan Laporan dan Penyajian Hasil Penelitian 27 3.14. Alur Penelitian 28 3.15. Organisasi Penelitian 28 3.16. Waktu Penelitian 28 3.17. Biaya Penelitian 29 Bab IV Hasil Penelitian 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian 30 4.2. Penilaian Kualitas Pelayanan 33 4.2.1. Harapan dan Persepsi Pasien tentang Pelayanan 33

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    iv

    4.2.2. Skor SERVQUAL 36 4.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penilaian Kualitas Pelayanan 36 Bab V Pembahasan 5.1. Karakteristik Subjek Penelitian 39 5.2. Harapan dan Persepsi Pasien pada Masing-masing Dimensi Kualitas 39 5.2.1. Dimensi Keberwujudan 39 5.2.2. Dimensi Keandalan 40 5.2.3. Dimensi Daya Tanggap 41 5.2.4. Dimensi Empati 41 5.2.5. Dimensi Jaminan 42 5.3. Urutan Kepentingan Dimensi Kualitas 42 5.4. Penilaian Pasien tentang Kualitas Pelayanan 43 5.5. Prioritas Perbaikan Pelayanan 44 5.6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penilaian Kualitas Pelayanan 45 Bab VI Simpulan Saran 6.1. Simpulan 47 6.2. Saran 47 Daftar Pustaka 48 Lampiran 1. Informed Consent 51 Lampiran 2. Surat Persetujuan Penelitian 52 Lampiran 3. Kuesioner Penelitian 53 Lampiran 4. Keterangan Lolos Kaji Etik 58 Lampiran 5. Data Set Penelitian 59

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    v

    DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Model Kesenjangan Kualitas Pelayanan 15 Gambar 2. Proporsi Kepentingan Dimensi Kualitas 35 Gambar 3. Matriks Kepentingan Kesenjangan 35

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Dimensi Kualitas Pelayanan yang Dinilai dalam SERVQUAL 16 Tabel 2. Biaya Penelitian 29 Tabel 3. Sebaran Karakteristik Sosiodemografis Subjeek Penelitian 30 Tabel 4. Nilai Koefisien Korelasi dan Alfa Chronbach Kuesioner 31 Tabel 5. Sebaran Karakteristik Pengalaman Masa Lalu 32 Tabel 6. Sebaran Karekteristik Masalah Kesehatan dan Alasan Pemilihan Rumah Sakit 32 Tabel 7. Sebaran Sumber Informasi 33 Tabel 8. Rata-rata Skor Harapan, Skor Persepsi Subjek Penelitian tentang Pelayanan yang Didapatkan dan Kesenjangan Antara Keduanya 33 Tabel 9. Skor Rata-rata Harapan dan Persepsi pada Masing-masing Pertanyaan 34 Tabel 10. Sebaran Skor SERVQUAL dan kualitas Pelayanan (dengan dua kelompok kualitas) 36 Tabel 11. Sebaran Kualitas Pelayanan (dengan empat kelompok kualitas) 36 Tabel 12. Hubungan Antara Karakteristik Sosiodemografis Subjek Penelitian dengan Kualitas Pelayanan 37 Tabel 13. Hubungan Antara Masalah Kesehatan Pasien dengan Kualitas Pelayanan 37 Tabel 14. Hubungan Antara Pengalaman Masa Lalu dengan Kualitas Pelayanan 38 Tabel 15. Hubungan Antara Sumber Informasi dengan Kualitas Pelayanan 38 Tabel 16. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Rerata Skor Persepsi 46

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pelayanan kesehatan merupakan salah satu sektor dalam pelayanan ekonomi

    yang berkembang dengan cepat, hal ini terjadi akibat populasi yang makin

    berkembang, peningkatan konsumerisme, serta makin berkembangnya teknologi dan

    terapi dalam bidang kedokteran.1, 2 Untuk dapat bersaing dalam kondisi seperti ini,

    rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberikan

    pelayanan yang berkualitas yang dapat memenuhi atau bahkan melebihi harapan

    pasien.

    Pelayanan kesehatan yang berkualitas sulit untuk didefinisikan karena

    merupakan sesuatu hal yang sulit dipahami dan bersifat abstrak.3 Definisi pelayanan

    yang berkualitas berbeda-beda berdasarkan beberapa sudut pandang. Bagi dokter dan

    tenaga kesehatan lain, kualitas dinilai berdasarkan penerapan pengetahuan

    berdasarkan bukti terhadap kebutuhan dan harapan pasien. Sedangkan pasien

    mungkin lebih mementingkan tentang cara dokter berkomunikasi, ketanggapan

    petugas memenuhi kebutuhannya atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

    mengantri bertemu dengan dokter dibanding akurasi teknis dari nasihat yang

    diberikan.4, 5 Perbedaan penilaian kualitas pelayanan ini mempengaruhi dalam

    pengembangan pelayanan kesehatan.

    Penilaian kualitas pelayanan kesehatan tidaklah mudah, terdapat beberapa

    masalah terutama dalam hal yang melakukan penilaian dan kriteria yang digunakan.

    Sebelumnya kualitas pelayanan kesehatan hanya diukur dengan kriteria objektif

    seperti mortalitas dan morbiditas.2 Indikator-indikator ini penting untuk menilai

    kualitas klinis. Akan tetapi untuk mengukur performa pelayanan kesehatan, penilaian

    akan kepuasan pasien merupakan indikator yang lebih sensitif, pengukuran ini juga

    lebih dapat diandalkan dari pada metode lain seperti ulasan dari kelompok dokter.6

    Peranan pasien menjadi hal yang penting karena saat ini telah terdapat

    pergeseran dalam perawatan pasien yaitu dari pelayanan yang terpusat pada dokter

    menjadi pelayanan yang terpusat pada pasien. Pasien akan banyak menentukan

    dalam tata laksana akan masalahnya.7, 8 Kepuasan pasien dapat merupakan alat untuk

    memprediksi kepatuhan pasien akan pengobatan serta berhubungan dengan tindakan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    2

    pasien selanjutnya untuk kembali mengikuti terapi dan bahkan berhubungan dengan

    perbaikan status kesehatan pasien.6 Kepuasan pasien juga dapat mempengaruhi

    pasien dalam memilih dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.6, 9

    Salah satu buktinya adalah banyaknya pasien yang lebih memilih pelayanan

    kesehatan di luar negeri karena mereka menganggap bahwa pelayanan di sana lebih

    baik. Pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah seringkali hanya

    menjadi pilihan terakhir pasien.10 Peran penting pasien lainnya adalah bahwa

    masukan dari pasien dapat membantu penyedia layanan untuk memahami dan

    mengembangkan standar pelayanan yang dapat diterima oleh pasien.6, 7 Perbaikan

    pelayanan berdasarkan penilaian kualitas oleh pasien dan penilaian kepuasan pasien

    telah banyak dilakukan di beberapa rumah sakit di luar negeri seperti Swedia,

    Finlandia, dan Amerika Serikat.10-12 Oleh karena itu persepsi dan harapan pasien

    akan pelayanan kesehatan perlu digali dan dilakukan perubahan dalam pelayanan

    sesuai dengan harapan pasien.

    Untuk pelayanan kesehatan di bidang obstetri dan ginekologi, penilaian oleh

    pasien juga merupakan hal yang penting. Pada Laporan Konferensi Perempuan

    Dunia yang keempat di Beijing,13 salah satu paragrafnya mengatakan bahwa kualitas

    pelayanan kesehatan perempuan dalam beberapa hal seringkali kurang, tergantung

    pada kondisi lokal, perempuan seringkali tidak dihormati ataupun tidak terdapat

    jaminan akan kerahasiaan juga perempuan tidak selalu mendapatkan informasi yang

    menyeluruh mengenai pilihan pelayanan yang tersedia. Hal ini menggambarkan

    bahwa kualitas pelayanan dalam bidang obstetri dan ginekologi belumlah baik

    terutama dari sudut pandang perempuan sebagai pengguna pelayanan obstetri dan

    ginekologi padahal pelayanan bagi perempuan terutama dalam hal kehamilan,

    persalinan dan masa menyusui merupakan hak asasi perempuan sebagaimana

    tercantum dalam undang-undang nomor 7 tahun 1984.14

    Rumah Sakit dokter Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan suatu rumah

    sakit pusat rujukan nasional. Rumah sakit ini memberikan pelayanan yang bersifat

    spesialistik dan bahkan subspesialistik. Departemen Obstetri dan Ginekologi sebagai

    salah satu bagian di RSCM, memberikan pelayanan medis terhadap kesehatan

    perempuan baik yang berhubungan dengan kehamilan, fertilitas, endokrinologi,

    kelainan urogenital maupun onkologi.15

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    3

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penilaian kualitas

    berdasarkan sudut pandang pasien dalam pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan

    obstetri dan ginekologi, merupakan hal yang penting demikian juga harapan pasien

    akan pelayanan kesehatan. Bagaimana kualitas pelayanan OBSGIN di RSCM saat ini

    dan faktor-faktor apa saja yang penting bagi pasien belum diketahui. Penilaian

    terhadap pelayanan kesehatan di Departemen Obstetri dan Ginekologi saat ini baru

    penilaian terhadap pelayanan medisnya serta penilaian akreditasi sebagai bagian dari

    penilaian akreditasi rumah sakit. Penilaian kualitas pelayanan OBSGIN khususnya

    berdasarkan persepsi pasien belum dilakukan.

    Salah satu cara penilaian kualitas pelayanan kesehatan oleh pasien yang

    banyak digunakan adalah dengan melihat kepuasan pasien berdasarkan ekspektasi

    dan persepsi akan pelayanan yang telah didapatkan dengan metode SERVQUAL.

    Pada metode ini akan dinilai harapan dan persepsi tentang pelayanan yang telah

    didapatkan dengan berdasarkan 5 dimensi kualitas pelayanan jasa yaitu keandalan,

    daya tanggap, jaminan, empati, dan keberwujudan.1, 3, 16-18

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

    penelitian:

    1. bagaimana penilaian pasien tentang kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di

    RSCM?

    2. bagaimana urutan dimensi kualitas dalam penilaian kualitas pelayanan obstetri

    dan ginekologi di RSCM oleh pasien?

    3. apakah faktor usia, tingkat pendidikan, sumber informasi, masalah kesehatan

    pasien, frekuensi kunjungan, dan pengalaman sebelumnya berhubungan dengan

    penilaian pasien tentang kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di RSCM?

    1.3. Hipotesis

    Terdapat hubungan antara usia, tingkat pendidikan, sumber informasi,

    masalah kesehatan pasien, frekuensi kunjungan, dan pengalaman sebelumnya dengan

    penilaian pasien terhadap kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di RSCM.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    4

    1.4. Tujuan Penelitian

    1.4.1. Tujuan Umum

    Perbaikan kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di RSCM.

    1.4.2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus pada penelitian ini yaitu:

    1. Diketahuinya penilaian pasien mengenai kualitas pelayanan obstetri dan

    ginekologi di RSCM.

    2. Diketahuinya urutan dimensi kualitas jasa yang penting bagi pasien dalam

    menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di RSCM.

    3. Diketahuinya hubungan antara usia, tingkat pendidikan, sumber informasi,

    masalah kesehatan pasien, frekuensi kunjungan, dan pengalaman sebelumnya

    dengan penilaian pasien tentang kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di

    RSCM.

    1.5. Manfaat Penelitian

    1.5.1. Manfaat Akademis

    Penelitian ini menjadi salah satu sarana pelatihan peserta PPDS untuk

    merancang dan melakukan penelitian serta analisis terhadap hasil penelitian.

    1.5.2. Manfaat Penelitian

    Mengetahui penilaian pasien tentang kualitas pelayanan obstetri dan

    ginekologi di RSCM serta faktor-faktor yang mempengaruhinya juga komponen

    pelayanan yang penting dalam menentukan kualitas. Hasil dari penelitian ini

    diharapakan dapat digunakan untuk pengembangan instrumen penilaian kualitas

    pelayanan di masa yang akan datang.

    1.5.3. Manfaat Pelayanan

    Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui kualitas pelayanan obstetri

    ginekologi di RSCM dan faktor-faktor pelayanan yang penting bagi pasien dalam

    menentukannya sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pelayanan

    selanjutnya.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi

    Pelayanan dalam bidang obstetri dan ginekologi merupakan bagian dari

    pelayanan kesehatan secara umum. Pelayanan kesehatan, oleh Levey dan Loomba,5

    didefinisikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-

    sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

    mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,

    keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Terdapat multi interpretasi dalam

    mendefinisikan pelayanan kesehatan.

    Pelayanan kesehatan dapat dalam bentuk dan jenis yang berbeda-beda. Secara

    umum dapat dibedakan dua macam pelayanan kesehatan, yaitu:

    1. Pelayanan Medik

    Pelayanan kesehatan dalam kelompok ini ditandai dengan cara pengorganisasian

    yang dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam satu organisasi,

    tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan,

    serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.5

    2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

    Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang

    umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta

    sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.5

    Pelayanan dalam bidang obstetri dan ginekologi merupakan pelayanan

    kesehatan terhadap seorang perempuan yang meliputi kedua jenis pelayanan

    kesehatan tersebut. Dahulu, dokter spesialis obstetri dan ginekologi hanya terfokus

    pada kesehatan reproduksi perempuan terutama untuk persalinan yang aman dan

    berhasil baik serta masalah penyakit ginekologik. Namun, saat ini pelayanan ini

    menjadi lebih luas bahkan seorang dokter spesialis obstetri ginekologi sangat

    mungkin menjadi pemberi pelayanan primer bagi seorang perempuan. Hal ini

    mengingat bahwa kebutuhan seorang perempuan dapat dibagi ke dalam empat

    kategori yaitu pertama kebutuhan kesehatan khusus yang terkait dengan fungsi

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    6

    seksual dan kesehatan reproduksi. Kedua, sistem reproduksi perempuan rentan

    terhadap disfungsi atau penyakit baik sebelum, saat maupun setelah sudah tidak

    berfungsi. Kebutuhan ketiga seorang perempuan adalah perempuan juga dapat

    mengalami penyakit pada sistem tubuh lain seperti pada pria namun perjalanan

    penyakitnya dapat berbeda dengan pria karena pengaruh genetik, hormonal, dan gaya

    hidup yang terkait jender. Untuk yang keempat, perempuan juga merupakan subjek

    penyakit sosial.13

    Masalah kesehatan perempuan pada kesehatan reproduksi termasuk dalamnya

    masalah seksualitas, pencegahan dan tata laksana infertilitas, pengaturan fertilitas,

    konseling pra konsepsi, juga perawatan antenatal, intranatal dan post natal, dan

    pelayanan kesehatan promotif/preventif setelah menopause. Pelayanan kesehatan

    reproduksi ini sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan seorang perempuan dengan

    fase kehidupan yang berbeda. Sedangkan untuk masalah pada organ reproduksi dapat

    berupa kelainan kongenital, traumatik, inflamasi, neoplasma, fungsional atau

    iatrogenik.13

    Pelayanan-pelayanan tersebut di dalam suatu rumah sakit seperti RSCM

    dilakukan pada pelayanan rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap. Pada masing-

    masing jenis pelayanan ini diperlukan pelayanan yang menyeluruh dan

    memperhatikan kebutuhan masing-masing pasien dan khusus untuk pelayanan di

    gawat darurat dibutuhkan kecekatan dan ketepatan dalam melayani dan

    menatalaksana pasien. Selain itu, dalam pelayanan obstetri dan ginekologi, dokter

    seringkali mengurusi pasien yang sehat sehingga perlu penerapan hubungan dokter

    pasien yang berbeda. Seorang dokter obstetri dan ginekologi harus mendengarkan

    dan memahami pasiennya dan tidak dapat hanya dengan menentukan tindakan atau

    terapi yang akan dilakukan kepadanya.13 Dengan demikian dibutuhkan pelayanan

    yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien di samping sesuai dengan

    standar medis.

    2. 2. Pelayanan Kesehatan Berkualitas

    Batasan bagi pelayanan kesehatan yang berkualitas cukup sulit untuk

    dirumuskan. Kualitas pelayanan kesehatan bersifat multidimensional, baik dimensi

    pengguna jasa pelayanan kesehatan, penyelenggara pelayanan, dan penyandang dana

    pelayanan kesehatan.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    7

    Pelayanan kesehatan berkualitas bagi pengguna jasa kesehatan lebih terkait

    pada dimensi kemudahan pelayanan untuk dicapai dan terjangkau,19 ketanggapan

    petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien,

    keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan kesembuhan

    penyakit yang diderita pasien.4, 5 Bagi penyelenggara kesehatan, mutu pelayanan

    kesehatan lebih pada dimensi kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan

    perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir dan atau otonomi profesi dalam

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.5 Dengan

    kata lain, bagi penyedia layanan kesehatan yang dikatakan pelayanan berkualitas

    adalah kesempurnaan teknis yang diberikan serta karakteristik interaksi dokter

    pasien.20 Kualitas teknis yang baik berupa melakukan tindakan yang benar dengan

    benar, untuk ini dokter harus dapat membuat keputusan yang tepat dan untuk

    melakukannya dengan benar membutuhkan keterampilan, pembuatan keputusan, dan

    tindakan tepat waktu. Kualitas interaksi dokter pasien tergantung pada beberapa

    elemen dalam hubungannya yaitu kualitas komunikasi, kemampuan dokter untuk

    menjaga kepercayaan pasien, dan kemampuan dokter untuk mengobati pasien

    dengan perhatian, empati, kejujuran, dan sensitivitas.20

    Penyandang dana pelayanan kesehatan memandang pelayanan yang

    berkualitas sebagai efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan

    kesehatan, dan kemampuan pelayanan kesehatan mengurangi kerugian penyandang

    dana pelayanan kesehatan.5

    Berdasarkan berbagai dimensi tersebut, terdapat beberapa definisi pelayanan

    kesehatan yang berkualitas, di antaranya:

    1. Satuan kerja untuk reorganisasi sistem pelayanan kesehatan dan kualitas

    pelayanan medis (The Task Force on The Reorganization of The Health Care

    System and Quality of Medical Services) di Kanada, memberikan batasan kualitas

    sebagai kemampuan aktivitas profesional dan pelayanan kedokteran untuk

    menimbulkan perbaikan yang mantap dalam kesehatan individu dan populasi,

    dengan memperhatikan harapan mereka dan kemutakhiran pengetahuan dalam

    bidang kesehatan.19

    2. The Institute of Medicine mendefinisikan kualitas sebagai suatu derajat pelayanan

    kesehatan bagi individu dan populasi yang meningkatkan tercapainya luaran

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    8

    kesehatan yang diharapkan dan konsisten dengan pengetahuan profesional

    terkini.4, 20

    3. Azwar,5 memberikan batasan pelayanan kesehatan berkualitas sebagai tingkat

    kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat menimbulkan

    kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,

    serta di pihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai dengan kode etik dan standar

    pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

    4. Donabedian,20 mendefinisikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi

    sebagai pelayanan yang diharapkan memaksimalkan kesejahteraan pasien dengan

    menyeimbangkan keuntungan dan kerugian yang dapat terjadi dalam proses

    tersebut dalam semua bagiannya. Dalam definisinya ini Donabesian menyatakan

    bahwa pelayanan yang berkualitas adalah yang mampu mencapai tujuan yang

    diinginkan dengan menggunakan cara yang logis, dan tujuan yang dimaksud

    adalah suatu keadaan kesehatan.3 Dengan definisi ini, maka kualitas hanya

    diperoleh jika dokter membantu pasiennya untuk dapat mencapai tingkat

    kesehatan secara tepat dan pasiennya menikmati hidup yang lebih sehat.

    5. Asosiasi Kedokteran Amerika (The American Medical Association) pada tahun

    1984 memberikan batasan bahwa pelayanan yang secara konsisten memberikan

    kontribusi terhadap perbaikan atau pemeliharaan kualitas dan lama hidup

    merupakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.20 Asosiasi ini mengidentifikasi

    hal-hal khusus pada pelayanan yang harus diperiksa dalam menentukan kualitas

    termasuk penekanan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,

    partisipasi pasien, dasar ilmu kedokteran, dan penggunaan sumber daya secara

    efisien.20

    Definisi yang berbeda-beda tersebut semuanya mungkin dan dapat

    digunakan, tergantung pada posisi kita dalam sistem pelayanan dan tanggung

    jawabnya. Definisi dan perspektif yang berbeda ini akan mengakibatkan pendekatan

    yang berbeda untuk penilaian dan manajemennya. Definisi pelayanan kesehatan

    berkualitas ini berlaku untuk pelayanan kesehatan dalam bidang apapun.

    2.2.1. Komponen Pelayanan Kesehatan Berkualitas

    Komponen pelayanan kesehatan yang berkualitas juga berbeda-beda. Secara

    umum, terdapat dua komponen kualitas pelayanan yaitu kualitas teknis dan kualitas

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    9

    fungsional.21 Kualitas teknis didefinisikan terutama berdasarkan akurasi teknik dan

    prosedur, sedangkan kualitas fungsional merujuk pada cara pelayanan tersebut

    diberikan kepada pasien.

    Pandangan medis tradisional yaitu yang disampaikan oleh Donabedian,3, 22, 23

    membagi komponen kualitas pelayanan kesehatan ke dalam struktur, proses, dan

    luaran. Struktur merujuk kepada karakteristik fisik dan staf tempat pelayanan

    kesehatan diadakan, misalnya jam kerja, spesialisasi dokter atau kepemilikan rumah

    sakit.3, 22-24 Faktor proses menunjukkan cara pelayanan kesehatan diberikan meliputi

    interaksi antara pengguna dan struktur pelayanan kesehatan. Komponen proses

    terdiri atas intervensi teknis dan interaksi interpersonal antara pengguna dan anggota

    pelayanan kesehatan. Aspek intervensi teknis di sini berupa penerapan keterampilan

    klinis terhadap masalah kesehatan pasien yang berdasarkan teori yang dapat

    dievaluasi dan dapat distandardisasi.23 Untuk luaran, merujuk pada pengaruh

    pelayanan terhadap status kesehatan atau kesejahteraan pasien selanjutnya, misalnya

    perbaikan dalam gejala atau mobilitas.3, 22, 24

    Komponen kualitas yang didapatkan dari literatur pelayanan pemasaran agak

    mirip dengan yang diajukan oleh Donabedian, namun diutarakan lebih rinci dan lebih

    terfokus pada sudut pandang pelanggan. Parasuraman, Zeithaml, and Berry,3, 25

    mengidentifikasi 10 dimensi kualitas pelayanan yaitu:

    1. keandalan (reliability).

    2. daya tanggap (responsiveness).

    3. kompetensi, mencakup kepemilikan keterampilan dan pengetahuan yang

    diperlukan.

    4. akses yaitu keterjangkauan dan kemudahan untuk dihubungi.

    5. kesopansantunan meliputi kesopanan, perhatian, dan keramahan staf.

    6. komunikasi yaitu memperhatikan dan mendengarkan konsumen.

    7. kredibilitas artinya dapat dipercaya dan memiliki nama baik.

    8. keamanan yaitu kebebasan dari bahaya dan risiko

    9. memahami konsumen dengan mengetahui kebutuhan dan perhatian perorangan.

    10. keberwujudan/tangible berupa tampilan fasilitas dan fisik.

    Pada penelitian selanjutnya, dimensi-dimensi tersebut disederhanakan

    menjadi 5 kategori yaitu:25-27

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    10

    1. keandalan (reliability) yaitu kemampuan menyelenggarakan pelayanan sesuai

    dengan yang dijanjikan secara akurat dan andal, dapat dipercaya, bertanggung

    jawab atas hal yang dijanjikan, dan tidak pernah memberikan janji yang

    berlebihan.

    2. daya tanggap (responsiveness) yang berupa kemauan untuk membantu pelanggan

    dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Dimensi ini merefleksikan

    komitmen penyelenggara pelayanan untuk memberikan pelayanan tepat pada

    waktunya. Dimensi ini berkaitan dengan keinginan dan/atau kesiapan personel

    untuk melayani.

    3. jaminan (assurance) mencakup pengetahuan dan kesopanan pekerja serta

    kemampuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan. Dimensi ini

    merefleksikan kompetensi penyedia layanan kesehatan, keramahan kepada

    pelanggan, dan keamanan dalam pelayanan. Dimensi ini mencakup 4 dimensi

    yang sebelumnya yaitu kompetensi, kesopanan, kredibiltas, dan keamanan.

    4. empati menunjukkan derajat perhatian kepada setiap pelanggan. Dimensi ini

    mencakup kemudahan untuk dihubungi, kemampuan berkomunikasi, dan

    pemahaman akan pelanggan.

    5. keberwujudan (tangible) yang mencakup kondisi fisik fasilitas, peralatan,

    penampilan pekerja, penampilan kerja, serta materi komunikasi. Dimensi ini

    mencakup objek yang sangat bervariasi seperti karpet, tempat duduk,

    pencahayaan, warna dinding, brosur, penampilan pekerja, dan lain-lain.

    Komponen-komponen kualitas pelayanan tersebut di atas nantinya akan

    menentukan hal-hal yang dilihat dalam penilaian kualitas.

    2.2.2. Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan

    Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa terdapat perbedaan

    komponen kualitas pelayanan. Dari segi medis penilaian kualitas pelayanan dapat

    dilakukan dengan menilai komponen struktur, proses, serta luaran, seperti yang telah

    dikemukakan oleh Donabedian.

    Serangkaian penelitian pemasaran, mencari hubungan antara pelayanan yang

    diharapkan dengan pelayanan yang didapatkan oleh penerimanya.28-30 Pendekatan

    pemasaran pelayanan menekankan penilaian kualitas berdasarkan sudut pandang

    penerima pelayanan, akan tetapi tidak memedulikan pentingnya memasukkan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    11

    penilaian kemampuan teknis penyedia layanan dan luaran medis. Pendekatan

    pelayanan pemasaran tampaknya mengesampingkan pentingnya peranan dokter

    dalam membentuk harapan pasien dalam pelayanan. Oleh karena itu diperlukan

    pendekatan yang seimbang menggunakan aspek-aspek kualitas pelayanan dari

    keduanya yaitu dari faktor pemasaran dan medis.

    2.2.2.1. Penilaian Kualitas Pelayanan Medis

    Kualitas pelayanan dapat dievaluasi berdasarkan struktur, proses, atau

    luaran.24, 31 Dengan cara ini, penilaian kualitas dilakukan dengan melihatnya sebagai

    kualitas teknis dan menilainya dari sudut pandang dokter.

    Jika digunakan dengan tepat, pengukuran proses dan luaran dapat

    memberikan informasi yang valid tentang kualitas pelayanan kesehatan. Data proses

    biasanya lebih sensitif dari pada data luaran dalam menilai kualitas, karena luaran

    yang buruk tidak selalu timbul pada saat terjadi kesalahan dalam pelayanan.24

    Terdapat lima metode untuk menilai kualitas berdasarkan data proses, luaran

    atau keduanya.24 Tiga metode pertama bersifat implisit, yaitu tidak terdapat standar

    atau persetujuan sebelumnya mengenai batasan kualitas yang baik dan buruk.

    Dengan masing-masing metode tersebut, petugas kesehatan (biasanya dokter)

    mempelajari sumber data (biasanya suatu rekam medik, setelah pelayanan

    diberikan), dan selanjutnya menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan berikut:

    1. apakah proses pelayanan adekuat? (metode pertama)

    2. apakah pelayanan yang lebih baik memperbaiki hasil? (metode kedua)

    3. dengan mempertimbangkan proses dan luaran pelayanan, apakah kualitas

    pelayanan secara keseluruhan dapat diterima? (metode ketiga).

    Metode keempat mengevaluasi pengawasan pelayanan dengan menggunakan

    kriteria proses eksplisit, misalnya jika kita memeriksa kualitas pelayanan yang

    diterima pasien dengan diabetes dalam kehamilan, kita akan menanyakan

    pertanyaan-pertanyaan berikut: apakah pasien menjalani pemeriksaan kesejahteraan

    janin secara berkala? Apakah pasien menjalani pemeriksaan kadar gula darah secara

    berkala? Perawat atau teknisi rekam medik yang terlatih dalam penilaian kualitas

    kemudian membandingkan antara apa yang telah dilakukan dengan yang seharusnya

    dilakukan dan hasilnya dalam bentuk proporsi dari kriteria yang ditemukan.24

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    12

    Metode kelima menggunakan kriteria berdasarkan teori untuk menentukan

    konsistensi hasil pelayanan yang ditemukan dengan hasil yang diharapkan dengan

    suatu model yang telah divalidasi berdasarkan bukti ilmiah dan penilaian klinis.24

    Sebagai contoh, kita dapat menggunakan pertanyaan berikut: pada populasi pasien

    dengan diabetes mellitus tipe dua dan karakteristik klinis khusus, luaran seperti

    apakah yang diharapkan dalam satu tahun untuk luaran yang baik, sedang, dan

    buruk? Kita mungkin dapat memperkirakan bahwa dengan pelayanan yang baik, 95

    % pasien akan memiliki kadar hemoglobin terglikosilasi yang normal dan 80% akan

    dalam 20% berat badan normalnya, pada pelayanan yang sedang proporsinya adalah

    75 % untuk kadar hemoglobin terglikosilasi dan 50% untuk berat badan. Hasil yang

    diharapkan ini kemudian dibandingkan dengan hasil yang sesungguhnya.

    Hasil penilaian akan bervariasi tergantung pada metode yang digunakan.

    Metode proses eksplisit adalah yang paling ketat, metode luaran implisit merupakan

    yang paling longgar. Perbedaan lain antar penilaian proses dan hasil dapat dilihat

    pada contoh berikut, pada sekelompok pasien yang datang dengan serangan jantung,

    jika tidak dilakukan pelayanan kepadanya maka sebagian besar akan selamat dengan

    hasil yang baik. Akan tetapi jika kita menatalaksana pasien dengan sebaik mungkin

    maka beberapa pasien lain akan hidup dan beberapa yang lain akan dalam kondisi

    fungsional yang lebih baik. Dengan penilaian proses eksplisit akan ditemukan bahwa

    pasien pada kasus pertama mendapatkan pelayanan yang buruk dan pada kasus kedua

    pelayanannya baik. Akan tetapi kita akan mendapati hanya sedikit perbedaan bila

    yang digunakan adalah penilaian luaran implisit.

    Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penilaian kualitas seharusnya lebih

    menekankan pada proses dari pada luaran, khususnya jika yang dibandingkan adalah

    perencanaan kesehatan atau dokter. Akan tetapi terdapat pengecualian pada kondisi-

    kondisi tertentu misalnya pada pasien yang mengalami perdarahan pasca persalinan,

    ketahanan hidup berhubungan dengan kualitas pelayanan pada kasus ini. Sebagai

    alternatif, luaran yang disesuaikan mungkin akan lebih dipilih untuk mengevaluasi

    efek potensial perubahan dalam kebijakan untuk mengurangi pengeluaran dalam

    pelayanan kesehatan.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    13

    2.2.2.2. Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Sudut Pandang Pasien

    Penilaian pasien akan kualitas pelayanan kesehatan bersifat

    multidimensional. Penilaian kualitas pelayanan kesehatan oleh pasien lebih kepada

    penilaian kepada komponen kualitas fungsional bukan terhadap kualitas teknis. Hal

    ini terjadi karena pasien tidak dapat mengevaluasi kualitas teknis karena kurangnya

    keahlian.16

    Beberapa cara untuk menilai kualitas pelayanan oleh pasien telah banyak

    dicoba, di antaranya dengan penilaian kinerja pelayanan dan komponen yang penting

    dalam pelayanan kesehatan,32 penilaian kualitas berdasarkan persepsi pasien akan

    kualitas yang telah ditentukan sebelumnya,7, 12 serta penilaian kepuasan pasien.

    Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

    Penilaian terhadap kepuasan pasien merupakan metode yang paling sering

    digunakan. Cara pengukuran kepuasan itu sendiri ada beberapa macam yang secara

    garis besar dapat berupa penilaian kepuasan secara umum terhadap pelayanan

    kesehatan yang telah didapatkan atau penilaian kepuasan secara spesifik terhadap

    masing-masing dimensi kualitas. Pengukuran kepuasan secara spesifik merupakan

    cara yang sering digunakan dan salah satu metode yang banyak digunakan adalah

    dengan instrumen SERVQUAL. Pada metode yang dibangun oleh para peneliti di

    bidang pemasaran yaitu Parasuraman et al,33 kualitas pelayanan yang didapat

    didefinisikan sebagai derajat kesenjangan antara harapan pelanggan dan

    persepsinya.34

    SERVQUAL merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas

    pelayanan secara umum. Analisis dengan menggunakan SERVQUAL ini juga telah

    digunakan dalam bidang pelayanan kesehatan dalam beberapa studi dengan hasil

    yang bervariasi. Pada beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Andaleeb,1

    OConnor et al,16 Babakus dan Mangold,35 Rohini dan Mahadevappa,21 serta

    Mostafa,18 ditemukan bahwa SERVQUAL merupakan salah satu instrumen yang

    paling dicoba dengan menyeluruh dan dapat diadaptasikan untuk mengukur kualitas

    pelayanan kesehatan. Pada penelitian lain, didapatkan hasil yang berbeda, seperti

    yang dilakukan oleh Sohail,18 yang melakukan penelitian pada 186 responden dengan

    menggunakan instrumen SERVQUAL untuk menilai kualitas pelayanan yang

    diberikan oleh rumah sakit swasta di Malaysia. Sohail menemukan bahwa tidak

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    14

    terdapat dimensi yang sesuai dengan dimensi yang direkomendasikan dalam

    SERVQUAL.

    Pada analisis dengan SERVQUAL dilakukan penilaian kualitas berdasarkan

    lima dimensi kualitas pelayanan yang diajukan oleh Parasuraman et al., yaitu

    keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan keberwujudan. Kelima dimensi ini

    tidak bersifat stabil, dapat dilakukan penambahan ataupun pengurangan sesuai

    dengan jenis pelayanan yang akan dinilai.1 Gonzales-Valentin et al,36 pada

    penelitiannya menemukan bahwa dari kelima dimensi tersebut dapat dikelompokkan

    menjadi hanya tiga. Hal serupa juga didapatkan pada penelitian Mostafa,18 yang

    mengemukakan bahwa lima dimensi tersebut dapat dikurangi menjadi tiga. Pada

    penelitian nasional yang dilakukan di Inggris dan Amerika menemukan bahwa empat

    dimensi kualitas yaitu keandalan, daya tanggap, empati, dan keberwujudan bersifat

    stabil dan dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan secara nasional.17

    Sedangkan Lyte dan Mokwa menemukan tujuh dimensi dalam penelitiannya pada

    klinik infertilitas.18

    Penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan tersebut dilakukan

    terhadap pelayanan seluruh rumah sakit dan termasuk di dalamnya pelayanan di

    bidang obstetri dan ginekologi. Penelitian yang dilakukan untuk pelayanan yang

    khusus di bidang obstetri dan ginekologi juga dilakukan pada beberapa penelitian

    dan ditemukan bahwa instrumen ini merupakan alat ukur kualitas pelayanan yang

    valid.17, 37 Penelitian pada kasus-kasus tertentu dalam bidang obstetri dan ginekologi

    seperti pada persalinan, perawatan antenatal, dan kehamilan ektopik terganggu yang

    pernah ada tidak menggunakan instrumen ini, namun dimensi kualitas yang penting

    yaitu komunikasi interpersonal, daya tanggap dokter, dan penjelasan kondisi medis,

    dapat pula diukur dengan instrumen SERVQUAL. 38-40

    Pada SERVQUAL, konsep kualitas pelayanan dibuat dalam suatu Model

    Kesenjangan Kualitas Pelayanan.33, 41 Pada model ini, persepsi pelanggan tentang

    kualitas pelayanan adalah pada gap 5 yang merupakan perbedaan antara harapan dan

    persepsi pelanggan. Penilaian kualitas oleh pelanggan ini (gap 5) dipengaruhi oleh

    empat kesenjangan (gap) yang terjadi di dalam organisasi. Keempat kesenjangan

    tersebut yaitu :

    Gap 1 : perbedaan antara harapan pasien dengan persepsi manajemen tentang

    harapan pasien.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    15

    Gap 2 : perbedaan antara persepsi manajemen tentang harapan pasien dengan

    spesifikasi kualitas pelayanan.

    Gap 3 : perbedaan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan pelayanan yang

    kenyataannya diberikan.

    Gap 4 : perbedaaan antara pelayanan yang diberikan dengan yang

    dikomunikasikan mengenai pelayanan kepada pasien.

    Gambar 1. Model Kesenjangan Kualitas Pelayanan 33, 41

    Pada kuesioner SERVQUAL, dari setiap dimensi dibuat beberapa pertanyaan

    dan dijawab dalam rentang nilai 1 sampai 7, angka 1 mewakili perasaan sangat tidak

    setuju dan angka 7 mewakili perasaan sangat setuju. Pada kuesioner SERVQUAL

    yang asli terdapat 22 pertanyaan. Kualitas pelayanan diukur dari masing masing

    Dari mulut ke mulut

    Kebutuhan individu

    Pengalaman masa lalu

    Pelayanan yg diharapkan

    Pelayanan yg didapat

    Pemberian pelayanan (termasuk

    pra dan pasca kontak)

    Komunikasi eksternal kepada

    pelanggan

    Penerjemahan persepsi ke dalam spesifikasi kualitas

    pelayanan

    Persepsi manajemen ttg

    harapan pelanggan

    Gap 1

    Gap 2

    Gap 3

    Gap 4

    Gap 5 Pelanggan

    Penyedia Pelayanan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    16

    dimensi pelayanan tersebut dengan menghitung variabel G yang menggambarkan

    selisih atau kesenjangan (gap) antara skor persepsi pelanggan terhadap pelayanan

    yang diberikan dengan harapan pelanggan.33

    Tabel 1. Dimensi kualitas pelayanan yang dinilai dalam SERVQUAL33

    Dimensi Kualitas Rincian Masing-masing Dimensi

    Keandalan

    (Reliability)

    1. Memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan.

    2. Dapat diandalkan dalam mengangani masalah-masalah

    pelayanan pelanggan

    3. Memberikan pelayanan yang tepat pada waktu pertama kali.

    4. Memberikan pelayanan pada waktu yang dijanjikan.

    5. Memberikan informasi kepada pelanggan tetang waktu

    pelayanan akan diberikan.

    Daya tanggap

    (Responsiveness)

    6. Pelayanan kepada pelanggan yang cepat tanggap.

    7. Kesediaan untuk membantu pelanggan.

    8. Kesediaan untuk menganggapi tuntutan pelanggan.

    Jaminan

    (Assurance)

    9. Pegawai yang menimbulkan kepercayaan pelanggan.

    10. Membuat pelanggan merasa aman dalam transaksi.

    11. Pegawai yang senantiasa sopan dan ramah.

    12. Pegawai yang memiliki pengetahuan untuk menjawab

    pertanyaan pelanggan.

    Empati (Empathy) 13. Memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan.

    14. Pegawai berhubungan dengan pelanggan dengan perhatian.

    15. Mengutamakan keinginan/kebutuhan pelanggan.

    16. Pegawai yang memahami kebutuhan pelanggannya.

    Keberwujudan

    (Tangibles)

    17. Peralatan yang modern.

    18. Fasilitas fisik yang tampak menarik.

    19. Pegawai yang penampilannya rapih dan professional.

    20. Material yang berhubungan dengan pelayanan menarik untuk

    dilihat.

    21. Jam kerja yang nyaman.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    17

    Penilaian kualitas pelayanan oleh pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor di

    antaranya adalah usia, tingkat pendidikan, beratnya penyakit, pengalaman

    sebelumnya, frekuensi kunjungan, serta informasi yang pernah didapatkan. Usia pada

    beberapa penelitian ditemukan bahwa semakin tua usia pasien semakin memberikan

    penilaian kualitas yang baik.7 Untuk tingkat pendidikan, ditemukan bahwa pasien

    dengan tingkat pendidikan lebih tinggi memberikan penilaian tingkat kualitas yang

    lebih rendah.7 Sedangkan untuk beratnya penyakit, yang dapat dimasukkan ke dalam

    kebutuhan individu di dalam model kualitas pelayanan di atas, berhubungan juga

    dengan penilaian kualitas. Pada pasien dengan penyakit yang lebih ringan atau tidak

    terlalu khawatir akan beratnya penyakit yang dideritanya ditemukan lebih puas

    dengan pelayanan yang didapatkannya.7 Sementara itu, untuk frekuensi kunjungan,

    pengalaman sebelumnya serta informasi yang pernah didapatkan, dikatakan bahwa

    pasien yang lebih banyak tahu tentang pelayanan kesehatan serta dokternya akan

    lebih bisa menilai kualitas pelayanan secara keseluruhan, sehingga dapat

    memberikan penilaian yang lebih baik.42

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    18

    2.3. Kerangka Teori

    Dari mulut ke mulut

    Kebutuhan individu

    Pengalaman masa lalu

    Pelayanan yg diharapkan

    Pelayanan yg didapat

    Pemberian pelayanan (termasuk

    pra dan pasca kontak)

    Komunikasi eksternal kepada

    Pasien

    Penerjemahan persepsi ke dalam spesifikasi kualitas

    pelayanan

    Persepsi manajemen ttg

    harapan pelanggan

    Gap 1

    Gap 2

    Gap 3

    Gap 4

    Persepsi akan

    kualitas

    Pasien

    Penyedia Pelayanan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    19

    2.4. Kerangka Konsep

    Ket:

    = variabel terikat

    = variabel bebas = yang diteliti

    5 dimensi kualitas pelayanan: 1. Tangibles 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy

    Harapan tentang pelayanan

    Pelayanan yang dirasakan

    Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan yang

    diterima

    Sumber informasi

    Masalah kesehatan

    Pengalaman masa lalu

    Faktor sosio demografik

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    20

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Disain Penelitian

    Desain penelitian ini adalah cross sectional.

    3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit

    Dokter Cipto Mangunkusumo. Waktu penelitian pada Bulan Agustus 2009.

    3.3. Populasi Penelitian

    Populasi target pada penelitian ini adalah pasien-pasien yang menerima

    pelayanan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM. Populasi terjangkaunya adalah

    pasien-pasien yang menerima pelayanan di Ruang Rawat Obstetri dan Ginekologi

    RSCM pada Bulan Agustus 2009.

    3.4. Sampel Penelitian

    Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang menerima pelayanan di Ruang

    Rawat Bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM pada Bulan Agustus 2009 yang sesuai

    dengan kriteria yang ditentukan dengan jumlah yang sesuai dengan perhitungan.

    3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    Kriteria Inklusi

    Pasien yang mendapatkan pelayanan di ruang rawat Bagian Obstetri dan

    Ginekologi RSCM.

    1. Subjek tidak bersedia ikut dalam penelitian.

    Kriteria Eksklusi

    2. Subjek yang kondisinya tidak memungkinkan untuk diwawancara.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    21

    3.6. Perkiraan Besar Sampel

    Pada penelitian ini perhitungan besar sampel untuk menjawab masalah

    penelitian nomor 1 dan 2 menggunakan rumus:

    Z2PQ n = d2

    n = jumlah sampel

    Z untuk 0,05 = 1,96

    P = proporsi yang menilai kualitas pelayanan baik. Digunakan nilai 0,50 karena

    proporsinya tidak diketahui karena belum terdapat penelitian serupa sebelumnya.

    Q = 1-P

    d = ketepatan absolut = 0,10

    (1,96)2 x 0,50 x (1-0,50) n = = 96 (0,10)2

    Besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini sebanyak 96 yang

    dibulatkan menjadi 100 dan ditambahkan 10 persen untuk mengantisipasi data yang

    tidak valid menjadi 110 sampel.

    3.7. Cara Pengambilan Sampel

    Sampel diambil dari pasien yang dirawat di ruang rawat Obstetri dan

    Ginekologi RSCM. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive

    sampling, artinya semua subyek yang memenuhi syarat (kriteria inklusi) akan

    diikutsertakan dalam penelitian ini sesuai dengan urutan kedatangan mereka.

    Pemilihan cara consecutive sampling adalah dengan pertimbangan bahwa cara

    tersebut secara teknis lebih mudah untuk dilakukan, hal ini mengingat penelitian

    akan dilakukan saat pasien akan pulang dan mobilitas pasien di ruang rawat cukup

    tinggi sehingga peneliti tidak mempunyai sampling frame sehingga sulit untuk

    dilakukan sampling dengan cara yang lain. Banyaknya subyek yang diambil sesuai

    dengan besar sampel yang telah dihitung sebelumnya.

    3.8. Cara Kerja

    Pasien yang memenuhi kriteria akan diberikan informasi mengenai penelitian

    ini dan kemudian dimintakan persetujuannya untuk berpartisipasi dalam penelitan.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    22

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dari instrumen

    SERVQUAL yang dilakukan modifikasi pada beberapa pertanyaan agar dapat

    dipahami oleh responden serta dimasukkan beberapa hal yang sesuai dengan kondisi

    di RSCM. Kuesioner ini terdiri atas 26 pertanyaan dengan pada masing-masing

    pertanyaan ditanyakan mengenai harapan pasien dan persepsi pasien tentang

    pelayanan yang telah didapatkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mewakili lima

    dimensi kualitas pelayanan. Dimensi keberwujudan pada pertanyaan nomor 1 sampai

    dengan 6, keandalan pada nomor 7-10, daya tanggap nomor 11-15, empati pada

    pertanyaan nomor 16-20, dan jaminan pada nomor 21-26.

    Penelitian dilakukan dengan wawancara terpimpin kepada responden, yaitu

    pasien, yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai harapan responden terhadap

    pelayanan dan persepsi responden tentang pelayanan yang telah didapatkannya.

    Wawancara dilakukan pada hari pasien akan pulang oleh asisten peneliti yang telah

    dilatih sebelumnya.

    Responden diminta untuk menyatakan jawabannya dalam skala Likert yang

    berupa angka 1 sampai 7, nilai 1 pada harapan pasien menyatakan sangat tidak

    penting dan 7 untuk sangat penting. Pada pelayanan yang didapatkan, nilai satu

    untuk sangat tidak setuju dan 7 untuk sangat setuju.

    Kuesioner ini terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian ini

    dilakukan kepada sejumlah 20 orang. Validitas dinilai dengan koefisien korelasi.

    Suatu pertanyaan dinyatakan valid jika koefisien korelasi antara skor pertanyaan

    tersebut dengan total skor yang dikoreksi sebesar 0,3 atau lebih. Untuk reliabilitas,

    dinilai dengan menghitung nilai alfa Chronbach, pertanyaan yang reliabel adalah

    yang nilainya > 0,7.

    Setelah didapatkan hasil validitas dan reliabilitas kuesionernya, dilakukan

    perbaikan kuesioner untuk hasil-hasil yang ditemukan tidak valid dan reliabel. Jika

    didapatkan hasil yang valid dan reliabel pada seluruh kuesioner, maka kuesioner

    tersebut kemudian dapat digunakan untuk penelitian.

    3.9. Identifikasi Variabel

    Dalam penelitian ini akan dikumpulkan variabel-variabel yang sesuai dengan

    kerangka konsep penelitian. Variabel yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    23

    Variabel tergantung: penilaian pasien tentang kualitas pelayanan di Bagian

    OBSGIN RSCM. Variabel ini dengan skala pengukuran kategorik yaitu kualitas

    baik dan kualitas tidak baik.

    Variabel bebas :

    1. Usia. Dilakukan pengelompokkan sehingga merupakan skala kategorik

    2. Tingkat pendidikan. Variabel ini dikelompokkan sehingga merupakan skala

    kategorik.

    Kedua variabel di atas termasuk ke dalam variabel sosiodemografik di dalam

    kerangka konsep.

    3. Frekuensi kunjungan ke Bagian Pelayanan OBSGIN RSCM. Variabel ini

    berupa skala kategorik.

    4. Riwayat perawatan di rumah sakit lain. Berupa skala kategorik.

    5. Jenis rumah sakit yang pernah dikunjungi. Berupa skala kategorik.

    Variabel frekuensi kunjungan, riwayat perawatan di rumah sakit lain, dan

    jenis runah sakit yang pernah dikunjungi, di dalam kerangka konsep termasuk

    ke dalam pengalaman masa lalu.

    6. Sumber informasi. Variabel ini dengan skala pengukuran kategorik.

    7. Masalah kesehatan pasien. Variabel ini dengan skala pengukuran kategorik.

    3.10. Definisi Operasional

    Penilaian kualitas pelayanan pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat

    selisih skor harapan dengan skor persepsi pasien tentang pelayanan yang

    didapatkan.

    Harapan adalah yang diharapkan pasien pada suatu pelayanan kesehatan yang

    berkualitas. Pada penelitian ini diukur dengan kuesioner berdasarkan kelima

    dimensi kualitas dengan cara responden diminta memberikan skor penting

    tidaknya item dalam dimensi tersebut. Skornya dibagi dalam skala Likert 1

    sampai dengan 7, dengan 1 adalah sangat tidak penting dan 7 adalah sangat

    penting. Skala pengukurannya berupa numerik yaitu skor rata-rata masing-

    masing dimensi dan skor rata-rata total dari seluruh dimensi.

    Persepsi pasien tentang pelayanan yang didapatkan adalah penilaian pasien

    mengenai pelayanan yang telah didapatkannya. Pesepsi ini diukur dengan

    kuesioner berdasarkan kelima dimensi kualitas dengan cara responden diminta

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    24

    memberikan skor kesetujuan reponden pada pelaksanaan masing-masing item

    dalam dimensi tersebut. Skornya dibagi dalam skala Likert 1 sampai dengan 7,

    dengan 1 adalah sangat tidak setuju dan 7 adalah sangat setuju. Skala

    pengukurannya berupa numerik yaitu skor rata-rata masing-masing dimensi dan

    skor rata-rata total dari seluruh dimensi.

    Variabel kualitas pelayanan berupa skala pengukuran kategorik yaitu kualitas

    baik dan kualitas tidak baik. Kualitas baik jika skor SERVQUAL terkoreksi nol

    atau positif dan jika negatif maka dikatakan kualitas tidak baik. Skor

    SERVQUAL terkoreksi adalah nilai selisih antara skor persepsi akan pelayanan

    yang didapatkan dan skor harapan dengan pembobotan. Perhitungannya

    dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    a. Pada masing-masing pasien dihitung rata-rata skor SERVQUAL pada setiap

    dimensi. Skor SERVQUAL yang dimaksud di sini adalah kesenjangan (gap)

    antara persepsi dengan harapan (P-H).

    b. Pada masing-masing pasien, skor SERVQUAL untuk masing-masing dimensi

    (yang didapat pada langkah a) dikalikan dengan tingkat kepentingan untuk

    dimensi tersebut sehingga dari langkah ini didapatkan skor SERVQUAL

    terkoreksi. Tingkat kepentingan dihitung dengan cara membagi skor yang

    diberikan pasien untuk satu dimensi dengan skor total seluruh dimensi dan

    kemudian dikalikan dengan 100.

    c. Pada masing-masing pasien, skor SERVQUAL terrkoreksi (dari langkah 2)

    dijumlahkan dari kelima dimensi untuk mendapatkan skor SERVQUAL

    terkoreksi kombinasi.

    Usia

    Dihitung dalam satuan tahun. Dilakukan pembulatan ke atas, bila > 6 bulan dan

    pembulatan kebawah, bila < 6 bulan dari ulang tahun terakhir berdasarkan

    keterangan subjek penelitian.

    Usia dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu :

    Usia < 20 tahun Usia 20 40 tahun Usia > 40 tahun

    Tingkat pendidikan: pendidikan formal tertinggi yang pernah diperoleh pasien.

    Variabel pendidikan diukur dalam skala ordinal sebagai berikut:

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    25

    Rendah : lebih rendah dari SMA Menengah : setingkat SMA Tinggi : lebih tinggi dari SMA

    Pengalaman masa lalu merupakan riwayat perawatan sebelumnya yaitu

    pengalaman pasien akan perawatan di bidang obstetri dan ginekologi

    sebelumnya. Terdapat tiga hal yang termasuk ke dalamnya, yaitu frekuensi

    kunjungan ke pelayanan obstetri dan ginekologi RSCM, pengalaman penggunaan

    rumah sakit lain sebelumnya, dan jenis rumah sakit yang pernah digunakan

    pasien.

    Untuk frekuensi kunjungan dikelompokkan ke dalam:

    - pertama kali yaitu baru pertama kali mendapat perawatan di Bagian Obsgin

    RSCM

    - kunjungan lanjutan yaitu pada pasien yang sudah pernah mendapat perawatan

    di Bagian Obsgin RSCM lebih dari sekali baik di poliklinik, gawat darurat

    maupun ruang rawat.

    Untuk pengalaman penggunaan rumah sakit sebelumnya dibagi menjadi pernah

    dan tidak pernah. Sedangkan untuk jenis rumah sakit dibagi ke dalam rumah sakit

    swasta dan rumah sakit pemerintah.

    Sumber informasi yaitu dari sumber informasi utama pasien dalam mengetahui

    mengenai pelayanan obstetri dan ginekologi di RSCM. Sumber informasi dibagi

    ke dalam :

    - dari teman/tetangga/saudara

    - dari dokter/bidan yang merujuk

    - dari brosur

    - dari media cetak

    - dari media elektronik

    Masalah kesehatan yaitu masalah pasien saat kunjungan tersebut, dibagi ke dalam

    masalah kehamilan, persalinan, organ kandungan, dan infertilitas.

    Urutan dimensi kualitas yaitu urutan dimensi-dimensi kualitas berdasarkan

    prioritas kepentingannya menurut pasien. Dimensi kualitas tersebut yaitu :

    1. Keandalan mencakup kemampuan untuk menjalankan pelayanan yang

    dijanjikan secara akurat. Dinilai dengan menggunakan kuesioner pada

    pertanyaan nomor 7-10.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    26

    2. Daya tanggap yaitu kemauan untuk membantu pelanggan (pasien) dan

    memberikan pelayanan yang cepat. Dinilai dengan menggunakan kuesioner

    pada pertanyaan nomor 11-15.

    3. Jaminan (termasuk di dalamnya kompetensi, kepercayaan, kredibilitas, dan

    keamanan) yaitu kemampuan para personel untuk menimbulkan rasa percaya

    dan aman kepada pelanggan. Dinilai dengan menggunakan kuesioner pada

    pertanyaan nomor 21-26.

    4. Empati (termasuk akses, komunikasi, memahami pelanggan) mencakup

    kemauan personel untuk peduli dan memperhatikan setiap pelanggan

    (pasien). Dinilai dengan menggunakan kuesioner pada pertanyaan nomor 16-

    20.

    5. Keberwujudan meliputi kondisi fasilitas fisik, peralatan, dan tampilan

    personel. Dinilai dengan menggunakan kuesioner pada pertanyaan nomor 1-

    6.

    Untuk menentukan urutan tersebut, dinilai dengan melihat besarnya rata-rata skor

    harapan pada masing-masing dimensi. Dimensi dengan skor harapan tertinggi

    merupakan dimensi yanga terpenting menurut pasien. Sementara itu kesenjangan

    (gap) antara skor harapan dan skor persepsi pasien pada masing-masing dimensi

    kualitas juga diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil. Kesenjangan yang

    terbesar menjadi urutan pertama yang artinya dimensi tersebut merupakan suatu

    dimensi yang paling penting namun jauh dari harapan pasien. Untuk menentukan

    prioritas dimensi yang memerlukan perbaikan juga dilihat dari matriks

    kesenjangan kepentingan, yaitu matriks yang menggambarkan hubungan antara

    kesenjangan dengan tingkat kepentingan.

    3.11. Pengolahan dan Analisis Data

    Data penelitian akan dicatat pada kuesioner yang telah diuji coba. Setelah

    melalui proses editing dan koding, data ini akan dilakukan validasi untuk

    pembersihan data.

    Validitas kuesioner dinilai dengan koefisien korelasi dan reliabilitas dengan

    menggunakan koefisien alfa Cronbach.

    Analisis data untuk kualitas pelayanan dilakukan dengan menghitung

    kesenjangan (gap) skor rata-rata persepsi dan skor harapan pasien (P-H) yang dengan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    27

    pembobotan, jika didapatkan nilai kesenjangan yang nol atau positif maka dikatakan

    kualitas pelayanan baik, jika nilainya negatif maka kualitas pelayanan dikatakan

    tidak baik. Data akan disajikan dalam skala jumlah dan persentase.

    Untuk analisis bivariat antara umur, tingkat pendidikan, frekuensi kunjungan,

    riwayat perawatan di tempat lain, jenis rumah sakit yang pernah digunakan, masalah

    kesehatan serta sumber informasi dengan penilaian kualitas pelayanan menggunakan

    kai kuadrat. Bila tidak memenuhi syarat untuk kai kuadrat maka dianalisis dengan uji

    mutlak Fisher. Setelah didapatkan hasil analisis bivariat tersebut, pada variabel-

    variabel yang memiliki hubungan bermakna akan dilakukan analisis multivariat

    dengan regresi logistik.

    Pengolahan dan analisis data tersebut dilakukan dengan menggunakan

    program SPSS versi 15.

    3.12. Masalah etika Semua subyek penelitian mendapat penjelasan mengenai tujuan, prosedur

    penelitian, keuntungan dan kerugian penelitian. Setelah mendapat penjelasan, subyek

    berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi peserta penelitian. Identitas subyek

    penelitian dirahasiakan. Penelitian telah diajukan ke komite etik dan mendapat

    pengesahan sebelum dimulai.

    3.13. Penyusunan Laporan dan Penyajian Hasil Penelitian

    Laporan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tulisan serta akan

    dipresentasikan di hadapan tim penguji.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    28

    3.14. Alur Penelitian

    3.15. Organisasi Penelitian

    Pembimbing: dr. Omo A. Madjid, SpOG (K)

    Pelaksana: dr. Erni Nurrahmi S. P. , asisten penelitian, PPDS Obstetri dan

    Ginekologi yang sedang bertugas di ruang rawat Bagian Obstetri dan Ginekologi

    RSCM.

    3.16. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus 2009.

    Pemeriksaan kriteria inklusi dan eksklusi

    Memenuhi kriteria Tidak memenuhi kriteria

    Masuk sampel penelitian

    Wawancara Terpimpin

    Analisis data

    Pasien yang dirawat di ruang rawat OBSGIN

    RSCM

    Informed Consent

    Bersedia Ikut Penelitian

    Tidak Bersedia Ikut Penelitian

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    29

    3.17. Biaya Penelitian

    Tabel 2. Biaya Penelitian

    No.

    Jenis Pengeluaran

    Biaya

    1. Alat tulis, fotokopi kuesioner, dll. Rp 500.000,-

    2. Biaya untuk asisten peneliti Rp 2.000.000,-

    3. Biaya administrasi Rp 500.000,-

    Jumlah total Rp 3.000.000,-

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Obstetri dan Ginekologi RSUPNCM

    pada Bulan Agustus 2009. Didapatkan sejumlah 112 subjek penelitian melalui

    wawancara terpimpin dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan

    reliabilitasnya.

    Kuesioner yang digunakan adalah modifikasi kuesioner SERVQUAL yang

    terdiri atas 26 pertanyaan yang mengukur harapan dan persepsi pasien tentang

    pelayanan yang telah didapatkan. Kuesioner ini adalah kuesioner yang direncanakan

    untuk digunakan di awal penelitian dan setelah dilakukan pengujian validitas dan

    relibilitas didapatkan bahwa seluruh pertanyaan tersebut valid dengan koefisien

    korelasi 0,3 dan reliabel dengan alfa chronbach 0,7 sehingga tidak dilakukan

    perbaikan kuesioner. Rincian nilai koefisien korelasi dan alfa chronbach dapat dilihat

    pada tabel 4.

    4.1. Karakteristik Subjek Penelitian

    Dari 112 subjek penelitan didapatkan rentang usianya yaitu 18 sampai dengan

    70 tahun, dengan sebagian besar subjek penelitian berusia antara 20 sampai 40 tahun.

    Tabel 3. Sebaran karakteristik sosisodemografis subjek penelitian

    Karakteristik Jumlah Persen Kelompok umur 18 - < 20 th 20 - 40 th > 40 70 th

    6

    95 11

    5,4

    84,8 9,8

    Pendidikan Rendah Menengah Tinggi

    49 51 12

    43,8 45,5 10,7

    Pekerjaan Pegawai negeri Swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga Tidak bekerja

    4

    17 8

    82 1

    3,6

    15,2 7,1

    73,2 9

    Kelas Perawatan Kelas 2 Kelas 3

    2

    110

    1,8

    98,2

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    31

    Tabel 4. Nilai Koefisien Korelasi dan Alfa Chronbach Kuesioner

    Rincian tiap dimensi Koefisien korelasi Alfa Chronbach Harapan Persepsi Harapan Persepsi

    Keberwujudan 0,904 0,826 Peralatan lengkap dan modern 0,5 0,5 0,899 0,788 Fasilitas fisik yang tampak menarik 0,6 0,3 0,874 0,808

    Ruang rawat dan ruang periksa yang bersih dan tenang 0,7 0,3 0,859 0,815 Dokter tampil rapih dan profesional 0,7 0,4 0,870 0,797

    Memiliki papan penunjuk dan papan informasi yang jelas 0,8 0,4 0,887 0,809 Alat periksa yang tampak menarik 0,8 0,4 0,923 0,761

    Keandalan 0,934 0,898 Dokter memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang Dijanjikan

    0,6 0,7 0,941 0,833

    Dokter memberikan pelayanan pada waktu yang dijanjikan 0,7 0,5 0,906 0,889 Memberitahu pasien bila ada rencana perawatan yang batal atau tidak tepat waktu

    0,7 0,7 0,919 0,873

    Dokter memberikan pelayanan yang tepat mulai saat masuk pertama kali (diagnosis tepat, terapi tepat)

    0,6 0,7 0,882 0,881

    Daya tanggap 0,898 0,880 Petugas rumah sakit dapat diandalkan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelayanan (masalah dalam pendaftaran, mengusahakan dokter untuk datang)

    0,9 0,7 0,881 0,838

    Dokter selalu bersedia untuk membantu pasien 0,4 0,8 0,926 0,833 Dokter tidak menunjukkan bahwa sedang sibuk bila ada permintaaan pelayanan dari pasien

    0,7 0,7 0,876 0,937

    Dokter dan petugas medis memberikan pelayanan dengan cepat 0,8 0,7 0,838 0,828 Dokter dan petugas medis selalu siap melayani pasien yang Datang

    0,7 0,8 0,838 0,828

    Empati 0,868 0,885 Dokter memberi perhatian khusus secara individual pada tiap Pasien

    0,7 0,7 0,800 0,826

    Dokter memahami kebutuhan khusus pasien 0,8 0,9 0,838 0,842 Dokter memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial Pasien

    0,8 0,7 0,801 0,883

    Memberi waktu khusus pada pasien untuk berkonsultasi 0,7 0,7 0,840 0,843 Penunggu pasien boleh menemani pasien dengan kondisi berat 0,5 0,7 0,903 0,902

    Jaminan 0,852 0,895 Dokter senantiasa ramah kepada pasien 0,3 0,7 0,951 0,870 Penampilan, sikap, tingkah laku dokter menimbulkan kepercayaan pasien akan pelayanan yang diberikan

    0,6 0,6 0,819 0,879

    Pasien merasa aman ketika pelayanan diberikan (ruang periksa tertutup, mendapat informasi tentang diagnosis, terapi, dan rencana pemeriksaan)

    0,7 0,8 0,795 0,919

    Dokter memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pasien (penjelasan kondisi pasien menyeluruh, saran yang sesuai)

    0,7 0,6 0,795 0,885

    Dokter mampu menjaga rahasia pasien 0,6 0,7 0,807 0,858 Dokter yang terdidik 0,7 0,8 0,795 0,854

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    32

    Untuk sebaran karakteristik pengalaman masa lalu pasien, ditemukan bahwa

    83% baru pertama kali menjalani kunjungan di Bagian OBSGIN RSCM.

    Tabel 5. Sebaran karakteristik pengalaman masa lalu

    Karakteristik Jumlah Persen Kunjungan ke Bag. OBSGIN RSCM: Pertama kali Lanjutan

    93 19

    83 17

    Riwayat berobat ke rumah sakit lain : Tidak Pernah Pernah

    58 54

    51,8 48,2

    Rumah sakit yang pernah dikunjungi: RS swasta RS pemerintah RS swasta dan pemerintah

    22 27 6

    40

    49,1 10,9

    Masalah persalinan merupakan masalah kesehatan yang dialami sebagian

    besar subjek penelitian. Sementara itu, pada umumnya pasien memilih RSCM karena

    dirujuk dan mereka mengetahui mengenai RSCM dari perujuknya tersebut. Pada dua

    subjek penelitian mengatakan memilih RSCM karena masalah biaya, dan dua orang

    lagi karena merupakan pegawai RSCM

    Tabel 6. Sebaran karakteristik masalah kesehatan dan alasan pemilihan RS

    Karakteristik Jumlah Persen Masalah kesehatan saat ini: Kehamilan Persalinan Masalah kandungan

    3

    91 18

    2,7

    81,3 16,1

    Alasan memilih RSCM: Dekat dengan tempat tinggal Dekat dengan tempat kerja Mudah dijangkau kendaraan umum Dirujuk Pelayanan lengkap Dokter berpengalaman Lain-lain

    3 0 0

    97 4 4 4

    2,7 0 0

    86,6 3,6 3,6 3,6

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    33

    Tabel 7. Sebaran sumber informasi

    Sumber Informasi Jumlah Persen Dari teman/tetangga/saudara 13 11,6 Dari dokter/bidan yang merujuk 98 87,5 Dari media cetak/elektronik 1 0,9

    4.2. Penilaian Kualitas Pelayanan

    4.2.1. Harapan dan Persepsi Pasien tentang Pelayanan

    Pada masing-masing dimensi, dapat dilihat skor pada masing-masing

    pertanyaan baik pada harapan maupun persepsi pada tabel 9. Pada tabel ini dapat

    dilihat bahwa komponen pada masing-masing dimensi kualitas masih belum

    memenuhi harapan pasien kecuali pada fasilitas fisik dan alat periksa yang tampak

    menarik. Sedangkan, masalah penunggu bagi pasien dengan kondisi berat tampaknya

    sangat jauh dari harapan pasien dengan kesenjangan (gap) sebesar -2,11.

    Untuk menentukan urutan dimensi yang penting bagi pasien dianalisis dengan

    melihat besarnya skor harapan masing-masing dimensi. Pada penelitian ini meskipun

    tidak didapatkan perbedaan yang mencolok antar skor dimensi, namun tampak

    bahwa keandalan memiliki skor rerata tertinggi (6,9) dan skor terendah adalah pada

    dimensi keberwujudan (6,3).

    Tabel 8. Rata-rata Skor Harapan, Skor Persepsi Subjek Penelitian tentang Pelayanan yang Didapatkan, dan Kesenjangan Antara Keduanya

    Variabel Rata-rata Skor

    Harapan

    Rata-rata Skor

    Persepsi

    Kesenjangan (P-H)

    Skor SERVQUAL Terkoreksi

    Keberwujudan 6,3 6,3 0 -0,21 Keandalan 6,9 6,4 - 0,5 -9,33 Daya tanggap 6,7 6,2 - 0,5 -11,13 Empati 6,7 6,1 - 0,6 -13,01 Jaminan 6,8 6,7 - 0,1 -3,36 Total 33,4 31,7 - 1,7 -37,04

    Penentuan urutan dimensi kualitas ini juga dilakukan dengan menganalisis

    kepentingan masing-masing dimensi berdasarkan perhitungan skor yang dialokasikan

    oleh pasien pada setiap dimensi dibagi dengan 100, seperti tampak pada gambar 2.

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    34

    Tabel 9. Skor Rata-rata Harapan dan Persepsi pada Masing-masing Pertanyaan

    Rincian Masing-masing Dimensi Harapan Persepsi Gap (P - H)

    mean SD mean SD mean SD

    Keberwujudan Peralatan lengkap dan modern 6,90 0,6 6,70 0,6 -0,2 0,9 Fasilitas fisik yang tampak menarik 5,31 1,5 5,95 1,3 0,64 1,5

    Ruang rawat dan ruang periksa yang bersih dan tenang 6,94 0,2 6,65 0,6 -0,29 0,6 Dokter tampil rapih dan profesional 6,67 0,6 6,62 0,5 -0,05 0,6

    Memiliki papan penunjuk dan papan informasi yang jelas

    6,65 0,5 6,39 0,8 -0,26 0,7

    Alat periksa yang tampak menarik 5,56 1,4 5,78 1,4 0,22 0,9

    Keandalan Dokter memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan

    6,86 0,5 6,38 0,9 -0,48 0,9

    Dokter memberikan pelayanan pada waktu yang dijanjikan

    6,81 0,7 6,22 1,1 -0,59 1,1

    Memberitahu pasien bila ada rencana perawatan yang batal atau tidak tepat waktu

    6,88 0,4 6,38 0,8 -0,5 0,7

    Dokter memberikan pelayanan yang tepat mulai saat masuk pertama kali (diagnosis tepat, terapi tepat)

    6,90) 0,4 6,67 0,6 -0,23 0,6

    Daya tanggap Petugas rumah sakit dapat diandalkan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelayanan (masalah dalam pendaftaran, mengusahakan dokter untuk datang)

    6,73 0,6 5,92 1,1 -0,81 1,2

    Dokter selalu bersedia untuk membantu pasien 6,86 0,4 6,47 0,9 -0,39 0,8 Dokter tidak menunjukkan bahwa sedang sibuk bila ada permintaaan pelayanan dari pasien

    6,35 1,1 6,23 1,1 -0,12 1,6

    Dokter dan petugas medis memberikan pelayanan dengan cepat

    6,84 0,5 6,10 1,1 -0,74 1,1

    Dokter dan petugas medis selalu siap melayani pasien yang datang

    6,86 0,4 6,23 1,04 -0,63 0,9

    Empati Dokter memberi perhatian khusus secara individual pada tiap pasien

    6,65 0,8 6,41 0,9 -0,24 0,9

    Dokter memahami kebutuhan khusus pasien 6,69 0,6 6,47 0,8 -0,22 0,8 Dokter memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial pasien

    6,84 0,4 6,74 0,6 -0,1 0,4

    Memberi waktu khusus pada pasien untuk berkonsultasi 6,79 0,5 6,24 1,1 -0,55 1,04 Penunggu pasien boleh menemani pasien dengan kondisi berat

    6,62 0,9 4,51 1,7 -2,11 1,9

    Jaminan

    Dokter senantiasa ramah kepada pasien 6,88 0,4 6,67 0,7 -0,21 0,7 Penampilan, sikap, tingkah laku dokter menimbulkan kepercayaan pasien akan pelayanan yang diberikan

    6,79 0,4 6,72 0,6 -0,07 0,6

    Pasien merasa aman ketika pelayanan diberikan (ruang periksa tertutup, mendapat informasi tentang diagnosis, terapi, dan pemeriksaan)

    6,88 0,4 6,72 0,7 -0,16 0,7

    Dokter memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pasien (penjelasan kondisi pasien menyeluruh, saran yang sesuai)

    6,86 0,4 6,65 0,7 -0,21 0,5

    Dokter mampu menjaga rahasia pasien 6,79 0,5 6,52 0,9 -0,27 0,7 Dokter yang terdidik 6,84 0,4 6,75 0,5 -0,09 0,3 Keterangan: SD: standar deviasi

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    35

    Keandalan21%

    Daya Tanggap

    20%

    Empati20%

    Jaminan20%

    Keberwujudan19%

    Gambar 2. Proporsi Kepentingan Dimensi Kualitas

    Untuk memperkirakan kinerja dimensi yang membutuhkan perbaikan ataukah

    dipertahankan dapat dinilai dengan membuat matriks kepentingan-kesenjangan. Pada

    matriks ini, dimensi yang berada di kuadran abu-abu merupakan dimensi yang

    membutuhkan prioritas untuk perbaikan sedangkan yang berada di kuadran yang lain

    sudah cukup baik, bahkan pada daerah yang diarsir sudah lebih baik.

    Error! Not a valid link.Gambar 3. Matriks Kepentingan Kesenjangan

    Penghitungan skor SERVQUAL terkoreksi pada masing-masing dimensi

    kualitas berguna untuk melihat tingkat kualitas pada masing-masing dimensi. Pada

    penelitian ini didapatkan skor SERVQUAL yang negatif pada seluruh dimensi (tabel

    8).

    4.2.2. Skor SERVQUAL

    Sebanyak 82 pasien disimpulkan menilai pelayanan Obstetri dan Ginekologi

    RSCM masih belum baik berdasarkan skor SERVQUAL keseluruhan yang negatif.

    Tabel 10. Sebaran Skor SERVQUAL dan kualitas Pelayanan (dengan dua kelompok kualitas)

    Skor SERVQUAL (Kualitas Pelayanan) Jumlah Persen

    Skor negatif (tidak baik) 82 73,2

    Keberwujudan

    Keandalan

    Daya Tanggap

    Empati

    Jaminan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    36

    Skor nol dan positif (baik) 30 26,8 Total 112 100

    Selain pembagian tingkat kualitas menjadi dua yaitu baik dan tidak baik, pada

    penelitian ini juga dicobakan untuk membaginya menjadi empat tingkat kualitas

    yaitu sangat baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Dengan empat tingkat

    kualitas ini didapatkan tidak ada pasien yang menilai sangat baik (skor SERVQUAL

    150 300), begitupun dengan tidak baik (skor SERVQUAL -600 sampai dengan -

    300), sedangkan 82 pasien menilai kurang baik (skor SERVQUAL -300 sampai

    dengan kurang dari 0) dan 30 pasien menilai cukup baik (skor SERVQUAL 0

    kurang dari 150).

    Tabel 11. Sebaran Kualitas Pelayanan (dengan empat kelompok kualitas)

    Kualitas Pelayanan Jumlah Persen

    Tidak baik 0 0 Kurang baik 82 73,2 Cukup baik 30 26,8 Sangat Baik 0 0 Total 112 100

    4.3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penilaian kualitas pelayanan

    Pada penilaian variabel-variabel yang berhubungan dengan penilaian kualitas

    didapatkan pada variabel sosiodemografis, hanya tingkat pendidikan yang memiliki

    hubungan bermakna dengan kualitas pelayanan dengan nilai p 0,036.

    Tabel 12. Hubungan antara Karakteristik Sosiodemografis Subjek Penelitian dengan Kualitas Pelayanan

    Karakteristik Responden Kualitas Pelayanan Jumlah p

    Tdk Baik Baik

    n % n % Kelompok umur < 20 tha 20-40 tha > 40

    5

    70 7

    83,3 73,7 63,6

    1

    25 4

    16,7 26,3 36,4

    6

    95 11

    0,481*

    Pendidikan Rendah Menengaha

    31 39

    63,3 76,5

    18 12

    36,7 23,5

    49 51

    0,036#

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    37

    Tinggia 12 100 0 0 12 Keterangan: a : digabungkan dalam analisis statistik * : Uji mutlak Fisher # : Uji kai kuadrat Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara masalah kesehatan pasien,

    pengalaman masa lalu, maupun sumber informasi terhadap kualitas pelayanan.

    Tabel 13. Hubungan antara Masalah Kesehatan Pasien dengan Kualitas Pelayanan Karakteristik responden Kualitas Pelayanan

    Jumlah

    p Tdk Baik Baik

    N % n % Masalah kesehatan saat ini: Kehamilan Persalinan Masalah kandungan

    2

    67 13

    66,7 73,6 72,2

    1

    24 5

    33,3 26,4 27,8

    3

    91 18

    1,000* 1,000#

    Keterangan: * Uji mutlak Fisher, uji kemaknaan masalah kesehatan kehamilan dan masalah kandungan # Uji mutlak Fisher, uji kemaknaan masalah kesehatan persalinan dan masalah kandungan

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    38

    Tabel 14. Hubungan antara Pengalaman Masa Lalu dengan Kualitas Pelayanan

    Pengalaman Sebelumnya Kualitas Pelayanan Jumlah p

    Tdk Baik Baik

    n % N % Kunjungan ke Bag. OBSGIN RSCM: Pertama kali Lebih dari satu kali

    66 16

    71,0 84,2

    27 3

    29,0 15,8

    93 19

    0,235#

    Riwayat berobat ke rumah sakit lain : Tidak pernah Pernah

    41 41

    70,7 75,9

    17 13

    29,3 24,1

    58 54

    0,532#

    Rumah sakit yang pernah dikunjungi: RS swasta RS pemerintah RS swasta & pemerintah

    16 21 5

    72,7 77,8 83,3

    6 6 1

    27,3 22,2 16,7

    22 27 6

    0,683a 1,000b

    Keterangan : # Uji kai kuadrat a: Uji kai kuadrat, RS swasta dengan RS pemerintah b: Uji mutlak Fisher, RS pemerintah dengan RS swasta dan pemerintah

    Tabel 15. Hubungan antara Sumber Informasi dengan Kualitas Pelayanan

    Sumber Informasi Kualitas Pelayanan

    Jumlah

    p Tdk Baik Baik

    N % n %

    Dari teman/tetangga/saudara 10 76,9 3 23,1 13 1,000* Dari dokter/bidan yang merujuk 71 72,4 27 26,3 98 1,000# Dari media cetak 1 100 0 0 1

    Keterangan: * Uji mutlak Fisher, sumber informasi dari teman/tetangga/saudara dengan dari media cetak # Uji mutlak Fisher, sumber informasi dokter/bidan yang merujuk dengan dari media cetak

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    39

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1. Karakteristik Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di ruang perawatan Obstetri dan Ginekologi RSCM

    yang meliputi pasien dengan masalah kehamilan dan persalinan, dan masalah

    kandungan (baik jinak maupun ganas). Mayoritas pasien (98,2%) dalam perawatan di

    kelas tiga dengan 89,3% pasien berpendidikan rendah dan menengah.

    Untuk alasan ke rumah sakit, 86% pasien menyatakan rujukan sebagai

    alasannya. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden pada penelittian

    ini tampaknya tidak berobat ke RSCM atas keinginan sendiri dengan alasan kualitas

    pelayanan kesehatan yang baik padahal RSCM merupakan rumah sakit pendidikan

    yang juga merupakan rumah sakit tersier. Rumah sakit pendidikan diketahui

    memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dengan peralatan

    kesehatan serta dokter dengan spesialisasi yang lebih lengkap dari pada rumah sakit

    non pendidikan.43 Namun tampaknya status RSCM sebagai rumah sakit pendidikan

    ini tidak menjadi alasan utama pasien berobat ke RSCM dan hal ini sesuai dengan

    penelitian yang dilakukan sebelumnya yang mendapati pemilihan rumah sakit oleh

    pasien tidak memandang status rumah sakit tersebut namun lebih kepada kualitas

    pelayanan yang dimiliki serta pengalaman sebelumnya.44 Akan tetapi pada

    karakteristik responden yang didapatkan pada penelitian ini juga tampaknya tidak

    mengutamakan kualitas pelayanan sebagai alasan memilih RSCM terlihat dari hanya

    sedikit pasien yang memilih RSCM karena peralatan yang lengkap (3,6%) dan dokter

    yang berpengalaman (3,6%).

    Tampaknya karakteristik seperti ini didapatkan karena hampir seluruh

    responden dengan perawatan kelas tiga yang dapat diasumsikan memiliki tingkat

    sosial ekonomi menengah ke bawah yang terlihat dari tingkat pendidikan yang juga

    menengah dan rendah.

    5.2. Harapan dan Persepsi Pasien pada Masing-masing Dimensi Kualitas

    5.2.1. Dimensi Keberwujudan

    Pada dimensi ini diajukan lima pernyataan yaitu peralatan yang lengkap dan

    modern, fasilitas fisik yang tampak menarik, ruang rawat dan ruang periksa yang

  • Penilaian Pasien Tentang KualitasPelayanan Obstetri dan Ginekologi di RSUPNCM

    40

    bersih dan tenang, dokter yang tampil rapih dan profesional, papan penunjuk dan

    papan informasi yang jelas, serta alat periksa yang tampak menarik. Di antara kelima

    komponen tersebut, ruang rawat dan ruang periksa yang bersih dan tenang

    mendapatkan skor rerata tertinggi yaitu 6,94 sedangkan kemenarikan fasilitas fisik

    tampaknya tidak terlalu penting bagi pasien dengan skor rerata 5,31.

    Pada dimensi ini terdapat dua komponen yang sudah memenuhi harapan

    pasien yaitu fasilitas fisik yang menarik serta alat periksa yang tampak menarik.

    Sementara itu, komponen lainnya masih memerlukan perbaikan termasuk di

    dalamnya kebersihan dan ketenangan ruang rawat dan ruang periksa, papan penunjuk

    dan informasi yang jelas, serta kelengkapan dan kemodernan alat.

    5.2.2. Dimensi Keandalan

    Keandalan dalam hal kualitas yang dimaksud adalah kemampuan

    menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan andal,

    dapat dipercaya, bertanggung jawab atas hal yang dijanjikan, dan tidak pernah

    memberikan janji yang berlebihan.25-27 Pada penelitian ini diajukan tiga pertanyaan

    untuk menilainya yaitu dokter memberi pelayanan sesusai dengan yang dijanjikan,

    dokter memberi pelayanan pada waktu yang dijanjikan, dan dokter memberikan

    pelayanan dengan tepat.

    Komponen-komponen dalam reliabilitas ini tampaknya merupakan hal yang

    penting bagi pasien dengan skor rerata harapan yang berkisar antara 6,81 sampai 6,9.

    Tampaknya hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdaahulu yang menemukan

    bahwa keandalan merupakan salah satu dimensi kualitas yang terpenting. Seperti

    pada penelitian Rohini dan Mahadevappa serta Youseff dkk,21, 34 yang menemukan

    keandalan sebagai dimensi dengan skor harapan tertinggi.

    Berdasarkan kesenjangan antara persepsi dan harapan pada dimensi ini,

    tampaknya masih diperlukan perbaikan pada seluruh komponen karena didapatkan

    skor yang negatif. Kesenjangan terbesar terdapat pada pelayanan pada waktu yang

    dijanjikan, pemberitahuan pembatalan rencana perawatan atau pelayanan, serta

    pelayanan