_22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

65
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

description

PPh pasal 3

Transcript of _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Page 1: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Page 2: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan

1. Pemotongan: (yang dipotong merupakan penghasilan bagi penerima)

Menunjuk pada objek yang dikenakan pemotongan Mengurangi kas yang diterima oleh penerima

penghasilan2. Pemungutan: (yang dipungut bukan

merupakan penghasilan bagi penerima) Menunjuk pada potensi yang terkandung dalam

transaksi tersebut Dapat menambah pembayaran bagi pihak yang

bertransaksi

Page 3: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Pemungut PPh Pasal 22

1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai2. bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya

3. bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)

4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS)

Page 4: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Pemungut PPh Pasal 225. BUMN (PT Pertamina, PT PLN, PT PGAS, PT Telkom, PT Garuda,

PT Pembangunan Perum, PT WIKA, PT Adhi Karya, PT Hutama Karya, PT Krakatau Steel; dan bank-bank BUMN

6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak

7. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), & importir umum kendaraan bermotor

8. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas

9. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

10. Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Page 5: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

No. Nama Pemungut Transaksi1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai; Impor Barang

2. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya

Pembelian dengan dana APBN/APBD

3. Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)

4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS)

Page 6: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

5. BUMN (PT Pertamina, PT PLN, PT PGAS, PT Telkom, PT Garuda, PT Pembangunan Perum, PT WIKA, PT Adhi Karya, PT Hutama Karya, PT Krakatau Steel) dan bank-bank BUMN

Pembelian barang/bahan-bahan untuk keperluan usahanya

6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas

penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

7. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri kertas yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

8. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

Page 7: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

9. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri otomotif yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

10. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri farmasi yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

11. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), & importir umum kendaraan bermotor

Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri

12. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas;

penjualan hasil produksinya di dalam negeri;

13. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

Page 8: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

14. Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah

Page 9: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Tarif PPh 22 Atas ImporJenis Impor TarifImportir dengan API 2,5%Importir tanpa API 7,5%Impor yang tidak dikuasai/lelang

7,5%

Impor terigu, kedelai, gandum

0,5%

PPH 22 IMPOR = TARIF X NILAI IMPOR

Page 10: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

DPP PPh Pasal 22 Impor adalah Nilai Impor

Nilai impor terdiri dari:Cost XXInsurance XXFreight XXBea Masuk XXBea Masuk tambahan XX

Page 11: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Atas pembelian barang dipungut pajak sebesar 1,5% dari harga pembelian yang dilakukan oleh bendahara pemerintah, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), bendahara pengeluaran.Misal: Pemkot Surabaya membeli alat elektronik dari Toko Sinar Jaya

Tarif PPh 22 atas Pembelian dengan Dana APBN/APBD

Page 12: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi

Keterangan Tarifpenjualan kertas di dalam negeri 0,1%penjualan semua jenis semen di dalam negeri

0,25%

penjualan baja di dalam negeri 0,3%penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih di dalam negeri

0,45%

penjualan semua jenis obat di dalam negeri

0,3%

Page 13: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Tarif PPh 22 untuk Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), & importir umum kendaraan bermotor

Atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), & importir umum kendaraan bermotor, dikenai 0,45% dari dasar pengenaan PPN

Page 14: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Tarif PPh 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas

Keterangan TarifBahan bakar minyak yang dijual kepada SPBU bukan Pertamina dan non SPBU 0.30%Bahan bakar minyak yang dijual kepada SPBU Pertamina 0.25%Bahan bakar gas 0.30%Pelumas 0.30%

Page 15: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk sebagai pemungut PPh 22 dari pedagang pengumpul sebesar 0,25% dari harga pembelian (exclude PPN)

Tarif PPh 22

Page 16: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah, wajib memungut PPh 22 dengan tarif 5% dari harga jual (exclude PPN dan PPnBM)

Tarif PPh 22

Page 17: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Barang yang tergolong sangat mewah

pesawat udara pribadi dengan harga jual > Rp20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);

kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual > Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);

rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya > Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) DAN luas bangunan > 500 m2 (empat ratus meter persegi);

Page 18: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Barang yang tergolong sangat mewah

apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya > Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan/atau  luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratus meter persegi);

kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle  (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual > Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) DAN dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.

Page 19: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang

bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik; barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya

yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia yang diakui dan terdaftar dalam peraturan menteri keuangan yang mengatur tentang tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang untuk keperluan badan internasional beserta para pejabatanya yang bertugas di Indonesia;

barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan bencana;

barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum;

barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;

barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;

Page 20: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22

peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah; barang pindahan; barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut,

pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan;

barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum;

persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;

barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;

vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);

Page 21: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama; kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal

angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;

pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;

kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia;

peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia; dan/atau

barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama.

Page 22: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22

Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d , berkenaan dengan: Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp

2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos.

Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG);g.Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor;h.Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Page 23: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Pemungutan PPh Pasal 22 Untuk Barang Mewah Pemungut Pajak  wajib memungut Pajak Penghasilan pada

saat melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Besarnya Pajak Penghasilan adalah sebesar 5% (lima persen) dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM

Pajak Penghasilan Pasal 22 di atas dapat diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang melakukan pembelian barang yang tcrgolong sangat mewah.

Page 24: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Kendaraan Bermotor Roda EmpatHarga Jual > Rp 5 M; Silinder > 3.000 cc

Pengangkutan orang kurang dari 10 orang

Berupa sedan, jeep, SUV, MPV, minibus

Page 25: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

SAAT TERHUTANG DAN PELUNASAN PPh PASAL 22

Atas import pada saat pembayaran Bea Masuk

Atas pembelian barang oleh Bendaharawan pada saat pembayaran barang

Atas penjualan semen, kertas, dll pada saat penjualan

Atas penjualan Pertamina sebelum DO ditebus oleh penyalur/agen

Atas penjualan barang mewah, pada saat penjualan

Page 26: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Wajib Pajak tanpa NPWP Besarnya tarif pemungutan yang

diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Page 27: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Sifat Pemungutan PPh Pasal 22 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor

barang, pembelian barang oleh pemungut pajak, penjualan hasil produksi industri semen, industri kertas, industri baja dan industri otomotif dan pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor bersifat tidak final dan dapat diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang dipungut.

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas dan pelumas kepada: penyalur/agen bersifat final; selain penyalur/agen bersifat tidak final.

Page 28: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

C0NTOH - CONTOH PERHITUNGAN DAN PEMUNGUTAN PPh Psl 22

1. PT. TANAH MERDEKA MENGIMPOR 10 PARTY BARANG, DENGANNILAI CIF US$ 500.000. BEA MASUK 40%, BMT 10%.

PT TANAH MERDEKA TERDAFTAR DAN MEMILIKI API. MISALKANKURS MENURUT KEP MENKEU PADA WAKTU PELUNASAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR Rp 9.300. PER 1 US $.

PERHITUNGAN : - NILAI DASAR UNTUK PERHITUNGAN BEA MASUK ADALAH

US $ 500.000. x Rp 9.300. = Rp 4.650.000.000. - BEA MASUK 40% x Rp 4.650.000.000. = Rp 1.860.000.000.

- B M T 10% x Rp 4.650.000.000. = Rp 465.000.000. DASAR PERHITUNGAN PAJAK (NILAI IMPOR) Rp 6.975.000.000. PPh Psl 22 DISETOR SENDIRI OLEH IMPORTIR ADALAH :

2,5% x Rp 6.975.000.000.= Rp 174.375.000. (KREDIT PAJAK)

Page 29: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

DEPARTEMEN DN MEMBELI 100 UNIT KOMPUTER KEPADA PT TEKNOLOGI TINGGI DENGAN HARGA Rp 6.000.000. /UNIT. PEMBAYARAN DILAKUKAN OLEHBENDAHARAWAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI. PERHITUNGAN : Harga 100 UNIT KOMPUTER, 100 x Rp 6.000.000. = Rp 600.000.000.PPh Psl 22 DIPUNGUT Oleh BENDAHARAWAN:1,5% x Rp 600.000.000. = Rp 9.000.000.

PT. SEMEN TIGA RODA MENJUAL 10.000. ZAK SEMEN KEPADA CV PENYALUR DENGAN HARGA Rp 25.000./ZAK. PPh Psl 22 DIPUNGUT OLEH PT SEMEN TIGA RODA : 10.000. x 0,25% x Rp 25.000. = Rp 625.000.

PT PERTAMINA BULAN MEI 2009 MENGIRIM 10.000.KILO LITER. BBM PREMIUM KE SPBU CV.TUNAS HARAPAN, DENGAN HARGA PENEBUSAN Rp 3.600./LITER.PPh Psl 22 YG DIPUNGUT PT PERTAMINA ADALAH 10.000. x 1.000. x Rp 3.600. x 0,30% = Rp 108.000.000

Page 30: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

BADAN PUSAT STATISTIK MEMBELI ATK (MAP, KERTAS, BOLLPOINT) PADA TOKO RAJIN, SEHARGA Rp 1.700.000. DAN TIDAK ADA PEMBELIAN LAGI UNTUK YANG BERIKUTNYA. TRANSAKSI INI TIDAK DIPUNGUT PPh Psl 22. (KARENA DIBAWAH Rp 2.000.000.)

PT. KOPI TUBRUK (INDUSTRI/PENGOLAHAN ) BIJI KOPI UNTUK TUJUAN EKSPOR DAN PENJUALAN DALAM NEGERI, MEMBELI 5 TON BIJI KOPI MENTAH DARI TJIK MAHMUD (PEDAGANG PENGUMPUL) DENGAN HARGA Rp 200.000.000. PERHITUNGAN PPh Psl 22 YANG DIPUNGUT OLEH PT. KOPI TUBRUK KEPADA TUAN TJIK MAHMUD = 0,25% x Rp 200.000.000. = Rp 500.000. (KREDIT PAJAK) BAGI TUAN TJIK MAHMUD.

Page 31: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Page 32: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

DEFINISI

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Page 33: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PEMOTONG PPh DAN PENERIMA PENGHASILAN1. PEMOTONG PPh Pasal 23:

badan pemerintah; Wajib Pajak badan dalam negeri; penyelenggaraan kegiatan; bentuk usaha tetap (BUT); perwakilan perusahaan luar negeri lainnya; Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri tertentu, yang

ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. 2. PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 23

WP dalam negeri; BUT

Page 34: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

OBJEK PPh PASAL 23/26

CAPITAL INCOME

SERVICE INCOME

EMPLOYMENT &

ACTIVITY INCOME

(OTHER THANOBJECTS OF

PPh 21)

Page 35: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

INTEREST REVENUE

DIVIDEND REVENUE

ROYALTY REVENUE

RENT REVENUECAPITAL INCOME

OBJEK PPh PASAL 23/26

Page 36: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

TECHNICAL MANAGEMENT CONSULTING OTHER SERVICES 12 CATEGORIES

SERVICE INCOME

OBJEK PPh PASAL 23/26

Page 37: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PRIZE BONUS AWARD

EMPLOYMENT &

ACTIVITY INCOME

(OTHER THANOBJECTS OF

PPH 21)

OBJEK PPh PASAL 23/26

Page 38: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

OBJEK DAN TARIF 1. 15% (lima belas persen) dari jumlah

bruto atas dividen, bunga, royalti; hadiah penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Page 39: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

OBJEK DAN TARIF 2. 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:

sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa danpenghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); dan

imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Page 40: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PMK 244/PMK.03/2008 Tentang Jenis Jasa Lain yang dimaksud dalam PPh Pasal 23

Jasa penilai (appraisal); Jasa aktuaris; Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi

laporan keuangan; Jasa perancang (design); Jasa pengeboran (drilling) di bidang

penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap (BUT);

Jasa penunjang di bidang penambangan migas;

Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas;

Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;

Jasa penebangan hutan; Jasa pengolahan limbah; Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing

services) Jasa perantara dan/atau keagenan;

Page 41: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

BUKAN OBJEK PPh PASAL 23Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan atas:

1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna

usaha dengan hak opsi; 3. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan

dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

4. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i5. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada

anggotanya;6. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas

jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

Page 42: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

TARIF PPh UNTUK WAJIB PAJAK TANPA NPWP

Dalam hal penerima imbalan tidak memliliki NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif  normal.

Page 43: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

ORANG PRIBADI SEBAGAI PEMOTONG PAJAK

Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak

Page 44: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas;

Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan.

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu atas pembayaran berupa sewa.

PENUNJUKAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERI TERTENTU SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Page 45: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

SAAT TERUTANG1. PPh Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya

pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

2. PPh Pasal 23 disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal sepuluh bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.

3. SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

Page 46: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PPh PASAL 26Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan:

Page 47: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

OBJEK PPh PASAL 261. dividen;2. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan

sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;3. royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta;4. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan

kegiatan;5. hadiah dan penghargaan;6. pensiun dan pembayaran berkala lainnya;7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau8. keuntungan karena pembebasan utang.

Page 48: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

OBJEK PPh PASAL 269. Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di

Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2), yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri dipotong pajak 20% (dua puluh persen) dari perkiraan penghasilan neto.

10. Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari perkiraan penghasilan neto.

Page 49: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PEMOTONGAN PPh PASAL 26 ATAS PENGHASILAN BUTPenghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di Indonesia dikenai pajak sebesar 20% (dua puluh persen), kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 50: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PENGHASILAN KENA PAJAK UNTUK BENTUK USAHA TETAP

PKP Rp. 17.500.000.000.PPh tarif 25% Rp. 4.375.000.000Penghasilan setelah pajak Rp. 13.125.000.000

Jika tidak ditanamkan kembali di Indonesia, dikenakanPPh Pasal 26 = 20% x Rp. 13.125.000 = Rp. 2.625.000.000Apabila penghasilan setelah pajak sebesar Rp. 13.125.000.000 tersebut ditanamkan kembali di Indonesia, atas penghasilan tersebut tidak dipotong PPh pasal 26 sebesar 20%.

Page 51: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PT ABC adalah perusahaan jasa desain interior. Pada bulan Mei 2011 mendapatkan order mendisain ruang PT Selaras dengan imbalan atas jasa tersebut sebesar Rp. 110 juta termasuk PPN. PPh Pasal 23 yang terutang adalah:

Nilai order termasuk PPN 110.000.000Rp Nilai order tanpa PPN 100.000.000 Tarif PPh Pasal 23 atas jasa 2%PPh Pasal 23 terhutang 2.000.000 Jumlah uang diterima PT ABC 98.000.000

PPh pasal 23 dipotong oleh pemberi penghasilan yaitu PT Selaras. PPh Pasal 23 terhutang menjadi kredit pajak dan dapat menjadi pengurang PPh terhutang PT ABC pada akhir tahun.

Page 52: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PT Ceria mempunyai kepemilikan saham sebesar 20% pada PT Anda. Pada tahun 2011, PT Anda membagi dividen kepada PT Ceria sebesar Rp. 50 juta. PPh terhutang atas penghasilan dividen tersebut adalah:

Penghasilan dividen 50.000.000Rp Tarif PPh Pasal 23 15%PPh Pasal 23 terhutang 7.500.000 Jumlah uang diterima PT Ceria 42.500.000

PPh Pasal 23 dipotong oleh pemberi penghasilan yaitu PT Anda. PPh Pasal 23 terhutang menjadi kredit pajak dan dapat menjadi pengurang PPh terhutang PT ABC pada akhir tahun.

Page 53: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PT Maharani dalam Agustus 2011 memberikan pembayaran kepada KAP Purnama dan Rekan sebesar Rp. 35 juta untuk jasa audit

Jasa audit 35.000.000Rp Tarif PPh Pasal 23 2%PPh Pasal 23 terhutang 700.000 Jumlah diterima KAP Purnama 34.300.000

Besarnya PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Maharani adalah Rp. 700.000. Pemotongan PPh Pasal 23 ini bersifat tidak final dan menjadi kredit pajak atau pengurang PPh terhutang bagi KAP Purnama pada akhir tahun. PT Maharani akan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23 dan melaporkan pemotongan ini pada SPT Masa bulan Agustus.

Page 54: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Membayar sewa mesin kepada PT Machine Jaya sebesar Rp. 210 juta termasuk PPN

Pembayaran sewa termasuk PPN 210.000.000 Sewa tanpa PPN 190.909.091 Tarif PPh Pasal 23 2%PPh Pasal 23 terhutang 3.818.182 Jumlah diterima PT Machine Jaya 187.090.909

Besarnya PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Maharani adalah Rp. 3.818.182. Pemotongan PPh Pasal 23 ini bersifat tidak final dan menjadi kredit pajak atau pengurang PPh terhutang bagi PT Machine Jaya pada akhir tahun. PT Maharani akan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23 dan melaporkan pemotongan ini pada SPT Masa bulan Agustus.

Page 55: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Page 56: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

DEFINISI PPh Pasal 24

1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undangundang ini dalam tahun pajak yang sama.

2. Wajib Pajak dalam negeri terutang pajak atas Penghasilan Kena Pajak yang berasal dari seluruh penghasilan termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.

Page 57: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PENGGABUNGAN PENGHASILANPenggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan sebagai berikut :

untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut;

untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut;

untuk penghasilan berupa dividen dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen

Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak.

Page 58: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

ATURAN PENGKREDITAN PAJAK1. Jumlah kredit pajak paling tinggi sama dengan

jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi tertentu.

2. Jumlah tertentu dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sama dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak dalam hal Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari penghasilan luar negeri.

3. Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka penghitungan kredit pajak dilakukan untuk masing-masing negara.

Page 59: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PERHITUNGAN KREDIT PAJAK

Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN) adalah perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikalikan dengan PPh Terutang

Atau PPh Terutang, dalam hal PKP lebih kecil dari pada

penghasilan luar negeri

(Penghasilan Luar Negeri/PKP) x PPh Terutang menurut peraturan perpajakan Indonesia

Page 60: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PT Aneka Tambang Jaya pada tahun 2010 mempunyai penghasilan dari Singapura sebesar Rp. 45.000.000 pajak yang dipotong di Singapura dengan tarif 20%. Penghasilan dari dalam negeri Rp. 50.000.000. Perhitungan kredit pajak luar negeri untuk PT Aneka Tambang Jaya adalah

Page 61: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Penghasilan dari Singapura 45,000,000Rp Penghasilan dari Indonesia 50,000,000Rp

Jumlah Penghasilan Kena Pajak 95,000,000Rp PPh terhutang25% x 50% x PKP 11,875,000Rp 1. PPh yang terhutang di Singapura20% x Rp. 45.000.000 9,000,000Rp 2. PPh yang dihitung menurut perbandingan 5,625,000Rp 3. PPh yang terhutang untuk seluruh penghasilan 11,875,000Rp

Page 62: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PT Benua Citra Asri mempunyai penghasilan neto dari Malaysia Rp. 50.000.000 dengan tarif pajak 15%, penghasilan neto dari Australia Rp. 75.000.000 dengan tarif pajak 10%, rugi dari cabang di Thailand Rp. 15.000.000. Penghasilan neto dari dalam negeri Rp. 100.000.000. Perhitungan kredit pajak luar negeri untuk PT Benua Citra Asri dihitung untuk tiap negara, yaitu:

Page 63: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

Penghasilan dari Malaysia 50,000,000Rp Penghasilan dari Australia 75,000,000Rp

Penghasilan dari Indonesia 100,000,000Rp

Jumlah Penghasilan Kena Pajak 225,000,000Rp PPh terhutang25% x 50% x PKP 28,125,000Rp Perhitungan kredit pajak di Malaysia1. PPh yang terhutang di Malaysia 7,500,000Rp

15% x Rp. 50.000.0002. PPh yang terhutang menurut perbandingan 6,250,000Rp 3. PPh yang terhutang atas seluruh penghasilan 28,125,000Rp Perhitungan kredit pajak di Australia1. PPh yang terhutang di Australia 7,500,000Rp 10% x Rp. 75.000.0002. PPh yang terhutang menurut perbandingan 9,375,000Rp

3. PPh yang terhutang atas seluruh penghasilan 28,125,000Rp

Page 64: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

PASAL 31 E (1) Wajib Pajak badan dalam negeri dengan

peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

Page 65: _22!23!24_perpajakan Pertemuan Ke 4

1.PT B di Jakarta memperoleh penghasilan neto dari luar negeri dalam tahun 2010 sebesar Rp. 1.000.000.000. Rugi usaha dalam negeri Rp. 200.000. Jika Pajak Penghasilan di luar negeri misalnya 40%, hitunglah kredit pajak PPh pasal 24 (Diketahui peredaran bruto Rp 3 Milyar)

2.PT C di Jakarta dalam tahun 2010 memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:

Penghasilan neto dari dalam negeri Rp. 5.000.000.000 Penghasilan neto dari negara X dengan tarif pajak 40%

Rp. 1.000.000.000 Penghasilan neto dari negara Y dengan tarif pajak 30%

Rp. 2.000.000.000Hitunglah Kredit Pajak PPh Pasal 24 PT C tahun 2010

(Diketahui peredaran bruto 10 milyar)

LATIHAN PPH 24