22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

13
FARMAKOLOGI Tentang OBAT THIOPENTAL Di Susun Oleh: Muhamad JauhariNasuha Hamim NIM: P07120215067 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA PRODI KEPERAWATAN ANESTESI-ALIH JENJANG

description

anestesi

Transcript of 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

Page 1: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

FARMAKOLOGI

Tentang

OBAT THIOPENTAL

Di Susun Oleh:

Muhamad JauhariNasuha Hamim

NIM:

P07120215067

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTAPRODI KEPERAWATAN ANESTESI-ALIH JENJANG

2015/2016

Page 2: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

THIOPENTAL

NAMA DAGANG

Natrium penthothal

Pentothal

Thiopentone Sodium

BENTUK SEDIAAN

Serbuk kekuningan

Higroskopik

Larut dalam air dan alcohol

pH 10,6/ alkalis

Dalam bentuk larutan tidak

stabil hanya 24-28 jam

Dalam bentuk serbuk tahan

sampai 5 tahun

Dalam bentuk larutan gak

bias di campur dengan

preparat analgetik, adrenalin,

tubokurari, atau derifatnya

SEDIAAN

Na Tiopental dalam ampul 500mg dan 100mg

DOSIS

Intra vena:

Dosis awal 3-4 mg/kgbb; hasil memuaskan dengan menggunakan larutan

2,5%. Dosis berkisar 500mg-100mg

Perectal

Page 3: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

Terutama pada anak yang menjalani operasi kecil, kateterisasi jantung,

pungsi lumbal. Dosis 250mg untuk bb 6-12 mg dan 500mg untuk bb 12-

15 mg.Digunakan larutan 5% denan dosis 45 mg/kgbb.Mulakerja 5-15

menit bertahan 30 menit ---pulih dalam 1 jam

Keuntungan

Induksi mudah dan cepat

Delirium tidak ada

Cepat pulih sadar

Iritasi mukosa jalan nafas tidak ada

Kekurangan

Depresi pernapasan

Depresi kardiovaskuler

Cenderung terjadi spasme laring

Relaksasi otot perut kurang

Bukan analgetika

INDIKASI

Induksi anestesi umum

Operasi yang berlangsung singkat.

Obat tambahan analgesia.

Anti konvulsan dalam anestesi umum, enelgesi local, eklamsi, tetanus,

epilepsy

Melindungi pada terapi ECT

Resusitasi otak

KONTRA INDIKASI

Kontra Indikasi Absolut :

1. Status Asmatikus

2. Porfiria

Page 4: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

Kontra Indikasi Relatif :

1. Syok

2. Anemia, uremia, disfungsi hepar, dosis harus dikurangi

3. Dispnoe berat

4. Asma bronchial

5. Versi Ekstraksi

6. Miastenia gravis

7. Vena yang sulit ditemukan (pada anak 4 tahun)

8. Riwayat alergi terhadap pentotal

FARMAKOLOGI TIOPENTAL

↑ TEKANAN VASCULAR OTAK

CBF ↓

TIK↓

↓KONTRAKTILITAS JANTUNG

↓CURAH JANTUNG

↓TENSI VASODILATASI PERIFER

VASOKONSTRIKSI SPANKNICUS

DEPRESI PUSAT NAFAS

↓KONTRAKTILITAS SALURAN CERNA

AMAN U/ PENDERITA DM .

MEKANISME KERJA

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan

menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat

menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan

pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol

beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. Pada konsentrasi klinis, barbiturat

secara khusus lebih berpengaruh pada sinap saraf dari pada akson. Barbiturat

Page 5: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik

(GABA). Mekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter

(presinap) dan interaksi selektif dengan reseptor (postsinap)

Farmakokinetik

Absorbsi

Pada anestesiologi klinis, barbiturat paling banyak diberikan secara intravena

untuk induksi anestesi umum pada orang dewasa dan anak – anak. Perkecualian

pada tiopental rektal atau sekobarbital atau metoheksital untuk induksi pada anak

– anak. Sedangkan phenobarbital atau sekobarbital intramuskular untuk

premedikasi pada semua kelompok umur.

Distribusi

Pada pemberian intravena, segera didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh

selanjutnya akan diikat oleh jaringan saraf dan jaringan lain yang kaya akan

vaskularisasi, secara perlahan akan mengalami difusi kedalam jaringan lain seperti

hati, otot, dan jaringan lemak. Setelah terjadi penurunan konsentrasi obat dalam

plasma ini terutama oleh karena redistribusi obat dari otak ke dalam jaringan

lemak.

Metabolisme

Metabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang inaktif.

Ekskresi

Sebagian besar akan diekskresikan lewat urine, dimana eliminasi terjadi 3

ml/kg/menit dan pada anak – anak terjadi 6 ml/kg/menit.

Farmakodinamik

Pada Sistem saraf pusat

Dapat menyebabkan hilangnya kesadaran tetapi menimbulkan hiperalgesia pada

dosis subhipnotik, menghasilkan penurunan metabolisme serebral dan aliran darah

Page 6: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

sedangkan pada dosis yang tinggi akan menghasilkan isoelektrik

elektroensepalogram.

Sistem kardiovaskular

Menurunkan tekanan darah dan cardiac output ,dan dapat meningkatkan frekwensi

jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat dalam

plasma. Hal ini disebabkan karena efek depresinya pada otot jantung, sehingga

curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. Iritabilitas otot jantung tidak

terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan

disritmia bila terjadi resistensi Co2 atau hipoksia. Penurunan tekanan darah yang

bersifat ringan akan pulih normal dalam beberapa menit tetapi bila obat disuntik

secara cepat atau dosisnya tinggi dapat terjadi hipotensi yang berat. Hal ini

terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena depresi pusat vasomotor. Dilain

pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi oleh karena efek depresi langsung

obat pada miokard.

Sistem pernafasan

Akan mennyebabkan penurunan frekwensi nafas dan volume tidal. bahkan dapat

sampai menyebakan terjadinya asidosis respiratorik.

EFEK SAMPING

Depresi miokard.

Spasme laring.

Batuk bersin.

Reaksi hipersensitivitas.

Ruam.

Reaksi pada tempat penyuntikan.

Dosis berlebih dikaitkan dengan hipotermia dan cenderung menyebabkan

gangguan fungsi serebral.

Page 7: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

TANGGUNG JAWAB PERAWAT

perawat sangat berperan penting dikarenakan perawatlah yang bertanggung jawab

terhadap pemberian obat secara langsung kepada pasien. Oleh sebab itu dalam

pemberian obat oleh perawat sering menggunakan konsep enam benar.

1. Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di

tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau

keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal

dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup

mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara

identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi

harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik.

Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing

(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama

generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk

menanyakan nama generiknya atau kandungan obat.

Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada

botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.

Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya

diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta,

ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak

boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi

obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat

nama obat dan kerjanya.

Page 8: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

3. Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus

memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus

berkonsultasi dengan dokter yang menulis

resep atau apoteker sebelum

dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan

dosisnya perawat harus memeriksanya lagi.

Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet

memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya ondansentron 1

amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4

mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg.

jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti !

4. Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang

menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,

kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja

yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,

rektal, inhalasi.

5. Benar Waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang

efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau

mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat

harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh

kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum

makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak

boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu

sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk

menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

Page 9: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

6. Benar Dokumentasi

Setelah obat itu diberikan, harus

didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh

siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak

meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat

diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian

obat – obatan yang aman . Perawat harus mengetahui

semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah

tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas

yang direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka

memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut

merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah

diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi.

Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians‘

Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus

dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang

diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau

reaksi yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).

Page 10: 22 Muhamad Jauhari Nasuha Hamim

DAFTAR PUSTAKA

Master Tedjos Blog 2011 Obat obat Anestesi 30 Oktober

2015. file:///C:/Users/ASUS/Documents/OBAT

%20%E2%80%93%20OBAT%20ANASTESI%20_%20Mastertedjo's

%20Blog.html

MieftaObat Anestesi 2010 Obat Anestesi 30 Oktober

2015.file:///C:/Users/ASUS/Documents/MIEFTA_OBAT

%20ANESTESI.html

BPOM RI 2015 NATRIUM TIOPENTON 30 Oktober

2015.file:///C:/Users/ASUS/Documents/NATRIUM%20TIOPENTON

%20%28NATRIUM%20TIOPENTAL%29%20_%20PIO%20Nas.html

ANESTHESIA FREAK 2010 TIOPENTAL 30 Oktober

2015.file:///C:/Users/ASUS/Documents/Anesthesia%20Freak_

%20TIOPENTAL.html