21060111130106_MKP

download 21060111130106_MKP

of 7

Transcript of 21060111130106_MKP

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    1/7

    1

    Makalah Seminar Kerja Praktek

    PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

    Yusuf Dewantoro.[1]

    , Muchammad Facta, ST MT, PhD.[2]

    .[1]

    Mahasiswa dan[2]

    Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

    Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

    Abstrak

    Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran

    tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan

    kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau

    pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya -biaya pembangkitan

    akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual.

    Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan

    efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok

    mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung

    saluran/konsumen.

    Kata Kunci: Transformator distribusi, efisiensi, pemeliharaan.

    I. PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Bisnis PLN erat kaitannya dengan

    pelayanan terhadap masyarakat. Untuk

    mengukur dan memacu kinerja dari

    suatu unit dalam melayani dan

    menyediakan energi listrik tanpa terhenti

    maka perlu digunakan suatu perangkat

    parameter yang terukur. Tingkatpelayanan yang akan diberikan

    menentukan aspek teknis/ekonomis sistem

    yang diperlukan dan harga jual (tarif

    listrik). Untuk itu, salah satu cara

    digunakanlah parameter SAIDI SAIFI

    sebagai tolak ukur pelayanan energi

    listrik kepada konsumen SAIDI adalah

    parameter kinerja unit untuk melihat

    berapa lama pelanggan mengalami

    pemadaman listrik. Sedangkan SAIFI

    adalah parameter kinerja unit untuk melihat

    berapa kali pelanggan mengalamipemadaman listrik.

    Trafo Distribusi dapat dipasang di

    luar ruangan (pemasangan di luar) dan

    dapat dipasang diruangan (pemasangan

    dalam) tergantung kepada keadaan lokasi

    beban. Pemeliharaan tidak saja

    merupakan pekerjaan fisik yang langsung

    terhadap peralatan yang bersangkutan,

    tetapi diperlukan suatu perencanaan yang

    baik dan pengawasan terhadap

    pelaksanaannya, sehingga dengan

    demikian pemeliharaan akan dapat

    dilakukan dengan teratur dan sesuai

    dengan ketentuan-ketentuan, petunjuk-

    petunjuk yang berlaku terhadap peralatan

    yang bersangkutan.

    Distribusi yang tepat, rating sesuai

    dengan kebutuhan beban akan menjaga

    tegangan jatuh pada konsumen dan akan

    menaikkan efisiensi penggunaan Trafo

    Distribusi. Jadi Trafo Distribusi merupakan

    salah satu peralatan yang perlu dipelihara

    dan dipergunakan sebaik mungkin(seefisien mungkin), sehingga

    keandalan/kontinuitas pelayanan terhadap

    konsumen tetap terjamin.

    1.2Tujuan

    1.

    Menambah informasi dan

    pengetahuan mengenai prinsip yang

    dipelajari selama kuliah dengan

    aplikasinya di lapangan.

    2. Untuk mengetahui sifat dan

    karakteristik trafo distribusi.3. Untuk mengetahui sistem pemeliharaan

    trafo distribusi pada Udiklat PLN

    Semarang.

    1.3Batasan masalah

    Dalam pembahasan makalah kali ini,

    hanya membahas mengenai cara perawatan

    Trafo Distribusi di Udiklat PLN Semarang.

    Tidak membahas ketika transformator

    terjadi gangguan.

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    2/7

    II. Landasan Teori

    2.1 Teori Trafo

    Transformator merupakan suatu alat

    listrik yang termasuk ke dalam

    klasifikasi mesin listrik statik yang

    berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrikdari tegangan tinggi ke tegangan rendah

    dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan

    mengubah tegangan arus bolak- balik

    dari satu tingkat ke tingkat yang lain

    melalui suatu gandengan magnet dan

    berdasarkan prinsip- prinsip induksi -

    elektromagnet.

    Transformator terdiri atas sebuah inti,

    yang terbuat dari besi berlapis dan dua

    buah kumparan, yaitu kumparan primer

    dan kumparan sekunder. Transformator

    digunakan secara luas, baik dalam bidang

    tenaga listrik maupun elektronika.

    Penggunaan transformator dalam

    sistem tenaga listrik memungkinkan

    terpilihnya tegangan yang sesuai dan

    ekonomis untuk tiap-tiap keperluan,

    misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi

    dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

    Dasar teori dari transformator adalah

    apabila ada arus listrik bolak-balik yang

    mengalir mengelilingi suatu inti besi

    maka inti besi itu akan berubah menjadimagnet dan apabila magnet tersebut

    dikelilingi oleh suatu belitan maka pada

    kedua ujung belitan tersebut akan terjadi

    beda tegangan mengelilingi magnet,

    sehingga akan timbul Gaya Gerak Listrik

    (GGL).[2]

    2.2 Trafo Distribusi

    Adalah trafo yang digunakan untuk

    menurunkan tegangan menengah

    (11,6/20kV) menjadi tegangan rendah

    (220/380V). Trafo ini tersebar luas dilingkungan masyarakat dan mudah

    mengenalinya karena biasa dicantol di

    tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut

    dengan gardu cantol. Dalam tulisan ini,

    penulis hanya membahas tentang trafo ini

    saja.

    Gambar 1.Trafo Distribusi 3 fasa

    Sesuai dengan penjelasan diatas,

    maka sebuah transformator distribusi

    berfungsi untuk menurunkan tegangan

    transmisi menengah 20kV ke tegangandistribusi 220/380V sehingga dengan

    demikian, peralatan utamanya adalah unit

    trafo itu sendiri, antara lain:

    1. Inti Besi/KernelInti besi berfungsi untuk membangkitkan

    dan mempermudah jalan fluks yang

    timbul akibat adanya arus listrik dalam

    belitan atau kumparan trafo. Bahan inti

    tersebut terbuat dari lempengan -lempengan

    baja tipis mengurangi panas (sebagai rugi

    -rugi besi) yang diakibatkan oleh arus

    eddy (eddy current).[2]

    2. Kumparan Trafo

    Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan

    kawat berisolasi membentuk kumparan,

    dan kumparan tersebut diisolasi, baik

    terhadap inti besi maupun terhadap

    kumparan lain dengan menggunakan

    isolasi padat seperti karton, pertinax dan

    lain- lain. Terdapat dua kumparan pada

    inti tersebut yaitu kumparan primer dan

    kumparan sekunder. Jika kumparan

    primer dihubungkan dengantegangan/arus bolak-balik maka pada

    kumparan tersebut timbul fluks yang

    menimbulkan induksi tegangan, bila pada

    rangkaian sekunder ditutup (rangkaian

    beban) maka mengalir arus pada

    kumparan tersebut. Sehingga pada

    kumparan ini berfungsi sebagai alat

    transformasi tegangan dan arus.[2]

    3. Media pendingin

    Khusus jenis trafo tenaga tipe basah,

    kumparan-kumparan dan intinyadirendam dalam minyak-trafo, terutama

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    3/7

    3

    trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar,

    karena minyak trafo mempunyai sifat

    sebagai media pemindah panas dan bersifat

    pula sebagai isolasi ( tegangan tembus

    tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media

    pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak

    trafo harus memenuhi persyaratan sbb:[3]

    a.

    Ketahanan isolasi harus tinggi

    (>10kV/mm)

    b.

    Berat jenis harus kecil, sehingga

    partikelpartikel di dalam minyak

    dapat mengendap dengan cepat.

    c.

    Penyalur panas yang baik.

    d.

    Titik nyala yang tinggi, tidak mudah

    menguap

    4. BushingMerupakan penghubung antara kumparan

    trafo ke jaringan luar. Bushing adalahsebuah konduktor yang diselubungi oleh

    isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai

    penyekat antara konduktor tersebut dengan

    tangki trafo.[3]

    2.5 Penyebab Gangguan Trafo

    1. Tegangan Lebih Akibat Petir

    Gangguan ini terjadi akibat sambaran

    petir yang mengenai kawat fasa, sehingga

    menimbulkan gelombang berjalan yang

    merambat melalui kawat fasa tersebut

    dan menimbulkan gangguan pada trafo. Halini dapat terjadi karena arrester yang

    terpasang tidak berfungsi dengan baik,

    akibat kerusakan peralatan/pentanahan

    yang tidak ada. Pada kondisi normal,

    arrester akan mengalirkan arus bertegangan

    lebih yang muncul akibat sambaran petir ke

    tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan

    pada arrester, arus petir tersebut tidak

    akan dialirkan ke tanah oleh arrester

    sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan

    lebih tersebut lebih besar dari kemampuan

    isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebutakan merusak lilitan trafo dan

    mengakibatkan hubungan singkat antar

    lilitan.[2]

    2. Hubung Singkat.

    Hubung singkat dapat terjadi melalui dua

    atau tiga saluran fasa sistem distribusi. Arus

    lebih yang dihasilkan hubung singkat

    tergantung pada besar kapasitas daya

    penyulang, besar tegangan, dan besar

    impedansi rangkaian yang mengalami

    gangguan. Hubung singkat menghasilkan

    panas yang cukup tinggi pada sisi primer

    trafo sebagai akibat dari naiknya rugi-rugi

    tembaga sebagai perbandingan dari kuadrat

    arus gangguan. Arus gangguan yang besar

    ini mengakibatkan tekanan mekanik

    (mechanical stress) yang tinggi pada

    trafo.[3]

    3. Gangguan Minyak Transformator

    Kegagalan isolasi (insulation breakdown)

    minyak trafo disebabkan oleh beberapa hal

    antara lain minyak trafo tersebut sudah lama

    dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik

    dankarena isolasi tersebut dikenakan

    tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan

    pada isolator merupakan suatu tarikan atau

    tekanan (stress) yang harus dilawan oleh

    gaya dalam isolator itu sendiri agar isolator

    tersebut tidak gagal. Dalam strukturmolekul material isolator, elektron-elektron

    terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini

    mengadakan perlawanan terhadap tekanan

    yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila

    ikatan ini putus pada suatu tempat maka

    sifat isolasi pada tempat itu akan hilang.

    Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan

    tegangan akan terjadi perpindahan elektron-

    elektron dari suatu molekul ke molekul

    lainnya sehingga timbul arus konduksi atau

    arus bocor. Karakteristik isolator akan

    berubah bila material kemasukan suatuketidakmurnian (impurity) seperti adanya

    arang atau kelembaban dalam isolasi yang

    dapat menurunkan tegangan tembus.[3]

    4. Isolator Bocor/Bushing Pecah

    Gangguan akibat isolator bocor/bushing

    pecah dapat disebabkan oleh:[3]

    a) Flash Over

    Flash Over dapat terjadi apabila muncul

    tegangan lebih pada jaringan distribusi

    seperti pada saat terjadi sambaran

    petir/surja hubung. Bila besar surjategangan yang timbul menyamai atau

    melebihi ketahanan impuls isolator, maka

    kemungkinan akan terjadi flash over

    pada bushing. Pada system 20 KV,

    ketahanan impuls isolator adalah 160 kV.

    Flash over menyebabkan loncatan busur

    api antara konduktor dengan bodi trafo

    sehingga mengakibatkan hubungan singkat

    fasa ke tanah.

    b) Bushing Kotor

    Kotoran pada permukaan bushing dapat

    menyebabkan terbentuknya lapisan

    penghantar di permukaan bushing.

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    4/7

    Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya

    arus melalui permukaan bushing sehingga

    mencapai body trafo. Umumnya kotoran

    ini tidak menjadi penghantar sampai

    endapan kotoran tersebut basah karena

    hujan/embun.

    III. PEMELIHARAAN TRAFO

    DISTRIBUSI

    1. Persiapan.

    a.

    Pengecekan Nameplate Trafo

    Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo

    dilaksanakan, prosedur pelaksanaan

    pekerjaan yang pertama dilakukan adalah

    mendata spesifikasi teknis dari trafo

    tersebut dengan mengamati (nameplate).

    Tabel 1. Nameplate Trafo Distribusi

    Daya Trafo 50 kVA

    Merk France transfo

    Nomor Seri 10298001

    Impedansi 4 %

    Voltage

    HV 20.000 V

    LV 400 V

    Ampere HV 1,44 A

    LV 72,2 A

    Thn.

    Pembuatan

    1979

    Vektor Yzn 5Oli Trafo 65 kg

    Netto 240 kg

    Tap Changer 1. 21.000 V

    2.

    20.000 V

    3.

    19.000 V

    Konstruksi

    Gardu

    Gardu portal

    Fuse Cut Out Fasa R 2A

    Fasa S 2A

    Fasa T 2A

    b. Pengecekan alat-alat

    Berikut adalah alat-alat yang diperlukan

    untuk pemeliharaan:

    - Alat ukur:

    o Insulator Tester

    o Earth Tester

    o AVO meter clip ON

    o Phase Sequence

    -

    Alat Pelindung Diri:

    o

    Sarung tangan berisolasi 20kV

    o

    Pakaian kerjao Helm Pengaman

    o

    Sabuk Pengaman

    o Sepatu Berisolasi

    - Alat Kerja

    o Telescopic Stick

    o Tangga Isolasi

    o Toolkit

    o

    Tambang Hand-line

    o Puller

    o Kunci Gardu

    o Kamera Digital

    o Kantung Alat Kerja

    o Mobil Unit

    c.

    Pemeriksaan Secara Visual

    Mengamati kondisi fisik trafo, seperti

    adakah kebocoran pada tangki, baut kendor,

    dsb.

    d.

    Pemberitahuan pemadaman ke pelanggan.

    2. Pelaksanaan Pemeliharaan Trafo

    a) Mempersiapkan material, peralatan kerja,

    dan K3 dengan baik.

    b) Mengukur parameter tegangan operasi trafo

    dan arus beban trafo sebelum memulai

    pekerjaan.

    c) Kurangi beban trafo, dengan cara membuka

    helfboomsaklar setelah itu melepas satu-

    persatu NH-fuse, bila beban tidak terlalu

    besar.

    d)

    Bebaskan tegangan pada transformatordengan membuka Fuse Cut Out ( FCO ).

    e) Hubungkan kabel pentanahan yang sudah

    dihubungkan ke elektroda pentanahan mulai

    dari ke empat bushing trafo sisi tegangan

    rendah, lalu ketiga bushing trafo sisi

    tegangan menengah.

    f)

    Buka kabel / kawat yang terhubung pada

    terminal kabel masuk dan kabel keluar.

    g)

    Kabel / kawat yang sudah terlepas

    hubungkan jadi satu dan tersambung pada

    kabel pentanahan

    h)

    Lakukan pemeriksaan kondisi trafodistribusi secara teliti.

    i) Dari hasil kegiatan di atas dapat diambil

    tindakan berdasarkan kondisi berikut:

    Trafo dalam keadaan baik dan layak

    dioperasikan

    Trafo dalam keadaan kurang baik, perlu ada

    perbaikan sebelum dioperasikan.

    Trafo dalam keadaan rusak, perlu

    penggantian.

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    5/7

    5

    3.

    Pemeliharaan Komponen Trafo DistribusiTabel 2.Pemeliharaan dan Kriteria Sehat Trafo Distribusi.

    No Komponen

    yang akan

    dipelihara

    Kriteria Sehat

    1. Fuse Cut Out Instalasi Cut Out lengkap dan terpasang sesuai standar konstruksi.

    2. Arrester Instalasi arrester sesuai konstruksi dengan tahanan pentanahan

    arrester < 1,73 Ohm, arus bocor arrester < 30mA atau disesuaikan

    dengan masing-masing standar pabrikan.

    3. Transformator

    (Bushing

    Primer)

    -Temperatur trafo

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    6/7

    3.

    Kondisi PHB-TR berlubang, perlu

    penggantian.

    Gambar 3.Bagian bawah PHB-TR berlubang

    [4]

    4.

    Kunci gembok rusak, perlu penggantian

    Gambar 4.Absennya kunci PHB-TR[4]

    5.

    Perlunya perbaikan tahanan isolasi trafo.

    V.PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari kerja praktek yang telah dilakukan di

    Udiklat PT PLN (Persero) Semarang dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pemeliharaan yang teratur, beserta pemakaian

    dan manajemen yang baik dari Trafo

    Distribusi akan meningkatkan keandalan

    sistem sehingga kontinuitas pelayanan listrik

    ke konsumen terjamin.

    2.

    Cara pemeliharaan trafo distribusi meliputi,

    pemeliharaan bushing, arrester, LV board,

    pentanahan trafo. Kesemuanya berfungsi

    menjaga kestabilan kerja trafo agar tidak

    terjadi hal yang tidak diinginkan seperti

    kerusakan alat sebelum waktunya, dan lainsebagainya.

    3.

    Pemeliharaan kapasitas/rating trafo distribusi

    yang sesuai dengan beban konsumen akan

    menyebabkan efisiensi yang baik, demikian

    juga penempatan trafo distribusi yang tepat

    akan menjaga tegangan jatuh minimal.

    4. Hasil yang didapat dari pemeliharaan trafo di

    Udiklat PT.PLN (Persero) Semarang adalah:

    a.

    Tahanan pentanahan saat pengukuran

    sebesar 6,6. Karena nilai maksimal yang

    dijinkan adalah 5 maka dibutuhkan

    penambahan elektroda dengan tahanan

    sebesar 30.

    b.

    Penambahan grounding trafo dan netral.

    c.

    Penambahan nomor gardu dan tiang.

    d.

    Penggantian PHB-TR karena sudah

    berlubang cukup besar.

    e.

    Lampu penerangan di dalam PHB-TR

    tidak ada.f.

    Dipasang gembok untuk keamanan.

    5.2 Saran

    Saran-saran yang dapat penulis sampaikan

    adalah sebagai berikut :

    1. Melengkapi langkah dan gambar padaprosedur pemeliharaan agar setiap

    langkah pengujian yang dilakukan dapat

    lebih dimengerti.

    2.

    Melengkapi langkah K3 yang harusditerapkan supaya tidak terjadi

    kecelakaan kerja.

    3. PLN harus sering melakukanpemeliharaan, karena dalam kenyataan

    banyak sekali trafo distribusi yang

    dibiarkan terbengkalai dan baru diganti

    jika sudah mengalami kerusakan.

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    [1] Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. PLN(Persero), Pemeliharaan Gardu

    Distribusi.

    [2] PLN Corporate University, Analisa

    Kondisi Trafo Distribusi B.1.1.3.76.3,

    Edisi I Tahun 2013.

    [3] Daman Suswanto; Sistem Distribusi

    Tenaga Listrik.

    [4] Laporan SOP Pemeliharaan Gardu

    Distribusi Udiklat Semarang PT. PLN

    (Persero), 29 Agustus 2014.

  • 7/23/2019 21060111130106_MKP

    7/7

    7

    VII. BIODATAYusuf Dewantoro lahir di

    Semarang, 12 April 1994.

    Menempuh pendidikan di

    RA Al-Khoiriyyah 2

    Semarang, dan

    melanjutkan sekolah

    dasar di yayasan yang

    sama, yaitu MI Al-

    Khoiriyyah 2 Semarang (1999-2005),

    setelah itu melanjutkan ke SMPN 2

    Semarang (2005-2008) dan SMAN 5

    Semarang (2009-2011). Dan saat ini

    penulis sedang dalam proses

    menyelesaikan studinya di Fakultas

    Teknik Elektro Universitas Diponegoro.

    Semarang, 19 Desember 2014

    Dosen Pembimbing

    Mochammad Facta, ST,MT, PhDNIP. 1971061619990310