2.1. PROSES PRETREATMENT - lontar.ui.ac.id pre : sebelum, dan treatment: ... dan akan bertambah pada...
-
Upload
vuongnguyet -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of 2.1. PROSES PRETREATMENT - lontar.ui.ac.id pre : sebelum, dan treatment: ... dan akan bertambah pada...
- 6 -
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PROSES PRETREATMENT
Berdasarkan susunan kata, maka pretreatment dapat diartikan sebagai,
pre : sebelum, dan treatment : proses atau perlakuan. Pengertian umum
pretreatment adalah suatu proses yang dijalankan sebelum melakukan proses inti.
Pengertian khusus pretreatment pengecatan adalah proses pendahuluan terhadap
bahan sebelum dilakukan pengecatan.
Tujuan pretreatment painting ialah :
a. Menambah daya rekat (adhesi) antara cat dengan bahan dasar (part)
b. Menambah ketahanan terhadap karat pada hasil pengecatan
Pada prinsipnya, aliran proses pretreatment dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1. Tahap proses Pretreatment
2.2. SIRKULASI FLUIDA ( SYSTEM PLUMBING )
Definisi alat plumbing ialah semua peralatan yang dipasang didalam
maupun diluar gedung , untuk menyediakan (memasukkan) air panas atau air
dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan.
Loading Masking Hot Water Degreasing 1 Degreasing 2 Water Rinse 1
Water Rinse 2 Surface
Conditioning Phosphating Water Rinse 3
Water Rinse 4 Di Water Rinse
Unmasking 1 Dry Oven Unmasking 2
Checkman
Pengecatan
Unloading
Baking Oven
Proses Pretreatment
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 7 -
atau secara ringkas dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada :
• Ujung Akhir pipa , untuk memasukan air
• Ujung Awal pipa , untuk membuang air buangan.
Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plumbing
haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan
dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara seksama
hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta dengan peralatan lainnya
yang ada dalam gedung tersebut (seperti, pendingin udara, listnk, dan lain-lain).
2.2.1. Kualitas Air Panas
Mengingat sifat anomali air, volumenya akan mencapai minimum pada
temperatur 4° C, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah maupun
lebih tinggi dari angka tersebut. Kalau kerapatan (density) air pada temperatur 4°C
dianggap sama dengan satu, kerapatannya pada temperatur lain dinyatakan dalam
Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Berat spesifik dan volume spesifik air pada berbagai temperatur, pada
tekanan atmosfir standar.
Temperatur
(°C)
Berat
Spesifik
(kg/l )
Volume
Spesifik
(l/kg)
Temperatur
(°C)
Berat
spesifik
(kg/l )
Volume
spesifik
(l/kg)
0 0,99 1,00 80 0.97 1.02900
4 1,00 1,00 85 0,96 1.03240
6 0,99 1,00 90 0,96 1.03590
46 0,98 1,01 100 0,95 1,04340
70 0,97 1.02 110 0,95 1.05150
75 0,97 1.02 120 0,94 1.06000
77 0,97 1.02 130 0,93 1.06940
Sumber : Noerbambang , 1993
Dapat dilihat dalam Tabel 2.1 bahwa apabila air dipanaskan dari
temperatur 4 sampai 100oC, volumenya akan bertambah sekitar 0,0434 l/kg,
Jelaslah bahwa dalam perancangan maupun pemasangan instalasi air panas aspek
ini harus diperhatikan. Pada suatu bejana tertutup harus dipasangkan pipa atau
katup ekspansi untuk "melepaskan" tekanan yang timbul akibat pertambahan
volume tersebut.
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 8 -
Tabel 2.2 Tekanan relatif dan temperatur didih air.
Tekanan
(kg/cm2)
Temperatur
(°C)
Tekanan
(kg/cm2)
Temperatur
(°C)
0 100 3 143
0,5 111 3,5 147
1 120 4 151
1.5 127 4,5 156
2 133 5 158
2,5 138 5,5 161
Sumber : Noerbambang , 1993
Kalau air dipanaskan terus, pada suatu temperatur akan mulai mendidih,
dan temperatur didih ini berubah bergantung pada besarnya tekanan dalam air
tersebut. Lihat Tabel 2.2.
2.2.2. Satuan Kalor
Banyaknya energi panas atau kalor yang diperlukan 1 kg air agar
temperaturnya naik sebesar 1°C pada kondisi atmosfir standar didefinisikan
sebagai 1 kilokalori (kcal). Nilai ini berubah sedikit pada temperatur lain tetapi
praktis dapat dianggap konstan.
Secara umum kalor yang diperlukan untuk pemanasan adalah:
Q = W.Cp. (T2 –T1)
Dimana :
Q = Banyaknya kalor (kcal)
W = Berat air yang dipanaskan (kg)
Cp= Spesifik Kalor (kcal/kg oC)
T2 = Temperatur awal (°C)
T1 = Temperatur akhir (air panas) (°C)
2.2.3. Pengaruh Kualitas Air dan Temperatur
Selain zat asam (oksigen), air biasanya juga mengandung garam-garaman
dan zat-zat yang dapat menimbulkan karat atau kerak pada logam untuk ketel,
tangki air panas, pipa, dan sebagainya. Makin sedikit kandungan zat-zat perusak
tersebut, dikatakan makin baik kualitas airnya.
Temperatur air ternyata juga berpengaruh pada intensitas proses
pengkaratan; makin tinggi temperaturnya, makin cepat prosesnya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa dengan peningkatan temperatur setiap 10°C, kecepatan
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 9 -
proses pengkaratan berlipat dua kali. Oleh karena itu tidak diinginkan
memanaskan air secara berlebihan.
2.2.4. Sirkulasi Pemanasan Pada Instalasi Condensate Uap Panas
Gambar 2.2. Sirkulasi Panas pada sistem instalasi pipa condensate uap panas
Pada Gambar 2.2 diatas dapat dilihat bahwa ketel uap menghasilkan uap
panas hasil dari pembakaran air yang berasal dari air condensate uap panas dan
air PAM . Keluaran temperatur dari ketel uap sebesar T= 120oC kemudian
dialirkan ke proses pretreatment , temperatur masuk ke proses pretreatment
sebesar 110oC , dalam proses pretreatment terjadi pertukaran panas melalui coil
pipa dalam masing-masing tangki proses pretreatment. Air condensate uap panas
keluaran dari proses pretreatment ini kemudian ditampung pada tangki
condensate uap panas, temperatur pada keluaran proses pretreatment ialah
sebesar 90oC. Air condensate uap panas ini kemudian dikirim ke tangki
penyimpanan air melalui instalasi pipa condensate uap panas, temperatur air
condensate uap panas ketika sampai di tangki sebesar 75oC. Kemudian air
condensate uap panas ini digunakan kembali sebagai bahan untuk pembakaran di
ketel uap .
Burner
Ketel Uap
T=120oC
Tangki Air
T=75oC
Tangki Condensate Uap Panas
T=90oC
Hot Water
T = 50oC
Pre Degresing
T = 50oC Phospating
T = 41oC
Degresing
T = 50oC
Proses Pretreatment
T=90oC
T=110oC
Air PAM
T=30oC
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 10 -
2.3. PEMELIHARAAN SISTEM PLUMBING
2.3.1. Pengendalian Kualitas Air
Air didalam tangki penyimpan air panas biasanya dijaga pada temperatur
55°C sampai 60°C. Jelaslah, bahwa pada waktu pemeriksaan, perlu perhatian
khusus untuk diketahui apakah ada gejala berkarat pada bahan tangki dan pipa air
panas.
Dalam tangki penyimpan air panas kecil kemungkinan adanya pencemaran
oleh bakteri patogen, karena temperatur air yang cukup tinggi. Hal lain yang perlu
diperiksa adalah temperatur air, pH, kekeruhan, kromatisasi, rasa, dan bau.
Peralatan dan perlengkapan instalasi yang berhubungan dengan air panas
dan dibuat dari timah hitam, tembaga, besi atau baja, mangan dan seng, perlu
diberi perhatian khusus pada waktu pemeriksaan.
Pemanas air biasanya diatur agar dapat menyediakan air panas masuk pipa
pada temperatur sekitar 55°C sampai 60°C. Secara umum dapat dikatakan kalau
temperatur air panas terlalu tinggi, kerugian yang timbul akibat kehilangan kalor
melalui dinding pipa dan tangki akan bertambah besar. Pertimbangan inilah yang
menyebabkan mengapa pengatur temperatur air panas perlu diperiksa baik-baik.
2.3.2. Pengetesan Pipa
Pengetesan yang dilakukan adalah terhadap kekuatan, kebocoran,
ketelitian dan kesempurnaan dalam pengelasan pipa.
Yang perlu diperhatikan dalam pengetesan :
1). Mechanical equipment, yaitu pump, exchangers, turbines, compressor dan
LNG loading arm
2). Control globe valve juga dipisahkan dari pengetesan pipa dengan cara
menggunakan spoll sementara yaitu setelah menutup dengan blind flange pada
bagian depan dan belakang dari globe valve, sehingga pengetesan akan melalui
spool atau bypass sebagai penghubung aliran dari bahan untuk pengetesan.
Untuk praktisnya pipa dites pada posisi terpasang, bila mungkin berikut
perlengkapannya. Untuk vessel dan perlengkapannya hanya dapat dites bila sistem
pipa sudah terpasang dimana pressure test untuk vessel tersebut adalah sama atau
lebih besar dari pressure test untuk pipa.
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 11 -
Bila pressure test untuk pipa lebih rendah dari sistem pipa, sedangkan
vessel tersebut tak dapat dipisahkan dari sistem pipanya, maka pengetesan pipa
dilakukan sebelum vessel terpasang.
2.4 PERPINDAHAN PANAS DAN ISOLASI
Penerapan hukum Fourier tentang konduksi termal untuk menghitung
aliran termal dalam sistem sederhana satu dimensi. Dalam kategori sistem satu
dimensi ini termasuk berbagai bentuk fisik yang berlainan : sistem-sistem silinder
dan bola adalah satu dimensi bilamana suhu benda hanya merupakan fungsi jarak
radial dan tidak tergantung dari sudut azimuth atau letak pada poros.
Contoh isolasi pipa dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini.
Gambar 2.3. Isolasi pipa
Tugas dari isolasi adalah untuk membungkus bagian pipa atau tangki-
tangki yang tidak boleh mengalami perpindahan panas, baik dari dalam maupun
dari luar, serta mencegah erosi/karat.
2.4.1 Konduksi Keadan Tunak - Satu Dimensi
2.4.1.1 Bidang Datar
Suatu dinding datar, di mana kita akan menerapkan hukum Fourier
Persamaan (2-1). Jika persamaan ini diintegrasikan, maka akan didapatkan
persamaan (2-2) seperti dibawah ini :
x
TkAq
δ
δ= (2.1)
)( 12 TTx
kAq −
∆−= (2-2)
Bilamana konduktivitas termal = k (thermal conductivity) dianggap tetap,.
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 12 -
Tebal dinding adalah ∆x, sedang T1 dan T2 adalah suhu muka dinding,sedangkan
A adalah luasan permukaan.
Jika dalam sistem itu terdapat lebih dari satu macam bahan, seperti dalam
hal ini dinding lapis rangkap pada Gambar 2.4 a dibawah ini :
profil
suhu
q q q
RA RB RC
1 2 3 4 T1 T2 T3 T4
(a) (b)
Gambar 2.4. Perpindahan kalor satu-dimensi melalui dinding komposit dan
analogi listriknya.
Jika gradien suhu (temperature gradient) pada ketiga bahan ialah seperti
tergambar itu, aliran kalor dapat dituliskan sebagai berikut :
CB
B
A
A
x
TTkcA
x
TTAk
x
TTAkq
∆
−−=
∆
−−=
∆
−−=
342312
Aliran kalor pada setiap bagian itu mesti sama.Jika ketiga persamaan ini
dipecahkan serentak, maka aliran kalor itu dapat dituliskan sebagai berikut :
Akx
Akx
Akx
TTq
C
C
B
B
A
A ∆+∆+∆
−=
41 (2.3)
Laju perpindahan kalor dapat dipandang sebagai aliran; sedang gabungan
dari konduktivitas termal, tebal bahan, dan luas merupakan tahanan terhadap
aliran ini. Suhu merupakan fungsi potensial, atau pendorong, aliran itu; dan
persamaan Fourier dapat dituliskan sebagai berikut :
termaltahanan
potensialbedakalorAliran =
thR
Tq
∆= (2.4)
Hubungan di atas sangat serupa dengan hukum Ohm dalam rangkaian
listrik. Dalam persamaan (2-2), tahanan termal (thermal resistance) ialah ∆x/kA,
dan dalam persamaan (2-3) tahanannya ialah jumlah ketiga suku dalam pembagi
A B C
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 13 -
(denominator). Hal ini memang sesuai dengan yang diharapkan dari persamaan
(2-3), karena ketiga dinding berjejer itu bertindak sebagai tahanan dalam susunan
seri. Rangkaian listrik yang sebanding seperti terlihat pada Gambar 2.4 b.
2.4.1.2 Sistem Radial - Silinder
Silinder panjang dengan jari-jari dalam rt, jari-jari luar ro, dan panjang L,
seperti pada Gambar 2.5. Silinder ini mengalami beda suhu Ti – To , Untuk
silinder yang panjangnya sangat besar dibandingkan dengan diameternya, dapat
kita andaikan bahwa aliran kalor berlangsung menurut arah radial, sehingga
koordinat ruang yang kita perlukan untuk menentukan sistem itu hanyalah r.
Hukum Fourier digunakan lagi dengan menyisipkan rumus luas yang sesuai. Luas
bidang aliran kalor dalam sistem silinder ini ialah ;
Ar = 2 πrL (2.5)
sehingga hukum Fourier menjadi :
dr
dTkAq rr −= (2.6)
atau
dr
dTkrLqr π2−= (2.7)
dengan kondisi batas
T = Ti pada r = ri (2.8)
T = To pada r = ro (2.9)
Penyelesaian persamaan (2-6) adalah:
)ln(
)(2
riro
ToTikLq
−=
π (2.10)
dan tahanan thermal dalam hal ini adalah :
kLri
roRth
π2
)ln(= (2.11)
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 14 -
q
Rth
q
r dr Ti To
ro ri L
(a) (b)
Gambar 2.5. Aliran karor satu-dimensi melalui silinder bolong dan analogi
listriknya.
Konsep tahanan termal dapat juga digunakan untuk dinding lapis rangkap
berbentuk silinder, seperti halnya dengan dinding datar. Untuk sistem tiga lapis
seperti pada Gambar 2.6 dibawah ini :
q
q
T3 r3 T2
r2 T1 T2 T3 T4
T1
A r1 RA RB Rc
T4 B
r4 C
(a) (b)
Gambar 2.6. Aliran kalor satu-dimensi melalui penampang silinder dan analogi
listriknya
Maka penyelesaiannya adalah :
CBA krrkrrkrr
TTLq
/)/ln(/)/ln(/)/ln(
)(2
342312
41
++
−=
π (2.12)
Untaian atau rangkaian termalnya (thermal circuit) diberikan pada Gambar 2.5b.
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008
- 15 -
Sistem berbentuk bola dapat kita tangani sebagai satu dimensi apabila
suhu merupakan fungsi jari-jari saja. Aliran kalornya menjadi :
oi
oi
rlrl
TTkq
//
)(4
−
−=
π (2.13)
2.4.2 Isolasi
Isolasi di dalam suatu pengilangan dikenal tiga macam isolasi yaitu :
1). Isolasi panas (hot isolation)
2). Isolasi dingin (cold isolation)
3). Isolasi pelindung manusia (personal protection)
Perhitungan perencanaan isolasi adalah perhitungan perubahan panas
(heat- transfer). Pemakaian atau penggunaan, volume materialnya tergantung dari
macam isolasi dan tinggi rendahnya perubahan temperatur.
Dalam mengelompokkan keampuhan bahan isolasi, dalam industri
bangunan ada kebiasaan menggunakan nilai R, yang didefinisikan sebagai berikut:
Aq
TR
∆= (2.14)
Satuan R adalah W/m oC. Dalam hal ini digunakan aliran kalor per satuan
luas.
Bahan–bahan isolasi dikelompokkan menurut penerapan dan jangkauan
suhu penggunaannya, pengelompokan ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
Konvervasi energi pada proses..., Kevin Fendy, FT UI, 2008