203146926-obat-antipsikosis

15
ANTI PSIKOSIS PUTU PADMIDEWI WK, S.FARM.,APT

Transcript of 203146926-obat-antipsikosis

  • ANTI PSIKOSIS

    PUTU PADMIDEWI WK, S.FARM.,APT

  • ANTIPSIKOTIKA

    Obat-obat yg dapat menekan fungsi-fungsi

    psikis ttt tanpa mempengaruhi fungsi

    umum seperti berfikir dan berkelakuan.

    Terutama digunakan pd psikosis

  • GANGGUAN JIWA

    a. Psikosis : gangguan jiwa yg sangat merusak akal budi dan pengertian,timbul pandangan yg tdk realistis

    gejala mencakup waham,halusinasi, dan gangguan berfikir formil(tdk dpt berpikir riil) yg sering disebabkan oleh schizofrenia

    psikosis dapat diobati dengan antipsikotika

  • b. Neurosis termasuk gangguan konstitusi jiwa tanpa kerusakan organik dan tanpa gejala psikotis

    gejala berupa kegelisahan, cemas, murung, mudah tersinggung dan berbagai perasaan tidak enak ditubuh. Dapat ditanggulangi dgn tranquilizer

  • PENGGOLONGAN 1. Obat antipsikosis tipikal

    a. Phenothiazine

    - Rantai Aliphatic : Chlorpromazine (Largactil)

    - Rantai Piperazine : Perphenazine (Trilafon), trifuoperazine (Stelazine), Fluphrnazine (Anatensol)

    - Rantai piperidine : Thioridazine (Anatensol)

    b. Butyrophenone : haloperidol (Haldol, Serenace dll)

    c. Diphennyl-butyl-piperidine : Pimozide (Orap)

  • PENGGOLONGAN 2. Obat antipsikosis atipikal

    a. Benzamide : Supiride (Dogmatil)

    b. Dibenzodiazepine : clozapine (Clozaril), Olanzapine (Zyprexa), Quetiapine (seroquel), Zotepine (Ludopin)

    c. Benzisoxazole : Risperidon (Risperidal), Aripiprazole (Abilify)

  • DIAGNOSTIK SINDROM PSIKOSIS 1. Hedaya berat dlm kemampuan daya menilai realitas :

    kesadaran diri yg terganggu, daya nilai sosial terganggu

    2. Hedaya berat dlm fungsi2 mental,bermanifestasi dlm gejala positif : gangguan asosiasi pikiran, waham, perilaku aneh, gejala negatif :gangguan perasaan (afek tumpul, respon emosi minimal), gangguan hub sosial (menarik diri, pasif,apatis), gangguan proses pikir

    3. Hedaya berat dlm fungsi kehdpan sehari-hari, bermanifestasi dlm gejala : tdk mampu bekerja, menjalin hub sosial & melakukan keg. rutin

  • MEKANISME KERJA

    Hipotesis : sindrom psikosis terjadi berkaitan dengan aktivitas

    neurotransmiter dopamine yg

    meningkat (hiperaktivitas sistem

    dopaminergik sentral)

  • MEKANISME KERJA

    MK obat antipsikosis tipikal : memblokade dopamine pd reseptor pasca sinaptik neuron

    di otak, khususnya sistem limbik dan sistem

    ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor

    antagonists) shg efektif utk gejala POSITIF

    MK obat antipsikosis atipikal : disamping berafinitas thdp Dopamine D2 receptors jg

    thdp serotonin 5 HT2 reseptors shg efektif jg

    utk gejala NEGATIF

  • EFEK SAMPING

    Sedasi dan inhibisi psikomotor

    Gangguan otonomik

    Gangguan ekstrapiramidal

    Gangguan endokrin

  • INTERAKSI OBAT

    Trisiklik + haloperidol/phenothiazine = mengurangi kec.ekskresi dari trisiklik

    SSRI/TCA + MAOI = Serotonin Malignant Syndrome dgn gejala GIT distress,agitation

    (mudah marah), gelisah, gerakan kedutan otot

    Obat antidepresi + CNS Depressant(morpin, benzodiazepine,alkohol)= potensial efek sedasi

    dan penekanan thdp pusat nafas resiko timbulnya

    respiratory failure

  • PEMILIHAN OBAT

    Semua obat antipsikosis memiliki efek primer = dosis

    ekivalen, perbedaan pd efek sekunder (ES: sedasi,

    otonomik, ektrapiramidal)

  • PENGATURAN DOSIS

    Perlu pertimbangan :

    Onset efek primer(efek klinis) : sekitar 2-4 mgg

    Onset efek sekunder : sekitar 2-6 jam

    Waktu paruh : 12-14 jam (pemberian 1-2x/hari)

  • Mulai dgn dosis awal sesuai dgn dosis anjuran,dinaikan setiap 2-3 hari ad dosis efektif dievaluasi setiap 2 mgg & bila perlu dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 mgg(stabilisasi) diturunkan setiap 2mgg dosis maintenance dipertahankan 6 bln- 2thn(diselingi drug holiday 1-2 hr/mgg) tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 mgg stop

  • KONTRAINDIKASI

    Hepatotoksik

    Hematotoksik

    Epilepsi (menurunkan ambang kejang)

    Kelainan jantung (menghambat irama jantung)

    Ketergantungan alkohol (penekanan SSP meningkat)

    Penyakit SSP (parkinson, tumor otak dll)