digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 16. ·...

42
i NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK GRAF SPLITTING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar SITTI FATIMAH H111 11 273 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 16. ·...

  • i

    NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK GRAFSPLITTING

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaSains pada Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar

    SITTI FATIMAHH111 11 273

    PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2018

  • ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEOTENTIKAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sungguh-sungguh

    bahwa skripsi yang saya buat dengan judul:

    PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK GRAF

    SPITTING

    Adalah benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil plagiat dan belum pernah

    dipublikasikan dalam bentuk apapun.

    Makassr, 18 juli 2018

    SITTI FATIMAHNIM : H111 11 273

  • iii

  • iv

  • v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

    Sebagai civitas akademik Universitas Hasanuddin, saya yang bertanda tangan di

    bawah ini :

    Nama : Sitti Fatimah

    NIM : H111 11 273

    Program Studi : Matematika

    Departemen : Matematika

    Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    Universitas Hasanuddin Hak Bebas royalti Non-eksklusif (Non-exclusive

    Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

    “Nilai Total Ketidakteraturan Titik Grap Splitting”

    beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Terkait dengan hal di atas, maka

    pihak universitas berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelola

    dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripsi

    saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Makassar pada tanggal 18 juli 2018

    Yang menyatakan

    SITTI FATIMAH

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbi’alamin. Puji syukur penulis haturkan kehadiran Allah

    SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan

    skripsi dengan judul “Penentuan Nilai Total Ketidakteraturan Titik Graf Splitting”

    dapat terselesaikan dengan baik. Salawat dan taslim semoga tetap tercurah kepada

    Rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan bagi umat Islam dalam menjalani

    hidup yang sesungguhnya.

    Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan motivasi dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu,.MA, sebagai Rektor Universitas

    Hasanuddin Makassar.

    2. Dr. Eng Amiruddin, sebagai Dekan Fakultas MIPA Universitas

    Hasanuddin Makassar.

    3. Prof. Dr. Amir Kamal Amir,.M.Sc, sebagai Ketua Jurusan Matematika

    Universitas Hasanuddin Makassar.

    4. Dr. Nurdi, S.Si., M.Si. dan Jusmawati Massalesse, S.Si., M.Si. yang

    dengan sabar meluangkan waktunya demi memberikan bimbingan,

    pengarahan, dan saran sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

    5. Prof. Dr. Aidawayati Rangkuti, MS., Dr. Hendra, S.Si., M.kom., dan

    Prof. Dr. Eng. Mawardi Bahri, S.Si.,M.Si. selaku penguji sekaligus

    penasehat akademik, terima kasih atas saran dan kritikannya demi

    perbaikan skripsi penulis.

    6. Seluruh dosen di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin

    yang telah mendidik, mengajarkan, membimbing, dan mencurahkan ilmu-

    ilmunya kepada penulis.

    7. Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda Sitti Arfah tercinta yang senantiasa

    memberikan kasih sayang, doa dan materi kepada penulis dalam menuntut

    ilmu.

  • vii

    8. Ketiga kakak Nurhasnawati, Widyawati, Hashrawati dan ketiga adik

    Sitti Aisyah, Sitti Rahmah, Muh Akbar Karim serta seluruh keluarga

    besar yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayang tanpa

    batas.

    9. Teman teman seperjuangan di jurusan matematika khususnya Polinom

    2011, Matematika 2011, MIPA 2011, KM FMIPA UNHAS,

    HIMATIKA FMIPA UNHAS, Teman-teman dekatku yang selalu

    mensupport saya (Riskawati, Haerul, Rika Utami, Harfiah, Besse

    Nuralang, Arini Sofyan, Dewi Puspawati, Asrini sofyan) terima kasih

    atas rasa persaudaraan dan kebersamaan yang telah diberikan kepada

    penulis.

    10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

    Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi

    tercapainya kesempurnaan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi

    penulis. Amin Ya Robbal Alamin.

  • viii

    ABSTRAK

    Misalkan adalah suatu graf sederhana. Pelabelan : ∪ → {1, 2, 3, … , }disebut pelabelan- total tidak teratur titik pada jika untuk setiap dua titik yang

    berbeda pada berlaku ( ) ≠ ( ) dimana ( ) = ( ) + ∑ ( )∈ .Bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga mempunyai suatu

    pelabelan- total tidak teratur titik disebut nilai total ketidakteraturan titik pada ,

    dinotasikan dengan ( ).Skripsi ini membahas mengenai penentuan nilai total ketidakteraturan titik

    pada graf Splitting, , . Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :, = 2 + 13 , untuk ≥ 3.

    Kata Kunci : Graf Splitting, Pelabelan Total Tidak teratur Titik, Nilai Total

    Ketidakteraturan Titik.

  • ix

    ABSTRACT

    For a simple graph with the vertex set and the edge set . A labeling : ∪→ {1, 2, 3, … , } is called a vertex irregular total -labeling of if for any twodifferent vertices and in we have ( ) ≠ ( ) where ( ) = ( ) +∑ ( )∈ . The smallest positive integer such that has a vertex irregulartotal -labeling is called the total vertex irregularity strength of , denoted by( ).

    In this paper, we determined the total vertex irregularity strength of

    Splitting graph, , , in this peper we obtained that:, = 2 + 13 , for ≥ 3.

    Keywords : Splitting Graph, Total Vertex Irregular Labeling, Total Vertex

    Irregularity Strength.

  • x

    DAFTAR ISILEMBAR PERNYATAAN KEOTENTIKAN ...................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN................................Error! Bookmark not defined.

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUKKEPENTINGAN AKADEMIK............................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

    ABSTRAK........................................................................................................... viii

    ABSTRACT........................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

    DAFTAR LAMBANG ........................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

    1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1

    1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................3

    1.3. Batasan masalah ........................................................................................3

    1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

    2.1. Pengertian Graf..........................................................................................4

    2.2. Termonologi graf.......................................................................................5

    2.3. Jenis-jenis graf...........................................................................................7

    2.4. Pelabelan Graf .........................................................................................10

    2.5. Pelabelan Total Tidak Teratur.................................................................11

    2.6. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................12

    2.7. Kerangka Pemikiran ................................................................................13

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................15

    3.1. Nilai Total Ketidakteraturan titik Graf Splitting ( , ) ..................15BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................26

    4.1. Kesimpulan..............................................................................................26

    4.2. Saran........................................................................................................26

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................27

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Graf dengan 5 titik dan 6 sisi................................................. 4

    Gambar 2.2 Graf sub Graf dari ............................................................. 6

    Gambar 2.3 Graf Lintasan ........................................................................... 7

    Gambar 2.4 Graf Lengkap ........................................................................ 8

    Gambar 2.5 Graf Bintang ........................................................................ 8

    Gambar 2.6 Graf Bipartit , ........................................................................ 9Gambar 2.7 Graf Bipartit Lengkap ............................................................... 9

    Gambar 2.8 Graf Splitting ( , ) ........................................................ 10Gambar 2.9 Graf Siklus .......................................................................... 11

    Gambar 2.10 Pelabelan Total Tidak Teratur Titik pada ......................... 12

    Gambar 3.1 Graf Splitting ( , ) ........................................................... 15Gambar 3.2 Graf Splitting ( , ) .......................................................... 16Gambar 3.3 Pelabelan -3 pada ( , ) ................................................... 17Gambar 3.4 Graf Splitting ( , ) .......................................................... 17Gambar 3.5 Pelabelan -3 pada ( , ) ................................................... 18Gambar 3.6 Graf Splitting ( , ) .......................................................... 18Gambar 3.7 Pelabelan -4 pada ( , ) ................................................... 19Gambar 3.8 Graf Splitting ( , ) .......................................................... 19Gambar 3.9 Pelabelan -5 pada ( , ) ................................................... 20Gambar 3.10 Graf Splitting ( , ) ........................................................ 20Gambar 3.11 Pelabelan -5 pada ( , ) ................................................. 21Gambar 3.12 Graf Splitting ( , ) ........................................................ 21Gambar 3.13 Pelabelan -k pada ( , ) ................................................. 22

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Hubungan antara n dengan label terbesar ....................................... 22

  • xiii

    DAFTAR LAMBANG

    Lambang Keterangan

    Pemakaian

    pertama kali

    pada

    halaman= ( , ) Graf dengan himpunan titik dan himpunan sisi 1Himpunan titik graf

    1

    Himpunan sisi graf1( , ) Graf Splitting dengan titik 2

    deg( ) Derajat titik pada suatu graf 5( ) Derajat titik yang minimum pada graf 5∆( ) Derajat titik yang maksimum pada graf 5( ) Fungsi pelabelan untuk titik

    10( ) Fungsi pelabelan untuk sisi10( ) Bobot titik11( ) Nilai total ketidakteraturan titik pada graf 13

  • xiv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun

    1736 sebagai upaya pemecahan masalah jembatan Konigsberg. Pada masalah

    tersebut, Euler membahas masalah jembatan yang menghubungkan kota-kota di

    Konigsberg yang terpisah oleh sungai. Teori ini lahir dari sebuah pertanyaan,

    apakah seseorang dapat melewati ketujuh jembatan di kota Konigsberg dalam

    satu kali melintas sampai kembali ke tempat semula. Untuk memecahkan masalah

    tersebut, Euler mempersentasikan daratan dengan titik dan jembatan dinyatakan

    dengan sisi. Berdasarkan permasalahan tersebut, Euler mengembangkan beberapa

    konsep mengenai teori graf. Teori ini terus berkembang seiring ditemukannya

    berbagai aplikasi dalam menyelesaikan beberapa permasalahan (W.D, Wallis

    2001).

    Graf merupakan suatu himpunan berhingga dan tidak kosong dari obyek –

    obyek yang disebut titik (vertex) dan sisi (edge) yang menghubungkan titik-titik

    tersebut. Notasi sebuah graf adalah = ( , ), dengan merupakan himpunantitik, dan E merupakan himpunan sisi. (Chartrand, G., & Lesniak, L.1996).

    Penelitian tentang teori graf terus mengalami perkembangan. Salah satu

    pembahasan yang terus berkembang adalah pelabelan graf. Objek kajiannya

    berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan

    bagian bilangan asli yang disebut label. Masalah pelabelan dalam teori graf mulai

    dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an. Pelabelan graf pertama kali

    diperkenalkan oleh Sadlack (1964), Stewart (1966), kemudian Kotzig dan Rosa

    (1970).

    Salah satu pengaplikasian graf dalam kehidupan sehari-hari adalah graf

    yang dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai macam struktur yang ada.

    Misalnya pemanfaatan teori graf dalam sistem lalulintas dimana

    titik digunakan untuk menyatakan suatu persimpangan jalan, sedangkan

  • 2

    sisi dari suatu graf digunakan untuk menyatakan jalan yang menghubungkan

    dua simpang jalan, dan arah pada sisi merepresentasikan arah jalan yang

    dapat dilalui. Jadi, bila terdapat jalan satu arah, arah panah hanya akan

    menunjuk ke arah tertentu dan tidak sebaliknya. Bobot atau nilai dari sisi graf

    merepresentasikan jarak antar persimpangan.

    Pelabelan pada graf adalah sebarang fungsi yang memasangkan elemen-

    elemen graf (titik dan sisi) dengan bilangan, umumnya bilangan bulat positif. Jika

    domain dari fungsi adalah himpunan titik, maka pelabelan disebut pelabelan titik

    (vertex labeling). Jika domain dari fungsi adalah himpunan sisi, maka pelabelan

    disebut pelabelan sisi (edge labeling) dan jika domain dari fungsi adalah

    gabungan himpunan titik dan sisi, maka pelabelan disebut pelabelan total (total

    labeling) (W. D. Wallis,2001).

    Pada tahun 2007, B ca dkk mengkaji suatu jenis pelabelan total, yaitu

    pelabelan total tidak teratur (irregular total labeling). Baca dkk meneliti pelabelantotal tidak teratur ke dalam dua tipe, yaitu pelabelan total tidak teratur titik dan

    pelabelan total tidak teratur sisi. Pada tahun (2015) Rismawati dkk memberikan

    suatu tipe pelabelan total tidak teratur, yang disebut pelabelan total tidak teratur

    pada suatu graf.

    Beberapa penelitian telah menetukan nilai total ketidakterarturan titik pada

    graf. Pada tahun (1998) Amar, D dkk. menentukan nilai ketidakteraturan pada

    graf pohon. Pada tahun (2007) B ca, M dkk. menentukan nilai total

    ketidakteraturan pada graf lintasan , graf siklus ,graf bintang , graf

    friendship dan graf roda . Wijaya, K. dkk. (2011) menetukan nilai totalketidakteraturan titik pada graf cocktiail party. AL-Mushayt,O. dkk. (2013)

    menetukan nilai total ketidakteraturan titik pada graf polytope. Nurdin (2013)

    menentukan nilai total ketidakteraturan titik dan sisi pada amalgamasi dua

    lingkaran yang isomorfik. Ahmad, A. dkk. (2014) meneliti nilai total

    ketdakteraturan pada graf dari penggabungan graf prisma dan lingkaran. Pada

    tahun (2014) Binthya,R. dkk. menentukan pelabelan harmonis pada graf Splitting

    Spl( , ). Namun belum ada peneliti yang menetukan nilai total ketidakteraturan

  • 3

    titik pada graf Spl( , ). Sehingga penulis tertarik untuk menentukan nilai totalketidakteraturan titik pada graf splitting Spl( , ) dan menunjukkan hasilnyadalam bentuk tulisan skripsi dengan judul “Nilai Total Ketidakteraturan Titik

    Graf Splitting”.

    1.2. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah pelabelan total

    ketidakteraturan titik pada graf Spl( , ) dan bagaimana menentukan nilai totalketidakteraturan titik (tvs) suatu graf splitting Spl( , ).1.3. Batasan masalah

    Pada penelitan ini penulis hanya membahas tentang pelabelan total

    ketidakteratur titik pada pada graf splitting Spl( , ) untuk ≥ 3.1.4. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

    menentukan nilai total ketidakteraturan titik graf splitting ( , ).

  • 4

    Gambar 2.1 Graf dengan titik 5 dan sisi 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas beberapa definisi dan konsep dasar pada teori graf,

    jenis-jenis graf, terminologi graf, pemetaan, serta penjelasan mengenai pelabelan

    graf yang digunakan pada bab selanjutnya.

    2.1. Pengertian Graf

    Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun

    1736. Graf merupakan pasangan himpunan titik dan himpunan sisi. Pengaitan

    titik–titik pada graf membentuk sisi dan dapat di representasikan dengan gambar

    sehingga membentuk sebuah graf. Secara formal definisi graf adalah sebagai

    berikut.

    Definisi 2.1.1. Graf adalah suatu pasangan himpunan, ditulis G = (V,E),

    dengan V adalah himpunan tidak kosong yang anggota-anggotanya disebut titik

    (vertex) dan E adalah himpunan yang anggota-anggotanya adalah pasangan

    tidak terurut anggota-anggota di V, dan disebut sisi (edge).

    Suatu sisi di dengan titik ujung u dan v ditulis {u,v}. Untuk

    penyederhanaan penulisan {u,v} cukup ditulis uv. Banyaknya titik di disebut

    order dari dan banyaknya sisi di disebut ukuran dari . Jika kedua titikujung dari suatu sisi adalah sama, maka sisi tersebut dinamakan loop. Sedangkan

    jika terdapat dua sisi sedemikian sehingga kedua titik ujungnya sama, maka kedua

    sisi tersebut di namakan sisi-sisi ganda.

    Terkait keberadaan loop dan sisi ganda pada suatu graf, maka graf yang

    tidak mempunyai loop dan sisi ganda disebut graf sederhana.

    Contoh 2.1

  • 5

    Himpunan titik dan himpunan sisi graf pada Gambar 2.1 masing-masing

    adalah: = { , , , , , }= { , , , , , }.Dengan demikian, order dari graf G adalah 5 dan ukuran graf G adalah 7. Graf

    pada Gambar 2.1 termasuk graf sederhana.

    2.2. Termonologi graf

    Dalam mempelajari graf terdapat beberapa termonologi (istilah) yang

    berkaitan dengan graf. Berikut ini didefinisikan beberapa termonologi yang akan

    digunakan pada bab pembahasan tugas akhir ini.

    Definisi 2.2.1. Misalkan G adalah suatu graf dan , ∈ ( ), jika = ∈( ) maka sisi e dikatakan terkait (incident) dengan titik .Definisi 2.2.2. Misalkan v adalah titik dalam suatu graf G. Derajat titik v adalah

    banyaknya sisi yang terkait dengan titik v, dinotasikan dengan deg(v).

    Derajat maksimum dari G dituliskan dengan ∆( ) dan derajat minimum dari Gdituliakan dengan ( ).Definisi 2.2.3. Dua buah titik pada graf dikatakan bertetangga (adjacent) bila

    keduanya merupakan titik-titik ujung dari suatu sisi di E. Dengan kata lain, u

    bertetangga dengan v jika adalah sebuah sisi pada graf G.

    Definisi 2.2.4. Misalkan ∈ ( ) untuk suatu graf G. himpunan ketetanggaandari u, dinotasikan dengan ( ).Definisi 2.2.5. Jalan yang panjangnya n dari titik awal ke titik tujuan di

    dalam graf G ialah barisan berselang seling titik-titik dan sisi-sisi yang

    berbentuk , , , , ,… , , , sedemikian sehingga =,= ,… , = adalah sisi dari graf.

  • 6

    Definisi 2.2.6. Lintasan adalah jalan dimana semua titik berbeda atau setiap sisi

    yang dilaluinya hanya tepat satu kali.

    Lintasan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama disebut lintasan tertutup

    (closed path) sedangkan jalan yang memiliki titik awal dan titik akhirnya berbeda

    maka disebut lintasan terbuka (open path).

    Definisi 2.2.7. Dua sisi dikatakan parallel jika memiliki titik-titik ujung yang

    sama.

    Definisi 2.2.9. Misalkan = ( , ) adalah sebuah graf sederhana. = ( , )adalah subgraf dari G jika ⊆ dan ⊆ .Contoh 2.2

    G1 G2

    Gambar 2.2 G1 Subgraf dari G2

    Berdasarkan graf pada Gambar 2.2 dan graf G2 pada Gambar 2.2 di peroleh

    (i) Titik dan titik bertetangga sedangkan titik dan tidak

    bertetangga.

    (ii) Sisi terkait dengan titik dan titik sedangkan sisi tidak terkait

    dengan titik dan

    (iii) Derajat pada titik adalah deg( ) = 3 dan derajat titik lainnya = 2 untuk, sedangkan derajat maksimum dari graf G adalah ∆( ) = 3 dan derajatminimumnya dari graf ( ) = 2.

    (iv) − − − − − − − merupakan lintasantertutup.

  • 7

    (v) Jika diberikan himpunan titik = { , , } dan himpunan sisi ={ , , } maka = ( , ) adalah subgraf dari karena ⊆dan ⊆ .

    2.3. Jenis-jenis graf

    Beberapa graf dikelompokkan berdasarkan ciri khusus dari setiap graf. Pada

    sub bab ini akan di paparkan beberapa jenis graf yang digunakan pada penelitian

    ini.

    Definisi 2.3.1. Graf lintasan dengan n titik, dimana ≥ , dinotasikan sebagaiadalah graf dengan barisan titik , , , … , sedemikian sehingga{ , , … , } ∈ ( ).

    Beberapa graf lintasan dengan = 2, = 3, = 4, = 5diperlihatkan sebagaimana contoh di bawah ini.

    Definisi 2.3.2. Graf G disebut graf lengkap apabila setiap 2 pasang titik yang

    berbeda pada G bertetangga. Graf lengkap dengan n titik dinotasikan dengan.Banyaknya titik dan sisi graf lengkap secara berurutan adalah | ( )| =dan | ( )| = ( − 1)/2. akibatnya, tiap titik di bertetangga dengan titik

    Gambar 2.3 Graf lintasan

  • 8

    Gambar 2.5. Graf bintang S6

    lainnya di sehingga setiap titik di memiliki jumlah tetangga yang sama dan

    berderajat − 1.

    Gambar 2.4 merupakan contoh graf lengkap .

    Definisi 2.3.1. Misalkan ≥ 2 adalah bilangan bulat. Graf = ( , ) dikatakanr-partit jika V dapat dipartisi menjadi r partisi sedemikian sehingga setiap dua

    titik di V yang bertetangga berada pada partisi yang berbeda. Jika setiap

    pasangan titik dari partisi yang berbeda adalah bertetangga, maka graf r-partit

    disebut graf r-partit lengkap dan dinotasikan dengan , , …, , dimanaadalah banyaknya titik pada partisi ke-i, = 1,2, … .Graf bipartite lengkap , secara khusus disebut graf bintang. Graf ,selanjutnya dinotasikan dengan . Jadi, | | = + 1.

    Gambar 2.5 merupakan contoh graf bintang .

    Gambar 2.4 Graf lengkap

  • 9

    Definisi 2.3.2. Sebuah graf G disebut bipartit jika himpunan titiknya dapat

    dipartisi menjadi dua himpunan yaitu dan , sedemikian sehingga setiap sisi

    pada G menghubungkan sebuah titik di dan sebuah titik di .

    Gambar 2.5 merupakan contoh graf bipartit , .Definisi 2.3.3. Misalkan G adalah graf bipartit. dengan himpunan simpul ( )terpartisi menjadi himpunan U dan W. Jika setiap titik di U bertetangga dengan

    setiap titik di W atau sebaliknya maka G disebut bipartit lengkap, dan dinotasikan

    sebagai , atau , , dimana n menyatakan order untuk U dan m menyatakanorder di W.

    Gambar 2.7 merupakan contoh graf bipartit lengkap untuk{ , }, { , } { , }.Definisi 2.3.4. Misalkan G adalah suatu graf dengan ( ) =, , , ,… , dan misalkan ( ) = ′, ′ , ′ , ′ , … ′ adalahhimpunan titik baru dimana ′ bersesuaian dengan untuk = 1, 2, 3, … , . (jika. Graf splitting dari G dinotasikandengan Spl(G), didefinisikan sebagai graf dengan himpunan titik ( ) ∪ (G),

    Gambar 2.7. Graf Bipartit lengkap

    Gambar 2.6 Graf Bipartit K2,3

  • 10

    dimana dua titik di graf Spl(G) dikatakan bertetangga jika dan hanya jika

    keduanya bertetangga di G atau satu titik ′ di ( ) bertetangga dengan titik( ) dimana u anggota di ( ). (Mathad and Basavanagound, 2012).

    Gambar 2.8 merupakan graf splitting Spl( , ).2.4. Pelabelan Graf

    Dalam sub bahasan ini, akan dibahas definisi pelabelan graf dan bobot dari

    elemen graf.

    Definisi 2.4.1. Pelabelan graf adalah suatu fungsi yang memasangkan elemen-

    elemen graf (titik atau sisi) dan suatu bilangan bulat positif. Jika domain dari

    fungsi adalah himpunan titik, maka pelabelan disebut pelabelan titik (vertex

    labeling). Jika domain dari fungsi adalah himpunan sisi, maka pelabelan disebut

    pelabelan sisi (edge labeling) dan jika domain dari fungsi adalah gabungan

    himpunan titik dan sisi, maka pelabelan disebut pelabelan total (W. D. Wallis,

    2001).

    Definisi 2.4.2. Bobot titik v pada pelabelan total adalah label titik v ditambah

    dengan jumlah semua label sisi yang terkait dengan v, yaitu ( ) = ( ) +∑ ( ).

    Gambar 2.8 Graf Spitting Spl( , )

  • 11

    Contoh 2.3

    Gambar 2.9 .merupakan graf C5 dengan V(G)= , , , , dan ( ) =, , , , yang masing-masing titik dan sisinya diberi labelbilangan bulat positif sehingga disebut pelabelan total. Misalkan adalah

    pelabelan total pada C5, maka pelabelan titiknya adalah( ) = 1, ( ) = 2, ( ) = 2, ( ) = 2, ( ) = 3,sedangkan pelabelan sisinya adalah( ) = 1, ( ) = 2, ( ) = 2 ( ) = 3 ( ) = 2.Bobot titik dari Gambar 2.9 adalah

    wt(v1)= ( ) + ( ) + ( ) = 1 + 1 + 2 = 4,wt(v2)= ( ) + ( ) + ( ) = 1 + 2 + 2 = 5,wt(v3)= ( + ( ) + ( ) = 2 + 2 + 2 = 6,wt(v4)= ( + ( ) + ( ) = 2 + 2 + 3 = 7,wt(v5)= ( + ( ) + ( ) = 3 + 3 + 2 = 8.

    2.5. Pelabelan Total Tidak Teratur

    Pelabelan sisi dan titik dari graf dapat dilakukan dengan banyak cara.

    Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melabelinya dengan bilangan yaitu

    pelabelan total tidak beraturan.

    Definisi 2.5.1. Misalkan = ( , ) adalah graf sederhana. Pelabelan : ∪→ {1,2,3, … , } disebut pelabelan-k total tidak teratur titik (irregular total k-

    Gambar 2.9 Graf siklus C5

  • 12

    labeling) pada graf jika untuk setiap dua titik yang berbeda pada , berlaku( ) ≠ ( ) dimana( ) = ( ) + ∑ ( )∈ ( ) .Definisi 2.5.2. Nilai total ketidakteraturan titik (total vertex irregularty strength)

    dari G dinotasikan dengan tvs (G). adalah bilangan bulat positif terkecil k

    sedemikian sehingga G mempunyai suatu pelabelan –k total tidak teratur titik.

    Contoh 2.4

    Gambar 2.10 (a) bukan merupakan pelabelan total ketidakteraturan titik pada

    karena terdapat dua titik yang memiliki bobot 7. Sedangkan Gambar 2.5 (b)

    merupakan pelabelan−3 total ketidakteraturan titik pada dan Gambar (c)merupakan pelabelan-4 total ketidakteraturan titik. Namun tidak mempunyai

    pelabelan−2 total ketidakteraturan titik sehingga diperoleh yang terkecil adalah3. Dengan demikian nilai total ketidakteraturan titik pada adalah 3.

    2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

    Pada bagian ini akan memberikan hasil-hasil penelitian tentang nilai total

    ketidakteraturan titik dari suatu graf yang diperoleh peneliti lainnya.

    Beberapa penelitian telah menetukan nilai total ketidakterarturan titik pada

    graf. B ca, Martin. dkk, (2006) menentukan nilai total ketidakteraturan pada graf,

    graf lintasan dan siklus memperoleh hasil ( ) = ( ) = , graf

    Gambar 2.10 Pelabelan total pada C6.

    (a) (b) (c)

  • 13

    bintang memperoleh hasil ( ) = , graf roda memperoleh hasil( ) = ⌈(2 + 2)/3⌉ ≥ 3, graf friendship memperoleh hasil l( ) = ⌈(3 + 2)/3⌉. B ca, M. dkk, (2009) menentukan nilai totalketidakteraturan pada graf, memperoleh hasil tvs ( , ) = , tvs ( ) = 2.Wijaya, K. dkk. (2011) menetukan nilai total ketidakteraturan titik pada graf

    cocktail party, memperoleh hasil , = 3 ≥ 3. AL-Mushayt, O.dkk. (2013) menentukan nilai total ketidakteraturan titik pada graf polytope.

    memperoleh hasil ( ) = . Nurdin (2013) menentukan nilai totalketidakteraturan titik dan sisi pada amalgamasi dua lingkaran yang isomorfik,

    memperoleh hasil ( ) = . Ahmad, A. dkk. (2014) meneliti nilai totalketidakteraturan pada graf dari penggabungan graf prisma dan lingkaran dengan

    memperoleh hasil ⋃ = ∑ , dimana ≥ 2 ≥3 1 ≤ ≤ .Teorema 2.1 (Nurdin, dkk, 2010) Misalkan G adalah suatu graf yang mempunyai

    titik berderajat i dengan = , + 1, + 2,… , ∆ dengan ∆ adalahderajat minimum dan maksimum titik dari G, maka

    ( ) ≥ , , … , ∑∆∆ .2.7. Kerangka Pemikiran

    Pada penelitian ini, terdapat beberapa tahapan untuk menentukan nilai

    total ketidakteraturan graf splitting Spl( , ) antara lain:1. Menentukan batas bawah terbesar nilai total ketidakteraturan pada

    graf splitting Spl( , ) dianalisis berdasarkan sifat-sifat dankarasteristik graf, derajat titik, banyaknya titik menggunakan teorema

    1.

    2. Menentukan batas atas terkecil nilai total ketidakteraturan pada graf

    splitting Spl( , ) .

  • 14

    a. Mendefinisikan himpunan titik dan sisi kemudian mengkonstruksi

    label sisi dan titik : ∪ → {1,2, … , }, sehingga adalahbilangan bulat positif terkecil,

    b. Mendefinisikan fungsi pelabelan- total tidak teratur titik ,

    c. Menghitung bobot dan menujukkan bahwa fungsi bobot titik

    berbeda ( ) = ( ) + ∑ ( )∈ ( ) ,d. Menunjukkan adalah label terbesar yang digunakan.

  • 15

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada Bab III ini akan diuraikan bukti hasil yang telah penulis peroleh

    tentang nilai total ketidakteraturan titik graf splitting.

    3.1. Nilai Total Ketidakteraturan titik Graf Splitting ( , )

    Berdasarkan Gambar 3.1 Untuk = 1,2,3 … , diperoleh himpunan titik ={ , , , | = 1,2,3, … , } dan himpunan sisi = { , , | =1,2,3, … , }.Penentukan nilai total ketidakteraturan titik dilakukan dengan menentukan batas

    bawah dan batas atas. Batas bawah dianalisis dengan menggunakan teorema

    pendekatan dan sifat-sifat graf splitting. Sedangkan batas atas dianalisis dengan

    menggunakan konstruksi pelabelan total. Ketika batas bawah sama dengan batas

    atas maka diperoleh nilai total ketidakteraturan titik graf splitting ( , ) .Perhatikan bahwa derajat minimum dari ( , ) adalah = 1 dan banyaknyatitik yang berderajat satu adalah = sedangkan banyaknya titik yangberderajat 2 adalah = juga.

    Gambar 3.1 Splitting ( , )

  • 16

    Berdasarkan Teorema 2.1 diperoleh:( ) ≥ ++ 1 , + ++ 2 , … , + ∑∆∆ + 1≥ +1 + 1 , + + 12 + 1 , + + ++ 1 , + + + +2 + 1( , )= 1 +2 , 1 + +3 , 1 + + + 1+ 1 , 1 + + + 1 + 12 + 1= + 12 , 2 + 13 , 2 + 2+ 1 , 2 + 32 + 1= . ... (3.1a)Karena ≥ ≥ 3 , ≥ .Selanjutnya akan ditunjukkan batas atas , ≤ denganmelakukan konstruksi pelabelan. Perhatikan bahwa untuk = 3 maka gambardari ( , ) adalah

    Titik dan sisi dari graf Splitting ( , ) seperti pada Gambar 3.2, diberi labelseperti pada Gambar 3.3, yaitu

    Gambar 3.2 Graf ( , )

  • 17

    Berdasarkan Gambar 3.3, diperoleh bahwa bobot titik dari ( , ) semuaberbeda dan bilangan terbesar yang digunakan adalah 3. Dengan

    demikian, , ≤ 3.Perhatikan bahwa untuk = 4 maka gambar dari ( , ) adalah

    Gambar 3.4 Graf ( , )

    Gambar 3.3 Pelabelan -3 pada ( , )

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    1

    1 2 2

    2

    2

    2

    2

    2

    32

  • 18

    Titik dan sisi dari graf Splitting ( , ) seperti pada Gambar 3.4, diberi labelseperti pada Gambar 3.5, yaitu

    Berdasarkan Gambar 3.5, diperoleh bahwa bobot titik dari ( , ) semuaberbeda dan bilangan terbesar yang digunakan adalah 3. Dengan demikian,

    , ≤ 3.Perhatikan bahwa untuk = 5 maka gambar dari ( , ) adalah

    Gambar 3.6 Graf ( , )

    1

    2 32

    2

    1 2 2 3

    1 2 2

    1

    2 2 2 3

    3 33

    1

    Gambar 3.5 Pelabelan -3 pada ( , )

    3

  • 19

    Titik dan sisi dari graf Splitting ( , ) seperti pada Gambar 3.6, diberi labelseperti pada Gambar 3.7, yaitu

    Berdasarkan Gambar 3.7, diperoleh bahwa bobot titik dari ( , ) semuaberbeda dan bilangan terbesar yang digunakan adalah 4. Dengan

    demikian, , ≤ 4.Perhatikan bahwa untuk = 6 maka gambar dari ( , ) adalah

    2

    2 3

    3

    2 2 3 3

    332

    3 3 44

    1

    1 1

    1

    1

    4

    3

    3

    3

    32

    2

    Gambar 3.7 pelabelan -4 pada Graf ( , )

    Gambar 3.8 Graf ( , )

  • 20

    Titik dan sisi dari graf Splitting ( , ) seperti pada Gambar 3.8, diberi labelseperti pada Gambar 3.9, yaitu

    Berdasarkan Gambar 3.9, diperoleh bahwa bobot titik dari ( , ) semuaberbeda dan bilangan terbesar yang digunakan adalah 5. Dengan

    demikian, , ≤ 5.Perhatikan bahwa untuk = 7 maka gambar dari ( , ) adalah

    Gambar 3.9 Pelabelan -5 pada ( , )

    Gambar 3.10 Graf ( , )

    4

    4

    221

    433

    1

    2

    322

    333

    1

    4

    33 3 4

    33

    45

    3

    44

    4

    1

    1

  • 21

    Titik dan sisi dari graf Splitting ( , ) seperti pada Gambar 3.10, diberi labelseperti pada Gambar 3.11, yaitu

    Berdasarkan Gambar 3.11, diperoleh bahwa bobot titik dari ( , ) semuaberbeda dan bilangan terbesar yang digunakan adalah 5. Dengan

    demikian, , ≤ 5.Perhatikan bahwa untuk = maka gambar dari ( , ) adalah

    4 45

    5

    544

    44

    4

    3

    3

    33

    3

    4

    4

    33

    1

    11

    1

    22

    22 3 3 4

    3

    1

    4

    5

    5

    54

    Gambar 3.11 Pelabelan -5 pada ( , )

    Gambar 3.12 Graf ( , )

  • 22

    Titik dan sisi dari graf Splitting ( , ) seperti pada Gambar 3.12, diberi labelseperti pada Gambar 3.13, yaitu:

    Berdasarkan Gambar 3.13, diperoleh suatu bobot titik dari ( , ) semuaberbeda dan bilangan terbesar yang digunakan adalah . Dengan

    demikian, , ≤ .Secara ringkas dapat dibuat Tabel 1, yaitu hubungan antara n dan label terbesar

    yang digunakan sehingga semua titiknya mempunyai bobot yang berbeda.

    1 + 12 2 + 12 + 12 − 1 + 12 + 1212

    22 2 − 12 2

    + 1 − 13 + 2 − 13 + − 13 + ( − 1) − 13+ − 13

    + 13 + 23 +3 + ( − 1)3 +3+ 1 + 13

    + 2 + 13 + + 13 + ( − 1) + 13 + + 13

    1

    1

    Gambar 3.13 Pelabelan-k pada ( , )

  • 23

    N LabelTerbesar

    3 34 35 46 57 5...

    .

    .

    .k 2 + 13

    Dengan memperhatikan pelabelan pada Gambar 3.3 Gambar 3.5 Gambar 3.7

    Gambar 3.9 Gambar 3.11 dan Gambar 3.13 dapat dikonstruksi suatu pelabelan

    yang berlaku umum sebagai berikut.

    Untuk = 1,2,3, … , , didefinisikan fungsi pelabelan f sebagai berikut.( ) =( ) =( ) = ( ) = 1( ) =, =( ) = .Berdasarkan fungsi pelabelan f tersebut untuk = 1,2,3 … , makadiperoleh bobot titik-titik dari graf splitting adalah sebagi berikut:( ) = ( ) + ( ) = + 12 + 2( ) = ( ) + ( ) + ( )= + 13 + + − 13 + + + 13( ) = ( ) + ( ) + ( ) = 1 + 2 + + − 13( ) = ( ) + ( ) = 1 + ∑ .

    Tabel 1. Hubungan antara dengan label terbesar

  • 24

    Perhatikan bahwa:

    1. ( ) = + < + + 1= + 1 + 12 + + 12= ( )2. ( ) = + = 1 + 13

    3. ( ) = + +< + 23 + + + 1 − 13 + + + 1 + 13= ( )4. ( ) = + +< + 1 + 13 + + 2 + 13 + + 3 + 13 +⋯+ + + 13= ( )5. ( ) = + + +⋯+< 1 + + 1 − 13 + + 2 − 13 + + 3 − 13 +⋯+ + − 13 + 12 + 22 + 32 +⋯+ n2 . = ( ).

    Berdasakan definisi bobot tersebut maka diperoleh:

  • 25

    ( ) < ( ) < ( ) < ⋯ < ( ) < ( ) < ( ) < ( )

  • 26

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh pelabelan total tidak teratur

    titik pada graf splitting ( , ) sebagai berikut:( ) =( ) =( ) = ( ) = 1( ) =, =( ) =Berdasarkan pelabelan tersebut diperoleh bahwa bobot semua titik berbeda

    dan label terbesar yang digunakan adalah . Dengan demikian diperoleh

    bahwa , = .4.2. Saran

    Pembahasan mengenai pelabelan total tidak teratur titik masih terbuka

    bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini dan bisa juga melakukan

    penelitian yang sejenis dengan jenis-jenis graf yang berbeda.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad. A., B ca. M., and Siddiqui. M. K., 2014. Irregular total labeling of

    disjoint union of prisms and cycles, Australasian Journal of

    Combinatorics,59:98-106.

    Al-Mushayt.O., Arshad. A., and Siddiqui. M. K., 2013.total vertex irregularty

    strength of convex polytope graphs, Univ. Comanianae LXXXII :29-37.

    Amar, D., and Togni, O., 1998. Irregularity Strength of Trees. Discrete

    Mathenatics. 190 : 15-38.

    B ca M., Jendrol S., Miller M., Ryan J., 2007. On Irregular Total Labellings,

    Discrete Mathematics, 307:1378-1388.

    Binthiya. R., and Sarasija. P. B., 2014. Same new even harmonious graphs,

    international Journal of mathematics and softcomputing 4:105-111

    Chartrand, G., and Lesniak, L., 1996. Graphs and Digraphs Third Edition. New

    York: Chapman & Hall.

    Kotzig A., and Rosa A., 1970 Magic Valuations of Finite Graphs,Canadian Mathematical Bulleting, 13 451-323.

    Mathad.V., and Basavanagoud. B., 2012. K-trees, K-ctrees and Line Splitting

    Graphs. Internatonal journal of applied mathematical research, 1 : 487-

    492.

    Nurdin, Baskoro, E.T., Salman,A.N.M., and Gaos, N, N., 2010. On The Total

    Vertex Irregularity Strength Of Trees. Discrete Mathematics. 310 : 3043-

    3048.

    Nurdin. 2013. The vertex and edge Irregular total Labelling of an Amalgamation

    of two isomorphic Cycles Graphs,7:1063-1066.

    Stewart . B.M., 1966. Magic Graphs, Canadian Journal of Mathematics, 18:

    1031-1059.

    Wallis W. D., 2001 Magic Graphs, Birkh ̈user Boston, New Work.Wijaya K., Slamin, Miller M., 2011 On Total Vertex Irregularity Strength of

    Cocktail Party Graph, Jurnal Ilmu Dasar 148-151.

  • 28