SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan...

25
KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TENTANG SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Hukum OLEH: ABDAN GUSTIN TISA T.T NIM : 50 2014 462 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2019

Transcript of SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan...

Page 1: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

i

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TENTANG

SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menempuh Ujian

Sarjana Hukum

OLEH:

ABDAN GUSTIN TISA T.T

NIM : 50 2014 462

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2019

Page 2: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

ii

Page 3: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ABDAN GUSTIN TISA T.T

NIM : 502014462

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Tata Negara

Menyatakan bahwa karya ilmiah / skripsi saya yang berjudul:

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM

MENYELESAIKAN SENNGKETA TENTANG SERTIPIKAT HAK MILIK

ATAS TANAH

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Palembang, 12 Maret 2019

Yang menyatakan,

ABDAN GUSTIN TISA T.T

Page 4: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

iv

ABSTRAK

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM

MENYELESAIKAN SENNGKETA TENTANG SERTIPIKAT HAK

MILIK ATAS TANAH

ABDAN GUSTIN TISA T.T

Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah : Apakah Pengadilan Tata

Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa tentang Sertipikat hak milik

atas tanah? Dan Apakah yang menjadi kendala Pengadilan Tata Usaha Negara

untuk berwenang mengadili sengketa tentang Sertipikat Hak Milik atas tanah? Jenis

penelitian hukum ini adalah “penelitian hukum Sosiologis” yang dimaksudkan

objek kerjanya meliputi data-data sekunder yang ada diperpustakaan. Tipe

penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan. Sesuai dengan judul

dan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa: Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa

tentang Sertipikat hak milik atas tanah, yaitu : berdasarkan Pasal 53 ayat (1)

Undang-undang nomor 5 tahun 1986 yang diubah dengan Undang-Undang nomor

9 tahun 2004 mengatur “orang atau badan hukum perdata yang merasa

kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha negara dapat

mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang berisi tuntutan

agar keputusan tata usaha negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak

sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi. Dan

Kendala Pengadilan Tata Usaha Negara untuk berwenang mengadili sengketa

tentang Sertipikat Hak Milik atas tanah, tidak ada kendala dan dapat dilaksanakan

sejalan dengan kewenangan PTUN dan proses desmisal dalam menentukan apakah

suatu sengketa termasuk sengketa TUN sangat menentukan bahwa sengketa itu ada

dalam kompetensi PTUN.

Kata Kunci : Kewenangan, Pengadilan Tata usaha Negara, Hak Milik Atas

Tanah, Sertipikat.

Page 5: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, serta

sholawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw., karena atas rahmat dan nikmat

Nya jualah skripsi dengan judul: KEWENANGAN PENGADILAN TATA

USAHA NEGARA DALAM MENYELESAIKAN SENNGKETA TENTANG

SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH.

Dengan segala kerendahan hati diakui bahwa skripsi ini masih banyak

mengandung kelemahan dan kekurangan. semua itu adalah disebabkan masih

kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis, karenanya mohon dimaklumi.

Kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dorongan dan bantuan, khususnya terhadap:

1. Bapak Dr. Abid Djazuli, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang beserta jajarannya;

2. Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, SH., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang beserta stafnya;

3. Bapak/Ibu Wakil Dekan I, II, III dan IV, Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang;

4. Bapak Mulyadi Tanzili, SH., MH selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang

5. Bapak Samsulhadi,. SH,.MH,. selaku Pembimbing dalam penulisan skripsi ini;

Page 6: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

vi

Ayahanda Drs. Komami dan Ibunda Hertarti,. S.Pd yang tersayang dan tercinta

serta saudara-saudaraku dan keluarga yang kubanggakan terimakasih banyak

telah memberikan dukungan moril dan do’a yang tanpa batas untukku.

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang

Bapak Indra Jaya,. SH,.MH selaku Pembimbing Akademik Penulis

Teruntuk Keluarga Mak Aji Mislina, Pak Ngah Hepni, dan Alm. Alak Azma

serta Alm. Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang

kami banggakan.

Teruntuk Sanak Famili Cik Tris, Ngah Resti, Woicha, Bang Anton, Adik Dela,

Sapira, Atin Anton, terimakasih banyak atas motivasi dan dukungan yang telah

diberikan kepada saya.

Sahabat Seperjuanganku Marly Arnaldi, Alvin Nahdy, Al Pakar, Alnoviano, M

Yusuf, Erick, Azmil, Heriyadi, Ardita, Ayu, Bening, yang dari awal sampai

akhir selalu jadi tempat berbagi, menghibur serta memberikan masukan dan

dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Teman-teman KKN Angkatan 49 Posko 225 yang telah menjadi keluarga

baruku sekaligus tempat berbagi ilmu, pengalaman serta bercerita saya ucapkan

terimakasih banyak.

Teruntuk Keluarga Besar Posela, kando Arif, Pudo Arung, Wo Uci, Bang Ade,

Yuk Rika, Imam, Iqbal terimakasih selalu menjadi tempat berbagi pengalaman

serta dukungan selama ini.

Page 7: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

vii

Teman-temanku Ngah Santi, Bang Robi, Aryan, Antoni, Sangkut Kunita, Cici,

Gari dan Ajay terimakasih atas dukungan serta do’anya selama ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimaksih kepada semua pihak semoga segala

bantual moril dan materil yang telah menjadikan skripsi ini dapat selesai dengan

baik sebagai salah satu persyaratan menempuh ujian skripsi dan semoga Allah SWT

melimpahkan pahala serta rahmatnya kepada mereka dan diberikan balasan. Amin

YRA.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Palembang, Maret 2019

Penulis,

ABDAN GUSTIN TISA T.T

Page 8: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ......................................................... ii

PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................. 9

C. Ruang Lingkup dan Tujuan ....................................................... 10

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 10

E. Kerangka Konseptual ................................................................ 11

F. Metode Penelitian ..................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................ 13

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hak-hak Atas Tanah .................................................................. 15

B. Subjek Hak Atas Tanah ............................................................. 22

C. Sertipikat Hak Atas Tanah ......................................................... 24

D. Tinjauan Umum Pengadilan Tata Usaha Negara ...................... 25

Page 9: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

ix

BAB. III. PEMBAHASAN

A. Pengadilan Tata Usaha Negara Berwenang untuk Mengadili

Sengketa tentang Sertipikat Hak Milik atas Tanah ................... 31

B. Kendala Pengadilan Tata Usaha Negara untuk Berwenang

Mengadili Sengketa tentang Sertipikat Hak Milik atas Tanah .. 60

BAB. IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 68

B. Saran-saran ............................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dijelaskan dengan terang dan

sistematis dalam penjelasan Undang-undang Dasar 1945. Di dalam penjelasan itu

dikenal tujuh buah kunci pokok. Kunci pokok yang pertama adalah bahwa

Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum, tidak berdasakan atas kekuasaan

belaka.

Hukum merupakan peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat

dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban,

keseimbangan dan keadilan, fungsi hukum memjamin adanya kepastian hukum

dalam masyarakat agar tidak terjadi kekacauan. Indonesia sebagai Negara hukum.

Unsur negara hukum dirumuskan secara tegas dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

Undang Dasar 1945.

Ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintah dan

lembaga-lembaga negara yang lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus

dilandasi oleh hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

Tekanan pada hukum di sini dihadapkan sebagai lawan dari kekuasaan. Prinsip dari

sistem ini di samping akan tampak dalam rumusan pasal-pasalnya, jelas sejalan dan

merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang diwujudkan oleh cita hukum yang

menjiwai Undang-undang Dasar 1945.

Page 11: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

2

Sesuai dengan semangat dan ketegasan pembukaan Undang-Undang Dasar

1945, negara hukum dimaksud bukanlah sekedar negara hukum dalam arti formal,

pengertian negara hukum menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara

hukum dalam arti luas, yaitu negara hukum dalam arti materil. Negara bukan saja

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, tetapi

juga harus memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pada Negara hukum liberal atau Negara hukum dalam arti sempit hanya

dikenal dua unsur yaitu : perlindungan terhadap hak-hak asasi dan pemisahan

kekuasaan. Istilah Negara Hukum ternyata terdapat perbedaan pendapat. Konsep

negara hukum di Eropa Kontinental dipelopori Immanuel Kans dan Fridrich Yulius

Stahl memakai istilah Rechtstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon seperti AV. Decey

memakai istilah Rule of Law. Konsep F. Julius Stahl tentang Negara hukum ditandai

oleh 4 unsur Rechtstaat dalam arti kalsik yaitu:

1. Perlindungan terhadap Hak-hak asasi manusia,

2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak itu (Trias

Politica),

3. Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan peraturan-peraturan

4. Adanya peradilan administrasi dalam perselisihan. 1

Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan

peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan

peradilan Agama, peradilan Meliter, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan

oleh sebuah Mahkanth Konstitusi.

1 Victor Sitomorang dan Soedibyo, Pokok-Pokok Peradilan Tata Usaha Negara, Rineka

Cipta, Jakarta, 2000, hlm.8

Page 12: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

3

Salah satu ciri Negara hukum adalah adanya Peradilan Administrasi yang

tidak memihak terhadap pejabat-pejabat tetapi menjamin tindakan sewenang-

wenang dan penguasa. Kemudian dalam pidato kenegaraan tanggal 16

Agustus 1978 oleh Presiden Soeharto di depan sidang DPR-RI yang antara

lain menyatakan : “Demikian pula akan diusahakan terbentuknya peradilan

administrasi, yang dapat menampung dan menyelesaikan dan seterunya”. Dan

Pidato inilah, kemudian berselang empat tahun, terealisasi, terbukti dengan

pemerintah mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan

Dalam Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara kepada DPR-RI untuk

mendapatkan pengesahan.2

Meskipun memakan waktu cukup panjang dan berliku, Peradilan Tata

Usaha Negara sebagai lingkungan peradilan khusus dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang

disahkan dan diundangkan pada tanggal 29 Desember 1986 kemudian efektif

berlaku pada tanggal 14 Januari 1991 sesuai dengan perkembangan dan tuntutan

rasa keadilan masyarakata, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2004 tentang Perubanhan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara dan terkhir diubah dengan dengan Undang No. 51

tahun 2009 perubahan kedua Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara. Selanjutnya didukung oleh Undang-Undang No. 30

tahun 2014 tentang Adminstrasi Pemerintahan.

Dengan berlakunya Undang-undang No.51 Tahun 2009 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara maka, setiap lembaga mi mempunyai kewenangan fungsi

masing-masing, sehingga lembaga peradilan ini mempunyai kewenangan absolute

yang berbeda satua sama lainnya. PERATUN sebagai lembaga di bawah

2 Ibid, hlm.15

Page 13: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

4

Mahkamah Agung diatur oleh ketentuan Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang

Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 5 tahun 1986

tentang Pengadilan Tata Usaha Negara dan terakhir diubah dengan Undang-Undang

No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang No. 5 tahun 1986

tentang Pengadilan Tata Usaha Negara (UU Peratun).

Peradilan Tata Usaha Negara adalah tempat dimana akan diadili perkara-

perkara atau tindakan-tindakan yang melawan hukum yang dilakukan oleh

penguasa kepada rakyat. Lewat peradilan administrasi ini rakyat diberi kesempatan

untuk menggugat pegawai atau instansi pemerintah yang melakukan tindakan

merugikan mereka.3

Sedangkan Prajudi Atmosudirdjo mengartikan peradilan administrasi

negara dalam arti luas adalah peradilan yang menyangkut pejabat-pejabat dan

instansi-instansi administrasi negara, baik yang bersifat perkara pidana, perkara

perdata, perkara agama, perkara adat, dan perkara administrasi murni.4

Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor

51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun

3 Benjamin Mangkoedilaga, Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara, Ghalia Indonesia,

Jakarta, 2001, hlm. 31

4 Prajudi Atmosudirdjo, Peradilan Administrasi Negara, Simposium PTUN, BPHN-

Binacipta, Jakarta, 2002, hlm. 67

Page 14: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

5

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (UU Peratun) dapat dikatakan penting

artinya bagi bangsa Indonesia, mengingat Undang-undang ini memberikan

landasan pada badan yudikatif untuk menilai tindakan badan eksekutif serta

mengandung perlindungan hukum kepada anggota masyarakat.

Istilah Tata Usaha Negara sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 51

Tahun 2009 adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk

menyelenggarakan urusan pemerintah baik di pusat maupun di daerah.5

Pelaksanaan kontrol terhadap kekuasaan Negara yang dilakukan oleh

Peradilan Tata Usaha Negara menjadi tidak jelas apabila tidak ada kewenangan

yang melekat dan dimiliki oleh Peradilan Tata Usaha Negara dalam rangka

menjalankan tugas dan fungsinya.

Banyak konflik timbul disebabkan oleh cara-cara yang dipakai para pejabat

administrasi negara untuk menyelenggarakan kehendak-kehendak negara tersebut

yang tertuang dalam keputusan Tata Usaha Negara yang kadang-kadang dianggap

melanggar peraturan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan

Yang Baik (AAUPB).

Menurut pasal 47 Undang-undang No.5 Tahun 1986 yang telah dirubah

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, dan perubahan kedua Undang-

Undang Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas

dan berwenang memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha

Negara. Pemahaman pasal ini menyimpulkan bahwa tugas dan wewenang

pengadilan yang diberikan undang-undang menjadikan bahwa pada dasarnya

5 Victor Situmorang, dan Soedibyo, Op.Cit., hlm 9.

Page 15: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

6

Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan memutus dan menyelesaikan

seluruh sengketa Tata Usaha Negara yang berkaitan dengan keputusan Tata Usaha

Negara yang diterbitkan oleh pejabat Tata Usaha Negara.

Dalam penelitian terhadap Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha

Negara ternyata tidak semua sengketa Tata Usaha Negara menjadi kewenangan

Pengadilan Tata Usaha Negara ada kompetensi yang membatasi ruang lingkup

kewenangan mengadili dan Pengadilan Tata Usaha Negara. Diantara tindakan

Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang menjadi permasalahan yaitu tentang

sertipikat hak milik yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Palembang yang

diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Gugatan yang diajukan bukan merupakan sengketa antara orang atau Badan

hukum perdata dengan badan pejabat Tata Usaha Negara, tetapi merupakan

masalah tersendiri bagi Pengadilan Tata Usaha Negara dimana terkait adanya

prosedur penilaian oleh Hakim dalam putusan tentang kewenangan Pengadilan Tata

Usaha Negara untuk mengadili obyek sengketa berupa surat keputusan tentang

sertipikat hak milik yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Palembang.

Menurut pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Sengketa

Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara

antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara

baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha

negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 16: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

7

Kewenangan yang telah diberikan oleh Undang-Undang tentang keputusan

Tata Usaha Negar (KTUN) harus memenuhi Pasal 1 angka 9 Undang-Undang

Nomor 51 Tahun 2009 yang dimaksud Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu

penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha Negara yang

berisi tindakan hukum tata usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang

menimbulkan akibat hukum bagi seorang atau badan hukum perdata, dan ada

pengecualian Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan bukan kewenangan

Pengadilan Tata Usaha Negara yang diatur dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor

51 Tahun 2009.

Pada prinsipnya yang bersengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara adalah

pihak-pihak itu sendiri, tetapi para pihak masing-masing dapat didampingi oleh

Kuasa Hukum dapat dilakukan dengan Surat Kuasa Khusus dalam pemberian kuasa

boleh adanya Substitusi tetapi dimungkinkan adanya Kuasa Insidentil.

Adapun putusan-putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (Pasal 97)

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 dapat berupa:

a. Gugatan ditolak;

b. Gugatan dikabulkan;

c. Gugatan tidak diterima;

d. Gugatan gugur;

Apabila gugatan dikabulkan maka dapat dibabani kewajiban kepada

Tergugat berupa:

1. Pencabutan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan;

Page 17: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

8

2. Menerbitkan Keputusan Tata Usaha yang baru;

3. Penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara, dapat disertai pembebanan Ganti dan

Rehabilitasi;

Jelaslah, bahwa peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu

pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang diberi tugas untuk memeriksa, memutus

dan menyelesaikan sengketa dalam bidang tata usaha negara.

Menurut pasal 54 ayat (1) Undang-undang No.51 Tahun 2009 gugatan

sengketa tata usaha negara diajukan secara tertulis kepada pengadilan yang

berwenang yang daerah hukum nya meliputi tempat kediaman tergugat. Gugatan

yang diajukan harus dalam bentuk tertulis, karena gugatan itu akan menjadi

pegangan bagi pengadilan dan para pihak selama pemeriksaan. Dalam hal seorang

penggugat yang bersangkutan buta huruf dan tidak mampu membayar seorang

pengacara, yang bersangkutan dapat meminta kepada panitera pengadilan tata

usaha negara yang bersangkutan untuuk membuat dan merumuskan gugatannya.

Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa tanah

yang ada di wilayah Negara Indonesia merupakan tanggung jawab Negara untuk

dikuasai dan dikelola oleh Negara untuk sebesr-besarnya kemakmuran rakyat. Pada

prinsipnya untuk menjamin agar tidak terjadi kekacauan dalam masyarakat untuk

memperoleh hak atas tanah, Negara mengatur secara tegas mengenai hak milik. Hak

milik merupakan sumber kehidupan. Sertipikat hak milik atas tanah adalah Hak

Azasi Manusia, sehingga Negara wajib melindungi hak tersebut.

Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana tanah sangat erat

hubungannya dengan kehidupan masyarakat Indonesia umumnya yaitu sektor

Page 18: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

9

pertanian. Oleh sebab itu tanah sangat berperan penting terutama di dalam

mencapai dan mewujudkan pembangunan nasional, yaitu menuju masyarakat yang

adil dan makmur, merata baik materil dan spritual berdasarkan Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945.

Hak-hak atas tanah mulai dibicarakan orang ketika dua hal besar

digabungkan, yaitu tanah atau wilayah (obyek) dan orang (subyek). Selama kedua

hal itu terpisah secara parsial, maka hak-hak atas tanah bukanlah menjadi suatu hal

yang penting atau bahkan tidak dibicarakan sama sekali. Pentingnya pengaturan

hak-hak atas tanah di Indonesia makin dirasakan seiring pertambahan penduduk

dan meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Atas dasar gambaran problematika tersebut di atas, mendorong penulis

untuk meneliti lebih jauh terhadap permasalahan yang diuraikan dalam skripisi ini

yang diberi judul KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TENTANG SERTIPIKAT HAK

MILIK ATAS TANAH.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis uraikan di atas,

dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa

tentang Sertipikat hak milik atas tanah?

2. Apakah yang menjadi kendala Pengadilan Tata Usaha Negara untuk berwenang

mengadili sengketa tentang Sertipikat Hak Milik atas tanah?

Page 19: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

10

C. Ruang Lingkup dan Tujuan

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Hukum tata Negara dan Bidang

Hukum Administrasi Negara, penelitian ini dibatasi untuk mengkaji atau

menganalisis Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa

tentang Sertipikat Hak Milik atas tanah dan kendala Pengadilan Tata Usaha untuk

berwenang mengadili sengketa tentang Sertipikat Hak Milik atas tanah.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengadilan Tata Usaha Negara

berwenang untuk mengadili sengketa tentang sertipikat hak milik atas

tanah.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala Pengadilan Tata Usaha

Negara dalam menyelesaikan sengketa sertipikat hak milik atas tanah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

sumbangan pemikiran kepada pengembangan ilmu hukum pada

umumnya, pemikiran ini mengenai kewenangan Pengadilan Tata Usaha

Negara dalam menyelesaikan sengketa hak milik atas tanah di kota

Palembang.

b. Kegunaan praktis ialah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Magister Hukum pada Prodi Ilmu Hukurn Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Palembang.

Page 20: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

11

E. Kerangka Konseptual

1. Kewenangan adalah kekuasaan atau kompetensi lembaga;

2. Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi

untuk menyelenggarakan urusan pemerintah baik di pusat maupun di

daerah.

3. Badan atau pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau Pejabat yang

melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang dimaksud peraturan perundang-undangan

dalam undang-undang ini ialah semua peraturan yang bersifat mengikat

secara umum yang dikeluarkan oleh badan Perwakilan Rakyat bersama

pernerintah baik tingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua

keputusan badan atau pejabat tata usaha negara, baik tingkat pusat maupun

di tingkat daerah yang bersifat mengikat secara umum.

4. Sengketa Tata Usaha Negara adalah, sengketa yang timbul dalam bidang

tata usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan

atau pejabat tata usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai

akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara, termasuk sengketa

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Melihat objek masalah yang akan diteliti adalah tentang

kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam menyelesaikan sengketa

hak milik atas tanah, penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian

Page 21: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

12

hukum sosiologis yang menggunakan data sekunder sebagai bahan hukum

sekunder, yang bersumber dan literatur yang terdiri dari ilmu pengetahuan

hukum, jurnal, laporan penelitian, media masa dan data sekunder sebagai

bahan hukum tersier yang bersumber dan kamus hukum.

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yuridis normatif digunakan untuk mengkaji kaedah-kaedah

hukum yang berlaku yang berhubungan dengan kewenangan Pengadilan

Tata Usaha Negara dalam menyelesaikan sengketa sertipikat hak milik atas

tanah, yang didukung dengan data hasil wawancara pada Pengadilan Tata

Usaha Negara Palembang.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang terdiri

dari:

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat terdiri dari

Norma atau kaedah dasar yakni Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945

b. Bahan hukum Sekunder yakni yang memberi penjelasan mengenai

bahan hukum primer hasil penelitian, hasil karya dan kalangan ahli

hukum berupa buku-buku ilmu hukum dan sebagainya,

c. Bahan hukum tersier misalnya melalui kamus.

Page 22: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

13

4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1) Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah:

a. Menginventarisir bahan hukum primer berupa peraturan perundang-

undangan yang relevan dengan penelitian,

b. Menginventaris bahan hukum sekunder berupa buku-buku ilmu

hukum,

c. Menelaah Perundang-undangan, buku-buku dan menganalisisnya.

2) Pengolahan Data.

Dilakukan dengan cara menyusun, merapikan, memberi nama coding

sehingga siap dianalisis.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh berupa bahan hukum primer, sekunder dan

tersier kemudian dikaji, diolah dan dianalisis secara kualitatif yuridis, yakni

analisis tidak menggunakan rumus dan angka sehingga diperoleh

kesimpulan atau gambaran sesuai identifikasi masalah.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari empat bab dengan sistematika sebagai berikut:

Page 23: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

14

Bab I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,

Permasalahan, Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian, Definisi Konseptual, Metode

Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

Bab II, merupakan tinjauan pustaka yang berisikan landasan teori yang erat

kaitannya dengan obyek penelitian, yaitu: Hak atas tanah dan Pengadilan Tata

Usaha Negara.

Bab III, merupakan pembahasan yang berkaitan dengan kewenangan

Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mengadili sengketa tentang Sertipikat hak

milik atas tanah dan kendala Pengadilan Tata Usaha Negara untuk berwenang

mengadili sengketa tentang Sertipikat Hak Milik atas tanah.

Bab IV, berisikan Kesimpulan dan Saran

Page 24: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

15

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku:

A. Hamid S Attami Farman, Penerapan Keputusan Presiden Republik Indonesia

dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, FHUI, 1998.

Baharuddin Lopa, Peradilan Tata Usaha Negara, Sinar Grafika, Jakarta, 2001.

Benjamin Mangkoedilaga, Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara, Ghalia

Indonesia, Bandung, 2001.

Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha

Negara, Buku II, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2008,.

Kansil C.S.T, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, PT. Pradnya Paramita,

Jakarta, 2000.

Mariam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 2006.

Muchsan, Peradilan Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta, 2002.

Prajudi Atmosudirdjo, Peradilan Administrasi Negara, Simposium PTUN, BPHN-

Binacipta, Bandung, 2002.

Rozali Abdullah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Rajawali Pers,

Jakarta, 2008.

Soehino, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta, 2003.

Sri Soemantri, Tentang Lembaga-Lembaga Negara menurut UUD 1945, Alumni

Bandung, 2007.

Sunaryati Hartono, Peradilan Tata Usaha Negara, Bina Cipta, Bandung, 2001.

Victor Sitomorang dan Soedibyo, Pokok-Pokok Peradilan Tata Usaha Negara,

Rineka Cipta, Jakarta, 2000

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Pokok-Pokok Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009.

Page 25: SKRIPSIrepository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4499/1/502014462... · 2019. 5. 27. · Pak Wan dan segenap keluarga besar Kakek H. Mad Husein yang kami banggakan. Teruntuk Sanak Famili

16

Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara (Amandemen) Nomor 51 Tahun

2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Hak Atas

Tanah.