2018 - kelembagaan.ristekdikti.go.id · KATA PENGANTAR Patdono Suwignjo Plt. Direktur Jenderal Puji...
-
Upload
nguyenthuan -
Category
Documents
-
view
245 -
download
1
Transcript of 2018 - kelembagaan.ristekdikti.go.id · KATA PENGANTAR Patdono Suwignjo Plt. Direktur Jenderal Puji...
KATA PENGANTAR
Patdono SuwignjoPlt. Direktur Jenderal
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rahmat-Nyasehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas dan amanah selama tahun 2018, termasukdiantaranya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan IlmuPengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai perwujudan transparansi danakuntabilitas Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam melaksanakan tugasdan fungsi serta penggunaan anggaran selama tahun 2018.
Searah dengan sasaran program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengenaiPeningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, empat indikator kinerja utama telahditetapkan guna mencapai sasaran program tersebut, yang tercantum dalam rencana strategis2015-2019. Empat indikator kinerja utama tersebut adalah: Jumlah Perguruan Tinggi masuk500 Top Dunia, Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), JumlahTaman Sains danTeknologi mature, serta Jumlah Pusat Unggulan Iptek.
Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR).Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia.
Kami menyadari bahwa capaian-capaian tersebut masih harus tetap ditingkatkan pada tahunselanjutnya. Khususnya dalam mencapai target rencana strategis pada tahun 2019, kamioptimis bahwa seluruh target tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.Bahkan jumlah PUI sendiri telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebanyak 40lembaga.
Capaian-capaian ini juga tidak luput dari kerja keras seluruh unit pelaksana di lingkunganDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Apresiasi yang tinggi juga kamisampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama mendukung pencapaian kinerjaDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
KATA PENGANTAR
Patdono SuwignjoPlt. Direktur Jenderal
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rahmat-Nyasehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas dan amanah selama tahun 2018, termasukdiantaranya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan IlmuPengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai perwujudan transparansi danakuntabilitas Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam melaksanakan tugasdan fungsi serta penggunaan anggaran selama tahun 2018.
Searah dengan sasaran program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengenaiPeningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, empat indikator kinerja utama telahditetapkan guna mencapai sasaran program tersebut, yang tercantum dalam rencana strategis2015-2019. Empat indikator kinerja utama tersebut adalah: Jumlah Perguruan Tinggi masuk500 Top Dunia, Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), JumlahTaman Sains danTeknologi mature, serta Jumlah Pusat Unggulan Iptek.
Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR).Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia.
Kami menyadari bahwa capaian-capaian tersebut masih harus tetap ditingkatkan pada tahunselanjutnya. Khususnya dalam mencapai target rencana strategis pada tahun 2019, kamioptimis bahwa seluruh target tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.Bahkan jumlah PUI sendiri telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebanyak 40lembaga.
Capaian-capaian ini juga tidak luput dari kerja keras seluruh unit pelaksana di lingkunganDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Apresiasi yang tinggi juga kamisampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama mendukung pencapaian kinerjaDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
KATA PENGANTAR
Patdono SuwignjoPlt. Direktur Jenderal
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rahmat-Nyasehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas dan amanah selama tahun 2018, termasukdiantaranya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan IlmuPengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai perwujudan transparansi danakuntabilitas Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam melaksanakan tugasdan fungsi serta penggunaan anggaran selama tahun 2018.
Searah dengan sasaran program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengenaiPeningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, empat indikator kinerja utama telahditetapkan guna mencapai sasaran program tersebut, yang tercantum dalam rencana strategis2015-2019. Empat indikator kinerja utama tersebut adalah: Jumlah Perguruan Tinggi masuk500 Top Dunia, Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), JumlahTaman Sains danTeknologi mature, serta Jumlah Pusat Unggulan Iptek.
Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR).Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia.
Kami menyadari bahwa capaian-capaian tersebut masih harus tetap ditingkatkan pada tahunselanjutnya. Khususnya dalam mencapai target rencana strategis pada tahun 2019, kamioptimis bahwa seluruh target tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.Bahkan jumlah PUI sendiri telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebanyak 40lembaga.
Capaian-capaian ini juga tidak luput dari kerja keras seluruh unit pelaksana di lingkunganDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Apresiasi yang tinggi juga kamisampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama mendukung pencapaian kinerjaDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bentukpertanggungjawaban Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti serta sebagai umpanbalik bagi pengingkatan kinerja organisasi.
Jakarta, Februari 2019Plt. Direktur Jenderal
ttd
Patdono Suwignjo
IKHTISAREKSEKUTIF
Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas pelaksanaanprogram yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi selama tahun 2018.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi nomor 15 tahun2015, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan PendidikanTinggi memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidangkelembagaan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan, koordinasi, dan sinkronisasipelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalammenjalankan tugasnya serta searah dengan sasaran program yang telah ditentukan, pada tahun2018 Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggimenjalankan program-program dengan target dan realisasi capaian sebagai berikut:
SasaranProgram Indikator Kinerja
Target2015-2019
Realisasi
Target2018
Realisasi2018
%2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8MeningkatnyaKualitasKelembagaanIptek dan Dikti
Jumlah Perguruan Tinggi masuktop 500 dunia 5 3 3 4 3 75Jumlah Perguruan Tinggiberakreditasi A (unggul) 110 39 62 80 85 106,25Jumlah Taman Sains danTeknologi mature 22 14 16 19 19 100
Jumlah Pusat Unggulan Iptek 40 15 27 35 81 231
Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR), yaitu Universitas GadjahMada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung. Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia, hal ini jauh melampaui jumlah yangditargetkan pada awal tahun, yaitu 35 PUI.
Dalam laporan kinerja ini akan dijabarkan mengenai capaian masing-masing indikator kinerjautama dan indikator kinerja kegiatan yang mendukung tercapaianya target IKU tersebut.Selain itu juga akan diajbarkan mengenai capaian program prioritas revitalisasi pendidikanvokasi yang merupakan program prioritas nasional yang diamanatkan kepada DirektoratJenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………... iIkhtisar Eksekutif …………………………... iii
Daftar Isi …………………………... iv
Daftar Tabel …………………………... v
Daftar Gambar …………………………... vii
Daftar Grafik …………………………... ix
Daftar Diagram/Matriks …………………………... x
Bab I Pendahuluan …………………………... 1
A. Gambaran Umum Organisasi …………………………... 1
B. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi …………………………... 1
C. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi …………………………... 2
D. Sumber Daya ManuiaE. AnggaranF. Permasalahan Utama yang dihadapi Organisasi
…………………………...…………………………...…………………………...
566
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja …………………………... 8
A. Rencana Strategi …………………………... 8
B. Arah Kebijakan dan Strategi DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
…………………………... 8
C. Perjanjian Kinerja …………………………... 11
Bab III Akuntabilitas Kinerja …………………………... 16
A. Capaian Kinerja Utama Organisasi …………………………... 16
1. Jumlah PT Masuk Top 500 Dunia …………………………... 16
2. Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul) …………………………... 26
3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yangmature
…………………………... 71
4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek5. Capaian Dukungan Manajemen untuk
Program Peningkatan KualitasKelembagaan Iptek dan Dikti
…………………………...…………………………...
100115
B. Capaian Realisasi Keuangan …………………………... 126
Bab IV Penutup …………………………... 128
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 1. Jumlah SDM Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptekdan Dikti Tahun 2018
………………… 5
Tabel 2. PNS Berdasarkan Golongan Kepangkatan Tahun 2018……………………… ………………… 5Tabel 3. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator
Kinerja Program Ditjen Kelembagaan Iptek dan DiktiTahun 2015 – 2019
………………… 7
Tabel 4. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015-2018
………………… 16
Tabel 5. Realisasi Jumlah peruguruan tinggi masuk Top 500dunia
………………… .......................... 17
Tabel 6. Tren Peringkat Perguruan Tinggi Asia Tenggara dalamQS WUR Tahun 2018
………………… 18
Tabel 7. Perbandingan Skor Indikator Performa 3 PTI Top 500dunia
………………… 19
Tabel 8. Perbandingan Jumlah PT Top 500 dunia, KisaranRangking WCU Tahun 2018 dan Besaran AnggaranWCU di Berbagai Negara
………………… 20
Tabel 9. Perbandingan Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul)Tahun 2015 s.d. 2018
………………… 26
Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2018 berdasarkan BentukPT
………………… 27
Tabel 11. Sebaran Akreditasi Perguruan Tinggi 2018 berdasarkanPenyelenggara Perguruan Tinggi
………………… 28
Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2018 ………………… 28Tabel 13. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-
PTS………………… 40
Tabel 14. Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS BerdasarkanJawa dan Luar Jawa (2018)
………………… 41
Tabel 15. Profil Program Retooling di Luar Negeri ………………… 67Tabel 16. Institusi Penyelenggara, Bidang Kompetensi dan
Capaiannya………………… 68
Tabel 17. Capaian Jumlah Kawasan Sains dan Teknologi yangMature Tahun 2015-2018
………………… 74
Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah LembagaInkubator yang dikembangkan
………………… 94
Tabel 19. Pengembangan Lembaga Inkubator Tahun 2018 ………………… 96Tabel 20. Indikator dan Capaian Jumlah Pusat Unggulan Iptek ………………… 100Tabel 21. Hasil Survei Litbang Industri ………………… 109Tabel 22. BPPD yang dibina menjadi BPPD Berkinerja Utama
Tahun 2018………………… 111
Tabel 23. Laporan BMN Tahun 2018 ………………… 123Tabel 24. Dokumen Penatausahaan, Pengelolaan, Inventaris dan
Penghapusan BMN Tahun 2018………………… 124
Tabel 25. Realisasi Anggaran dan Fisik Tahun 2018Per Output ………………… 126Tabel 25. Tabel 26. Realisasi Anggaran Tahun 2018 Per Jenis Belanja ………………… 127
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Gambar 1. The 5th Taiwan-Indonesia Higher EducationForumInternational Student Summit 2018
………………………... 25
Gambar 2. Proses akreditasi menggunakan SAPTO…………… ………………………... 32Gambar 3. Pemeringkatan Perguruan Tinggi ……………………..…. 39Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi PP-PTS Tahun 2018 di wilayah
3T Kupang dan Seleksi Presentasi PP-PTS 2018………………………… 42
Gambar 5. Mekanisme Pelaksanaan Program PeningkatanKapasistas Pemimpin PTN
…………………….. ………………………… 45
Gambar 6. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan KapasitasPemimpin PTN
…………………….. ………………………… 46
Gambar 7. Workshop Kepemimpinan bagi Perguruan TinggiNegeri, Juli 2018
…………………….. ………………………… 47
Gambar 8. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan TataKelola
……………………..….. 48
Gambar 9. Penyamaan Persepsi Penyusunan Statuta PTS – Juli2018
………………………… 49
Gambar10.
Dokumentasi Peserta rettoling dosen PT Vokasi di luarnegeri
………………………… 69
Gambar11.
(searah jarum jam): (1) pelatihan oil and gas di Petex,University of Texas, (2) pelatihan maritime di MarineInstitute St. John, (3) pelatihan livestock di MelbournePolytechnic, (4) pelatihan Nursing pedagogy diNanyang Polytechnic, Singapura, (5) pelatihanrailways engineering technology di Chengdu, China,dan (6) pelatihan solar cell di Koreatech, Cheonan,Korea Selatan.
………………………… 70
Gambar12.
(searah jarum jam): pelaksanaan pelatihan di (1)Politeknik Negeri Jember (2) Politeknik Negeri Bali (3)Politeknik Negeri Kupang (4) Politeknik Negeri Jakarta(5) Politeknik Negeri Manado (6) Politeknik NegeriUjung Pandang
………………………… 70
Gambar13.
Gedung Pengelola UGM Science Techno Park (STP) ………………………… 75
Gambar14.
Skema hilirisasi produk inovasi kerjasama triple-helix ………………………… 76
Gambar15.
Tampak Luar Brosur IIP Gedebage dan Peletakan batupertama pembangunan gedung STP ITB Ganesha
………………………… 77
Gambar16.
Gedung Pengelola STP Unpad ………………………… 78
Gambar17.
Gedung Solo Techno Park ………………………… 80
Gambar Gedung Pengelola dan Tenant MSTP Jepara ………………………… 83
18.Gambar19.
Peresmian Gedung Inkubator STP ITS ………………………… 85
Gambar20.
Gedung Tenant STP Sumatera Selatan ………………………… 88
Gambar21.
Gedung Workshop dan Renovasi Kandang PeternakanSapi TP Sragen
………………………… 90
Gambar22.
Gedung Oil Plm Science Techno Park (OPSTP) ………………………… 92
Gambar23.
Kegiatan Pengembangan Lembaga Inkubator 2018 ………………………… 97
Gambar24.
Pelaksanaan Seminar Nasional Organisasi Profesi IptekTahun 2018
………………………… 98
Gambar25.
Dokumentasi kegiatan yang mendukung indikatorkinerja Jumlah Pusat Unggulan Iptek
………………………… 102
Gambar26.
Mekanisme Pembinaan Lembaga Litbang ………………………… 105
Gambar27.
Sistem Penomoran Registrasi Lembaga Litbang ………………………... 106
Gambar28.
Kerangka Konsep Penilaian dan PengklasifikasianLembaga Litbang
………………………... 106
Gambar29.
Progress Capaian Kegiatan Penyusunan PeraturanPerundangan Pembinaan Lembaga Litbang
………………………... 107
Gambar30.
Display Website Informasi Lembaga Litbang Indonesia(ILLI)
………………………... 108
Gambar31.
Kegiatan Apresiasi Lembaga Litbang Industri Inovatifatau Innovative Industrial Research and DevelopmentInstitution (IIRDI) Award Tahun 2018
………………………... 110
Gambar32.
Pelaksanan Fact Finding Kegiatan FasilitasiPeningkatan Kapasistas BPPD
………………………... 112
Gambar33.
Pelaksanan Apresiasi Lembaga Litbang Daaerah 2018 ………………………... 112
Gambar34.
Workshop Penguatan Kelembagaan BPPD Tahun 2018 ………………………... 113
Gambar35.
Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun2018 Berdasarkan Wilayah (Provinsi)
………………………... 114
Gambar36.
Dokumentasi kegiatan Pranata Litbang TerakreditasiTahun 2018
………………………... 115
DAFTAR GRAFIK
Tabel 1. Grafik 1. PNS dan PPNPN Per unit Eselon II dan BAN-PTberdasarkan jenis kelamin
………………………... 5
Grafik 2. Perguruan Tinggi Berakreditasi A Tahun 2015-2018…………… ………………………... 28Grafik 3. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan
PP-PTS……………………..…. 40
Grafik 4. JumlahPTS PenerimaBantuanPP-PTSBerdasarkanwilayah LLDIKTI (2018)
………………………… 41
Grafik 5. Jumlah PTS PenerimaBantuanBangunan,BarangdanBangunan&Barang (2018)
…………………….. ………………………… 41
Grafik 6. Jumlah Rekomendasi Pembukaaan Program Studi padaPT Akademik
…………………….. ………………………… 54
Grafik 7. Hasil Sertikom Mahasiswa Bidikmisi TA 2018Berdasarkan Skema Bidang
…………………….. ………………………… 65
Grafik 8. Hasil Sertikom Mahasiswa bidikmisi TA 2018 Berdasarkan13 LSP P1 Politeknik Penyelenggara
……………………..….. 66
Grafik 9. Hasil Business Matching per Inkubator ………………………… 95Grafik 10. Dampak Program PUI pada Aspek Academi
Excellence………………………… 103
Grafik 11. Dampak Program PUI pada Aspek Economic Benefitdan Sosial Impact
………………………… 104
Grafik 12. Tone Pemberitaan Ditjen Kelembagaan Tahun 2018 ………………………… 119
Grafik 13. Jumlah narasumber internal secara keseluruhanpemberitaan tahun 2018 yang di monitor dan di kelolaoleh Tim Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik
………………………… 120
Grafik 14. Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan SDM ………………………… 121Grafik 15. Pengelolaan Kepegawaian Tahun 2018 ………………………… 122Grafik 16. Nilai SKP PNS Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Tahun 2018………………………… 122
Grafik 17. Nilai Pemindahtanganan BMN Tahun 2018 dan 2017dalam
………………………… 124
Grafik 16. Grafik 18. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang dipergunakansendiri
………………………… 125
Grafik 16. Grafik 19. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang kan dihibahkan kemasyarakat/Pemda
………………………… 125
DAFTAR DIAGRAM
Tabel 1. Diagram 1. 10 Besar Negara Asal Mahasiswa Asing YangMenempuh Studi di Indonesia untuk berbagai jenjangPendidikan
…………………………………….. 36
Diagram 2. 10 Besar Perguruan Tinggi tempat Mahasiswa AsingMenempuh Studi di Indonesia untuk berbagai jenjangpendidikan
…………… ………………………... 37
Diagram 3. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru ProgramAkademik
………………………… 53
Diagram 4. Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun2018Berdasarkan Lembaga Induknya
…………………….. ………………………… 114
Diagram 5. Pengelolaan Persuratan Tahun 2018 ………………………… 121Diagram 6. Kondisi BMN Berdasarkan Hasil Inventarisasi…………………….. ………………………… 124
DAFTAR MATRIKS
Matriks 1. Capaian Maturitas STP Tahun 2015 - 2018 ……………………..….. 73
1 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, dijelaskan dalam
Permenristekdikti Nomor 15 Tahun 2015 pada pasal 176 dijelaskan, bahwa terdiri dari 5
(lima) eselon II yaitu:
1. Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
2. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
3. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi
4. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan
5. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya.
Di dalam pelaksanaannya Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai 2
fungsi layanan, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi layanan umum dimana fungsi
Pendidikan dijalankan oleh 2 direktorat yaitu Direktorat Pengembangan Kelembagaan
Perguruan Tinggi dan Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi. Sedangkan
untuk fungsi layanan umum oleh Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan dan
Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Layanan Penunjang Lainnya.
Dalam meningkatkan capaian kinerja Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti serta guna
mendukung jalannya 2 fungsi tersebut, Unit Eselon I Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
didukung oleh Setditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.
B. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN ORGANISASI
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dibentuk
berdasarkan:
1. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14);
2. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 -2019 sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79/P Tahun 2015
tentang Penggantian beberapa Kementerian Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi.
2 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
C. TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan
pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan dibidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam melaksanakan tugas, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti menyelenggarakan
fungsi:
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan pendidikan tinggi dan
lembaga layanan pendidikan tinggi;
b. Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dibidang kelembagaan
ilmu pengetahuan, teknologi, serta kawasan sains dan teknologi;
c. Pelaksanaan pembangunan dan fasilitasi kawasan sains dan teknologi di kawasan
politeknik;
d. Perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan
pengembangan;
e. Perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu eksternal pendidikan tinggi;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan pendidikan tinggi;
g. Pelaksanaan administrasi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas-tugas
Kementerian dalam perumusan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dibidang
kelembagaan Iptek dan Dikti terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang
telah ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.
2. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pengembangan kelembagaan perguruan tinggi.
3 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
3. Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan di bidang pembinaan kelembagaan perguruan tinggi.
4. Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan dibidang penguatan lembagan penelitian dan
pengembangan, serta fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan
pengembangan.
5. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan kawasan sains
dan teknologi, serta pelaksanaan pembangunan dan fasilitasi kawasan sains dan
teknologi di kawasan politeknik.
4 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Periode Tahun 2018
5 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
D. SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
didukung oleh 234 SDM, dengan rincian pada tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah SDM Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV PNS Non Eselon PPNPN Total SDM
Jumlah 1 5 17 42 55 114 234
Tabel 2. PNS Berdasarkan Golongan Kepangkatan Tahun 2018
No Unit Eselon I/II Gol. II Gol III Gol IV
1 Dirjen & Setditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
1 20 6
2 Dit. Pengembangan KPT - 15 4
3 Dit. Pembinaan KPT 1 15 6
4 Dit. KST 1 25 6
5 Dit. Lemlitbang - 15 5
Jumlah 3 90 27
Grafik 1. PNS dan PPNPN Per unit Eselon II dan BAN-PT berdasarkan jenis kelamin
0
5
10
15
20
25
30
35
40
12
8
14
6
20
0
15
118
1412
0
18
10 11
5 5
36
3 3 30
4
16
PNS (L) PNS (P) PPNPN (L) PPNPN (P)
6 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
E. ANGGARAN
Untuk Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti pada Tahun
Anggaran 2018 adalah sebesar Rp. 636.180.807.000,- berdasarkan DIPA Nomor: SP
DIPA-042.03.1.401196/2018 tanggal 5 Desember 2017.
Pagu anggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti TA 2018 telah dilakukan
revisi anggaran sebanyak 6 kali.
F. PERMASALAHAN UTAMA YANG DIHADAPI ORGANISASI
Dari 4 indikator kinerja program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti sesuai dengan Sasaran Program yaitu Meningkatkan Kualitas Kelembagaan
Iptek dan Dikti dengan 4 (empat) indikator kinerja program yaitu:
1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia;
2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul);
3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi mature;
4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek;
terdapat 1 (satu) indikator yang tidak mencapai target, yaitu indikator jumlah Perguruan
Tinggi masuk top 500 dunia. Dimana capaian jumlah PT masuk top 500 dunia pada tahun
2018 hanya tercapai 3 Perguruan Tinggi dari 4 target PT yang telah ditetapkan.
Ketidaktercapaian IKP Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia sangat
membutuhkan perhatian besar dari berbagai pihak baik pemerintah, Perguruan Tinggi, serta
seluruh sumber daya yang terlibat dalam peningkatan mutu dan kualitas Perguruan Tinggi.
7 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Manajemen peluang perlu diterapkan dalam memetakan SWOT dan membuat target-target
tertentu yang disebarkan dengan model rencana strategis (RENSTRA) pada masing-
masing unit kerja. Semua prodi pada PT terbaik di Indonesia ditargetkan untuk
mendapatkan akreditasi A dari BAN-PT, dan bagi prodi yang sudah terakreditasi A harus
mengajukan akreditasi internasional. Dengan kolaborasi dan penerapan manajemen
peluang ini, harapannya dapat mengembangkan potensi untuk mempercepat peningkatan
poin penilaian QS-WUR yang meliputi reputasi akademik, reputasi pimpinan, rasio
mahasiswa fakultas, sitasi per fakultas, rasio mahasiswa internasional dan rasio staf
internasional.
Tabel 3. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Program
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2015 – 2019
No Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
1 Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia
2 2 3 2 3 3 4 3 5 -
2 Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul)
29 26 39 49 59 65 80 85 110 -
3 Jumlah Taman Sains dan Teknologi mature
6 6 14 12 16 16 19 19 22 -
4 Jumlah Pusat Unggulan Iptek 12 19 15 27 30 46 35 81 40 -
Agar program dan kegiatan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan,
diperlukan gambaran permasalahan yang dihadapi, diantaranya dalam pelaksanaan program dan
kegiatan yang menunjang IKP tersebut.
8 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah
ditetapkan untuk tahun 2015 – 2019, mengalami satu kali revisi. Revisi renstra
Kemenristekdikti tahun 2015-2019 tertuang dalam Permenristekdikti No. 50 Tahun 2017.
Perubahan mendasar revisi renstra Kemenristekdikti ini terdapat pada misi, tujuan
strategis, Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), serta Indikator
Kinerja Program (IKP). Sehingga Indikator Kinerja Program (IKP) Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti mengalami perampingan dari 5 IKP menjadi 4 IKP. IKP Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti yang mengalami perampingan yaitu Jumlah Taman Sains
dan Teknologi (TST) yang dibangun. Hal ini dikarenakan Jumlah TST yang dibangun
belum bisa menggambarkan sebuah outcome, sehingga akan lebih tepat bila IKP ini
dirampingkan dengan IKP Jumlah TST yang mature.
Perampingan IKP ini secara prinsip tidak mempengaruhi upaya untuk mewujudkan visi
dan misi yang diemban oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu
"Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM
yang berkualitas".
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN
DIKTI
1. ARAH KEBIJAKAN
Isu yang cukup mendasar dalam konteks Kelembagaan Iptek adalah revitalisasi
kelembagaan khususnya dalam upaya membangun fleksibilitas kelembagaan Iptek dan
mendorong lemlitbang untuk menjadi pusat unggulan atau center of excellence. Selain itu,
kelembagaan Iptek lain seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
sebagai koordinator Sistem Inovasi Daerah (SIDa), Sains Teknologi Park (STP) sebagai
wahana implementasi SIDa, dan Inkubator Teknologi juga perlu mendapat perhatian dari
pemerintah untuk didorong menjadi lembaga-lembaga yang unggul (center of excellence).
Salah satu upaya dalam mendukung berkembangnya Pusat Unggulan adalah dengan
mendorong efektifitas pelaksanaan akreditasi dengan penjaminan mutu lembaga litbang
yang dilakukan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan
(KNAPPP). Karena pelaksanaannya tidak bersifat mandatory, belum banyak pranata
litbang yang telah terakreditasi KNAPPP. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan
revitalisasi terhadap kelembagaan KNAPPP dan revisi pedoman KNAPPP selama ini
untuk dapat digunakan sebagai tandar nasional dalam proses akreditasi dan penjaminan
mutu lembaga litbang. Selain itu, kualitas pendidikan tinggi masih relatif rendah baik
dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi) maupun program studi yang diindikasikan oleh
mayoritas Perguruan Tinggihanya berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang
9 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
berakreditasi A atau B. Disamping itu, Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu
berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-
negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara
berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan
menempatkan universitasuniversitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di
Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.
2. STRATEGI KEBIJAKAN
Sesuai dengan arah kebijakan diatas, maka strategi yang dilakukan pada Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti secara subtansional yaitu diarahkan untuk
meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia dan
perguruan tinggi berakreditasi A (unggul), Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Taman
Sains dan Teknologi (TST) yang mature.
Sasaran Program Dan Indikator Kinerja Program (IKP)
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dan Dikti Tahun 2018
Sasaran Program (Outcome)/Indikator Kinerja
Program
Target Keterangan
SP (Outcome): Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti 2015 2016 2017 2018 2019
IKP
Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia 2 3 3 4 5 Kumulatif
Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul) 29 39 59 80 110 Kumulatif
Jumlah Taman Sains dan Teknologi mature 6 14 16 19 22 Kumulatif
Jumlah Pusat Unggulan Iptek 12 15 30 35 40 Kumulatif
10 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
3. PROGRAM DAN KEGIATAN
Dalam rangka melaksanakan sasaran program meningkatkan kualitas kelembagaan
iptek dan dikti serta indikator kinerja program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek
dan Dikti, ditetapkan beberapa sasaran kegiatan dengan didukung oleh beberapa
indikator kinerja kegiatan (IKK) sebagai berikut:
1. Sekretariat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, sasaran kegiatan adalah
dukunagan manajemen untuk program peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan
Dikti, dengan indikator kinerja kegiatan, sebagai berikut:
a. Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran;
b. Jumlah dokumen laporan keuangan;
c. Jumlah dokumen hukum, humas dan kerjasama;
d. Jumlah layanan kepegawaian;
e. Pemantauan dan evaluasi;
f. Operasional layanan perkantoran.
2. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi, sasaran kegiatan pada
Direktorat ini adalah Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi dengan
indikator kinerja kegiatan, sebagai berikut:
a. Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan program studi;
b. Jumlah rekomendasi pendirian dan perubahan perguruan tinggi;
c. Jumlah rekomendasi perubahan status kelembagaan perguruan tinggi;
d. Jumlah rekomendasi program Pendidikan jarak jauh;
e. Jumlah revitalisasi Pendidikan tinggi vokasi.
3. Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi, sasaran kegiatannya adalah
pembinaan kelembagaan perguruan tinggi didukung dengan indikator kinerja
kegiatannya, yaitu:
a. Jumlah layanan adminsitrasi BAN PT;
b. Jumlah PT penerima beasiswa, pembinaan, pengembangan dan kerja sama;
c. Jumlah bimbingan kelembagaan dan kerja sama perguruan tinggi;
d. Jumlah publikasi dan promosi perguruan tinggi
e. Jumlah dokumen pembinaan dan kerja sama kelembagaan perguruan tinggi.
4. Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan, sasaran kegiatannya adalah
penguatan dan pengembangan Lembaga penelitian dan pengembangan, dengan
indikator kinerja kegiatannya adalah:
a. Jumlah Lembaga Litbang yang dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek;
b. Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan Lembaga penelitian dan
pengembangan;
11 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
c. Jumlah Lembaga litbang yang dibina menjadi pusat unggulan Iptek;
d. Jumlah BPPD yang dibina menjadi BPPD berkinerja utama;
e. Jumlah pranata litbang yang terakreditasi.
5. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya, yang
menjadi sasaran kegiatannya adalah pengembangan taman sains dan teknologi, dan
Lembaga penunjang lainnya didukung oleh indikator kinerja kegiatannya, antara
lain:
a. Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan taman sains dan teknologi dan
Lembaga penunjang lainnya;
b. Jumlah taman sains dan teknologi yang dikembangkan;
c. Jumlah Lembaga incubator teknologi yang dikembangkan.
C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018, sebagai
berikut:
Sasaran Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan
Dikti
Jumlah Perguruan Tinggi PT masuk top
500 dunia
4 PT
Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A
(Unggul)
80 PT
Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang
Mature
19 KST
Jumlah Pusat Unggulan Iptek 35 PUI
Anggaran yang dilakokasikan untuk mencapai target sasaran yang ditetapkan dalam
perjanjian kinerja tahun 2018 yaitu:
Kegiatan Anggaran
[5696] Dukungan Manajemen untuk program
peningkatakn kualitas kelembagaan iptek dan dikti
Rp. 30.566.817.000
[5697] Pengembangan Kelembagaan Perguruan tinggi Rp. 138.269.044.000
[5698] Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Rp. 291.091.518.000
[5699] Penguatan dan Pengembangan Lembaga
Peningkatan dan Pengembangan
Rp. 45.000.000.000
[5700] Pengembangan Taman Sains dan Teknologi dan
Lembaga penunjang lainnya
Rp. 142.005.200.000
Total…………… Rp. 646.932.579.000
12 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja Program Ditjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti tahun 2018, disusunlah Perjanjian Kinerja Eselon II beserta pagu anggaran per unit
Eselon II sebagai berikut:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya kualitas
perencanaan, pengelolaan
keuangan dan akuntabilitas
kinerja Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan
Dikti
1. Nilai Kinerja Anggaran Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
3. Persentase pengelolaan keuangan yang
bebas dari temuan material
90 %
80 nilai
90%
Terwujudnya kebijakan ,
kerjasama dan publikasi
bidang Kelembagaan Iptek
dan Dikti
1. Jumlah kebijakan bidang
Kelembagaan Iptek dan Dikti yang
dihasilkan
2. Jumlah kerjasama bidang
Kelembagaan Iptek dan Dikti
3. Rasio pemberitaan positif terhadap
total pemberitaan
1 dokumen
1 dokumen
85%
Terwujudnya Direktorat
Jenderal yang efektif,
efisien, dan berkinerja
tinggi
1. Persentase pegawai Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
yang memiliki kategori nilai SKP
“baik”
2. Persentase ketersediaan sarana dan
prasarana dalam kondisi baik
3. Persentase penggunaan e-procurement
terhadap total belanja pengadaan
100%
100%
100%
Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:
Kegiatan Anggaran
[5696.901] Perencanaan Rp. 1.557.150.000
[5696.950] Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Rp. 13.451.667.000
[5696.951] Layanan (overhead) Rp. 558.000.000
[5696.994] Perkantoran Rp. 15.000.000.000
Total…………… Rp. 30.566.817.000
13 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
2. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya kualitas
layanan pengembangan
kelembagaan perguruan
tinggi
Jumlah rekomendasi pendirian dan
penutupan PT 29 PT
Jumlah rekomendasi pembukaan dan
penutupan prodi 400 Prodi
Layanan program studi di luar domisili 2 PT
Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi 12 PT
PT Penyelenggara Prodi untuk kebutuhan
industri 2 PT
Jumlah kebijakan perubahan PTS 37
rekomendasi
Jumlah kebijakan perubahan
kelembagaan PTKL/PTLPNK
20
rekomendasi
Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:
Kegiatan Anggaran
[5697.001] Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan
Tinggi Rp. 6.500.000.000
[5697.002] Rekomendasi Pendirian Dan Penutupan
Perguruan Tinggi Rp. 6.500.000.000
[5697.003] Rekomendasi Pembukaan Dan Penutupan
Program Studi Rp. 16.754.044.000
[5697.004] Layanan Program Studi Di Luar Domisili (pdd) Rp. 11.515.000.000
[5697.005] Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi Rp. 82.000.000.000
[5697.006] Pt Penyelenggara Prodi Untuk Kebutuhan
Industri Rp
15.000.000.000
Total Rp. 138.269.044.000
3. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya mutu
kelembagaan
perguruan tinggi
Jumlah perguruan tinggi yang dibina menjadi
PT Top 500 dunia 4 PT
Jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi A 80 PT
Jumlah Perguruan Tinggi Penerima Bantuan
Pusat unggulan iptek perguruan tinggi 24 PT
Jumlah perguruan tinggi bermasalah yang
disehatkan 20 PT
14 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:
Kegiatan Anggaran
[5698.002] Perguruan Tinggi/prodi Yang Diakreditasi (ban-pt) Rp. 130.000.000.000
[5698.003] Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa Kemitraan
Negara Berkembang Rp.
28.655.200.000
[5698.004] Perguruan Tinggi Yang Meningkat Mutu
Kelembagaannya Rp.
130.097.161.000
[5698.005] Perguruan Tinggi Yang Dibina Menjadi Perguruan
Tinggi Top 500 Dunia Rp.
2.339.157.000
Total Rp. 291.091.518.000
4. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya kualitas
Lembaga litbang
Jumlah Lembaga litbang yang dibina
menjadi pusat unggulan iptek
78
lembaga
litbang
Jumlah Lembaga litbang industri yang
ditetapkan menjadi Lembaga litbang
industri inovatif
2 lembaga
litbang
industri
Jumlah BPPD yang dibina menjadi BPPD
berkinerja utama 15 BPPD
Jumlah pranta litbang yang terakreditasi 45 pranata
litbang
Jumlah kebijakan peningkatan kualitas
Lembaga litbang
1
kebijakan
Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:
Kegiatan Anggaran
[5699.001] Lembaga Litbang yang dibina menjadi pusat
unggulan iptek Rp. 41.000.000.000
[5699.002] BPPD yang dibina menjadi BPPD berkinerja
Utama Rp. 2.000.000.000
[5699.003] Pranata Litbang yang terkareditasi Rp. 2.000.000.000
Total Rp. 45.000.000.000
15 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
5. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya kualitas
kelembagaan Taman Sains
dan Teknologi serta
Lembaga penunjang
lainnya
Jumlah taman sains dan teknologi mature
yang difasilitasi kemenristekdikti 10 TST
Jumlah Lembaga inkubator teknologi
yang dikembangkan
20
inkubator
bisnis
teknologi
Jumlah organsasi profesi (berbasis profesi
dan keilmuan) yang dikembangkan dalam
mendukung pengembangan STP
4
oragnisasi
profesi
Jumlah Lembaga penunjang lainnya yang
dikembangkan dalam mendukung STP
2 lembaga
penunjang
Jumlah kebijakan terkait TST dan
Lembaga penunjang lainnya
4
kebijakan
Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:
Kegiatan Anggaran
[5700.001] Taman Sains dan Teknologi yang dikembangkan Rp. 107.005.200.000
[5700.002] Lembaga inkubator teknologi yang
dikembangkan Rp. 35.000.000.000
Total Rp. 142.005.200.000
16 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA UTAMA ORGANISASI
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti telah merumuskan dan menetapkan Indikator Kinerja
Program (IKP) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa
keberhasilan kinerja Kementerian. Capaian Indikator Kinerja Program (IKP) merupakan tolak
ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKP
ditetapkan mengacu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi 2015-2019 sesuai dengan Permenristekdikti No 50 Tahun 2017.
Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Program (IKP) dan capaian
kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 4
Tabel. 4. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 – 2018
Sasaran
Program
Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi % Target %
2015 2016 2017 2018 2015-2019
Meningkatnya
Kualitas
Kelembagaan
Iptek dan Dikti
Jumlah Perguruan
Tinggi masuk top
500 dunia
2 3 3 4 3 75 5 60
Jumlah Perguruan
Tinggi
berakreditasi A
(unggul)
26 49 65 80 85 106,25 110 77,27
Jumlah Taman
Sains dan
Teknologi mature
6 12 16 19 19 100 22 86,36
Jumlah Pusat
Unggulan Iptek 19 27 46 35 81
231 40 202,5
Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKP Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018,
secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah
ditentukan, walaupun ada 1 indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian
indikator kinerja program dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. JUMLAH PERGURUAN TINGGI MASUK TOP 500 DUNIA
Jumlah perguruan tinggi masuk top 500 dunia ditetapkan sebagai indikator kinerja
sasaran strategis untuk mengukur mutu dan tingkat daya saing perguruan tinggi Indonesia di
tingkat internasional dan membangun kesadaran akan pentingnya perguruan tinggi di Indonesia
hadir dalam pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Persaingan untuk menjadi yang terbaik akan
mendorong perguruan tinggi untuk selalu mengacu pada kriteria yang digunakan dalam
menentukan pengembangan universitas dan programnya. Sehingga apapun kriteria yang
17 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
digunakan oleh lembaga pemeringkat, secara otomatis akan diadopsi sebagai panduan dalam
menyusun program kerja sekaligus sistem penilaian kinerja internal.
Sejalan dengan rencana strategis Kemristekdikti melalui Direktorat Jenderal
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara umum program ini
dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan tinggi berkualitas yang dikelola secara
otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan luaran yang
bermutu dan berdaya saing tinggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong
peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University (WCU).
Indikator utama yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini meliputi beberapa
aspek:
1. Academic Reputation
2. Employer Reputation
3. Citations per Faculty
4. Faculty Student Ratio
5. Internationalization: international faculty dan international student
Indikator utama di atas diukur secara agregat di tingkat perguruan tinggi. Perguruan tinggi
penerima dana ini diharuskan mengevaluasi base-line data per akhir tahun 2015, dan membuat
target capaian per tahun sampai akhir tahun 2019. Selain indikator kinerja di atas, perguruan
tinggi dapat menambahkan indikator tambahan yang mencerminkan reputasi akademik
perguruan tinggi, misalnya jumlah penelitian kolaborasi internasional, jumlah program studi
terakreditasi internasional, dan lain-lain.
Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2018 tingkat capaian IKP ini tidak
mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebanyak 4 Perguruan Tinggi
berhasil terealisasi sebanyak 3 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja sebesar
75%. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKP mencapai 60% dari
target 5 perguruan tinggi di Indonesia masuk Top 500 Dunia. Namun, bila ingin melihat
perangkingan QS WUR by subject, PT Indonesia yang masuk dalam perangkingan tersebut tidak
hanya UI, ITB dan UGM, tetapi ada juga IPB yang masuk rangking 51-100 untuk subject
Agriculture & Forestry, ISI Yogyakarta berada pada rangking 17 dan Institut Kesenian Jakarta
berada pada rangking 51-100 untuk subject Performing Arts.
Tabel. 5. Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia
Indikator Jumlah PT masuk Top 500 Dunia
Realisasi
2015
Realisasi
2016
Realisasi
2017
2018 2015-2019
Target Realisasi % Capaian Target % Capaian
2 3 3 4 3 75% 5 60%
Ada beberapa indikator performa dalam penilaian pendekatan World Class University. Indikator
performa untuk pendekatan pertama, research quality, adalah berdasarkan academic peer
review, paper per faculty, dan citations per paper. Academic peer review yaitu berupa analisis
dari komunitas elit akademik yang berasal dari 2 lembaga jurnal peer review, yaitu daftar The
World Scientific dan IBIS dengan bobot 40%. Paper per faculty dan citations per paper
18 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
didapatkan berdasarkan publikasi ilmiah per fakultas yang dikutip dalam skala internasional
dari data Scopus dalam periode lima tahun dengan bobot 20%. Penilaian pendekatan kedua atau
teaching quality didasarkan pada student-faculty ratio yang dihitung dari jumlah mahasiswa
dibagi dengan jumlah dosen full time, dengan bobot 10%. Indikator performa untuk pendekatan
ketiga, graduates employability, berasal dari Asian employer review yang berdasarkan survey
online dari alumni yang bekerja di perusahaan domestik dan internasional dari berbagai sektor,
dengan bobot 10%. Untuk pendekatan terakhir atau Internationalization, indikator performa
didasarkan pada prosentase mahasiswa internasional dan staf internasional, dengan bobot
masing-masing 5%.
Tabel 6. Tren Peringkat Perguruan Tinggi Asia Tenggara dalam QS WUR Tahun 2018
2018 2017 2016
Universiti Malaya 87 114 133
Universiti Kebangsaan Malaysia 184 230 302
Universiti Putra Malaysia 202 229 270
Universiti Sains Malaysia 207 264 330
Universiti Teknologi Malaysia 228 253 288
Chulalongkorn University 271 245 252
UI 292 277 325
ITB 359 331 401-410
Mahidol University 380 334 283
UGM 391 401-410 501-550
UCSI University 481 - -
UNPAD 651-700 - -
IPB 701-750 751-800 701+
UNAIR 751-800 701-750 701+
UNDIP 801-1000 801-1000 701+
ITS 801-1000 801-1000 701+
UB 801-1000 801-1000 701+
UMS - 801-1000 701+
Nama PTTahun
> 500
Keterangan:
1. Warna Biru; PT yang berasal dari negara Malaysia
2. Warna Hijau; PT yang berasal dari Thailand
3. Warna Peach; PT yang berasal dari Indonesia
Dari tabel diatas, bila dibandingkan dengan negara tetangga terdekat yaitu Malaysia dan
Thailand peringkat perguruan tinggi Indonesia di dunia Internasional masih berada dibawah
perguruan tinggi Malaysia dan Thailand.
19 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel. 7. Perbandingan Skor Indikator Performa 3 PTI Top 500 Dunia
Universitas
Tahun
Ranking Total
Score
Academic
Reputation
Citations
per faculty
Faculty
Student
Ratio
Employer
Reputation
Int’l
Faculty
Int’l
Student
Bobot Penilaian 40% 20% 20% 10% 5% 5%
Universitas
Indonesia
2018 292 34.8 36.1 1.8 41.9 51.3 93.9 5.5
2017 277 39,2 48.1 1.6 44.3 60.1 87.1 5.8
Institut
Teknologi
Bandung
2018 359 30.4 36.2 3.2 43.9 41.7 42.1 2.6
2017 331 35.3 52.9 2.9 31 56.1 30.1 2.6
Universitas
Gadjah
Mada
2018 391 28.6 37.4 1.5 38.5 36 36.5 2.6
2017 401 30,2 48.8 1.5 24 42.2 23.5 2.4
Universiti
Kebangsaan
Malaysia
2018 184 45.5 47.4 13.7 80.9 33.6 44.1 38.4
Tabel diatas menunjukkan bahwa 3 PT Top 500 dunia dari Indonesia cenderung mengalami
peningkatan pada indikator performa Citation per Faculty dan Internasional Faculty, dan
mengalami penurunan pada indikator Academic Reputation dan Employer Reputation. Namun,
meskipun 3 (tiga) perguruan tinggi TOP di Indonesia mengalami penurunan pada indikator
Employer Reputation, bila dibandingkan dengan Universiti Kebangsaan Malaysia, skor ER di 3
PT Indonesia masih lebih unggul. Sedangkan indikator performa yang masih harus ditingkatkan
secara serius adalah terkait sitasi publikasi internasional, kualitas perkuliahan yang terlihat dari
perbandingan jumlah dosen dan mahasiswa disetiap prodi serta jumlah mahasiswa asing di
setiap Prodi/PT Indonesia. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah Citations per faculty
Universiti Kebangsaan Malaysia 9 kali lebih besar, faculty student ratio 2 kali lebih besar, dan
International student 9 kali lebih besar dibandingkan 3 (tiga) perguruan tinggi Indonesia yang
masuk Top 500 dunia.
Penurunan skor Indikator Performa 3 PT Indonesia dari lembaga Perangkingan QS WUR
tersebut bukan berarti PT tersebut tidak melakukan upaya perbaikan, namun dikarenakan negara
lain melakukan akselerasi PT yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan PT di Indonesia.
Akselerasi PT negara lain yang sangat cepat ini dikarenakan adanya dukungan penuh
pemerintah dari masing-masing negara baik dari sisi kebijakan maupun anggaran, sebagai
contoh pemerintah Malaysia memberikan anggaran untuk program WCU sebesar Rp 21 Triliun
dan menargetkan 250.000 mahasiswa asing untuk kuliah di PT Malaysia sampai dengan 2025.
20 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel. 8. Perbandingan Jumlah PT Top 500 dunia, Kisaran Rangking WCU Tahun 2018
dan Besar Anggaran Program WCU di Berbagai Negara
Untuk menunjang pencapaian target IKP tahun 2018 ini, Kemenristekdikti melakukan upaya
melalui beberapa program yaitu:
1. Pendanaan BOPTN untuk peningkatan program WCU di 11 PTNBH
2. Kolaborasi Riset Ditjen Risbang
Kolaborasi Riset antar 11 PTN BH dalam 1 topik penelitian dengan isu membawa kearifan
lokal ke level global dengan target submit ke jurnal internasional bereputasi minimal 2,
status minimal Q1 dan status under review pada akhir tahun penyelenggaraan.
3. Insentif Publikasi Ditjen Risbang
Program insentif tambahan diluar insentif masing-masing PTN bagi paper yang telah
dipublikasikan dalam jurnal top-tier.
4. World Class Research Ditjen Risbang
Riset multi-years yang berorientasi untuk menghasilkan luaran berupa publikasi yang
diterbitkan di jurnal top 200 versi SJR-Scimago dan bagian dari peta jalan untuk
menghasilkan kebijakan publik berbasis riset, pembentukan academic climate dan jejaring
kelas dunia.
5. World Class Writing Clinic Ditjen SDID
Program pelatihan penulisan artikel ilmiah untuk meningkatkan kualitas publikasi di
Indonesia dengan cara mengundang editor jurnal top tier yang memiliki h-index tinggi
sesuai 5 subject di QS.
6. Academic Recharging Ditjen SDID
Kerjasama penelitian antara grup peneliti dalam negeri dengan satu professor luar negeri
bereputasi yang memiliki h-index di Scopus>100 atau jumlah sitasi > 50.000 untuk bidang
ilmu sosial, dan atau h-index di Scopus>25 atau jumlah sitasi > 10.000 untuk bidang ilmu
sains dengan tujuan menghasilkan publikasi berimpact tinggi dan disitasi tinggi.
21 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
7. Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Ditjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti
Beasiswa untuk mahasiswa asing dari negara berkembang untuk menempuh studi
Pascasarjana (Master) di 16 PT dengan tujuan sebagai bentuk implementasi komitmen
pemerintah Indonesia untuk berkontribusi di dalam pengembangan kapasitas SDM di
negara berkembang serta sebagai upaya untuk mendorong internasionalisasi pendidikan
tinggi Indonesia melalui peningkatan jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi
perguruan tinggi Indonesia.
8. Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI) Ditjen Kelembagaan Iptek
dan Dikti
Merupakan bantuan pembiayaan bagi Perguruan Tinggi untuk merealisasikan rintisan
kerja sama Joint Program: Joint Degree dan Double Degrees. Program ini mendorong
inisiasi kerja sama internasional untuk mendukung internasionalisasi Pendidikan Tinggi
menuju World Class University.
9. Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
Program peningkatan mutu kelembagaan Kantor Urusan Internasional di perguruan tinggi
Indonesia untuk mendukung PT dalam upaya peningkatan jumlah kerjasama luar negri,
program-program internasionalisasi PT dan mendorong peningkatan jumlah mahasiswa
asing di PTI.
Strategi Perguruan Tinggi dalam mencapai TOP 500
1. Penyediaan data dosen asing via web dan data di dikti;
2. Meningkatkan “inbound student mobility” dan “visiting professor”;
3. Ada kantor khusus yang menangani dan melakukan update data secara langsung dengan
QS (bisa sebagai bagian international office);
4. Melakukan merging data sitasi (yang saat ini masih tersebar dengan berbagai nama
institusi);
5. Lebih fokus pada paper’s citation, bukan hanya jumlah paper;
6. Peningkatan kualitas produk riset;
7. Peningkatan program-program internasional;
8. Kontribusi pada solusi masalah bangsa;
9. Peningkatan kualitas program pascasarjana;
10. Peningkatan faculty member;
11. Perbaikan rasio dosen dan mahasiswa.
Untuk pencapaian target IKP tahun 2019 diperlukan percepatan berupa kebijakan penugasan
bagi PT Indonesia masuk Top 500 dunia untuk berubah dari teaching university menjadi riset
university dengan didukung pemberian alokasi anggaran riset khusus bagi PT yang
mendapatkan penugasan tersebut sebagai subsidi silang pendapatan PT yang berasal dari
penurunan jumlah mahasiswa S1. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. Perlunya payung hukum bagi UI, ITB, UGM, IPB dan Unair yang ditugaskan untuk masuk
500 besar dunia sebagai Riset University;
22 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
2. PT sebagai Riset University tidak dibebankan untuk peningkatan Angka Partisipasi Kasar
(APK);
3. Perlu penambahan anggaran khusus untuk riset, tidak hanya biaya riset tapi termasuk
sarpras riset;
4. Perlu koordinasi dan sinergitas dengan kementerian lain untuk mendukung PT masuk 500
besar dunia, misal untuk pembangunan sarpras riset bekerjasama dengan Kementerian
PUPR, untuk peningkatan kualitas perpustakaan bekerjasama dengan ANRI serta
pemberian Beasiswa LPDP dalam negeri yang lebih banyak diberikan pada 5 PT yang
ditugaskan untuk masuk 500 besar dunia sebagai Riset University.
Secara umum dampak positif program PT Indonesia masuk dalam Top 500 dunia yaitu:
Academic Excelence
Dengan masuk Top 500 dunia, Perguruan Tinggi Indonesia mampu bersaing di tingkat
internasional baik dari sisi kualitas pembelajaran, metode, fasilitas, hasil penelitian,
keterserapan lulusan, peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri serta peningkatan
pertukaran mahasiswa dan dosen dengan Perguruan Tinggi Internasional.
Economic Benefit
Dalam jangka panjang, dengan PT Indonesia masuk top 500 dunia mampu meningkatkan
devisa negara karena banyaknya mahasiswa asing yang berminat studi di Indonesia.
Social Impact
World Class University juga mampu berperan dalam memutus rantai kemiskinan,
pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial dengan mencetak SDM yang terampil
dan inovatif.
Untuk tercapainya Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan Meningkatnya Jumlah Perguruan
Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia, didukung oleh beberapa program/kegiatan
output pendukung, yaitu:
1. Bantuan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB)
Program beasiswa KNB yang telah ditawarkan kepada mahasiswa asing sejak tahun 1993
juga merupakan bentuk kepedulian pemerintah Indonesia sebagai salah satu “founding
fathers” gerakan negara non-blok dalam upaya memberikan kontribusi pengembangan
kualitas sumber daya manusia di negara-negara berkembang. Pemberian beasiswa bagi
mahasiswa asing untuk menjalani program Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) di 16
Perguruan Tinggi utama di Indonesia. Bagi Perguruan Tinggi pengelola, program ini
merupakan media yang cukup strategis untuk meningkatkan reputasi internasional yang
diukur dari jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi di perguruan tinggi dimaksud
dan untuk mendorong peningkatan jumlah Artikel Ilmiah yang dimuat di dalam jurnal
berskala internasional.
Program Beasiswa KNB dikelola oleh 16 perguruan tinggi berikut ini:
1. Institut Pertanian Bogor;
2. Institut Teknologi Bandung;
9. Universitas Muhammadiyah Malang;
10. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
23 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
3. Institut Teknologi Sepuluh Nopember;
4. Universitas Airlangga;
5. Universitas Atma Jaya Yogyakarta;
6. Universitas Diponegoro;
7. Universitas Gadjah Mada;
8. Universitas Indonesia
11. Universitas Negeri Malang;
12. Universitas Negeri Yogyakarta;
13. Universitas Padjadjaran;
14. Universitas Parahyangan;
15. Universitas Pendidikan Indonesia;
16. Universitas Sebelas Maret Surakarta;
Program Beasiswa KNB tahun 2018, jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa KNB
adalah sebanyak 534 mahasiswa, dengan rincian sebagai berikut: 345 mahasiswa Lanjutan
dan 171 mahasiswa Baru tahun 2018.
2. Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional
Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI) merupakan pemberian bantuan
kepada perguruan tinggi untuk mendukung upaya internasionalisasi pendidikan tinggi
dalam meningkatkan rintisan kerja sama perguruan tinggi sebagai salah satu bentuk
komitmen untuk mengembangkan kerja sama internasional, khususnya untuk kerja sama
bidang akademik.
Pada tahun 2018, BFKSI diselenggarakan melalui 2 (dua) skema yakni Penguatan
Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Kerja Sama Internasional: (i) Gelar Bersama; dan
(ii) Gelar Ganda. Untuk wilayah Asia-Australia, sebanyak 6 (enam) negara mitra yang
menjadi target BFKSI, yakni Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, China
Taipei, Australia, dan Selandia Baru. Sedangkan untuk benua Eropa dan Amerika, dapat
ke semua negara di benua tersebut. Khusus untuk program studi Keperawatan, perguruan
tinggi dapat mengajukan kerja sama dengan PT mitra yang berasal dari negara Filipina dan
Thailand.
Total penerima BFKSI Tahun 2018 adalah sebanyak 8 (delapan) proposal kerja sama dari
7 (tujuh) PT, dengan rincian sebagai berikut:
A. Gelar Bersama
(1) Institut Pertanian Bogor (Program Studi (PS) S3 Mikrobiologi, PS S3 Biologi
Tumbuhan dan PS S3 Biosains Hewan)
B. Gelar Ganda
(1) Institut Pertanian Bogor (PS S2 Ilmu Pengetahuan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan)
(2) Universitas Indonesia (PS S3 Ilmu Bahan-bahan)
(3) Universitas Telkom (PS S1 Teknik Telekomunikasi)
(4) Universitas Mulawarman (PS S2 Pendidikan Bahasa Inggris)
(5) Universitas Hasanuddin (PS S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat)
(6) Universitas Negeri Semarang (PS S1 Ilmu Hukum)
(7) Universitas Airlangga (PS S2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
24 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
3. Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional
Program Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) di
Perguruan Tinggi merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Kemristek-Dikti untuk
mendorong perkembangan perguruan tinggi Indonesia menuju World Class University.
Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan oleh tim program PKKUI, sebanyak 13 proposal
dari 20 Perguruan Tinggi (konsorsium) dinyatakan Lolos dan berhak mendapatkan bantuan
pendanaan dari program PKKUI 2018.
4. Bimbingan Teknis Kerja Sama Perguruan Tinggi
Kegiatan Bimbingan Teknis Kerjasama Kelembagaan Perguruan Tinggi (Bimtek Kerma)
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penyelenggara program studi dalam
mengelola kerja sama dan meningkatkan kemampuan pengelola unit kerja sama dan KUI
dalam mengembangkan konsep dan program kerja sama, sekaligus menyelenggarakan,
memonitoring dan mengevaluasi program kerja sama.(Kurang penjelasan Hasil rekendasi
bimtek)
5. Publikasi dan Promosi Perguruan Tinggi
Internasionalisasi pendidikan tinggi bergerak dengan sangat dinamis, cepat dan pasti.
Globalisasi pendidikan tinggi menuntut perguruan tinggi di Indonesia, seperti halnya
perguruan tinggi lain di seluruh dunia, untuk selalu berpikir strategis dalam menyusun
setiap program dan kegiatan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing
perguruan tinggi.
Beberapa kegiatan yang mendukung capaian indikator kegiatan publikasi perguruan
tinggi, antara lain telah terlaksananya kegiatan pendukung, yaitu:
1. EduFair 2018 diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2018 di Phnom Penh,
Kamboja yang dihadiri oleh perwakilan Direktorat Pembinaan Kelembagaan
Perguruan Tinggi dan 13 (tiga-belas) perguruan tinggi. Pameran ini merupakan salah
satu rangkaian kegiatan Indonesian Trade and Tourism Promotion (ITTP). Tujuan
penyelenggaraan pameran ini adalah untuk memperluas jejaring internasional serta
menawarkan berbagai program yang dimiliki seperti beasiswa, pertukaran pelajar atau
program double degree kepada mahasiswa di Kamboja.
2. The 5th Taiwan-Indonesia Higher Education Forum
Kemenristekdikti bersama TETO Jakarta menyelenggarakan the 5th Taiwan-Indonesia
Higher Education Forum (HEF-5) pada tanggal 31 Oktober – 3 November 2018 di
Taiwan. Forum 2-tahunan ini bertujuan untuk mengkaji kerja sama yang sedang
berjalan dan menggali potensi kerja sama yang akan datang dalam bidang pendidikan
tinggi antara Indonesia – Taiwan.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Prof. Paulina Pannen, Staf Ahli Menristekdikti
dalam bidang Akademik dan didampingi oleh Dr. Totok Prasetyo, Direktur Pembinaan
Kelembagaan Pendidikan Tinggi. Sedangkan, Delegasi Taiwan dipimpin oleh Mr.
Andy Cheu-An Bi, Director General Department of International and Cross-strait
25 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Education, Taiwan. Jumlah perguruan tinggi yang hadir dari Indonesia sebanyak 31
PT sedangkan dari Taiwan sebanyak 62 PT.
Pada kesempatan ini, Perguruan Tinggi Indonesia dan Taiwan memanfaatkan
momentum untuk menandatangani perjanjian kerja sama seperti Universitas
Pertamina, UII, IPB, PPNS, UMY, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri
Semarang, Universitas Bina Nusantara, dan Politeknik Negeri Bandung. Bidang kerja
sama mencakup faculty member and students mobility, program Joint Degree dan
Double Degree, joint conference, joint research dan lainnya. Hal ini menunjukkan
minat kerja sama yang sangat tinggi antara Indonesia dengan Taiwan yang akan
berdampak positif terhadap peningkatan kualitas Pendidikan Tinggi, peningkatan
jumlah publikasi internasional dan penguatan jejaring peneliti maupun institusinya.
Gambar 1. The 5th Taiwan-Indonesia Higher Education Forum International Student
Summit 2018
Kemenristekdikti bersama Perguruan Tinggi di Indonesia menyelenggarakan
International Student Summit (ISS) tiap tahun. Forum ini merupakan sebuah wadah
untuk mahasiswa asing yang sedang studi di Indonesia untuk mendalami kebudayaan
Indonesia, meningkatkan jejaring antar mahasiswa asing serta menjadi wadah untuk
saling berbagi pengalaman selama studi di Indonesia. Mahasiswa Asing ini memiliki
dampak ekonomi jangka panjang karena mereka akan menjadi Duta Indonesia di
negara-negaranya setelah mereka menyelesaikan studinya, sehingga mereka dapat
mempromosikan Perguruan Tinggi serta pariwisaata Indonesia.
Tahun 2018, Kemenristekdikti bersama Universitas Negeri Malang menyelenggarakan
ISS pada tanggal 28-30 Nopember 2018 dihadiri oleh 144 mahasiswa asing yang
berasal dari 32 perguruan tinggi.
6. Pengembangan Program Internasionalisasi Perguruan Tinggi
Pertemuan Forum Kantor Urusan Internasional (Forum KUI) yang diselenggarkaan di
Universitas Andalas yang dihadiri oleh 134 Pimpinan KUI di PTN dan PTS seluruh
Indonesia, pertemuan ini telah mempersiapkan Kerangka Strategis baru dengan
26 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
mengundang pimpinan KUI perguruan tinggi untuk bekerja secara bersama-sama melalui
metode:
Konsultasi: Dengan diskusi dan rapat pimpinan Kantor Urusan Internasional telah
dikonsultasikan tentang bagaimana Forum ini dapat menyediakan platform bersama
untuk menghadapi tantangan internasionalisasi.
Prioritas: Para pimpinan Kantor Urusan Internasional Se-Indonesia dalam forum ini
akan menyesuaikan dan memprioritaskan kebutuhan mereka dalam tiga prioritas
tematis.
Berdasarkan data sebanyak 239 perguruan tinggi di Indonesia telah menjalankan fungsi
KUI untuk mengawal pengembangan program-program internasionalisasi, namun
pengakuan, kapasitas dan port folio KUI di tiap-tiap perguruan tinggi cukup bervariasi.
Untuk itu, pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan pemberian ketetapan hukum atas
Dokumen Kebijakan Pengembangan Program Internasionalisasi yang direkomendasikan
oleh Forum KUI melalui Dit. Pembinaan Kelembagaan PT.
2. JUMLAH PERGURUAN TINGGI BERAKREDITASI A (UNGGUL)
Salah satu instrumen pengukuran mutu pendidikan tinggi adalah akreditasi. Akreditasi institusi
perguruan tinggi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen
perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tri dharma Perguruan
Tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Dengan Akreditasi PT
menunjukkan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi standard mutu
yang ditetapkan oleh BAN PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat
dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar serta mendorong
perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang
tinggi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, Permenristekdikti No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
Perban PT No 2 Tahun 2017 tentang Sistem Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi dan
peraturan perundangan lainnya.
Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul) ditetapkan sebagai indikator kinerja sasaran
strategis untuk mendorong kinerja institusi perguruan tinggi untuk berakreditasi A dan
memenuhi standar mutu yang ditetapkan BAN-PT. Akreditasi PT unggul akan meningkatkan
posisi daya saing perguruan tinggi serta berguna untuk membangun citra perguruan tinggi
ditingkat nasional maupun internasional; selain itu kualitas perguruan tinggi yang unggul
memberikan jaminan bagi industri dalam menyerap tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi
tersebut.
Tabel 9. Perbandingan Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul) Tahun 2015 s.d. 2018
Indikator Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul)
Realisasi
2015
Realisasi
2016
Realisasi
2017
2018 2015-2019
Target Realisasi % Capaian Target % Capaian
26 49 64 80 85 106,25% 110 77,27%
27 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2018 tingkat capaian IKP ini
mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 80 Perguruan Tinggi
berhasil terealisasi sebesar 85 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja sebesar
106,25%. Jika dibandingkan target Renstra 2015-2019, realisasinya telah mencapai 77,27% dari
target 110 perguruan tinggi berakreditasi A (Unggul).
Jumlah Perguruan Tinggi pada tahun 2018 sebanyak 4.707 PT, dari jumlah tersebut hanya 1.805
PT yang sudah terakreditasi BAN PT sehingga masih ada 2.902 perguruan tinggi di Indonesia
yang belum memperoleh akreditasi institusi oleh BAN PT. Prosentase PT berakreditasi A
terhadap jumlah PT tahun 2018 baru mencapai 1,81%, hal ini menunjukkan bahwa jumlah
perguruan tinggi yang terakreditasi A (unggul) masih minim. Selain masih minimnya PT yang
berakreditasi institusi A, terdapat disparitas yang besar antara mutu pendidikan di Pulau Jawa
dan di luar Pulau Jawa. Dari 85 perguruan tinggi terakreditasi A, 69 perguruan tinggi berasal
dari Pulau Jawa dan 16 perguruan tinggi dari luar Pulau Jawa. Namun bila dilihat dari
perkembangan jumlah PTS berakreditasi A dari tahun 2015 sampai dengan 2018, program
pembinaan ini mampu melejitkan jumlah PTS yang berakreditasi A, semula ditahun 2015 hanya
6 PTS dibawah Kemenristekdikti yang berakreditasi A, di tahun 2018 mampu meningkat
jumlahnya menjadi 36 PTS.
Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2018 berdasarkan Bentuk PT
BENTUK PT Jumlah PT di
PDDIKTI A B C
Total PT
Terakreditasi
Total PT Belum
Terakreditasi
Akademi 1064 2 71 218 291 773
Institut 221 5 64 42 111 110
Politeknik 279 6 73 52 131 148
Sekolah Tinggi 2538 5 281 724 1010 1528
Universitas 585 67 236 128 431 154
Akademi Komunitas 20 - - - - 20
Total 4707 85 725 1164 1974 1363
28 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel 11. Sebaran Akreditasi Perguruan Tinggi 2018
berdasarkan Penyelenggara Perguruan Tinggi
Penyelenggara Perguruan Tinggi A B C Total
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 40 46 5 91
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) 36 549 879 1464
Perguruan Tinggi Agama Negeri (PTAN) 4 44 20 68
Perguruan Tinggi Agama Swasta (PTAS) - 29 256 285
Perguruan Tinggi Kementerian/Lembaga
(PTKL) 5 57 4 66
Total 85 725 1164 1974
Grafik 2. Perguruan Tinggi Berakreditasi A Tahun 2015-2018
Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2018
Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi Status PT
2014 1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PTKA
2 Universitas Negeri Malang PTN
2015 3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PTN
4 Universitas Jember PTN
5 Universitas Syiah Kuala PTN
6 Universitas Surabaya PTS
2016 7 Akademi Kepolisian Republik Indonesia PTKL
8 Universitas Sriwijaya PTN
9 Politeknik Negeri Bandung PTN
10 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya PTS
29
39
59
80
26
49
65
85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2015 2016 2017 2018
Target Realisasi
29 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi Status PT
11 STIE Perbanas Surabaya PTS
12 Universitas Bina Nusantara PTS
13 Universitas Negeri Medan PTN
14 Universitas Lampung PTN
15 Universitas Sanata Dharma PTS
16 UPN Veteran Jawa Timur PTN
17 Universitas Pendidikan Indonesia PTN
18 Universitas Negeri Padang PTN
19 Politeknik Negeri Semarang PTN
20 Universitas Mercu Buana PTS
21 Universitas Telkom PTS
22 Universitas Pertahanan PTKL
23 Universitas Multimedia Nusantara PTS
24 STI Pelayaran Jakarta PTKL
25 Universitas Udayana PTN
26 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta PTS
27 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka PTS
28 Universitas Negeri Semarang PTN
29 Universitas Negeri Yogyakarta PTN
2017 30 Universitas Katolik Soengijapranata PTS
31 Universitas Mulawarman PTN
32 Universitas Negeri Makassar PTN
33 Universitas Dian Nuswantoro PTS
34 Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan PTS
35 Universitas Muhammadiyah Surakarta PTN
36 Universitas Islam Bandung PTS
37 Universitas Tarumanegara PTS
38 STIE Trisakti PTS
39 Akademi Militer Magelang PTKL
40 Universitas Ahmad Dahlan PTS
41 Universitas Kristen Duta Wacana PTS
42 Universitas Nasional PTS
43 Universitas Katolik Parahyangan PTS
44 Universitas Trisakti PTS
45 Universitas Negeri Surabaya PTN
46 Universitas Sam Ratulangi PTN
47 Universitas Indonesia (Reakreditasi) PTN
48 Institut Teknologi Bandung (Reakreditasi) PTN
49 Institut Pertanian Bogor (Reakreditasi) PTN
50 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Reakreditasi) PTS
51 Universitas Islam Indonesia (Reakreditasi) PTS
52 Universitas Gadjah Mada (Reakreditasi) PTN
53 Universitas Muhammadiyah Malang (Reakreditasi) PTS
54 Universitas Hasanuddin (Reakreditasi) PTN
30 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi Status PT
55 Institut Seni Indonesia Denpasar PTN
2018 56 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(Reakreditasi)
PTKA
57 Universitas Diponegoro (Reakreditasi) PTN
58 Universitas Gunadarma (Reakreditasi) PTS
59 Universitas Padjadjaran (Reakreditasi) PTN
60 Universitas Sebelas Maret (Reakreditasi) PTN
61 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Reakreditasi) PTN
62 Universitas Kristen Petra (Reakreditasi) PTS
63 Universitas Airlangga (Reakreditasi) PTN
64 Universitas Andalas (Reakreditasi) PTN
65 Universitas Brawijaya (Reakreditasi) PTN
66 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
(Reakreditasi)
PTKA
67 Universitas Negeri Gorontalo PTN
68 Universitas Sumatera Utara PTN
69 Universitas Kristen Satya Wacana PTS
70 Universitas Atmajaya Yogyakarta PTS
71 Universitas Ciputra PTS
72 ISI Yogyakarta PTN
73 Universitas Riau PTN
74 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PTN
75 Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang PTKL
76 Politeknik Negeri Malang PTN
77 Universitas Pancasila PTS
78 Universitas Presiden PTS
79 Universitas Muslim Indonesia PTS
80 Sekolah Tinggi Driyarkara PTS
81 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar PTKA
82 Universitas Jenderal Soedirman PTN
83 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PTN
84 Universitas Pasundan PTS
85 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PTS
Untuk menunjang pencapaian target IKP ini, Kemenristekdikti melakukan upaya melalui
program Pembinaan akreditasi PT menuju akreditasi A yang dilaksanakan oleh Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti. Program pembinaan akreditasi PT menuju akreditasi A dilakukan
dengan cara bimtek dan visitasi bagi PT yang sudah berakreditasi B dan minimal memiliki 20%
prodi berakreditasi dengan cara simulasi pengisian borang akreditasi A sebelum melakukan
reakreditasi ke BAN PT.
Beberapa kendala umum yang dihadapi dalam upaya mencapai target IKP ini diantaranya:
1. Kemauan dan komitmen dari pimpinan PT untuk meningkatkan akreditasi A yang kurang,
karena merasa tidak ada reward yang didapatkan bila PT berakreditasi A. Sebagai contoh
31 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
dari 4707 PT di tahun 2018, hanya 85 PT yang berakreditasi A atau baru 1,81% dari total
PT Indonesia di tahun 2018.
2. Jumlah dosen berkualifikasi S3 di setiap PT masih kurang.
3. Dari sisi sarana dan prasarana, masih banyak PT yang tidak memiliki laboratorium sesuai
kebutuhan prodinya.
4. Riset dan kerjasama yang dilakukan PT masih kurang.
Dari kendala tersebut, maka diperlukan peningkatan sinergitas implementasi kegiatan antar
Ditjen di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mengingat kualitas PT tidak
bisa hanya dilihat dari sisi kelembagaan namun dibutuhkan dukungan dalam hal pengelolaan
sumber daya manusia, kurikulum, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini
sesuai dengan Perban PT No 2 tahun 2017 tentang Sistem Akreditasi Nasional Pendidikan
Tinggi, dimana kriteria penilaian akreditasi mencakup (1) Visi, misi, tujuan dan strategi; (2)
Tata pamong, tata kelola dan kerjasama; (3) mahasiswa; (4) sumberdaya manusia; keuangan,
sarana dan prasarana; (5) pendidikan; (6) penelitian; (7) pengabdian kepada masyarakat; dan (8)
Kinerja output, outcome dan dampak pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Dampak positif dari program AIPT menuju A, dari sisi:
Academic Excellence
Dengan PT berakreditasi unggul akan menarik calon mahasiswa untuk melanjutkan
perkuliahan di prodi/PT yang berakreditasi A. Keberadaan mahasiswa adalah faktor penting
bagi perguruan tinggi, karena semakin banyak mahasiswa semakin terlihat pula
perkembangan kampus tersebut. Selain itu dengan PT berakreditasi unggul akan terus
memacu dirinya dalam mengambil peluang untuk meningkatkan mutu perguruan tingginya
baik dari sisi pendidikan, sumber daya, penelitian, pengabdian masyarakat dan kinerja
output, outcome dan dampak pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Economic Benefit
PT berakreditasi unggul dapat menarik minat pihak industri untuk melakukan penelitian
dan pengembangan bersama dengan peneliti dari PT tersebut sehingga mampu
meningkatkan pendapatan ekonomi PT dalam membiayai operasional pendidikan dan
pengembangan fasilitas dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan PT.
Sosial Impact
Akreditasi dalam dunia pendidikan tinggi akan menjadi pengakuan atas suatu lembaga
pendidikan yang menjamin standar minimal sehingga lulusannya memenuhi kualifikasi
untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau memasuki pendidikan
spesialisasi, atau untuk dapat menjalankan praktek profesinya. PT berakreditasi unggul juga
dapat memberikan kepercayaan bagi pihak industri dalam menyerap tenaga kerja dari PT
tersebut.
Keberadaan PT unggul disuatu wilayah juga akan mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat di wilayah tersebut.
Beberapa program/kegiatan yang dilakukan untuk menunjang tercapainya indikator Jumlah
Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), adalah:
32 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
1. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Salah satu indikator kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Pendidikan Tinggi (Akreditasi PT dan Prodi oleh BAN PT) adalah jumlah institusi
perguruan tinggi berakreditasi A (unggul). Pada tahun 2018 Ditjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti mentargetkan sebanyak 80 perguruan tinggi berakreditasi A (unggul). Pengukuran
ketercapaian target ini, dilakukan melalui proses akreditasi terhadap perguruan tinggi atau
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (APT) yang dilakukan oleh BAN-PT. Terkait jumlah
program studi berakreditasi unggul merupakan target dari Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Oleh karena itu sejak tahun 2016 s.d 2019, Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti telah merencanakan program akreditasi program studi dan
institusi perguruan tinggi.
BAN-PT melaksanakan kegiatan yang meliputi kegiatan rutin dan pengembangan yang
dikelompokkan dalam 4 kelompok besar, yaitu:
1. Pelaksanaan akreditasi: yang meliputi akreditasi perguruan tinggi, akreditasi
program studi, dan akreditasi minimum untuk pendirian perguruan tinggi baru atau
pembukaan program studi baru.
2. Pengembangan dan Kerjasama: yang meliputi pengelolaan dan pengembangan
instrumen, asesor, dan kerjasama.
3. Pengelolaan dan pengembangan data dan informasi akreditasi. Kegiatan ini
mencakup tiga komponen besar yaitu, infrastrukur, sistem aplikasi, dan sistem
informasi.
4. Kegiatan lainnya seperti administrasi dan manajemen sekretariat, pelayanan publik
seperti legalisasi sertifikat dan surat keterangan, kegiatan pleno mingguan, serta
kegiatan monitoring dan evaluasi LAM, dan kegiatan adhoc seperti workshop, rapat
koordinasi dan lain-lain.
Sejak diberlakukannya Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (PerBAN-
PT) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Kebijakan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online
(SAPTO), maka sejak semester ganjil 2017, tahapan pelaksanaan akreditasi adalah sebagai
berikut:
Gambar 2. Proses akreditasi menggunakan SAPTO
33 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tahap penyampaian usulan oleh PT meliputi unggah dokumen, pemeriksaan administratif,
dan perbaikan kelengkapan usulan (jika ada). Setelah usulan dinyatakan lengkap, maka
bagian pemeriksaan akan menyatakan bahwa usulan lengkap, dan usulan dinyatakan
diterima. Tanggal pada saat usulan dinyatakan diterima merupakan rujukan untuk
menentukan waktu proses akreditasi.
Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2018, BAN-PT melaksanakan kegiatan utama
proses Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi dengan capaian hingga akhir
Desember 2018 seperti di bawah ini.
Aktivitas Target 2018 Capaian 2018
Akreditasi Perguruan Tinggi 800 522
Akreditasi Program Studi 3000 3068
Validasi pemenuhan persyaratan minimum
akreditasi 400 279
*) dihitung berdasarkan proses AK
Tahun 2018 merupakan tahun transisi dalam pelaksanaan akreditasi. Jika pada tahun 2017
proses akreditasi masih didominasi proses konvensional, maka pada tahun 2018 proses
akreditasi sepenuhnya dilakukan secara online menggunakan SAPTO. Perubahan ini bukan
hanya menuntut adanya perubahan sikap dan pola kerja asesor, tapi juga pola kerja dan
sistem administrasi yang baru. Aspek teknis proses akreditasi, mulai dari penerimaan
dokumen akreditasi, penugasan asesor, pemantauan proses AK, hingga validasi laporan
hasil AL dapat berjalan dengan baik. Proses akreditasi yang dilaksanakan secara manual
adalah sisa usulan tahun 2017 untuk APS dan akreditasi Universitas Terbuka untuk APT.
APT Universitas Terbuka dilakukan secara manual karena instrumen APT pada SAPTO
tidak relevan untuk digunakan.
Pengembangan instrumen pada tahap awal direncanakan untuk berjalan secara paralel
antara instrumen APT dan APS, tetapi kemudian difokuskan pada instrumen APT. Alasan
utama adalah bahwa tugas utama BANPT adalah mengakreditasi perguruan tinggi,
sedangkan akreditasi program studi bersifat sementara menunggu berdirinya LAM.
Instrumen APT diluncurkan pada 28 Maret 2018 dan mulai diberlakukan tanggal 1 Oktober
2018. Instrumen APT yang baru diberi seri IAPT 3.0 terdiri dari 7 varian yaitu:
Perguruan tinggi vokasi (politeknik dan akademi): meliputi PTS, PTN Satker, dan
PTN BLU
Perguruan tinggi akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi): meliputi PTS,
PTN, PTN Satker, PTN BLU, dan PTN-BH
Sementara itu instrumen APS diluncurkan pada tanggal 26 Juli 2018 yang akan mulai
diterapkan tanggal 1 April 2019. Instrumen APS masih dalam taraf pengembangan dan
direncanakan pada tahun ini baru akan dikembangkan 9 varian untuk versi program studi
yang diselenggarakan secara tatap muka.
34 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Untuk meningkatkan mutu dan jumlah asesor, BAN-PT telah melakukan kegiatan seleksi
penerimaan asesor baru dan sejumlah pelatihan. Hingga akhir Desember 2018 telah
direkrut sejumlah 96 asesor baru dan telah dilakukan 4 kali pelatihan yang meliputi 400
asesor. Secara bertahap juga telah dilakukan evaluasi kinerja asesor yang ditindaklanjuti
dengan memberikan pelatihan atau menghentikan penugasan bagi asesor yang tidak
berkinerja baik.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja staff sekretariat, BAN-PT telah
menyelenggarakan beberapa pelatihan bagi staff sekretariat, baik yang bersifat
keterampilan umum yang diikuti oleh seluruh staff maupun untuk keterampilan khusus
yang diperuntukkan bagi kelompok staff tertentu, baik yang diselenggarakan secara in
house maupun melalui pengiriman staff untuk mengikuti program pelatihan yang
diselenggarakan oleh training provider. Beberapa kegiatan pelatihan yang telah
dilaksanakan hingga akhir Juli 2018 antara lain adalah: arsiparis, pelayanan publik,
pengelolaan sistem aplikasi dan sistem server, dan lain-lain.
Dalam rangka meningkatkan visibility dan rekognisi BAN-PT di forum internasional,
beberapa kegiatan kerjasama dengan pihak luar negeri juga telah dilaksanakan.
Bekerjasama dengan HEEACT Taiwan, BAN-PT mengembangkan sistem penjaminan
mutu program gelar ganda antar bangsa. Kegiatan ini adalah bagian dari proyek kerjasama
BAN-PT dengan HEEACT yang didanai oleh INQAAHE. Di samping itu DE BAN-PT
juga telah secara aktif berperan dalam berbagai kegiatan penjaminan mutu Pendidikan
tinggi di ASEAN khususnya dalam kapasitas sebagai Presiden AQAN. Dewan Eksekutif
juga telah menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai Lembaga yang terkait dengan
pengembangan penjaminan mutu pendidikan tinggi seperti ASEAN Sekretariat, DAAD,
GIZ, dan ADB, yang menghasilkan beberapa dukungan sumber daya khususnya expertise
untuk mendukung kegiatan BAN-PT.
2. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri dan Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah berkomitmen untuk selalu
mendukung upaya perguruan tinggi dalam mengembangkan kapasitas dan meningkatkan
daya saing global. Upaya perguruan tinggi ini tentunya dilakukan melalui pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu: peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran, penelitian
dan pengabdian masyarakat. Upaya tersebut dilakukan salah satunya dengan cara
meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama baik dalam skala dalam negeri maupun
internasional.
Pengembangan Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri terdiri dari beberapa output kinerja,
yaitu:
1. Kebijakan Pengembangan Kerja Sama
Forum Wakil Rektor Bidang Kerja Sama (Forwarek) PTN Indonesia telah
diselenggarakan pada tanggal 9-11 November 2018 di Palembang. Para Wakil Rektor
Bidang Kerja Sama telah menghasilkan suatu rekomendasi untuk meningkatkan daya
saing Indonesia yang saat ini berada di peringkat 85 berdasarkan the Global Innovation
35 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Index WIPO 2018 dan bagaimana menjawab tantangan Perguruan Tinggi di era
Revolusi Industri 4.0, sebagai berikut:
(1) Pentingnya kolaborasi antara Perguruan Tinggi sebagai ujung tombak riset dan
inovasi dengan industri, yang dilakukan dengan dukungan penuh dan fasilitasi dari
Pemerintah.
(2) Perguruan Tinggi akan memfokuskan diri pada riset yang berorientasi inovasi.
Pelaku industri diharapkan kolaborasinya dalam mendorong komersialisasi.
Pemerintah memfasilitasi dengan regulasi, dana riset untuk para peneliti dan insentif
untuk pelaku industri, serta memberikan perlindungan terhadap kekayaan
intelektual dan pengembangan produk yang dihasilkan.
(3) Dalam berkolaborasi, para peneliti harus berdialog secara reguler dengan industri.
Dengan demikian setiap riset sejak awal sudah memiliki orientasi menuju
komersialisasi, sosial sekuriti, atau perbaikan kebijakan. Dalam hal ini perlu disusun
regulasi mengenai:
Aturan main mengenai kerja sama dukungan keuangan dari industri kepada
Perguruan Tinggi dan pusat riset.
Pembagian royalty, ketika hasil inovasi dapat dimanfaatkan secara komersial
termasuk untuk para peneliti sebagai inventor.
Penyederhanaan penyelesaian administrasi keuangan untuk para peneliti.
Penguatan output sebagai indikator keberhasilan dari kegiatan penelitian, dan
bukan laporan keuangan (SPJ yang terlalu rumit).
(4) Perlunya optimalisasi peran lembaga/badan pemerintah yang terkait untuk
memberikan pendampingan dalam proses hilirisasi/komersialisasi dari inovasi
perguruan tinggi.
2. Panduan pelaksanaan kerja sama Joint Program Internasional: Dit. Pembinaan
Kelembagaan PT telah melakukan penyesuaian di dalam panduan penyelenggaraan
kerja sama Joint Program sebagai rujukan bagi perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan kerja sama akademik bergelar, yaitu: Gelar Bersama dan Gelar
Ganda. Penyesuaian ini diperlukan agar luaran dan kualitas lulusan yang dihasilkan
dari program kerja sama dimaksud sesuai dengan luaran pembelajaran yang
dimandatkan di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
3. Pusat Data Kerja Sama: Dit. Pembinaan Kelembagaan PT mengembangkan
aplikasi Pelaporan Kerja Sama berbasis Daring untuk melaksanakan mandat
36 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terkait pelaporan
kerja sama kepada Menteri yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi.
4. Layanan Perizinan Penyelenggaraan Kerja Sama Joint Program: berdasarkan
Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 tahun 2014 tentang Kerja Sama
Perguruan Tinggi, semua kerja sama akademik dengan luaran gelar (Joint Program)
harus mendapatkan izin dari Menteri.
3. Ijin Mahasiswa Asing
Jumlah Mahasiswa Asing yang menempuh studi di perguruan tinggi merupakan salah satu
aspek yang digunakan untuk mengukur kesiapan kelembagaan perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan program internasionalisasi untuk menghadapi persaingan global
pendidikan tinggi. Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah
menyediakan layanan penerbitan Izin Belajar (IB) Mahasiswa Asing yang lebih efektif,
cepat, akuntabel dan efisien.
Berdasarkan survey kepuasaan pelanggan yang telah disebarkan ke Perguruan Tinggi yang
menggunakan pelayanan ijin belajar mahasiswa asing, masih diperlukan efisiensi dalam
pelayanan ijin belajar tersebut. Pada tanggal 23 November 2018, Ditjen Kelembagaan Iptek
dan Dikti untuk menjawab tantangan tersebut, telah meluncurkan layanan penerbitan IB
mahasiswa Asing berbasis daring dengan memanfaatkan fasilitas Digital Signature yang
disediakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melalui izinbelajar.ristekdikti.go.id.
Dalam aplikasi tersebut, perguruan tinggi dapat mengunduh surat rekomendasi real time.
Inovasi ini jelas dapat menghemat waktu dan biaya dalam mengirimkan surat rekomendasi
yang menggunakan jasa pos guna memastikan keaslian dari surat IB tersebut.
Berdasarkan data IB pada tanggal 17 Desember 2018 pukul 10.45, jumlah IB mahasiswa
Asing yang sudah diterbitkan adalah total 7.440 izin dari 120 negara.
Diagram 1. 10 Besar Negara Asal Mahasiswa Asing Yang Menempuh Studi di Indonesia
untuk berbagai jenjang Pendidikan
37 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Diagram 2. 10 Besar Perguruan Tinggi tempat Mahasiswa Asing Menempuh Studi di
Indonesia untuk berbagai jenjang pendidikan
4. Pemeringkatan Kelembagaan
Kemenristekdikti bertanggungjawab atas penyelenggaraan Pendidikan Tinggi mencakup
pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan
koordinasi. Tanggung jawab tersebut hanya bisa dilakukan berdasarkan data yang valid dan
dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan hal tersebut, perguruan tinggi di
Indonesia wajib menyampaikan data dan informasi, memastikan kebenaran dan
ketepatannya melalui media yang telah disediakan (PD Dikti). Data-data tersebut harus
diubah sebagai informasi sebagai dasar bagi Kemenristekdikti untuk menentukan kebijakan
pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
Pada tahun 2018, terdapat penambahan satu komponen utama yaitu kinerja inovasi. Oleh
karena itu, komponen utama yang digunakan untuk menilai performa perguruan tinggi
Indonesia mencakup 5 (lima) komponen utama, yaitu: a) Kualitas SDM; b) Kualitas
Kelembagaan; c) Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan; d) Kualitas Penelitian dan Publikasi
Ilmiah, dan e) Kinerja inovasi. Indikator-indikator yang mencerminkan masing-masing
komponen utama tersebut terdapat beberapa perubahan/penambahan indikator sehingga
diharapkan komponen utama tersebut dapat lebih mencerminkan kondisi perguruan tinggi
Indonesia sesuai dengan cakupan pada masing-masing komponen utama tersebut.
Pada pengelompokan/klasterisasi tahun 2018 difokuskan kepada perguruan tinggi non
vokasi dengan penyesuaian indikator pada komponen utama aspek sumber daya manusia
tidak memasukkan rasio mahasiswa terhadap dosen karena data mahasiswa yang dimiliki
tidak baik untuk dijadikan variabel klasterisasi tahun 2018. Sedangkan 2 variabel lainnya,
presentase dosen berpendidikan S3 dan presentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan
guru besar tetap dimasukkan. Pada komponen aspek Kelembagaan, terdapat penambahan
variabel kerja sama perguruan tinggi. Sedangkan untuk komponen kemahasiswaan dan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak berbeda dengan variable yang
digunakan pada tahun yang lalu. Perubahan yang sangat signifikan dalam klasterisasi ini
38 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
adalah memasukkan Kinerja Inovasi sebagai salah satu komponen utama. Hal ini sangat
mendukung kebijakan Kemenristekdikti dalam hiliriasasi hasil riset ke sektor industri.
Sehubungan dengan penyesuaian indikator klasterisasi tahun 2018 ini, maka bobot setiap
komponen utama pun disesuaikan.
Dari hasil analisis terhadap data-data yang tersedia baik data pada Pangkalan Data
Perguruan Tingi (PD DIKTI) Kemenristekdikti, data-data yang dikeluarkan oleh unit utama
terkait pada Kemenristekdikti, maupun sumber-sumber lain yang relevan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Adapun perguruan tinggi non-vokasi yang masuk pada klaster1 terurut sesuai dengan
skornya adalah sebagai berikut:
39 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 3. Pemeringkatan Perguruan Tinggi
5. Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS)
Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) Tahun 2018 ini merupakan
kelanjutan dan penyempurnaan dari Program Hibah Kompetitif Percepatan Mutu
Perguruan Tinggi Swasta Sehat yang dilaksanakan padaTahun 2008 – 2010 dan Program
Hibah Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PHP-PTS) tahun 2010-2014 serta Program
PP-PTS sejak tahun 2015. Program Pembinaan PTS (PP-PTS) 2018 bersifat bantuan dan
merupakan salah satu program pada Ditjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Program PP-PTS mencakup semua PTS yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi. Pada PP-PTS 2018, pengusul proposal adalah Badan Hukum Nirlaba
Penyelenggara Perguruan Tinggi. Seleksi dan pelaksanaan kegiatan PP-PTS dilakukan oleh
Ditjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI.
Program ini bertujuan memfasilitasi dan mendorong perguruan tinggi swasta untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Secara khusus PP-PTS ditujukan untuk peningkatan
mutu pembelajaran melalui pemanfaatan sumber daya secara hemat dan bertanggung-
jawab. Beberapa peningkatan yang diharapkan adalah peningkatan kualitas proses
akademik melalui penyelesaian program akademik yang tepat waktu, masa studi yang
sesuai dengan kurikulum, pengurangan jumlah dropout, atmosfer akademik yang kondusif
terutama interaksi dosen dan mahasiswa, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya, baik yang
menyangkut sumberdaya manusia, rasio dosen mahasiswa, sumberdaya fisik (tingkat
utilisasi ruangan dan peralatan), sumberdaya uang (penekanan unit cost), dan sebagainya.
Bantuan yang diberikan berupa :
a. bantuan sarana/prasarana pendidikan dan
b. bantuan pembangunan gedung kuliah/laboratorium
Besaran usulan Bantuan PP-PTS tahun 2018 ini (maksimal) sebagai berikut :
o Universitas : Rp. 1.0 Milliar
o Institut : Rp. 1.0 Milliar
o Politeknik : Rp. 900 Juta
40 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
o SekolahTinggi : Rp. 750 Juta
o Akademi : Rp. 600 Juta
Sasaran penerima bantuan PP-PTS tahun 2018 adalah seluruh Perguruan Tinggi
Swasta(PTS) dibawah binaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) yang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Kemenristekdikti.
PTS yang dapat menerima bantuan ini adalah PTS yang berada pada kluster 4 dan 5 sesuai
Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.
2189/C/KEP/VIII/2017, tanggal 16 Agustus 2017.
Program PP-PTS 2018 telah berhasil melampaui target output PTS. Target output PTS
penerima bantuan PP-PTS 2018 adalah 100 PTS sedangkan total penerima bantuan PP-
PTS 2018 sebanyak 145 PTS (2 PTS terdampak bencana) yang berlokasi
diwilayahLLDIKTI I sampai dengan LLDIKTI XIV.
Tabel 13. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS
Tahun Target Realisasi Presentasi Ketercapaian
2016 50 76 152%
2017 100 130 130%
2018 100 145 145%
Grafik 3. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS
Tabel 14. Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS Berdasarkan Jawa dan Luar Jawa
(2018)
Daerah Jawa Non Jawa
Jumlah PTS 63 82
Prosentase 43% 57%
50
100 100
76
130145
TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Target dan Realisasi
Target Realisasi
41 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Grafik 4. Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS Berdasarkan Wilayah LLDIKTI
(2018)
Grafik 5. Jumlah PTS Penerima Bantuan Bangunan, Barang dan Bangunan &
Barang (2018)
75
79
12
1916
7
24
14
9
2
86
I I I I I I I V V V I V I I V I I I I X X X I X I I X I I I X I V
JUMLAH PTS PENERIMA BERDASARKAN WILAYAH LLDIKTI
0
20
40
60
80
100
120
140
BARANG BANGUNAN BARANG DAN BANGUNAN
129
133
Bentuk Bantuan
42 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Sosialisasi PP-PTS Tahun 2018 dilaksanakan dengan Target PTS yang berada diwilayah 3T
yang dibagi menjadi 4 Regional yaitu: Kupang, Ambon, Makassar dan Balikpapan.
Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi PP-PTS Tahun 2018 di Wilayah 3T Kupang dan Seleski
Presentasi PP-PTS 2018
Kendala pada program PP-PTS 2018 ini adalah PTS yang mendaftar dan lolos pada
presentasi gelombang I belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100 PTS,
sehingga harus membuka pendaftaran gelombang II dan III. Mundurnya penetapan
penerima bantuan yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Dirjen berakibat pada
mundurnya proses pengadaan barang. Monitoring terkait proses pengadaan barang
dilaksanakan dengan baik sehingga pelaksanaan proses pengadaan barang berjalan lancar
dan tidak ada yang mengalami gagal lelang.
Dampak dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan adanya bantuan berupa bantuan
sarana/prasarana pendidikan dan bantuan pembangunan gedung kuliah/laboratorium
diharapkan akan lebih meningkatkan mutu proses belajar mengajar pada PTS khususnya
klaster 4 dan 5. Selain itu, program pembinaan PTS ini dapat meningkatkan peringkat PTS
dan akreditasi prodi yang pada akhirnya dapat mendukung Indikator Kinerja Utama Dirjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu Perguruan Tinggi yang unggul.
6. Pembinaan Mutu Kelembagaan Perguruan Tinggi
A. Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin Perguruan Tinggi (bagi Pemimpin PTN)
Program peningkatan kapasitas pemimpin Perguruan Tinggi Negeri tahun 2018 adalah
kelanjutan dari program yang sama pada tahun 2017. Tujuan dari program ini adalah:
43 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
1) Meningkatkan kapasitas pimpinan perguruan tinggi dalam pengelolaan perguruan
tinggi
2) Memberikan gambaran nyata terhadap kemudahan/kesulitan/tantangan pengelolaan
perguruan tinggi berdasarkan pengalaman yang dihadapi para pimpinan Perguruan
Tinggi di Indonesia.
3) Memberikan penyegaran kembali terhadap wawasan dan gambaran tantangan
pengelolaan institusi pendidikan tinggi dalam konteks konstruksi baru pendidikan
tinggi Indonesia sesuai dengan UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para
peserta dalam mengelola perguruan tinggi; meningkatkan wawasan peserta dari sisi
pengetahuan dan pengertian terkait dengan isu-isu yang memengaruhi sektor pendidikan
tinggi; serta dapat meningkatkan kemampuan dalam memberikan perspektif yang luas
dalam mengelola dan memimpin sebuah institusi ilmu pengetahuan (knowledge-based
institution).
Pada tahun 2018, dilaksanakan dua workshop yang merupakan kelanjutan dari workshop
yang telah dilakukan pada tahun 2017, yaitu :
1) Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin PTN Tahap Penyampaian Rencana
Implementasi Perubahan
2) Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin PTN Tahap Penyampaian Kemajuan
Implementasi Perubahan.
Tahapan dari Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri tahun
2018 ini adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Mekanisme Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin
PTN
PERSIAPAN (Jan-Apr ’18)
WORKSHOP Tahap Penyampaian Rencana Implementasi Perubahan (Feb ’18)
WORKSHOP Tahap Penyampaian KemajuanImplementasi Perubahan (Juli ‘18)
EVALUASI dan Penyusunan Laporan (Agt-Des ‘18)
44 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Pelaksanaan Workshop adalah sebagai berikut:
No Acara Jumlah
Peserta
1 Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan
Tinggi Negeri Tahap Penyampaian Rencana
Implementasi Perubahan
24 orang
2 Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan
Tinggi Negeri Tahap Penyampaian Pelaksanaan
Implementasi Perubahan Kelompok Universitas
11 orang
3 Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan
Tinggi Negeri Tahap Penyampaian Pelaksanaan
Implementasi Perubahan Kelompok Politeknik
12 orang
Sebelum Penyelenggaraan Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan Tinggi
Negeri Tahap Penyampaian Rencana Implementasi Perubahan, peserta diminta untuk
menentukan area perubahan yang dipilih dan menyampaikan dokumen rencana
implementasi perubahan. Ada 6 area perubahan yang ditawarkan kepada peserta yaitu:
1 Keuangan 4 Pengelolaan Informasi
2 1. Penjaminan Mutu 5 Sarana Prasarana
3 SDM 6 Pengelolaan Lain-Lain
Penyelenggaraan Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri Tahap
Penyampaian Kemajuan Implementasi Perubahan dilaksanakan dua kali dengan
memisahkan pelaksanaan bagi kelompok Universitas dan Politeknik. Hal ini dilakukan agar
fasilitator dapat menggali lebih dalam terkait implementasi perubahan yang telah
dilaksanakan oleh peserta.
Output dari program peningkatan kapasitas pemimpin PT ini adalah 24 dokumen rencana
implementasi perubahan dimana pada tahun 2018 ini berhasil mencapai target 100%.
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah jadwal pelaksanaan workshop tahap IV
mundur dari yang telah dijadwalkan semula, karena sebagian besar peserta mengikuti
kegiatan di Taiwan sehingga perlu melakukan penjadwalan ulang dalam pelaksaan kegiatan
tersebut. Selain itu satu peserta Politeknik Negeri Ambon tidak mengikuti workshop IV
karena sudah tidak menjabat lagi dan tidak mendapatkan penugasan dari Direktur yang saat
ini menjabat.
45 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Berikut data peserta workshop dan fokus area perubahan yang dipilih:
No Perguruan Tinggi Area Pilihan
Keuangan Penja
minan
Mutu
SDM Pengelola
an
Informasi
Sarana
Prasarana
Pengelola
an Lain-
Lain
1 Politeknik Manufaktur Negeri
Bandung
√
2 Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung
√
3 Politeknik Maritim Negeri
Indonesia
√
4 Politeknik Negeri Ambon
√
5 Politeknik Negeri Balikpapan
√
6 Politeknik Negeri Lhokseumawe
√
7 Politeknik Negeri Madiun
√
8 Politeknik Negeri Madura
√
9 Politeknik Negeri Manado
√
10 Politeknik Negeri Pontianak
√
11 Politeknik Negeri Sriwijaya
√
12 Politeknik Negeri Tanah Laut
√
13 Politeknik Pertanian Negeri
Pangkajene Kepulauan
√
14 Universitas Bangka Belitung
√
15 Universitas Cendrawasih
√
16 Universitas Jambi
√
17 Universitas Lampung
√
18 Universitas Negeri Makassar
√
19 Universitas Negeri Padang
√
20 Universitas Negeri Yogyakarta
√
21 Universitas Samudra
√
22 Universitas Sriwijaya
√
23 Universitas Terbuka
√
24 Universitas Udayana
√
TOTAL 0 4 7 9 2 2
46 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 6. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin PTN
Sinergitas program ini terhadap kegiatan lain dapat dilihat pada gambar berikut:
Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin PTN diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan pemimpin dalam mengelola perguruan tinggi sehingga mampu membawa
perubahan pada institusinya ke arah yang lebih baik. Selain itu, dampak yang diharapkan
dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kerjasama antar perguruan tinggi
serta mampu meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia sekaligus mendukung
Indikator Kinerja Utama Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu Perguruan Tinggi yang
unggul.
Peningkatan Kapasitas Pemimpin Perguruan
Tinggi
Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi
Peningkatan
Perguruan Tinggi menuju World Class University
Peningkatan Akreditasi Prodi dan Institusi
Academic Excellent
•Meningkatnya kemampuanpemimpin perguruan tinggiuntuk dalam mengelolaperguruan tinggi
•Meningkatnya kemampuanpemimpin perguruan tinggidalam berpikir dan bertindak dalam kontekswawasan internasionalterkait dengan peranperguruan tinggi di era globalisasi
•Pemimpin perguruan tinggimemiliki kemampuanbersikap sebagai pemimpin
Economic Benefit
•Memberikan gambarannyata terhadapkemudahan/ kesulitan/ tantangan pengelolaanperguruan tinggiberdasarkan pengalamanyang dihadapi para pemimpin perguruan tinggidi Indonesia
•Pemimpin mampumembawa perubahan pada institusinya ke arah yang lebih baik
Social Impact
•Peningkatan MutuPendidikan Tinggi Indonesia
•Banyak terjalin kerjasamaantar perguruan tinggi
47 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 7. Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin PerguruanTinggi Negeri, Juli 2018
B. Program Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi
Program Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi dilaksanakan dalam bentuk
Pembimbingan Penyusunan/Perbaikan Statuta Perguruan Tinggi Swasta dengan target
output sebanyak 40 perguruan tinggi swasta (PTS) dengan melibatkan LL DIKTI. Kegiatan
ini juga merupakan rangkaian kegiatan dari kegiatan tahun 2017. Berdasarkan kesepakatan
dengan para Kepala LLDIKTI Wilayah I s.d. XIV (dahulu Kopertis) pada Rapat Koordinasi
pada tahun 2017, PTS yang dibimbing oleh Kemenristekdikti untuk 40 PTS ini adalah bagi
PTS di luar pulau Jawa.
Penyelenggaraan Pembimbingan Penyusunan/Perbaikan Statuta Perguruan Tinggi Swasta
bagi PTS lainnya akan dilanjutkan oleh LL DIKTI. Penyelenggaraan tahun ini diharapkan
dapat memberikan gambaran terkait pelaksanaan pembimbingan penyusunan statuta bagi
PTS kepada LL Dikti.
Program ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Persiapan dan Koordinasi
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka persiapan adalah penyusunan rencana kerja,
penetapan mekanisme pelaksanaan program dan Standar Lokakarya Penguatan Tata
Kelola Perguruan Tinggi Swasta yang telah disepakati bersama LLDIKTI.
2. Sosialisasi Program ke LL DIKTI dan PTS
3. Pembimbingan Penyusunan Statuta PTS yang dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu :
a) Tahap I: Workshop Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2018
b) Tahap II: Bimbingan Teknis Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Tahun
2018
c) Tahap III: Pembimbingan Lapangan Penyusunan/Perbaikan Statuta Perguruan Tinggi
Swasta Tahun 2018
4. Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Peserta dari tiap-tiap PTS yang wajib ikut serta dalam pembimbingan terdiri dari: unsur
Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi, unsur Pimpinan Perguruan Tinggi, dan unsur senat.
Berikut agenda pelaksanaan pembimbingan yang telah dilaksanakan:
48 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
KEGIATAN PELAKSANAAN
Sosialisasi Penyusunan Statuta PTS Juni 2017
Koordinasi dan Penyamaan Persepsi
antara penyelenggara dan fasilitator
penyusunan statuta PTS
25-26 Juli 2018
Workshop penyusunan statuta PTS
tahun 2018
Jakarta : 11-12 Agustus 2018
Bali : 25-26 Agustus 2018
Bimbingan teknis penyusunan statuta
PTS tahun 2018
Jakarta : 15-16 September 2018
Jakarta : 22-23 September 2018
Denpasar : 29-30 September 2018
Pembimbingan lapangan
penyusunan/perbaikan statuta
perguruan tinggi
Minggu ke III Oktober – Minggu Ke III
November 2018
Evaluasi dan penyusunan laporan November – Desember 2018
Output yang diharapkan dari program ini adalah 40 PTS peserta pembimbingan mampu
menyusun statuta dengan baik dan sesuai dengan konstruksi baru pendidikan tinggi
Indonesia serta mampu menyusun Pengaturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS.
Output dari program ini berhasil mencapai target 100% dimana 40 PTS telah menyampaikan
draft Statuta masing-masing. (data perguruan tinggi yang mengikuti pembimbingan
penyusunan statute PTS pada tahun 2018 pada lembar lampiran).
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembimbingan penyusunan statuta PTS ini adalah
Permenristekdikti tentang Pedoman tata cara Penyusunan Statuta PTS baru ditandatangi
bulan April 2018 dan disosialisasikan bulan Mei 2018. Sehingga pelaksanaan kegiatan baru
bisa dilaksanakan setelah permen tersebut diterbitkan.
Dampak baik dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari bagan berikut:
Gambar 8. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan Tata Kelola
Academic Excellent
•Peserta mampu menyusunstatuta dengan baik dan sesuai dengan konstruksibaru Pendidikan tinggi
•Peserta mampu menyusunPengaturan Badan Penyelenggara tentangStatuta PTS
•Meningkatnya mutukelembagaan perguruantinggi
Economic Benefit
•Perguruan tinggi memilkistatuta yang sesuai dengankonstruksi baru pendidikantinggi
Social Impact
•Mengurangi/mencegahterjadinya konflik di perguruan tinggi
49 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Sinergitas program ini terhadap kegiatan lain dapat dilihat pada gambar berikut:
Dengan memiliki statuta yang sesuai dengan konstruksi baru pendidikan tinggi maka mutu
kelembagaan perguruan tinggi akan meningkat dan sekaligus mengurangi/mencegah
terjadinya konflik di perguruan tinggi. Selain itu, dampak lain dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah diharapkan dapat meningkatkan akreditasi prodi dan institusi sekaligus mendukung
Indikator Kinerja Utama Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu Perguruan Tinggi yang
unggul.
Gambar 9. Penyamaan Persepsi Penyusunan Statuta PTS - Juli 2018
7. Pembinaan dan Pemberdayaan PTS
Pembinaan dan pemberdayaan PTS dilakukan guna mendukung salah satu IKP yaitu jumlah
perguruan tinggi yang berakreditasi A (unggul), peran yang diambil adalah dengan
melakukan pemeriksaan dan pendampingan kepada perguruan tinggi bermasalah.
Diharapkan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan PTS ini mengembalikan kondisi
perguruan tinggi yang sedang bermasalah menjadi sehat kembali, atau jika terpaksa
perguruan tinggi bermasalah dapat ditutup dan dicabut izinnya. Dampaknya terhadap IKP
jumlah perguruan tinggi yang berakreditasi A (unggul) memang tidak signifikan, namun
perguruan tinggi yang dikategorikan sehat pun tidak jarang mengalami masalah karena
Peningkatan Tatakelola Perguruan Tinggi
Peningkatan Mutu Kelembagaan Perguruan Tinggi
Peningkatan Akreditasi Prodi dan Institusi
Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi yang Baik
50 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
ketidaktaatan perguruan tinggi atau oknum tertentu terhadap peraturan yang ditetapkan yang
mengakibatkan akreditasi institusi perguruan tinggi tersebut turun yang otomatis
mengurangi capaian IKP Ditjen Kelembagaan.
Fokus pembinaan PT bermasalah untuk sehat kembali atau dicabut izinnya, baru aktif
bekerja mulai tahun 2016. Pada tahun 2016 subdit pengendalian berfokus kepada
pengaktifan 243 perguruan tinggi status non aktif yang disertai dengan pakta integritas dari
perguruan tinggi yang akan diaktifkan. Dari sekitar 200 perguruan tinggi yang diaktifkan
belum ada pendampingan, sehingga hanya terfokus untuk pemberian sanksi kepada
perguruan tinggi yang bermasalah. Pada tahun 2017, pemeriksaan perguruan tinggi
bermasalah masih terus dilakukan dengan hasil 59 perguruan tinggi yang mendapatkan
rekomendasi untuk diberikan sanksi administratif berat. Pada tahun 2018, fokus Subdit
Pengendalian lebih kepada perguruan tinggi bermasalah yang ingin disehatkan kembali dan
dicabut sanksinya, dan hasilnya ada 40 perguruan tinggi bermasalah yang sudah disehatkan
kembali dan dicabut sanksi administratif beratnya. Pada tahun 2018 capaian kegiatan yang
sudah dilaksanakan sebesar 90%, namun dalam hal realisasi anggaran hanya mampu
tercapai sebesar 70%.
Hambatan yang dihadapi oleh Subdit Pengendalian adalah minimnya sumber daya manusia,
karena dengan jumlah pegawai hanya 5 orang harus menangani puluhan masalah perguruan
tinggi, hal ini ditambahkan salah satu kepala seksi pindah ke Lembaga Layanan Dikti
Wilayah VIII sehingga semakin terbatas dalam hal sumber daya manusianya.
8. Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan Tinggi
Mulai tanggal 10 Agustus 2012 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (UU Dikti) telah menetapkan pola baru dalam perizinan pendirian perguruan tinggi,
perubahan perguruan tinggi dan pembukaan program studi. Proses pendirian perguruan
tinggi dan pembukaan program studi diatur lebih lanjut dengan Permenristekdikti Nomor
100 tahun 2016 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri,
serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Secara garis besar, izin perubahan PTS diusulkan oleh Badan Penyelenggara berbadan
hukum yang berprinsip nirlaba (selanjutnya disebut Badan Penyelenggara) kepada
Menristekdikti dengan mengajukan usul perubahan PTS yang memuat pemenuhan semua
persyaratan yang diuraikan di dalam buku ini. Kebenaran dan kelengkapan persyaratan
tersebut akan menentukan pemenuhan syarat minimum akreditasi dari PTS yang akan
diubah, atau pemenuhan syarat minimum akreditasi program studi (jika perubahan
PTS tersebut memerlukan pembukaan program studi baru). Evaluasi kecukupan tentang
pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pendirian PTS akan dilakukan oleh BAN-
PT, sedangkan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi program studi akan dilakukan
oleh BAN-PT atau LAM.
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, menangani usul perubahan pada
perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, perubahan tersebut yaitu:
51 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
A. Perubahan Perguruan Tinggi Negeri
Perubahan Perguruan Tinggi Negeri meliputi penataan organisasi dan tata kerja,
pembentukan fakultas/jurusan, perubahan nama PTN/Fakultas/Jurusan, Perubahan bentuk
PTN/PTKL, serta perubahan status PTS menjadi PTN (penegerian). Pada tahun 2018 ini
terdapat 60 (enam puluh) usulan perubahan perguruan tinggi negeri yang telah diproses dan
37 usulan telah direkomendasi oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
No Jenis Rekomendasi Jumlah
Usulan Rekomendasi
1 Penataan organisasi dan tata kerja 18 12
2 Pembentukan/Perubahan
Fakultas/Jurusan PTN
35 18
3 Perubahan Bentuk PTN/PTKL 4 4
4 Penggabungan Perguruan Tinggi
Kesehatan milik Pemerindah Daerah ke
PTN
3 3
Total 60 37
Hasil evaluasi usul perubahan PTN sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 yang
direkomendasikan:
TAHUN JUMLAH REKOMENDASI
PENATAAN
OTK
PEMBUKAAN/
PERUBAHAN
FAKULTAS/ JURUSAN
PERUBAHAN
BENTUK
PTKL
PENYATUA
N PT KESDA
2015 28 - -
2016 3 6 7 -
2017 3 2 2 9
2018 12 18 4 3
B. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengambil kebijakan
proses administrasi perubahan perguruan tinggi swasta dilakukan secara online atau digital
pada laman silemkerma.ristekdikti.go.id
Hasil evaluasi usul perubahan PTS sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 yang
direkomendasikan, sebagai berikut:
TAHUN JUMLAH REKOMENDASI
PERUBAHAN
BENTUK
PENGGABUNGAN
/PENYATUAN
PERUBAHAN
NAMA
PERUBAHAN
LOKASI
ALIH
KELOLA
2015 7 - 13 - 27
2016 11 - 5 - 18
2017 15 12 4 3 4
2018 24 28 7 1 6
52 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti pada tahun 2018 menerima dan mengevaluasi usul
perubahan PTS, sebagai berikut:
JENIS REKOMENDASI JUMLAH
USULAN REKOMENDASI
Perubahan Bentuk PTS 136 23
Penggabungan/Penyatuan PTS 83 27
Perubahan Nama PTS 14 7
Pindah Lokasi PTS 7 1
Alih Kelola PTS 17 6
USUL JUMLAH USUL
PERIODE
2018-1
PERIODE
2018-2
PERIODE
2018-3
PERIODE
2018-4
Perubahan Bentuk PTS 31 usul 31 usul 40 usul 34 usul
Perubahan Nama PTS 4 usul 1 Usul 5 usul 4 usul
Pindah Lokasi PTS 1 usul 2 usul 3 usul 1 usul
Alih Kelola PTS 3 usul 5 usul 5 usul 4 usul
Penggabungan/Penyatuan PTS 52 usul 7 usul 24 usul
C. Pembukaan program studi dalam rangka perubahan PTS
Untuk memenuhi syarat minimal jumlah program studi pada bentuk PTS yang dibentuk,
usul perubahan bentuk, penggabungan, dan penyatuan PTS disertai dengan pembukaan
program studi. Sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018, program studi yang
direkomendasi sejumlah:
TAHUN
Rekomendasi Pembukaan Program Studi
D1 D2 D3 D4
Magister
Terapan S1 S2 S3 Profesi Spesialis Total
2015 - - - 2 - 34 - - - - 36
2016 - - 3 1 - 50 - - 1 - 55
2017 - - - 5 - 46 - - 2 - 53
2018 - - - 2 - 93 - - 3 - 98
Dalam pelaksanaan proses penanganan usul Tata Kelembagaan Perguruan Tinggi yang
harus ditindak lanjuti, yaitu:
- Peraturan tentang organisasi perguruan tinggi belum diperbaharui dan disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi perguruan tinggi saat ini, maka Permendikbud No 139
tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Perguruan Tinggi perlu diperbaharui.
- Evaluasi online melalui sistem silemkerma, belum maksimal dan tepat waktu
dikarenakan keterbatasan jumlah evalualor dari berbagai bidang ilmu, untuk itu perlu
dilakukan recruitment evaluator untuk menambah jumlah dan pelatihan untuk
evaluator sehingga dapat mengevaluasi tepat waktu dengan hasil yang baik.
53 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
- Program studi yang diusulkan dalam rangka perubahan PTS belum seluruhnya
mendapatkan hasil evaluasi "Direkomendasi" sehingga usul perubahan PTS belum
dapat diproses lebih lanjut, untuk itu pelaksanaan Bimtek dan Sosialisasi Perubahan
PTS dan Pembukaan Prodi masih perlu dilakukan ditahun selanjutnya.
9. Rekomendasi Pendirian Perguruan Tinggi
Untuk mempercepat layanan usul pendirian perguruan tinggi baru sejak tahun 2015, usul
pendirian dilakukan secara online melalui http://silemkerma.ristekdikti.go.id dan
dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam waktu 1 tahun. Mulai pada tahun 2018 untuk
meningkatkan akses dan pelayanan perguruan tinggi, usul pendirian secara online dilakukan
sebanyak 4 kali dalam waktu 1 tahun. Sesuai Surat Edaran Menteri Ristekdikti Nomor
2/M/SE/IX/2017 tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi,
bahwa mulai tanggal 1 Januari 2017 diberlakukan moratorium terkait pendirian perguruan
tinggi baru, kecuali pendirian perguruan tinggi baru pada perguruan tinggi vokasi dan
Institut Teknologi.
Diagram 3. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru Program Akademik
Untuk pendirian perguruan tinggi, badan penyelenggara harus memenuhi persyaratan dari
segi kelembagaan dan program studi. Untuk segi kelembagaan, badan penyelenggara harus
memenuhi 3 aspek yaitu aspek hukum, aspek keuangan, dan aspek umum. Melalui usulan
online badan penyelenggara tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan, badan
penyelenggara yang usulannya belum memenuhi persyaratan disarankan untuk mengajukan
pendirian secara online pada periode berikutnya. Semua usulan yang diajukan melalui
sistem online dilakukan evaluasi dengan sistem first in first out. Mulai tahun 2017 pada
periode kedua, evaluasi dilakukan pertama kali terhadap pembukaan program studi. Setelah
pembukaan program studi direkomendasi, maka akan dilakukan evaluasi lapangan terhadap
usul pendirian perguruan tinggi. Evaluasi dari aspek kelembagaan dilaksanakan di lokasi
untuk mempercepat proses evaluasi usul pendirian perguruan tinggi.
Adapun kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan program ini yaitu Badan
penyelenggara calon perguruan tinggi belum paham benar mengenai persyaratan pendirian
perguruan tinggi terutama dalam penyusunan proposal.
16
11
22
34
JumlahRekomendasiPendirianPTBaruProgramAkademik
2015
2016
2017
2018
54 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
10. Rekomendasi Pembukaan dan Penutupan Program Studi
A. Rekomendasi Pembukaan Program Studi Pada Program Akademik
Mulai tahun 2015 proses usul pembukaan pembukaan program studi dilakukan secara daring
melalui silemkerma.dikti.go.id dalam waktu 1 kali periode pengusulan dan 1 kali periode
perbaikan, hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan layanan yang lebih efisien dan
akuntabel sehingga waktu pengusulan, penilaian dan pengumuman yang lebih terukur serta
keamanan dan kerahasiaan usulan lebih terjaga. Pada tahun 2015 juga diterapkan
pemenuhan akreditasi minimal pada pembukaan program studi sesuai amanat Undang-
Undang nomor 12 tahun 2012, sehingga format pengusulan dibuat menyesuaikan standar
(kriteria) akreditasi minimal yang ditetapkan bersama BAN-PT, hal ini dilakukan dalam
rangka memastikan bahwa program studi yang disetujui/direkomendasi bukan hanya dalam
rangka meningkatkan akses pendidikan tinggi tetapi juga dapat meningkatkan mutu
pendidikan tinggi di Indonesia secara umum. Pada tahun 2017 proses pengusulan
pembukaan program studi dilakukan dalam 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari-
Februari dan bulan Juli-Agustus serta ditiadakannya proses perbaikan usulan. Pada tahun
2017 juga diterapkan moratorium sesuai dengan Surat Edaran Menteri nomor 2/M/IX/2017
tanggal 6 September 2017 tahun pengusulan pembukaan program studi jenis Pendidikan
akademik yang tidak termasuk dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Pada tahun 2018 proses
pengusulan pembukaan program studi dilakukan 4 kali dalam waktu setahun yaitu pada
bulan Januari – Maret, April – Juni, Juli – September, dan Oktober – Desember dengan tetap
memperhatikan Surat Edaran Menteri Nomor 2/M/IX/2017 tanggal 6 September 2017.
Grafik 6. Jumlah Rekomendasi Pembukaaan Program Studi pada PT Akademik
44
0
0
1
4
0
0
16
406
35
9
13
520
193
599
338
331
66
152
82
32
21
22
11
10
310
834
442
428
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
2015
2016
2017
2018
Tah
un
2015 2016 2017 2018
Diploma I 4 4 0 0
Diploma II 1 4 0 0
Diploma III 16 40 6 35
Sarjana Terapan 9 13 5 20
Sarjana 193 599 338 331
Magister 66 152 82 32
Doktor 21 22 11 10
Jumlah 310 834 442 428
Jumlah Rekomendasi
55 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
B. Rekomendasi Pembukaan dan Penutupan Program Studi Pada Program Vokasi
Menghadapi tantangan industry 4.0 atau populer dikenal dengan era disrupsi teknologi
dimana perkembangan proses bisnis saat ini banyak dipengaruhi oleh bisnis digital, telah
membuat pelaku lembaga perguruan tinggi mulai mengembangkan diri dalam proses literasi
digital. Peningkatan kemampuan dan keterampilan diperlukan masyarakat untuk
menghadapi jenis - jenis pekerjaan yang akan digantikan oleh mesin dan otomatisasi,
laporan dari Mckinsey (WEF,2017) menyebutkan bahwa sekurangnya sekitar 45% dari jenis
pekerjaan yang ada saat ini akan digantikan oleh otomatisasi misalnya (petugas check-in,
petugas customer service dan teller, dsb). Oleh sebab itu, untuk memfasilitasi agar
terciptanya inovasi dalam hal pengembangan program studi. Berdasarkan kondisi tersebut
maka kebijakan pembukaan program studi pada tahun 2018, rekomendasi pembukaan
program studi baru masih diberikan untuk jenis STEM (Science, Technology, Engineering,
and Mathematics) sampai dengan waktu yang belum ditentukan.
Dalam hal layanan pembukaan program studi baru untuk jenis program profesi, Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi bersama dengan organisasi profesi
mengembangkan jenis program studi profesi untuk jenis program Profesi Guru, Profesi
Insinyur, Profesi Apoteker, Profesi Fisioterapi, Profesi Akuntan, Profesi Bidan, Profesi
Perawat, dan Profesi Dokter spesialis. Selain itu pembukaan program studi dengan modus
prodi jarak jauh (PJJ) untuk mengembangkan konsep open educational resourcess di
Indonesia dan pembukaan layanan rekomendasi program studi di luar kampus utama
(PSDKU) dalam rangka mendorong ketersediaan akses layanan pendidikan tinggi di daerah.
Proses evaluasi pembukaan dan penutupan program studi dilaksanakan oleh Direktorat
Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi bekerjasama dengan unit Layanan
Lembaga Pendidikan Tinggi (LLDikti) yang tersebar pada XIV (empat belas) wilayah di
Indonesia. Berdasarkan keseluruhan jenis layanan pembukaan program studi yang dibuka,
dapat digambarkan ketercapaian target rekomendasi program studi baru selama tahun 2015–
2018 sebagai berikut:
2015 2016 2017 2018
Target 400 400 405 400
Realisasi 459 334 380 411
400 400 405 400
459
334380
411
050
100150200250300350400450500
Jumlah Rekomendasi Pembukaan Prodi Baru
56 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Pada tahun 2018 proses penerimaan dan evaluasi usul pembukaan program studi
dilaksanakan selama 4 (empat) kali periode dalam setahun yang terbagi dalam 4 (empat)
kuartal melalui laman silemkerma.ristekdikti.go.id. Pada akhir tahun 2018 proses evaluasi
layanan program studi diupayakan untuk berjalan lebih cepat dengan melakukan revisi
persyaratan pembukaan program studi dan percepatan mekanisme evaluasi berdasarkan
ketersediaan jumlah dan kualifikasi calon dosen yang diusulkan.
Kendala Rekomendasi
1) Ketepatan waktu layanan antar
stakeholder dalam memproses
rekomendasi yang diberikan belum
memenuhi standar waktu yang
ditargetkan;
2) Masih terbatasnya jumlah evaluator
dan keragaman bidang ilmu sehingga
ada evaluator yang mendapat beban
penilaian berlebih;
1. Diperlukan pakta integritas antara
stakeholder yaitu Ditjen Kelembagaan
IPTEK dan DIKTI, BAN-PT, LAM-
PTKes, dan Biro Hukum dan Organisasi
terkait standar waktu layanan perizinan
pembukaan program studi.
2. Penyederhanaan instrumen akreditasi
minimal pembukaan program studi yang
sedang dilakukan niscaya dapat
mempercepat proses evaluasi
3. Penyamaan persepsi evaluator yang
dilakukan secara intensif diperlukan dalam
rangka meningkatkan ketepatan dan
kecepatan proses evaluasi Perekrutan dan
pelatihan evaluator baru dari berbagai
bidang ilmu yang belum tersedia bekerja
sama dengan kopertis sehingga terhimpun
evaluator untuk masing-masing kopertis
4. Penyempurnaan dan peningkatan fitur
pada sistem silemkerma.
Beberapa dampak (outcome) dari pelaksanaan layanan pembukaan dan penutupan prodi
untuk mendukung layanan kelembagaan perguruan tinggi yaitu :
Academic excellence peningkatan dan penataan lembaga perguruan tinggi sesuai
dengan jenis dan bentuk institusi;
Economic benefit meningkatkan keterampilan lulusan untuk bersaing dalam dunia
kerja khususnya dalam pendidikan vokasi dan profesi sesuai dengan jenjang dan jenis
yang diperlukan.
Social impact pembukaan dan penutupan prodi membantu menjaga kualitas
pendidikan tinggi untuk terus update dengan kebutuhan dunia usaha dan industry serta
menjaga supply jumlah lulusan terampil di daerah.
11. Layanan Program Studi Program Jarak Jauh
Pembukaan usul pembukaan program studi program jarak jauh diselenggarakan
berdasarkan Permendikbud Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
57 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Jarak Jauh Pada Perguruan Tinggi. Pembukaan program studi program PJJ dilakukan pada
periode 20161, periode 20182 dan periode 20183.
Pembukaan pada periode 20161 yang telah mendapatkan ijin penyelenggaraan adalah
sebagai berikut yaitu:
1. Pembukaan Program Studi Teknik Industri Program Sarjana pada Program PJJ di
Universitas Bina Nusantara yang berlokasi di Qatar
2. Pembukaan Program Studi Sistem Informasi Program Sarjana pada Program PJJ di
Universitas Terbuka yang berlokasi di Batam, Pangkal Pinang, Pontianak, Jember,
Kendari, dan Kupang.
Usulan pembukaan pada periode 2018 belum memenuhi persyaratan sehingga proses
evaluasi hanya sampai pada desk evaluation.
Pembukaan pada periode 20183 ada 4 usulan yang keempatnya sudah dilakukan evaluasi
lapangan namun harus memperbaiki usulan sebagai berikut:
1. Pembukaan Program Studi Pariwisata Program Sarjana pada Program PJJ di
Universitas Terbuka yang berlokasi di Pondok Cabe, Batam dan Ambon
2. Pembukaan Program Studi Studi Lingkungan Program Magister pada Program PJJ di
Universitas Terbuka yang berlokasi di Pondok Cabe, Padang, Serang, dan Pontianak
3. Pembukaan Program Studi Informatika Program Sarjana pada Program PJJ di
Universitas AMIKOM Yogyakarta yang berlokasi di Yogyakarta.
4. Pembukaan Program Studi Informatika Program Sarjana pada Program PJJ di
Universitas Telkom Bandung yang berlokasi di Bandung dan Makassar.
Kendala yang dihadapi dan rekomendasi yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan
program dan kegiatan Rekomendasi Pendirian Perguruan tinggi, secara prinsip hampir
sama, yaitu:
Evaluator memberikan hasil evaluasi melewati batas waktu yang telah ditentukan;
Masih terbatasnya jumlah evaluator dan keragaman bidang ilmu sehingga ada evaluator
yang mendapat beban penilaian berlebih;
Beberapa evaluator dinilai keliru untuk melakukan evaluasi terhadap dokumen usulan
pendirian sehingga menyebabkan adanya keberatan/klarifikasi terhadap hasil evaluasi
yang telah dilakukan;
Kurangnya evaluator yang memiliki standar yang baik untuk melakukan evaluasi secara
tepat waktu;
Perlunya diberikan workshop/bimbingan terhadap badan penyelenggara yang akan
mendirikan perguruan tinggi;
Perlunya dilakukan seleksi dan pembekalan terhadap calon evaluator agar hasil evaluasi
dapat dipertanggung jawabkan;
Kebijakan pemberhentian sementara (moratorium) pembukaan prodi jenis Pendidikan
akademik non-STEM;
Diperlukan pakta integritas antara stakeholder yaitu Ditjen Kelembagaan IPTEK dan
58 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
DIKTI, LAM-PTKes, dan Biro Hukum dan Organisasi terkait standar waktu layanan
perizinan pembukaan program studi;
Proses evaluasi pembukaan program studi dilakukan di LLDIKTI dan proses validasi
pemenuhan akreditasi minimal dilakukan di Ditjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI;
Penyempurnaan dan peningkatan fitur pada sistem silemkerma;
Untuk usul pembukaan program studi program PJJ, prodi tatap muka yang
diselenggarakan harus mendapatkan akreditasi Unggul, sedangkan bagi usul pembukaan
program studi program Doktor terkendala mengenai syarat guru besar yang memiliki
jurnal internasional bereputasi baik dari segi pengusul prodi maupun evaluator.
12. PDD Rintisan Akademi Komunitas
Kegiatan pelaksanaan program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas pada tahun
2018 difokuskan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap usulan program
studi di luar domisili sejalan dengan rencana implementasi program multi exit- multi entry
dimana jenjang program studi diploma diarahkan untuk dapat ditingkatkan kepada level
diploma empat dan diploma tiga. Konversi penyelenggaraan prodi di luar domisili rintisan
akademi komunitas kepada jenjang diploma empat dan diploma tiga diharapkan dapat
mampu menjawab kebutuhan lulusan pada level tersebut di daerah. Modus penyelenggaraan
program studi dapat dilakukan dengan modus penyelenggaraan program studi di luar
kampus utama (PSDKU) dengan pembiayaan secara mandiri dari dana masyarakat. Jumlah
program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas hingga akhir tahun 2018 yang
masih dikelola di perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
PDD - Rintisan AK Jumlah 2015 2016 2017 2018
Batch I (2012) 35 32 22 21 21
Batch II (2013) 27 27 16 14 11
Batch III (2014) 20 19 19 19 19
Batch IV (2015) 8 8 8 8 8
Jumlah 90 86 65 62 59
Lebih lanjut implementasi pendirian akademi komunitas di Kabupaten/Kota diharapkan
dapat diselenggarakan dalam bentuk perguruan tinggi swasta. Langkah ini sejalan dengan
tujuan akademi komunitas, yaitu sesuai UU 12 tahun 2012 pasal 81 ayat (2) bahwa pendirian
akademi komunitas dilaksanakan berbasis kebutuhan daerah untuk mempercepat kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat. Dalam masa moratorium pendirian perguruan tinggi negeri,
satker akademi komunitas belum dapat diusulkan dikarenakan terdapat beberapa kendala
yang dihadapi yaitu:
a. Tidak adanya pembiayaan untuk pendirian infrastruktur dan sarpras gedung selama
periode 2015 – 2019 khusus untuk pendirian satker baru, sehingga komitmen pendirian
satker tersendat;
59 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
b. Masih diberlakukannya moratorium penerimaan pns dan pendirian PTN, sehingga akan
mendatangkan kesulitan apabila satker PTN baru yang dirintis sejak lama didirikan
sehingga tidak ada kepastian dalam lanjutan pendirian akademi komunitas;
c. Perlu segera melakukan penyesuaian penyelenggaraan PDD pasca terbitnya
Permenristekdikti Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pembukaan, Perubahan, Dan
Penutupan Program Studi Di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi, sesuai dengan
pasal 11 pada ketentuan peralihan disebutkan bahwa PDD yang telah mendapat izin
menteri sebelum peraturan tentang PSDKU diterbitkan, harus melakukan penyesuaian
dengan peraturan yang terbaru paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak peraturan
PSDKU diterbitkan yaitu pada tahun 2020.
Sebagai alternatif, maka diperlukan langkah-langkah perubahan sebagai berikut:
Mengalihkan PDD rintisan akademi komunitas ke dalam PSDKU (program studi di luar
kampus utama) sesuai dengan kebutuhan jenjang dan program studi untuk mendukung
tenaga kerja di daerah saat ini dengan pembiayaan dari masing-masing perguruan
tinggi;
Mendorong pendirian akademi komunitas swasta dibawah Badan Hukum
Penyelenggara (PTS).
Pada tahun 2018 Layanan program studi di luar domisili yang diselenggarakan di perguruan
tinggi dengan teknis pelaksanaan anggaran pada Ditjen Kelembagaan Iptek dan Pendidikan
Tinggi adalah kegiatan operasional pelaksanaan perkuliahan program studi di luar domisili
rintisan akademi komunitas di Institut Pertanian Bogor. Seluruh pelaksanaan perkuliahan
tersebut telah diselenggarakan sejak tahun 2013 sesuai dengan izin Kepmendikbud Nomor
179/P/2013, yang pengelolaan anggarannya pada Dit. Pengembangan Kelembagaan
Perguruan Tinggi pasca disahkannya IPB sebagai Perguruan Tinggi berbadan Hukum di
Tahun 2014, maka secara prinsip tanggung jawab pengelolaan akademik dilaksanakan oleh
IPB. Beberapa aktivitas yang dilaksanakan pada kegiatan ini diantaranya:
Penyelenggaraan kuliah semester genap dan ganjil
Pelaksanaan bimbingan tugas akhir
Pelaksanaan praktek kerja lapangan
Pelaksanaan ujian semester dan ujian akhir
Pada tahun 2018 kegiatan penyelenggaraan PDD rintisan Akademi Komunitas di Institut
Pertanian Bogor adalah PDD di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Aceh
Tamiang. Sehubungan dengan kebijakan perubahan PDD rintisan akademi komunitas
menjadi PSDKU maka PDD rintisan Kabupaten Kepulauan Yapen dilaksanakan pada tahap
phasing out, yaitu tahun terakhir penyelenggaraan pasca tidak direkomendasinya kedua
kabupaten tersebut untuk diusulkan menjadi satker akademi komunitas negeri disebabkan
belum dapat dipenuhinya calon dosen dan tenaga pendidik sebagai persyaratan pendirian
satker. Dengan demikian, pada tahun selanjutnya penyelenggaraan PDD rintisan Akademi
Komunitas di Institut Pertanian Bogor hanya dianggarkan untuk PDD Rintisan Akademi
Komunitas di Kabupaten Aceh Tamiang.
60 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
13. Revitalisasi PendidikanTinggi Vokasi
Kegiatan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi merupakan salah satu kegiatan prioritas
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang dilaksanakan untuk mendukung
kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia lulusan vokasi di perguruan tinggi.
Pengembangan pendidikan politeknik bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas
lulusan agar mampu merespon percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis pada
pengembangan wilayah sesuai dengan potensinya. Menghadapi tantangan proyeksi bonus
demografi pada level usia produktif, pendidikan jenis vokasi diyakini dapat memfasilitasi
kebutuhan peningkatan keterampilan yang berbasis kompetensi/terapan. Untuk memperkuat
sistem pendidikan tinggi vokasi, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi telah
menetapkan 12 politeknik pilot project dalam rangka uji coba penyesuaian kurikulum dual
system dan teaching factory. Pemilihan daftar politeknik pilot project berdasarkan pada
penyebaran tanggungjawab daerah, potensi dan tantangan daerah, basis kompetensi yang
merata, kemampuan politeknik untuk direvitalisasi dan kondisi khusus dimana industri
utama berada. Keduabelas politeknik yang ditugaskan ini diharapkan menjadi rujukan dalam
pengembangan sistem pendidikan tinggi vokasi yang bermitra dengan dunia usaha dan dunia
industri. Tujuan pelaksanan kegiatan Revitalisasi tahun 2017 – 2019 adalah:
a. Meningkatkan relevansi pendidikan politeknik dengan kebutuhan industri pengguna
lulusannya.
b. Mendorong keunggulan spesifik di masing-masing politeknik sesuai potensi daerahnya
c. Mengkinikan metode pembelajaran, keperluan pembelajaran, dan pemberian sertifikat
kebisaan/kompetensi disamping pemberian ijazah/Diploma
d. Meningkatkan nilai tawar untuk bekerjasama dengan industri dan dengan institusi
sejenis dari negara maju.
e. Meningkatkan efisiensi sistem pembelajaran dengan memanfaatkan materi latihan
menjadi produk bernilai ekonomis (teaching industry).
Mengembangkan kurikulum dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan politeknik
termasuk peningkatan sarana prasarana, peralatan laboratorium dan peningkatan kapasitas
dosen;
1. Membangun dan menerapkan program pendidikan dual system;
2. Membangun dan menerapkan program teaching factory;
3. Menyiapkan tenaga pengajar/dosen dari industri;
4. Mengembangkan Lembaga Sertifikasi Profesi – Tempat Uji Kompetensi (LSP/TUK);
5. Program Sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa dan alumni politeknik;
6. Retooling/Magang di Luar Negeri bagi dosen politeknik negeri dan swasta.
61 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Perkembangan politeknik peserta program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi tahun 2018
adalah sebagai berikut:
No. Perguruan Tinggi Program Studi Tahun
Implementasi Magang Perkuliahan
1. Politeknik Negeri
Lhokseumawe
D3. Pengolahan Migas 2012 V
D4. Teknologi Kimia
Industri
2017 V
2. Politeknik Negeri
Batam
D3. Perawatan Pesawat
Udara
2017 V
D3. Teknik Elektronika
Manufaktur
2017 v (TF)
3. Politeknik
Manufaktur Negeri
Bandung
D3. Teknik Mekanik
Umum
1994 v
(DS+TF)
D4. Teknik Mesin &
Manufaktur
2014 v (DS+TF)
4. Politeknik Maritim
Negeri Indonesia
D3. Ketatalaksanaan
Pelayaran Niaga Dan
Kepelabuhanan
2017 V
D3. Kepelautan 2017 V
5. Politeknik Negeri
Malang
D4. Elektronika 2018 v (TF)
D3. Teknik Kimia 2018 v (TF)
6. Politeknik
Elektronika Negeri
Surabaya
D3. Teknik Elektro
Industri
2018 V
D3. Teknik Elektronika 2018 V
7. Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya
D3. Teknik Permesinan
Kapal
2017 v (TF)
D3. Teknik Disain &
Manufaktur
2017 V
8. Politeknik Negeri
Jember
D4. Teknik Produksi Benih 2017 V
D3. Produksi Ternak 2017 V
9. Politeknik Negeri
Banjarmasin
D3. Teknik Mesin 2017 V
D3. Teknik Listrik 2017 V
10. Politeknik Negeri
Samarinda
D4. Rekayasa Jalan &
Jembatan
2017 V
D3. Teknik Alat Berat 2017 V
11. Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep
D3. Penangkapan Ikan 2018 v (TF)
D3. Perkebunan 2018 V
12. Politeknik Negeri
Ambon
D3. Teknik Mesin 2018 v (TF)
D3. Teknik Listrik 2018 V
62 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Pengembangan teaching factory dan penguatan sarana praktek pembelajaran yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
No. Perguruan Tinggi Program Studi Lab/Workshop and TEFA
Developments
1. Politeknik Negeri
Lhokseumawe D3. Pengolahan Migas Pengembangan laboratorium
untuk Oleokimia dan Biodiesel D4. Teknologi Kimia Industri
2. Politeknik Negeri
Batam D3. Perawatan Pesawat Udara
Pengembangan Teaching Factory
untuk Manufacturing of
Electronics dan Perawatan
Pesawat Udara
D3. Teknik Elektronika
Manufaktur
3. Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung
D3. Teknik Mekanik Umum Pengembangan Teaching Factory
untuk Teknik MesinManufaktur
untuk Advance Manufacturing
Proses dan Sistem Otomasi
Manufaktur
D4. Teknik Mesin & Manufaktur
4. Politeknik Maritim
Negeri Indonesia
D3. Ketatalaksanaan Pelayaran
Niaga Dan Kepelabuhanan
Pengembangan Sistem Simulasi
Electronic Data Interchange (EDI)
Kepabeanan D3. Kepelautan
5. Politeknik Negeri
Malang
D4. Elektronika Pengembangan Teaching Factory
teknik kimia untuk pengolahan
bahan pangan D3. Teknik Kimia
6. Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya
D3. Teknik Elektro Industri Pengembangan laboratorium
elektronika industri D3. Teknik Elektronika
7. Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya
D3. Teknik Permesinan Kapal Pengembangan workshop Desain
& Manufaktur kapal D3. Teknik Disain &
Manufaktur
8. Politeknik Negeri
Jember
D4. Teknik Produksi Benih Pengembangan green house untuk
teknik produksi benih D3. Produksi Ternak
9. Politeknik Negeri
Banjarmasin
D3. Teknik Mesin Pengembangan Laboratorium
Teknologi Mekanik untuk
mendukung pertambangan dan
pengembangan laboratorium untuk
teknik listrik dan elektronika dasar D3. Teknik Listrik
10. Politeknik Negeri
Samarinda
D4. Rekayasa Jalan & Jembatan Pengembangan alat laboratorium
Rekayasa Jalan dan Jembatan D3. Teknik Alat Berat
11. Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep
D3. Penangkapan Ikan Pengembangan Peralatan
Laboratorium Navigasi
Penangkapan Ikan dan
laboratorium green house D3. Perkebunan
12. Politeknik Negeri
Ambon D3. Teknik Mesin
Pengembangan peralatan
laboratorium untuk mendukung
Teknik mesin dan listrik untuk
industry
63 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Retooling Kompetensi Vokasi Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi
Disamping pelaksanaan pilot project pengembangan politeknik di tanah air, Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi juga berupaya untuk memberikan bantuan
peningkatan keahlian kepada dosen dan mahasiswa di politeknik melalui skema beasiswa.
Program Retooling Kompetensi Pendidikan Tinggi Vokasi adalah suatu program
peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk dosen dan mahasiswa di program pendidikan
tinggi vokasi. Program ini merupakan kombinasi antara pelatihan kompetensi dan sertifikasi
serta magang di lembaga pendidikan dan industri yang sesuai dengan kompetensi yang
diikuti. Informasi program ini dapat diakses di laman: retoolingvokasi.ristekdikti.go.id.
Berdasarkan hasil seleksi pelaksanaan program beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen
pendidikan tinggi vokasi dan sertifikasi kompetensi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi
untuk tahun 2017 – 2018 adalah sebagai berikut:
No Sertifikasi/
Retooling
Tahun Realisasi
Peserta Skema Kompetensi
1
Sertifikasi
kompetensi
mahasiswa
bidik misi
2017 1.153
71 kompetensi (Bidang Pariwisata, Bidang Rekayasa, Bidang
tata niaga, Bidang pertanian, Bidang perkebunan, Bidang
elektronika dan manufaktur, serta Bidang IT). Penyelenggara
sertifikasi kompetensi dilakukan oleh 12 Politeknik Negeri.
2018 1.688
96 kompetensi (Bidang Pariwisata, Bidang Rekayasa, Bidang
tata niaga, Bidang pertanian, Bidang perkebunan,).
Penyelenggara sertifikasi kompetensi dilakukan oleh 13
Politeknik Negeri.
2
Retooling
dosen Luar
negeri
2017 131
Oil & Gas LNG operation, Drilling operation, Electrical Power
System, Marine, Aquaculture, Agriculture & Agrifood
processing, Farming, Plant production & Technology, Water
Safety & Quality, Didactic & methodology on subject of
Aircraft technician / maintenance, Didactic & methodology on
subject of Industrial Production / Automation. Penyelenggara
sertifikasi kompetensi dilakukan oleh 6 perguruan tinggi di 4
negara yaitu Belanda, Swiss, Austria, dan Kanada.
2018 211
11 Kompetensi (Marine transfortation, Civil Engineering,
Livestock, Oil and Gas, Farming, Food Processing, Solar Cell
Engineering, PLC Engineering, IOT Application Application
Programing, Big Data Analysis And Cyber Security,
Nursing).Negara tempat penyelenggaraan adalah Amerika,
Australia, Korea dan Singapura
3
Sertifikasi
dosen Dalam
Negeri
2017 169
20 Kompetensi yang diuji (Oracle Certified Associate (OCA)
Database, Oracle Certified Associate (OCA) Java SE 8,
International Certificate in Occupational Safety and Health,
MikroTik Certified Network Associate, Instrumentasi Industri
(PLC & HMI), Certified Labview Associate Developer,
Perancangan dan Pengembangan Produk Manufaktur,
Rekayasa Kontrol Mesin Industri, Rekayasa Teknologi Mesin
CNC, Cisco Certified Network Assc. (CCNA) 1 & 2, TEKLA
64 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
No Sertifikasi/
Retooling
Tahun Realisasi
Peserta Skema Kompetensi
Foundation, Certified Data Centre Professional (CDCP),
Certified Security Analysis (ECSA), Cloud Computing
Analyze, Autodesk Certified User, Autodesk Certified
Professional, Welding Inspector (WI), Welding engineer
(WE), International Eletrical Installation & Maintenance,
Health & Safety. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di 8
pergruuan tinggi bekerjasama dengan industry dan penerbit
lisensi.
2018 268
16 kompetensi (Bidang Rekayasa Mekatronika, Bidang
Pangan dan olahannya, Bidang logistic dan transportasi,
Bidang Kontrol dan Elektronika, Bidang konstruksi, Bidan
dan pariwisata). Sertifikasi diselenggarakan di 6 Politeknik
Negeri, 1 Politeknik Swasta dan 1 PerguruanTinggi
- Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Bidik Misi PT Vokasi
Kualitas lulusan perguruan tinggi akan menentukan kualitas tenaga kerja yang mengisi
berbagai formasi dilingkungan industri dan masyarakat. Saat ini pemerintah melalui
Kemeristekdikti telah menetapkan bahwa lulusan perguruan tinggi selain menyandang
ijasah sebagai capaian akademik dalam bidang studi yang ditekuninya juga dibekali dengan
sertifikat kompetensi guna membantu dalam mempercepat penempatan lulusan sehingga
meningkatkan tingkat employability (keterserapan di industri) dan bekerja sesuai dengan
kompetensi yang dikuasainya. Kompetensi ini dinyatakan dengan kepemilikan sertifikat
kompetensi dari suatu lembaga yang diakui/terakreditasi (kredibel). Untuk di Indonesia,
lembaga yang menaunginya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang saat ini
bekerjasama dengan Pendidikan Tinggi membentuk berbagai Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP) P1/P3 beserta Tempat Uji Kompetensi (TUK)nya.
Direktorat Jenderal Kelembagaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memberikan Beasiswa
Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi tahun anggaran 2018 ini.
Beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi dengan
target jumlah sebanyak 1200 orang dari seluruh PT Vokasi di Indonesia. Dengan demikian
mahasiswa tersebut ketika lulus selain mendapatkan ijasah diploma juga mendapatkan
Sertifikat Kompetensi bidang sesuai skema yang diikuti yang dapat dituangkan dalam Surat
Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), dengan tujuan agar mereka mampu bersaing dalam
meraih pekerjaan di kancah global.
Program sertifikasi mahasiswa bidik misi di tahun 2018 dilaksanakan oleh 13 Politeknik
Negeri yang telah memiliki LSP P1 dengan cara menawarkan skema kompetensi yang
dimiliki melalui web https://retoolingvokasi.ristekdikti.go.id/ pada menu sertifikasi
kompetensi mahasiswa penerima bidik misi. Masing-masing politeknik penyelenggara
menyertakan deskripsi skema yang ditawarkan, persyaratan peserta untuk tiap bidang
kompetensi dan rencana jadwal pembekalan dan uji kompetensinya. Semua proses
65 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
pendaftaran yang dilakukan oleh admin bidikmisi asal PT mahasiswa pendaftar dilakukan
melalui web retooling. Proses seleksi dengan mempertimbangkan kuota pagu jumlah peserta
per paket skema kompetensi (1 paket skema 15 mahasiswa) dilakukan juga melalui web
retooling. Peserta adalah mahasiswa bidikmisi dari PT Vokasi dengan persyaratan semester
4 untuk mahasiswa jenjang D3 dan semester 6 untuk mahasiswa jenjang D4. Peserta
sertikom dari mahasiswa bidikmisi PT Vokasi non Politeknik banyak berasal dari
Universitas Negeri Yogyakarta dan UGM. Dari hasil pelaksanaan uji kompetensi per skema
bidang, kelompok didasarkan pada bidang prioritas revitalisasi politeknik, disajikan pada
grafik di gambar 5 dengan jumlah skema terbanyak pada bidang konektivitas di dalamnya
terdapat bidang akuntansi, pajak, ict, pcb, plc, adm perkantoran, sipil, pengelasan, dan
kimia. Berikutnya skema bidang ketahanan pangan ditawarkan oleh 3 Politeknik: Politeknik
Negeri Jember, Politeknik Negeri Pangkajane Kepulauan dan Politeknik Negeri Lampung.
Dalam jumlah yang tidak banyak terdapat bidang kompetensi pariwisata, dan ketahanan
energi. Adapun hasil uji kompetensinya bergantung dari level kompetensi yang ditawarkan
jika merupakan kompetensi dasar yang telah didapatkan mahasiswa dalam perkuliahan di
tingkat dasar dapat dipastikan kelulusan 100% sedang kan bidang kompetensi keahlian yang
tidak terdapat di mata kuliah terdapat mahasiswa yang belum kompeten. Kendala yang
disampaikan oleh penyelenggara pembekalan dan ujikomp ini adalah miss komunikasi
dengan peserta mahasiswa eksternal PT yang pada jadwal yang telah ditetapkan tidak hadir
pada sertikom.
Grafik 7. Hasil Sertikom Mahasiswa Bidikmisi TA 2018 Berdasarkan Skema
Bidang
Adapun performa hasil sertifikasi mahasiswa bidikmisi TA 2018 dari 13 Politeknik
Penyelenggara dapat dilihat pada gambar 6. Politeknik Negeri Menado (375), Politeknik
Ujung Pandang dan Politeknik Jember masing-masing dengan 185 peserta, Politeknik
Negeri Pangkep (161), Politeknik Negeri Banjarmasin (141), Politeknik Negeri Semarang
(120) dan Politeknik Negeri Lhokseumawe (117) sebagai Politeknik dengan jumlah peserta
di atas 100 mahasiswa, Adapun hasil uji kompetensi yang diperoleh dengan jumlah
mahasiswa yang belum kompeten < 10 mahasiswa terdapat 5 Politeknik yaitu Politeknik
Negeri Bali (K=47, dan BK = 0), Politeknik Negeri Lampung (K=78, BK=2), Politeknik
Negeri Jember (K=182, BK = 3), Politeknik Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Batam
K E T A H A N A N P A N G A N ( P E R T A N I A N , P E R I K A N A N , P E R K E B U N A N )
K E T A H A N A N E N E R G I ( L I S T R I K )
K O N E K T I V I T A S ( A K U N T A N S I , P A J A K , I C T , P C B , P L C , A D M …
P A R I W I S A T A ( R E C E P S I O N I S , F O O D B A V E R A G E )
K E S E H A T A N ( T I D A K A D A S K E M A Y A N G D I T A W A R K A N )
L O G I S T I K ( T I D A K A D A S K E M A Y A N G D I T A W A R K A N )
315
87
1191
105
0
0
301
81
1004
99
0
0
14
6
187
6
0
0
Jumlah Peserta Kompeten Belum kompeten
66 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
masing-masing sama dengan BK = 7 mahasiswa. Adapun Politeknik dengan jumlah
prosentase BK terbanyak pada Politeknik Negeri Kupang, penyebabnya karena LSP P1 dari
Politeknik Negeri Kupang baru mendapat Lisensi di 2018 sehingga dalam tata laksana uji
kompetensi masih perlu jam terbang untuk mendapat capaian output yang lebih baik.
Grafik 8. Hasil Sertikom Mahasiswa bidikmisi TA 2018 Berdasarkan 13 LSP P1 Politeknik
Penyelenggara
Adapun data pembiayaan untuk pelaksanaan pembekalan dan uji kompetensi mahasiswa
penerima bidik misi ini berkisar Rp. 3 jt – Rp 4 jt per mahasiswa. Pagu anggaran yang
disediakan untuk Sertikom Mahasiswa Bidikmisi TA 2018 sebesar Rp 9 M, terserap realisasi
sebesar Rp. 6,736,861,000 dikarenakan pendanaan perjalanan dinas peserta eksternal
banyak yang tidak terserap karena koordinasi jadwal pelaksanaan dengan dengan PT asal
mahasiswa yang turut serta mengurus pemberangkatan peserta eksternal kurang, sehingga
peserta eksternal banyak yang gagal berangkat dan digantikan dengan peserta internal PT,
sehingga pendanaan perjalanan dinas dan akomodasi bersisa.
- Retooling dosen Luar Negeri
Retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi di luar negeri pada tahun 2018
dilaksanakan di 5 (lima) Negara dengan 11 bidang kompetensi yang mewakili 4 dari 5
Bidang Prioritas yaitu: Energi, Pangan, Konektivitas dan Kesehatan. Rincian dari masing-
masing negara beserta bidang kompetensinya yaitu di Canada dengan1 bidang kompetensi
(Konektivitas); di Amerika Serikat dengan 1 bidang kompetensi (Energi); di Singapura
dengan 4 bidang kompetensi (Konektivitas, Kesehatan dan Pangan), Korea dengan 3 bidang
kompetensi (Konektivitas dan Energi) dan Australia dengan 2 bidang kompetensi
(Konektivitas dan pangan).
Tercatat sebanyak 476 orang pendaftar untuk 11 bidang kompetensi dengan kuota sebesar
227 orang yang ditawarkan oleh 6 Institusi penyelenggara di luar negeri. Namun setelah
melalui proses seleksi, yang dapat dinyatakan lulus dan memenuhi kriteria untuk mengikuti
47
141
99
75
185
36
80
117
375
77
161
120
185
47
120
92
68
182
24
78
80
324
54
150
103
163
0
21
7
7
3
12
2
37
51
23
11
17
22
P O L I T E K N I K N E G E R I B A L I
P O L I T E K N I K N E G E R I B A N J A R M A S I N
P O L I T E K N I K N E G E R I B A T A M
P O L I T E K N I K N E G E R I J A K A R T A
P O L I T E K N I K N E G E R I J E M B E R
P O L I T E K N I K N E G E R I K U P A N G
P O L I T E K N I K N E G E R I L A M P U N G
P O L I T E K N I K N E G E R I L H O K S E U M A W E
P O L I T E K N I K N E G E R I M A N A D O
P O L I T E K N I K N E G E R I P A D A N G
P O L I T E K N I K N E G E R I P A N G K E P
P O L I T E K N I K N E G E R I S E M A R A N G
P O L I T E K N I K N E G E R I U J U N G P A N D A N G
Peserta Kompeten Belum Kompeten
67 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
program Retooling di luar negeri sebanyak 215 orang dosen PT Vokasi dari seluruh wilayah
di Indonesia. Tingkat ketercapaian (achievement) setelah melalui ujian (assessment) sesuai
bidang kompetensi yang diikuti, secara keseluruhan mencapai 99 %.
Tabel 15. Profil Program Retooling di Luar Negeri
No Penyelenggara Bidang
Kompetensi
Jumlah Kompeten
Tidak
Kompeten %
Bidang
Prioritas Kuota Realisasi
1 University of
New Foundland,
Canada
1. Maritime
Transportation
12 11 11 0 100% Konektivitas
2 Melbourne
Polytechnic,
Australia
1. Civil Engineering
(road and bridge
maintenance)
15 14 14 0 100% Konektivitas
2. Livestock 15 15 15 0 100% Pangan
3 University of
Texas, Austin,
USA
1. Oil and Gas 30 27 26 1 96.30% Energi
4 Ngee Ann
Polytechnic,
Singapore
1. Farming 25 23 23 0 100% Pangan
5 Nanyang
Polytechnic,
Singapore
1. Food Processing 25 16 16 0 100% Pangan
2. Big Data
Analytics and Cyber
Security
40 39 39 0 100% Konektivitas
3. Nursing
Pedagogy and
Updates in Medical-
Surgical Nursing
15 20 20 0 100% Kesehatan
6 Koreatech, Korea 1. Solar Cell
Engineering
15 15 15 0 100% Energi
2. PLC
Engineering
15 15 14 1 93.33% Konektivitas
3. IoT Application
Programing
20 20 20 0 100% Konektivitas
- Retooling dosen Dalam Negeri
Penyelenggara retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi di dalam negeri
diselenggarakan oleh 9 institusi yang mencakup 18 bidang kompetensi dengan sertifikasi
kompetensi internasional dan mewakili 4 bidang prioritas utama yaitu, konektivitas, energi,
pangan dan kesehatan. Jumlah pendaftar keseluruhan sebanyak 695 orang dosen PT Vokasi
di seluruh Indonesia dengan kuota untuk bidang kompetensi yang ditawarkan sebanyak 317
orang. Setelah melalui proses seleksi, yang dapat dinyatakan lulus dan memenuhi kriteria
untuk mengikuti program Retooling di dalam negeri sebanyak 272 orang dosen PT Vokasi.
Dari hasil uji kompetensi guna mendapatkan sertifikat kompetensi bertaraf internasional,
maka yang dinyatakan kompeten dan berhak mendapatkan sertifikat kompetensi sebanyak
262 orang atau mencapai 88 % tingkat kelulusan.
Kompetensi dan jumlah peserta yang ikut dalam pelatihan retooling kompetensi vokasi
dosen pendidikan tinggi vokasi di dalam negeri dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
68 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel 16. Institusi Penyelengara, Bidang Kompetensi dan Capaiannya
No Penyelenggara
Bidang Kompetensi
(Sertifikat Kompetensi
Internasional)
Jumlah Peserta
Kompeten Belum
Kompeten
%
Kelulusan Bidang
Prioritas
Kontrak
Realisasi
1. Politeknik
Manufaktur
Bandung
1. Perancangan dan
Pengembangan Produk
Manufaktur (Autocad
Fusion)
16 16 16 - 100% Konektivitas
2. Rekayasa Kontrol Mesin
Industri
14 14 14 - 100%
3. Karakteristik Material
Teknik 15
15
14
- 100%
2. Seafast Center -
LPPM IPB
1. Pengelolaan Cara
Produksi Pangan Olahan
yang Baik
12
12
12
100% Pangan
2. Pengelolaan Higiene dan
Sanitasi Makanan
12
12
11
1
92%
3. Penyusunan Dokumen
Sistem HACCP
12
12
11
1
92%
3. Politeknik Pos
Indonesia
1. Logistik dan Transfortasi 17
17
17
-
100%
Konektivitas
4. Politeknik
Negeri Batam
1. International Electrical
Installation and
Maintenance
12
12
12
-
100%
Energi
5. Politeknik
Mekatronika
Sanata Dharma
1. CSWA (Certified
Solidworks Associate)
20
20
20
-
100%
2. Mekatronika (FESTO) 20
20
18
2
90%
6. Politeknik
Elektronika
Negeri
Surabaya
1. Oracle Certified
Associate (OCA) DBA
(Database Administrator)
22 22 4 11
18%
Konektivitas
2. Oracle Certified
Associate (OCA) Web
Application Server
Administrator
13 13 5 8
38%
3. ACU (Autodesk Certified
User) plus Exam
Preparation
15 15 15 0
100%
7. Politeknik
Negeri Jakarta
1. Ahli Madya K3
Konstruksi
17 17 17 - 100% Konektivitas
8 Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
1. Welding Inspector BNSP 18 18 18 - 100% Energi
2. Welding Inspector
(CSWIP)
18 18 9 9 50%
9
IBI (Ikatan
Bidan
Indonesia)
1. Pelatihan APN (Asuhan
Persalinan Normal)
16 16 16 - 100% Kesehatan
2. Resusitasi Neonatus 33 33 33 - 100%
69 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 10. Dokumentasi peserta retooling dosen PT Vokasi di Luar Negeri
Khusus untuk penyediaan bantuan pendanaan sertifikasi pendidikan tinggi vokasi bagi
mahasiswa Pendidikan tinggi vokasi penerima beasiswa Bidikmisi, program beasiswa harus
diambil di kampus yang terdekat yang mempunyai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan
Tempat Uji Kompetensi (TUK), program ini dilaksanakan dengan model penyelenggaraan
sebagai berikut:
1. diperuntukkan bagi mahasiswa aktif peserta beasiswa bidikmisi Pendidikan tinggi
vokasi di lingkungan Kemenristek Dikti;
2. dilaksanaan di Perguruan Tinggi yang telah disepakati antara Diretkorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti dengan Pendidikan tinggi vokasi di dalam Negeri yang
mempunyai LSP/TUK dan dosen penguji/Asesor Kompetensi yang sesuai peraturan;
3. ruang lingkup pelatihan yang dilakukan adalah:
a. pelaksanaan pelatihan jangka pendek untuk persiapan uji kompetensi mahasiswa;
b. pelaksanaan uji kompetensi untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi;
c. pelaporan hasil uji untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
Pelaksanaan pemberian beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi
vokasi dan kegiatan pemberian beasiswa sertifikasi kompetensi mahasiswa bidikmisi
pendidikan tinggi vokasi tidak terlepas dari berbagai kendala diantaranya:
Pelaksanaan waktu yang singkat mulai dari persiapan, penyusunan sistem, persyaratan
dan prosedur kedua program beasiswa mengakibatkan program tersebut harus dimulai
pada semester II Tahun 2017 yaitu mulai bulan Agustsu 2017;
Waktu pelaksanaan kegiatan yang bersamaan dengan pelaksanaan kuliah sehingga
peserta beasiswa sulit menyesuaikan dengan pelaksanaan.
70 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 11. (searah jarum jam): (1) pelatihan oil and gas di Petex, University of Texas, (2)
pelatihan maritime di Marine Institute St. John, (3) pelatihan livestock di Melbourne Polytechnic,
(4) pelatihan Nursing pedagogy di Nanyang Polytechnic, Singapura, (5) pelatihan railways
engineering technology di Chengdu, China, dan (6) pelatihan solar cell di Koreatech, Cheonan,
Korea Selatan.
Gambar 12. (searah jarum jam): pelaksanaan pelatihan di (1) Politeknik Negeri Jember (2)
Politeknik Negeri Bali (3) Politeknik Negeri Kupang (4) Politeknik Negeri Jakarta (5) Politeknik
Negeri Manado (6) Politeknik Negeri Ujung Pandang
Beberapa dampak (outcome) dari pelaksanaan kegiatan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi
yaitu:
Academic excellence peningkatan kualitas pendidikan tinggi vokasi di politeknik, dan
penguatan kerjasama dengan mitra pembelajaran di industry.
71 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Economic benefit peningkatan kualitas lulusan pendidikan tinggi vokasi berbasis
keterampilan
Social impact peningkatan kualitas dan kapabilitas dosen pendidikan tinggi vokasi.
14. Penyelenggaraan Prodi untuk mendukung bidang energi di Maluku
Menindaklanjuti program pembangunan program untuk mendukung bidang energi di
Maluku, Ditjen Kelembagaan Iptekdikti ikut serta membantu dalam penyediaan sumber
daya manusia di Maluku yang dapat menunjang program pembangunan industri migas di
Blok Masela. Rencana pembangunan kilang LNG (gas alam cair) di Blok Masela, Maluku
baik onshore ataupun offshore yang diprediksikan akan menyerap tenaga kerja cukup besar.
Kebijakan untuk membuka program studi baru di Maluku diarahkan agar nantinya
masyarakat setempat dapat ikut serta dalam pengelolaan sumberdaya di daerahnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dit. Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi telah
melakukan telaah usul terhadap usul Pembukaan prodi baru dari Politeknik Negeri Ambon
dan Universitas Patimura dengan hasil sebagai berikut:
1. Rekomendasi pembukaan program studi Teknik Rekayasan Sistem Kelistrikan Migas
program Diploma Empat dan program studi Teknologi Rekayasa Sistem Mekanikal
Migas program diploma empat, di Politeknik Negeri Ambon
2. Rekomendasi pembukaan program studi Teknik Geofisika program sarjana dan program
studi Teknik Perminyakan progam sarjana di Univ. Pattimura
Kendala yang dihadapi dalam pembukaan prodi baru bidang energi di Maluku yaitu sebagai
berikut:
1. Pembukaan program studi disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia
pada Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti;
2. Diperlukan dukungan kepastian investasi di Blok Masela, agar proses pembelajaran
dapat disupport oleh industri sekitar dan lulusan dapat memiliki kesempatan kerja di
wilayahnya.
3. JUMLAH TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG MATURE
Pembangunan Taman Sains dan Teknologi memiliki fungsi sebagai center of excellence
(kerjasama dunia usaha/swasta-Pemerintah-Perguruan tinggi) bertujuan memperkuat daya saing
industri manufaktur nasional yang fokus pengembangannya disesuaikan dengan potensi sektor
yang sedang berkembang di kabupaten/kota terkait.
STP digunakan sebagai sarana untuk menginisiasi dan mengalirkan pengetahuan dan
teknologi diantara lembaga litbang, universitas dan industri. STP memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya industri-industri berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses ‘spin-off’
disamping menyediakan jasa-jasa bernilai ekonomi tinggi dalam suatu kawasan yang dilengkapi
fasilitas berkualitas tinggi.
STP yang dibentuk dan dikembangkan di beberapa daerah yang difasilitasi oleh
Kemenristekdikti adalah (1) Solo Techno Park, (2) Sragen Techno Park, (3) Kalimantan Utara
Science Park, (4) Papua Barat, (5) Sumbawa, (6) Kaur (Bengkulu), (7) Sumatera Selatan, (8)
72 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Riau, (9) MSTP Jepara. Disamping 9 STP tersebut, pada tahun 2016-2017 Kemenristekdikti
menambah 6 (enam) lokasi baru STP yang dikembangkan dari 5 Universitas (IPB, ITB, Unpad,
UGM dan ITS) serta satu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember. Pada tahun 2018
Kemenristekdikti menambah pengembangan STP di 3 lokasi yaitu STP Universitas Andalas di
Padang, Sumatera Barat, STP Universitas Indonesia, di Depok, Jawa Barat dan STP Pusat
Penelitian Kelapa Sawit di Medan, Sumatera Utara.
Untuk mengukur kinerja Kawasan Sains Teknologi dilakukan pengukuran tingkat
maturitas. Tingkat maturitas akan mencerminkan tingkat keberhasilan pengelolaan sesuai
dengan rencana induk dan rencana aksi sehingga menghasilkan kinerja awal dan secara
berkesinambungan diharapkan dapat terus mencapai kinerja yang mandiri.
Ukuran maturitas kinerja disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang diemban masing-
masing Kawasan Sains (Science Park), Kawasan Teknologi (Techno Park) dan Kawasan Sains
Teknologi (N-Science Technology Park). Kawasan Sains dinyatakan mandiri (mature) apabila
telah menghasilkan teknologi yang siap untuk diterapkan dalam lingkungan industri yang
sebenarnya (Tingkat Kesiapan Teknologi ≥ 7). Sementara itu, Kawasan Teknologi dinyatakan
mandiri (mature) apabila kondisi kinerjanya telah menghasilkan usaha baru secara
berkesinambungan. Adapun untuk Kawasan Sains dan Teknologi dapat dikatakan mature
apabila telah memperlihatkan kinerja awal berupa (a) melaksanakan riset secara
berkesinambungan, (b) menghasilkan perusahaan pemula, dan (c) mampu menarik industri ke
kawasan.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi antar Kementerian/Lembaga yang memfasilitasi
pembangunan KST, disepakati target capaian Jumlah Kawasan Sains dan Teknologi yang
mature pada tahun 2019 adalah sebanyak 22 KST.
Economic benefit dan Social impact Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi/ Science
Techno Park
Dari kriteria pengukuran tingkat maturitas yang ditetapkan, tercermin bahwa hasil teknologi
yang siap diterapkan di industri sesuai dengan kebutuhan industri, hal ini menggambarkan
keunggulan iptek dari Kawasan Sains dan Teknologi.
Kriteria yang memperlihatkan kinerja berupa tumbuhnya perusahaan pemula berbasis teknologi
dan layanan teknologi kepada industri akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
penumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta peningkatan daya saing industri
nasional, yang pada akhirnya memberikan dampak sosial yang besar bagi masyarakat Indonesia,
khususnya pada masyarakat dilingkungan STP tersebut berada.
Hal ini tergambarkan juga pada outcome, impact dan benefit pengembangan Kawasan Sains dan
Teknologi:
OutcomeOnlnklnklnlknlkn Outcome Impact
1. Jumlah PPBT yang dihasilkan.
2. Jumlah tenaga kerja terampil di
kawasan (knowledge worker)
3. Total Pendapatan Kawasan
4. Total pendapatan Startup di Kawasan
1. Peningkatan Nilai Bisnis (Business
valuation)
2. Peningkatan lapangan kerja baru
3. Kontribusi terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
73 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
5. Kontribusi pendapatan/
pengembangan IPTEK bagi lembaga
induk (perguruan tinggi) (khusus
KST universitas)
4. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
5. Peningkatan TKDN produk inovasi
kawasan
Benefit
1. Memacu pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan kesempatan lapangan
kerja,
2. Penumbuhan IKM,
3. Peningkatan produktivitas industri berbasis teknologi
4. Peningkatan daya saing nasional
CAPAIAN MATURITAS KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Matriks 1. Capaian Maturitas STP Tahun 2015-2018
Berdasarkan evaluasi perkembangan KST/STP Indonesia yang telah dilakukan oleh 7 (tujuh)
Kementerian/LPNK, ditetapkan 19 (sembilan belas) lokasi KST yang dinyatakan mature.
Dari 19 STP/SP/TP yang mature, 3 (tiga) dicapai di akhir tahun 2018., yaitu:
1. Sumatera Selatan Techno Park, TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru
berkesinambungan dan melayani industri
Tahun 2015
•Solo Techno Park
•NSTP Puspiptek
•Bandung Techno Park
•STP LIPI Cibinong
•STP Batan Pasar Jumat
•STP BB Padi SukamandiSubang
Tahun 2016
•Solo Techno Park
•NSTP Puspiptek
•Bandung Techno Park
•STP LIPI Cibinong Techno Park
•STP Batan Pasar Jumat
•BB Sukamandi Subang
•MSTP Jepara
•IPB STP
•ITB STP
•Unpad STP
•UGM STP
•ITS STP
Tahun 2017
•Solo Techno Park
•Bandung Techno Park
•Cimahi Techno Park
•Bantaeng Techno Park
•Batam Techno Park
•NSTP Puspiptek
•LIPI Cibinong Techno Park
•NSTP Batan Pasar Jumat
•BB Sukamandi Subang
•MSTP Jepara
•IPB STP
•ITB STP
•Unpad STP
•UGM STP
•ITS STP
•Puslit Koka Jember
Tahun 2018
•Solo Techno Park
•Bandung Techno Park
•Cimahi Techno Park
•Bantaeng Techno Park
•Batam Techno Park
•NSTP Puspiptek
•LIPI Cibinong Techno Park
•NSTP Batan Pasar Jumat
•BB Sukamandi Subang
•MSTP Jepara
•IPB STP
•ITB STP
•Unpad STP
•UGM STP
•ITS STP
•Puslit Koka Jember
•PPKS Medan
•Sumsel TP
•Sragen TP
74 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
2. Sragen Techno Park, TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru berkesinambungan
dan melayani industri;
3. STP – PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) di Medan, merupakan STP yang telah
melaksanakan riset secara kesinambungan, menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi (PPBT) dan melayani industri;
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian perkembangan STP mature telah mencapai
target IKU yang telah ditetapkan sebanyak 19 STP, hingga prosentase capaian kegiatan menjadi
100%.
Tabel 17. Capaian Jumlah Kawasan Sains dan Teknologi yang Mature
Tahun 2015-2018
KST/STP Mature TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
Target 6 14 16 19 22
Realisasi 6 12 16 19 -
Prosentase 100 % 85.71% 100% 100% -
STP merupakan wahana sinergi kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi guna
mewujudkan ekonomi berbasis inovasi dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas). STP
dalam pelaksanaannya melibatkan aktor Triple Helix Model - ABG (Academician-Business-
Government) serta ketersediaan unsur Source of technology, humanware, software, dan
hardware dalam mendukung kinerja yang dilakukan oleh masing-masing STP. Aktor dan
keempat unsur tersebut menjadi kunci utama kesuksesan pengembangan STP:
(1) Source of Technology, merupakan lembaga-lembaga penghasil teknologi, riset dan inovasi
sebagai proses awal untuk melakukan proses komersialisasi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan industri. Pada STP mature, dukungan sumber teknologi sangat kuat
terutama STP yang diinisiasi atau berada dalam lingkungan universitas yang telah mapan
seperti: IPB, ITB, Unpad, UGM, ITS, Undip dan Lembaga penelitian sebagai penghasil
teknologi seperti Puslit Kopi dan Kakao Jember dan PPKS Medan.
(2) Humanware, sumber daya yang terlibat dalam pengembangan STP diisi oleh sumberdaya
manusia yang berkualitas. Sumberdaya manusia yang menjalankan aktivitas
pengembangan STP (baik pengelola, tenant, dan pihak lainnya) yang dapat terlihat dari
manajerial yang baik.
(3) Software, unsur ini menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh suatu
STP, serta menyangkut dengan sistem dan kebijakan yang mewadahi pengembangan STP
di dalamnya dan menjadi petunjuk dalam pengembangan STP ini. STP-STP yang telah
mature, umumnya telah memiliki sistem dan kebijakan yang baik dalam menjalankan
kegiatan STP, serta memiliki kerjasama (jejaring) yang baik dengan pihak lain, terutama
industry.
75 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
(4) Hardware, unsur ini terkait dengan infrastruktur dan juga sarana prasarana lainnya yang
akan dimanfaatkan dalam pengembangan STP di Indonesia. Lokasi dan infrastruktur yang
tersedia dengan baik akan mendukung semua sumberdaya dalam STP dapat berjalan
dengan baik pula, dan tentunya hal ini harus didukung dengan pendanaan yang baik dan
mandiri. Dalam hal ketersediaan infrastruktur yang baik dan mendukung, STP-STP mature
umumnya telah memiliki kecukupan fasilitas seperti gedung pengelola, gedung inkubator
atau tenant, laboratorium dan fasilitas lainnya seperti perlengkapan kantor dan fasilitas
sarana prasarana lainnya yang cukup baik.
Berdasarkan hasil penilaian maturitas STP yang ada di Indonesia, keberhasilan 19 (Sembilan
belas) STP mature dinilai dari capaian mereka berdasarkan output/outcome yang dihasilkan oleh
STP tersebut, yang sangat ditentukan oleh efektivitas dan sinergitas ABG dalam melaksanakan
peran dan fungsinya serta kecukupan dan ketersediaan empat unsur utama di STP.
PROFIL 11 STP YANG MATURE (yang di fasilitasi pengembangannya oleh
Kemenristekdikti, dari capaian total 19 STP yang Mature):
UGM Science Techno Park (STP)
UGM STP Bidang Kesehatan ini sedang dibangun di Padukuhan Babadan, Purwomartani,
Kalasan, Sleman Yogyakarta. Pengembangan fisik tahap II tahun 2018 dibangun gedung
pengelola dan gedung produksi herbal.
Gambar 13. Gedung Pengelola UGM Science Techno Park (STP)
Kampus induk UGM beserta fasilitas laboratorium dan infrastruktur pendukung yang ada
sekarang ini dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai pusat inovasi utama dalam kerangka
Science Park, sedangkan implementasi spasial untuk teknologi dan inovasi yang akan digulirkan
di area terpisah di luar kampus induk dalam kerangka Techno Park.
STP UGM yang dikelola oleh Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi menjalin
kerjasama dan bersinergi dengan para pemangku kepentingan (pemerintah dan dunia usaha)
76 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
atau mitra strategik lainnya. Beberapa kemitraan STP UGM dengan pihak industri antara lain
dengan PT. PHAPROS, dan PT. KIMIA FARMA.
Gambar 14. Skema hilirisasi produk inovasi melalui kerjasama triple-helix
Selanjutnya, UGM menjadikan inovasi bidang kesehatan sebagai langkah pertama
pengembangan UGM STP yang didasari atas keyakinan bahwa Pengembangan Industri Farmasi
dan Alat Kesehatan secara mandiri di Indonesia dapat menjadi “lokomotif” inovasi dan
teknologi terapan untuk peningkatan kualitas kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Fakta
empirik mengindikasikan bahwa 97,2% produk alat- alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia
dipenuhi dengan cara impor. Rencana pengembangan produk inovatif berbasis riset unggulan,
khususnya produk kesehatan (alat kesehatan, farmasi, makanan sehat) di UGM diharapkan
menjadi model inovasi yang mengadopsi pendekatan triple-helix, yaitu kolaborasi antara
akademia dan industri dalam menggulirkan hasil inovasi ke masyarakat dengan dukungan dari
pemerintah (pusat dan daerah).
Teknologi/ Inovasi yang telah dihasilkan UGM STP dalam lingkup awal ini direncanakan akan
memfasilitasi 4 produk unggulan hasil riset UGM, yaitu: INA Shunt, NPC Strip, CeraSpon dan
INA Stent.
ITB Innovation Park
Melalui Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB telah dirintis inisiasi
pembangunan “Technology and Science Park” yang diberi nama “ITB Innovation-Park”. LPIK
77 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
ITB merupakan lembaga yang didirikan untuk mendorong pemanfaatan hasil-hasil penelitian
atau inovasi para peneliti, dosen dan mahasiswa ITB. Untuk mendorong inovasi, LPIK ITB
berupaya melakukan berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi diantaranya
program pengembangan kewirausahaan, kesadaran pada hak kekayaan intelektual, dan
membangun ekosistem inovasi yang diwujudkan secara kelembagaan dalam bentuk divisi-divisi
dalam organisasi LPIK.
Gambar 15. Tampak Luar Brosur IIP Gedebage dan Peletakan Batu pertama
pembangunan gedung STP ITB Ganesha
Pada saat ini, kerjasama dengan pihak industri juga sudah dilakukan secara parsial, misalnya
dengan Indosat, Microsoft, PT Chevron, Korean International Cooperation Agency, dsb. Untuk
itu kebutuhan innovaton centre dan inkubasi sebagai wahana kolaborasi dengan pihak lain yang
terintegrasi masih dibutuhkan.
ITB Innovation Park akan memberikan manfaat ekonomi bagi bangsa sehingga ekonomi
berbasis teknologi menjadi sebuah kenyataan. ITB Innovation Park akan menjadi titik temu
bagi applied research, yang merupakan muara dari basic research dan industry research,
dengan proyek komersialisasi, melalui proses incubation, market test, dan proses transisi
menuju mass production. ITB Innovation Park merupakan pusat inkubasi dari inovasi-inovasi
yang akan diluncurkan ke pasaran, maupun menjadi tempat test products bagi industri-industri
yang terlibat.
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka implementasi dan transfer teknologi
pada industri yaitu Adsorben Desulfurisasi Gas Dan Proses Pembuatannya. Proses Pembuatan
Katalis Pengolahan Hidro Yang Selektif Pada Penjenuhan Olein dan Penyingkiran Senyawa
Nitrogen Dalam Umpan Hidrokarbon dan Produk Yang Dihasilkan dari proses tersebut.
Komposisi Ekstrak Etanol Jahe (Zingiber o cinale) dan Ekstrak Etanol Mengkudu (Morinda
citrifolia) Sebagai Anti Tuberkulosis.
78 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Berikut calon anchor industry yang berpotensi kerjasama dengan ITB Innovation Park.
Science Techno Park Universitas Padjadjaran
KST Unpad terletak di Kampus Unpad Jatinangor, sangat sesuai untuk pengembangan sains dan
teknologi yang memerlukan persyaratan alam terbuka, aman, dan menyatu dengan kampus utama tempat
berfungsinya fakultas, laboratorium dan pusat-pusat studi di lingkungan Universitas Padjadjaran.
Gambar 16. Gedung Pengelola STP Unpad
79 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
KST Unpad memiliki empat divisi layanan, yaitu divisi layanan teknis, divisi layanan
pengembangan teknologi, divisi layanan inkubasi bisnis teknologi dan divisi layanan pendukung.
Divisi layanan teknis melayani pelatihan, peragaan, konsultasi teknis dan informasi; divisi layanan
pengembangan teknologi melayani desain teknologi, purwarupa, managemen kelayakan
intelektual dan konsultasi hukum, divisi layanan inkubasi bisnis teknologi melayani dukungan
teknologi dan managemen bagi perusahaan pemula berbasis teknologi; dan divisi layanan
pendukung melayani fasilitas produksi skala terbatas, ruang kantor, ruang konferensi/ seminar/
pameran.
Fokus KST UNPAD adalah teknologi hijau dan kesehatan dengan 4 (empat) cluster, yaitu
agrobisnis, herbal & medical Science and Technology, nano teknologi dan sumber daya air.
Teknologi/inovasi yang telah diimplementasikan oleh KST Unpad antara lain:
a. Pupuk Bion Up: Lisensi sudah diberikan ke PT. Pupuk Kujang dan sudah diproduksi massal;
b. Rantai Pasok Pasar Terstruktur: sudah diimplementasikan oleh kelompok tani Katata yang
bermitra dengan Hero Swalayan;
c. E- strategic mapping: Sudah diimplementasikan di Prov Jabar, e-performance (tunjangan kinerja
pegawai) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kota Cimahi;
d. Buku Bahasa Indonesia bagi penutur asing: sudah digunakan di 5 negara. yaitu Thailand,
Polandia, China, Perancis, dan Jerman;
e. Ubi Jalar Awachy sudah diimplementasikan oleh PT. Indowooyang (eksportir produk olahan
ubi jalar) dan Uji lapangan untuk komersialisasi bibit ubi jalar dengan PT. Indowooyang;
f. Ubi Cilembu: telah dilakukan uji lapangan untuk komersialisasi;
g. Teh Dia: teh untuk suplemen penderita diabetes;
h. Heryaki Powder: probiotik untuk pakan Unggas dan Ruminansia;
i. Cabe Padjadjaran: benis cabe bersertifikat anti penyakit;
j. Amorina: masker wajah dari sprulina;
Kelebihan/ keunggulan/keberhasilan KST Unpad antara lain:
a. Mitra utama dengan pemerintahan di Jawa Barat dengan program ASUP Jabar;
b. Lokasi strategis dalam zona ekonomi kreaitf (regional Bandung, Sumedang, Jawa Barat);
c. Memiliki inventor yang cukup banyak dan Unggul;
d. PTNBH memungkinkan leluasanya dalam penggunaan anggaran;
e. Sudah memiliki mitra industri baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain dengan:
Shanghai Neobay Ventrure Capital Co.Ltd.,National Taiwan Univeristy of Science and
Technology, Wadhawani Foundation India dan Block 71 Bandung;
f. Seluruh produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan sustainable (berbasis teknologi hijau);
Solo Techno Park
Solo Techno Park merupakan kawasan terpadu menggabungkan dunia industri,
perguruan tinggi, riset terapan, pelatihan kompetensi, dan inkubasi bisnis teknologi. Solo
Techno Park memberikan layanan pendidikan pelatihan di bidang aplikasi praktis industri
seperti program pelatihan mekanik manufaktur, pengelasan, mekanik garmen, automasi, desain
manufaktur, Informasi Teknologi (IT/elektronik), dan energi. Layanan lain dari Solo Techno
Park adalah meningkatkan kewirausahaan dan inovasi melalui layanan inkubasi dan penyebaran
layanan konseling yang ekstensif, baik dalam konteks teknis dan operasional untuk ekonomi
80 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
lokal. Dari beberapa layanan tersebut, pelatihan pengelasan dalam air dan mekanik manufaktur
merupakan produk unggulan dari Solo Techno Park.
Gambar 17. Gedung Solo Techno Park
Dalam rangka pengembangan teknologi yang berpotensi untuk dikomersialkan, Solo Techno
Park telah melakukan upaya-upaya pengembangan teknologi. Upaya tersebut berupa Pelayanan
Pengembangan Teknologi atau Pelatihan terkait yang pernah dilakukan, yang meliputi desain
produk; pelatihan, uji specimen, uji kompetensi, pembuatan mesin, purwarupa/prototyping,
perizinan dan konsultasi hukum, kepada berbagai klien, baik perusahaan maupun perguruan
tinggi dan sekolah. Pengembangan teknologi juga dilakukan dengan penguatan jejaring dengan
stakeholder (perguruan tinggi, kementerian/lembaga, perusahaan besar dan kelompok
masyarakat) untuk suplai hasil inovasi ke Solo TP, melalui riset bersama, penggunaan fasilitas
bersama dan konsultasi.
Dalam rangka menumbuhkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Solo Techno
Park telah melakukan serangkaian kegiatan berupa (a) Inkubasi Bisnis Teknologi, dan (b)
Pelatihan dan Pemagangan. Semenjak tahun 2015, Solo Techno Park telah melakukan program
pra-inkubasi bisnis sebanyak 26 kelompok tenant, dan program Inkubasi binis sebanyak 25
tenant tersebut dilakukan baik secara in-wall maupun outwall. Solo Techno Park telah
menghasilkan 23 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). PPBT yang telah dihasilkan
tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 85 orang. PPBT yang dihasilkan tersebut
bergerak dalam bidang rekayasa manufaktur, ICT, Obat-Obatan, material maju dan teknologi
pangan.
Solo TP saat ini sedang berkerjasama dengan perusahaan dan lembaga dalam mengembangkan
teknologi yaitu antara lain:
KERJASAMA YANG SAAT INI DILAKSANAKAN OLEH SOLO TECHNOPARK
No Kerjasama Ruang Lingkup tentang Tahun
1 POLTEK ATMI Pengembangan Teknologi dan Peningkatan
Sumber Daya Manusia 2013
81 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
KERJASAMA YANG SAAT INI DILAKSANAKAN OLEH SOLO TECHNOPARK
No Kerjasama Ruang Lingkup tentang Tahun
2 Pusdiklat Kemenperin Pengembangn Kapasitas SDM dibidang
teknologi manufaktur – Program 3 in 1 2018
3
LPPM UNS, UNISRI,
POLTEK ATMI< UMS<
UNISRI
Hilirisasi Hasil Riset Perguruan Tinggi,
Peningkatan SDM dan Pemanfaatan Bersama
sarana prasarana
2016
4 PT. Arta Surya Indotama Pengembangan Industri Perakitan Lampu LED 2017
5 Industries Conectivity Pengembangan Diklat Design Manufaktur 2018
6 PT. Prosan Alam Hijau Pengembangan produksi dan Perakitan
kendaraan listrik
2018
( proses)
IPB Science Park
PT. Bogor Life Science and Technology merupakan perusahaan holding/induk yang dimiliki
oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Bergerak dalam pengembangan komersialisasi hasil riset
dan inovasi IPB. IPB Science Techno Park merupakan kawasan untuk mendukung
pengembangan dan komersialisasi hasil inovasi produk dan jasa bidang pertanian tropis, pangan
dan bio-sains dengan dukungan infrastruktur, bisnis, dan teknologi. IPB Science Techno Park
tertuang dalam rencana strategus BLST dan mulai dirintis pada bulan Juli 2014. Didirikan
sebagai salah satu bisnis pendukung dari tiga kelompok bisnis inti, yakni certified Training,
consulting services dan innovation products.
BLST adalah perusahaan induk (holding) yang berfungsi untuk menjalankan semua kegiatan
IPB dalam bidang bisnis termasuk komersialisasi inovasi yang dihasilkan dari riset-riset yang
diselenggarakan di kampus hijau itu. Khusus untuk komersialisasi inovasi dijalankan dibawah
anak perusahaan yang bernama IPB Science Techno Park (IPB STP). Ada empat aktivitas utama
yang berjalan didalamnya. Pertama, komersialisasi riset dan pengembangan produk. Kedua,
inkubasi bisnis teknologi. Ketiga, pelatihan, konsultasi dan workshop. Keempat, pilot plant
untuk produksi skala start up untuk inovasi yang akan diuji pasar. Tak hanya itu, IPB STP juga
menyediakan layanan pendukung bagi para pelaku industri yang membutuhkan laboratorium
untuk biomedicine, bioteknologi dan food Technology.
Sejak tahun 2015 – 2016, IPB STP telah menghasilkan beberapa inovasi yang berhasil
dikomersilkan diantaranya adalah teknologi Budidaya Jenuh Air di lahan pasang surut untuk
produksi kedelai hitam Malika yang digunakan oleh PT. Unilever Indonesia, substrat vaksin
polio untuk produksi vaksin polio Bio Farma, benih pepaya calina, vaksin flu burung, enzim
rekombinan polimerrasi dan transporter untuk perkebunan sawit. Masing-masing inovasi
tersebut ada yang dikembangkan dengan membangun perusahaan patungan (joint venture),
misalnya vaksin flu burung dikembangkan lewat PT IPB Shigeta Animal Pramachetical yang
merupakan perusahaan patungan IPB dan sebuah perusahaan asal Jepang. Ada juga yang
dikomersilkan dengan sistem royalti dan atau yang dikembangkan sendiri oleh BLST, seperti
benuh pepaya Calina dan beras analog yang dijual lewat gerai ritel BLST, Serambi Botani yang
tersebar di 14 mal di Indonesia.
Hasil-hasil riset yang akhirnya terpilih untuk dikomersilkan lewat STP IPB ini melewati
beberapa tahapan seleksi terlebih dahulu. Pertama riset dari jurusan atau fakultas yang propektif
82 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
diuji apakah inovasinya dapat diproduksi dan di terima oleh pasar. Setelah lolos seleksi tahap
pertama, inovasi kemudian masuk ke inkubator bisnis teknologi di STP IPB. Selanjutnnya jika
menunjukkan pertumbuhan bisnis yang membaik maka akan masuk ke pilot plant skala strat up
dan sekaligus mendapatkan seed money atau investasi awal dari BLST sebesar Rp. 200 juta.
Disamping riset dari kampus IPB sendiri, untuk mengembangkan hasil-hasil inovasi juga
dilakukan kerjasama dengan lembaga swasta untuk pengembangan produk diantaranya PT. Indo
Farma, PT. Kalbe Farma, PT Biofarma, PT Bintang Toedjoeh, PT Barata Indonesia.
Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), IPB-STP telah
melakukan serangkaian kegiatan pra inkubasi dan inkubasi bagi tenant serta kerjasama dengan
pihak industri.
Produk-produk yang dikomersialkan melalui IPB STP dan tenantnya antara lain
1. Padi IPB 3S
Merupakan padi varietas padi dengan hasil rata-rata 7 ton/ha
dan potensi panen mencapai 11 ton/ha. Padi IPB 3S telah
disebarkan ke berbagai wilayah di Indonesia.
2. Beras Analog dan Mie Jagung
Beras Merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan baku non-beras.
Bahan baku yang digunakan antara lain jagung, sagung, singkong, dan
bahan karbohidrat lainnya.
Mie Jagung merupakan mie yang terbuat dari bahan jagung dengan
keunggalan bebas gluten.
3. Katulac
Katulac adalah feed additive untuk meningkatkan produksi susu sapi
perah, peningkatan mencapai 20-30%. Katulac telah disebarkan ke
berbagai kawasan peternakan sapi di Malang, Lembang, Bogor, dan
wilayah lainnya.
4. Inventpro
Inventpro merupakan enzim polimerasi rekombinan yang
digunakan untuk penelitian di bidang bioteknologi.
83 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
5. Transporter Sawit Fastrex
Mesin transportasi di perkebunan sawit, digunakan untuk
transportasi hasil panen sawit
Selain produk-produk di atas, IPB STP juga sedang melakukan proses pengembangan
komersialiasai produk-produk baru
Gambar 17. Dokumentasi hasil/inovasi IPB STP
Marine Science Techno Park UNDIP
Gambar 18. Gedung Pengelola dan Tenant MSTP Jepara
84 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Berlokasi di Marine Station Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro di
pantai Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dengan luas 52
hektar.
MSTP Undip fokus pada pengembangan:
1. Biofarmakologi Laut: Teknologi budidaya pesisir dan laut; dan Teknologi pembenihan
(hatchery);
2. Keamanan Pangan (Food Safety): Teknologi pengolahan hasil laut: udang, ikan, rumput
laut, kepiting, kerang, dan lain-lain; dan Teknologi penyimpanan hasil laut: udang, ikan,
rumput laut, kepiting, kerang, dan lain-lain;
3. Wisata Bahari: Teknologi operator wisata bahari; dan Pengembangan des tinasi wisata
bahari berkelanjutan.
Marine Science Techno Park (MSTP) Undip di Kabupaten Jepara berfokus pada hilirisasi riset
dan inkubasi bisnis teknologi kelautan berkaitan dengan pangan, Energy dan Wisata
Pendidikan. Karena ketiga bidang tesebut merupakan bisnis strategis dengan pasar yang sangat
luas. Beberapa sarana dan prasarana pendukung telah disediakan oleh MSTP antara lain rumah
hatchery, rumah asap cair dan mesin asap cair, peralatan laboratorium yang modern, dan
peralatan selam. Untuk itu pada tahun anggaran 2018 memilih tenant dengan spesifikasi bidang
bisnis yang terkait dengan sarana dan prasarana yang sudah tersedia yaitu produksi asap cair,
pembibitan udang, penyimpanan ikan suhu di atas normal dan ekowisata bahari. Selain itu
MSTP telah menyediakan sarana pendukung lain yaitu kantor pengelola inkubator, tenant dan
ruang pertemuan bisnis yang dapat digunakan oleh tenant untuk diskusi baik dengan sesama
tenant maupun dengan calon investor atau dengan konsultan bisnis.
Pemilihan tenant Inkubator Marine Science Techno Park (MSTP) Jepara tahun 2018
berdasarkan pada seleksi terbuka kepada seluruh civitas akademika, alumni UNDIP dan
masyarakat di wilayah Jepara, Semarang dan sekitarnya serta invensi/inovasi yang dihasilkan
oleh Universitas Diponegoro.
Dari hasil seleksi terpilih tenant yang akan mengikuti Program Inkubasi Marine Science Techno
Park (MSTP), yaitu:
1. Asap Cair (Liquid Smoke) untuk Pengolahan/ Pengawetan Ikan (PT ACM);
2. Teknologi Pengolahan Air Laut;
3. Teknologi Transplantasi Terumbu Karang (eduwisata bahari) oleh Undip Diving Club,
dimana ini akan menjadi embrio CV UDC;
4. Teknologi budidaya garam dengan metode polikultur (Kelompok petani garam Roda
Bersama Abadi);
5. Salina Herbal Facial Foam (CV. Salina Herbal);
6. Produk Abon olahan ikan (CV. Kembar).
Inisiasi kerjasama dan kerjasama yang telah dilakukan:
1. CV. Riz Samudra kerjasama dalam pengembangan hatchery bibit udang vanamae dan
budidadaya pembesaran udang vanamae.
85 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
2. Inisiasi kerjasama PT Matahari Sakti, PT Global Feed, Assosiasi pengusaha udang Shrimp
Club Indonesia (SCI), fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro,
dalam pengembangan SDM ahli teknisi budidaya pembesaran udang dan hatchery bibit
udang vaname, target 2019 terbentuk Lembaga pelatihan dan sertifikasi ahli teknisi tambak
dan hatchery
3. Kerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, LIPI, untuk kegiatan sertifikasi
ahli diving;
4. Inisiasi Kerjasama dengan Center for Marine Ecology and Biomonitoring for Sustainable
Aquaculture (Ce-MEBSA) Universitas Diponegoro dan PT Star Gold, pengembangan
teknologi Karamba Apung Bertingkat (budidaya ikan di perairan laut);
5. Inisiasi kerjasama dengan Yayasan Inotek, PT Sweet Sundae ice cream Yogyakarta, PT
Nuanza Porcelin Boyolali, Komunitas Garuda Muda Bekasi, Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Jepara, kerjasama pengembangan kegiatan inkubasi dan pengembangan bisnis
UMKM;
6. Inisiasi kerjasama dengan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Propinsi Jawa Tengah
terkait dengan pemanfaatan fasilitas laboratorium MSTP sebagai unit teknis pengujian
kualitas perikanan untuk mendukung tupoksi sebagai Lembaga pengawasan peredaran
produk perikanan;
7. Inisiasi kerjasama dengan marine and bio STP Korea dan Gyeongbuk Institute of Marine
Bio-Industry untuk pengembangan teknologi budi daya udang khususnya dan olahan,
kegiatan ini merupakan kelanjutan kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Unesco-
Koica 2018.
Science and Techno-Park (STP) ITS
STP ITS dikelola oleh sebuah perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari PT. ITS
Techno Science. Perusahaan tersebut dalam koordinasi Badan Pengembangan dan Pengelolaan
Usaha (BPPU) ITS. Badan ini berada di bawah Rektor ITS.
Gambar 19. Peresmian Gedung Inkubator STP ITS
Kawasan ITS STP berada di kawasan sisi timur ITS dengan dukungan lingkungan, National
Ship Design Centre, Energy Laboratory, Faculty of Marine Technology ITS, Hydrodynamic
Laboratory-BPPT, Forensic Laboratory, Research Center, LPPM Building, Robotic
86 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Laboratory, Shipbuilding PolyTechnic (PPNS), dan Electronic PolyTechnic (PENS) di
sekelilingnya. Pengembangan tahap pertama dilakukan hingga tahun 2019. Di dalam kawasan
ini dibangun Maritime Center, Automotive Center, and Creative Center dan Gallery Inovasi
ITS, Training dan Meeting Center, Research Center, Guest House dan Restaurant, Park
Management, Ruang Terbuka Hijau, Parking Area, serta fasilitas pendukung lainnya.
Sumber inovasi STP ini berasal dari ratusan penelitian ITS dan inovasinya akan dikembangkan
sehingga dapat diimplementasikan sebagai produk yang ditawarkan dan dijual kepada
masyarakat. Dengan demikian, keberadaan kawasan ini memberikan keuntungan ekonomi
berupa peningkatan nilai tambah produk dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu masyarakat
bisa menikmati keuntungan sosial dengan ketersediaan wahana edutainment, dan keuntungan
lingkungan dengan penambahan lahan hijau dan ruang terbuka serta atmosfer yang baik.
Disamping sumber innovasi yang berasal dari peneliti ITS, juga telah dilakukan kerjasama
penelitian dengan berbagai pihak.
Hingga saat ini, kerjasama telah dilakukan oleh STP ITS dengan beberapa mitra seperti:
PT. Pelindo Marine Service
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
PT Telkom
PT Inka
PT KAI
PT PAL
PT Pertamina, dll
87 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Science Techno Park (CCSTP)
Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia merupakan suatu kawasan yang dikelola secara profesional guna menginisiasi dan
menyalurkan inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir (off farm) kepada semua
pelaku usaha dan industri kopi maupun kakao serta lembaga pendidikan dan penelitan sehingga
mampu mencetak entrepreneur-entrepreneur baru yang berdaya saing nggi dan berkelanjutan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Taman Sains dan Teknologi Kopi & Kakao (Coffee and Cocoa Science Techno Park =
CCSTP) yang digagas oleh Puslitkoka merupakan suatu kawasan yang dikelola secara
profesional guna menginisiasi serta menyalurkan hasil-hasil inovasi teknologi hulu (on farm)
sampai dengan hilir (off farm) kepada semua pelaku usaha – pada tahap awal di sektor industri
berbasis kopi dan kakao, serta lembaga pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak
entrepreneur- entrepreneur baru pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Secara khusus,
bagi Kabupaten Jember, pengembangan STP ini merupakan satu langkah strategis untuk
mencetak entrepreneur baru yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Dalam CCSTP selain ditunjukkan beberapa inovasi teknologi unggulan berupa bahan
tanam unggul kopi dan kakao, biopestisida maupun atraktan untuk pengendalian hama, penyakit
kopi dan kakao yang ramah lingkungan, pupuk organik hasil pengolahan limbah, juga
ditunjukkan proses produksi kopi dan kakao mulai dari on farm sampai dengan off farm
termasuk pengembangan alat mesin pengolah kopi dan kakao, biogas dan pengelolaan limbah,
outlet produk olahan kopi dan kakao serta ICCRI Training Canter (ICCRI TC).
Fasilitasi pelatihan untuk mencetak start-up entrepreneur baru dilakukan untuk
meningkatkan industri hilir kopi dan coklat serta konsumsi dalam negeri, serta untuk tujuan
motivasi dan sarana sosialisasi untuk meningkatkan daya saing kopi-kakao Indonesia.
Kelembagaan pengelola CCSTP-Puslit Koka untuk tahap awal akan dikembangkan berada
dibawah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
CCSTP juga memiliki fasilitas riset yang berupa: Kebun Riset / Kebun Percobaan; Puslitkoka
mempunyai 3 Kebun Percobaan (KP) yaitu: KP. Kaliwining di Kabupaten Jember seluas 160,5
ha, KP. Sumber Asin di Kabupaten Malang seluas 104,17 ha dan KP. Andungsari di Kabupaten
Bondowoso seluas 105,97 ha.
Laboratorium Riset yang ada di Puslit Koka:
a) Laboratorium Pemuliaan Tanaman, 1 unit;
b) Laboratorium Agronomi, 1 unit;
c) Laboratorium Tanah dan Air, 1 unit;
d) Laboratorium Proteksi Tanaman, 3 unit;
e) Laboratorium Pascapanen, 2 unit;
f) Laboratorium Kultur Jaringan/ Soma c embryo- genesis (SE), 1 unit;
g) Laboratorium Jasa Analisis terser kasi oleh KAN, 2 unit;
h) Bengkel Rekayasa Alsin dan Pilot Plan Pengolahan Kopi dan Kakao Skala UKM, 1 unit;
i) Laboratorium Informasi dan Peta Lahan Agribisnis Kopi Kakao, 1 unit;
j) Green House, 4 unit;
k) Pengering kopi dan kakao, 1 unit;
l) Kawasan Cocoa and Coffee Techno Science Park, 1 Kawasan.
88 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Berikut beberapa produk tenant yang telah mengikuti kegiatan inkubasi bisnis teknologi di
CCSTP:
No Produk Deskripsi Inovasi Teknologi
1 Kopi Sehat Produk kopi yang diperkaya dengan bahan bekatul dan madu.
Kombinasi ketiga bahan baku tersebut memberikan kenikmatan dan
sekaligus efek kesehatan
2 Kopi Sachet Produk kopi tanpa ampas
3 Sambal cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas
4 Cake cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas
5 Pralin coklat Produk coklat dalam bentuk makanan khas
6 Mie cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas dengan teknologi
freezing
7 Permen cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas
8 Mobile cofee Inovasi pemasaran kopi
Dalam rangka implementasi inovasi teknologi terutma dalam kegiatan inkubasi bisnis
teknologi, CCSTP memanfaatkan SDM, sarana dan prasarana yang telah dimiliki Puslitkoka
sebagai lembaga induk yang membawahi CCSTP. Keberadaan Puslitkoka sangat mendukung
kegiatan CCSTP dalam mengembangkan atau mengimplementasikan inovasi teknologi pada
produk kopi dan kakao. Sebagai lembaga yang memiliki kompetensi dalam bidang kopi dan
kakao, Puslitkoka telah banyak melakukan kerjasama, yakni kerjasama Non riset dengan 378
lembaga dalam negeri, dan kerjasama riset dengan 66 lembaga dalam negeri dan 20 lembaga
luar negeri. Selain itu juga telah dijalin kerjasama dengan lima pelaku industri terbesar kakao
dunia, yaitu: ADM Cocoa, Barry Callebaut, Mondelez International, Nestle International dan
MARS, Nestle dan sebagainya.
Sumatera Selatan Techno Park
Gambar 20. Gedung Tenant STP Sumatera Selatan
89 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
STP Sumatera Selatan merupakan revitalisasi Agrotechnopark (ATP) Palembang. ATP
merupakan kawasan iptek yang dibangun dengan basis teknologi yang mengintegrasikan
berbagai kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan pascapanen secara terpadu dan dikelola
dengan best management agriculture practices. Kawasan ini berfungsi sebagai sarana
percepatan alih teknologi hasil litbang (pemerintah, perguruan tinggi dan industri), pusat
percontohan pertanian terpadu berbasis teknologi, dan pusat alih teknologi kepada masyarakat.
STP diharapkan dapat menjadi Kawasan Peternakan Terpadu Berbasis Inovasi Teknologi, yang
mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan industri pertenakan yang berdaya saing.
Model kelembagaan STP Sumatera Selatan dikembangkan dalam bentuk Unit Pelayanan
Teknis Badan (UPTB) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Sumatera Selatan. Pada Bulan Januari 2018, kelembagaan STP Sumatera Selatan telah
ditetapkan menjadi UPTB melalui Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Pembentukan, Uraian Tugas dan Fungsi Unit Pelayanan Teknis Badan (UPTB) di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Dalam rangka memberikan fleksibelitas berupa keluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pada Tahun 2018 ini juga
dilakukan penyiapan usulan pelaksanaan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) pada UPTB STP Sumatera Selatan. Saat ini telah tersusun dokumen-
dokumen persyaratan bagi pengusulan PPK-BLUD, diantaranya: a) Asas dan Syarat BLUD, b)
Rencana Strategis Bisnis, c) Pola Tata Kelola, d) Standar Pelayanan Minimal, e) Laporan
Keuangan Pokok, dan f) Rencana Bisnis dan Anggaran.
Implementasi inovasi teknologi dilakukan STP Sumatera Selatan melalui kegiatan inkubasi
bisnis teknologi dalam rangka menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di
wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Berikut beberapa tenant yang telah mengikuti kegiatan
inkubasi bisnis teknologi di STP Sumatera Selatan:
No Nama Tenant Produk/Inovasi
1 Bajilusa Teknologi pakan menggunakan prebiotik dari fermentasi
serat perasan sawit (BAJILUSA) dan metode palpasi
rektal
2 Rekayasa Mesin Mesin pencacah dan pemotong
3 Pindangku Bumbu pindang kemasan
4 Aphodeo Aplikasi Teknologi Drone Tani
5 Indigofeed Pakan ternak berbahan baku indigofera
Dalam implementasi teknologi/inovasi khususnya melalui kegiatan inkubasi bisnis
teknologi, STP Sumatera Selatan telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga,
diantaranya: Universitas Sriwijaya (Unsri), Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi Ilmu
Komputer Multi Data Palembang (STMIK-MDP), dan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan ternak (BPTU-HPT) Sembawa.
90 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Sragen Techno Park
Techno Park Sragen, dibangun pada tahun 2009, diatas lahan -/+23 Hektar. Sebagian
besar gedung yang ada dibangun oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan sebagian
yang lain dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Kemudian pada tahun 2015
dimulailah program pengembangan Technopark Sragen. Dari lahan seluas 23 Hektar tersebut,
pemkab Sragen mengalokasikan sekitar 6,5 hektar untuk pengembangan techno park.
Gambar 21. Gedung Workshop dan Renovasi Kandang Peternakan Sapi TP Sragen
Bupati Sragen telah menyiapkan organisasi pengelola dan SDM yang professional, menyiapkan
sumber daya anggaran pendampingan, menyediakan sumber daya anggaran rutin, dan
memasukkan Techno Park kedalam RPJMD Kab. Sragen.
Kelembagaan Techno Park (TP) Sragen merupakan Unit Pelayanan Teknis Daerah
(UPTD) yang berada dibawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sragen, yang
memiliki nomenklatur UPTD Techno Park Ganesha Sukowati. Untuk keperluan pengembangan
TP Sragen, maka pada Bulan April Tahun 2018 telah ditetapkan sebagai unit teknis yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) melalui
Keputusan Bupati Sragen Nomor: 900/3/1/003/2018 tentang Penetapan Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Unit Pelayanan Teknis Daerah
Technopark “Ganesha Sukowati” Kabupaten Sragen.
Implementasi inovasi teknologi dilakukan TP Sragen melalui kegiatan inkubasi bisnis teknologi
dalam rangka menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Sampai tahun
2018 terdapat 14 tenant inwall TP Sragen yang telah mendapatkan pendampingan melalui
kegiatan inkubasi bisnis teknologi. Beberapa profil tenant yang di TP Sragen, diantaranya
sebagai berikut:
91 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Dalam implementasi teknologi/inovasi khususnya melalui kegiatan inkubasi bisnis teknologi,
TP Sragen telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga, diantaranya: Universitas
Sebelas Maret (UNS), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
STP PPKS
Oil Palm Science Techno Park (OPSTP) Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan suatu
kawasan terpadu yang yang dikelola secara profesional untuk menyalurkan informasi dan
92 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
inovasi teknologi perkelapa sawitan, baik hulu (on farm) maupun hilir (off farm) kepada semua
pelaku usaha dan industri, sehingga mampu mengembangkan technopreneurship berbasis
kelapa sawit yang mampu meningkatkan produktivitas masyarakat & daya saing industri, serta
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui inovasi menurut keunggulan daerah
Sumatera Utara.
Gambar 22. Gedung Oil Palm Science Techno Park (OPSTP)
OPSTP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lembaga induknya Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS) yang memiliki sejarah penting dalam perkembangan perkelapasawitan
Indonesia. Dalam perjalanan milestone-nya PPKS memiliki peran penting dalam perkembangan
industri kelapa sawit. Kontribusi nyata PPKS pada pembangunan perekonomian dengan
menghasilkan technopreneur atau enterpreuner berbasis IPTEK. Peran ini dapat dijalankan
oleh PPKS dengan mentransformasi status PUI menjadi STP, sehingga memudahkan pelaku
usaha dan user lainnya mendapatkan informasi iptek perkelapasawitan sekaligus menjadi media
inkubator teknologi dalam menumbuh-kembangkan usaha-usaha produktif berbasis inovasi
teknologi kelapa sawit dan mencetak pelaku-pelaku usaha baru di area on farm maupun off farm.
Hasil inovasi yang didesain OPSTP dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha dan industri antara
lain: teknologi on farm yang terdiri dari bahan tanaman unggul tanaman kelapa sawit,
biopestisida dan atraktan untuk pengendalian hama penyakit, pupuk organik pengolahan
limbah; sedangkan teknologi off farm terdiri dari produk oleopangan (margarin, frying sortening
, baking shortening, minyak goring merah, gula merah kelapa sawit, aneka produk coklat dengan
lemak sawit (cocoa butter substitute/CBS), dan es krim; produk oleochemical/pharmaceutical
(sabun transparan, lilin artistik, lotion, krim perawatan wajah);
Fasilitas yang dimiliki oleh OPSTP untuk menjembatani dan mencetak technopreneurship
berbasis kelapa sawit dilakukan dengan berbagai kegiatan yaitu pelatihan, pendampingan,
fasilitasi kegiatan, dan proses inkubasi. Kegiatan inkubasi bisnis dilakukan dengan merekrut
beberapa calon pengusaha melalui kegiatan lomba kreasi makanan berbasis kelapa sawit, yang
selanjutnya lakukan kegiatan inkubasi bisnis.
OPSTP saat ini memiliki beberapa fasilitas antara lain areal seluas 2,84 Ha yang terdiri dari : 3
unit Workshop untuk pelatihan dan dukungan eduwisata (workshop produksi oleopangan/rumah
93 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
coklat, workshop pembuatan lilin/candle & soap corner, dan workshop produksi bahan aktif
kosmetik/Guineensis beauty house); 1 unit Guesthouse & training center; 1 Unit Eduwisata
(Lunar Archery dan AVROS Park), dan terintegrasi dengan museum perkebunan yang berada
dalam komplek OPSTP.
Selain fasilitas tersebut OPSTP memiliki dukungan kegiatan dan fasilitas riset dari lembaga
induk berupa kebun percobaan/produksi di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan
Kalimantan Barat seluas 2.057 Ha, di samping fasilitas tersebut dukungan laboratorium riset
dan pelayanan (Laboratorium Tanah, Laboratorium Daun, Laboratorium Pupuk, Laboratorium
Fisika Tanah, Laboratorium Bioproses, Laboratorium Oleofood, Laboratorium Oleochemical,
Laboratorium Fisika dan Biologi Tanah, Laboratorium Riset Sumberdaya Lahan & Lingkungan,
Laboratorium Agronomi, Laboratorium Kultur Jaringan, dan Laboratorium Analisis Tandan).
Dalam kegiatannya OPSTP maupun lembaga induk PPKS melakukan kerjasama baik non riset
maupun riset dari lembaga dalam negeri maupun luar negeri. Kerjasama dengan institusi luar
negeri pada tahun 2018 antara lain dengan: ACGT, University of Sidney, University of
Nebraska, dan NARO. Sedangkan kerjasama dalam negeri yang dilakukan oleh OPSTP sendiri
dilakukan dengan beberapa perusahaan, kelompok tani, dan institusi pendidikan seperti: PT.
Budi Andhika (perusahaan kosmetik), APKASINDO Serdang Berdagai (asosisasi petani kelapa
sawit), Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (lembaga pendidikan untuk
pengembangan inovasi).
Produk-produk yang telah dihasilkan OPSTP:
94 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Sasaran strategis indikator Jumlah Taman Sains Teknologi yang mature ini juga
didukung dengan program dan kegiatan, sbb:
1. Pengembangan Lembaga Inkubator
Salah satu fungsi utama STP adalah penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi
melalui kegiatan inkubasi dan spin off. Kedua kegiatan tersebut membutuhkan inkubator
yang memiliki kemampuan memfasilitasi perusahaan pemula berbasis teknologi untuk
mempersiapkan diri memasuki dunia bisnis. Berkaitan dengan hal tersebut Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti menetapkan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan
pengembangan lembaga inkubator berupa jumlah lembaga inkubator yang dikembangkan.
Target dan capaian jumlah lembaga inkubator yang dikembangkan pada tahun 2015 - 2018
dapat dilihat pada Tabel Berikut:
Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Lembaga Inkubator yang
dikembangkan
No
Indikator
Sasaran
Program
2015 2016 2017 2018
Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Kinerja
1
Lembaga
Inkubator yang
dikembangkan
7 0 7 7 7 18 20 20 100%
Inkubator bisnis teknologi yang aktif dan beroperasi di Indonesia saat kurang lebih ada 110
(seratus sepuluh) lembaga baik di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan
Tinggi maupun Swasta. Dari 110 (seratus sepuluh) inkubator masih ada 70 (tujuh puluh)
inkubator yang memerlukan pengembangan kelembagaan inkubator dalam menjalankan
fungsinya dengan optimal. Hal tersebut yang menjadikan pengembangan lembaga
inkubator pada tahun melebihi target yang telah ditetapkan. Tahun 2018 target yang
ditetapkan 7 lembaga inkubakor yang dikembangkan, sedangkan capaian pengembangan
lembaga inkubator sebanyak 20 lembaga, yang terdiri dari 8 Inkubator PTNBH (7 PTNBH
yang mendukung STP dan 1 PTNBH yang belum memiliki STP) serta 12 Inkubator Non-
PTNBH. Fasilitasi pengembangan kelembangan yang diberikan berupa pengembangan tata
kelola dan manajemen inkubasi dalam menumbuhkan perusahaan pemula berbasih
teknologi. Akan tetapi, karena 7 (tujuh) inkubator di PTNBH mendukung pengembangan
STP, maka selain mendapatkan fasilitasi pengembangan tata kelola dan manajemen
inkubasi juga mendapatkan pengembangan sarana prasarana penunjang inkubator.
Keberhasilan pengembangan lembaga inkubator dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
business matching yang dilaksanakan di masing-masing inkubator. Business matching
merupakan layanan yang wajib dilaksanakan oleh inkubator dalam proses inkubasi, karena
pada kesempatan tersebut mempertemukan perusahaan pemula berbasis teknologi yang
diinkubasi dengan calon mitra yang terdiri dari penyedia dana (investor), partner (produksi)
dan pembeli (agen atau distributor). Keberhasilan lembaga inkubator dalam menjalankan
fungsinya dapat dilihat dari jumlah kerjasama yang terjalin antara perusahaan pemula
berbasis teknologi yang diinkubasi dengan mitra yang mendukung pengembangan usaha
95 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
dari masing-masing perusahaan pemula berbasis teknologi dapat dilihat pada Grafik
dibawah.
Grafik 9. Hasil Business Matching per Inkubator
Pada grafik tersebut dapat diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh lembaga inkubator yang
dikembangkan berhasil menjalinkan kerjasama beberapa perusahaan pemula berbasis
teknologi yang diinkubasi dengan mitranya, walaupun ada juga lembaga inkubator yang
belum berhasil. Tingkat keberhasilan lembaga inkubator dalam menjalinkan kerjasama
perusahaan pemula berbasis teknologi yang diinkubasi dengan calon mitra disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
1. Jumlah jaringan / kerjasama yang dimiliki oleh lembaga inkubator dengan calon mitra
baik itu lembaga pendanaan / penyedia dana (investor), partner (produksi) dan pembeli
(agen atau distributor) yang bisa membantu perusahaan pemula berbasis teknologi
mengembangkan usahanya
2. Kemampuan lembaga inkubator memberikan pelatihan perusahaan pemula berbasis
teknologi dalam menyampaikan bisnis, produk maupun penentuan target mitra
3. Kemampuan lembaga inkubator dalam memediasi pada saat negosiasi / tindak lanjut
antara mitra dengan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Agenda lain pengembangan lembaga inkubator, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti juga
menyelenggarakan Forum Inkubator 2018 dengan menghadirkan narasumber baik dari
pemerintah (Bappenas), praktisi inkubator yang sudah berkembang baik dari beberapa negara
(Vietnam, Malaysia, Swiss dan Jepang), maupun praktisi lembaga pendanaan bagi
perusahaan pemula. Forum Inkubator diharapkan dapat memberikan pengetahuan terkait
regulasi yang mendukung pengembangan inkubator di Indonesia maupun mendukung
penumbuhan perusahaan pemula, pengetahuan tata kelola inkubator di negara lain yang
memiliki inkubator sudah berkembang dengan baik serta memberikan informasi kegiatan
96 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
pengembangan perusahaan pemula berbasis tenologi baik itu inkubasi maupun pendanaan di
dalam dan luar negeri.
Tabel 19. Pengembangan Lembaga Inkubator Tahun 2018
NO NAMA INKUBATOR INTANSI
1. KKIB Undip Universitas Diponegoro
2. UPKB Unhas Universitas Hasanudin
3. Incubie IPB Institut Pertanian Bogor
4. DIIB UI Universitas Indonesia
5. LPIK ITB Institut Teknologi Bandung
6. PIB Unpad Universitas Padjajaran
7. Inkubator ITS Institut Sepuluh November Surabaya
8. Inkubator Gama Multi Universitas Gajah Mada
9. Inkubator Unsyiah Banda Aceh Universitas Syiah Kuala
10. Inkubator LPPM Unsri Universitas Syiah Kuala
11. Inkubator UMSU Medan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Medan
12. Inkubator Skystar Venture Universitas Multimedia Nusantra
13. Inkubator Pusinov LIPI
14. Inkubator UPGRIS Universitas PGRI Semarang
15. Inkubator AKSI Asosisasi Klaster Indonesia Semarang
16. Inkubator LPBI Unair Universitas Airlangga
17. Inkubator PNK Politeknik Negeri Kupang
18. Inkubator Primakara STMIK Primakara Bali
19. Inkubator UMMI Universitas Muslim Indonesia
20. Maleo Techno Center Disperindag Provinsi Sulawesi Tengah
97 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 23. Kegiatan Pengembangan Lembaga Inkubator 2018
2. Pengembangan Organisasi Profesi
Salah satu indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran program
Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti adalah jumlah organisasi profesi yang
berkembang. Hal ini didukung melalui kegiatan penguatan kelembagaan organisasi profesi
yang dilaksanakan oleh Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang
Lainnya melalui pengembangan 2 organisasi profesi berbasis profesi dan 2 organisasi
profesi berbasis keilmuan.
Pada tahun 2018, 4 organisasi profesi yang dikembangkan yaitu Himpunan Peneliti
Indonesia (Himpenindo); Persatuan Insinyur Indonesia (PII); Asosiasi Agroindustri
Indonesia (AGRIN) dan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) sebagai rintisan dalam
rangka akselerasi peningkatan fungsi dan peran organisasi profesi dalam bentuk
pemenuhan standar pendidikan profesi dan keprofesian yang berkompeten untuk
melaksanakan riset serta menghilirkan hasil-hasil riset dalam rangka mendukung fungsi
dan layanan STP. Beberapa aspek yang menjadi fokus fasilitasi adalah penguatan
kelembagaan, peningkatan kapasitas SDM, dan pengelolaan publikasi/ pelaksanaan
pertemuan ilmiah yang secara umum diwujudkan dalam kegiatan:
Penyempurnaan legalitas organisasi profesi berupa sosialisasi dari Kemenkumham,
penyempurnaan kode etik profesi;
Penyusunan standar layanan profesi;
Penguatan manajemen organisasi profesi melalui bimbingan teknis pelaksanaan ISO
manajemen operasi;
Kerjasama penyelenggaraan konferensi/seminar nasional dan bimbingan teknis
pengelolaan jurnal ilmiah;
98 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Pelaksanaan Seminar Nasional Organisasi Profesi Iptek dan Konferensi Nasional
Forum Komunikasi Organisasi Profesi Iptek;
Disisi lain, dalam rangka memfasilitasi organisasi profesi untuk saling berkoordinasi,
berkolaborasi, dan bersinergi maka dibentuk Forum Organisasi Profesi Iptek (FOPI) yang
diharapkan dapat menjadi partner strategis pemerintah dalam memberikan solusi bagi
berbagai permasalahan bangsa. Sejalan dengan hal tersebut, dirancang dokumen
pendukung rekomendasi kebijakan penataan dan pengawasan organisasi profesi berupa
naskah urgensi fasilitasi Organisasi Profesi dan Rancangan Peraturan Menteri tentang
Organisasi Profesi Iptek guna mendukung pelaksanaan kegiatan fasilitasi organisasi
profesi.
Gambar 24. Pelaksanaan Seminar Nasional Organisasi Profesi Iptek Tahun 2018
dan Pelaksanaan Konferensi Nasional I Forum Komunikasi Organisasi Profesi
Iptek Tahun 2018
3. Lembaga Penunjang Lainnya
Terdapat 2 kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu:
1) Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Dewan Riset Daerah (DRD)
Dewan Riset Daerah (DRD) merupakan salah satu lembaga penunjang yang terkait
dengan penyusunan kebijakan Iptek yang memiliki peranan penting dalam mendukung
terwujudnya Sisnas P3 Iptek. Adapun dasar hukum pembentukan DRD secara eksplisit
diamanatkan dalam pasal 20 UU Nomor 18 Tahun 2002.
99 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Terdapat dua tugas pokok DRD, yaitu: 1) memberikan masukan kepada Pemerintah
Daerah untuk menyusun arah, prioritas, serta kerangka kebijakan Pemerintah Daerah di
bidang iptek; 2) mendukung Pemerintah Daerah melakukan koordinasi di bidang iptek
dengan daerah-daerah lain.
Secara umum beberapa hambatan atau permasalahan dalam penyelenggaraan DRD adalah
terkait dengan beberapa hal, sebagai berikut:
a. Fungsi kelembagaan belum efektif: organisasi, kualitas SDM, ketersediaan
anggaran, hubungan dan mekanisme penyelenggaraan DRD baik secara vertikal
maupun secara horizontal;
b. Fungsi penyusunan program Iptek belum efektif: belum tersedia dokumen agenda
riset, dan kerjasama dengan badan usaha/industri dan masyarakat untuk penguatan
ekonomi daerah;
c. Fungsi koordinasi belum efektif: minimnya hasil koordinasi kebijakan dan program
Iptek di daerah yang dimplementasikan secara berkesinambungan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diatas, maka pada tahun 2018 Ditjen
Kelembagaan Iptekdikti melalui Direktorat Kawasan Sains Teknologi dan Lembaga
Penunjang Lainnya melaksanakan kegiatan fasilitasi pengembangan kelembagaan DRD
yang bertujuan memberikan dukungan agar DRD dapat melaksanakan tugas, peran dan
fungsinya secara maksimal. Kegiatan fasilitasi tersebut diberikan kepada 3 DRD dengan
capaian output sebagai berikut:
2) Kajian Penguatan Kelembagaan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT)
Kegiatan kajian ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat kelembagaan BAN-PT.
Target output kegiatan telah tercapai dengan capaian output tersusunnya Rekomendasi
Kebijakan Penguatan Kelembagaan BAN-PT dalam bentuk Naskah Akademik. Hasil
kajian ini menggambarkan beberapa permasalahan yang terkait dengan kelembagaan
BAN-PT, meliputi:
a. Pelaksanaan manajemen akreditasi di BAN PT mengalami sejumlah kendala teknis dan
administratif terutama dalam hal pengelolaan anggaran, SDM, koordinasi tugas dan
fungsi, serta pengelolaan akreditasi;
b. Salah satu penyebab utama adalah tidak tersedianya unit sekretariat tetap yang
memiliki kewenangan sebagaimana sekretariat unit kerja struktural pada umumnya.
Sebagai contoh pengelolaan anggaran dan SDM masih diletakkan pada unit kerja
kemenristekdikti di luar BAN PT;
c. Hal tersebut disebabkan oleh Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 sama sekali tidak
mengatur mengenai kedudukan sekretariat BAN PT. Oleh karena itu, sekretariat yang
ada saat ini (existing) adalah bersifat tidak tetap dan diatur secara internal oleh BAN
PT;
d. Sejumlah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan fungsi
Kemenristekdikti dapat dijadikan landasan yuridis dalam menyusun format penguatan
kelembagaan BAN PT melalui pembentukan sekretariat tetap BAN PT;
100 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
e. Pembentukan sekretariat tetap perlu memperhatikan pemetaan dan pemilahan tugas
berdasarkan fungsi substantif yang diberi nomenklatur bidang dan teknis administratif
dengan nomenklatur bagian;
f. Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 sudah tidak sesuai lagi dengan konteks
kebutuhan dan beban kerja pelaksanaan akreditasi yang diemban oleh BAN PT, dimana
menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 012 BAN PT hanya melaksanakan akreditasi
Perguruan Tinggi sedangkan untuk program studi diakreditasi oleh Lembaga
Akreditasi Mandiri. Sementara di Indonesia hingga saat ini, hanya tersedia atau baru
berdiri satu LAM.
Dari hasil kajian didapatkan rekomendasi kebijakan penguatan kelembagaan BAN-PT,
sebagai berikut:
a. Perlunya perubahan terhadap Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 tentang Akreditasi
Perguruan Tinggi dan Program Studi;
b. Perlunya dilakukan evaluasi kelembagaan lanjutan perihal dimensi administrasi dan
organisasi di BAN PT sebagai bagian penguatan kelembagaan lainnya sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 20
tahun 2018 tentang Evaluasi Kelembagaan;
c. Perlunya dilakukan Analisis Beban Kerja di internal BAN PT serta penyusunan standar
jabatan struktural, fungsional, dan administrasi termasuk pembuatan berbagai Standard
Opearting Procedures (SOP);
d. Perlunya penyusunan road map yang lebih komprehensif mengenai peran dan
kedudukan BAN PT dan LAM di masa mendatang, sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
4. JUMLAH PUSAT UNGGULAN IPTEK
Untuk mencapai kinerja peningkatan Pusat Unggulan Iptek, Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi menitikberatkan penguatan pada 3 (tiga) kapasitas, yakni Kapasitas
menyerap teknologi dari luar (Absorptive Capacity), kapasitas mengembangkan kegiatan riset
(Reasearch and Development Capacity), dan kapasitas mendiseminasikan hasil-hasil riset
(Disseminating Capacity). Penguatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti. Adapun capaian indikator seperti pada Tabel Berikut:
Tabel 20. Indikator dan Capaian Jumlah Pusat Unggulan Iptek
No
Indikator
Kinerja
Program
2015 2016 2017 2018
Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Kinerja
1 Jumlah Pusat
Unggulan Iptek 12 19 15 27 30 46 35 81 231%
101 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Capaian indikator jumlah Pusat Unggulan Iptek didukung melalui kegiatan Penguatan dan
Pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pada tahun 2018, Jumlah Pusat Unggulan Iptek yang berhasil ditetapkan adalah sejumlah 81
(delapan puluh satu) Lembaga. Jika dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan, yakni
sejumlah 35 (tiga puluh) Lembaga, maka realisasi capaian kinerja Program ini adalah sebesar
231 %. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKP mencapai 203%
dari target 40 Lembaga. Lembaga Litbang yang ditetapkan sebagai PUI adalah lembaga yang
memiliki nilai kinerja sekurangnya 850, baik berasal dari Lembaga dalam tahap proses seleksi
maupun Lembaga yang yang dalam tahap pembinaan. Untuk Lembaga dalam tahap proses
seleksi, nilai kinerja diperoleh melalui penilaian proposal, isian Borang dan dokumen
Masterplan. Sedangkan untuk Lembaga yang dalam tahap pembinaan, nilai kinerja diperoleh
melalui evaluasi capaian terhadap 27 (dua puluh tujuh) indikator kinerja.
Keberhasilan Program ini dalam mencapai target kinerja dipengaruhi oleh penguatan kegiatan
pembinaan (fasilitasi dan asistensi teknis) kepada Lembaga PUI mencakup aspek penguatan
kapasitas internal lembaga (managemen litbang, kompetensi SDM, dukungan sarpras, jaminan
mutu lembaga, dan akses informasi), Aspek penguatan kapasitas Riset (penajaman fokus,
strategi pemanfaatan hasil riset, dan produktivitas riset), dan aspek penguatan kapasitas
Diseminasi (pengembangan mekanisme hilirisasi, kerjasama dan capaian outcome) yang
dilakukan sepanjang tahun 2018. Kegiatan pembinaan tersebut mencakup:
(1) Asistensi-Supervisi secara masif kepada Lembaga PUI dengan melibatkan tim pakar yang
kompatibel;
(2) Kegiatan-kegiatan dalam rangka hilirisasi yang dapat menunjang capaian indicator kinerja
PUI seperti kerjasama dan kontrak bisnis melalui kegiatan Public Expose;
(3) Penguatan jaringan melalui pembentukan Platform Sinergi Riset yang bertujuan
mengefektifkan kegiatan riset sekaligus mengurangi tumpang tindih kegiatan riset serta
fokus pada pencapaian end product dan tentunya bertujuan mendukung pelaksanaan
Rencana Induk Riset Nasional. Sinergi ini menghasilkan 48 end product yang siap untuk
hilirisasi dari 6 kluster unggulan. Produk unggulan tersebut diantaranya:
a. Aiko – Produk ini merupakan hasil sinergi antara PUI Hasil Hutan dan PUI Komputasi
Berkinerja Tinggi. Produk ini mampu mengefisienkan proses (waktu dan biaya) untuk
identifikasi kayu yang pada akhirnya dapat memberikan dampak pada peningkatan
devisa negara pada sektor kayu.
b. Pesawat UAV Berbasis Biomaterial dan Polimer – Produk ini merupakan hasil sinergi
antara Pustek Penerbangan LAPAN, Balit Pemanis dan Serat Kementan, Balai
Teknologi Polimer – BPPT, dan Puslit Biomaterial LIPI. Keunggulan dari produk ini
adalah terbuat dari serat polimer sehingga tidak terdeteksi radar.
c. Pemanfaatan DME – Produk ini merupakan hasil sinergi antara LEMIGAS ESDM,
Balit Teknologi Mineral LIPI, Puslit Kimia – LIPI, Puslit Metalurgi dan Material LIPI,
BB Industri Agro Kemenperin, Balit Palma Kementan dan Puslit Politik LIPI. Produk
ini merupakan bahan energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan sisa karbon
batubara dan dapat menjadi alternatif Bahan Bakar LPG.
d. Desain Pesawat N219A Amphibi – Produk ini merupakan hasil sinergi antara Pusat
Teknologi Penerbangan LAPAN, Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT, Balai Riset
102 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
dan Observasi Laut KKP, dan Balai Teknologi Polimer BPPT. Keunggulan dari produk
pesawat ini adalah dapat melakukan pendaratan di darat dan air.
(4) Penguatan jaringan kerjasama bisnis dan riset tingkat internasional melalui kegiatan
Indonesia Innovation Day 2018 (IID 2018) yang berimplikasi meningkatnya capaian
kerjasama internasional. Kegiatan IID 2018 dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2018
bertempat di Kobe University Jepang. Rangkaian dari kegiatan ini meliputi: gelar produk,
business match-making, dan presentasi produk. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan 22
kerjasama internasional (7 MoU, dan 15 LoI).
(5) Penguatan jejaring diseminasi pengguna melalui kegiatan Jambore PUI yang dilaksanakan
sepanjang Bulan September – Desember 2018 oleh 78 lembaga sebanyak 357 kegiatan dan
melibatkan belasan ribu peserta. Kegatan ini bertemakan “Kibarkan Keunggulan Iptek
Indonesia” dilaksanakan dalam bentuk workshop, pelatihan, dan bimbingan teknis.
Kegiatan ini berhasil memperluas pemanfaatan produk hasil riset ke pengguna
(masyarakat, Pemerintah daerah, dan industri terkait).
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga PUI diatas dimaksudkan untuk mendorong
kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang untuk mampu menghasilkan capaian outcome yang
Gambar 25. dokumentasi kegiatan yang mendukung indikator kinerja Jumlah
Pusat Unggalan Iptek
103 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
mencakup: National/International Recognition, National Refference, dan Economic-Social
Impact. Sampai saat ini dampak yang dihasilkan melalui program PUI untuk aspek academic
excellence adalah meningkatnya rata-rata keluaran tiap Lembaga PUI, diantaranya pada
indikator jumlah publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi dan jumlah publikasi dalam jurnal
internasional seperti tergambar pada Grafik di bawah, dan melalui platform sinergi telah
dihasilkan ratusan kegiatan riset bersama yang melibatkan 78 lembaga PUI dengan sistem
bottom-up.
Grafik 10. Dampak Program PUI pada Aspek Academic Excellence
Pada aspek economic benefit dan social impact, Program PUI telah memberikan dampak yang
cukup signifikan, salah satunya dengan semakin bertambahnya jumlah rata-rata produk yang
dihilirkan dan jumlah kontrak bisnis dengan industri seperti tergambar pada grafik di bawah.
11,640 13,438
35,000
20 20 20
,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
2016 2017 2018
Jumlah Rata-Rata Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi Per Lembaga PUI
Capaian Target
5,960 7,750
29,538
5 5 5,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
2016 2017 2018
Jumlah Rata-Rata Publikasi dalam Jurnal Internasional Per Lembaga PUI
Capaian Target
104 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Grafik 11. Dampak Program PUI pada Aspek Economic Benefit dan Social Impact
Program dan kegiatan yang mendukung Indikator Pusat Unggulan Iptek, adalah sebagai
berikut:
1. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Kualitas Lembaga Litbang
Kegiatan penyusunan rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas Lembaga litbang dilakukan
dalam rangka mendukung pencapaian indikator Pusat Unggulan Iptek. Kegiatan yang dilakukan
pada tahun 2018 yaitu penyusunan rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas Lembaga
litbang dengan fokus pada Penyusunan Peraturan Perundangan Pembinaan Lembaga Litbang.
Kegiatan ini didasari pentingnya peran dan fungsi Lembaga litbang dalam pengembangan
sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek. Dalam upaya tersebut
diperlukan upaya peningkatan kualitas Lembaga litbang yang efektif. Upaya peningkatan
kualitas Lembaga litbang ini bukanlah perkara yang mudah dilakukan mengingat kondisi
kelembagaan iptek yang rumit dan kompleks seperti di telah diuraikan di atas. Jumlah lembaga
litbang, sebarannya secara pasti, dan kompetensi inti masing-masing lembaga litbang belum
dapat diketahui secara pasti. Padahal data sebaran dan kompetensi inti tersebut sangat
diperlukan untuk melakukan pembinaan, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah yang
akan diambil dalam rangka pembinaan kelembagaan, seperti: (1) pembentukan dan penetapan
kebijakan berupa norma, standar, pedoman, dan prosedur di bidang iptek, (2) mekanisme
pembinaan.
Sampai saat ini, peran pembinaan Lembaga Litbang belum dapat dilakukan dengan efektif. Hal
ini disebabkan karena belum adanya mekanisme pembinaan kelembagaan iptek, termasuk
pembagian kewenangan secara jelas antara Menteri yang mengurusi bidang Iptek, LPK, LPNK,
dan Pemerintah Daerah terhadap kelembagaan-kelembagaan iptek yang ada saat ini. Tanpa
adanya pembinaan yang baik, keberadaan lembaga litbang yang jumlah dan sebarannya tidak
diketahui pasti, dengan aktivitas riset yang rutin dan masif, serta dukungan pembiayaan dari
5,120
61,667
112,192
1 1 1
,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2016 2017 2018
Jumlah Rata-Rata Kontrak Bisnis dengan Industri dalam Rangka Hilirisasi Produk Unggulan Lembaga Per
Lembaga PUI
Capaian Target
105 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
berbagai sumber, tidak menjamin akan mampu menghasilkan teknologi yang secara langsung
dapat ditranslasi menjadi produk barang dan/atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat,
sehingga cenderung berpotensi menimbulkan pemborosan keuangan negara. Pembinaan
Lembaga litbang juga diharapkan mampu menghindari terjadi tumpang tindih penelitian antara
Kementerian atau Lembaga yang mengurusi bidang Iptek, LPK, LPNK, dan Pemerintah Daerah.
Tujuan penyusunan rekomendasi kebijakan
Untuk menciptakan pembinaan Lembaga Litbang yang efektif diperlukan pendataan Lembaga
litbang dengan cara pendaftaran (registrasi) lembaga litbang dan penilaian kinerja Lembaga
Litbang yang ada saat ini melalui pengklasifikasian Lembaga Litbang. Sampai saat ini belum
ada mekanisme registrasi yang terhadap lembaga litbang yang ada. Diharapkan melaui sistem
registrasi Lembaga Litbang yang dilakukan oleh Kementerian yang membidangi penelitian dan
pengembangan ini dapat diketahui secara tepat berapa jumlah lembaga litbang dan mekanisme
pembinaan yang diperlukan. Berikut terlampir gambaran mekanisme pembinaan Lembaga
litbang yang akan dilakukan:
Gambar 26. Mekanisme Pembinaan Lembaga Litbang
106 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 27. Sistem Penomoran Registrasi Lembaga Litbang
Gambar 28. Kerangka Konsep Penilaian dan Pengklasifikasian Lembaga Litbang
Indikator kinerja, target, dan capaian sampai 2018 serta realisasinya dapat digambarkan pada
tabel berikut:
Sasaran
Indikator Kinerja
Kegiatan
Tahun Target Realisasi
Persentase
Capaian
Target
Meningkatnya
kualitas lembaga
litbang
Sas
ara
n
Indik
ator/
Targe
t
T
a
h
u
n
Target
Pranata
Litbang
Terakre
ditasi
Dibina/B
aru
Realisasi
Pranata
Litbang
Terakre
ditasi
Dibina/
Baru
Persen
tase
Capaia
n
Target
Per
Tahun
Jumla 2
Jumlah
Rekomendasi
kebijakan
2015 1 1 100%
2016 1 1 100%
2017 1 1 100%
2018 1 1 100%
Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja kegiatan ini telah sesuai dengan target yang
ditetapkan. Hal ini dapat tercapai karena lembaga litbang semakin menyadari pentingnya
pembinaan lembaga litbang bagi peningkatan kualitas lembaga. Rincian capaian pelaksanaan
kegiatan penyiapan peraturan pembinaan Lembaga litbang, yaitu 1) Tahun 2015 telah tersusun
konsepsi peningkatan kualitas Lembaga litbang; 2) Tahun 2016 telah disusun naskah urgensi
107 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
penyusunan peraturan pembinaan Lembaga litbang; 3) Tahun 2017 Pedoman Teknis Registrasi
Lembaga litbang dan pengembangan sistem registrasi dalam Website ILLI (Informasi Lembaga
Litbang Indonesia); 4) Tahun 2018 telah tersusun Pedoman Teknis Penilaian dan
Pengklasifikasian Lembaga Litbang juga pengembangan sistemnya dan telah terintegrasi dalam
website ILLI (www.illi.ristekdikti.go.id). Ilustrasi capaian kegiatan dapat terlihat dalam gambar
di bawah ini:
Gambar 29. Progres Capaian Kegiatan Penyusunan Peraturan Perundangan Pembinaan
Lembaga Litbang
108 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 30. Display Website Informasi Lembaga Litbang Indonesia (ILLI)
2. Penguatan Lembaga Litbang Industri
Kegiatan penguatan Lembaga Litbang industri merupakan kegiatan yang juga mendukung
pencapaian indikator keberhasilan Pusat Unggulan Iptek, terutama terkait dengan hilirisasi
produk hasil litbang dan peningkatan sinergi antara lembaga litbang dengan industri. Inovasi
bagi badan usaha/industri adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan daya
saing perusahaan. Inovasi dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
(litbang) internal perusahaan ataupun melalui kerja sama dengan peneliti/perekayasa dari
berbagai perguruan tinggi atau lembaga litbang di tanah air. Saat ini, sebagian besar kegiatan
litbang masih dilakukan oleh lembaga litbang, baik lembaga litbang kementerian maupun
lembaga litbang non kementerian. Namun bagi sebagian besar industri, kegiatan litbang belum
menjadi kegiatan penting yang menjadi kebutuhan perusahaan. Berdasarkan hasil survei litbang
industri tahun 2017 yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenristekdikti
menunjukkan bahwa dari total 563 industri manufaktur yang menjadi responden, hanya terdapat
259 industri atau sekitar 46% yang menyatakan diri sebagai pelaku litbang. Dari hasil Survei
Litbang Industri Pusdatin Kemenristekdikti yang bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik
pada tahun 2016 dan 2017 didapatkan hasil sebagai berikut:
109 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel 21. Hasil Survei Litbang Industri Tahun 2016 Tahun 2017
Jumlah Industri Manufaktur yang
mengikuti survei
501
(22 provinsi)
563
(23 provinsi)
Jumlah Industri Manufaktur sebagai
pelaku litbang
209
(17 provinsi)
259
(20 provinsi)
Presentase 41% 46%
*Sumber: Pusdatin Kemenristekdikti
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pengembangan lembaga litbang industri
diantaranya, 1) Porsi terbesar anggaran litbang di Indonesia saat ini masih didominasi oleh
litbang pemerintah dibandingkan litbang industri. 2) Kegiatan litbang membutuhkan dana
investasi yang tidak sedikit. Oleh karenanya, belum banyak industri yang tertarik untuk
melakukan kegiatan litbang secara konsisten dan berkesinambungan. 3) Aliran teknologi dan
interaksi antara lembaga litbang dan industri belum terjadi secara intensif, sehingga jalinan
kerjasama antara industri, lembaga litbang dan perguruan tinggi masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh ketidaksesuaian teknologi yang dihasilkan lembaga litbang dengan kebutuhan
industri dan kapasitas litbangyasa yang lemah dalam menyerap kebutuhan industri; 4) Selain
itu, terdapat gap antara hasil litbang yang masih berskala laboratorium dengan produk litbang
yang siap masuk ke industri. Adanya gap tersebut seringkali menghambat produk hasil litbang
untuk dapat langsung diadopsi oleh industri karena masih memerlukan tahap-tahap penyesuaian
dan pengujian lebih lanjut, seperti proses pengujian pada skala produksi, sertifikasi dan
standardisasi produk, proses alih teknologi, audit teknologi dan perijinan produksi. Untuk itu
diperlukan regulasi yang mendukung untuk memperlancar aliran teknologi dari lembaga litbang
ke industri/badan usaha.
Terkait dengan hal ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) pada tahun 2018 menyelenggarakan kegiatan Apresiasi Lembaga Litbang
Industri Inovatif atau Innovative Industrial Research and Development Institution (IIRDI)
Award. IIRDI Award adalah penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi kepada badan usaha/industri yang memiliki unit kerja litbang dan
melaksanakan kegiatan litbang secara konsisten dan berkesinambungan, serta menghasilkan
produk yang inovatif dan berdaya saing. Pemberian apresiasi ini ditujukan untuk mendorong
pelaksanaan kegiatan litbang di industri secara konsisten dan meningkatkan sinergi antara badan
usaha/industri dengan lembaga litbang/perguruan tinggi.
Tahun 2018, merupakan tahun pertama pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini merupakan
pengembangan dari pelaksanaan kegiatan Apresiasi Industri/Badan Usaha yang
Memanfaatkan/mengembangkan Hasil litbang PUI yang telah dilakukan selama 3 tahun
berturut-turut. Tahun ini, badan usaha/industri yang menjadi peserta seleksi merupakan industri
yang melakukan kegiatan litbang dan merupakan perusahaan modal dalam negeri (PMDN),
termasuk dalam industri menengah atau besar, berdomisili di Indonesia dan memiliki rekam
jejak yang jelas, melakukan kegiatan litbang, memiliki unit kerja litbang, memiliki produk/hasil
invensi dan/atau inovasi yang telah dimanfaatkan masyarakat secara luas. Terdapat sekitar 11
industri yang mengikuti seleksi IIRDI award dan dari jumlah tersebut berhasil ditetapkan 4
industri yang dinobatkan sebagai lembaga litbang industri inovatif, yaitu: 1) PT Dexa Medica,
2) PT. SOHO Industri Pharmasi, 3) PT. Martina Berto Tbk., dan 4) PT Pindad (Persero).
110 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Dampak dari pelaksanaan kegiatan ini ke depannya bagi pemerintah, yaitu terpetakannya
potensi kegiatan litbang di industri, serta tersedianya rekomendasi industri yang memiliki
kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi serta mampu menghasilkan produk
inovatif yang berdaya saing. Sedangkan bagi dunia usaha/industri, penghargaan ini merupakan
bentuk pengakuan resmi dari pemerintah (Kemenristekdikti) terhadap industri inovatif yang
memiliki kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi terknologi serta dapat meningkatkan
daya saing dan prestise perusahaan dan produk yang dihasilkan.
Gambar 31. Kegiatan Apresiasi Lembaga Litbang Industri Inovatif atau Innovative
Industrial Research and Development Institution (IIRDI) Award Tahun 2018
3. BPPD Yang Dibina Menjadi Bppd Berkinerja Utama
Dalam rangka mencapai Indikator Kinerja Keterkaitan Kegiatan dan Indikator saran Program
lembaga penelitian dan pengembangan yang berkualitas, kegiatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BPPD) yang dibina menjadi BPPD Berkinerja Utama merupakan salah
satu indikator sasaran program. Pada Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan
menetapkan Pusat Unggulan Iptek merupakan aktor penyedia inovasi yang dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal ini salah satu fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah adalah membuat rekomendasi perencanaan pembangunan berbasis pada hasil penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu dikuatkan dalam pelaksanaan yang akan melibatkan
Pusat Unggulan Iptek (PUI). Dalam hal ini BPPD perlu difasilitasi dikuatkan dalam
memanfaatkan hasil inovasi yang dihasilkan oleh Pusat Unggulan Iptek untuk dapat
diimplementasikan di daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan aktor
penting dalam implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Dengan semakin banyaknya Pusat
Unggulan Iptek (PUI) yang ada akan semakin menguatkan keberadaan Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah dalam mengimplementasikan pelaksanaan SIDa. Kinerja Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah sangat ditentukan oleh koordinasi yang dilakukan dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perguruan
Tinggi maupun dengan lembaga-lembaga Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pemerintah
Kementerian (LPK)/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), maupun dengan
masyarakat pengguna iptek.
111 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel 22. BPPD yang dibina Menjadi BPPD
Berkinerja Utama Tahun 2018
NO. Nama BPPD Nilai TSB
Tahun 2018
1 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan 3.753
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Riau 3.651
3 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat 3.617
4 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Barat 3.539
5 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar 3.497
6 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi 3.397
7 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Sungai Penuh 3.333
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 3.317
9 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Magelang 3.259
10 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung 3.173
11 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Malang 3.161
12 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Utara 3.142
13 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Solok 3.133
14 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur 3.131
15 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan
Timur 3
Ketercapaian dari target yang ditetapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Adanya Surat Peraturan Bersama antara Kemenristek dan Kemendagri nomor 03 Tahun 2012
dan nomor 36 Tahun 2012.
2. Adanya UU nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota masih sangat
memerlukan pembinaan dalam rangka penguatan kapasitas dan kapabilitas selaku lembaga
penelitian daerah untuk dapat berdayasaing dalam inovasi.
4. Adanya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Bab XXI pada pasal 386
sampai dengan 390 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.
5. Dukungan kebijakan kepala daerah dalam pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
6. Dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Dalam Negeri RI dalam
pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
112 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
PROGRAM KEGIATAN YANG MENUNJANG PENCAPAIAN KINERJA
Dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD terdapat rangkaian mekanisme
pelaksanaan kegiatan fasilitasi seperti berikut:
Gambar 32. Pelaksanaan Fact Finding Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD
Gambar 33. Pelaksanaan Apresiasi Lembaga Litbang Daerah 2018
113 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Gambar 34. Workshop Penguatan Kelembagaan BPPD Tahun 2018
4. Pranata Litbang Yang Terakreditasi
Kegiatan lain yang mendukung Pusat Unggulan Iptek adalah penerapan kebijakan dan fasilitasi
sistem penjaminan mutu lembaga litbang yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Akreditasi
Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu tim kerja bersifat non struktural, yang
memberikan akreditasi kepada pranata litbang. Pranata Litbang yaitu unit kerja yang melakukan
kegiatan penelitian dan pengembangan serta pendayagunaan hasilnya bagi kesejahteraan
masyarakat dalam bidang ilmu teknik, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial
tertentu yang spesifik. Terkait akreditasi Pranata Litbang oleh KNAPPP telah dikuatkan dalam
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 52 Tahun 2016, sebagai
pembaharuan dari Peraturan Menteri sebelumnya.
Akreditasi KNAPPP dapat digunakan sebagai: a) informasi tentang ruang lingkup layanan jasa
dan jaminan kualitas kinerja yang dapat diberikan oleh Pranata Libang kepada dunia usaha dan
para pemangku kepentingan di bidang penelitian dan pengembangan serta inovasi teknologi;
dan b) jaminan mutu pranata litbang bagi industri dan pemangku kepentingan pranata litbang
yang akan menggunakan jasa atau melakukan kerjasama litbang.
Manfaat akreditasi KNAPPP bagi pranata Litbang yaitu: a) Sarana untuk mengukur kinerja; b)
Kebanggaan bagi yang memiliki Akreditasi; c) Jembatan bagi Manajemen dan Peneliti; dan d)
Memperoleh pengakuan akan kemampuan Litbang dan hasil-hasilnya. Sedangkan bagi
Masyarakat, akreditasi KNAPPP dapat memudahkan dalam mengenali kualitas pranata litbang
dan hasilnya, serta memudahkan industri memilih pranata litbang yang sesuai dengan rencana
pengembangan produknya. Manfaat akreditasi KNAPPP bagi Pemerintah adalah a)
Meningkatkan dan membudayakan mutu Litbang; b) Memberikan gambaran kondisi Litbang di
Indonesia; c) Memfasilitasi peran pranata litbang bagi pembangunan; dan d) Memudahkan
pemerintah dalam melaksanakan pembinaan pranata litbang.
Indikator jumlah pranata litbang terakreditasi yang dibina pada tahun 2018 ditargetkan 45 dan
tercapai 38 (84.44%). Capaian ini lebih rendah dari targetnya dikarenakan ketidaksiapan pihak
pranata untuk diasesmen reakreditasi pada tahun 2018 ini, mengingat pranata perlu melakukan
migrasi sistem manajemen mutu berdasarkan Pedoman KNAPPP 2007 ke dalam sistem
114 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
berdasarkan Pedoman KNAPPP 2017. Sedangkan indikator jumlah pranata litbang yang
terakreditasi baru tercapai 16 (enam belas) pranata dari targetnya 5 (lima) pranata (320%).
Capaian kegiatan ini melebihi target karena adanya realokasi penggunaan anggaran kegiatan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung indikator kinerja utama (IKU) Direktorat
Lembaga Litbang yaitu untuk meningkatkan kinerja lembaga Pusat Unggulan Iptek (PUI),
terutama dalam meningkatkan kapasitas inputnya (sourcing capacity) melalui penjaminan mutu
akreditasi pranata litbang oleh KNAPPP.
Pranata Litbang yang mendapatkan akreditasi secara akumulasi sejak tahun 2003 sampai dengan
tahun 2018 ini berjumlah 69 pranata, dimana 6 diantaranya berstatus dibekukan (nonaktif). Jadi
saat ini ada 63 pranata Litbang yang aktif terakreditasi KNAPPP. Sebaran pranata litbang
terakreditasi berdasarkan lembaga induk dan wilayah adalah sebagai berikut:
Diagram 4. Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun 2018
Berdasarkan Lembaga Induknya
Gambar 35. Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun 2018
Berdasarkan Wilayah (Provinsi)
54%
21%
8%
3%
14%
Litbang Pemerintah
Kementerian
Litbang Pemerintah Non-
Kementerian
Litbang Perguruan Tinggi
Litbang Swasta
Litbang BUMN
115 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Sebaran Pranata Litbang terakreditasi aktif tahun 2018 berdasarkan Wilayah (Provinsi) :
Jawa Barat – 21
Jawa Tengah – 2
Jawa Timur - 7
Banten – 7
D.I. Yogyakarta - 4
Jakarta - 8
Sumatera Utara - 4
Sumatera Selatan - 2
Sumatera Selatan – 2
Sumatera Barat - 1
Kalimantan Selatan - 2
Sulawesi Selatan - 5
Kegiatan sosialisasi, asesmen akreditasi awal, asesmen surveilan, asesmen reakreditasi, rapat
adhoc, pembahasan Majelis Anggota, pembahasan Tim Panitia Teknis, serta workshop pranata
litbang terakreditasi, sebagai bagian dari proses akreditasi pranata litbang oleh KNAPPP selama
tahun 2018 terdokumentasi sebagai berikut:
Gambar 36. Dokumentasi kegiatan Pranata Litbang Terakreditasi Tahun 2018
5. CAPAIAN DUKUNGAN MANAJEMEN UNTUK PROGRAM PENINGKATAN
KUALITAS KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI
Pencapaian 4 (empat) Indikator Kinerja Program (IKP) Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
tidak lepas dari capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Iptek dan Dikti yang
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.
Capaian dukungan manajemen untuk program peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan
Dikti disampaikan sebagai berikut:
1. Bagian Perencanaan dan Penganggaran
Dukungan manajemen untuk layanan Perencanaan dan Penganggaran terdiri dari:
116 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
a. Layanan Perencanaan
1. Telah disusun usulan RKP dan pagu indikatif, pagu anggaran dan pagu alokasi
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti untuk tahun anggaran 2019,
2. Pada tahun anggaran 2018, pagu Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengalami
beberapa kali penyesuaian dan revisi baik program maupun anggaran
3. Penyusunan RKAKL konsep DIPA Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan Iptek
dan Dikti
4. Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
b. Layanan Pemantauan dan Evaluasi
1. Laporan Kinerja Tahun 2017 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
2. Pelaporan Capaian Output pada aplikasi Simonev (B1 s.d. B12)
3. Pelaporan Capaian Kinerja Eselon I dan Eselon II per-Triwulan (B3, B6, B9 dan
B12)
4. Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan ke Satker di bawah Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
5. Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan program/kegiatan Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
6. Pelaporan Evaluasi Kegiatan Prioritas/KSP
7. Penyusunan Perjanjian Kinerja 2018
8. Penyusunan data dukung Penilaian SAKIP untuk Kemen PAN-RB
9. Penyusunan draft Laporan Kinerja Tahun 2018 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
c. Layanan Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan
1. Laporan Keuangan tahun 2019
2. Dokumen usulan UP Dispensasi
3. Laporan Pertanggung Jawaban setiap bulan
4. Usulan Dokumen Persetujuan TUP
5. Laporan Keuangan Audited 2019
6. Tanggapan Konsep Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan 2019
7. Dokumen Pengajuan revolving UP
8. Laporan Pajak setiap bulan
9. Laporan dan KOnfirmasi Pengembalian Kas Negara
10. Verifikasi SPJ LS-BP dan Revolving UP
11. Tindak Lanjut LHP BPK Tahun 2019
12. Pencairan kontrak-kontrak
13. Pembayaran Gaji PNS dan PPNPN
14. Pembayaran Uang makan
Capaian yang telah dilakukan pada tahun 2019 pada bagian perencanaan dan penganggaran
adalah sebagai berikut:
1. 1 dokumen perencanaan dan penganggaran
2. 1 dokumen pemantauan dan evaluasi program dan anggaran
117 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
3. 12 dokumen dokumen perbendaharaan dan keuangan
2. Bagian Hukum, Kerja Sama dan Layanan Informasi
Dukungan manajemen untuk Hukum, Kerjasama dan Informasi, terdiri dari:
a. Layanan Hukum
- Hasil pembahasan dan penyusunan peraturan perundang - undangan sesuai target
Program Legislasi Kemenristekdikti tahun 2018 di bidang Kelembagaan Iptek dan
Dikti (7 dokumen), sebagai berikut:
1. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pendirian
PTN;
2. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pendirian
PTS;
3. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pendirian PTS
melalui Kerja Sama;
4. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Perubahan
PTN;
5. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Perubahan
PTS;
6. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pembukaan
Program Studi;
7. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pembukaan
Program Studi dgn Penugasan.
- Hasil kajian hukum terkait penjatuhan sanksi adminstrasi pelanggaran PT (1
dokumen), adalah Draf kajian hukum terkait penjatuhan sanksi administrasi
pelanggaran terhadap Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di
lingkungan 14 wilayah LL Dikti.
- Hasil fasilitasi advokasi hukum terkait mediasi dan penyelesaian konflik dan
penjatuhan sanksi bagi PT bermasalah (5 dokumen):
1. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan
penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara internal perguruan tinggi
bermasalah di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;
2. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan
penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara internal badan penyelenggara
di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;
3. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan
penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara perguruan tinggi bermasalah
dengan badan penyelenggara di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;
4. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan
penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara perguruan tinggi bermasalah
dengan masyarakat di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;
5. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan
penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara perguruan tinggi bermasalah
dengan Kementerian di lingkungan 14 wilayah LL Dikti.
118 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
- Hasil dan laporan monev pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
kelembagaan iptek dan dikti (1 dokumen), adalah Laporan Pelaksanaan monitoring
dan evaluasi mengenai peraturan perundang-undangan di bidang kelembagaan iptek
dan dikti.
b. Layanan Kerja Sama
- Hasil pembahasan dan penyusunan dokumen kerjasama antara Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti (2 dokumen).
Dalam kurun waktu tahun anggaran 2018, subbag kerjasama telah melakukan
pembahasan dan penyusunan dokumen kerjasama dengan dua mitra yaitu:
1) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Kerja sama pendirian Institut Seni Budaya Indonesia – Kalimantan,
2) Ditjen Administrasi Hukum Umum, Kemenkumham
Pertukaran data dan informasi badan hukum penyelenggara perguruan tinggi
swasta.
Hingga tahun anggaran berakhir, dua dokumen tersebut masih dalam tahapan
rancangan yang belum difinalisasi.
- Hasil monev kerja sama PT atau Lemlitbang (5 dokumen).
Pada tahun anggaran 2018, Subbag Kerja Sama telah melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi kerja sama yang terdiri dari:
1) Kerangka program hibah Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI)
di lima perguruan tinggi yaitu:
a. Universitas Negeri Semarang;
b. Politeknik Negeri Semarang;
c. Universitas Katolik Soegijapranata;
d. Universitas Islam Sultan Agung;
e. Universitas Islam Indonesia;
f. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan
g. Universitas Ahmad Dahlan.
2) Selain itu Subbag Kerja Sama juga melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kerja sama di dua direktorat di lingkungan Ditjen Kelembagaan
Iptek-Dikti yaitu:
a. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan
b. Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pada perjalanannya dari lima dokumen yang ditargetkan, Subbag Kerja Sama
telah menghasilkan sembilan dokumen monitoring dan evaluasi.
c. Layanan Informasi
- Hasil layanan informasi perizinan PT dan penyelesaian pengaduan (1 dokumen)
Laporan hasil layanan informasi kunjungan tamu Direktorat Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti Tahun Anggaran 2018 melalui Unit Layanan Terpadu
119 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
(ULT/PINTU) baik pertanyaan maupun pengaduan sebanyak 1.079 pengunjung.
Untuk layanan informasi melalui web Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online
Rakyat (LAPOR) sebanyak 50 pengunjung.
- Hasil Peliputan kegiatan Ditjen Kelembagaan (12 peliputan)
Laporan hasil peliputan dan pemberitan kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti yang melebihi target dari 12 peliputan dan
pemberitaan menjadi 43 peliputan sampai akhir Desember 2018
Grafik 12. Tone Pemberitaan Ditjen Kelembagaan Tahun 2018
Tone pemberitaan Ditjen Kelembagaan Tahun 2018 keseluruhan sebanyak 1.115
pemberitaan, teridri dari: berita negatif 31; berita netral 795 dan berita positif 289
berita.
Tone Negatif terdiri dari:
19 tentang rencana pendirian Perguruan Tinggi Asing di Indonesia, 5 masalah
konflik PTS, 3 pembinaan PT, 2 peringkat PT dan 2 merger PTS
31
795
289
Negatif Netral Positif
19
5
32 2
Pendirian PTAsing
Konflik PTS PembinaanPerguruan Tinggi
Peringkat PT Merger PTS
TONE NEGATIF
120 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Grafik 13. Jumlah Narasumber Internal Secara Keseluruhan Pemberitaan
Tahun 2018 yang di monitor dan di kelola oleh Tim Biro Kerja Sama dan
Komunikasi Publik
- Hasil publikasi dan dokumentasi program dan kegiatan Ditjen Kelembagaan (4
dokumentasi.
Terlaksananya publikasi kegiatan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
Tahun Anggaran 2018 melalui media cetak dan media elektronik serta di media
sosial. Dokumentasi program dan kegiatan Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
sampai akhir Desembre 2018 ada 4 (video, foto, majalah, berita).
3. Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan persuratan, layanan
kepegawaian, pencatatan barang milik negara dan layanan operasional pemeliharaan kantor
di Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Untuk dukungan manajemen Umum,
terdiri dari:
a. Layanan Tata Usaha dan Kepegawaian
Tahun 2018, Layanan Tata Usaha dan Kepegawaian telah melakukan capaian output
berupa;
- Layanan Pengelolaan Persuratan (Target = 12 bulan)
121 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Diagram 5. Pengelolaan Persuratan Tahun 2018
- Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan (Target = 1 dokumen)
Laporan Pegawai/CPNS/PPNPN yang mengikuti bimbingan, pendidikan, dan
pelatihan;
Grafik 14. Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan SDM
- Layanan Pengelolaan Kepegawaian (Target = 12 bulan)
13606,0
22534,0
722,0
Layanan Pengelolaan Persuratan
Surat Masuk Surat Keluar Penomoran SK
4 1
97
126
72
0
20
40
60
80
100
120
140
Diklat PIM IV Diklat Fungsional Assesment PPNPN Bimtek Operator Test SKB CPNS
Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan
Jumlah orang
122 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Grafik 15. Pengelolaan Kepegawaian Tahun 2018
- Dokumen Pengelolaan Ketatalaksanaan (Target = 2 dokumen)
Dokumen Pengelolaan Ketatalaksanaan meliputi
1. Dokumen SOP; dan
2. Analisis Beban Kerja
Agar penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan dibawah Direktorat Jenderal
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berjalan dengan
baik maka diperlukan pegawai (khususnya untuk PNS) yang profesional,
bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem
prestasi kerja. Sistem ini harus menjamin objektivitas dalam mempertimbangkatan
pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat dengan melakukan penilaian prestasi
kerja, yaitu penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hasil penilaian SKP PNS
Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Tahun 2018, yaitu:
28
178
68
4
18
13
11
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Kenaikan Pangkat
Cuti
Kenaikan Gaji Berkala
Layanan Pensiun
Penerima Satya Lencana
Layanan BPJS
Layanan KARIS/KARSU/KARPEG
Layanan Kepegawaian
Layanan Kepegawaian
0
5
10
15
20
25
Dirjen &Setditjen
KelembagaanIptek & Dikti
Dit.Pengembangan
KPT
Dit. PembinaanKPT
Dit. KST Dit. Lemlitbang
17 16 15
22
15
12
35
8 7
0 0 0 0 00 0 0 0 00 0 0 0 0
91-100 76-90 61-75 51-60 <50
Grafik 16. Nilai SKP PNS Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018
123 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
b. Layanan Rumah Tangga
Yang telah dilakukan pada layanan rumah tangga, adalah:
1. Layanan kebutuhan kerumahtanggaan;
2. Pemeliharaan Peralatan dan mesin;
3. Pemeliharaan Kendaraan dinas dan kendaraan operasional;
4. Layanan Ketertiban, Keamanan Kesehatan Keindahan dan Kebersihan;
5. Layanan kebutuhan barang persediaan Alat Tulis Kantor;
6. Layanan belanja sewa;
7. Rapat-rapat koordinasi;
8. Operasional dan Pemeliharaan Kantor.
c. Layanan Pengelolaan Barang Milik Negara
Di tahun 2018, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memberikan layanan
pengelolaan BMN untuk memperoleh capaian output berupa;
- Dokumen Penyusunan Laporan BMN (Target = 8 Dokumen)
Tabel 23. Laporan BMN Tahun 2018
No Dokumen
1 Laporan BMN & Persediaan Semester 2 Tahun 2017 UAKPB Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
2 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Unaudited) UAKPB
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
3 Laporan BMN & Persediaan Semester 2 Tahun 2017 UAPPB-E1 Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
4 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Unaudited) UAPPB-
E1 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
5 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Audited) UAKPB
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
6 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Audited) UAPPB-E1
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
7 Laporan BMN & Persediaan Semester 1 Tahun 2018 UAKPB Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
8 Laporan BMN & Persediaan Semester 1 Tahun 2018 UAPPB-E1 Ditjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti
- Dokumen Penatausahaan, Pengelolaan, Inventaris dan Penghapusan BMN (Target =
4 dokumen)
124 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Tabel 25. Dokumen Penatausahaan, Pengelolaan, Inventaris dan
Penghapusan BMN Tahun 2018
No Dokumen
1 Laporan Pengawasan dan Pengendalian BMN Ditjen Kelembagaan Iptek
dan Dikti Tahun 2017
2 Dokumen Pemindahtanganan BMN (Hibah & Alih Status Penggunaan
BMN) Tahun 2018
3 Data Inventaris BMN Per 31 Desember 2018
4 Dokumen Usulan Penetapan Status BMN Ditjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti Tahun 2018
Grafik 17. Nilai Pemindahtanganan BMN Tahun 2018 dan 2017 dalam
Unit/Set
Diagram 6. Kondisi BMN Berdasarkan Hasil Inventarisasi
7567,0
412684,0
3217,0 5657,0 -
50000,0
100000,0
150000,0
200000,0
250000,0
300000,0
350000,0
400000,0
450000,0
PENGEMBANGAN PPPTS PENGEMBANGAN STP
Nilai Pemindahtanganan BMN Tahun 2018 & 2017
dalam Unit/Set
Tahun 2018 (unit/set) Tahun 2017 (unit/set)
318
211
3
Kondisi BMN Berdasarkan Hasil Inventarisasi
(dalam unit/set)
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
125 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
- Dokumen Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (Target = 1 dokumen);
Grafik 18. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang Dipergunakan Sendiri
Grafik 19. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang akan Dihibahkan ke
Masyarakat/Pemda
4,0
55,0
5,0
Pengadaan Layanan Internal
Pengadaan Hardware BAN-PT
Pengadaan Manajemen Inkubator Bisnis
Pengadaan LayananInternal
Pengadaan HardwareBAN-PT
Pengadaan ManajemenInkubator Bisnis
Nilai Pengadaan (unit/set) 4,0 55,0 5,0
Pengadaan Barang Tahun 2018 yang dipergunakan sendiri (dalam unit/set)
3586,0
2790,0
Pengadaan Program Pengembangan PPPTS
Pengadaan Program Pengembangan STP
Pengadaan Program PengembanganPPPTS
Pengadaan Program PengembanganSTP
Nilai Pengadaan (unit/set) 3586,0 2790,0
Pengadaan Barang Tahun 2018 yang akan dihibahkan ke masyarakat/pemda (dalam unit/set)
126 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
B. CAPAIAN REALISASI ANGGARAN
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada tahun 2018 Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memperoleh alokasi anggaran berdasarkan DIPA
Nomor SP DIPA-042.03.1.401196/2018 tanggal 5 Desember 2017 sebesar Rp.
636.180.807.000,-
DIPA tahun 2018 ini mengalami revisi anggaran sebanyak 6 kali. Realisasi anggaran pada
tahun 2018 sebesar Rp. 550.338.607.616,- atau sebesar 86,51%. Berikut rincian realisasi
anggaran, seperti dibawah ini:
Tabel 25. Realisasi Anggaran dan Fisik Tahun 2018 Per Output
Unit Eselon I Anggaran Fisik
Eselon II Pagu Realisasi
Persentase
(%)
Volume Progress (%)
Output T R Target Realisasi
DITJEN
KELEMBAGAAN 636.180.807.000 550.338.607.616 86,51%
Setditjen
Kelembagaan 34.815.045.000 28.864.722.954 82,91%
100 100
Perencanaan 1.557.150.000 1.515.248.174 97,31% 1 1 100% 100%
Layanan dukungan
manajemen eselon 1 13.451.667.000 10.056.805.009 74,76% 12 12 100% 100%
Layanan Internal
(overhead) 558.000.000 551.379.100 98,81% 1 1 100% 100%
Layanan
Perkantoran 19.248.228.000 16.741.290.671 86,98% 12 12 100% 100%
Dit.
Pengembangan
KPT 123.269.044.000 101.659.739.980 82,47%
100% 172,4%
Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan Tinggi
6.500.000.000 6.033.537.251 92,82% 57 128 100% 224%
Rekomendasi Pendirian Dan Penutupan Perguruan Tinggi
6.500.000.000 5.407.410.416 83,19% 29 87 100% 300%
Rekomendasi Pembukaan Dan Penutupan Program Studi
16.754.044.000 15.209.356.292 90,78% 400 553 100% 138%
Layanan Program Studi Di Luar Domisili (pdd)
11.515.000.000 6.259.816.137 54,36% 2 2 100% 100%
Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi
82.000.000.000 68.749.619.884 83,84% 12 12 100% 100%
Dit. Pembinaan
KPT 291.091.518.000 260.414.252.690 89,46%
100% 97,58% Perguruan Tinggi/prodi Yang Diakreditasi (ban-pt)
130.000.000.000 106.837.836.632 82,18% 3800 3612 100% 95%
Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang
30.256.800.000 29.449.130.229 97,33% 560 534 100% 95,35%
127 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
Unit Eselon I Anggaran Fisik
Eselon II Pagu Realisasi
Persentase
(%)
Volume Progress (%)
Output T R Target Realisasi
Perguruan Tinggi Yang Meningkat Mutu Kelembagaannya
129.297.089.000 122.663.892.679 94,87% 500 451 100% 100%
Perguruan Tinggi Yang Dibina Menjadi Perguruan Tinggi Top 500 Dunia
1.537.629.000 1.463.393.150 95,17% 3 3 100% 100%
Dit. Lemlitbang 45.000.000.000 44.414.804.832 98,70% 100% 103,4% Lembaga Litbang Yang Dibina Menjasi Pusat Unggulan Iptek
41.000.000.000 40.577.314.379 98,97% 80 80 100% 90,20%
Bppd Yang Dibina Menjadi Bppd Berkinerja Utama
2.000.000.000 1.934.776.900 96,74% 15 15 100% 100%
Pranata Litbang Yang Terakreditasi
2.000.000.000 1.902.713.553 95,14% 45 54 100% 120%
Dit. KSTL 142.005.200.000 114.985.087.160 80,97% 100% 202,5% Taman Sains Dan Teknologi Yang Dikembangkan
107.005.200.000 89.779.189.868 83,90% 15 18 100% 120%
Lembaga Inkubator Teknologi Yang Dikembangkan
35.000.000.000 25.205.897.292 72,02% 7 20 100% 285%
Tabel 26. Realisasi Anggaran Tahun 2018 Per Jenis Belanja
Jenis Belanja Anggaran Realisasi % Realisasi
Belanja Pegawai 8.248.228.000 7.733.039.310 93,75%
Belanja Barang 613.803.642.000 534.600.641.106 87,10%
Belanja Modal 14.128.937.000 8.004.927.200 56,66%
Jumlah 636.180.807.000 550.338.607.616 86,51%
128 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8
BAB IV
PENUTUP
Berbagai upaya perbaikan atas kinerja program, kegiatan dan anggaran Direktorat Jenderal
Kelembagaan Iptek dan Dikti selama kurun waktu tahun 2015 s.d. 2018 telah dilakukan. Hasil
yang diraih tidak menyurutkan tekad, justru memberikan semangat untuk terus melakukan
peningkatan kinerja dalam menjalankan sasaran strategis meningkatnya Kualitas Kelembagaan
Iptek dan Dikti. Adapun hasil kinerja selama periode tahun anggaran 2018 ini dituangkan
dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang
menyajikan informasi atas hasil-hasil kinerja yang dicapai pada tahun 2018, secara menyeluruh
dalam upaya Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti.
Program, kegiatan dan anggaran pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dapat
terlaksana dengan baik semua karena kerja sama serta komitmen semua pihak dan atau instansi
termasuk dengan para pakar/tim ahli yang terlibat dalam mendukung program, kegiatan dan
anggaran. Berbagai kebijakan strategis Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah
disusun untuk mendorong pelaksanaan program lebih tepat sasaran, dengan harapan dapat
memberikan layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat Pendidikan tinggi dan seluruh pihak
yang berkepentingan.
Pada akhirnya dengan berbekal komitmen, kesamaan persepsi dan kekuatan, semangat
reformasi birokrasi, serta sumberdaya yang ada, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan
Dikti Kemristekdikti akan terus meningkatkan kinerjanya sesuai peran dan tanggungjawab
yang diemban, sehingga sasaran startegis Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Iptek dan
Dikti dapat dicapai dan ditingkatkan kinerjanya.
LAMPIRAN:1. Pembinaan Mutu Kelembagaan Perguruan Tinggi
Berikut data perguruan tinggi yang mengikuti pembimbingan penyusunan statuta PTS padatahun 2018:
No
KodePT
Perguruan Tinggi LLDIKT
I
Kab. Kota
1 014006 Akademi Akuntansi YPK Medan 1 Medan
2 014224 Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit BarisanMedan
1 Medan
3 015016 Politeknik Kesehatan YRSU Dr Rusdi 1 Medan
4 011026 Universitas Al-Azhar 1 Medan
5 011015 Universitas Graha Nusantara 1 Padangsidimpuan
6 011049 Universitas Harapan Medan 1 Medan
7 011028 Universitas Islam Labuhan Batu 1 Rantauprapat
8 024126 Akademi Kesehatan Yayasan Sapta BaktiBengkulu
2 Bengkulu
9 023012 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum PertibaPangkalpinang
2 Bangka Tengah
10 023117 STIKES Citra Delima Bangka Belitung 2 Pangkalpinang
11 021015 Universitas Baturaja 2 Ogan KomeringUlu
12 021026 Universitas Nahdlatul Ulama Lampung 2 Lampung Timur
13 021011 Universitas Tamansiswa 2 Palembang
14 082005 Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka 8 Flores Timur
15 083072 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu PendidikanCitra Bakti
8 Kab. Ngada
16 083080 STMIK Primakara 8 Denpasar
17 081028 Universitas Cordova 8 Sumbawa Barat
18 081034 Universitas Kristen Wira Wacana Sumba 8 Sumba Timur
19 081002 Universitas Ngurah Rai 8 Denpasar Timur
20 081035 Universitas Qomarul Huda Badaruddin Bagu 8 Lombok Tengah
21 094112 Akademi Kebidanan Andi Makkasau 9 Parepare
22 093196 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan SalewanganMaros
9 Maros
23 093186 STIKES Bakti Nusantara Gorontalo 9 Gorontalo
24 091035 Universitas Madako Toli-toli 9 Toli toli
25 104141 Akademi Akuntansi dan Komputer Stephen Jambi 10 Jambi
26 103147 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo Batam 10 Batam
27 103140 STIH Putri Maharaja 10 Payakumbuh
28 101027 Universitas Dharmas Indonesia 10 Dharmas Raya
29 101007 Universitas Lancang Kuning 10 Pekanbaru
30 101029 Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 10 Kampar
31 101025 Universitas Universal 10 Batam
32 113002 STIA Bina Banua Banjarmasin 11 Banjarmasin
33 111017 Universitas Antakusuma 11 Pangkalan Bun
34 111006 Universitas Balikpapan 11 Balikpapan
35 123026 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Umel 12 Tual
36 131006 Universitas Almuslim 13 Bireun
37 131009 Universitas Gunung Leuser Aceh 13 Aceh Tenggara
38 131004 Universitas Muhammadiyah Aceh 13 Banda Aceh
39 145002 Politeknik Katolik Saint Paul 14 Sorong
40 143005 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya Dharma 14 Merauke
2. Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan Tingga. Usul dan Rekomendasi Penataan organisasi dan tata kerja
NO USUL STATUS1 Penataan Organisasi dan Tata Kerja Universitas
MalikussalehRekomendasi
2 Penataan Organisasi dan Tata KerjaUniversitasBorneo Tarakan
Rekomendasi
3 Penataan Organisasi dan Tata KerjaPoliteknikNegeri Bali
Rekomendasi
4 Penataan Organisasi dan Tata KerjaUniversitasNegeri Yogyakarta
Rekomendasi
5 Penataan Organisasi dan Tata KerjaPoliteknikNegeri Sriwijaya
Rekomendasi
6 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Bandung
Rekomendasi
7 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Bengkalis
Rekomendasi
8 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Kupang
Rekomendasi
9 Penataan Organisasi dan Tata KerjaUniversitasNegeri Padang
Rekomendasi
10 Penataan Organisasi dan Tata Kerja NusaCendana
Rekomendasi
11 Penataan Organisasi dan Tata Kerja UniversitasNegeri Manado
Rekomendasi
12 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Jember
Rekomendasi
13 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Tual
Perbaikan
14 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikPertanian Negeri Samarinda
Perbaikan
15 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikElektronika Negeri Surabaya
Perbaikan
16 Penataan Organisasi dan Tata Kerja InstitutTeknologi Sumatera
Perbaikan
17 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikPoliteknik Negeri Medan
Perbaikan
18 Penataan Organisasi dan Tata Kerja UniversitasPalangkaraya
Perbaikan
b. Usul dan Rekomendasi Pembentukan/Perubahan Fakultas/Jurusan PTN
No USUL PERGURUANTINGGI
STATUS
1 Perubahan Nomenklatur Fakultas Ekonomimenjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tadulako Rekomendasi
2 Perubahan Nomenklatur Jurusan IlmuEkonomi dan Studi Pembangunan menjadiJurusan Ilmu Ekonomi
Universitas Tadulako Rekomendasi
3 Pembentukan Fakultas Ilmu Budaya UniversitasMulawarman
Rekomendasi
4 Pembentukan Jurusan Keperawatan Universitas SultanAgeng Tirtayasa
Rekomendasi
5 Perubahan nama Fakultas MIPA menjadiFakultas Sains dan Teknologi
Universitas Terbuka Rekomendasi
6 Perubahan nama Jurusan Matematikamenjadi Jurusan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam
Universitas Terbuka Rekomendasi
7 Perubahan nama Jurusan statistika menjadijurusan Teknik
Universitas Terbuka Rekomendasi
8 Perubahan nama Jurusan Biologi menjadiJurusan Pertanian
Universitas Terbuka Rekomendasi
9 Pembentukan Fakultas PendidikanPsikologi
Universitas NegeriPadang
Rekomendasi
10 Pembentukan Fakultas Ilmu Keluarga danKewirausahaan
Universitas NegeriSurabaya
Rekomendasi
11 Pembentukan Fakultas Fakultas Seni danDesain
Universitas NegeriSurabaya
Rekomendasi
12 Perubahan nama Fakultas Ilmu Olahragamenjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas NegeriSurabaya
Rekomendasi
13 Pembentukan Jurusan TeknologiPendayagunaan Sumberdaya Pesisir
Politeknik PerikananNegeri Tual
Rekomendasi
14 Pembentukan Jurusan TeknologiPendayagunaan Sumberdaya Laut
Politeknik PerikananNegeri Tual
Rekomendasi
15 Pembentukan Jurusan Teknik Informatika Politeknik NegeriMalang
Rekomendasi
16 Perubahan nama Fakultas bahasa dan senimenjadi Fakultas bahasa dan sastra
Universitas NegeriSurabaya
Rekomendasi
17 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas HaluOleo
Tidak Diproses
18 Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Tidak Diproses
Oleo19 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Riau Tidak Diproses20 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu
OleoTidak Diproses
21 Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas HaluOleo
Tidak Diproses
22 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas NusaCendana
Digabung denganFakultas Peternakan
23 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas NusaCendana
Digabung denganFakultas Kedokteran
24 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas NusaCendana
Rekomendasi
25 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mataram Rekomendasi26 Fakultas Kehutanan Universitas Mataram Tidak Diproses27 Fakultas Perikanan dan Kelauatan Universitas Mataram Tidak Diproses28 Fakultas Perikanan dan Kelauatan Universitas Gadjah
MadaTidak Diproses
29 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas LambungMangkurat
Tidak Diproses
30 Fakultas Sains Institut TeknologiSumatera
Tidak Diproses
31 Fakultas Teknologi InfrastrukturKewilayahan
Institut TeknologiSumatera
Tidak Diproses
32 Fakultas Teknologi Produksi dan Industri Institut TeknologiSumatera
Tidak Diproses
33 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas LambungMangkurat
Tidak Diproses
34 Fakultas Hukum Universitas NegeriSurabaya
Tidak Diproses
35 Fakultas Informatika UniversitasMalikussaleh
Tidak Diproses
c. Usul dan Rekomendasi Perubahan Bentuk PTN/PTKL
INSTANSI PERGURUAN TINGGIBadan Siber dan SandiNegara
Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Sandi Negaramenjadi Politeknik Siber dan Sandi Negara
Kementerian Kelautan danPerikanan
Perubahan bentuk Sekolah Tinggi Perikanan Jakartamenjadi Politeknik Ahli Usaha Perikanan
Kementerian Sosial Perubahan bentuk STKS menjadi PoliteknikKesejahteraan Sosial Bandung
Kementerian Perhubungan Perubahan bentuk Akademi Perkeretaapian IndonesiaMadiun menjadi Politeknik Perkeretaapian Indonesia
d. Usul dan Rekomendasi Penggabungan Perguruan Tinggi Kesehatan milik PemerindahDaerah ke PTN
No Nama PT Kesda yang digabung Nama PTN1 Akper Pemprov Kalimantan Timur Universitas Mulawarman2 Akper Pemkab Pamekasan Politeknik Negeri Madura3 Akper Pemkab Subang Politeknik Negeri Subang
e. Rekomendasi Perubahan nama perguruan tinggi PTSyaitu Perubahan nama perguruan tinggi swasta (perubahan nomenklatur) yaitu perubahankata atau frasa dan bukan merupakan perubahan nama perguruan tinggi.
Usul perubahan nama PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Perubahan nama STKIP Kebangkitan Nasional menjadi STKIP Media Nusantara
Citra2. Perubahan nama STIE Putra Sampoerna menjadi STIE Media Nusantara Citra3. Perubahan nama Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta4. Perubahan nama Universitas Dr Sutomo5. Perubahan Nama STMIK Widya Bidakara Menjadi STMIK Indo Daya Suvana6. Perubahan Nama Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo7. Perubahan Nama Akademi Kebidanan Kartini di Jakarta menjadi Akademi
Kebidanan Kartini Jakarta di Jakarta yang diselenggarakan oleh Yayasan KartiniMandiri
f. Rekomendasi Perubahan atau pindah lokasi PTSyaitu pemindahan domisili PTS sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri tentangPendirian PTS tersebut.Usul pindah lokasi PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Perubahan Nama dan Lokasi Sekolah Tinggi Teknologi Bengkulu di Bengkulu
yang diselenggarakan oleh Yayasan Aisyah Lampung menjadi Sekolah TinggiTeknologi Aisyah di Kabupaten Pringsewu yang diselenggarakan oleh YayasanAisyah Lampung
g. Rekomendasi Perubahan Bentuk PTSyaitu perubahan bentuk suatu bentuk PTS menjadi perubahan bentuk lainnya,
Usul perubahan bentuk PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Perubahan bentuk AKINDO menjadi STIKOM Yogyakarta2. Perubahan Bentuk AKBID Salsabila menjadi STIKES3. Perubahan Bentuk STMT menjadi Institut4. Perubahan Bentuk AKBID Audi Husada Medan Menjadi STIKES5. Penggabungan AKFAR, AAK Bina Husada Kendari dan Akademi Kesehatan
Gigi Kendari menjadi Politeknik6. Perubahan Bentuk menjadi Institut Kesehatan drg Suherman7. Perubahan Bentuk menjadi STIKES Panti Waluya8. Perubahan bentuk menjadi Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong9. Perubahan bentuk menjadi Universitas Binawan Di Jakarta10. Perubahan Bentuk AKBID Abdurahman di Palembang menjadi STIKES11. Perubahan Bentuk AKBID As Syifa di Kisaran Kabupaten Asahan menjadi
STIKES12. Perubahan Bentuk AKBID Adila di Kota Bandar Lampung menjadi STIKES13. Perubahan Bentuk AKFAR Muhammadiyah Kabupaten Kuningan menjadi
STIKES14. Perubahan Bentuk STIKES Harapan Bangsa Purwokerto menjadi Universitas15. Perubahan Bentuk Akademi Akuntansi Riau menjadi STIE Tuah Negeri16. Perubahan Bentuk STIKES Avicenna menjadi Institut17. Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati di Kabupaten Pati18. Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati di Kabupaten Pati19. Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Sumatera Barat di Kabupaten Padang
Pariaman menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Barat diKabupaten Padang Pariaman yang diselenggarakan oleh Yayasan PendidikanSumatera Barat
20. Perubahan Bentuk AKPELNI di Kota Semarang Menjadi Politeknik21. Perubahan Bentuk STTNAS di Yogyakarta menjadi Institut
22. Perubahan Bentuk AMIK Umel Mandiri di Kota Jayapura menjadi STMIK23. Perubahan Bentuk AKBID Kartini di Kota Denpasar menjadi Politeknik24. Perubahan Bentuk AKFAR Samarinda di Kota Samarinda menjadi STIKES
h. Rekomendasi Pengalihan pengelolaan PTSyaitu pengalihan pengelolaan PTS dari suatu Badan Penyelengara ke Badan Penyelenggaralainnya.Menurut Pasal 60 ayat (3) UU Dikti, Badan penyelenggara PTS dapat berbentuk Yayasan,Perkumpulan, dan bentuk lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Baikyayasan, perkumpulan, maupun bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pengelola PTS, yang pada gilirannyaakan berpengaruh pada mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di PTS yangbersangkutan.Ketika suatu badan penyelenggara PTS memiliki kekurangan dalammengelola PTS, pada umumnya badan penyelenggara tersebut akan berusaha untukmenemukan cara agar pengelolaan PTS tersebut dapat terbebas dari segala kekurangantersebut. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara alih kelola PTS.
Usul alih kelola PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Alih Kelola Politeknik Bina Husada Kendari2. Alih Kelola STIE Putra Sampoerna3. Alih Kelola STKIP Kebangkita Nasional4. Alih Kelola STIKOM Ambon5. Alih Kelola, Pindah Lokasi, dan Perubahan Nama AKBID Cipta Daya Husada di
Kabupaten Tangerang menjadi AKBID Anissa Jaya di Kabupaten Bogor6. Pengalihan Pengelolaan Sekolah Tinggi Teknologi Bengkulu di Bengkulu dari
Yayasan Sapta Bakti Bengkulu Kepada Yayasan Aisyah Lampung
i. Rekomendasi Penggabungan dan Penyatuan PTS- Penggabungan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penggabungan beberapa perguruan
tinggi swasta yang masing – masing dikelola oleh 1 (satu) badan penyelenggara,menjadi 1 (satu) perguruan tinggi swasta baru yang dikelola oleh 1 (satu) badanpenyelenggara baru.
- Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penyatuan 1 (satu) perguruan tinggiswasta atau lebih ke dalam 1 (satu) perguruan tinggi swasta lain
- Tujuan penggabungan dan penyatuan PTS yaitu penguatan kemampuan danpeningkatan mutu Perguruan Tinggi Swasta
Usul penggabungan dan penyatuan PTS tahun 2018 yang direkomendasikan:
1) Penyatuan menjadi Universitas Jenderal Achmad Yani
2) Penyatuan menjadi Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo
3) Penyatuan menjadi Universitas Muhammadiyah Jember
4) Penyatuan menjadi STMIK Catur Sakti Kendari
5) Penyatuan menjadi Politeknik Bina Husada Kendari6) Izin Penggabungan AKFAR, AAK Bina Husada Kendari dan Akademi KesehatanGigi Kendari menjadi Politeknik7) Penyatuan AKPAR ke Universitas Muhammadiyah Jember8) Penyatuan menjadi Universitas Mitra Indonesia di Lampung
9) Penyatuan AMIK ke STMIK Catur Sakti di Kota Kendari10) Penyatuan Akademi Perbankan YUKI Jakarta di Jakarta, Akademi KeperawatanRSU FK UKI Jakarta, Akademi Fisioterapi Yayasan Universitas Kristen Indonesia11) Penyatuan Universitas Pelita Harapan Surabaya di Kota Surabaya, UniversitasPelita Harapan Medan di Kota Medan, Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan diKabupaten Tangerang ke Universitas Pelita Harapan di Jakarta12) Penyatuan STT Jabar ke Universitas Widyatama
13) Penyatuan dan Perubahan Bentuk Beberapa PTS menjadi Universitas Bina SaranaInformatika di Jakarta
14) Penyatuan AKBID Prima Indonesia ke STIKES Prima Indonesia di Kota Bekasi
15) Penyatuan AKPER dan AKBID ke Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
16) Penyatuan STIH Bina Bangsa ke Universitas Bina Bangsa
17) Penyatuan AKFAR Medika Nusantara ke STIFA Pelita Mas Palu
18) Penyatuan AKBID Soko Tunggal ke STIKES Maluku Husada19) Penyatuan AKBID Yayasan RS Jakarta dan AKPER RS Jakarta menjadi AkademiKesehatan Yayasan Rumah Sakit Jakarta20) Penyatuan Akademi Fisioterapi ST Lukas Tomohon di Kota Tomohon yangDiselenggarakan oleh Yayasan Manual Runtu di Kota Tomohon ke Universitas KatolikDe La Salle Manado di Kota Manado yang Diselenggarakan oleh Yayasan PerguruanTinggi Universitas De La Salle Manado di Kota Manado21) Penyatuan Akademi Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi MuhammadiyahMakassar, Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar, AkademiKesehatan Lingkungan Muhammadiyah Makassar, Akademi Analis KesehatanMuhammadiyah Makassar dan Perubahan Bentuk Menjadi Politeknik KesehatanMuhammadiyah Makassar yang diselenggarakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah
22) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia di Kota Banjarmasindan Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin di Kota Banjarmasin MenjadiUniversitas Sari Mulia di Kota Banjarmasin yang diselenggarakan oleh Yayasan IndahBanjarmasin23) Penggabungan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer BumigoraMataram di Kota Mataram dan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Bumigora Mataramdi Kota Mataram Menjadi Universitas Bumigora Di Kota Mataram yangdiselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Eksekutip Komputer24) Penggabungan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Balikpapandi Kota Balikpapan yang diselenggarakan oleh Yayasan Airlangga, Sekolah TinggiManajemen Informatika dan Komputer Sentra Pendidikan Bisnis di Kota Samarindayang diselenggarakan oleh Yayasan Sentra Pendidikan Bisnis Airlangga Samarinda,dan Akademi Sekretari Dan Manajemen (ASMI) di Kota Balikpapan yangdiselenggarakan oleh Yayasan Airlangga menjadi Universitas Mulia di KotaBalikpapan yang diselenggarakan oleh Yayasan Airlangga25) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky di Kota Makassar danSekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mega Rezky Makassar di KotaMakassar menjadi Universitas Megarezky di Kota Makassar yang diselenggarakan olehYayasan Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar26) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky di Kota Makassar danSekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mega Rezky Makassar di KotaMakassar menjadi Universitas Megarezky di Kota Makassar yang diselenggarakan olehYayasan Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar27) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Puangrimaggalatung Sengkangdi Kabupaten Wajo, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu PendidikanPuangrimaggalatung Sengkang di Kabupaten Wajo, Sekolah Tinggi Ilmu PertanianPuangrimaggalatung Sengkang di Kabupaten Wajo, Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanPuangrimaggalatung di Kabupaten Bone dan Akademi Kebidanan Prima Sengkang diKabupaten Wajo menjadi Universitas Puangrimaggalatung di Kabupaten Wajo yangdiselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Puangrimaggalatung Sengkang28) Penggabungan IKIP Veteran Jawa Tengah Semarang di Kota Semarang danAkademi Teknik Perkapalan Veteran di Kota Semarang menjadi Universitas Ivet diKota Semarang yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembina IKIP Veteran Semarang
3. Matriks Capaian Perkembangan STP, sebagai berikut:
SOLO TECHNO PARK
Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 9 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
No UraianKegiatan
RoadmapCapaian 2018
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Koordinasi InisiasiKerjasama dgLemlitbang Mou DenganLemlitbang RealisasiKerjasama RealisasiKerjasama RealisasiKerjasama MOU/PKS dan realisasi kerjasamadengan UNS, UMS, Unisri dan PoltekATMI sudah terlaksana2 Capacity Building PelatihanInkubator Studi Banding Pelatihan HKI Pelatihan TransferTeknologi PelatihanIntermediasiIptek Pelatihan Inkubator, PelatihanManajemen STP & Studi Banding3 Kelembagaan Inisiasi BentukUnit Inkubator Pembentukan UnitInkubator Bentuk Unit HKIPenguatanInkubator Penguatan TataKelola - Kelembagaan STP dan Unit Inkubatortelah terbentuk4 PengembanganSarana Prasarana:
- Gedung- Peralatan
GedungInkubatorPerlatanInbkubasiPengadaan PeralatanInkubatorPengadaan Furniture& Penunjang Inkubasi
PembangunanAuditoriumTahap I (GedungInkubatorLt./Tahap II)PembangunanAuditoriumTahap II(GedungInkubatorLt./Tahap III)
PengadaanFurnitureAuditorium &KelengkapannyaPembangunan Gedung Inkubator danfurniture kelengkapannya sudahtersedia. Peralatan mekanik dasar untukpembuatan prototyope kendaraan listrik,peralatan pembersih dan pengeringotomatis
5 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi, Riset ,Pameran) MagangDiklat MagangDiklatPra InkubasiInkubasiPra InkubasiInkubasiRiset InovasiDiseminasi
Magang, DiklatPra InkubasiInkubasiRiset InovasiDiseminasiCo Working
InkubasiInkubasiRiset InovasiDiseminasiCo Working
Pra InkubasiInkubasiDiseminasi Teknologi (Manufaktur,Welding Design, Garmen & Otomasi)
MSTP JEPARA
Fokus: Marine / Kelautan dan Perikanan, Luas Lahan : 52 Ha Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
NoUraian
KegiatanRoadmap
Capaian 2018Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi InisiasiKerjasama Mou DenganUniversitasDiponnegoro Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama RealisasiKerjasama MOU/PKS dan realisasi kerjasamadengan Universitas Diponegoro
2 CapacityBuilding Studibanding Studi Banding Studi Banding,pelatihan inkubator dantenant Training Pengelola STP PelatihanIntermediasiIptek Pelatihan Manajemen STP,Pelatihan Inkubator,Studi Banding3 Kelembagaan Inisiasi Inisiasi BentukKelembagaanMSTP dan UnitInkubator
Kerjasama UnitInkubator MSTPdengan InkubatorBisnis KKIB UNDIP Implementasi Tata Kelola Implementasi Tata Kelola Kelembagaan MSTP Jepara Telahterbentuk
4PengembanganSaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan- Perencanaan
PeralatanSafety FoodTahap I
PengadaanPeralatanKeamanan Pangan,Hatchery danWisata Bahari ,DED PembangunanGedung Asap Cair,Renovasi GedungHatchery,Renovasi, GedungTraining Centerdan Tenant,Renovasi GuestHouse
Pembangunan GedungAsap Cair, RenovasiGedung Hatchery,Renovasi, GedungTraining Center danTenant, DED RenovasiGuest House, dan DEDRenovasi Dermaga,Review MasterplanMSTP Jepara,Pengadaan peralatanGenerator Set, danPengadaan PeralatanLaboratorium
Renovasi Dermaga, RenovasiGuest House, Renovasi Façade,Pembangunan Breakwater,Selasar Penghubung Hatchery,DED Gedung Miniplan IndustriPengelola Ikan, Peralatan MesinAsap Cair, Peralatan PendukungTambak Udang danLaboratorium Food Safety,Peralatan meubelair, PeralatanGenerator Set, Peralatan Kantor,pengadaan AC gedungtenant/pengelola da ElektronikLainnya dan Furniture GuestHouse
Pembangunan GedungMiniplanIndustriPengelolaIkan
Renovasi Dermaga, Renovasi GuestHouse, Renovasi Façade,Pembangunan Breakwater, SelasarPenghubung Hatchery, DED GedungMiniplan Industri Pengelola Ikan,Peralatan Mesin Asap Cair,Peralatan Pendukung TambakUdang dan Laboratorium FoodSafety, Peralatan meubelair,Peralatan Generator Set, PeralatanKantor, pengadaan AC gedungtenant/pengelola da ElektronikLainnya dan Furniture Guest House5 ImplementasiInovasi - Penyusunan SOPInkubasi BisnisTeknologi di MSTPJepara
Seleksi, monev danpelaksanaan InkubasiBisnis Teknologi diMSTP Jepara Seleksi, monev dan pelaksanaanInkubasi Bisnis TeknologiSeleksi,monev danpelaksanaanInkubasiBisnisTeknologi
SOP Inkubasi Bisnis Teknologi,Inkubasi Bisnis Teknologi MSTPJepara
STP ITS
Fokus Utama: Marine, Otomotif, Industri Kreatif Luas Lahan: 7 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
NoUraianKegiat
anRoadmap
Capaian 2018Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Koordinasi - - InisiasiKerjasamadengan Pemda &Industri RealisasiKerjasama RealisasiKerjasama Kerjasama dengan Pemda dan Industritelah ada, namun belum dalam kerangkaSTP2 Pembuatan FS &Master Plan - Pembuatan MasterPlan STP - - - Master Plan STP-ITS telah tersusun3 CapacityBuilding - Studi Banding BimbinganTeknis PelatihanTransferTeknologi PelatihanIntermediasiIptek
• Pelatihan Manajemen STP,• ToT Pengelola STP• Studi Banding ke Jepang & Hongkong• Diklat telah dilakukan mandiri oleh ITS
4 Kelembagaan - InisiasiPembentukanLembaga PengelolaSTP-ITSPembentukanLembaga STP-ITS Penguatan TataKelola Penguatan TataKelola SK Pengelola STP-ITS
5 PengembanganSaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan - - Pengadaanperatalan Untukpengelola danInkubator STPITS
PembangunanGedung Pengelola& Inkubator STP-ITSPengadaanPeralatan STP-ITS
• Renovasi Gedung Otomotif Center danNasdec di STP-ITS• Renovasi Gedung Pengelola danInkubator STP ITS• Pengadaan peralatan (Mesin, computerdan meubelair)
6ImplementasiInovasi(Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset , Pameran)
Dilakukanmandiri olehITS Dilakukan mandirioleh ITSPenggabunganberbagaikegiatanintermediasidalam lembagaSTP-ITS
Inkubasi,Diseminasi,Riset Inovasi ,Diklat, KosultasiHKI, FasilitasiIndustri, MediasiInkubasi,Diseminasi,Riset Inovasi ,Diklat,Konsultasi HKI,Mediasi
Kegiatan InkubasiIntermediasi,Riset Inovasi,Diseminasi,
STP UGM
Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 1.6 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
NoUraian
Kegiatan
RoadmapCapaian 2018
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Kelembagaan Penyusunan SistemTata Kelola(Naskah/Konsep) Penguatan Tata Kelola TerbentuknyaKelembagaan - • Unit dibawah Direktorat PUI• Unit Inkubator telah terbentuk• MOU/PKS dan realisasi kerjasama denganPhapros dan Kimia Farma, Kalbe danPerijinan Alkes sudah ada2 Pembuatan FS &Master Plan Review Masterplandan DED STP UGM - - - Sudah terselesaikannya masterplan STP UGMmaupun Masterplan Bangunan
3 Capacity Building Studi Banding Bimbingan Teknis Pelatihan TransferTeknologi PelatihanIntermediasi Iptek Pelatihan Manajemen STP & Studi Banding,Training Pengelola ke LN4 PengembanganSarana Prasarana:
• Gedung• Peralatan
Pembangunan GedungFasilitas Utama (tahapI) dan Pengadaanperalatan KantorPembangunanGedung (tahap II)dan Pengadaanperalatan
PembangunanGedung (tahap III)dan PengadaanperalatanPembangunanan Gedung Pengelola danGedung Herbal STP UGM, dan PengadaanPeralatan dan Mesin STP UGM
5 Implementasi Inovasi(Inkubasi,Diseminasi, Diklat,Magang, Riset ,Pameran)• Transfer Teknologi• DiseminasiTeknologi
• Inkubasi BisnisTeknologi• KomersialisasiTeknologi
• Inkubasi BisnisTeknologi• Kegiatan TransferTeknologi• KomersialisasiTeknologi
• Inkubasi Bisnis Teknologi• Uji Klinis• Production Trial• Peningkatan kualitas produk• Kegiatan Transfer Teknologi• Kegiatan Diseminasi Teknologi
STP ITB
Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 1 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
NoUraian
KegiatanRoadmap
Capaian 2018Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Kelembagaan &Jejaring PembentukanUnit Inkubator Bentuk Unit HKIPenguatan Inkubator Penguatan TataKelola danKerjasama RealisasiKerjasama Telah disusun MoU Antara STP ITB dengan IndustriPembentukan dan Penguatan Unit Inkubator2 Pembuatan FS &Master Plan ReviewMasterplan - - - Pra Design STP ITB Kawasan Ganeca3 Capacity Building Studi Banding Bimbingan Teknis PelatihanTransferTeknologi PelatihanIntermediasiIptek Pelatihan Inkubator, Manajemen STP & Studi Banding,Training STP ke LN4 Pengembangan SaranaPrasarana:
- Gedung- Peralatan
DED Gedung STP ITBKawasan Ganeca danPembangunanGedung (tahap IKawasan Ganeca)dan Pengadaanperalatan KantorPembangunanGedung (tahapII) danPengadaanperalatan
PembangunanGedung (tahapIII) danPengadaanperalatanPenyusunan DED ITB Innovation Park Kawasan GedebagePeralatan dan Mesin Penunjang STP ITB
5 Implementasi Inovasi(Inkubasi, Diseminasi,Diklat, Magang, Riset ,Pameran) DiseminasiTeknologi Pameran, Mediasidan PembimbinganHKIInkubasi BisnisTeknologi,KomersialisasiTeknologi KomersialisasiTeknologi Diseminasi dan fasilitasi penguatan inovasi dalam bentukpameran, Business Plan Competition, Program Business, Co-Working Space Management , pemagangan dan mediasi danpembimbingan HKI, Komersialisasi Teknologi
STP UNPAD
Fokus: Teknologi Hijau dan Kesehatan Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
NoUraian
KegiatanRoadmap
Capaian 2018Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Kelembagaan PembentukanTim PengelolaSTP UNPAD• Inisiasi BentukSTP• PenguatanKerjasama dgnPemda jabar
• Penetapan BentukSTP• Penguatan TataKelola• Penguatan JejaringKelembagaan STPUnpad
• Bentuk Unit HKI• PenguatanInkubator• RealisasipenguatanJejaringKelembagaan
RealisasiPenguatanJejaringKelembagaan• SK Penetapan Bentuk STP,• SK Pengelola STP unpad• Penguatan Tata Kelola dan PenguatanJejaring Kelembagaan STP Unpad (PKSdan realisasi kerjasama Pemda Prov.Jabar, BNI dan industri)
2 Pembuatan FS& Master Plan -- Review MasterPlan Unpad - - - Review Master Plan Master Plan ,Penyusunan DED3 CapacityBuilding Bencmarkingdengan STPIPB, Solo danBengkulu
• Diklat CalonPengelola TPRiau• Pelatihan UKM
• Pelatihan CalonPengelola danCalon TenantUnpad• Pemagangan• PelatihanIntermediasi Iptek
• PelatihanTransferTeknologi• Pelatihan HKI• Pemagangan
• Pemagangan• PelatihanIntermediasiIptek
• Pelatihan UKM dan Pelatihan Tata KelolaManagement STP,• ToT Pengelola STP• Workshop Transfer Teknologi dan ClusterIndustri• Pelatihan intermediasi Iptek, Seminar,workshop
4 PengembanganSaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan -- Review Master STPUnpad
• Pembangunangedung Utama STPUnpad• Penyusunan DEDUnpad
• Pembangunangedung Tahap II• Pengadaanperalatan
• PengadaanFurniture &Kelengkapannya• Pembangunan Gedung Utama Unpad• Pengadaan Peralatan kantor (Komputerdan Mebeuler)
5ImplementasiInovasi(Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset ,Pameran)
-- • Diklat UKM danPra Inkubasi• Pameran ProdukInovasi Unpad
• Magang• Pra Inkubasi• Inkubasi• Riset Inovasi
• Magang• Diklat• Pra Inkubasi• Inkubasi• Riset Inovasi
• Magang• Diklat• Pra Inkubasi• Inkubasi• Riset Inovasi
• Penyusunan SOP Inkubasi• Pra Inkubasi,• Kegiatan Pra Inkubasi• Kegiatan Inkubasi Bisnis STP Unpad• dan Riset Inovasi (dilakukan mandiri olehUnpad)• Launching Produk STP Unpad• Kegiatan transfer Teknologi• Kegiatan Diseminasi Teknologi
OPSTP / PPKS MEDAN
Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 9 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
No UraianKegiatan
RoadmapCapaian 2018
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama MOU/PKS dan realisasi kerjasama denganUNS, UMS, Unisri dan Poltek ATMI2 Capacity Building Pelatihan TransferTeknologi Pelatihan IntermediasiIptek Pelatihan Inkubator, Pelatihan ManajemenSTP & Studi Banding3 Kelembagaan Penguatan Tata Kelola - Unit Inkubator telah terbentuk4 PengembanganSarana Prasarana:
- Gedung- Peralatan
Renovasi GedungPengelola dan GedungTenant OPSTP Pengadaan Furniture &Kelengkapannya Pembangunan Gedung Inkubator danfurniture kelengkapannya sudah tersedia5 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi, Diklat,Magang, Riset ,Pameran)
Magang, Diklat,PraInkubasi, Inkubasi,Riset Inovasi,Diseminasi, Co Working
Magang, Diklat,PraInkubasi, Inkubasi,Riset Inovasi,Diseminasi, Co Working
Magang, Diklat, Pra InkubasiInkubasi, Diseminasi Teknologi(Manufaktur, Welding Desing, Garmen &Otomasi)
CCSTP JEMBER
Fokus: Kopi dan Kakao Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019
NoUraian
KegiatanRoadmap
Capaian s/d saat iniTahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi Inisiasi kerjasama RealisasiKerjasama Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama
2 Pembuatan FS &Master Plan PenyusunanMasterplan danBussines plan - - Penyusunan Masterplandan Bussines plan3 Capacity Building Studi Banding,pelatihaninkubator dantenant Studi Banding, pelatihaninkubator dan tenant Bimbingan TeknisManajemen PengelolaanSTP4 Kelembagaan Penyiapan danpembentukanKelembagaanCCSTP ImplementasiTata Kelola Implementasi Tata Kelola Telah terbentukKelembagaan puslit KokaScience Park5 PengembanganSarana Prasarana:
• Gedung• Peralatan• Perencanaan
Renovasi gedunginkubator PengadaanPeralatan danMesin• Pembangunan sarpraslanjutan• Pengadaan Computerdan Furniture• Pengadaan Peralatandan Mesin
• Renovasi GedungInkubator• Pengadaan Peralatandan Mesin
6 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset, Pameran)ImplementasiInovasi(pra inkubasi)
Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi Seleksi dan pelaksanaanInkubasi Bisnis Teknologi 8 Tenant telah mengikutikegiata inkubasi
SUMATERA SELATAN TECHNO PARK
Fokus: Pertanian dan Peternakan
Capaian s/d Tahun 2018No
UraianKegiatan
RoadmapTahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi InisiasiKerjasama InisiasiKerjasama Inisiasi Kerjasama InisiasiKerjasama RealisasiKerjasama Inisiasi Kerjasama
2 CapacityBuilding StudiBanding,pelatihan Studi Banding Studi Banding,pelatihaninkubator dantenantStudi Banding,pelatihaninkubator Pelatihan - Studi banding
- Pelatihan Pengembangan Inkubator- Bimtek Manajemen STP
3 Kelembagaan Inisiasi Inisiasi PembentukanKelembagaan ImplementasiTata Kelola,PembentukanPPK BLUD ImplementasiTata Kelola- Peraturan Gubernur tentang UnitPelayanan Teknis Badan (UPTB) STPSumsel- Draf Pembentukan PPK BLUD STPSumsel
4Pengembangan SaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan- Perencanaan
PenyusunanMasterplan- Perencanaan DEDPembangunan SaranaPrasarana- PengadaanPeralatanKomputer
- Pembangunankawasanpenggemukansapi (kandang,pabrik pakan,gudangkonsentrat)- Renovasi kelas- PengadaanPeralatan Mesindan Furniture
- Pembangunangedung tenat- PengadaanPeralatanKomputer danFurniture
- Pembangunankawasanpenggemukanlanjutan- Pembangunangedung tenatlanjutan- PengadaanPeralatanMesin
- Penyusunan Masterplan danPerencanaan DED PembangunanSarana Prasarana- Pembangunan kawasanpenggemukan sapi (kandang, pabrikpakan, gudang konsentrat)- Renovasi kelas- Pengadaan Peralatan Mesin danFurniture- Pembangunan Gedung Tenant- Pengadaan Peralatan Komputer danFurniture
5 ImplementasiInovasi - - Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologiSeleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi
Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi Seleksi Tenant dan PelaksanaanInkubasi Bisnis Teknologi
SRAGEN TECHNO PARK
Fokus: Industri Agro dan Industri Kreatif Target Akhir Fasilitasi: Tahun 2019
No Uraian KegiatanRoadmap
Capaian s/d saat iniTahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Koordinasi InisiasiKerjasama Mou denganUniversitas SebelasMaret (UNS) RealisasiKerjasama Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama MOU dan realisasi kerjasama denganUniversitas Sebelas Maret (UNS)2 Pembuatan FS &Master Plan Masterplan - - - - Masterplan Pengembangan SragenTechno Park3 Capacity Building Studi Banding,pelatihaninkubator dantenant Studi Banding Studi Banding,pelatihaninkubator dantenant Pelatihan Pelatihan • Pelatihan inkubator dan tenant
• Bimbingan Teknis Manajemen STP• Workshop Internasional STP
4 Kelembagaan Inisiasi TerbentukKelembagaan SragenTechno Park ImplementasiTata Kelola Implementasi TataKelola, PembentukanPPK BLUD Implementasi TataKelola SK Bupati tentang Pembentukan PPKBLUD STP Sragen
5 PengembanganSarana Prasarana:• Gedung• Peralatan• Perencanaan
• Perencanaan DEDPembangunanSarana Prasarana• PengadaanPeralatan Komputerdan Furniture danKomputer• Renovasi gedungpengelola danincubator
• Pembangunanutilitas gedungpengelola daninkubator• Pengadaanperalatanmesin untuktenant
• PembangunanWorkshop• RenovasiKandangPeternakan• pengadaanperalatan mesin
• PembangunanPrasarana dansarana fisik(Lanjutan)• pengadaanperalatan mesin
• Perencanaan DED PembangunanSarana Prasarana• Pengadaan Peralatan Komputerdan Furniture• Renovasi gedung pengelola danincubator• Pembangunan utilitas gedungpengelola dan inkubator• Pengadaan Peralatan dan Mesin• Pembangunan Workshop• Renovasi Kandang Peternakan
6 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset , Pameran) - Seleksi danpelaksanaan InkubasiBisnis TeknologiSeleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi
Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologiSeleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi
29 Tenant telah mengikuti kegiataninkubasi, terdiri dari 14 tenant in walldan 15 tenant out wall
4. Pusat Unggulan Iptek, sebagai berikut:
a. Daftar Lembaga PUI
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
1 Pusat Penelitian Kelapa Sawit - PT RPN PUI Kelapa Sawit 2011Cosmeceuticals Product with Red Palm Olein
2 Lembaga Penyakit Tropis – UNAIRPUI Penyakit Tropis danInfeksi
2012Vaksi TBC
3Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia -PT RPN
PUI Kopi dan Kakao 2012/2013Craft Chocolate Processing Machine and
Formulation for Small Medium Enterprises (SME)
4 Pusat Kajian Hortikultura Tropika – IPB PUI Hortikultura Tropika 2013"PK-1" Pineaple Variety
5 Pusat Studi Biofarmaka – IPB PUI Biofarmaka 2013Biokol
6 Pusat Penelitian Karet - PT RPN PUI Karet 2014Lateks Pravulkanisasi
7Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif -Univ Ma Chung
PUI Pigmen Material Aktif 2014BioDiv Checker
8Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacangdan Umbi - Kementerian Pertanian
PUI Tanaman Kacang danUmbi
2014Varietas kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
ubijalar, ubikayu, dll(Derek 1, Derap 1, Katana 1&2, Vima 4&5, dll)
9Pusat Penelitian Bioteknologi danBioindustri Indonesia - PT RPN
PUI Bioteknologi danBioindustri
2014fungisida alami “GREEMI-G” pada pembibitan
kelapa sawit
10Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan TropisBerkelanjutan – UNLAM
PUI Pengelolaan HutanTropis Berkelanjutan
2015
11 Pusat Mikroelektronika – ITBPUI Broadband WirelessAccess
2015IoT Smarthome System
12 Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi – BATAN PUI Isotop dan Radiasi 2015Benih varietas unggul padi, kedelai, sorghum,
kacang hijau, kacang tanah, kapas, tanaman hias
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
13Balai Besar Penelitian dan PengembanganPascapanen - Kementerian Pertanian
PUI Pascapanen Pertanian 2015Formulated Cassava Flour
14Balai Besar Penelitian Tanaman Padi -Kementerian Pertanian
PUI Tanaman Padi 2015Benih Padi Varietas Spesifik Lokasi
15Balai Besar Penelitian Veteriner -Kementerian Pertanian
PUI Veteriner 2015Herb for Poultry
16Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi –IPB
PUI Surfaktan dan Bioenergi 2015Palm Oil Based Foaming Agent Concentrate
17 Pusat Studi Satwa Primata – IPB PUI Satwa Primata 2015In house kit PolPfu DNA Polimerase master mix
18 Pusat Penelitian Teh dan Kina - PT RPN PUI Teh dan Kina 2015Gamboeng Green Tea Powder
19 Lembaga Biologi Molekuler EijkmanPusat Unggulan BiologiMolekuler dan Genomik
2015vaksin dengue
20Pusat Teknologi Radioisotop danRadiofarmaka – BATAN
PUI Radiobiomolekul 2016MDP Kit (Methylene Disphosphonate)
21 Pusat Penelitian Biomaterial – LIPIPusat Unggulan IptekLignoselulosa
2016Biomattex (Perekat kayu dari lateks karet alam
yang ramah lingkungan)
22Pusat Litbang Daya Saing Produk danBioteknologi Kelautan dan Perikanan -Kementerian KP
Pusat Unggulan Iptek BahanAktif Laut
2016
Plantarum Commercial Agar Bacto from LocalGelidium sp.
23Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya –LIPI
Pusat Unggulan Konservasidan PengembanganTumbuhan Indonesia
2016
Epiphyte Mini Garden
24 Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPIPusat Unggulan IptekBiorefinari Terpadu
2016INOKA (Inoculum for Cocoa Beans
Fermentations)
25Balai Penelitian Tanaman Palma -Kementerain Pertanian
Pusat Unggulan Iptek Kelapa 2016Varietas Kelapa Hibrida
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
26Balai Besar Litbang Bioteknologi danPemuliaan Tanaman Hutan - KementerianLHK
Pusat Unggulan IptekPemuliaan Tanaman HutanTropis
2016
Falcataria moluccana (Sengon Toleran KaratTumor)
27Balai Besar Industri Agro - KementerianPerindustrian
Pusat Unggulan Iptek IndustriAgro
2016Organic Noni Juice
28 Balai Teknologi Hidrodinamika – BPPTHidrodinamika BangunanApung
2017Standart Desain Kapal Selam Mini 22 m
29Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia– PT.RPN
Agroindustri Berbasis Tebu 2017Tebu Varietas Unggul Baru (PSBK 061 dan PSBK
051)
30Pusat Sains Dan Teknologi Atmosfer –LAPAN
Pemodelan AtmosferIndonesia
2017Pelayanan Data dan Informasi untuk Jaringantransmisi kelistrikan di Bagian Timur Pulau
Sumatera
31Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh –LAPAN
Pemanfaatan Dan DiseminasiInformasi Penginderaan Jauh
2017Monitoring pertumbuhan padi berbasis
penginderaan jauh
32Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam –LAPAN
Teknologi PengemasanMakanan Tradisional
2017Food Packaging Technology of Traditional Food
(Empal Gentong H. Apud - Traditional Food fromCirebon)
33Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan BuahSubtropika – Kementerian Pertanian
Jeruk 2017Benih true to tipe, bebas dari 5 penyakit sitemik
(CVPD, CTV, CVEV, CPsV, CEV).
34 Pusat Teknologi Material – BPPT Teknologi Material Medis 2017Traumatic Implant Products Made of The Stainless
Steel 316 L
35Balai Besar Riset Budidaya Laut DanPenyuluhan Perikanan – KementerianKelautan Dan Perikanan
Perbenihan Ikan Laut 2017
Alteromonas SP. BY - 9 and Bacillus Cereus BProbiotic
36Balai Penelitian Tanaman Serealia –Kementerian Pertanian
Tanaman Serealia 2017BIMA 20 URI (varietas jagung hibrida)
37Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat– Kementerian Pertanian
Tanaman Rempah Dan Obat 2017Pala (Varietas Nurpakuwan Agribun), Lada(Varietas Nyelungkup), Indigofera (Varietas
Gozoll Agribun)
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
38 Pusat Penelitian Metrologi – Lipi Metrologi 2017Layanan ketertelusuran peralatan ukur standar
39Pusat Penelitian Dan Pengembangan HasilHutan – Kementerian Lingkungan HidupDan Kehutanan
Pemanfaatan Hasil HutanTropis
2017
Pemanfaatan Sugar Palm (Arenga pinnata Mer.)untuk Desa Mandiri Energi,
AIKO
40Pusat Sains Dan Teknologi Bahan Maju –Batan
Sains Dan Teknologi BateraiDan Magnet
2017Prototype baterai lithium elektrolit padat
41Pusat Teknologi Dan Data PenginderaanJauh – LAPAN
Teknologi Dan DataPenginderaan Jauh
2017Data resolusi rendah standar stasiun bumi Level1 :
NOAA 18/19,METOP A/B, TERRA/AQUAMODIS,SNPP,NOAA20,Himawari
42 Pusat Penelitian Biologi – LIPISumberdaya MikroorganismeNasional
2017BioMush
43Southeast Asian Food And AgriculturalScience And Technology Center – IPB
Keamanan Pangan 2017Yogo Fit™: Yoghurt dari Santan dan Air Kelapa
44Pusat Riset Dan Enterpreunial AgroindustriAtsiri – Universitas Brawijaya
Agroindustri Atsiri 2017Teknologi pulse electric field (PEF) untukmeningkatkan rendemen hasil penyulingan
45Pusat Studi Energi – Institut TeknologiSepuluh Nopember
Sistem Dan Kontrol Otomotif 2017GESITS
46Pusat Penelitian Nanosains DanNanoteknologi – ITB
Nanosains DanNanoteknologi
2017Nano Mlinjo and Hezandra
47Pusat Penelitian Fisika – Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekMaterial Energi Elektrokimia 2018
Bahan aktif katoda LiMnFeSiPO4/C
48Balai Teknologi Polimer – BadanPengkajian dan Penerapan Teknologi
Pusat Unggulan IptekKomposit Polimer
2018 Skin Unmanned Aerial Vehicle (UAV) berbasiskomposit polimer dengan serat kaca
49Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi –Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Pusat Unggulan IptekKomputasi Awan dan Data
2018 Middleware Service
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
Center Pemerintah
50Pusat Penelitian Metalurgi dan Material –Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan Iptek BajaLaterit
2018 Bilet baja paduan khusus 4140 dan 4340
51
Pusat Penelitian dan PengembanganTeknologi Minyak dan Gas Bumi –Kementerian ESDM
Pusat Unggulan Iptek BahanBakar Dimethyl Ether
2018 Kompor Berbahan Bakar DME
52Balai Riset Pemuliaan Ikan – KementerianKelautan dan Perikanan
Pusat Unggulan IptekPemuliaan Ikan
2018 Ikan Patin PERKASA “Patin Super Karya AnakBangsa”
53
Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumber Daya GenetikPertanian – Kementerian Pertanian
Pusat Unggulan IptekBioteknologi Pertanian
2018 Padi Inpari 40
54
Balai Penelitian Tanaman Sayuran –Kementerian Pertanian
Pusat Unggulan IptekPerakitan Varietas TanamanSayuran
2018 3 varietas sayuran yaitu 1 varietas bawang merah,1 varietas cabai dan 1 varietas kentang
55Pusat Penelitian Oseanografi – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekBioprospeksi Laut
2018 Suplemen dari teripang
56Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat– Kementerian Pertanian
Pusat Unggulan IptekTanaman Serat
2018 Roselindo Tea
57Pusat Penelitian Informatika – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekKomputasi Berkinerja Tinggi
2018 AIKO (Alat Identifikasi Kayu Otomatis)
Pohon Kata Bahasa Alami (PoKaBi)
58Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payaudan Penyuluhan Perikanan – Kementerian
Pusat Unggulan Iptek Udang 2018 Probiotik RICA cair
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
Kelautan dan Perikanan
59Pusat Teknologi Satelit – LembagaPenerbangan dan Antariksa Nasional
Pusat Unggulan IptekTeknologi Satelit
2018 Low Cost Modem APRS Berbasis Mikrokontroller
60Pusat Penelitian Kimia – Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekBioetanol Generasi Dua
2018 Pestisida Nabati
61Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik –Kementerian Perindustrian
Pusat Unggulan Iptek Kulit 2018 Fat Liquoring dari minyak kelapa sawit
62Pusat Penelitian Laut Dalam – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekKonservasi Sumberdaya Tuna
2018 Pengelolahan Perikanan Tuna yang berkelanjutandi Laut Banda dan sekitarnya
63Balai Penelitian Tanaman Hias –Kementerian Pertanian
Pusat Unggulan IptekPemuliaan Tanaman Hias
2018 Varietas Krisan: (1) Sintanur, (2) Arosuko Pelangi,(3) Merahayani, (4) Yulita, (5) Socakawani, dll.Krisan Pot: (1) Avanthe, (2) Prita, (3) Zwena dll
64Pusat Sains dan Teknologi Akselerator –Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Unggulan IptekAkselerator dan Proses Bahan
2018 La Oksalat
65Balai Besar Kerajinan dan Batik –Kementerian Perindustrian
Pusat Unggulan Iptek Batikdan Kerajinan
2018 Wooden Batik
66Balai Besar Pulp dan Kertas – KementerianPerindustrian
Pusat Unggulan Iptek IndustriSelulosa
2018 Corrugated Board
67 Pusat Teknologi Penerbangan – LembagaPenerbangan dan Antariksa Nasional
Pusat Unggulan Iptek DesainPesawat Udara
2018 LAPAN Surveillance UAV 03 (LSU-03) adalahpesawat ringan tanpa awak
68Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca –Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Pusat Unggulan IptekTeknologi Modifikasi Cuaca
2018 Bahan semai flare merupakan bahan semai partikelyang dipadatkan untuk kemudian dibakar pada
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
kegiatan modifikasi cuaca
69
Pusat Penelitian Politik – Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekKebijakan dan PerkembanganPolitik
2018 Sistem Integritas Partai Politik
70
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial,Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim –Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan
Pusat Unggulan IptekKebijakan Perubahan Iklim
2018 Sistem Informasi Monitoring Karbon Hutan Online
71
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawardan Penyuluhan Perikanan – KementerianKelautan dan Perikanan
Pusat Unggulan IptekBudidaya Air Tawar
2018 COMBINE VACCINE : KHV-AeroVac
72
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan –Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Unggulan IptekTeknologi Senyawa Bertandadan Radiometri
2018 Radioisotop Br-82
73
Pusat Teknologi PengembanganSumberdaya Wilayah – Badan Pengkajiandan Penerapan Teknologi
Pusat Unggulan IptekTeknologi AkuntansiSumberdaya Alam
2018 SITOMO (Acoustic Tomography for OceanMonitoring System)
74
Pusat Penelitian Geoteknologi – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Unggulan IptekMaterial Fungsional BerbasisSumberdaya Mineral danBatubara
2018 Bio-Coal Briket
75Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan -Kementerian Lingkungan Hidup dan
Pusat Unggulan IptekKonservasi Sumber Daya
2018 Teknik stek pucuk KOFFCO (Komatsu-FORDAFog Cooling System)
No Lembaga Nama PUITahun
PenetapanProduk Unggulan 2018
Kehutanan Hutan Tropis
76
Balai Besar Riset Pengolahan Produk danBioteknologi Kelautan dan Perikanan -Kementerian Kelautan dan Perikanan
Pusat Unggulan IptekPascapanen Perikanan
2018 Palka berinsulasi dengan sistem Chilled Sea Water(CSW)
77Tsunami and Disaster Mitigation ResearchCenter – Universitas Syiah Kuala
Pusat Unggulan IptekMitigasi Bencana Tsunami
2018
78
Pusat Pengembangan TeknologiTransportasi Berkelanjutan – InstitutTeknologi Bandung
Pusat Unggulan IptekTeknologi TransportasiBerkelanjutan
2018 Electric vehicle for delivery (e-Trike)
79
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan– Institut Pertanian Bogor
Pusat Unggulan IptekPengelolaan Pesisir danLautan Terpadu
2018 Marine Pollution Modeling
80Pusat Studi Sosial Asia Tenggara –Universitas Gadjah Mada
Pusat Unggulan Iptek SosialAsia Tenggara
2018 Hasil Penelitian Sustainable Tourism
81Pusat Pengembangan dan PemanfaatanRumput Laut – Universitas Hasanuddin
Pusat Unggulan Iptek RumputLaut
2018
b. Daftar Produk Unggulan PUI
No. Produk Inovator Lembaga
Pangan Pertanian1 Organic Noni Juice Ning Ima Arie Wardayanie, M. PharmSc Balai Besar Industri Agro – Kementerian Industri
2 Formulated Cassava Flour Dr. Ir. Endang Yuli Purwani, M.Si Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian – Kementerian Pertanian
3 Corrugated Board Ir. Heronimus Judi Tjahjono, M.T. Balai Besar Pulp dan Kertas – Kementerian Industri
4 Food Packaging Technology of Traditional Food (EmpalGentong H. Apud - Traditional Food from Cirebon)
Ervika Rahayu N. H. , S.TP., M. Sc Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPI
5 Roselindo Tea Prof. Dr. Nurindah Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat – KementerianPertanian
6 Seaweed Tea Dr. Ellya Sinurat Balai Besar Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan – KKP
7 Epiphyte Mini Garden Dr. Sri Rahayu Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI
8 BioMush Dr. Atit Kanti, M. Sc Pusat Penelitian Biologi – LIPI9 INOKA (Inoculum for Cocoa Beans Fermentations) Dr. Fahrurrozi Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI
10 Craft Chocolate Processing Machine and Formulation forSmall Medium Enterprises (SME)
Hendi Firmanto, ST Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia – PT. RPN
11 Gamboeng Green Tea Powder Dr. Dadan Rohdiana Pusat Penelitian Teh dan Kina – PT. RPN
12 Non Wheat Noodle Enny Sholichah, S.Si., M.Si Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPI
13 "PK-1" Pineaple Variety Dr. Awang Maharijaya, S.P, M.Si Pusat Kajian Hortikultura Tropika – IPB
14 Standard Pigments NATChrom Katarina Purnomo Salim, S.Gz., M.P Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif – Universitas Ma Chung
15 Emiko Fifin Nashirotun Nisya Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) – IPB
16 Palm Oil Based Foaming Agent Concentrate Dr. Mira Rivai Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) – IPB
Energi17 Biocatalist for Monomer Sugar Production from
Sellulose based BiomassNanik Rahmani, M. Si Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI
No. Produk Inovator Lembaga
18 Sugar Palm (Arenga pinnata Mer.) Dr. Wening Sri Wulandari, S. Hut., M.Si Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan – KementerianLHK
19 Methyl Ester Sulphonate (MES) Surfactant Ari Imam Sutanto Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) - IPB
Kesehatan dan Obat20 MDP Kit (Methylene Disphosphonate) Wening Lestari, M. Farm Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka – BATAN
21 Cosmeceuticals Product with Red Palm Olein Ahmad Gazali Sofwan S, M.Si., Apt Pusat Penelitian Kelapa Sawit – PT. RPN
22 Parktis Lactobacillus Tropical Fruit Probiotic Dr. Novik Nurhidayat Pusat Penelitian Biologi – LIPI
23 Herb for Poultry Dr. drh. Andriani, M.Si Balai Besar Penelitian Veteriner – Kementerian Pertanian
24 In house kit PolPfu DNA Polimerase master mix Dr dr Irma H Suparto, Msi Pusat Studi Satwa Primata – IPB
25 Biokol Dr. Irmanida Batubara Tropical Biopharmaca Research Center - IPB
26 Anadaraman Dr. Eddyman W. Ferial Universitas Hasanuddin
27 PUJIMIN Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud, MPH,Sp.GK(K)
Universitas Hasanuddin
28 BIOVERMIZH Dr. Zohra Hasyim, M.Si. Universitas Hasanuddin
Maritim
29 SITOMO (Acoustic Tomography for Ocean MonitoringSystem)
Dr. Eng. Yudi Adityawarman,BSEE.,MS.c
Pusat Teknologi Pengolahan Sumber Daya Wilayah – BPPT
30 COMBINE VACCINE : KHV-AeroVac Dr. Drh. Angela Mariana Lusiastuti, MSi Balai Besar Perikanan Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan – KKP
31 Alteromonas SP. BY - 9 and Bacillus Cereus B Probiotic Prof. Dr. Haryanti, MS Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan – KKP
32 Plantarum Commercial Agar Bacto from Local Gelidiumsp.
Dr. Subaryono Balai Besar Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan – KKP
33 A-USV Geomarine 1.0 Danar Guruh Pratomo, ST, MT.,Ph.D Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sosial – Budaya34 Wooden Batik Irfa'ina Rohana Salma, S.ST, M. Sn Balai Besar Kerajinan dan Batik – Kementerian Perindustrian
35 Batik with Ringkel Background Istihanah Nurul Eskani, ST., M.Ec. Dev Balai Besar Kerajinan dan Batik – Kementerian Perindustrian
Material Maju
36 Traumatic Implant Products Made of The Stainless Steel316 L
Dr.Ir.I Nyoman Jujur, M.Eng Pusat Teknologi Material – BPPT
No. Produk Inovator Lembaga
Teknologi Informasi dan Komunikasi37 Regional Data Nodes (REDANO) for Monitoring The
Earth in South East AsiaAyom Widipaminto, ST., MT Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh – LAPAN
38 AIKO Dr. Ratih Damayanti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan – KementerianLHK
39 Xillarium Bogoriense 1915 Dr. Ratih Damayanti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan – KementerianLHK
40 AISITS Dr. Eng Dhimas Widhi Handani,ST.,M.Sc
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
41 BioDiv Checker Tatas H.P. Brotosudarmo, Dipl.Chem.,Ph.D
Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif – Universitas Ma Chung
c. Daftar Kerjasama Internasional
No. NAMA PERJANJIAN KERJA SAMA PIHAK TERLIBAT
1 Memorandum of Agreement (MoA)Development of Regional Data Node in The Satellite DataRelated Services
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional(LAPAN)denganPASCO Corporation of Japan
2 Memorandum of Understanding (MOU)Joint Research Agreement on The Application of RingkelBackground Batik on Cupro Fabric for Japan Market Suchas Yukata Products and Its Accessories
Balai Besar Kerajinan dan Batik – KemenperinDenganKuroda Sekkei Co., Ltd.
3 Memorandum of Understanding (MoU)Production and Marketing of Roselindo Tea
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)– KementandenganFurusato Indonesia Mandiri
4 Memorandum of Understanding (MoU)Scientific Research, Plant Collection Display andEnvironmental Educational Cooperation on EpiphyticPlants
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPIdenganTsukuba Botanical Garden – National Museum ofNature and Science Japan
5 Memorandum of Understanding (MoU)Research and Development of Pulp and Paper
Balai Besar Pulp dan Kertas – KemenperindenganThe consortium PIC Corp. and Taizen Corp.,
6 Memorandum of Understanding (MoU)Development of Production Technology for Titanium BoneImplants
Pusat Teknologi Material – BPPTdenganItokoh Co., Ltd.dan PT. Itokoh Ceperindo
7 Memorandum of Understanding RegardingCollaborative Research and Development (R&D) onIndonesian Derived Agricultural Products
Balai Besar Industri Agro – Kemenperin denganM&K Laboratories Inc.
8 Letter of Agreement (LoA)Research And Development On Mycology In Indonesia
Pusat Penelitian Biologi – LIPI denganFakultas Pertanian – Universitas Tottori
9 Letter of Intent (LoI)Joint Development of Acoustic Tomography System
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber DayaWilayah – BPPT dengan Aqua EnvironmentalMonitoring, LLC
10 Letter of Intent (LoI)Developing collaborative research on technology ofbioethanol production from Arenga pinnata Merr
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan –Kementerian LHKdenganBioresources Chemistry (BRC) Laboratory –Unigversitas Kyusu
11 Letter of Intent (LoI)Product Development of Batik and Craft
Balai Besar Kerajinan dan Batik – KemenperindenganIchikawa Shouji, Co., Ltd.
12 Letter of Intent (LoI)Collaborating on Trading, Export and Import of GamboengTea
Pusat Penelitian Teh dan Kina – PT. RPNdenganHaifa Rabbani
13 Letter of Intent (LoI)Collaborating on Trading, Export and Import of NonWheat Noodle
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPIdenganHaifa Rabbani
14 Letter of Intent (LoI)Collaborating on Trading, Export and Import of NonWheat Noodle
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPIdenganFarida Rahayu
15 Letter of Intent (LoI)Marketing Product of Aitamie – Non Wheat Noodle
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPIdenganAnipull - Laila
No. NAMA PERJANJIAN KERJA SAMA PIHAK TERLIBAT
16 Letter of Intent (LoI)Marketing of Product Traditional Food Canned
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPIdenganHaifa Rabbani
17 Letter of Intent (LoI)Marketing of Product Traditional Food Canned
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPIDenganFarida Rahayu
18 Letter of Intent (LoI)Marketing of Product Traditional Food Canned
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPIdenganAnipull - Laila
19 Letter of Intent (LoI)Marketing of Roselindo Tea
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat –Kementan denganHaifa Rabbani
20 Letter of Intent (LoI)Promoting, Trading and Exporting Epiphyte Mini Gardento Japan
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya (PKT KR) –LIPIDenganFurusato Indonesia Mandiri
21 Letter of Intent (LoI)Legalized of “SINBIOTIC” for Poultry
Balai Besar Penelitian Veteriner – Kementan denganDr. Hery Jon
22 Letter of Intent (LoI)Bussiness Partnership on Batik and Craft
Balai Besar Kerajinan dan Batik – KemenperindenganFarida Rahayu
d. Daftar Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja BPPD Berkinerja Utama pada Tahun2015-2018
Tahun Capaian BPPDBerkinerja Utama
Uraian
2015 7 7 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Jawa Tengah3. BPPD Sulawesi Selatan4. BPPD Jawa Barat5. BPPD Banten6. BPPD Sulawesi Tenggara7. BPPD Jambi
2016 11 11 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Jawa Tengah3. BPPD Sulawesi Selatan4. BPPD Jawa Barat5. BPPD Banten6. BPPD Sulawesi Tenggara7. BPPD Jambi8. BPPD Kalimantan Timur9. BPPD Lampung10. BPPD Jawa Timur11. BPPD Riau
2017 14 14 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Jawa Tengah3. BPPD Sulawesi Selatan4. BPPD Jawa Barat5. BPPD Sulawesi Tenggara6. BPPD Jambi7. BPPD Banten8. BPPD Kalimantan Timur9. BPPD Lampung10. BPPD Jawa Timur11. BPPD Riau12. BPPD Sumatera Barat13. BPPD Sumatera Utara14. BPPD Kab. Malang
2018 15 15 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Sulawesi Selatan3. BPPD Jawa Barat4. BPPD Jambi5. BPPD Kalimantan Timur6. BPPD Lampung
7. BPPD Jawa Timur8. BPPD Riau9. BPPD Sumatera Barat10. BPPD Sumatera Utara11. BPPD Kab. Malang12. BPPD Kota Makassar13. BPPD Kota Sungai Penuh14. BPPD Kota Solok15. BPPD Kota Magelang
BPPD yang dibina Menjadi BPPD Berkinerja Utama
Tahun Target (sesuai Renstra) Capaian Persentase Capaian
2015 5 7 140 %
2016 10 11 110 %
2017 15 14 93,3 %
2018 15 15 100 %
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti
IKU.1 : Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia 4 PTDirjen Kelembagaan Iptek danDikti 3 PT
Sasaran 1:Indikator 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia 4 PT Direktur Pembinaan KPT 3 PT
Indikator 1.1.1 Jumlah pendampingan PT menuju Top 500 dunia 11 PT Kasubdit Penilaian Kinerja PT 11 PTIndikator 1.1.1.1 Jumlah PT yang difasilitasi menuju Top 500 dunia 11 PT Kasi Penilaian Kinerja PT I 11 PT
Indikator 1.1.2 Jumlah PT yang melaksanakan rintisan kerja sama Dalam Negeri dan Luar Negeri 40 PT Kasubdit Kerjasama PT 40 PTIndikator 1.1.2.1 Jumlah dokumen rencana strategi pengembangan
kerjasama pendidikan tinggi LN1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.2.2 Jumlah dokumen rencana strategis pengembanganprogram internasional PT Indonesia
1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.2.3 Jumlah PT Penerima Bantuan Penguatan KelembagaanKantor Urusan Internasional
15 PT Kasi Kerjasama Luar Negeri 31 PT
Indikator 1.1.2.4 Jumlah PT penerima Bantuan Fasilitasi KerjasamaInternasional
10 PT Kasi Kerjasama Luar Negeri 8 PT
Indikator 1.1.2.5 Jumlah Mahasiswa Asing Penerima Izin Belajar 6000mahasiswa
Kasi Kerjasama Luar Negeri 7628Mahasiswa
Indikator 1.1.2.6 Jumlah dokumen data kerjasama dalam negeri PTIndonesia
1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.2.7 Jumlah PT menerima persetujuan Izin Kerjasama JointProgram Internasional
15 PT Kasi Kerjasama Luar Negeri 15 PT
Indikator 1.1.2.8 Jumlah dokumen rencana strategi pengembangankerjasama pendidikan tinggi DN
1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.2.9 Jumlah PT yang beraprtisipasi didalam Bimtek kerjasamaPendidikan Tinggi
100 PT Kasi Kerjasama Dalam Negeri 100 PT
Indikator 1.1.2.10 Jumlah dokumen data kerjasama Dalam Negeri PTIndonesia
1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.2.11 Jumlah dokumen klasifikasi dan peringkat PT Indonesia 1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.3 Jumlah layanan publikasi Promosi Internasional PT Indonesia 5 dokumen Kasubdit Kerjasama PT 4 dokumenIndikator 1.1.3.1 Jumlah laporan Deseminasi PT Indonesia di luar negeri 1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.3.2 Jumlah laporan Joint Working Group RI-Taiwan 1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumenIndikator 1.1.3.3 Jumlah laporan Joint Working Group RI - Perancis 1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 0Indikator 1.1.3.4 Jumlah laporan Seminar Internasional mahasiswa asing
di Indonesia1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen
Indikator 1.1.3.5 Jumlah laporan delegasi PT LN di Indonesia yangmengikuti seminar Internasional
1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen
Cascading Indikator Kinerja Eselon I - IV dan Capaian Tahun 2018
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Meningkatnya Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.1 : Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia 4 PT Dirjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti3 PT
Sasaran 1:Indikator 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia 4 PT Direktur Pembinaan KPT 3 PT
Indikator 1.1.4 Jumlah data mahasiswa asing penerima beasiswa kemitraan negara berkembang (KNB) 560mahasiswa
Kasubdit Kerjasama PT 534 mahasiswa
Indikator 1.1.4.1 Jumlah PT pengelola program beasiswa KNB 16 PT Kasi Kerjasama LuarNegeri
16 PT
Indikator 1.1.4.2 Jumlah mahasiswa asing penerima beasiswa KNB on going 385 Mahasiswa Kasi Kerjasama LuarNegeri
355 mahasiswa
Indikator 1.1.4.3 Jumlah laporan kegiatan pembinaan/orientasi terpusat mahasiswa baru beasiswaKNB 2018
1 dokumen Kasi Kerjasama LuarNegeri
1 dokumen
Indikator 1.1.4.4 Jumlah mahasiswa baru beasiswa KNB 2018 175 Mahasiswa Kasi Kerjasama LuarNegeri
171 mahasiswa
IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul) 80 PT Dirjen KelembagaanIptek dan Dikti
85 PT
Sasaran 2 :Indikator 2.1 80 PT Direktur Pembinaan KPT 85 PT
Indikator 2.1.1 50 PT Kasubdit PenilaianKinerja PT
20 PT
Indikator 2.1.1.1 Jumlah panduan Bimtek Peningkatan Akreditasi Institusi PT menuju akreditasi A 1 dokumen Kasi Penilaian KinerjaPT II
1 dokumen
Indikator 2.1.1.2 Jumlah PT yang menerima Bimbingan peningkatan akreditasi institusi PT menujuakreditasi A
50 PT Kasi Penilaian KinerjaPT II
20 PT
Indikator 2.1.1.1 Laporan monitoring dan evaluasi PT penerima bimtek peningkatan akreditasiinstitusi PT menuju akreditasi A
1 dokumen Kasi Penilaian KinerjaPT II
1 dokumen
Indikator 2.1.2 Jumlah draf statuta PTS yang telah disesuaikan dengan peraturan menteri terkait panduan penyusunan statuta PTS40 draft statuta Kasi Tata Kelola PT 40 draft statuta
Indikator 2.1.2.1 Draft panduan Bimtek Penyusunan/Perbaikan Statuta PTS 1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen
Indikator 2.1.2.2 Jumlah pembimbingan Penyusunan/perbaikan Statuta PTS 3 kegiatan Kasi Tata Kelola PT 3 kegiatan
Indikator 2.1.2.3 Jumlah PT yang mengikuti pembimbingan penyusunan/perbaikan statuta PTS 40 PT Kasi Tata Kelola PT 40 PT
Indikator 2.1.2.4 Jumlah dokumen draf statuta PTS dari PT yang mengikuti pembimbinganpenyusunan/perbaikan statuta PTS
40 dokumen Kasi Tata Kelola PT 40 dokumen
Indikator 2.1.3 Jumlah Dokumen Rencana Implementasi Perubahan Institusi 24 dokumen Kasubdit PemberdayaanKelembagaan PT
24 dokumen
Indikator 2.1.3.1 Laporan pelaksanaan program peningkatan tatakelola PTS tahun 2018 1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen
Indikator 2.1.3.2 Kerangka acuan kegiatan workshop kepemimpinan bagi pemimpin PTN 1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen
Indikator 2.1.3.3 Jumlah PT yang mengikuti workshop kepemimpinan bagi pemimpin PTN 24 PT Kasi Tata Kelola PT 24 PT
Indikator 2.1.3.4 Jumlah workshop kepemimpinan bagi pemimpin PTN 2 worksop Kasi Tata Kelola PT 2 worksop
Jumlah PT yang terakreditasi AJumlah PT yang dibina menuju akreditasi A
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Meningkatnya Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia
Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti
IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti 85 PTSasaran 2 :Indikator 2.1 80 PT Direktur Pembinaan KPT 85 PT
Indikator 2.1.3.5 Laporan evaluasi pelaksanaan workshopkepemimpinan bagi pimpinan PTN
1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen
Indikator 2.1.4 Jumlah PT yang menerima bantuan PP-PTS tahun 2018 100 PT Kasubdit PemberdayaanKelembagaan PT
145 PT
Indikator 2.1.4.1 Draft panduan seleksi bantuan PP-PTS 2 dokumen Kasi Penguatan KelembagaanPT
2 dokumen
Indikator 2.1.4.2 Jumlah PT yang mengikuti Sosialisasi PP-PTS2018
80 PT Kasi Penguatan KelembagaanPT
80 PT
Indikator 2.1.4.3 Jumlah PT Penerima bantuan PP-PTS 2018 100 PT Kasi Penguatan KelembagaanPT
145 PT
Indikator 2.1.4.4 Jumlah monitoring dan evaluasi PTS penerimabantuan PP - PTS Tahun 2018
100 PT Kasi Penguatan KelembagaanPT
142 PT
Indikator 2.2 Jumlah PT bermasalah yang disehatkan 20 PT Direktur Pembinaan KPT 20 PTIndikator 2.2.1 Jumlah penyelesaian PT bermasalah yang mendapatkan pembinaan 40 PT Kasubdit Pengendalian
Kelembagaan PT69 PT
Indikator 2.2.1.1 Jumlah PT yang mendapatkan Pendampingan 40 PT Kasi PengendalianKelembagaan I & II
53 PT
Indikator 2.3 Jumlah Rekomendasi Pendirian dan Penutupan PT 29 PT Direktur Pengembangan KPT 87 PTIndikator 2.3.1 jumlah draft rekomendasi pendirian dan penutupan PT program akademik 15 draft
rekomendasiPT
Kasubdit Pengembangan PTProgram Akademik
67 draftrekomendasi PT
Indikator 2.3.1.1 Jumlah rekomendasi pendirian dan penutupan PTakademik (Akademik I)
8 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I
36 rekomendasi
Indikator 2.3.1.2 Jumlah rekomendasi pendirian dan penutupan PTakademik (Akademik II)
7 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II
31 rekomendasi
Indikator 2.3.2 Jumlah draft kebijakan pendirian dan penutupan PT Program Vokasi 10 draftkebijakan PT
Kasubdit Pengembangan PTProgram Vokasi
51 draft kebijakanPT
Indikator 2.3.2.1 Jumlah hasil evaluasi usul pendirian danpenutupan PT program vokasi wilayah kerja I
5 hasil evaluasiusul pendirian
PT ProgramVokasi
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
15 hasil evaluasiusul pendirian PTProgram Vokasi
Indikator 2.3.2.2 Jumlah hasil evaluasi usul pendirian danpenutupan PT program vokasi wilayah kerja I
5 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II
22 PT
Indikator 2.4 Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan prodi 400 Prodi Direktur Pengembangan KPT 553 ProdiIndikator 2.4.1 jumlah draft rekomendasi pembukaan dan penutupan program studi akademik 158 draft
rekomendasiKasubdit Pengembangan PTProgram Akademik
247 draftrekomendasi
Indikator 2.4.1.1 jumlah layanan penutupan prodi programakademik wilayah kerja I
12 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I
22 rekomendasi
Indikator 2.4.1.2 jumlah layanan penutupan prodi programakademik wilayah kerja II
13 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II
20 rekomendasi
Jumlah PT yang terakreditasi A
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti
IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti 85 PTSasaran 2 :Indikator 2.4 Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan prodi 400 Prodi Direktur Pengembangan KPT 553 Prodi
Indikator 2.4.1.3 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiprogram Akademik wilayah Kerja I
60 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I
98 rekomendasi
Indikator 2.4.1.4 jumlah layanan pembukaan program studi programakademik wilayah kerja II
60 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II
81 rekomendasi
Indikator 2.4.1.5 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan programstudi PJJ diwilayah Kerja I
1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I
0
Indikator 2.4.1.6 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan programstudi PJJ diwilayah Kerja II
1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II
0
Indikator 2.4.1.7 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiprogram Doktor wilayah Kerja I
5 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I
7 rekomendasi
Indikator 2.4.1.8 Jumlah dokumen evaluasi usul pembukaanprogram studi S3 dan rekomendasi pembukaanprogram studi S3
4 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II
6 rekomendasi
Indikator 2.4.1.9 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiPSDKU program Akademik di wilayah Kerja I
1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I
0
Indikator 2.4.1.10 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiPSDKU program Akademik di wilayah Kerja II
1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II
0
Indikator 2.4.2 Jumlah draft kebijakan pembukaan dan penutupan prodi Program Vokasi dan Prodi Program Profesi242 draftkebijakan prodi
Kasubdit Pengembangan PTProgram Vokasi
448 draftkebijakan prodi
Indikator 2.4.2.1 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodi diPTKL wilayah kerja I
5 hasil evaluasiusul
pembukaanprodi
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
15 hasil evaluasiusul pembukaan
prodi
Indikator 2.4.2.2 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodi diPTKL wilayah kerja II
10 prodi Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II
6 prodi
Indikator 2.4.2.3 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodivokasi wilayah kerja I
85 hasilevaluasi usulpembukaan
prodi
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
29 hasil evaluasiusul pembukaan
prodi
Indikator 2.4.2.4 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodivokasi wilayah kerja II
110 prodi Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II
16 prodi
Indikator 2.4.2.5 Jumlah hasil evaluasi pembukaan prodi profesibidang kesehatan (Pendidikan Profesi Dokter,Pendidikan Profesi Bidan, Pendidikan ProfesiNers, Pendidikan Profesi Fisioterapi, PendidikanProfesi Diefisien, Profesi Apoteker)
14 hasilevaluasi usulpembukaan
program studi
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
86 hasil evaluasiusul pembukaan
program studi
Indikator 2.4.2.6 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan ProdiProgram Profesi Insinyur
3 hasil evaluasiusul
pembukaanprodi
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
2 hasil evaluasiusul pembukaan
prodi
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti
IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti 85 PTSasaran 2 :Indikator 2.4 Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan prodi 400 Prodi Direktur Pengembangan KPT 553 Prodi
Indikator 2.4.2.7 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiprogram profesi guru
5 hasil evaluasiusul
pembukaanprodi
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
18 hasil evaluasiusul pembukaan
prodi
Indikator 2.4.2.8 Jumlah hasil evaluasi penyelenggaraan prodiPendidikan Profesi Dokter
8 prodikedokteran
yangdievaluasi
penyelenggaraannya
Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
0
Indikator 2.4.2.9 Jumlah draft peraturan pembukaan ProdiPendidikan Profesi Advokat
1 draft Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
3 draft
Indikator 2.4.2.10 Jumlah draft peraturan pembukaan ProdiPendidikan Profesi Notaris
1 draft Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I
0
Indikator 2.5 Layanan program studi diluar domisili 2 PT Direktur Pengembangan KPT 2 PTIndikator 2.5.1 Jumlah layanan penyelenggaraan prodi diluar domisili 2 PT Kasubdit Pengembangan PT
Program Vokasi2 PT
Indikator 2.5.1.1 jumlah hasil evaluasi penyelenggaraan programstudi diluar domisili rintisan perguruan tinggi baru
2 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II
2 PT
Indikator 2.6 Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi 12 PT Direktur Pengembangan KPT 12 PTIndikator 2.6.1 Jumlah PT yang mengikuti revitalisasi pendidikan tinggi vokasi 12 PT Kasubdit Pengembangan PT
Program Vokasi12 PT
Indikator 2.6.1.1 Jumlah hasil evaluasi PT yang melaksanakanrevitalisasi pendidikan tinggi vokasi
12 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II
12 PT
Indikator 2.7 PT Penyelenggara Prodi untuk kebutuhan industri 2 PT Direktur Pengembangan KPT 2 PTIndikator 2.7.1 Jumlah draft kebijakan PT penyelenggaran prodi untuk kebutuhan industri 2 draft
kebijakan PTKasubdit Pengembangan PTProgram Vokasi
2 draft kebijakanPT
Indikator 2.7.1.1 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodi yangmendukung kebutuhan industri
2 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II
2 PT
Indikator 2.8 Jumlah kebijakan perubahan PTS 37Rekomendasi/
draft SK
Direktur Pengembangan KPT 64Rekomendasi/draf
tIndikator 2.8.1 Jumlah draft kebijakan perubahan PTS 37 draft
rekomendasiKasubdit PenataanKelembagaan PT
64 draftrekomendasi
Indikator 2.8.1.1 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan bentuk PTS 20 hasilevaluasi
Kasi Penataan Kelembagaan I 67 hasil evaluasi
Indikator 2.8.1.2 Jumlah hasil evaluasi usul pindah lokasi PTS 4 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan I 10 hasil evaluasiIndikator 2.8.1.3 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan nama PTS 4 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan I 20 hasil evaluasiIndikator 2.8.1.4 Jumlah hasil evaluasi usul alih kelola PTS 6 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan I 23 hasil evaluasiIndikator 2.8.1.5 Jumlah hasil evaluasi usul penggabungan dan penyatuan PTS75 hasil
evaluasiKasi Penataan Kelembagaan I 237 hasil evaluasi
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul) 80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti85 PT
Sasaran 2 :Indikator 2.9 Jumlah kebijakan perubahan kelembagaan PTN dan PTKL/PTLPNK 20
RekomendasiDirektur Pengembangan KPT 36 Rekomendasi
Indikator 2.9.1 Jumlah draft kebijakan perubahan kelembagaan PTN dan PTKL/PTLPNK 20 draftrekomendasi
Kasubdit PenataanKelembagaan PT
36 draftrekomendasi
Indikator 2.9.1.1 Jumlah hasil evaluasi usul penataan OTK PTN danperubahan status PTS menjadi PTN
11 hasilevaluasi
Kasi Penataan Kelembagaan II 18 hasil evaluasi
Indikator 2.9.1.2 Jumlah hasil evaluasi usul pembentukan/perubahanFakultas/Jurusan PTN
6 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan II 34 hasil evaluasi
Indikator 2.9.1.3 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan bentukPTKL/PTLPNK
5 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan II 8 hasil evaluasi
Indikator 2.9.1.4 Jumlah hasil evaluasi usul penyatuan PT Keagamaan kePTS
3 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan II 2 hasil evaluasi
Indikator 2.9.1.5 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan badanpenyelenggara PTS
65 hasilevaluasi
Kasi Penataan Kelembagaan II 235 hasil evaluasi
IKU.3:Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature 19 STP Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti19 STP
Sasaran 3 :Indikator 3.1 Jumlah Taman Sain dan Teknologi yang mature yang difasilitasi langsung oleh Kemenristekdikti 10 TST Direktur KST 11 TST
Indikator 3.1.1 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang berkembang 15 lembaga Kasubdit KST 18 lembagaIndikator 3.1.1.1 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang diperkuat Kelembagaannya15 TST Kasi Pengembangan 18 TSTIndikator 3.1.1.2 Jumlah Sarana dan Prasarana Taman Sains dan Teknologi yang Terbangun15 TST Kasi Pengembangan 18 TSTIndikator 3.1.1.3 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang terevaluasi
pembangunannya15 TST Kasi Evaluasi 18 TST
Indikator 3.1.2 Jumlah Rekomendasi Taman Sains dan Teknologi yang memenuhi kriteria mature 10 lembaga Kasubdit KST 19 lembagaIndikator 3.2 Jumlah Lembaga Inkubator Teknologi yang dikembangkan 20 inkubator
bisnisteknologi
Direktur KST 20 inkubatorbisnis teknologi
Indikator 3.2.1 Jumlah Lembaga Inkubator Bisnis Teknologi yang mempunyai tata kelola yang baik 20 inkubatorbisnis
teknologi
Kasubdit Lembaga Inkubatordan Intermediasi Teknologi
20 inkubatorbisnis teknologi
Indikator 3.2.1.1 Jumlah Inkubator teknologi yang diperkuatkelembagaannya
20 inkubatorBisnis
Teknologi
Kasi Lembaga InkubatorTeknologi
20 inkubatorbisnis teknologi
Indikator 3.3 Jumlah organisasi profesi (berbasis profesi dan keilmuan) yang dikembangkan dalam mendukung pengembangan STP 4 lembaga Direktur KST 4 lembagaIndikator 3.3.1 Jumlah organisasi profesi berbasis profesi yang dikuatkan kelembagaannya dalam mendukung pengembangan STP2 organisasi
profesiKasubdit Organisasi Profesi 2 organisasi
profesiIndikator 3.3.1.1 Jumlah organisasi profesi berbasis profesi yang
difasilitasi2 organisasi
profesiSeksi Penataan 2 organisasi
profesiIndikator 3.3.2 Jumlah organisasi profesi berbasis keilmuan yang dikuatkan kelembagaannya dalam mendukung pengembangan STP2 organisasi
profesiKasubdit Organisasi Profesi 2 organisasi
profesiIndikator 3.3.2.1 Jumlah organisasi profesi berbasis keilmuan yang
difasilitasi2 organisasi
profesiSeksi Pengawasan 2 organisasi
profesi
Meningkatnya kualitas kelembagaan Taman Sains dan Teknologi serta Lembaga Penunjang lainnya
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.3: Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature 19 STP Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti19 STP
Sasaran 3 :Indikator 3.4 Jumlah Lembaga Penunjang Lainnya yang dikembangkan dalam mendukung STP 2 Lembaga
PenunjangDirektur KST 3 Lembaga
PenunjangIndikator 3.4.1 Jumlah Dewan Riset Daerah yang ditingkatkan kapasitas kelembagaannya 2 DRD Kasubdit Lembaga Penunjang
Lainnya3 DRD
Indikator 3.4.1.1 Jumlah Dewan Riset Daerah yang difasilitasi kapasitaskelembagaannya
2 DRD Kasi Dewan Riset 3 DRD
Indikator 3.5 Jumlah kebijakan terkait TST dan Lembaga Penunjang Lainnya 4 Dokumen Direktur KST 4 DokumenIndikator 3.5.1 Jumlah rekomendasi kebijakan Taman Sains dan Teknologi 3 dokumen Kasubdit KST 3 dokumen
Indikator 3.5.1.1 Jumlah Naskah Akademik Pengembangan Taman Sainsdan Teknologi
1 dokumen Kasi Pengembangan 1 dokumen
Indikator 3.5.1.2 Jumlah Naskah Akademis Evaluasi Pengembangan TST 1 dokumen Kasi Evaluasi 1 dokumen
Indikator 3.5.2 Jumlah rekomendasi kebijakan penguatan lembaga intermediasi teknologi dan jumlah draf peraturan akreditasi lembaga inkubator bisnis teknologi di Indonesia2 dokumen Kasubdit Lembaga Inkubatordan Intermediasi Teknologi
2 dokumen
Indikator 3.5.2.1 Jumlah naskah kebijakan akreditasi Lembaga InkubatorTeknologi
1 dokumen Kasi Lembaga InkubatorTeknologi
1 dokumen
Indikator 3.5.2.2 Jumlah rekomendasi kebijakan Lembaga IntermediasiTeknologi
1 dokumen Kasi Lembaga IntermediasiTeknologi
1 dokumen
Indikator 3.5.3 Jumlah rekomendasi kebijakan penataan dan pengawasan fasilitasi organisasi profesi 2 dokumen Kasubdit Organisasi Profesi 2 dokumenIndikator 3.5.3.1 Jumlah dokumen pendukung penyusunan rekomendasi
kebijakan penataan fasilitasi organisasi profesi1 dokumen Seksi Penataan 1 dokumen
Indikator 3.5.3.2 Jumlah dokumen pendukung penyusunan rekomendasikebijakan pengawasan fasilitasi organisasi profesi
1 dokumen Seksi Pengawasan 1 dokumen
Indikator 3.5.4 Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan kelambagaan lembaga penunjang iptek dikti1 dokumen Kasubdit Lembaga PenunjangLainnya
1 dokumen
Indikator 3.5.4.1 Jumlah dokumen pendukung penyusunan rekomendasikebijakan penguatan lembaga penunjang iptek dikti
1 dokumen Kasi Lembaga PenunjangLainnya
1 dokumen
IKU.4: 35 PUI Dirjen Kelembagaan Iptek danDikti
81 PUI
Sasaran 4 :Indikator 4.1 Jumlah lembaga litbang yang dibina Pusat Unggulan Iptek 78 Lembaga
LitbangDirektur Lemlitbang 78 Lembaga
LitbangIndikator 4.1.1 Jumlah lembaga PUI dengan nilai kinerja pembinaan 78 lembaga Kasubdit Lemlitbang
Pemerintah Pusat78 lembaga
Indikator 4.1.1.1 Jumlah laporan kinerja Pusat Unggulan Iptek di LembagaPenelitian dan Pengembangan Kementerian dan BadanUsaha
40 Laporan Kasi Lemlitbang Kementerian 40 Laporan
Meningkatnya kualitas kelembagaan Taman Sains dan Teknologi serta Lembaga Penunjang lainnya
Jumlah Pusat Unggulan Iptek
Meningkatnya kualitas lembaga Litbang
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.4: 35 PUI Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti81 PUI
Sasaran 4 :Indikator 4.1 Jumlah lembaga litbang yang dibina Pusat Unggulan Iptek 78 Lembaga
LitbangDirektur Lemlitbang 78 Lembaga
LitbangIndikator 4.1.1 Jumlah lembaga PUI dengan nilai kinerja pembinaan 78 lembaga Kasubdit Lemlitbang
Pemerintah Pusat78 lembaga
Indikator 4.1.1.2 Jumlah laporan kinerja Pusat Unggulan Iptek di LembagaLitbang Non Kementerian
38 Laporan Kasi Lemlitbang NonKementerian
38 Laporan
Indikator 4.1.2 Jumlah lembaga litbang yang lolos seleksi pembinaan pusat unggulan iptek 20 lembaga Kasubdit LemlitbangPemerintah Pusat
20 lembaga
Indikator 4.1.2.1 Jumlah Lembaga Litbang Kementerian dan Badan Usahayang mengusulkan Seleksi Pembinaan Pusat UnggulanIptek
15 Lembaga Kasi Lemlitbang Kementerian 19 Lembaga
Indikator 4.1.2.2 Jumlah Lembaga Litbang Non Kementerian yangmengusulkan Seleksi Pembinaan Pusat Unggulan Iptek
15 Lembaga Kasi Lemlitbang NonKementerian
12 Lembaga
Indikator 4.2 Jumlah Perguruan Tinggi Penerima Bantuan PUI-PT 24 Lembaga PT Direktur Pembinaan KPT 28 PTIndikator 4.2.1 Jumlah PT penerima bantuan PUI-PT 24 PT Kasubdit Penilaian Kinerja PT 28 PT
Indikator 4.2.1.1 Jumlah buku panduan pemberian hibah PUI PT 1 dokumen Kasi Penilaian Kinerja PT I 1 dokumenIndikator 4.2.1.2 Jumlah PT terseleksi sebagai penerima hibah PUI PT 24 PT Kasi Penilaian Kinerja PT I 28 PT
Indikator 4.3 Jumlah lembaga litbang industri yang lolos seleksi menjadi lembaga litbang industri inovatif 2 lembagalitbang industri
Direktur Lemlitbang 4 lembaga litbang
Indikator 4.3.1 Jumlah lembaga litbang industri yang lolos seleksi menjadi lembaga litbang industri inovatif2 lembagalitbang industri
inovatif
Kasubdit Lemlitbang Industri 4 lembaga litbangindustri inovatif
Indikator 4.3.1.1 Jumlah calon Lembaga Litbang industri Manufaktur,Agro, Kesehatan, dan Obat (MAKO) menjadi LembagaLitbang Industri Inovatif
2 LembagaLitbangIndustri
Kasi Industri Manufaktur,Agro, Kesehatan dan Obat
2 LembagaLitbang Industri
Indikator 4.3.1.2 Jumlah calon Lembaga Litbang industri BerbasisTeknologi Tinggi (BTT) yang menjadi Lembaga LitbangIndustri Inovatif
2 lembagalitbang industri
Kasi Industri BerbasisTeknologi Tinggi
2 LembagaLitbang Industri
Indikator 4.4 Jumlah BPPD yang lolos seleksi dan BPPD yang meningkat kinerjanya menjadi BPPD berkinerja utama 15 BPPD Direktur Lemlitbang 15 BPPDIndikator 4.4.1 Jumlah BPPD yang lolos seleksi dan BPPD yang meningkat kinerjanya menjadi BPPD berkinerja utama15 BPPD Kasubdit Lemlitbang Daerah 15 BPPD
Indikator 4.4.1.1 Jumlah BPPD berkinerja pratama dan madya di wilayah Iyang mengajukan untuk dibina menjadi BPPD berkinerjautama
4 BPPD Kasi BPPD Wilayah I 4 BPPD
Indikator 4.4.1.2 Jumlah BPPD berkinerja pratama dan madya di wilayah IIyang mengajukan untuk dibina menjadi BPPD berkinerjautama
2 BPPD Kasi BPPD Wilayah II 2 BPPD
Jumlah Pusat Unggulan Iptek
Meningkatnya kualitas lembaga Litbang
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.4: 35 PUI Dirjen Kelembagaan Iptek dan
Dikti81 PUI
Indikator 4.5 Jumlah pranata litbang yang terakreditasi 45 PranataLitbang
Direktur Lemlitbang 54 pranata litbang
Indikator 4.5.1 Jumlah pranata litbang terakreditasi baru 5 pranatalitbang
Kasubdit Penjaminan Mutudan Penilaian KinerjaLemlitbang
16 pranata litbang
Indikator 4.5.1.1 Jumlah laporan hasil pelaksanaan asesmen pranatalitbang baru
1 laporan Kasi Penjaminan Mutu 1 laporan
Indikator 4.5.1.2 Jumlah laporan hasil pelaksanaan asesmen pranatalitbang terakreditasi
1 laporan Kasi Penilaian Kinerja 1 laporan
Indikator 4.5.2 Jumlah pranata litbang terakreditasi yang dibina 40 pranatalitbang
Kasubdit Penjaminan Mutudan Penilaian KinerjaLemlitbang
38 pranata litbang
Indikator 4.5.2.1 Jumlah laporan kegiatan penguatan akreditasi pranatalitbang
1 laporan Kasi Penjaminan Mutu 1 laporan
Indikator 4.5.2.2 Jumlah laporan kegiatan pembinaan akreditasi pranatalitbang
1 laporan Kasi Penilaian Kinerja 1 laporan
Indikator 4.6 Jumlah kebijakan peningkatan kualitas lembaga litbang 1 kebijakan Direktur Lemlitbang 1 kebijakanIndikator 4.6.1 Jumlah rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas lembaga litbang 1 Rekomendasi
KebijakanKasubdit Lemlitbang Industri 1 Rekomendasi
KebijakanIndikator 4.6.1.1 Jumlah dokumen pendukung rekomendasi kebijakan
peningkatan kualitas lembaga litbang industri1 dokumen Kasi Industri Manufaktur,
Agro, Kesehatan dan Obat1 dokumen
Indikator Program PendukungSasaran 5 :Indikator 5.1 90% Sekretaris Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti90%
Indikator 5.1.1 Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran 1 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran
1 dokumen
Indikator 5.1.1.1 Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran 1 draftdokumen
Kasubbag Perencanaan 1 draft dokumen
Indikator 5.1.1.2 Jumlah Layanan revisi anggaran 12 bulan Kasubbag Perencanaan 12 bulanIndikator 5.2 80 Nilai Sekretaris Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti72,73
Indikator 5.2.1 jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi program dan anggaran 1 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran
1 dokumen
Indikator 5.2.1.1 Draft laporan pemantauan dan evaluasi program dananggaran
12 draft laporan Kasubbag Pemantauan danEvaluasi
12 draft laporan
Indikator 5.2.1.2 Draft laporan kinerja 1 draft laporan Kasubbag Pemantauan danEvaluasi
1 draft laporan
Nilai Kinerja Anggaran
Nilai Akuntabilitas Kinerja
Jumlah Pusat Unggulan Iptek
Meningkatnya kualitas layanan dukungan manajemen eselon I
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIndikator Program Pendukung
Sasaran 5 :Indikator 5.3 Persentase pengelolaan keuangan yang bebas dari temuan material 90% Sekretaris Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti86,23%
Indikator 5.3.1 Jumlah dokumen perbendaharaan dan keuangan 12 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran
12 dokumen
Indikator 5.3.1.1 Jumlah dokumen pertanggungjawaban keuangan 12 dokumen Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan
12 dokumen
Indikator 5.3.1.2 Draft laporan keuangan 4 dokumen Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan
4 dokumen
Indikator 5.3.1.3 Draft laporan tindak lanjut hasil pemeriksaaan 1 dokumen Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan
1 dokumen
Indikator 5.3.2 Jumlah dokumen layanan perkantoran 12 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran
12 dokumen
Indikator 5.3.2.1 Jumlah layanan pembayaran gaji pegawai 12 bulan Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan
12 bulan
Indikator 5.3.2.2 Jumlah layanan pembayaran tunjangan kinerja pegawai 12 bulan Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan
12 bulan
Indikator 5.4 Jumlah kebijakan hukum bidang kelembagaan Iptek dan Dikti yang dihasilkan 1 dokumen Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti
1 dok
Indikator 5.4.1 Prosentase draft kebijakan hukum di bidang Kelembagaan Iptek dan Dikti 100% Kabag Hukum, Kerjasama danLayanan Informasi
100%
Indikator 5.4.1.1 Hasil pembahasan dan penyusunan peraturanperundang - undangan sesuai target Program LegislasiKemenristekdikti tahun 2018 di bidang KelembagaanIptek dan Dikti
7 dokumen Kasubbag Hukum 7 dokumen
Indikator 5.4.1.2 Hasil pengkajian hukum terkait penjatuhan sanksiadministrasi pelanggaran perguruan tinggi
1 dokumen Kasubbag Hukum 1 dokumen
Indikator 5.4.1.3 Hasil fasilitasi advokasi hukum terkait mediasi danpenyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi bagiperguruan tinggi bermasalah
5 dokumen Kasubbag Hukum 5 dokumen
Indikator 5.4.1.4 Hasil dan laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaanperaturan perundang-undangan di bidang kelembagaaniptek dan dikti
1 dokumen Kasubbag Hukum 1 dokumen
Indikator 5.5 Jumlah kerjasama bidang kelembagaan Iptek dan Dikti 1 dokumen Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti
1 dok
Indikator 5.5.1 Prosentase draft kerjasama di bidang kelembagaan Iptek dan Dikti 100% Kabag Hukum, Kerjasama danLayanan Informasi
100%
Indikator 5.5.1.1 Hasil pembahasan dan penyusunan dokumen kerjasamaantara Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Diktidengan Instansi lain
2 dokumen Kasubbag Kerjasama 2 dokumen
Indikator 5.5.1.2 Hasil monitoring dan evaluasi dokumen kerjasamaperguruan tinggi atau lembaga Litbang
5 dokumen Kasubbag Kerjasama 5 dokumen
Meningkatnya kualitas layanan dukungan manajemen eselon I
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV
Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIndikator Program Pendukung
Sasaran 5 :Indikator 5.6 Rasio pemberitaan positif terhadap total pemberitaan 85% Sekretaris Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti96,79%
Indikator 5.6.1 Prosentase publikasi dan dokumentasi terhadap jumlah kegiatan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti100% Kabag Hukum, Kerjasama danLayanan Informasi
100%
Indikator 5.6.1.1 Hasil layanan informasi perijinan perguruan tinggi danpenyelesaian pengaduan masyarakat
1 dokumen Kasubbag Layanan Informasi 1 dokumen
Indikator 5.6.1.2 Hasil peliputan kegiatan Direktorat JenderalKelembagaan Iptek dan Dikti
12 peliputan Kasubbag Layanan Informasi 12 peliputan
Indikator 5.6.1.3 Hasil publikasi dan dokumentasi program dan kegiatanDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
4 dokumen Kasubbag Layanan Informasi 4 dokumen
Indikator 5.7 Persentase pegawai Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang memiliki kategori nilai SKP "baik" 100% Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti
100%
Indikator 5.7.1 Jumlah dokumen Tata Usaha dan Kepegawaian 12 bulan Kabag Umum 12 bulanIndikator 5.7.1.1 Jumlah layanan pengelolaan persuratan 12 bulan Kasubbag TU dan Kepegawaian 12 bulan
Indikator 5.7.1.2 draft laporan bimbingan, pendidikan dan pelatihanpegawai
1 dokumen Kasubbag TU dan Kepegawaian 1 dokumen
Indikator 5.7.1.3 jumlah layanan pengelolaan kepegawaian 12 bulan Kasubbag TU dan Kepegawaian 12 bulan
Indikator 5.7.1.4 Jumlah dokumen pengelolaan ketatalaksanaan 2 dokumen Kasubbag TU dan Kepegawaian 2 dokumen
Indikator 5.8 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana dalam kondisi baik 100% Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti
100%
Indikator 5.8.1 Jumlah dokumen kerumahtanggaan 12 bulan Kabag Umum 12 bulanIndikator 5.8.1.1 Jumlah layanan kerumahtanggaan 12 bulan Kasubbag Rumah Tangga 12 bulan
Indikator 5.9 Persentase penggunaan e-procurement terhadap total belanja pengadaan 100% Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti
100%
Indikator 5.9.1 Jumlah dokumen Barang Milik Negara 13 dokumen Kabag Umum 13 dokumenIndikator 5.9.1.1 draft dokumen penyusunan laporan BMN 8 dokumen Kasubbag BMN 8 dokumenIndikator 5.9.1.2 draft dokumen penatausahaan, pengelolaan,
inventarisasi, dan penghapusan BMN4 dokumen Kasubbag BMN 4 dokumen
Indikator 5.9.1.3 draft dokumen layanan pengadaan barang dan jasa 1 dokumen Kasubbag BMN 1 dokumen
Meningkatnya kualitas layanan dukungan manajemen eselon I
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV