2018 - kelembagaan.ristekdikti.go.id · KATA PENGANTAR Patdono Suwignjo Plt. Direktur Jenderal Puji...

187
2018 LAPORAN KINERJA

Transcript of 2018 - kelembagaan.ristekdikti.go.id · KATA PENGANTAR Patdono Suwignjo Plt. Direktur Jenderal Puji...

2018

LAPORAN KINERJA

KATA PENGANTAR

Patdono SuwignjoPlt. Direktur Jenderal

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rahmat-Nyasehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas dan amanah selama tahun 2018, termasukdiantaranya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan IlmuPengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai perwujudan transparansi danakuntabilitas Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam melaksanakan tugasdan fungsi serta penggunaan anggaran selama tahun 2018.

Searah dengan sasaran program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengenaiPeningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, empat indikator kinerja utama telahditetapkan guna mencapai sasaran program tersebut, yang tercantum dalam rencana strategis2015-2019. Empat indikator kinerja utama tersebut adalah: Jumlah Perguruan Tinggi masuk500 Top Dunia, Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), JumlahTaman Sains danTeknologi mature, serta Jumlah Pusat Unggulan Iptek.

Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR).Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia.

Kami menyadari bahwa capaian-capaian tersebut masih harus tetap ditingkatkan pada tahunselanjutnya. Khususnya dalam mencapai target rencana strategis pada tahun 2019, kamioptimis bahwa seluruh target tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.Bahkan jumlah PUI sendiri telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebanyak 40lembaga.

Capaian-capaian ini juga tidak luput dari kerja keras seluruh unit pelaksana di lingkunganDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Apresiasi yang tinggi juga kamisampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama mendukung pencapaian kinerjaDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

KATA PENGANTAR

Patdono SuwignjoPlt. Direktur Jenderal

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rahmat-Nyasehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas dan amanah selama tahun 2018, termasukdiantaranya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan IlmuPengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai perwujudan transparansi danakuntabilitas Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam melaksanakan tugasdan fungsi serta penggunaan anggaran selama tahun 2018.

Searah dengan sasaran program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengenaiPeningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, empat indikator kinerja utama telahditetapkan guna mencapai sasaran program tersebut, yang tercantum dalam rencana strategis2015-2019. Empat indikator kinerja utama tersebut adalah: Jumlah Perguruan Tinggi masuk500 Top Dunia, Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), JumlahTaman Sains danTeknologi mature, serta Jumlah Pusat Unggulan Iptek.

Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR).Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia.

Kami menyadari bahwa capaian-capaian tersebut masih harus tetap ditingkatkan pada tahunselanjutnya. Khususnya dalam mencapai target rencana strategis pada tahun 2019, kamioptimis bahwa seluruh target tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.Bahkan jumlah PUI sendiri telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebanyak 40lembaga.

Capaian-capaian ini juga tidak luput dari kerja keras seluruh unit pelaksana di lingkunganDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Apresiasi yang tinggi juga kamisampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama mendukung pencapaian kinerjaDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

KATA PENGANTAR

Patdono SuwignjoPlt. Direktur Jenderal

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa untuk segala rahmat-Nyasehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas dan amanah selama tahun 2018, termasukdiantaranya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan IlmuPengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai perwujudan transparansi danakuntabilitas Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam melaksanakan tugasdan fungsi serta penggunaan anggaran selama tahun 2018.

Searah dengan sasaran program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengenaiPeningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, empat indikator kinerja utama telahditetapkan guna mencapai sasaran program tersebut, yang tercantum dalam rencana strategis2015-2019. Empat indikator kinerja utama tersebut adalah: Jumlah Perguruan Tinggi masuk500 Top Dunia, Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), JumlahTaman Sains danTeknologi mature, serta Jumlah Pusat Unggulan Iptek.

Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR).Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia.

Kami menyadari bahwa capaian-capaian tersebut masih harus tetap ditingkatkan pada tahunselanjutnya. Khususnya dalam mencapai target rencana strategis pada tahun 2019, kamioptimis bahwa seluruh target tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.Bahkan jumlah PUI sendiri telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebanyak 40lembaga.

Capaian-capaian ini juga tidak luput dari kerja keras seluruh unit pelaksana di lingkunganDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Apresiasi yang tinggi juga kamisampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama mendukung pencapaian kinerjaDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bentukpertanggungjawaban Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti serta sebagai umpanbalik bagi pengingkatan kinerja organisasi.

Jakarta, Februari 2019Plt. Direktur Jenderal

ttd

Patdono Suwignjo

IKHTISAREKSEKUTIF

Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas pelaksanaanprogram yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi selama tahun 2018.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi nomor 15 tahun2015, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan PendidikanTinggi memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidangkelembagaan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan, koordinasi, dan sinkronisasipelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalammenjalankan tugasnya serta searah dengan sasaran program yang telah ditentukan, pada tahun2018 Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggimenjalankan program-program dengan target dan realisasi capaian sebagai berikut:

SasaranProgram Indikator Kinerja

Target2015-2019

Realisasi

Target2018

Realisasi2018

%2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8MeningkatnyaKualitasKelembagaanIptek dan Dikti

Jumlah Perguruan Tinggi masuktop 500 dunia 5 3 3 4 3 75Jumlah Perguruan Tinggiberakreditasi A (unggul) 110 39 62 80 85 106,25Jumlah Taman Sains danTeknologi mature 22 14 16 19 19 100

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 40 15 27 35 81 231

Hingga tahun 2018, sebanyak 3 Perguruan Tinggi Indonesia tercatat menduduki peringkat500 besar dunia versi QS World Uuniversity Ranking (QS WUR), yaitu Universitas GadjahMada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung. Jumlah Perguruan TinggiIndonesia berakreditasi unggul juga telah mencapai 85 institusi dari target 110 institusi yangharus dicapai pada akhir periode 2019. Sedangkan jumlah Taman Sains dan Teknologimature di seluruh Indonesia hingga tahun 2018 telah mencapai 19 STP. Jumlah PusatUnggulan Iptek juga mengalami peningkatan signifikan, selama tahun 2018, DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah memberikan status PUI kepada 81 lembagapenelitian dan pengembangan di seluruh Indonesia, hal ini jauh melampaui jumlah yangditargetkan pada awal tahun, yaitu 35 PUI.

Dalam laporan kinerja ini akan dijabarkan mengenai capaian masing-masing indikator kinerjautama dan indikator kinerja kegiatan yang mendukung tercapaianya target IKU tersebut.Selain itu juga akan diajbarkan mengenai capaian program prioritas revitalisasi pendidikanvokasi yang merupakan program prioritas nasional yang diamanatkan kepada DirektoratJenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………... iIkhtisar Eksekutif …………………………... iii

Daftar Isi …………………………... iv

Daftar Tabel …………………………... v

Daftar Gambar …………………………... vii

Daftar Grafik …………………………... ix

Daftar Diagram/Matriks …………………………... x

Bab I Pendahuluan …………………………... 1

A. Gambaran Umum Organisasi …………………………... 1

B. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi …………………………... 1

C. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi …………………………... 2

D. Sumber Daya ManuiaE. AnggaranF. Permasalahan Utama yang dihadapi Organisasi

…………………………...…………………………...…………………………...

566

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja …………………………... 8

A. Rencana Strategi …………………………... 8

B. Arah Kebijakan dan Strategi DirektoratJenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

…………………………... 8

C. Perjanjian Kinerja …………………………... 11

Bab III Akuntabilitas Kinerja …………………………... 16

A. Capaian Kinerja Utama Organisasi …………………………... 16

1. Jumlah PT Masuk Top 500 Dunia …………………………... 16

2. Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul) …………………………... 26

3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yangmature

…………………………... 71

4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek5. Capaian Dukungan Manajemen untuk

Program Peningkatan KualitasKelembagaan Iptek dan Dikti

…………………………...…………………………...

100115

B. Capaian Realisasi Keuangan …………………………... 126

Bab IV Penutup …………………………... 128

Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel 1. Jumlah SDM Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptekdan Dikti Tahun 2018

………………… 5

Tabel 2. PNS Berdasarkan Golongan Kepangkatan Tahun 2018……………………… ………………… 5Tabel 3. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator

Kinerja Program Ditjen Kelembagaan Iptek dan DiktiTahun 2015 – 2019

………………… 7

Tabel 4. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015-2018

………………… 16

Tabel 5. Realisasi Jumlah peruguruan tinggi masuk Top 500dunia

………………… .......................... 17

Tabel 6. Tren Peringkat Perguruan Tinggi Asia Tenggara dalamQS WUR Tahun 2018

………………… 18

Tabel 7. Perbandingan Skor Indikator Performa 3 PTI Top 500dunia

………………… 19

Tabel 8. Perbandingan Jumlah PT Top 500 dunia, KisaranRangking WCU Tahun 2018 dan Besaran AnggaranWCU di Berbagai Negara

………………… 20

Tabel 9. Perbandingan Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul)Tahun 2015 s.d. 2018

………………… 26

Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2018 berdasarkan BentukPT

………………… 27

Tabel 11. Sebaran Akreditasi Perguruan Tinggi 2018 berdasarkanPenyelenggara Perguruan Tinggi

………………… 28

Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2018 ………………… 28Tabel 13. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-

PTS………………… 40

Tabel 14. Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS BerdasarkanJawa dan Luar Jawa (2018)

………………… 41

Tabel 15. Profil Program Retooling di Luar Negeri ………………… 67Tabel 16. Institusi Penyelenggara, Bidang Kompetensi dan

Capaiannya………………… 68

Tabel 17. Capaian Jumlah Kawasan Sains dan Teknologi yangMature Tahun 2015-2018

………………… 74

Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah LembagaInkubator yang dikembangkan

………………… 94

Tabel 19. Pengembangan Lembaga Inkubator Tahun 2018 ………………… 96Tabel 20. Indikator dan Capaian Jumlah Pusat Unggulan Iptek ………………… 100Tabel 21. Hasil Survei Litbang Industri ………………… 109Tabel 22. BPPD yang dibina menjadi BPPD Berkinerja Utama

Tahun 2018………………… 111

Tabel 23. Laporan BMN Tahun 2018 ………………… 123Tabel 24. Dokumen Penatausahaan, Pengelolaan, Inventaris dan

Penghapusan BMN Tahun 2018………………… 124

Tabel 25. Realisasi Anggaran dan Fisik Tahun 2018Per Output ………………… 126Tabel 25. Tabel 26. Realisasi Anggaran Tahun 2018 Per Jenis Belanja ………………… 127

DAFTAR GAMBAR

Tabel 1. Gambar 1. The 5th Taiwan-Indonesia Higher EducationForumInternational Student Summit 2018

………………………... 25

Gambar 2. Proses akreditasi menggunakan SAPTO…………… ………………………... 32Gambar 3. Pemeringkatan Perguruan Tinggi ……………………..…. 39Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi PP-PTS Tahun 2018 di wilayah

3T Kupang dan Seleksi Presentasi PP-PTS 2018………………………… 42

Gambar 5. Mekanisme Pelaksanaan Program PeningkatanKapasistas Pemimpin PTN

…………………….. ………………………… 45

Gambar 6. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan KapasitasPemimpin PTN

…………………….. ………………………… 46

Gambar 7. Workshop Kepemimpinan bagi Perguruan TinggiNegeri, Juli 2018

…………………….. ………………………… 47

Gambar 8. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan TataKelola

……………………..….. 48

Gambar 9. Penyamaan Persepsi Penyusunan Statuta PTS – Juli2018

………………………… 49

Gambar10.

Dokumentasi Peserta rettoling dosen PT Vokasi di luarnegeri

………………………… 69

Gambar11.

(searah jarum jam): (1) pelatihan oil and gas di Petex,University of Texas, (2) pelatihan maritime di MarineInstitute St. John, (3) pelatihan livestock di MelbournePolytechnic, (4) pelatihan Nursing pedagogy diNanyang Polytechnic, Singapura, (5) pelatihanrailways engineering technology di Chengdu, China,dan (6) pelatihan solar cell di Koreatech, Cheonan,Korea Selatan.

………………………… 70

Gambar12.

(searah jarum jam): pelaksanaan pelatihan di (1)Politeknik Negeri Jember (2) Politeknik Negeri Bali (3)Politeknik Negeri Kupang (4) Politeknik Negeri Jakarta(5) Politeknik Negeri Manado (6) Politeknik NegeriUjung Pandang

………………………… 70

Gambar13.

Gedung Pengelola UGM Science Techno Park (STP) ………………………… 75

Gambar14.

Skema hilirisasi produk inovasi kerjasama triple-helix ………………………… 76

Gambar15.

Tampak Luar Brosur IIP Gedebage dan Peletakan batupertama pembangunan gedung STP ITB Ganesha

………………………… 77

Gambar16.

Gedung Pengelola STP Unpad ………………………… 78

Gambar17.

Gedung Solo Techno Park ………………………… 80

Gambar Gedung Pengelola dan Tenant MSTP Jepara ………………………… 83

18.Gambar19.

Peresmian Gedung Inkubator STP ITS ………………………… 85

Gambar20.

Gedung Tenant STP Sumatera Selatan ………………………… 88

Gambar21.

Gedung Workshop dan Renovasi Kandang PeternakanSapi TP Sragen

………………………… 90

Gambar22.

Gedung Oil Plm Science Techno Park (OPSTP) ………………………… 92

Gambar23.

Kegiatan Pengembangan Lembaga Inkubator 2018 ………………………… 97

Gambar24.

Pelaksanaan Seminar Nasional Organisasi Profesi IptekTahun 2018

………………………… 98

Gambar25.

Dokumentasi kegiatan yang mendukung indikatorkinerja Jumlah Pusat Unggulan Iptek

………………………… 102

Gambar26.

Mekanisme Pembinaan Lembaga Litbang ………………………… 105

Gambar27.

Sistem Penomoran Registrasi Lembaga Litbang ………………………... 106

Gambar28.

Kerangka Konsep Penilaian dan PengklasifikasianLembaga Litbang

………………………... 106

Gambar29.

Progress Capaian Kegiatan Penyusunan PeraturanPerundangan Pembinaan Lembaga Litbang

………………………... 107

Gambar30.

Display Website Informasi Lembaga Litbang Indonesia(ILLI)

………………………... 108

Gambar31.

Kegiatan Apresiasi Lembaga Litbang Industri Inovatifatau Innovative Industrial Research and DevelopmentInstitution (IIRDI) Award Tahun 2018

………………………... 110

Gambar32.

Pelaksanan Fact Finding Kegiatan FasilitasiPeningkatan Kapasistas BPPD

………………………... 112

Gambar33.

Pelaksanan Apresiasi Lembaga Litbang Daaerah 2018 ………………………... 112

Gambar34.

Workshop Penguatan Kelembagaan BPPD Tahun 2018 ………………………... 113

Gambar35.

Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun2018 Berdasarkan Wilayah (Provinsi)

………………………... 114

Gambar36.

Dokumentasi kegiatan Pranata Litbang TerakreditasiTahun 2018

………………………... 115

DAFTAR GRAFIK

Tabel 1. Grafik 1. PNS dan PPNPN Per unit Eselon II dan BAN-PTberdasarkan jenis kelamin

………………………... 5

Grafik 2. Perguruan Tinggi Berakreditasi A Tahun 2015-2018…………… ………………………... 28Grafik 3. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan

PP-PTS……………………..…. 40

Grafik 4. JumlahPTS PenerimaBantuanPP-PTSBerdasarkanwilayah LLDIKTI (2018)

………………………… 41

Grafik 5. Jumlah PTS PenerimaBantuanBangunan,BarangdanBangunan&Barang (2018)

…………………….. ………………………… 41

Grafik 6. Jumlah Rekomendasi Pembukaaan Program Studi padaPT Akademik

…………………….. ………………………… 54

Grafik 7. Hasil Sertikom Mahasiswa Bidikmisi TA 2018Berdasarkan Skema Bidang

…………………….. ………………………… 65

Grafik 8. Hasil Sertikom Mahasiswa bidikmisi TA 2018 Berdasarkan13 LSP P1 Politeknik Penyelenggara

……………………..….. 66

Grafik 9. Hasil Business Matching per Inkubator ………………………… 95Grafik 10. Dampak Program PUI pada Aspek Academi

Excellence………………………… 103

Grafik 11. Dampak Program PUI pada Aspek Economic Benefitdan Sosial Impact

………………………… 104

Grafik 12. Tone Pemberitaan Ditjen Kelembagaan Tahun 2018 ………………………… 119

Grafik 13. Jumlah narasumber internal secara keseluruhanpemberitaan tahun 2018 yang di monitor dan di kelolaoleh Tim Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik

………………………… 120

Grafik 14. Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan SDM ………………………… 121Grafik 15. Pengelolaan Kepegawaian Tahun 2018 ………………………… 122Grafik 16. Nilai SKP PNS Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

Tahun 2018………………………… 122

Grafik 17. Nilai Pemindahtanganan BMN Tahun 2018 dan 2017dalam

………………………… 124

Grafik 16. Grafik 18. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang dipergunakansendiri

………………………… 125

Grafik 16. Grafik 19. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang kan dihibahkan kemasyarakat/Pemda

………………………… 125

DAFTAR DIAGRAM

Tabel 1. Diagram 1. 10 Besar Negara Asal Mahasiswa Asing YangMenempuh Studi di Indonesia untuk berbagai jenjangPendidikan

…………………………………….. 36

Diagram 2. 10 Besar Perguruan Tinggi tempat Mahasiswa AsingMenempuh Studi di Indonesia untuk berbagai jenjangpendidikan

…………… ………………………... 37

Diagram 3. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru ProgramAkademik

………………………… 53

Diagram 4. Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun2018Berdasarkan Lembaga Induknya

…………………….. ………………………… 114

Diagram 5. Pengelolaan Persuratan Tahun 2018 ………………………… 121Diagram 6. Kondisi BMN Berdasarkan Hasil Inventarisasi…………………….. ………………………… 124

DAFTAR MATRIKS

Matriks 1. Capaian Maturitas STP Tahun 2015 - 2018 ……………………..….. 73

1 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, dijelaskan dalam

Permenristekdikti Nomor 15 Tahun 2015 pada pasal 176 dijelaskan, bahwa terdiri dari 5

(lima) eselon II yaitu:

1. Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

2. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi

3. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi

4. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan

5. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya.

Di dalam pelaksanaannya Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai 2

fungsi layanan, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi layanan umum dimana fungsi

Pendidikan dijalankan oleh 2 direktorat yaitu Direktorat Pengembangan Kelembagaan

Perguruan Tinggi dan Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi. Sedangkan

untuk fungsi layanan umum oleh Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan dan

Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Layanan Penunjang Lainnya.

Dalam meningkatkan capaian kinerja Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti serta guna

mendukung jalannya 2 fungsi tersebut, Unit Eselon I Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

didukung oleh Setditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.

B. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN ORGANISASI

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dibentuk

berdasarkan:

1. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14);

2. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan

Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 -2019 sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79/P Tahun 2015

tentang Penggantian beberapa Kementerian Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi.

2 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

C. TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan

pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

kebijakan dibidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam melaksanakan tugas, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti menyelenggarakan

fungsi:

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan pendidikan tinggi dan

lembaga layanan pendidikan tinggi;

b. Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dibidang kelembagaan

ilmu pengetahuan, teknologi, serta kawasan sains dan teknologi;

c. Pelaksanaan pembangunan dan fasilitasi kawasan sains dan teknologi di kawasan

politeknik;

d. Perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan

pengembangan;

e. Perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu eksternal pendidikan tinggi;

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan pendidikan tinggi;

g. Pelaksanaan administrasi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti; dan

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri

Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas-tugas

Kementerian dalam perumusan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dibidang

kelembagaan Iptek dan Dikti terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang

telah ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti terdiri dari:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.

2. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan

pelaporan di bidang pengembangan kelembagaan perguruan tinggi.

3 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

3. Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemantauan, evaluasi

dan pelaporan di bidang pembinaan kelembagaan perguruan tinggi.

4. Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

kebijakan, evaluasi dan pelaporan dibidang penguatan lembagan penelitian dan

pengembangan, serta fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan

pengembangan.

5. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi

pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan kawasan sains

dan teknologi, serta pelaksanaan pembangunan dan fasilitasi kawasan sains dan

teknologi di kawasan politeknik.

4 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Periode Tahun 2018

5 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

D. SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

didukung oleh 234 SDM, dengan rincian pada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah SDM Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV PNS Non Eselon PPNPN Total SDM

Jumlah 1 5 17 42 55 114 234

Tabel 2. PNS Berdasarkan Golongan Kepangkatan Tahun 2018

No Unit Eselon I/II Gol. II Gol III Gol IV

1 Dirjen & Setditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti

1 20 6

2 Dit. Pengembangan KPT - 15 4

3 Dit. Pembinaan KPT 1 15 6

4 Dit. KST 1 25 6

5 Dit. Lemlitbang - 15 5

Jumlah 3 90 27

Grafik 1. PNS dan PPNPN Per unit Eselon II dan BAN-PT berdasarkan jenis kelamin

0

5

10

15

20

25

30

35

40

12

8

14

6

20

0

15

118

1412

0

18

10 11

5 5

36

3 3 30

4

16

PNS (L) PNS (P) PPNPN (L) PPNPN (P)

6 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

E. ANGGARAN

Untuk Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti pada Tahun

Anggaran 2018 adalah sebesar Rp. 636.180.807.000,- berdasarkan DIPA Nomor: SP

DIPA-042.03.1.401196/2018 tanggal 5 Desember 2017.

Pagu anggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti TA 2018 telah dilakukan

revisi anggaran sebanyak 6 kali.

F. PERMASALAHAN UTAMA YANG DIHADAPI ORGANISASI

Dari 4 indikator kinerja program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Kelembagaan

Iptek dan Dikti sesuai dengan Sasaran Program yaitu Meningkatkan Kualitas Kelembagaan

Iptek dan Dikti dengan 4 (empat) indikator kinerja program yaitu:

1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia;

2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul);

3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi mature;

4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek;

terdapat 1 (satu) indikator yang tidak mencapai target, yaitu indikator jumlah Perguruan

Tinggi masuk top 500 dunia. Dimana capaian jumlah PT masuk top 500 dunia pada tahun

2018 hanya tercapai 3 Perguruan Tinggi dari 4 target PT yang telah ditetapkan.

Ketidaktercapaian IKP Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia sangat

membutuhkan perhatian besar dari berbagai pihak baik pemerintah, Perguruan Tinggi, serta

seluruh sumber daya yang terlibat dalam peningkatan mutu dan kualitas Perguruan Tinggi.

7 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Manajemen peluang perlu diterapkan dalam memetakan SWOT dan membuat target-target

tertentu yang disebarkan dengan model rencana strategis (RENSTRA) pada masing-

masing unit kerja. Semua prodi pada PT terbaik di Indonesia ditargetkan untuk

mendapatkan akreditasi A dari BAN-PT, dan bagi prodi yang sudah terakreditasi A harus

mengajukan akreditasi internasional. Dengan kolaborasi dan penerapan manajemen

peluang ini, harapannya dapat mengembangkan potensi untuk mempercepat peningkatan

poin penilaian QS-WUR yang meliputi reputasi akademik, reputasi pimpinan, rasio

mahasiswa fakultas, sitasi per fakultas, rasio mahasiswa internasional dan rasio staf

internasional.

Tabel 3. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Program

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2015 – 2019

No Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T R

1 Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia

2 2 3 2 3 3 4 3 5 -

2 Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul)

29 26 39 49 59 65 80 85 110 -

3 Jumlah Taman Sains dan Teknologi mature

6 6 14 12 16 16 19 19 22 -

4 Jumlah Pusat Unggulan Iptek 12 19 15 27 30 46 35 81 40 -

Agar program dan kegiatan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dapat berjalan

dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan,

diperlukan gambaran permasalahan yang dihadapi, diantaranya dalam pelaksanaan program dan

kegiatan yang menunjang IKP tersebut.

8 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah

ditetapkan untuk tahun 2015 – 2019, mengalami satu kali revisi. Revisi renstra

Kemenristekdikti tahun 2015-2019 tertuang dalam Permenristekdikti No. 50 Tahun 2017.

Perubahan mendasar revisi renstra Kemenristekdikti ini terdapat pada misi, tujuan

strategis, Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), serta Indikator

Kinerja Program (IKP). Sehingga Indikator Kinerja Program (IKP) Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti mengalami perampingan dari 5 IKP menjadi 4 IKP. IKP Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti yang mengalami perampingan yaitu Jumlah Taman Sains

dan Teknologi (TST) yang dibangun. Hal ini dikarenakan Jumlah TST yang dibangun

belum bisa menggambarkan sebuah outcome, sehingga akan lebih tepat bila IKP ini

dirampingkan dengan IKP Jumlah TST yang mature.

Perampingan IKP ini secara prinsip tidak mempengaruhi upaya untuk mewujudkan visi

dan misi yang diemban oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu

"Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM

yang berkualitas".

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN

DIKTI

1. ARAH KEBIJAKAN

Isu yang cukup mendasar dalam konteks Kelembagaan Iptek adalah revitalisasi

kelembagaan khususnya dalam upaya membangun fleksibilitas kelembagaan Iptek dan

mendorong lemlitbang untuk menjadi pusat unggulan atau center of excellence. Selain itu,

kelembagaan Iptek lain seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)

sebagai koordinator Sistem Inovasi Daerah (SIDa), Sains Teknologi Park (STP) sebagai

wahana implementasi SIDa, dan Inkubator Teknologi juga perlu mendapat perhatian dari

pemerintah untuk didorong menjadi lembaga-lembaga yang unggul (center of excellence).

Salah satu upaya dalam mendukung berkembangnya Pusat Unggulan adalah dengan

mendorong efektifitas pelaksanaan akreditasi dengan penjaminan mutu lembaga litbang

yang dilakukan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan

(KNAPPP). Karena pelaksanaannya tidak bersifat mandatory, belum banyak pranata

litbang yang telah terakreditasi KNAPPP. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan

revitalisasi terhadap kelembagaan KNAPPP dan revisi pedoman KNAPPP selama ini

untuk dapat digunakan sebagai tandar nasional dalam proses akreditasi dan penjaminan

mutu lembaga litbang. Selain itu, kualitas pendidikan tinggi masih relatif rendah baik

dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi) maupun program studi yang diindikasikan oleh

mayoritas Perguruan Tinggihanya berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang

9 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

berakreditasi A atau B. Disamping itu, Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu

berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-

negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara

berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan

menempatkan universitasuniversitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di

Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.

2. STRATEGI KEBIJAKAN

Sesuai dengan arah kebijakan diatas, maka strategi yang dilakukan pada Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti secara subtansional yaitu diarahkan untuk

meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia dan

perguruan tinggi berakreditasi A (unggul), Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Taman

Sains dan Teknologi (TST) yang mature.

Sasaran Program Dan Indikator Kinerja Program (IKP)

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dan Dikti Tahun 2018

Sasaran Program (Outcome)/Indikator Kinerja

Program

Target Keterangan

SP (Outcome): Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti 2015 2016 2017 2018 2019

IKP

Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia 2 3 3 4 5 Kumulatif

Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul) 29 39 59 80 110 Kumulatif

Jumlah Taman Sains dan Teknologi mature 6 14 16 19 22 Kumulatif

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 12 15 30 35 40 Kumulatif

10 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

3. PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam rangka melaksanakan sasaran program meningkatkan kualitas kelembagaan

iptek dan dikti serta indikator kinerja program Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek

dan Dikti, ditetapkan beberapa sasaran kegiatan dengan didukung oleh beberapa

indikator kinerja kegiatan (IKK) sebagai berikut:

1. Sekretariat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, sasaran kegiatan adalah

dukunagan manajemen untuk program peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan

Dikti, dengan indikator kinerja kegiatan, sebagai berikut:

a. Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran;

b. Jumlah dokumen laporan keuangan;

c. Jumlah dokumen hukum, humas dan kerjasama;

d. Jumlah layanan kepegawaian;

e. Pemantauan dan evaluasi;

f. Operasional layanan perkantoran.

2. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi, sasaran kegiatan pada

Direktorat ini adalah Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi dengan

indikator kinerja kegiatan, sebagai berikut:

a. Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan program studi;

b. Jumlah rekomendasi pendirian dan perubahan perguruan tinggi;

c. Jumlah rekomendasi perubahan status kelembagaan perguruan tinggi;

d. Jumlah rekomendasi program Pendidikan jarak jauh;

e. Jumlah revitalisasi Pendidikan tinggi vokasi.

3. Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi, sasaran kegiatannya adalah

pembinaan kelembagaan perguruan tinggi didukung dengan indikator kinerja

kegiatannya, yaitu:

a. Jumlah layanan adminsitrasi BAN PT;

b. Jumlah PT penerima beasiswa, pembinaan, pengembangan dan kerja sama;

c. Jumlah bimbingan kelembagaan dan kerja sama perguruan tinggi;

d. Jumlah publikasi dan promosi perguruan tinggi

e. Jumlah dokumen pembinaan dan kerja sama kelembagaan perguruan tinggi.

4. Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan, sasaran kegiatannya adalah

penguatan dan pengembangan Lembaga penelitian dan pengembangan, dengan

indikator kinerja kegiatannya adalah:

a. Jumlah Lembaga Litbang yang dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek;

b. Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan Lembaga penelitian dan

pengembangan;

11 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

c. Jumlah Lembaga litbang yang dibina menjadi pusat unggulan Iptek;

d. Jumlah BPPD yang dibina menjadi BPPD berkinerja utama;

e. Jumlah pranata litbang yang terakreditasi.

5. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya, yang

menjadi sasaran kegiatannya adalah pengembangan taman sains dan teknologi, dan

Lembaga penunjang lainnya didukung oleh indikator kinerja kegiatannya, antara

lain:

a. Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan taman sains dan teknologi dan

Lembaga penunjang lainnya;

b. Jumlah taman sains dan teknologi yang dikembangkan;

c. Jumlah Lembaga incubator teknologi yang dikembangkan.

C. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018, sebagai

berikut:

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya kualitas

kelembagaan Iptek dan

Dikti

Jumlah Perguruan Tinggi PT masuk top

500 dunia

4 PT

Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A

(Unggul)

80 PT

Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang

Mature

19 KST

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 35 PUI

Anggaran yang dilakokasikan untuk mencapai target sasaran yang ditetapkan dalam

perjanjian kinerja tahun 2018 yaitu:

Kegiatan Anggaran

[5696] Dukungan Manajemen untuk program

peningkatakn kualitas kelembagaan iptek dan dikti

Rp. 30.566.817.000

[5697] Pengembangan Kelembagaan Perguruan tinggi Rp. 138.269.044.000

[5698] Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Rp. 291.091.518.000

[5699] Penguatan dan Pengembangan Lembaga

Peningkatan dan Pengembangan

Rp. 45.000.000.000

[5700] Pengembangan Taman Sains dan Teknologi dan

Lembaga penunjang lainnya

Rp. 142.005.200.000

Total…………… Rp. 646.932.579.000

12 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja Program Ditjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti tahun 2018, disusunlah Perjanjian Kinerja Eselon II beserta pagu anggaran per unit

Eselon II sebagai berikut:

1. Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya kualitas

perencanaan, pengelolaan

keuangan dan akuntabilitas

kinerja Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan

Dikti

1. Nilai Kinerja Anggaran Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

3. Persentase pengelolaan keuangan yang

bebas dari temuan material

90 %

80 nilai

90%

Terwujudnya kebijakan ,

kerjasama dan publikasi

bidang Kelembagaan Iptek

dan Dikti

1. Jumlah kebijakan bidang

Kelembagaan Iptek dan Dikti yang

dihasilkan

2. Jumlah kerjasama bidang

Kelembagaan Iptek dan Dikti

3. Rasio pemberitaan positif terhadap

total pemberitaan

1 dokumen

1 dokumen

85%

Terwujudnya Direktorat

Jenderal yang efektif,

efisien, dan berkinerja

tinggi

1. Persentase pegawai Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

yang memiliki kategori nilai SKP

“baik”

2. Persentase ketersediaan sarana dan

prasarana dalam kondisi baik

3. Persentase penggunaan e-procurement

terhadap total belanja pengadaan

100%

100%

100%

Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:

Kegiatan Anggaran

[5696.901] Perencanaan Rp. 1.557.150.000

[5696.950] Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Rp. 13.451.667.000

[5696.951] Layanan (overhead) Rp. 558.000.000

[5696.994] Perkantoran Rp. 15.000.000.000

Total…………… Rp. 30.566.817.000

13 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

2. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya kualitas

layanan pengembangan

kelembagaan perguruan

tinggi

Jumlah rekomendasi pendirian dan

penutupan PT 29 PT

Jumlah rekomendasi pembukaan dan

penutupan prodi 400 Prodi

Layanan program studi di luar domisili 2 PT

Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi 12 PT

PT Penyelenggara Prodi untuk kebutuhan

industri 2 PT

Jumlah kebijakan perubahan PTS 37

rekomendasi

Jumlah kebijakan perubahan

kelembagaan PTKL/PTLPNK

20

rekomendasi

Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:

Kegiatan Anggaran

[5697.001] Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan

Tinggi Rp. 6.500.000.000

[5697.002] Rekomendasi Pendirian Dan Penutupan

Perguruan Tinggi Rp. 6.500.000.000

[5697.003] Rekomendasi Pembukaan Dan Penutupan

Program Studi Rp. 16.754.044.000

[5697.004] Layanan Program Studi Di Luar Domisili (pdd) Rp. 11.515.000.000

[5697.005] Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi Rp. 82.000.000.000

[5697.006] Pt Penyelenggara Prodi Untuk Kebutuhan

Industri Rp

15.000.000.000

Total Rp. 138.269.044.000

3. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya mutu

kelembagaan

perguruan tinggi

Jumlah perguruan tinggi yang dibina menjadi

PT Top 500 dunia 4 PT

Jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi A 80 PT

Jumlah Perguruan Tinggi Penerima Bantuan

Pusat unggulan iptek perguruan tinggi 24 PT

Jumlah perguruan tinggi bermasalah yang

disehatkan 20 PT

14 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:

Kegiatan Anggaran

[5698.002] Perguruan Tinggi/prodi Yang Diakreditasi (ban-pt) Rp. 130.000.000.000

[5698.003] Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa Kemitraan

Negara Berkembang Rp.

28.655.200.000

[5698.004] Perguruan Tinggi Yang Meningkat Mutu

Kelembagaannya Rp.

130.097.161.000

[5698.005] Perguruan Tinggi Yang Dibina Menjadi Perguruan

Tinggi Top 500 Dunia Rp.

2.339.157.000

Total Rp. 291.091.518.000

4. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya kualitas

Lembaga litbang

Jumlah Lembaga litbang yang dibina

menjadi pusat unggulan iptek

78

lembaga

litbang

Jumlah Lembaga litbang industri yang

ditetapkan menjadi Lembaga litbang

industri inovatif

2 lembaga

litbang

industri

Jumlah BPPD yang dibina menjadi BPPD

berkinerja utama 15 BPPD

Jumlah pranta litbang yang terakreditasi 45 pranata

litbang

Jumlah kebijakan peningkatan kualitas

Lembaga litbang

1

kebijakan

Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:

Kegiatan Anggaran

[5699.001] Lembaga Litbang yang dibina menjadi pusat

unggulan iptek Rp. 41.000.000.000

[5699.002] BPPD yang dibina menjadi BPPD berkinerja

Utama Rp. 2.000.000.000

[5699.003] Pranata Litbang yang terkareditasi Rp. 2.000.000.000

Total Rp. 45.000.000.000

15 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

5. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya kualitas

kelembagaan Taman Sains

dan Teknologi serta

Lembaga penunjang

lainnya

Jumlah taman sains dan teknologi mature

yang difasilitasi kemenristekdikti 10 TST

Jumlah Lembaga inkubator teknologi

yang dikembangkan

20

inkubator

bisnis

teknologi

Jumlah organsasi profesi (berbasis profesi

dan keilmuan) yang dikembangkan dalam

mendukung pengembangan STP

4

oragnisasi

profesi

Jumlah Lembaga penunjang lainnya yang

dikembangkan dalam mendukung STP

2 lembaga

penunjang

Jumlah kebijakan terkait TST dan

Lembaga penunjang lainnya

4

kebijakan

Dengan pagu anggaran, sebagai berikut:

Kegiatan Anggaran

[5700.001] Taman Sains dan Teknologi yang dikembangkan Rp. 107.005.200.000

[5700.002] Lembaga inkubator teknologi yang

dikembangkan Rp. 35.000.000.000

Total Rp. 142.005.200.000

16 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA UTAMA ORGANISASI

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti telah merumuskan dan menetapkan Indikator Kinerja

Program (IKP) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa

keberhasilan kinerja Kementerian. Capaian Indikator Kinerja Program (IKP) merupakan tolak

ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKP

ditetapkan mengacu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi 2015-2019 sesuai dengan Permenristekdikti No 50 Tahun 2017.

Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Program (IKP) dan capaian

kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 4

Tabel. 4. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 – 2018

Sasaran

Program

Indikator Kinerja Realisasi Target Realisasi % Target %

2015 2016 2017 2018 2015-2019

Meningkatnya

Kualitas

Kelembagaan

Iptek dan Dikti

Jumlah Perguruan

Tinggi masuk top

500 dunia

2 3 3 4 3 75 5 60

Jumlah Perguruan

Tinggi

berakreditasi A

(unggul)

26 49 65 80 85 106,25 110 77,27

Jumlah Taman

Sains dan

Teknologi mature

6 12 16 19 19 100 22 86,36

Jumlah Pusat

Unggulan Iptek 19 27 46 35 81

231 40 202,5

Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKP Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018,

secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah

ditentukan, walaupun ada 1 indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian

indikator kinerja program dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. JUMLAH PERGURUAN TINGGI MASUK TOP 500 DUNIA

Jumlah perguruan tinggi masuk top 500 dunia ditetapkan sebagai indikator kinerja

sasaran strategis untuk mengukur mutu dan tingkat daya saing perguruan tinggi Indonesia di

tingkat internasional dan membangun kesadaran akan pentingnya perguruan tinggi di Indonesia

hadir dalam pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Persaingan untuk menjadi yang terbaik akan

mendorong perguruan tinggi untuk selalu mengacu pada kriteria yang digunakan dalam

menentukan pengembangan universitas dan programnya. Sehingga apapun kriteria yang

17 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

digunakan oleh lembaga pemeringkat, secara otomatis akan diadopsi sebagai panduan dalam

menyusun program kerja sekaligus sistem penilaian kinerja internal.

Sejalan dengan rencana strategis Kemristekdikti melalui Direktorat Jenderal

Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara umum program ini

dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan tinggi berkualitas yang dikelola secara

otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan luaran yang

bermutu dan berdaya saing tinggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong

peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University (WCU).

Indikator utama yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini meliputi beberapa

aspek:

1. Academic Reputation

2. Employer Reputation

3. Citations per Faculty

4. Faculty Student Ratio

5. Internationalization: international faculty dan international student

Indikator utama di atas diukur secara agregat di tingkat perguruan tinggi. Perguruan tinggi

penerima dana ini diharuskan mengevaluasi base-line data per akhir tahun 2015, dan membuat

target capaian per tahun sampai akhir tahun 2019. Selain indikator kinerja di atas, perguruan

tinggi dapat menambahkan indikator tambahan yang mencerminkan reputasi akademik

perguruan tinggi, misalnya jumlah penelitian kolaborasi internasional, jumlah program studi

terakreditasi internasional, dan lain-lain.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2018 tingkat capaian IKP ini tidak

mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebanyak 4 Perguruan Tinggi

berhasil terealisasi sebanyak 3 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja sebesar

75%. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKP mencapai 60% dari

target 5 perguruan tinggi di Indonesia masuk Top 500 Dunia. Namun, bila ingin melihat

perangkingan QS WUR by subject, PT Indonesia yang masuk dalam perangkingan tersebut tidak

hanya UI, ITB dan UGM, tetapi ada juga IPB yang masuk rangking 51-100 untuk subject

Agriculture & Forestry, ISI Yogyakarta berada pada rangking 17 dan Institut Kesenian Jakarta

berada pada rangking 51-100 untuk subject Performing Arts.

Tabel. 5. Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia

Indikator Jumlah PT masuk Top 500 Dunia

Realisasi

2015

Realisasi

2016

Realisasi

2017

2018 2015-2019

Target Realisasi % Capaian Target % Capaian

2 3 3 4 3 75% 5 60%

Ada beberapa indikator performa dalam penilaian pendekatan World Class University. Indikator

performa untuk pendekatan pertama, research quality, adalah berdasarkan academic peer

review, paper per faculty, dan citations per paper. Academic peer review yaitu berupa analisis

dari komunitas elit akademik yang berasal dari 2 lembaga jurnal peer review, yaitu daftar The

World Scientific dan IBIS dengan bobot 40%. Paper per faculty dan citations per paper

18 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

didapatkan berdasarkan publikasi ilmiah per fakultas yang dikutip dalam skala internasional

dari data Scopus dalam periode lima tahun dengan bobot 20%. Penilaian pendekatan kedua atau

teaching quality didasarkan pada student-faculty ratio yang dihitung dari jumlah mahasiswa

dibagi dengan jumlah dosen full time, dengan bobot 10%. Indikator performa untuk pendekatan

ketiga, graduates employability, berasal dari Asian employer review yang berdasarkan survey

online dari alumni yang bekerja di perusahaan domestik dan internasional dari berbagai sektor,

dengan bobot 10%. Untuk pendekatan terakhir atau Internationalization, indikator performa

didasarkan pada prosentase mahasiswa internasional dan staf internasional, dengan bobot

masing-masing 5%.

Tabel 6. Tren Peringkat Perguruan Tinggi Asia Tenggara dalam QS WUR Tahun 2018

2018 2017 2016

Universiti Malaya 87 114 133

Universiti Kebangsaan Malaysia 184 230 302

Universiti Putra Malaysia 202 229 270

Universiti Sains Malaysia 207 264 330

Universiti Teknologi Malaysia 228 253 288

Chulalongkorn University 271 245 252

UI 292 277 325

ITB 359 331 401-410

Mahidol University 380 334 283

UGM 391 401-410 501-550

UCSI University 481 - -

UNPAD 651-700 - -

IPB 701-750 751-800 701+

UNAIR 751-800 701-750 701+

UNDIP 801-1000 801-1000 701+

ITS 801-1000 801-1000 701+

UB 801-1000 801-1000 701+

UMS - 801-1000 701+

Nama PTTahun

> 500

Keterangan:

1. Warna Biru; PT yang berasal dari negara Malaysia

2. Warna Hijau; PT yang berasal dari Thailand

3. Warna Peach; PT yang berasal dari Indonesia

Dari tabel diatas, bila dibandingkan dengan negara tetangga terdekat yaitu Malaysia dan

Thailand peringkat perguruan tinggi Indonesia di dunia Internasional masih berada dibawah

perguruan tinggi Malaysia dan Thailand.

19 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel. 7. Perbandingan Skor Indikator Performa 3 PTI Top 500 Dunia

Universitas

Tahun

Ranking Total

Score

Academic

Reputation

Citations

per faculty

Faculty

Student

Ratio

Employer

Reputation

Int’l

Faculty

Int’l

Student

Bobot Penilaian 40% 20% 20% 10% 5% 5%

Universitas

Indonesia

2018 292 34.8 36.1 1.8 41.9 51.3 93.9 5.5

2017 277 39,2 48.1 1.6 44.3 60.1 87.1 5.8

Institut

Teknologi

Bandung

2018 359 30.4 36.2 3.2 43.9 41.7 42.1 2.6

2017 331 35.3 52.9 2.9 31 56.1 30.1 2.6

Universitas

Gadjah

Mada

2018 391 28.6 37.4 1.5 38.5 36 36.5 2.6

2017 401 30,2 48.8 1.5 24 42.2 23.5 2.4

Universiti

Kebangsaan

Malaysia

2018 184 45.5 47.4 13.7 80.9 33.6 44.1 38.4

Tabel diatas menunjukkan bahwa 3 PT Top 500 dunia dari Indonesia cenderung mengalami

peningkatan pada indikator performa Citation per Faculty dan Internasional Faculty, dan

mengalami penurunan pada indikator Academic Reputation dan Employer Reputation. Namun,

meskipun 3 (tiga) perguruan tinggi TOP di Indonesia mengalami penurunan pada indikator

Employer Reputation, bila dibandingkan dengan Universiti Kebangsaan Malaysia, skor ER di 3

PT Indonesia masih lebih unggul. Sedangkan indikator performa yang masih harus ditingkatkan

secara serius adalah terkait sitasi publikasi internasional, kualitas perkuliahan yang terlihat dari

perbandingan jumlah dosen dan mahasiswa disetiap prodi serta jumlah mahasiswa asing di

setiap Prodi/PT Indonesia. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah Citations per faculty

Universiti Kebangsaan Malaysia 9 kali lebih besar, faculty student ratio 2 kali lebih besar, dan

International student 9 kali lebih besar dibandingkan 3 (tiga) perguruan tinggi Indonesia yang

masuk Top 500 dunia.

Penurunan skor Indikator Performa 3 PT Indonesia dari lembaga Perangkingan QS WUR

tersebut bukan berarti PT tersebut tidak melakukan upaya perbaikan, namun dikarenakan negara

lain melakukan akselerasi PT yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan PT di Indonesia.

Akselerasi PT negara lain yang sangat cepat ini dikarenakan adanya dukungan penuh

pemerintah dari masing-masing negara baik dari sisi kebijakan maupun anggaran, sebagai

contoh pemerintah Malaysia memberikan anggaran untuk program WCU sebesar Rp 21 Triliun

dan menargetkan 250.000 mahasiswa asing untuk kuliah di PT Malaysia sampai dengan 2025.

20 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel. 8. Perbandingan Jumlah PT Top 500 dunia, Kisaran Rangking WCU Tahun 2018

dan Besar Anggaran Program WCU di Berbagai Negara

Untuk menunjang pencapaian target IKP tahun 2018 ini, Kemenristekdikti melakukan upaya

melalui beberapa program yaitu:

1. Pendanaan BOPTN untuk peningkatan program WCU di 11 PTNBH

2. Kolaborasi Riset Ditjen Risbang

Kolaborasi Riset antar 11 PTN BH dalam 1 topik penelitian dengan isu membawa kearifan

lokal ke level global dengan target submit ke jurnal internasional bereputasi minimal 2,

status minimal Q1 dan status under review pada akhir tahun penyelenggaraan.

3. Insentif Publikasi Ditjen Risbang

Program insentif tambahan diluar insentif masing-masing PTN bagi paper yang telah

dipublikasikan dalam jurnal top-tier.

4. World Class Research Ditjen Risbang

Riset multi-years yang berorientasi untuk menghasilkan luaran berupa publikasi yang

diterbitkan di jurnal top 200 versi SJR-Scimago dan bagian dari peta jalan untuk

menghasilkan kebijakan publik berbasis riset, pembentukan academic climate dan jejaring

kelas dunia.

5. World Class Writing Clinic Ditjen SDID

Program pelatihan penulisan artikel ilmiah untuk meningkatkan kualitas publikasi di

Indonesia dengan cara mengundang editor jurnal top tier yang memiliki h-index tinggi

sesuai 5 subject di QS.

6. Academic Recharging Ditjen SDID

Kerjasama penelitian antara grup peneliti dalam negeri dengan satu professor luar negeri

bereputasi yang memiliki h-index di Scopus>100 atau jumlah sitasi > 50.000 untuk bidang

ilmu sosial, dan atau h-index di Scopus>25 atau jumlah sitasi > 10.000 untuk bidang ilmu

sains dengan tujuan menghasilkan publikasi berimpact tinggi dan disitasi tinggi.

21 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

7. Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Ditjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti

Beasiswa untuk mahasiswa asing dari negara berkembang untuk menempuh studi

Pascasarjana (Master) di 16 PT dengan tujuan sebagai bentuk implementasi komitmen

pemerintah Indonesia untuk berkontribusi di dalam pengembangan kapasitas SDM di

negara berkembang serta sebagai upaya untuk mendorong internasionalisasi pendidikan

tinggi Indonesia melalui peningkatan jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi

perguruan tinggi Indonesia.

8. Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI) Ditjen Kelembagaan Iptek

dan Dikti

Merupakan bantuan pembiayaan bagi Perguruan Tinggi untuk merealisasikan rintisan

kerja sama Joint Program: Joint Degree dan Double Degrees. Program ini mendorong

inisiasi kerja sama internasional untuk mendukung internasionalisasi Pendidikan Tinggi

menuju World Class University.

9. Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

Program peningkatan mutu kelembagaan Kantor Urusan Internasional di perguruan tinggi

Indonesia untuk mendukung PT dalam upaya peningkatan jumlah kerjasama luar negri,

program-program internasionalisasi PT dan mendorong peningkatan jumlah mahasiswa

asing di PTI.

Strategi Perguruan Tinggi dalam mencapai TOP 500

1. Penyediaan data dosen asing via web dan data di dikti;

2. Meningkatkan “inbound student mobility” dan “visiting professor”;

3. Ada kantor khusus yang menangani dan melakukan update data secara langsung dengan

QS (bisa sebagai bagian international office);

4. Melakukan merging data sitasi (yang saat ini masih tersebar dengan berbagai nama

institusi);

5. Lebih fokus pada paper’s citation, bukan hanya jumlah paper;

6. Peningkatan kualitas produk riset;

7. Peningkatan program-program internasional;

8. Kontribusi pada solusi masalah bangsa;

9. Peningkatan kualitas program pascasarjana;

10. Peningkatan faculty member;

11. Perbaikan rasio dosen dan mahasiswa.

Untuk pencapaian target IKP tahun 2019 diperlukan percepatan berupa kebijakan penugasan

bagi PT Indonesia masuk Top 500 dunia untuk berubah dari teaching university menjadi riset

university dengan didukung pemberian alokasi anggaran riset khusus bagi PT yang

mendapatkan penugasan tersebut sebagai subsidi silang pendapatan PT yang berasal dari

penurunan jumlah mahasiswa S1. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Perlunya payung hukum bagi UI, ITB, UGM, IPB dan Unair yang ditugaskan untuk masuk

500 besar dunia sebagai Riset University;

22 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

2. PT sebagai Riset University tidak dibebankan untuk peningkatan Angka Partisipasi Kasar

(APK);

3. Perlu penambahan anggaran khusus untuk riset, tidak hanya biaya riset tapi termasuk

sarpras riset;

4. Perlu koordinasi dan sinergitas dengan kementerian lain untuk mendukung PT masuk 500

besar dunia, misal untuk pembangunan sarpras riset bekerjasama dengan Kementerian

PUPR, untuk peningkatan kualitas perpustakaan bekerjasama dengan ANRI serta

pemberian Beasiswa LPDP dalam negeri yang lebih banyak diberikan pada 5 PT yang

ditugaskan untuk masuk 500 besar dunia sebagai Riset University.

Secara umum dampak positif program PT Indonesia masuk dalam Top 500 dunia yaitu:

Academic Excelence

Dengan masuk Top 500 dunia, Perguruan Tinggi Indonesia mampu bersaing di tingkat

internasional baik dari sisi kualitas pembelajaran, metode, fasilitas, hasil penelitian,

keterserapan lulusan, peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri serta peningkatan

pertukaran mahasiswa dan dosen dengan Perguruan Tinggi Internasional.

Economic Benefit

Dalam jangka panjang, dengan PT Indonesia masuk top 500 dunia mampu meningkatkan

devisa negara karena banyaknya mahasiswa asing yang berminat studi di Indonesia.

Social Impact

World Class University juga mampu berperan dalam memutus rantai kemiskinan,

pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial dengan mencetak SDM yang terampil

dan inovatif.

Untuk tercapainya Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan Meningkatnya Jumlah Perguruan

Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia, didukung oleh beberapa program/kegiatan

output pendukung, yaitu:

1. Bantuan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB)

Program beasiswa KNB yang telah ditawarkan kepada mahasiswa asing sejak tahun 1993

juga merupakan bentuk kepedulian pemerintah Indonesia sebagai salah satu “founding

fathers” gerakan negara non-blok dalam upaya memberikan kontribusi pengembangan

kualitas sumber daya manusia di negara-negara berkembang. Pemberian beasiswa bagi

mahasiswa asing untuk menjalani program Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) di 16

Perguruan Tinggi utama di Indonesia. Bagi Perguruan Tinggi pengelola, program ini

merupakan media yang cukup strategis untuk meningkatkan reputasi internasional yang

diukur dari jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi di perguruan tinggi dimaksud

dan untuk mendorong peningkatan jumlah Artikel Ilmiah yang dimuat di dalam jurnal

berskala internasional.

Program Beasiswa KNB dikelola oleh 16 perguruan tinggi berikut ini:

1. Institut Pertanian Bogor;

2. Institut Teknologi Bandung;

9. Universitas Muhammadiyah Malang;

10. Universitas Muhammadiyah Surakarta;

23 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

3. Institut Teknologi Sepuluh Nopember;

4. Universitas Airlangga;

5. Universitas Atma Jaya Yogyakarta;

6. Universitas Diponegoro;

7. Universitas Gadjah Mada;

8. Universitas Indonesia

11. Universitas Negeri Malang;

12. Universitas Negeri Yogyakarta;

13. Universitas Padjadjaran;

14. Universitas Parahyangan;

15. Universitas Pendidikan Indonesia;

16. Universitas Sebelas Maret Surakarta;

Program Beasiswa KNB tahun 2018, jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa KNB

adalah sebanyak 534 mahasiswa, dengan rincian sebagai berikut: 345 mahasiswa Lanjutan

dan 171 mahasiswa Baru tahun 2018.

2. Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional

Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI) merupakan pemberian bantuan

kepada perguruan tinggi untuk mendukung upaya internasionalisasi pendidikan tinggi

dalam meningkatkan rintisan kerja sama perguruan tinggi sebagai salah satu bentuk

komitmen untuk mengembangkan kerja sama internasional, khususnya untuk kerja sama

bidang akademik.

Pada tahun 2018, BFKSI diselenggarakan melalui 2 (dua) skema yakni Penguatan

Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Kerja Sama Internasional: (i) Gelar Bersama; dan

(ii) Gelar Ganda. Untuk wilayah Asia-Australia, sebanyak 6 (enam) negara mitra yang

menjadi target BFKSI, yakni Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, China

Taipei, Australia, dan Selandia Baru. Sedangkan untuk benua Eropa dan Amerika, dapat

ke semua negara di benua tersebut. Khusus untuk program studi Keperawatan, perguruan

tinggi dapat mengajukan kerja sama dengan PT mitra yang berasal dari negara Filipina dan

Thailand.

Total penerima BFKSI Tahun 2018 adalah sebanyak 8 (delapan) proposal kerja sama dari

7 (tujuh) PT, dengan rincian sebagai berikut:

A. Gelar Bersama

(1) Institut Pertanian Bogor (Program Studi (PS) S3 Mikrobiologi, PS S3 Biologi

Tumbuhan dan PS S3 Biosains Hewan)

B. Gelar Ganda

(1) Institut Pertanian Bogor (PS S2 Ilmu Pengetahuan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan)

(2) Universitas Indonesia (PS S3 Ilmu Bahan-bahan)

(3) Universitas Telkom (PS S1 Teknik Telekomunikasi)

(4) Universitas Mulawarman (PS S2 Pendidikan Bahasa Inggris)

(5) Universitas Hasanuddin (PS S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat)

(6) Universitas Negeri Semarang (PS S1 Ilmu Hukum)

(7) Universitas Airlangga (PS S2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

24 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

3. Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional

Program Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) di

Perguruan Tinggi merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Kemristek-Dikti untuk

mendorong perkembangan perguruan tinggi Indonesia menuju World Class University.

Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan oleh tim program PKKUI, sebanyak 13 proposal

dari 20 Perguruan Tinggi (konsorsium) dinyatakan Lolos dan berhak mendapatkan bantuan

pendanaan dari program PKKUI 2018.

4. Bimbingan Teknis Kerja Sama Perguruan Tinggi

Kegiatan Bimbingan Teknis Kerjasama Kelembagaan Perguruan Tinggi (Bimtek Kerma)

yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penyelenggara program studi dalam

mengelola kerja sama dan meningkatkan kemampuan pengelola unit kerja sama dan KUI

dalam mengembangkan konsep dan program kerja sama, sekaligus menyelenggarakan,

memonitoring dan mengevaluasi program kerja sama.(Kurang penjelasan Hasil rekendasi

bimtek)

5. Publikasi dan Promosi Perguruan Tinggi

Internasionalisasi pendidikan tinggi bergerak dengan sangat dinamis, cepat dan pasti.

Globalisasi pendidikan tinggi menuntut perguruan tinggi di Indonesia, seperti halnya

perguruan tinggi lain di seluruh dunia, untuk selalu berpikir strategis dalam menyusun

setiap program dan kegiatan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing

perguruan tinggi.

Beberapa kegiatan yang mendukung capaian indikator kegiatan publikasi perguruan

tinggi, antara lain telah terlaksananya kegiatan pendukung, yaitu:

1. EduFair 2018 diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2018 di Phnom Penh,

Kamboja yang dihadiri oleh perwakilan Direktorat Pembinaan Kelembagaan

Perguruan Tinggi dan 13 (tiga-belas) perguruan tinggi. Pameran ini merupakan salah

satu rangkaian kegiatan Indonesian Trade and Tourism Promotion (ITTP). Tujuan

penyelenggaraan pameran ini adalah untuk memperluas jejaring internasional serta

menawarkan berbagai program yang dimiliki seperti beasiswa, pertukaran pelajar atau

program double degree kepada mahasiswa di Kamboja.

2. The 5th Taiwan-Indonesia Higher Education Forum

Kemenristekdikti bersama TETO Jakarta menyelenggarakan the 5th Taiwan-Indonesia

Higher Education Forum (HEF-5) pada tanggal 31 Oktober – 3 November 2018 di

Taiwan. Forum 2-tahunan ini bertujuan untuk mengkaji kerja sama yang sedang

berjalan dan menggali potensi kerja sama yang akan datang dalam bidang pendidikan

tinggi antara Indonesia – Taiwan.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Prof. Paulina Pannen, Staf Ahli Menristekdikti

dalam bidang Akademik dan didampingi oleh Dr. Totok Prasetyo, Direktur Pembinaan

Kelembagaan Pendidikan Tinggi. Sedangkan, Delegasi Taiwan dipimpin oleh Mr.

Andy Cheu-An Bi, Director General Department of International and Cross-strait

25 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Education, Taiwan. Jumlah perguruan tinggi yang hadir dari Indonesia sebanyak 31

PT sedangkan dari Taiwan sebanyak 62 PT.

Pada kesempatan ini, Perguruan Tinggi Indonesia dan Taiwan memanfaatkan

momentum untuk menandatangani perjanjian kerja sama seperti Universitas

Pertamina, UII, IPB, PPNS, UMY, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri

Semarang, Universitas Bina Nusantara, dan Politeknik Negeri Bandung. Bidang kerja

sama mencakup faculty member and students mobility, program Joint Degree dan

Double Degree, joint conference, joint research dan lainnya. Hal ini menunjukkan

minat kerja sama yang sangat tinggi antara Indonesia dengan Taiwan yang akan

berdampak positif terhadap peningkatan kualitas Pendidikan Tinggi, peningkatan

jumlah publikasi internasional dan penguatan jejaring peneliti maupun institusinya.

Gambar 1. The 5th Taiwan-Indonesia Higher Education Forum International Student

Summit 2018

Kemenristekdikti bersama Perguruan Tinggi di Indonesia menyelenggarakan

International Student Summit (ISS) tiap tahun. Forum ini merupakan sebuah wadah

untuk mahasiswa asing yang sedang studi di Indonesia untuk mendalami kebudayaan

Indonesia, meningkatkan jejaring antar mahasiswa asing serta menjadi wadah untuk

saling berbagi pengalaman selama studi di Indonesia. Mahasiswa Asing ini memiliki

dampak ekonomi jangka panjang karena mereka akan menjadi Duta Indonesia di

negara-negaranya setelah mereka menyelesaikan studinya, sehingga mereka dapat

mempromosikan Perguruan Tinggi serta pariwisaata Indonesia.

Tahun 2018, Kemenristekdikti bersama Universitas Negeri Malang menyelenggarakan

ISS pada tanggal 28-30 Nopember 2018 dihadiri oleh 144 mahasiswa asing yang

berasal dari 32 perguruan tinggi.

6. Pengembangan Program Internasionalisasi Perguruan Tinggi

Pertemuan Forum Kantor Urusan Internasional (Forum KUI) yang diselenggarkaan di

Universitas Andalas yang dihadiri oleh 134 Pimpinan KUI di PTN dan PTS seluruh

Indonesia, pertemuan ini telah mempersiapkan Kerangka Strategis baru dengan

26 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

mengundang pimpinan KUI perguruan tinggi untuk bekerja secara bersama-sama melalui

metode:

Konsultasi: Dengan diskusi dan rapat pimpinan Kantor Urusan Internasional telah

dikonsultasikan tentang bagaimana Forum ini dapat menyediakan platform bersama

untuk menghadapi tantangan internasionalisasi.

Prioritas: Para pimpinan Kantor Urusan Internasional Se-Indonesia dalam forum ini

akan menyesuaikan dan memprioritaskan kebutuhan mereka dalam tiga prioritas

tematis.

Berdasarkan data sebanyak 239 perguruan tinggi di Indonesia telah menjalankan fungsi

KUI untuk mengawal pengembangan program-program internasionalisasi, namun

pengakuan, kapasitas dan port folio KUI di tiap-tiap perguruan tinggi cukup bervariasi.

Untuk itu, pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan pemberian ketetapan hukum atas

Dokumen Kebijakan Pengembangan Program Internasionalisasi yang direkomendasikan

oleh Forum KUI melalui Dit. Pembinaan Kelembagaan PT.

2. JUMLAH PERGURUAN TINGGI BERAKREDITASI A (UNGGUL)

Salah satu instrumen pengukuran mutu pendidikan tinggi adalah akreditasi. Akreditasi institusi

perguruan tinggi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen

perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tri dharma Perguruan

Tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Dengan Akreditasi PT

menunjukkan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi standard mutu

yang ditetapkan oleh BAN PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat

dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar serta mendorong

perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang

tinggi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi, Permenristekdikti No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,

Perban PT No 2 Tahun 2017 tentang Sistem Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi dan

peraturan perundangan lainnya.

Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul) ditetapkan sebagai indikator kinerja sasaran

strategis untuk mendorong kinerja institusi perguruan tinggi untuk berakreditasi A dan

memenuhi standar mutu yang ditetapkan BAN-PT. Akreditasi PT unggul akan meningkatkan

posisi daya saing perguruan tinggi serta berguna untuk membangun citra perguruan tinggi

ditingkat nasional maupun internasional; selain itu kualitas perguruan tinggi yang unggul

memberikan jaminan bagi industri dalam menyerap tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi

tersebut.

Tabel 9. Perbandingan Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul) Tahun 2015 s.d. 2018

Indikator Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul)

Realisasi

2015

Realisasi

2016

Realisasi

2017

2018 2015-2019

Target Realisasi % Capaian Target % Capaian

26 49 64 80 85 106,25% 110 77,27%

27 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2018 tingkat capaian IKP ini

mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 80 Perguruan Tinggi

berhasil terealisasi sebesar 85 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja sebesar

106,25%. Jika dibandingkan target Renstra 2015-2019, realisasinya telah mencapai 77,27% dari

target 110 perguruan tinggi berakreditasi A (Unggul).

Jumlah Perguruan Tinggi pada tahun 2018 sebanyak 4.707 PT, dari jumlah tersebut hanya 1.805

PT yang sudah terakreditasi BAN PT sehingga masih ada 2.902 perguruan tinggi di Indonesia

yang belum memperoleh akreditasi institusi oleh BAN PT. Prosentase PT berakreditasi A

terhadap jumlah PT tahun 2018 baru mencapai 1,81%, hal ini menunjukkan bahwa jumlah

perguruan tinggi yang terakreditasi A (unggul) masih minim. Selain masih minimnya PT yang

berakreditasi institusi A, terdapat disparitas yang besar antara mutu pendidikan di Pulau Jawa

dan di luar Pulau Jawa. Dari 85 perguruan tinggi terakreditasi A, 69 perguruan tinggi berasal

dari Pulau Jawa dan 16 perguruan tinggi dari luar Pulau Jawa. Namun bila dilihat dari

perkembangan jumlah PTS berakreditasi A dari tahun 2015 sampai dengan 2018, program

pembinaan ini mampu melejitkan jumlah PTS yang berakreditasi A, semula ditahun 2015 hanya

6 PTS dibawah Kemenristekdikti yang berakreditasi A, di tahun 2018 mampu meningkat

jumlahnya menjadi 36 PTS.

Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2018 berdasarkan Bentuk PT

BENTUK PT Jumlah PT di

PDDIKTI A B C

Total PT

Terakreditasi

Total PT Belum

Terakreditasi

Akademi 1064 2 71 218 291 773

Institut 221 5 64 42 111 110

Politeknik 279 6 73 52 131 148

Sekolah Tinggi 2538 5 281 724 1010 1528

Universitas 585 67 236 128 431 154

Akademi Komunitas 20 - - - - 20

Total 4707 85 725 1164 1974 1363

28 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel 11. Sebaran Akreditasi Perguruan Tinggi 2018

berdasarkan Penyelenggara Perguruan Tinggi

Penyelenggara Perguruan Tinggi A B C Total

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 40 46 5 91

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) 36 549 879 1464

Perguruan Tinggi Agama Negeri (PTAN) 4 44 20 68

Perguruan Tinggi Agama Swasta (PTAS) - 29 256 285

Perguruan Tinggi Kementerian/Lembaga

(PTKL) 5 57 4 66

Total 85 725 1164 1974

Grafik 2. Perguruan Tinggi Berakreditasi A Tahun 2015-2018

Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2018

Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi Status PT

2014 1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PTKA

2 Universitas Negeri Malang PTN

2015 3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PTN

4 Universitas Jember PTN

5 Universitas Syiah Kuala PTN

6 Universitas Surabaya PTS

2016 7 Akademi Kepolisian Republik Indonesia PTKL

8 Universitas Sriwijaya PTN

9 Politeknik Negeri Bandung PTN

10 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya PTS

29

39

59

80

26

49

65

85

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2015 2016 2017 2018

Target Realisasi

29 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi Status PT

11 STIE Perbanas Surabaya PTS

12 Universitas Bina Nusantara PTS

13 Universitas Negeri Medan PTN

14 Universitas Lampung PTN

15 Universitas Sanata Dharma PTS

16 UPN Veteran Jawa Timur PTN

17 Universitas Pendidikan Indonesia PTN

18 Universitas Negeri Padang PTN

19 Politeknik Negeri Semarang PTN

20 Universitas Mercu Buana PTS

21 Universitas Telkom PTS

22 Universitas Pertahanan PTKL

23 Universitas Multimedia Nusantara PTS

24 STI Pelayaran Jakarta PTKL

25 Universitas Udayana PTN

26 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta PTS

27 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka PTS

28 Universitas Negeri Semarang PTN

29 Universitas Negeri Yogyakarta PTN

2017 30 Universitas Katolik Soengijapranata PTS

31 Universitas Mulawarman PTN

32 Universitas Negeri Makassar PTN

33 Universitas Dian Nuswantoro PTS

34 Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan PTS

35 Universitas Muhammadiyah Surakarta PTN

36 Universitas Islam Bandung PTS

37 Universitas Tarumanegara PTS

38 STIE Trisakti PTS

39 Akademi Militer Magelang PTKL

40 Universitas Ahmad Dahlan PTS

41 Universitas Kristen Duta Wacana PTS

42 Universitas Nasional PTS

43 Universitas Katolik Parahyangan PTS

44 Universitas Trisakti PTS

45 Universitas Negeri Surabaya PTN

46 Universitas Sam Ratulangi PTN

47 Universitas Indonesia (Reakreditasi) PTN

48 Institut Teknologi Bandung (Reakreditasi) PTN

49 Institut Pertanian Bogor (Reakreditasi) PTN

50 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Reakreditasi) PTS

51 Universitas Islam Indonesia (Reakreditasi) PTS

52 Universitas Gadjah Mada (Reakreditasi) PTN

53 Universitas Muhammadiyah Malang (Reakreditasi) PTS

54 Universitas Hasanuddin (Reakreditasi) PTN

30 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi Status PT

55 Institut Seni Indonesia Denpasar PTN

2018 56 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(Reakreditasi)

PTKA

57 Universitas Diponegoro (Reakreditasi) PTN

58 Universitas Gunadarma (Reakreditasi) PTS

59 Universitas Padjadjaran (Reakreditasi) PTN

60 Universitas Sebelas Maret (Reakreditasi) PTN

61 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Reakreditasi) PTN

62 Universitas Kristen Petra (Reakreditasi) PTS

63 Universitas Airlangga (Reakreditasi) PTN

64 Universitas Andalas (Reakreditasi) PTN

65 Universitas Brawijaya (Reakreditasi) PTN

66 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

(Reakreditasi)

PTKA

67 Universitas Negeri Gorontalo PTN

68 Universitas Sumatera Utara PTN

69 Universitas Kristen Satya Wacana PTS

70 Universitas Atmajaya Yogyakarta PTS

71 Universitas Ciputra PTS

72 ISI Yogyakarta PTN

73 Universitas Riau PTN

74 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PTN

75 Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang PTKL

76 Politeknik Negeri Malang PTN

77 Universitas Pancasila PTS

78 Universitas Presiden PTS

79 Universitas Muslim Indonesia PTS

80 Sekolah Tinggi Driyarkara PTS

81 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar PTKA

82 Universitas Jenderal Soedirman PTN

83 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PTN

84 Universitas Pasundan PTS

85 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PTS

Untuk menunjang pencapaian target IKP ini, Kemenristekdikti melakukan upaya melalui

program Pembinaan akreditasi PT menuju akreditasi A yang dilaksanakan oleh Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti. Program pembinaan akreditasi PT menuju akreditasi A dilakukan

dengan cara bimtek dan visitasi bagi PT yang sudah berakreditasi B dan minimal memiliki 20%

prodi berakreditasi dengan cara simulasi pengisian borang akreditasi A sebelum melakukan

reakreditasi ke BAN PT.

Beberapa kendala umum yang dihadapi dalam upaya mencapai target IKP ini diantaranya:

1. Kemauan dan komitmen dari pimpinan PT untuk meningkatkan akreditasi A yang kurang,

karena merasa tidak ada reward yang didapatkan bila PT berakreditasi A. Sebagai contoh

31 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

dari 4707 PT di tahun 2018, hanya 85 PT yang berakreditasi A atau baru 1,81% dari total

PT Indonesia di tahun 2018.

2. Jumlah dosen berkualifikasi S3 di setiap PT masih kurang.

3. Dari sisi sarana dan prasarana, masih banyak PT yang tidak memiliki laboratorium sesuai

kebutuhan prodinya.

4. Riset dan kerjasama yang dilakukan PT masih kurang.

Dari kendala tersebut, maka diperlukan peningkatan sinergitas implementasi kegiatan antar

Ditjen di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mengingat kualitas PT tidak

bisa hanya dilihat dari sisi kelembagaan namun dibutuhkan dukungan dalam hal pengelolaan

sumber daya manusia, kurikulum, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini

sesuai dengan Perban PT No 2 tahun 2017 tentang Sistem Akreditasi Nasional Pendidikan

Tinggi, dimana kriteria penilaian akreditasi mencakup (1) Visi, misi, tujuan dan strategi; (2)

Tata pamong, tata kelola dan kerjasama; (3) mahasiswa; (4) sumberdaya manusia; keuangan,

sarana dan prasarana; (5) pendidikan; (6) penelitian; (7) pengabdian kepada masyarakat; dan (8)

Kinerja output, outcome dan dampak pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat.

Dampak positif dari program AIPT menuju A, dari sisi:

Academic Excellence

Dengan PT berakreditasi unggul akan menarik calon mahasiswa untuk melanjutkan

perkuliahan di prodi/PT yang berakreditasi A. Keberadaan mahasiswa adalah faktor penting

bagi perguruan tinggi, karena semakin banyak mahasiswa semakin terlihat pula

perkembangan kampus tersebut. Selain itu dengan PT berakreditasi unggul akan terus

memacu dirinya dalam mengambil peluang untuk meningkatkan mutu perguruan tingginya

baik dari sisi pendidikan, sumber daya, penelitian, pengabdian masyarakat dan kinerja

output, outcome dan dampak pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Economic Benefit

PT berakreditasi unggul dapat menarik minat pihak industri untuk melakukan penelitian

dan pengembangan bersama dengan peneliti dari PT tersebut sehingga mampu

meningkatkan pendapatan ekonomi PT dalam membiayai operasional pendidikan dan

pengembangan fasilitas dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan PT.

Sosial Impact

Akreditasi dalam dunia pendidikan tinggi akan menjadi pengakuan atas suatu lembaga

pendidikan yang menjamin standar minimal sehingga lulusannya memenuhi kualifikasi

untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau memasuki pendidikan

spesialisasi, atau untuk dapat menjalankan praktek profesinya. PT berakreditasi unggul juga

dapat memberikan kepercayaan bagi pihak industri dalam menyerap tenaga kerja dari PT

tersebut.

Keberadaan PT unggul disuatu wilayah juga akan mampu meningkatkan perekonomian

masyarakat di wilayah tersebut.

Beberapa program/kegiatan yang dilakukan untuk menunjang tercapainya indikator Jumlah

Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), adalah:

32 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

1. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

Salah satu indikator kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi

dan Pendidikan Tinggi (Akreditasi PT dan Prodi oleh BAN PT) adalah jumlah institusi

perguruan tinggi berakreditasi A (unggul). Pada tahun 2018 Ditjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti mentargetkan sebanyak 80 perguruan tinggi berakreditasi A (unggul). Pengukuran

ketercapaian target ini, dilakukan melalui proses akreditasi terhadap perguruan tinggi atau

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (APT) yang dilakukan oleh BAN-PT. Terkait jumlah

program studi berakreditasi unggul merupakan target dari Direktorat Jenderal

Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Oleh karena itu sejak tahun 2016 s.d 2019, Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti telah merencanakan program akreditasi program studi dan

institusi perguruan tinggi.

BAN-PT melaksanakan kegiatan yang meliputi kegiatan rutin dan pengembangan yang

dikelompokkan dalam 4 kelompok besar, yaitu:

1. Pelaksanaan akreditasi: yang meliputi akreditasi perguruan tinggi, akreditasi

program studi, dan akreditasi minimum untuk pendirian perguruan tinggi baru atau

pembukaan program studi baru.

2. Pengembangan dan Kerjasama: yang meliputi pengelolaan dan pengembangan

instrumen, asesor, dan kerjasama.

3. Pengelolaan dan pengembangan data dan informasi akreditasi. Kegiatan ini

mencakup tiga komponen besar yaitu, infrastrukur, sistem aplikasi, dan sistem

informasi.

4. Kegiatan lainnya seperti administrasi dan manajemen sekretariat, pelayanan publik

seperti legalisasi sertifikat dan surat keterangan, kegiatan pleno mingguan, serta

kegiatan monitoring dan evaluasi LAM, dan kegiatan adhoc seperti workshop, rapat

koordinasi dan lain-lain.

Sejak diberlakukannya Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (PerBAN-

PT) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Kebijakan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online

(SAPTO), maka sejak semester ganjil 2017, tahapan pelaksanaan akreditasi adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. Proses akreditasi menggunakan SAPTO

33 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tahap penyampaian usulan oleh PT meliputi unggah dokumen, pemeriksaan administratif,

dan perbaikan kelengkapan usulan (jika ada). Setelah usulan dinyatakan lengkap, maka

bagian pemeriksaan akan menyatakan bahwa usulan lengkap, dan usulan dinyatakan

diterima. Tanggal pada saat usulan dinyatakan diterima merupakan rujukan untuk

menentukan waktu proses akreditasi.

Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2018, BAN-PT melaksanakan kegiatan utama

proses Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi dengan capaian hingga akhir

Desember 2018 seperti di bawah ini.

Aktivitas Target 2018 Capaian 2018

Akreditasi Perguruan Tinggi 800 522

Akreditasi Program Studi 3000 3068

Validasi pemenuhan persyaratan minimum

akreditasi 400 279

*) dihitung berdasarkan proses AK

Tahun 2018 merupakan tahun transisi dalam pelaksanaan akreditasi. Jika pada tahun 2017

proses akreditasi masih didominasi proses konvensional, maka pada tahun 2018 proses

akreditasi sepenuhnya dilakukan secara online menggunakan SAPTO. Perubahan ini bukan

hanya menuntut adanya perubahan sikap dan pola kerja asesor, tapi juga pola kerja dan

sistem administrasi yang baru. Aspek teknis proses akreditasi, mulai dari penerimaan

dokumen akreditasi, penugasan asesor, pemantauan proses AK, hingga validasi laporan

hasil AL dapat berjalan dengan baik. Proses akreditasi yang dilaksanakan secara manual

adalah sisa usulan tahun 2017 untuk APS dan akreditasi Universitas Terbuka untuk APT.

APT Universitas Terbuka dilakukan secara manual karena instrumen APT pada SAPTO

tidak relevan untuk digunakan.

Pengembangan instrumen pada tahap awal direncanakan untuk berjalan secara paralel

antara instrumen APT dan APS, tetapi kemudian difokuskan pada instrumen APT. Alasan

utama adalah bahwa tugas utama BANPT adalah mengakreditasi perguruan tinggi,

sedangkan akreditasi program studi bersifat sementara menunggu berdirinya LAM.

Instrumen APT diluncurkan pada 28 Maret 2018 dan mulai diberlakukan tanggal 1 Oktober

2018. Instrumen APT yang baru diberi seri IAPT 3.0 terdiri dari 7 varian yaitu:

Perguruan tinggi vokasi (politeknik dan akademi): meliputi PTS, PTN Satker, dan

PTN BLU

Perguruan tinggi akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi): meliputi PTS,

PTN, PTN Satker, PTN BLU, dan PTN-BH

Sementara itu instrumen APS diluncurkan pada tanggal 26 Juli 2018 yang akan mulai

diterapkan tanggal 1 April 2019. Instrumen APS masih dalam taraf pengembangan dan

direncanakan pada tahun ini baru akan dikembangkan 9 varian untuk versi program studi

yang diselenggarakan secara tatap muka.

34 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Untuk meningkatkan mutu dan jumlah asesor, BAN-PT telah melakukan kegiatan seleksi

penerimaan asesor baru dan sejumlah pelatihan. Hingga akhir Desember 2018 telah

direkrut sejumlah 96 asesor baru dan telah dilakukan 4 kali pelatihan yang meliputi 400

asesor. Secara bertahap juga telah dilakukan evaluasi kinerja asesor yang ditindaklanjuti

dengan memberikan pelatihan atau menghentikan penugasan bagi asesor yang tidak

berkinerja baik.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja staff sekretariat, BAN-PT telah

menyelenggarakan beberapa pelatihan bagi staff sekretariat, baik yang bersifat

keterampilan umum yang diikuti oleh seluruh staff maupun untuk keterampilan khusus

yang diperuntukkan bagi kelompok staff tertentu, baik yang diselenggarakan secara in

house maupun melalui pengiriman staff untuk mengikuti program pelatihan yang

diselenggarakan oleh training provider. Beberapa kegiatan pelatihan yang telah

dilaksanakan hingga akhir Juli 2018 antara lain adalah: arsiparis, pelayanan publik,

pengelolaan sistem aplikasi dan sistem server, dan lain-lain.

Dalam rangka meningkatkan visibility dan rekognisi BAN-PT di forum internasional,

beberapa kegiatan kerjasama dengan pihak luar negeri juga telah dilaksanakan.

Bekerjasama dengan HEEACT Taiwan, BAN-PT mengembangkan sistem penjaminan

mutu program gelar ganda antar bangsa. Kegiatan ini adalah bagian dari proyek kerjasama

BAN-PT dengan HEEACT yang didanai oleh INQAAHE. Di samping itu DE BAN-PT

juga telah secara aktif berperan dalam berbagai kegiatan penjaminan mutu Pendidikan

tinggi di ASEAN khususnya dalam kapasitas sebagai Presiden AQAN. Dewan Eksekutif

juga telah menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai Lembaga yang terkait dengan

pengembangan penjaminan mutu pendidikan tinggi seperti ASEAN Sekretariat, DAAD,

GIZ, dan ADB, yang menghasilkan beberapa dukungan sumber daya khususnya expertise

untuk mendukung kegiatan BAN-PT.

2. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri dan Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah berkomitmen untuk selalu

mendukung upaya perguruan tinggi dalam mengembangkan kapasitas dan meningkatkan

daya saing global. Upaya perguruan tinggi ini tentunya dilakukan melalui pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu: peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran, penelitian

dan pengabdian masyarakat. Upaya tersebut dilakukan salah satunya dengan cara

meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama baik dalam skala dalam negeri maupun

internasional.

Pengembangan Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri terdiri dari beberapa output kinerja,

yaitu:

1. Kebijakan Pengembangan Kerja Sama

Forum Wakil Rektor Bidang Kerja Sama (Forwarek) PTN Indonesia telah

diselenggarakan pada tanggal 9-11 November 2018 di Palembang. Para Wakil Rektor

Bidang Kerja Sama telah menghasilkan suatu rekomendasi untuk meningkatkan daya

saing Indonesia yang saat ini berada di peringkat 85 berdasarkan the Global Innovation

35 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Index WIPO 2018 dan bagaimana menjawab tantangan Perguruan Tinggi di era

Revolusi Industri 4.0, sebagai berikut:

(1) Pentingnya kolaborasi antara Perguruan Tinggi sebagai ujung tombak riset dan

inovasi dengan industri, yang dilakukan dengan dukungan penuh dan fasilitasi dari

Pemerintah.

(2) Perguruan Tinggi akan memfokuskan diri pada riset yang berorientasi inovasi.

Pelaku industri diharapkan kolaborasinya dalam mendorong komersialisasi.

Pemerintah memfasilitasi dengan regulasi, dana riset untuk para peneliti dan insentif

untuk pelaku industri, serta memberikan perlindungan terhadap kekayaan

intelektual dan pengembangan produk yang dihasilkan.

(3) Dalam berkolaborasi, para peneliti harus berdialog secara reguler dengan industri.

Dengan demikian setiap riset sejak awal sudah memiliki orientasi menuju

komersialisasi, sosial sekuriti, atau perbaikan kebijakan. Dalam hal ini perlu disusun

regulasi mengenai:

Aturan main mengenai kerja sama dukungan keuangan dari industri kepada

Perguruan Tinggi dan pusat riset.

Pembagian royalty, ketika hasil inovasi dapat dimanfaatkan secara komersial

termasuk untuk para peneliti sebagai inventor.

Penyederhanaan penyelesaian administrasi keuangan untuk para peneliti.

Penguatan output sebagai indikator keberhasilan dari kegiatan penelitian, dan

bukan laporan keuangan (SPJ yang terlalu rumit).

(4) Perlunya optimalisasi peran lembaga/badan pemerintah yang terkait untuk

memberikan pendampingan dalam proses hilirisasi/komersialisasi dari inovasi

perguruan tinggi.

2. Panduan pelaksanaan kerja sama Joint Program Internasional: Dit. Pembinaan

Kelembagaan PT telah melakukan penyesuaian di dalam panduan penyelenggaraan

kerja sama Joint Program sebagai rujukan bagi perguruan tinggi dalam

penyelenggaraan kerja sama akademik bergelar, yaitu: Gelar Bersama dan Gelar

Ganda. Penyesuaian ini diperlukan agar luaran dan kualitas lulusan yang dihasilkan

dari program kerja sama dimaksud sesuai dengan luaran pembelajaran yang

dimandatkan di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

3. Pusat Data Kerja Sama: Dit. Pembinaan Kelembagaan PT mengembangkan

aplikasi Pelaporan Kerja Sama berbasis Daring untuk melaksanakan mandat

36 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terkait pelaporan

kerja sama kepada Menteri yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi.

4. Layanan Perizinan Penyelenggaraan Kerja Sama Joint Program: berdasarkan

Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 tahun 2014 tentang Kerja Sama

Perguruan Tinggi, semua kerja sama akademik dengan luaran gelar (Joint Program)

harus mendapatkan izin dari Menteri.

3. Ijin Mahasiswa Asing

Jumlah Mahasiswa Asing yang menempuh studi di perguruan tinggi merupakan salah satu

aspek yang digunakan untuk mengukur kesiapan kelembagaan perguruan tinggi dalam

menyelenggarakan program internasionalisasi untuk menghadapi persaingan global

pendidikan tinggi. Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah

menyediakan layanan penerbitan Izin Belajar (IB) Mahasiswa Asing yang lebih efektif,

cepat, akuntabel dan efisien.

Berdasarkan survey kepuasaan pelanggan yang telah disebarkan ke Perguruan Tinggi yang

menggunakan pelayanan ijin belajar mahasiswa asing, masih diperlukan efisiensi dalam

pelayanan ijin belajar tersebut. Pada tanggal 23 November 2018, Ditjen Kelembagaan Iptek

dan Dikti untuk menjawab tantangan tersebut, telah meluncurkan layanan penerbitan IB

mahasiswa Asing berbasis daring dengan memanfaatkan fasilitas Digital Signature yang

disediakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melalui izinbelajar.ristekdikti.go.id.

Dalam aplikasi tersebut, perguruan tinggi dapat mengunduh surat rekomendasi real time.

Inovasi ini jelas dapat menghemat waktu dan biaya dalam mengirimkan surat rekomendasi

yang menggunakan jasa pos guna memastikan keaslian dari surat IB tersebut.

Berdasarkan data IB pada tanggal 17 Desember 2018 pukul 10.45, jumlah IB mahasiswa

Asing yang sudah diterbitkan adalah total 7.440 izin dari 120 negara.

Diagram 1. 10 Besar Negara Asal Mahasiswa Asing Yang Menempuh Studi di Indonesia

untuk berbagai jenjang Pendidikan

37 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Diagram 2. 10 Besar Perguruan Tinggi tempat Mahasiswa Asing Menempuh Studi di

Indonesia untuk berbagai jenjang pendidikan

4. Pemeringkatan Kelembagaan

Kemenristekdikti bertanggungjawab atas penyelenggaraan Pendidikan Tinggi mencakup

pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan

koordinasi. Tanggung jawab tersebut hanya bisa dilakukan berdasarkan data yang valid dan

dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan hal tersebut, perguruan tinggi di

Indonesia wajib menyampaikan data dan informasi, memastikan kebenaran dan

ketepatannya melalui media yang telah disediakan (PD Dikti). Data-data tersebut harus

diubah sebagai informasi sebagai dasar bagi Kemenristekdikti untuk menentukan kebijakan

pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.

Pada tahun 2018, terdapat penambahan satu komponen utama yaitu kinerja inovasi. Oleh

karena itu, komponen utama yang digunakan untuk menilai performa perguruan tinggi

Indonesia mencakup 5 (lima) komponen utama, yaitu: a) Kualitas SDM; b) Kualitas

Kelembagaan; c) Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan; d) Kualitas Penelitian dan Publikasi

Ilmiah, dan e) Kinerja inovasi. Indikator-indikator yang mencerminkan masing-masing

komponen utama tersebut terdapat beberapa perubahan/penambahan indikator sehingga

diharapkan komponen utama tersebut dapat lebih mencerminkan kondisi perguruan tinggi

Indonesia sesuai dengan cakupan pada masing-masing komponen utama tersebut.

Pada pengelompokan/klasterisasi tahun 2018 difokuskan kepada perguruan tinggi non

vokasi dengan penyesuaian indikator pada komponen utama aspek sumber daya manusia

tidak memasukkan rasio mahasiswa terhadap dosen karena data mahasiswa yang dimiliki

tidak baik untuk dijadikan variabel klasterisasi tahun 2018. Sedangkan 2 variabel lainnya,

presentase dosen berpendidikan S3 dan presentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan

guru besar tetap dimasukkan. Pada komponen aspek Kelembagaan, terdapat penambahan

variabel kerja sama perguruan tinggi. Sedangkan untuk komponen kemahasiswaan dan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak berbeda dengan variable yang

digunakan pada tahun yang lalu. Perubahan yang sangat signifikan dalam klasterisasi ini

38 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

adalah memasukkan Kinerja Inovasi sebagai salah satu komponen utama. Hal ini sangat

mendukung kebijakan Kemenristekdikti dalam hiliriasasi hasil riset ke sektor industri.

Sehubungan dengan penyesuaian indikator klasterisasi tahun 2018 ini, maka bobot setiap

komponen utama pun disesuaikan.

Dari hasil analisis terhadap data-data yang tersedia baik data pada Pangkalan Data

Perguruan Tingi (PD DIKTI) Kemenristekdikti, data-data yang dikeluarkan oleh unit utama

terkait pada Kemenristekdikti, maupun sumber-sumber lain yang relevan, maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

Adapun perguruan tinggi non-vokasi yang masuk pada klaster1 terurut sesuai dengan

skornya adalah sebagai berikut:

39 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 3. Pemeringkatan Perguruan Tinggi

5. Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS)

Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) Tahun 2018 ini merupakan

kelanjutan dan penyempurnaan dari Program Hibah Kompetitif Percepatan Mutu

Perguruan Tinggi Swasta Sehat yang dilaksanakan padaTahun 2008 – 2010 dan Program

Hibah Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PHP-PTS) tahun 2010-2014 serta Program

PP-PTS sejak tahun 2015. Program Pembinaan PTS (PP-PTS) 2018 bersifat bantuan dan

merupakan salah satu program pada Ditjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Program PP-PTS mencakup semua PTS yang

memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi. Pada PP-PTS 2018, pengusul proposal adalah Badan Hukum Nirlaba

Penyelenggara Perguruan Tinggi. Seleksi dan pelaksanaan kegiatan PP-PTS dilakukan oleh

Ditjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI.

Program ini bertujuan memfasilitasi dan mendorong perguruan tinggi swasta untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Secara khusus PP-PTS ditujukan untuk peningkatan

mutu pembelajaran melalui pemanfaatan sumber daya secara hemat dan bertanggung-

jawab. Beberapa peningkatan yang diharapkan adalah peningkatan kualitas proses

akademik melalui penyelesaian program akademik yang tepat waktu, masa studi yang

sesuai dengan kurikulum, pengurangan jumlah dropout, atmosfer akademik yang kondusif

terutama interaksi dosen dan mahasiswa, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya, baik yang

menyangkut sumberdaya manusia, rasio dosen mahasiswa, sumberdaya fisik (tingkat

utilisasi ruangan dan peralatan), sumberdaya uang (penekanan unit cost), dan sebagainya.

Bantuan yang diberikan berupa :

a. bantuan sarana/prasarana pendidikan dan

b. bantuan pembangunan gedung kuliah/laboratorium

Besaran usulan Bantuan PP-PTS tahun 2018 ini (maksimal) sebagai berikut :

o Universitas : Rp. 1.0 Milliar

o Institut : Rp. 1.0 Milliar

o Politeknik : Rp. 900 Juta

40 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

o SekolahTinggi : Rp. 750 Juta

o Akademi : Rp. 600 Juta

Sasaran penerima bantuan PP-PTS tahun 2018 adalah seluruh Perguruan Tinggi

Swasta(PTS) dibawah binaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti) yang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Kemenristekdikti.

PTS yang dapat menerima bantuan ini adalah PTS yang berada pada kluster 4 dan 5 sesuai

Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.

2189/C/KEP/VIII/2017, tanggal 16 Agustus 2017.

Program PP-PTS 2018 telah berhasil melampaui target output PTS. Target output PTS

penerima bantuan PP-PTS 2018 adalah 100 PTS sedangkan total penerima bantuan PP-

PTS 2018 sebanyak 145 PTS (2 PTS terdampak bencana) yang berlokasi

diwilayahLLDIKTI I sampai dengan LLDIKTI XIV.

Tabel 13. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS

Tahun Target Realisasi Presentasi Ketercapaian

2016 50 76 152%

2017 100 130 130%

2018 100 145 145%

Grafik 3. Target dan Realisasi Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS

Tabel 14. Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS Berdasarkan Jawa dan Luar Jawa

(2018)

Daerah Jawa Non Jawa

Jumlah PTS 63 82

Prosentase 43% 57%

50

100 100

76

130145

TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

Target dan Realisasi

Target Realisasi

41 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Grafik 4. Jumlah PTS Penerima Bantuan PP-PTS Berdasarkan Wilayah LLDIKTI

(2018)

Grafik 5. Jumlah PTS Penerima Bantuan Bangunan, Barang dan Bangunan &

Barang (2018)

75

79

12

1916

7

24

14

9

2

86

I I I I I I I V V V I V I I V I I I I X X X I X I I X I I I X I V

JUMLAH PTS PENERIMA BERDASARKAN WILAYAH LLDIKTI

0

20

40

60

80

100

120

140

BARANG BANGUNAN BARANG DAN BANGUNAN

129

133

Bentuk Bantuan

42 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Sosialisasi PP-PTS Tahun 2018 dilaksanakan dengan Target PTS yang berada diwilayah 3T

yang dibagi menjadi 4 Regional yaitu: Kupang, Ambon, Makassar dan Balikpapan.

Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi PP-PTS Tahun 2018 di Wilayah 3T Kupang dan Seleski

Presentasi PP-PTS 2018

Kendala pada program PP-PTS 2018 ini adalah PTS yang mendaftar dan lolos pada

presentasi gelombang I belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100 PTS,

sehingga harus membuka pendaftaran gelombang II dan III. Mundurnya penetapan

penerima bantuan yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Dirjen berakibat pada

mundurnya proses pengadaan barang. Monitoring terkait proses pengadaan barang

dilaksanakan dengan baik sehingga pelaksanaan proses pengadaan barang berjalan lancar

dan tidak ada yang mengalami gagal lelang.

Dampak dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan adanya bantuan berupa bantuan

sarana/prasarana pendidikan dan bantuan pembangunan gedung kuliah/laboratorium

diharapkan akan lebih meningkatkan mutu proses belajar mengajar pada PTS khususnya

klaster 4 dan 5. Selain itu, program pembinaan PTS ini dapat meningkatkan peringkat PTS

dan akreditasi prodi yang pada akhirnya dapat mendukung Indikator Kinerja Utama Dirjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu Perguruan Tinggi yang unggul.

6. Pembinaan Mutu Kelembagaan Perguruan Tinggi

A. Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin Perguruan Tinggi (bagi Pemimpin PTN)

Program peningkatan kapasitas pemimpin Perguruan Tinggi Negeri tahun 2018 adalah

kelanjutan dari program yang sama pada tahun 2017. Tujuan dari program ini adalah:

43 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

1) Meningkatkan kapasitas pimpinan perguruan tinggi dalam pengelolaan perguruan

tinggi

2) Memberikan gambaran nyata terhadap kemudahan/kesulitan/tantangan pengelolaan

perguruan tinggi berdasarkan pengalaman yang dihadapi para pimpinan Perguruan

Tinggi di Indonesia.

3) Memberikan penyegaran kembali terhadap wawasan dan gambaran tantangan

pengelolaan institusi pendidikan tinggi dalam konteks konstruksi baru pendidikan

tinggi Indonesia sesuai dengan UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para

peserta dalam mengelola perguruan tinggi; meningkatkan wawasan peserta dari sisi

pengetahuan dan pengertian terkait dengan isu-isu yang memengaruhi sektor pendidikan

tinggi; serta dapat meningkatkan kemampuan dalam memberikan perspektif yang luas

dalam mengelola dan memimpin sebuah institusi ilmu pengetahuan (knowledge-based

institution).

Pada tahun 2018, dilaksanakan dua workshop yang merupakan kelanjutan dari workshop

yang telah dilakukan pada tahun 2017, yaitu :

1) Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin PTN Tahap Penyampaian Rencana

Implementasi Perubahan

2) Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin PTN Tahap Penyampaian Kemajuan

Implementasi Perubahan.

Tahapan dari Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri tahun

2018 ini adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Mekanisme Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin

PTN

PERSIAPAN (Jan-Apr ’18)

WORKSHOP Tahap Penyampaian Rencana Implementasi Perubahan (Feb ’18)

WORKSHOP Tahap Penyampaian KemajuanImplementasi Perubahan (Juli ‘18)

EVALUASI dan Penyusunan Laporan (Agt-Des ‘18)

44 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Pelaksanaan Workshop adalah sebagai berikut:

No Acara Jumlah

Peserta

1 Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan

Tinggi Negeri Tahap Penyampaian Rencana

Implementasi Perubahan

24 orang

2 Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan

Tinggi Negeri Tahap Penyampaian Pelaksanaan

Implementasi Perubahan Kelompok Universitas

11 orang

3 Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan

Tinggi Negeri Tahap Penyampaian Pelaksanaan

Implementasi Perubahan Kelompok Politeknik

12 orang

Sebelum Penyelenggaraan Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan Tinggi

Negeri Tahap Penyampaian Rencana Implementasi Perubahan, peserta diminta untuk

menentukan area perubahan yang dipilih dan menyampaikan dokumen rencana

implementasi perubahan. Ada 6 area perubahan yang ditawarkan kepada peserta yaitu:

1 Keuangan 4 Pengelolaan Informasi

2 1. Penjaminan Mutu 5 Sarana Prasarana

3 SDM 6 Pengelolaan Lain-Lain

Penyelenggaraan Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri Tahap

Penyampaian Kemajuan Implementasi Perubahan dilaksanakan dua kali dengan

memisahkan pelaksanaan bagi kelompok Universitas dan Politeknik. Hal ini dilakukan agar

fasilitator dapat menggali lebih dalam terkait implementasi perubahan yang telah

dilaksanakan oleh peserta.

Output dari program peningkatan kapasitas pemimpin PT ini adalah 24 dokumen rencana

implementasi perubahan dimana pada tahun 2018 ini berhasil mencapai target 100%.

Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah jadwal pelaksanaan workshop tahap IV

mundur dari yang telah dijadwalkan semula, karena sebagian besar peserta mengikuti

kegiatan di Taiwan sehingga perlu melakukan penjadwalan ulang dalam pelaksaan kegiatan

tersebut. Selain itu satu peserta Politeknik Negeri Ambon tidak mengikuti workshop IV

karena sudah tidak menjabat lagi dan tidak mendapatkan penugasan dari Direktur yang saat

ini menjabat.

45 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Berikut data peserta workshop dan fokus area perubahan yang dipilih:

No Perguruan Tinggi Area Pilihan

Keuangan Penja

minan

Mutu

SDM Pengelola

an

Informasi

Sarana

Prasarana

Pengelola

an Lain-

Lain

1 Politeknik Manufaktur Negeri

Bandung

2 Politeknik Manufaktur Negeri

Bangka Belitung

3 Politeknik Maritim Negeri

Indonesia

4 Politeknik Negeri Ambon

5 Politeknik Negeri Balikpapan

6 Politeknik Negeri Lhokseumawe

7 Politeknik Negeri Madiun

8 Politeknik Negeri Madura

9 Politeknik Negeri Manado

10 Politeknik Negeri Pontianak

11 Politeknik Negeri Sriwijaya

12 Politeknik Negeri Tanah Laut

13 Politeknik Pertanian Negeri

Pangkajene Kepulauan

14 Universitas Bangka Belitung

15 Universitas Cendrawasih

16 Universitas Jambi

17 Universitas Lampung

18 Universitas Negeri Makassar

19 Universitas Negeri Padang

20 Universitas Negeri Yogyakarta

21 Universitas Samudra

22 Universitas Sriwijaya

23 Universitas Terbuka

24 Universitas Udayana

TOTAL 0 4 7 9 2 2

46 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 6. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin PTN

Sinergitas program ini terhadap kegiatan lain dapat dilihat pada gambar berikut:

Program Peningkatan Kapasitas Pemimpin PTN diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan pemimpin dalam mengelola perguruan tinggi sehingga mampu membawa

perubahan pada institusinya ke arah yang lebih baik. Selain itu, dampak yang diharapkan

dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kerjasama antar perguruan tinggi

serta mampu meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia sekaligus mendukung

Indikator Kinerja Utama Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu Perguruan Tinggi yang

unggul.

Peningkatan Kapasitas Pemimpin Perguruan

Tinggi

Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi

Peningkatan

Perguruan Tinggi menuju World Class University

Peningkatan Akreditasi Prodi dan Institusi

Academic Excellent

•Meningkatnya kemampuanpemimpin perguruan tinggiuntuk dalam mengelolaperguruan tinggi

•Meningkatnya kemampuanpemimpin perguruan tinggidalam berpikir dan bertindak dalam kontekswawasan internasionalterkait dengan peranperguruan tinggi di era globalisasi

•Pemimpin perguruan tinggimemiliki kemampuanbersikap sebagai pemimpin

Economic Benefit

•Memberikan gambarannyata terhadapkemudahan/ kesulitan/ tantangan pengelolaanperguruan tinggiberdasarkan pengalamanyang dihadapi para pemimpin perguruan tinggidi Indonesia

•Pemimpin mampumembawa perubahan pada institusinya ke arah yang lebih baik

Social Impact

•Peningkatan MutuPendidikan Tinggi Indonesia

•Banyak terjalin kerjasamaantar perguruan tinggi

47 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 7. Workshop Kepemimpinan bagi Pemimpin PerguruanTinggi Negeri, Juli 2018

B. Program Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi

Program Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi dilaksanakan dalam bentuk

Pembimbingan Penyusunan/Perbaikan Statuta Perguruan Tinggi Swasta dengan target

output sebanyak 40 perguruan tinggi swasta (PTS) dengan melibatkan LL DIKTI. Kegiatan

ini juga merupakan rangkaian kegiatan dari kegiatan tahun 2017. Berdasarkan kesepakatan

dengan para Kepala LLDIKTI Wilayah I s.d. XIV (dahulu Kopertis) pada Rapat Koordinasi

pada tahun 2017, PTS yang dibimbing oleh Kemenristekdikti untuk 40 PTS ini adalah bagi

PTS di luar pulau Jawa.

Penyelenggaraan Pembimbingan Penyusunan/Perbaikan Statuta Perguruan Tinggi Swasta

bagi PTS lainnya akan dilanjutkan oleh LL DIKTI. Penyelenggaraan tahun ini diharapkan

dapat memberikan gambaran terkait pelaksanaan pembimbingan penyusunan statuta bagi

PTS kepada LL Dikti.

Program ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Persiapan dan Koordinasi

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka persiapan adalah penyusunan rencana kerja,

penetapan mekanisme pelaksanaan program dan Standar Lokakarya Penguatan Tata

Kelola Perguruan Tinggi Swasta yang telah disepakati bersama LLDIKTI.

2. Sosialisasi Program ke LL DIKTI dan PTS

3. Pembimbingan Penyusunan Statuta PTS yang dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu :

a) Tahap I: Workshop Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2018

b) Tahap II: Bimbingan Teknis Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Tahun

2018

c) Tahap III: Pembimbingan Lapangan Penyusunan/Perbaikan Statuta Perguruan Tinggi

Swasta Tahun 2018

4. Evaluasi dan Penyusunan Laporan

Peserta dari tiap-tiap PTS yang wajib ikut serta dalam pembimbingan terdiri dari: unsur

Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi, unsur Pimpinan Perguruan Tinggi, dan unsur senat.

Berikut agenda pelaksanaan pembimbingan yang telah dilaksanakan:

48 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

KEGIATAN PELAKSANAAN

Sosialisasi Penyusunan Statuta PTS Juni 2017

Koordinasi dan Penyamaan Persepsi

antara penyelenggara dan fasilitator

penyusunan statuta PTS

25-26 Juli 2018

Workshop penyusunan statuta PTS

tahun 2018

Jakarta : 11-12 Agustus 2018

Bali : 25-26 Agustus 2018

Bimbingan teknis penyusunan statuta

PTS tahun 2018

Jakarta : 15-16 September 2018

Jakarta : 22-23 September 2018

Denpasar : 29-30 September 2018

Pembimbingan lapangan

penyusunan/perbaikan statuta

perguruan tinggi

Minggu ke III Oktober – Minggu Ke III

November 2018

Evaluasi dan penyusunan laporan November – Desember 2018

Output yang diharapkan dari program ini adalah 40 PTS peserta pembimbingan mampu

menyusun statuta dengan baik dan sesuai dengan konstruksi baru pendidikan tinggi

Indonesia serta mampu menyusun Pengaturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS.

Output dari program ini berhasil mencapai target 100% dimana 40 PTS telah menyampaikan

draft Statuta masing-masing. (data perguruan tinggi yang mengikuti pembimbingan

penyusunan statute PTS pada tahun 2018 pada lembar lampiran).

Kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembimbingan penyusunan statuta PTS ini adalah

Permenristekdikti tentang Pedoman tata cara Penyusunan Statuta PTS baru ditandatangi

bulan April 2018 dan disosialisasikan bulan Mei 2018. Sehingga pelaksanaan kegiatan baru

bisa dilaksanakan setelah permen tersebut diterbitkan.

Dampak baik dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari bagan berikut:

Gambar 8. Dampak Pelaksanaan Program Peningkatan Tata Kelola

Academic Excellent

•Peserta mampu menyusunstatuta dengan baik dan sesuai dengan konstruksibaru Pendidikan tinggi

•Peserta mampu menyusunPengaturan Badan Penyelenggara tentangStatuta PTS

•Meningkatnya mutukelembagaan perguruantinggi

Economic Benefit

•Perguruan tinggi memilkistatuta yang sesuai dengankonstruksi baru pendidikantinggi

Social Impact

•Mengurangi/mencegahterjadinya konflik di perguruan tinggi

49 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Sinergitas program ini terhadap kegiatan lain dapat dilihat pada gambar berikut:

Dengan memiliki statuta yang sesuai dengan konstruksi baru pendidikan tinggi maka mutu

kelembagaan perguruan tinggi akan meningkat dan sekaligus mengurangi/mencegah

terjadinya konflik di perguruan tinggi. Selain itu, dampak lain dari pelaksanaan kegiatan ini

adalah diharapkan dapat meningkatkan akreditasi prodi dan institusi sekaligus mendukung

Indikator Kinerja Utama Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu Perguruan Tinggi yang

unggul.

Gambar 9. Penyamaan Persepsi Penyusunan Statuta PTS - Juli 2018

7. Pembinaan dan Pemberdayaan PTS

Pembinaan dan pemberdayaan PTS dilakukan guna mendukung salah satu IKP yaitu jumlah

perguruan tinggi yang berakreditasi A (unggul), peran yang diambil adalah dengan

melakukan pemeriksaan dan pendampingan kepada perguruan tinggi bermasalah.

Diharapkan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan PTS ini mengembalikan kondisi

perguruan tinggi yang sedang bermasalah menjadi sehat kembali, atau jika terpaksa

perguruan tinggi bermasalah dapat ditutup dan dicabut izinnya. Dampaknya terhadap IKP

jumlah perguruan tinggi yang berakreditasi A (unggul) memang tidak signifikan, namun

perguruan tinggi yang dikategorikan sehat pun tidak jarang mengalami masalah karena

Peningkatan Tatakelola Perguruan Tinggi

Peningkatan Mutu Kelembagaan Perguruan Tinggi

Peningkatan Akreditasi Prodi dan Institusi

Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi yang Baik

50 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

ketidaktaatan perguruan tinggi atau oknum tertentu terhadap peraturan yang ditetapkan yang

mengakibatkan akreditasi institusi perguruan tinggi tersebut turun yang otomatis

mengurangi capaian IKP Ditjen Kelembagaan.

Fokus pembinaan PT bermasalah untuk sehat kembali atau dicabut izinnya, baru aktif

bekerja mulai tahun 2016. Pada tahun 2016 subdit pengendalian berfokus kepada

pengaktifan 243 perguruan tinggi status non aktif yang disertai dengan pakta integritas dari

perguruan tinggi yang akan diaktifkan. Dari sekitar 200 perguruan tinggi yang diaktifkan

belum ada pendampingan, sehingga hanya terfokus untuk pemberian sanksi kepada

perguruan tinggi yang bermasalah. Pada tahun 2017, pemeriksaan perguruan tinggi

bermasalah masih terus dilakukan dengan hasil 59 perguruan tinggi yang mendapatkan

rekomendasi untuk diberikan sanksi administratif berat. Pada tahun 2018, fokus Subdit

Pengendalian lebih kepada perguruan tinggi bermasalah yang ingin disehatkan kembali dan

dicabut sanksinya, dan hasilnya ada 40 perguruan tinggi bermasalah yang sudah disehatkan

kembali dan dicabut sanksi administratif beratnya. Pada tahun 2018 capaian kegiatan yang

sudah dilaksanakan sebesar 90%, namun dalam hal realisasi anggaran hanya mampu

tercapai sebesar 70%.

Hambatan yang dihadapi oleh Subdit Pengendalian adalah minimnya sumber daya manusia,

karena dengan jumlah pegawai hanya 5 orang harus menangani puluhan masalah perguruan

tinggi, hal ini ditambahkan salah satu kepala seksi pindah ke Lembaga Layanan Dikti

Wilayah VIII sehingga semakin terbatas dalam hal sumber daya manusianya.

8. Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan Tinggi

Mulai tanggal 10 Agustus 2012 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi (UU Dikti) telah menetapkan pola baru dalam perizinan pendirian perguruan tinggi,

perubahan perguruan tinggi dan pembukaan program studi. Proses pendirian perguruan

tinggi dan pembukaan program studi diatur lebih lanjut dengan Permenristekdikti Nomor

100 tahun 2016 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri,

serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Secara garis besar, izin perubahan PTS diusulkan oleh Badan Penyelenggara berbadan

hukum yang berprinsip nirlaba (selanjutnya disebut Badan Penyelenggara) kepada

Menristekdikti dengan mengajukan usul perubahan PTS yang memuat pemenuhan semua

persyaratan yang diuraikan di dalam buku ini. Kebenaran dan kelengkapan persyaratan

tersebut akan menentukan pemenuhan syarat minimum akreditasi dari PTS yang akan

diubah, atau pemenuhan syarat minimum akreditasi program studi (jika perubahan

PTS tersebut memerlukan pembukaan program studi baru). Evaluasi kecukupan tentang

pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pendirian PTS akan dilakukan oleh BAN-

PT, sedangkan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi program studi akan dilakukan

oleh BAN-PT atau LAM.

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, menangani usul perubahan pada

perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, perubahan tersebut yaitu:

51 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

A. Perubahan Perguruan Tinggi Negeri

Perubahan Perguruan Tinggi Negeri meliputi penataan organisasi dan tata kerja,

pembentukan fakultas/jurusan, perubahan nama PTN/Fakultas/Jurusan, Perubahan bentuk

PTN/PTKL, serta perubahan status PTS menjadi PTN (penegerian). Pada tahun 2018 ini

terdapat 60 (enam puluh) usulan perubahan perguruan tinggi negeri yang telah diproses dan

37 usulan telah direkomendasi oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

No Jenis Rekomendasi Jumlah

Usulan Rekomendasi

1 Penataan organisasi dan tata kerja 18 12

2 Pembentukan/Perubahan

Fakultas/Jurusan PTN

35 18

3 Perubahan Bentuk PTN/PTKL 4 4

4 Penggabungan Perguruan Tinggi

Kesehatan milik Pemerindah Daerah ke

PTN

3 3

Total 60 37

Hasil evaluasi usul perubahan PTN sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 yang

direkomendasikan:

TAHUN JUMLAH REKOMENDASI

PENATAAN

OTK

PEMBUKAAN/

PERUBAHAN

FAKULTAS/ JURUSAN

PERUBAHAN

BENTUK

PTKL

PENYATUA

N PT KESDA

2015 28 - -

2016 3 6 7 -

2017 3 2 2 9

2018 12 18 4 3

B. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta

Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengambil kebijakan

proses administrasi perubahan perguruan tinggi swasta dilakukan secara online atau digital

pada laman silemkerma.ristekdikti.go.id

Hasil evaluasi usul perubahan PTS sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 yang

direkomendasikan, sebagai berikut:

TAHUN JUMLAH REKOMENDASI

PERUBAHAN

BENTUK

PENGGABUNGAN

/PENYATUAN

PERUBAHAN

NAMA

PERUBAHAN

LOKASI

ALIH

KELOLA

2015 7 - 13 - 27

2016 11 - 5 - 18

2017 15 12 4 3 4

2018 24 28 7 1 6

52 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti pada tahun 2018 menerima dan mengevaluasi usul

perubahan PTS, sebagai berikut:

JENIS REKOMENDASI JUMLAH

USULAN REKOMENDASI

Perubahan Bentuk PTS 136 23

Penggabungan/Penyatuan PTS 83 27

Perubahan Nama PTS 14 7

Pindah Lokasi PTS 7 1

Alih Kelola PTS 17 6

USUL JUMLAH USUL

PERIODE

2018-1

PERIODE

2018-2

PERIODE

2018-3

PERIODE

2018-4

Perubahan Bentuk PTS 31 usul 31 usul 40 usul 34 usul

Perubahan Nama PTS 4 usul 1 Usul 5 usul 4 usul

Pindah Lokasi PTS 1 usul 2 usul 3 usul 1 usul

Alih Kelola PTS 3 usul 5 usul 5 usul 4 usul

Penggabungan/Penyatuan PTS 52 usul 7 usul 24 usul

C. Pembukaan program studi dalam rangka perubahan PTS

Untuk memenuhi syarat minimal jumlah program studi pada bentuk PTS yang dibentuk,

usul perubahan bentuk, penggabungan, dan penyatuan PTS disertai dengan pembukaan

program studi. Sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018, program studi yang

direkomendasi sejumlah:

TAHUN

Rekomendasi Pembukaan Program Studi

D1 D2 D3 D4

Magister

Terapan S1 S2 S3 Profesi Spesialis Total

2015 - - - 2 - 34 - - - - 36

2016 - - 3 1 - 50 - - 1 - 55

2017 - - - 5 - 46 - - 2 - 53

2018 - - - 2 - 93 - - 3 - 98

Dalam pelaksanaan proses penanganan usul Tata Kelembagaan Perguruan Tinggi yang

harus ditindak lanjuti, yaitu:

- Peraturan tentang organisasi perguruan tinggi belum diperbaharui dan disesuaikan

dengan kebutuhan organisasi perguruan tinggi saat ini, maka Permendikbud No 139

tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Perguruan Tinggi perlu diperbaharui.

- Evaluasi online melalui sistem silemkerma, belum maksimal dan tepat waktu

dikarenakan keterbatasan jumlah evalualor dari berbagai bidang ilmu, untuk itu perlu

dilakukan recruitment evaluator untuk menambah jumlah dan pelatihan untuk

evaluator sehingga dapat mengevaluasi tepat waktu dengan hasil yang baik.

53 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

- Program studi yang diusulkan dalam rangka perubahan PTS belum seluruhnya

mendapatkan hasil evaluasi "Direkomendasi" sehingga usul perubahan PTS belum

dapat diproses lebih lanjut, untuk itu pelaksanaan Bimtek dan Sosialisasi Perubahan

PTS dan Pembukaan Prodi masih perlu dilakukan ditahun selanjutnya.

9. Rekomendasi Pendirian Perguruan Tinggi

Untuk mempercepat layanan usul pendirian perguruan tinggi baru sejak tahun 2015, usul

pendirian dilakukan secara online melalui http://silemkerma.ristekdikti.go.id dan

dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam waktu 1 tahun. Mulai pada tahun 2018 untuk

meningkatkan akses dan pelayanan perguruan tinggi, usul pendirian secara online dilakukan

sebanyak 4 kali dalam waktu 1 tahun. Sesuai Surat Edaran Menteri Ristekdikti Nomor

2/M/SE/IX/2017 tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi,

bahwa mulai tanggal 1 Januari 2017 diberlakukan moratorium terkait pendirian perguruan

tinggi baru, kecuali pendirian perguruan tinggi baru pada perguruan tinggi vokasi dan

Institut Teknologi.

Diagram 3. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru Program Akademik

Untuk pendirian perguruan tinggi, badan penyelenggara harus memenuhi persyaratan dari

segi kelembagaan dan program studi. Untuk segi kelembagaan, badan penyelenggara harus

memenuhi 3 aspek yaitu aspek hukum, aspek keuangan, dan aspek umum. Melalui usulan

online badan penyelenggara tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan, badan

penyelenggara yang usulannya belum memenuhi persyaratan disarankan untuk mengajukan

pendirian secara online pada periode berikutnya. Semua usulan yang diajukan melalui

sistem online dilakukan evaluasi dengan sistem first in first out. Mulai tahun 2017 pada

periode kedua, evaluasi dilakukan pertama kali terhadap pembukaan program studi. Setelah

pembukaan program studi direkomendasi, maka akan dilakukan evaluasi lapangan terhadap

usul pendirian perguruan tinggi. Evaluasi dari aspek kelembagaan dilaksanakan di lokasi

untuk mempercepat proses evaluasi usul pendirian perguruan tinggi.

Adapun kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan program ini yaitu Badan

penyelenggara calon perguruan tinggi belum paham benar mengenai persyaratan pendirian

perguruan tinggi terutama dalam penyusunan proposal.

16

11

22

34

JumlahRekomendasiPendirianPTBaruProgramAkademik

2015

2016

2017

2018

54 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

10. Rekomendasi Pembukaan dan Penutupan Program Studi

A. Rekomendasi Pembukaan Program Studi Pada Program Akademik

Mulai tahun 2015 proses usul pembukaan pembukaan program studi dilakukan secara daring

melalui silemkerma.dikti.go.id dalam waktu 1 kali periode pengusulan dan 1 kali periode

perbaikan, hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan layanan yang lebih efisien dan

akuntabel sehingga waktu pengusulan, penilaian dan pengumuman yang lebih terukur serta

keamanan dan kerahasiaan usulan lebih terjaga. Pada tahun 2015 juga diterapkan

pemenuhan akreditasi minimal pada pembukaan program studi sesuai amanat Undang-

Undang nomor 12 tahun 2012, sehingga format pengusulan dibuat menyesuaikan standar

(kriteria) akreditasi minimal yang ditetapkan bersama BAN-PT, hal ini dilakukan dalam

rangka memastikan bahwa program studi yang disetujui/direkomendasi bukan hanya dalam

rangka meningkatkan akses pendidikan tinggi tetapi juga dapat meningkatkan mutu

pendidikan tinggi di Indonesia secara umum. Pada tahun 2017 proses pengusulan

pembukaan program studi dilakukan dalam 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari-

Februari dan bulan Juli-Agustus serta ditiadakannya proses perbaikan usulan. Pada tahun

2017 juga diterapkan moratorium sesuai dengan Surat Edaran Menteri nomor 2/M/IX/2017

tanggal 6 September 2017 tahun pengusulan pembukaan program studi jenis Pendidikan

akademik yang tidak termasuk dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and

Mathematics) sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Pada tahun 2018 proses

pengusulan pembukaan program studi dilakukan 4 kali dalam waktu setahun yaitu pada

bulan Januari – Maret, April – Juni, Juli – September, dan Oktober – Desember dengan tetap

memperhatikan Surat Edaran Menteri Nomor 2/M/IX/2017 tanggal 6 September 2017.

Grafik 6. Jumlah Rekomendasi Pembukaaan Program Studi pada PT Akademik

44

0

0

1

4

0

0

16

406

35

9

13

520

193

599

338

331

66

152

82

32

21

22

11

10

310

834

442

428

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2015

2016

2017

2018

Tah

un

2015 2016 2017 2018

Diploma I 4 4 0 0

Diploma II 1 4 0 0

Diploma III 16 40 6 35

Sarjana Terapan 9 13 5 20

Sarjana 193 599 338 331

Magister 66 152 82 32

Doktor 21 22 11 10

Jumlah 310 834 442 428

Jumlah Rekomendasi

55 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

B. Rekomendasi Pembukaan dan Penutupan Program Studi Pada Program Vokasi

Menghadapi tantangan industry 4.0 atau populer dikenal dengan era disrupsi teknologi

dimana perkembangan proses bisnis saat ini banyak dipengaruhi oleh bisnis digital, telah

membuat pelaku lembaga perguruan tinggi mulai mengembangkan diri dalam proses literasi

digital. Peningkatan kemampuan dan keterampilan diperlukan masyarakat untuk

menghadapi jenis - jenis pekerjaan yang akan digantikan oleh mesin dan otomatisasi,

laporan dari Mckinsey (WEF,2017) menyebutkan bahwa sekurangnya sekitar 45% dari jenis

pekerjaan yang ada saat ini akan digantikan oleh otomatisasi misalnya (petugas check-in,

petugas customer service dan teller, dsb). Oleh sebab itu, untuk memfasilitasi agar

terciptanya inovasi dalam hal pengembangan program studi. Berdasarkan kondisi tersebut

maka kebijakan pembukaan program studi pada tahun 2018, rekomendasi pembukaan

program studi baru masih diberikan untuk jenis STEM (Science, Technology, Engineering,

and Mathematics) sampai dengan waktu yang belum ditentukan.

Dalam hal layanan pembukaan program studi baru untuk jenis program profesi, Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi bersama dengan organisasi profesi

mengembangkan jenis program studi profesi untuk jenis program Profesi Guru, Profesi

Insinyur, Profesi Apoteker, Profesi Fisioterapi, Profesi Akuntan, Profesi Bidan, Profesi

Perawat, dan Profesi Dokter spesialis. Selain itu pembukaan program studi dengan modus

prodi jarak jauh (PJJ) untuk mengembangkan konsep open educational resourcess di

Indonesia dan pembukaan layanan rekomendasi program studi di luar kampus utama

(PSDKU) dalam rangka mendorong ketersediaan akses layanan pendidikan tinggi di daerah.

Proses evaluasi pembukaan dan penutupan program studi dilaksanakan oleh Direktorat

Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi bekerjasama dengan unit Layanan

Lembaga Pendidikan Tinggi (LLDikti) yang tersebar pada XIV (empat belas) wilayah di

Indonesia. Berdasarkan keseluruhan jenis layanan pembukaan program studi yang dibuka,

dapat digambarkan ketercapaian target rekomendasi program studi baru selama tahun 2015–

2018 sebagai berikut:

2015 2016 2017 2018

Target 400 400 405 400

Realisasi 459 334 380 411

400 400 405 400

459

334380

411

050

100150200250300350400450500

Jumlah Rekomendasi Pembukaan Prodi Baru

56 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Pada tahun 2018 proses penerimaan dan evaluasi usul pembukaan program studi

dilaksanakan selama 4 (empat) kali periode dalam setahun yang terbagi dalam 4 (empat)

kuartal melalui laman silemkerma.ristekdikti.go.id. Pada akhir tahun 2018 proses evaluasi

layanan program studi diupayakan untuk berjalan lebih cepat dengan melakukan revisi

persyaratan pembukaan program studi dan percepatan mekanisme evaluasi berdasarkan

ketersediaan jumlah dan kualifikasi calon dosen yang diusulkan.

Kendala Rekomendasi

1) Ketepatan waktu layanan antar

stakeholder dalam memproses

rekomendasi yang diberikan belum

memenuhi standar waktu yang

ditargetkan;

2) Masih terbatasnya jumlah evaluator

dan keragaman bidang ilmu sehingga

ada evaluator yang mendapat beban

penilaian berlebih;

1. Diperlukan pakta integritas antara

stakeholder yaitu Ditjen Kelembagaan

IPTEK dan DIKTI, BAN-PT, LAM-

PTKes, dan Biro Hukum dan Organisasi

terkait standar waktu layanan perizinan

pembukaan program studi.

2. Penyederhanaan instrumen akreditasi

minimal pembukaan program studi yang

sedang dilakukan niscaya dapat

mempercepat proses evaluasi

3. Penyamaan persepsi evaluator yang

dilakukan secara intensif diperlukan dalam

rangka meningkatkan ketepatan dan

kecepatan proses evaluasi Perekrutan dan

pelatihan evaluator baru dari berbagai

bidang ilmu yang belum tersedia bekerja

sama dengan kopertis sehingga terhimpun

evaluator untuk masing-masing kopertis

4. Penyempurnaan dan peningkatan fitur

pada sistem silemkerma.

Beberapa dampak (outcome) dari pelaksanaan layanan pembukaan dan penutupan prodi

untuk mendukung layanan kelembagaan perguruan tinggi yaitu :

Academic excellence peningkatan dan penataan lembaga perguruan tinggi sesuai

dengan jenis dan bentuk institusi;

Economic benefit meningkatkan keterampilan lulusan untuk bersaing dalam dunia

kerja khususnya dalam pendidikan vokasi dan profesi sesuai dengan jenjang dan jenis

yang diperlukan.

Social impact pembukaan dan penutupan prodi membantu menjaga kualitas

pendidikan tinggi untuk terus update dengan kebutuhan dunia usaha dan industry serta

menjaga supply jumlah lulusan terampil di daerah.

11. Layanan Program Studi Program Jarak Jauh

Pembukaan usul pembukaan program studi program jarak jauh diselenggarakan

berdasarkan Permendikbud Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan

57 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Jarak Jauh Pada Perguruan Tinggi. Pembukaan program studi program PJJ dilakukan pada

periode 20161, periode 20182 dan periode 20183.

Pembukaan pada periode 20161 yang telah mendapatkan ijin penyelenggaraan adalah

sebagai berikut yaitu:

1. Pembukaan Program Studi Teknik Industri Program Sarjana pada Program PJJ di

Universitas Bina Nusantara yang berlokasi di Qatar

2. Pembukaan Program Studi Sistem Informasi Program Sarjana pada Program PJJ di

Universitas Terbuka yang berlokasi di Batam, Pangkal Pinang, Pontianak, Jember,

Kendari, dan Kupang.

Usulan pembukaan pada periode 2018 belum memenuhi persyaratan sehingga proses

evaluasi hanya sampai pada desk evaluation.

Pembukaan pada periode 20183 ada 4 usulan yang keempatnya sudah dilakukan evaluasi

lapangan namun harus memperbaiki usulan sebagai berikut:

1. Pembukaan Program Studi Pariwisata Program Sarjana pada Program PJJ di

Universitas Terbuka yang berlokasi di Pondok Cabe, Batam dan Ambon

2. Pembukaan Program Studi Studi Lingkungan Program Magister pada Program PJJ di

Universitas Terbuka yang berlokasi di Pondok Cabe, Padang, Serang, dan Pontianak

3. Pembukaan Program Studi Informatika Program Sarjana pada Program PJJ di

Universitas AMIKOM Yogyakarta yang berlokasi di Yogyakarta.

4. Pembukaan Program Studi Informatika Program Sarjana pada Program PJJ di

Universitas Telkom Bandung yang berlokasi di Bandung dan Makassar.

Kendala yang dihadapi dan rekomendasi yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan

program dan kegiatan Rekomendasi Pendirian Perguruan tinggi, secara prinsip hampir

sama, yaitu:

Evaluator memberikan hasil evaluasi melewati batas waktu yang telah ditentukan;

Masih terbatasnya jumlah evaluator dan keragaman bidang ilmu sehingga ada evaluator

yang mendapat beban penilaian berlebih;

Beberapa evaluator dinilai keliru untuk melakukan evaluasi terhadap dokumen usulan

pendirian sehingga menyebabkan adanya keberatan/klarifikasi terhadap hasil evaluasi

yang telah dilakukan;

Kurangnya evaluator yang memiliki standar yang baik untuk melakukan evaluasi secara

tepat waktu;

Perlunya diberikan workshop/bimbingan terhadap badan penyelenggara yang akan

mendirikan perguruan tinggi;

Perlunya dilakukan seleksi dan pembekalan terhadap calon evaluator agar hasil evaluasi

dapat dipertanggung jawabkan;

Kebijakan pemberhentian sementara (moratorium) pembukaan prodi jenis Pendidikan

akademik non-STEM;

Diperlukan pakta integritas antara stakeholder yaitu Ditjen Kelembagaan IPTEK dan

58 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

DIKTI, LAM-PTKes, dan Biro Hukum dan Organisasi terkait standar waktu layanan

perizinan pembukaan program studi;

Proses evaluasi pembukaan program studi dilakukan di LLDIKTI dan proses validasi

pemenuhan akreditasi minimal dilakukan di Ditjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI;

Penyempurnaan dan peningkatan fitur pada sistem silemkerma;

Untuk usul pembukaan program studi program PJJ, prodi tatap muka yang

diselenggarakan harus mendapatkan akreditasi Unggul, sedangkan bagi usul pembukaan

program studi program Doktor terkendala mengenai syarat guru besar yang memiliki

jurnal internasional bereputasi baik dari segi pengusul prodi maupun evaluator.

12. PDD Rintisan Akademi Komunitas

Kegiatan pelaksanaan program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas pada tahun

2018 difokuskan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap usulan program

studi di luar domisili sejalan dengan rencana implementasi program multi exit- multi entry

dimana jenjang program studi diploma diarahkan untuk dapat ditingkatkan kepada level

diploma empat dan diploma tiga. Konversi penyelenggaraan prodi di luar domisili rintisan

akademi komunitas kepada jenjang diploma empat dan diploma tiga diharapkan dapat

mampu menjawab kebutuhan lulusan pada level tersebut di daerah. Modus penyelenggaraan

program studi dapat dilakukan dengan modus penyelenggaraan program studi di luar

kampus utama (PSDKU) dengan pembiayaan secara mandiri dari dana masyarakat. Jumlah

program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas hingga akhir tahun 2018 yang

masih dikelola di perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

PDD - Rintisan AK Jumlah 2015 2016 2017 2018

Batch I (2012) 35 32 22 21 21

Batch II (2013) 27 27 16 14 11

Batch III (2014) 20 19 19 19 19

Batch IV (2015) 8 8 8 8 8

Jumlah 90 86 65 62 59

Lebih lanjut implementasi pendirian akademi komunitas di Kabupaten/Kota diharapkan

dapat diselenggarakan dalam bentuk perguruan tinggi swasta. Langkah ini sejalan dengan

tujuan akademi komunitas, yaitu sesuai UU 12 tahun 2012 pasal 81 ayat (2) bahwa pendirian

akademi komunitas dilaksanakan berbasis kebutuhan daerah untuk mempercepat kemajuan

dan kesejahteraan masyarakat. Dalam masa moratorium pendirian perguruan tinggi negeri,

satker akademi komunitas belum dapat diusulkan dikarenakan terdapat beberapa kendala

yang dihadapi yaitu:

a. Tidak adanya pembiayaan untuk pendirian infrastruktur dan sarpras gedung selama

periode 2015 – 2019 khusus untuk pendirian satker baru, sehingga komitmen pendirian

satker tersendat;

59 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

b. Masih diberlakukannya moratorium penerimaan pns dan pendirian PTN, sehingga akan

mendatangkan kesulitan apabila satker PTN baru yang dirintis sejak lama didirikan

sehingga tidak ada kepastian dalam lanjutan pendirian akademi komunitas;

c. Perlu segera melakukan penyesuaian penyelenggaraan PDD pasca terbitnya

Permenristekdikti Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pembukaan, Perubahan, Dan

Penutupan Program Studi Di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi, sesuai dengan

pasal 11 pada ketentuan peralihan disebutkan bahwa PDD yang telah mendapat izin

menteri sebelum peraturan tentang PSDKU diterbitkan, harus melakukan penyesuaian

dengan peraturan yang terbaru paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak peraturan

PSDKU diterbitkan yaitu pada tahun 2020.

Sebagai alternatif, maka diperlukan langkah-langkah perubahan sebagai berikut:

Mengalihkan PDD rintisan akademi komunitas ke dalam PSDKU (program studi di luar

kampus utama) sesuai dengan kebutuhan jenjang dan program studi untuk mendukung

tenaga kerja di daerah saat ini dengan pembiayaan dari masing-masing perguruan

tinggi;

Mendorong pendirian akademi komunitas swasta dibawah Badan Hukum

Penyelenggara (PTS).

Pada tahun 2018 Layanan program studi di luar domisili yang diselenggarakan di perguruan

tinggi dengan teknis pelaksanaan anggaran pada Ditjen Kelembagaan Iptek dan Pendidikan

Tinggi adalah kegiatan operasional pelaksanaan perkuliahan program studi di luar domisili

rintisan akademi komunitas di Institut Pertanian Bogor. Seluruh pelaksanaan perkuliahan

tersebut telah diselenggarakan sejak tahun 2013 sesuai dengan izin Kepmendikbud Nomor

179/P/2013, yang pengelolaan anggarannya pada Dit. Pengembangan Kelembagaan

Perguruan Tinggi pasca disahkannya IPB sebagai Perguruan Tinggi berbadan Hukum di

Tahun 2014, maka secara prinsip tanggung jawab pengelolaan akademik dilaksanakan oleh

IPB. Beberapa aktivitas yang dilaksanakan pada kegiatan ini diantaranya:

Penyelenggaraan kuliah semester genap dan ganjil

Pelaksanaan bimbingan tugas akhir

Pelaksanaan praktek kerja lapangan

Pelaksanaan ujian semester dan ujian akhir

Pada tahun 2018 kegiatan penyelenggaraan PDD rintisan Akademi Komunitas di Institut

Pertanian Bogor adalah PDD di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Aceh

Tamiang. Sehubungan dengan kebijakan perubahan PDD rintisan akademi komunitas

menjadi PSDKU maka PDD rintisan Kabupaten Kepulauan Yapen dilaksanakan pada tahap

phasing out, yaitu tahun terakhir penyelenggaraan pasca tidak direkomendasinya kedua

kabupaten tersebut untuk diusulkan menjadi satker akademi komunitas negeri disebabkan

belum dapat dipenuhinya calon dosen dan tenaga pendidik sebagai persyaratan pendirian

satker. Dengan demikian, pada tahun selanjutnya penyelenggaraan PDD rintisan Akademi

Komunitas di Institut Pertanian Bogor hanya dianggarkan untuk PDD Rintisan Akademi

Komunitas di Kabupaten Aceh Tamiang.

60 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

13. Revitalisasi PendidikanTinggi Vokasi

Kegiatan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi merupakan salah satu kegiatan prioritas

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang dilaksanakan untuk mendukung

kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia lulusan vokasi di perguruan tinggi.

Pengembangan pendidikan politeknik bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas

lulusan agar mampu merespon percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis pada

pengembangan wilayah sesuai dengan potensinya. Menghadapi tantangan proyeksi bonus

demografi pada level usia produktif, pendidikan jenis vokasi diyakini dapat memfasilitasi

kebutuhan peningkatan keterampilan yang berbasis kompetensi/terapan. Untuk memperkuat

sistem pendidikan tinggi vokasi, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi telah

menetapkan 12 politeknik pilot project dalam rangka uji coba penyesuaian kurikulum dual

system dan teaching factory. Pemilihan daftar politeknik pilot project berdasarkan pada

penyebaran tanggungjawab daerah, potensi dan tantangan daerah, basis kompetensi yang

merata, kemampuan politeknik untuk direvitalisasi dan kondisi khusus dimana industri

utama berada. Keduabelas politeknik yang ditugaskan ini diharapkan menjadi rujukan dalam

pengembangan sistem pendidikan tinggi vokasi yang bermitra dengan dunia usaha dan dunia

industri. Tujuan pelaksanan kegiatan Revitalisasi tahun 2017 – 2019 adalah:

a. Meningkatkan relevansi pendidikan politeknik dengan kebutuhan industri pengguna

lulusannya.

b. Mendorong keunggulan spesifik di masing-masing politeknik sesuai potensi daerahnya

c. Mengkinikan metode pembelajaran, keperluan pembelajaran, dan pemberian sertifikat

kebisaan/kompetensi disamping pemberian ijazah/Diploma

d. Meningkatkan nilai tawar untuk bekerjasama dengan industri dan dengan institusi

sejenis dari negara maju.

e. Meningkatkan efisiensi sistem pembelajaran dengan memanfaatkan materi latihan

menjadi produk bernilai ekonomis (teaching industry).

Mengembangkan kurikulum dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan politeknik

termasuk peningkatan sarana prasarana, peralatan laboratorium dan peningkatan kapasitas

dosen;

1. Membangun dan menerapkan program pendidikan dual system;

2. Membangun dan menerapkan program teaching factory;

3. Menyiapkan tenaga pengajar/dosen dari industri;

4. Mengembangkan Lembaga Sertifikasi Profesi – Tempat Uji Kompetensi (LSP/TUK);

5. Program Sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa dan alumni politeknik;

6. Retooling/Magang di Luar Negeri bagi dosen politeknik negeri dan swasta.

61 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Perkembangan politeknik peserta program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi tahun 2018

adalah sebagai berikut:

No. Perguruan Tinggi Program Studi Tahun

Implementasi Magang Perkuliahan

1. Politeknik Negeri

Lhokseumawe

D3. Pengolahan Migas 2012 V

D4. Teknologi Kimia

Industri

2017 V

2. Politeknik Negeri

Batam

D3. Perawatan Pesawat

Udara

2017 V

D3. Teknik Elektronika

Manufaktur

2017 v (TF)

3. Politeknik

Manufaktur Negeri

Bandung

D3. Teknik Mekanik

Umum

1994 v

(DS+TF)

D4. Teknik Mesin &

Manufaktur

2014 v (DS+TF)

4. Politeknik Maritim

Negeri Indonesia

D3. Ketatalaksanaan

Pelayaran Niaga Dan

Kepelabuhanan

2017 V

D3. Kepelautan 2017 V

5. Politeknik Negeri

Malang

D4. Elektronika 2018 v (TF)

D3. Teknik Kimia 2018 v (TF)

6. Politeknik

Elektronika Negeri

Surabaya

D3. Teknik Elektro

Industri

2018 V

D3. Teknik Elektronika 2018 V

7. Politeknik Perkapalan

Negeri Surabaya

D3. Teknik Permesinan

Kapal

2017 v (TF)

D3. Teknik Disain &

Manufaktur

2017 V

8. Politeknik Negeri

Jember

D4. Teknik Produksi Benih 2017 V

D3. Produksi Ternak 2017 V

9. Politeknik Negeri

Banjarmasin

D3. Teknik Mesin 2017 V

D3. Teknik Listrik 2017 V

10. Politeknik Negeri

Samarinda

D4. Rekayasa Jalan &

Jembatan

2017 V

D3. Teknik Alat Berat 2017 V

11. Politeknik Pertanian

Negeri Pangkep

D3. Penangkapan Ikan 2018 v (TF)

D3. Perkebunan 2018 V

12. Politeknik Negeri

Ambon

D3. Teknik Mesin 2018 v (TF)

D3. Teknik Listrik 2018 V

62 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Pengembangan teaching factory dan penguatan sarana praktek pembelajaran yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

No. Perguruan Tinggi Program Studi Lab/Workshop and TEFA

Developments

1. Politeknik Negeri

Lhokseumawe D3. Pengolahan Migas Pengembangan laboratorium

untuk Oleokimia dan Biodiesel D4. Teknologi Kimia Industri

2. Politeknik Negeri

Batam D3. Perawatan Pesawat Udara

Pengembangan Teaching Factory

untuk Manufacturing of

Electronics dan Perawatan

Pesawat Udara

D3. Teknik Elektronika

Manufaktur

3. Politeknik Manufaktur

Negeri Bandung

D3. Teknik Mekanik Umum Pengembangan Teaching Factory

untuk Teknik MesinManufaktur

untuk Advance Manufacturing

Proses dan Sistem Otomasi

Manufaktur

D4. Teknik Mesin & Manufaktur

4. Politeknik Maritim

Negeri Indonesia

D3. Ketatalaksanaan Pelayaran

Niaga Dan Kepelabuhanan

Pengembangan Sistem Simulasi

Electronic Data Interchange (EDI)

Kepabeanan D3. Kepelautan

5. Politeknik Negeri

Malang

D4. Elektronika Pengembangan Teaching Factory

teknik kimia untuk pengolahan

bahan pangan D3. Teknik Kimia

6. Politeknik Elektronika

Negeri Surabaya

D3. Teknik Elektro Industri Pengembangan laboratorium

elektronika industri D3. Teknik Elektronika

7. Politeknik Perkapalan

Negeri Surabaya

D3. Teknik Permesinan Kapal Pengembangan workshop Desain

& Manufaktur kapal D3. Teknik Disain &

Manufaktur

8. Politeknik Negeri

Jember

D4. Teknik Produksi Benih Pengembangan green house untuk

teknik produksi benih D3. Produksi Ternak

9. Politeknik Negeri

Banjarmasin

D3. Teknik Mesin Pengembangan Laboratorium

Teknologi Mekanik untuk

mendukung pertambangan dan

pengembangan laboratorium untuk

teknik listrik dan elektronika dasar D3. Teknik Listrik

10. Politeknik Negeri

Samarinda

D4. Rekayasa Jalan & Jembatan Pengembangan alat laboratorium

Rekayasa Jalan dan Jembatan D3. Teknik Alat Berat

11. Politeknik Pertanian

Negeri Pangkep

D3. Penangkapan Ikan Pengembangan Peralatan

Laboratorium Navigasi

Penangkapan Ikan dan

laboratorium green house D3. Perkebunan

12. Politeknik Negeri

Ambon D3. Teknik Mesin

Pengembangan peralatan

laboratorium untuk mendukung

Teknik mesin dan listrik untuk

industry

63 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Retooling Kompetensi Vokasi Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi

Disamping pelaksanaan pilot project pengembangan politeknik di tanah air, Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi juga berupaya untuk memberikan bantuan

peningkatan keahlian kepada dosen dan mahasiswa di politeknik melalui skema beasiswa.

Program Retooling Kompetensi Pendidikan Tinggi Vokasi adalah suatu program

peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk dosen dan mahasiswa di program pendidikan

tinggi vokasi. Program ini merupakan kombinasi antara pelatihan kompetensi dan sertifikasi

serta magang di lembaga pendidikan dan industri yang sesuai dengan kompetensi yang

diikuti. Informasi program ini dapat diakses di laman: retoolingvokasi.ristekdikti.go.id.

Berdasarkan hasil seleksi pelaksanaan program beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen

pendidikan tinggi vokasi dan sertifikasi kompetensi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi

untuk tahun 2017 – 2018 adalah sebagai berikut:

No Sertifikasi/

Retooling

Tahun Realisasi

Peserta Skema Kompetensi

1

Sertifikasi

kompetensi

mahasiswa

bidik misi

2017 1.153

71 kompetensi (Bidang Pariwisata, Bidang Rekayasa, Bidang

tata niaga, Bidang pertanian, Bidang perkebunan, Bidang

elektronika dan manufaktur, serta Bidang IT). Penyelenggara

sertifikasi kompetensi dilakukan oleh 12 Politeknik Negeri.

2018 1.688

96 kompetensi (Bidang Pariwisata, Bidang Rekayasa, Bidang

tata niaga, Bidang pertanian, Bidang perkebunan,).

Penyelenggara sertifikasi kompetensi dilakukan oleh 13

Politeknik Negeri.

2

Retooling

dosen Luar

negeri

2017 131

Oil & Gas LNG operation, Drilling operation, Electrical Power

System, Marine, Aquaculture, Agriculture & Agrifood

processing, Farming, Plant production & Technology, Water

Safety & Quality, Didactic & methodology on subject of

Aircraft technician / maintenance, Didactic & methodology on

subject of Industrial Production / Automation. Penyelenggara

sertifikasi kompetensi dilakukan oleh 6 perguruan tinggi di 4

negara yaitu Belanda, Swiss, Austria, dan Kanada.

2018 211

11 Kompetensi (Marine transfortation, Civil Engineering,

Livestock, Oil and Gas, Farming, Food Processing, Solar Cell

Engineering, PLC Engineering, IOT Application Application

Programing, Big Data Analysis And Cyber Security,

Nursing).Negara tempat penyelenggaraan adalah Amerika,

Australia, Korea dan Singapura

3

Sertifikasi

dosen Dalam

Negeri

2017 169

20 Kompetensi yang diuji (Oracle Certified Associate (OCA)

Database, Oracle Certified Associate (OCA) Java SE 8,

International Certificate in Occupational Safety and Health,

MikroTik Certified Network Associate, Instrumentasi Industri

(PLC & HMI), Certified Labview Associate Developer,

Perancangan dan Pengembangan Produk Manufaktur,

Rekayasa Kontrol Mesin Industri, Rekayasa Teknologi Mesin

CNC, Cisco Certified Network Assc. (CCNA) 1 & 2, TEKLA

64 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

No Sertifikasi/

Retooling

Tahun Realisasi

Peserta Skema Kompetensi

Foundation, Certified Data Centre Professional (CDCP),

Certified Security Analysis (ECSA), Cloud Computing

Analyze, Autodesk Certified User, Autodesk Certified

Professional, Welding Inspector (WI), Welding engineer

(WE), International Eletrical Installation & Maintenance,

Health & Safety. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di 8

pergruuan tinggi bekerjasama dengan industry dan penerbit

lisensi.

2018 268

16 kompetensi (Bidang Rekayasa Mekatronika, Bidang

Pangan dan olahannya, Bidang logistic dan transportasi,

Bidang Kontrol dan Elektronika, Bidang konstruksi, Bidan

dan pariwisata). Sertifikasi diselenggarakan di 6 Politeknik

Negeri, 1 Politeknik Swasta dan 1 PerguruanTinggi

- Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Bidik Misi PT Vokasi

Kualitas lulusan perguruan tinggi akan menentukan kualitas tenaga kerja yang mengisi

berbagai formasi dilingkungan industri dan masyarakat. Saat ini pemerintah melalui

Kemeristekdikti telah menetapkan bahwa lulusan perguruan tinggi selain menyandang

ijasah sebagai capaian akademik dalam bidang studi yang ditekuninya juga dibekali dengan

sertifikat kompetensi guna membantu dalam mempercepat penempatan lulusan sehingga

meningkatkan tingkat employability (keterserapan di industri) dan bekerja sesuai dengan

kompetensi yang dikuasainya. Kompetensi ini dinyatakan dengan kepemilikan sertifikat

kompetensi dari suatu lembaga yang diakui/terakreditasi (kredibel). Untuk di Indonesia,

lembaga yang menaunginya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang saat ini

bekerjasama dengan Pendidikan Tinggi membentuk berbagai Lembaga Sertifikasi Profesi

(LSP) P1/P3 beserta Tempat Uji Kompetensi (TUK)nya.

Direktorat Jenderal Kelembagaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memberikan Beasiswa

Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi tahun anggaran 2018 ini.

Beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi dengan

target jumlah sebanyak 1200 orang dari seluruh PT Vokasi di Indonesia. Dengan demikian

mahasiswa tersebut ketika lulus selain mendapatkan ijasah diploma juga mendapatkan

Sertifikat Kompetensi bidang sesuai skema yang diikuti yang dapat dituangkan dalam Surat

Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), dengan tujuan agar mereka mampu bersaing dalam

meraih pekerjaan di kancah global.

Program sertifikasi mahasiswa bidik misi di tahun 2018 dilaksanakan oleh 13 Politeknik

Negeri yang telah memiliki LSP P1 dengan cara menawarkan skema kompetensi yang

dimiliki melalui web https://retoolingvokasi.ristekdikti.go.id/ pada menu sertifikasi

kompetensi mahasiswa penerima bidik misi. Masing-masing politeknik penyelenggara

menyertakan deskripsi skema yang ditawarkan, persyaratan peserta untuk tiap bidang

kompetensi dan rencana jadwal pembekalan dan uji kompetensinya. Semua proses

65 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

pendaftaran yang dilakukan oleh admin bidikmisi asal PT mahasiswa pendaftar dilakukan

melalui web retooling. Proses seleksi dengan mempertimbangkan kuota pagu jumlah peserta

per paket skema kompetensi (1 paket skema 15 mahasiswa) dilakukan juga melalui web

retooling. Peserta adalah mahasiswa bidikmisi dari PT Vokasi dengan persyaratan semester

4 untuk mahasiswa jenjang D3 dan semester 6 untuk mahasiswa jenjang D4. Peserta

sertikom dari mahasiswa bidikmisi PT Vokasi non Politeknik banyak berasal dari

Universitas Negeri Yogyakarta dan UGM. Dari hasil pelaksanaan uji kompetensi per skema

bidang, kelompok didasarkan pada bidang prioritas revitalisasi politeknik, disajikan pada

grafik di gambar 5 dengan jumlah skema terbanyak pada bidang konektivitas di dalamnya

terdapat bidang akuntansi, pajak, ict, pcb, plc, adm perkantoran, sipil, pengelasan, dan

kimia. Berikutnya skema bidang ketahanan pangan ditawarkan oleh 3 Politeknik: Politeknik

Negeri Jember, Politeknik Negeri Pangkajane Kepulauan dan Politeknik Negeri Lampung.

Dalam jumlah yang tidak banyak terdapat bidang kompetensi pariwisata, dan ketahanan

energi. Adapun hasil uji kompetensinya bergantung dari level kompetensi yang ditawarkan

jika merupakan kompetensi dasar yang telah didapatkan mahasiswa dalam perkuliahan di

tingkat dasar dapat dipastikan kelulusan 100% sedang kan bidang kompetensi keahlian yang

tidak terdapat di mata kuliah terdapat mahasiswa yang belum kompeten. Kendala yang

disampaikan oleh penyelenggara pembekalan dan ujikomp ini adalah miss komunikasi

dengan peserta mahasiswa eksternal PT yang pada jadwal yang telah ditetapkan tidak hadir

pada sertikom.

Grafik 7. Hasil Sertikom Mahasiswa Bidikmisi TA 2018 Berdasarkan Skema

Bidang

Adapun performa hasil sertifikasi mahasiswa bidikmisi TA 2018 dari 13 Politeknik

Penyelenggara dapat dilihat pada gambar 6. Politeknik Negeri Menado (375), Politeknik

Ujung Pandang dan Politeknik Jember masing-masing dengan 185 peserta, Politeknik

Negeri Pangkep (161), Politeknik Negeri Banjarmasin (141), Politeknik Negeri Semarang

(120) dan Politeknik Negeri Lhokseumawe (117) sebagai Politeknik dengan jumlah peserta

di atas 100 mahasiswa, Adapun hasil uji kompetensi yang diperoleh dengan jumlah

mahasiswa yang belum kompeten < 10 mahasiswa terdapat 5 Politeknik yaitu Politeknik

Negeri Bali (K=47, dan BK = 0), Politeknik Negeri Lampung (K=78, BK=2), Politeknik

Negeri Jember (K=182, BK = 3), Politeknik Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Batam

K E T A H A N A N P A N G A N ( P E R T A N I A N , P E R I K A N A N , P E R K E B U N A N )

K E T A H A N A N E N E R G I ( L I S T R I K )

K O N E K T I V I T A S ( A K U N T A N S I , P A J A K , I C T , P C B , P L C , A D M …

P A R I W I S A T A ( R E C E P S I O N I S , F O O D B A V E R A G E )

K E S E H A T A N ( T I D A K A D A S K E M A Y A N G D I T A W A R K A N )

L O G I S T I K ( T I D A K A D A S K E M A Y A N G D I T A W A R K A N )

315

87

1191

105

0

0

301

81

1004

99

0

0

14

6

187

6

0

0

Jumlah Peserta Kompeten Belum kompeten

66 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

masing-masing sama dengan BK = 7 mahasiswa. Adapun Politeknik dengan jumlah

prosentase BK terbanyak pada Politeknik Negeri Kupang, penyebabnya karena LSP P1 dari

Politeknik Negeri Kupang baru mendapat Lisensi di 2018 sehingga dalam tata laksana uji

kompetensi masih perlu jam terbang untuk mendapat capaian output yang lebih baik.

Grafik 8. Hasil Sertikom Mahasiswa bidikmisi TA 2018 Berdasarkan 13 LSP P1 Politeknik

Penyelenggara

Adapun data pembiayaan untuk pelaksanaan pembekalan dan uji kompetensi mahasiswa

penerima bidik misi ini berkisar Rp. 3 jt – Rp 4 jt per mahasiswa. Pagu anggaran yang

disediakan untuk Sertikom Mahasiswa Bidikmisi TA 2018 sebesar Rp 9 M, terserap realisasi

sebesar Rp. 6,736,861,000 dikarenakan pendanaan perjalanan dinas peserta eksternal

banyak yang tidak terserap karena koordinasi jadwal pelaksanaan dengan dengan PT asal

mahasiswa yang turut serta mengurus pemberangkatan peserta eksternal kurang, sehingga

peserta eksternal banyak yang gagal berangkat dan digantikan dengan peserta internal PT,

sehingga pendanaan perjalanan dinas dan akomodasi bersisa.

- Retooling dosen Luar Negeri

Retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi di luar negeri pada tahun 2018

dilaksanakan di 5 (lima) Negara dengan 11 bidang kompetensi yang mewakili 4 dari 5

Bidang Prioritas yaitu: Energi, Pangan, Konektivitas dan Kesehatan. Rincian dari masing-

masing negara beserta bidang kompetensinya yaitu di Canada dengan1 bidang kompetensi

(Konektivitas); di Amerika Serikat dengan 1 bidang kompetensi (Energi); di Singapura

dengan 4 bidang kompetensi (Konektivitas, Kesehatan dan Pangan), Korea dengan 3 bidang

kompetensi (Konektivitas dan Energi) dan Australia dengan 2 bidang kompetensi

(Konektivitas dan pangan).

Tercatat sebanyak 476 orang pendaftar untuk 11 bidang kompetensi dengan kuota sebesar

227 orang yang ditawarkan oleh 6 Institusi penyelenggara di luar negeri. Namun setelah

melalui proses seleksi, yang dapat dinyatakan lulus dan memenuhi kriteria untuk mengikuti

47

141

99

75

185

36

80

117

375

77

161

120

185

47

120

92

68

182

24

78

80

324

54

150

103

163

0

21

7

7

3

12

2

37

51

23

11

17

22

P O L I T E K N I K N E G E R I B A L I

P O L I T E K N I K N E G E R I B A N J A R M A S I N

P O L I T E K N I K N E G E R I B A T A M

P O L I T E K N I K N E G E R I J A K A R T A

P O L I T E K N I K N E G E R I J E M B E R

P O L I T E K N I K N E G E R I K U P A N G

P O L I T E K N I K N E G E R I L A M P U N G

P O L I T E K N I K N E G E R I L H O K S E U M A W E

P O L I T E K N I K N E G E R I M A N A D O

P O L I T E K N I K N E G E R I P A D A N G

P O L I T E K N I K N E G E R I P A N G K E P

P O L I T E K N I K N E G E R I S E M A R A N G

P O L I T E K N I K N E G E R I U J U N G P A N D A N G

Peserta Kompeten Belum Kompeten

67 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

program Retooling di luar negeri sebanyak 215 orang dosen PT Vokasi dari seluruh wilayah

di Indonesia. Tingkat ketercapaian (achievement) setelah melalui ujian (assessment) sesuai

bidang kompetensi yang diikuti, secara keseluruhan mencapai 99 %.

Tabel 15. Profil Program Retooling di Luar Negeri

No Penyelenggara Bidang

Kompetensi

Jumlah Kompeten

Tidak

Kompeten %

Bidang

Prioritas Kuota Realisasi

1 University of

New Foundland,

Canada

1. Maritime

Transportation

12 11 11 0 100% Konektivitas

2 Melbourne

Polytechnic,

Australia

1. Civil Engineering

(road and bridge

maintenance)

15 14 14 0 100% Konektivitas

2. Livestock 15 15 15 0 100% Pangan

3 University of

Texas, Austin,

USA

1. Oil and Gas 30 27 26 1 96.30% Energi

4 Ngee Ann

Polytechnic,

Singapore

1. Farming 25 23 23 0 100% Pangan

5 Nanyang

Polytechnic,

Singapore

1. Food Processing 25 16 16 0 100% Pangan

2. Big Data

Analytics and Cyber

Security

40 39 39 0 100% Konektivitas

3. Nursing

Pedagogy and

Updates in Medical-

Surgical Nursing

15 20 20 0 100% Kesehatan

6 Koreatech, Korea 1. Solar Cell

Engineering

15 15 15 0 100% Energi

2. PLC

Engineering

15 15 14 1 93.33% Konektivitas

3. IoT Application

Programing

20 20 20 0 100% Konektivitas

- Retooling dosen Dalam Negeri

Penyelenggara retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi di dalam negeri

diselenggarakan oleh 9 institusi yang mencakup 18 bidang kompetensi dengan sertifikasi

kompetensi internasional dan mewakili 4 bidang prioritas utama yaitu, konektivitas, energi,

pangan dan kesehatan. Jumlah pendaftar keseluruhan sebanyak 695 orang dosen PT Vokasi

di seluruh Indonesia dengan kuota untuk bidang kompetensi yang ditawarkan sebanyak 317

orang. Setelah melalui proses seleksi, yang dapat dinyatakan lulus dan memenuhi kriteria

untuk mengikuti program Retooling di dalam negeri sebanyak 272 orang dosen PT Vokasi.

Dari hasil uji kompetensi guna mendapatkan sertifikat kompetensi bertaraf internasional,

maka yang dinyatakan kompeten dan berhak mendapatkan sertifikat kompetensi sebanyak

262 orang atau mencapai 88 % tingkat kelulusan.

Kompetensi dan jumlah peserta yang ikut dalam pelatihan retooling kompetensi vokasi

dosen pendidikan tinggi vokasi di dalam negeri dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

68 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel 16. Institusi Penyelengara, Bidang Kompetensi dan Capaiannya

No Penyelenggara

Bidang Kompetensi

(Sertifikat Kompetensi

Internasional)

Jumlah Peserta

Kompeten Belum

Kompeten

%

Kelulusan Bidang

Prioritas

Kontrak

Realisasi

1. Politeknik

Manufaktur

Bandung

1. Perancangan dan

Pengembangan Produk

Manufaktur (Autocad

Fusion)

16 16 16 - 100% Konektivitas

2. Rekayasa Kontrol Mesin

Industri

14 14 14 - 100%

3. Karakteristik Material

Teknik 15

15

14

- 100%

2. Seafast Center -

LPPM IPB

1. Pengelolaan Cara

Produksi Pangan Olahan

yang Baik

12

12

12

100% Pangan

2. Pengelolaan Higiene dan

Sanitasi Makanan

12

12

11

1

92%

3. Penyusunan Dokumen

Sistem HACCP

12

12

11

1

92%

3. Politeknik Pos

Indonesia

1. Logistik dan Transfortasi 17

17

17

-

100%

Konektivitas

4. Politeknik

Negeri Batam

1. International Electrical

Installation and

Maintenance

12

12

12

-

100%

Energi

5. Politeknik

Mekatronika

Sanata Dharma

1. CSWA (Certified

Solidworks Associate)

20

20

20

-

100%

2. Mekatronika (FESTO) 20

20

18

2

90%

6. Politeknik

Elektronika

Negeri

Surabaya

1. Oracle Certified

Associate (OCA) DBA

(Database Administrator)

22 22 4 11

18%

Konektivitas

2. Oracle Certified

Associate (OCA) Web

Application Server

Administrator

13 13 5 8

38%

3. ACU (Autodesk Certified

User) plus Exam

Preparation

15 15 15 0

100%

7. Politeknik

Negeri Jakarta

1. Ahli Madya K3

Konstruksi

17 17 17 - 100% Konektivitas

8 Politeknik

Perkapalan

Negeri

Surabaya

1. Welding Inspector BNSP 18 18 18 - 100% Energi

2. Welding Inspector

(CSWIP)

18 18 9 9 50%

9

IBI (Ikatan

Bidan

Indonesia)

1. Pelatihan APN (Asuhan

Persalinan Normal)

16 16 16 - 100% Kesehatan

2. Resusitasi Neonatus 33 33 33 - 100%

69 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 10. Dokumentasi peserta retooling dosen PT Vokasi di Luar Negeri

Khusus untuk penyediaan bantuan pendanaan sertifikasi pendidikan tinggi vokasi bagi

mahasiswa Pendidikan tinggi vokasi penerima beasiswa Bidikmisi, program beasiswa harus

diambil di kampus yang terdekat yang mempunyai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan

Tempat Uji Kompetensi (TUK), program ini dilaksanakan dengan model penyelenggaraan

sebagai berikut:

1. diperuntukkan bagi mahasiswa aktif peserta beasiswa bidikmisi Pendidikan tinggi

vokasi di lingkungan Kemenristek Dikti;

2. dilaksanaan di Perguruan Tinggi yang telah disepakati antara Diretkorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti dengan Pendidikan tinggi vokasi di dalam Negeri yang

mempunyai LSP/TUK dan dosen penguji/Asesor Kompetensi yang sesuai peraturan;

3. ruang lingkup pelatihan yang dilakukan adalah:

a. pelaksanaan pelatihan jangka pendek untuk persiapan uji kompetensi mahasiswa;

b. pelaksanaan uji kompetensi untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi;

c. pelaporan hasil uji untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

Pelaksanaan pemberian beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi

vokasi dan kegiatan pemberian beasiswa sertifikasi kompetensi mahasiswa bidikmisi

pendidikan tinggi vokasi tidak terlepas dari berbagai kendala diantaranya:

Pelaksanaan waktu yang singkat mulai dari persiapan, penyusunan sistem, persyaratan

dan prosedur kedua program beasiswa mengakibatkan program tersebut harus dimulai

pada semester II Tahun 2017 yaitu mulai bulan Agustsu 2017;

Waktu pelaksanaan kegiatan yang bersamaan dengan pelaksanaan kuliah sehingga

peserta beasiswa sulit menyesuaikan dengan pelaksanaan.

70 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 11. (searah jarum jam): (1) pelatihan oil and gas di Petex, University of Texas, (2)

pelatihan maritime di Marine Institute St. John, (3) pelatihan livestock di Melbourne Polytechnic,

(4) pelatihan Nursing pedagogy di Nanyang Polytechnic, Singapura, (5) pelatihan railways

engineering technology di Chengdu, China, dan (6) pelatihan solar cell di Koreatech, Cheonan,

Korea Selatan.

Gambar 12. (searah jarum jam): pelaksanaan pelatihan di (1) Politeknik Negeri Jember (2)

Politeknik Negeri Bali (3) Politeknik Negeri Kupang (4) Politeknik Negeri Jakarta (5) Politeknik

Negeri Manado (6) Politeknik Negeri Ujung Pandang

Beberapa dampak (outcome) dari pelaksanaan kegiatan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi

yaitu:

Academic excellence peningkatan kualitas pendidikan tinggi vokasi di politeknik, dan

penguatan kerjasama dengan mitra pembelajaran di industry.

71 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Economic benefit peningkatan kualitas lulusan pendidikan tinggi vokasi berbasis

keterampilan

Social impact peningkatan kualitas dan kapabilitas dosen pendidikan tinggi vokasi.

14. Penyelenggaraan Prodi untuk mendukung bidang energi di Maluku

Menindaklanjuti program pembangunan program untuk mendukung bidang energi di

Maluku, Ditjen Kelembagaan Iptekdikti ikut serta membantu dalam penyediaan sumber

daya manusia di Maluku yang dapat menunjang program pembangunan industri migas di

Blok Masela. Rencana pembangunan kilang LNG (gas alam cair) di Blok Masela, Maluku

baik onshore ataupun offshore yang diprediksikan akan menyerap tenaga kerja cukup besar.

Kebijakan untuk membuka program studi baru di Maluku diarahkan agar nantinya

masyarakat setempat dapat ikut serta dalam pengelolaan sumberdaya di daerahnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Dit. Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi telah

melakukan telaah usul terhadap usul Pembukaan prodi baru dari Politeknik Negeri Ambon

dan Universitas Patimura dengan hasil sebagai berikut:

1. Rekomendasi pembukaan program studi Teknik Rekayasan Sistem Kelistrikan Migas

program Diploma Empat dan program studi Teknologi Rekayasa Sistem Mekanikal

Migas program diploma empat, di Politeknik Negeri Ambon

2. Rekomendasi pembukaan program studi Teknik Geofisika program sarjana dan program

studi Teknik Perminyakan progam sarjana di Univ. Pattimura

Kendala yang dihadapi dalam pembukaan prodi baru bidang energi di Maluku yaitu sebagai

berikut:

1. Pembukaan program studi disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia

pada Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti;

2. Diperlukan dukungan kepastian investasi di Blok Masela, agar proses pembelajaran

dapat disupport oleh industri sekitar dan lulusan dapat memiliki kesempatan kerja di

wilayahnya.

3. JUMLAH TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG MATURE

Pembangunan Taman Sains dan Teknologi memiliki fungsi sebagai center of excellence

(kerjasama dunia usaha/swasta-Pemerintah-Perguruan tinggi) bertujuan memperkuat daya saing

industri manufaktur nasional yang fokus pengembangannya disesuaikan dengan potensi sektor

yang sedang berkembang di kabupaten/kota terkait.

STP digunakan sebagai sarana untuk menginisiasi dan mengalirkan pengetahuan dan

teknologi diantara lembaga litbang, universitas dan industri. STP memfasilitasi tumbuh dan

berkembangnya industri-industri berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses ‘spin-off’

disamping menyediakan jasa-jasa bernilai ekonomi tinggi dalam suatu kawasan yang dilengkapi

fasilitas berkualitas tinggi.

STP yang dibentuk dan dikembangkan di beberapa daerah yang difasilitasi oleh

Kemenristekdikti adalah (1) Solo Techno Park, (2) Sragen Techno Park, (3) Kalimantan Utara

Science Park, (4) Papua Barat, (5) Sumbawa, (6) Kaur (Bengkulu), (7) Sumatera Selatan, (8)

72 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Riau, (9) MSTP Jepara. Disamping 9 STP tersebut, pada tahun 2016-2017 Kemenristekdikti

menambah 6 (enam) lokasi baru STP yang dikembangkan dari 5 Universitas (IPB, ITB, Unpad,

UGM dan ITS) serta satu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember. Pada tahun 2018

Kemenristekdikti menambah pengembangan STP di 3 lokasi yaitu STP Universitas Andalas di

Padang, Sumatera Barat, STP Universitas Indonesia, di Depok, Jawa Barat dan STP Pusat

Penelitian Kelapa Sawit di Medan, Sumatera Utara.

Untuk mengukur kinerja Kawasan Sains Teknologi dilakukan pengukuran tingkat

maturitas. Tingkat maturitas akan mencerminkan tingkat keberhasilan pengelolaan sesuai

dengan rencana induk dan rencana aksi sehingga menghasilkan kinerja awal dan secara

berkesinambungan diharapkan dapat terus mencapai kinerja yang mandiri.

Ukuran maturitas kinerja disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang diemban masing-

masing Kawasan Sains (Science Park), Kawasan Teknologi (Techno Park) dan Kawasan Sains

Teknologi (N-Science Technology Park). Kawasan Sains dinyatakan mandiri (mature) apabila

telah menghasilkan teknologi yang siap untuk diterapkan dalam lingkungan industri yang

sebenarnya (Tingkat Kesiapan Teknologi ≥ 7). Sementara itu, Kawasan Teknologi dinyatakan

mandiri (mature) apabila kondisi kinerjanya telah menghasilkan usaha baru secara

berkesinambungan. Adapun untuk Kawasan Sains dan Teknologi dapat dikatakan mature

apabila telah memperlihatkan kinerja awal berupa (a) melaksanakan riset secara

berkesinambungan, (b) menghasilkan perusahaan pemula, dan (c) mampu menarik industri ke

kawasan.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi antar Kementerian/Lembaga yang memfasilitasi

pembangunan KST, disepakati target capaian Jumlah Kawasan Sains dan Teknologi yang

mature pada tahun 2019 adalah sebanyak 22 KST.

Economic benefit dan Social impact Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi/ Science

Techno Park

Dari kriteria pengukuran tingkat maturitas yang ditetapkan, tercermin bahwa hasil teknologi

yang siap diterapkan di industri sesuai dengan kebutuhan industri, hal ini menggambarkan

keunggulan iptek dari Kawasan Sains dan Teknologi.

Kriteria yang memperlihatkan kinerja berupa tumbuhnya perusahaan pemula berbasis teknologi

dan layanan teknologi kepada industri akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi

penumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta peningkatan daya saing industri

nasional, yang pada akhirnya memberikan dampak sosial yang besar bagi masyarakat Indonesia,

khususnya pada masyarakat dilingkungan STP tersebut berada.

Hal ini tergambarkan juga pada outcome, impact dan benefit pengembangan Kawasan Sains dan

Teknologi:

OutcomeOnlnklnklnlknlkn Outcome Impact

1. Jumlah PPBT yang dihasilkan.

2. Jumlah tenaga kerja terampil di

kawasan (knowledge worker)

3. Total Pendapatan Kawasan

4. Total pendapatan Startup di Kawasan

1. Peningkatan Nilai Bisnis (Business

valuation)

2. Peningkatan lapangan kerja baru

3. Kontribusi terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

73 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

5. Kontribusi pendapatan/

pengembangan IPTEK bagi lembaga

induk (perguruan tinggi) (khusus

KST universitas)

4. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

5. Peningkatan TKDN produk inovasi

kawasan

Benefit

1. Memacu pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan kesempatan lapangan

kerja,

2. Penumbuhan IKM,

3. Peningkatan produktivitas industri berbasis teknologi

4. Peningkatan daya saing nasional

CAPAIAN MATURITAS KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI

Matriks 1. Capaian Maturitas STP Tahun 2015-2018

Berdasarkan evaluasi perkembangan KST/STP Indonesia yang telah dilakukan oleh 7 (tujuh)

Kementerian/LPNK, ditetapkan 19 (sembilan belas) lokasi KST yang dinyatakan mature.

Dari 19 STP/SP/TP yang mature, 3 (tiga) dicapai di akhir tahun 2018., yaitu:

1. Sumatera Selatan Techno Park, TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru

berkesinambungan dan melayani industri

Tahun 2015

•Solo Techno Park

•NSTP Puspiptek

•Bandung Techno Park

•STP LIPI Cibinong

•STP Batan Pasar Jumat

•STP BB Padi SukamandiSubang

Tahun 2016

•Solo Techno Park

•NSTP Puspiptek

•Bandung Techno Park

•STP LIPI Cibinong Techno Park

•STP Batan Pasar Jumat

•BB Sukamandi Subang

•MSTP Jepara

•IPB STP

•ITB STP

•Unpad STP

•UGM STP

•ITS STP

Tahun 2017

•Solo Techno Park

•Bandung Techno Park

•Cimahi Techno Park

•Bantaeng Techno Park

•Batam Techno Park

•NSTP Puspiptek

•LIPI Cibinong Techno Park

•NSTP Batan Pasar Jumat

•BB Sukamandi Subang

•MSTP Jepara

•IPB STP

•ITB STP

•Unpad STP

•UGM STP

•ITS STP

•Puslit Koka Jember

Tahun 2018

•Solo Techno Park

•Bandung Techno Park

•Cimahi Techno Park

•Bantaeng Techno Park

•Batam Techno Park

•NSTP Puspiptek

•LIPI Cibinong Techno Park

•NSTP Batan Pasar Jumat

•BB Sukamandi Subang

•MSTP Jepara

•IPB STP

•ITB STP

•Unpad STP

•UGM STP

•ITS STP

•Puslit Koka Jember

•PPKS Medan

•Sumsel TP

•Sragen TP

74 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

2. Sragen Techno Park, TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru berkesinambungan

dan melayani industri;

3. STP – PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) di Medan, merupakan STP yang telah

melaksanakan riset secara kesinambungan, menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis

Teknologi (PPBT) dan melayani industri;

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian perkembangan STP mature telah mencapai

target IKU yang telah ditetapkan sebanyak 19 STP, hingga prosentase capaian kegiatan menjadi

100%.

Tabel 17. Capaian Jumlah Kawasan Sains dan Teknologi yang Mature

Tahun 2015-2018

KST/STP Mature TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

Target 6 14 16 19 22

Realisasi 6 12 16 19 -

Prosentase 100 % 85.71% 100% 100% -

STP merupakan wahana sinergi kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi guna

mewujudkan ekonomi berbasis inovasi dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas). STP

dalam pelaksanaannya melibatkan aktor Triple Helix Model - ABG (Academician-Business-

Government) serta ketersediaan unsur Source of technology, humanware, software, dan

hardware dalam mendukung kinerja yang dilakukan oleh masing-masing STP. Aktor dan

keempat unsur tersebut menjadi kunci utama kesuksesan pengembangan STP:

(1) Source of Technology, merupakan lembaga-lembaga penghasil teknologi, riset dan inovasi

sebagai proses awal untuk melakukan proses komersialisasi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan industri. Pada STP mature, dukungan sumber teknologi sangat kuat

terutama STP yang diinisiasi atau berada dalam lingkungan universitas yang telah mapan

seperti: IPB, ITB, Unpad, UGM, ITS, Undip dan Lembaga penelitian sebagai penghasil

teknologi seperti Puslit Kopi dan Kakao Jember dan PPKS Medan.

(2) Humanware, sumber daya yang terlibat dalam pengembangan STP diisi oleh sumberdaya

manusia yang berkualitas. Sumberdaya manusia yang menjalankan aktivitas

pengembangan STP (baik pengelola, tenant, dan pihak lainnya) yang dapat terlihat dari

manajerial yang baik.

(3) Software, unsur ini menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh suatu

STP, serta menyangkut dengan sistem dan kebijakan yang mewadahi pengembangan STP

di dalamnya dan menjadi petunjuk dalam pengembangan STP ini. STP-STP yang telah

mature, umumnya telah memiliki sistem dan kebijakan yang baik dalam menjalankan

kegiatan STP, serta memiliki kerjasama (jejaring) yang baik dengan pihak lain, terutama

industry.

75 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

(4) Hardware, unsur ini terkait dengan infrastruktur dan juga sarana prasarana lainnya yang

akan dimanfaatkan dalam pengembangan STP di Indonesia. Lokasi dan infrastruktur yang

tersedia dengan baik akan mendukung semua sumberdaya dalam STP dapat berjalan

dengan baik pula, dan tentunya hal ini harus didukung dengan pendanaan yang baik dan

mandiri. Dalam hal ketersediaan infrastruktur yang baik dan mendukung, STP-STP mature

umumnya telah memiliki kecukupan fasilitas seperti gedung pengelola, gedung inkubator

atau tenant, laboratorium dan fasilitas lainnya seperti perlengkapan kantor dan fasilitas

sarana prasarana lainnya yang cukup baik.

Berdasarkan hasil penilaian maturitas STP yang ada di Indonesia, keberhasilan 19 (Sembilan

belas) STP mature dinilai dari capaian mereka berdasarkan output/outcome yang dihasilkan oleh

STP tersebut, yang sangat ditentukan oleh efektivitas dan sinergitas ABG dalam melaksanakan

peran dan fungsinya serta kecukupan dan ketersediaan empat unsur utama di STP.

PROFIL 11 STP YANG MATURE (yang di fasilitasi pengembangannya oleh

Kemenristekdikti, dari capaian total 19 STP yang Mature):

UGM Science Techno Park (STP)

UGM STP Bidang Kesehatan ini sedang dibangun di Padukuhan Babadan, Purwomartani,

Kalasan, Sleman Yogyakarta. Pengembangan fisik tahap II tahun 2018 dibangun gedung

pengelola dan gedung produksi herbal.

Gambar 13. Gedung Pengelola UGM Science Techno Park (STP)

Kampus induk UGM beserta fasilitas laboratorium dan infrastruktur pendukung yang ada

sekarang ini dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai pusat inovasi utama dalam kerangka

Science Park, sedangkan implementasi spasial untuk teknologi dan inovasi yang akan digulirkan

di area terpisah di luar kampus induk dalam kerangka Techno Park.

STP UGM yang dikelola oleh Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi menjalin

kerjasama dan bersinergi dengan para pemangku kepentingan (pemerintah dan dunia usaha)

76 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

atau mitra strategik lainnya. Beberapa kemitraan STP UGM dengan pihak industri antara lain

dengan PT. PHAPROS, dan PT. KIMIA FARMA.

Gambar 14. Skema hilirisasi produk inovasi melalui kerjasama triple-helix

Selanjutnya, UGM menjadikan inovasi bidang kesehatan sebagai langkah pertama

pengembangan UGM STP yang didasari atas keyakinan bahwa Pengembangan Industri Farmasi

dan Alat Kesehatan secara mandiri di Indonesia dapat menjadi “lokomotif” inovasi dan

teknologi terapan untuk peningkatan kualitas kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Fakta

empirik mengindikasikan bahwa 97,2% produk alat- alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia

dipenuhi dengan cara impor. Rencana pengembangan produk inovatif berbasis riset unggulan,

khususnya produk kesehatan (alat kesehatan, farmasi, makanan sehat) di UGM diharapkan

menjadi model inovasi yang mengadopsi pendekatan triple-helix, yaitu kolaborasi antara

akademia dan industri dalam menggulirkan hasil inovasi ke masyarakat dengan dukungan dari

pemerintah (pusat dan daerah).

Teknologi/ Inovasi yang telah dihasilkan UGM STP dalam lingkup awal ini direncanakan akan

memfasilitasi 4 produk unggulan hasil riset UGM, yaitu: INA Shunt, NPC Strip, CeraSpon dan

INA Stent.

ITB Innovation Park

Melalui Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB telah dirintis inisiasi

pembangunan “Technology and Science Park” yang diberi nama “ITB Innovation-Park”. LPIK

77 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

ITB merupakan lembaga yang didirikan untuk mendorong pemanfaatan hasil-hasil penelitian

atau inovasi para peneliti, dosen dan mahasiswa ITB. Untuk mendorong inovasi, LPIK ITB

berupaya melakukan berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi diantaranya

program pengembangan kewirausahaan, kesadaran pada hak kekayaan intelektual, dan

membangun ekosistem inovasi yang diwujudkan secara kelembagaan dalam bentuk divisi-divisi

dalam organisasi LPIK.

Gambar 15. Tampak Luar Brosur IIP Gedebage dan Peletakan Batu pertama

pembangunan gedung STP ITB Ganesha

Pada saat ini, kerjasama dengan pihak industri juga sudah dilakukan secara parsial, misalnya

dengan Indosat, Microsoft, PT Chevron, Korean International Cooperation Agency, dsb. Untuk

itu kebutuhan innovaton centre dan inkubasi sebagai wahana kolaborasi dengan pihak lain yang

terintegrasi masih dibutuhkan.

ITB Innovation Park akan memberikan manfaat ekonomi bagi bangsa sehingga ekonomi

berbasis teknologi menjadi sebuah kenyataan. ITB Innovation Park akan menjadi titik temu

bagi applied research, yang merupakan muara dari basic research dan industry research,

dengan proyek komersialisasi, melalui proses incubation, market test, dan proses transisi

menuju mass production. ITB Innovation Park merupakan pusat inkubasi dari inovasi-inovasi

yang akan diluncurkan ke pasaran, maupun menjadi tempat test products bagi industri-industri

yang terlibat.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka implementasi dan transfer teknologi

pada industri yaitu Adsorben Desulfurisasi Gas Dan Proses Pembuatannya. Proses Pembuatan

Katalis Pengolahan Hidro Yang Selektif Pada Penjenuhan Olein dan Penyingkiran Senyawa

Nitrogen Dalam Umpan Hidrokarbon dan Produk Yang Dihasilkan dari proses tersebut.

Komposisi Ekstrak Etanol Jahe (Zingiber o cinale) dan Ekstrak Etanol Mengkudu (Morinda

citrifolia) Sebagai Anti Tuberkulosis.

78 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Berikut calon anchor industry yang berpotensi kerjasama dengan ITB Innovation Park.

Science Techno Park Universitas Padjadjaran

KST Unpad terletak di Kampus Unpad Jatinangor, sangat sesuai untuk pengembangan sains dan

teknologi yang memerlukan persyaratan alam terbuka, aman, dan menyatu dengan kampus utama tempat

berfungsinya fakultas, laboratorium dan pusat-pusat studi di lingkungan Universitas Padjadjaran.

Gambar 16. Gedung Pengelola STP Unpad

79 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

KST Unpad memiliki empat divisi layanan, yaitu divisi layanan teknis, divisi layanan

pengembangan teknologi, divisi layanan inkubasi bisnis teknologi dan divisi layanan pendukung.

Divisi layanan teknis melayani pelatihan, peragaan, konsultasi teknis dan informasi; divisi layanan

pengembangan teknologi melayani desain teknologi, purwarupa, managemen kelayakan

intelektual dan konsultasi hukum, divisi layanan inkubasi bisnis teknologi melayani dukungan

teknologi dan managemen bagi perusahaan pemula berbasis teknologi; dan divisi layanan

pendukung melayani fasilitas produksi skala terbatas, ruang kantor, ruang konferensi/ seminar/

pameran.

Fokus KST UNPAD adalah teknologi hijau dan kesehatan dengan 4 (empat) cluster, yaitu

agrobisnis, herbal & medical Science and Technology, nano teknologi dan sumber daya air.

Teknologi/inovasi yang telah diimplementasikan oleh KST Unpad antara lain:

a. Pupuk Bion Up: Lisensi sudah diberikan ke PT. Pupuk Kujang dan sudah diproduksi massal;

b. Rantai Pasok Pasar Terstruktur: sudah diimplementasikan oleh kelompok tani Katata yang

bermitra dengan Hero Swalayan;

c. E- strategic mapping: Sudah diimplementasikan di Prov Jabar, e-performance (tunjangan kinerja

pegawai) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kota Cimahi;

d. Buku Bahasa Indonesia bagi penutur asing: sudah digunakan di 5 negara. yaitu Thailand,

Polandia, China, Perancis, dan Jerman;

e. Ubi Jalar Awachy sudah diimplementasikan oleh PT. Indowooyang (eksportir produk olahan

ubi jalar) dan Uji lapangan untuk komersialisasi bibit ubi jalar dengan PT. Indowooyang;

f. Ubi Cilembu: telah dilakukan uji lapangan untuk komersialisasi;

g. Teh Dia: teh untuk suplemen penderita diabetes;

h. Heryaki Powder: probiotik untuk pakan Unggas dan Ruminansia;

i. Cabe Padjadjaran: benis cabe bersertifikat anti penyakit;

j. Amorina: masker wajah dari sprulina;

Kelebihan/ keunggulan/keberhasilan KST Unpad antara lain:

a. Mitra utama dengan pemerintahan di Jawa Barat dengan program ASUP Jabar;

b. Lokasi strategis dalam zona ekonomi kreaitf (regional Bandung, Sumedang, Jawa Barat);

c. Memiliki inventor yang cukup banyak dan Unggul;

d. PTNBH memungkinkan leluasanya dalam penggunaan anggaran;

e. Sudah memiliki mitra industri baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain dengan:

Shanghai Neobay Ventrure Capital Co.Ltd.,National Taiwan Univeristy of Science and

Technology, Wadhawani Foundation India dan Block 71 Bandung;

f. Seluruh produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan sustainable (berbasis teknologi hijau);

Solo Techno Park

Solo Techno Park merupakan kawasan terpadu menggabungkan dunia industri,

perguruan tinggi, riset terapan, pelatihan kompetensi, dan inkubasi bisnis teknologi. Solo

Techno Park memberikan layanan pendidikan pelatihan di bidang aplikasi praktis industri

seperti program pelatihan mekanik manufaktur, pengelasan, mekanik garmen, automasi, desain

manufaktur, Informasi Teknologi (IT/elektronik), dan energi. Layanan lain dari Solo Techno

Park adalah meningkatkan kewirausahaan dan inovasi melalui layanan inkubasi dan penyebaran

layanan konseling yang ekstensif, baik dalam konteks teknis dan operasional untuk ekonomi

80 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

lokal. Dari beberapa layanan tersebut, pelatihan pengelasan dalam air dan mekanik manufaktur

merupakan produk unggulan dari Solo Techno Park.

Gambar 17. Gedung Solo Techno Park

Dalam rangka pengembangan teknologi yang berpotensi untuk dikomersialkan, Solo Techno

Park telah melakukan upaya-upaya pengembangan teknologi. Upaya tersebut berupa Pelayanan

Pengembangan Teknologi atau Pelatihan terkait yang pernah dilakukan, yang meliputi desain

produk; pelatihan, uji specimen, uji kompetensi, pembuatan mesin, purwarupa/prototyping,

perizinan dan konsultasi hukum, kepada berbagai klien, baik perusahaan maupun perguruan

tinggi dan sekolah. Pengembangan teknologi juga dilakukan dengan penguatan jejaring dengan

stakeholder (perguruan tinggi, kementerian/lembaga, perusahaan besar dan kelompok

masyarakat) untuk suplai hasil inovasi ke Solo TP, melalui riset bersama, penggunaan fasilitas

bersama dan konsultasi.

Dalam rangka menumbuhkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Solo Techno

Park telah melakukan serangkaian kegiatan berupa (a) Inkubasi Bisnis Teknologi, dan (b)

Pelatihan dan Pemagangan. Semenjak tahun 2015, Solo Techno Park telah melakukan program

pra-inkubasi bisnis sebanyak 26 kelompok tenant, dan program Inkubasi binis sebanyak 25

tenant tersebut dilakukan baik secara in-wall maupun outwall. Solo Techno Park telah

menghasilkan 23 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). PPBT yang telah dihasilkan

tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 85 orang. PPBT yang dihasilkan tersebut

bergerak dalam bidang rekayasa manufaktur, ICT, Obat-Obatan, material maju dan teknologi

pangan.

Solo TP saat ini sedang berkerjasama dengan perusahaan dan lembaga dalam mengembangkan

teknologi yaitu antara lain:

KERJASAMA YANG SAAT INI DILAKSANAKAN OLEH SOLO TECHNOPARK

No Kerjasama Ruang Lingkup tentang Tahun

1 POLTEK ATMI Pengembangan Teknologi dan Peningkatan

Sumber Daya Manusia 2013

81 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

KERJASAMA YANG SAAT INI DILAKSANAKAN OLEH SOLO TECHNOPARK

No Kerjasama Ruang Lingkup tentang Tahun

2 Pusdiklat Kemenperin Pengembangn Kapasitas SDM dibidang

teknologi manufaktur – Program 3 in 1 2018

3

LPPM UNS, UNISRI,

POLTEK ATMI< UMS<

UNISRI

Hilirisasi Hasil Riset Perguruan Tinggi,

Peningkatan SDM dan Pemanfaatan Bersama

sarana prasarana

2016

4 PT. Arta Surya Indotama Pengembangan Industri Perakitan Lampu LED 2017

5 Industries Conectivity Pengembangan Diklat Design Manufaktur 2018

6 PT. Prosan Alam Hijau Pengembangan produksi dan Perakitan

kendaraan listrik

2018

( proses)

IPB Science Park

PT. Bogor Life Science and Technology merupakan perusahaan holding/induk yang dimiliki

oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Bergerak dalam pengembangan komersialisasi hasil riset

dan inovasi IPB. IPB Science Techno Park merupakan kawasan untuk mendukung

pengembangan dan komersialisasi hasil inovasi produk dan jasa bidang pertanian tropis, pangan

dan bio-sains dengan dukungan infrastruktur, bisnis, dan teknologi. IPB Science Techno Park

tertuang dalam rencana strategus BLST dan mulai dirintis pada bulan Juli 2014. Didirikan

sebagai salah satu bisnis pendukung dari tiga kelompok bisnis inti, yakni certified Training,

consulting services dan innovation products.

BLST adalah perusahaan induk (holding) yang berfungsi untuk menjalankan semua kegiatan

IPB dalam bidang bisnis termasuk komersialisasi inovasi yang dihasilkan dari riset-riset yang

diselenggarakan di kampus hijau itu. Khusus untuk komersialisasi inovasi dijalankan dibawah

anak perusahaan yang bernama IPB Science Techno Park (IPB STP). Ada empat aktivitas utama

yang berjalan didalamnya. Pertama, komersialisasi riset dan pengembangan produk. Kedua,

inkubasi bisnis teknologi. Ketiga, pelatihan, konsultasi dan workshop. Keempat, pilot plant

untuk produksi skala start up untuk inovasi yang akan diuji pasar. Tak hanya itu, IPB STP juga

menyediakan layanan pendukung bagi para pelaku industri yang membutuhkan laboratorium

untuk biomedicine, bioteknologi dan food Technology.

Sejak tahun 2015 – 2016, IPB STP telah menghasilkan beberapa inovasi yang berhasil

dikomersilkan diantaranya adalah teknologi Budidaya Jenuh Air di lahan pasang surut untuk

produksi kedelai hitam Malika yang digunakan oleh PT. Unilever Indonesia, substrat vaksin

polio untuk produksi vaksin polio Bio Farma, benih pepaya calina, vaksin flu burung, enzim

rekombinan polimerrasi dan transporter untuk perkebunan sawit. Masing-masing inovasi

tersebut ada yang dikembangkan dengan membangun perusahaan patungan (joint venture),

misalnya vaksin flu burung dikembangkan lewat PT IPB Shigeta Animal Pramachetical yang

merupakan perusahaan patungan IPB dan sebuah perusahaan asal Jepang. Ada juga yang

dikomersilkan dengan sistem royalti dan atau yang dikembangkan sendiri oleh BLST, seperti

benuh pepaya Calina dan beras analog yang dijual lewat gerai ritel BLST, Serambi Botani yang

tersebar di 14 mal di Indonesia.

Hasil-hasil riset yang akhirnya terpilih untuk dikomersilkan lewat STP IPB ini melewati

beberapa tahapan seleksi terlebih dahulu. Pertama riset dari jurusan atau fakultas yang propektif

82 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

diuji apakah inovasinya dapat diproduksi dan di terima oleh pasar. Setelah lolos seleksi tahap

pertama, inovasi kemudian masuk ke inkubator bisnis teknologi di STP IPB. Selanjutnnya jika

menunjukkan pertumbuhan bisnis yang membaik maka akan masuk ke pilot plant skala strat up

dan sekaligus mendapatkan seed money atau investasi awal dari BLST sebesar Rp. 200 juta.

Disamping riset dari kampus IPB sendiri, untuk mengembangkan hasil-hasil inovasi juga

dilakukan kerjasama dengan lembaga swasta untuk pengembangan produk diantaranya PT. Indo

Farma, PT. Kalbe Farma, PT Biofarma, PT Bintang Toedjoeh, PT Barata Indonesia.

Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), IPB-STP telah

melakukan serangkaian kegiatan pra inkubasi dan inkubasi bagi tenant serta kerjasama dengan

pihak industri.

Produk-produk yang dikomersialkan melalui IPB STP dan tenantnya antara lain

1. Padi IPB 3S

Merupakan padi varietas padi dengan hasil rata-rata 7 ton/ha

dan potensi panen mencapai 11 ton/ha. Padi IPB 3S telah

disebarkan ke berbagai wilayah di Indonesia.

2. Beras Analog dan Mie Jagung

Beras Merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan baku non-beras.

Bahan baku yang digunakan antara lain jagung, sagung, singkong, dan

bahan karbohidrat lainnya.

Mie Jagung merupakan mie yang terbuat dari bahan jagung dengan

keunggalan bebas gluten.

3. Katulac

Katulac adalah feed additive untuk meningkatkan produksi susu sapi

perah, peningkatan mencapai 20-30%. Katulac telah disebarkan ke

berbagai kawasan peternakan sapi di Malang, Lembang, Bogor, dan

wilayah lainnya.

4. Inventpro

Inventpro merupakan enzim polimerasi rekombinan yang

digunakan untuk penelitian di bidang bioteknologi.

83 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

5. Transporter Sawit Fastrex

Mesin transportasi di perkebunan sawit, digunakan untuk

transportasi hasil panen sawit

Selain produk-produk di atas, IPB STP juga sedang melakukan proses pengembangan

komersialiasai produk-produk baru

Gambar 17. Dokumentasi hasil/inovasi IPB STP

Marine Science Techno Park UNDIP

Gambar 18. Gedung Pengelola dan Tenant MSTP Jepara

84 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Berlokasi di Marine Station Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro di

pantai Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dengan luas 52

hektar.

MSTP Undip fokus pada pengembangan:

1. Biofarmakologi Laut: Teknologi budidaya pesisir dan laut; dan Teknologi pembenihan

(hatchery);

2. Keamanan Pangan (Food Safety): Teknologi pengolahan hasil laut: udang, ikan, rumput

laut, kepiting, kerang, dan lain-lain; dan Teknologi penyimpanan hasil laut: udang, ikan,

rumput laut, kepiting, kerang, dan lain-lain;

3. Wisata Bahari: Teknologi operator wisata bahari; dan Pengembangan des tinasi wisata

bahari berkelanjutan.

Marine Science Techno Park (MSTP) Undip di Kabupaten Jepara berfokus pada hilirisasi riset

dan inkubasi bisnis teknologi kelautan berkaitan dengan pangan, Energy dan Wisata

Pendidikan. Karena ketiga bidang tesebut merupakan bisnis strategis dengan pasar yang sangat

luas. Beberapa sarana dan prasarana pendukung telah disediakan oleh MSTP antara lain rumah

hatchery, rumah asap cair dan mesin asap cair, peralatan laboratorium yang modern, dan

peralatan selam. Untuk itu pada tahun anggaran 2018 memilih tenant dengan spesifikasi bidang

bisnis yang terkait dengan sarana dan prasarana yang sudah tersedia yaitu produksi asap cair,

pembibitan udang, penyimpanan ikan suhu di atas normal dan ekowisata bahari. Selain itu

MSTP telah menyediakan sarana pendukung lain yaitu kantor pengelola inkubator, tenant dan

ruang pertemuan bisnis yang dapat digunakan oleh tenant untuk diskusi baik dengan sesama

tenant maupun dengan calon investor atau dengan konsultan bisnis.

Pemilihan tenant Inkubator Marine Science Techno Park (MSTP) Jepara tahun 2018

berdasarkan pada seleksi terbuka kepada seluruh civitas akademika, alumni UNDIP dan

masyarakat di wilayah Jepara, Semarang dan sekitarnya serta invensi/inovasi yang dihasilkan

oleh Universitas Diponegoro.

Dari hasil seleksi terpilih tenant yang akan mengikuti Program Inkubasi Marine Science Techno

Park (MSTP), yaitu:

1. Asap Cair (Liquid Smoke) untuk Pengolahan/ Pengawetan Ikan (PT ACM);

2. Teknologi Pengolahan Air Laut;

3. Teknologi Transplantasi Terumbu Karang (eduwisata bahari) oleh Undip Diving Club,

dimana ini akan menjadi embrio CV UDC;

4. Teknologi budidaya garam dengan metode polikultur (Kelompok petani garam Roda

Bersama Abadi);

5. Salina Herbal Facial Foam (CV. Salina Herbal);

6. Produk Abon olahan ikan (CV. Kembar).

Inisiasi kerjasama dan kerjasama yang telah dilakukan:

1. CV. Riz Samudra kerjasama dalam pengembangan hatchery bibit udang vanamae dan

budidadaya pembesaran udang vanamae.

85 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

2. Inisiasi kerjasama PT Matahari Sakti, PT Global Feed, Assosiasi pengusaha udang Shrimp

Club Indonesia (SCI), fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro,

dalam pengembangan SDM ahli teknisi budidaya pembesaran udang dan hatchery bibit

udang vaname, target 2019 terbentuk Lembaga pelatihan dan sertifikasi ahli teknisi tambak

dan hatchery

3. Kerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, LIPI, untuk kegiatan sertifikasi

ahli diving;

4. Inisiasi Kerjasama dengan Center for Marine Ecology and Biomonitoring for Sustainable

Aquaculture (Ce-MEBSA) Universitas Diponegoro dan PT Star Gold, pengembangan

teknologi Karamba Apung Bertingkat (budidaya ikan di perairan laut);

5. Inisiasi kerjasama dengan Yayasan Inotek, PT Sweet Sundae ice cream Yogyakarta, PT

Nuanza Porcelin Boyolali, Komunitas Garuda Muda Bekasi, Dinas Koperasi dan UMKM

Kabupaten Jepara, kerjasama pengembangan kegiatan inkubasi dan pengembangan bisnis

UMKM;

6. Inisiasi kerjasama dengan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Propinsi Jawa Tengah

terkait dengan pemanfaatan fasilitas laboratorium MSTP sebagai unit teknis pengujian

kualitas perikanan untuk mendukung tupoksi sebagai Lembaga pengawasan peredaran

produk perikanan;

7. Inisiasi kerjasama dengan marine and bio STP Korea dan Gyeongbuk Institute of Marine

Bio-Industry untuk pengembangan teknologi budi daya udang khususnya dan olahan,

kegiatan ini merupakan kelanjutan kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Unesco-

Koica 2018.

Science and Techno-Park (STP) ITS

STP ITS dikelola oleh sebuah perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari PT. ITS

Techno Science. Perusahaan tersebut dalam koordinasi Badan Pengembangan dan Pengelolaan

Usaha (BPPU) ITS. Badan ini berada di bawah Rektor ITS.

Gambar 19. Peresmian Gedung Inkubator STP ITS

Kawasan ITS STP berada di kawasan sisi timur ITS dengan dukungan lingkungan, National

Ship Design Centre, Energy Laboratory, Faculty of Marine Technology ITS, Hydrodynamic

Laboratory-BPPT, Forensic Laboratory, Research Center, LPPM Building, Robotic

86 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Laboratory, Shipbuilding PolyTechnic (PPNS), dan Electronic PolyTechnic (PENS) di

sekelilingnya. Pengembangan tahap pertama dilakukan hingga tahun 2019. Di dalam kawasan

ini dibangun Maritime Center, Automotive Center, and Creative Center dan Gallery Inovasi

ITS, Training dan Meeting Center, Research Center, Guest House dan Restaurant, Park

Management, Ruang Terbuka Hijau, Parking Area, serta fasilitas pendukung lainnya.

Sumber inovasi STP ini berasal dari ratusan penelitian ITS dan inovasinya akan dikembangkan

sehingga dapat diimplementasikan sebagai produk yang ditawarkan dan dijual kepada

masyarakat. Dengan demikian, keberadaan kawasan ini memberikan keuntungan ekonomi

berupa peningkatan nilai tambah produk dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu masyarakat

bisa menikmati keuntungan sosial dengan ketersediaan wahana edutainment, dan keuntungan

lingkungan dengan penambahan lahan hijau dan ruang terbuka serta atmosfer yang baik.

Disamping sumber innovasi yang berasal dari peneliti ITS, juga telah dilakukan kerjasama

penelitian dengan berbagai pihak.

Hingga saat ini, kerjasama telah dilakukan oleh STP ITS dengan beberapa mitra seperti:

PT. Pelindo Marine Service

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

Departemen Kelautan dan Perikanan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

PT Telkom

PT Inka

PT KAI

PT PAL

PT Pertamina, dll

87 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Science Techno Park (CCSTP)

Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia merupakan suatu kawasan yang dikelola secara profesional guna menginisiasi dan

menyalurkan inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir (off farm) kepada semua

pelaku usaha dan industri kopi maupun kakao serta lembaga pendidikan dan penelitan sehingga

mampu mencetak entrepreneur-entrepreneur baru yang berdaya saing nggi dan berkelanjutan

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Taman Sains dan Teknologi Kopi & Kakao (Coffee and Cocoa Science Techno Park =

CCSTP) yang digagas oleh Puslitkoka merupakan suatu kawasan yang dikelola secara

profesional guna menginisiasi serta menyalurkan hasil-hasil inovasi teknologi hulu (on farm)

sampai dengan hilir (off farm) kepada semua pelaku usaha – pada tahap awal di sektor industri

berbasis kopi dan kakao, serta lembaga pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak

entrepreneur- entrepreneur baru pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Secara khusus,

bagi Kabupaten Jember, pengembangan STP ini merupakan satu langkah strategis untuk

mencetak entrepreneur baru yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Dalam CCSTP selain ditunjukkan beberapa inovasi teknologi unggulan berupa bahan

tanam unggul kopi dan kakao, biopestisida maupun atraktan untuk pengendalian hama, penyakit

kopi dan kakao yang ramah lingkungan, pupuk organik hasil pengolahan limbah, juga

ditunjukkan proses produksi kopi dan kakao mulai dari on farm sampai dengan off farm

termasuk pengembangan alat mesin pengolah kopi dan kakao, biogas dan pengelolaan limbah,

outlet produk olahan kopi dan kakao serta ICCRI Training Canter (ICCRI TC).

Fasilitasi pelatihan untuk mencetak start-up entrepreneur baru dilakukan untuk

meningkatkan industri hilir kopi dan coklat serta konsumsi dalam negeri, serta untuk tujuan

motivasi dan sarana sosialisasi untuk meningkatkan daya saing kopi-kakao Indonesia.

Kelembagaan pengelola CCSTP-Puslit Koka untuk tahap awal akan dikembangkan berada

dibawah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.

CCSTP juga memiliki fasilitas riset yang berupa: Kebun Riset / Kebun Percobaan; Puslitkoka

mempunyai 3 Kebun Percobaan (KP) yaitu: KP. Kaliwining di Kabupaten Jember seluas 160,5

ha, KP. Sumber Asin di Kabupaten Malang seluas 104,17 ha dan KP. Andungsari di Kabupaten

Bondowoso seluas 105,97 ha.

Laboratorium Riset yang ada di Puslit Koka:

a) Laboratorium Pemuliaan Tanaman, 1 unit;

b) Laboratorium Agronomi, 1 unit;

c) Laboratorium Tanah dan Air, 1 unit;

d) Laboratorium Proteksi Tanaman, 3 unit;

e) Laboratorium Pascapanen, 2 unit;

f) Laboratorium Kultur Jaringan/ Soma c embryo- genesis (SE), 1 unit;

g) Laboratorium Jasa Analisis terser kasi oleh KAN, 2 unit;

h) Bengkel Rekayasa Alsin dan Pilot Plan Pengolahan Kopi dan Kakao Skala UKM, 1 unit;

i) Laboratorium Informasi dan Peta Lahan Agribisnis Kopi Kakao, 1 unit;

j) Green House, 4 unit;

k) Pengering kopi dan kakao, 1 unit;

l) Kawasan Cocoa and Coffee Techno Science Park, 1 Kawasan.

88 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Berikut beberapa produk tenant yang telah mengikuti kegiatan inkubasi bisnis teknologi di

CCSTP:

No Produk Deskripsi Inovasi Teknologi

1 Kopi Sehat Produk kopi yang diperkaya dengan bahan bekatul dan madu.

Kombinasi ketiga bahan baku tersebut memberikan kenikmatan dan

sekaligus efek kesehatan

2 Kopi Sachet Produk kopi tanpa ampas

3 Sambal cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas

4 Cake cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas

5 Pralin coklat Produk coklat dalam bentuk makanan khas

6 Mie cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas dengan teknologi

freezing

7 Permen cokelat Produk coklat dalam bentuk makanan khas

8 Mobile cofee Inovasi pemasaran kopi

Dalam rangka implementasi inovasi teknologi terutma dalam kegiatan inkubasi bisnis

teknologi, CCSTP memanfaatkan SDM, sarana dan prasarana yang telah dimiliki Puslitkoka

sebagai lembaga induk yang membawahi CCSTP. Keberadaan Puslitkoka sangat mendukung

kegiatan CCSTP dalam mengembangkan atau mengimplementasikan inovasi teknologi pada

produk kopi dan kakao. Sebagai lembaga yang memiliki kompetensi dalam bidang kopi dan

kakao, Puslitkoka telah banyak melakukan kerjasama, yakni kerjasama Non riset dengan 378

lembaga dalam negeri, dan kerjasama riset dengan 66 lembaga dalam negeri dan 20 lembaga

luar negeri. Selain itu juga telah dijalin kerjasama dengan lima pelaku industri terbesar kakao

dunia, yaitu: ADM Cocoa, Barry Callebaut, Mondelez International, Nestle International dan

MARS, Nestle dan sebagainya.

Sumatera Selatan Techno Park

Gambar 20. Gedung Tenant STP Sumatera Selatan

89 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

STP Sumatera Selatan merupakan revitalisasi Agrotechnopark (ATP) Palembang. ATP

merupakan kawasan iptek yang dibangun dengan basis teknologi yang mengintegrasikan

berbagai kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan pascapanen secara terpadu dan dikelola

dengan best management agriculture practices. Kawasan ini berfungsi sebagai sarana

percepatan alih teknologi hasil litbang (pemerintah, perguruan tinggi dan industri), pusat

percontohan pertanian terpadu berbasis teknologi, dan pusat alih teknologi kepada masyarakat.

STP diharapkan dapat menjadi Kawasan Peternakan Terpadu Berbasis Inovasi Teknologi, yang

mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan industri pertenakan yang berdaya saing.

Model kelembagaan STP Sumatera Selatan dikembangkan dalam bentuk Unit Pelayanan

Teknis Badan (UPTB) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi Sumatera Selatan. Pada Bulan Januari 2018, kelembagaan STP Sumatera Selatan telah

ditetapkan menjadi UPTB melalui Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2018

tentang Pembentukan, Uraian Tugas dan Fungsi Unit Pelayanan Teknis Badan (UPTB) di

lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam rangka memberikan fleksibelitas berupa keluasaan untuk menerapkan praktek-praktek

bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pada Tahun 2018 ini juga

dilakukan penyiapan usulan pelaksanaan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah (PPK-BLUD) pada UPTB STP Sumatera Selatan. Saat ini telah tersusun dokumen-

dokumen persyaratan bagi pengusulan PPK-BLUD, diantaranya: a) Asas dan Syarat BLUD, b)

Rencana Strategis Bisnis, c) Pola Tata Kelola, d) Standar Pelayanan Minimal, e) Laporan

Keuangan Pokok, dan f) Rencana Bisnis dan Anggaran.

Implementasi inovasi teknologi dilakukan STP Sumatera Selatan melalui kegiatan inkubasi

bisnis teknologi dalam rangka menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di

wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Berikut beberapa tenant yang telah mengikuti kegiatan

inkubasi bisnis teknologi di STP Sumatera Selatan:

No Nama Tenant Produk/Inovasi

1 Bajilusa Teknologi pakan menggunakan prebiotik dari fermentasi

serat perasan sawit (BAJILUSA) dan metode palpasi

rektal

2 Rekayasa Mesin Mesin pencacah dan pemotong

3 Pindangku Bumbu pindang kemasan

4 Aphodeo Aplikasi Teknologi Drone Tani

5 Indigofeed Pakan ternak berbahan baku indigofera

Dalam implementasi teknologi/inovasi khususnya melalui kegiatan inkubasi bisnis

teknologi, STP Sumatera Selatan telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga,

diantaranya: Universitas Sriwijaya (Unsri), Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi Ilmu

Komputer Multi Data Palembang (STMIK-MDP), dan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan

Hijauan Pakan ternak (BPTU-HPT) Sembawa.

90 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Sragen Techno Park

Techno Park Sragen, dibangun pada tahun 2009, diatas lahan -/+23 Hektar. Sebagian

besar gedung yang ada dibangun oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan sebagian

yang lain dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Kemudian pada tahun 2015

dimulailah program pengembangan Technopark Sragen. Dari lahan seluas 23 Hektar tersebut,

pemkab Sragen mengalokasikan sekitar 6,5 hektar untuk pengembangan techno park.

Gambar 21. Gedung Workshop dan Renovasi Kandang Peternakan Sapi TP Sragen

Bupati Sragen telah menyiapkan organisasi pengelola dan SDM yang professional, menyiapkan

sumber daya anggaran pendampingan, menyediakan sumber daya anggaran rutin, dan

memasukkan Techno Park kedalam RPJMD Kab. Sragen.

Kelembagaan Techno Park (TP) Sragen merupakan Unit Pelayanan Teknis Daerah

(UPTD) yang berada dibawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sragen, yang

memiliki nomenklatur UPTD Techno Park Ganesha Sukowati. Untuk keperluan pengembangan

TP Sragen, maka pada Bulan April Tahun 2018 telah ditetapkan sebagai unit teknis yang

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) melalui

Keputusan Bupati Sragen Nomor: 900/3/1/003/2018 tentang Penetapan Penerapan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Unit Pelayanan Teknis Daerah

Technopark “Ganesha Sukowati” Kabupaten Sragen.

Implementasi inovasi teknologi dilakukan TP Sragen melalui kegiatan inkubasi bisnis teknologi

dalam rangka menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Sampai tahun

2018 terdapat 14 tenant inwall TP Sragen yang telah mendapatkan pendampingan melalui

kegiatan inkubasi bisnis teknologi. Beberapa profil tenant yang di TP Sragen, diantaranya

sebagai berikut:

91 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Dalam implementasi teknologi/inovasi khususnya melalui kegiatan inkubasi bisnis teknologi,

TP Sragen telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga, diantaranya: Universitas

Sebelas Maret (UNS), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

STP PPKS

Oil Palm Science Techno Park (OPSTP) Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan suatu

kawasan terpadu yang yang dikelola secara profesional untuk menyalurkan informasi dan

92 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

inovasi teknologi perkelapa sawitan, baik hulu (on farm) maupun hilir (off farm) kepada semua

pelaku usaha dan industri, sehingga mampu mengembangkan technopreneurship berbasis

kelapa sawit yang mampu meningkatkan produktivitas masyarakat & daya saing industri, serta

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui inovasi menurut keunggulan daerah

Sumatera Utara.

Gambar 22. Gedung Oil Palm Science Techno Park (OPSTP)

OPSTP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lembaga induknya Pusat Penelitian

Kelapa Sawit (PPKS) yang memiliki sejarah penting dalam perkembangan perkelapasawitan

Indonesia. Dalam perjalanan milestone-nya PPKS memiliki peran penting dalam perkembangan

industri kelapa sawit. Kontribusi nyata PPKS pada pembangunan perekonomian dengan

menghasilkan technopreneur atau enterpreuner berbasis IPTEK. Peran ini dapat dijalankan

oleh PPKS dengan mentransformasi status PUI menjadi STP, sehingga memudahkan pelaku

usaha dan user lainnya mendapatkan informasi iptek perkelapasawitan sekaligus menjadi media

inkubator teknologi dalam menumbuh-kembangkan usaha-usaha produktif berbasis inovasi

teknologi kelapa sawit dan mencetak pelaku-pelaku usaha baru di area on farm maupun off farm.

Hasil inovasi yang didesain OPSTP dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha dan industri antara

lain: teknologi on farm yang terdiri dari bahan tanaman unggul tanaman kelapa sawit,

biopestisida dan atraktan untuk pengendalian hama penyakit, pupuk organik pengolahan

limbah; sedangkan teknologi off farm terdiri dari produk oleopangan (margarin, frying sortening

, baking shortening, minyak goring merah, gula merah kelapa sawit, aneka produk coklat dengan

lemak sawit (cocoa butter substitute/CBS), dan es krim; produk oleochemical/pharmaceutical

(sabun transparan, lilin artistik, lotion, krim perawatan wajah);

Fasilitas yang dimiliki oleh OPSTP untuk menjembatani dan mencetak technopreneurship

berbasis kelapa sawit dilakukan dengan berbagai kegiatan yaitu pelatihan, pendampingan,

fasilitasi kegiatan, dan proses inkubasi. Kegiatan inkubasi bisnis dilakukan dengan merekrut

beberapa calon pengusaha melalui kegiatan lomba kreasi makanan berbasis kelapa sawit, yang

selanjutnya lakukan kegiatan inkubasi bisnis.

OPSTP saat ini memiliki beberapa fasilitas antara lain areal seluas 2,84 Ha yang terdiri dari : 3

unit Workshop untuk pelatihan dan dukungan eduwisata (workshop produksi oleopangan/rumah

93 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

coklat, workshop pembuatan lilin/candle & soap corner, dan workshop produksi bahan aktif

kosmetik/Guineensis beauty house); 1 unit Guesthouse & training center; 1 Unit Eduwisata

(Lunar Archery dan AVROS Park), dan terintegrasi dengan museum perkebunan yang berada

dalam komplek OPSTP.

Selain fasilitas tersebut OPSTP memiliki dukungan kegiatan dan fasilitas riset dari lembaga

induk berupa kebun percobaan/produksi di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan

Kalimantan Barat seluas 2.057 Ha, di samping fasilitas tersebut dukungan laboratorium riset

dan pelayanan (Laboratorium Tanah, Laboratorium Daun, Laboratorium Pupuk, Laboratorium

Fisika Tanah, Laboratorium Bioproses, Laboratorium Oleofood, Laboratorium Oleochemical,

Laboratorium Fisika dan Biologi Tanah, Laboratorium Riset Sumberdaya Lahan & Lingkungan,

Laboratorium Agronomi, Laboratorium Kultur Jaringan, dan Laboratorium Analisis Tandan).

Dalam kegiatannya OPSTP maupun lembaga induk PPKS melakukan kerjasama baik non riset

maupun riset dari lembaga dalam negeri maupun luar negeri. Kerjasama dengan institusi luar

negeri pada tahun 2018 antara lain dengan: ACGT, University of Sidney, University of

Nebraska, dan NARO. Sedangkan kerjasama dalam negeri yang dilakukan oleh OPSTP sendiri

dilakukan dengan beberapa perusahaan, kelompok tani, dan institusi pendidikan seperti: PT.

Budi Andhika (perusahaan kosmetik), APKASINDO Serdang Berdagai (asosisasi petani kelapa

sawit), Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (lembaga pendidikan untuk

pengembangan inovasi).

Produk-produk yang telah dihasilkan OPSTP:

94 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Sasaran strategis indikator Jumlah Taman Sains Teknologi yang mature ini juga

didukung dengan program dan kegiatan, sbb:

1. Pengembangan Lembaga Inkubator

Salah satu fungsi utama STP adalah penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi

melalui kegiatan inkubasi dan spin off. Kedua kegiatan tersebut membutuhkan inkubator

yang memiliki kemampuan memfasilitasi perusahaan pemula berbasis teknologi untuk

mempersiapkan diri memasuki dunia bisnis. Berkaitan dengan hal tersebut Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti menetapkan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan

pengembangan lembaga inkubator berupa jumlah lembaga inkubator yang dikembangkan.

Target dan capaian jumlah lembaga inkubator yang dikembangkan pada tahun 2015 - 2018

dapat dilihat pada Tabel Berikut:

Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Lembaga Inkubator yang

dikembangkan

No

Indikator

Sasaran

Program

2015 2016 2017 2018

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Kinerja

1

Lembaga

Inkubator yang

dikembangkan

7 0 7 7 7 18 20 20 100%

Inkubator bisnis teknologi yang aktif dan beroperasi di Indonesia saat kurang lebih ada 110

(seratus sepuluh) lembaga baik di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan

Tinggi maupun Swasta. Dari 110 (seratus sepuluh) inkubator masih ada 70 (tujuh puluh)

inkubator yang memerlukan pengembangan kelembagaan inkubator dalam menjalankan

fungsinya dengan optimal. Hal tersebut yang menjadikan pengembangan lembaga

inkubator pada tahun melebihi target yang telah ditetapkan. Tahun 2018 target yang

ditetapkan 7 lembaga inkubakor yang dikembangkan, sedangkan capaian pengembangan

lembaga inkubator sebanyak 20 lembaga, yang terdiri dari 8 Inkubator PTNBH (7 PTNBH

yang mendukung STP dan 1 PTNBH yang belum memiliki STP) serta 12 Inkubator Non-

PTNBH. Fasilitasi pengembangan kelembangan yang diberikan berupa pengembangan tata

kelola dan manajemen inkubasi dalam menumbuhkan perusahaan pemula berbasih

teknologi. Akan tetapi, karena 7 (tujuh) inkubator di PTNBH mendukung pengembangan

STP, maka selain mendapatkan fasilitasi pengembangan tata kelola dan manajemen

inkubasi juga mendapatkan pengembangan sarana prasarana penunjang inkubator.

Keberhasilan pengembangan lembaga inkubator dapat dilihat dari hasil pelaksanaan

business matching yang dilaksanakan di masing-masing inkubator. Business matching

merupakan layanan yang wajib dilaksanakan oleh inkubator dalam proses inkubasi, karena

pada kesempatan tersebut mempertemukan perusahaan pemula berbasis teknologi yang

diinkubasi dengan calon mitra yang terdiri dari penyedia dana (investor), partner (produksi)

dan pembeli (agen atau distributor). Keberhasilan lembaga inkubator dalam menjalankan

fungsinya dapat dilihat dari jumlah kerjasama yang terjalin antara perusahaan pemula

berbasis teknologi yang diinkubasi dengan mitra yang mendukung pengembangan usaha

95 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

dari masing-masing perusahaan pemula berbasis teknologi dapat dilihat pada Grafik

dibawah.

Grafik 9. Hasil Business Matching per Inkubator

Pada grafik tersebut dapat diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh lembaga inkubator yang

dikembangkan berhasil menjalinkan kerjasama beberapa perusahaan pemula berbasis

teknologi yang diinkubasi dengan mitranya, walaupun ada juga lembaga inkubator yang

belum berhasil. Tingkat keberhasilan lembaga inkubator dalam menjalinkan kerjasama

perusahaan pemula berbasis teknologi yang diinkubasi dengan calon mitra disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu:

1. Jumlah jaringan / kerjasama yang dimiliki oleh lembaga inkubator dengan calon mitra

baik itu lembaga pendanaan / penyedia dana (investor), partner (produksi) dan pembeli

(agen atau distributor) yang bisa membantu perusahaan pemula berbasis teknologi

mengembangkan usahanya

2. Kemampuan lembaga inkubator memberikan pelatihan perusahaan pemula berbasis

teknologi dalam menyampaikan bisnis, produk maupun penentuan target mitra

3. Kemampuan lembaga inkubator dalam memediasi pada saat negosiasi / tindak lanjut

antara mitra dengan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Agenda lain pengembangan lembaga inkubator, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti juga

menyelenggarakan Forum Inkubator 2018 dengan menghadirkan narasumber baik dari

pemerintah (Bappenas), praktisi inkubator yang sudah berkembang baik dari beberapa negara

(Vietnam, Malaysia, Swiss dan Jepang), maupun praktisi lembaga pendanaan bagi

perusahaan pemula. Forum Inkubator diharapkan dapat memberikan pengetahuan terkait

regulasi yang mendukung pengembangan inkubator di Indonesia maupun mendukung

penumbuhan perusahaan pemula, pengetahuan tata kelola inkubator di negara lain yang

memiliki inkubator sudah berkembang dengan baik serta memberikan informasi kegiatan

96 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

pengembangan perusahaan pemula berbasis tenologi baik itu inkubasi maupun pendanaan di

dalam dan luar negeri.

Tabel 19. Pengembangan Lembaga Inkubator Tahun 2018

NO NAMA INKUBATOR INTANSI

1. KKIB Undip Universitas Diponegoro

2. UPKB Unhas Universitas Hasanudin

3. Incubie IPB Institut Pertanian Bogor

4. DIIB UI Universitas Indonesia

5. LPIK ITB Institut Teknologi Bandung

6. PIB Unpad Universitas Padjajaran

7. Inkubator ITS Institut Sepuluh November Surabaya

8. Inkubator Gama Multi Universitas Gajah Mada

9. Inkubator Unsyiah Banda Aceh Universitas Syiah Kuala

10. Inkubator LPPM Unsri Universitas Syiah Kuala

11. Inkubator UMSU Medan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Medan

12. Inkubator Skystar Venture Universitas Multimedia Nusantra

13. Inkubator Pusinov LIPI

14. Inkubator UPGRIS Universitas PGRI Semarang

15. Inkubator AKSI Asosisasi Klaster Indonesia Semarang

16. Inkubator LPBI Unair Universitas Airlangga

17. Inkubator PNK Politeknik Negeri Kupang

18. Inkubator Primakara STMIK Primakara Bali

19. Inkubator UMMI Universitas Muslim Indonesia

20. Maleo Techno Center Disperindag Provinsi Sulawesi Tengah

97 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 23. Kegiatan Pengembangan Lembaga Inkubator 2018

2. Pengembangan Organisasi Profesi

Salah satu indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran program

Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti adalah jumlah organisasi profesi yang

berkembang. Hal ini didukung melalui kegiatan penguatan kelembagaan organisasi profesi

yang dilaksanakan oleh Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang

Lainnya melalui pengembangan 2 organisasi profesi berbasis profesi dan 2 organisasi

profesi berbasis keilmuan.

Pada tahun 2018, 4 organisasi profesi yang dikembangkan yaitu Himpunan Peneliti

Indonesia (Himpenindo); Persatuan Insinyur Indonesia (PII); Asosiasi Agroindustri

Indonesia (AGRIN) dan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) sebagai rintisan dalam

rangka akselerasi peningkatan fungsi dan peran organisasi profesi dalam bentuk

pemenuhan standar pendidikan profesi dan keprofesian yang berkompeten untuk

melaksanakan riset serta menghilirkan hasil-hasil riset dalam rangka mendukung fungsi

dan layanan STP. Beberapa aspek yang menjadi fokus fasilitasi adalah penguatan

kelembagaan, peningkatan kapasitas SDM, dan pengelolaan publikasi/ pelaksanaan

pertemuan ilmiah yang secara umum diwujudkan dalam kegiatan:

Penyempurnaan legalitas organisasi profesi berupa sosialisasi dari Kemenkumham,

penyempurnaan kode etik profesi;

Penyusunan standar layanan profesi;

Penguatan manajemen organisasi profesi melalui bimbingan teknis pelaksanaan ISO

manajemen operasi;

Kerjasama penyelenggaraan konferensi/seminar nasional dan bimbingan teknis

pengelolaan jurnal ilmiah;

98 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Pelaksanaan Seminar Nasional Organisasi Profesi Iptek dan Konferensi Nasional

Forum Komunikasi Organisasi Profesi Iptek;

Disisi lain, dalam rangka memfasilitasi organisasi profesi untuk saling berkoordinasi,

berkolaborasi, dan bersinergi maka dibentuk Forum Organisasi Profesi Iptek (FOPI) yang

diharapkan dapat menjadi partner strategis pemerintah dalam memberikan solusi bagi

berbagai permasalahan bangsa. Sejalan dengan hal tersebut, dirancang dokumen

pendukung rekomendasi kebijakan penataan dan pengawasan organisasi profesi berupa

naskah urgensi fasilitasi Organisasi Profesi dan Rancangan Peraturan Menteri tentang

Organisasi Profesi Iptek guna mendukung pelaksanaan kegiatan fasilitasi organisasi

profesi.

Gambar 24. Pelaksanaan Seminar Nasional Organisasi Profesi Iptek Tahun 2018

dan Pelaksanaan Konferensi Nasional I Forum Komunikasi Organisasi Profesi

Iptek Tahun 2018

3. Lembaga Penunjang Lainnya

Terdapat 2 kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu:

1) Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Dewan Riset Daerah (DRD)

Dewan Riset Daerah (DRD) merupakan salah satu lembaga penunjang yang terkait

dengan penyusunan kebijakan Iptek yang memiliki peranan penting dalam mendukung

terwujudnya Sisnas P3 Iptek. Adapun dasar hukum pembentukan DRD secara eksplisit

diamanatkan dalam pasal 20 UU Nomor 18 Tahun 2002.

99 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Terdapat dua tugas pokok DRD, yaitu: 1) memberikan masukan kepada Pemerintah

Daerah untuk menyusun arah, prioritas, serta kerangka kebijakan Pemerintah Daerah di

bidang iptek; 2) mendukung Pemerintah Daerah melakukan koordinasi di bidang iptek

dengan daerah-daerah lain.

Secara umum beberapa hambatan atau permasalahan dalam penyelenggaraan DRD adalah

terkait dengan beberapa hal, sebagai berikut:

a. Fungsi kelembagaan belum efektif: organisasi, kualitas SDM, ketersediaan

anggaran, hubungan dan mekanisme penyelenggaraan DRD baik secara vertikal

maupun secara horizontal;

b. Fungsi penyusunan program Iptek belum efektif: belum tersedia dokumen agenda

riset, dan kerjasama dengan badan usaha/industri dan masyarakat untuk penguatan

ekonomi daerah;

c. Fungsi koordinasi belum efektif: minimnya hasil koordinasi kebijakan dan program

Iptek di daerah yang dimplementasikan secara berkesinambungan.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diatas, maka pada tahun 2018 Ditjen

Kelembagaan Iptekdikti melalui Direktorat Kawasan Sains Teknologi dan Lembaga

Penunjang Lainnya melaksanakan kegiatan fasilitasi pengembangan kelembagaan DRD

yang bertujuan memberikan dukungan agar DRD dapat melaksanakan tugas, peran dan

fungsinya secara maksimal. Kegiatan fasilitasi tersebut diberikan kepada 3 DRD dengan

capaian output sebagai berikut:

2) Kajian Penguatan Kelembagaan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

(BAN-PT)

Kegiatan kajian ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat kelembagaan BAN-PT.

Target output kegiatan telah tercapai dengan capaian output tersusunnya Rekomendasi

Kebijakan Penguatan Kelembagaan BAN-PT dalam bentuk Naskah Akademik. Hasil

kajian ini menggambarkan beberapa permasalahan yang terkait dengan kelembagaan

BAN-PT, meliputi:

a. Pelaksanaan manajemen akreditasi di BAN PT mengalami sejumlah kendala teknis dan

administratif terutama dalam hal pengelolaan anggaran, SDM, koordinasi tugas dan

fungsi, serta pengelolaan akreditasi;

b. Salah satu penyebab utama adalah tidak tersedianya unit sekretariat tetap yang

memiliki kewenangan sebagaimana sekretariat unit kerja struktural pada umumnya.

Sebagai contoh pengelolaan anggaran dan SDM masih diletakkan pada unit kerja

kemenristekdikti di luar BAN PT;

c. Hal tersebut disebabkan oleh Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 sama sekali tidak

mengatur mengenai kedudukan sekretariat BAN PT. Oleh karena itu, sekretariat yang

ada saat ini (existing) adalah bersifat tidak tetap dan diatur secara internal oleh BAN

PT;

d. Sejumlah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan fungsi

Kemenristekdikti dapat dijadikan landasan yuridis dalam menyusun format penguatan

kelembagaan BAN PT melalui pembentukan sekretariat tetap BAN PT;

100 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

e. Pembentukan sekretariat tetap perlu memperhatikan pemetaan dan pemilahan tugas

berdasarkan fungsi substantif yang diberi nomenklatur bidang dan teknis administratif

dengan nomenklatur bagian;

f. Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 sudah tidak sesuai lagi dengan konteks

kebutuhan dan beban kerja pelaksanaan akreditasi yang diemban oleh BAN PT, dimana

menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 012 BAN PT hanya melaksanakan akreditasi

Perguruan Tinggi sedangkan untuk program studi diakreditasi oleh Lembaga

Akreditasi Mandiri. Sementara di Indonesia hingga saat ini, hanya tersedia atau baru

berdiri satu LAM.

Dari hasil kajian didapatkan rekomendasi kebijakan penguatan kelembagaan BAN-PT,

sebagai berikut:

a. Perlunya perubahan terhadap Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 tentang Akreditasi

Perguruan Tinggi dan Program Studi;

b. Perlunya dilakukan evaluasi kelembagaan lanjutan perihal dimensi administrasi dan

organisasi di BAN PT sebagai bagian penguatan kelembagaan lainnya sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 20

tahun 2018 tentang Evaluasi Kelembagaan;

c. Perlunya dilakukan Analisis Beban Kerja di internal BAN PT serta penyusunan standar

jabatan struktural, fungsional, dan administrasi termasuk pembuatan berbagai Standard

Opearting Procedures (SOP);

d. Perlunya penyusunan road map yang lebih komprehensif mengenai peran dan

kedudukan BAN PT dan LAM di masa mendatang, sesuai amanat Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

4. JUMLAH PUSAT UNGGULAN IPTEK

Untuk mencapai kinerja peningkatan Pusat Unggulan Iptek, Kementerian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi menitikberatkan penguatan pada 3 (tiga) kapasitas, yakni Kapasitas

menyerap teknologi dari luar (Absorptive Capacity), kapasitas mengembangkan kegiatan riset

(Reasearch and Development Capacity), dan kapasitas mendiseminasikan hasil-hasil riset

(Disseminating Capacity). Penguatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas

kelembagaan Iptek dan Dikti. Adapun capaian indikator seperti pada Tabel Berikut:

Tabel 20. Indikator dan Capaian Jumlah Pusat Unggulan Iptek

No

Indikator

Kinerja

Program

2015 2016 2017 2018

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Kinerja

1 Jumlah Pusat

Unggulan Iptek 12 19 15 27 30 46 35 81 231%

101 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Capaian indikator jumlah Pusat Unggulan Iptek didukung melalui kegiatan Penguatan dan

Pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang dilaksanakan oleh Direktorat

Lembaga Penelitian dan Pengembangan.

Pada tahun 2018, Jumlah Pusat Unggulan Iptek yang berhasil ditetapkan adalah sejumlah 81

(delapan puluh satu) Lembaga. Jika dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan, yakni

sejumlah 35 (tiga puluh) Lembaga, maka realisasi capaian kinerja Program ini adalah sebesar

231 %. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKP mencapai 203%

dari target 40 Lembaga. Lembaga Litbang yang ditetapkan sebagai PUI adalah lembaga yang

memiliki nilai kinerja sekurangnya 850, baik berasal dari Lembaga dalam tahap proses seleksi

maupun Lembaga yang yang dalam tahap pembinaan. Untuk Lembaga dalam tahap proses

seleksi, nilai kinerja diperoleh melalui penilaian proposal, isian Borang dan dokumen

Masterplan. Sedangkan untuk Lembaga yang dalam tahap pembinaan, nilai kinerja diperoleh

melalui evaluasi capaian terhadap 27 (dua puluh tujuh) indikator kinerja.

Keberhasilan Program ini dalam mencapai target kinerja dipengaruhi oleh penguatan kegiatan

pembinaan (fasilitasi dan asistensi teknis) kepada Lembaga PUI mencakup aspek penguatan

kapasitas internal lembaga (managemen litbang, kompetensi SDM, dukungan sarpras, jaminan

mutu lembaga, dan akses informasi), Aspek penguatan kapasitas Riset (penajaman fokus,

strategi pemanfaatan hasil riset, dan produktivitas riset), dan aspek penguatan kapasitas

Diseminasi (pengembangan mekanisme hilirisasi, kerjasama dan capaian outcome) yang

dilakukan sepanjang tahun 2018. Kegiatan pembinaan tersebut mencakup:

(1) Asistensi-Supervisi secara masif kepada Lembaga PUI dengan melibatkan tim pakar yang

kompatibel;

(2) Kegiatan-kegiatan dalam rangka hilirisasi yang dapat menunjang capaian indicator kinerja

PUI seperti kerjasama dan kontrak bisnis melalui kegiatan Public Expose;

(3) Penguatan jaringan melalui pembentukan Platform Sinergi Riset yang bertujuan

mengefektifkan kegiatan riset sekaligus mengurangi tumpang tindih kegiatan riset serta

fokus pada pencapaian end product dan tentunya bertujuan mendukung pelaksanaan

Rencana Induk Riset Nasional. Sinergi ini menghasilkan 48 end product yang siap untuk

hilirisasi dari 6 kluster unggulan. Produk unggulan tersebut diantaranya:

a. Aiko – Produk ini merupakan hasil sinergi antara PUI Hasil Hutan dan PUI Komputasi

Berkinerja Tinggi. Produk ini mampu mengefisienkan proses (waktu dan biaya) untuk

identifikasi kayu yang pada akhirnya dapat memberikan dampak pada peningkatan

devisa negara pada sektor kayu.

b. Pesawat UAV Berbasis Biomaterial dan Polimer – Produk ini merupakan hasil sinergi

antara Pustek Penerbangan LAPAN, Balit Pemanis dan Serat Kementan, Balai

Teknologi Polimer – BPPT, dan Puslit Biomaterial LIPI. Keunggulan dari produk ini

adalah terbuat dari serat polimer sehingga tidak terdeteksi radar.

c. Pemanfaatan DME – Produk ini merupakan hasil sinergi antara LEMIGAS ESDM,

Balit Teknologi Mineral LIPI, Puslit Kimia – LIPI, Puslit Metalurgi dan Material LIPI,

BB Industri Agro Kemenperin, Balit Palma Kementan dan Puslit Politik LIPI. Produk

ini merupakan bahan energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan sisa karbon

batubara dan dapat menjadi alternatif Bahan Bakar LPG.

d. Desain Pesawat N219A Amphibi – Produk ini merupakan hasil sinergi antara Pusat

Teknologi Penerbangan LAPAN, Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT, Balai Riset

102 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

dan Observasi Laut KKP, dan Balai Teknologi Polimer BPPT. Keunggulan dari produk

pesawat ini adalah dapat melakukan pendaratan di darat dan air.

(4) Penguatan jaringan kerjasama bisnis dan riset tingkat internasional melalui kegiatan

Indonesia Innovation Day 2018 (IID 2018) yang berimplikasi meningkatnya capaian

kerjasama internasional. Kegiatan IID 2018 dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2018

bertempat di Kobe University Jepang. Rangkaian dari kegiatan ini meliputi: gelar produk,

business match-making, dan presentasi produk. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan 22

kerjasama internasional (7 MoU, dan 15 LoI).

(5) Penguatan jejaring diseminasi pengguna melalui kegiatan Jambore PUI yang dilaksanakan

sepanjang Bulan September – Desember 2018 oleh 78 lembaga sebanyak 357 kegiatan dan

melibatkan belasan ribu peserta. Kegatan ini bertemakan “Kibarkan Keunggulan Iptek

Indonesia” dilaksanakan dalam bentuk workshop, pelatihan, dan bimbingan teknis.

Kegiatan ini berhasil memperluas pemanfaatan produk hasil riset ke pengguna

(masyarakat, Pemerintah daerah, dan industri terkait).

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga PUI diatas dimaksudkan untuk mendorong

kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang untuk mampu menghasilkan capaian outcome yang

Gambar 25. dokumentasi kegiatan yang mendukung indikator kinerja Jumlah

Pusat Unggalan Iptek

103 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

mencakup: National/International Recognition, National Refference, dan Economic-Social

Impact. Sampai saat ini dampak yang dihasilkan melalui program PUI untuk aspek academic

excellence adalah meningkatnya rata-rata keluaran tiap Lembaga PUI, diantaranya pada

indikator jumlah publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi dan jumlah publikasi dalam jurnal

internasional seperti tergambar pada Grafik di bawah, dan melalui platform sinergi telah

dihasilkan ratusan kegiatan riset bersama yang melibatkan 78 lembaga PUI dengan sistem

bottom-up.

Grafik 10. Dampak Program PUI pada Aspek Academic Excellence

Pada aspek economic benefit dan social impact, Program PUI telah memberikan dampak yang

cukup signifikan, salah satunya dengan semakin bertambahnya jumlah rata-rata produk yang

dihilirkan dan jumlah kontrak bisnis dengan industri seperti tergambar pada grafik di bawah.

11,640 13,438

35,000

20 20 20

,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

2016 2017 2018

Jumlah Rata-Rata Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi Per Lembaga PUI

Capaian Target

5,960 7,750

29,538

5 5 5,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

2016 2017 2018

Jumlah Rata-Rata Publikasi dalam Jurnal Internasional Per Lembaga PUI

Capaian Target

104 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Grafik 11. Dampak Program PUI pada Aspek Economic Benefit dan Social Impact

Program dan kegiatan yang mendukung Indikator Pusat Unggulan Iptek, adalah sebagai

berikut:

1. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Kualitas Lembaga Litbang

Kegiatan penyusunan rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas Lembaga litbang dilakukan

dalam rangka mendukung pencapaian indikator Pusat Unggulan Iptek. Kegiatan yang dilakukan

pada tahun 2018 yaitu penyusunan rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas Lembaga

litbang dengan fokus pada Penyusunan Peraturan Perundangan Pembinaan Lembaga Litbang.

Kegiatan ini didasari pentingnya peran dan fungsi Lembaga litbang dalam pengembangan

sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek. Dalam upaya tersebut

diperlukan upaya peningkatan kualitas Lembaga litbang yang efektif. Upaya peningkatan

kualitas Lembaga litbang ini bukanlah perkara yang mudah dilakukan mengingat kondisi

kelembagaan iptek yang rumit dan kompleks seperti di telah diuraikan di atas. Jumlah lembaga

litbang, sebarannya secara pasti, dan kompetensi inti masing-masing lembaga litbang belum

dapat diketahui secara pasti. Padahal data sebaran dan kompetensi inti tersebut sangat

diperlukan untuk melakukan pembinaan, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah yang

akan diambil dalam rangka pembinaan kelembagaan, seperti: (1) pembentukan dan penetapan

kebijakan berupa norma, standar, pedoman, dan prosedur di bidang iptek, (2) mekanisme

pembinaan.

Sampai saat ini, peran pembinaan Lembaga Litbang belum dapat dilakukan dengan efektif. Hal

ini disebabkan karena belum adanya mekanisme pembinaan kelembagaan iptek, termasuk

pembagian kewenangan secara jelas antara Menteri yang mengurusi bidang Iptek, LPK, LPNK,

dan Pemerintah Daerah terhadap kelembagaan-kelembagaan iptek yang ada saat ini. Tanpa

adanya pembinaan yang baik, keberadaan lembaga litbang yang jumlah dan sebarannya tidak

diketahui pasti, dengan aktivitas riset yang rutin dan masif, serta dukungan pembiayaan dari

5,120

61,667

112,192

1 1 1

,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2016 2017 2018

Jumlah Rata-Rata Kontrak Bisnis dengan Industri dalam Rangka Hilirisasi Produk Unggulan Lembaga Per

Lembaga PUI

Capaian Target

105 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

berbagai sumber, tidak menjamin akan mampu menghasilkan teknologi yang secara langsung

dapat ditranslasi menjadi produk barang dan/atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat,

sehingga cenderung berpotensi menimbulkan pemborosan keuangan negara. Pembinaan

Lembaga litbang juga diharapkan mampu menghindari terjadi tumpang tindih penelitian antara

Kementerian atau Lembaga yang mengurusi bidang Iptek, LPK, LPNK, dan Pemerintah Daerah.

Tujuan penyusunan rekomendasi kebijakan

Untuk menciptakan pembinaan Lembaga Litbang yang efektif diperlukan pendataan Lembaga

litbang dengan cara pendaftaran (registrasi) lembaga litbang dan penilaian kinerja Lembaga

Litbang yang ada saat ini melalui pengklasifikasian Lembaga Litbang. Sampai saat ini belum

ada mekanisme registrasi yang terhadap lembaga litbang yang ada. Diharapkan melaui sistem

registrasi Lembaga Litbang yang dilakukan oleh Kementerian yang membidangi penelitian dan

pengembangan ini dapat diketahui secara tepat berapa jumlah lembaga litbang dan mekanisme

pembinaan yang diperlukan. Berikut terlampir gambaran mekanisme pembinaan Lembaga

litbang yang akan dilakukan:

Gambar 26. Mekanisme Pembinaan Lembaga Litbang

106 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 27. Sistem Penomoran Registrasi Lembaga Litbang

Gambar 28. Kerangka Konsep Penilaian dan Pengklasifikasian Lembaga Litbang

Indikator kinerja, target, dan capaian sampai 2018 serta realisasinya dapat digambarkan pada

tabel berikut:

Sasaran

Indikator Kinerja

Kegiatan

Tahun Target Realisasi

Persentase

Capaian

Target

Meningkatnya

kualitas lembaga

litbang

Sas

ara

n

Indik

ator/

Targe

t

T

a

h

u

n

Target

Pranata

Litbang

Terakre

ditasi

Dibina/B

aru

Realisasi

Pranata

Litbang

Terakre

ditasi

Dibina/

Baru

Persen

tase

Capaia

n

Target

Per

Tahun

Jumla 2

Jumlah

Rekomendasi

kebijakan

2015 1 1 100%

2016 1 1 100%

2017 1 1 100%

2018 1 1 100%

Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja kegiatan ini telah sesuai dengan target yang

ditetapkan. Hal ini dapat tercapai karena lembaga litbang semakin menyadari pentingnya

pembinaan lembaga litbang bagi peningkatan kualitas lembaga. Rincian capaian pelaksanaan

kegiatan penyiapan peraturan pembinaan Lembaga litbang, yaitu 1) Tahun 2015 telah tersusun

konsepsi peningkatan kualitas Lembaga litbang; 2) Tahun 2016 telah disusun naskah urgensi

107 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

penyusunan peraturan pembinaan Lembaga litbang; 3) Tahun 2017 Pedoman Teknis Registrasi

Lembaga litbang dan pengembangan sistem registrasi dalam Website ILLI (Informasi Lembaga

Litbang Indonesia); 4) Tahun 2018 telah tersusun Pedoman Teknis Penilaian dan

Pengklasifikasian Lembaga Litbang juga pengembangan sistemnya dan telah terintegrasi dalam

website ILLI (www.illi.ristekdikti.go.id). Ilustrasi capaian kegiatan dapat terlihat dalam gambar

di bawah ini:

Gambar 29. Progres Capaian Kegiatan Penyusunan Peraturan Perundangan Pembinaan

Lembaga Litbang

108 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 30. Display Website Informasi Lembaga Litbang Indonesia (ILLI)

2. Penguatan Lembaga Litbang Industri

Kegiatan penguatan Lembaga Litbang industri merupakan kegiatan yang juga mendukung

pencapaian indikator keberhasilan Pusat Unggulan Iptek, terutama terkait dengan hilirisasi

produk hasil litbang dan peningkatan sinergi antara lembaga litbang dengan industri. Inovasi

bagi badan usaha/industri adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan daya

saing perusahaan. Inovasi dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan

(litbang) internal perusahaan ataupun melalui kerja sama dengan peneliti/perekayasa dari

berbagai perguruan tinggi atau lembaga litbang di tanah air. Saat ini, sebagian besar kegiatan

litbang masih dilakukan oleh lembaga litbang, baik lembaga litbang kementerian maupun

lembaga litbang non kementerian. Namun bagi sebagian besar industri, kegiatan litbang belum

menjadi kegiatan penting yang menjadi kebutuhan perusahaan. Berdasarkan hasil survei litbang

industri tahun 2017 yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenristekdikti

menunjukkan bahwa dari total 563 industri manufaktur yang menjadi responden, hanya terdapat

259 industri atau sekitar 46% yang menyatakan diri sebagai pelaku litbang. Dari hasil Survei

Litbang Industri Pusdatin Kemenristekdikti yang bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik

pada tahun 2016 dan 2017 didapatkan hasil sebagai berikut:

109 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel 21. Hasil Survei Litbang Industri Tahun 2016 Tahun 2017

Jumlah Industri Manufaktur yang

mengikuti survei

501

(22 provinsi)

563

(23 provinsi)

Jumlah Industri Manufaktur sebagai

pelaku litbang

209

(17 provinsi)

259

(20 provinsi)

Presentase 41% 46%

*Sumber: Pusdatin Kemenristekdikti

Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pengembangan lembaga litbang industri

diantaranya, 1) Porsi terbesar anggaran litbang di Indonesia saat ini masih didominasi oleh

litbang pemerintah dibandingkan litbang industri. 2) Kegiatan litbang membutuhkan dana

investasi yang tidak sedikit. Oleh karenanya, belum banyak industri yang tertarik untuk

melakukan kegiatan litbang secara konsisten dan berkesinambungan. 3) Aliran teknologi dan

interaksi antara lembaga litbang dan industri belum terjadi secara intensif, sehingga jalinan

kerjasama antara industri, lembaga litbang dan perguruan tinggi masih rendah. Hal ini

disebabkan oleh ketidaksesuaian teknologi yang dihasilkan lembaga litbang dengan kebutuhan

industri dan kapasitas litbangyasa yang lemah dalam menyerap kebutuhan industri; 4) Selain

itu, terdapat gap antara hasil litbang yang masih berskala laboratorium dengan produk litbang

yang siap masuk ke industri. Adanya gap tersebut seringkali menghambat produk hasil litbang

untuk dapat langsung diadopsi oleh industri karena masih memerlukan tahap-tahap penyesuaian

dan pengujian lebih lanjut, seperti proses pengujian pada skala produksi, sertifikasi dan

standardisasi produk, proses alih teknologi, audit teknologi dan perijinan produksi. Untuk itu

diperlukan regulasi yang mendukung untuk memperlancar aliran teknologi dari lembaga litbang

ke industri/badan usaha.

Terkait dengan hal ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti) pada tahun 2018 menyelenggarakan kegiatan Apresiasi Lembaga Litbang

Industri Inovatif atau Innovative Industrial Research and Development Institution (IIRDI)

Award. IIRDI Award adalah penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Riset, Teknologi

dan Pendidikan Tinggi kepada badan usaha/industri yang memiliki unit kerja litbang dan

melaksanakan kegiatan litbang secara konsisten dan berkesinambungan, serta menghasilkan

produk yang inovatif dan berdaya saing. Pemberian apresiasi ini ditujukan untuk mendorong

pelaksanaan kegiatan litbang di industri secara konsisten dan meningkatkan sinergi antara badan

usaha/industri dengan lembaga litbang/perguruan tinggi.

Tahun 2018, merupakan tahun pertama pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini merupakan

pengembangan dari pelaksanaan kegiatan Apresiasi Industri/Badan Usaha yang

Memanfaatkan/mengembangkan Hasil litbang PUI yang telah dilakukan selama 3 tahun

berturut-turut. Tahun ini, badan usaha/industri yang menjadi peserta seleksi merupakan industri

yang melakukan kegiatan litbang dan merupakan perusahaan modal dalam negeri (PMDN),

termasuk dalam industri menengah atau besar, berdomisili di Indonesia dan memiliki rekam

jejak yang jelas, melakukan kegiatan litbang, memiliki unit kerja litbang, memiliki produk/hasil

invensi dan/atau inovasi yang telah dimanfaatkan masyarakat secara luas. Terdapat sekitar 11

industri yang mengikuti seleksi IIRDI award dan dari jumlah tersebut berhasil ditetapkan 4

industri yang dinobatkan sebagai lembaga litbang industri inovatif, yaitu: 1) PT Dexa Medica,

2) PT. SOHO Industri Pharmasi, 3) PT. Martina Berto Tbk., dan 4) PT Pindad (Persero).

110 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Dampak dari pelaksanaan kegiatan ini ke depannya bagi pemerintah, yaitu terpetakannya

potensi kegiatan litbang di industri, serta tersedianya rekomendasi industri yang memiliki

kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi serta mampu menghasilkan produk

inovatif yang berdaya saing. Sedangkan bagi dunia usaha/industri, penghargaan ini merupakan

bentuk pengakuan resmi dari pemerintah (Kemenristekdikti) terhadap industri inovatif yang

memiliki kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi terknologi serta dapat meningkatkan

daya saing dan prestise perusahaan dan produk yang dihasilkan.

Gambar 31. Kegiatan Apresiasi Lembaga Litbang Industri Inovatif atau Innovative

Industrial Research and Development Institution (IIRDI) Award Tahun 2018

3. BPPD Yang Dibina Menjadi Bppd Berkinerja Utama

Dalam rangka mencapai Indikator Kinerja Keterkaitan Kegiatan dan Indikator saran Program

lembaga penelitian dan pengembangan yang berkualitas, kegiatan Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah (BPPD) yang dibina menjadi BPPD Berkinerja Utama merupakan salah

satu indikator sasaran program. Pada Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan

menetapkan Pusat Unggulan Iptek merupakan aktor penyedia inovasi yang dapat dimanfaatkan

oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal ini salah satu fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah adalah membuat rekomendasi perencanaan pembangunan berbasis pada hasil penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu dikuatkan dalam pelaksanaan yang akan melibatkan

Pusat Unggulan Iptek (PUI). Dalam hal ini BPPD perlu difasilitasi dikuatkan dalam

memanfaatkan hasil inovasi yang dihasilkan oleh Pusat Unggulan Iptek untuk dapat

diimplementasikan di daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan aktor

penting dalam implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Dengan semakin banyaknya Pusat

Unggulan Iptek (PUI) yang ada akan semakin menguatkan keberadaan Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah dalam mengimplementasikan pelaksanaan SIDa. Kinerja Badan

Penelitian dan Pengembangan Daerah sangat ditentukan oleh koordinasi yang dilakukan dengan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perguruan

Tinggi maupun dengan lembaga-lembaga Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pemerintah

Kementerian (LPK)/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), maupun dengan

masyarakat pengguna iptek.

111 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel 22. BPPD yang dibina Menjadi BPPD

Berkinerja Utama Tahun 2018

NO. Nama BPPD Nilai TSB

Tahun 2018

1 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan 3.753

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Riau 3.651

3 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat 3.617

4 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Barat 3.539

5 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar 3.497

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi 3.397

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Sungai Penuh 3.333

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 3.317

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Magelang 3.259

10 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung 3.173

11 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Malang 3.161

12 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Utara 3.142

13 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Solok 3.133

14 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur 3.131

15 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan

Timur 3

Ketercapaian dari target yang ditetapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Adanya Surat Peraturan Bersama antara Kemenristek dan Kemendagri nomor 03 Tahun 2012

dan nomor 36 Tahun 2012.

2. Adanya UU nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota masih sangat

memerlukan pembinaan dalam rangka penguatan kapasitas dan kapabilitas selaku lembaga

penelitian daerah untuk dapat berdayasaing dalam inovasi.

4. Adanya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Bab XXI pada pasal 386

sampai dengan 390 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

5. Dukungan kebijakan kepala daerah dalam pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

6. Dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Dalam Negeri RI dalam

pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

112 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

PROGRAM KEGIATAN YANG MENUNJANG PENCAPAIAN KINERJA

Dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD terdapat rangkaian mekanisme

pelaksanaan kegiatan fasilitasi seperti berikut:

Gambar 32. Pelaksanaan Fact Finding Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD

Gambar 33. Pelaksanaan Apresiasi Lembaga Litbang Daerah 2018

113 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Gambar 34. Workshop Penguatan Kelembagaan BPPD Tahun 2018

4. Pranata Litbang Yang Terakreditasi

Kegiatan lain yang mendukung Pusat Unggulan Iptek adalah penerapan kebijakan dan fasilitasi

sistem penjaminan mutu lembaga litbang yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Akreditasi

Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu tim kerja bersifat non struktural, yang

memberikan akreditasi kepada pranata litbang. Pranata Litbang yaitu unit kerja yang melakukan

kegiatan penelitian dan pengembangan serta pendayagunaan hasilnya bagi kesejahteraan

masyarakat dalam bidang ilmu teknik, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial

tertentu yang spesifik. Terkait akreditasi Pranata Litbang oleh KNAPPP telah dikuatkan dalam

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 52 Tahun 2016, sebagai

pembaharuan dari Peraturan Menteri sebelumnya.

Akreditasi KNAPPP dapat digunakan sebagai: a) informasi tentang ruang lingkup layanan jasa

dan jaminan kualitas kinerja yang dapat diberikan oleh Pranata Libang kepada dunia usaha dan

para pemangku kepentingan di bidang penelitian dan pengembangan serta inovasi teknologi;

dan b) jaminan mutu pranata litbang bagi industri dan pemangku kepentingan pranata litbang

yang akan menggunakan jasa atau melakukan kerjasama litbang.

Manfaat akreditasi KNAPPP bagi pranata Litbang yaitu: a) Sarana untuk mengukur kinerja; b)

Kebanggaan bagi yang memiliki Akreditasi; c) Jembatan bagi Manajemen dan Peneliti; dan d)

Memperoleh pengakuan akan kemampuan Litbang dan hasil-hasilnya. Sedangkan bagi

Masyarakat, akreditasi KNAPPP dapat memudahkan dalam mengenali kualitas pranata litbang

dan hasilnya, serta memudahkan industri memilih pranata litbang yang sesuai dengan rencana

pengembangan produknya. Manfaat akreditasi KNAPPP bagi Pemerintah adalah a)

Meningkatkan dan membudayakan mutu Litbang; b) Memberikan gambaran kondisi Litbang di

Indonesia; c) Memfasilitasi peran pranata litbang bagi pembangunan; dan d) Memudahkan

pemerintah dalam melaksanakan pembinaan pranata litbang.

Indikator jumlah pranata litbang terakreditasi yang dibina pada tahun 2018 ditargetkan 45 dan

tercapai 38 (84.44%). Capaian ini lebih rendah dari targetnya dikarenakan ketidaksiapan pihak

pranata untuk diasesmen reakreditasi pada tahun 2018 ini, mengingat pranata perlu melakukan

migrasi sistem manajemen mutu berdasarkan Pedoman KNAPPP 2007 ke dalam sistem

114 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

berdasarkan Pedoman KNAPPP 2017. Sedangkan indikator jumlah pranata litbang yang

terakreditasi baru tercapai 16 (enam belas) pranata dari targetnya 5 (lima) pranata (320%).

Capaian kegiatan ini melebihi target karena adanya realokasi penggunaan anggaran kegiatan.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung indikator kinerja utama (IKU) Direktorat

Lembaga Litbang yaitu untuk meningkatkan kinerja lembaga Pusat Unggulan Iptek (PUI),

terutama dalam meningkatkan kapasitas inputnya (sourcing capacity) melalui penjaminan mutu

akreditasi pranata litbang oleh KNAPPP.

Pranata Litbang yang mendapatkan akreditasi secara akumulasi sejak tahun 2003 sampai dengan

tahun 2018 ini berjumlah 69 pranata, dimana 6 diantaranya berstatus dibekukan (nonaktif). Jadi

saat ini ada 63 pranata Litbang yang aktif terakreditasi KNAPPP. Sebaran pranata litbang

terakreditasi berdasarkan lembaga induk dan wilayah adalah sebagai berikut:

Diagram 4. Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun 2018

Berdasarkan Lembaga Induknya

Gambar 35. Sebaran Pranata Litbang Terakreditasi Aktif Tahun 2018

Berdasarkan Wilayah (Provinsi)

54%

21%

8%

3%

14%

Litbang Pemerintah

Kementerian

Litbang Pemerintah Non-

Kementerian

Litbang Perguruan Tinggi

Litbang Swasta

Litbang BUMN

115 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Sebaran Pranata Litbang terakreditasi aktif tahun 2018 berdasarkan Wilayah (Provinsi) :

Jawa Barat – 21

Jawa Tengah – 2

Jawa Timur - 7

Banten – 7

D.I. Yogyakarta - 4

Jakarta - 8

Sumatera Utara - 4

Sumatera Selatan - 2

Sumatera Selatan – 2

Sumatera Barat - 1

Kalimantan Selatan - 2

Sulawesi Selatan - 5

Kegiatan sosialisasi, asesmen akreditasi awal, asesmen surveilan, asesmen reakreditasi, rapat

adhoc, pembahasan Majelis Anggota, pembahasan Tim Panitia Teknis, serta workshop pranata

litbang terakreditasi, sebagai bagian dari proses akreditasi pranata litbang oleh KNAPPP selama

tahun 2018 terdokumentasi sebagai berikut:

Gambar 36. Dokumentasi kegiatan Pranata Litbang Terakreditasi Tahun 2018

5. CAPAIAN DUKUNGAN MANAJEMEN UNTUK PROGRAM PENINGKATAN

KUALITAS KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI

Pencapaian 4 (empat) Indikator Kinerja Program (IKP) Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

tidak lepas dari capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Iptek dan Dikti yang

mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Capaian dukungan manajemen untuk program peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan

Dikti disampaikan sebagai berikut:

1. Bagian Perencanaan dan Penganggaran

Dukungan manajemen untuk layanan Perencanaan dan Penganggaran terdiri dari:

116 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

a. Layanan Perencanaan

1. Telah disusun usulan RKP dan pagu indikatif, pagu anggaran dan pagu alokasi

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti untuk tahun anggaran 2019,

2. Pada tahun anggaran 2018, pagu Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengalami

beberapa kali penyesuaian dan revisi baik program maupun anggaran

3. Penyusunan RKAKL konsep DIPA Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan Iptek

dan Dikti

4. Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

b. Layanan Pemantauan dan Evaluasi

1. Laporan Kinerja Tahun 2017 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

2. Pelaporan Capaian Output pada aplikasi Simonev (B1 s.d. B12)

3. Pelaporan Capaian Kinerja Eselon I dan Eselon II per-Triwulan (B3, B6, B9 dan

B12)

4. Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan ke Satker di bawah Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti

5. Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan program/kegiatan Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti

6. Pelaporan Evaluasi Kegiatan Prioritas/KSP

7. Penyusunan Perjanjian Kinerja 2018

8. Penyusunan data dukung Penilaian SAKIP untuk Kemen PAN-RB

9. Penyusunan draft Laporan Kinerja Tahun 2018 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

c. Layanan Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan

1. Laporan Keuangan tahun 2019

2. Dokumen usulan UP Dispensasi

3. Laporan Pertanggung Jawaban setiap bulan

4. Usulan Dokumen Persetujuan TUP

5. Laporan Keuangan Audited 2019

6. Tanggapan Konsep Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan 2019

7. Dokumen Pengajuan revolving UP

8. Laporan Pajak setiap bulan

9. Laporan dan KOnfirmasi Pengembalian Kas Negara

10. Verifikasi SPJ LS-BP dan Revolving UP

11. Tindak Lanjut LHP BPK Tahun 2019

12. Pencairan kontrak-kontrak

13. Pembayaran Gaji PNS dan PPNPN

14. Pembayaran Uang makan

Capaian yang telah dilakukan pada tahun 2019 pada bagian perencanaan dan penganggaran

adalah sebagai berikut:

1. 1 dokumen perencanaan dan penganggaran

2. 1 dokumen pemantauan dan evaluasi program dan anggaran

117 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

3. 12 dokumen dokumen perbendaharaan dan keuangan

2. Bagian Hukum, Kerja Sama dan Layanan Informasi

Dukungan manajemen untuk Hukum, Kerjasama dan Informasi, terdiri dari:

a. Layanan Hukum

- Hasil pembahasan dan penyusunan peraturan perundang - undangan sesuai target

Program Legislasi Kemenristekdikti tahun 2018 di bidang Kelembagaan Iptek dan

Dikti (7 dokumen), sebagai berikut:

1. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pendirian

PTN;

2. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pendirian

PTS;

3. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pendirian PTS

melalui Kerja Sama;

4. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Perubahan

PTN;

5. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Perubahan

PTS;

6. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pembukaan

Program Studi;

7. Draf Permenristekdikti tentang Tata Cara Persyaratan & Prosedur Pembukaan

Program Studi dgn Penugasan.

- Hasil kajian hukum terkait penjatuhan sanksi adminstrasi pelanggaran PT (1

dokumen), adalah Draf kajian hukum terkait penjatuhan sanksi administrasi

pelanggaran terhadap Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di

lingkungan 14 wilayah LL Dikti.

- Hasil fasilitasi advokasi hukum terkait mediasi dan penyelesaian konflik dan

penjatuhan sanksi bagi PT bermasalah (5 dokumen):

1. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan

penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara internal perguruan tinggi

bermasalah di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;

2. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan

penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara internal badan penyelenggara

di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;

3. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan

penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara perguruan tinggi bermasalah

dengan badan penyelenggara di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;

4. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan

penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara perguruan tinggi bermasalah

dengan masyarakat di lingkungan 14 wilayah LL Dikti;

5. Pengumpulan data hasil pelaksanaan advokasi hukum terkait mediasi dan

penyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi antara perguruan tinggi bermasalah

dengan Kementerian di lingkungan 14 wilayah LL Dikti.

118 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

- Hasil dan laporan monev pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang

kelembagaan iptek dan dikti (1 dokumen), adalah Laporan Pelaksanaan monitoring

dan evaluasi mengenai peraturan perundang-undangan di bidang kelembagaan iptek

dan dikti.

b. Layanan Kerja Sama

- Hasil pembahasan dan penyusunan dokumen kerjasama antara Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti (2 dokumen).

Dalam kurun waktu tahun anggaran 2018, subbag kerjasama telah melakukan

pembahasan dan penyusunan dokumen kerjasama dengan dua mitra yaitu:

1) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Kerja sama pendirian Institut Seni Budaya Indonesia – Kalimantan,

2) Ditjen Administrasi Hukum Umum, Kemenkumham

Pertukaran data dan informasi badan hukum penyelenggara perguruan tinggi

swasta.

Hingga tahun anggaran berakhir, dua dokumen tersebut masih dalam tahapan

rancangan yang belum difinalisasi.

- Hasil monev kerja sama PT atau Lemlitbang (5 dokumen).

Pada tahun anggaran 2018, Subbag Kerja Sama telah melakukan kegiatan

monitoring dan evaluasi kerja sama yang terdiri dari:

1) Kerangka program hibah Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI)

di lima perguruan tinggi yaitu:

a. Universitas Negeri Semarang;

b. Politeknik Negeri Semarang;

c. Universitas Katolik Soegijapranata;

d. Universitas Islam Sultan Agung;

e. Universitas Islam Indonesia;

f. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan

g. Universitas Ahmad Dahlan.

2) Selain itu Subbag Kerja Sama juga melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan kerja sama di dua direktorat di lingkungan Ditjen Kelembagaan

Iptek-Dikti yaitu:

a. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan

b. Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan.

Pada perjalanannya dari lima dokumen yang ditargetkan, Subbag Kerja Sama

telah menghasilkan sembilan dokumen monitoring dan evaluasi.

c. Layanan Informasi

- Hasil layanan informasi perizinan PT dan penyelesaian pengaduan (1 dokumen)

Laporan hasil layanan informasi kunjungan tamu Direktorat Jenderal Kelembagaan

Iptek dan Dikti Tahun Anggaran 2018 melalui Unit Layanan Terpadu

119 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

(ULT/PINTU) baik pertanyaan maupun pengaduan sebanyak 1.079 pengunjung.

Untuk layanan informasi melalui web Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online

Rakyat (LAPOR) sebanyak 50 pengunjung.

- Hasil Peliputan kegiatan Ditjen Kelembagaan (12 peliputan)

Laporan hasil peliputan dan pemberitan kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti yang melebihi target dari 12 peliputan dan

pemberitaan menjadi 43 peliputan sampai akhir Desember 2018

Grafik 12. Tone Pemberitaan Ditjen Kelembagaan Tahun 2018

Tone pemberitaan Ditjen Kelembagaan Tahun 2018 keseluruhan sebanyak 1.115

pemberitaan, teridri dari: berita negatif 31; berita netral 795 dan berita positif 289

berita.

Tone Negatif terdiri dari:

19 tentang rencana pendirian Perguruan Tinggi Asing di Indonesia, 5 masalah

konflik PTS, 3 pembinaan PT, 2 peringkat PT dan 2 merger PTS

31

795

289

Negatif Netral Positif

19

5

32 2

Pendirian PTAsing

Konflik PTS PembinaanPerguruan Tinggi

Peringkat PT Merger PTS

TONE NEGATIF

120 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Grafik 13. Jumlah Narasumber Internal Secara Keseluruhan Pemberitaan

Tahun 2018 yang di monitor dan di kelola oleh Tim Biro Kerja Sama dan

Komunikasi Publik

- Hasil publikasi dan dokumentasi program dan kegiatan Ditjen Kelembagaan (4

dokumentasi.

Terlaksananya publikasi kegiatan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

Tahun Anggaran 2018 melalui media cetak dan media elektronik serta di media

sosial. Dokumentasi program dan kegiatan Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

sampai akhir Desembre 2018 ada 4 (video, foto, majalah, berita).

3. Bagian Umum

Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan persuratan, layanan

kepegawaian, pencatatan barang milik negara dan layanan operasional pemeliharaan kantor

di Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Untuk dukungan manajemen Umum,

terdiri dari:

a. Layanan Tata Usaha dan Kepegawaian

Tahun 2018, Layanan Tata Usaha dan Kepegawaian telah melakukan capaian output

berupa;

- Layanan Pengelolaan Persuratan (Target = 12 bulan)

121 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Diagram 5. Pengelolaan Persuratan Tahun 2018

- Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan (Target = 1 dokumen)

Laporan Pegawai/CPNS/PPNPN yang mengikuti bimbingan, pendidikan, dan

pelatihan;

Grafik 14. Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan SDM

- Layanan Pengelolaan Kepegawaian (Target = 12 bulan)

13606,0

22534,0

722,0

Layanan Pengelolaan Persuratan

Surat Masuk Surat Keluar Penomoran SK

4 1

97

126

72

0

20

40

60

80

100

120

140

Diklat PIM IV Diklat Fungsional Assesment PPNPN Bimtek Operator Test SKB CPNS

Laporan Bimbingan, Pendidikan dan Pelatihan

Jumlah orang

122 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Grafik 15. Pengelolaan Kepegawaian Tahun 2018

- Dokumen Pengelolaan Ketatalaksanaan (Target = 2 dokumen)

Dokumen Pengelolaan Ketatalaksanaan meliputi

1. Dokumen SOP; dan

2. Analisis Beban Kerja

Agar penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan dibawah Direktorat Jenderal

Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berjalan dengan

baik maka diperlukan pegawai (khususnya untuk PNS) yang profesional,

bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan

berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem

prestasi kerja. Sistem ini harus menjamin objektivitas dalam mempertimbangkatan

pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat dengan melakukan penilaian prestasi

kerja, yaitu penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hasil penilaian SKP PNS

Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi Tahun 2018, yaitu:

28

178

68

4

18

13

11

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Kenaikan Pangkat

Cuti

Kenaikan Gaji Berkala

Layanan Pensiun

Penerima Satya Lencana

Layanan BPJS

Layanan KARIS/KARSU/KARPEG

Layanan Kepegawaian

Layanan Kepegawaian

0

5

10

15

20

25

Dirjen &Setditjen

KelembagaanIptek & Dikti

Dit.Pengembangan

KPT

Dit. PembinaanKPT

Dit. KST Dit. Lemlitbang

17 16 15

22

15

12

35

8 7

0 0 0 0 00 0 0 0 00 0 0 0 0

91-100 76-90 61-75 51-60 <50

Grafik 16. Nilai SKP PNS Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2018

123 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

b. Layanan Rumah Tangga

Yang telah dilakukan pada layanan rumah tangga, adalah:

1. Layanan kebutuhan kerumahtanggaan;

2. Pemeliharaan Peralatan dan mesin;

3. Pemeliharaan Kendaraan dinas dan kendaraan operasional;

4. Layanan Ketertiban, Keamanan Kesehatan Keindahan dan Kebersihan;

5. Layanan kebutuhan barang persediaan Alat Tulis Kantor;

6. Layanan belanja sewa;

7. Rapat-rapat koordinasi;

8. Operasional dan Pemeliharaan Kantor.

c. Layanan Pengelolaan Barang Milik Negara

Di tahun 2018, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memberikan layanan

pengelolaan BMN untuk memperoleh capaian output berupa;

- Dokumen Penyusunan Laporan BMN (Target = 8 Dokumen)

Tabel 23. Laporan BMN Tahun 2018

No Dokumen

1 Laporan BMN & Persediaan Semester 2 Tahun 2017 UAKPB Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

2 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Unaudited) UAKPB

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

3 Laporan BMN & Persediaan Semester 2 Tahun 2017 UAPPB-E1 Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

4 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Unaudited) UAPPB-

E1 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

5 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Audited) UAKPB

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

6 Laporan BMN & Persediaan Tahunan Tahun 2017 (Audited) UAPPB-E1

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

7 Laporan BMN & Persediaan Semester 1 Tahun 2018 UAKPB Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

8 Laporan BMN & Persediaan Semester 1 Tahun 2018 UAPPB-E1 Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

- Dokumen Penatausahaan, Pengelolaan, Inventaris dan Penghapusan BMN (Target =

4 dokumen)

124 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Tabel 25. Dokumen Penatausahaan, Pengelolaan, Inventaris dan

Penghapusan BMN Tahun 2018

No Dokumen

1 Laporan Pengawasan dan Pengendalian BMN Ditjen Kelembagaan Iptek

dan Dikti Tahun 2017

2 Dokumen Pemindahtanganan BMN (Hibah & Alih Status Penggunaan

BMN) Tahun 2018

3 Data Inventaris BMN Per 31 Desember 2018

4 Dokumen Usulan Penetapan Status BMN Ditjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti Tahun 2018

Grafik 17. Nilai Pemindahtanganan BMN Tahun 2018 dan 2017 dalam

Unit/Set

Diagram 6. Kondisi BMN Berdasarkan Hasil Inventarisasi

7567,0

412684,0

3217,0 5657,0 -

50000,0

100000,0

150000,0

200000,0

250000,0

300000,0

350000,0

400000,0

450000,0

PENGEMBANGAN PPPTS PENGEMBANGAN STP

Nilai Pemindahtanganan BMN Tahun 2018 & 2017

dalam Unit/Set

Tahun 2018 (unit/set) Tahun 2017 (unit/set)

318

211

3

Kondisi BMN Berdasarkan Hasil Inventarisasi

(dalam unit/set)

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

125 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

- Dokumen Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (Target = 1 dokumen);

Grafik 18. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang Dipergunakan Sendiri

Grafik 19. Pengadaan Barang Tahun 2018 yang akan Dihibahkan ke

Masyarakat/Pemda

4,0

55,0

5,0

Pengadaan Layanan Internal

Pengadaan Hardware BAN-PT

Pengadaan Manajemen Inkubator Bisnis

Pengadaan LayananInternal

Pengadaan HardwareBAN-PT

Pengadaan ManajemenInkubator Bisnis

Nilai Pengadaan (unit/set) 4,0 55,0 5,0

Pengadaan Barang Tahun 2018 yang dipergunakan sendiri (dalam unit/set)

3586,0

2790,0

Pengadaan Program Pengembangan PPPTS

Pengadaan Program Pengembangan STP

Pengadaan Program PengembanganPPPTS

Pengadaan Program PengembanganSTP

Nilai Pengadaan (unit/set) 3586,0 2790,0

Pengadaan Barang Tahun 2018 yang akan dihibahkan ke masyarakat/pemda (dalam unit/set)

126 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

B. CAPAIAN REALISASI ANGGARAN

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada tahun 2018 Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memperoleh alokasi anggaran berdasarkan DIPA

Nomor SP DIPA-042.03.1.401196/2018 tanggal 5 Desember 2017 sebesar Rp.

636.180.807.000,-

DIPA tahun 2018 ini mengalami revisi anggaran sebanyak 6 kali. Realisasi anggaran pada

tahun 2018 sebesar Rp. 550.338.607.616,- atau sebesar 86,51%. Berikut rincian realisasi

anggaran, seperti dibawah ini:

Tabel 25. Realisasi Anggaran dan Fisik Tahun 2018 Per Output

Unit Eselon I Anggaran Fisik

Eselon II Pagu Realisasi

Persentase

(%)

Volume Progress (%)

Output T R Target Realisasi

DITJEN

KELEMBAGAAN 636.180.807.000 550.338.607.616 86,51%

Setditjen

Kelembagaan 34.815.045.000 28.864.722.954 82,91%

100 100

Perencanaan 1.557.150.000 1.515.248.174 97,31% 1 1 100% 100%

Layanan dukungan

manajemen eselon 1 13.451.667.000 10.056.805.009 74,76% 12 12 100% 100%

Layanan Internal

(overhead) 558.000.000 551.379.100 98,81% 1 1 100% 100%

Layanan

Perkantoran 19.248.228.000 16.741.290.671 86,98% 12 12 100% 100%

Dit.

Pengembangan

KPT 123.269.044.000 101.659.739.980 82,47%

100% 172,4%

Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan Tinggi

6.500.000.000 6.033.537.251 92,82% 57 128 100% 224%

Rekomendasi Pendirian Dan Penutupan Perguruan Tinggi

6.500.000.000 5.407.410.416 83,19% 29 87 100% 300%

Rekomendasi Pembukaan Dan Penutupan Program Studi

16.754.044.000 15.209.356.292 90,78% 400 553 100% 138%

Layanan Program Studi Di Luar Domisili (pdd)

11.515.000.000 6.259.816.137 54,36% 2 2 100% 100%

Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi

82.000.000.000 68.749.619.884 83,84% 12 12 100% 100%

Dit. Pembinaan

KPT 291.091.518.000 260.414.252.690 89,46%

100% 97,58% Perguruan Tinggi/prodi Yang Diakreditasi (ban-pt)

130.000.000.000 106.837.836.632 82,18% 3800 3612 100% 95%

Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang

30.256.800.000 29.449.130.229 97,33% 560 534 100% 95,35%

127 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

Unit Eselon I Anggaran Fisik

Eselon II Pagu Realisasi

Persentase

(%)

Volume Progress (%)

Output T R Target Realisasi

Perguruan Tinggi Yang Meningkat Mutu Kelembagaannya

129.297.089.000 122.663.892.679 94,87% 500 451 100% 100%

Perguruan Tinggi Yang Dibina Menjadi Perguruan Tinggi Top 500 Dunia

1.537.629.000 1.463.393.150 95,17% 3 3 100% 100%

Dit. Lemlitbang 45.000.000.000 44.414.804.832 98,70% 100% 103,4% Lembaga Litbang Yang Dibina Menjasi Pusat Unggulan Iptek

41.000.000.000 40.577.314.379 98,97% 80 80 100% 90,20%

Bppd Yang Dibina Menjadi Bppd Berkinerja Utama

2.000.000.000 1.934.776.900 96,74% 15 15 100% 100%

Pranata Litbang Yang Terakreditasi

2.000.000.000 1.902.713.553 95,14% 45 54 100% 120%

Dit. KSTL 142.005.200.000 114.985.087.160 80,97% 100% 202,5% Taman Sains Dan Teknologi Yang Dikembangkan

107.005.200.000 89.779.189.868 83,90% 15 18 100% 120%

Lembaga Inkubator Teknologi Yang Dikembangkan

35.000.000.000 25.205.897.292 72,02% 7 20 100% 285%

Tabel 26. Realisasi Anggaran Tahun 2018 Per Jenis Belanja

Jenis Belanja Anggaran Realisasi % Realisasi

Belanja Pegawai 8.248.228.000 7.733.039.310 93,75%

Belanja Barang 613.803.642.000 534.600.641.106 87,10%

Belanja Modal 14.128.937.000 8.004.927.200 56,66%

Jumlah 636.180.807.000 550.338.607.616 86,51%

128 | L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 8

BAB IV

PENUTUP

Berbagai upaya perbaikan atas kinerja program, kegiatan dan anggaran Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti selama kurun waktu tahun 2015 s.d. 2018 telah dilakukan. Hasil

yang diraih tidak menyurutkan tekad, justru memberikan semangat untuk terus melakukan

peningkatan kinerja dalam menjalankan sasaran strategis meningkatnya Kualitas Kelembagaan

Iptek dan Dikti. Adapun hasil kinerja selama periode tahun anggaran 2018 ini dituangkan

dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang

menyajikan informasi atas hasil-hasil kinerja yang dicapai pada tahun 2018, secara menyeluruh

dalam upaya Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti.

Program, kegiatan dan anggaran pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dapat

terlaksana dengan baik semua karena kerja sama serta komitmen semua pihak dan atau instansi

termasuk dengan para pakar/tim ahli yang terlibat dalam mendukung program, kegiatan dan

anggaran. Berbagai kebijakan strategis Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah

disusun untuk mendorong pelaksanaan program lebih tepat sasaran, dengan harapan dapat

memberikan layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat Pendidikan tinggi dan seluruh pihak

yang berkepentingan.

Pada akhirnya dengan berbekal komitmen, kesamaan persepsi dan kekuatan, semangat

reformasi birokrasi, serta sumberdaya yang ada, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan

Dikti Kemristekdikti akan terus meningkatkan kinerjanya sesuai peran dan tanggungjawab

yang diemban, sehingga sasaran startegis Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Iptek dan

Dikti dapat dicapai dan ditingkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN:1. Pembinaan Mutu Kelembagaan Perguruan Tinggi

Berikut data perguruan tinggi yang mengikuti pembimbingan penyusunan statuta PTS padatahun 2018:

No

KodePT

Perguruan Tinggi LLDIKT

I

Kab. Kota

1 014006 Akademi Akuntansi YPK Medan 1 Medan

2 014224 Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit BarisanMedan

1 Medan

3 015016 Politeknik Kesehatan YRSU Dr Rusdi 1 Medan

4 011026 Universitas Al-Azhar 1 Medan

5 011015 Universitas Graha Nusantara 1 Padangsidimpuan

6 011049 Universitas Harapan Medan 1 Medan

7 011028 Universitas Islam Labuhan Batu 1 Rantauprapat

8 024126 Akademi Kesehatan Yayasan Sapta BaktiBengkulu

2 Bengkulu

9 023012 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum PertibaPangkalpinang

2 Bangka Tengah

10 023117 STIKES Citra Delima Bangka Belitung 2 Pangkalpinang

11 021015 Universitas Baturaja 2 Ogan KomeringUlu

12 021026 Universitas Nahdlatul Ulama Lampung 2 Lampung Timur

13 021011 Universitas Tamansiswa 2 Palembang

14 082005 Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka 8 Flores Timur

15 083072 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu PendidikanCitra Bakti

8 Kab. Ngada

16 083080 STMIK Primakara 8 Denpasar

17 081028 Universitas Cordova 8 Sumbawa Barat

18 081034 Universitas Kristen Wira Wacana Sumba 8 Sumba Timur

19 081002 Universitas Ngurah Rai 8 Denpasar Timur

20 081035 Universitas Qomarul Huda Badaruddin Bagu 8 Lombok Tengah

21 094112 Akademi Kebidanan Andi Makkasau 9 Parepare

22 093196 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan SalewanganMaros

9 Maros

23 093186 STIKES Bakti Nusantara Gorontalo 9 Gorontalo

24 091035 Universitas Madako Toli-toli 9 Toli toli

25 104141 Akademi Akuntansi dan Komputer Stephen Jambi 10 Jambi

26 103147 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo Batam 10 Batam

27 103140 STIH Putri Maharaja 10 Payakumbuh

28 101027 Universitas Dharmas Indonesia 10 Dharmas Raya

29 101007 Universitas Lancang Kuning 10 Pekanbaru

30 101029 Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 10 Kampar

31 101025 Universitas Universal 10 Batam

32 113002 STIA Bina Banua Banjarmasin 11 Banjarmasin

33 111017 Universitas Antakusuma 11 Pangkalan Bun

34 111006 Universitas Balikpapan 11 Balikpapan

35 123026 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Umel 12 Tual

36 131006 Universitas Almuslim 13 Bireun

37 131009 Universitas Gunung Leuser Aceh 13 Aceh Tenggara

38 131004 Universitas Muhammadiyah Aceh 13 Banda Aceh

39 145002 Politeknik Katolik Saint Paul 14 Sorong

40 143005 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya Dharma 14 Merauke

2. Rekomendasi Tata Kelembagaan Perguruan Tingga. Usul dan Rekomendasi Penataan organisasi dan tata kerja

NO USUL STATUS1 Penataan Organisasi dan Tata Kerja Universitas

MalikussalehRekomendasi

2 Penataan Organisasi dan Tata KerjaUniversitasBorneo Tarakan

Rekomendasi

3 Penataan Organisasi dan Tata KerjaPoliteknikNegeri Bali

Rekomendasi

4 Penataan Organisasi dan Tata KerjaUniversitasNegeri Yogyakarta

Rekomendasi

5 Penataan Organisasi dan Tata KerjaPoliteknikNegeri Sriwijaya

Rekomendasi

6 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Bandung

Rekomendasi

7 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Bengkalis

Rekomendasi

8 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Kupang

Rekomendasi

9 Penataan Organisasi dan Tata KerjaUniversitasNegeri Padang

Rekomendasi

10 Penataan Organisasi dan Tata Kerja NusaCendana

Rekomendasi

11 Penataan Organisasi dan Tata Kerja UniversitasNegeri Manado

Rekomendasi

12 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Jember

Rekomendasi

13 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikNegeri Tual

Perbaikan

14 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikPertanian Negeri Samarinda

Perbaikan

15 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikElektronika Negeri Surabaya

Perbaikan

16 Penataan Organisasi dan Tata Kerja InstitutTeknologi Sumatera

Perbaikan

17 Penataan Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikPoliteknik Negeri Medan

Perbaikan

18 Penataan Organisasi dan Tata Kerja UniversitasPalangkaraya

Perbaikan

b. Usul dan Rekomendasi Pembentukan/Perubahan Fakultas/Jurusan PTN

No USUL PERGURUANTINGGI

STATUS

1 Perubahan Nomenklatur Fakultas Ekonomimenjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Tadulako Rekomendasi

2 Perubahan Nomenklatur Jurusan IlmuEkonomi dan Studi Pembangunan menjadiJurusan Ilmu Ekonomi

Universitas Tadulako Rekomendasi

3 Pembentukan Fakultas Ilmu Budaya UniversitasMulawarman

Rekomendasi

4 Pembentukan Jurusan Keperawatan Universitas SultanAgeng Tirtayasa

Rekomendasi

5 Perubahan nama Fakultas MIPA menjadiFakultas Sains dan Teknologi

Universitas Terbuka Rekomendasi

6 Perubahan nama Jurusan Matematikamenjadi Jurusan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam

Universitas Terbuka Rekomendasi

7 Perubahan nama Jurusan statistika menjadijurusan Teknik

Universitas Terbuka Rekomendasi

8 Perubahan nama Jurusan Biologi menjadiJurusan Pertanian

Universitas Terbuka Rekomendasi

9 Pembentukan Fakultas PendidikanPsikologi

Universitas NegeriPadang

Rekomendasi

10 Pembentukan Fakultas Ilmu Keluarga danKewirausahaan

Universitas NegeriSurabaya

Rekomendasi

11 Pembentukan Fakultas Fakultas Seni danDesain

Universitas NegeriSurabaya

Rekomendasi

12 Perubahan nama Fakultas Ilmu Olahragamenjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas NegeriSurabaya

Rekomendasi

13 Pembentukan Jurusan TeknologiPendayagunaan Sumberdaya Pesisir

Politeknik PerikananNegeri Tual

Rekomendasi

14 Pembentukan Jurusan TeknologiPendayagunaan Sumberdaya Laut

Politeknik PerikananNegeri Tual

Rekomendasi

15 Pembentukan Jurusan Teknik Informatika Politeknik NegeriMalang

Rekomendasi

16 Perubahan nama Fakultas bahasa dan senimenjadi Fakultas bahasa dan sastra

Universitas NegeriSurabaya

Rekomendasi

17 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas HaluOleo

Tidak Diproses

18 Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Tidak Diproses

Oleo19 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Riau Tidak Diproses20 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu

OleoTidak Diproses

21 Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas HaluOleo

Tidak Diproses

22 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas NusaCendana

Digabung denganFakultas Peternakan

23 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas NusaCendana

Digabung denganFakultas Kedokteran

24 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas NusaCendana

Rekomendasi

25 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mataram Rekomendasi26 Fakultas Kehutanan Universitas Mataram Tidak Diproses27 Fakultas Perikanan dan Kelauatan Universitas Mataram Tidak Diproses28 Fakultas Perikanan dan Kelauatan Universitas Gadjah

MadaTidak Diproses

29 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas LambungMangkurat

Tidak Diproses

30 Fakultas Sains Institut TeknologiSumatera

Tidak Diproses

31 Fakultas Teknologi InfrastrukturKewilayahan

Institut TeknologiSumatera

Tidak Diproses

32 Fakultas Teknologi Produksi dan Industri Institut TeknologiSumatera

Tidak Diproses

33 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas LambungMangkurat

Tidak Diproses

34 Fakultas Hukum Universitas NegeriSurabaya

Tidak Diproses

35 Fakultas Informatika UniversitasMalikussaleh

Tidak Diproses

c. Usul dan Rekomendasi Perubahan Bentuk PTN/PTKL

INSTANSI PERGURUAN TINGGIBadan Siber dan SandiNegara

Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Sandi Negaramenjadi Politeknik Siber dan Sandi Negara

Kementerian Kelautan danPerikanan

Perubahan bentuk Sekolah Tinggi Perikanan Jakartamenjadi Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Kementerian Sosial Perubahan bentuk STKS menjadi PoliteknikKesejahteraan Sosial Bandung

Kementerian Perhubungan Perubahan bentuk Akademi Perkeretaapian IndonesiaMadiun menjadi Politeknik Perkeretaapian Indonesia

d. Usul dan Rekomendasi Penggabungan Perguruan Tinggi Kesehatan milik PemerindahDaerah ke PTN

No Nama PT Kesda yang digabung Nama PTN1 Akper Pemprov Kalimantan Timur Universitas Mulawarman2 Akper Pemkab Pamekasan Politeknik Negeri Madura3 Akper Pemkab Subang Politeknik Negeri Subang

e. Rekomendasi Perubahan nama perguruan tinggi PTSyaitu Perubahan nama perguruan tinggi swasta (perubahan nomenklatur) yaitu perubahankata atau frasa dan bukan merupakan perubahan nama perguruan tinggi.

Usul perubahan nama PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Perubahan nama STKIP Kebangkitan Nasional menjadi STKIP Media Nusantara

Citra2. Perubahan nama STIE Putra Sampoerna menjadi STIE Media Nusantara Citra3. Perubahan nama Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta4. Perubahan nama Universitas Dr Sutomo5. Perubahan Nama STMIK Widya Bidakara Menjadi STMIK Indo Daya Suvana6. Perubahan Nama Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo7. Perubahan Nama Akademi Kebidanan Kartini di Jakarta menjadi Akademi

Kebidanan Kartini Jakarta di Jakarta yang diselenggarakan oleh Yayasan KartiniMandiri

f. Rekomendasi Perubahan atau pindah lokasi PTSyaitu pemindahan domisili PTS sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri tentangPendirian PTS tersebut.Usul pindah lokasi PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Perubahan Nama dan Lokasi Sekolah Tinggi Teknologi Bengkulu di Bengkulu

yang diselenggarakan oleh Yayasan Aisyah Lampung menjadi Sekolah TinggiTeknologi Aisyah di Kabupaten Pringsewu yang diselenggarakan oleh YayasanAisyah Lampung

g. Rekomendasi Perubahan Bentuk PTSyaitu perubahan bentuk suatu bentuk PTS menjadi perubahan bentuk lainnya,

Usul perubahan bentuk PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Perubahan bentuk AKINDO menjadi STIKOM Yogyakarta2. Perubahan Bentuk AKBID Salsabila menjadi STIKES3. Perubahan Bentuk STMT menjadi Institut4. Perubahan Bentuk AKBID Audi Husada Medan Menjadi STIKES5. Penggabungan AKFAR, AAK Bina Husada Kendari dan Akademi Kesehatan

Gigi Kendari menjadi Politeknik6. Perubahan Bentuk menjadi Institut Kesehatan drg Suherman7. Perubahan Bentuk menjadi STIKES Panti Waluya8. Perubahan bentuk menjadi Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong9. Perubahan bentuk menjadi Universitas Binawan Di Jakarta10. Perubahan Bentuk AKBID Abdurahman di Palembang menjadi STIKES11. Perubahan Bentuk AKBID As Syifa di Kisaran Kabupaten Asahan menjadi

STIKES12. Perubahan Bentuk AKBID Adila di Kota Bandar Lampung menjadi STIKES13. Perubahan Bentuk AKFAR Muhammadiyah Kabupaten Kuningan menjadi

STIKES14. Perubahan Bentuk STIKES Harapan Bangsa Purwokerto menjadi Universitas15. Perubahan Bentuk Akademi Akuntansi Riau menjadi STIE Tuah Negeri16. Perubahan Bentuk STIKES Avicenna menjadi Institut17. Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati di Kabupaten Pati18. Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati di Kabupaten Pati19. Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Sumatera Barat di Kabupaten Padang

Pariaman menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Barat diKabupaten Padang Pariaman yang diselenggarakan oleh Yayasan PendidikanSumatera Barat

20. Perubahan Bentuk AKPELNI di Kota Semarang Menjadi Politeknik21. Perubahan Bentuk STTNAS di Yogyakarta menjadi Institut

22. Perubahan Bentuk AMIK Umel Mandiri di Kota Jayapura menjadi STMIK23. Perubahan Bentuk AKBID Kartini di Kota Denpasar menjadi Politeknik24. Perubahan Bentuk AKFAR Samarinda di Kota Samarinda menjadi STIKES

h. Rekomendasi Pengalihan pengelolaan PTSyaitu pengalihan pengelolaan PTS dari suatu Badan Penyelengara ke Badan Penyelenggaralainnya.Menurut Pasal 60 ayat (3) UU Dikti, Badan penyelenggara PTS dapat berbentuk Yayasan,Perkumpulan, dan bentuk lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Baikyayasan, perkumpulan, maupun bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pengelola PTS, yang pada gilirannyaakan berpengaruh pada mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di PTS yangbersangkutan.Ketika suatu badan penyelenggara PTS memiliki kekurangan dalammengelola PTS, pada umumnya badan penyelenggara tersebut akan berusaha untukmenemukan cara agar pengelolaan PTS tersebut dapat terbebas dari segala kekurangantersebut. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara alih kelola PTS.

Usul alih kelola PTS tahun 2018 yang direkomendasikan :1. Alih Kelola Politeknik Bina Husada Kendari2. Alih Kelola STIE Putra Sampoerna3. Alih Kelola STKIP Kebangkita Nasional4. Alih Kelola STIKOM Ambon5. Alih Kelola, Pindah Lokasi, dan Perubahan Nama AKBID Cipta Daya Husada di

Kabupaten Tangerang menjadi AKBID Anissa Jaya di Kabupaten Bogor6. Pengalihan Pengelolaan Sekolah Tinggi Teknologi Bengkulu di Bengkulu dari

Yayasan Sapta Bakti Bengkulu Kepada Yayasan Aisyah Lampung

i. Rekomendasi Penggabungan dan Penyatuan PTS- Penggabungan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penggabungan beberapa perguruan

tinggi swasta yang masing – masing dikelola oleh 1 (satu) badan penyelenggara,menjadi 1 (satu) perguruan tinggi swasta baru yang dikelola oleh 1 (satu) badanpenyelenggara baru.

- Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penyatuan 1 (satu) perguruan tinggiswasta atau lebih ke dalam 1 (satu) perguruan tinggi swasta lain

- Tujuan penggabungan dan penyatuan PTS yaitu penguatan kemampuan danpeningkatan mutu Perguruan Tinggi Swasta

Usul penggabungan dan penyatuan PTS tahun 2018 yang direkomendasikan:

1) Penyatuan menjadi Universitas Jenderal Achmad Yani

2) Penyatuan menjadi Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo

3) Penyatuan menjadi Universitas Muhammadiyah Jember

4) Penyatuan menjadi STMIK Catur Sakti Kendari

5) Penyatuan menjadi Politeknik Bina Husada Kendari6) Izin Penggabungan AKFAR, AAK Bina Husada Kendari dan Akademi KesehatanGigi Kendari menjadi Politeknik7) Penyatuan AKPAR ke Universitas Muhammadiyah Jember8) Penyatuan menjadi Universitas Mitra Indonesia di Lampung

9) Penyatuan AMIK ke STMIK Catur Sakti di Kota Kendari10) Penyatuan Akademi Perbankan YUKI Jakarta di Jakarta, Akademi KeperawatanRSU FK UKI Jakarta, Akademi Fisioterapi Yayasan Universitas Kristen Indonesia11) Penyatuan Universitas Pelita Harapan Surabaya di Kota Surabaya, UniversitasPelita Harapan Medan di Kota Medan, Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan diKabupaten Tangerang ke Universitas Pelita Harapan di Jakarta12) Penyatuan STT Jabar ke Universitas Widyatama

13) Penyatuan dan Perubahan Bentuk Beberapa PTS menjadi Universitas Bina SaranaInformatika di Jakarta

14) Penyatuan AKBID Prima Indonesia ke STIKES Prima Indonesia di Kota Bekasi

15) Penyatuan AKPER dan AKBID ke Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua

16) Penyatuan STIH Bina Bangsa ke Universitas Bina Bangsa

17) Penyatuan AKFAR Medika Nusantara ke STIFA Pelita Mas Palu

18) Penyatuan AKBID Soko Tunggal ke STIKES Maluku Husada19) Penyatuan AKBID Yayasan RS Jakarta dan AKPER RS Jakarta menjadi AkademiKesehatan Yayasan Rumah Sakit Jakarta20) Penyatuan Akademi Fisioterapi ST Lukas Tomohon di Kota Tomohon yangDiselenggarakan oleh Yayasan Manual Runtu di Kota Tomohon ke Universitas KatolikDe La Salle Manado di Kota Manado yang Diselenggarakan oleh Yayasan PerguruanTinggi Universitas De La Salle Manado di Kota Manado21) Penyatuan Akademi Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi MuhammadiyahMakassar, Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar, AkademiKesehatan Lingkungan Muhammadiyah Makassar, Akademi Analis KesehatanMuhammadiyah Makassar dan Perubahan Bentuk Menjadi Politeknik KesehatanMuhammadiyah Makassar yang diselenggarakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah

22) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia di Kota Banjarmasindan Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin di Kota Banjarmasin MenjadiUniversitas Sari Mulia di Kota Banjarmasin yang diselenggarakan oleh Yayasan IndahBanjarmasin23) Penggabungan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer BumigoraMataram di Kota Mataram dan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Bumigora Mataramdi Kota Mataram Menjadi Universitas Bumigora Di Kota Mataram yangdiselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Eksekutip Komputer24) Penggabungan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Balikpapandi Kota Balikpapan yang diselenggarakan oleh Yayasan Airlangga, Sekolah TinggiManajemen Informatika dan Komputer Sentra Pendidikan Bisnis di Kota Samarindayang diselenggarakan oleh Yayasan Sentra Pendidikan Bisnis Airlangga Samarinda,dan Akademi Sekretari Dan Manajemen (ASMI) di Kota Balikpapan yangdiselenggarakan oleh Yayasan Airlangga menjadi Universitas Mulia di KotaBalikpapan yang diselenggarakan oleh Yayasan Airlangga25) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky di Kota Makassar danSekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mega Rezky Makassar di KotaMakassar menjadi Universitas Megarezky di Kota Makassar yang diselenggarakan olehYayasan Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar26) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky di Kota Makassar danSekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mega Rezky Makassar di KotaMakassar menjadi Universitas Megarezky di Kota Makassar yang diselenggarakan olehYayasan Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar27) Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Puangrimaggalatung Sengkangdi Kabupaten Wajo, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu PendidikanPuangrimaggalatung Sengkang di Kabupaten Wajo, Sekolah Tinggi Ilmu PertanianPuangrimaggalatung Sengkang di Kabupaten Wajo, Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanPuangrimaggalatung di Kabupaten Bone dan Akademi Kebidanan Prima Sengkang diKabupaten Wajo menjadi Universitas Puangrimaggalatung di Kabupaten Wajo yangdiselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Puangrimaggalatung Sengkang28) Penggabungan IKIP Veteran Jawa Tengah Semarang di Kota Semarang danAkademi Teknik Perkapalan Veteran di Kota Semarang menjadi Universitas Ivet diKota Semarang yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembina IKIP Veteran Semarang

3. Matriks Capaian Perkembangan STP, sebagai berikut:

SOLO TECHNO PARK

Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 9 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

No UraianKegiatan

RoadmapCapaian 2018

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Koordinasi InisiasiKerjasama dgLemlitbang Mou DenganLemlitbang RealisasiKerjasama RealisasiKerjasama RealisasiKerjasama MOU/PKS dan realisasi kerjasamadengan UNS, UMS, Unisri dan PoltekATMI sudah terlaksana2 Capacity Building PelatihanInkubator Studi Banding Pelatihan HKI Pelatihan TransferTeknologi PelatihanIntermediasiIptek Pelatihan Inkubator, PelatihanManajemen STP & Studi Banding3 Kelembagaan Inisiasi BentukUnit Inkubator Pembentukan UnitInkubator Bentuk Unit HKIPenguatanInkubator Penguatan TataKelola - Kelembagaan STP dan Unit Inkubatortelah terbentuk4 PengembanganSarana Prasarana:

- Gedung- Peralatan

GedungInkubatorPerlatanInbkubasiPengadaan PeralatanInkubatorPengadaan Furniture& Penunjang Inkubasi

PembangunanAuditoriumTahap I (GedungInkubatorLt./Tahap II)PembangunanAuditoriumTahap II(GedungInkubatorLt./Tahap III)

PengadaanFurnitureAuditorium &KelengkapannyaPembangunan Gedung Inkubator danfurniture kelengkapannya sudahtersedia. Peralatan mekanik dasar untukpembuatan prototyope kendaraan listrik,peralatan pembersih dan pengeringotomatis

5 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi, Riset ,Pameran) MagangDiklat MagangDiklatPra InkubasiInkubasiPra InkubasiInkubasiRiset InovasiDiseminasi

Magang, DiklatPra InkubasiInkubasiRiset InovasiDiseminasiCo Working

InkubasiInkubasiRiset InovasiDiseminasiCo Working

Pra InkubasiInkubasiDiseminasi Teknologi (Manufaktur,Welding Design, Garmen & Otomasi)

MSTP JEPARA

Fokus: Marine / Kelautan dan Perikanan, Luas Lahan : 52 Ha Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

NoUraian

KegiatanRoadmap

Capaian 2018Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi InisiasiKerjasama Mou DenganUniversitasDiponnegoro Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama RealisasiKerjasama MOU/PKS dan realisasi kerjasamadengan Universitas Diponegoro

2 CapacityBuilding Studibanding Studi Banding Studi Banding,pelatihan inkubator dantenant Training Pengelola STP PelatihanIntermediasiIptek Pelatihan Manajemen STP,Pelatihan Inkubator,Studi Banding3 Kelembagaan Inisiasi Inisiasi BentukKelembagaanMSTP dan UnitInkubator

Kerjasama UnitInkubator MSTPdengan InkubatorBisnis KKIB UNDIP Implementasi Tata Kelola Implementasi Tata Kelola Kelembagaan MSTP Jepara Telahterbentuk

4PengembanganSaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan- Perencanaan

PeralatanSafety FoodTahap I

PengadaanPeralatanKeamanan Pangan,Hatchery danWisata Bahari ,DED PembangunanGedung Asap Cair,Renovasi GedungHatchery,Renovasi, GedungTraining Centerdan Tenant,Renovasi GuestHouse

Pembangunan GedungAsap Cair, RenovasiGedung Hatchery,Renovasi, GedungTraining Center danTenant, DED RenovasiGuest House, dan DEDRenovasi Dermaga,Review MasterplanMSTP Jepara,Pengadaan peralatanGenerator Set, danPengadaan PeralatanLaboratorium

Renovasi Dermaga, RenovasiGuest House, Renovasi Façade,Pembangunan Breakwater,Selasar Penghubung Hatchery,DED Gedung Miniplan IndustriPengelola Ikan, Peralatan MesinAsap Cair, Peralatan PendukungTambak Udang danLaboratorium Food Safety,Peralatan meubelair, PeralatanGenerator Set, Peralatan Kantor,pengadaan AC gedungtenant/pengelola da ElektronikLainnya dan Furniture GuestHouse

Pembangunan GedungMiniplanIndustriPengelolaIkan

Renovasi Dermaga, Renovasi GuestHouse, Renovasi Façade,Pembangunan Breakwater, SelasarPenghubung Hatchery, DED GedungMiniplan Industri Pengelola Ikan,Peralatan Mesin Asap Cair,Peralatan Pendukung TambakUdang dan Laboratorium FoodSafety, Peralatan meubelair,Peralatan Generator Set, PeralatanKantor, pengadaan AC gedungtenant/pengelola da ElektronikLainnya dan Furniture Guest House5 ImplementasiInovasi - Penyusunan SOPInkubasi BisnisTeknologi di MSTPJepara

Seleksi, monev danpelaksanaan InkubasiBisnis Teknologi diMSTP Jepara Seleksi, monev dan pelaksanaanInkubasi Bisnis TeknologiSeleksi,monev danpelaksanaanInkubasiBisnisTeknologi

SOP Inkubasi Bisnis Teknologi,Inkubasi Bisnis Teknologi MSTPJepara

STP ITS

Fokus Utama: Marine, Otomotif, Industri Kreatif Luas Lahan: 7 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

NoUraianKegiat

anRoadmap

Capaian 2018Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Koordinasi - - InisiasiKerjasamadengan Pemda &Industri RealisasiKerjasama RealisasiKerjasama Kerjasama dengan Pemda dan Industritelah ada, namun belum dalam kerangkaSTP2 Pembuatan FS &Master Plan - Pembuatan MasterPlan STP - - - Master Plan STP-ITS telah tersusun3 CapacityBuilding - Studi Banding BimbinganTeknis PelatihanTransferTeknologi PelatihanIntermediasiIptek

• Pelatihan Manajemen STP,• ToT Pengelola STP• Studi Banding ke Jepang & Hongkong• Diklat telah dilakukan mandiri oleh ITS

4 Kelembagaan - InisiasiPembentukanLembaga PengelolaSTP-ITSPembentukanLembaga STP-ITS Penguatan TataKelola Penguatan TataKelola SK Pengelola STP-ITS

5 PengembanganSaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan - - Pengadaanperatalan Untukpengelola danInkubator STPITS

PembangunanGedung Pengelola& Inkubator STP-ITSPengadaanPeralatan STP-ITS

• Renovasi Gedung Otomotif Center danNasdec di STP-ITS• Renovasi Gedung Pengelola danInkubator STP ITS• Pengadaan peralatan (Mesin, computerdan meubelair)

6ImplementasiInovasi(Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset , Pameran)

Dilakukanmandiri olehITS Dilakukan mandirioleh ITSPenggabunganberbagaikegiatanintermediasidalam lembagaSTP-ITS

Inkubasi,Diseminasi,Riset Inovasi ,Diklat, KosultasiHKI, FasilitasiIndustri, MediasiInkubasi,Diseminasi,Riset Inovasi ,Diklat,Konsultasi HKI,Mediasi

Kegiatan InkubasiIntermediasi,Riset Inovasi,Diseminasi,

STP UGM

Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 1.6 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

NoUraian

Kegiatan

RoadmapCapaian 2018

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Kelembagaan Penyusunan SistemTata Kelola(Naskah/Konsep) Penguatan Tata Kelola TerbentuknyaKelembagaan - • Unit dibawah Direktorat PUI• Unit Inkubator telah terbentuk• MOU/PKS dan realisasi kerjasama denganPhapros dan Kimia Farma, Kalbe danPerijinan Alkes sudah ada2 Pembuatan FS &Master Plan Review Masterplandan DED STP UGM - - - Sudah terselesaikannya masterplan STP UGMmaupun Masterplan Bangunan

3 Capacity Building Studi Banding Bimbingan Teknis Pelatihan TransferTeknologi PelatihanIntermediasi Iptek Pelatihan Manajemen STP & Studi Banding,Training Pengelola ke LN4 PengembanganSarana Prasarana:

• Gedung• Peralatan

Pembangunan GedungFasilitas Utama (tahapI) dan Pengadaanperalatan KantorPembangunanGedung (tahap II)dan Pengadaanperalatan

PembangunanGedung (tahap III)dan PengadaanperalatanPembangunanan Gedung Pengelola danGedung Herbal STP UGM, dan PengadaanPeralatan dan Mesin STP UGM

5 Implementasi Inovasi(Inkubasi,Diseminasi, Diklat,Magang, Riset ,Pameran)• Transfer Teknologi• DiseminasiTeknologi

• Inkubasi BisnisTeknologi• KomersialisasiTeknologi

• Inkubasi BisnisTeknologi• Kegiatan TransferTeknologi• KomersialisasiTeknologi

• Inkubasi Bisnis Teknologi• Uji Klinis• Production Trial• Peningkatan kualitas produk• Kegiatan Transfer Teknologi• Kegiatan Diseminasi Teknologi

STP ITB

Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 1 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

NoUraian

KegiatanRoadmap

Capaian 2018Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Kelembagaan &Jejaring PembentukanUnit Inkubator Bentuk Unit HKIPenguatan Inkubator Penguatan TataKelola danKerjasama RealisasiKerjasama Telah disusun MoU Antara STP ITB dengan IndustriPembentukan dan Penguatan Unit Inkubator2 Pembuatan FS &Master Plan ReviewMasterplan - - - Pra Design STP ITB Kawasan Ganeca3 Capacity Building Studi Banding Bimbingan Teknis PelatihanTransferTeknologi PelatihanIntermediasiIptek Pelatihan Inkubator, Manajemen STP & Studi Banding,Training STP ke LN4 Pengembangan SaranaPrasarana:

- Gedung- Peralatan

DED Gedung STP ITBKawasan Ganeca danPembangunanGedung (tahap IKawasan Ganeca)dan Pengadaanperalatan KantorPembangunanGedung (tahapII) danPengadaanperalatan

PembangunanGedung (tahapIII) danPengadaanperalatanPenyusunan DED ITB Innovation Park Kawasan GedebagePeralatan dan Mesin Penunjang STP ITB

5 Implementasi Inovasi(Inkubasi, Diseminasi,Diklat, Magang, Riset ,Pameran) DiseminasiTeknologi Pameran, Mediasidan PembimbinganHKIInkubasi BisnisTeknologi,KomersialisasiTeknologi KomersialisasiTeknologi Diseminasi dan fasilitasi penguatan inovasi dalam bentukpameran, Business Plan Competition, Program Business, Co-Working Space Management , pemagangan dan mediasi danpembimbingan HKI, Komersialisasi Teknologi

STP UNPAD

Fokus: Teknologi Hijau dan Kesehatan Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

NoUraian

KegiatanRoadmap

Capaian 2018Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Kelembagaan PembentukanTim PengelolaSTP UNPAD• Inisiasi BentukSTP• PenguatanKerjasama dgnPemda jabar

• Penetapan BentukSTP• Penguatan TataKelola• Penguatan JejaringKelembagaan STPUnpad

• Bentuk Unit HKI• PenguatanInkubator• RealisasipenguatanJejaringKelembagaan

RealisasiPenguatanJejaringKelembagaan• SK Penetapan Bentuk STP,• SK Pengelola STP unpad• Penguatan Tata Kelola dan PenguatanJejaring Kelembagaan STP Unpad (PKSdan realisasi kerjasama Pemda Prov.Jabar, BNI dan industri)

2 Pembuatan FS& Master Plan -- Review MasterPlan Unpad - - - Review Master Plan Master Plan ,Penyusunan DED3 CapacityBuilding Bencmarkingdengan STPIPB, Solo danBengkulu

• Diklat CalonPengelola TPRiau• Pelatihan UKM

• Pelatihan CalonPengelola danCalon TenantUnpad• Pemagangan• PelatihanIntermediasi Iptek

• PelatihanTransferTeknologi• Pelatihan HKI• Pemagangan

• Pemagangan• PelatihanIntermediasiIptek

• Pelatihan UKM dan Pelatihan Tata KelolaManagement STP,• ToT Pengelola STP• Workshop Transfer Teknologi dan ClusterIndustri• Pelatihan intermediasi Iptek, Seminar,workshop

4 PengembanganSaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan -- Review Master STPUnpad

• Pembangunangedung Utama STPUnpad• Penyusunan DEDUnpad

• Pembangunangedung Tahap II• Pengadaanperalatan

• PengadaanFurniture &Kelengkapannya• Pembangunan Gedung Utama Unpad• Pengadaan Peralatan kantor (Komputerdan Mebeuler)

5ImplementasiInovasi(Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset ,Pameran)

-- • Diklat UKM danPra Inkubasi• Pameran ProdukInovasi Unpad

• Magang• Pra Inkubasi• Inkubasi• Riset Inovasi

• Magang• Diklat• Pra Inkubasi• Inkubasi• Riset Inovasi

• Magang• Diklat• Pra Inkubasi• Inkubasi• Riset Inovasi

• Penyusunan SOP Inkubasi• Pra Inkubasi,• Kegiatan Pra Inkubasi• Kegiatan Inkubasi Bisnis STP Unpad• dan Riset Inovasi (dilakukan mandiri olehUnpad)• Launching Produk STP Unpad• Kegiatan transfer Teknologi• Kegiatan Diseminasi Teknologi

OPSTP / PPKS MEDAN

Fokus Utama: Manufacture, Luas Lahan: 9 Ha. Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

No UraianKegiatan

RoadmapCapaian 2018

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama MOU/PKS dan realisasi kerjasama denganUNS, UMS, Unisri dan Poltek ATMI2 Capacity Building Pelatihan TransferTeknologi Pelatihan IntermediasiIptek Pelatihan Inkubator, Pelatihan ManajemenSTP & Studi Banding3 Kelembagaan Penguatan Tata Kelola - Unit Inkubator telah terbentuk4 PengembanganSarana Prasarana:

- Gedung- Peralatan

Renovasi GedungPengelola dan GedungTenant OPSTP Pengadaan Furniture &Kelengkapannya Pembangunan Gedung Inkubator danfurniture kelengkapannya sudah tersedia5 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi, Diklat,Magang, Riset ,Pameran)

Magang, Diklat,PraInkubasi, Inkubasi,Riset Inovasi,Diseminasi, Co Working

Magang, Diklat,PraInkubasi, Inkubasi,Riset Inovasi,Diseminasi, Co Working

Magang, Diklat, Pra InkubasiInkubasi, Diseminasi Teknologi(Manufaktur, Welding Desing, Garmen &Otomasi)

CCSTP JEMBER

Fokus: Kopi dan Kakao Target Akhir Fasilitasi : Tahun 2019

NoUraian

KegiatanRoadmap

Capaian s/d saat iniTahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi Inisiasi kerjasama RealisasiKerjasama Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama

2 Pembuatan FS &Master Plan PenyusunanMasterplan danBussines plan - - Penyusunan Masterplandan Bussines plan3 Capacity Building Studi Banding,pelatihaninkubator dantenant Studi Banding, pelatihaninkubator dan tenant Bimbingan TeknisManajemen PengelolaanSTP4 Kelembagaan Penyiapan danpembentukanKelembagaanCCSTP ImplementasiTata Kelola Implementasi Tata Kelola Telah terbentukKelembagaan puslit KokaScience Park5 PengembanganSarana Prasarana:

• Gedung• Peralatan• Perencanaan

Renovasi gedunginkubator PengadaanPeralatan danMesin• Pembangunan sarpraslanjutan• Pengadaan Computerdan Furniture• Pengadaan Peralatandan Mesin

• Renovasi GedungInkubator• Pengadaan Peralatandan Mesin

6 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset, Pameran)ImplementasiInovasi(pra inkubasi)

Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi Seleksi dan pelaksanaanInkubasi Bisnis Teknologi 8 Tenant telah mengikutikegiata inkubasi

SUMATERA SELATAN TECHNO PARK

Fokus: Pertanian dan Peternakan

Capaian s/d Tahun 2018No

UraianKegiatan

RoadmapTahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191 Koordinasi InisiasiKerjasama InisiasiKerjasama Inisiasi Kerjasama InisiasiKerjasama RealisasiKerjasama Inisiasi Kerjasama

2 CapacityBuilding StudiBanding,pelatihan Studi Banding Studi Banding,pelatihaninkubator dantenantStudi Banding,pelatihaninkubator Pelatihan - Studi banding

- Pelatihan Pengembangan Inkubator- Bimtek Manajemen STP

3 Kelembagaan Inisiasi Inisiasi PembentukanKelembagaan ImplementasiTata Kelola,PembentukanPPK BLUD ImplementasiTata Kelola- Peraturan Gubernur tentang UnitPelayanan Teknis Badan (UPTB) STPSumsel- Draf Pembentukan PPK BLUD STPSumsel

4Pengembangan SaranaPrasarana:- Gedung- Peralatan- Perencanaan

PenyusunanMasterplan- Perencanaan DEDPembangunan SaranaPrasarana- PengadaanPeralatanKomputer

- Pembangunankawasanpenggemukansapi (kandang,pabrik pakan,gudangkonsentrat)- Renovasi kelas- PengadaanPeralatan Mesindan Furniture

- Pembangunangedung tenat- PengadaanPeralatanKomputer danFurniture

- Pembangunankawasanpenggemukanlanjutan- Pembangunangedung tenatlanjutan- PengadaanPeralatanMesin

- Penyusunan Masterplan danPerencanaan DED PembangunanSarana Prasarana- Pembangunan kawasanpenggemukan sapi (kandang, pabrikpakan, gudang konsentrat)- Renovasi kelas- Pengadaan Peralatan Mesin danFurniture- Pembangunan Gedung Tenant- Pengadaan Peralatan Komputer danFurniture

5 ImplementasiInovasi - - Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologiSeleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi

Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi Seleksi Tenant dan PelaksanaanInkubasi Bisnis Teknologi

SRAGEN TECHNO PARK

Fokus: Industri Agro dan Industri Kreatif Target Akhir Fasilitasi: Tahun 2019

No Uraian KegiatanRoadmap

Capaian s/d saat iniTahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Koordinasi InisiasiKerjasama Mou denganUniversitas SebelasMaret (UNS) RealisasiKerjasama Realisasi Kerjasama Realisasi Kerjasama MOU dan realisasi kerjasama denganUniversitas Sebelas Maret (UNS)2 Pembuatan FS &Master Plan Masterplan - - - - Masterplan Pengembangan SragenTechno Park3 Capacity Building Studi Banding,pelatihaninkubator dantenant Studi Banding Studi Banding,pelatihaninkubator dantenant Pelatihan Pelatihan • Pelatihan inkubator dan tenant

• Bimbingan Teknis Manajemen STP• Workshop Internasional STP

4 Kelembagaan Inisiasi TerbentukKelembagaan SragenTechno Park ImplementasiTata Kelola Implementasi TataKelola, PembentukanPPK BLUD Implementasi TataKelola SK Bupati tentang Pembentukan PPKBLUD STP Sragen

5 PengembanganSarana Prasarana:• Gedung• Peralatan• Perencanaan

• Perencanaan DEDPembangunanSarana Prasarana• PengadaanPeralatan Komputerdan Furniture danKomputer• Renovasi gedungpengelola danincubator

• Pembangunanutilitas gedungpengelola daninkubator• Pengadaanperalatanmesin untuktenant

• PembangunanWorkshop• RenovasiKandangPeternakan• pengadaanperalatan mesin

• PembangunanPrasarana dansarana fisik(Lanjutan)• pengadaanperalatan mesin

• Perencanaan DED PembangunanSarana Prasarana• Pengadaan Peralatan Komputerdan Furniture• Renovasi gedung pengelola danincubator• Pembangunan utilitas gedungpengelola dan inkubator• Pengadaan Peralatan dan Mesin• Pembangunan Workshop• Renovasi Kandang Peternakan

6 ImplementasiInovasi (Inkubasi,Diseminasi,Diklat, Magang,Riset , Pameran) - Seleksi danpelaksanaan InkubasiBisnis TeknologiSeleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi

Seleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologiSeleksi danpelaksanaanInkubasi BisnisTeknologi

29 Tenant telah mengikuti kegiataninkubasi, terdiri dari 14 tenant in walldan 15 tenant out wall

4. Pusat Unggulan Iptek, sebagai berikut:

a. Daftar Lembaga PUI

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

1 Pusat Penelitian Kelapa Sawit - PT RPN PUI Kelapa Sawit 2011Cosmeceuticals Product with Red Palm Olein

2 Lembaga Penyakit Tropis – UNAIRPUI Penyakit Tropis danInfeksi

2012Vaksi TBC

3Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia -PT RPN

PUI Kopi dan Kakao 2012/2013Craft Chocolate Processing Machine and

Formulation for Small Medium Enterprises (SME)

4 Pusat Kajian Hortikultura Tropika – IPB PUI Hortikultura Tropika 2013"PK-1" Pineaple Variety

5 Pusat Studi Biofarmaka – IPB PUI Biofarmaka 2013Biokol

6 Pusat Penelitian Karet - PT RPN PUI Karet 2014Lateks Pravulkanisasi

7Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif -Univ Ma Chung

PUI Pigmen Material Aktif 2014BioDiv Checker

8Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacangdan Umbi - Kementerian Pertanian

PUI Tanaman Kacang danUmbi

2014Varietas kedelai, kacang tanah, kacang hijau,

ubijalar, ubikayu, dll(Derek 1, Derap 1, Katana 1&2, Vima 4&5, dll)

9Pusat Penelitian Bioteknologi danBioindustri Indonesia - PT RPN

PUI Bioteknologi danBioindustri

2014fungisida alami “GREEMI-G” pada pembibitan

kelapa sawit

10Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan TropisBerkelanjutan – UNLAM

PUI Pengelolaan HutanTropis Berkelanjutan

2015

11 Pusat Mikroelektronika – ITBPUI Broadband WirelessAccess

2015IoT Smarthome System

12 Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi – BATAN PUI Isotop dan Radiasi 2015Benih varietas unggul padi, kedelai, sorghum,

kacang hijau, kacang tanah, kapas, tanaman hias

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

13Balai Besar Penelitian dan PengembanganPascapanen - Kementerian Pertanian

PUI Pascapanen Pertanian 2015Formulated Cassava Flour

14Balai Besar Penelitian Tanaman Padi -Kementerian Pertanian

PUI Tanaman Padi 2015Benih Padi Varietas Spesifik Lokasi

15Balai Besar Penelitian Veteriner -Kementerian Pertanian

PUI Veteriner 2015Herb for Poultry

16Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi –IPB

PUI Surfaktan dan Bioenergi 2015Palm Oil Based Foaming Agent Concentrate

17 Pusat Studi Satwa Primata – IPB PUI Satwa Primata 2015In house kit PolPfu DNA Polimerase master mix

18 Pusat Penelitian Teh dan Kina - PT RPN PUI Teh dan Kina 2015Gamboeng Green Tea Powder

19 Lembaga Biologi Molekuler EijkmanPusat Unggulan BiologiMolekuler dan Genomik

2015vaksin dengue

20Pusat Teknologi Radioisotop danRadiofarmaka – BATAN

PUI Radiobiomolekul 2016MDP Kit (Methylene Disphosphonate)

21 Pusat Penelitian Biomaterial – LIPIPusat Unggulan IptekLignoselulosa

2016Biomattex (Perekat kayu dari lateks karet alam

yang ramah lingkungan)

22Pusat Litbang Daya Saing Produk danBioteknologi Kelautan dan Perikanan -Kementerian KP

Pusat Unggulan Iptek BahanAktif Laut

2016

Plantarum Commercial Agar Bacto from LocalGelidium sp.

23Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya –LIPI

Pusat Unggulan Konservasidan PengembanganTumbuhan Indonesia

2016

Epiphyte Mini Garden

24 Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPIPusat Unggulan IptekBiorefinari Terpadu

2016INOKA (Inoculum for Cocoa Beans

Fermentations)

25Balai Penelitian Tanaman Palma -Kementerain Pertanian

Pusat Unggulan Iptek Kelapa 2016Varietas Kelapa Hibrida

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

26Balai Besar Litbang Bioteknologi danPemuliaan Tanaman Hutan - KementerianLHK

Pusat Unggulan IptekPemuliaan Tanaman HutanTropis

2016

Falcataria moluccana (Sengon Toleran KaratTumor)

27Balai Besar Industri Agro - KementerianPerindustrian

Pusat Unggulan Iptek IndustriAgro

2016Organic Noni Juice

28 Balai Teknologi Hidrodinamika – BPPTHidrodinamika BangunanApung

2017Standart Desain Kapal Selam Mini 22 m

29Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia– PT.RPN

Agroindustri Berbasis Tebu 2017Tebu Varietas Unggul Baru (PSBK 061 dan PSBK

051)

30Pusat Sains Dan Teknologi Atmosfer –LAPAN

Pemodelan AtmosferIndonesia

2017Pelayanan Data dan Informasi untuk Jaringantransmisi kelistrikan di Bagian Timur Pulau

Sumatera

31Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh –LAPAN

Pemanfaatan Dan DiseminasiInformasi Penginderaan Jauh

2017Monitoring pertumbuhan padi berbasis

penginderaan jauh

32Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam –LAPAN

Teknologi PengemasanMakanan Tradisional

2017Food Packaging Technology of Traditional Food

(Empal Gentong H. Apud - Traditional Food fromCirebon)

33Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan BuahSubtropika – Kementerian Pertanian

Jeruk 2017Benih true to tipe, bebas dari 5 penyakit sitemik

(CVPD, CTV, CVEV, CPsV, CEV).

34 Pusat Teknologi Material – BPPT Teknologi Material Medis 2017Traumatic Implant Products Made of The Stainless

Steel 316 L

35Balai Besar Riset Budidaya Laut DanPenyuluhan Perikanan – KementerianKelautan Dan Perikanan

Perbenihan Ikan Laut 2017

Alteromonas SP. BY - 9 and Bacillus Cereus BProbiotic

36Balai Penelitian Tanaman Serealia –Kementerian Pertanian

Tanaman Serealia 2017BIMA 20 URI (varietas jagung hibrida)

37Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat– Kementerian Pertanian

Tanaman Rempah Dan Obat 2017Pala (Varietas Nurpakuwan Agribun), Lada(Varietas Nyelungkup), Indigofera (Varietas

Gozoll Agribun)

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

38 Pusat Penelitian Metrologi – Lipi Metrologi 2017Layanan ketertelusuran peralatan ukur standar

39Pusat Penelitian Dan Pengembangan HasilHutan – Kementerian Lingkungan HidupDan Kehutanan

Pemanfaatan Hasil HutanTropis

2017

Pemanfaatan Sugar Palm (Arenga pinnata Mer.)untuk Desa Mandiri Energi,

AIKO

40Pusat Sains Dan Teknologi Bahan Maju –Batan

Sains Dan Teknologi BateraiDan Magnet

2017Prototype baterai lithium elektrolit padat

41Pusat Teknologi Dan Data PenginderaanJauh – LAPAN

Teknologi Dan DataPenginderaan Jauh

2017Data resolusi rendah standar stasiun bumi Level1 :

NOAA 18/19,METOP A/B, TERRA/AQUAMODIS,SNPP,NOAA20,Himawari

42 Pusat Penelitian Biologi – LIPISumberdaya MikroorganismeNasional

2017BioMush

43Southeast Asian Food And AgriculturalScience And Technology Center – IPB

Keamanan Pangan 2017Yogo Fit™: Yoghurt dari Santan dan Air Kelapa

44Pusat Riset Dan Enterpreunial AgroindustriAtsiri – Universitas Brawijaya

Agroindustri Atsiri 2017Teknologi pulse electric field (PEF) untukmeningkatkan rendemen hasil penyulingan

45Pusat Studi Energi – Institut TeknologiSepuluh Nopember

Sistem Dan Kontrol Otomotif 2017GESITS

46Pusat Penelitian Nanosains DanNanoteknologi – ITB

Nanosains DanNanoteknologi

2017Nano Mlinjo and Hezandra

47Pusat Penelitian Fisika – Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekMaterial Energi Elektrokimia 2018

Bahan aktif katoda LiMnFeSiPO4/C

48Balai Teknologi Polimer – BadanPengkajian dan Penerapan Teknologi

Pusat Unggulan IptekKomposit Polimer

2018 Skin Unmanned Aerial Vehicle (UAV) berbasiskomposit polimer dengan serat kaca

49Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi –Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Pusat Unggulan IptekKomputasi Awan dan Data

2018 Middleware Service

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

Center Pemerintah

50Pusat Penelitian Metalurgi dan Material –Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan Iptek BajaLaterit

2018 Bilet baja paduan khusus 4140 dan 4340

51

Pusat Penelitian dan PengembanganTeknologi Minyak dan Gas Bumi –Kementerian ESDM

Pusat Unggulan Iptek BahanBakar Dimethyl Ether

2018 Kompor Berbahan Bakar DME

52Balai Riset Pemuliaan Ikan – KementerianKelautan dan Perikanan

Pusat Unggulan IptekPemuliaan Ikan

2018 Ikan Patin PERKASA “Patin Super Karya AnakBangsa”

53

Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumber Daya GenetikPertanian – Kementerian Pertanian

Pusat Unggulan IptekBioteknologi Pertanian

2018 Padi Inpari 40

54

Balai Penelitian Tanaman Sayuran –Kementerian Pertanian

Pusat Unggulan IptekPerakitan Varietas TanamanSayuran

2018 3 varietas sayuran yaitu 1 varietas bawang merah,1 varietas cabai dan 1 varietas kentang

55Pusat Penelitian Oseanografi – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekBioprospeksi Laut

2018 Suplemen dari teripang

56Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat– Kementerian Pertanian

Pusat Unggulan IptekTanaman Serat

2018 Roselindo Tea

57Pusat Penelitian Informatika – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekKomputasi Berkinerja Tinggi

2018 AIKO (Alat Identifikasi Kayu Otomatis)

Pohon Kata Bahasa Alami (PoKaBi)

58Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payaudan Penyuluhan Perikanan – Kementerian

Pusat Unggulan Iptek Udang 2018 Probiotik RICA cair

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

Kelautan dan Perikanan

59Pusat Teknologi Satelit – LembagaPenerbangan dan Antariksa Nasional

Pusat Unggulan IptekTeknologi Satelit

2018 Low Cost Modem APRS Berbasis Mikrokontroller

60Pusat Penelitian Kimia – Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekBioetanol Generasi Dua

2018 Pestisida Nabati

61Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik –Kementerian Perindustrian

Pusat Unggulan Iptek Kulit 2018 Fat Liquoring dari minyak kelapa sawit

62Pusat Penelitian Laut Dalam – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekKonservasi Sumberdaya Tuna

2018 Pengelolahan Perikanan Tuna yang berkelanjutandi Laut Banda dan sekitarnya

63Balai Penelitian Tanaman Hias –Kementerian Pertanian

Pusat Unggulan IptekPemuliaan Tanaman Hias

2018 Varietas Krisan: (1) Sintanur, (2) Arosuko Pelangi,(3) Merahayani, (4) Yulita, (5) Socakawani, dll.Krisan Pot: (1) Avanthe, (2) Prita, (3) Zwena dll

64Pusat Sains dan Teknologi Akselerator –Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Unggulan IptekAkselerator dan Proses Bahan

2018 La Oksalat

65Balai Besar Kerajinan dan Batik –Kementerian Perindustrian

Pusat Unggulan Iptek Batikdan Kerajinan

2018 Wooden Batik

66Balai Besar Pulp dan Kertas – KementerianPerindustrian

Pusat Unggulan Iptek IndustriSelulosa

2018 Corrugated Board

67 Pusat Teknologi Penerbangan – LembagaPenerbangan dan Antariksa Nasional

Pusat Unggulan Iptek DesainPesawat Udara

2018 LAPAN Surveillance UAV 03 (LSU-03) adalahpesawat ringan tanpa awak

68Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca –Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Pusat Unggulan IptekTeknologi Modifikasi Cuaca

2018 Bahan semai flare merupakan bahan semai partikelyang dipadatkan untuk kemudian dibakar pada

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

kegiatan modifikasi cuaca

69

Pusat Penelitian Politik – Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekKebijakan dan PerkembanganPolitik

2018 Sistem Integritas Partai Politik

70

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial,Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim –Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan

Pusat Unggulan IptekKebijakan Perubahan Iklim

2018 Sistem Informasi Monitoring Karbon Hutan Online

71

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawardan Penyuluhan Perikanan – KementerianKelautan dan Perikanan

Pusat Unggulan IptekBudidaya Air Tawar

2018 COMBINE VACCINE : KHV-AeroVac

72

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan –Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Unggulan IptekTeknologi Senyawa Bertandadan Radiometri

2018 Radioisotop Br-82

73

Pusat Teknologi PengembanganSumberdaya Wilayah – Badan Pengkajiandan Penerapan Teknologi

Pusat Unggulan IptekTeknologi AkuntansiSumberdaya Alam

2018 SITOMO (Acoustic Tomography for OceanMonitoring System)

74

Pusat Penelitian Geoteknologi – LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Unggulan IptekMaterial Fungsional BerbasisSumberdaya Mineral danBatubara

2018 Bio-Coal Briket

75Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan -Kementerian Lingkungan Hidup dan

Pusat Unggulan IptekKonservasi Sumber Daya

2018 Teknik stek pucuk KOFFCO (Komatsu-FORDAFog Cooling System)

No Lembaga Nama PUITahun

PenetapanProduk Unggulan 2018

Kehutanan Hutan Tropis

76

Balai Besar Riset Pengolahan Produk danBioteknologi Kelautan dan Perikanan -Kementerian Kelautan dan Perikanan

Pusat Unggulan IptekPascapanen Perikanan

2018 Palka berinsulasi dengan sistem Chilled Sea Water(CSW)

77Tsunami and Disaster Mitigation ResearchCenter – Universitas Syiah Kuala

Pusat Unggulan IptekMitigasi Bencana Tsunami

2018

78

Pusat Pengembangan TeknologiTransportasi Berkelanjutan – InstitutTeknologi Bandung

Pusat Unggulan IptekTeknologi TransportasiBerkelanjutan

2018 Electric vehicle for delivery (e-Trike)

79

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan– Institut Pertanian Bogor

Pusat Unggulan IptekPengelolaan Pesisir danLautan Terpadu

2018 Marine Pollution Modeling

80Pusat Studi Sosial Asia Tenggara –Universitas Gadjah Mada

Pusat Unggulan Iptek SosialAsia Tenggara

2018 Hasil Penelitian Sustainable Tourism

81Pusat Pengembangan dan PemanfaatanRumput Laut – Universitas Hasanuddin

Pusat Unggulan Iptek RumputLaut

2018

b. Daftar Produk Unggulan PUI

No. Produk Inovator Lembaga

Pangan Pertanian1 Organic Noni Juice Ning Ima Arie Wardayanie, M. PharmSc Balai Besar Industri Agro – Kementerian Industri

2 Formulated Cassava Flour Dr. Ir. Endang Yuli Purwani, M.Si Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian – Kementerian Pertanian

3 Corrugated Board Ir. Heronimus Judi Tjahjono, M.T. Balai Besar Pulp dan Kertas – Kementerian Industri

4 Food Packaging Technology of Traditional Food (EmpalGentong H. Apud - Traditional Food from Cirebon)

Ervika Rahayu N. H. , S.TP., M. Sc Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPI

5 Roselindo Tea Prof. Dr. Nurindah Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat – KementerianPertanian

6 Seaweed Tea Dr. Ellya Sinurat Balai Besar Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan – KKP

7 Epiphyte Mini Garden Dr. Sri Rahayu Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI

8 BioMush Dr. Atit Kanti, M. Sc Pusat Penelitian Biologi – LIPI9 INOKA (Inoculum for Cocoa Beans Fermentations) Dr. Fahrurrozi Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI

10 Craft Chocolate Processing Machine and Formulation forSmall Medium Enterprises (SME)

Hendi Firmanto, ST Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia – PT. RPN

11 Gamboeng Green Tea Powder Dr. Dadan Rohdiana Pusat Penelitian Teh dan Kina – PT. RPN

12 Non Wheat Noodle Enny Sholichah, S.Si., M.Si Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPI

13 "PK-1" Pineaple Variety Dr. Awang Maharijaya, S.P, M.Si Pusat Kajian Hortikultura Tropika – IPB

14 Standard Pigments NATChrom Katarina Purnomo Salim, S.Gz., M.P Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif – Universitas Ma Chung

15 Emiko Fifin Nashirotun Nisya Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) – IPB

16 Palm Oil Based Foaming Agent Concentrate Dr. Mira Rivai Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) – IPB

Energi17 Biocatalist for Monomer Sugar Production from

Sellulose based BiomassNanik Rahmani, M. Si Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI

No. Produk Inovator Lembaga

18 Sugar Palm (Arenga pinnata Mer.) Dr. Wening Sri Wulandari, S. Hut., M.Si Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan – KementerianLHK

19 Methyl Ester Sulphonate (MES) Surfactant Ari Imam Sutanto Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) - IPB

Kesehatan dan Obat20 MDP Kit (Methylene Disphosphonate) Wening Lestari, M. Farm Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka – BATAN

21 Cosmeceuticals Product with Red Palm Olein Ahmad Gazali Sofwan S, M.Si., Apt Pusat Penelitian Kelapa Sawit – PT. RPN

22 Parktis Lactobacillus Tropical Fruit Probiotic Dr. Novik Nurhidayat Pusat Penelitian Biologi – LIPI

23 Herb for Poultry Dr. drh. Andriani, M.Si Balai Besar Penelitian Veteriner – Kementerian Pertanian

24 In house kit PolPfu DNA Polimerase master mix Dr dr Irma H Suparto, Msi Pusat Studi Satwa Primata – IPB

25 Biokol Dr. Irmanida Batubara Tropical Biopharmaca Research Center - IPB

26 Anadaraman Dr. Eddyman W. Ferial Universitas Hasanuddin

27 PUJIMIN Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud, MPH,Sp.GK(K)

Universitas Hasanuddin

28 BIOVERMIZH Dr. Zohra Hasyim, M.Si. Universitas Hasanuddin

Maritim

29 SITOMO (Acoustic Tomography for Ocean MonitoringSystem)

Dr. Eng. Yudi Adityawarman,BSEE.,MS.c

Pusat Teknologi Pengolahan Sumber Daya Wilayah – BPPT

30 COMBINE VACCINE : KHV-AeroVac Dr. Drh. Angela Mariana Lusiastuti, MSi Balai Besar Perikanan Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan – KKP

31 Alteromonas SP. BY - 9 and Bacillus Cereus B Probiotic Prof. Dr. Haryanti, MS Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan – KKP

32 Plantarum Commercial Agar Bacto from Local Gelidiumsp.

Dr. Subaryono Balai Besar Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan – KKP

33 A-USV Geomarine 1.0 Danar Guruh Pratomo, ST, MT.,Ph.D Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sosial – Budaya34 Wooden Batik Irfa'ina Rohana Salma, S.ST, M. Sn Balai Besar Kerajinan dan Batik – Kementerian Perindustrian

35 Batik with Ringkel Background Istihanah Nurul Eskani, ST., M.Ec. Dev Balai Besar Kerajinan dan Batik – Kementerian Perindustrian

Material Maju

36 Traumatic Implant Products Made of The Stainless Steel316 L

Dr.Ir.I Nyoman Jujur, M.Eng Pusat Teknologi Material – BPPT

No. Produk Inovator Lembaga

Teknologi Informasi dan Komunikasi37 Regional Data Nodes (REDANO) for Monitoring The

Earth in South East AsiaAyom Widipaminto, ST., MT Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh – LAPAN

38 AIKO Dr. Ratih Damayanti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan – KementerianLHK

39 Xillarium Bogoriense 1915 Dr. Ratih Damayanti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan – KementerianLHK

40 AISITS Dr. Eng Dhimas Widhi Handani,ST.,M.Sc

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

41 BioDiv Checker Tatas H.P. Brotosudarmo, Dipl.Chem.,Ph.D

Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif – Universitas Ma Chung

c. Daftar Kerjasama Internasional

No. NAMA PERJANJIAN KERJA SAMA PIHAK TERLIBAT

1 Memorandum of Agreement (MoA)Development of Regional Data Node in The Satellite DataRelated Services

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional(LAPAN)denganPASCO Corporation of Japan

2 Memorandum of Understanding (MOU)Joint Research Agreement on The Application of RingkelBackground Batik on Cupro Fabric for Japan Market Suchas Yukata Products and Its Accessories

Balai Besar Kerajinan dan Batik – KemenperinDenganKuroda Sekkei Co., Ltd.

3 Memorandum of Understanding (MoU)Production and Marketing of Roselindo Tea

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)– KementandenganFurusato Indonesia Mandiri

4 Memorandum of Understanding (MoU)Scientific Research, Plant Collection Display andEnvironmental Educational Cooperation on EpiphyticPlants

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPIdenganTsukuba Botanical Garden – National Museum ofNature and Science Japan

5 Memorandum of Understanding (MoU)Research and Development of Pulp and Paper

Balai Besar Pulp dan Kertas – KemenperindenganThe consortium PIC Corp. and Taizen Corp.,

6 Memorandum of Understanding (MoU)Development of Production Technology for Titanium BoneImplants

Pusat Teknologi Material – BPPTdenganItokoh Co., Ltd.dan PT. Itokoh Ceperindo

7 Memorandum of Understanding RegardingCollaborative Research and Development (R&D) onIndonesian Derived Agricultural Products

Balai Besar Industri Agro – Kemenperin denganM&K Laboratories Inc.

8 Letter of Agreement (LoA)Research And Development On Mycology In Indonesia

Pusat Penelitian Biologi – LIPI denganFakultas Pertanian – Universitas Tottori

9 Letter of Intent (LoI)Joint Development of Acoustic Tomography System

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber DayaWilayah – BPPT dengan Aqua EnvironmentalMonitoring, LLC

10 Letter of Intent (LoI)Developing collaborative research on technology ofbioethanol production from Arenga pinnata Merr

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan –Kementerian LHKdenganBioresources Chemistry (BRC) Laboratory –Unigversitas Kyusu

11 Letter of Intent (LoI)Product Development of Batik and Craft

Balai Besar Kerajinan dan Batik – KemenperindenganIchikawa Shouji, Co., Ltd.

12 Letter of Intent (LoI)Collaborating on Trading, Export and Import of GamboengTea

Pusat Penelitian Teh dan Kina – PT. RPNdenganHaifa Rabbani

13 Letter of Intent (LoI)Collaborating on Trading, Export and Import of NonWheat Noodle

Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPIdenganHaifa Rabbani

14 Letter of Intent (LoI)Collaborating on Trading, Export and Import of NonWheat Noodle

Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPIdenganFarida Rahayu

15 Letter of Intent (LoI)Marketing Product of Aitamie – Non Wheat Noodle

Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPIdenganAnipull - Laila

No. NAMA PERJANJIAN KERJA SAMA PIHAK TERLIBAT

16 Letter of Intent (LoI)Marketing of Product Traditional Food Canned

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPIdenganHaifa Rabbani

17 Letter of Intent (LoI)Marketing of Product Traditional Food Canned

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPIDenganFarida Rahayu

18 Letter of Intent (LoI)Marketing of Product Traditional Food Canned

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – LIPIdenganAnipull - Laila

19 Letter of Intent (LoI)Marketing of Roselindo Tea

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat –Kementan denganHaifa Rabbani

20 Letter of Intent (LoI)Promoting, Trading and Exporting Epiphyte Mini Gardento Japan

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya (PKT KR) –LIPIDenganFurusato Indonesia Mandiri

21 Letter of Intent (LoI)Legalized of “SINBIOTIC” for Poultry

Balai Besar Penelitian Veteriner – Kementan denganDr. Hery Jon

22 Letter of Intent (LoI)Bussiness Partnership on Batik and Craft

Balai Besar Kerajinan dan Batik – KemenperindenganFarida Rahayu

d. Daftar Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja BPPD Berkinerja Utama pada Tahun2015-2018

Tahun Capaian BPPDBerkinerja Utama

Uraian

2015 7 7 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Jawa Tengah3. BPPD Sulawesi Selatan4. BPPD Jawa Barat5. BPPD Banten6. BPPD Sulawesi Tenggara7. BPPD Jambi

2016 11 11 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Jawa Tengah3. BPPD Sulawesi Selatan4. BPPD Jawa Barat5. BPPD Banten6. BPPD Sulawesi Tenggara7. BPPD Jambi8. BPPD Kalimantan Timur9. BPPD Lampung10. BPPD Jawa Timur11. BPPD Riau

2017 14 14 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Jawa Tengah3. BPPD Sulawesi Selatan4. BPPD Jawa Barat5. BPPD Sulawesi Tenggara6. BPPD Jambi7. BPPD Banten8. BPPD Kalimantan Timur9. BPPD Lampung10. BPPD Jawa Timur11. BPPD Riau12. BPPD Sumatera Barat13. BPPD Sumatera Utara14. BPPD Kab. Malang

2018 15 15 BPPD Berkinerja Utama, antara lain;1. BPPD Sumatera Selatan2. BPPD Sulawesi Selatan3. BPPD Jawa Barat4. BPPD Jambi5. BPPD Kalimantan Timur6. BPPD Lampung

7. BPPD Jawa Timur8. BPPD Riau9. BPPD Sumatera Barat10. BPPD Sumatera Utara11. BPPD Kab. Malang12. BPPD Kota Makassar13. BPPD Kota Sungai Penuh14. BPPD Kota Solok15. BPPD Kota Magelang

BPPD yang dibina Menjadi BPPD Berkinerja Utama

Tahun Target (sesuai Renstra) Capaian Persentase Capaian

2015 5 7 140 %

2016 10 11 110 %

2017 15 14 93,3 %

2018 15 15 100 %

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti

IKU.1 : Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia 4 PTDirjen Kelembagaan Iptek danDikti 3 PT

Sasaran 1:Indikator 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia 4 PT Direktur Pembinaan KPT 3 PT

Indikator 1.1.1 Jumlah pendampingan PT menuju Top 500 dunia 11 PT Kasubdit Penilaian Kinerja PT 11 PTIndikator 1.1.1.1 Jumlah PT yang difasilitasi menuju Top 500 dunia 11 PT Kasi Penilaian Kinerja PT I 11 PT

Indikator 1.1.2 Jumlah PT yang melaksanakan rintisan kerja sama Dalam Negeri dan Luar Negeri 40 PT Kasubdit Kerjasama PT 40 PTIndikator 1.1.2.1 Jumlah dokumen rencana strategi pengembangan

kerjasama pendidikan tinggi LN1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.2.2 Jumlah dokumen rencana strategis pengembanganprogram internasional PT Indonesia

1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.2.3 Jumlah PT Penerima Bantuan Penguatan KelembagaanKantor Urusan Internasional

15 PT Kasi Kerjasama Luar Negeri 31 PT

Indikator 1.1.2.4 Jumlah PT penerima Bantuan Fasilitasi KerjasamaInternasional

10 PT Kasi Kerjasama Luar Negeri 8 PT

Indikator 1.1.2.5 Jumlah Mahasiswa Asing Penerima Izin Belajar 6000mahasiswa

Kasi Kerjasama Luar Negeri 7628Mahasiswa

Indikator 1.1.2.6 Jumlah dokumen data kerjasama dalam negeri PTIndonesia

1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.2.7 Jumlah PT menerima persetujuan Izin Kerjasama JointProgram Internasional

15 PT Kasi Kerjasama Luar Negeri 15 PT

Indikator 1.1.2.8 Jumlah dokumen rencana strategi pengembangankerjasama pendidikan tinggi DN

1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.2.9 Jumlah PT yang beraprtisipasi didalam Bimtek kerjasamaPendidikan Tinggi

100 PT Kasi Kerjasama Dalam Negeri 100 PT

Indikator 1.1.2.10 Jumlah dokumen data kerjasama Dalam Negeri PTIndonesia

1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.2.11 Jumlah dokumen klasifikasi dan peringkat PT Indonesia 1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.3 Jumlah layanan publikasi Promosi Internasional PT Indonesia 5 dokumen Kasubdit Kerjasama PT 4 dokumenIndikator 1.1.3.1 Jumlah laporan Deseminasi PT Indonesia di luar negeri 1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.3.2 Jumlah laporan Joint Working Group RI-Taiwan 1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 1 dokumenIndikator 1.1.3.3 Jumlah laporan Joint Working Group RI - Perancis 1 dokumen Kasi Kerjasama Luar Negeri 0Indikator 1.1.3.4 Jumlah laporan Seminar Internasional mahasiswa asing

di Indonesia1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen

Indikator 1.1.3.5 Jumlah laporan delegasi PT LN di Indonesia yangmengikuti seminar Internasional

1 dokumen Kasi Kerjasama Dalam Negeri 1 dokumen

Cascading Indikator Kinerja Eselon I - IV dan Capaian Tahun 2018

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Meningkatnya Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.1 : Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia 4 PT Dirjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti3 PT

Sasaran 1:Indikator 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia 4 PT Direktur Pembinaan KPT 3 PT

Indikator 1.1.4 Jumlah data mahasiswa asing penerima beasiswa kemitraan negara berkembang (KNB) 560mahasiswa

Kasubdit Kerjasama PT 534 mahasiswa

Indikator 1.1.4.1 Jumlah PT pengelola program beasiswa KNB 16 PT Kasi Kerjasama LuarNegeri

16 PT

Indikator 1.1.4.2 Jumlah mahasiswa asing penerima beasiswa KNB on going 385 Mahasiswa Kasi Kerjasama LuarNegeri

355 mahasiswa

Indikator 1.1.4.3 Jumlah laporan kegiatan pembinaan/orientasi terpusat mahasiswa baru beasiswaKNB 2018

1 dokumen Kasi Kerjasama LuarNegeri

1 dokumen

Indikator 1.1.4.4 Jumlah mahasiswa baru beasiswa KNB 2018 175 Mahasiswa Kasi Kerjasama LuarNegeri

171 mahasiswa

IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul) 80 PT Dirjen KelembagaanIptek dan Dikti

85 PT

Sasaran 2 :Indikator 2.1 80 PT Direktur Pembinaan KPT 85 PT

Indikator 2.1.1 50 PT Kasubdit PenilaianKinerja PT

20 PT

Indikator 2.1.1.1 Jumlah panduan Bimtek Peningkatan Akreditasi Institusi PT menuju akreditasi A 1 dokumen Kasi Penilaian KinerjaPT II

1 dokumen

Indikator 2.1.1.2 Jumlah PT yang menerima Bimbingan peningkatan akreditasi institusi PT menujuakreditasi A

50 PT Kasi Penilaian KinerjaPT II

20 PT

Indikator 2.1.1.1 Laporan monitoring dan evaluasi PT penerima bimtek peningkatan akreditasiinstitusi PT menuju akreditasi A

1 dokumen Kasi Penilaian KinerjaPT II

1 dokumen

Indikator 2.1.2 Jumlah draf statuta PTS yang telah disesuaikan dengan peraturan menteri terkait panduan penyusunan statuta PTS40 draft statuta Kasi Tata Kelola PT 40 draft statuta

Indikator 2.1.2.1 Draft panduan Bimtek Penyusunan/Perbaikan Statuta PTS 1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen

Indikator 2.1.2.2 Jumlah pembimbingan Penyusunan/perbaikan Statuta PTS 3 kegiatan Kasi Tata Kelola PT 3 kegiatan

Indikator 2.1.2.3 Jumlah PT yang mengikuti pembimbingan penyusunan/perbaikan statuta PTS 40 PT Kasi Tata Kelola PT 40 PT

Indikator 2.1.2.4 Jumlah dokumen draf statuta PTS dari PT yang mengikuti pembimbinganpenyusunan/perbaikan statuta PTS

40 dokumen Kasi Tata Kelola PT 40 dokumen

Indikator 2.1.3 Jumlah Dokumen Rencana Implementasi Perubahan Institusi 24 dokumen Kasubdit PemberdayaanKelembagaan PT

24 dokumen

Indikator 2.1.3.1 Laporan pelaksanaan program peningkatan tatakelola PTS tahun 2018 1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen

Indikator 2.1.3.2 Kerangka acuan kegiatan workshop kepemimpinan bagi pemimpin PTN 1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen

Indikator 2.1.3.3 Jumlah PT yang mengikuti workshop kepemimpinan bagi pemimpin PTN 24 PT Kasi Tata Kelola PT 24 PT

Indikator 2.1.3.4 Jumlah workshop kepemimpinan bagi pemimpin PTN 2 worksop Kasi Tata Kelola PT 2 worksop

Jumlah PT yang terakreditasi AJumlah PT yang dibina menuju akreditasi A

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Meningkatnya Jumlah Perguruan Tinggi yang Dibina Menjadi PT TOP 500 Dunia

Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti

IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti 85 PTSasaran 2 :Indikator 2.1 80 PT Direktur Pembinaan KPT 85 PT

Indikator 2.1.3.5 Laporan evaluasi pelaksanaan workshopkepemimpinan bagi pimpinan PTN

1 dokumen Kasi Tata Kelola PT 1 dokumen

Indikator 2.1.4 Jumlah PT yang menerima bantuan PP-PTS tahun 2018 100 PT Kasubdit PemberdayaanKelembagaan PT

145 PT

Indikator 2.1.4.1 Draft panduan seleksi bantuan PP-PTS 2 dokumen Kasi Penguatan KelembagaanPT

2 dokumen

Indikator 2.1.4.2 Jumlah PT yang mengikuti Sosialisasi PP-PTS2018

80 PT Kasi Penguatan KelembagaanPT

80 PT

Indikator 2.1.4.3 Jumlah PT Penerima bantuan PP-PTS 2018 100 PT Kasi Penguatan KelembagaanPT

145 PT

Indikator 2.1.4.4 Jumlah monitoring dan evaluasi PTS penerimabantuan PP - PTS Tahun 2018

100 PT Kasi Penguatan KelembagaanPT

142 PT

Indikator 2.2 Jumlah PT bermasalah yang disehatkan 20 PT Direktur Pembinaan KPT 20 PTIndikator 2.2.1 Jumlah penyelesaian PT bermasalah yang mendapatkan pembinaan 40 PT Kasubdit Pengendalian

Kelembagaan PT69 PT

Indikator 2.2.1.1 Jumlah PT yang mendapatkan Pendampingan 40 PT Kasi PengendalianKelembagaan I & II

53 PT

Indikator 2.3 Jumlah Rekomendasi Pendirian dan Penutupan PT 29 PT Direktur Pengembangan KPT 87 PTIndikator 2.3.1 jumlah draft rekomendasi pendirian dan penutupan PT program akademik 15 draft

rekomendasiPT

Kasubdit Pengembangan PTProgram Akademik

67 draftrekomendasi PT

Indikator 2.3.1.1 Jumlah rekomendasi pendirian dan penutupan PTakademik (Akademik I)

8 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I

36 rekomendasi

Indikator 2.3.1.2 Jumlah rekomendasi pendirian dan penutupan PTakademik (Akademik II)

7 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II

31 rekomendasi

Indikator 2.3.2 Jumlah draft kebijakan pendirian dan penutupan PT Program Vokasi 10 draftkebijakan PT

Kasubdit Pengembangan PTProgram Vokasi

51 draft kebijakanPT

Indikator 2.3.2.1 Jumlah hasil evaluasi usul pendirian danpenutupan PT program vokasi wilayah kerja I

5 hasil evaluasiusul pendirian

PT ProgramVokasi

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

15 hasil evaluasiusul pendirian PTProgram Vokasi

Indikator 2.3.2.2 Jumlah hasil evaluasi usul pendirian danpenutupan PT program vokasi wilayah kerja I

5 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II

22 PT

Indikator 2.4 Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan prodi 400 Prodi Direktur Pengembangan KPT 553 ProdiIndikator 2.4.1 jumlah draft rekomendasi pembukaan dan penutupan program studi akademik 158 draft

rekomendasiKasubdit Pengembangan PTProgram Akademik

247 draftrekomendasi

Indikator 2.4.1.1 jumlah layanan penutupan prodi programakademik wilayah kerja I

12 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I

22 rekomendasi

Indikator 2.4.1.2 jumlah layanan penutupan prodi programakademik wilayah kerja II

13 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II

20 rekomendasi

Jumlah PT yang terakreditasi A

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti

IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti 85 PTSasaran 2 :Indikator 2.4 Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan prodi 400 Prodi Direktur Pengembangan KPT 553 Prodi

Indikator 2.4.1.3 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiprogram Akademik wilayah Kerja I

60 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I

98 rekomendasi

Indikator 2.4.1.4 jumlah layanan pembukaan program studi programakademik wilayah kerja II

60 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II

81 rekomendasi

Indikator 2.4.1.5 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan programstudi PJJ diwilayah Kerja I

1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I

0

Indikator 2.4.1.6 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan programstudi PJJ diwilayah Kerja II

1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II

0

Indikator 2.4.1.7 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiprogram Doktor wilayah Kerja I

5 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I

7 rekomendasi

Indikator 2.4.1.8 Jumlah dokumen evaluasi usul pembukaanprogram studi S3 dan rekomendasi pembukaanprogram studi S3

4 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II

6 rekomendasi

Indikator 2.4.1.9 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiPSDKU program Akademik di wilayah Kerja I

1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik I

0

Indikator 2.4.1.10 jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiPSDKU program Akademik di wilayah Kerja II

1 rekomendasi Kasi Pengembangan PTProgram Akademik II

0

Indikator 2.4.2 Jumlah draft kebijakan pembukaan dan penutupan prodi Program Vokasi dan Prodi Program Profesi242 draftkebijakan prodi

Kasubdit Pengembangan PTProgram Vokasi

448 draftkebijakan prodi

Indikator 2.4.2.1 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodi diPTKL wilayah kerja I

5 hasil evaluasiusul

pembukaanprodi

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

15 hasil evaluasiusul pembukaan

prodi

Indikator 2.4.2.2 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodi diPTKL wilayah kerja II

10 prodi Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II

6 prodi

Indikator 2.4.2.3 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodivokasi wilayah kerja I

85 hasilevaluasi usulpembukaan

prodi

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

29 hasil evaluasiusul pembukaan

prodi

Indikator 2.4.2.4 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodivokasi wilayah kerja II

110 prodi Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II

16 prodi

Indikator 2.4.2.5 Jumlah hasil evaluasi pembukaan prodi profesibidang kesehatan (Pendidikan Profesi Dokter,Pendidikan Profesi Bidan, Pendidikan ProfesiNers, Pendidikan Profesi Fisioterapi, PendidikanProfesi Diefisien, Profesi Apoteker)

14 hasilevaluasi usulpembukaan

program studi

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

86 hasil evaluasiusul pembukaan

program studi

Indikator 2.4.2.6 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan ProdiProgram Profesi Insinyur

3 hasil evaluasiusul

pembukaanprodi

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

2 hasil evaluasiusul pembukaan

prodi

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti

IKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti 85 PTSasaran 2 :Indikator 2.4 Jumlah rekomendasi pembukaan dan penutupan prodi 400 Prodi Direktur Pengembangan KPT 553 Prodi

Indikator 2.4.2.7 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodiprogram profesi guru

5 hasil evaluasiusul

pembukaanprodi

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

18 hasil evaluasiusul pembukaan

prodi

Indikator 2.4.2.8 Jumlah hasil evaluasi penyelenggaraan prodiPendidikan Profesi Dokter

8 prodikedokteran

yangdievaluasi

penyelenggaraannya

Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

0

Indikator 2.4.2.9 Jumlah draft peraturan pembukaan ProdiPendidikan Profesi Advokat

1 draft Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

3 draft

Indikator 2.4.2.10 Jumlah draft peraturan pembukaan ProdiPendidikan Profesi Notaris

1 draft Kasi pengembangan PTProgram Vokasi I

0

Indikator 2.5 Layanan program studi diluar domisili 2 PT Direktur Pengembangan KPT 2 PTIndikator 2.5.1 Jumlah layanan penyelenggaraan prodi diluar domisili 2 PT Kasubdit Pengembangan PT

Program Vokasi2 PT

Indikator 2.5.1.1 jumlah hasil evaluasi penyelenggaraan programstudi diluar domisili rintisan perguruan tinggi baru

2 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II

2 PT

Indikator 2.6 Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi 12 PT Direktur Pengembangan KPT 12 PTIndikator 2.6.1 Jumlah PT yang mengikuti revitalisasi pendidikan tinggi vokasi 12 PT Kasubdit Pengembangan PT

Program Vokasi12 PT

Indikator 2.6.1.1 Jumlah hasil evaluasi PT yang melaksanakanrevitalisasi pendidikan tinggi vokasi

12 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II

12 PT

Indikator 2.7 PT Penyelenggara Prodi untuk kebutuhan industri 2 PT Direktur Pengembangan KPT 2 PTIndikator 2.7.1 Jumlah draft kebijakan PT penyelenggaran prodi untuk kebutuhan industri 2 draft

kebijakan PTKasubdit Pengembangan PTProgram Vokasi

2 draft kebijakanPT

Indikator 2.7.1.1 Jumlah hasil evaluasi usul pembukaan prodi yangmendukung kebutuhan industri

2 PT Kasi pengembangan PTProgram Vokasi II

2 PT

Indikator 2.8 Jumlah kebijakan perubahan PTS 37Rekomendasi/

draft SK

Direktur Pengembangan KPT 64Rekomendasi/draf

tIndikator 2.8.1 Jumlah draft kebijakan perubahan PTS 37 draft

rekomendasiKasubdit PenataanKelembagaan PT

64 draftrekomendasi

Indikator 2.8.1.1 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan bentuk PTS 20 hasilevaluasi

Kasi Penataan Kelembagaan I 67 hasil evaluasi

Indikator 2.8.1.2 Jumlah hasil evaluasi usul pindah lokasi PTS 4 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan I 10 hasil evaluasiIndikator 2.8.1.3 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan nama PTS 4 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan I 20 hasil evaluasiIndikator 2.8.1.4 Jumlah hasil evaluasi usul alih kelola PTS 6 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan I 23 hasil evaluasiIndikator 2.8.1.5 Jumlah hasil evaluasi usul penggabungan dan penyatuan PTS75 hasil

evaluasiKasi Penataan Kelembagaan I 237 hasil evaluasi

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.2 : Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul) 80 PT Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti85 PT

Sasaran 2 :Indikator 2.9 Jumlah kebijakan perubahan kelembagaan PTN dan PTKL/PTLPNK 20

RekomendasiDirektur Pengembangan KPT 36 Rekomendasi

Indikator 2.9.1 Jumlah draft kebijakan perubahan kelembagaan PTN dan PTKL/PTLPNK 20 draftrekomendasi

Kasubdit PenataanKelembagaan PT

36 draftrekomendasi

Indikator 2.9.1.1 Jumlah hasil evaluasi usul penataan OTK PTN danperubahan status PTS menjadi PTN

11 hasilevaluasi

Kasi Penataan Kelembagaan II 18 hasil evaluasi

Indikator 2.9.1.2 Jumlah hasil evaluasi usul pembentukan/perubahanFakultas/Jurusan PTN

6 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan II 34 hasil evaluasi

Indikator 2.9.1.3 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan bentukPTKL/PTLPNK

5 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan II 8 hasil evaluasi

Indikator 2.9.1.4 Jumlah hasil evaluasi usul penyatuan PT Keagamaan kePTS

3 hasil evaluasi Kasi Penataan Kelembagaan II 2 hasil evaluasi

Indikator 2.9.1.5 Jumlah hasil evaluasi usul perubahan badanpenyelenggara PTS

65 hasilevaluasi

Kasi Penataan Kelembagaan II 235 hasil evaluasi

IKU.3:Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature 19 STP Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti19 STP

Sasaran 3 :Indikator 3.1 Jumlah Taman Sain dan Teknologi yang mature yang difasilitasi langsung oleh Kemenristekdikti 10 TST Direktur KST 11 TST

Indikator 3.1.1 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang berkembang 15 lembaga Kasubdit KST 18 lembagaIndikator 3.1.1.1 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang diperkuat Kelembagaannya15 TST Kasi Pengembangan 18 TSTIndikator 3.1.1.2 Jumlah Sarana dan Prasarana Taman Sains dan Teknologi yang Terbangun15 TST Kasi Pengembangan 18 TSTIndikator 3.1.1.3 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang terevaluasi

pembangunannya15 TST Kasi Evaluasi 18 TST

Indikator 3.1.2 Jumlah Rekomendasi Taman Sains dan Teknologi yang memenuhi kriteria mature 10 lembaga Kasubdit KST 19 lembagaIndikator 3.2 Jumlah Lembaga Inkubator Teknologi yang dikembangkan 20 inkubator

bisnisteknologi

Direktur KST 20 inkubatorbisnis teknologi

Indikator 3.2.1 Jumlah Lembaga Inkubator Bisnis Teknologi yang mempunyai tata kelola yang baik 20 inkubatorbisnis

teknologi

Kasubdit Lembaga Inkubatordan Intermediasi Teknologi

20 inkubatorbisnis teknologi

Indikator 3.2.1.1 Jumlah Inkubator teknologi yang diperkuatkelembagaannya

20 inkubatorBisnis

Teknologi

Kasi Lembaga InkubatorTeknologi

20 inkubatorbisnis teknologi

Indikator 3.3 Jumlah organisasi profesi (berbasis profesi dan keilmuan) yang dikembangkan dalam mendukung pengembangan STP 4 lembaga Direktur KST 4 lembagaIndikator 3.3.1 Jumlah organisasi profesi berbasis profesi yang dikuatkan kelembagaannya dalam mendukung pengembangan STP2 organisasi

profesiKasubdit Organisasi Profesi 2 organisasi

profesiIndikator 3.3.1.1 Jumlah organisasi profesi berbasis profesi yang

difasilitasi2 organisasi

profesiSeksi Penataan 2 organisasi

profesiIndikator 3.3.2 Jumlah organisasi profesi berbasis keilmuan yang dikuatkan kelembagaannya dalam mendukung pengembangan STP2 organisasi

profesiKasubdit Organisasi Profesi 2 organisasi

profesiIndikator 3.3.2.1 Jumlah organisasi profesi berbasis keilmuan yang

difasilitasi2 organisasi

profesiSeksi Pengawasan 2 organisasi

profesi

Meningkatnya kualitas kelembagaan Taman Sains dan Teknologi serta Lembaga Penunjang lainnya

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Meningkatnya jumlah PT yang meningkat mutu kelembagaannya dan jumlah layanan PT/Prodi yang terakrediatasi

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.3: Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature 19 STP Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti19 STP

Sasaran 3 :Indikator 3.4 Jumlah Lembaga Penunjang Lainnya yang dikembangkan dalam mendukung STP 2 Lembaga

PenunjangDirektur KST 3 Lembaga

PenunjangIndikator 3.4.1 Jumlah Dewan Riset Daerah yang ditingkatkan kapasitas kelembagaannya 2 DRD Kasubdit Lembaga Penunjang

Lainnya3 DRD

Indikator 3.4.1.1 Jumlah Dewan Riset Daerah yang difasilitasi kapasitaskelembagaannya

2 DRD Kasi Dewan Riset 3 DRD

Indikator 3.5 Jumlah kebijakan terkait TST dan Lembaga Penunjang Lainnya 4 Dokumen Direktur KST 4 DokumenIndikator 3.5.1 Jumlah rekomendasi kebijakan Taman Sains dan Teknologi 3 dokumen Kasubdit KST 3 dokumen

Indikator 3.5.1.1 Jumlah Naskah Akademik Pengembangan Taman Sainsdan Teknologi

1 dokumen Kasi Pengembangan 1 dokumen

Indikator 3.5.1.2 Jumlah Naskah Akademis Evaluasi Pengembangan TST 1 dokumen Kasi Evaluasi 1 dokumen

Indikator 3.5.2 Jumlah rekomendasi kebijakan penguatan lembaga intermediasi teknologi dan jumlah draf peraturan akreditasi lembaga inkubator bisnis teknologi di Indonesia2 dokumen Kasubdit Lembaga Inkubatordan Intermediasi Teknologi

2 dokumen

Indikator 3.5.2.1 Jumlah naskah kebijakan akreditasi Lembaga InkubatorTeknologi

1 dokumen Kasi Lembaga InkubatorTeknologi

1 dokumen

Indikator 3.5.2.2 Jumlah rekomendasi kebijakan Lembaga IntermediasiTeknologi

1 dokumen Kasi Lembaga IntermediasiTeknologi

1 dokumen

Indikator 3.5.3 Jumlah rekomendasi kebijakan penataan dan pengawasan fasilitasi organisasi profesi 2 dokumen Kasubdit Organisasi Profesi 2 dokumenIndikator 3.5.3.1 Jumlah dokumen pendukung penyusunan rekomendasi

kebijakan penataan fasilitasi organisasi profesi1 dokumen Seksi Penataan 1 dokumen

Indikator 3.5.3.2 Jumlah dokumen pendukung penyusunan rekomendasikebijakan pengawasan fasilitasi organisasi profesi

1 dokumen Seksi Pengawasan 1 dokumen

Indikator 3.5.4 Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan kelambagaan lembaga penunjang iptek dikti1 dokumen Kasubdit Lembaga PenunjangLainnya

1 dokumen

Indikator 3.5.4.1 Jumlah dokumen pendukung penyusunan rekomendasikebijakan penguatan lembaga penunjang iptek dikti

1 dokumen Kasi Lembaga PenunjangLainnya

1 dokumen

IKU.4: 35 PUI Dirjen Kelembagaan Iptek danDikti

81 PUI

Sasaran 4 :Indikator 4.1 Jumlah lembaga litbang yang dibina Pusat Unggulan Iptek 78 Lembaga

LitbangDirektur Lemlitbang 78 Lembaga

LitbangIndikator 4.1.1 Jumlah lembaga PUI dengan nilai kinerja pembinaan 78 lembaga Kasubdit Lemlitbang

Pemerintah Pusat78 lembaga

Indikator 4.1.1.1 Jumlah laporan kinerja Pusat Unggulan Iptek di LembagaPenelitian dan Pengembangan Kementerian dan BadanUsaha

40 Laporan Kasi Lemlitbang Kementerian 40 Laporan

Meningkatnya kualitas kelembagaan Taman Sains dan Teknologi serta Lembaga Penunjang lainnya

Jumlah Pusat Unggulan Iptek

Meningkatnya kualitas lembaga Litbang

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.4: 35 PUI Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti81 PUI

Sasaran 4 :Indikator 4.1 Jumlah lembaga litbang yang dibina Pusat Unggulan Iptek 78 Lembaga

LitbangDirektur Lemlitbang 78 Lembaga

LitbangIndikator 4.1.1 Jumlah lembaga PUI dengan nilai kinerja pembinaan 78 lembaga Kasubdit Lemlitbang

Pemerintah Pusat78 lembaga

Indikator 4.1.1.2 Jumlah laporan kinerja Pusat Unggulan Iptek di LembagaLitbang Non Kementerian

38 Laporan Kasi Lemlitbang NonKementerian

38 Laporan

Indikator 4.1.2 Jumlah lembaga litbang yang lolos seleksi pembinaan pusat unggulan iptek 20 lembaga Kasubdit LemlitbangPemerintah Pusat

20 lembaga

Indikator 4.1.2.1 Jumlah Lembaga Litbang Kementerian dan Badan Usahayang mengusulkan Seleksi Pembinaan Pusat UnggulanIptek

15 Lembaga Kasi Lemlitbang Kementerian 19 Lembaga

Indikator 4.1.2.2 Jumlah Lembaga Litbang Non Kementerian yangmengusulkan Seleksi Pembinaan Pusat Unggulan Iptek

15 Lembaga Kasi Lemlitbang NonKementerian

12 Lembaga

Indikator 4.2 Jumlah Perguruan Tinggi Penerima Bantuan PUI-PT 24 Lembaga PT Direktur Pembinaan KPT 28 PTIndikator 4.2.1 Jumlah PT penerima bantuan PUI-PT 24 PT Kasubdit Penilaian Kinerja PT 28 PT

Indikator 4.2.1.1 Jumlah buku panduan pemberian hibah PUI PT 1 dokumen Kasi Penilaian Kinerja PT I 1 dokumenIndikator 4.2.1.2 Jumlah PT terseleksi sebagai penerima hibah PUI PT 24 PT Kasi Penilaian Kinerja PT I 28 PT

Indikator 4.3 Jumlah lembaga litbang industri yang lolos seleksi menjadi lembaga litbang industri inovatif 2 lembagalitbang industri

Direktur Lemlitbang 4 lembaga litbang

Indikator 4.3.1 Jumlah lembaga litbang industri yang lolos seleksi menjadi lembaga litbang industri inovatif2 lembagalitbang industri

inovatif

Kasubdit Lemlitbang Industri 4 lembaga litbangindustri inovatif

Indikator 4.3.1.1 Jumlah calon Lembaga Litbang industri Manufaktur,Agro, Kesehatan, dan Obat (MAKO) menjadi LembagaLitbang Industri Inovatif

2 LembagaLitbangIndustri

Kasi Industri Manufaktur,Agro, Kesehatan dan Obat

2 LembagaLitbang Industri

Indikator 4.3.1.2 Jumlah calon Lembaga Litbang industri BerbasisTeknologi Tinggi (BTT) yang menjadi Lembaga LitbangIndustri Inovatif

2 lembagalitbang industri

Kasi Industri BerbasisTeknologi Tinggi

2 LembagaLitbang Industri

Indikator 4.4 Jumlah BPPD yang lolos seleksi dan BPPD yang meningkat kinerjanya menjadi BPPD berkinerja utama 15 BPPD Direktur Lemlitbang 15 BPPDIndikator 4.4.1 Jumlah BPPD yang lolos seleksi dan BPPD yang meningkat kinerjanya menjadi BPPD berkinerja utama15 BPPD Kasubdit Lemlitbang Daerah 15 BPPD

Indikator 4.4.1.1 Jumlah BPPD berkinerja pratama dan madya di wilayah Iyang mengajukan untuk dibina menjadi BPPD berkinerjautama

4 BPPD Kasi BPPD Wilayah I 4 BPPD

Indikator 4.4.1.2 Jumlah BPPD berkinerja pratama dan madya di wilayah IIyang mengajukan untuk dibina menjadi BPPD berkinerjautama

2 BPPD Kasi BPPD Wilayah II 2 BPPD

Jumlah Pusat Unggulan Iptek

Meningkatnya kualitas lembaga Litbang

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIKU.4: 35 PUI Dirjen Kelembagaan Iptek dan

Dikti81 PUI

Indikator 4.5 Jumlah pranata litbang yang terakreditasi 45 PranataLitbang

Direktur Lemlitbang 54 pranata litbang

Indikator 4.5.1 Jumlah pranata litbang terakreditasi baru 5 pranatalitbang

Kasubdit Penjaminan Mutudan Penilaian KinerjaLemlitbang

16 pranata litbang

Indikator 4.5.1.1 Jumlah laporan hasil pelaksanaan asesmen pranatalitbang baru

1 laporan Kasi Penjaminan Mutu 1 laporan

Indikator 4.5.1.2 Jumlah laporan hasil pelaksanaan asesmen pranatalitbang terakreditasi

1 laporan Kasi Penilaian Kinerja 1 laporan

Indikator 4.5.2 Jumlah pranata litbang terakreditasi yang dibina 40 pranatalitbang

Kasubdit Penjaminan Mutudan Penilaian KinerjaLemlitbang

38 pranata litbang

Indikator 4.5.2.1 Jumlah laporan kegiatan penguatan akreditasi pranatalitbang

1 laporan Kasi Penjaminan Mutu 1 laporan

Indikator 4.5.2.2 Jumlah laporan kegiatan pembinaan akreditasi pranatalitbang

1 laporan Kasi Penilaian Kinerja 1 laporan

Indikator 4.6 Jumlah kebijakan peningkatan kualitas lembaga litbang 1 kebijakan Direktur Lemlitbang 1 kebijakanIndikator 4.6.1 Jumlah rekomendasi kebijakan peningkatan kualitas lembaga litbang 1 Rekomendasi

KebijakanKasubdit Lemlitbang Industri 1 Rekomendasi

KebijakanIndikator 4.6.1.1 Jumlah dokumen pendukung rekomendasi kebijakan

peningkatan kualitas lembaga litbang industri1 dokumen Kasi Industri Manufaktur,

Agro, Kesehatan dan Obat1 dokumen

Indikator Program PendukungSasaran 5 :Indikator 5.1 90% Sekretaris Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti90%

Indikator 5.1.1 Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran 1 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran

1 dokumen

Indikator 5.1.1.1 Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran 1 draftdokumen

Kasubbag Perencanaan 1 draft dokumen

Indikator 5.1.1.2 Jumlah Layanan revisi anggaran 12 bulan Kasubbag Perencanaan 12 bulanIndikator 5.2 80 Nilai Sekretaris Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti72,73

Indikator 5.2.1 jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi program dan anggaran 1 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran

1 dokumen

Indikator 5.2.1.1 Draft laporan pemantauan dan evaluasi program dananggaran

12 draft laporan Kasubbag Pemantauan danEvaluasi

12 draft laporan

Indikator 5.2.1.2 Draft laporan kinerja 1 draft laporan Kasubbag Pemantauan danEvaluasi

1 draft laporan

Nilai Kinerja Anggaran

Nilai Akuntabilitas Kinerja

Jumlah Pusat Unggulan Iptek

Meningkatnya kualitas layanan dukungan manajemen eselon I

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIndikator Program Pendukung

Sasaran 5 :Indikator 5.3 Persentase pengelolaan keuangan yang bebas dari temuan material 90% Sekretaris Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti86,23%

Indikator 5.3.1 Jumlah dokumen perbendaharaan dan keuangan 12 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran

12 dokumen

Indikator 5.3.1.1 Jumlah dokumen pertanggungjawaban keuangan 12 dokumen Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan

12 dokumen

Indikator 5.3.1.2 Draft laporan keuangan 4 dokumen Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan

4 dokumen

Indikator 5.3.1.3 Draft laporan tindak lanjut hasil pemeriksaaan 1 dokumen Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan

1 dokumen

Indikator 5.3.2 Jumlah dokumen layanan perkantoran 12 dokumen Kabag Perencanaan danPenganggaran

12 dokumen

Indikator 5.3.2.1 Jumlah layanan pembayaran gaji pegawai 12 bulan Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan

12 bulan

Indikator 5.3.2.2 Jumlah layanan pembayaran tunjangan kinerja pegawai 12 bulan Kasubbag Perbendaharaandan Pelaporan Keuangan

12 bulan

Indikator 5.4 Jumlah kebijakan hukum bidang kelembagaan Iptek dan Dikti yang dihasilkan 1 dokumen Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti

1 dok

Indikator 5.4.1 Prosentase draft kebijakan hukum di bidang Kelembagaan Iptek dan Dikti 100% Kabag Hukum, Kerjasama danLayanan Informasi

100%

Indikator 5.4.1.1 Hasil pembahasan dan penyusunan peraturanperundang - undangan sesuai target Program LegislasiKemenristekdikti tahun 2018 di bidang KelembagaanIptek dan Dikti

7 dokumen Kasubbag Hukum 7 dokumen

Indikator 5.4.1.2 Hasil pengkajian hukum terkait penjatuhan sanksiadministrasi pelanggaran perguruan tinggi

1 dokumen Kasubbag Hukum 1 dokumen

Indikator 5.4.1.3 Hasil fasilitasi advokasi hukum terkait mediasi danpenyelesaian konflik dan penjatuhan sanksi bagiperguruan tinggi bermasalah

5 dokumen Kasubbag Hukum 5 dokumen

Indikator 5.4.1.4 Hasil dan laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaanperaturan perundang-undangan di bidang kelembagaaniptek dan dikti

1 dokumen Kasubbag Hukum 1 dokumen

Indikator 5.5 Jumlah kerjasama bidang kelembagaan Iptek dan Dikti 1 dokumen Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti

1 dok

Indikator 5.5.1 Prosentase draft kerjasama di bidang kelembagaan Iptek dan Dikti 100% Kabag Hukum, Kerjasama danLayanan Informasi

100%

Indikator 5.5.1.1 Hasil pembahasan dan penyusunan dokumen kerjasamaantara Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Diktidengan Instansi lain

2 dokumen Kasubbag Kerjasama 2 dokumen

Indikator 5.5.1.2 Hasil monitoring dan evaluasi dokumen kerjasamaperguruan tinggi atau lembaga Litbang

5 dokumen Kasubbag Kerjasama 5 dokumen

Meningkatnya kualitas layanan dukungan manajemen eselon I

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV

Target Penanggung Jawab CapaianSasaran : Meningkatnya kualitas Kelembagaan Iptek dan DiktiIndikator Program Pendukung

Sasaran 5 :Indikator 5.6 Rasio pemberitaan positif terhadap total pemberitaan 85% Sekretaris Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti96,79%

Indikator 5.6.1 Prosentase publikasi dan dokumentasi terhadap jumlah kegiatan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti100% Kabag Hukum, Kerjasama danLayanan Informasi

100%

Indikator 5.6.1.1 Hasil layanan informasi perijinan perguruan tinggi danpenyelesaian pengaduan masyarakat

1 dokumen Kasubbag Layanan Informasi 1 dokumen

Indikator 5.6.1.2 Hasil peliputan kegiatan Direktorat JenderalKelembagaan Iptek dan Dikti

12 peliputan Kasubbag Layanan Informasi 12 peliputan

Indikator 5.6.1.3 Hasil publikasi dan dokumentasi program dan kegiatanDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

4 dokumen Kasubbag Layanan Informasi 4 dokumen

Indikator 5.7 Persentase pegawai Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang memiliki kategori nilai SKP "baik" 100% Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti

100%

Indikator 5.7.1 Jumlah dokumen Tata Usaha dan Kepegawaian 12 bulan Kabag Umum 12 bulanIndikator 5.7.1.1 Jumlah layanan pengelolaan persuratan 12 bulan Kasubbag TU dan Kepegawaian 12 bulan

Indikator 5.7.1.2 draft laporan bimbingan, pendidikan dan pelatihanpegawai

1 dokumen Kasubbag TU dan Kepegawaian 1 dokumen

Indikator 5.7.1.3 jumlah layanan pengelolaan kepegawaian 12 bulan Kasubbag TU dan Kepegawaian 12 bulan

Indikator 5.7.1.4 Jumlah dokumen pengelolaan ketatalaksanaan 2 dokumen Kasubbag TU dan Kepegawaian 2 dokumen

Indikator 5.8 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana dalam kondisi baik 100% Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti

100%

Indikator 5.8.1 Jumlah dokumen kerumahtanggaan 12 bulan Kabag Umum 12 bulanIndikator 5.8.1.1 Jumlah layanan kerumahtanggaan 12 bulan Kasubbag Rumah Tangga 12 bulan

Indikator 5.9 Persentase penggunaan e-procurement terhadap total belanja pengadaan 100% Sekretaris Ditjen KelembagaanIptek dan Dikti

100%

Indikator 5.9.1 Jumlah dokumen Barang Milik Negara 13 dokumen Kabag Umum 13 dokumenIndikator 5.9.1.1 draft dokumen penyusunan laporan BMN 8 dokumen Kasubbag BMN 8 dokumenIndikator 5.9.1.2 draft dokumen penatausahaan, pengelolaan,

inventarisasi, dan penghapusan BMN4 dokumen Kasubbag BMN 4 dokumen

Indikator 5.9.1.3 draft dokumen layanan pengadaan barang dan jasa 1 dokumen Kasubbag BMN 1 dokumen

Meningkatnya kualitas layanan dukungan manajemen eselon I

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV