MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN...

106
ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan di Institusi Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat, Oleh: Dra. Rodiyah, M.Kes. FAKULTAS ILMU KESEHATAN SEKOLAH UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2016 Kampus II: Jl. Raya Tajem Km 1.5. Maguwoharjo. Telp. (0274) 4437888, 489780. Fax. (0274) 4437999

Transcript of MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN...

Page 1: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

ii

MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN

DI INSTANSI

Disusun untuk menunjang pembelajaran

mata kuliah Pendidikan Kesehatan di Institusi Prodi

S-1 Kesehatan Masyarakat,

Oleh: Dra. Rodiyah, M.Kes.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN SEKOLAH

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2016

Kampus II: Jl. Raya Tajem Km 1.5. Maguwoharjo.

Telp. (0274) 4437888, 489780. Fax. (0274) 4437999

Page 2: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

iii

KATA PENGANTAR

Modul mata kuliah Pendidikan Kesehatan di Institusi ini disusun untuk kalangan

sendiri dalam rangka memperlancar perkuliahan Pendidikan Kesehatan di Institusi pada

Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta khususnya bagi mahasiswa yang memilih peminatan Promosi Kesehatan.

Sebagai calon promotor kesehatan mahasiswa Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat

selayaknya memiliki keterampilan menyampaikan pesan kesehatan dengan baik dan

benar. Oleh karena itu, melalui modul ini diharapkan mahasiswa menyadari peranannya

di masyarakat kelak dan termotivasi untuk mempelajari dan berlatih menyampaikan

pesan kesehatan kepada masyarakat.

Untuk membekali mahasiswa agar mampu menyampaikan pesan kesehatan

kepada masyarakat modul ini dilengkapi dengan teknik presentasi interaktif dan panduan

microteaching. Untuk teori pendidikan kesehatan di institusi banyak mengadopsi dari

Notoatmodjo (2010) mengingat teori-teori tersebut masih relevan untuk membekali

mahasiswa. Secara garis besar dalam modul ini dibahas mulai dari perencanaan promosi

kesehatan, pendidikan kesehatan di institusi (masyarakat, sekolah, rumah sakit, dan

tempat kerja), teknik presentasi interaktif dan microteaching. Dalam implementasi

perkuliahan Pendidikan Kesehatan di Institusi semua mahasiswa wajib mempraktikkan

microteaching.

Modul mata kuliah Pendidikan Kesehatan di Institusi ini dilengkapi dengan

latihan soal dan kunci jawaban pada setiap bab agar mahasiswa dapat mengukur

pemahamannya. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa aktif mengerjakan soal-soal

latihan pada setiap akhir pokok bahasan sehingga menjadi sehingga dapat memahami

teori yang disampaikan sebagai bekal untuk menjadi seorang promotor kesehatan. Di

samping itu, diharapkan mahasiswa mengembangkan kemampuan dan keterampilan

berbicara di depan umum melalui kegiatan diskusi baik dengan dosen maupun teman

sendiri. Selain itu, juga dengan lebih banyak membaca buku, media massa, dsb. untuk

memperluas wawasan.

Walaupun telah berusaha maksimal dalam menyusun modul ini, penyusun

menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan

modul ini. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusun menyelesaikan modul ini

diucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta, Mei 2016

Penyusun

Page 3: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

BAB I PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

A. Tujuan Umum ............................................................................... 1

B. Tujuan Khusus ............................................................................... 2

C. Materi Pendidikan Kesehatan ........................................................ 2

D. Rangkuman ............................................................................... 2

E. Evaluasi ............................................................................... 3

BAB II. PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

A. Tujuan Umum .............................................................................. 6

B. Tujuan Khusus ............................................................................. 7

C. Materi Pendidikan Kesehatan di Sekolah ..................................... 10

D. Rangkuman ................................................................................... 15

E. Evaluasi .................................................................................... 15

BABIII PENDIDIKAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

A. Tujuan Umum ................................................................. 16

B. Tujuan Khusus ................................................................. 16

C. Materi Pendidikan Kesehatan di Tempat Kerja ............................. 17

D. Rangkuman ……. ........................................................ 17

E. Evaluasi ................................................................. 17

BAB IV PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

A. Tujuan Umum ................................................................. 16

B. Tujuan Khusus ................................................................. 16

C. Materi Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit .............................. 17

Page 4: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

v

D. Rangkuman ……. ........................................................ 17

E. Evaluasi ................................................................. 17

BAB V PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PPM

A. Tujuan Umum ............................................................................... 6

B. Tujuan Khusus .............................................................................. 7

C. Materi Pendidikan Kesehatan Melalui PPM .................................. 10

D. Rangkuman .................................................................................... 15

E. Evaluasi .................................................................................... 15

BABVI METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Tujuan Umum ................................................................. 16

B. Tujuan Khusus ................................................................. 16

C. Materi Metode Pendidikan Kesehatan .......................................... 17

D. Rangkuman ……. ........................................................ 17

E. Evaluasi ................................................................. 17

BABVIITEKNIK PRESENTASI INTERAKTIF

A. Tujuan Umum ................................................................. 16

B. Tujuan Khusus ................................................................. 16

C. Materi Metode Pendidikan Kesehatan .......................................... 17

D. Rangkuman ……. ........................................................ 17

E. Evaluasi ................................................................. 17

BAB VIIIEVALUASI PROMOSI KESEHATAN

A. Tujuan Umum ................................................................. 16

B. Tujuan Khusus ................................................................. 16

C. Materi Evaluasi Promosi Kesehatan ............................................. 17

D. Rangkuman ……. ........................................................ 17

E. Evaluasi ................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 15

LAMPIRAN

Page 5: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

vi

DAFTAR ISTILAH ASING

Istilah Arti

Abstenteism : tidak masuk/tidak hadir

Ante natal care : pemeriksaan kehamilan

Appropiate : sesuai dengan kebutuhan masyarakat

atau sesuai dengan permasalahan yang

ada

Behavioral Objective : tujuan perilaku

Board Occupancy Rate : angka hunian rumah sakit

Booklet : kumpulan informasi singkat tentang

sesuatu yang dibukukan dengan desain

yang menarik.

Brainstorming : curah pendapat

By case : sesuai dengan kasus yang teridentifikasi

Buzzgroup : metode mengajar dengan membagi

peserta didik menjadi kelompok kecil

(3-5 anggota) kemudian mendiskusikan

suatu masalah.

Community forum approach : pengumpulan data di mana promotor

kesehatan bersama masyarakat

mendiskusikan masalah kesehatan yang

ada

Competent Credibility : kredibilitas kader yang didapat karena

kompetensi yang dimiliki

Consumer : pengguna layanan

Directed : diarahkan

Don’t change the people but change

the system

: jika orangnya sulit diubah perilakunya

makasistemnya yang harus diubah

Educational Objective : tujuan pendidikan/promosi

Effort : upaya/usaha

Enabling : faktor pemungkin

Foodhygiene : kebersihan makanan

Flipchart : kertas yang dipasang pada papan

sebagai tempat menuliskan hasil diskusi

Font : ukuran besar/kecilnya huruf

Guidance and conceling : Bimbingan dan Penyuluhan Health Education : pendidikan kesehatan

Health promoting school : kegiatan yang menggabungakan

program pendidikan dan kesehatan

untuk menumbuhkan perilaku sehat

Page 6: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

vii

Health promotion in workplace : promosi atau pendidikan kesehatan di

tempat kerja

Health services in school : pemeliharaan dan pelayanan kesehatan

di sekolah

Healthful school living : lingkungan sekolah yang sehat

Hit and run : kegiatan dihentikan mendadak dan tidak

berkelanjutan.

Implement healthy polecy : penerapan kebijakan kesehatan

Input : masukan/materi

Improved community health through

parent and community participation

: Mengembangkan kesehatan masyarakat

melalui partisipasi orang tua murid dan

masyarakat

Judgment : memberi penilaian

Key informant approach : pengumpulan data dengan cara ini

berartidata diperoleh dari informan

kunci melalui WawancaraWM atau

DKT

Leaflet : inforrmasi singkat yang disampaikan

melalui kertas yang dilipat

Lesson plan : rencana pembelajaran

Mmicroteaching : atau pengajaran mikro

Measurable : dapat diukur/terukur

Occupational Health and Safety : kesehatan dan keselamatan kerja atau

K-3

On going : terus menerus/sedang berjalan

One shot : periode waktu tertentu

Outbond : Kegiatan diluar ruang dalam bentuk

permainan dengan tujuan mempererat

rasa kebersamaan (antarkaryawan

dalam suatu instansi) dan untuk

refreshing.

Output : hasil

Outcome : dampak dari hasil

Partnership : kerja sama yang dilandasi prinsip

kesetaraan atau kemitraan

Peer group : kelompok sebaya

Peer teaching : Pengjaran kelompok sebaya/teman

sendiri

Performance : penampilan/perilaku

Page 7: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

viii

Personal hygiene : kebersihan perseorangan/individu

Pre and post design/Pre and Post

Test Design

: pengukuran kemampuan peserta didik

sebelum dan sesudah pendidikan

kesehatan

Predisposing : faktor predisposisi

Preventive action : tindakan pencegahan

Program Objective : tujuan program Provide access preventive and curative

health services :tersedianya sarana dan prasarana

pencegahan dan pengobatan sederhana di

sekolah

Provide a safety and health

environment

: tersedianya lingkungan yang sehat

Provide skill based health education : tersedianya tenaga terampil melalui

program pelatihan kesehatan Provider : penyedia layanan

Public Health Community : partisipasi masyarakat di bidang

kesehatan

Reasonable : logis, masuk akal

Recomended Outcome Situation : situasi belajar yang disarankan

Raw input : masukan mentah/bahan dasar

Reinforcing : faktor pendukung/penguat

Required Outcome Situation : situasi belajar yang diwajibkan

Reward : penghargaan

Roleplay : metode mengajar dengan bermain peran

Safety credibility : citra diri sebagai orang yang dapat

dipercaya Sample survey approach : pengumpulan datamelalui wawancara dan

observasi Self- directed action : mandiri/program atau kegiatan

ditentukan oleh masyarakat

Self Directed outcome situation : Situasi belajar yang ditetapkan sendiri

oleh sasaran/peserta didik.

Self care : upaya pemeliharaan kesehtan sendiri

Social Need Assessment : diagnosis sosial

Specific/operational : berupa perilaku khusus yang

mencerminkan perilaku baru yang

diharapkan.

Simulation game : metode mengajar melalui permainan-

permainan pada ular tangga dan

monopoli

Snowballing : metode mengajar yang dimulai dengan

Page 8: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

ix

diskusi 2 orang setelah 5 menit menjadi

4, 8, dst hingga menjadi diskusi

besar/kelas.

Sound system : Seperangkat peralatan untuk

memperkeras dan memperjelas suara

dalam pertemuan yang dihadiri oleh 50

orang atau lebih.

Teaching skill : Keterampilan/kemampuan mengajar

Time bound : batas waktu

To evaluate : memberi nilai terhadap sesuatu

berdasarkan stándar tertentu

Turn-over : karyawan yang baru sebentar bekerja

terus mengundurkan dirik

Up to date : sesuai dengan erkembangan terakhir

Verbalism : tahu katanya tidak tahu artinya

Volunteerism : tugas sosial

We- feeling : rasa kebersamaan

DAFTAR SINGKATAN

Page 9: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

x

Singkatan/Akronim Kepanjangan

AIDS : Aquired Immuno Deficiency Syndrom

ANC : Ante Natal Care

ASI : Air Susu Ibu

AVA : Audio Visual Aids

CD : Compact Disk

DBD : Demam Berdarah Dengue

DKT : Diskusi Kelompok Terarah

FGD : Focus Group Disscusion

HIV : Human Immunodeficiency Virus

KLB : Kejadian Luar Biasa

LCD :

LSM : Swadaya Masyarakat

MCK : Mandi Cuci Kakus

NGO : Non-Government Organization

OHP : Over Head Projector

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHC : Public Health Community

PKdTK : Pendidikan Kesehatan di Tempat Kerja

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

PPPK : Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

PPM : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Promkes : Promosi Kesehatan

PROCEED : Polecy, Regulatory, Organizational Construct in

Educational and Environmental Development

PRECEDE : Predisposing, Reinforcing, and Enabling, Causes in

Educational Diagnosis and Evaluation

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

Page 10: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

xi

RPP : Rencana Program Pengajaran/Pembelajaran

RS : Rumah Sakit

SAP : Satuan Acara Penyuluhan/Pembelajaran

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

TIK : Tujuan Instruksional Khusus

TIU : Tujuan Instruksional Umum

UI : Universitas Indonesia

UNRIYO : Universitas Respati Yogyakarta

UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

WM : Wawancara Mendalam

Page 11: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

1

BAB I

PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

A. Tujuan Umum: setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami

pentingnya perencanaan promosi kesehatan dan mampu membuat perencanaan

promosi kesehatan dengan baik dan benar.

B. Tujuan Khusus: setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu

1. menjelaskan pengertian perencanaan promosi kesehatan

2. menjelaskan tujuan pembuatan perencanaan promosi kesehatan

3. menjelaskan teknik menyusun perencanaan promosi kesehatan

4. menyebutkan 5 keuntungan perencanaan promosi kesehatan

5. membuat perencanaan promosi kesehatan dengan baik dan benar

C. Materi Pembelajaran

1. Pendahuluan

Promosi kesehatan (Promkes) merupakan proses intelektual, psikologikal,

dan sosial meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk

hidup sehat. Proses ini didasarkan pada prinsip ilmiah, fasilitasi proses belajar,

dan perubahan perilaku secara suka rela. Promosi kesehatan bertujuan mengubah

pengetahuan dan perilaku agar masyarakat dapat memelihara kesehatannya

sendiri.

Perencanaan Promkes merupakan bagian dari siklus administrasi yang

terdiri dari tiga fase, yaitu, fase perencanaan atau menyusun kegiatan yang akan

dilaksanakan dengan cara-cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.

Implementasi yaitu pelaksanaan rencana , dan evaluasi atau mengukur hasil yang

diperoleh melalui upaya pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Evaluasi juga

diperlukan untuk pemantauan promosi kesehatan atau sebagai alat bantu untuk

membuat perencanaan selanjutnya.

Langkah-langkah perencanaan dalam promosi kesehatan adalah:

a. Menentukan kebutuhan promkes

1) Diagnosis masalah

2) Menetapkan prioritas masalah

Page 12: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

2

b. Mengembangkan komponen promkes

1) Menentukan tujuan

2) Menentukan sasaran

3) Menentukan isi

4) Menentukan metode

5) Menentukan media

6) Menentukan evaluasi

7) Jadwal pelaksanaan.

Masalah penting pada saat menyusun rencana promosi kesehatan adalah

menentukan kebutuhan masyarakat atau mengidentifikasi permasalahan yang ada

pada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan apa yang direncanakan sesuasi

dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga permasalahan yang ada dapat

diselesaikan dan masyarakat dapat langsung merasakan manfaatnya. Dalam program

promosi kesehatan juga dikenal dengan diagnosis masalah. Menurut Green (1980)

dalam Notoatmodjo (2010) diagnosis masalah dapat digunakan untuk membuat

perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan, yang meliputi PRECEDE

(Predisposing, Reinforcing, and Enabling, Causes in Educational Diagnosis and

Evaluation). Pendekatan ini digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan

prioritas, dan tujuan program. Pada tahun 1991 kerangka tersebut dikembangkan

menjadi PRECEDE-PROCEED (Polecy, Regulatory, Organizational Construct in

Educartional and Environmental Development) untuk menertapkan sasaran,, kriteria,

kebijakan, implementasi, dan evaluasi

Pada umumnya saat dilakukan identifikasi masalah, biasanya ditemukan lebih dari

satu masalah bahkan mungkin banyak masalah kesehatan teridentifikasi. Oleh karena

itu, perlu disusun prioritas masalah berdasarkan tingkatan kepentingan masalah

tersebut bagi masyarakat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan

prioritas masalah, misalnya: menentukan status kesehatan masyarakat, menentukan

pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada, menentukan hubungan antara status

kesehatan dan pelayanan kesehatan di masyarakat, menentukan determinan masalah

kesehatan masyarakat (tingkat pendiddikan, umur, jenis kelamin, ras, letak, geografis,

Page 13: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

3

kebiasaan/perilaku, dan kepercayaan yang dianut). Di samping itu, juga harus

dipertimbangkan beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan, pertimbangan

politis, sumber daya yang ada di masyarakat

2. Langkah-langkah PRECEDE

Fase 1. Diagnosis Sosial (Social Need Assessment), fase ini merupakan Proses

penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap

kualitas hidupnya serta aspirasi untruk meningkatkan kualitas melalui

partisipasi. Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus, vital statistik

yang ada atau pengumpulan data secara langsung dari masyarakat. Jika data

dikumpulkan langsung dari masyarakat dapat dilakukan melalui wawancara

dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat, diskusi kelompok

terarah (DKT), dan Survai.

Fase 2. Diagnosis Epidemiologi, adalah identifikasi faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas hidup seseorang/masyarakat. Identifikasi kelompok yang

rawan terkena masalah kesehatan dengan mempertimbangkan umur, jenis

kelamin, lokasi/tempat tinggal, dan sebagainya. Identifikasi akibat yang

ditimbulkan oleh masalah kesehatan yang ada jika tidak segera

diselesaikan seperti mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang

ditimbulkan. Cara menanggulangi masalah antara lain, imunisasi,

perawatan, perubahan lingkungan, atau faktor perilaku masyarakat.

Informasi tersebut sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas yang

didasarkan pada pertimbangan besarnya masalah, akibat, dan kemungkinan

untuk diubah.

Fase 3. Diagnosis Perilaku dan Lingkungan merupakan identifikasi masalah

perilaku dan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan. Indikator perilaku meliputi

penggunaan sarana pelayanan kesehatan, preventive action, pola konsumsi,

kepatuhan, dan self care. Indikator lingkungan meliputi, keadaan sosial,

ekonomi, dan fisik sementara dimensi pelayanan kesehatan meliputi

keterjangkauan, kemampuan, pemerataan, dan mutu pelayanan.

Page 14: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

4

Langkah diagnosis perilaku dan lingkungan merupakan upaya untuk

memisahkan faktor perilaku dan nonperilaku. Identifikasi perilaku yang

dapat mencegah dan perilaku yang menjadi penyebab. Eliminasi faktor

perilaku yang tidak dapat diubah (genetis dan demografis).Urutkan faktor

perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah

kesehatan masyarakat.Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan

kemungkinan bisa atau tidak bisa diubah. Tetapkan sasaran dan tujuan

perubahan perilaku dan lingkungan.

Fase 4. Diagnosis Promosi dan Organisasional adalah kegiatan untuk

mengidentifikasi Faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap,

persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma yang diyakini masyarakat

setempat. Faktor pemungkin atau enabling merupakan faktor lingkungan

yang memfasilitasi perilaku seseorang. Faktor penguat atau reinforcing

adalah perilaku orang lain yang berpengaruh yang dapat mendorong

munculnya perilaku yang diharapkan.

Setelah faktor-faktor tersebut dapat teridentifikasi langkah selanjutnya

adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu,

berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang telah diidentifikasi, ditetapkan

tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan organisasi

dan sumber daya.

Diagnosis Administrasi dan Kebijakan adalah kegiatan untuk analisis

kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang dapat memfasilitasi atau

menghambat pengembangan promosi kesehatan. Kebijakan dalam hal ini adalah

seperangkat peraturan yang digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan

suatu kegiatan. Sementara peraturan merupakan penerapan kebijakan dan

penguatan hukum serta perundang-undangan. Organisasinal artinya kegiatan

memimpin atau mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

program.

Untuk kelancaran kegiatan tersebut pelaksana promosi kesehatan dapat

memperoleh data dari dokumen yang ada, langsung dari masyarakat, petugas

Page 15: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

5

kesehatan di lapangan, tokoh masyarakat setempat. Oleh karena itu, penting bagi

seorang promotor kesehatan penguasaan komunikasi yang baik sehingga program

promosi kesehatan di masyarakat dapat berjalan dengan lancar.

Di samping itu pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara Key informant

approach, Community forum approach. Sample survey approach.

Key informant approach pengumpulan data dengan cara ini berarti data

diperoleh dari informan kunci melalui Wawancara Mendalam (WM) atau DKT.

Pengumpulan data melalui cara ini cukup sederhana dan representatif sehingga

dapat membantu proses perencanaan serta implementasi kegiatan promosi.

Community forum approach adalah pengumpulan data di mana promotor

kesehatan bersama masyarakat mendiskusikan masalah kesehatan yang ada.

Dilihat dari sudut program cara ini sangat ekonomis karena promotor dapat

memahami masalah dari berbagai sudut pandang masyarakat. Sample survey

approach adalah pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Cara ini

merupakan cara pengumpulan data yang paling valid dan akurat, namu paling

mahal jika dibandingkan dengan kedua cara sebelumnya karena melalui

survey/penelitian..

Setelah dapat menentukan prioritas masalah dengan benar, langkah

selanjutnya adalah mengembangkan komponen promosi kesehatan, yang meliputi

menentukan tujuan, menentukan sasaran promosi kesehatan, menentukan isi

promosi kesehatan, menentukan metode, menentukan media, menyusun rencana

evaluasi, menyusun jadwal pelaksanaan, menentukan tujuan.

3. Menentukan Tujuan Promosi

Ada tiga tujuan utama promosi kesehatan, yaitu peningkatan pengetahuan

dan atau sikap masyarakat, peningkatan perilaku masyarakat yang mendukung

status kesehatan, peningkatan status kesehatan masyarakat. Tujuan promosi yang

baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Specific/operational artinya berupa perilaku khusus yang mencerminkan

perilaku baru yang diharapkan.

Page 16: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

6

b. Measurable artinya dapat diukur/terukur karena pada setiap akhir program

atau akhir kegiatan akan ada evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

c. Appropiate artinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau sesuai dengan

permasalahan yang ada sehingga program atau kegiatan yang dilaksanakan

memberi manfaat konkrit kepada masyarakat.

d. Reasonable berarti didasari alasan yang logis, subjektivitas atau pertimbangan

yang tidak wajar dan tidak masuk akal tidak dapat digunakan sebagai dasar

penyusunan tujuan promosi kesehatan.

e. Time bound ada batas waktu pencapaian. Suatu program dikatakan berhasil

apabila dapat mencapai tujuan dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Oleh

karena itu, seorang pendidik kesehatan harus dapat memberi batas waktu yang

jelas dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada.

f. Dinyatakan dalam bentuk performance bukan effort.

Menurut Green ada 3 tingkatan tujuan promosi kesehatan yaitu Tujuan

Program (Program Objective), Tujuan Promosi (Educational Objective), Tujuan

Perilaku (Behavioral Objective).Tujuan Program adalah Pernyataan tentang apa

yang ingin dicapai dalam periode tertentu. Ditinjau dari kerangka PRECEDE-

PROCEED tujuan program merupakan refleksi dari fase sosial dan epidemiologi.

Tujuan ini harus mencakup who will do how much of what by when sehingga sering

disebut tujuan jangka panjang. Contoh: Kasus baru HIV-AIDS menurun 50% setelah

promosi kesehatan berjalan 5 tahun.

Tujuan Promosi (Educational Objective) adalah deskripsi perilaku yang akan

dicapai untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada. Sering juga disebut sebagai

tujuan jangka menengah, misalnya: Cakupan imunisasi dasar meningkat 75% setelah

promosi kesehatan berjalan selama 3 tahun.

Tujuan Perilaku (Behavioral Objective) merupakan proses pembelajaran yang

harus dicapai untuk mewujudkan perilaku yang diinginkan. Tujuan ini berhubungan

dengan pengetahuan dan sikap, disebut juga sebagai tujuan jangka pendek. Contoh:

Page 17: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

7

pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS meningkat 60% setelah promosi

kesehatan berjalan 6 bulan.

Setelah menentukan tujuan promosi kesehatan, langkah selanjutnya adalah

menentukan sasaran promosi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat?.

Kemudian, menentukan isi promosi kesehatan yang dibuat sesederhana mungkin

agar mudah dipahami (bila perlu menggunakan gambar dan bahasa daerah

setempat).selanjutnya metode sesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,

misalnya untuk aspek pengetahuan dengan penyuluhan, untuk aspek sikap dengan

contoh konkrit yang menggugah emosi seperti foto, slide, film, dan sebagainya,

untuk aspek keterampilan dengan pelatihan, dan sebagainya.

Selanjutnya menentukan media yang sesuai dengan sasaran, tingkat promosi

sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang

ada media. Kemudian menyusun rencana evaluasi yang meliputi kapan dan di mana

akan dilaksanakan, siapa sasarannya, siapa yang mengevaluasi, materi evaluasi?.

Langkah yang terakhir harus dilakukan adalah menyusun jadwal pelaksanaan yang

merupakan penjabaran dari rencana keseluruhan termasuk yang menyangkut waktu,

tempat, dan pelaksanaan.

4. Mengenal Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan (SAP) dan Rencana

Program Pengajaran (RPP)

Di atas telah banyak dibahas mengenai hal-hal yang perlu disiapkan sebelum

melaksanakan kegiatan promosi kesehatan. Persiapan tersebut adalah persiapan

untuk terselenggaranya program promosi kesehatan yang jangka waktunya bisa satu

minggu, satu tahun atau lebih. Salah satu bentuk implementasi program promosi

kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan. Penting bagi seorang pendidik

kesehatan untuk menyiapkan sebuah satuan acara pembelajaran (SAP) atau Rencana

Proses Pembelajaran (RPP).

Baik SAP maupun RPP merupakan persiapan kegiatan pendidikan yang harus

dibuat atau disiapkan oleh siapapun yang akan menyelenggarakan kegiatan

penddidikan kesehatan. Dalam kegiatan pendidikan kesehatan diarahkan

mengunakan SAP mengingat pelaksanaan pendidikan kesehatan bersifat insidental

Page 18: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

8

dan topik atau pokok bahasannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat

dilakukan dentifikasi masalah. Sementara, dalam kegiatan pendidikan formal

sebaiknya menggunakan RPP karena pokok bahasan sudah disusun sedemikian rupa

sesuai dengan urutan yang ditetapkan dalam garis-garis besar rogram pengajaran

(GBPP) atau silabus tiapa mata ajar.

Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan dan Rencana Program Pengajaran adalah

persiapan yang lebih spesifik untuk membahas topik-topik tertentu. Dengan kata lain

SAP dan RPP disusun sebagai pedoman bagi pendidik mengenai materi yang akan

disampaikan sehingga satuan waktunya adalah pertemuan. Oleh karena itu, SAP dan

RPP dibuat sangat spesifik untuk pertemuan-pertemuan tertentu.

Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan dan Rencana Program Pengajaran

memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaanya adalah keduanya merupakan

persiapan untuk kegiatan belajar-mengajar, memuat secara spesifik mengenai pokok

materi, metode, media, alat dan bahan, serta evaluasi bagi kegiatan pengajaran.

Sementara, perbedaannya terletak pada penggunaan istilah terutama untuk

mengemukakan tujuan yang hendak dicapai. Pada SAP masih menggunakan istilah

tujuan instruksional umum yang sering dikenal dengan sebutan TIU dan tujuan

instruksional khusus yang dikenal juga dengan istilah TIK. Sementara, pada RPP

mengenai tujuan pembelajaran digunakan istilah-istilah seperti standar kompetensi,

kompetensi daar, dan indikator pencapaian.

Lebih jelas mengenai SAP dan RPP akan langsung dibuat bersama-sama dan

sebelumnya silakan mempelajari SAP dan RPP terlampir.

D. RANGKUMAN

Perencanaan Promkes sebagai Proses merupakan bagian dari siklus

administrasi yang terdiri dari tiga fase, yaitu, fase perencanaan atau menyusun

kegiatan untuk mencapai tujuan, Implementasi yaitu pelaksanaan rencana , dan

evaluasi atau mengukur hasil yang diperoleh melalui upaya pelaksanaan kegiatan

yang direncanakan. Secara garis besar langkah-langkah dalam perencanaan dalam

Page 19: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

9

promosi kesehatan adalah menentukan kebutuhan promkes dan mengembangkan

komponen promkes.

Masalah penting pada saat menyusun rencana promosi kesehatan adalah

menentukan kebutuhan masyarakat atau mengidentifikasi permasalahan yang ada

pada masyarakat. Menurut Green (1980) diagnosis masalah meliputi perencanaan

dan evaluasi promosi kesehatan, yaitu Predisposing, Reinforcing, and Enabling,

Causes in Educational Diagnosis and Evaluation (PRECEDE). Pada fase

diagnosis masalah dilakukan penetapan prioritas, dan tujuan program. Pada tahun

1991 kerangka tersebut dikembangkan menjadi Polecy, Regulatory,

Organizational Construct in Educational and Environmental Development

(PRECEDE-PROCEED) untuk menetapkan sasaran, kriteria, kebijakan,

implementasi, dan evaluasi

Ada tiga tujuan utama promosi kesehatan, yaitu peningkatan pengetahuan

dan atau sikap masyarakat, peningkatan perilaku masyarakat yang mendukung

status kesehatan, peningkatan status kesehatan masyarakat. Tujuan promosi yang

baik harus memenuhi syarat sebagai berikut specific/operational, measurable,

appropiet, reasonable, time bound dan dinyatakan dalam bentuk performance

bukan effort. Menurut Green ada 3 tingkatan tujuan promosi kesehatan yaitu

Tujuan Program (Program Objective), Tujuan Promosi (Educational Objective),

Tujuan Perilaku (Behavioral Objective).

Selanjunya menentukan tujuan promosi kesehatan, menentukan sasaran

promosi, kelompok, isi promosi kesehatan, metode dan media yang disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dicapai, misalnya untuk aspek pengetahuan dengan

penyuluhan, untuk aspek sikap dengan contoh konkrit yang menggugah emosi

seperti foto, slide, film, dan sebagainya, untuk aspek keterampilan dengan

pelatihan, dan sebagainya.

Salah satu bentuk implementasi program promosi kesehatan adalah kegiatan

pendidikan kesehatan. Penting bagi seorang pendidik kesehatan untuk

menyiapkan sebuah satuan acara pembelajaran (SAP) atau Rencana Proses

Pembelajaran (RPP). Baik SAP maupun RPP merupakan persiapan kegiatan

Page 20: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

10

pendidikan yang harus dibuat atau disiapkan oleh siapapun yang akan

menyelenggarakan kegiatan penddidikan kesehatan.

E. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian perencanaan promosi kesehatan!

2. Jelaskan tujuan pembuatan perencanaan promosi kesehatan !

3. Jelaskan teknik menyusun perencanaan promosi kesehatan!

4. Sebutkan 5 keuntungan perencanaan promosi kesehatan !

5. Buatlah perencanaan promosi kesehatan dengan baik dan benar!

Page 21: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

11

BAB II

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

A. Tujuan Umum: setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan

mampu melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah.

B. Tujuan Khusus: setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu

1. menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan di sekolah

2. menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan di sekolah

3. menjelaskan efektivitas pendidikan kesehatan di sekolah

4. menyebutkan 5 upaya pendidikan kesehatan di sekolah

5. menjelaskan sasaran kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah

6. menyebutkan peran orang tua, guru, dan siswa dalam pendidikan kesehatan di

sekolah.

7. melaksanakan kegiatan pendidikasn kesehatan di sekolah dengan baik dan benar

C. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

1. Pengertian:

Pendidikan kesehatan di sekolah (health promoting school) adalah

kegiatan yang menggabungakan program pendidikan dan kesehatan untuk

menumbuhkan perilaku sehat. Hal ini sangat penting mengingat pendidik atau

guru merupakan sosok yang istimewa bagi para peserta didik sehingga hampir

setiap kata atau perintahnya dipatuhi oleh peserta didik. Oleh karena itu, seorang

guru dituntut untuk mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk menanamkan

konsep-konsep perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak didiknya. Dengan

demikian, diharapkan akan tumbuh perilaku sehat dengan landasan yang kuat

yaitu kesadaran sehingga perilaku tersebut akan konsisten. Misalnya seorang anak

yang pada awalnya tidak mau makan sayuran, jikadi sekolah guru berhasil

menanamkan konsep pentingnya sayuran bagi tubuh kita anak tersebut akan mau

makan sayuran karena memahami akibat yang akan terjadi pada dirinya jika tidak

mau makan sayuran. Hal ini akan lebih kuat tertanam jika di rumah orang tua di

Page 22: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

12

samping menanamkan hal yang sama juga memberi contoh mau mengkonsumsi

sayur dan selalu menyediakan hidangan sayuran.

2. Pemikiran Dasar

Sekolah merupakan lembaga yang didirikan untuk membina dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun

intelektua sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah yaitu meningkatkan

pengetahuan, membentuk sikap yang baik, dan mengubah perilaku/terjadinya

perubahan perilaku.sebagai. Contoh seorang siswa SMA sebelumnya tidak tahu

bahwa HIV dapat menular melalui jarum suntik, perilakunya tidak baik

(menggunakan narkoba dengan jarum suntik secara bergantian), kemudian di

sekolah disampaikan materi belajar tentang cara penularan HIV dan berhasil

meningkatkan pengetahuan siswa tersebut. Diharapkan selanjutnya siswa tersebut

akan menjauhi teman-teman pengguna narkoba (terbentuk sikap positif) dan pada

akhirnya berhenti mengkonsumsi narkoba (ada perubahan perilaku).

Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah paling efektif sebagai upaya

pengembangan perilaku hidup sehat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan

formal sehingga dimungkinkan penanaman pengetahuan untuk munculnya

perilaku melalui peraturan-peraturan. Dengan kondisi demikian peserta didik

tidak punya pilihan lain untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan sekolah. Jika

kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama akan terbentuk

perilaku yang diharapkan, seperti membuang sampah pada tempatnya,tidak

merokok, makan dengan gizi seimbang, dan lain-lain..

Anak usia sekolah (6 tahun-18 tahun) merupakan kelompok terbanyak

jika dibandingkan dengan kelompok umur lain. Secara teoritis usia merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan seseorang.

Artinya, seiring dengan pertambahan usia seseorang eksplorasi terhadap

lingkungan semakin luas sehingga pemahaman terhadap segala sesuatu juga

meningkat. Selain itu, pada usia remaja keinginan untuk mengenal dan

mengetahui lingkungan sangat besar. Oleh karena itu, seorang pendidik yang

mampu mengelola kondisi ini akan berpeluang besar untuk membentuk perilaku

Page 23: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

13

anak didik di bidang kesehatan. Untuk anak-anak sekolah dasar mulai dibentuk

perilaku hidup bersih dan sehat yang dilandasi oleh pemahaman terhadap alasan

yang melatarbelakangi perilaku tersebut. Dengan kata lain, peserta didik

berperilaku tertentu bukan sekedar ikut-ikutan teman-temannya melainkan karena

punya keyakinan bahwa perilaku itu adalah perilaku terbaik baginya. Misalnya

pentingnya gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, memotong kuku jari

tangan dan jari kaki secara rutin, memelihara kebersihan lingkungan, dan

sebagainya.

Sekolah merupakan komunitas yang terorganisasi sehingga

pelaksanaannya lebih mudah. Proses pendidikan akan efektif jika disampaikan

secara terorganisasi dengan baik. Namun, tidak semua kondisi memungkinkan

mengumpulkan banyak orang sekaligus sementara di sekolah telah ada komunitas

yang dari beberapa segi sudah homogen. Oleh karena itu, secara teknis

memberikan pendidikan kesehatan di sekolah sangat menguntungkan jika

dibandingkan dengan pendidikan kesehatan yang lain karena sudah jelas peserta

didiknya dengan jadwal yang sudah pasti sekaligus dengan sikap mental siap

belajar.

Anak sekolah merupakan kelompok yang paling peka menerima

perubahan atau pembaharuan (mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan

kebiasaan hidup sehat. Seperti telah disampaikan di atas bahwa mental anak didik

di sekolah sudah terkondisi untuk siap menerima hal-hal baru. Oleh karena itu,

pelaksanaaan pendidikan kesehatan di sekolah lebih mudah dibandingkan dengan

pemberian pendidikan kesehatan di tempat lain karena kondisi belajar harus

dibuat atau direncanakan.

3. Tujuan Pendidikan Kesehatan di Sekolah

Secara umum pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan jangka

panjang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarkat, khususnya komunitas

sekolah. Dengan tujuan ini bukan berarti bahwa setelah selesai kegiatan belajar

mengajar dengan materi tentang kesehatan secara otomatis derajat kesehatan

masyarakat/komunitas meningkat. Namun, melalui penyampaian materi-materi

Page 24: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

14

tentang kesehatan pada lembaga pendidikan formal ini diharapkan akan tumbuh

generasi baru yang memiliki pengetahuan kesehatan yang baik, memiliki

kesadaran pentingnya pemeliharaan kesehatan, serta berperilaku hidup bersih dan

sehat. Harapan selanjutnya adalah kelompok ini akan menjadi pioner bagi

kelompok lain atau generasi selanjutnya.

Di samping itu, pendidikan kesehatan di sekolah juga bertujuan untuk

mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat khususnya

di sekolah. Komunitas selalu menjadi tempat yang sangat baik untuk

berkembangnya penyakit menular sehingga sekolah rawan akan munculnya suatu

penyakit menular bahkan ancaman munculnya kejadian luar biasa (KLB). Hal ini

di dukung oleh letak geografis Indonesia di wilayah tropis yang merupakan surga

bagi virus. Oleh karena itu penting bekal pengetahuan bagi anak didik mengenai

berbagai jenis penyakit menular, penyebab, cara penularan, cara pencegahan, dan

sebagainya. Dengan diberikannya informasi tersebut sedini mungkin diharapkan

peserta didik mampu melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap merebaknya

penyakit menular.

Selain itu, pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan untuk

memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat. Pada umumnya kondisi

kesehatan yang tidak baik salah satu penyebabnya adalah karena pengetahuan

tentang kesehatan juga tidak baik. Oleh karena itu, diharapkan dengan pemberian

materi kesehatan di sekolah-sekolah dapat membantu meningkatkan

pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku peserta didik yang sesungguhnya juga

anggota masyarakat. Sesuai dengan teori HL Blum bahwa faktor perilaku

mempunyai peranan penting dalam menentukan status kesehatan

masyarakat.(Notoatmojo, 2010 )

4. Kegiatan Pendidikan Kesehatan di Sekolah

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa hal seperti

mengikutsertakan guru, murid, dan orang tua dalam upaya, menanamkan

kebiasaan hidup sehat.Hal ini penting mengingat dengan adanya kerja sama antara

sekolah dan keluarga upaya tersebut terjamin kontinuitasnya. Pembentukan

perilaku atau pembiasaan kalau tidak terus menerus akan sangat sulit terwujud.

Page 25: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

15

Misalnya, di sekolah guru mengajari tentang pentingnya mengajari pentingnya

mengkonsumsi sayuran, ternyata di rumah orang tuanya sangat sibuk sehingga

setiap hari mengkonsumsi makanan instan tanpa sayuran. Apabila kondisinya

demikia, perilaku konsumsi sayuran akan sulit terwujud.

Upaya lain dalam pendidikan kesehatan di sekolah adalah memonitor

kesehatan peserta didik untuk mengenal kelainan sedini mungkinya sehingga ada

kesempatan untuk upaya pengobatan atau pencegahan agar tidak menjadi kendala

dalam kehidupannya kelak. Dengan demikian, pendidikan kesehatan di sekolah

tidak hanya penyampaian materi kesehatan semata tetapi juga mengidentifikasi

kasus-kasus kesehatan yang dialami oleh peserta didik.

Kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah antara lain melakukan

pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana. Oleh karena itu

hampir setiap sekolah memiliki kotak pertolongan pertama pada kecelakaan

(PPPK) dan ruang unit kesehatan sekolah (UKS). Kegiatan ini dimaksudkan agar

kasus kesehatan mendadak dapat segera teratasi. Artinya, jika pertolongan utama

belum dapat diberikan ada bantuan sementara. Dalam rangka mewujudkan upaya

pencegahan penyakit menular, dalam pendidikan kesehatan di institusi dapat juga

dilaksanakan program imunisasi. Untuk kegiatan ini sekolah harus bekerja sama

dengan dinas kesehatan atau pihak-pihak yang berwenang.

Selain itu, dapat juga diselenggarakan pengobatan gigi dan

pencegahannya jadwal pemeriksaan bekerja sama dengan dokter atau perawat

gigi, agar jadwal pemeriksaan gigi setiap enam bulan dapat terselenggara sesuai

jadwal. Di sampingitu upaya pengobatan bagi yang mempunyai masalah dengan

kesehatan gigi. Dengan demikian, masalah kesehatan gigi tidak menjadi kendala

bagi pengembangan potensi yang dimiliki. Upaya perbaikan gizi, menciptakan

kehidupan lingkungan sekolah yang sehat juga merupakan bagian dari pendidikan

kesehatan di sekolah baik melalui kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT)

maupun peningkatan pengetahuan makanan sehat, pola konsumsi sehat.

Dengan demikian, pendidikan kesehatan di sekolah pada prinsipnya

adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan

Page 26: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

16

kesehatan, dengan 3 kegiatan pokok. Yaitu, menciptakan lingkungan sekolah

yang sehat (healthful school living) yang berarti terciptanya lingkungan fisik yang

bersih dan kondusif untuk belajar dan lingkungan nonfisik atau situasi yang sehat

secara psikologis sehingga peserta didik merasa nyaman dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan

(Health Education) diselenggarakan baik melalui penyampaian materi tentang

kesehatan maupun kegiatan praktik seperti membersihkan lingkungan sekolah,

imunisasi,gosok gigi dan cuci tangan dengan baik dan benar. Pemeliharaan dan

pelayanan kesehatan di sekolah (health services in school) merupakan kegiatan

penanggulangan masalah kesehatan peserta didik oleh sekolah agar tidak

berlanjut. Lebih rinci mengenai upaya pendidikan kesehatan di sekolah adalah

sebagai berikut:

a. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living)

1) Lingkungan nonfisik atau suasana mental-sosial di sekolah yang ini sangat

penting bagi peserta didik agardapat mengikuti proses belajar mengajar

dengan baik.mental yang sehat akan selalu optimis memandang masa

depan sehinga dapat menimbulkan motivasi untuk belajar. Sementara

suasana ssosial yang sehat membuat pesertadidik merasa berada di

lingkungan keluarga sehingga peserta didik lebih terbuka jika menghadapi

masalah. Dengan demikian diharapkan masalah yang ada dapat segera

terselesaikan dan tidak menjadi pengganggu dalam kegiatan pendidikan

selanjutnya.

Hubungan komunitas sekolah antara guru, murid, dan karyawan terjalin

harmonis setiap individu menyadari benar posisi, tugas, tanggung jawab,

hak, dan kewajiban masing-masing dan menempatkan diri sesuai dengan

posisi tersebut. Tidak ada individu yang merasa lebih terhormat dari yang

lain,ada suasana saling menghormati, saling dan membutuhkan.

Diharapkan kondisi demikian yang tercipta sehingga sangat kondusif

untuk belajar. Di samping itu, juga menjamin tumbuh kembang anak-anak

yang baik termasuk perilaku hidup sehat.

2) Lingkungan fisik

Page 27: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

17

Terdiri dari bangunan sekolah dan lingkungannya yang memenuhi syarat

seperti:

a) Letaknya tidak berdekatan dengan tempat keramaian agar peserta didik

dapat berkonsentrasi pada saat mengikuti kegiatan pendidikan.

b) Konstruksinya kuat dan besarnya memadai (luasnya sebanding dengan

penghuni) untuk keamanan pendidik,peserta didik, serta pihak lain yang

terkait.

c) Tersedia halaman dan kebun sekolah di samping untuk menghijaukan

lingkungan sekolah juga sebagai laboratorium bagi peserta didik untuk

lebih mengenal alam sehingga kegiatan belajar tidak selalu dibatasi oleh

dinding-dinding kelas.

d) Ventilasi dan penerangan memadai agar kebutuhan peserta didik akan

udara segar dapat terpenuhi.

e) Ada saluran pembuangan limbah penting mengingat komunitas sekolah

yang berjam-jam berada di sekolah juga melakukan kegiatan yang

menghasilkan limbah.

f) Tersedia sarana mandi, cuci, kakus (MCK) dan tempat sampah yang

memadai karena peserta didik juga banyak melakukan kegiatan yang

membutuhkan kedua sarana tersebut.

g) Tersedia kantin/warung sekolah, dikelola oleh sekolah agar pemantauan

kesehatan dan kebersihannya dapat dilakukan dengan baik apalagi

dengan makin maraknya penggunaan pewarna dan pemanis sintetik

yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

2. Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan

Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang

sangat penting dalam menciptakan lngkungan kehidupan sekolah yang sehat.

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kebersihan individu yang

menyangkut kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.termasuk

kebersihan mulut dan gigi. Di samping itu, juga kebersihan dan kerapian

pakaian agar peserta didik memiliki kebiasaan hidup bersih dan sehat termasuk

Page 28: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

18

penggunaan alas kaki. Kebiasaan hidup sehat yang lain tidak merokok,

kebiasaan makan dengan menu seimbang, dan lain-lain.

3. Keamanan Umum Sekolah dan Lingkungannya

Keamanan merupakan faktor penting dalam kegiatan pendidikan karena

proses belajar baru dapat terjadi jika keamanan tercipta. Untuk itu, untuk

keamanan lingkungan sekolah setidaknya ada pagar sekolah agar aktivitas

peserta didik selama berada di sekolah dapat dipantau dengan baik. Gang atau

jalan masuk ke sekolah memadai artinya tidak becek pada musim hujan, dan

tidak berdebu pada saat kemarau agar tidak menjadi penganggu proses belajat

mengajar. Pintu dan jendela yang memadai dalam kuantitas dan kualitas agar

peserta didik dapat mengikuti proses belajar dengan baik. Ada tanda lalu lintas

khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar pada jam-jam sibuk

(masuk dan pulang) peserta didik dapat menyeberang dengan tenang dan aman.

Tersedia PPPK untuk memberikan pertolongan awal sebelum pertolongan

utama diberikan ketika terjadi kasus-kasus tertentu.

Pendidikan Kesehatan (Health Education) ditujukan kepada murid-murid

untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab

terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya. Diperlukan tahap-tahap

memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan

sikap dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat.

5. Materi Dasar Pendidikan Kesehatan di Sekolah

a. Personal hygiene dan kebersihan lingkungan.

b. Penceghan dan pemberantasan penyakit menular, dengan PHBS.

c. Penyakit tidak menular (penyebab dan cara penularannya)

d. Gizi (mengenal berbagai macam makanan bergizi, kebersihan makanan,

penyakit akibat kekurangan/kelebihan gizi)

e. Pencegahan keselakaan atau keamanan diri

f. Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional

Page 29: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

19

a. Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah (health services in

school)

1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala

2) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan

3) Usaha penceghan dan pemberantasan penyakitmenular

4) Usaha perbaikan gizi

5) Usaha kesehatan gigi di sekolah.

6) Mengenal kelainan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

7) Mengirim anak yang memerlukan perawatan khusus ke Puskesmas/RS.

8) Memberikan pertolongan pertama ada kecelakaan & pengobatan ringan.

b. Kemitraan dalam Pendidikan Kesehatan di Sekolah

1) Pend.kesehatan di sekolah merupakan perwujudan partnership dari

berbagai pihak.

2) Pilar utama kemitraan Promkes di sekolah terdiri dari guru, petugas

kesehatan, orang tua murid, dan organisasi yang ada di sekolah tersebut

6. Partisipasi Guru

a. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid baik melalui mata ajaran

terstruktur (sesuai kurikulum) maupun yang dirancang khusus dalam rangka

penyuluhan kesehatan, seperti masalah imunisasi, penyakit HIV-AIDS,

narkoba, dsb.

b. Memonitor tumbuh kembang anak didik mealui penimbangan berat badan

rutin atau berkala.

c. Memonitor kemungkinan ada anak dengan kelainan tertentu untuk mendapat

penanganan sedini mungkin.

d. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah

1) Menanamkan kebiasaan hidup sehat

2) Melaksanakan bimbingan dan pengamatan kesehatan dengan jalan

mengadakan pemeriksaan kuku, ulit, rambut, telinga, gigi, dsb.

3) Membantu petugas kesehatan dalam melaksanakan P3K

4) Melakukan deteksi dini terhadap penyakit yang terjadi dan mengirim ke

puskesmas bila perlu.

Page 30: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

20

5) Memberdayakan masyarakat sekolah untuk memelihara dan meningkatkan

kebersihan lingkungan, melakukan pencatatan dan pelaporan tentang

upaya kesehatan yang dilaksanakan dan hasilnya menjadi model/contoh

perilaku hidup sehat bagi siswa.

e. Peran Petugas Kesehatan

1) Secara umum membina dan mengembangkan upaya kesehatan sekolah.

2) Membimbing guru dalam melasanakan UKS

3) Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan yang tidak dapat dilakukan

oleh guru, seperti imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dsb.

4) Turut serta dalam pengawasan lingkungan sekolah yang sehat.

5) Memberikan pelatihaan kepada guru rangka meningkatkan kemampuan

upaya kesehatan.

6) Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan.menjalin

kerja sama dengan pihak lain dalam upaya kesehatan di sekolah.

7) Memberdayakan masyarakat di lingkungan sekolah.

7. Partisipasi Murid

a. Murid merupakan calon penerus generasi bangsa yang masih mudah

menerima, melaksanakan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

b. dalam mendidik siswa perlu diperhatikan:

1) Lingkungan keluarga

2) Sosial ekonomi keluarga siswa.

3) Tumbuh kembang secara individual

4) Pengalaman khusus siswa

c. Peran Murid

1) Mempraktikan dan membiasakan perilaku hidup sehat.

2) Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam

menjalankan kebiasaan atau perilaku hidup sehat.

3) Menjadi contoh perilaku hidup sehat bagi mayarakat luas.

4) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada kawan-kawan atau murid lain.

5) Mengawasi kebersihan lingkungan sekolah.

6) Menimbang berat dan mengukur tinggi badan secara teratur.

Page 31: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

21

8. Peran Orang Tua

a. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi

kesehatan di sekolah.

b. Menyesuaikan diri dengan program kesehatan di sekolah untuk mengetahui

apa yang dilaksanakan di sekolah.

9. Komponen Promkes di Sekolah

a. Penerapan Kebijakan Kesehatan (implement healthy polecy)

b. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di

sekolah (provide access preventive and curative health services)

c. Tersedianya lingkungan yang sehat (provide a safety and health

environment)

d. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health

education)

e. Partisipasi orang tua murid dan masyarakat (improved community health

through parent and community participation)

10. Penerapan Kebijakan Kesehatan (implement healthy polecy)

Pimpinan sekolah bersama guru membuat dan melaksanakan kebijakan yang

berkaitan dengan kesehatan untuk menanamkan perilaku hidup sehat. Misalnya:

perilaku terkait dengan personal hyangiene. larangan jajan dan membuang

sampah di sembarang tempat, larangan merokok, larangan membawa benda

tertentu tajam, dsb.

11. Tersedia sarana dan prasarana pencegahan

a. Tersedia tempat cuci tangan

b. Tersedia klinik atau ruang P3K

c. Ada tenaga terlatih

d. Tersedia alat medis sederhana

12. Tersedia lingkungan yang sehat (provide a safety and health environment)

a. Semua ruangan memiliki ventilasi yang memadai

b. Tersedia air bersih

c. Tersedia tempat sampah di setiap kelas

Page 32: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

22

d. Tersedia keset

e. Tersedia halaman sekolah/taman bermain

f. Tersedia tempat olah raga

13. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health

education)

Promkes di sekolah bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri

yang memerlukan kemampuan khususnya yang berkaitan dengan

a. Pentignya personal hygiene

b. Pemilihan makanan bergizi

c. Pentingnya aktivitas fisik

d. Bahaya merokok dan narkoba

e. Kesehatan reproduksi

f. Cara mencegah penyakit, dll.

D. RANGKUMAN

Pendidikan kesehatan di sekola adalah program pendidikan dan kesehatan

yang dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku sehat. Promosi kesehatan

melalui komunitas sekolah paling efektif sebagai upaya pengembangan perilaku

hidup sehat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sehingga

dimungkinkan penanaman pengetahuan untuk munculnya perilaku melalui

peraturan-peraturan. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang cukup

lama akan terbentuk perilaku yang diharapkan, seperti membuang sampah pada

tempatnya,tidak merokok, makan dengan gizi seimbang, dan lain-lain..

Anak usia sekolah (6 tahun-18 tahun) merupakan jumlah tertinggi jika

dibandingkan dengan kelompok umur lain. Secara teoritis usia merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan seseorang. anak

didik khususnya di bidang kesehatan. Untuk anak-anak sekolah dasar mulai

dibentuk perilaku hidup bersih dan sehat yang dilandasi oleh pemahaman

terhadap alasan yang melatarbelakangi perilaku tersebut.

Proses pendidikan akan efektif jika disampaikan secara massal namun

tidak semua kondisi memungkinkan mengumpulkan banyak orang sekaligus

sementara di sekolah telah ada komunitas yang dari beberapa segi sudah homogen

Page 33: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

23

sehingg sangat menguntungkan dibandingkan dengan pendidikan lain karena

sudah jelas peserta didiknya dengan jadwal yang sudah pasti sekaligus dengan

sikap mental siap belajar.

Anak sekolah merupakan kelompok yang paling peka menerima

perubahan atau pembaharuan. Oleh karena itu, pelaksanaaan pendidikan

kesehatan di sekolah lebih mudah dibandingkan dengan pemberian pendidikan

kesehatan di tempat lain karena kondisi belajar harus dibuat atau direncanakan.

Secara umum pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan jangka

panjang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarkat, khususnya komunitas

sekolah. Harapan selanjutnya adalah kelompok ini akan menjadi pioner bagi

kelompok lain atau generasi selanjutnya. Di samping itu, pendidikan kesehatan di

sekolah juga bertujuan untuk mencegah dan memberantas penyakit menular di

kalangan masyarakat khususnya di sekolah.

Selain itu, pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan untuk

memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat. Diharapkan dengan

pemberian materi kesehatan di sekolah-sekolah dapat membantu meningkatkan

pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku peserta didik yang sesungguhnya juga

anggota masyarakat (Notoatmodjo, 2010 )

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa hal seperti

mengikutsertakan guru, murid, dan orang tua dalam upaya, menanamkan

kebiasaan hidup sehat. Upaya lain dalam pendidikan kesehatan di sekolah adalah

memonitor kesehatan murid untuk mengenal kelainan sedini mungkinya

sehingga ada kesempatan untuk upaya pengobatan atau pencegahan agar tidak

menjadi kendala dalam kehidupannya kelak.

Kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah yang telah populer adalah

melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana.

Dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan penyakit menular, dalam

pendidikan kesehatan di institusi dapat juga dilaksanakan program imunisasi,

pengobatan gigi dan pencegahannya. Selain itu, upaya perbaikan gizi,

menciptakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat juga merupakan bagian

dari pendidikan kesehatan di sekolah baik melalui kegiatan pemberian makanan

Page 34: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

24

tambahan (PMT) maupun peningkatan pengetahuan makanan sehat, pola

konsumsi sehat.

Pada prinsipnya pendidikan kesehatan di sekolah adalah menciptakan

sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatan, dengan 3

kegiatan pokok yaitu, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat atau

terciptanya lingkungan fisik yang bersih dan kondusif untuk belajar dan

lingkungan nonfisik atau situasi yang sehat secara psikologis sehingga peserta

didik merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

E. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian pendidikan kesehatan di sekolah!

2. Jelaskan tujuan pendidikan kesehatan di sekolah!

3. Jelaskan efektivitas pendidikan kesehatan di sekolah!

4. Sebutkan 5 upaya pendidikan kesehatan di sekolah!

5. Jelaskan sasaran kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah!

6. Sebutkan paling sedikit masing-masing 3 peran orang tua, guru, dan siswa dalam

pendidikan kesehatan di sekolah!

7. Melaksanakan kegiatan pendidikasn kesehatan di sekolah dengan baik dan benar!

Page 35: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

25

BAB III

PENDIDIKAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

A. Tujuan Umum: seteleah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan mampu

melaksanakan pendidikan kesehatan di tempat kerja.

B. Tujuan Khusus: setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu

1. menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan di tempat kerja

2. menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan di tempat kerja

3. menjelaskan efektivitas pendidikan kesehatan di tempat kerja

4. menyebutkan 4 upaya pendidikan kesehatan di tempat kerja

5. menjelaskan sasaran kegiatanpendidikan kesehatan di tempat kerja

6. melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan baik dan benar

C. Materi Pendidikan Kesehatan di Tempat Kerja (PKdTK)

1. Urgensi PKdTK

a. Sejarah Singkat

Menurut Goetsch, 1996 dalam Notoatmodjo, 2010 Pada abad ke -18 Bernardino

Ramazzini membuktikan bahwa penyakit para pekerja tambang disebabkan oleh

penanganan bahan berbahaya yang tidak terkontrol dan gerakan yang tidak lazim dan

tidak alamiah.Beberapa hasil penelitian juga menunjukan kaitan yang erat antara

pekerjaan dan kesehatan pekerja.Kemudian lahir berbagai kebijakan untuk melindungi

pekerja dari bahaya kerja dan akhirnya upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan

produktivitas pekerja yang dikemas dalam disiplin ilmu kesehatan dan keselamatan

kerja atau K-3 (Occupational Health and safety).Perkembangan selanjutnya PKdTK

dikembangkan dan ditujukan agar pekerja mematuhi peraturan perusahaan termasuk

dalam penggunaan alat pelindung kerja.Semakin disadari bahwa produktivitas pekerja

tidak hanya ditentukan oleh desain pekerja tetapi juga oleh perilaku sehat pekerja.

Pekerja adalah mereka yang bekerja dan menerima upah atau imbalan tertentu (SK

Menakerstrans No: KEP/68/IV/2004 pasal 1) sementara yang dimaksud perilaku sehat

Page 36: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

26

pekerja adalah perilaku yang mendukung kondisi pekerja agar tetap sehat

misalnyamakan siang tidak selalu mie instan, banyak minum air putih jika bekerja di

ruang AC.

b. Contoh kasus:

Disebuah pabrik garmen setiap hari beberapa pekerja yang pingsan pada pukul

10.00.waktu yang diperlukan untuk istirahat ± 2 jam kondisi ini jelas menggangu

produktivitas perusahaan. Kemudian perusahaan menganggap kasus ini cukup

diselesaikan dengan upaya kuratif. Padahal, inti masalahnya adalah karyawan tidak

terbiasa makan pagi.Sementara, upaya yang selama ini dilakukan hanya upaya kuratif

untuk menyembuhkan gejala sehingga tidak menyelesaikan masalah yang ada.

c. Tujuan.

Perkembangan selanjutnya dari kasus ini adalah munculnya ilmu baru yaitu

promosi atau pendidikan kesehatan ditempat kerja (PKdTK) atau Health promotion in

workplace.Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan angka penyakit akibat kerja,

menumbuhkan kebiasaan kerja dan gaya hidup sehat, menciptakan lingkungan kerja

yang sehat kondusif dan aman dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan

kerja di mayarakat.

2. Tema Kegiatn

Tingkat I : Pemberian Informasi

Dilakukan berbagai strategi untuk memberikan informasi kesehatan pada pekerja,

misalnya dengan mengadakan pameran, menyediakan leaflet dan lain- lain.Tujuannya

untuk memancing minat atas topik kesehatan tertentu.Perubahan perilaku pada tingkat

ini masih kecil dan lemah karena pemberian informasi tidak mempunyai daya tekan

dalam upaya perubahan perilaku.Artinya, tidak ada sanksi apapun yang dapat dikenakan

kepada seseorang yang telah mendapat informasi kesehatan namun tidak mau

melakukannya. Misalnya: setelah diberi penjelasan tentang bahaya rokok seorang

pekerja tetap merokok tidak dapat dikenai sanksi apapun.

Page 37: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

27

Tingkat II : Penjajakan Risiko Kesehatan

Mengidentifikasi masalah kesehatan pada pekerja saat ini dan masa yang akan

datang. Bentuk kegiatanya misalnya pemeriksaan kesehatan secara

rutin/berkala.Biasanya seseorang akan mengalami perubahan perilaku pada saat

mengetahui bahwa dirinya memiliki faktor risiko penyakit tertentu.Oleh karena itu

sangat penting pemberian informasi mengenai faktor risiko terhadap masalah kesehatan

yang dihadapi. Diharapkan melalui informasi yang jelas dan akurat akan menumbuhkan

kesadaran pentingnya perilaku baru yang harus diperjuangkan. Misalnya,setelah

mengetahui asmanya semakin berat karena perilaku merokoknya, seorang pekerja

termotivasi untuk berhenti merokok.

Tingkat III : Pemberian Resep

Memberitahu pekerja mengenai faktor risiko yang teridentifikasi dan apa yang

harus dilakukan. Memberikan layanan konseling bagi pekerja agar berperilaku sehat

sehubungan dengan faktor risiko yang teridentifikasi.Dalam fase ini informasi yang

diberikan lebih spesifik berkaitan dengan masalah kesehatan yang dihadapi.Disamaikan

dengan lebih intensif dan seksama dan konselor harus yakin bahwa pekerja memahami

informasi yang disampaikan. Misalnya ada pekerja yang terdiagnosis hipertensi

diberitahu bagaimanacara mengurangi atau menghilangkan faktor risiko tersebut dengan

mengurangi makanan sumber kolesterol dan lebih banyak mennkonsumsi buah dan

sayuran.

.

Tingkat IV :Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

Pada fase ini pekerja diminta berperilaku hidup sehat daan perusahaan atau

tempat kerja harus menyediakan fasilitas agar perilaku sehat dapat dipraktikan di

tempat akerja.Yang menjadi masalah adalah kenyataannya meskipun telah disediakan

fasilitas yang memadai, sudah ada peraturan untuk berperilaku sehat namun banyak

pekerja yang tetap berperilaku semaunya sendiri.Secara teoritis mengubah perilaku

memang bukan hal yang mudah.Hal ini terjadi karena perilaku sehari-hari sudah

merupakan kebiasaan yang muncul secara otomatis sehingga untuk mengubahnya perlu

upaya yang maksimal dan motivasi intrinsik dari yang bersangkutan.Oleh karena itu

Page 38: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

28

perlu dibuat peraturan atau sistem tertentu untuk mengatur perilaku para karyawan. Hal

ini sesuai dengan pepatah yang berbunyi Don’t change the people but change the

system, artinya jika orangnya sulit diubah perilakunya maka harus dibuat sistem untuk

mengubah perilaku pekerja. Misalnya, Jika teridentifikasi banyak karyawan yang

hipertensi, menu yang disediakan adalah yang rendah kalori, membuat ruangan untuk

perokok untuk menciptakan kawasan bebas asap rokok.

3. Waktu dan Durasi

Secara umum pendidikan kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan kapan saja sesuai

kebutuhan institusi. Pada jam kerja dapat dilakukan dengan memutarkan lagu – lagu

yang dapat mengendurkan urat- urat syaraf diluar jam kerja misalnya pada saat makan

siang diputar kaset tentang kesehatan atau nutrisi. Durasi PKDT dapat diselenggarakan

untuk periode waktu tertentu (one shot) atau terus menerus (on going).

Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat bekerja sama dengan institusi kesehatan untuk

menyampaikan isu-isu mutakhir mengenai penyakit tertentu. Misalnya, mengenai HIV-

AIDS yang sebenarnya dapat dicegah melalui perilaku sehat.Selain hal tersebut, jika

terjadi kasus tertentu diperusahaan juga dapat dijadikan momentum yang tepat untuk

menghadirkan pakar yang dapat mengupas tuntas tentang penyakit tersebut.Misalnya

jika ada karyawan yang meninggal karena kanker lambung dan pekerja tersebut telah

memiliki kebiasaan makan mie instan sejak masih duduk di SMP.

4. Lokasi

Pada prinsipnya pendidikan kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan di luar atau di

dalam ruangan tergantung kebutuhan dan media yang digunakan. Diluar ruangan

misalnya dengan kegiatan outbondDiluar tempat kerja juga dapat dilakukan dengan

rekreasi bersama pekerja, penyuluhan kesehatan kepada para penjaja makanan di sekitar

tempat kerja.Didalam tempat kerja dengan cara merekrut pekerja untuk menjadi kader

kesehatan. Kemudian kepadanya diberikan pelatihan secara khusus selanjutnya diberi

tugas untuk memantau kondisi kesehatan karyawan. Jika ditemukan kasus-kasus

tertentu segera dilaporkan kepada pimpinan untuk dicari solusi terbaik untuk perusahaan

dan karyawan.Selain itu, pemasangan poster dan himbauan berkaitan dengan perilaku

Page 39: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

29

hidup bersih dan sehat di lokasi-lokasi strategis di perusahaan juga dapat dikategorikan

pendidikan kesehatan di tempat kerja.

5. Penyelenggara

Perusahaan besar biasanya memiliki divisi khusus yang diberi tangung jawab mengenai

kesehatan kerja para karyawan lengkap dengan dokter perusahaaan.Namun, tidak

sedikit perusahaan yang baru mencari tenaga kesehatan jika ditemukan kasus kesehatan

ada karyawannya. Bahkan sebagian yang lain mengganggap pendidikan kesehatan di

perusahaan dapat merusak citra perusahaan. Misalnya jika paerusahaan memberikan

pendidikan kesehatan mengenai HIV-AIDS bagi karyawannya khawatir di cap sebagai

perusahaan yang bereputasi buruk karena menganggap ada karyawan yang menderita

HIV-AIDS. Dalam hal ini pengetahuan dan komitmen pimpinan menjadi hal yang

sangat penting. Selain itu, penyelenggara dapat mengndang pihak ketiga yang dianggap

ahli, misalnya departement trining , general affair, dsb. Perusahaan juga dapat bekerja

sama dengan LSM yang berperan memfasilitasi program PKDT yang meliputi,

merancang program, menyediakan SDM/narasumber, menyediakan berbagai media

pendidikan kesehatan, hingga melakukan evaluasi.

6. Efektivitas Program PKDT

Seperti kegiatan pendidikan pada umumnya keberhasilan sebuah program pendidikan

kesehatan juga dilakukan dengan pre and post design. Hal ini dipandang tepat dilakukan

karena pendidikan kesehatan di tempat kerja juga merupakan sebuah intervensi yang

keberhasilannya dilakukan dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah

intervensi.Beberapa hasil penelitian mengenai efektivitas PKDT menemukan bahwa

terjadi penurunan yang tajam proporsi pekerja yang mempunyai pengetahuan buruk

mengenai gizi, dari 56,1% (2000) menjadi 14.9% (2003) pekerja yang merokok

menurun dari 44,4% (2000) menjadi 34,7% (2003). Proporsi pekerja yang berperilaku

makan yang sehat meningkat dari 32,2% du tahun 2000 menjadi 47,1% di tahun 2003.

Page 40: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

30

7. Manfaat PKD

Implementasi pendidikan kesehatan di tempat kerja memberikan manfaat yang

banyak baik bagi pekerja maupun bagi perusahaan. Manfaat bagi pekerja antara lain lebih

memahami dan mampu berperilaku sehat, kepuasan kerja meningkat karena menyadari

kepedulian prusahaan, dan menurunkan abstenteism sehingga meningkatkan

produktivitas. Kondisi ini akan meningkatkan loyalitas pekerja terhadap perusahaan dan

pada akhirnya perusahaan juga diuntungkan.

Bagi perusahaan pendidikan kesehatan di tempat kerja sangat bermanfaat seperti

menunjukan kepedulian terhadap karyawan sehingga karyawan lebih loyal kepada

perusahaan atau institusi, angka turn-over rendah sehingga rekrutmen dan pelatihan

untuk karyawan baru juga rendah sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan.

Selain itu juga menurunkan biaya kompensasi pengobatan karyawan,menurunkan angka

penyakit akibat kerja, menumbuhkan kebiasaan kerja dan gaya hidup sehat, menciptakan

lingkungan kerja yang sehat kondusif dan aman, memberikan dampak positif terhadap

lingkungan kerja di mayarakat. Pada akhirnya perusahaan mempunyai citra positif dari

masyarakat dan mitra bisnis sehinga maendapatkan kepercayaan baik dari masyarakat

maupun mitra bisnis.

D. Rangkuman

Pendidikan kesehatan di tempat kerja adalah kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan

angka penyakit akibat kerja, menumbuhkan kebiasaan kerja dan gaya hidup sehat,

menciptakan lingkungan kerja yang sehat kondusif dan aman dan memberikan dampak

positif terhadap lingkungan kerja di mayarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui

pemberian informasi, penjajakan risiko kesehatan, pemberian resep, dan menciptakan

lingkungan yang mendukung.

Pendidikan kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan

institusi. Pada jam kerja dapat dilakukan dengan memutarkan lagu – lagu yang dapat

mengendurkan urat- urat syaraf diluar jam kerja misalnya pada saat makan siang diputar

kaset tentang kesehatan atau nutrisi. Durasi PKDT dapat diselenggarakan untuk periode

waktu tertentu (one shot) atau terus menerus (on going).Selain itu PKDT,dapat

dilakukan di luar atau di dalam ruangan tergantung kebutuhan dan media yang

Page 41: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

31

digunakan.Perusahaan besar biasanya memiliki divisi khusus yang diberi tangung jawab

mengenai kesehatan kerja para karyawan lengkap dengan dokter perusahaaan.Namun,

tidak sedikit perusahaan yang baru mencari tenaga kesehatan jika ditemukan kasus

kesehatan ada karyawannya.

Efektivitas program pendidikan kesehatan juga dilakukan dengan pre and post design.

Hal ini dipandang tepat dilakukan karena pendidikan kesehatan di tempat kerja juga

merupakan sebuah intervensi yang keberhasilannya dilakukan dengan membandingkan

kondisi sebelum dan sesudah intervensi.

E. Evaluasi

1. Jelaskan pengertian pendidikan kesehatan di tempat kerja!

2. Jelaskan tujuan pendidikan kesehatan di tempat kerja!

3. Jelaskan efektivitas pendidikan kesehatan di tempat kerja!

4. Sebutkan 4 upaya pendidikan kesehatan di tempat kerja!

5. Jelaskan sasaran kegiatanpendidikan kesehatan di tempat kerja!

6. Buatlah program pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan baik dan benar!

Page 42: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

32

BAB IV

PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

A. Tujuan Umum: Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan mampu

memberikan pendidikan kesehatan di institusi kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dll).

B. Tujuan Khusus: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu

1. menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan di rumah sakit

2. menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan di rumah sakit

3. menjelaskan sasaran kegiatan pendidikan kesehatan di rumah sakit

4. melaksanakan pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan baik dan benar

C. MateriPROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

1. Prinsip Dasar

Pendidikan kesehataan di rumah sakit sangat penting karena rumah sakit merupakan

salah satu tatanan institusi pelayanan kesehatan.Selain itu, pendidikan kesehatan tidak

hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja tetapi juga pada pelayanan

kuratif dan rehabilitatif. Secara konseptual pendidikan kesehatan dimasyarakat sama

dengan pendidikan kesehatan di rumah sakit namun berbeda sasarannya.Sasaran

pendidikan kesehatan di rumah sakit adalah pasien, pengunjung, dan keluarga pasien

yang tidak hanya membutuhkan pengobatan saja tetapi juga informasi, nasehat, dan

petunjuk yang berkaitan dengan sakit yang dialaminya. Pendidikan kesehatan di rumah

sakit khusus ditujukan kepada pasien dan keluarganya agar dapat membantu proses

penyembuhan dan pemulihan pasien yang bersangkutan.

Pendidikan kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan

pengertian /pemahaman pasien dan keluarganya terhadap penyakit yang diderita.Promosi

kesehatan dirumah sakit mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan keluarganya agar

lebih mampu bersikap dan berperilaku preventif promotif dikemudian hari.Promkes di

rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan "proses belajar" kesehatan di rumah sakit

artinya pasien dan keluarganya disamping memperoleh kesembuhan juga memperoleh

pengalaman baru yang berupa nasihat, informasi, berkaitan dengan penyakitnya dan

sebagainya.

Page 43: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

33

2. Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

a. Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Pasien

1) mengembangkan perilaku kesehatan dengan meningkatkan pengetahuan yang

menyangkut jenis penyakit, gejala, epidemiologi, cara penularan, pencegahan, dan

sebagainya.

2) diharapkan sikap dan perilaku ini mempunyai pengaruh positif seperti

a) mempercepat penyembuhan dan pemulihan.

b) mencegah terulangnya terkena penyakit yang sama.

c) mencegah penularan penyakit.

d) menyebarluaskan pengalaman penyembuhan suatu penyakit.

e) mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan modern.

b. Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Keluarga

1) membantu mempercepat proses penyembuhan mengingat sebagai lingkungan yang

terdekat diharapkan dapat menciptakan kondisi yang nyaman bagi penderita karena

kesembuhan tidak hanya melalui pengobatan yang diberikan oleh rumah sakit tetapi

juga situasi dan kondisi sekitarnya.

2) tidak menularkan penyakit pada orang lain baik keluarga maupun tetangga. Artinya

dengan meningkatnya pengetahuan tentang pengertian yang benar tentang

penyakitnya, cara penularan, pengobatan yang benar, serta pencegahan penyakit

diharapkan setiap individu yang berdekatan dengan penderita dapat melakukan

tindakan pencegahansehingga tidak tertular penyakit tersebut.

c. Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Rumah Sakit

1) meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Perlu dipahami oleh rumah sakit

bahwa pasien yang datang ke rumah sakit tidak hanya untuk mencari kesembuhan

tetapi menuntut pelayanan yang "holistik" termasuk pelayanan psikososial.

2) meningkatkan citra rumah sakit, yang akan terwujud jika promosi kesehatan di rumah

sakit diberikan disetiap sudut layanan rumah sakit sehingga masyarakat bisa menilai

bahwa pelayanan rumah sakit sudah baik.

Page 44: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

34

3) meningkatkan angka hunian rumah sakit (Board Occupancy Rate)rumah sakit yang

berhasil melaksanakan promosi kesehatan biasanya berhasil menurunkan jangka

waktu kesembuhan pasien (hari rawat). Dampak lebih lanjut dari hal ini pamor rumah

sakit dan biasanya pasien yang ingin dirawat lebih banyak.

3.Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

a. Pasien dengan berbagai macam penyakit: akut, kronis, rawat inap, rawat jalan, dan

sebagainya dijadikan dasar untuk menentukan metode dan strategi pendidikan kesehatan

di institusi.

b. Kelompok orang sehat (keluarga pasien dan pengunjung), dipandang penting agar mereka

dapat membantu proses penyembuhan pasien pada saat dirawat dan setelah pulang ke

rumah.

c. Petugas rumah sakit antara lain petugas medis, paramedis, pimpinan, administrasi,

tenaga teknis karenadisamping tugas utama merawat pasien para petugas ini mempunyai

tugas tambahan untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Untuk itu, perlu pelatihan baik

mengenai teknis penyelenggaraan promkes maupun substasi atau materi promkes

sebelum memberikan pendidikan kesehatan.

d. Pengelola manajemen RS yang bertanggung jawab atas operasional rumah sakit juga

perlu memahami pentingnya Promkes di RS sehingga akan diperoleh dukungan dalam

bentuk komitmen pimpinan untuk penyelenggaraan Promkes di RS.

4.TempatPromosi Kesehatan di Rumah Sakit

a. Ruang Tunggu

Ruang tunggu tempat berkumpulnya pasian rawat jalan atau keluarga pasien rawat

inap berkumpul sehingga merupakan kesempatan yang baik untuk pelaksanaan promosi

kesehatan karena biasanya pengunjung berkumpul untuk waktu yang relatif

lama.Menunggu merupakan situasi yang sangat membosankan. Untuk mengurangi

kejenuhan akibat menunggu terlalu lama dapat dilakukan penyuluhan kesehatan baik

secara langsung maupun tidak langsung.Pemberian informasi kesehatan dapat membantu

menghilangkan rasa jenuh selama menunggu panggilan.Selain itu, dapat disediakan

leafletyang dibaca dan dibawa pulang.Diharapkan melalui kegiatan ini pengunjung dapat

meningkatkan pengetahuaannya mengenai kesehatan.

Page 45: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

35

b. Kamar Periksa

Di kamar periksa merupakan tempat dan kesempatan yang baik untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan, khususnya berkaitan dengan penyakit pasien.Penyampaian pesan

dipandang lebih efektif karena pasien dalam kondisi ingin sembuh (ada kebutuhan ingin

tahu penyakitnya).Untuk menunjang keberhasilan promosi kesehatan sebaiknya ada alat

peraga pada kamar periksa.

c. Ruang Perawatan

Pendidikan kesehatan di ruang perawatan penting karena ditempat ini perawat

mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi dengan pasien dibandingkan

dengan petugas kesehatan yang lain.Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan sambil

melakukan tugas perawatan seperti mengukur tekanan darah, mengambil sampel darah,

memberi obat, disampaikan pesan dan anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien.

5.Materi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit meliputi

a. Pesan kesehatan terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Misalnya

pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari. Misalnya dengan melakukan

1) makan dengan menu seimbang dan secukupnya.

2) aktivitas fisik yang memadai secara rutin.

3) tidak merokok, minum-minuman keras dan mengkonsumsi narkoba.

4) dapat mengelolah stres.

5) istirahat cukup.

b. Pesan kesehatan terkait dengan pencegahan penyakit terutama penyakit yang sedang

diderita pasien. Jika penyakitnya menular penting disampaikan bagaimana agar yang

bersangkutan tidak menjadi sumber penularan penyakit tersebut bagi orang lain khususnya

keluarganya.Perilaku Pencegahan Penyakit dapat dilakukan dengan mengenali

1) gejala atau tanda-tanda penyakit.

2) penyebab penyakit.

3) cara penularan penyakit.

4) cara pencegahan penyakit.

Page 46: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

36

c. Pesan kesehatan terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan.

Perlu ditanamkan bahwa setiap penyakit mempunyai proses penyembuhan yang berbeda-

beda sehingga perlu pengertian dan kesabaran dari pasien dan keluarganya dalam

melakukan perawatan pasien.Misalnya, meminum obat sesuai dengan petunjuk dokter,

kapan harus kontrol dan bertemu dokter, dan bagaimana memelihara kesehatan setelah

sembuh.

5.Metode Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Sebagai institusi kesehatan rumah sakit harus bisa menjadi contoh baik dari bangunan,

lingkungan sekitar, maupun orang-orang yang menjadi bagian dari rumah sakit harus bias

menjadi contoh bagi para pengunjung. Pemberian contoh perlu mengubah kesan rumah

sakit yang menyeramkan seperti identik dengan sakit berat/keras dan kematian menjadi

lingkungan yang lebih ramah, antara lain:

a. bangunan bersih, rapi, bisa digunakan berbagai warna tidak hanya putih (hasil penelitian

mahasiswa UI pasien yang dirawat di ruang berwarna lebih cepat sembuh).

b. kamar mandi bersih dan tidak ada jentik nyamuk, terawat, dan tersedia air bersih yang

memadai.

c. tersedia tempat sampah baik di dalam maupun di luar ruangan.

d. tersedia taman hidup di sekitar rumah sakit.

e. kebersihan, kerapian, dan keramahan petugas rumah sakit.

Selain metode pemberian contoh metode pendidikan kesehatan lain juga dapat digunakan

seperti curah pendapat, diskusi, tanya jawab, ceramah, dll sesuai kebutuhan dan kesempatan.

Namun, lebih tepat digunakan metode konseling karena masalah kesehatan yang ada

biasanya bersifat individual sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda antara

individu yang satu dan yang lainnya.

6. Penggunaan Media

Pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam proses pendidikan akan sangat

mendukung keberhasilan kegiatan karena media merupakan alat bantu untuk menyampaikan

pesan kesehatan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit.Beberapa media cetak yang

dapat digunakan antara lain: leaflet, booklet, poster, spanduk. Selain itu, media elektronik

seperti: radio, CD, video, sound systemtertentu dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-

Page 47: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

37

pesan kesehatan melalui musik, siraman rohani untuk menghibur, memberi semangat untuk

sembuh, dan memperkuat iman para pasien.

Pemasangan poster tentang kesehatan pada tempat-tempat yang strategis di rumah sakit juga

merupakan media pendidikan kesehatan.

Penyuluhan langsung juga merupakan salah satu bentuk metode pendidikan kesehatan di

rumah sakit.Penyuluhan dapat dilakukan secara terstruktur atau terprogram oleh petugas

khususnya yang mempunyai dibidang promosi kesehatan secara berkala.Penyuluhan dapat

juga dilaksanakan secara langsung oleh paramedis ketika berhadapan dengan pasien.

D. Rangkuman

Pendidikan kesehataan di rumah sakit merupakan salah satu tatanan institusi

pelayanan kesehatan yang tidak hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif

saja tetapi juga pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif.Pendidikan kesehatan di rumah sakit

pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian /pemahaman pasien dan keluarganya

terhadap penyakit yang diderita.promosi kesehatan dirumah sakit mempunyai prinsip

pemberdayaan pasien dan keluarganya agar lebih mampu bersikap dan berperilaku preventif

promotif dikemudian hari. promkes di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan "proses

belajar" kesehatan di rumah sakit artinya pasien dan keluarganya disamping memperoleh

kesembuhan juga memperoleh pengalaman baru yang berupa nasIhat, informasi, dan

sebagainya.

Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Pasien mengembangkan perilaku

kesehatan dengan meningkatkan pengetahuan yang menyangkut jenis penyakit, gejala,

epidemiologi, cara penularan, pencegahan, dan sebagainya. Selain itu juga diharapkan sikap

dan perilaku ini mempunyai pengaruh positif seperti bersedia ber-PHBS.

Tujuan promosi kesehatan di sumah sakit bagi keluarga membantu mempercepat proses

penyembuhan mengingat sebagai lingkungan yang terdekat diharapkan dapat menciptakan

kondisi yang nyaman bagi penderita karena kesembuhan tidak hanya melalui pengobatan

yang diberikan oleh rumah sakit tetapi juga situasi dan kondisi sekitarnya.Tujuan promosi

kesehatan di rumah sakit bagi rumah sakit meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.

Perlu dipahami oleh rumah sakit bahwa pasien yang datang ke rumah sakit tidak hanya untuk

Page 48: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

38

mencari kesembuhan tetapi menuntut pelayanan yang "holistik" termasuk pelayanan

psikososial.

Sasaran promosi kesehatan di rumah sakitPasien dengan berbagai macam penyakit,

kelompok orang sehat, petugas rumah sakit, dan pengelola manajemen RS yang bertanggung

jawab atas operasional rumah sakit. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dapat dilakukan di

ruang tunggu, ruang periksa, dan ruang perawatan. Sementara materi pendidkan kesehatan di

rumah sakit antara lain pesan kesehatan terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, dan proses penyembuhan dan pemulihan.

Selain metode pemberian contoh metode pendidikan kesehatan lain juga dapat digunakan

seperti curah pendapat, diskusi, tanya jawab, ceramah, dll. sesuai kebutuhan dan kesempatan.

Namun, lebih tepat digunakan metode konseling karena masalah kesehatan yang ada

biasanya bersifat individual sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda antara

individu yang satu dan yang lainnya. Selain metode, pemilihan dan penggunaan media yang

tepat dalam proses pendidikan akan sangat mendukung keberhasilan kegiatan karena media

merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada pasien dan pengunjung

rumah sakit. Pemasangan poster tentang kesehatan pada tempat-tempat yang strategis di

rumah sakit juga merupakan media pendidikan kesehatan.Penyuluhan langsung juga

merupakan salah satu bentuk metode pendidikan kesehatan di rumah sakit.

E. Evaluasi:

1. Jelaskan pengertian pendidikan kesehatan di rumah sakit!

2. Jelaskan tujuan pendidikan kesehatan di rumah sakit!

3. Sebutkan 5 prinsip dasar pendidikan kesehatan di rumah sakit!

4. Jelaskan sasaran kegiatan pendidikan kesehatan di rumah sakit!

5. Buatlah program pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan baik dan benar!

Page 49: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

39

BAB V

PENDIDIKAN KESEHATAN DI MASYARAKAT

A. Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan mampu

melaksanakan pendidikan kesehatan di masyarakat.

B. Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu

1. Menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan di masyarakat

2. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan di masyarakat

3. Menjelaskanefektivitaspendidikankesehatan di masyarakat

4. Menyebutkan 3upayapendidikankesehatan di masyarakat

5. Menjelaskansasarankegiatankesehatan di masyarakat

6. Menyebutkanperanpetugas/fasilitator, kaderkesehatan,

danpejabatlokalsdalampendidikankesehatan di masyarakat

7. Melaksanakankegiatankesehatan di masyarakatdenganbaikdanbenar

C. Materi Pendidkan Kesehatan Melalui Pengorganisasian dan Pengembangan

Masyarakat.

1. Pengertian

Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan upaya menyadarkan

masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat atau pentingnya perilaku sehat, melalui

peningkatan pengetahuan masyarakat. Melalui kegiatan ini potensi masyarakat

digali dan dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada

pendidikan kesehatan di masyarakat dilakukan bimbingan bagi masyarakat setempat

untuk menemukan sendiri permasalahan yang ada kemudian didiskusikan

pemecahanya sehingga mereka terlibat langsung dalam penemuan dan penyelesaian

masalah tersebut. Tujuan akhir dari kegiatan pendidikan kesehatan di masyarakat

adalah kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan khususnya di

bidang kesehatan.

Pendidikan kesehatan di masyarakat pelaksanaanya dapat dilakukan melalui

beberapa pendekatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat atau tergantung

permasalahan yang ada pada masyarakat.Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan

kesehatan di masyarakat bervariasi. Artinya berbeda antara masyarakat di satu

wilayah dengan masyarakat di wilayah yang lain. Dibawah ini pendekatan yang biasa

digunakan dalam pendidikan kesehatan di masyarakat (Notoatmodjo, 2010)

Page 50: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

40

2. Jenis-jenisPendekatandalamPendidikanKesehatan di Masyarakat

a. PendekatanDirektif

Pendekatan direktif berasumsi bahwa petugas tahu apa yang dibutuhkan

dan apa yang baik untuk masyarakat dan biasanya ditujukan untuk masyarakat

yang belum berkembang. Peran petugas kesehatan lebih dominan karena

prakarsa kegiatan dan sumberdaya yang dibutuhkan berasal dari petugas.Oleh

karena itu, interaksi antara petugas kesehatan dan masyarakat yang lebih

bersifat instruktur dan masyarakat dilihat sebagai objek.

b. Non- direktif

1) Didasarkan pada asumsi bahwa masyarakat sudah tahu kebutuhan dan apa

yang baik untuk mereka sendiri.

2) Petugas hanya menggali dan mengembangknan potensi yang ada pada

masyarakat.

3) Sifat interaksinya adalah interaktif dan masyarakat dilihat sebagai subjek.

c. Kondisi untuk tumbuhnya self- directed action/nondirektif

1) Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan dan sepakat

tentang apa sebenarnya yang menjadi dibutuhkan.

2) Menyadari bahwa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi jika mereka

berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.

3) Memiliki sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. (termasuk pengetahuan, keterampilan, sarana dan kemauan yang

kuat untuk melasanakan keputusan yang telah ditetapkan bersama).

d. Keuntunganpendekatan non- direktif

1) Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam keterbatasan

sumber daya.

2) Membantu perkebangan masyarakat

3) Menumbuhkan rasa kebersamaan(we- feeling)

e. Keterbatasanpendekatan non- direktif

1) Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi dalam proses kegiatan

serta tidak dapat menjamin bahwa hasil akhir akan sesuai dengan

keinginanya.

2) Masyarakat yang sudah biasa dengan pendekatan direktif sulit untuk

terlibat secara aktif dan ikut bertanggung jawab sepenuhnya atas

kebutuhan yang ditetapkan.

Page 51: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

41

3. KonsepPiringTerbang

Konsep piring terbang adalah analogi permainan piring terbang untuk

pemberdayaan masyarakat. Artinya pemberian tambahan kekuatan atau bantuan

yang tidak sesuai dapat berakibat fatal atautidak seperti yang diharapkan.

Untuk meningkatkan posisi piring terbang perlu adanya penambahan

kemampuan berputar (dapat dilakukan dari dalam maupun dari luar pada saat yang

tepat dan arah yang sesuai) yang harus diingat adalah bahwa penambahan

perputaran yang terjadi secara tiba–tiba dapat menimbulkan guncangan dan arah

yang tidak sesuai yang dapat menimbulkan kehancuran.

Dengan kata lain situasi dan kondisi masyarakat yang berbeda memerlukan

jenis pendekatan yang berbeda pula. Masyarakat yang udah siap dapat dibina

dengan pendekatan non-direktif sementara masyarakat yang belum siap

membutuhkan pendekatan direktif. Petugas harus memahami bahwa adalah bahwa

tujuan akhirnya adalah tercapainya kemandirian masyarakat yang dapat dicapai

secara betahap.S ebagai gambaran konsep piring terbang adalah sebagai berikut

a. Sesuaidenganhukummekanikapiringan yang

berputarakanbergeraknaikjikamengalamipeningkatandalamkecepatanperputaran

ya danbergerakturunjikakecepatanperputaranberkurang.

b. Potensi masyarakat dapat digambarkan sebagai energi yang ada dalam sebuah

piringan yang berpuutar, dimana kecepatan berputar tiap kelompok berbeda.

c. Perbedaan ini menyebabkan munculnya perbedaaan ketinggian dari tiap piring

terbang.

d. Pada masyarakat yang sudah berkembang energi yang ada sudah dikembangkan

secara optimal sehingga tingkat pengembangnaya lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok lain dalam berkembang.

4. Penetapan PPM

a. Dilandasi pada pemikiran bahwa proses belajar berlangsung secara betahap

yang disesuaikan situasi dan kondisi kelompok sasaran

b. Penetapan gaji menggambarkan proses pendelegasian wewenang dari petugas

kepada kelompok sasaran agara semakin mandiri

c. Keterlibatan sasaran yang pada awalnya lebih banyak pada kegiatan yang

bersifat pelaksanaan secara bertahap ditingkatkan pada kegiatan pemantauan,

perencanaan, dan penilaian.

Page 52: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

42

Secara skematis penerapan pendekatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tahap peran petugas peran masyarakat

Persiapan Petugas

a. Dinamisasi Kelompok + + + + +

b. Advokasi + + + + +

c. Penyiapan Lapangan + + + + +

Persiapan Sosial

a. Pengenalan masyarakat + + + + +

b. Pengenalan masalah + + ++ +

c. Penyadaran + + + + +

Penyusunan rencana + + + + +

Pelaksanaan + + + + +

Monitoring dan evaluasi + + + + +

Perluasan + + + + +

5. KonsepGotongRoyong

Konsep gotong royong erat kaitanya dengan konsep kelompok primer dan

sekunder, artinya konsep gotong royong lebih sesuai untuk kelompok primer

karena mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi lebih secara intensif. Hal ini

penting karena penerapan konsep gotong royong harus mempertimbangkan sifat-

sifat kelompok. Pada masyarakat kota konsep gotong royong dapat diterapkan

dengan cara yang berbeda.

6. Kegiatan PPM SebagaiPengalaman Belajar

Required Outcome Situation (situasi belajar yang diwajibkan )

Adalah kondisi pembelajaran di mana petugas mengharuskan masyarakat

berperilaku tertentu dan jika masyarakat tidak mau melaksanakan dapat

memberikan sanksi atas pelanggaran terhadap instruksinya. Skenario seperti ini

diberlakukan jika ada ancaman terhadap orang banyak seperti wabah dan

bencana. Misalnya, setiap keluarga diwajibkan bebas jentik nyamuk, kemudian

jumantik akan melakukan pemantauan jika ada keluarga yang kedapata nada

jentik pada penampungan airnya diberi sanksi 1 jentik harus bayar Rp10.000,00.

Recomended Outcome Situation (Situasi belajar yang disarankan)

Page 53: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

43

Petugas berperan sebagai narasumber dan perilaku tertentu namun tidak ada

sanksi jika perilaku tersebut tidak dilaksanakan. Misalnya pada upaya perbaikan

gizi petugas menyarankan untuk mengkonsumsi menu seimbang.

Self Directed Outcome Situation (Situasibelajar yang ditetapkan sendiri) dalam

kondisi ini, masyarakat sudah mandiri karena status sosial ekonomi dan

pendidikanya yang memadai sehingga dapat menentukan upaya yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan. Misalnya, jika ada keluarga yang

memiliki bayi dan balita diinformasikan bahwa asap rokoks angat berbahaya

bagi tumbuh kembang bayi dan balita. Kemudian kepada orang tuanya yang

merokok, jika ingin bayi dan balitanya bertumbuh dan berkembang dengan baik

orang tua disarankan berhenti merokok.

7. Partisipasi Masyarakat

a. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat yang

dapat dicapai dengan partisipasi masyarakat.

b. Partisipasi mengandung 3 komponen yaitu interaksi, pengambilan keputusan,

dan kesederajatan.

c. Partisipasi juga mengandung konsekuensi berbagi kekuasaan antara yang

mengajak berpartisipasi dan yang diajak berpartisipasi.

d. Dalam pembangunan kesehatan berpartisipasi merupakan proses yang harus

dikembangkan dalam setiap upaya kesehatan. Misalnya dalam program

posyandu.

e. Secara bertahap kualitas partisipasi masyarakat harus selalu ditingkatkan.

8. Peran Serta MasyarakatdalamPublic Health Community (PHC)

Prinsip penting dalam PHC adalah partisipasi masyarakat dengan konsekuensi

tindakan kesehatan yang semula merupakan hakeksklusif profesi kesehatan

dialihteknologikan kepada kader kesehatan sehingga menimbulkan tantangan dari

kelompok profesi kesehatan. Karena jumlah profesi kesehatan tidak sebanding

dengan banyaknya perasalahan kesehatan, kehadiran kader kesehatan dalam PHC

dapat diterima. Partisipasi menadi penting dalam PHC karena upaya kesehatan

primer merupakan kontak pertama dari suatu proses pemecahan masalah

kesehatan. Disamping itu partisipasi mempunyai nilai positif antara lain:

d. Menjembatani kesenjangan antara provider dengan consumer

Page 54: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

44

e. Dengan partisipasi potensi setempat dapat digali dan didayagunakan sehingga

proses belajar dapat berlangsung secara efektif, masyarakat menjadi mandiri, dan

tujuan pembangunana kesehatan dapat dicapai.

9. PerandanKedudukan Kader Kesehatan dalam PHC

a. Bentuk konkrit partisipasi masyaraka dalam PHC adalah menjadi kader

kesehatan, yaitu masyarakat terpilih yang diberi keterampilan melalui pelatihan

oleh petugas kesehatan.

b. Kader kesehatan menjadi motor penggerak upaya kesehatan primer secara

preventif, promotif , kuratif dan rehabilitatif.

c. Upaya kesehatan primer yang dikelola oleh kader kesehatan merupakan hal baru

bagi masyarakat sehingga kadang-kadang kurang mendapat kepercayaan dari

masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan dari petugas kesehatan untuk

menyakinkan masyarakat agar kader kesehatan ini memiliki kredibilitas di

masyarkat.

d. Dengan kata lain kader kesehatan memerlukan adanya competent credibility.

10. Competent Credibility Kader Kesehatan

a. Competent Credibility diperoleh melalui keterampilan dalam bidang teknik-

teknik sederhana agar dapat memberikan nasehat teknis kepada masyarakat yang

memerlukanya.

b. Melalui keterampilan ini akan dapat mengembangkan citra diri sebagai orang

yang dapat dipercaya (safety credibility) sehingga dapat menjalankan perananaya

sebagai pengelola upaya kesehatan.

c. Kredibilitas dapat dimiliki kader kesehatan jika ada interaksi partnership dan

edukatif antara petugas kesehatan yang profesional dan kader kesehatan.

d. Dengan kredibilitas yang dimiliki upaya kesehatan primer yang dikelola kader

kesehatan akan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

11. Hal PentingBerkaitandengan Kader Kesehatan

a. Kader kesehatan merupakan tugas sosial sehingga harus ada volunteerism

b. Meskipun demikian seorang kader kesehatan tetap memerlukan penghargaan

(reward) baik materi maupun non materi.

Page 55: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

45

c. Hingga saat ini belum ada mekanisme pemberian penghargaan untuk kader

sehngga perlu dikembangkan suatu cara agar kader mendapat kepuasan dari

perananya sebagai kader kesehatan.

d. Kepusan ini akan timbul jika kader merasakan bahwa kredibilitasnya meningkat

dengan aktivitasnya sebagai kader.

12. LembagaSwadayaMasyarakat

a. Merupakan wadah dari organisasi yang mau berkontribusi dalam pembangunan

b. Dalam beberapa kegiatan LSM dapat menjadi pionir seperti PKBI dalam kegiatan

KB

c. Dalam kontribusinya mepunyai keunikan terutama kemampuanya menerapkan

pendekatan partisipatif karena sifatnya yang tidak terlalu birokratis sehingga lebih

mudah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

13. Model- Model PPM

PPM diartikan sebagai bentuk intervensi kepada masyarakat yang diarahkan untuk

peningkatan atau perubahan lembaga masyarakat.( Fred. Cox et al., 1979

dalamNotoatmodjo, 2010).Ada tiga model PPM yaitu:

a. Model A ( Locality Development)

1) Asumsi: Perubahan masyarakat berlangsung secara optimal jika ada

partisipasi masyarakat dalam penetapan tujuan dan pelaksanaan tindakan.

2) Berorientasi pada proses yang nampak dari banyaknya penggunaan metode

dinamika kelompok.

3) Strategi dasar: pencapaian konsensus dan menghindari konflik

4) Peran petugas sebagai enabler yang memberi kesempatan kepada masyarakat

untuk mengalami proses balajar melalui kegiatan pemecahan masalah

5) Orientasiterhaapstrukturkekuasaandiikutsertakansebagaimitradalamusahamen

capaitujuan

b. Model B ( Social Planning)

1) Menekankan aspek teknis dalam penyelesaian masalah melalui perencanaan

yang baik dan rasional, sementara pola partisipsi masyarakat berfariasi

tergantung permasalahanya yang dihadapi.

2) Berorientasi pada penugasan.

Page 56: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

46

3) Strategi dasar: menekankan pentingnya pengumpulan data dan analisisnya

sebelum meyusun perencanaan.

4) Peran petugas sebagai ahli (expert) dengan kemampuan teknis untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.

5) Orientasi terhadap struktur kekuasaan diikutsertakan sebagai sponsor dalam

usaha mencapai tujuan.

c. Model C( Social Action)

1) Mempunyaitujuanutamauntuk mengadakan perubahan mendasar pada

lembaga- lembaga kemasyarakatan ( restrukturisasi).

2) Berorientasipadaproses atau penugasan.

3) Strategi dasar banyak memanfaatkan konflik, konfrontasi dan aksi- aksi

langsung.

4) Struktur kekuasaan dijadikan sasaran perubahan.

5) Dalam praktik ketiga model tersebut sering digunakan secara kombinasi

untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam social planning,

sebagai usaha awal social action.

D. RANGKUMAN

Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan upaya menumbuhka nkesadaran

pentingnya hidup sehat atau pentingnya perilaku sehat. Pendidikan kesehatan di

masyarakat dilakukan melalui bimbingan agar menemukan sendiri permasalahan

selanjutnya mencari cara pemecahanya sehingga mereka terlibat langsung dalam

penemuan dan penyelesaian masalah tersebut. Tujuan akhir dari kegiatan pendidikank

esehatan di masyarakat adalah kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan

permaalahan khususnya di bidang kesehatan.

Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan di masyarakat bervariasi. Artinyaberbeda

antara masyarakat di satu wilayah dengan masyarakat di wilayah yang lain. Jenis

pendekatan dalam kesehatan di masyarakat antara lain Pendekatan Direktif, Non-

direktif,

1) Pendekatan direktif berasumsi bahwa petugas tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang

baik untuk masyarakat

2) Peran petugas kesehatan lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumberdaya

yang dibutuhkan berasal dari petugas.

3) Interaksi yang muncul lebih bersifat instruktur dan masyarakat dilihat sebagai objek.

Page 57: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

47

4) Didasarkan padaa sumsi bahwa masyarakat sudah tahu kebutuhan dan apa yang baik

untuk mereka sendiri.

5) Petugas hanya menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada masyarakat.

6) Sifat interaksinya adalah interaktif dan masyarakat dilihat sebagai subjek.

Kondisi untuk tumbuhnya self- directed action/nondirektif

1) Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan dan sepakat tentang apa

sebenarnya yang dibutuhkan.

2) Menyadari bahwa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi jika mereka berusaha

memenuhi kebutuhan tersebut.

3) Memiliki sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

(termasuk pengetahuan, keterampilan, sarana dan kemauan yang kuat untuk

melasanakan keputusan yang telah ditetapkan bersama).

Peran petugas dalam menumbuhkanSelf- Direction Action (SDA)

1) Menumbuhkan keinginan untuk bertindak melalui diskusi tentang permasalahan yang

dirasakan masyarakat

2) Memberi informasi (pengalaman kelompok lain dalam menghadapi masalah yang

sama)

3) Membantu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam usaha melakukan analsisis

situasi.

4) Menghubungkan masyarakat dengans umber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk

membantu mengatasi permasalahan.

Keuntungan pendekatan non- direktif

1) Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam keterbatasan sumber daya.

2) Membantu perkebangan masyarakat

3) Menumbuhkan rasa kebersamaan(we- feeling)

Keterbatasan pendekatan non- direktif

1) Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi dalam proses kegiatan serta tidak

dapat menjamin bahwa hasil akhir akan sesuai dengan keinginanya.

2) Masyarakat yang sudah biasa dengan pendekatan direktif sulit untuk terlibat secara

aktif dan ikut bertanggung jawab sepenuhnya atas kebutuhan yang ditetapkan.

Page 58: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

48

Konsep Piring Terbang

1) Sesuai dengan hokum mekanika piringan yang berputar akan bergerak jika

mengalami peningkatan dalam kecepatan perputaranya dan bergerak turun jika

kecepatan perputaran berkutang.

2) Potensi masyarakat dapat digambarkan sebagai energi yang ada dalam sebuah

piringan yang berputar, dimana kecepatan berputar tiap kelompok berbeda.

3) Perbedaan ini menyebab kanmunculnya perbedaaan ketinggian da itiap piring terbang.

4) Pada masyarakat yang sudah berkembang energi yang ada sudah dikembangkan

secara optimal sehingga tingkat pengembangnya lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok lain dalam berkembang.

E. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian pendidikan kesehatan di masyarakat!

2. Jelaskan tujuan pendidikan kesehatan di masyarakat!

3. Jelaskan efektivitas pendidikan kesehatan di masyarakat!

4. Sebutkan 3upaya pendidikan kesehatan di masyarakat!

5. Jelaskan sasaran kegiatan pendidikan kesehatan di masyarakat!

6. Menyebutkan paling sedikitmasing- masing promoter kesehatan, kader kesehatan

tokoh masyarakat/pejabat local dan pejabat local dalam pendidikan kesehatan di

masyarakat!

7. Buatlah rencana kegiatan pendidikan kesehatan di masyarakat dengan baik dan benar

dan praktikan di lingkungan tempat tinggal Anda!

Page 59: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

BAB II

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Tujuan Umum: setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan

mampu menggunakan metode pendidikan kesehatan dengan tepat.

B. Tujuan Khusus: setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu

1. menjelaskan pengertian metode pendidikan kesehatan

2. menyebutkan 5 metode pendidikan kesehatan.

3. menjelaskan perbedaan metode diskusi dengan metode brain storming

4. menjelaskan efektivitas metode ceramah

5. menjelaskan keuntungan metode seminar

6. menyebutkan metode yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan pada

kelompok kecil.

7. memilih/menentukan metode yang tepat dalam pendidikan kesehatan.

C. Metode Pendidikan Kesehatan

Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa pendidikan kesehatan pada

hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada

masyarakat, kelompok, atau individu, dengan adanya pesan tersebut maka

diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan

tentang kesehatan lebih baik. Diharapkan pengetahuan akan berpengaruh terhadap

perilaku. Artinya, melalui pendidikan diharapkan akan muncul sikap positif sesuai

dengan apa yang diketahuinya selanjutnya terjadi perubahan perilaku sasaran.

Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pendidik dituntut mampu memilih

metode yang tepat dalam proses pendidikan atau pembelajaran. Untuk itu,

seorang pendidik kesehatan harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai

metode-metode mengajar dan mampu menggunakannya secara efektif. Perlu

dipahami bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan karena itu

Page 60: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

disarankan sebaiknya penggunaan metode lebih dari satu dalam setiap kegiatan

pendidikan

Penggunaan metode mengajar dalam pendidikan kesehatan biasanya

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, jumlah sasaran, kasus yang

ditemukan. Sebagai contoh, jika pendidikan kesehatan diberikan dengan tujuan

agar peserta didik memiliki perilaku menggosok gigi secara rutin dengan baik dan

benar metode yang tepat adalah demonstrasi dan pembiasaan. Beberapa metode

yang dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan individual, kelompok, dan

massa (public) antara lain (Notoatmodjo, 2010):

1. Metode Pendidikan kesehatan Individual (Perorangan)

Metode pendidikan kesehatan yang individual digunakan dengan

tujuan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai

tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, membina

seorang ibu yang mulai tertarik dengan program imunisasi karena baru saja

memperoleh atau mendengarkan pendidikan kesehatan. Pendekatan ini

digunakan agar ibu tersebut bersedia mengimunisasikan anaknya secara rutin,

pendekatan dilakukan secara perorangan. Dengan kata lain, metode pendidikan

kesehatan akan dipilih dan dipertimbangkan by case atau sesuai dengan kasus

yang teridentifikasi.

Pendekatan perorangan tidak hanya berarti hanya dilakukan kepada

yang bersangkutan, tetapi juga kepada anggota keluarga yang lain dari

keluarga tersebut untuk memperoleh dukungan. Hal ini penting mengingat

dapat terjadi seorang ibu yang sudah ingin menjadi akseptor KB pada

akhirnya tidak dapat mengikuti Program KB karena suaminya melarang (tidak

mendukung). Demikian juga seorang ibu muda yang akan memberikan

kolostrum kepada bayinya gagal karena ibunya melarang (menyuruh

membuang kolostrum karena dianggap asi jelek/basi).

Dasar digunakannya pendekatan individual ini adalah setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda sehubungan dengan

Page 61: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui

dengan tepat serta dapat membantunya metode ini lebih tepat digunakan. Di

samping itu, dengan pendekatan individual dapat dilakukan pendidikan

kesehatan yang lebih intensif sehingga pemahaman masyarakat mengenai

informasi kesehatan benar yang pada akhirnya terjadi perubahan perilaku.

Bentuk pendekatan ini, antara lain.

a. Jenis Metode Pendidikan Individu

1) Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan (Guidance and conceling)

Melalui metode ini ada kontak langsung antara klien dan petugas

secara intensif dalam suasana informal sehingga klien mempunyai

keberanian untuk mengungkapkan permasalahan kesehatan yang

dihadapi.. Dengan demikian dapat dilakukan identifikasi masalah

secara langsung dan selanjutnya dibantu penyelesaiannya. Pada

akhirnya diharapkan ada peningkatan pengetahuan klien yang diikuti

dengan perubahan sikap yang positif sehingga dengan sukarela dan

berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku

baru tersebut (mengubah perilaku).

2) Wawancara (Interview)

Metode ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan

kesehatan di mana identifikasi masalah digali melalui pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh petugas (penyuluh). Artinya,

wawancara antara petugas kesehatan dan klien dimaksudkan untuk

menggali informasi latar belakang belum munculnya perilaku yang

diharapkan. Misalnya, mengapa seseorang tidak/belum menerima

perubahan (belum bersedia mengimunisasikan anaknya), apakah

perubahan tersebut menarik/penting atau tidak, bagaimana persepsi

seseorang terhadap perubahan yang diharapkan. Di samping itu, untuk

mengetahui apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

Page 62: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum

maka perlu pendidikan kesehatan yang lebih mendalam lagi.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Individual

1) Kelebihan Metode Individual

a) dapat menggali akar masalah

b) dapat membina hubungan baik secara personal yang dapat

digunakan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap

petugas kesehatan.

c) dibutuhkan keterampilan/kemampuan komunikasi interpersonal

yang baik dari pendidik kesehatan.

2) Keterbatasan Metode Individual

a) membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai target wilayah.

b) tidak mudah untuk melakukan pendekatan perorangan agar yang

bersangkutan dapat terbuka terhadap masalah yang dihadapi.

2. Metode Pendidikan Kesehatan Kelompok

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan tidak hanya secara individual tetapi

juga secara berkelompok. Dari segi efektivitas dan efisiensi, pendidikan

kesehatan kelompok lebih efektif dan efisien karena dalam waktu singkat

dapat disampaikan informasi kesehatan kepada sejumlah orang. Namun, kalau

mengingat tujuan yang ingin dicapai seperti telah dikemukaan dalam metode

individual setiap metode memiliki nilai efektivitas dan efisiensinya masing-

masing.

Dalam memilih metode pendidikan kesehatan kelompok, harus diingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran

termasuk perubahan perilaku yang diharapkan. Semakin homogen latar

belakang pendidikan peserta didik akan semakin mudah menentukan metode

atau merencanakan pendidikan kesehatan yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, besar kecilnya kelompok peserta didik juga akan mempengaruhi

keberhasilan pendidikan kesehatan yang dilaksanakan. Metode yang

Page 63: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

digunakan untuk kelompok besar berbeda dengan metode yang digunakan

pada kelompok kecil. Efektivitas suatu metode tergantung pada besar kecilnya

sasaran. Di bawah ini disajikan metode pendidikan kesehatan untuk kelompok

besar dan metode pendidikan kesehatan untuk kelompok kecil.

a. Kelompok besar

Besar kecilnya sebuah kelompok dilihat dari banyak sedikitnya anggota

kelompok. Kelompok besar adalah sebuah kelompok yang memiliki

jumlah anggota lebih dari 15 orang. Jumlah anggota kelompok ini menjadi

salah satu pertimbangan untuk menentukan metode pendidikan yang akan

digunakan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik

oleh peserta didik.

Beberapa metode pendidikan untuk kelompok besar ini, antara lain:

1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode pendidikan yang tertua,

artinya sebelum ditemukan metode-metode lain metode ini sudah

digunakan sebagai cara untuk menyampaikan pesan kepada pihak

lain/peserta didik. Metode ceramah adalah cara menyampaikan

pesan/informasi kepada sejumlah orang secara lisan yang bersifat satu

arah. Artinya peran yang dominan ada pada pihak penyampai pesan

sementara penerima pesan hanya mendengarkan.

Metode apapun yang digunakan sebenarnya diawali atau

dikombinasi dengan metode ceramah. Misalnya, seorang pendidik

akan menggunakan metode diskusi tentu tidak mungkin begitu masuk

kelas peserta didik disuruh berdiskusi namun namun harus diawali

dengan pengarahan, pembentukan kelompok diskusi, pembagian

tugas, dan lain-lain. Dalam kegiatan pengarahan, pembentukan

kelompok diskusi, pembagian tugas, dan lain-lain inilah metode

ceramah digunakan. Oleh karena itu, diharapkan setiap pendidik dapat

Page 64: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

menjadi penceramah yang baik, dan berikut adalah hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:

(a). Persiapan

Metode ceramah akan berhasil apabila penceramah itu sendiri

menguasai materi yang akan diceramahkan. Untuk itu

penceramah harus mempersiapkan diri dengan seperti:

(1). Mempelajari materi dengan baik dan sistematis. Lebih baik

kalau disusun dalam diagram atau skema untuk

memudahkan peserta didik memahami informasi yang

disampaikan.

(2). Mempersiapkan alat-alat bantu pendidikan kesehatan,

misalnya makalah singkat, slide, transparan, soundsystem,

dan sebagainya agar ceramah lebih menarik.

(b). Pelaksanaan

Penggunaan metode ceramah akan berhasil apabila penceramah

tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk itu

penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

(1). Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh

bersikap ragu-ragu atau gelisah

(2) Suara hendaknya cukup keras dan jelas (dapat didengarkan

oleh seluruh peserta didik namun tidak memekakan telinga)

(3 ) Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah

(5) Berdiri di depan (di pertengahan) sebaiknya tidak dan duduk

dapat bergerak sesuai kebutuhan namun tidak berlebihan

(6) Menggunakan alat-alat bantu audio visual aids (AVA)

semaksimal mungkin untuk menghindari verbalisme dan

mempermudah peserta didik memahami informasi yang

disampaikan.

Page 65: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

(c) Kelebihan Metode Ceramah

(1) dapat menyampaikan materi yang banyak dalam waktu

singkat kepada sejumlah besar peserta didik

(2) penceramah dapat menguasai seluruh arah pembiaraan

(3) tidak terlalu banyak membutuhkan alat bantu.

(4) ekonomis karena hanya bermodalkan suara

(d) Keterbatasan Metode Ceramah

(1) dapat menimbulkan verbalisme dan salah persepsi

(2) membosankan jika pendidik tidak menguasai teknik

presentasi yang baik.

(3) peserta didik pasif, bertentangan dengan azas kurikulum

berbasis kompetensi.

(4) seringkali perhatian peserta tidak penuh.

b). Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik

yang dianggap penting, dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat. Sebagai metode pendidikan kesehatan, penyampaian

materi harus dikemas sedemikian rupa dan disampaikan benar-

benar oleh ahlinya. Oleh karena itu, kelebihan metode ini adalah

materi disampaikan oleh ahlinya sehingga jika peserta didik

merasa belum jelas akan mendapat penjelasan yang memuaskan.

Sementara, kelemahan metode ini adalah karena dalam seminar

dibutuhkan peran aktif dari peserta didik sehingga dibutuhkan

peserta didik yang mempunyai latar belakang pendidikan yang

memadai.

(1) Kelebihan

(a) Mengaktifkan peserta didik

Page 66: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

(b) Dapat memperoleh informasi langsung dari pakar

(c) Memberi kesempatan peserta didik untuk berbicara

dihadapan banyak orang dan menghargai pendapat orang

lain.

(2) Keterbatasan

(a) untuk satu materi perlu mencari beberapa pakar

(b) untuk pelaksanaan yang baik perlu persiapan yang matang

(c) harus ada manajemen waktu yang baik.

1) Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan ini kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok ini antara

lain :

a) Diskusi Kelompok

Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam

diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa

sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu

sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.

Pemimpin diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak

menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain peserta

harus merasa berada dalam posisi yang sama, sehingga tiap anggota

kelompok mempunyai kebebasan atau keterbukaan untuk

mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi

harus memberikan umpan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan

atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi

yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan

mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan

berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

(1) Kelebihan

Page 67: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

(a) memberi kesempatan peserta didik untuk mengemukakan

pendapat

(b.) demokratis dan belajar bekerja sama

(c) Mengembangkan dan menghargai kepemimpinan dalam peer

group.

(2) Keterbatasan

(a) peserta didik mendapat informasi yang terbatas

(b) jika moderator kurang berpengalaman diskusi dapat berlarut-

larut.

(c) dibutuhkan kemampuan berpikir ilmiah

(d) dapat didominasi oleh orang yang suka bicara.

b). Curah pendapat

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada

permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah

dan kemudian tiap peserta wajib memberikan jawaban atau tanggapan

(curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut

ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua

peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh

siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap

anggota dapat mengomentari, dan akhirya terjadi diskusi.

(1) Kelebihan

(a) Mengaktifkan peserta didik

(b) Memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk

menyampaikan pendapat, ide, dan lain-lain.

(c) Dapat menjadi sarana pembelajaran peer group, artinya teman

sendiri dapat menjadi sumber pengetahuan.

(2) Keterbatasan

Page 68: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

(a) dapat dilaksanakan jika peserta didik telah mempunyai bekal

pengetahuan mengenai topik diskusi.

(b) fasilitator dapat terjebak ikut dalam curah pendapat.

(d) jika fasilitator kurang terampil curah pendapat dapat

berkembang keluar topik.

c). Bola salju (snowballing)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang)

kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih

kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka

tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

Kemudian tiap-tiap pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya

sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

(1) Kelebihan

(a) Mengaktifkan semua peserta didik

(b) Pembahasan dapat meluas dan mendalam seiring pertambahan

anggota kelompok.

(c) Memberi kesempatan peserta didik untuk berbicara dihadapan

banyak orang dan menghargai pendapat orang lain.

(2) Keterbatasan

(a) peserta didik yang tidak menguasai topik akan sulit mengikuti

perkembangan diskusi/kelompok

(b) jika fasilitator tidak terampil, akan sulit mengendalikan arah

pengembangan topik.

(c) harus ada manajemen waktu yang baik.

d). Kelompok-kelompok kecil (buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz

group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak

Page 69: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

sama dengan kelompok lain. Setiap kelompok mendiskusikan masalah

tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan

dicari kesimpulannya.

(1) Kelebihan

(a) Semua peserta didik dituntut aktif

(b) Dapat memotivasi kelompok untuk mengembangkan

kreativitasnya dalam mengerjakan tugas dengan berkompetisi

dengan kelompok lain.

(c) Memberi kesempatan peserta didik untuk berbicara dihadapan

banyak orang dan menghargai pendapat orang lain.

(2) Keterbatasan

(a) jika topik berbeda-beda pendidik harus mempunyai wawasan

yang luas untuk setiap topik agar jika ada permasalahan dapat

dipecahkan dengan baik dan benar.

(b) untuk pelaksanaan yang baik perlu persiapan yang matang

(c) harus ada manajemen waktu yang baik.

e). Memainkan peranan (role play)

Metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang

peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter

puskesmas, pasien, perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan

anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.

Mereka memperagakan, bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-

hari dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelesaikan masalah

kesehatan.

f). Permainan simulasi (simulation game)

Metode ini merupakan gabungan antara roleplay dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti permainan monopoli.

Page 70: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Cara memainkannya sama seperti bermain monopoli atau ular tangga,

dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau

papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi

berperan sebagai narasumber/fasilitator. Sebagai metode pendidikan

kesehatan, cara memainkannya sama artinya, peserta melempar gaco,

kemudian melangkah sesuai angka yang keluar saat dadu dilempar.

Kemudian pemain melangkah sesuai angka tersebut dan berhenti pada

satu titik. Pada saat berhenti melangkah sudah ada perintah/soal yang

harus dijawab. Misalnya gejala demam berdarah yaitu ......dst.

3. Metode Pendidikan Massal

Adalah metode pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan secara massal, misalnya pidata Menteri Kesehtan RI dalam

rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional yang disiarkan melalui televisi

nasional, penyampaian dara melakukan gerakan 3 M melalui televisi, pesan

tentang tanda dan gejala DBD melalui surat kabar nasional dan televisi

nasional, termasuk pesan kesehatan melalui spanduk, baliho dan poster

yang dipajang secara nasional.

D. Rangkuman

Metode mengajar merupakan komponen penting yang harus dikuasai oleh setiap

pendidik karena denggan penggunaan metode yang tepat materi pendidikan akan

optimal tersampaikan kepada peserta didik. Untuk dapat memilih metode

mengajar yang tepat seorang pendidik harus memahami karakteristik dari setiap

metode mengajar.

Pada prinsipnya ada secara garis besar adatiga jenis metode mengajar yaitu

metode mengajar individual, kelompok, dan massal. Metode mengajar misalnya

Bimbingan dan Konseling, Wawancara. Metode mengajar kelompok misalnya

diskusi kelompok, seminar, curah pendapar, dll. Metode pendidikan massal

Page 71: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

adalah penyampaian materi kesehatan baik secara lisan maupun tertulis melalui

media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar.

E. Evaluasi

1.Jenjelaskan pengertian metode pendidikan kesehatan!

2. Sebutkan 5 metode pendidikan kesehatan!.

3. Jelaskan perbedaan metode diskusi dengan metode brain storming

4. Jelaskan efektivitas metode ceramah dalam pendidikan kesehatan!

5. Jelaskan keuntungan metode seminar!

6. Sebutkan 3 metode yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan pada

kelompok kecil!.

Page 72: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

TEKNIK PRESENTASI INTERAKTIF

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mempelajari materi teknik presentasi interaktif peserta belajar memiliki

pemehaman yang lebih mendalam dan mampu melaksanakan presentasi interakif.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari materi teknik presentasi interaktif peserta belajar mampu

1. menjelaskan pengertian presentasi interaktif

2. menguraikan kelebihan dan kekurangan presentasi interaktif

3. menjelaskan langkah-langkah presentasi interaktif

4. menguraikan teknik bertanya

5. menguraikan teknik mendengar

6. mempraktikkan teknik presentasi interaktif.

C. URAIAN MATERI

1. Pengetian

Adalah metode untuk melaksanakan proses alih pengetahuan atau penyampaian

pesan dengan pemberian materi/teori secara verbal dari seorang /pengajar

pelatih/penyuluh/presenter di dalam kelas Metode ini akan lebih efektif jika

dilengkapi dengan teknik bertanya dan teknik menjawab yang efektif dan

menggunakan perangkat audiovisual seperti OHP, LCD, Lembar Balik, Slide

Projektor, Video tape dsb. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya

verbalisme atau tahu katanya tidak tahu makna atau bendanya.

2. Kelebihan dan Keterbatasan

a. Kelebihan

1) Jika dirancang dengan baik presentasi interaktif akan memperlihatkan

hasil yang efektif diterapkan gabungan kelompok belajar cepat dan

lambat.

2) Dapat digunakan untuk menyampaikan sejumlah besar informasi dalam

waktu yang relatif singkat.

3) Dapat digunakan untuk kelompok belajar yang jumlahnya cukup besar

dibandingkan dengan kelompok diskusi, curah pendapat, bermain peran,

atau studi kasus.

4) Pelatih dapat mengendalikan pokok bahasan dan metode penyampaian

materi.

b. Keterbatasan

1) Kurang berhasil bila pelatih dan peserta tidak mampu menjaga

konsentrasi dan perhatian secara penuh dan cukup lama.

2) Kontribusi dan keterlibatan peserta akan minimal jika pelatih tidak

mampu menciptakan interaksi yang sehat.

3) Karena penyampaian materi didominasi oleh pelatih maka pemahaman

peserta harus dimonitor melalui pertanyaan umpan balik secara berkala.

4) Dapat terjadi materi yang diberikan terlalu banyak sehingga melebihi

kapasitar memori peserta.

Page 73: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

3. Langkah-Langkah Presentasi Interaktif

a. Menentukan tujuan presentasi

1) Menentukan tujuan yang diharapkan dari peserta latih setelah mengikuti

presentasi (kompetensi peserta setelah mengikuti presentasi)

2) menggunakan kata-kata yang spesifik (menjelaskan, menyebutkan,

menghitung, mengukur, menceritakan, menjumlahkan, membuat,

menunjukkan, melakukan dsb) supaya kompetensi dapat diukur pada

akhir presentasi.

3) Pertanyaan berikut dapat membantu menyusun tujuan presentasi

a) Setelah presentasi apa yang kita ingin peserta lakukan? katakan?,

yakini?

b) Presentasi ini dilakukan untuk membujuk, mengilhami,

menginformasikan, meyakinkan, memberi instruksi, menghibur ?

b. Mengecek kembali tujuan presentasi, bila perlu direvisi

1) Pada saat menentukan presentasi tidak hanya menentukan apa yang

dilakukan oleh pendengar, tetapi bayangan mengenai

persepsi/pengetahuan peserta tentang subjek yang dipresentasikan.

Perhatikan homogenitas peserta karena semakin variatif goal yang

berbeda semakin banyak.

2) Merupakan tugas presenter memilah bahan presentasi yang sesuai dengan

peserta.

3) Hampir dalam setiap komunikasi memiliki lebih dari satu tujuan yang

ingin dicapai, bahkan mungkin ada tujuan tersembunyi yang dapat

mengganggu tercapainya tujuan presentasi. Oleh karena, itu harus

mengecek tujuan presentasi.

4) Tujuan tersembunyi kadang-kadang bersifat pribadi, misalnya ingin

dianggap sebagai pembicara yang hebat, ingin memberikan impresi

tertentu pada khalayak.

c. Menciptakan pembuka presentasi yang menarik

1) Kata-kata yang paling didengar oleh audience biasanya adalah kalimat-

kalimat awal sehingga keberhasilan sebuah presentasi dapat diprediksi

dari 2 menit awal presentasi. Artinya jika pada 2 menit pertama kita dapat

menguasai kelas atau mampu menarik perhatian audience maka

presentasi akan berhasil dan sebaliknya.

2) Berikut ini adalah tip untuk menarik minat dan mempertahankan

perhatian selama presentasi

b) ajukan pertanyaan-pertanyaan provokatif yang ada hubungannya

dengan materi yang akan dipresentasikan.

c) gunakan pertanyaan popular yang relevan dengan materi/subjek

d) berikan sentuhan yang menarik minat misalnya pengalaman pribadi

yang ada hubungannya dengan materi presentasi (jangan berlebihan).

e) kaitkan dengan hal-hal yang baru terjadi dan ada relevansinya dengan

subjek.

Page 74: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

3) Hal yang harus dihindari

a) menggunakan humor pada situasi dan kondisi yang tidak

memungkinkan dan bukan humoris.

b) menjelaskan arti kata secara leksikal dari materi presentasi

c) menunjukan skema organisasi dan menjelaskan sejarah

departemen/organisasi yang tidak berkaitan dengan substansi

presentasi.

d) tidak hanya membaca tulisan yang ada pada layar/gambar .

d. Menyiapkan isi/materi presentasi

Susun materi sesingkat dan semenarik mungkin dalam bentuk poin-poin dan

dalam satu tampilan maksimal berisi 12 poin (setiap poin didukung oleh data

yang memadai), besar huruf (font) yang digunakan pada setiap slide 28.

e. Hal penting dalam presentasi

1) dilaksanakan setelah kurang lebih 6-8 menit untuk mempertahankan

minat dan perhatian pendengar, dan harus ada relevansinya dengan materi

yang diresentasikan.

2) Beberapa contoh hal yang dapat menigkatkan daya tarik presentasi

a) visual aids yang menarik

b) penggunaan humor yang tepat

c) cerita yang up to date dan sedang diminati

d) pernyataan/ tokoh yang populer.

3) Biasanya untuk kelompok tertentu bumbu yang ditambahkan semakin

efektif jika ditambahkan dengan sex, uang, popularitas, peluang,

kesusahan, kesehatan, keuntungan, cinta, ketakutan,

kemenangan/kesuksesan

f. Menyiapkan visual aid

1) Mengapa menggunakan visual aids? Karena

a) dengan AV orang 43% lebih mudah diyakinkan dibandingkan

daripada tidak memakai AV.

b) Orang bersedia membayar 26% untuk produk/jasa yang sama.

c) Kita dapat menyampaikan cerita yang sama dengan waktu 25-40%

lebih sedikit

2) Jika sebuah gambar setara dengan sejuta kata, berarti satu gambar setara

dengan 8 menit berbicara.

3) Visual aids yang baik dapat menstimulr minat, memperjelas dn

menguatkan yang disampaikan/diucapkan.

4) Visual Aids yang baik yang seperti apa?

5) Tampilan slide (yang terpenting adalah tiga yang pertama)

a) sederhana

b) sederhana

c) sederhana

d) gunakan warna tapi bukan pelangi

e) terjemahkan angka ke bagan

f) minimalkan kata, poin (bukan kalimat lengkap)

g) gunakan gambar, simbol, kartun yang relevan dengan materi

Page 75: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

h) hanya ada satu poin penting tiap visualisasi

i) gambar terbaik adalah riil, kedua terbaik adalah gambar dari yang riil.

j) Pilih AV yang nyaman dan yakin digunakan.

k) Biar lampu terang benderang sedapat mungkin tidak dimatikan agar

audiens dapat melihat presenter dengan jelas. Karena AV terbaik

adalah diri presenter yang menguasai materi dan etode dengan baik.

g. Menyiapkan catatan

Catatan di sini dimaksudkan untuk

1) Memastikan tidak ada yang terlupakan

2) Mengingatkan, agar tidak harus nebghafal seluruh bagian

3) Mengoptimalkan penggunaan kata-kata kunci yang telah disiapkan. Oleh

karena itu panduan sebaiknya:

a) diketik supaya mudah dibaca

b) ukuran kertas disesuaikan agar mudah dibaca.

c) terdiri atas 3-5 kata pertama dari tiap poin

d) sketsa/grafik

e) kata-kata kunci.

h. Pastikan memang untuk ”dia/audiens”

Mengecek kembali untuk memastikan bahwa seluruh materi telah sesuai

dengan audiens baik dalam pembuka, isi, penutup, bahasa yang digunakan,

cara penyampaian, termasuk “bumbu” nya, humor, dsb.

i. Latihan – latihan – latihan

Tidak ada yang gratis di dunia ini semua ada imbalannya bahkan untuk

mendaatkan oksigenpun kita harus bernafas. Jadi untuk dapat presentasi juga

harus latihan…latihan …dan latihan … good luck!

4. Tip menyajikan presentasi efektif

Ada sejumlah keterampilan yang dapat membuat suatu presentasi menjadi lebih

menarik dan efektif. Presenter yang kompeten akan menggunakan berbagai

teknik untuk melibatkan peserta, memelihara konsentrasi, dan menghindari gaya

penyajian yang membosankan. Beberapa teknik berikut sering digunakan:

a) Ikuti rencana presentasi dan siapkan catatan khusus yang Anda perlukan

misalnya pengantar presentasi dan sebagainya.

b) Berkomunikasi pada tingkat individu. Banyak peserta yang belum mengenal

istilah, akronim, jargon dan bahasa presentasi yang baru. Sebaiknya presenter

menggunakan bahasa dan istilah yang sudah dikenal serta membina

komunikasi dengan peserta selama peserta.

c) Mempertahanan kontak mata dengan para peserta sehingga peserta dapat

menangkap suasana belajar , memberikan umpan balik, menilai tingkat

pemahaman peserta, menunjukkan perhatian, dan menciptakan suasana yang

positif.

d) Melantangkan suara sehingga mencapai seluruh ruangan dan dapat

menguasai kelas. Atur volume, irama dan intonasi secara variatif untuk

mempertahankan perhatian peserta. Hindarkan intonasi monoton karena

membuat peserta mengantuk dan tidak memperhatikan.

Page 76: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

e) Hindarkan pengulangan kebiasaan, kata-kata, ungkapan yang dapat

mengganggu peserta.

f) Perlihatkan antusiasme selama presentasi dengan menunjukkan sikap

semangat, ceria, memperhatikan, menanggapi, dan berinteraksi dengan

peserta.

g) Bergerak bebas dan leluasa sehingga terkesan dekat dengan peserta

(sebaiknya susunan kursi audiens berformasi U)

h) Gunaan AV yang tepat dan dikuasai cara penggunaannya.

i) Ajukakan ertanyaan yang sederhana maupun yang menantang.

j) Berikan umpan balik yang positif keada para peserta (misalnya, terima kasih

atas pendapatnya, pertanyaan yang sangat bagus, dsb.)

k) Sebutkan nama peserta sesering mungkin.

l) Lakukan perpindahan antartopik secara lembut dengan baik yang dapat

dilakukan dengan cara

1) membuat ringkasan yang relevan dengan topik berikutnya.

2) Melontarkan pertanyaan

3) Menghubungkan topik bahasan dengan kegiatan praktik atau tugas

kelompok (studi kasus, bermain peran, dsb.) sebelum pindah ke topik

berikutnya.

m) Berlaku sebagai model ideal bagi suatu peran dalam berpakaian, penampilan,

antusiasme, disiplin, dsb.

5. Teknik bertanya

Bertanya merupakan teknik utama yang tepat guna dalam pelatihan/pendidikan

orang dewasa karena peserta telah memiliki pengalaman hidup dengan

pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat berbagi sesama peserta.

Pertanyaan juga dapat digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan

diskusi. Disarankan seorang presenter memiliki kebiasaan menuliskan

pertanyaan dalam lesson plan. Berikut adalah beberapa teknik bertanya yang

dapat digunakan

a) Teknik bertanya gantung yaitu pertanyaan dibiarkan menggantung sehingga

merangsang pemikiran karena peserta tidak tahu siapa yang akan menjawab,

semua peserta cenderung berpikir.

b) Lemparkan pertanyaan kepada semua peserta tanpa menyebutkan nama

audiens.

c) Tunggu hingga peserta menjawab secara suka rela setelah sekitar 4 menit

tidak ada yang menjawab presenter boleh penunjuk salah satu audiens untuk

menjawab pertanyaan tersebut. Penting diperhatikan oleh presenter bahwa

audiens perlu diberi kesempatan untuk mencari/memikirkan jawaban dari

pertanyaan yang disampaikan.

Misalnya: “Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?”

d) Teknik bertanya langsung biasanya untuk mendisiplinkan “si pengantuk”

atau “si banyak bicara” dapat juga ditujukan pada si pemalu. Gambaran

pokok pertanyaan langsung

1) Sebut nama seorang peserta yang sedang tidak memperhatikan presentasi

Page 77: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

2) Sampaikan pertanyaan. Misalnya:”Pak Aji” (diam) “Mengapa promosi

kesehatan penting bagi masyarakat?”

e) Teknik bertanya kombinasi untuk melibatkan semua peserta agar turut

berpikir dan mencegah kekosongan yang terlalu lama karena tidak

seorangpun yang menjawab. Gambaran pokok

1) Lemparkan pertanyaan

2) Sebutkan nama seorang peserta(dalam 3 hitungan)

Misalnya:”Mengapa pertanyaan harus direncanakan sebelumnya?”

(diam)”Bu Ira?”

f) Teknik bertanya pantul → memantulkan kembali pertanyaan dari peserta

kepada forum karena lebih baik jika peserta menemukan sendiri

jawaban/informasi yang diperlukan dari pada informasi selalu datang dari

presenter/pelatih. Gambaran pokok:

1) Ada pertanyaan dari seorang peserta

2) Fasilitator mengembalikan pertanyaan tersebut kepada forum.

g) Teknik bertanya Retorik → adalah eretanyaan yang sebenarnya tidak

membutuhkan jawaban karena jawabannya sudah diketahui oleh banyak

orang. Pertanyaan diajukan untuk menarik perhatian atau memperbanyak

variasi sehingga peserta tidak bosan.

1. Tips bertanya secara umum

a) Lakukan

1) Sampaikan pertanyaan secara merata pada peserta.

2) Gunakan teknik bertanya langsung pada orang yang nampaknya

kurang memperhatikan presentasi.

b) Gunakan pertanyaan yang mudah pada awal sesi untuk menarik

perhatian dan menghidupkan suasana.

c) Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan secara lengkap

dalam lesson plan

1) Ulangi pertanyaan bila peserta tidak mengerti apa yang

ditanyakan.

2) Kendalikan rasa ingin cepat menjawab pertnyaan yang diajukan.

d) Jangan lakukan

1) bertanya kepada peserta secara berurutan

2) menggunakan pertanyaaan yang terlalu panjang dan kompleks

3) mengajukan pertanyaan dikotomi karena kurang berarti bagi

kegiatan belajar mengajar. Bila terpaksa harus menggunakan

pertanyaan jenis ini lanjutkan pertanyaan yang membutuhkan

penjelasan jawaban sebeumnyai. Jangan menggunakan pertanyaan

ambigu yang menimbulkan perdebatan apalagi jika pelatih tidak

tahu persis jawaban yang benar.

Page 78: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

h) Teknik mendengar

Dalam kegiatan presentasi, seorang presenter harus mendengarkan secara

aktif dengan tujuan:

1) Memahami apa yang dikemukakan pembicara karena itu biarkan

pembicara mengatakan semua yang ingin disampaikan, ungkapkan

kembali apa yang dimaksudkan oleh pembicara sehingga tidak terjadi

salah paham.

2) Mendorong peserta untuk berbicara dengan memperlihatkan bahwa

pelatih mendengarkan misalnya mengunakan pesan-pesan nonverbal

seperti senyum tanda setuju, anggukan kepala, dsb. serta kontak mata

dengan pembicara. Dengan demikian, nampak bahwa memberi perhatian

dan menghargai pembicara.

3) Menumbuhkan perilaku mendengar yang baik bagi semua peserta dalam

kelompok misalnya meminta pembicara berbicara lebih keras

i) Umpan balik atau tanggapan

Agar umpan balik yang diberikan dapat menumbuhkan semangat belajar

dan motivasi ada baiknya memperhatikan beberapa tip berikut:

1) Ungkapkan sisi kebaikan dan kekurangan dari jawaban peserta. Analisis

kebaikan jawaban untuk memberikan alasan terhadap “kebaikaan”

tersebut sehingga menumbuhkan motivasi positif bagi peserta. Analisis

kekurangan untuk memberikan alasan spesifik terhadap kekurangan

tersebut.

2) Berikan komentar yang beorientasi kepada jawaban bukan kepada

orangnya.. Misalnya “Terima kasih, jawaban yang cukup baik, bila kita

lihat, masih ada hal lain yang belum masuk yaitu…”

3) Berikan komentar yang spesifik terhadap kekurangan dan beri saran-

saran perbaikan berdasakan teknik atau konsep yang telah dikuasai

peserta.

4) Berlakulah objektif agar tanggapan dapat diterima secara objektif dan

realistik.

5) Ikuti pemberian umpan balik dengan perilaku mendengar yang efektif

agar peserta dapat mengungkapkan persepsi mereka terhadap masalah

belajar karena pada umumnya orang dewasa mempunyai pendapat

tentang bagaimana mereka belajar dan mereka ingin mengembangkan

pendapat ini dalam forum.

6) Sesuaikan tanggapan yang diberikan dengan situasi dan kondisi,

upayakan dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda dari setiap peserta.

Misalnya ada peserta yang dapat menerima kritik ada juga peserta yang

tidak dapat menerima kritik.

7) Berikan penguatan untuk perilaku menjawab pertanyaan.

Misalnya,”Terima kasih Bu Ira jawabannya sangat bagus mari kita

diskusikan …” Tidak fokus pada kesalahan jawaban karena akan

Page 79: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

mematahkan semangat menjawab pertanyaan dan diskusi menjadi

buntu.

6. Rancang penutup presentasi

a. Penutup presentasi merupakan kesimpulan dan alasan dilaksanakannya

presentasi sehingga merupakan bagian terpenting dalam sebuah presentasi.

b. Penutup juga merupakan kesempatan terakhir bagi untuk menyenangkan dan

memenangkan peserta sehingga kita perlu fokus pada momen ini baru

kembali ke pembahasan seluruh materi. Dengan demikian presentasi akan

terstruktur dengan baik, serta memiliki sasaran dan tujuan yang fokus dan

jelas.

D. Rangkuman

Presentasi interaktif adalah metode untuk melaksanakan proses alih pengetahuan

atau penyampaian pesan dengan pemberian materi/teori secara verbal dari seorang

/pengajar pelatih/penyuluh di dalam kelas Metode ini akan lebih efektif jika

dilengkapi dengan teknik bertanya dan teknik menjawab yang efektif dan

menggunakan perangkat audiovisual seperti OHP, LCD, Lembar Balik, Slide

Projektor, Video tape dsb. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya verbalisme

atau tahu katanya tidak tahu makna atau bendanya.

Langkah-langkah presentasi interaktif antara lain menentukan tujuan presentasi,

mengecek kembali tujuan presentasi, menciptakan pembuka presentasi yang

menarik, menyiapkan isi presentasi, menyiapkan visual aid, slide atau power point,

menyiapkan catatan. Selain itu, untuk sebuah presentasi yang baik dan menarik

seorang presenter harus berlatih sebelum tampil di depan kelas.

Merancang penutup presentasi, penutup presentasi merupakan kesimpulan dan

alasan dilaksanakannya presentasi sehingga merupakan bagian terpenting dalam

sebuah presentasi. Penutup juga merupakan kesempatan terakhir bagi untuk

menyenangkan dan memenangkan peserta sehingga kita perlu fokus pada momen

ini baru kembali ke pembahasan seluruh materi.

E. Latihan Soal:

1. Apakah yang dimaksud presentasi interaktif?

2. Sebutkan langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan presentasi

interaktif dan jelaskan secara singkat!

3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyajian presentasi interaktif!!

4. Jelaskan secara singkat teknik bertanya yang baik saat presentasi

5. Jelaskan apa tujuan dari proses mendengar aktif?

6. Apa manfaat dari umpan balik yang diberikan?

Page 80: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PRESENTASI

(DIGUNAKAN OLEH PESERTA)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

o Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau

tidaqk sesuai urutannya atau ada langkah yang tidak dlaksanakan.

o Mampu : langkah-langkah telah dilaukan dengan benar dan sesuai dengan

urutannya, tetapi penggunaan waktunya belum efisien.

o Mahir : langkah-langkah telah dilakukana dengan benar dan waktunya sangat

efisien.

PESERTA :………………………………… Tanggal Observasi:………………

DAFTAR TILIK KEERAMPILAN PRESENTASI

LANGKAH/KEGIATAN OBSERVASI

Page 81: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

1 Menyampaikan pengantar dengan efektif

2 Menyebutkan /menyampaikaan tujuan presentasi

3 Bertanya kepada kelompok

4 Bertanya kepada perorangan

5 Bertanya dalam berbagai jenjang

6 Menggunakan nama peserta

7 Memberikan umpan balik positif

8 Menanggapi pertanyaan peserta

9 Menggunakan catatan pelatih atau bahan rujukan pribadi

10 Selalu melakukan kontak mata dengan peserta

11 Mengatur suara agar dapat didengar oleh seluruh eserta

12 Bergerak secara laluasa di dala ruangan

13 Menggunakan AVA secara efektif

14 Memasukkan humor positif

15 Menyampaikan ringkasan seara efektif

16 Memberi kesempatan untuk aplikasi atau mempraktikkan

bahan presentasi

Melakukan Presentasi Secara Efektif

EVALUASI PELATIHAN

(diisi oleh peserta)

Berikan penilaian menurut pendapat Anda terhadap komponen pelatihan dengan

memakai skala enilaian seperti di bawah ini:

5: sangat setuju 2. tidak setuju

4: setuju 1. sangat tidak setuju

3: tidak ada pendapat

NO

KOMPONEN PELATIHAN NILAI

1 Kuesioner yang diberikan sebelum pelathan membantu saya

belajar lebh efektif

2 Sesi permainan peran dan praktik keterampilan melatih sangat

membantu

3 Waktu yanag disediakan untuk praktik dan bermain peran cukup

Page 82: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

memadai

4 Penyajian melalui Audiovisual membaqntu saya memahami

materi/keterampilan

5 Praktik dengan simulator/model membuat saya lebih mudah

untuk melakuan keterampilan lebih

6 Waktu yang disediakan untuk praktik keterampilan dianggap

cukup memadai

7 Saya sekarang lebih percaya diri melakukan pelatihana dan

melatih

8 Saya sekarang lebih percaya diri untuk melakukan pelatihan dan

melatih

9 Teknik pendekatan pelatihan yang digunakan dalam pelatihaan

ini, memudahkan saya untuk mengerti bagaimana cara melatih

10 Pelatihan srlama tiga hari ,

Page 83: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, 1991. Evaluasi Instruksional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran . Semarang: IKIP Semarang Press.

Dimyanti, Mudjiono. (2006) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harbardinah, Bagus Widjanarko, Kusyogo Cahyo. 2003. Renval PKM. Semarang:

FKM UNDIP

Gochman, David S (Ed.). 1988. Health Behaviour: Emerging Research Perspectives.

New York: Plenum Press

Iqbal Mubarak, W., Nurul Chayatin, Khoirul Rozikin, Supradi. 2007. Promosi

Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Munib, Achmad. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan, Semarang: UNNES PRESS.

Munir, Baderel. 1997. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dengan Pendekatan

Antropologi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Munir, Baderel. 2001. Dinamika Kelompok. Penerbit: Universitas Sri Wijaya

Notoatmodjo,S. 2010. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Slamet, M. 2005. “Panduan Praktik Pengalaman Program Pembentukan Kemampuan

Mengajar”. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

Slamet, M.. 2008. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UPPL Universitas

Negeri Yogyakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta :

Rineka Cipta.

Syah M. (2008) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung., PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Page 84: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

KUNCI JAWABAN

EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Evaluasipendidikankesehatanadalahmengidentifikasikeberhasilan, kegagalan, faktor yang

mendorong/memperkuat, faktorpenghambat program yang

selanjutnyahasilnyaakandijadikandasaruntukmenyusun program selanjutnya.

2. Tujuanpendidikankesehatanuntukmengetahuikeberhasilansuatu program

pendidikandanfaktor-faktor yang

mempengaruhinyatermasukuntukmengetahuikesesuaianpelaksanaan program denganrencana.

3. Diagnostikperilakuadalahmengidentifikasiperilaku yang

menjadifaktorrisikomunculnyamasalahkesehatanmelaluipengamatanperilakusecaralangsungat

au data sekunder.

Diagnostikepidemiologiupayamengidentifikasimasalahkesehatanmelaluisurvailans.

Diagnostikadministrasiupayamengidentifikasikelaiklaksanaansuatu program

berdasarkankebijakandanperaturan yang berlaku.

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Metode pendidikan kesehatan adalah cara yang digunakan oleh promotor kesehatan atau

pendidik kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada peserta didik atau

masyarakat.

2. Metode Ceramah, Metode Demonstrasi, Metode Diskusi, Brainstorming, Snowball.

3. Pada metode diskusi peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang selanjutnya

diberi soal atau masalah untuk dipecahkan melalui diskus. Sementara pada metode

brainstorming tanpa pembagian kelompok dikemukakan suatu masalah kemudian setiap

peserta didik diminta memberikan komentar terhadap permasalahan tersebut. Setelah semua

berkomentar kemudian pendapat tersebut dikelompokan dan didiskusikan.

4. Efektivitas Metode Ceramah

a. dapat menyampaikan materi yang banyak dalam waktu

b. singkat kepada sejumlah besar peserta didik

c. penceramah dapat menguasai seluruh arah pembiaraan

d. tidak terlalu banyak membutuhkan alat bantu.

e. ekonomis karena hanya bermodalkan suara

Page 85: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

5. Kelebihan Metode Seminar

a. Mengaktifkan peserta didik

b. Dapat memperoleh informasi langsung dari pakar

c. Memberi kesempatan peserta didik untuk berbicara dihadapan banyak orang dan

menghargai pendapat orang lain.

6. Metode diskusi, metode demonstrasi , metode tugas, dan metode tanya jawab.

PEND KES DI MASYARAKAT

1. Pengertianpendidikankesehatan di

masyarakatadalahupayamenyadarkanmasyarakatmengenaipentingnyahidupsehatataupenting

nyaperilakusehat, melaluipeningkatanpengetahuanmasyarakat,

sertamenggalidanmengembangkanpotensimasyarakatuntukmenyelesaikanpermasalahan

yang dihadapi. Tujuanakhirdarikegiatanpendidikankesehatan di

masyarakatadalahkemandirianmasyarakatdalammenyelesaikanpermasalahankhususnya di

bidangkesehatan.

2. Tujuanpendidikankesehatan di

masyarakatuntukmenyadarkanmasyarakatakanadanyamasalahkesehatandanmeyakinkanmas

yarakatbahwamerekamemilikikemampuanuntukmenyelesaikannya.

3. Pendidikankesehatan di

masyarakatsangatefektifkarenamelibatkanmasyarakatsejakidentifikasimasalahhinggapenyele

saianmasalahsehinggamasyarakatmerasamenjadibagiandari program

pendidikantersebutdanmerasaikutbertanggungjawabterhadapkeberhasilan program.

4. Upayapendidikankesehatan di masyarakatantaralainLocality Development, Social Planning,

danSocal Action.

5. Sasarankegiatanpendidikankesehatan di masyarakatyaitumasyarakatumum, kaderkesehatan,

dantokohmasyarakat.

6. Perankader, masyarakatdanpejabatlokaldalampendidikankesehatan di masyarakat

Perankadermenjadi motor penggerakbagimasyarakat agar

mauberpartisipasipadakegiatanpendidikankesehatan di masyarakat.

Peranmasyarakatberpartisipasipadakegiatanpendidikankesehatanmasyarakat.Perantokohmas

Page 86: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

yarakatdanpejabatlokaladalahberkontribusidalampengambilankeputusanberkaitandengankeg

iatanpendidikankesehatanmasyarakat.

PEND KES DI SEKOLAH

1. Pendidikankesehatan di sekolahadalah

2. Tujuan pendidikan kesehatan di sekolahuntuk menumbuhkan perilaku sehat dengan

landasan yang kuat yaitu kesadaran sehingga perilaku tersebut akan konsisten, mencegah

dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat khususnya di sekolah

3. Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif karena di sekolah telah terkumpul komunitas

yang siap menerima pembaharuan atau informasi baru sehingga pesan-pesan kesehatan yang

disampaikan lebih mudah diterima dibandingkan jika disampaikan kepada kelompok lain.

4. Upaya pendidikan kesehatan di sekolah antar lain menanamkan kebiasaan hidup sehat,

memonitor kesehatan peserta didik, melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan

pengobatan sederhana, pengobatan gigi dan pencegahannya, pemeriksaan gigi bekerja sama

dengan dokter atau perawat gigi, upaya perbaikan gizi melalui PMT.

5. Sasarankegiatanpendidikankesehatan di sekolahyaitu guru, pesertadidik, orang

tuapesertadidik, karyawansekolah.

6. Peran orang tua, guru, dansiswadalampendidikankesehatan di sekolah orang

tuaikutsertadalamperencanaandanpenyelenggaraan program promosikesehatan di

sekolahdanMenyesuaikandiridengan program kesehatan di sekolahuntukmengetahuiapa

yang dilaksanakan di sekolah. Peran guru menanamkankebiasaanhidupsehat,

melaksanakanbimbingandanpengamatankesehatandenganjalanmengadakanpemeriksaan

kuku, ulit, rambut, telinga, gigi,

dsb.Peransiswamempraktikandanmembiasakanperilakuhidupsehat,

menjadicontohperilakuhidupsehatbagimayarakatluas, menimbang berat dan mengukur tinggi

badan secara teratur.

PENDIDIKAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

1. Pendidikankesehatan di

tempatkerjaadalahkegiataninibertujuanuntukmenurunkanangkapenyakitakibatkerja,

menumbuhkankebiasaankerjadangayahidupsehat, menciptakanlingkungankerja yang

sehatkondusifdanamandanmemberikandampakpositifterhadaplingkungankerja di mayarakat.

Page 87: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

2. Tujuanpendidikankesehatan di tempatkerjauntukmenurunkanangkapenyakitakibatkerja,

menumbuhkankebiasaankerjadangayahidupsehat, menciptakanlingkungankerjayang

sehatkondusifdanamandanmemberikandampakpositifterhadaplingkungankerja di mayarakat.

3. Berdasarkanhasilpenelitianmengenaiefektivitasmenemukanbahwaterjadipenurunan yang

tajamproporsipekerja yang mempunyaipengetahuanburukmengenaigizi, dari 56,1% (2000)

menjadi 14.9% (2003) pekerja yang merokokmenurundari 44,4% (2000) menjadi 34,7%

(2003). Proporsipekerja yang berperilakumakan yang sehatmeningkatdari 32,2% du tahun

2000 menjadi 47,1% di tahun 2003

4. menyebutkan 5 upayapendidikankesehatan di tempatkerjapemberianInformasi,

penjajakanrisiko, pemberianresep, menciptakanlingkungan yang mendukung,

5. menjelaskansasarankegiatanpendidikankesehatan di

tempatkerjapemilikperusahaan/pemegangsahamdanpejabat structural, karyawan,

keluargakaryawan,pemilikkantin/warung di sekitarperusahaan.

6. melaksanakankegiatanpendidikankesehatan di tempatkerjadenganbaikdanbenar

PENDIDIKAN KESEHATAN DI RS

1. Pendidikankesehatan di rumahsakitpadaprinsipnyaadalahpengembanganpengertian

/pemahamanpasiendankeluarganyaterhadappenyakit yang diderita. promosikesehatan

dirumahsakitmempunyaiprinsippemberdayaanpasiendankeluarganya agar

lebihmampubersikapdanberperilakupreventifpromotifdikemudianhari.

2. Tujuanpendidikankesehatan di

rumahsakityaitumengembangkanperilakukesehatanmelaluipeningkatanpengetahuanmengena

ijenispenyakit, gejala, epidemiologi, carapenularan, pencegahan, membantumempercepat

proses penyembuhan, tidakmenularkanpenyakitpada orang lain

baikkeluargamaupuntetangga, meningkatkankualitaspelayanandancitrarumahsakit

3. Sasarankegiatanpendidikankesehatan di rumahsakitpasiendenganberbagaimacampenyakit:

akut, kronis, rawatinap, rawatjalan, dansebagainya, orang sehat

(keluargapasiendanpengunjung), petugasrumahsakit antara lain petugas medis, paramedis,

pimpinan, administrasi, tenagateknisdi RS, pengelola manajemen RS yang bertanggung

jawab atas operasional rumah sakit dalam bentuk komitmen pimpinan untuk

penyelenggaraan Promkes di RS.

Page 88: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

PERENCANAAN PROMKES

1. Perencanaanpromosikesehatanmenyusunkegiatan yang akandilaksanakandengancara-cara

yang sistematisuntukmencapaitujuantertentu

2. Tujuan pembuatan perencanaan promosi kesehatan agar kegiatan promosi dapat berjalan

dengan baik sehingga tujuan tang telah ditetapkan dapat tercapai maksimal.

3. Teknik menyusun perencanaan promosi kesehatan

a. Menentukankebutuhanpromkes

1) Diagnosis masalah

2) Menetapkanprioritasmasalah

b.Mengembangkan komponen promkes

1) Menentukan tujuan

2) Menentukan sasaran

3) Menentukan isi

4) Menentukan metode

5) Menentukan media

6) Menentukan evaluasi

7) Jadwal pelaksanaan.

4. Keuntungan perencanaan promosi kesehatan kegiatan lebih sistematis, sebagai pedoman

bagi promotor kesehatan sehingga kegiatannya terarah, program sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, dapat memberdayagunakan SDA dan SDM yang dimiliki daerah setempat

melalui pemberdayaan masyarakat, perogram dapat berjalan dengan baik, benar, dan

lancar.

TEKNIK PRESENTASI INTERAKTIF

1. Presentasiinteraktifadalahmetodeuntukmelaksanakan proses

alihpengetahuanataupenyampaianpesandenganpemberianmateri/teorisecara verbal

dariseorang /pengajarpelatih/penyuluh di dalamkelas.

2. Langkah-langkahpresentasiinteraktifantara lain menentukantujuanpresentasi,

mengecekkembalitujuanpresentasi, menciptakanpembukapresentasi yang menarik,

menyiapkanisipresentasi, menyiapkanvisual aid, slide atau power point, menyiapkancatatan.

Page 89: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Selainitu, untuksebuahpresentasi yang baikdanmenarikseorang presenter

harusberlatihsebelumtampildi depankelas.

3. Yang

perludiperhatikandalampenyajianpresentasiinteraktifyaitumenyiapkanisi/materipresentasi,

menyusunmaterisesingkatdansemenarikmungkindalambentukpoin-

poindandalamsatutampilanmaksimalberisi 12 poin (setiappoindidukungoleh data yang

memadai), besarhuruf (font) yang digunakanpadasetiapslide

28.Dilaksanakansetelahkuranglebih 6-8

menituntukmempertahankanminatdanperhatianpendengar,

danharusadarelevansinyadenganmateri yang diresentasikan.Beberapacontohhal yang

dapatmenigkatkandayatarikpresentasivisual aids yang menarik, penggunaan humor yang

tepat, cerita yang up to datedansedangdiminati, pernyataan/ tokoh yang populer.

4. Teknikbertanya yang

baiksaatpresentasiantaralainmenyampaikanpertanyaansecarameratapadapeserta,

gunakanteknikbertanyalangsungpada orang yang

nampaknyakurangmemperhatikanpresentasi.Gunakanpertanyaan yang

mudahpadaawalsesiuntukmenarikperhatiandanmenghidupkansuasana.

5. Tujuan dari proses mendengar aktif adalah memahamiapa yang

dikemukakanpembicarakarenaitubiarkanpembicaramengatakansemua yang

ingindisampaikan, ungkapkankembaliapa yang

dimaksudkanolehpembicarasehinggatidakterjadisalahpaham.

6. Manfaat dari umpan balik yang diberikan

dapatmenumbuhkansemangatbelajardanmotivasijikadisampaikandengantepat, baik,

danbenar.

Page 90: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Subtopik/SubPokok Bahasan : Imunisasi

Hari : ……………………….

Tanggal : ……………………….

Waktu : ……………………….

Pertemuan ke : ……………………….

Sasaran : Ibu Bayi dan Balita

Tempat : Balai Desa X

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

(tuliskan tujuan penyuluha/pembelajaran yang bersifat umum)

Misalnya: Setelah mengikuti penyuluhan peserta didik (memahami, mengerti, mengetahui) imunisasi

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

(tuliskan tujuan penyuluhan/pembelajaran yang bersifat khusus dan bisa diukur)

Misalnya: Setelah mengikuti penyuluhan peserta didik dapat

1. menjelaskan pengertian imunisasi

2. menyebutkan 4 macam imunisasi dasar

3. menyebutkan 3 manfaat imunisasi

4. menjelaskan akibat jika bayi tidak diimunisasi

III. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian imunisasi

2. Macam-macam imunisasi

3. Manfaat imunisasi

4. Akibat jika bayi tidak diimunisasi

IV. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi Interaktif

3. Brain Storming

V. MEDIA

1. Lembar balik, alat peraga, dsb (sesuai kebutuhan dan kemampuan)

2. LCD

3. Slide (font tulisan minimal 28)

a. Slide 1→ Imunisasi (JUDUL)

b. Slide 2→ Pengertian Imunisasi

c. Slide 3→ Macam-macam Imunisasi

d. Slide 4→ Manfaat Imunisasi

e. Slide 5→ Akibat jika bayi tidak diimunisasi

f. Slide 6→ Waktu yang tepat untuk Imunisasi

Page 91: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

VI. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

NO

KEGIATAN

WAKTU PENYULUH AUDIENS

1 Pendahuluan

Memberikam salam

Berdoa

Perkenalan

Menjelaskan maksud dan tujuan

Kontrak waktu

Apersepsi

Menjawab salam

Berdoa bersama

Berkenalan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan/berperan serta

2 menit

2 Materi Inti

Menjelaskan

Diskusi interaktif

Memberi contoh (sesuai dg mtd

yg digunakan)

Menyusun kesimpulan/membuat

rangkuman

Memperhatikan

Menanyakan hal-hal yang belum

dipahami

Memperhatikan&menanyakan hal-

hal yang kurang jelas

Berperan serta/aktif

6 menit

3 Evaluasi

Mengajukan pertanyaan/soal

secara lisan atau tertulis, memberi

tugas (sesuai dg rencana)

Melaksanakan tugas sesuai perintah

2 menit

Jumlah 10 menit

VII. SUMBER BAHAN

Tuliskan semua sumber bahan/materi perkuliahan/penyuluhan secara lengkap (penulis,

judul buku/artikel, tahun terbit, tempat terbit, dan penerbit). Misalnya

Effendi, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Murwani, Arita. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya

VIII. EVALUASI

Teknik Evaluasi: Lisan atau tertulis

Instrumen Evaluasi : Soal-soal yang digunakan untuk evaluasi

1. Jelaskan pengertian imunisasi!

2. Sebutkan 4 macam imunisasi dasar!

3. Sebutkan 4 manfaat imunisasi!

4. Jelaskan akibat yang diderita oleh bayi yang tidak diimunisasi!

Page 92: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Kunci Jawaban

(tuliskan jawaban yang benar/dikehendaki dari soal-soal pada evaluasi)

1. Imunisasi adalah upaya mengaktifkan imunitas bayi dalam rangka pencegahan penyakit

infeksi melalui pemberian vaksin ke dalam tubuh.

2. Empat macam imunisasi dasar

a. DPT.

b. BCG

c. Polio.

d. Campak.

3. Manfaat Imunisasi

a. DPT→ mencegah penyakit dipteri, pertusis, dan tetanus

b. BCG→ mencegah paenyakit TBC

c. Polio→mencegah penyakit polio

d. Campak→mencegah penyakit campak

4. Akibat yang diderita bayi jika tidak mendapat imunisasi bayi menjadi mudah terserang

penyakit infeksi yang berbahaya bagi tumbuh kembang bayi, karena imunitas masih rendah.

IX. HASIL EVALUASI

(Tuliskan persentase kemampuan peserta didik yang Anda harapkan setelah mengikuti

perkuliahan/penyuluhan).

Misalnya:

1. Pengertian imunisasi mampu dijawab oleh peserta didik dengan tingkat kebenaran 80%

2. Macam-macam imunisasi mampu dijawab oleh peserta didik dengan tingkat kebenaran 80%

3. Manfaat mampu dijawab oleh peserta didik dengan tingkat kebenaran 75%

4. Akibat bagi bayi yang tidak diimunisasi mampu dijawab oleh peserta didik dengan tingkat

kebenaran 65%

Mengetahui Yogyakarta, ...................2013

Dosen Pembimbing Peserta didik/Praktikan

(.........................................) (.....................................................)

NIK/NIP: .......................... NIM: ............................................

Page 93: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Disiapkanuntukreal teaching)

Prodi/Fakultas : D III Kebidanan/IlmuKesehatan

NamaInstitusi : UniversitasRespati Yogyakarta

Mata Kuliah : IlmuKesehatanMasyarakat

Semester : IV (empat)

Kelas : B.61

Pertemuanke- : 11 (sebelas)

AlokasiWaktu : 50menit

PokokBahasan : Pemberdayaan Kader KesehatanMasyarakat

Sub PokokBahasan : PemberdayaanKesehatanMasyarakat

Faktor yang MempengaruhiIndividu

TipeMasyarakat

StandarKompetensi :

Mata

kuliahinimemberikankemampuankepadamahasiswauntukmemahamidan

mengaplikasikankonsepdasarilmukesehatanmasyarakat.

KompetensiDasar :

Mahasiswadapatmenjelaskanpemberdayaankaderkesehatanmasyarakat.

N

o

Indikator Materipokok

1. Mahasiswadapatmenjelaskanpengertianpemberday

aanmasyarakat

Pemberdayaanmasy

arakat

2. Mahasiswadapatmenjelaskanfaktor yang

mempengaruhiindividu

Faktor yang

mempengaruhimasy

arakat :

a. Perilaku

b. Lingkungan

c. Keturunan

d. PelayananKese

hatan

3. Mahasiswadapatmenyebutkantipemasyarakat Tipemasyarakat :

a. Masyarakatkot

a

Page 94: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

2

b. Masyarakatdes

a

Catatan :materiselengkapnyaterlampir

I. TujuanPembelajaran

Padaakhirperkuliahanmahasiswamampu :

1. Menjelaskanpengertianpemberdayaankesehatanmasyarakat

2. Menjelaskanfaktor yang mempengaruhiindividu

3. Menyebutkan2 tipemasyarakat

II. MetodePembelajaran

1. Ceramah

2. Brain storming

3. Tanya Jawab

III. Langkah-LangkahPembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

waktu

Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa

KegiatanAwa

l

5 menit a. Mengucapkan salam

b. Memimpindo’a

c. PerkenalandanMenjela

skantujuanpembelajara

n

d. Memberikanmotivasia

wal

e. Melakukan

apersepsidengankasus

dalamkehidupansehari

-hari

a. Menjawab salam

b. Melaksanakando’

abersama

c. Memperhatikanda

nmerespon

d. Memperhatikanda

nmerespon

e. Memperhatikan

dan menanggapi

apersepsi

KegiatanInti

35

menit

a. Menjelaskanpemberda

yaankesehatanmasyara

kat

b. Menjelaskanfaktor

yang

a. Memperhatikand

anmendengarkan

b. Memperhatikand

anmerespon

Page 95: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

3

mempengaruhiindivid

u

c. Menyebutkantipeindiv

idu

d. Membagiempatkelomp

okuntukmelakukancur

ahpendapat (brain

storming)

c. Memperhatikand

anmencatat

d. Melaksanakanbr

ain storming

Penutup 10

menit

a. Memberikan

kesempatanuntukberta

nya

b. Mengevaluasimateri

yang telahdisampaikan

c. Menyimpulkanmateri

yang telahdisampaikan

d. Memberikantugasmera

ngkummateripemberda

yaankesehatanmasyara

kat

e. Menunjukkanreferensi

buku yang digunakan

f. Menutup

pembelajarandengan

salam

a. Mengajukan

pertanyaan

tentang hal yang

belum difahami

dan dimengerti

b. Menjawabpertany

aan

c. Mendengarkan

d. Mencaridanmeran

gkumtugas

e. Memperhatikanda

nmencatat

f. Menjawab salam

IV. Alat / Bahan / SumberBahan

1. Power pointtentangpemberdayaankaderkesehatanmasyarakat

2. LCD

3. Laptop

4. White board

5. Spidol

V. Penilaian

1. Jenistagihan : Essay Test

2. Contohpertanyaan :

Page 96: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

4

a. Jelaskanpengertianpemberdayaankesehatanmasyarakat!

b. Jelaskanfaktor yang mempengaruhikesehatanindividu!

c. Sebutkan2 tipemasyarakat !

3. KunciJawaban :

a. Proses untukmenumbuhkankesadaran, kemauan,

dankemampuanmasyarakatdalammengenali, mengatasi, memelihara,

melindungi, danmeningkatkankesejahteraan

b. Faktoryang mempengaruhikesehatanindividu, kecuali :

1) Perilaku

2) Keturunan

3) Lingkungan

4) Pelayanankesehatan

c. Duatipemasyarakatyaitu

1) Masyarakatdesadenganciri

a) Askripsi

b) Afektivitas

c) Diffuseness

d) Orientasikolektif

2) Masyarakatkota

a) Heterogen

b) Kolektifdan individual

c) Kekeluargaandankelembagaan

d) Isolasisosialdanmobilitassosial

VI. SumberBelajar

Effendi, Nasrul. 1997. Dasar-DasarKeperawatanKesehatanMasyarakat.

Jakarta: EGC

Meilani, Niken. 2009. KebidananKomunitas. Yogyakarta: Fitramaya

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. PromosiKesehatandan IlmuPerilaku.

Jakarta: RinekaCipta

Page 97: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

5

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. PromosiKesehatandan IlmuPerilaku.

Jakarta: RinekaCipta

Wrihatnolo, R. 2007. ManajemenPemberdayaan. Jakarta: PT Gramedia

Page 98: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

1

PANDUAN

PRAKTIK MENGAJAR BAGI MAHASISWA PEMINATAN PROMKES

PRODI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

A. Pendahuluan

Dalam rangka memenuhi kompetensi mahasiswa Program Studi S-1

Kesehatan Masyarakat peminatan Promosi Kesehatan sebagai

pendidik/penyuluh kesehatan khususnya, perlu mendapatkan bekal

kemampuan mengajar (teaching skill) baik secara teoritis maupun praktis.

Melalui mata kuliah Pendidikan Kesehatan di Institusi mahasiswa mendapat

teori belajar-mengajar. Selain itu, secara praktis mahasiswa dibekali dengan

kemampuan mengajar melalui kegiatan microteaching atau pengajaran

mikro.

Pengajaran mikro merupakan pelatihan tahap awal dalam

pembentukan kompetensi mengajar melalui pengaktualisasian kompetensi

dasar mengajar. Pengajaran mikro dilaksanakan melalui praktik mengajar

dengan model peerteaching. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan

kepada mahasiswa berlatih berbicara di depan umum dan menyampaikan

pesan kesehatan.

Pengajaran mikro juga sebagai sarana latihan untuk tampil berani

menghadapi kelas, mengendalikan emosi, ritme pembicaraan dan lain-lain.

Kegiatan ini dilaksanakan setelah mahasiswa mendapatkan teori mengajar

dan teknik presentasi. Mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan

Page 99: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

2

membuat persiapan mengajar dalam bentuk Satuan Acara Penyuluhan dan

menguasai teknik presentasi dengan baik.

B. Tujuan Praktik Mengajar

1. Tujuan Umum

Pengajaran mikro bertujuan untuk membentuk dan

mengembangkan kompetensi dasar mengajar sebagai bekal praktik

mengajar (real-teaching) di masyarakat/keluarga, di institusi kesehatan,

di tempat kerja, dan di sekolah..

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan kegiatan microteaching mahasiswa

diharapkan mampu :

a. menyusun Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dengan baik dan benar

b. memiliki keberanian berbicara di muka umum

c. menyampaikan pesan-pesan kesehatan dengan bahasa yang jelas,

baik, dan benar.

d. mengelola kelas dengan baik

e. memiliki rasa percaya diri saat berbicara di depan umum.

f. memiliki motivasi untuk terus meningkatkan pengetahuannya

tentang pendidikan sebagai upaya pengembangan diri.

C. Kegiatan Praktik

Dalam praktik pengajaran mikro setiap mahasiswa wajib:

1. Mengikuti praktik microteaching sesuai jadwal

2. Merencanakan kegiatan praktik sesuai tujuan praktik

Page 100: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

3

3. Membuat Satuan Acara Pembelajaran tentang materi yang akan di

sampaikan pada mahasiswa.

4. Merencanakan metode yang akan digunakan sesuai dengan tujuan dan

materi yang akan disampaikan.

5. Membuat rencana evaluasi pada mahasiswa tentang materi yang telah

disampaikan.

D. Strategi Praktik

1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok setiap kelompok 8-10

orang (dalam praktik satu orang menjadi promotor teman-temannya

menjadi peserta didik).

2. Sebelum praktik mahasiswa memperoleh pembekalan

3. Mahasiswa melaksanakan praktik microteaching sebanyak satu kali

pertemuan, setiap pertemuan diberikan waktu 10-15 menit. Jika belum

memenuhi kompetensi wajib mengulang.

4. Setiap mahasiswa yang akan melaksanakan praktik microteaching

diwajibkan melakukan konsultasi dengan dosen pengampu.

E. Prinsip Penilaian Praktik Microteaching

1. Valid dan reliabel

Penilaian harus memberikan informasi yang sahih dan handal tentang

hasil prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu, penilaian harus

Page 101: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

4

dilakukan oleh orang yang kompeten dan alat ukur yang di gunakan

memberi hasil yang sahih dan handal

2. Mendidik

Penilaian harus mampu mendorong dosen untuk meningkatkan

pembimbingan dan mendorong mahasiswa untuk lebih banyak berlatih.

Hasil penilaian harus dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi

mahasiswa yang berhasil dan sebagai pemicu untuk lebih meningkatkan

latihan bagi yang kurang berhasil.

3. Berorientasi pada kompetensi

Penilaian harus memberi informasi tingkat pencapaian kemampuan

dasar mahasiswa baik dalam hal pengembangan rencana pembelajaran

maupun praktik mengajar dalam pengajaran mikro.

4. Adil

Penilaian harus adil terhadap semua mahasiswa, tidak menguntungkan

atau merugikan salah satu atau sekelompok mahasiswa yang dinilai.

5. Terbuka

Prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan

harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.

6. Menyeluruh

Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur

termasuk mengumpulkan berbagai bukti-bukti hasil karya mahasiswa

yang berupa pengembangan silabus dan sistem penilaian, rencana

pembelajaran dan media pembelajaran yang dipergunakan.

Page 102: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

5

7. Terpadu

Penilaian prestasi hasil belajar pada pengajaran mikro harus terpadu,

baik dilihat dari komponen yang dinilai maupun penyelenggaraan

penilaian. Dalam penilaian pencapian belajar pada pengajaran mikro

harus diupayakan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

8. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan hasil prestasi mahasiswa

sebagai hasil kegiatannya. Penilaian mencakup semua kemampuan dasar

dan hasilnya dianalisis untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai.

9. Bermakna

Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat dan

dapat ditindaklanjuti baik oleh mahasiswa maupun dosen.

F. Tempat Praktik

Ruang Microteaching Universitas Respati Yogyakarta

G. Jumlah Mahasiswa

Peserta 8-12 mahasiswa per pertemuan

H. Waktu

Praktik pengajaran microteaching dilaksanakan oleh mahasiswa setelah

memiliki kemampuan menyusun SAP dengan benar.

Page 103: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

6

I. Evaluasi Praktik

1. Dilaksanakan sesui jadwal atau kesepakatan antara dosen dan

mahasiswa secara langsung oleh pembimbing/dosen pengampu mata

kuliah.

2. Dilaksanakan dengan responsi

3. Lembar Observasi.

Page 104: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Panduan Pedoman Praktik Mengajar Micro Teaching

Buku Pedoman Praktik Mengajar Program Studi S-1 Kesmas FIKES-UNRIYO

7

TATA TERTIB PRAKTIK MENGAJAR

UMUM:

Setiap mahasiswa :

1. Jujur dalam seluruh kegiatan praktik mengajar

2. Wajib mentaati segala peraturan yang ditetapkan oleh Institusi pendidikan

maupun tempat praktik

3. Wajib memegang teguh sopan santun / tata karma.

4. Berpakaian yang sopan dan sesuai peraturan praktik dan tidak memakai

perhiasan serta ber-make-up yang tidak berlebihan.

KHUSUS:

Setiap mahasiswa:

1. Datang 15 menit sebelum praktik dimulai

2. Mengikuti semua kegiatan praktik tanpa kecuali

3. Menandatangani daftar hadir yang telah disiapkan

4. Bagi mahasiswa yang tidak bisa mengikuti praktik mengajar harus ada bukti

surat izin dan wajib mengulang praktik mengajar.

5. Tidak mengubah jadwal praktik.

6. Menyerahkan SAP 3 hari sebelumnya kepada dosen pengampu.

7. Mengenakan pakaian seragam kelas atau yang telah ditentukan.

Page 105: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan

Lampiran.4.

Contoh format PenilaianMicroteaching

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Jl. LaksdaAdisucipto KM 6,3Depok, Sleman Yogyakarta telp.(0274) 489780, 488781 Fax(0274)489780

Nama :

NIM :

Hari/tanggal :

Mata kuliah :

ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI

NILAI X BOBOT JUMLAH 1 2 3 4

A. SatuanPerkuliahan 1. RumusanTujuanIntruksionalUmum 2. RumusanInstruksionalKhusus 3. Perkenalan 4. Menjelaskan maksud dan Tujuan 5. Kontrak Waktu 6. Apersepsi

B. Kegiatan Inti 7. Penyajian

Menjelaskan TeknikBertanya TeknikMenjawab Memberiumpanbalik MemberiPenguatan/Motivasi Interaksidenganaudiens Variasigerak VariasiSuara Penggunaan media danmetode Merangkum Penguasaanmateri

8. Penutup RancanganEvaluasi PelaksanaanEvaluasi Penugasan

C. PenampilanUmum

D. PengendalianWaktu

NILAI AKHIR = (A) + (B) + (C) + (D)

100

Standar lulus nilai minimal B

Keterangan:

A = 3.51-4.00

B = 2.76-3.50

C = 2.00-2.75

D = 0.00-1.99

Page 106: MODULrepositori.respati.ac.id/dokumen/R-00000117.pdf · 2018. 2. 25. · ii MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTANSI Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kesehatan