SKRIPSIrepository.unair.ac.id/12001/2/FULLTEXT-11.pdf · 2017. 6. 20. · segala doa dan...

ku^uiH fln<o\fS6A

SKRIPSI

S U K A R N O

PENGGUNAAN SUMBER TENAGA NUKLIR Dl RUANG ANGKASA DAN TANGGUNG JAWABNYA

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A

1990

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

skripsi PENGGUNAAN SUMBER TENAGA ..... SUKARNO

PEN66UNAAN SUMBER TENA6A NUKLIR D! RUANG AN6KASA DAN TAN66UN6 JAWABNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

SKRI PS I

DI AJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS

DAN MEMENUH1 PERSYARATAN UNTUK

MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEH

SUKARNO

038512086

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS A IRLANGGA

SURABAYA

1 990



LEHBAR PENGESAHAN

D I U J ITGL ; 9 JANUARI 1990

Di :

RUANG JURUSAN HUKUH INTERNASIONAL MEN6ETAHU! / MENYETUJUI

ANGGOTA PAN IT IA PENGUJt SK RIPS I

KETUA

J .H E N D Y T ED JO N A G O R O ,S .H .

SEKRETARIS

EMAN RAMELAN, S . H . , H . S

ANGGOTA

HERMAWAN P s .N O T O D I P O E R O , S . H > ^ (

WAYAN T I T i B S U L A K S A N A . S . H , , M .S . (



ABSTRAK PENGGUNAAN SUMBER TENAGA NUKLIR Dl RUANG ANGKASA DAN TANGGUNG JAWABNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL SUKARNO PEMBIMBING : HERMAWAN PS NOTODIPURO,SH.MS INTERNATIONAL LAW KKB KK-2 INT 166/91 Suk p Copyrights @ 1991 by Airlangga University Library. Surabaya Tenaga nuklir (nuclear power sources, yang selanjutnya dismgkat NPS) mempunyai banyak keuntungan misalnya masa hidupnya (lifetime) lebih lama, konstruksinya lebih ringkas (Compactness), dan dapat bekerja tanpa bergantung dengan radiasi matahari.) Sedangkan baterai masa hidupnya sangat terbatas dan berat, konstruksinya relatif lebih besar dtbandingkan dengan tenaga yang di hasilkan. Sei suryapun kemampuannya terbatas dan hanya dapat dioperasikan apabila ada bantuan radiasi matahari. Keyword : Sumber Tenaga Nuklir



Ku pe rsennbshK an u n t u K Emak ,B a p a K d a n K 3 K s K ■ t e r ' o i m t a "t g f~ 1 ms K s s l l n fcs u a "t s e o a 1 a n y a , s e m o g ® K. a m i J a d i a n a J< V a n o fc> a i K , a h o 1 e h d a n to e r~ o i_j n a

.Am i e n .

KATA PENGANTAR

A IhamduI i11 an, terucap syukur kepada ALLAH SWT

serta solawat dan salam pada nabi besar Muhammad SAW atas

segala rahmat, nikmat, dan KaruniaNya pada saya yang tak

terhingga, sehingga sknpsi ini dapat terse I esa i kan , guna

melengkapi syarat-syarat pencapaian geiar Sarjana Hukum.

Satu langkah dalam hidup saya teiah terlampaui, dan saya

yakin bahwa semua ini adalah berkat pertolongan ALLAH

semat a .

Banyak hal yang mewarnai proses penulisan skripsi

mi. Pada awalnya, saya pesimis untuk berharap banyak.

Teriebih melihat kenyataan bahwa masalah sumber tenaga

nukI ir adalah masih merupakan masalah baru yang sedang

dicarikan upaya hukumnya. Berbagai pendapat setuju dan

tidak setuju telah dikemukakan diantara negara maju dan

negara berkembang mengenai segera dibuatkannya dalam

bentuk aturan khusus, agar dalam peIaksanaannya nanti

tidak menimbulkan petaka maut bagi manusia dan lingkungan,

sebab penggunaan ruang angkasa yang tidak bertanggung

jawab akan dirasakan akibatnya oleh seiuruh negara,

sehingga sudah selayaknya kalau seiuruh bangsa di dunia

ikut memikirkan hal penggunaan ruang angkasa.

Dari awal penulisan sampai selesatnya sknpsi ini,

saya merasa betapa banyak pihak yang dengan tulus ikhlas



telah membantu saya. Untuk itu, dari lubuk hati yangpaling dalam, saya menghaturkan terima kasih kepada :1. Bapak R. Djoko Soemadijo, S.H., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Airlangga beserta staf dan Bapak Prof. dr. Sumarto Danusugondho, M P H , Dr.PH.,yang telah memberikan ijin untuk melakukan pencarian data.

2. Bapak Hermawan Ps. Notodipoero, S.H.,M.S., selaku dosen pembinbing sekaligus penguji, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran telah membimbing saya melalui pengrahan yang konstruktif.

3. Bapak Eman,S .H .,M .S , Bapak Wayan Titib Sulaksana,S.H.,M.S., dan Bapak J. Hendry Tedjonagoro,S .H ., yang berkenan menguji skripsi ini dan memberi masukan sebagai pelengkap.

4. Ibu Sri Hulan Rios Martino,S .H ., staf DEPANRI dan staf perpustakaan LAPAN, yang dengan sabar memberikan bahan- bahan yang saya minta, serta menjawan pertanyyan yang saya ajukan, sehingga membuat kesan akrab dengan beliau, yang tak pernah terlupakan.

5. Bapak Suyud Harsoyo,S .H ., Pansus NPS, Bapak DR. A.A, Jelantik Radiolog Depkes, Bapak T.H Siahaan, Hsc kabag pengendalian keselamatan .kerja BPRZR BATAN, Ibu Ir. Sri Utaminingsih Nugroho Ajun peneliti muda, Telsa,

vf



Pusfatsa, LAPAN, yang dengan tulus ikhlas memberikan

beberapa karya tulisnya untuk memperluas wawasan yang

ada, sekaiipun pada akhirnya saya tidak bisa bertemu

langsung di Jakarta.

6 . Bapak Prof. DR. Priyatna Abdurrasyid,S .H .,DPL.,LL.M .,

dan Bapak Ida Bagus.S.H. Staf ahii Iuar negeri Menko

Polkam, yang telah bersedia bertatap muka 1angsung

untuk membantu kesulitan saya dan bersedia memberi

pmjaman sejumlah buku,

7. Bapak Aryanto Wiryoatmojo Refrence Assistant UNIC,

Bapak Swantoro Library Center for strategic and

international Studies and staf America Culture Centre

di wisma Metroplitan Jakarta.

8 . Ibu Sulastri Helmi,S.h., kepala unit perpustakaan BPHN

dan staf perpustakaan litbang DEPLU di Jakarta.

9. Adikku, Amir, Ana Susanti dari institut Elektronika

Indonesia dan mbak AmK, mbak Yayuk, mas Batu atas

segala doa dan bantuannya.

10. ustadz Ghufron Lazim, BA dan ibu Hajjah Maryam Hafidz,

Darul Ulum Banin wal Banat atas segala doa dan

nasehatnya.

11. Kak Fauzi beserta Ibu sekeiuarga di Tebet yang telah

banyak membantu saya dalam pqnginapan seIama beberapa

kali penelitian di Jakarta sehingga saya betul-betul



betah dan gembira dalam suasana KeKeIuargaan, saya tak

tahu cara membalas budinya,semoga saja Allah memberiKan

imbalan atas amatan yang yang baiK, amien.

12. Sahabatku, Usman, Bhakti, Dwi, Anton, Pandam, George,

Bambang, Donar, Munir, Imron, Harun, Syaiful, juga

segenap rekan dari forum pengajian mahasiswa ai Mizan,

yang dengan cara masing-masing memberi dorongan

semangat dan doa pada saya.

13. Sahabatku, Butet, Agnes Devita Tosyana,S .H ., Andi

Asniar, Hendito dan Amico Widyaningrum atas segala

bantuan saran dan semangat da I am melakukan penelitian.

14. Rekanku, Ir. Moh. Nawaw i dan Ir. Eko Prasetyo, serta

rekan dari ITS yang lain, atas bantuan dan petunjuknya

dal am memberikan pinjaman seperangkat komputer,

sehingga dapat mempertancar penyelesaian penulisan ini.

15. Rekan-rekan di "KAMAHI" FH Unair Surabaya.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, saya

menyadari bahwa sknpsi mi teriahir d a n keterbatasan

kemampuan dan pemiKiran yang ada, la bukan merupakan

pembahasan yangmenyeIuruh, namun ia hanya menyajikan

setitik pena dari nuansa NPS di ruang angkasa. Untuk itu,

dengan berbesar hati, saya menerima segala kritik yang

membangun. .

Surabaya, Januari 1990

SUKARNO

V I I



DAFTAR I SIHa Iaman

KATA PENGANTAR ................................... iv

DAFTAR I S I ........................................ v i i i

BAB I : PENDAHULUAN ........................... 1

1. Permasalahan : Latar Belakang dan

rumusannya ........ 1

2. Penjelasan Judul .................. 4

3. Alasan Pemilihan Judul ........... 5

4. Tujuan Penulisan .................. 7

5. Metodologi ......................... 7

a. PendeKatan masalah ............ 8

b. Sumber data .................... 9

c. Prosedur pengumpulan data .... 9

d. Analisis data .................. 10

6 . Pertanggungjawaban SistematiKa ... 10

BAB II : SUMBER DAYA NUKLIR DALAM WAHANA ANTA-

R I KSA .................................. 13

1. Latar belakang penggunaan sumber

daya nuklir sebagai sumber daya

utama di Ruang Angkasa .......... 13

2. Upaya keselamatan Penggunaan NPS

di Ruang Angkasa . . ............... 17

3. Mekanisme pembenan bantuan akibat

kecelakaan penggunaan NPS di Ruang

VIII



AngKasa ............................ 21

BAB Ml : OAMPAK LINGKUNGAN DAN IMPLIKASI HUKUK

AKIBAT KEGIATAN NPS DI RUANG ANGKASA. 25

1. DampaK lingkungan akibat Cosmos

1900 yang menggunakan sistem NPS. 25

a. Dampak lingkungan pada ruas

Bumi ............................ 27

b. Dampak lingkungan pada ruas ru

ang angkasa .................... 30

2. Bahaya radiasi potensial Tenaga

nukltr bagt tubuh manusia ........ 32

3. upaya pencegahan pemaparan Bahaya

rad i as i NPS ........................ 35

a. Upaya dt btdang tekms ........ 36

b. Upaya di bidang hukum ......... 37

BAB IV : PERKEHBANGAN NPS DI UNCOPUOS DAN

TANGGUNG JAWAB 8EBAN KERUGIAN ATAS

KEG IATANNYA DI RUANG ANGKASA ...... 39

1. Pembahasan masalah NPS di UNCOPUOS 39

a. Perkembangan dalam subkomite

i Im i ah tekn i k .................. 39

b. Perkembangan dalam subkomite hu

kum ..... ...... ................. 4 2

2. Tanggung jawab kerugian atas

kegiatan NPS di ruang angkasa

I x



da lam space treaty 1967 dan

Liability Convention 1972 ........ 45

3. PermasaIahan Hukum dan Draft Prin-

sip Tentang Notifikasi dan in-

formasi Penggunaan NPS di Ruang

Angkasa ............................ 51

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN .................. 5B

Daftar Bacaan ................................... . <

Daftar Tabei ......................................

Daftar Grafik .....................................

Daftar Gambar .....................................

Lampiran-I ampiran .................................

x

B A B I P E N 0 A H U L U A N

1. PermasaIahan j Latar be 1aKarg dan rumusannya

Penggunaan sistem tenaga nuklir dalam pesawat

ruang angkasa tampaknya telah menjadikan suatu kebutuhan

yang tidak mungkin dapat dihindari lagi disampmg sumber

tenaga lainnya seperti sel surya, baterai, dan sel-sel

bahan bakar kovensional lainnya.

Tenaga nuklir (nuclear power sources, yang

selanjutnya dismgkat NPS) mempunyai banyak keuntungan

misalnya masa hidupnya (lifetime) lebih lama,

konstruksinya lebih ringkas (Compactness), dan dapat

bekerja tanpa bergantung dengan radiasi matahari.)

Sedangkan baterai masa hidupnya sangat terbatas dan berat,

konstruksinya relatif lebih besar dtbandingkan dengan

tenaga yang di hasilkan. Sei suryapun kemampuannya

terbatas dan hanya dapat dioperasikan apabila ada bantuan

rad i as i matahari.g

Terdapat dua type NPS yang pernah digunakan dalam

kegiatan ruang angkasa, yaitu generator radioisotop dan

reaktor nuklir. Generator radioisotop umumnya menggunakan

unsur polonium (po-210) dan Curium (Cm-242) untuk misi

j ...— 'UN-DOC.A/AC.105/238, "Report of the Working

Group on the NPS", Februari 1979.

2M. Benko dan W. De Graff, Space Law in the

United Nations, Martinus Niihoff, Netherlands, 1905, h. 60!



2

berjangka pendek, dan Plutonium (pu-238) untuk misi

penyelidikan di ruang angkasa (deep space probes),

sedangkan reaktor nuklir biasanya mengunakan uranium (LI-

235 ) . 3 Oengan kelebihanya tersebut, maka NPS dapat

digunakan untuk misi-misi penjelajahan misalnya ke

Yupiter, Saturnus, dan Uranus. Disamping itu dengan

kemampuanya menghasilkan tanaga yang tinggi, NPS dapat

dipakai juga menjadi tenaga pengerak pada radar-radar

untuk keperluan pengintaian pada permukaan Iaut (Ocean

surveiI 1ance ) . 4 Namun, mengingat kadar radioaktivitasnya

yang sangat tinggi, Pengunaan NPS yang tidak terkendali

akan dapat menimbulkan bahaya radiasi terhadap manusia dan

makhluk hidup lain beserta Iingkungannya, baik di bumi,

ruang udara, maupun di ruang angkasa. Bahkan lebih jauh

Iagi ada kemungkinan dapat menimbulkan kerusakan pada

ribuan makhluk yang kini belum lahir karena disebabkan

oleh akumulasi dari efek-efek genetik yang tidak

d i i ng i nkan . 5

Bahaya radiasi yang ditimbulkan dari kegiatan

ruang angkasa dapat berakibat jauh lebih parah

dibandingkan dengan penggunaannya di bumi mengingat bahwa

3 •Ibid. , h. 62 ,

4C.W. JenKs, Liability for Ultra Hazardus

Activities in International Law, Leiden, 1967, h. 80

5"Effect of Radiation from Nuclear Power Sources

Built in the Space Craft on Populations and tne Standard of ICRP", BATAN, 1963, h. 20.



3

sampai saat ini masih sulit memperkirakan dengan tepat

waKtu dan lokasi jatuhnya pesawat ruang angkasa,e serta

adanya kemungkman tersebarnya zat-zat radioaktif pada

daerah yang luas. Peristiwa kecelakaan pesawat cosmos 954

mi 1 ik Uni Soviet yang jatuh di wilayah barat laut Kanada

pada awal tahun 1978 tidak hanya menyadarkan masyarakat

internasionaI tentang bahaya yang dapat d itimbu)kanya,

tetapi juga menunjukan bahwa ketentuan hukum internasionaI

yang ada belum dapat menampung dan menyeIesaikan seiuruh

persoalan hukum yang timbui akibat Penggunaan NPS di ruang

angkasa. Berdasarkan penyelidikan diketahui pecahan-

pecahan cosmos 954 mengandung banyak zat radioaktif yang

cukup membahayakan kehidupan manusia dan sudah tersebar

pada daerah yang cukup luas . 7 Hal ini m a k m diperkuat tagi

dengan masuknya Kembaii (re-entry) pesawat cosmos 1402 ke

atmosfir pada tahun 1984. Pemberitahuan-pemberitahuan oleh

Uni Soviet menjelang re-entry cosmos 1402 yang ternyata

tidak begitu sesuai dengan kenyataannya menunjukkan bahwa

saat-saat re-entry masih sulit diperkirakan dengan tepat.

Melihat kenyataan-kenyataan yang dapat tfmbuf

dalam cosmos 954, Kanada sebagai negara yang telah

merasakan ak1 bat-akibatnya secara Iangsung telah

6"Report of the scientific and TecKnical Sub

committee on the work of its twentieth session", Delegasi RI pada sldang UN-COPUOS, 1953.

7UN-DOC. A/AC. 105/L. i/L. 106, "Summary of Operation"

Laporan yang disajikan oleh Kanada, 1979.



4

melaporKanya Kepada sekjend PBB. Berdasarkan 1aporan

Kanada tersebut, PBB mengambil inisiatif untuk membahas

masalah NPS dalam Committee on the Peaceful Uses of Outer

Space ( UNCOPUOS ) beserta kedua subkomitenya, yaitu

subkomite hukum dan sub komite ilmiah dan teknik.

Subkomite hukum diberi tugas untuk menangani persoalan-

persoalan hukum, termasuk memformulasikan prinsip-prinsip

yang yang akan dijadikan Iandasan kegiatan negara-negara

dalam melakukan studi dan penggunaan ruang angkasa,

sedangkan subkomite ilmiah dan teknik menangani masalah

masalah teknis ilmiah eksplorasi ruang angkasa . 3

Bertitik tolak dari gambaran diatas, dalam

penulisan skripsi ini akan memaparkan beberapa kajian

untuk menjawab masalah masalah dibawah ini :

1 . Apa peran sumber daya nuklir dalam praktek

kegiatanya didalam wahana antariksa ?

H. Bagaimana dampak lingkungan dan impiikasi

hukum yang ditimbuikan akibat kegiatan NPS

di ruang angkasa ?

3. Sampai seberapa jauh perkembangan pembahasan

NPS di UNCOPUOS, dan tanggung jawab beban

kerugian atas kegiatannya diruang angkasa ?

S. PenjeIasan Judu1 .

Fenomena yang dicoba untuk diungkapkan dalam

8Priyatna Abdurrasyid, Hukum Antariksa Nasional

Penempatan Urgensinya, BPHN, 1986 (selanjutnya disingkat Priyatna Abdurrasyid I), h. 15.



5

penulisan sknpsi yang berjudul "PENGGUNAAN SUMBER TENAGA NUKLIR DI RUANG ANGKASA DAN TANGGUNG JAWAB MENURUT HUKUMI NTERNAS IOAN AL" adalab adanya keterkaitan yang erat antara benda-benda yang diluncurkan ke ruang angkasa dengan masalah pengaturan tentang p n n s i p penggunaan ruang angkasa secara damai beserta tanggung jawabnya menurut hukum Internasional.

Kata Penggunaan sebagai kata pembuka judul, bukan saja dimaksudkan sebagai persoalan llmiah dan teknik semata, tetapi melalui kata penggunaan sekaligus tercermin pula suatu persoalan hukum dalam kegiatanya di ruang angkasa. DipaKainya sumber tenaga nuklir, disamping merupakan basil penemuan baru yang dlpandang banyak memberikan keuntungan bila dibandingkan dengan penggunaan sumber tenaga lain. Kepadatan dayanya yang tinggi, umur operasinya yang panjang, konstruksinya yang ringkas dan kemudahan pengaturan menjadikannya sebagai pilihan yang utama, Sedangkan masalah ruang angkasa sampai sekarang belum disepakati batas bawahnya, meskipun banyak pihak menggunakan krltenum : Ruang angkasa dimulai dimana benda angkasa tanpa tenaga dapat bertafran dalam orbitnya, yaitu 100-150 km dlatas Bumi.

93. A1asan Pemi1lhan Judul

Relevansi pembahasan dalam hal penggunaan sumber tenaga nuklir di ruang angkasa adalah akibat d a n kemajuan

9 "R. Sunaryo, "Ruang Angkasa Permasaiahannya dan

Pemanfaatannya", makalah, LAPAN, Jakarta, h. l.



6

iimu pengetahuan dan teknologi antariksa yang demikian

pesat. Banyaknya permasalahan baru yang berkembang di

bidangnya yang dirasakan semakin lama semakin meningkat,

serta timbulnya perdebatan yang tidak dapat dihindarkan

lagi, akan dapat membahayakan perdamaian I nternas i onaI.

Meskipun sudah ada pengaturan internasionaInya mengenai

kegiatan manusi a di ruang angkasa, namun demikian dalam

peIaksanaannya, ketentuan-ketentuan internasiona1 tersebut

sering kali Kurang efektif dalam mengatasi permasalahan

yang timbul. Olen karena itu berdasarkan laporan dari

berbagai negara di dunia, PBB mengambiI misiatif untuk

membahas NPS dalam UNCOPUOS beserta kedua subkomitenya

hukum dan teknik. Ternyata dari hasil peninjauan hast I

tersebut, disimpulkan bahwa memang benar ketentuan

internasionaI khususnya dalam perjanjian-perjanjian

internasionaI mengenai keruangangkasaan masih merupakan

'general principle', karena itu periu diadakan penjabaran

lebih lanjut (amandement) yang lebih khusus untuk

menghindari atas kekosongan hukum.

Penggunaan tenaga nuklir hendaknya perlu juga

memperhatikan keprihatinan berbagai negara di dunia

tentang berbahayanya radiasi nuklir yang mungkin

ditimbuikan, karena penggunaan NPS untuk kegiatan

antariksa tidak hanya mempunyai aspek peningkatan

kemampuan teknologi, tetapi juga aspek Keselamatan hidup

manusia dan lingkungan. Sebab itu sangat penting untuk



7

segera dibuatkan pedoman pengaturan NPS 3ebagai pijakan

dasar negara - negara didunia sehubungan dengan penggunaan

ruang angkasa secara damai . 10

A . Tu.iiian Penu 1 i sar

Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah untuk

me Iengkap j syarat-syarat yang dibutuhkan dalam proses

pencapaian gelar Sarjana Hukum, pada Fakultas Hukum

Universitas Airlangga. Di damping itu, penulis berusaha

memaparkan suatu kajian yang, tampaknya sederhana, namun

diharapkan dapat menjadikan saJah 3atu 3umbangan pemikiran

yang besar' bagi pengembangan hukum antariksa khususnya

dan iI mu pengetahuan pada umumnya.

5. Hetodo1ofl i

Sesuai dengan judul dan pokok banasan, metoda yang

digunakan pada pembahasan ini adalah deduksi kualitatif

dan analisa komprehenstf, mak3udnya adalah pengungkapan

masalah berangkat dari adanya ketentuan-ketentuan

umum dalam hukum internasionaJ khususnya perjanjian

perjanjian internasionaI mengenai keruangangkasaan, yang

kemudian dihubungkan dengan fakta-fakta yang timbul akibat

perbuatan manusia di ruang angkasa. Pembahasan juga

ditekankan pada aktifttas peraturan berkenaan dengan

penggunaan teknologi baru keruangangkasaan . Di samping

itu, juga memperhatiKan usulan, gagasan pemikiran berbagai

10Priyatna Abdurrasyid, Pengantar Hukum Angkasa dan

Space Treaty 1967, Jakarta, 1977 (selatjutnya disingkatPriyatna Abdurrasyid II), h. 16.



8

negara sebagai pertimbangan untuk dikaitkan dengan

identifikasi masalah dan rancangan prinsip tentang NPS.

Untuk memudahkan pembahasan selanjutnya, digunakan

beberapa pendekatan, yaitu :

a. pendekatan masalah.

1. Historis, latar belakang timbuinya serta praktek

awal penggunaan sumber tenaga nuklir yang mengarah

pada proses penyelesaian masalah. Dimensi historis

digunakan sebagai pijakan dasar dalam pengembangan

konsep sumber tenaga nuklir diruang angkasa.

S. PoIitis, Pemenuhan kebutuhan poli tik suatu negara

akan mempengaruhi suatu perkembangan kegiatan

manusia, termasuk kegiatan di ruang angkasa yang

dijadikan salah satu bagian strategi poiitik global

sebagai sarana pencapaian tujuan dan keinginan.

3. Juridis, mempergunakan per'angkat hukum sebagai

pedoman dalam memantau perkembangan permasalahan

yang ada, dengan satu pengertian bahwa dalam usaha

pencapaian kepentingan nasionainya, setiap negara

harus menyeIaraskan dengan ketentuan hukum yang ada.

4. Teknis, mengadakan penelitian secara cermat tentang

komponen-komponen yang mempergunakan sumber tenaga

nuklir serta reaksi dasar aktifitas desain

keseIamatannya, baik dalam operasi normal maupun

kalau terjadi kecelakaan. .



9

5. Sosiologis, memanfaatkan hasil-hasil penemuan

teknotogi antariksa secara optimal untuk maksud

damai dan kemanusiaan, serta memperkecil resiko

terjadinya kecelakaan yang dapat meresahkan manusia

dan kehidupan I i ngkungannya.

b. Sumber data.

Data yang dipergunakan untuk pembahasan ini

dtperoleh dari buku-buku, baik produk dalam negert maupun

produk luar negeri, informasi dari majalah, buletin,

journal, serta informasi dari instansi yang terkait.sumber

lain juga didapat dari para dosen khususnya dosen

pemb i mb i ng.

c. Prosedur pengumpulan data.

proses pengumpulan data yang dilakukan dalam

penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan

PeIaksanaanya dilakukan dengan menggunakan data yang

tersedia diperpustakaan pusat nasionat dan

perwakilan luar negeri yang ada di Indonesia, baik

dalam bentuk buku maupun majalah, journal,atau

Iaporan kerj a .

2 . Wawancara

PeIaksanaanya dilakukan dengan cara dengar pendapat

dan melakukan tanya jawab dengan para pakar dari

berbagai disiplin iImu yang berhubungan langsung

dengan bidang ini baik dari aspek ilmiah, teknik

maupun hukum. Dialog langsung juga dilakukan dengan



10

instansi yang terkait dengan bidang ini termasuk

para dosen hukum internasiona1.

d . Ana Iis i s data

D a n data yang berhasil diperoleh, dicoba untuk

dilakukan analisis masalah secara kualitatif dan

komprehensif, dengan menggunakan pendekatan histo ris,

politis, juridis, teknis dan sosiologis, dalam kerangka

pemikiran yang didasarkan pada hukum internasiona1.

6 . Pertanggungjawabari S i stemat i ka.

Pada bagian awal pada penulisan skripsi ini

menggambarkan permsalahan secara global, berikut latar

belakang dan rumusannya, Tujuan penulisan, alasan

pemilihan judul, serta metoda dan pendekatan yang

digunakan. Bab pembuka ini diharapkan dapat memfokuskan

arah pandang pemikiran dalam usaha pemahaman masalah utama

yang akan diulas.

Dalam Bab I I, akan tampak peranan pentingnya

penggunaan sumber tenaga nuklir sebagai sumber daya utama

dalam kegiatannya dr ruang angkasa juga dikemukakan

mengenai prinsip kerja dan rancangan secara teknis untuk

menghindari timbulnya kemungkinan bahaya radiasi. Dalam

bab ini juga akan diulas identifikasi sistem dalam

berbagai lapisan keselamatan, untuk membatasi dan

memperkecil akibat kejadian awal yang dipostuI asikan

dengan dilengkapi petunjuk khusus mengenai standart

radiasi secara internasionaI, untuk menghindari penggunaan



11

NPS yang tidak terkendaIikan, serta mekanisme pemberian

bantuan akibat kecelakaan penggunaan NPS di ruang angkasa.

Setelah mengetahui peranan pentingnya penggunaan

sumber tenaga nuklir di ruang angkasa berikut identifikasi

sistem, maka dalam pemahaman uraian bab ill mi ditekankan

pada praktek kehidupan nyata sehubungan dengan jatuhnya

pesawat cosmos yang bertenaga nuklir, berikut dengan

implikasi hukumnya pada lingkungan, baik pada ruas bumi

maupun pada ruas ruang angkasa, juga dibahas bahaya

radiasi bertenaga nuklir yang mengakibatkan kerusaKan pada

anatomi tubuh manusia. Ulasan lebih lanjut diarahkan pada

usaha pencegahan meluasnya pemaparan bahaya radiasi dalam

kegiatanya di ruang angkasa.

Perkembangan baru akan dapat dijumpai secara lebih

terperinci dalam Bab IV ' tentang pembahasan NPS di

UNCOPUOS, baik dari dimensi ilmiah teknik maupun hukum.

Juga dikemukakan jika terjadi tuntutan ganti rugi yang

ditimbulkan akibat penggunaan NPS, apakah ketentuan hukum

internasionaI dalam liability convention 1972 dan space

treaty 1967 dapat dipakai sebagai dasar hukum yang tuntas,

sehubungan dengan perkembangan teknologi baru yang

mempergunakan NPS. Di samping itu ulasan juga diarahkan

untuk menjawab permasalahan .tentang hukum tentang

notifikasi dan informasi yang masih bersifat problematis

dan keterkaitannya dengan penggunaan NPS di ruang angkasa.

Penutup penulisan skripsi ini ditandai dengan

adanya beberapa kesimpulan yang merupakan rangkuman



pembahasan bab-bab yang

disertai beberapa saran

yang ada.

terdahulu. Di samping itu, juga

sebagai alternatif penyelesaian

1 2



B A B I I

SUHBER DAYA NUKLI R DALAN WAHANA ANTARIKSA

1. Latar BelaKang Penggunaan Sumber Daya NuKI i r Sebagai

Sumber Daya Utama Dj Ruang Angkasa.

Masalah penggunaan sumber daya nuklir pada wahana

antariksa akhir-akhir ini telah menarik perhatian banyak

negara di dunia, terutama yang berkaitan dengan

keprihatinan terhadap bahaya kejatuhan pecahan satelit

yang bersifat radioaktif,^ seperti yang terjadi di Kanada

dengan jatuhnya satelit yang bertenaga nuklir cosmos 954

mi I ik Uni Soviet tahun 1976, cosmos-1402 dan cosmos-1900,

yang jatuh pada tahun 1963 di Samudra Pasifik dan tahun

1988 di dekat benua Afrika baru-baru ini.

Untuk berbagai misi wahana antariksa, terutama

yang dikenal sebagai penyelidikan dalam ruang angkasa,

penggunaan sumber daya nuklir merupakan yang terbaik,

apalagi lintasan yang dilaiui cukup jauh dari matahari.

Untuk bferbagai misi yang berorientasikan ke bumi dan

berorb11 mengeI iI ingi bumi.

Gambar 1 (Iampi ran), menunjukan daerah kerja

berbagai sumber daya yang dihasilkan terhadap berat dan

11Harijono djojodihardjo, "Sumber Daya Nuklir Pada

Wahana AntariKsa". makaiah, LAPAN, Jakarta. 1984.12

David, g . , The launching Powers and spaceUti1izationfor the banefit of Mankind, McGill Univ.,



1 4

kerumitan KereKayasaan pada waKtu operasmya. Dari gambar

ini dapat disimpuikan bahwa untuk jumlah daya yang besar

dapat disimpuikan bahwa untuk jumlah daya yang besar dan

waktu operasi yang lama,sumber daya nuklir merupakan

pilihan yang tepat. Manfaat sumber daya nuklir sebagai

daya utama pada wahana antanksa adalah sangat menonjol.

Kepadatannya yang tinggi, sekitar orde 5-100 megawat t/m3

konstruksi yang ringkas, umur operasi yang panjang dan

kemudahan pengaturan menjadikan pilihan yang tepat. Pada

sistem bertenaga nuklir ini juga dapat d»lengkap» dengan

perisai terhadap radiasi gamma dan neutron dengan batas

berat yang memenuhi persyaratan mekanika terbang. Karena

operasinya berada di dalam ruang hampa udara yang tidak

memungkinkan untuk pancaran radiasi tersebut cukup

digunakan perisai bayangan (shadow shielding).

Persyaratan sumber daya yang harus dipenuhi pada

sistem yang bekerja di permukaan bumi, alaiah daya

spesifik satuan berat yang cukup t i n g g i . T a b e l 1

(lampiran), dapat memper I i hatkan beberapa jeri-s sumber

daya nuklir untuk wahana antanksa y«.ng pernah

dikembangkan oleh Amerika Serikat. 'Pada tahun 1965,

Amerika Serikat berhasil mengembangkan sit tern daya

pembantu nuklir yang diberi nama

13W. B. Osdol, Thomson dan Merci1,"Uranium '.iirconium Hydllde Reactor Space Power Systems", A New Area in Space Transportation, 1977, h. 65.



15

SNAP (system nuklir auxilary power), yang merupakan

satelit tenaga nuklir tak berawak yang pertama. Pada

konsfep SNAP ini berat dan ukurannya harus kecil, sistem

konversi daya harus dapat membuang panas pada temperatur

tinggi, sehingga mempersulit persyaratan bahan dan

memperpendek umur satelit. Batas atas temperatur pada SNAP

sekitar 1200° F yang ditetapkan berdasarkan teknologi

zirkonium hidrida (I that gambar 2) . Agar ukuran reaktor

dapat cukup kecil dan menghindari tekanan tinggi berkenaan

dengan penggunaan hidrogen, dipergunakanI ah zirkonium

hidrida sebagai bahan moderator*

Energi yang dihasilkan reaktor nuklir dengan

penguraian U-235 dengan paduan metal cair NaK-78 digunakan

sebagai medium untuk memindahkan energi tersebut dalam

bentuk energi panas. Uap merkuri digunakan untuk

menggerakan turbin yang bekerja mengikuti siklus rankine,

dan selanjutnya memutar aitenator pembangkit. Uap merkuri

dicairkan pada temperature 600° F me I a Iui radiator

kondensor yang merupakan bagian dmding luar wahana

antariksa (lihat gambar 3). Semua komponen dari konversi

daya dipasang pada suatu poros tunggai yang disebut CRU

(combined rotary unit). SNAP-2 <jan beberapa sistem lain

yang sedang diteliti mempunyai komposisi berat seperti

yang diper Iihatkan pada tabel 2 (lampiran). Pada wahana

antariksa dengan sumber daya nuklir, reaktor diletakkan

16

pada ujung hidung pesawat dan dibawahnya dilengkap* dengan

perisai radiasi. dengan menempatKan reaKtor pada ujung

pesawat, pada waktu re-entry (memasuki atmosfir bumi),

rektor tersebut akan mudah terbakar habis.

Dalam pertimbangan penggunaan sistem daya bantu

nuklir dt antariksa, bahaya radiasi yang timbul harus

diperhattkan dengan seksama. Dengan cara penanganan

persyaratan operasi, dan kriteria perancangan yang tepat

sumber daya n u k h r dapat digunakan pada wahana antariksa

tanpa menimbuikan radiasi.

Masalah yang timbul adaiah kemungkinan terjadi

ledakan kimia yang disertai dengan beroperasinya reaktor

secara tak terkendali diwaktu peluncuran ke orbit. Untuk

itu reflaktor berillium diganti dengan selubung aluminium

untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kondisi

kritis secara tidak terencana.

Gambar 4 (lampiran), menunjukan dosis radiasi pada

jarak yang aman sesuai prosedur, serta perisai tambahan

pada menara peluncuran, bila terjadi ledakan kimia dan

kegagalan peluncuran, analisa menunjukan bahwa bahaya ynag

terjadi diluar radius pengamanan cukup kecil (tihat gambar

5). Masalah lain yang timbul pada waktu re-entry terjadi

adaiah sulitnya meramalkan sebeiumnya lokasi re-entry dan

radiasi yang terjadi tidak dapat dikenali oleh masyarakat

awam. Oleh karena itu dalam pengembangan SNAP diusahakan

terjadinya pembakaran dan ketinggian cukup besar dan

pemencaran pecahan akibat pemanasan sewaktu re-entry.



Perhitungan dan percobaan awal menunjukan bahwa sasaran

ini dapat dicapai, selain itu bila sewaktu re-entry

sistem reaktor tetap utuh, tidak akan berbahaya jika

tmgkat radioaktif cukup rendah beberapa saat tertentu

setelah satelit shutdown . 14

Gambar 6 dan 7 (lampiran), menunjukan hubungan

antaa laju dosis radiasi dan karakteristik radiasi yang

m ungkm timbul sehubungan dengan operasi SNAP-2-50 kw dan

akibat proyeksi penggunaannya. Dalam gambar ini pula dapat

dilihat bahwa umur pengorbitan satelit diatas 300 tahun,

atau ketinggian orbit pada 960 km untuk wahana yang

re I at i f besar merupakan orbit yang aman terhadap bahaya

radiasi bila terjadi re-entry satelit dengan reaktor yang

utuh (intact) .

£. Upaya KeseIamatan Penggunaan NPS Dj Rang Angkasa

Dalam menilai keselamatan dari sutu desain reaktor

nuklir, anal isa keselamatan merupakan tahap yang pentmg.

Tujuan Otamanya adalah untuk menentukan apakah desain

tersebut telah memenuhi tujuan keselamatan yang

diinginkan. Analisa keselamatan mengkaji kejadian awal

yang mungkin timbul pada suatu reaktor nuklir, kemudian

secara sistematik mengikuti dan mengkaji rentetan kejadian

berikutnya yang mungkin terjadi, termasuk tindakan

operator. Untuk setiap kejadian awal yang dipostuI asikan

analisis keselamatan berisi analisa kuantitatif terperinci

F. D. Andrson dan D. J. Choceran, ”Nuc1 ear Space Power SNAP II Balistic missile and Space Technology",1960, h. 57.

1 7



tentang perilaKu reaktor dan bahan baKar selama rentetan

peristiwa beriKutnya, sehingga tidak mungkin memperkirakan

semua peristiwa kecelakaan yang terjadi. Oleh karena itu

fungsi yang paling penting dari analisis keselamatan

adaiah bertmdak sebagai pengu j i secara teoritis terhadap

sistim keselamatan, sehingga diperoleh sistem kepercayaan

yang tinggi terhadap keandalan sistem keselamatan dalam

mengatasi semua situasi kegagalan.

Analisis keselamatan adaiah suatu proses yang

berulang, dimana titik analisa adaiah identifikasi sistem

pada berbagai lapisan keselamatan yang diperiukan untuk

membatasi dan memperkecii akibat kejadian awal yang

dipostuI asikan . ^5 Berdasarkan hal ini, dapat diketahui

rentetan konfigurasi yang akan menyertai kejadian awal

dengan mempertimbangkan ciri desain reaktor yang ada.

Tahap analisis berikutnya adaiah mengevaiuasi rentetan

kejadian yang paling mungkin dari analisis keandalan

peralatan berdasarkan pada pengalaman dan anggapan yang

d i setuju i.

Masalah utama mengenai tindakan keselamatan (lihat

dalam draft principales relevant to the use of nuclear

power sources in outer space, prinsip 2 paragraf t, dan

prinsip 3), yang dihadapi penggunaan NPS di ruang

15E.Lewis, "Nuclear power safty", A Wiley Inter science, New YorK,1977; 1lhat Juga , "Nuclear Reactor safety and related topics", AECL, 1979, h. 20.



1 9

angkasa menyangkut tingkat pemaparan radiasi (radiation

exposure level). Beberapa negara berpendapat bahwa hukum

ruang angkasa tidak memuat ketentuan khusus mengeni

perlindungan terhadap penduduk atau seseorang dari

pemaparan radiasi yang melampaui batas dalam penggunaan

tenaga nuklir di ruang angkasa. Oleh Karena itu, dipandang

masih periu ditetapkannya standart, persyaratan dan

pembatasan-pembatasan penggunaan NPS di ruang angkasa.

Sehubungan dengan standart tersebut Kanada telah

mengajukan untuk mempertimbangkan diterapkannya dosis

radiasi sesuai dengan standart yang telah direkomendasikan

oleh International Commission on Radiological Protection

(ICRP).(g Standart yang dimaksud tersebut dimuat dalam

paragraf 12 ICRP no 26, yang memuat 3 prinsip sebagai

berikut :

"Penggunaan radiasi hendaknya dilaksanakan hanya jika dapat menghasilkan keuntungan positif ;Pemaparan radiasi hendaknya menggunakan prinsip ALARA (as low as reasonable achievable), serta mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial;dosis radiasi terhadap sesorang tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan oleh commission bagi keadaan yang wajar (appropriate circumstances).”

Namun, mengingat bahwa ICRP no 26 tidak dilengkapi

petunjuk khusus dalam hal terjadi^keceIakaan atau keadaan

darurat, maka tampaknya masih perlu dikembangkan petunjuk

lebih lanjut yang diakui secara internasionaI.

•• Effect of Radiation from HPS Built in Space craft on popolation and the Standart of ICRP", opcit.

16



so

Petunjuk atau pr»nsip-prinsip Khusus mengenai

standart cfos i s radiasi yang bersifat i nternas i ona I

tersebut sangat diperlukan untuK njengh i ndar i penggunaan

NPS yang tidaK terkenda1iKan. Petunjuk yang dapat mengikat

secara ■nternasiona1 diperlukan dengan maksud :

"Clarify and amplify existing genaral rules that are not uniquely applicable to NPS. A major element of this clarication in an attempt to d i f m e internationally, at least to a degree, the meaning of safe use. Otherwise, any State could set its own standart and say that its use of NPS was safe.”

disamping itu, untuk dapat memenuhi standart dan

pembatasan dosis radiasi tersebut diatas, periu didukung

pula oleh persyaratan-persyaratan teknis lam, misalnya

dalam hai disain dan kontruksi pesawat NPS. Kriteria-

kritena desain dan konstruks i pesawat NPS perlu juga

ditetapkan secara internasionaI guna menjamin tingkat

keandalan yang tinggi, mencegah terjadinya kecelakaan atau

apabiia terjadi kecelakaan, akibat-akibatnya sejauh

mungkin dapat d i k'urang i . j 7 Mengenai hal ini Kanada telah

mendesak agar desain dan kontruksi pesawat ruang angkasa

dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghindari

terlepasnya radiasi atau bahan nuklir kedaiam lingkungan

pada saat re-entry.^s ”

17Daw .0.," Metoda inspeksi pada instalasi nuklir”

maKalah, terbatas, BATAN , Jakarta, i983 ; 1 m a t Juga,v. g , Snell," Safty of candu NPS ", AECL i960.

18 "Industrial participation m the Implementation of Nuclear Power Program ", BATAN, Jakarta, 1981.



21

3. meKan i sme Pember i an Bantuan Akibat KeceIakaan Penggu-

naan NPS Dj Ruang Angkasa

Pengaturan mengenai bantuan kepada negara-negara

dapat dijumpai dalam prmsip 5 rescue agreement, pasal 6

registration convention, dan pasal XXI liability

convention 1972, Ketentuan-ketentuan tersebut dianggap

periu dikembangkan lebih lanjut karena masih bersifat umum

Pasal 5 ayat 2 Rescue Agreement mengatakan bahwa

negara yang mempunyai yurisdiksi terhadap wilayah tempat

telah ditemukan benda angkasa (space object) atau bagian

komponennya harus mengambil Iangkah-Iangkah guna

mengembaIikan pada negara peluncur. Dalam hal ini, negara

peluncur dapat memberi bantuan untuk mencari pecahan-

pecahan benda angkasa tersebut sepanjang diminta oleh

negara-negara yang terkena bencana.

Pasal 6 Registration Convention pada prinsipnya

negara anggota konvensi, termasuk negara lain yang

memiliki fast litas monitoring dan penjejakan (tracking),

untuk memberikan bantuan kepada negara yang terkena

malapetaka apabila diminta oleh negara tersebut.

Selanjutnya pada pada pasal XXI Liability Convention

mengharuskan pada negara-negara konvensi, khususnya negara

peluncur, untuk segera memberikan bantuan dengan segera

apabila kerugian yang timbul sangat membahayakan kehidupan

umat manusia atau mempengaruhi kondisi kehidupan umat

manusia atau mempengaruhi kondisi penduduk dan pusat

kegiatan. Beberapa negara berpendapat bahwa ketentuan-



22

manusia atau mempengaruhi Kondisi penduduK dan pusat

kegiatan. Beberapa negara berpendapat bahwa Ketentuan-

Ketentuan tersebut diatas mas i h perlu ditambah dengan

ketentuan bantuan monitoring dan penjejakan bantuan

informasi mengena tindakan pencegahan, bantuan setelah re

entry yang Khusus berkaitan dengan penggunaan NPS diruang

angKasa. Hal ini penting untuk dtperhatikan mengingat

kepentingan negara-negara berkembang, yang pada umumnya

belum mempunyai teknologi maju. Masalah lain yang

diperdebatkan adaiah apakah negara yang tertimpa Kejadian

harus meminta bantuan kepada negara peluncur atau negara-

negara tain. Ada dua pendapat pada hal ini. Beberapa

negara berpendapat sesuai dengan pasal 5 ayat 4 Rescue

Agreement, bahwa negara peluncurlah yang mempunyai hak

prioritas untuk memberikan bantuan. SedangKan beberapa

negara lain bahwa negara tempat Kejadian Kecekaaniah yang

mempunyai wewenang penuh untuk menentuKan negara pemberi

bantuan, tetapi biaya-biaya operasi pencarian dan pember-

sihan tetap menjadi tanggung jawab negara peluncur . 19

Dalam draft prinsip temtang NPS masalah bantuan

ini dirumusKan dalam prinsip 5 sebagai beriKut :

"Assistance to States,1 . Upon the notification of an expected re-entry into the Earth's atmosphere of a space object containing a nuclear power source on boarb and its components, all states processing space monitoring and tracKing fasilities, in the spirit of international co-

19E.Galloway, "United Nations Consideration of

Nuclear Power for Satellites”, dalam proceeding of the Twenty Second Colloquium on the law of Outer Space, 1979, h. 2 0&,



23

operation, shall communicate the relevant information that they may have available on the malfunctioning space object with a nuclear power sources on board to the Secretary-GeneraI to the United Nations and the States concerned as promptly as possible to allows States that might be affected to asses the situation and take any precautionary measures demeend necessary.2. After re-antry into the Earth's atmosphere of a space object containing a nuclear power source on board and its component :<a>. The launching states shall promptly offer, and

if requisted by the affected state, provide promptly the necessaray assistance to eliminate acctual and possible harmful affect;

. All States, other than the launching State, with relevant technical capabilities shall, to the extend possible, provide necessary assistance up on request by an affected state.

In providing the assistance in accordance with subparagraphs (a) and (b) above, the special needs of developing countries should be taken into account."

Beberapa negara berpendapat agar prinsip 5 tersebut

disesuaikan dengan convention on Assistance in the Case of

the Nuclear Accident or Radiological Emergency yang telah

d i t e r i m a p a d a tanggal 26 S e p t e m b e r 1986 dal am IAEA.

memperhatikan isi konvensi yang antara lain memuat tata

cara pengajuan bantuan, petunjuk dan pengawasan terhadap

bantuan, pejabat yang diberi wewenang, pembayaran kembali

biayd-biaya, status personiI dari pihak pemberi bantuan

dan penyelesaian sengketa dengan demikian teriihat bahwa

i s i prinsip 5 seIaras dengan konvensi. Sehubungan dengan

pemberian bantuan tersebut, international Atomic Energy

(IAEA) menyatakan kesanggupanya untuk memberikan bantuan,

baik kepada anggota agency atau bukan. Bantuan akan

diberikan sesuai dengan Radiation Emergency Assistance

24

Agency akan mengatur kepada negara anggota, yang

selanjutnya akan didasarkan atas persetujuan (agreement)

antara negara-negara yang bersangkutan. Mengingat

kecelakaan nuclear yang memerlukan penangguIangan teknis

secara khusus dan biaya yang sangat besar, maka

seyoggyanya 1 ah bantuan diberikan pada negara yang terkena

malapetaka diatur sedemikian rupa agar pertama-tama dapat

diberikan secara cepat mungkin tanpa mempersoa1kan pada

negara tersebut merupakan anggota konvensi atau badan

internasiona1 ataukah bukan. sedangkan biaya-biaya yang

telah dtkeluarkan sehubungan dengan bantuan tersebut

nantinya diperhitungkan dalam perhitungan ganti rugi

kepada negara peluncur. Sehubungan dengan hal ini,

Convention on Assistance menganut prinsip bahwa negara

yang meminta bantuan harus menanggung biaya yang telah

dikeluarkan, kecuali jika ada perjanjian l a m pada negara

yang bersangkutan (lihat pasai 7 Convention on

Ass i stance) .



B A B I I I

DAMPAK LINGKUNGAN DAN I H P L I K A S I HUKUM AKI BAT KEGIATAN N P S DI RUANG ANGKASA

■ Oarcpak Lingkungan A K ibat Cosmos 1900 Yang Menggunakan S i stem N P S_.

Dengan d ■Iuncurkannya satelit pertama pada tahun

1957, manusia telah menunjukkan kemampuannya untuk

memasuki ambang pintu ruang angkasa yang belum pernah

dijamah manusia sebeIumnya.go Kemajuan yang luar biasa

telah dicapai dalam waktu tiga puluh dua tahun semenjak

manusia dapat menundukkan ruang a n g k a s a . T a m p a k n y a

kegiatan ruang angkasa belum begitu lama, tetapi teknologi

yang dikembangkan untuk ruang angkasa telah memperIihatkan

manfaat apliKasi dalam membantu memecahkan berbagai masa-

1 ah d i bum 1-22

20O. Ogunbanwo, International Law and Outer Space

Activities, Martinus Nijhoff, 1976, h. 125; lihat Juga, M. S. Bride, Many Voices One World, Paris, i960.

21Jr. Frederick, "Technological Challenge to

the Shared Environment", American Journal of InternationalLaw, 1972, h, 66.

22UN-DOC,A/AC. 105/L. 164, "Provisional Agenda for the Thirtieth Session item 5 United Nations Program on Space Application and the Co-ordination of Space Activities within the United Nations", 1967; 1lhat juga, chayes, Fawcett, Tito, Satellite Broadcasting, Oxford Univ,London, 1973, h. 96.



26

Dengan tenihatnya suatu trans»s» Kegiatan ruang

angKasa dari awal peneKanannya pada penelitian ilmiah

sampai pada maKsud penggunaan untuK Kepentingan

Komersial . 23 maKa diKemudian hari dapat mengaKibatKan

peledaKan penggunaan ruang angKasa sehingga dapat

menimbulKan berbagai pencemaran lingKungan yang lebih luas

Iagi , 24 baiK di ruas bumi maupun di ruas ruang angKasa.

Peluncuran satelit Cosmos 1900 yang menggunaKan

reaKtor nuKlir sebagai sumber tenaga listriK untuK

menggeraKKan antenenya. Satelit ini dtperKiraKan sama

dengan Cosmos 954 yang jatuh di wilayah Kanada tahun 1978.

UntuK mencegah terjadinya hai yang tidaK diinginKan pada

satelit Cosmos 1900 telah juga dilengKapi dengan beberapa

sistem Keselamatan (safety features) sesuai dengan desain:

"The Satellite Cosmos 1900 is equipped with 3 basic and redundant system of radiation protection. The basic system is designed to deflect the nuclear power unit into high approximately 800 Km orbit, the residence time in which about 300 years would ensure reduction of radio activity to a safe level".

23S. Gorove, Commersialization of Space Incentive

Impediments and Alternatives, Washington DC, 1984, h. 97;lihat juga, E. Suherman, "Tantangan peningkatan Kegiatan Komersial di Ruang AngKasa pada Hukum International", PRO JUST ITIA. NO. 3, 1989.

24T.E. Wolcoot, Enviromental and Historical

differences Render Sea Law of Little Guidance toDevelopment of Space Law, American Institute ofAeronautics and Astronoutics, Broadway, New York, 1985; 1lhat juga, Komar Kontaadmadja, Ganti rugi InternationalPencemaran MinyaK di laut, Alumni, Bandung, 1981.



27

dengan sistem keamanan pada cosmos 1402 (lihat gambar 8 ).

Satelit Cosmos 1900 dUuncurkan pada tanggat 12 Desember

1987 untuk keperiuan observasi permukaan laut (Ocean

surveiliance satellite). Pada Du I an April 1908 komunikasi

radio dengan satelit tersebut telah terganggu, dan pada

tanggal 22 September 1900 orbit parameter Cosmos 1900

sudah mencapai 193 dan 214 km. Untuk mengetahui kapan dan

dimana sebuah satelit yang tidak berfungsi Iagi (malfunc

tion) adalah sangat sunt, baru setelah kurang lebih jarak

dua jam dari bumi baruiah dapat ditetapkan lokasi jatuhnya

satelit tersebut, demikian pula dengan Cosmos 1900.

Akhirnya pada tanggal 1 Oktober 1900, dinihari reaktor

nuklir dari satelit Cosmos 1900 telah berhasil dilontarkan

pada orbit yang lebih tinggi kurang lebih 720 km dart

permukaan laut dan baru akan turun serta mencapai permu

kaan bumi setelah 300 tahun. Bagian lainnya dari satelit

tersebut telah memasuki atmosfir bumi dan terbakar, se-

dangkan puing-puingnya telah jatuh di sekitar Madagaskar,

Pantai Afrika. .

a. Dampak lingkungan pada ruas bumi.

Dum a dikejutkan dengan jatuhnya Cosmos

1900,bila sistem reaktor nuklir dalam penyeIamatannya

mengalami kegagalan dan jatuh ke bumi (re-entry) dari

seiuruh wahana, maka diperkirakan akan terjadi impakt.gs

25UN-DOC. A/Conf. 101/4, "Impact of Space Activities on the Earth and Space Enviroment", 1901.



28

pada ruas bumi yang cukup besar, diantaranya adalah :

1. Bahan bakar nuklir berupa partikei kecil 10-100

mikro-meter akan tersebar pada daerah seluas 50.000

km2 (2 0 . 0 0 0 square miles), dengan tingkat keradio-

aktifan 5,5 mikrorad per jam pada jarak satu meter.

2. Maksimal 30 '/. dari sisa pecahan Cosmos 1900 akan

sampai di darat, selebihnya akan menguap disebabkan

oleh frikst dengan udara sewaktu memasuk» atmosfir

bumi .

3. Probabilitas terjadinya pencahayaan (exposure)

terhadap seorang adalah 1 : 1 0.0 0 0 .

4. Probabilitas impakt bila pecahan Cosmos 1900 terjadi

di daerah penduduk (minimal 500 orang penduduk, 1 :

1 .0 0 0 .0 0 0 .Dalam rangka menghadapi jatuhnya Cosmos 1900 diketahui

bahwa beberapa negara telah mengadakan persiapan mu I ai

dari monitoring sampai pada persiapan bila satelit itu

jatuh.

Amerika Serikat dengan 'Space Command'nya telah

mengidentifIkasi adanya pecahan pada orbit rendah dan

orbit tinggi, yang diperkirakan berasai dari Cosmos 1900.

Menurut statement dari Uni Sovyet beberapa pecahan satelit

Cosmos 1900 tidak menimbulkan bahaya radiasi nuklir bila

jatuh ke bumi.

Document International Atomic Energi Agency. INFCIRC/357, "Communication of the USSR State Committee on the Utilization of Atomic Energy", 1988.

26



29

Dalam menghadapi jatuhnya satelit Cosmos 1900,

Jermart Barat telah pula mengadakan persiapan dan pada

bu I an Juli 1966 telah dibentuk suatu badan dalam rartgka\

penangguIangan Cosmos 1900, yaitu :

"Arbeits gruppe sattelliten absturze durch due koordinicrungssiteI Ie fur grosflachige gefahren zu Bundes ministerim des innern,"

Demikian pula Indonesia, dalam rangka menghadapi

jatuhnya Cosmos 1900 telah bersiap-siap dengan dibentuknya

Pos Komando di Lapan dan telah mengkoordinir secara

terpadu dengan instansi terkait dalam hal Kesiapan pe-

nanggulangan jatuhnya satelit tersebut. Sebagai ilustrasi

(lihat gambar 9) peta dari putaran Cosmos 954 yang jatuh

di Kanada dan peta dari putaran Cosmos 1402 yang jatuh di

sekitar kepulauan San Diego Garcia (lihat gambar 10). Bila

diperhatikan, maka orbit jatuhnya kedua satelit Cosmos

s e n 954 dan seri 1402 adaiah melewati Indonesia, sehingga

sudah sepatutnya Indonesia selalu dalam keadaan siap siaga

dalam menghadapi jatuhnya satelit Cosmos baik yang

terdahulu maupun Cosmos 1900, hal ini mengingat witayah

Indonesia yang cukup luas dan dapat merupakan 'Potensial

Victim' serta berpenduduk cukup padat.g7

Seperti telah diketahui bahwa sistem pengaman

satelit Cosmos 1900 telah % berhasil melontarkan

reaktor nuklir ke orbit yang lebih tinggi, kurang lebih

"Report of the Legal Sub-Committee on the Work of its twentieth session", Delegasi RI pada Sidang UNCOPUOS,1983

27



30

b. Dampak lingkungan pada ruas ruang angkasa.

Seperti telah diketahui bahwa sistem pengaman

satelit Cosmos 1900 telah berhasil meiontarkan reaktor

nuklir ke orbit yang lebih tinggi, kurang lebih 730 km

dari permukaan laut dan baru diharapkan akan jatuh ke bumi

setelah kurang lebih 300 tahun, sehingga diharapkan pula

bahwa kekuatan nuklir yang ada pada reaktor sudah

berkurang dan apabila jatuh ke bumi sudah tidak

menimbulkan bahaya radiasi nuklir lagi.

Dengan diIontarkannya reaktor nuklir ke orbit yang

lebih tinggi tersebut akan menimbulkan pertanyaan, apakah

masalah Cosmos 1900 telah setesai dan aman. Ditinjau dari

segi ruas bumi memang demikian, bahwa ancaman terhadap

bahaya dan kontaminasi nuklir d< bumi telah dapat diatasi,

akan tetapi timbul masalah baru, yaitu dampak lingkungan

pada ruas ruang angkasa.28 Dua masalah telah dapat

diidentifikasi, yaitu :

1. Masalah pecahan benda angkasa (space debris), dari

hasil deteksi diketahui bahwa pada ketinggian orbit

- kurang lebih 800 km, telah merupakan suatu orbit

yang penuh dengan pecahan benda angkasa . 29

— ’ ' " UN-DOC. A/AC. 105/409, "Report of the Scientific

and Technical Sub-Committee on the Work of its twenty fifth session. "

29 „ UN-DOC. A/AC. 105/403, "Space Debris. " angkasa yang lambat 1aun akan turun ke bumi.

Demikian pula diperKirakan sudah ada kurang lebih

200 buah reaktor nuklir pada orbit tersebut, dengan

demikian telah terjadi serbuk radiasi nuklir di

ruas ruang angkasa yang lambat laun akan turun ke

bumi .

2. Masalah tabrakan dengan pecahan benda angkasa, dari

hasil pengamatan diketahui bahwa pecahan benda

angkasa dapat menimbulkan bahaya tabrakan. Contoh

dapat diberikan bahwa, beberapa satelit rusak

karena bertabrakan dengan pecahan benda angkasa.

Sebuah 'electronic box' dari USA Solar-Max

Satellite, yang telah diambi I kembali oleh space

shuttle terlihat adanya 160 Iubang yang disebabkan

oleh paint chip juga dalam misi STS-7 dari

Challenger Space Shuttle, sebuah jendela kaca rusak

karena 'a white paint chip' kurang lebih 0 , 2 mm

yang telah menyebabkan lubang pada jendela kaca 3

mm. Diperkirakan juga, Satelit Cosmos 954 rusak

akibat bertabrakan dengan pecahan benda angkasa

(Ii hat gambar 11).

Pecahan benda angkasa (space debris) adaiah benda angkasa

(space object) yang berada di ruang angkasa dan tidak

berfungsi lagi seperti roket pejuncur, pecahan satelit.

Sebagaimana diketahui, pecahan benda angkasa akan tersebar

sewaktu jatuh dan memasuki atmosfir bumi. Namun, tidak

semuanya dapat terbakar habis, sehingga banyak pula yang

jatuh ke burnt.



32

Untuk dapat mengetahui berapa banyak pecahan benda

angkasa yang jatuh ke permukaan bumi diperlukan suatu

observasi yang cukup cermat, tetapi hal seperti ini amat

sulit dilaksanakan mengingat luasnya lautan dan daerah

bumi yang tidak didiami oleh manusia, karena itu sulit

pu\a untuk meramalkan kapan dan dimana jatuhnya pecahan

benda angkasa yang tidak terbakar habis sewaktu memasuki

atmosfir bumi. Pecahan benda angkasa dapat mengakibatkan

bencana yang cukup serius apabila jatuh di daerah yang

padat penduduknya. Besarnya kerusakan ditentukan oteh

besar dan beratnya pecahan benda angkasa dan tempat

jatuhnya benda tersebut.jq Kerugian akan besar sekali

bila yang jatuh ke bumi adalah sebuah tangki bahan bakar

yang masih berisi. Dengan semakin banyaknya petuncuran

benda angkasa ke ruang angkasa, maka kegiatan ruang

angkasa akan dapat mencapai suatu titik jenuh yang dapat

membahayakan umat manusia dan Iingkungannya.3 ^

2. Bahaya Radiasi Potens i a I Tenaga NuKI i r Baa i Tubuh

Mantis i a .

Bahaya radiasi potensial dari suatu reaktor nuklir

terhadap kesehatan dan keselamatan personiI maupun

penduduk di sekitar reaktor adalah bita terjadi pelepasan

sejumlah besar bahan radioaktif me I a Iu1 suatu kecetakaan.

30 "Dougal, Lassewel, dan viosic, Law and Public

Order in Space, Yale University Press, 1963, h. 125.31

Wolf, Orbital Debris Impact on Expanding Manned Presence in Space, Sweden, 1985.



33

Efek radiasi terhadap suatu sistem biologi telah lama

dipelajari baik meialui percobaan • atau korban-korban

kecelakaan radiasi yang selamat dari bom atom yang

dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki.

Radiasi dapat menimbuikan kerusakan pada tubuh

manusia, yaitu meialui ionisasi atau terpecahnya ikatan

kimia. Radiasi dapat berasal dart sumber di luar tubuh

manusia maupun di dalam tubuh, misainya terhirup meialui

pernapasan atau masuk irelaiut makanan yang tercemar zat

radioaktif. Efek radiasi yang timbul pada tubuh manusia

yang terkena radiasi dapat dikI astfikasikan sebagai :

1. Efek Somatik, yaitu efek yang timbul dapat dtrasakan

Iangsung oleh individu yang terkena radiasi.

2. Efek Genetik, yaitu efek yang timbul pada ketu-

runannya akibat terjadi perubahan genus pada orang

tuanya yang terkena radiasi.

Pada efek somatik, akan menimbuikan keadaan yang dikenal

sebagai 'syndroma radiasi seketika', dan akan timbul bila

terjadi radiasi seluruh tubuh dalam waktu beberapa detik

sampai beberapa menit, dan ini tergantung jumlah paparan

radiasi. Pada fase ini, penderita akan mengalami depresi

yang hebat, serta muntah dan diare yang berkembang menjadi

berdarah dan akhirnya mengalami kematian . 3 2

Hanson, dan W. B. Saunders, "introduction to Radiological Health and Medical Radiation Biology", 1973.

32



34

Pada efeK genetiK, aKan terjadi kelainan pada

genesis kfeturunan (congential malformation). Hal ini

disebabkan karena pengaruh radiasi terhadap kromosom dalam

genus yang menentukan karakteristik manusia. Tiap sel

mengandung 46 buah Kromosom yang berpasangan (23 dari ayah

dan 23 dari ibu). Semua gene dari Kromosom ini diproduKsi

oleh sel secara periodik dengan pembelahan dan sel yang

baru ini membawa karakteristik yang sama dengan sel induk.

Tetapi aKibat pengaruh luar, misalnya oleh panas, bahan-

bahan Kimia, radiasi, gene itu aKan berubah dan disebut

mutasi, hal ini biasanya terlihat sebagai putusnya

Kromosom yang berbentuk benang tipis dan dapat menyambung

Kembali, namun tidak kembali seperti semula. Bila dua gene

terputus bergabung, maka biasanya mengakibatkan lahir mati

atau Kelainan Keturunan (cacat).

Bahaya radiasi utama dari suatu sumber tenaga

nuklir, berasal dari hasil reaKsi pembelahan yang

bersifat radioaKtif. Hasi1 belahan ini terdiri dari

radionuklida berumur pendek dan berumur panjang, yang

biasanya tetap berada di elemen bakar selama pperasi

normal reaktor nuklir radionuklida ini baru dapat terlepas

keiuar reaKtor apabila terjadi Keceiakaan nuklir yang

parah, sewaktu elemen bakar itu meleleh (lihat tabel 3,

daftar radionuklida berumur pendek). Dari tabel ini

terlihat bahwa radionuklida I (iodine) memegang perenan

penting karena sifatnya yang mudah menguap, sehingga dapat

\



35

merupakan sumber radiasi eKsternal maupun internal jika

terhirup me I a 1qi pernapasan dan berkumpul dikelenjar*

gondok, Disamping itu, dari isotop I yang merupakan unsur-

unsur dengan rad\otoksitas tinggi, maka 1-131 adaiahi

isotop terpenting karena umurnya paling panjang.

Radionuklida lamnya seperti Br,Kr,Xe dan Te kurang

berbahaya dibandingkan dengan 1-131, karena umur paruhnya

pendeK dan bahayanya terhadap kesehatan kecil sampai

sedang. (lihat juga tabet 4, berisi radionuklida umur

panjang). Dart tabel ini terlihat bahwa Kr-85 adaiah

radionuklida yang kurang berbahaya, sedangkan radionukltda

lainnya cuKup berbahaya terhadap kesehatan manusia.

3. Upaya Pencegahan Pemaparan Bahaya Radiasi NPS.

Dengan adanya kemajuan iI mu pengetahuan dan

teknologi ruang angkasa dan kemajuan dalam melakukan

eksptorasi ruang angkasa pada dewasa ini, telah banyak

menimbuikan berbagai dampak Mngkungan. Meskipun

perjanjian internasionaI tentang ruang angkasa telah

mengatur dampak Imgkungan yang timbul, tetapi ketentuan

tersebut baru merupakan prinsip-prinsip dasar, sehingga

kemajuan iimu pengetahuan dan teknologi ruan^ angkasa yang

begitu cepat be I urn dapat menampung masalah hukum mengenai

dampak lingkungan akibat kegiatan tersebut. Untuk

mengatasi masalah tersebut diperlukan upaya pemecahannya,

yaitu ;



36

a. Upaya di bidang teknis.

Dengan semakin luasnya ekspiorasi dan penggunaan

ruang angkasa, tentunya semakin banyak pula satelit yang

berorbit di ruang angkasa. untuk mengurangi terjadinya

dampak lingkungan, berbagai upaya dalam bidang ini dapat

ditempuh , 3 3 diantaranya :

1. Hembuat desain satelit yang dapat mengurangi

terjadinya dampak lingkungan.

2. Pemindahan atau pengambilan satelit yang Sudan tidak

berfungs i 1ag i.

3. Meiakukan transfer orbit.

4. Hembuat rencana untuk satelit yang sudah tidak

terpakai lagi (planed decay).

5. Merencanakan suatu orbit tempat pembuangan satelit

yang tidak terpakai lagi (disposal orbit).

Walaupun berbagai cara pemecahan yang ditempuh cukup mem

berikan optimisme dalam mengatasi dampak yang timbul

terhadap lingkungan, misalnya ditinjau dari segi teknis

tidak begitu mengkhawatirkan setelah beroperasinya

'space shuttle' dengan cara mengambil kembali pecahan

benda angkasa, demikian juga penggunaan motor yang

menggunakan 'proton emission' dan 'ion reaction devices'

yang sedikit dapat mengurangi dampak lingkungan, namun

33Gorove, "Pollution and Outer Space A Legal

Analysis and Appraisal", Journal of International Law, Vol5. New York University, 1972.



37

dalam pe I aksanaannya serirtg kali terbentur pada biaya yang

sangat besar serta sistem yang berbeda yang dipakai oleh

setiap negara dalam pemecahan masaian lingkungan.

b. Upaya di bidang hukum.

Melakukan upaya dibidang hukum untuk mengatast

masalah dampak lingkungan akibat kegiatan ruang angkasa

tidaklah mudah. Berbagai pendapat telah dikemukakan menge-

nai hal ini, diantaranya talah : bahwa masalah dampak

lingkungan akibat kegiatan ruang angkasa harus

diselesaikan berdasarkan 'Liability Convention

1972' yang berlaku prinsip tanggung jawab mutlak . 34

Pendapat lain mengatakan bahwa konvensi-konvens1

international yang menetapkan pr 1ns 1p-pr1nsip umum

mengenai masalah dampak lingkungan kurang begitu berhasil

dalam menetapkan kerangka untuk mengontrol dan mengatur

berbagai kegiatan dalam bidang ini. Dengan demikian

Iangkah-Iangkah progresif periu segera d 1ambiI dalam

menerapkan peraturan yang berlaku dan dalam hal ini

diperlukan juga adanya perubahan sikap negara-negara serta

kesadaran bahwa masalah dampak lingkungan dapat

mempengaruhi kese jahteraan umat. manusia. Kita sadari

memang tidak mudah untuk menentukan suatu standar dalam

34Sand, "Space Program and International

Environmental Protection", The International andComparative Law Quarterly, vol. 21, 1972.



30

menyeIesaiKan dampaK lingkungan agar dapat dipakai sebagai

suatu mekartisme kerja mengmgat berbagai perbedaan

pandangan politik, ekonomi dari setiap negara. Oleh sebab

itu, periu pengembangan standar teknis dan rekomendasi

praktis dalam menunjang terwujudnya suatu dasar hukum

untuk melengkapi perjanjtan tnternasionaI yang sudah ada.



B A B I V

PERKEMBANGAN NPS DI UNCOPOUS DAN TAN6GUN6 JAWAB BEBAN KERUGIAN ATAS KEGIATANNYA DI RUANG ANGKASA

1. Pembahasan hasaI ah NPS Dj UNCOPUOS

Masalah NPS mu I ai dibicarakan di UNCOPUOS pada

tahun 1978 dalam sidang Ke 15 subKomite ilmiah teKniK dan

baru pada sidang Ke 16 tahun 1979 masalah ini masuK Ke

dalam agenda sidang berdasarKan Resolusi Majelis Umum No.

26/16 paragraf 8 . SedangKan dalam sub Komite huKum masalah

im mulai dibahas pada sidang Ke 19 tahun 1980 berdasarKan

Resolusi Majelis Umum No. 34/66.

Masalah pokok yang diajuKan dalam sidang UNCOPUOS

adaiah bahwa Ketentuan-Ketentuan huKum international yang

ada dipandang be Ium dapat menampung seluruh masalah huKum

yang berKaitan dengan penggunaan NPS sehingga masih perfu

diadaKan amandemen atau suplemen terhadap perjanjian

internasionaI yang ada dan btla perlu membentuK perjanjian

internasionaI Khusus mengatur masalah NPS . 35 Aturan-

aturan yang dimaKsud adaiah prinsip umum dalam huKum

internasionaI yang menyataKan bahwa negara tidaK boleh

terlibat dalam Kegiatan yang membahayaKan negara lain

dalam Ketentuan-Ketentuan yang dimuat dalam Kelima

E. Galloway, loc.clt.35



perjanjian internasionaI mengenai Keruangangkasaan . 35

Untuk maksud tersebut Kanada dan beberapa negara

pendukungnya mengusu1kan agar kedua subkomite mengadakan

studi-studi, baik dari segi ilmiah teknik maupun dart segi

yuridis. Akan tetapi dilain pihak Uni Soviet dan beberapa

negara tain berpendapat bahwa norma dan prinsip-prinsip

hukum 1nternasionaI yang ada sudah cukup mengatur segala

aspek pengguanaan NPS secara memadai sehingga ttdak perlu

diadakan amandemen atau suplemen.

a. Perkembangan dalam subkomite ilmiah teknik.

Hasil studi dan kesimpulan yang diambil oleh

subkomite ini sangat penting untuk membantu perumusan

pris1p-pr1nsip hukum tentang penggunaan NPS. Pembahasan

dalam subkomite ini ditetapkan pada 3 hal pokok, yaitu ;

1. Keselamatan (safety), antara lain mengenai sumber

tenaga, desaindan operasi satelit, rekomendasi ICRP,

ramalan orbit, prosedur darurat, masa hidup satelit

dan kemungkinan tabrakan antar pesawat ruang

angkasa.

2 . informasi dan notifikasi, antara lain mengenai

format notifikasi, frekuensi dan pembaharuan

informasi (up-dating).

3. Bantuan darurat (emergency assistance). Termasuk

identifikasi pencarian dan penemuan kembali,

36Suyud Harsojo Suyudi, Himpunan Perjanjian

Internasional tentang Outer Space, Pusat Studi Dirgantara

40

LAPAN, Januan,



fasilitas monitor dan penjejakan (tracking).

Hal penting mengenai masalah NPS yang dapat disimpuikan

oleh subkomite ini adalah bahwa NPS dapat digunakan dengan

aman apabila semua kriteria dan persyaratan keselamatan

dipenuhi. Untuk itu berbagai upaya yang perlu dilakukan

antara lain sebagai berikut :

1. Pada saat peluncuran, saat di orbit antara (parking

orbit) atau orbit operasi dan waktu re-entry harus

didasarkan pada standar ICRP No. 26. 2. Sistem

radioisotop harus didesain sedemikian rupa agar

tetap utuh, baik dalam situasi normal maupun tidak

normal, dengan kemiungkinan kebocoran minimum.

3. Untuk reaktor baru sebaiknya dioperasikan pada orbit

yang cukup tinggi guna memberi waktu pada zat

radioaktif untuk turun (decay) pada tingkat yang

aman setelah misinya selesai. Untuk orbit rendah

reaktor harus dioperasikan setelah satelit mencapai

orbityang direncanakan dan setelah m i s m y a selesai,

satelit harus dinaikkan ke orbit yang lebih tinggi.

Apabila gagal, maka dalam segala kondisi, sistem

yang digunakan harus mampu memancarkan zat

radioaktif agar pada waktu mencapai bumi tingkat

bahaya radiasinya sudah sesuai dengan ICRP.*4. Negara harus memberikan informasi mengenai

kemungkinan re-entry atau terjadinya kerusakan

pesawat NPS agar negara-negara yant bersangkutan

dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

41



42

Notifikasi yang secepatnya mengenai kemungkinan

tersebut sangat penting waiaupun diakui bahwa waktu

dan tokasi jatuhnya pesawat NPS sangat sulit

diperk i rakan.

Perkembangan pembahasan yang dapat dicatat dari sidang

subkomite ilmiah teknik ke 25 tahun 1988, antara lain :

1. Bahwa beberapa tipe reaktor nuklir tertentu tidak

mungkin dapat terbakar habis (complete burn-up).

Oleh karena itu, konsep untuk memencarkan secara

luas zat radioaktif guna mengurang konsentrasi lokai

pada zat tersebut mencapai bumi tidak dapat

d i terapkan.

2. Perlu pertimbangan kemungkinan terjadinya tabrakan

antar pesawat ruang angkasa yang membawa NPS, baik

yang masih beroperasi maupun yang telah berada dalam

orbit pembuangan (disposal orbit), dengan partikel

pecahan pesawat rungan angkasa.

3. Akibat-akibat yang mungkin akan timbul dari tabrakan

pesawat ruang angkasa yang membawa NPS dengan

partikeI-partike1 pecahan pesawat ruang angkasa

adaiah ‘. 37

3.1. Terintegrasinya tenaga nuklir ke dalam pecahan-

pecahan yang jurr^ahnya, sebagian besar

mengandung radioaktif.

UN-DOC. A/AC. 105/409-1988, loc.cit; lihat Juga37

UN-DOC. A/AC. 105/383-1987.



43

3.2. Terjad i nya d i str i bus i pecahan berbentuK

gumpaian awan diseKitar bumi yang dapat

membahayakan mi si pesawat ruang angkasa,

khususnya misi berawak.

b. Perkembangan dalam subkomite hukum.

Dalam sidang subkomite hukum tahun 1978 telah

diajukan kertas kerja mengenai NPS yang disponsori oleh 15

negara, antara lain Australia, Kolombia, Kanada, Swedia,

Jepang, Italia, Inggris, dan Indonesia. Kertas kerja

tersebut memuat permintaan agar diadakan peninjauan

kembali terhadap instrumen-instrumen hukum internasionaI

yang berkaitan dengan Jaminan terhadap keselamatan

kehidupan umat manusia serta periindungan lingkungan bumi

dan ruang angkasa dari bahaya kontaminasi.

Untuk melindungi integritas manusia dan lingkungan

alamnya diperlukan tambahan aturan-aturan hukum. Juga dari

segi tindakan keselamatan, periu ditetapkan standar

persyaratan dan pembatasan-pembatasan yang berkaitan

dengan penggunaan NPS di ruang angkasa. Dan hal ini baru

dapat terwujud pada sidang subkomite hukum tahun 1900,

masalah NPS dibahas dalam agenda sidang dengan judul :

"Review of existing international law relevant to outer

space activities with the vrew to determining the

appropr«etness of supplementary such law with the

provisions relating to the use of nuclear power sources in

outer space." Alasan yang dikemukan untuk mengadakan



44

peninjauan kembaii aturan-aturan hukum internasionaI yang

ada tersebut, antara lain didasarkan atas pemikiran bahwa

untuk mengatur penggunaan nuklir di bidang-bidang lainnya

telah dikembangkan aturan dan standar internasionaI

mengenai jaminan dalam penyimpanan bahan nuklir dibawah

kondisi normal maupun pada situasi kecelakaan. Sedang

untuk penggunaan NPS dalam kegiatan ruang angkasa be I urn

dikembangkan lebih lanjut.

Pada sidang tahun 1961 terdapat perkembangan yang

cukup berarti dalam subkomite hukum dengan mu I ai

dibahasnya kemungkinan penambahan ketentuan-ketentuan

tantang NPS dalam hukum internasionaI. MasaIah-masaI ah

hukum yang dipandang perlu disesuaikan meliputi materi-

materi sebagai berikut :

1. informasi dan notifikasi.

2. Bantuan kepada negara-negara.

3. Pertanggungjawaban.

4. Tindakan keselamatan.

Waiaupun selama pembahasan sidang-sidang subkomite mi

tetap diwarnai perbedaan pendapat mengenai masalah periu

tidaknya suplemen, pada tahun 1986 terdapat perkembangan

yang mengarah kepada terbentuknya rumusan-rumusan hukum

mengenai masalah NPS . 30 Kertas kerja Kanada yang memuat

"draft prinsip penggunaan NPS di ruang angkasa" disepakati

UN-DOC.A/AC. 105/352-1985; lihat JUga, UNDOC. A/AC. 105 / 370-1986; lihat JUga UN-DOC. A/AC. 105/3851987.

38



45

untuk dipakai sebagai dasar pembahasan disamping kertas

kerja negara-negra lain termasuk Indonesia.

Draft prinsip yang diajukan oleh Kanada tersebut semula

terdiri dari lima prinsip, tetapi setelah ada saran

perbaikan dan tambahan dari berbagai negara, Kanada telah

menyempurnakannya menjadi 11 prinsip, sebagai berikut :

Applicability of International Law.

Safety assesment and notification.

Guidelines and criteria for safe use.

Notification of re-entry.

Assistance to states.

ResponsibtMty of states.

Compensat i on.

Notification of presence on board a space

object of a nuclear power source.

ConsuI tat i ons.

Settlement of disputes.

Relation with international Law.

Dari rancangan prinsip yang sedang dibuat oleh UNCOPUOS

belum terlihat adanya rancangan prinsip yang mengatur

mengenai dampak lingkungan akibat penggunaan NPS sebagai

sumber tenaga di ruang angkasa. Pembahasan draft prinsip

tentang NPS tersebut masih belum selesai dan sampai sidang

ke 27 subkomite hukum tahun 1 9 8 6 ,3 9 baru tiga prinsip yang

Pr i ns i p 1

Prinsip 2

Pr i ns i p 3

Pr i ns i p 4

Pr i ns i p 5

prinsip 6

Pr i ns i p 7

Pr i ns i p 8

Pr i ns i p 9

Pr i ns i p 10

Pr i ns i p 11

UN-DOC.A/AC. 105/411, "Report of the legal su commute on the work of its Twenty-Seventh session" 1 9 8 8.

39



dlsepaKati, yaitu prinsip l, 4, dan 5. Prinsip 4 dan 5 dalam pembahasannya tidak terlalu mengalami hambatan

karena menyangkut hal yang universal dan bantuan negara-

negara. Demikian juga halnya dengan prinsip t,

pembahasannya berjalan lancar karena substansinya

berkaitan dengan prinsip hukum internasionaI secara umum.

Namun mengenai kesepakatan mengenai prinsip-prinsip

lainnya tampaknya lebih sulit dicapai karena akan

menyangkut Keterkaitan negara-negara kepada kriteria-

kriteria internasionaI yang akan ditetapkan.

2. Tanqgunfl Jawab Iterug i an Atas Keg > atan NPS Dj Ruang

Angkasa Da I am Space Treaty 1967 Dan L i ab i I i ty

Convent i on 1975.Kemajuan iImu pengetahuan dan teknologi ruang

angkasa adaiah demiktan pesatnya serta kegiatannya yang

semakin luas, sehingga permasalahan yang ditimbuikannya

juga semakin komplex, dengan demikian dirasa perlu

pengembangan terhadap peraturan masalah tanggung jawab dan

ganti rugi. Liability Convention lahir sebagai penjabaran

lebih lanjut dari pasal VII Space Treaty 1967 yang telah

meletakkan ' Iandasan prinsip dasar tentang tanggung jawab

internasionaI dari negara peluncur terhadap negara lain

apabila terjadi kerusakan atau kerugian yang diakibatkan

oleh peluncuran benda-benda 'angkasanya. Liability

Convention tidak memuat pengaturan khusus secara terinci

mengenai dampak lingkungan sebagaimana disebutkan dalam

pasal IX Space Treaty 1967. Oleh karena itu masih perlu

46



47

pengkajian lebih lanjut mengenai tanggung jawab dan ganti

rugi yang meliputi dampak lingkungan akibat penggunaan NPS

di ruang angkasa . 40

Pengertian "damage" sebagaimana dirumuskan dalam

pasal I Liability Convention 1972, lebih mengarah pada

"direct damage". Sedangkan dengan penggunaan NPS, damage

yang ditimbulkan dapat berupa "indirect damage".

Dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa negara

peluncur harus mengganti kerugian secara mutlak atas

kerusakan yang diakibatkan oleh benda angkasa yang

diIuncurkannya apabila ia jatuh di permukaan bumi atau

menimpa pesawat udara yang sedang dalam penerbangan.

Sedang dalam pasal III memuat ketentuan bahwa negara

peluncur harus bertanggung jawab dan mengganti kerugian

bila benda angkasa menimbulkan kerusakan atau kerugian

kepada benda angkasa negara lain setelah adanya pembuktian

mengenai unsur kesalahan.

Dari kedua pasal tersebut dengan jelas bahwa

Liability Covention tidak mengatur tanggung jawab atas

kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan oleh negara

peluncur terhadap lingkungan ruang angkasa. Demikian pula

bila diperhatikan kedua pasal tersebut, jelas terlihat

dalam pasal II hanya mengenai pesawat udara saja, dan

tidak menyebut mengenai "atmosphere". Masalah lain adalah

sangat sulitnya melaksanakan identifikasi dari pecahan

40 "Williams, Further Remarks on Space Liability,

USA, 1973; lihat juga Lachs, The Law of Outer Space,Leiden, 1972.



48

benda angkasa yang berasal dari benda angkasa suatu neqara

peluncur sehingga menimbuikan kesulitan untuk penerapan

Liability Convention dalam penentuan kerusakan dan ganti

rugi atas tercemarnya lingkungan akibat pecahan benda

angkasa .4 j

Setiap negara termasuk Organisasi 1nternasionaI

bertanggung jawab secara internasiona1 untuk kegiatan

ruang angkasa yang d 1 Iakukannya. Tanggung jawab yang

dimaksud di sini adaiah dalam pengert1 an pertanggung

jawaban negara (responsibility of states) dan tanggung

jawab keperdataan (liability). Pertanggungjawaban negara

untuk kegiatan ruang angkasa dimuat dalam pasat VI Space

Treaty 1967. Beberapa negara berpendapat bahwa tanggung

jawab terhadap kegiatan ruang angkasa yang menggunakan NPS

sudah tercakup dalam pasal VI, tetapi beberapa negara l a m

memandang bahwa pasal tersebut sangat bersifat umum

sehingga masih diperlukan rumusan khusus yang dikaitkan

dengan penggunaan NPS di ruang angkasa . 42

Sebenarnya pengertian Hactivities in outer space"

yang dimuat dalam pasal VI sudah cukup luas dan dapat

— . Roth, "Space Debris A Hazard for the Space

Station", ESA Bulletin, No. 44, 1985; lihat Juga, Chobotov, "The Collision Hazard in Space", The Journal of theAstronoutical Science, Vol. XXX, No. 3, 1982.

42 'Cohen, Law and Politics in Space Specific and

Urgent Problems In the Law of Outer Space, Montreal, 1964;lihat juga, Ghoedhuis, Some Trends in the Political andLegal Thinking on the Conquest of Space, Leiden,1962.



diartikan termasuk juga kegiatan ruang angkasa yang

menggunakan NPS , 43 tetapi mengingat kerusakan atau

kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan dari pesawat

NPS, maka tanggung jawab negara dalam penggunaan NPS

diruang angkasa dipandang perlu diatur secara khusus . 44

Hanya saja agar tidak menimbulkan pengulangan dari pasal

VI Space Treaty rumusannya harus memuat hal spesifik yang

dikaitkan dengan kerugian-kerugian akibat penggunaan NPS

di runang angkasa. Dalam hal tanggung jawab ini negara

peluncur mendapat kewajiban baru yang berkaitan dengan

bantuan dan ganti rugi terhadap semua kerugian yang

diakibatkan oleh NPS, termasuk biaya-biaya yang dikelurkan

untuk pencarian dan pembersihan, tindakan pencegahan dan

pembatasan radiasi, serta kerugian yang berkaitan dengan

orang yang terkena radiasi . 45 Rumusan tanggung jawab

negara dan masalah ganti rug 1 telah dimuat dalam prinsip 6

dan prinsip 7 (lihat Draft Principles relevant to the use

_ _ _Verschoor, The Legal Aspect of Space Activities

with Potentially Environment, USA; lihat juga, Houston, TheLaw Relating to Activities of Man in Space, Chicago.

44Christol, The Modern International Law of Outer

Space, New York; lihat juga, Mahon, Legal Aspect of Outer Space, Brith; lihat juga, l^eijenen, Legal Aspect ofInternational Law, Ultrect, 1976

45Ridwan, "Pengantar Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Nuklir", BATAN, Jakarta, 1961; lihat juga,"Nuclear Energy and Nuclear Weapon Proliferation”, JournalLuar Negeri, No. 12, 1969; "Quarterly Journal of theInternational Atomic Energy", IAEA Bui 1etin, Vol. 31,



50

relevant to the use of NPS in Outer Spaces).

Menurut pasal VII Space Treaty 1967, negara

peluncur harus pula bertanggung jawab secara internasionaI

(international liable) terhadap Kerusakan atau kerugian

yang diakibatkan oleh benda-benda angkasa yang

diIuncurkannya. Selanjutnya dalam Liability Convention

ditetapkan dua prinsip tanggung jawab dan ganti rugi.

Pasal II Liability Convention menegaskan bahwa tanggung

jawab negara peluncur untuk memberikan ganti rugi atas

kerugian yang terjadi di permukaan bumi atau tehadap

pesawat udara yang sedang dalam penerbangan adaiah mutlak

(absolutely liable). Akan tetapi, terhadap kerugian yang

terjadi bukan di permukaan bumi dan menimpa benda angkasa

mi Iik negara lain, atau orang atau harta miiik negara

peluncur lam, maka tanggung jawab negara peluncur hanya

terhadap kerugian yang diakibatkan oleh kesalahannya atau

kesalahan orang-orang yang berada di bawah tanggung

jawabnya (liability based on fault). Adapun macam-macam

kerugian yang dapat diberikan ganti rugi, menurut pasal I

(a) Liability Convention adaiah kematian (loss of life),

penderitaan pribadi (personal injury), gangguan kesehatan

seseorang ataupun kehilangan atau kerusakan harta miiik

negara-negara, badan hukum, perseorangan, atau organisasi

i nternas i onaI.Sehubungan dengan kewajiban negara untuk

memberikan ganti rugi tersebut, beberapa negara



51

berpendapat mengenai kerugian-kerugian akibat kecetakaan

pesawat NPS dapat disetesaikan berdasarkan ketentuan-

ketentuan di atas, tetapi beberapa negara l a m

berpendapat, ketentuan terse&ut mas in bereifdt umum Qanseperti juga ketentuan tentang tanggung jawab negara,

rumusan-rumusan ganti ruginyapun haru3 dibuat secara khusu

dan dikaitkan dengan kerugian akibat Pesawat NPS.

Sebagaimana diketahui, dalam kecelakaan pesawat NPS

terdapat macam -macam kerugian lain seperti biaya operasi

pencarian, penemuan kembati, dan pembersihan, bfaya

pemulihan (restoration), biaya untuk memperkirakan

penjejakan dan re-entry, serta biaya operasi pencegahan

darurat . 45

Pada umumnya negara-negara berpendapat bahwa

jenis-jenis kerugian tersebut harus pula mendapat

penggantian dari negara peluncur. Masalahnya, apakah

kerugian tersebut dapat dikategorikan sebagai kerugian

tidak langsung (indirect damage), yaitu kehilangan,

penderitaan yang tidak langsung timbul dari suatu

tindakan . 47 Peter Haanappe^g telah menggunakan peristiwa

Cosmos 954 untuk menunjukkan bahwa biaya pembersihan dapat

46 ” 'Dembling, "Solar Power Satellites and Security

The Case for Multilateral Agreements", Journal, 1963.47

Carl, International Liability for Damages Caused by Space Objects, New York, 1972, h. 95.

Ibid. . h. 96.46



52

dianggap sebagai Kerugian tidak tangsung. PermasaIanan

seianjutnya adaiah apakah kerugian-kerugian tersebut sudah

termasuk dalam pengertian kerugian menurut pasal I (a),

atau dengan kata lain, apakah dalam pasal I (a) telah

termasuk pula kerugian tidak Iangsung dan kerugian yang

mungkin timbul di kemudian hari seteiah terjadinya

keceiakaan nuklir (delayed damage). Melihat kembali proses

pembentukan Liability Convention, masalah indirect damage

hanya disinggung secara sepintas saja dalam pembahasannya,

dan tidak terdapat kesepakatan, apakah dalam pengertian

"damage" termasuk juga "indirect damage" dan "delayed

damage". Namun akhirnya sebagian besar negara-negara

sampai pada kesimpulan bahwa "indirect damage" tidak akan

dicantumkan dalam pasal I (a), tetapi masalahnya akan

diselesaikan secara khusus kasus per kasus dan dikaitkan

dengan pengajuan tuntutan. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa interpretasi mengenai "indirect damage dan

delayed damage" diserahkan pada masing-masing pihak yang

terlibat dalam penyelesaian kasus kasus tersebut. Oleh

karena itu, untuk adanya kepastian hukum ada baiknya

apabila dalam ketentuan yang akan dibuat nanti "indirect

damage" yang berkaitan dengan keceiakaan nuklir disebutkan«

secara jelas, tetapi fIeksibiIitas perumusannya harus

tetap dijaga mengingat kemungkinan adanya "delayed

damage". Maksudnya, apabila kelak di kemudian hari timbul



53

"delayed damage", maka tidak tertutup kemungkinan untuk

pengajuan tuntutan ganti rugi sepanjang hal tersebut

disetujui oleh negara-negara yang bersangkutan. Dalam

pasal XII Liability Convention jelas dikatakan bahwa

negara peluncur diharuskan memulihkan kembali keadaan yang

rusak menjadi seperti keadaan sebelum mengalami kerusakan.

Jika diperhatikan isi pasal tersebut, maka dapat

disimpuikan bahwa pemulihan tersebut mencakup juga keadaan

rusak yang diakibatkan oleh kecelakaan nuklir, termasuk

"delayed damage".

3. PermasaIahan Hukum dan Draft Pr i nsip Tentang Not i fikasi

Dan Informasi Penggunaan NPS D i Ruang Angkasa.

Notifikasi dan informasi yang dimuat dalam pasal

XI Space Treaty 1967, pasal ill dan IV Registration

Convention, serta pasal 7 Moon Agreement, dipandang belum

memadai karena tidak secara khusus mencantumkan informasi

yang berkaiatn dengan NPS. Di samping itu, notifikasi yang

disampaikan pada PBB pun hanya terbatas pada notifikasi

sebelum peluncuran. Pasal 5 Rescue Agreement memuat juga

tentang keharusan notifikasi, tetapi hanya terbatas pada

not»f»kasi setelah terjadinya peristiwa atau kecelakaan

pesawat ruang angkasa.

Berdasarkan hal tersebut,> maka ketentuan-ketentuan

mengenai informasi tersebut dipandang masih perlu

dilengkapi dengan data yang lebih terinci, yaitu tentang

jenis sumber tenaga, tipe dan sifat NPS, jumlah radioaktif



54

yang dipakai . 4 9 SedangKan mengenai notifikasi Kepada

negara peluncur masih perlu diwajibkan segera setelah

peluncuran dan notifiKasi pada waKtu pesawat ruang angKasa

yang diIuncurKannya mengalami KerusaKan dan diperKiraKan

aKan masuK kembali Ke atmosfir (notificatio prior to re

entry) . Informasi mengenai perkiraan masa hidup satelit,

daerah lintasan (trajectory), dan daerah terKena jatuhan

(impact region) harus senantiasa diperbarui oleh negara

peluncur. Menjelang saat-saat pesawat ruang angKasa masuK

Ke atmosfir, notifiKasi mengenai data kerusaKan dan

freKuensi penyampa1annya harus ditingKatKan. Semua

pember1tahuan tersebut dipandang perlu disampaiKan dengan

maKsud untuK memberiKan Kesempatan Kepada negara-negara

yang diperKiraKan berada pada lintasan jatuhnya pesawat

ruang angKasa untuK mengambii tindaKan prevent if yang

d i per IuKan.

Dalam prisip 2 para 2 Draft Prinsip tentang NPS,

notifiKasi sebelum peluncuran dinyatakan sebagai berikut :

1. BentuK / isi :

- Nama negara peluncur

- Hari dan waKtu peluncuran

- Desain secara garis besar (generic desain)

- Parameter orbit dasar (basic orbital parameters)

- Tes keamanan yang sudah diiaksanakan (safety test

— ■ — Nathan, "Spacce Power System*', Progress in

Astronautics dan Aeronautics, 1967; lihat Juga,"Consideration of the possibility of Supplementing the Norms of International Law Relevant to the NPS", 1983.



conducted).

- Peralatan utama dan pengganti (primary and back-up

dev i ces)

- Sistem dan prosedur (system and procedures)

- Informasi mengenai pernyataan evaluasi keamanan

(safety evaluation), meliputi analisa kemungkinan

kecelakaan yang untuk meyakinkan masyarakat

internasionaI bahwa sumber daya nuklir dapat

digunakan dengan aman,

2. Cara notifikasi :

informasi tersebut harus disampaikan kepada Sekretaris

Jenderal PBB paling lambat satu buI an sebelum

peiuncuran, untuk kemudian diberitahukan Kepada seiuruh

anggota PBB.

Sedangkan mengenai notifikasi sebelum re-entry, dalam

prinsip 4 Draft Prinsip tentang NPS telah dinyatakan

sebagai berikut :

1. Bentuk / Isi :

1.1 Parameter sistem.

- Nama negara peluncur atau negara-negara peluncur

termasuk alamat daripada penguasa (authority)

yang bisa dihubungi untuk memperoleh bantuan atau

Informasi tambahan apabila terjadi kecelakaan.• .

- Persetujuan internasionaI (international

as i gnat i on).

- informasi yang diperlukan untuk memprediksi

lifetime orbit, trayektor dan daerah jatuhnya

55



56

dengan cara yang paling baik.

1 .2 informasi mengenai resiko radiologi dari sumber

daya nukIi r .

- Tipe dari sumber daya nuklir ; radiosotopic /

reaktor.

- Bentuk fisik, jumlah dan sifat-sifat (general

radiological characteristics) dari bahan bakar

yang digunakan, komponen-komponen yang

terkontaminasi dan atau aktif sampai ke bumi.

(bahan bakar yang dimaksud di sini adalah bahan

nuklir yang digunakan sebagai sumber panas atau

daya).

2. Cara notifikasi :

Informasi ini harus disampaikan kepada negara-negara yang

mempunyai kecenderungan mengalami akibat jatuhnya bahan

radioaktif ke bumi segera setelah diketahui adanya

kerusakan, pada saat yang tepat, diuIang-uIang dan selalu

diperbauhi setiap hari dalam dua minggu yang terakhir dan

paling sedikit setiap tiga jam pada hari terakhir yang

diperkirakan terjadinya re-entry. informasi ini harus

disampaikan juga pada PBB.

Sehubungan dengan notifikasi yang dimuat dalam

prinsip 2 para 2 tersebut, beberapa negara memandang masih

perlu dilengkapi dengan notifikasi sebelum peluncuran

pesawat NPS, tetapi hal ini masih belum mendapat

kesepakatan. Selanjutnya diusuikan, khusus dalam kaitannya



dengan prinsip tersebut, pengertian negara peluncur

(launching state) dipersempit, yakni hanya mencakup negara

tempat pesawat NPS didaftarkan. Usui ini nampaknya dapat

diterima hanya saja usul untuk merumuskan definisi negara

peluncur dalam kaitannya dengan prinsip tersebut masih

belum diterima oleh sebagian besar negara, karena

pembahasan substansi prinsip tersebut belum seiesai.

Disamping pasal 5 Rescue Agreement tersebut diatas,

notifikasi setelah terjadinya kecelakaan juga dimuat dalam

pasal 2 dan 5 Convention on Early Notification of a

Nuclear Accident, (lihat lampiran).

Salah satu fasilitas dan kegiatan yang dimaksud

dalam pasal 5 ayat 1 (b) adaiah penggunaan radioisotop

untuk sumber tenaga dalam pesawat ruang angkasa

sebagaimana yang dicantumkan dalam pasal 1 ayat 2 (f)

Konvensi tersebut. Dikaitkan dengan Draft Prinsip,

beberapa negara berpendapat bahwa prinsip tentang

notifikasi yang dimuat dalam Draft Prinsip perlu

disesuaikan dengan konvensi tersebut. Apabila diteliti,

maka jelas bahwa rumusan kedua prinsip tersebut sejalan

dan saling melengkapi. Dalam Prinsip 4 Draft prinsip

diatur tentang notifikasi pada saat diketahuinya ada

kerusakan pesawat NPS dan diperkirakan akan re-entry,

sedangkan pasal 2 Convention * On Early Notification

mengatur tentang kewajiban-kewajiban negara untuk

memberikan notifikasi dan informasi segera setelah

terjadinya kecelakaan pesawat NPS.

57



B A B V IESIMPULAH DAN SARAH

1. KeslmpulanKegiatan ruang angkasa hingga saat ini telah banyak

memberlkan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Akan tetapl, disamping manfaat yang begitu besar yang dapat diambil dari eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa, telah dirasakan pula adanya dampak negatif dari kegiatan tersebut. Dampak negatif itu dapat berupa penceraaran lingkungan yang dapat membahayakan keselamatan kehidupan umat manusia dan lingkungan.Pencemaran lingkungan yang telah dapat dideteksi dan telah menimbulkan kerugian dlantaranya ialah pecahan benda angkasa, Penggunaan NPS dan percobaan nuklir dl ruang angkasa, yang dapat mengakibatkan rusaknya lapisan ozon, dan terjadinya kontamlnasi biologl. Ketentuan hukum yang mengatur eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa telah meletakan landasan hukum agar dalam melakukan kegiatan ruang angkasa tidak merusak lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran. Namun ketentuan hukum tersebut baru merupakan prinsip dasar sehingga perlu adanya pemikiran atau usaha lebih lanjut untuk mengatur hal tersebut dengan lebih seksama.

Pembahasan masalah prinsip prinsip hukum guna mengatur penggunaan NPS di ruang angkasa telah mengalami

56



59

Kemajuan, seperti masalah yang berKaitan dengan Konsultasi, tanggung Jawab dan kompensasi, penyelesalan perselislhan serta perjanjian internasional lainnya. Sedangkan masalah yang berKaitan dengan penentuan tolok ukur keselamatan tetap masih menimbuikan perdebatan yang mendasar, Khususnya antara negara pemakai NPS dengan negara-negara bukan pemakai NPS. Negara-negara bukan pemakai NPS menghendaki adanya jaminan keselamatan yang optimal, sedangkan negara pemakai NPS belum bersedia untuk terikat kedalam ketentuan hukum yang belum memperoleh konfirmasi dan analisia secara teknis dari subkomite ilmiah dan teknik.

Dari hasil studi yang telah dilakukan oleh subkomite ilmiah dan teknik ditegaskan bahwa sebenarnya NPS dapat digunakan dengan aman dalam kegiatan ruang angkasa sepanjang segala persyaratan dan kriteria keselamatan telah dipenuhi. Namun mengingat bahwa semua tindakan keselamatan yang diambil belum tentu efektif, maka penggunaan NPS dalam kegiatan ruang angkasa dlsarankan agar dibatasi pada misi-misl ruang angkasa yang benar-benar tidak dapat meng^unakan sumber tenaga lain. Sampai saat ini masih terus dilakukan studi-studi teknis, terutama yang berkaitan dengan upaya untuk makin menlngKatkan tindakan-tmdakan keselamatan.

Dalam sidang-sidang UNCOPUOS terdapat perbedaan pendapat yang tajam mengenai perlu tidaknya "suplemen"



60

terhadap perjanjian-perjanjian yang ada. AKan tetapi dengan dibahasnya Draft prinsip Tentang NPS yang disusun oleh Kanada menunjukkan adanya perkembangan yang mengarah kepada terbentuknya ketentuan-ketentuan khusus tentang NPS. Draft Prinsip tentang NPS itu memuat antara lain mengenai penerapan hukum internasional, notifikasi dan informasi, tlndakan keselamatan, bantuan kepada negara- negara tanggung Jawab serta ganti rugi. Namun sampai sekarang sudah berkembang menjadi sebelas prinsip. Pembahasan masalah Draft Prinsip mengenai NPS tersebut masih belum selesai sehingga materl-materi yang akan dimuat dalam Draft Prinsip masih akan berkembang. Mengingat bahwa masalah yang hendak diatur bersifat teknologis, maka dalam merumuskan prinsip-prinslp tentang NPS telah didasarkan pada petunjuk-petunjuk teknis. Disamping itu mengingat bahwa sebagian besar negara, terutama negara berkembang, pada umumnya tidak mempunyai kemampuan teknologi maju dan finanslal yang kuat, maka telah pula dipertimbangkan posisi dan kepentingan negara- negara berkembang.2. Saran-saran %

Disamping perlu me’mperhatikan hal-hal teknis maupun ekonomis yang mendukung penggunaan NPS, juga perlu memperhatikan kepnhatinan berbagai negara di dunia tentang bahaya radiasi yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan NPS. Kepnhatinan ini timbul karena penggunaan



61

NPS tidak hanya mempunyai aspeK peningKatan Kemampuan teknologi, tetapi Kaiau tidak digunakan secara terkendali dapat mempengaruhl keselamatan kehidupan umat manusia dan lingkungan, karena radiasi nuklir diatas batas tertentu sesuai dengan ketentuan ICRP No. 26 akan berbahaya bagi kehidupan, Hal ini pernah terjadi, misalnya dalam peristiwa jatuhnya Cosmos 954 di wilayah Kanada.

Setiap negara peluncur sebelum melakukan kegiatan di ruang angkasa yang menggunakan NPS wajib memberitahukan kepada Sekretariat Jenderal PBB secara lengkap dan terinci untuk kemudian diberitahukan kepada semua negara. Disamping itu, perlu adanya perkiraan waktu dan tempat reentry, kalau perlu setiap hari dalam seminggu terakhir dalam hal mengalami kerusakan, informasi mana yang harus disampaikan oleh negara peluncur.

Henglngat pentingnya tanggung jawab (liability) atas kerugian yang diakibatkan penggunaan NPS di ruang angkasa, dan menglngat pula bahwa ketentuan dalam Liability Convention 1972 masih bersifat umum, maka disarankan perlu adanya penyempurnaan (amandement) terhadap ketentuan yang berkaitan dengan masalah penggunaan NPS.Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya akibat yang kurang menguntungkan dari penggunaan NPS dalam kegiatan ruang angkasa, maka dlanggap perlu menunjuk suatu badan internasional yang sudah ada untuk menangani :



62

a. Pengaturan mengenai adanya Kerjasama mternasional dalam hal tanggung jawab dari negara-negara pemaKai NPS dalam Kegiatannya di ruang angkasa, khususnya bantuan "experts" dan peralatan kepada negara-negara yang memer lukan.

b. Pengaturan mengenai bantuan teknis dan finansial secepatnya untuk menanggulangi bahaya radiasi nuklir kepada negara yang mendapat malapetaka sebagai akibat penggunaan NPS, termasuk penyediaan fasllitas yang dapat digunakan untuk menanggulangi bencana.

c. Pengaturan mengenai adanya kerjasama mternasional untuk terse 1enggaranya pendidikan dalam bidang bahaya radiasi nuklir bagi negara yang memerlukannya dengan menggunakan organisasi-organisasi mternasional yang telah ada.



DAFTAR BACAAN

BUKU

Allaway, Howard, The Space ShuttIe at Work. NASA, Washington DC., 1979.

Benko, Marietta, dan Willem De Graff, Space Law in the Un > ted Nat ions. Martinus Nijhoff, Netherlands, 1985.

Berros, J, dan D.M. Johnston, The International Law of PoI Iut > on. Macmilan Publisher, London, 1974.

Bride, M.S., Many Voices One WorId, Parts, 1980.

Carl, lnternationaI L i abiIi ty for Damage Caused by Space Objects. New York, 1972.

Chayes, A., J. Fawcett, M. Tito, A.C. Kiss, Sate I Ii te Broadcast i ng. Oxford Un i vers ity Press. London. 1973.

Christoi, C.Q.. The Modern Internat j onaI Law of Outer Space. ed. 1904, Pergamon Press, New York, 1982.

Cohen, M. , Law and PoIi t i cs i n Space Spesif i c and Urgen ProbIems <n the I aw of Outer Space, Me G»I I, 1964.

Dougai, M.S. Me., H. D. Lassewel, dan I. A. Vlosic, Law and Pub Iic Order in Space, Yale Univ., 1963.

Goedhuis, D., Some Trends > n the Po 11 i caI and Legal Thinking on the Congues t of Space, Leiden, 1962.

Gorove, S..Commersia Iization of Space Incent i ve Imped i ments and AIternatives. Washington DC., 1984.

Gothen, David, The Launching Power and Space Ut iI i zat i on for the Benefit of Mankind. Me Gill univ., 1980.

Houston, S., dan H.J. Taubenfeld, The Law Re I ating to Activities of man t n Space. Chicago, 1970.

Jasentu I »ana, Nandasain, Present and Expected uses of Protect i ng the Space Env i ronment. Switz, 1984.

Jenks, C.W., L t abiIity for Ultra Hazardus Activities i n Internat i onaI Law, Leiden, 1967.

Komar Kantaatmaj a , Ganti Rug t Internas ionaI Pencemaran Minyak di Laut. Alumni, Bandung, 1981.

Lachs, Manfred, The Law of Outer Space. Leiden, 1972.

Mahon, J.F., LegaI Aspect of Outer Space. Brith, 1966. Matte, N.M., Space Station a PeacefuI Use for Human i ty, Mc

G * 11 university, Montreal, 1985.

Ogunbanwo, Ogunsula, (nternat t ona1 Law and Outer Space Activities. Martinus Nijhoff, 1976.

Priyatna Abdurrasyid, Hukum Antari Ksa NasionaI Penempatan urgensinya. b p h n , 1966.

------------, Pengantar HuKum Angkasa dan Space Treatyi967. Jakarta 1977.

Read, J.E., The Canadian Yearbook of internationai Law. British University, Columbia, 1963.

Reijnen, Gijsbertha, Legal Aspect of I nternationa1 Law. Orukerijk, Eilinkwijk, Utrecht, 1976.

Skish, John, The Law of Internationa) Spaces. A.W., Sijhoff, Leiden, 1973.

Suyud Harsojo Suyudi, Himpunan Perj anjian Internas i onaI tentang Outer Space. LAPAN, 1981.

verschoor, The LegaI Aspect of Space Act i v 11 i es with Potentia I Iy HarmfuI 1 Effects on the Earth and space Environment. USA, 1972.

W i M i a m s , S .M . , Further Remark on Space Liabi1> ty, USA, 1973.

Wo If, M .G . , Orb 11 a I Debr i s Impact on an Expand > ng Manned Presence i n Space. Sweden 1985.

Wolcott, T.E..•Environmenta 1 and H i storicaI D i fferences Render Sea Law of Little Guidance to DeveIopment of Space Law. American institute of Aeronautics and Astronoutics, Broadway, New York, 1985.

hAKALAH

Anderson, F.D., dan D.J. Cocherjn, " Nuclear Space Power SNAF II Ballistic Missile and Space Technology", 1960.

"Consideration of the Possibility of Supplementing the Norms of international Law Relevant to the NPSM, Deiegasi Ri pada sidang UNCOPUOS, 1983.

Djojodihardjo, Harijono, "Sumber Daya Nuklir pada wahana



Antanksa", maka I ah. LAPAN, Jakarta, 1984.

Galloway, E ■Iene, "United Nations Consideration of Nuclear Power for Satellites", dalam Proceedings of the Twenty Second Colioqium on the Law of Outer Space, 1979.

Hanson, dan W.B. Saunders, "Introduction to Radiological Health and Medical Radiation Biology", 1973.

Lewis, E.E., "Nuclear Power Safety", A Willey Interscience, New York, 1977,

Osdol, W.B., Thomson dan Mecrill, "URAnium Zircunium Hydlide Reactor Space Power System", A Ne Area in Space Transportat ion, 1977.

Oliver, Daw, "Metode Inspeksi pada Instalasi Nuklir", maka1 ah. terbatas, BATAN, Jakarta, 1983.

"Report of the Scientific and Technical Subcommittee on the work of its twentieth session, Deiegasi Ri pada sidang UNCOPUOS, 1983.

"Report of the Legal Subcommittee on the work of its twenty second session", DELRI sidang UNCOPUOS, 1983.

"Report of the Working Group on the NPS in Outer Space on the work of its fourth session", Deiegasi RI pada sidang UNCOPUOS, 1984.

Snyder, Nathan. w . , "Space Power System", Progress in Astronautics dan Aerounautics, 1967.

Sunaryo, R., "Ruang Angkasa PermasaIahannya dan Pemanfaatannya", makaI ah, LAPAN, Jakarta.

MAJALAH

Brooks, E., "Technological and Legal Aspect on Enviromental Monitoring", Journa1 of Space Law. Vol 1, 1973.

Chobotov, V .A ., "The Collision Hazard m Space", JournaI of the Astronout i caI Sc ience, Vol. XXX, No.3, 1982.

Dembling, P.G., dan D.D. Smith, "Solar Power Satellites and Security Consideration the Case for Multilateral Agreements", Journa1 of Space Law, Vol. 11, 1983.

'Effect of Radiation from Nuclear Power Sources Built in the Space Craft on populations and the Standarts of



ICRP", BATAN. 1983.

Frederick, Jr., "Technological Challenge to the Shared Environment", American JournaI of Internat tonal Law. 1972.

Fuqua, D., "Space Industrialization some legal and policy Cosidertion for Pnvete Enterprise", Journa I Space Law. Vo I. 8 , 1980.

Gorove, S., "Pollution and Outer Space A Legal Analysis and Appraisal", Journal of Internat i onaI Law, Vol 5, New York University, 1972.

"Industrial Participation in the Implementation of a Nuclear Power Programme", BATAN. Jakarta, 1981.

Sand, "Space Program and international Environmental Protections", The InternationaI and Comperat i ve Law. vol 21, 1972.

"Nuclear Reactor Safety and Related Topics", AECL. 1979.

"Nuclear Energy and Nuclear Weapon Pro Iiferation", JournaI Iuar negeri. no. 1 2, 1989.

"Quarterl'y Journal of the international Atomic Energy",IAEA Bulletin, Jakarta, 1981.

Ridwan, "Pengantar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir", BATAN. Jakarta, 1981.

Roth, E.A., "Space Debris A Hazard for the Space Station", ESA Bui let in. NO. 44, 1985.

Snell, V.G., "Safety of Candu NPS”, AECL, 1980.

Suherman, E., "Tantangan Peningkatan Kegiatan Komersial di Ruang Angkasa pada Hukum InternasionaI", PRO JUST ITIA No. 3, 1989.

TREAT IES

Space Treaty 1967.

Liability Convention 1972.

Registration Convention.

Rescue Agreement.



Moon Agreement

Draft principles Relevant to The Use of Nuclear Power

Sources in Outer Space.

Convention on Early Notification of A Nuclear Accident.

GENERAL ASSEMBLY RESOLUTION

G.A. Resolution 2222, "On Priciples Governing The Activities of States in The Exploration and use of Outer Space including the Moon and Other Celestical Bodies", XXI, 3 Desember.

G.A. Resolution 2777, "On International Liability for Damage Caused by Space Objects, XXVI, 29 November 1971 .

G.A. Resolution 2994, "On U.N. Conference on the Human Environment1*, XXVII, 15 Desember 1972.

G.A. Resolution 2995, "On Cooperation between state in the Field of Human Environment", XXVI I, 15 Desember 1972.

G.A. Resolution 2996, "on international and Financial Arrangements for International Cooperation", XXVI I 15 Desember 1972.

DOCUMENT

UN-DOC.A/AC.105/230-1979, Report of the Working Group on the Use of NPS.

UN-DOC.A/AC.105/L.1/L.106-1979, "Summary of Operation", Laporan yang dtsajtkan oleh Kanada.

UN-DOC.A/Conf-iOi/BP/4-1981, "Impact of Space Activities on the Earth and Space Environment", Second United Nations Conference on the Exploration and Peaceful Uses of Outer Space.

UN-DOC.A/AC.105/344-1984, "Environmental Effects of Space Activities", Committee on the Peaceful! uses of Outer Space.

UN-DOC.A/AC.105/352-1985, Report of the Legal Subcommittee on the work of its Twenty-Fourth Session.

UN-DOC.A/AC.105/370-1966, Report of the Legal Subcommittee on the work of its twenty-fifth Session.

UN-DOC.A/AC.105/350-1906, "Space Activities of the



United Nation and international Organization", New York.

UN-OOC.a /a c .105/383-1987, Report of the Scientific and Technical Subcommittee on the Work of its Twenty-Fourth Sess i on.

UN-DOC.A/AC.105/385-198 7, Report of the Legal Subcommittee on the work of its Twenty-Sixth Session.

UN-DOC.A/AC.105/I.164-1987, "Provisional Agenda for the Thirtieth Session", item 5, "United Nations Program on Space Application and the Coordination of Space Activities within the United Nations.

UN-DOC.A/AC.105/403-1988, Space Debris.

UN-DOC.A/AC.105/409-1988, Report of the Screntific and Technical Subcommittee on the Work of Its Twenty-Fifth Sess i on.

UN-DOC.A/AC. 105/411 - 1988, Report of the Legal Subcommittee on the Work of Its Twenty-Seventh Session.

Document International Atomic Energy Agency. INFCIRC/357 1988, "Communication of the USSR State Committee on the Utilization of Atomic Energy".



T o b « 1 1 . X a r a k t e r l f t i k I t o t o p H a s i l D e l a h u n d e n g a n U m u r

P e n d o k y a h g P e n t i n g ' •

l i o t o p U m u r A k t l v l t i a , ( k C i / M W ) 6 i f a t S i f a t F i s i k a

P a r u t i ------------------ --------------------------- ----------- t- f t n g u t ) < t n X « i t h a t » n

S h u t 11 h r s e t e l h h

d o w n 1 S h u t - d o w n •__ ______ _ ^ _ 411111*'11111I — - - - - - - -

S r - 8 3 2 . 3 ' j 3 I • 0 M u d a h R a d i a s i e k s t e r n a

- 8 4 3 2 m ' 6 I • 0 M u d a h ■ a l u r u h t u b u h ,

- O S 3 m e 1 ■ 0 . M u d a h . b a h a y a t e r h a d a p

- 0 7 5 6 d ■15i 1 0 . M u d a h k u t h a t a n s e d a n g

K r - B 3 m 1 1 4 m • 3

1

1 . 01

C a t , n a d i a s i a k a t e r n a

- 0 5 m 4 . 4 j 6 1 0 , 2 C a i ' b a h a y a t e r h a d a p

- 6 7 ' 7 8 ' m I S 1 C . . ' C o , * . k e s e h a x a n ' k e c i l .

- e e 2 , 6 3- 2 3 f 0 , 1 G a s *

- 0 9 3 m 3 1 1 0 . C a ■ ■

a ; .8 0C a *

1 - 1 3 1 e h ’• " 2 5

11 2 3 M u d a h n a d i a s i e k s t e r n a

- 1 3 2 . _ 2 / 3 ’ 1 3 8 ' 1 ■ o • . M u d a h j r a d i a s i i n t e r n a

- 1 3 3 ' * . ‘2 1 V 5 4 ! ‘ i 2 5 * ■ ■ M u d a h t e r h a d a p k e l e n -

- 1 3 < ’ 5 2 IU 6 3 , i o ;• M u d a h j a r f o n d e k , r a d i o_ ' ■> r t , 7 i . £ 5 1 <1, 4 ’ M u d a h ■ t o h s i s i t a t .

' - 1 3 6 0 6 ' A 5 3 1 * o . M u d a h t i n g g i t

X e - 1 3 1 m 1 2 h 0 , 3 1 ' ■ - 0 , 3 . C a s R a d i a s i e x k t a r n a

- 1 3 1 m 2 , 3 h 1 1 C , 7 C a s b a h a y a t e r h a d a p

- 1 3 3 5 . 3 h 5 4 1 47 C a s k e s e h a t a n k e c i l .

- 1 3 5ra - 1 5 , 6 m 1 6 1 0 C a s .

- 1 3 5 * 9 , 2 - J 2 5 ■r <1 C a r

- 1 3 7 3 , 9 m 4 0 1 o - . C a s ■

- 1 3 0 1 7 m 5 3 1 ■ 0 C a s

• 1 3 9 . 41 d 6 2 1 0 C a s

T « - l 27m 1 0 5 * h 0 . 511 0 , 5 T e r l i ^ t i n a d i a s i a k s t e r n a

- 1 2 7 9 , 4 j 2 . 9 1 0. s d a r i u r a n b a h a y a t e r h a d a p- 1 2 9 m 3 4 h 2 , 3 1 \ f - i , 3 i u m y a n g k e s e h a t a n s e d a n g- 1 2 9 * . 7 2 n . 9 . 5 i ■ o : • t e r o k s i d a

« i .T « - 1 3 1 m 3 0 J 3 . 9 1 2 , 2 . T e r l e p t i B a h a y a t e r h a d a p

- 1 3 1 2 5 m 2 6 1 o . • d a r i u r a n k e s e h a t a n b a r -- 1 3 2 7 7 )■ 3 0 1 31 i u m y a n g a s a l > d a r i a n a k

- 1 3 3 m 6 3 it 5 4 1 0 • t e r o k s i d a l u r u h 1 - 1 3 2 .

- 1 3 3 2 a 5 4 1 - 0 s i . R a d i a s i e k s t e r n a

- 1 3 4 4 4 M 6 3 • 0 • b a h a y a t e r h a d a p

- 1 3 S . 2 IB 5 5 1 0 ‘ k e s e h a t a n s e d a n gi

■ ' • •

Ttbal 2 i K a r a k t a r i s t i k I s o t o y l l a s i l - B a l a h a n d u n j a n U m u r P a r u h

*' P o n j u n g y t n g . P c n t i n g . . .

I l o t o p ' UcnurP a r u h

A k t l v i t o a

1 h r l e t «

l a h I r r .

( k t i / I I K )

S t h

t a l A h ' I r r

S l f a t I S l f a t F i a i k a F a n g u a p a n l K a a a h a C A n

1

1

Y.t-B5 1 0 , 4 t ' 0 , 1 2 0 , 6 2 ' . C a a B a h a y a c a r h a d a p

k a s a h a t a n k e c i l

6 r - 8 9- 9 0

5 V h 2 8 e

3 9 1 , 2

i ‘

3 9 • 6 , 0 _

S o d f c n y S t d a n y

D u h a y a I n t a r n a t v r h a d a j * t u l a n g d a n v > a r u - v * r u .

R u ~ 1 0 6 1 , 0 t 5

§ 91 0 • .

\

4

Da 1 ant

> b a n t u k . q , k * i t l B

r a u d a h n i a n ^ u a p ( R u O “ 3 ,

R u O - 4 )

B a h a y a i n t a r n a t e r h a d a f g i n j a l

d a n t a l u r a n

k a n c i n g ,

-■

C » _ 1 3 7 3 1 t ‘ ' 1 , 1 5 . 3 ..

4 t

M u d a l i

‘ .

S a d i k i t

' ' . . .

D a h a y o i n t a r n a C a r h a d a p i t l u r u h t u b u h .

C a - 1 « 4 ‘ 2 G 2 h* 3 0 * ’ • 5 0 * .* B a h a y a i n t a r n a " t c r h a d a y tvising, d a r i p a r u - y a r u .

B a - 1 4 0 1 2 , 6 h . 1 3 5 3 * S v d a n g

.

D a h a y a i n t a r n a t a r h a d a y e u l a n g

d a n•



) *

n 3 CL S’ 04 o o

ci ; O* +4

f Iff 5*. 5*

£§ 3 <* 0 X

0 (i CQ

P9c* n n t% 3 tt 3 Cl

o» 3

•1 Of a t»

3* F

ff

?■ S

?

SO*

n

a r* O„

1

3 x*

«

M*

C*

_

o* S

S’ *1 cr

S s

}r n

«*

2»

Cf

n c:

n» *t

X *

■ a a

6,

o

01 w

H*

»-i0*

* H‘

«*■

W2

^ 9

3 •

(*

H nS’

a %

m

rr ■3P» rt

M u r* *1 X*

H <*

D M

*

S' O M

S2 pv

& V

:*

O

o

-ov*

-o

-o

\0

O

Vrt

O

O

O

.M

V>J O

O

Vn gj

S>f!

H >o

P *J

O

M

O

O

O

it;

Po ♦

UM

fj *0 0

*

U>u>

o

»

» -0

VA

» -J

a* p>

®ca

n-

£*

-J

CO

o V>

O 0

*0

y* m-

*M

0>

O

MM ‘w cn

\oO

O

a

o

.

‘HM

O

O ai

m c

* *o

sQ 0s

H t***J

ci m

^ 3

W \ij

r- «c-

O-O

M -j

^ .O

VI o

v*>

.t

» w

M ’

O

V>J

O

O

O

B

5

• •

p-

Os

■ M

u

8

wS 8.

M Vfl

v>

Vi

o

Uj vt

SO

o

o ♦> fc-»

• r* X

c* IX x » r> 3 sc i- J a 5J s p H3

M

o> »i

K

Xo* 3

f w £ 01 :z > ? M 0) tc ? 0»

*

K,

" !?

a:

i

£i* *1 o» jr

K >—

* <*

3 c-

C!

nrrT

cr

H

nOi

O"rr

n

(X

Cl *8

CL €> 3 04 Z £ X* o»

& w 01 C 3 *1 S’

s1 <r i> M

S’ *? <fl

-oco

v-

n-a

-J

ViJN> O'

Tabel

Koaposisi' bo ro t pod* bebereps s ls tc a _ m. d«x* nuklir -ootarikM

SHAP-2SNAP-2 • 2ril

Droy-ton

ZrHRonJdne

ZrHStirling

Kcsktor (kg) reri»«i (kg) Coapuron login

cairPClt (Unit Konversi

Osye)CKOKoaponcn J-endin^inStruktur Radiator S is tc a l i s t r ik _

Fen^aturStruktur iPij» •Kctel

Junleh

9°135(270)*

22.5 '

67.5I

9 .*22.5

13*5 45

W>5<5W)‘

" vntuk bsb»n gun» konvensional dengan elektronlk tra n s is to r .

267

75

185

U 2

1D9

u

1712

3091U

279

213

292937U

255?9

214

399

7223623

Watt

1 mtnit 1 Jaa 1 hari 1 tninggu 1 tajiun 10 tahun$ menit 1 bulan

Gambar 1. Daerah kerja berbagai sumber daya



II System Nuclear Auxiallary Power



thermo-mechanicalCONTROL

CONTROLELEMENT

DRIVE MOTOR LFOR START-UP CONTROL ELEMENT

BERYLLIUMsafetyELEMENT

FUELELEMENT

INLET

.*3* SNAP 2 R e a c t o r



DOSE

'RAT

E lr

em/h

r)

3 »

e n

2 °

* c

c -> £ 1

s* <% > TJ C

Sr90

INVE

NTOR

Y (c

url*i

)

19

70

I* o °*

F i £ . S' • Dosage After Minutes of T e s t Operat ion and 1 Hour 'Decay



Gamua DOSC RATC AT I METTCH <R/mR>

PIAMllSlDtt CXPOUMC TIMC Imc) JitCOWAlEtfT TOTAL WTCCRATCD DOSE Fig- (?• P e r m i s s i b l e Exp osure T i m e and D is tanc e lor Intact SNAP

R e -e n try vs Dccay T i m e in Orbit and Orbital-Alti tude

uih-<a.uv v) O o

(0C

10s

10

10 ‘

10

10

-2

10

10

-6

10-10

10,"12

•

• • •

•*

C \4

FT DF ORniWiRr, - \ / ?.5 mrem/hf

MPDCONCRETE SHIELD!NG \

-

4>( *50 ram/hr AT 10 FT. B 3 FT.OF CONCRETE SHIELD

Dy'Z.e t/hr AT 10 FT. 8 3 FT.OF CC

*lh, a 4 f < OF CC

J/ CRET.E; 5m/hf AT 10 JNCRETE SI

HIELD FT. S 3 FT. 4IELD \

\\

10 100 1000 10,000 d i s t a n c e f r o m , r e a c t o r (It)

100,000

F i g . ' T o ta l Dose Rate a t a Function of D is ta nce in Air fr o m SNAP I APU During 50 kw R e a c to r Operat ion

zoim sowso:? • 9 mvsiwv:



(53fRb3ri 9Pec* dari pusiran Coscnot $5 yens jatuh di Csnnia

j

IV V "ivi

( > ( ; <) ( / 6 / j k . C ^ £

<. ^ 1 V X '°^---orl c 7 N \ / ^

° I/ \ ! / \ / N , < ; \ ‘ ; ^ v ^ > >V ' v

tlUr?/.V.’W V ' X. i > /^-vj('0 *M ''/-:)>■■!'!' j

h R V - f * " f i

r~;~-._, A / \ / V ' — - ' ! . . - • Y N ' * * - ^ v \ / \ ^ -Sy. -■; __i;-r " w

I • ^ - <1 I / \ . S- . /i f!"\ ^> > i V / • V \ / • * *n / 1

' ! V ( < : ‘f i V N . - < ^ - -! v t y V " > r ^

( r / -v > s Cy yA',\

oO«ooO*& osr

J

Oroit ec.u2 tor'isi

S. .U.

L.S.wa k tu

OrD-it inklinasi

Orbi t polar

wa k t u

C a t a t a n d a e r a n y a n g U i s a d i l i p u t s a t e l i t .

G a m b ^ r t l O R B I T S A T E L I T



I.ampiran - I.ampiran

Space Treaty 1^67.Liability Convention 197?.Registration Convention.Rescue Agreement.Koon Agreement.Draft Principles Relevant to The Uue of Nuclear Power

Sources in Outer Space.Convention on Assistance in The Caae of A Nuclear Ac

cident or Radiological Emergency.Convention on Early Notification of' A Nuclear Accident.Report of The Working Group on The Use of Nuclear Power

Sources in Outer Soac« on Thfc Work of Its Sixth- Session ( Annex III ).

Surat Keputusan Ketua I.;*I’a N, N o ; L FN/070'SK'096/V11/84 , tentang Pembentukan Team lengkuji UPS.



i. ,staci-:t ;<k a t y

Tc^nt.y on F r i n c i p l e s q o v c - v n t : b o <*:; : .iv L !• ivr; of St.aVra L:i tho i c n ?m ' U:<<; • V -’ <r; i*/ i ncl n<jtho Koon .Hid Ol'.hr'.f O } (•:; t ). Hoilie-i

The S:t;ics. i'crtics to /his '!ns;j.!.rc(l by I be f.'crit rwDi'^x’ts cv'er.inA’.i;i V.sn*! :ts ;i

ressdt t:f mkvi’s entry i:i‘.r> ru l1-.:Hezc'.ni'lxK i:’c eojn."‘0;i I’ucr-.’M ..i iro <ri ( ] ' ; ^".roin

of tbe exploration us; of c :ik r sp;;;c f“ r psrccful purpose'.,tli.it !J’O cxp-o:'".'’Oil f.iv.i uv,; f'f o'jlcr sppct should be

carried on for the benefit c f all people* iir^speelivc of the de^cc of th-jjr economic or scientific i!-'vr;lo*-■ v.c:it.

La ir in g to contribute to broad in 1 e;11I■ o11! co-opcii’.lio.i in the r»cic:i'.iiVj .'.5 wc!' p.s t!i- r.s;'CCts of Mu: r..v'.|or:i'ion ’ ltd um: of o ’ilcr zf-ncti for pcnccfut j.-inprtv::,

h'clicvlnr. siich co-opcruiiu”. ’-■/iI> utc Iti Ihc development c f ni.’tiuil tin<.5-ers!ssti:nr, r.;'d to (!;r siren; ''<c i " i‘. of !tii*nc!ly rehiions ‘'.ir.trs ;ir.i! p<‘ -/j s*'■ ) 962/X V i i ;, t r:;if led o f L.rj;;i|

Principles t'ovcmiiij.’, tlie Activities o f I :>'or. >. liie i ~ . x t i r » 11 ;u’'| Use of O u I ’-t £>i>:-cc“ , which v.\:s .■'dopled ,ir".ir.i!!ip,.:s!/ by the L' lied CJcncr.K Assembly c.o i ;::i: Dcrcir.bc;, lOiVl,

r c s ( i ? : : ; i f t n i 1‘.I ' I / X V ’ : c . : ! I j ; it; r c j ; ; i ' I . ' iU 'S i o : c f i .1 i/i

from pi.iciii" in orbil ;:rot:nd the iiny ob.irc!-, errryi: 1 ;•miclrar weapons or ai:y f>;h: r Icirids of wc;t;vjr,: nf <n;'.ss d-'V t*tii Mon or iinjn instilling xucli wer,po/:s on c c l i^ s i :;ii bodies, w b i c l t

’.v.mj .adopted u;:ammoi!-;ly by !ltc United M;ilions Octieinl Assi isbly 0:1 i 7 iii October. 19o3,

7,'ki/iv accoi:>>l of United is'uliom CTtrricf;• J Assembly 1 e^obi lion IIG / 'I of "'rd November, Iv S . , whielt en:u!.'nn:vil prop.ij:.intl:i

desij’.s’.ed or likely lo ptcvol^c or c.n:'vr.’. t!':c::t io tiltpe:n:e, ljrcaeli of a or :c i o! toisiidcriiH1.tbul lb?: ufoiementioned if^olntion !■; i'.r ouler >;):;ee,

('on',’inccil l!i:<! ;; 'i‘re::ly or. )’rinci;’ies C Inrtii:ii* (hv Activities of SuiSi-s i:i liic ::nd of loiter .'.p.tee. ii’.cbii'.ir.i; tin:XUior, :im! Oilier C,:!er.!i:il i’odic:.. v/ili I'urliii'r the purpti'ics and l'rinci[»iv<: of ! lie Ch;':’c: of t.’ie Uniu-'l Nitlvms ■ tl.irr ti;:rrrti on tin: fcl!u\v‘i:l,".:

A rhd c V!

S l a r r . r i i c ; : io !i’i Ttc::i';\ j l ’.ni! '.<cnr rr '.i'O fv 'jil’.iyfor 1i v.::! r.c'i'vilics in oir.rj s]-::ic. i:u:hi li;-.;; ihu .'.ic-oii :irj*i of>\' ccloslji'.j vtvli'.C! ii't*: ci'’' :i ;:*e 0:1 hy j'/jycnimr.uKii t;.- by r(:n v v .: : .n* ivit:*.-:-, ;• i;:j !>■[ a 'iiirm c

;ir!i\ i:ii-s : :v r.--:'- ' ■ ■ ■. t i.: ci> .! i j i .:: r > i-vi* i 'ic v \l'l (..>!!•> 'i' ! !■-- ; ....... ‘ I 1.'.:!). .ii' u'l <. r i)i tn .n •

i** tvi* i <H‘ir i* (..! ,:i u'-V /‘i.'vO.’ ir'f i,;/1 *'■.i I *“ m ’H f, .** *, *.■ • :f ■ '. i ■ u*.>, j j: 1 v*'»in.: \ - y dir ‘ I ••Mi.. V, u-'i.f'.ivitivr, arv c.ur'i '.i' •: < ,'lf .1:. !<>t 'jrj h;)i!ir.s, ’:y I'i\ '>: ■• •• ' ■ jf’.i. w n hi, 11 -.;..:'t-iiitv I'.;r ; v.i'i, >i;s. [ i" .vV •>1, ; . l“ ' !• ■ •:'<t 1 -I t i< i* '!-«_•i'*lcrf*.’iliOj::if :!iu: '.y '! ■ I : !;:■•'! ic.ily, t i n * t i n juCli c:(jr;;•> 1 • I

A rtirU' V I

i’.if'y Ui ! ’"• ' ’’v ;,'v l *‘s:i' '.p i icH’v M "(<'''!!(».'■> l!rct:ui ;cji •'? vr. i'*.'o '>i *vi it*is 'ji !!;.• j i . JMj'u'r •;:! undies, X «; Wt • 1" v Ic ::- >fyor r.'tiiuv .til d"<ji:c! i> j.’. '" ;’.;.. , .• ■. • 1 v ii.i'*!.: !->i

to Stylo, !<■ 'C y, r; I* hn ! ofj ’ i »cr - . or . $ l . y r , i o : : ; r. n p . " - : : n l ■,.* i : -k c t .

:th, i'i .i.‘r '.price or in n ' c s^ir r. •.? •••; J.: 1 • ^'cor’ ;i:i< 1 oi!u-: «:• I •>o'!

/ r;k!r 1'(

!;• c.»<.’•!"rrt'o.'i • v: ■{ i; ■. . ,• :>>n!:!?*■* ; i vv, c*:, i<> ■■ !• : £*i wl

:>y -Jit; JKi'toipV of (•(> il'.i ;i :>:* : r . i * :s:v] s!i-.,!!.•jor.luc; a!! ;!:t*if ;'<■!:v i I > n .n;«.<;• 1 • ■»■ k-|ntint'liuv cc.f *.v»::« J ,s»* ; •••. sri! ? iv vfif*- ;; *in!tiii'lv i'sl'i t'f :n! n; in1: Si.i'.i” ;, :'.i: ;:ci i J,i* !' :ra;y S t ! s«.•.; 'ir Tieaty, ' i.t‘‘ ;;:ir-.;ic i t l < > f o .i'i'r • •. .i•:"<:11* rf•>l’i! '.il'irr -»•; ir limlv'i, Jli'.i! I'lC'W’.M.I V < i' ••! 'I 'lT ! .!■;!*' *: - < • i f ! ,-i: m !'■*’ I'i'ii' i'\ ". > i: •! . ' ’• ■ '!! ■ '* -' •' 4 • .-•••.•■ i :* i t; o'' :1 - ! !■ : ''''i.,: i v !:•' > ' > •• ICC '■ > ■' n >'!

i-‘i> !■ .v .- .'. !'.*■. v U* ii>'a!v.

has '•.•.■■.''if I>«*I;v-v<* '!i;n .in ,iv!iv-lv *■! ; ' i l ;>l uuinl !>y il'*i it*; ii; iu*!>-r •>i';n c, ' : ' ; • : :»• Muon '.m»!Cfl'-'sli; '1 wdiik; l;:::-. ■ j:;. ! . ' >: i :’ :<«■1 * r i ! „•: ? * will);icfiv11iv » pf olltc! S ! :• f•* r■ v*s : I:c p ! r - f r i i " l ui.cof ou 'Sf splice, indc-.liii!*, (!rj r.'O'.'K .<■•.<; h v ■ -'sirs! ;isi:a!I ’.muii' i ;• ji j’ rtip/i:: t o ir'.U'iiii'lton;1! c,-i" iiil.ihw is ;y-lr,re p i • * -riTu'in('. v/iti* ::iiy such i.C.i-.s'y or i <; - ......... ,'li.Hf. i'ariy 10“ ;c Tr.*.t!y, bciivv • !S.i'. .it; ivi:y or cxpcfi-»:ienI piasr.c-.! by nnoilu\r State I’.iriy in outer iiciuilmj; JJn:Moon p.iuI oilier cclcMi.'i bodies, r p o f c m i n i i y Ii/um iI u !‘.nU'i (V.i irtici: wiih ;!C.[ivili-_*s t>*. !)?(; I'xp'ff 'tHi'i:! :i ih I use ofonlcr sp.Tcc, including (he M('r.'n i»:nf t’fiir" ccSo'.'.r*! !'Ot!i<.*s, may r(.*')i:t'>‘f Cnj)sx;ll:;tioM contci. ::t; 11st: I'd'iv.i* Cr (Wpi’r.moiit.

A flic ir X i

i o r d e r tt> proiiitj’.’- hi >!u:'•xj'loraiitjn am! t>« t'ii(tT i I* It c < r% .Ci-sxit.i'tini'. .'K'livtiii's in s*>.»'.i\ r a V '" ; ' : ;i :ilcdt^li.il liinlii” !, ar.' 1'ilotc.i t ;r: ‘ i/'-i s 1 . t;t tl" 1

I -i! N'a! .’’s wt! ;;■< l!:t' iit’l>*iv : l!'<‘ "m'i ;:.i!)H!‘.;u 1 ‘n«.r."i;:'i:/ily In f.! r.r.U^l ‘ ;*i.i>'i;c:i!':c. <<(

iivi c.diiu', c^'f.uitti, !iV>;a!iO".s a;'.»I 'i’-<i!!‘. <v n‘’ .;i tvi;.t*. )d !*• j>:ivir.;; :i;I*jr*• i:s' lO’i, ‘I't*. *■ ’i > 1 •" - "• I ’ 1' (• ' ,*i. ....... . i:’-: lie i » .i .........* .!*<•> -■ <ulC‘ ] IV-' /.

I

(.1111 \ i'H I ioi; ti;i 1 i. I rv. ,<t I uh i;il *<»,-

H ' l t i l t i ' t i H i , i t n n l e t t , > h j i j W i i v i i f i i W * i f i It J ’t ,

/!<l / »/. I <1 I I I I .‘ I i l l ft t » • i t I m t ( 1 1* > « * l n l I I it? i i f ! I I f l t t 't S )•/ . M| »•# M . II /I I u*tl,t (*. /V*.*, t u t - I . I I I / n f / n / ‘/ I ' w ' t / r o l / / j i * . H t i t . t ' ' • i l t l ' . i l / W h i ’ M u t W » l >;/:/.*/ i n f i /i r u { r« '« r »rf t l i t ' / < h / < >/ ' ‘ / n i t » o f I m m i <i t I f i r «./* •

t i t - l n / t , / < ./ (/#» , 4ttt t ! I / i i m i h i ( / i ( u l i r i V ,

I m I / m * / V I « ’ . i n [ f , ( t i . 1 i»/ «#»»»♦ < n i

Jt. fy: i:f . t t I , ‘ r * - f/ i f f f <> / « « f « i« ( i i ' i i i I t n / f n ‘ I t i t t i ./ V i r f * * m) I m n i u i

t>» t*>hrt V, /V.M./•: . ST :> Jff»; -J IAN /7f ;•./ ( i/ i .» O * /' .i/Z/w-’j t o I h - U i f t n •« ' <•.’•».. n •».*' ;<►».<** i , /i

Ui.\ YKNTION ON l.\T|-;K.\A !'IOXAI. . '/ j wl<ua.v.aci*; j:a: ski; tr: .-‘iwcr; o:uk<r *

T O N m . v i

I‘l«l tlf III* I'llSlltl Itl (if I tl*‘ I - Hit • 4 '>* >!• •Ai in I I U'Imiiiimii of ... ‘ * i....... . " -i»'" • '•’•r • i“A . U - i. ]| I . M J I i i i l l l i>( (<!•' i i t l i l i l L l l i i * I • I m i i l n l i l i * t > .-•> t i n J ' . w i l h ' i *

» l l l f l l l • Ml I |< -HI l ' l l l l l III r h r l l lA r t i* I r I I I l> iiil> iii li i if lit** ( i i i !m i i . Hi i ( i < i«>i • 'I l< f| i

l l i .<h n it l ! n ’ r .M l l l i ’n r i i i I im v

A? I ir li* IV' J i i i i it j im l *H‘ V i 'in l l i i l i i i i l *A l l i i l i ' V l ^ i t l n l i l t i i i » |* 11111 11*iHi• t>ini *A tIji'I** V I I m i i i i ' i i i Ih ' i i l i t t iu ni»‘ »>lni* it V *A I C •••!•* I 1 - | l,l|<|,^ I* 1 II t l l 'X III It I ■ , III < ► <1 11 I <1.1 4 l l l l u l lA ilH 'i i* V I u I I.i i i i i i K1' I 'l ' l i i j i i ' i i^ i i t i" ) !A ........ . I X I*. i*M'i«t..il in ii i<X n i !•• ••!.■> •1 • ••••<--• i i .,•! i»»n i ! . i i . i

A < ( ti !•' \ 1 i • i fin ii1 ;t i |iiH f* 'i |*i i' i ' i i l i l i i 'n .1 .< itiioi.ij',* i i | i.* i l i in ir l u i i i i

A i l n !. \ | | . ( « . i l l i ' l i l r i l n * |u l i l • HIIH^* 1 i. it • • •«kA . : i . l . * M l I ............................................. I i l . . ............................... .., \ i \ l t ! ( ‘n r i r i i h in onni»» ii* 111*iiiA l 'l u l * * M V l ll l l ,l l| l l| | I l f d l l ' H ’ l l i i I lK ' O l IU«I |.|»M« f i l l 11*1' I • ! , 'll| ll..[l*

IK .- l l It I C l l l o t l l l ' A I M HA i I h <• \ \ < \ iim j h «*>i I io i i n f I hi* I 'ItO iii' *( i im i* tm i .m i l tin* w l i r l i m i •»!

. \ i . , * n IM IIIA >!*■ <t \ \ I l l | * ' i n l i l i i ( i i i m ' i ' i l i i i i 1 n ( l l i i t t i i i M * l ‘*«4iij«M'^ii'ii A i l i i i i ' X V 11 M i m i Im- ik !h | i t<( H m- I I i.a i« I • •m in i ••••u \ i l f I *•*< t 'I -i Mh t ' m u . i . i . i i . , .\ i • iv .»■ X X I A--M«*lr»ri»*r I n , i » l < l c •• I l> ■ • n f * i * i l • * r i* * ' • i i l «i*« i \ 11 *- - X X U A | * i t 1 *| Il II I • Ml <! ••I|> • I ‘ l o l lA H m \ \ 11« i M In i iiiIi'm»-M *•A l< .I I* X \ \ A | I | i*|«i ||.H 'M I |«l • • **«|lu*A l i i t ' l l 1 X X V | ll« ‘ * I*** lif I I . •• I <«||V«‘|l1 iiu i

a i i . i ji* \ x \ n 11Jnii.i h iiiA (&»» •<• X X V H I i N | » f a i « u

»*"» «1 I t.. 4 I ••«* 1 j »’.«l •/ oit i ri'< • |< 11* v •*»iri'ni| I ♦«" t\\ l 4 * • l » n

of r,i !'.•( in 1 >>•* 4 *t«»>•(«<', 1 imi ...... I f»m«•<r f , 1* i‘, i.i 1 . *»•* 1I *'•» ..... <in«l ••if.* * i.ii i»«**s 1»-1 4 (*]

IMfc I *>| • H h l l l l l M t l t o n l .►.* I , lil>l < l l l l l . l . < > (» '| I >m*

;>4 n.‘.«»»*t.i • y I.* 1 1«/ M-tr*** .m«! » nt •• 11***’ 1 ini.tlI *«1 • I |< < /» | i*,*t<4t| » ) 0 |>| l l o i . l l t u l l j 4 • «• ««I VI* \ i t l Mm* (••<•!»«- !iy it i>>n 1 i-i n-«.l it/ 11 t «I I •'- » >. I I •• • t I f- l« • M• >1 •' ’ IV" i I I . ,.l * ,r • .1 |

• 1 t* r * f • t<4►• ■■ • <•< i-r •» 1 «*•« • 1 . • < 11 * ,» I <m •• 1 • ••• •* t- f■ (•‘<1- *•:# !<•* 1 . ,<ni 1 «• > lit , I t 4 k •(•tllit. It.4' I »•»«.., ill I In 1 I • 4, * V . 1 , 4 | . 1 | >>■>! 1 ■,>!< ' >, >•» (■••'.(Mill1

(•t ' • — ,<♦•.<«.« I | IMt I •> V I • I . 4 l»f .*.4. I , • . •.i <• 1 1«’ V i . »<, ( l*.»l 1 !»•♦ f f r l •»!*♦ 1 - I . » • »• 1 4 1» • • •«>. i» t il-J4 •' »

vt 11 t t.nl 1 / li«n« lu I Id *■.t rrfvjI Jn-n» . j (<( inU-n M »•«,*•• 1 *11 ont n 1 in ' ( i»* 1 >1 ttl i Im* «• * ,4 i 4» r .»1 *»#n ....... 1 •• 4 I i in r i* 1 « , 4« 11 r 1 4<* |

J<'ll'l»4 .«»« h .11.4 V** rf')|*M4|t WA ill!* t lilllw t li«| I

AMrltU II I l f t |i«* l i t l l i ^ l 'M ’ t n l • i «f I **l»v*‘ l*1 I l l ’l l

If*) 1 ll» |l>l» *|Urt.ir|i»* IN|rflih I'll't Ml”, [p*'HHil«l| Iftjilt/ U t

iiUmm i p.|*>i 1 1 /i[ J«*- * I I !► j <j| i«»-.*4 4 j t 1,1 il4ii*>i|i‘ * 1 • / ofL»iAi«*fr fli i>( (»**r%'*«*♦ n-ii<ii4l 01 1 <4* • • *t' •!, iii t jr *ttfi<it I »mi.i 1 i u 1 «• r'j'i'/i'i ...... iif-j uni ii

{!•> IlM* li«r* *lAillirhllV|* I M ti|M**% |ll>>a>|itM<l I .i>ii>i hn<-||(1 I 1 In- 1<‘< m * ( i i i h k I m m / '■> «*' ' 1 >• i .« :

(i| A winch ].n.... <1 »»i i<r>nioi.M l hi* li*«n. . »rvj o(A i*!« |m‘l .

| t I J A M Ir iM ultii' • I • 1 m 1 • f »i I ii- 1 4 1 • '/ • >(j'<ir«l4l»|*'»'l I 1 l.iimvli**'!)

( 4H 1||4> I l ' I K • » ! I>|||"1 I 41.4 I l l ' l l 1 | I j ii J11*1411 |M I I.*1 o f 4l

l.|M l «• >11 V*‘ J I *1 *• |»llM 4l*> |H««I | * 4 l t l * l | l n * l * « i l | .

AMTIU.r. | |

A I .tn«*l l» I li-| f>l H ■* I I l«*> .*!►%>• 1111 »• I / | « iil< li* I n (• * / 4 Hrt| i» li ■« 1 | Ql«

| n f (I w*ii^<> *‘ *il«>**i} I i / | l * n ji> ll,V K h J - i 1 <>■• M i» * ,i*P I . i t •< l i f | i c i M f t n t i t

lu <m 1 *'1 it I ( in Hi’jAI.,

I« • >. i I Ij » t;.«- > *.f ...... < « .<«, ,, .......... < «,n* <«.« «■ .■ •

■ j r I • i « -«• <>| c . i f l . , i p | i . f ( m i l . N i iv/ u ( I n

l - ’ -« -f .M -. i.»c V / v»n it hs>v* .1 i j n u . - • . y «

Of *4.u1tn'r l.imulm.w }.!..«>•», | |u« '«u I i.<M« «*ul'/ it (h«•** < l i « ’ t o I t * f . i u l t t t f H im r > i M l t o ’ , | ..| « h v i t » t * !|

I l ' > J ■* ■«•» I I I I I* ,

A n n * i .i / i ,

t h r ^ lA i ix ' iK . i l i<<n v ft ii . - |i • in* I •«.**»'i%i •<*> * t «i>* nJ i* I I li« it<Ji* H>

I**'"/ (('I' Htnilrl ll»*' t !••(. K i l l It'* I •• •11*1 iii •w i i i i i , n i ’ r «•« L i *v> .i I I a * ........I i ti»* |>i i <t i j i I i a* «>l H / ' M h * A rid

• t y , i n i n |>f i ' V m Io h h n . t ( * i . . i n i c i j i i ' i t n l i m»>

i l. iw .v ji- a i M i l l i < - M p r » 1 1n' i i - i i ’M i l * i / j - i i n l» . .► I * i* r

MiM>* I o M f t i i i l l i i t M >n i n i w f i 'K i ' ^ ‘ i t - i l l M u ,' >>* j i m a r n l c t l

l<> IP|<* • nftili t |fwi t*l4lvl| v( \ tw ).mI ivrttI I I l b | I i*ll ,

AM? LCtX IA[

If tli** c.igs»’>l l»/ <• d|*.*ci* ♦iii)i,» t |.u'»i>«t* .» *.h>jv »< .ilwi l.iu * ir» t n l n « .n i I I f f * rtr R i ! r l o u « I y i n l t > r ( f i * * * w u h 1 li«*

I l I rilil «( (hll J» |rtll->I| l«*l l>r t II •* f>llll.'t IlHli'l-J III vtl . l l I V«tcH,

\t>l* c.ill l^t a AAll in | l4tltCui. lf Miir l<mntM A*!

i>< .n * l n ') t i n # | m |«m |( | ] i t y n l i ifiui« t i ih| <t|>|>rujii «•» t «• «i»»»l < •>(■ i <J

i ' I i i I l i e . I .11 v « * ln « ;l i I i a * ‘i k ! I • | I • l . i K . i ' j v , -n i'M 1 1

«i»i i i » | , i ' * i l » . 11'D ii‘ Vi’ i , i w x i i i i i - ; i i i H i i « i , n l i i !■ ' r - i i * l l i l m

f »n mI«J i>|(i tun< i»f tin* 1 •*»< ivi iVttf ioi<v<'iiViun.

IV. REGISTRATION CONVENTION

Convention on Registration of Objects Launched into Outer Space .

The states Parties to this Convention,Recognizing the ccrxnori interest of all mankind in

furthering the exploration and use of outer space for peaceful purposes,

Recalling that the Treaty cn Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Ose of Outer Space, including the Moon and Other Celestial Bodies of 27 January 1967 affirms that states shall bear international responsibility for their national activities in outer space end refers to the State cn .whose registry an objects launched into outer space it carried.

Recalling e . 1 e o that the Acrccv. :r.t cn the Rescue of Astronaute, the Return of Astronauts end the Return of Objects launched into Outer Space of 22 April 196B providee that a launching authority shall, upcn request, furnish identifying data prior to the return of an object it has launched into outer space fcund beyond the territorial limits of the launching authority,

Rac&lling further that the Convention cn international liability for Damage Caused by Space Objects of 29 March 1572 establishes international rules end procedures concerning the liability of launching states for d/an age caused by their space objects,

Desiring, in the light of the Treaty on principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Cuter Space, including the Moon and Other Celestial Bodies, to maXe prevision for the national registration by launching States of space objects launched into outer space,

Desiring further that a central register of objects launched into cuter space be established end maintained, cn a mandatory basis, by the Secretary-General of the United Nations, ^

Desiring eJLso to provide for States Parties additional means end procedures to ascist in the identification of epace objects



Relieving that a mandatory system of registering objects launched into outer space would, ir. particular, assist in their idenfcif icaticr. and wculc ccr.'ribute to the tpplicatisn and development of international law governing the exploration and use of outer space,Have acreed cn the following :^ticlc III

1 . Tne S D r r ^ f - a i v - c - i ^ c r B l r.-.cchill maintain a Register in which the infci.uiaticrx furnished in accordance with article IV shall be recorded.

2. There shall be full and open access to the infor nation in this Register*

Article IV

1- Each State of registry shall furnish to the Secretary-General of ths United Kationc, as soon as practicable, the following information concerning each cpace object carried on its registry :

(a) Naae of launching state or States;(b) An appropriate designator of the space object

or iti> reiteration number;(c) Date and territory or location of launch;(d) Bade orbital pcraseters, including :

(1) Nodal period;(ii) Inclination;(ili) Apogee)Uv) Perigee;

(e5 General function of the space object.2. Each state of registry roay, frcm time to time

provide the Secretary-General of the United Nations with additional information concerning a space object carried on its registry. '

3. Each State of registry shall notify the Secretary -General of the United Nations, to the greatest extent feasible and as soon as practicable, of space objects concerning which it has previously transmitted information, end which have been but no longer ar* in earth orbit.



11. KI-KCU:: Ar.kliP.Ml-NT

/ ' r r e c a e n i cn t n c ^ c s c u e o f A c t r o r n - u c s , t h e rr: ■ A s t r o r . a u - c a r . i t h e R e t u r n o f 0 1 - , t« ccc t-E'.:n'.nc:* int<~Cm c c r "po.ee

r / i r Contracting Parties.Noting, (its great im portance o f the T rea ty «ri I’rim-ipks

Governing the Activities o f S f : i c s irt the F:\plorr.tior. -mv' Uie t-fO .itcr Spues, including tho M oon sn-j O t ' .c r C ch ’sr'.ij! !>oJiv:., which o i l s for the tendering o f al! possible assistance: to ~s'icjrv.ml in tns cvcni nf accident, distress or em ergency bu d tn c . tho pron.p* and safe return o f astronauts, and Inc r s tu ; ; : o f o b jec ts Lurid;!*?1 m to outer spacc,

Desiring to dsvclop and give furiiiev c o n r r s i ; expresMor, to thcs? d-.ttie:,

>c p r o n o f c inlL .- j .ation;! co-opcrzl'tot'. jr. t!".r: peaeefui exploration aru! use c f o\i;cr space,

Prompted by sentim ents o f hum anity ,H avccgrccd on the fo llow ing:

4 rn. lr 5

::;icli C ontracting Party which receives ii;tnrnt:tii''<; dis covers that j space o b ic r f or its rorstpuiicri! h.-n; -.m-’OF.ailh in territory unde; its jurisd iction or o:; li.e high Of in rn y o ther place nyt under the jurisdiction o f any S i . : - sJmlf notify the launching fmt iionty and I he S c e r c t j r y -O n e r : !^ nT ttr. Unneii Nation*. •

2. iiach C ontracting I'arty having iurir.dk lion over the te rn ? o rv on which a space o b jcc t or its com ponent parti, have b e r r covered shall, upor. lire request ol li ic bu n ch in g au tlion ty tnul with assistance from that authority if requested. I.ike such sieps as it finds practicable to rccover the o b jc c t or com p onent paits.

3. Upon request o f the launching authority, o b jec ts launched mto ou ter spacc o r their com p onent pari.: found bi*y«>f»d the territorial limits o f the launching authority shall be returned to or held al the disposal o f representatives o f t l . i hu n ch in g authority , which shall, upon request, furnish identifyuijj cnta prior 10 their return.

4. Notwithstanding paragraphs 2 and 3 o f tius artic le , a Con* trad in g Party which Ins reason to heiicvc that a space o b je c t or its com p onent parts discovered in territory under it* jur isd ic tion , or reeoveird by it elsewhere, is o f s hazardous or d c le ic r .o in naturr may so notify the tr.unchin.? authority, which shal! im u ie d u u ly take effective steps, under tne direction and con tro l o f the. Sin! C ontracting P arly , to eliminate possible danger c f harm.

5. Expenses incurred ir. fulfilling obligations to rccover sml return a space o b jcc t or its com pon^ni parts under paragraph:. 2 and 3 o f this article sluiH be born^ by tnc b u n d lin g au thority .

V. KOON AGREEMENT

Acreer.ent Governing the Activities of States or. the Moor, and Otner Celestial p—*. *.

The States Parties to this Agreement,Noting the achievements of States in the explo

ration and are of the moon and other celestial bodies, Recognising that the moon, as e natural satellite

of the earth, has an important role to play in the exploration of outer space,

Determined to promote on tne basis of equality the further development of co-operaticn among States in the exploration and use cf tl ■ r.oen cjifi other celestial bodies,

Desiring to prevent the moon free becoming an area of international conflict,

Bearing in nind the benefits which may be derived frcm the exploitation of the natural resources of f-!:s moon and other celestial bodies,

Recalling the ^rsaty on Principles Governing the Activities of States in ths Exploration • and Use of Outer Space, including the Moot and Other Celestial Bodies, 2/ the Agreement cn the Rescue of Astronauts, The Return of /astronauts and the Return of Objects launched, into Cuter Space, 3/ tne Convention on international liability for Damage Caused by Space Objects, 4/ and the Convention on Registration of Cbjects launched into Outer Space, 5/

Tahing into account the"need to define and develop the previsions of these international instruments in relation to the moon and other celestial bodies,having regard to further progress in the exploration and Use of outer space,

2/ General Assembly resolution 2222 (XXI), annex,3/ General Assembly resblution 2345 (XXilj, annex.4/ General Assembly resolution 2777 (XXVI), annex.5/ General' Assestbly resolution 3235 (XXIX), annex.



Article 71. In exploring and using the noon. States

Parties s'nc.11 take measures to prevent the disrupti or. of the existing balance of its environment, ” whether by introducing adverse changes in that environment, by its harmful contamination through the introduction of extra-environmental matter or otherwise, states Parties shall also take measures to avoid harmfully affecting the environment of the earth through the introduction of extraterrestrial matter or otherwise.

2. States Parties shall infcrm the Secretary- General of the United Nations of the measures being adopted by them in accordance vith paragraph 1 of thie article ana shall also, to the maximum extant feasible, notify him in advance of all placements by thee of radio-active materials cr the moor and of the purposes of such placements. .

3. States Pa* ;es Lha.ll report to other States Parties and to the Secretary-General concerning areas of the moon having special scientific interest in order that, without prejudice to the rights of other States Parties, consideration may be given to the designation of .such are&B as international scien tific preserves for vhich special protective "* arrangements are to be agreed upon in consultation vith the competent bodies of the United nations.



DRATT PfUHCJPl-ES ftlLtVANT TO THE USl W UUCLEA.ll POWER SOURCES IN OU7CA SPACE

Recc/jniz ing tne need tor specific proceuures and c r u t c n to ensue* the f » f * use °f nuclei: power sources m outer space, ...

To this enc,

Pt i n-iule 1 (Applicability of 1 ntycnst i onal law)

6. The Working C.roiv recorded a conscnr-un on the followlnci text of W m c i p l i t 1;

“Act 1 vlciv s involving the use of nuolituc power sources in ouli'i space th<ll be corrifd out In accordance with intcrnationaI law, including in particular tt.c Cd.titec of the United H n t i a m . and tne 19(7 T e e n y f ‘t> I'rineioiee Governlnq the Activities of States in th-j Kxoloratton ahd Use of ijiizcr Space, Including the n-»n and Othor Celestl:! Brilies."

9. It *j» a<]rei.*d L<i;it such consensus wns vin,out prejudice as to ttu- use of tnu words ’snail' or 'nh.nild" throughout the text r»:' t n a draft Pr inciplvs. -/urrh was to be decidrd later.FRISCJPUE 2 1 Sef e^y osts.sjwuit ano n o t m c e t i o n .

/ ' ’ ~ ,1. States Ituncm.i; space oojects with nuclear power sources on ooard V snail proceed witn a tnorough safety assessment prior to launching. This tssessioent shall respect tne guideline* and criteria for safe use contained in pr m cipl* J selow. 1•/ ■

I . when furr.isnt-<? ;ntor.nation to tne Secretary-Ceneral Of the United Nations in accordance with paragraph 1 of General Assemoly resolution 1721 B (XVI) or

. irticle IV of tne Convention on the Registration of Objects Launched into Outer Space, States rtnxverctnq space objects with nuclear power sources on heard tr.all Curnis.*., as soon as possiole after launching, specific information t* to ti.<# presence on ooard a space object of a nuclear power source and its tfneric classification.

FJUNCIPL£ J i Cuice lines and criteria for saie use »**/

t. States launching space objects with nuclear power sources on board snail insure chat tne design, construction and use of such space objects respect

U The question of the definition of ‘States launching space objects ' 'itn nuclear power sources on board* is to be considered later.

' ' « »/ the question of the availaoillty of this assessment is to beiscussed at a later stage in tne light of the discussion of other proposed • K I S .

**V In addition to those contained in principle 3, other guidelines and riteria for safe use are to &• estaolisned by the Scientific and Tecnnological uc-Cowii ttee of Committee on the Peaceful Uses of Outer Space,

PKINCIPLE <: S.ifir_Ly .1 i i-SijnrnC .

Static launch!no -.pjcu oti)«ct> with nucltir ijowut courcti on LOrirt)* ttull profited wi cn a thorough tafety assessment pr i cn to launchinq, This assessment

. shall refcoect the guidelines and criteria for safe use contained in principl* 3.**

' PRINCIPLE 5; Not 1ficqt 1mu of c*-cntr*/ -

(The tixc of principle S, which was Ltiu ebjuct of consensus at thi- _. twenty-£ if cn session t>t* tnc Leqal Sub-Commi tli-.-, iu found in document a /a C . 105/370 and Cot r. 1 of 30 Mrty 1SHC, annex II, paras. S.

PRINCIPLE 6: Cwnr.u 1t .< c i ons

States providing information in accocdanc-.* with principl* 5 shall, j s far as reasonably practicable, respond promptly to rcou>tti for further Information or consultations sought by other States.

* rn* Workinq Group on the Use o t NucIc-.m Power Sources in Outer space of ‘ the Scientific and Technical Sub-Comnlttee should examino the auestiocis of th* us* of th* expression ‘States launchinq space oulnccr, with nuclear power sources on board* as to the participation in tn* safety aFiiuiicment of th* various states whlco

' bay be Involved in the use of nuclear pow*r sciurcud in outer space, and of whether tne safety assessment should ral*t« Lo • Lioi} /it type of nuclear power source which nay be used in one or store space missions or to each individual miKUion.

•• The question of availability of thi:i onri.jssment is to be discussed at a later sta>ie in th<; liqht of the discussion of wihur proposed texts.

•*' The follcMlnq Is proposed as a new p,\i-..cjroph 4 to principle 5, to be discussed when comii-nsus has been achieved on <>11 outstanding principles on the use of nuclear power sourcus In outer space j

“4. fJotninq in this principle shall affi-ct th* reciprocal rights and obligations of States parties to th* Convention on Early ‘Notification of a Nuclear Accident, done at Vienna on 26 September 1986, oc of States parties to bllat*t*l or multilateral aar*utnents concluded in Accordance with the object and purpose of thu Convention. In thu iv«ne a space object with nuclear power sources on Board is malfunctionino with a risk of re-entry of radioactive materials to thu Earth, States parties to th* Convention oc to such bilateral oc multilateral Agreements shall apply this principle in addition to th* Convention or agreements,*

h/M:. 1l.ri'l J 1 sit I'.uic 4.)

PRINCIPLE 7: 'Anil &t»nci; to States

(The text ot )->i incipl» 7, which was the i-bjoct of consensus at the vwenty-fifth sesr.ion of the Legal Sub-Cowtiitf-e, is found in document A/AC. 105/370 ind Corr.l of 30 M.*y 1 986, annex II, paf.is. ''■.1 and 5.5.)*

PRINCIPLE B Re soon:; i!ii 1 i t y of States

J..' In accordance with article .VI of.ttv: .Tn.-.ity on .Principles Governing . the Activities of States in the Exploration.and tlt.u.of Outer Space, includ ing . the jHoon'. and Ocher Celentl.il bodies,' States laun c h i n g U p a c e objects with nuclear power'-' sources on board shall bear international'responsibility for national actlvitiesVin outer space, including the moon and ‘ ocher' ceJ > st ial bodies, involving the use of nuclear power sources, whether such activities are carried on by oovernmcnt agencies or by non-governmental entities.',

-2.; States launching space objects.-;with.,nucli?ar. power, sources on board shall .also bsar responsibility for ensuring ■ that ■ nation* 1 Activities ■ involving th*- uto of nuclear power sources in outer space are conducted in accordance wich these principles and .tint norms of internariona 1 law.'l ,3. When activities involvinq the,use of niclaar power.-sources In outer space are carried on by an international organization, responsibility for ensurin<) that such activities are conducted in accordance "with the se principles and the norma of International law ghall'bc borne'both- by ’ the international- organization and by the States participating in such organization.

f'RXNCI PLE 9 S Cnmpunsat ion ■:« » * *\ •« i ■ '•'v'tvi;. ■"*'—? ■ r •* . *\r “ ■* *'r ? ■» r**'» r> 'nv4:.* *1- V ‘--V/iO ■k

J.. 'States launching-space objects'witij nucluiti: power sources on board shall be internationally liable foe damage caused by tiiaue space objects in accordance with

* The following is proponed as a new paragraph 3 to principle 7, to be discussed when consensus has been achieved on all outstanding princiDlcu on the use of nuclear power sources in outer space:

*3. Nothing in this principle shall affect the reciproeil"riqhtu nnd obligations ot..States par tier, to. the Convention on Assistance in the ease of aNuclear Accident or Radiological E t m i r g u n c y d o n e a t V i e n n a ’on 26 September 19UG, oc of States partiui; to bilateral or multilatural ogretnients concluded in accordance with thu object * r d purpose of the- Convention. Upon the notification o£ i»» uxpected te-entry into Uie.Eatth’s atmnspnere of a space object containing a nuclear power source on board and its component#, it*c«* p a r t i a l to the Convention o t to s u c h bilateral or multilateral agreements shall apply> this principle in addition.to .the. Convention or agreements.*

A/AC.105/411 Engl ish jugu <*

article V I I of the Treaty on principles Governirui the Activities of States ir) the Exploration and Use of Outer Space/ including clip Moon'and Other Celestial Bodies, (,nd the provisions of t C o n v e n t i o n on Inttin.iv iun.il Liability for Oatnum- Caused w Space Objects.

2 . Th* compensation which such Scaces shall t>: liable to pay for damage uhall be determined In accordance with international law arid the principles of justice and equity, in order to provide such reparation■i n :rexpect of the d&maoe as will restore the person, natural or juridical. State c>( international organization on whose benalf a claim is presented .to .the condition which would have existud .if the. C»mcq« had not occurred.

3 . * Compensation shall include reimbursement of r.he expenses for search, recovery and clean~up operations, including expenses for assistance received from thirdpar ties.

4. Claims foe compensation for damage shall -be presented and settled in accordance with the provisions of:the Convention, on.International Liability for Damage Caused Cry Space Objects.'

PRINCIPLE 10: Settlement of dispute*

Any dispute ce*ultinq'Ccom t h * ' application »i; these principle* ■ shall b« resolved through negotiations or other. established procedures for th* peaceful u o t t l a M n t of disDuees. in accordance .with the' Charter-of the United Nations.

PRINCIPLE 11; Relation with 1 nrori-*r.iona 1 treatiei.

•/he Implementation of these principles doijji not pcujucti.ce tho riohts and obligations of States and international oruani z.i i: ions under international treaties..

A/AC. 105/411 miq 1 i ah fjqe 41

(a) Nuclwai ii'jctuts shall be dcslqned either Co re-enter the bar ill's atmosphere and land while rsalnta ininq th* functional intercity of thu coot* inm*nt of radioactive materials, oc to divide'aiid disperse the radioactive materia}* into fin* particles ov*c a wide areas*

(b) Radio-iaotop* generators shall .alwny.s be dcsiqned to re-enter the Ear th's atmosphere and land while maintaining. the functional intercity of the containment of radioactive materials with a hiqh .probabll it y of ^ucccss. This design shall ensure minimal leakage of the radioactive contents in all credible circumstances, including launch accidents/' re-entry~'into" the <itnosphere, impact and prolonged water irwnersion;

(c) In all’cases, states .launching. space objects witn nuclear power sources On board shall ensure with a high probability of success that the recommendations of ICRP concerning radioloqical risks.are rec|— <.:tud when radioactive iil'i t. l-c i a 1 s re-entei the Earth's atmosphere,

9. • All guidelines and criteria for. safe.use of nuclear power sources in outer space ace to be reviewed, by the] Scientific arkl Technical Sub-Committee ;m id the Legal Sub-Committee 10 years af t*r‘ th*ic''adopt if>n. ***

* In its taport on thu worn, of its sixe.h suasion {A/AC.105/409 nf 1 March 196a, annex III, para. 7), the workincj Croup on the Use of Nuclear Power Sources in Outer Spaco of thu Scientific and Technical Sub-Conuni ttee ccatix) that th* feasibility ami safety aspects of the two concepts of complete dispersal (burn-up) and intact re-entry require further information and investioation.

The Workiny Group on th* Use of Nuclear Power Sources in Outer Space of the Scientific *nd Technical'Sub-Committee will examine the question of how best to bake clear that the quantitative individual duno limits stated'in ICRP publication 26 are applicable for normal op«c;«r. ional conditions and that ICRP publication 40 applies to accident situations.

**• Th* question of whether thiii sentence shouid be part of principle' 3 or of th*.C«n*r*l Aaaemoly resolution adopting th* Pr I no lplc* i« to be considered • later.

A, h.<' . I>< ■/ M I f lU I I-'. p a q c III

generally accepted international guideline:, lor rad iological protection in all., pnases of the It miusion,' in particular ' the recommendations of the Int,i:in«tionAl’ Commission on Radiological Protection ’ (ICRl’l concerninq 1 radioloqleal r icks.1."'

2. Reactors on board (pace objects shall only use hiohly enriched uranium,

3, Reactor a on Doara space objects-sna ii in; designed in such a w.iy Uiat if they raturn to the Earth for.any reason and the i tractor core becomes flocxl-rt, it should remain sub-critic.il in all’credible circunn. tirnces.•

4, Reactors on board s p a c e ’objectsTintenclect for.usa in or bi ts • at ounci'.tne tarcn . shall not b« activated -until’.'thev have1 r" eachud the ir‘-planned operating or bit.-i-

5. States launchinq space objects , with nuclear power sources on board ■ int .- orbit3 around the Earth shall make every endeavour to use an orbit that g i w s ' j u d ient time foe radioactive materials to decay, to on acceptable level in sp.irc aft:..'the end of the mission', i: e ; - in-all ■ c i rcurnr. cancels at lease 300 years in i!n: can; of a reactoi , and at least’ 10. times the half .life of the isotopes used in the case of a radio-i aotope generator.''

G. When an orbit that does not meet , t he'ct i c e n a set out in pr inc i;j I <! 3,‘ * paragraph 2 is used, States launchinq gp.iul- objects with nuclear power rources on bjard jhall ensure chac they are designed to provide for their t r a n s O r at the e n d o t the mission to an orbit that meets .these cr i t er ia,-. so as to re.ndi-c the overall use of the nuclear power’- ooucce.'.with a high probability of luccasa, as safe as if it had been used in such an orbiti

,7. In the event o f failure of tho 'transfer at the end a t the mission to an orbit that meets the criteria sot out in principle 3, paragraph 2, States launching spaca O b j e c t s w i t h n u c l e a r ' power'sources on bo.u.l :;hall 'emplur, a s soon mi technology peruits, an in-spocc recovery system or.an additional techniouo for transfer to o u c h an orbit, at> a s to rendur the overall uue of the nuclear povcr s h -j s c o , vith a h i g h probability of s u c c e s s , a s s a f o as it it hsJ twen used in such un orbit.

0. The following additional safety n e a n u d s , inter alia, shall be taken in order to mitigate the negative consequences in cay« of uncontrolled re-entry into the tarth'u atmosphere of nuclear power sources on board upace objectu;

The Workinq Croup on the Use of Nuclear Power Sources in Outer Space of the Scientific and Technical Sub-Committee will exajnine the question of how best to make clear that the quantitative individual done limits stated in ICHP publication 26 are'applicable for' nonn.il operational conditions and that ICRP publication 40 applies to-accident situations.

CE/4/kev.3/Corr.l 15 A u g u s t 1986

COKYEKTIOK OK ASSISTANCE I K THE CASE OF A WUCLEAE ACCIDENT OE

EADIOLOSICAI. EK£ECENCY

"t h e STATES PABTIES TO THIS COKVEHTION,

AUAEE t b » t n u c l a a r a c t i v i t i a * a r t b r i o t c a r r i a d o u t I s * Dumber o f

N0T1NC t b a t c o m p r a b a n c i v a M i i u r t i bava b a t e and a r a b a l n g t a k a n t o

• m u r a 4 b i ( b l a v a l o f a a f a t ; i n n u c l a a r a c t i v i t i e s , a i s a d a t p r e v e n t i n g

n u c l e a r a c c i d e n t * an d a i o i a l z l n c t b * c o n i e ^ u e D c e * o f a n y > u cb a c c i d e n t ,

• b e u l d I t o c c u r .

D E S I R I N G t o e t r e n ( t b e n f u r t b a r i n t e r n a t i o n a l e o - o p e r e t l o n I d t b a

a a f * d e v e l o p m e n t a n d n » e o f n u c l e a r e n e r g y ,

CONVINCED o f t h a n e e d f o r a n i n t e r n a t i o n a l f r a a a w o r k w h i c h w i l l

f a c i l i t a t e t b a pr oaap t p r o v l c i o n o f a s s i s t a n c e I d t h a a v a o t o f a n u c l a a r

a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l u e r g e n c y t o M i t i g a t e i t s c o n s e q u e n c e s ,

H OT I NC t b a u s e f u l n e s s o f b i l a t e r a l and m u l t i l a t e r a l a r r a n g e m e n t s on

m t n a l a s s i s t a n c e i n t b i t a r a a ,

MOTZNC t b a a c t i v i t i e s o f t b a Z n t a r n a t i o n a l A t o m i c l o e r g y A g e n c y i n

f c u i d e l i n e * t o r M u t u a l e me r g e n c y a s s i s t a n c e a r r a n g e m e n t s iti

o o n a e e t i o n w i t b • n u c l a a r a c c i d a n t o r r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c y ,

MVX AOEJJCD follow*!



- 7

Article 1

C e n t r e ] p r o v i f i o n t

1 . The S t a t e s P a r t i e s t h i l l c o o p c r s t e be twe en t h e m s e l v e s and w i t h

t b e I n t e r n a t i o n a l A t o n i c E n e r s r A g en cy ( h e r e i n t f t e r r e f e r r e d t o as t he

" i i e n e j r " ) i s a c c o r d a n c e w i t b t h e p r o v i s i o n s o f t h i s C o n v e n t i o n t o

f a c i l i t a t e p r o m p t a s s i s t a n c e i s t h e e v e n t o f a n u c l e a r a c c i d e n t c r

r a d i o l o ( i c a l w t e r s e n c y t o M l n i B i z e I t s c o n s e q u e n c e s an d t o p r o t e c t l i t * ,

p r o p e r t y an d t b e e n v i r o n m e n t t r o c t h e e f f e c t * o f r a d i o a c t i v e r e l e a s e s .

2 . T o f a c i l i t a t e eu cb c o o p e r a t i o n S t a t e s P a r t i e s u ; a g r e e on

b i l a t e r a l o r M u l t i l a t e r a l a r r a n g e m e n t s o r , where a p p r o p r i a t e , a

e o c b i n a t i o n o f t h e s e , f o r p r e v e n t i n i o r M i o l m i i i s t i n j u r y an d damsse

w h i c h May r e s u l t I s t b e e v e n t o f a n u c l e a r a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l

• m c r i e o e y .

5 . T b e S t a t e * P a r t i e s r e q u e s t t b e A f e n e y , a c t i n g w i t h i n t b e

f r a s e w o r k o f I t * S t a t u t e , t o u * e i t * b e e t e n d e a v o u r * I n a c c o r d a n c e w i t b

t b e p r o v i s i o n s o f t h i s C o n v e n t i o n t o p r o m o t e , f a c i l i t a t e an d s u p p o r t t b e

c o o p e r a t i o n b e t w e e n s t a t e s P a r t i e s p r o v i d e d f o r i n t b i s C o n v e n t i o n .



- 3 -

Ar- l ic l * ?

Prov is ion of as t icttnct

1 . I f a S t a t e P a r t y n e e d s a s s i s t a n c e i s t h e e v e n t o f a n u c l e a r

a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c y , w h e t h e r o r c o t * u e b a c c i d e n t o r

e m e r g en c y o r i g i n a t e * w i t h i n i t i t e r r i t o r y , j u r i i d i c t i o o o r c o n t r o l , i t

u ; c a l l f o r s u c h t u i i t i n c t f r o a a n / o t h e r S t a t e P a r t y , d i r e c t l y o r

t h r o u g h t b a A g e n c y , a n d f r o m t b a A g e n c y , o r , where a p p r o p r i a t e , f r o a

. o t b a r i n t a r n a t i o n a l i n t e r g o v e r n m e n t a l o r g a n i z a t i o n * ( h e r e i n a f t e r r a f a r r a d

t o a t " i n t e r n a t i o n a l o r g a n i s a t i o n s ” ) .

2 . A S t a t a P a r t y r e q u e s t i n g a t s i i t a n c a t b a l l ( p a c i f y t b a t c o p a and

t y p a o f e s s i a t a o c e r e q u i r e d a n d w be re p r a c t i c a b l e p r o v i d a t b e a s t i i t l n g

p a r t y w i t h * u c b i n f o r m a t i o n a t w ; b* n e c e s s a r y f o r t h a t p a r t y t o

d e t e r m i n e t h a e x t e n t t o w h i c h i t i s a b l e t o M e t t b e r e q u e s t , l o t b a

• v a s t t b a t i t i a n o t p r a c t i c a b l a f o r t b e r e q u e * t i n g S t a t a P a r t y t o

• p a c i f y t b a s c o p e a n d t y p a o f a a t i t t a n c a r o q u l r o d , t b a r a q u o * t l n g S t a t e

' P a r t y and t b a a s s i s t i n g ' p a r t y s h a l l , i n c o n s u l t a t i o n , d a c i d a u p o n t ba

a c o p * and t y p a o f a s s i s t a n c e r e q u i r e d . . .

3 . E a c h S t a t a P a r t y t o w h i c h a r e q u e s t f o r an cb a s s i s t a n c e i t

d i r a e t a d a h a l l p r o m p t l y d e c i d e and n o t i f y t b a r e q u e s t i n g S t a t a P a r t y

• d i r e c t l y o r t h r o u g h t b a A g e n c y w h e t h e r i t i s i n a p o s i t i o n t o r a n d e r t b a

a * * i a t a n c a r e q u e s t e d , a n d t h a s c o p e an d t a n * o f t b a e f i l a t a n c e t b a t

f e l g h t be r e n d e r e d .

4 . S t a t a * P a r t i e s a h a l l w i t h i n t b a U n i t s o f t b a i r c a p a b i l i t i a t

i d e n t i f y a n d n o t i f y t h a A g e n c y o f e x p e r t s , e q u i p m e n t a n d m a t e r i a l s w h i c h

e o u l d be B i d e a v a i l a b l e f o r t b a p r o v l t l o n o f a i d s t a n c e t o o t h e r S t a t e *

P a r t i t a i n t h e e v e n t o f a n u c l e a r a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c y a*

* • 1 1 • * t b e t e r m * ! e a p e c l e l l y f i n a n c i a l ) u n d e r w h i c h * u c b a * * l f t a n c e

e o u l d be p r o v i d e d .

5 . A n y S t a t e P a r t y m a y r e q u e s t a t t i i t a n c e r e l a t i n g t o m e d i c a l

t r e a t m e n t o r t e m p o r a r y r e l o c a t i o n i n t o t b e t e r r i t o r y o f a n o t h e r S t a t e

P a r t y o f p e o p l e i n v o l v e d i n a n u c l e a r a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c y .



6 . T b * A f t n c y s h e l l r e s p o n d , I d a c c o r d a n c e w i t h i t s S t a t u t e m f i as

p r o v i d e d f o r t o t h i s C o n v e n t i o n , t o a r e q u e s t i n g S t a t e ' P a r t y ' s o r a

H e s t e r S t a t e ' s r e q u e s t f o r a s s i s t a n c e i n t h e e v e n t o f a n u c l e a r a c c i d e n t

o r r a d i o l o g i c a l a n c r & e n c y b y :

( a ) » t k . l n & a v a i l a b l e a p p r o p r i a t e r e s o u r c e s a l l o c a t e d f o r t h i s

p u r p o s e ;

( b ) t r a n s m i t t i n g p r o m p t l y t h e r e q u e s t t o o t h e r S t a t e s and

i n t e r n a t i o n a l o r g a n i s a t i o n s w b i c h , a c c o r d i n g t o t h e

A g e n c y ' * i n f o r m a t i o n , n a y p o s s e s s t h e o e c e s t s r y r e s o u r c e s ;

and

( c ) i f t o r e q u e s t e d b / t h e r e q u e s t i n g S t a t e , c o - o r d i n a t i n g t h e

a s s i s t a n c e a t t h e I n t e r n a t i o n a l l e v e l w h i c h k i j t h u s be coa e

a v a i l a b l e .

A r t i c l e 3

D i r e c t i o n end c o n t r o l o f e x i s t e n c e

U n l e s s o t h e r w i s e a g r e e d i

- < a ) t b * o v e r a l l d i r e c t i o n , c o o t r o l i c o - o r d i n a t i o n and

s u p e r v i s i o n o f t b e a s s i s t a n c e s h a l l be t h e r e s p o n s i b i l i t y

w i t h i n i t s t e r r i t o r y o f t b e r e q u o s t i n g S t a t e . The a s s i s t i n g

p a r t j s h o u l d , w he r e t h e a s s i s t a n c e i n v o l v e s p e r s o n n e l ,

d e s i g n a t e I d c o n s u l t a t i o n w i t h t b e r e q u e s t i n g S t a t e , t h e

p e r s o n wbo s h o u l d be i s c h a r g e o f and r e t a i n i m e d i a t e

o p e r a t i o n a l s e p e r v i s i o n o v e r t b e p e r s o n n e l an d t h e

•Q f i i pca en t p r o v i d e d by i t . Tbe d e s i g n a t e d p e r s o n s h o u l d

• x e r e l s e s u c h s u p e r v i s i o n I n c o o p e r a t i o n w i t h t b e

a p p r o p r i a t e a u t h o r i t i e s o f t b e r e q u e s t i n g S t a t e t

( b ) t b e r a g u e s t i n j S t a t e s h a l l p r o v i d e , t o t b e « « t e n t o f i t s

c a p a b i l i t i e s , l o c a l f a c i l i t i i i s an d s e r v i c e s f o r t b e p r o p e r

U < « f f e « t l v e a d m i n i s t r a t i o n * f t b e a s s i s t a n c e . I t s h a l l

• I s o e n s u r e t b s p r o t e c t i o n o f p e r s o n n e l , e q u i p m e n t and

. - * -

- b -

m a t e r i a l s b r o u g h t i n t o i t s t e r r i t o r y by o r on b e h a l f o f t he

m l i t i n t p a r t y f o r * u cb p u r p o s e ;

( e ) o w n e r s h i p o f e q u i p n e n t end n s t c r i a l c p r o v i d e d by e i t h e r

p a r t y d u r i n g t b * p e r i o d s o f a s s i s t a n c e s h t l l be u n a f f e c t e d ,

end t h e i r r e t u r n s h a l l be e n s u r e d ;

“ (d) a S t a t e P a r t y p r o v i d i n g a s s i s t a n c e Id r e s p o n s e t o a r e q u e s t

u n d e r p a r a g r a p h 5 o f a r t i c l e 2 ( b a l l c o - o r d i n a t e t h a t

1 a s s i s t a n c e w i t h i n i t s t e r r i t o r y .

A r t i c l e *

C ompet e n t a u t h o r i t i e s and p o i n t s o f c o n t a c t

1 . E a c h S t a t e P a r t ; ( h a l l make known t o t b e A g e n c y an d t o o t h e r

S t a t e s P a r t i e's, d i r e c t l y o r t h r o u g h t h e A g e n c y , I t s c o m p e t e n t a u t h o r i t i e s

en d p o i n t o f c o n t a c t a u t h o r i s e d t o s a k e and r e c e i v e r e g u e i t * f o r and t o

a c c e p t o f f e r s o f e t s l a t a n e e . S u c h p o i n t s o f c o n t a c t an d a f o c a l p o i n t

w i t h i n t h e A g e n e y ( h a l l be a v a i l a b l e c o n t i n u o u s l y .

2 . t a c b S t a t e P a r t y ( b a l l p r o m p t l y i n f o r * t b e A g e n c y o f a n y ch a ng e *

t h a t s a y o e e u r 1 b t b e I n f o r m a t i o n r e f e r r e d t o I n p a r a g r a p h 1 .

3 . T h e A g e n c y ( h a l l r e g u l a r l y and e x p e d i t i o u s l y p r o v i d e t o S t a t e s

P * ? t i e ( , H e a b e r S t a t e s a n d r e l e v a n t i n t e r n a t i o n a l o r g a n i z a t i o n * t h e

I n f o r m a t i o n r e f e r r e d t o i n p a r a g r a p h s 1 and 2 .



- fc -

Artic le S

Tunctionr of thr >.tency

Tha S t s t e t P a r t i t e r e q u e s t t be A g e n c y , i o a c c o r d a n c e v l t b p i n g r a p h

3 o f a r t i c l e 1 and w i t h o u t p r e j u d i c e t o o t h e r p r o v i t i o n t o f t b i t

C o n v e n t i o n , t o :

( a ) c o l l e c t an d d i s s e i a l n a t e t o S t a t e t P a r t l e t and Hembcr S t a t e s

i n f o r m a t i o n c o n c e r n i n g :

( 1 ) e x p e r t s • e q u i p m e n t and m a t e r i a l ! w h i c h c o u l d be mad*

available Id tbe event o f nuclaar accidents o r radiological emergencies;

( 1 1 ) m e t h o d o l o g i e s , t e e h n l g u e t and a v a i l a b l e r e s u l t t o f r e i e a r e b

r e l a t i n g t o r e s p o n s e t o n u c l a a r a c c l d e n t t o r r a d i o l o g i c a l

e m e r g e n c i e s ;

b ) a s s i s t a S t a t a P a r t y o r a Member S t a t a v b e n r e q u e s t e d i n any o f t h a

f o l l o w i n g o r o t h e r a p p r o p r i a t e m a t t a m

( 1 ) p r e p a r i n g b o t h • u r g e n c y p l a n a i n t b e c a t e o f n u c l a a r

• c e l d e n t t an d r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c i e s and t b e a p p r o p r i a t e

l e g i s l a t i o n ;

( i i ) d e v e l o p i n g a p p r o p r i a t e t r a i n i n g p r o g r a m e s f o r p e r s o n n e l t o

d e a l w i t h s u c l e e r a c c i d e n t s a n d r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c i e s ;

( i i i ) t r a n s m i t t i n g r e q u e s t s f o r a s s i s t a n c e and r e l e v a n t

i n f o r m a t i o n i s t b a e v e n t o f a n u c l e a r a c c i d e n t o r

r t d l o l o t l e t l « * e r | a a e y ;

( i » ) d e v e l o p i n g a p p r o p r i a t e r a d i a t i o n m o n i t o r i n g p r o g r a m m e s ,

j r o o e d u r e s a n d s t a n d a r d s j

( v ) c o n d u c t i n g i n v e s t i g a t i o n s i n t o - tbe f e a s i b i l i t y o f

• s t a f e l i s h l n g a p p r o p r i a t e r a d i a t i o n m o n i t o r i n g s y s t e m s ;



7

<e) ma te a v a i l a b l e t o a S l a t * P a r t y o r t h e n b o r S t a t e

r « q u « ( t i D i a * * l * t a n c e i n t b * e v e n t o f t n u c l e a r a c c i d e n t o r

r a d i o l o g i c a l r a e r c e n c y a p p r o p r i a t e r d o u r c x a l l o c a t e d f o r

t h e p u r p o a t o f c o n d u c t i n g an i n i t i a l a c c e i i i a e n t o f t he

a c c i d e n t o r e m e r g e n c y ,

( d ) o f f e r i t * go od o f f i c e s t o t b e S t a t e * P a r t i a l and Member

“ S t a t a * i n t b e e v e n t o f a n u c l e a r a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l

e s e r g c n c y ;

( • ) e a t a b l i c b and m a i n t a i n l l a l c o n w i t h r e l e v a n t i n t e r n a t i o n t l

o r g a n i s a t i o n * f o r t b * p u r p o s e * o f o b t a i n i n g an d e x c h a n g i n g

r e l e v a n t i n f o r m a t i o n and d a t a , and make a l i f t o f *uch

o r g a n i s a t i o n * a v a i l a b l e t o ( t a t * * P a r t i * * , Member S t a t e *

a n d t b a a f o r e m e n t i o n e d o r g a n i s a t i o n s .

A r t i c l e 6

C o n f i d e n t i a l i t y and p u b l i c i t i t n n n n t *

1 . T b * r e q u e s t i n g S t a t e a n d t b * a s ( i ( t i u g p a r t ; ( b a l l p r o t e c t t h e

> n f i d a n t i a l i t y o f a n y c o n f i d e n t i a l i n f o r m a t i o n t h a t b e c o o t t a v a i l a b l a t o

t h * r o f t h a n i n c o n n a c t i o n w i t h t b * o i c i s t a n c * i n t b * a v * n t o f a

c l a ' a r a e e i d a n t o r r a d i o l o g i c a l e m e r g e n c y . Suab i n f o r m a t i o n ( h a l l be

• d * a * l n « i v e l y f a r t b * p u r p o s e o f t b * a * * i * t a n c * a g r e e d u p o n .

2 . T h e a s d a t i n g p a r t y ( b a l l h a k e o v a r y e f f o r t t o e o o r d i n a t a w i t b

• r e q u e s t i n g S t a t e b e f o r e r « l * * ( i n ( I n f o r m a t i o n t o t b e p u b l i c o n t h e

* i a t a n c a p r o v i d e d i n c o n n e c t i o n w i t b ■ n u c l e a r a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l

« * r g e n e y .

- 6 -

Art i cl» 7

fctipburtcment o f cocti

1 . A£ a s s i s t i n g p a r t y may o f f e r a s s i s t a n c e w i t h o u t c o s t s t c t be

r e q u e s t i n g S t a t e . Vn en c o n s i d e r i n g w h e t h e r t o o f f e r a i s i c t a n c e on »ueb •

b a s i s , t h e a s s i s t i n g p a r t y s b a l l t a k e i n t o a c c o u n t :

( a ) t b e n a t u r e o f t b e n u c l e a r accident o r ra d i o l o g i c a l e m e r g e n c y ;

(t>) t b * p l a c e o f o r i g i n o f t b e n u c l e a r a c c i d e n t o r r a d i o l o g i c a l

e m e r g e n c y ;

( c ) t b e n e e d s o f d e v e l o p i n g c o u n t r i e s ;

( d ) t b e p a r t i c u l a r s e e d s o f c o u n t r i e s w i t h o u t n u c l e a r

f a c i l i t i e s ; and

( • ) a n y o t h e r r e l e v a n t f a c t o r s .

2 . When a s s i s t a n c e i s p r o v i d e d w b o l l y or p a r t l y o n a r e i m b u r s e m e n t

b a s i s , t h * r e q u e s t i n g S t a t e s h a l l r e i n b u r s e t h e a s s i s t i n g p a r t y f o r t b e

c o s t s i n c u r r e d f o r t b e s e r v i c e s r e n d e r e d b y p e r s o n s o r o r g a n i z a t i o n s

A c t i n g on i t s b e h a l f , a n d f o r a l l e x p e n s e s i n c o n n e c t i o n w i t h t b e

a s s i s t a n c e t o t b e e x t e n t t b a t s u c h e x p e n s e s a r e n o t d i r e c t l y d e f r a y e d by

t b * r e q p e s t l n g S t a t e . U n l e s s o t h e r w i s e a g r e e d , r e i m b u r s e m e n t s b a l l be

p r o v i d e ; ) p r o m p t l y a f t e r t b * a s s i s t i n g p a r t y has p r e s e n t e d i t s r e q u e s t f o r

r e i m b u r s e m e n t t o t b e r e q u e s t i n g S t a t e , and i n r t s p e c t o f c o s t s o t h e r t h a n

l o c a l c o s t s , s b a l l be f r * * l y t r a n s f e r r a b l e .

3 . n o t w i t h s t a n d i n g p a r a g r a p h 2 , t b e a s s i s t i n g p a r t y may a t a n y t i m e

r a i v e , o r a g r e e t o t b * p o s t p o n e m e n t o f , t b e r e i m b u r s e m e n t i n w h o l e o r i n

►** t . I n c o n s i d e r i n g s u c h w a i v e r o r p o s t p o n e m e n t , a s s i s t i n g p a r t i e s

' b a l l s i r * d u e c o n s i d e r a t i o n t o t b e n e e d s o f d e v e l o p i n g c o u n t r i e s .



- 9 -

A r t i c U B

P r i v i l e g e s . l c n u n l t i » r «ng f « ; l H t l e s

1 . T b * r * g u * a t i n g s t a t * a b e l l a f f o r d t o p * r t o n n * l o f t b * a i i l t t l n s

p a r t y and p * r * o a n * l * * t l n & on i t i b * b a l f t b t n * c * s * a r y p r l v l l * » * i ,

l a n u n l t l * ! an d f a c l l i t i * * f o r t h e p a r f o r m a n c * o f t b * i r a s s i s t a n t : *

f u n c t i o n s . .. -

2 . T b * r * g u * a t l n £ S t a t * a t a a l l a f f o r d t b a f o l l o w i n g p r l v i l * g * s and

i m u n i t i e * t o p e r s o n n * } o f t b * a s s i s t i n g p a r t y o r p e r s o n n e l a c t i n g on i t s

b * b a l f wbo b a v * b * * n d u l y n o t i f i e d t o and a c c e p t e d b y t b * r e q u e s t i n g

S t * t * :

( a ) i a n u n l t y f r o ® a r r e s t , d e t e n t i o n and l e g a l p r o c e s s ,

i n c l u d i n g c r i m i n a l , c i v i l and a a m l n i s t r a t i v * j u r i s d i c t i o n ,

o f t b * r * g u * c t i n ( S t a t * , i n r e s p i c t o f a c t * o r o n i i t i o a s l a

t b * p * r f o r m a n c * o f t b * i r d u t i e s ; and

( k ) t i n p t i O D f r o n t a x a t i o n , d u t i * s o r o t h e r c h a r ( * t , e x c e p t

t b o a * w b l c b a r * n o r m a l l y i n c o r p o r a t e d i n t b * p r l e * o f goods

o r p a i d f o r a * r v l c * s r * n d * r e d , I n r a e j x e t o f t b *

p e r f o r m a n c e o f t b * i r a s s i s t a n c e f u n c t i o n s ,

' 3 . T b * r * q u * * t l n ( S t a t * * h * l l :

■'' ‘ , • . . . , . ■( • ) a f f o r d t b t a * * l « t l n g p a r t y e x e m p t i o n f r o o t a x a t i o n , d u t i e s

. i c : . ; . . . . o r ' o t h e r c h a r t * * o n t b * * g o l p a * n t a n d p r o p e r t y b r o u g h t i n t o

t b * t e r r i t o r y o f t b * r * g u * t L l n i S t a t * bj t b * a a c i c t i n g

( . i . p a r t y f o r t b * p u r p o a * o f k b * • * * l * t a n * * t aatf

. • I *-( b ) p r o r i d * i a n u n l t y from • • I s u r * , a t t a c h m e n t o r r e q u i s i t i o n . of

. a a e h « g u i p a * n t a n d p r o p e r t y .



- 10 -

4 . T b * r e q u e s t i n g S t a t e s h a l l e n s u r e t b e r e t u r n o f s u c h e q u i p m e n t

t o d p r o p e r t y . Z f r e q u e s t e d b y t b e a s s i s t i n g p a r t y , t b * r e q u e s t i n g S t i l e

( b a l l a r r a n g e , t o t b e * z t * D l I t I s a b l e t o d« * o . f o r t b * n e e e i s a r y

d e c o n t a n l q a t l o n o f r e c o v e r a b l e e q o l p o e n t i n v o l v e d i s t b * a s s i s t a n c e b e f o r e

i t * r e t u r n .

5 . Tbe r e q u e s t i n g S t a t e s h a l l f a c i l i t a t e t b * e n t r y i n t o , a t i y In

and d e p a r t u r e f r o c i t i n a t i o n a l t e r r i t o r y o f p e r s o n n e l n o t i f i e d p u r s u a n t

t o p a r a g r a p h 2 and o f e q u i p m e n t and p r o p e r t y i n v o l v e d i n t b e a s s i s t a n c e .

6 . y o t l i i u j , i n t h i s a r t i c l e i b a l l r e q u i r e t b e r e q u e s t i n g S t a t e t o

p r o v i d e i t s n a t i o n a l s o r p e r m a n e n t r e s i d e n t s w i t b t b e p r i v i l e g e s and

i m m u n i t i e s p r o v i d e d f o r i n t h e f o r e g o i n g p s r s g r a p b s .

1. W i t h o u t p r e j u d i c e t o t b e p r i v i l e g e s an d I r a i r u n i t l e f , * 1 1

b a n e f i c i a r i e i e n j o y i n g s u c h p r i v i l e g e s an d I m m u n i t i e s u n d e r t h i s a r t i c l e

h a v e a d u t y t o r e s p e c t t b * l a w s and r e g u l a t i o n s o f t b * r e q u e s t i n g S t a t e .

T b * y s b a l l a l i o h a v e t b * d u t y n o t t o i a t * r f * r * i n t b * d o m e s t i c a f f a i r s o f .

t b * r e q u e s t i n g I t i t * .

I , n o t h i n g i s t h i s a r t i c l e s b a l l p r e j u d i c e r i g b t s an d o b l i g a t i o n s

w i t h r e s p e c t t o p r i v i l e g e s an d i m m u n i t i e s a f f o r d e d p u r s u a n t t o o t h e r

i n t e r n a t i o n a l a g r e e m e n t s o r t b e r u l e s o f c u s t o m a r y i n t e r n a t i o n a l l a w .

9 . W he n s i g n i n g , r a t i f y i n g , a c c e p t i n g , a p p r o v i n g o r a c c e d i n g t o

t b i t C o n v e n t i o n , a S t a t e may d e c l a r e t b a t i t d o es n o t c o n s i d e r i t s e l f

b o n n d I n w h o l e o r i n p a r t b y p a r a g r a p h s 2 and 3 .

. J ® . A f t « t « P a r t y wfalcb be* * * d e a d e c l a r a t i o n i n a c c o r d a n c e w i t b

P * r , t r e p b ® » t a n y t i m e w i t h d r a w i t b y n o t i f i c a t i o n t o t b e d e p o s i t a r y .



- 11 -

A r t i c l e 9

T r « n « H ef personnel . »nuiwBettt end oroptrt_y

Ett fc S t a t e P a r t y s h a l l , i t t h e r e q u e s t of t b e r e q u e s t i n g S t i t t o r

t b e a s s i s t i n g p i r t y , seek: t o f a c i l i t a t e t b e t r i n t i t t b r o u g b I t * t e r r i t o r y

o f d u l y n o t i f i e d p * r s o n n * l , * q u l p a > * n t t o d p r o p e r t y i n v o l v e d i n t b e

a s s i s t a n c e t o an d f r o n t b e r e q u e s t i n g S t i t t .

* A r t i c l e 10

• , IC1«1bs and eoooeniition

1 . T b e S t a t e s P a r t i e s s b a l l c l o t e l y c o o p e r a t e i n o r d e r t o

f a c i l i t a t e t b * s e t t l / r o e s t o f l e g a l p r o c e e d i n g * t o d c l t i n * c o d e r t h i s

a r t i c l e .

2 . U a l e s s o t h e r w i s e a g r e e d , a r e q u e s t i n g S t a t e s b a l l i n r e s p e c t o f

d e a t h o r o f I n j u r y t o p * r e o a s , d u u ( t t o o r l o s t o f p r o p e r t y . o r d u M g e

t o t b e e n v i r o n m e n t c a u s e d w i t h i n i t s t e r r i t o r y o r o t h e r e r e i c o d e r i t s

j u r i s d i c t i o n o r c o n t r o l i n t b e c o u r s * o f p r o v i d i n g t b e e s s i s t a n e e

r e g u e s t e d :

( a ) n o t b r i n e ' a n y l e g a l p r o c e e d i n g s a g a i n s t t h e a s s i s t i n g p a r t y

v o r p e r s o n s o r o t h e r l e g a l e n t i t i e s a c t i n g on i t s b e h a l f }

( b ) a * s u m r e s p o n s i b i l i t y f o r d e a l i n g w i t b l e g a l p r o c e e d i n g !

• a d d a l e s b r o u g h t by t h i r d p a r t i e s a c a i o s t t b e e s s i s t i n g

p a r t y o r a g a i n s t p e r s o n s ' o r o t h e r l e g a l e n t i t i e s a c t i n g . o n

I t * b e h a l f ;

iii(•) H M i b t t u l a t i n i psrty n r p e r s o n s o r o t h e r l e g e l e n t i t i e s

a c t i n g oa t t a b e h a l f h a r m l e s s i n r e s p e c t o f l e g a l

p r o c e e d i n g s r e f e r r e d t o i n a o b ~ p a r a g r a p b ( b ) ; an d



- u ■

(d) compensate tbt assisting party or pcr>on( or other legal enlitier acting on iti behalf for:

( 1 ) d e a t h o f o r i n j u r ; t o p e r s o n n e l o f t h e a s s i s t i n g p a r l y o r

p e r s o n s a c t i n g o n i t s b e h a l f ;

( i i ) l o t s o f o r da&age t o u o n - c o n s t n a a b l e e q u l j * s c n t o r m a t e r i a l s

r e l a t e d t o t b e a s s i s t a n c e ;

e x c e p t i o e s s e s o f w i l f u l m i s c o n d u c t by t b e i n d i v i d u a l * Who c a us e d t b e

d e a t h , i n j u r y , l o s s o r da mage .

3 . T h i s « r t i e l « s h a l l s o t p r e v e n t c o m p e n s a t i o n o r i n d e m n i t y

a v a i l a b l e u n d e r a n y a p p l i c a b l e i n t e r n a t i o n a l a g r e e m e n t o r n a t i o n a l l a w o f

a n y S t a t e . '

4 . N o t h i n * i n t b i t a r t i c l e s h a l l r e q u i r e t b e r e q u e s t i n g S t a t e t o

• p p l y p a r a g r a p h 2 I n w h o l e o r i n p a r t t o i t s n a t i o n a l s o r p e r m a n e n t

r e s i d e n t s . .

5 . V b e n ( i n n i n g , r a t i f y i n g a c c e p t i n g o r a c c e d i n g t o t h i s .

C o n v e n t i o n , a S t a t e s a y d e c l a r e :

( a ) t b a t i t d o e s n o t c o n s i d e r i t s e l f bound i n w h o l e o r i n p a r t

b y p a r a g r a p h 2 ;

(b) t b a t I t t r i l l n o t a p p l y p a r a g r a p h 2 I n w h o l e o r I n p a r t I n : •; c a s a s of g r o s s n e g l i g e n c e b y t b e i n d i v i d u a l s wbo c a u s e d t h e

! d e a t h , i n j u r y , l o s s o r d a m ag e .

' .... * ....... • ■( • , 6, A S t a t a P a r t y w h i c h b s s mads a d e c l a r a t i o n I n a c c o r d a n c e w i t h

j - p a r a g r a p h S m ay a t a n y t i m e w i t h d r a w i t b y n o t i f i c a t i o n t o t b e d e p o s i t a r y .

I



- IS -

Artie)* 11

T c r c l n t t l o n o f i s i i c t i n c *

T b * r e q u e s t i n g S t a t e o f t b e a s s i s t i n g p t r t f m y a t a n j t i n e , a f t e r

a p p r o p r i a t e c o n s u l t a t i o n s and b y n o t i f i c a t i o n i n w r i t i n g , r e q u e s t t b e

t e r n l n a t i o n o f a s s i s t a n c e r e c e i v e d o r p r o v i d e d u n d e r t h i s C o n v e n t i o n .

On e* * \ ic b a r e q u e s t h a s b e es made t b * p a r t i e s i n v o l v e d s h e l l c o n s u l t w i t h

, * a c b o t h e r t o n a k e a r r a n g e m e n t s f o r t b * p r o p e r c o n c l u s i o n o f t b *

a s s i s t a n c e .

Article 1?

R e l a t i o n s h i p t o o t h e r . i n t t r n i t i o m l S E r e e m e o t t

T b i » C o n v e n t i o n ( b a l l s o t a f f e c t t b e r e c i p r o c a l r i g h t s and

o b l i g a t i o n s o f S t a t e s P a r t i e s u n d e r e x i s t i n g i n t e r n a t i o n a l a g r e e m e n t *

w h i c h r e l a t e t o t b * m a t t e r s c o v e r e d by t h i s C o n v e n t i o n , o r c o d e r f u t u r e

. I n t e r n a t i o n a l a g r e e m e n t s c o n c l u d e d i n a c c o r d a n c e w i t b t b e o b j e c t and

p u r p o s e o f t h i s C o n v e n t i o n .

A r t i c l e 13

S e t t l e m e n t o f d i s p u t e s

1 . I n t b * a v a n t o f % d i s p u t e b e t w e e n S t a t e s P a r t i e s , o r b e t we e n a

S t a t e P s r t j a n d t h * A * e n c j , c o n c e r n i n g t b e i n t e r p r e t a t i o n o r a p p l i c a t i o n

o f , t h i s C o n v e n t i o n , t b * p a r t ! * * t o t b * d i s p u t e s b a l l c o n s u l t w i t b £ v i e w

t o , t b * s e t t l e m e n t o f t b * d i s p u t e bjr n e g o t i a t i o n o r bf a n j o t h e v p e s c * f u l

m m * o f a e t t l i n g d i s p u t e s a c c e p t a b l e t o t h e n .

2 . t f a d i s p u t e o f t b i s c h a r a c t e r b e t w e e n s t a t a s P a r t i * * c a n n o t b *

s * t t l * d w i t h i n o n * f * a r f r o m t h * r e q u e s t f o r c o n s u l t a t i o n p u r s u a n t t o

p a r a g r a p h 1 , I t s h a l l , a t t b * r e q u e s t o r a n y p a r t y t o s u c h d i s p u t e , b *

s o f i t t e d t o a r b i t r a t l o a o r r e f e r r e d t o t b * I n t e r n a t i o n a l C o u r t o f

J u s t i c e f a r d e c i s i o n . V a e r e a d i s p u t e i * s u b m i t t e d t o a r b i t r a t i o n , i f ,

w i t h i n s i s a o n t b s f r o * t b e d a t e o f t b e r e q u e s t , t b e p a r t i e s t o t b e



H

d i s p u t e a r * u n c b l e t o a g r * * od t b * o r g a n l t t l i o n of t b « a r b i t r a t i o n , a

p a r t y way r e g u e s t t b * P r e s i d e n t o f t b * i n t e r n a t i o n a l C o u r t o f J o s t l e * o r

t k v S e c r e t a r y - G e n e r a l o f t h « U n i t e d l i s t i o n s t o a p p o i n t on * o r w or e

a r b i t r a t o r s . I n c a s e s o f c o n f l i c t i n g r o g u c s U by t b * p a r t i a l t o t h *

O i * p o t « , t b * r a q u e c t t o t b * S * c r e t » r j - G * n e r a l o f t b e U n i t e d . N a t i o n s ( h a l l

b a v e p r i o r i t y .

- 3 . Whan s i g n i n g , r a t i f y i n g , a c c e p t i n g , a p p r o v i n g o r a c c a d i a g t o

t b i ( C o n v e n t i o n , a S t a t * a t ; d e c l a r e t b a t i t does n o t c o n s i d e r i t s e l f

b o u n d h y e i t h e r o r botfc o f t b e . d i s p u t e s e t t i * ® o a t p r o c e d u r e s p r o v i d e d f o r . „

r ar. J l . T b * o V b e r Ctet>ts p a r t i e s f b e l l no | . ^ boui )d b y * d i s p u t e

s e t t l e m e n t p r o c e d u r e p r o v i d e d f o r i a p a r t g r t p b ? wjt fc r e s p e c t t o a S t a ^ f

P a r t y t o r w h i c h s u c h • d e c l a r a t i o n I * i n f o r c a .

4 . A S t a t * P a r t y w t i l c b ba« &ad a a d e c l a r a t i o n i n a c c o r d a n c e w i t b

p a r a g r a p h 3 may a t a n y t i m e w i t h d r a w i t by n o t i f i c a t i o n t o t b * d e p o s i t a r y .

. A r t i c l e 14

E n t r y i n t o f o r c e

1 . T b i t C o n v e n t i o n ( b a l l b * o p e n f o r d e n a t u r e by a l l S t a t e s and

N a a i b i a , r e p r e s e n t e d by t b * U n i t e d N a t i o n s C o u n c i l f o r N a a i b i a , a t t b t

H e a d q u a r t e r s o f t b t I n t e r n a t i o n a l A t o n i c E n e r g y A g e n c y i n V i e n n a , and - a t

t b e H e a d q u a r t e r s o f t b a U n i t e d N a t i o n * i n New T o r t f r o e ............................................

v a t l l i t ( e n t r y i n t o f o r c e o r f o r t w e l v e m o n t h s , w h i c h e v e r p e r i o d l i

l o n g e r .

2« A S t a t e a n d N a m i b i a , r e p r e s e n t e d b y t b * U n i t e d N a t i o n * C o u n c i l

f o r M a a i b l a , w j e x p r e e s i t s c o a ( * n t t o be bo und by t b l s C o n v e n t i o n

a i t b * r b y c i g n a t u r e , o r b y d e p o s i t o f an i n s t r u m e n t o f r a t i f i c a t i o n ,

a c c e p t a n c e o r a p p r o v a l f o l l o w i n g s i g n a t u r e mad* s u b j e c t t o r a t i f i c a t i o n ,

a c c e p t a n c e o r a p p r o v a l , o r b y d e p o s i t o f an i n s t r u m e n t o f a c c e s s i o n . T b *

i n s t r a a e a t s o f r a t i f i c a t i o n , a c c e p t a n c e , a p p r o v a l o r a c c e s s i o n a b a l l b *

d a p o s i t o d w i t h t b * d e p o s i t a r y .



- 15 -

3 . T h i * C o n v e n t i o n s h i l l e n t e r i n t o f o r c e t h i r t y d a y t a f t e r c o m c n t

t o be b o u n d b n be en e x p r e s s e d by t h r u S t a t e s .

4 . F o r t e c h S t i l e e x p r e s s i n t c o n s o n t t o be bound by t h i i C o n v e n t i o n

a f t e r i t * e n t r y i n t o f o r c e , t b i t C o n v e n t i o n t h i l l e n t e r i n t o f o r c e f o r

t b i t S t e l e t h i r t y d t y t a f t e r t h e d i t o o f e x p r e s s i o n o f c o n t e n t .

S’ . ( a ) T h i s C o n v e n t i o n ( h a l l be o p e n f o r a c c e t t i o n , a* p r o v i d e d

f o r i s t h i s a r t i c l e , b y i n t e r a a t i o n i l o r g a n i z a t i o n s and

r e g i o n a l i n t e g r a t i o n o r g a n i z a t i o n * c o n s t i t u t e d b y s o v e r e i g n

S t a t e t , w h i c h h a v e c o m p e t e n c e I n r e c p e c t o f t h e

n e g o t i a t i o n . c o n c l u s i o n and a p p l i c a t i o n o f i n t e r n a t i o n i l

a g r e e m e n t s i n m a t t e r * c o v e r e d by t h i * C o n v e n t i o n .

( b ) I n m a t t e r * w i t h i n t b e i r c o m p e t e n c e * u e b o r g a n i z a t i o n s

• h a l l , o n t b e i r own b e h a l f , e x e r c i s e t b e r l g h , t s an d f u l f i l

t b e o b l i g a t i o n s w h i c h t h i s C o n v e n t i o n a t t r i b u t e s t o S t a t e s

P a r t i e s .

( c ) When d e p o s i t i n g i t s 1 D e t r i m e n t o f a c c e s s i o n , c u c h an 1

o r g a n i s a t i o n s h a l l c o e n u n i c a t e t o t h * d e p o s i t a r y a

, d e c l a r a t i o n i n d i c a t i n g t b e e x t e n t o f i t s c o m p e t e n c e i n

r e s p e c t o f m a t t e r s c o v e r e d b y t b l s C o n v e n t i o n .

( 4 ) S u e b a s o r g a n i s a t i o n s h e l l n o t b o l d e n y v o t e a d d i t i o n a l t o

t h o s e o f i t s M emb er S t a t e s .

. article IS

l * r o v i e l o n a l e p p l i c t t i o n

* State may, npon signature or et any later date before this Convention «nters into force for it, declare tbat it will apply tbis Convention provisionally.



- 16 -

A r t i c l e 16

tss. n a m e n t t

1 . k S t « t < P a r t y m ; p r o p o s e amendment* t o t b i t C o n v e n t i o n . Tbe

p r o p o s e d a s i n d a t n t ( h e l l b t t u b a l t t -ed t o t h e d e p o s i t a r y who t h i l l

. c i r c u l a t e i t i n a t d i a t e l y t o e l l o t h e r S t a t e s P a r t i e s .

2 . I f t s a j o r i t y o f t b * S t a t e * P a r t i e s r e q u e s t t h e d t p o s i t a r y t o

c o n v e n t * a c o n f e r t D c e t o c o n i l d i r t b e p r o p o s e d a me n d me n t s , t b t d e p o t I t s r y

• h a l l i n v i t e a l l S t a t e * P a r t i t e t o a t t e n d t u c b a c o n f e r e n c e t o b e ( i o n o t

t o o n e r t h a n t h i r t y d a y * a f t e r t b e i n v i t a t i o n * a r t i t s u e d . Any ameot lsent

a d o p t e d a t t b t c o n f e r e n c e b j a t v o - t h l r d c m a j o r i t y o f a l l S t a t e * P a r t i e s

i t b a l l be l a i d down i n • • p r o t o c o l w h i c h i t o p t n t o d e n a t u r e i s V i t n a * and

N t v K o r k b y a l l S t a t * * P a r t i e s .

3 . T h * p r o t o c o l ( h a l l e n t e r i n t o f o r c e t h i r t y d s y s a f t t r c o n s e n t t o

b t b o u n d b a t b t t n t z p r t i s t d b y t h r t t S t a t e * . F o r e a c h S t a t * e x p r e s s i n g

c o n t e n t t o be b o u n d b y t h e p r o t o c o l a f t e r i t * e n t r y i n t o f o r c t , t b e

p r o t o c o l a b a l l e n t e r i n t o f o r c e f o r t h a t S t i t t t h i r t y d a y s a f t e r t b * d » t *

o f e r p r e i t i o n o f e o n i e a t .

A r t i c l e 17

D e n u n c i a t i o n ,

1 . A G t a t e P a r t y may d e n o u n c e t h i * C o n v e n t i o n b y w r i t t e n '

n o t i f i c a t i o n t o t h a d e p o t i t a r y . ■ 1i ’

, 2. Peooociation ahall take effect ont year follow!D( tbt datt on. whle)> tbe nottf i cat ion if received by tbe depositary. . .

. .

- 17 -

txppHttry

1 . T b t D i r e c t o r C e n e r a l o f t b e A ^ e n c f ( h i l l be t b * d e p o s i t i r j r o f

t h i * C o n v e n t i o n .

2 . T b t D i r e c t o r C e n e r a l ( b a l l p r o m p t l y n o t i f y S t a t e * P a r t i c c and

e l l o t h e r S t a t e s o f :

. ( a ) e t c h s i g n a t u r e o f , t b i s C o n v e n t i o n o r any p r o t o c o l o f

e a end taen t i .

( b ) e a c h d e p o s i t o f an i n s t r u m e n t o f r a t i f i e a t i o n , a c c e p t t n e e ,

a p p r o v a l o r a c c e s s i o n c o n c e r n i n g t h i s C o n v e n t i o n o r any

p r o t o c o l o f a a e n d s e n t ;

( c ) a n y d e c l a r a t i o n o r w i t h d r a w a l t h e r e o f I d a c c o r d a n c e w i t h

a r t l e l e s 5 , 1 0 an d 1 3 ;

( d ) a n y d e c l a r a t i o n o f p r o v i d o n a l a p p l i c a t i o n o f t h i (

C o n v e n t i o n l a a c c o r d a n c e w i t h a r t i c l e 1 5 ;

< e ) t h e e n t r y i n t o f o r c e o f t h i s C o n v e n t i o n a n d o f a n y

a m e n dm e nt t h e r e t o ; and

( f ) a n y d e n u n c i a t i o n k t d e v n d e r a r t i c l e 1 7 .

- 18

A r t i c l e 19

A u t h e n t i c t e i t r end c r r t l f i w d c o p i e *

T h * o r i g i n a l o f t h i s C o n v e n t i o n , o f v b i e h t h * A r a b i c . C h i n e s e ,

K o g l i i b ' , F r e n c h , f c u s s l ao and S p a n i s h t e x t s e r e e q u a l l y a u t h e n t i c , ( b i l l be

d e p o t i t e d w i t h t b * D i r e c t o r C e n t r a l o f t b e I n t e r n a t i o n a l A t o m i c E n e r g y

A g e n c y *Who s h a l l s e n d - c e r t i f i e d ' c o p i e s t o S t e r t e f P a r t i e s an d a l l o t h e r

S t a t e t . 1

I K WI TNESS WHEREOF t h e u n d e r s i g n e d , b e i n g d u l y a u t h o r l i e d , have

t i n n e d tbl s C o n v e n t i o n , o p en f o r s i g n a t u r e as p r o v i d e d Id p a r a g r a p h 1 o f

a r t i c l e 1 4 . .

ADOPTED b y t b e G e n e r a l C o n f e r e n c e o f ' t h e I n t e r n a t i o n a l A t o m i c

E n e r g y A g e n c y m e e t i n g i n s p e c i a l s e s s i o n a t V i e n n a on t b e ........................... .. d a y

o f ......................................... • one t h o u s a n d n i n e h u n d r e d a n d ................................



C E / 8 / b e v . 3 / C o r r .1

I S A u g u s t 1986

CONVENTION ON EARLY N O T I F I C A T I O N Of I WUCLEAX ACCXDINT

THE STATES P A S T I E S TO T H I S COKYEKTXON.

AJk?.Z t b « k n u c l u a r a c t i v i t i e s a r e b e i o j c t r r i e d o u t l a a nuc.ber o t

S t i t t t ,

iJOTINC t b a t c o m p r e h e n s i v e m e a s u r e s have been an d a r e b e i n g t a k e n t o

• n f u r a a h i j h l e v e l o f t a f a t y i o n u c l e a r a c t i v i t i e s , e l » e d a t p r e v e n t i n g

m i o l t i r a c c i d e n t s en d m l n l o l r l o i t h * c o n s e q u e n c e s o f a n y * u e b a c c i d e n t ,

s h o u l d I t o c c u r , . .

OESXKXNC t o s t r e n g t h e n f u r t h e r i n t e r n a t i o n a l c o - o p e r a t i o n l o t h t

s a f e d e v e l o p m e n t e n d u a e o f n u c l e a r e n e r g y ,

CONVINCED o f t b e n e e d f o r S t a t e s t o p r o v i d e r e l e v a n t I n f o r m a t i o n

a b o u t n u c l e a r a e c l d t n t s %t e a r l y as p o s s i b l e i n o r d e r t b a t t r a n s b o u n d a r y

r a d i o l o g i c a l c o n s e q u e n c e s c a n be m i n i a i x e d ,

NOTI NG t b e u s e f u l n e s s o f b i l a t e r a l and B u l t l l a t a r a l a r r a n g e m e n t s os

i n f o r m a t i o n e x c h a n g e i s t h i s a r e a ,

l iAVE i , a U K l i a * f o l l o w * t ^



- 2 -

* n t e l y _ l

Scope of aopl ict t ion

1 . T b i t C o n v e n t l o o c h i l l s p p l y I n t b e e v e n ! o f i n ; a c c i d e n t i n v o l v i n g

f a c i l i t i e s o r a c t i v i t i e s o f a S t a t e P a r t y o r o f p e r s o n s o r l e g a l e n t i t i e s

u n d e r i t s j u r i s d i c t i o n o r c o n t r o l , r e f e r r e d t o i n p a r a g r a p h 2 b e l o w , f r o o

w h i c h a r e l e a s e o f r a d i o a c t i v e n a t e r i a l o c c u r s o r i s l i k e l y t o o c c u r and

has r e s u l t e d o r B a y r e s u l t i n an I n t e r n a t i o n a l t r a n s b o u o d a r j r e l e n t t b a t

c o u l d be o f r a d i o l o g i c a l s a f e t y s i g n i f i c a n c e f o r a n o t h e r S t a t e .

3 , Tb e f a c i l i t i e s a n d a c t i v i t i e s r e f e r r e d t o i n p a r a g r a p h 1 a r e t be

f o l l o w i n g :

( a ) an y n u c l e a r r e a c t o r w h e r e v e r l o c a t e d ;

( b ) an y n u c l e a r f u e l c y c l e f a c i l i t y ;

( c> a n y r a d i o a c t i v e w a s t e man agement f a c i l i t y ; '

( d ) t h e t r a n s p o r t and s t o r a g e o f n u c l e a r f u e l s o r r a d i o a c t l v t

w a s t e s ;

l e ) t b e m a n u f a c t u r e , u s e , s t o r a g e , d i s p o s a l and t r a n s p o r t o f

. r a d i o i s o t o p e s f o r a g r i c u l t u r a l , i n d u s t r i a l , m e d i c a l and

r e l a t e d a c l a n t l f i e and r e s e a r c h p u r p o s e s ; and

( f > t b e u s e o f r a d i o i s o t o p e s f o r po we r g e n e r a t i o n i n a p a c e o b j e c t s .

article 2

n o t i f i c a t i o n and I n f o r m a t i o n

I n t b e e v e n t o f an a e e i d e n t s p e c i f i e d i n a r t i c l e 1 , { h e r e i n a f t e r

t o a * a " n u c l e a r a c c i d e n t " ) , t b a S t a t a P a r t y r e f e r r e d t o i n t b a t

• r t i c l a ( b a l l i

( a ) f o r t h w i t h n o t i f y , d i r e c t l y o r t h r o u g h t b e I n t e r n a t i o n a l A t o n i c

t n a r g y J i t n e y ( h e r e i n a f t e r r e f e r r e d t o as t b e • M ^ a n e y " ) , t h o s e



S t a t * c w h i c h a r e o r *iy be pt .y j i c i l l j a f f e c t e d ac i p e c l f i e d i n

a r t i c l e 1 and t b * Agen cy o f t h e n u c l c a r a c c i d e n t , i t » n a t u r e ,

t b * t i n e o f I t i o c c u r r e n c e and i t c * x » c t l o c a t i o n whe re

a p p r o p r i a t e ;

( b ) p r o m p t l y p r o v i d e t h * S t a t * ( r e f e r r e d t o i n l u b - p a r a i r a p i i ( a ) ,

• d i r e c t l y o r . t h r o u g h t b e A g e n c y , and t h e A t « n c y w i t h euch

a v a i l a b l e i n f o r m a t i o n r e l e v a n t t o s i n i c i z i n g t b e r a d i o l o g i c a l

c o n s e q u e n c e s i o thDte S t a t * c , at » p e c i f i e d i n a r t i c l e 5 .

A r t i c l e 3

O t h e r H u c l e a r A c c i d e n t !

W i t h • v i e w t o m i n i m i z i n g t b * r a d i o l o g i c a l c o n s e q u e n c e * , S t a t e s

P a r t i * * n a y n o t i f y i s t b * e v e n t o f n u c l e a r a c c i d e n t * o t h e r t h a n t h o i e

* p * e i f l * d i s a r t i c l e 1 .

A r t i c l e »

F u n c t i o n s o f t h e A t e n c v

Tb* A g e n c y (ball: '

( a ) f o r t h w i t h i n f p r o S t a t * i P a r t i e s , Member S t a t e t , o t h e r S t a t e i

w h i c h * r * o r s a y be p b y t i c a l l y a f f e c t e d a t a p e c i f i e d i s

a r t i c l e 1 a n d r e l e v a n t i n t e r n a t i o n a l i n t e r g o v e r n a e n t a l

o r g a n i z a t i o n * ( h e r e i n a f t e r r e f e r r e d t o a* " i n t e r n a t i o n a l

o r g a n i s a t i o n * " ) o f a n o t i f i c a t i o n r e c e i v e d p u r s u a n t t o

a u b - p a r a c r a p h ( a ) o f a r t i c l e 2 ; and

< b ) p r o m p t l y p r o v i d e a n y S t a t * P a r t y , H r a b a r S t a t e o r r e l e v a n t

I n t e r n a t i o n a l o r g a n i z a t i o n , u p on r e q u e i t , w i t h t h e i n f o r m a t i o n ■

" r e c e i v e d p n r a u a n t t o a u h - p a r e c r a p b ( b ) o f a r t i c l e 2 .

- i -

Art ic le i

Information tc by provided

1 . Th e I n f o r m a t i o n t o b t p r o v i d e d p u r s u a n t t o a u b - p * n c r a p h l b> of

a r t i c l e 2 t h a l l c o n p r i s c t h e f o l l o w i n g d i t a i t t h e n i v i i l a b l * t o t h e

D o t l t j r l n i S t i t t p a r t y ;

( a ) t b t t i n t , e x a c t l o c a t i o n v h e r e a p p r o p r i i t e , end t h e n i t u r * o f

t h e n u c l e a r a c c i d e n t ;

( b ) t h e f a c i l i t y o r a c t i v i t j i n v o l v e d ;

( c ) t b t as sumed o r e s t a b l i s h e d c a us e and t b t f o r e s e e i b l t

. d e v e l o p m e n t o f t b t n u c l a a r a c c i d e n t r e l e v a n t t o t b t

t r a n s b o u n d a r y r e l e a s e o f t h e r a d i o a c t i v e m a t e r i a l s ;

( d ) t b t ( e n e r a l c h a r a c t e r i s t i c * o f t b e r a d i o a c t i v e r e l e a s e ,

I n c l u d i n g , a* f a r a* i * p r a c t i c a b l e and a p p r o p r i a t e , t b e

n a t u r e , p r o b a b l e p b y i i e a l and c h e m i c a l f o r m and t b t q u a n t i t ; ,

c o m p o s i t i o n a n d e f f e c t i v e b t i j h t o f t b t r a d i o a c t i v e r e l e a s e ;

< e ) I n f o r m a t i o n b n c u r r e n t and f o r e c a s t m t t e o r o l o c l e e l and

h y d r o l o g i c a l c o n d i t i o n * , n e c e s s a r y f o r f o r e c n t l o j t h e

t r a n s b o u n d a r y r e l e a c t o f t b e r a d i o a c t i v e m a t e r i a l * ;

< f ) t b e r e m i t s o f e n v i r o n m e n t a l m o n i t o r i n g r e l e v a n t t o t h e

t r a n s b o u o d a r y r e l e a s e o f t b t r a d i o a c t i v e m a t e r i a l * ;

( ( ) t b e o f f - s i t e p r o t e c t i v e M a t u r e s t a k e n o r p l a n n e d ;

( b ) t b e p r e d i e t e d b e h a v i o u r o v e r t i me , o f t b e r a d i o a c t i v e r e l e n t .

2 . S u c h i n f o r m a t i o n a b a l l be f u p p l e m e n t e d a t a p p r o p r i a t e I n t e r v a l * by

f u r t h e r r e l e v a n t i n f o r m a t i o n o n t h e d e v e l o p m e n t o f t h e e a t r c e p c y

• I t u a t i o n , i a o l u d l n i I t a f o r e s e e a b l e o r a c t u a l t e r m i n a t i o n .

9 . I n f o r m a t i o n r e c e i v e d p u r i u a n t t o s u t » p a r a ( r a p b ( b ) o f a r t i c l e 2

K a y be s e e d w i t h o u t r e s t r i c t i o n , e r c t p t when s u c h I n f o r m a t i o n i s p r o v i d e d

i n c o n f i d e n c e b y t h e a o t l f y i n t S t a t e P a r t j * .

1

A r t 1 c l f fc '

. C o n s u l t t t i o n r.

A S t a t e P a r t y p r o v i d i n g i n f o r m a t i o n p u r e u a n t t o l u b - p a r a g r a p b ( b )

o f a r t i c l e 2 ( h a l l , a* f a r ac i * r e a f o n a b l y p r a c t i c a b l e , r * f p o n d p r o m p t l y

t o * r e q u e f t C or f u r t h e r i n f o r m a t i o n o r c o n s u l t a t i o n * f o u g h t by an

a f f e c t e d S t a t e P a r t y w i t b a v i e w t o m i n i m i z i n g t b e r a d i o l o g i c a l

c o n c e q u e n c e f i n t h a t S t a t * .

A r t i c l e 7

Competent authoritie* end points of contact

1 . E a c h S t a t * P a r t y ( b a l l make known t o t b * A g e n c y and t o o t h e r

S t a t * ( P a r t i * * , d i r e c t l y o r t h r o u g h t b * A g e n c y , i t * c o m p e t e n t a u t h o r i t l * *

and p o i n t o f c o n t a c t r * * p o n * i b l * f o r l i t u l a c and r * c * i v i n g t b *

n o t i f i c a t i o n an d i n f o r m a t i o n r e f e r r e d t o I n a r t i c l e 2 . Su cb p o i n t s o f

c o n t a c t a n d a f o c a l p o i n t w i t h i n t b * JLgancy f h a l l be a v a i l a b l *

c o n t l n u o u d y , "

2 . E a c h S t a t * P a r t y f h a l l p r o m p t l y i n f o r m t b * A g e n cy o f a n y c h a n s * *

t h a t a i j o c c u r I n t h * I n f o r s i a t i o n r e f e r r e d t o I n p a r a g r a p h 1 .

3 . T b * A g * n c y f h a l l m a i n t a i n an u ^ - t o - d a t * l i f t o f nuch n a t i o n a l

a u t h o r i t l * * a o d p o i n t * o f c o n t a c t a* w e l l a * p o i n t s o f c o n t a c t o f

r e l e v a n t i n t e r n a t i o n a l o r g a n i z a t i o n * and ( b a l l p r o v i d e i t t o S t a t e *

f ' t r t l * * a n d Member S t a t e * and t o r e l e v a n t I n t e r n a t i o n a l o r g a n i z a t i o n * .

I r t l e l A - B

l b * A s e n c y ( b a l l , i n a c c o r d a n c e w i t h i t i S t a t u t e an d u p o n a

> q u « s t o f • S t a t * p a r t y w b i c b d o * * n o t h a v * n u c l e a r a c t i v i t l * * l t * * l f

t b o r d e r s o n * S t a t * h a v i n g an a e t i v * n u c l c a r p r ogr amme b u t n o t P a r t y ,



I

conduct investigation* Into tb* 1 oas Ibilitjr and e t tsbli thaicnl of an appropriate radiation Bonitoring systen. in order to facilitate the eckieveeient of th* objectives of tbic Convention.

Art i c le 9

. B i l t t e r a l and a u l t I l i t e r e l a r r s n E e m e n t s

I n f u r t h e r a n c e e f t b e i r s u t u a l i n t e r e s t s , S t a t e * P a r t i e s s t y

c o n s i d e r , w h e r e d e e n e d a p p r o p r i a t e , t b e c o n c l u s i o n o f b i l a t e r a l o r

m u l t i l a t e r a l a r r e n s e a e n t s r e l a t i n g t o t h e * u b j * c t B a t t e r o f t h l i

C o n v e n t i o n .

A r t i c l e 10

Relationship to oth«r lnt*rnitlon»l *Kre»a«nt»

T b i t C o n v e n t i o n s h a l l n o t e f f e c t t b * r e c i p r o c a l r i g h t * and

o b l i g a t i o n * o f S t a t e * P a r t i e s u n d e r e x i s t i n g i n t e r n a t i o n a l a ( r * a s * n t s

w b l c b r e l a t e t o t b * m a t t e r * c o v e r e d b y t h i s C o n v e n t i o n , o r s e d e r f u t u r *

i n t e r n a t i o n a l a g r e e m e n t s c o n c l u d e d I n a c c o r d a n c e w i t h t b e o b j e c t and

p u r p o i e o f t h l * C o n v e n t i o n .

A r t i c l e 11

S e t t l e m e n t o f d l * p u i e i

* i , . A * 1 ° tJ»e e v e n t e f * d i s p u t e b e t w e e n S t a t e * P a r t i e s , o r b e t w e e n a

S t a t e P a r t y a n d t b e A g a n e y , c o n c e r n i n g t b e I n t e r p r e t a t i o n o r a p p l i c a t i o n

o f t h l * C o n v e n t i o n , t h e p a r t i e s t o t b e d i a p u t e * h a l l c o n s u l t w i t h a v i e w

t o t b e s e t t l e m e n t o f t b e d i s p u t e b y n e g o t i a t i o n o r b y a ny o t b * r p e a c e f u l

M S B * o f e e t t l l n t d i s p u t e * e c c e p t e b l e t o t b e a . .



7 -

2 . I f i d i s p u t e o f t b i t c h a r a c t e r bc tws ea S t a t e i P a r t i e s c a n n o t b t

s e t t l e ; w i t h i n on e y e a r f r oc . t h * r e q u e s t f o r c o n s u l t a t i o n p u r s u a n t t o

p a r a t r a p b 1 , i t t h i . l l , a t t h e r e q u e s t o f asy p s r t y t o s u c h d i s p u t e , be

• u b n i t t e d t o a r b i t r a t i o n o r r e f e r r e d t o t b e I n t e r n a t i o n a l C o u r t o f

J u s t i c e f o r d e c i s i o n . Whe re a d i s p u t e i s s u b m i t t e d t o a r b i t r a t i o n , i f ,

w i t h i n s i x a o n t b s f r o a t h e d » t e o f t b e r e q u e s t , t h e p s r t i e s t o t h e

d i s p u t e ' a r e u n a b l e t o a g r e e os t h e o r g a n i z a t i o n o f t h e a r b i t r a t i o n , a

p a r t y s s y r e q u e s t t b e P r e s i d e n t o f t b e I n t e r n a t i o n a l C o u r t o f J u s t i c e o r

t b e S e c r e t a r y - G e n e r a l o f t b e D o i t e d N a t i o n s t o a p p o i n t one o r n o r e ,

a r b i t r a t o r s . I n e s s e s o f c o n f l i c t i n g r e q u e s t s by t b e p a r t i e s t o t b e

d i s p u t e , t b e r e q u e s t t o t b e S e c r e t e r y - C e n e r s i o f t h e U n i t e d K s t i o n s s h a l l

b e v e p r i o r i t y . .

3 . V b e s s i g n i n g , r a t i f y i n g , a c c e p t i n g , a p p r o v i n g o r a c c e d i n g t o t h i s

C o n v e n t i o n , a S t a t e may d e c l a r e t b a t i t d o e t s o t c o n s i d e r i t s e l f bound by

e i t h e r o r b o t h o f t b e d i s p u t e s e t t l e m e n t p r o c e d u r e s p r o v i d e d f o r i s

p a r a g r a p h 2 . T b e o t h e r S t a t e s P a r t i e s s h a l l s o t b t b o u n d by e d i s p u t e

• e t t l e m s n t p r o c e d u r e p r o v i d e d f o r i n p a r a g r a p h 2 w i t h r e s p e e t t o a S t a t e

P a r t y f o r w h i c h e u c b e d e c l a r a t i o n I s i n f o r c e .

4 . A S t a t e P a r t y w b l e b has a a d e a d e c l a r a t i o n i s a c c o r d a n c e w i t h

p a r a g r a p h 3 may a t a s y t l a e w i t h d r a w i t by n o t i f i c a t i o n t o t h e d e p o s i t a r y .

- ... A r t i c l e 1?

». i;.c i , ; p o t r v i n t o f o r c e '

k* i ’ * ' . . •. 1 . T b l * C o n v e n t i o n s h a l l be o p e s f o r s i g n a t u r e b y a l l S t a t e s and

M a a l b i a , r e p r e s e n t e d b y t b e U n i t e d N a t i o n s C o u n c i l f o r M a a i b l a , a t t h e

H e a d q u a r t e r s o f t b e I n t e r n a t i o n a l A t o m i c E n e r g y A g e n c y i n V i e n n a , and a t

t b e H e a d q u a r t e r s o f t b e D n i t e d N a t i o n s i n New T o r t f r o m ...........................................

n n t l l i t s e n t r y i n t o f o r c e o r f o r t w e l v e M o n t h s , w h i c h e v e r p e r i o d i s

l o n g e r .



- e -

? . i. S t » t e and N a m i b i a , r e p r e i o n t e d by t h * U n i t e d N a t i o n s C o u n c i l ( o r

l i a a i b i i , m t y e x p r e s s i t s c o n s e n t t o be bo und by t h i s C o n v e n t i o n c i t h e r by

s i g n a t u r e , o r by d e p o s i t o f an i n s t r u m e n t o f r » t 1f i c» t i o n , a e c e p t s n c t o r

a p p r o v a l f o l l o w i n g s i g n a t u r e v i d e s u b j e c t t o r a t l f l e a t l o n , a c c e p t a n c e o r

a p p r o v a l , o r by d e p o s i t o f an i n s t r u m e n t o f s e c e s s i o n . T b t I n s t r u m e n t s

o f r a t i f i c a t i o n , a c c e p t a n c e , a p p r o v a l o r a c c e s s i o n a b a l l be d e p o s i t e d

w i t b t h e d e p o s i t a r y .

3 . T h i s C o n v e n t i o n s h a l l e n t e r i n t o f o r c e t h i r t y d a y s a f t e r c o n s e n t

t o b t b o un d has b e e s e x p r e s s e d by t h r e e S t a t e s .

4 . F o r e a c h S t a t e e x p r e s s i n g c o n s e n t t o be bound by t b i s C o n v e n t i o n

a f t e r i t s e n t r y I n t o f o r c e , t h i s C o n v e n t i o n s b a l l e n t t r I n t o f o r c e f o r

t h a t S t a t e t h i r t y d a y s a f t e r t h e d a t e o f e x p r e s s i o n o f c o n s e n t .

5 . ( a ) I b i s C o n v e n t i o n s b a l l be o p en f o r a c c e s s i o n , as p r o v i d e d f o r I n

t b i s a r t i c l e , b y i n t e r n p t l o n a l o r g a n i x a t l o n s and r e g i o n a l

I n t e g r a t i o n o r g a n i z a t i o n s c o n s t i t u t e d by s o v e r e i g n S t a t e s ,

w b l c b h a v e c o m p e t e n c e l a r e s p e c t o f t h e n e g o t i a t i o n , c o n c l u s i o n

a n d a p p l i c a t i o n o f I n t e r n a t i o n a l a g r e e m e n t s i n u t t e r s c o v e r e d

b y t h l e C o n v e n t i o n .

. t b ) 1c B a t t e r s w i t h i n t b e i r c o mp e t e n c e s ucb o r g a n i z a t i o n s s h a l l , on

.. t h e i r own b e h a l f , e x e r c i s e t b e r i g h t s and f u l f i l t b e

<v. . . o b l i g a t i o n s .wh ich t h i s C o n v e n t i o n a t t r i b u t e s t o S t a t e s P a r t i e s .

. > . ( c ) V b e n d e p o s i t i n g i t s i n s t r u m e n t o f a c c e s s i o n , > u c b an

o r g a n i z a t i o n s h a l l c o m m u n i c a t e t o t h e d e p o s i t a r y a d e c l a r a t i o n

i n d i c a t i n g t b e e x t e n t o f i t s c o mp e t e n c e i n r e s p e c t o f * a t t « ? F

c o v e r e d b y t h i s C o n v e n t i o n ,

( d ) S u c h an o r g a n l t a t l o n s h a l l n o t b o l d any v o t e A d d i t i o n a l t o

t h o s e o f i t s K r a b t r S t a t e s . ,

- V -

Article 13

P r o v i c i o n i . 3 « p & ] i c t i i o n

A S t a t e b*j, u p on s i e m t u r * o r i t any l i t e r d a t e b e f o r e t h i s

C o n v e n t i o n a n t e ? * I n t o f o r e * f o r i t , d e c l t r t t h a t i t w i l l apply t b i t

C o n v e n t i o n p r o v i s i o n a l l y . '

Article U

Agfnrimenti

1 . A S t i t e P a r t y msy p r o p o e e amendments t o t h i s C o n v e n t i o n . Tbe

p r o p o s e d amendment ( b i l l be s u b m i t t e d t o t b e d e p o s i t a r y who ( b a l l

c i r c u l a t e i t i n n e d i a t e l y t o a l l o t h e r S t a t e s P a r t i e s .

2 . I f a m a j o r i t y o f t b e S t a t e s P a r t i e s r e q u e s t t b e d e p o s i t a r y t o

c o n v e n e a c o n f e r e n c e t o c o n s i d e r t b e p r o p o s e d a m e n dm e nt s , t h e d e p o s i t a r y

■ b a l l i n v i t e a l l S t a t a * P a r t i e s t o a t t e n d s uch a c o n f e r e n c e t o b e g i n n o t

• o o n e r t b a n t h i r t y d a y e a f t e r t h e i n v i t a t i o n s a r e i a s u e d . A u j amendment

a d o p t e d a t t b e c o n f t r e n c e by t t w o - t b i r d s m a j o r i t y o f i l l S t a t e s P a r t i e s

• b a l l be l a i d down i n a p r o t o c o l w h i c h i t op en t o a i s n a t u r e i n V i e n n t i n d

Mew f o r k b y a l l S t a t e s P a r t i e e . .

3 . T b e p r o t o c o l ( b a l l e n t e r i n t o f o r c e t h i r t y , d a y s a f t e r c o n s e n t t o

be b o u n d b i s b e e n e x p r e s s e d b y t h r e e S t a t e s . F o r a a c h S t a t e e x p r e s s i n g ,

. e o n e e o t t o b e b o u n d b y t b e p r o t o c o l a f t e r i t s e n t r y i n t o f o r c e , t h e

p r o t o c o l a b a l l e n t e r i n t o f o r c e f o r t b a t S t a t e t h i r t y d a y s a f t e r t h e d a t e

o f e x p r e s s i o n o f c o n s e n t .



u>

A r t ic 1f l b

tirnunr 1t1 1 on

1 , J, S t i t t f e r t y may d e no u nc e t h i s C o n v e n t i o n by w r i t t e n n o t i f i c » t i o a

t o t b e d e p o s i t a r y .

2 . D e n u n c i a t i o n s h e l l t i k e e f f e c t one y e a r f o l l o w i n g t h e d a t e on

w h i c h t b e n o t i f i c a t i o n i f r e c e i v e d b y t b e d e p o s i t a r y .

Article 16

Depositary

1 . T b e D i r e c t o r C e n e r a l o f t b e A ^ e n e y s b a l l be t h e d e p o s i t a r y o f t h i s

C o n v e n t i o n . '

2 . T b e D i r e c t o r C e n e r a l o f t b e A g e n c y s h a l l p r o n p t l y n o t i f y S t a t e *

P a r t i e s a n d a l l o t h e r S t a t e s o f ;

( • ) a a c b s i g n a t u r e o f t h i s C o n v e o t i o n o r any p r o t o c o l o f amendment ;

( b ) « a e b d e p o s i t o f an i n s t r u m e n t o f r a t i f i c a t i o n , a c c e p t a n c e ,

a p p r o v a l o r a c e e t t l o n c o n c e r n i n g t h i s C o n v e o t i o n o r t o y

p r o t o c o l o t ame nd me n t ;

( e ) a n y d e c l a r a t i o n o r w i t h d r a w a l t h e r e o f i n a c c o r d a n c e w i t h

a r t i c l e 1 1 (

( d > a n y d e c l a r a t i o n o f p r o v i s i o n a l a p p l i c a t i o n o f t b i t C o n v e n t i o n

I n a c c o r d a n c e w i t h a r t i c l e 1 3 ;

< • ) t b a o n t r y l a t o f o r c e o f t b i s C o n v e n t i o n and o f a o y amendment

t h e r e t o * , a n d

( f ) a n y d e n u n c i a t i o n a i d e t i n d e r a r t l e l a 1 5 .

Article 17

A ut nr n* . i f t e i t r i n d c f r t i f i c d c o p i u t

Tb* original of tbit Convention, of which tbe Arabic, Chlnete, Eo^lifh, French, k u i c i m and Spanish tcxtc ire equally authentic, t h & U be deposited with the Director Ceneral of the Intermt i onil Atomic Energy Agency wbo shill lend certified copies to States Parties and ill other States .

I K V X I HE SS VH£REOF t b e u n d e r s i g n e d , b e i n g d u l y a u t h o r l i e d , h i v e

t i n n e d t h i l C o n v e n t i o n , o p t o f o r s i g n a t u r e as p r o v i d e d i n p a r a g r a p h 1 of a r t i c l e 1 1 .

- n •

ADOPTED by t b t C e & a r a l C o n f e r e n c e o f t b e I n t e r n a t i o n a l A t o n i c

X n t r g y A g e n c y B a t t i n g i n i p e c i l l « e i c l o o a t Y i t n n a co t h e ................... d * y

......................................... on * t b o u i a n d n i n e h u n d r e d and .................................



h/h‘. JF.iiy 11 all Page 2 9

Annox lit

REPORT OF THE WORKING CROUP ON THE USE OP NUCLEAR POWER SOURCES IK OUTER SPACE OH THE WORK OF ITS SIXTH SESSION

I1. The Working Croup On the Use of Hucloat Power Sources In Datet Space, reconvened In accordance with General Assembly resolution 42/63, paragraph 12, held its sixth session at United Natloni Headquarters on 22-25 February 19SB.Hr. J. H. Carver (Australia) served as Its Chairman.

2. The Working Croup had six meeting*. A list of the experts who attended the Working Group Is given In document A/AC.105/C.1/WC.5/L.20.

3. *rh* Working Group had before It working papers submitted by the Fedaral Republic ot Germany (A/AC. 10S/C.1A'3.5/19 B8/WP.1} and Canada

" IA/AC.10S/C.1/WG.V1SBB/WP.1 35.4. At the opening of the session, in his statement, the Chairman of the Working Group reviewed the previous work of the Croup. It was noted In particular that the work of the Working Croup would potentially constitute the foundation for tho elaboration by the Legal Sub-Comralttee of draft principles relovant to the use o t nuclear power sources in outer space. The Gencral'Assembly, In its resolution 42/68, had decided that, during the current session of the Scientific and Technical Sub-Committee, the Working Croup should be reconvened to conduct additional work on the basts of Its previous reports and of subsequent reports of the Sub-Commlttoe.

5. Following an exchange of views, the Working Croup adopted the present report at the conclusion of Its meeting on 25 February 1903.

II ■

6. The Working Group reviewed tho conclusions It had reached In Its previous reports. In particular, that of Its third session (A/A'C. 105/287, annex II},

7. The Working Group oonsidered again complete dispersal (turn-up) of the fuel of a nuclear reactor versus lntaot re-entry of the nuclear reactor. It was noted.that complete dispersal {burn-up) may not be possible with certain types of nuclear reactor fuel. Some delegations expressed the view that In such cases the concept of widespread dispersal of the radioactive material In order to reduce the local concentration when this material reaches the ground will not be applicable. The

" Working Group also took note of a concept, In which the fuel of a nuclesr reactor Is contained in a containment systen which withstands tho re-entry heating, tho aerodynamic forces an0 the impact with the ground, guaranteeing that no radioactive material Is released to the environment. The Working Group stated that the feasibility and safety aspects of the two concepts require further Information and Investigation.



A / M . \ Hr' i / -lU'i fcln.j 1 l ll Page 10

6. Tho Hocking Croup considered the possible collision of a s p a c e object carrying* nuclear power source on board, either In operation or In a disposal orbit after operation, with a particle of apace debris. The probability of such collision may becomo considerably Ln view of the long orbital lifetime of nuclear power uources. The Working Croup encouraged national studies of this issue and Inv'.ted deleqatluns to present related results to the Scientific and Technical Sub-Committee.

9, Some delegations considered that thu consequences of a collision between a space object carrying a nuclear power source on board and particles of space debris may be: '

(a) The disintegration of the nuclear power source Into a large number of fragments, some of which will be radioactive)

(b) The distribution of this debrlu cloud in a nhell around the Earth, which can pose a hazard to other apace rtlsslonu, especially to manned missions)

(c) The early re-entry of the radioactive debris into tha Earth's atmosphere,

10, To assess the risks of a collision between a space object carrying a nuclear power source on board and particles of apace debris more precisely, soma delegations expressed the opinion that States should Include specific Information as to the presence' of nuclear power sources on board upace objects, in particular their generic classification, when notifying the Secrctacy-Cencral of the United Nations pursuant to article 4 of the Convention on thu Registration of Objects Launched into Outer Space. Other delegations expressed the view that such notification I s not germane to the safety of nuclear power sources ln space and that prompt and full provision of Information In the event of uncontrolled re-entry of a nuclear power source Is the central issue. Other delegations did not share that view. ■

11, The Working Croup considered It necossary to study the problem that the design of a nuclear power source should cope with the risk of internal events occurring ln space, such as a failure of normal systems for removing heat, with the objective of maintaining the containment of splld radioactive materials in all credible acclderts. • ■

12, The Working Croup was of the opinion that, if the core of a nuclear reactor returning to the Earth becomes flooded for any reason, It should, by virtue of design, satisfy the safety criterion of remaining sub-crltlcal In all credible scenarios.

13, The Working Croup took note of the opinion that only highly enriched uranlun should be used as fissionable material for nuclear reactors in order to avoid problems arising from breeding or utilizing plutonium, .

14, Some delegations ware of the opinion that States should disseminate reports and studies relevant to the development, use and safety of nuclear power sources through publication In the generally available scientific periodical literature.

15, with regard to the various technical Issues and questions discussed during the Working Croup session, and with regard to the agreement reached on the necessity of considering these further, the working Croup was of the opinion that it should be reconvened during the twenty-sixth session of the Scientific and Technical Sub-Commltteo and that sufficient time should be allocated in a flexible manner according to the needs of the Working Croup.



w LAMPIRAN " 0 ”

L E M B A G A P E N E R B A N G A N D A N A N T A R IKS A N A S I O N A L ( L A P A N )

JLN. P E MUO A PERSIL NO. 1

J A K A R T A • TIMUR

P.O. BOX. 20 IJAT

t e l * x

TELP.

KEPUTUSAN KZTUALEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA MASIONAL/PANIT1A SEMENTARA NASIONAL KEANTARIKSAAN

NOMOR : LPN/ / S~ /84

cencangPEMBEtlTUKAN TEAM PENGKAJI NFS

KETUA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Menirobang : 1. Ba'nwa untuk pelaksanaan pengkajian kepencingan nasional sercaperumusan konsep sikap Republik Indonesia dalam forum internasional yang berkaican dengan sasalah pen^gunaan suinbcr ccna^a nuklir di ancariksa sebagai bacian dari kegiacan Proyek Pengkajian Perkerabangan Keoaji'in Dirgancara LAPAK Tahun Anggaran 19S4/1985, dipandang pe-lu' mcmbentuk suacu team pengkaji yang cerdiri dari para ahli dari LAPAN dan berbagai inscansi nasional lain yang berkaican.

2. Bahwa berdasarkan cugas dan fungsi di dulaa inscansi masing-masing, mereka yang dicecapkan sebagai anggoca ceam dalam Kepucusan ini, aianggap aanpu uncuk melaksanakan cugas pengkajian dan perumusan konsep yang diperlukan.

Mengingac : 1. Kepucusan Presiden RI Nomor 18 Tahun 1974, canggal 9 April 1S74,cencang Lembaga Penerbangan dan Ancariksa Nasional (LAPAN).

2. Kepucusan Presiden RI Nomor 197/M/I978, canggal 2 September 1S7£, cencang Pengangkacan Marsekal Muda TNI dr. R..Sunaryo sebagai Kecua LAPA-N.

3. Kepucusan Kecua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor: LPN/070/SK/109/X/8L. canggal 23 Okcober 1981, cencang Panicia Semencara Nasional Keancariksaan.

Memperhacikan : 1. Surat Edaran Sekrecaris’ Jenderal PBB Ho. PO 313 (1-1) canggal8 Marec 1984.

2. Surac Kecua LAPAN selaku Kecua Panicia Semencara Nasiona.1 Ke~ ancariksaan (PANTARNAS ANTARIKSA) kepada Kecua Kelomnok Kerja NPS PANTARNAS ANTARIKSA Nomor : LPN/A-812/V/B4, canggal 9 Mei 1984, cencang Permincaan Sekjen PBB.

3. Dafcar Isian Proyek Pengkajian Perkembangan Kemajuan Dirgancara LAPAN :Nomor Kode Proyek : 15.1.01.110329.09.12.01 Nomor Pengesarian : 87/IX/3/84 Tahun Anggaran : 1984/1985

tEMUTUSKAN



120

r >.* r: t

1 . Hembentuk ceani pengkaji kcpenc ingar. ni-sion^l cj;in pt rut::-.:*, ko:. sikap Republik Indonesia dalan: forus: i n t e r r . a s i o n a l , v;::h- w-r- kaitan dengan masalah penggunaan sunber Cenaga rtuklir <i: : i : i i i k:;;i, yang uncuk. se lao ju cn y a di seouc Team Pengkaji N'PS.

2. Team Pengkaji NPS meoipunyai Cugas mengkaji dan tneruciuskan kc- pencingan n a s io n a l dan konsep sikap Republik Indonesia dalan; iozu iz incernasional cicngenai masalah' penggunaan sumber cenaga nuklirdi ancariksa, yang mencakup ancara lain :a. Resiko biologik dan pengaruh cerhadap lingkungan;b. Keamanan dan keandalan;c. Mecoda, bencuk dan frekuensi komunikasi dalam rangka noci-

fikasi incernasional; dan •- ■d. Prosedur darurac dan rencana tindakan apabila cerjadi

"re-entry" NPS yang cidak cerkendalikan.

3. Susunan keanggot’aah"Team Pengkaji NTS seperci Cercantum dalam ' ' I'.'arspirrtn Xeputusan ini.

4. Team Pengkaji NPS bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan basil pelaksanaan Cugas kepada KeCua LAPAN/PANTARNAS ANTARIKSA.

5. Tears Pengkaji NPS yang bukan karyawan CeCap Proyek Pengkajian Perkeir.bangan Ketnajuan Dirgancara LAPAN berhak acas honorarium bulanan yang besarnya sesuai dengan partisipasi dan prescasi yang dibcrikannya dalam rangka pelaksanaan cugas, peraturan yang berlaku dan maks ii-.un sebesar yang dicetapkao dalam Dafcar Isian Proyek Pengkajian Perkembangan Kemajuan Dirgancara LAPAN Tahun Anggaran 1984/1985.

6. KepuCusan ini berlaku cerhicung sejak canggal 1 Jurii 1S34 saspai dengan canggal 30 Sepcember 1984, dan apabila dikemudian hari cemyaca ceraapac kekurangan dan acau kekeliruan dalasi Kepucusan ini akan dilakukan pembetulan seperiunya.

SALINAN Keputusan ini disanpaikan kepada :• 1. Pimpinan Proyek Pengkajian Perkembangan Kemajuan

Dirgancara LAPAN; ■2 . Bendaharawan Proyek Pengkajian -Perkembangan Ke-

majuan Dirgancara LATAH.

PETIKAN Kepucusan ini disanpaikan kepada yang berkepencinganuncuk dikecahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dicecapkan di : Jakarta

Pada Canggal : 3 o - •— 1984

K E T U A

SKRIPSIrepository.unair.ac.id/12001/2/FULLTEXT-11.pdf · 2017. 6. 20. · segala doa dan...

Documents

Transcript of SKRIPSIrepository.unair.ac.id/12001/2/FULLTEXT-11.pdf · 2017. 6. 20. · segala doa dan...