2013 gmist ecotology-2

17
Menyatunya Kotbah, liturgi, dan praksis hidup

description

workshop on ecofeminisme-right for water

Transcript of 2013 gmist ecotology-2

Page 1: 2013 gmist ecotology-2

Menyatunya Kotbah, liturgi, dan praksis hidup

Page 2: 2013 gmist ecotology-2

Teologi yang eko-friendly merupakan sesuatu yang sifatnya sudah mendesak, karena krisis lingkungan telah menjadi krisis kehidupan.

Eko-teologi, teologi-ekofeminisme harus menjadi perspektif berteologi kita, teologi operasional jemaat, dan bukan semata-mata cabang/bidang teologi yang dipajari terpisah dari teologi-teologi lain.

Page 3: 2013 gmist ecotology-2

Teologi ekofeminisme... tidak bisa lagi hanya meromantisir posisi perempuan pedesaan di masa

lalu, dimana perempuan adalah sosok yang lembut, pemelihara, sahabat alam. harus berani menantang perempuan untuk melihat bahwa dirinya juga

berpotensi (atau sudah) menjadi pelaku perusakan Teologi ekofeminisme: praksisbukan developing theology, atau

teaching theology melainkan kita doing theology. Tidak dilakukan di dalam ruangan kelas, melainkan dihidupi.mejawab persoalan krisis lingkungan, krisis agraria, krisis sumber hidup, krisis kesehatan dan pangan.

menyangkut semua aspek, bukan hanya praktika melainkan juga sistematika, liturgika, dan biblika.

siap membongkar dogma, mis. mengenai keselamatan (dominasi agama Kristen atas agama lain, khususnya agama suku)

banyak melakukan tafsir ulang atas teks-teks terutama terkait dengan ideologi dominasi (dominasi Allah atas manusia, dominasi manusiaatas bumi maupun dan dominasi laki-laki atas perempuan, dominiasikaum hetero atas homo, dst),

membangun etika baru yang lebih ramah terhadap sesama dan alam, beranjak dari teologi penciptaan=keberagaman. Dalam bahasanyaRuether, teologi ekofeminis yang kita bangun harus menandai gerakanperempuan baru yang membawa pada revolusi sosial.

Mengembangkan liturgi yang mendekatkan kembali dengan alam

Page 4: 2013 gmist ecotology-2

Tema-tema yang relevanTeologi Kehidupan: Ulangan 30 “Kepadamu kuperhadapkan

kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk.

Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkaumaupun keturunanmu” (Ul 30:19)

Teologi Rahim: Allah yang rahimiperempuan potret Allah yang rahim bumi adalah rahim kehidupan

Tamu Allah (dikembangkan dari teologi PL)

Tafsir ulang Teologi Ekumenis: (Ekumeni vis a vis Ekonomi)

- Oikos-monos : Rumah bersama – Rumah yang hanya satu

- Oikos-nomos: Aturan hidup bersama – aturan rumah tangga – aturan hidup di dalam rumah bersama yang adalah rumah yang satu-satunya

Teologi penciptaan & mandat manusia: Tafsir ulang mandat manusia di Kejadianmengelola taman eden Berkebun sebagai praksis berteologi

Page 5: 2013 gmist ecotology-2

Contoh: Liturgi yang mengembalikan kesadaran hidup berdampingan dengan alam

Litani kehidupan: “Pilihlah kehidupan, supayaengkau hidup, baik engkau maupunketurunanmu” Ul 30:19)

(tema liturgi tgl 20 Juli, Semiloka Peruati-Persetia, 17-20 Juli, 2013)

Page 6: 2013 gmist ecotology-2

TEKAD UMAT

P1 : Maka bersabdalah El Shaddai, Allah kita:“Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau

hidup, baik engkau maupun keturunanmu” (Ul 30:19).P2 : Mari, kita katakan kepada diri sendiri:U : pilihlah kehidupan, supaya engkau danketurunanmu

akan hidup.P2 : Mari, kita katakan kepada teman-teman kita:U : pilihlah kehidupan, supaya engkau danketurunanmu

akan hidup.P2 : Mari, kita katakan kepada dunia:U : pilihlah kehidupan, supaya engkau danketurunanmu

akan hidup.

Page 7: 2013 gmist ecotology-2

P1: Yesus, Sabda Sang Shaddai, berkata:

“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan

mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10).

P2: Bumi adalah sumber untuk melanjutkan kehidupan kita.

Apabila sumber alamnya habis dan airnya teracuni,

kita akan menuai kematian.

U : Pilihlah kehidupan, supaya engkau dan keturunanmu akan

hidup.

Page 8: 2013 gmist ecotology-2

P2: Hutan adalah sumber udara segar dan penahan air.

Apabila pohon-pohonnya habis ditebang dan dibakar,

kita akan menuai kematian.

U : Pilihlah kehidupan, supaya engkau dan keturunanmu akan hidup.

P2: Kehidupan kita adalah sebuah lingkungan yang ringkih.

Apabila keseimbangannya rusak, segala sesuatu dapat musnah,

kita akan menuai kematian.

U : Pilihlah kehidupan, supaya engkau dan keturunanmu akan hidup.

(adaptasi dari Miriam Therese Winter, Woman prayer

Woman Song, 163-64)

Page 9: 2013 gmist ecotology-2

Kebun sebagai Lokus ber-ekoteologi Green Village Green Family

Ajakan saya: membangun motto teologi ekofeminisme“berkebun adalah sebagian dari iman” merupakan cerminan dari doing eco-theology saya.

Kebun & peran simbolis dan konkretbumi mikro: tempat pembelajaran, tempat berinteraksi bersama keluarga & alam, re-integrasi dg alam, tempat bermeditasi, tempat berteologi, tempat bertumbuh menjadi manusia yang utuh

Kebun menjadi titik awal refleksi, evaluasi, revisi praksis hidupkembali ke alam: pembenahan arsitektur, biopori, pengolahan sampah, pengolahan air, dst

Menggalakkan eco-saving

Page 10: 2013 gmist ecotology-2

Kebun samping rumah, Refleksi iman saya:

Memanfaatkan petak 1 x 10m untuk kebun obat dan sayur sekaligus bank kompos saya

Page 11: 2013 gmist ecotology-2

Kebun samping rumah, Refleksi iman saya:

Tanaman serai & oregano, bumbu penyedap & obat

Page 12: 2013 gmist ecotology-2

Refleksi iman saya: kebun samping rumah

Ubi rambat, daun gedi, serai, origano, cabe, tomat, labu siam, pepaya, rumput mutiara, daun “snake grass”, kecombrang,...

Page 13: 2013 gmist ecotology-2

Tidak punya lahan tanam? Bukan alasan

Tapula: tanaman dapur & obat dalam pot

Page 14: 2013 gmist ecotology-2

Tidak ada halaman? Bukan alasan

Botol-botol plastik bekas minuman 1,5-2 lt bisa menjadi media pembibitan sekaligus media tanam yang baik.

Page 15: 2013 gmist ecotology-2

Tidak punya halaman? Buat kebun gantung

Dinding garasi Anda bisa disulap menjadi kebun sayur: sledery, lobak, daun bawanng, daun ketumbar, bayam, kanngkung, tomat chery....

Page 16: 2013 gmist ecotology-2
Page 17: 2013 gmist ecotology-2

Akhir katasembari kita terus berteologi & berupaya

membangun teologi ekofeminisme di Indonesia, marilah kita berhenti dari perilaku sekecil apapun yang merusak atau memperparah kerusakan bumi.

Di atas bumi ini dan di dalam rahimnya, ada milyaran jejak, sebagian besar jejak perempuan, yang bersama Tuhan telah menghidupkan bumi ini selama juta tahun lamanya.