2012 Hubungan Stres Kerja Dengan Gangguan Kesehatan Perawat Icu Dan Igd Rsud Panembahan Senopati...
-
Upload
pringgo-efbi -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
description
Transcript of 2012 Hubungan Stres Kerja Dengan Gangguan Kesehatan Perawat Icu Dan Igd Rsud Panembahan Senopati...
-
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN
PERAWAT ICU DAN IGD RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Isa Nirwana1, Tri Prabowo
2, Cristin Wiyani
3
INTISARI
Latar Belakang: Stres adalah reaksi atau respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari seorang (laki-laki maupun
perempuan) untuk mencari penyesuaian terhadap tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya Hasil riset
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2006, menunjukan 50,9% perawat Indonesia yang berkerja di
empat provinsi mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak ada istirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan
menyita waktu, gaji rendah tanpa insentif yang memadai. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui
wawancara tentang pengetahuan stres kerja perawat, faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja, dan dampak
stres kerja terhadap perawat, hal ini juga ditunjang dari hasil kritik dan saran (koordinasi kepala ruang 2012)
tentang stres fisik sebanyak 15%, ketegangan kerja 25%, nafsu makan menurun 10%, memendam perasaan 5%,
kurangnya fasilitas ruangan 3% (Data ICU dan IGD RS Panembahan Senopati Bantul).
Tujuan Penelitian :Mengetahui hubungan Stres kerja dengan gangguan kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian seluruh perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 37orang.Teknik sampling
yang digunakan adalah sampling jenuh.Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner.Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 1 Juli 2012.Analisis bivariat menggunakan analisis korelasi Spearman Rho. Hasil: Tingkat stres kerja perawat sebagian besar dalam kategori ringan sebanyak 70,3%. Gangguan kesehatan
perawat sebagian besar dalam kategori ringan 80,1%. Hasil analisa Spearman Rho diperoleh nilai r sebesar 0,455
dengan p value 0,005 (p
-
RELATION BETWEEN STRESS AT WORK AND HEALTHPROBLEMOF
NURSES AT ICU AND EMERGENCY UNIT OF PANEMBAHAN
SENOPATILOCAL GENERAL HOSPITAL, BANTUL
Isa Nirwana
4, Tri Prabowo
5, ChristinWiyani
6
ABSTRACK
Background: Stressis areaction of physiological, psychological, andbehavioral from men andwomen
toseekadjustmentsto the demandsorpressuresaround. Research resultsPPNI (IndonesiaNational Nurses
Association)of 2006 showed50.9% Indonesia nurses who working infourprovincesexperiencedjob stress, such as
dizziness, tired, no break because workloadis toohigh and time-consuming, lowsalarieswithoutadequate
incentives.Preliminary study conducted by researcher throughinterviews about knowledgeaboutnursingwork stress,
that factors causestress at work and the impact ofstress at workonnurses. This is alsosupported
bythecriticismsandsuggestions (coordination of headroom2012) about physical stressas much as 15%, Tension25%,
appetitedecreased10%, harboredfeelings of5%, lack ofindoorfacilities3% (data from icu and emergency unit
PanembahanSenopatilocal general hospital hospital, Bantul).
Objective: To identify relation between stress at work and health problem of nurses at icu and emergency unit of
panembahansenopati local general hospital, bantul
Method: This study is anon-experimental research bycrosssectionalapproach. The study population are the all
nurses at icu and emergency unit of panembahansenopati local general hospital, bantul, as many as37 nurses. The
sampling technique used is total sampling, mean determination ofthe samplewith thesetof allmembers of
thepopulationas asample. Instrument of collecting datausingquestionnaires. The research was conducted on June -
July, 2012. Bivariate analysisusingSpearmanRhocorrelationanalysis.
Results: The Nurses experiencingmildlevels ofwork stressas much as70.3%. Thenurses sufferedminorhealth
problemsas much as80.1%. SpearmanRhoanalysis resultsobtainedrvalueof0.455 and p value 0.005 (p
-
A. PENDAHULUAN
Stres adalah reaksi atau respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari seorang (laki-laki maupun
perempuan) untuk mencari penyesuaian terhadap tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya.1
Hasil riset PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2006, menunjukan 50,9% perawat
Indonesia yang berkerja di empat provinsi mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak ada istirahat
karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah tanpa insentif yang memadai. Studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara tentang pengetahuan stres kerja perawat, faktor-
faktor yang menyebabkan stres kerja, dan dampak stres kerja terhadap perawat, hal ini juga ditunjang dari
hasil kritik dan saran (koordinasi kepala ruang 2012) tentang stres fisik sebanyak 15%, ketegangan kerja
25%, nafsu makan menurun 10%, memendam perasaan 5%, kurangnya fasilitas ruangan 3% (Data ICU dan
IGD RS Panembahan Senopati Bantul). Tujuan peneliti adalah mengetahui hubungan stres kerja dengan
gangguan kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul.
B. METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah metode penelitian non eksperimen, yang bersifat deskriftif analitik, dengan
desain cross sectional. Desain penelitian mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
Penelitian inidilakukan pada bulan Juni sampai Juli tahun 2012. Tempat yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini adalah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di Ruang ICU dan IGD RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2Dalam skripsi ini jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 37 sampel, yang sebelumya di pilih dan memenuhi kreteria inklusi.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah menggunakan tehnik sampling jenuh, yaitu
penentuan sampel dengan menetapkan semua anggota populasi sebagai sampel.3
-
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PENELITIAN
a. Karakteristik responden
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Umur
20 35 tahun 36 55 tahun
25
12
67.56
32.44
Total 37 100.0
Jenis Kelamin
Laki - laki
Perempuan
12
25
32.4
67.6
Total 37 100.0
b. Analisis Univariat
1. Data stres kerja perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam analisis
univariat penelitian ini dikategorikan stres ringan dan stres sedang.
Tabel 2. Distribusi frekuensi stres kerja perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul
Stres Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan
Sedang
26
11
70.3
29.7
Total 37 100
Sumber : data primer diolah 2012
2. Data gangguan kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam
analisis univariat penelitian ini dikategorikan gangguan kesehatan ringan dan gangguan
kesehatan sedang.
Tabel 3. Distribusi frekuensi Gangguan Kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati
Bantul
Gangguan kesehatan Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan
Sedang
30
7
81.1
18.9
Total 37 100
Sumber : data primer diolah 2012
-
c. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan stres kerja terhadap
gangguan kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Tabel 4.Hububgan Stres Kerja Terhadap Gangguan Kesehatan Perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
Stres Kerja
Gangguan Kesehatan % Total r P
value Ringan Sedang
f % f %
0.455
0.005 Ringan
Sedang
24
6
64.8
16.2
2
5
5.4
13.6
70.2
29.8
26
11
Total 30 81.0 7 19.0 100.0 37
Sumber : data primer diolah 2012
Berdasarkan analisis Spearman Rho diperoleh nilai signifikasi sebesar p=0.005 (
-
Peran perawat sangat penting karena merupakan tenaga yang paling lama kontak atau
berhubungan dengan pasien yaitu 24 jam, hal ini akan menyebabkan stressor yang kuat pada perawat
di dalam lingkungan pekerjaan. Stres kerja terjadi karena adanya tekanan dalam pekerjaan melebihi
ambang kewajaran dan disertai kurangnya dukungan yang dibutuhkan seseorang dari berbagai
pihak.Berdasarkan ILO (International Labour Organitation) tahun 2006, mengungkapkan sumber
stres perawat adalah tuntutan-tuntutan dari supervisor, manajer, dokter, tenaga administrasi, konflik
peran, beban kerja yang berlebihan, kondisi pasien dan keluarga dan lingkungan tempat kerja.
b. Gangguan Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian gangguan kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD Panembahan
Senopati Bantul sebagian besar responden mengalami gangguan kesehatan ringan sebanyak 30
perawat dengan persentase 81.1%, sedangkan responden yang mengalami gangguan kesehatan
sedang sebanyak 7 perawat dengan persentase 18.9%.Gangguan kesehatan adalah suatu kondisi
yang kurang sehat atau tidak normal atau tidak sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup kurang atau tidak produktif secara sosial dan ekonomis atau
mengalami stres. Stres kerja yang dihadapi oleh individu berkolerasi terhadap organisai seperti:
penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja serta tendensi mengalami kecelakaan.
Dampak stress kerja bagi individu menimbulkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
kesehatan fisik, psikologis dan interaksi interpersonal.6
Suatu stres tidak langsung memberikan akibat saat itu, walaupun banyak diantaranya yang
segera memperhatikan manifestainya.Dapat juga bermanifestai beberapa hari, minggu, bulan atau
setahun kemudian.
Selanjutnya gejala stres dapat dibedakan dari ringan, sedang dan berat. Gejala berat akibat stres
sudah tentu kematian (suicide), gila(psikosis) dan hilanya kontak dengan lingkungan sosial.
Gejala ringan sampe sedang meliputi: Gejala fisik seperti : sakit kepala, sakit maag, mudah
kaget (berdebar-debar), banyak keluar keringat dingin, gangguan pola tidur, lesu letih, kaku leher
belakang dan punggung,dada tersa panas/nyeri, terasa tersumbat di kerongkongan, gangguan
psikoseksual, nafsu makan menurun, mual, mumtah, gejala kulit, gangguan menstruasi, keputihan,
kejang-kejang, pingsan dan sejumlah gejala lainya.
Gejala emosional : pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, was-was,
kuatir, mimpi buruk, mudah marah atau jengkel, mudah menangis, muncul pikiran bunuh diri,
gelisah, pandangan putus asa dan sebagainya. Gejala sosial : makin banyak minum/makan, sering
mengontrol pintu jendela, menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar, membunuh dan
sebagainya.7
ii. Hubungan Stres Kerja Dengan Gangguan Kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD Panambahan
Senopati Bantul.
Berdasarkan hasil uji Spearman, hubungan stres kerja terhadap gangguan kesehatan
menunjukan ada hubungan yang signifikan karena nilai signifikasi p= 0.005 (
-
dalam system kekebalan tubuh mempunyai hubungan yang sangat signifikan karena adanya
penekanan pada system kekebalan yang dimunculkan oleh produksi kortisol akibat stres.
Dalam jumlah yang besar, kortisol akan mengurangi jumlah limfosit-limfosit dan eosinofil,
menyebabkan nodus nodus timus dan limfa (tempat limfosit diproduksi) menjadi layu, dan
menekan produksi antibody (agen yang menyerang infeksi), sehingga tubuh menjadi rawan terhadap
penyakit. Selain itu stress juga mempengaruhi peningkatan produksi non adrenalin. Peningkatan
kadar nonadrenalin dapat menyempitkan pembuluh-pembuluh darah kecil, menyebabkan kejang urat
yang karenanya mengurangi atau menghentikan aliran darah ke miokardium.8
Stres kerja tidak semata-mata disebabkan oleh masalah eksternal, sebab reaksi terhadap
stimulus akan sangat tergantung pada reaksi subyektifitas individu tersebut. Beberapa sumber stres
kerja adalah stres kerja karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal,
kesempatan pengembangan kariri dan struktur organisasi.
Selama stres berlangsung tanggapan dari berbagai sumber stres tersebut menimbulkan reaksi
kimiawai dalam tubuh manusia yang mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain
meningkatnya tekanan darah, tingkat metabolism, produksi kolesterol dan adrenalin. Reaksi kimia
tersebut pada dasarnya merupakan senjata yang diperlukan untuk menghadapi dan menyesuaikan
diri terhadap gangguan-gangguan diatas.8
Secara dini bahwa reaksi-reaksi yang dapat muncul apabila seseorang menerima stres dapat
digolongkan sebagai reaksi jasmaniah (fisiologis), dan reaksi rohaniah (psikologis) yang meliputi
kelakuan menarik diri, bertingkah laku agresif, dan bertingkah laku tak teroganisasi.Hal tersebut
sering tidak disadari bahwa reaksi-reaksi yang timbul akibat dari stres juga merupakan salah satu
gejala terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh.Gejala tersebut dapat dikaitkan dengan hasil
penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tingkat stres kerja perawat dengan kategori tinggi sebesar
4.7%, tingkat stres kerja ini mengarah pada gangguan kesehatan fisiologis. Stresor lima besar
menurut urutannya adalah beban kerja berlebih sebesar 82.2%, pemberian upah yang tidak adil
57.7%, kondisi tempat kerja 52.3%, dan tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan 44.9%. Dari
hasil penelitian ini menunjukan bahwa stres kerja sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja.9
Sementara itu juga dapat dikaitkan dengan peneliti sebelumnya menunjukan bahwa gangguan
kesehatan pada fisik dengan persentase 35.91%, gejala gangguan kesehatan psikologis 32.45%, dan
gejala social 31.64%.10
Dari kedua hasil peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang erat antara stres kerja terhadap gangguan kesehatan yang bersifat berkesinambungan
apabila tidak ditangani sejak dini.Kesehatan mental seseorang selama ini kurang terlalu
diperhatikan, padahal hal tersebut mengakibatkan gangguan kesehatan yang awalnya dianggap suatu
gejalayang ringan tetapi semakin lama akan menjadi suatu hal yang berat jika tidak segera disadari
dan diatasi. Gangguan kesehatan tidak hanya diakibatkan dari eksternal tetapi juga internal, yaitu
kesehatan mental atau jiwa yang sehat akan mempengaruhi kualitas hidup yang baik.
-
Proses suatu gangguan kesehatan atau penyakit dalam tubuh dapat diawali karena adanya
gangguan kesehatan mental dari berbagai hal, terutama pekerjaan yang dapat mengakibatkan
terjadinya stres kerja. Untuk itu kesehatan jasmani dan rohani sangat berpengaruh pada kualitas
hidup yang lebih baik terutama kesehatan tubuh, jiwa, dan sosial.
Berdasarkan hasil uji Spearman Rho tingkat keeratan pada penelitian hubungan stres kerja
terhadap gangguan kesehatan perawat RSUD Panembahan Senopati Bantul, didapatkan hasil dengan
nilai r = 0.455, dapat disimpulkan keeratan hubungan sedang, yang artinya bahwa ada faktor lain
yang menyebabkan gangguan kesehatan selain stres kerja. Faktor lain yang berpengaruh terhadap
gangguan kesehatan antara lain adalah umur dan jenis kelamin.11
Umur juga berpengaruh terhadap gangguan kesehatan dalam penelitian ini, dari distribusi
frekuensi umur pada karakteristik responden menunjukan sebagian besar didominasi oleh responden
yang berumur 20 35 tahun, dapat dikatakan termasuk dalam masa dewasa awal. Dalam hal ini
masa dewasa awal adalah masa usia dimana seseorang memiliki tingkat keinginan kepuasan yang
tinggi terhadap sesuatu yang dikerjakannya, karena suatu pencapaian tersebut dapat memberikan
kepuasan, kemandirian dan kecukupan untuk diri sendiri ataupun keluarga sesuai dengan usianya.
Untuk itu jika tidak tercapai keinginan dalam pekerjaannya tersebut dapat mengakibatkan
kekecewaan dan stres kerja bahkan depresi, karena semua proses tersebut adalah pembuktian diri
pada masa usia dewasa.12
Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap gangguan kesehatan. Dalam penelitian ini sebagian
besar responden adalah kaum perempuan dimana antara laki-laki dan perempuan mempunyai
perbedaan cara pandang terhadap suatu masalah dalam pekerjaan. Dari segi fisik laki-laki lebih
kuat dibanding perempuan, sehingga perempuan lebih rentan mengalami stres kerja, sehingga
kesehatan nya terganggu.Dari segi psikologis perempuan lebih sering muncul emosi disbanding
laki-laki, dikdukung oleh stereotipe utama dari gender dan emosi bahwa perempuan lebih
emosional disbanding laki-laki. Dari segi sosial intensitas sosialisasi laki-laki lebih tinggi
dibanding perempuan dan kaum laki-laki lebih gigih dalam mengatasi masalah.13
-
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah:
a. Stres kerja yang dialami oleh perawat sebagian besar dengan tingkat stres ringan .
b. Gangguan kesehatan pada perawat sebagian besar dengan gangguan kesehatan ringan.
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan gangguan kesehatan perawat ICU dan
IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul.
d. Tingkat keeratan hubungan stres kerja dengan gangguan kesehatan perawat ICU dan IGD RSUD
Panembahan Senopati Bantul adalah sedang.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan yaitu :
a. Kepada Institusi Rumah Sakit
Melakukan kebijakan dalam pengolahan stres kerja terhadap perawat, dengan membentuk sarana
diskusi kelompok tentang masalah yang ada dan melakukan refreshing terhadap perawat seperti
rekreasi dan pariwisata secara berkala supaya perawat tidak mengalami stres kerja.
b. Kepada Profesi
Diharapkan organisasi profesi (PPNI) dapat melakukan suatu pengkajian keilmuan yang
berhubungan dengan managemen stres kerja perawat diwilayah kerjannya.
c. Kepada peneliti
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan modifikasi dangan penambahan jenis
instrument seperti lembar observasi tentang kesehatan responden dan lembar wawancara kesehatan
reponden sehingga penelitian ini akan lebih lengkap dan sempurna.
-
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Padmiarso, W.M.(2011). Cara Mudah Mencegah Dan Mengatasi Stres. Bogor: Bee Media Pustaka 2. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta 3. Sugiyono (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta 4. Arden, J.B (2006).Bekerja Tanpa Stres. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer 5. Christian, M (2005). Jinakan Stres. Jakarta: Nexx media. 6. Rini, J.F (2002). Stres Kerja. Akses 22 desember 2011. e-psikologi.com 7. Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja.. Jakarta: Rineka Cipta 8. Looker, T; Greson, O (2005). Managing stress: Mengatasi Stres Secara Mandiri. Baca! Baca buku,
buku baik. Yogyakarta.
9. Ilmi, B (2003). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja dan Identifikasi Managemen Stres yang Digunakan Perawat di Ruang Rawat Inap Ulin Banjarmasin. Thesis. Akses 22 Desember 2011.
[email protected]:[email protected] 10. Santosa, P.R (2007). Hubungan Stres Kerja dengan Gangguan Kesehatan Perawat HCU-ICU dan
IGD RSUP Persahabatan Jakarta. Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
11. Bastiansyah, E. (2008). Panduan Lengkap Membaca Hasil Tes Kesehatan. Jakarta : Penebar Plus. 12. Santrock (2007). Perkembangan Anak.Jilid 1. Jakarta: Erlangga 13. (2003). Adolescence. Edisi keenam. Jakarta : Erlangga