2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari...

16
33 2011 3.2.3.5 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Berdasarkan ciri litologi pada satuan batuan ini, maka satuan batulempung disetarakan dengan Formasi Sangkarewang (Koesoemadinata dan Matasak, 1981). Hubungan satuan ini ditemukan menjari dengan satuan konglomerat, sedangkan kontak dengan satuan batugamping dan satuan granit di bawahnya tidak selaras. Gambar III.12 Singkapan serpih dan batupasir pada stasiun KLK – 1. Gambar III.13 Struktur slump pada satuan batulempung.

Transcript of 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari...

Page 1: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

33

2011 2011

3.2.3.5 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi pada satuan batuan ini, maka satuan batulempung

disetarakan dengan Formasi Sangkarewang (Koesoemadinata dan Matasak, 1981).

Hubungan satuan ini ditemukan menjari dengan satuan konglomerat, sedangkan

kontak dengan satuan batugamping dan satuan granit di bawahnya tidak selaras.

Gambar III.12 Singkapan serpih dan batupasir pada stasiun KLK – 1.

Gambar III.13 Struktur slump pada satuan batulempung.

Page 2: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

34

2011 2011

3.2.4 Satuan Konglomerat

3.2.4.1 Penyebaran

Satuan ini menempati 18 % dari luas daerah penelitian, terletak pada

bagain barat daerah penelitian. Satuan ini ditandai dengan warna jingga pada peta

geologi (Lampiran A3), terdiri dari konglomerat. Singkapan terbaik terdapat di

Sungai Bt. Malakutan. Ketebalan satuan batuan ini adalah > 300 meter.

3.2.4.2 Ciri Litologi

Satuan ini terdiri dari konglomerat, memiliki warna abu gelap sampai

coklat, ukuran fragmen dari kerikil sampai bongkah, polimik, terdiri dari fragmen

batuan beku granit dan batugamping, ukuran butir membundar, kemas terbuka,

terpilah buruk, porositas buruk, matriks terdiri dari pasir kasar (Gambar III.14).

3.2.4.3 Umur

Pada satuan ini tidak dapat ditentukan umur secara langsung karena tidak

ditemukan fosil. Penentuan umur dilakukan berdasarkan hubungan stratigrafi

yang menjari dengan satuan batulempung yaitu Eosen.

3.2.4.4 Lingkungan Pengendapan

Lingkungan pengendapan dari satuan konglomerat diperkirakan adalah

kipas aluvial (Lampiran D4) dicirikan dengan fragmen butiran yang relatif cukup

besar dari kerikil sampai bongkah dan pemilahan fragmen yang buruk. Fragmen

tersebut terdiri dari batuan beku granit dan batugamping yang merupakan batuan

dasar pada daerah penelitian.

Page 3: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

35

2011 2011

3.2.4.5 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Satuan konglomerat ini ditemukan menjari dengan satuan batulempung

dan tidak selaras bersudut dengan satuan batugamping dan satuan granit di

bawahnya (Gambar III.15). Berdasarkan ciri litologinya, Satuan konglomerat

dapat disetarakan dengan Formasi Brani (Koesoemadinata dan Matasak, 1981).

Gambar III.14 Singkapan konglomerat pada stasiun KLK – 5.

Page 4: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

36

2011 2011

Gambar III.15 Kontak menjari yang diamati di Sungai Bt. Malakutan.

3.2.5 Satuan Batupasir – Batulempung

3.2.5.1 Penyebaran

Satuan ini menempati 44% dari luas daerah penelitian berupa perlapisan

batupasir konglomeratan, batupasir, dan batulanau. Satuan ini terletak pada bagian

tengah daerah penelitian, melampar dari utara sampai selatan. Satuan ini ditandai

dengan warna kuning tua pada peta geologi (Lampiran A3). Singkapan terbaik

ditemukan di daerah Kandi, Samtur, dan pertambangan di daerah Parambahan.

Ketebalan satuan batuan ini berdasarkan dari rekonstruksi penampang yaitu > 845

meter.

Page 5: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

37

2011 2011

3.2.5.2 Ciri Litologi

Satuan batupasir – batulempung tersusun atas perlapisan batupasir

konglomeratan, batupasir, dan batubara. Batupasir sebagai komponen utama,

berwarna abu gelap hingga putih keabuan, terpilah baik, kemas tertutup, porositas

baik, bentuk butir membundar – membundar tanggung, terdiri atas fragmen kuarsa

dan fragmen berukuran kerikil. Struktur sedimen yang ditemukan berupa laminasi

sejajar, silang siur, bioturbasi, ripple mark, dan lapisan bersusun (Gambar III.16).

Sayatan tipis STR – 9 (Lampiran B4)pada satuan batupasir – batulempung

menunjukkan batupasir yang terpilah baik, kemas tertutup, membundar tanggung,

kontak antar butiran berupa sutured contact. Butiran (50%) terdiri dari kuarsa,

litik, k-feldspar, dan opak. Matriks (15%) berupa mineral lempung, dan semen

(5%) berupa mineral silika. Porositas (30%) berupa porositas antarbutir.

Berdasarkan klasifikasi Pettijohn (1978), batuan ini berupa Lithic Arkose.

3.2.5.3 Umur

Pada analisa mikropaleontologi tidak ditemukan adanya fosil, sehingga

dilakukan analisa palinologi. Analisis palinologi yang dilakukan oleh Chandra

(2011) pada conto KLK – 21 ( Lampiran G) yang merupakan conto satuan batuan

yang sama di luar daerah penelitian menunjukkan umur tidak lebih tua dari Eosen

Tengah bagian atas ( N.O.T Upper Part of Middle Eocene) berdasarkan

ditemukannya marker Polypodiites usmensis yang berasal dari tumbuhan paku

dan Eugeissonia minor type yang berasal dari tumbuhan tingkat tinggi berbiji

tertutup (angiospermae).

3.2.5.4 Lingkungan Pengendapan

Berdasarkan ciri litologi dari satuan ini seperti kehadiran batubara,

batulempung karbonan, dan batupasir yang menghalus keatas dan kontak

Page 6: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

38

2011 2011

erosional antar lapisan, maka lingkungan yang diperkirakan adalah dataran

limpahan banjir dan sungai bermeander. Analisis profil (Lampiran D2) dan

granulometri (Lampiran C2) pada satuan batupasir – batulempung menunjukkan

model lingkungan pengendapan yang mirip dengan model sungai atau fluviatile

oleh Visher (1969) dalam Modul Praktikum Sedimentologi ITB (2006).

3.2.5.5 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi, umur, dan lingkungan pengendapan dari satuan

batupasir - batulempung, satuan batuan ini dapat disebandingakan dengan Formasi

Sawahlunto (Koesoemadinata dan Matasak, 1981). Hubungan stratigrafi satuan

batupasir – batulempung dan satuan konglomerat di bawahnya menunjukkan

suatu hubungan yang selaras.

Gambar III.16 Singkapan batupasir, batulanau, dan batulempung dengan kontak erosional (kiri)

pada stasiun KRG – 3 dan singkapan batupasir, batulanau, dan batubara pada stasiun RTH – 6.

3.2.6 Satuan Batupasir

3.2.6.1 Penyebaran

Satuan batupasir tersebar di bagian timur daerah penelitian, ditandai

dengan warna kuning pada peta geologi. Satuan batuan ini menempati 18% dari

Page 7: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

39

2011 2011

daerah penelitian. Singkapan dapat diamati di daerah Rantih, Sikalang,

Parambahan, dan Sijantang. Singkapan terbaik terdapat di daerah pertambangan

Parambahan dan Sikalang. Tebal satuan ini berdasarkan pengukuran detail adalah

> 547 meter.

3.2.6.2 Ciri Litologi

Satuan batupasir tersusun atas perlapisan batupasir konglomeratan sampai

batupasir halus dengan perlapisan yang menghalus keatas, sedangkan pada bagian

bawah dari satuan batuan ini terdapat batupasir yang memiliki warna abu

kehijauan. Batupasir konglomeratan pada satuan batupasir ini memiliki warna

keunguan, ukuran butir kerikil terdiri dari kuarsa, matriks pasir kasar, membundar

– membundar tanggung, terpilah sedang, porositas buruk, kemas tertutup.

Batupasir pada satuan batuan ini memiliki ciri berwarna abu terang - gelap,

ukuran pasir halus – sedang, membundar, terpilah baik, kemas tertutup, porositas

baik. Batupasir pada bagian bawah satuan ini memiliki warna abu kehijauan,

ukuran pasir halus, membundar, terpilah baik, kemas tertutup, porositas baik.

Satuan batuan ini dapat diamati dengan baik pada lintasan KLK – 18 dan

STR – 14 pada daerah Parambahan dan Sijantang (Gambar III.17 dan Gambar

III.18). Satuan batupasir dibedakan terhadap satuan batupasir - batulempung

karena dicirikan oleh kenampakkan satuan batupasir yang bersifat masif dengan

kontak erosional dari tiap perlapisan, sedangkan satuan batupasir - batulempung

dicirikan dengan batupasir yang memiliki perselingan dengan batulanau, dan

batubara dengan kontak erosional antar lapisan.

Sayatan tipis pada satun batuan (Lampiran B5) ini menunjukkan batupasir

dengan pilah baik, kemas tertutup, kontak butiran concavo – convex dan sutured

contact. Butiran (80%) terdiri dari kuarsa, mika, opak, dan k – feldspar. Matriks

(10%) berupa mineral lempung, semen (5%) berupa semen silika, dan porositas

(10%) antar butir. Berdasarkan klasifikasi Pettijohn, batupasir pada sayatan ini

adalah Lithic Arkose.

Page 8: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

40

2011 2011

3.2.6.3 Umur

Pada analisa mikropaleontologi tidak ditemukan adanya fosil, sehingga

dilakukan analisis palinologi. Analisis palinologi yang dilakukan oleh Chandra

(2011) pada conto TA – 5 (Lampiran G) yang merupakan conto satuan batuan

yang sama di luar daerah penelitian menunjukkan umur tidak lebih tua dari Eosen

Akhir (N.O.T Late Eocene) berdasarkan ditemukannya marker Magnastriatites

howardi yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang,

dkk (1991) mengajukan umur Oligosen berdasarkan ditemukannya marker yang

sama (Magnastriatites howardi). Koesoemadinata dan Matasak (1981) juga

mengajukan umur Oligosen untuk satuan ini dengan melihat posisi stratigrafi

Formasi Sawahtambang yang berada diantara Formasi Sawahlunto yang berumur

Eosen dan Formasi Ombilin yang berumur Miosen.

3.2.6.4 Lingkungan Pengendapan

Berdasarkan ciri litologi yaitu batupasir berlapis hingga masif dengan

kontak antar lapisan yang erosional dan lapisan yang menghalus keatas yang

selalu berulang – ulang dan minimnya kehadiran batulanau dan batulempung,

maka diperkirakan lingkungan pengendapan dari satuan batuan ini adalah sungai

teranyam yang memiliki energi pengendapan tinggi. Analisis profil (Lampiran

D3) dan granulometri (Lampiran C3) pada satuan batupasir – batulempung

menunjukkan model lingkungan pengendapan yang mirip dengan model sungai

atau fluviatile oleh Visher (1969) dalam Modul Praktikum Sedimentologi ITB

(2006).

3.2.6.5 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi, umur, dan lingkungan pengendapan dari satuan

batupasir, maka satuan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Sawahtambang

Page 9: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

41

2011 2011

(Koesoemadinata dan Matasak, 1981). Satuan batupasir ini diendapkan secara

selaras di atas satuan batupasir – batulempung.

Gambar III.17 Singkapan batupasir dengan kontak antar lapisan erosional pada stasiun KLK –18.

Gambar III.18 Singkapan batupasir dengan kontak antar lapisan erosional pada stasiun STR - 14.

Page 10: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

42

2011 2011

3.2.7 Satuan Endapan Aluvial

3.2.7.1 Penyebaran

Satuan endapan aluvial tersebar pada sungai – sungai di daerah penelitian

dan terpetakan pada sungai – sungai besar seperti Sungai Bt. Malakutan dan

Sungai Bt. Ombilin. Satuan ini menempati 3 % dari luas daerah penelitian. Satuan

ini ditandai dengan warna abu pada peta geologi (Lampiran A3). Ketebalan satuan

batuan ini diperkirakan + 5 meter.

3.2.7.2 Ciri Litologi

Satuan endapan aluvial disusun oleh endapan sungai yang belum

terkonsolidasi dengan baik. Endapan ini tersusun oleh komponen polimik yang

berukuran lempung hingga bongkah. Bongkah yang menyusun satuan ini terdiri

dari batuan beku granit dan batuan sedimen batugamping.

3.2.7.3 Umur

Umur dari satuan endapan aluvial ini berumur Resen yang diketahui dari

proses pengendapan yang masih berlangsung sampai saat ini.

3.2.7.4 Lingkungan Pengendapan

Satuan batuan ini diendapkan pada lingkungan pengendapan sedimen

sungai.

Page 11: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

43

2011 2011

3.2.7.5 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Satuan endapan aluvial diendapkan secara tidak selaras di atas seluruh

satuan batuan pada daerah penelitian. Satuan endapan aluvial disebandingkan

dengan Aluvium Sungai (Qal) yang berumur Resen (Silitonga dan Kastowo,

1995).

3.3 STRUKTUR GEOLOGI

Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah lipatan dan

sesar. Lipatan yang berkembang merupakan lipatan sinklin dengan arah sumbu

perlipatan baratlaut – tenggara. Sesar yang berkembang umumnya memiliki arah

baratlaut – tenggara dan utara – selatan. Gejala struktur sesar yang jelas dapat

teramati di daerah penelitian adalah kelurusan Sungai Bt. Ombilin yang memiliki

arah kelurusan baratlaut – tenggara dan baratdaya – timurlaut, dan kelurusan

Sungai Bt. Malakutan yang memiliki arah utara – selatan.

3.3.1 Struktur Sesar

Gejala sesar yang menunjukkan tipe dan arah pergerakan sesar sulit

ditemui di lapangan karena batuan di daerah penelitian mengalami pelapukan

yang kuat. Sifat pergerakan sesar ditentukan dari analisa kelurusan sungai,

kelurusan citra SRTM, kelurusan peta topografi daerah penelitian, dan analisa

kinematik dan dinamik dari struktur penyerta yang ditemukan di lapangan.

1. Sesar Menganan Turun Kolok

Sesar Menganan Turun Kolok berarah utara – selatan, terdapat di

Sungai Bt. Malakutan pada bagian barat daerah penelitian. Bukti – bukti

sesar yang diamati berupa kekar gerus dan breksiasi pada satuan

Page 12: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

44

2011 2011

konglomerat (Gambar III.19). Adanya kelurusan dari citra SRTM

menambah bukti dari gejala sesar mendatar tersebut. Gerakan menganan

turun diperoleh pada analisis tegasan purba dengan metode stereografi.

Hasil analisis kinematik (Lampiran F) dari pengukuran data

struktur di lapangan didapatkan kedudukan bidang sesar N 3500 E/ 850

dengan kedudukan net – slip 100, N 3490 E dan pitch sebesar 30,

sedangkan hasil analisis dinamiknya menghasilkan arah tegasan: σ1 = 120,

N 1950 E ; σ2 = 790, N 120 E; dan σ3 = 50, N 2600 E. Berdasarkan

klasifikasi sesar oleh Rickard (1971) dalam Harsolumakso, dkk (1997),

diperoleh penamaan sesar yaitu Sesar Menganan Turun Kolok.

Gambar III.19 Indikasi keberadaan Sesar Menganan Turun Kolok berupa kekar di

Sungai Bt. Malakutan.

2. Sesar Mendatar Kototuo

Sesar Mendatar Kototuo merupakan sesar yang memanjang dengan

arah baratdaya – timurlaut. Keberadaan sesar ini dapat terlihat dari

pembelokan Sungai Bt. Ombilin dan kelurusan pada citra SRTM. Pada peta

geologi terlihat pergeseran mengiri pada satuan batupasir – batulempung

Page 13: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

45

2011 2011

sebagai akibat kemenerusan sesar mendatar mengiri ini. Kehadiran sesar

ini juga diinterpretasikan berdasarkan kelurusan penyebaran satuan

batugamping serta ditemukannya sesar – sesar minor pada satuan

batugamping sebagai struktur penyerta dari Sesar Mendatar Kototuo

(Gambar III.20).

Gambar III.20 Sesar minor pada satuan batugamping (diambil di daerah Sikunyit

menghadap ke arah timur).

3. Sesar Mendatar Sikalang

Sesar Mendatar Sikalang merupakan sesar yang memanjang

dengan arah baratdaya – timurlaut. Keberadaan sesar ini dapat terlihat dari

pembelokan Sungai Bt. Ombilin dan kelurusan pada citra SRTM. Pada peta

geologi terlihat pergeseran menganan pada satuan batupasir –

batulempung dan satuan batupasir. Indikasi kehadiran sesar ini di daerah

penelitian tidak dapat secara langsung teramati, namun diindikasikan oleh

kemiringan lapisan batuan yang acak yang teramati di daerah penelitian.

Page 14: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

46

2011 2011

4. Sesar Naik Sijantang

Sesar Naik Sijantang merupakan sesar yang memanjang dengan

arah baratlaut – tenggara yang berada di sepanjang Sungai Bt. Malakutan

pada daerah penelitian. Pada peta topografi dan citra SRTM terdapat

kelurusan sungai dengan arah baratlaut – tenggara yang menunjukkan

kelurusan Sesar Naik Sijantang. Pada pemetaan lapangan, terdapat pola

penyebaran satuan batupasir – batulempung dan satuan batupasir yang

mengikuti pola kelurusan dari sesar – sesar yang terbentuk. Pada lintasan

yang berlawanan dengan arah kemiringan lapisan selama pemetaan yaitu

pada satuan batupasir - batulempung, ditemukan satuan batuan yang

memiliki umur lebih muda yaitu satuan batupasir. Hal ini menyimpulkan

bahwa terdapat satuan batuan yang berumur lebih tua yang berada di atas

satuan batuan lebih muda sehingga diinterpretasikan bahwa terdapat sesar

naik yang memungkinkan hal tersebut terjadi.

3.3.2 Struktur Lipatan

1. Sinklin Kandi

Sumbu Sinklin Kandi memiliki arah baratlaut – tenggara

memanjang dari Batukudo sampai daerah pertambangan Kandi. Sumbu

sinklin ini terdapat pada satuan batupasir – batulempung yang

disebandingkan dengan Formasi Sawahlunto. Sayap timurlaut mempunyai

kemiringan dari 110 – 300 dan cenderung semakin terjal ke arah timurlaut,

sedangkan sayap baratdaya memiliki kemiringan 200 – 300 dan semakin

terjal ke arah baratdaya. Berdasarkan arah sumbu lipatan, dapat diambil

kesimpulan awal bahwa arah tegasan utama yang bekerja di daerah

penelitian memiliki arah baratdaya – timurlaut.

Page 15: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

47

2011 2011

3.3.3 Mekanisme Pembentukan Struktur Geologi

Secara regional, Pulau Sumatra merupakan busur magmatik yang

terbentuk akibat subduksi miring dari lempeng Indo – Australia terhadap lempeng

Eurasia. Arah tegasan yang mempengaruhi Pulau Sumatra yaitu utara – selatan,

sehingga konsep yang dipakai di daerah penelitian adalah konsep simple shear

(Gambar III.21). Pembentukan struktur di daerah penelitian melibatkan batuan

berumur Tersier sehingga ditafsirkan struktur yang terbentuk di daerah penelitian

sebagai struktur yang berumur relatif muda yang mengikuti pola subduksi Pulau

Sumatra saat ini.

Gambar III.21 Model simple shear (Harding,1973 dalam Harsolumakso, dkk., 2008).

Sesar naik dengan arah jurus baratlaut – tenggara pada daerah penelitian

dan disertai dengan kehadiran sesar – sesar mendatar yang memiliki arah

baratdaya – timurlaut sesuai dengan pola subduksi Pulau Sumatra saat ini dengan

arah tegasan utama baratdaya – timur laut. Kehadiran sesar mendatar pada daerah

penelitian memiliki arah yang hampir tegak lurus dengan sesar naik dan lipatan

serta paralel dengan arah tegasan utama mengindikasikan bahwa sesar geser

tersebut adalah sesar sobekan (Gambar III.22). Sesar sobekan terbentuk akibat

adanya perbedaan properti dari lapisan batuan atau akibat bentukan dari batuan

Page 16: 2011 - Perpustakaan Digital ITB · dalam Modul Praktikum Sedimentologi . ... yang berasal dari tumbuhan paku. Himawan (1991) dalam Situmorang, dkk (1991) mengajukan umur Oligosen

48

2011 2011

dasar. Sesar sobekan yang terbentuk di daerah penelitian bersesuaian dengan

model sesar sobekan B berdasarkan Twiss dan Moores (1992). Sesar mendatar

dengan arah utara – selatan pada daerah penelitian diinterpretasikan sebagai sesar

yang memiliki umur relatif lebih tua dibandingkan dengan sesar – sesar lain pada

daerah penelitian.

Gambar III.22 Sesar sobekan yang terbentuk akibat akomodasi pemendekan yang berbeda (Twiss

dan Moores, 1992).

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa struktur geologi di daerah

penelitian terbentuk dalam dua fase deformasi rezim kompresi. Fase deformasi

pertama melibatkan batuan berumur Eosen Awal yang ditunjukkan dengan

terpotongnya satuan batulempung. Dapat diasumsikan bahwa deformasi pertama

terjadi lebih muda dari Eosen Awal. Fase deformasi kedua melibatkan batuan

berumur Eosen Akhir sampai Oligosen yang ditunjukkan dengan terpotongnya

satuan batupasir – batulempung, dan satuan batupasir. Dapat diasumsikan bahwa

deformasi kedua terjadi dengan umur lebih muda dari Oligosen. Tegasan utama

pada fase deformasi kedua yang memiliki arah baratdaya – timurlaut ditafsirkan

sebagai arah dari datangnya subduksi.