2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak...

145
DINAMIKA ADVERSITY QUOTIENT PADA ALUMNI LTQ AL HIKMAH DALAM HIFZHUL QUR'AN OLEH: NUR ISLAMIAH 103070029110 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M/ 1429 H

Transcript of 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak...

Page 1: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

DINAMIKA ADVERSITY QUOTIENT PADA ALUMNI LTQ AL HIKMAH DALAM HIFZHUL QUR'AN

OLEH:

NUR ISLAMIAH

103070029110

FAKUL TAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M/ 1429 H

Page 2: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

DINAMIKA ADVERSITY QUOTIENT PADA ALUMNI L TQ AL HIKMAH DALAM HIFZHUL QUR' AN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

NUR ISLAMIAH

NIM: 103070029110

Di Bawah Dasen Pembimbing

Pembimbing II

FAKUL T AS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M/ 1429 H

Page 3: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Dinamika Adversity Quotient Pada Alumni L TQ

Al Hikmah Dalam Hifzhul Qur'an" telah diujikan dalam sidang

munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi.

Jakarta, 12 Mei 2008

Sidang Munaqosyah ~

ii

Ketua m\erangkap anggota Sekretaris merangkap anggota

Anggota

Penguji I

Pembimbing I

M.Si

~@ Ora. Zahrofun ;:&';yah, M.Si NIP: 150 238 773

Penguji II

Pembimbing II

Page 4: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

iii

MOTTO

'Ja{a,n cinta se{a,{u me{a,fiirk,g,n peru6a/Uin 6esar dg cara yg sangat secferliana. 1{,arena ia menjangk,g,u pangk,g,C liati secara

{a,ngsung tfarimana sega{a, peru6alian tfa{a,m d1ri seseorang 6ermu£a,. <Bafik,g,n figtik,g, ia menggunak,g,n figfigrasan, cinta se{a,{u mengu6afi efek,nya, cfan sekgtik,g, ia 6erujung liaru"

(:M. Jtnis :Matta)

'l{arya ini k,upersem6akg,n untuk,~{uaga tercinta, saha6at-salia6at, dan untuk,dak,wah isfam

Page 5: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

IV

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Mei 2008 Ml Rabi'ul Akhir 1429 H

(C) Nur lslamiah (D) Dinamika Adversity Quotient Pada Alumni L TQ Al-Hikmah Dalam Hifzhul

Qur'an (E) XiV+125 halaman

(F) Belajar dan mengajarkan Al-Qur'an adalah aktivitas yang utama dan paling dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, sehingga banyak orang berlomba untuk dapat sebanyak-banyaknya "berdekatan" dengan kalam­Nya. Salah satu aktivitas utama yang juga dilakukan oleh Rasulullah dan para salaf ash-shalih adalah menghafalkan atau yang disebut dengan aktivitas hifzhul qur'an. Seseorang baru dikatakan hafizh ketika ia telah menyelesaikan dan lancar menghafal sebanyak tiga puluh juz yang terdiri d3fi 114 surat yang berisi kurang lebih 6236 ayat. Banyak problematika yang biasanya dialami oleh seorang penghapal Al-Qur'an seperti terlalu cinta dunia, tidak sabar, malas, lupa dan lain sebagainya. Oleh karena itu dibutuhkan motivasi yang kuat, niat yang ikhlas dan perjuangan yang berat untuk dapat menghafalkan keseluruhannya. Proses menghafal pun terbilang cukup lama dan sulit yang membutuhkan daya tahan dan ekstra kesabaran.

Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat gambaran Adversity Quotient yang meliputi control (pengendalian): dimensi ini mempertanyakan seberapa besar pengendalian hafizh dalam menghadapi kesulitan; ownership (kepemilikan): dimensi ini mempertanyakan sejauhmana hafizh mengandalkan diri sendiri untuk memperbaiki situasi kesulitan yang dihadapi; reach (jangkauan): dimensi ini mempertanyakan sejauhmana jangkauan sebuah permasalahan dapat mempengaruhi bagian-bagian lain dari kehidupan hafizh; endurance (daya tahan), dimensi ini mempertanyakan sejauhmana daya tahan hafizh dalam menghadapi setiap permasalahan dalam proses hifzhul qur'an.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan observasi. Jumlah subyek sebanyak empat orang, dua laki-laki dan dua orang perempuan. Karakteristik subyek adalah mereka telah selesai menghafalkan Al-Qur'an sebanyak 30 juz dan sudah menghafal paling tidak selama lima tahun. Hasil penelitian dapat

Page 6: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

disimpulkan bahwa subyek dapat menggunakan adversity quotient sebagai satu kemampuan untuk menyelesaikan problematika­problematika yang dialami dalam proses hifzhul qur'an.

Untuk perkembangan lebih lanjut maka ada beberapa saran yakni; ada baiknya menggunakan metode studi komparatif dengan membandingkan adversity quotient penghafal Al-Qur'an yang selesai menghafal 30 juz dengan yang tidak berhasil menghafalkannya. Ada baiknya pula untuk penelitian selanjutnya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat tes ARP (Adversity Response Profile) yang nantinya akan menjadi data tambahan untuk mengukur tingkat adversity quotient penghafal Al-Qur'an.

(G) 31 ( 1982-2008)

v

Page 7: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

VI

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah swt. Tiada lanlunan kata yang

mengalir indah kecuali ucapan syukur kepada Yang Maha lndah. Tiada yang

hadir di dalam ingatan setiap manusia di saat kesulitan menyapanya kecuali

hadirnya Ozal Yang Maha Memberi Pertolongan. Tiada impian yang paling indah

yang menjadi motivasi lerbesar bagi seluruh ummal muslim sedunia kecuali

keinginan unluk berjumpa dengan Ozal Yang Maha Kekal, Allah swt. Sungguh,

perjumpaan dengan-Nya merupakan impian yang lak lergantikan. Shalawal dan

salam semoga senantiasa tercurah kepada qudwatun hasanah Rasulullah saw.

Sosok yang kehadirannya tak tergantikan walaupun telah dilahirkan ribuan,

julaan bahkan milyaran manusia sesudahnya. Semoga keselamalan juga

dianugerahkan kepada keluarganya, sahabal-sahabalnya, para tabi'in hingga

kepada ummal yang merindukan kebersamaan dengannya. Allahumma amin.

Sebagai sebuah proses pembelajaran, dunia kampus membuat penulis belajar

banyak hal. Mulai dari teori-teori dan praklik ilmu psikologi, belajar bersosialisasi

dan berorganisasi. Kampus menjadi milestone bagi penulis untuk

bermetamorfosa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat. Perjalanan

yang cukup panjang penulis lewati untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, karena

berbagai tanlangan yang harus penulis lewali. Pada dasarnya keinginan penulis

hanya ingin agar karya yang selitik ini bisa bermanfaat. Unluk itu, Perkenankan

penulis menyampaikan ucapan terima kasih alas dukungan dan banluan dari

berbagai pihak yang turul andil dalam proses penulisan skripsi ini.

lbu Ora. Hj. Netty Hartali, M.si, selaku Oekan Fakullas Psikologi, beserta civilas

akademika Fakultas Psikologi Universilas Islam Negeri Jakarta, penulis

sampaikan apresiasi yang tinggi alas ilmu, hikmah dan pelajaran kehidupan yang

lelah diajarkan.

lbu Ora. Zahrolun Nihayah, M.si selaku Pembimbing I dilengah kesibukannya

beliau masih bersedia meluangkan waklunya untuk berdiskusi dan memberikan

Page 8: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

vii

masukan positif yang bermanfaat pada skripsi ini. Kepada Bapak DR. Abdul

Mujib selaku Pembimbing II juga ditengah kesibukannya sebagai dosen dan

penulis, masih meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. Belieu sangat

berbaik hati dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Abi dan Ummi tercinta, Tgk. H. Muhammad Ali Husein dan Hj. Tuty Alawiyah

selaku kedua orangtua yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan cinta

yang tidak pernah terputus. Tanpa Ummi dan Abi apa jadinya Aku ini. Ya Allah

sayangilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil.

Kakak, adik-adik dan keluarga besar penulis di Bangka II yang menjadi inspirasi

dan motivasi untuk terus menjadi lebih baik.

Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, Sahabat-sahabat

angkatan 2003 khususnya kelas C dimana penulis selama ini bersosilisasi, Adik­

adik angkatan 2004 - 2007. Terimakasih untuk persahabatan dan perhatian yang

diberikan.

Keluarga besar LOK KomOa Psikologi periode 2003 - 2008 dan LOK Syahid UIN

Jakarta periode 2006 - 2007 dimana penulis dibesarkan sebagai seorang

aktivis, disini kita berbagi cerita, berjuang, terjatuh, bangkit, menangis, tertawa

dan berjuta kenangan yang tak mungkin terlupakan. Begitu banyak hikmah dan

ilmu yang penulis dapatkan. Rekan-rekan pengurus FP21 (Forum Pengkajian

Psikologi Islam) periode 2006, Pengurus BEM Fakultas Psikologi periode 2004 -

2006, teman-teman KKL RSJI Klender, sahabat-sahabat Pesantren Hipnoterapi

Pak Asep, kebersamaan ini pernah berawal dan semoga la mengekalkannya.

Baznas Oompet Dhuafa Republika dan lnstitut Manajemen Zakat yang telah

membuat mata hati penulis terbuka untuk turut serta membangun peradaban

zakat dengan diikutsertakannya penulis pada ZEOP (Zakat Executive

Development Program) angkatan 11 yang diikuti penulis beriringan dengan proses

pembuatan skripsi. Dan tidak lupa kepada ZEDPers angkatan II yang fantastis.

Kalian semua a real dreamet1 Semoga mimpi-mimpi kita Allah kabulkan. Kalian

adalah semua definisiku tentang persaudaraan. Semoga Allah kekalkan

ukhuwahnya.

Page 9: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan untuk diriku

sendiri, berusahalah yang terbaik dalam segala sesuatu dan buktikan

kemanfaatanmu untuk ummat. Karena manusia terbaik adalah yang paling

banyak kemanfaatannya bagi sesama.

Vil!

Penulis sangat menyadari bahwa selama ini banyak kekhilafan dan kealpaan

yang sering dilakukan, dengan kerendahan hati penulis menghaturkan maaf yang

sebesar-besarnya. Pun dalam skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Masukan penulis harapkan demi perbaikan. Bagi pembaca yang

ingin berdiskusi bisa mengirimkan email ke: [email protected]

Akhirnya penulis mohonkan kepada Rabb Pencipta Alarn Semesta agar seluruh

dukungan, bantuan, bimbingan dari semua pihak dibalas oleh Allah dengan

sebaik-baiknya balasan. Amin.

Jakarta, 12 Mei 2008

Nur lslamiah

Page 10: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

IX

DAFTARISI

Halaman JuduL ........................................................................................... i

Halaman Persetujuan ................................................................................ ii

Halaman Pengesahan .............................................................................. iii

Motto ......................................................................................................... iv

Abstrak ...................................................................................................... v

Kata pengantar ......................................................................................... vii

Daftar isi .................................................................................................... ix

Daftar Tabel ............................................................................................. xii

Daftar bag an ............................................................................................ xiii

Daft:>r Lampiran ...................................................................................... xiv

Bab 1 : Pendahuluan ......................................................................... 1-12

1. 1 La tar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 9

1.2. 1 Pembatasan Masai ah .............................................. 9

1.2.2 Perumusan Masalah ............................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ......................... 11

1.3. 1 Tujuan Penelitian .................................................... 11

1.3. 2 Manfaat Penelitian .................................................. 11

1.4 Sistematika Penulisan ....................................................... 11

Bab 2 : Kajian Pustaka ..................................................................... 12-38

2.1 Adversity Quotient ............................................................. 12

2.1.1 Pengertian Adversity Quotient Menurut Bahasa .... 13

2.1.2 Pengertian Adversity Quotient ............................ 13

2.1.3 Dimensi-dimensi Adversity Quotient .................... 14

2.1.4 Peran Adversity Quotient dalam Kehidupan ........... 16

2.1.5 Perbedaan lndividu dalam Mengatasi Kesulitan ..... 18

Page 11: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

x

2.2.6 Adversity Quotient Menurut Konsep Islam .............. 20

2.2 Hifzhul Qur'an ················································ ................... 20

2.2.1 Pengertian Hifzhul Qur'an ...................................... 22

2.2.2 Keutamaan-keutamaan Hifzhul Qur'an .................. 22

2.2.3 Syarat-syarat Hifzhul Qur'an ..................................... 25

2.2.4 Problematika Hifzhul Qur'an .................................. 26

2.2.5 Hifzhul Qur'an dipandang Menurut Perspektif

Psikologi .................................................................. 26

2.3 Adversity Quotient Dalam Hifzhul Qur'an ......................... 36

Bab 3 : Metodologi Penelitian ......................................................... 39-50

3. 1 Pendekatan dan Perspektif Penelitian .............................. 39

3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................ .40

3.2.1 Wawancara ............................................................ .41

3.2.2 Observasi ............................................................... .42

3.2.3 Alat Bantu Pengumpulan Data ............................... .44

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................ .45

3.3.1 Prosedur Persiapan Penelitian ............................... .45

3.3.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ........................... .45

3.3.3 Prosedur Analisa Data .......................................... .46

3.4 Subjek Penelitian .............................................................. .47

3.4.1 Karakteristik Subyek .............................................. .47

3.5 Penyajian Data ................................................................. .48

3.6 Kade Etik Penelitian ......................................................... 50

BAB 4: Hasil Penelitian ................................................................. 51-118

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................. 51

4.2 Gambaran dan Analisa Kasus ........................................... 53

4.2.1 Kasus AH ............................................................... 53

Page 12: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

xi

4.2.2 Kasus DR ············-······-·········--·-·---·-···············-···-····69

4.2.3 Kasus T ................................................................. 85

4.2.4 Kasus D -·-·····-·--- .................................................... 101

4.3 Analisa Perbandingan Antar Kasus ................................. 111

BAB: 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran .................................. 112-125

5.1 Kesimpulan ............................................................... 119

5.2 Diskusi ........................................................................ 121

5.3 Saran .......................................................................... 123

Daftar Pustaka

Lampi ran

Page 13: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

DAFT AR T ABEL

4.1 Tabel Gambaran Umum Subjek Penelitian

4.3.1 Tabel Analisa Perbandingan Antar Kasus

52

117

xii

Page 14: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

xiii

DAFT AR BAGAN

2.3 Bagan Kerangka Berpikir 37

Page 15: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

xiv

DAFT AR LAMPI RAN

1. Blue Print Pedoman Wawancara

2. Pedoman wawancara

3. Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara

4. Lembar Observasi

Page 16: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia dikejutkan dengan munculnya seorang anak dari Iran yang

mendapat gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dari Hijaz College

Islamic University, lnggris dalam bidang Science of The Retention of the

Holy Qur'an. Anak itu bernama Husein Thabataba'i, Husein mendapatkan

gelar kehormatan itu ketika umurnya baru mencapai 7 tahun dan telah

menghafal seluruh isi Al Quran pada usia 5 tahun (Sulaeman, 2007).

Sulaeman dalam bukunya juga menyebutkan kisah Husein Tabataba'i ini

sebagai mukjizat abad 20. Dalam ujian yang ditempuh Husein tahun 1998,

ia berhasil menyelesaikan ujian dengan sempurna mulai dari

menerjemahkan isi Al Qur'an ke dalam bahasa Persi, menerangkan dan

menafsirkan ayat Al-Qur'an, bercakap-cakap dengan menggunakan ayat

Al Qur'an hingga menerangkan Al-Qur'an dengan bahasa isyarat tangan.

la berhasil meraih angka 93 sehingga layak menyandang gelar

kehormatan itu. Sebelum mendapat anugerah gelar doktor, di negerinya

Husein sudah dikenal luas sejak berusia 5 tahun. V\lajahnya banyak

menghiasi layar televisi, koran hingga majalah karena ketrampilannya di

Page 17: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

2

Husein lahir dari keluarga yang mencintai Al Qur'an. Makanya tak heran

jika sejak kecil ia begitu dekat dengan Al Qur'an. Ayah dan ibunya adalah

penghapal Al Qur'an sejak lama. Sejak kecil pula Husein kerap dibawa

serta orang tuanya mengikuti kelas Al Qur'an. Hasilnya, sejak usia 2 tahun

4 bulan Husein sudah menghapal juz ke-30 (juz amma).

Di Indonesia sendiri agaknya tertinggal dalam menerima informasi dari

Iran ini, sehingga kecemerlangan Husein baru dikenal sebagian besar

masyarakat Indonesia ketika diluncurkan buku Mukjizat Abad 20,

Wonderful Profile Husein Tabataba'i, Doktor Cilik Hafal dan Paham Al

Quran oleh Dina Sulaeman. Masyarakat pun ramai membicarakannya,

terkagum-kagum dengan pesona Husein.

Dalam Al Qur'an Allah berfirman :

"Sesungguhnya kami Menurunkan Adz-Dzikra (Al-Qur'an) dan

sesungguhnya kami pula /ah yang meme/iharanya (QS. Al-Hijr: 9)

Potongan ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT akan selalu

memelihara Al-Qur'an yang dalam konteks ini adalah keasliannya, dan

oleh karena itu ketika Allah SWT menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi

Muhammad Saw tidak diturunkan secara langsung melainkan bertahap

Page 18: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

3

Muhammad saw dapat langsung mempelajarinya, memahaminya dan

kemudian menghafalnya, serta mengajarkannya kepada para sahabat

karena merekalah yang akan melanjutkan estafet dakwah Nabi

Muhammad Saw.

Pada zaman Nabi Muhammad Saw banyak sekali sahabat yang hafal Al-

Qur'an, hingga pada saat perang Uhud banyak para penghafal Al-Qur'an

yang mati syahid, sehingga memacu semangat sahabat-sahabat yang

lainnya untuk menghafal Al-Qur'an, suatu keadaan yang luar biasa saat

itu. Jika kita bandingkan dengan keadaan sekarang sangat jauh sekali.

Masyarakat muslim sekarang ini diserang oleh globalisasi dan

westernisasi sehingga tidak sedikit yang berkiblat kepada barat dan tidak

akrab dengan Al-Qur'an. Seseorang akan merasa lebih senang dan

bangga menghapal lagu-lagu baru yang sedang tren ketimbang

menghapalkan Al-Qur'an yang tidak populer, terlebih lagi ada stigma

bahwa menghapal Al-Qur'an itu sangat sulit, hanya ustadz atau kiai

berilmu tinggi yang mampu melakukannya.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

"Sebaik-baik ka/ian adalah yang mempelajari dan mengajarkannya"

Page 19: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Rasulullah dan para sahabatnya begitu "akrab" dengan aktivitas belajar

dan mengajarkan Al-Qur'an, hal ini bukan tanpa alasan, berinteraksi

dengan Al-Qur'an adalah aktivitas yang utama dan paling dicintai oleh

Allah sehingga mereka berlomba untuk dapat sebanyak-banyaknya

"berdekatan" dengan kalam Allah. Salah satu aktivitas utama yang juga

dilakukan oleh Rasulullah dan para salaf ash-shalih adalah dengan

menghafalkan dan memasukkan Al-Qur'an kedalam hati atau yang

disebut dengan aktivitas hifzhul qur'an.

Hifzhul Qur'an erat kaitannya dengan memori, karena pada dasarnya

menghafal Al Qur'an berarti melakukan proses ingatan. lngatan itu sendiri

adalah hasil dari pengalaman yang sebelumnya didahului oleh suatu

perhatian (Kro, 1995). Aktivitas mengingat Al Qur'an ini merupakan

aktivitas yang panjang dan harus melewati semua tahapan sehingga

ingatan merupakan kunci bagi kelancaran belajar termasuk didalamnya

menghafal Al Qur'an.

4

Sistem memori dalam kaitannya dengan hifzhu/ Quran dapat dijelaskan

oleh model paradigma Atkinson dan Shiffrin yang telah disempurkan oleh

Tulving dan Madigan (Solso, 1991). Dalam model ini, terdapat tiga sistem

penyimpanan, yaitu register sensori, memori jangka pendek dan memori

jangka panjang. Input yang baru masuk diterima dalam register sensori

_I _ I _

Page 20: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

5

Agar informasi tersebut bisa ditahan lebih lama lagi, maka dilakukan

pengulangan dan elaborasi melalui proses lebih dalam lagi. Setelah

diproses dalam memori jangka pendek, informasi dikeluarkan dalam wujud

respons atau kemungkinan diteruskan ke dalam memori jangka panjang.

Dalam proses ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, antara

lain faktor-faktor jasmani, usia, dan afeksi.

Dalam kaitannya dengan menghafal Al Qur'an, proses menghafal dimulai

dengan input yang diterima yaitu berupa membaca Al Qur'an berkali-kali

guna dapat mengingatnya dalam memori jangka pendek. Kemudian

ingatan sementara itu harus di ulang-ulang sedemikian rupa agar dapat

masuk ke memori jangka panjang. Menurut Sperling (1960) dalam

penelitiannya mengatakan bahwa lamanya informasi bertahan dalam

memori sensori adaah Y. detik sampai 1 detik (259 milisecond - 1000

milisecond). Perpindahan kepada ingatan jangka pendek berlaku apabila

kita memberi perhatian kepada informasi yang telah diindrai melalui

perhatian yang telah diseleksi (selective attention), sedangkan lama

penyimpanan pada ingatan jangka panjang berkisar antara beberapa hari,

minggu, bulan, bahkan dapat berlangsung bertahun-tahun. Hanya saja

proses memindahkan dari jangka pendek menjadi jangka panjang

membutuhkan perjuangan yang berat. Apalagi menghafal Al-Qur'an

sebanyak 6236 ayat bukanlah perkara yang ringan. Menghafal Qur'an

Page 21: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

6

berhenti.

Melihat pemaparan di atas maka kita bisa menyimpull<an aktivitas hifzhul

qur'an bukanlah pula perkara yang mudah, mulai dari aktivitas hifzhul

qur'an itu sendiri yang zaman sekarang ini kalah pamor dengan kegiatan­

kegiatan modern yang ditawarkan oleh perkembagan zaman, terlebih lagi

menghafalkan seluruh isi Al Qur'an bukan suatu hal yang gampang.

Seseorang baru dikatakan hafizh ketika ia telah menyelesaikan dan lancar

menghafal sebanyak tiga puluh juz yang terdiri dari 114 surat yang berisi

6236 ayat (http://.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an, 2008). Dibutuhkan motivasi

yang kuat, niat yang ikhlas dan perjuangan yang berat untuk dapat

menghafall<an keseluruhannya. Proses menghafal pun terbilang cukup

lama dan sulit. Maka perlu daya tahan dan ekstra kesabaran. Selain itu

para penghafal dituntut untuk dapat mentadabburi dan mengamalkan Al

Qur'an, hal ini pun adalah kewajiban yang berat.

Jika dibuat perumpamaan, proses hifzhul Qur'an bisa diibaratkan seperti

proses mendaki gunung. Dan hafal 30 juz Al-Qur'an adalah sebagai

puncaknya. Prosesnya terus menanjak dan sangat melelahkan. Kepuasan

dan kesuksesan untuk dapat menghafalkan l<eseluruhannya harus dicapai

dengan usaha yang tidak kenal lelah untuk terus mendaki, meskipun

terl<adang langkah demi langkah yang ditapal<kan terasa lambat dan

Page 22: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

bergerak ke depan dan ke atas, terus maju dalam mencapai cita-citanya,

kendati terdapat berbagai rintangan atau bentuk-bentuk problematika

lainnya.

Pada akhirnya timbul pertanyaan, mengapa ada orang yang mampu

mengatasi kesulitan-kesulitan dalam proses menghapal Al-Qur'an dan

terus mendaki sehingga menjadi seorang hafizh? Dan mengapa pula ada

orang yang mudah menyerah dan memutuskan untuk berhenti sehingga

gagal? Ada sebuah teori yang bisa menjelaskan hal ini yaitu kecerdasan

yang dipopulerkan Paul G. Stoltz yaitu Adversity Quotient. AQ mengukur

kemampuan sesorang dalam mengatasi problematika dalam

kehidupannya. Hidup tentu tak akan pernah lepas dari masalah dan

karena masalah itulah seseorang menjadi lebih baik dalam menyikapi

hidup. Dalam kesulitan, selalu ada kesempatan. Saat bergelut dengan

masalah, sesungguhnya seseorang sedang menyempurnakan hidup.

Kadang, sesuatu yang tak nyaman dalam kehidupan ini, sesungguhnya

merupakan penyempurnaan sisi spiritual bagi diri seseorang.

Adversity qoutient adalah suatu ukuran untuk mengetahui daya juang

seseorang ketika mengalami kesulitan, kepercayaan akan penguasan

hidup dan kemampuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi (Stoltz,

2003). Adversity quotient disebut dapat meramalkan siapa yang akan

7

Page 23: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

dapat meramalkan siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan

bertahan.

8

Ditambahkan lagi dalam bukunya Stoltz mengemukakan bahwa ada tiga

tipe pendaki dalam mendaki "gunung kehidupan" yaitu: Quitter (mereka

yang berhenti); quitteradalah orang-orang yang memilih keluar,

menghindari kewajiban, dan orang-orang yang menghentikan pendakian.

Camper(mereka yang berkemah); adalah orang-orang yang cepat merasa

bosan dan mengakhiri pendakiannya dengan mencari tempat datar yang

nyaman. Tipe ini sembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Climber

(pendaki); adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup membaktikan

dirinya pada pendakian. Climber adalah pemikir yang tidak pernah

membiarkan hambatan menghalangi pendakiannya, ia terus dan terus

mendaki. Sungguh luar biasa orang-orang yang memiliki jiwa climber

dalam dirinya karena dengan permasalahan dan rintangan seberat

apapun ia selalu berusaha dan berusaha untuk tetap dapat melaluinya.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis mengibaratkan hifzhul

qur'an sebanyak 30 juz adalah sebuah "gunung" yang harus didaki.

Tujuan hidup ini diwarnai oleh banyak rintangan dan problematika yang

harus dihadapi. Jika melihat pada tipe-tipe manusia menurut Stoltz, maka

tipe Quitter dalam hal ini akan berhenti menghafal ketika ia merasakan

Page 24: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

9

camper, ketika seseorang memulai melakukan aktivitas hifzhul Qur'an sulit

maka ia cepat merasa bosan, merasa cukup dengan menghafal beberapa

juz saja kemudian tidak menyelesaikan seluruhnya. Tipe yang terakhir

adalah climber, walaupun menghafal itu sulit dan penuh rintangan ia terus

mendaki, berusaha sekuat tenaga, tidak menghiraukan dan mengatasi

semua permasalahan-permasalahan sampai akhirnya dapat mencapai

tujuannya yaitu hafizh Qur'an.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti dan mengetahui mengenai " Dinamika Adversity

Quotient Pada Alumni L TQ Al Hikmah dalam Hifzhul Qur'an"

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak mengalami pelebaran dan perluasan masalah,

maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan-permasalahan

berikut:

A. Hifzhul Qur'an yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

memelihara

Al Qur'an dan menjaganya dari perubahan, penyimpangan,

penambahan dan pengurangan. Adapun bila dinisbatkan kepada

makhluk hifzhul Qur'an berarti menampakkan yang dihafal,

Page 25: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Qur'an baik merenungkan, memikirkan, menyirnpulkan,

mengajarkan dan mempelajarinya. Dengan demikian yang

dimaksud disini hifzhul Qur'an menghafal seluruh ayat-ayat Al

Qur'an sebanyak tiga puluh juz.

10

B. Adversity Quotient mempunyai empat dimensi: pertama, Control

(pengendalian): dimensi ini mempertanyakan seberapa besar

pengendalian seseorang dalam menghadapi kesulitan. Kedua,

ownership (kepemilikan): dimensi ini mempertanyakan sejauhmana

seseorang mengandalkan diri sendiri untuk memperbaiki situasi

kesulitan yang dihadapi. Ketiga, reach Qangkauan): dimensi ini

mempertanyakan sejauhmana jangkauan sebuah permasalahan

dapat mempengaruhi bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang.

Keempat, endurance (daya tahan), dimensi ini mempertanyakan

sejauhmanakah daya tahan seseorang dalam menghadapi setiap

permasalahan seseorang dalam kehidupannya.

1.2.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran adversity quotient pada hifzhul qur'an?

2. Mengapa dibutuhkan adversity quotient dalam aktivitas hifdzul

qur'an?

Page 26: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika adversity

quotient dalam hifzhul qur'an dan mencari tahu mengapa dibutuhkan

adversity quotient dalam aktivitas hifzhul qur'an.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

11

Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

khususnya tentang gambaran adversity quotient pada penghafal Al

Our' an.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi masyarakat muslim secara umum dan khususnya bagi para

penghapal Al-Our' an dalam memahami adversity quotient dalam kaitannya

dengan proses menghapal Al-Qur'an.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan sistematika penulisan skripsi ini, dibuat kedalam

beberapa bab antara lain:

Bab 1 Pendahuluan yang berisi: latar belakang masalah, pembatasan

masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat

penelitian

Page 27: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

12

quotient, dimensi-dimensi adversity qoutient, perbedaan individu dalam

mengatasi kesulitan, adversity quotient menurut konsep islam. Hifzhul

Qur'an; pengertian hifzhul Qur'an, keutamaan-keutamaan hifzhul Qur'an,

syarat-syarat hifzhul qur'an, problematika hifzhul Qur'an dan adab

hafizhul qur'an. Kerangka berpikir.

Bab 3 Metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan perspektif

penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, subjek

penelitian, cara penetapan subyek penelitian serta kode etik penelitian

Bab 4 Pada bab ini menguraikan tentang presentasi clan analisa data,

gambaran umum subjek penelitian, analisa kasus dan analisa antar kasus.

Bab 5 Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran

Page 28: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

2.1 Adversity Quotient

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian Adversity dan Adversity Quotient Menu rut Bahasa

Dalam kamus bahasa lnggris, adversity berasal dari kata adverse yang

artinya kondisi yang tidak menyenangkan, kemalangan. Jadi dapat

diartikan bahwa adversity adalah kesulitan, masalah atau

ketidakberuntungan. Sedangkan quotient menurut kamus bahasa lnggris

adalah derajat atau jumlah dari kualitas spesifik/karakteristik atau dengan

kata lain yaitu mengukur kemampuan seseorang.

2.1.2 Pengertian Adversity Quotient

Stoltz (2000), mendefinisikan AO dalam tiga bentuk:

Pertama: AO adalah kerangka kerja konseptual baru untuk memahami

dan meningkatkan semua bagian dari kesuksesan. Dimana AO dibangun

atas dasar penelitian penting dan menawarkan kombinasi baru yang

praktis dari pengetahuan yang mendefinisikan ulang hal-hal yang

dibutuhkan untuk sukses.

Kedua: AO adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon individu

terhadap kesulitan.

Ketiga: AO adalah serangkaian alat yang memiliki dasar ilmiah, untuk

Page 29: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

14

rnernperbaiki respon individu terhadap kesulitan.

Dari pernaparan Stoltz di atas, Adversity quotient rnerurnuskan

kesuksesan sebagai tingkat dirnana seseorang bergerak ke depan dan ke

atas, terus rnaju dalarn rnenjalani hidupnya, kendati terdapat berbagai

rintangan atau bentuk-bentuk kesengsaraan lain.

Berdasarkan penjelasan di atas Adversity quotient adalah suatu ukuran

untuk rnengetahui daya juang seseorang ketika rnenghadapi kesulitan,

kepercayaan akan penguasaan hidup dan kernarnpuan untuk rnengatasi

tantangan yang dihadapi.

2.1.3 Dimensi-dimensi Adversity Quotient

Stoltz (2003) rnejelaskan bahwa AQ terdiri atas ernpat dirnensi yaitu

Control, Ownership, Reach, dan Endurance yang disingkat rnenjadi

CORE:

1. C = Control (pengendalian). Dirnensi ini rnernuat seberapa jauh

seseorang dapat rnengendalikan diri ketika ia rnenghadapi kesulitan.

Kata kuncinya adalah erasakan. Dirnensi ini rnerupakan salah satu

awal yang paling penting. Perbedaan antara AQ yang tinggi dan AQ

yang rendah adalah terletak pada kendali seseorang atas peristiwa

dalarn hidupnya. Orang dengan AQ yang tinggi terus rnelakukan

pendakian dan selalu berani rnengarnbil resiko dalarn hidupnya,

Page 30: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

dalam artian mencari tempat yang aman untuk kemudian berhenti.

Orang dengan AQ rendah enggan untuk menjawab tantangan

kehidupan.

15

2. O = Ownership (kepemilikan). Dimensi ini mempertanyakan

sejauhmana seseorang mengandalkan diri sendiri untuk memperbaiki

situasi kesulitan yang dihadapi. Proporsi yang tepat adalah bahwa

individu tidak terlalu menyalahkan diri sendiri, tetapi tetap merasa

bertanggung jawab untuk mengatasi kesulitan yang dialami. lndividu

yang memiliki skor ownership tinggi akan mengambil tanggungjawab

untuk memperbaiki keadaan, apapun penyebabnya. Kemudian individu

yang memiliki skor ownership sedang memiliki cukup tanggung jawab

atas kesulitan yang terjadi, tapi mungkin akan rnenyalahkan diri sendiri

atau orang lain kerika ia lelah. Sebaliknya individu yang memiliki skor

ownership rendah akan menyangkal tanggung jawab dan

menyalahkan orang lain atas kesulitan yang terjadi.

3. R= Reach Gangkauan). Dimensi ini mengukur adakah kesulitan akan

menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang. Dimensi ini

mempertanyakan sejauhmana jangkauan sebuah permasalahan dapat

mempengaruhi bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang.

Seseorang dengan AQ yang tinggi akan efektif menahan dan

membatasi permasalahan. Permasalahan dalam satu aspek, tidal<

akan berpengaruh terhadap aspek-aspek lain dari kehidupannya.

,,..... - '- - '" -

Page 31: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

16

yang jelas terhadap permasalahan, sehingga jangkauan terhadap satu

permasalahan bisa meluas kepada aspek-aspek lain dalam

kehidupannya. Sebagai contoh: kemacetan dan keterlambatan di pagi

hari bisa saja membuat hari itu sepenuhnya menjadi buruk bagi orang

dengan AQ yang rendah. Sebaliknya untuk orang dengan AQ tinggi

menganggap permasalahan itu dengan sewajamya saja dan bangkit

kembali, sehingga tidak mempengaruhi aktivitas lainnya pada hari itu.

4. E = Endurance (daya tahan). Dimensi ini mengukur tingkat ketahanan

seseorang dalam menghadapi permasalahan.

2.1.4 Peran Adversity Quotient Dalam Kehidupan

Faktor-faktor kesuksesan dipengaruhi oleh kemampuan pengendalian

seseorang serta cara orang tersebut merespon kesulitan, diantaranya

berkaitan dengan:

1. Daya saing

Jason Satterfield dan Martin Seligman (Stoltz, 2000), menemukan

orang-orang yang merespon kesulitan secara lebih optimis dapat

diramalkan akan bersikap lebih agresif dan mengambil banyak

resiko, sedangkan reaksi yang lebih pesimis terhadap kesulitan

menimbulkan lebih banyak sikap pasif dan hati-hati. Orang-orang

yang bereaksi secara konstruktif terhadap kesulitan lebih tangkas

dalam memelihara energi, fokus dan tenaga yang diperlukan

Page 32: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

17

secara destruktif cenderung kehilangan energi dan mudah berhenti

untuk berusaha. Persaingan sebagian besar berkaitan dengan

harapan, kegesitan dan keuletan yang sangat ditentukan oleh cara

seseorang menghadapi tantangan dan kegagalan kehidupan.

2. Produktivitas

Penelitian yang dilakukan Stoltz menemukan korelasi yang kuat

antara kinerja dan cara-cara pegawai merespon kesulitan.

3. Kreativitas

Joel Barker (dalam Stoltz, 2000) menemukan orang-orang yang

tidak mampu menghadapi kesulitan menjadi tidak mampu bertindak

kreatif. Oleh karena itu kreativitas menurut kemampuan untuk

mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti.

4. Motivasi

Dari penelitian Stoltz (2000) ditemukan orang-orang dengan AQ

yang tinggi sebagai orang yang memiliki motivasi yang kuat.

5. Mengambil resiko

Satterfield dan seligman (dalam Stoltz, 2000) menemukan bahwa

mereka yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif, lebih

berani mengambil resiko, satu hal yang sangat dibutuhkan dalam

pendakian.

6. Perbaikan

Perbaikan terus menerus perlu dilakukan supaya individu bisa

Page 33: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

tinggi menjadi lebih baik. Sedangkan orang-orang yang AQ nya

rendah menjadi lebih buruk

7. Ketekunan

Ketekunan adalah inti pendakian dan AQ seseorang. Dengan

ketekunan seseorang mampu terus menerus berusaha, apapun

yang dihadapinya.

8. Belajar

18

Carol Dweck (dalam Stoltz, 2000) membuktikan bahwa anak-anak

dengan respon-respon yang pesimis terhadap kesulitan tidak akan

banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak­

anak yang memiliki pola-pola yang lebih optimis.

9. Merangkul perubahan

Perubahan adalah bagian dari hidup sehingga setiap manusia

harus menentukan sikap untuk menghadapinya. Stoltz (2000)

menemukan mereka yang memeluk perubahan cenderung

merespon kesulitan secara lebih konstruktif. Dengan memperkuat

niat, mereka mampu mengubah kesulitan menjadi peluang dan

sebaliknya.

2.1.5 Perbedaan lndividu dalam Menghadapi Kesulitan

Stoltz mengemukakan bahwa setiap orang dilahirkan untuk mendaki

Page 34: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

19

respon yang berbeda pada pendakian yang mempengaruhi kesuksesan

dalam hidupnya pula. Ada tiga kategori manusia sesuai dengan posisinya

pada suatu pendakian:

1. Quitter (pecundang). Tipe ini memilih keluar, mundur, menghindari

kewajiban dan berhenti. Mereka mengabaikan, menutupi atau

meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki,

meninggalkan hal yang ditawarkan oleh kehidupan

2. Camper (pekemah). Tipe ini mendaki tidak seberapa tinggi, karena

bosan mereka mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat datar

dan nyaman sebagai tempat bersembunyi dari situasi yang tidak

bersahabat

3. Climber (pendaki). Adalah orang yang seumur hidup membaktikan

diri pada pendakian. Tanpa menghiraukan latar belakang,

keuntungan atau kerugian, nasib buruk atau nasib baik, ia terus

mendaki. Climber adalah pemikir yang selalu memikirkan

kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur,

jenis kelamin, ras, cacat fisik atau cacat mental atau hambatan

lainnya menghalangi pendakian.

Jika melihat pada tipe-tipe manusia menurut Stoltz, maka tipe Quitter akan

berhenti menghafal ketika ia merasakan menghafal Al Qur'an adalah

aktivitas yang sulit. Kemudian tipe berikutnya camper, ketika seseorang

-----··'-: ---1-1--.1--- _1.L: .. :L-- L:.r_i_ __ I ,-..._ -'-

Page 35: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

20

bosan, merasa cukup dengan menghafal beberapa juz saja kemudian

tidak menyelesaikan seluruhnya. Tipe yang terakhir adalah climber, yang

walaupun menghafal itu sulit ia terus mendaki, berusaha sekuat tenaga,

menghiraukan dan mengatasi semua permasalahan-permasalahan

sampai akhirnya dapat mencapai tujuannya yaitu hafizh Qur'an.

2.1.6 Adversity Quotient Menurut Konsep Islam

Dalam konsep islam tidak dikenal istilah adversity quotient, tetapi jika

dilihat dari dimensi-dimensinya maka dalam konsep islam terdapat sifat

mujahadah, sabar dan tawakkal.

Mujahadah adalah kesungguhan untuk mengerahkan segala kekuatan

atau potensi diri dalam melaksanakan sesuatu. Orang yang memiliki sifat

sabar dan tawakkal jika mendapatkan kesulitan akan dapat

mengembalikan diri. Sedangkan orang yang bermujahadah memiliki

kesungguhan dalam mengerjakn sesuatu, bertanggung jawab terhadap

pekerjaan yang dilakukan.

2.2 Hifdzul Qur'an

2.2.1 Pengertian Hifdzu/ Qur'an

Hifdzul Qur'an berasal dari akar kata hafadza yang artinya menjaga.

Hafadza juga bermakna kemampuan melihat maklumat dalam otak. Maka

Page 36: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

21

(hafal) artinya memelihara sesuatu/ tidak lupa. Orang yang hafal disebut

hafizh, kalau banyak misalnya suatu kaum, maka mereka disebut huffazh.

Hifdzu/ Qur'an adalah upaya untuk menghafal ayat-ayat Al Qur'an sampai

tertanam benar dalam ingatan dan siap menjaganya agar tidak hilang dari

ingatan. Sehingga unsur yang penting pula dalam menghafal adalah

proses menjaga dengan mengulang-ulang hafalan, yang diistilahkan

dengan muraja'ah (Abdul Rauf, 2004)

Hifdzu/ Qur'an (menghafalkan Al Qur'an) merupakan upaya

mengakrabkan orang-orang yang beriman dengan kitab sucinya dengan

cara membaca dan kemudian menghafalkannya dan memasukkan Al

Qur'an kedalam hatinya, sehingga ia tidak buta terhadap kitab sucinya.

Dalam kaitan ini, menurut Nuwabuddin (1996) menghafal Al-Qur'an,

memeliharanya serta menalarnya harus memperhatikan tiga unsur pokok

berikut:

1. Menghayati bentuk-bentuk visual, sehingga bisa didingat kembali

meski tanpa kitab

2. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang dihafalnya

3. Mengingat-ingatnya

0 <" II A I,...... 1

Page 37: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

22

rnenghafal kata-kata yang tidak rnerniliki rnisi khusus, sebagairnana orang

yang rnenghafalkan syair-syair atau puisi yang dibuat rnanusia. Narnun

pada hakikatnya ia sedang rnenghafalkan sesuatu yang rnernberi

kehidupan pada jiwa, akal bahkan jasadnya (Abdul Rauf, 2000).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disirnpulkan yang

dirnaksud dengan hifzhul Qur'an adalah rnernelihara Al Qur'an dan

rnenjaganya dari perubahan, penyimpangan, penambahan dan

pengurangan. Adapun bila dinisbatkan kepda makhluk hifzhul Qur'an

berarti menarnpakkan yang dihafal, mengamalkan semaksimal mungkin

dan berkecimpung dengan Al Qur'an baik merenungkan, memikirkan,

menyimpulkan, mengajarkan dan mempelajarinya.

2.2.2 Keutamaan-keutamaan Hifdzul Qur'an.

Hadits shahih mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang

memiliki interaksi dengan Al Qur'an dalam bentuk belajar dan mengajar.

lni merupakan kehormatan Nabawi bagi para pecinta Al Qur'an. Berikut

adalah keutarnaan-keutarnaan dari Hifdzul Qur'an:

1. Hifdzul Qur'an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah.

2. Al Qur'an rnenjanjikan kebaikan, keberkahan dan kenikrnatan bagi

penghafalnya.

Page 38: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

23

Rasulullah saw. Bersabda:

Artinya: "sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari dan

mengajarkan Al-Qur'an" (HR. Bukhari dan Muslim)

Kemudian hadits lain berbunyi:

J ) • ) ,,. ) ) _,,,,

(~I ol;J) .JT'.,...;J1 ~~I 0°? i

Artinya: " Semulia-mulia umat-ku adalah para pengemban Al-

Qur'an" (HR. Baihaqi)

3. Seorang hafidz Qur'an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif

nabawi ( penghargaan khusus dari Nabi).

Diantara penghargaan yang pernah diberikan Nabi kepada para

sahabat penghafal Al-Qur'an adalah perhatian yang khusus kepada

syuhada Uhud yang hafizh Al-Qur'an, dengan mendahulukan

pemakamannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw

menetapkan hafizul Qur'an ialah yang berhak menjadi imam shalat

berjama'ah.

4. Hifdzul Qur'an merupakan ciri orang yang diberi ilmu.

Allah berfirman:

Page 39: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

24

Artinya: "Sebenamya Al qur'an itu adalah ayat yang nyata bagi

orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari

ayat-ayat Kami kecua/i orang-orang yang dhalim" (QS. Al

Ankabut:49)

!tu artinya Hifzhul Qur'an merupakan upaya menjadikan ayat-

ayatNya sebagai ilmu yang dapat dinikmati. Seorang ulama

mengatakan : "pertama kali, ilmu itu didapatkan (diperhatikan)

dengan cara mendengar, kemudian diam, la/u clihafal, diamalkan

dan diajarkan.

5. Hafizh Al Qur'an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi.

Rasulullah saw. Bersabda:

> ... ,,.. ,,. \ ,,. _,.

Y,i : Jt_; ~ Aili J~) ( ~ ~.:. } J:;; _,.. ~ '.... I .- ~ ,,. _, -a .t ~

( ...Lo'-I ,\, •) ~\>. , <\.\!I \.,,,\ '-" ,.:,, I ..ii.JI _/.../ __, .......... .J / , ,

Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga diantara

manusia, para sahabat bertanya, 'siapakah mereka Ya Rasu/ullah?

Rasul menjawab, "Para ahli Qur'an dan mereka/ah ke/uarga Allah

dan pilihan-pilihanNya" (HR. Ahmad)

6. Menghormati seorang hafizh Al Qur'an berarti mengagungkan

Page 40: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

25

Rasulullah saw bersabda: " sesungguhnya termasuk

mengagungkan Allah menghormati orangtua yang muslim,

penghafal Al Qur'an yang tidak melampaui batas (didalam

mengama/kan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan

membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adif'. (HR.

Daud)

7. Hafizh Al Qur'an selalu diliputi dengan rahmat Allah.

Pada diri hafidz Al Qur'an akan terbentuk pribadi yang memiliki jiwa

yang sehat.

8. Sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas shalat.

9. Kenikmatan dunia dan akhirat yang tiada tertandingi.

2.2.3 Syarat-syarat Hifdzul Qur'an

Sebelum memulai menghafal , seseorang sebaiknya memenuhi syarat­

syarat yang berhubungan dengan naluri insaniyah. Adapun syarat­

syaratnya adalah:

1. Persiapan pribadi, yaitu niat yang ikhlas.

2. Bacaan Al Qur'an yang benar dan baik

3. Memiliki sifat Mahmudah (terpuji), yakni menjalankan perintah Allah

dan menjauhi laranganNya termasuk sifat-sifat madzmumah.

4. lstiqamah dalam menghafal

5. Sanggup memelihara hafalan.

Page 41: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

2.2.4 Problematika Hifdzul Qur'an

Al Qur'an adalah kitab suci yang tidak sembarang orang dapat

berinteraksi akrab dengannya. Diantaranya banyak hal yang dapat

merintangi seseorang untuk Hifzhul Qur'an, diantaranya:

1. Cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya.

26

Diceritakan Nabi Isa AS pernah berkata, "Cinta dunia adalah

sumber segala kesalahan. Di dalam harta kekayaan itu penyakit

yang banyak seka/i. Orang-orang yang ada disekitarnya bertanya, "

Apakah penyakit itu?" Beliau menjawab, "Pemiliknya tidak akan

selamat dari sifat berbangga diri dan angkuh. "Mereka berkata,

"Bagaimanajika bisa selamat?" Nabi Isa AS menjawab, "Dia akan

sibuk mengurusnya dan terlupakan dari dzikir kepada Allah." Jika

seorang hafizh terlalu sibuk dengan dunia maka ia akan lupa

mengingat Allah dan lupa juga untuk mengingat ayat-ayat Nya

2. Tidak dapat merasakan kenikmatan Al-Qur'an

3. Hati yang kotor dan terlalu banyak melakukan maksiat

Orang yang hatinya kotor tidak akan merasa atau peka atas

perilaku maksiat yang dilakukannya. Sedangkan Al-Qur'an itu

adalah ilmu. llmu tidak akan masuk ke dalam hati yang kotor. Jadi

jika seorang hafizh melakukan banyak maksiat maka akan

mempengaruhi hafal Al-Qur'annya

4. Tidak sabar, malas dan berputus asa.

Page 42: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

sabar, atau tabah juga tidak berputus asa merupakan modal di

dalam mengarungi kehidupan yang memerlukan perjuangan dan

penuh dengan cobaan. Maka jika seseorang tidak sabar, malas

bahkan berputus asa maka tujuannya pun untuk menjadi hafizh

quran akan semakin jauh dari kenyataan

5. Semangat dan keinginan yang lemah

27

Keinginan itu karunia Allah yang mahal harganya. Tanpa keinginan,

kita tidak akan memiliki semangat. Tanpa semangat, kita tidak akan

pernah sukses menjalani hidup. Maka dari itu jika penyakit lemah

semangat dan keinginan sudah menjangkiti hafizh qur'an maka

akan serbahaya baginya.

6. Niat yang tidak ikhlas.

Basyarahil dalam bukunya menuliskan bahwa Hasan bin Ali Ra.

berkata, " Penghafa/ Al-Qur'an ada tiga macam. Pertama, seorang

yang baik bacaan dan suaranya,la/u pergi dari suatu kota ke kota

yang lain untuk memperoleh imba/an dari orang-orang. Kedua,

seorang yang hafal huruf-hurufnya, tetapi menyia-nyiakan hukum­

hukumnya dan mencari simpati penguasa dan mencari popu/aritas .

Ketiga, mengerti maknanya, meme/iharanya, dan mengamalkannya

untuk berdakwah dan beribadah. lnilah sebaik-baik penghafal Al­

Qur'an". Dari perkataan Hasan ini bisa disimpulkan adanya

penyakit yang kerap menjangkiti para hafizh, yaitu kurangnya

•- .. '-.

Page 43: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

28

isi Al Qur'an, tapi itu dilakukannya semata-mata agar dapat imbalan

atau pujian dari orang lain.

7. Lupa

Lupa adalah kegagalan mengingat kembali suatu butir dari

informasi dengan tepat. (http://psyshslassic.yorku.ca)

Al-Qur'an menyebutkan lupa dalam berbagai ayat. Dan bila ayat­

ayat itu dipelajari kandungannya, maka akan didapatkan bahwa

lupa (an-nisyan) dalam ayat-ayat tersebut mempunyai pengertian

yang berbeda, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

(Najati, 2001 ).

Lupa yang mengandung arti lalai (As-Sahwu). Misalnya orang lupa

sesuatu di suatu tempat. Lupa dengan arti hilangnya perhatian

terhadap sesuatu hal. Misalnya firman Allah Q.S At Taubah: 67

8. Tidak mampu membaca dengan baik

Salah satu problematika hafizh adalah karena tidak mampu

membaca dengan baik. Secara logika bagaimana seseorang bisa

menghafal dengan sempuna jika ia masih kesulitan dalam

membaca Al Qur'an.

9. Tidak mampu mengatur waktu

K etidakmampuan mengatur waktu terwujud dalam bentuk

melakukan suatu pekerjaan yang tidak bermanfaat dalam mengisi

waktu luang atau mengumpulkan pekerjaan yang banyak dalam

Page 44: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

29

ketidakdisiplian seseorang

10. Tasyabuhul ayat (ayat-ayat yang mirip)

Berbagai bagian dari Al-Quran memiliki kesamaan satu dengan

lainnya baik dalam arti, kata-kata maupun pengulangan ayat­

ayatnya. Al Qur'an terdiri dari lebih dari 6236 ayat. Dari keseluruhan

ayat yang ada, terdapat lebih kurang 2000 ayat yang mirip dengan

yang lainnya. Kemiripan ini bervariasi dari kesamaan total hingga

berbeda dalam satu huruf, satu kata atau dua kata atau bahkan

lebih. Seorang yang melantunkan Al-Qur'an dengan baik sedapat

mungkin memperhatikan ayat-ayat yang memiliki kemiripan dalam

kata katanya. Keunggulan dari suatu hafalan tergantung dari

perhatian akan hal hal tersebut

11. Pengulangan yang sedikit

Penghapal harus mengulang-ulang hapalannya siang dan malam.

Dengan cara ini penghapal melatih hapalannya dalam situasi

apapun, karena dia tidak membatasi waktu menghapalnya dalam

suatu waktu tertentu. Dan pada malam harinya seseorang

merasakan bahwa dalam pikirannya telah tersimpan hapalan Al

Qur'an.

Dan ketika seseorang tidak memiliki kesempatan untuk menghapal

sesuai yang telah di-set sebelumnya, dia tidak boleh pindah ke ayat

lain pada hari berikutnya. Dia harus melanjutkan apa yang telah

Page 45: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Jika pengulangan yang dilakukan jarang maka sudah bisa

dipastikan ia kan lupa terhadap hafalannya

12. Belum memasyarakat.

30

Orang pada zaman sekarang ini lebih cenderung menggemari

aktivitas keduniawian dan menghafalkan Al Qur'an belum menjadi

prioritas dan pilihan utama di negara kita ini. Tidal< seperti di

negara-negara Timur Tengah yang sangat menggemari aktivitas

menghafal Al Qur'an

13. Tidal< ada muwajjih (pembimbing)

Dalam menghafalkan Al Qur'an ketika akan membacakan

hafalannya sangat dianjurkan agar didengarkan oleh orang lain.

Sebaiknya, dia melakukan kajian hafalannya dengan melantunkan

ayat-ayat yang sudah dihafal kepada orang I mitra yang

mengetahui atau telah menghafal dengan bail< atau orang yang

dapat mengikuti Mushaf. Sangat dianjurkan bahwa mitra yang di

pilih merupakan seorang yang memang hafal Al-Quran dengan

cermat, sehingga dia dapat memberikan tanda adanya kesalahan

kesalahan kecil dan mengarahkannya ketika dia lupa atau

membuat kesalahan.

Kesalahan yang ada tanpa disadari, dalam menghafalkan suatu

surat sangatlah umum, bahkan pada waktu dia melihat mushaf.

Page 46: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

33

sensori yang diberi perhatian selanjutnya akan disimpan dalam

ingatan jangka pendek. lngatan jangka pendek adalah kapasitas

yang kecil sekali tetapi sangat penting pengaruhnya, ingatan

jangka pendek terlihat lebih jelas daripada sistem ingatan yang lain

dimana stimulus-stimulus lingkungan pertama kali diorganisasikan

dalam sistem ingatan ini (Solso, 1991 ). lngatan jangka pendek

mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi dalam jangka

waktu yang lebih lama daripada memori sensosris, yaitu sekitar

antara beberapa detik sampai beberapa menit. Untuk menyimpan

pengetahuan dalam ingatan jangka pendek, kita dapat mengolah

ide-ide dengan merubah kedalam l<ata-kata dain kedalam imajinasi

dengan berbagai cara :

1. Visualisasi

2. Berlatih secara phonem

3. Membagi ide tersebut menjadi 2 atau 3 bagian dan

melatih tiap bagian tersebut

4. Mencari pola yang berarti dalam informasi dan

menggunakannya untuk dihubungl<an dengan ide-ide.

Karakteristik khusus ingatan jangka pendek :

• Harus sudah mendapat perhatian terlebih dahulu.

• lngatan jangka pendek memiliki kapasitas yang terbatas, itu

hanya mampu menyimpan 7 item saja.

Page 47: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

34

dapat bertahan lama, maka harus ada prose "rehearsaf',

yaitu mengulang-ngulang informasi tersebut agar informasi

tetap berada dalam pusat perhatian sehiingga tidak

mengalami proses lupa.

c) lngatan jangka panjang. Adalah ingatan yang rnemiliki kemampuan

menyimpan informasi yang lebih lama dan panjang (Kro, 1995).

lngatan jangka panjang lebih mampu membedakan kode-kode dari

luar, terstruktur, memiliki kapasitas lebih lama clan permanen

(Solso, 1991 ). Karakternya:

• lnformasi yang masuk akan mengalami pengorganisasian

sehingga dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang

lama.

• Lama penyimpanan pada ingatan jangka panjang berkisar

antara beberapa hari, minggu, bulan, bahkan dapat

berlangsung bertahun-tahun.

• Kapasitas penyimpanan informasi dalarn jangka panjang

adalah sangat besar dan tak terbatas. Berbagai informasi

dapat kita simpan dalam ingatan jangka panjang, termasuk

informasi yang sebelumnya ada dalam ingatan jangka

pendek yang telah mengalami reheamal.

• Jenis informasi yang dapat disimpan dalam ingatan jangka

Page 48: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

35

bermakna, kalimat, ide-ide, konsep-konsep serta berbagai

pengalaman, pengetahuan, kemampuan, untuk berbahasa

dan sebagainya

Proses ingatan: adalah bagaimana kita menyimpan pengetahuan pada

setiap level dan bagaimana mentransfer pengetahuan tersebut diantara

dua level yang berbeda (Munro,tanpa tahun).

Secara garis besar Hilgard dkk (1975) dalam lrwanto (1997)

menyebutkan tiga jenis proses mengingat:

1. Recall (pengingatan). Yaitu proses mengingat informasi yang

dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada

organisme. Pengingatan adalah proses aktif untuuk menghasilkan

kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa

petunjuk yang jelas (Sarwono, 1996)

2. Recognition (pengenalan), yaitu proses mengiingat inforrnasi yang

sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada

organisme.

3. Reintegrative, proses mengingat dengan menghubungkan berbagai

informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks.

Bisa juga dikatakan bahwa reintegrtive ialah merekonstrul<si

seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori keicil. Sarwono

menambahkan satu proses mengingat dalam ingatan manusia,

Page 49: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

36

sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.

2.3 Adversity Quotient Dalam Hifzhul Qur'an

Menghafalkan seluruh ayat-ayat Al-Qur'an bukanlah perkara yang mudah.

Seseorang dikatakan hafizh ketika menghafal seluruh ayat-ayat Al Qur'an

sebanyak tiga puluh juz, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa

menghafal Al Qur'an itu berat dan melelahkan. Jadi dibutuhkan lcemauan

serta motivasi yang kuat ketika berniat untuk menghafalkan Al-Qur'an.

Proses menghafalkan Al-qur'an pun cukup panjang dan membutuhkan

kesabaran serta semangat dan kepribadian tahan banting menghadapi

cobaan dan rintangan yang dapat menggagalkan proses menghafal.

Ketika dalam tahap pengulangan (muraja'ah) juga dibutuhkan komitmen

dan kedisiplinan agar hafalan tetap melekat.

Menghapalkan Al-Qur'an merupakan proses yang panjang dimulai dari

belajar membacanya dengan baik, menghapalkannya ayat per ayat,

menyambungkan ayat per ayat surat per surat dan akhirnya menjadi suatu

rangkaian hapalan yang sempurna. Belum lagi proses pengulangan yang

harus dilakukan secara terus-menerus.

Banyak problematika-problematika yang biasa dialami oleh penghapal Al-

Page 50: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

37

Problematika yang dialami oleh penghapal Al-qur'an tidak selalu sama.

Penghapal Al-Qur'an satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan­

perbedaan sesuai latar belakang, kepribadian, lingkungan dan lain

sebagainya. Tapi suatu hal yang harus dilakukan oleh para penghapal Al­

Qur'an adalah melewati dan menembus problematika itu, mencari

penyelesaian dari problematika sehingga bisa sukses mencapai harapan

yang didinginkan yaitu menjadi seorang yang hafizh Al-Qur'an

Oleh karena itu penulis mengasumsikan, untuk melewati semua

problematika yang menghadang para penghapal Al-Qur'an dibutuhkan

adversity quotient. Penulis mengklasifikasikan dan mengelompokkan

setiap problematika umum yang umumnya dialami kemudian

mengaitkannya dengan dimensi-dimensi adversity quotient. Bagaimana

akhirnya setiap dimensi tersebut bisa menjawab dan rnenyelesaikan

problematika yang dialami oleh penghapal Al-Qur'an.

Dari sini dapat dilihat dinamika adversity quotient seorang penghapal Al­

Qur'an dalam hifzhul qur'an

Page 51: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Bagan 2.1 Gambaran Adversity Quotient Pada Hif;~hul Qur'an

I Control!

(Pengendalian)

Niat yang ikhlas Hati yang bersih dan banyak berbuat kebaikan Dapat merasakan kenikmatan Al~Our'an Mampu mengatur waktu dengan baik

Penghafal Al Qur'an

Problematika Dalam Hifzhul Qur'an . Cinta dunia dan terfalu

sibuk dengannya . Tidak dapat merasakan kenikmatan Al.Quran . Hati yang kotor dan terlalu banyak melakukan maksiat . Tidak sabar, matas dan cepat berputus asa . Semangat dan keinginan yang lemah . Niat yang tidak ikhlas . Lu pa . Tidak mampu membaca dengan baik . Tidak mampu mengatur waktu . Tasyabuhu! ayat (ayat-ayat yang mirip) . Pengulangan yang sedikit . Belum memasyarakat . Tidak ada muwajjih (pembimbing)

II Adversityv Quotient I

Ownership (Kepemilikan)

1. Mampu membaca dengan baik

2. Menguasai tasyabuhul ayat (ayat-ayat yang mirip)

3. Pengulangan yang banyak

I

I

Reach (Jangkauan)

1. Tidak cinta dunia dan tidak sibuk dengannya

2. Tidak terpengaruh dengan be1um memasyarakatnya Al­Qur'an

3. Tidak terpengaruh oleh muwajjih

I

38

Daya Tahan (Endurance)

1. Sabar, Rajin , dan tidak cepat putus asa

2. Tidak Lupa 3. Semangat dan

keinginan yang kuat

I

Page 52: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

Guna memperoleh informasi sesuai dengan yang terumuskan dalam

permasalahan atau tujuan penelitian perlu suatu desain atau rencana

menyeluruh tentang urutan kerja penelitian dalam bentuk suatu rumusan

operasional suatu metode ilmiah, rincian garis-garis besar keputusan

sebagai suatu pilihan beserta dasar-dasar atau alasan-alasan ilmiahnya.

Beberapa unsur yang hendak dipaparkan dalam suatau rancangan

penelitian ini adalah tentang :

3.1 Pendekatan Penelitian dan Perspektif

Data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tentang

bagaimana para penghafal Qur'an merespon permasalahan­

permasalahan yang dialaminya. Dari ungkapan konsep tersebut jelas

bahwa yang dikehendaki adalah suatu informasi dalam bentuk deskripsi.

Karena bersifat deskripsi, maka peneliti berusaha untuk menemukan

makna yang berada di dalam ungkapan konsep tersebut, sehingga

penelitian ini lebih sesuai jika menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

Page 53: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Peneliti mencoba untuk menggambarkan subjek penelitian di dalam

keseluruihan tingkah laku, yakni tingkah laku itu sendiri beserta hal-hal

yang melingkupinya, hubungan antara tingkah laku dengan riwayat

timbulnya tingkah laku, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tingkah

laku tersebut. Penelilti mencoba mencermati individu atau sebuah unit

secara mendalam dan menemukan semua variabel penting yang

melatarbelakangi timbulnya serta perkembangan variabel tersebut.

40

Di sisi lain penelitian ini lebih mempunyai perspektif emic, dengan

pengertian bahwa data yang dikumpulkan diupayakan untuk

dideskripsikan berdasarkan ungkapan, bahasa, cara berpikir, pandangan

subyek penelitian, sehingga mengungkapkan tingkat adversity quotient

dari penghafal Al-Qur'an. Deskripsi informasinya atau sajian datanya

harus menghindari adanya evaluasi dan interpretasi dari peneliti. Jika

terdapat evaluasi atau interpretasi itu pun harus berasal dari subjek

penelitian.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penngumpulan data utama dilakukan melalui metode

wawancara sedangkan metode penunjangnya adalah observasi.

Page 54: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

41

3.2.1 Wawancara

Menurut Frend N. Kerlinger (2000), wawancara adalah situasi peran antar

pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban­

jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang

yang diwawancara, atau responden.

Menurut Moleong (2000), wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.

Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan Lincoln dan Guba

(1985), antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain

kebulatan; mengkonstruksiikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai

yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai

yang diharapkan di masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah,

dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia

maupun bukan manusia (triagulasi); dan memverifikasi, mengubah, dan

memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

Page 55: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

42

3.2.2 Observasi Sebagai Penunjang

Di dalam penelitian ini, observasi atau pengamatan dapat

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan seba~iainya. Pengamatan

memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana yang di lihat

oleh subyek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari

segi pengertian subyek, menangkap kehidupan budaya, dsb.

Sehubungan dengan hal ini Patton (dalam Poerwandari, 2001)

mengatakan data hasil observasi menjadi penting karena:

1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks

dalam mana hal yang diteliti ada atau terjadi.

2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,

berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan

mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah scara induktif.

Dengan berada dalam situasi yang nyata, kecenderungan untuk

dipengaruhi berbagai konseptualisasi tentang topik yang diamati

akan berkurang.

3. Mengingat individu yang telah sepenuhnya terlibat dalam konteks

kehidupannya sering mengalami kesulitan merrefleksikan pemikiran

mereka tentang pengalamannya, maka observasi memungkinkan

penulismelihat hal-hal yang partisipan atau subyek penelitian

Page 56: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

43

4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal

yang karena berbagai sebab tiada diungkapkan oleh subyek

penelitian secara terbuka dalam penelitian.

5. Jawaban tehadap pertanyaan akan diwarnai oleh persepsi selektif

individu yang diwawancarai. Perbedaan dengan wawancara,

observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih lanjut dari persepsi

selektif yang ditampilkan subyek penelitian.

6. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap

introspektif terhadap penelitian yang dilakukannya. lmpresi dan

perasaan pengamat akan menjadi bagian dari data yang pada

gilirannya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang

diteliti.

Menurut Murni Ambasari (2004), di antara hal-hal yan!J diobservasi adalah

aspek-aspek komunikasi non verbal yang mencakup:

1. Paralinguistics, yaitu setiap hal yang dilakukan dengan

mengguankan suara namun tidak digunakan untuk membuat kata­

kata misalnya perubahan nada suara, beberapa kali subyek

berhenti bicara dalam wakyu yang cukup lama dan penekan

terhadap kata-kata itu.

2. Proxemics, yaitu bagaimana subyek menggunakan dan

mempersepsikan personal space.

3. Kinesics, yaitu penggunaan ekspresi muka, gerak isyarat (gestures)

Page 57: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

44

(Molneaux dan Lame dalam lrrana, 1999).

3.2.3 Alat Bantu Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data yaitu:

1. Pedoman wawancara.

2. Berlaku sebagai pegangan dalam wawancara agar tidak

menyimpang dari tujuan penelitian, mengingatkan kembali akan

aspek-aspek yang perlu digali dari subyek serta memudahkan

kategorisasi dalam melakukan analisis data. Peidoman ini disusun

berdasarkan konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

3. Lembar observasi dan catatan subyek.

Digunakan unuk mencatat hal-hal yang dianggap penting, dapat

membantu menerangkan lebih lanjut data yang telah diperoleh atau

berpengaruh terhadap jalannya wawancara. Hal-hal yang dicatat

meliputi setting tempat wawancara berlangsung, lama wawancara,

hal-hal yang terjadi selama wawancara yang m1ungkin berpengaruh

terhadap hasil wawancara, penampilan sunyek secara keseluruhan,

respon subyek terhadap pertanyaan dan cara menyampaikan

informasi.

4. Alat perekam.

Digunakan untuk memudahkan peneliti mengulang kembali hasil

Page 58: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

45

sesuai dengan yang disampaikan subyek dalam wawancara. Hal ini

berguna untul meminimalkan bisa yang mungkin terjadi karena

keterbatasan dan subyektivitas peneliti. Alat bantu perekam

digunakan dengan system responden.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Prosedur Persiapan penelitian

Mempersiapkan informasi yang relevan dengan masalah yang ingin diteliti

dari berbagai media seperti buku, internet, artikel-artikel, dsb. Kemudian

mempersiapkan alat penelitian seperti membuat rancangan pedoman

wawancara. Penulis menghubungi beberapa teman untuk meminta

informasi apakah ada saudara atau temannya, atau tetangganya yang

bisa diwawancara dengan kriteria yang telah penulis tentukan.

Sebelum penulis melakukan penelitian maka harus dipersiapkan segala

sesuatu yang berhubungan dengan keperluan penelitian.

1. Membuat pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan

dalam melakukan wawancara

2. Membuat lembar observasi

3. Membuat lembar kesediaan sebagai subjek penelitian

4. Menyediakan recorder untuk merekam hasil wawancara

3.3.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Page 59: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

subyek yang telah lulus memenuhi karakteristik subyek penelitian.

1. Peneliti menghubungi responden untuk merninta kesediaaannya

diwawancara. Dan menetapkan tanggal atau waktu kesepakatan.

Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan Maret

2008.

46

2. Setelah mendapatkan persetujuan dari responclen, peneli!i datang

ke tempat yang telah disepakati dengan menjelaskan ulang

maksud dan tujuan peneliti mengadakan pengenalan dengan

masing-masig subyek.

3. Wawancara dilakukan dengan ala! perekam dengan persetujuan

subyek. Setelah selesai melakukan wawancara, penulis langsung

menganalisa data dengan merujuk pada pedoman wawancara.

4. Berdasarkan hasil wawancara kemudian dibuat laporannya secara

verbatim untuk mempermudah proses analisa lalu dilakukan analisa

deskriptif.

3.3.3 Prosedur Analisa Data

Analisa data, menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,

menorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, clan satuan uraian

dasar. la membedakannya dengan penafsiran, yaitu rnemberikan arti yang

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari

hubungan di antara climensi-dimensi uraian (Moleong, 2000).

Page 60: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

47

Tujuan dari analisa data adalah untuk menemukan makna dalam informasi

yang dikumpulkan. Dalam melakukan analisa data, ada beberapa hal

yang dilakukan oleh penulis:

1. Penulis menuangkan hasil wawancara secara verbatim serta

membuat laporan observasi yang telah dilakukan pada subjek

penelitian selama proses wawancara

2. Analisa awal data setiap subjek, kemudian menyimpulkan inti dari

setiap jawaban subjek untuk menemukan tema-tema dan pola-pola

jawaban yang muncul dalam wawancara

3. Penulis menuliskan kesimpulan sementara yang dilanjutkan dengan

mendaftar tema-tema yang muncul dan mencoba memikirkan

hubungan-hubungan diantara mereka

4. Penulis menyusun data yang berisikan daftar tema-tema dan

kategori yang telah disusun sehingga menampikan pola hubungan

antar kategori (cross case, bukan lagi kasus tunggal) yang

kemudian akan dituangkan dalam bentuk analisa tertlis dalam bab

empat. Penulisan dibuat berdasarkan kategori umum yang telah

dibuat penulis sebelumnya.

3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Karakteristik Subyek

Subjek penelitian ini adalah sebanyak 4 orang yang berasal dari Lembaga

Page 61: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

menggunakan subyek penelitian yang memiliki karakteristik sebagai

barikut:

1. Subyek adalah individu sebagai penghafal Qur'an

2. Subyek adalah alumni dari L TQ Al-hikmah Jakarta.

3. Telah selesai menghafalkan Qur'an sebanyak :30 juz

4. Telah menjadi penghafal minimal lima tahun

5. Telah memiliki ijazah, sebagai tanda lulus ujian Qur'an.

3.5 Penyajian Data

48

Data disajikan dalam bentuk seperti yang disarankan Lincoln dan Guba

(1985), yakni dalam bahasa yang tidak formal, dalam susunan kalimat

sehari-hari dan pilihan kata atau konsep asli responden, cukup rinci serta

tanpa ada intterpretasi dan evaluasi dari peneliti (Hamidi, 2004).

Hamidi (2004) dalam buku Metode Penelitian kualitatif menjelaskan bahwa

penyajian data penelitian dalam bentuk induksi-interpretasi­

konseptualisasi.

lnduksi dalam hal ini maksudnya adalah ketika peneliti mengumpulkan

dan menyajikan tumpukan data, sebagai tahap awal. Untuk membuktikan

adanya perspektif emik di sinilah peneliti dalampenyajian datanya perlu

mengutip langsung pandangan responden dalam bahasa atau kalimat

mereka. Sajian data semacam inilah yang tidak mungldn dittemukian

Page 62: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

dianalisis setiap meninggalkan lapangan.

lnterpretasi data maksudnya adalah ketika peneliti rnulai menangkap

secara remang-remang yang semakin lama semakin jelas, sehingga

peneliti dengan pembendaharaan data yang diperoleh mampu

menjelaskan terhadap tema cerita responden berupa pernyataan apa

sebenarnya yang telah dialami oleh para responden.

49

Dengan merujuk konsep penyajian data di alas, maka secara garis besar

tahapan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Membuat transkip hasil wawancara secara verbatim berdasarkan

hasil rekaman wawancara dengan responden.

2. Memberikan label pada hasil rekaman dan disirnpan sebagai

dokumen.

3. Refleksi untuk menyimpulkan apa yang tersirat dari jawaban

subyek dan dugaan atau penjelasan mengenai tindakan subyek.

4. Melakkukan analisa persubyek sesuai dengan teori-teori yang

digunakan.

5. Melakukan analisa antar kasus dengan membandingkan data para

subyek berdasarkan kategori yang telah ditetapkan.

6. Membuat kesimpulan.

Page 63: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

50

3.6 Kode Etik Penelitian

Karena dalam permasalahan penelitian ini menyangkut pribadi seseorang,

maka tidak menutup kemungkinan menimbulkan banyak masalah­

masalah etika penelitian. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti

melekukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti akan terlabih dahulu meminta persetujuan dari subyek

untuk menjadi sumber informasi tanpa paksaan.

2. Peneliti juga akan melaporkan informasi apa adanya tanpa

menyembunyikan informasi yang tidak diinginkan.

Maka dalam pengambilan kesimpulan yang berkaitan dengan masalah

etika, peneliti akan jujur melaporkan hasil analisis yanu jujur tanpa

rekayasa dan pengambilan kesimpulan juga harus berdasarkan pada hasil

analisis data yang ada.

Page 64: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

BAB4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis menjelaskan data dan hasil wawancara yang

diperoleh dari penelitian lapangan. Hasil penelitian yang akan dituliskan

berisi tentang gambaran umum subyek, riwayat kasus, analisa kasus dan

perbandingan antar kasus.

4.1 Gambaran Umum Subyek

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 orang laki-laki

dan dua orang perempuan yang telah dipilih berdasarkan karakteristik

subyek penelitian.

Untuk mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh dari proses wawancara terhadap subyek, maka penulis

melakukan wawancara kepada beberapa sumber yan~J berhubungan

langsung dengan subyek. Seperti orangtua, saudara kandung maupun

kerabat dekat subyek. Setiap subyek akan dicantumkan inisial subyek

untuk menjaga privasi dan kerahasiaan dari subyek penelitian. Secara

umum subyek penelitian terdapat pada tabel di bawah ini.

Page 65: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

52

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subyek Penelitiian

Nama lnisial AH DR T D

Jen is Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki

kelamin

Pendidikan 81 81 81 81

Terakhir Ushuluddin Tafsir Hadits Penyuluhan& Kedokteran

komunikasi um um

pertanian

Usia 25 tahun 25 tahun 29 tahun 23 tahun

Pekerjaan Mahasiswa Guru Pengajar Co.Ass

dan guru Dokter

Suku Palembang Jawa-Betawi Jaw a Betawi

Bangsa

Status Menikah Menikah Bel um Bel um

Pernikahan dengan 1 Menikah Menikah

anak

Page 66: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

53

4.2 Gambaran dan Analisa Kasus

4.2.1 Kasus AH

Wawancara dengan AH berlangsung pada tanggal 27 Februari 2008 pukul

13.40 - 15.15 WIB di perpustakaan tempat AH kuliah. Kondisi

perpustakaan saat itu sangat tenang, tidak banyak mahasiswa yang lalu

lalang, sehingga wawancara berlangsung dengan bailc tanpa ada

gangguan dari lingkungan sekitar

AH adalah orang yang sibuk karena padatnya aktivitas keseharian yaitu

mengajar Al-Qur'an di beberapa tempat. Disamping itu AH masih tercatat

sebagai mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguman tinggi Negeri di

Jakarta dan sedang mengerjakan tahap akhir dari skripsinya. Pemuda

kelahiran Palembang ini dikenal di kampusnya sebagai seorang yang

sholih, ramah, dan memiliki motivasi yang kuat dalam mengajarkan dan

memotivasi orang untuk belajar al-Qur'an. Saat ini AH tinggal bersama

istrinya di daerah Pasar Rebo.

AH berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi. Dengan berat badan yang

proporsional. Menggunakan kacamata minus. Pembawaan AH tenang,

santai dengan intonasi yang cenderung datar. Namun AH terlihat antusias

menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari penulis.

Page 67: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

54

AH menjawabnya dengan tenang. Menurutnya Al-Qur'an adalah firman

Allah yang diturunkan kepada Rasulullah sebagai mu'jizat terbesar bagi

umat manusia. Sementara ketika ditanya yang AH pahami tentang hifzhul

Qur'an menurutnya proses yang dilakukan seseorang untuk mengingat-

ingat Al-Qur'an. AH juga menambahkan bahwa hifzhul qur'an bukan

hanya sekedar menghapal akan tetapi di dalamnya harus juga melakukan

aktivitas menghayati, mentadabburi serta mengamalkan Al-Qur'an.

"Hifzhul Qur'an itu ya ... suatu usaha kita untuk menghafal Al-Quran, menghayati, mentadabburi dan mengamalkan, ada sating keterkaitan itu. Kita harus paham apa yang kita baca, kita renungkan dan berusaha keras untuk bisa mengamalkan"

"Kato memang secara bahasa hifhzul qur'an ya menghafal to', hanya sekedar menghafal, tapi apa yang kita kita /akukan setelah menghafa/, itu yang penting. Menghafa/ dan kita coba memahami. Sama aja bohong kalau kita hafal tapi kita tidakpaham. Yang penting itu"

AH mengaku pemahaman tentang Al-Qur'an dan hifzhul Qur'an tersebut

dari ustadz yang membimbingnya. Pemahaman tersebut juga didapatnya

dari buku-buku yang sering dibacanya juga dari kajian-kajian keislaman

yang diikutinya. Latar belakang pendidikan agama yang ditempuhnya

sejak kecil juga sedikit banyak menambah pemahaman AH tentang Al-

Qur'an, terlebih ketika dirinya mondok di pesantren di darrah Jawa

Tengah.

Lebih lanjut ketika ditanya motivasi melakukan Hifzhul Qur'an, dirinya

Page 68: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

55

lulus dari pesantren. Motivasinya adalah ingin mendapatkan keutamaan-

keutamaan dari penghafal qur'an itu sendiri.

AH memaparkan bahwa ia mulai melakukan aktivitas hifzhul Qur'an ketika

umur AH 20 tahun tepatnya pada akhir tahun 2002 setelah lulus dari

pesantren, ketika itu aktivitas hifzhul qur'an masih dilakukannya sendiri,

tanpa ikut lembaga. Kemudian dilanjutkan pada tahun berikutnya yaitu

2003 mengikuti lembaga intensif menghafal Al-Qur'an di daerah Jakarta

selatan.

"Sa ya baru bemiat untuk bener-bener menjadi l'1afizh ketika baru Ju/us pengabdian dari pesantren pada akhir tahun 2002 tepatnya bu/an Desember, tapi ketika itu sifatnya masih pribadi sifatnya, be/um ikut lembaga ... kemudian bu/an Februari 2003 saya mulai masuk lembaga penghafal Al-Qur'an".

"Waktu yang saya tempuh untuk menghafalkan kese/uruhan Al­Qur'an sekitar 6 bu/an ... Alhamdulil/ah .. karena Jwnsentrasi, sambil kuliah sambil kembali ke asrama ... dan sekitar ;f,5 tahun untuk melancarkannya"

AH menjelaskan bahwa ia melakukan aktivitas hifzhul qur'an lebih sering

sendirian, tapi terkadang berdua dengan teman sesama penghafal di

asrama. Dan tempat menyetorkan hafalan biasanya di mesjid asrama

menghafal Qur'an.

"Proses menghafal ya sendirian dan partneran Juga sih, kadang ada temen yang saya pilih untuk menghafal bersama-sama saya". "Saya menghafal di kamar tapi paling sering di mesjid"

Tapi ditengah perjalanan menghafalnya, AH dipaksa oleh orangtuanya

Page 69: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

ketika sudah disambil dengan kuliah maka waktunya clisesuaikan.

"Beriringan dengan kesibukan, saya tidak bisa seperti dulu /agi, kalo du/u bisa 5 juz sekarang 2 juz minimal saya usahakan dan perjuangkan, sekarang waktu khususnya cuma dari ba'da subuh sama sebelum tidur"

Ketika ditanya pengalaman menarik ketika menghafal Al-Qur'an , AH

bercerita bahwa pengalaman itu ketika menyetorkan hafalannya ke

ustadz, bahwa AH justru termotivasi menghafal karena dipukul clan

dibentak oleh ustadznya.

56

"Yang unik ya ... kadang ketika saya ngga lancar, kalo sama ustadz kadang jidatnya dipukul atau dibentak, Alhamdulillah jadi /ancar ... saya ketawa biasanya karena ustadz membentak dan memukul saya dengan humor ... jadi dengan dikagetin kaya gitu jadi besok konsentrasi dan termotivasi biar ngga banyak salah. Sa ya ma/ah senang dan terbantu, besok-besokjadi lancar"

Ketika ditanya bagaimana proses dan metodenya dalam hifzhul Qur'an,

AH menghafal dengan banyak membaca Al-Qur'an dan mengulang-

ulangnya sehingga melekat clalam memorinya. Jika menghafal AH juga

memaparkan ia harus terlebih dulu membaca arti dari ayat yang akan

dihafal.

"Dibaca, dipahami artinya, saya ngga bisa hafal kalo ngga paham artinya dan mendengarkan orang baca bisa dari kaset juga dan lain-lain" "Kala untuk menghafal, pertama saya baca 5 kali perhalamannya, turun naik turun naik ... kemudian per ayat dibaca 3 kali minimal standarnya, kalo sudah hafal naik ayat berikutnya balik lagi ke ayat pertama .. terus begitu .. .jadi yang diatas udah pu/uhan kali saya baca. Kala berulang-ulang, konsentrasi pertama cuma sekedar - - - --

Page 70: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

57

Allah /ancar"

Dengan usaha yang berat dan kedisiplinan AH ia masih merasa bahwa

usahanya selama ini dalam menghafalkan Al-Our' an masih jauh dari

standar para penghafal pada umumnya di negara-negara lain. la masih

ingin meningkatkan keseriusan dalam mengulang-ulang hafalannya.

"Standar kita di Indonesia masih jauh dari negara-negara lain dalam metode menghafal, kalo di Sudan untuk menghafal harus 300 kali baca, kita baru puluhan kali aja, berarti masih jauh dari standar, itu kelemahannya ... kurang tilawah"

AH menjawab dengan yakin ketika ditanya kemudahan menghafal Al-

Qur'an. la berpendapat bahwa Allah telah menja:-1jikan dan tertera dalam

dalil Al-Qur'an maupun hadits bahwa Al-Qur'an itu mudah dihafal, dan AH

sangat yakin kan hal tersebut, jika ada orang yang berat dan sulit dalam

menghafalnya, maka letak kesalahannya bukan pada Al-Qur'annya akan

tetapi kesalahannya ada pada orang itu sendiri.

" Mudahnya memang karena memang Qur'an itu mudah dihafal, Allah sudah menjanjikan itu dan saya percaya sepenuhnya"

Kemudian ketika ditanya kesulitan-kesulitan atau problematika yang

dialami ketika menghafalkan Al-Qur'an, AH menjawab memang banyak

juga problematika yang dihadapinya, faktor yang menurut AH paling berat

adalah tidak adanya dukungan dari orangtua dalam afctivitas hifzhul

Qur'an. Orangtua AH tidak menyetujui anaknya menjadi hafizh. Karena

khawatir susah mendapatkan pekerjaan. Bahkan ketik.a AH memutuskan

Page 71: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

58

dan memaksa AH untuk kuliah saja. Jika AH tidak menuruti permintaan

orangtua maka diancam untuk tidak lagi dibiayai kehiclupannya selama di

Jakarta.

"Penghambat dari keluarga .. yang be/um mengi~rti tentang fadhilah (keutamaan) menghafalkan Al-Qur'an, jadi kadang memandang sebelah mata, katanya ngapain sih hafa/ qur'an mikirinnya akhirat aja, namum setelah hafal Alhamdu/i/lah terbuka semua, saya dipaksa ku/iah gara-gara itu juga" "Maka saya pilih dua-duanya, orang tua nyuruh kuliah sayajalani

kuliah ... sayajalani dua-duanya. Orang tua ngga tau saya tetep menghafal, sampe akhimya se/esai, baru saya kasih tau"

Akhirnya AH memilih untuk menjalani keduanya. Aktivitas menghafal

Qur'an ditekuninya secara diam-diam. la memilih tetap menghafal karena

memang sudah komitmen. Biarpun orangtua melaran(J dan lingkungan

kurang mendukung, AH tetap maju pantang mundur.

"Ka/au untuk menghafal be/um populer, pandangan orang menghafal itu berat, tidak semua orang mampu. tapi Alhamdulilah setidaknya sekarang orangtua mendukung dan mulai mau be/ajar Al-Qur'an. Orangtua sempet kaget ketika pada saat sudah jadi hafizh kok tiba-tiba sering diminta untukjadi imam tarawih, trus khotbah keluar ayat-ayat mu/u, orangtuajadi m~wasa bangga"

Menjalani kuliah sambil menghafal ternyata bukanlah 1Perkara yang ringan,

AH pun merasakan hal tersebut. Tapi ia yakin kalau keinginan kuat dan

istiqomah, maka tantangan seberat apapun bisa dilewati. AH memilih

untuk tetap tinggal di asrama meskipun jarak antara kampus dan asrama

cukup memakan waktu. la memilih jalan itu karena agar bisa terus

terkontrol hafalannya. la pun meningkatkan perjuangan dan

Page 72: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

59

aktivitasnya terseb ut.

"Ka/au dibilang berat ya .. berat, ya .. kuliah juga, menghafal juga .. tapi tergantung orangnya, jika bisa berkomitmen sambil kuliah sambil menghafal justru itu nilai plus bagi kita, tapi da/,9m prosesnya memang berat" "Makanya saya fokus, ketika habis kuliah saya buru-buru pulang ke asrama, tidak ber/ama-lama dikampus, saya tidak banyak santai. Saya juga memilih tinggal di asrama agar saya bisa dapat lingkungan yang mendukung"

Tantangan lain yang diceritakan AH adalah rasa bosan yang kadang

mendera dirinya. Rasa bosan biasanya datang ketika kondisi

keimanannya menurun. Jika keimanan menurun. maka akan timbul

kebosanan. Rasa jenuh kadang juga menghampirinya jika ayat-ayat yang

sudah berkali-kali dihafalnya tidak juga bisa diingat. Cara yang ditempuh

untuk melewati tantangan jenis ini adalah dengan banyak berdzikir dan

bertaubat kepada Allah.

"Yang jelas banyak, ya ... bosan ya macem-macem lah .. tapi paling berat tantangannya menurut saya rasa bosan, itu beriringan dengan kondisi ma'nawiyah. Ketika menanjat ma'nawiyahnya maka semangat .. misalkan satu hari tidak qiyamullail, maka terasa berat. Tapi jika kita Qiyamullai/ maka seharian itu akan semangat"

"Biasanya jenuh itu karena lupa, udah dihafa/, cfiulang tapi tetep lupa juga ... aduh ... cara saya untuk mengatasinya banyak dzikir dan taubat, karena mungkin maksiat saya sudah bertumpuk-tumpuk.

Dalam menghafal Al-Qur'an lupa merupakan proses yang pasti dialami

oleh penghafal Al-Qur'an, tidak terkecuali AH. Tapi AHi dapat memaknai

lupa itu dengan sangat positif. Dengan lupa orang jadi termotivasi untuk

terus mengulang dan mengulang kembali hafalannya, dan itu pula yang

Page 73: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

60

"Lupa itu sunnatullah yang harus disyukuri, dengan /upa makanya timbul mujahadah .. kita mau berusaha keras, ka/au dia mudah ... orang akan ma/as, habis se/esai hafal ngga mau ti/awah lagi, tapi dengan /upa maka orang akan berusaha keras. Allah nilai kan mujahadahnya .. "

Ditanyakan tentang kondisi hafalannya, ia merasa saat ini kondisi

hafalannya sudah lebih baik. la menguasai hafalan qur'an, letak-letak

ayat-ayatnya, juga tau ayat-ayat mirip yang ada di dalam Al Qur'an.

"lnsya Allah untuk posisi saya hafa/, kiri kanan atas bawa/J terbayang ayat-ayatnya"

Ketika ditanya lebih jauh pernahkan AH mengalami fase berhenti dalam

menghafal, maka AH pernah mengalaminya, tapi tidak lama itu pun ia

masih tetap mengulang-ulang hafalannya. Gurunya ketika itu merasa

hafalannya kurang lancar sehingga diminta untuk berhenti menghafal dan

melancarkan hafalan yang sudah ada.

"Saya sempet distop untuk menghafal se/ama sebulan ketika /Jafalan saya sudah 15 juz, karena diminta untuk muroja'ah, emang kadang orang semangat setor tapi muraja'ah nf7ga semangat, karena lupa, ya .. wajarlah .. makanya emang berat banget, cape"

AH merasa diberikan amanah yang besar ketika ia sudah berhasil

meghafalkan keseluruhan al-Qur'an. la merasa bertanggungjawab untuk

terus menjaganya. Kemudian AH merasa bahwa ia harus menularkan

semangat dan ilmunya kepada orang lain, termasuk kepada sauclara dan

keluarganya.

"Meng/Jafal Al-qur'an amanahnya besar, otoma•tis ketika rnenghafal Qur'an harus a/Jama wa ta'alla (be/ajar dan mengajar), apalagi SDM

Page 74: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

61

AH sering merasakan kesulitan untuk istiqomah menghafalkan Al-Qur'an

ketika pulang kampung dan berkumpul dengan keluan~a. kerana

kondisinya yang masih jauh dari nuansa Al-Qur'an, tapi kemudian AH

berusaha mengatasinya dengan mengajak keluarganya bersama-sama

belajar Al-Qur'an.

"Ya .. sering .. ka/o contohnyajka kita kumpul dengan ke/uarga ngga dilingkungan penghafal, nuansanya bukan Qur'an lagi, perjuangan untuk baca Qur'an aja udah luar biasa" "Kita yang membentuk, misalkan dengan mengajarkan .. mengajak..anggota keluarga, saudara. Kita .. menciptakan lingkungan sendiri, dengan begitu proses be/ajar kita jadi /ancar, karena be/ajar dan mengajarkan Al-Qur'an

Analisa kasus AH

Subyek baru menyadari dan merasa terpanggil untuk menghafalkan Al-

Qur'an bisa dikatakan ketika umurnya hampir memasuki masa dewasa,

padahal seperti yang sering didengung-degungkan orang bahwa

menghapalkan Al-Qur'an di usia seperti subyek sudah tidak ideal dan

cenderung sulit. Tapi subyek seakan tidak memperdulikan kesulitan-

kesulitan tersebut dan terus berusaha memulai aktivitas ini dengan

semangat.

Dimensi-dimensi Adversity Quotient:

1. Control/ (Pengendalian)

AH merasakan kendali besar yang ada pada dirinya dalam proses

menghafalkan Al-Qur'an. Dari awal mula ketika subyel< memutuskan untuk

Page 75: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

62

akan dialami seiring dengan perjalanannya.

"Saya memulai menghapal Al-Qur'an di usia yang menurut banyak orang sudah tidak ideal lagi, waktu itu pun orangtua tidak setuju. Tapi tekad saya sudah mantap, apapun kesulitan yang saya alami nantinya saya akan jalani sebagai proses, jadi lidak melemahkan saya. Bahkan saya menjadikannya sebagai tantangan"

Sejak awal proses menghafal subyek telah terpatri dalam dirinya akan

motivasi dan niat hanya karena Allah. Tapi ditengah perjalanannya

terkadang ada beberapa hal yang kemudian menggoyahkan niatnya,

termasuk permasalahannya dengan keluarga yang tidak mendukungnya

untuk melakukan proses menghapal Al-Qur'an, tapi AH berhasil

mengendalikan permasalahannya dan memilih tetap menjalankan aktivitas

hifzhul Qur'an biarpun tanpa dukungan keluarga.

" . . . . "Keluarga sang at mempengaruhi, bagaimanapun jug a dorongan dan motivasi dari orangtua membantu kita, ketika dihalang-halangi susah, misalkan udah ngga dikasih /agi uang jajan, padahal di Jakarta ini biaya hidup mahal, kalau kita harus mikirin kerja lagi padahal saya sibuk menghafal maka akan berat, Saya cukup terganggu dengan tidak ada dukungan keluarga, ketika itu saya sempat berpikir untuk tidak melanjutkan, tapi saya akhimya yakin siapa yang menolong agama Allah maka Allah pun akan menjadi penolongnya ... "

Sebagai seorang manusia AH pun kadang sulit untuk mengontrol dirinya

yang selalu punya kecenderungan untuk berbuat kesalahan dan

kekhilafan.

Ketika ditanya bagaimana pengaruh kesia-siaan atau maksiat

mempengaruhi hafalan Al-Qur'an AH, maka ia menjawab bahwa rnemang

Page 76: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

63

Karena bagaimanapun penghafal juga manusia biasa yang melakukan

banyak kekhilafan. Tapi justru menurut AH itu merupakan tantangan bagi

penghapal Al-Qur'an untuk mengedepankan batasan-batasan dan

membangun benteng yang kuat.

"Ka/au hilang begitu saja sih engga, tapi yang }etas berpengaruh kepada ruhiyah kita, ketika banyak maksiat maka otomatis akan menurun ruhiyah kita .. kalau udah turun dampaknya akan merasa bosan, kalau udah merasa bosan maka akan mengikis hafalan kita, tidak serta merta hilang"

"Justru itu tantangan penghafal, karena jika orang sibuk dengan dunia dia sibuk dengan akhirat, tapi bukan berarti penghafal bebas dari maksiat, keinginan untuk berbuat maksiat itu ada .. namun dia punya batasan dan punya benteng yang kuat"

AH mempunyai perasaan cinta yang kuat dan begitu rnendalam pada Al-

Qur'an. Al-Qur'an membuatnya sering mengalirkan air mata ketika

membacanya. Ada surat-surat tertentu pula yang san~1at disukainya

sehingga tidak pernah ada beban dalam menghafalnya justru rasa senang

yang akhirnya timbul.

"Pengalaman saya ketika menghafal ada perasaan senang, haru, bahagia itu ada, ayat yang begitu banyak meng•apa kita bisa hafal, ketika menghafal juz 1 tidak tau kenapa saya menangis, ketika baca surat Yusuf juga seperti membaca novel, saya tidak pernah bosan membacanya"

Dalam mengahapal Al-Qur'an dapat mengatur waktu clengan baik adalah

sesuatu hal yang harus dilakukan agar cita-cita yang cliimpikan untuk

menjadi hafizh Qur'an bisa tercapai. AH pun menyadari hal ini dan

berusaha keras disiplin dan konsisten untuk mengatur waktu-waktunya

Page 77: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

64

Ketika ditanya waktu-waktu yang digunakan untuk menghafal Qur'an, AH

mengaku ketika tidak banyak aktivitas, ia full menghafal. Dan AH

mempunyai targetan dan konsisten dalam menyelesaiaan hafalannya.

Karena ia sudah mempunyai target yang jelas.

"Kalo ngga ada aktivitas biasanya full, paling istirahat beberapa jam saja, pokoknya satu hari targetan Y, juz tilawa/-1 5 juz, ka/o kita semangat justru segitu masih kurang"

"Saya menyetorkan hafalan konsisten ketika di lembaga, sehari saya setor Y,juz (10 halaman), Menghafalnya s:etiap habis shalat aja, saya punya targetan setengah jam dapet 1 halaman, dari subuh sampe jam 7 biasanya dapet 4 halaman, kemudian ba'da zuhur habis .makan siang dapet 2 halaman, ba'da ashar 2 halaman dan ba'da isya 2 halaman. Sebelum tidur dimuroja'ah (diulang) hafalannya"

AH memaparkan ia tidak pemah menyalahi aturan wal<tu yang sudah

dibuatnya. la selalu konsisten dan disiplin untuk menjailaninya karena

memang disiplin waktu adalah modal utama bagi peng!hapal al-Qur'an.

"Kalo saya konsisten jika menghafal, saya punya timing eta/am menghafal Al·Qur'an dan berusaha disiplin mer.ifalaninya, a/hamdululah targetan tercapai"

2. Ownership (Kepemilikan)

AH mulai belajar Al-Qur'an ketika ia masih kecil, kemudian mulai

menghapalnya ketika selesai madradah Aliyah. Maka dari itu pada

dasarnya AH sudah lancar membaca Al-qur'an sebelum ia menghapalnya

" ... ya karena Jatar belakang saya di pesantren untuk membaca Al­Qur'an dengan baik saya tidak merasa kesulitan. .. "

Page 78: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

65

untuk dihafal karena sering tertukar, hal ini pun sering dialami AH. Cara

yang dilakukan AH untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak

tilawah terlebih dulu kemudian fokus untuk menghafalkannya.

"Kesulitannya karena memang ada ayat-ayat dan surat-surat yang susah, ribet, tapi justru disitulah indahnya menghafal Al-Qur'an, biasanya kalo udah kayak gitu, saya ngeliatin aja /ama . .fokus .. oh..bedanya disini, disini jadi akhimya inget"

Memang AH sadari kesulitan dan kendala yang dialami oleh penghapal

pada umumnya adalah senang menghapal Al-Qur'an tapi tidak gemar

mengulang-ulangnya. ltu juga pernah menjadi masalah yang juga dialami

oleh AH, tapi kemudian AH mendapat nasihat bahwa menghapal itu

adalah banyaknya pengulangan. Pengulangan merupakan hal yang wajib

dilakukan sepanjang hidup penghapal Al-Qur'an untuk: memelihara

hapalannya.

" ... ya memang ... itulah penyakitnya para penghapal al-Qur'an, mals mengulang ... padahal memang ketika seseorang sudah memutuskan untuk menjadi hafizh, maka tidak •9da pi/ihan baginya, saya sadar betul akan halitu, makanya saya selalu berusaha untuk konsisten mengu/ang-ulang hapalan saya ... "

Saat ini aktivitas utama AH adalah sebagai pengajar dan kepala sekolah

sebuah diniyah. Kemudian AH juga masih menyelesaikan skripsinya. AH

merasakan sekali penurunan dari segi waktu untuk berinteraksi dengan Al-

Qur'an. Tapi AH bersyukur aktivitasnya selama ini tidak jauh-jauh dari Al-

Qur'an sehingga semangat untuk menghafal dan menjaganya selalu ada

didalam dirinya. Sekarang ini AH benar-benar memanfaatkan setiap waktu

Page 79: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

66

perjalanan dan berkendara motor.

"Alhamdu/ilah aktivitas saya ngga jauh-jauh amat, karena sekarang saya mengajar A/-Qur'an, menjadi imam sha/at, ya .. itu semua mendukung aktivitas Qur'an saya" "Sa ya sekarang mengajar tahfidz setiap hari full dari jam 7 sampe

jam 12 kemudian di markaz, dimadrasah kebetulan saya lcepa/a madrasah diniyahnya tempat menghafal anak-anak setiap sore dari jam 4 sampai jam 6, ka/au ma/am saya mengajar ta'/im bapak­bapak dan ibu-ibu. Sa ya libur dan sengaja mengosongkan waktu hari minggu" "Sa ya paling muroja'ah dimotor, tergantung jauhnya perjalanan, biasanya bisa cukup banyak ketika perjalanannya jauh, kadang di bisa ya .. begitulah saya coba berbagai cara"

3. Reach (Jangkauan)

Menurut AH Ketika seseorang telah memilih Al-Qur'an sebagai jalan

hidupnya, maka konsekuensinya memang berat, karena Al-Qur'an

merupakan amanah yang harus dijaga dengan baik demgan

menjadikannya sebagai prioritas utama, bukan hanya sekedar kegiatan

yang dilakukan sebagai sambilan saja. lnipun dipaharninya dengan baik.

Banyak aktivitas diluar menghafal Al-Qur'an tidak pernah ada yang

membuatnya berhenti, hanya kadang AH merasakan kesulitan membagi

waktu dan tenaganya seperti untuk kuliah terlebih-lebih lagi ketika sudah

menikah. Maka waktunya pun banyak terpecah. Sel<arang ini pun tuntutan

untuk memenuhi kebutuhan keluarganya pun semakin besar. Tapi selama

yang dialaminya selama ini ia bisa mengandalkan dirinya untuk

memperbaiki situasi sehingga kegiatan-kegiatan lain tidak mengganggu

aktivitasnya dalam menghafapaklan Al-Qur'an.

Page 80: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

merasakan juga penurunannya , tapi saya meningkatkan mujahadah saya dan mengajak istri saya juga untuk ikut mendukung saya, saya piier setiap orang mempunyai permasa/ahan, tapi cara penyikapan masa/ah itu yang menjadi penting"

Di keluarganya pilihan AH cukup membuat orangtuanya marah, karena

keinginan orangtuanya agar AH kuliah secepatnya dan dapat pekerjaan

67

sehingga dapat menghasilkan uang sendiri. Pilihan untuk menunda kuliah

dan menghafalkan Al-Qur'an dianggap aneh oleh keluarganya. Karena

pada dasarnya langkah tersebut belum ditempuh oleh banyak orang

sehingga timbul kekhawatiran keluarga atas diri AH. Tapi AH tetap maju

dan tidak memperdc•likan pandangan orang sekitar, d8in ketika ia telah

berhasil justru orangtuanya sangat bangga terhadapnya.

"Ka/au untuk menghafal be/um popular, pandangan orang menghafal itu berat, tidak semua orang mampu. tapi Alhamdulilah setidaknya sekarang orangtua mendukung dan mulai mau be/ajar AJ-Qur'an. Orangtua sempet kaget ketika pada saat sudah jadi hafizh kok tiba-tiba sering diminta untukjadi imam tarawih, trus khotbah keluar ayat-ayat mulu, orangtuajadi merasa bangga.

Keberadaan seorang muwajjih (pembimbing) dalam proses menghapal Al-

Qur'an dirasakan sangat penting bagi AH. Ketika ditanya sejauh mana

peran muwajjih dalam hafalan, AH menjawab itu merupakan hal yang

sangat penting. Tapi tetap saja bagi AH menghafalkan Al-Qur'an harus

mandiri tidak tergantung kepada seseorang ataupun lingkungan, karena

jika ketergantungan maka akan sulit untuk dapat menyelesaikan hafalan.

"Sangat penting ya ... keberadaan muwajjih itu, kita butuh siraman

Page 81: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

68

mempengaruhi kita"

4. Endurance (Daya Tahan)

Yang pertama kali harus terpatri dalam setiap penghapal Al-Qur'an adalah

semangat dan keinginan yang kuat untuk menghapal, karena menghapal

Al-Qur'an bukanlah perkara yang mudah, sehingga jika semangat dan

keinginan sudah lemah, maka akan sulit untuk bisa bertahan dalam

segala macam tantangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh setiap

calon hafizh.

AH pernah mengalami kejenuhan dan keadaan tidak semangat dalam

menghafal, tapi tidak pernah sampai putus asa yang menyebabkan benar-

benar berhenti dari aktivitas ini. Langkah yang ditempuhnya jika ia sedang

turun semangat adalah mengingat-ingat kembali kenangan manisnya

bersama Al-Qur'an yang selalu bisa membuatnya merasa semangat lagi.

"Ka/au putus semangat banget sampe ngga mau ngafal Jagi nggak ya ... karena menurut saya kalau udah berhenti susah. Tapi males atau jenuh sering, tapi saya kembali lagi menggenjot semangat saya dengan mengingat kembali kenangan-kenangan manis saya bersama AJ-Qur'an"

Permasalahan umum lainnya yang dialami penghapal adalah lupa, AH

pun mengaku mengalami hal yang sama. Dalam men9hafal Al-Qur'an lupa

merupakan proses yang pasti dialami oleh penghafal Al-Qur'an, tidak

terkecuali AH. Tapi AH dapat memaknai lupa itu dengan sangat positif.

Dengan lupa orang jdi termotivasi untuk terus mengulang dan mengulang

kembali hafalannya, dan itu pula yang juga dilakukan l\H.

Page 82: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

timbul mujahadah .. kita mau berusaha keras, kalau dia mudah ... orang akan ma/as, habis selesai hafal ngga mau tilawah lagi, tapi dengan lupa maka orang akan berusaha keras. Allah nilai kan mujahadahnya .. "

4.2.2 Kasus DR

Wawancara dengan DR berangsung di kediaman DR di daerah Jakarta

69

Selatan pada pukul 19.00 - 21.30 WIB tanggal 27 Februari 2008. Penulis

sulit mencocokan waktu dengan DR karena kesibukannya sebagai

seorang ibu dan pengajar. Maka dari itu dipilih waktu malam hari ketika

segala aktivitas DR sudah selesai. Selama proses wawancara, DR terlihat

antusias dan sesekali tersenyum. Hanya saja karena DR memiliki seorang

anak, sehingga proses wawancara sesekali terhenti karena DR

menenangkan anaknya.

Proses awal DR menghafal Al-Qur'an adalah ketika bersekolah di

Madrasah Aliyah sebuah sekolah swasta di Jakarta, tapi ketika itu belum

pernah terbersit dalam dirinya untuk menjadi hafizhoh (penghafal Al-Quran

wanita). la menghafal hanya karena tuntutan sekolah yang mengharuskan

anak-anak didiknya hafal 2 juz Al-Qur'an sebagai syarat kelulusan siswa.

Niatan menghafal Al-Qur'an DR pada awalnya adalah sebuah pelarian.

DR beberapa kali kecewa karena tidak diterima di perguruan tinggi

favoritnya karena berbagai macam faktor. Kemudian suatu hari ia

mengikuti kajian dan mendengar ada pendaftaran beasiswa untul<

Page 83: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

70

"Niatnya setelah Ju/us Aliyah saya ingin melanjutkan ke Mesir untuk kuliah disana, akan tetapi orang tua melarang ... katanya ngapain anak perempuan kuliah jauh-jauh nantinya toh akan diambil orang juga, kemudian ikut ujian negara juga be/um dikasih tutus sama Allah, akhimya ketika ada kajian dan mendengar ada beasiswa untuk penghafal Qur'an saya coba ikut. Peserta yang ikut ada 70 orang tapi yang diterima 15 orang, termasuk saya.

DR mendefinisikan Al-Qur'an sebagai suatu kegiatan yang bertujuan

memindahkan ayat-ayat Al-Qur'an dari tulisan ke dalam hati. Dan DR

mendapatkan pemahaman ini dari ustadz yang biasa membimbingnya

dalam aktivitas hifzhul Qur'an.

"Hifzhul qur'an menurut bahasa adalah memindahkan ayat-ayat A/­Qur'an dari tulisan menjadi kedalam hati''

Sejak diterima seb<!!'.]ai santri Al-Qur'an pada tahun 2000, DR mulai

tertarik dan serius menghafalkan Al-Qur'an. DR mengaku ia san~1at

bersemangat dan menemukan aktivitas yang menurutnya sangat

berkesan. la pun melebihi teman-temannya dalam proses menghafal Al-

Quran yang bisa diselesaikannya dalam waktu 1 tahun 2 bulan.

"Saya menghafal Al-Qur'an serius mulai September tahun 2000. Lama proses menghafal saya 1 tahun 2 bu/an.

DR sangat antusias ketika ditanya tentang pengalarnan menarik yang

dialaminya ketika dalam proses menghafal Al-Qur'an. la banyak

mengalami pengalaman manis dan indah bersama Al-Quran. Salah satu

pengalaman yang menurut DR paling berkesan adalah hikmah mendalam

yang menjadi titik DR menyadari akan pentingnya Al-Qur'an. DR juga

menyadari menghafal Al-Quran membutuhkan usaha 11ang keras juga niat

Page 84: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

71

"Paling terkesan waktu itu ... mungkin ketika menghafal surat Al­Kahfi, karena mungkin lagi jenuh-jenuhnya ditambah /agi ustadz minta untuk muroja'ah juz-juz yang sudah dihapal, jadi saya udah pecah konsentrasinya. waktu itu saya harus ulang karena nilai saya kurang mencukupi, duh ... akhirnya saya menyadari bahwa penghafal Qur'an bukan sembarangan dan gin/ banget ya proses kita untuk menjadi keluarga Allah..akhirnya saya baca-baca dan banyak mengkaji lagi agar terus termotivasi dan istiqomah"

DR menjelaskan bahwa ia melakukan aktivitas hifzhul qur'an lebih sering

sendirian, tapi terkadang berdua dengan teman sesama penghafal di

lembaga. Hanya saja ia tidak merasa bergantung den1~an temen-

temannya tersebut, karena menurut DR menghafal Al··Our'an tidak bisa

ikut-ikutan teman karena jika ikut-ikutan ketika teman malas dan

kehilangan motivasi, maka dirinya akan juga ikut merasa malas. Maka DR

justru berusaha keras untuk memotivasi dirinya sendiri hingga akhirnya

dari 15 orang hanya 3 orang yang berhasil dam akhirnya diwisuda

termasuk DR.

"Kita ngga bisa tergantung sama temen, karena kalo seperti itu kita akan ikuf.ikutan, dari angkatan saya yang 15 orang hanya 3 orang termasuk saya yang akhimya dapat /ulus dan diwisuda Al-Qur'an, alhamduli/ah"

Pada awal-awal DR mulai menghafal Al-Qur'an, cobaan datang clari

keluarga DR sendiri yang kurang mendukung aktivitas barunya tersebut.

Keluarga DR menghendaki DR untuk kuliah mengambil jurusan umum

bukan agama agar bisa bekerja di kantoran seperti kebanyakan orang.

Keluarga DR khawatir jika DR tidak kuliah formal maka DR akan sulit

Page 85: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

72

"Kala dari segi ke/uarga antara mendu/wng dan tidak mendukung sih .. mereka pengennya saya masuk ke umum, saya pernah daftar ke universitas negeri jurusan matematika tapi tidak lo/os, dan orangtua cukup kecewa juga. Orangtua juga menginginkan saya ketja kantoran seperti kebanyakan orang"

Setiap penghafal memiliki metodenya masing-masing yang dipilih karena

cocok dan sesuai, DR memilih metode standar yang diajarkan oleh

gurunya yaitu dengan banyak tilawah (membaca) dan melakukan banyak

pengulangan. Dan metode ini menurutnya yang paling cocok dan

memberinya kemudahan dalam menghafal Al-Qur'an.

"Metode yang biasanya saya pakai adalah dengan baca aja sebanyak 10 kali biar ngga salah harokat ngga salah tajwid, baca aja .. kemudian setelah itu baca tatjamah. Biasanya 1 halaman saya butuh waktu 1 jam, kemudian malamnya ketika qiyamullail saya memantapkan hafalan untuk disetorkan pada pagi harinya, ba'da subuhnya juga saya pake untuk melancarkan lagi"

"Satu ayat dibaca 10 kali untuk mengakrabkan lidah, itu baru permulaannya aja. Karena inti menghafal adalah dengan banyak membaca. Saya denger metode di Arab ustadznya tidak mau menerima setoran sebelum dibaca sebanyak 350 kali, pantes aja mereka hafalannya kuat, saya juga kadang pake metode menu/is agar hafalan saya lebih melekat"

DR menjelaskan ia punya waktu khusus untuk menghafal AL-Ouran.

Karena kunci keberhasilan menghafal Al-Qur'an menurut DR salah

satunya adalah konsisten dan komitmen yang kuat untuk menjaga waktu-

waktu menghafal. DR pun menjalankan hal ini dengan konsisten. Bahkan

DR memaparkan bahwa ketika ia sedang ada dalam waktu khususnya

meghafal Al-Quran maka ia tidak mau menerima tamu, bahkan dari teman

Page 86: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

73

"Jadi kalo kata ustadz, yang terekam di memori saya kita harus memiliki waktu khusus yang ngga boleh diganggu gugat, waktu khusus saya yang ngga mau diganggu tuh darijam 7 sampe jam 9 pagi. Ketika di jam-jam ini saya ngga mau terima tamu atau disuruh apapun, sampe orangtua sudah hafal dengan jadwal dan kebiaasaan saya. Suatu hari ada tamu, saya praktekkan ilmu ini. Maka saya minta kembali lagi sore hari karena saya ingin konsisten dengan pilihan saya, Alhamdu/ilah beberapa semester be1tahan jadwal ini''

DR biasa menghafal dirumah, lebih tepatnya di dalam kamar. Karena

dengan tempat yang sepi DR merasa lebih dapat konsentrasi untuk

menghafal.

"Ngafal dirumah kadang juga dimasjid, jam 7 udah ke mesjid. Tapi keseringan dikamar dan depannya harus tembok focus ke satu titik, karena dianfflra metode untuk menghafal yang saya pelajari untuk menghafal tidak bo/eh di tempat yang terlalu /uas karena akan memecah konsentrasi, tapi untuk muraja'ah mah boleh-boleh aja"

Ketika DR sudah tidak lagi tergabung dalam lembaga tempatnya

menghafal, otomatis intensitasnya dengan Al-Qur'an pun berkurang.

Ditambah lagi dengan berbagai aktivitasnya yang ditekuni setelah itu. Tapi

DR tetap mecoba mengalokasikan waktunya untuk mengulang-ulang

hafalannya. Penjagaan yang dilakukan oleh DR adalah dengan tasmi', ikut

berbagai musabaqoh (lomba) Al-Qur'an kemudian menjadi imam khusus

bagi wanita.

"Penjagaan saya selesai menghafal adalah dengan tasmi' (memperdengarkan ke orang lain bacaan Al-Qur'an) kemudian sering juga ikut musabaqoh dan beberapa ka/i j;>di juara .. trus pemah juga jadi imam shalat tarawih khusus wanita di jogja"

Page 87: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

74

Ketika ditanya targetan dalam memuroja'ah hafalannya, DR menjawab

sangat turun drastis ketimbang DR masih ada dalam lembaga.

Targetannya adalah sebanyak 1 juz dalam waktu 1 hari.

"Target muraja'ah paling engga ... 1 juz tapi harus lancar .. tapi tetep aja untuk mempersiapkan muraja'ah 1 juz lancar harus diulang 5 kali .. ya jadi udah kaya 5 juz /ah"

DR biasa muroja'ah dengan didengarkan oleh adik-adiknya dirumah. la

meminta adiknya untuk menyimak hafalannya, DR pun menerapkan

hukuman bagi diri sendiri jika ia melakukan kesalahan yaitu dengan

memberikan uang kepada adiknya Rp.1000,- per satu kesalahan

"Saya muroja'ah kadang didengarkan adik saya, saya menghukum diri jika salah satu bayar Rp.1000,- makanya adik saya seneng banget kalo saya sa/ah"

DR menjelaskan bahwa memang menghafal Al-Qur'an bukanlah perkara

sederhana yang bisa saja dilakukan oleh semua orang, banyak sekali

orang yang mengatakan bahwa menghafal Al-Qur'an itu sulit. Tapi bagi

DR sebetulnya semuanya kembali kepada individunya sendiri. DR pribadi

percaya akan kemudahan Al-Qur'an untuk dihapal. Kesulitan yang dialami

sebagian orang menurut DR kemungkinan karena kesalahan diri pribadi

seperti jauhnya orang tersebut dari nilai-nilai keislaman.

"Sesuatu tergantung po/a pikir kita, /agian Allah sudah menjamin kemudahan Al-Qur'an untuk dihafal, kalo kita merasa kesulitan mungkin kesa/ahannya ada di kita, bisa jadi dulu-du/unya kita jauh

Page 88: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

75

Aktivitas sekarang yang digeluti DR selain menjadi ibu rumah tangga tapi

juga sebagai pengajar Al-Qur'an di lembaga tempatnya menghafal

kemudian mengajar privat Al-Qur'an untuk individu ataupun di beberapa

majlis taklim perusahaan. Aktivitas ini sangat membantunya dalam

menjaga kualitas hafalannya. Karena jika mengajar Al·-Our'an intensitas

kebersamaan dengan Al-Qur'an lebih sering, paling ticlak DR selalu

menyimak bacaan dari para murid-muridnya.

"Alhamduli/ah aktivitas sekarang juga tidak jauh-jauh dari Qur'an, dengan mengajar kita juga bisa menyimak"

Walaupun ada beberapa perbedaan pendapat mengenai boleh atau

tidaknya wanita haidh menghafalkan al-Qur'an, DR lebih memilih untuk

tetap aktif menghafalkan Al-Qur'an ketika siklus bulanan wanita itu datang,

justru DR mengaku dapat lebih banyak menghafal karena waktu-waktu

yang biasanya digunakan untuk melakukan ibadah yang lain, semuanya

dialokasikan untuk menghafal.

"Kala saya ma/ah jadi banyak ngafalnya, karena ngga shalat kan jadi punya banyak waktu, memang sih ada perbedaaan para ulama, cuma saya kok nyaman aja, saya suka tierdoa Ya Allah saya tidak bermaksud untuk tidak menghargai kalamMu ... ya ... enak aja ngafalnya"

DR mengakui yang menjadi salah satu sebab keberhasilannya dalam

menghafal al-Qur'an juga salah satunya dikarenakan program yang ada

dilembaganya sangat baik mendorongnya untuk selalu maju dalam

menghafal Al-Qur'an. DR mengapresiasi tinggi terhadap sarana yang

Page 89: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

76

dapat dicapainya.

"Saya terbantu juga sama program di lembaga saya, sarananya ada, nyaman, dan adanya sistem yang baik, maka dari itu ngga ada alasan untuk berhenti"

Analisa kasus DR

Dimensi-dimensi Adversity Quotient:

1. Control/ (Pengendalian)

Subyek DR mengawali proses hifzhul Qur'an sebagai sebuah pelarian. DR

beberapa kali kecewa karena tidak diterima di perguruan tinggi favoritnya

karena berbagai macam faktor. Kemudian suatu hari ia mengikuti kajian

dan mendengar ada pendaftaran beasiswa untuk pen~1hafal Al-Qur'an, ia

pun mencoba mendaftar dan diterima.

" .. .Bisa dibilang awalnya saya ngga terla/u niat untuk menghapalkan AJ-Qur'an, waktu itu saya merasa ngga ada kegiatan aja, ketika ada tawaran untuk beasiswa ya .. saya coba aja, eh. .. diterima ... "

Ketika DR masuk ke dalam lembaga Al-Qur'an, mulai bergabung dan

berinteraksi dengan Al-Qur'an, maka motivasi dan niatannya meningkat

tajam. la baru menyadari akan pentingnya Al-Qur'an dan juga

menginternalisasikan dalam dirinya keutamaan-keutamaan yang akan

diperoleh hafizh qur'an. Maka ketika itu pun ia meluruskan niatannya. DR

pernah mendengar ada ulama yang mengatakan jika sebuah kebaikan

diawali dengan ria atau keterpaksaan maka akhirnya juga akan menuju

kepada Allah, dan hat inilah yang sangat dirasakan oleh DR. la sangat

Page 90: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Qur'an meskipun pada awalnya hanya sebagai pelarian.

"Kala kata ulama ketika sebuah kebaikan diawali dengan ria pada akhimya akan menuju kepada Allah, sama sep~1rli saya awalnya cuma pelarian, tapi saya sadar bahwa ini adalah sebuah kenikmatan basar yang diberikan Allah kepada saya"

DR bisa mengendalikan niatan dan motivasinya yang awalnya hanya

sekedar pelarian kemudian ditengah proses menghapalnya dibelokkan

niatan dan motivasinya benar-benar karena Allah.

DR menceritakan bahwa kondisi ruhiyah sangat mempengaruhi

hapalannya. Jika berbuat hal sia-sia atau maksiat al<an mempengaruhi

hafalan Al-Qur'annya. DR pun merasa pernah mengalami hal tersebut.

77

Karena menurutnya penghafal Al-Qur'an juga manusia yang pasti pernah

melal<ul<an l<ehilafan termasuk dirinya. DR memaparkan masalah yang

pernah ia alami adalah tidak menuruti orang tua, penyakit hati dengan

lawan jenis dan lain sebagainya. Solusi yang ditempur1 DR adalah dengan

meminta nasihat dari pembimbingnya yang dianggapnya tempat

berl<onsultasi yang amanah dan bias mengingatkannya kembali untuk

menempuh jalur yang benar.

"Masing-masing orang beda kali ya ... saya pemah juga mengalaminya, tapi emang bener sih ... ya namanya manusia pasti pemah berbuat itu, ya .. birru/ walidain yang kurang, penyakit­penyakit hati .. ya ada /ah. Tapi saya biasanya meminta nasihat dan akhimya bisa kembali lagi"

Sejak mulai komitmen untuk menghapal Al-Qur'an, DR: sudah merasakan

Page 91: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

78

keindahan dan kedahsyatan Al-Qur'an. Sampai-sampai jika dalam sehari

ia belum menghapal atau belum berinteraksi dengan Al-Qur'an DR belum

bisa tidur. Bahkan ketika sakit parah pun DR tetap menyempatkan dan

memaksakan diri untuk menghapal Al-Qur'an.

" .. saya dibuatjatuh cinta dengan A/-Qur'an sehingga saya ngga akan bisa tidur sebelum membaca Al-Qur'an, bahkan ketika sakit seka/ipun saya tetep berusaha menghapalkan Al-Qur'an. Saya bisa merasakan keindahan Al-Qur'an yang luar biasa ... "

Dalam menghapal Al-Qur'an dapat mengatur waktu de1ngan baik adalah

sesuatu hal yang harus dilakukan agar cita-cita yang diimpikan untuk

menjadi hafizh Qur'an bisa tercapai. DR pun menyadari hal ini dan

berusaha keras disiplin dan konsisten untuk mengatur waktu-waktunya

dengan baik.

DR menceritakan beasiswa yang diikutinya mewajibkan pesertanya untuk

fokus menghafal Al-Qur'an. Syarat yang harus disetujui oleh peserta jika

ingin bergabung dan mendapatkan beasiswa adalah tidak boleh

menjadikan aktivitas menghafal sebagai sambilan. Karena jadwal yang

ditetapkan oleh program cukup padat. Jadwal yang dit•3tapkan lembaga

yang wajib diikuti dimulai jam 09.00 sampai dengan 16.00 WIB. DR pun

mengaku mencari-cari waktu yang cocok dan pas untuk dirinya

menghafalkan Al-Quran. la mengaku mudah menghafal ketika malam hari

sehabis shalat isya. DR pun mengatakan ia belum dapat tidur sebelum

Page 92: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

79

"Jadwal keseharian full menghafal, saya menghafal biasanya ba'da isya abis makan sampe jam 23.30, biasanya saya be/om bisa tidur kalau be/um hafal sesuai dengan target yang saya tetapkan"

Lembaga pun menetapkan target minimal yang harus dicapai oleh peserta

dalam setiap semesternya. Dalam satu semester yaitu selama 6 bulan

peserta harus dapat menyetorkan hafalannya minimal sebanyak 7 juz Al-

Qur'an, target program di lembaga DR sendiri kala itu adalah mencetak

Hafizh dalam waktu 2 tahun. Maka dari itu DR mempunyai targetan

minimal yang harus dicapainya dalarn 1 hari untuk dapat memenuhi target

tersebut.

"Saya punyA targetan sehari menyetorkan hafaJan Y,, juz (5 halaman) dan saya berusaha konsisten untuk forus menja/aninya"

2. Ownership (Kepemilikan)

DR mulai belajar Al-Qur'an mulai dari membacanya dengan baik ketika ia

masih kecil, ketika sekolah di madradah Aliyah pun sebenarnya iatelah

melakukan proses menghapal beberapa juz sebagai kurikulum dari

sekolah, hanya saja DR belum serius menekuninya. Maka dari itu pada

dasarnya AH sudah lancar membaca Al-Qur'an sebelum ia

menghapalnya.

" ... ya karena dari keci/ saya sudah be/ajar Al-Qur'an, saya sudah bisa membaca dengan baik, jadi saya tidak merasa kesulitan ketika mulai menghapal Al-Qur'an. .. "

Dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang serupa sehinf1ga menyulitkan

Page 93: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

80

menganggu DR. la merasa dapat mengatasi permasalahan ini dengan

menghapal dan mengingat karakter dari setiap ayatnya.

" ... kalau kita udah lancar ... dan bener-bener menguasi ayat-ayat yang kita hapal, maka ayat-ayat yang mirip itu tidak terla/u menjadi masalah Jagi, karena kita udah bener-bener ma 'rifah.."

DR menghapal Al-Qur'an dengan waktu yang tidak terlalu cepat kerana ia

benar-benar memperhatikan kualitas hapalannya, sehingga pengulangan

yang dilakukannya pun tidak sulit, Proses melancarkani hafalan diakui DR

tidak dilakukannya dengan waktu yang lama. Karena menurutnya hafalan

yang selama ini ia hafalkan cukup melekat di memorinya, sehingga tidak

banyak yang terlupa. Dan ketika itu DR juga dihadapkan pada jadwal ujian

Al-Qur'an yang waktunya sangat dekat dengan akhir masa DR selesai

merampungkan hafalannya.

"Saya melancarkan hafalan sampai akhimya dilifi cuma 2 bu/an setengah, karena prinsip saya memang harus l<mcar dulu baru pindah ke ayat yang lain, makanya ngga terlalu susah untuk mengulangnya". Metode ketika melancarkan hafalan pemah saya diminta ustadz minimal sehari 10 juz, saya dalam tiga hari saya sudah khatam. "

3. Reach (Jangkauan)

Sebagai seorang penghapal tentu banyak cobaan-cobaan bahkan

tawaran yang menarik menghampirinya sehingga dapat merusak

konsentrasi untuk konsisten menyelesaikan hafalan. Cobaan yang DR

alami diantaranya tawaran untuk menikah dini, tawaran-tawaran karir yang

Page 94: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

prioritas yang dipilihnya sehingga tawaran-tawaran yang datang

ditampiknya dengan halus.

"Cobaan-cobaanya biasanya tuh ada tawaran-t<3waran yang menarik, ya .. untuk ngajar, menikah, tapi waktu ltu saya coba konsisten dulu untuk menghafal"

81

Hanya saja seiring dengan pertambahan usia dan kedewasaannya ketika

DR pun memutuskan untuk menikah. Laki-laki yang menjadi pilihannya

memang bukan sesama penghafal Al-Qur'an tapi mendukung aktivitas

menghafalnya tersebut. Pada awal-awal pernikahan memang tidak terlalu

menjadi masalah, tapi kemudian masalah-masalah itu kemudian muncul.

Yang paling dirasakan DR adalah waktu yang kian sempit untuk

melakukan aktivitas dengan Al-Qur'an karena tuntutan sebagai seorang

istri dan seorang ibu.

"Sehabis menikah kondisinya beda banget, jadwal saya berantakan. Awal-awa/ sih suami suka nyimakin, tapi sekarang­sekarang kalo minta disimakin kadang suka udah capek, sama aja bo'ong ka/o disimakin suami ma/ah tidur, paling sekarang seminggu sekali 1 juz disimakin"

Penurunan-penurunan itu dirasakan DR juga karena dilrinya kerap

menjadikan pernikahan menjadi sebuah pemakluman diri yang akhirnya

sering menjadi alasan baginya. Hal ini menurut DR juga mengikis

semangat dan konsistensinya. Akan tetapi DR bersyukur karena tidak

kesulitan dalam mengulang hafalannya ketika sehabis menikah karena

terbantu dengan kondisi hafalannya yang cukup kuat buah dari usaha

keras yang dilakukannya ketika sebelum menikah.

Page 95: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

temenin, walaupun cuma untuk ngobrol .. ada .... aja, tapi alhamduli/ahnya buah ketika menghafal serius du/u sebelum menikah berimbas ke sekarang, jadi ngga terlalu susah /agi"

DR rnengatakan bahwa interaksi dan jadwalnya dengan Al-Qur'an

82

belakangan ini terlebih ketika sudah bersuarni dan merniliki anak jauh dari

ideal, ia rnasih rnengharapkan rnerniliki jadwal khusus seperti yang pernah

diterapkannya ketika belurn rnenikah. Hanya saja DR rnernbutuhkan waktu

untuk dapat mengkondisikan suami dan anaknya untuk rnengerti.

"Jauh dari ideal, idealnya memang harus ada waktu khusus dengan itu kita harus memahamkan anak dan suami untuk bisa mengerti dan mendukung usaha-usaha kita, ya ... itu kan proses ya ... "

DR juga rnengakui rnernang penghafal Al-Qur'an itu belurn banyak dan

belurn rnenjadi pilihan utarna kebanyakan orang. Dan terkadang profesi

pengajar Al-Qur'an kalah parnor disbanding dengan prosfesi-profesi lain

yang lebih dirninati. Tapi DR rnenegaskan bahwa ia tidak pernah

rnenyesal rnenernpuh jalan ini dan justru begitu banyalc rnengucapkan

syukur.

"Penghafal Qur'an itu masih bisa diitung jari, masih sangat sedkit.tapi saya ngga nyesel, ma/ah tidak habis bersyukur''.

Ketika ditanya tentang pengaruh seorang gurulmuwajji'h dalarn

rnenghafalkan Al-Qur'an, DR rnenjawab dengan spontan bahwa seorang

guru baginya sangat penting, karena selarna ini guru banyak

rnernbirnbingnya dan juga ikut membantu penyelesaian masalah yang

kerap mengharnpirinya. Tapi DR tetap berprinsip tidal< bergantung pada

Page 96: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

83

"Hmm .. penting banget ... motivasi kita bisa terus berlambah..kadang juga bisa jadi tempat untuk menyelesaikan masa/ah-masa/ah kita, tapi tetep aja kita ngga boleh tergantung"

4. Endurance (Daya Tahan)

Ketika penulis menanyakan apakah DR pernah mengalami problematika

yang berat akan aktivitas menghafalnya sehingga mernbuatnya putus asa,

DR mengatakan bahwa ia memang pernah merasal<an cobaan yang

sangat berat. Kala itu adalah proses akhir dalam meraih gelar

hafizhahnya, yang dengan itu DR harus mengikuti serangkaian terus yang

panjang, sulit dan melelahkan memakai waktu sekitar satu bulan. DR

hampir putus asa dan berniat untuk mundur saja dari ujian tersebut. Tapi

karena DR kembali meluruskan niat, berazzam kembali, memohon

pertolongan Allah ditambah dukungan gurunya, maka DR kembali berani

melawan ketakutannya dan mencoba kembali untuk mengikuti ujian dan

akhirnya berhasil melewati ujian dengan nilai yang baik

"Pernah saya bener-bener pada puncak jenuh, hampir putus asa, waktu itu menjelang ujian. Sa ya bener-bener ngga siap. Saya ma/ah bilang ke guru saya mundur dari ujian karena saya ngga siap. Saya sedih banget. .. kenapa kok ngga bisa ... udah penuh sampai berasap deh kepala saya, tapi akhirnya berazzam kembali dan akhirnya ketika dijalani datang perlolongan Allah, saya bisa ikut ujian dengan nilai yang memuaskan"

DR yakin menjawab tidak ketika ditanya apakah ia pemah benar-benar

berhenti dari proses rnenghafal Al-Qur'an. Mernang malas, jenuh dan

cobaan-cobaan lainnya sering menghampirinya dalarn proses panjang

menghafall<an al-Qur'an, tapi itu sernua tidal< pernah rnembuatnya

Page 97: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

84

menghafalkan Al-Qur'an.

"Saya ngga pemah tuh..sampe benar-bener berhenti, paling jenuh aja ... tapi biasanya bisa disikapi sama diri sendiri .. kasusnya biasanya ada konflik sama teman, orangtua trus juga ada fitnah dan segala macemnya, tapi saya ngga pemah terlarut lama, biasanya cepet sadar dan kembali Jagi ke Qur'an"

Kegigihan DR dalam konsisten dengan al-Qur'an terbukti. Ketika selama

proses menghafal Al-Qur'an tidak pernah seharipun dilewatinya kecuali

dengan menghafal Al-Qur'an. Pernah suatu ketika DR sakit parah, tapi

dirinya begitu gelisah sehingga tetap ada keinginan untuk menghafalkan

Al-Qur'an, sehingga ketika orangtua tidak memperbolEihkan karena

kondisinya yang tidak memungkinkan DR menunggu keluarga yang

menjaganya tidur, DR pun tetap bersikukuh untuk menghafalkan Al-

Our' an.

"Pemah saya sakit parah, tapi tetep karena udah terbiasa aktif dengan Al·Qur'an, kalo ibu yang jagain tidur, saya bandel tetep ngafalin, sempet ketika saya tidur saya ngelindur ngaji"

Yang selama ini menjadi faktor penghambat DR dalam menambah

hapalan Al-Our'an adalah karena malas yang kadang muncul diproses

menghafal Al-Our'an tersebut. Biasanya rasa ini timbul menjelang ujian

atau bahkan ketika sedang ujian. Ketika hapalan yang diujikan tidak lancar

dan harus mengulang, maka DR kerap malas untuk mengulangnya

kembali. Tapi malas ini biasanya bisa diatasi oleh DR dalam hari itu juga,

bila DR merasa malas di pagi hari, maka DR akan rnemperbanyak

usahanya di malam hari. Begitu pun sebaliknya.

Page 98: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

85

kalau ma/as paling hanya da/am hitungan jam, ngga pemah sampai satu harian, jika saya ma/as, maka saya akan membayamya diwaktu-waktu yang lain.

Yang biasa dilakukan oleh DR dalam mengatasi rasa malas kerika

menghafal adalah dengan kembali mengingat-ingat keutamaan Al-Qur'an

yang sangat ingin diraihnya sehingga rasa malas itu menjadi sirna dan

yang teringat adalah keutamaan-keutamaan yang mernbuatnya kembali

semangat.

"Kalo males udah timbul, biasanya saya mulai mengingat-ingat kembali fadhilah penghafal Al"Qur'an dan ha/ itu akhimya terbayang-bayang terus dibenak saya sehingga saya kembali bersemangat"

4.2.3 Kasus T

T adalah seorang wanita berusia 29 tahun yang dikenal di lingkungannya

sebagai orang yang energik, aktif, supel dan kritis. T pun terkenal sebagai

orang yang tekun dan teguh pendiriannya ketika sudah memiliki

keinginan.

T berasal dari sebuah Desa di Jawa tengah dan menghabiskan masa kecil

di kampung halamannya. Ketika SMA, T melanjukan sekolahnya di kota

dan berpisah dengan kedua orangtuanya. Kemudian ketika kuliah T

memilih jurusan komunikasi pertanian di salah satu universitas negeri di

Solo.

Page 99: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

86

Wawancara dengan T dilakukan di kamar kos T yang asri dan rapi di

bilangan Jakarta Selatan pada hari Rabu, tanggal 28 Februari 2008. Saat

penulis datang T sedang shalat dhuha sekitar jam 10.00 WIB dan

percakapan wawancara berakhir seiring dengan berkumandangnya adzan

dzuhur tepat jam 12.15 WIB. Sehabis shalat dzuhur, T mengatakan akan

mengajar di daerah Lenteng Agung.

T sangat kooperatif terhadap penulis dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan dengan lugas, terbuka dan antusias. Bahkan kadang T

bercerita sebelum penulis bertanya. T adalah tipe orang yang

menyenangkan, enak untuk diajak berdiskusi. Hari itu T terlihat cerah dan

semangat. Perawakan T cukup tinggi dengan berat badan yang

proporsional.

Awai pembicaraan penulis dengan T adalah dengan berbincang tentang

pengertian dari Al-Qur'an itu sendiri. T mendefinisikan Al-Qur'an sebagai

pedoman bagi semua ummat muslim.

" .. .. Al-Qur'an kalo diartikan bagi kita sebagai umat muslim ya ... sudah jelas sebagai pedoman kita semua"

T menjelaskan pengertian hifzhul qur'an yang dipahaminya. Menurut T

hifzhul Qur'an adalah menghafalkan ayat per ayat Al-Qur'an. T

menambahkan seorang yang hafizh juga bararti harus mengerti akan

makna ayat-ayat yang dihapalnya kalau ingin mengikuti sunnah yang

Page 100: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

87

"Hifzhul Qur'an ka/au dari segi pengertian memang menghafa/kan ayat-ayat A/-Qur'an, tapi yang diharapkan seorang hafizh juga mengerti akan makna ayat-ayat yang dihapalnya, wa/aupun ada orang yang hapal tapi ngga mengerti, tapi kalau mau mengikuti Rasulullah memang harus mengerti dan menghayati"

Ketika ditanya pengalaman menarik seputar prosesnya ketika menghapal

Al-Qur'an maka T menjawab bahwa T merasa aneh karena dipermudah

oleh Allah dalam melaksanakan hifzhul qur'an ini. Ketika kuliah T

menghafal Al-Qur'an dan terpecah konsentrasinya karena melakukan

berbagai aktivitas bersamaan, tapi hal ini tidak mengganggunya. T

mengaku justru nilai-rnlainya lebih baik ketimbang mahasiswa yang hanya

melakukan aktivitas pekuliahan saja.

"Ya mungkin pengalaman menariknya ... semuanya dipermudah aja, seperti ketika saya kuliah sambil menghapa/, dipermudah segala urusan saya .. .padahal banyak teman-teman saya yang study minded toh sama aja nilainya sama saya, bahkan nilai akademik saya lebih baik, padahal sayajuga sambil menghapal walaupun memang waktu itu be/um banyak .... "

T dan keluarga tidak mempunyai latar belakang pendidikan agama yang

cukup. T dari kecil belajar di sekolah umum sampei kemudian T berkuliah

di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Solo. Ketilka itulah awal mula

interaksi dan motivasi T untuk menghafalkan al-Qur'an muncul. Pada

mulanya ia tidak mengetahui secara jelas apa dan bagaimana keutamaan

hifzhul qur'an, ia hanya kagum dan melihat contoh orang yang hafizh, jadi

bisa disimpulkan pada mulanya kegiatan menghafal T hanya ikut-ikutan.

Page 101: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

mengerti akan keutamaan-keutamaan atau mengerti tentang ilmu Al-Quran tapi karena melihat contoh, melihat orang, awalnya seperti itu ... "

Ketika T duduk di bangku kuliah T tertarik melihat seorang ustadz yang

sama dengan dirinya yang nota bene pendidikannya adalah pendidikan

umum. Tapi T sangat kagum pada ustadz tersebut keriena biarpun latar

belakang pendidikannya bukan abgama atau syariah ia bisa

menghafalkan Al-Qur'an. ltulah awal mula T tertarik dan ingin mencoba

seperti yang dilakukan ustadz yang dikaguminya. Ditarnbah lagi ustadz

88

tersebut memang memberikan motivasi kepada T untuk menghafalkan al-

Qur'an. Dari sinilah kemudian timbul semangat untuk clapat mencontoh

ustadz tersebut.

" .. . Saya be/um pernah tertarik menghafalkan Al-Qur'an, bahkan sampai saya kuliah, saya mulai tertarik menghafalkan Al-Quran ketika ku/iah di komunikasi pertanian di Solo, ketika itu saya kuliah sore di salah satu ma'had dan juga ikut program tahsin tahfidz kemudian dimotivasi oleh pada asatidz bahwa Quran itu mudah dan bisa dihafal oleh siapa saja termasuk orang-orang yang kuliah di umum pun, itu menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Bahkan ustadz yang mengajar saya pun nota benenya bukan juga berasal dari Julusan syariah ... "

Setelah banyak belajar dan berinteraksi dengan para penghafal Al-qur'an

juga mengetahui keutamaan-keutamaan penghafal Al-Our'an barulah T

sadar dan timbul keinginan dari dalam dirinya untuk m(~nghafal Al-Qur'an.

"Waktu awa/ pesertanya baru 5 orang termasuk saya, tapi karena dimotivasi terus-menerus akhirnya saya mempunyai keinginan yang kuat untuk hifzhul quran"

Page 102: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

89

yang mudah. Menurutnya permasalahan-permasalahan kerap muncul

ketika ia mulai serius untuk menghafalkan Al-Qur'an. Permasalahan yang

cukup mengganggunya adalah kehilangan figur guru yang selama ini ia

ikuti. lnilah permasalahan berat yang menimpanya. Ketika T sedang

semangat-semangatnya sang guru yang selama ini memberinya masukan

dan motivasi meninggalkannya karena dipindahtugaskan ke kola lain.

" ... yang membuat down adalah ya itu ... ketika kita baru memu/ai sedang semangat-semangatnya menghapa/, gurunya meninggalkan kita. !tu yang berat..seperti kehilangan pegangan, kehilangan figur ... tapi akhirnya justru ini yang menyadarkan saya bahwa menghafal tidak boleh tergantung. Walaupun awalnya karena figur..tapi sebenarnya bisa, akhirnya tefop saja saya be!jalan"

T menceritakan perjalanan dan proses menghafalnya yang cukup

panjang, berpindah-pindah tempat. Prosesnya diawali ketika T duduk di

semester 6 pada tahun 2000. Proses pertama ini dilewatinya dengan

cukup berat karena disambil kuliah yang padat, makanya ketika itu ia

hanya berhasil menghafal sebanyak 1 juz saja.

"Saya mulai be/ajar Al-Qur'an ketika saya ku/ial1 semester 6 tahun 2000, tapi mulai mencintai Al-Qur'an dan menghafalkannya ketika semester 8, tapi itu pun tidak optimal karena harus mengejar skripsi dan lain-lain, waktu itu saya hanya bisa menghafal juz 30 saja ... akhirnya setelah /u/us kuliah saya memutuskan pindah ke Jogja ... ke pesantren yang ada tahfidz qur'annya ... "

Setelah lulus kuliah T memutuskan untuk lebih konsentrasi lagi dalam

menghafal Al-Qur'an. la kemudian pindah ke pesantren Al-Qur'an di Jogja

selama 2 tahun. Ada beberapa kendala yang saat itu muncul, yang

Page 103: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

90

menginginkan T segera menikah dan membina rumah tangga. Tapi niat T

sudah bulat, ia mengaku bukan tipe orang yang bisa menghapalkan Al-

Qur'an setelah menikah. la merasa menikah akan membuatnya

tergantung kepada suami dan harus menurut kepada suami, sehingga ia

memutuskan tidak akan menikah sebelum selesai mengkhatamkan

hapalannya.

"di Jogja saya 2 tahun dari tahun 2002 - 2004 selama 2 tahun di pesantren, tapi muncul kendala lagi disana, yang menurut saya paling berat ketika itu adalah tuntutan untuk segera menikah, memang setiap orang berbeda tipe, ada mungkin orang yang bisa menikah sambil menghapal, cuma kalau saya ticlak sanggup kalau be/um hapal Al-Qur'an sudah menikah, karena saya tidak mau bergantung ke suami, pengalaman saya bergantung ke guru saja saya ngga bisa. Karena saya yakin nanti punya kesibukan masing­masing apalagi sebagai istri yang merupakan amanah yang besar ... "

Ternyata belajar dan menghafal di Jogja menurutnya kurang kondusif,

karena ia tidak bisa fokus hanya menghapal saja, tapi banyak aktivitas

lainnya yang menjadi tanggung jawabnya ketika itu, untuk melepas

tanggung jawabnya juga menurutnya sulit karena memang banyak orang

yang kenal dan tau akan kredibilitas pribadinya, ia pun merasa tidak enak

jika menolak. Maka T pun memutuskan pindah tempat lagi ke tempat yang

jauh dan tidak ada kenalannya sehingga ia bisa fokus menghafal tanpa

gangguan.

" .. . Sepertinya ketika di Jogja ban yak trouble lagi, saya cukup dikenal di daerah saya di Solo, jarak solo dan Jogja pun dekat bisa

Page 104: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

91

waktu saya. Ya .. mengajar, dakwah kesana kemari. Ketika saya mulai membatasi aktivitas, banyak kawan yang protes .. saya jadi ngga enak nolaknya ... maka akhimya saya memutuskan untuk pindah tempat lagi yang jauh sehingga tidak ada yang kenal saya, sehingga saya bisa menghafal dengan Jebih cepat ... "

Karena kesibukannya yang padat, maka selama 2 tahun di Jogja T hanya

mampu menambah hapalannya menjadi sebanyak 8 juz. T berpilcir jika ia

tetap seperti kondisinya di jogja mungkin hapalannya terancam tidak

selesai, maka dengan berani T mencari-cari informasi tempat menghapal

Al-Qur'an yang bagus dan kondusif. Yang terpenting adalah jauh dari

lingkungannya selama ini. Maka T mendapat informasi di Jakarta ada

lembaga tahfidz yang cocok dengan kriterianya, maka ia pun segera

pindah untuk mewujudkan mimpinya.

"Karena aktivitas saya padat selama 2 tahun saya hanya dapat menambah hapa/an sebanyak 8 juz ... saya berpikir kalo saya begini terus maka saya tidak akan selesai .. maka saya memutuskan untuk pindah. Saya cari-cari informasi, maka pada tahun 2005 awal saya ke Jakarta ... "

Setelah perjalanan yang cukup panjang dan berganti-ganti tempat

akhirnya T menemukan tempat yang cocok dan kondusif yang selama ini

dicarinya. T sangat bersyukur pada Allah karena telah menunjukan jalan

terbaik untuknya.

"Alhamduli/ah memang benar ... apa yang mungkin saya rencanakan, Allah memberikan jalan terbaik . Biarpun awal petja/anannya susah, apabi/a niat tidak bergeser dan kita berusaha keras akhimya ya .. di Jakarta itu tepat .... "

Memulai kembali dari awal dilakukan oleh T demi cita-Gita yang sudah

Page 105: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

92

sebanyak Y,

Juz perharinya. Kemudian setelah itu mulai hapalan baru dan

menyetorkan ha pa Ian sebanyak Y. juz perharinya.

"Saya setor hapa/an ulang dari awal lagi .. 8 juz pertama yang saya setorkan biasanya sehari saya setor Y,juz, tapi ketika hapalan baru dari juz 9 saya setor ?4 juz perharinya"

T tidak menyia-nyiakan kesempatan baik yang dimilikinya, karena itu T

mengerahkan seluruh kemampuan dan usahanya untuk cepat

menyelesaikan hapalannya. T sengaja tidak melakukan aktivitas apapun

kecuali menghapalkan Al-Qur'an. Ketika diseriusi T mengaku dapat

menghatamkan hapalan Al-Qur'annya hanya dalam waktu 7 bulan saja.

"Saya bisa menyelesaikan hapalan dalam waktu 7 bu/an ketika itu ... ya, Karena memang aktivitasnya ketika itu tidak ada apa-apa selain menghapal. Waktu 24 jam ya .. dipotong makan, tidur, shalat ya ... sisanya untuk menghapal"

Guru atau pembimbing merupakan suatu hal yang penting menurut T

dalam proses menghapalkan Al-Qur'an. Pada awalnya ia tergantung pada

seorang guru, tapi lambat laun belajar dari pengalamannya yang sering

ditinggalkan guru membuatnya terbiasa dan hal seperti ini tidak menjadi

halangan baginya untuk menghapalkan Al-Qur'an.

"Saya sering berganti-ganti guru, dan karena sudah terbiasa, maka menurut saya masalah seperti ditinggal guru adalah sudah biasa bagi saya .... "

Ketika diminta menjelaskan metode yang dipakai t dalam menghapal, T

memaparkan bahwa ia memakai 1 metode saja. T menghapal dengan

Page 106: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

" ... Ka/au saya memakai 1 metode aja, ya ... dengan sering dan membacanya berulang-ulang, 1 halaman biasanya untuk saya targetkan 1 jam, tapi tergantung ayat-ayatnya juga, kalau yang mudah setengahjamjuga sudah hapal .... "

Setelah selesai menghapal Al-Qur'an T kembali sibuk dengan urusan-

urusan yang selama menghapal ditinggalkannya. Kegiatan-kegiatannya

yang banyak itu cukup menyita waktunya. Oleh karena itu T tidak

mengkhususkan waktu seperti yang dilakukannya keti~:a masih

menghapaL la mengulang kapan saja ketika ia mempunyai waktu.

"Saya mengulang kapan saja ... sekarang ini sudah tidak bisa mengkhususkan waktu karena sudah sibuk sekali. Setiap ada kesempatan, misalnya ketika di perjaf:oman, saya selalu menyempatkan untuk mengulang-ulang hapalan .... "

T merasakan juga kesulitan-kesulitan yang dialami penghapal Qur'an

93

sebagaimana umumnya, hanya saja godaan dan cobaan terbesar baginya

adalah tawaran dan tuntutan keluarga untuk segera menikah.

" ... tapi memang ada godaan-godaannya yang terbesar, memang jika kita menetapkan sebuah keinginan dan berazzam maka Allah akan menguji di daerah titik-titik terlemahnya kita, kalau buat saya ... saya ditawari untuk segera menikah"

Bahkan ketika T mengalami siklus bulanan yang dialarni setiap wanita, ia

merasa tidak banyak menganggu aktivitas hifzhul qur'annya kecuali dua

hari pertama karena sakit yang biasanya dirasakan. Bahkan setelahnya T

merasa lebih leluasa menghapal karena waktu yang tersedia lebih

banyak.

Page 107: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

"kalo selama ini, saya selama haidh tidak pemah merubah jadwal saya, saya tetap menghapal, tetap bangun ma/am, malahan saya jadi lebih /eluasa karena tidak shalat dan juga tidak puasa, buat saya tidak berpengaruh, mungkin pengaruh seclikit di dua hari pertama karena sakit, selebihnya seperti biasa"

T memiliki cara khusus agar bisa konsisten dengan Al-·Qur'an. Biarpun T

94

memiliki latar belakang pendidikan umum tapi ia tetap menjadikan aktivitas

mengajarkan A!-Qur'an disamping kegiatan-kegiannya di bidang yang lain.

Menurutnya mengajarkan al-Qur'an adalah sebagai penyeimbang agar

dirinya bisa konsisten menjaga hapalan Al-Qur'annya.

" ... Menghapal Qur'an menurut saya pondasi dasar, apapun disiplin ilmu yang kemudian kita pelajari dan ternyata Qur'an bisa disinkron.t«m dengan ilmu apapun, cita-cita saya biarpun saya mempunyai dasar i/mu umum mengajar Al-Qur'an tetap, karena itu merupakan penyeimbang bagi saya .. ... "

Analisa kasus T

Dimensi-dimensi Adversity Quotient:

1. Contra/I (Pengendalian)

"Awai ketertarikan saya untuk menghafal Al-Qur'an bukan karena mengerti akan keutamaan-keutamaan atau mengerti tentang ilmu Al-Qur'an tapi karena melihat contoh, melihat orang, awalnya seperti itu ... "

Tidak seperti subyek penelitian ini yang sudah mempunyai latar belakang

pendidikan agama yang cukup, T sangat jauh dari nilai-nilai dan pelajaran

agama. Sehingga T pun tidak pernah terpikir sebelumnya untuk menjadi

seorang penghapal Al-Qur'an. Tiba-tiba saja keinginan itu muncul Ketika T

Page 108: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

95

dengan dirinya yang nota bene pendidikannya adalah pendidikan umum.

Tapi T sangat kagum pada ustadz tersebut karena biarpun latar belakang

pendidikannya bukan agama atau syariah ia bisa menghafalkan Al-Qur'an.

ltulah awal mula T tertarik dan ingin mencoba seperti yang dilakukan

ustadz yang dikaguminya. Ditambah lagi ustadz tersebut memang

memberikan motivasi kepada T untuk menghafalkan al-Qur'an. Dari sinilah

kemudian timbul semangat untuk dapat mencontoh ustadz tersebut.

" ... Sa ya be/um pernah tertarik menghafalkan Al-Qur'an, bahkan sampai saya kuliah, saya mulai tertarik menghafalkan Al-Qur'an ketika kuliah di komunikasi pertanian di Solo, ketika itu saya kuliah sore di sa/ah satu ma'had dan juga ikut program tahsin tahfidz kemudian dimotivasi oleh pada asatidz bahwa Qur'an itu mudah dan bisa dihafal oleh siapa saja tennasuk orang-orang yang kuliah di umum pun, itu menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Bahkan ustadz yang mengajar saya pun nota benenya bukan juga berasal dari /ulusan syariah ... "

Setelah banyak belajar dan berinteraksi dengan para penghafal Al-Qur'an

juga mengetahui keutamaan-keutamaan penghafal Al-Qur'an barulah T

sadar dan timbul keinginan dari dalam dirinya untuk menghafal Al-Qur'an.

"Waktu awal pesertanya baru 5 orang tennasuk saya, tapi karena dimotivasi terus-menerus akhirnya saya mempunyai keinginan yang kuat untuk hifzhul qur'an"

T mengakui jika perbuatannya tidak sinkron dengan Al-Qur'an yang mulia,

itu akan mempengaruhi kualitas hapalannya. Maka dari itu T selalu

berusaha menjaga perilakunya agar tidak menyimpan9 dari ajaran-ajaran

Al-Qur'an.

"Al-Qur'an itu sangat mulia, maka sebagai seorang yang diberikan

Page 109: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

96

A/-Qur'an"

Ketika penulis bertanya bagaimana perasaannya ketika menghapal, T

menjawab sangat bahagia apalagi ketika sudah berhasil mencapai tujuan

yang selama ini diimpikannya yaitu selesai menghapalkan Al-Qur'an

sebanyak 30 juz.

" .. .Bahagia ada ... sedih ada ... ya semuanya ... bahagianya ketika kita se/esai menghapalkan Al-Qur'an, berhasil menyetorkan hapa/an semuanya ... "

Prosesnya selama menghafal sangatlah ketat dengan jadwal yang

dibuatnya sendiri. la datang paling pertama ke lembaga tempatnya

menghapal dan pulang paling akhir, singkat kata tidak aktivitas yang

dilakukannya pada waktu itu selain menghapalkan Al-Qur'an.

"Saya mengintensifkan diri di mesjid agar terkondisikan lingkungannya untuk semangat menghafa/, cuma tidur saja saya di kos. Ka/au dirumah saya kurang bisa konsentrasi dan tergoda untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang lain .. .jadi biarpun waktu yang ditetapkan /embaga be/um masuk, saya sudah terlebih du/u datang ke mesjid, saya bener bener konsen de!7".

2. Ownership (Kepemilikan)

AH mulai belajar Al-Qur'an ketika ia telah beranjak dewasa. la memulai

prosesnya benar-benar dari nol. Mulai dari belajar membaca, ketika ia

masih kecil ia tidak mendapatkan pendidikan Al-Qur'an dari keluarganya,

kemudian mulai menghapalnya ketika sudah diperbolehkan oleh gurunya

untuk menghapal.

Setelah selesai proses menghapal T juga berusaha untuk konsisten untuk

Page 110: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

97

hanya ia berusaha konsisten untuk mengkhatamkan muraja'ahnya paling

lama dalam waktu 1 minggu.

"Ka/au saya tidak pernah menargetkan berapa harus mengulang perharinya .... kadang ka/au menurut saya seliap harinya mempunyai aktivitas yang berbeda, tapi saya selalu mengusahakan saya bisa khatam paling lama dalam waktu seminggu ... kalau sedang tidak ada aktivitas ya ... saya bisa mengulang hapalan sehari 10 juz"

3. Reach (Jangkauan)

Ada kendala diawal yang menghampirinya ketika ia in!Jin fokus untuk

menghapalkan Al-Qur'an di Jakarta. Kendala itu terkait dengan biaya

hidup yang harus ditanggungnya sendiri selama ia berada di Jakarta.

Padahal ketika !tu juga T sudah bertekad tidal< akan melakukan aktivitas

apapun selain menghapal termasuk kerja. Sedangkan T sudah semenjak

kuliah tidal< lagi ditopang biaya oleh orangtua karena ia ingin mandiri. Tapi

pertolongan Allah ketika itu datang dengan adanya beasiswa yang

akhirnya menjadi solusi bagi permasalannya ini.

" .... Orangtua sudah tidak lagi menanggung hiaya hidup saya, biarpun sebenamya orangtua mampu, tapi saya membiasakan diri untuk mandiri secara finansial sejak saya kuliah ... ketika di Jakarta awalnya saya bingung ... karena saya bener-bener stop aktivitas apapun termasuk bekelja dan mengajar, tapi alhamdulilah ... saya mendapat beasiswa se/ama 6 bu/an, yang kemudian menjadi motivasi bagi saya untuk menye/esaikan hapa/an secepat mungkin ... alhammdulilah Allah memberikan kemudahan"

T tidal< memperdulikan perkataan-perkataan miring yaing selama ini sering

mampir disela-sela kegiatannya menghapalkan Al-Clur'an. Karena T

merasa sudah sangat mantap.

Page 111: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

98

Qur'an sebagai tujuan hidup saya, saya yakin bahwa saya bukan berada pada ha/ yang bathil, makanya ketika orang ngomongin apa aja ... ngga nikah, abis ku/iah ketja engga, ma/ah melakukan aktivitas yang menurut kebanyaan orang aneh ... ya ... saya pada dasarnya sudah mantap, jadi tidak ada yang m1~mbuat saya mundur dan temyata Allah memudahkan segala urusan saya"

Tantangan dari lingkungan yang menurut T terberat adalah tuntutan dari

lingkungan terdekatnya yang menginginkan T segera menikah dan

membina rumah tangga. Tapi niat T sudah bulat, ia mengaku bukan tipe

orang yang bisa menghapalkan Al-Qur'an setelah menikah. la merasa

menikah akan membuatnya tergantung kepada suami dan harus menurut

kepada suami, sehingga ia memutuskan idak akan menikah sebelum

selesai mengkhatamkan hapalannya.

"di Jogja saya 2 tahun dari tahun 2002 - 2004 .selama 2 tahun di pesantren, tapi muncu/ kendala lagi disana, yang menurut saya paling berat ketika itu adalah tuntutan untuk segera menikah, memang setiap orang berbeda tipe, ada mungkin orang yang bisa menikah sambil menghapal, cuma kalau saya tidak sanggup kalau be/um hapal Qur'an sudah menikah, karena saya tidak mau bergantung ke suami, penga/aman saya bergantung ke guru saja saya ngga bisa. Karena saya yakin nanti punya kesibukan masing­masing apalagi sebagai istri yang merupakan amanah yang besar ... "

Kesulitan lain yang dialami T adalah bahwa orangtua clan keluarganya

tidak mendukung keputusannya untuk pergi ke Jakarta untuk menghapal

Al-Qur'an. Orangtua dan keluarga besarnya menginginkan agat T bekerja

sesuai dengan bidang yang ditekuninya semasa kuliah kemudian

menikah. Tapi T mengaku sudah terbiasa mandiri terrnasuk mengambil

keputusan, dan keputusannya menghapal Al-Qur'an di Jakarta sudah

Page 112: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

99

rnaslahatnya.

" .. ... Keluarga awa/nya tidak setuju, tapi saya yakin saya mengambil keputusan yang benar, maka saya tetap kukuh dengan pilhan saya. Saya tertolong karena saya sudah mandiri, sehingga orangtua tidak punya cu/up power untuk menghentikan saya, akhimya mereka pasrah saja, asa/kan saya bahagia. Tapi kesulii'an ini sayajadikan tantangan bukan ma/ah ke/emahan. Saya bertekad membuktikan kepada keluarga bahwa ja/an yang saya pilih ini benar''

T juga rnenyadari bahwa proses menghafal Al-Qur'an itu bukanlah hal

yarng rnudah. Menurutnya perrnasalahan-perrnasalahan kerap muncul

ketika ia rnulai serius untuk rnenghafalkan Al-Qur'an. Permasalahan yang

cukup menganggunya adalah kehilangan figur guru yang selama ini ia

ikuti. lnilah permasalahan berat yang menimpanya. Ketika T sedang

sernangat-semangatnya sang guru yang selama ini rnemberinya

sernangat dan motivasi meninggalkannya karena dipindahtugaskan ke

kota lain.

" ... yang membuat down adalah ya itu ... ketika kita baru memu/ai sedang semangat-semangatnya menghapa/, gurunya meninggalkan kita. !tu yang berat .. seperti ke/1ilangan pegangan, kehilangan figur ... tapi akhimya justru ini yang menyadarkan saya bahwa menghafal tidak bo/eh tergantung. Wa/;;1upun awalnya karena figur .. tapi sebenamya bisa, akhimya tetep saja saya berjalan"

Guru atau pembirnbing merupakan suatu hal yang penting rnenurut T

dalarn proses menghapalkan Al-Qur'an. Pada awalnya ia tergantung pada

seorang guru, tapi lambat laun belajar dari pengalarnannya yang sering

ditinggalkan guru membuatnya terbiasa dan hal seperti ini tidak rnenjadi

halangan baginya untuk menghapalkan Al-Qur'an.

Page 113: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

100

bagi saya .... "

4. Endurance (Daya Tahan)

Yang pertama kali harus terpatri dalam setiap penghapal Al-Qur'an adalah

semangat dan keinginan yang kuat untuk menghapal, karena menghapal

Al-Qur'an bukanlah perkara yang mudah, sehingga jika semangat dan

keinginan sudah lemah, maka akan sulit untuk bisa bertahan dalam

segala macam tantangan dan rintangan yang harus dilhadapi oleh setiap

calon hafizh.

T mengaku dirinya cukup konsisten dengan cita-citanya untuk

menghapalkan Al-Qur'an. T merasa tidak pernah memiliki keinginan untuk

mundur dan menyerah dalam hifzhul qur'an.

" ..... Sa ya tidak pernah tuh bener-bener berf1enti dalam menghapal A/-Qur'an dan tidak ada keinginan untuk kesana, karena Al-Qur'an sudah menjadi tujuan hidup saya"

Memang kadang rasa jenuh kerap hadir dalam prosesnya menghapalkan

Al-Qur'an, tapi hal tersebut tidak pernah berlangsung lama. Karena Al-

Qur'an sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupannya sehari-hari.

"Kalo bosan ngga, kalau jenuh mungkin iya, karena sudah terbiasa sibuk dengan A/-Qur'an di pesantren, memang pada awalnya harus memaksakan diri, tapi lama ke/amaan sudah m(mjadi kebiasaan, tiada hari tanpa A/-Qur'an deh .... "

Page 114: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

4.2.4 Kasus D

Wawancara dengan D berlangsung pada hari Minggu tanggal 16 Maret

2008 di rumah D di Mampang, Jakarta Selatan. Rumah D sangat besar

dan hal ini mengesankan D adalah orang yang berl<ecukupan.

IOI

Penulis pada awalnya sulit membuat janji dengan D karena kesibukannya

menjadi Co. Ass dokter di Rumah Saki! Margono Purwokerto Jawa

Tengah. Wawancara dilakukan disela-sela libur ketika D pulang ke Jakarta

selama beberapa hari. Kesempatan ini tidak disia-siakan penulis untuk

dapat mewawancarai subyek.

D seorang laki-laki berusia 23 tahun yang telah menyelesaikan S1 nya di

salah satu perguruan tinggi di Jakarta mengambil fakultas kedokteran

umum. Hal ini pula yang membuat penulis tertarik untuk meneliti D lebih

lanjut. Ditengah kesibukannya sebagai calon dokter, D masih bisa menjadi

hafizh Al-Qur'an.

Lingkungan sekitar mengagumi pribadi D yang cerclas, supel, sholih dan

bijaksana. Di umurnya yang masih terbilang muda, D sudah menjadi imam

tetap masjid dekat rumahnya yang nota benenya memang "markas" para

penghapal Al-Qur'an. Pribadinya sering disebut-sebut bahkan dijadikan

model bagi remaja-remaja sekitar. Profil D dikatakan nyaris sempurna.

Dengan porsi yang seimbang mulai dari kecerclasan spiritualnya yang

Page 115: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

102

diwakilkan oleh gelar hafizh yang disandangnya, kecerdasan intelektual

yang diwakili oleh gelar dokter yang sebentar lagi akan didapatkannya. D

juga dikenal sangat baik sosialisasinya dengan sekitar, inilah yang

akhirnya membuat D menjadi kebanggaan keluarganya.

Penulis melihat D sebagai pribadi yang menyenangkan, berwawasan luas,

kooperatif dan terbuka dalam menjawab pertanyaan-piertanyaan yang

diajukan.

D dilahirkan dari orangtua yang asli Jakarta, keluarganya terbilang

keluarga besar dengan 12 orang bersaudara. yang sebagian besarnya

memang konsen dengan pendidikan agama. Bahkan beberapa diantara

saudara-saudaranya juga menghapalkan Al-Qur'an. Hanya saja memang

yang selesai menghapalkan sampai 30 juz baru D seorang dalam

keluarganya.

Wawancara dengan D dimulai dengan mempertanyakan makna Al-Qur'an.

Al-Qur'an dalam pandangan D adalah pedoman dan p1enuntun atas segala

kehidupan manusia.

''Al-Qur'an itu tuntunan dan pedoman bagi kita umat muslim, ibaratnya kita mau melakukan segala sesuatu harus ada petunjuknya ya ... Al-Qur'an itu semacam "handbook"nya /ah"

Hifzhul Qur'an itu sendiri menurut D adalah proses yang dilakukan

Page 116: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

103

hati, kemudian dipahami artinya ditadabburi dan diamalkan.

" .... Hifzhul Qur'an kalau menurut saya adalah sebuah usaha dan proses seseorang untuk memindahkan ayat-ayat Al-Qur'an ke dalam hati setelah itu dimengarti dan ditadabburi kemudian diamalkan".

D mulai menghapal Al-Qur'an dimulai dari masa kecil, berbeda dengan

subyek yang lain dimana baru menghapal ketika usia dewasa. D tergerak

untuk menghapal Al-Qur'an pertama kali memang kamna dorongan

lingkungan dan keluarganya. Ketika D masih duduk di sekolah dasar

sudah mulai menghapal, hanya saja belum serius karema hanya

memenuhi tuntutan dari orangtuanya.

" ... saya iriget ketika masih kecil saya di masukkan oleh ibu saya ke lembaga Al-Qur'an yang baru dibuka di masjid dekat rumah saya. Saya ikut aja kata orangtua, hanya waktu itu be/um serius. Saya inget banget waktu itu jadwal setor hapalan dari jam 16. 00 - 18. 00 sore, kalau hari selasa saya sering bolos kan"na ada film kesenangan saya waktu itu satria baja hitam (sambil tertawa) ... "

Memang pada awal motivasi menghapal D hanya untuk memenuhi

perintah orangtua, tapi beriringan dengan kedewasaan maka D mulai bisa

mengerti keutamaan-keutamaan hifzhul qur'an dan timbullah keinginan

kuat dari dalam diri sendiri untuk menjadi hafizh.

" ... ya, seiring dengan kedewasaanjuga ilmu yang saya dapatkan, maka saya bergeser yang tadinya menghapal karena orangtua manjadi keinginan pribadi untuk menjadi hamba terbaik dengan menghapalkan Al-Qur'an ... "

D mulai serius menghapalkan Al-Qur'an ketika ia duduk di bangku kelas 3

SMP dan selesai selama 3 tahun yaitu ketika kelas 2 SMA. D mengaku

Page 117: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

'' C_!

ketika itu masih sangat ideal untuk melakukan proses menghapal

" ... Sebenemya saya mulai menghapal ketika masih SD, Cum a waktu itu kan be/um serius, serius-seriusnya ketika ke/as 3 SMP dan selesai pas saya ke/as 2 SMA. .. "

104

"Saya bersama teman ber/omba-lomba untuk menye/esaikan hapalan duluan, memang sih teman-teman ketika memulai hapalan ketika itu cukup banyak sekitar 20 orang, tapi yang konsisten sampai selesai dan berhasil hanya 2 orang termasuk saya, mungkin yang lain tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai prioritas, sehingga kalah dengan aktivitas-aktivitas lainnya yang banyak bermunculan"

Ketika ditanyakan pengalaman menarik, D menceritakan pengalamannya

selama mengikuti lomba musabaqoh dan pertemuan para penghafal Al-

Qur'an dari seluruh dunia yang dilaksanakan di Arab Saudi. Saat-saat

itulah yang menurutnya paling menarik.

" ... saya menang lomba tingkat nasional sehingga dikirim ke Makkah, Arab Saudi dimana saya menemui para penghapa/ Al­Qur'an yang sangat luar biasa. Sa ya ketika itu diberikan kesempatan untuk membaca Al-Qur'an di depan se/uruh peserla dari berbagai penjuru dunia. Banyak yang terkesan pada usaha saya menghapal walaupun bidang ilmu yang saya tekuni bukanlah ilmu syariah seperti yang banyak ditekuni para penghapa/ lainnya ... wah .. saat-saat itu ta terlupakan deh..ada rasa bangga juga dalam diri saya ketika itu ... "

D mengaku dalam prosesnya menghapalkan Al-Qur'an tidak terlalu

banyak kendala yang dihadapinya, karena pada dasarnya keluarganya

mendukung penuh aktivitasnya. Hanya pada awal-awal menghapal D

belum serius dan cenderung malas.

"Keluarga sangat mendukung aktivitas saya, malahan memang keluarga yang pertama kali mendorong saya untuk menghapa/ Al-

Page 118: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

105

saya sendiri waktu itu .... "

Ketika mulai beranjak remaja, kesadaran perlahan-lahan timbul dengan

sendirinya, sehingga D mulai serius dan konsisten untuk menghapal,

ketika itu ia konsisten menghapal paling sedikit 1 hari :2 halaman

disetorkan.

" .... Ketika mulai timbul kesadaran saya bertekad dan mulai memperbaiki komitmen saya untuk menghapalkan AJ-Qur'an sampai selesai, saya ketika itu setiap hari setoran, sehari biasanya saya setor sebanyak 2 halaman"

D mengaku sangat bersyukur karena Allah banyak memberikan

kepadanya kemudahan dalam proses menghapalkan J\1-Qur'an, D merasa

waktu yang ia gunakan untuk menghapal sangat pas yaitu dimana D

belum memasuki fase-fase sibuk dalam kehidupannya sehingga ia leluasa

untuk menghapal.

"Subhanallah saya banyak diberikan kemudahan, dari keluarga yang mendukung ... waktu yang saya gunakan untuk menghapal pun berada pada fase yang tepat ... waktu itu saya be/um punya kesibukan yang berarti, pokoknya pas deh"

Ketika ditanyakan kendala D menyebutkan bahwa tidak ada kendala yang

berarti, hanya teman-teman yang kurang bersemangat yang kadang

membuatnya juga terkadang jadi ikut tidak bersemangat.

" ... Ya .. kendalanya waktu itu ada di temen, namanya hapalan masih ikut-ikutan, kalau temennya males biasanya menular''

Setelah D memperoleh gelar al-hafizh nya ia sering diminta jadi imam,

sehingga kegiatannya itu memperlancar hapalannya yang pada dasarnya

Page 119: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

106

lomba Al-Qur'an mulai dari tingkat nasional sampai internasional.

"Saya sudah menjadi imam masjid sejak saya se/esai menghapal Al-Qur'an, padahal makmum saya adalah senior-senior bahkan orangtua saya sendiri. Bahkan ada kebiasaan di masjid dekat rumah ketika bu/an ramadhan shalat tarawihnya 1 juz semalam, sehingga khatam dalam 30 hari, saya imamnya, sehingga hapalan saya semakin terasah dan melekat"

Biarpun latar belakang pendidikan yang didalami D bukan ilmu-ilmu

syariah tapi kedokteran tidak mengurangi semangat dan kemampuannya

sebagai seorang hafizh Al-Qur'an. Menurut D pilihannya untuk menjadi

dokter adalah pilihan tepat untuk menggabungkan ayaft kauniyah dan ayat

qau/iyah yang ada di dalam Al-Qur'an.

" ... Saya memilih ilmu kedokteran untuk melihat ayat-ayat kauniyah sebagai pembuktian ayat-ayat qauliyah yang tardapat dalam Al­Qur'an, bahkan menurut saya Al-Qur'an adalah basic ilmu yang harus dipelajari a/eh semua umat muslim, karena jka kita sudah pun ya dasar yang baik, disiplin ilmu apapun yang akan didalami setelahnya akan jadi mudah, saya sudah membuktikannya sendiri ... "

0 juga tidak mengalami kesulitan mengatur waktu antara aktivitas Al-

Qur'an dengan aktivitas lainnya. Karena disaat-saat D mulai sibuk, ia telah

lancar sehingga ia bisa mengulang-ulang hapalannya disela-sela jadwal

padat yang dilakukannya sehari-hari.

"Saya sangat terbantu dengan hapalan masa keci/ saya, sehingga saya tidak bersusah·payah untuk mengulang-ngulangnya kembali, itulah keuntungan hapa/an masa keci/. Jadi sep1~rti mengukir di alas batu, begitu kuat menghujam, beda mungkin kalau mulai menghapal baru ketika dewsa seperti mengukir di atas air, akan susah dan butuh waku banyak untuk muroja'ah kambali. Sekarang saya muroja'ah di setiap wakru dimana saya m€•nugkinkan mengulang ... seperti diperjalanan, paling waklu lrhususnya cuma

Page 120: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

107

Analisa kasus D

Dimensi-dimensi Adversity Quotient:

1. Control/ (Pengendalian)

Berbeda dengan subyek lain yang menghapal di usia yang sudah rnatang

D telah rnernulai rnenghapal di urnur yang rnasih rnuda ketika di bangku

sekolah dasar atas dukungan lingkungan dan keluarganya. Ketika rnasih

anak-anak D rnenjadikan proses rnenghapal Al-Qur'an sebagai paksaan

dari keluarganya. la belurn rnengerti akan keutamaan dan urgensi

menghapal Al-Qur'an. Waktu itu banyak diantara ternan-ternan

seperrnainannya yang juga menghapalkan Al-Qur'an. :Selain perrnintaan

orangtua D rnenjalani proses menghapal Al-Qur'an karena ikut-ikutan.

"ya ... yang namanya anak-anak gimana sih? B(~/um punya orientasi yang jelas. Disuruh sama orangtua ya.mau aja, dari pada ngga dikasih uang jajan (sambil tertawa). Terus juga banyak teman yang juga menghapal, ya ... saya ikut temen aja ... "

" ... saya inget ketika masih kecil saya di masukkan oleh ibu saya ke lembaga A/-Qur'an yang baru dibuka di masjid dekat rumah saya. Saya ikut aja kata orangtua, hanya waktu itu be/um serius. Saya inget banget waktu itu jadwal setor hapalan dar.i jam 16. 00 - 18. 00 sore, kalau hari se/asa saya sering bolos karena ada film kesenangan saya waktu itu satria baja hitam (sambil tertawa) ... "

Seiring dengan perturnbuhan kedewasaan yang dialarninya ia pun rnulai

rnemaharni urgensi dan keutarnaan rnenghapal Al-Qur'an. Ketika itu pun

berubah orientasi dari yang disuruh orangtua dan ikut-ikutan teman

menjadi niat karena Allah semata.

Page 121: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

manjadi keinginan pribadi untuk menjadi hamba terbaik dengan menghapa/kan Al-Qur'an ... "

Ketika ditanya sebagai seorang manusia pasti pernah berbuat khilaf,

108

penulis menanyakan apakah ada kaitan dengan kualitas menghapalnya.

Ketika ditanya bagaimana pengaruh kesia-siaan atau maksiat

mempengaruhi hafalan Qur'an D menjawab tidak terlalu berpengaruh,

karena ketika menghapal D masih terbilang kecil dan masih terbebas dari

kemaksiatan.

"Saya menghapal di usia yang terbi/ang muda, jadi gimana ya yang namanya anak-anak? Masih ngga banyak dosanya. Makanya ngga terlalu berpengaruh tuh sama hapa/an saya ... "

Hanya ada masalah yang dialaminya ketik;:i menghapal di usia muda. D

tidak mengerti dan tidak memahami apa yang dihapalnya.

"Ketika itu saya menghapal ya menghapal aja ... ngga tau maknanya ... ngga tau artinya ... makanya saya tidak merasakan kenikmatan A/-Qur'an, ya .. kan masih anak-anak. Tapi ketika saya mulai tambah kedewasaan saya banyak be/ajar m19ngejar l<etertinggalan saya untuk memahami dan mengerti Al-Qur'an, dan saya sekarang bener-bener bisa merasakan keindahan dan keagungan Al-Qur'an".

Keuntungan menurut D menghapal diusia muda adalah belum banyaknya aktivitas yang ditekuni.

" ... Sa ya juga ngga kesulitan mengatur waktu ketika menghapal di waktu keci/, namanya anak kecil kan masih banyak main-mainnya. Saya diminta guru untuk setor sehari paling sedikit 1 halaman ... memori anak-anak kan masih bagus, jadi saya juga tidak kesulitan. .. "

2. Ownership (Kepemilikan)

D mulai menghapal Al-Qur'an ketika ia masih kecil, Maka dari itu pada

Page 122: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

109

" ... ya karena keluarga saya /afar belakangnya memang kebanyakan agama maka untuk membaca Al-Qur'an mah ngga ada masa/ah.."

Dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang serupa sehin9ga menyulitkan

untuk dihafal karena sering tertukar, hal ini tidak dialami oleh D.

"Karena saya menghapal waktu masih kecil, makanya mengalir aja kaya air, termasuk tasyabuhul ayat saya ngga ada kesulitan, ya ... sudah kayak melukis di atas batu, apapun melekat kuat deh"

Memang D juga menyadari kesulitan dan kendala yan~J dialami oleh

penghapal pada umumnya adalah senang menghapal Al-Qur'an tapi tidak

gemar mengulang-ulangnya. ltu juga pernah menjadi masalah yang juga

dialami oleh D, tapi kemudian karena kondisi hapalan D yang sudah baik,

sehingga ketika ia dewasa hapalannya masih melekat dan tidak sulit untuk

diulang kembali.

"Saya sangat terbantu dengan hapa/an masa ke1ci/ saya, sehingga saya tidak bersusah-payah untuk mengulang-ngulangnya kembali, itulah keuntungan hapalan masa kecil. Jadi seperti mengukir di atas batu, begitu kuat menghujam, beda mungkin kalau mulai menghapa/ baru ketika dewasa seperti mengukir di atas air, akan susah dan butuh waku banyak untuk muroja'ah kambali. Sekarang saya muroja'ah di setiap wakru dimana saya memungkinkan mengulang ... seperti dipe!jalanan, paling wakti khususnya cuma sehabis subuh aja ... "

3. Reach (Jangkauan)

Menurut D Ketika seseorang telah memilih Al-Qur'an sebagai jalan

hidupnya, maka konsekuensinya memang berat, karena Al-Qur'an

merupakan amanah yang harus dijaga dengan baik dengan

Page 123: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

110

yang dilakukan sebagai sambilan saja. lnipun dipahaminya dengan baik.

Banyak aktivitas diluar menghafal Al-Qur'an tidak pernah ada yang

membuatnya berhenti. Sekarang ini aktivitas D sangat padat. Sebagai

seorang dokter ia sangat konsentrasi belajar dan menangani pasien-

pasiennya.

" Saya bersyukur di kondisi sekarang yang sedang sibuk-sibuknya saya sudah bisa memegang Al-Quran dengan 1~rat, itulah salah satu keuntungan menghapal di usia yang masih muda"

Kesulitan yang kemudian muncul adalah lingkungan teman-teman D yang

tidak lagi konsisten dengan Al-Qur'an, sedikit demi sedikit rekannya

berkurang hingga akhir hanya tersisa 2 orang termasuk D.

"Saya bingung kenapa ya pada berhenti menghapal? Tapi karena saya masih memiliki /awan seimbang yang setiap harinya kami selalu berlomba-lomba, maka saya tetap semangat, saya ngga mau kalah"

4. Endurance (Daya Tahan)

Karena D menghapal ketika masih berusia muda, maka hapalannya pun

memiliki kualitas yang baik, sehingga D tidak perlu sulit-sulit untuk

memuraja'ah hapalannya kembali. Proses lupa pun hanya sekali-sekali

dialaminya.

"Karena saya menghapal waktu masih kecil, makanya mengalir aja kaya air, sehingga ketika saya se/esai hapal 30Juz ketika itu pu/a saya sudah bisa dites, saya tidak banyak Jupanya, paling sesekali aja, alhamdulilah"

Page 124: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

111

4.3 Perbandingan Antar Kasus

Setelah dilakukan analisis terhadap setiap kasus, yang kemudian akan

dilakukan perbandingan antar kasus. Untuk dibandingkan satu dengan

lainnya guna mengetahui sejauh mana kesamaan, perbedaan dan

kontradiksi diantara kasus-kasus itu.

Dari beberapa kasus diatas, antara satu kasus dengan kasus lain

memiliki motivasi yang berbeda dalam hifzhul qur'an. AH punya niatan

dan motivasi ingin menjadi ahlul qur'an karena memang mengerti

dengan fadhi/ah dan keutamaan menghapal Al-Qur'an itu sendiri,

sedangkan DR menghapal awalnya sebagai pelarian karena tidak ada

aktivitas lain, lain lagi dengan T yang menghapal kari9na melihat figur

dan contoh yang dikaguminya. Sedangkan D menghapal karena

memang permintan dari orangtua dan ikut-ikutan ternan-teman rnasa

kecilnya. Namun semuanya setelah berjalannya waktu dan belajar lebih

dalam tentang Al-Qur'an mengalami proses beralihnira niatan dari yang

awalnya motivasi-motivasi yang bermacam-macam menjadi memahami

dan bergesernya niatan hanya untuk Allah semata. Bisa dikatakan

semua subjek penelitian dalam mengontrol dan men~Jarahkan niatan

yang semula negatif menjadi positif.

Semua subjek sepakat bahwa mereka juga adalah manusia biasa yang

Page 125: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

112

pun sering menyadari kesalahan-kesalahannya, hal tersebut menurutnya

dapat mempengaruhi kualitas hapalannya. oleh itu ketika ia mulai

menghapal ia lebih serius lagi untuk membangun benteng terhadap

kemaksiatan, AH merasa sebagai seorang penghapal A-Qur'an harus

memiliki akhlak yang lebih terjaga. Hal senada pun dikatakan oleh DR

dan T. Sedangkan dalam kasus D, ia menghapalkan Al-Qur'an ketika

masih kecil sehingga saat itu masih terlepas dari segala macam maksiat

dan dosa.

Dalam kasus AH, DR dan T mereka semua menghapal Al-Qur'an di usia

yang matang sehingga mereka benar-benar mempelajari Al-Qur'an

secara menyeluruh termasuk memahami Al-Qur'an. Hal ini yang

kemudian membuat mereka semua sangat merasakan keindahan dan

keagungan Al-Qur'an. Kenikmatan berinteraksi dengan Al-Qur'an tidak

jarang membuat mereka menangis karena bahagia. Sedangkan untuk

kasus D yang menghapal ketika kecil ia tidak paham dengan kandungan

Al-Qur'an sehingga ia tidak merasakan kenikmatan ketika menghapal

waktu itu, namun ketika beranjak dewasa sama seperti subjek yang lain,

perlahan-lahan D merasakan kenikmatan ketika berinteraksi dengan Al­

Qur'an

Semua subjek memiliki kesamaan dalam hal mengatur waktu untuk

Page 126: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

113

prioritas utama. AH sampai bertekad menunda kuliahnya untuk dapat

fokus menghapal Al-Qur'an. Begitupun dengan DR yang rela menunda

kuliahnya 2 tahun untuk menghapal Al-Qur'an, bahkan DR mempunyai

kebiasaan tidak bisa tidur sebelum menghapal Al-Qur'an. T merelakan

pekerjaannya untuk dapat menghapal sampai-sampai menolak untul<

menikah karena khawatir tidak dapat menyelesaikan hapalan. Ketiga

subjek dapat mengatur waktunya dengan baik sehinfma dapat

menghapalkan Al-Qur'an sesuai dengan target yang mereka tetapkan.

Kasus yang agak berbeda dialami D, karena ia men~1hapal ketika masih

kecil, maka ia tidak terlalu serius, tapi karena dukungan keluarga dan

guru tetap D dapat menyelesaikan hapalan.

Subjek AH, DR dan D memiliki latar belakang keluarga yang islami

sehingga sudah dapat membaca Al-Qur'an dengan baik ketika

menghapal, berbeda dengan T yang baru belajar membaca Al-Qur'an

ketika dirinya sudah di bangku kuliah.

Dalam kasus AH, DR dan T mereka berusaha keras mengandalkan

kemampuan dirinya untuk menguasai ayat-ayat yang sulit dan mirip.

Setelah usaha yang khusus dan gigih mereka pun bisa menguasainya

dengan baik. Berbeda dengan D yang memang tidak merasa kesulitan,

karena hapalan yang dilakukannya ketika masa kecil cukup kuat.

Page 127: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

114

Proses pengulangan sudah menjadi suatu yang mutlak dan harus

dilakukan oleh seluruh penghapal selama hidupnya. Memang kadang

timbul rasa malas, tapi semua subjek menyadari muraja'ah merupakan

suatu kewajiban dan kenikmatan bagi seorang penghapal, sehingga

biarpun malas ataupun timbul godaan-godaan mereka tidak pernah

meninggalkan kegiatan ini.

Dalam kasus AH selain menghapal ia sibuk kuliah ditambah lagi dengan

tanggungannya seorang istri yang membuatnya harus bekerja, tapi AH

tidak pernah berhenti menghapal karena kesibukan-kesibukannya di

bidang yang lain. la tetap konsisten dan komitmen menjalaninya. DR

pun sama ia sudah bersuami dan memiliki saru oranu anak, memang

DR mengakui adanya penurunan aktivitas yang dialaminya, tapi

penurunannya tidak pernah berlarut-larut. T dan D walaupun belum

berkeluarga jiga mempunyai kesibukan. Hanya dari semua subjek

mereka tidak pernah menjadikan kegiatan-kegiatannya diluar menghapal

Al-Qur'an menjadi alasan untuk berhenti menghapal.

Latar belakang keluarga subjek pun berbeda. Kasus AH, DR dan T pada

awalnya kelaurga mereka tidak mendukung kegiatan menghapal bahkan

cenderung menentang, hanya AH, DR dan T tetap teguh pada pendirian

mereka biarpun tidak direstui, karena mereka berpendapat bahwa yang

Page 128: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

115

memang yang mendukung adalah keluarga jadi D tidak ada permasalahan

dengan keluarganya.

Pada semua kasus terlihat bahwa seorang muwajjih (pembimbing) sangat

dibutuhkan bagi seorang penghapal. Pada kasus AH ia memang sering

ganti-ganti pembimbing dan kadang menghapal mandiri, sehingga tidak

ada seorang pembimbing pun ia masih bisa jalan. Kasus yang sama

dialami DR dan D. Sedangkan T pernah memilki masalah serius dan

merasa down karena ditinggal pembimbing, tapi kemudian ia sadar dan

terbiasa dengan hal tersebut.

Dalam semua kasus baik AH, DR, T dan D memilki kemauan yang sangat

kuat untuk dapat menjadi ah/u/ qur'an. Daya yahan mereka untuk

mempertahankan kemauan dan semangat itu menjadi energi luar biasa

yang mampu menerobos semua rintangan dan halangan yang dialami

mereka selama proses menghapal Al-Qur'an.

Semua subjek juga memilki kesamaan pada kedisiplinan dan kesabaran.

Terlihat sekali pada kasus Tia sampai berpindah-pindah dan memakan

waktu yang cukup lama untuk dapat mewujudkan mimpinya. Semua kasus

pun memperlihatkan ketahanan subjek untuk terus maju dan tidak putus

asa dalam menghapal biarpun banyak halangan yang menghampiri

Page 129: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Lupa adalah masalah utama yang sering dialami penghapal Al-Qur'an.

Semua mengalami proses ini hanya berbeda kadarnya saja. Untuk AH,

DR dan T yang menghapal di usia dewasa lupa sering mereka alami,

berbeda dengan D yang menghapal ketika memorinya masih bagus di

waktu kecil. Tapi dengan kegigihan dan daya tahan mereka yang kuat

maka lupa pun bukan menjadi permasaahan yang mernbuat meraka

berhenti menghapal.

116

Page 130: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

nensi-dimensi ersity Quotient

Controll 1.

•engendalian)

2.

I I

3.

4.

Ownership 5.

4.3.1 Analisa Perbandingan Antar Kasus

Gambaran Adversity Quotient Alumni L TQ Al-Hikmah Dalam Hifzhul Qur'an

AH

mengendalikan dan mengatur waktunya

I

ketika proses menghapal ·1

Ii I_,-...,,,.,...,..., ia moni~~iVon

DR 1.

2.

3.

Al-Qur'an sebagai 4. l""\I '->l;l,,.11 c:i.11,' ,, ...... ,,J""' ..... '"'-''' I

kuat dengan al-Qur'an. Ketika mulai menghapal seketika itu puJa ia jatuh cinta dengan .A.!-Qur'an DR sampai menunda dua tahun untuk kuliah karena ingin fokus menghapal Al-Qur'an

prioritas utama

5. Latar belakang endidikannva semasa

SUBJ EK

I

I

T

1a menyadari kemudan bertaubat

3. T sudah lama tertarik dengan Al-Qur'an sehingga ketika berkesempatan untuk belajar Al-Qur'an T langsung akrab dengan Al-Qur'an

4. T menunda pernikahannya agar bisa konsentrasi dan fokus untuk menghapal al­Qur'an

5. T belajar dari awal mulai dari belaiar membaca denqan

D

muda, maka D tidak dapat memaknai Al-Qur'an dnegan baik. Tapi seiring dengan kematangan fisik dan ilmunya ia pun dapat merasakan kenikmatan Al­Qur'an

4. D tidak mengatur waktunya sendiri, akan tetapi ia dinbantu oleh keluaroanva

5. Latar belakang endidikannva semasa

Page 131: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

.epernilikan) membuat AH lancar kecil yang membuatnya baik ketika di bangku kuliah. kecil dan keluarga yang memabaca Al-Qur'an lancar membaca Al- 6. Subjek berusaha keras membuatnya lancar

6. Subjek berusaha keras Qur'an mengandalkan dirinya untuk membaca Al-Qur'an mengandalkan dirinya 6. Subjek berusaha keras dapat menguasai ayat-ayat 6. Subyek tidak merasakan untuk dapat menguasai mengandalkan dirinya sulit termasuk kesulitan seperti kasus ayat-ayat sulit termasuk untuk dapat menguasai 7. Disiplin mengulang setiap yang lain ayat-ayat yang mirip ayat-ayat sulit termasuk hari diwaktu-waktu apapun 7. tidak ada waktu khusus

7. lntens Mengulang 7. Minimal mengulang satu yang memungkinkan. T mengulang. Di ulang ketka hapalan setiap hari pada hari satu juz. Jadi mempunyai target harus menjadi imam dan tasmi' waktu ba'da subuh dan khatam 1 kali dala .n 1 khatam dalam satu minggu setiap berada dalam bu Ian oerialanan

Reach 8. Memiliki kesibukan 8. Memiliki kesibukan 8. Memilki pekerjaan sebagai 8. kesibukannya sebagai

Jangkauan) sebagai seorang sebagai seorang istri, ibu dosen, guru dan pengajar Al- seorang dokter, mahasiswa, suami dan dan seorang guru Qur'an mahasiswa dan pengajar seorang guru. 9. Kendala keluarga yang 9. keluarga T pun tidak. Al-Qur'an

9. Pada awalnya ada juga tidak mendukung. mendukung dan 9. Keluarga mendukung kendala keluarga yang Keluarga menginginkan menginginkan T segera penuh aktivitasnya menetang sampai DR kuliah di juruan bekerja sesuai dengan menghapal Al-Qur'an mengancam untuk tidak umum bukan Al-Qur'an bidangnya juga menikah 10. sering berganti-ganti guru, memberikan uang saku 10. Pernah down karena 10. Pembimbing sebagai jadi tidak berpengaru h

10. Penting ada ditinggal guru, tapi lama motivator sekaligus referensi pembimbing, tapi tidak kelaan menjadi biasa jika ada permasalahan. Tapi pernah bergantung tidak tergantung oadanva

Endurance 11. Kemauan dan daya 11. Kemauan dan daya 11. Kemauan dan daya tahan 11. Kemauan dan daya tahan

)aya Tahan) I tahan yang kuat untuk tahan yang kuat untuk

I yang kuat untuk menghapal

' yang kuat untuk

menghapal menghapal 12. Kemauan yang kuat sampai I . _ i:nenghapal . 12. Disiplin dan kesabaran I 12. Pantang putus asa hijrah ke Jakarta untuk 1 ~. u1s1p11n waKIU

ekstra dimiliki 13. Kualitas hapalan yang memenuhi cita-citanya 13. Tidak banyak terganggu 13. Banyak mengalami bagus sehingga tidak 13. Membutuhkan proses 2 hapalannya karena lupa

proses lupa, sehingga banyak lupa tahun untuk melancarkan butuh waktu lama untuk hapalan yang banyak lupa melancarkan hapalan I I kembali '

Page 132: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

I 19

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan penjelasan tentang kesimpulan,

diskusi dan saran dari penelitian yang telah dilakukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek yang diteliti

dapat menggunakan Adversity Quotient sebagai suatu kemampuan untuk

menyelesaikan problematika-problematika ya'lg dialami dalam proses

hifzhul qur'an.

Adversity quotient dibutuhkan dalam proses hifzhul qur'an dikarenakan:

Pertama; dimensi control/ (pengendalian) dalam adversity quotient

dibutuhkan seorang penghapal Al-Qur'an untuk dapat mengendalikan

dirinya ketika ia menghadapi situasi-situasi sulit. Kedua; dimensi

ownership (kepemilikan) dalam adversity quotient dibutuhkan oleh

seorang penghapal Al-Qur'an agar dapat mengandalkan diri sendiri dalam

memperbaiki situasi problematika yang dialami. Ketiga; dimensi Reach

(jangkauan) dalam adversity quotient dibutuhkan oleh seorang penghapal

Al-Qur'an agar tidak menjadikan suatu masalah-masalah yang dialaminya

melebar sehingga bisa mempengaruhi aktivitas hifzhul qur'annya.

Keempat; dimensi endurance (daya tahan) dalam adw,rsity quotient

Page 133: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

dibutuhkan oleh penghapal Al-Qur'an agar dapat bertahan dalam

menghadapi problematika dan situasi yang paling sulit sekalipun yang

menghadang meraka.

5.2 Diskusi

120

Hasil penelitian di atas menunjukkan dinamika adversity quotient subjek

penelitian dalam proses hifzhul qur'an. Jika dilihat dari dimensi-dimensinya

bisa disimpulkan bahwa subjek yang diteliti dalam proses menghapalnya,

menggunakan AQ sebagai sebuah kemampuan untuk menyelesaikan

problematika-problematika yang dialami dalam proses hifzhul qur'an.

Subjek adalah orang-orang yang kuat bertahan dalarn berbagai situasi

dan kondisi sehingga dapat mencapai puncak impian mereka yaitu

menjadi seorang hafizh Al-Qur'an.

Pada dasarnya banyak orang yang menginginkan dan bercita-cita menjadi

hafizh, tapi jika tidak menyertakan adversity quotient clengan cerdas maka

akan cenderung berhenti dan cepat menyerah sebelum mencapai tujuan

sehingga gagal melakukan pendakian ke puncak impian. Sebagai

contohnya subjek DR yang memilki teman satu angkatan sebanyak 30

orang di L TQ Al-hikmah, tapi yang berhasil sampai selesai hanya tiga

orang, itu berarti hanya 10 % yang sukses.

Filosofi awal dari Stoltz (2000) mengatakan manusia clilahirkan dengan

Page 134: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

12!

satu dorongan inti yang rnanusiawi untuk terus rnendaki. ltulah kenapa

Stoltz rnengatakan bahwa orang dengan IQ dan EQ yang cukup belurn

cukup untuk dapat sukses. Butuh satu instrurnen lagi yang dapat

rnengukur respon seseorang dalarn rnenghadapi kesulitan. Karena hidup

rnerupakan rangkaian cobaan-cobaan dan kesulitan, barang siapa dapat

rnelewati kesulitan itu dengan cerdas rnaka ialah orang yang sukses.

Ada tiga tipe rnanusia dalarn pendakian gunung kehiclupan. Pertarna, tipe

quitter dim an a tipe yang rnenolak tantangan untuk rnendaki. Tipe ini selalu

rnenghindar dan rnelarikan diri dan terlihat kalah sebelurn berperang.

Untuk penghapal Al-Qur'an tidak ada tipe quitter. Karena jika tipe quitter

tidak akan rnau susah-susah rnenghapalkan Al-Qur'an yang begitu

sulitnya. Tipe ini jika rnendapat tantangan untuk rnen~1hapal Al-Qur'an

akan langsung rnenolak dan rnenyerah sebelurn rnemulainya. Tipe kedua

adalah camper. Tipe yang ini menghentikan pendakian karena cepat

rnerasa puas terhadap apa yang sudah di capainya. ada kemungkinan

penghapal Al-Qur'an yang tipe camper, tapi tipe ini tidak akan pernah

menyelesaikan hapalannya karena sudah cukup puas dengan hapalannya

beberapa juz saja. Tipe ketiga adalah tipe climber yang terus menerus

rnendaki tanpa rnenghiraukan latar belakang rnaupun problernatika yang

di hadapi. Tipe inilah yang akan rneraih puncak sukses untuk menjadi

seorang hafizh sejati.

Page 135: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

122

Penghapal Al-Qur'an yang tidak menyertakan AQ yang dalam proses

perjalanan menghapalnya akan mudah menyerah, ditundukkan,

mengalami depresi, tidak bisa memal<simalkan potensi yang dimiliki,

merasa tidak berdaya, terbenam masalah, menghindari tantangan dan

situasi. Sebaliknya penghapal Al-Qur'an yang menggunakan AQ dengan

cerdas dapat mendaki puncak keinginannya dikarenakan cepat pulih

kembali setelah mengalami kesulitan, bersikap optimis, mengambil resiko

yang perlu dengan berani, dapat berkembang baik jika ada perubahan,

berani menghadapi tantangan yang sulit dan kompleks, gigih, inovatif dan

dapat memecahkan masalah dengan gesit.

Seorang penghapal Al-Qur'an harus memiliki semua dimensi-dimensi AQ

sehingga dalam menyelesaikan problematika-problernatika dalam

menghapal Al-Qur'an. Dimensi control/ dalam AQ jika dimiliki akan

mengarahkan penghapal Al-Qur'an untuk dapat mengendalikan clirinya

clalam menghaclapi situasi-situasi sulit terutama dalarn mengendalikan

problemayika seperti pengendalian niatan-niatan clan motivasi yang

awalnya tidak ideal menjadi ideal. Kemudian dengan dimensi ini

penghapal Al-Qur'an akan terdorong untuk dapat mengendalikan dirinya

sehingga perilaku clan perbuatannya tidak menyimpang dari Al-Qur'an.

Subjek pun dapat mengendalikan diri untuk mengatur waktu mereka

sendiri ketika dalam proses menghapal Al-Qur'an.

Page 136: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

123

Selanjutnya dimensi ownership. Dimensi ini apabila dimiliki akan menjadi

solusi dari permasalahan-permasalahan seperti ketergantungan dengan

orang lain, latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, menunggu dan

tergantung dengan lembaga atau guru dan lain sebagainya dikarenakan

mereka terdorong untuk mengandalkan diri mereka SE,ndiri dalam

menyelesaikan permasalahan. Dalam penelitian, tidak semua subyek

memiliki latar belakang agama, tapi tidak berarti mereka hanya berpangku

tangan, mereka berusaha keras mengandalkan diri sendiri untuk belajar

membaca Al-Qur'an dengan baik, menghapal ayat per ayatnya,

mengingat-ingat ayat-ayat sulit dengan kemampuan mereka sendiri.

Dimensi reach dapat digunakan sebagai alat oleh penghapal sebagai rem

dari permasalahan-permasalahan yang dialami. Maksudnya adalah jika

penghapal mengalami suatu problem, tidak akhirnya hal tersebut melebar

sehingga mempengaruhi konsentrasi, motivasi dan minatnya dalam

menghapal. Dari tiga analisa kasus yang menceritakan konflik dengan

orangtua yang menentang kegiatan subjek untuk menghapal tidak banyak

berpengaruh kepada semangat dan kegigihan meraka dalam menghapal.

Atau pun dengan kesibukan-kesibukan yang menyita waktu semua subjek

juga tidak membuat mereka goyah. Walaupun lingkungan kurang

mendukung, tidak ada ataupun ganti-ganti guru tidak membuat mereka

berhenti. Subjek menganggap permasalahan-permasalahan yang timbul

sebagai tantangan, mareka menyikapi dengan sewajarnya saja sehingga

Page 137: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

124

tidak mempengaruhi aktivitas hifzhul qur'an yang mereka tekuni.

Terakhir dimensi endurance yang mana dapat menentukan kegigihan dan

tahan. Jika penghapal Al-Qur'an mempunyai dimensi ini dalam dirinya

maka tidak akan ada yang dapat membuatnya berhenti dari menghapal

Al-Qur'an. Dalam penelitian, ternyata ditengah-tengah problematika yang

sering melanda subyek, tidak ada seorangpun dari mereka yang

memutuskan untuk berhenti menghapal. Mereka memiliki semangat yang

kuat, pantang putus asa, disiplin dan kesabaran yang tinggi.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi, maka untuk

perkembangan penelitian lebih lanjut atau bagi pihak-pihak terkait, penulis

menganjurkan saran-saran sebagai berikut:

Saran Secara Teoritis

1. Jika ingin melakukan penelitian mengenai adversity quotient

hendaknya mencari literatur-literatur atau penelitian-penelitian dari

buku-buku dan jurnal terbaru. Karena teori-teori dari adversity

Quotient ini belum banyak sehingga acla keterbatasan dalam

memaparkan teori.

2. Untuk penelitian mengenai hal yang sama ada lt>aiknya jika

menggunakan metode stucli komparatif dengan membandingkan

adversity quotient antara orang yang berhasil rnenghapal Al-Qur'an

Page 138: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

sebanyak 30 juz dengan yang ridak berhasil menghafalkannya.

Dengan begitu dapat dilihat secara jelas dan lebih meyakinkan

bahwa memang dibutuhkan adversity quotient dalam menghapal

Al-Qur'an

125

3. Ada baiknya pula untuk penelitian selanjutnya menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan ala! !es ARP

(Adversity Response Profile) yang nantinya menjadi data tambahan

untuk mengukur tingkat adversity quotient pen~1hafal Al-Qur'an.

Saran Secara Praktis

1. Kepada para hafizh: adversity quotient ternyata menjadi suatu hal

yang penting dalam keberhasilan menghafal, rnaka dari itu untuk

para hafizh hendaknya mencari tau untuk kemudian meningkatkan

AQ sebagai suatu ilmu secara praktis.

2. Kepada lembaga tahfidz qur'an: agar lebih memahami santi dari

perspektif kejiwaannya dan kemudian lebih memperhatikan

kualitas, kurikulum dan tenaga pengajar agar dapat membantu dan

memfasilitasi masyarakat yang ingin menjadi hafizh.

3. Kepada para santri Al-Qur'an: bagi seseorang yang dalam proses

menjadi hafizh qur'an hendaknya dapat berusalla keras dan

memanfaatkan Adversity Quotient sebagai suatu kemampuan untuk

menyelesaikan problematika-problematika yan9 pasti diafami dafam

proses hifzhuf qur'an.

Page 139: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Daftar Pustaka

Abdul Rauf, Abdul Aziz. (2000). Kial Sukses Menjadi Hafidz Qur'an

Dai'yah, Bandung: Asy Syamil Press & Grafika.

________ (2004). Membangun Kepribadian Qur'ani, Jakarta:

Global Media Cipta Publishing.

________ ( 2006). Pedoman Dauroh Al-Qur'an. Jakarta: Alfin

Press.

Agustian, Ary Ginanjar. (2001 ). Emotional Spiritual Quotient, Jakarta:

Penerbit Arga.

Basyarahil, Abdul Aziz Salim. Hikmah Oalam Humor Kisah Dan Pepatah.

Jakarta: Gema lnsani Press.

Djumhana, Hana. (1995). lntegrasi Psikologi dengan I.slam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar & Yayasan lnsan Kamil.

Hamidi. (2004). Metode Penefitian Kualitatif: Aplika.si Pembuatan Proposal

dan Laporan Penelitian, Malang: UMM Press.

Hishshah Binti Rasyid. (2007). Dahsyatnya Terapi Al-Qur'an. Jakarta:

Nakhlah Pustaka.

Jalaluddin, Rakhmat (2000). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

lrwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia: Pustaka Utama.

Kerlinger, Frend. (2000). Asas-asas Penefitian Behavioral. Jogjakarta:

Page 140: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Gadjah Mada University Press.

Lincoln, Yvonna S. & Egon G. Guba (1985). Naturalistic Inquiry. California:

Sage Publication Inc.

Mujib, Abdul & Jusuf Muzakir . (2002) Nuansa-nuansa Psikologi Islam.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexy. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Najati, Muhammad Utsman. (2002). Al Qur'an dan Psikologi. Jakarta: Aras

Pustaka.

________ (2000). Al-Qur'an dan I/mu Jiwa. Bandung:

Pt:~erbit Pustaka.

Nuwabuddin, Abd. Ar-Rabb. (1996). Kaifa Tahfazul Qur'anul Karim (terj).

Jakarta: Firdaus.

Poerwandari, K. (2001 ). Pendekatan Kualitatif Untuk Pene/itian Perilaku

Manusia.Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitaslndonesia.

Qory, M. Taqiyul Islam. (2004). Cara Mudah Mengl1af.3I Al Qur'an, Jakarta:

Gema lnsani Press.

Shihab, Muhammad Quraish. (1993). Membumikan Al-Qur'an. Bandung:

Mizan.

Solso, Robert L. (1991). Cognitive psychology. United states of America:

Allyn and Bacon.

Page 141: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Sperling, G. (1960). The information available in brief visual presentations.

Psychological Monographs: General and Applied.

Stoltz, Paul G. (2000). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi

Peluang, Jakarta: Grasindo.

Sugianto, llham Agus. (2004). Kiat Praktis Menghal'al Al Qur'an, Bandung:

Mujahid Press.

Sulaeman, Dina. (2007). Mukjizat Abad 20, Wonderful Profile Husein

Tabataba'i, Ooktor Cilik Hafal dan Paham Al Quran. Jakarta:

Pustaka Iman.

Tasmara, Toto.( 2002). Membudayakan Etas Kerja lslami. Jakarta: Gema

lnsani Pres

Jurnal

Devi, Meity Farida Sita (1982). Suatu Pene/itian mengenai Proaktive dan

retroactive, terhadap ingatan jangka pendek. Sebuah Penelitian

Psikologi, 12 -22.

Kro. (1995). Theories of Human Leaming. Kro's Report.

Website

http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an

http://peaklearning.com

http://psyshslassic.yorku.ca

Page 142: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Blue Print Pedoman Wawancara

Hifzhul Qur'an

Kegiatan menghafal Al-Qur'an • Dapat mengingat Al­

Qur'an dan membacanya walau tan pa mushaf sebanyak 30juz

• Menghayati bentuk­bentuk visual sehingga bisa diingat kembali meski tanpa mushaf

• Membaca secara rutin ayat-ayat yang telah dihafal

Adversity Quotient dan Problematika Hifzhul Qur'an

1. Control/ (pengendalian) ~~~~~~~~---J

• Nial yang tidak ikhlas --> Niat yang ikhlas • fiati yang kotor dan terlalu banyak

bermaksiat _, Hali yang bersih dan banyak berbuat kebaikan

• Tidak dapat merasakan kenikmatan Al Qur'an _, Merasakan kenikrnatan Al Qur'an

2. Ownership (Kepemilikan) • Tidak mampu membaca dengan baik -+

mampu membaca dengan baik • Tidak menguasi Tasyabuhul ayat (ayat-ayat

yang mirip) --+ menguasai tasyabuhul ayat • Pengulangan yang sedikit --+ pengulangan

yang banyak

3. Reach (Jar1gkauan) • Cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya --+

tidak cinta dunia dan tidak sibuk dengannya • Belum memasyarakat -+ tidak terpengaruh

dengan lingkungan • Tidak ada muwajjih -+ tidak terpengaruh

dengan muwajjih

4. Endurance (Daya Tahan) • Tidak mampu mengatur waktu dengan baik _,

mampu mengatur wal<tu dengan bail< • Semangat dan keinginan yang lemah

-+semangat dan keinginan yang kuat • Tidak sabar, malas dan cepat putus asa _,

sabar rajin, dan tidak cepat putus asa • Lupa _, tidak lupa

Page 143: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

Subyek

Tanggal Observasi

Wawancara ke

Waktu (Pukul)

Tempat

Catatan Lapangan:

LEMBAR OBSERVASI

:1/2/3/4

....... s/d ........ .

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di

sekitar tempat wawancara

2. gambaran fisik dan penampilan subyek

3. ringkasan sikap subyek selama jalannya wawancara; (suara,

intonasi, sikap tubuh, antusiasme, sikap kepada interviewer, dll)

4. Gangguan dan hambatan selama wawancara

5. Catalan khusus selama wawancara

Page 144: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

PERNY AT AAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya:

Nama lengkap

Nama panggilan

Tempatltanggal Lahir

Jenis kelamin

Usia

Status

Pendidikan

Suku bangsa

Pekerjaan

Alamat rumah

Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keter:rngan

sebenar-benarnya untuk keperluan penyusunan skripsi dengan judul :

"Gambaran Adversity Quotient Alumni LTQ Al-Hikmah Dalam Hifzhul

Qur'an" yang disusun oleh saudari Nur lslamiah (mahasiswa fakultas

psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

Wawancara ini menggunakan alat Bantu pencatat data dan alat

perekam wawancara berupa tape recorder.

Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan satu hal

penting dan rahasia serta semata-mata untuk keperluan skripsi. Apabila

terdapat data yang masih kurang lengkap, maka saya bersedia untuk

diwawancara kembali.

lnterviewe,

Jakarta, ...................... 2008

(Nur lslamiah)

Page 145: 2008 M/ 1429 Hrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13105/1/NUR ISL… · Kakak-kakak di Fakultas Psikologi angkatan 2001 dan 2002, ... teman-teman KKL RSJI Klender,

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN WAWANCARA

Assalamualaikum wr.wb

Salam sejahtera bagi kita semua semoga dalam lindungan Allah

SW!. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

Saw., yang telah membawa kita dari zaman jahiliah kepada zaman yang

penuh dengan nilai-nilai yang suci dan terang benderang dengan cahaya

Al-Qur'an

Dikatakan dalam sebuah hadits bahwa: "sebaik-baik kalian adalah

yang be/ajar Al-Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Al bukhari dan muslim).

Berinteraksi dengan Al Qur'an adalah sebuah aktivitas yang mulia dan

dicintai Allah. Terlebih-lebih aktivitas menghafal Al-Qur'an (hifzhul qur'an).

Tentu menjadi hafizh 30 juz bukanlc;!"> perkara yang ringan akan tetapi

sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran , ketekunan dan

motivasi yang kuat. Peneliti sangat tertarik untuk mengangkat perjuangan

seseorang dalam menghafalkan al-qur'an dengan segala tantangan dan

problematikanya sehingga dapat menghafal keseluruhan al-qur'an

Untuk itu perkenankanlah saya mahasiswa psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta meminta waktu dan keterangan

dari saudara/I untuk melakukan wawancara dan penelitian mengenai :

"Gambaran Adversity Quotient Alumni L TQ Af-Hikrnah Dafam Hifzhuf

Qur'an"

Demikianlah permohonan ini saya sampaikan. Semoga waktu yang

diberikan menjadi amal ibadah di hadapan Allah Swt.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Februari 2008

Peneliti,

Nur islamiah