200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

64
Kerangka Besar PEMBANGUNAN PAUD INDONESIA PERIODE 2011-2025 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL, DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011

description

mm

Transcript of 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Page 1: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar PEMBANGUNAN PAUD INDONESIA

PERIODE 2011-2025

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL, DAN INFORMAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL2011

Page 2: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 i

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL

Saya menyambut gembira atas tersusunnya dokumen Kerangka Besar Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Periode 2011-2025 ini. Semoga dokumen ini dapat menjadi arah kebijakan bagi pembangunan PAUD di Indonesiauntuk kurun waktu 14 tahun ke depan.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa besar dengan potensi penduduk terbesar kelima di dunia. Jika potensi ini dapat dikelola dengan baik melalui pembinaan secara konsisten dan berkesinambungan sejak usia dini, maka saya optimis dalam waktu 20-30 tahun ke depan negara ini dapat menjadi salah satu negara maju yang kompetitif, bermartabat, dan terhormat di mata dunia. Oleh karena itu cita-cita luhur ini perlu dikemas, dirancang, dan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh potensi yang ada seoptimal mungkin. Untuk itu saya mengajak semua pihak untuk bekerja keras dan berpikir cerdas, guna mewujudkan cita-cita luhur ini. Keberhasilan harapan ini sekaligus dapat dijadikan momentum sebagai kado istimewa pada HUT kemerdekaan Indonesia yang ke-100 pada 17 Agustus 2045 yang akan datang.

Akhirnya, ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Semoga Allah SWT meridhoi semua niat dan upaya baik kita.

JAKARTA, JULI 2011 DIREKTUR JENDERAL,

HAMID MUHAMMAD, Ph.D. NIP. 195905121983111001

Page 3: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas tersusunnya dokumen Kerangka Besar Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Periode 2011-2025 ini. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya dokumen ini.

Dokumen ini memberikan arah kebijakan bagi pembangunan PAUD di Indonesia, sehingga perlu dijabarkan dalam rencana aksi yang tepat. Keberhasilan Pembangunan PAUD di Indonesia sangat ditentukan oleh komitmen dan kesungguhan semua pihak. Pelaksanaan percepatan dan perluasan layanan pendidikan anak usia dini sebagaimana digariskan dalam dokumen ini memerlukan komitmen bersama dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Komitmen tersebut dapat berupa dukungan dana, pemikiran, tenaga, maupun sinergitas dalam pelaksanaannya. Berbagai sumber daya cukup melimpah, baik yang ada di jajaran birokrasi, dunia usiaha dan industri, organisasi dan lembaga kemasyarakatan, para pegiat, maupun masyarakat luas. Oleh karena itu saya mengajak semua pihak terkait untuk bersinergi dan bekerjasama untuk mencapai cita-cita luhur ini dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin.

Akhirnya, atas dukungan dan kerjasama semua pihak saya ucapkan terimakasih. Semoga setiap upaya yang kita lakukan untuk mencapai tujuan mulia ini menjadi amal bakti kita kepada nusa dan bangsa serta mendapat ridho dari Allah SWT.

JAKARTA, JULI 2011 DIREKTUR PEMBINAAN PAUD,

Dr. ERMAN SYAMSUDDIN NIP. 195703041983031015

Page 4: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................... . iSAMBUTAN .................................................................. . iiDAFTAR ISI ................................................................... iiiDAFTAR KERANGKA PENYAJIAN ......................... viDAFTAR TABEL ........................................................... viDAFTAR GAMBAR ...................................................... viiDAFTAR GRAFIK ........................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................. 3A. Latar Belakang ............................................ 3B. Dasar Hukum .............................................. 6C. Tujuan Penyusunan ..................................... 7D. Sasaran Pengguna ....................................... 7E. Ruang Lingkup ............................................ 8F. Kerangka Konsepsi Pengembangan ............ 8

BAB II ARTI PENTING PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ........................................................ 11A. Konsep PAUD Indonesia ............................ 11

1. Profile Anak Indonesia Harapan ............ 112. Kelembagaan PAUD di Indonesia ......... 11

B. Analisis Situasi PAUD Indonesia ............... 131. Sejarah PAUD di Indonesia ................... 132. Kondisi Terkini Pembangunan PAUD

Indonesia ................................................ 19a. Kondisi Akses Layanan PAUD ......... 21b. Kondisi Mutu Layanan PAUD .......... 28

C. Tinjauan Pentingnya PAUD ........................ 301. Tinjauan Religi dan Yuridis ................... 302. Tinjauan Teoritis dan Empiris ................ 333. Tinjauan Sosial, Ekonomis dan Budaya.. 38

Page 5: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 iv

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ....... 42A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Dan Target ...... 42

1. Visi ......................................................... 422. Misi ......................................................... 423. Tujuan ..................................................... 424. Sasaran ................................................... 435. Target Dan Hasil .................................... 43

a. Target Akses ...................................... 43b. Target Pembangunan Kelembagaan

dan Satuan PAUD .............................. 44c. Target Pembinaan PTK ..................... 46d. Target Pemberdayaan Orangtua

dan Masyarakat .................................. 48e. Target Pemberdayaan Mitra ........... ... 49

B. Kebijakan .................................................... 501. Instrumen Kebijakan .............................. 502. Kebijakan dan Regulasi .......................... 52

C. Strategi ........................................................ 531. Perluasan dan Peningkatan Mutu

Satuan PAUD ......................................... 542. Peningkatan kuantitas dan kualitas PTK

PAUD ..................................................... 543. Penguatan Peran Orang Tua dan

Masyarakat ............................................. 554. Penguatan dan Pemberdayaan Mitra .... .. 55

BAB IV PROGRAM, KEGIATAN, DAN PEMBIAYAAN ................................................ 59A. Program Dan Kegiatan ................................ 59

1. Perluasan Akses Dan Pemerataan .......... 592. Peningkatan Mutu Layanan .................... 60

Page 6: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 v

B. Pembiayaan/Anggaran ................................ 621. Proyeksi Anggaran ................................. 622. Sumber Pembiayaan ............................... 643. Pola Dukungan pembiayaan ................... 65

BAB V GERAKAN NASIONAL PAUD ..................... 68A. Rasional Gerakan Nasional PAUD.............. 68

1. Harapan dan Kondisi Obyektif PAUD di Indonesia ............................................ 68

2. Nama dan Pengertian Gerakan Nasional PAUD ..................................................... 69

3. Pencanangan Gerakan Nasional PAUD . 70B. Program Utama Gerakan Nasional PAUD . 71

1. Tujuan Gerakan ...................................... 712. Lingkup Gerakan .................................... 723. Program Utama Gerakan......................... 734. Strategi dan Tahapan Pelaksanaan ......... 78

C. Pelaksana dan Organisasi Gerakan Nasional PAUD .......................................................... 801. Komponen Pelaksana dan Sumberdaya . 802. Struktur Organisasi ................................. 813. Peran dan Fungsi Masing-masing .......... 82

BAB VI PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU ............................................................... 88A. Standar dan Indikator Keberhasilan

Pembangunan PAUD .................................. 88B. Bentuk dan Ruang Lingkup ........................ 89C. Prosedur dan Instrumen .............................. 89

BAB VI PENUTUP ........................................................ 91

GLOSARIUM ................................................................. 92

KEPUSTAKAAN ........................................................... 95

Page 7: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 vi

DAFTAR KERANGKA PENYAJIAN

Kerangka BAB I ............................................................... 2Kerangka BAB II ............................................................. 10Kerangka BAB III ............................................................ 41Kerangka BAB IV ............................................................ 58Kerangka BAB V ............................................................. 67Kerangka BAB VI ............................................................ 87

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kontribusi APK Setiap Satuan PAUD ............. 22Tabel 2.2.1 Ketuntasan Capaian APK PAUD

Wilayah Kota di Indonesia ........................................ 23Tabel 2.2.2 Ketuntasan Capaian APK PAUD

Wilayah Kabupaten di Indonesia .............................. 24Tabel 2.3 Pelayanan PAUD Per Provinsi ......................... 25Tabel 2.4 Kualifikasi PTK PAUD..................................... 29Tabel 3.1 Proyeksi APK PAUD Kemdiknas

Tahun 2011-2025 ...................................................... 44Tabel 3.2 Proyeksi Peningkatan Jumlah Satuan PAUD

Tahun 2011-2025 ...................................................... 46Tabel 3.3 Proyeksi Kebutuhan Pendidik PAUD

Tahun 2011-2025 ...................................................... 47Tabel 3.4 Rencana Peningkatan Kompetensi dan kualifikasi

Pendidik PAUD ......................................................... 48 Tabel 4.1 Proyeksi Kebutuhan Anggaran Pembangunan

PAUD Binaan Kementerian Pendidikan Nasional (TK, KB, TPA, SPS) Tahun 2011-2025 ................... 63

Page 8: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Grand Desain Pembangunan PAUD 2011-2025 vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pembabakan dan Target Pencapaian Pembangunan PAUD ................................................ 5

Gambar 1.2 Kerangka Konsep Pembangunan PAUD ...... 8Gambar 2.2 Peta Capaian APK PAUD Propinsi .............. 27Gambar 2.4 Kepadatan Jaringan Otak Lintas Usia .......... 34Gambar 2.5 Perkembangan Jaringan Otak ....................... 35Gambar 2.6 Kurva Perkembangan Fungsi Otak ............... 36 Gambar 2.8 Tingkat Keuntungan Investasi SDM Lintas

Usia ........................................................................... 39 Gambar 3.1 Strategi Layanan PAUD Terpadu ................. 53

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Grafik Capaian APK PAUD Kota/Kabupaten di Indonesia ............................................................... 24

Grafik 2.2 Grafik Capaian APK PAUD Propinsi.............. 27Grafik 2.3 Grafik Hasil Penelitian Terhadap Anak

Stunted/Pendek .......................................................... 37

Page 9: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Hukum

C. Tujuan Penyusunan

D. Sasaran/Pengguna

E. Ruang Lingkup

F. Kerangka Pengembangan

Page 10: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 2

KERANGKA BAB I

Page 11: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menjadi negara besar, kompetitif, bermartabat dan

terhormat di mata dunia, membutuhkan dukungan dan komitmen. Salah satu komitmen yang dapat mengantarkan keberhasilan adalah dengan melaksanakan pendidikan anak usia dini secara sungguh-sungguh.

Kesadaran dan komitmen pentingnya PAUD terus meningkat, baik secara internasional maupun nasional. Salah satu pendorongnya adalah temuan hasil-hasil riset tentang manfaat PAUD, pengalaman empirik berbagai negara, serta semakin dirasakannya dampak PAUD terhadap peningkatan sumber daya manusia dan bidang kehidupan lain. Negara yang telah mengecap efek positif PAUD misalnya Jepang, Amerika, Singapura, bahkan Negara raksasa seperti China. Jepang tercatat sebagai Negara yang paling sejahtera dan memiliki harapan hidup tertinggi di dunia (release PBB, 2010). Amerika dapat mengantarkan warga dan negaranya menjadi bangsa yang kompetitif di dunia sebagai dampak dari penerapan program head-startbagi anak usia dini mulai awal tahun 60-an yang selanjutnya diikuti oleh program heart-start. Singapura, tercatat sebagai Negara yang terbatas sumber daya alamnya, tetapi memiliki keunggulan yang luar biasa, karena memiliki fokus pembangunan SDM yang dipancangkan sejak usia dini. Negara besar, yaitu China juga sangat menggiatkan pendidikan anak usia dini dan sekarang telah menjadi Negara yang kemajuannya sangat diperhitungkan, bahkan disegani oleh Negara adidaya lain.

Page 12: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 4

Di Indonesia pembangunan PAUD dalam skala besar telah dimulai sejak terbentuknya Direktorat PAUD (saat itu PADU) pada tahun 2001. Dampak positif terhadap kesiapan anak bersekolah sudah mulai nampak dan laju perkembangan APK PAUD meningkat secara signifikan.

Secara kronologis, awal kesadaran dan komitmen dunia terhadap pentingnya PAUD sebagai bagian dari upaya pembangunan ―manusia seutuhnya‖ dipicu oleh Deklarasi HAM PBB tahun1948, Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) tahun 1989, dikuatkan oleh komitmen Jomtien Thailand pada tahun 1990, Deklarasi Dakkar tahun 2000, dan Deklarasi A World Fit For Children Tahun 2002.

Secara nasional bangsa Indonesia harus bersyukur karena komitmen tentang pembinaan anak sebagai warga Negara secara utuh telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundangan secara lengkap dan selaras dengan komitmen internasional. Komitmen tersebut antara lain tertuang dalam UUD 1945, UU No I Tahun 1974 tentang Perkawinan, UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kelengkapan dasar hukum tersebut dapat menjadi spirit dalam memacu pembangunan PAUD di Indonesia.

Semangat dan keberhasilan masyarakat dunia dalam membangun PAUD dapat menjadi inspirasi dan refleksi bagi pembangunan PAUD di Indonesia. Komitmen untuk mempercepat perluasan akses PAUD yang bermutu merupakan pekerjaan mendesak yang harus segera direalisasikan. Tahun 2011 hendaklah menjadi tonggak penguatan dan kebulatan tekad untuk membangun PAUD yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat hingga wilayah tertinggal, terpencil, dan perbatasan negara lain.

Page 13: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 5

Capaian kinerja hingga tahun 2011 menjadi landasan untuk membangun PAUD yang semakin terarah, terencana, sistematis, integratif dan lebih komprehensif. Pembangunan PAUD ke depan perlu didukung oleh kebijakan, strategi, dan langkah-langkah operasional yang sistematis, terarah, jelas, dan terukur.

Kerangka besar ini secara khusus menyajikan kerangka pembangunan PAUD Indonesia periode 2011-2025, namun secara lebih luas menjangkau hingga tahun 2045; yaitu menyongsong kemerdekaan Indonesia yang ke 100 tahun.

Gambar 1.1: Pembabakan dan Target Pencapaian Pembangunan PAUD

Ilustrasi gambar di atas, menunjukkan bahwa pembangunan PAUD di Indonesia diharapkan menjadi fundamen SDM berkualitas (2015), melahirkan SDM handal (2025), mengantarkan SDM yang mampu bersaing secara global (2035), serta melahirkan SDM (insan) yang cerdas komprehensif (2045). Tentu dampak 2045, merupakandampak paling diharapkan karena dapat merupakan hadiah 100 tahun Indonesia merdeka.

Page 14: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 6

Kerangka besar ini diharapkan menjadi landasan dan arah pembangunan PAUD di Indonesia dan lebih khusus dapat menjadi acuan dalam, (1) meningkatkan ketersediaan layanan PAUD; (2) memperluas keterjangkauan layanan PAUD; (3) meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan PAUD; (4) mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan PAUD; dan (5) menjamin kepastian memperoleh layanan PAUD.

B. Dasar Hukum Landasan hukum pembangunan PAUD di Indonesia

sudah cukup lengkap dan selaras dengan komitmen internasional. Landasan hukum tersebut meliputi: 1. Undang Undang Dasar 1945. 2. Undang Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. 3. Undang Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak. 4. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 5. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru

dan Dosen. 6. Undang Undang No. 17 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025. 7. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. 8. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010.

9. Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara RepubIik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2010.

Page 15: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 7

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

C. Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan dokumen ini secara umum adalah

memberi arah dan garis kebijakan, dan strategi pelaksanaan program pembangunan PAUD di masing-masing tingkatan. Sedangkan tujuan khususnya adalah: 1. sebagai landasan bagi pembangunan PAUD di Indonesia

selama kurun waktu 2011-2025. 2. sebagai acuan bagi semua pemangku kepentingan

dalam berpartisipasi dalam pembangunan PAUD. 3. sebagai tolok ukur pengawasan dan instrumen dalam

pengendalian, pencapaian kinerja, dan penjaminan mutu pembangunan PAUD di Indonesia.

D. Sasaran Pengguna Pengguna dokumen ini adalah semua fihak dan para

pemangku kepentingan yang berkontribusi dalam pembangunan PAUD di Indonesia, antara lain: 1. Pejabat terkait di lingkungan Kementrian Pendidikan

Nasional; 2. Pejabat dan staf terkait di lingkungan Direktorat

Pembinaan PAUD dan Direktorat Pembinaan PTK PAUD-NI;

3. Kementerian/Lembaga terkait; 4. Dinas pendidikan dan pelaksana teknis PAUD di tingkat

propinsi dan kabupaten/kota; 5. Mitra kerja Direktorat Pembinaan PAUD.

Page 16: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 8

E. Ruang Lingkup Lingkup sajian kerangka besar pembangunan PAUD

meliputi: 1. Arah kebijakan dan strategi 2. Program, kegiatan dan pembiayaan 3. Pengendalian dan penjaminan mutu 4. Pemetaan dan proyeksi pencapaian

F. Kerangka Konsepsi Pengembangan Kerangka konsep pembangunan PAUD Indonesia dapat

digambarkan melalui paradigma berikut.

Gambar 1.2: Kerangka Makro Pembangunan PAUD

Keterangan:TK: Taman Kanak-Kanak; RA: Raudatul Athfal; BA: Bustanul Athfal; TPA: Taman Penitipan Anak; SPS: Satuan PAUD Sejenis; PBK: PAUD Berbasis Keluarga; PBL: Pembelajaran, SARPRAS:Sarana dan Prasarana.

Page 17: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 9

BAB II ARTI PENTING PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Konsep PAUD Indonesia a. Profile Anak Indonesia Harapan

b. Kelembagaan PAUD di Indonesia

B. Analisis Situasi PAUD Indonesia a. Sejarah PAUD di Indonesia

b. Kondisi Terkini PAUD Indonesia 1. Kondisi Akses Layanan PAUD 2. Kondisi Mutu Layanan PAUD

C. Tinjauan Pentingnya PAUD 1. Tinjauan Religi Dan Yuridis

2. Tinjauan Teoritis dan Empiris 3. Tinjauan Sosial, Ekonomis Dan Budaya

Page 18: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 10

KERANGKA BAB II

Page 19: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 11

BAB II ARTI PENTING

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Konsep PAUD Indonesia

1. Profile Anak Indonesia Harapan Pembangunan PAUD adalah upaya sadar dan komitmen

untuk mewujudkan anak Indonesia sesuai harapan (AIH). Anak Indonesia harapan memliki sepuluh ciri utama

(dasa citra anak Indonesia), yaitu 1) beriman dan 2) bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 3) berakhlak mulia, 4) sehat, 5) cerdas, 6) jujur, 7) bertanggungjawab, 8) kreatif, 9) percaya diri, dan 10) cinta tanah air.

Keseluruhan upaya pembangunan PAUD ditujukan untuk mewujudkan sepuluh ciri tersebut pada setiap anak Indonesia. Melekatnya dasa citra merupakan dasar untuk mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih lanjut dan siap memasuki lingkungan lebih luas. Lebih jauh menjadi fundamen terpenuhinya SDM Indonesia berkualitas dan komponen investasi pembangunan bangsa.

2. Kelembagaan PAUD di Indonesia Pengertian PAUD Indonesia secara ekplisit dan yuridis

tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 1, butir 14, bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah ―suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut‖

Page 20: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 12

Penyelenggaraan PAUD di Indonesia bertumpu pada lima layanan utama, yaitu: 1) TK (Taman Kanak-Kanak), 2) KB (Kelompok Bermain), 3) TPA (Taman Penitipan Anak), 4) SPS (Satuan PAUD Sejenis), serta 5) PAUD Berbasis Keluarga (PBK).

Kelima bentuk dan jenis layanan PAUD dapat dijelaskan sebagai berikut: a. TK (Taman Kanak-Kanak)

Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun secara lebih terstruktur.

b. KB (Kelompok Bermain) Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun dengan toleransi sampai dengan 6 tahun, jika di tempat tersebut belum tersedia layanan TK.

c. TPA (Taman Penitipan Anak) Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

d. SPS (Satuan PAUD Sejenis) Bentuk-bentuk layanan PAUD lainnya yang penyelenggaraannya dapat diinterintegrasikan dengan berbagai layanan anak usia dini yang ada di masyarakat seperti Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita), TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‘an), TAPAS (Taman Pendidikan Anak Soleh), SPAS (Sanggar Pendidikan Anak Soleh), Bina Anaprasa, PAK (Pembinaan Anak Kristen), BIA (Bina Iman Anak Katolik), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan. Salah satu bentuk

Page 21: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 13

program SPS adalah Pos PAUD, yaitu program PAUD yang diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan BKB.

e. PAUD Berbasis Keluarga (PBK) Bentuk layanan PAUD yang diselenggarakan di keluarga. Fasilitasi PAUD berbasis keluarga dapat dilakukan melalui program pendidikan keorangtuaan (parenting education). Setiap satuan PAUD berkewajiban menyelenggarakan program parenting yang diselenggarakan di satuan PAUD yang dibinanya, dengan tujuan keselarasan dan kesinambungan program antara perlakuan anak di satuan PAUD dan di rumah.

B. Analisis Situasi PAUD Indonesia Pembangunan PAUD sebagai fundamen hendaklah

mengakar dan berlandaskan kondisi obyektif yang ada, termasuk budaya dan kearifan lokal. Beberapa kondisi yang dapat menjadi pertimbangan adalah:

1. Sejarah PAUD di Indonesia Memahami sejarah PAUD di Indonesia sama halnya dengan

memahami perjalan panjang dinamika dan pasang-surut pendidikan di Indonesia.

Kehadiran PAUD di Indonesia sesungguhnya dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Pada masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945). Namun demikian, keberadaan PAUD di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan PAUD di dunia internasional.

Pada tahun 1840 Friedrich Wilhelm August Fröbel mendirikan Kindergarten di kota Blankerburg, Jerman, yang merupakan pelopor pendidikan anak usia dini di dunia. Kinder berarti anak dan garten berarti taman.

Page 22: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 14

Menurut Fröbel, anak usia dini diibaratkan seperti tunas tumbuh-tumbuhan, masih memerlukan pemeliharaan dan perhatian sepenuhnya dari si ―juru tanam‖.

Berdirinya Kindergarten yang juga dikenal sebagai Fröbel School berpengaruh terhadap perkembangan PAUD di seluruh dunia. Konsep Kindergarten dengan cepat menyebar keseluruh penjuru dunia. PAUD versi lain pun muncul. Pada tahun 1907 di pemukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria Montessori, seorang yang berlatar belakang dokter, mendirikan Casa dei Bambini yang ditujukan bagi perawatan anak-anak dari keluarga miskin dan kaum buruh. Casa dei Bambini artinya rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal sebagai Rumah Anak. Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Fröbel School bagi anak-anaknya.

Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya pergerakan pemuda Budi Utomo, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan. Fröbel School yang awalnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa, dan Bangsawan, mulai dikenal oleh cendekiawan muda pribumi. Pada tahun 1919 Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan Bustanul Athfal yang pertama di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama. Bustanul Athfalditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi Eropa. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantoro, sepulang diasingkan dari Belanda selama dua tahun (1913-1915), mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.

Page 23: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 15

Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD, terus berlanjut namun semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang.

Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan. Periode ini setidaknya terbagi menjadi 6 periode, yaitu periode 1945-1965; 1965-1998; 1998-2003; 2003-2009; dan periode 2010-sekarang.

Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru TK Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasionalis dalam melawan kembalinya Belanda. Di era ini pemerintah dan swasta mulai membangun banyak TK. Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Pada tahun itu pula, tepatnya tanggal 22 Mei 1950 berdiri IGTKI. Pada tahun 1951 berdiri Yayasan Bersekolah Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar ke luar pulau Jawa. Tahun 1951-1955, pemerintah berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas, dan mengadakan supervisi ke TK-TK. Pada perode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi, dan pengembangannya yang terus berlanjut hingga ke luar pulau Jawa. Pada tahun 1957 berdiri GOPTKI (Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia) yang melaksanakan kongres pertamanya pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an, mulai didirikan TK yang berstatus negeri. Tahun 1960-1963, pemerintah mulai melakukan pengiriman SDM untuk belajar ke luar negeri, diantaranya

Page 24: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 16

ke Australia, USA, dan New Zealand. Dampak dari pengiriman SDM tersebut, terjadi modernisasi pendidikan di tingkat PAUD berskala besar dan merupakan jawaban atas ketidakpuasan sebelumnya. Sebagai penghujung, di periode tersebut, yaitu tahun 1963-1964 lahirlah Proyek (Kurikulum) Gaya Baru. Inti kurikulum tersebut berorientasi pada fasilitasi anak mendekati kecakapan, kebutuhan dan minat individual. Ciri khasnya tersedia pusat minat (sudut), seperti: sudut rumah tangga, sudut seni, pusat musik, dan sebagainya.

Periode 1965-1998 ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968 yang menggantikan kurikulum versi 1964 (Kurikulum Gaya Baru). Pada bulan November 1968, pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNICEF dalam bentuk penyediaan konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan administrator pendidikan di tingkat TK. Pada tahun 1970, mulai dijalin kerjasama nyata antara Pemerintah dengan GOPTKI, IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan kegiatan workshop bersama, dengan tema ―Konsolidasi Gerakan Prasekolah‖. Kegiatan yang sama dilakukan tahun 1973, dengan tema: ―Membakukan Organisasi dan Manajemen Program-Program Prasekolah‖. Pada tahun 1974, diberlakukan kurikulum baru yang merupakan pembaharuan dari kurikulum 1968. Isi kurikulum meliputi: PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olah raga, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, serta pendidikan skolastik. Pada tahun 1984, diberlakukan kurikulum baru dengan isi kurikulum meliputi bidang pengembangan agama, PMP, daya cipta, jasmani dan kesehatan, daya fikir/pengetahuan, serta perasaan kemasyarakatan dan lingkungan. Berlakunya UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti terbitnya PP No. 27 Tahun 1990 tentang

Page 25: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 17

Pendidikan Prasekolah, semakin mempertegas eksistensi dan kedudukan pendidikan prasekolah di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1993, diberlakukan kurikulum TK 1993. Dalam kurikulum 1993 tersebut terdapat dua kegiatan utama, yaitu: 1) Program pembentukan perilaku, dan 2) Program pengembangan kemampuan dasar: daya cipta, bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani.

Terkait dengan penyiapan pendidik oleh perguruan tinggi, mulai tahun 1979 di IKIP Jakarta didirikan jurusan Pendidikan Prasekolah dan Dasar jenjang S-1, yang terselengara hingga tahun 1998 (yang setelah tahun 1998 berubah menjadi Program S-1 Pendidikan anak usia dini hingga sekarang).

Upaya lebih luas dalam pengadaan pendidik PAUD oleh perguruan tinggi terjadi pada tahun 1993/1994–1996/1997 peningkatan kualifikasi guru prasekolah dari SPG ke D-2 PGTK yang penyelenggaraanya dimulai dari IKIP Jakarta, IKIP Medan, IKIP Yogyakarta, dan kemudian IKIP Bandung.

Pada tahun 1998 menguatkan berbagai upaya di bidang pendidikan anak usia dini, maka diadakan Semiloka Tingkat Nasional tentang Pendidikan Anak Usia Dini di IKIP Jakarta. Peserta terdiri dari 10 LPTK dan unsur dinas pendidikan dari seluruh Indonesia.

Periode 1998-2003 ditandai dengan otonomi pendidikan, yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah-daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu. Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004 pemerintah merintis program Pengembangan Anak Dini Usia di 4 propinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Bali, dan Sulawesi Selatan. Program

Page 26: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 18

dilanjutkan pada tahun 2008-2013 dengan nama program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) dengan dukungan pembiayaan pinjaman dari Bank Dunia dan hibah dari pemerintah Belanda. Pada tahun 2001 dibentuk Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) yang mengemban mandat melakukan pembinaan satuan PAUD nonformal. Pada tahun 2002 terbentuk konsorsium PAUD yang membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Pada bulan Februari 2002, terbentuk forum PADU/PAUD tingkat Nasional yang turut berkontribusi dalam pengembangan dan pembangunan PAUD di Indonesia. Di periode ini pula terjadi pendirian PGTK/PG-PAUD jenjang S-1 di beberapa perguruan tinggi (PGTK S-1 di UPI, PGTK S-1 IKIP Yogyakarta, dll).

Periode 2003-2009, ditandai dengan keluarnya Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang, yaitu pada pasal 1 butir 14 tentang pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus mengatur tentang PAUD; dan pasal-pasal terkait lainnya. Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) di IKIP Bandung yang menghadirkan para akademisi dari perguruan tinggi, forum PAUD, dan praktisi PAUD dari berbagai daerah. Semiloknas ini menghasilkan ‗blue print’ tentang kerangka akademik dan rujukan pengembangan PAUD di Indonesia yang mengawali konseptualisasi pembangunan PAUD Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi, himpunan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) yang menggerakkan seluruh potensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang tersebar di

Page 27: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 19

seluruh Indonesia. Pembentukan HIMPAUDI di tingkat pusat ini dengan cepat diikuti dengan pembentukan HIMPAUDI tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2004-2009 program PAUD menjadi salah satu dari 10 prioritas program Depdiknas sehingga PAUD menjadi salah satu program pokok dalam pembangunan pendidikan di Indonesia (tertuang dalam RPJM Tahun 2004-2009 dan Renstra Depdiknas Tahun 2004-2009). Pada penghujung tahun 2009, diterbitkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD (formal dan nonformal).

Periode 2010-sekarang, ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan PAUD nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) melalui Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara RepubIik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2010. Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya terjadi kristalisasi bentuk-bentuk satuan PAUD dengan berbagai karakteristiknya yang meliputi TK (termasuk Taman Kanak-kanak Bustanul Athfal/TK-BA), RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis, serta PAUD berbasis keluarga dan/atau lingkungan.

2. Kondisi Terkini Pembangunan PAUD Indonesia Pembangunan PAUD di Indonesia hingga saat ini

memang dirasakan belum optimal. Terdapat sejumlah faktor yang turut mempengaruhi, diantaranya: a. Faktor Populasi dan Sebaran Penduduk

Faktor terkait populasi dan sebaran penduduk yang turut berpengaruh terhadap pembangunan PAUD, diantaranya:

Page 28: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 20

1) Data tahun 2009 menunjukkan bahwa populasi anak usia dini Indonesia berjumlah 28.854.400 menduduki proporsi sebesar 13% dari penduduk Indonesia (BPS, 2010).

2) Dari populasi penduduk tersebut, sekitar 43,7% tinggal di wilayah perkotaan dan 56,3% di daerah pedesaan (BPS, 2008).

3) Dari jumlah tersebut, sekitar 57,14% tinggal di Pulau Jawa meskipun wilayahnya hanya 6,9% dari wilayah Indonesia (BPS, 2008).

4) Angka pertumbuhan penduduk pertahun sekitar 1,35% (BPS, 2010).

b. Faktor Kesehatan dan Gizi: Faktor yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi yang

turut berpengaruh pada pembangunan PAUD diantaranya: 1) Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

sebesar 11,5% dengan tingkat kesenjangan yang sangat tinggi, yaitu terendah Bali sebesar 5,8% dan tertinggi Papua sebesar 27% (Riskesdas, 2007).

2) Angka kematian bayi (AKB) sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007);

3) Status Balita gizi buruk 5,4%; gizi kurang 13% (SDKI, 2007).

4) Prevalensi Balita pendek/kerdil (Stunting) 35,6% (Riskesdas, 2010).

5) Prevalensi anemia pada Balita 48%, ibu hamil 40,1%, dan wanita usia subur 27,9% (SKRT 2001).

c. Faktor Tingkat Pendidikan Faktor yang berkaitan tingkat pendidikan yang

berpengaruh terhadap pembangunan PAUD, diantaranya:

Page 29: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 21

1) Rata-rata pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas adalah selama 7,47 tahun dengan jenjang pendidikan, 53,4% lulus SD/MI; 19,8% lulus SLTP; 20,7% lulus SLTA; dan hanya 6% yang lulus PT (Sussenas, 2007). Artinya, kalaupun saat ini seluruh lulusan PT menjadi guru, maka untuk memenuhi kualifikasi pendidikan guru PAUD-SLTA minimal S1/D4 rasanya belum cukup.

2) Penduduk kota lulus SLTP 63,3%; penduduk desa baru mencapai 33% (Sussenas, 2007).

3) Penduduk kota usia 16-24 tahun lulus SLTP 82,9%; penduduk desa baru mencapai 59,9%.

Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap akses dan peningkatan mutu PAUD di Indonesia. Gambaran nyatanya dapat dipaparkan berikut ini.

1. Kondisi Akses Layanan PAUD Kondisi akses layanan PAUD diukur melalui besaran

angka partisipasi kasar anak usia dini yang telah dapat dilayani oleh lembaga PAUD, dikenal dengan sebutan APK. Hingga akhir tahun 2009 APK PAUD baru mencapai 53,70% atau baru sekitar 15,5 juta anak yang terlayani. Jika dianalisis lebih seksama, dari angka tersebut hampir separuhnya (25,66%) merupakan kontribusi dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang sebetulnya tidak dirancang sebagai satuan PAUD. Artinya, secara riil anak yang terlayani Satuan PAUD formal dan nonformal di Indonesia baru menjangkau sekitar 8,1 juta anak atau 28,04%. Jika kontribusi Raudatul Athfal (RA) yang merupakan binaan kementerian Agama dikeluarkan, maka layanan PAUD di bawah pembinaan Kemdiknas (TK, KB, TPA, SPS) baru menjakau sekitar 6,4 juta anak atau 22,15%. Peningkatan APK tersulit pada kelompok usia 0-2

Page 30: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 22

tahun. Hal ini disebabkan oleh karena orangtua merasa belum perlu mengikutsertakan anaknya dalam layanan di Satuan PAUD. Kondisi nyata lain penting diungkap adalah sebanyak 3.298.428 anak usia 5-6 tahun (40,5%) telah mengikuti pendidikan SD/MI (Data PDSP, 2009).

Kendala yang masih menghambat pembangunan PAUD antara lain masih terbatasnya jumlah satuan layanan PAUD untuk menjangkau seluruh anak usia dini. Secara nasional, jumlah satuan layanan PAUD yang tersedia baru mencapai 237.176 lembaga, dengan rincian TK/RA berjumlah 68.484, KB 31.628, TPA 1.479, SPS 13.297 dan TPQ 122.288. Jika seluruh anak usia dini yang berjumlah 28.854.400 (PDSP, 2009) harus dilayani dan setiap satuan PAUD mampu menampung 50 anak, maka dibutuhkan sebanyak 577.788 satuan layanan. Ini artinya masih kekurangan sekitar 340.612 satuan layanan lagi.

Besaran kontribusi capaian APK dari setiap satuan lembaga PAUD dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Kontribusi APK Setiap Satuan PAUD

NoBentuk Satuan PAUD

Jumlah Satuan PAUD

Guru Siswa Kontibusi Thd APK

1 TK/RA 68.484 252.639 4.961.034 17,19%2 KB 31.628 97.916 1.309.501 4,54%3 TPA 1.479 5.151 27.601 0,11%4 SPS 13.297 46.787 1.790.366 6,20%5 TPQ 122.288 370.248 7.404.954 25,66%

Jumlah 237.176 772.741 15.493.456 53,70%Sumber:PSP Kemdiknas, 2009

Page 31: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 23

Menyertai permasalahan terkait lembaga, selama ini keberadaan lembaga PAUD juga lebih banyak di perkotaan dan peruntukannya untuk keluarga mampu. Ini mengakibatkan anak dari keluarga yang kurang mampu serta anak dari pedesaan, pinggiran dan daerah khusus lainnya tidak mendapatkan akses.

Kondisi di atas berpengaruh pada capaian dan ketuntasan APK PAUD di daerah-daerah di Indonesia. Berdasarkan analisis ketuntasan dengan standar 80-100%, dari 95 kota yang ada di Indonesia baru 24,21% yang mampu mencapainya. Sedangkan dari 388 kabupaten baru 15,98% yang dapat mencapai standar tersebut. Bahkan masih ada kota dan kabupaten yang capaian APK-nya di bawah 20%, kota sebanyak 3,16% dan kabupaten sebanyak 10,57%. Kondisi obyektif tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2.1 Capaian APK PAUD Wilayah Kota Di Indonesia

No Standar Capaian APK Jumlah Kabupaten %

1 >80% - 100% 23 kota 24,21

2 >60% - <80% 21 kota 22,11

3 >40% - <60% 39 kota 41,05

4 >20% - <40% 9 kota 9,47

5 0% - <20% 3 kota 3,16

Jumlah 95 kota 100

Page 32: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 24

Tabel 2.2.2 Capaian APK PAUD Wilayah Kabupaten di Indonesia

No Standar Capaian APK Jumlah Kabupaten %

1 >80% - 100% 62 Kab 15,98

2 >60% - <80% 73 Kab 18,81

3 >40% - <60% 109 Kab 28,09

4 >20% - <40% 103 Kab 26,555 0% - <20% 41 Kab 10,57

Jumlah 388 Kab 100

Grafik 2.1. Capaian APK PAUD Kabupaten/Kota di Indonesia

Page 33: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 25

Akumulasi capaian APK yang dicapai oleh Kabupaten/Kota secara eksplisit akan menjadi tolok ukur kemampuan propinsi dalam melayani anak usia dini yang tersebar di propinsinya masing-masing. Gambaran kondisi layanan PAUD di setiap propinsi dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Pelayanan PAUD Per Provinsi

NO Provinsi Total Anak Usia 0-6 Th Terlayani % Belum

Terlayani %

Nasional 28.854.400 15.493.470 53,70 13.360.930 46,30

01 DKI Jakarta 1.017.467 501.667 49,31 515.800 50,69

02 Jabar 5.389.596 2.147.183 39,84 3.242.413 60,16

03 Banten 1.481.711 474.207 32,00 1.007.504 68,00

04 Jateng 3.104.630 2.123.737 68,41 980.893 31,59

05 DIY 283.858 309.419 109,00 (25.561) (9,00)

06 Jatim 3.982.102 3.568.951 89,62 413.151 10,38

07 NAD 582.108 483.253 83,02 98.855 16,98

08 Sumut 1.688.144 509.739 30,20 1.178.405 69,80

09 Sumbar 530.254 353.098 66,59 177.156 33,41

10 Riau 695.035 334.079 48,07 360.956 51,93

11 Kepri 120.450 94.396 78,37 26.054 21,63

12 Jambi 644.969 332.284 51,52 312.685 48,48

13 Sumsel 806.601 379.374 47,03 427.227 52,97

14 Babel 124.590 115.720 92,88 8.870 7,12

Page 34: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 26

NO Provinsi Total Anak Usia 0-6 Th Terlayani % Belum

Terlayani %

15 Bengkulu 198.483 118.025 59,46 80.458 40,54

16 Lampung 958.467 461.451 48,14 497.016 51,86

17 Kalbar 712.223 235.008 33,00 477.215 67,00

18 Kalteng 226.388 141.174 62,36 85.214 37,64

19 Kalsel 541.185 234.605 43,35 306.580 56,65

20 Kaltim 561.574 204.729 36,46 356.845 63,54

21 Sulut 265.282 142.175 53,59 123.107 46,41

22 Gorontalo 172.987 106.271 61,43 66.716 38,57

23 Sulteng 347.548 148.941 42,85 198.607 57,15

24 Sulsel 1.037.943 506.347 48,78 531.596 51,22

25 Sulbar 219.817 105.098 47,81 114.719 52,19

26 Sulteng 327.276 220.546 67,39 106.730 32,61

27 Maluku 320.452 97.885 30,55 222.567 69,45

28 Maluku Ut. 176.506 95.248 53,96 81.258 46,04

29 Bali 391.715 200.017 51,06 191.698 48,94

30 NTB 552.502 329.325 59,61 223.177 40,39

31 NTT 872.891 239.227 27,41 633.664 72,59

32 Papua 341.453 106.080 31,07 235.373 68,93

33 Papua Brt 178.193 74.211 41,65 103.982 58,35

Page 35: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 27

Gambar 2.2Peta Capaian APK PAUD Propinsi

Grafik 2.3Grafik Capaian APK PAUD Propinsi

Page 36: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 28

2. Kondisi Mutu Layanan PAUD Kondisi layanan PAUD hingga tahun 2010, dapat

digambarkan melalui beberapa ilustrasi sebagai berikut: a. Standar PAUD yg diatur dalam Permendiknas No 58 Th

2009 belum dapat dilaksanakan secara optimal. Pemahaman substansi Permendiknas No 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD masih membutuhkan sosialisasi dan pendalaman kepada para pemangku kepentingan, terutama kepada pendidik dan tenakan kependidikan. Terdapat empat standar kunci yang perlu di dalami, yaitu 1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan; 2) Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan; 3) Standar Isi, Proses, dan Penilaian; dan 4) Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan.

b. Sarana dan prasarana PAUD masih banyak yg belum memenuhi standar pelayanan minimal. Umumnya kelembagaan PAUD di Indonesia masih didirikan secara ‗sangat sederhana‘ dan ‗apa adanya‘. Sebagian besar membutuhkan dukungan sarana-prasarana, terutama media dan sumber belajar dalam bentuk APE (Alat Permainan Edukatif).

c. Jumlah lembaga PAUD rujukan/imbas mutu masih terbatas. Idealnya setiap wilayah, setidakanya setiap Kabupaten/Kota telah memiliki lembaga PAUD rujukan atau pembina, tetapi hingga saat ini belum setiap kabupaten/kota di Indonesia memilikinya.

d. Kualifikasi dan kompetensi PTK PAUD, khususnya kualifikasi pendidik PAUD belum memadai (S1/D4 baru 15,72%). Kualifikasi pendidik PAUD di Indonesia sebagian besar adalah berlatar belakang SLTA atau di bawah D-2, mencapai 60,4%. Gambaran umum kualifikasi PTK PAUD tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 37: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 29

Tabel 2.4: Kualifikasi PTK PAUD Menurut Pendidikan

Satuan PAUD

Pendidik Total Pendidik

Penge-lola

Penga-was/

Penilik>D4/S1 % D2-D3 % < D2 %

TK/RA 39.978 15,4 73.146 29,0 140.515 55,6 252.639 59.960 13.086

KB 16.792 17,2 16.159 16,5 64.960 66,3 97.916 64.064

6.543TPA 1.135 22,0 939 18,2 3.077 59,7 5.151 3.229

SPS 6.374 13,6 6.056 12,9 34.357 73,4 46.787 30.899

Sub Total 63.284 15,7 96.300 24,9 242.909 60,6 402.493 158.152 19.629

TPQ 370.248

Jumlah 772.741

Keterangan: 1. Pendidik TPQ tidak tersedia data jenjang pendidikan. 2. Pendidik KB, TPA, SPS belum terverifikasi karena baru sebagian

(81.849 orang) yang sudah memiliki NU-PTK. 3. Pengawas TK masih merangkap SD (TK/SD). 4. Pengawas KB/TPA/SPS masih merangkap Kursus dan Pendidikan

Masyarakat.

Berdasar data tabel di atas, permasalahan juga terjadi pada SDM pengawas/penilik yang berfungsi sebagai pembina mutu (supervisor), kualifikasinya masih harus dipertegas dan dikuatkan. SDM pengawas TK masih merangkap dengan SD dan pengawas KB/TPA/SPS masih merangkap kursus dan PNF.

Data di atas menunjukkan juga bahwa pendataan dan pemetaan PTK PAUD menjadi persoalan penting dan mendasar untuk ditangani. Semua PTK kelak harus terigister sesuai dengan kualifikasi dan kedudukannya secara lebih akurat dan terpercaya.

Page 38: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 30

C. Tinjauan Pentingnya PAUD Pengakuan pentingnya PAUD dapat dilihat dari banyak

sudut pandang. Namun setiap sudut pandang senada, bahwa PAUD itu penting dan perlu ditangani sebaik-baiknya. Tinjauan tersebut menguatkan arah dan kebijakan pembangunan PAUD di Indonesia. Berbagai pandangan disajikan berikut ini.

1. Tinjauan Religi dan Yuridis Indonesia sangat menghargai pandangan agama yang

dianut warga negaranya. Di Indonesia kehidupan beragama merupakan azasi dan kebutuhan mendasar. Setiap tindakan dan perilaku banyak dilandaskan pada ajaran agama yang di akui di Indonesia. Secara definitif terdapat enam keyakinan agama yang tersebar di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan Konfusius.

Meskipun secara keyakinan terdapat keragaman, namun setiap agama yang ada di Indonesia memiliki keselarasan dalam cara memandang pendidikan anak. Pertama setiap agama pada dasarnya mengedepankan pentingnya generasi terbaik (umat) yang dapat menjalani hidup secara berkualitas dan diberi amanah untuk mengelola dunia atau pembangunan (rahmatan lil alamin), kedua setiap agama mengajak dan menganjurkan agar penyiapan generasi dilakukan sedini mungkin, dibekali dengan kemampuan yang lengkap (utuh) serta difasilitasi dengan rasa tanggung jawab dan kasih sayang yang tulus, dan ketiga agama mewajibkan pendidikan keimanan dan akhlak mulia sebagai landasan pendidikan pertama dan utama kepada setiap anak

Keselarasan tentang pentingnya pendidikan anak oleh ajaran agama, dikuatkan pula oleh dukungan yuridis. Dukungan yuridis semakin memperkuat dan mengkokohkan komitmen bangsa Indonesia dalam pembangunan PAUD.

Page 39: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 31

Terdapat dua rujukan komitmen, yaitu komitmen nasional dan komitmen internasional.

Komitmen nasional pembangunan PAUD secara mendasar untuk memenuhi hak setiap anak Indonesia agar dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Hal ini untuk mewujudkan sebagaimana yang dituangkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan: ―Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskrimi-nasi. Pasal 28C ayat (1) yang menyatakan ―Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia‖. Secara hukum, komitmen terhadap pendidikan anak usia dini dituangkan juga dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindung-an Anak Pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Lebih lanjut pada pasal 9 menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dan sebagai perwujudan komitmen di atas dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 14 butir 14, menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

Page 40: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 32

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Menguatkan komitmen nasional, secara internasional terkait dengan pendidikan anak (khususnya pendidikan anak usia dini), juga diperkokoh oleh berbagai kekuatan secara yuridis. Pertama komitmen Jomtien Thailand Tahun 1990, komitmen Jomtien adalah komitmen mengenai Education for All (EFA) atau Pendidikan untuk Semua (PUS). Komit-men yang ditandatangani 179 menteri pendidikan (termasuk Indonesia) ini pada prinsipnya menyepakati perlunya pendidikan untuk semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal. Komitmen penting lainnya adalah Deklarasi Dakar Tahun 2000. Deklarasi Dakar pada dasarnya merupa-kan penegasan dari Komitmen Jomtien tahun 1990. komitmen ini menyepakati untuk memperjuangkan 6 (enam) Kerangka Aksi Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framework for Action Education for All), diantaranya (butir pertama) adalah untuk ―memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara komprehensif, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung‖. Dan yang menjadi penting juga adalah Deklarasi A World Fit For Children Tahun 2002. Terdapat empat hal yang menjadi perhatian khusus dalam deklarasi A World Fit For Children di New York ini, yakni: promosi hidup sehat (promoting healthy lives), penyediaan pendidikan yang berkualitas (providing quality education), perlindungan terhadap perlakuan salah/aniaya, eksploitasi dan kekerasan (protecting against abuse, exploitation and violence), serta penaggulangan HIV/AIDS (combating HIV/AIDS). Oleh Indonesia deklarasi dunia tersebut pada tahun 2004 telah ditindaklanjuti dengan disusunnya buku panduan Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2004-2015.

Page 41: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 33

2. Tinjauan Teoritis dan Empiris Usia dini merupakan masa emas (golden ages)

perkembangan. Baik berdasar kajian neuro-science, psiklogi, maupun pedagogi menyimpulkan bahwa perkembangan yang terjadi selama masa ini sedang pesat-pesatnya terjadi. Hasil penelitian dan pengkajian berbagai sudut pandang dapat disajikan sebagai berikut: a. Saat lahir anak memiliki sekitar 100 milyar sel otak

yang sebagian besar belum saling berhubungan. Sambungan antar sel otak sangat dipengaruhi oleh faktor kesehatan, gizi, dan stimulasi/rangsangan yang diterima dari lingkungan. Pada 3 tahun pertama terjadi ledakan pembentukan jaringan sambungan antar sel otak (sinaps), sehingga setiap sel otak berpotensi memiliki sambungan dengan lebih dari 10.000 sel otak lain. Optimalisasi potensi ini bergantung dari banyaknya rangsangan yang diterima anak dari lingkungannya. Semakin kaya rangsangan yang didapat, semakin rimbun jaringan sel otak yang terbentuk. Setiap rangsangan yang diterima anak akan membuat otak membentuk jaringan sambungan baru atau memperkuat sambungan yang telah terbentuk. Jutaan sambungan baru setiap hari terbentuk, sehingga pada usia 3-8 tahun kepadatan sinaps anak mencapai 2 kali lipat dari sinaps yang dimiliki oleh orang dewasa. Akan tetapi prinsip kerja otak sangat efisien, yaitu akan memangkas bagian otak yang kurang memperoleh rangsangan dan mempertahankan bagian yang terus memperoleh rangsangan. Rangsangan ini akan memperkuat serabut sambungan antar sel otak, sehingga akhirnya menjadi sambungan yang permanen. Sementara, bagian sambungan yang jarang dirangsang akan mengalami atrofi, menyusut dan akhirnya mati.

Page 42: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 34

Pada usia 8-18 tahun terjadi pemangkasan besar-besaran dan ketika dewasa yang tertinggal sebagai struktur otak yang permanen tinggal setengahnya. Inilah modalitas kecerdasan yang akan dibawa sepanjang hidup.

Gambar 2.4: Kepadatan Jaringan Otak Lintas Usia

b. Terkait dengan perkembangan kecerdasan, Bloom dkk. mengemukakan bahwa sekitar 50% kapasitas kecerdasan seseorang telah selesai terbentuk saat anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada rentang usia 4 hingga 8 tahun, dan 20% sisanya pada rentang usia 8 hingga 18 tahun. Ini artinya, kecerdasan yang terbentuk pada rentang 4 tahun pertama sama besarnya dengan peningkatan kecerdasan pada rentang usia 14 tahun berikutnya. Pada usia 6 tahun perkembangan kecerdasan anak telah mencapai 70%.

c. Pendapat serupa dikemukakan oleh Jernigan, dkk (1991); Pfefferbaum dkk (1994); Chugani (1998); Kolb (1999); dan Huttenlocher (1999), yang menekankan pentingnya masa usia dini dalam mengoptimalkan perkembangan otak anak.

Saat Lahir Usia 6 tahun Usia 15 tahun

Page 43: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 35

Gambar 2.5: Perkembangan Jaringan Otak

Sumber: Otak Anak, PT. Tigaraksa, 2003.

d. Pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dalam rahim hingga usia sekitar 6 tahun sangat menentukan derajat kesehatan, intelegensi, kematangan emosional, dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya. (Hidayat Syarief, 2002).

e. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Save the Children (2000) di Nepal menunjukkan bahwa tingkat kenaikan kelas di kelas 1 pada anak yang mendapatkan pendidikan usia dini dua kali lipat lebih tinggi dari anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kasus anak yang mengulang kelas dan putus sekolah jauh lebih tinggi terjadi pada anak yang tidak mendapatkan layanan pendidikan sejak dini (Choi, 2005).

Page 44: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 36

f. Berdasarkan kajian fungsional yang meliputi, fungsi pendengaran dan penglihatan; fungsi bahasa; dan fungsi kognitif yang lebih tinggi, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat terjadi pada rentang usia dini (Shonkoff JP, Phillips DA, The Developing Brain, 2000).

Gambar 2.6: Kurva Perkembangan Fungsi Otak

Diadaptasi dari: Shonkoff JP, Phillips DA. The Developing Brain, 2000

g. Kelompok anak yang mendapatkan layanan PAUD memiliki kemampuan pra-akademik lebih baik (Mc.Key, e.al,1985; Powel, 1986; Huston,et.al,1987). IQ dan Skor akademik meningkat tajam meskipun pada keluarga kurang mampu (Berrueta Clement, et.al,1985; Concortium for Longitudinal Studies,1983). Begitu pula dalam kemampuan menyelesaikan tugas dan kerjasama dalam kelompok, lebih baik (Bronson,et.al,1985). Jarang masuk kelas remedial, lebih tekun di kelas, paling sedikit yang mengulang kelas, kematangan sosial-emosinya lebih baik, motivasi akademik lebih tinggi,

Page 45: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 37

lebih percaya diri, lebih meluangkan untuk mengerjakan PR, lebih banyak lulus SMA (Concortium for Longitudinal Studies,1983, Stalling & Stipek,1986).

h. Semakin dini pendidikan diberikan akan semakin besar dampaknya terhadap kualitas SDM dan sebaliknya makin terlambat pendidikan diberikan makin kecil dampaknya terhadap pembentukan kualitas SDM. Oleh karena itu, penyiapan SDM unggul seyogianya dimulai sejak anak masih dalam kandungan (Nash, 1997).

i. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa kelompok anak Stunted (pendek) yang diberikan stimulasi (pendidikan & pengasuhan) dan tambahan nutrisi selama 24 bulan, berkembang setara dengan anak-anak normal (Dr. Sally Grantham-McGregor, 2010).

Grafik 2.3: Hasil Penelitian Terhadap Anak Stunted/Pendek

Diadaptasi dari: Grantham-McGregor, 2010

j. Penyelenggaraan dan fasilitasi anak usia dini secara holistik berdampak pada tumbuh-kembang, baik fisik-motorik; kognitif, bahasa dan perkembangan sosialnya

Page 46: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 38

menjadi lebih utuh dan lebih baik, sehingga dapat lebih mempersiapkan anak (kesiapan sekolah) mengikuti pendidikan yang lebih lanjut (Dwi Hastuti, IPB, 2010).

3. Tinjauan Sosial, Ekonomis dan Budaya Kajian tentang dampak sosial, ekonomi maupun

budaya dari keberhasilan pendidikan anak usia dini, dapat ditunjukkan melalui beberapa temuan sebagai berikut: a. PAUD berkontribusi terhadap: (1) meningkatnya

efisiensi pendidikan, yaitu menurunan angka mengulang kelas dan meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi; (2) meningkatnya produktivitas kerja, kesejahteraan hidup, dan penerimaan pajak; dan (3) menurunnya angka kejahatan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (UNESCO, 2005).

b. Terdapat perbedaan yang signifikan kesejahteraan anak yang mengikuti dan yang tidak mengikuti PAUD di masa dewasanya (Barnett, 2009).

c. Kelompok anak yang mendapatkan fasilitasi PAUD, perkembangan sosial melalui penggunaan bahasa lebih baik pada kemampuan berkata-kata dan berinteraksi, sehingga lebih mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan (Hart dan Risley, 1995).

d. Kelompok anak yang mendapatkan fasilitasi PAUD dengan baik, lebih banyak bekerja di pasar kerja, memiliki gaji lebih baik, ketergantungan pada program subsidi lebih rendah, lebih jarang melakukan pelanggaran, lebih harmonis berhubungan keluarga, lebih perhatian pada pendidikan anak (Concortium for Longitudinal Studies,1983, Stalling & Stipek,1986)

Page 47: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 39

e. Pembiayaan yang dikeluarkan untuk PAUD dipandang sebagai investasi SDM yang paling menguntungkan karena memberikan keuntungan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan investasi pendidikan pada tahapan usia berikutnya. Oleh karena itu manfaat dari menjadikan layanan pendidikan anak sebagai bagian dari investasi ekonomi sangat harus diperhatikan. Pendapat ini antara lain disampaikan oleh James Heckman pemenang Nobel Bidang Ekonomi tahun 2000, diperkuat Lynch 2004, penguatan argumentasi Bruce Perry 1999, Heckman, 2010. Pandanganya Heckman diilustrasikan melalui grafik berikut ini.

Gambar 2.8:Keuntungan Investasi SDM Lintas Usia

Diadaptasi dari: Heckman, Efective Child Development Strategies, 2010.

Page 48: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 40

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Dan Target 1. Visi 2. Misi

3. Tujuan 4. Sasaran

5. Target Dan Hasil a. Target Akses

b. Target Pembangunan Kelembagaan dan Satuan PAUD

c. Target Pembangunan Pendidik dan tenaga kependidikan

d. Target Pembangunan Orang Tua dan Masyarakat e. Target Pembangunan Mitra dan Pemangku

Kepentingan (stakeholders)

B. Kebijakan 1. Instrumen Kebijakan

2. Kebijakan dan regulasi

C. Strategi 1. Perluasan Dan Peningkatan Mutu Satuan PAUD 2. Peningkatan kuantitas dan kualitas PTK PAUD

3. Penguatan Peran Orang Tua Dan Masyarakat 4. Pengutan dan pemberdayaan mitra

(Pemangku Kepentingan, stakeholders).

Page 49: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 41

KERANGKA BAB III

Page 50: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 42

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Target

1. Visi Mewujudkan anak usia dini yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, jujur, bertanggungjawab, kreatif, percaya diri dan cinta tanah air menuju terbentuknya insan Indonesia cerdas komprehensif menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka.

2. Misi Misi utama pembangunan PAUD Indonesia mengacu pada misi Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu 5 K: a. Meningkatkan KETERSEDIAAN layanan PAUD. b. Memperluas KETERJANGKAUAN layanan PAUD. c. Meningkatkan KUALITAS/MUTU dan relevansi layanan

PAUD. d. Mewujudkan KESETARAAN dalam memperoleh

layanan pendidikan. e. Menjamin KEPASTIAN memperoleh layanan PAUD.

3. Tujuan Tujuan umum Pembangunan PAUD Indonesia adalah untuk menguatkan peran PAUD sebagai fundamen pembangunan pendidikan nasional, dengan tujuan khusus meliputi:a. Memperluas layanan PAUD yang menjangkau semua

lokasi dan komunitas anak usia dini. b. Meningkatkan pemerataan layanan hingga menjangkau

wilayah terisolir, tertinggal dan/atau perbatasan. c. Menyediakan layanan PAUD yang bermutu, akuntabel

dan selaras dengan tahap perkembangan anak.

Page 51: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 43

d. Mewujudkan layanan PAUD yang non-diskriminatif, inklusif, dan berkeadilan.

e. Mewujudkan sistem layanan PAUD yang menjamin semua anak usia dini berkesempatan memperoleh layanan PAUD.

4. Sasaran Sasaran pembangunan PAUD Indonesia melipti lima

komponen utama atau lima fokus, yaitu: a. Anak usia dini 0-6 tahun yang ada dan tersebar di seluruh

wilayah Indonesia. b. Satuan PAUD, meliputi: TK (Taman Kanak-Kanak), KB

(Kelompok Bermain), TPA (Taman Penitipan Anak), SPS (Satuan PAUD Sejenis), dan PBKL (PAUD Berbasis Keluarga dan Lingkungan).

c. PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) d. Orangtua dan masyarakat e. Mitra dan pemangku kepentingan (stakeholders)

5. Target dan Hasil Target dan hasil pembangunan PAUD diproyeksikan

berikut ini.

a. Target Akses Akses anak usia dini digambarkan melalui proyeksi

pencapaian APK secara proporsional dan berkelanjutan seperti pada tabel berikut ini.

Page 52: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 44

Tabel 3.1 Proyeksi APK PAUD Kemdiknas

Tahun 2011-2025

Tahun Jml Anak Target Tambahan TargetUsia 0-6 th Terlayani Akses APK

2009 28.912.400 15.493.470 783.788 53,92010 30.113.300 16.393.331 899.861 56,7 2011 30.375.100 18.098.093 1.704.763 60,1 2012 30.359.200 19.318.564 1.220.470 63,6 2013 30.338.700 20.462.101 1.143.537 67,42014 30.312.500 22.116.912 1.654.812 72,92015 30.859.576 23.189.063 1.072.150 76,52020 31.473.136 25.650.606 2.461.543 81.52025 32.350.985 27.983.602 2.332.996 86.5

b. Target Pembangunan Kelembagaan Satuan PAUDTarget Pembangunan kelembagaan satuan PAUD

meliputi: 1) Meningkatkan jumlah satuan layanan PAUD yang

menjangkau semua lokasi dan komunitas anak usia dini minimal satu satuan PAUD di setiap kel/desa dan di wilayah khusus, melalui:a) batuan pendirian/rintisan satuan PAUD baru; b) bantuan pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD; c) penambahan satuan layanan pada satuan PAUD yang

sudah berjalan (TK/KB/TPA/SPS). 2) Meningkatkan jumlah layanan PAUD yang bermutu

melalui:

Page 53: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 45

a) pembentukan satuan PAUD percontohan di setiap kabupaten/kota dan kecamatan minimal setiap jenis layanan satu satuan PAUD percontohan;

b) layanan holistik-integratif (pendidikan-kesehatan-gizi-perlindungan) di setiap satuan PAUD;

c) penguatan pendidikan karakter yang melekat dalam keseluruhan proses pembelajaran; dan

d) pembelajaran yang selaras dengan tahapan perkembangan, sosial-budaya, dan kebutuhan anak.

2) Sekurang-kurangnya 75% satuan PAUD memenuhi standar nasional (terakreditasi).

3) Meningkatkan jumlah satuan PAUD inklusif minimal satu satuan PAUD di setiap kecamatan.

4) Menata kelembagaan PAUD melalui perizinan dan pemberian nomor induk lembaga/satuan PAUD.

5) Membentuk pusat konsultasi, informasi dan rujukan PAUD di setiap Satuan PAUD percotohan.

Dengan merujuk pada target akses di atas, agar tercapai dan terjadi keseimbangan maka proyeksi penambahan satuan PAUD dengan data dasar 237.176 lembaga (2009), maka pada periode percepaan perluasan layanan (2011-2015) setiap tahun dibutuhkan tambahan sekitar 30.000 sampai dengan 42.000 satuan layanan PAUD baru. Ini artinya diperlukan investasi baru untuk penambahan satuan layanan PAUD baru sejumlah itu. Namun demikian, jumlah tersebut dapat berkurang apabila satuan layanan yang ada dapat dioptimalkan dengan menambah kapasitas layanan. Peningkatan kapasitas layanan ini dimungkinkan melalui layanan PAUD Terpadu, yaitu menyatukan layanan TK dan KB atau jika dimungkinkan juga dengan TPA dan SPS dalam satu lokasi dan satu pengelolaan.

Jika mengacu pada pola selama ini, maka kebutuhan satuan layanan PAUD baru dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 54: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 46

Tabel 3.2Proyeksi Peningkatan Jumlah Satuan PAUD

Tahun 2011-2025

Tahun Populasi

Anak Usia 0-6 th

TargetAPK

AnakTerlayani

Tambahan Akses

Satuan PAUD

Tersedia Kurang

2010 28.912.400 56,7 16393331 899,861 387,337 22,497

2011 30.113.300 60,1 18098093 1,704,763 409,833 42,619

2012 30.375.100 63,6 19318564 1,220,470 452,452 30,512

2013 30.359.200 67,4 20462101 1,143,537 482,964 28,588

2014 30.338.700 72,9 22116912 1,654,812 511,553 41,370

2015 30.312.500 76,5 23189063 1,072,150 552,923 26,804

2020 31.473.136 81.5 25650606 2,461,543 579,727 61,539

2025 32.350.985 86.5 27983602 2,332,996 641,265 58,325

c. Target Pembangunan PTKTarget pembangunan bidang pendidik dan tenaga

kependidikan meliputi empat kebutuhan dasar, yaitu: 1) Tersedia PTK yang mencukupi (termasuk pendatan

dan pemetaan). 2) Tersedia PTK yang kompeten/terlatih. 3) Tersedia PTK yang memenuhi standar kualifikasi/

sarjana/D-4 bidang PAUD atau bidang lain yang relevan.

4) Tersedianya PTK yang bermartabat (berkarir, sejahtera, dihargai, dan dilindungi).

Berpijak pada target akses, maka proyeksi kebutuhan PTK PAUD dari tahun ke tahun hingga tahun 2025, dengan baseline data tahun 2009 jumlah pendidik PAUD sebanyak 772.741, pendidik yang berkualifikasi

Page 55: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 47

S-1/D-4 sebanyak 63.284 (15,7%) dan sisanya sebanyak 339.209 (84,3%) berkualifikasi di bawahnya. Dengan perhitungan seorang pendidik bertanggungjawab menangani 20 anak (merangkap) perbandingan anak dengan guru 1 : 20 proyeksinya terlihat pada tabel di bawah ini. Namun mengingat rasio guru berbading anak berdasarkan standar PAUD (Permendiknas No. 58 Tahun 2009) rasio kebutuhan pendidik PAUD antara 1- 5 hingga 1:15 atau rata-rata 1 : 10 (bergantung kelompok usia yang ditangani), maka perhitungan ini didasarkan pada asumsi setiap guru merangkap menangani 2 kelompok.

Tabel 3.3 Proyeksi Kebutuhan Pendidik PAUD

Tahun 2011-2025

Tahun Anak Target Anak Tambahan PendidikUsia 0-6 th APK Terlayani Akses Tersedia Kurang

2009 28.854.400 53,9 15.493.470 783.788 772.741 39.1892010 28.912.400 56,7 16.393.331 899.861 811.930 44.9932011 30.113.300 60,1 18.098.093 1.704.763 856.923 85.2382012 30.375.100 63,6 19.318.564 1.220.470 942.162 61.0242013 30.359.200 67,4 20.462.101 1.143.537 1.003.185 57.1772014 30.338.700 72,9 22.116.912 1.654.812 1.060.362 82.7412015 30.312.500 76,5 23.189.063 1.072.150 1.143.103 53.6082020 31.473.136 81.5 25.650.606 2.461.543 2.422.935 38.6082025 32.350.985 86.5 27.983.602 2.332.996 2.309.388 23.608

Keterangan: Kekurangan pendidik dihitung berdasarkan penambahan akses baru dengan rasio 1:20, sedangkan rata-rata perkelompok 10 anak (standar PAUD) sehingga setiap guru diasumsikan merangkap 2 kelompok.

Page 56: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 48

Jika tabel di atas dianalisis, maka peningkatan mutu PTK harus bertumpu pada program pelatihan, karena keterbatasan LPTK dalam menghasilkan PTK bidang PAUD. Untuk mempercepat pengadaan dan peningkatan PTK PAUD melalui program S-1/D-4, dapat dilakukan dengan cara khusus, seperti dengan program percepatan (crass program) yang dilakukan secara serempak oleh perguruan tinggi atau lembaga lain di seluruh Indonesia.

Rencana Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidik PAUD, tergambar sebagai berikut:

Tabel 3.4. Rencana Peningkatan

Kompetensi dan Kualifikasi Pendidik PAUD

Tahun Jml AnakUsia 0-6 th

PrediksiPendidik

Peningkatan Kompetensi Peningkatan Kualifikasi

% Diklat/PPB % S1/D4 Belum S1/D4

2011 30.113.300 942,161 29 273,227 15.7 147,919 794,242

2012 30.375.100 1,003,186 37 371,179 19.2 192,612 810,574

2013 30.359.200 1,060,362 45 477,163 22.7 240,702 819,660

2014 30.338.700 1,143,103 53 605,845 26.2 299,493 843,610

2015 30.312.500 1,196,711 57 682,125 26.7 319,522 877,189

2020 31.473.136 2,461,543 78 1,920,004 29.2 718,771 1,742,772

2025 32.350.985 2,332,996 99 2,309,666 31.7 739,560 1,593,436

d. Target Pemberdayaan Orang Tua dan Masyarakat Target pembangunan PAUD berkaitan dengan orang tua

dan masyarakat (non lembaga) adalah pada peningkatan peran dan partisipasinya dalam peningkatan mutu layanan terhadap anak usia dini. Target pembangunan meliputi:

Page 57: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 49

1) Meningkatkan kesediaan orang tua memasukan anaknya di PAUD.

2) Meningkatkan peran dan keterlibatan orang tua dalam kegiatan di satuan atau lembaga PAUD.

3) Meningkatkan kesediaan mendidik anak dengan menggunakan buku (pedoman) mendidik anak Indonesia di rumah dan lingkungan masing-masing.

4) Tercipta komunitas yang mampu mendidik, melindungi dan membantu tumbuh-kembang anak usia dini.

5) Terbentuk lingkungan terpadu PAUD yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

e. Target Pemberdayaan Mitra Target pembangunan PAUD berkaitan dengan mitra

dan pemangku kepentingan diarahkan pada perluasan, pemberdayaan, penguatan mitra dalam berpartsiapasi dalam pembangunan PAUD. Targetnya meliputi: 1) Peningkatan dan Penguatan Peran Organisasi Profesi

Mendorong organisasi profesi, terutama HimPAUDi dan IGTKI agar dapat meningkatkan perannya dalam mengkoordinasi dan meningkatkan kapasitas dan kualitas PTK PAUD. Baik dengan membangun kemitraan dalam pendidikan, pelatihan, maupun pemagangan.

2) Peningkatan dan Penguatan Peran Organissasi Sosial Kemasayarakatan Setiap Organissasi Sosial Kemasayarakatan (Orsosmas) yang dapat berkontribusi dalam pembangunan PAUD diupayakan dapat ditingkatkan kiprahnya. Sejumlah orsosmas yang dapat digandeng, diantaranya: Forum PAUD, KOWANI, TP PKK, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, Muslimat NU,

Page 58: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 50

Aisyiyah, Dewan Masjid Indonesia, Wanita Islam, Wanita Katholik, Persit Kartika Candrakirana, Wanita Bhayangkari, dll.

3) Peningkatan dan Penguatan Peran Perguruan tinggi Peran perguruan tinggi yang dapat ditingkatkan terutama dalam hal penyediaan tenaga pendidik berkualifikasi sarjana, pengembangan laboratorium PAUD, pendampingan perintisan PAUD, serta pemanfaatan hasil-hasil riset bagi kepentingan pembangunan PAUD.

4) Peningkatan dan Penguatan Peran Mitra Internasional Dukungan mitra luar negeri baik GO maupun NGO sangat diperlukan. Kerjasama baik selama ini dengan Bank Dunia, Unesco, Unicef, dan Wolrd Forum harus terus dijalin dan diperkuat. Seiring dengan itu dibuka peluang baru mitra luar negeri sehingga akselerasi pembangunan PAUD dapat lebih terdorong dengan optimal.

5) Peningkatan dan penguatan peran dunia usaha dan dunia industri Peran dunia usaha dan dunia industry (DUDI), terutama pihak swasta dalam pembangunan PAUD terus ditingkatkan baik melalui dukungan CSR untuk menambah atau mendirikan satuan PAUD baru maupun dalam bentuk lainnya yang bersifat lebih luas.

B. Kebijakana. Instrumen Kebijakan

Instrumen kebijakan penting yang menunjang pembangunan PAUD, diantaranya: 1) Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Page 59: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 51

2) Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

3) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

4) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

5) Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010, dimana Direktorat PAUD berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal. Dalam struktur baru ini Direktorat PAUD tidak hanya menangani PAUD non formal tetapi juga PAUD formal.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan (termasuk untuk PAUD);

7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini,

8) Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dengan akan menempatkan unit eselon II yang khusus menangani masalah pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal;

9) Menempatkan PAUD sebagai salah satu program prioritas pembangunan pendidikan 2011–2025;

10) Mengoptimalkan keberadaan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN PNF) untuk mendukung pelaksanaan akreditasi lembaga PAUD di seluruh Indonesia, dan

11) Meningkatkan anggaran PAUD dari tahun ke tahun pada tahun 2011-2025.

Page 60: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 52

b. Kebijakan dan RegulasiUntuk mencapai target yang direncanakan,

diperlukan kebijakan pendukung, meliputi: a. Penjaminan kepastian setiap anak dapat terlayani

PAUD secara adil, merata dan non-diskriminasi (status sosial, ekonomi, budaya, agama).

b. Peluasan jangkauan PAUD pada daerah yang belum terlayani, terutama daerah terpencil, terisolir, miskin, pinggiran dan perbatasan.

c. Peningkatan mutu layanan di setiap satuan PAUD. d. Pemenuhan standar, kurikulum/program pembela-

jaran, serta pedoman dalam penyelenggaraan dan pengelolaan PAUD.

e. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana, terutama pemenuhan APE dan penciptaan lingkungan PAUD yang kondusif.

f. Peningkatkan kuantitas dan kualitas PTK PAUD. g. Peningkatan Kesejahteraan, Karir, Penghargaan dan

Perlindungan PTK PAUD h. Peningkatan partisipasi orang tua, masyarakat dan

pemangku kepentingan bidang PAUD. i. Dukungan dan penjaminan anggaran sesuai dengan

kebutuhan pembangunan PAUD.

Bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik di pusat maupun daerah dapat dalam bentuk keputusan presiden, instruksi presiden, keputusan menteri, instruksi menteri hingga dalam bentuk yang bersifat teknis operasional dalam bentuk pembuatan (perumusan) standar, pedoman/acuan dan program implemntatif.

Page 61: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 53

C. StrategiStrategi pembangunan PAUD secara umum ditempuh

melalui berbagai langkah yang mengarah pada terciptanya Layanan PAUD Terpadu. Melalui strategi layaan dalam bentuk PAUD Terpadu ada beberapa keuntungan yang didapat, antara lain: (1) peningkatan efisiensi melalui pemanfaatan suberdaya secara terpadu; (2) mutu layanan lebih terjamin karena pengelola sudah berpengalaman (bukan baru).

Awal tahun 2011 diharapkan menjadi tonggak dalam masifikasi pembangunan PAUD di Indonesia. Langkah-langkah yang akan ditempuh melalui: 1) perluasan dan peningkatan mutu satuan PAUD, 2) peningkatan kuantitas dan kualitas PTK PAUD, 3) penguatan peran orang tua dan masyarakat, serta 4) pengutan dan pemberdayaan mitra (pemangku kepentingan, stakeholders).

Gambar 3.1 Strategi Layanan PAUD Terpadu

Page 62: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 54

1. Perluasan Dan Peningkatan Mutu Satuan PAUDStrategi perluasan dan peningkatan mutu satuan PAUD

dilaksanakan melalui: a. Perluasan program layanan b. Pembuatan PAUD model dan percontohan c. Pendirian/Perintisan satuan PAUD d. Penguatan pendidikan karakter e. Penguatan PAUD holistik-integratif

Strategi ditempuh dengan berbagai cara yang dapat mencapai akselerasi (percepatan), tetapi tetap diimbangi dengan pencapaian kualitas. Tindakan dilakukan dengan rekonseptualisasi, penguatan, pemberdayaan, serta revitalisasi dari semua potensi yang tersedia, dan diharapkan bertumpu pada prinsip kemandirian dan mengoptimalkan potensi yang tersedia.

2. Peningkatan Jumlah dan Mutu PTK PAUDPeningkatan mutu PTK ditempuh melalui pendidikan,

pelatihan, pemagangan, kursus, pemberdayaan PTK inti, pertemuan gugus, studi banding, serta kegiatan ilmiah dan penelitian, dengan ketentuan: a. Pendidikan terutama untuk mendapatkan kualifikasi S-1/D-4

bidang PAUD dan bidang lain yang relevan b. Pelatihan dan kursus terutama untuk PTK dengan kualifikasi

SLTA dan Diploma dengan materi utama pengusaan kompetensi bidang PAUD.

c. Pemagangan, pemberdayaan PTK inti, studi banding kegiatan ilmiah dan penelitian ditujukan untuk memperkaya dan memperdalam kompetensi PTK PAUD.

d. Pelaksanaan peningkatan kuantitas dan kualitas PTK mengacu kepada standar profesi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

e. Selain hal tersebut di atas, peningkatan mutu PTK PAUD juga dilakukan dengan peningkatan kesejahteraan, peningkatan karir, pemberian penghargaan dan perlindungan PTK PAUD.

Page 63: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 55

Strategi dilakukan dengan skala prioritas dengan tetap mempertimbangkan standar kompetensi profesional yang semestinya (sesuai standar). Karena masih terbatasnya jumlah PTK PAUD, upaya pemenuhan kebutuhan PTK dapat dilakukan dengan tindakan percepatan, seperti dengan crass program yang dibatasi pada jangka waktu tertentu (misal selama 3-5 tahun saja, diharapkan mulai tahun 2012-2015).

3. Penguatan Peran Orang Tua dan MasyarakatStrategi penguatan dan peningkatan partisipasi orang tua

(masyarakat) ditempuh melalaui: a. Program parenting (pendidikan keorangtuaan) b. Penyebarluasan buku (pedoman) mendidik anak Indonesia c. Himbauan terbuka dan masal dengan melalui berbagai media

(misal: iklan sosial di televisi) . Strategi dilakukan secara terus-menerus dengan

memanfaatkan berbagai saluran dan kemitraan strategis. Iklan produk yang melibatkan anak, orang tua dan keluarga haruslah dapat menyisipkan pentingya PAUD di keluarga dan lingkungan. Program parenting hendaklah menjadi garapan serius semua K/L tidak hanya lingkup Kemdiknas, terutama K/L yang terkait dan terkoordinasi langsung. Karena sifat orang tua dan masyarakat itu melekat dimana-mana.

4. Pengutan dan Pemberdayaan Mitra (Pemangku Kepentingan, Stakeholders).

Penguatan dan pemberdayaan mitra menjangkau seluruh mitra yang dianggap potensial dan dapat berkontribusi dalam pembangunan PAUD. Strategi yang dibangun dengan mitra meliputi: a. Perluasan cakupan bidang kerjasama bidang PAUD b. Bantuan manajemen penyelenggaraan kegiatan terkait PAUD c. Pendidikan, pelatihan dan pembinaan PTK PAUD d. Menyertakan dalam jejaring mutu pembangunan PAUD e. Menyertakan dalam kegiatan ilmiah dan penelitian

pengembangan PAUD

Page 64: 200417d77d0b08ab4f4aa879cb312284_235

Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011-2025 56

Strategi dapat dilakukan dengan pengikatan kerjasama secara penuh maupun terbatas antara mitra dengan kemdiknas, baik ditingkat pusat maupun daerah. Penghargaan dapat diberikan dalam berbagai bentuk kepada mitra potensial dan berkontribusi optimal, baik bersifat institusioanalitas maupun bersifat ketokohan (personalitas).