2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao...

12
Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330 65 PERTUMBUHAN DAN EVALUASI KANDUNGAN NITROGEN MELALUI INDIKASI WARNA DAUN PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) BELUM MENGHASILKAN GROWTH AND EVALUATION OF NITROGEN CONTENT THROUGH THE LEAF COLOUR INDICATION AT COCOA (Theobroma cacao L.) NOT YET YIELDED Nasaruddin 1 dan Ismaya N.R. Parawansa 2 1 Jurusan Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin 2 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan kandungan nitrogen daun tanaman kakao belum menghasilkan (umur 6 bulan) melalui indikasi warna daun pada berbagai dosis pemupukan nitrogen. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pelaksanaan pemupukan khususnya pupuk nitrogen tanaman kakao umur 1 tahun bagi petani. Penelitian disusun berdasarkan pola rancangan Acak Kelompok. Perlakuan dosis pemupukan nitrogen terdiri dari 7 taraf yaitu tanpa pemupukan sebagai kontrol, 0.9 g, 1,8 g, 2,7 g, 3,6 g, 4,5 g dan 5,4 g. pohon -1 . Setiap perlakuan terdiri dari empat tanaman dan diulang sebanyak 3 kali. Komponen yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, luas daun spesifik dan warna daun serta kandungan hara nitrogen daun tua di bawah flush. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemupukan 5,4 g N pohon -1 memberikan pengaruh terbaik pada semua parameter pengamatan dan kadar N daun 2,66 %. Pemupukan 3,6 g sampai 5,4 g N menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dengan kadar nitrogen daun normal antara 2,082,66%. Pemupukan 0,92,7 g N pohon -1 , kandungan N daun rendah dan pertumbuhan tanaman terhambat dengan kandungan N daun antara 1,71% sampai 1,96%. Tanaman yang tidak dipupuk mengalami defisiensi nitrogen dengan kandungan N daun 1,41%. Analisis warna daun tanaman kakao dengan Photoshop dari pengambilan gambar dengan kamera digital 7,0 MP diperoleh nilai kehijauan (green) daun tua di bawah flush sebagai berikut: Nilai green <120,00 tanaman mengalami defisiensi nitroge. Nilai green >120,00140,00, kadar N tanaman rendah, pertumbuhan terhambat dan Nilai green >140,00 kadar N tanaman tinggi dan pertumbuhan tanaman normal. Kata kunci: Tanaman kakao, nitrogen, warna daun ABSTRACT This research aims to study the uptake efficiency of nitrogen fertilizer on cocoa crops six month age through the leaf color indication. The usefulness of this research is expected to get into the material information to farmers in the cocoa plantation and as a basis for further research. Research using randomized block design with treatment dose of nitrogen fertilizer that consists of 7 levels: control 0.9 g, 1.8 g, 2.7 g, 3.6 g, 4.5 g and 5.4 g. each treatment was repeated 3 times so that there were 21 trials. The components measured were plant height, leaf number, leaf area, leaf area index, specific leaf area and leaf color. Result of research was obtained that fertilization 5,4 g N pohon -1 give the best influence at

description

oke

Transcript of 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao...

Page 1: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

65

PERTUMBUHAN DAN EVALUASI KANDUNGAN NITROGEN MELALUI

INDIKASI WARNA DAUN PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

BELUM MENGHASILKAN

GROWTH AND EVALUATION OF NITROGEN CONTENT THROUGH THE

LEAF COLOUR INDICATION AT COCOA (Theobroma cacao L.)

NOT YET YIELDED

Nasaruddin1 dan Ismaya N.R. Parawansa

2

1Jurusan Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

2Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan kandungan nitrogen daun

tanaman kakao belum menghasilkan (umur 6 bulan) melalui indikasi warna daun pada

berbagai dosis pemupukan nitrogen. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan menjadi

bahan informasi untuk pelaksanaan pemupukan khususnya pupuk nitrogen tanaman kakao

umur 1 tahun bagi petani. Penelitian disusun berdasarkan pola rancangan Acak Kelompok.

Perlakuan dosis pemupukan nitrogen terdiri dari 7 taraf yaitu tanpa pemupukan sebagai

kontrol, 0.9 g, 1,8 g, 2,7 g, 3,6 g, 4,5 g dan 5,4 g. pohon-1

. Setiap perlakuan terdiri dari

empat tanaman dan diulang sebanyak 3 kali. Komponen yang diamati adalah tinggi

tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, luas daun spesifik dan warna daun

serta kandungan hara nitrogen daun tua di bawah flush. Hasil penelitian diperoleh bahwa

pemupukan 5,4 g N pohon-1

memberikan pengaruh terbaik pada semua parameter

pengamatan dan kadar N daun 2,66 %. Pemupukan 3,6 g sampai 5,4 g N menghasilkan

pertumbuhan tanaman yang lebih baik dengan kadar nitrogen daun normal antara 2,08–

2,66%. Pemupukan 0,9–2,7 g N pohon-1

, kandungan N daun rendah dan pertumbuhan

tanaman terhambat dengan kandungan N daun antara 1,71% sampai 1,96%. Tanaman yang

tidak dipupuk mengalami defisiensi nitrogen dengan kandungan N daun 1,41%. Analisis

warna daun tanaman kakao dengan Photoshop dari pengambilan gambar dengan kamera

digital 7,0 MP diperoleh nilai kehijauan (green) daun tua di bawah flush sebagai berikut:

Nilai green <120,00 tanaman mengalami defisiensi nitroge. Nilai green >120,00– 140,00,

kadar N tanaman rendah, pertumbuhan terhambat dan Nilai green >140,00 kadar N

tanaman tinggi dan pertumbuhan tanaman normal.

Kata kunci: Tanaman kakao, nitrogen, warna daun

ABSTRACT

This research aims to study the uptake efficiency of nitrogen fertilizer on cocoa crops six

month age through the leaf color indication. The usefulness of this research is expected to

get into the material information to farmers in the cocoa plantation and as a basis for

further research. Research using randomized block design with treatment dose of nitrogen

fertilizer that consists of 7 levels: control 0.9 g, 1.8 g, 2.7 g, 3.6 g, 4.5 g and 5.4 g. each

treatment was repeated 3 times so that there were 21 trials. The components measured

were plant height, leaf number, leaf area, leaf area index, specific leaf area and leaf color.

Result of research was obtained that fertilization 5,4 g N pohon-1

give the best influence at

Page 2: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

66

all of parameter and N leaf content 2,66%. Fertilization 3,6 g until 5,4 g N have the better

growth with the normal leaf nitrogen content between 2,08–2,66%. Fertilization 0,9–2,7 g

N plant-1

, the low content N of leaf and crop growth was restricted with N leaf content

between 1,71% until 1,96%. Crop which not fertilized have nitrogen deficiencies with N

Leaf content 1,41%. analysis of Colour leaf of cocoa by Photoshop from photograph using

digital camera 7,0 MP obtained green value of old leaf under flush: value of green <120,00

crops have deficiencies of nitrogen. value of green >120,00-140,00 low content of N,

growth of crop was restricted and value of green >140,00 high content of N and crop

growth with normal.

Keywords: Cocoa plants, nitrogen, colour of leaf

PENDAHULUAN

Kakao merupakan salah satu komoditi

unggulan Indonesia yang telah memberi-

kan sumbangan devisa bagi negara karena

telah lama menjadi komoditi ekspor. Ke-

beradaan Indonesia sebagai produsen ka-

kao di dunia, cukup diperhitungkan dan

berpeluang untuk menguasai pasar global.

Seiring terus meningkatnya permintaan

pasar terhadap kakao maka perlu dilaku-

kan upaya-upaya peningkatan ekspor me-

lalui peningkatan produksi nasional dan

mutu produksi. Pada masa yang akan da-

tang, komoditas kakao Indonesia diha-

rapkan memperoleh posisi yang sejajar

dengan komoditas perkebunan lainnya.

Sumbangan nyata biji kakao terhadap per-

ekonomian Indonesia dalam bentuk de-

visa dari ekspor biji kakao dan hasil

industri kakao relatif besar. Tanaman ka-

kao saat ini di Indonesia mempunyai arti

penting dalam aspek kehidupan sosial

ekonomi. Selain sebagai sumber devisa

Negara, tanaman kakao juga merupakan

penyedia lapangan kerja dan sumber

penghasilan bagi para petani kakao, ter-

utama di derah-daerah sentra produksi.

Indonesia merupakan daerah yang mem-

punyai potensi yang baik untuk pengem-

bangan kakao, tetapi hingga saat ini pro-

duksi kakao Indonesia hanya merupakan

sebagian kecil dari produksi kakao dunia

(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008).

Sulawesi Selatan sebagai sentra pengem-

bangan kakao terbesar di Indonesia terus

mengalami perkembangan areal, tetapi

produksi dalam 4 tahun terkhir terus me-

ngalami penurunan. Pada tahun 2004, luas

areal pertanaman hanya 215.252,64 ha

dengan produksi 184,470 ton, tahun 2007

luas areal telah mencapai 250,706,64 ha,

tetapi produksinya mengalami penurunan

ke angka 117,119 ton. Areal pertanaman

mengalami pertumbuhan dari tahun 2006

ke tahun 2007 sebesar 11,55%, sedangkan

petumbuhan produksi dan produktivitas

mengalami penurunan pada tahun yang

sama sebesar masing-masing -25,84% dan

-24,19% (Statistik Perkebunan Sulawesi

Selatan, 2008). Pada tahun 2009 areal

pertanaman kakao Sulawesi Selatan telah

mencapai sekitar 263.153,05 ha dengan

produksi total sekitar 163.001,47 ton

(Statistik pertanian Sulawesi Selatan,

2010).

Salah satu aspek budidaya yang sangat

penting dalam pengelolaan tanaman kakao

adalah penyediaan nutrisi mineral melalui

pemupukan. Perkembangan umur tanaman

sejalan dengan perputaran waktu yang

melampaui umur produktivitas maksimum

tanaman. perkembangan hama PBK yang

sampai saat ini belum mampu diatasi,

penyebaran penyakit busuk buah dan VSD

yang terus menggerogoti produktivitas

dan mutu produksi serta kematian tanam-

an, kelangkaan pupuk dan peningkatan

harga pupuk dalam 10 tahun terakhir

mengakibatkan aplikasi pupuk pada per-

tanaman kakao semakin menurun. Kondisi

Page 3: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

67

yang demikian mengakibatkan penurunan

produksi, produktivitas dan mutu produksi

semakin rendah. Usahatani Tanaman ta-

hunan sperti kakao, kurangnya input pu-

puk, pencucian dan erosi pada daerah tro-

pis telah memberikan kontribusi penu-

runan kesuburan tanah secara nyata.

Ribeiro at. al. (2008) menyatakan bahwa

pada kondisi lapangan, defisiensi hara

yang paling umum terjadi pada tanaman

kakao adalah nitrogen (N), Fosfor (P),

kalium (K), seng (Zn), besi (Fe), dan

boron (B).

Untuk mencukupi unsur hara yang telah

hilang maka dilakukan pemupukan. Pe-

mupukan secara umum bertujuan untuk

menjaga tetap terpeliharanya keseimba-

ngan unsur hara dalam tanah, mengurangi

bahaya erosi serta meningkatkan pertum-

buhan dan produksi tanaman (Fageria dan

Baligar, 2005).

Nitrogen merupakan unsur hara yang pa-

ling banyak digunakan dalam aplikasi pe-

mupukan pada tanaman. Penggunaan pu-

puk pada tanaman kakao rakyat saat ini

sangat rendah dan pupuk yang paling ba-

nyak di gunakan oleh petani saat ini hanya

pupuk nitrogen (Nasaruddin et al., 2010b).

Hasil penelitian sekitar 50% petani hanya

menggunakan urea, 30% petani menggu-

nakan urea dan SP36 dan urea dan sisanya

menggunakan SP36 dan KCl atau pupuk

NPK. Pengelolaan pupuk N pada tanaman

kakao dapat dilakukan secara efektif dan

efisien melalui indikasi warna daun. Ta-

naman kakao yang mengalami difisiensi N

akan memperlihatkan warna daun hijau

pucat terutama pada daun-daun yang tidak

ternaumgi dan ukuran daun lebih kecil

dibanding dengan ukuran daun normal

(Nasaruddin dan Padjung, 2007).

Pada tanaman kakao yang berumur satu

tahun dianjurkan menggunakan 20–35 g

urea dalam satu tahun. Tanaman kakao

tidak dapat tumbuh dan berproduksi de-

ngan baik jika mengalami defisiensi hara

(Siregar et al., 2009).

Photoshop adalah salah satu software

yang sangat baik untuk pengolahan gam-

bar standar professional. Photoshop mam-

pu membuat tulisan dengan bermacam-

macam karakteristik dan pengaplikasi pe-

ngolah gambar yang memberikan banyak

kontribusi bagi perkembangan dunia digi-

tal (Anonim, 2010). Pengambilan gambar

objek dengan menggunakan kamera di-

gital resolusi tinggi 10–12 megapixel

(MP) akan menghasilkan kualitas gambar

yang sempurna untuk selanjutnya diolah

dalam program photoshop.

Pengenalan gejala defisiensi hara khusus-

nya N pada tanaman kakao dapat me-

ningkatkan efektivitas penggunaan pupuk

N. Penggunaan indikasi warna daun pada

tanaman kakao yang di peroleh dari ka-

mera digital 10 MP dan diolah dalam pro-

gram photosohp diharapkan mampu me-

ngenali gejala difisiensi N pada tanaman

kakao secara praktis. Hasil dari pengelo-

laan gambar warna daun selanjutnya di-

harapkan dapat dimanfaatkan untuk me-

ngelola penggunaan pupuk N secara bi-

jaksana. Warna daun dapat dikenali secara

baik melalui penggunaan pada program

Photoshop. Namun demikian, sebelum di-

gunakan untuk meningkatkan efektivitas

penggunaan pupuk N pada tanaman kakao

perlu dilakukan pengujian secara teliti

pada tanaman kakao yang berumur satu

tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mempelajari efisiensi serapan pupuk nitro-

gen pada tanaman kakao belum mengha-

silkan melalui indikasi warna daun.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan

Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng yang

berlansung dari Maret sampai Juni 2010.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pe-

nelitian ini antara lain bibit klonal PBC

125 PBC 125 (Sulawesi I) berumur satu

tahun, pupuk kompos sebagai pupuk

Page 4: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

68

dasar, pupuk urea sebagai sumber N, pe-

lepah pisang sebagai naungan.

Alat-alat yang digunakan antara lain cang-

kul, ember, mistar, oven listrik, tim-

bangan, software Adobe photoshop, lap-

top, kamera Mpix 7.0 MP, dan alat tulis

menulis.

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk per-

cobaan yang disusun berdasarkan Ran-

cangan Acak Kelompok (RAK). Perlaku-

an terdiri dari:

N0 = Kontrol (tanpa pupuk nitrogen)

N1 = 0,9 g N pohon-1

(2 g urea pohon-1

)

N2 = 1,8 g N pohon-1

(4 g urea pohon-1

)

N3 = 2,7 g N pohon-1

(6 g urea pohon-1

)

N4 = 3,6 g N pohon-1

(8 g urea pohon-1

)

N5 = 4,5 g N pohon-1

(10 g urea pohon-1

)

N6 = 5,4 g N pohon-1

(12 g urea pohon-1

)

Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali

masing-masing unit terdapat 8 tanaman

sehingga terdapat 168 bibit kakao.

Sebelum dilakukan penanaman lubang ta-

nam telah dipersiapkan 3 bulan sebelum-

nya dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm,

menggunakan jarak tanam 2,5 x 2,5 m

dengan pola sistem segitiga. 2 minggu se-

belum penanaman lubang tanam sudah

tertutup kembali dan tanah penutup di-

campur dengan pupuk bokashi sekam padi

sebanyak 1 kg tanaman-1

sebagai pupuk

dasar. Sebelum penaman bibit disiapkan

di sekitar ajir tanam kemudian dilakukan

penyiraman tanah pada titik penanaman

sampai jenuh air.

Setelah penanaman, tanaman di naungi

sementara dari pelepah batang pisang dan

daun kelapa agar intensitas cahaya mata-

hari yang diterima sesuai dengan kebu-

tuhan tanaman kakao tersebut.

Perlakuan pemupukan nitrogen dilakukan

dua minggu sebelum tanam dengan mem-

berikan ½ dosis dari perlakuan dan pemu-

pukan berikutnya dengan memberikan ½

dosis pada bulan berikutnya. Pemberian

pupuk dilakukan secara tugal dengan jarak

10–15 cm dari tiap tanaman.

Pengamatan dilakukan pada empat tanam-

an contoh setiap perlakuan. Parameter pe-

ngamatan terdiri dari parameter pertum-

buhan, parameter fisiologis tanaman, dan

parameter warna dan kadar hara nitrogen

daun.

Komponen pengamatan meliputi:

1. Pertambahan tinggi tanaman (cm), di-

ukur setiap dua minggu sekali dengan

cara mengukur tinggi tanaman dari

batang bawah di atas permukaan tanah

sampai pada titik tumbuh degan meng-

gunakan mistar.

2. Pertambahan jumlah daun (helai), di-

hitung daun yang berbentuk sempurna

dan diukur setiap dua minggu sekali.

3. Luas daun, diamati pada akhir pene-

litian dengan cara mengukur panjang

dan lebar setiap daun. Cara menghi-

tungnya yaitu :

LD = P x L x k

Keterangan:

LD = luas daun

P = Panjang daun

L = Lebar daun

k = konstanta (0,76)

4. Rata-rata Indeks Luas Daun (ILD),

dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus (Nasaruddin,

2010a):

tegakanLuas

daun total Luas ILD

5. Rata-rata Luas Daun Spesifik (LDS),

dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus (Nasaruddin,

2010a):

(mg)daun Berat

) (cmdaun Luas LDS

2

Page 5: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

69

Komponen warna daun dan kadar hara

nitrogen daun yang terdiri dari:

1. Warna daun, diamati pada satu helai

daun pertanaman yang berbeda di

bawah flush dengan menggunakan

kamera digital. Pada saat pengambilan

gambar, tanaman ditutup dengan pa-

yung, dimaksudkan agar gambar yang

diambil tidak terkena cahaya matahari.

Pengambilan gambar diambil dengan

jarak 30 cm. kemudian gambar dima-

sukkan ke dalam program photoshop

untuk menghitung nilai hijau (green)

yang terlihat pada gambar. Peng-

amatan ini dilakukan pada akhir pene-

litian (3MST).

2. Analisis kadar hara nitrogen pada

daun dilakukan pada akhir penelitian

(13 MST).

3. Analisis kadar hara media tumbuh

(tanah) untuk menentukan tingkat ke-

suburan tanah yang digunakan yang

dilakukan sebelum perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa per-

lakuan pemupukan nitrogen berpengaruh

nyata terhadap rata-rata pertumbuhan

tinggi tanaman, jumlah daun dan luas

daun (Tabel 1). Makin tinggi dosis yang

diberikan makin baik pengaruhnya terha-

dap parameter tinggi tanaman, jumlah

daun dan luas daun bersifat linier dengan

mengikuti persamaan masing-masing y =

0,33x + 19,23; R² = 0,94, y = 0,363x +

21,34; R² = 0,68, y = 3,220x + 73,44; R² =

0,97 (Gambar 1). Parameter pengamatan

tinggi tanaman, jumlah daun dan luas

daun menunjukkan bahwa perlakuan pem-

berian pupuk nitrogen sebanyak 5,4 g

pohon-1

(N6) menghasilkan rata-rata ter-

tinggi.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm), jumlah daun (lembar) dan luas daun (cm2) tanaman

pada umur 4 bulan setelah tanam

Perlakuan

(g N pohon-1

)

Tinggi

Tanaman

(cm)

NP.

JBD0,01

Jumlah

Daun

(lembar)

NP

JBD0,01

Luas

Daun

(cm2)

NP

JBD0,01

0,0 (n0) 19,76b 1,23 22,00

b 1,75 75,89

c 11,83

0,9 (n1) 19,92b 1,29 22,33

b 1,84 80,42

bc 12,46

1,8 (n2) 19,95b 1,33 22,33

b 1,90 81,82

abc 12,82

2,7 (n3) 20,57ab

1,34 22,42 b 1,93 87,9

abc 13,04

3,6 (n4) 20,67ab

1,35 22,67 b 1,96 90,87

ab 13,26

4,5 (n5) 21,36a 1,36 23,00

b 1,99 92,56

ab 13,48

5,4 (n6) 21,64a 24,83

a 94,84

a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom, tidak berbeda nyata

pada taraf uji Duncan α 0,01

Perkembangan ILD dan LDS tanaman pa-

da Tabel 2 seirama dengan pola perkem-

bangan jumlah daun dan luas daun ta-

naman dengan mengikuti persamaan ma-

sing-masing y = 5,506x + 85,79, R² =

0,921; y = 0,151x + 0,875 R² = 0,904

(Gambar 2). Perlakuan pemupukan nitro-

gen 5,4 g N pohon-1

(N6) memperlihat-kan

ILD dan LDS tertingi dan berbeda nyata

dibandingkan dengan perlakuan kontrol

Page 6: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

70

N1, N2, N3 dan N4 tetapi tidak berbeda

nyata di bandingkan dengan perlakuan 4,5

g (N5).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ta-

naman kontrol yang tidak dilakukan pe-

mupukan mengalami defisiensi nitrogen,

sedang perlakuan pemupukan nitrogon 0,9

g, 1,8 g dan 2,7 g N pohon-1

kandungan

nitrogen daun rendah. Pada perlakuan pe-

mupukan nitrogen 3,6 g, 4,5 g dan 5,4 g N

pohon-1

kandungan N daun normal (Gam-

bar 4). Nasaruddin (2010a) mengemuka-

kan bahwa tanaman kakao mengalami

difisiensi nitrogen bila kadar hara dalam

daun tua kurang dari 1,50%, rendah bila

kandungan nitrogen dalan daun tua 1,50–

2,00% dan normal bila kandungan hara

nitrogen daun tua lebih dari 2,00% ter-

hadap berat kering jaringan sampel.

Gambar 1. Grafik rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun

Tabel 2. Rata-rata indeks luas daun dan luas daun spesifik (cm2 mg

-1) tanaman pada umur

4 bulan setelah tanam

Perlakuan

(g N pohon-1

)

Indeks Luas

Daun NP. JBD0,01

LD Spesifik

(cm2 mg

-1)

NP JBD0,01

0,0 (n0) 1,09c 0,50 94,60

c 21,16

0,9 (n1) 1,24 c 0,53 98,57

bc 22,29

1,8 (n2) 1,29 c 0,54 100,34

bc 22,92

2,7 (n3) 1,41bc

0,55 102,36bc

23,32

3,6 (n4) 1,44 bc

0,56 111,13 abc

23,71

4,5 (n5) 1,84 ab

0,57 118,94 ab

24,10

5,4 (n6) 2,05a 128,82

a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom, tidak berbeda nyata

pada taraf uji Duncan α 0,01

Page 7: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

71

Nitrogen merupakan hara makro utama ta-

naman yang dapat mempercepat pertum-

buhan vegetatif tanaman (Nasaruddin,

2010). Nitrogen merupakan nutrisi yang

paling banyak membatasi pertumbuhan

dan produksi tanaman di daerah tropis,

dan penggunaannya secara efisien dan

bijaksana merupakan faktor penting bagi

keberlanjutan sistem produksi tanaman

(Fageria dan Baligar, 2005). Pemberian

pupuk dengan kadar nitrogen yang tinggi

dapat mempercepat pertumbuhan dan per-

kembangan organ tanaman sehingga lebih

cepat mengalami pertambahan jumlah

daun dan ukuran luas daun. Ribeiro et al.

(2008) mengemukakan bahwa tanaman

kakao sangat respon terhadap perlakukan

pemupukan N, P, dan K.

Gambar 2. Grafik rata-rata ILD dan LDS

Pemberian nitrogen pada dosis 5,4 g (N6)

menunjukkan hasil terbaik pada setiap

parameter. Ini disebabkan karena kebutuh-

an pupuk nitrogen yang dibutuhkan ta-

naman kakao terpenuhi dengan baik. Hal

ini sesuai dengan pendapat Sarief (1989)

menyatakan bahwa jika nitrogen tersedia

lebih banyak maka akan dihasilkan pro-

tein dan daun dapat tumbuh dengan baik.

Gardner et al. (1991) mengemukakan bah-

wa pemupukan nitrogen mempunyai pe-

ngaruh yang nyata terhadap perluasan

daun. Pemberian dosis yang tepat akan

mempercepat pertumbuhan dan mening-

katkan produksi yang tepat, sedangkan

pemberian pupuk yang tepat dapat meng-

efisiensikan ketersediaan unsur hara. Se-

bagaimana dikemukakan Sutejo (1987),

bahwa pemberian harus sesuai jumlah dan

waktu yang tepat pada tanaman.

Nitrogen yang diberikan pada perlakuan

5,4 g (N6) memberikan hasil terbaik di-

antara perlakuan N lainnya, walaupun

tidak berbeda nyata dibandingkan dengan

perlakuan pemupukan nitrogen 4,5 g N

pohon-1

. Hal ini menunjukkan bahwa pada

tanaman kakao dengan dosis 4,5 sampai

5,4 g pohon -1

telah memenuhi kebutuhan

N tanaman kakao muda umur 6 bulan.

Nasaruddin 2010b mengemukakan bahwa

nitrogen merupakan unsur hara utama ba-

gi pertumbuhan tanaman dan apabila ta-

Page 8: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

72

naman kekurangan nitrogen maka akan

menyebabkan pertumbuhan menjadi ter-

hambat. Selanjutnya dikemukakan juga

bahwa nitrogen merupakan penyusun

asam amino, protein, klorofil dan ikatan-

ikatan peptida (purin dan pirimidin) yang

terdapat dimana-mana dalam jumlah yang

banyak. Keterbatasan penyediaan nitrogen

pada tanah sebagai media pertumbuhan

tanaman segera akan menghambat atau

menghentikan pertumbuhan tanaman

(Nasaruddin, 2010a).

Analisis statistika ILD dan LDS terlihat

bahwa perlakuan 5,4 g menunjukkan hasil

yang tertinggi. Makin tinggi dosis pupuk

yang diberikan makin baik pengaruhnya

terhadap ILD dan LDS (Gambar 2). ILD

mencerminkan besarnya intersepsi cahaya

oleh tanaman. Meskipun bagian batang

juga ikut mengintersepsi cahaya, tetapi

lebih efektif terjadi pada daun. ILD me-

ningkat dengan meningkatnya intensitas

cahaya sampai batas optimum tanaman

mengintersepsi cahaya. ILD juga akan

meningkat sejalan dengan pertambahan

umur tanaman. Makin tinggi nilai ILD

makin tinggi pula penaungan sesama

daun, akibatnya proses distribusi energi

kebagian dalam tajuk makin rendah. Pada

kondisi nilai ILD yang terlalu tinggi justru

akan merugikan bagi hasil bersih foto-

sintesis (Gardner et al., 1991). Pertum-

buhan dan perkembangan daun pada fase

awal pertumbuhan tanaman akan terus

bertambah sejalan dengan pertambahan

umur tanaman. Dengan demikian maka

luas daun pada tajuk tanaman dan tingkat

penutupan lahan akan terus bertambah

yang mengakibatkan peningkatan ILD

(Nasaruddin, 2010a).

Warna daun tanaman kakao menunjukkan

bahwa berbagai dosis N pohon-1

sangat

berpengaruh nyata terhadap nilai green

(Tabel 3). Makin tinggi dosis yang di-

berikan makin baik pengaruhnya terhadap

parameter nilai green dengan mengikuti

persamaan y = 0,151x + 0,875; R² = 0,904

(Gambar 3).

Tabel 3. Rata-rata nilai green tanaman kakao

Perlakuan Rat-rata NPJBD0,01

0 g N pohon-1

(n0) 118,33c 21,0443

0,98 g N pohon-1

(n1) 128,33bc

22,1647

1,8 g N pohon-1

(n2) 130,33abc

22,7980

2,7 g N pohon-1

(n3) 134,67abc

23,1877

3,6 g N pohon-1

(n4) 143,67 ab

23,5774

4,5 g N pohon-1

(n5) 141,33 ab

23,9671

5,4 g N pohon-1

(n6) 152,00a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom, tidak berbeda nyata

pada taraf uji Duncan α 0,01.

Warna daun atau tingkat kehijauan daun.

Tabel 3, menunjukkan bahwa dosis 5,4 g

pohon-1

(N6) menghasilkan rata-rata warna

daun tertinggi (152,00) tetapi tidak ber-

beda nyata dengan dosis 3,6 g pohon-1

(N4) dan 4,5 g pohon-1

(N5) serta sangat

berbeda nyata dengan dosis N lainnya.

Tanaman kakao yang mengalami keku-

rang nitrogen khususnya pada daun yang

menerima lansung sinar matahari akan

memperlihatkan ukuran daun yang lebih

kecil dan kuning pucuk (Nasaruddin,

2010b). Warna daun atau tingkat kehijauan

daun, adapun angka-angka yang menjadi

Page 9: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

73

persentase tingkat kehijauannya diperoleh

dari nilai green daun melalui program

photoshop. Daun sampel selanjutnya di

lakukan analisis jaringan daun untuk

dilakukan pengujian kadar N daun.

(Gambar 4).

Gambar 3. Grafik rata-rata nilai green tanaman kakao

Nilai green warna daun tertinggi terlihat

pada perlakuan N6 (5,4 g) yaitu sebesar

152,00 dan terendah pada perlakuan tanpa

pemupukan. Berdasarkan hasil analisis

kadar nitrogen daun dan nilai green daun

yang diperoleh, terlihat bahwa tanaman

kakao tanpa pemupukan mengalami de-

fisiensi nitrigen dengan kadar N daun 1,

42 % dan nilai green analisis warna daun

dengan photoshop sebesar 118,33. Pada

perlakuan pemupukan nitrogen 0,9 g

sampi 2,7 g N pohon -1

, kadar N dalam

jarngan daun tergolong rendah yaitu 1,71

% sampai 1,96 % dan nilai green daun

antara 128,33–134,67. Pada perlakuan 3,6

g sampai 5,4 g N pohon -1

kadar nitrogen

daun tanaman tergolong normal antara

2,08–2,66% dan nilai green yang diper-

oleh antara 141,33–152,66.

Nilai green yang diperoleh pada setiap

dosis yang diberikan merupakan hasil dari

pengambilan gambar kamera digital de-

ngan resolusi 7,0 MP. Jika pengambilan

gambar dengan menggunakan resolusi

yang lebih tinggi misalkan 12 MP, 14 MP,

atau 20 MP maka memungkinkan akan

mempengaruhi nilai kehijauan yang ber-

beda-beda. Karena tingkat resolusi yang

tinggi lebih baik dari segi ketajaman

gambar yang diperoleh.

Warna daun sangat berpengaruh pada

pemberian pupuk, semakin tinggi dosis

pupuk nitrogen yang diberikan maka

warna daun yang diperoleh sangat hijau

akan tetapi jika dosis yang diberikan

dalam jumlah yang sedikit atau tidak

sesuai dengan kebutuhan maka hasil

warna daun yang diperoleh kekuningan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Novizan

(2005), jika terjadi kelebihan nitrogen

tanaman tampak terlalu subur, ukuran

daun menjadi lebih besar, batang menjadi

Page 10: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

74

lunak dan berair, sehingga mudah patah

dan mudah diserang penyakit. Sutejo

(2008) juga menambahkan, gejala ke-

kurangan unsur hara nitrogen terlihat di-

mulai dari daunnya, warna daunnya yang

hijau agak kekuning-kuningan selanjutnya

berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan

dau mati dan inilah yang menyebabkan

daun selanjutnya menjadi kering dan ber-

warna merah kecoklatan. Kandungan un-

sur N yang rendah dapat menimbulkan

daun penuh dengan serat, hal ini di-

karenakan menebalnya membrane sel

daun sedangkan selnya sendiri berukuran

kecil-kecil.

Gambar 4. Nilai green daun tua dari pengambilan gambar menggunakan kamera digital

7,0 MPdan kandungan N daun (% berat kering) pada setiap perlakuan.

Page 11: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

75

KESIMPULAN

1. Pemupukan 5,4 g N pohon-1

mem-

berikan pengaruh terbaik pada semua

parameter pengamatan dan kadar N

daun 2,66%.

2. Pemupukan 3,6 g sampai 5,4 g N

menghasilkan pertumbuhan tanaman

yang lebih baik dengan kadar nitrogen

daun normal antara 2,08–2,66% .

3. Pemupukan 0,9–2,7 g N pohon-1

,

kandungan N daun rendah dan per-

tumbuhan tanaman terhambat dengan

kandungan N daun antara 1,71%

sampai 1,96%.

4. Tanaman yang tidak dipupuk meng-

alami defisiensi nitrogen dengan kan-

dungan N daun 1,41%

5. Analisis warna daun tanaman kakao

dengan Photoshop dari pengambilan

gambar dengan kamera digital 10 MP,

diperoleh nilai kehijauan (green) daun

dibawah flush sebagai berikut:

a. Nilai green <120,00, kadar N

tanaman mengalami defisiensi nit-

rogen.

b. Nilai green >120,00–140,00, kadar

N tanaman rendah, pertumbuhan

terhambat.

c. Nilai green >140,00 kadar N

tanaman dan pertumbuhan tanam-

an normal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2010. Photoshop [diakses 26

November 2010 pada situs htpp:

//stefanustmcf.wordpress.com/kelebi

han-kelebihan photoshop-cs5/.].

Anonimb, 2010. Photoshop [diakses 20

November 2010 pada situs

htpp://docs.google.com/cache:acVrx

lgU6.].

Dinas Perkebunan Prop Sul-sel, 2008.

Gerakan perbaikan produksi produk-

tivitas dan mutu kakao Sulawesi

Selatan. Kampus Unhas Tamalanrea.

Makasar.

Direktorat Jendral Perkebunan, Direktorat

Bina Produksi, 2008. Petunjuk

Teknis Budidaya Kakao. Jakarta.

Fageria, N.K and V.C. Baligar, 2005.

Enhancing nitrogen use efficiency in

crop plants. Advances in Agronomy

88: 97–185.

Gardner, F.P., BV.R. Pearce and R.L.

Mitchell, 1991. Physiologi of Crop

Plants (terjemahan Herawati

Susilo). Universitas Indonesia Press,

Jakarta.

Nasaruddin, 2010a. Dasar-dasar Fisio-

logi Tumbuhan. Yayasan Forest

Indonesia dan Fakultas Pertanian

Unhas. Jakarta

Nasaruddin. 2010b. Kakao, Budidaya

dan Beberapa Aspek Fisiologis-

nya. Yayasan Forest Indonesia dan

Fakultas Pertanian Unhas. Jakarta

Nasaruddin, Y Musa, A. Sulili, M. Farid,

2010. Strategi peningkatan pro-

duksi dan mutu produksi Kakao

Sulawesi Selatan. Kerjasama Fak.

Pertanian Unhas dengan Balitbanda

Propinsi Sulawesi Selatan.

Nasaruddin dan R. Padjuang, 2007.

Kondisi pertanaman kakao Kabupa-

ten Pinrang Sulawesi Selatan prog-

ram Kerjasama dengan JICA Jepang.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan

yang Efektif. Agromedia Pustaka,

Jakarta.

Ribeiro a

; J.O. da Silva b

; W.M. Aitken c

;

R.C.R. Machado c

; V.C. Baligar d

,

2008. Nitrogen use efficiency in

cacao genotypes. Jour. of Plant

Nutrition, 31(2): 239–249.

Sarief, S., 1989. Kesuburan dan

Pemupukan Tanah Pertanian.

Pustaka Buana, Bandung.

Page 12: 2. Pertumbuhan Dan Evaluasi Kandungan Nitrogen Melalui Indikasi Warna Daun Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao l.) Belum Menghasilkan

Jurnal Agrisistem, Desember 2010, Vol. 6 No. 2 ISSN 1858-4330

76

Setyamidjaja. D., 1986. Pupuk dan

Pemupukan. Sipelex, Jakarta.

Siregar, T.H., S. Riyadi, L. Nuraeni, 2009.

Budidaya, Pengolahan dan Pema-

saran Coklat. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Statistik Perkebunan Sulawesi Selatan,

Direktorat jendral Perkebunan. 2008.

Statistik Perkebunan Indonesia.

Sutejo, M.M. 1987. Pupuk dan Cara

pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Sutejo, M.M. dan Kartosapoetro. 1988.

Pupuk dan Pemupukan. Bina

Aksara, Jakarta