2. - Web viewPengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ dan SQ. Pengaktualisasian diri secara...

37
BAB I PENDAHULUAN A. RASIONAL Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam : Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan layanan bimbingan dan konseling karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. 1

Transcript of 2. - Web viewPengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ dan SQ. Pengaktualisasian diri secara...

BAB IPENDAHULUAN

A. RASIONAL

Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan

memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia

Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam :

Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan

keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang

mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi

semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya

secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang

menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal ini

karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.

Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan layanan

bimbingan dan konseling karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau

wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh

lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah

perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan

kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik,

seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau

penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak

diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi peserta didik

dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar

kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan bimbingan dan konseling

secara umum, yakni membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi

yang dimilikinya secara optimal dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu

perkembangan dan pemecahan masalah.

Perlu diketahui juga pada hakekatnya peserta didik mempunyai pribadi yang

unik, yang bebas merdeka , yang mampu mengarahkan pribadinya. Namun dalam

perjalanan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tugas-tugas perkembangannya

1

yang memandirikan mengalami berbagai masalah, sehingga dalam mencapai tujuannya

itu diperlukan uluran tangan bantuan dari orang yang berkompeten di dalamnya yaitu

konselor. Hal ini sesuai Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Konselor di Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa untuk dapat

diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan

kompetensi konselor yang berlaku secara nasional

Di dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang

didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan

dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karir peserta didik.

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan untuk

peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang

secara optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui

berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang

berlaku.

Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan layanan yang

dilaksanakan oleh guru BK atau konselor sesuai yang tercantum di dalam Permendikbud

Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV bag. VIII dijelaskan bahwa Guru Bimbingan dan

Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

terhadap sejumlah peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru

Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan

dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses

dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut

memanfaatkan hasil evaluasi.

2

. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP disusun sebagai

upaya memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi

keputusan atau kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada

umumnya.

Adapun yang melatar belakangi penyusunan program kerja Layanan Bimbingan

dan konseling SMP Negeri 1 Prambon antara lain :

1. Program Sekolah

2. Analisa kebutuhan nyata Peserta Didik

3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan konseling

4. Kebijakan Pemerintah yang Berhubungan dengan Pendidikan

a. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

d. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

kompetensi Konselor.

e. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

f. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada

Pendidikan Dasar dan Menengah

B. VISI DAN MISI

1. VISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat

kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, sebagai mahkluk sosial dalam

berhubungan dengan manusia dan alam semesta.

2. MISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Menunjang perkembangan diri dan kemandirian peserta didik untuk dapat menjalan

kehidupannya sehari-hari sebagai peserta didik secara efektif, kreatif dan dinamis serta

memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam :

1. Beriman dan bertagwa kepada Tuhan YME

2. Pemahaman diri dan lingkungannya

3. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual

4. Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ dan SQ

5. Pengaktualisasian diri secara optimal.

3

C. DESKRIPSI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Berdasarkan hasil analisa AUM Umum, Observasi, Informasi, maupun pengalaman

konselor maka permasalahan yang ada di SMPN 1 Prambon dapat diidentifikasi sebagai

berikut :

1. Banyaknya peserta didik yang berseragam tidak rapi ( baju dikeluarkan )

2. Berbicara tidak sopan dengan teman atau dengan orang yang lebih tua di lingkungan

sekolah

3. Keluar kelas pada jam-jam mata pelajaran tertentu

4. Sering tidak masuk tanpa keterangan

5. Merokok di lingkungan sekolah

6. Pergaulan dengan lawan jenis yang kurang sehat

7. Mengaktifkan HP saat KBM berlangsung

8. Malas dan tidak semangat mengikuti pelajaran

9. Rendahnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME

10. Kurangnya pemahaman tentang masa depan.

Berdasarkan assesmen yang telah dilakukan dan berdasarkan Standar Kompetensi

Kemandirian Peserta Didik, dapat dideskripsikan kebutuhan peserta didik dalam layanan

Bimbingan dan konseling , mencakup :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

2. Memantapkan nilai-nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam

kehidupan yang lebih luas

3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria

/ wanita

4. Mengenal alasan perlunya mentaati aturan / norma berperilaku

5. Memahami keseragaman aturan / patokan berperilaku dalam konteks budaya

6. Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku

7. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk mengikuti dan melanjutkan

pelajaran dan mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

4

D. TUJUAN

1. Agar peserta didik dapat mengembangkan dirinya sebagai remaja yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Agar peserta didik memperoleh nilai-nilai dan cara bertingkah laku yang dapat

diterima dalam kehidupan yang lebih luas

3. Agar peserta didik mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam

perannya sebagai pria / wanita

4. Agar peserta didik dapat mengenal alasan perlunya mentaati peraturan / norma

berperilaku

5. Agar peserta didik dapat memahami keragaman aturan / norma berperilaku dalam

konteks budaya

6. Agar peserta didik bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku

7. Agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan, bakat, minat serta dapat

merencanakan karier dan masa depannya.

5

BAB II

KONDISI OBYEKTIF SEKOLAH

A. PERSONAL BIMBINGAN DAN KONSELING

Penanggung jawab : Kepala Sekolah

Koordinator BK : Drs. Minto Tulus

Staf BK : 1.Dra. Handayani Sri Hanampiani

2.Dewi Kumala Sari, S.Pd

3.Nur Fadhilah, S.Pd

Pembagian Tugas Layanan BK :

No. Guru BK Kelas Jumlah

1. Drs. Minto Tulus VII (A,B,C ), VIII (A,C,D,F) 250

2. Dra. Handayani Sri H. IX (A,B,C,D,E,F,G) 248

3. Dewi Kumala Sari, S.Pd VIII (B,E,G,H,I), IX (H,I) 248

4. Nur Fadhilah, S.Pd VII (D,E,F,G,H,I) 207

B. JUMLAH PESERTA DIDIK

1. Tahun Pelajaran : 2015/2016

Kelas VII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 322

Kelas VIII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 285

Kelas IX = 9 kelas, jumlah peserta didik : 280

Jumlah : 887

2. Tahun Pelajaran : 2016/2017

Kelas VII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 323

Kelas VIII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 322

Kelas IX = 9 kelas, jumlah peserta didik : 285

Jumlah : 930

C. PARTISIPASI STAF SEKOLAH PADA PELAKSANAAN LAYANAN BK

6

1. Kepala Sekolah sangat mendukung, baik dalam kerjasama pelaksanaan BK

maupun semua kebutuhan BK dapat terpenuhi bilamana persediaan ada dan

memungkinkan.

2. Wali kelas mendukung dalam memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi peserta didik.

3. Guru mata pelajaran mendukung memberikan informasi tentang sikap dan

keadaan di dalam kelas dan di luar kelas.

4. Partisipasi dan keberadaan tenaga administrasi sangat diperlukan dalam

penyediaan format-format, menghimpun data, dan menyediakan kebutuhan

perlengkapan administrasi.

Namun masih diperlukan dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak untuk

menangani setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik, karena

permasalahan yang dihadapi peserta didik sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar / pendidikan peserta didik.

D. TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN BK

1. Sebagian kecil peserta didik yang bersedia datang sendiri ke ruang BK untuk

berkonsultasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi, jadi sebagian besar

masih harus dipanggil untuk penyelesaian masalahnya.

2. Masih banyak peserta didik yang masih malu, kurang terbuka dan takut dalam

mengutarakan masalahnya.

BAB III

7

Kepala Sekolah

Wakil Kepala SekolahKomiteSekolah

Tenaga Ahli

Instansi

Tata Usaha

Guru Mata Pelajaran

Guru BK/Konselor

Wali Kelas

S I S W A

ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

A. STRUKTUR ORGANISASI BK

STRUKTUR ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGSMP NEGERI 1 PRAMBON

Keterangan :

Garis Komando

Garis Koordinasi

Garis Konsultasi

Personil pelaksana layanan Bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang

terkait di dalam organigram layanan BK dengan koordinator guru BK / konselor

sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut adalah

sebagai berikut :

8

1. Kepala sekolahSebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh di

sekolah yang bersangkutan, tugas-tugasnya adalah :

a. Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah

sehingga pelayanan pengajaran, pelatihan dan pembibingan merupakan

suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

b. Menyediakan prasarana, sarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi

terlaksananya layanan Bimbingan dan konseling yang aktif dan efisien.

c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut layanan bimbingan

dan konseling.

d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan BK di sekolah kepada

Dinas Pendidikan Kab/Kota yang menjadi atasannya.

2. Wakil Kepala Sekolah Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya termasuk

pelaksanaan bimbingan dan konseling.

3. Koordinator BKTugas-tugasnya adalah :

a. Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada segenap

warga sekolah, orang tua, peserta didik dan masyarakat.

b. Menyusun program bimbingan dan konseling

c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling

d. Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling

e. Mengevaluasi dan menganalisa hasil pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling

f. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian layanan bimbingan dan

konseling

4. Guru BK / Konselora. Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling Membuat program

bimbingan dan konseling.

b. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

c. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

9

d. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan

pendukungnya.

e. Melaksanakan tindak lanjut.

f. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan

konseling.

g. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam layanan

bimbingan dan konseling kepada koordinator BK dan Kepala sekolah.

5. Guru Mata Pelajaran a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada

peserta didik.

b. Membantu guru BK mengidentifikasikan peserta didik yang memerlukan

layanan bimbingan dan konseling.

c. Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan

konseling kepada guru BK.

d. Menerima alih tangan peserta didik dari pembimbing sepertinya pengajaran

perbaikan dan pengayaan.

e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan

peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang menunjang

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

f. Memberikan kesempatan dan kemudahan pada peserta didik yang

memerlukan layanan bimbingan dan konseling untuk mengikuti kegiatan

yang dimaksudkan itu.

g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik,

sepertinya konferensi kasus.

h. Mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan

bimbingan dan konseling dan upaya tindak lanjutnya.

6. Wali Kelas

a. Membantu guru BK melaksanakan tugas-tugas khususnya di sekolah

(kelas) yang menjadi tanggungannya.

10

b. Membantu guru mata pelajaran / pelatih melaksanakan peranannya dalam

layanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi

tanggungannya.

c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik

untuk mengikuti layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.

d. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan guru pembimbing

dalam layanan bimbingan dan konseling khususnya kelas yang menjadi

tanggungannya.

11

Daftar Nilai Daftar Nilai Kartu Akademik

Angket Peserta didik

CatKonseling. KonselingCatatan Observasi

Angket Ortu

Lap. ObservasiCatatan Anekdot

BukuMap

Kartu Pribadi Diketahui

Data PsikotestCat. Anekdot Diketahui

Diketahui

Diperiksa

Diketahui

Laporan Kegiatan BKLap. Kegiatan Layanan

Catatan Home Visit Cat. Konferensi Kasus

Notula Rapat

Catatan Wawancara Diketahui

B. MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING SMPN 1 PRAMBON

Guru Mapel Wali Kelas Guru BK Kepala Sekolah

12

Dalam pembinaan peserta didik di sekolah diperlukan adanya kerjasama

semua personil sekolah yang meliputi : guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK

dan kepala sekolah.

1. Guru mata pelajaranMembantu memberikan informasi tentang data peserta didik yang meliputi :

- daftar nilai peserta didik

- laporan observasi

- catatan anekdot

2. Wali KelasDisamping sebagai orang tua ke dua, di sekolah membantu mengkoordinasikan

informasi dan kelengkapan data yang meliputi :

- Daftar nilai

- Angket peserta didik

- Angket orang tua

- Laporan observasi peserta didik

- Catatan anekdot

- Catatan home visit

- Catatan wawancara

3. Guru BKDi samping bertugas memberikan layanan informasi kepada peserta didik, juga

menangani data yang meliputi :

- Kartu akademis

- Catatan konseling

- Data psikotes

- Catatan konferensi kasus

Guru BK juga perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, wali

kelas dan sumber-sumber lain yang terkait yang akan dilakukan dalam buku

pribadi peserta didik.

4. Kepala SekolahSebagai penanggung jawab pelaksanaan BK di sekolah perlu mengetahui dan

memeriksa kegiatan yang dilakukan guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK.

Adapun kegiatan guru BK yang perlu diketahui antara lain:

- Rapat periodik yang dilakukan guru BK setiap bulan

- Laporan kegiatan BK sebulan sekali

- Laporan kelengkapan data

13

KEPALA SEKOLAH/WAKASEK KOMITE

BP 3

GURU BK /KONSELORPEMBIMBING

WALI KELASWALI KELASGURU MAPEL / PIKET

PESERTA DIDIK

KEPALA SEKOLAH/WAKASEK KOMITE

BP 3

KOORDINATOR/GURU BKPEMBIMBING

WALI KELASWALI KELASGURU MP / PIKET

PESERTA DIDIK

B. MEKANISME PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAHSMP NEGERI 1 PRAMBON

Keterangan :

Garis koordinasi / konsultasi

Tindakan penertiban sekolah

Layanan BK

14

TENAGA AHLI

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Tujuan layanan Bimbingan Konseling

1. Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah:

a. Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka

upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan

yang dimaksud agar peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya

sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan

diri lebih lanjut.

b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta didik

mengenal secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial dan

ekonomi, lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun

lingkungan fisik dan menerima berbagai lingkungan itu secara positif dan dinamis

pula.

c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik secara

optimal.

2. Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah secara khusus adalah :

”Tercapainya perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang

dimiliki dengan mengembangkan tugas perkembangan. ”

B. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik SMP

Arah pelayanan bimbingan dan konseling dalam mencapai visi dan misi sekolah

didasarkan pada pemenuhan tugas-tugas perkembangan peserta didik SMP sederajad.

a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan

fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.

c. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai

pria atau wanita.

15

d. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan

yang lebih luas.

e. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi

seni.

f. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan

pelajaran dan / atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di

masyarakat.

g. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara

emosional, sosial, dan ekonomi.

h. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota

masyarakat, dan warga negara.

C. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat

dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya

secara realistik.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan

sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga

lingkungan sosial yang lebih luas.

c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan

sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

D. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan

lingkungannya.

16

b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau

menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat

perkembangan dirinya.

c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang

dialaminya.

d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang

dimilikinya.

E. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling

a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang

dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

b. Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan,

(3) keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan,

(7) kedinamisan, (8) keterpaduan, (9) kenormatifan, (10) keahlian,

(11) alih tangan dan (12) tut wuri handayani.

F. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta

didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta

didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta

mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan

berkarakter.

b. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta

didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan,

dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam

kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan,

magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.

17

d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu

peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan

dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di

sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan

berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.

e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur

perseorangan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,

kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan

tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.

g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu

peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan

tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta

didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan

atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan

karakter-cerdas yang terpuji.

i. Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta

didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak

lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

j. Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta

didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau

mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

18

G. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir / jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

H. Format Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta

didik secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah

peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah

peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.

19

d. Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau

sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

e. Pendekatan Khusus / Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang

melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat

memberikan kemudahan.

f. Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan

peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat adan sarana

elektronik.

I. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan program Layanan Bimbingan dan Konseling di

SMP Negeri 1 Prambon dilaksanakan melalui :

1. Kontak langsung/Tatap muka dengan peserta didik

a. Secara terjadwal satu jam secara klasikal untuk menyelenggarakan layanan orientasi

layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten,

dan instrumentasi.

b. Di luar jam pembelajaran

1. Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan

konseling perorangan,, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling

kelompok,dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas

Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar

jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam

kelas.

2. Tidak kontak langsung/non tatap muka malalui Himpunan data, kunjungan

rumah,konferensi kasus, Kolaborasi, Konsultasi.

J. OPERASIONAL PROGRAM KEGIATAN LAYANAN(terlampir)

K. PENILAIAN KEGIATAN

1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling dilakukan melalui:

20

Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan

kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengetahui perolehan

peserta didik yang dilayani.

Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu

minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling diselenggarakan untuk mengetahuidampak

layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

Penilaian jangka panjang (LAIJAPAN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu(satu

bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan kegiatan

pendukung Bimbingan dan konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih

jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

terhadap peserta didik.

2. Penilaian proses kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling dilakukan melalui analisis

terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam RPL ( Rencana

Pelaksanaan Layanan ) dan Pendukung Layanan, untuk mengetahui efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan kegiatan.

21

BAB V

SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN

A. Sarana dan Prasaran

Sarana dan Prasarana yang diperlukan, untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan

dan konseling adalah :

1. Sarana

a) Alat pengumpul data, baik test maupun non test, seperti :

Angket (peserta didik dan orang tua ).

Blangko (Jurnal kegiatan,observasi, wawancara, anekdot dsb).

Blangko home visit (pemberitahuan dan laporan).

Format-format layanan (Rencana layanan, Rencna kegiatan, laporan).

Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana

layanan dan kegiatan pendukung, buku tamu, dan buku administrasi surat.

b) Program Kerja

c) Buku Petunjuk Teknis/ Rambu-rambu Pelaksanaan BK

d) Data peserta didik

2 . Prasarana

Prasarana bimbingan dan konseling yang telah tersedia adalah:

a. Ruang BK yang representatif

b. 2 (dua) ruang konseling individu

c. 1 (2) ruang konseling kelompok

d. 4 ( empat ) meja dan 4 ( empat ) kursi untuk kerja guru BK

e. 2 (satu) buah almari sebagai tempat data

f. 1 ( satu ) buah almari sebagai tempat tampilan kepustakaan

g. 1 ( satu ) set rak tempat buku pribadi

h. 2 (satu) set meja kursi tamu

i. 2 (dua) meja kursi konseling

j. 8 buah kursi untuk bimbingan dan konseling/konseling kelompok

k. Satu set Komputer dan Printer

l. 1 ( satu ) layar dan LCD

22

m. 3 ( dua ) kipas angin

E. Anggaran/Biaya

Dalam pelaksanaan Bimbingan dan konseling anggaran biaya selama satu tahun pelajaran

ini diambil dari anggaran sekolah.

Rinician biaya/anggaran yang dibutuhkan layanan BK tahun pelajaran 2013/2014

No Jenis Barang KebutuhanJumlah

Barang Uang

1. Kertas HVS - Analisa AUM

- Angket Siswa

- Program BK

- Undangan orang tua

- Format-format BK

2 Plano Rp. 500.000,-

2. Spidol - Spidol besar (permanen )

- Spidol kecil

2

3

Rp.b 15.000,-

3. Buku Folio - Buku Tamu

- Buku ijin

- Buku Agenda surat

- Buku Agenda Kerja

1

1

1

3

Rp. 90.000,-

4. Tampilan

Kepustakaan

- Biblio konseling 10 Rp. 600.000,-

5. Gunting - 1 Rp. 15.000,-

6. Snel heckter - Jurnal Kegiatan Klasikal

- Program umum

- Bukti Fisik

3

3

3

Rp. 30.000,-

7. Staples - Kecil

- Tanggung

1

1

Rp. 10.000,-

Rp. 20.000.-

8. Transport - Home visit

( 27 X 3 X Rp. 15.000,-)

Rp. 1.065.000,-

Jumlah Rp. 2.345.000,-

23

BAB VI LAPORAN

Dalam kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan konseling dan Konseling dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu yaitu :

A. Laporan per bulan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah melaporkan pelaksanaan selama satu bulan, yaitu

mencakup seluruh kegiatan BK.

B. Laporan per Semester

Laporan kegiatan per Semester ini meliputi :

1. Pelaksanaan kegiatan BK.

2. Evaluasi hasil pelaksanaan BK.

3. Analisis hasil evaluasi pelaksanaan BK.

4. Tindak lanjut pelaksanaan program BK.

C. Laporan Insidental

Melaporkan kegiatan layanan BK sewaktu-waktu karena suatu hal yang mendesak.

D. Laporan Akhir Tahun Pelajaran

Yaitu melaporkan seluruh kegiatan dalam satu tahun pelajaran.

24

BAB VII

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Ditinjau dari uraian dan permasalahan yang ada, dapat ditarik suatu kesimpulan :

1. Perlu adanya peningkatan profesionalisme guru BK.

2. Guru BK harus memiliki tanggung jawab terhadap individu yang dilayani, maupun

terhadap ikatan profesinya dalam menjalankan tugas.

3. Guru BK perlu membuat program secara sistematis sebagai pedoman dan acuan dalam

melaksanakan tugas.

4. Perlu adanya kerjasama yang baik antara guru BK dengan guru mata pelajaran, wali

kelas, orang tua peserta didik maupun dengan semua personil sekolah yang ada.

5. Pelaksanaan layanan BK akan sangat menentukan dalam mencapai peningkatan

prestasi belajar peserta didik serta sikap, sehingga perlu adanya perhatian yang

sungguh-sungguh dari semua pihak sekolah.

B. SARAN – SARAN

Dengan terselesaikannya program kerja ini kami mengharapkan berbagai masukan dari

semua pihak yang terkait, agar nantinya dapat lebih sempurna lagi dan benar-benar dapat

terlaksana dengan baik.

25

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

1. Operasional Matrik Program Tahunan

2. Program Semester

2. Program Bulanan

3. Program Mingguan

4. Program Harian

6. Jadwal kegiatan

7. Kalender Pelaksanaan BK

8. Pembagian Tugas Guru BK

9. Blanko – blanko BK

26

27