2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

11
LARANGAN MENGHINA/MENCELA SUATU KAUM I. Tujuan Umum Menguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah SAW, berdasarkan pada landasan fahm (pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman dan tempat, dan kembali kepadanya dalam segala hal lebih- lebih ketika terjadi pertentangan. II. Tujuan-tujuan Kognitif Dengan mempelajari materi ini, tutee diharapkan mampu: 1. Menerangkan akhlaq Rasulullah SAW untuk menjadi teladan 2. Menerangkan bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an 3. Menyebutkan sebagian akhlaq Nabi Muhammad SAW 4. Menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah orang yang suka memaki-maki, bertutur kata jorok, dan menghujat orang lain 5. Mencari solusi pembolehan memperlakukan orang buruk karena takut keburukannya III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik 1. Berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah SAW 2. Tekun menghafal matan (isi) hadits 3. Komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut 4. Komitmen dengannya dalam kehidupan nyatanya 5. Punya kepedulian menyebarkannya dan menyeru orang lain kepadanya, dimulai dari keluarga, kerabat dekatnya dan orang yang berhak mendapatkannya 6. Berusaha untuk teliti (selektif) dalam menyebarkannya pada orang lain 7. Menegaskan keshohihan hadits tersebut sebelum meriwayatkannya

description

materi

Transcript of 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

Page 1: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

LARANGAN MENGHINA/MENCELA SUATU KAUM

I. Tujuan UmumMenguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah SAW, berdasarkan pada landasan fahm (pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman dan tempat, dan kembali kepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi pertentangan.

II. Tujuan-tujuan KognitifDengan mempelajari materi ini, tutee diharapkan mampu: 1. Menerangkan akhlaq Rasulullah SAW untuk menjadi teladan2. Menerangkan bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an3. Menyebutkan sebagian akhlaq Nabi Muhammad SAW4. Menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah orang yang suka

memaki-maki, bertutur kata jorok, dan menghujat orang lain5. Mencari solusi pembolehan memperlakukan orang buruk karena takut

keburukannya

III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik1. Berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah SAW2. Tekun menghafal matan (isi) hadits3. Komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut4. Komitmen dengannya dalam kehidupan nyatanya5. Punya kepedulian menyebarkannya dan menyeru orang lain kepadanya, dimulai

dari keluarga, kerabat dekatnya dan orang yang berhak mendapatkannya6. Berusaha untuk teliti (selektif) dalam menyebarkannya pada orang lain7. Menegaskan keshohihan hadits tersebut sebelum meriwayatkannya8. Anjuran bersedekah dengan harta dan anjuran bekerja dan berusaha 9. Membantu orang yang sangat membutuhkan10. Menahan diri dari perbuatan buruk11. Merasakan kesungguh-sungguhan rijalul hadits dalam mengumpulkan hadits,

membuat bab, mensyarah dan mentakhrij hukumnya (riwayah dan diroyah)12. Menyayangi sesama manusia dan hewan13. Seorang mukmin mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri14. Bekerja untuk mempersatukan kaum mukminin dan menganjurkan mereka tolong

menolong15. Betapa besarnya hak kaum muslimin16. Anjuran mempelajari As Sunnah17. Berusaha dan bekerja18. Urgensi doa dalam Islam19. Berusaha bersikap lembut dalam semua urusan20. Meneladani Rasulullah SAW dalam ucapan dan perbuatannya21. Menjauhi ucapan keji

Page 2: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

IV. Pilihan KegiatanPilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam tutorial adalah :1. Kegiatan Pembuka

Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Janganlah suatu Kaum mengolok-olok kaum yang lain

2. Kegiatan Inti:a. Kajian tentang tema ‘Janganlah suatu Kaum mengolok-olok kaum yang lain’

b. Berdikusi dan tanya jawab tema tersebut ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor)

c. Penekanan dari tutor tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam kajian tersebut

3. Kegiatan Penutup:a. Kesimpulan (lihat Tugas mandiri dan lihat kegiatan pendukung)b. Evaluasi

V. Kegiatan-kegiatan Penunjang1. Menyampaikan ceramah tentang urgensi mengelola kemaslahatan publik2. Menulis makalah tentang membantu orang yang sangat membutuhkan3. Menghafal tiga hadits tentang anjuran bersedekah4. Mendampingi sahabatnya di kala suka dan duka5. Menyampaikan khutbah tentang urgensi menyayangi dalam Islam6. Menghafal lima hadits tentang menyayangi sesama manusia7. Mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri8. Menulis makalah tentang urgensi ukhuwwah dalam ikatan sosial9. Mengajari anak untuk menyayangi sesama manusia dan hewan10. Mengajak manusia untuk menyayangi dan bersaudara dalam Islam11. Menyampaikan khutbah tentang urgensi berbuat kebaikan12. Menulis makalah tentang sarana preventif dari neraka13. Meringkas buku yang membahas tentang urgensi sedekah dalam Islam14. Memperingatkan orang lain akan bahaya tutur kata15. Menyampaikan pelajaran di masjid tentang urgensi bersikap lembut dalam semua

urusan16. Menulis makalah tentang membalas keburukan dengan kebaikan17. Menyelenggarakan seminar tentang bahaya Yahudi atas kaum muslimin18. Mengajak orang lain untuk bersikap lunak dan lembut19. Membuat majalah dinding tentang urgensi kelembutan di masyarakat

VI. Tujuan Tarbiyah Dzatiyah :1. Menjelaskan urgesi mengelola kemaslahatan publik2. Menjelaskan tentang urgensi membantu orang yang sangat membutuhkan3. Menghafal tiga hadits tentang anjuran bersedekah4. Mendampingi sahabatnya di kala suka dan duka5. Menyampaikan khutbah tentang urgensi menyayangi dalam Islam6. Menghafal lima hadits tentang menyayangi sesama manusia

Page 3: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

7. Mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri8. Menulis makalah tentang urgensi ukhuwwah dalam ikatan sosial9. Mengajari anak untuk menyayangi sesama manusia dan hewan10. Mengajak manusia untuk menyayangi dan bersaudara dalam Islam11. Menyampaikan khutbah tentang urgensi berbuat kebaikan12. Menulis makalah tentang sarana preventif dari neraka13. Meringkas buku yang membahas tentang urgensi sedekah dalam Islam14. Memperingatkan orang lain akan bahaya tutur kata15. Menyampaikan pelajaran di masjid tentang urgensi bersikap lembut dalam semua

urusan16. Menulis makalah tentang membalas keburukan dengan kebaikan17. Menyelanggarakan seminar tentang bahaya Yahudi atas kaum muslimin18. Mengajak orang lain untuk bersikap lunak dan lembut19. Membuat majalah dinding tentang urgensi kelembutan di masyarakat

VII. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah1. Dialog dan diskusi2. Pencatatan untuk menegaskan ketelitian membaca

nash hadits, memahami dan mempraktekkannya3. Berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah dan

aktifitas yang berbeda-beda4. Menyiapkan formulir untuk menegaskan

tercapainya sasaran5. Wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh

hadits

VIII. Referensi 1. Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shohih Bukhori – Shohih

Muslim-Riyadlus Sholihin)2. Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim –

Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Sholihin )3. Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh.4. Riyadush Sholihin Karya Imam Nawawi5. Riyadhushshalihin, An Nawawi6. At Targhib wat Tarhib, Al Mundziriy

IX. Materi

RASULULLAH BUKANLAH ORANG YANG TIDAK SOPAN, TETAPI MEMPERLAKUKAN MANUSIA DENGAN BAIK

Page 4: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

عبــد على دخلنــا : قــال عنــه اللــه رضي ـ مسروق عن معاوية مع قدم حين ـ عنهما الله رضي ـ عمرو بن الله

ـــ اللــه رســول فــذكر ، الكوفــة إلى ـــ عنــه الله رضي ـ0 يكن : لم فقــال ـــ وســلم عليه الله صلى وال ، فاحشــا

عليـه اللـه صـلى ــ اللـه رسول : قال وقال ، متفحشا0ــلم ــ وسـ ــيركم من : " إن ــ ــ أخـ ــنكم ــ 0 أحسـ ــا " خلقـ

. البخاري رواه

Dari Masruq ra berkata, kami menemui Abdullah bin Amr ra ketika datang ke Kufah bersama dengan Mua’wiyah ra. Lalu menyebutkan Rasulullah SAW, kemudian berkata: Tiadaklah ia orang yang berkata jorok, dan keji. Dan ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya orang yang paling baik dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya. HR. AL Bukhariy.

Penjelasan:

0 ـ وسلم عليه الله صلى ـ النبي يكن لم " فاحشا "Al Fahsyu, adalah segala yang melibihi batas normal sehingga dinilai buruk, baik dalam

ucapan, perbuatan, atau perangai. Seperti diungkapkan: الطول فاحش طويل : panjang sangat panjang, ketika melebihi batas panjang normal. Kata ini lebih banyak dipergunakan dalam sifat ucapan daripada penggunaan di selainnya.

0 وال " شا متفح= " Ha’ bertasydid, yaitu orang yang sengaja berbuat buruk, dan banyak melakukannya.

الناس يداري " "Dan Rasulullah SAW bersikap lunak ketika berbicara, tidak kasar, lembut/bersahabat dengan orang yang belum tahu ketika belajar, dengan orang fasik ketika melarang perbuatan fasiqnya, meninggalkan sikap keras menghadapinya, sehingga tidak tampak dalam dirinya, dan menolaknya dengan lembut sehingga pelaku fasik itu meninggalkannya dengan baik. Beda al mudarah dengan al mudahanah adalah bahwa mudahanah adalah bergaul dengan orang fasik dan meridhai kefasikannya, tanpa ada pengingkaran/penolakah dengan ucapan maupun hati.

مسروق عن " " Dari Masruq ibnu Al Ajda’ at Tabi’iy, ra

عنهما الله " رضي العاص ابن " هو عمرو بن الله عبد " " Abdullah bin Amr bin Al Ash, ra

معاوية مع قدم حين Ketika datang ke Kufah bersama dengan Muawiyah bin Abu Sufyan ra, pda tahun empat puluh satu hijriyah. Ketika menyebutkan tentang

Rasulullah SAW ia berkata: 0 يكن لم فاحشا :bukan orang yang jorok sifatnya, " � متفحشا .bukan pula yang sengaja berbuat jorok " وال

Rasulullah SAW jauh dari sifat jorok; sedikitpun tidak sifat itu ada pada dirinya. Abdullah bin Amr ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: " أحسنكم ـ أخيركم من إن" خلقا0Sesungguhnya orang yang paling baik dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya.

Page 5: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

Kata: 0 kha’ bertitik satu di atasnya dibaca dhammah, yaitu: kemampuan yang خلقاmelahirkan amal perbuatan dengan mudah tanpa banyak berfikir.

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran: 1. Kebersihan Rasulullah SAW dari sifat jorok2. Bahwa dasar kemuliaan dan , standar nilainya adalah akhlak mulia.

النبي يكن : لم قال ـ عنه الله رضي ـ مالك بن أنس عن . لعDانا0 وال ، فحشا0 وال ، سبDابا0 ـ وسلم عليه الله صلى ـ

رواه جبينه ترب : ماله المعتبة عند ألحدنا يقول وكانالبخاري

Dari Anas bin Malik ra berkata: Nabi Muhammad itu bukanlah orang yang suka memaki-maki, bukan pula orang suka bekata jorok, bukan pula orang yang suka mengkutuk. Pernah mengatakan kepada salah seorang diantara kami ketika menegur: Mengapa ia mengotori dahinya?

Penjelasan: 0 Ba’bertitik satu yang pertama dibaca tasydid: suka memaki سبDابا0 Ha’ tanpa titik dibaca tasydid: suka jorok فحاشا0 ain dibaca tasydid: suka mengkutuk’ لعDاناPerbedaan ketiga hal ini adalah kemungkinannya as sabb/makian itu berkaitan dengan nasab/keturuna, seperti tuduhan qadzaf (menuduh berzina). Al fahsy/jorokberkaitan dengan status social, dan la’nat berkaitan dengan akhirat, yaitu jauh dari rahmat Allah yang menjadi keindahan keadaan akhirat. Bukanlah maksudnya banyak melakukan ketiga hal ini. seperti dalam firman Allah:

46. … dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya. QS. Fushshilat.

Artinya: Allah tidak menzhalimi mereka, Allah SWT suci dari sifat zhalim. Maka makna hadits di atas adalah: Bukanlah Rasulullah SAW itu memiliki sifat mencaci maki, jorok, dan mengkutuk. وكان يقول ألحدنا عند المعتبة Pernah mengatakan kepada salah seorang diantara kami ketika menegur. Kata mim dibaca fathah, dan ’ain tanpa titik dibaca sukun/mati, ta’ bertitik dua di atas dibaca fathah, artinya: ’itab/celaan.

Al Khalil berkata: ’itab, adalah kalimat pemanjaan dan perasaan, aslinya adalah al ghadhab: marah. Kalimat yang biasa dipakai dalam ungkapan Arab, tidak bermaksud makna hakikinya: yaitu meletakkan debu di atas dahi, dengan menjatuhkan kepala ke tanah, sehingga

keningnya terkena tanah. Seperti kata: أنفه رغم : melumuri hidungnya dengan tanah.

Hadits ini menunjukkan kebersihan Rasululah SAW dari sikap mencaci maki, berkata jorok, dan mengkutuk. Mulut Rasulullah dijauhkan dari perkataan seperti ini, dalam keadaan ridha maupun murka.

Page 6: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS. Al Ahzab 21

0 أن ـ عنها الله رضي ـ عائشة عن ـ النبي على استأذن رجًال ، العشيرة أخو : بئس قال رآه فلما ـ وسلم عليه الله صلى

الله صلى ـ النبي تطلDق ، جلس فلما ، العشيرة ابن وبئس الرجل انطلق فلما ، إليه وانبسط ، وجهه في ـ وسلم عليه

: له قلت الرجل رأيت حين ، الله رسول : يا عائشة قالت ، . فقال إليه وانبسطت ، وجهه في تطلDقت ثم ، وكذا كذا

متى ، عائشة " يا ـ وسلم عليه الله صلى ـ الله رسول0 عهدتني اشا Dيوم منزلة الله عند الناس شر إن ؟ فح ، البخاري رواه ". شره اتقاء ، الناس تركه من القيامةالترمذي ، داود وأبو ، ومسلم

Dari Aisyah ra bahwa ada seorang laki-laki meminta izin kepada Nabi Muhammad, ketika Nabi melihatnya bersabda: alangkah buruknya saudara qabilah, alangkah buruknya anak lelaki kabilah. Lalu ketika duduk, Nabi Muhammad tampak cerah wajahnya, dan melonggarkan baginya. Lalu ketika orang itu pergi Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, Ketika Engkau melihat orang itu Engkau katakan kepadanya, begini-begini, kemudian Engkau berwajah cerah di hadapannya, dan Engkau lapangkan baginya. Rasulullah SAW menjawab: ”Ya Aisyah, kapan kamu melihatku berkata kotor? Sesungguhnya manusia paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah orang yang ditinggalkan manusia lain karena takut keburukannya. HR AL Bukhariy, Muslim, Abu Daud dan At Tirmidziy

Penjelasan:Dari Aisyah ra bahwa ada seorang lelaki meminta izin bertemu dengan Nabi Muhammad SAW – ’Iyadh, Al Qurthubiy, dan An Nawawiy, menegaskan bahwa orang itu adalah

Uyainah bin Hishn Al Fazzariy, yang pernah disebut المطاع األحمق Orang bodoh yang ditaati, adalah orang yang sangat disegani oleh kaumnya. Ada yang mengatakan bahwa orang lelaki itu bukan Uyainah bin Hishn Al Fazzariy. Lalu ketika Nabi Muhammad SAW melihatnya, setelah mengizinkannya masuk. Dalam riwayat Al Bukhariy, Bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan setelah orang itu meminta izin: ”Izinkah ia”

Rasulullah SAW bersabda: " العشيرة ابن بئس ، العشيرة أخو بئس " ’Iyadh berkata: Yang dimaksudkan dengan Al ’Asyirah adalah Al Jama’ah/kelompok atau qabilah. Yang lainnya mengatakan: Al Asyirah: orang yang lebih dekat dengan keluarganya, yaitu anak ayah dan kakeknya.

Page 7: 2 Larangan Menghinamencela Suatu Kaum

’Iyadh berkata pula: Uyainah ketika itu belum masuk Islam, maka ungkapan itu bukanlah bentuk ghaibiyah (orang ketiga), atau sudah masuk Islam, akan tetapi Islamnya masih lemah. Lalu Rasulullah SAW ingin menjelaskan hal ini kepada para sahabat yang belum mengenalnya ketika itu agar tidak terjebak dengan penampilannya. Dan sungguh terbukti di masa Nabi Muhammad dan sesudahnya ada beberapa hal yang menunjukkan kelemahan imannya. Maka yang pernah Nabi Muhammad paparkan itu menjadi bagian dari tanda-tanda kenabian. Di antara buktinya adalah: Bahwa ia murtad pada zaman Abu Bakar ra, ikut berperang, kemudian kembali Islam, dan mengikuti perluasan wilayah di zaman Umar, ra.

Lalu ketika duduk wajah Nabi terlihat cerah. تطلق Tha’ dibaca fathah, dan lam dibaca tasydid, artinya menampakkan wajah cerah, seperti kalimat berikutnya: " وانبسط.dan melapangkan baginya له