2. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran - dewey.petra.ac.id · Pemasaran memiliki cakupan yang luas dengan...
Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran - dewey.petra.ac.id · Pemasaran memiliki cakupan yang luas dengan...
9 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan bagian yang penting dalam berhubungan dengan pasar.
karena pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli sehingga dalam pasar,
keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku para konsumen dan
bagaimana perusahaan mampu mengikuti kehendak konsumen dan mengatasi
pesaingnya. Pemasaran memiliki cakupan yang luas dengan berbagai pengertian.
Namun pengertian-pengertian tersebut pada dasarnya memiliki makna yang sama.
Menurut Kotler (2001, p.7) pemasaran adalah proses social dan manajerial di mana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
Menurut William J.Stanton, pemasaran adalah system keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Adapun,
menurut Basu (1984,p.17) konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor
dasar :
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen
atau pasar
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan
bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi
Secara definitif dapat dikatakan bahwa, konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan social bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam membentuk marketing strategy, pemasar harus menganalisa pasar.
Analisa ini membantu pemasar dalam membentuk marketing plan dengan
10 Universitas Kristen Petra
memperhatikan tren pasar, customer, kompetitor, dan lain-lain yang akan
mempengaruhi penjualan (Stephenson & Mintzer, 2008,p.124 ). Analisa pasar di sini
terdiri dari 3 bagian, yaitu:
• Company Analysis
Analisa perusahaan dilakukan untuk menilai kekuatan dan kelemahan internal
sebuah perusahaan serta peluang dan ancaman eksternalnya (SWOT analysis). Hal
ini bertujuan untuk mengarahkan manajer dalam memilih strategi yang tepat dalam
mencapai tujuan organisasinya sekaligus mendorong suatu pendekatan praktis
terhadap perencanaan yang didasarkan atas pandangan yang realistis mengenai
situasi perusahaan serta skenario-skenario kemungkinan peristiwa dan kondisi
yang akan terjadi.
• Customer Analysis
Analisa customer dilakukan untuk menjawab pertanyaan siapakah yang akan
dijadikan target market melalui tahapan STP (Segmenting, Targeting, dan
Positioning)
• Competitor Analysis
Analisa kompetitor sangat penting untuk memperkirakan keeksistensian
perusahaan yang pada akhirnya membantu pemasar untuk menentukan posisi
perusahaan dalam pasar.
2.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan suatu perangkat asas-asas yang konsekuen,
tepat dan layak, yang oleh suatu perusahaan tertentu diharapkan akan
memungkinkannya untuk mencapai tujuan sasarannya dalam hal pelanggan dan
penghasilan laba dalam suatu lingkungan persaingan yang tertentu. Dalam suatu
perusahaan sejumlah faktor yang harus di pertimbangkan dalam strategi pemasaran
berupa: ukuran besar dan posisi persaingan perusahaan itu di dalam lingkungan
pasarannya; sumberdaya, tujuan dan kebijaksanaan khas dari perusahaan yang
bersangkutan; aneka strtegi yang di terapkan oleh kaum pesaingnya; perilaku
11 Universitas Kristen Petra
pembelian dalam pasaran targetnya; tahap yang di capai dalam daur usia produknya;
sifat dan watak lingkungan ekonominya. (Kotler 1983, p.365-366)
Menurut Pearce dan Robinson (1997, p.3) pengertian strategi adalah rencana
para manajer yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk
berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran perusahaan.
Menurut Swastha dan Irawan (2000, p.5) yang mengutip pernyataan William J.
Stanton yang menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jadi strategi pemasaran
dapat diartikan sebagai sebuah perencanaan yang dilakukan oleh para manajer dalam
skala yang besar dan berorientasi kepada masa depan yang meliputi sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial,
untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran perusahaan.
2.3 Bauran Pemasaran
Setelah memutuskan strategi pemasaran untuk bersaing secara keseluruhan,
perusahaan mulai merencanakan rincian bauran pemasaran. Bauran pemasaran
merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Menurut Kotler dan
Amstrong (1996, p.48-49) bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam
pemasaran modern, di mana di definisikan sebagai perangkat alat pemasaran taktis
yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala
sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan
produknya. Bauran pemasaran dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel
yang dikenal sebagai “empat P”:
• Product (produk)
12 Universitas Kristen Petra
Berarti kombinasi “barang dan jasa” yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
pasar sasaran. Adapun product meliputi: keragaman produk, mutu, rancangan,
sifat-sifat, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan, keuntungan.
• Price (harga)
Jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi.
Adapun price meliputi: daftar harga, diskon, potongan, periode pembayaran,
syarat kredit.
• Place (distribusi)
Termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen
sasaran. Adapun place meliputi: saluran, cakupan, jenis, lokasi, sediaan,
transportasi, logistik.
• Promotion (promosi)
Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggukan produk dan membujuk
pelanggan sasaran untuk membelinya. Adapun promotion meliputi: periklanan,
penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat.
Gambar 2.1. 4P Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler (2003, p.79)
Pelanggan yang dibidik
Posisi yang diharapkan
PRODUK -Keragaman - Kualitas - Desain - Fitur - Nama Merek - Kemasan - Servis
DISTRIBUSI -Saluran -Cakupan -Kombinasi -Lokasi -Persediaan -Transportasi -Logistik
PROMOSI -Iklan -Penjualan langsung -Promosi penjualan -Hubungan masyarakat
HARGA -Daftar harga -Diskon -Pencadangan -Periode pembayaran -Persyaratan kredit
13 Universitas Kristen Petra
Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran
kedalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran
perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen. Bauran pemasaran
membentuk alat taktis perusahaan untuk memantapkan pemosisian yang kuat dalam
pasar sasaran.
2.3.1 Pengembangan Bauran Pemasaran
Menurut Timpe (1989, p.283-289) dalam jaman pemasaran sekarang ini,
empat P tidaklah cukup dalam pelayanan pemasaran. Terdapat tiga P lainnya yang
merupakan elemen-elemen strategis yang mengalihkan perhatian manajemen yang
harus diikutsertakan pada gabungan unsur-unsur pemasaran: Personel, Physical
facilities dan Process management. Tiga P ini saling berhubungan dan menghadirkan
unsur-unsur vital pemasaran dalam manajemen bisnis layanan.
1. Personel
Kunci untuk menciptakan pelayanan dan pengiriman kepada konsumen dengan
model yang secara konsisten dapat diterima. Pelayanan menghadirkan personel
yang menghasilkan usaha-usaha atau perbuatan yang tidak dapat dilihat. Para
konsumen mengidentifikasi dan menghubungkan sifat-sifat personel pelayanan
dengan perusahaan tempat mereka bekerja.
2. Physical facilities
Penting dalam melengkapi peningkatan pemasaran dan pelayanan-pelayanan
pengiriman. Seorang konsumen harus mengalami sebuah layanan. Pengalaman ini
sangat dipengaruhi baik oleh lingkungan sekeliling yang jelas bagi konsumen dan
aset-aset fisik yang tersembunyi dari pandangan umum yang sangat penting untuk
menyediakan layanan itu.
3. Process management
Meyakinkan kualitas yang konsisten dan kemudahan mendapatkan pelayanan,
pada sisi konsumsi yang terus-menerus dan produksi dari pelayanan yang
ditawarkan. Tanpa proses manajemen yang logis, penyamaan permintaan
pelayanan dengan pemberian pelayanan adalah sangat sulit. Pelayanan tidak dapat
14 Universitas Kristen Petra
diinventarisasikan atau disimpan, maka harus ditemukan cara-cara untuk
menangani beban-beban puncak dan mengoptimalkan berbagai kebutuhan
konsumen yang berbeda dengan berbagai tingkat keahlian dalam perusahaan
pelayanan.
2.4 Komunikasi Pemasaran Terpadu
Komunikasi pemasaran merupakan satu bentuk komunikasi yang dilakukan untuk
mendukung kegiatan pemasaran. Dewasa ini lebih banyak perusahaan mengadopsi konsep
komunikasi pemasaran terpadu. Berdasarkan konsep itu, seperti digambarkan dalam gambar
2.2, perusahaan secara seksama memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran
komunikasinya untuk menyampaikan pesan yang jelas, konsisten dan berpengaruh kuat
tentang organisasi dan produk-produknya.
Gambar 2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu
Sumber: Kotler & Armstrong (2001, p.605)
Pemasangan
iklan Penjualan
personal
Pemasaran
langsung
Promosi
penjualan Hubungan
masyarakat
Pesan-pesan perusahaan dan produk-produknya yang konsisten, jelas dan kuat
15 Universitas Kristen Petra
Komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication
(IMC) adalah sebuah konsep dimana suatu perusahaan mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan berbagai saluran komunikasi untuk mengirim pesan yang jelas,
konsisten, dan meyakinkan berkenaan dengan perusahaan dan produknya. (Kotler dan
Amstrong, 2005). Menurut seorang eksekutif pemasaran, “komunikasi pemasaran
terpadu membentuk identitas merek yang kuat di pasar dengan mengikat bersama dan
memperkuat semua citra dan pesan merek.” Komunikasi pemasaran terpadu berarti
bahwa semua pesan, positioning dan citra, dan identitas perusahaan, dikoordinasikan
melalui semua bentuk komunikasi pemasaran yang ada.
2.4.1 Bauran Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan satu bentuk komunikasi yang dilakukan
untuk mendukung kegiatan pemasaran. Menurut J.Stanton yang dikutip dari Basu
(1984, p.238) bauran pemasaran adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variable-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang
kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Menurut
Armstrong (2001, p.111), bauran komunikasi pemasaran merupakan perpaduan
khusus antara iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat
yang digunakan perusahaan untuk meraih tujuan iklan dan pemasarannya. Bauran
komunikasi pemasaran (marketing communication mix) juga disebut bauran promosi
(promotion mix) total sebuah perusahaan terdiri dari ramuan khusus pemasangan
iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan alat-alat
pemasaran langsung yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasangan iklan dan pemasaran.
Menurut Kotler (2001, p.600-601) Bauran komunikasi pemasaran memiliki
lima alat promosi utama, sebagai berikut:
1. Pemasangan iklan
Setiap bentuk presentasi dan promosi non personal yang memerlukan biaya
tentang gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas
16 Universitas Kristen Petra
2. Penjualan personal
Presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan
menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan
3. Promosi penjualan
Insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah
produk atau jasa
4. Hubungan masyarakat
Membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah
cara supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra
perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita serta event
yang tidak menguntungkan.
5. Pemasaran langsung
Hubungan-hubungan langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik
secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun
untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng (penggunan telepon,
surat, fax, email, internet, dan perangkat-perangkat lain) untuk berkomunikasi
secara langsung dengan konsumen tertentu.
2.5 Media
Menurut Cangara (1998), media adalah “alat atau sarana yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari komunikator pada khalayak.” Ada beberapa pakar
psikologi memandang bahwa komunikasi antar manusia, maka media yang paling
dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga
(p.119).
Media diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektrolis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Nursidik, 2007,para
1).
17 Universitas Kristen Petra
2.5.1 Pemilihan Media
Pemilihan media yang tepat biasanya dilakukan secara paralel dengan
perkembangan pesan. Empat kunci utama dalam media akan mempengaruhi
keputusan, dan keseluruhan proses akan didorong oleh target audiens. Target audiens
akan mempengaruhi media atau kombinasi dari media yang paling efektif untuk
diberikan atau diaplikasikan. Faktor-faktor kunci yang mempengaruhi dari pemilihan
media adalah: (Drummond & Ensor, 2005, p.155)
• Jangkauan (Reach)
Jangkauan mempengaruhi tentang ukuran dari pasar, dan berapa banyak dari total
pasar yang dapat diharapkan sebagai target. Sebagai contoh, iklan TV
kemungkinan akan mencakup lebih banyak orang daripada koran lokal. Namun,
menjangkau lebih banyak orang tidak menjamin secara otomatis efektivitas yang
lebih besar.
• Frekuensi (Frequency)
Frekuensi adalah seberapa sering konsumen dihadapkan pada pesan komunikasi
dalam suatu periode tertentu. Selain itu, frekuensi dalam pemilihan media juga
membicarakan mengenai dampak dari kampanye tersebut, apakah lebih baik untuk
memiliki satu dampak tinggi kampanye, atau seharusnya pendekatan yang lebih
bertahap, dengan menggunakan penguatan dari waktu ke waktu.
• Interaktivitas (Interactivity)
Interaktif adalah meningkatkan komunikasi atau dialog dengan konsumen
potensial. Hollensen (2002) mengklasifikasikan media komunikasi sebagai salah
satu cara one way komunikasi, seperti hanya menyampaikan informasi (misalnya
sebuah iklan yang memberi informasi) untuk komunikasi dua arah yang interaktif
(misalnya menjual pribadi yang menetapkan dialog).
• Biaya
Anggaran yang tersedia tentu saja akan mendorong keputusan media. Setiap
keputusan yang dilakukan harus terjangkau.
18 Universitas Kristen Petra
Pemilihan media secara garis besar dapat dilakukan melalui dua cara
(Tjiptono, 2005, p.226), yaitu :
1. Saluran komunikasi personal, berupa komunikasi langsung antara dua orang atau
lebih, baik secara tatap muka, melalui telepon, melalui surat, via e-mail, maupun
dalam bentuk presentasi. Saluran komunikasi personal dapat dikelompokkan
menjadi advocate channel (wiraniaga yang menghubungi konsumen), expert
channel (pakar independen yang membuat pernyataan tertentu kepada konsumen
sasaran) dan social channel (tetangga, teman, keluarga dan rekan kerja).
2. Saluran komunikasi non-personal, meliputi media, atmosphere, dan events. Media
terdiri atas media cetak (seperti koran, majalah, direct mail), melalui media siaran
(seperti radio dan TV), media elektronik (seperti audiotape, videotape, videodisk,
CD-ROM, Web Page), dan media pajangan (seperti billboards, signs, dan poster).
Atmosphere berupa suasana kantor, toko dan ruang tunggu yang dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan atau memperkuat pembelajaran
konsumen terhadap pembelian produk . Event adalah acara-acara atau peristiwa-
peristiwa yang dirancang untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada
audiensi sasaran, di antaranya konferensi pers, grand opening, public tour,
sponsorship kegiatan olahraga, sponsorship pertunjukan musik dan lain-lain.
Tanggung jawab pemasaran yang penting adalah merencanakan dan
mengkoordinasikan strategi promosi terpadu dan memilih strategi yang paling efektif.
Dalam rangka merancang komunikasi pemasaran yang efektif, setiap pemasaran perlu
memahami proses komunikasi secara umum yaitu: pelaku komunikasi (pengirim dan
penerima pesan), alat komunikasi (pesan dan media), fungsi komunikasi (encoding,
decoding, respons dan umpan balik), serta gangguan. Pengambilan keputusan tentang
media yang akan dipilih, perlu dipertimbangkan karakteristiknya. Adapun
karakteristiknya lainnya adalah: fleksibilitas, keawetan dan mutu reproduksinya.
19 Universitas Kristen Petra
2.5.2 Jenis-Jenis Media
Menurut Cangara (1998), media digolongkan atas empat macam, yakni:
1. Media antar pribadi
Untuk hubungan perorangan, maka media yang cepat digunakan ialah
kurir (utusan), surat dan telepon.
a. Kurir banyak digunakan oleh orang-orang dahulu kala untuk
menyampaikan pesan.
b. Surat adalah media komunikasi antar pribadi yang makin banyak
digunakan, terutama dengan makin meningkatnya sarana pos serta
makin banyaknya penduduk yang dapat menulis dan membaca.
c. Telepon makin banyak digunakan di Indonesia, bukan saja untuk
kepentingan komunikasi yang bersifat pribadi, tetapi juga untuk
kepentingan bisnis dan pemerintahan.
2. Media kelompok
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15
orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media
kelompok, misalnya, rapat, seminar dan konferensi.
a. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang
dihadapi oleh suatu organisasi
b. Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh
khalayak tidak lebih dari 150 orang
c. Konferensi adalah media komunikasi kelompok yang biasanya
dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu.
3. Media publik
Kalau khalayak sudah lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi
yang digunakan biasanya disebut media public, misalnya rapat akbar,
rapat raksasa, dan semacamnya. Rapat akbar khalayak berasal dari
berbagai macam bentuk, tetapi masih memiliki homogenitas, misalnya
kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaan kampung, dan lain-lain.
20 Universitas Kristen Petra
4. Media massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (p.119-
122).
2.5 3. Sinergi antara media dan segmentasi
Segmentasi merupakan langkah logis yang dilakukan oleh media di dalam
mengkonsolidasi bisnis nya. Sebagai salah satu contoh, MNC sangat jeli dan manis
membagi segmen grup perusahaannya RCTI (menengah atas), TPI (menengah
bawah) dan Global TV (muda). Dengan segmentasi suatu media akan menjadi lebih
fokus ke segmennya yang ingin dituju, dan grup media tidak kehilangan pendapatan
dari tiap segmen. Sesuatu yang segmented dan fokus tentu akan lebih gampang
diingat orang dan menancap di dalam benak konsumen.
2.6 Segmentation, Targeting, dan Positioning
Organisasi yang berorganisasi di salah satu pasaran-pasaran konsumsi,
industri, eceran atau pemerintah biasanya tidak dapat melayani semua pelanggan di
pasar tersebut. Hal ini di sebabkan karena jumlah pelanggan yang terlalu besar,
tersebar luas atau beraneka ragam dalam keinginan pembelian atau kebiasaan
membeli untuk dapat dilayani secara efektif dan unggul oleh sebuah organisasi.
Perusahaan seharusnya dapat mengenali bagian pasar yang paling menarik dan yang
dapat dilayaninya paling efektif, namun untuk dapat mengenali bagian pasar tersebut
lebih dalam di perlukannya sebuah analisa Segmentasi, Targeting, Positioning.
2.6.1 Segmentasi
Menurut Kartajaya (2006, p.16), secara tipikal, segmentasi pasar merupakan
proses memanfaatkan peluang dengan membagi-bagi pasar menjadi beberapa
segmen. Pasar dipetakan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga perusahaan
mampu memahami lebih jelas pasar yang hendak dimasuki. Segmentasi pasar adalah
21 Universitas Kristen Petra
salah satu tahapan penting dalam pemasaran. Segmentasi pasar dapat diartikan
sebagai proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi
kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal
kebutuhan, keinginan, perilaku dan atau respon terhadap program pemasaran spesifik
(Tjiptono, 2005, p.64). Menurut Kotler & Armstrong (1997, p.234) segmentasi adalah
membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan,
karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau
bauran pemasaran terpisah.
Terdapat beberapa alasan mengapa suatu perusahaan melakukan segmentasi (Doyle,
1994):
• Memenuhi kebutuhan konsumen lebih tepat
Pasar begitu luas, sehingga menyebabkan tuntutan dari konsumen yang berbeda-
beda, dengan mengembangkan bauran pemasaran yang berbeda untuk setiap
segmen konsumen, perusahaan dapat menawarkan atau memberikan solusi yang
lebih baik untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
• Meningkatkan keuntungan
Segmen konsumen yang berbeda-beda akan bereaksi secara kontras dalam hal
harga, harga yang terlalu mahal lebih sensitif dibandingkan yang lain. Segmentasi
memungkinkan suatu organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan harga terbaik
di setiap segmen, serta secara efektif menaikkan harga rata-rata dan meningkatkan
keuntungan.
• Memimpin di dalam segmen tertentu
Dalam pasar tertentu merek yang memiliki saham yang dominan di dalam pasar
akan sangat menguntungkan. Kepemimpinan pasar perusahaan tersebut
memberikan skala ekonomi di bidang pemasaran dan produksi, serta perusahaan
juga akan memiliki akses atas saluran distribusi. Perusahaan kecil atau pendatang
baru di pasar tampaknya tidak akan mampu memperoleh kepemimpinan, namun
mereka dapat mengambil pangsa yang dominan dari segmen pasar tertentu.
Berdasarkan hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan
bauran pemasaran yang lebih spesialis untuk memenuhi kebutuhan konsumen di
22 Universitas Kristen Petra
kelompok segmen tersebut, sementara pada saat yang sama membangun posisi
biaya yang kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain di dalam segmen
tersebut.
• Mempertahankan Pelanggan
Menyediakan produk atau jasa yang ditujukan untuk segmen yang berbeda
memungkinkan sebuah perusahaan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan
saat kebutuhan konsumen mengalami perubahan. Sebuah perusahaan juga dapat
menggunakan segmentasi sebagai cara untuk memindahkan konsumen dari waktu
ke waktu dari tingkat ketika produk atau jasa baru memasuki pasar entri produk
sampai ketika produk berada pada akhir premi pasar.
• Komunikasi pemasaran yang fokus
Segmentasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi saluran
media yang dapat secara spesifik mencapai kelompok sasaran yang dituju. Sebagai
contoh, wanita muda yang tertarik di dunia fashion cenderung untuk membaca
majalah mode tertentu. Perusahaan tidak akan menghabiskan uang secara sia-sia
terhadap media massa yang jauh dari kelompok sasaran, perusahaan dapat
menargetkan uang dan usaha mereka dengan menggunakan media yang fokus
secara langsung pada kelompok konsumen potensial.
Proses segmentasi merupakan pendirian kelompok konsumen dengan
kebutuhan yang serupa atau sama untuk diidentifikasi. Kriteria ini harus
mengidentifikasi kelompok konsumen yang memiliki Karakteristik sebagai berikut:
• Segmen konsumen memberikan respon dengan cara yang sama untuk bauran
pemasaran tertentu.
• Konsumen di dalam segmen yang dituju harus bereaksi dengan cara yang jelas
berbeda dari kelompok lain untuk bauran pemasaran yang ditawarkan.
• Kelompok harus cukup besar untuk memberikan pengembalian investasi yang
diperlukan untuk perusahaan
• Kriteria yang ada digunakan untuk mengidentifikasi segmen harus bisa
dioperasionalkan.
23 Universitas Kristen Petra
2.6.1.1 Dasar-Dasar Segmentasi
Menurut Kotler & Armstrong (1997, p.237-245), dasar-dasar untuk membuat
segmentasi terbagi menjadi beberapa poin, yaitu :
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografik seperti negara, regional, negara bagian, county, kota, atau kompleks
perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam
satu atau beberapa wilayah geografik ini, atau beroperasi di semua wilayah, tetapi
lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai. Banyak
perusahaan dewasa ini ”meregionalkan” program pemasaran mereka, seperti
melokalkan produk, iklan, promosi, dan usaha penjualan agar sesuai dengan
kebutuhan masing-masing regional, kota, dan bahkan kompleks perumahan.
2. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis membagi kelompok berdasarkan pada variabel seperti
umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. Faktor-faktor demografis
merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok pelanggan.
Salah satu alasan adalah kebutuhan konsumen, keinginan, dan tingkat penggunaan
seringkali amat dekat dengan variabel demografis. Alasan lain adalah variabel
demografis lebih mudah diukur daripada tipe variable yang lain. Bahkan kalau
segmen pasar mula-mula ditetukan menggunakan dasar lain, seperti kepribadian
atau tingkah laku, karakteristik demografis pasti diketahui agar dapat mengetahui
besar pasar sasaran dan untuk menjangkaunya secara efisien.
a. Umur dan tahap daur hidup
Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah sesuai dengan perkembangan
umur. Beberapa perusahaan menggunakan segmentasi umur dan daur hidup,
menawarkan produk berbeda atau menggunakan pendekatan pemasaran yang
berbeda untuk kelompok umur dan daur hidup yang berbeda.
24 Universitas Kristen Petra
b. Jenis Kelamin
Dewasa ini, pemasar melihat peluang untuk membuat segmentasi jenis
kelamin. Segmentasi jenis kelamin adalah membagi pasar menjadi kelompok
berbeda berdasarkan pada jenis kelamin.
c. Pendapatan
• Segmentasi pendapatan adalah membagi pasar menjadi kelompok
pendapatan yang berbeda. Segmentasi pendapatan telah lama
dipergunakan oleh pemasar produk dan jasa.
• Segmentasi pendapatan juga dapat didasarkan pada konsep SES. Konsep
SES (Socio & Economic Status) yang digunakan oleh AC Nielsen (2007,
para. 3) untuk meng “kastakan” masyarakat Indonesia menjadi enam
kategori ordinal. Diukur dengan menggunakan variabel pengeluaran
(expenditure) keluarga dalam satu bulan, tidak termasuk tabungan dan
cicilan hutang. Kategori-kategori tersebut adalah : A1 (> Rp 3.000.000),
A2 (Rp 2.000.0001 s.d. Rp 3.000.000), B (Rp 1.500.001 s.d. Rp
2.000.000), C1 (Rp 1.000.001 s.d. Rp 1.500.000), C2 (Rp 700.001 s.d.
1.000.000), D (Rp 500.001 s.d. Rp 700.000), E (<= Rp 500.000).
d. Generasi
• Banyak penelitian yang beralih pada segmentasi generasi. Pemikiranya
adalah bahwa setiap generasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat
generasi tersebut dibesarkan. Beberapa pemasar membidik baby boomers
(1946 sampai 1964) dengan menggunakan komunikasi dan simbol yang
menarik optimisme generasi itu. Pemasar lain membidik generasi X (1964
sampai 1984) karena menyadari bahwa anggota generasi menumbuhkan
kecurigaan masyarakat, politisi, serta iklan dan perdagangan yang curang.
Generasi X lebih canggih dalam mengevaluasi produk dan banyak dari
mereka yang tidak bersemangat dengan iklan yang berlebihan atau terlalu
serius menampilkan dirinya.
25 Universitas Kristen Petra
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi kelompok berbeda
berdasarkan pada karakteristik gaya hidup dan kepribadian. Orang yang
berbeda dalam kelompok demografis yang sama dapat mempunyai ciri
psikografis yang berbeda.
• Gaya Hidup
Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya,
dan barang yang konsumen beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Saat
ini, semakin banyak pemasar yang mensegmentasikan berdasar gaya hidup
konsumen
• Kepribadian
Pemasar telah menggunakan variabel kepribadian untuk melakukan
segmentasi pasar Pemasar memberikan produknya dengan kepribadian
merk yang berhubungan dengan kepribadian konsumen.
Salah satu segmentasi psikografis yang paling terkenal adalah VALS2,
yang melahirkan 8 segmen psikografis, meliputi:
1. Innovators
Innovators adalah orang-orang yang sukses, berwawasan luas dengan rasa
percaya diri yang tinggi, karena mereka mempunyai sumberdaya yang
lebih dari cukup. Innovators merupakan pemimpin perubahan, dan terbuka
terhadap ide-ide dan teknologi baru. Innovators merupakan konsumen
yang sangat aktif, dan pola pembelanjaan mereka mencerminkan cita rasa
yang tinggi atau produk dan layanan eksklusif. Citra merupakan hal yang
penting bagi Innovators, bukan sebagai bukti status atau kekuasaan tapi
sebagai ekspresi cita rasa, independensi dan personalitas. Innovators
biasanya pimpinan bisnis dan pemerintahan yang sedang menanjak
karirnya dan mereka mencari tantangan-tantangan baru.
26 Universitas Kristen Petra
2. Thinkers
Thinkers termotivasi oleh hal-hal yang ideal. Thinkers adalah orang-orang
yang matang dan reflektif serta menghargai pengetahuan dan rasa
tanggungjawab. Mereka biasanya berpendidikan baik, dan aktif mencari
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan. Mereka terus
melakukan update informasi mengenai kejadian nasional maupun dunia
dan terus mencari peluang untuk memperluas pengetahuan mereka.
Thinkers cukup respek terhadap institusi status quo, tetapi terbuka akan
ide-ide baru. Walaupun income mereka lebih dari cukup untuk membeli
banyak hal. Thinkers adalah orang yang konservatif, konsumen yang
praktis, mencari sesuatu yang tahan lama, fungsional, dan nilai lebih dari
produk yang mereka beli.
3. Achievers
Termotivasi oleh keinginan akan pencapaian, achievers mempunyai gaya
hidup yang berorientasi tujuan dan komitmen yang mendalam untuk karir
dan keluarga. Kehidupan sosial mereka mencerminkan hal ini dan
terstruktur antara keluarga, tempat ibadah, dan pekerjaan. Achievers
merupakan orang yang konvensional, dan secara politik respek terhadap
otoritas dan status quo. Achievers menghargai konsensus, sesuatu yang
bisa diperhitungkan, dan stabilitas dibanding resiko, keintiman, dan
pencarian diri. Memiliki banyak keinginan dan kebutuhan, achievers
merupakan konsumen yang aktif. Image merupakan hal yang penting bagi
achievers. Achievers suka akan produk dan layanan yang sudah mapan,
prestise yang mencerminkan sukses mereka. Kehidupan achievers yang
sibuk, mereka sangat tertarik terhadap alat-alat yang bisa membantu
mereka menghemat waktu.
27 Universitas Kristen Petra
4. Experiencers
Experiencers termotivasi oleh ekspresi diri. Sebagai konsumen yang
muda, antusias, dan impulsif, experiencers cepat antusias akan hal-hal
baru tetapi cepat pula bosan. Experiencers mencari variasi dan
kesenangan, suka akan hal baru yang diluar pakem dan beresiko. Energi
experiencers banyak dihabiskan ditempat-tempat fitness, olahraga,
aktifitas luar ruangan, dan aktivitas sosial. Experiencers merupakan
konsumen yang royal dan menghabiskan sebagian besar penghasilannya
pada fashion, hiburan, dan bersosialisasi. Pola pembelanjaan mereka
mencerminkan pada hal-hal yang terlihat bagus dan keren.
5. Believers
Seperti juga Thinkers, Believers termotivasi oleh hal-hal yang ideal.
Believers konservatif dan konvensional dengan keyakinan yang konkrit
berbasiskan pada hal-hal yang tradisional dan mapan seperti keluarga,
agama, komunitas, dan negara. Believers juga mengikuti rutinitas yang
sudah mapan dan terorganisasi di sekitar rumah, keluarga, komunitas, dan
organisasi sosial dan religius dimana mereka berada. Sebagai konsumen
mereka bisa diprediksi. Believers memilih produk dan merek yang sudah
mapan dan secara umum merupakan konsumen yang loyal.
6. Strivers
Strivers kelompok orang yang trendy dan suka hal-hal yang
menyenangkan. Strivers termotivasi dengan pencapaian, strivers perhatian
dengan opini dan persetujuan dari rekan-rekannya. Uang merupakan
ukuran kunci sukses mereka. Strivers suka produk-produk yang
diasosiasikan sebagai produknya orang kaya. Banyak dari strivers melihat
diri mereka sendiri sebagai orang yang punya pekerjaan daripada karir,
serta kekurangan skill dan fokus yang membuat mereka sulit untuk
berkembang. Strivers merupakan konsumen aktif karena aktifitas
berbelanja merupakan aktifitas sosial dan kesempatan untuk menunjukkan
kepada rekan mereka kemampuan mereka untuk membeli. Sebagai
28 Universitas Kristen Petra
konsumen, mereka impulsif sejauh kondisi keuangan mereka
memungkinkan.
7. Makers
Seperti Experiencers, makers termotivasi oleh expresi diri. Makers
mengekspresikan diri dan menikmati kehidupan dengan membangun
rumah, membesarkan anak-anak, memperbaiki mobil, menanam
tumbuhan, serta mempunyai cukup skill dan energi untuk membuat
keinginan terpenuhi. Makers adalah orang-orang yang praktis yang
mempunyai skill konstruktif dan menghargai diri sendiri. Makers tinggal
dalam konteks tradisional sebuah keluarga, pekerjaan, dan rekreasi fisik,
serta mempunyai sedikit interest terhadap hal-hal di luar itu. Makers
curiga terhadap ide-ide baru. Makers respek terhadap otoritas pemerintah
dan buruh yang terorganisasi, tetapi tidak suka campur tangan pemerintah
terhadap hak-hak individu. Makers tidak terkesan dengan kepemilikan
materi jika tidak praktis dan fungsional. Karena mereka menghargai nilai
dan fungsional dari suatu kepemilikan, mereka membeli sesuatu yang
memang dibutuhkan dan fungsional.
8. Survivors
Survivors hidup dengan penuh keterbatasan sumberdaya. Survivors sering
merasa bahwa hidup berubah terlalu cepat. Survivors merasa nyaman jika
merasa familiar dan perhatian dengan keselamatan dan keamanan, karena
survivors harus fokus pada kebutuhan daripada keinginan, tidak
menunjukkan motivasi dasar yang kuat. Survivors adalah konsumen yang
berhati-hati. Survivors mewakili perkembangan pasar terbaru untuk
hampir semua produk dan layanan. Survivors loyal terhadap merek
favorit, terutama jika mereka bisa membeli dengan diskon.
29 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.1. VALS 2 Framework
Sumber: www.witchelandassociates.com
4. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap
suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel perilaku kejadian, manfaat,
status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan
sikap adalah titik awal terbaik dalam membentuk segmen pasar.
• Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan
kebutuhan, membeli suatu produk, atau memakai suatu produk. Contohnya,
perjalanan udara dicetuskan oleh kejadian yang berhubungan dengan bisnis,
liburan, atau keluarga. Perusahaan penerbangan dapat mengkhususkan diri
30 Universitas Kristen Petra
dalam melayani orang-orang dengan salah satu kejadian yang dominan yang
menyebabkan perusahaan penerbangan carter melayani orang-orang yang
terbang untuk berlibur. Contojnya, sari buah jeruk hampir selalu dikonsumsi
pada sarapan. Perusahaan sari buah jeruk dapat mencoba mempromosikan
minum sari jeruk pada kesempatan lain (makan siang, makan malam, tengah
hari). Sebagai tambahan atas kejadian spesifik suatu produk, perusahaan dapat
mempertimbangkan kejadian penting yang menandai perjalanan hidup untuk
melihat apakah mereka disertai oleh kebutuhan tertentu yang dapat dipenuhi
oleh sekelompok barang dan atau jasa.
• Manfaat
Bentuk segmentasi yang kuat melibatkan pengklasifikasian pembeli menurut
manfaat berbeda yang mereka cari dari suatu produk. Masing-masing kelompok
pencari manfaat memiliki ciri-ciri demografis, perilaku, dan psikografis
tertentu.
• Status pemakai
Pasar dapat disegmentasi menjadi kelompok non pemakai, bekas pemakai,
pemakai potensial, pemakai pertama kali, dan pemakai tetap dari suatu produk.
Posisi perusahaan dalam pasar juga akan dipengaruhi oleh fokusnya. Pemimpin
pangsa pasar akan memusatkan perhatian pada usaha menarik pemakai
potensial, sementara perusahaan yang lebih kecil akan memusatkan perhatian
pada uasaha menarik pemakai saat ini agar menjauhi pemimpin pasar. Pada
suatu tingkat tertentu, keadaan ekonomi menentukan kelompok mana yang
akan diperhatikan perusahaan. Dalam ekonomi dengan pertumbuhan yang
lambat, perusahaan akan memusatkan usaha mereka pada pemakai pertama kali
dalam pasar yang sedang muncul (seperti kaum muda dan imigran) atau pada
mereka yang akan melalui suatu tahap hidup untuk pertama kalinya (seperti
pasangan yang baru menikah atau ibu yang pertama kali melahirkan). Untuk
mempertahankan pangsa pasar, mereka juga akan berusaha untuk
mempertahankan kesadaran merek dan mencegah pemakai yang setia untuk
berpindah ke merek yang lain.
31 Universitas Kristen Petra
• Tingkat pemakaian
Pasar dapat disegmentasi menjadi kelompok pemakai roduk yang ringan,
sedang, dan berat. Pemakai berat sering merupakan persentase kecil dari pasar
tetapi merupakan persentase yang tingi dalam konsumsi total. Pemasar biasanya
lebih suka untuk menarik satu pemakai berat daripada beberapa pemakai
ringan. Pemakai berat produk sering memiliki kesamaan demografis,
psikografis, dan kebiasaan media. Gambaran ini dapat membantu pemasar
mengembangakan harga, pesan, dan strategi media.
• Status kesetiaan
Suatu pasar dapat disegmentasi menurut pola kesetiaan konsumen. Pembeli
dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut status kesetiaan mereka:
a. Sangat setia: konsumen yang membeli satu merek sepanjang waktu. Karena
itu pola pembelian A, A, A, A, A, A dapat menunjukkan seorang konsumen
dengan kesetiaan tidak terbagi pada merek A
b. Kesetiaan yang terbagi: konsumen yang setia pada dua atau tiga merek. Pola
pembelian A, A, B, B, A, B menunjukkan konsumen dengan kesetiaan yang
terbagi antara A dan B. Jenis kelompok ini meningkat dengan pesat.
Sekarang lebih banyak orang membeli dari sekumpulan kecil merek-merek
yang cocok, yang setara dalam pemikiran mereka.
c. Kesetiaan yang berpindah: konsumen yang berpindah dari menyukai satu
merek menjadi merek yang lain. Pola pembelian A, A, A, A, B, B, B
menunjukkan konsumen yang berpindah kesetiaan mereknya dari A ke B.
d. Berganti-ganti: konsumen yang tidak memperlihatkan kesetiaan pada merek
apapun. Pola pembelian A, C, E, B, D, B menunjukkan konsumen yang tidak
setia yang cenderung mencari yang murah (membeli merek yang diobral)
atau cenderung mencari variasi (menginginkan sesuatu yang berbeda setiap
saat).
Perusahaan yang berjualan dalam pasar yang sangat setia terhadap merek menghadapi
kesulitan untuk mendapatkan lebih banyak pangsa pasar, dan perusahaan yang
32 Universitas Kristen Petra
memasuki pasar seperti itu menghadapi kesulitan untuk masuk. Perusahaan dapat
mempelajari banyak hal dengan menganalisa tingkat kesetiaan merek:
a. Dengan mempelajari konsumennya yang sangat setia, perusahaan dapat
mengidentifikasi kekutan produknya.
b. Dengan mempelajari konsumennya yang kesetiannya terbagi, perusahaan dapat
mengetahui merek mana yang paling bersaing dengan mereknya.
c. Dengan memperhatikan konsumen yang menjauhi mereknya, perusahaan dapat
mengetahui kelemahan pemasarannya dan berusaha memperbaikinya.
• Tahap kesiapan pembeli
Pasar terdiri dari orang-orang dengan tahap kesiapan yang berbeda-beda untuk
membeli suatu produk. Beberapa orang tidak menyadari keberadaan suatu
produk; beberapa orang menyadarinya; beberapa orang memiliki informasi;
beberapa orang tertarik; beberapa orang menginginkan produk yang
bersangkutan; dan beberapa orang bermaksud untuk membelinya. Jumlah
relatifnya membuat perbedaaan besar dalam merancang program pemasaran.
• Sikap
Lima kelompok sikap dapat ditemukan dalam suatu pasar: positif, tak acuh,
negatif, dan benci.
5. Segmentasi Multi Atribut
Pemasar tidak lagi membicarakan konsumen rata-rata, atau bahkan membatasi
analisa mereka hanya pada sedikit segmen pasar, melainkan mereka semakin
sering menggabungkan beberapa variabel dalam usaha mengidentifikasi kelompok
sasaran yang lebih kecil dan yang dirumuskan dengan lebih baik. Perkembangan
yang paling menjanjikan dalam segmentasi multi atribut dinamakan geoclustering.
Geoclustering menghasilkan gambaran yang lebih kaya mengenai konsumen dan
lingkungan daripada demografi tradisional karena ia mencerminkan status sosial
ekonomi dan gaya hidup penduduk suatu lingkungan.
Menurut Kotler & Armstrong (1997, p.238) sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa ada banyak cara untuk melakukan segmentasi suatu pasar, namun tidak
33 Universitas Kristen Petra
semua segmentasi efektif. segmentasi pasar dapat bermanfaat maka segmen pasar
harus:
1. Dapat diukur: ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
2. Besar : segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu segmen
harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang
berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus untuk
meeka. Contohnya, tidak ada gunanya bagi perusahaan manufaktur otomotif
untuk mengembangkan mobil bagi orang-orang yang tingginya kurang dari
empat kaki.
3. Dapat diakses: segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
4. Dapat dibedakan: segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran
pemasaran yang berbeda. Jika wanita yang telah menikah dan belum menikah
memberi tanggapan yang sama atas penjualan parfum, mereka bukanlah
segmen yang terpisah.
5. Dapat diambil tindakan: program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.
2.6.2 Targeting
Segmentasi pasar mengungkapkan peluang segmen pasar perusahaan, kemudian
perusahaan harus mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak dan jenis
segmen yang akan dilayani dengan sangat baik (Kotler dan Amstrong, 2008, p.237).
Pemilihan segmen mana yang akan dilayani merupakan proses targeting. Produk dari
targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang
akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran (Kasali, 2005, p.371). Target pasar adalah
mengevaluasi segmen dan memfokuskan usaha pemasaran pada suatu negara atau
kelompok orang yang mempunyai respons potensial yang signifikan (Keegan, 1996).
Menurut Kartajaya (2006,p.16) definisi targeting adalah suatu strategi dalam
mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Strategi ini perlu dilakukan
34 Universitas Kristen Petra
untuk mempermudah proses penyesuaian sumber daya- sumber daya yang dimiliki
(fitting) ke dalam segmen-segmen pasar yang telah dipilih.
Menurut Clancy dan Shulman (1991), terdapat empat kriteria yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal, yaitu:
• Responsif: pasar sasaran harus responsive terhadap produk dan program,-program
pemasaran yang dikembangkan. Tanpa pasar sasaran yang jelas produsen
menanggung resiko yang terlalu besar.
• Potensi penjualan: potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar pasar
sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah
populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk
tersebut.
• Pertumbuhan memadai: pasar tidak dapat dengan segera bereaksi. Pasar tumbuh
perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan pesat dan mencapai titik
pendewasaannya. Kalau pertumbuhannya lambat, tentu dipikirkan langkah-
langkah agar produk ini berhasil di pasar.
• Jangkauan media: pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau marketer tepat
memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya. Ada
kalanya marketer gagal menjangkau pasar karena tidak memiliki pengetahuan
yang baik tentang media planning dan karakter-karakter media yang ada. Oleh
karena itu marketer harus kreatif dan tahu bagaimana menjangkau sasaran
pasarnya dengan optimal.
Menurut Kotler (2008, p.232) ketika memilih strategi penetapan sasaran pasar
perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor, yaitu:
• Sumber daya perusahaan: jika sumber daya perusahaan terbatas, maka pemasaran
terkonsentrasi adalah yang paling masuk akal.
• Tingkat variabilitas produk: Untuk produk yang seragam lebih cocok
menggunakan pemasaran tanpa diferensiasi, sedangkan untuk produk yang
mempunyai beragam desain, lebih cocok menggunakan pemasaran terdiferensiasi
atau terkonsentrasi.
35 Universitas Kristen Petra
• Tahap siklus hidup produk: ketika suatu perusahaan memperkenalkan produk baru,
perusahaan itu mungkin meluncurkan satu vrsi saja, dan pemasaran tanpa
diferensiasi atau pemasaran terkonsentrasi mungkin adalah yang paling masuk
akal. Akan tetapi, dalam siklus hidup produk yang dewasa, pemasaran
terdiferensiasi mulai semakin masuk akal.
• Variabilitas pasar: jika sebagian besar pembeli mempunyai selera yang sama,
membeli dalam jumlah yang sama, dan bereaksi dengan cara yang sama terhadap
usaha pemasaran, pemasaran tanpa deferensiasi adalah pemasaran yang sesuai.
• Strategi pesaing: ketika pesaing menggunakan pemasaran terdiferensiasi atau
terkonsentrasi, pemasaran tanpa diferensiasi bisa merupakan tindakan bunuh diri.
Sebaliknya, ketika pesaing menggunakan pemasaran tanpa diferensiasi, sebuah
perusahaan dapat meraih keuntungan dengan menggunakan pemasaran
terdiferensiasi atau terkonsentrasi.
Lebih lanjut menurut kotler (2008, p.238) penetapan target market bisa
dilaksanakan pada beberapa tingkat yang berbeda, seperti di bawah ini:
• Pemasaran tanpa diferensiasi
Strategi pemasaran ini terfokus pada kesamaan kebutuhan konsumen daripada
perbedaannya. Perusahaan merancang produk dan program pemasaran yang sesuai
bagi sejumlah besar pembeli.
• Pemasaran terdiferensiasi
Strategi pemasaran ini juga biasa disebut pemasaran tersegmentasi, perusahaan
memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang
penawaran terpisah bagi masing-masing segmen. Dengan menawarkan variasi
produk dan pemasaran kepada segmen, perusahaan mengharapkan penjualan yang
lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat di dalam masing-masing segmen pasar.
Mengembangkan posisi yang lebih kuat didalam beberapa segmen menciptakan
lebih banyak penjualan total daripada pemasaran tanpa diferensiasi melintasi
semua segmen. Tetapi pemasaran terdiferensiasi juga meningkatkan biaya
pelaksanaan bisnis. Sebuah perusahaan biasanya menemukan bahwa pemasaran
36 Universitas Kristen Petra
terdiferensiasi ini biasanya lebih mahal untuk mengembangkan dan memproduksi.
Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan peningkatan penjualan
dibandingkan dengan peningkatan biaya ketika memutuskan strategi pemasaran
terdiferensiasi.
• Pemasaran terkonsentrasi
Pemasaran terkonsentrasi sesuai untuk perusahaan yang sumber dayanya terbatas.
Perusahaan mengejar pangsa besar dari satu atau beberapa segmen atau ceruk yang
lebih kecil. Pemasaran terkonsentrasi bisa sangat menguntungkan, tetapi juga
melibatkan risiko yang lebih tinggi daripada biasanya. Perusahaan bergantung
pada satu atau beberapa segmen untuk semua bisnis mereka akan sangat merugi
jika segmen melesu. Atau pesaing besar bisa memutuskan untuk memasuki
segmen yang sama dengan sumber daya yang lebih besar. Untuk alasan ini, banyak
perusahaan lebih suka melakukan diversifikasi dalam beberapa segmen pasar.
• Pemasaran mikro
Pemasaran mikro adalah praktek penghantaran produk dan program pemasaran
untuk memenuhi selera individu dan lokasi tertentu. Pemasaran mikro mencakup
pemasaran lokal dan pemasaran individual.
a. Pemasaran lokal
Pemasaran lokal melibatkan penghantaran merek dan promosi khusus untuk
kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan lokal- kota, lingkungan, dan
bahkan toko-toko tertentu. Pemasaran lokal mempunyai beberapa kerugian.
Pemasaran lokal dapat meningkatkan biaya manufaktur dan pemasaran dengan
mengurangi skala ekonomi. Pemasran lokal juga menciptakan masalah logistik
ketika perusahaan berusaha memenuhi beragam persyaratan pasar regional dan
lokal yang berbeda. Selanjutnya, citra keseluruhan merek bisa bercampur jika
produk dan pesan terlalu bervariasi dalam lokasi berbeda. Tetapi, ketika
perusahaan semakin menghadapi pasar yang semakin terfragmentasi, dan ketika
teknologi pendukung baru berkembang, keuntungan pemasaran lokal seringkali
melebihi kerugiannya. Pemasaran lokal membantu perusahaan memasarkan
barang dengan lebih efektif dalam menghadapi perbedaan regional dan lokal
37 Universitas Kristen Petra
yang ada dalam bidang demografi dan gaya hidup. Pemasaran lokal juga
memenuhi kebutuhan pelanggan lini pertama perusahaan- pengecer- yang
menyukai lebih banyak pilihan produk bermutu tinggi bagi lingkungan mereka.
b. Pemasaran individual
Dalam tingkat ekstrim, pemasaran mikro menjadi pemasaran individual-
menghantarkan produk dan program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan
preferensi pelanggan individual. Pemasaran individual juga disebut pemasaran
satu-satu, penyesuaian massa, dan pasar dari satu pemasaran.
Menurut Kotler (2003) seperti dikutip Tjiptono (2005, p.71) dalam
menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, yaitu:
1. Single segment concentration
Perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai
posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap
kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan.
2. Selective Specialization
Perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak
saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing -masing segmen
menjanjikan uang.
3. Product Specialization
Perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini,
perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun
resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan
produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization
Perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu.
Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua
produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko
akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau
kebutuhannya.
38 Universitas Kristen Petra
5. Full Market Coverage
Perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan.
Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan
kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan
lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi
dapat meningkatkan biaya perusahaan.
2.6.3 Positioning
Selain memutuskan segmen pasar mana yang akan menjadi sasarannya,
perusahaan harus memutuskan proposisi nilai bagaimana perusahaan akan
menciptakan nilai terdiferensiasi untuk segmen pasar sasaran dan posisi apa yang
ingin diduduki perusahaan dalam segmen. Positioning adalah tindakan merancang
penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang
berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasaran (Kotler 1997 ,p.262), dengan kata
lain positioning adalah tentang bagaimana suatu brand perusahaan dapat masuk dan
menguasai benak pelanggan. Konsumen terlalu banyak dihadapkan dengan informasi
tentang produk dan layanan. Konsumen tidak mungkin mengevaluasi ulang produk
setiap saat memutuskan pembelian, konsumen merangkai produk ke dalam sejumlah
kategori, konsumen akan memposisikan sejumlah produk dan perusahaan ke dalam
pikiran. Istilah positioning dipopulerkan oleh dua eksekutif periklanan, Al Ries dan
Jack Trout. Menurut Al Ries dan Jack Trout (dikutip dalam Kotler, 2005, p.339)
penetapan posisi dimulai dengan produk, yaitu suatu barang, jasa, perusahaan,
lembaga, atau bahkan orang. Penetapan posisi adalah kegiatan yang pemasar lakukan
terhadap pikiran calon pelanggan sehingga posisi produk dengan tepat dapat
ditanamkan di benak pelanggan. Sementara itu menurut Tjiptono (2005, p.73) yang
dimaksud dengan positioning dalam konteks pemasaran adalah cara produk, merek
atau organisasi perusahaan dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan para
pesaing.
Secara garis besar, positioning terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
39 Universitas Kristen Petra
1. Memilih konsep positioning
Dalam rangka memosisikan suatu produk organisasi, pemasar harus menentukan
apa yang penting bagi pasar sasaran. Setelah itu pemasar dapat melakukan studi
positioning untuk menentukan persepsi pasar sasaran terhadap berbagai produk
atau toko berdasarkan dimensi atau atribut penting yang digunakan.
2. Merancang dimensi atau fitur yang paling efektif dalam mengkomunikasikan
posisi yang diharapkan
Sebuah posisi bila dikomunikasikan melalui nama merk, slogan, penampilan atau
fitur produk lainnya, tempat penjualan produk, penampilan karyawan, dan cara-
cara lainnya. Setiap pemasar bisa mendiferensiasikan penawarannya berdasarkan
lima dimensi, yaitu produk, jasa/ layanan, personalia, saluran distribusi, dan citra.
Pemilihan masing-masing dimensi tersebut didasarkan pada sejumlah kriteria,
diantaranya sebagai berikut :
a. Important, yaitu variabel diferensiasi memberikan manfaat yang sangat bernilai
bagi pelanggan sasaran
b. Distinctive, yaitu variabel diferensiasi disampaikan dengan cara yang unik/
khas
c. Superior, yaitu variabel diferensiasi lebih superior, dibandingkan dengan cara-
cara lain untuk mendapatkan manfaat yang sama
d. Preemptive, yaitu variabel diferensiasi tidak dapat ditiru dengan mudah oleh
para pesaing
e. Affordable, yaitu pembeli bersedia dan mampu membayar diferensiasi yang
diberikan
f. Profitable, yaitu perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari upaya
mengintroduksi diferensiasi yang dimaksud
3. Mengkoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan pesan
yang konsisten. Walaupun satu atau dua dimensi/ atribut merupakan komunikator
posisi utama, semua elemen bauran pemasaran (produk, distribusi, harga dan
promosi) harus konsisten mendukung posisi yang diharapkan. Umumnya strategi
40 Universitas Kristen Petra
positioning yang dapat dipilih setiap perusahaan meliputi beberapa hal sebagai
berikut :
a. Attribute positioning, yaitu perusahaan memosisikan dirinya berdasarkan
atribut tertentu, misalnya ukuran, keamanan, komposisi bahan, pengalaman
dalam bidang yang digeluti dan seterusnya.
b. Benefit positioning, yaitu produk diposisikan sebagai pemimpin dalam manfaat
tertentu.
c. Use or application positioning, yaitu produk diposisikan sebagai alternatif
terbaik untuk situasi pemakaian atau aplikasi tertentu.
d. User positioning, yaitu produk diposisikan sebagai pilihan terbaik untuk
kelompok pemakai tertentu.
e. Competitor positioning, yaitu positioning dihubungan dengan posisi persaingan
terhadap para pesaing
f. Product category, yaitu produk diposisikan sebagai pemimpin dalam kategori
produk tertentu
g. Quality or price positioning, yaitu perusahaan berusaha menciptakan kesan/
citra kualitas tinggi lewat harga premium atau sebaliknya, menekankan harga
murah sebagai indikator nilai (Kotler et.al, 2004 dalam Tjiptono, 2005, p.73).
Menurut Kasali (2005, p.538) terdapat berbagai cara positioning yaitu :
1. Positioning berdasarkan perbedaan produk
Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan produknya
terhadap pesaing (unique product feature). Produsen yang menghasilkan produk paritas,
seperti tepung terigu, dapat melakukan cara ini, misalnya dengan memasukkan resep-
resep kue bermutu ke dalam tepung terigu, sehingga produk ini dikenal sebagai tepung
bermutu untuk membuat kue. Kelemahan cara ini adalah perbedaan yang ditonjolkan
mudah ditiru oleh pesaing.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk
Manfaat produk dapat pula ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap penting
oleh konsumen. Kendati rumah sakit dilarang beriklan, rumah-rumah sakit modern dapat
mendekati konsumen dengan teknik-teknik dikomunikasi lainnya, misalnya menanamkan
41 Universitas Kristen Petra
citra bahwa di rumah sakit itu pasien tidak akan diperintah oleh para dokter, tetapi diajak
“bekerja sama” dengan para petugas kesehatan agar menjadi sehat, memperoleh kembali
kesehatannya, dan teap sehat setelah sembuh. Ada banyak bentuk manfaat yang
ditonjolkan seperti waktu, kemudahan, kejelasan, kejujuran, kenikmatan, murah, jaminan,
dan sebagainya. Manfaat dapat bersifat ekonomis (murah, wajar, sesuai dengan
kualitasnya), fisik (tahan lama, bagus, enak dilihat) atau emosional (berhubungan self
image).
3. Positioning berdasarkan pemakaian
Selsun (shampo) menggunakan positioning cara ini. Dikatakan “Selsun, shampo anti
ketombe.” Minuman Gatorade menggunakan atlet untuk menunjukkan produk ini adalah
minuman kesegaran. Disini atribut yang ditonjolkan adalah pemakaian produk itu.
Positioning ini mengharapkan agar konsumen yang rambut berketombe tidak memilih
shampo merek lain, tetapi memilih Selsun. Kalau konsumen ingin rambut-rambut tumbuh
subur dan cantik, maka mereka bukan yang diinginkan Selsun. Dengan demikian pula
mereka yang ingin memperoleh kesegaran ketika dahaga, cukup minum Gatorade.
4. Positioning berdasarkan kategori produk
Positioning ini biasanya dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul dalam suatu
kategori produk, misalnya Sampoerna mengeluarkan rokok putih, sampoerna A mild.
Rokok ini disebut low tar, low nicotine. Pada periode sebelumnya rokok-rokok yang
ditawarkan adalah rokok yang menggambarkan sebagai pria sejati, keras, dan kaya aroma.
Ada pula rokok-rokok putih yang umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan
multinasional. Melalui A mild, Sampoerna ingin menonjolkan dirinya sebagai yang
pertama dalam kategori rokok yang “lebih sehat” dari rokok-rokok yang keras.
5. Positioning kepada pesaing
Di Indonesia marketer dilarang mengiklankan produknya dengan membandingkan dirinya
kepada para pesaingnya. Dalam periklanan modern, positioning berdasarkan pesaing
adalah hal yang mulai menjadi biasa dimana-mana. Di Amerika iklan perbandingan
diperkenalkan karena terbukti mampu mengangkat perusahaan-perusahaan kecil yang
membandingkan dirinya dengan perusahaan-perusahaan yang besar. Avis mengatakan “we
are number 2”. Konsumen segera ingat bahwa ia nomor dua setelah Hertz yang memang
nomor satu di Indonesia, karena pertandingan langsung dilarang, marketer bisa
42 Universitas Kristen Petra
menggunakan cara tidak langsung. Sampoerna A mengatakan “how low can you go”,
ketika Djarum mengeluarkan L.A Light dan Bentoel meluncurkan Star Mild.
6. Positioning berdasarkan imajinasi
Positioning memang merupakan hubungan asosiatif. Anda bisa mengembangkan
positioning produk anda dengan menggunakan imajinasi-imajinasi seperti tempat, oarng,
benda-benda, situasi, dan lain sebagainya. LA Light diasosiasikan dengan Los Angeles.
Maskapai penerbangan Singapore Airline mengasosiakan dirinya dengan kebudayaan-
kebudayaan Indonesia, sabun Lux diasosiakan dengan bintang-bintag film/artis muda,
sepatu Nike diasosiasikan dengan bintang-bintang olahraga top seperti Michael Jordan.
7. Positioning berdasarkan masalah
Terutama untuk produk-produk/jasa-jasa baru yang belum begitu dikenal. Produk (barang
atatu jasa) baru biasanya diciptakan untuk memberi solusi kepada konsumennya. Masalah
yang dirasakan dalam masyarakat atau dialami konsumen diangkat ke permukaan, dan
produk yang ditawarkan diposisikan untuk memecahkan persoalan tersebut. Persoalan itu
biasanya berhubungan dengan sesuatu yang aktual, dapat berupa persoalan jangka pendek
yang waktunya singkat sekali untuk diatasi (atau masyarakat segera beralih ke persoalan
lain yang nilainya lebih penting) atau suatu persoalan yang dinamis dan jangka panjang.
Gerakan Disiplin Nasional, mengembalikan kepercayaan publik kepada dunia perbankan,
penerapan peraturan baru, dan sebagainya dapat menggunakan positioning cara ini.
Tujuannya adalah menimbulkan partisipasi pasara sasaran terhadap kampanye yang
dilakukan.
2.6.3.1 Kesalahan Positioning
Menurut Kasali (2005, p.543) menyebut empat macam kesalahan positioning.
Kesalahan-kesalahan itu adalah underpositioning, overpositioning, confused positioning, dan
doubtful positioning.
1. Underpositioning
Produk mengalami ini kalau konsumen tidak bisa melihat daya tariknya. Ia tidak
memiliki posisi yang jelas sehingga tampak sama dengan produk lainnya,
sehingga konsumen tidak dapat membedakan. Berbagai jenis majalah, radio,
sabun mandi, dan lain-lain seringkali mengalami masalah ini.
43 Universitas Kristen Petra
2. Overpositioning
Terjadi jika marketer terlalu sempit memposisikan produknya sehingga
mengurangi minat konsumen yang masuk dalam segmen pasarnya.
3. Confused positioning
Konsumen seringkali merasa ragu apabila marketer terlalu banyak memasang
atribut misalnya jika sebuah merk jamu menawarkan untuk menyembuhkan
terlalu banyak penyakit, seperti sakit kepala, masuk angin, gatal-gatal,
menurunkan darah tinggi sekaligus. Bandingkan dengan obat Paramex yang
hanya melakukan klaim bahwa dapat menyembuhkan sakit kepala.
4. Doubtful positioning
Positioning yang diragukan kebenarannya karena tidak didukung fakta yang
memadai. Konsumen tidak percaya akan merk tersebut, karena mungkin
memiliki pengalaman buruk dengan produk tersebut.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Faidon Teofanides dan Christos Livas (2007) dengan
judul “The battle of Marathon: Strategic STP in Ancient and Modern Greece-a Case Study”.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti strategi STP yang diterapkan oleh dua bank yang ada
di Yunani, yaitu EFG Eurobank yang mewakili bank nasional dan City Bank yang mewakili
bank Internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesamaan dalam
strategi STP yang diterapkan oleh kedua perusahaan yang akhirnya menimbulkan adanya
persaingan hebat, yang dalam tulisan ini disebut sebagai “battle” atau peperangan.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba memandingkan antara pendekatan yang
dilakukan oleh EFG Eurobank dan City Bank. Ada delapan indikator yang digunakan sebagai
indikator pembanding kedua bank tersebut, yaitu back ground atau latar belakang bank,
market orientation atau orientasi pasar, segmentation approach atau pendekatan dalam
melakukan segmentasi, target marketing atau target pemasaran, positioning, market response
atau respon pasar, performance atau kinerja perusahaan dan future orientation atau orientasi
ke depan dari perusahaan.
44 Universitas Kristen Petra
2.8 Hubungan Antar Konsep
Era otonomi daerah gerbang bagi terciptanya banyak terobosan dan kemajuan
dibanyak bidang, salah satunya dalam bidang komunikasi dan informasi, lebih
spesifiknya di wilayah pers dan media. Diantara perkembangan dan kemunculan
media-media lokal yang ada, keberadaan TV-TV lokal mulai mewarnai pertelevisian
Indonesia. Keberadaan televisi lokal didukung oleh Undang-undang penyiaran nomor
32 tahun 2002 pada pasal 13 ayat 2.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, kawula muda yang
berusia 16-30 tahun sangat menyukai hal-hal yang modern seperti yang dilakukan
oleh penulis dimana penulis mendapatkan 7 kesukaan yang biasa dilakukan oleh anak
muda. Kebiasaan-kebiasaan tersebut berupa Musik (28%), Olahraga (21%), Fashion
(14%), Kuliner (11%), Nonton (10%), Game (8%), Tatoo (6%), dan masih banyak
yang lainnya. Kota Surabaya juga banyak memiliki anak-anak muda yang tidak
ketinggalan jaman (modern) dan hal itu yang membuat kota Surabaya semakin
berwarna dan tetap hidup yang ditunjang pula dengan ciri-ciri khas kota Surabaya
yang melekat pada penduduknya. Sangat disayangkan apabila hal-hal diatas tidak
dibudidayakan dan tidak ada yang mensupport, oleh sebab itu dengan adanya TV
lokal yang fokus pada gaya hidup anak muda akan memfasilitasi hal-hal tersebut
sehingga dapat berkembang lagi menjadi lebih baik.
Sangat disayangkan apabila hal-hal diatas tidak dibudidayakan dan tidak ada
yang mendukung, oleh sebab itu dengan adanya TV lokal yang fokus pada gaya
hidup anak muda akan memfasilitasi hal-hal tersebut sehingga dapat berkembang lagi
menjadi lebih baik. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis berencana untuk
menjadikan SBO TV sebagai TV yang fokus pada kehidupan anak muda, akan tetapi
penulis perlu melakukan analisa STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) agar dapat
mengetahui ketepatan strategi STP yang diterapkan oleh penulis.
Segmentasi pasar adalah salah satu tahapan penting dalam pemasaran.
Menurut Kartajaya (2006, p.16), secara tipikal, segmentasi pasar merupakan proses
memanfaatkan peluang dengan membagi-bagi pasar menjadi beberapa segmen. Pasar
dipetakan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga perusahaan mampu memahami
45 Universitas Kristen Petra
lebih jelas pasar yang hendak dimasuki. Menurut Kotler & Armstrong (1997, p.237-
245), dasar-dasar untuk membuat segmentasi terbagi menjadi beberapa poin, yaitu:
segmentasi geografis, demografis, psikografis, perilaku, dan multi atibut, namun
dalam penelitian ini dasar segmentasi yang akan dipakai adalah segmentasi
demografis, dan psikografis dengan model segmentasi VALS2 (Values, Attitudes,
Lifestyles). Penulis dalam penelitian ini memilih segmentasi dengan model VALS2
dengan alasan bahwa dengan model VALS2 akan dapat diketahui bagaimana
seseorang (pasar SBO TV) menghabiskan waktu dan uangnya.
Setelah melakukan segmentasi, tahapan berikutnya adalah melakukan
targeting. Terdapat lima pola dalam melakukan targeting, yaitu single segment
concentration, selective specialization, product specialization, market Specialization
dan full market coverage, dan yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah
selective specialization, yaitu Perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Dalam
segmen ini, segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk
sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang (Tjiptono, 2005, p.71).
Setelah dilakukan targeting atau penentuan target market yang akan dibidik,
tahapan berikutnya adalah melakukan positioning. Ada beberapa model positioning
yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu attribute positioning, benefit positioning, use
or application positioning, user positioning, competitor positioning, product
category, dan quality or price positioning (Tjiptono, 2005, p.73), dan yang akan
dipakai dalam penelitian ini adalah user positioning, yaitu produk diposisikan sebagai
pilihan terbaik untuk kelompok pemakai tertentu, dalam hal ini adalah para audience
SBO TV. Diharapkan SBO TV akan menjadi pilihan utama mereka, ketika
masyarakat surabaya ingin mengetahui lebih lanjut tentang kehidupan kota Surabaya,
terlebih kehidupan anak-anak muda di Surabaya.
46 Universitas Kristen Petra
2.9 Kerangka Konseptual
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konseptual
STP
Segmentation:
• Segmentasi geografis
• Segmentasi demografis
• Segmentasi psikografis
• Segmentasi perilaku
• Segmentasi multiatribut Sumber: Kotler & Armstrong (1997, p.237‐245)
Positioning:
• attribute positioning
• benefit positioning
• use or application positioning
• user positioning
• competitor positioning
• product category
• quality or price positioning
Sumber: Kotler et.al (2004) Tjiptono (2005,
p.73)
Targeting:
• single segment concentration • selective specialization • product specialization • market specialization • full market coverage Sumber: Kotler (2003) dalam Tjiptono (2005, p.71)
47 Universitas Kristen Petra
Dalam gambar 2.4 dapat dilihat konsep STP yang dipakai dalam penelitian.
Konsep segmentasi yang dipakai adalah konsep segmentasi yang disampaikan oleh
Kotler & Armstrong (1997, p.237-245) yang meliputi segmentasi geografis,
demografis, psikografis, perilaku, dan multi atribut.
Konsep targeting yang dipakai dalam penelitian adalah konsep yang
disampaikan oleh Kotler (2003) dalam Tjiptono (2005, p.71) yang meliputi single
segment concentration, selective specialization, product specialization, market
specialization, dan full market coverage.
Konsep positioning yang dipakai dalam penelitian adalah konsep yang ditulis
oleh Kotler et.al (2004) Tjiptono (2005, p.73) yang meliputi attribute positioning,
benefit positioning, use or application positioning, user positioning, competitor
positioning, product category, dan quality or price positioning.
48 Universitas Kristen Petra
2.10 Kerangka Berpikir
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
Latar Belakang Masalah : • Perkembangan dan kemunculan media-media lokal yang ada, keberadaan TV-TV lokal mulai mewarnai pertelevisian Indonesia. Keberadaan televisi
lokal didukung oleh Undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002 pada pasal 13 ayat 2. • TV lokal memiliki kedudukan sebagai media daerah, maka dalam penyajian dan kemasannnya pun TV lokal cenderung menampilkan dan
mengedepankan permasalahan daerah, baik dari isu yang dibawa maupun dari bahasa yang digunakan. • Berdasarkan fenomena yang ada, terdapat gap antara segmentation, targeting, positioning yang telah ditetapkan oleh SBO TV dengan yang terjadi di
pasar • Penulis mengharapkan agar SBO TV lebih fokus terhadap strategi Segmentation, Targeting, Positioningnya, karena dengan strategi Segmentation,
Targeting, Positioning yang lebih terarah, maka audience SBO TV dapat terlayani dengan baik dan SBO TV dapat memenuhi kebutuhan, serta harapan audiencenya.
Rumusan Masalah : • Mengapa terdapat perbedaan antara target audience yang telah ditetapkan SBO TV dengan yang terjadi di pasar?
• Bagaimanakah segmentasi yang tepat untuk SBO TV? • Bagaimanakah target audience yang tepat untuk SBO TV? • Bagaimanakah positioning yang tepat untuk SBO TV?
Segmentasi, Targeting, Positioning
Segmentasi :
• Demografi • Psikografi (VALS 2) (Sumber : Kotler & Armstrong, 1997, p.237-245)
Targeting :
• Selective Specialization (Sumber : Kotler, 2003 dalam tjiptono, 2005, p.71)
Positioning :
• User Positioning (Sumber : Kotler et.al (2004) dalam tjiptono, 2005, p.73)
Kesimpulan dan Saran
Analisa dan Pembahasan
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian : Kualitatif Deskriptif Populasi : Masyarakat Surabaya dengan karakteristik atau kriteria tertentu yang mengetahui SBO TV
dan belum rutin menonton SBO TV Sampel : Pria/Wanita, usia 15-49 tahun, SES A-C, dan berdomisili di Surabaya. Metode sampling : Purposive Sampling Jumlah sampel : 36 partisipan Alat analisis : In-Depth Interview
49 Universitas Kristen Petra
Dari kerangka konseptual, kemudian dapat dibuat kerangka berpikir
penelitian. Penelitian diawali dengan beberapa latar belakang yang mendasari
penelitian sehingga dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian, yaitu mengapa
terdapat perbedaan antara target audience yang telah ditetapkan SBO TV dengan
yang terjadi di pasar? dan bagaimanakah segmentation, targeting dan positioning
yang tepat untuk SBO TV? Setelah itu masuk kepada konsep STP yang sudah terpilih
dalam penelitian, dimana segmentasi meliputi demografi, dan psikografi (VALS 2),
targeting menggunakan selective specialization, dan positioning menggunakan user
positioning. Targeting menggunakan selective specialization dipilih dalam penelitian
untuk SBO TV karena di sini SBO TV menyeleksi beberapa segmen, yaitu segmen
anak muda dan orang dewasa yang berusia 15-49 tahun serta segmen anak muda saja
yang berusia 16-30 tahun yang tinggal di perkotaan Surabaya dan yang menyukai hal-
hal yang baru. Positioning yang dipilih dalam penelitian ini adalah user positioning. Setelah
menentukan jenis segmentasi, targeting dan positioning yang dipakai, kemudian ditentukan
metodologi penelitian.