2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

16
7 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability Pada zaman yang serba modern ini, perusahaan diharuskan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dari konsumen, terutama dalam industri makanan dan minuman (mamin). Perusahaan harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman (teknologi, informasi, gaya hidup, dan lain-lain). Maka sangat penting bagi perusahaan untuk dapat tahu mengetahui situasi pasar yang ada dan menjawab kebutuhan dari konsumen. Menurut Day (1994) Marketing Capability bisa diartikan sebagai suatu proses dalam penambahan nilai pada sumber daya yang ada di perusahaan, baik internal perusahaan maupun ekstenal perusahaan. Marketing Capability dapat membuat perusahaan sampai ke titik maksimal karena adanya perbaikan yang dilakukan dalam dan luar perusahaan. Perkembangan dari pelayanan jasa dan produk tidak hanya berkembang dari dalam, namun mengikuti persaingan yang ada di pasar bersama dengan kompetitor. Dengan adanya realita ini, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk baru ataupun pengembangan produk baru dengan fungsi yang baik guna digunakan dalam dunia persaingan. (Saleh,2015). Kepekaan akan perkembangan produk ini bisa didapatkan ketika perusahaan memiliki Marketing Capability yang baik. Menurut Hooley, et al. (1999) Marketing Capability juga memiliki beberapa dimensi yaitu marketing culture capability, strategic capability, dan operational capability. Hal ini berarti bahwa budaya di setiap wilayah selalu memiliki perbedaan. Dengan mengetahui perbedaan budaya di setiap wilayah atau kawasan yang ada, maka perusahaan dapat menentukan strategi yang cocok dan pengaplikasian strategi tadi

Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

7 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1 Marketing Capability

Pada zaman yang serba modern ini, perusahaan diharuskan untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan dari konsumen, terutama dalam industri makanan dan

minuman (mamin). Perusahaan harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman

(teknologi, informasi, gaya hidup, dan lain-lain). Maka sangat penting bagi perusahaan

untuk dapat tahu mengetahui situasi pasar yang ada dan menjawab kebutuhan dari

konsumen.

Menurut Day (1994) Marketing Capability bisa diartikan sebagai suatu proses

dalam penambahan nilai pada sumber daya yang ada di perusahaan, baik internal

perusahaan maupun ekstenal perusahaan. Marketing Capability dapat membuat

perusahaan sampai ke titik maksimal karena adanya perbaikan yang dilakukan dalam

dan luar perusahaan. Perkembangan dari pelayanan jasa dan produk tidak hanya

berkembang dari dalam, namun mengikuti persaingan yang ada di pasar bersama

dengan kompetitor. Dengan adanya realita ini, perusahaan dituntut untuk menghasilkan

produk baru ataupun pengembangan produk baru dengan fungsi yang baik guna

digunakan dalam dunia persaingan. (Saleh,2015). Kepekaan akan perkembangan

produk ini bisa didapatkan ketika perusahaan memiliki Marketing Capability yang

baik.

Menurut Hooley, et al. (1999) Marketing Capability juga memiliki beberapa

dimensi yaitu marketing culture capability, strategic capability, dan operational

capability. Hal ini berarti bahwa budaya di setiap wilayah selalu memiliki perbedaan.

Dengan mengetahui perbedaan budaya di setiap wilayah atau kawasan yang ada, maka

perusahaan dapat menentukan strategi yang cocok dan pengaplikasian strategi tadi

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

8 Universitas Kristen Petra

melalui kegiatan operasional perusahaan. Contoh operasional yang ada di internal

perusahaan adalah SOP (Standart Operational Procedurs) yang ada di perusahaan.

Menurut Blesa and Ripolles (2002) yang mengadopsi Day (1994) definisi

dari marketing capability yaitu kumpulan yang kompleks dari keterampilan dan

akumulasi pengetahuan, dilakukan melalui proses organisasi yang memungkinkan

perusahaan-perusahaan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan memanfaatkan aset

dan sumber daya mereka. Dengan demikian marketing capability yang optimal dapat

memberikan penginderaan superior pasar, menghubungkan pelanggan, dan kapabilitas

saluran distribusi lalu sebagai akibatnya, bisa menjadi kunci untuk sukses di pasar

internasional

Marketing Capability memiliki delapan aspek fundamental dalam bagi

perusahaan untuk mengukur keberhasilan marketing capability perusahaan (Vorhies &

Morgan, 2005) yaitu:

1. Pricing Capability

Perusahaan memiliki kemampuan untuk menetapkan harga yang sepadan dengan nilai

yang dibeikan kepada customer. Harga yang ditawarkan juga sesuai dengan

kemampuan daya beli yang dimiliki target pasar dan melihat dari kondisi pesaing.

2. New Product Development Capability

Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan maupun menciptakan

produk baru yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan customer yang dinamis.

3. Channel Management Capabilities

Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengatur para distributor dari perusahaan

dalam memberikan nilai tambah bagi praktek distribusi.

4. Marketing Communication Capabilities

Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengatur persepsi customer value, mampu

membuat customer memiliki persepsi produk yang positif sehingga membangun brand

image yang baik di mata customer.

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

9 Universitas Kristen Petra

5. Selling Capabilities

Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan manajemen & sistem

penjualan serta menyediakan pelatihan bagi sales representatives.

6. Market Information Management Capabilities

Perusahaan memliki kemampuan untuk memperoleh informasi mengenai target

customer utama serta melakukan analisa terhadap informasi tersebut untuk melakukan

program pemasaran yang efektif.

7. Marketing Planning Capabilities

Perusahaan memiliki kemampuan untuk mempersiapkan program pemasaran yang

efektif dengan melihat hasil analisa dan analisa mengenai informasi dari sisi customer.

8. Marketing Implementation Capabilites

Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan strategi pemasaran

yang sudah dianalisa dan dipasarkan kepada customer dengan baik.

Marketing Capability memiliki peran yang sangat penting dalam

mengoptimalkan sumber daya yang ada, hal ini bisa berdampak kepada kepuasan dari

sisi pelanggan dan membuat diferensiasi dengan perusahaan yang lain.

2.2 Customer Engagement

Sebuah perusahaan tentunya harus memiliki hubungan dua arah yang baik. Hal

ini dikarenakan permintaan yang terus dinamis berubah. Perusahaan dapat mengikuti

keinginan customer dan juga mengembangkan produknya dengan cara membangun

hubungan yang baik dengan customer. Menurut Brodie, R. J., Hollebeek, L. D., Juric,

B., & Ilic, A. (2011) customer engagement adalah keadaan psikologis yang terjadi

berdasarkan interaktif, pengalaman co-creative, dengan agen/object (contohnya brand)

dalam bentuk pelayanan hubungan yang fokus.

Proses pembentukan Customer Engagement merupakan sebuah siklus

Customer Engagement (Sashi, C. M., 2012) yang terdiri dari:

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

10 Universitas Kristen Petra

1. Connection

Suatu ketentuan guna membentuk hubungan dua arah antara perusahaan dan customer

dan bersifat mengikat dalam sisi emosi customer

2. Interaction

Tahap kedua setelah koneksi adalah adanya interaksi. Disini interaksi bisa

menggunakan media yang ada seperti web, surat, surat kabar, telepon, rekomendasi

dari kerabat dekat.

3. Satisfaction

Ketika kedua belah pihak merasa puas dengan interaksi yang ada, akan menghasilkan

pengulangan dalam membentuk engagement.

4. Retention

Hasil memuaskan yang terjadi dari waktu ke waktu membuat hubungan jangka panjang

antara perusahaan dan customer.

5. Commitment

Memegang komitmen dalam hubungan perusahaan dan customer dapat dibedakan

menjadi dua yaitu afektif dan kalkulatif. Komitmen afektif berbicara mengenai rasa

percaya dan emosional dalam suatu hubungan, sedangkan komitmen kalkulatif

berbicara mengenai dampak fisik yang akan terjadi.

6. Advocacy

Customer yang puas akan berinteraksi dengan orang lain dalam jaringan sosial untuk

membagikan informasi mengenai pengalaman positif dengan sebuah produk,

perusahaan atau brand.

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

11 Universitas Kristen Petra

7. Engagement

Customer Engagement akan terjadi ketika komitmen kalkulatif dan komitmen afektif

atau kepercayaan serta komitmen antara perusahaan dan customer dapat dijaga dengan

baik.

Gambar 2.1 Customer Engagement Cycle

Sumber: Sashi (2012)

Dessart, L., Veloutsou, C., Morgan-Thomas, A., (2015) juga memodifikasi

variabel customer engagement menjadi tujuh kategori melalui penelitiannya yang

terdiri dari tujuh dimensi yaitu:

1. Enthusiasm

Memperlihatkan adanya semangat dan ketertarikan intrinsik customer terhadap brand.

2. Enjoyment

Menunjukkan rasa senang dan bahagia customer yang berasal dari hubungan dengan

brand.

3. Attention

Customer yang memberikan waktunya untuk memperhatikan dan memikirkan brand.

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

12 Universitas Kristen Petra

4. Absorption

Sebuah keadaan dimana customer memahami dan meresapi brand.

5. Sharing

Customer dapat menjelaskan isi, ide, dan informasi yang berkaitan dengan brand.

6. Learning

Customer mencari isi, informasi, pengalaman tentang brand.

7. Endorsing

Kondisi dimana customer mempelihatkan iktikad untuk merekomendasikan brand.

Sebuah keadaan dimana pelanggan memikirkan dan menunjukan keinginan untuk

mereferensikan sebuah brand.

2.3 Perceived Value

Dewasa ini, medan pertempuran kompetitif pembeda secara bertahap bergeser

dari atribut fisik produk untuk membuat pelanggan pengalaman yang luar biasa melalui

peningkatan aspek emosional dari nilai (Mascarenhas et al, 2006;. Sandström et al,

2008). Perusahaan harus memiliki produk maupun jasa yang memberikan kesan dan

nilai yang baik di mata customer. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam

membentuk keunggulan perusahaan dalam dunia persaingan di pasar. Hal ini karena

ikatan emosional yang terbentuk antara perusahaan dan pelanggan sulit bagi pesaing

untuk meniru. Dengan demikian, perusahaan saat ini sedang berjuang untuk mencapai

keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan menambahkan nilai untuk

persembahan inti mereka

Menurut Sweeney and Soutar (2001) komponen yang ada pada perceived value adalah

a) Quality value

Berbicara mengenai nilai produk atau jasa yang diberikan perusahaan kepada customer

melalui kualitas yang diberikan. Quality value dapat dirasakan melalui kinerja dari

produk atau layanan yang diharapkan oleh customer

b) Emotional value

Aspek ini berbicara mengenai sisi perasaan customer akan produk atau jasa dilebihkan

daripada nilai yang ada.

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

13 Universitas Kristen Petra

c) Price value

Aspek ini berbicara mengenai nilai banding antara pengorbanan yang dikeluarkan oleh

customer dengan produk atau jasa yang diterima.

d) Social value.

Aspek ini berbicara mengenai penerimaan atau utilitas pada tingkat hubungan individu

dengan lingkungan sosialnya. Nilai dari produk atau jasa untuk mengejutkan,

membangkitkan rasa ingin tahu atau memenuhi keinginan untuk pengetahuan.

Akhirnya, nilai bersyarat mengacu pada faktor konjungtural atau situasional seperti

penyakit atau spesifik situasi social

Perceived value memiliki arti penilaian customer atas semua nilai yang diterima

dengan harga yang dibayarkan. Dengan adanya perceived value akan membuat

customer mempunyai rasa percaya, dan membuat customer menjadi loyal (Karjaluoto,

H., Jayawardhena, C., Leppäniemi, M., & Pihlström, M., 2012). Perceived value yang

baik di mata customer akan menjadi competitive advantage dari perusahaan karena

produk atau jasa kita akan memiliki nilai tambah dibandingkan dengan produk atau

jasa kompetitor.

2.4 Competitive Advantage

Dewasa ini, perusahaan harus memiliki perbedaan yang dapat diunggulkan dari

kompetitor bersaingnya. Maka dari itu perusahaan harus bisa melakukan

pengembangan yang berkesinambungan, sehingga memiliki nilai yang lebih dari para

kompetitornya. Ma, H., (1999) perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif

adalah perusahaan yang dapat merancangkan dan mengimplementasikan sebuah

strategi yang dapat menghasilkan performa yang superior dibandingkan dengan

kompetitornya dalam sebuah industri yang sama.

Barney (2002) juga mengatakan bahwa perusahaan dapat meraih mencapai

keunggulan bersaing jika tindakan atau kegiatan yang dilakukan dapat menciptakan

nilai ekonomi dan ketika ada beberapa pesaing yang melakukan tindakan atau kegiatan

yang sama.

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

14 Universitas Kristen Petra

Li, et al (2006) menjelaskan bahwa competitive advantage adalah kemampuan

perusahaan untuk menciptakan posisi yang dapat dipertahankan terhadap pesaingnya.

Perusahaan akan memperoleh competitive advantage yang berkelanjutan atas para

pesaingnya jika perusahaan tersebut mampu memanfaatkan kekuatannya dengan

optimal berdasarkan dua faktor penting yaitu kekuatan internal dan kekuatan eksternal,

dan pada saat yang sama mampu mengatasi ancaman eksternal, sementara pada saat

yang sama menghindari kelemahan internal.

Perusahaan yang memiliki competitive advantage adalah perusahaan yang

memiliki produk atau jasa yang memiliki nilai yang tidak dimiliki maupun disamakan

oleh kompetitor di pasar.

Menurut Peteraf (1993) competitive advantage yang dihasilkan dari kompetensi

tergantung pada empat kondisi sumber daya dan kompetensi yang harus memenuhi:

(1) mereka harus heterogen dari kompetensi pesaing;

(2) harus ada kekuatan yang ex post membatasi persaingan dan melindungi dari imitasi

dan substitusi;

(3) kompetensi dan sumber daya harus tidak sempurna dipindahtangankan dan

karenanya dikendalikan oleh perusahaan; dan

(4) harus ada ex batas ante kompetisi disajikan dalam harapan yang berbeda tentang

nilai masa depan sumber daya dan kompetensi

Menurut Boyer & Lewis (2002), competitive advantage memiliki beberapa

indikator dalam pengukurannya :

1. Cost

Menjelaskan tentang perusahaan dapat bertanding dengan kompetitor dengan cara

bersaing melalui strategi harga berdasarkan cost based maupun value based.

2. Quality

Menjelaskan tentang kualitas yang ada pada produk atau jasa yang diberikan oleh

perusahaan kepada customer untuk memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan

produk atau jasa kompetitor.

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

15 Universitas Kristen Petra

3. Delivery

Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen

dengan cepat, baik dalam jumlah, jenis produk, maupun waktu.

4. Flexibility

Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menanggapi perubahan situasi

pasar yang dinamis. Perusahaan bisa untuk memberikan innovasi baru yang sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan customer.

2.6 Hubungan Antar Konsep

Berdasarkan teori pendukung di atas, variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Marketing Capability, Customer Engagement, Perceived Value, dan

Competitive Advantage. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap hubungan tersebut

dalam membentuk Competitive Advantage, dibutuhkan adanya hubungan antar konsep.

Berikut adalah beberapa hal yang menurut peneliti dapat mempengaruhi Competitive

Advantage pada PT Nutrifood Indonesia di Surabaya.

2.6.1 Hubungan Marketing Capability dengan Customer Engagement

Marketing Capability memberikan kapabilitas bagi perusahaan untuk

melakukan pembaruan darn perubahan pada produk dan jasa serta menyampaikannya

kepada customer melalui hubungan dan strategi harga yang sesuai dengan kondisi

pasar. Untuk mendapatkan hasil jangka panjang dan sustainable dibutuhkan adanya

komunikasi dan interaksi yang terjalin dengan baik antara perusahaan dan customer.

Hal ini diharapkan menimbulkan pengaruh positif terhadap keterikatan antara customer

terhadap perusahaan.

Kedua konsep Marketing Capability dan Customer Engagement merupakan

konsep customer-centric dimana patokannya ada pada customer dalam mementukan

nilai tambah demi memenuhi kebutuhan customer. Keikutsertaan customer dalam

proses pembentukan nilai tambah diperlukan sehingga ada ikutan customer dengan

perusahaan (Sashi, 2012).

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

16 Universitas Kristen Petra

Pembentukan nilai tambah harus dilakukan dengan cara yang unik dan berbeda

karena pendekatan pemasaran yang selama ini bisa memuaskan pelanggan tidak cukup

untuk menciptakan Customer Engagement (Roberts & Alpert, 2010). Pembentukan

Customer Engagement dipengaruhi oleh inovasi yang dilakukan perusahaan dalam

menerapkan Marketing Capability (Cambra-Fierro, Melero-Polo, & Vázquez-

Carrasco, 2013).

Marketing Capability memiliki pengaruh terhadap terciptanya Customer

Engagement yaitu pricing, product / service, serta communication. Ketiga faktor

tersebut dijelaskan memiliki pengaruh yang berbeda bagi customer yang individualis

dan collectivis. Selain itu, ditegaskan kembali dalam penelitian lain bahwa

pembentukan Customer Engagement tidak lepas dari pengembangan Marketing

Capability (Saleh, 2015).

Customer Engagement yang terjadi antara customer terhadap perusahaan membuat

perusahaan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan pesaing. Customer tersebut

memilih untuk engage dengan satu perusahaan dibandingkan dengan competitor. Hal

ini penting untuk diperhatikan sehingga bisa mempertahankan customer tersebut

sampai kepada tahap loyal.

2.6.2 Hubungan Marketing Capability dengan Perceived Value

Marketing Capability memiliki arti suatu proses dalam penambahan nilai pada

sumber daya yang ada di perusahaan, baik internal perusahaan maupun ekstenal

perusahaan. Produk atau jasa yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan akan dinilai oleh

para customer. Maka dari itu penting untuk menghasilkan perceived value yang baik

di mata customer.

Menurut Khuong, M., N., and Giang, T.,H., (2014) efek positif dari inovasi

pemasaran yang berfokus pada value yang dirasakan dan niat kembalinya customer.

Inovasi yang berfokus pada pemasaran sebagai faktor yang sangat berkontribusi dalam

efektivitas praktek inovasi layanan. Sales configurator capability yang mengemukakan

sebagai membantu perusahaan meningkatkan hedonic value dan creative perceived

value yang dirasakan oleh potential customer mereka melalui pengalaman konfigurasi

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

17 Universitas Kristen Petra

(Perin, E., Trentin, A., and Forza, C, 2013). Menurut Day (1994) Pada semua tingkat

diorganisasi, marketing capability dapat didefinisikan sebagai khusus / spesial,

arsitektur, lintas fungsional, dan proses dinamis dimana sumber daya pemasaran

diperoleh, dikombinasikan, dan berubah menjadi persembahan value untuk target

pasar.

Disini jelas dilihat bahwa proses yang ada di marketing capability akan membentuk

perceived value yang baik bagi perusahan. Innovasi produk yang diberikan juga

mengikuti keinginan dari customer. Maka dari itu diperlukannya juga customer

engagement.

2.6.3 Hubungan Marketing Capability dengan Competitive Advantage

Dalam menghadapi persaingan saat ini, kemampuan perusahaan untuk

menerapkan strategi pemasaran penting untuk diperhatikan. Marketing Capability

yang dimiliki oleh setiap perusahaan harus terus dikembangkan mengikuti

perkembangan yang terjadi. Hal ini diharapkan mampu menghasilkan keunggulan

bersaing demi keberlangsungan perusahaan di masa depan.

Marketing Capability dari perusahaan akan menciptakan kemampuan yang

unggul dalam mengelola faktor – faktor dari bauran pemasaran, kecepatan perusahaan

dalam memperkenalkan produk baru, dan kesanggupan untuk mendiferensiasikan

produk dengan inovasi demi terciptanya keunggulan bagi perusahaan untuk dapat

bersaing dalam persaingan (Weerawardena & Cass, 2004). Pencapaian keunggulan

bersaing perusahaan akan terjadi apabila produk atau layanan perusahaan mampu

disampaikan dengan baik serta mendapatkan perhatian dari target customer.

Pencapaian tersebut membutuhkan komunikasi, sales force, dan sumber daya distribusi

perusahaan (Weerawardena, 2003).

Strategi bisnis, struktur organisasi, dan kemampuan memproses informasi pasar

memiliki dampak positif terhadap pengembangan Marketing Capability. perusahaan

dengan Marketing Capability yang terus dikembangkan akan memiliki tingkat

efektivitas yang lebih baik serta memegang peranan penting dalam mencapai

Competitive Advantage (Vorhies, 1998).

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

18 Universitas Kristen Petra

Apabila perusahaan mampu menerapkan strategi pemasaran dengan baik, akan

mampu menjadikan perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk bisa bersaing

menghadapi competitor (Mariadoss, Tansuhaj, Mouri, 2011). Hal ini menengaskan

kembali pentingnya kemampuan pemasaran perusahaan di dalam persaingan yang

dikatakan dalam penelitian terdahulu bahwa Marketing Capability bisa membantu

perusahaan dalam menciptakan Competitive Advantage yang sustainable (Hooley,

Fahy, Cox, Beracs, Fonfara & Snoj, 1999).

Competitive Advantage diperlukan perusahaan dengan memiliki keunikan,

keunggulan dan kekhasan yang tidak bisa ditemui oleh customer dari pesaing. Oleh

karena itu, penciptaan Competitive Advantage perlu diperhatikan dengan benar dengan

memperhatikan bahwa kelebihan yang dihasilkan oleh perusahaan harus mendapat

pengakuan dari customer melalui komunikasi dan hubungan yang diupayakan oleh

perusahaan.

2.6.4 Hubungan Customer Engagement dengan Competitive Advantage

Customer engagement memperlihatkan rencana untuk menciptakan dan

mengembangkan prestasi perusahaan, termasuk pertumbuhan penjualan dan superior

competitive advantage (Hollebeek, L. D. 2013). Salah satu peranan paling penting

dalam pemberian keputsan untuk pembelian adalah adanya rekomendasi ataupun

review. Rekomendasi yang paling dapat dipercaya oleh customer adalah dari sesama

customer, dan sudah pernah mengonsumsi produk atau jasa yang direkomendasikan.

Adanya pengembangan produk sehingga menjadi lebih baik juga dikarenakan adanya

masukan dari customer, hal ini bisa menjadi added value bagi perusahaan Mewujudkan

hubungan yang positif dengan customer merupakan cara yang efisien untuk mengikat

perusahaan dengan customer yang mengakibatkan adanya keuntungan jangka panjang

bagi perusahaan (Nordin, F., 2008). Bijmolt, T. H. A., Leeflang, P. S. H., Block, F.,

Eisenbeiss, M., Hardie, B. G.S., Lemmens, A., and Saffert, P. (2010) juga menyertakan

bahwa customer engagement akan menyebabkan customer bertahan dengan

perusahaan, dan customer tersebut akan membantu perusahaan mendapatkan customer

lain dan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

19 Universitas Kristen Petra

Dalam jurnal penelitian Kumar, V., Aksoy, L., Donkers, B., Venkatesan, R., Wiesel,

T., & Tillmanns, S. (2010) yang berjudul “Undervalued or Overvalued Customers:

Capturing Total Customer Engagement Value” mengatakan bahwa customer

engagement dapat menghasilkan customer yang dapat menjadi sumber informasi bagi

perusahaan untuk dijadikan database yang menaikkan efektivitas perusahaan.

Pengembangan produk yang diterima dari customer, dan perushaan dapat

merealisasikan keinginan dari customer. kelebihan inilah yang akan meciptakan

keunggulan bersaing bagi perusahaan yang memiliki customer engagement

dibandingkan kompetirot lain yang tidak memiliki.

2.6.5 Hubungan Perceived Value dengan Competitive Advantage

Saat ini, perceived value yang dirasa lebih tinggi adalah sumber competitive

advantage di pasar tempat kompetitor bersaing (Woodruff, R. B., 1997). Day (1994)

juga megatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir telah diakui bahwa perilaku

customer yang lebih baik dipahami jika dianalisis melalui perceived value. Bahkan,

value adalah kunci untuk mendapatkan competitive advantage.

Ketika customer sudah merasa bahwa produk atau jasa yang diberikan memiliki

nilai positif yang berbeda, hal ini akan membuat customer memiliki keloyalitasan yang

tinggi terhadap perusahaan. Bahkan dalam jurnal “Gaining competitive advantage

through the right business model: analysis based on case studies” (Purkayastha, A.,

Sharma, S, 2016) mengatakan ada beberapa perusahaan lokal dengan fokus yang

berkerja sama agar mendapatkan value sebagai sumber dari competitive advantage.

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

20 Universitas Kristen Petra

2.7 Kerangka Konseptual

1. Pricing Capability

2. New Product Capability

3. Channel Management Capability

4. Marketing Communication Capability

5. Market Information Management Capability

6. Marketing Implementation Capability

(Vorhies & Morgan, 2005)

1. Enthusiasm

2. Enjoyment

3. Attention

4. Absorption

5. Sharing

6. Learning

7. Endorsing

(Morgan Thomas, 2015)

Customer

Engagement

(Y2)

Marketing

Capability (X1)

H4 H1

H3 Competitive

Adavantage (Z1)

H2 H5

Perceived Value

(Y1)

1. Quality value

2. Emotional value

3. Social value

Sweeney and Soutar (2001)

1. Cost

2. Quality

3. Delivery

4. Flexibility

Boyer & Lewis (2002)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber: Olahan Penulis

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

21 Universitas Kristen Petra

2.8 Hipotesa

H1 : Marketing Capability berpengaruh positif terhadap Customer Engagement

H2 : Marketing Capability berpengaruh positif terhadap Perceived Value

H3 : Marketing Capability berpengaruh positif terhadap Competitive Advantage

H4 : Customer Engagement berpengaruh positif terhadap Competitive Advantage

H5 : Perceived Value berpengaruh positif terhadap Competitive Advantage

2.9 Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG

1. Banyanya jumlah penduduk di Indonesia

2. Kebutuhan customer terhadap makanan dan minuman sehat

3. Visi dan misi dari PT Nutrifood Indonesia untuk menjadi pioneer dan pelopor

industri mamin kesehatan di Indonesia

4. Nilai yang dipandang masyarakat tentang PT Nutrifood Indoesia

RUMUSAN MASALAH

a. Apakah Marketing Capability berpengaruh terhadap Customer Engagement pada PT Nutrifood

Indoesia di Surabaya?

b. Apakah Marketing Capability berpengaruh terhadap Perceived Value pada PT Nutrifood

Indonesia di Surabaya?

c. Apakah Marketing Capability berpengaruh terhadap Competitive Advantage pada PT Nutrifood

Indonesia di Surabaya?

d. Apakah Customer Engagement berpengaruh terhadap Competitive Advantage pada PT Nutrifood

Indonesia di Surabaya?

e. Apakah Perceived Value berpengaruh terhadap Competitive Advantage pada PT Nutrifood

Indonesia di Surabaya?

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Capability

22 Universitas Kristen Petra

Customer

Engagement

(Y1)

Competitive

Advantage

(Z1)

Marketing

Capability

(X1)

Perceived

Value (Y2)

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Sumber: Olahan Penulis