2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan...

16
7 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management Earnings management penting dalam pasar keuangan, karena bekerja dengan strategi akuntansi tertentu untuk memperlihatkan pendapatan (Azzoz dan Khamees, 2016). Alzoubi dan Selamat (2012) menyatakan bahwa earnings management berasal dari fleksibilitas pilihan akuntansi yang diberikan melalui Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Dimana manajer dapat dengan mudah memutuskan prosedur pelaporan yang tepat serta memudahkan manajer dalam membuat estimasi dan asumsi yang sesuai dengan lingkungan bisnis dengan adanya GAAP. GAAP akan memudahkan manajer untuk memilih prosedur pelaporan yang bisa menguntungkan serta meningkatkan kekayaan perusahaan (Watt & Zimmerman, 1990). Earnings management mengandalkan fleksibilitas konvensi akuntansi untuk menyatakan keuntungan yang lebih tinggi (Sayari et al., 2013). 2.1.1. Definisi Earnings Management Earnings management adalah proses pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi bagi pemegang saham atau manajer (Schipper, 1989). Earnings management penting bagi shareholder dan investor (Sayari et al., 2013). Earnings management adalah manipulasi atau kontrol dari pendapatan keuangan perusahaan (Haider et al., 2012). Earnings management merupakan sebuah metode yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan dan menggunakannya sesuai dengan keinginan mereka. Dalam beberapa kasus, manajemen menggunakan berbagai metode akuntansi untuk menyampaikan informasi pribadi kepada pengguna laporan keuangan. Earnings management adalah praktik tindakan manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan keuntungan yang tinggi pada tahun tertentu dan menurunkan laba yang dilaporkan di masa

Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan...

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

7 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1. Earnings Management

Earnings management penting dalam pasar keuangan, karena bekerja

dengan strategi akuntansi tertentu untuk memperlihatkan pendapatan (Azzoz dan

Khamees, 2016). Alzoubi dan Selamat (2012) menyatakan bahwa earnings

management berasal dari fleksibilitas pilihan akuntansi yang diberikan melalui

Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Dimana manajer dapat

dengan mudah memutuskan prosedur pelaporan yang tepat serta memudahkan

manajer dalam membuat estimasi dan asumsi yang sesuai dengan lingkungan

bisnis dengan adanya GAAP. GAAP akan memudahkan manajer untuk memilih

prosedur pelaporan yang bisa menguntungkan serta meningkatkan kekayaan

perusahaan (Watt & Zimmerman, 1990). Earnings management mengandalkan

fleksibilitas konvensi akuntansi untuk menyatakan keuntungan yang lebih tinggi

(Sayari et al., 2013).

2.1.1. Definisi Earnings Management

Earnings management adalah proses pelaporan keuangan eksternal,

dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi bagi pemegang saham atau

manajer (Schipper, 1989). Earnings management penting bagi shareholder dan

investor (Sayari et al., 2013). Earnings management adalah manipulasi atau

kontrol dari pendapatan keuangan perusahaan (Haider et al., 2012). Earnings

management merupakan sebuah metode yang digunakan oleh manajemen

perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan dan menggunakannya sesuai

dengan keinginan mereka. Dalam beberapa kasus, manajemen menggunakan

berbagai metode akuntansi untuk menyampaikan informasi pribadi kepada

pengguna laporan keuangan. Earnings management adalah praktik tindakan

manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk

memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan keuntungan

yang tinggi pada tahun tertentu dan menurunkan laba yang dilaporkan di masa

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

8 Universitas Kristen Petra

depan atau sebaliknya (Gill et al., 2013). Earnings management terjadi pada saat

manajer mengubah laporan keuangan, hal tersebut dapat menyesatkan beberapa

stakeholder tentang kinerja keuangan perusahaan pada angka akuntansi yang

dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999). Scott, (2003) dalam Purwanti dan

Kurniawan (2013) mendefinisikan earnings management sebagai pemilihan

kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan mampu

untuk memaksimalkan utilitas atau nilai pasar perusahaan. Manajer dapat memilih

beberapa pilihan kebijakan, secara umum manajer akan memilih kebijakan yang

menguntungkan kepentingannya. Goel dan Thakor, (2003) mendefinisikan

earnings management sebagai penghasilan manipulasi yang digunakan manajer

untuk memenuhi ekspektasi laba dengan mengubah informasi laporan keuangan.

Earnings management adalah sebuah aktivitas spesifik yang diadopsi oleh manjer

untuk mengubah laba dengan menerapkan beberapa prinsip akuntansi (accrual

earnings management) atau dengan memanipulasi real earnings management

(Tabassum et al., 2013).

2.1.2. Klasifikasi Earnings Management

Earnings management dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu :

fraudulent accounting, accrual based earnings, dan real earnings management

(Gunny, 2005). Menurut penelitian tersebut fraudulent accounting adalah sebuah

pilihan akuntansi yang melanggar GAAP. Accrual based earnings melibatkan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (GAAP) dan konvensi

akuntansi yang diikuti dalam penyusunan pelaporan keuangan (Dechow dan

Skinner, 2000). Real earnings management menggambarkan intervensi tujuan

dalam proses pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan pribadi (Schipper, 1989). Real earnings management terkait dengan

penurunan ekonomi yang signifikan dalam kinerja operasi berikutnya (Gunny,

2005).

Ronen et al. (2008) dalam Omid (2012) mengklasifikasikan earnings

management sebagai white earnings management, grey earnings management dan

black earnings management. White earnings management dapat meningkatkan

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

9 Universitas Kristen Petra

transparansi laporan. Definisi tersebut menjelaskan bahwa earnings management

mengambil keuntungan dari fleksibilitas pilihan perlakuan akuntansi untuk

informasi pribadi manajer pada arus kas masa depan. Grey earnings management

adalah manipulasi laporan dalam batas-batas yang sesuai dengan standar yang

dapat berupa oportunistik atau meningkatkan efisiensi. Black earnings

management melibatkan kesalahan dalam penyajian laporan keuangan dan

penipuan pada laporan keuangan. Earnings management memilih sebuah

perlakuan akuntansi yang oportunistik dengan cara memaksimalkan utilitas

manajemen. Berdasarkan tiga definisi earnings management oleh Ronen et al.

(2008) dalam Omid (2012), earnings management adalah manipulasi untuk

menggambarkan atau mengurangi transparansi laporan keuangan. Ronen et al.

(2008) dalam Omid (2012) juga mempelajari tiga definisi yang berbeda dari

earnings management. Pertama, earnings management adalah alat yang

digunakan sebagai informasi akuntansi manajer kepada pemegang saham. Kedua,

bergantung pada pemanfaatan dari manajer akuntansi dalam berbagai cara yang

dapat mereka terapkan di kedua aspek tujuan manajerial yaitu oportunistik dan

optimis. Ketiga, earnings management adalah manipulasi data akuntansi dalam

rangka mengurangi transparansi laporan keuangan yang menyesatkan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses pengambilan keputusan

yang mengarah untuk meningkatkan keuntungan pribadi manajemen.

2.1.3 Pola Earnings Management

Menurut Scott (2009) dalam Tanjung et al. (2015) pola manajemen laba

dapat dilakukan dengan cara:

a. Taking a bath

Pola ini terjadi pada saat organisasi mengangkat pemimpin baru.

Jika perusahaan harus melaporkan kerugian, manajemen akan merasa

terdorong untuk melaporkan kerugian besar. Akibatnya, manajemen akan

menghapus aset dan memberikan biaya yang diharapkan di masa depan.

Ini akan meningkatkan kemungkinan keuntungan yang dilaporkan di masa

depan. Dengan kata lain, taking a bath dilakukan dalam rangka untuk

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

10 Universitas Kristen Petra

mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada periode berikutnya dari

yang seharusnya.

b. Income minimization

Pola ini dapat dipilih oleh perusahaan selama periode tersebut

memiliki keuntungan yang tinggi secara politik dengan cara menurunkan

jumlah laba yang dilaporkan. Kebijakan pendapatan di minimalisasi

termasuk penghapusan cepat aset modal dan modal tidak berwujud, iklan

dan pengisian penelitian dan belanja pembangunan, bisnis pembukuan

sukses biaya eksplorasi minyak dan gas, dan lain-lain. Dengan kata lain,

minimalisasi pendapatan ini dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan

keuntungan untuk periode yang lebih rendah dari yang seharusnya.

c. Income maximization

Pola ini biasanya terjadi pada saat manajer akan menerima bonus

pada saat ini. Manajer akan memaksimalkan laba yang dilaporkan agar

mendapatkan bonus yang lebih besar. Perusahaan yang melakukan

pelanggaran perjanjian utang juga cenderung melakukan income

maximization. Income maximization dilakukan juga dalam rangka untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi pada periode berjalan dari

yang seharusnya.

d. Income smoothing

Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan

laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang

terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang

relatif stabil.

2.1.4 Motivasi Earnings Management

Salah satu motivasi di balik earnings management adalah untuk

menunjukkan hasil laporan keuangan yang baik dalam jangka waktu tertentu.

Prakitik earnings management dapat memberikan keuntungan operasi dan

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

11 Universitas Kristen Petra

menciptakan penghasilan yang lebih baik di periode berikutnya. Manajer enggan

untuk mengumumkan laba di bawah perkiraan karena mungkin memiliki dampak

negatif pada harga pasar per saham. Karena harga pasar per saham berdampak

pada nilai perusahaan, manajer cenderung memanipulasi komponen laporan laba

rugi dan neraca untuk mempertahankan dan memaksimalkan harga saham pada

tahun berjalan dan selanjutnya (Cohen et al., 2011). Manfaat dalam melakukan

earnings management adalah mendapat keuntungan dengan mencapai kinerja laba

yang baik melalui manipulasi akuntansi (Hu et al., 2014). Menurut penelitian

tersebut seorang manajer yang kurang berpengalaman lebih termotivasi untuk

menunjukkan kinerja yang baik, dengan melakukan earnings management.

Beberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen

laba menurut Scott (2009) dalam Tanjung et al. (2015), yaitu:

a. Rencana bonus (Bonus scheme)

Adanya asimetri informasi mengenai manajemen keuangan

perusahaan yang dapat mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus.

b. Kontrak utang jangka panjang (Debt covenant)

Semakin dekat dengan pelunasan hutang perusahaan, manajemen

akan cenderung memilih prosedur yang dapat mengalihkan laba periode

berikutnya untuk periode saat ini. Hal ini bertujuan untuk mengurangi

kemungkinan kegagalan perusahaan dalam pembayaran utang.

c. Motivasi politik (Political motivation)

Perusahaan besar di industri strategis (seperti minyak dan gas)

mendapatkan perhatian lebih dengan menurunkan profitabilitas

perusahaan untuk mengurangi visibilitas. Misalnya dengan melakukan

praktik atau prosedur pencatatan laporan keuangan untuk meminimalkan

laba besih perusahaan agar tidak terlalu menarik perhatian.

d. Motivasi perpajakan (Taxation motivation)

Salah satu insentif yang dapat menyebabkan manajer untuk membuat

rekayasa keuntungan untuk meminimalkan pajak.

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

12 Universitas Kristen Petra

e. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)

Manajemen laba juga terjadi disekitar waktu pergantian CEO. Salah

satunya adalah untuk memaksimalkan keuntungan dengan meningkatkan

bonus ketika mendekati pengunduran diri atau pensiun CEO.

f. Penawaran saham perdana (Initial public offering)

Manajer perusahaan go public akan cenderung mengelola laba agar

dapat menaikkan harga saham.

2.1.5. Jenis Earnings Management

Cheng dan Warfield (2005) menjelaskan bahwa earnings management

terdiri dari dua aspek. Pertama, manajer melihatnya sebagai perilaku oportunistik

yaitu untuk memaksimalkan utilitas dalam menangani kontrak kompensasi,

kontrak utang dan biaya politik. Kedua, earnings management dipandang sebagai

perspektif kontrak yang efisien, di mana untuk melindungi manajer dan

perusahaan dalam mengantisipasi kejadian tak terduga untuk mendapatkan

kontrak kerjasama pada pihak yang terlibat dalam kontrak. Siregar dan Utama,

(2008) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Warfield (2005).

Omid (2012) menjelaskan bahwa ada dua jenis earnings management: efficient

earnings management dan opportunistic earnings management. Efficient earnings

management adalah jika manajer mengkomunikasikan informasi tentang

profitabilitas perusahaan, yang belum tercermin dalam laba historis untuk

meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi pribadi.

Opportunistic earnings management adalah jika manajer memaksimalkan utilitas

mereka, dengan meningkatkan laba. Dengan demikian, manajer dapat

mempengaruhi nilai pasar saham melalui earnings management, misalnya dengan

membuat perataan laba dan pertumbuhan pendapatan dari waktu ke waktu.

Earnings management dapat menjadi oportunistik atau efisien, hal tersebut

berkaitan dengan perilaku manajer dalam menggunakan metode akuntansi (Assidi

et al., 2016). Penelitian sebelumnya berfokus pada perspektif oportunistik dari

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

13 Universitas Kristen Petra

earnings management dan menganggap bahwa earnings management adalah

suatu cara untuk mengambil alih kekayaan dari pemegang saham untuk manajer.

2.1.6 Pengukuran Earnings Management

Earnings management berkaitan dengan penggunaan akrual akuntansi

diskresioner untuk mempengaruhi pelaporan laba (Jones, 1991). Hutton et al.

(2009) menyatakan bahwa perusahaan dengan akrual diskresioner yang secara

terus-menerus membesar diperkirakan lebih cenderung memanipulasi laba dan

memiliki laporan keuangan yang kurang transparan. Healy (1985) menyimpulkan

bahwa manajer menggunakan discretionary accrual untuk memanipulasi bonus

dan penghasilan tambahan. Earnings management berbasis akrual adalah alat

yang paling umum digunakan untuk memanipulasi laba. Dechow et al. (1995)

juga berpendapat bahwa earnings management dapat dideteksi oleh pola akrual

diskresioner.

Akrual dibagi dalam dua bagian yaitu discretionary accruals dan non-

discretionary accruals (Healy, 1985). Discretionary accruals merupakan

komponen akrual yang dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan

manajerial dimana manajer memilih akrual diskresioner untuk mengatur prosedur

yang berlaku umum yang ditetapkan oleh GAAP. Misalnya, manajer dapat

memilih metode depresiasi aset jangka panjang dimana ia dapat mempercepat atau

menunda pengiriman persediaan pada akhir tahun fiskal dan ia dapat

mengalokasikan biaya tetap overhead pabrik ke harga pokok penjualan atau

persediaan. Non discretionary accruals merupakan komponen akrual yang

diperbolehkan oleh standar akuntansi (GAAP) yang tidak dapat diatur dan

direkayasa sesuai dengan kebijakan manajer perusahaan. Cotohnya perusahaan

mendepresiasi aset jangka panjang dalam beberapa cara yang sistematis, yaitu

nilai persediaan menggunakan nilai atau aturan pasar yang lebih rendah, dan nilai

kewajiban pada sewa guna usaha sebesar nilai kini dari pembayaran sewa.

Earnings management dalam penelitian ini diukur menggunakan metode

Modified Jones Model untuk menghitung discretionary accruals dengan

mengadopsi model dari Dechow et al. (1995). Peneliti memilih model tersebut

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

14 Universitas Kristen Petra

karena Modified Jones Model terbukti merupakan metode pengukuran yang paling

kuat dalam mendeteksi earnings management (Dechow, 1995). Serta beberapa

penelitian sebelumnya yaitu (Akram et al., 2015; Cohen et al., 2011; Chen, 2010;

Cheng dan Warfield, 2005; Azzoz dan Khamees, 2016; Haider et al., 2012; Hu et

al., 2014; Hutton et al., 2009; Gill et al., 2013; Gong et al., 2008; Gunny, 2005;

Omid, 2012; Sayari et al., 2013; Shah et al., 2009; Spohr, 2005) juga

menggunakan model tersebut dalam penelitiannya.

Rumus dari discretionary accruals adalah :

Total Accrual (TA) = NI – CFFO

Kemudian, langkah selanjutnya adalah mencari nilai koefisien sebagai

berikut:

T𝐴𝑖𝑡

𝐴𝑖 ,𝑡−1= α1

1

𝐴𝑖 ,𝑡−1 + 𝛼2

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡

𝐴𝑖 ,𝑡−1 + 𝛼3

𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖 ,𝑡−1 + 𝜀

Dimana:

Ai, t – 1 = Total aset pada periode t – 1

𝛥REVit = Perubahan pendapatan pada periode t

ΔRECit = Perubahan piutang pada periode t

PPEit = Property, plant, equipment

α1 𝛼2 𝛼3 = Koefisien

ε = Error

Selanjutnya setelah diperoleh hasil koefisien, maka dapat dilakukan

perhitungan non discretionary accrual, sebagai berikut:

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

15 Universitas Kristen Petra

𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝛼1 1

𝐴𝑖 ,𝑡−1 + α2

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − ∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡

𝐴𝑖 ,𝑡−1 + 𝛼3

𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖 ,𝑡−1

Kemudian, discretionary accrual dapat di hasilkan dari pengurangan antara

total accrual dengan non discretionary accrual, rumusnya adalah sebagai berikut:

𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝑇𝐴𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1 − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡

Dimana:

Dait = Discretionary accrual periode t

NDAit = Non-discretionary

2.2. Financial Performance

2.2.1. Definisi Financial Performance

Financial performamce adalah ukuran seberapa baik perusahaan dapat

memanfaatkan aset dari kegiatan utama bisnisnya dan menghasilkan keuntungan

bagi investor (Stanwick dan Stanwick, 2010). Financial performamce merupakan

ukuran dari efektivitas perusahaan. Financial performamce adalah keseluruhan

kesehatan keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu (Bhunia et al.,

2011). Financial performance menjadi salah satu karakteristik utama yang

mendefinisikan daya saing, potensi bisnis, kepentingan ekonomi manajemen

perusahaan (Bhunia, 2010).

2.2.2. Analisis Financial Performance

Analisis kinerja keuangan merupakan proses penentuan operasi dan

karakteristik keuangan perusahaan dari akuntansi dan laporan keuangan.

Kemampuan organisasi untuk menganalisis posisi keuangan sangat penting untuk

meningkatkan posisi kompetitif di pasar. Melalui analisis yang cermat dari

financial performance, organisasi dapat mengidentifikasi peluang untuk

meningkatkan kinerjanya. Tujuan dari analisis kinerja keuangan adalah untuk

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

16 Universitas Kristen Petra

menentukan efisiensi dan kinerja manajemen perusahaan, sebagaimana tercermin

dalam laporan keuangan (Bhunia, 2010). Analisis kinerja keuangan dan analisis

laporan laba rugi secara luas digunakan untuk meringkas informasi dalam laporan

keuangan perusahaan dalam menilai kesehatan keuangan.

2.2.3. Pengukuran Financial Performance

Dalam penelitian ini financial performance perusahaan diukur dengan

ROA yang di adopsi dari Yasser dan Mammun (2015). ROA berguna sebagai

indikator dalam kinerja secara keseluruhan (Darweesh, 2015). ROA adalah rasio

atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas perusahaan. ROA

yang tinggi akan semakin diminati oleh investor, karena tingkat keuntungan akan

semakin besar (Pertiwi dan Pratama, 2012). ROA dihitung dengan laba bersih

dibagi dengan total aktiva. Dengan mengukur financial performance melalui ROA

dapat menunjukkan jumlah pendapatan yang dihasilkan dari aset modal yang

diinvestasikan. Dengan demikian, ROA memungkinkan pengguna untuk menilai

seberapa baik suatu perusahaan dalam memotivasi kinerja manajemen. Penelitian

ini menggunakan ROA karena ingin melihat kemampuan laba yang dihasilkan

oleh perusahaan dalam kaitannya dengan basis asetnya (Yasser dan Mammun,

2015). Beberapa peneliti seperti Barontini dan Caprio (2005); Darweesh (2015);

Gamayuni (2012); Gong et al. (2008); Gunny (2005); Katchova dan Enlow

(2013); Ogundipe et al. (2012); Peng et al. (2007); Sudiyatno et al. (2012);

Serfling (2013); Ulupui (2007); Waseemullah dan Shehzadi (2015); Yim (2013);

Zhu dan Tian (2009) menggunakan Return on asset (ROA) sebagai ukuran dari

financial performance.

Rumus untuk menghitung ROA adalah :

𝑅𝑂𝐴 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

17 Universitas Kristen Petra

2.3. Firm Value

2.3.1. Definisi Firm Value

Firm value seringkali dikaitkan dengan harga saham. Firm value

merupakan persepsi investor terhadap perusahaan (Brigham dan Joel, 2006).

Definisi tersebut sejalan dengan Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang

mendefinisikan firm value sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan dalam mengelola sumberdaya pada tahun ini yang tercermin pada

harga saham pada tahun depan. Firm value adalah nilai sekarang dari arus kas

yang diharapkan di masa depan dan didiskontokan dengan tingkat diskonto yang

sesuai (William, 1938).

Firm value didasarkan pada kemampuan untuk menghasilkan laba

ekonomi (Chaney dan Lewis, 1995). Perusahaan akan memiliki nilai tinggi ketika

investor mengharapkan pendapatan ekonomi yang tinggi. Sebagai contoh, jika

perusahaan melaporkan laba yang tinggi, investor akan menempatkan nilai yang

tinggi pada perusahaan dan memutuskan untuk berinvestasi karena mereka

mengharapkan tingkat laba yang dapat dipertahankan di masa depan. Manajer

memiliki insentif tambahan untuk mengelola pendapatan karena kompensasi

mereka berdasarkan pada firm value di masa depan (Chaney dan Lewis, 1995).

2.3.2. Pengukuran Firm Value

Rasio firm value diukur menggunakan Tobin’s Q, yang diadopsi dari

Lindenberg & Ross (1981). Nilai Tobin’s Q yang besar mencerminkan fakta

bahwa nilai pasar perusahaan melebihi biaya penggantian aset. Oleh karena itu

jika perusahaan dengan nilai Tobin’s Q yang besar memiliki banyak kesempatan

investasi yang menguntungkan. Tobin’s Q dikembangankan oleh professor James

Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar suatu perusahaan terhadap biaya penggantian

aset perusahaan Lindenberg & Ross (1981). Perusahaan yang memikiki nilai Q >

1,00 memiliki peluang investasi yang baik (Lang, Stulz, dan Walkling, 1989) dan

memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi (Tobin, 1969). Penelitian ini

menggunakan Tobin’s Q karena Tobin’s Q dapat mengukur nilai pasar saham

sebuah perusahaan. Tobin’s Q telah digunakan sebagai ukuran dari firm value

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

18 Universitas Kristen Petra

dalam beberapa penelitian Allayannis dan Weston (2001); Darweesh (2015);

Jiraporn et al. (2008); Lang dan Stulz (1994); Morck et al. (1988); Phon (2014);

Yermack (1996).

Rumus dari Tobin’s Q adalah sebagai berikut :

Q = (MVS+D)/TA

Dimana :

MVS = Market value of all outstanding shares

D = Debt

TA = Firm’s Assets

D = (AVCL – AVCA) + AVLTD

Dimana:

AVCL = Accounting value of the firm’s Current Liabilities

AVCL = Short Term Debt + Taxes Payable.

AVLTD = Accounting value of the firm’s Long Term Debt

AVCA = Accounting value of the firm’s Current Assets.

AVCA = Cash + Account Receivable + Inventories.

2.4. Hubungan antara variabel

2.4.1. Pengaruh Earnings Management terhadap Financial Performance

Neffati et al. (2011) menunjukkan bahwa earnings management

berpengaruh positif yang signifikan pada financial performance, karena manajer

melakukan earnings management untuk meningkatkan financial performance,

terutama di perusahaan-perusahaan yang kurang efisien. Waseemullah dan

Shehzadi (2015) menemukan bahwa earnings management secara signifikan

berhubungan positif dengan financial performance. Studi tersebut menunjukkan

bahwa perusahaan menggunakan earnings management untuk mempertahankan

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

19 Universitas Kristen Petra

tingkat kinerja mereka. Peran positif dari earnings management pada financial

performance menunjukkan kekuatan Securities and Exchange Commission of

Pakistan dan Bursa Efek Karachi dalam desain dan pelaksanaan standar pelaporan

keuangan dan persyaratan pengungkapan. Sistem regulasi harus diperkuat lebih

lanjut untuk meningkatkan kredibilitas pelaporan dan pengungkapan keuangan

perusahaan yang akan membantu dalam membangun kepercayaan investor. Gong

et al. (2008) dalam penelitiannya menemukan dampak positif dan signifikan dari

earnings management terhadap financial performance.

Earnings management berhubungan negatif dan signifikan pada financial

performance (Gill et al., 2013). Semakin intens praktik dari earnings

management, maka akan semakin besar efek yang merugikan pada financial

performance (ROA) perusahaan di tahun berikutnya. Hal tersebut karena

manajemen mengambil keuntungan dari masa depan untuk periode sekarang

untuk mendapatkan hasil pelaporan yang relatif baik di periode sekarang dengan

mengorbankan masa depan. Ketika sebuah perusahaan melakukan earnings

management, angka laba tidak lagi menjadi cerminan yang benar dari financial

performance. Penelitian Gill et al. (2013) sejalan dengan Gunny (2005) yang

menemukan bahwa earnings management berdampak negatif pada financial

performance di masa depan karena manajer bersedia mengorbankan arus kas masa

depan untuk periode berjalan.

H1 : Earnings Management berpengaruh terhadap Financial Performance

2.4.2. Pengaruh Earnings Management terhadap Firm Value

Earnings management memiliki hubungan yang positif dengan firm value

(Jiraporn et al., 2008). Hal tersebut karena investor melihat pada laba perusahaan

untuk memutuskan apakah akan berinvestasi atau tidak, sehingga perusahaan yang

melakukan earnings management akan meningkatkan firm value. Tangjitprom

(2013) dan Phon (2014) menemukan hubungan yang positif antara earnings

management dengan firm value. Perusahaan yang melakukan earnings

management dengan menaikkan laba maka firm value juga akan meningkat

(Raoli, 2013). Hal tersebut sejalan dengan Chaney dan Lewis (1995) yang

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

20 Universitas Kristen Petra

menyatakan bahwa earnings management mempengaruhi firm value ketika

manajer memaksimalkan nilai laba. Jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi

dalam laporan keuangan, maka investor akan tertarik untuk berinvestasi sehingga

akan meningkatkan nilai perusahaan.

Mukhtaruddin et al. (2014); Herawaty (2008); Junchristianti dan Priyadi,

(2015); Meilyana (2012); Partami, Sinarwati, dan Darmawan, (2015) menemukan

earnings management memiliki hubungan yang negatif terhadap firm value.

Penelitian yang dilakukan oleh Mukhtaruddin et al. (2014) menunjukkan bahwa

sebagian besar perusahaan yang ada di Indonesia tidak menerapkan paraktik

earnings management untuk meningkatkan nilai perusahaan karena manajemen

laba dapat meningkatkan nilai perusahaan pada periode tertentu saja dan dapat

menurunkan firm value di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Partami, Sinarwati, dan Darmawan, (2015) dan Junchristianti dan Priyadi, (2015)

yang menemukan bahwa laba yang merupakan hasil manajemen laba akan dinilai

rendah oleh investor dan akan menurunkan nilai perusahaan. Manajemen laba

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan akan memperlihatkan kinerja yang

baik dalam jangka pendek atau meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka

pendek. Namun, periode berikutnya laba akan mengalami penurunan sehingga

mengakibatkan nilai perusahaan menjadi turun dalam jangka panjang. Dengan

melakukan manajemen laba, maka laba yang dilaporkan tidak menunjukkan

informasi yang sebenarnya dan dapat menyesatkan pihak pengguna laporan

sehingga nilai perusahaan menjadi menurun (Meilyana, 2012). Penelitian yang

dilakukan oleh Herawaty (2008) menemukan bahwa investor fokus terhadap

manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen, sehingga manajemen laba lebih

mudah dideteksi dan nilai perusahaan menajdi menurun karena investor

mengetahui adanya manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Fields et al. (2001); Magrath dan Weld (2002) menyatakan bahwa

earnings management muncul ketika manajer ingin meningkatkan firm value.

Earnings management dapat bermanfaat atau berbahaya bagi firm value

didasarkan pada bagaimana manajer menggunakannya (Phon, 2014). Penelitian

tersebut menjelaskan bahwa earnings management terdiri dari earnings

management yang positif dan negatif. Earnings management yang positif adalah

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

21 Universitas Kristen Petra

penggunaan earnings management dengan cara yang menguntungkan firm value.

Earnings management yang negatif adalah penggunaan earnings management

untuk keuntungan pribadi yang dapat berbahaya bagi firm value.

H2 : Earnings Management berpengaruh terhadap Firm Value

2.4.3. Pengaruh Financial Performance terhadap Firm Value

Financial performance yang diukur menggunakan ROA memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap firm value yang diukur menggunakan

Tobin’s Q (Sudiyatno et al., 2012). Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa

ROA dapat meningkatkan nilai perusahaan. ROA digunakan sebagai ukuran

kinerja perusahaan untuk investasi yang akan dilakukan oleh investor. Financial

Performance yang tinggi akan direspon positif oleh investor untuk

menginvestasikan dananya pada perusahaan sehingga firm value juga meningkat.

Adi et al. (2013), Gamayuni (2015), Pertiwi dan Pratama (2012) , Ulupui

(2007), menemukan bahwa ROA (financial performance) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap firm value. Adi et al. (2013) dalam penelitiannya menemukan

bahwa financial performance yang baik akan meningkatkan firm value.

Peningkatan firm value akan tercapai apabila perusahaan dapat mencapai laba

yang telah ditetapkan dalam kinerja keuangan. Ulupui (2007) dalam penelitiannya

menemukan bahwa rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan masih

digunakan oleh investor untuk mengambil berbagai keputusan penting

perusahaan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kinerja keuangan dapat

digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan. Penelitian Ulupui (2007) sejalan

dengan penelitian Gamayuni (2015) yang menyatakan bahwa investor masih

menggunakan variabel kinerja keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan

untuk memprediksi nilai perusahaan. Sejalan dengan penelitian Ulupui (2007) dan

Gamayuni (2015), Pertiwi dan Pratama (2012) dalam penelitiannya menemukan

bahwa para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat

kinerja keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena kinerja keuangan

mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Ketika tingkat keuntungan

dalam kinerja keuangan yang dicapai perusahaan tersebut semakin baik maka

akan berpengaruh positif dalam meningkatkan nilai perusahaan artinya semakin

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Earnings Management · manajerial yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan baik untuk memberikan kesan laba periodik atau tahunan, untuk menunjukkan

22 Universitas Kristen Petra

tinggi kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) maka

semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih.

H3 : Financial Performance berpengaruh terhadap Firm Value