2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding

45
5 Universitas Kristen Petra 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding) Wedding is “a marriage ceremony and any celebrations such as a meal or a party which follow it; wedding cake / dress / invitation / present / reception” yang berarti adalah sebuah upacara penggabungan atau perkawinan yang disusul dengan sebuah perayaan baik pesta maupun makan bersama: kue pernikahan / baju / kartu undangan / hadiah / penyambutan (Cambridge Dictionary). 2.1.1 Pengertian Pernikahan Barat Sejarah pernikahan ala western ini terjadi pada abad ke-13 ketika itu, Sri Paus III menerapkan suatu masa tunggu antara pertunangan dan pernikahan serta cincin sebagai jaminan pertunangan. Masyarakat Italia pada abad pertengahan percaya bahwa berlian diciptakan di dalam nyala api cinta, karena itu berlian dijadikan sebagai pilihan cincin kawin yang romantis. “Mengikat sebuah simpul” adalah ungkapan dari zaman Roma, ketika pengantin wanita mengenakan korset untuk melindungi kesuciannya. Korset itu dihubungkan pada suatu simpul dan mempelai pria akan mendapatkan sebuah kegembiraan untuk melepas ikatan simpul pada korset tadi. Banyak orang percaya bahwa gaun pengantin berwarna putih dipopulerkan oleh Anne of Brittany pada tahun 1499, dan ada juga yang mengatakan bahwa Ratu Victoria adalah orang pertama yang menikah dengan gaun berwarna putih pada tahun 1840-an. Pengantin wanita cukup dengan mengenakan pakaian terbaik mereka sebelumnya, namun pada saat ini, memakai gaun pengantin berwarna putih melambangkan sebagai simbol kegembiraan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Pengapit yang mengenakan pakaian berwarna putih dilambangkan jalan murni menuju kebahagiaan, sedangkan bunga mawar di sepanjang jalan pengantin diperkirakan untuk memimpin mereka kepada masa-masa depan yang manis dan makmur. Negara yang mengikuti tradisi cara pernikahan ini merupakan negara Eropa, Amerika, serta negara lainnya yang terletak di wilayah bagian barat dunia sehingga diberi sebutan “westernstyle oleh seluruh dunia. Mayoritas dari negara Eropa, Amerika, dan negara di wilayah bagian barat lainnya, pada umumnya

Transcript of 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding

5 Universitas Kristen Petra

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding)

Wedding is “a marriage ceremony and any celebrations such as a meal

or a party which follow it; wedding cake / dress / invitation / present / reception”

yang berarti adalah sebuah upacara penggabungan atau perkawinan yang disusul

dengan sebuah perayaan baik pesta maupun makan bersama: kue pernikahan /

baju / kartu undangan / hadiah / penyambutan (Cambridge Dictionary).

2.1.1 Pengertian Pernikahan Barat

Sejarah pernikahan ala western ini terjadi pada abad ke-13 ketika itu, Sri

Paus III menerapkan suatu masa tunggu antara pertunangan dan pernikahan serta

cincin sebagai jaminan pertunangan. Masyarakat Italia pada abad pertengahan

percaya bahwa berlian diciptakan di dalam nyala api cinta, karena itu berlian

dijadikan sebagai pilihan cincin kawin yang romantis.

“Mengikat sebuah simpul” adalah ungkapan dari zaman Roma, ketika

pengantin wanita mengenakan korset untuk melindungi kesuciannya. Korset itu

dihubungkan pada suatu simpul dan mempelai pria akan mendapatkan sebuah

kegembiraan untuk melepas ikatan simpul pada korset tadi. Banyak orang percaya

bahwa gaun pengantin berwarna putih dipopulerkan oleh Anne of Brittany pada

tahun 1499, dan ada juga yang mengatakan bahwa Ratu Victoria adalah orang

pertama yang menikah dengan gaun berwarna putih pada tahun 1840-an.

Pengantin wanita cukup dengan mengenakan pakaian terbaik mereka sebelumnya,

namun pada saat ini, memakai gaun pengantin berwarna putih melambangkan

sebagai simbol kegembiraan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Pengapit yang

mengenakan pakaian berwarna putih dilambangkan jalan murni menuju

kebahagiaan, sedangkan bunga mawar di sepanjang jalan pengantin diperkirakan

untuk memimpin mereka kepada masa-masa depan yang manis dan makmur.

Negara yang mengikuti tradisi cara pernikahan ini merupakan negara

Eropa, Amerika, serta negara lainnya yang terletak di wilayah bagian barat dunia

sehingga diberi sebutan “western” style oleh seluruh dunia. Mayoritas dari negara

Eropa, Amerika, dan negara di wilayah bagian barat lainnya, pada umumnya

6 Universitas Kristen Petra

sebelum atau sesudah perjamuan, toast akan dilakukan dengan mengharapkan

agar kedua mempelai akan berbicara dan mengucapkan terima kasih kepada para

tamu undangan yang datang ke acara pernikahan mereka. Setelah mengucapkan

speeches kedua mempelai memulai dengan dansa pertama mereka (first dance)

yang biasanya disebut dengan bridal waltz. Setelah kedua mempelai berdansa,

biasanya mempelai pria “menyerahkan” mempelai wanita kepada ayah dari

mempelai wanita untuk berdansa bersama dengan putrinya. Bersamaan dengan

bridal waltz, para tamu diundang pula untuk berdansa bersama. Setelah pesta

selesai, kedua mempelai akan meninggalkan para undangan dengan mengendarai

mobil yang telah didekorasi. Trend yang dilakukan saat ini adalah memutar video

klip pada saat perjamuan makan malam mereka. Video klip yang diputar biasanya

cerita tentang awal pertemuan mereka. Selain terdapat video klip, terdapat foto-

foto yang diputar dan dilatar belakangi dengan musik yang lembut.

Wedding cake ditampilkan hingga akhir acara. Biasanya di tengah-tengah

kedua mempelai berdansa, kedua mempelai memotong kue pengantin dan mereka

saling menyuap kue pengantin tersebut. Setelahnya, kue pengantin tersebut

dipotong dan kemudian dibagikan untuk para undangan (Daniels 47).

2.1.2 Tradisi Gaun Pengantin

Sepanjang sejarah, wanita mencoba untuk membuat pakaian pernikahan

yang spesial yang disesuaikan dengan perayaannya dengan maksud untuk

membuat pengantin wanita terlihat lebih cantik. Pada tingkat teratas, putri-putri

kerajaan selalu mencoba menjadi putri yang paling menarik dan cantik pada hari

pernikahannya. Pada jaman Medieval, sangat penting bagi pengantin wanita untuk

terlihat menarik guna menunjukkan penghargaan bagi negaranya. Pada masa itu,

mereka biasanya menggunakan material seperti sutra, satin, kain-kain yang diberi

emas dan perak. Warna yang digunakan ada bermacam-macam antara lain merah,

ungu, hitam. Umumnya pakaian yang digunakan dijahit dengan batu-batu

berharga seperti berlian, ruby, saphir, jamrud, dan mutiara sehingga pengantin

wanita terlihat berkilau dan bercahaya dibawah sinar matahari. Tentu saja gaun

yang dijahit menggunakan batu berharga ini sangat tebal dan berat.

7 Universitas Kristen Petra

Gaun pengantin sendiri pada mulanya memiliki bermacam-macam warna.

Gaun pengantin yang berwarna putih atau gading biasanya digunakan untuk

pengantin tradisional, namun, ternyata tidak selamanya demikian. Pada tahun

1800-an pengantin biasanya menggunakan warna-warna seperti biru, merah muda,

hijau, coklat tua, bahkan hitam lebih banyak dipakai daripada putih dan gading.

Putih atau variasi dari putih menjadi pilihan favorit dan melambangkan

kemurnian dan kesucian wanita, namun, bukan yang praktis dalam

penggunaannya dan tidak selalu menjadi pilihan favorit. Biru digunakan

pengantin wanita pada tahun 1870 dimana gaunnya bisa dilihat di Museum

London dengan asosiasi perawan Mary merupakan simbol kesucian yang lain

yang juga melambangkan keabadian cinta. Pengantin wanita yang menggunakan

warna biru percaya calon suami mereka akan jujur kepada mereka, walaupun gaun

yang digunakan bukan biru, mereka menggunakan warna biru untuk hal yang lain.

Ini merupakan tradisi lain yang masih bertahan hingga saat ini. Warna merah

muda merupakan warna yang terkenal lainnya dengan pertimbangan yang paling

cocok untuk sebuah May Wedding. Hijau merupakan warna yang kurang terkenal

karena dipercaya membawa kesialan, sedangkan warna coklat dipercaya membuat

pengantin tidak berhasil dengan kehidupan di kota. Warna kuning yang cerah

merupakan variasi yang terkenal bahkan sempat menjadi trend di abad ke 18

(Sejarah Pakaian Pengantin, par. 4).

2.1.3 Upacara Pernikahan di Surabaya Ala Western

Dalam acara resepsi pernikahan jaman sekarang di Kota Surabaya ini kini

mengikuti trend Eropa. Seperti pada contohnya mempelai jalan bersamaan

menuju ke pelaminan, pakaian wedding dress berwarna putih serta untuk

mempelai pria menggunakan jas. Terdapat pula acara klimaks yaitu wedding kiss

yang dulunya dilaksanakan bersamaan dengan acara potong tart kini lebih di

ekspos. Sesuai dengan perkembangan zaman modern, muncul ide-ide yang

brilliant sehingga memudahkan calon pengantin untuk merencanakan acara

pernikahannya. Dengan adanya Event Organizer contohnya, ide ini diambil dari

masyarakat Negara Amerika yang biasanya menggunakan jasa Wedding Planner.

8 Universitas Kristen Petra

Wedding Planner atau Event Organizer sendiri bertugas untuk mengatur

jadwal-jadwal bagi si calon pengantin untuk bertemu dengan vendor-vendor yang

lain, susunan acara prosesi dan resepsi pernikahan. bila perlu, Wedding Planner/

Event Organizer dapat membantu mewakili calon pengantin seperti pada

contohnya, memilih kartu undangan, souvenir, dan sebagainya. Berikut

merupakan jadwal acara prosesi dan resepsi pengantin yang biasanya dilakukan di

Kota Surabaya.

a. Prosesi Liauw Tiaa

Prosesi pengantin yang biasanya dilakukan di Kota Surabaya ini

menggunakan adat tradisional Cina yang sudah dimodifikasi. Konon katanya, 1

minggu sebelum hari “H” kedua calon pengantin tidak diijinkan untuk bertemu.

Dikarenakan menurut kepercayaan apabila kedua calon pengantin bertemu maka

dikhawatirkan dapat terjadi malapetaka di dalam kehidupan rumah tangganya.

Sedangkan, pada malam hari sebelum hari “H” berlangsung. Mempelai wanita

akan mempelai wanita untuk mempelai wanita yang sebentar lagi akan keluar

rumah dan tinggal bersama calon suaminya. Di dalam pesta ini, biasanya

mempelai wanita akan mengundang saudara-saudara, keluarga serta teman-

teman/relasi untuk acara makan-makan di rumahnya. Pada malam ini, calon

mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman putrinya. Malam ini

juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria melihat-lihat calonnya (mencari

pacar).

(Bagi yang beragama Budha)

b. Upacara Sembahyang Tuhan Cio Tao

Di pagi hari ada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun, ada

kalanya upacara ini diadakan pada tengah malam menjelang pernikahan. Upacara

Cio Tao ini terdiri dari:

Penghormatan kepada Tuhan

Penghormatan kepada alam

Penghormatan kepada leluhur

Penghormatan kepada orang tua

Penghormatan kepada kedua mempelai

9 Universitas Kristen Petra

Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7

macam buah, antara lain srikaya, lambang kekayaan. Di bawah meja harus ada

jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang melambangkan alam nan

makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis tengah 2 meter dan di

atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan, sumpit, dan lain - lain yang semua

itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang umur, dan setia. Kedua mempelai

memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut baju “Pao”. Mereka

menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan kepada yang

dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta bersujud. Upacara ini

sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.

c. Prosesi Lempar Beras Kuning dan Payung Merah

Pada hari “H” sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, calon

pengantin akan melakukan prosesi lempar beras kuning dan payung merah.

Prosesi ini dilakukan bertujuan untuk mengusir bala-bala yang mengganggu

kehidupan rumah tangga calon pengantin di akan datang. Menurut kepercayaan

adat Cina, mempelai pria yang datang jam serta waktu harus ditentukan dengan

hongsui nya. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, mempelai pria akan

menjemput mempelai wanita di rumahnya. Ketika akan memasuki rumah

mempelai wanita, mempelai pria akan memakai payung merah dan salah seorang

yang paling tua diantara keluarga mempelai wanita (biasanya oma dari mempelai

wanita) akan melemparkan beras kuning ke arah mempelai pria. Gunanya adalah

mengusir bala-bala yang melekat di tubuh mempelai pria yang dipercaya merusak

kehidupan rumah tangga pengantin. Pada waktu prosesi ini berlangsung, kedua

orang tua dari mempelai wanita tidak boleh melihat mempelai pria sama sekali

dari prosesi lempar beras kuning dan payung merah hingga prosesi temu manten

selesai. Dikarenakan menurut adat Cina, dikhawatirkan mempelai pria akan

“jiong” yang berarti “tidak cocok” dengan orang tua mempelai wanita setelah

menikah nanti. Kedua orang tua dari pihak mempelai wanita dapat diijinkan

bertemu dengan kedua mempelai setelah prosesi temu manten selesai.

d. Prosesi Pemasangan Jas dan Tutup Slayer

Untuk mempelai pria, prosesi ini dilakukan di rumah di dalam kamar

mempelai pria. Yaitu kedua orang tua dari mempelai pria memasangkan jas

10 Universitas Kristen Petra

kepada mempelai pria, sarung tangan, dan korsase. Yang memiliki arti, kedua

orang tua dari pihak mempelai pria menyiapkan anaknya (mempelai pria) untuk

memiliki kehidupan yang baru. Sedangkan untuk mempelai wanita, prosesi ini

dilakukan di rumah di dalam kamar mempelai wanita. Yaitu kedua orang tua dari

mempelai wanita menutup slayer (kerudung pengantin) mempelai wanita. Yang

memiliki arti, kedua orang tua dari mempelai wanita menyiapkan anaknya

(mempelai wanita) untuk keluar dari rumah dan akan segera menikah.

e. Prosesi Temu Manten

Zaman dahulu adat tradisional Cina mengatakan bahwa yang boleh

melihat wajah mempelai wanita hanyalah mempelai pria saja. Pembukaan tutup

slayer pada jaman dahulu dilakukan ketika kedua mempelai masuk ke dalam

kamar pengantin. Konon katanya, apabila slayer mempelai wanita terbuka secara

tidak sengaja (tertiup angin/jatuh) sebelum acara pernikahan, maka dikhawatirkan

akan terjadi malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya. Seiring dengan

perjalanan waktu, adat tradisional ini telah dimodifikasi menjadi lebih sederhana.

Tercampur dengan budaya Eropa yang bebas dan suka mengekspos, maka

pengantin kini dapat dilihat oleh siapa saja.

Setelah prosesi tutup slayer selesai, orang tua dari mempelai wanita harus

“sembunyi” di tempat lain sehingga tidak akan bertemu dengan mempelai pria.

Prosesi temu manten adalah prosesi dimana mempelai pria bertemu dengan

mempelai wanita saja. Mempelai pria akan mengetuk kamar dari mempelai wanita

kemudian dibantu oleh keluarga wanita untuk membalik tubuhnya dan berjalan

mundur, hal yang sama juga dilakukan dengan mempelai wanita. Setelah

punggung mereka bersentuhan, maka kedua mempelai diijinkan untuk saling

berbalik dan melihat satu sama lain. Mempelai pria kemudian membuka slayer

dari mempelai wanita. Arti dari prosesi ini adalah mempelai pria haruslah orang

luar pertama yang melihat wajah istrinya. Sehingga menurut adat Cina diharapkan

pernikahan mereka akan langgeng selamanya. Setelah membuka slayer mempelai

wanita, mempelai pria akan mencium kening mempelai dan prosesi temu manten

telah selesai. Setelah prosesi ini selesai, biasanya pengantin melakukan

pemberkatan nikah (untuk masyarakat yang beragama Kristen atau Katolik) atau

acara foto pengantin.

11 Universitas Kristen Petra

f. Prosesi Cin Ciu

Pada sore hari menjelang acara resepsi pernikahan, kedua mempelai

melakukan prosesi cin ciu. Cin Ciu memiliki arti dari bahasa mandarin yaitu kata

cin yang artinya emas dan ciu yang artinya adalah arak. Pada prosesi ini kedua

mempelai menghormati keluarga dekat yang lebih tua atau yang sudah menikah

dengan memberikan minuman arak/wine yang kemudian seiring dengan

perkembangan jaman kini diganti oleh teh atau minuman soda. Setelah kedua

mempelai memberikan minuman tersebut, keluarga dari kedua mempelai (yang

diwakili oleh 1 pasang kepala keluarga) memberikan angpao atau perhiasan

sebagai balasannya. Setelah acara cin ciu selesai, dilanjutkan dengan masuknya

kedua mempelai ke resepsi.

2.1.4 Resepsi Acara Pernikahan Di Surabaya Ala Western

Resepsi pernikahan ini biasanya dilaksanakan setelah upacara pernikahan

selesai. Kedua mempelai menunggu di suatu ruangan yang telah disediakan

sambil menunggu acara masuknya kedua mempelai ke pelaminan. Berikut

merupakan jadwal acara pernikahan ala western yang biasanya dilakukan di Kota

Surabaya.

a. Acara kedua mempelai menuju ke pelaminan

Pada malam hari H setelah para tamu undangan memasuki ruangan, kedua

mempelai akan memasuki ruangan pesta. Diawali dengan masuknya kedua orang

tua dari mempelai pria (secara berpasangan) kemudian orang tua dari mempelai

wanita (secara berpasangan) menuju ke pelaminan. Setelah itu, MC akan

memanggil kedua mempelai menuju ke pelaminan. Terdapat kepercayaan pula

bahwa ketika kedua mempelai berjalan menuju pelaminan, mempelai wanita harus

di sebelah kanan (dari arah depan pelaminan) mempelai pria. Karena apabila

sampai terbalik, dikhawatirkan akan terjadi malapetaka di dalam kehidupan rumah

tangganya.

b. Acara Pyramid Toast

Acara toast ini dilakukan oleh kedua mempelai, yaitu menuangkan

champaigne/wine ke dalam pyramid toast (gelas toast yang disusun 6/8 susun

sehingga membentuk sebuah pyramid) yang telah disiapkan sebelumnya. Arti dari

12 Universitas Kristen Petra

pyramid toast ini adalah kedua mempelai akan membangun kehidupan rumah

tangga yang bahagia, memiliki banyak keturunan, serta sampai tua bersama

selamanya. Dalam menuang champaigne/wine juga harus diperhatikan. Gelas

toast tidak boleh sampai jatuh/pecah karena dipercaya apabila sampai

terjatuh/pecah maka akan terjadi sesuatu di dalam kehidupan rumah tangga

pengantin di masa yang akan datang.

c. Acara Food Parade

Acara ini biasanya dilakukan di restoran/hotel, yaitu para pelayan restoran/hotel

akan membentuk suatu formasi dengan membawa hidangan pembuka ke

panggung dan setelah berjalan sesuai formasi, pelayan tersebut menghidangkan ke

para undangan.

d. Acara Bebas

Dimana di dalam acara ini berlangsung, para pendukung acara siap tampil untuk

memeriahkan pesta. Biasanya terdapat acara sumbangan suara, nyanyian, tarian,

showtime artist, pesulap, illusionist, dan lain - lain. Semua pendukung acara yang

akan tampil sebelumnya telah di request oleh kedua mempelai menurut budget

yang telah disediakan.

e. Acara Potongan Tart

Pemotongan kue tart dilakukan oleh kedua mempelai secara bersamaan.

Setelahnya, kedua mempelai akan saling suap dan kemudian kedua mempelai

akan menyuapkan kue pengantin ke kedua orang tua dari mempelai pria serta

wanita. Apabila masih memiliki oma, kedua mempelai juga akan menyuapkan kue

tersebut ke oma mereka.

f. Acara Wedding Kiss

Di beberapa waktu yang lalu, acara wedding kiss ini dilakukan di samping kue tart

setelah acara pemotongan tart selesai, namun, seiring perkembangan jaman yang

semakin modern, mengikuti trend Eropa acara wedding kiss ini kini di ekspos.

Biasanya di dalam acara ini pengantin akan melakukan wedding dance pada

awalnya dan pada akhir dari lagu tersebut, pengantin akan melakukan wedding

kiss.

13 Universitas Kristen Petra

g. Acara lempar bunga handbouquet

Di akhir acara resepsi ini, mempelai wanita akan melemparkan handbouquet

bunga miliknya. Para relasi/saudara dari kedua pihak mempelai berhak untuk

mengambilnya. Cara prosesi ini adalah para wanita akan berbalik ke belakang

(sehingga mempelai tidak dapat melihat para wanita tersebut) dan melemparkan

bunga handbouquet tersebut dipercaya akan menjadi pengantin yang selanjutnya

akan menikah dan akan berbahagia selamanya.

2.2 Pengertian Jasa Pernikahan

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pernikahan akan berusaha

memberikan pelayanan kepada konsumennya dengan cara menyediakan segala

macam keperluan yang dibutuhkan oleh calon pengantin maupun keluarganya

agar memudahkan calon pengantin dalam melaksanakan hari pernikahan mereka.

Dengan demikian dapat disimpulkan definisi dari jasa pernikahan adalah:

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa dimana tugas utamanya adalah

membantu calon pengantin dalam merancangkan maupun melaksanakan

pernikahannya dengan lebih mudah. Dengan demikian bisnis layanan pernikahan

atau wedding service tidah hanya berdiri sebagai jasa tunggal yang dapat berdiri

sendiri, namun terdiri dari berbagai macam layanan yang saling mendukung dan

saling melengkapi satu sama lain.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini merupakan bisnis jasa yang

sifatnya kompleks karena di dalamnya terdapat berbagai macam jenis jasa yang

ditawarkan. Jasa-jasa tersebut saling mendukung dan saling melengkapi antara

jasa yang satu dengan jasa yang lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan calon

pengantin dan keluarganya sangat banyak dan kompleks dalam mempersiapkan

hari pernikahannya. Jenis jasa yang merupakan core produk dari wedding service

adalah:

a. Tata Rias

Rias pengantin merupakan proses dimana wedding service membuat pengantin

pria maupun pengantin wanita agar tampil beda dari hari-hari biasanya sehingga

saat hari pernikahan berlangsung kedua mempelai akan tampil istimewa. Pada

14 Universitas Kristen Petra

proses ini wedding service harus mampu membaca mode apa yang sedang

digemari oleh masyarakat dan menyesuaikannya dengan kepribadian pengantin.

Tata rias yang umumnya diberikan oleh wedding service adalah:

Tata rias pengantin wanita

Tata rias pengantin pria

Tata rias pengapit wanita

Tata rias pengapit pria

Tata rias malam widodaren

Tata rias keluarga pengantin

Pembetulan tata rias

Test tata rias

b. Kostum Pengantin dan Aksesoris Perlengkapannya

Kostum pengantin yang disediakan akan lebih menarik jika kostum-kostum yang

disediakan oleh wedding service dengan mode busana yang sedang trend karena

pengantin akan tampil lebih percaya diri. Wedding service juga harus

menyediakan aksesoris perlengkapannya karena hal ini akan menjadi daya tarik

sendiri bagi konsumen.

c. Perawatan

Perawatan sangat diperlukan oleh pengantin sebelum melangsungkan hari

pernikahannya dengan tujuan untuk menyempurnakan apa yang menjadi

kekurangan dan agar dapat tampil beda dengan hari-hari biasanya.

Jenis perawatan yang disediakan oleh wedding service adalah:

Perawatan wajah di mana merupakan suatu proses memperindah kulit wajah

dengan jangka waktu satu bulan sebelum pernikahan atau sesuai permintaan

klien agar wajah tampak lebih indah.

Perawatan tubuh dimana merupakan suatu proses membentuk bentuk tubuh

agar kelihatan lebih indah dan proporsional, misalnya dengan program

pelangsingan, pembentukkan kaki, dan sebagainya. Perawatan tubuh

diberikan tiga bulan sebelum hari pernikahan atau sesuai dengan permintaan

klien.

15 Universitas Kristen Petra

d. Dekorasi

Untuk lebih menyemarakkan suasana perkawinan, maka lingkungan yang

berhubungan dengan pengantin harus dibuat seindah mungkin. Dalam rangka

mewujudkan keindahan tersebut maka diperlukan dekorasi yang baik pula.

Dekorasi yang disediakan oleh wedding service pada umumnya adalah:

Dekorasi bunga tangan

Dekorasi kamar pengantin

Dekorasi panggung dan tempat pelaminan

Dekorasi tempat atau gedung

Dekorasi mobil

Dekorasi kue pengantin

e. Entertainment

Entertainment atau hiburan meliputi:

Master of ceremony

Band / penyanyi

Penari latar

Wedding Consultant

Wedding Consultant merupakan jasa yang tidak terlihat hasilnya secara langsung

karena hanya dapat dirasakan hasilnya. Di sini konsultan berperan aktif dalam

memberikan informasi-informasi serta nasihat-nasihat yang diperlukan oleh calon

pengantin dalam memasuki hidup baru. Jasa layanan ini lebih menekankan aspek

psikologis dari calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.

2.2.1 Event Organizer

Event berasal dari bahasa Inggris yang bila diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia mempuyai arti peristiwa atau kejadian. Sedangkan Organizer

memiliki arti dalam Bahasa Indonesia organisator. Organisator memiliki peran

mengatur informasi, kegiatan, proyek, dan obyek konkrit dengan cara yang

kohesif dan efisien. Seorang organisator biasanya dikenal karena kemamnpuannya

untuk menyusun secara sistematis, mengelompokkan dan mengatur apa yang ada

di hadapannya dengan cara yang teratur dan logis (Deskripsi, 2005).

16 Universitas Kristen Petra

Untuk menyiapkan sebuah acara (event), dibutuhkan serangkaian tahapan.

Mulai dari perencanaan, persiapan, pendanaan, sampai prosedur teknis kegiatan

itu sendiri dari awal sampai akhir.

Sebelum menggelar sebuah acara, untuk tingkat kelurahan saja misalnya,

pastinya akan dibentuk semacam panitia. Panitia ini adalah sebuah tim yang

terdiri sekelompok orang dengan pembagian tugas masing-masing agar seluruh

rangkaian acara atau kegiatan itu bisa terselenggara. Sukses tidaknya acara itu,

tergantung penuh pada kesiapan, koordinasi dan kinerja panitia.

Kebutuhan sebuah penggorganisasian yang matang dalam mempersiapkan

dan menggelar sebuah acara ini menjadi peluang dalam bisnis jasa. Bukanlah hal

baru jika di banyak kota, khususnya kota besar, sudah muncul dan berkembang

beberapa jasa “panitia” yang bisa mengorganisir berbagai macam acara dan

kegiatan. Perusahaan yang menawarkan jasa seperti ini dikenal sebagai “Event

Organizer”.

Dengan ini Event Organizer adalah jasa penyelenggara kegiatan,

merupakan usaha yang dilakukan untuk mempermudah perwujudan ide atau

rencana menggelar sebuah event. Event ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti

penyelenggaraan pameran, pameran konvensi. (Event Organizer, 54)

Organizer mempunyai ruang lingkup kerja yang luas, sesuai jenis event

yang ada dan perkembangannya. Kebanyakan dari kita masih mengganggap

bahwa organizer hanya untuk pentas musik saja. Padahal organizer adalah

sekelompok orang yang terdiri dari tim pelaksana, tim pekerja, tim produksi, dan

tim manajemen yang melakukan tugas operasional suatu program acara atau

melakukan pengorganisasian untuk mewujudkan suatu program acara (Suseno 13-

14).

2.2.2 Wedding Organizer

Wedding organizer adalah suatu jasa khusus yang secara pribadi

membantu calon pengantin dan keluarga dalam perencanaan dan supervisi

pelaksanaan rangkaian acara pesta pernikahan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan. Setiap pengantin adalah unik dan berbeda, sehingga tidak semua

17 Universitas Kristen Petra

pasangan pengantin memerlukan jasa wedding organizer. Berikut ini beberapa

alasan kapan saat yang tepat membutuhkan bantuan jasa tersebut:

a. Waktu yang sangat berharga

Calon pengantin atau keluarga sibuk terikat dengan aktivitas pekerjaan yang

tinggi sehingga sulit meyisakan waktu yang cukup untuk menyiapkan sendiri

segala perencanaan dan perlekengkapan acara pesta pernikahan.

b. Efisiensi waktu dan tenaga

Pada pesta pernikahan banyak hal yang harus diselesaikan, sehingga dibutuhkan

waktu dan tenaga yang cukup untuk menyelesaikan. Salah satu cara dengan

memanfaatkan semua infromasi mengenai pernikahan yang disediakan oleh

seorang wedding organizer, sehingga dapat mengehmat waktu dan tenaga.

c. Penampilan yang sempurna

Pesta pernikahan akan menjadi kenangan seumur hidup. Kesiapan fisik dan

mental yang sempurna adalah kunci dari segalanya. Kerjasama yang terpadu

antara pasangan pengantin, keluarga, dan sebuah tim yang profesional akan

membantu mewujudkannya.

2.3 Pengertian Ruang Perancangan

2.3.1 Retail

Kata retail berasal dari Bahasa Inggris yang berarti penjual eceran. Pada

perkembangannya, retail sendiri memiliki arti penjual barang-barang, biasanya

dalam jumlah sedikit (kecil atau eceran) kepada masyarakat umum dan tidak

untuk dijual kembali. Suatu usaha dapat dikatakan sebuah retail, jika telah

memiliki beberapa buah outlet yang menjual barang-barang yang sama pada saat

yang sama dengan nama yang sama pula.

Salah satu tugas utama retail adalah memperlihatkan perubahan gaya

hidup, kebutuhan dan selera konsumen. Dalam menghadapi persaingannya, retail

yang baik harus memiliki barang yang diinginkan konsumen, menawarkan

pelayanan terbaik, serta memiliki desain toko yang mampu menarik perhatian

konsumen. Secara umum, retail terbagi menjadi 2, yaitu specialty stores dan

general merchandise stores. Specialty stores menawarkan penjualan satu jenis

barang dengan jenis barang lain yang masih bersangkutan, seperti toko pakaian,

18 Universitas Kristen Petra

toko bunga, toko perlengkapan rumah tangga, toko sepatu, optik, apotek, toko

bangunan, dan lain-lain. Sedangkan general merchandise stores memiliki variasi

dalam produk jualnya seperti department store (Ferguson 94).

Sebuah toko seharusnya memiliki klasifikasi (Mun 15) antara lain:

Khusus menjual jenis barang yang istimewa

Khusus untuk golongan usia tertentu

Membidik pada volume penjualan

Berkenaan dengan penjualan yang eksklusif

Merupakan cabang dari berbagai grup

Tempat menjual yang bebas

Metode penjualan dalam retail dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Personal service

Merupakan metode tradisional, dimana pembeli dilayani oleh seorang asisten

penjual yang biasanya berada di belakang meja counter. Dimana pada akhir

pembelian asisten penjual menerima pembayaran dan membawanya ke bagian

kasir dan menyerahkan tanda lunas barang tersebut.

b. Self selection

Metode penjualan dimana pembeli dapat memegang, memilih, serta

membandingkan kemudian membawanya ke kasir untuk dibayar dan dibungkus.

c. Self service

Metode penjualan dimana pembeli dapat berkeliling di dalam toko, mengambil

barang yang dikehendakinya dan dengan usaha sendiri pula membawanya ke

kasir untuk dibayar dan dibungkus. Dengan demikian, pembeli melayani dirinya

sendiri (Beddington 86).

Ada beberapa macam penataan layout untuk retail :

a. Straight plan, merupakan tipe yang paling ekonomis dan bisa diadaptasikan

pada jenis apapun barang yang dijual,mulai dari toko obat, toko sepatu dan

lainnya.

19 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.1 Layout straight plan

Sumber: Barr (1990, p.47)

b. Pathway plan, biasanya digunakan pada retail yang ukuran besar, lebih dari

5000 m2 dan terletak pada lantai yang sama. Merupakan gabungan dari

variasi bentuk display cocok untuk para pembeli yang efisien tidak suka

berlama-lama di retail.

Gambar 2.2 Layout pathway plan

Sumber: Barr (1990, p.47)

c. Diagonal plan, untuk self-services stores, diagonal plan paling optimal.

Letak kasir terletak pada bagian tengah ruangan

Gambar 2.3 Layout diagonal plan

Sumber: Barr (1990, p.47)

d. Curved plan, untuk boutique, salon dan beberapa macam tipe toko lain yang

mengedepankan high-end merchanide, tipe ini bisa menghasilkan kesan

20 Universitas Kristen Petra

mengundang, suasana yang khusus untuk pembeli. Tema retail ini

menekankan pada dinding dan plafon serta sudut dinding

Gambar 2.4 Layout curved plan

Sumber: Barr (1990, p.47)

e. Varied plan, untuk produk yang membutuhkan banyak tempat buat stok

barang, contohnya sepatu dan baju jadi bagian bawah lemari bisa dijadikan

tempat menyimpan box-box sepatu agar lebih fungsional.

Gambar 2.5 Layout varied plan

Sumber: Barr (1990, p.47)

f. Geometric plan, tipe denah ini sangat baik untuk yang membutuhkan fasilitas

fitting room.

21 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.6 Layout geometric plan

Sumber: Barr (1990, p.47)

2.3.2 Jenis-Jenis Retail

a. Store Image

Pengertian dari image suatu store adalah dengan membandingkan store

dengan perfilman. Pengunjung mengunjungi suatu store atau menonton suatu film

mempunyai harapan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin didapatkan. Jika

sebuah film misteri, penonton akan merasakan ketakutan, jika menonton suatu

film romantis, penonton akan merasakan keromantisan jatuh cinta. Jika alur suatu

cerita film berubah, maka genre film tersebut pastinya akan berubah. Sama halnya

dengan sebuah store. Sebuah store itu sendiri mengirimkan suatu pesan pada

pengunjung dalam bentuk visualisasi, ketika pengunjung memasuki sebuah store,

pengunjung akan tertarik mendapatkan isyarat visual dari kualitas store tersebut,

dari segi material, pencahayaan, tampilan perlengkapan store, teknik manajemen,

dan sebagainya.

Dari sebuah store dapat menciptakan suatu suasana yang berbeda dari

store lainnya, dapat menciptakan kesan lucu atau serius, aktif atau pasif,

menggairahkan atau memperlembutkan suasana sebuah store. Sebuah store dapat

memberikan efek visualisasi yang membangkitkan semangat atau menciptakan

kebingungan bagi pengunjungnya, haruslah ada banyak pendukung info untuk

menjelaskan suatu produk sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses

atau menemukan produk yang dicari. Pengunjung yang berusia tua mengharapkan

sirkulasi yang mudah, tidak ada perubahan level, service yang lebih, dan praktis.

Rancangan ruang store yang terlalu kecil hendaknya dirancang untuk

menciptakan visualisasi store yang terkesan luas. Hal itu akan memberikan

22 Universitas Kristen Petra

tampilan store yang nyaman dan aman untuk pengunjung dengan suasana yang

tidak menyesakkan. Banyaknya bukaan-bukaan dan penyusunan display produk

yang rendah mendukung store terlihat lebih luas dengan memberikan efek

transparan (Green 1-14).

b. Spatial Organization

Retail store mempunyai 3 elemen area dalam desainnya, yaitu:

Display Areas

Display area merupakan pusat dari retail store. Display area sebagai tempat

untuk mempresentasikan produk yang ditawarkan kepada pengunjung, maka dari

itu haruslah didukung pencahayaan yang baik agar pengunjung dapat memilih

produk dengan nyaman. Sebuah display area mempunyai 2 elemen, yaitu:

presentasi produk dan evaluasi produk. Produk termahal dan terbaru haruslah

berada di lokasi yang menonjol di dalam store, agar menjadi pusat perhatian

pengunjung.

Service Areas

Service area biasanya didesain untuk memaksimalkan tingkat efisien,

kelancaran/keberlangsungan, dan mengoptimalkan tempat peralatan. Pada

umumnya service area berlokasi di belakang store atau di belakang area

penjualan untuk menjaga area privasi store dan staff, karena lokasi ini tidak

menginginkan atau mengijinkan para pengunjung untuk masuk ke service area,

selain itu untuk tetap menjaga tingkat keamanan. 3 general stores area:

Gambar 2.7 General stores area

23 Universitas Kristen Petra

(pict. A cash counter may be located in one of three general store areas)

(The Retail Store: Design and Construction)

Sumber: Green (2000, p.85)

Circulation Areas

Sirkulasi haruslah praktis dan logical agar tidak membuat para pengunjung

merasa kebingungan ataupun kerumitan bersikulasi, selain itu juga untuk

menunjang store untuk mempresentasikan produknya pada pengunjung dengan

nyaman (Green 15-34).

c.Product Display

Teknik display untuk mempresentasikan produk haruslah cermat. Produk

yang unik biasanya harus ditampilkan pada display tersendiri untuk

meningkatkan individualitas. Penyusunan produk menyesuaikan kategori dari

produk, dapat disusun sesuai dengan warna yang sama atau tipe yang sama

ataupun kombinasi dari keduanya. Pengaturan penyusunan menurut perbedaan

ukuran, bahan, pembuatan, warna, dan style membuat lebih efektif untuk

mempresentasikan produk.

Gambar 2.8 Horizontal display fixtures

Sumber: Green (2000, p.86)

24 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.9 Vertical display fixtures

Sumber: Green (2000, p.86)

Display horisontal: ukuran area display berkaitan erat dengan kegiatan

dan peralatan yang dibutuhkan dalam display tersebut, seperti

pembungkusan/pengepakan barang, pusat informasi dengan telefon ataupun

mesin fax, komputer, untuk meja pembayaran, monitor keamanan, dan

sebagainya. Display horisontal biasanya untuk area yang menjadi pusat store,

seperti: meja kasir, meja monitor keamanan, dan sebagainya.

Display vertikal: display vertikal sangat menguntungkan, karena

penyusunan rak-rak secara vertikal mampu menampung cukup banyak produk-

produk store dan juga dapat dipresentaikan dengan nyaman dan jelas kepada

pengunjung tanpa menghalangi pemandangan seluruh interior store. Bagian atas

display vertikal stock product. Untuk tampilan vertikal pada dinding

mempresentasikan produk store secara full-height yang mengandung rak-rak

gantung, ambalan, atau storage yang lebih rendah daripada rak gantung atau

ambalan. Tirple-height rak kadang-kadang digunakan pada price-oriented store,

sehingga akses sirkulasi menuju rak atas harus disediakan. Batang bawah harus 3

inci maju dari batang atas, dan dilanjutkan dengan pencahayaan soffit harus

ditempatkan sekitar 6 inci di depan tepi produk yang lebih rendah untuk

menerangi kedua rak secara merata.

25 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.10 Display vertikal

(pict. The ligthing of double-hang-rod fixtures must provide even illumination for

product display and evaluation)

Sumber: Green (2000, p.86)

Material Tampilan Display

Material yang digunakan untuk display harus terkontruksi dengan baik

dan benar untuk mejaga keamanan. Hampir semua material dapat diaplikasikan

sebagai display, sebut saja seperti: kaca, kayu, plastik, laminasi metal adalah

material yang umum digunakan karena bahan tersebut relatif mudah untuk

dikonstruksikan dan diolah menjadi berbagai bentukan untuk display. Material

seperti marmer, granit, besi cor, glass block, concrete block, metal, bata, dan tile

telah digunakan dengan berbagai tingkat keberhasilan. Terkadang desainer

merancang dengan kekontrasan antara material tampilan permukaan yang kasar

dengan permukaan yang halus. Untuk produk yang mempunyai permukaan yang

halus tidak dapat dipresentasikan di display dengan material yang mempunyai

permukaan kasar tanpa meniggalkan resiko kerusakan pada produk. Desainer

mempunyai kebebasan berekspresi untuk desain suatu display, tetapi desainer

haruslah berpikir dengan cermat dan teliti bagaimana menyajikan produk pada

display dengan baik agar membuat target market tertarik melihat produk tersebut.

Pada umumnya, material kayu dengan laminasi veneers seperti, partikel

board, multipleks, atau plywood lebih murah. Kayu yang solid seperti oak,

26 Universitas Kristen Petra

walnut, teak, dan sebagainya, untuk diaplikasi sebagai display mempunyai

konstruksi yang sama dengan material marmer. Hasil dari Architectural

Woodwork Institute (AWI), kualitas kabinet mempunyai 3 klasifikasi, yaitu:

premium, custom, economy grade. Premium dan custom grade menggunakan

material dan konstruksi kualitas tinggi dibandingkan dengan economy grade.

Laminasi plastik dan metal menjadi finishing yang populer untuk rak

display, dikarenakan kuat, keras, tahan lama, dan permukaannya mudah

dibersihkan, laminasi tersebut juga tersedia banyak pilihan warna dan tektur.

Display berlaminasi kayu memberikan kesan hangat, mewah, tahan lama. Kisaran

harga laminasi kayu sama dengan laminasi-finishing plastik, sehingga pilihan

untuk menggunakan salah satu material antara bahan kayu dan plastik atau

kombinasi keduanya memberikan estetika dan daya tahan yang lama (Green 42-

62).

Gambar 2.11 Gucci flagship store 5th Avenue, New York

Sumber: Artica, 2011

27 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.12 Sam Edelman Pop-Up Shop!

Sumber: Artica, 2012

Gambar 2.13 Carlo Pazolini Piazza Cordusio by Giorgio Borruso Design, Milan

Sumber: Artica, 2011

d. Storefront

Tampak depan bagian retail store mempunyai beberapa fungsi. Yang

pertama menjadi simbol pada produk dan filosofi store tersebut. Yang kedua

bagian depan store berfungsi untuk menangkap ketertarikan pengunjung melalui

persepsi. Yang ketiga memberikan transisi fisik dari luar untuk memasuki interior

store. Bagian depan store merupakan penghubung kontak antara pengunjung

dengan penjual. Oleh karena itu, konsep dari store harus benar-benar kuat dan

konsep tersebut direalisasikan dengan desain bagian depan store. Bagian depan

28 Universitas Kristen Petra

store merupakan bagian penyambutan pengunjung, merupakan kesan dari store

tersebut untuk mencoba menarik pengunjung, mulai dari harga produk, service,

kualitas produk, pelayanan, dan tipe pengunjung. Bagian depan menjadi pusat

perhatian pengunjung, ketika pengunjung tertarik pada bagian depan store,

pengunjung akan mencoba memasuki store, melihat produk, memilih produk, dan

membeli produk dengan meninggalkan kesan kepuasan dari pelayanan penjualan,

sehingga kesan yang baik pada store sudah melekat dan tidak menutup

kemungkinan kembalinya pengunjung tersebut dan semakin bertambah banyak

pengunjung yang berkunjung. Bagian desain depan store harus menarik semua

pembeli. Desain yang baik adalah desain yang beraktrasi dengan konsep dan jati

diri store itu sendiri, desain dengan dukungan kombinasi material, pencahayaan,

signs, dan display produk, sehingga desainer dan penjual bisa menarik

pengunjung seperti magnet dari bagian depan store dengan mudah dan terbuka.

Gambar 2.14 Storefront

Sumber: Artica, 2011

29 Universitas Kristen Petra

Storefront Design

Transparan: evaluasi desain bagian depan store dapat memulai dari area

terbuka sepenuhnya yang mengandung fisik dan visual. Open storefront tidak

mempunyai elemen fisik sebagai pembatas store seperti di jalan ataupun di dalam

mall akan memberikan efek sederhana dan praktis, tetapi jika direalisasikan di

jalanan, tidak dapat dipungkiri kenyamanan pengunjung akan terganggu karena

lingkungan di luar. Open storefront adalah kemudahan terbesar untuk mencari

kebutuhan di dalam store, tetapi mempunyai sedikitnya kesempatan untuk

menyatakan citra store atau menampilkan berbagai elemen store kepada

pengunjung. Close storefront akan lebih sulit untuk menarik pengunjung kasual,

tetapi close storefront merupakan pilihan yang terbaik untuk menyatakan citra

store dan menampilkan berbagai elemen store kepada pengunjung. Open

storefront mempunyai tingkat populer yang rendah, selain itu open storefront

mempunyai masalah tingkat keamaanan yang tinggi.

Gambar 2.15 Main elements of storefront design

Sumber: Green (2000, p.90)

30 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.16 Open storefront

Sumber: Artica, 2014

Gambar 2.17 Close storefront

Sumber: Artica, 2014

31 Universitas Kristen Petra

Storefront Elements

Display elements: berguna untuk mempresentasikan produk terbaik dan

terbaru dari store untuk dipamerkan kepada pembeli. Produk dipajang pada

display bagian depan jendela store dengan teknik built-in. Teknik pencahayaan

pada display bagian depan merupakan kunci untuk mendukung menerangi

produk yang penting di store, sebagai tanda dan pendukung kesan kuatnya

produk tersebut. Desainer sering menempatkan teknik pencahayaan berintensitas

yang tinggi di lantai etalase yang bertujuan untuk meminimalkan window store

agar pengunjung tidak sekedar melintas di depan windows store tanpa

memasukinya. Teknik pencahayaan tidak seharusnya jatuh mengenai kaca etalase

sehingga menimbulkan kesilauan dan akan menjadi penghalang antara

pengunjung dan store. Storefront harus memiliki teknik pencahayaan dengan

sistem yang fleksibel dari plafon storefront.

Transitional Store: transisi store atau pintu utama store mendukung

identitas store tersebut, membuat pengunjung untuk mengingat dan mengenali

transitional store. Transitional haruslah meninggalkan kesan dan sense dalam

benak pengunjung. Transisi store dapat diciptakan dengan perbedaan halus dari

luar store ke dalam area store, seperti pola lantai, dinding, plafon, dan material

store. Transisi merupakan poin untuk menarik atau mengundang target untuk

masuk ke dalam store.

Gambar 2.18 Typical storefront transitional elements

Sumber: Green (2000, p.95)

32 Universitas Kristen Petra

Identification elements: elemen identifikasi store harus membuat

pengunjung mengenali dan mengingatnya. Identifikasi yang paling umum adalah

tanda seperti nama dan logo store.

Finishing material: kualitas material yang awet, tahan lama adalah kunci

diinginkan dari material untuk store. Material yang sesuai seperti metal, kayu

solid, kaca, tile, bata, batu, dan tidak menutup kemungkinan plastic sheet,

exposed gypsumboard, atau plastic laminate di partikel board. Plastic sheet,

exposed gypsumboard, atau softwood dapat digunakan pada area store menjadi

kontak visual untuk background sign. Material metal, tile, batu telah sering

diaplikasikan untuk sebagai dasar storefront (Green 68-87).

e. Window Display

Window display merupakan sarana promosi serta sarana untuk

menunjukkan identitas retail kepada khalayak. Penataan window display yang

kreatif merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung masuk ke

dalam retail.

Benda-benda yang dipajang akan terus berganti sesuai dengan produk-produk

terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan, namun kuncinya tetap satu, yaitu

fokus terhadap produk yang akan dipajang. Beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam menata window display adalah:

Window display harus sederhana. Peletakkan berbagai macam barang

sekaligus tidak diperbolehkan.

Window display harus selalu tampak bersih.

Mengganti display secara berkala agar selalu nampak fresh.

Pencahayaan yang terang adalah hal yang krusial, baik pada malam hari

ataupun siang hari. Track lights yang dapat digerakkan akan bekerja lebih

baik untuk menerangi display ataupun signs.

Penggunaan bentukan dan warna yang diulang dapat digunakan untuk

menarik perhatian pengunjung.

Mengelompokkan tiga atau lima buah display ke dalam satu grup. Jumlah

yang ganjil jauh lebih menarik minat pengunjung untuk melihat.

33 Universitas Kristen Petra

Benda yang memiliki perbedaan massa dan kedalaman akan menarik mata

untuk terus-menerus melihat. Sebuah piramid atau segitiga merupakan salah

satu contoh.

Sesuatu yang bergerak digunakan untuk menarik mata pengunjung.

Menggunakan pencahayaan dengan warna yang terang.

Penggunaan tema yang sama pada window display dengan display lainnya

yang terletak dalam retail.

(Camilletti, Denise Schroeder & Kim Scolum)

f. Ruang Pamer (Showroom)

Ruang pamer dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu ruang pamer untuk

pabrik, penyalur, industri nasional, dan galeri seni. Semua itu juga dipengaruhi

dari jenis perusahaan yang ada (Mun 87).

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam merencanakan tata letak

(layout) pada ruang pamer:

Calon pembeli diusahakan agar mengunjungi atau melewati seluruh bagian

ruang pamer.

Pada bagian display yang paling belakang atau di pojok dibutuhkan

pencahayaan khusus dengan tingkat penerangan yang lebih tinggi untuk dapat

menarik perhatian pengunjung.

Barang-barang yang di display atau dijual harus diklasifikasikan menurut

jenisnya, sehingga akan lebih jelas dalam penempatannya.

Barang-barang yang dianggap mahal atau penting sebaiknya diletakkan dekat

dengan kasir, karena barang-barang tersebut harus terus diawasi.

Dalam menata produk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Barr 109), yaitu:

Menganalisa karakteristik barang dagangan sebelum menatanya dalam rak

display.

Produk yang di display pada akhirnya menjadi pusat perhatian pembeli,

karena ini perhatikan lingkungan toko sebelum men-display produk.

Membuat alternatif display produk

Membuat tingkat display secara geometris dan sigurat.

34 Universitas Kristen Petra

Sistem display disebut sefleksibel mungkin untuk menghindari penataan yang

diluar jangkauan mata pengunjung

2.3.3 Macam – Macam Retail

a. Gift Shop / Toko

Berdasarkan etimologinya, kata ‘toko’ atau dalam Bahasa Inggris disebut

‘shop’ berasal dari kata ‘scoppa’ (1297) yang berarti gudang atau tempat untuk

berdagang. Sedangkan pada tahun 1688, diartikan sebagai tempat yang

memamerkan barang untuk dijual. Kata ‘shop’ muncul pada tahun 1860.

Sebuah toko dapat diartikan sebagai tempat bertemunya antara penjual

dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli barang. (Poerwadarminta, p.

385) Selain itu, toko juga diartikan sebagai sebuah gedung yang ditempati oleh

grosir atau pedagang dimana barang-barang disimpan untuk dijual secara partai

atau eceran (Mun 56).

Peranan interior sebuah toko memiliki pengaruh yang cukup besar dalam

tercapainya target penjualan. Sebuah toko dengan penataan interior yang baik dan

sesuai dengan karakter yang diinginkan mampu menarik pengunjung untuk

datang dan membeli produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, ada beberapa

unsur yang harus diperhatikan dalam mendesain interior sebuah toko, yaitu:

Mampu menetapkan, membangun suasana atau ambience dan menyesuaikan

dengan produk yang ditampilkan.

Fleksibel dan mampu beradaptasi pada fluktuasi trend pada periode waktu

yang berbeda.

Mempunyai sirkulasi yang memudahkan pengunjung dan sistem pelayanan.

Mampu mendramatisasi setiap produk yang ditampilkan untuk memberikan

persepsi yang baik pada pengunjung.

Mendukung eksebisi produk secara bebas

Mampu menyesuaikan dengan target konsumen yang berbeda-beda, dalam

artian konsumen yang terencana (sudah mempunyai rencana untuk membeli

produk tertentu) dan konsumen yang tidak terencana.

35 Universitas Kristen Petra

b. Toko Perhiasan

Pelayanan pada toko perhiasan bersifat pribadi, umumnya letak antara

orang yang dilayani dengan yang melayani berseberangan dengan counter atau

meja display. Agar pelayanan yang ada terlihat berkelas, haruslah memiliki

karyawan yang duduk di area counter dimana para pelanggan duduk dan

perhiasan-perhiasan yang ada diletakkan dan dipamerkan di atas meja. Pelayanan

yang ada juga dapat dilakukan dalam suatu ruang khusus.

Untuk desain interior ruangan harus ditekankan pada pikiran-pikiran yang

ada dalam poin-poin berikut:

Tingkat kemewahan dan pengalaman dalam soal-soal duniawi harus

berhubungan dengan kualitas perhiasan

Latar belakang dinding umumnya dibuat sederhana dan terang sehingga tidak

bentrok dengan produk yang dijual

Toko perhiasan eksklusif dapat menggunakan tata ruang dengan “island

showcase” (tata ruang yang menempatkan perhiasan di dalam lemari kaca

sesuai kelompokknya) dimana para pelanggan akan tertarik untuk berjalan

berkeliling dan ke area khusus dimana pelanggan duduk dan memeriksa

barang yang dibawakan oleh karyawan pada klien.

Latar belakang counter yang berhubungan dengan perhiasan biasanya

menggunakan kain beludru, warna yang digunakan umumnya adalah warna biru

gelap atau hijau yang digunakan untuk perhiasan dari emas putih, platinum, dan

berlian. Sedangkan warna merah tua untuk perhiasan dari emass kuning dan juga

tembaga. Dan latar belakangnya hanya menggunakan pencahayaan dengan warna

abu-abu terang.

Pada area counter, bagian atas dan depan umumnya terbuat dari kaca

dengan akses pada bagian belakang. Pada counter sebaiknya terdapat laci-laci

dan papan yang dapat dipindahkan keluar dari dalam bagian dan dapat

dipindahkan untuk dipajang sebagaimana permintaan klien. Counter kaca dapat

dialasi kain beludru pada bagian alasnya, dengan maksud untuk menonjolkan

produk yang dijual. Tipe yang paling populer memiliki 2 bagian, bagian atas

memiliki pintu geser kaca dengan kunci pengaman, dimana bagian yang lebih

rendah adalah benda padat dengan laci atau pintu geser dan digunakan untuk

36 Universitas Kristen Petra

menempatkan produk-produk tambahan seperti tempat perhiasan, kotak

pembungkus, dan lain-lain (Mun 40-42).

c. Kafe

Kafe adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan

dan minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk rileks. Kafe adalah restoran

murah yang menyediakan makanan yang mudah dimasak atau dihidangkan

kembali. Ruang makan dalam cafe/restoran seharusnya memiliki ciri-ciri sebagai

berikut (Lawson 58):

Penataan layout dipengaruhi sistem makanan. Sistem service makanan

mempengaruhi sirkulasi, dan material yang dipakai. (Durocher 108)

1,2 – 1,4 m2 per orang dilayani oleh pelayan.

0,83 m2 per orang, makanan yang disajikan terbatas, dirancang menurut pola

yang ada.

Peletakan suatu kelompok meja makan sebaiknya dibuat dekat dengan tiang

kolong, jika berada di tengah ruangan.

Pintu masuk dapat bersilangan dengan jalur pelayanan.

Tempat duduk pelayan tidak terletak pada tempat yang mengganggu

pengunjung

Untuk dapat makan dengan nyaman, seseorang membutuhkan meja

dengan lebar rata-rata 60 cm dengan ketinggian 75 cm. Meja bundar 8 dan 6 siku

dengan diameter 90 – 120 cm sangat ideal bagi 4 orang dan mampu menampung 1

atau 2 orang lagi dengan jarak antara meja makan dengan dinding > 75 cm, karena

satu kursi saja membutuhkan 50 cm untuk ruang gerak, pengaturan ruangan antara

meja dengan dinding dijaga sebagai jalan kecil, jarak ini seharusnya sebesar > 100

cm. Meja bundar membutuhkan ruang gerak yang lebih banyak dengan perbedaan

sampai dengan 50 cm.

Peletakkan kasir dalam cafe yaitu terletak dekat dengan bar atau pintu keluar

karena letaknya mudah dijangkau oleh pelayan, sehingga mudah dalam

pencapaiannya.

Cara menyajikan makanan pada cafe ada beberapa macam (Chiara 58), yaitu:

37 Universitas Kristen Petra

Self service

Dimana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Pengunjung

datang kemudian mengambil makanan daan minuman yang mereka inginkan

kemudian menuju ke kasir dan membayar makanan mereka lalu duduk di tempat

yang disediakan. Cara ini terkesan familiar dan bersahabat.

Waiter or waiters service to tables

Pengunjung datang dan duduk pada kursi yang disediakan kemudian pramusaji

akan melayani mereka dan mengantar menu dan makanan hingga membayar ke

kasir, sehingga orang tidak perluu beranjak dari kursinya. Cara ini kesannya

formal.

Counter service

Dimana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang sudah ada,

biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat dan servis yang tidak formal.

Automatic vending

Menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu dari mesin

keluar makanan yang dipilihnya.

d. Bridal

Ruang bridal terdiri dari beberapa ruang antara lain:

Ruang perawatan rambut, dimana ruangan ini menyediakan fasilitas yang

memenuhi segala kebutuhan perawatan rambut

Area display gaun, dimana area ini menyediakan segala jenis gaun dan jas

pengantin yang bisa di beli ataupun disewa. Baik didesain secara custom

maupun di desain oleh merancang.

Adanya ruang pas dan permak, dimana ruangan ini berguna untuk mencoba

gaun pengantin, dan menyediakan fasilitas permak gaun.

38 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.19 Ukuran standar ruang potong rambut bridal

Sumber: Panero (2003, 212)

Gambar 2.20 Ukuran standar ruang antrian bridal

Sumber: Panero (2003, 212)

2.4 Pusat Informasi

Area informasi adalah tempat dimana seseorang mendapatkan berita

informasi dengan tepat, jelas, dan benar. Ada 2 jenis pengunjung yang datang ke

pusat informasi, berdasarkan cara memperoleh informasi, yaitu pengunjung yang

aktif mencari informasi dan pengunjung pasif.

a. Pengunjung yang aktif mencari informasi

Pengunjung yang aktif mencari informasi adalah pengunjung yang aktif bertanya

dan menggali lebih dalam mengenai informasi. Pengunjung seperti ini

memerlukan tempat untuk bertanya atau berkonsultasi.

b. Pengunjung pasif

Pengunjung pasif adalah pengunjung yang cukup puas dengan hanya menerima

informasi dari pihak pengelola. Pengunjung pasif umumnya memanfaatkan

fasilitas ruang pamer yang ada pada pusat informasi.

Persyaratan yang harus dipenuhi ruang pamer antara lain:

Penampilan display harus menarik dan mudah dilihat tanpa kesulitan.

Pengaturan letak touch screen komputer harus diletakkan, dengan sirkulasi

yang tepat sehingga tidak mengganggu pengunjung lain yang ingin

memperoleh informasi.

Pencahayaan yang cukup.

Pengghawaan yang baik dan nyaman.

Penempatan objek yang dipamerkan bagi pengunjung pasif dapat dibagi

berdasarkan benda yang dipamerkan, yaitu:

39 Universitas Kristen Petra

Terletak di showcase

Freestanding di atas lantai atau di kolom

Pada dinding

Sudut pandang manusia tanpa menggerakkan kepala adalah 40 derajat dalam

bentuk corong.

Pengaturan sirkulasi merupakan hal yang sangat penting dalam membuat

sebuah pusat informasi. Pengaturan sirkulasi yag baik akan membuat pengunjung

merasa nyaman dalam mendapatkan informasi dengan mudah. Ada 4 macam

pengaturan sirkulasi (Tutt 288):

a. Sequential Circulation (Linier)

Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan objek pamer

diperkenalkan satu per satu menurut urutan ruang pamer yang berbentuk ulir

maupun memutar hingga kembali menuju pintu masuk ruang pamer

Gambar 2.21 Sequential circulation

Sumber: Tutt( 1979, 288)

b. Random Circulation

Sirkulasi yang memungkinkan pengunjung untuk memilih sendiri arah jalannya.

Penataan sirkulasi semacam ini dapat dibentuk tanpa adanya batasan-batasan

dinding pemisah ruang.

40 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.22 Random circulation

Sumber: Tutt (1979, 288)

c. Radial Circulation

Pada sirkulasi ini pengunjung tidak diarahkan untuk menuju arah tertentu,

sehingga dapat dengan bebas mendatangi informasi yang diinginkan.

d. Linier Bercabang

Sirkulasi pengunjung tidak terganggu, dengan pembagian koleksi yang jelas dan

pengunjung bebas melihat benda yang dipamerkan

2.4.1 Ruang Konsultasi

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat bertemunya calon pengantin dan

owner dari setiap vendor, membicarakan tentang penjelasan informasi apa saja

tentang kebutuhan dan bagaimana tahap-tahap pelaksanaan pernikahan. Owner

akan memberikan beberapa alternatif info-info yang ingin digunakan.

41 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.23 Ukuran standar kantor pribadi

Sumber: Panero (2003, 172-173)

2.5 Signage

Dalam setiap ruang publik selalu ada signage. Menurut Trulove, tanda

(sign), label, penunjuk arah, dan bentuk-bentuk pada lingkungan dapat

menunjukan arah, mengidentifikasi obyek, memberikan peringatan, menjelaskan,

dan lain-lain. Hal ini juga dipengaruhi kemampuan masyarakat yang melihat dan

menginterpretasikannya. Untuk menciptakan simbol-simbol, desainer perlu

memiliki informasi lengkap mengenainya supaya tidak terjadi salah interpretasi

dan dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif. Untuk menunjukkan area yang

berbeda tersebut diperlukan tanda atau signage. Signage dapat berupa tulisan atau

gambar.

Signage dan graphic akan menciptakan suatu identitas, menghidupkan

arsitektur, mengatur lingkungan dan perilaku, serta mengarahkan orang pada

kebiasaan yang baik. Signage yang baik tidak hanya dari segi estetikanya, namun

juga mampu menyampaikan informasi secara jelas dan tidak membingungkan

bagi semua kalangan. Ruang yang mampu mengundang semua orang tidak

42 Universitas Kristen Petra

terbatas pada budaya, umur, dan keadaan. Jika masyarakat semakin mudah dalam

mengenali dan mengingat, artinya signage dan ruang tersebut berhasil.

Gambar merupakan bahasa visual yang digunakan untuk menarik

perhatian. Menurut Rivers, gambar juga dapat menginformasikan dan

mengkomunikasikan, dengan caranya tersendiri kepada masyarakat. Desainer

menggunakan gambar untuk menciptakan ketertarikan, agar masyarakat berpikir

apa makna dari gambar tersebut dan apa tujuannya. Gambar memiliki kekuatan

yang besar, baik untuk menyampaikan pesan dengan unsur candaan atau topik

yang serius.

2.6 Pencahaayan

Menurut J. Pamudji Suptandar, pencahayaan dibagi menjadi pencahayaan

alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan memiliki arti sangat penting

dalam sebuah interior ruang yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

pencahayaan. Dua peran cahaya bagi arsitektur dan interior adalah:

a. Pertama, secara fungsional untuk mengenali bangunan. Pada malam hari,

kehadiran lampu akan membantu indra penglihatan kita untuk

mengidentifikasi benda-benda. Tanpa cahaya, keunikan suatu arsitektur

bangunan, unsur dekoratif pada elemen fasad, detail, tekstur, ornamen, dan

warna bangunan akan hilang atau tidak tampak.

b. Kedua, cahaya dapat meningkatkan kualitas estetika bangunan dan ruang.

Detail dan elemen arsitektur serta ruang yang spesifik bisa ditonjolkan

dengan jenis pencahayaan tertentu sehingga objek tersebut menjadi dominan

dan lebih indah. Cahaya lampu dapat menciptakan nuansa dan karakter ruang

yang diinginkan. Efek cahaya juga bisa menimbulkan kesan ruang paling

luas, atau memberi kesan tertentu yang berpengaruh pada jiwa penghuninya.

Secara fungsional, pencahayaan dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. General lighting atau penerangan merata, adalah penerangan yang mutlak

harus ada untuk menerangi seluruh ruang. Fungsi penerangan ini adalah

untuk membantu kita melihat dengan jelas dan melakukan aktivitas.

b. Task lighting (pencahayaan setempat), untuk mendukung kegiatan tertentu

yang butuh cahaya lebih terang seperti membaca atau menulis.

43 Universitas Kristen Petra

c. Decorative / accent lighitng, yang merupakan penerangan tambahan yang

lebih berperan dalam estetika.

Penggunaan ketiga jenis pencahayaan ini bisa dikombinasikan dalam satu ruang

atau dapat digunakan masing-masing sesuai kebutuhan ruang. Pencahayaan

mempunyai 3 aspek utama, yaitu fungsi, estetika, dan kesehatan. Pembagian

pencahayaan yang tepat dapat memberikan efek-efek eksklusif, nyaman, dan

menarik (Mun 122).

2.7 Penghawaan

Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi temperatur rata-rata 23°C.

Pencapaian kondisi kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela,

jenis kegiatan, cara berpakaian, banyaknya radiasi penyinaran matahari, kondisi

lingkungan, jumlah manusia, dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat

dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan sistem penghawaan

seperti AC dan kipas angin.

Untuk mengatur kesejukkan udara dalam ruangan, digunakan air

conditioning / AC adapun unsur-unsur udara diatur dengan AC yaitu kecepatan

aliran udara, penggantian dan pembersihan udara, pengaturan suhu, kelembaban

dan pendistribusian aliran udara pada tingkat atau kondisi yang diinginkan secara

teratur dan konstan. Penentuan kondisi udara yang nyaman dan sejuk dalam

interior memiliki acuan sebagai berikut:

Temperatur radiasi rata-rata konstan

Kecepatan aliran udara yang diinginkan

Kebersihan udara dari polusi

Partikel udara yang menimbulkan bau

Kualitas ventilasi

Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar

Temperatur bola kering dan basah di udara

Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan

Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri.

Ada beberapa jenis AC menurut peletakkannya :

Mounted type : ditanam dalam dinding atau dalam plafon

44 Universitas Kristen Petra

Ceiling type : ditanam atau dipasang di atas langit-langit

Costum type : ditanam di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus

Wall mounted type : ditanam di dalam dinding

Jenis AC central ini yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan Pengendalian

yang dilakukan dari satu tempat saja (Suptandar 275).

2.8 Akustik

Pengurangan kebisingan pada bangunan publik seperti kantor di kawasan

industri, dapat dimanipulasi dengan menperdengarkan musik-musik yang

mengalun lembut melalui “sound system” tertentu. Penggunaan musik ini akan

memberikan kenyamanan secara psikologis dan emosional, serta dapat

mengurangi suasana dan keadaan yang monoton. Akustik juga merupakan unsur

penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik. Pengaruh akustik dapat

menimbulkan efek-efek psikis dan emosional dalam ruang. Desain yang optimal

bagi sound system yang baik untuk mencapai kesan kesatuan (unity gain).

Untuk ruang showroom dan ruang tunggu menggunakan speaker yang

memutar musik sehingga memberikan suasana rileks. Speaker yang digunakan

adalah speaker indoor (box speaker / highclass and wall speaker). Untuk ruangan

yang menggunakan speaker, materialnya menggunakan bahan yang dapat

menyerap bunyi seperti karpet, kayu, gypsum akustik, dan sebagainya (Suptandar

275).

2.9 Warna

Menurut John F. Pile, warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi

penampilan visual suatu ruang. Warna juga dapat mengkamuflasekan sesuatu,

misalnya ruangan yang sempit dapat terlihat lebih luas dan sesuatu yang

mempunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus.

Menurut F. Wilkening, efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang

dan perabot. Penempatan warna yang baik dan tepat menuntut pengenalan kesan

yang ditimbulkan warna.

“Setiap warna memberi kesan tersendiri. Guna memperoleh kombinasi warna

yang harmonis, maka perbandingan antara warna-warna yang membawa

45 Universitas Kristen Petra

ketegangan harus dirangkum objek pengikat. Tanpa kontras yang memadai,

segalanya akan berkesan buram. Bila unsur pengikat tidak ada, komposisi warna

itu terasa terlalu sarat”.

Menurut John Omsbe Simonds, warna dapat membantu segi visualisasi dan

kesan psikologi untuk penampilan karakteristik suatu ruang, sehingga

menimbulkan respon emosi yang diinginkan, antara lain:

Istirahat : lembut, putih, abu-abu, biru, hijau

Keriangan : tenang, hangat, riang, dan ringan

Gerakan : warna berpindah, seperti krem-oranye

Kesenangan : tenang, hangat

Kemesraan : lunak

Warna juga mempunyai kekuatan untuk memiliki keindahan dengan memberi

pengalaman keindahan. Hal ini berhubungan dengan harmonisasi dimana kita

jumpai efek yang menyenangkan oleh paduan dua warna atau lebih.

Pengaruh warna pada rasa keindahan ini disebut sebagai fungsi estetis dari warna.

Berikut ini adalah beberapa warna yang dapat dijadikan paduan warna untuk

penataan interior modern:

Pemilihan warna light, seperti warna natural-beige, krem, putih, hitam

Modern-masculine, seperti biru muda soft, biru tosca tua, hitam

Natural-intimate, seperti coklat muda, krem, soft hijau muda

Warna dapat mempengaruhi psikologis manusia. Dalam hal ini, yang

dipengaruhi adalah emosi manusia (Halse 45). Penggunaan warna dalam ruang

juga menentukan kesan yang ditimbulkan oleh ruangan tersebut.

Tabel 2.1 Efek Warna

Warna Jarak Efek Suhu Efek Psikis

Biru Jauh Sejuk Menyejukkan

Hijau Jauh Tersejuk netral Menyejukkan

Merah Dekat Panas terhangat Menyolok

Kuning Dekat Terhangat Menyolok

Hitam/Merah tua Dekat Panas Aristrokat

Keemasan Cerah Netral Aristrokat

Sumber: Suptandar (1997, 70)

46 Universitas Kristen Petra

Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna utama: merah, hijau,

kuning, dan biru. Setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda.

Bahkan sejak dahulu, warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia.

2.10 Elemen Interior

2.10.1 Lantai

Menurut Mangunwijaya, lantai merupakan tempat berpijak manusia dan

merupakan media gerak manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam

perancangan interior, fungsi lantai sangat penting karena selain menutupi ruang

bagian bawah, juga berfungsi sebagai pendukung beban yang datang dari benda

seperti perabot dan manusia yang ada beserta sirkulasinya. Karena itu lantai selalu

dituntut untuk mampu memikul beban yang ditumpangkan padanya.

Lantai pada bangunan publik sebaiknya secara langsung maupun tidak

langsung dapat menjadi petunjuk arah bagi pemakaiannya. Selain itu material

yang digunakan sebaiknya memiliki koefisien gesek yang cukup tinggi sehingga

tidak membuat orang mudah tergelincir. Salah satu syarat material penutup lantai

haruslah kuat menahan beban dan mudah dalam hal perawatannya. Pada ruangan

yang besar ataupun memanjang, penutup lantai biasa dibuat bervariasi dengan

perbedaan warna, material-material, atau tekstur yang berbeda. Hal tersebut

dimaksudkan untuk mengurangi kesan monoton.

Penutup lantai dapat memberikan kesan ketika digunakan dalam sebuah ruangan

berikut ini bermacam penutup lantai dengan karakteristiknya yang ditimbulkan

(Barr 66-69).

Parket : mempunyai pola alamiah

Marmer : biji keramik yang diolah dengan semen, mahal maupun tahan

lama cocok untuk jalan sirkulasi

Granit : tipis, tahan lama, namun penampilan menarik, cocok untuk area

sirkulasi yang padat

Keramik : pilihan warna banyak, natural

Karpet : murah, tahan lama, pilihan warna banyak, lunak

Vinil : permukaannya bertekstur, pilihan warna banyak, perawatan

mudah, pemasangan cukup di lem, cocok untuk area sirkulasi tinggi.

47 Universitas Kristen Petra

2.10.2 Dinding

Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukkan ruang, baik

sebagai unsur penyekat atau pembagi dinding ataupun sebagai unsur dekorasi.

Dalam perkembangannya, dinding juga merupakan elemen penahan struktur dari

bangunan selain kolom, karena itu dinding harus direncanakan sebaik mungkin

terhadap eksteriornya, sebagian akibat langsung dari interior yang digubah.

Sedangkan menurut Francis D.K. Ching dalam buku Arsitektur bentuk dan

susunanya, dinding merupakan unsur vertikal dari suatu ruangan yang dapat

menjadi penyangga bidang lantai suatu bangunan. Unsur tersebut mengendalikan

kontinuitas visual serta kontinuitas ruang, antara ruang dalam dan ruang luarnya.

Dinding juga merupakan alat bantu dalam penyaringan aliran udara, cahaya,

suara, dan lain sebagainya yang melalui ruang-ruang dalam suatu bangunan.

Untuk membagi ruangan pada suatu toko digunakan 3 macam dinding (Barr 71),

yaitu:

Dinding permanen : dinding yang memiliki struktur atau kolom

Partisi yang berdiri dari lantai sampai plafon dapat berfungsi untuk membagi

area-area servis dan area privat dan membentuk ruang privat.

Partisi freestanding dapat berfungsi untuk membagi dan memisahkan 2 ruang

tanpa membatasi view (pandangan) penunjang serta mudah dipindahkan.

2.10.3 Plafon

Plafon merupakan unsur penting dalam pembentukkan ruang. Selain

sebagai pelindung dari cuaca dan memberi efek bentuk bangunan seutuhnya,

plafon juga mencerminkan karakter dari suatu bangunan atau suatu ruang. Fungsi

lainnya adalah sebagai penutup perlengkapan “engineering” dan sistem utilitas

lainnnya.

“Aktivitas yang terjadi pada suatu ruang akan menentukan fungsi ruang tersebut,

selanjutnya fungsi ruangan tersebut akan menentukan bentuk plafon serta

material-material lain yang digunakan” (Suptandar 27).

Menurut penggunaan material, plafon dibagi menjadi 3 jenis (Barr 71), yaitu:

Accountical ceiling berfungsi sebagai isolator suara dan mengurangi tingkat

kebisingan suara.

48 Universitas Kristen Petra

Lominous ceiling berfungsi untuk memendarkan cahaya dan memberi efek

cahaya khusus pada ruangan.

Baffle ceiling berfungsi meredam suara dan memberikan suasana tertentu

pada ruangan

2.11 Gaya Desain Scandinavian

Scandinavia berarti negara-negara Eropa Utara : Denmark, Swedia, dan

Norwegia. Desain dari sana digambarkan oleh banyak orang sebagai desain yang

cukup minimalis, dengan garis-garis yang sederhana. Istilah "desain Skandinavia"

berasal dari sebuah acara desain di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 1954-

1957. Mempromosikan "cara hidup orang Skandinavia," yang dipamerkan

berbagai karya oleh desainer Nordic dan membuat menciptakan kesan dengan

nuansa yang: cantik, sederhana, desain yang bersih, terinspirasi oleh alam dan

iklim utara.

Musim dingin yang panjang dan sedikitnya sinar matahari menginspirasi

desainer Skandinavia untuk membuat desain yang terang, lingkungan praktis.

Gaya Skandinavia tidak hanya menggunakan kayu dengan bentuk melengkung

dalam berbagai nuansa pola dan bentuk putih dan terinspirasi dari alam. Sentuhan

warna telah menjadi bagian besar dari interior Nordic untuk jangka waktu yang

panjang.

Skandinavia modern dimulai pada tahun 1930 sampai sekarang. Hal ini

lahir dari prinsip-prinsip dasar modernisme yang menyatu dengan bahan-bahan

tradisional dan dapat memiliki tampilan desain interior kontemporer. IKEA adalah

bukti adanya gaya ini.

Pada akhir pertengahan abad 20 melihat kesatuan dari desain Scandinavian

yang berkembang karena ideal yang demokratis dan menggunakan material baru

seperti pressed wood, plastik, lapisan aluminium, pressed steel, dan produksi

masal dengan nilai produksi yang rendah. Desain Scandinavia memanfaatkan

kemunculan teknologi-teknologi dan material-material di bagian utara Negara

Eropa. Jawaban dari produksi produk Scandinavian yang terlihat halus dengan

finishing pinggiran dan sudut lengkung. Penggunaan warna Scandinavian

umumnya terdiri dari putih, off whites, soft dove grey dan warna-warna yang

49 Universitas Kristen Petra

tenang. Warna-warna pastel sesuai dengan desain interior Scandinavian dan

memberikan kelembutan pada ruangan. Putih akan membantu mempertegas dan

membuat ruangan terlihat besar dan terang.

Gambar 2.24 Interior gaya scandinavian

(Sumber : www.ipedia.com)