2 isi medan

33
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan “Paper Studi Kasus Daerah Sumatera Utara” ini, tepat pada waktunya dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih, kepada teman-teman seangkatan-2011, serta kakak senior yang telah memberikan informasi dan menjawab informasi jikalau ada yang kurang dalam format paper ini. Dalam penyusunan paper ini tentu banyak kekurangan maupun kesalahan, oleh sebab itu saya mohon kritik dan saran untuk perbaikan setiap kekurangan. Saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua. Hormat saya, Penulis 1

Transcript of 2 isi medan

Page 1: 2 isi medan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan “Paper Studi Kasus

Daerah Sumatera Utara” ini, tepat pada waktunya dan selalu berusaha untuk

memberikan yang terbaik.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih, kepada teman-teman

seangkatan-2011, serta kakak senior yang telah memberikan informasi dan

menjawab informasi jikalau ada yang kurang dalam format paper ini.

Dalam penyusunan paper ini tentu banyak kekurangan maupun

kesalahan, oleh sebab itu saya mohon kritik dan saran untuk perbaikan setiap

kekurangan. Saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan.

Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat saya,

Penulis

1

Page 2: 2 isi medan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………1

Daftar isi ………………………………………………………………………..2

Daftar Gambar………………………………………………………………….20

Daftar Tabel…………………………………………………………………….16

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar

belakang……………………………………………………..3

1.2.

Tujuan……………………………………………………………...3

Bab II. Isi

2.1. Sekilas tentang Sumatera Utara……………………………………4

2.2. Potensi Geologi Daerah Sumut…………………………………….5

2.3. Potensi Cadangan Minyak dan Gas Bumi Sumut………………….11

Bab III. Kesimpulan ……………………………………………………………14

Daftar Pustaka ………………………………………………………………….15

2

Page 3: 2 isi medan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Paper atau makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan

kepada kami sebagai Mahasiswa Baru Teknik Geologi, Universitas Diponegoro.

Makalah ini mengenalkan serta memberi kita informasi terhadap potensi apa yang

terdapat di daerah Sumatera Utara, sehingga para mahasiswa baru mengetahui

akan potensi geologi yang terdapat pada masing-masing daerahnya.

1.2. Tujuan

Mengetahui potensi geologi yang terdapat pada daerah asal mahasiswa

Mengenal dan mengetahui sub daerah yang lebih dominan dalam

potensi geologi daerah asal.

1.2.1.

3

Page 4: 2 isi medan

BAB II

ISI

2.1. Sekilas tentang Potensi Sumatera Utara

Propinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang pertama kali ditemukan

minyak dan gas bumi di Indonesia, yaitu tahun 1883. Pada masa itu ditemukannya

Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatera Bagian

Utara oleh seorang warga Negara Belanda. Temuan ini kemudian disusul

ditemukannya tempat-tempat lain di daerah Pangkalan Brandan yaitu Telaga

Tunggal.

Potensi minyak dan gasbumi Sumatera Utara, tersebar atau berada dalam

wilayah pemerintahan Kabupaten Langkat. Sedangkan daerah lainnya seperti

Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang relatif sangat kecil.

Khusus untuk Kabupaten Tapanuli Selatan, terletak pada Kecamatan Barumun,

Sosa, Barumun Tengah dan Padang Bolak yang semuanya belum di kelola

(Eksploitasi).

Ditinjau dari sejarah minyak dan gas bumi mula-mula ditemukan dalam

formasi Keutapang dan Seureula dalam lapangan yang tua, seperti Telaga Said,

Rantau dan lain- lain.Minyak bumi pada daerah Diski dan Batumandi di temukan

sumur pada eksplorasi Diski dan Batumandi sebelah barat Kota Medan dalam

Formasi Peunulin (Telaga Limestone). Namun sampai kini belum berproduksi,

karena sifat reservoirnya kurang baik untuk dikembangkan.

Secara geologi kedudukan minyak dan gas bumi Propinsi Sumatera Utara

berada pada cekungan sedimentasi Sumatera Bagian Utara (“ North Sumatera

Basin “). Jumlah wilayah kerja perminyakan (WKP) sebanyak 8 blok dengan

lapangan minyak dan gasbumi berjumlah sekitar 26 lapangan. Umumnya

penemuan minyak atau pengeboran masih berada pada sekitar formasi batuan

4

Page 5: 2 isi medan

yang berumur sekitar Miosen tengah hingga Miosen, yaitu pada Formasi Baong

dan Formasi Keutapang. Formasi atau batuan yang relatif lebih tua diperkirakan

mengandung minyak dan gas bumi lebih besar.

Secara regional kondisi geologi cekungan – cekungan Pulau Sumatera

yang mengandung minyak dan gas bumi yang berumur Tersier (Trias Jayaguna,

1988), yaitu Cekungan Sumatera Bagian Utara, Cekungan Sumatera Tengah,

Cekungan Sumatera Bagian Selatan dan Cekungan Sumatera Bagian Timur.

Kabupaten Langkat berada pada Cekungan Sumatera Bagian Utara yang terletak

relatif pada bagian selatan menempati Sub-Cekungan Langkat.

Sisa sejarah Tersier Cekungan Sumatera Utara dapat dibagi menjadi tiga

fase: 1) Syn-keretakan, 2) Transisi (Foreland Dini), dan 3) kompresional

(Foreland Akhir; Gambar 2.10).. Stratigrafi cekungan terkait erat dengan fase-fase

evolusi.

2.2. Potensi Geologi Daerah di Sumatera Utara

2.2.1. Pemetaan Geologi Teknis Di Daerah Uruk Mendem Dan Sekitarnya

Kec. Sibiru-biru Kab. Deli Serdang, Kota Medan

2.2.1.1. Letak, Luas dan Kesampaian Daerah.

a. Letak Daerah Pemetaan : Secara geografis daerah pemetaan terletak pada

koordinat 98 derajat 38' 00" BT dan 3 derajat 13' 00" LU. Dalam

pembagian wilayah administratif, maka daerah pemetaan terletak dalam 3

(tiga) wilayah Kecamatan, yaitu :

* Kecamatan Sibiru-biru, meliputi luas +/- 15% pada bagian tengah dan

timur laut. Desa-desa yang termasuk didalamnya yaitu, Desa Paria-ria,

Penen, Medinding Kenjulu, Medinding Kenjahe, Lau Sigayu serta Laja.

5

Page 6: 2 isi medan

* Kecamatan Sibolangit, meliputi luas +/- 50%, pada bagian utara, tenggara,

barat laut, desa-desa yang termasuk didalamnya adalah : Rumah

Kinagkong, Salabulan, Pangaraji, Buluhawar, Bekusah Kenjahe, Bekusah

Kenjulu, Kota Bungkai Kenjahe, Kota Bungkai Kenjulu, Sukamaju, Batu

Sanggahen, Pager Batu, Besukum/Cinta Rakyat, Negeri Suah dan Negeri

Gugung.

* Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir (STM Hilir). Meliputi luas +/-

32% pada bagian selatan, tenggara dan timur. Desa-desa yang termasuk

didalamnya ialah : Desa Pernangenan Dusun Pamah. Pada bagian Selatan,

seluas +/- 3% , daerah pemetaan termasuk dalam wilayah Kabupaten

Karo. Daerah pemetaan terletak +/- 50 km dari kota Medan ke arah selatan

atau 13 km dari Sibolangit/Bandar Baru ke arah timur.

b. Luas Daerah Pemetaan :

Daerah Pemetaan barbentuk 4 (empat) persegi panjang dengan luas 12 km x 8 km

atau seluas 96 km2.

2.2.1.2. Geomorfologi umum regional

Secara regional menurut NR, Camerooon, et.al.1982, bentang alam

daerah pemetaan merupakan bagian dari daratan tinggi Berastagi ( Berastagi High

Lands) yang disebelah selatannya berbatasan dengan dataran tinggi Kabanjahe

(Kabanjahe Plateau ).

Dataran tinggi Berastagi ( Berastagi High Lands ), umumnya dibentuk

oleh adanya pengangkatan-pengangkatan (orogenesa) disusul dengan proses-

proses vulkanik berupa erupsi Gunung Api Kwarter yang lebih bersifat effusif ,

yang menghasilkan batuan-batuan gunung api lelehan seperti : andesit, dasit,

lahar, agglomerate, breksi vulkanik dll. Aktifitas vulkanik berasal dari Gunung

Sibayak , Deleng Barus, Deleng Takur-takur , Deleng Simbolon dan Gunung

6

Page 7: 2 isi medan

Sinabung.

2.2.1.3. Geomorfologi Daerah Pemetaan

Bentang alam daerah pemetaan secara umum merupakan bagian dari

Pegunungan Bukit Barisan Timur menurut pembagian RW Van Bemellen, 1949,

atau merupakan bagian dari dataran tinggi Berastagi (Berastagi High

Lands)menurut pembagian NR Cameroon, et, al. 1980.

Dari kenampakan di lapangan dapat diperkirakan bahwa daerah pemetaan

telah mengalami gaya-gaya geologi yang cukup kuat. Hal ini tercermin dari

bentuk morfologi yang cukup rumit dimana pengaruh gaya endogen

(pengangkatan dan vulkanisme) serta gaya eksogen, berupa pelapukan dan erosi

yang cukup intensif bekerja dalam pembentukan morfologi di daerah ini . Secara

menyeluruh, daerah penelitian mempunyai ketinggian dari 325 meter sampai 1523

meter di atas permukaan laut.

Pembahasan geomorfologi daerah penelitian meliputi satuan morfologi, aliran

sungai dan genetikanya, proses erosi dan proses geologi yang telah berlangsung

selama pembentukan morfologi daerah penelitian.

2.2.1.4. Satuan Morfologi

Daerah penelitian dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi

yang mengacu pada klasifikasi satuan morfologi menurut Van Zuidam, 1985 yang

mendasarkan pada kemiringan lereng dan adanya proses-proses geologi yang

diakibatkan oleh tenaga oksigen pada suatu daerah. Selain itu juga didasarkan

pada analisa lereng dan pola garis kontur pada peta topografi.a Berdasarkan

klasifikasi tersebut, maka morfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi 2

(dua) satuan morfologi, yaitu :

7

Page 8: 2 isi medan

a. Satuan Morfologi miring , kemiringan lereng 4 derajat - 8 derajat

Satuan morfologi ini ditempati oleh batuan vulkanik berupa breksi

andesit , tufa, agglomerat dasit, batuan sedimen klastik berbutir halus

seperti batu lempeng, lanau, serpih, batu gamping serta endapan bahan

rombokan sebagai endapan alluvial.

Terbentuknya satuan morfologi ini dipengaruhi oleh litologi dan proses

pelapukan dan erosi yang berlangsung intensif. Proses-proses

vulkanisme serta erupsi yang menghasilkan batuan beku lelehan

menjadi faktor penting dalam pembentukan morfologi ini, disamping

proses erosi dan pelapukan.

b. Satuan Morfologi curam, kemiringan lereng 16 derajat - 35

derajat

Satuan morfologi ini dicirikan oleh perbedaan ketinggian yang relatif

cukup besar, dimana ketinggian tertinggi adalah 1.523 meter dpl pada

puncak Daleng Takur-takur di Selatan dan ketinggian terendah sekitar

600 meter dpl pada desa Negeri Gugung dan Lau Sigayu.

Satuan morfologi ini memiliki kemiringan lereng antara 16 derajat

sampai 35 derajat atau antara 30% - 70% . Pada peta topografi satuan

ini dicirikan oleh pola kontur yang cukup rapat. Satuan morfologi ini

ditempati oleh batuan sedimen, batuan beku dalam dan batuan

vulkanik meliputi batulempung, batupasir, lanau serpih dan

mikrodiorit.

2.2.1.5. Stratigrafi Regional

8

Page 9: 2 isi medan

1. Mtk, Formasi Kualu, berumur Oligosen Akhir ; terdiri atas serpih hitam,

dengan lapisan tipis batu pasir dan lanau.

2. Tob, Formasi Bruksah, berumur Oligosen Akhir ; terdiri atas batu pasir

mikaan, basal konglomerat, batu lumpur minor.

3. Tlb, Formasi Bampo, berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal ; terdiri atas

batu lumpur hitam berpirit, nodule septarian, berlapisan tipis batu lanau dan

batu pasir.

4. Tmpb, Formasi Peutu, Anggota Belumai, berumur Miosen Awal-Tengah ;

terdiri atas batu pasir berglaukonit, batu lanau dan batu gamping terumbu.

5. Qtvk, Piroklastika Unit Takur-takur, berumur Plio-Plistosen ; terdiri atas

andesit terpropilit dan dasit.

6. Qtvm, Piroklastika Unit Mentar, berumur Plio-Plistosen ; terdiri atas

piroklastika pumice, andesitan, dasitan dan lahar.

7. Qtim, Mikrodiorit Mendem, Plio-Plistosen ; Terdiri atas mikro diorit

porpiritik, terpropilit, piritan.

8. Qh, Endapan Aluvia, Holosen.

2.2.1.6. Stratigrafi Daerah Pemetaan

Batuan yang tersingkap dari berumur tua sampai berumur muda adalah

sebagai berikut :

1. Batulempung

2. Batupasir

3. Batulanau dan serpih

4. Batugamping terumbu

5. Andesit

6. Tufa dan agglomerat

7. Diorit

8. Endapan aluvial

2.2.1.7. Potensi Gerakan Tanah

9

Page 10: 2 isi medan

Beberapa titik lokasi terjadinya gerakan tanah adalah sbb :

1. Pada tebing jalan batu senggehan dan jembatan Lau Seruai menuju Besukum.

Tipe gerakan tanah ; debris fall (jatuhan masa tanah/bahan rombakan) terdiri

atas tanah lapukan breksi andesit dan agglomerat , menutupi badan jalan

sepanjang 3 meter dan lebar 1 meter . Bahan-bahan jatuhan berasal dari

bagian atas tebing terjal (slope lk.75 derajat) dengan ketinggian 5 - 7 meter.

2. Pada daerah Medinding Kenjulu, gerakan tanah berupa rock fall, fragmen

jatuhan terdiri atas bongkah diorit dengan sedikit tanah lapukannya,

longgokan massa tanah dan batuan menutupi sebagian badan jalan beraspal

dengan panjang 2,5 meter dan lebar 1 meter.

3. Pada daerah Lau Pulo, gerakan tanah terjadi pada dua lokasi berbeda, yaitu

pada aliran sungai Lau Jabi dan jalan setapak antara Lau Pulo dan Nageri

Suah. Tipe gerakan tanah adalah debris slide (longsoran tanah dan bahan

rombakan) , materi longsoran berupa tanah lempung bercampur dengan

fragmen batuan lempung yang melapuk berukuran berangkal. Tebing-tebing

pada daerah longsoran berkisar 35 derajat sampai 45 derajat.

Selain pada tempat-tempat yang telah mengalami peristiwa gerakan tanah, maka

daerah-daerah yang berpotensi mengalami gerakan tanah meliputi ;

- daerah sekitar Negeri Suah dan Negeri Gugung

- daerah Lau Sigayu , terutama pada kaki Uruk Mendem

- daerah sekitar Medinding Kenjulu , terutama pada kaki Uruk Mendem

10

Page 11: 2 isi medan

2.3. Potensi Cadangan Minyak Dan Gas Bumi Propinsi Sumatera Utara

Daerah Sumatera Utara memiliki potensi cadangan minyak dan

gas bumi yang didasarkan oleh hasil eksplorasi pemboran yang dilakukan

oleh beberapa perusahaan/kontraktor. Hal ini dibuktikan dengan

ditemukannya sumur minyak di luar daerah Kabupaten Langkat,antara lain

di daerah Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan, Kabupaten

Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Medan.

Keterdapatan potensi minyak dan gas bumi di daerah ini diharapkan

pengembangan danpengelolalaannya di masa akan datang semakin

meningkat, terutama di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang

terindikasi adanya potensi sumberdaya energi.

Wilayah Kabupaten Langkat memiliki potensi cadangan minyak

dan gas bumi, dimana terdapat 6 kontraktor yang beroperasi, 2 (dua)

diantaranya telah berproduksi. Sedangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan,

terdapat 1 (satu) perusahaan yang pernah melakukan eksplorasi, yaitu PT.

Caltex Pacific Indonesia, namun perusahaan ini telah melepaskan semua

aktifitasnya karena potensi cadangannya tidak signifikan untuk

dikembangkan.

Potensi cadangan minyak dan gas bumi daerah Sumatera Utara

dibandingkan secara nasional, maka kontribusi yang diberikan oleh daerah

Sumatera Utara yaitu, minyak sebesar 2,11 % dan gas bumi sebesar 5,3 %.

Untuk daerah Propinsi Nangru Aceh Dasussalam (NAD) yaitu, minyak

sebesar 0,82 % dan gas bumi sebesar 4,2 %.

2.4. Potensi Sumberdaya Minyak dan Gas Bumi Serta Titik Sumur Daerah

Kabupaten Langkat

Di daerah Kabupaten Langkat terdapat 18 titik sumur, dimana

terbagi 2 (dua) Manajemen Daerah Operasi Hulu dan Hilir. Jumlah titik

11

Page 12: 2 isi medan

sumur tersebut diatas, terbagi dua asset, yaitu Asset I Rantau (Aceh

Timur) sebanyak 5 unit sumur dan 2 unit sumur cadangan, masingmasing

Besilam dan Batu Mandi.

Sedangkan Asset II Pangkalan Susu sebanyak 11 titik sumur.

Potensi cadangan minyak daerah Kabupaten Langkat sebesar 204,70

MSTB (Million Stock Tauk Barrel) dan gas bumi sebesar 7.369,5 BSCF

(Billion Standart Cubic Feet). Daerah Propinsi NAD memiliki potensi

minyak sebesar 80,1 MSTB dan gas bumi sebesar 5.866,5 BSCF.

Sedangkan secara nasional, cadangan minyak sebesar 9.691,57 MSTB dan

gas bumi sebesar 136.464 BSCF.

Asset sumur minyak dan gas bumi daerah Kabupaten Langkat sebagai berikut :

a. Asset II Pangkalan Susu terdapat 11 titik sumur dengan produksi minyak

sebesar 54.848,90 MSTB, kondensat 2.118 MSTB, gas asso 245.376,90

MMSCF, dan gas non asso 206.092,70 MMSCF

b. Potensi cadangan minyak sebesar 26.520,70 MSTB, kondensat 9.417,60

MSTB, gas asso 262.501,70 MMSCF dan gas non asso 521.551,90 MMSCF

c. Terdapat 2 unit sumur cadangan dengan potensi cadangan minyak sebesar

0,59 MSTB (sumur Batu Mandi) dan potensi gas bumi sebesar 2,2 BSCF

(sumur Besilam)

d. Titik sumur minyak dan gas bumi sebagai berikut ;

1.Serang Jaya

2.Kuala Dalam

3.Sungai Buluh

4. Prapen (Prapen)

5. Serang (Serang)

6.PaluTabuhan Timur

7. Palu Tabuhan Barat

8. Gebang (Gebang)

9. Pantai Pakan Timur

10. Wampu

11.P.Panjang

12. Arubay

13. Securai

14.Besitang

15. Tungkam

12

Page 13: 2 isi medan

16. P.Sembilan 17. Besilam 18. Batu Mandi

13

Page 14: 2 isi medan

Daerah Asset II Pangkalan Susu mempunyai jumlah produksi minyak dan

gas bumi sebesar 54.848,90 MSTB, kondensat 2.11 MSTB dan cadangan per 1

Januari 2001, yaitu minyak sebesar 26.520,70 MSTB dan kondensat 9.417, 60

MSTB, cadangan gas asso sebesar 245.376, 50 MMSCF dan gas non asso sebesar

206.092,70 MMSCF, sedangkan cadangan gas asso per 1 Januari 2004 sebesar

262.501,70 MMSCF dan gas non asso sebesar 521.551,90 MMSCF.

Sedangkan daerah lainnya seperti Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten

Deli Serdang relatif sangat kecil. Khusus untuk Kabupaten Tapanuli Selatan

berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda bahwa potensi minyak bumi

terletak pada Kecamatan Barumun, Sosa, Barumun Tengah dan Padang Bolak

yang semuanya belum di kelola (Eksploitasi).

Untuk tahun 2002 penetapan daerah penghasil minyak dan gas bumi

didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral

Nomor 414/K/81/MEM/2002, tentang penetapan daerah penghasil dan dasar

perhitungan pembagian daerah penghasil minyak dan gas bumi serta

pertambangan umum, antara lain menetapkan bahwa daerah pengahasil untuk

Propinsi Sumatera Utara hanyalah Kabupaten Langkat dengan Lifting minyak

bumi 811,46 ribu barrel dan gas 44.323,1 MMSCF. Sedangkan Kabupaten Deli

Serdang dan Kota Binjai tidak termasuk daerah penghasil minyak dan gas bumi,

walaupun pada tahun 2002 Kabupaten Deli Serdang (sumur lapangan PPT) masih

berproduksi ratarata 12,2 MMSCFD gas. Kota Binjai (sumur lapangan Wampu)

masih berproduksi rata-rata 200 barrel per hari minyak mentah dan gas alam 2,0

MMSCFD.

Sektor penerimaan dana perimbangan minyak dan gas bumi bahwa Kab.

Langkat memperoleh penghasilan lebih besar dibanding daerah produksi dan

daerah sekitarnya, hal ini disebabkan Kab. Langkat sebagai dasar penghasil

minyak dan gas bumi.

14

Page 15: 2 isi medan

BAB III

KESIMPULAN

Daerah Sumatera Utara memiliki sejumlah potensi sumberdaya mineral

dan sumber energi, sumberdaya mineral antara lain batugamping, bentonit,

kaolin, dolomit dan marmer. Sumberdaya energi antara lain batubara,

minyak dan gas bumi.

Potensi Minyak dan Gas bumi Propinsi Sumatera Utara, tersebar di

beberapa lokasi atau daerah yang terdapat pada Formasi Keutapang,

Formasi Baong, Formasi Seureula dan lain- lain. Formasi ini membentang

melewati beberapa batas wilayah Kabupaten seperti Kabupaten Langkat,

Kota Binjai dan sebagain wilayah Nangru Aceh Darussalam (NAD).

Wilayah Kabupaten Langkat dan sekitarnya merupakan daerah yang

memiliki potensi cadangan minyak dan gas bumi, dimana terdapat 18

(delapan belas) titik sumur yang produksif.

Di daerah pemetaan terdapat 2 (dua) jenis bahan galian yang cukup

potensial untuk diusahakan yaitu batugamping dan batuan diorit.

Penggalian batuan diorit pada satuan morfologi curam hanya dapat

dilakukan pada daerah dengan kemiringan <>

15

Page 16: 2 isi medan

DAFTAR PUSTAKA

Andi Djunuddin, Sabri, 1994, Potensi Sumberdaya Mineral Propinsi Sumatera

Utara. Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi, Propinsi Sumatera Utara.

Badan Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2001. Sumatera Dalam Angka. Medan,

Sumatera Utara.

Koesumadinata, R.P., 1980, “ Geologi Minyak Dan Gas Bumi ” Jilid I Edisi ke II,

Penerbit InstitutTeknologi Bandung.

Tim Lemigas dan British Geological Survey, 1993, “ The North Sumatera Basin

Hidrokarbon

Well Files and Data PT. PERTAMINA DOH NAD-SUMBAGUT

URL :

http://www.google.com

http://www.blogspot.com

http://www.wikibooks.com

16

Page 17: 2 isi medan

DAFTAR TABEL

17

Page 18: 2 isi medan

18

Page 19: 2 isi medan

19

Page 20: 2 isi medan

20

Page 21: 2 isi medan

21

Page 22: 2 isi medan

DAFTAR GAMBAR

22

Page 23: 2 isi medan

23

Page 24: 2 isi medan

DAFTAR PUSTAKA

Andi Djunuddin, Sabri, 1994, Potensi Sumberdaya Mineral Propinsi Sumatera

Utara. Kanwil

Departemen Pertambangan dan Energi, Propinsi Sumatera Utara.

Badan Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2001. Sumatera Dalam Angka. Medan,

Sumatera Utara.

Koesumadinata, R.P., 1980, “ Geologi Minyak Dan Gas Bumi ” Jilid I Edisi ke II,

Penerbit Institut

Teknologi Bandung.

Supriana Suhala, dkk, 1997, Bahan Galian Industri. Jilid 1 dan 1. Pusat Penelitian

dan

Pengembangan Mineral, Bandung

Tim Lemigas dan British Geological Survey, 1993, “ The North Sumatera Basin

Hidrokarbon

Potensial of the PERTAMINA UEP-I Area ”, Volume-I, Penerbit PT.

PERTAMINA.

Well Files and Data PT. PERTAMINA DOH NAD-SUMBAGUT

24