2. INFORMASI INDIKATOR KINERJA KEGIATAN...

42
2. INFORMASI INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PEMANTAUAN DAN OPERASI ARMADA IKU 1: Persentase kepatuhan kapal perikanan yang mampu diperiksa di laut terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Customer 2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan 3 DEFINISI Kapal Ikan Indonesia (KII) adalah kapal perikanan yang terigester di Indonesia. Kepatuhan [compliance] pelaku usaha kelautan dan perikanan adalah: kepatuhan para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan sesuai dengan perijinan dan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang ditetapkan 4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN Persentase kapal perikanan yang mampu diperiksa di laut terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diperoleh dari jumlah Kapal Ikan Indonesia (KII) yang yang patuh dibagi dengan jumlah KII yang mampu diperiksa di laut dengan formulasi sebagai berikut : Keterangan: x= Persentase kepatuhan kapal perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku a= Jumlah KII yang patuh b= Jumlah KII yang mampu diperiksa di laut = × 100%

Transcript of 2. INFORMASI INDIKATOR KINERJA KEGIATAN...

2. INFORMASI INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PEMANTAUAN DAN OPERASI ARMADA

IKU 1: Persentase kepatuhan kapal perikanan yang mampu diperiksa di laut terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Customer

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

3 DEFINISI Kapal Ikan Indonesia (KII) adalah kapal perikanan yang terigester di Indonesia. Kepatuhan [compliance] pelaku usaha kelautan dan perikanan adalah: kepatuhan para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan sesuai dengan perijinan dan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang ditetapkan

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Persentase kapal perikanan yang mampu diperiksa di laut terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diperoleh dari jumlah Kapal Ikan Indonesia (KII) yang yang patuh dibagi dengan jumlah KII yang mampu diperiksa di laut dengan formulasi sebagai berikut : Keterangan: x= Persentase kepatuhan kapal perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku a= Jumlah KII yang patuh b= Jumlah KII yang mampu diperiksa di laut

𝑥 = 𝑎

𝑏× 100%

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN Parameter Patuh : Sesuai persyaratan administrasi dan kelaikan teknis; Kapal yang tidak dilakukan penangkapan/adhoc; Dinyatakan patuh bilamana 1 kapal yang diperiksa beberapa kali dalam 1 tahun dan

dinyatakan laik operasi (SLO) mencapai ≥ 75 % dari hasil pemeriksaan (HPK B).

5

SATUAN PENGUKURAN % (persen)

6 VALIDITAS

Lag outcome

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Sumber data untuk mengetahui persentase kepatuhan kapal perikanan yang mampu diperiksa di laut terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku berasal dari Subdit. Operasi Armada

9 JENIS KONSOLIDASI

Rata-rata

10 METODE CASCADING

Komponen Pembentuk

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Bulanan

IKU 2: Persentase Kapal Perikanan yang Patuh Terhadap Ketentuan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Customer

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

3 DEFINISI Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) adalah sistem yang digunakan oleh Ditjen. PSDKP, KKP untuk memantau kapal perikanan yang telah memasang transmitter dalam melakukan kegiatan usaha di bidang perikanan. Kepatuhan [compliance] pelaku usaha kelautan dan perikanan adalah: kepatuhan para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan sesuai dengan perijinan dan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang ditetapkan

4 FORMULA

PERHITUNGAN/PENGUKURAN Untuk menghitung capaian digunakan rumus perhitungan sebagai berikut: Keterangan: x= Persentase kapal perikanan yang patuh terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku a= Jumlah KII yang memasang transmitter (yang terdapat dalam DSS PT). b= Jumlah KII yang tidak patuh (Data monitoring bulanan VMS di Pusdal yang terdiri dari: mematikan transmitter + kapal melanggar ketentuan)

5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)

𝑥 = ( 𝑎 − 𝑏

𝑎) × 100%

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 6 VALIDITAS

Lag outcome

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Sumber data untuk mengetahui persentase kepatuhan kapal perikanan terhadap ketentuan sistem pemantauan kapal perikanan berasal dari: DSS Perikanan Tangkap dan keaktifan transmitter bulanan

9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING

Komponen Pembentuk

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Bulanan

IKU 3: Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPPN - RI) yang terawasi dari IUU fishing dan kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan

secara profesional dan partisipatif

3 DEFINISI Persentase cakupan adalah persentase luas wilayah yang dapat di jangkau oleh patroli kapal pengawas perikanan minimal sekali dalam satu tahun dari total wilayah yang harus diawasi

WPP NRI atau Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia adalah wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Illegal, Unreported and Unregulated Fishing [IUU Fishing]yaitu kegiatan perikanan melanggar hukum, tidak dilaporkan dan tidak diatur yang dilakukan oleh Kapal Ikan Indonesia [KII] dan Kapal Ikan Asing [KIA] di Wilayah Pengelolan Perikanan Republik Indonesia [WPP-NRI

4 FORMULA

PERHITUNGAN/PENGUKURAN Persentase cakupan WPPNRI yang terawasi dari IUU Fishing dan kegiatan merusak SDKP diperoleh dari 2 (dua) komponen yakni: (1) Cakupan Pengawasan dengan Menggunakan Kapal Pengawas dan (2) Cakupan pengawasan dengan menggunakan pesawat patroli udara, dengan formulasi sebagai berikut:

𝑥 = ( 𝑥𝑘𝑝 + 𝑥𝑝𝑠

2 ) × 100%

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 𝑥 : Persentase Cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari

IUU fishing (%) 𝑥𝑘𝑝 : Cakupan Pengawasan dengan menggunakan kapal pengawas dan speedboat

𝑥𝑝𝑠 : Cakupan pengawasan dengan menggunakan pesawat patroli udara

Dimana,

1). 𝑥𝑘𝑝 = { ∑ 𝑑𝑖 . 𝑣𝑖 . 𝑡𝑖 . ℎ𝑖

𝑛𝑖=1

𝐴} × 100%

n : jumlah kapal pengawas dan speedboat beroperasi i : indeks unit kapal pengawas/speedboat d : jarak pandang rata-rata sesuai spesifikasi(nm) v : kecepatan sesuai spesifikasi (nm/jam) t : hari operasi (hari) h : jam operasi (jam/hari)

A : Luas total area WPP NRI = 1.928.506 nm2

2). 𝑥𝑝𝑠 = { ∑ 𝑑𝑖 . 𝑣𝑖 . 𝑡𝑖 . ℎ𝑖

𝑛𝑖=1

𝐴} × 100%

n : frekuensi operasi udara i : indeks operasi udara d : jarak radar pesawat udara (nm) v : kecepatan pesawat udara (nm/jam) t : hari operasi udara (hari) h : jam operasi atau endurance (jam/hari)

A : Luas total area WPP NRI = 1.928.506 nm2

5

SATUAN PENGUKURAN Persen (%)

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Cakupan pengawasan dengan menggunakan kapal pengawas perikanan dan cakupan pengawasan dengan menggunakan pesawat patroli udara

9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING

Adopsi Langsung

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Bulanan

IKU 4: Jumlah Draft Peraturan Perundangan [UU, PP, PERPRES,PERMEN] bidang Pemantauan dan Operasi Armada yang diselesaikan

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Tersedianya kebijakan bidang Pemantauan dan Operasi Armada sesuai kebutuhan

3 DEFINISI Draft kebijakan yang akan disusun antara lain: (1) Juknis Peran-Peran Awak Kapal Pengawas; (2). Juknis Pengelolaan Logistik Kapal Pengawas

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk mengukur tingkat capaian jumlah draft kebijakan publik menggunakan formulasi sebagai berikut: Keterangan: x= Jumlah draft kebijakan publik bidang pemantauan dan operasi armada yang diselesaikan a= Jumlah draft kebijakan publik bidang pemantauan dan operasi armada yang telah diselesaikan.

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Subdit. Pengawakan dan Logistik

x = ∑ 𝑎

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING

Lingkup dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 5: Jumlah hari operasi kapal pengawas dalam rangka pengawasan kegiatan IUU fishing dan merusak SDKP di WPP-NRI

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan

secara profesional dan partisipatif

3 DEFINISI Jumlah hari operasi kapal pengawas adalah jumlah rata-rata hari operasi kapal pengawas dalam 1 (satu) tahun

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk memperoleh jumlah rata-rata hari operasi diperoleh dari formulasi sebagai berikut:

𝑥 =∑ 𝑎𝑖

𝑛𝑖=1

𝑛

Keterangan : x= Jumlah rata-rata hari operasi kapal pengawas a= Jumlah hari operasi seluruh kapal pengawas dalam 1 (satu) tahun n= Jumlah kapal pengawas yang ada

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Jumlah hari operasi kapal pengawas diperoleh dari Subdit. Logistik, Subdit, Operasi Armada dan UPT. Pangkalan/Stasiun PSDKP

9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 10 METODE CASCADING

Komponen Pembentuk

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Harian

IKU 6: Jumlah hari operasi Pesawat Patroli dalam rangka pengawasan kegiatan IUU fishing dan merusak SDKP di WPP-NRI

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan

secara profesional dan partisipatif

3 DEFINISI Jumlah hari operasi pesawat patroli adalah jumlah hari pesawat patroli dalam 1 (satu) tahun

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk mengukur capaian jumlah hari operasi pesawat patroli diperoleh dari akumulasi capaian hari operasi yang telah dilakukan yang diformulasikan sebagai berikut:

𝑥 = ∑ 𝑎

Keterangan: x= Jumlah hari operasi pesawat patroli a= Capaian hari operasi pesawat patroli

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Jumlah hari operasi kapal pengawas diperoleh dari pelaksanaan operasi pemantauan udara yang dilaksanakan oleh Subdit. Operasi Armada

9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 10 METODE CASCADING

Komponen Pembentuk

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU7 : Jumlah Awak Kapal Pengawas Perikanan yang mumpuni dan memenuhi kualifikasi

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan

secara profesional dan partisipatif

3 DEFINISI • Awak Kapal Pengawas adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal pengawas perikanan untuk melakukan tugas pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan sesuai jabatan dan keterampilannya.

• Tujuan pengukuran adalah untuk mengukur tingkat capaian pemenuhan awak kapal pengawas yang mumpuni dan progesional sessai kualifikasi di kapal pengawas

4 FORMULA

PERHITUNGAN/PENGUKURAN Untuk mengukur capaian jumlah hari operasi pesawat patroli diperoleh dari akumulasi capaian hari operasi yang telah dilakukan yang diformulasikan sebagai berikut:

𝑥 = ∑ 𝑎

Keterangan: X = Jumlah Awak Kapal Pengawas yang mumpuni dan memenuhi kualifikasi A = Awak Kapal Pengawas yang mengikuti pelatihan dalam 1 (satu) tahun

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Subdit. Pengawakan dan Logistik

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING

Adopsi Langsung

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 8: Jumlah Kapal Pengawas Siap Operasi

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan

secara profesional dan partisipatif

3 DEFINISI Jumlah kapal pengawas perikanan sebanyak 34 (tiga puluh empat) unit yang dalam keadaan siap untuk melakukan kegiatan operasi pengawasan SDKP

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk mengukur tingkat capaian jumlah kapal pengawas siap operasi menggunakan formulasi sebagai berikut:

𝑥 = ∑ 𝑎

Keterangan: x= Jumlah Kapal Pengawas Perikanan Siap Operasi a= Jumlah Kapal Pengawas yang siap operasi

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lead Process

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Seksi Perawatan, Subdit. Operasi Armada.

9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING Komponen Pembentuk

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Tahunan

IKU 9: Jumlah kapal perikanan yang dipantau

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan

secara profesional dan partisipatif

3 DEFINISI Pemantauan kapal perikanan dilakukan melalui Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) sebagaimana yang diatur dalam Permen KP No. 42 Tahun 2015. Jumlah kapal perikanan yang dipantau dilihat dari jumlah Surat Keterangan Aktivasi Transmitter (SKAT) yang diterbitkan s/d bulan berjalan.

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk mengukur tingkat capaian Jumlah kapal perikanan yang dipantau menggunakan formulasi sebagai berikut:

𝑥 = ∑(𝑎 + 𝑏)

Keterangan: x= Jumlah kapal perikanan yang dipantau a= Jumlah SKAT kapal perikanan yang dapat diterbitkan untuk permohonan baru dan perpanjangan b= Jumlah SKAT kapal perikanan yang dapat diterbitkan untuk permohonan perpanjangan

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA Jumlah SKAT kapal perikanan yang dapat diterbitkan

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING

Buat Baru

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Bulanan

IKU 10: Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas [POKMASWAS] yang aktif dalam Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Tersedianya infrastruktur pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan sistem

informasi dan komunikasi pengawasan SDKP

3 DEFINISI Kelompok Masyarakat Pengawas atau disingkat POKMASWAS adalah kelompok masyarakat di propinsi yang telah dikukuhkan oleh Dinas Perikanan setempat dan berperan aktif dalam mendukung kegiatan pengawasan SDKP

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk mengukur tingkat capaian POKMASWAS yang aktif dalam pengawasan SDKP digunakan formulasi sebagai berikut:

𝑥 = ∑ 𝑎

Keterangan: x= Jumlah POKMASWAS yang aktif dalam melakukan pengawasan SDKP a= POKMASWAS yang aktif melakukan pengawasan dan melaporkan kegiatannya. Penjelasan: Tingkat keaktifan POKMASWAS dapat diukur dari (SMS Gateway, Laporan Kegiatan Pengawasan, Surat Menyurat, etc)

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Outcome

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 8 SUMBER DATA Data laporan dari Dinas KP Propinsi, UPT. PSDKP, SMS Gateway, Korespondensi

Pelaporan ke Ditjen. PSDKP

9 JENIS KONSOLIDASI

Akumulasi

10 METODE CASCADING

Buat Baru

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Bulanan

IKU 11: Jumlah Pemenuhan Sarana Prasarana Pengawasan yang Memadai secara Akuntabel dan Tepat Waktu

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Internal Process

2 SASARAN STRATEGIS Tersedianya infrastruktur pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan sistem

informasi dan komunikasi pengawasan SDKP

3 DEFINISI Jumlah unit sarana dan prasarana pengawasan yang diadakan sesuai kebutuhan dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan dengan alokasi yang tersedia. 1. Sarana: Kapal Pengawas, Speed Boat Pengawas 2. Prasarana: Kantor Pengawas, Bangunan Operator, Penampungan Sementara ABK Non

Yustisia dan Shelter AKP

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Untuk mengukur tingkat capaian Jumlah Pemenuhan Sarana Prasarana Pengawasan yang memadai secara akuntabel dan tepat waktu digunakan formulasi sebagai berikut:

𝑥 = ∑ 𝑎

Keterangan: x= Jumlah Pemenuhan Sarana Prasarana Pengawasan yang memadai secara akuntabel dan tepat waktu (unit) a= Jumlah Pemenuhan Sarana Prasarana Pengawasan yang memadai secara akuntabel dan tepat waktu (unit).

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Outcput

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 8 SUMBER DATA Data diperoleh dari Subdit. Infrastruktur dan UPT. PSDKP

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Buat Baru

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 12: Indeks Kompetensi dan Integritas Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang

kompeten, profesional dan berintegritas

3 DEFINISI Kompetensi adalah kemampuan utk melaksanakan tugas sesuai dgn kemampuan & pengetahuan

Integritas adalah kecendrungan untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma Indeks Kompetensi dan Integritas dimaksud terdiri dari Kompetensi Hasil Asesmen,

Kehadiran Pegawai, Capaian Kinerja (SKP), LHKASN/LHKPN, terhadap Pejabat yang telah dilakukan Asesmen

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Keterangan:

KI : Indeks Kompetensi dan Integritas DJPSDKP KompAses : Dengan membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian

kompetensi/asesmen dari Asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014

KompSKP : Persentase capaian output pegawai pada SKP KompAbs : Persentase tingkat kehadiran pegawai KompLHKPN : LHKASN/LHKPN (jabatan fungsional umum atau seluruh staf)/LHKPN (PBJ,

KPA, Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran/penerimaan, lihat di Permen 20 tahun 2013)

n : Jumlah variabel

5

SATUAN PENGUKURAN Indeks

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 6 VALIDITAS

Lead input/Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesmen terhadap pejabat yang telah mengikuti Assessment

SKP Pegawai Finger Print Absen LHKASN/LHKPN

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 13: Persentase unit kerja Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Tersedianya manajemen pengetahuan Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang

handal dan mudah diakses

3 DEFINISI Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Jumlah unit kerja yang tergabung dalam media yang menshared data sesuai dengan data yang di distribusikan.

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Keterangan: ΣUnit Kerja : Unit Kerja Level 1 dan 2 yang Menerapkan Sistem MP

ΣTotal : Total Unit Kerja Level 1 dan 2 Keseluruhan

5

SATUAN PENGUKURAN Persen (%)

6 VALIDITAS

Lead process/Lag Output

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

www.sip.kkp.go.id dan www.djpsdkp.go.id

9 JENIS KONSOLIDASI

Rata-rata

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 14: Persentase pemenuhan dokumen Reformasi Birokrasi lingkup Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang efektif, efisien

dan berorientasi pada layanan prima

3 DEFINISI Reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek: (a) kelembagaan atau organisasi; (b) ketatalaksanaan atau business process; dan (c) sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun atau membentuk profil dan perilaku aparatur negara dengan : (1) integritas tinggi; (2) produktivitas tinggi dan bertanggung jawab; dan (3) kemampuan memberikan pelayanan yang prima. Pelayanan prima adalah kepuasan yang dirasakan oleh publik sebagai dampak dari hasil kerja birokrasi yang profesional. Sasaran reformasi birokrasi adalah mengubah pola pikir (mindset) dan budaya kerja (cultural set), serta sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada : (1) kelembagaan (organisasi); (2) budaya organisasi; (3) ketatalaksanaan (sistem, proses, prosedur kerja yang efisien dan efektif); (4) deregulasi birokrasi (regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, kondusif); (5) sumber daya manusia (SDM yang kompeten, berintegritas, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera); (6) pengawasan internal (akuntabilitas kinerja); dan (7) peningkatan kualitas pelayanan publik.

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN Akan dilaksanakan oleh Tim Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi Ditjen. PSDKP dengan menggunakan instrumen yang sudah dirumuskan oleh Tim Menpan RB.

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 5

SATUAN PENGUKURAN Nilai

6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Hasil penilaian lembar kerja evaluasi Kemenpan dan RB

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 15: Level Maturitas SPIP Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang efektif, efisien

dan berorientasi pada layanan prima

3 DEFINISI Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP adalah tingkat kematangan/kesempurnaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dalam mencapai tujuan pengendalian intern di lingkungan Ditjen. PSDKP.

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN Berdasarkan hasil evaluasi tingkat maturitas SPIP oleh BPKP pada Eselon I Tahun 2017

dengan mengadopsi langsung dari hasil evaluasi oleh BPKP. Dalam hal BPKP tidak melakukan evaluasi tingkat maturitas SPIP pada tingkatan Eselon I, maka data capaian dapat diambil dari hasil pengukuran mandiri tim internal KKP (Inspektorat Jenderal KKP) dengan menggunakan pedoman dari BPKP.

5

SATUAN PENGUKURAN Nilai (level)

6 VALIDITAS Lead process/Lag Output

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Opertasi Armada

8 SUMBER DATA

BPKP dan Inspektorat Jenderal

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 16: Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang efektif, efisien

dan berorientasi pada layanan prima

3 DEFINISI Directive Pimpinan adalah arahan pimpinan dalam Rapat Pimpinan, Rapat Terbatas, Sidang Kabinet, dan Rapat Kerja

Pemantauan atas tindaklanjut Direktif pimpinan dilakukan menggunakan Sistem Aplikasi Directive Monitoring System (DMS). Alamat url aplikasi : http://kinerjaku.kkp.go.id/dms/

Arahan pimpinan dan informasi diinput oleh Biro Perencanaan KKP ke DMS dan secara otomatis masuk ke akun DMS Eselon I penanggung jawab arahan tersebut.

Tindaklanjut Eselon I adalah langkah/kegiatan yang dilakukan Eselon I dalam rangka menyelesaikan arahan pimpinan, yang diinput ke dalam sistem DMS.

Jangka waktu untuk menindaklanjuti arahan pimpinan adalah 2 minggu setelah arahan diinput ke sistem DMS. Diatas 2 minggu akan dinyatakan jatuh tempo/tidak selesai apabila tidak ditindaklanjuti.

Tindak lanjut arahan akan diverifikasi oleh Biro Perencanaan untuk dinyatakan “selesai” atau “Perlu koreksi/proses lebih lanjut”.

Status tindaklanjut akan ditampilkan pada dashboard sistem DMS.

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN Periode 1 tahun yang dihitung yaitu arahan yang muncul triwulan IV tahun lalu dan triwulan I, II, III berjalan. Dihitung dari Persentase Arahan MKP yang ditindaklanjuti oleh Eselon I dalam status “Selesai” dibanding total Arahan MKP ke Eselon I. Persentase TDP= Keterangan : As = Arahan yang telah selesai ditindaklanjuti

As

AT

X 100%

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN AT = Total arahan menteri yang turun ke Eselon 1 (lingkup dipersempit) TDP = Tindak lanjut arahan MKP ke Eselon I

5

SATUAN PENGUKURAN Persen (%)

6 VALIDITAS

Lag Output

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Opertasi Armada

8 SUMBER DATA

Sistem Aplikasi Directive Monitoring System (DMS) , Biro Perencanaan Sekjen

9 JENIS KONSOLIDASI

Rata-rata

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 17: Persentase pemenuhan dokumen AKIP Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang efektif, efisien

dan berorientasi pada layanan prima

3 DEFINISI SAKIP adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN Akan dilaksanakan oleh Itjen KKP dengan menggunakan instrumen sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh KeMenpan RB

5

SATUAN PENGUKURAN Nilai

6 VALIDITAS

Lag Outcome

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Hasil penilaian lembar kerja evaluasi Kemenpan dan RB

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 18: Jumlah inovasi pelayanan publik Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada yang efektif, efisien

dan berorientasi pada layanan prima

3 DEFINISI Inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung (PermenPAN & RB No. 30/2014), dengan kriteria: Memberikan perbaikan pelayanan publik. Memberikan manfaat bagi masyarakat. Dapat dan/atau sudah direplikasi.(role model) Berkelanjutan. Inovasi sudah dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun. Kategori Inovasi Pelayanan Publik: Tata kelola pemerintahan, Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan

publik, Pelayanan langsung kepada masyarakat.

4 FORMULA

PERHITUNGAN/PENGUKURAN Dihitung dari jumlah inovasi pelayanan publik memanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik baik dengan pembuatan aplikasi baru ataupun dengan meningkatkan kualitas aplikasi yang sudah ada.

5

SATUAN PENGUKURAN Jumlah

6 VALIDITAS

Lag Output

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Dit. Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Data primer Seluruh unit Eselon II lingkup Ditjen. PSDKP

9 JENIS KONSOLIDASI

Hasil Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 19: Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terkelolanya anggaran Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada secara efisien dan

akuntabel

3 DEFINISI Nilai Kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L:

Nilai Kinerja aspek implementasi : P : dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker

dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker (Bobot Penyerapan Anggaran (WP) =9,7%) K : antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu

penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan (Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi (WK)=18,2%)

PK : dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran (Bobot Pencapaian Keluaran (WPK) =43,5%)

E : dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran (Bobot Efisiensi (WE) =28,6%)

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 5

SATUAN PENGUKURAN Nilai

6 VALIDITAS

Lag Outcome

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

8 SUMBER DATA

Sistem Monitoring Anggaran dan Kinerja Terpadu (SMART) Kementerian Keuangan

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Maximize

12 PERIODE PELAPORAN

Triwulanan

IKU 20: Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada dibandingkan Realisasi Anggaran Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada TA. 2017 (%)

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 PERSPEKTIF Learning and Growth

2 SASARAN STRATEGIS Terkelolanya anggaran Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada secara efisien dan

akuntabel

3 DEFINISI Nilai temuan atas laporan keuangan yang ditampilkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Atas LK Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.

4 FORMULA PERHITUNGAN/PENGUKURAN

Keterangan : Batas tertinggi jumlah nilai temuan atas laporan keuangan TA. 2017 (audited) tidak melebihi 1 %

5

SATUAN PENGUKURAN Persen (%)

6 VALIDITAS

Lead Process & Lag Outcome

7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB

Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada

Jumlah Nilai Temuan Atas Laporan Keuangan TA.2017) Realisasi Riil

Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK Dit. POA dibandingkan Realisasi Anggaran Dit. POA TA. 2017

= X 100%

INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN 8 SUMBER DATA

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI

9 JENIS KONSOLIDASI

Nilai Posisi Akhir

10 METODE CASCADING

Lingkup Dipersempit

11 KLASIFIKASI

Minimize

12 PERIODE PELAPORAN

Tahunan