2. Deskripsi Mencit (1)

2
Mencit (Mus musculus) merupakan kelompok mamalia yang termasuk dalam ordo rodentia dan family Muridae. Hewan tersebut hidup berkelompok dan memiliki kebiasaan aktif pada malam hari. Mencit memiliki tubuh yang panjang dan ramping, dan memiliki ekor meruncing yang sedikit ditutupi oleh rambut dan sisik. Mencit jantan dewasa memiliki berat tubuh sebesar 25-40 gram, sedangkan mencit betina dewasa memiliki berat tubuh sebesar 20-40 gram (Maharani, 2012). Menurut Akbar (2010), mencit dapat berkembang biak dengan cepat, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besa serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencityang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan hasil perkawinan tikus putih “inbreed” maupun “outbreed”. Dari hasil perkawinan sampai generasi 20 akan dihasilkan strain-strain murni dari mencit. Klasifikasi mencit menurut Akbar (2010), adalah sebagai berikut: Kingdom: Animali Phylum: Chordata Subphylum: vertebrata Class: Mammalia Ordo: Rodentia Family: Muridae Genus: Mus Species: Mus musculus L. Mencit sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam laboratorium terutama percobaan tentang uji toksisitas. Hewan lain yang sering digunakan dalam percobaan laboratorium adalah tikus. Kedua hewan tersebut sering digunakan karena mudah didapat, ekonomis, dan mudah dipelihara. Namun berdasarkan nilai ekonomis, penggunaan mencit sebagai hewan percobaan lebih banyak dipilih (Maharani, 2012). Mencit dinilai lebih ekonomis karena penggunaan hewan yang berukuran lebih besar seperti tikus, membawa konsekuensi biaya yang besar.

description

mencit

Transcript of 2. Deskripsi Mencit (1)

Page 1: 2. Deskripsi Mencit (1)

Mencit (Mus musculus) merupakan kelompok mamalia yang termasuk dalam ordo rodentia dan family Muridae. Hewan tersebut hidup berkelompok dan memiliki kebiasaan aktif pada malam hari. Mencit memiliki tubuh yang panjang dan ramping, dan memiliki ekor meruncing yang sedikit ditutupi oleh rambut dan sisik. Mencit jantan dewasa memiliki berat tubuh sebesar 25-40 gram, sedangkan mencit betina dewasa memiliki berat tubuh sebesar 20-40 gram (Maharani, 2012).

Menurut Akbar (2010), mencit dapat berkembang biak dengan cepat, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besa serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencityang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan hasil perkawinan tikus putih “inbreed” maupun “outbreed”. Dari hasil perkawinan sampai generasi 20 akan dihasilkan strain-strain murni dari mencit. Klasifikasi mencit menurut Akbar (2010), adalah sebagai berikut:

Kingdom: Animali

Phylum: Chordata

Subphylum: vertebrata

Class: Mammalia

Ordo: Rodentia

Family: Muridae

Genus: Mus

Species: Mus musculus L.

Mencit sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam laboratorium terutama percobaan tentang uji toksisitas. Hewan lain yang sering digunakan dalam percobaan laboratorium adalah tikus. Kedua hewan tersebut sering digunakan karena mudah didapat, ekonomis, dan mudah dipelihara. Namun berdasarkan nilai ekonomis, penggunaan mencit sebagai hewan percobaan lebih banyak dipilih (Maharani, 2012).

Mencit dinilai lebih ekonomis karena penggunaan hewan yang berukuran lebih besar seperti tikus, membawa konsekuensi biaya yang besar. Selain itu, penggunaan tikus sebagai suatu model patologik sering tidak relevan karena sulit untuk menyamakan keadaan patologi tikus dengan patologi manusia. Mencit sebagai hewan percobaan dapat memberikan gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia (Maharani, 2012).

Keuntungan lain yang digunakan sebagai pertimbangan pemilihan mencit sebagai hewan uji dalam penelitian adalah daur estrusnya teratur dan dapat dideteksi, periode kebuntingannya relative singkat, dan jumlah anakan yang banyak. Mencit memiliki siklus estrus yang teratur yaitu 4-5 hari. Mencit betina maupun jantan dapat dikawinkan pada usia 8 minggu. Lama kebuntingan 19-20 hari dan jumlah anak mencit rata-rata 6-15 ekor dengan berat lahir antara 0,5-1,5 gram (Akbar, 2010).

Page 2: 2. Deskripsi Mencit (1)

Akbar, B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press, Jakarta.

Maharani, H. 2012. Uji Potensi Nefroprotektif Senyawa Dimer dari Isoeugenol Terhadap Histologi Ginjal Mencit (Mus musculus) Jantal Galur DDY. Skripsi S1, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, Depok.