2. Bab i Pendahuluan

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola hidup dan tingkat kesehatan masyarakat di era global ini menyebabkan pola penyakit berubah. Dari penyakit infeksi dan rawan gizi, ke penyakit-penyakit degeneratif. WHO memperkirakan pada tahun 2020, penyakit degeneratif akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Diantaranya adalah penyakit kardiovaskuler (jantung dan stroke) dan akibat kematian yang ditimbulkannya (WHO, 2002). Insiden stroke di dunia adalah 9.000.000 kasus per tahun. Dengan prevalensi adalah sebesar 30.700.000. Stroke menempati urutan sebagai penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Insiden stroke di Amerika Serikat lebih dari 700.000 tiap tahun dan meninggal lebih dari 160.000 1

description

skripshit

Transcript of 2. Bab i Pendahuluan

3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perubahan pola hidup dan tingkat kesehatan masyarakat di era global ini menyebabkan pola penyakit berubah. Dari penyakit infeksi dan rawan gizi, ke penyakit-penyakit degeneratif. WHO memperkirakan pada tahun 2020, penyakit degeneratif akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Diantaranya adalah penyakit kardiovaskuler (jantung dan stroke) dan akibat kematian yang ditimbulkannya (WHO, 2002).Insiden stroke di dunia adalah 9.000.000 kasus per tahun. Dengan prevalensi adalah sebesar 30.700.000. Stroke menempati urutan sebagai penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Insiden stroke di Amerika Serikat lebih dari 700.000 tiap tahun dan meninggal lebih dari 160.000 tiap tahunnya. Berarti setiap menit ada 1 orang menderita stroke dan hampir 20 orang akan meninggal tiap jam (WHO, 2004), (Nasution, 2007).Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 500.000 penduduk yang terkena serangan stroke, sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat (Yayasan Stroke Indonesia, 2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar 72,3% kasus stroke pada masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Stroke juga menjadi penyebab kematian utama di rumah sakit, yakni sebesar 15,4%. Prevalensi stroke di 33 provinsi menunjukan angka yang variatif, sedangkan Prevalensi di Sulawesi Tenggara adalah 0,76%. (Depkes RI, 2008).Kejadian stroke masih merupakan masalah kesehatan di wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara. Menurut data di Ruang Rekam Medik RSUU Provinsi Sulawesi Tenggara dan didapatkan data jumlah pasien stroke yang dirawat inap pada tahun 2009, jumlah penderita stroke sebesar 260 kasus dengan angka kematian 77 jiwa (29%). Pada tahun 2010, jumlah penderita stroke 280 kasus dengan angka kematian 59 jiwa (21%). Pada tahun 2011, jumlah penderita stroke meningkat menjadi 413 kasus dengan angka kematian 155 jiwa (37%) (Profil RSU Provinsi Sulawesi Tenggara, 2011).Risiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor risiko (Misbach dkk., 2004). Hasil penelitian Paul Coverdell National Acute Stroke Registry Surveillance 20052007 mendapatkan bahwa faktor risiko kejadian stroke terbanyak adalah riwayat hipertensi (72,7%), riwayat hiperlipidemia (33,8%), riwayat stroke atau TIA sebelumnya (30,9%), riwayat diabetes melitus (28,2%), riwayat infark miokard atau riwayat penyakit jantung koroner (24,7%), perokok (17,7%), dan riwayat fibrilasi atrial(15,1%). (Sugianto, 2011). Diabetes Melitus merupakan salah satu faktor risiko yang dapat di modifikasi. Pada seseorang dengan diabetes mellitus, resiko terjadinya stroke meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes. Dari hasil penelitian di 28 Rumah Sakit, diabetes mellitus di Indonesia didapatkan sebesar 17,3%. (Misbach,2013),(Nastiti, 2011)Pada studi Framingham dalam Japardi (2002) didapatkan bahwa merokok merupakan faktor yang signifikan untuk kejadian stroke infark aterotrombotik pada laki-laki berusia di bawah 65 tahun. Penelitian lain di Iowa mendapatkan bahwa perokok mempunyai risiko terkena stroke 1,6 lipat dari bukan perokok. Sedangkan dari penelitian Framingham perokok berat (>40 batang sehari) mempunyai risiko 2 lipat dari perokok ringan (