2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

15

Click here to load reader

Transcript of 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

Page 1: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT DINAS HIDRO-OSEANOGRAFI

LAPORAN SURVEI AWAL

RENCANA OPERASI SURVEI HIDRO-OSEANOGRAFI

DI SUNGAI POWETS DAN SIRET KABUPATEN ASMAT SERTA SUNGAI DIGUL

PAPUA

Dasar Surat Perintah Kadishidros Nomor : Sprin/ 387/ III/ 2013 tanggal 28 Maret

2013

I. PENDAHULUAN

1. Umum

Peta laut Indonesia yang diproduksi merupakan produk hukum sekaligus

referensi bagi para pelaut dalam melakukan pelayaran di seluruh penjuru bumi

Indonesia yang tertutup oleh perairan. Meskipun berjudul peta laut, namun

sesungguhnya peta yang dimaksud merupakan peta untuk kepentingan

keselamatan pelayaran di seluruh perairan Indonesia baik di laut, sungai

ataupun danau di mana aktifitas pelayaran berlangsung. Peta laut merupakan

jaminan keselamatan pelayaran dari ancaman bahaya navigasi. Peta laut yang

update dan detil akan meningkatkan keyakinan para pelaut dalam melakukan

pelayaran.

Tidaklah mengherankan jika suatu daerah yang telah terpetakan akan

berdampak positif pada perkembangan ekonomi wilayah di sekitarnya. Selain

akan ramai oleh pelayaran yang dari, munuju atau sekedar lewat, peta laut juga

digunakan sebagai dasar merencanakan berbagai aktifitas atas laut, misalnya

rencana pembangunan dermaga atau pelabuhan, rencana tata kelola pesisir

dan pantai, proteksi lingkungan, rencana penggelaran pipa atau kabel bawah

air dan masih banyak lagi aplikasi-aplikasi lainnya. Dari ketiga lokasi sungai,

hanya sungai Digul yang sudah terpetakan di dalam peta laut nomor 233 dan

199. Perbandingan aktifitas pelayaran yang berdampak pada laju pertumbuhan

aktifitas penduduk di sekitar bantaran sungai Digul jauh lebih berkembang

dibandingkan dengan kedua sungai lainnya yang berada di kabupaten Asmat.

Page 2: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

2

Survei awal oleh Tim Survei dari Dishidros sebanyak 12 orang dan

didukung oleh UP4B dilaksanakan dalam rangka persiapan pelaksanaan survei

hidro-osenaografi untuk pemetaan di sepanjang sungai Powets dan Siret di

kabupaten Asmat serta survei hidro-oseanografi untuk updating peta laut

nomor 233 dan 199. Pemetaan perairan di ketiga sungai tersebut dilaksanakan

untuk mendukung rencana percepatan pembangunan wilayah Papua. Survei

awal dibutuhkan untuk mendapatkan data-data awal yang akan digunakan

sebagai bahan dalam menyusun rencana pelaksanaan survei di ketiga sungai

tersebut agar dapat berjalan lebih efektif, lancar, aman dan terhindar dari

inefisiensi biaya.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Survei awal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi/data

awal terkini yang ada di lapangan dan mengecek data yang sudah ada

serta melaksanakan koordinasi awal dengan pejabat setempat dalam

rangka pelaksanaan survei.

b. Tujuan

Survei awal ini bertujuan agar memudahkan pada proses

pembuatan Rencana Operasi sebagai petunjuk induk pelaksanaan

operasi survei dan memberikan gambaran awal pada pelaksana survei,

sehingga pada tahap pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar

dan tidak mendapatkan kesulitan dan hambatan yang berarti.

3. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup laporan ini membahas tentang uraian pelaksanaan survei

awal di sepanjang aliran sungai Powets dan Siret kabupaten Asmat serta

sungai Digul Papua dalam bentuk kronologis dan informasi terkini secara garis

besar tentang situasi dan kondisi lingkungan area rencana survei.

4. Metode

Pengumpulan informasi dan penilaian umum tentang situasi dan kondisi

lingkungan area rencana survei dilakukan dengan metode sebagai berikut:

Page 3: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

3

a. Melakukan tracking bagian alur yang umumnya digunakan oleh

masyarakat setempat.

b. Wawancara secara langsung dengan petugas lokal atau penduduk

lokal.

c. Menghimpun informasi dengan berkoordinasi secara langsung

dengan aparat setempat.

d. Penilaian secara langsung sarana dan prasarana pendukung

pelaksanaan survei.

e. Pengecekan secara langsung lokasi sekitar area survei dan

referensi yang akan digunakan sebagai pedoman saat pelaksanaan

survei.

f. Membuat dokumentasi dari semua informasi/data pendukung

pelaksanaan survei yang diperoleh.

5. Tata Urut

I. PENDAHULUAN

II. PELAKSANAAN

III. KESIMPULAN DAN SARAN

IV. PENUTUP

Page 4: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

4

II. PELAKSANAAN

6. Sungai Pomats

a. Situasi Umum Daerah Survei

Sungai Pomats membentang dan membelah Pemukiman Suku

Asmat dari muaranya di Laut Aru hingga kampung Mumugu. Panjang

sungai dari muara hingga Distrik Mumugu sekitar 150 km dengan lebar

sungai bervariasi dari ±100 meter (di daerah hulu) hingga ±2.000 meter (di

daerah muara), namun secara umum lebar sungai dapat diperkirakan 500

meter dan terdapat 2 (dua) tikungan kritis di dekat lokasi rencana

pembangunan dermaga. Sungai Pomats terletak di Kabupaten Asmat

yang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Wilayah Merauke.

Sepanjang bantaran sungai terdapat beberapa perkampungan, jarak antar

kampung rata-rata 20 sampai dengan 25 km. Tumbuhan sepanjang

bantaran sungai merupakan tumbuhan keras dan di beberapa titik berupa

Nipah dan Bakau.

Kondisi lalu lintas perahu di sungai Pomats belum seramai apabila

dibandingkan dengan sungai Digul maupun sungai-sungai di Kalimantan

dan Sumatera, bahkan hanya perahu-perahu kecil milik masyarakat

setempat untuk mencari ikan sekedarnya dan sesekali perahu – perahu

yang akan menuju kampung-kampung di hulu. Pada beberapa

perkampungan di sepanjang bantaran sungai hanya di Distrik Sawa Erma

yang memiliki dermaga kayu yang cukup kokoh yang dapat disandari oleh

perahu kayu berbobot sampai dengan 16 GT. Berdasarkan informasi dari

pihak Dishub Kabupaten Asmat, sungai Pomats pernah dilayari kapal

berbobot 200 GT.

Page 5: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

5

b. Batas Area Survei

Batas area survei Sungai Pomats adalah :

A. 4° 54’ S - 137° 54’ T B. 4° 54’ S - 138° 54’ T C. 5° 33’ S - 137° 54’ T D. 5° 33’ S - 138° 31’ T

c. Titik Kontrol Survei dan Pemetaan

1) Titik Kontrol Horisontal

Dari hasil survei awal, titik kontrol geodesi yang akan

digunakan sebagai titik referensi/pengikat titik hidropilar adalah

menggunakan titik geodesi nasional yang dikelola oleh Badan

Informasi Geospasial (BIG) yang berada di Timika dan Merauke. Di

sepanjang sungai Powets akan dibangun dan ditetapkan setidaknya

dua titik hidropilar yang ditempatkan di bagian hulu dan hilir sungai

serta penempatan beberapa titik bantu pemetaan.

2) Titik Kontrol Vertikal, Stasiun Pasang Surut dan Stasiun Arus.

Dari hasil survei awal dan pelaksanaan tracking alur sungai

diperoleh informasi terdapat 5 lokasi pendirian stasiun pengamatan

pasang surut utama yang akan diamati minimal selama 30 hari

dan/atau sepanjang periode survei batimetri berlangsung. Kelima

D

A B

C

Page 6: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

6

lokasi tersebut adalah di muara, kampung Yamas, kampung Sawa

Erma, kampung Wagani dan basecamp Mumugu.

d. Stasiun Pengamatan Meteorologi Maritim

Di sekitar area survei tidak terdapat stasiun pengamatan meteorologi

yang dikelola oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),

sehingga harus menggambil data sekunder di BMKG Merauke/Timika.

Sedangkan untuk lokasi stasiun pengamatan meteorologi saat

pelaksanaan survei akan dipasang di area (pada salah satu kampung di

area survei).

e. Lokasi Posko Tim Survei

Di area survei terdapat 4 (empat) kampung (kp. Yamas, kp. Sawa

Erma, kp. Wagani dan Basecamp Mumugu) yang memadai untuk

dijadikan posko tim survei, disamping keempat kampung tersebut

diperlukan posko mobile berupa perahu yang cukup representative yang

sekaligus dapat digunakan sebagai wahana penampung dan distribusi

logistik.

f. Wahana Apung Survei

Wahana apung yang diperlukan dalam pelaksanaan survei

bervariasi (kapal markas/posko, perahu sounding, perahu oseanografi

dan perahu mobile/distribusi logistik), dari berbagai tipe wahana apung ini

tersedia di area survei dengan jumlah yang terbatas dan dengan harga

sewa yang bervariasi (kapal markas harga sewa tanpa BBM, tanpa honor,

dan tanpa konsumsi ABK Rp. 8.000.000 per hari atau Rp. 10.000.000

(dengan honor dan konsumsi ABK) dan harga sewa perahu sounding,

perahu investigasi bawah air, perahu oseanografi serta perahu distribusi

logistik dan personel dengan harga sewa Rp. 2.500.000 per hari tanpa

BBM, tanpa honor, dan tanpa konsumsi ABK.

g. Pencapaian Lokasi

Page 7: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

7

Dari Jakarta menuju Timika menggunakan pesawat komersil. Dari

Timika menuju area survei dapat dicapai dengan menggunakan jalur laut

atau udara. Jalur laut dapat ditempuh menggunakan kapal perintis /Pelni

atau sewa perahu, jalur udara dapat ditempuh menggunakan jenis

pesawat twin outter yang berdaya angkut sangat terbatas dengan harga

tiket Rp.1.000.000.

h. Alat Komunikasi

Komunikasi jarak jauh di area survei menggunakan HP satelit serta

radio komunikasi (marine band) untuk komunikasi terbatas antar unit

survei.

i. Daya Dukung Logistik

1) Bahan makanan. Kemampuan daya dukung logistik di area survei sangat rendah kuantitasnya dan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga normal. Hal ini disebabkan oleh karena distribusi logistik sangat terbatas. Di sepanjang area survei bahan makanan hanya dapat diperoleh di Agats dan di kampung Sawa Erma dengan indeks Rp. 50.000 sekali makan.

2) BBM. Harga BBM (solar/bensin) saat survei awal dilakukan di daerah pedalaman bisa mencapai Rp.25.000 per liter.

3) Sewa rumah atau penginapan. Harga sewa penginapan di area survei Rp. 300.000 per hari per kamar.

4) Sarana kesehatan. Dukungan kesehatan dan pengobatan dapat diperoleh di daerah Agats, dan Sawa Erma.

Page 8: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

8

7. Sungai Siret

a. Situasi Umum Daerah Survei

Sungai Siret membentang membelah Pemukiman Suku Asmat dari

Suator hingga muaranya di Laut Aru. Panjang sungai dari muara hingga

Kampung Wowi sekitar 150 km dengan lebar sungai bervariasi dari ±200

meter (di daerah hulu) hingga ±3.000 meter (di daerah muara), namun

secara umum lebar sungai dapat diperkirakan 300 meter. Sungai Siret

terletak di Kabupaten Asmat yang merupakan kabupaten baru pemekaran

dari Kabupaten Merauke, dan di sepanjang aliran terdapat beberapa

perkampungan dengan jarak antar kampung rata-rata 10 sampai dengan

15 km. Tumbuhan sepanjang aliran sungai adalah tumbuhan keras,

pepohonan nipah dan bakau. Kedalaman rata-rata 8 meter hanya

dibagian muara yang mempunyai kedalaman kritis antara 3 – 5 meter.

Kondisi lalu lintas perahu di sungai Siret belum seramai apabila

dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya di Papua seperti Sungai

Digul, bahkan hanya perahu-perahu kecil milik masyarakat setempat untuk

mencari ikan dan sesekali perahu – perahu yang akan menuju kampung-

kampung di hulu. Di sepanjang aliran sungai terdapat beberapa dermaga

kayu yang cukup kokoh, yang dapat disandari oleh perahu kayu dengan

GT sampai dengan 16 GT.

b. Batas Area Survei

Batas area survei meliputi muara Sungai Siret sampai dengan

percabangan sungai di Kampung Wowi.

c. Informasi Kelengkapan Teknis Survei

a). Titik Kontrol Horisontal

Dari hasil survei awal, titik kontrol geodesi yang akan

digunakan sebagai titik referensi/pengikat titik hidropilar adalah titik

geodesi nasional yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial

(BIG). Titik control ini berada di Timika dan Merauke. Di sepanjang

sungai Siret akan dibangun dan ditetapkan minimal 2 (Dua) titik

Page 9: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

9

hidropilar bagian hulu dan hilir sungai serta penempatan beberapa

titik bantu pemetaan.

b). Titik Kontrol Vertikal, Stasiun Pasang Surut dan Stasiun Arus.

Dari hasil survei awal dengan pelaksanaan tracking alur

sungai, diperoleh gambaran rencana lokasi pendirian stasiun pasang

surut (pasut) utama atau periode panjang sebanyak 3 (Tiga) tempat.

Pasang surut di stasiun utama akan diamati selama minimal selama

30 hari dan/atau sepanjang periode survei berlangsung. Ketiga

lokasi tersebut adalah :

1) Area muara tepatnya di kampung Mo pada posisi 5° 45’ 59” LS-

138° 03’ 48” BT

2) Area pertengahan survei tepatnya di Distrik Fos pada posisi 5°

37’ 38” LS- 138° 42’ 52” BT

3) Area hulu tepatnya di kampung Wowi pada posisi 5° 32’ 09” LS-

138° 13’ 12” BT

Di samping stasiun pasut utama, direkomendasikan pula

pendirian 5 (lima) stasiun pasut periode pendek yang akan diamati

selama 4 hari serta selama pekerjaan batimetri berlangsung. Kelima

rencana lokasi stasiun pasut periode pendek tersebut adalah:

4) Area Kampung Amborep ada posisi 5° 40’ 20” LS- 138° 20’ 20”

BT

5) Area Kampung Yausakor pada posisi 5° 36’ 37” LS- 138° 28’ 12”

BT

6) Area Kampung Kaimo pada posisi 5° 32’ 09” LS- 138° 13’ 12” BT

7) Area Kampung Frenskap pada posisi 5° 29’ 32” LS- 138° 51’ 36”

BT

8) Area Kampung Waganu pada posisi 5° 30’ 51” LS- 139° 01’ 33”

BT

Penempatan stasiun arus direkomendasikan di lokasi rencana

pembangunan dermaga dan tangki bahan bakar yakni di Perairan

Kampung Wowi dengan koordinat 5° 32’ 09” LS- 138° 13’ 12” BT.

Hasil survei pendahuluan juga memperoleh informasi bahwa

perairan sungai ini mengalami kenaikan permukaan air pada saat

air laut mengalami pasang.

Page 10: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

10

c. Stasiun Pengamatan Meteorologi Maritim

Di sekitar area survei tidak terdapat stasiun meteorologi. Hasil

survei awal merekomendasikan 2 (dua) rencana lokasi stasiun

pengamatan meteorologi saat pelaksanaan survei direkomendasikan

didirikan daerah hulu yakni di Kampung Wowi dan daerah hilir di

Kota Agats. Pemilihan Kota Agats dikarenakan area ini berdekatan

dengan muara Sungai Siret. Kedua lokasi tersebut memiliki kriteria

lingkungan yang cukup ideal untuk penempatan stasiun meteorologi

serta mudah terpantau oleh Tim Survei.

d. Lokasi Posko Tim Survei

Penempatan Posko Tim survei yang direkomendasikan adalah

Kampung Amborep sekitar muara, Kampung Fos untuk pertengahan

area survei dan Kampung Wowi di ujung area survei. Posko

alternative yang direkomendasikan adalah posko terapung yang

akan bergerak sepanjang area survei mengikuti pergerakan tim

survei.

e. Wahana Apung Survei

Wahana apung yang diperlukan dalam pelaksanaan survei

bervariasi (kapal markas/posko, perahu sounding, perahu

oseanografi dan perahu mobile/distribusi logistik), dari berbagai tipe

wahana apung ini tersedia di area survei dengan jumlah yang

terbatas dan dengan harga sewa yang bervariasi (kapal markas

harga sewa tanpa BBM, tanpa honor, dan tanpa konsumsi ABK Rp.

8.000.000 per hari atau Rp. 10.000.000 (dengan honor dan

konsumsi ABK) dan harga sewa perahu sounding, perahu

investigasi bawah air, perahu oseanografi serta perahu distribusi

logistik dan personel dengan harga sewa Rp. 2.500.000 per hari

tanpa BBM, tanpa honor, dan tanpa konsumsi ABK.

f. Pencapaian Lokasi

Dari Jakarta menuju Timika menggunakan pesawat komersil.

Dari Timika menuju area survei dapat dicapai dengan menggunakan

jalur laut atau udara. Jalur laut dapat ditempuh menggunakan kapal

perintis /Pelni atau sewa perahu, jalur udara dapat ditempuh

Page 11: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

11

menggunakan jenis pesawat twin outter yang berdaya angkut sangat

terbatas dengan harga tiket Rp.1.000.000.

a. Alat Komunikasi

Jaringan telekomunikasi di Kota Agats hanya terdapat operator

Telkomsel, sedangkan di area rencana survei Sungai Siret tidak ada

jaringan operator satupun yang ada sehingga direkomendasikan

menggunakan alat komunikasi Radio SSB dan/ atau Handphone

Satelite.

h. Daya Dukung Logistik

1) Bahan makanan. Kemampuan daya dukung logistik di area

survei sangat rendah kuantitasnya dan harga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan harga normal. Hal ini disebabkan oleh karena

distribusi logistik sangat terbatas. Di sepanjang area survei bahan

makanan hanya dapat diperoleh di Agats dan di kampung Wowi

dengan indeks Rp. 50.000 sekali makan.

2) BBM. Harga BBM (solar/bensin) saat survei awal

dilakukan di daerah pedalaman bisa mencapai Rp.25.000 per liter.

3) Sewa rumah atau penginapan. Harga sewa penginapan di

area survei Rp. 300.000 per hari per kamar.

4) Sarana kesehatan. Dukungan kesehatan dan pengobatan

dapat diperoleh di daerah Agats, dan Wowi.

8. Sungai Digoel

a. Situasi Umum

Perkiraan panjang Sungai Digoel dari Muara sampai hulu sekitar 250

Nmil dengan lebar sungai pada daerah hilir sekitar 2 Nmil dan menyempit

sampai sekitar lebar 0,6 Nmil dan di daerah hulu lebar sungai sekitar 0.4

Nmil. Kondisi alam dipinggir sungai di dominasi hutan belukar dan masih

banyak binatang berbahaya seperti ular dan buaya. Fenomena alam yang

membahayakan adalah arus sungai yang kuat sekitar 3 knot, lumpur

hidup, dan kepala arus.

Page 12: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

12

Kondisi sosial masyarakat setempat sepanjang sungai dominan

perkampungan penduduk lokal yang cenderung susah untuk

bersosialisasi/resist terhadap pendatang terutama penduduk lokal yang

tinggal di perkampungan yang masuk ke dalam hutan. Daerah Tanah

Merah dikenal sebagai basis OPM yang tergolong aktif.

b. Batas Area Survei Batas area survei Sungai Digoel :

E. 6° 27’ S - 138° 27’ T F. 6° 27’ S - 140° 52’ T G. 7° 31’ S - 138° 27’ T H. 7° 31’ S - 140° 52’ T

Citra satelit area survei Sungai Digoel.

c. Titik Kontrol Survei dan Pemetaan

a. Titik Kontrol Horisontal

Dari hasil survei awal, titik kontrol geodesi yang akan digunakan

sebagai titik referensi/pengikat titik hidropilar adalah menggunakan titik

geodesi nasional yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG)

yang berada di Timika dan Merauke. Di sepanjang sungai Digoel akan

dibangun dan ditetapkan setidaknya dua titik hidropilar yang ditempatkan

di bagian hulu dan hilir sungai serta penempatan beberapa titik bantu

pemetaan.

b. Titik Kontrol Vertikal, Stasiun Pasang Surut dan Stasiun Arus.

Dari hasil survei awal dan pelaksanaan tracking alur sungai

diperoleh informasi terdapat 22 lokasi pendirian stasiun pengamatan

A A

D C

Page 13: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

13

pasang surut utama yang akan diamati minimal selama 30 hari dan/atau

sepanjang periode survei batimetri berlangsung. Seluruh lokasi

pengamatan pasang surut tersebut adalah Wanam, Log Point PT Korindo,

hutan, hutan, Mur, Yodom, Banamepe, kampung (NN), Bade, Mam,

Yakume, Amk, Kaesa, Waegae, kampung (NN), Asikie, Getentri, Anggae,

Anggae Baru, kampung (NN), Ampera, Tanah Merah.

c. Stasiun Pengamatan Meteorologi Maritim

Di sekitar area survei terdapat stasiun pengamatan meteorologi

yang dikelola oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sedangkan untuk lokasi stasiun pengamatan meteorologi saat

pelaksanaan survei dipasang di 3 tempat yaitu Wanam, Bade, dan Tanah

Merah. Lokasi tersebut memiliki kriteria lingkungan yang cukup ideal

untuk penempatan stasiun meteorologi yaitu berupa lapangan terbuka

dan untuk keamanan alat cukup terjamin karena dapat terpantau secara

langsung oleh Tim Survei.

d. Lokasi Posko Tim Survei

Pelaksanaan kegiatan survei hidrografi untuk Sungai Digoel dibagi

menjadi 6 sektor. Masing-masing sektor akan menempati posko sebagai

berikut : Wanam, Log Point, Bade, Mam, Asikie, dan Tanah Merah.

e. Wahana Apung Survei

Wahana apung yang terdapat di lokasi survei biaya sewa untuk

penggunaan perhari Rp.8.000.000 (Harga sewa diluar BBM, honor ABK,

dan konsumsi ABK). Ukuran kapal antara 4-6 GT menggunakan mesin

mobil dengan komsumsi BBM sekitar 1 : 2.

f. Pencapaian Lokasi

Transportasi dari Jakarta menuju Merauke menggunakan pesawat

komersil. Sarana transportasi dari Merauke menuju lokasi survei dapat

Page 14: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

14

ditempuh melalui jalur darat, laut, maupun udara. Jalur darat dari

Merauke menuju Tanah Merah ditempuh selama 14 jam menggunakan

kendaraan Hiline, biaya sewa 1 kendaraan RP.6 juta. Dari Merauke

menuju Asikie ditempuh selama 12 jam dengan biaya sewa Rp. 5 juta.

Jalur laut dari Merauke menuju Wanam menggunakan kapal perintis

tiap 2 minggu sekali. Perjalanan ditempuh sekitar 24 jam. Biaya per orang

Rp. 60 ribu.

Jalur udara dari Merauke menuju Tanah Merah menggunakan

pesawat twin outter seminggu 2 kali, biaya Rp. 1,2 juta per orang (di luar

barang).

g. Alat Komunikasi

Alat komunikasi yang digunakan di daerah survei untuk komunikasi

jarak jauh adalah HP satelit serta radio Marine band untuk komunikasi

terbatas. Untuk komunikasi antar posko, HP dapat digunakan di Bade,

Asikie dan Tanah Merah serta HP satelit untuk Wanam, Log Point, dan

Mam.

h. Daya Dukung Logistik

1) BBM. Daya dukung logistik berupa BBM di setiap posko

dapat mendukung BBM industri dengan harga Rp. 15 ribu per liter.

2) Bahan makanan. Harga bahan makanan di daerah survei

tergolong tinggi dikarenakan susahnya memasok bahan makanan,

indeks makan Rp. 50 ribu sekali makan. Bahan makanan dapat

diperoleh di Wanam, Bade, Asikie, dan Tanah Merah.

3) Sewa rumah atau penginapan. Sewa penginapan untuk posko

Rp. 300.000 per hari per kamar.

4) Sarana kesehatan. Dukungan kesehatan dan pengobatan

dapat diperoleh di daerah Wanam, Bade, Asikie, dan Tanah Merah.

9. Penutup

Demikian laporan singkat survei awal ini dibuat, semoga dapat bermanfaat untuk merencanakan kegiatan survei selanjutnya.

Page 15: 2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats

15

Merauke, 11 April 2013

Ketua Tim Survei Awal

Indarto Budiarto

Kolonel Laut (P) Nrp. 9182/P