1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

19
1 KONSEP DASAR SURVEY SAMPEL 1.1 PENDAHULUAN Deming (1950) secara ringkas mengatakan bahwa: “Pengambilan sampel tidak hanya mengganti keseluruhan populasi dengan sebagian dari populasi saja. Pengambilan sampel adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam mengendalikan dan mengukur tingkat kepercayaan dari informasi statistik yang berguna melalui teori peluang”. Perhitungan dari suatu populasi dengan metode sampling, seperti yang diusulkan oleh Laplace pada tahun 1783, mulai digunakan secara luas. Pada mulanya, beberapa pertanyaan dasar mulai muncul, seperti: i. Bagaimana seharusnya suatu penelitian itu dibuat? ii. Berapa banyak penelitian yang mestinya dibuat? iii. Bagaimana seharusnya mengambil sampel? iv. Bagaimana seharusnya data yang telah diperoleh itu dianalisis? Jawaban dari pertanyaan diatas telah dicari, dan dalam prosesnya beberapa tekhnik dan metode yang berbeda telah dikembangkan. Metode-metode tersebut dites untuk menentukan apakah pertanyaan-pertanyaan yang dijelaskan diatas dapat terjawab atau tidak. Seiring berjalannya waktu, konsep generalisasi melalui pengenalan logika induktif, seperti proses generalisasi dari sebagian ke seluruh populasi, mendapat perhatian dari statistisi dalam mengembangkan tekhnik pengambilan sampel. Dalam penjelasan tersebut beberapa pertanyaan dapat terpecahkan, tetapi bagaimana generalisasi itu dibuat?. Jawaban dari pertanyaan ini dicari dengan bantuan tekhnik peluang. Dari sinilah konsep pengambilan sampel dengan kaidah peluang berawal. Penggunaan peluang dalam teori pengambilan sampel mulai dikenal sebagai alat yang berguna dalam menggambarkan pendugaan tentang populasi, baik yang terbatas maupun terhingga. Dalam penggunaan secara tradisional peneliti mengasumsikan beberapa macam struktur peluang dalam pengamatan, dimana dalam survey sampel dia memperkenalkan elemen peluang dengan menggunakan tekhnik randomisasi (pengacakan). Ide tentang struktur peluang dalam perencanaan penelitian mula-mula

Transcript of 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Page 1: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

1

KONSEP DASAR SURVEY SAMPEL

1.1 PENDAHULUANDeming (1950) secara ringkas mengatakan bahwa:“Pengambilan sampel tidak hanya mengganti keseluruhan populasi dengan sebagian dari populasi saja. Pengambilan sampel adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam mengendalikan dan mengukur tingkat kepercayaan dari informasi statistik yang berguna melalui teori peluang”. Perhitungan dari suatu populasi dengan metode sampling, seperti yang diusulkan oleh Laplace pada tahun 1783, mulai digunakan secara luas. Pada mulanya, beberapa pertanyaan dasar mulai muncul, seperti:

i. Bagaimana seharusnya suatu penelitian itu dibuat?ii. Berapa banyak penelitian yang mestinya dibuat?

iii. Bagaimana seharusnya mengambil sampel?iv. Bagaimana seharusnya data yang telah diperoleh itu dianalisis?

Jawaban dari pertanyaan diatas telah dicari, dan dalam prosesnya beberapa tekhnik dan metode yang berbeda telah dikembangkan. Metode-metode tersebut dites untuk menentukan apakah pertanyaan-pertanyaan yang dijelaskan diatas dapat terjawab atau tidak. Seiring berjalannya waktu, konsep generalisasi melalui pengenalan logika induktif, seperti proses generalisasi dari sebagian ke seluruh populasi, mendapat perhatian dari statistisi dalam mengembangkan tekhnik pengambilan sampel. Dalam penjelasan tersebut beberapa pertanyaan dapat terpecahkan, tetapi bagaimana generalisasi itu dibuat?. Jawaban dari pertanyaan ini dicari dengan bantuan tekhnik peluang. Dari sinilah konsep pengambilan sampel dengan kaidah peluang berawal. Penggunaan peluang dalam teori pengambilan sampel mulai dikenal sebagai alat yang berguna dalam menggambarkan pendugaan tentang populasi, baik yang terbatas maupun terhingga.

Dalam penggunaan secara tradisional peneliti mengasumsikan beberapa macam struktur peluang dalam pengamatan, dimana dalam survey sampel dia memperkenalkan elemen peluang dengan menggunakan tekhnik randomisasi (pengacakan). Ide tentang struktur peluang dalam perencanaan penelitian mula-mula diberikan oleh Fisher (1935), dimana dia menunjukkan bahwa randomisasi yang tadi telah dikenalkan dalam pemilihan sampel dari dalam populasi, memberikan metode yang benar dalam memperoleh penduga. Dia mendemonstrasikan secara sederhana bahwa randomisasi tidak hanya memberikan prosedur pemilihan sampel yang benar dari suatu populasi, tetapi juga memberikan reaksi dari keseluruhan resiko. Jadi, permasalahan tersebut telah berkurang untuk menentukan metode pemilihan sampel dan pendugaan, yang meminimalkan error yang bersangkutan. Mahalanobis (1944) mengenalkan konsep penting yang lainnya- yaitu fungsi dari biaya. Masalah ini dipertimbangkan untuk menemukan combinasi dalam pemilihan sampel dan prosedur pendugaan yang akan meminimalkan fungsi dari biaya.

1.2 DASAR DALAM PENGGUNAAN TEKHNIK SAMPLING DAN KELEMAHANNYA

Kajian utama dalam pembahasan ini adalah bagaimana menggunakan teori dan tekhnik dalam survey sampel dengan aplikasinya dalam permasalahan yang berbeda-beda di lapangan. Survey sampel banyak digunakan dalam mengumpulkan informasi, untuk menemukan permasalahan tertentu dalam pemerintahan, industri dan perdagangan, fisika, ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial, pendidikan serta ekonomi, dll. Tekhnik survey sampel

Page 2: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

sekarang secara umum digunakan untuk memperoleh informasi di berbagai macam aktifitas dalam lingkungan sosial dan ekonomi. Seluruhnya yang ada pada kehidupan kita pasti didasari atas survey sampel. Tidaklah mungkin mengikutsertakan seluruh batasan dalam penerapan survey sampel dalam pembahasan kali ini. Namun, pada situasi tertentu dimana tekhnik pengambilan sampel dapat digunakan dengan benar telah diberikan.

i. Ketika hasil berakurasi dan keyakinan tinggi dengan modal yang telah ditetapkan,atau jumlah sampel yang kecil dengan derajat keyakinan yang dibutuhkan.

ii. Ketika unit-unit yang diteliti menunjukkan variasi atau ragam yang dapat dipertimbangkan untuk karakteristik dalam penelitian tersebut.

iii. Ketika jumlah populasinya takterhingga atau bersifat merusak apabila kita lakukan penelitian pada seluruh populasi.

iv. Jika ruang lingkup penelitian sangat luas dan kita tidak tahu secara pasti populasinya.

v. Ketika waktu, uang, dan sumber yang lainnya terbatas.

Teori pengambilan sampel mempunyai kelemahan yang secara singkat diberikan seperti di bawah ini:

i. Apabila kita menggunakan desain sampel yang salah, sampel tidak secara penuh mewakili populasi dan akibatnya hasil pendugaan menjadi tidak akurat.

ii. Teori pengambilan sampel dan penerapannya di lapangan membutuhkan petugas yang terlatih dan mempunyai kualifikasi, dan tanpanya hasil dari survey sampel tidak dapat diandalkan.

iii. Perencanaan dan penerapan dari survey sampel harus dilakukan dengan hati-hati, atau data akan memberikan hasil yang menyesatkan.

1.3 DEFINISI DAN PERSIAPAN

Definisi-definisi dan konsep-konsep dasar berikut dikembangkan sebelum kita membahas secara detail tentang metode penarikan sampel. Kita biasanya menemukan suatu kumpulan (yang disebut populasi):

U=(u1 , . .. .. .. . , uN )

dari suatu obyek, u1 , . .. .. . .. .. . ,uN (yang disebut sebagi unit atau elemen), dimana beberapa hal

yang diamati (disebut sebagi karakteristik) y i didefinisikan untuk setiap unit ui .

Teori pengambilan sampel terpusatkan pada bagaimana caranya mengambil sampel, urutan

atau sekumpulan unit yang diambil dari U , yang bertujuan untuk menduga parameter seperti

Y , Y , σ2 , R ,dll. Sebuah teori yang berguna dapat dikembangkan dengan dasar teori peluang (dengan anggapan bahwa pembaca telah memiliki pengetahuan tentang hal itu). Kita seharusnya mempertimbangkan penelitian secara acak atau random, dengan hasil yang tergantung kepada peluangnya. Hasil dari penelitian disebut sebagai titik sampel dan total keseluruhan dari titik sampel yang sesuai dengan metode pengambilan sampel yang digunakan disebut sebagai sample space. Setiap hasil dari penelitian didigambarkan oleh satu,

Page 3: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

dan hanya satu, titik sampel. Metode penarikan contoh juga harus menjelaskan peluang P( s )

bahwa s sampel secara nyata diambil sehingga P( s )≥0 , dan ∑ P (s )=1 .

Kita akan memberikan beberapa bukti hasil standar dalam teori peluang, yang akan digunakan dalam pembahasan teori penarikan sampel. Jika diketahui suatu random variabel

X dengan nilai x i dengan peluang pi=( i=1 ,. .. . .. . ,N ) . Nilai harapan dari X didefinisikan sebagai berikut

E ( X )=∑i=1

N

pi xi=∑1

N

pi x i= X

Pada umumnya, jika Φ ( X ) merupakan fungsi dari X , maka

E {Φ ( X ) }=∑1

N

pi Φ ( x i )

Kita seharusnya menggunakan hasil-hasil yang terkandung dalam teorema-teorema dibawah ini:

THEOREMA 1.1 Jika X dan Y adalah dua peubah acak ,

E ( X+Y )=E ( X )+E (Y ) (1.3.1)

Dalam bentuk umum dari k peubah acak,

E(∑i

k

X i)=∑i

k

E ( X i )(1.3.2)

Bentuk yang lebih sederhana dapat dituliskan sebagai berikut,

E(∑i

k

ai X i)=∑i

k

ai E ( X i )(1.3.3)

Dimana a i (i=1, . .. .. . , k ) adalah suatu konstanta.

THEOREMA 1.2 Jika X dan Y independen,

E ( X⋅Y )=E ( X )⋅E (Y ) (1.3.4)

THEOREMA 1.3 Varians dari peubah acak

Z=aX+b

Dimana a dan b independen, diberikan oleh

V (Z )=a2V ( X ) (1.3.5)

THEOREMA 1.4 Covarians dari X dan Y diberikan oleh

Page 4: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Cov ( X ,Y )=E ( XY )−E ( X ) E (Y )

=ρ [V ( X )⋅V (Y ) ]1

2(1.3.6)

dimana ρ merupakan koefisien korelasi dari X danY .

THEOREMA 1.5 Jika X i dan a i (i=1, . .. .. . ., k )adalah k peubah acak dan suatu konstanta, maka

V (∑i

k

ai X i)=∑i

k

∑j

k

ai a j Cov ( X i , X j )(1.3.7)

THEOREMA 1.6 Jika X dan Y peubah acak yang independen, maka

V ( XY )=V ( X )V (Y )+[ E ( X ) ]2 V ( X )+ [E (Y ) ]2 V ( X ) (1.3.8)

THEOREMA 1.7 Nilai harapan dari peubah acak X diberikan oleh

E ( X )=E1 E2 ( XIY ) (1.3.9)

dimana E2 adalah conditional expectation X dengan syarat Y , dan E1 adalah expectation seluruh kemungkinan nilai Y .

THEOREMA 1.8 Varians dari peubah acak adalah penjumlahan dari nilai harapan dari conditional varians dengan varians dari conditional expectation. Yang rumusnya,

V ( X )=E1V 2 ( X )−V 1 E2 ( X )(1.3.10)

Kita menganggap hal itu tidak dapat dikerjakan dengan mudah atau memerlukan banyak

waktu dan mahal untuk mengukurX dalam setiap unit ui ,atau seluruh elemen, perhitungan menjadi tidak tepat. Kita, oleh karena itu, memilih beberapa elemen (sampel). Maka, unit sampel diambil sebagai elemen atau sekelompok elemen yang dapat diidentifikasi dan didefiisikan dengan baik dalam suatu pengamatan. Sekumpulan dari seluruh unit biasanya disebut dengan populasi. Populasi dapat dikatakan terbatas(finite) apabila jumlah unit dalam populasi tersebut memenuhi syarat-syarat dari terbatas itu sendiri. Biasanya sebuah daftar telah dipersiapkan atau nomor urut pencacahan telah diberikan kepada seluruh unit dalam populasi. Hal tersebut menciptakan sebuah kerangka sampel, sebagian dari populasi disebut sebagai sampel. Jumlah unit-unit yang terdapat dalam suatu sampel dikenal sebagai ukuran sampel(sample size). Jumlah dari unit-unit yang berbeda dalam sampel disebut sebagai ukuran sampel yang efektif.

Nilai dari suatu sampel disebut sebagai statistik. Nilai tersebut digunakan untuk mengestimasi beberapa parameter, sehingga disebut sebagai estimator. Estimator adalah suatu peubah acak dan mungkin memberikan nilai yang berbeda-beda dari sampel satu ke sampel lainnya. Beda

antara estimator (t ) dan parameter (θ ) disebut sebagai error. Sebuah estimator (t ) dikatakan

sebagai penduga yang tidak bias untuk parameter (θ ) apabila

E ( t )=θ ,

Page 5: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Maka bias diberikan oleh

E ( t−θ )=B ( t )

Ukuran relative dari suatu bias adalah B (t )/θ . Rata-rata kuadrat suatu error dari θ disebut sebagai mean-square error (MSE). Dengan rumus,

MSE (t )=E ( t−θ )2

Varians pengambilan sampel dari t didefinisikan sebagai berikut,

V ( t )=E [ t−E ( t ) ]2

Dengan jelas,

MSE (t )=E (t−θ )2

¿ E [ {t−E (t ) }+{E (t )−θ }]2

¿ E [ t−E (t ) ]2+[ E (t )−θ ]2

¿V (t )+B2 (t )

Akar positif dari varians disebut sebagai standar error dari estimator. Perbandingan standar error dari estimator dengan nilai harapan dari estimator disebut sebagai relative standar error.

Diberikan estimator t1dan t2dari sebuah parameter, estimator t1dikatakan lebih efisien

daripada t2 jika MSE t1dari lebih kecil daripada MSE t2 .Relative efficiency, dari t1

dibandingkant2 , yang berbeda menurut jumlah sampel atau metode pengambilan sampel atau kedua-duanya, yang didefinisikan sebagai hubungan timbal balik rasio varians pengambilan sampel dari estimator dengan kedua tekhnik ketika jumlah unit-unit yang sama terambil. Relative efficiency juga dapat didapatkan sebagai perbandingan timbal balik dari ukuran sampel untuk kedua metode pengambilan sampel ketika unit sampel yang sama terambil.

Pada kenyatannya, pertanyaanya disini adalah bagaimana untuk mengukur ketepatan (accuracy),untuk mengukur perbedaan yang diharapkan antara estimator dan nilai sesungguhnya (parameter). Hal tersebut biasanya diukur dengan efisiensi yang berbanding secara terbalik terhadap mean-square error. Karena nilai sebenarnya dari parameter pada umumnya tidak diketahui, efisiensi dapat diukur dalam suatu presisi(ketepatan),perbedaan yang diharapkan dari estimator terhadap nilai harapannya. Maka, presisi dari estimator adalah berbanding terbalik terhadap varians pengambilan sampelnya.

1.4 KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN DARI SENSUS DAN SURVEY SAMPEL

Perhitungan total dari seluruh unit dalam populasi untuk karakteristik tertentu dikenal sebagai perhitungan total, juga disebut sebagai sensus. Uang, tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi perhitungan secara umum akan lebih besar dan ada banyak situasi dimana perhitungan total tidak mungkin dilakukan. Dalam hal ini ada juga dimana tidak praktis untuk menghitung seluruh unit, dan pemilihan dari beberapa unit akan sangat membantu. Ketika hanya sebagian, disebut sebagai sampel, dipilih dari populasi dan diteliti, maka hal ini disebut sebagai perhitungan sampel atau survey sampel.

Page 6: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Sebuah survey sampel biasanya lebih murah daripada survey sensus dan informasi yang diinginkan akan diperoleh dalam waktu yang singkat. Hal ini tidak menandakan bahwa ekonomi hanya satu-satunya hal yang dipertimbangkan dalam menggunakan survey sampel. Hal yang lebih penting bahwa tingkat keakuratan dari hasil juga diperhatikan. Kadang-kadang, tekhnik dari survey sampel digunakan untuk menguji hasil yang diperoleh dari survey sensus. Sudah menjadi fakta bahwa dalam situasi tertentu penggunaan survey sampel yang benar akan memberikan hasil yang lebih berharga daripada survey sensus. Keuntungan dan kekurangan survey sampel telah diteliti oleh Mahalanobis (1950), Yates (1953), Zarkovich (1961) dan Lahiri (1963). Cochran (1977) dengan sangat menunjukkan beberapa keuntungan dari survey sampel dibandingkan dengan survey sensus. Secara singkat, yaitu:

i. Mengurangi biaya survey

ii. Waktu yang lebih cepat dalam memperoleh hasil

iii. Hasil mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi

iv. Ruanglingkup yang lebih luas, dan

v. Kemampuan beradaptasi

Fisher (1950) menjumlahkan keuntungan dan kerugian dari survey sampel dibandingkan dengan survey sensus sebagai berikut:

“saya telah membuat empat penjelasan tentang prosedure pengambilan sampel. Tiga yang pertama, kemampuan beradaptasi, kecepatan, dan ekonomi, dan tidak ada yang lainnya. Terlalu banyak contoh yang telah tersedia untuk menunjukkan seberapa banyaknya metode yang harus diberikan. Tetapi, mengapa saya mengatakan bahwa hal ini lebih daripada hanya prosedure yang kadang-kadang dalam persaingan, perhitungan secara lengkap?. Jawabannya, menurut pandangan saya, berbohong dalam proses utama mendesain dan merencanakan enquiry dalam pengambilan sampel. Hal ini adalah teori secara matematik dari kesalahan dalam pengambilan sampel secara acak, gagasan tentang keakuratan adalah yang paling penting. Pimpinan dari survey merencanakan dari awal untuk menentukan dan mengetahui tingkat keakuratan; misalnya penentuan yang mana dia tidak pernah kehilangan pengawasan, dan perolehan keakuratan, orang yang mengerti tindakan pencegahan, adalah manifestasi dari hasil enquery”.

Meskipun terdapat beberapa keuntungan di atas, survey sampel tidak selalu lebih disukai daripada survey sensus. Teori pengambilan sampel mempunyai kelemahan dan keuntugan dari pengambilan sampel melalui perhitungan lengkap dapat digunakan hanya jika:

i. Unit-unit diambil dengan cara ilmiah.

ii. Tekhnik pengambilan sampel yang tepat digunakan

iii. Jumlah unit pada sampel yang diambil cukup. Jika informasi diperlukan untuk tiap-tiap unitnya, sensus adalah jawaban satu-satunya.

1.5 PRINSIP-PRINSIP DALAM TEORI PENGAMBILAN SAMPEL

Tujuan utama dari teori pengambilan sampel adalah untuk membuat pengambilan sampel itu menjadi efektif. Teori dari penarikan sampel didasarkan pada 3 prinsip dasar yang penting:

i. Prinsip validitas

Page 7: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

ii. Prinsip keteraturan secara statistik

iii. Prinsip optimalisasi

Prinsip validitas

Prinsip ini menyatakan bahwa desain penarikan sampel menyediakan pendugaan yang sah tentang parameter populasi. Yang dimaksud dengan valid, adalah sampel diambil dan penduga dapat diintepretasikan secara obyektif dan sesuai dengan kaidah peluang. Jadi, prinsip ini memastikan bahwa ada beberapa peluang yang jelas untuk setiap individu dalam desain penarikan sampel.

PRINSIP KETERATURAN SECARA STATISTIK

Prinsip keteraturan secara statistik, yang berasal dari teori peluang, dapat dijelaskan melalui kalimat berikut ini:

“unit-unit dalam jumlah yang cukup besar yang diambil secara acak dari kelompok yang besar hampir dipastikan secara rata-rata memiliki karakteristik seperti yang dimiliki kelompoknya.”

Prinsip ini menekankan pada pentingnya memilih desain penarikan sampel yang baik dimana pengambilan tiap unit sampel ke dalam suatu sampel didasarkan pada teori peluang yang benar.

PRINSIP OPTIMALISASI

Prinsip ini menggarisbawahi tentang keingginan untuk memperoleh desain sampel yang memberikan hasil yang optimal. Dengan kata lain, optimalisasi dalam mengembangkan metode pengambilan sampel dan pendugaan yang memberikan: (i) tingkat efisiensi tertentu dengan kemungkinan penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin.(ii) biaya tertentu dengan tingkat efisiensi yang semaksimal mungkin.

Jadi, prinsip optimalisasi ini meminimalkan resiko kesalahan dalam desain sampel, prinsip ini menekankan dalam memperoleh hasil optimal dengan meminimalkan penggunaan biaya dan perolehan mean square error.

1.6 TAHAP-TAHAP PRINSIPAL DALAM SURVEY SAMPEL

Tekhnik survey sampel sekarang ini telah digunakan secara luas, oleh karena itu sangatlah penting untuk menjelaskan secara singkat tahap-tahap utama dalam survey sampel. Beberepa tahap-tahap utama yang terkandung tersebut diberikan sebagai berikut:

i. Pernyataan tentang keobyektifan

ii. Definisi dari populasi yang diteliti

iii. Penentuan kerangka sampel dan unit sampel

iv. Desain sampel yang cocok

v. Pengorganisasian dari lingkungan kerja

vi. Kesimpulan dan analisis data

Page 8: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Pernyataan tentang keobyektifan

Dalam survey sampel, langkah pertama adalah meletakkan pernyataan yang jelas tentang keobyektifan dari suatu survey. Pengguna harus memastikan bahwa keobyektifan ini sebanding dengan ketersediaan sumber seperti biaya, tenaga kerja, dan keterbatasan dalam suatu survey.

Definisi dari populasi

Populasi dimana suatu sampel itu diambil harus didefinisikan dengan jelas dan tidak ambigu. Sebagai contoh, untuk mengestimasi rata-rata hasil panen per luas bidang tanah, sangatlah penting untuk mendefinisikan ukuran luas bidang tanah yang dimaksud dengan jelas. Sampled population (populasi yang sebagai dasar dalam mengambil sampel) harus tepat dengan populasi targetnya (populasi dimana informasi itu diperlukan). Demografi, geografi, administrasi dan dan batas-batas populasi lainnya harus jelas keterangannya sehingga tidak menimbulkan ambigu dalam pelaksanaan survey.

Penentuan kerangka sampel dan unit sampel

Hal utama yang dibutuhkan dalam survey sampel adalah menentukan kerangka sampel yang akan digunakan, daftar dari seluruh unit-unit sampel dan data relevan lainnya dikumpulkan. Itu adalah kerangka sampel yang menentukan struktur pengambilan sampel dalam suatu survey. Kerangka sampel adalah kunci bagaimana pemilihan sampel dan prosedur estimasi dilaksanakan. Populasi harus mempunyai kemampuan dalam pembagian kedalam unit-unit tertentu, yang tidak ambigu, dan dapat mewakili keseluruhan populasi.

Desain sampel yang cocok

Jika desain pengambilan sampel terpilih, pendugaan final akan sangat dapat diandalkan. Ukuran dari sampel, prosedur pemilihan dan pendugaan parameter dengan beberapa resiko yang terkandung didalamnya serta beberapa aspek statistik penting yang seharusnya menerima perhatian lebih. Jika jumlah desain pengambilan sampel untuk mengambil sampel tersedia, maka resiko total, biaya dan presisi, seharusnya dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan terakhir dari desain pengambilan sampel.

Pengorganisasian dari lingkungan kerja

Prestasi dalam mencapai tujuan dari survey sampel tergantung pada luasnya lingkungan kerja yang dapat diandalkan. Jika pekerjaan dilakukan dengan jujur, sungguh-sungguh, dan berdasarkan intruksi yang telah ditetapkan serta jika ada pengawasan yang hati-hati terhadap pekerja lapangan, sehingga tidak ada keragu-raguan terhadap prestasi dalam mencapai tujuan survey. Oleh karena itu hal tersebut sangatlah penting untuk membuat ketentuan dalam pengawasan pekerja yang cukup untuk pemeriksaan lapangan kerja.

dan menurut perintah dan jika ada pengawasan yang teliti dari staff pelaksanaan, tidak dapat diragukan akan tercapainya tujuan survei. Oleh karena itu, perlu untuk membuat pengawasan yang sesuai untuk inspeksi kerja lapangan.

Ringkasan dan Analisa Data Di dalam suatu survei sampling, langkah terakhir dari analisis dan menarik

kesimpulan dari suatu sampel untuk memperkirakan suatu populasi adalah hal yang sangat penting dan persoalan yang mengagumkan. Jika hasil suatu survei adalah basis untuk

Page 9: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

membuat kebijakan, ini adalah bagian yang paling penting dari survei sampling dan harus ditangani secara hati-hati.

Analisa data yang dikumpulkan dar suatu survei secara luas digolongkan sebagai berikut:

1. Penelitian dengan cermat dan editing data 2. tabulasi data 3. Analisa statistik 4. Pelaporan dan kesimpulan Akhirnya, dalam suatu laporan hasil survei, pengusulan tindakan yang mungkin

diambil, harus di cantumkan.

1.7 SAMPEL BERPELUANG DAN SAMPEL TIDAK BERPELUANG

Teknik memilih suatu sampel adalah hal penting dan pokok di dalam teori sampling dan pada umumnya tergantung pada sifat alami penyelidikan. Prosedur Sampling yang biasanya digunakan secara umum digolongkan menjadi:1. Sampel berpeluang 2. Sampel tidak berpeluang

Sampling Berpeluang Ini adalah metode memilih sampel menurut aturan tertentu dari sebuah kemungkinan

di mana masing-masing unit populasi mempunyai beberapa kemungkinan terpilih menjadi sampel. Di sini ada sejumlah sampel yang dituliskan S1, S2,…,Sk yang dapat dibentuk dengan pengelompokan unit dari populasi yang ditentukan, dan masing-masing calon sampel Si

mempunyai kemungkinan terpilih yang dinotasikan p1. Suatu spesifikasi yang jelas dari semua kemungkinan sampel yang jenisnya telah ditentukan bersama dengan kesesuaian kemungkinan terpilihnya disebut desain sampel. Di dalam bab yang berikut dari buku ini kita akan hanya mempertimbangkan prosedur sampel berpeluang.

Bukan Sampling Berpeluang Ini adalah metode memilih sampel, di mana pemilihan unit sampling tergantung

seluruhnya pada pertimbangan atau penghakiman si pelaku survei. Metoda ini juga disebut purposive atau sampling penghakiman. Di dalam prosedur ini sampler memeriksa keseluruhan populasi dan memilih sampel yang khas yang ia pertimbangkan dapat mendekati nilai tengah populasi.

Metoda Sampling ini sebagian besar digunakan untuk survei pendapat, tetapi tidak bisa direkomendasikan untuk penggunaan yang umum karena adanya subjektivitas atau prasangka dan penyimpangan dari sampler. Bagaimanapun, jika sampler berpengalaman dan ahli, mungkin saja penghakiman sampling bisa menghasilkan hasil yang bermanfaat. sedangkan kekurangannya adalah tidak mungkin untuk menghitung tingkat ketepatan perkiraan dari nilai-nilai sampel.

1.8 UNIT SAMPLING

Suatu unit sampling yang telah digambarkan pada bab sebelumnya, tetapi masih memerlukan uraian lebih lanjut sebagai dasar prosedur sampling. Unit ini mungkin unit alami populasi seperti individu di suatu tempat, atau kumpulan seperti unit seperti keluarga, atau mungkin unit seperti pertanian, dan lain lain Sebelum memilih sampel, populasi harus dibagi menjadi bagian yang beda, tidak melampaui batas dan jelas, dimana tiap-tiap unsur populasi merupakan satu unit sampling. Saat pengambilan dari semua unit sampling yang jenisnya telah ditetapkan dari suatu populasi, unit sampling harus ditetapkan bahwa masing-

Page 10: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

masing elemen di dalam populasi hanya bias menjadi satu unit sampling. Sedangkan sebagian dari unsur tidak akan tercakup di dalam sampel. Contoh, jika unit sampling adalah suatu keluarga, haruslah digambarkan bahwa individu bukan kepunyaan dua keluarga berbeda maupun bukan milik keluarga yang lain.

1.9 KERANGKA SAMPEL

Seperti yang digambarkan sebelumnya, suatu daftar lengkap dari unit sampling yang mewakili populasi disebut kerangka sampel yang dikenal sebagai frame Konstruksi kerangka sampel kadang-kadang salah satu permasalahan praktis yang utama. Umumnya kerangka sampel dianggap sempurna, menyeluruh, lengkap, dan up-to-date menyangkut semua unit sampling dan struktur karakternya. Maka kerangka harus selalu dibuat up-to-date dan bebas dari kesalahan dari unit sampling yang terlewat atau unit sampling yang tercatat ganda. kerangka sampel yang berbeda dibahas oleh Mahalanobis(1944), Yates (1960), Seal (1962), Hansen, Hurtwitz, dan Jabine (1963), Singh (1978), dan yang lainnya kerangka sampel secara luas dikelompokkan menjadi:

1. Sampel tidak lengkap ketika beberapa unit sampling dari populasi tidak dimasukkan atau tidak dimasukkan lebih dari sekali.

2. Kerangka yang tidak akurat, ketika beberapa unit dari populasi ditulis secara tidak benar dan tidak actual lagi.

3. Kerangka sampel yang tidak cukup. Ketika sampel tidak mencangkup semua kelas atau kategori dari populasi yang akan diteliti.

4. Kerangka sampel yang tidak up-to-date. Ketika kerangka sampel tidak sesuai lagi dengan keadaan yang semestinya walaupun datanya akurat, lengkap dan cukup saat kerangka dibentuk.

Catatan yang dikumpulkan secara berkala bertujuan untuk menghindari data yang tidak komplit, dan tidak akurat dan memghindari tejadinya duplikasi data yang tidak diketahui jumlahnya. Catatan harus selalu dijaga secara hati-hati untuk memastikan frame bebas dari kesalahan-kesalahan. Jika data tidak up-to-date, data harus disusun kembali. Kerangka yang baik sulit untuk didapatkan tetapi pengalaman selalu membantu dalam pembentukan kerangka sampel.

1.10 TUJUAN PERENCANAAN SURVEI

Inti dari survei adalah perencanaan, pengumpulan dan pengolahan data. Beberapa aspek penting yang termasuk dalam perencanaan dan pengolahan dari surveidapat dibedakan menurut:

Spesifikasi Data yang Dibutuhkan

Ketika menentukan data yang akan kita cari, penyurvei harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Pernyataan statistik dari informasi yang diharapkan2. Spesifikasi yang jelas dari wilayah study3. Daftar dari data yang dikumpulkan dan pembatasan anggaran4. Tingkat ketelitian yang diinginkan

Referensi Survei dan Periode Pelaporan

Page 11: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Periode survei adalah periode selama pengumpulan data yang diinginkan. Periode survei sebaiknya dibagi menjadi tahap-tahap agar mudah dalam memastikan peristiwa yang dapat mewakili populasi dsari suatu sampel. Periode referensi adalah waktu dimana data harus memiliki acuan. Periode referensi menentukan objektivitas survei. Untuk item yang berbeda bisas berasal dari periode referensi yang berbeda. Periode pelaporan adalah waktu disaat informasi dikumpulkandan ditentukan oleh kondisi saat survei dilakukan. Untuk pertimbangan teknik disini, mungkin perbedaan periode pelaporan untuk item yang beda, tetapi dari poin operasional yang ditunjukkan, diperlukan untuk digunakan pada pelaporan yang sama untuk semua item sejauh masih mungkin.

Persiapan Kerangka Sampel

Karena kerangka sampel menentukan struktur dari survei dan desain survei, persiapan kerangka sampel memerlukan perhatian yang cukup untuk merencanakan kerangka sampel yang akurat dan mutahir. Jika beberapa sumber digunakan dalam pekejaan yang sama, persiapan kerangka sampel menjadi sangat berarti.

Pemilihan Desain Sampel

Keputusan mengenai desain sampel yang optimum, setelah menentukan teknik, operasional dan faktor-faktor risiko ke dalam suatu pertimbangan menentukan bagian yang sangat berarti. Prinsip pendugaan harus selalu menjadi perhatian utama bisa dicapai dengan:

1. Menentukan tingkat keyakinan dan meminimalkan biaya2. Memaksimalkan tingkat keyakinan dengan biaya tetap

Metode Pengumpulan Data

Perencanaan dan pelaksanaan survei mencangkup hal yang besar dalam metode pengumpulan data. Setelah pengujian yang sangat teliti dari kerangka sampel, desain, anggaran, dan objektivitas survei, keputusan selanjutnya adalah menentukan metode pengumpulan data baik untuk pengumpilan data primer maupun data sekunder. Dalam beberapa kasus pengumpulan data prtimer, model clear-cut dari pengumpulan harus diperhatikan apakah data yang dikimpulkan dengan cara wawancara, surat, pengukuran langsung dal lain-lain. Untuk mempertahankan keseragaman, metode pengumpulan data diperlukan untuk memberikan perintah yang detil.

Kerja Lapangan dan Pelatihan

Kerja lapangan dan pelatihan sangat penting. Setiap personil harus sepenuhnya dilatih agar dapat menentukan unit sampling dan metode pengumpulan data yang diperlukan sebelum melakukan pekerjaan utama di lapangan. Staff harus dilatih dengan baik, bukan hanya aspek stastistik tetapi juga seni dalam pemilihan informasi yang benar dari sumber-sumber yang berbeda.

Pengolahan Data Survei

Pengolahan data yang dikumpulkan dalam survei secara umum dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pemeriksan dan pengeditan data2. Tabulasi data

Page 12: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

3. Analisis statistik

Pemerosesan data dibutuhkan untuk merencanakan pelaksanaan survei dalam beberapa cara yang aliran materi kerjanya melalui alur yang berbeda. Cara pengolahan data menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan dalam hasil survei.

Persiapan Pelaporan

Menueut pedoman yang diformulasikan oleh PBB, persiapan pelaporan hasil survei sampel harus cukup guna mencapai tujuan. Laporan harus mempunyai bagian-bagian seperti objek, cangkupan, batasan subjek survei, metode pengumpulan data, referensi survei dan periode pelaporan data, desain sampel dan prosedur perkiraan, presedur tabulasi dan presentasi hasil survei, akurasi, struktur biaya, pertanggungjawaban dan referensi. Hal-hal ini sangat berguna untuk memberi ringkasan dari hasil survei yang dapat digunakan oleh semua pihak untuk membuat kebijaksanaan.

1.11 SAMPLING ERROR DAN NON-SAMPLING ERROR

Kesalahan (error) biasanya ditemukan saat pengumpulan, pengolahan dan analisis data dalam survei dan bias dikelompokkan menjadi:

1. Sampling error2. Non-sampling error

Sampling Error

Error yang terbentuk saat sampel yang digunakan untuk memperkirakan parameter populasi disebut sampling error atau fluktuasi sampling. Berapapun tingkat keyakinan yang digunakan dalam pemilihan sampel, akan selalu ada perbedaan antara nilai parameter dengan nilai estimasi yang didapatkan berdasarkan data sampel.

Error bersifat melekat dan tidak dapat dihindari di berbagai rancangan sampel. Sampling error yang mengecil akan diikuti dengan menambah ukuran sampel. Kenyatannya, sampling error berbanding terbalik dengan ukuran sampel dan hubungnya dapat dilihat pada gambar 1.1. ketika survei sampel menjadi sensus sampling error menjadi 0.

UKURAN SAMPEL

SAMPLING ERROR

Gambar1.1 hubungan sampling error dengan ukuran sampel

Non- Sampling Error

Page 13: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing

Disamping sampling error, estimasi dari data sampel untuk populasi juga mengandung error yang lain. Error-error tersebut dikelompokkan secara bersama-sama dan disebut non sampling error. Sumber-sumber non-sampling error:

1. Kegagalan dalam pengukuran beberapa unit untuk dipilih menjadi samlpel2. Kesalahan obserfasi sehingga merusak tatanan teknik3. Kesalahan yang ditemukan dalam pengeditan, pengkodean, dan tabulasi hasil.

Dalam praktiknya, hasil survei sensus bias mengandung non sampling error walaupun bebas dari sampling error.non0sampling error meningkat dengan meningkatnya jumlah sampel sedangkan sampling error berkurang dngan peningkatan ukuran sampel.

PERSOALAN

1.1 Sebutkan keuntungan survei sampel dibandingkan sesus survei, tuliskan juga kondisi dimana survei sensus lebih disukai daripada survei sampel

1.2 Terangkan apa yang anda ketahui mengenai probability sampling dan non-probabiliyi sampling. Dan apa keunggulan da kelemahan keduanya

1.3 Gambarkan daftar urutan keterangan dalam ststus pekerjaan, bukan pekerjaan di sector pedesaan di India. Tentukan definisi dan konsep anda serta uraikan bagian dari instruksi untuk kerja lapangan.

1.4 Poin apa yang yang membutuhkan perhatian special dalam tahap perencanaan survei sampel serta referensi untuk sampel yang cocok (survei yang diadakan di india) terangkan apakah hal-hal ini telah tercangkup atau tidak.

1.5 Definisikan populasi, unit sampling dan kerangka sampel untuk pengadaan survei dari masing-masing subjek berikut. Sebutkan unit sampling yang mungkin dan bahaslah keuntungannya

1. Populaitas keluarga berencana diantara keluarga yang mempunyai dua anak atau lebih

2. Hasil tangkapan ikan bulanan di daerah pantai3. Pemiliha pegawai kantor dengan dominasi oleh para senior4. Pengukuran volume kayu di hutan5. Pengukuran hasil panen buah apel di daerah perbukitan6. Tenaga kerja di daerah kota7. Studi terjadinya kangker paru-paru dan serangan jantung dari masyarakat

pedesaan di suatu negara8. Kondisi perumahan di perkotaan9. Ukuran luas pra-panen hasil panen yang telah dispesifikasikan di suatu

wilayah10. Studi angka kelahiran11. Studi kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi masyarakat kita.

1.6 Anda diminta merencanakan survei sampel untuk mempelajari masalah hutang di suatu populasi pertanian pedesaan di india. Tentukan pula poin-poin perencanaan survei menurut:

1. unit sampling2. kerangka sampel3. metode sampling4. metode pengmpulan data

Buatlah data questioner yang sesuai untuk survei ini.

Page 14: 1_kOnsep Dasar sUrvey SampLing