1EP17977

18
1.1. Latar Belakang Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara umum, danau merupakan perairan umum daratan yang memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya dan sosial ekonomi Dilihat dari aspek ekologi, danau merupakan tempat berlangsungnya siklus ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik di dalamnya. Keberadaan danau akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya, sebaliknya kondis danau juga dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat dari aspek budidaya, masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya perikanan jala apung dan dari BAB I PENDAHULUAN . i kemudian diperluas pada tahun 1936 mencapai kurang lebih 2.667 Ha pada musim penghujan kemudian pada akhir musim kemarau luas danau Rawa Pening

description

free download

Transcript of 1EP17977

BAB I PENDAHULUAN.

ikemudian diperluas pada tahun 1936 mencapai kurang lebih 2.667 Ha pada musim

penghujan kemudian pada akhir musim kemarau luas danau Rawa Pening1

mencapai kurang lebih 1.650 Ha (Guritno, 2003) dalam penelitian Ikha pada tahun

2011.

i

i

iSumber: Kantor Kecamatan Banyubiru.

Dilihat dari Gambar 1.1 Terdapat 4 kecamatan yang mengelilingi danau

Rawa Pening yaitu kecamatan Banyubiru, kecamatan Tuntang, kecamatanSumber: Kantor Kecamatan Banyubiru.Luas dan kapasitas danau semakin berkurang akibat sungai-sungai yang bermuara ke danau Rawa Pening membawa berbagai macam limbah pertanian, i

i

.

,

i

.

. Banyaknya jumlah eceng gondok di permukaan air juga menyebabkan cahaya matahari sulit masuk kedalam perairan dan akan menyebabkan makhluk hidup seperti ikan dapat mati karena kehabisan udara.

Tumbuhan atau gulma eceng gondok ini juga mampu meningkatkan evapotranspirasi atau penguapan yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut. i

t

i

i

l

t i

kerajinan tangan. Sebagian besar masyarakat Desa Rowoboni menuai batang eceng gondok dan menjualnnya secara langsung atau untuk dikeringkan yang kemudian akan disetorkan kepada pengepul. Harga eceng gondok basah per ikat (50 gk) Rp

8.000, untuk harga eceng gondok kering Rp 3000 per kg serta harga eceng gondok kering yang sudah diannyam Rp 5000 per kg.

i

i

i i t

t

eceng gondok di Danau Rawa Pening.

1.3. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui nilai ekonomi dari pemanfaatan eceng gondok di Danau Rawa

Pening bagi masyarakat Desa Rowoboni.

diantaranya oleh Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pakan ternak yang

terbaik dari pengolahan eceng gondok. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keuntungan yang dapat diperoleh dari pembuatan fermentasi daun eceng gondok

,

.

melakukan penelitian mengenai Prospek Pemanfaatan Eceng Gondok Untuk Industri Kerajinan Kertas Seni Di Kawasan Wisata Sungai Musi Untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

salah satu upaya yang cukup prospektif dalam menanggulangi gulma eceng gondok di kawasan Sungai Musi melalui pembuatan kertas seni. Hasil penelitian

i

i

yang dilakukan, dan tindak lanjut yang dapat dilakukan sekaligus disertai dengan saran-saran.

WATER TREATMENT

Diberdayakan olehTerjemahan

PRODUKFILTER PENJERNIH AIRFERRO FILTER

FERRO FILTERmerupakan filter penjernih air yang menghasilkan air bersih yang memenuhi standart kwalitas air bersih dan air minum.

KapasitasFERRO FILTERmulai dari 400 sampai 35.000 Lt/Jam

FERRO FILTER dapat digunakan diRumah Tinggal, Kantor, Asrama, Hotel, Rumah Makan, Rumah Sakit, Komplek Perumahan, Industri Peternakan, PDAM dan untuk keperluan yang lebih besar lainnya.

PRODUKFILTER PENJERNIH AIRFILTER AIR KONVENSIONAL

Filter Penjernih Airberfungsi untuk menghilangkan kandungan zat besi, mangan, bakteri, bau dan keruh yang terdapat pada sumber air baku (air tanah atau air sumur).Filter Penjernih AirDiperuntukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga, layak untuk diminum (namun harus dimasak terlebih dahulu).WATER TREATMENT(Pengolahan air) merupakan suatu proses yang digunakan untuk membuat sumber air baku atau air limbah menjadi air yang dapat diterima bagi pengguna akhir sesuai dengan standar yang dibutuhkan (diinginkan). termasuk air bersih, air minum, air untuk proses industri, air pengobatan dan air untuk keperluan lainnya.

Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan Kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan dampak ekologis.

Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan Kontaminan dapat menggunakan Proses Fisik seperti menetap dan penyaringan Kimia seperti Desinfeksi dan Koagulasi. Selain itu proses Biologi juga digunakan dalam pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat meliputi, mencampur dengan Udara, diaktifkan Lumpur atau Saringan pasir padat

Pemurnian Air Minumadalah menghilangkan Kontaminan pada air untuk menghasilkan air minum yang murni yang layak digunakan untuk dikonsumsi manusia. Zat yang dipisahkan dalam proses pengolahan air minum antara lain padatan tersuspensi, bakteri, ganggang, Virus, Jamur, Mineral (seperti besi, Mangan dan Sulfur) dan buatan kimia polutan termasuk Pupuk. Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) umumnya diikuti di seluruh dunia untuk persyaratan kualitas air minum. Selain dari pedoman WHO, setiap negara atau wilayah dapat memiliki pedoman sendiri agar konsumen dapat memiliki akses ke air minum yang aman.

Proses-Proses Dalam Pemurnian Air Minum

Kombinasi berikut merupakan proses yang biasa digunakan untuk dalam pengolahan air minum kotamadya di seluruh dunia:

Klorinasi- Proses pencampuran air dengan Klorin (Kaporit) bertujuan untuk membunuh kuman dan meng-Oksidasi bahan-bahan kimia dalam air.

Aerasi- Merupakan merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi. Proses Aerasi juga akan meningkatkan DO - Dissolved Oxygen dalam air.

Koagulasi- Proses untuk mengikat berbagai partikel padat (Suspended Solid) sehingga membentuk gumpalan-gumpalan.

Koagulan juga dikenal sebagai polyelectrolytes- Untuk meningkatkan ketebalan koagulasi dalam pembentukan floc.

Sedimentasi- Yaitu : Proses penyaringan / pengendapan partikel-partikel yang terdapat pada air.

Filtrasi- Proses menghambat jalanya kotoran / partikel kotoran agar tidak ikut terbawa air.

Desinfeksi- Untuk membunuh bakteri, dapat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen

STANDART KWALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM

Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang : Syarat-Syarat dan pengawasan Kualitas Air Minumberikut ini merupakan sebagian dari Persyaratan Air Minum padaKadar Maksimum yang diperbolehkan

Besi 0.3 mg/lMangan 0.1 mg/lpH 6,5 8,5Ammonia 1,5 mg/lTimah 0.01 mg/lAlumunium 0,2 mg/lKlorida 250 mg/lCopper 1 mg/lKesadahan 500 mg/lTotal Padatan terlarut 1000 mg/l

Informasi Detail :klick disini

Ciri-Ciri Air Mengandung Kadar Besi Tinggi

bisa Salah datu dari :

Jika di endapkan dalam waktu kurang lebih 10 jam air akan berwarna kuning kemerahan. Wadah air meningalkan kotoran halus berwarna coklat kemerahan. Air Tidak Jernih Ber-bau besi / Karat Jika diminum berasa (tidak tawar).

Pengetesan Kadar Besi Pada Air Tanah atau Air Sumur

Pengetesan Melalui Laboratorium Pengetesan paling sederhana yaitu dengan memasukan air (yang dicurigai mengandung kadar besi tinggi) ke dalam air teh. jika air teh bertambah gelap, maka air tersebut mengandung Zat Besi Tinggi.

Contoh Instalasi Filter Penjernihan Air dengan menggunakan Filter Air Konvensional

Daftar Harga Paket Filter Penjernih AirHarga Paket Sudah Termasuk :Tabung Filter Air, Media Filter Air, Jasa Pemasangan, Ongkos Kirim (Wilayah Jakarta)

Reputation ManagementOpt-in Email Advertising

Cari yang lain :

Top of Form

Bottom of Form

1.1. Latar Belakang

Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara umum, danau merupakan perairan umum daratan yang memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya dan sosial ekonomi Dilihat dari aspek ekologi, danau merupakan tempat berlangsungnya siklus ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik di dalamnya. Keberadaan danau akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya, sebaliknya kondis danau juga dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat dari aspek budidaya, masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya perikanan jala apung dan dari aspek sosial ekonomi, danau memiliki fungsi yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar danau.

Danau Rawa Pening adalah sebuah danau yang terjadi secara ilmiah karena adanya proses pembendungan Sungai Tuntang sehingga menjadi bendungan yang membentuk seperti membulat karena terkait dengan proses geologi yang membentuknya. Kemudian bendungan tersebut disempurnakan oleh pemerintah Belanda yang melakukan pembangunan dam pada tahun 1912-1916 dengan

memanfaatkan sungai Tuntang sebagai satu-satunya pintu keluar. Danau ini

Berdasarkan topografi danau ini terletak di daerah rendah dan merupakan lembah yang dikelilingi oleh daerah yang tinggi serta terbendung di sunga Tuntang. Kondisi ini menyebabkan jumlah air mengalami penambahan terus menerus karena terdapat 9 sungai yang memberikan pasokan air yaitu Sunga Galeh, Sungai Panjang, Sungai Kedungringin, Sungai Ringis, Sungai Sraten, Sungai Parat, Sungai Legi, Sungai Torong dan Sungai Rengas. Sungai Galeh dan Sungai Panjang adalah dua sungai dominan yang memiliki Daerah Aliran Sunga (DAS) yang paling luas dibandingkan dengan sungai-sungai yang lainnya.

Gambar 1.1

Peta Administrasi Kabupaten Semarang

Ambarawa serta kecamatan Bawen. Penelitian ini akan difokuskan di

Kecamatan Banyubiru Desa Rowoboni yang dijelaskan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2

PETA KECAMATAN BANYUBIRU

industri dan lumpur sungai yang berasal dari masyarakat di sekitar aliran sunga yang menyebabkan gulma eceng gondok dapat berkembang secara cepat (Sulistiyo,

2003).

Laju sedimentasi di Rawa Pening mencapai 150.000 m3 yang diakibatkan oleh endapan eceng gondok yang mati. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten Semarang tingkat sedimentas pertahun sebesar 1.189 ton. Volume tampung air maksimal Rawa Pening kini kurang dari 49 juta meter kubik. Padahal tahun 2000 masih mencapai 65 juta m 3

Saat ini gulma eceng gondok sudah menutupi area permukaan danau kurang lebih

seluas 1.080 Ha atau kurang lebih sekitar 70 persen dari luas danau (Nugrahanti

2011).

Dampak negatif dengan adanya eceng gondok ini adalah turunnya nila estetika lingkungan yang mengurangi tingkat keindahan permukaan air, karena kita tidak dapat melihat dengan jelas dan tepat seberapa luas daerah perairan tersebut Selain itu eceng gondok dapat menyebabkan hambatan kelancaran lalulintas air seperti mempersulit jalur transportasi air.

Dampak lain yang tidak kasat mata adalah menyebabkan percepatan proses pendangkalan karena eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dalam dasar

danau hal ini juga membantu percepatan pertumbuhan bibit-bibit penyakit

Tingginya sedimentasi dan pertumbuhan eceng gondok yang tak terkendal membuat Rawa Pening cepat mengalami pendangkalan (Hanggari, 2007).

Dengan semakin luasnya persebaran eceng gondok juga mengakibatkan penurunan daya tampung air danau. Hal ini mengakibatkan daerah sekitar danau Rawa Pening sering kebanjiran saat musim penghujan dan kekurangan air saa musim kemarau.

Selain itu dampak bagi PLTA Jelok setiap tahun terjadi penurunan produks karena aliran air dari danau Rawa Pening mengalami penurunan. Tahun 2001 produksi PLTA mencapai 186 gigawatt (GW), di tahun 2002 turun menjadi 126

GW dan 2007 hanya menyumbang 79 GW untuk interkoneksi jaringan Jawa Bal

(Kompas, 2008).

Namun disisi lain penurunan kualitas lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar danau Rawa Pening. Yang pertama adalah adanya pemanfaatan lumpur danau sebagai pupuk kompos karena mengandung gambut yang berasa dari tumbuhan-tumbuhan yang ada di danau kemudian mati dan mengendap di dasar danau.

Kedua adalah adanya pertumbuhan gulma eceng gondok yang sangat pesa dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Danau khususnya di Desa Rowobon

untuk digunakan sebagai komoditas yang dapat diperjual belikan dalam bentuk

Trade-off, merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan prilaku masyarakat Desa Rowoboni. Apabila pemanfaatan dan pengolahan Danau Rawa Pening harus dilakukan secara teratur dan tertata dengan selalu mempertimbangkan kondisi serta kualitas lingkungan, maka pemanfaatan dan pengolahan danau in akan memberikan value added atau nilai tambah yang maksimal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sebaliknya, jika pemanfaatan dan pengolahan Danau Rawa Pening dilakukan tidak baik maka konsekuensinya berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup yang pada gilirannya nant akan berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengkaji dampak dar pemanfaatan eceng gondok di Danau Rawa Pening melalui kajian nila ekonomisnya serta persepsi masyarakat terhadap tingkat kesejahteraan masyaraka Desa Rowoboni dan kelestarian danau.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada sub bagian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pemanfaatan eceng gondok di Danau Rawa Pening dapa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat Desa Rowoboni.

2. Bagaimana persepsi masyarakat Desa Rowoboni terhadap pemanfaatan

2. Mengetahui persepsi masyarakat Desa Rowoboni terhadap pemanfaatan eceng gondok.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi masyarakat di disekitar Danau Rawa Pening pada umumnya dan khususnya masyarakat Desa Rowoboni untuk meyakinkan pentingnya memanfaatkan eceng gondok untuk membantu danau lebih bersih dari gulma eceng gondok sehingga danau mampu menjalankan fungsi dengan baik dan berkelanjutan.

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi atau kepustakaan untuk memutuskan pilihan kebijakan pembangunan yang berhubungan dengan sumber daya alam dan lingkungan yang bersangkutan dalam hal ini adalah Danau Rawa Pening. Hal ini juga akan membantu pengambil keputusan untuk menduga efisiensi ekonomi (economic efficiency) dari berbagai pemanfaatan yang mungkin dilakukan.

1.5. Studi Terkait

Studi mengenai pemanfaatan daun eceng gondok telah banyak dilakukan,

adalah peningkatan kualitas (kadar protein kasar dan penurunan serat kasar) serta peningkatan pencernaan. Disamping itu juga pendapatan sebesar 40%, yakni harga daun eceng gondok yang difermentasi Rp. 750 per kg.

Pada tahun 2007, Euthalia Hanggari Sittadewi juga pernah melakukan penelitian yang berjudul Pengolahan Bahan Organik Eceng Gondok Menjadi Media Tumbuh Untuk Mendukung Pertanian Organik. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan organic alternative untuk media tumbuh tanaman sawi hibrida, uji produktivitas media tumbuh dari eceng gondok terhadap pertumbuhan sawi hibrida serta mendapatkan cara alternatif untuk menghasilkan produk pertanian organik dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Hasil dari penelitian ini adalah pertumbuhan sawi hibrida pada media tumbuh memberikan respons yang positif yaitu tanaman tumbuh segar dan sehat hasil uji produktivitas media tumbuh eceng gondok pada sawi hibrida menunjukkan bahwa media tumbuh dari eceng gondok dengan berat kg per polybag memberikan hasil berat segar tanaman sawi hibrida yang lebih baik dibanding pertumbuhan pada media tumbuh eceng gondok dengan berat kg selain itu kebutuhan media organik untuk menghasilkan produk sawi hibrida yang berkualitas dan ramah lingkungan relatif kecil.

Pada tahun 2009, Balai penelitian Kehutanan Palembang juga pernah

menunjukan bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat (sellulosa).

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bagian dengan urutan sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. Tinjauan Pustaka

Pada landasan teori berisikan teori-teori dan studi terkait yang mendukung penelitian ini.

BAB III. Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang data dan permasalahannya, alat analisis dan definis operasional.

BAB IV. Analisis Penelitian

Bab ini menguraikan hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan mengena perhitungan nilai ekonomis pemanfaatan eceng gondok di Danau Rawa Pening.

BAB V. Penutup

Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian

_1485418683.unknownAttribute VB_Name = "ThisDocument"Attribute VB_Base = "1Normal.ThisDocument"Attribute VB_GlobalNameSpace = FalseAttribute VB_Creatable = FalseAttribute VB_PredeclaredId = TrueAttribute VB_Exposed = TrueAttribute VB_TemplateDerived = TrueAttribute VB_Customizable = TrueAttribute VB_Control = "DefaultOcxName, 0, 0, MSForms, HTMLSelect"

Attribute VB_Name = "ThisDocument"Attribute VB_Base = "1Normal.ThisDocument"Attribute VB_GlobalNameSpace = FalseAttribute VB_Creatable = FalseAttribute VB_PredeclaredId = TrueAttribute VB_Exposed = TrueAttribute VB_TemplateDerived = TrueAttribute VB_Customizable = TrueAttribute VB_Control = "DefaultOcxName, 0, 0, MSForms, HTMLSelect"