1_DOKUMEN_SPMPI_UNDIKSHA.pdf

30
DOKUMEN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TIM UJM UNDIKSHA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012

Transcript of 1_DOKUMEN_SPMPI_UNDIKSHA.pdf

  • DOKUMEN

    SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    TIM UJM UNDIKSHA

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2012

  • ii

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    Kode Dokumen : Revisi : Tanggal : Diajukan oleh Ketua UJM

    Ttd

    Dikendalikan oleh Pembantu Rektor I Ttd

    Disetujui oleh Rektor Ttd

  • iii

    PRAKATA

    Buku Sistem Penjaminan Mutu ini merupakan buku ke-1 yang diterbitkan oleh Unit

    Jaminan Mutu UNDIKSHA dalam versi bahasa Indonesia. Buku ini dimaksudkan sebagai

    panduan di dalam menjalankan penjaminan mutu di UNDIKSHA. Penjaminan mutu

    dimaksud bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan

    sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

    tahun 2005.

    Buku Sistem Penjaminan Mutu ini mencakup kebijakan mutu, manual mutu,

    standar mutu, prosedur operasional standar (POS), dan formulir. Kebijakan mutu memuat

    tentang bagaimana UNDIKSHA memahami, merancang, dan melaksanakan SPMI dalam

    penyelenggaraan pelayanan pendidikan tinggi kepada masyarakat sehingga terwujud

    budaya mutu UNDIKSHA. Standar mutu memuat tentang kriteria, ukuran, patokan atau

    spesifikasi dari seluruh kegiatan penyelenggarakan pendidikan tinggi di UNDIKSHA

    untuk meujudkan visi dan misi UNDIKSHA. Manual berisi tentang petunjuk praktis

    mengenai cara, langkah, atau prosedur tentang bagaimana SPMI UNDIKSHA

    dilaksanakan, dievaluasi, dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan. Prosedur

    operasional standar memuat tentang uraian bagaimana dan kapan pekerjaan/tugas itu harus

    dilaksankan. Adapun formulir berisi tentang dokumen tertulis yang berfungsi untuk

    mencatat atau merekam hal atau informasi atau kegiatan tertentu sebagai bagian tak

    terpisahkan dari standar mutu dan manual mutu atau prosedur mutu.

    Dengan diterbitkannya dokumen ini maka perangkat yang dapat dijadikan rujukan

    untuk mengimplementasikan sistem penjaminan mutu internal UNDIKSHA telah tersedia.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah dengan tekun untuk menyelesaikan

    buku ini. Kami berharap bahwa buku ini mampu memberi inspirasi kepada semua pihak

    dalam rangka meningkatkan mutu di UNDIKSHA, sehingga menimbulkan daya dorong

    bagi upaya pengembangan daya saing perguruan tinggi.

    Singaraja, Desember 2012

    Ketua UJM UNDIKSHA

    Ttd

  • iv

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

    BAB II DASAR HUKUM ..................................................................................................... 4

    BAB III PENGERTIAN ISTILAH ..................................................................................... 14

    BAB IV ORGANISASI ....................................................................................................... 16

    BAB V VISI DAN MISI UJM ............................................................................................ 20

    BAB VI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNDIKSHA .............................. 22

    BAB VII DOKUMEN MUTU ............................................................................................ 25

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 26

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

    dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

    untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

    akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

    Pendidikan dapat menyiapkan menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang siap

    mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.

    Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terdiri atas berbagai jenjang, yaitu

    pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah

    jenjang pendidikan formal setelah pendidikan menengah. Pendidikan tinggi

    menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

    dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa sehingga mampu

    menghasilkan lulusan yang kompeten, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, kompeten,

    beradab, berbudaya, dan berkarya dalam bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni.

    Pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

    serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

    mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya

    saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan tridharma; dan mengembangkan ilmu

    pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai humaniora.

    Pendidikan tinggi bertujuan:

    1) mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;

    2) menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk

    memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;

    3) menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan

    dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta

    kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan

    4) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian

    yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

    bangsa.

  • 2

    UNDIKSHA sebagai salah satu bagian dari pendidikan tinggi menyelenggarakan

    tridharma perguruan tinggi (pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat)

    sehingga menghasilkan lulusan kompeten yang dapat diserap di dunia kerja dan diterima di

    masyarakat. Untuk mencapai semua itu, diperlukan suatu manajemen yang disebut sebagai

    manajemen mutu total (total quality menegement, TGM). TQM adalah manajemen

    peningkatan mutu secara total yang meliputi semua komponen atau aspek yang berperan

    dalam menghasilkan produk atau jasa.

    Untuk mewujudkan TQM ini dalam bidang pendidikan diperlukan suatu sistem

    penjaminan mutu internal (SPMI). Dengan SPMI ini, kebijakan mutu ditetapkan, manual

    mutu dibuat, standar mutu dirumuskan, kemudian dikendalikan dan terakhir

    dikembangkan. Untuk menjalankan diperlukan prosedur operasional standar. Sementara

    itu, untuk mengukur ketercapaian standar diperlukan borang atau formulir. Standar

    dibutuhkan sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi

    UNDIKSHA. Acuan dasar tersebut meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait

    dengan penyelenggaraan UNDIKSHA. Selain itu, standar juga dimaksudkan untuk

    memacu UNDIKSHA agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan

    yang bermutu dan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan

    akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan tugas pokoknya. Standar mutu juga

    merupakan kompetensi/kualitas minimum yang dituntut dari lulusan UNDIKSHA, yang

    dapat diukur dan diuraikan menjadi parameter dan indikator. Dengan demikian,

    penjaminan mutu UNDIKSHA merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu

    UNDIKSHA secara berencana dan berkelanjutan. Penjaminan mutu dilakukan melalui

    penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar mutu

    UNDIKSHA.

    Penjaminan mutu UNDIKSHA dilakukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan

    (customers, stakeholders). Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, dilakukan peningkatan

    kualitas secara terus-menerus melalui penetapan, pelaksanaan, pengendalian, dan

    pengembangan standar (continuous quality improvement) dan melakukan yang terbaik

    sejak awal dan setiap saat (right first time and every time). Dengan cara demikian, akan

    dapat dihasilkan lulusan yang kompeten yang sesuai dengan kualifikasi tujuan (quality in

    fact) dan lulusan tanpa catat (zero defect).

    Ada dua jenis pelanggan, yaitu pelanggan eksternal dan internal. Pelanggan internal

    adalah pendidik dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam proses pendidikan.

  • 3

    Pelanggan eksternal dapat dibagi menjadi tiga. Pertama, pelanggan utama (primer) adalah

    mahasiswa yang secara langsung menerima jasa dan terkena dampak dari proses

    pendidikan. Kedua, pelanggan sekunder adalah orang tua mahasiswa yang

    menginvestasikan dana, pikiran, tenaga, dan waktu untuk anaknya. Ketiga, pelanggan

    tersier adalah pengguna lulusan. Dalam hal ini adalah dunia kerja. Dunia kerja akan merasa

    puas jika suatu lulusan itu kompoten dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga

    diperoleh keuntungan, baik keuntungan materiil mapun keuntungan nonmateriil. Selain itu,

    pelanggan tersier adalah pemerintah yang sudah menanam investasi untuk pendidikan,

    termasuk membangun gedung, menyediakan fasilitas pendidikan, dan gaji bagi pendidik

    dan tenaga kependidikan.

  • 4

    BAB II DASAR HUKUM

    Penjaminan mutu oleh UNDIKSHA dimandatkan oleh peraturan perundang-

    undangan. Dasar hukum pelaksanaan penjaminan mutu UNDIKSHA dapat diuraikan

    sebagai berikut.

    A. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

    1. Pasal 1 Butir 21:

    Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu

    pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis

    pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

    2. Pasal 1 Butir 22:

    Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan

    berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

    3. Padsal 35 Ayat (1):

    Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

    pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

    penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

    4. Pasal 50 Ayat (20):

    Pemerintah menentukan kebijakan nasional berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

    untuk menjamin mutu pendidikan nasional.

    5. Pasal 51 Ayat (2):

    Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi,

    jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.

    6. Pasal 60:

    Ayat (2) : Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh

    pemerintah dan/atau lembaga mandiri sebagai bentuk akuntabilitas publik.

    Ayat (3) : Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

  • 5

    B. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan (SNP)

    1. Pasal 1 Butir 1:

    SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum

    Negara Kesatuan Republik Indonesia

    2. Pasal 1 Butir 27:

    Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT adalah

    badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan

    pendidikan pada jenajang pendidikan tinggi dengan mengacu pada standar nasional

    pendidikan.

    3. Pasal 2:

    Ayat (1): Lingkup SNP meliputi:

    a. standar isi

    b. standar proses

    c. standar kompetensi lulusan

    d. standar pendidik dan tenaga kependidikan

    e. standar sarana dan prasarana

    f. standar pengelolaan

    g. standar pembiayaan

    h. standar penilaian akademik

    Ayat (2): Untuk menjamin dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan SNP

    dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.

    4. Pasal 4:

    SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat.

    5. Pasal 58:

    Ayat (1): Pelaporan dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan

    pendidikan dan pengawas atau penilik satuan pendidikan.

    Ayat (7): Untuk jenjang pendidikan tinggi, laporan oleh kepala satuan pendidikan

    sebagimana dimaksud pada Ayat (1) ditujukan kepada menteri, berisi evaluasi

    dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.

  • 6

    6. Pasal 86:

    Ayat (1): Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan

    untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.

    Ayat (2): Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat pula

    dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh pemerintah

    untuk melakukan akreditasi.

    Ayat (3): Akreditasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat (2) sebagai bentuk

    akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan

    komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu

    kepada SNP.

    7. Pasal 87:

    Ayat (1): Akreditasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 86 Ayat (1)

    dilaksanakan oleh BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan

    jenjang pendidikan tinggi.

    Ayat (3): Badan akreditasi sebagaimana dimaksud padaAayat (1) berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada menteri.

    Ayat (4): Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana

    dimaksud pada Ayat (1) bersifat mandiri.

    8. Pasal 91:

    Ayat (1): Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan

    penjaminan mutu pendidikan.

    Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) bertujuan

    untuk memenuhi atau melampaui SNP.

    Penjelasan Pasal 91:

    Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong dan membantu satuan pendidikan formal

    dalam melakukan penjaminan mutu (quality assurance) agar memenuhi atau melampaui

    SNP sehingga dapat dikategorikan ke dalam kategori mandiri. Dalam rangka lebih

    mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan

    masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada

    penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang bersifat keunggulan lokal. Dalam

    rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang berdaya saing pada

    tingkat global, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada

  • 7

    satuan pendidikan tertentu yang berkategori mandiri dan berorientasi untuk bertaraf

    internasional.

    9. Pasal 92 Ayat (1):

    Menteri mensupervisi dan membantu satuan perguruan tinggi melakukan penjaminan

    mutu.

    10. Pasal 92 Ayat (8):

    Menteri menerbitkan pedoman penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis,

    jenjang, dan jalur pendidikan.

    C. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem

    Penjaminan Mutu Pendidikan

    1. Pasal 1:

    Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan

    atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,

    pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat

    kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

    Ayat (3): Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah

    subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya

    meningkatkan mutu pendidikan.

    2. Pasal 2:

    Ayat (1): Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan

    kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan

    Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai

    melalui penerapan SPMP.

    Ayat (2): Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP

    termasuk:

    a. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau

    informal;

    b. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam

    penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau

    program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,

    pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;

  • 8

    c. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu

    pendidikan formal dan/atau nonformal;

    d. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal

    yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau

    program pendidikan;

    e. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal

    berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan

    tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan,

    penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten

    atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.

    3. Pasal 3:

    Ayat (1): Penjaminan mutu pendidikan menganut paradigma:

    a. pendidikan untuk semua yang bersifat inklusif dan tidak mendiskriminasi

    peserta didik atas dasar latar belakang apa pun;

    b. pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang

    memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi

    insan pembelajar mandiri yang kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan;

    dan

    c. pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan

    berkelanjutan (education for sustainable development), yaitu pendidikan

    yang mampu mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi sekalian

    alam.

    Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip:

    a. keberlanjutan;

    b. terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target capaian

    mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan formal

    dan nonformal;

    c. menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal;

    d. memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan

    regulasi negara yang seminimal mungkin;

    e. SPMP merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara

    berkelanjutan

  • 9

    4. Pasal 4:

    Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan meliputi:

    a. penjaminan mutu pendidikan formal;

    b. penjaminan mutu pendidikan nonformal; dan

    c. penjaminan mutu pendidikan informal.

    5. Pasal 5:

    Penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dilaksanakan oleh satuan atau

    program pendidikan.

    6. Pasal 10:

    Ayat (1): Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan

    untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu:

    a. Standar pelayanan minimal (SPM);

    b. SNP; dan

    c. Standar mutu pendidikan di atas SNP.

    Ayat (2): Standar mutu pendidikan di atas SNP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dapat berupa:

    a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal

    b. Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar

    internasional tertentu.

    7. Pasal 11:

    Ayat (1): SPM berlaku untuk:

    a. satuan atau program pendidikan;

    b. penyelenggara satuan atau program pendidikan;

    Ayat (2): SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan.

    Ayat (3): Standar mutu di atas SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan yang

    telah memenuhi SPM dan SNP.

    Ayat (4): Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis

    pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan

    sedang dalam proses memenuhi SNP.

    8. Pasal 12:

    Ayat (1): SPM ditetapkan oleh Menteri.

    Ayat (2): SNP ditetapkan oleh Menteri.

  • 10

    Ayat (3): Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan sesuai

    prinsip otonomi satuan pendidikan.

    9. Pasal 13:

    Ayat (2): Acuan mutu satuan atau program pendidikan formal adalah:

    a. SPM;

    b. SNP; dan

    c. Standar mutu di atas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan

    formal.

    10. Pasal 16:

    Ayat (1): SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara satuan

    atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam kerangka

    jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau

    program pendidikan.

    Ayat (2): Standar mutu di atas SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan

    penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap

    dalam kerangka waktu yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau

    program pendidikan.

    Ayat (3): Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

    menetapkan target-target terukur capaian mutu secara tahunan.

    11. Pasal 18:

    Ayat (1): Pemenuhan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

    pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

    pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, masing-

    masing dalam SNP dan standar mutu di atas SNP, menjadi tanggung jawab

    satuan pendidikan formal.

    Ayat (4): Penyediaan sumber daya untuk pemenuhan standar sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), menjadi tanggung jawab penyelenggara

    satuan atau program pendidikan.

    12. Pasal 20:

    Ayat (1): Kegiatan penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal terdiri atas:

    a. penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah,

    pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan

    peraturan perundang-undangan;

  • 11

    b. penetapan SPM;

    c. penetapan SNP;

    d. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu

    pendidikan oleh penyelenggara satuan pendidikan atau penyelenggara

    program pendidikan;

    e. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu tingkat

    satuan pendidikan oleh satuan atau program pendidikan;

    f. pemenuhan standar mutu acuan oleh satuan atau program pendidikan;

    g. penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan sesuai dengan acuan mutu;

    h. penyediaan sumber daya oleh penyelenggara satuan atau program

    pendidikan;

    i. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh

    Pemerintah;

    j. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh

    pemerintah provinsi;

    k. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh

    pemerintah kabupaten atau kota;

    l. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh

    penyelenggara satuan atau program pendidikan;

    m. pemberian bantuan dan/atau saran oleh masyarakat;

    n. supervisi dan/atau pengawasan oleh Pemerintah;

    o. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah provinsi;

    p. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah kabupaten atau kota;

    q. supervisi dan/atau pengawasan oleh penyelenggara satuan atau program

    pendidikan;

    r. pengawasan oleh masyarakat ;

    s. pengukuran ketercapaian standar mutu acuan; dan

    t. evaluasi dan pemetaan mutu satuan atau program pendidikan oleh

    Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota.

    Ayat (2): Pengukuran ketercapaian standar mutu acuan dilakukan melalui:

    a. audit kinerja;

    b. akreditasi;

    c. sertifikasi; atau

  • 12

    d. bentuk lain pengukuran capaian mutu pendidikan.

    13. Pasal 21:

    Ayat (1): Menteri menetapkan regulasi nasional penjaminan mutu pendidikan sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan;

    Ayat (2): Menteri menetapkan SPM yang berlaku bagi satuan atau program pendidikan,

    penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau

    kota, dan pemerintah provinsi;

    Ayat (3): Menteri menetapkan SNP yang berlaku bagi satuan atau program pendidikan.

    Ayat (4): Menteri menetapkan program koordinasi penjaminan mutu pendidikan secara

    nasional dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional.

    Ayat (5): Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan secara

    nasional dan dampaknya pada peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa.

    14. Pasal 25:

    Ayat (1): Menteri mengakreditasi satuan atau program pendidikan melalui BAN-S/M,

    BAN-PT, dan BANPNF.

    15. Pasal 38:

    Ayat (1): Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,

    arahan, dan/atau bimbingan oleh penyelenggara satuan pendidikan kepada

    satuan pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan.

    Ayat (2): Penyelenggara satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur

    operasional standar (POS) untuk memenuhi Standar Sarana dan Prasarana,

    Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Pembiayaan yang

    ditetapkan Menteri dalam SNP.

    Ayat (3): Penyelenggara satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM

    dan SNP menetapkan prosedur operasional standar (POS) untuk memenuhi

    Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

    dan Standar Pembiayaan di atas SNP yang dipilih oleh satuan atau program

    pendidikan yang diselenggarakannya.

    16. Pasal 39:

    Penyelenggara satuan atau program pendidikan formal menyediakan sumberdaya yang

    diperlukan satuan pendidikan yang diselenggarakannya untuk memenuhi Standar

    Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar

    Pembiayaan.

  • 13

    17. Pasal 40

    Ayat (1:) Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan menjadi tanggung

    jawab satuan atau program pendidikan dan wajib didukung oleh seluruh

    pemangku kepentingan satuan atau program pendidikan.

    Ayat (2): Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan dipimpin oleh

    pemimpin satuan atau program pendidikan.

    Ayat (3): Komite sekolah/madrasah memberi bantuan sumberdaya, pertimbangan,

    arahan, dan mengawasi sesuai kewenangannya terhadap penjaminan mutu

    oleh satuan pendidikan.

    Ayat (4): Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai prinsip otonomi

    satuan pendidikan untuk mendorong tumbuhnya budaya kreativitas, inovasi,

    kemandirian, kewirausahaan, dan akuntabilitas.

    Ayat (5): Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan tinggi dilaksanakan sesuai prinsip

    otonomi keilmuan.

    Ayat (6): Satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur operasional standar

    (POS) penjaminan mutu satuan atau program pendidikan.

    18. Pasal 41

    Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk:

    a. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya izin

    prinsip pendirian/pembukaan dan operasi satuan atau program pendidikan;

    b. secara bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana

    strategis satuan atau program pendidikan memenuhi SNP;

    c. secara bertahap satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan

    SNP dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis

    satuan pendidikan memenuhi standar mutu di atas SNP yang dipilihnya.

    19. Pasal 42:

    Semua satuan atau program pendidikan wajib melayani audit kinerja penjaminan mutu

    yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau

    kota sesuai kewenangannya.

    20. Pasal 43:

    Semua satuan atau program pendidikan wajib mengikuti akreditasi yang

    diselenggarakan oleh BANS/M, BAN-PT, atau BAN-PNF sesuai kewenangan masing-

    masing.

  • 14

    BAB III PENGERTIAN ISTILAH

    Agar tidak menimbulkan salah pengertian dalam memahami berbagai istilah yang

    digunakan dalam sistem penjaminan mutu ini, maka diperkenalkan istilah-istilah penting

    yang berkaitan dengan sistem penjaminan mutu.

    1. Unit Jaminan Mutu (UJM) UNDIKSHA adalah unit yang dibentuk oleh rektor dan

    diberi tugas untuk mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di

    tingkat universitas.

    2. Sistem penjaminan mutu (Quality Assurance System) adalah seluruh kegiatan

    terencana dan sistematis yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem manajemen

    mutu untuk meyakinkan bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan

    tertentu.

    3. Sistem manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan

    mengendalikan suatu organisasi yang berkaitan dengan mutu.

    4. Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk atau jasa yang menunjukkan

    kemampuannya dalam memenuhi permintaan atau persyaratan yang ditetapkan oleh

    costumers (stakeholder) baik yang tersurat (dinyatakan dalam kontrak) maupun yang

    tersirat.

    5. Kebijakan mutu (quality policy) adalah pernyataan resmi manajemen puncak (top

    management) mengenai tujuan dan arah kinerja mutu (quality performance)

    organisasi. Pernyataan resmi ini harus terdokumentasi dan mencakup komitmen untuk

    memenuhi persyaratan (requirements) dan secara berkesinambungan meningkatkan

    efektifitas sistem manajemen mutunya.

    6. Manual mutu adalah panduan implementasi manajemen mutu untuk menunjukkan

    kemampuan organisasi dalam menghasilkan produk secara konsisten sesuai dengan

    persyaratan pelayanan dan peraturan yang berlaku.

    7. Standar mutu adalah seperangkat tolok ukur kinerja sistem pendidikan yang mencakup

    masukan, proses, hasil, keluaran, dan manfaat pendidikan yang harus dipenuhi oleh

    unit-unit kerja. Suatu standar mutu terdiri atas beberapa parameter (elemen penilaian)

    yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu dan

    kelayakan unit kerja untuk menyelenggarakan program-programnya.

  • 15

    8. Sasaran Mutu (quality objectives) adalah target yang terukur, sebagai indikator tingkat

    keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan selama waktu tertentu. Sasaran mutu

    ditetapkan sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi.

    9. Manual prosedur (prosedur operasional standar) merupakan dokumen yang berisi tata

    cara untuk menjalankan suatu proses. Manual prosedur digambarkan sebagai suatu

    aliran langkah demi langkah kegiatan dalam suatu proses yang dilaksanakan oleh

    masing-masing penanggung jawab, dan disertai dengan penjelasan tata cara

    pelaksanaannya.

    10. Dokumen adalah informasi dan media pendukungnya (bisa berupa kertas, file

    elektronik/digital, cakram padat/CD, dll).

    11. Borang adalah alat atau instrumen untuk mengumpulkan informasi mengenai kinerja

    organisasi dalam rangka pengendalian mutu.

    12. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau yang memberikan

    bukti tentang kegiatan yang dilakukan.

    13. Dokumen pendukung adalah dokumen-dokumen lain sebagai acuan dalam melakukan

    kegiatan operasional.

    14. Pelanggan (customers) adalah orang perorangan atau badan yang ikut menerima atau

    menggunakan layanan mutu UNDIKSHA.

    15. Gugus kendali mutu tingkat fakultas/pascasarjana adalah pelaksana sistem penjaminan

    mutu di tingkat fakultas/pascasarjana.

    16. Gugus kendali mutu tingkat jurusan/prodi adalah pelaksana sistem penjaminan mutu di

    tingkat jurusan/prodi.

    17. Pangkalan data perguruan tinggi adalah kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan,

    dan penyimpanan data serta informasi tentang penyelenggaraan UNDIKSHA oleh

    Dirjen dikti untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan oleh Pemerintah.

    18. Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu

    untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh UNDIKSHA (internally

    driven) secara berkelanjutan (continuous improvement).

    19. Sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) adalah kegiatan sistemik penilaian

    kelayakan program dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga di luar

    perguruan tinggi yang diakui Pemerintah untuk mengawasi penyelenggaraan

    pendidikan untuk dan atas nama masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas publik.

  • 16

    BAB IV ORGANISASI

    1. Sistem penjaminan mutu UNDIKSHA dilakukan baik dalam bidang akademik

    (pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) maupun dalam bidang non-

    akademik (administrasi dan manajemen perguruan tinggi).

    2. Rektor merupakan penanggung jawab penjaminan mutu di tingkat universitas, direktur

    pascasarjana dan dekan adalah penanggung jawab penjaminan mutu masing-masing di

    tingkat program pascasarjana dan fakultas, dan ketua jurusan/prodi merupakan

    penanggung jawab penjaminan mutu di tingkat jurusan/prodi.

    3. Ketua unit jaminan mutu (UJM) merupakan koordinator pelaksana penjaminan mutu di

    tingkat universitas dengan ruang lingkup kerja mencakup pengkoordinasian penjaminan

    mutu di UNDIKSHA, baik di bidang akademik maupun nonakademik.

    4. Asisten direktur I pasacasarjana/pembantu dekan I berfungsi sebagai ketua gugus

    kendali mutu (GKM) di tingkat program pascasarjana/fakultas, dan kepala tata usaha

    sebagai sekretaris gugus kendali mutu (GKM) di tingkat program pascasarjana/fakultas.

    5. Ketua jurusan/prodi berfungsi sebagai ketua gugus kendali mutu di tingkat

    jurusan/prodi, ketua laboratorium jurusan/sekretaris prodi berfungsi sebagai sekretaris

    gugus kendali mutu di tingkat jurusan/prodi.

    6. Tugas ketua gugus kendali mutu adalah:

    a. mengkaji dan merumuskan kebijakan mutu, manual mutu, standar mutu, manual

    prosedur, borang/formulir;

    b. mengkaji hasil penilaian audit mutu internal (AMI) dan merekomendasikan

    perbaikan sistem penjaminan mutu;

    c. mendapatkan penjelasan dari individu atau unit kerja di lingkungannya berkaitan

    dengan pemenuhan sasaran mutu, baik di bidang akademik maupun nonakademik;

    d. menggali informasi dari berbagai sumber tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

    peningkatan pengetahuan dan implementasi manajemen mutu perguruan tinggi;

    e. membuat laporan pencapaian mutu secara berkelanjutan.

    Organisasi UJM UNDIKSHA dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh seorang

    sekretaris dan staft administrasi. UJM UNDIKSHA memiliki tiga divisi, yaitu divisi

    eksplorasi data, pengembangan dokumen, dan monitoring dan evaluasi internal.

  • 17

    STRUKTUR ORGANISASI

    UNIT JAMINAN MUTU UNDIKSHA

    Tugas Ketua UJM UNDIKSHA

    Ketua UJM Unduksha bertugas:

    mengkoordinasikan pembuatan program kerja unit jaminan mutu di level UNDIKSHA;

    mengkoordinasikan penyempuraan pangkalan data UNDIKSHA;

    mengkoordinasikan pembuatan perangkat (dokumen) yang diperlukan dalam

    pelaksanaan sistem penjaminan mutu;

    mengkoordinasikan pelaksanaan sistem penjaminan mutu di level UNDIKSHA;

    mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem

    penjaminan mutu UNDIKSHA;

    mengkoordinasikan pengembangan sistem penjaminan mutu UNDIKSHA secara

    berkelanjutan.

    melaporkan pelaksanaan penjaminan mutu dan audit mutu kepada rektor;

    melaksanakan kebijakan maupun pencapaian sasaran mutu UJM melalui rapat rutin

    guna mengukur ketepatan kebijakan dan sasaran;

    mensosialisasikan kebijakan dan sasaran mutu di seluruh elemen UJM untuk

    meningkatkan kesadaran, motivasi, dan keterlibatan civitas akademika;

    Ketua

    Staf Administrasi

    Rektor

    Sekretaris

    Gugus kendali Mutu (GKM) Program pascasarjana/fakultas/

    jurusan/prodi

    Divisi Eksplorasi Data

    Divisi Monitoring dan Evaluasi

    Divisi Pengembangan Dokumen

  • 18

    memastikan bahwa standar persyaratan pelanggan dilaksanakan di seluruh jajaran UJM

    dengan pelaksanaan pelatihan untuk setiap anggota dan staf UJM;

    memastikan bahwa proses manajemen yang sesuai telah diterapkan dan terpenuhinya

    persyaratan pelanggan sehingga sasaran mutu dapat dicapai.

    Tugas Sekretaris UJM UNDIKSHA

    Sektretaris UJM UNDIKSHA bertugas:

    membatu tugas-tugas Ketua UJM dalam mengkoordinasikan kegiatan UJM.

    Tugas Divisi Eksplorasi Data

    Divisi eksplorasi data bertugas:

    memgumpulkan data dokumen mutu, dosen, pegawai, mahasiswa;

    menyiapkan sistem informasi untuk pangkalan data UNDIKSHA;

    melaporkan kondisi pangkalan data UNDIKSHA.

    Tugas Divisi Monitoring dan Evaluasi Internal

    Divisi monitoring dan evaluasi internal bertugas:

    menyiapkan asesor AMI jurusan/prodi di lingkungan UNDIKSHA;

    mengkoordinasikan pelaksanaan AMI di lingkingan UNDIKSHA;

    melaporkan kegiatan AMI UNDIKSHA.

    Tugas Divisi Pengembangan Dokumen

    Divisi pengembangan dokumen bertugas:

    menyiapkan dan menyempurnakan dokumen SPMI;

    melaporkan kegiatan pengembangan dokumen SPMI.

    Tabel 1. Kerangka Organisasi Jaminan Mutu UNDIKSHA

    Tingkat Penanggung jawab Ketua TIM pelaksana Organisasi Fokus

    Universitas Rektor Ketua UJM Unit jaminan mutu

    Mutu akademik dan non-akademik

    Program pascasarjana

    Direktur Asisten direktur I Gugus kendali mutu

    Mutu akademik dan non-akademik

  • 19

    Tingkat Penanggung jawab Ketua TIM pelaksana Organisasi Fokus

    Fakultas Dekan Pembantu dekan I Gugus kendali mutu

    Mutu akademik dan non-akademik

    Jurusan/ prodi

    Ketua jurusan/ prodi

    Kepala laboratorium jurusan/ sekretaris unit

    Gugus kendali mutu

    Mutu akademik

  • 20

    BAB V VISI DAN MISI UJM

    Sebelum membahas tentang visi, misi, dan tujuan UJM UNDIKSHA, terlebih

    dahulu diuraikan tentang visi, misi, dan tujuan UNDIKSHA.

    Visi UNDIKSHA

    Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

    dan/atau seni, dengan berlandaskan falsafah Tri Hita Karana dan yang menghasilkan

    tenaga profesional yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di bidang pendidikan dan

    nonpendidikan.

    Misi UNDIKSHA

    1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan sumber daya

    manusia yang berkualitas tinggi baik bidang akademik, profesi, dan vokasi dalam bidang

    kependidikan dan nonkependidikan.

    2. Menyelenggarakan penelitian untuk pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan,

    teknologi, dan/atau seni dalam bidang kependidikan dan nonkependidikan.

    3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud penerapan ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dalam rangka meningkatkan kontribusi

    UNDIKSHA untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat.

    4. Menyelenggarakan kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan

    perguruan tinggi, instansi terkait, dan dunia usaha dan industri.

    Tujuan UNDIKSHA

    Tujuan Universitas Pendidikan Ganesha sebagai berikut.

    1. Mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

    seni, baik dalam bidang kependidikan maupun nonkependidikan;

    2. Mengembangkan dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif untuk

    menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas tinggi dan kelulusan yang bermutu

    tinggi;

    3. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang

    akademik, profesi, dan vokasi agar memiliki daya saing tinggi, mandiri, serta

    memberikan kontribusi pada daya saing bangsa;

  • 21

    4. Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam berbagai

    bentuk, bidang keahlian dan keterampilan yang diperlukan dalam pembangunan

    nasional;

    5. Menghasilkan dan mempublikasikan berbagai temuan dan inovasi di bidang sains dan

    teknologi yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara;

    6. Membangun dan mengembangkan kemitraan yang kolegial dan saling menguntungkan

    dengan berbagai perguruan tinggi, instansi/lembaga, dunia usaha dan industri, baik

    dalam maupun luar negeri.

    Berdasarkan visi, misi, dan tujuan UNDIKSHA, selanjutnya dirumuskan visi, misi,

    dan tujuan UJM.

    Visi UJM

    Menjadi unit terdepan peningkatan mutu UNDIKSHA.

    Misi UJM

    1. Mengembangkan dokumen mutu UNDIKSHA,

    2. Melaksanakan mutu UNDIKSHA,

    3. Mengendalikan mutu UNDIKSHA,

    4. Meningkatkan mutu UNDIKSHA,

    5. Mendokumentasikan mutu UNDIKSHA,

    6. Memberikan layanan konsultasi akreditasi.

    Tujuan UJM

    Seluruh kegiatan UJM ditujukan untuk:

    1. menghasilkan dokumen mutu UNDIKSHA yang diperbaharui secara berkelanjutan,

    2. mewujudkan budaya mutu di lingkungan UNDIKSHA.

  • 22

    BAB VI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNDIKSHA

    1. Konsep SPMI UNDIKSHA

    SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu yang dilakukan untuk mengawasi

    penyelenggaraan seluruh kegiatan di UNDIKSHA secara berkelanjutan (continuous

    improvement). Secara umum, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

    penjaminan mutu adalah perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan

    standar mutu UNDIKSHA secara konsisten dan berkelanjutan (continuous

    improvement/kaizen) sehingga pelanggan internal dan eksternal memperoleh kepuasan.

    UNDIKSHA dinyatakan bermutu apabila:

    a. mampu menetapkan dan mewujudkan visinya;

    b. mampu menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar dan standar turunan;

    c. mampu menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah standar dan

    standar turunan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders.

    2. Tujuan SPMI UNDIKSHA

    Tujuan SPMI UNDIKSHA adalah:

    a. memelihara dan meningkatkan standar mutu secara berkelanjutan,

    b. mewujudkan visi, dan

    c. memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan tridharma perguruan

    tinggi.

    Pencapaian tujuan penjaminan mutu secara berkelanjutan dilakukan melalui

    kegiatan SPMI untuk menunjang SPME oleh BAN-PT atau lembaga mandiri yang diakui

    pemerintah. Baik kegiatan SPMI atau SPME harus didukung oleh data yang valid yang

    kemudian disebut sebagai pangkalan data perguruan tinggi (UNDIKSHA). Selengkapnya

    ditunjukkan pada Gambar 1.

    Gambar 1. Penjaminan mutu UNDIKSHA secara internal dan eksternal

  • 23

    3. Strategi SPMI UNDIKSHA

    UNDIKSHA merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan

    standar mutu. Standar mutu yang dimaksud adalah sebagai berikut.

    a. Delapan macam standar minimal wajib yang diatur dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang

    SNP, yaitu:

    1) standar isi,

    2) standar proses,

    3) standar kompetensi lulusan,

    4) standar pendidik dan tenaga kependidikan,

    5) standar sarana dan prasarana,

    6) standar pengelolaan,

    7) standar pembiayaan,

    8) standar penilaian pendidikan.

    b. Sejumlah standar lain yang melampaui standar minimal atas inisiatif UNDIKSHA

    (internally driven) yang dijabarkan dari visi UNDIKSHA. Standar yang dimaksud

    adalah sebagai berikut.

    1) Standar penelitian.

    2) Standar pengabdian kepada masyarakat.

    Dengan demikian, secara lengkap standar mutu UNDIKSHA dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    Gambar 2. Standar mutu perguruan tinggi.

    4. Manajemen kendali mutu dalam SPMI

    Pelaksanaan SPMI di UNDIKSHA dikendalikan melalui berbagai model

    manajemen kendali mutu. Model manajemen kendali mutu yang digunakan adalah model

    Plan, Do, Check, dan Action (PDCA) yang menghasilkan perbaikan berkelanjutan

    (continuous improvement) atau kaizen mutu UNDIKSHA. Model manajemen kendali mutu

    berbasis PDCA dapat dilihat pada Gambar 3.

  • 24

    Gambar 3. Manajemen kendali mutu berbasis PDCA.

    Beberapa prinsip yang melandasi pola pikir dan pola tindak semua prilaku

    menajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah:

    a. Quality first

    Semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan harus memprioritaskan mutu.

    b. Stakeholder-in

    Semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan harus ditujukan untuk kepuasan

    stakeholders.

    c. The next process is our stakeholders

    Setiap orang yang melaksanakan tugas dalam proses pendidikan harus menganggap

    orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai stakeholders-nya

    yang harus dipuaskan.

    d. Speak with data

    Setiap orang pelaksana harus melakukan tindakan dan mengambil keputusan

    berdasarkan analisis data yang diperolehnya terlebih dahulu, bukan berdasarkan

    pengandaian yang harus dipuaskan.

    e. Upstream management

    Semua pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif, bukan otoritatif.

  • 25

    BAB VII DOKUMEN MUTU

    SPMI UNDIKSHA merupakan kegiatan mandiri yang dilaksanakan oleh

    UNDIKSHA sehingga standar mutu dirancang, dijalankan, dan dikendalikan sendiri.

    Dengan demikian, pedoman SPMI bertujuan memberikan inspirasi tentang berbagai aspek

    yang terkandung dalam SPMI UNDIKSHA.

    Posisi dan arti penting SPMI UNDIKSHA dapat dikemukakan bahwa di masa

    mendatang eksistensi UNDIKSHA tidak hanya tergantung pada pemerintah, tetapi juga

    tergantung pada penilaian stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga

    penunjang, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan) terhadap mutu UNDIKSHA. Agar

    eksistensinya terjamin, UNDIKSHA harus menjalankan SPMI dalam kerangka sistem

    penjaminan mutu sebagaimana diwajibkan oleh Pasal 91 Ayat (1) PP No. 19 tahun 2005

    tentang Standar Nasional Pendidikan.

    Berbagai unsur yang terkandung di dalam SPMI UNDIKSHA dimuat dalam

    naskah/dokumen/buku:

    1. Naskah/dokumen/buku kebijakan mutu, berisi antara lain definisi, konsep, tujuan,

    strategi, jenis standar, dan prioritas SPMI.

    2. Naskah/dokumen/buku manual mutu, berisi antara lain mekanisme perencanaan,

    penerapan, pengendalian, dan pengembangan standar, serta stakeholders internal yang

    menjalankan mekanisme tersebut di dalam SPMI.

    3. Naskah/dokumen/buku standar mutu, berisi antara lain rumusan substansi atau isi setiap

    standar yang digunakan dalam SPMI UNDIKSHA, termasuk delapan standar minimal

    dari Standar Nasional Pendidikan berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

    Nasional Pendidikan.

    4. Naskah/dokumen/buku manual prosedur atau prosedur operasional standar berisi

    mekanisme pelaksanaan standar.

    5. Naskah/dokumen/buku formulir/borang, berisi antara lain berbagai fomulir yang

    digunakan untuk merencanakan, menerapkan, mengendalikan dan mengembangkan

    standar dalam SPMI.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Higher Education Long Term Strategy (Kerangka Pengembangan Perguruan Tinggi Jangka

    Panjang/KPPTJP) 2003-2010.

    Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi. (2008). Jakarta:

    Departeman Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Tinggi.

    Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT): Bidang

    Akademik. (2006). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen

    Pendidikan Nasional.

    Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi. (2003). Jakarta:

    Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem

    Penjaminan Mutu.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 43 Tahuan 2008 tentang Statuta

    Universitas Pendidikan Ganesha.

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

    Rencana Strategi pengembangan Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2010-2014.

    Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi SPM-PT). (2010). Kementerian Pendidikan

    NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

    Undang-undang RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

    Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

    Undang-undang RI Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.