1_a_krida bina gizi

download 1_a_krida bina gizi

of 50

Transcript of 1_a_krida bina gizi

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    1/50

    MODUL TOT KRIDA BINA GIZI

    I. SKK Mengenal Keadaan Gizi

    Deskripsi :

    Pramuka Penegak dan Pandega diharapkan mampu menguasai masalah gizi utama dan tanda-

    tandanya, dapat mengkaji hasil penimbangan BB dan pengukuran TB dengan menggunakan

    KMS, dapat menjelaskan keadaan gizi serta mengetahui anak yang perlu dirujuk ke Fasyankes

    di daerahnya.

    Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Mengenal Keadaan Gizi

    Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :1.Menjelaskan masalah gizi utama dan tanda-tandanya

    2.Menjelaskan cara penimbangan BB dan pengukuran PB/TB

    balita dan anak sekolah3.Membaca hasil penimbangan dan pengukuran dalam KMS

    4.Menjelaskan cara menilai pembesaran kelenjar gondok

    5.Menjelaskan kapan harus merujuk anak ke Fasyankes

    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :

    1.Masalah Gizi Utama dan Tanda-tandanya- KEP (Kurang Energi Protein)

    - Anemia Gizi Besi (AGB)

    - Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)

    - Kurang Vitamin A (KVA)

    - Gizi Lebih

    2.Cara Penimbangan BB dan Pengukuran PB/TB

    - Cara Penimbangan BB- Cara Pengukuran PB/TB

    - Cara Menilai Keadaan Gizi

    3.Hasil Penimbangan dan Pengukuran dalam KMS

    - Memperhatikan KBM- Naik (N)

    - Tidak Naik (T)

    4.Cara Menilai Pembesaran Kelenjar Gondok

    - Perabaan

    - Penggolongan5.Rujukan ke Fasyankes

    - Balita 2T dan Bawah Garis Merah (BGM)

    - Anak Sekolah Gizi Kurang

    Metode Pembelajaran : Curah pendapat, CTJ

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    2/50

    Media dan Alat Bantu : Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook

    Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol, KapsulVitamin A, Tablet Tambah Darah (TTD)

    Uraian Materi :

    A.MASALAH GIZI DI INDONESIA

    Di Indonesia terdapat masalah gizi utama, yakni:

    1. KEP (Kurang Energi Protein)

    2. Anemia Gizi Besi (AGB)

    3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

    4. Kurang Vitamin A (KVA)

    5. Gizi Lebih

    B. PENGERTIAN

    1. KEP (Kurang Energi Protein)

    Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi enrgi dan protein dalam

    makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam

    jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah bila berat badan berada dibawah standar

    normal.

    2. Anemia Gizi Besi

    Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi sebagai penyebab utamanya. Pada

    pemeriksaan darah jika kadar hemoglobin kurang dari batas sesuai umur atau keadaan

    fisiologis dan kadar serum feritin kurang dari 12 mcq/dl.

    3. Gangguan Akibat Yodium (GAKY)

    Secara klinis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh

    seseorang kurang unsur Iodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama atau

    kelainan akibat kekurangan iodium pada berbagai tahapan kehidupan (dari janin hingga

    dewasa) didalam suatu populasi. Dapat dicegah dengan mengoreksi kekurangan iodium..

    Tanda-tanda ini khas dengan dominasi defisiensi mental yang disertai manifestasi

    gangguan syaraf pada organ ekstremitas, auditori, dan atau mata, kekurangan iodium

    berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh

    kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat

    kecerdasan.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    3/50

    4. Kurang Vitamin A

    Keadaan dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh yang sebagian besar terdapat dalam

    hati menjadi sangat kurang, sehingga timbul tanda dan gejala fisik, klinis dan sub klinis

    yang dapat dideteksi. Gejalanya adalah buta senja, pada mata terdapat bercak bitot,

    Xerophthalmia, dan secara subklinis kadar vitamin A darah kurang dari 20 microgram/dl

    5. Gizi Lebih

    Gizi lebih adalah keadaan kelebihan berat badan yang terjadi akibat maknaan yang

    dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh dalam jangka panjang. Hal

    tersebut mengakibatkan cadangan energi ditimbun dalam bentuk lemak.

    Dampak

    Penyebab

    langsung

    Penyebab

    tidak langsung

    Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan

    Pokok Masalah

    di masyarakat

    Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

    Akar masalah

    (nasional)

    Bagan 1. Penyebab Kurang Gizi

    (Disesuaikan dari badan UNICEF, 1998: The State of the World,s Children 1998, Oxford Univ, Press).

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    4/50

    C. TANDA-TANDA

    1. Kurang Energi Protein (KEP)

    Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus.

    Penggolongan klisis KEP berat/gizi buruk dapat dibedakan sebagai berikut:

    a. Kwashiorkor

    b. Marasmus

    c. Marasmus-kwashiorkor

    Tanda-tanda dan gejala Kwashiorkor :

    Edema umumnya diseluruh tubuh, terutama pada punggung kaki,

    Wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu, Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut rambut jagung, mudah dicabut tanpa

    rasa sakit, rontok,

    Perubahan status mental, apatis, dan rewel,

    Pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa berdiri atau

    duduk,

    Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi

    coklat kehitaman dan terkelupas,

    Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut, anemia dan diare.

    Tanda-tanda Marasmus:

    Sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit

    Wajahnya seperti orang tua.

    Cengeng, rewel, kulit keriput

    Jaringan lemak bawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada, pada daerah pantat

    tampak seperti memakai celana longgar/ baggy pants

    Perut cekung, iga gambang

    Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare.

    Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor:

    Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor merupakan gabungan tanda-tanda kedua jenis KEP

    berat/gizi buruk dari kwasiorkor dan marasmus.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    5/50

    2. Anemia Gizi Besi (AGB):

    Tanda Anemia Gizi Besi adalah :

    Sering disertai dengan :

    - Pusing

    - Mata berkunang-kunang

    - Pucat terlihat pada muka. bibir, lidah, telapan tangan dan kaki, kuku serta lipatan mata

    sebelah dalam

    - Sering mengeluh lekas lelah

    - nafas pendek

    - jantung berdenyut kencang- nafsu makan kurang

    Anemia gizi banyak terdapat pada anak pra-sekolah, anak sekolah, wanita hamil dan ibu

    menyusui serta pekerja wanita berpenghasilan rendah.

    BAGI IBU HAMIL

    Anemia Gizi Besi akan:

    - Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan akan membahayakan jiwa ibu

    terutama waktu melahirkan.

    - Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan dan berisiko Bayi Berat Lahir

    Rendah (BBLR)

    BAGI IBU MENYUSUI

    Anemia Gizi Besi akan melemahkan ibu dan keadaan tersebut mengganggu pertumbuhan

    bayi dan anak yang sedang disusui

    BAGI USIA SEKOLAH, REMAJA DAN USIA PRODUKTIF

    Anemia Gizi Besi akan mengakibatkan :

    Tidak dapat menerima/merangkap pelajaran dengan baik.

    Produktivitas menurun.

    3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

    GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kurang unsur

    yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Kekurangan yodium saat ini

    tidak terbatas pada gondok dan kretinisme saja, tetapi ternyata juga berpengaruh terhadap

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    6/50

    kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk

    perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat kecerdasan. Terdapat

    pembesaran pada kelenjar di leher bagian bawah. Pembesaran ini tidak selalu jelas

    terlihat pada GAKY ringan dan hanya dapat diketahui dengan meraba/palpasi leher

    bagian bawah. Pada tingkat yang lebih berat, tanpa meraba leher, GAKY sudah dapat

    terlihat sikap kepala normal.

    4. Kurang Vitamin A (KVA)

    Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang

    setelah lama berada di cahaya terang. Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di

    lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.

    Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak benda

    didepannya, karena tidak dapat melihatnya.

    Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta senja.

    Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat yang

    kurang cahaya, karena tidak dapat melihat benda atau makanan didepannya.

    Pada keadaan yang lebih berat, ada beberapa klasifikasi gejala klinis Kurang Vitamin A,

    menurut WHO/ USAID, antara lain

    a. Xerosis konjungtiva = X1A

    - Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat/ terlihat sedikit kering,

    berkeriput dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam

    - Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna

    kecoklatan

    b. Xerosis konjuntiva dan bercak bitot = X1B

    Tanda-tanda pada X1A ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun

    atau keju terutama terutama di daerah celah mata sisi luar

    Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda

    khas pada penderita xerofthalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan

    prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat

    Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    7/50

    Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut

    Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik

    c. Xerosis Kornea = X2

    Kekeringan pada konjuntiva berlanjut sampai kornea

    Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar

    Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita penyakit infeksi

    dan sistemik lain)

    d. Keratomalasia dan ulkus kornea = X3A, X3B

    Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus

    X3A = bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea

    X3B = bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan kornea

    Keadaan umum penderita sangat buruk

    Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah)

    e. Xeroftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea

    Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila

    luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau

    jaringan parut.

    f. Xeroftalmia Fundus (XF)

    Dengan alat opthalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol.

    5. Gizi Lebih

    Gizi lebih dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight dan obesitas. Obesitas adalah

    kelebihan berat badan yang berasal dari lemak sedangkan overweight lebih mengacu

    pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal.

    Pada balita dikatakan gizi lebih jika dalam kurva pertumbuhan menunjukkan :

    Berat Badan menurut umur (BB/U) > 2 SD

    Berat Badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) > 2 SD

    Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) > 2 SD

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    8/50

    Pada dewasa, cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh

    dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi

    menjadi :

    1. Obesitas perifer (IMT Dewasa lebih dari 25)

    2. Obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut.

    Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada

    wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari

    90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas

    abdominal.

    Faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah pola makan, karakteristik individu,hereditas, psikologi, aktivitas fisik dan gaya hidup. Dari hasil penelitian menunjukkan

    yang paling berhubungan dengan kejadian obesitas sentral adalah pola makan yaitu

    asupan karbohidrat yang berlebihan. Konsekuensi obesitas adalah meningkatkan resiko

    kematian akibat penyakit degeneratif. Beberapa penelitian di negara maju menunjukkan

    bahwa mereka yang mengalami obesitas sentral mempunyai resiko 3X untuk mengalami

    penyakit jantung dari mereka yang normal.

    D. Cara Penimbangan Berat Badan dan Tinggi Badan

    Cara yang paling mudah untuk mengetahui keadaan gizi ialah dengan melakukan

    penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

    1. Cara Penimbangan Berat Badan (BB)

    Alat untuk menimbang berat badan antara lain adalah timbangan. Dikenal jenis

    timbangan yaitu dacin dan timbangan injak (balance scale).Alat untuk mengukur tinggi

    badan adalah microtoiseatau alat ukur panjang badan. Caranya adalah sebagai berikut :

    Timbang berat badanmu, tanpa sepatu dan menggunakan pakaian seringan mungkin.

    2. Cara Mengukur Panjang Badan (PB) / Tinggi Badan (TB)

    Ukur tinggi badanmu dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan (microtoise)

    untuk anak yang sudah bisa berdiri atau alat ukur panjang badan untuk bayi atau anak

    yang belum bisa berdiri.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    9/50

    Gambar Microtoise

    Gambar alat ukur panjang badan

    3. Cara Menilai Keadaan Gizi

    Menilai keadaan gizi balita dan anak sekolah dengan menggunakan kriteria berat badan

    menurut umur (BB/U).

    - Balita maupun anak sekolah dicatat dan dilihat umurnya dan ditimbang berat

    badannya.

    - Melihat tabel pada lampiran, bandingkan berat badan menurut umur dan berat badan

    menurut tinggi badan

    - Menyimpulkan keadaan gizi: apakah termasuk gizi lebih, gizi baik, gizi kurang atau

    gizi buruk.

    Menilai Keadaan Gizi Pada orang Dewasa (> 18 tahun) menggunakan IMT (Indeks

    Massa Tubuh). Dengan IMT, akan diketahui gambaran gizi pada orang dewasa, apakah

    seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk, IMT digunakan untuk orang dewasa

    berusia 18-55 tahun dan tidak diterapkan untuk ibu hamil dan olahragawan. Untuk

    mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

    Berat badan (kg)

    IMT = ------------------------------------------------

    Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    10/50

    Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO, yang membedakan

    batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang untuk orang Indonesia

    adalah:

    KATEGORI IMT

    KURUSKekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

    Keterangan berat badan tingkat ringan 17,0 18,4

    NORMAL 18,5 25,0

    GEMUKKelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 27,0

    Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

    E. Hasil Penimbangan dan Pengukuran dalam KMS

    Cara menilai keadaan gizi balita dan menggunakan KMS Balita.

    Balita ditimbang berat badannya secara berkala (sebulan sekali).

    KMS dipergunakan untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dari bulan ke bulan.

    Setiap kali balita ditimbang, hasilnya dicatat dalam grafik KMS, demikian pula hal

    tersebut dilakukan pada penimbangan-penimbangan bulan-bulan berikutnya. Status

    pertumbuhan balita dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis

    pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan

    dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

    Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan balita yaitu Naik (N) atau Tidak Naik

    (T).

    Naik (N) apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan; atau kenaikan berat

    badan sama dengan KBM atau lebih.

    Tidak naik (T) apabila grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis

    pertumbuhan di bawahnya; atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.

    F. Cara Menilai Pembesaran Kelenjar Gondok

    1. Melakukan Palpasi/perabaan kelenjar gondok (di daerah gondok endemik)

    8-10 penderita gondok dari berbagai tingkat pembesaran gondok dikumpulkan di

    tempat latihan.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    11/50

    Dengan bimbingan petugas kesehatan (instruktur). Pramuka Pandega, melakukan

    pengamatan dan palpasi/perabaan terhadap leher bagian bawah dari semua penderita.

    2.

    Berdasarkan hasil pengamatan dan perabaan, dibuat penggolongan penderita gondok,

    sesuai dengan tingkat pembesaran kelenjar gondok (tingkat I, tingkat II, tingkat III).

    G. Cara Merujuk Anak ke Puskesmas atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    Anak yang perlu dirujuk adalah :

    a. Balita yang tidak naik sesuai kenaikan berat badan minimum dua kali berturut-turut (2T)

    dan Bawah Garis Merah (BGM)

    b.Anak usia sekolah gizi kurang yang ditemukan perlu mendapat makanan tambahan

    Referensi :

    1. SKK Krida Bina Gizi

    2. Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Perempuan dan Laki-laki

    3. Kartu Menuju Sehat (KMS) Anak Sekolah

    4. Panduan Manajemen Suplementasi Kapsul Vitamin A

    5. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penangulangan Gangguan Akibat

    Kekurangan Yodium

    6. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    12/50

    II. SKK Penyuluhan Gizi

    Deskripsi :

    Pramuka Penegak dan Pandega harus dapat menghayati pengetahuan gizi dasar dan pemanfaatan

    pekarangan. Di samping itu, juga dapat memperagakan cara memasak dan penyuluhan gizi di

    lingkungannya.

    Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Penyuluhan Gizi

    Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :

    1.Menyebutkan berbagai golongan bahan makanan

    2.Menjelaskan dan memasak menu gizi seimbang

    3.Menjelaskan pemanfaatan pekarangan4.Melakukan penyuluhan gizi

    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :

    1.Golongan Bahan Makanan

    -Sumber Tenaga

    -Sumber Pembangun

    -Sumber Pengatur

    2.Menu Gizi Seimbang

    -Pengertian

    -Peragaan cara memasak menu gizi seimbang

    -Cara membuat alat peraga penyuluhan

    3.Pemanfaatan Pekarangan-Pengertian-Keuntungan

    -Perencanaan

    4.Penyuluhan Gizi

    -KMS

    -Kurang Vitamin A (KVA)

    -Anemia

    -Diare/Mencret-Seribu Hari untuk Negeri

    Metode Pembelajaran : Curah pendapat, CTJ, simulasi

    Media dan Alat Bantu : Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook

    Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol, Food Model,

    Papan Triplex 125 x 75 cm, Kain Flanel, Gambar aneka bahanmakanan, Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah Darah (TTD),

    Oralit, Gelas, Sendok Teh dan Panci

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    13/50

    Uraian Materi :

    PENYULUHAN GIZI

    Penyuluhan Gizi Masyarakat adalah penyebarluasan informasi gizi kepada masyarakat melalui

    institusi keagamaan, sekolah, tempat-tempat umum, warung, dll.

    A. GOLONGAN BAHAN MAKANAN

    Dalam tubuh manusia, makanan berfungsi sebagai:

    1. Sumber tenaga: dapat diumpamakan sebagai berikut:

    Mobil perlu bensin agar mempunyai tenaga untuk dapat dijalankan

    Manusia perlu makan agar mempunyai tenaga untuk bekerja, belajar dan berolah raga.

    Contoh sumber zat tenaga antara lain: beras, roti, singkong, ubi, mie, dan lain-lain.

    2. Sumber pembangun dapat diumpamakan sebagai berikut:

    Tanaman perlu pupuk agar dapat tumbuh.

    Manusia perlu makan agar dapat tumbuh

    Contoh sumber zat pembangun antar lain: daging, tempe, ikan, tahu, telur dan lain-lain.

    3. Sumber zat pengatur: dapat diumpamakan sebagai berikut:

    Lalu lintas memerlukan polisi agar teratur dan tertib

    Manusia memerlukan makanan agar semua bagian tubuh dapat melaksanakan tuasnya

    secara teratur.

    Contoh sumber zat pengatur adalah sayur dan buah yang berwarna

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    14/50

    B. MENU GIZI SEIMBANG

    Untuk mencapai hidup sehat dan produktif seseorang perlu mengkonsumsi aneka ragam

    makanan. Oleh karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi.

    Masing-masing makanan dalam susunan aneka ragam menu gizi seimbang akan saling

    melengkapi. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari paling sedikit berasal

    dari 1 jenis makanan sumber zat tenaga, 1 jenis sumber zat pembangun dan 1 jenis sumber

    zat pengatur.

    Cara memasak menu gizi seimbang :

    Sebelum mulai memasak, cucilah bahan makanan terlebih dahulu dan perlihatkanlah bahan-

    bahan makanan tersebut serta jelaskan jenis, jumlah dan makanan yang tersedia didepananggota regumu. Apabila akan menggunakan bahan makanan yang dikemas bacalah label

    sebelumnya. Gunakan garam beryodium setiap kali memasak. Peragakan cara memasak

    yang benar sesuai dengan syarat-syarat gizi. Misalnya cara memasak sayuran yang benar :

    1. Cuci dahulu sayuran sebelum dipotong-potong.

    2. Didihkan air sebelum sayuran dimasukkan ke dalam panci (Air rebus secukupnya agar

    kuah sayur tidak tersisa dan terbuang, karena dalam kuah terlarut beberapa vitamin).

    3. Masaklah sayuran sebentar dalam panci tertutup dan api besar.

    Pedoman dalam memilih bahan makanan untuk memasak adalah:

    1. Bahan mudah didapat, murah, bernilai gizi tinggi, dapat diterima dan mudah

    memasaknya.

    2. Bahan makanan yang murah harganya belum tentu lebih rendah nilai gizinya dari pada

    bahan makanan yang mahal.

    Cara Membuat/Mempersiapkan Alat Peraga Untuk Penyuluhan Gizi

    1. Papan Flanel:

    a. Sediakan papan/tripleks jukuran 125 x 75 cm.

    b. Tempelkan kain flannel warna gelap selebar papan tersebut

    c. Buatlah gambar-gambar bahan makanan di kertas, Warnailah gambar-gambar tersebut

    sesuai denganwarna aslinya.

    d. Guntinglah gambar-gambar tersebut di papan berlapis flannel tadi.

    e. Tempelkan gambar-gambar tersebut di papan berlapis flanel tadi.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    15/50

    2. Gunakan model bahan makanan (food model) yang terdiri dari sumber zat tenaga, zat

    pembangun dan zat pengatur.

    3. Mempersiapkan bahan makanan untuk alat peraga:

    a. Sediakan berbagai aneka ragam bahan makanan dan kelompokkan menurut

    golongannya.

    b. Setiap golongan terdiri dari paling sedikit tiga macam

    Contoh :

    - Golongan sumber tenaga: beras, jagung, ubi, minyak goreng, kelapa

    - Golongan sumber pembangun: ikan teri, telur, daging, susu, tempe, tahu, kacang

    hijau, kacang tanah.- Golongan sumber pengatur: bayam, wortel, kacang panjang, daun singkong,

    papaya, pisang, jeruk.

    c. Letakkan di atas meja dan aturlah dengan baik serta jelaskan gunanya.

    C. PEMANFAATAN PEKARANGAN

    Pekarangan perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

    Pekarangan bila diolah dan dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan berbagai bahan

    makanan yang bergizi untuk keperluan keluarga shari-hari. Tidak perlu tanah yang luas.

    Keuntungan yang diperoleh dari pekarangan:

    a. Sumber tambahan bahan makanan yang bergizi: sayuran, buah-buahan, ikan dan hasil

    ternak.

    b.Sumber pendapatan bagi keluarga

    c. Menghemat belanja keluarga

    d.Sisa tanaman dapat digunakan ebagai makanan ternak.

    e. Kotoran ternak dapat digunakan untuk pupuk.

    Merencanakan tanaman pekarangan :

    Untuk merencanakan tanaman pekarangan pada halaman yang tersedia di wilayah tempat

    tinggal perlu membicarakan bersama anggota regu Pramuka dan masyarakat setempat.

    Hubungilah petugas pertanian setempat, petugas PPL atau petugas lapangan untuk

    memperoleh bantuan bibit dan bimbingan. Pekarangan dapat dimanfaatkan untuk : menanam

    sayuran, menanam buah-buahan, membuat kolam ikan, atau memelihara ternak.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    16/50

    D. MELAKSANAKAN PENYULUHAN GIZI

    3. KMS

    Dengan melihat KMS, kita dapat memantau berat badan dan keadaan gizi balita, apakah

    timbangan badannya naik, tetap atau menurun dibandingkan bulan lalu. KMS dibedakan

    untuk anak laki-laki dan perempuan, warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah

    untuk anak perempuan.

    Penyuluhan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

    Untuk memantau berat badannya, anak harus rutin ditimbang di posyandu.

    Pada penimbangan pertama belum dapat diketahui kenaikan berat badannya

    dibandingkan bulan lalu, dianjurkan untuk datang menimbang lagi bulan depan. Anak dinyatakan naik timbangannya apabila kenaikan berat badannya sama atau lebih

    dari kenaikan berat badan minimum

    Pada KMS mencantumkan kenaikan Berat Badan Minimum(KBM) anak dimana:

    - Umur anak 1 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800 gr

    - Umur anak 2 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 900 gr

    - Umur anak 3 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800 gr

    - Umur anak 4 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 600 gr

    - Umur anak 5 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 500 gr

    - Umur anak 6 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 400 gr

    - Umur anak 7-10 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 300 gr

    - Umur anak 10-24 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 200 gr

    - Umur anak 24-60 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 200 gr

    Tindak Lanjut Hasil Penimbangan

    Bila berat badan anak naik :

    Pujilah ibu dan anak, katakan selamat, bagus, sehat, hebat, pertahankan terus.

    Dianjurkan jangan lupa untuk datang menimbang lagi bulan depan. Anjurkan pula

    meneruskan makanan anak seperti biasa dan lebih banyak makan karena anak

    semakin besar akan membutuhkan makanan lebih banyak. Supaya anak tetap sehat

    dan terawat, sebaiknya ibu mengikuti program KB.

    Bila Berat badan tidak naik 1 kali

    - Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke posyandu

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    17/50

    - Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya

    yang tertera pada KMS secara sederhana

    - Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan(batuk, diare, panas, rewel,dll)

    dan kebiasaan makan anak

    - Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa

    menyalahkan ibu.

    - Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai

    golongan umurnya

    - Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya

    Berat Badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke posyandu dan

    anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya

    - Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya

    yang tertera pada KMS secara sederhana

    - Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel,dll)

    dan kebiasaan makan anak

    - Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa

    menyalahkan ibu.

    - Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai

    golongan umurnya

    - Rujuk anak ke Puskesmas/ Pustu/Poskesdes.

    2. Kurang Vitamin A.

    Berilah penyuluhan dengan pertimbangan kebiasaan setempat. Gunakanlah sehari-

    hari yang dimengerti oleh masyarakat.

    Siapkan macam-macam sayuran hijau tua dan buah yang banyak terdapat di tempat

    tersebut.

    Siapkan:

    a. Contoh sayuran dan buah yang mengandung vitamin A misal: wortel, bayam,

    daun singkong, daun pepaya, daun katuk, pepaya, tomat, mangga dan lain-lain.

    b. Contoh kapsul Vitamin A

    c. Gambar gangguan kesehatan mata

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    18/50

    - Selama Penyuluhan:

    a. Jelaskan berbagai tanda kekurangan Vitamin A

    b. Jelaskan cara mencegah kekurangan Vitamin A

    c. Peragakan berbagai sayuran dan buah-buahan yang berguna untuk kesehatan

    mata.

    d. Anjurkan setiap hari makan sayuran dan buah

    e. Anjurkan menanami pekarangan dengan sayuran dan sumber Vitamin A

    f. Jelaskan guna kapsul Vitamin A dan peragakan cara pemberiannya

    - Cara mencegah kekurangan Vitamin A:

    a. Makanlah setiap hari sayuran hijau dan buah-buahan berwarna.b. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi kepada balita umur 1-5 tahun (kapsul

    berwarna merah) dan bayi umur 6-12 bulan (kapsul berwarna biru) tiap 6 bulan

    sekali (bulan Februari dan Agustus).

    Kapsul Vitamin A

    3. Anemia Gizi Besi atau Kurang Darah

    - Sebelum penyuluhan siapkan:

    a. Daftar sayuran hijau yang terdapat di daerah setempat dan sektarnya

    b. Contoh sayuran hijau

    c. Contoh tablet tambah darah

    - Selama penyuluhan:

    a. Peragakan tanda tanda kurang darah.

    b. Jelaskan akibat kurang darah, terutama pada ibu hamil,ibu menyusui remaja puteri

    dan wanita usia subur.

    c. Jelaskan cara-cara pencegahan kurang darah.

    d. Peragakan berbagai sayuran dan kacang-kacangan.

    e. Anjurkan pemanfaatan pekarangan

    f. Jelaskan guna tablet kurang darah dan peragakan cara meminumnya.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    19/50

    Bila ibu hamil, mulai dari awas kehamilan perlu setiap hari minum satu tablet tambah

    darah pada saat makan atau sesudah makan selama 90 hari.

    Bagi remaja putri atau wanita usia subur dianjurkan minum tablet tambah darah 1

    tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari selama haid.

    4. Diare/mencret

    Mencret atau diare adalah berak cair lebih dari 3 kali dalam sehari. Penyakit ini terjadi

    disebabkan karena masuknya kuman penyakit ke dalam perut, karena makan makanan

    basi, beracun atu salah makan dan dapat juga karena hal-hal lain.

    Mencret sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan tubuh kurang cairan yang dapat

    menyebabkan kematian.

    - Sebelum penyuluhan perlu disiapkan:

    a. Tanaman segar dan tanaman layu.

    b. Oralit dan air matang

    c. Gelas, sendok teh dan panci

    - Selama penyuluhan dilaksanakan:

    a. Yakinkah ibu-ibu mengenai bahaya mencret.

    b. Kenalkan cairan apa saja yang dapat diberikan kepada penderita mencret.

    c. Praktekkan bersama pembuatan oralit

    e. Jelaskan cara-cara mencegah mencret

    f. Bila oralit habis, anjurkan minta kepada kader Posyandu atau Puskesmas.

    - Cara mencegah diare:

    a. Makanan harus dicuci bersih dan dimasak dengan benar.

    b. Disimpan dalam keadaan tertutup (dalam lemari atau tudung saji)

    c. Minum selalu air matang.

    d. Pemberian ASI sampai anam umur 2 tahun

    e. Jagalah selalu kebersihan diri dengan mandi setiap hari, cuci tangan dengan sabun

    sebelum makan.

    f. Pelihara kebersihan rumah. Rumah harus cukup sinar matahari, cukup udara segar

    dan lantai selalu bersih. Halaman pekarangan harus selalu bersih dari sampah dan

    kotoran, air kotor harus selalu mengalir lancer.

    g. Bila terjadi mencret, segeralah minum oralit atau cairan lain sesering mungkin.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    20/50

    5. Seribu Hari Untuk Negeri

    Fokus intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan (sejak terbentuknya janin hingga

    anak berusia 2 tahun), terbukti cost-effectiveuntuk mencegah dan mengatasi gizi kurang

    serta pendek (stunting), melalui kerjasama para pemangku kepentingan (pemerintah,

    swasta, dan masyarakat). Upaya lainnya untuk memperbaiki status gizi adalah

    terjaminnya ketersediaan pangan, pendidikan perempuan, kesetaraan gender, dan suplai

    air bersih.

    Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik

    perlu disosialisasikan kepada masyarakat secara berlanjut. Untuk itu, dilaksanakan

    Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima.Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima sejalan dengan upaya

    yang dilakukan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Fokus tema pesan

    utama gerakan adalah:

    1. Perilaku pola konsumsi makanan

    2. Pola asuh

    3. Aktivitas fisik

    Secara lebih rinci :

    PESAN UMUM

    Pesan untuk anak sekolah adalah:

    Makan makanan beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan gizi;

    Biasakan sarapan pagi;

    Pilih makanan jajanan yang bergizi dan sehat;

    Cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah buang air; dan

    Menimbang berat badan secara teratur.

    Pesan untuk remaja:

    Makan makanan beraneka ragam dengan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan

    pangan hewani serta membatasi lemak, garam, dan gula, termasuk minuman

    berkarbonasi;

    Menghindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol;

    Melakukan aktivitas fisik secara teratur; dan

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    21/50

    Remaja putri, minum tablet tambah darah 1 kali sehari menjelang dan selama

    menstruasi.

    Pesan untuk masyarakat umum:

    Makan makanan beraneka ragam dengan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan

    pangan hewani serta membatasi lemak, garam, dan gula, termasuk minuman

    berkarbonasi;

    Aktivitas fisik secara teratur dan terukur;

    Memantau berat badan secara teratur;

    Pola hidup bersih dan sehat; dan

    Menghindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol.

    Pesan untuk lanjut usia:

    Makan makanan beraneka ragam dengan mengurangi lemak, garam, dan gula serta

    memperbanyak sayur dan buah;

    Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan terukur sesuai kondisi (jalan santai,

    bersepeda, senam);

    Mempertahankan berat badan ideal; dan

    Bersosialisasi untuk mengurangi stres dan meningkatkan rasa percaya diri.

    PESAN KHUSUS

    Pesan untuk ibu hamil:

    Makan makanan beraneka ragam 1 porsi lebih banyak dari sebelum hamil terutama

    pangan hewani.

    Memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan

    Minum tablet tambah darah secara teratur minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

    Bila melahirkan lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif

    Pesan untuk ibu menyusui:

    Makan makanan beraneka ragam dengan jumlah 1,5 porsi lebih banyak dari sebelum

    hamil.

    Minum lebih banyak 3 gelas dari biasanya

    Hanya memberikan ASI saja sampai usia bayi 6 bulan (ASI Eksklusif)

    Menyusui bayi sesering mungkin agar produksi ASI semakin banyak

    Menimbang berat badan bayi secara teratur setiap bulan

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    22/50

    Meminta imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi

    Pesan untuk ibu balita :

    Melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun

    Memberikan MP-ASI secara bertahap dimulai dari makanan bertekstur lunak,

    lembek, hingga padat sesuai kebutuhan

    Memantau berat badan secara teratur

    Mulai 6 bulan sampai 59 bulan anak perlu mendapat kapsul vitamin A

    Mengajak anak bermain dan mengembangkan kreatifitasnya

    Sandiwara/simulasi penyuluhan gizi perlu dipersiapakan.

    a. Penentuan judul

    b. Penentuan sasaran

    c. Pembuatan naskah

    d. Penentuan para pelaku

    e. Persiapan bahan dan sarana yang diperlukan

    f. Penentuan waktu yang tepat untuk menyajikan

    Referensi :

    1. SKK Krida Bina Gizi

    2. Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Perempuan dan Laki-laki3. Kartu Menuju Sehat (KMS) Anak Sekolah

    4. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)5. Panduan Manajemen Suplementasi Kapsul Vitamin A

    6. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penangulangan Gangguan Akibat

    Kekurangan Yodium

    7. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    23/50

    III. SKK Kadarzi dalam Posyandu

    Deskripsi :

    Pramuka Penegak dan Pandega menguasai pengertian, strategi operasional dan kelembagaan

    Kadarzi, membantu kegiatan persiapan di Posyandu yang meliputi : kegiatan penimbangan dan

    pengisian KMS, persiapan penyuluhan gizi serta kegiatan untuk meningkatkan cakupan

    Posyandu.

    Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Kadarzi dalam Posyandu

    Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :

    1.Menjelaskan arti, tujuan, sasaran dan perilaku Keluarga Sadar

    Gizi (Kadarzi)

    2.Menjelaskan arti, tujuan dan kegiatan Posyandu3.Menjelaskan peran Pramuka dalam Posyandu

    4.Menjelaskan strategi operasional Kadarzi

    5.Menjelaskan cara meningkatkan cakupan penimbangan diPosyandu

    6.Menjelaskan penyuluhan gizi di Posyandu

    7.Menjelaskan kegiatan kelembagaan Kadarzi di tingkat desa

    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :

    1. Arti, tujuan, sasaran dan perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

    2. Arti, tujuan dan kegiatan Posyandu

    3. Peran Pramuka dalam Posyandu4. Strategi operasional Kadarzi

    5. Cara meningkatkan cakupan penimbangan di Posyandu

    6. Penyuluhan gizi di Posyandu

    7. Kegiatan kelembagaan Kadarzi di Tingkat desa

    Metode Pembelajaran : Curah pendapat, CTJ

    Media dan Alat Bantu : Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook

    Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    24/50

    Uraian Materi :

    1. Arti, Tujuan, Sasaran dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

    Adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap

    anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berprilaku gizi yang baik

    secara terus menerus. Sasaran kadarzi adalah semua anggota keluarga. Perilaku sadar gizi

    yang diharapkan terwujud minimal adalah :

    - Menimbang Berat Badan (BB) secara teratur

    - Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan (ASI Eksklusif)

    - Makan beranekaragam makanan

    - Menggunakan garam beryodium- Minum suplemen gizi sesuai anjuran.

    Tujuan Umum KADARZI: Agar seluruh keluarga berperilaku sadar gizi.

    Tujuan Khusus KADARZI:

    Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi

    Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi yang

    berkualitas.

    2. Arti, tujuan dan kegiatan Posyandu

    Posyandu adalah wadah pelayanan kesehatan di tingkat desa/ kelurahan, dilaksanakan secara

    berkesinabungan yang melibatkan masyarakat, kader, bidan di desa (Poskesdes) dan

    Puskesmas.

    Tujuan Pos Pelayanan Terpadu

    - Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran

    Untuk mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera.

    Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain

    yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

    Kegiatan kesehatan di posyandu

    - Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

    Pelayanan gizi : memberikan paket pertolongan gizi, seperti, tablet Fe, vitamin A

    Imunisasi

    Keluarga Berencana dan Penanggulangan diare

    Konseling Gizi

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    25/50

    Kegiatan KADARZI di Posyandu :

    a. Pemantauan pertumbuhan balita yaitu dengan menimbang berat badan balita setiap bulan

    b.Mengisi Kartu Menuju Sehat untuk mencatat hasil penimbangan, untuk memantau

    pertumbuhan dan kesehatan balita.

    KMS Balita adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan

    indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau

    risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan

    pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.

    Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak

    tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknyabila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan

    berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.

    KMS Balita yang baru dibedakan antara KMS anak laki-laki dan perempuan. KMS anak

    laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan untuk laki-laki. KMS anak perempuan

    berwarna merah muda dan terdapat tulisan untuk perempuan. Pada KMS yang baru

    mencantumkan kenaikan Berat Badan Minimum(KBM) yang dianjurkan dicapai setiap

    bulannya.

    Fungsi KMS:

    Sebagai alat memantau pertumbuhan anak, yang dapat dilihat dari grafik

    pertumbuhan

    Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak

    Sebagai alat edukasi, dimana didalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar

    perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita

    diare.

    Kegunaan KMS:

    Bagi Orang Tua : Dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap

    bulan membawa balitanya ke Posyandu untuk ditimbang.

    Bagi Kader : KMS digunakan untuk mencatat BB anak dan pemberian kapsul vitamin A

    serta menilai hasil penimbangan

    Bagi Petugas Kesehatan : Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis

    pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    26/50

    Hal-hal yang perlu dicatat dan diketahui di KMS balita adalah:

    Identitas anak

    Catatan hasil penimbangan anak.

    Catatan perkembangan anak dalam bentuk grafik

    Catatan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI

    Kenaikan Batas Minimum (KBM) yang tercantum dibawah kurva, merupakan

    kenaikan berat badan minimum anak sesuai dengan pertambahan umur anak

    Catatan pemberian Imunisasi

    Catatan Penanggulangan diare

    Catatan pemberian kapsul vitamin A

    Cacatan kondisi kesehatan anak

    Catatan tentang pemberian makanan anak

    Catatan dan Rujukan ke Puskesmas/ RS

    Gambar KMS perempuan dan laki-laki

    c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

    Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu

    berupa:

    a. MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)

    b.Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa makanan

    keluarga.

    3. Peranan Pramuka dalam Posyandu

    a. Membantu Persiapan

    Penyiapan 4 meja yang akan digunakan dalam kegiatan.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    27/50

    Mencatat hasil penimbangan di meja 1

    Menyiapkan alat-alat penyuluhan di meja 4 seperti lembar balik contoh makanan mentah.

    Menyiapkan paket pertolongan gizi di meja 4 (vitamin A dosis tinggi, tablet tambah

    darah dan oralit).

    b.Membantu Membagikan Paket Pertolongan Gizi.

    Membantu membungkus tablet tambah darah

    Membantu memberikan kapsul vitamin A dosis tinggi ke dalam mulut anak

    c. Membantu Penyelenggaraan PMT Penyuluhan

    Membantu menyiapkan tempat penyuluhan

    Membantu menyiapkan media penyuluhan, seperti contoh makanan mentah, papan tulisatau kertas flip-chart.

    d.Membantu Kegiatan Penimbangan Dan Pengisian KMS.

    Membantu mencatat hasil penimbangan sebelum dimasukkan ke dalam KMS.

    Kertas berisi catatan hasil penimbangan tersebut diplot ke dalam KMS.

    Membantu mencatat nama anak dan orang tua pada KMS bagi peserta baru.

    4. Strategi Operasional Kadarzi

    - Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana masyarakat dalam memantau

    dan mencegah secara dini gangguan pertumbuhan balita.

    - Menyelenggarakan promosi gizi secara sistimatis melalui sosialisasi dan pendampingan

    keluarga

    - Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan Lembaga

    Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak lainnya dalam mobilisasi sumber daya untuk

    penyediaan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan asuhan

    gizi

    - Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi terutama zat gizi mikro dan MP

    ASI bagi balita GAKIN

    5. Cara Untuk Meningkatkan Cakupan Posyandu :

    a. Melengkapi sarana/ prasarana Posyandu

    b.Pendataan sasaran Posyandu

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    28/50

    c. Penyebarluasan kegiatan Posyandu sebelum hari H

    d.Kunjungan rumah kepada keluarga yang balitanya tidak dibawa ke Posyandu

    e. Penyuluhan gizi di Posyandu:

    - Demo memasak makanan bergizi

    - Diskusi kelompok terarah bagi kelompok ibu-ibu, ayah, remaja, tentang gizi yang terkait

    5(lima) perilaku sadar gizi

    - Penyebarluasan informasi pelaksanaan posyandu melalui institusi keagamaan, sekolah,

    tempat-tempat umum, warung, dll.

    6. Kegiatan dalam Kelembagaan Kadarzi di Tingkat DesaPertemuan Tingkat Desa merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh para tokoh

    masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kader Poskesdes, perangkat desa/ kelurahan dan

    dihadiri oleh petugas puskesmas dan lintas sektor tingkat kecamatan. Pertemuan tersebut

    sebagai upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang gizi/ kesehatan. Di

    dalam pertemuan dibahas masalah-masalah gizi/ kesehatan yang ada di desa dan langkah-

    langkah tindak lanjut yang diperlukan.

    Keberhasilan Kadarzi akan sangat tergantung pada kerjasama lintas sektor diberbagai

    tingkatan administrasi. Pada tingkat nasional kegiatan Kadarzi dikoordinasikan oleh

    Kementerian Kesehatan, dan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dikoordinasikan oleh

    Dinas Kesehatan yang dalam pelaksanaannya dilakukan bersama dengan kelembagaan yang

    ada dan terkait seperti : Pokjanal Posyandu, Dewan Ketahanan Pangan, Tim Pangan dan Gizi,

    Instansi Pemberdayaan Masyarakat, Tim Penggerak PKK,dll.

    Referensi :

    1. Buku Krida Bina Gizi

    2. Pedoman Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    29/50

    IV. SKK Perencanaan Menu

    Deskripsi :

    Pramuka Penegak dan Pandega menguasai perencanaan menu dengan gizi seimbang, dapatmenjelaskan cara menyusun hidangan sehat dan seimbang untuk sekali makan dan menu untuk 3

    (tiga) hari makan, serta dapat menggunakan daftar bahan makanan penukar.

    Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Perencanaan Menu

    Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :

    1.Menjelaskan definisi dan prinsip Perencanaan Menu

    2.Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah Perencanaan

    Menu3.Menjelaskan kebutuhan gizi perorangan

    4.Menyusun menu gizi seimbang5.Menggunakan daftar bahan makanan penukar

    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :

    1. Definisi dan prinsip Perencanaan Menu2. Manfaat dan langkah-langkah Perencanaan Menu

    3. Kebutuhan gizi perorangan4. Penyusunan menu gizi seimbang

    5. Daftar bahan makanan penukar

    Metode Pembelajaran : Curah pendapat, CTJMedia dan Alat Bantu : Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook

    Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol.

    Uraian Materi :

    1. Definisi dan prinsip Perencanaan Menu

    Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk

    memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang,

    yaitu makan makanan yang beranekaragam berasal dari hidangan sehari-hari, mengandungunsur-unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, yang terdiri

    dari sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan

    mineral).

    Prinsip perencanaan menu, yaitu:

    1.Memenuhi kebutuhan gizi

    2.Sesuai dengan dana yang tersedia

    3.Disukai dan memuaskan konsumen yang diberi makan

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    30/50

    Beberapa cara untuk menekan biaya adalah dengan penggunaan bahan makanan menurut

    musimnya, penyesuaian menu dengan hari pasar (untuk daerah/tempat dimana hari pasar

    tidak setiap hari), penggunaan sebanyak mungkin bahan makanan berasal dari pekarangan

    sendiri, serta menyusun menu tunggal yang padat gizi, seperti nasi soto, nasi pecel, dan lain-

    lain.

    2. Manfaat dan langkah-langkah Perencanaan Menu

    Manfaat suatu perencanaan menu :

    1.Secara garis besar dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan

    2.Variasi dan kombinasi makanan dapat diatur, sehingga dapat dihindari kebosanandisebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering terulang.

    3.Menu dapat disusun sesuai dengan dana yang tersedia, sehingga uang belanja dapat diatur

    (merancang dana sesuai kondisi keuangan)

    4.Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin, misalnya dengan

    membeli bahan makanan kering sekaligus untuk beberapa hari/seminggu atau untuk satu

    bulan.

    2.Menghilangkan keragu-raguan para perencana menu dalam hal pemilihan bahan makanan.

    Merencanakan menu untuk 10 hari tidak semudah merencanakan menu siklus pendek,

    misalnya untuk 1 (satu) hari atau 3 (tiga) hari.

    Untuk mempermudah perencanaan menu, maka dapat diikuti langkah-langkah berikut:

    1.Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan

    2.Pertama kali cantumkan bahan makanan sumber hidrat arang dalam daftar menu

    (nasi/roti/mie dan sebaginya).

    3.Kemudian cantumkan bahan makanan sumber protein (daging/ikan/telur dan sebagainya ,

    tahu/tempe/kacang merah dan sebagainya). Buat variasi untuk menghindari kebosanan.

    4.Berikutnya cantumkan sayuran, dalam warna kontras dan rasa yang serasi.

    5.Selanjutnya cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang akan sangat

    membantu masalah biaya.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    31/50

    6.Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan sebanyak mungkin variasi hidangan

    untuk menghindari kebosanan.Kemudian periksa kemungkinan adanya penggunaan menu

    berulang dan lakukan perbaikan bila perlu.

    Contoh menu pagi:

    Merupakan hidangan aneka ragam yang sederhana, mengenyangkan dan mudah dikerjakan.

    1 piring nasi, 1 potong telur dadar, lalap teh manis atau

    3 iris roti rawar, 1 telur ceplok, daun slada, tomat, the manis atau

    1 mangkok mie, sayur sawi, telur, teh manis

    Contoh menu makan siang dan malam:

    Berupa hidangan yang lebih beranekaragam dan susunan yang serasi :

    1 piring nasi, 1 potong ikan goreng, 1 potong tahu balado, 1 mangkok sayur asem, 1

    potong papaya.

    3. Kebutuhan gizi perorangan

    Kebutuhan gizi seorang sehari berbeda-beda, ini ditentukan oleh: umur, jenis kelamin dan

    macam pekerjaan yang dilakukan:

    a.Umur

    Kebutuhan kalori untuk tubuh anak-anak, lebih tinggi bila dibandingkan pada orang

    dewasa. Begitu pula kebutuhan kalori anak-anak remaja, lebih tinggi dari orang dewasa.

    Hal ini terjadi karena kalori yang dibutuhkan juga diperlukan untuk pertumbuhan. Pada

    usia tua aktifitas berkurang, sehingga kebutuhan kalori menjadi lebih rendah dari pada usia

    muda.

    b.Jenis kelamin

    Pada masa remaja dan dewasa, laki-laki lebih banyak membutuhkan kalori dibanding

    wanita, karena laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan lebih aktif.

    c.Macam pekerjaan.

    Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga) membutuhkan lebih

    banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang (perawat yang bekerja di rumah sakit)

    dan orang yang bekerja ringan (juru tulis)

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    32/50

    4. Penyusunan menu gizi seimbang

    Dalam merencanakan menu untuk 3 (tiga) hari perlu dihindari pengulangan pemakaian jenis

    bahan makanan (kcuali bahan makanan pokok, seperti beras) dan pengulangan dalam cara

    pemasakan. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah kebosanan.

    Contoh menu 3 (tiga) hari:

    Hari I Pagi : Nasi, semur daging

    10.00 : Kue dadar

    Siang: Nasi, ayam goreng, sambal goreng kering tempe, sayur lodeh nangka,

    semangka

    16.00 : Kolak ubiMalam : Nasi, daging bumbu rujak, tahu goreng,tumis kangkung, pisang ambon

    Hari II Pagi : Roti tawar, telur ceplok + tomat

    10.00 : Kue talam

    Siang : Nasi, daging empal, sambal goreng tahu, sayur bening, jeruk

    16.00 : Pisang goreng

    Malam : Nasi, ikan goreng balado, kripik tempe, sayur kari, pisang raja sereh

    Hari III Pagi : Nasi goreng komplit, lalap ketimun + tomat

    10.00 : Puding agar

    Siang : Nasi, perkedel daging, soto daging + ayam, sambal, nanas

    16.00 : Bubur kacang hijau

    Malam : Nasi, Fu Yung Hay, + saos tomat, sup bakso tahu, sawo

    Salah satu kesulitan dalam merencanakan menu untuk orang banyak adalah selera setiap orang

    tidak sama.

    Di samping hal-hal yang prinsip seperti kebutuhan gizi, dana yang tersedia, beberapa hal yang

    perlu diperhatikan antara lain:

    1.Rasa harus netral misalnya tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan sebaiknya. Hal ini

    perlu mendapat perhatian, karena makanan yang tidak dimakan/ dihabiskan akan

    merugikan baik konsumen maupun pihak penyelenggara.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    33/50

    2.Mudah dikerjakan, misalnya perkedel jaung adalah hidangan yang cukup digemari, tetapi

    sulit dikerjakan.

    3.Mudah dibagikan, tidak rusak akibat alat atau penanganan yang dilakukan.

    4.Tidak memerlukan banyak alat pada waktu pengolahan

    5.Gunakan alat yang sederhana dalam pengolahan

    6.Harus dipikirkan bahan makanan penukar. Hal ini penting karena ada seorang yang

    peka/alergi terhadapt jenis bahan makanan tertentu.

    7.Dapat dipertimbnagkan pula kemungkinan One dish meal atau makanan penuh dalam

    satu resep, misalnya:

    Nasi/lontong soto

    Gado-gado lontong

    Mie kuah/goreng

    5. Daftar bahan makanan penukar

    Daftar Bahan Makanan Penukar merupakan alat yang sangat berguna untuk menyusun

    menu yang bervariasi. Dengan berpedoman pada daftar Bahan Makanan Penukar dapat

    direncanakan suatu menu seimbang. Dalam daftar tersebut dicantumkan penggolongan bahan

    makanan menurut kandungan zat gizi. Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah

    yang tercantum dalam daftar bernilai sama, oleh sebab itu satu sama lain dapat saling

    menukar.

    Contoh :

    a.100 gram (3/4 gelas) nasi dapat ditukar dengan 200 gram (4 buah kecil) kentang atau

    ditukar dengan 150 gram (1 buah sedang) ubi atau ditukar dengan 80 gram (2 iris sedang)

    roti tawar.

    b.50 gram (1 potong sedang) daging sapi dapat ditukar dengan 60 gram (1 butir telur besar)

    telur ayam negeri atau dengan 50 gram (1 potong sedang) ikan segar atau dengan 25 gram

    (2 sendok makan) ikan teri.

    c.25 gram (2 sendok makan) kacang hijau dapat ditukar dengan 100 gram (1 biji besar)

    tahu atau ditukar dengan 50 gram (2 potong sedang) tempe.

    d.100 gram (1 potong sedang) papaya dapat ditukar dengan 50 gram (1 buah kecil) pisang

    ambon atau dengan 75 gram (1/6 buah sedang) nenas.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    34/50

    e.200 gram (1 gelas) susu sapi dapat ditukar dengan 25 gram ( 4 sendok makan) susu

    bubuk.

    f. 5 gram (1/2 sendok makan) minyak goreng dapat ditukar dengan 5 gram (1/2 sendok

    makan) margarine atau 30 gram (5 sendok makan) kelapa parut.

    Referensi :

    1.Buku SKK Krida Bina Gizi

    2.AKG 2005

    3.Penuntun Diet

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    35/50

    V. SKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat

    Deskripsi :

    Pramuka Penegak dan Pandega menguasai penanganan gizi dalam situasi darurat, menjelaskanmengenai makanan dan perencanaan menu dalam situasi darurat serta mampu menyelenggarakan

    dapur umum pada situasi darurat.

    Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Penanganan Gizi dalam Situasi

    Darurat

    Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :

    1. Menjelaskan tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat

    2. Menjelaskan tahapan penanganan gizi dalam situasi darurat

    3. Menjelaskan syarat-syarat makanan darurat

    4. Menjelaskan perencanaan menu dalam situasi darurat

    5. Menyebutkan perlengkapan dapur umum

    6. Menjelaskan intervensi gizi dalam situasi darurat

    7. Menjelaskan pemantauan status gizi dalam situasi darurat8. Menjelaskan administrasi dapur umum

    9. Menjelaskan persiapan dapur umum

    10. menjelaskan pengorganisasian penanganan gizi dalam

    situasi darurat

    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :

    1. Tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat

    2. Tahapan penanganan gizi dalam situasi darurat3. Syarat-syarat makanan darurat

    4. Perencanaan menu dalam situasi darurat

    5. Perlengkapan dapur umum

    6. Intervensi gizi dalam situasi darurat

    7. Pemantauan status gizi dalam situasi darurat

    8. Administrasi dapur umum

    9. Persiapan dapur umum10. Pengorganisasian penanganan gizi dalam situasi darurat

    Metode Pembelajaran : Curah pendapat, CTJ

    Media dan Alat Bantu : Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook

    Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol, Tungku/kompor, Baskom, Panci besar,

    Wajan, Ceret, Alat menanak nasi, Talenan, Serok, Ulekan, Tampah, Cangkir, Alat untuk

    menakar, Susu Bubuk, Air Panas, Daftar Bahan Makanan Penukar, Bahan makanan.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    36/50

    Uraian Materi :

    1. Tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat

    Tujuan Umum: Menangani gizi dalam situasi darurat secara cepat dan tepat sehingga dapat

    mencegah terjadinya penurunan status gizi pengungsi.

    Tujuan Khusus:

    1.Pemberian makanan kepada pengungsi dalam situasi darurat.

    2.Mendukung pemberian makanan yang baik dalam keadaan darurat

    3.Dapat mengenali dan memecahkan masalah pada pemberian makanan khususnya pada bayi

    dan baduta dalam keadaan darurat di lapangan.

    Ruang Lingkup:Penanganan gizi darurat dimulai sejak terjadinya bencana sampai dikeluarkan pernyataan

    selesainya situasi darurat oleh Kepala Daerah.

    2. Tahapan penanganan gizi dalam situasi darurat

    Penanganan gizi umum dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu tahap penyelamatan dan

    tahap tanggap darurat.

    a. Tahap Penyelamatan

    Tahap penyelamatan terdiri dari 2 fase yaitu:

    1) Fase pertama

    Ditandai dengan kondisi sebagai berikut:

    - Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam pengungsian

    - Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap

    - Bantuan pangan sudah mulai berdatangan

    - Adanya penyelenggaraan dapur umum

    - Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan mengawasi penyelenggaran

    dapur umum, pada tahap ini anggota saka dapat membantu atau bekerjasama

    - Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi tidak lapar dan dapat

    mempertahankan status gizinya. Lamanya fase pertama tergantung dari situasi dan

    kondisi setempat di daerah bencana.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    37/50

    2) Fase kedua

    Fase kedua setelah selesai fase pertama. Pada fase ini sudah ada gambaran lebih rinci

    tentang keadaan pengungsi seperti jumlah menurut golongan umur dan jenis kelamin,

    keadaan lingkungan, keadaan penyakit, dan sebagainya, sehingga perencanaan

    pemberian makanan sudah lebih terinci.

    Kegiatan yang dilakukan meliputi :

    - Membantu petugas melakukan skrining status gizi bayi dan balita serta ibu hamil,

    menggunakan pita LiLA.

    - Membantu pengumpulan dan pengolahan data status gizi sebagai tindak lanjut hasil

    skrining .- Membantu merencanakan kebutuhan suplementasi gizi, khususnya bagi kelompok

    sasaran yang membutuhkan.

    - Membantu menyediakan Paket Bantuan Pangan (ransum) yang cukup dan mudah di

    konsumsi oleh semua golongan umur dan diusahakan menu makanan dapat sesuai

    dengan kebiasaan makan setempat, mudah diangkut, disimpan dan didistribusikan

    serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

    b. Tahap Tanggap Darurat

    Tahap ini dimulai setelah selesai tahap penyelamatan. Kegiatan dalam tahap tanggap

    darurat meliputi:

    - Melaksanakan pemberian makanan sesuai dengan perkembangan kondisi kedaruratan.

    - Pemberian makanan tambahan dan suplementasi gizi.

    - Melakukan penyuluhan kelompok dan konseling perorangan dengan materi sesuai

    dengan kondisi saat itu.

    - Memantau perkembangan status gizi balita melalui surveilans.

    3. Syarat-syarat makanan darurat

    - Menu harus sederhana, tetapi memenuhi syarat gizi dan kesehatan.

    - Susunan hidangan dapat dengan cepat dikerjakan

    - Bentuk manakan praktis/mudah dibagikan

    - Perencanaan menu disusun berdasarkan suplai bahan yang tersedia

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    38/50

    - Bentuk makanan disesuaikan bayi dan dewasa.

    - Menggunakan bahan makanan yang tidak banyak membuat sampah.

    - Menggunakan bumbu yang tidak merangsang

    - Makanan harus bersih dan aman

    4. Perencanaan menu dalam situasi darurat

    Perencanaan menu dalam situasi demikian memegang peranan penting untuk mengatur

    pemakaian bahan makanan dan menyiapkan menu bergizi untuk setiap hari.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

    - Menu disusun menurut bahan yang tersedia dan sesuai dengan kecukupan gizi dalamkeadaan darurat.

    - Walaupun sederhana, usahakan ada variasi yang serasi agar dapat menimbulkan selera

    makan.

    - Harus mudah dikerjakan, mengingat pertimbangan keadaan tenaga, alat dan lingkungan

    yang ada.

    - Menu dipilih yang tidak memerlukan banyak peralatan dan tenaga, baik pada waktu

    persiapan, pengolahan maupun pada waktu membagi dan bacalah label setiap akan

    menggunakan bahan makanan yang dikemas.

    5. Perlengkapan dapur umum

    Peralatan minimal yang harus ada:

    a. Tungku/kompor

    b. Baskom

    c. Panci besar

    d. Wajan

    e. Ceret

    f. Alat menanak nasi

    g. Talenan

    h. Serok

    i. Ulekan

    j. Tampah

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    39/50

    Sebaiknya dipersiapkan alat makanan yang praktis, mudah dibawa dan ringan serta dapat

    dimanfaatkan untuk berbagai fungsi. Bila alat makan yang digunakan adalah daun pisang,

    plastik atau besek perlu diberikan perhatian keamanan, kebersihan dan sanitasi dari bahan

    yang digunakan.

    6. Intervensi gizi dalam situasi darurat

    1. PENANGANAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK DI BAWAH USIA DUA TAHUN

    (BADUTA)

    Anak usia 0-24 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami situasi

    darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan konsumsimakanan dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, dari aspek

    penanganan gizi perlu perhatian khusus.

    Prinsip pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) dalam situasi darurat

    sebagai berikut :

    - PMBA dalam situasi darurat harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu

    - Pemberian ASI pada bayi/baduta sangat penting tetap diberikan pada situasi darurat.

    - Institusi penyelenggara PMBA adalah Dinas Kesehatan setempat yang mempunyai

    tenaga terlatih penyelenggara PMBA dalam situasi darurat

    - Dalam hal Dinas Kesehatan setempat belum memiliki atau keterbatasan tenaga

    pelaksana PMBA dalam situasi darurat, dapat meminta bantuan tenaga dari Dinas

    Kesehatan lainnya

    - PMBA harus di integrasikan pada pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak

    - Penyelenggaraan PMBA diawali dengan penilaian cepat untuk mengidentifikasi

    kedaaan ibu, bayi dan anak termasuk bayi dan anak piatu.

    - Ransum pangan darurat harus mencakup kebutuhan makanan yang tepat dan aman

    dalam memenuhi kecukupan gizi bayi dan anak

    - Susu formula, produk susu lainnya, botol dan dot tidak termasuk dalam pengadaan

    ransum darurat.

    Dukungan Untuk Keberhasilan PMBA :

    - Penyediaan tenaga konselor menyusui di pengungsian.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    40/50

    - Tenaga kesehatan, relawan kesehatan dan LSM/NGO kesehatan memberikan

    perlindungan, promosi dan dukungan kepada ibu-ibu untuk keberhasilan menyusui

    termasuk ibu yang sebelumnya berhenti menyusui dibantu untuk menyusui kembali

    (relaktasi).

    - Memberikan konseling menyusui dan pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) di

    pengungsian, Rumah Sakit lapangan dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang ada

    dilokasi bencana.

    - Pembentukan pos pemeliharaan dan pemulihan gizi bayi dan baduta

    - Melakukan pendampingan kepada keluarga yang memiliki bayi atau anak yang

    menderita masalah gizia. Bayi

    1)Bayi tetap diberi ASI

    2)Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI,

    upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor.

    3)Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu

    formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.

    b. Baduta

    1)Baduta tetap diberi ASI

    2)Pemberian MP-ASI yang difortifikasi dengan zat gizi mikro, pabrikan atau

    makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan.

    3)Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum umum yang

    mempunyai nilai gizi tinggi.

    4)Pemberian kapsul vitamin A warna biru pada bayi usia 6-11 bulan dan kapsul

    vitamin A warna merah pada anak usia 12-59 bulan pada Bulan Februari dan

    Agustus.

    5)Dapur umum wajib menyediakan makanan olahan untuk untuk anak usia 6-24

    bulan

    6)Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di tempat pengungsian

    c. Penanganan Bantuan dan Persediaan Susu Formula/PASI

    1)Memberikan informasi kepada donor dan media massa bahwa bantuan berupa

    susu formula/PASI, botol dan dot pada korban bencana tidak diperlukan.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    41/50

    2)Bantuan berupa susu formula/PASI harus mendapat izin dari Kepala Dinas

    Kesehatan setempat.

    3)Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula/PASI harus diawasi secara ketat

    oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan Dinas kesehatan setempat.

    4)Bila menggunakan susu formula harus diusahakan untuk mengurangi dampak

    buruk pemberian susu formula dengan memastikan cukup persediaan yang

    berkelanjutan, aman penyiapannya, tersedia air minum dan peralatan yang

    bersih dan cukup bahan bakar.

    d. Kriteria bayi dan baduta yang mendapat susu formula/PASI

    1)Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai pertimbanganprofesional tenaga kesehatan yang berkompeten (indikasi medis).

    2)Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula sebelum situasi

    darurat

    3)Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya (tidak ada donor ASI)

    4)Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu sedang menjalani

    relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih tidak menyusui bayinya, ibu yang

    ketergantungan obat dan alkohol, ibu dalam penjara serta ibu cacat mental.

    e. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula

    1)Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk

    mencuci alat yang digunakan

    2)Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya

    dengan benar

    3)Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan menakar

    menggunakan botol susu)

    4)Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air bersih, jika

    memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan

    2. PENANGANAN GIZI PADA ANAK USIA 2 - 5 TAHUN, IBU HAMIL, IBU

    MENYUSUI, DAN USIA LANJUT,

    Jenis makanan :

    - Petugas gizi melakukan identifikasi ketersediaan bahan makanan yang diperlukan.

    - Petugas gizi menyusun menu dan porsi untuk setiap kelompok sasaran.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    42/50

    - Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang dalam penyiapannya menggunakan

    air, penyimpanan yang tidak higienis, karena berisiko terjadinya diare, infeksi dan

    keracunan.

    Pola pemberian makan :

    - Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan kemampuan

    tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di

    tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.

    - Pemberian kapsul Vitamin A untuk balita tetap dilaksanakan sesuai siklus distribusi

    Bulan Februari dan Agustus.

    - Ibu hamil tetap mendapatkan tablet Fe sesuai aturan.3. PENANGANAN GIZI PADA KELOMPOK DEWASA

    Pola pemberian makan :

    - Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan di gudang.

    - Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan kemampuan

    tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di

    tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.

    Pemberian makanan/minuman/ suplemen harus didasarkan kepada arahan Tim Dokter

    dan Ahli Gizi yang menangani agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.

    7. Pemantauan status gizi dalam situasi darurat

    Tahapan yang dilakukan pada pendataan korban/pengungsi dalam keadaan darurat adalah :

    a. Mendata korban/pengungsi yang meliputi jumlah KK, jumlah pengungsi (jiwa), jenis

    kelamin, umur dan bumil/buteki/usila. Di samping itu diperlukan data penunjang lainnya

    misalnya : luas wilayah, jumlah camp, dan sarana air bersih, yang dapat diperoleh dari

    sumber data lainnya. Data tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan

    makanan pada tahap penyelamatan dan merencanakan tahapan berikutnya.

    b.Melakukan skreening status gizi bayi dan balita serta ibu hamil dengan menggunakan pita

    LiLA (Lingkar Lengan Atas)

    c. Tindak lanjut hasil screening melakukan pengumpulan data antropometri meliputi : berat

    badan (BB), tinggi badan (TB)/panjang badan (PB) untuk menentukan status gizi.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    43/50

    d.Mengumpulkan data penunjang lainnya seperti : diare, ISPA/Pneumonia, campak,

    malaria, angka kematian kasar dan kematian balita. Data ini digunakan untuk menentukan

    tingkat kedaruratan gizi dan jenis intervensi yang diperlukan.

    e. Membantu menghitung prevalensi status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB-PB yang

    kemudian diklasifikasikan menjadi :

    a. sangat kurus (gizi buruk)

    b. kurus (gizi kurang)

    c. normal (gizi baik)

    d. gizi lebih

    8. Administrasi dapur umum

    Dapur Umum Makanan Darurat diselenggarakan untuk melayani masyarakat yang tertimpa

    musibah disebabkan bencana alam, bencana sosial (pengungsi akibat kerusuhan sosial) yang

    mengakibatkan sejumlah besar masyarakat kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

    Misalnya pada peristiwa banjir, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, angin topan,

    kebakaran.

    Walaupun kegiatan penyelenggaraan makanan di Dapur Umum Makanan Darurat dalam

    situasi darurat dan bersifat sementara, pertanggungjawaban terhadap kelangsungan seluruh

    kegiatan perlu mendapat perhatian. Oleh sebab itu kegiatan administrasi perlu dilakukan.

    Kegiatan tersebut meliputi:

    1.Pencatatan barang-barang yang diterima

    2.Pencatatan barang-barang persediaan/gudang

    3.Pencatatan perbelanjaan

    4.Pencatatan jumlah orang yang dilayani

    5.Pencatatan jumlah petugas dengan tugas dan tanggungjawab

    6.Pencatatan inventarisasi barang dan perlengkapan

    7.Pencatatan pemakaian bahan makanan setiap kali makan.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    44/50

    9. Persiapan dapur umum

    a. Menentukan Lokasi Dapur Umum Makanan Darurat.

    Pada dasarnya ada dua kemungkinan tempat/lokasi untuk menyelenggarakan makanan

    darurat, yaitu :

    1) Di luar ruangan, berarti membangun tempat baru di alam terbuka. Dalam hal ini

    beberapa persyaratan yang harus dipertimbangkan adalah:

    - Tempat harus datar, kering dan tidak banyak binatang kecil

    - Ada pohon-pohon sebagai pelindung

    - Dekat dengan sumber air bersih

    - Jauh dari tempat yang mudah menimbulkan kebakaran- Dekat dengan jalan yang mudah dilalui kendaraan pengangkut bahan, untuk

    keperluan dapur umum tersebut.

    - Dekat dengan tempat pemberian makanan.

    2) Di dalam ruangan, misalnya menggunakan rumah/gedung sekolah yang kosong,

    menggunakan markas Palang Merah setempat. Beberapa persyaratan antara lain:

    - Lokasi baik dan keadaan tempat tidak rusak

    - Tidak ada kemungkinan untuk terjadi kebakaran

    - Mempunyai lantai yang kuat untuk menahan peralatan yang banyak dan berat

    - Cukup cahaya dan penerangan

    - Ada fasilitas kamar mandi dan kakus

    - Dekat dengan jalan.

    - Cukup persediaan air/dekat dengan sumber air.

    - Dekat dengan tempat pemberian makan

    b. Menyiapkan Dapur Umum Makanan Darurat

    1) Bila diluar ruangan, diperlukan tenda-tenda

    2) Perhatikan saluran pembuangan air dari dapur. Bila tidak ada, perlu dibuatkan

    terlebih dahulu. Karena pembuangan air yang tidak baik dapat merupakan

    penghalang kelancaran kerja, dapat menimbulkan bau busuk dan sarang hama/bibit

    penyakit.

    3) Siapkan /letakkan tempat sampah jauh dari tempat memasak dan tempat makan.

    4) Ruang kerja harus diatur untuk kelancaran kerja meliputi:

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    45/50

    - Susun tempat memasak secara teratur

    - Meja pelayanan diletakkan berdekatan dengan tempat makan

    - Pintu masuk/keluar harus lebar

    c. Sumber Daya Manusia (SDM)

    1)SDM yang bekerja di dapur umum makanan darurat, umumnya terdiri dari:

    - tenaga sukarelawan terlatih

    - anggota organisasi, terutama organisasi social

    - Pramuka yang telah terlatih dalam dapur umum (memiliki TKK Dapur Umum)

    2) Tenaga yang dikerjakan harus memiliki sikap tenang tetapi harus tangkas dan cekatan.

    3) Untuk meperlancar pekerjaan dan mempermudah pengawasan, petugas-petugas didapur umum makanan darurat dibagi dalam kelompok-kelompok menurut jenis

    pekerjaan:

    - Kelompok I : memasak nasi, bubur, air untuk minum dan mepersiapkan bumbu.

    - Kelompok II : mempersiapkan dan memasak lauk pauk

    - Kelompok III : mempersiapan dan memasak sayuran

    - Kelompok IV : mempersiapkan buah, membagi/mendistribusikan makanan,

    mengembalikan semua alat-alat yang digunakan dan membersihkan.

    - Kelompok V: bertanggung jawab atas keberhasilan dapur dan keberhasilan

    lingkungan

    - Kelompok VI : bertanggung jawab atas penyediaan air bersih, dan seterusnya

    disesuaikan dengan situasi dan banyaknya jenis pekerjaan yang harus dilakukan

    4) Sikap bekerja

    Sikap bekerja di dapur umum makanan darurat tidak sama dengan sikap bekerja di

    dapur lain, misalnya

    - Jangan membiasakan diri bekerja dengan sikap duduk, bersimpuh atau bersila

    - Bekerja dengan sikap berdiri menghadap meja

    - Para petugas menempati posisi berderet.

    Hal-hal tersebut penting sebagai kesiap-siagaan dan untuk menghindari saling tubruk

    dan jauh, yang satu melompati atau menendang yang lain dan sebagainya, bilamana

    terjadi keadaan yang panik dalam situasi mendadak.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    46/50

    5) Pembagian Makanan

    Dalam situasi seperti ini (bencana alam) biasanya manusia akan lebih cepat

    emosional. Sebab itu pelayanan yang diberikan harus cepat dan baik. Frekuensi

    makan dan jumlah makanan yang disajikan serta jumlah orang yang dilayani sangat

    mempengaruhi cara kerja. Untuk memberi pelayanan yang cepat dan baik, perlu

    diatur sebagai berikut :

    - Tempat makan dibuat beberapa jalur dan berbaris

    - Alur cara pembagian makanan ditentukan dengan petunjuk yang jelas, usahakan

    agar pintu masuk dan pintu keluar waktu mengambil makanan dari arah yang

    berbeda.- Sebelum pelaksanaan pembagian semua makanan dan minuman benar-benar sudah

    siap di atas meja.

    10. Pengorganisasian Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat

    Pengorganisasian penanganan gizi dalam situasi darurat merupakan bagian dari sistem

    penanggulangan bencana secara keseluruhan. Pengorganisasian penting dilakukan agar

    penyelenggaraan penanganan gizi berjalan efektif dan efisien yang terkoordinasi dengan

    baik.

    Masing-masing instansi termasuk LSM mempunyai peranan yang jelas dalam penanganan

    gizi sehingga tidak terjadi tumpang tindih kegiatan, dan tidak ada kegiatan yang tidak

    ditangani.

    Koordinasi dalam penyelenggaraan penanganan gizi dimulai sejak tahap penyelamatan fase

    pertama sampai keadaan darurat dinyatakan berakhir oleh Pemerintah Daerah setempat.

    Koordinator dalam penyelenggaraan penanganan gizi ini adalah pimpinan wilayah

    administratif mulai dari kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota dan gubernur. Instansi

    lain, baik pemerintah maupun non-pemerintah bekerja dibawah koordinasi sesuai dengan

    bidang tugas, kewenangan dan kompetensi masing-masing.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    47/50

    Berikut ini adalah uraian tentang fungsi dan peran lintas sektor dalam penanganan gizi

    dalam situasi darurat :

    KKoooorrddiinnaattoorrUUmmuumm::KKeeppaallaaWWiillaayyaahh

    Pelaksanaan di dapur umum

    Koordinator : Aparatur Dinas Sosial setempat

    Sektor Kesehatan 1.Menyediakan tenaga gizi

    2.Menyusun menu 2100 Kkal dan 50 g protein

    3.Menyusun menu untuk kelompok rawan.4.Mengawasi penyelenggaraan makanan sejak dari

    persiapan sampai distribusi

    5.Mendistribusikan dan mengawasi bantuan bahan

    makanan

    Sektor PU/Kimpraswil Menyediakan air bersih dan air minum

    Sektor Sosial Menyediakan ransum, fasilitas masak, tenda

    TNI/POLRI Menyediakan fasilitas tenda, pengamanan

    PKK Menyediakan tenaga pemasak dan membantu

    distribusi.

    Gerakan Pramuka Menyediakan tenaga pemasak dan membantu

    distribusi, serta membantu pengumpulan data

    sasaran.

    PMI Penyediaan fasilitas dapur umum dan perlengkapan

    makan, serta pelayanan pengobatan darurat.

    Donor Agencies (WHO, Unicef,

    WFP)

    Membantu pelaksanaan rapid nutritional assessment,

    mengkoordinasikan NGO asing.

    NGO Penyediaan fasilitas dapur umum dan perlengkapan

    makan

    Pelaksanaan penanganan gizi di pengungsian

    Koordinator : Dinas Sosial setempat

    Sektor kesehatan 1.Menyediakan tenaga gizi

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    48/50

    Pengorganisasian Lintas Program

    Pusat Penanggulangan Krisis Koordinator Sektor Kesehatan

    Dit. Bina Kesehatan Ibu Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

    penanganan gizi untuk kelompok Bumil

    dan Busui

    Dit. Bina Kesehatan Anak Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

    2.Menyusun menu 2100 Kkal dan 50 g protein

    3.Menyusun menu untuk kelompok rawan.

    4.Mengawasi penyelenggaraan makanan dimulai dari

    persiapan sampai distribusi

    5.Mendistribusikan dan mengawasi bantuan bahan

    makanan

    6.Melaksanakan konseling gizi dan menyusui

    BPOM/BBPOM Mengawasi label makanan yang akan didistribusikan

    kepada korban bencana.

    PU/Kimpraswil Menyediakan air bersih

    Depsos Menyediakan ransum, fasilitas masak, tenda,

    TNI/POLRI Penyediaan fasilitas tenda, pengamanan

    PKK Menyediakan tenaga pemasak dan distribusi

    PMI Penyediaan fasilitas dapur umum dan perlengkapan

    makan serta tenda.

    Gerakan Pramuka Menyediakan tenaga pemasak dan membantu

    distribusi, serta membantu pengumpulan data

    sasaran.

    Donor Agencies (WHO, Unicef,

    WFP)

    Membantu pelaksanaan surveilans gizi, pelatihan

    tenaga konselor laktasi, dan bantuanfood aid.

    NGO Menyediakan fasilitas dapur umum dan perlengkapan

    makan

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    49/50

    penanganan gizi untuk kelompok bayi

    dan anak.

    Dit. Pelayanan Medik Dasar Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

    perawatan balita gizi buruk.

    Dit. Kesehatan Komunitas Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

    Pos Pemulihan Gizi dan pendampingan

    Kader.

    Subdit Surveilens Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

    surveilans gizi darurat

    Dit. Penyehatan Lingkungan Mendukung dalam meningkatkan

    hygiene sanitasi perorangan.

    Subdit Penanggulangan Diare Mendukung dalam penurunan angka

    faktor-faktor pemburuk.

    Subdit Imunisasi Mendukung dalam penurunan angka

    faktor-faktor pemburuk.

    Subdit Pemberantasan Vektor Mendukung dalam penurunan angka

    faktor-faktor pemburuk.

    Badan Litbangkes Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

    surveilans gizi darurat serta dampak

    bencana terhadap status gizi

    masyarakat.

    Pengawasan bantuan bahan makanan untuk melindungi korban bencana dari dampak buruk

    akibat bantuan tersebut seperti diare, infeksi, keracunan, dan lain-lain, yang meliputi :

    1.Tempat penyimpanan bantuan bahan makanan harus dipisah antara bahan makanan

    umum dan bahan makanan khusus untuk bayi dan anak.

    2. Jenis-jenis bahan makanan yang diwaspadai termasuk makanan dalam kemasan, susu

    formula dan makanan suplemen.

    3.Untuk bantuan bahan makanan produk dalam negeri harus diteliti nomor registrasi (MD),

    tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan cara penyiapan dan target konsumen.

  • 7/26/2019 1_a_krida bina gizi

    50/50

    4.Untuk bantuan bahan makanan produk luar negeri harus diteliti nomor registrasi (ML),

    bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target konsumen.

    5.Untuk bantuan bahan makanan yang langsung berasal dari luar negeri harus diteliti

    bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target konsumen.

    6. Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, petugas harus mengeluarkan bahan makanan

    tersebut dari daftar logistik, dan segera melaporkan kepada Koordinator Pelaksana.

    Referensi :

    1. Buku SKK Krida Bina Gizi

    2. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)3. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak

    4. Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat